Makalah HIV AIDS
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
Transcript of Makalah HIV AIDS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini
merupakan materi bahasan dalam mata kuliah Keperawatan
Medical Bedah. Adapun dalam makalah ini akan dibahas
tentang “AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome)” yang
merupakan penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh
manusia, yang dapat memudahkan atau membuat rentan si
pendertia terhadap penyakit dari luar maupun dari dalam
tubuh. AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh Human
Immuno-deficiency Virus (HIV).
Cara penularan HIV/ AIDS dari tahun ke tahun diseluruh
bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya
preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara
penularan tersebut, masing – masing penularan memiliki
resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan
HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami
perlambatan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.2.1 Bagi pendidikan
a. Sebagai bahan pertanggungjawaban mahasiswa
dalam mengerjakan tugas kelompok dari Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
b. Sebagai bahan penilaian terhadap tugas yang
diberikan kepada mahasiswa baik dalam menyusun
makalah dan presentasi makalah.
1.2.2 Bagi Mahasiswa
a. Mahasiwa mampu mengusai bahan makalah dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
b. Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi
kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM IMUNITAS
Imunitas adalah respon protektif tubuh yang spesifik
terhadap benda asing atau mikroorganisme yang
menginvasinya. (KMB Vol 3, Suzzane C. Smeltzer )
Sistem imunitas bekerja untuk melindungi tubuh dari
infeksi oleh mikroorganisme, membantu proses penyembuhan
dalam tubuh dan membuang atau memperbaikisel yang rusak
apabila terjadi infeksi atau cedera. Ketika sistem imun
melemah atau rusak oleh virus seperti HIV, tubuh akan
lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun
terdiri atas organ dan jaringan limfoid, termasuk
didalamnya sumsung tulang, thymus, nodus limfa, limfa,
tonsil, adenoid, appendix, darah dan pembuluh limfa.
Seluruh komponen dari sistem imun adalah penting dalam
produksi dan perkembangan limfosit atau sel darah putih.
System imun dikontrol oleh sel khusus yang disebut
sel darah putih. Sel darah putih melindungi tubuh dari
infeksi dan kanker serta membantu proses penyembuhan. Sel
darah putih meliputi neutrofil, eosinofil, basofil,
monosit dan makrofag serta limfosit B dan T.
Neutrofil adalah sel darah putih pertama yang datang
ketempat cedera atau infeksi dan berperan penting
dalam proses peradangan.
Eosinofil berfungsi dalam pertahanan terhadap infeksi
parasit.
Basofil bersikulasi dalam aliran darah dan apabila
dan diaktifkan oleh cedera atau infeksi, mengeluarkan
histamine, bradikinin dan serotonin.
Monosit dan makrofag
Monosit beredar dalam darah dan masuk ke jaringan
yang cedera melewati membrane kapiler yang menjadi
permeable sebagai akibat dari reaksi peradangan.
Monosit tidak bersifat fagositik, tetapi setelah
beberapa jam berada di jaringan, sel ini berkembang
matang menjadi makrofag. Makrofag adalah sel besar
yang mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah
yang sangat besar.
Kebutuhan tubuh di pertahankan oleh sistem
pertahanan yang terdiri atas sistem imun non spisifik
( natural / innate ) dan spesifik (adaptive / acquerd ).
1. Sistem imun non spesifik
merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, sistem imun
non spesifik sudah ada didalam tubuh manusia.
2. Sistem imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun
spesifik didapatkan setelah sesorang terjangkit panyakit
atau mendapatkan imunisasi yang menghasilkan respon imun
yang bersifat protektif. Respon imun spesifik melibatkan
pengaktifan sel B dan T. Sel B dan T mampu merespons
secara spesifik dan cermat setiap molekul asing yang
terdapat dalam tubuh sepanjang waktu.
Sel dan Mediator Sistem Imun
Limfosit mempunyai peran utama dalam sistem imun dan
limfosit merupakan perangkat sistem imun spesifik.
terdapat dua jenis sel yaitu sel T dan B.
Sel T
dapat secara langsung menghancurkan sasaran yang
dilakukan sel T (sitotoksis) .Sel T di berasal dari
Thimus. Fungsi sel T umumnya ialah :
1. Membantu sel B dalam memproduksi antibodi
2. Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi
3. Mengaktifkan magrofag dalam fagositosis
Macam – macam sel T yaitu :
1. Sel T helper (Th) berfungsi memacu respon imun, baik
humoral maupun seluler.
2. Sel T supresor (Ts) berperan menekan respon imun.
3. Sel T sitotoksik merupakan penyarang langsung yang
dapat membunuh mikroorganisme,bahkan membunuh sel-
sel tubuh sendiri.
Sel B
Sel B di produksi di Sum-sum Tulang belakang,
memproduksi zat antibodi yang berperan serta dalam
imunitas dengan menetralkan baik secara langsung maupun
dengan mengaktifasi komplemen dan sel efektor untuk
membunuh mikroorganisme.
Sel ini terdapat pula dalam sumsum tulang,jaringan
limfoid perifer(kelenjar getah bening,limfa,dan
tonsil),serta dalam organ nonlimfoid (traktus
gastrointestinal).
Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun yaitu :
1. Reaksi auto imun
Dalam reaksi autoimun pertahanan tubuh yang normal
akan menghancurkan dirinya sendiri karena mengnali
antigen sendiri sebagai antigen asing. sebagai contoh
arthritis rematoid dan sistemik lupus eritematosus masih
tidak jelas.
2. Imunnodefisiensi
Respon imun yang tidak ada atau tertekan akan
meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi.
Imunodefisiensi bias primer, yang mencerminkan suatu
depek pada sel T, sel B, atau jaringan limfosit ataupun
skunder yang terjadi karena penyakit atau factor
dibaliknya yang menekan atau menyekat repon imun.
Biasanya disebabkan oleh inferksi virus atau merupakan
reaksi iatrogenic terhadap obat-obat yang digunakan
sebgai terapi.
3. AIDS (Acquireed Immunodefisiensy Syndrome)
Infeksi HIV dapat menyebabkan penyakit AIDS.
Walaupun ditandai oleh kerusakan yang terjadi secara
berangsur-ansur pada imunitas yang diantarai sel (Sel
T) namun, penyakit ini mempengaruhi imunitas humoral
dan bahkan auto imunitas karena peranan sentral
limfosit T (Helper) CD4+ dalam reaksi imun.
Imunodefisiensi yang diakibatkannya membuat pasien
rentan terhadap infeksi oportunis, kanker, dan
abnormalitas lain yang menandai AIDS.
2.2 PENGERTIAN HIV AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) diartikansebagai bentuk paling berat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). (KMB VOL.3 : 1715)
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency
Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada
tubuh manusia.
Acquared immunodeficiency syndrom (AIDS) atau sindrom imunodefisiensi adalah suatu penyakit virus yang menyebabkan kolapsnya sistem imun dan, bagi kebanyakan penderita, kematian dalam 10 tahun setelah diagnosa. AIDSdisebabkan oleh infeksi virus human immunodeficiency virus (HIV).
Gambar Struktur Virus HIV
Siklus Hidup Virus HIV
Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktuhidup sangat pendek, hal ini berarti HIV secara terusmenerus menggunakan sel pejamu yang baru untukmereplikasi diri. Serangan pertama HIV akan tertangkapoleh sel dendrit pada membran mukosa dan kulit pada 24jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebutakan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang – kadang kepembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan,dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
Siklus HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
1. Masuk dan mengikat2. Reverse transkriptase3. Replikasi4. Budding
5. Maturasi
2.3 ETIOLOGI
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang
merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah
diserang penyakit-penyakit lain yang dapat berakibat
fatal. Padahal, penyakit-penyakit tersebut misalnya
berbagai virus, cacing, jamur protozoa, dan basil tidak
menyebabkan gangguan yang berarti pada orang yang sistem
kekebalannya normal. Selain penyakit infeksi, penderita
AIDS juga mudah terkena kanker. Dengan demikian, gejala
AIDS amat bervariasi.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus HIV
(Human Immuno-deficiency Virus). Dewasa ini dikenal juga
dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2. Sebagian besar
infeksi disebabkan HIV-1, sedangkan infeksi oleh HIV-2
didapatkan di Afrika Barat. Infeksi HIV-1 memberi
gambaran klinis yang hampir sama. Hanya infeksi HIV-1
lebih mudah ditularkan dan masa sejak mulai infeksi
(masuknya virus ke tubuh) sampai timbulnya penyakit lebih
pendek.
HIV dapat terjadi apabila adanya :
1. Pertukaran cairan tubuh termasuk darah, semen, cairan
vagina.
2. Air susu ibu yang terkena HIV
3. Penggunaan jarum suntik secara bergantian
4. Transfusi darah
(patofisiologi corwin :172 )
2.4 TANDA DAN GEJALA
1. Sesak napas/napas pendek
2. Demam
3. Diare
4. Kekurangan cairan elektrolit (dehidrasi)
5. Mual muntah
6. Hilangnya selera makan
7. Penurunan Berat Badan
8. Lemah
Gejala klinis pada stadium AIDS yaitu :
Gejala Utama/ mayor :
a. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan
b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun
terus menerus
c. Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam tiga
bulan.
d. TBC
Gejala Minor :
a. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur
candida albicans
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap
diseluruh tubuh.
d. Munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak – bercak
gatal diseluruh tubuh.
2.5 Komplikasi
Berdasarkan data-data hasil penilaian komplikasi
yang mungkin terjadi mencakup : (Suzanne C. Smeltzer,
Brenda G. Bare, Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Sudarth ed. 8, EGC, Jakarta, 2001: 1734)
1)Infeksi oportunistik
2)Kerusakan pernapasan atau kegagalan respirasi
3)Syndrome pelisutan dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit
4)Reaksi yang merugikan terhadap obat-obatan.
3. Penyakit yang Sering Menyerang Perilaku AIDS
Dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh, penderita
menjadi lebih mudah terserang penyakit infeksi maupun
kanker. Bahkan penyakit-penyakit inilah yang sering
menjadi penyebab kematian penderita. Infeksi yang timbul
karena melemahnya kekebalan tubuh ini disebut infeksi
oportunistik. Sebagian besar penyakit infeksi yang timbul
merupakan reaktivasi (pengaktifan kembali) kuman yang
sudah ada pada penderita, jadi bukan merupakan infeksi
baru. Sementara itu, untuk infeksi parasit/jamur
tergantung prevalensi parasit/jamur di daerah tersebut.
Berikut penyakit yang ditemukan pada penderita AIDS :
• Kandidiasis oral dan esophagus,
• Tuberkulosis paru/ekstrapulmoner,
• Infeksi virus sitomegalo,
• Pneumonia rekurens,
• Ensefalitis toksoplasma,
• Pneumonia P. Carinii,
• Infeksi virus herpes simplek
2.6 PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. Segera setelah infeksi, jumlah sel T dapat menurun,
tetapi hal ini segera pulih ke normal karena respon
imun awal dapat menahan infeksi.
2. Antibodi terhadap HIV biasanya muncul antara 4 sampai
6 minggu setelah infeksi, tapi dalam beberapa kasus
memerlukan waktu lebih dari setahun.
3. Hitung sel T4 menurun secara progresif selama periode
laten infeksi. Sewaktu kadar mencapai kurang dari 300
sel T4 per ml darah, timbul infeksi-infeksi
oportunistik
4. Hitung sel T4 terus berkurang pada pasien AIDS.
Perkembangan penyakit dan keberhasilan berbagai
pengobatan dapat diikuti dengan mengukur sel T4 pasien
secara berkala.
5. Uji darah pengidap HIV untuk mengukur beban virus
Tes untuk diagnosa infeksi HIV AIDS :
1. ELISA
2. Western blot
3. P24 antigen test
4. Kultur HIV
2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS
Apabila terinfeksi oleh HIV, maka pengobatannya
adalah :
1. Nucleosida reverse transcription inhibitor (NRTI),
obat ini misalnya Azidotimidin, mengganggu traskripsi
virus ke dalam DNA dengan menghambat kerja enzim.
2. Terapi HAART tidak menyembuhkan AIDS , tetapi dapat
secara dramatis memperpanjang usia dan meningkatkan
kualitas hidup penderita AIDS.
3. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat-obat
terlarang. Makanan yang sehat dan gaya hidup yang bebas
stres sangatlah penting.
4. Menghindari infeksi lain, karena infeksi tersebut
dapat mengaktifkan sel T dan dapat mempercepat
replikasi HIV. Untuk mencegah infeksi, harus diberikan
vaksin-vaksin yang ada sepanjang tidak digunakan
Vaksin Virus hidup.
5. Terapi untuk kanker dan infeksi spesifik apabila
penyakit-penyakit tersebut muncul.
2.8 PENATALAKSANAAN DIET
1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10 – 25 % lebih banyak
dari kebutuhan minimun yang dianjurkan.
2. Diberikan dalam porsi kecil tapi teratur.
3. Mengonsumsi protein yang berkualitas tinggi dan mudah
dicerna.
4. Mengonsumsi sayuran dan buah – buahan dalam bentuk
jus.
5. Minum susu setiap hari, susu yang rendah lemak dan
sudah dipasteurisasi; jika tidak dapat menerima susu
sapi diganti dengan susu kedelai.
6. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan beragi
( tape, brem ).
7. Makanan harus bersih bebas peptisida dan zat kimia.
8. Rendah laktosa dan rendah lemak jika ada diare
9. Menghindari rokok, kafein dan alkohol
10. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi penyakit yang
menyertai (TB , diare, sarkoma, oral kandidiasis)
11. Jika oral tidak bisa, berikan dalam bentuk enteral
dan parenteral secara aman (Naso Gastric Tube = NGT)
atau intravena (IV)
12. Bila Klien mendapatkan obat antiretroviral,
pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal minum obat
di mana ada obat yang diberikan saat lambung kosong,
pada saat lambung harus penuh, atau diberikan bersama-
sama dengan makanan
13. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman
(untuk mencegah mual)
14. Rendah serat, makanan lunak/cair, jika ada gangguan
saluran pencernaan
2.9 Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.E
DENGAN GANGGUAN SISTEM IMUNITAS AKIBAT HIV-AIDS
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama klien : Tn.E
b. Umur : 30 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki - laki
d. Agama : Tidak terkaji
e. Pekerjaan : Tidak terkaji
f. Pendidikan : Tidak terkaji
g. Alamat : Tidak terkaji
h. No Medrec : Tidak terkaji
i. Tanggal Masuk RS : Tidak terkaji
j. Tanggal Pengkajian : Tidak terkaji
k. Diagnosa Medis : HIV - AIDS
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tidak terkaji
b. Umur : Tidak terkaji
c. Agama : Tidak terkaji
d. Alamat : Tidak terkaji
e. Pekerjaan : Tidak terkaji
f. Hub. Dengan Klien : Tidak terkaji
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh tidak nafsu makan
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tn.E datang ke Emergency dengan keluhan mengalami sesak napas,
diare, dan nyeri perut. Berat badan 36 kg dan Tinggi badan 170
cm, tampak pucat. Pasien mengatakan telah mengalami 3 hari BAB
cair sehari lebih dari 3 kali, tidak nafsu makan, lemas badan,
demam, dan mulut kering.
Pada saat pengkajian, kesadaran pasien compos mentis, tampak
sesak, wajah pucat, lemah, tampak sangat kurus, mengeluh tidak
nafsu makan, mual, dan badannya tampak menggigil. Konjungtiva
anemis, mata cekung, JVP tak meningkat, hasil auskultasi dada :
Ronchi (+/+), , abdomen tampak cekung, turgor kulit jelek, CRT
>3 detik. TTV : BP 90/70 mmHg, HR 105 x/menit, RR 28 x/menit,
Temp 38,50C, terpasang O2 5 lt/menit binasal kanul, IV catheter
2 line dg cairan infus RL 20 gtt/menit, NaCl 0,9 % 10
gtt/menit.
3. Riwayat penyakit Dahulu :
Tn. E dinyatakan positif HIV pada tahun 2004 dan di diagnosis
AIDS tahun 2005. Tn. E telah menjalani pengobatan HIV dengan
AZT sampai dengan sekarang
4. Riwayat Penyakit keluarga :
Tidak terkaji
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Tingkat kesadaran : Compos mentis
Nilai GCS : 15
b. Tinggi Badan : 170 cm
c. Berat Badan : 36 kg
d. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Nadi : 105 x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 38,50C
2. Pemeriksaan Fisik
a. System penglihatan, pendengaran, wicara
Tidak terkaji
b. System pernapasan
Hasil auskultasi dada terdapat ronchi (+/+) dengan
respirasi 28 x/menit
c. System kardiovaskuler
Wajah pucat, tampak mata cekung, konjungtiva anemis,
Jugular Vena Pressure (JVP) tak meningkat, CRT >3 detik,
tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 105 x/menit.
d. System pencernaan
Abdomen tampak cekung, turgor kulit jelek
e. System perkemihan
Tidak terkaji
f. System reproduksi
Tidak terkaji
g. System endokrin
Tidak terkaji
h. System musculoskeletal
Tidak terkaji
i. System integument
Badan panas dengan suhu 38,50C, turgor kulit jelek
j. System persarafan
(1) Nervus Olfaktorius (SK I) : Tidak terkaji
(2) Nervus Optikus (SK II) : Tidak
terkaji
(3) Nervus Okulomotoris (SK III) : Tidak
terkaji
(4) Nervus Trokhelearis (SK IV) : Tidak
terkaji
(5) Nervus Trigeminus (SK V) : Tidak terkaji
(6) Nervus Abdusens (SK VI) : Tidak terkaji
(7) Nervus Fasialis dan Intermedius : pasien
mengeluh mual
(8) Nervus Vestibulo-Kokhlearis (SK VIII) : Tidak
terkaji
(9) Nervus Glosofaringeus (SK IX) : pasien
mengeluh mual
(10) Nervus Vagus (SK X) : Tidak
terkaji
(11) Nervus Asesorius (SK XI) : Tidak
terkaji
(12) Nervus Hipoglosus (SK XII) : Tidak
terkaji
IV. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
No ADL Sebelum Sakit Selama Dirawat1. Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Jenis
Keluhan
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Keluhan
Diet TKTP
tidak nafsu makan, mual
2. Eliminasi
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi1 hari > 3 kali
Cair
Warna
Keluhan
b. BAK
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Keluhan3. Istirahat Tidur
a. Tidur siang
b. Tidur malam
c. Keluhan4. Personal Hygine
a. Mandi
b. Keramas
c. Gosok gigi
d. Gunting kuku5. Aktivitas Dibantu perawat dan
keluarga yang
menunggu
V. DATA PSIKOSOSIAL
Tidak terkaji
VI. DATA SPIRITUAL
Tidak terkaji
VII. DATA PENUNJANG
a). pemeriksaan Labolatorium
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal1. Pemeriksaan darah
a. Hemoglobin 7 gr/dl 12 – 14 g/dl
b. Leukosit
c. PCV
d. Trombosit
e. GDS
5000 mm3
40 %
250.000 mm3
90 gr/dl
4000 – 10.000
mm3
30 %
150.000 –
400.000 mm3
110 – 140 gr/dl
2. Pemeriksaan Feses Sitomegalovirus
3. Status imonusupresi Sel T rendah,
Limfopenia
b). Hasil Ronsen : Pneumonia Pneumocystis Carinii
VIII. TERAPI
No. Nama Obat Dosis yangDiberikan
Rute
1, Pengobatan AZT2. Rehidrasi cairan RL 3500 cc/24 jam3. Xiproflokcasin 3x1 gr IV4. Ranitidine / 3x1 amp IV5. Paracetamol 3x500 mg p.o drip6. Metronidazole 3x100 cc Oral7. Diet lunak TKTP
VIII. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Ds : tidak ada
Do :
Tampak sesak
Konjungtiva anemis
Hasil auskultasi
dada ;
Ronchi (+/+)
Hasil rontgen :
pneumonia
pneumocystis carinii
TTV :
TD 90/70 mmHg
HR 105 x/menit
RR 28 x/menit
Suhu 38,50C
Terpasang oksigen
5 lt/menit binasal
canule
HIV
Menyerang sel darahputih
Menempel & merusakdinding sel
Sel darah putih pecah
Virus akan memecah diri
Mencari sel darah putihlain
Sel darah putih
Kekebalan tubuh menurun
Penyebaran pada organtubuh
Respiratory
Pneumonia
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
Produksi mucus danradang
Pola napas tidakefektif
Ds : klien mengeluh
tidak nafsu makan,
mual
Do :
Wajah pucat
Lemah
Tampak sangat
kurus
Konjungtiva anemis
Abdomen tampak
cekung
Mata cekung
BB 36 kg
TTV :
TD 90/70 mmHg
HR 105 x/menit
RR 28 x/menit
Suhu 38,50C
HIV
Menyerang sel darahputih
Menempel & merusakdinding sel
Sel darah putih pecah
Virus akan memecah diri
Mencari sel darah putihlain
Sel darah putih
Kekebalan tubuh menurun
Penyebaran pada organtubuh
GIT
Infasi sel HIV padaintestinum
iritasi usus :penurunan aborpsi
mual – muntah
anoreksia
asupan nutrisiberkurang
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
nutrisi kurang darikebutuhan
Ds :
Pasien mengatakan
telah 3 hari BAB
cair sehari lebih dari
3 kali
Do :
Lemas badan
Mulut kering
Badan tampak
menggigil
Pucat
Konjungtiva anemis
BB 36 kg
TTV
TD 90/70 mmHg
HR 105 x/menit
RR 28 x/menit
Temp 38,50C
CRT >3 detik
HIV
Menyerang sel darahputih
Menempel & merusakdinding sel
Sel darah putih pecah
Virus akan memecah diri
Mencari sel darah putihlain
Sel darah putih
Kekebalan tubuh menurun
Penyebaran pada organtubuh
GIT
Infasi sel HIV padaintestinum
iritasi usus :penurunan aborpsi
diare
cairan output meningkat
bibir kering
turgor kulit jelek
Kekurangan volume
cairan
kekurangan volumecairan tubuh
Ds :
Tidak ada
Do :
Wajah pucat
Lemah
Tampak sangat kurus
Badannya tampak
menggigil
Konjungtiva anemis
Mata cekung
TTV
TD 90/70 mmHg
HR 105 x/menit
RR 28 x/menit
Temp 38,50C
Terpasang infus RL
20 gtt/menit
NaCl 0,9% 10
gtt/menit
HIV
Menyerang sel darahputih
Menempel & merusakdinding sel
Sel darah putih pecah
Virus akan memecah diri
Mencari sel darah putihlain
Sel darah putih
Kekebalan tubuh menurun
Penyebaran pada organtubuh
GIT
Infasi sel HIV padaintestinum
iritasi usus :penurunan aborpsi
diare
cairan output meningkat
bibir kering
turgor kulit jelek
intoleransi aktivitas
kekurangan volumecairan tubuh
kelelahan
intoleransi aktivitas
Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d meningkatnya
produksi mucus
2. Kekurangan volume cairan b.d diare
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang : dari kebutuhan tubuh b.d
penurunan absorpsi di usus
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum
IX. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. E Ruang/kelas :
Tidak terkaji
Umur/ jenis kelamin : 30 tahun / laki-laki
Diagnosa Medis : HIV - AIDS
No.RM : Tidak terkaji
No
.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefekt
ifan
bersihan
jalan napas
Setelah dilakukan
perawatan selama 2x24
jam bersihan jalan
napas efektif ( tidak
1. Terapi
oksigen :
bersihkan
mulut ,
untuk memudahkan
jalan napas
untuk mengetahui
b.d
peningkatan
produksi
mucus
adanya mucus )
Kriteria hasil :
1. Status respirasi :
ventilasi
Tingkat
pernafasan
kemudahan
bernafas
auskultasi
bunyi nafas
vesikuler
hidung
tracheal
dari sekret
monitor O2
yang di
butuhkan
pertahankan
jalan nafas
posisikan
semi fowler
berikan
terapi
oksigen 5
lt/menit
binasal
canule
2. Monitor
respirasi :
memantau
tingkat,
irama ,
kedalaman
upaya
respirasi
lakukan
pengobatan
terapi
pernapasan
kadar oksigen yang
dibutuhkan
untuk meningkatkan
fungsi pernapasan
untuk mengetahui
kedalaman dan irama
pada saat respirasi
untuk membantu pola
napas menjadi
maximal
jika
diperlukan
(nebulizer)
3. Berikan PenKes
Berikan
informasi
tentang
penyakit
HIV-AIDS
Berikan
informasi
tentang
penularan
HIV-AIDS
Berikan
informasi
untuk
menjaga daya
tahan tubuh
tidak
menurun
2. Ketidakseimb
angan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b/d
penurunan
Setelah dilakukan
perawatan selama 2x24
jam nutrisi seimbang
sesuai dengan
kebutuhan
Kriteria Hasil :
Nutrition
Management
Kaji adanya
alergi makanan
Kolaborasi
Untuk menghindari
pasien terkena alergi
makanan
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien
absorpsi di
usus
Batasan
karakteristi
k :
Berat badan
20 % atau
lebih di
bawah berat
badan ideal
: 36 kg
Diare
Kurang
makanan
Membrane
mukosa
pucat
Ketidakmamp
uan memakan
makanan
Adanya
peningkatan
berat badan
sesuai dengan
tujuan
Beratbadan ideal
sesuai dengan
tinggi badan
Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan
nutrisi
Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan
fungsi
pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
pasien.
Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung
tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan
kalori
Nutrition
Monitoring
Monitor adanya
penurunan
berat badan
Monitor kulit
untuk meningkatkan
daya tahan tubuh
pasien
untuk memenuhi
keseimbangan nutrisi
untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi
untuk menetahui BB
ideal dan asupan
nutrisi
untuk mengetahui
status cairan tubuh
untuk mengetahui
status cairan tubuh
untuk mengetahui
status cairan tubuh
untuk mengetaui
kebutuhana nutrisi
untuk mengetahui
status cairan tubuh
dan status nutrisi
untuk menetahui
nutrisi yang
dibutuhkan
kering
Monitor turgor
kulit
Monitor mual
dan muntah
Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb,
dan kadar Ht
Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
kolaborasi
3. Kekurangan
volume
cairan b.d
diare
Batasan
Karakteristi
Setelah dilakukan
perawatan selama 2x24
jam volume cairan
seimbang atau adekuat
Kriteria Hasil :
1. Eliminasi diusus
Jumlah feses
Manejemen cairan
a. Monitor berat
badan pasien
setiap hari
b. Ukur intake-
output
a. Untuk mengetahui
asupan nutrisi
b. Menunjukan fungsi
ginjal dan status
cairan
c. Untuk memenuhi
kebutuhan cairan
k
penurunan
tekanan
darah
penurunan
turgor
kulit
membrane
mukosa
kering
kulit
kering
peningkatan
suhu tubuh
penurunan
berat badan
kelemahan
Feses berbentuk
BAB sehari
sekali
2. keseimbangan
cairan dan
elektrolit
turgor kulit
baik
keseimbangan
intake dan
output dalam
24jam seimbang
membrane mukosa
tidak kering
3. Hidrasi
Turgor kulit
kembali <2
detik
membrane mukosa
tidak kering
Intake cairan
yang adekuat
c. Berikan
cairan
3500cc/24 jam
(dari infus
dan dari
makanan dan
minum)
1. Monitoring
asupan cairan
a. Tentukan
kebutuhan
cairan
2. Monitoring
tanda-tanda
vital
3. Berikan infus
RL 20 gtt/menit
4. Berikan obat
ranitidine 3x1
amp / IV, NaCl
0,9 % 10
gtt/menit
Menejemen diare
Evaluasi efek
samping
pengobatan
terhadap
gastrointestin
1. Untuk mengetahui
kebutuhan cairan
2. Indicator dari
volume cairan
sirkulasi
al
Evaluasi
intake makanan
yang masuk
Identifikasi
factor
penyebab dari
diare
Monitor tanda
dan gejala
diare
Observasi
turgor kulit
secara rutin
Ukur
diare/keluaran
BAB
Konsultasi
pada dokter
jika tanda-
tanda diare
yang
berkelanjutan
Instruksikan
pasien
untukmakan
rendah serat,
tinggi protein
dan tinggi
kalori jika
memungkinkan
Instruksikan
untuk
menghindari
laksative
Ajarkan tehnik
menurunkan
stress
Monitor
persiapan
makanan yang
amanIntoleransi
aktivitas
b.d
kelemahan
umum
Batasan
Karakteristi
k :
Respon
tekanan
darah
abnormal
TD 90/70
mmHg
Respon
frekuens
i
Setelah dilakukan
perawatan selama 3x24
jam aktivitas maximal
( aktivitas mandiri)
Kriteria Hasil :
Pasien bisa
melakukan
aktivitas sendiri
Frekuensi jantung
normal
Tidak ada dyspnea
Tidak merasa letih
Tidak merasa
kelelahan
Energy Management
Monitor respon
kardiorespirasi
terhadap
aktivitas
(takikardi,
disritmia,
dispneu,
diaphoresis,
pucat, tekanan
hemodinamik dan
jumlah
respirasi)
Monitor dan
catat pola dan
jumlah tidur
pasien
Untuk mengetahui
adanya respon
kardiorespirasi
terhadap aktivitas
klien
untuk mengetahui
istirahat yang
dibutuhkan
untuk mengetaui
asupan nutrisi klien
untuk mengetahui
aktivitas yang
menimbulkan kelelahan
bagi klien
untuk mengurahi
aktivitas klien
jantung
abnormal
HR 105
x/menit
Menyatak
an
merasa
letih
Menyatak
an
merasa
lemah
Monitor intake
nutrisi
Instruksikan
pada pasien
untuk mencatat
tanda-tanda dan
gejala kelelahan
Ajarkan tehnik
dan manajemen
aktivitas untuk
mencegah
kelelahan
Jelaskan pada
pasien hubungan
kelelahan dengan
proses penyakit
Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
intake makanan
tinggi energy
Anjurkan pasien
melakukan yang
meningkatkan
relaksasi
(membaca,
mendengarkan
agar pasien menjaga
aktivitas supaya
tidak berlebihan
untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas
klien
untuk mengurangi
perasaan lelah
musik)
X. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. E Ruang/kelas :
Tidak terkaji
Umur/ jenis kelamin : 30 tahun / laki-laki
Diagnosa Medis : HIV - AIDS
No.RM : Tidak terkaji
tang
gal
Diagnosa
keperawatan
Implementasi evaluasi Paraf &
Nama
DX1, DX2,
DX3
Mengkaji tanda tanda
vital
Memberikan terapi O2
5 lt/menit binasal
canule
R : klien tampak sesak
dengan respirasi rate 28
x/menit
DX1
S : tidak ada
O :
Klien tampak sesak
Respirasi 28 x/menit
Terpasang O2 5 lt/menit
binasal canule
A :
Masalah belum teratasi,
pernapasan belum maximal
P :
Intervensi dilanjutkan
- Kaji pernapasan
- Auskultasi bunyi napas
- Pemberian O2 di
lanjutkan
Mengkaji tanda tandavital
Mengkaji nutrisiyang dibutuhkan
Memberikan nutrisisesuai kebutuhan
Mengkaji jumlahnutrisi dankandungan kalori
Mengkaji adanyapenurunan beratbadan
R : klien tampak lemah,badannya kurus, mukapucat
DX 2
S :
Klien mengatakan tidak nafsu
makan dan mual
O :
Wajah pucat
Konjungtiva anemis
Lemah
BB 36 kg
Tampak sangat kurus
Mulut kering
A :
masalah belum teratasi,
asupan nutrisi belum adekuat
P : intervensi dilanjutkan
- Kaji kebutuhan nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi, untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi yang
maximal
- Kaji intake output pada
klien
DX 3
S : tidak ada
O :
Muka pucat
Konjungtiva anemis
Tampak sangat kurus
Lemah
Mengkaji tanda tanda
vital
Mengkaji output
cairan
Mengkaji hasil
pemeriksaan
labolatorium
Mengkaji turgor
kulit, membrane
mukosa, dan rasa
haus
Memberikan cairan
infus RL 20
gtt/menit
R : klien tampak lemah,
wajah pucat, konjungtiva
anemis
TD 90/70 mmHg
RR 28 x/menit
HR 105 x/menit
Temp 38,50C
Hasil lab : Hb 7 gr/dl
Leukosit 5000 mm3,
trombosit 250.000 mm3,
PCV 40 %
Terpasang infus RL 20
gtt/menit
A :
Masalah belum teratasi,
volume cairan tidak adekuat
P : Intervensi dilanjutkan
Kaji cairan yang
dibutuhkan
Kaji intake output cairan
Berikan cairan sesuai
kebutuhan
Kaji ada/tidaknya
peningkatan berat badan
Kaji turgor kulit
Lanjutkan pemeriksaan
labolatorium
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno
Deficiency Syndrome. Acquired artinya didapat, jadi
bukan merupakan penyakit keturunan, immuno berarti
sistem kekebalan tubuh, deficiency artinya
kekurangan, sedangkan syndrome adalah kumpulan
gejala.
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh
mudah diserang penyakit-penyakit lain yang dapat
berakibat fatal. Padahal, penyakit-penyakit tersebut
misalnya berbagai virus, cacing, jamur protozoa, dan
basil tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada
orang yang sistem kekebalannya normal. Selain
penyakit infeksi, penderita AIDS juga mudah terkena
kanker. Dengan demikian, gejala AIDS amat
bervariasi.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah
virus HIV (Human Immuno-deficiency Virus). Dewasa
ini dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2.
Sebagian besar infeksi disebabkan HIV-1, sedangkan
infeksi oleh HIV-2 didapatkan di Afrika Barat.
Infeksi HIV-1 memberi gambaran klinis yang hampir
sama. Hanya infeksi HIV-1 lebih mudah ditularkan dan
masa sejak mulai infeksi (masuknya virus ke tubuh)
sampai timbulnya penyakit lebih pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare, Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Sudarth ed. 8, EGC, Jakarta,
2001.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Patofisioloi
Konsep Klinis Proses – proses penyakit, edisi 6
volume 1, EGC, Jakarta, 2005
Nursalam, M. Nurs, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan
Keperawatan pada pasien terinfeksi, edisi 1,
Jakarta, 2011.
Corwin, Elizabeth J, Buku saku patofisiologi, Edisi
Revisi 3, EGC, Jakarta, 2009.
LAMPIRAN
Pertanyaan
1. Apakah yang homoseksual beresiko HIV atau tidak? Dan
lebih besar mana resiko yang homoseksual dengan yang
heteroseksual?
2. Berapa lama perjalanan HIV ke AIDS?
3. Kenapa pasiennya mengalami sesak nafas, diare dan
nyeri?
4. Apa yang menyebabkan pasien tidak nafsu makan, lemas
badan, demam dan mulut kering?
5. Kenapa hasil ronsennya pneumonia pneumocystis
carinii?
6. Kenapa abdomennya tampak cekung?
7. Kenapa Hbnya rendah?
8. Kenapa harus dilakukan pemeriksaan gula darah
sewaktu?
9. Kenapa pasiennya diberikan DIET lunak TKTP?
10. Apa yang dimaksud dengan sitomegalovirus?
11. Apa yang dimaksud dengan Sel T rendah ,
Limfopenia?
12. Kenapa TD rendah sedangkan
13. Kenapa suhunya tinggi tapi pasiennya tampak
menggigil?