LAPORAN PRAKTIKUM Fisiologi Veteriner 2 SISTEM EKSKRESI
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM Fisiologi Veteriner 2 SISTEM EKSKRESI
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI VETERINER II
‘ SISTEM EKSKRESI ‘
OLEH
1. EDWIN KRISNANDAR NDAWALU (1409010002)
2. CRECENTIA APRILINDA BUTTA (1409010008)
3. ADE MESAKH SEO (1409010014)
4. ELISABETH YULIANA de ROSYAN BERIBE (1409010032)
5. LIDYA APRILIA TJANDRING
(14009010046)
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-
zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita
tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan
zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-
alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses pengeluaran
zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini
adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat
yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia
berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon.
Setiap harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah
dan menghasilkan urin.Urin yang dihasilkan setiap manusia
berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang dikonsumsi,
suhu serta tekanan yang dialami seseorang.Dalam kehidupan
sehari-hari kita mengetahui bahwa urin manusia rata-rata
berwarna kuning dan sedikit berbau. Untuk itu pada
praktikum kali ini akan diamati tentang sistem ekskresi.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan
untuk mempelajari pengaruh minum berbagai larutan
terhadap pembentukan urin (dieresis) dan berat jenis
urin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal merupakan organ yang juga dianggap penting
bagi proses ekskresi. Letaknya berada didalam rongga
perut dekat tulang pinggang. Jumlahnya sepasang dan
bentuknya seperti ercis dengan ukuran 10 cm. Ginjal
berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang membahayakan
tubuh, mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan,
mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler dan
memepertahankan keseimbangan asam dan basa. Proses ekresi
pada ginjal meliputi, penyaringan zat-zat sisa makanan
atau yang beracun, penyerapan kembali (reaosorbsi) zat-
zat berguna dan pengeluaran zat-zat sisa yang tidak
diperlukan (Pearce, 2005).
Urine terbentuk melalui proses penyaringan yang
terjadi di badan malpighi. Di dalam badan malpighi,
kapsul bowman mengelilingi glomerus. Penyaringan
dilakukan pada darah dalam glomerulus yang mengandung
garam, gula, urea, air dan sebagainya.Didalam tubulus
kontortus proksimal, zat-zat urine primer (filtrat
glomerulus) yang berguna diserap kembali.Sehingga
dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder). Pada tubulus
kontortus distal terjadi penyerapan kembali terhadap Na+
dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.Maka urin yang sesungguhya
telah terbentuk disalurkan ke pelvis renalis melalui
tubulus kolektivus (Idel, 2000).
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan
sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.Secara umum urin
berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning
jernih), urin kental ber-warna kuning pekat, dan urin
baru / segar berwarna kuning jernih. PH urin berkisar
antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika
mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih
basa jika mengkonsumsi banyak sayuran (Wulangi, 1998).
Secara kimiawi kandungan zat dalan urin
diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan
asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan
buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion
elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg),
hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing),
zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur
dsb). Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml,
volume tersebut dipengaruhi banyak faktor di antaranya
suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah
air minum, hormon ADH, dan emosi (Soewolo, 1994).
Sistem kemih terdiri atas sepasang ginjal dan
ureter dan satu kandung kemih dan uretra.Sistem ini
berperan memelihara homeostatis dengan menghasilkan urin,
yang membawa serta berbagai produk sisa metabolik.Urin
yang dibuat dalam ginjal melalui ureter ke kandung kemih,
tempat urin untuk sementara di tampung dan kemudian
dikeluarkan melalui uretra.Ginjal juga mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan
tempat pembuatan hormon renin dan eritropoietin.Renin
ikut berperan dalam mengatur tekanan darah, dan
eritroprotein merangsang produksi dari sel darh merah
(Junqueira, 1998).
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1. Alat dan Bahan
Gelas ukur
Urin
Air biasa
Air gula
Air garam
Kopi
Pocari sweat
3.2. Metode Kerja
1. Setiap praktikan mengukur urinnya sendiri dengan
menggunakan gelas ukur sebelum meminum larutan yang
disediakan.
2. Masing-masing praktikan meminum salah satu dari
kelima larutan yang disediakan.
3. Menunggu 30 menit kemudian mengukur kembali urin
masing-masing praktikan.
4. Pengukuran kembali dilakukan sebanyak dua kali
dengan jeda waktu antara pengukuran II dan
pengukuran III adalah 30 menit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
No Nama Jenis
Larutan
Pengukuran I Pengukuran
II
Pengukuran
IIIJumla
h
(ml)
Warna Jumla
h
(ml)
Warna Jumla
h
(ml)
Warna
1. Lidy
a
Air
gula
75 Kunin
g
pekat
25 Kunin
g
20 Kunin
g
2. Ade Air
garam
200 Kunin
g
70 Kunin
g
25 Kunin
g3. Umbu Kopi 150 Kunin
g
pekat
20 Kunin
g
20 Kunin
g
4. Lind
a
Air
biasa
120 Kunin
g
pekat
25 Kunin
g
20 Kunin
g
5. Echa Pocari
sweat
175 Kunin
g
pekat
25 Kunin
g
25 Kunin
g
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu mengenai “ sistem ekskresi “,
dimana kita melakukan pemeriksaan urin berdasarkan
pengaruh minum. Dari data hasil praktikum diatas dapat
katakan bahwa jumlah air kencing yang keluar akan lebih
sedikit dari pada jumlah air yang masuk, hal ini
dikarenakan terjadi proses absorbsi pada saluran
ekskresi, karena air sangat dibutuhkan oleh tubuh. Air
yang masuk digunakan sebagai pertahanan osmotik tubuh dan
ion-ion terlarutnya dimanfaatkan oleh tubuh, hal inilah
yang menyebabkan air yang masuk akan lebih banyak dari
pada yang dikeluarkan. Hal ini didukung oleh Evelyn
(2006) yang menyatakan bahwa urine yang normal. Jumlahnya
rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai
dengan jumlah cairan yang di masukkan. Banyaknya
bertambah pula bila terlampau banyak protein dimakan,
sehingga tersedia cukup yang diperlukan untuk melarutkan
ureanya.Menurut Antony (2000):
Volume urine dikeluarkan bergantung pada:
Jumlah air yang kita minum
Hormon antidieuretika (ADH) yaitu hormon yang
dihasilkan oleh hifoses posterior.
Banyaknya garam yang dikeluarkan
Stimulus saraf renalis yang menyebabkan penyempitan
duktus aferen.
proses penyeleksian zat-zat yang masih diperlukan oleh
tubuh oleh ginjal, dapat juga menjadi salah satu faktor
kenapa jumlah air yang masuk lebih banyak dari pada
jumlah air yang keluar.
Menurut Kartolo (1993) Keseimbangan air kebanyakan
dilakukan dengan pengurangan atau peningkatan volume urin
dan hal ini dilakukan oleh ginjal. Volume urin bervariasi
menurut keadaan seperti berikut ini:
Keadaan Volume
filtrat
Glomerulu
s
(ml/
menit)
Metabolism
e di
Tubulus
renalis
(ml/menit)
Volume
urin
(ml/
menit)
Volume
urin
(ml/
menit)
Suhu udara
panas,berke
ringat
Kadar ADH
tinggi
120 119 ¾ ¼ 375
Normal 120 119 1 1.500Tidak ada
ADH
120 105 15 22.5000
Dari literatur diatas dapat dikatakan bahwa jumlah
pengeksresian urin juga dipengaruhi oleh:
Suhu udara (Panas/dingin)
Kadar ADH
Ada atau tidaknya ADH
Hal ini lah yang menyebabkan kenapa jumlah air yang
keluar pada siang hari berbeda dengan jumlah air yang
keluar pada sore hari, walaupun dalam jumlah rataan.
Dapat dikatakan bahwahal ini dipengaruhi oleh suhu udara
pada saat percobaan dilaksanakan.
Dari hasil percobaan, Pada praktikan yang meminum air
putih menghasilkan urine yang relatif sedang. Hal
tersebut dikarenakan dalam air putih tidak adanya
pengaruh zat kimia sehingga tidak mempengaruhi volume
urine yang dihasilkan. Volume urine yang normal
dikeluarkan dalam sekali adalah 120-320 ml. Volume urine
pada praktikan yang meminum air putih adalah pada
wanita sebanyak 250 ml pada 30 menit pertama dan masing-
masing 50 ml dan < 20 ml pada 30 menit berikutnya. Hal
ini juga disebabkan karena air mineral memiliki kandungan
air yang nyaris 100 % dan air putih memiliki keenceran
yang lebih dibandingkan minuman lain sehingga akan lebih
banyak diekskresikan.
Volume urin yang disekresikan oleh wanita setelah
meminum larutan gula gula semakin kecil yaitu 55 ml pada
30 menit pertama, dan masing-masing < 20 mL pada 30
menit berikutnya. Hal itu disebabkan karena proses
pengeluaran urin dilakukan berkali-kali selama beberapa
jam sehingga ikut mempengaruhi sedikit banyaknya sekresi
urin. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlihat
bahwa pengeluaran urin pada minuman yang ditambahkan
gula, lebih sedikit karena mengandung gula sederhana yang
cepat diserap oleh tubuh. Glukosa yang ada dalam tubuh di
absobsi untuk menjadi energy sehingga pengeluaran zat
sisanya pun akan lebih kecil dibandingkan minuman yang
lain.
Pada praktikan yang meminum larutan NaCl , didapat
volume urine yang lebih sedikit dibandingkan praktikan
yang meminum air putih, hal tersebut disebabkan karena
NaCl merupakan zat antidiuretik yang dapat menghambat
pengeluaran urine. Kerja NaCl pada sistem ekskresi dapat
meningkatkan jumlah hormon ADH (Anti Diuretic Hormone),
yang menyebabkan banyaknya penyerapan air sehingga urine
yang dihasilkan sedikit dan kental.
Pada praktikan yang meminum larutan kopi atau
Caffeine, didapat volume urine yang lebih banyak
dibanding praktikan yang meminum air purih dan larutan
NaCl. Hal tersebut disebabkan karena senyawa Caffeina
merupakan zat diuretik atau peluruh air seni. Prinsip
kerja caffeina pada sistem ekskresi berpengaruh terhadap
berkurangnya produksi hormon ADH yang menyebabkan
kurangnya penyerapan air pada bagian tubulus distal yang
menghasilkan volume urine yang banyak dan encer.
Dari segi warna yang dihasilkan, terlihat bahwa warna
yang dihasilkan berbeda-beda setiap jenis minuman mulai
dari jernih atau kuning pucat, kuning dan kuning pekat.
Minuman dengan konsentrasi pekat seperti kopi lebih
mengeluarkan warna urin yang pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Idel, Antoni, 2000, Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari,
Gramedia, Jakarta.
Junqueira, 1998, Histologi Dasar. ECG, Jakarta.
Pearce, 2005, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia,
Jakarta.
Soewolo, 1994, Fisiologi Hewan, UT, Jakarta.
Wulangi, 1998, Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan, DepDikBud,
Bandung.
LAMPIRAN
Lidya (pengambilan
I)
Lidya (pengambian
II)Lidya (pengambilan
III)
Ade (pengambilan
I)Ade (pengambilan
II)
Ade (pengambilan
III)
Umbu (pengambilan
I)
Umbu (pengambilan
II)
Umbu (pengambilan
III)
Linda (pengambilan
I)
Linda (pengambilan
II)
Linda (pengambilan
III)