KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT ... - KIP Sulbar
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT ... - KIP Sulbar
1
KOMISI INFORMASI
PROVINSI SULAWESI BARAT
PUTUSAN
Nomor : 020/XI/KI-SB/PS-A/2019
1. IDENTITAS
[1.1] Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat yang menerima, memeriksa dan
menjatuhkan putusan dalam Sengketa Informasi Publik dengan Nomor Registrasi :
023/REG-PSI/KI-SB/IX/2019 yang diajukan oleh :
Nama : LSM Lintas Pemburu Keadilan
Alamat : Desa Saluassing, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa,
Provinsi Sulawesi Barat
Selanjutnya disebut sebagai Pemohon,
yang dalam persidangan awal dihadiri oleh Roberth P. selaku Pimpinan Umum
LSM Lintas Pemburu Keadilan
Terhadap
Nama : KepalaDesa Sapan Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa
Provinsi Sulawasi Barat.
Alamat : Desa Sapan Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa Provinsi
Sulawesi Barat.
Selanjutnya disebut sebagai Termohon.
Yang dalam persidangan dihadiri olehSambolangi Kepala Desa Sapan, dan
didampingi oleh Rosi Nurwardani, S.STP dan Harun Nirwan P.B.,S.STP, MM. selaku
kuasanya berdasarkan surat kuasa nomor 684/KD-SPN/X/2019, ditanda tangani
oleh Sambolangi selaku Kepala Desa Sapan.
[1.2] Telah membaca permohonan Pemohon;
Telah mendengar keterangan Pemohon;
2
Telah memeriksa surat-surat Pemohon;
Telah memeriksa bukti-bukti Pemohon; dan
Telah memeriksa bukti-bukti Termohon.
2. DUDUK PERKARA
A. Pendahuluan
[2.1] Bahwa pada tanggal 4 September 2019, Pemohon telah mengajukan
permohonan penyelesaian sengketa informasi publikkepada Komisi Informasi
Provinsi Sulawesi Barat, yang diterima pada tanggal yang sama dan terdaftar di
KepaniteraandenganNomor Registrasi : 023/REG-PSI/KI-SB/IX/2019.
Kronologi
[2.2] Bahwa pada tanggal 2 Maret 2019,Pemohon telah mengajukan
permohonan permintaan informasi publik melalui surat kepada Kepala Desa
Sapan Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa, dan telah diterima pada tanggal 2
Maret 2019 oleh Sintya S.dengan permintaan berupa salinan informasi
tentangDokumen penggunaan Dana Desa TA. 2017 dan TA. 2018, perencanaan
dan pertanggung jawaban penggunaan dana ADD dan DDS yang jumlahnya
mencapai ± 2 Milyar;
[2.3] Bahwa permohonan permintaan informasi yang diajukan oleh Pemohon
sebagaimana diuraikan pada paragraf [2.2] ,sampai batas waktu yang ditentukan,
tidak mendapatkan tanggapan atau jawaban dari Termohon;
[2.4] Bahwaselanjutnya pada tanggal 27April 2019 , Pemohon mengajukan surat
keberatan kepada Kepala Desa Sapan Kecamatan Pana Kabupaten Mamasa selaku
pimpinan badan publik, atas tidak ditanggapinya permohonan permintaan
informasi, dan surat keberatan tersebut diterima pada tanggal 9 Mei 2019 oleh
kusnadi;
[2.5] Bahwa hingga berakhirnya jangka waktu untuk memberikan tanggapan atau
jawaban atas keberatan dari Pemohon sebagaimana dimaksud pada paragraf [2.4],
yang bersangkutanjuga tidak memberikan tanggapan atau jawaban.
3
[2.6] Bahwa atasdasar sebagaimana dimaksud pada paragraph [2.5], pada
tanggal 4 September 2019 Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian
sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat,
diterima oleh Kepaniteraan pada tanggal yang sama dan selanjutnya diproses dan
diberikan Nomor Registrasi: 023/REG-PSI/KI-SB/IX/2019;
[2.7] Bahwa, Pada tanggal 14 Oktober 2019 dilaksanakan sidang diKantor Komisi
Informasi Provinsi Sulawesi Barat dengan agenda Pemeriksaan Awal yang dihadiri
oleh Pemohon dan tidak dihadiri oleh Termohon, selanjutnya untuk memberi
kesempatan kepada termohon kembali dilakukan pemanggilan oleh panitra dan
persidangan ditunda sampai pada tanggal 29 Oktober 2019;
[2.8] Bahwa pada tanggal 29 Oktober 2019 kembali dilaksanakan sidang lanjutan
di Kantor Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat dengan agenda Lanjutan
Pemeriksaan Awal, dihadiri oleh pemohon dan termohon;
[2.9] Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan awal pada sidang tanggal 29 Oktober
2019 Majelis Komisioner berkesimpulan untuk menunda sidang dan akan
dilanjutkan kembali pada tanggal 12 Nopember 2019 dengan agenda Putusan
Sela.
Alasan atau Tujuan Permohonan Informasi Publik
[2.10] Bahwa alasan atau tujuan Pemohon mengajukan Permohonan Informasi
Publik atas perkara a quo sebab Termohon tidak menanggapi surat permohonan
informasi dan keberatan Pemohon;
Petitum
[2.11] Pemohon meminta kepada Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat melalui
putusannya agar memerintahkan Termohon membuka informasi yang
dimohonkan oleh Pemohon dengan mempertimbangkan dan mengutamakan asas
cepat, tepat, biaya ringan dan sederhana;
4
B. Alat Bukti
Keterangan Pemohon
[2.12] Menimbang bahwa dalam persidangan lanjutan pemeriksaan awal pada
tanggal 29 Oktober 2019, Pemohon telah menyampaikan keterangan sebagai
berikut :
1. Membenarkan bahwa telah menyampaikan surat permintaan informasi dengan
nomor surat 031/SPIP-LPK/X/2019 Kepada Kepala Desa Sapan Kecamatan Pana
Kabupaten Mamasa pada tanggal 2 Maret 2019 dan diterima pada tanggal 2
Maret2019 olehSintya S., dengan permintaan informasi berupa dokumen
penggunaan Dana Desa TA.2017 dan TA.2018, perencanaan dan
pertanggungjawaban penggunaan dana ADD dan DDS yang jumlahnya
mencapai ± 2 Milyar.
2. Bahwa Pemohon menunggu jawaban dari Termohon sejak diajukannya surat
permohonan informasi, namun pemohon tidak mendapat tanggapan secara
tertulis dalam jangka sepuluh hari hari kerja, dengan dasar tersebut Pemohon
mengajukan Surat Keberatan kepada Kepala Desa Sapan Kecamatan Pana
Kabupaten Mamasa tertanggal 27 April 2019 dan diterima oleh Kusnadi pada
tanggal 9 Mei 2019;
3. Bahwa Termohon tidak menjawab atau menanggapi surat keberatan yang
diajukan oleh Pemohon, sehingga Pemohon mengajukan surat permohonan
penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi (KI) Provinsi Sulawesi
pada tanggal 4 September 2019, dan diterima oleh kepanitraan KI Provinsi
Sulawesi Barat pada tanggal yang sama yakni tanggal 4 September 2019;
4. Bahwa dalam hal pendistribusian surat permintaan informasi dan surat
keberatan ke Termohon dilaksanakan oleh anggotanya yang khusus bekerja
dilapangan sehingga Pemohon tidak begitu mengetahui proses sesungguhnya,
apakah surat sampai ditangan pemerintah desa atau tidak sehingga hal ini akan
dijadikan sebagai pembelajaran.
5. Adapun tujuan Pemohon untuk meminta informasi berupa dokumen adalah
untuk memantau apakah hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dan
5
dipertanggungjawabkan oleh Desa Sapan sesuai dengan perencanaan dan
dokumen penganggaran, apabila tidak sesuai maka lembaganya akan
meneruskan hal ini kepada penegak hukum.
Surat-Surat Pemohon
[2.13] Bahwa Pemohon telah mengajukan bukti berupa surat-surat tertulis,
sebagai berikut :
Surat P-1 Fotocopy Surat Permohonan Informasi Publik yang ditandatangani
oleh Roberth Pariakan selaku Pimpinan Umum Lembaga Swadaya
Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan bertanggal 2 Maret 2019,
yang ditujukan kepada Kepala Desa Sapan, Kabupaten Mamasa,
beserta lembaran penerimaan surat yang ditandatangani oleh
Sintya S.
Surat P-2 Fotocopy Surat Keberatanyang ditandatangani oleh Roberth
Pariakan selaku Pimpinan Umum Lembaga Swadaya Masyarakat
Lintas Pemburu Keadilan bertanggal 27 April 2019, yang ditujukan
kepada Kepala Desa Sapan, Kabupaten Mamasa, beserta lembaran
penerimaan surat yang dterima atas nama Kusnadi pada tanggal 9
Mei 2019.
Surat P-3 Fotocopy Surat Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi
Publik ke Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat bertanggal 4
September 2019.
Surat P-4 Fotocopy Akta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas
Pembutu Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief Waris, SH
.dengannomor akta : 01bertanggal 8 Juli 2019.
Surat P-5 Fotocopy Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan
Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan oleh
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia dengan
nomor AHU-0008885.ah.01.07 tahun 2019, bertanggal 29 Agustus
2019.
6
Surat P-6 Fotocopy identitas Kartu Tanda Penduduk atas nama Roberth P
Nomor KTP 7604043407680001 dengan alamat Lingkungan Pande
Bassi, Sulewatang, Polewali.
Kesimpulan Pemohon
[2.14] Menimbang bahwa Pemohon tidak mengajukan kesimpulan
Keterangan Termohon
[2.15] Menimbang bahwa dalam persidangan pada tanggal 29 Oktober 2019
Termohon memeberikan keterangan sebagai berikut:
1. Termohon membenarkan telah menerima surat permintaan informasi dari
Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilannamun tidak diberikan
karena bukan Pemohon snediri yang datang selaku pimpinan tetapi
anggotanya yang lain.
2. Termohon tidak mengetahui adanya surat keberatan tersebut karena sampai
saat ini belum pernah menerima dan membaca fisiknya apalagi penerima surat
atas nama Kusnadi tidak terdaftar atau tidak bekerja di kantor Desa Sapan.
3. Terhadap adanya persidangan di Komisi Informasi, Termohon menyerahkan
sepenuhnya kepeda kuasa Termohon untuk mengikuti persidangan sampai
tuntas dan mengambil langkah yang dianggap perlu.
Surat-surat Termohon
[2.16] Bahwa Termohon tidak mengajukan bukti-bukti :
Surat T-1 Surat Kuasa yang diterbitkan tanggal 24 Oktober 2019 nomor
:684/KD-SPN/X/2019, dengan pemberi kuasa Sambolangi selaku
Kepala Desa Sapan, Kabupaten Mamasa, dengan penerima kuasa
atas nama Rosi Nurwardani S, STP selaku Kepala Bidang
Pemerintahan Desa dan Sarana Prasarana Desa di Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Mamasa dan Harun
Nirwandi, S,STP, MM selaku Kepala Seksi Kelembagaan Kerjasama
Desa dan Sarana Prasarana di Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kabupaten Mamasa.
7
Kesimpulan Termohon
[2.17] Menimbang bahwa Termohon tidak mengajukan kesimpulan.
3. PERTIMBANGAN HUKUM
[3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya adalah
mengenai Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, sebagaimana
diatur pasal 35 ayat (1) huruf c, Undang-undang No.14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, selanjutnya disebut UU KIP,juncto pasal 5 huruf b
Pasal 13 dan Pasal 36 ayat (1) dan (2) Perki No 1 Tahun 2013;
[3.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan, berdasarkan
pasal 36 ayat (1) Perki No 1 Tahun 2013, Majelis Komisioner terlebih dahulu akan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat untuk memeriksa dan
menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo ;
2. Kedudukan hukum atau legal standing Pemohon sebagai yang mengajukan
Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik ;
3. Kedudukanhukum atau legal standing Termohon sebagai Badan Publik dalam
sengketa informasi publik ;
4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik.
Bahwa terhadap keempat hal tersebut, Majelis Komisioner memberikan pendapat
sebagai berikut :
A. Kewenangan Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat
[3.3] Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 4, Pasal 1 angka 5, pasal 26
ayat (1) huruf a, Pasal 37 ayat (1) UU KIP, juncto Pasal 5 dan pasal 6 Perki No. 1
Tahun 2013, dimana pada pokoknya mengatur bahwa Komisi Informasi berwenang
menyelesaikan sengketa informasi publik.
[3.4] Menimbang, bahwa permohonan a quo merupakan permohonan
penyelesaian sengketa informasi publik yang menyangkut penolakan atas
8
permintaan informasi berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 35
ayat (1) huruf c UU KIP,juncto Pasal 5 huruf b Perki No. 1 Tahun 2013.
[3.5] Menimbangpada pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa tertuang bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
pemerintahan, kepentingan msayarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sitem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
[3.6] Menimbang pada pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa tertuang bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
[3.7] Menimbang pada pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa tertuang bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
[3.8] Menimbang bahwa pada pasal 5 UU nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
menyatakan Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota.
[3.9] Menimbang bahwa pada bagian penjelasan Pasal 6 ayat(3) Perki No.1
Tahun 2013 menyatakan: yang dimaksud dengan Badan Publik kabupaten/kota
adalah Badan Publik yang lingkup kerjanya mencakup kabupaten/kota
setempatatau lembaga tingkat kabupaten/kota dari suatu lembaga yanghierarkis.
Contoh: Pemerintah Kabupaten/Kota, DPRD kabupaten/kota, Pemerintah Desa,
Pengadilan tingkat pertama, Komando Distrik Militer, BUMD tingkat
kabupaten/kota, Partai Politik tingkat kabupaten/kota, organisasi non pemerintah
tingkat kabupaten/kota.
[3.10] Menimbang bahwa Termohon adalah Kepala Desa Sapan Kecamatan Pana
Kabupaten Mamasa yang merupakan aparatur Pemerintah Desa,
sehinggaberdasarkan Pasal 27 ayat (3) UU KIP, juncto Pasal 6 ayat (2) dan pasal (4)
9
Perki No. 1 Tahun 2013, pada pokoknya mengatur bahwa Komisi Informasi Provinsi
berwenang menyelesaikan sengketa informasi publik yang menyangkut Badan
Publik tingkat provinsi dan Badan Publik tingkat kabupaten/kota dalam hal Komisi
Informasi Kabupaten/Kota belum terbentuk.
[3.11] Menimbangbahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.5] sampai dengan
paragraf [3.10], Majelis Komisioner berpendapat bahwa Komisi Informasi Provinsi
Sulawesi Barat berwenang memeriksa, memutus dan menjatuhkan putusan
terhadap permohonan a quo.
B. Kedudukan Hukum / Legal Standing Pemohon
[3.12] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan :
Pasal 1 angka 12 UU KIP
Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum
Indonesiayang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Pasal 1 angka 7 Perki No. 1 Tahun 2013
Pemohon penyelesaian sengketa informasi publik yang selanjutnya disebut
Pemohon adalah Pemohon atau pengguna informasi publikyang mengajukan
Permohonan kepada Komisi Informasi.
Pasal 11 ayat (1) huruf a Perki No. 1 Tahun 2013
Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan Permohonan sebagai berikut:
a. identitas Pemohon yang sah, yaitu:
1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk, Paspor atau identitas lain yang sah yang
dapat membuktikan Pemohon adalah warga negara Indonesia; atau
2. Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal
Pemohon adalah Badan Hukum.
3. Surat kuasa dan Fotocopy Kartu Tanda Penduduk pemberi kuasa dalam hal
Pemohon mewakili kelompok orang.
b. permohonan informasi kepada Badan Publik, yaitu:
10
1. Surat permohonan, formulir permohonan, tanda terima atau tanda
pemberian/pengajuan permohonan informasi; dan/atau
2. Surat pemberitahuan tertulis dari Badan Publik atas permohonan
informasi.
c. keberatan kepada Badan Publik, yaitu:
1. Surat tanggapan tertulis atas keberatan Pemohon oleh atasan PPID; atau
2. Surat pengajuan keberatan disertai tanda pemberian/pengajuan, tanda
pengiriman atau tanda terima; dan
3. Dokumen lainnya, bila dipandang perlu.
[3.13] Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonan penyelesaian sengketa
informasi publik, yang telah didaftarkan pada kepaniteraan Komisi Informasi
Sulawesi Barat telah melampirkan dokumen sebagai berikut :
a. Fotocopy Akta Pendirian Lembaga Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu
Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief Waris, SH .dengan nomor akta :
01bertanggal 8 Juli 2019. Vide Bukti [P-4];
b. Foto copy Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Lembaga
Swadaya Masyarakat Lintas Pembutu Keadilan oleh Menteri Hukum dan Hak
Azasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor AHU-0008885.ah.01.07 tahun
2019, bertanggal 29 Agustus 2019. Vide Bukti [P-5]; dan
c. Fotocopy identitas Kartu Tanda Penduduk atas nama Roberth P Nomor KTP
7604043407680001 dengan alamat Lingkungan Pande Bassi, Sulewatang,
Polewali. Vide Bukti [P-6].
[3.14] Menimbang bahwadipersidangan telah didengarkan pula keterangan
Pemohon yang pada pokoknya menerangkan jika Pemohon mewakili Lembaga
LSM Lintas Pemburu Keadilan dalam mengajukan permohonan penyelesaian
sengketa informasi publik a quo.
[3.15] Menimbang bahwa Pemohon merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat
sebagaimana keterangan dipersidangan didukung dengan bukti [P-4] dan[P-5]
sehingga syarat-syarat formil Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi harus
tunduk pada ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Perki No. 1 tahun 2013.
11
[3.16] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 11 ayat (1) huruf a
angka 2 Perki No. 1 tahun 2013 telah menegaskan Pemohon wajib menyertakan
dokumen kelengkapan Permohonan berupa identitas Pemohon yang sah
yaitu:Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal
Pemohon adalah Badan Hukum.
[3.17] Menimbang, bahwa bukti [P-4] berupa Fotocopy Akta Pendirian Lembaga
Swadaya Masyarakat Lintas Pemburu Keadilan, yang dibuat oleh Notaris Abu Afief
Waris, SH . dengan nomor akta : 01bertanggal 8 Juli 2019, yang didalamnya
termuat Anggaran Dasar lembaga yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sehingga syarat formil dokumen
kelengkapan Pemohon sebagaimana ketentuan Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2
Perki No. 1 Tahun 2013 terpenuhi.
[3.18] Menimbang bahwa berdasarkan uraian paragraf [3.12] sampai dengan
paragraf [3.17], Majelis Komisioner berpendapat bahwa Pemohon memenuhi
syarat kududukan hukum atau legal standing sebagai Pemohon penyelesaian
sengketa informasi publik dalam sengketa a quo.
C. Kedudukan Hukum / Legal Standing Termohon
[3.19] Menimbang bahwa kedudukan hukum Termohon dalam sengketa a quo
telah diuraikan dan dipertimbangkan pada bagian kewenangan Komisi Informasi
Provinsi Sulawesi Barat paragraf [3.5] sampai dengan [3.10], Pertimbangan tersebut
berlaku secara mutatis mutandis dalam menguraikan dan mempertimbangkan
kedudukan hukum Termohon.
[3.20] Menimbang berdasarkan paragraf [3.19], Majelis Komisioner berpendapat
bahwa Termohon memenuhi syarat kedudukan hukum atau legal standing sebagai
Termohon penyelesaian sengketa informasi publik dalam sengketa a quo.
D. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi
[3.21] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan :
12
Pasal 22 ayat (7) UU KIP
Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, Badan Publik
yangbersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan :
a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;
b. badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi
yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah
penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui
keberadaan informasi yang diminta;
c. badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi
yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah
penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui
keberadaan informasi yang diminta;
d. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
e. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi
informasi yang akan diberikan;
f. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan
tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan dan materinya;
g. alat penyampaian dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau
h. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.
Pasal 35 ayat (1) UU KIP
Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan secara tertulis
kepadaatasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan alasan
berikut:
a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;
b. tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;
c. tidak ditanggapinya permintaan informasi;
d. permintaan informasi tidak ditanggapi sebagaimana yang diminta;
e. tidak dipenuhinya permintaan informasi;
13
f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau
g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam undang-
undang ini
Pasal 36 ayat (1) UU KIP
Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 35 ayat (1)
Pasal 36 ayat (2) UU KIP
Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memberikan
tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam
jangka waktu palinglambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya keberatan
secara tertulis.
Pasal 37 ayat (2) UU KIP
Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling
lambat 14(empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari
atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2).
Pasal 13 huruf a Perki No. 1 Tahun 2013
Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak
tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima olehPemohon.
[3.22] Menimbang berdasarkan kronologi sebagaimana yang terurai pada
paragraf [2.2] dan paragraf [2.6], dan persidangan pada tanggal 29 Oktober 2019
sebagaimana dijelaskan pada paragraph [2.15] ditemukan fakta sebagai berikut :
1. bahwa Pemohon telah menandatangani surat permintaan informasi ke
Termohon pada tanggal 2 Maret 2019 dan diterima oleh Termohon pada
tanggal 2 Maret 2019, berdasarkan vide bukti [P-1].
2. bahwa berdasarkan uraian angka 1, waktu yang dimiliki oleh Termohon untuk
menjawab surat Pemohon adalah 10 (sepuluh) hari kerja sebagaimana diatur
dalam pasal 22 ayat (7) UU KIP sehingga paling lambat tanggal 20 Maret 2019
Termohon sudah harus menjawabnya.
14
3. bahwa batas waktu tanggapan/jawaban Termohon atas permintaan informasi
tanggal 20 Maret 2019 sebagaimana diuraikan pada angka 2, Termohon tidak
memberikan jawaban atau tanggapan sehingga Pemohon dapat mengajukan
keberatan dalam jangkah 30 (tiga puluh) hari kerja atau tepatnya dari tanggal
21 Maret 2019 sampai tanggal 15 Mei 2019 sebagaimana telah
diatur/ditetapkan pada pasal 36 ayat (1) UU KIP yang telah diuraikan pada pada
paragraph [3.21]
4. Pemohon mengajukan surat keberatan pada tanggal 27 April 2019, dan
diterima oleh Kusnadi tanggal 9 Mei 2019, berdasarkan bukti [P-2];
5. Bahwa dalam keterangannya Termohon menerangkan tidak pernah menerima
surat keberatan yang ajukan oleh Pemohon;
6. Bahwa dalam keterangan Termohon menerangkan bahwa tidak mengenal
Kusnadi yang bertanda tangan pada tanda bukti penerimaan surat keberatan
yang ajukan oleh Pemohon;
7. Bahwa Pemohon mengajukan sengketa informasi pada tanggal 4 Sepetember
2019 Vide bukti [P-2].
[3.23] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan pada pasal 37 ayat (2) UU KIP
menjelaskan “Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya
tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 ayat (2),” jika merujuk pada ketentuan ini maka memperhatikan uraian
sebagaimana dimaksud pada paragraf [3.22] angka 4, dimana Pemohon telah
mengajukan surat keberatan pada tanggal 27 April 2019 dan diterima oleh Kusnadi
tanggal 9 Mei 2019, sehingga Termohon atau badan publik memiliki waktu untuk
menjawab surat keberatan tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
sebagaimana diatur dalam ketentuan pada pasal 36 ayat (2) UU KIP atau tepat
pada tanggal 9 Juli 2019. Dari tanggal tersebut bilamana Pemohon tidak
menerimanya maka sudah dapat mengajukan surat penyelesaian sengketa
informasi publik ke Komisi Informasi sebagaimana diatur pada 37 ayat (2) UU KIP
sehingga Pemohon sudah harus mengajukannya paling lambat 14 hari kerja atau
15
tepatnya pada tanggal 1 Agustus 2019, namun sesuai vide bukti [P-3], Pemohon
mengajukannya pada tanggal 4 September 2019, sehingga melebihi jangka waktu
jangka waktu yang ditentukan.
[3.24] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.21] sampai dengan
uraian pada paragraf [3.23], Majelis Komisioner berpendapat bahwa jangka waktu
pengajuan surat penyelesaian sengketa informasi publik oleh Pemohon ke Komisi
Informasi Provinsi Sulawesi Barat adalah tidak terpenuhiatau tidak sesuai
dengan ditentukan dalam pasal 37 ayat (2) UU KIP, sehingga dinyatakan tidak
memenuhi syaratbatas waktu pengajuan permohonan penyelesaian
sengeketa informasi publik.
[3.25] Menimbang ketentuan-ketentuan :
Pasal 36 Perki Nomor 1 tahun 2013 tentang PPSIP
(1) Pada hari pertama sidang, Majelis Komisioner memeriksa :
a. Kewenangan Komisi Informasi;
b. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan
permohonan penyelesaian sengketa informasi;
c. Kedudukan hukum termohon sebagai badan public didalam sengketa
informasi;
d. Batas waktu pengajuan permohonan sengketa informasi
(2) Dalam halpermohonan tidak memenuhi salahsatuketentuan sebagaimana
dimaksudpada ayat (1), Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan sela
untuk menerima ataupun menolak permohonan.
(3) Dalam hal Majelis berpendapat tidak perlu menjatuhkan putusan sela, maka
proses pemeriksaan dapat dilanjutkan dan diputus bersamaan dengan putusan
akhir.
[3.26] Menimbang bahwa terhadap perkara a quo, Majelis tidak melanjutkan
proses persidangan ke tahapan pokok perkara dengan alasan tidak terpenuhinya
jangka waktu sebagaimana diuraikan pada paragraf [3.23] dan [3.24], sehingga
Majelis Komisioner memutuskan untuk melakukan putusan sela.
16
E. Pokok Permohonan
[3.27] Menimbang bahwa pokok permohonan pada perkara a quo sesungguhnya
adalah Sengketa Informasi Publik antara Pemohon dengan Termohon mengenai
informasi yang dimohonkan sebagaimana dijelaskan pada bagian kronologi di
paragraf [2.2] sampai dengan paragraf [2.9].
[3.28] Menimbang berdasarkan fakta dipersidangan yang tidak dibantah oleh
Pemohon dan menjadi fakta hukum bahwa jangka waktu yang diajukan oleh
Pemohon sebagaimana telah dijelaskan pada paragraf [3.23] adalah tidak
terpenuhi sehingga Majelis Komisioner perlu menjatuhkan Putusan Sela dengan
tidak lagi mempertimbangkan pokok-pokok perkara a quo.
4. KESIMPULAN
[4.1] Berdasarkan seluruh uraian, pertimbangan dan fakta hukum yang telah
dijelaskan, Majelis berkesimpulan :
1. Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat berwenang untuk menerima,
memeriksa dan memutus permohonan a quo.
2. Pemohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk mengajukan
permohonan dalam sengketa a quo.
3. Termohon memiliki kedudukan hukum atau legal standing sebagai Termohon
dalam sengketa a quo.
4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik
tidak terpenuhi sebagaimana yang diatur dan ditentukan dalam UU KIP dan
Perki No. 1 Tahun 2013.
5. AMAR PUTUSAN
[5.1] Menyatakan bahwa permohon Pemohon tidak dapat diterima
17
Demikian diputuskan dalam rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner oleh
Andry Pramono selaku Ketua merangkap Anggota, Andi Ishaq Abdullah dan
Andi Fachriady Kusno, masing-masing sebagai anggota, pada hari senin, tanggal
11 Nopember 2019 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari
ini selasa, tanggal 12 Nopember 2019 oleh Majelis Komisioner yang nama-
namanya tersebut diatas dengan didampingi oleh Bonewati sebagai Panitera
Pengganti serta tidak dihadiri oleh Pemohon dan dihadiri Termohon.
KETUA MAJELIS
ttd
(ANDRY PRAMONO)
ANGGOTA MAJELIS
ttd
(ANDI ISHAQ ABDULLAH )
ANGGOTA MAJELIS
ttd
(ANDI FACHRIADY KUSNO )
PANITERA PENGGANTI
ttd
( BONEWATI )
Untuk salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya, diumumkan kepada masyarakat
berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan
ketentuan pasal 59 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 tahun 2013 tentang
Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.
Dikeluarkan di Mamuju
Pada Tanggal : 14 November 2019
PANITERA
DARMAWATI JUSUF