Makalah HIV AIDS

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini merupakan materi bahasan dalam mata kuliah Keperawatan Medical Bedah. Adapun dalam makalah ini akan dibahas tentang “AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome)” yang merupakan penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh manusia, yang dapat memudahkan atau membuat rentan si pendertia terhadap penyakit dari luar maupun dari dalam tubuh. AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh Human Immuno-deficiency Virus (HIV). Cara penularan HIV/ AIDS dari tahun ke tahun diseluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing – masing penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan. 1.2 Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1.2.1 Bagi pendidikan

Transcript of Makalah HIV AIDS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini

merupakan materi bahasan dalam mata kuliah Keperawatan

Medical Bedah. Adapun dalam makalah ini akan dibahas

tentang “AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome)” yang

merupakan penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh

manusia, yang dapat memudahkan atau membuat rentan si

pendertia terhadap penyakit dari luar maupun dari dalam

tubuh. AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh Human

Immuno-deficiency Virus (HIV).

Cara penularan HIV/ AIDS dari tahun ke tahun diseluruh

bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya

preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara

penularan tersebut, masing – masing penularan memiliki

resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan

HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami

perlambatan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.2.1 Bagi pendidikan

a. Sebagai bahan pertanggungjawaban mahasiswa

dalam mengerjakan tugas kelompok dari Mata Kuliah

Keperawatan Medikal Bedah.

b. Sebagai bahan penilaian terhadap tugas yang

diberikan kepada mahasiswa baik dalam menyusun

makalah dan presentasi makalah.

1.2.2 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiwa mampu mengusai bahan makalah dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

b. Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi

kelompok.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM IMUNITAS

Imunitas adalah respon protektif tubuh yang spesifik

terhadap benda asing atau mikroorganisme yang

menginvasinya. (KMB Vol 3, Suzzane C. Smeltzer )

Sistem imunitas bekerja untuk melindungi tubuh dari

infeksi oleh mikroorganisme, membantu proses penyembuhan

dalam tubuh dan membuang atau memperbaikisel yang rusak

apabila terjadi infeksi atau cedera. Ketika sistem imun

melemah atau rusak oleh virus seperti HIV, tubuh akan

lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun

terdiri atas organ dan jaringan limfoid, termasuk

didalamnya sumsung tulang, thymus, nodus limfa, limfa,

tonsil, adenoid, appendix, darah dan pembuluh limfa.

Seluruh komponen dari sistem imun adalah penting dalam

produksi dan perkembangan limfosit atau sel darah putih.

System imun dikontrol oleh sel khusus yang disebut

sel darah putih. Sel darah putih melindungi tubuh dari

infeksi dan kanker serta membantu proses penyembuhan. Sel

darah putih meliputi neutrofil, eosinofil, basofil,

monosit dan makrofag serta limfosit B dan T.

Neutrofil adalah sel darah putih pertama yang datang

ketempat cedera atau infeksi dan berperan penting

dalam proses peradangan.

Eosinofil berfungsi dalam pertahanan terhadap infeksi

parasit.

Basofil bersikulasi dalam aliran darah dan apabila

dan diaktifkan oleh cedera atau infeksi, mengeluarkan

histamine, bradikinin dan serotonin.

Monosit dan makrofag

Monosit beredar dalam darah dan masuk ke jaringan

yang cedera melewati membrane kapiler yang menjadi

permeable sebagai akibat dari reaksi peradangan.

Monosit tidak bersifat fagositik, tetapi setelah

beberapa jam berada di jaringan, sel ini berkembang

matang menjadi makrofag. Makrofag adalah sel besar

yang mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah

yang sangat besar.

Kebutuhan tubuh di pertahankan oleh sistem

pertahanan yang terdiri atas sistem imun non spisifik

( natural / innate ) dan spesifik (adaptive / acquerd ).

1. Sistem imun non spesifik

merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam

menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, sistem imun

non spesifik sudah ada didalam tubuh manusia.

2. Sistem imun Spesifik

Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun

spesifik didapatkan setelah sesorang terjangkit panyakit

atau mendapatkan imunisasi yang menghasilkan respon imun

yang bersifat protektif. Respon imun spesifik melibatkan

pengaktifan sel B dan T. Sel B dan T mampu merespons

secara spesifik dan cermat setiap molekul asing yang

terdapat dalam tubuh sepanjang waktu.

Sel dan Mediator Sistem Imun

Limfosit mempunyai peran utama dalam sistem imun dan

limfosit merupakan perangkat sistem imun spesifik.

terdapat dua jenis sel yaitu sel T dan B.

Sel T

dapat secara langsung menghancurkan sasaran yang

dilakukan sel T (sitotoksis) .Sel T di berasal dari

Thimus. Fungsi sel T umumnya ialah :

1. Membantu sel B dalam memproduksi antibodi

2. Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi

3. Mengaktifkan magrofag dalam fagositosis

Macam – macam sel T yaitu :

1. Sel T helper (Th) berfungsi memacu respon imun, baik

humoral maupun seluler.

2. Sel T supresor (Ts) berperan menekan respon imun.

3. Sel T sitotoksik merupakan penyarang langsung yang

dapat membunuh mikroorganisme,bahkan membunuh sel-

sel tubuh sendiri.

Sel B

Sel B di produksi di Sum-sum Tulang belakang,

memproduksi zat antibodi yang berperan serta dalam

imunitas dengan menetralkan baik secara langsung maupun

dengan mengaktifasi komplemen dan sel efektor untuk

membunuh mikroorganisme.

Sel ini terdapat pula dalam sumsum tulang,jaringan

limfoid perifer(kelenjar getah bening,limfa,dan

tonsil),serta dalam organ nonlimfoid (traktus

gastrointestinal).

Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun yaitu :

1. Reaksi auto imun

Dalam reaksi autoimun pertahanan tubuh yang normal

akan menghancurkan dirinya sendiri karena mengnali

antigen sendiri sebagai antigen asing. sebagai contoh

arthritis rematoid dan sistemik lupus eritematosus masih

tidak jelas.

2. Imunnodefisiensi

Respon imun yang tidak ada atau tertekan akan

meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi.

Imunodefisiensi bias primer, yang mencerminkan suatu

depek pada sel T, sel B, atau jaringan limfosit ataupun

skunder yang terjadi karena penyakit atau factor

dibaliknya yang menekan atau menyekat repon imun.

Biasanya disebabkan oleh inferksi virus atau merupakan

reaksi iatrogenic terhadap obat-obat yang digunakan

sebgai terapi.

3. AIDS (Acquireed Immunodefisiensy Syndrome)

Infeksi HIV dapat menyebabkan penyakit AIDS.

Walaupun ditandai oleh kerusakan yang terjadi secara

berangsur-ansur pada imunitas yang diantarai sel (Sel

T) namun, penyakit ini mempengaruhi imunitas humoral

dan bahkan auto imunitas karena peranan sentral

limfosit T (Helper) CD4+ dalam reaksi imun.

Imunodefisiensi yang diakibatkannya membuat pasien

rentan terhadap infeksi oportunis, kanker, dan

abnormalitas lain yang menandai AIDS.

2.2 PENGERTIAN HIV AIDS

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) diartikansebagai bentuk paling berat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). (KMB VOL.3 : 1715)

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired

Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan

gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem

kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency

Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada

tubuh manusia.

Acquared immunodeficiency syndrom (AIDS) atau sindrom imunodefisiensi adalah suatu penyakit virus yang menyebabkan kolapsnya sistem imun dan, bagi kebanyakan penderita, kematian dalam 10 tahun setelah diagnosa. AIDSdisebabkan oleh infeksi virus human immunodeficiency virus (HIV).

Gambar Struktur Virus HIV

Siklus Hidup Virus HIV

Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktuhidup sangat pendek, hal ini berarti HIV secara terusmenerus menggunakan sel pejamu yang baru untukmereplikasi diri. Serangan pertama HIV akan tertangkapoleh sel dendrit pada membran mukosa dan kulit pada 24jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebutakan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang – kadang kepembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan,dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.

Siklus HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :

1. Masuk dan mengikat2. Reverse transkriptase3. Replikasi4. Budding

5. Maturasi

2.3 ETIOLOGI

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang

merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh mudah

diserang penyakit-penyakit lain yang dapat berakibat

fatal. Padahal, penyakit-penyakit tersebut misalnya

berbagai virus, cacing, jamur protozoa, dan basil tidak

menyebabkan gangguan yang berarti pada orang yang sistem

kekebalannya normal. Selain penyakit infeksi, penderita

AIDS juga mudah terkena kanker. Dengan demikian, gejala

AIDS amat bervariasi.

Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus HIV

(Human Immuno-deficiency Virus). Dewasa ini dikenal juga

dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2. Sebagian besar

infeksi disebabkan HIV-1, sedangkan infeksi oleh HIV-2

didapatkan di Afrika Barat. Infeksi HIV-1 memberi

gambaran klinis yang hampir sama. Hanya infeksi HIV-1

lebih mudah ditularkan dan masa sejak mulai infeksi

(masuknya virus ke tubuh) sampai timbulnya penyakit lebih

pendek.

HIV dapat terjadi apabila adanya :

1. Pertukaran cairan tubuh termasuk darah, semen, cairan

vagina.

2. Air susu ibu yang terkena HIV

3. Penggunaan jarum suntik secara bergantian

4. Transfusi darah

(patofisiologi corwin :172 )

2.4 TANDA DAN GEJALA

1. Sesak napas/napas pendek

2. Demam

3. Diare

4. Kekurangan cairan elektrolit (dehidrasi)

5. Mual muntah

6. Hilangnya selera makan

7. Penurunan Berat Badan

8. Lemah

Gejala klinis pada stadium AIDS yaitu :

Gejala Utama/ mayor :

a. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan

b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun

terus menerus

c. Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam tiga

bulan.

d. TBC

Gejala Minor :

a. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan

b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur

candida albicans

c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap

diseluruh tubuh.

d. Munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak – bercak

gatal diseluruh tubuh.

2.5 Komplikasi

Berdasarkan data-data hasil penilaian komplikasi

yang mungkin terjadi mencakup : (Suzanne C. Smeltzer,

Brenda G. Bare, Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Sudarth ed. 8, EGC, Jakarta, 2001: 1734)

1)Infeksi oportunistik

2)Kerusakan pernapasan atau kegagalan respirasi

3)Syndrome pelisutan dan gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit

4)Reaksi yang merugikan terhadap obat-obatan.

3. Penyakit yang Sering Menyerang Perilaku AIDS

Dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh, penderita

menjadi lebih mudah terserang penyakit infeksi maupun

kanker. Bahkan penyakit-penyakit inilah yang sering

menjadi penyebab kematian penderita. Infeksi yang timbul

karena melemahnya kekebalan tubuh ini disebut infeksi

oportunistik. Sebagian besar penyakit infeksi yang timbul

merupakan reaktivasi (pengaktifan kembali) kuman yang

sudah ada pada penderita, jadi bukan merupakan infeksi

baru. Sementara itu, untuk infeksi parasit/jamur

tergantung prevalensi parasit/jamur di daerah tersebut.

Berikut penyakit yang ditemukan pada penderita AIDS :

• Kandidiasis oral dan esophagus,

• Tuberkulosis paru/ekstrapulmoner,

• Infeksi virus sitomegalo,

• Pneumonia rekurens,

• Ensefalitis toksoplasma,

• Pneumonia P. Carinii,

• Infeksi virus herpes simplek

2.6 PROSEDUR DIAGNOSTIK

1. Segera setelah infeksi, jumlah sel T dapat menurun,

tetapi hal ini segera pulih ke normal karena respon

imun awal dapat menahan infeksi.

2. Antibodi terhadap HIV biasanya muncul antara 4 sampai

6 minggu setelah infeksi, tapi dalam beberapa kasus

memerlukan waktu lebih dari setahun.

3. Hitung sel T4 menurun secara progresif selama periode

laten infeksi. Sewaktu kadar mencapai kurang dari 300

sel T4 per ml darah, timbul infeksi-infeksi

oportunistik

4. Hitung sel T4 terus berkurang pada pasien AIDS.

Perkembangan penyakit dan keberhasilan berbagai

pengobatan dapat diikuti dengan mengukur sel T4 pasien

secara berkala.

5. Uji darah pengidap HIV untuk mengukur beban virus

Tes untuk diagnosa infeksi HIV AIDS :

1. ELISA

2. Western blot

3. P24 antigen test

4. Kultur HIV

2.7 PENATALAKSANAAN MEDIS

Apabila terinfeksi oleh HIV, maka pengobatannya

adalah :

1. Nucleosida reverse transcription inhibitor (NRTI),

obat ini misalnya Azidotimidin, mengganggu traskripsi

virus ke dalam DNA dengan menghambat kerja enzim.

2. Terapi HAART tidak menyembuhkan AIDS , tetapi dapat

secara dramatis memperpanjang usia dan meningkatkan

kualitas hidup penderita AIDS.

3. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat-obat

terlarang. Makanan yang sehat dan gaya hidup yang bebas

stres sangatlah penting.

4. Menghindari infeksi lain, karena infeksi tersebut

dapat mengaktifkan sel T dan dapat mempercepat

replikasi HIV. Untuk mencegah infeksi, harus diberikan

vaksin-vaksin yang ada sepanjang tidak digunakan

Vaksin Virus hidup.

5. Terapi untuk kanker dan infeksi spesifik apabila

penyakit-penyakit tersebut muncul.

2.8 PENATALAKSANAAN DIET

1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10 – 25 % lebih banyak

dari kebutuhan minimun yang dianjurkan.

2. Diberikan dalam porsi kecil tapi teratur.

3. Mengonsumsi protein yang berkualitas tinggi dan mudah

dicerna.

4. Mengonsumsi sayuran dan buah – buahan dalam bentuk

jus.

5. Minum susu setiap hari, susu yang rendah lemak dan

sudah dipasteurisasi; jika tidak dapat menerima susu

sapi diganti dengan susu kedelai.

6. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan beragi

( tape, brem ).

7. Makanan harus bersih bebas peptisida dan zat kimia.

8. Rendah laktosa dan rendah lemak jika ada diare

9. Menghindari rokok, kafein dan alkohol

10. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi penyakit yang

menyertai (TB , diare, sarkoma, oral kandidiasis)

11. Jika oral tidak bisa, berikan dalam bentuk enteral

dan parenteral secara aman (Naso Gastric Tube = NGT)

atau intravena (IV)

12. Bila Klien mendapatkan obat antiretroviral,

pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal minum obat

di mana ada obat yang diberikan saat lambung kosong,

pada saat lambung harus penuh, atau diberikan bersama-

sama dengan makanan

13. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman

(untuk mencegah mual)

14. Rendah serat, makanan lunak/cair, jika ada gangguan

saluran pencernaan

2.9 Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.E

DENGAN GANGGUAN SISTEM IMUNITAS AKIBAT HIV-AIDS

I. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

a. Nama klien : Tn.E

b. Umur : 30 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki - laki

d. Agama : Tidak terkaji

e. Pekerjaan : Tidak terkaji

f. Pendidikan : Tidak terkaji

g. Alamat : Tidak terkaji

h. No Medrec : Tidak terkaji

i. Tanggal Masuk RS : Tidak terkaji

j. Tanggal Pengkajian : Tidak terkaji

k. Diagnosa Medis : HIV - AIDS

2. Penanggung Jawab

a. Nama : Tidak terkaji

b. Umur : Tidak terkaji

c. Agama : Tidak terkaji

d. Alamat : Tidak terkaji

e. Pekerjaan : Tidak terkaji

f. Hub. Dengan Klien : Tidak terkaji

II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama :

Pasien mengeluh tidak nafsu makan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Tn.E datang ke Emergency dengan keluhan mengalami sesak napas,

diare, dan nyeri perut. Berat badan 36 kg dan Tinggi badan 170

cm, tampak pucat. Pasien mengatakan telah mengalami 3 hari BAB

cair sehari lebih dari 3 kali, tidak nafsu makan, lemas badan,

demam, dan mulut kering.

Pada saat pengkajian, kesadaran pasien compos mentis, tampak

sesak, wajah pucat, lemah, tampak sangat kurus, mengeluh tidak

nafsu makan, mual, dan badannya tampak menggigil. Konjungtiva

anemis, mata cekung, JVP tak meningkat, hasil auskultasi dada :

Ronchi (+/+), , abdomen tampak cekung, turgor kulit jelek, CRT

>3 detik. TTV : BP 90/70 mmHg, HR 105 x/menit, RR 28 x/menit,

Temp 38,50C, terpasang O2 5 lt/menit binasal kanul, IV catheter

2 line dg cairan infus RL 20 gtt/menit, NaCl 0,9 % 10

gtt/menit.

3. Riwayat penyakit Dahulu :

Tn. E dinyatakan positif HIV pada tahun 2004 dan di diagnosis

AIDS tahun 2005. Tn. E telah menjalani pengobatan HIV dengan

AZT sampai dengan sekarang

4. Riwayat Penyakit keluarga :

Tidak terkaji

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

a. Tingkat kesadaran : Compos mentis

Nilai GCS : 15

b. Tinggi Badan : 170 cm

c. Berat Badan : 36 kg

d. Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 90/70 mmHg

Nadi : 105 x/menit

Respirasi : 28 x/menit

Suhu : 38,50C

2. Pemeriksaan Fisik

a. System penglihatan, pendengaran, wicara

Tidak terkaji

b. System pernapasan

Hasil auskultasi dada terdapat ronchi (+/+) dengan

respirasi 28 x/menit

c. System kardiovaskuler

Wajah pucat, tampak mata cekung, konjungtiva anemis,

Jugular Vena Pressure (JVP) tak meningkat, CRT >3 detik,

tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 105 x/menit.

d. System pencernaan

Abdomen tampak cekung, turgor kulit jelek

e. System perkemihan

Tidak terkaji

f. System reproduksi

Tidak terkaji

g. System endokrin

Tidak terkaji

h. System musculoskeletal

Tidak terkaji

i. System integument

Badan panas dengan suhu 38,50C, turgor kulit jelek

j. System persarafan

(1) Nervus Olfaktorius (SK I) : Tidak terkaji

(2) Nervus Optikus (SK II) : Tidak

terkaji

(3) Nervus Okulomotoris (SK III) : Tidak

terkaji

(4) Nervus Trokhelearis (SK IV) : Tidak

terkaji

(5) Nervus Trigeminus (SK V) : Tidak terkaji

(6) Nervus Abdusens (SK VI) : Tidak terkaji

(7) Nervus Fasialis dan Intermedius : pasien

mengeluh mual

(8) Nervus Vestibulo-Kokhlearis (SK VIII) : Tidak

terkaji

(9) Nervus Glosofaringeus (SK IX) : pasien

mengeluh mual

(10) Nervus Vagus (SK X) : Tidak

terkaji

(11) Nervus Asesorius (SK XI) : Tidak

terkaji

(12) Nervus Hipoglosus (SK XII) : Tidak

terkaji

IV. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

No ADL Sebelum Sakit Selama Dirawat1. Nutrisi

a. Makan

Frekuensi

Jenis

Keluhan

b. Minum

Frekuensi

Jenis

Keluhan

Diet TKTP

tidak nafsu makan, mual

2. Eliminasi

a. BAB

Frekuensi

Konsistensi1 hari > 3 kali

Cair

Warna

Keluhan

b. BAK

Frekuensi

Konsistensi

Warna

Keluhan3. Istirahat Tidur

a. Tidur siang

b. Tidur malam

c. Keluhan4. Personal Hygine

a. Mandi

b. Keramas

c. Gosok gigi

d. Gunting kuku5. Aktivitas Dibantu perawat dan

keluarga yang

menunggu

V. DATA PSIKOSOSIAL

Tidak terkaji

VI. DATA SPIRITUAL

Tidak terkaji

VII. DATA PENUNJANG

a). pemeriksaan Labolatorium

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal1. Pemeriksaan darah

a. Hemoglobin 7 gr/dl 12 – 14 g/dl

b. Leukosit

c. PCV

d. Trombosit

e. GDS

5000 mm3

40 %

250.000 mm3

90 gr/dl

4000 – 10.000

mm3

30 %

150.000 –

400.000 mm3

110 – 140 gr/dl

2. Pemeriksaan Feses Sitomegalovirus

3. Status imonusupresi Sel T rendah,

Limfopenia

b). Hasil Ronsen : Pneumonia Pneumocystis Carinii

VIII. TERAPI

No. Nama Obat Dosis yangDiberikan

Rute

1, Pengobatan AZT2. Rehidrasi cairan RL 3500 cc/24 jam3. Xiproflokcasin 3x1 gr IV4. Ranitidine / 3x1 amp IV5. Paracetamol 3x500 mg p.o drip6. Metronidazole 3x100 cc Oral7. Diet lunak TKTP

VIII. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah

Ds : tidak ada

Do :

Tampak sesak

Konjungtiva anemis

Hasil auskultasi

dada ;

Ronchi (+/+)

Hasil rontgen :

pneumonia

pneumocystis carinii

TTV :

TD 90/70 mmHg

HR 105 x/menit

RR 28 x/menit

Suhu 38,50C

Terpasang oksigen

5 lt/menit binasal

canule

HIV

Menyerang sel darahputih

Menempel & merusakdinding sel

Sel darah putih pecah

Virus akan memecah diri

Mencari sel darah putihlain

Sel darah putih

Kekebalan tubuh menurun

Penyebaran pada organtubuh

Respiratory

Pneumonia

Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

Produksi mucus danradang

Pola napas tidakefektif

Ds : klien mengeluh

tidak nafsu makan,

mual

Do :

Wajah pucat

Lemah

Tampak sangat

kurus

Konjungtiva anemis

Abdomen tampak

cekung

Mata cekung

BB 36 kg

TTV :

TD 90/70 mmHg

HR 105 x/menit

RR 28 x/menit

Suhu 38,50C

HIV

Menyerang sel darahputih

Menempel & merusakdinding sel

Sel darah putih pecah

Virus akan memecah diri

Mencari sel darah putihlain

Sel darah putih

Kekebalan tubuh menurun

Penyebaran pada organtubuh

GIT

Infasi sel HIV padaintestinum

iritasi usus :penurunan aborpsi

mual – muntah

anoreksia

asupan nutrisiberkurang

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

nutrisi kurang darikebutuhan

Ds :

Pasien mengatakan

telah 3 hari BAB

cair sehari lebih dari

3 kali

Do :

Lemas badan

Mulut kering

Badan tampak

menggigil

Pucat

Konjungtiva anemis

BB 36 kg

TTV

TD 90/70 mmHg

HR 105 x/menit

RR 28 x/menit

Temp 38,50C

CRT >3 detik

HIV

Menyerang sel darahputih

Menempel & merusakdinding sel

Sel darah putih pecah

Virus akan memecah diri

Mencari sel darah putihlain

Sel darah putih

Kekebalan tubuh menurun

Penyebaran pada organtubuh

GIT

Infasi sel HIV padaintestinum

iritasi usus :penurunan aborpsi

diare

cairan output meningkat

bibir kering

turgor kulit jelek

Kekurangan volume

cairan

kekurangan volumecairan tubuh

Ds :

Tidak ada

Do :

Wajah pucat

Lemah

Tampak sangat kurus

Badannya tampak

menggigil

Konjungtiva anemis

Mata cekung

TTV

TD 90/70 mmHg

HR 105 x/menit

RR 28 x/menit

Temp 38,50C

Terpasang infus RL

20 gtt/menit

NaCl 0,9% 10

gtt/menit

HIV

Menyerang sel darahputih

Menempel & merusakdinding sel

Sel darah putih pecah

Virus akan memecah diri

Mencari sel darah putihlain

Sel darah putih

Kekebalan tubuh menurun

Penyebaran pada organtubuh

GIT

Infasi sel HIV padaintestinum

iritasi usus :penurunan aborpsi

diare

cairan output meningkat

bibir kering

turgor kulit jelek

intoleransi aktivitas

kekurangan volumecairan tubuh

kelelahan

intoleransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d meningkatnya

produksi mucus

2. Kekurangan volume cairan b.d diare

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang : dari kebutuhan tubuh b.d

penurunan absorpsi di usus

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

IX. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. E Ruang/kelas :

Tidak terkaji

Umur/ jenis kelamin : 30 tahun / laki-laki

Diagnosa Medis : HIV - AIDS

No.RM : Tidak terkaji

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Ketidakefekt

ifan

bersihan

jalan napas

Setelah dilakukan

perawatan selama 2x24

jam bersihan jalan

napas efektif ( tidak

1. Terapi

oksigen :

bersihkan

mulut ,

untuk memudahkan

jalan napas

untuk mengetahui

b.d

peningkatan

produksi

mucus

adanya mucus )

Kriteria hasil :

1. Status respirasi :

ventilasi

Tingkat

pernafasan

kemudahan

bernafas

auskultasi

bunyi nafas

vesikuler

hidung

tracheal

dari sekret

monitor O2

yang di

butuhkan

pertahankan

jalan nafas

posisikan

semi fowler

berikan

terapi

oksigen 5

lt/menit

binasal

canule

2. Monitor

respirasi :

memantau

tingkat,

irama ,

kedalaman

upaya

respirasi

lakukan

pengobatan

terapi

pernapasan

kadar oksigen yang

dibutuhkan

untuk meningkatkan

fungsi pernapasan

untuk mengetahui

kedalaman dan irama

pada saat respirasi

untuk membantu pola

napas menjadi

maximal

jika

diperlukan

(nebulizer)

3. Berikan PenKes

Berikan

informasi

tentang

penyakit

HIV-AIDS

Berikan

informasi

tentang

penularan

HIV-AIDS

Berikan

informasi

untuk

menjaga daya

tahan tubuh

tidak

menurun

2. Ketidakseimb

angan

nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh b/d

penurunan

Setelah dilakukan

perawatan selama 2x24

jam nutrisi seimbang

sesuai dengan

kebutuhan

Kriteria Hasil :

Nutrition

Management

Kaji adanya

alergi makanan

Kolaborasi

Untuk menghindari

pasien terkena alergi

makanan

untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi

pasien

absorpsi di

usus

Batasan

karakteristi

k :

Berat badan

20 % atau

lebih di

bawah berat

badan ideal

: 36 kg

Diare

Kurang

makanan

Membrane

mukosa

pucat

Ketidakmamp

uan memakan

makanan

Adanya

peningkatan

berat badan

sesuai dengan

tujuan

Beratbadan ideal

sesuai dengan

tinggi badan

Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan

nutrisi

Tidak ada tanda

tanda malnutrisi

Menunjukkan

peningkatan

fungsi

pengecapan dari

menelan

Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang

berarti

dengan ahli

gizi untuk

menentukan

jumlah kalori

dan nutrisi

yang

dibutuhkan

pasien.

Anjurkan

pasien untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

Yakinkan diet

yang dimakan

mengandung

tinggi serat

untuk mencegah

konstipasi

Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan

kalori

Nutrition

Monitoring

Monitor adanya

penurunan

berat badan

Monitor kulit

untuk meningkatkan

daya tahan tubuh

pasien

untuk memenuhi

keseimbangan nutrisi

untuk mengetahui

kebutuhan nutrisi

untuk menetahui BB

ideal dan asupan

nutrisi

untuk mengetahui

status cairan tubuh

untuk mengetahui

status cairan tubuh

untuk mengetahui

status cairan tubuh

untuk mengetaui

kebutuhana nutrisi

untuk mengetahui

status cairan tubuh

dan status nutrisi

untuk menetahui

nutrisi yang

dibutuhkan

kering

Monitor turgor

kulit

Monitor mual

dan muntah

Monitor kadar

albumin, total

protein, Hb,

dan kadar Ht

Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva

Monitor kalori

dan intake

nuntrisi

kolaborasi

3. Kekurangan

volume

cairan b.d

diare

Batasan

Karakteristi

Setelah dilakukan

perawatan selama 2x24

jam volume cairan

seimbang atau adekuat

Kriteria Hasil :

1. Eliminasi diusus

Jumlah feses

Manejemen cairan

a. Monitor berat

badan pasien

setiap hari

b. Ukur intake-

output

a. Untuk mengetahui

asupan nutrisi

b. Menunjukan fungsi

ginjal dan status

cairan

c. Untuk memenuhi

kebutuhan cairan

k

penurunan

tekanan

darah

penurunan

turgor

kulit

membrane

mukosa

kering

kulit

kering

peningkatan

suhu tubuh

penurunan

berat badan

kelemahan

Feses berbentuk

BAB sehari

sekali

2. keseimbangan

cairan dan

elektrolit

turgor kulit

baik

keseimbangan

intake dan

output dalam

24jam seimbang

membrane mukosa

tidak kering

3. Hidrasi

Turgor kulit

kembali <2

detik

membrane mukosa

tidak kering

Intake cairan

yang adekuat

c. Berikan

cairan

3500cc/24 jam

(dari infus

dan dari

makanan dan

minum)

1. Monitoring

asupan cairan

a. Tentukan

kebutuhan

cairan

2. Monitoring

tanda-tanda

vital

3. Berikan infus

RL 20 gtt/menit

4. Berikan obat

ranitidine 3x1

amp / IV, NaCl

0,9 % 10

gtt/menit

Menejemen diare

Evaluasi efek

samping

pengobatan

terhadap

gastrointestin

1. Untuk mengetahui

kebutuhan cairan

2. Indicator dari

volume cairan

sirkulasi

al

Evaluasi

intake makanan

yang masuk

Identifikasi

factor

penyebab dari

diare

Monitor tanda

dan gejala

diare

Observasi

turgor kulit

secara rutin

Ukur

diare/keluaran

BAB

Konsultasi

pada dokter

jika tanda-

tanda diare

yang

berkelanjutan

Instruksikan

pasien

untukmakan

rendah serat,

tinggi protein

dan tinggi

kalori jika

memungkinkan

Instruksikan

untuk

menghindari

laksative

Ajarkan tehnik

menurunkan

stress

Monitor

persiapan

makanan yang

amanIntoleransi

aktivitas

b.d

kelemahan

umum

Batasan

Karakteristi

k :

Respon

tekanan

darah

abnormal

TD 90/70

mmHg

Respon

frekuens

i

Setelah dilakukan

perawatan selama 3x24

jam aktivitas maximal

( aktivitas mandiri)

Kriteria Hasil :

Pasien bisa

melakukan

aktivitas sendiri

Frekuensi jantung

normal

Tidak ada dyspnea

Tidak merasa letih

Tidak merasa

kelelahan

Energy Management

Monitor respon

kardiorespirasi

terhadap

aktivitas

(takikardi,

disritmia,

dispneu,

diaphoresis,

pucat, tekanan

hemodinamik dan

jumlah

respirasi)

Monitor dan

catat pola dan

jumlah tidur

pasien

Untuk mengetahui

adanya respon

kardiorespirasi

terhadap aktivitas

klien

untuk mengetahui

istirahat yang

dibutuhkan

untuk mengetaui

asupan nutrisi klien

untuk mengetahui

aktivitas yang

menimbulkan kelelahan

bagi klien

untuk mengurahi

aktivitas klien

jantung

abnormal

HR 105

x/menit

Menyatak

an

merasa

letih

Menyatak

an

merasa

lemah

Monitor intake

nutrisi

Instruksikan

pada pasien

untuk mencatat

tanda-tanda dan

gejala kelelahan

Ajarkan tehnik

dan manajemen

aktivitas untuk

mencegah

kelelahan

Jelaskan pada

pasien hubungan

kelelahan dengan

proses penyakit

Kolaborasi

dengan ahli gizi

tentang cara

meningkatkan

intake makanan

tinggi energy

Anjurkan pasien

melakukan yang

meningkatkan

relaksasi

(membaca,

mendengarkan

agar pasien menjaga

aktivitas supaya

tidak berlebihan

untuk memenuhi

kebutuhan aktivitas

klien

untuk mengurangi

perasaan lelah

musik)

X. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. E Ruang/kelas :

Tidak terkaji

Umur/ jenis kelamin : 30 tahun / laki-laki

Diagnosa Medis : HIV - AIDS

No.RM : Tidak terkaji

tang

gal

Diagnosa

keperawatan

Implementasi evaluasi Paraf &

Nama

DX1, DX2,

DX3

Mengkaji tanda tanda

vital

Memberikan terapi O2

5 lt/menit binasal

canule

R : klien tampak sesak

dengan respirasi rate 28

x/menit

DX1

S : tidak ada

O :

Klien tampak sesak

Respirasi 28 x/menit

Terpasang O2 5 lt/menit

binasal canule

A :

Masalah belum teratasi,

pernapasan belum maximal

P :

Intervensi dilanjutkan

- Kaji pernapasan

- Auskultasi bunyi napas

- Pemberian O2 di

lanjutkan

Mengkaji tanda tandavital

Mengkaji nutrisiyang dibutuhkan

Memberikan nutrisisesuai kebutuhan

Mengkaji jumlahnutrisi dankandungan kalori

Mengkaji adanyapenurunan beratbadan

R : klien tampak lemah,badannya kurus, mukapucat

DX 2

S :

Klien mengatakan tidak nafsu

makan dan mual

O :

Wajah pucat

Konjungtiva anemis

Lemah

BB 36 kg

Tampak sangat kurus

Mulut kering

A :

masalah belum teratasi,

asupan nutrisi belum adekuat

P : intervensi dilanjutkan

- Kaji kebutuhan nutrisi

- Kolaborasi dengan ahli

gizi, untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi yang

maximal

- Kaji intake output pada

klien

DX 3

S : tidak ada

O :

Muka pucat

Konjungtiva anemis

Tampak sangat kurus

Lemah

Mengkaji tanda tanda

vital

Mengkaji output

cairan

Mengkaji hasil

pemeriksaan

labolatorium

Mengkaji turgor

kulit, membrane

mukosa, dan rasa

haus

Memberikan cairan

infus RL 20

gtt/menit

R : klien tampak lemah,

wajah pucat, konjungtiva

anemis

TD 90/70 mmHg

RR 28 x/menit

HR 105 x/menit

Temp 38,50C

Hasil lab : Hb 7 gr/dl

Leukosit 5000 mm3,

trombosit 250.000 mm3,

PCV 40 %

Terpasang infus RL 20

gtt/menit

A :

Masalah belum teratasi,

volume cairan tidak adekuat

P : Intervensi dilanjutkan

Kaji cairan yang

dibutuhkan

Kaji intake output cairan

Berikan cairan sesuai

kebutuhan

Kaji ada/tidaknya

peningkatan berat badan

Kaji turgor kulit

Lanjutkan pemeriksaan

labolatorium

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immuno

Deficiency Syndrome. Acquired artinya didapat, jadi

bukan merupakan penyakit keturunan, immuno berarti

sistem kekebalan tubuh, deficiency artinya

kekurangan, sedangkan syndrome adalah kumpulan

gejala.

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh

mudah diserang penyakit-penyakit lain yang dapat

berakibat fatal. Padahal, penyakit-penyakit tersebut

misalnya berbagai virus, cacing, jamur protozoa, dan

basil tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada

orang yang sistem kekebalannya normal. Selain

penyakit infeksi, penderita AIDS juga mudah terkena

kanker. Dengan demikian, gejala AIDS amat

bervariasi.

Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah

virus HIV (Human Immuno-deficiency Virus). Dewasa

ini dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2.

Sebagian besar infeksi disebabkan HIV-1, sedangkan

infeksi oleh HIV-2 didapatkan di Afrika Barat.

Infeksi HIV-1 memberi gambaran klinis yang hampir

sama. Hanya infeksi HIV-1 lebih mudah ditularkan dan

masa sejak mulai infeksi (masuknya virus ke tubuh)

sampai timbulnya penyakit lebih pendek.

DAFTAR PUSTAKA

Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare, Keperawatan

Medikal Bedah Brunner & Sudarth ed. 8, EGC, Jakarta,

2001.

Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Patofisioloi

Konsep Klinis Proses – proses penyakit, edisi 6

volume 1, EGC, Jakarta, 2005

Nursalam, M. Nurs, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan

Keperawatan pada pasien terinfeksi, edisi 1,

Jakarta, 2011.

Corwin, Elizabeth J, Buku saku patofisiologi, Edisi

Revisi 3, EGC, Jakarta, 2009.

LAMPIRAN

Pertanyaan

1. Apakah yang homoseksual beresiko HIV atau tidak? Dan

lebih besar mana resiko yang homoseksual dengan yang

heteroseksual?

2. Berapa lama perjalanan HIV ke AIDS?

3. Kenapa pasiennya mengalami sesak nafas, diare dan

nyeri?

4. Apa yang menyebabkan pasien tidak nafsu makan, lemas

badan, demam dan mulut kering?

5. Kenapa hasil ronsennya pneumonia pneumocystis

carinii?

6. Kenapa abdomennya tampak cekung?

7. Kenapa Hbnya rendah?

8. Kenapa harus dilakukan pemeriksaan gula darah

sewaktu?

9. Kenapa pasiennya diberikan DIET lunak TKTP?

10. Apa yang dimaksud dengan sitomegalovirus?

11. Apa yang dimaksud dengan Sel T rendah ,

Limfopenia?

12. Kenapa TD rendah sedangkan

13. Kenapa suhunya tinggi tapi pasiennya tampak

menggigil?

14. Kenapa diberikan AZT apakah ada pengobatan lain

selain AZT?

15. Bagaimana peran perawat dalam menghadapi pasien

yang terkena HIV AIDS?