Kromatografi mata Drosophila
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Kromatografi mata Drosophila
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
“KROMATOGRAFI PIGMEN WARNA PADA MATA DROSOPHILA MELANOGASTER”
Disusun oleh :Nama : Andika NursetiajiNIM : 1301070017Prodi : Pendidikan Biologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
A. TUJUAN Rabu, 22 Oktober 2014
Pada praktikum kali, ini bertujuan untuk;
1. Mengamati pigmen yang terdapat pada mata Drosophila
melanogaster normal dan mutan melalui tekhnik kromatografi.
2. Mampu membedakan macam- macam pigmen warna pada mata
Drosophila
3. Mengetahui pigmen warna yang dapat berpendar dan tidak di
bawah sinar Ultra Violet.
4. Melakukan perbandingan macam pigmen warna pada mata
Drosophila tersebut, dengan menggunakan tabel
perbandingan sewaktu dengan mata telanjang dan sinar UV.
B. DASAR TEORI
Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk
memisahkan suatu senyawa dengan menggunakan suatu fasa
stasioner dan suatu fasa bergerak. Fasa stasioner dapat
berupa kertas saring atau gel, sedangkan fasa bergeraknya
merupakan eluen yang terdiri dari campuran pelarut. Pada
kromatografi kertas, bahan yang akan dipisahkan diletakkan
pada kertas saring dan ujung kertas saring dicelupkan pada
eluen. Secara kapiler, eluen akan bergerak ke atas. Campuran
pelarut dipilih agar salah satu terikat lebih kuat pada
kertas, membentuk lapisan pelarut pada permukaan kertas.
Bahan akan mengalami kesetimbangan antara pelarut yang
stasioner dengan pelarut yang bergerak. Bila suatu senyawa
lebih larut dalam pelarut stasioner, maka pergerakannya
lebih lambat dibandingkan dengan bahan yang lebih larut
dalam pelarut yang bergerak. Dengan demikian campuran
senyawa dalam suatu bahan dapat dipisahkan berdasarkan
perbedaan kecepatan pergerakan senyawa- senyawa tersebut.
Tekhnik kromatografi adalah tekhnik yang paling tua dan
sederhana. Seiring dengan perkembangan jaman, tekhinik ini
mengalami modifikasi beberapa variasi yaitu diantaranya
kromatografi tekanan tinggi, kromatografi fasa gas,
kromatografi kolom, kromatografi dua dimensi dan yang paling
sederhana adalah kromatografi kertas dan kromatografi lapis
tipis. Kromatografi kertas dan lapis tipis memanfaatkan
kerja kapiler dari benda cair yang dalam hal ini adalah
larutan (Sisunandar, 2014).
Dengan tekhnik kromatografi kertas atau kromatografi
lapis tipis, pigmen akan dipisahkan oleh suatu campuran yang
menyerap secara lambaat dalam kertas. Jadi kertas disini
berfungsi sebagai media perantara untuk memisahkan pigmen-
pigmen tersebut. Kertas whatman, kertas selulosa, ketas
serat kaca, juga dapat digunakan dalam tekhnik kromatografi
ini (Basset, 1994).
Drosophila melanogaster mempunyai dua tipe mata, yaitu mata
tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal bias disebut ocelli,
berjumlah tiga buah dan berbentuk segitiga pada bagian atas
kepala . mata majemuk adalah mata yang empunyai spesialisasi
yang tinggi sebagai penerima cahaya. Masing- masing mata
tersusun antara 680- 700 unit seperti silinder yang disebut
omatidia. Cahay yang dating diterima oleh lensa mata dan
diteruskan sepanjang rhabdome. Chaya ini membawa perubahan
kimia yang akan menstimulasi retina. Cahaya yang diterima
oleh ommatidium akan membentuk bayangan yang bersifat
mozaik. Fungsi pigmen mata pada ommatidium adalah untuk
mencegah masuknya gelombang cahaya yang membentuk sudut
sehingga mengganggu pembentukan bayangan mozaik yang bersih.
Pigmen mata Drosophila, pertama kali ditemukan oleh
T.H. Morgan yang menemukan karakter warna putih (white).
Selanjutnya Bedle dan Tatum menemukan jenis lain dari warna
mata Drosophila. Berbagai perubahan pada gen (mutasi) dapat
mempengaruhi struktur, fungsi atau pengaturan protein yaitu
enzim. Warna mata pada mutan berbeda dibandingkan yang
lainnya karena terdapat kecacatan atu kerusakan satu atau
beberapa enzim yang dibutuhkan dalam jalur biokimia dalam
sintesis pigmen. Sebagai konsekuensinya, pigmen menjadi
hilang dan atau terdapat pigmen yang berbeda yang
terakumulasi karena kerusakan pada jalur biosintesis pigmen
tersebut. Ada dua jenis pigmen mata Drosophila yaitu :
1. Pigmen coklat yang disebut juga ommochrome, yang
dihasilkan dari metabolism triptofan.
2. Pigmen merah yang disebut juga pteridine, yang
dihasilkan dari metabolism purin.
Warna mata pada lalat liar yaitu perpaduan antara
beberapa pigmen yang berbeda- beda. Pada Drosophila melanogaster
terdiri atas 7 pteridine. Jika terjadi mutasi pada jalur
ommochrome (pigmen coklat), warna coklat akan hilang dan
warna mata akan menjadi merah terang. Sebaliknya, jika
terjadi mutasi pada jalur pteridine maka warna mata akan
menjadi lebih gelap. Suatu mutan diberi nama berdasarkan
atas warna matanya, dan tidak berhubungan dengan kerusakan
biokimia. Sebagai contoh, mutan brown memiliki warna mata
coklat, karena kehilangan pteridine, sehingga mutasi
mempengaruhi suatu enzim pada jalur biosintesis pteridine.
Pigmen mata pteridin tidak dapat terlihat dalam cahaya
putih (lampu neon/ lampu pijar), tetapi akan berfluorensi
dalam cahaya ultraviolet. Jika terjadi mutasi pada gen yang
berperan dalam pembentukan pteridin, maka warna mata yang
teramati akan tergantung pada kombinasi jenis pteridin yang
ada. Warna mata akan menjadi coklat, bila kelompok
drosopterin tidak ada. Sedangkan warna mata akan menjadi
merah terang jika kelompok ommokrom yang tidak ada.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Pada percobaan ini dibutuhkan alat- alat sebagai
berikut :
Botol kromatografi dengan tinggi 25 cm
Kertas whatman No 1 atau kertas saring
Penggaris
Pensil
Jarum pentul (penggerus)
Pinset
Lampu ultra violet
Streples
Bahan
Bahan- bahan yang diperlukan :
Bermacam- macam mutan dengan warna mata yang berbeda,
antara lain ; yellow white (yw), Sepia (se) dan Normal
(++).
Larutan NBA (20 bagian n-butanol, 3 bagian asam asetat,
7 bagian akuades).
Vaselin
D. CARA KERJA
Pada percobaan kali ini, langkah kerjanya adalah sebagai
berikut :
1) Menyiapkan botol kromatografi kemudian mengisikan dengan
larutan NBA hingga tingginya sekitar 1cm dari dasar
botol.
2) Mengukur kertas saring dengan ukuran panjang 15cm dan
lebar 20 cm, kemudian membuat garis setinggi 2cm secara
mendatar di kedua sisinya.
3) Setelah selesai membuat garis, pada garis tersebut
memberikan jarak dengan titik setiap 5 cm.
4) Dari mutan- mutan lalat buah Drosophila yang telah
disiapkan, memotong kepala dari masing- masing jenis
drosophila yang telah disediakan (yellow white, sepia dan
normal)
5) Meletakkan ketiga kepala mutan tersebut pada titik titik
yang berbeda yang telah disediakan. Utamakan ketiga titik
yang ada di tengah kertas, dan memberikan kode yang
sesuai dengan nama mutannya agar ketiga titik tersebut
dapat dengan mudah dibedakan.
6) Setelah diletakkan di titik, langkah selanjutnya
menghancurkan kepala mutan tepat di titik tersebut,
selanjutnya menggulung kertas dan melekatkannya dengan
streples.
7) Meletakkan gulungan kertas tersebut ke dalam botol
kromatografi menggunakan penjepit atau pinset.
8) Menempatkannya kedalam botol kromatografi dengan
mengusahakan tanpa menyentuh dinding botol kromatografi.
9) Mengamati perambatan resapan larutan hingga mencapai
garis 2cm di ujung sebelah atas kertas.
10) Setelah selesai perambatan hingga garis yang telah
ditentukan, mengeluarkan kertas dan menempatkannya pada
beaker glass yang kemudian mengeringkannya di dalam
lemari asam hingga benar- benar mongering.
11) Setelah kertas tersebut mengering, melakukan pengamatan
kertas dengan pengamatan pada garis yang ada secara mata
telanjang.
12) Memasukkan data yang telah diperoleh ke dalam tabel dan
membandingkannya.
13) Kemudian, menempatkan kertas pada lampu Ultraviolet dan
mengamati serta melakukan perbandingan data dengan
memasukkan kedalam tabel seperti pada saat pengamatan
mata telanjang.
E. HASIL PENELITIAN
Format laporan :
Pigmen Mata
- Selapteridine = yellow - green
- Xanthopterin = green - blue
- Isoxanthopterin = violet – blue
- Drosophterin = orange
Tabel pengamatan
1) Dengan mata telanjang
Mutan Dros Isox Xan Sep
++ +++ - - -
Se - - - +++
yw - - - -
2) Dengan sinar UV
Muta
n
Dros Isox Xan Sep
++ +++ - + -
Se - - +++ -
Yw - - - -
Keterangan :
(-) = tidak ada
(+) = sedikit
(+++) = banyak
Kesimpulan :
- Panjang bercak dari titik awal sepia (se) dengan sinar
UV adalah 4 cm.
- Panjang bercak dari titik awal normal (++) dengan sinar
UV adalah 3 cm.
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kita melakukan pengamatan
tentang kromatografi pigmen mata pada lalat buah Drosophila
melanogaster. Pigmen yang terdapat pada mata lalat buah ini
disebabkan karena adanya pteridin. Pada Drosophila yang
normal, pteridin terdiri dari dua kelompok, yaitu
Drosopterin yang menyebabkan warna mata menjadi merah dan
Ommochrome yang menyebabkan warna mata menjadi coklat.
Apabila terjadi mutasi pada gen yang berperan dalam
pembentukan pteridin, maka warna mata yang teramati
bergantung pada kombinasi jenis pteridin yang terbentuk.
Bila kelompok Drosophterin tidak ada maka warna mata yang
terbentuk menjadi coklat. Sedangkan apabila kelompok
Ommochrome yang tidak ada, maka warna mata yang akan
terbentuk menjadi merah terang. Sehingga dapat dikatakan,
bahwa mutasi menyebabkan terhambatnya ekspresi suatu gen
yang berperan dalam pewarnaan mata Drosophila melanogaster.
Pada praktikum yang telah dilakukan, fasa stasioner
yang digunakan adalah kertas whatman atau kertas saring
dengan larutan NBA yang merupakan campuran dari bahan N-
butanol, asam asetat dan aquades dengan perbandingan 20 :
3 : 7, sehingga pigmen mata yang akan kita pisahkan komponen
pigmennya akan larut sesuai kelarutannya pada fasa bergerak.
Model yang digunakan untuk dapat melihat hasil ekspresi
pigmen mata pada lalat buah Drosophila adalah dengan
menggunakan tekhnik kromatografi (kertas). Dengan
menggunakan kromatografi kertas memiliki beberapa alasan,
yaitu karena pada prosedurnya lebih sederhana, lebih cepat,
harga relative lebih murah, kecepatan pemisahan tinggi
dengan pori- porinya yang rapat, serta memiliki sensifitas
yang tinggi.
Pada praktikum ini, lalat yang akan diketahui pigmen
warnanya yaitu mutan dengan jenis normal (++), sepia (se)
dan yellow white (yw). Setelah mengalmi pemisahan, diperoleh
gradasi warna pada kertas whatman. Dan setelah dikeringkan
beberapa waktu kemudian, warna yang sebelumnya terlihat
jelas kemudian sesikit memudar karena proses pengeringan.
Pemisahan pada tiap komponen warna akan terlihat jelas
setelah dilihat dengan cahaya dari sinar Ultra Violet.
Pada pemberian nama mutan pada kertas saring atau
kertas whatman praktikan mengalami kesalahan pemberian nama
yang tertukar atara nama untuk mutan normal dan mutan
sepia, sehingga hasil yang diperoleh yaitu;
Pada pengamatan mata telanjang :
Pada mutan normal (++) : warna Drosophterin banyak
dengan tanda (+++), sedangkan untuk warna yang lain,
mutan normal tidak Nampak.
Pada mutan sepia (se) : warna Seplapteridine banyak
dengan tanda (+++), sedangkan warna yang lain tidak
Nampak.
Pada mutan yellow white (yw) : tidak ada warna yang
Nampak, baik itu dari Dros, Isox, Xan dan Sep. Warna
yang sedikit nampak dari Dros, sebenarnya akibat
dari sisa gradiasi warna pada mutan normal.
Pada pengamatan sinar Ultra Violet diperoleh:
Pada mutan normal (++) : warna Drosophterin banyak
dengan tanda (+++) dan sedikit (+) warna
Xanthopterin.
Pada mutan sepia (se) : warna Xanthopterin banyak
dengan tanda (+++) sedangkan warna yang lain tidak
Nampak.
Pada mutan yellow white (yw) : tidak ada warna yang
Nampak, seperti pada pengamatan mata telanjang.
Disini terjadi perbedaan hasil pengamatan antara
menggunakan sinar UV dan dengan menggunakan mata telanjang.
Ada beberapa warna yang hanya muncul ketika diberi sinar UV
misalkan Xanthopterin pada sepia, dan adapula yang tidak
Nampak ketika diberi sibar UV yaitu Seplapteridine.
Pada mutan yellow white (yw) yang memiliki warna mata
putih, pada uji kromatografi ini tidak ditemukan adanya
warna yang muncul setelah direndam di larutan NBA. Sehingga
semua uji menunjukkan hasil yang negative. Hasil ini dapat
diketahui bahwa pada mutan yellow white tidak memiliki
pigmen warna pada matanya. Menurut Sisunandar (2014) hal ini
dikarenakan mutasi yang menyebabkan pencegahan melekatnya
pigmen pada granula protein.
G. KESIMPULAN
1) Pada Drosophila melanogaster terdapat 2 pigmen yang mengatur
warna mata yaitu pigmen mata merah (pterin) dan pigmen
mata warna coklat (Ommochrome).
2) Kromatografi merupakan tekhnik umum yang digunakan untuk
berbagai macam jenis pemisahan yang didasarkan pada
sampel. Pada praktikum kali ini digunakan kromatografi
kertas. Hal ini dikarenakan selain pada prosedurenya yang
lebih sederhana banyak keuntungan lain missal prosesnya
lebih cepat, herga relative murah, kecepatan pemisahan
tinggo dengan pori- pori yang rapat, dan memiliki
sensifitas yang tinggi pula.
3) Mutan Normal dan sepia pada matanya memiliki pigmen
pengatur warna.
4) Pada mutan Yellow white menunjukkan hasil negative pada
uji kromatografi yang menunjukkan bahwa tidak ada pigmen
pengatur warna pada mata mutan tersebut. Hal ini
dikarenakan, mutasi yang menyebabkan pencegahan
melekatnya pigmen pada granula protein.
5) Pigmen mata pada mutan Normal yaitu pterin, sedangkan
pada sepia pigmen matanya yaitu Ommochrome.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A.2002.Biologi Edisi kelima jilid 1.Jakarta :
Erlangga.
Kiauw Nio, Tjan.1991. Genetika Dasar. Bandung: Institut
Tekhnologi Bandung.
Sastrohamidjojo, Hardjono.1985.Kromatografi.Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Sisunandar, Ph.D.2014.Penuntun Praktikum
Genetika.Purwokerto:UMP.