kualitas pelayanan kesehatan pada uptd puskesmas ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of kualitas pelayanan kesehatan pada uptd puskesmas ...
1
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA UPTD PUSKESMAS
KECAMATAN PURWADADI KABUPATEN SUBANG
Asep Yono
ABSTRAK
PUSKESMAS sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat guna mencapai kesehatan yang optimal, namun hal tersebut masih jauh dari harapan masyarakat
karena adanya permasalahan fasilitas, sumber daya manusia, dan pelayanan. Maka dari itu penulis tertarik
melakukan penelitian mengenai Kualitas Pelayanan UPTD PUSKESMAS Kecamatan Purwadadi Kabupaten
Subang dengan menggunakan metode kualitatif dan menggunakan 5 dimensi kualitas pelayanan menurut
Zeithaml & Parasuraman yakni tangibes, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy sebagai acuannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Subang belum
memenuhi kelima dimensi kualitas pelayanan.
Kata Kunci: Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan, Pelayanan PUSKESMAS.
A. PENDAHULUAN
Pelayanan publik merupakan kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik, penyelenggaraan pelayanan
publik atau penyelenggara merupakan setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan
undang-undang untuk kegiatan pelayanan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk
semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
PUSKESMAS merupakan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
dengan menitikberatkan kepada pelayanan
untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan.
Secara umum, pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh
PUSKESMAS meliputi pelayanan kuratif
2
(pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan) dan rehabilitasi (pemulihan
kesehatan). Namun, dengan adanya
permasalahan sarana prasarana, sumber
daya manusia dan kurangnya sosialisasi
tentang program yang disediakan oleh
puskesmas memperburuk citra puskesmas
sebagai pelayanan kesahatan bagi
masyarakat. Keadaan tersebut dialami
oleh Puskesmas Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Subang sebagai
peneyelenggara pelayanan kesehatan.
Berdasakan hasil observasi,
peneliti menggambarkan bahwa
pelayanan kesehatan Balita pada UPTD
PUSKESMAS Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Subang, belum optimal
sebagaimana dengan Indikator
sebagaimana berikut:
1. Kualitas pelayanan PUSKESMAS
yang kurang maksimal seperti sarana
dan prasana kurang memadai yaitu,
bangunan harus ada pemugaran,
ruang tunggu harus di perbanyak serta
di sediakan nomor antrian, dan tata
ruang mushola harus di lebarkan.
2. Program-program di lingkungan
PUSKESMAS yang dilaksanakan
oleh pihak kesehatan di rasa kurang
sosialisasi, yaitu 1 bulan sekali
seharusnya 2 kali sebulan.
3. Dokter yang bertugas hanya 1 orang,
seharusnya 2 dokter, dan keamanan
seperti security tidak ada.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep Pelayanan Publik
Penelitian ini membahas mengenai
Kualitas Pelayan Kesehatan pada UPTD
PUSKESMAS Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Subang, maka diambil beberapa
teori yang relevan untuk dijadikan referensi
dalam penelitian ini, teori tersebut diambil dari
beberapa sumber mengenai kualitas pelayanan
dan beberapa teori pendukung lainnya.
Definisi Pelayanan Publik yang
lainpun dikemukakan oleh Garvin dalam
Harbani Pasolong (2008 :199)
menyatakan bahwa “Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap
3
sejumlah manusia yang memiliki setiap
kegiatan yang menguntungkan dalam
suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya
tidak terkait pada suatu produk secara
fisik.”
Moenir (2008: 10) mengemukakan
bahwa “pelayanan publik sebagai suatu
bentuk kepentingan yang menyangkut
orang banyak atau masyarakat, tidak
bertentangan dengan norma dan aturan,
yang kepentingan tersebut bersumber pada
kebutuhan (hajat/hidup) orang banyak atau
masyarakat.”
Pelayanan publik terdiri dari dua
kategori, yakni pelayanan dasar
(substansif) dan pelayanan administrasi.
Pelayanan dasar menyangkut kebutuhan
dasar manusia, seperti pendidikan,
kesehatan, infrastruktur, pemukiman, dll.
Sedangkan pelayanan administrasi
menyangkut pelayanan pendataan sebagai
konsekuensi dari status sebagai warga
Negara, seperti pelayanan KTP; kartu
keluarga; perizinan usaha; dll.
Jadi, dapat dikatakan bahwa hakekat
pelayanan umum merupakan:
1. Meningkatkan mutu dan
produktifitas pelaksanan tugas dan
fungsi instansi pemerintahan di
bidang pelayanan umum.
2. Mendorong upaya mengefektifkan
sistem dan tata laksana pelayanan
sehingga pelayanan umum dapat
diselenggarakan secara berdaya guna
dan berhasil guna.
3. Mendorong tumbuhnya kreatifitas,
prakarsa dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan serta
meningkatkan kesejatraan
masyarakat luas.
Dalam pelayanan publik sendiri dapat
diberikan dalam bentuk pelayanan fisik,
non fisik maupun administratif.
Berdasarkan fungsi pemerintahan dalam
melakukan pelayanan publik terdapat 3
(tiga) fungsi pelayanan, yaitu :
1. Pelayanan publik yang di lakukan
dapat berupa environmental services
misalnya dalam penyediaan sarana
4
dan prasarana antara lain jalan;
jembatan; taman; drainase;
kebersihan; dan sebagainya, serta
pelayanan yang diberikan terhadap
personel services antara lain
pelayanan pendidikan dan kesehatan,
keagamaan dan sebagainya.
2. Pelayanan development services,
yang bersifat enabling facilitating,
atau penyediaan sarana dan prasarana
yang dapat menunjang peningkatan
pertumbuhan perekonomian.
3. Pelayanan protective services yang
bersifat pemberian pelayanan
keamanan dan pelindungan yang di
lakukan oleh polisi pamong praja,
militer dan juga perlindungan dari
bahaya kebakaran, bencana alam dan
sebagainya.
Di dalam keputusan MENPAN Nomor
63 Tahun 2003 disebutkan bahwa
penyelenggaraan pelayanan harus
memenuhi beberapa prinsip sebagai
berikut:
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak
berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan
Kejelasan ini mencakup kejelasan
dalam hal :
1) Persyaratan teknis dan
administratif pelayanan
publik.
2) Unit kerja/pejabat yang
berwenang dan bertanggung
jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian
keluhan /persoalan/ sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
3) Rincian biaya pelayanan
publik dan tata cara
pembayaran.
c. Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan publik
dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan public diterima
5
dengan benar, tepat dan sah.
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan
publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung Jawab
` Pimpinan penyelenggara
pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab
atas penyelenggaraan pelayanan,
dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan Sarana dan
Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai
termasuk penyedia sarana
teknologi telekomunikasi dan
informatika.
h. Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana
pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan
dapat dimanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, Kesopanan dan
Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap
disiplin, sopan dan santun, ramah
serta memberikan pelayanan
dengan ikhlas.
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus
tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi,
lingkungan yang indah dan sehat
serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan, serta
parkir, toilet, tempat ibadah dan
lain-lain.
2. Kualitas Pelayanan Publik
Menurut Abidin (2010:71) kualitas
pelayanan publik mengatakan bahwa
“pelayanan publik yang berkualitas bukan
hanya mengacu pada pelayanan itu semata,
juga menekankan pada proses
penyelenggaraan atau pendistribusian
6
pelayanan itu sendiri hingga ke tangan
masyarakat sebagai consumer”.
Menurut Joseph M. Juran dalam M.N.
Nasution (2005:34) mendefinisikan
kualitas sebagai “kualitas sebagai cocok /
sesuai untuk digunakan ( fitness for use),
yang mengandung pengertian bahwa suatu
produk atau jasa harus dapat memenuhi apa
yang diharapkan oleh pemakainya.“
Definisi kualitas yang lain pun
dikemukakan oleh Garvin dan Davis dalam
M.N. Nasution (2005 : 3) menyatakan
bahwa ”kualitas adalah suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses, tugas serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau masyarakat.”
Beberapa definisi di atas menunjukkan
bahwa masyarakat yang berperan dalam
menilai baik atau buruknya kualitas yang
dimiliki oleh suatu organisasi yang
bergerak di bidang pelayanan. Selera atau
harapan masyarakat pada suatu jasa atau
barang selalu berubah dan disesuaikan
dengan keinginan masyarakat dengan
melakukan perbaikan kearah yang lebih
baik.
Pada dasarnya kualitas mengacu
kepada pengertian pokok dimana kualitas
terdiri dari sejumlah keistimeaan produk,
baik keistimewaan langsung maupun
keistimewaan atraktif. Keistimewaan
langsung berkaitan dengan kepuasan
pelanggang yang diperoleh secara langsung
dengan mengkomsumsi produk yang
memiliki karakteristik unggul. Sedangkan
keistimewaan atraktif berkaitan dengan
kepuasan masyarakat yang diperoleh secara
tidak langsung dengan mengkomsumsi
produk itu. Kualitas juga terdiri dari segala
sesuatu bebas dari kekurangan atau
kerusakan.
3. Kualitas Pelayanan Kesehatan
Kesehatan yang baik atau
kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana
tidak hanya bebas dari penyakit. Sehat
adalah sebuah keadaan yang dinamis yang
berubah secara terus menerus sesuai
dengan adaptasi individu terhadap berbagai
7
perubahan yang ada di lingkungan internal
dan eksternalnya untuk mempertahankan
keadaan fisik, emosional, intelektual,
sosial, perkembangan dan spritual yang
sehat.
Dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 dijelaskan bahwa “kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.”
Dan juga telah ditetapkan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu, setiap elemen
masyarakat baik individu, keluarga, berhak
memperoleh pelayanan atas kesehatannya
dan pemerintah bertanggungjawab
mencanangkan, mengatur
menyelenggarakan dan mengawasi
penyelenggaraan kesehatan secara merata
dan terjangkau oleh masyarakat.
Adapun sumber daya dibidang
kesehatan yang dimaksud dalam Undang-
Undang tentang kesehatan tersebut adalah
segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat
kesehatan serta fasilitas pelayanan
kesehatan dan teknologi yang
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
4. Dimensi Kualitas Pelayanan
Perpustakaan
Zeithaml, Berry dan Parasuraman
dalam Pasolong (2008) menggungkapkan
indikator kualitas pelayanan sebagai
berikut:
a) Ketampakan fisik (Tangibles), adalah
ketampakan fisik dari gedung,
peralatan, pegawai dan fasilitas-
fasilitas lain yang dimiliki oleh
providers.
b) Daya tanggap (Responsiveness) adalah
kerelaan untuk menolong pengguna
layanan dan menyelenggarakan
pelayanan secara ikhlas dan tanggap.
c) Keandalan (Reliability) adalah
kemampuan untuk menyelenggarakan
8
pelayanan yang dijanjikan secara
konsisten dan akurat.
d) Jaminan (Assurance) adalah
pengetahuan, kesopanan, dan
kemampuan petugas penyedia layanan
dalam memberikan kepercayaan
kepada pengguna layanan.
e) Empati (Empathy) adalah kemampuan
memberikan perlakuan atau perhatian
kepada pengguna layanan secara
individual/pribadi.
Jika indikator pelayanan tercapai maka
kepuasan pelanggan pun akan tercapai.
Kepuasan pelanggan sangat dipengaruhi
oleh bentuk pelayanan yang diberikan.
Kepuasan pelanggan sangat ditentukan
oleh pemenuhan kebutuhan dalam bentuk
pelayanan yang diberikan oleh penyedia
layanan. Untuk itu, jika kepuasan publik
ingin dicapai maka penyedia layanan
publik harus memberikan layanan yang
berkualitas berdasarkan prinsip-prinsip
dasar pelayanan.
Dimensi kualitas yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah dimensi kualitas
layanan jasa menurut Parasuraman, yakni
diukur dengan indikator, penampilan
(tangibles), kehandalan (reliability), daya
tanggap (resposiveness), jaminan kepastian
(assurance) dan kepedulian (emphaty).
C. METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Metode
Pendekatan penelitian yang digunakan
untuk mengkaji mengenai pelayanan publik
pada UPTD PUSKESMAS Purwadadi
kabupaten Subang adalah pendekatan
kualitiatif.
3.2 Penentuan Informan
Informan-informan yang menjadi sumber
data dalam penelitian ini adalah:
a) Kepala UPTD PUSKESMAS
Kecamatan Purwadadi Kabupaten
Subang,
b) Kepala TU UPTD PUSKESMAS
Kecamatan Purwadadi Kabupaten
Subang,
c) Petugas pelayanan sebagai pelaksana
teknis di UPTD PUSKESMAS
Kecamatan Purwadadi Kabupaten
Subang,
9
d) Pasien di UPTD PUSKESMAS
Kecamatan Purwadadi Kabupaten
Subang,
3.3 Data, Teknik Pengumpulan Data, dan
Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui jawaban dari wawancara
dengan informan, sedangkan data sekunder
diperoleh dari dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data yang
dilakukan penulis yaitu cara sebagai berikut:
a) Studi Kepustakaan, yaitu melakukan studi
kepustakaan, dengan mempelajari teori-
teori yang bersumber pada buku-buku
perpustakaan, artikel-artikel, makalah-
makalah, jurnal-jurnal, dan browsing
internet untuk mendapatkan pengetahuan
yang berhubungan dengan pelayanan
perpustakaan.
b) Studi Lapangan, yaitu peninjauan
lapangan secara langsung pada lokasi/
objek penelitian untuk memperoleh data
yang diperlukan dengan instrumen
pengumpulan data sebagai berikut :
1) Observasi, adalah satu metode
untuk melihat bagaimana suatu
peristiwa, kejadian, hal-hal
tertentu terjadi. Observasi
menyajikan gambaran rinci
tentang aktifitas program, proses
dan peserta.
2) Wawancara yakni peneliti
mendatangi informan dan
melakukan dialog secara
mendalam mengenai masalah
penelitian. Wawancara ini di
lakukan di tempat kerja, di
tempat tinggal, atau di tempat
lain sesuai kesepakatan peneliti
dan informan yang akan di
wawancara.
3) Dokumentasi, merupakan
pencarian data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, notulen rapat,
agenda, dan lain sebagainya.
3.4 Teknik Analisis Data
10
Teknik analisis data dalam penelitian
kualitatif ini dilakukan menggunakan
model analisis interaktif seperti yang
diungkapkan Miles dan Huberman, yaitu
proses analisis yang dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data. Proses
analisis ini melalui empat tahapan, yaitu
tahap pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Empat tahap dalam proses analisis data ini
dijelaskan sebagai berikut.
a) Pengumpulan data, yaitu pencarian
data yang diperlukan, yang dilakukan
terhadap berbagai jenis data dan
berbagai bentuk data yang ada pada
lapangan penelitian serta melalukan
pencatatan di lapangan. Data yang
diperoleh dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
b) Reduksi data, yaitu proses pemilihan
perhatian pada penyederhanaan
pengabstrakan dan tranformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan
tertulis di lapangan. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, dan membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikan
data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diversivikasi.
c) Penyajian data, yaitu sekumpulan
informasi yang tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Menurut Miles penyajian data
merupakan analisis merancang
deretan dan kolom-kolom dalam
sebuah matrik untuk data kualitatif dan
menentukan jenis dan bentuk data yang
dimasukkan dalam kotak-kotak matrik.
d) Penarikan kesimpulan, penarikan
Kesimpulan yaitu suatu tinjauan ulang
pada catatan dilapangan atau
kesimpulan dapat ditinjau sebagai
makna yang muncul dari data yang
harus diuji kebenarannya,
kekokohannya, dan kecocokannya
yaitu merupakan validitasnya.
11
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan dalam
jangka waktu 5 bulan yaitu bulan
Agustus - Desember 2017. Adapun yang
menjadi lokasi penelitian ini adalah di
UPTD PUSKESMAS Kecamatan
Purwadadi, Kabupaten Subang.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kualitas Pelayanan Perpustakaan
Daerah Kabupaten Subang
Pelayanan yang baik dan berkualitas
merupakan faktor yang sangat diperlukan
bagi setiap organisasi dalam menjalankan
tugasnya, Puskesmas Purwadadi harus
mengutamakan pelayanan pasien yang
memberikan rasa aman dan nyaman pada
pasien, hal ini sejalan dengan tujuan utama
dari organisasi pemerintah yang
memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya pada masyarakat (Public service)
diberbagai bidang termasuk bidang
pelayanan terhadap pasien di Puskesmas
Purwadadi, dalam penelitian ini, untuk
mengetahui kualitas pelayanan terhadap
pasien (balita) di Puskesmas Purwadadi
penulis menggunakan dimensi kualitas
pelayanan yang mengacu pada yang
dikemukakan oleh Zeithaml, Berry dan
Parasuraman (2008).
a) Ketampakan fisik (Tangibles),
b) Daya tanggap (Responsiveness),
c) Keandalan (Reliability),
d) Jaminan (Assurance),
e) Empati Dimensi (Empathy).
Hasil penelitian mengenai Kualitas
Pelayanan pada UPTD PUSKESMAS
Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang
menurut kelima dimensi di atas, diuraikan
sebagai berikut:
a) Tangibles (berwujud)
Menurut pengamatan peneliti
bangunan yang dimiliki Puskesmas
Purwadadi sudah memadai, bersih dan
nyaman. Puskesmas Purwadadi memiliki
tujuh bangunan pelayanan yaitu satu buah
bangunan kantor, satu buah bangunan rawat
jalan, bangunan rawat inap, bangunan unit
gawat darurat, bangunan poned, serta tujuh
buah bangunan Polindes yang tersebar di
12
tujuh desa dan 68 pos pelayanan terpadu
tersebar di 10 desa.
b) Responsiveness (ketanggapan)
Menurut pengamatan peneliti,
pelayanan yang dilakukan Puskesmas
Purwadadi mengutamankan pasien. Pada
saat melakukan pelayanan petugas sangat
berhati-hati dalam melakukan pelayanan
baik itu dalam pemeriksaan, perawatan
maupun pemberian obat. Hal itu dilakukan
karena apabila dalam melakukan kesalahan
akan mengakibatkan kerugaian bagi pasien,
keluarga pasien, bahkan akan
mengakibatkan kematian.
Pelayanan yang baik dan hati-hati
terlihat pada saat pemeriksaan tekanan
darah, pemeriksaan dilakukan tidak hanya
sekali saja. Biasanya dilakukan dua sampai
tiga kali untuk memastikan tekanan darah
pasien. Selain itu petugas apoteker sangat
cermat dalam memberikan obat untuk
pasien. Apabila ada salah satu jenis obat
dalam resep tidak ada atau habis apotek
tidak langsung mengganti obatnya tapi
berkonsultasi dahulu dengan dokter yang
memberikan resep obat tersebut. Hal
tersebut dilakukan untuk memberikan rasa
aman pada pasien dan agar tidak terjadi
sesuatu yang buruk bagi pasien.
Pada indikator pelayanan tanpa
kesalahan, pelayanan dilakukan Puskesmas
sangat baik, petugas pelayanan selalu
berhati-hati pada saat melakukan pelayanan
agar tidak terjadi kesalahan yang fatal
dalam pemeriksaan, perawatan dan
pengobatan. Apabila ada petugas pelayanan
yang tidak mengerti tentang kondisi pasien
petugas tersebut baru berkomunikasi
dengan dokter sebelum mengambil
keputusan.
c) Reliability (kehandalan)
Menurut pengamatan peneliti
sosialisasi yang dilakukan Puskesmas
Purwadadi sudah baik karena terlihat
banyak poster ataupun banner sebagai
salah satu cara untuk mensosialisasikan
program kesehatan pemerintah pusat
maupun daerah, namun masih ada kendala
dalam pelaksanaanya dilapangan kurang
maksimal karena yang diberitahu
13
informasi yang baru hanya kader desa saja
yang diberi informasi ataupun diundang
langsung ke Puskesmas.
d) Assurance (jaminan)
Menurut pengamatan peneliti petugas
yang melakukan pendataan hanya dua
orang padahal pasien yang datang sekitar
50 orang dalam satu hari ini menjadikan
antrian menjadi panjang sehingga
pelayanan kesehatan menjadi agak
terganggu namun pada saat layanan
terhadap pasien sudah baik dan sesuai
prosedur.
e) Empathy (empati)
Menurut pengamatan peneliti
perhatian setiap petugas terhadap pasien
sudah baik artinya setiap pasien dari
berbagai usia mendapat perhatian sesuai
kebutuhannya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Pelayanan pada UPTD
PUSKESMAS Kecamatan
Purwadadi Kabupaten Subang
Faktor-faktor yang terjadi dalam
peningkatan Kualitas Pelayanan pada UPTD
PUSKESMAS Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Subang, dapat diuraikan sebagai
berikut:
a) Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan hasil penelitian yang
penulis lakukan berikut interferensi yang
harus dilakukan oleh Kabupaten Subang,
khususnya oleh UPTD PUSKESMAS
Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang
mengenai kualitas pelayanannya adalah
sebagai berikut:
Faktor-faktor prioritas utama yang
harus dilaksanakan sesuai dengan
harapan masyarakat adalah
kemampuan puskesmas dalam
menyelesaikan permasalahan yang
timbul, melakukan komunikasi yang
efektif dengan pasien, meningkatkan
kemampuan dan kecakapan sumber
daya manusia serta kenyamanan
lingkungan penelitian.
Faktor-faktor yang perlu
dipertahankan pelaksanaannya, karena
sudah sesuai dengan harapan pasien.
14
Faktor-faktor tersebut adalah sikap
ramah dan sopan santun petugas
pelayanan, pemberian informasi yang
jelas kepada pasien dan memahami
keinginan pasien.
Faktor-faktor yang harus diperbaiki
adalah ketepatan waktu pelayanan,
karena petugas pelayanan di
puskesmas purwadadi, belum bisa
masuk kerja sesuai dengan jam masuk
Puskesmas.
b) Sistem
Sistem pelayanan adalah kesatuan
yang utuh dari suatu rangkaian pelayanan
yang saling terkait, bagian atau anak
cabang dari suatu system pelayanan
terganganggu maka akan mengganggu pula
keseluruhan pelayanan itu sendiri.
Sistem pelayanan di puskesmas
purwadadi sering terganggu sehingga
mengakibatkan lambatnya proses
pelayanan.
c) Sarana dan Prasarana
Berdasarkan penelitian yang
dilakunan, kelengkapan yang dimiliki
puskesmas purwadadi masih kurang,
khususnya peralatan medis. Padahal
peralatan medis adalah alat utama yang
digunakan untuk melakukan pelayanan
pengobatan dan perawatan.
d) Situasi dan Kondisi Lingkungan
PUSKESMAS
Situasi dan kondisi yang
mempengaruhi kelancaran
pelaksanaan kinerja petugas
Puskesmas Purwadadi yaitu :
Kurangnya respon masyarakat
apabila Puskesmas menjalankan
program pencegah penyakit
menular. Masyarakat
menganggap kegiatan tersebut
tidak begitu penting.
Masalah data kelengkapan
administrasi pasien. Masyarakat
yang berobat ke Puskesmas,
khususnya yang menggunakan
kartu JAMKESMAS,
JAMKESDA, dan JAMPERSAL
tidak pernah melengkapi
administrasi nya seperti fotocopy
kartu keluarga dan fotocopy KTP.
15
Dalam hal ini masyarakat masih
kurang sadar artinya petingnya
kelengkapan berkas untuk sebuah
kelancaran pengurusan
administrasi yang akan diklaim ke
Dinas Kesehatan Kabupaten.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Kualitas Pelayanan pada UPTD PUSKESMAS
Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang,
maka penulis dapat memberi kesimpulan
sebagai berikut:
a) Fasilitas fisik yang dimiliki oleh
Puskesmas Purwadadi sudah memadai
dan nyaman. Kedudukan bangunan
tertata dengan, rapih, dan bersih. Akan
tetapi peralatan medis yang dimiliki
Puskesmas Purwadadi belum
sepenuhnya lengkap, masih banyak
peralatan medis yang belum dimiliki
oleh Puskesmas Purwadadi.
b) Petugas pelayanan selalu berhati-hati
pada saat melakukan pelayanan agar
tidak terjadi kesalahan yang patal
dalam pemeriksaan, perawatan dan
pengobatan. Dalam hal ketepatan
waktu, petugas puskesmas belum dapat
masuk kerja sesuai jam kerja yang di
tentukan puskesmas yaitu 07.30-15.00
WIB, masih banyak petugas yang
terlambat datang.
c) Petugas belum memberikan pelayanan
yang tepat dan cepat, petugas yang
berada diruang IGD, rawat inap dan
poli umum sering terlambat datang ke
puskesmas, penyebaran informasi
terhadap masyarakat mengenai
program Puskesmas dilakukan dengan
jalan memasang banner, menyebarkan
famplet dan melakukan penyuluhan ke
desa-desa.
d) Dalam melayani pasien, petugas
membiasakan prilaku senyum, salam
dan sapa (3S). Puskesmas juga selalu
memberikan rasa aman kepada pasien,
seperti mendiagnosa penyakit dengan
cepat memberikan informasi yang jelas
kepada pasien, dan menciptakan
lingkungan pelayanan yang bersih dan
16
rapih.
e) Pelayanan yang dilakukan Puskesmas
selalu berusaha memenuhi apapun
keinginan pasein, asalkan tidak
menyalahi prosedur payalanan
Puskesmas. Puskesmas juga
menyediakan waktu pelayanan
individu diluar jam kerja puskesmas.
Konseling tersebut dapat dilakukan
kepada dokter, bidan desa dan mantri.
2. Saran
Berdasarkan uraian di atas mengenai
Kualitas Pelayanan Kesehatan pada
PUSKESMAS Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Subang, peneliti memberikan
saran sebagai berikut ;
a) Bangunan PUSKESMAS harus ada
pemugaran, ruang tunggu harus di
perbanyak serta di sediakan nomor
antrian dan tata ruang mushola harus
di lebarkan.
b) Petugas harus jeli dalam pelayanan
pasien seperti pemeriksaan dan
pemberian obat agar tidak terjadi
kesalahan yang mengakibatkan
kematian.
c) Petugas harus bersosialisasi
menyampaikan program-program
yang disenggelarakan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan Program Kerja
Puskesmas oleh petugas Puskesmas
minimal 2 kali dalam sebulan.
d) Sebaiknya disediakan nomor antrian
supaya tidak terjadi ketidak
nyamanan atas pasien bahkan
mengakibatkan kekacauan dalam
antrian.
e) Petugas harus lebih santun dan ramah
kepada pasien dan memberikan
penuh perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku-buku
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah:
Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata
Kerja. Jakarta: Grasindo.
Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good
Geovernance Melalui Pelayanan Publik.
Yogyakarta: UGM Press.
17
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Gava Media.
Lasa HS. 2007. Manajemen Perpustakaan
Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.
Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman.
2005. Qualitative Data Analysis
(terjemahan). Jakarta : UI Press.
Rambat, Lupiyoadi & A. Hamdani. 2006.
Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat.
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2013.
Manajemen Pelayanan. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Sinambela, Lijan Poltak. 2014. Reformasi
Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan
Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005.
Service, Quality Satisfaction. Yogyakarta:
Andi Ofset.
2. Perundang-undangan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2003.
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan.