Kualitas Air Sungai Code Ditinjau dari Indikator Pencemarnya

32
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Kualitas Air Sungai Code Ditinjau dari Indikator Pencemar” (Studi Kasus Sungai Code Lokasi Pemantauan Jembatan Gondolayu Kelurahan Cokrodiningratan Jetis Yogyakarta)”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu Riani, M.Pd.. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya 1

Transcript of Kualitas Air Sungai Code Ditinjau dari Indikator Pencemarnya

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah

SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya

ilmiah yang berjudul “Kualitas Air Sungai Code Ditinjau dari

Indikator Pencemar” (Studi Kasus Sungai Code Lokasi Pemantauan

Jembatan Gondolayu Kelurahan Cokrodiningratan Jetis Yogyakarta)”.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses

pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini

tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu Riani,

M.Pd.. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing

kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang sudah memberi kontribusi baik

langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih

jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya karya

1

tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

        Yogyakarta, 9 Desember 2014

Rizky Tika Pratiwi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..2

Daftar Tabel……………………………………………………………………………………….3

Daftar Gambar……………………………………………………………………………………3

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang……………………………………………………………………………4

Rumusan Masalah…………………………………………………………………………6

Tujuan……………………………………………………………………………………..6

Manfaat…………………………………………………………………………………...6

BAB II Tinjauan Pustaka

Kajian Pustaka…………………………………………………………………………….7

Kerangka Berpikir…………………………………………………………………………9

2

BAB III Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian…………………………………………………………………………..10Data dan Sumber Data…………………………………………………………………..10

Teknik Pengumpulan Data………………………………………………………………10

Teknik Analisis Data……………………………………………………………………..11

Pemeriksaan Keabsahan Data………………………………………………………...….11

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Deskripsi data……………………………………………………………………………12

Pembahasan…………………………………………………………………………….16

BAB V Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………………21

Daftar Pustaka…………………………………………………………………...……………….22

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter pencemar Sungai Code…………………………………………………….12

Tabel 2 . Data sumber pencemar Sungai Code Tahun

2013……………………………………13

DAFTAR GAMBAR

3

Gambar 1 . Sungai Code…………………………………………………………………………14

Gambar 2. Poster lingkungan……………………………………………………………………18

Gambar 3. Penanganan sampah…………………………………………………………………19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

4

Dalam Islam, segala sesuatu tentang kehidupan ini telah

Allah jelaskan secara menyeluruh di dalam Al-Qur’an. Tak

terkecuali permasalahan mengenai air. Dalam Al-Qur’an surat Al-

Waqi’ah ayat 68-70, Allah bertanya “Pernahkah kamu memerhatikan

air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah

kami yang menurunkan? Sekiranya kami menghendaki, niscaya Kami

menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?”. Secara

tersirat Allah memerintahkan kita untuk berfikir akan air yang

kita minum sehari-harinya. Allah berfirman pula dalam Q.S. Al-

Furqon : 53, “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir

(berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat

asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan

batas yang tidak tembus”. Irianto (2006) mengatakan, kelembapan

bumi berada dalam sirkulasi yang sinambung, yaitu suatu proses

yang dikenal sebagai daur air atau daur hidrologis. Istilah ini

mengacu pada sirkulasi air dari lautan dan air-akar permukaan

lain menuju atmosfer melalui evaporasi dan transpirasi diikuti

dengan presipitasi kembali ke bumi sebagai hujan batu es. Maka

mungkin saja Allah menjadikan air hujan itu asin, hendaknya

manusia bersyukur karena Allah tidak menghendaki hal tersebut.

5

Air hujan merupakan presipitasi total dari penguapan air

laut yang setiap tahunnya sebesar 100.000 kilometer kubik jatuh

ke permukaan tanah menjadi air permukaan seperti air sungai.

Salah satu air sungai yang akan kita bahas di sini adalah Sungai

Code. Sungai Code yang bermata air di kaki Gunung Merapi ini

merupakan salah satu sungai yang memiliki arti yang sangat

penting bagi penduduk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

khususnya daerah yang dilalui oleh sungai ini. Dengan mata air

yang berada di salah satu gunung yang aktif di dunia, mata airnya

dimanfaatkan untuk pengairan persawahan di Sleman dan Bantul

serta dipergunakan juga sebagai sumber air minum (Merti Code,

2007).

Mengingat ketergantungan masyarakat terhadap air, pencemaran

sungai dan hujan merupakan masalah lingkungan yang serius. Banyak

ancaman terhadap kualitas air sungai diakibatkan oleh aktivitas

masyarakat (Campbell, 2008). Masyarakat telah lama menganggap

sungai dapat menjadi tempat membuang limbah yang tak terbatas.

Ternyata limbah padat, sampah dan tumpahan minyak melebihi

kemampuan lautan untuk menawarkannya. Polusi air berasal dari

aktivitas manusia; dari industri dibuang melewati pipa-pipa itu

6

dan tanki penyimpanannnya. Air tecemar juga dapat berasal dari

pertambangan ketika rembesan air melarutkan dan tercemar zat-zat

kimia sisa proses produksi dan sisa galian (Mulyanto, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Dinarjati Eka Puspitasari

(2009) menunjukkan air sungai Code tercemar terbukti bahwa air

tersebut berasa, berbau, dan berwarna, terjadi perubahan suhu

air, terdapat endapan, dan terdapat mikroorganisme di dalamnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Yoga Brahmantya (2010) yakni

adanya peningkatan konsentrasi Fe (besi) pasca terjadinya erupsi

pada tahun 2010.

Berdasar uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian di sekitar bantaran sungai Code

Yogyakarta, lokasi pemantauan Jembatan Gondolayu Kelurahan

Cokrodingratan Kecamatan Jetis Yogyakarta, dimana warga

memanfaatkan lokasi tersebut sebagai daerah pemukiman. Disamping

itu banyaknya industri, pariwisata, dan sarana prasarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang mungkin saja sebagai komponen

pencemar utama sungai Code. Penelitian ini perlu dibuat dan

diketahui karena sungai Code merupakan sumber kehidupan primer

masyarakatnya. Berbeda dari penelitian yang pernah ada

7

sebelumnya, peneliatan ini mencoba mengungkapkan kualitas air

sungai Code dari sudut pandang social. Dwijoseputro (2001)

mengatakan bahwa perlu disadari seyogyanya lingkungan merupakan

produk sosial masyarakat, karena masyarakat yang dapat menentukan

kondisi lingkungannya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat 3 permasalahan

yang perlu mendapatkan pengkajian terkait kualitas air sungai

Code ditinjau dari indikator pencemar. Pertama, Bagaimana kondisi

kualitas air sungai Code ditinjau pula dari sumber pencemarnya?

Kedua, Bagaimana pengelolaan air masyarakat sekitar Sungai Code?

Ketiga, Bagaimana dan sejauh apa pengaruh pengelolaan air

masyarakat tersebut terhadap kualitas air sungai Code?

C. Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai penulis dari

penelitian tersebut adalah:

a. Mengetahui sejauh mana pengelolaan air masyarakat sekitar

Sungai Code.

8

b. Mengkaji lebih dalam tentang social cultural masyarakat

sekitar Sungai Code.

c. Menentukan apakah ada pengaruh antara pengelolaan air dan

social cultural masyarakat sekitar Sungai Code terhadap

kualitas air tanahnya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui, mengkaji, dan

menentukan apakah ada pengaruh antara pengelolaan air dan

social cultural masyarakat sekitar Sungai Code terhadap

kualitas air tanahnya. Selanjutnya dengan penelitian ini

penulis dapat menyumbangkan pemikiran dan hasil penelitian ini

kepada pihak masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut

mengenai pengaruh pengelolaan air dan social cultural

masyarakat sekitar Sungai Code terhadap kualitas air tanahnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

9

Tiga perempat permukaan Bumi terendam dalam air. Kehidupan di

Bumi dimulai dalam air dan dimulai di sana selama 3 milliar tahun

sebelum menyebar ke darat. Kehidupan modern, bahkan organism

hidup terrestrial (penghuni daratan), tetap terikat dengan air.

Semua organism hidup membutuhkan air, melebihi semua zat lain.

Air memiliki empat sifat emergen yang berkontribusi dalam

kecocokan Bumi bagi kehidupan, yakni kohesif, memoderasi suhu,

pengembangan saat membeku, dan keserbabisaan sebagai zat pelarut.

Mengingat ketergantungan semua kehidupan pada air, pencemaran

sungai, danau, laut, dan hujan merupakan masalah lingkungan yang

serius. Banyak ancaman terhadap kualitas air diakibatkan oleh

aktivitas manusia (Campbell, 2008).

Manusia telah lama menganngap lautan yang luasnya 80% dari luas

bumi, dapat menjadi tempat membuang limbah yang tak terbatas.

Ternyata limbah vpadat, sampah dan tumpahan minyak melebihi

kemampuan lautan untuk menawarkannya. Polusi air berasal dari

aktivitas manusia; dari industry dibuang melewati pipa-pipa itu

dan tanki penyimpanannnya. Air tecemar juga dapat berasal dari

pertambangan ketika rembesan air melarutkan dan tercemar zat-zat

kimia sisa proses produksi dan sisa galian (Mulyanto, 2007).10

Karakter Sosial-Budaya

Kemampuan dan tingkat kualitas air yang ada senantiasa

dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk

di wilayah tersebut. Ketika jumlah manusia terbataas dan hidup

secara sederhana, pada umumnya cara hidup dan bermukim manusia

masih serasi dengan lingkungan alam sehingga pada tingkat seperti

ini masalah lingkungan belum dikenal orang. Akan tetapi, setelah

jumlah manusia bertambah banyak, serta ilmu pengetahuan yang

dimiliki manusia terus berkembang, pola tingkah lakunya pun

berubah pula, antara lain dengan mengadakan perubahan pada

lingkungan, menurut keinginannya. Perubahan yang pada mulanya

kecil, berubah dengan cepat seiring dengan pertumbuhan penduduk,

serta perkembangan ilmu dan teknologinya yang begitu pesat. Pada

akhirnya segala kegiatan tersebut mengganggu keserasian manusia

dengan llingkungan, termasuk gangguan dan peerusakan pada sumber

daya air (Silalahi, 2008).

Sungai Code yang bermata air di kaki Gunung Merapi ini

merupakan salah satu sungai yang memiliki arti yang sangat

penting bagi penduduk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

11

khususnya daerah yang dilalui oleh sungai ini. Dengan mata air

yang berada di salah satu gunung yang aktif di dunia, mata airnya

dimanfaatkan untuk pengairan persawahan di Sleman dan Bantul

serta dipergunakan juga sebagai sumber air minum.

Dikarenakan sungai ini berasal dari gunung berapi yang sangat

aktif, maka sungai ini seringkali mengalami banjir lahar, atau

lebih dikenal dengan banjir yang diakibatkan oleh gugurnya atau

hanyutnya lahar dingin yang mengendap di kubah Gunung Merapi,

sebagai akibat dari hujan yang terjadi di wilayah gunung

tersebut. banjir lahar yang dapat dipastikan akan selalu terjadi

apabila endapan lahar yang ada di Gunung Merapi terkena hujan,

sehingga lahar tersebut hanyut dan mengalir melalui sungai code

akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi penduduk di

sepanjang bantaran sungai. Banyak rumah yang rusak atau hanyut

terkena terjangan banjir lahar dingin tersebut.

B. Kerangka Berpikir

Air menguasai ¾ bagian bumi ini. Al-Qur’an telah secara jelas

menyatakan dalam Q.S. Al-Anbiyaa ayat 30 yakni dari air Allah jadikan

tiap sesuatu yang hidup. Manusia dan hewan membutuhkan air sebgai 80%

12

sebagai komponen utama pengisi sel. Tumbuhan membutuhkan air

untuk berfotosintesis. Kelembapan bumi berada di sirkulasi yang

sinambung yang sering disebut daur air atau daur hidrologis

sehingga merujuk pada evaporasi (penguapan) ke atmosfer hingga

presipitasi yakni jatuhnya kembali air ke permukaan melalui air

hujan. Perairan alamiah dibedakan menjadi air atmosfer, air di

bawah permukaan tanah, dan air permukaan yang salah satunya

merupakan sungai. Mengingat ketergantungan semua makhluk hidup

pada air, pencemaran sungai merupakan salah satu masalah serius.

Karena tidak hanya manusia yang memanfaatkan air sungai sebagai

kebutuhan mereka, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme akuatik pun

merupakan subjek yang perlu diperhatikan.

Indicator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya

perubahan suhu air, perubahan pH atau ion Hidrogen, perubahan

warna, bau, dan rasa, timbulnya endapan, koloidal, dan bahan

terlarut, adanya mikroorganisme, dan meningkatnya radioaktivitas

di linkungan. Air yang tercemar tentu mengakibatkan kerugian

besar bagi manusia. Air menjadi tidak bermanfaat lagi bahkan

menimbulkan penyakit menular maupun tidak menular. Apabila

ditinjau dari social budaya, maka manusia merupakan aspek penting13

tentang apakan lingkunagan sebagai produk manusia ataukah manusia

sebagai produk lingkungan. Terkait dengan hal tersebut, hubungan

antara Sungai Code dengan masyarakatnya menjadi bahasan yang

menarik. Bagaimana tingkat pencemaran di Sungai Code dan

bagaimana pengelolaan masyarakat setempat dalam upaya

melestarikan lingkungannya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian

dengan pendekatan kualitatif. Penellitian dengan pendekatan

kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk mempelajari

fenomena berdasarkan pandangan partisipan atau subjek

penelitian. Fenomena tersebut dijelaskan dengan menggunakan

deskripsi yang mendalam.

B. Data dan Sumber Data

Data yang dihimpun oleh penulis adalah data mengenai

pengelolaan air dan social cultural yang biasa dilakukan oleh

masyarakat sekitar. Juga mengenai Kualitas terkini dari air14

tanah di Sungai Code. Dalam hal penentuan sumber data penulis

telah mewancarai Bapak Supardi selaku budayawan Merti Code

Utara yang memberikan data mengenai social cultural masyarakat

sekitar Sungai Code. Kemudian Bapak Nugroho Priyo selaku

kader lingkungan dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIYyang

memberikan data mengenai status mutu air dan data sumber

pencemar Sungai Code. Untuk menjaga kerahasiaan sumber data,

sesuai dengan etika penelitian, penulis memberikan surat

persetujuan penelitian dari responden. Pemilihan sumber data

yang ada sudah sesuai dengan kajian pustaka dan rumusan

masalah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penulis melakukan

beberapa tahap. Pertama, menentukan tema dari karya tulis ini

dan merumuskan permasalahannya. Kedua, melakukan kajian

pustaka dengan menbaca literature terkait rumusan masalah yang

ada. Ketiga, tindak lanjut dari kajian pustaka yang ada,

penulis mendapatkan expert yang mahir di bidang yang sesuai

rumusan masalah penulis. Keempat, menghubungi ahli tersebut

15

dan membuat janji. Terakhir, mencatat data pada catatan harian

penelitian penulis.

Sebagai instrument penelitian, penulis berupaya menunjukkan

kembali data tentang pengelolaaan air dan social cultural

masyarakat sekita Sungai Code. Dalam hubungannya dengan

kualitas air tanah, penulis berupaya mencari tahu apakah ada

kaitan antara social cultural masyarakat dengan kualitas air

tanahnya? Ini menjadi menarik karena belum pernah ada studi

kasus mengenai ini.

Dalam pemilihan informan, penulis mengawalinya dengan

membaca literature terkait. Disanalah penulis mendapatkan

beberapa daftar responden. Kemudian menentukan berdasarkan

pengalaman yang penulis anggap terbaik dari beberapa pilihan

lainnya.

D. Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan mengumpulkan data terkait

kemudian menyesuaikannya dengan tinjauan pustaka yang ada secara

komparatif.

16

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data dipantau melalui:

a. sejauh mana narasumber memberikan informasi secara lengkap,

b. kredibilitas narasumber yang memang ahli di bidangnya,

c. kredibilitas lembaga narasumber yang terpercaya,

d. data yang relevan dengan kondisi sekarang, dan

e. narasumber yang menyampaikan informasi secara objektif.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Studi Literatur Pengambilan hasil data Parameter Pencemar

Sungai Code dan data Sumber pencemar dari website Badan

Lingkungan Hidup Provinsi DIY.

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN DAN ANALISA PERHITUNGAN METODE STORET UNTUK

PENENTUAN STATUS MUTU KUALITAS AIR SUNGAI CODE TAHUN 2013

Lokasi Pemantauan : Jembatan Gondolayu, Jetis, Yogyakarta

Koordinat : S : 07⁰ 47' 21.6"

E : 110⁰ 22' 08.3"

17

NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU

AIR KELAS

II *)

HASIL

PEMANTAUAN

1 BOD₃ mg/L 3 6,1

2 Klorin Bebas mg/L 0,03 0,18

3 Sulfida mg/L 0,002 0,073

4 Kadmium mg/L 0,01 0,02

5 Tembaga mg/L 0,02 0,06

6 Bakteri Koli Tinja JPT/100 Ml 1000 210000

7 Bakteri Total Koli JPT/100 mL 5000 210000

Tabel 1. Parameter pencemar Sungai Code

Pedoman Status Mutu Air

Status Mutu Air Dengan Metode Storet sesuai KepMen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman

Status Mutu Air : Status Mutu : Cemar Berat

(1) Kelas A : Baik sekali, skor = 0 ---> memenuhi baku mutu (3) Kelas C : Sedang, skor = -

11 s/d -30 ---> cemar sedang

(2) Kelas B : Baik, skor = -1 s/d -10 ---> cemar ringan (4) Kelas D : Buruk, skor ≤ -31

----> cemar berat

*) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001

: melebihi baku mutu

18

Data Sumber Pencemar Sungai Code Tahun 2013

NO NAMA KEGIATAN JUMLAH PARAMETER PENCEMAR

1 Pelayanan

kesehatan

20 BOD, COD, TSS NH3, PO4, Minyak,

Deterjen, Phenol, ph, Mikrobiologi,

Radioaktivitas

2 Industri 102 BOD, COD, TDS, TSS, Cr, NH3-N, H2S,

Detergen, Minyak & Lemak Nabati,

Minyak Bumi, Ph, Pb, Cd, Hg, Se,

NH3, Temperatur,

3 Pariwisata 155 COD, TDS, BOD, TSS, Detergen Total,

PO, Minyak & Lemak Nabati, ph, PO₄.

Tabel 2 . Data sumber pencemar Sungai Code Tahun 2013

Studi Literatur Jurnal terkait tentang dampak kesehatan

masyarakat bantaran Sungai Code

Menurut Puspitasari (2009), air sumur mugkin tercemar oleh

bakteri E. Coli karena meskipun telah dibuat seprtic tank namun

jaraknya tidak sesuai dengan ketentuan dimana minimal berjarak 10

meter dari rumah. Bakteri E. Coli ini membuat rawan penakit diare

dan disentri. Menurut Permenkes RI tidak memenuhi syarat air

bersih. Hal ini dikarenakan air tersebut berasa dan Parameter

19

Mangan melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan yakni 0,66

dengan kadar maksimum 0,5. Nitrat melebihi batas syarat yakni

0,97 dengan kadar maksimum 10. Parameter mangan yang tinggi

mengganggu estetika karena menimbulkan warna cokelat pada bahan

pakaian dan bak mandi. Nitrat yang tinggi, pada bayi berusia 4

bulan menyebabkan bayi biru karena nitrat yang besar pada usus

cenderung menjadi nitrit yang dapat beraksi langsung dengan

haemoglobin dam darah dan membentuk methaemoglobine yang dapat

menghambat jalannnya oksigen dalam darah.

Wawancara dengan Bapak Supardi selaku Budayawan Sungai Code

mengenai Peran serta masyarakat Sungai Code dalam rangka

pengelolaan air dan menjaga kualitasnya

Gambar 1 . Sungai Code

20

Kata Merti sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa. Budaya

Jawa yang berasal dari kata memetri. Sinonim dengan kata Nguri-uri

yang berarti merawat atau melestarikan. Masyarakat yang

berdomisili di sekitar bantaran Sungai Code menyebutnya Merti

Code. Agenda budaya rutin yang sering dilakukan setiap tahunnya

adalah pengambilan 7 mata air dari daerah Cokrokusuman, Terban,

Jetisharjo, daerah pegunungan Turgo (hulu Sungai Code), dan

Gondolayu. Air yang diambil dari 7 lokasi ini kemudian pada malam

harinya dilakukan Tirakatan atau didoakan. Terdengar seperti mitos

memang, tapi masyarakat bantaran Sungai Code percaya bahwa

kegiatan ini berguna untuk menjaga Sungai Code secara

metafisika.

Hal lainnya adalah masyarakat bantaran Sungai Code sudah

menyadari akan pentingnya menjaga lingkungan. Sejak tahun 2008,

pemerintah sudah banyak membangun MCK Umum sebagai solusi agar

masyarakat setempat tidak secara langsung membuang feses di

Sungai. Walaupun sempat mengalami banjir lahar dingin pada erupsi

Gunung Merapi tahun 2010 lalu, namun pembenahan telah banyak

berubah sejak tahun itu. Pemerintah juga menyediakan Tabung

Kompos untuk pembuatan pupuk kompos pada tahun 2012. Tabung ini21

berguna agar masyarakat dapat membuat pupuk sendiri bagi tanaman

mereka dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang ada dan tidak

menjadi sia-sia. Ada pula tabung pengepul sampah plastic. Agar

masyarakat tidak membuanng sampah plastic secara sembarangan

karena sampah plastic sulit terurai. Masyarakat menyadari

pentingnya memilah-millih sampah menjadi sampah organic, dan

anorganik.

a. Hasil Analisis Data

Dari data yang ada diketahui bahwa pada Februari 2013

terdapat 7 parameter yang melebihi baku mutu kualitas air.

Diantaranya BOD3, Klorin bebas, Sulfida, Kadmium, Tembaga,

Bakteri Koli Tinja dan Bakteri Total Koli.

Berdasarkan data sumber pencemarnya, Sungai Code dicemari

oleh 4 Rumah Sakit Kelas B dan C, 3 Rumah Sakit Kelas D dan Rumah

Sakit Khusus, 6 Puskesmas, 1 Rumah Sakit Bersalin, 6 Laboratorium

Lingkungan dan Kesehatan, 3 industri kulit, 56 industri

oromotif/karoseri, 15 industri percetakan, 5 SPBU, 10 laundry, 2

stasiun kereta api, 11 industri farmasi, 7 hotel bintang 1, 4

22

hotel bintang 2, 3 hotel bintanng 3, 6 hotel bintanng 4 dan 5, 81

hotel melati, 31 restauran, 21 rumah makan, dan 2 mall.

Hal tersebut menyebabkan berbagai penyakit yang merugikan

masyarakat bantaran Sungai Code. Namun kebanyakan masyarakat

sudah mulai banyak mengerti dan sadar akan pentingnya menjaga

lingkungan. Salah satunya dengan adanya Merti Code.

b. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan, Sungai Code

dalam studi kasus pengamatan Jembatan Gondolayu Kelurahan

Cokrodiningratan Kecamatan Jetis Yogyakarta status Mutu Air nya

adalah Cemar Berat.pada kasus bulan Februari 2013 misalnya,

jumlah skor dari perhitungan Storet parameter fisik kimia air nya

adalah -90. Padahal skor lebih dari sama dengan -31 tergolong

Kelas D atau Buruk sehingga dapat dikatakan Sungai Code dalam

kasus ini adalah cemar berat. Parameter yang melebihi baku mutu

diantaranya BOD3, Klorin bebas, Sulfida, Tembaga, Bakteri Koli

Tinja, dan Bakteri Total Koli.

Diantara banyak sumber pencemar yang ada, seperti pelayanan

kesehatan, industry, dan pariwisata, parameter pencemaran

23

utamanya adalah BOD3. Biological Oxygen Demand, atau kebutuhan

oksigen biologis, adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme di dalam air lingkkungan untuk memecah

(mendegradasi) bahan buangan organic yang ada di dalam air

lingkungan tersebut. Sebenarnya peristiwa penguraian bahan

buanngan organic melalui proses alamiah yang mudah terjadi

apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup.

Sejalan dengan penelitian Puspitasari (2009), terdapak

kandungan Nitrat yang apabila diberikan pada bayi berusia 4 bulan

dapat menyebabkan bayi biru. Bahan buangan anorganik yang

biasanya berasal dari industry elektronika, electroplating, dan

industry kimia juga terdapat seperti Kadmium (Cd) dan Krom

heksavalen. Industri electroplating banyak menggunakan logam

cadmium. Pabrik pipa plastic atau PVC juga memakai cadmium

sebagai stabilisator. Kadmium juga dapat ditemui sebagai hasil

samping penambangan timah hitam dan tambang biji besi. Pada masa

lalu cadmium sering digunakan untuk industry obat-obatan untuk

penyakit kelamin (sifilis). Namun tidak untuk sekarang. Cadmium

merupakan logam asing bagi tubuh. Tubuh manusia tidak

membutuhkannya dalam proses metabolism. Cadmium dapat terabsorbsi24

oleh tubuh manusia tanpa ada yang membatasinya. Cadmium yang

terabsorpsi oleh tubuh akan mengumpul di ginjal, hati, dan

sebagian lagi dibuang melalui pencernaan. Keracunan kadmiium

dapat mempengaruhi oto polos pembuluh darah. Akibatnya tekanan

darah menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung. Ginjal

pun dapat rusak apabila keracunan cadmium. Namun hingga kini

belum ada kasus keracunan cadmium yang terjadi di bantaran Sungai

Code walaupun ditemukan indikatornya.

Selanjutnya ditemukan indicator permanganat. Permanganate di

dalam air menyebabkan air besifat sadah. Kesadahan air yang

tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang

terbuat dari besi, yaitu melalui proses pengkaratan (korosi).

Limbah pariwisata seperti perhotelan adalah salah satu

sumber utama pencemar limbah detergen. Bahan buangan berupa sabun

dan detergen di dalam air llingkungan mengganggu karena larutan

sabun akan menaikkan Ph air ssehingga dapat mengganggu kehidupan

organism di dalam air. Detergen yang menggunakan bahan non-fosfat

akan menaikkan Ph air sampai sekitar 10,5-11. Bahan antiseptic

25

yang ditambahkan ke dalam sabun juga mengganggu kehidupan

mikroorganisme di dalam air, bahkan dapat mematikan.

Sungai Code tidak dapat digunakan sebagai air minum. Apabila

ditinjau dari tidak ditemukannya logam berat maupun logam

bersifat racun seperti Timbal (Pb), Arsen (As), dan Air Raksa

(Hg). Logam ini mengandung ion-ion logam yang berbahaya bagi

tubuh manusia. Namun apabila ditinjau dari melebihinya baku mutu

air pada parameter bakteri koli, air sunga ini menjadi tidak apik

apabila untuk dikonsumsi. Banyaknya bakteri yang ada dapat

menyebabkan penyakit Cholera dan Dysentri.

Penyakit kolera dalah penyakit menular yang menyerng usus

halus yang kemudian dapat menyebabkan kematian dalam waktu

singkat. Penyakit ini akan menjadi wabah apabila tidak ditangan

sunngguh-sungguh. Masa inkubasi kolera sangat cepat, dari hanya

beberapa jam sampe beberapa hari sampai penderita terinfeksi oleh

bakteri kolera. Penyakit kolera ditandai dengan muntah dan diare

yang terus menerus (muntaber) yang menyebabkan dehidrasi parah

sehingga penderita kolaps dan akhirnya meninggal. Hal ini pula

26

yang menjadi acuan apabila air sungai Code merupakan Kualitas II,

yakni hanya untuk mandi, cuci, kakus.

Peliknya masalah yang ada akibat dari kondisi llingkkungan

yang buruk membuat masyarakat Sungai Code menyadari arti penting

mereka untuk melestarikan lingkungan yang juga untuk bermanfaat

bagi mereka sendiri. Seperti yang tertera pada gambar di bawah

ini.

Gambar 2. Poster lingkungan

Walaupun masih ada beberapa masyarakat yang masih melakukan

membuang sampah di Sungai ataupun mebuang feses di Sungai, namun

lamabat daun masyakat enggan melakukan hal tersebut. Pengetahuan

masyarakat untuk memilah sampah pun terus meningkat.

27

Gambar 3. Penanganan sampah

Pada gambar penangan sampah di atas, gambar pada sudut kiri

atas merupakan gambar tabung pembuatan pupuk kompos. Gambar pada

sisi kanan merupakan gambar tabung pengepulan limbah plastic.

Sedangkan gambar bawah menunjukkan Bank Sampah.

Masyarakat Sungai Code menyadari pentingnya menilah sampah

berdasarkan sampah organic maupun sampah non organic. Sampah

organic seperti sampah dapur, mereka manfaatkan kembali dengan

cara membuatnya sebagai pupuk kompos yang justru dapat kembali

28

mereka pergunakan untuk pupuk tanaman mereka. Sementara limbah

non organic seperti limbah plastic mereka kumpulkan pada tabunng

pengepul seperti di atas. Mereka menyadari sulitnya

mikroorganisme mengural limbah anorganik sehingga diperlukan

teknik pengolahan sampah lain seperti yang sering digalakkan

pemerintah yakni Reduce, Reuse, dan Recycle.

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Masyarakat Sungai Code sudah menyadari bagaimana kepentingan

mereka untuk menjaga lingkungannya dan merawat Sungai Code.

Setidaknya mereka tidak mebuanng sampah di Sungai secara

langsunng. Mereka menyadari sekecil apapun yang mereka buanng itu

akan berdampak buruk bagi Sungai Code. Mereka mampu memilah

sampah organic dan sampah non organic serta memanfaatkannya

kembali.

Merti Code sebagai budaya masyarakat bantaran Sungai Code,

acara yang dirutinkan setiap tahunnya adalah pengambilan air dari

mata air diantarannya Turgo, Terban, Cokrokusuman,

30

JetisPasiraman, dan Gondolayu. Agenda ini mereka percayakan

member pengaruh baik bagi Sungai Code.

Pola pengelolaan air masyarakat sekita sangat berpengaruh.

Apabila masyarakat tidak membuang samapah secara lanngsung di

Sungai, tidak aka nada berlebihnya mutu bakku kualitas air pada

BOD3. Sehingga tidak menghalangi sinar matahari untuk membantu

tumbuhan air melakukan fotosintesis. Kemudian memudahkan

mikroorganisme akuatik dalam mengurai limbah.

B. Implikasi

Dengan adanya karya ilniah ini diharapkan menambah

pengetahuan penulis sendiri guna mengetahui parameter pencemaran

sungai. Sehingga terutama penulis turut andil dalam budaya hidup

sehat masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 1991. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta :

Penerbit Erlangga

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung

: CV. Yrama Widya

31

Reece, Jane B., & Campbell, Neil A.,. 2008. Biologi Edisi Kedelapan

Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

Mulyanto, H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Puspitasari, D. Eka. 2009. Dampak Pencemaran Air Terhadap

Kesehatan Lingkungan Dalam Perspektif Hukum Lingkungan (Studi

Kasus Sunngai Code Di Kelurahan Wirogunan Kecamatan Merganngsan

dan Kelurahan Prawiridirjan Kecamatan Gondomanan Yogyakarta.

Mimbar Hukum. 21: 23-24

Rostika, Ika. Kampung Hijau, disampaikan dalam Workshop Bangunan

Ramah Lingkungan WaterForum dan Badan Lingkungan Hidup Kodya

Yogyakarta, 8 November 2014

Silalahi, M. Daud. 2008. Pengaturan Hukum Sumber Daya Air an Lingkungan

Hidup Di Indonesia. Bandung : PT. Alumni

Wardhana, W. Arya. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta :

Andi Offset

32