Managing Classroom Learning 2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikannikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dankesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporanbab mata kuliah “Psikologi Pendidikan”. Kemudianshalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besarkita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidupyakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat didunia.
Laporan bab ini merupakan salah satu tugas matakuliah psikologi pendidikan di program studi bimbingandan konseling fakultas ilmu pendidkan di universitaspendidikan indonesia yang berisi tentang elemen-elemenmanajemen kelas yang efektif dalam.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapatkekurangan-kekurangan dalam penulisan laporan bab ini,maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saranyang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan laporanbab ini.
Bandung, Oktober2013
Penulis
Managing Classroom Learning 2013
PENDAHULUANA. SUMBER (IDENTITAS BUKU)
Buku yang menjadi sumber dari Laporan Bab ini adalah
buku yang berjudul “Effective Teaching: Teori dan Aplikasi”. Buku
tersebut ditulis oleh Daniel Muijs & David Reynolds
yang kemudian diterjemahkan oleh Drs. Helly Prajitno
Soetjipto, M.A bersama Dra. Sri Mulyantini Soetjipto.
Buku yang mempunyai tebal 472 halaman ini merupakan
buku edisi ke dua yang diterbitkan oleh Sage
Publications, London pada tahun 2008 dan setelah
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh
Pustaka Pelajar, Yogyakarta pada bulan Februari 2008
sebagai cetakan yang pertama. Buku yang menjadi sumber
dalam pembuatan laporan bab ini terdapat pada bagian
dua bab 6 yang membahas mengenai “Manajemen kelas”.
B. LATAR BELAKANG
Managing Classroom Learning 2013
Pengelolaan belajar adalah hal yang sangat mendasar
yang patut diperhatikan oleh pengajar, sebab baik
ataupun buruknya hasil yang diperoleh sebagai tujuan
pengajaran dapat dilihat dari baik ataupun buruknya
pengelolaan belajar yang terjadi. Proses tersebut harus
dikawal oleh pengajar dengan baik dan untuk
menerapkannya pengajar membutuhkan kedisiplinan dan
ketegasan agar pengelolaan belajar didalam kelas
menjadi efektif.
Anak sebagai agent of change yang mana masa depan
sangat berpangku kepada potensi yang dimiliki generasi
tersebut tentu memerlukan bimbingan yang tepat agar
perubahan yang terjadi dalam diri anak mengarah kepada
hal yang positif. Bimbingan terbaik dalam mendidik anak
selain di lingkungan rumahnya sendiri tidak lain adalah
di sekolah tempat anak menimba ilmu. Proses belajar
didalam kelas merupakan hal yang sangat penting dalam
pendidikan anak. Dengan berbagai kepribadian anak dan
disrupsi yang terjadi didalam kelas, maka sebagai
pengajar dituntut untuk mengelola hal tersebut agar
berdampak seminimal mungkin agar dapat mengoptimalkan
proses belajar didalam kelas yang jelas dapat berdampak
kepada pengembangan potensi anak secara maksimal
sebagai agent of change.
Managing Classroom Learning 2013
ISI BAB
A. ELEMEN-ELEMEN MANAJEMEN KELAS YANG EFEKTIF
1. Memulai pelajaran
Memulai pelajaran tepat waktu adalah hal yang sangat
penting namun sering diabaikan didalam pengelolaan
belajar didalam kelas. Meskipun guru dapat membantu
dirinya sendiri untuk mengatasi masalah alasan untuk
terlambat memulai pelajaran, tetapi kebijakan sekolah
untuk memaksimalkan waktu pelajaran juga sangatlah
penting menurut Creemers (1994) dalam buku Effective
Teaching : Teori dan Aplikasi oleh Daniel Muijs dan
David Reynolds (2008).
Masalah utama yang menyebabkan beberapa kesulitan
dalam pengelolaan belajar didalam kelas adalah
perpindahan tata tertib yang lebih longgar kedalam tata
tertib didalam kelas yang jelas sangatlah berbeda, oleh
karena itu maka guru dapat menerapkan sejumlah prosedur
yang terkait dengan memulai pelajaran sebelum pelajaran
dimulai agar dapat meminimalkan disrupsi yang ada.
Managing Classroom Learning 2013
2. Penataan tempat duduk yang tepat
Prinsip umum dalam penataan tempat duduk yang tepat
adalah bahwa murid seharusnya memiliki ruang yang cukup
untuk bekerja dengan nyaman sesuai dengan format dan
tujuan pelajaran, karena hal tersebut dapat
mempengaruhi efektivitas tipe-tipe penyampaian
pelajaran yang akan terjadi. Sebagai contoh bila
pelajaran dengan gaya pengajaran langsung akan
digunakan guru untuk berinteraksi langsung dengan
seluruh kelas, maka semua murid harusnya dapat melihat
guru beserta alat-alat yang digunakannya tanpa banyak
kesulitan. Diskusi seluruh-kelas dapat difasilitasi
dengan mendudukkan peserta didik di seputar meja besar
atau mendudukkan mereka dalam bentuk lingkaran atau
setengah lingkaran, karena mendudukkan mereka secara
berbaris-baris akan menghambat proses diskusi. Menurut
Joachim (2002) dalam buku Effective Teaching : Teori
dan Aplikasi oleh Daniel Muijs dan David Reynolds
(2008), menggunakan penataan tempat duduk setengah-
lingkaran dapat mencegah peserta didik yang mencoba
“bersembunyi” dan tidak mau ambil bagian di dalam
interaksi.
Managing Classroom Learning 2013
Guru
Papan tulis, layar OHP atau komputer
Gambar 1 Penataan tempat duduk berbaris-baris – penataan tempat
duduk ini efektif untuk pengajaran seluruh-kelas tetapi tidak
efektif untuk kerja kelompok-kecil atau diskusi kelas.
Managing Classroom Learning 2013
Guru
Papan tulis, layar OHP atau komputer
Gambar 2 Penataan tempat duduk yang cocok untuk kerja kelompok-
kecil tetapi kurang cocok untuk pengajaran seluruh-kelas dan
diskusi kelas.
Guru
Papan tulis, layar OHP atau computer
Managing Classroom Learning 2013
Gambar 3 Penataan tempat duduk yang cocok untuk pengajaran
seluruh-kelas dan diskusi kelas tetapi tidak cocok untuk kerja
kelompok kecil.
3. Mengatasi disrupsi dari luar
Disrupsi dari luar kelas memiliki berbagai bentuk
mulai dari disrupsi kepala sekolah, guru dan juga
peserta didik dengan berbagai kondisi. Meskipun
diharapkan adanya strategi tingkat-sekolah untuk
membatasi interupsi tersebut, beberapa macam interupsi
tidak bisa dihindari. Guru hanya bisa memastikan bahwa
disrupsi tersebut berdampak minimum bagi pelajaran
dengan menetapkan aturan yang jelas tentang perilaku
selama adanya disrupsi tersebut dan mengatasinya dengan
cepat.
4. Menetapkan aturan dan prosedur yang jelas
Menetapkan aturan dan prosedur yang jelas sejak awal
adalah salah satu faktor utama untuk memastikan
pelajaran berjalan dengan lancar. Guru-guru yang
efektif ditemukan menghabiskan waktu dan tenaga yang
cukup banyak untuk menetapkan dan mengklarifikasi
prosedur pada awal tahun ajaran. Agar aturan dan
prosedur dapat bekerja, maka hal tersebut perlu
diajarkan secara aktif kepada peserta didik dan
aturannya harus jelas dimengerti kemudian ditegakkan
Managing Classroom Learning 2013
secara konsisten kepada peserta didik. Bila konsistensi
tidak ditegakkan, maka aturan-aturan tersebut akan
cepat rusak yang menyebabkan guru perlu menerapkan
tindakkan keras untuk menegakkan aturannya. Jelas hal
tersebut akan berdampak kurang baik kepada peserta
didik.
5. Peralihan yang mulus antarsegmen pelajaran
Cara utama untuk memastikan waktu maksimum untuk
mengerjakan tugas adalah dengan tidak terlalu banyak
waktu yang dihabiskan untuk beralih dari satu bagian
pelajaran ke bagian pelajaran berikutnya. Transisi atau
peralihan perlu dilakukan secepat dan selancar mungkin.
Ketertiban yang diarahkan guru sebelum peralihan
antarsegmen pelajaran adalah sangat dibutuhkan dengan
memberikan instruksi yang jelas kepada peserta didik.
Teknik Cueing adalah teknik member peringatan kepada
murid-murid untuk siap menghadapi transisi pelajaran
yang akan segera terjadi. Sebagai contohnya adalah
dengan mengatakan kepada peserta didik bahwa mereka
punya waktu 5 menit untuk meninggalkan pekerjaannya dan
mengulanginya lagi satu menit sebelum seatwork itu
berakhir. Cueing dapat membantu mencegah masalah peserta
didik yang terus mengerjakan kegiatan sebelumnya ketika
mereka sudah harus pindah ke kegiatan berikutnya.
Managing Classroom Learning 2013
6. Peserta didik yang berbicara selama pelajaran
Peserta didik yang berbicara di saat yang kurang
tepat dapat mendisrupsi pelajaran, selain meninggalkan
tugasnya sendiri, peserta didik tersebut juga dapat
mengganggu peserta didik lain. Mengoreksi perilaku-
buruk ini akan memperlambat pelajaran dan akan membuat
iklim di kelas menjadi kurang menyenangkan. Oleh sebab
itu, aturan yang jelas tentang boleh atau tidaknya
peserta didik berbicara perlu ditetapkan. Ini juga
bukan berarti bahwa peserta didik sama sekali tidak
pernah boleh berbicara selama pelajaran.
7. Memberikan pekerjaan rumah
Memberikan pekerjaan rumah dapat menjadi salah satu
bagian yang lebih sulit dari pelajaran, karena tidak
semua peserta didik mau mengerjakan dengan ringan hati.
Untuk meminimalkan hal ini, maka guru perlu menjelaskan
bahwa pekerjaan rumah tersebut penting dan bukan
sekedar pengisi wajib.
8. Mempertahankan momentum selama pelajaran
Salah satu cara berfaedah untuk mencegah perilaku
buruk murid selama pelajaran adalah dengan memastikan
kelancaran jalannya pelajaran. Kounin(1970) dalam buku
Effective Teaching : Teori dan Aplikasi oleh Daniel
Managing Classroom Learning 2013
Muijs dan David Reynolds (2008) mendeskripsikan
sejumlah cara dimana guru itu sendiri dapat
memperlambat momentum pelajarannya. Dangle terjadi bila
guru mulai mengerjakan sebuah kegiatan, tetapi kemudian
menghentikannya di tengah jalan dan membiarkannya
“menggantung di udara”, flip-flop adalah dimana guru
memulai sebuah kegiatan tetapi kemudian pindah ke
kegiatan lain sebelum menyelesaikan kegiatan
sebelumnya, dan setelah itu sekali lagi kembali ke
kegiatan yang pertama, overdwelling terjadi bila guru
terus menjelaskan berbagai instruksi kepada peserta
didik setelah mereka sebenarnya benar-benar telah
menangkap apa yang harus mereka kerjakan, fragmentation
terjadi bila guru memecah kegiatan menjadi berbagai
langkah yang jumlahnya terlalu banyak.
9. Downtime
Downtime terjadi ketika salah seorang murid atau
lebih harus mengisi waktu karena mereka telah
mengerjakan tugas lebih awal atau juga menunggu sesuatu
tanpa ada pekerjaan yang harus dikerjakan. Dikarenakan
situasi tersebut dapat dengan mudah menyebabkan
disrupsi bila tidak ada prosedur yang jelas untuk
mengatasinya, maka cara terbaik untuk menghindari
masalah tersebut adalah membatasi kemunculannya, karena
lebih baik memiliki lebih banyak latihan yang dapat
Managing Classroom Learning 2013
dikerjakan peserta didik selama waktu tersedia daripada
menyisakan waktu yang tidak produktif.
10. Mengakhiri pelajaran
Guru-guru yang efektif mengalami lebih sedikit
masalah dengan mengakhiri pelajaran dibanding guru-guru
yang kurang efektif, melalui penggunaan metode-metode
seperti merencanakan dan mengatur kecepatan pelajaran
untuk menyisakan cukup waktu untuk kegiatan-kegiatan di
akhir pelajaran, memberikan pekerjaan rumah lebih awal
sehingga tidak terjadi kebingungan, menetapkan sejumlah
aturan untuk meninggalkan kelas dan member tanda kepada
murid agar mereka tahu berapa lama lagi pelajaran akan
berakhir akan meminimalisasi masalah manajemen waktu
untuk menjelaskan pekerjaan rumah atau juga memberikan
rangkuman pada akhir sesi agar tidak dipersingkat atau
bahkan ditiadakan.
PEMBAHASAN
Managing Classroom Learning 2013
A. PERLUNYA STRATEGI PENGELOLAAN KELAS
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila
proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas
benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang
diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar
mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu
faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses
belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru
dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya,
guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada
pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman,
2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai
demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c)
guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru
sebagai evaluator. Sebagai tenaga profesional, seorang
guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan
dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi
tercapainya tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam
Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah upaya
yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan
mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi
Managing Classroom Learning 2013
belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”.
Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas
yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya
proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan
dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan
sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian
macam tugas guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian di
atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar
sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas
meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam
kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola
proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam
menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya
proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.
B. PERAN GURU DALAM STRATEGI PENGELOLAAN KELAS
Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya
guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam
kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan
peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam
Managing Classroom Learning 2013
dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru
dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
(a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai
pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan
fasilitator dan (d) guru sebagai Evaluator.
1. Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini
dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan
argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut
akan menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan
seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya
oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya
sebagian besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai
demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan
bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
2. Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat penting adalah
rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada
akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif
maupun kualitatif. Rangkaian evaluasi meliputi
persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada
beberapa tingkatan antara lain :
- Mengetahui - Mengerti - Mengaplikasikan - Analisis -
Sintesis (analisis dalam berbagai sudut) - Evaluasi
Managing Classroom Learning 2013
Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik
untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu
point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari
kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal-hal
yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus
dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan
psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus
dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi
dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus
terbuka.
3. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka
performence dan karisma guru akan menurun, bahkan
kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru
Sebagai Pengelola Kelas, agar anak didik betah tinggal
di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa
belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai
pengelola kelas : Merancang tujuan pembelajaran
mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam
memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau
dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan
dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Managing Classroom Learning 2013
4. Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag
akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan
lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar
yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa
mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-
beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam
merancang media untuk membantu siswa agar mudah
memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media
pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai,
sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat
diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media
pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali
macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT,
dll.
C. PENGATURAN KELAS
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam
kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan
bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar
terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil
tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-
tujuan intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan
mengatur kelas. Untuk menciptakan suasana yang dapat
Managing Classroom Learning 2013
menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi
belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan
bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar,
diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.
Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan
guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi
kelas yang efektif, misalnya :
a) Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk
setiap pelajaran.
b) Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas
agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam
belajar.
c) Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan
minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.
D. PENERAPAN SUATU SISTEM DALAM MENGELOLA KELAS
Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan-
keputusan yang direncanakan bukan keputusan-keputusan
spontan yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang
guru, dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh
terhadap siswa kepada kepala sekolah dan disitu
ditegur, mungkin si guru telah tenang kembali merasa
bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah
terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain
haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika demikian,
ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian
Managing Classroom Learning 2013
, ia tidak konsisten biasanya antisipasi terhadap
timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong guru
dari dilema-lema seperti itu. Dasar dari pendekatan
yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas sebagian dapat
dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.
1. Teknik mendekati
Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik
yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.
Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu
dapat menghentikannya dari perbuatan yang disruptif ,
tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai menampakan
kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat
duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
2. Teknik memberikan isyarat
Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat
memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat
tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam,
atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan humor
Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang
efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru
akan dapat mempertahankan suasana baik, serta
memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu
tentang apa yang akan terjadi.
Managing Classroom Learning 2013
4. Teknik tidak mengacuhkan
Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak
perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya.
Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan
justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik yang keras
Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras
apabila ia di hadapkan pada perilaku disruptif yang
jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya
dalam kelas.
6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka
Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru
menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan
pengajarannya. untuk menjelaskan perbuatan-perbuaatan
siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang
sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur
Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya
yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi
apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki
keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang
hampir sama yaitu masalah-masalah perilaku yang
Managing Classroom Learning 2013
lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang
tidak biasa dikelas.
8. Mengadakan analisis
Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat
kenakalan, guru dapat mengetahui masalah yang akan di
hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.
9. Mengadakan perubahan kegiatan
Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya,
tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa
yang sedang anda lakukan. Jika biasanya diskusi, maka
ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk
dibaca atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan
mereka.
10. Teknik menghimbau
Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap
tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil;
siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering
digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
Managing Classroom Learning 2013
APLIKASI DALAM LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah
guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling terhadap sejumlah siswa.
Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun
rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses
dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta
melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil
evaluasi.
Dalam pengelolaan belajar dalam kelas, guru
bimbingan dan konseling dituntut untuk dapat
Managing Classroom Learning 2013
mengefektifitaskan proses belajar dan mengajar didalam
kelas. Pengarahan terhadap guru mata pelajaran dan
peserta didik secara terpisah dan personal diperlukan
untuk menambah efektifitas pembelajaran didalam kelas.
Pengarahan terhadap guru mata pelajaran dapat berupa
pengertian tentang semua elemen-elemen manajemen kelas
yang efektif, pengarahan terhadap peserta didik dapat
berupa pengertian tentang disiplin dan cara menempatkan
diri dalam situasi pembelajaran yang dapat berubah-ubah
setiap waktu.
KESIMPULAN
Pengelolaan belajar dalam kelas adalah tentang
perencanaan dalam proses pembelajaran yang akan
dilakukan, perencanaan tersebut harus disusun secara
sistematis untuk mendapatkan efektifitas pembelajaran
didalam kelas.
Managing Classroom Learning 2013
Elemen-elemen manajeman kelas adalah hal yang
menentukan dalam efektifitas belajar didalam kelas.
Pengetahuan tentang elemen-elemen tersebut sangatlah
dibutuhkan oleh guru yang menginginkan pembelajaran
yang efektif didalam kelasnya.
Guru yang sukses dalam mengelola pembelajaran
didalam kelas menghabiskan cukup banyak waktunya untuk
mempersiapkan perencanaan belajar yang akan dilakukanya
pada awal tahun ajaran, sebab pada masa tersebut adalah
masa yang paling menentukan. Guru yang tidak begitu
memperdulikan masa tersebut cenderung kurang efektif
dalam mengelola pembelajaran didalam kelas pada
pertengahan sampai dengan akhir tahun ajaran yang jelas
akan berdampak pada ketidakefektifan proses belajar
didalam kelas tersebut.
Top Related