MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS - baixardoc
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of MAKALAH TEGANGAN PERMUKAAN KIMFIS - baixardoc
MAKALAH PBL 3
MATA KULIAH KIMIA FISIKA
TEGANGAN PERMUKAAN
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Adinda Diandri Putri (1406553013)
Mohamad Aufar Ghaizani (1406552944)
Nur Annisa (1406552931)
Rossalina Kurniawan (1406552982)
Tubagus Rizaldy (1406552950)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015
! 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………...2
PETA KONSEP ………………………………………………………………………………..3
BAB I LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………….4
BAB II JAWABAN PERTANYAAN ……………………………………………………………..11
Bagian A ………………………………………………………………………………11
Bagian B ………………………………………………………………………………17
Bagian C ………………………………………………………………………………29
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………43
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………44
! 4
BAB I
LANDASAN TEORI
Tegangan Permukaan
•! Pengertian Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan
oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera
diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil
cairan. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan terjadi karena
permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti
selaput tipis. Tegangan permukaan ini dipengaruhi oleh gaya-gaya kimia antara
molekul air, seperti gaya tarik antar-molekul.
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada
permukaa zat atau sebagai energi persatuan luas yang diperlukan untuk meningkatkan area
permukaan suatu cairan yang diakibatkan oleh gaya antarmolekul. Dalam sudut
termodinamika, tegangan permukaan juga dapat dideskripsikan sebagai suatu peristiwa dimana
cairan memiliki tendensi mengurangi permukaan hingga titik rendah dari potensial energi
permukaan yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan permukaan.
Tegangan permukaan (γ) adalah intensitas gaya tarik modulus persatuan panjang
sepanjang suatu garis di permukaan.
! =#
$% ............... (1)
! = tegangan permukaan (dyne/cm)
& = gaya yang dibutuhkan untuk memecah lapisan film (N/dyne)
' = panjang benda (m/cm)
Karena cairan cenderung menurunkan luas permukaannya, dibutuhkan kerja dari luar,
dimana usaha yang dibutuhkan adalah
( = )&. + ............... (2)
( = !) )2. '. +) = )!. ∆. ............... (3)
•! Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
! 5
a.! Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air,
maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin
karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
b.!Suhu
Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu
molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara
molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun.
c.!Adanya zat terlarut
Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan
permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu seperti
sukrosa dan gliserin menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat- zat
seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan
permukaan (Yazid, 2005).
d.!Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
e.!Konsentrasi zat terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap
sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorpsi pada permukaan larutan.
Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan
tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan
menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil
daripada didalam larutan.
•! Fenomena Penting Akibat Tegangan Permukaan
o! Kapilaritas
Peristiwa kapilaritas adalah naik turunnya permukaan zat cair melalui pipa kapiler.
Kapilaritas terjadi karena gaya kohesi dari tegangan permukaan dan gaya adhesi
antara zat cair dan tabung kaca. Peristiwa ini tanpa disadari terjadi disekeliling kita
seperti peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor adalah peristiwa
! 6
kapilaritas. Pengisapan air dan unsur hara oleh tumbuhan melalui jaringan kapiler
merupakan peristiwa kapilaritas. Hal lainnya yaitu pengisapan air oleh kertas atau
kain juga merupakan peristiwa kapilaritas.
o! Bentuk Tetesan adalah Bulat
Tetes cairan memiliki bentuk hampir bulat. Karena tegangan permukaan, permukaan
bebas dari cairan cenderung untuk mencapai luas permukaan minimum. Karena bola
memiliki luas permukaan minimum untuk volume tertentu cairan, cairan mencoba
mengadopsi bentuk bola. Contohnya adalah tetesan air atau tetesan merkuri.
SURFAKTAN
•! Pengertian, Karakteristik, dan Fungsi Surfaktan
Surfaktan (Surface active agent) adalah bahan aktif permukan yang dapat
diproduksi secara sintesis kimia maupun biokimia. Karakteristik utama surfaktan
adalah pada aktifitas permukaannya. Surfaktan mampu meningkatkan kemampuan
menurunkan tegangan permukaan dan antar muka suatu cairan, meningkatkan
kemampuan pembentukan emulsi minyak dalam air, mengubah kecepatan agregasi
partikel terdispersi yaitu dengan menghambat dan mereduksi flokulasi dan coalescence
partikel yang terdispersi sehingga kestabilan partikel yang terdispersi semakin
meningkat. Surfaktan juga mampu mempertahankan gelembung atau busa yang
terbentuk lebih lama. Karena sifatnya dapat menurunkan tengangan permukaan,
surfaktan dapat digunakan sebagai bahan pembasah, bahan pengemulsi dan bahan
pelarut.
Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air (hidrofilik) dan
bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (hidrofobik). Bagian polar molekul
surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Umumnya bagian non polar
(hidrofobik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang ”ekor”, sementara bagian yang
polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil dan nampak sebagai “kepala” surfaktan.
Gambar 1. Representasi Struktur Surfaktan
! 7
Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan
air, sedangkan gugus hidrofobik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan
minyak. Pada suatu molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan
jumlahnya. Molekul-molekul surfaktan akan diadsorpsi lebih kuat oleh air
dibandingkan dengan minyak apabila gugus polarnya yang lebih dominan. Sebaliknya,
apabila gugus non polarnya lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut
akan diadsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan
permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase
kontinyu.
•! Pengertian Misel
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga cmc tercapai. Setelah cmc tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh
danterbentuk misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya.
•! CMC (Critical Micelle Concentration)
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan
permukaan larutan. Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan
konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan
melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel, konsesntrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan
permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan
permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan
terbentuk misel yang berada daam keseimbangan dinamis dengan monimernya
(Genaro, 1990).
! 8
Gambar 2. Struktur Misel
•! Penggunaan/Aplikasi Surfaktan
Penggunaan surfaktan sangat bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik,
farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lainlain. Beberapa produk pangan seperti
margarin, es krim, dan lain-lain menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya. Syarat
agar surfaktan dapat digunakan untuk produk pangan yaitu bahwa surfaktan tersebut
mempunyai nilai Hydrophyle Lypophyle Balance (HLB) antara 2-16, tidak beracun,
serta tidak menimbulkan iritasi. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu
sebagai bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agent) dan
bahan pelarut (solubilizing agent).
ADSORPSI
•! Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat
tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat
adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya,
sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa
senyawa karbon.
Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau
molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau
zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang
mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai
gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap
masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat
pada permukaannya (Sukardjo, 1990).
Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat
terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate). Berdasarkan sifatnya,
adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.
Perbedaan adsorpsi fisika dan kimia :
! 9
•! Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi, yakni:
a.!Waktu kontak f. pH
b.!Karakteristik adsorben g. Temperatur
c.! Luas permukaan
d.!Kelarutan adsorbat
e.!Ukuran molekul adsorbat
•! Isoterm Adsorpsi
Isoterm adsorpsi adalah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat
yang teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan
kesetimbangan dan temperatur konstan. Persamaan yang sering digunakan untuk
menggambarkan data percobaan isoterm telah dikembangkan oleh
1) Freundlich,
2) Langmuir, dan
3) Brunauer, Emmett, dan Teller (Isoterm BET).
Adsorpsi fisika Adsorpsi kimia
Molekul terikat pada adsorben oleh
gaya Van der Walls
Molekul terikat pada adsorben oleh
ikatan kimia
Mempunyai entalpi reaksi -4
sampai -40 kJ/mol
Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai
800kJ/mol
Dapat membentuk lapisan
multilayer
Membentuk lapisan Monolayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu
dibawah titik didih adsorbat
Adsorpsi dapat terjadi pada suhu
tinggi
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan fungsi adsorbat
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan karakteristik adsorben dan
adsorbat
Tidak melibatkan energi aktivasi
tertentu
Melibatan energi aktivasi tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik
! 10!
•! Pengertian Adsorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari
suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan yang sangat berpori dan
adsorpsi berlangsung terutama pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di
dalam partikel itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan
dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa
mencapai 2000 m/g. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena
perbedaan polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan
tersebut lebih erat daripada molekul lainnya.
Adsorben yang digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
kelompok polar dan non polar.
a.! Adsorben Polar
Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
b.! Adsorben non polar
Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.
Menurut IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical) ada beberapa
klasifikasi pori yaitu :
a.! Mikropori : diameter < 2nm
b.! Mesopori : diameter 2 – 50 nm
c.! Makropori:diameter>50nm
Adsorben yang Umum Digunakan : Zeolit