Managemen per II

62
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG 01 Oktober– 30 November 2014

Transcript of Managemen per II

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

01 Oktober– 30 November 2014

Rumah sakit umum tangerang merupakan rumah sakit umum milik pemerintah kabupaten tangerang.Rumah sakit umum tangerang adalah rumah sakit pendidikan satelit FK-UI, yang saat ini berakreditasi B dan memiliki 420 tempat tidur.Rumah sakit umum tangerang merupakan rumah sakit rujukan provinsi untuk penyakit HIV, flu burung, hemofilia.

TIPE dan AKREDITASI

RSU Kab. TangerangAkrditasi RS KARS (proses akreditasi JCI)

RSU Kab. Tangerang akreditasi B tipe pendidikan

Jumlah Bed 420 Apoteker berjumlah 17 orang Anggaran RS berasal dari Bupati :Dengan Keputusan Bupati Tangerang No.445/Kep.113-HUK/2008 RSU Kabupaten Tangerang telah ditetapkan sebagai Penyelenggara Pola Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Kabupaten Tangerang dengan status BLUD Penuh.

Struktur OrganisasiInstalasi Farmasi Rumah Sakit

Direktur

Wakil direktur pelayanan penunjang

Bidang pelayanan

penunjang medik Kepala Instalasi Farmasi

Administrasi IFRS

Koordinator Sumber Daya

Pengembangan

Perbekalan Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan Resep

Koordinator Pelayanan

Menurut Kepmenkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004:“Organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya”

KOMITE FARMASI dan TERAPI

Tugas Pokok : Membantu Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dalam pengelolaan obat-obatan

FUNGSI KFT

SUSUNAN KEANGGOTAAN KFT

Susunan keanggotaan Ketua : dr. Pudjo Rahasto, Sp.JPWakil Ketua : dr. Ismon K, Sp.B (K) VSekretaris : Ary Dwi Lestari, M.Si, AptAnggota : 1.dr. Syafrizal Abubakar, Sp.BS2.dr. Nurman Efendi, Sp.OT3.dr. I Gede Rai Kosa, Sp.PD4.dr. Falentina Panjaitan, Sp.A5.dr. Eddy Toynbee, Sp.OG6.dr. Muhammad Gafur, Sp.AN7.dr. Melfa Lamria Berliana L.T., Sp.S8.Dra. Didiet Etnawati, M.Si, Apt9.Ns. Sriyatna Rumsari, S.Kep10.Muhammad Arofah, AMK

KFT Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang dibentuk

pada tanggal 10 Januari

2014 berdasarkan SK Direktur

RSU Kabupaten Tangerang No.821-

FORMULARIUM

Alur Penyusunan Formularium

KRITERIA PEMILIHAN OBAT

1. Obat Generik2. Jumlah obat dengan nama generic

yang sama meliputi rasio (1 obat generik : 1 obat original : 5 obat me too ). Ex : clopidogrel : Plavix : CPG, Vaclo,

3. Memiliki rasio manfaat-resiko yang paling menguntungkan penderita

4. Mutu terjamin ( stabilitas dan bioavabilitas)

5. Praktis dalam penyimpanan dan pendistribusian

KRITERIA PENGHAPUSAN OBAT

1.Obat – obat slow moving2.Obat – obat stok mati3.Obat yang dalam jangka waktu

3 bulan tidak digunakan4.Obat yang ditarik oleh BPOM

atau oleh produsen

DRUG MANAGEMENT CYCLE

Use Procurement

Selection

Distribution

Management Support OrganizationFinancing

Information ManagementHuman Resources

PERENCANAAN DAN PENGADAAN di RSUD

KABUPATEN TANGERANG

Procurement (Perencanaan dan Pengadaan)

merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi yang

tujuannya adalah menghindari kekosongan barang sehingga pelayanan terhadap pasien

menjadi optimal

:

17

Pengadaan obat didasarkan pada obat yang dipilih dan bentuk sediaan serta sumber daya keuangan yang tersedia.

Prosedur yang diterapkan dalam pengadaan obat meliputi: – Memperkirakan jumlah masing-masing sediaan obat yang diperlukan untuk suatu periode tertentu.

– Mencari tahu harga dari bentuk sediaan obat yang berbeda yang diperlukan,

– Mengalokasikan dana untuk masing-masing bentuk sediaan obat tergantung pada:

a. Prioritas sifat obat dan bentuk sediaan,b. Ketersediaan keuangan.

PENGADAAN

BAGIAN PENGADAAN

Metode Pengadaan RSU Kab. Tangerang

Penunjukkan langsung maks 200jt (cont: obat generik & alkes)

Pengadaan Langsung maks 200jt (cont: ATK, alat non medis, & alked)

Tender > 200jt (cont: pengadaan jasa seperti cleaning service, security, bhn makanan pasien

1. Pembelian

Penunjukkan Langsung Ke PBF

Penunjukkan Langsung ke PBF untuk obat dan alkes rutin dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Tugas Pejabat Pengadaan: memilih supplier dan negosiasi harga.

Peran farmasis di bagian Pengadaan : melakukan seleksi terhadap distributor dan

pemilihan obat dalam rangka pemenuhan perbekalan farmasi serta melakukan pemesanan perbekalan farmasi yang dibutuhkan.

Alur Pengadaan & Distribusi Barang di Instalasi Farmasi RSU Kabupaten Tangerang

SPPB ( Surat Permohonan Permintaan Barang)

Kepala instalasi farmasi membuat

SPPB

Diajukan ke Kepala pelayanan penunjang medik untuk dibuatkan

BPB

Kepala bagian

keuanganDirektu

rPPK

menganalisa

ULP (membuat SPPH)

PBF (penawaran harga)

ULP (berita Acara

negosiasi)PPK (membuat

SPK)Pembuatan SP

oleh PPK untuk PBF

Barang datang

Gudang

Depo farmasi

Pasien

User (dokter)

PBF

Penerimaan &

Pemeriksaan

PFT

2. Produksi Farmasi di Gudang RSU Kab. Tangerang

3. Dropping (Sumbangan/Hibah)

Sumbangan Kementerian kesehatan berupa obat rutin HIV, Alur permintaan :membuat laporan penggunaan obat dan obat yang tersisa kepada Kemenkes, kemudian akan dikelola sendiri.

Sumbangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang berupa obat vaksin

Alur permintaan: dengan cara membuat surat permohonan meminta vaksin ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dengan mencantumkan jumlah sisa vaksin dan jumlah yang diminta.

Sumbangan dari BKKBN berupa IUD

Tahapan Distribusi Obat RSU Kab Tangerang

Desentralisasi

Distribusi obat dari gudang

Depo - depo

Pasien

GUDANG

SISTEM MANAGEMEN DAN DISTRIBUSI OBAT DI GUDANG Gudang dibagi menjadi 3 ruangan penyimpanan berdasarkan jenis barang:

1.Alkes2.Sediaan Oral3.Sediaan obat luar• Gudang dikelola oleh 2 apoteker yang masing – masing bertanggung jawab pada alkes dan obat –obatan dan dibantu oleh beberapa AA diruang administrasi yang melakukan input data.

• Barang amprahan disiapakan setiap hari dan diantarkan kesetiap depo.

SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI GUDANG

• Sistem penyimpanan di gudang untuk obat oral dilakukan secara alfabetis dan pengolongan obatnnya. Obat branded atau paten, generik, bentuk floos generik, floos paten, sirup dan dry sirup generik, sirup dan dry sirup paten berada dirak masing-masing setelah itu baru disusun secara alfabetis. Begitu pula dengan obat- obat topikal sistem penataannya sama sesuai temperatur dan kebutuhan obat.

• Untuk obat-obat skizophenia disimpan pada tempat terpisah begitu pula dengan obat narkotika mengunakan lemari sistem dua pintu.

• Obat-obat highalert memiliki lemari khusus tersendiri.

SISTEM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN OBAT

• Setiap obat disertai kartu stok untuk mengatur pengendalian pengeluaran dan masuknya obat di gudang sehingga mempermudah pengawasan dan pendataan stok.

• Setiap ruangan pengaturan temperaturnya berbeda-beda dan selalu dikontrol serta di lakukan pengecekan setiap hari.

Distribusi/ Amprahan gudang farmasi RSU Kab.

Tangerang

DEPO RAWAT JALAN Suatu instalasi farmasi yang memberikan pelayanan rawat jalan, diantaranya pasien umum, pasien BPJS

PBI dan BPJS non PBI

Pasien mendapat resep dari dokter di poliklinik

 

Pasien Umum Pasien BPJS N-PBI

Pasien BPJS PBI

Pasien membawa resep ke depo rawat jalan

Pasien melakukan acc resep ke kasir

Rawat InapPasien membawa

resep yang sudah di-acc ke depo obat rawat

jalan

Pasien membawa resep beserta kelengkapan berkas BPJS ke rawat

jalan

Pasien mengambil nomor antrian dan nomor ditulis pada resep

 

Obat diserahkan ke pasien disertai KIE oleh Apoteker

Pasien menyerahkan resep kepada petugas kasir (umum)/ petugas administrasi (BPJS

N-PBI & BPJS)

Penyiapan obat dan peracikan

 Pengecekan akhir (Resep – Obat) oleh Apoteker

 

Pasien umum melakukan pembayaran dan

petugas kasir membuat kwitansi

Entri data oleh petugas administrasi untuk pasien BPJS N-

PBI & BPJS PBI

Alur distribusi obat depo rawat jalan

Jumlah apoteker di rajal :1. P. Heru (PJ)2. Alfandiyah

(BPJS non PBI)3. Bu Reni (BPJS

PBI)

Tata letak penyimpanan obat :1. Farmakologi2. Alfabetis 3. Sesuai bentuk

sediaan

DEPO RAWAT INAP

Depo farmasi yang melayani pasien rawat inap yang terdiri dari beberapa pavilliun, melayani pasien

khemoterapi dan pasien thalassemia.

Tata letak penyimpanan obat di depo ranap berdasarkan kombinasi (farmakologi-alfabetis) dan berdasarkan bentuk sediaan dan suhu

Pemberian obat dilakukan secara ODD dan IP dengan menggunakan KIO (Kartu Instruksi Obat)

Lembar KIO terdiri dari 2 macam, yaitu :1. Warna kuning untuk pasien dengan jaminan (ex:

Non PBI ) 2. Warna Pink untuk pasien umum

Visite dokter, apoteker dan perawatDokter menuliskan rencana terapi obat

Apoteker menuliskan obat dikartu instruksi obat

Apoteker menulis etiket

AA menyiapkan obat

Pasien umum

Pasien BPJS PBI

Pasien BPJS N-PBI

Petugas kasir membuat kwitansi

tagihan obat

Pasien melampirkan resep dan

kelengkapan berkas BPJS

Resep diberi pasien untuk di acc ke

kasir rawat inap

Kwitansi tagihan obat diserahkan kepada pasien

Pasien melakukan pembayaran

Entri data oleh petugas administrasi

Pasien melampirkan

berkas kelengkapan& acc dari kasir rawat

inap

Pasien umum mengambil obat di Depo Farmasi ranap (dekat pusat

thalasemia)

Pengantaran obat (BPJS PBI dan N-PBI) oleh AA kepada perawat untuk selanjutnya diserahkan kepada pasien

sesuai KIO

Alur distribusi obat Rawat

Inap

Pasien mendapatkan peresepan di IGD

Pasien umum

Pasien BPJS PBI

Pasien BPJS N-PBI

Petugas kasir membuat kwitansi

tagihan obat

Pasien melampirkan resep sebanyak 2 lembar dan kelengkapan berkas BPJS

Resep diberi pasien untuk di acc ke kasir rawat inap

Kwitansi tagihan obat diserahkan kepada pasien

Pasien melakukan pembayaran

Entri data oleh petugas administrasi

Pasien melampirkan

berkas kelengkapan & acc dari kasir rawat

inap

Penyiapan obat dan peracikan

Pengecekan akhir oleh AA

Penyerahan obat dan KIE

Alur distribusi obat IGD

INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

Suatu instalasi farmasi pelayanan

24 jam yang melayani pasien

gawat darurat dan rawat inap.

Pelayanan rawat inap hanya

dilayani hari senin-sabtu

diatas jam 16.00 dan minggu 24 jam

Penanggung jawab depo IGD Bu IndahTata letak obat berdasarkan alfabetis, generik/paten, dan bentuk sediaan serta suhu.

Pelayanan Pasien ICU dilakukan melalui depo IGD dengan sistem distriusi ODD

Pasien mendapatkan peresepan di IGD

Pasien umum

Pasien BPJS PBI

Pasien BPJS N-PBI

Petugas kasir membuat kwitansi

tagihan obat

Pasien melampirkan resep sebanyak 2 lembar dan kelengkapan berkas BPJS PBI

Resep diberi pasien untuk di acc ke kasir rawat inap

Kwitansi tagihan obat diserahkan kepada pasien

Pasien melakukan pembayaran

Entri data oleh petugas administrasi

Pasien melampirkan

berkas kelengkapan& acc dari kasir rawat

inap

Penyiapan obat dan peracikan

Pengecekan akhir oleh AA

Penyerahan obat dan KIE

Alur distribusi obat IGD

RAWAT INAP INSTALASI KHUSUS WIJAWA KUSUMA

(IKW)

Instansi khusus wijaya kusuma yang hanya melayani pasien-pasien kelaz

VIP dan Kelas I.

Alur distribusi obat IKW

Jumlah SDM di IKW terdiri dari 3 orang, yaitu apoteker, asisten apoteker dan admin.

Tata letak penyimpanan obat berdasarkan farmakologinya dan bentuk sediaan

Pasien terdiri dari pasien rawat inap dan rawat jalan.

Penyerahan obat untuk pasien rawat inap diberikan secara UDD

Lembar KIO terdiri dari 1 macam saja yaitu warma putih

Apoteker selalu melakukan visite bersama dokter dalam menentukan terapi yang baik untuk pasien

Inform consent

DEPO KAMAR BEDAH (OKD dan OKB)Instalasi farmasi

yang melayani pasien bedah, terdiri dari OKD (Kamar operasi Depan) yang melayani pembedahan yang sifatnya CITO serta pembedahan Orthopedi dan OKB (kamar operasi Belakang) melayani pembedahan terencana

CENTRAL STERILE SUPPLY DEPERTEMENT(CSSD)

Bagan Organisasi Instalasi Sterilisasi dan Laundry RSU Kab Tangerang

Alur pelayanan satu arah

Loker distribusi

Lanjutan• Produk yang dihasilkan oleh CSSD RSU tangerang:

a.Kassa steril besar dan kecilb.Kassa xray untuk operasi• produk hasil sterilisasi CSSD memiliki batas waktu pengunaan yaitu untuk alkes yang dikemas dengan pengemasan dalam plastik bertahan sampai 3 bulan selama kemasan belum dibuka sedangkan untuk produk sterilisasi seperti kasa hanya satu minggu.

Kegiatan instalasi sterilisasi dan laundry

Penerimaan ALKES

yang akan disterilk

an

Packing alat yang akan di sterilkan

Produksi kassa

Tempat penyimpanan ALKES yang

akan disterilkan

Stempel waktu

kadaluwarsa kassa steril

Penyerahan ALKES yang

sudah di sterilkan

PROSES STERILISAS

I

CSSD

ALUR PELAYANAN LAUNDRY

3 Macam Indikator yang Digunakan

• Indikator :- Kimia ( indikator dalam dan luar) yang

dipasang pada produk yg disterilkan untuk melihat apakah produk sudah steril atau tidak

- Biologi untuk melihat cemaran dalam mesin maupun ruangan. Hasil pengetesan diinkubasi satu hari satu malam untuk melihat apakah terjadi kontaminasi atau tidak, bila terjadi kontaminasi cairan dalam tabung yang berwarna ungu kehitaman akan berubah menjadi kuning.

- mekanik untuk mengetahui apakah mesin dalam keadaan steril atau tidak sebelum digunakan. Pengujian mengunakan indikator mekanik untuk mesin dilakukan pada suhu rendah selam 30 menit.

Bowie Dick Test Bakteri Geob. stearothermophylus

HASIL STERILISASI

Linen biasa Kasa

APD Handling cytotoxic

Instrumen

Peralatan yang dimiliki oleh Instalasi CSSD dan

Laundry

Packing pouches

Inkubator

Sterilizer suhu tinggi

Lanjutan…

Sterilizer suhu rendah

Reverse Osmosis (RO)

Penyimpanan & Expired Date

TERIMA KASIH