Kewirausahaan Berbasis Weda - IHDN Denpasar |

133

Transcript of Kewirausahaan Berbasis Weda - IHDN Denpasar |

i

HINDU ENTREPRENEURSHIP Kewirausahaan Berbasis Weda

ii

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta Pasal 1 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip

deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan Pidana Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan / atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

iii

HINDU ENTREPRENEURSHIP Kewirausahaan Berbasis Weda

I Made Adi Surya Pradnya

PUSTAKA EKSPRESI 2022

iv

HINDU ENTREPRENEURSHIP

Kewirausahaan Berbasis Weda

Penulis:

I Made Adi Surya Pradnya

Editor:

N. Putrawan

Design & Lay Out:

I Wayan Madita

Diterbitkan oleh:

Pustaka Ekspresi

Jl. Diwang Dangin No. 54, Br. Lodalang

Kukuh, Marga, Kabupaten Tabanan, Bali 82181

Cetakan Pertama: Januari 2022

2022, x + 122 hlm, 14 x 21 cm

ISBN: 978-623-7606-94-9

v

Kata Pengantar

Om Swastyastu,

Angayubagia kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

buku ini telah terbit di awal tahun 2022. Buku ini mulai ditulis

pada pertengahan tahun 2021, dengan latar belakang, situasi

ekonomi Bali yang mulai bergeser, akibat dampak covid-19.

Masyarakat Bali yang hidup dari sektor pariwisata mengalami

shifting menuju masyarakat Bali yang mandiri dengan

berwirausaha. Selain itu, buku bertema kewirausahaan Hindu

belum begitu banyak ditulis sebagai refrensi bagi umat Hindu,

khsususnya mahasiswa pada mata kuliah Kewirausahaan.

Diharapkan buku ini dapat dijadikan referensi bagi para

akademisi, mahasiswa, kelompok terpelajar, wirausaha, calon

wirausaha maupun masyarakat umum, sehingga dapat dipahami

dan dipraktekan.

Buku Hindu Enterpreneurship dapat terbit berkat doa dan

dukungan dari banyak pihak, terutama nenek saya (Alm) Ni Made

Ringin, seorang single parent dan buta huruf, namun memiliki

naluri bisnis yang luar biasa, sehingga mampu mengantarkan

anak-anaknya, sebagai Guru Besar (professor), Birokrat,

Pengusaha sukses dan sekarang menular pada cucu-cucu beliau.

Ayah saya, (Alm.) I Nyoman Suadi yang sekaligus mentor, telah

banyak mengenalkan dunia usaha pada anak-anaknya. Ibu saya,

Ni Ketut Caturwati yang tiap malam selalu mendampingi saya

mengetik naskah buku ini. Berikutnya istri tercantik, Ni Putu

Enick Ernawati, seorang tenaga medis yang menekuni dunia

usaha, yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi terutama

vi

teknik berdagang produk kekinian. Anak saya yang selalu

memberikan semangat, sekaligus menjadi spirit hidup, Ni Putu

Gangga Adi Pradnya Swari. Kakak dan Adiksaya, serta kedua

ipar, yang mengeluti dunia kewirausahaan, sehingga setiap hari

selalu diskusi tentang perkembangan bisnis di dalam maupun

luar negeri. Berikutnya hormat saya kepada seluruh anggota

Komunitas Nasib Baik (KNB) yang selalu menyebarkan energi

positif setiap hari. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih

kepada seluruh Manajemen JDR Herbal beserta para reseller

yang berkomitmen untuk sukses bersama. Seluruh Civitas

Akademika Kampus UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

yang telah memberikan banyak ilmu dan kontribusi dalam

penyusunan buku ini, terakhir seluruh keluarga besar, sahabat,

junior dan senior yang luar biasa.

Buku ini tentu memiliki keterbatasan, sehingga terbuka

ruang untuk menerima saran dan masukan yang positif dalam

menyempurnakan isi buku ini. Semoga buku bertema

Kewirausahaan Hindu dapat ditulis berikutnya dengan sub tema

yang berbeda, sehingga berkontribusi bagi umat Hindu

khususnya dalam mengembangkan keilmuan, terutama tema-

tema pengembangan diri dan kewirausaahaan, agar dapat dengan

mudah diaplikasikan. Demikian pengantar penulis, semoga

buku ini bermanfaat dan selamat membaca, terimakasih.

Om Santi, Santi, Santi Om

Denpasar, 9 Januari 2022

Penulis,

I Made Adi Surya Pradnya

vii

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................... v

Daftar Isi .................................................................... vii

1. Kewirausahaan Berbasis Hindu ..................... 1

Pengertian Kewirausahaan Hindu .................. 5

Tujuan Wirausaha Hindu ................................ 9

Era Kuadran Kanan ........................................... 10

2. Kewirausahaan dalam Konteks Catur Asrama 15

I. Brahmacari Masa Persiapan Menjadi

Enter-preneur ...............................................

17

1. Resiko Berwirausaha Sangat Kecil ....... 20

2. Belajar Mandiri, Kreatif dan Inovatif ... 21

3. Peluang Menggali Potensi Diri ............. 22

4. Menemukan Passion Usaha Sejak Dini 22

5. Membentuk Mindset Uang Pertama ... 23

6. Melatih Jiwa Kepemimpinan Sejak Dini 24

II. Grahasta Masa Menjadi Enterpreneur ..... 25

1 Jalankan Bisnis yang Telah Dipilih ...... 26

2 Mengenal Aset dan Liabilitas ............... 28

3 Smart Finansial ....................................... 29

4 Full Family Team .................................... 31

III. Wanaprasta Masa Menikmati Buah Usaha 33

Menjadi Mentor Bagi Para Junior ............. 35

Menikmati Passive Income ........................ IV. Sanyasin Tahap Paripurna Sebagai

37

viii

Pengusaha .........................................................40

Menepi Dari Ramia Ke Sunia ..........................41

3. Catur Purusha Arta Dasar Kewirausahaan

Hindu .......................................................................43

I. Dharma Menjadi Enterpreneur .......................43

Dharma Sebagai Pondasi Berwirausaha .........44

Swadharma Enterpreneur Menurut Hindu 47

II Artha Dalam Enterpreneurship .......................51

III. Kama Sebagai Pengendalian Diri

Entrepreneur 58

Wealth Style Bukan Life Style ..........................58

Meningkatkan Asset Mengurangi Liabilitas 61

IV. Moksa Sebagai Tujuan Akhir

Hindu Enterpreneurship ..................................66

Sad Angga Yoga ...............................................69

1. Asana ............................................................69

2. Pranayama ....................................................72

3. Pratyahara.....................................................74

4. Dharana ........................................................75

5. Dyana ............................................................77

6. Samadhi ........................................................78

4. Lokasamgraha: Membangun Jiwa

Entrepreneur ...........................................................81

Homo Economicus dan Homo Sosial ....................83

Mencintai Pekerjaan untuk Kemuliaan .................85

Lokasamgraha di Era Digital..................................87

Membangun Jiwa Wirausaha .................................90

1. Buku Referensi ..................................................90

2. Menghabiskan Waktu dengan Orang

yang Tepat ........................................................ 91

ix

3. Pengaruh Makanan ......................................... 92

4. Kebiasaan yang Dilakukan ............................. 94

5. Berwirausaha dengan Metode Dana Punia . 97

Marketing Dharma ................................................. 102

1. Terbuka untukPerubahan ............................... 103

2. Praktik Secara Kontinyu .................................. 105

3. Berinovasi ......................................................... 108

Banyak Memberi Banyak Menerima .................... 111

Sarwa Dana, Bersedekah dengan Apa pun .......... 115

Daftar Pustaka ................................................................ 120

1

V

1

Kewirausahaan Berbasis Hindu

eda berasal dari kata vid yang berarti

pengetahuan. Segala pengetahuan yang

ada sesungguhnya berasal dari Veda, kemudian terus

berkembang sesuai zaman. Veda adalah way of life, jalan

kebijaksanaan, sehingga Veda diperoleh melalui dua

jalan, yaitu: sruti melalui pewahyuan yang diterima oleh

Maharsi dan smerti melalui ingatan yang kemudian ditulis

oleh para Maharsi, keduanya kini dijadikan pedoman

hidup umat Manusia (Titib, 1996).

Selanjutnyaberkembangdalamberbagaiilmu.Dalam

Mundaka Upanisad (Mehta, 2007: 148), mengisahkan

dialog seorang murid bernama Saunaka dengan gurunya

bernama Anggiras, menyebut pengetahuan di dunia

hanya ada dua, yaitu para dan aparawidya. Parawidya

adalah pengetahuan yang bersifat rohani (kebijaksanaan),

2

sedangkan aparawidya adalah pengetahuan yang

mengajarkan tentang ilmupengetahuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Kombinasi dari para dan aparawidya

adalah melahirkan keseimbangan dan terciptanya

manusia yang stitaprajna, seseorang yang mencapai

wisdom dan sekaligus memberikan kesejahteraan bersama

(lokasamgraha).

Swami Radhakrishna (dalamTitib, 1996: 15), lebih

jauh menyatakan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan

tahap kedua yang disebabkan oleh pengkajian lebih

mendetail, sedangkan kebijaksanaan (Veda) adalah

pengetahuan tahap awal (tingkatan pertama) yang

diturunkan dari prinsip tak terciptakan.

Kewirausahaan berbasis Hindu, mengajarkan

seseorang mencapai titik temu antara para dan aparawidya

dalam ajaran karma yoga disebut pravrtti dan nivrtti.

Pravrtti adalah tindakan lahiriah, sedangkan nivrtti adalah

kontemplasi batin, sehingga untuk terciptanya stabilitas

hidup di dunia, maka terjaminnya Abhyudaya yang benar

dengan kesejahteraan sosial-ekonomi dan nihsreyasa,

kebebasan spiritual dari semua makhluk. Inilah dharma

atau filsafat dalam Veda yang diajarakan oleh Sangkara

(Ranganathananda, 2000: 23-24) tentang filsafat hidup

yang komprehensif, pada tahap evolusi manusia dengan

tujuan membuat masyarakat bergerak secara stabil.

Veda telah memberikan penjelasan dan pondasi bagi

umat manusia untuk dapat sukses jasmani dan rohani.

Sukses dalam memenuhi kebutuhan dan finansial yang

baik, serta sukses secara batin, hidup tentram, tenang dan

3

4

seharusnya orang memikirkan kekayaan dan

berjuang untuk memperolehnya dengan cara yang

benar dan disertai doa dan seharusnya ia memakai

pertimbangan hati nuraninya dan dengan penuh

semangat berusaha meningkatkan kemampuanya

(Rgveda, X.31.2)

Selain itu, tindakan kerja dalam Veda mengajarkan

semua orang melaksanakan kewajiban tanpa terlebih

dulu mengharapkan hasil. Bekerja dengan tulus tanpa

motif apapun, lakukan saja, doa saja, action saja. Setiap

tindakan kerja senantiasa ingat pada Tuhan dan semua

tindakan kerja dilakukan dengan tulus sebagai bentuk

persembahan pada Tuhan.

“Bekerjalah demi kewajibanmu, bukan demi hasil

perbuatan itu, jangan sekali pahala menjadi

motifmu dalam bekerja, jangan pula hanya berdiam

diri tidak bekerja”

(Bhagawadgita, II.47)

Mereka mempersembahkan semua kerjanya kepada

Brahman dan, bekerja tanpa motif keinginan apa-

apa, mereka tak terjamah oleh dosa, laksana daun

teratai tak basah oleh air

(Bhagawadgita, V-10)

Berhentilah mengeluh dan kecewa terhadap

tindakan kerja yang telah dikerjakan, sebab keluhan

5

6

covid-19, khususnya di Bali, sebagai daerah wisata yang

bergantung padaduniaindustri, banyak pekerjapariwisata

banting setir menjadi wirausaha, berdagang, membuka

kios, menjadi reseller, bahkan tampak di jalanan mobil

dijadikan media jualan. Inilah bentuk survive masyarakat,

ketika industri pariwisata anjlok, akibat pandemi.

Lalu apakah entrepreneurship atau kewirausahaan

itu? Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014: 26)

kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun

berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang

baru, memiliki nilai tambah, member manfaat,

menciptakan lapangan kerja, dan hasilnya berguna bagi

orang lain.

Menurut Djoenaedi Joesoef, seorang entrepreneur of

the year 2003 (Hartono dan Mardianto (2005: ix)

enterpreneurship, bukanlah hanya tergantung pada

pendidikan formal saja, melainkan yang terpenting

adalah memiliki common sense yang kuat dalam proses

pembentukan menjadi entrepreneur.

Menurut Ciputra (2009: 139), entrepreneurship

adalah pengetahuan dan kecakapan, dan jika dipraktikan

akan menjadi keterampilan dan keunggulan yang

membuat masyarakat mempunyai kemampuan tumbuh

sendiri dari dalam, karena mereka lebih tidak bergantung

pada lapangan pekerjaan, karena mereka sendiri adalah

pencipta lapangan kerja, paling tidak untuk diri mereka

sendiri.

Menurut etimologi kata, kewirausahaan berasal

dari istilah Hindu. Dalam Kamus Bahasa Sansekerta,

7

kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira

berarti keberanian, rela berkorban, tangguh, sedangkan

usaha adalah upaya, sehingga pengertian kewirausahaan

adalah keberanian seseorang ataupun kelompok untuk

berupaya menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk

orang lain.

Konsep kewirausahaan sampai saat ini masih terus

berkembang. Kewirausaahan itu sendiri merupakan jiwa,

sikap, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

baru dan sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan

orang lain di sekitarnya. Sedangkan wirausaha

merupakan orang yang terampil dalam mengembangkan

usahanya dan memanfaatkan kesempatan dengan tujuan

meningkatkan taraf hidupnya (Ningrum, 2017, p. 31).

Mengacu pada definisi Kewirausahaan menurut

Hindu, tentang “Keberanian dalam berupaya”

mengandung filosofi yang mendalam, diperlukan mental

yang kuat, karena kebanyakan orang menghindari

kegiatan berwirausaha. Menurut Robert T. Kyiosaki,

orang lebih cenderung bekerja dan menghasilkan uang

dari tempat yang aman dan memperoleh tunjangan,

sehingga lebih memilih menjadi employer, pegawai

maupun karyawan daripada berwirausaha.

Kata “aman” adalah sebuah kata yang sering

digunakan sebagai emosi terhadap rasa takut. Jika

seorang merasa takut, maka dibutuhkan rasa aman.

Begitu juga menyangkut pekerjaan dan uang, ada

orang yang membenci perasaan takut yang

menggiringnya pada ketidakpastian ekonomi,

8

9

1) Menjadi takut melakukan sesuatu hari ini, karena

mencemaskan keadaan esok hari.

Berdasarkan pendapat Cumberland di atas, sudah

seharusnya setiap orang take action dan memiliki kesadaran

diri berwirausaha, seperti apa yang telah diajarkan dalam

kewirausahaan berbasis Hindu, yaitu kerja berdasarkan

dharma. Apa artinya? Kerja yang dilakukan sesuai dengan

kewajiban, perilaku, cara, metode, serta proses yang baik

dalam melakukan kegiatan berwirausaha, sehingga

terciptalah pengusaha maupun pedagang yang

berkesadaran diri (self-counsciuos), yang mindfulness

(bekerja dengan hati), sehingga setiap tindakan kerja

dianugerahi Tuhan.

Kerja berdasarkan dharma juga berarti melakukan

kegiatan kerja, tanpa mengharapkan hasil, tidak

berorientasi profit saja, melainkan setiap tindakan kerja

yang dilakukan memberikan manfaat (benefit),

memberikan makna pada masyarakat, sebagai bentuk

cinta dan persembahan pada Tuhan. Begitu juga,hasildarit

indakankerja, diserahkan juga pada Tuhan. Inilah langkah

awal terjadinya miracle, keajaiban dalam berbisnis.

Tujuan Wirausaha Hindu

Tujuan utama kewirausahaan dalam Hindu

adalah terciptanya lokasamgraha (kesejahteraan bersama),

semakin bermanfaat dan berguna barang atau jasa yang

diciptakan, maka pengusaha Hindu merasakan

kesejahteraan dan kemakmuran lebih banyak lagi.

10

Jadi apa itu Kewirausahaan berbasis Hindu, yaitu

bentuk keberanian seseorang ataupun kelompok untuk

berupaya secara kreatif, inovatif, menciptakan produk,

berupa barang atau jasa yang kemudian dipasarkan

untuk kesejahteraan bersama berdasarkan pada dharma.

Era Kuadran Kanan

Setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada

zamannya. Inilah istilah tepat bagi umat Hindu, agar

tidak tertinggal zaman. Dunia sudah berubah dari agraris

menjadi digital, jika pola piker tetap (fix mindset) pada era

agraris dan tindakan tidak berubah (fix Action), maka

dipastikan akan mengalami distruption, sebab era sudah

berubah dan terjadig reat shifting. Oleh karena itu, segera

beradaptasi dan berinovasi.

Banyak perusahan besar mengalami kebangkrutan

tanpa disadari, contoh saja Nokia, merk Hp yang sangat

laris pada zamanya, namun tidak bertahan lama,

produknya hilang. Aplikasi BBM begitu ngetop di

zamanya, namun mengalami distruption, dengan lahirnya

inovasi baru berupa android. Pengaruh distruption dalam

bidang bisnis maupun bidang lainnya sangat cepat, jadi

siapa yang lambat akan tertinggal dan merugi.

Akankah Indonesia hanya menjadi masyarakat yang

konsumtif dan tidak bertumbuh? Saatnya umat Hindu

mengambil alih kesempatan yang luar biasa ini. Ikutlah

perkembangan zaman dan jadilah bagian di dalamnya

dengan memanfaatkan aplikasi yang ada di genggaman.

11

12

Dengan miliki bisnis, maka bisa mempekerjakan

professional dan karyawan dengan skill yang dibutuhkan.

Kunci utama bisnis adalah membentuk sistem, semua

management dalam usaha yang dimiliki disesuaikan

dengan sistem yang telah dibuat, sehingga owner

meskipun berada diluar negeri ataupun tidur di rumah,

sistem bekerja dengan baik, secara otomatis kekayaan

pun bekerja sambil mata tidur lelap. Begitu pula menjadi

investor di saham, reksa dana maupun investasi lainnya,

sehingga orang lain bekerja dan investor menikmati

hasilnya, tanpa perlu kerja keras.

Umat Hindu yang masih takut berwirausaha atau

memiliki bisnis, ada baiknya mencoba take action, buka

wawasan, jadilah umat yang memiliki Growth Mindset,

pola pikir yang bertumbuh. Jadilah playmaker, segeralah

pindah kuadran, sebab era telah berubah. Ketika era telah

berubah, maka hanya ada dua pilihan: ikut berubah, serta

berani berinovasi atau tidak berani beradaptasi, sehingga

lambat dan merugi.

Era digital yang telah merobohkan bisnis

konvensional,adalahkesempatanbagisiapapunpengguna

internet untuk ikut menjadi seorang enterpreneur, hanya

dengan memanfaatkan marketplace yang telah disediakan

dalam bentuk aplikasi. Tidak perlu melamar pekerjaan,

tidak perlu menghabiskan waktu berhari-hari, tidak

perlu memiliki stok barang, tidak perlu toko, tidak perlu

sewa tempat, cukup menjadi dropshiper, memindahkan

barang dari marketplace A ke marketplace B dan itu pun

hanya bermodalkan foto produk saja. Nah, begitu terjadi

13

15

T

2

Kewirausahaan dalam Konteks

Catur Asrama

ahapan kehidupan dalam Hindu disebut catur

asrama, terdiri dari: (1) Masa belajar, menuntut

ilmu dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya

(Brahmacari), (2) Masa berumah tangga (Grahasta), (3)

Masa menarik diri dari kehidupan duniawi dan menepi

untuk menyendiri (wanaprasta) dan (4) Masa melepaskan

diri dari keterikatan duniawi, hanya focus menuju

pembebasan jiwa dari badan (Bhiksuka/Sansayasin).

Ajaran Catur Asrama, sangat tepat jika dipraktikan

untuk menciptakan kehidupan yang ideal, jagathita,

santih, serta hamonis dan bahagia material maupun

spiritual, pravvrti dan nivvrti. Tiada penderitaan di dunia

dan terbebas setelah kematian. Ajaran ini pun sangat

16

relevan, jika diarahkan untuk melahirkan pemikiran dan

mengasah jiwa enterpeneiurship sejak dini, sebagai bentuk

partisipasi umat Hindu dalam membangun negeri.

Upaya untuk ikut berkontribusi dalam

mensejahterakan masyakat, peran Hindu sangatlah

penting. Terutama menyiapkan SDM sebagai seorang

enterpreneur, sebab jumlah wirausaha di Indonesia

sangatlah rendah, jika dibandingkan dengan negara

tetangga lainya, seperti Malaysia dan Thailand. Hal ini

disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

Erick Thohir (dalam www.merdeka.com, diakses 27 Juni

2021) yang menyadari, tingkat kewirausahaan atau

entrepreneurship di Tanah Air masih lebih rendah, jika

dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Di mana,

jumlah wirausaha Indonesia sendiri baru sekitar 3,47

persen dari total penduduk. Sementara itu, jika melihat

negara-negara tetangga, seperti: Malaysia dan Thailand,

tingkat kewirausahaanya sudah berada di sekitar 4,74

persen dan 4,26 persen. Sedangkan, Singapura menjadi

yang tertinggi yakni sebesar 8,76 persen.

Rendahnya jumlah wirausaha di Indonesia selain

perlu di-support pemerintah dengan aturan yang lebih

ringan pada UMKM atau IUMK, juga diperlukan

kesadaran warganegara untuk ikut berpartisipasi menjadi

wirausaha mandiri. Khususnya generasi muda, sehingga

dapat mempraktikkan ilmu kewirausahaanya, agar tidak

menjadi pengangguran terdidik.

Berikut langkah-langkah Hindu dalam menyiapkan

generasi emas melalui kewirausahaan, berdasarkan empat

jenjang kehidupan, yang telah diajarkan dalam Veda:

17

I. Brahmacari Masa Persiapan Menjadi Enter-

preneur

Tahapan pertama dalam Catur Asrama adalah

Brahmacari, yaitu masa belajar dan menuntut ilmu

pengetahuan. Menjadi Brahmacari adalah tahapan

seseorang membentuk karakternya, menjadi manusia

yang suputra, menusia yang mulia. Inilah waktu, dimana

seseorang dibentuk dengan start of engine yang baik, agar

hasil selanjutnya menjadi lebih baik.

Menurut filsuf Rousseau (2020: 296), pada

hakikatnya manusia dilahirkan dalam keadaan yang

sangat baik, namun masyarakat telah merusaknya.

Pendapat Rousseau mengajarkan seseorang akan

kehilangan karakter blueprintnya sebagai orang yang baik

setelah masyarakat memberikanya identitas dan label.

Identitas dan label yang diberikan masyakat, jika benar

dipasangkan pada anak dan dididik untuk mengasihi dan

menyayangi, maka mereka menjadi anak yang sangat

peka terhadap lingkungan. Begitu juga sebaliknya, jika

ditanam kebencian, maka sampai kapan pun anak

menjadi orang yang egois.

Di dalam keluarga, anak perama kali berkenalan

dengan nilai dan norma. Pendidikan keluarga

memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar,

agama, dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma sosial

dan pandangan hidup yang diperlukan anak. Nilai-nilai

moral di sini merupakan bekal sebagai jiwa berwirausaha

pada saat anak sudah dewasa nanti (Ningrum, 2017, p. 30).

Pelajaran dalam mendidik anak menurut Hindu, dapat

18

19

menjadi proses pembelajaran teori saja, melainkan wadah

praktek langsung menjadi entrepreneur, menjadi

pengusaha dan berani menciptakan peluang dan

menghasilkan produk atau jasa. Proses belajar ini akan

membentuk kebiasaan baru generasi muda di Indonesia,

termasuk juga generasi muda Hindunya.

Menurut Charles Duhigg (2019) dalam bukunyaThe

Power Of Habit, mengajarkan semua orang untuk memiliki

kebiasaan baru yang lebih produktif, dalam buku

tersebut Duhigg menjelaskan, kebiasaan bukanlah takdir,

sehingga kebiasaan bisa diabaikan, diubah, ataupun

diganti. Dengan memahami bagaimana kebiasaan bekerja,

mempelajari struktur lingkar kebiasaan, maka bisa jadi

kebiasaan dengan mudah dikendalikan. Membentuk

kebiasaan dilakukan dengan menemukan kebiasaan

kunci, kemudian polanya diubah, ditindih menjadi

kebiasaan baru. Apabila hari ini sudah bekerja keras,

namun hasilnya tidak pernah berubah, maka disarankan

segera merubah kebiasaan dengan cara merubah satu

pola kebiasaan yang telah dilakukan selama ini.

Begitu juga untuk membentuk generasi muda yang

produktif, kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, maka

satu pola kebiasaan yang diubah, yaitu ajarkan dan didik

anak-anak atau generasi Hindu untuk belajar tentang

pentingnya berwirausaha, praktek dan mengenal dunia

usaha sejak dini, baik dilakukan di sekolah formal

maupun pasraman-pasraman nonformal. Inilah dharma

yang bisa dishare dan diapikasikan oleh para orang tua,

pengajar di sekolah, maupun peserta didik untuk

20

menguatkan pondasi finansial sebagai bentuk persiapan

masa depan.

Ada beberapa keuntungan berwirausahaa di usia

muda, sehingga otot kesuksesan semakin kuat untuk

menghadapi tantangan dan masalah. Pengalaman di usia

muda untuk menjalankan dharma sebagai seorang

pembelajar adalah jalan untuk membuat pikiran tumbuh

dewasa dan cepat meraih kesuksesan dan cita- cita.

Jadikanlah mental generasi muda Hindu memiliki

dharma sebagai mental pemenang dan itu dimulai sejak

usia dini, saat menempuh Brahmacari. Berikut beberapa

keuntungan berwirausaha diusia muda:

1. Resiko Berwirausaha Sangat Kecil

Apapun yang dikerjakan pasti ada resikonya, tapi

bukan berarti resiko adalah penghambat untuk mencapai

cita-cita, justru jadikan tantangan. Caranya? Perkecil

resikonya sejak dini. Mereka yang mulai belajar

berwirausaha sejak dini, tentu resikonya kecil. Mengapa

demikian?

a. Modal yang digunakan tidak terlalu besar, karena

menggunakan uang yang disisihkan dari uang jajan

atau bisa minta bantuan dari orang tua, misalnya.

b. Ketika mengalami kerugian yang merasakan adalah

diri sendiri, karena belum berkeluarga. Pahitnya

dijadikan pelajaran plus bonus pengalaman untuk

usaha berikutnya.

c. Waktu yang dihabiskan untuk belajar berwirausaha

justru lebih bermanfaat, meskipun hasilnya belum

maksimal, daripada waktunya terbuang untuk hal

yang tidak penting

21

2. Belajar Mandiri, Kreatif dan Inovatif

Tujuan Pendidikan Nasional tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Bab II Pasal 3 Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu

“Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”.

Amanat dari UU di atas, perlu dijabarkan sehingga

tidak menjadi aturan yang normatif, melainkan dapat

dibumikan atau dimplementasikan oleh peserta didik,

atau generasi muda. Akses untuk belajar kreatif sangatlah

terbuka lebar, seperti menjadi conten creator dalam youtube

maupun media sosial lainya. Saat ini adalah dunia

generasi muda, ambil segera dan jangan takut untuk

terus berinovasi, manfaatkan media sosial yang saat ini

berkembang. Jadilah pribadi yang berilmu, mandiri serta

kreatif untuk menghadapi era digital yang semakin cepat

dan mudah diakses.

Bereksperimen dengan kreatif dan melahirkan

produk yang inovatif, lakukan dharma sebagai generasi

muda Hindu yang mampu eksis yang memberikan

inpspirasi pada dunia. Manfaatkan segala potensi yang

ada, jadilah seperti Arjuna yang selalu bersemangat dan

tidak mudah putus asa, meskipun dalam perang

Mahabrahata sekalipun.

22

23

Terlebih lagi kita bisa menemukan passion dan

membawanya pada dunia usaha, tentu bisa membawa

pada kesuksesasn material dan spiritual. Pada masa

Brahmacari, biarkan pikiran, hoby, kegembiraan,

kesenangan atau apa pun yang disukai untuk bertumbuh.

Salah satu cara untuk mengetahui passion adalah ketika

mengerjakan sesuatu merasa senang dan bersemangat,

bahkan sampai lupa makan, mandi, serta fokus untuk

segera menyelesaikan. Biarkan demikian, tetap fokus,

perjuangkan segala cita-cita dan selesaikan sampai tuntas.

Inilah yang dilakukan para pengusaha sukses di dalam

negeri maupun luar negeri.

3. Membentuk Mindset Uang Pertama

Keuntungan mengenal dunia usaha sejak usia dini

adalah belajar membentuk mindset tentang uang.

Mengenal fungsinya, nilainya, cara mendapatkanya dan

menggunakanya. Hal ini sangat penting, sebab salah

mengartikan uang, maka mindset pun menjadi salah.

Misalnya: uang adalah alat konsumsi, sehingga setiap

memiliki sejumlah uang, maka yang dipikirkan adalah

belanja. Sementara itu pengusaha memandang uang

sebagai sarana produksi (investasi), yaitu bagaimana

“beternak” uang supaya terus bertambah jumlahnya. Ini

adalah contoh mindset yang tentang uang. Mengenal uang

secara positif, niscaya uang bisa digunakan untuk

membantu orang, uang bisa membangun tempat ibadah,

uang bisa membantu pendidikan orang yang

membutuhkan.

24

Dengan membentuk mindset uang yang baik pada

anak usia dini, maka kreatifitas untuk mendapatkan uang

pertama jadi lebih baik. Jiwa kewirausahaan anak selalu

diasah saat transaksi jual beli misalnya, sehingga

membuat otot-otot kewirausahaan semakin kuat. Hal itu

adalah salah satu cara yang dilakukan agar mental

keiwurausahaan dibangun sejak dini. Jangan ragu untuk

mengembangkan imajinasi dan latihlah komunikasi,

sehingga kebiasaan ini masuk ke alam bawah sadar.

4. Melatih Jiwa Kepemimpinan Sejak Dini

Masa untuk belajar berwirausaha di usia dini secara

tidak langsung adalah masa untuk melatih jiwa

kepemimpinan. Untuk selalu berkomitmen dalam

mengerjakan dharma melaksanakan kewajiban sebagai

seorang pengusaha. Melatih kepemimpinan dalam

berwirausaha dilakukan dengan melatih disiplin pribadi

sejak dini, sehingga kelak menjadi lebih disiplin dan

tercipta pola kerja yang baik.

Buku The 5 Am Club, Miliki Pagi, Tingkatkan Hidup

Anda, karangan Robin Sharma (Sharma , 2019),

mengajarkan disiplin dari cara mengatur waktu bangun

tidur dengan formula 20/20/20. Setelah bangun pagi pukul

05.00, maka 20 menit pertama untuk berolahraga, 20 menit

kedua untuk merenung, dan 20 menit terakhir untuk

belajar. Pada 20 menit pertama, yaitu pukul 05.00-05.20

isilah pagi Anda dengan melakukan kegiatan fisik yang

mampu menghasilkan keringat. Pada 20 menit berikutnya,

yaitu pukul 05.20-05-40 isilah dengan merenung. Waktu

merenung ini gunakanlah untuk memikirkan hal-hal

25

penting dalam hidup dan melakukan refleksi dan evaluasi

diri dengan membuat catatan harian syukur. Pukul 05.40-

06.00 merupakan 20 menit terakhir, manfaatkan waktu ini

untuk meningkatkan keahlian pribadi dan profesional

Anda, seperti membaca buku, mendengarkan atau

menonton video positif dan memotivasi.

II. Grahasta Masa Menjadi Enterpreneur

Setelah menyiapkan diri sejak dini untuk belajar

berwirausaha, maka jenjang selanjutnya adalah masa

berumah tangga atau Grahasta Asrama. Pada masa ini

adalah waktu dimana berwirausaha sudah menjadi

keseriusan, karena sudah memiliki tanggung jawab

dalam keluarga. Ilmu yang telah dipelajari secara formal

dan nonformal di bangku sekolah maupun perguruan

tinggi, sudah saatnya diaplikasikan.

Pengalaman yang diperoleh saat Brahmacari bisa

diimplementasikan saat ini, khususnya dalam

berwirausaha. Experience is the best of teacher, setelah

banyak belajar, menemukan masalah, mencari solusi

serta berbagai tantangan dan hambatan yang diperoleh

saat masa belajar berwirausaha dapat dicurahkan dan

diaplikasikan pada masa Grahasta Asrama. Hasilnya tentu

lebih baik, daripada memulai usaha saat masa berumah

tangga yang tanpa skill berusaha tanpa ilmu dan

pengalaman.

Usaha yang telah dibangun saat masa Brahmacari

bisa ditekuni kembali, bila perlu dibesarkan kembali. Jadi

sesuai kata Jack Ma, pada usia muda gunakan

26

untuk belajar dan mencari ilmu, bila perlu bekerja tanpa

dibayar, karena tujuanya untuk mendapatkan ilmu dan

menguatkan mental usaha. Setelah itu lanjutkan dengan

membuat usaha sendiri dari hasil pengalaman, selama

magang dan belajar.

Masa berumah tangga adalah masa dimana

kebutuhan dengan keuangan berjalan dengan baik, tak

mengherankan banyak rumah tangga berantakan karena

masalah ekonomi. Berdasarkan data sebagaimana di

Pengadilan Agama Serang mencatat sedikitnya

3.200 perkara perceraian ditangani selama 2020,

perceraian pasutri didominasi karena masalah ekonomi

(Masykur, 2020). Oleh karena itu, perlu banyak tempat

income yang memenuhi kebutuhan hidup dalam berumah

tangga, salah satunya dengan berwirausaha, sehingga

banyak keluarga bisa menambah income dan passive

income.

Berikut ada beberapa hal yang bisa dilakukan saat

masa berubah tangga, sehingga kebutuhan dapat

terpenuhi, hidup berumah tangga jadi lebih damai,

hamonis dan tenang bersama keluarga.

1. Jalankan Bisnis yang Telah Dipilih

Menjadi seorang entrepreneur, maka terlebih dahulu

wajib memilih jenis usaha yang disukai, kemudian

diaplikasikan. Alangkah baiknya usaha yang dipilih

adalah kelanjutan usaha dari masa Brahmacari, sehingga

tidak perlu lagi untuk mengulang, melainkan tinggal

mengembangkan. Meskipun demikian, karena telah

memasuki masa berumah tangga, maka tidak ada salahnya

27

28

berasal dari memulai Langkah pertama, kemudian

berproses untuk menemukan cara dan metodenya. Inilah

yang disebut mengusai ilmu yang memudahkan untuk

menemukan peluang dan kesempatan.

2. Mengenal Aset dan Liabilitas

Menurut Robert Kiyosaki (dalam (Hidayati, 2017,

p. 49) aset merupakan apapun yang dapat memberikan

pemasukan pada seseorang. Sedangkan liabilitas itu

adalah segala sesuatu yang akan membuat seseorang

mengeluarkan uang. Contohnya rumah, banyak yang

mengira rumah itu adalah aset padahal rumah itu liabilitas

karena setiap tahunnya mengeluarkan uang untuk

membayar pajak atas bumi dan bangunan, apabila tidak

bayar pajak rumah, maka rumah akan disita pemerintah,

tidak peduli sertifikat rumah dan tanah atas milik anda.

Rumah akan menjadi aset kalau bisa mendatangkan uang,

misalnya dikontrakkan atau dibuat kos - kosan. Begitu

juga dengan kendaraan. Kalau digunakan sendiri akan

menjadi liabilitas, karena mengeluarkan uang untuk beli

bensin atau pertamax, akan jadi asset kalau disewakan

dan tidak perlu terlalu mahal.

Pemikiran Kiyosaki telah merubah banyak orang

untuk mengenal mana yang disebut asset dan liabitas.

Pada saat Grahasta Asrama, jika diberikan warisan rumah

maupun tanah yang jumlahnya banyak, maka perlu

dipertimbangkan untuk dialokasi, agar menjadi asset.

Tentunya jangan dijual, karena itu bukanlah hak guna

karya kita, namun digunakan untuk asset yang lebih

produktif, seperti disewakan, kerjasama dengan

29

investor, villa, hotel misalnya. Inilah pentingnya belajar

kewirausahaan sejak dini, sehingga asset bertambah,

kekayaan berlimpah.

Kesimpulan masa Grahasta Asrama adalah mengum-

pulkan asset sebanyak-banyaknya. Mindset umat Hindu

yang telah berumah tangga, saatnya berubah, agar lebih

produktif. Jika masa Grahasta memiliki asset yang banyak,

maka saat memasuki Wanaprasta asrama, menikmati hidup

dengan passive income. Masa tua tidak lagi bekerja keras,

terlebih lagi memakai fisik.

3. Smart Finansial

Goss (Rio & Santoso, 2015, p. 214) menyatakan

untuk mencapai hasil yang optimal ketika mengerjakan

sebuah perencanaan keuangan, seorang perencana

keuangan harus: (a) Menetapkan tujuan keuangan yang

terukur dan mempunyai jangka waktu. Setiap tujuan yang

sudah ditetapkan akan mempunyai konsekuensi tertentu

terhadap cashflow yang akan dibuat; (b) Evaluasi kembali

kondisi keuangan secara periodik. Tujuan keuangan boleh

berganti dengan berjalannya waktu karena perubahan

pola hidup seseorang seperti menikah, kenaikan pangkat,

atau mempunyai anak; (c) Mulai perencanaan sedini

mungkin. Mengembangkan kebiasaan perencanaan

keuangan yang baik, seperti menabung, anggaran,

investasi, dan mengevaluasi secara teratur, kehidupan

seseorang dapat berubah dan dapat mengatasi keadaan

darurat; (d) Penetapan tujuan keuangan haruslah realistis.

Tujuan keuangan tersebut memerlukan suatu proses yang

panjang karena adanya ketidakpastian dan risiko, seperti

30

31

4. Full Family Team

Jika masa Brahmacari mulai belajar berusaha,

menjual produk atau jasa dengan kekuatan sendiri dan

resikonya kecil, maka berbeda saat berumah tangga. Itu

berarti jumlah tenaga kerja, pemikiran maupun modal

juga berbeda. Saat berumah tangga, minimal istri atau

suami adalah tenaga dan spirit yang memberikan support

dalam berwirausaha. Pengambilan keputusan juga

melibatkan suami atau istri, serta anak juga bisa terlibat

untuk memahami dan mengerti usaha orang tuanya.

Berdasarkan hasil pengamatan, perusahaan-

perusahaan misalnya konglomerat yang ada di Indonesia

hampir semuanya dimiliki keluarga. Perusahan

konglomerat Indonesia juga diawali dari usaha yang kecil

terus berkembang menjadi besar dan bisnisnya

menggurita di beberapa sektor usaha. Pada awal

perusahaan keluarga berdiri, pola manajemen tidak

terlalu rumit. Semua anggota keluarga berupaya, agar

perusahaan tetap berjalan. Ada nilai-nilai budaya,

agamis dan filosofis yang dibangun generasi pertama dan

selanjutnya diwariskan dan diteruskan kepada generasi

kedua dan seterusnya (Rahadi, 2017, p. 8).

Sesuai data di atas, mari mulai bersama untuk

membuat usaha berbasis keluarga, sehingga bisa

mempertahakan stabilitas fenansial keluarga. Jika masing-

masing keluarga Hindu mempelajari dan memahami

kewiraushaan Hindu, maka keluarga sukinah akan

tercipta di masing-masing keluarga. Jadi masa Grahasta

Asrama dimanfaatkan secara full family team, dari suami,

32

istri, anak, mertua, menantu, keluarga inti, keluarga besar

dikondisikan untuk saling support.

Keluarga memiliki salah satu peran penting dalam

diri individu yang dapat mengarahkan kecenderungan

untuk berwirausaha. Menurut Marinidan Hamidah (2014),

dukungan untuk berwira-usaha dapat berupa dukungan

moril seperti kesempatan, kepercayaan, pemberian ide

atau dukungan materiil dengan memberikan modal,

penyediaan alat atau perlengkapan usaha dan lokasi

usaha. Lingkungan keluarga yang kondusif akan

semakin meyakinkan dan mendorong niat individu

dalam berwirausaha. Hambatan untuk berwirausaha pun

dapat muncul apabila anggota keluarga tidak memberi

dukungan kepada individu, melainkan member larangan

dan ketidaksetujuan. Tanpa adanya dukungan keluarga,

maka seseorang tidak akan mendapatkan bantuan yang

dibutuhkan melalui keberadaan sebuah keluarga

(Setiabudi jade Kezia, 2019).

Apa yang telah disepakati untuk melaksanakan

usaha, maka dilaksankan denga tulus dan penuh

keyakinan dan kepercayaan, serta pembagian tugas juga

patut dipertimbangkan,misalnyasuamiyangmenjalankan

usaha, maka istri dan anak-anak juga mendukung dengan

berdoa, memohon pada Tuhan dalam manifestasi sebagai

Dewi Laksmi yang memberikan keberkahan atas usaha

yang dilaksanakan. Selain itu berdoa pada Dewi

Saraswati, agar diberikan pengetahuan atau ilmu dalam

bidang usha yang ditekuni, serta memohon pada Dewi

Durga yang selalu memberikan kesehatan dimana

33

pun dan kapan pun dalam menjalankan usaha yang

berdasarkan dharma. Dengan doa yang kuat dari anggota

keluarga, maka yakinlah apapun yang dikerjakan selalu

mendapatkan anugerah dari Tuhan/ Ida Sang Hayng

Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.

III. Wanaprasta Masa Menikmati Buah Usaha

Ajaran Hindu memang terprogram dan tertata

dengan baik, sehingga setiap manusia yang memahami

ajaran Catur Asrama dengan baik, maka hidup mereka

berpola, mengikuti patten yang telah ada, sehingga dapat

memilah-milah sebagai management diri. Konsep

management diri, perlu di break-down, menjadi lebih teknis,

sehingga keputusan yang diambil menjadi tepat. Sadari

posisi saat ini, jika usia sudah memasuki setengah abad,

maka sudah waktunya untuk menikmati kehiudpan dan

berlahan-lahan melepasnya untuk mencari kebahagiaan

sejati, moksatamjagathita ya ca iti dharma.

Pada usia yang telah dewasa, umur 50-an adalah

masa untuk mulai melepas kemelekatan dari segala

ikatan kerja. Dalam konteks ini, menikmati kehidupan

setelah proses panjang menjadi enterpreneur. Wanaprasta

Asrama adalah waktu diantara menerima kenikmatan dan

melepas swadharma. Sebagai PNS misalnya, maka berada

diantara posisi puncak dengan pensiun. Jadi lakukan

swadharma dengan sebaik-baiknya, untuk menikmati dan

melepas. Contoh konkret lagi, misalnya saat memasuki

Wanaprasta Asrama, seseorang sedang berada pada titik

puncak karier sebagai pejabat tertinggi, dan setelah

34

35

Menjadi Mentor Bagi Para Junior

Masa Wanaprasta adalah masa menjadi guru yang

mengajari para junior, sehingga ilmu yang dimiliki dan

pengalaman yang diperolehdapatdiaplikasikan langsung,

agar generasi muda atau yang akan melanjutkan usaha

tersebut mendapatkan pelajaran yang nyata dan sangat

berharga. Pengalaman seseorang mampu menuntun

orang menjadi lebih baik, seperti pepatah mengatakan

seekor keledai tidak jatuh di lubang yang sama untuk

kedua kaliya. Pengalaman yang diperoleh para senior

bisa dishare pada juniror, sehingga masalah yang sama

tidak terulang kembali. Hal ini mendorong terjadinya

percepatan untuk maju bisa lebih cepat, karena tidak

mengalami kekeliruan secara berulang.

Seorang pengusaha yang hebat adalah mau

menciptakan pengusaha muda lainnya yang lebih hebat.

Masa Wanaprasta Asrama adalah masa untuk menjadi

seorang mentor bisnis bagi para juniornya, sebab

perjalanan membangun sebuah bisnis biasanya tidak

berjalan dengan lancar. Banyak permasalahan yang tidak

terduga yang datang dan pergi. Di sinilah peran mentor

mengenai dukungan phsyconomics dan emosional dipakai.

Dengan dukungan tersebut para pengusaha muda

kemudian merasa dipedulikan dan didorong untuk lebih

bersemangat kembali. Dalam memenuhi fungsi bantuan

untuk perencanaan tujuan, maka seorang mentor perlu

mengarahkan mentee, agar dia menyadari kekuatan,

kelemahan, kemampuan mereka (Pranatasari et al., 2019,

p. 194).

36

Peran mentor lainya adalah jaringan, produk

kewirausahaan yang telah dibuat tidak akan bisa dikenal,

maupun terjual, jika tidak dikelola dengan manajemen

yang baik, manajemen tidak dapat dipisahkan dari

jaringan. Bentuk jaringan berupa reseller yang berkembang

dalam beberapa kelompok yang tersebar di beberapa

daerah. Peran mentor adalah menjaga jaringan yang telah

dibuat, kemudian diperkenalkan pada generasi

berikutnya, sehingga usaha yang telah dirintis dapat

terus bergerak, sesuai dengan kepercayaan pada jaringan

tersebut, selain itu mentor juga mengajarkan bagaimana

trik dan strategi untuk mengembangkan dan memperluas

jaringan.

Mentor selain menjadi motivasi dan ispirasi, juga

memberikan spirit bagi generasi muda untuk

mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dan

peluang sukses semakin terbuka. Inilah dharma seorang

enterprenur yang telah memasuki Wanaprasta Asrama,

tidak disangsikan lagi seseorang yang baru belajar

berbisnis tanpa adanya mentor, maka seperti anak ayam

yang kehilangan induknya. Masih meraba-raba mengenai

apa yang dilakukan dalam memulai usaha. Jadi peran

mentor sangat dibutuhkan untuk memberikan tuntunan,

sehingga generasi muda Hindu, dapat eksis dalam

berbisnis. Mereka yang peduli untuk membagikan

ilmuanya pada generasi muda, maka pahalanya luar

biasa dan ini tertuang dalam Bhagawadgita, 4.33.

37

Menikmati Passive Income

Sesuai dengan tujuan dari agama Hindu adalah

untuk mendapatkan kebahagiaan sekala niskala, rohani

dan jasmani, maka bekerja mesti dilakoni dengan santai

dan gembira. Hasil kegiatan usaha diharapkan mampu

mencukupi kebutuhan hidup keluarga, disimpan sebagai

tabungan dan investasi yang sewaktu-waktu dapat

dinikmati. Inilah konsep Karma Yoga dalam Hindu yang

dijabarkan dalam konteks hidup berwirausaha.

Masa Wanaprasta Asrama adalah masa untuk

menikmati hasil dari kerja yang selama ini dikerjakan.

Masa muda bekerja keras untuk meraih cita-cita, namun

disaat memasuki Wanaprasta, seseorang telah berada

dalam proses menikmati dengan passive income.

Wanaprasta Asrama tidak lain adalah masa pensiun, yang

digunakan untuk menikmati hasil kerja yang diperoleh

dari modal investasi, sehingga dapat menikmati hidup

melalui passive income.

Robert T. Kiyosaki mengatakan passive income

adalah uang yang masuk tanpa harus bekerja dan yang

disebut orang kaya adalah apabila passive income-nya

lebih besar daripada biaya hidup. Pandangan lainya,

yaitu Antony Robbins, memiliki enam tahap tentang

kebebasan finansial (dalam Waringin, 2017, 36-37):

1. Financial Protection adalah suatu kondisi keuangan

di mana kita mempunyai cukup uang untuk

memenuhi pengeluaran bulanan minimum, untuk

2 bulan sampai 24 bulan, tanpa harus bekerja.

38

39

inginkan, sebanyak dan selama yang kita inginkan

dengan cara membuat kita dan orang lain berdaya,

selamanya.

Mendapatkan passive income telah banyak dibahas

dalam literatur bisnis, intinya hasil usaha atau kerja selain

digunakan untuk modal, juga disisihkan dalam bentuk

investasi lainya. Misalnya emas batangan, reksadana atau

pasar modal, bisa juga membeli property, berupa tanah

maupun bangunan yang meghasilkan, seperti kost-

kostan, villa, hotel dan sebagainya. Passive income ini

dapat terhindar dari inflasi keuangan tiap tahunya,

sehingga uang yang dimiliki dapat dinikmati untuk masa

depan.

Indah sekali ajaran yang disampaikan oleh Hindu,

sehingga dengan mengikuti langkah-langkahnya hidup

menjadi lebih tertata dengan baik, sehingga masa tua atau

pensiun tinggal menikmati apa yang telah dikerjakan

selama proses kehidupan. Mendapatkan passive income

perlu banyak kesabaran, baik pikiran maupun emosi,

sebab seseorang yang tidak terkendali ketika masih muda,

mereka menjadi konsumtif dan tidak bisa menyisihkan

uang untuk masa tuanya. Oleh karena itu, sangat

diajarakan tentang kesabaran dalam menggunakan uang,

dan perlu kedisipilinan diri untuk menyisishkan dan

melakukan investasi. Inilah yang disebut dengan SADIS -

sabar dan disiplin. Kesabaran dan disiplin menggunakan

uang, membuat passive income semakin besar. Jika telah

besar, maka barang apa pun yang dibutuhkan dapat dibeli

40

dengan uang yang berasal dari passive income, bukan dari

uang induknya. Semangat buat umat se-dharma untuk

bersama-sama sabar dan disiplin dalam memgelola

keuangan, agar memasuki Wanaprasta Asrama, dapat

menikmati hasil kerja dengan keuangan yang terencana.

IV Sanyasin Tahap Paripurna Sebagai Pengusaha

Tiba saatnya yang dinanti-nanti, yaitu memasuki

step trakhir dalam kehidupan ini, yaitu masa Sanyasin

atau Bhiksuka, masa dimana seseorang mulai melepaskan

diri dari kehidupan duniawi, memasuki dunia ke dalam

diri. Inilah yang diajarkan oleh leluhur umat Hindu

dalam teks-teks sastra yang diwariskan untuk mencapai

pembebasan yang tertinggi disebut dengan moksanatam

jagatdhita ya ca iti dharma, kebahagiaan abadi, tidak hanya

didunia tapi bekal setelah kematian.

Orang yang telah memasuki kehidupan Sanyanin,

bukan berarti menjadi seorang pendeta ataupun sulinggih,

namun sebagai pribadi yang telah siap dan puas terhadap

pencapaian duniawi dan sudah seharusnya menyiapkan

diri untuk pulang kembali menyatu dengan Brahman.

Tidak ada lagi ambisi maupun kepentingan untuk

mendapatkan kekuasaan maupun kepentingan yang

menguntungkan diri sendiri, melainkan murni terbebas

dari kehidupan yang sudah terlewati.

Mereka yang memasuki dunia Sanyasin adalah

mereka yang sudah puas terhadap segala pencapaian

yang telah terlewati, sehingga sudah dirasa cukup untuk

memenuhi kebutuhan pribadinya, sehingga sudah

41

42

dunia untuk bersama-sapa belajar menyepi, meskipun

belum memasuki kehiudpan menjadi Sanyasin. Hari itu

bernama Nyepi,

Perayaan Nyepi ini sebaiknya dilakukan dengan

melaksanakan Catur Brata Penyepian dengan khusuk, maka

merasakan kenikmatan yang mendalam yang berasal dari

dalam diri, murni, hening, sepi. Terdengar suara jiwa,

suara roh, suara alam, suara hati yang mengarahkan

manusia menjadi hidup yang penuh kebahagiaan dan

kedmaian.

Terlebih lagi telah memasuki dunia Sanyasin, maka

sudah saatnya menepi, nyepi, nekung untuk mencapai

kebebasan dan kebahagiaan abadi yang sifatnya spirit.

Berapa pun besarnya perusahaan yang dimiliki, uang

berlimpah-limpah, kekayaan unlimeited, maka belajarlah

untuk melepas dan bebas dari keterikatan lagi, pasrah,

ikhlas, tulus, lepas dan bersiap melakuakn kontemplasi

menyatu pada alam semesta.

Jika merunut pada tahapan ajaran Catur Asrama

dalam perspektif kewirausahaan Hindu, inilah waktu

yang sangat penting dan paling baik, karena pahit, keras

kehidupan dalam upaya mempertahankan hidup telah

terlewati. Sudah saatnya belajar untuk mengenal diri lebih

dalam. Jika saat masa Brahmacari belajar untuk berjualan

produk atau jasa, pada masa Sanyasin belajar untuk

memasarkan diri ke dalam yang bersifat spiritual agar

menyatau dengan Brahman, sebagai entitas tertinggi.

43

3

Catur Purusha Arta Dasar Kewirausahaan Hindu

I. Dharma Menjadi Enterpreneur

Sudah siap jadi entrepreneur? Dalam buku biografi

isi Otak Orang-orang Kaya di dunia (2018) dapat

disimpulkan enterprenur itu mampu mengubah mindset,

mengasah keberanian, mengatasi keraguan dan

menaklukan ketakutan. Tidak ada yang bisa mengubah

seseorang menjadi enterepenur, jika tidak lahir dari dalam

dirinya. Seorang nahkoda yang hebat, telah berhasil

mengendalikan kapal dalam segala kondisi. Begitu juga

enterprenur adalah mereka yang terbiasa hidup dalam

segala situasi ekonomi unpredictable.

Dengan memiliki tujuan yang jelas, maka

keberhasilan bertumbuh menjadi cepat. Tujuan yang

mulia mengantarkan enterprenur Hindu menjadi sukses di

jalan Weda. Kemampuan yang dimiliki ditambah Latihan

44

45

niat dalam diri untuk mencintai dharma sebagai seorang

enterpreneru. Kecintaan terhadap kewajiban yang

dikerjakan dan disenangai, menjadikanya bertumbuh.

Begitu pula, kebencian yang meremehkan pekerjaan

sebagai wirausaha, menjauhkanya sebagai seorang

enterepenuer. Lakukanlah pekerjaan sendiri dengan tulus

dan menyenangkan, daripada menyelesaikan pekerjaan

orang lain dengan sempurna. Inilah yang dituangkan

dalam bhagawadgita, tentang karma yoga, III.8, sebagai

berikut:

niyata kuru karma tva

karma jyâyo hyakarma,

úarîra-yâtrâpi ca te na

prasiddhyed akarma.

Terjemahanya:

Bekerjalah seperti yang telah ditentukan, sebab

berbuat lebih baik dari pada tidakberbuat, dan

bahkan tubuhpun tak akan berhasil terpelihara

tanpa bekarya.

Berwirausaha, tidak akan pernah terwudjud jika

tidak segera membuka usahanya, sepintar apapun ilmu

ekonominya, jika tidak segera menjual produk, baik

barang atau jasa, selamanya tidak disebut entrepreneur.

Bob Sadino (2017: 48) seorang pengusaha sukses Indonesia,

pernah ditanya, “Om bisnis yang bagus itu, bisnis apa ya?

Om Bob menjawab bisnis yang bagus itu adalah bisnis

yang dijalankan, bukan ditanyakan melulu”.

46

Dharma sebagai pondasi kewirausahaan,

mengajarkan enterprenur bekerja bebas, merdeka dan

hindari kerja dalam tekanan. Usaha itu perlu ketenangan,

damai, bebaskan kreatifitas. Target itu penting, namun

jangan jadi patokan, sebab tekanan membuat stress yang

mempengaruhi lingkungan kerja, usaha jadi stagnan dan

berakibat gulung tikar. Berikut Weda mengajarkan

tentang kebebasan dalam kerja:

Selain bekerja bebas, dharma yang lainya

mengajarkan enterprnur untuk melepas ketakutan, cemas,

dan khawatir. Hal demikian, membuat enterprenuer

ragu-ragu membuka usaha, jika dipaksakanpun akhirnya

tutup juga, sebab emosi negative menghambat kemajuan.

Hadapilah segala tantangan dan hambatan, yakinlah

usaha yang telah direncanakan dengan matang, akan

sukses dan berhasil. Perlulah seorang enterpeneur

mengendalikan dirinya dengan melakukan yoga. Ini

sangat penting, agar emosi, pikiran dapat dikendalikan,

sehingga berwirauaha dengan rasa senang, gembira, dan

bahagia. Pengendalian diri dalam yoga, perlu dilatih,

diulang dan banyak melakukan praktek, sesuai petunjuk

kitab Yoga Sutra Patanjali I. 12:

Abhyasa-vairagya-abhyam tan-nirodhah

Terjemahanya:

Nirodha, penghentian atau pengendalian terhadap

citta atau benih pikiran dan perasaan dapat terjadi

dengan abhyasa atau usaha intensif secara terus

47

menerus; dan vairagya atau pelepasan diri dari

segala hal yang menciptakan keterikatan.

Dharma sebagai pondasi kewirausahaan Hindu,

mengajak para entrepreneur, tetap tenang dan bebas

tekanan. Percayalah Tuhan yang menjadikan semua

orang sebagai creator, yang mampu menciptakan sesuatu

menjadi mahakarya. Tanpa adanya dharma, usaha

apapun yang dikerjakan tidak ada Taksu, tanpa campur

tangan Tuhan beserta manifestasi-Nya, segala usaha

terasa hampa.

Untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan dalam

berwirausaha, tetaplah kendalikan pikiran dan emosi

dengan cara abhyasa, Latihan-latihan yoga dan lakukan

pengulangan, agar menjadi rutinitas, sehingga pikiran

dan hati terfokus. Ketika dalam praktek usaha memiliki

masalah, maka belajarlah vairagya, melepaskan diri dari

keterikatan, belajarlah iklas dan menerima keadaan yang

terjadi. Dengan demikian, usaha menjadi berkah dan

banyak anugerah.

Swadharma Enterpreneur Menurut Hindu

Enterpenenur bukan saja praktek jual beli, namun

ada kewajiban yang patut dilakukan, agar tercipta

kehidupan harmonis dan seimbang. Untuk mewujudkan

hal tersebut, ada lima cara berpikir entrepreneur Hindu

yang dapat diaplikasikan, (1). Berpikir kreatif dan inovatif,

berdagang di era digital membutuhkan kecepatan melihat

pasar dan produk trend. (2). Berpikir strategis, mampu

48

49

Tredha mulam

Yatudhanasya vrsca

Terjemahanya:

Penipu seorang yang curang seharusnya diberi

hukuman tiga kali lipat

Selain bentuk penipuan yang dilarang dalam

swadahrma seorang entrepreneur, Kejujuran seorang

pedagang juga ada etikanya, sebab jika kejujuran

dilakukan tanpa mengetahaui swadharma pedagang,

maka kehancuran dalam usahanya, artinya jika seorang

pedagang membuka rahasia perusahaanya, cara membuat

produk, system management yang digunakan, cara

marketing yang dipakai, maka usaha itu akan merugi

dengan sendirinya.

Salah satu contoh, seorang pengusaha minyak

gosok yang terkenal ampuh dan berkhasiat, karena

orderan banyak, maka diangkatlah orang kepercayaan

dan orang itu diajarakan rahasianya, dari produsen

sampai distribusi diajarakan, tanpa tedeng aling-aling,

setiap orang kepercayaanya bertanya tentang cara

produksi, sang pengusaha, selalu memberikan jawaban

dengan jujur. Lama kelamaan, orang kepercayaanya

resign dari perusahanya dan membuka usaha yang sama,

bahkan menjadi competitor Tangguh dengan system

yang sama, sehingga sang pengusaha yang jujur pun

memiliki masalah baru, selain memikirkan kompetotir

dan perusahanya, juga memikirkan orang kepercayaanya

50

yang telah menghianatinya. Akibatnya tidak focus

mengurus usaha dan berlahan-lahan kualitas minyaknya

tidak seperti yang dulu dan mulai ditinggalkan para

pelanggan.

Hal ini pun telah diajarakan dalam kitab Canakya

Niti Sastra, sebuah kitab yang dibuat oleh seorang ahli

strategi kepemimpinan bernama Rsi Canakya, sebagai

berikut:

Niti Sastra sloka 12 bab VII:

Natyantam saralair bhavyam

Gatva pasya vanasthalim

Chidyante saralas tatra

Kubjas tisthanti padapah

Terjemahanya:

Janganlah hidup terlalu lurus atau terlalu jujur,

sebab begitu anda pergi kehutan anda akan melihat

pohon-pohon yang lurus pasti akan di tebang

sedangkan pohon-pohon yang bengkok di biarkan

untuk hidup. Ini sama dengan hal dengan hidup di

dunia kalau terlalu jujur pasti akan di manfaatkan

orang .

Kitab Canakya di atas mengajarkan para

enterprenur untuk selalu berhati-hati terutama berkaitan

dengan rahasia perusahaan. Banyak competitor yang

ingin menjatuhkan usaha yang telah dirintis, selain itu

diperlukan keisapan mental saat memberikan penjelasan

51

pada orang yang bertanya tentang usaha. Diperlukan

antisipasi tentang ide bisnis yang akan dikerjakan, jika ide

itu akan diwujudkan, lebih baik disimpan dan mulai

dikerjakan, tanpa disampaikan kepada orang lain. Sebab

ide itu mahal dan jangan sampai dicuri orang lain.

Selain itu, saat membuka usaha ada baiknya, jika

ide diperoleh dengan cara baik, uang yang digunakan

sebagai modal, diperoleh dengan cara baik. Kewajiban

pada patner usaha juga terbuka, kewajiban pada karyawan

wajib dipenuhi, sesuai SOP yang berlaku. Jika segalanya

diawali dengan baik dan niat baik, percayalah hasilnya

juga jadi lebih baik.

II. Artha Dalam Enterpreneurship

Uang dan kesuksesan adalah hal yang sangat

penting dalam enterprenuership, namun janganlah

dijadikan tujuan utama, meskipun uang bukan

segalanya, namun segalanya membutuhkan uang. karena

itu, managemen keuangan sangat dibutuhkan dalam

proses entrepreneurship, agar sirkulasi keuangan sehat,

menjadikan usaha berkembang dan maju.

Artha berupa uang dalam kewirausahaan sangatlah

penting, sebagai modal awal membangun usaha dan

itulah doa yang sering diucapkan dalam Rgveda I.24.5,

Murdhanam raya arabhe, kami memperoleh uang sehingga

kami bisa mengembangkan beberapa perusahaan.

Entrepreneur Hindu, belajar mengelola keuangan dalam

perusahaan dengan cara menahan dan mengendalikan

diri, jangan sampai uang yang digunakan untuk

52

53

memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Albert Enstain,

inilah yang disebut keajaiaban dunia ke- 8, jika uang

dilipat, ditabung, serta diinvestasikan, maka uang terus

bertambah dan berlipat-lipat, yang diperoleh dari bunga

berbunga, dividen dan seterusnya. Akibatnya yang kaya

semakin kaya.

Pembagian pertama dari hasil yang dimiliki adalah

digunakan untuk dharma, artinya digunakan untuk

bersedekah, membantu orang yang membutuhkan dan

inilah guna uang yang mulia. Dengan mampu

mengembangkan rasa tulus dan keiklasan pada siapapun,

adalah metode yang megajarkan kedisiplinan untuk selalu

memberi dan menerima lebih banyak. Sebagai seorang

enterprenuer diwajibkan untuk berbagi dengan siapapun,

sebab rejeki datang secara berkelimpahan, kapan saja dari

sumber-sumber tak terduga. Dalam Yajurveda VII. 14

disebutkan Dyumnam Vrnita pusyase, semoga kalian

memperoleh uang untuk makanan kalian. Inilah cara

memperoleh dan meningkatkan rejeki dari jalan dharma.

Kekayaan yang diperoleh dengan jalan dharma, maka

hasilnyapun sebaiknya dikembalikan untuk tujuan

dharma, dengan demikian, sampai kapanpun artha selalu

berkelimpahan dalam melakukan dharma itu sendiri.

Pembagian kedua adalah memenuhi kama, ada

baiknya diartikan untuk memenuhi kebutuhan, bukan

keinginan. Membeli beras adalah kebutuhan, makan di

restaurant adalah keinginan. Memiliki kendaraan adalah

kebutuhan, memiliki moge adalah keinginan. Tidur

adalah kebutuhan, tidur di hotel, villa dan penginapan

54

lainya adalah keinginan. Ada baiknya, kebutuhan pokok

terpenuhi dengan cukup sandang, pangan dan papan,

daripada memaksakan diri memenuhi keinginan, sampai

berhutang. Selain pemenuhan kama diartikan berfoya-

foya, ada baiknya kama diartikan sebagai hoby yang

positif. Seperti kama untuk menabung, kama untuk

berinvestasi, seperti saham, reksadana, trading,

menabung, deposito, membeli asset sebanyak-banyaknya.

Dengan demikian, kekayaan semakin bertambah dan

berlimpah tiap tahunya. Hasil dari inveastasi gulung lagi

dan lipat lagi. Itulah Weda mengajarkan umatnya untuk

sadar finansial menuju bebas finansial, metode ini telah

disebutkan dalam Rgveda VII. 86. 8, Sam nah kseme sam

u yoge no astu(Hendaknyalah memperoleh kekayaan dan

menyimpanya selalu aman).

Pembagian ketiga adalah untuk modal ekonomis,

atau berwirausaha. Percayalah dengan berwirausaha

menjadikan seseorang dapat cepat jadi kaya. Caranya

sangat mudah, metode kuno berjualan masih sangat eksis

sampai saat ini, yaitu hanya memindahkan barang atau

produk dari tempat A ke tempat B, sehingga terjadilah

transaksi. Beli di tempat A dengan harga Rp. 1.000.000,

jual di tempat B, seharga Rp. 2.000.000, maka diperoleh

keuntungan kotor Rp. 1.000. 000. Hal ini dapat diperoleh

dengan cara cepat, mudah dan dapat dirasakan langsung,

serta bisa dilakukan berulang-ulang, sesuai kebutuhan

dan kebutuhan pasar. Berbeda dengan pegawai yang

hanya dibayar tiap bulan sekali, secara umum Gaji UMR

Rp. 2000.000 - Rp. 3.000.000. Itulah Weda mengajarkan

55

56

ketiga ini adalah segala usaha yang dilakukan saat ini

berkembang dan maju, memiliki cabang dimana-mana

yang tersebar dan bermanfaat untuk banyak orang.

Seorang entrepreneur pemula, pastilah bertanya

dari mana modal yang diperoleh untuk menjalankan

usaha? Sebagian enterpenur menjawabnya dengan

meminjam di Bank dengan jaminan sertifikat tanah,

BPKB Kendaraan, emas dan sebagainya. Begitu usaha

dijalankan dengan rencana yang sudah disiapkan, namun

pikiran selalu focus pada hutang bank saja. Akibatnya

hutang bertambah dan terjebaklah dalam hutang. Tad

mananam, tad bhawanam, apapun yang dipikirkan, maka

itulah yang terjadi. Oleh karena itu, seorang enterprenur

Hindu, ada baiknya focus pada pencapaian dan kerjakan

seluruh rencana yang sudah disiapkan, percaya dan

yakin usaha maju, berkembang, rejeki datang dari segala

penjuru. Hati-hatilah menggunakan pikiran dan emosi,

agar selalu diberkati, tetapkan hati untuk berusaha di

jalan dharma.

Apakah dalam weda diajarakan untuk berhutang

dalamberusaha?PadaprinsipnyaWedatidakmengajarkan

untuk berusaha dengan hutang, melainkan bebas dari

hutang dan terbebasakan dari hutang piutang, sebab

demikian seorang pengusaha, wajib untuk membayar

hutang dan melunasi hutangnya, agar bisa berkembang

dan maju dalam usahanya. Berikut penjelasan hutang

dalam Weda:

57

Anrna asmin’ anrnah parasmin

Trtiye loke anrnah syama(Atharvaveda VI.117.3)

Terjemahanya:

Hendaknyalah kami bebas dari hutang di dunia ini,

di dunia yang lain dan di dunia berikutnya

kemudian.

Lalu bagaimana caranya agar berusaha dengan

modal kecil dapat berkembang dan maju? Caranya

sangat mudah yaitu transaksi dilakukan cash and carry,

artinya ada uang, ada barang atau dijual dengan cash,

jangan diberikan bon. Sebab jika modal kecil dibayar

dengan tempo, maka modal ikut mengendap, meskipun

di atas kertas transaksinya besar, realitanya hutang terus

menumpuk, sebab untuk memenuhi penjualan

berikutnya, mesti meminjam lagi.

Oleh karena itu, bisnis dengan modal kecil, jika

dilipat dengan transaksi cash and carry, maka

pertumbuhanya menjadi lebih cepat. Contoh: usaha

produk kosmetik, modal Rp. 1.000.000, jumlah produk

10 buah, setelah transaksi penjualan kotor menjadi Rp.

2.000.000. kemudian lipatkan kembali modal Rp.

2.000.000, maka memiliki produk 20 buah. Lanjut kembali

penjualan, maka transaksinya menjadi Rp. 4.000.000. Jadi

baru 1 kali lipatan saja, uang Rp. 1.000.000 menjadi Rp.

4.000.000. begitu selanjutnya, sampai dievaluasi tiap

bulanya.

58

III. KAMA SEBAGAI PENGENDALIAN DIRI

ENTREPRENEUR

Hidup adalah proses menikmati kebahagiaan,

bergembira, bersenang-senang dan memiliki emosi yang

positif. Album kehidupan, jangan hanya diisi sesuatu

yang menyakitkan, menyedihkan, membingungkan dan

hal yang tidak disukai oleh manusia. Karena itulah

manusia diciptakan Tuhan, agar selalu bersyukur atas

segala hal yang telah diberikan.

Kama berarti nafsu inderawi dalam entrepreneurship

perlu dikendalikan, agar usaha yang dilakukan tidak

salah manajemen. Sebab saat pengusaha memiliki uang,

kecenderungan untuk membeli sesuatu yang tidak

penting, tetapi sering membelanjakan uang berdasarkan

emosi. Terus apa yang sebaiknya dilakukan? Sebaiknya

perbanyaklah meningkatkan asset dan mengurangi

liabitias, selain itu belajarlah untuk berpikir wealth style

daripada life style.

Wealth Style Bukan Life Style

Menjadi seorang entrepreneur, yang wajib dilakukan

adalah menjaga mental, terutama mental konsumtif,

membeli sesuatu yang tidak penting, boros dan berfoya-

foya. Begitu juga pada era media sosial, orang cenderung

menghabiskan banyak uang untuk kepentingan konten di

akun media sosialnya, sehingga terlihat kaya dan glamor.

Inilah yang disebut life style, gaya hidup yang lebih

mementingkan tampilan luar daripada aselinya. Hal ini

tidaklah salah, sebab beberapa akun-akun bercentang biru

59

60

jumlah hutang mesti lebih kecil dari pendapatan. Caranya?

Menjadi entreprenur yang mampu mengendalikan kama

dan profit dikelola dengan baik menuju wealth style.

Gaya hidup yang makmur dan sejahtera dapat

dicarikan role modelnya, agar memiliki kebiasaaan

mengatur finansial. Contoh saja cara hidup orang China

yang dikenal sebagai pekerja yang ulet dan berdedikasi.

Orang China rela makan bubur encer dalam rangka

berhemat sampai akhirnya mereka benar-benar menjadi

kaya. Orang China sangat terfokus dengan apa yang

dikerjakannya (terutama bisnis) dan tidak peduli dengan

isu-isu politik, karena mereka tidak ingin bisnisnya

terganggu gara-gara isu politik tersebut. Dalam hal uang

mereka menabung sebanyak 75%-80% penghasilanya di

bank, dan terkadang diinvestasikan lagi, mereka sangat

berhemat dan sangat berhati-hati dalam membelanjakan

penghasilanya (Acitra, 2010, p. 13).

Gaya hidup orang China di atas, bisa diaplikasikan

pengusaha Hindu untuk ikut tekun dan belajar berhemat

serta menabung maupun berinvestasi. Membeli sesuatu

yang dibutuhkan serta bermanfaat untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Gaya hidup ini adalah

bagian dari pengendalian kama yang berefek pada jangka

Panjang, seperti peribahasa mengatakan berakit-rakit ke

hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu,

bersenang-senang kemudian. Sudah saatnya umat Hindu

belajar banyak tentang smart finanscial, belajar mengelola

emosi dan mulat sarira.

61

Pengendalian diri untuk wealth style dapat juga

dilakukan dengan menambah pendapatan dengan

berpikir kreatif dan produktif. Menurut Arli Kurnia

(2019: 138) gengsi dan jaim sangat menghambat langkah

untuk produktif. Bagaimana tidak!, mau jualan malu, mau

minta diskon malu, mau hemat malu, mau apa-apa

nyuruh orang, kerja jadi lambat, omset terhambat dan

kreativitas pun ikut mati. Sebelum mulai bebas hutang,

meninggalkan gengsi itu wajib. Ambilah Langkah-

langkah yang dibutuhkan tanpa berpikir malu. Kuncinya

selama tidak dosa jangan malu. Anda boleh malu, jika

yang anda lakukan itu adalah perbuatan dosa.

Pemikiran Arli Kurnia di atas mengajarkan cara

berpikir wealth style, dengan mencari tambahan

pendapatan lainya, jangan gengsi dan malu. Sebab

keduanya adalah penghambat untuk maju. Orang yang

hidupnya hanya untuk memenuhi kebutuhan life style

tanpa memikirkan wealth style, maka enggan untuk

berkreativitas dan hasilnya tidak sukses dalam finansial.

Ada kata bijak yang menyebutkan buatlah keranjang telor

yang banyak, ketika salah satu keranjang telor busuk,

maka masih ada keranjang telor yang lain menghasilkan.

Hilangkan gengsi dan rasa takut untuk menguatkan otot

kesuksesan.

Meningkatkan Asset Mengurangi Liabilitas

Cara mengendalikan kama atau keinginan dalam

berwirausaha dapat dilakukan dengan memahami asset,

cara mendapatkan asset, menambah asset, mengenal

62

asset, serta mengelola asset. Bukan sebaliknya terjebak

dalam liabilitas yang justru berkebalikan dengan asset,

yaitu turunnya nilai yang menyebabkan pengeluaran

yang tidak seimbang, akibatnya kerugian dalam finansial.

Hal ini disebabkan ketidaktahuan pada pemilihan asset

dan liabilitas.

Menurut Robert Kiyosaki (Kiyosaki, 2015, pp. 101-

102) mendefinisikan asset dan liabilitas dengan cara

sederhana. Robert Kiyosaki memiliki dua ayah, yaitu

ayah kaya dan ayah miskin. Ayah Kaya memberikan

ilustrasi tentang asset adalah memasukan uang ke dalam

saku, sedangkan liabilitas adalah mengeluarkan uang

dari dalam saku. Secara sederhana laporan keuangan

dapat digambarkan sebagai berikut:

LAPORAN KEUANGAN

PENGELUARAN

PENGHASILAN

LIABILITAS ASET

63

64

Pola pikir ini yang sering dilakukan oleh mayoritas

orang di dunia. Mereka bekerja dan menukarkan waktu

mereka untuk mendapatkan sejumlah uang, namun

masalah akan muncul ketika mereka tidak bekerja, seperti

sakit atau PHK, maka arus pendapatan akan berhenti dan

masa depan mereka akan menjadi sebuah tanda tanya

besar. Masalah lainya adalah ketika gaji atau upah yang

diterima digunakan untuk memenuhi kebutuhan life

stylenya, sehingga kama (nafsu) yang tidak terkendali

akan menjadi masalah berikutnya, karena tidak ada

penghasilan tambahan atau saving pendapatan. Berbeda

dengan pola pikir orang kaya, sebagai berikut:

Bekerja dan menukarkan waktu untuk membangun

asset adalah ciri dari pola pikir orang kaya. Mereka tidak

menukarkan waktu mereka untuk menghasilkan uang,

asetlah yang menghasilkan uang untuk mereka. Ketika

mereka tidak bisa bekerja dengan alasan tertentu atau

ketika mereka memutuskan berhenti bekerja, asset akan

terus menghasilkan uang untuk mereka selama 24 jam.

Kesimpulanya orang kaya fokus membangun asset

(peluang), sementara orang miskin fokus mengejar uang.

KERJA UANG

KERJA

ASET

UANG MASA DEPAN

65

66

kehidupanya, hasilnya sangat menakjubkan, anak-anak

yang menunda makan marshmallow pada usia 30-an,

kehidupan finansialnya lebih baik daripada mereka yang

tidak bisa menahan diri untuk memakan marshmallow.

Kesimpulan dari marshmallow test adalah mereka yang

bisa menunda kesenangan, kehidupan finansialnya

menjadi lebih baik daripada mereka yang tidak bisa

menunda kesenangan.

Begitu juga dengan mereka yang tidak dapat

mengendalikan diri pada kama, maka mereka dapat

terjerumus dalam penderitaan. Oleh karena itu

kendalikanlah diri, kendalikan emosi dan mental untuk

belajar menunda kesenangan dan disiplin membangun

asset, agar masa depan menjadi lebih baik. Ada baiknya

pemahaman dan ilmu ini dapat dipraktikkan saat usia

dini, sehingga peluang utuk passive income dapat diperoleh

lebih cepat lagi.

IV. Moksa Sebagai Tujuan Akhir Hindu

Enterpreneurship

Setiap umat Hindu pastilah mengidamkan moksa

sebagai tujuan tertinggi, sebuah keadaan yang

menyenangkan dan membahagiakan. Menurut Titib

(2006: 20) Moksa berarti tiada keterikatan atma dan

bersatu dengan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa), di

dalam Weda disebutkan orang yang telah mencapai

moksa, jauh dari kegelapan, memperoleh kebahagiaan

tertinggi, keabadian, bebas dari ikatan kelahiran yang

berulang-ulang.

67

Kata kunci dari moksa adalah kebahagiaan kekal

abadi, dalam konsep kewirausahaan Hindu, moksa

diartikan sebagai kebahagiaan dengan tetap melakukan

kerja, namun tidak terikat dalam kerja, bebas finansial,

namun tetap berada pada jalan dharma (spiritual), sukses

secara duniawi dan rohani. Siapa pun seorang

entreprenuer Hindu menginginkan sukses di dunia,

memiliki keberlimpahan, kekayaan, kemakmuran,

kesejahteraan yang berlimpah. Begitu pula, secara rohani

selalu dalam keadaan tenang, damai dan bahagia. Inilah

konsep moksa, sebagai tujuan terakhir dari entrepreneur

Hindu, kehidupan yang selalu berguna untuk orang lain

dengan mengimplementasikan ajaran Hindu dalam

kehidupan sehari-harinya.

Merurut Sankara, praninam saksat abhyudaya-

nihsreyasa-hetuh, sebuah filsafat hidup yang

mengintegrasikan kesejahteraan sosial dan kebebasan

spiritual melalui tindakan dan meditasi. Begitu juga

Swami Ranganathananda mengatakan konsep kerja

dalam Bhagawadgita adalah terciptanya stabilitas antara

abhyudaya yang benar, yaitu kesejahteraan sosial dan

ekonomi dengan nihsreyasa, yaitu kebebasan spiritual

dari semua makhluk (Ranganathananda, 2000, pp. 24- 25).

Kesimpulanya bebas financial, namun selalu dalam

keadaan bahagia, damai dan tenang, serta stita prajna

(mencapai kebijaksanaan).

Tidak sedikit orang yang kehidupan dunia dan

rohaninya tidak seimbang. Mereka memiliki bisnis yang

lancar dan sukses, namun hati tidak tenang, ketakutan,

68

69

misalnya: “Ayo Maju terus, setiap pengusaha yang sukses

mengalami hal yang serupa.” Positive thinking bukanlah

segalanya, tapi jelas lebih baik daripada negative thinking.

Tips sederhana di atas dapat dipraktikkan, sehingga

tetap semangat dan yakin dalam berusaha. Selain itu

Hindu mengajarkan metode lain untuk mendapatkan

keseimbangan, yaitu dengan tapa, brata dan yoga,

sehingga mencapai samadhi. Praktik ini dilakukan dengan

konsisten, sehingga tercapai kedamaian dan ketenangan

diri (self healing), berikut beberapa tahapan dalam yoga

yang dapat dipraktikkan.

Sad Angga Yoga

Untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan sejati

dan seimbangnya urusan dunia dengan rohani

sesungguhnya dalam Hindu telah mengajarkan Yoga

yang disebutkan dalam teks Yoga Sutra Patanjali dan saat

ini telah banyak dijadikan referensi para praktisi yoga di

dunia. Ajaran yoga telah menjadi ajaran universal dan

banyak dipraktekan jutaan orang. Secara umum diajarkan

tentang praktik Astangga Yoga, namun pada penjelasan

pada buku ini hanya menjelaskan tentang Sadangga yoga,

agar langsung dapat dipraktekan, Adapun bagian-

bagianya sebagai berikut:

1. Asana

Pengusaha Hindu wajib belajar tentang yoga, agar

tercapai keseimbangan antara jasmani dan rohani;

duniawi dan spiritualitas. Langkah pertama yang dapat

dipraktikkan adalah asana. Belajar duduk hening dan

70

rileks, santai, melepas segala ketegangan dalam diri. Hal

ini juga dijelaskan dalam buku the practical encyclopedia of

Astangga Yoga & Meditation, sebagai berikut:

Asana means “seat” and refers to the art of body postures

that have evolved over many centuries. Apart from

cultivating kanti (physical beauty) due to the enhanced

pranic flow (life energy) through the body, asanas remove

fickleness of mind to restore mental and physical health,

strength, wellbeing and vitality. Asana practice also

reflects the tendencies, strengths, weaknesses and actions

in our life(Hall, 2015, p. 11).

Berdasarkan penjelasan di atas, asana berarti duduk

atau posisi tubuh yang telah berevolusi berabad-abad

yang lalu. Manfaat dari asana adalah menghilangkan

ketidakseimbangan dari pikiran untuk memulihkan

kesehatan mental dan fisik, kekuatan dan vitalitas. Pose

asana tidak hanya sekadar sebagai latihan fisik, tetapi juga

digunakan secara holistik sebagai latihan pikiran dan

tubuh untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan

spiritual, karena dengan gerakan tubuh ini mampu

mengalirkan prana (energi) dalam diri. Latihan-latihan

asanas yang dilakukan setiap hari akan mengurangi stress

dalam berbisnis, sehingga para pengusaha Hindu dapat

melepaskan stress dan ketegangan otot saat mengurus

bisnis yang pasang surut. Hal ini juga dijelaskan dalam

buku Yoga As Medicine, The Yogic Prescription For Health

And Healing, sebagai berikut:

71

The regular practice of yogic postures can be a fabulous

way to lower stress when you feel overwhelmed, and

preventive medicine. Besides changing the balance of the

nervous system, asana reduces muscle tention. From a

yogic perspective, stress can cause muscle spasms and the

reverse is also true: tight muscles can raise your stress

levels. Thus a varied asana program is an effective way to

gradually lessen this chronic source of stress, even if some

of the postures don’t necessarily feel relaxing while you

are doing them. (McCall, 2007, p. 58)

Latihan asanas yang dilakukan secara konsisten

adalah obat yang mujarab untuk mengatasi stress yang

disebabkan ketegangan-ketegang otot, karena pikiran

yang terbebani. Untuk melepas semua ketegangan itu

dibutuhkan gerakan-gerakan tubuh atau asanas, sehingga

pengusaha Hindu tetap tenang dan stabil saat

menjalankan bisnisnya. Asanas, tentu berbeda dari

gerakan olahraga pada umumnya, seperti senam dan

gym. Yoga asanas adalah metode membangkitkan energi

yang memberikan pemulihan secara fisik maupun mental.

Menurut Patanjali berbeda dari latihan-latihan fisik yang

lebih banyak menguras energi dan menimbulkan

kelelahan, gerakan asanas justru akan mengembalikan

energi vitalitas, memberikan relaksasi otot-otot dan saraf,

sehingga memperoleh keseimbangan fisik. (Wiase, 2019,

pp. 119-120).

Salah satu gerakan asanas yang dapat dipraktekan

adalah sawasana, sawa berarti mayat, sedangkan asanas

72

berarti pose tubuh. Dengan melakukan gerakan tidur

seperti mayat yang telentang dan dilakukan dengan

rileks, santai serta melepaskan ketegangan otot.

Belajarlah merasakan tubuh, belajar menerima keadaan

dan mulailah melepas. Untuk yang baru belajar, bisa juga

ditambah dengan mendengarkan musik menyejukkan

dan mendamaikan yang dapat didengarkan melalui

youtube sebagai pengiringnya.

2. Pranayama

Nafas adalah hal yang paling penting, bayangkan

saja jika memiliki kekayaan yang berlimpah, memiliki

bisnis yang lancar dan sukses, namun tiba-tiba nafas

berhenti, maka tidak ada artinya kekayaan tersebut.

Begitu juga memiliki wajah cantik, memiliki kecerdasan,

menjadi pejabat, namun jika nafas tiba-tiba berhenti,

maka semuanya hilang dan tiada artinya lagi. Selain itu,

nafas adalah penghubung antara sang diri dengan alam

semesta, bhuwana alit dengan bhuwana agung.

Untuk menciptakan keseimbangan tubuh jasmani

dan rohani; pikiran dan mental, nafas sangatlah penting

dan itu diatur, agar tercipta kehidupan yang damai dan

tenang dalam menjalankan usaha maupun kehidupan

sehari-hari. Metode untuk mengatur nafas disebut

pranayama, yang dapat dijelaskan sebagai beriku:

Prana is the vital energy within the breath, and so it can

also be translated as “the breath of life”. Ayama mean

“expansion” or “to stretch”, and therefore pranayama is

the practice whereby life energy is expended through the

73

74

energi atau membuat Anda rileks. Latihan Pranayama

dapat menenangkan pikiran. Tenangkan sistem saraf,

dan atur tempat untuk meditasi.

Hal ini juga dibenarkan oleh Maharsi Patanjali yang

mendefinisikan pranayama sebagai pengaturan aliran

prana melalui latihan pernafasan, karena energi vital yang

paling banyak pada manusia terletak pada nafas. Teknik

pranayama merupakan sebuah cara sistematis

dikembangkan oleh para yogi untuk mempengaruhi

medan bioenergy tubuh, bahkan dalam latihan disiplin

moral (yama), pengendalian diri (niyama), pengendalian

indria (pratyahara) dan konsentrasi mental (dharana) juga

merupakan bentuk manipulasi daya prana (Wiase, 2019,

p. 123)

3. Pratyahara

Setelahbelajartentangpengaturannafas(pranayama),

maka lanjutkan belajar mengendalikan indera-indera,

sebab keberadaan indera-indera yang berasal dari luar

diri menjadikan ketidakseimbangan dalam diri manusia.

Pengendalian diri ini dalam yoga disebut Pratyahara.

Menurut Maharsi Patanjali, Pratyahara secara

harfiah berarti “menarik kembali” atau mengendalikan

alat-alat indera yang umumnya mengejar keinginan-

keinginan dunia eksternal. Secara alamiah, seseorang

cenderung mengejar sensualitas (visaya) yang seharusnya

dihindari, karena merupakan syarat pertama dalam

melakukan pratyahara. Dengan demikian, seorang yogi

tidak terikat lagi oleh indera yang merupakan awal mula

ketergantungan akan keinginan-keinginan eksternal.

75

Indera menjadi tenang karena keseimbangan diri yang

telah dicapai oleh yogi (Wiase, 2019, p. 131).

Sesungguhnya kebahagiaan manusia ditentukan

dari dalam diri, bukan objek-objek diluar diri. Justru

keinginan-keinginan itu muncul dari keinginan untuk

memiliki yang sumbernya berasal dari luar diri. Oleh

karena itu, belajarlah menarik indera-indera dan

putuskan dalam diri untuk memilih hidup yang bahagia.

Hal ini juga dijelaskan dalam buku “Yoga as Medicine,”

The ancient scripture suggest that the entire cosmos is situated

within the human body and therefore it is understood that the

source of happiness lies within each individual. By withdrawing

our senses from external stimulation, we are able to connect

to this inner well of contentment, rather than relying on

outward sensory stimulus and grasping in order to fulfil our

unquenchable desires (McCall, 2007, p. 12).

4. Dharana

Praktik selanjutnya adalah belajar untuk konsentrasi,

agar pikiran dapat fokus, sehingga tidak memikirkan hal-

hal yang tidak perlu dipikirkan. Setelah indera- indera

semuanya ditarik ke dalam diri (pratyahara), maka

lanjutkan untuk konsentrasi, agar pikiran menjadi lebih

tenang dan damai. Hal ini juga disampaikan Maharsi

Patanjali yang menempatkan dharana sebagai salah satu

bagian tubuh setelah pratyahara, bermula dari keadaan

yang membuat seseorang merasakan hidupnya terbebani

dan tertekan karena begitu banyak keinginan-keinginan

yang tidak tercapai, sehingga kondisi ini membuat kondisi

citta semakin bergejolak dan sulit dikonsentrasikan, akan

76

77

5. Dyana

Pembelajaran selanjutnya adalah belajar tentang

meditasi atau dyana. Meditasi sering dilakukan di banyak

perusahaan, begitu juga di Garuda Food. Sebelum

melakukan kegiatan kerja seluruh karyawan melakukan

meditasi dan ini sering disebut sebagi mindfulness. Efek

dari meditasi sebelum bekerja adalah meningkatkan

kedisiplinan, ketenangan serta kedamaian dalam proses

kerja, sesuai dengan visi misi dari Garuda Food. Hal ini

pula bisa dijadikan inspirasi pada perusahan atau bisnis

yang dimiliki, sehingga seluruh karyawan, management,

owner dan seluruh yang terlibat dalam usaha dapat

bekerja dengan hati.

Menurut Patanjali, dyana diartikan memikirkan

Tuhan/Iswara dengan konsentrasi karena kaitanya

dengan spiritual yoga. Dyana diterjemahkan sebagai

meditasi, suatu keadaan kontemplasi yang terserap

dalam kesadaran kosmik maksudnya ingat kepada Tuhan

dan tidak hanya mengingat Tuhan sekali saja, melainkan

mengingat Tuhan dalam keadaan apa pun, setiap saat

dan dimana saja. Ini merupakan proses yang tetap dan

berjalan terus menerus (Wiase, 2019, p. 142).

Dengan belajar dan latihan bermeditasi yang dapat

dilakukan dengan merelaksasikan tubuh, menarik indera,

berkonsentrasi, kemudian meditasi yang mendalam

dengan rileks sambil tersenyum, kemudian dapat

menikmati pengkondisian yang melampaui ruang dan

waktu, seperti penjelasan berikut:

78

Through the practice of one direction flow of the mind,

ekanata, or concentration, meditation is absolute, it is

where we can go beyond time, space, conditions and

limitations, allowing our individual core of consciousness

to expand and connect with the infinite universal

consciousness. The ancient sages described meditation as

yoking with nature, as they conceived the infinite universe

to be part of the nature of life, death and beyond(McCall,

2007, p. 12).

Meditasi dapat dilakukan di pagi hari saat baru

bangun dan malam hari saat menjelang tidur, sehingga

pikiran, mental dan fisik dalam keadaan stabil, tenang

dan damai. Selain itu terlindungi selama 24 jam untuk

terkoneksi dengan energi vital alam semesta/Tuhan yang

Maha Kuasa.

6. Samadhi

Puncak dari yoga adalah mencapai samadhi, sebagai

bentuk kebahagiaan tertinggi dan abadi. Inilah disebut

kondisi kesadaran, kondisi kontemplasi dengan Tuhan

sebagai pencarian terakhir. Hal inipun dipertegas oleh

MaharsiPatanjali,samadhimerupakankeadaankonsentrasi

yang sempurna. Bagi seorang praktisi yoga dan murid

meditasi, makna samadhi jauh lebih mendalam daripada

dhyana, sehingga Patanjali menempatkan samadhi pada

bagian terakhir untuk memasuki kondisi pemungkas

kaivalya dan samadhi, yang mana dharana mempertahankan

pikiran di dalam Tuhan, dhyana bergabung di dalam

Tuhan dan samadhi hanyalah penampakan sifat objek

(Tuhan) (Wiase, 2019, pp. 144-145).

79

Samadhi adalah keadaan yang melampaui pikiran

sehingga segala keinginan pun lebur menjadi satu,

sehingga tiada keinginan dan kebutuhan pun. Samadhi

transcends meditation: it is without seed, as it goes beyond

beginning and end; it is state of absolute liberation and bliss

in which nothing is needed, desired or required as the self has

merged all(McCall, 2007, p. 12). Meskipun demikian, orang

yang telah mencapai samadhi saat hidup, mereka tetap

melakukan aktivitas seperti biasa, namun perbedaannya,

mereka berada dalam pengkondisian yang sempurna,

anandam.

81

4

Lokasamgraha: Membangun Jiwa Entrepreneur

Pengertian

Konsep dalam ajaran Hindu sangat banyak dan

megandung filosfi yang dalam, begitu juga dengan

konsep kerja yang tertuang dalam ajaran Bhagawadgita

yang salah satunya adalah Lokasamgraha. Ajaran yang

mengajak semua orang untuk sukses melalui jalan karma,

atau kerja/action bersama.

Lokasamgraha”term is formed by two words “Loka” and

“Samgraha” , here “Loka” means “Man” and

“Samgraha” means “Holding together”, hence its lite-

rally meaning is holding of all people with a unitary

principle of service aim at the wellbeing of each and every

people of the society. It means performance of one’s action

not only for himself but also for others in a disinterested

82

83

sendiri. Apalagi mendapatkan keuntungan sendiri

dengan mengorbankan orang lain, hal demikian berbuah

penderitaan. Lakukan dengan tulus dan iklas, semua

menjadi indah, karena tujuan hidup juga adalah

kebebasan yang abadi, moksartamjagathita serta anandam,

kebahagiaan.

Homo Economicus dan Homo Sosial

Manusia adalah makhluk yang bertransaksi, saling

melakukan pertukaran baik barang ataupun jasa, sehingga

disebut homo economicus. Pertukaran terjadi, karena adanya

kebutuhan dan penyedia dalam bahasa ekonomi disebut

supply and demand atau pedagang dengan pembeli. Saat

bertemu terjadi interaksi yang saling menguntungkan.

Homo Economicus sebenarnya menegaskan bahwa

manusia memiliki kebutuhan yang beragam dan tidak

pernah merasa puas. Manusia memiliki sifat untuk

senantiasamemperbaikidanmeningkatkan kualitas dalam

hidupnya. Artinya, manusia sebagai makhluk ekonomi

bersikap rasional, segala perilaku dan kegiatannya selalu

memperhitungkan keuntungan yang diperoleh. Ada

karakteristik yang biasanya dimiliki oleh manusia dalam

kedudukannya sebagai homo economicus (Maharani, 2016,

pp. 49–50), yaitu:

1. Selalu bertindak secara rasional dengan

mempertimbangkan antara pengorbanan dengan

hasil yang diperoleh.

2. Memiliki rasa ketidakpuasan yang tidak terbatas.

3. Selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik

84

85

Atharwaweda, 3.30.6 disebutkan samaniprapa, semua

manusia minumlah bersama-sama, sahavonnabhagah,

semua umat manusia makanlah bersama-sama,

samaneyoktre, semua umat manusia hendaknya

sembahyanglah atau berdoalah bersama-sama,

sahavoyunajmi, karena Tuhan menyatukan semua dalam

satu ikatan. Weda telah mengajarkan seluruh makhluk

ciptaanya untuk bersatu dalam kerukunan, sehingga apa

pun yang dikerjakan dapat membantu dan menolong

orang lain atas dasar kemanusiaan.

Meskipun berbeda keyakinan, berbeda adat, suku,

agama maupun tradisi dan kebudayaan, maka sebaiknya

selalu menjaga nilai-nilai kemanusiaan. Saling tolong-

menolong, hasil kerja atau usaha jangan dinikmati

sendiri, melainkan digunakan untuk berbagi pada

sesama yang membutuhkan. Indahnya kebersamaan, jika

dilandasi dasar kemanusiaan. Usaha pun dapat maju dan

berkembang, jika dapat berbagi, bersedekah atau mepunia

pada orang yang memerlukan, sebab dekimian telah

diajarkan dalam Veda.

Mencintai Pekerjaan untuk Kemuliaan

Seorang yang bekerja sebagai tukang sapu di jalanan

tidak mendapatkan penderitaan, jika melaksanakan

kewajibannya dengan jalan dharma, tulus dan ikhlas serta

mencintai pekerjaanya dengan baik. Sebab demikian, jalan

yang disapu dengan tulus, memberikan kebersihan bagi

semua pengguna jalan, sedap dipandang, serta sanitasi

udara yang baik. Dengan demikian terciptalah lingkungan

86

87

jauhkan perilaku korup yang hanya menguntungkan diri

sendiri dan kelompok, sebab hal demikian tidak

memberikan kebebsasan, tidak memberikan kebahagiaan

melainkan penderitaan, ketakutan, kecemasan, karena

mengambil hak yang bukan berasal dari dharma. Hasil

perilaku buruk seperti itu tidak akan membawa

kebahagiaan, melainkan kesakitan dan derita yang

berkepanjngan, sebab itu adalah keseimbangan.

Lokasamgraha di Era Digital

Ajaran Lokasamgraha tidak terbatas pada ruang dan

waktu, namun ajaran ini semakin relefan untuk

diterapkan pada era digital. Bahkan ajaran ini yang sedang

berkembang, sehingga tidak mengherankan pengusaha-

pengusaha sukses di era sebelum digital, banyak yang

mengalami kerugian atau distruption, bahkan mereka

tidak tahu siapa yang membuatnya bangkrut. Mal-mal

yang berdiri kokoh pun, tiba-tiba sepi pengunjung dan

kemudian tutup.

Hal ini menurut Kasali (Kasali, 2018, p. 6) disebabkan

kegagalan membaca masa depan, gagal mengantisipasi

dan merespon perubahan. Menurut Kasali masa depan

dibutuhkan cara-cara hidup baru yang lebih efisien,

hemat energi, lebih simple. Lebih mudah dilakukan dan

dihasilkan, lebih cepat diterima pelanggan, lebh kaya

dengan imaginasi dan pikiran, serta lebih kolaboratif

yang semuanya disatukan oleh teknologi informasi dan

kecerdasan buatan.

88

Pola-pola lama yang digunakan dalam berbisnis,

tentu akan kalah dengan competitor yang sudah

menggunakan sistem baru melalui digital, salah satunya

menurut David dan Jonah (Stillman, 2019, p. xviii) bahwa

salah satu cirri dari generasi z dalam dunia kerja adalah

adanya Figital, dimana generasi muda saat ini ekuivalen

antara dunia nyata dengan dunia digital, sehingga generasi

muda dapat membantu lambatnya adaptasi birokrasi,

sehingga dengan mudahnya menghadapi tantangan yang

tidak ada sebelumnya. Selain itu pola generasi

mendatang adalah weconomist, generasi Z akan mengenal

dunia dengan ekonomi berbagi. Gen Z menekan kantor

untuk memilah bagian-bagian internal dan eksternal guna

mendayagunakan perusahan dengan cara praktis dan

hemat biaya. Lebih dari sekedar pegawai, maka generasi

Z akan mendayagunakan kekuatan “kami” dalam peran

mereka sebagai filantropis. Gen Z mengaharapkan

kemitraan dengan atasan untuk memperbaiki hal yang

tidak beres.

Jadi semakin menarik konsep Lokasamgraha di

era digital, masih sangat relevan, terlebih lagi konsep

weconomist, dengan modal berbagi, seperti layaknya

perusahaan Gojek dan Grab yang membuat bisnis

transportasi mapan menjadi kewalahan dalam

menghadapi competitor yang mau berbagi. Hanya dengan

download aplikasi Gojek misalnya dan melakukan

pendaftaran, maka dapat langsung menjadi member dan

langsung bekerja dan konsep weconomist sangat

menguntungkan banyak orang. Konsep ini sama persis

89

90

Semoga menjadi inspirasi dalam membangun usaha di

era digital.

Membangun Jiwa Wirausaha

Dengan memahami Lokasamgraha di atas, maka

generasi muda yang berniat menjadi wirausaha sebaiknya

mengubah mindset lebih dahulu, yaitu memiliki tujuan

untuk sejahtera, sehat, kaya bersama. Dengan demikian,

usaha apa pun yang dimiliki dapat dijalankan dengan

ikhlas dan tulus. Ada lima hal yang mampu mengubah

diri menjadi lebih baik, terutama dalam berwirausaha

yang berdasarkan prinsip Lokasamgraha.

1. Buku Referensi

Apabila ingin memiliki mindset bertumbuh, maka

bacalah buku yang mengandung motivasi dan inspirasi,

serta memicu untuk terus memahami sebuah ilmu yang

ingin diperdalam. Beberapa tema buku yang menarik

untuk dibaca bagi seorang pengusaha adalah buku- buku

marketing, penjualan, komunikasi, advertising, dan

sejenisnya.

Mencari refrerensi buku berkualitas dapat dilakukan

dengan membeli langsung ke toko buku atau online.

Selain itu buku-buku berkualitas dapat diakses melalui

ebook yang dapat didownload dengan mudah.

Kemudahan mencari sumber informasi sangat

membantu pola pikir bertumbuh dan menambah

wawasan, sehingga mental pun terbentuk dengan baik.

Sediakan waktu khusus untuk membaca. Bagi yang telah

terbiasa membaca buku tentu tidak menjadi masalah,

91

namun bagi yang jarang membaca, maka perlu paksakan

diri terlebih dahulu. Buat habit yang baru, jangan dimanja,

meskipun pikiran mulai bercabang dan liar usahakan

tetap membaca dan pahami isi buku dan temukan ide

dasar penulis, alas an membuat buku tersebut.

2. Menghabiskan Waktu dengan Orang yang Tepat

Selain membaca buku bertemakan tentang

pentingnya berwirausahaan yang bijak dengan tujuan

sukses bersama ditentukan oleh cara bergaul. Bisa

diperhatikan Anda hari ini, apakah telah bergaul dengan

orang yang tepat ataukah salah pergaulan, sehingga

merasa dirugikan serta tidak ada kemajuan sama sekali.

Prinsip dalam pergaulan yang sering diungkapkan

oleh orang bijak adalah, burung yang sejenis akan hinggap

di tempat yang sama. Artinya jika memiliki kemauan

menjadi seorang pengusaha ataupun berwirausaha,

maka dia dipertemukan dengan para pengusaha yang

telah sukses, serta memiliki pengalaman yang panjang.

Diskusi pun menjadi berbeda ketika bertemu, karena hal

ini disebabkan energy telah satu frekuensi atau se-

vibrasi.

Pergaulan akan semakin spesifik ketika bidang

yang ditekuni mulai difokuskan, maka secara otomatis

pertemanan pun mulai berubah lagi dan dipertemukan

dengan orang-orang yang se-frekuensi. Ketika ketemu

pada orang seperti ini, maka diskusinya pun semakin

seru, bahkan lupa pada waktu saking asyiknya diskusi.

Mungkin hal ini pernah dialami juga oleh Anda.

92

Menjadi sangat bermasalah ketika tetap bergaul

pada seseorang atau kelompok tertentu yang membuat

kehidupan tidak mengalami kemajuan. Diskusinya

apriori, underestimate, SMS = Susah Melihat Senang dan

itu dilakukan bertahun-tahun, maka lima tahun

berikutnya Anda menjadi tetap seperti saat ini dan spirit

untuk membantu orang lain untuk sukses bersama sulit

terwujud.

Sudah saatnya mengenali diri dan memiliki motivasi

untuk mengambil langkah saatini, sehingga masa depan

telah bertransformasi menjadi lebih baik lagi. Sekali lagi

yang bisa menolong diri Anda adalah diri sendiri. Jangan

menunggu penyesalan ketika waktu telah berlalu. Saatnya

bermetamorfosis menjadi pribadi baru yang berguna

untuk semua makhluk, sarve sukhino bhawantu, semoga

semua makhluk hidup berbahagia. Kembalilah pada

tujuan untuk menjadi seorang entrepreneur yang

bermanfaat pada orang lain dan menjadi teladan bagi

siapa pun.

3. Pengaruh Makanan

Menjadi seorang enterepenur yang baik akan

memilih makanan yang dikonsumsi, karena makanan

sangat berpengaruh pada kualitas hidup. Dalam Veda

disebutkan, makanan mempengaruhi mental, emosi,

dan pikiran. Jika sering mengkonsumsi alcohol, maka

berpengaruh pada pikiran memicu munculnya emosi dan

gangguan kesehatan fisik, sehingga tidak menciptakan

keseimbangan. Kondisi demikian menjadikan seseorang

tidak terkontrol yang mengganggu mood maupun cara

93

94

Seorang enterprenur yang tidak memperhatikan

pola konsumsi akan mudah stress dalam menghadapi

setiap persoalan yang terjadi, terlebih lagi sebagai seorang

entrepreneur, jika pola makan tidak diimbangi dengan

baik, maka ide-ide kreatif sulit muncul, sehingga usaha

rentan menjadi stagnan.

Efek dari stress menimbulkan masalah yang lebih

besar lagi, sehingga berefek pada mental disorder.

Menurut Kartini (Kartini, 2013, p. 269), mental disorder

adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental

(kesehatan mental), disebabkan oleh kegagagalan

mereaksi mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan

mental terhadap stimulasi eksternal dan ketegangan-

ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau

gangguan struktur pada satu bagian satu organ, atau satu

sistem kejiwaan.

Perludiingataknkembali, bahwakonsumsi makanan

adalah hal yang sangat sederhana, namun berefek luar

biasa. Makanan dan minuman yang dikonsumsi

menjadikan diri secara personal lebih kreatif dan inovatif,

sehingga menjadi entrepreneur yang memiliki jiwa saing,

kuat dan sehat, serta bermanfaat bagi orang lain.

4. Kebiasaan yang Dilakukan

Menjadi seorang entrepreneur tidak dibenarkan

bersikap egois, karena berwirausaha adalah bentuk

pelayanan kepada target market, sehingga diperlukan

kebiasaan baru untuk belajar menurunkan ego dan

bersikap sopan serta memberikan kepuasan pada para

pelanggan. Kebiasaan untuk melayani dalam Hindu

95

disebut sevanam, pelayanan yang dilakukan dengan tulus

yang dipersembahkan kepada Tuhan.

97

P

5

Berwirausaha dengan Metode Dana Punia

embahasan pada bab ini berbeda dengan bab-

bab sebelumnya. Belajar menjadi seorang

entrepreneur, selain melalui pengalaman dan teori, juga ada

pembelajaran praktis yang bisa langsung diaplikasikan

serta sangat efektif untuk meraih berkah serta rejeki dari

sumber yang tak terduga.

Hindumengajarkancaramendapatkankemakmuran

dan kesejahteraan dengan mengembalikan kepada-Nya,

artinya segala sesuatu yang dilakukan, didasari dengan

pengorbanan yang tulus ikhlas, termasuk kesadaran

berbagi yang dalam Hindu disebut dana punia. Tuhan

dalam berbagai manifestasi-Nya melakukan hal yang

sama untuk menjaga keseimbangan dunia. Dewa Surya

sebagai dewa matahari, memberikan sinarnya setiap hari

98

tiada lelah untuk menjaga kehidupan yang seimbang,

begitu pula para dewa lainya.

Selain itu disebutkan dalam Kitab Parasara

Dharmasastra I.23:

tapah param kertayuge

tretayam jnana mucyate

dvapare yajna waewahur

danamekamkalauyuge

Terjemahannya:

Pelaksanaan penebusan dosa yang ketat (tapa)

merupakan kebajikan pada masa Satyayuga,

pengetahuan tentang sang diri (jnana) pada

Tretayuga, pelaksanaan upacara kurban keagamaan

(yajna) pada masa Dvaparayuga, dan melaksanakan

amal sedekah (danam) pada masa Kaliyuga.

Apakah saat ini adalah Kaliyuga? Pertanyaan ini

tidak dibahas dalam buku ini, namun ada nilai yang

diamanatkan oleh para tetua, bahwa istilah dana punia

adalah hal yang sangat penting dilakukan umat Hindu,

sekaligus diajarkan untuk diaplikasikan. Dana punia

pada zaman Kaliyuga sebaiknya dijadikan motivasi

hidup, sesuai buku Jaya Setia Budi (2012: 5) berjudul The

Power of Kepepet, bahwa 97 persen orang termotivasi

karena kepepet bukan karena iming-iming. Jadi di saat

kepepet dan ada ancaman, maka orang akan bergerak

maju dan bertumbuh. Oleh karena itu berpikirlah saat

99

100

memberikan ulasan tentang kekayaan, keberlimpahan,

kemakmuran dalam dana punia. Berikut beberapa

penjelasanya:

“Berdermalah untuk tujuan yang baik dan

jadikanlah kekayanmu bermanfaat. Kekayaan yang

didermakan untuk tujuan luhur tidak pernah hilang.

Tuhan Yang Maha Esa memberikan rejeki yang jauh

lebih banyak kepada mereka yang mendermakan

kekayaannya untuk kebaikan bersama.

(AtharwaVeda III.15.6)

Tuhan Yang Maha Esa tidak akan memberikan

anugrah kepada orang-orang yang memperoleh

kekayaan dengan tidak jujur. Demikian pula yang

tidak mendermakan sebagian miliknya kepada

orang-orang miskin dan sangat memerlukan. Tuhan

Yang Maha Kuasa akan mengambil kekayaan dari

orang-orang yang tamak dan menganugrahkannya

kepada orang-orang yang dermawan.

(Reg Veda V.34.7)

Hendaknya tanpa jemu-jemunya berdana-punia

dengan penuh sradha dan bhakti yang diperoleh

dengan cara dharma, ia akan memperoleh pahala

yang setinggi-tingginya.

(Manawa Dharmasastra IV.26).”

101

102

banyak lagi janji-janji yang tanpa disadari keluar dari

mulut maupun dari dalam hati, sehingga belum seumur

jagung bisnis yang dirintis segera gulung tikar. Jika ini

yang sering dilakukan selama berbisnis, maka ada

baiknya membaca bab ini sampai tuntas, agar bisnis yang

dilakukan dan dikerjakan menjadi berkah dan anugerah,

serta memberikan manfaat pada orang lain dan

lingkungan sekitar.

Marketing Dharma

Strategi dalam bisnis dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, di antaranya mengikuti mentor, jam

terbang dan belajar melalui buku, internet serta pelatihan-

pelatihan marketing. Selain itu ada hal yang substantif

juga yang bisa dilakukan para pengusaha Hindu, yaitu

menggunakan “Marketing dharma,” dengan melibatkan

Tuhan dan energy semesta, sehingga usaha atau bisnis

menjadi sukses.

Ketika berpikir secara logika tentang marketing

dharma, mungkin dianggap sesuatu hal yang olok-olok,

tetapi ilmu ini perlu dipraktikkan dan bisa dibuktikan

keberhasilanya. Bukankah ada kata-kata yang

menginspirasi, “Jika mimpimu belum tercapai, jangan

pernah mengubah mimpimu, tetapi ubahlah strateginya.”

Jika selama ini telah menggunakan strategi marketing yang

biasa, coba dikombinasikan atau ganti strategi yang lain,

salah satunya dengan marketing dharma.

Percayalah, jika Tuhan dilibatkan dalam segala

usaha dan bisnis, pastilah ada jalan kesuksesan, sebab

103

usaha tersebut berdasarkan dharma. Sama halnyadengan

kisah Arjuna dalam Itihasa yang disebutkan lebih

memilih Krisna sebagai pendamping dalam perang

Mahabhrata, jadi berbeda dengan Duryodana yang

memilih pasukan Narayani yang bersenjata lengkap.

Hasilnya? Meskipun jumlah pasukannya terbatas,

Pandawa berhasil menaklukan semua kesatria tangguh,

seperti Bhisma, Guru Drona, dan kesatria hebat lainnya.

Bahkan keterbatasan tersebut mampu memenangkan

perang besar Mahabharata. Rahasia ini telah diketahui

Arjuna, yaitu libatkan Tuhan dalam setiap kegiatan yang

direncanakan dan dilaksanakan.

Ada beberapa langkah dalam mempraktikkan

marketing dharma, sehingga apa yang dikerjakan dapat

sukses dan terwujud. Berikut beberapa langkah yang

dapat dilakukan:

1. Terbuka untukPerubahan

Siapa yang terbuka pada perubahan, maka

merekalah yang menikmati perubahan itu, karena

perubahanlah yang kekal. Pengusaha Hindu sudah

saatnya berubah dalam melakukan teknik marketing,

selain metode yang umum, cobalah melakukan metode

marketing dharma dengan dana punia terlebih dahulu, agar

apa yang dikerjakan sukses, berjalan lancar dan ada

harapan yang membuat tetap semangat. Hal ini sesuai

dengan kutipan teks Sarascamuccaya, 169:

namatana pita kincitkasyacitpratipadyate,

danapathyodanojantuhsvakarmaphalamacnute

104

Terjemahannya :

Pemberian sedekah itu, bukan si bapak, bukan si

ibu yang menikmati buah hasilnya, melainkan

hanya dia sendiri yang berbuat kebajikan sedekah

itulah yang akan menikmati buah (pahala) dan

kebajikannya itu.

Teksdi atas mengajarkan umat se-dharmasenantiasa

melakukan dana punia dengan tulus dan ikhlas, agar

pahalanya dapat dinikmati melalui bidang usaha yang

dikerjakan. Bagaimanapun juga harapan adalah doa, jika

ditambah dana punia yang tulus dan ikhlas, maka terjadi

keajaiban dalam usaha dan bisnis yang dijalankan. Yakin

dan percayalah dengan melakukan kebaikan, maka

datanglah kebaikan, begitu pula sebaliknya.

Dana punia yang dilakukan dengan tulus, tidak

dinikmati oleh orang lain, melainkan mereka sendiri yang

menikmati segala berkah tersebut. Jadi jangan takut rejeki

tertukar, sebab alam semesta telah mencatat, serta

otomatis membawakan berkah sesuai karma baik yang

telah dilakukan. Begitu pula, entrepreneur Hindu yang

selalu melakukan sedekah dan menyisihkan uangnya

untuk dana punia, maka mereka mendapatkan pahalanya

sendiri, berkah dari segala arah dan rejeki yang datang

dari tempat yang tak terduga.

Dengan secara konsisten melakukan dana punia

sebagai entrepreneur Hindu, berarti telah menerima

keterbukaan informasi dalam Veda, maka mereka

sendirilah yang mendapatkan pahala dan berkah tersebut.

105

Keterbukaan untuk menerima informasi yang baru, tentu

tidak mudah dilakukan, sebab ada pikiran bawah sadar

yang apriori dan tertutup, sehingga keajaiban dan

anugerah tidak dapat dirasakan. Belajar membuka diri

untuk menerima ajaran Veda adalah awal yang baik, agar

bisnis dan usaha yang dijalankan dapat berjalan sukses,

karena pahala yang diperoleh dengan kesabaran

menghasilkan keberlimpahan. Hal ini sesuai dengan kitab

Manawadharmasastra IV. 234 berikut ini:

Yena yena tu bhawena yadyaddanam prayacchati,

Tattattenaiwa bhawena prapnoti pratipujitah.

Terjemahannya :

Apapun juga niatnya untuk bersedekah, pahala itu

akan diperolehnya di kemudian hari”

(Manawadharmasastra IV. 234).

Dana punia yang dilakukan sebelum berusaha atau

menjalankan bisnis, telah disebutkan dalam Veda di atas

akan memperoleh pahal berkah yang berlimpah. Jangan

takut dan khawatir, percaya dan yakinlah, sebab alam

semesta tidak pernah berhutang, ketika umatnya sering

berdanapunia.

2. Praktik Secara Kontinyu

Bisnis yang dijalankan dengan dasar dharma, maka

hasilnya berkah dan berlimpah. Begitu pula marketing

dharma sebaiknya tidak dibaca dan dipelajari saja,

melainkan praktikkan, lakukan, action dan buktikan

106

107

Terjemahannya :

Apalah guna harta kekayaan, jika tidak untuk

disedekahkan dan tidak dinikmati. Demikian juga

kesaktian tidak akan ada gunanya, jika tidak dipakai

mengalahkan musuh. Pun ilmu pengetahuan tidak

akan berguna, jika tidak dipakai suluh untuk

kesempurnaan terlaksananya tugas kewajiban.

Begitu pula pengetahuan kebatinan tidak akan

berguna, jika tidak dipakai mengalahkan panca

indra dan untuk menguasai sifat rajah dan tamah.

Triswapye tesu dattam hi widhina apyarjitam dhanam,

Datur bhawatyan arthaya paratra daturewa ca.

Terjemahannya :

Walaupun harta itu diperoleh sesuai menurut

hukum (dharrna) tetapi bila tidak didermakan

(disedekahkan/diamalkan) kepada yang layak, akan

terbenam ke kawah neraka” (Manawadharmasastra

IV. 193).

Bersadarkan teks di atas, maka sedekah adalah

kewajiban untuk diaplikasikan. Ada ungkapan yang

mengatakan, “Seribu teori baik, tapi jika tidak dipraktikkan

sia-sia.” Menarik, jika Veda telah memberikan jalan untuk

mendapatkan berkah dalam berkarma, tetapi, jika tidak

dipraktikkan, maka percuma saja. Bahkan, jika telah

diberikan keberlimpahan pun, tidak melakukan sedekah

akan terbenam dalam kawah neraka. Oleh karena itu,

108

sebaiknya dipraktikkan, sehingga marketing dharma dapat

dibuktikan dan dinikmati hasilnya. Namun, perlu untuk

diingat, agar tetap bersabar dan tenang, dengan demikian

berkah yang berlimpah-limpah dapat diperoleh.

Mempraktikkan marketing dharma dengan metode

dana punia adalah cara menanamkan keyakinan pada

keajiaban Tuhan serta memprogram alam bawah sadar

tentang indahnya berbagi. Dengan rajin bersedekah, akan

membuka akses alam bawah sadar yang menyebabkan

batin merasasenang dan bahagia. Hal ini sangat penting,

dengan merasa senang dan bahagia saat memberi, maka

disitulah energi keberlimpahan terbuka dan menutup

energy kesialan. Sebelum melakukan dengan hal yang

besar, maka dapat dilatih dengan berbagi pada hal-hal

kecil lebih dahulu. Buktikan dan rasakan di dalam hati

terasa damai, plong, serta kebahagiaan meningkat, jika

itu telah dirasakan, maka akses keberlimpahan telah

terbuka

3. Berinovasi

Marketing dharma adalah salah satu metode inovasi

yang bisa dipraktikkan dalam usaha yang dijalankan.

Berinovasi berarti enterpeneur Hindu wajib aktif

melakukan aktivitas, agar produk barang atau jasa dapat

dirasakan manfaatnya oleh target market. Selain itu,

memberikan solusi yang langsung diaplikasikan dengan

mudah, cepat dan terbukti. Inovasi sangat mutlak, karena

zaman terus berubah dan manusia pun harus terus

menerus beradaptasi terhadap semua tantangan baru.

Dalam Hindu terdapat tiga dimensi waktu, yaitu atita

109

110

semangat dalam bekerja serta meningkatkan mood bisnis.

Inovasi dalamberkarya dan berusaha dengan

melakukan dana punia tidak boleh berhenti dan wajib

dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini juga telah

disampaikan dalam Bhagawadgita, XVIII: 3 dan 5, sebagai

berikut:

Tyajyam dosa-vadity eke

Karma prahur manisinah

Yajna-dana-tapah-karma

Na tyajyam iti cha pare

Terjemahannya:

Orang bijaksana menyatakan bahwa segala jenis

kegiatan untuk membuahkan hasil atau pahala

hendaknya ditinggalkan sebagai kegiatan yang

salah, namun para rsi yang lainnya yakin bahwa

perbuatan untuk melakukan korban suci,

kedermawanan dan tapa hendaknya tidak pernah

ditinggalkan (Bhagawadgita, XVIII: 3).

Yajna-dana-tapas-karma

Na tyajam karyam eva tat

Yajno danam tapas caiva

Pavanani manisinam

Terjemahannya:

Perbuatan korban suci, kedermawanan dan

pertapaan tidak boleh ditinggalkan. Kegiatan itu

111

harus dilakukan. Roh-roh yang mulia sekaligus

disucikan oleh korban suci, kedermawanan dan

tapa (Bhagawadgita, XVIII: 5).

Pemahaman tentang spiritual, mengajarkan untuk

tidak mementingkan urusan keduniawian, melainkan

berfokus pada bebas dari kemelekatan, meninggalkan

hal-hal yang mendorong pada penderitaan. Namun pada

kitab di atas ada tiga hal yang dibolehkan untuk tetap

dilakukan, agar kehidupan seimbang, yaitu melakukan

yajna, bersedekah dan melakukan tapa brata. Itu berarti

kegiatan berdanapunia sebagai strategi marketing dharma

dalam bidang usaha, berdagang, berbisnis menjadi

entrepreneur, wajib dilakukan, sehingga inovasi dan

kreativitas terus bertumbuh, namun tidak melekat pada

hasilnya, sebab seluruh kerja yang dilakukan adalah

sebagai bentuk persembahan pada Tuhan, sehingga

hasilnya menjadi anugerah dan berkah yang berlimpah.

Banyak Memberi Banyak Menerima

Mengutip pendapat Gandhi, “Berapa pun cukup

bagi kaum yang kekurangan, namun tidak merasa cukup

bagi kaum tamak.” Itulah pentingnya memberi, agar

hidup berarti. Memberi adalah bentuk dari aktualisasi diri

yang telah matang dalam emosi dan empati. Pernahkah

berpikir, berapapun besar rumah yang ditempati tetap

saja tidur hanya satu dipan saja. Memiliki puluhan mobil

yang dipakai hanya satu saja. Memiliki puluhan jam

tangan pastilah yang dipakai hanya satu juga. Itulah

112

113

Bagi entrepreneur Hindu yang sudah memulai

karyanya, maka wajib menanamkan pentingnya dana

punia sebagai metode kemakmuran. Seorang pengusaha

sukses memulai usahanya dengan satu hal penting, yaitu

menumbuhkan dan meningkatkan keyakinan diri. Berapa

pun ilmu yang dimiliki, pengalaman yang diperoleh, jika

tidak memiliki keyakinan menjadi sukses, maka semua

itu tak akan terwujud, karenanya harus percaya dan

yakin. Tanamkan dalam diri, bahwa dana punia membantu

suksesnya karier dan usaha, sebab itu sudah diajarakan

dalamVeda, sebagai pedoman hidup umat Hindu.

Yakin dan percayalah bahwa banyak memberi akan

menerima lebih banyak. Prinsip ini sudah tertulis dalam

Veda. Begitu pula bagi yang menerima pemberian yang

tulus, jangan ditolak ataupun direndahkan, sebab

pemberian dan penerima yang tulus, mengantarkan

keduanya menuju kesuksesan hidup. Keduanya

memperoleh nikmatnya sorga dan dijauhakan dari

penderitaan. Keduanya mendapatkan pahala kemuliaan

yang berlimpah. Hal ini tertulisdalam kitab

Manawadharmasastra, IV. 235, sebagai berikut:

yo’rcitam pratigrihnati dadatyarcitamewa ca,

tawubhau gacchatah swargam narakam tu wiparyaye

Terjemahannya:

Ia yang dengan hormat menerima pemberian dana

punia ia dengan tulus memberikannya keduanya

mencapai sorga, dan apabila pemberian dan

penerimaannya tidak tulus akan jatuh ke neraka.

114

115

Terjemahannya :

Sedekah yang diberikan tanpa mengharapkan

kembali, dengan keyakinan sebagai kewajiban

untuk memberikan pada tempat, waktu dan

penerima yang berhak, disebut sattvika.

Pemberian sattvika adalah yang utama dalam ajaran

dana punia dan ini wajib dilakukan para enterprenur

Hindu untuk tetap selalu komitmen, konsisten dan

kontinyu dalam melakukan dana punia, sebagai bentuk

bhakti terhadap Tuhan dalam berbagai manifestasi-Nya.

Percayalah perubahan kecil yang dilakukan dengan niat

yang tulus dan baik patut diamalkan, sebab perubahan

kecil itu memberikan dampak yang besar dalam usaha

dan karya yang dikerjakan.

Lakukan tindakan dengan cinta kasih dan tulus

kepada semua makhluk, berikanlah kepedulian sebagai

entrepreneur Hindu yang memiliki misi pelayanan

terhadap Tuhan. Bangkitkan rasa kemanusiaan tanpa

memandang perbedaan. Dengan demikian visi misi, cita-

cita dapat terwujud dan itu dimulai dari membantu orang

lain. Semakin peka rasa kemanusiaan dan sosial, maka

semakin bertumbuh rasa kasih sayang dalam

menjalankan usaha yang dikerjakan.

Sarwa Dana, Bersedekah dengan Apa pun

Sesungguhnya siapa pun bisa berbuat kebaikan,

mendapatkan kekayaan, nasib beruntung, kesehatan

asalkan melakukan sedekah dengan tulus dan ikhlas.

116

117

sehat, maka buatlah orang di sekitar tetap sehat; semakin

dihargai dan dihormati, maka hargai dan hormati pula

orang lain. Inilah cara menemukan hidup jadi lebih

bermakna dan bernilai.

Buku ini juga adalah bentuk sedekah, sehingga

dapat bermanfaat pada orang lain, semakin banyak orang

lain terbuka dan merasakan keajaiban dari dana punia,

seperti itulah misi dari buku ini dibuat, sehingga ajaran

Veda dapat diaplikasikan dengan mudah. Apakah tidak

takut, jika ilmuanya hilang, karena telah dibagikan

kepada orang lain? Ilmu yang dibagikan tidak akan

pernah punah, melainkan terus bertambah menjadi ilmu

baru yang bermanfaat pada para pembacanya. Tingkatkan

kualitas diri, kemudian bagikan pada orang lain adalah

bentuk aplikasi dari sarwa dana. Selain ilmu apa saja yang

bisa disedekahkan? Menurut buku The World’s Eternal

Religion (dalam Suddarta, 2012: 72-73) diuraikan ada tiga

macam sedekah, yaitu:

1. Abhaya dana, yaitu pemberian kesempatan untuk

mencapai ketinggian jiwa sampai moksa (Bersatu

dengan Tuhan) dan pemberian perlindungan dari

ketakutan.

2. Brahma dana, yaitu pemberian berupa ilmu

pengetahuan

3. Artha dana, yaitu pemberian harta benda, termasuk

pakaian, makanan dan sawah ladang

Secara khusus, jika dipelajari dalam beberapa kitab,

seperti Sarascamucaya, Manawadharmasasatra,

Slokantara, CaturVeda dan kitab lainya, secara terperinci

118

119

seperti pengorbanan waktu, tenaga, pikiran untuk dapat

survival dalam segala kondisi ekonomi. Namun, dengan

keyakinan yang kuat pada ajaran Veda, serta berserah

pada Tuhan dengan tulus, maka percayalah segala

bentuk pengorbanan yang dilakukan dengan tulus dan

tujuan mulia pasti berpahala. Tetap sabar dan tenang,

sebabTuhan dan segala manifestasi-Nya telah

menyiapkan yang terbaik buat pengorbanan umat-Nya.

120

Daftar Pustaka

Acitra, Y. (2010). Meniru Bangsa Terkaya di Dunia China dan

Jepang. Yogyakarta: Pustaka Solomon

ADDIN Mendeley Bibliography CSL_BIBLIOGRAPHY

Ningrum, M. A. (2017). Peran Keluarga dalam

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Usia Dini.

Jurnal Pendidikan (Teori Dan Praktik), 2(1), 39. https://

doi.org/10.26740/jp.v2n1.p39-43

Ananda, R., & Rafida, T. (2016). Pengantar Kewirausahaan

Rekayasa Akademik Melahirkan Enterpreneurship.

In Perdana Publishing (Issue Rekayasa Akademik

Melahirkan Enterpreneurship). http://repository.

uinsu.ac.id/3581/1/2. BUKU PENGANTAR

KEWIRAUSAHAAN.pdf

Chandra, B. (2012). Unlimited Wealth (17 Hari Menuju

Kebebasan Finansial). Jakarta: PT. Elek Media

Komputindo.

Hall, j. &. (2015). The Practical Encyclopedia Of Astangga

Yoga & Meditation. London: Joanna Lorenz.

https://www.merdeka.com/uang/jumlah-wirausaha-

indonesia-jauh-di-bawah-malaysia-dan-thailand.

html?page=2, diakses: 27 Juni 2021

Kasali, R. (2018). Tommorow Is Today. Jakarta Selatan:

Mizan.

Kiyosaki, R. (2015). Why “A” Students Work For “C”

Students And “B” Student Work For The Government.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

121

Kurnia, A. (2019). Jurus-Jurus Rahasia Arli Kurnia.

Yogyakarta: Move Media.

h t t p s : / / w w w . m e n d e l e y . c o m / d o c u m e n t s /

?uuid=6d1d4689-67cb-4e79-a068-9f7996bd788b”]}],”

mendeley”:{“formattedCitation”:”(Londhe, 2014, p.

270).

Londhe, M. (2014). Concept of ‘ Lokasamgraha ’ – Lokmanya

Tilak ’ s Perspective. Iv, 270–277.

Dao, G. (2019). “The Concept of ‘Lokasamgraha’, As a Path

of Harmony in Society.” IOSR Journal Of Humanities

And Social Science (IOSR-JHSS, 24(2), 39–42. https://

doi.org/10.9790/0837-2412023942

Londhe, M. (2014). Concept of ‘ Lokasamgraha ’ – Lokmanya

Tilak ’ s Perspective. Iv, 270–277.

Maharani, S. D. (2016). Manusia Sebagai Homo

Economicus: Refleksi Atas Kasus-Kasus Kejahatan

Di Indonesia. Jurnal Filsafat, 26(1), 30. https://doi.

org/10.22146/jf.12624

Mawardi, Dodi, 2017. 100 WasiatBisnis Bob Sadino. Elek

Media Komputindo: Jakarta

McCall, T. (2007). Yoga As Medicine The Yogic Prescription

For Helath And Healing. New York: Bantam Dell.

Nugroho, R. (2009). Memahami Latar Belakang Pemikiran

Enterpreneurship Ciputra, Membangun Keunggulan

Bangsa dengan Membangun Enterpreneur. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo.

Rhenald, K. (2018). Tomorrow Is Today. Jakarta Selatan:

Mizan.

Rhenald, K. (2018). Tommorow Is Today. Jakarta Selatan:

Mizan.

122

Setiabudi, J. (2012). The Power Of Kepepet. Jakarta: Gramedia

Utama.

Sharma , R. (2019). The 5 Am Club, Miliki Pagi, Tingkatkan

Hidup Anda. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Stillman, D. (2019). Generasi Z (Memahami Karakter Generasi

Baru yang akan Mengubah Dunia Kerja). Jakarta:

Gramedia.

Duhigg, C. (2019). The Power Of Habit. Jakarta: KPG.

Waringin , T. D., & Hojanto, O. (2018). Financial Revolution

In Action (Cara Cepat Melipatgandakan Kekayaan Anda).

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Titib, I. M. (2006). SVARGA, NARAKA, MOKSA Dalam

Svargarohanaparwa. Surabaya: Paramita.

Wiase, I. W. (2019). Yoga Sutra Patanjali (Filosofi, Praktik

dan Manfaat Bagi Kesehatan Holistik). Denpasar: IHDN

Press.