KEMASYARAKATAN HIDU

33
TUGAS MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR: d i s u s u n Oleh : KELOMPOK VI Aulia Wati (408231014) Ficka Prameidia Utami (408231027) Ikhmam Peristiawan (082244710003) Muhammad Alsya Rinaldhy (408231033) (KETUA) Reza Zulmi (082244710009) Zainiati (082244710010) (SEKRETARIS) Jurusan : KIMIA Prodi : Non Dik 2008 Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Transcript of KEMASYARAKATAN HIDU

TUGAS MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR:

d

i

s

u

s

u

n

Oleh :

KELOMPOK VI

Aulia Wati (408231014)

Ficka Prameidia Utami (408231027)

Ikhmam Peristiawan (082244710003)

Muhammad Alsya Rinaldhy (408231033) (KETUA)

Reza Zulmi (082244710009)

Zainiati (082244710010) (SEKRETARIS)

Jurusan : KIMIA

Prodi : Non Dik 2008

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDANUNIVERSITAS NEGERI MEDAN

20102010

KATA PENGANTARKATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas rahmat dan hidayah-Nya maka makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini

dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul dari

makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ini adalah “Manusia, Sains, Teknologi

dan Seni” dimana didalam makalah ini akan dibahas atau disajikan bagaimana

manusia menyesuaikan diri dengan alam dan pengertian maupun penggolongan

mannusia, sains (ilmu pengetahuan) yang merupakan bagian dari informasi dan

pengaruhnya terhadap dunia, pemahaman teknologi secara tradisional ataupun

modern (baru), seni yang mrupakan produk sosial dan hubungan seni dengan ilmu

pengetahuan.serta pengaruh sains, teknologi dan seni bagi manusia dan budaya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah atas tujuan untuk

memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Nelson Tarigan selaku dosen mata

kuliah umum, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, serta untuk menambah ilmu

pengetahuan, mengenai Manusia, Sains, Teknologi dan Seni.

Pada kesempatan ini kami juga berterimakasih kepada Bapak Nelson

Tarigan yang telah banyak membimbing kami dalam penulisan makalah ini,

sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami meminta maaf

apabila terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur

kesengajaan dan dengan tangan terbuka saya menerima saran terhadap makalah

yang saya sajikan ini untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, 1 September 2010

Tim Penulis

2

Kelompok VI

DAFTAR ISIDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Rumusan Masalah 2

1.3.Tujuan Permasalahan 2

BAB II : PEMBAHASAN 3

2.1. Manusia 3

2.2. Sains (Ilmu Pengetahuan) 5

2.2.1. Pengetahuan Bebas Nilai 8

2.2.2. Ilmu Pengetahuan Dan Pengaruhnya Terhadap Dunia 10

2.2.3. Contoh-Contoh Sains : 11

2.3. Teknologi 12

2.3.1. Pemahaman Tentang Teknologi 13

2.3.1.1. Secara Tradisional 13

2.3.1.2. Pemahaman Baru Tentang Teknologi 15

2.3.2. Contoh-Contoh Teknologi 17

2.4. Seni 17

2.4.1. Seni Sebagai Intraestetik Dan Ekstraestetik 20

2.4.1.1. Seni Sebagai Intraestetik 20

2.4.1.2. Seni Sebagai Ekstraestetik 21

2.4.2. Hubungan Seni Dengan Ilmu Pengetahuan 22

2.5. Budaya 24

2.6. Pengaruh Sains, Teknologi, Dan Seni Bagi Manusia Dan Budaya 24

BAB III : PENUTUP 27

3.1.Kesimpulan 27

3.2.Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

3

LEMBAR PENGESAHAN 30

BAB IBAB I

PENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1.1.1. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Banyak sekali pengertian tentang manusia maupun penggolongannya.

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan

istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara biologis manusia dikatakan

sebagai homo sapiens artiya spesies mamalia yang memiliki tingkat kecerdasan

yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya, selain itu dapat diartikan

sebagai manusia berfikir. Manusia sebagai homo sapiens atau manusia berfikir,

akan menghasilkan buah fikir yang beragam, seperti sains, teknologi (homo

faber), dan seni (homo esteticus). Hal tersebut merupakan hal terpenting dalam

peradaban.

Pada hakekatnya manusia telah diberi anugrah oleh Allah SWT berupa

akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan

sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam

mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan

seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai

berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradapan

manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya.

Seiring dengan perkembangan sains, teknologi dan seni diharapkan dapat

memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya

budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan sains,

teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga

kelestarian budaya bangsa.

4

1.2.1.2. RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH

Pengaruh apa saja yang diberikan sains, teknologi dan seni bagi kehidupan

manusia dan budaya.

1.3.1.3. TUJUAN PERMASALAHANTUJUAN PERMASALAHAN

Tujuan dari permasalahan ini adalah mengkaji pengaruh yang diberikan

oleh sains, teknologi dan seni bagi kehidupan manusia dan budaya. Mengetahui

lebih dalam mengenai hubungan antara manusia dengan sains, teknogi dan seni

serta terhadap globalisasi.

5

BAB IIBAB II

PEMBAHASANPEMBAHASAN

2.1. MANUSIA2.1. MANUSIA

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna

dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna

karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai

nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal. Akal ini bertujuan untuk

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal juga sebagai alat untuk

berfikir, berhitung, dan berkreasi sehingga kerja sama antara keduanya sangat

diperlukan dalam kehidupan manusia.

Manusia dengan komponen fisik maupun psikis mampu memenuhi

kebutuhan fisik maupun psikisnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan belum

tentu mudah. Manusia harus menyesuaikan diri dengan alam seperti yang

tercermin dalam pandangan-pandangan hidup tradisional. Dengan kearifan

tradisionalnya manusia tidak mengeksploitasi alam tetapi mengambil sesuatu dari

alam berdasarkan kebutuhannya saat tertentu. Manusia “modern” yang dibekali

dengan ilmu pengetahuan modern ketika berhadapan dengan alam,

mempertanyakan bagaimana kita mengolah alam tersebut. Di sini muncul

pertanyaan teknologi apa yang harus dipersiapkan dalam mengeksploitasi alam

untuk memenuhi kebutuhan yang makin kompleks.

Dalam mengatasi hambatan fisik, tangan yang lemah dan tumpul tidak

memungkinkan untuk merobohkan pohon besar. Untuk merobohkan maka

manusia menggunakan alat-alat seperti kampak, parang, gergaji yang merupakan

buatan manusia. Tindakan manusia dalam membuat dan menghasilkan alat-alat

tersebut berarti manusia bertingkah laku secara teknologi. Sedangkan alat-alat

tersebut adalah artefak teknologi. Selain ilmu, teknologi dikatakan sebagai paket

untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan yaitu seni. Seni berkembang dari

6

kebutuhan dalam menciptakan symbol-simbol, suara, ranah persepsi yang

mengekspresikan lebih dari hedonistis dan kebutuhan untuk bertahan hidup.

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk monopluralis yaitu makhluk

yang terdapat banyak keragaman dalam dirinya, tetapi keragaman tersebut hanya

terdapat pada satu jiwa. Keragaman-keragaman manusia sebagai makhluk

monopluralis tersebut diantaranya:

1. Susunan kodrat

Susunan kodrat manusia adalah mempunyai dua dimensi yaitu:

a. Jasmani

Sebagai bodi/badan atau rangka, yang terlihat oleh indera kita.

b. Rohani

Ruh atau yang mengisi dan menjalankan badan tersebut. Di mana

dalam dimensi rohani manusia terdapat cipta, rasa, dan karsa.

2. Sifat kodrat

Secara kodrati sifat kodrat manusia yaitu sebagai berikut:

a. Makhluk individu

Manusia dikatakan sebagai makhluk individu karena setiap

manusia tercipta dengan kepribadian, keunikan, serta kekurangan

dan kelebihan masing-masing sehingga setiap individu manusia

berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing.

b. Makhluk sosial

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena manusia

tidak dapat hidup sendiri. Setiap manusia saling membutuhkan

untuk dapat melangsungkan hidupnya.

3. Kedudukan kodrat

Dalam kodratnya manusia memiliki kedudukan sebagai:

a. Makhluk pribadi

Sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai hak dan

kewajiban. Dalam menjalankan hak dan kewajiban ini haruslah

7

berlandaskan moral dan tanggung jawab sehingga dapat berjalan

seimbang sebagaimana mestinya.

b. Makhluk Tuhan

Sebagai makhluk tuhan manusia memiliki kewajiban

beribadah kepada Allah SWT serta segala sesuatu tindakan

manusia akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah. Selain

mempunyai hakekat hidup, manusia juga memiliki sifat-sifat,

diantaranya yaitu:

1) Sebagai makhluk yang berakal

2) Sebagai makhluk yang berbahasa

3) Sebagai makhluk yang beragama

Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas maka dalam diri manusia selalu

mempunyai pola pikir, pengharapan atau cita-cita serta kehendak untuk

mendapatkan penghidupan yang lebih baik dari dalam kehidupannya dengan cara

menciptakan sesuatu.

2.2. SAINS (ILMU PENGETAHUAN)2.2. SAINS (ILMU PENGETAHUAN)

Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam

pengetahuan alamiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran

tentang struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku sistem

tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun sistem yang

merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam

tatanan kehidupan bermasyarakat.

Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan

bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam. Dari

pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan secara

empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi yang valid

dan dapat dipercaya.

8

Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan

manusia. Untuk itu sains harus menjadi bagian internal dari sistem pendidikan

nasional supaya para siswa menjadi warga negara dan masyarakat yang sadar

akan pentingnya sains di era masa kini.

Namun pada kenyataanya sains tidak selamanya berjalan dengan baik

dalam memberikan manfaat kepada umat manusia, karena sains dapat berakibat

buruk jika dipersalahgunakan.

Selain ditafsirkan dari arti katanya, beberapa ahli juga telah

mengemukakan arti sains, antara lain :

1. Ralf Ross dan Ernest Van Den Haag, sains adalah yang empirik, yang

rasional, yang umum dan bertimbun-susun dan keempat-empatnya serentak.

2. Mohammd Hatta, sains adalah pengetahuan yang teratur hasil pekerjaan

sebab-musabab dalam satu golongan yang sama tabiatnya maupun

kedudukkannya, yang tampak dari luar maupun dari dalam.

3. Karl Pearson (1857-1936), sains adalah lukisan atau keterangan yang lengkap

dan konsisten tentang pengalaman dengan istilah yang sederhana sesedikit

mungkin.

4. Herbert L Searles, sains adalah pengetahuan yang tepat, disahkan secara

paling cermat dan paling umum yang diperoleh oleh manusia.

5. Shahrir Mohd Zain, sains berupa analisis fenomena secara bersistem, logik,

dan objektif khusus yang diperantikan (alat) untuk mengwujudkan

pengetahuan yang boleh dipercayai.

6. Berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah

“pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau

“pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum

alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode

ilmiah”. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk

mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan

eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena – fenomena

yang terjadi di alam .

9

7. Ensiklopedia Indonesia, sains ialah suatu sistem dari berbagai pengetahuan

yang masing-masing mengenai bidang pengalaman tertentu disusun demikian

rupa menurut asas-asas tertentu hingga menjadi kesatuan, suatu sistem dari

berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil

pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan kaedah

tertentu.

Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara

sistematis, dan bukan hanya pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Menurut Medawar (1984), sains (dari istilah Inggris Science) berasal dari kata

sienz, ciens, cience, syence, scyense, sciens, scians. Sains adalah aktifias

pemecahan masalah yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasikan oleh rasa

ingin tahu tentang dunia sekitar mereka dan keinginan. untuk memahami alam

tersebut, serta keingian memanipulasi alam dalam rangka meluaskan keinginan

atau kebutuhannya.

Kata dasar yang diambil dari katascientia yang berartiknowledge (ilmu).

Tetapi, tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains

adalah: Ilmu yang dapat diuji (hasil dari pengamatan sesungguhnya)

kebenarannya dan dikembangkan secara sistematis dengan kaidah-kaidah tertentu

berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang

ditemukan tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara tepat.

Dalam memperoleh pengetahuan yang merupakan penjelasan terhadap

fenomena-fenomena alam maupun sosial ada etika yang harus di taati yaitu :

1. Objektif. Dalam praktek objektif artinya secara terus menerus memperbaiki

pengukuran agar semakin akurat dan kemudian meminta kepada rekan

sejawat untuk me-review.

2. Metode. Masing-masing disiplin ilmu pengetahuan mengembangkan

seperangkat teknik-teknik dalam mengumpulkan dan mengolah data. Namun,

secara umum metode penelitian berasumsi bahwa:

10

a. Realitas harus ditemukan

b. Observasi langsung untuk menemukannya.

c. Penjelasan material dari fenomena yang dapat diobservasi harus selalu

memadai sedangkan penjelasan metafisik tidak perlu.

3. Dapat dipercaya. Sesuatu yang benar di Rusia benar pula di Amerika. Tidak

pernah ada “fisika orang Venezuela”,” kimia orang Amerika” atau “geologi

orang Kenya “(Bernard, 1994 :3)

2.2.1. PENGETAHUAN BEBAS NILAI2.2.1. PENGETAHUAN BEBAS NILAI

Sesuatu yang umum dikalangan kaum terdidik mengatakan bahawa ilmu

pengetahuan adalah bebas nilai. Apakah ini suatu fakta atau nilai. Kuhn dalam

Lasey (1999) mengatakan bahwa ada hukum yang tak tertulis dalam kehidupan

ilmiah yaitu pemerintah atau warga kebanyakan tidak boleh melarang dalam

kegiatan-kegiatan sains. Kelompok anggota profesional ilmuwan adalah pemilik

tunggal hukum-hukum permainan.

Bebas nilai adaiah tuntutan yang ditujukan pada ilmu pengetahtuan agar

ilmu pengetahuan dikembangkan dengan tidak memperhatikan nilai-nilai lain di

luar nilai-nilai yang diperjuangkan ilmu pengetahuan. Tujuan dari tuntutan bebas

nilai ini adalah agar ilmu pengetahuan tidak tunduk pada pertimbangan lain di luar

ilmu pengetahuan sehingga mengalami distorsi dan agar kebenaran tidak

dikorbankan untuk nilai-nilai di luar ilmu pengetahuan.

Terdapat dua konteks bebas nilai dalam ilmu pengetahuan, yakni context

of discovery dan context of justification. Context of discovery merupakan konteks

di mana ilmu pengetahuan ditemukan. Dalam konteks ini ilmu pengetahuan tidak

bebas nilai. Banyak penemuan ilmu pengetahuan dilatarbelakangi oleh nilai-nilai

di luar ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam context of justification, yaitu konteks

pengujian ilmiah terhadap hasil penelitian dan kegiatan ilmiah, ilmu pengetahuan

harus bebas nilai. Hanya kebenaran data, fakta, dan keabsahan metode ilmiah

yang diperhitungkan.

11

Pemikiran ilmu pengetahuan bebas nilai berasal dari pendapat tentang

fakta-fakta alam yang merupakan tatanan utama yang mengandung struktur,

proses, dan hukum. Semua objek-objek alam dapat dihitung melalui persamaan-

persamaan matematis sehingga kita mendapatkan hukum-hukum alam. Kesemua

hukum-hukum alam adalah fakta, tidak berhubungan dengan kehidupan manusia.

Selain dari hukum-hukum alam, kiranya alasan metodologi turut menyumbang

bahwa ilmu pengetahuan adalah bebas nilai. Alasan metodologinya adalah suatu

hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan bukti empirik tidak ada

pertimbangan nilai disana. Stok ilmu pengetahuan semakin lama semakin

bertambah sehingga melahirhan penemuan-penemuan atom, radiasi

elektromagnetik, virus, gen, dan lain-lain. Teori-teori tentang gerak lplanet, kimia

molekuler, teori-teori tentang virus dan lain-lain. Kebanyakan hasil-hasil

penemuan tersebut telah diterapkan dalam teknologi kedokteran (Lacey, 1999).

Lacey mempertanyakan bahwa ilmu pengetahuan sebagai bebas nilai

adalah fakta, idealisasi, atau nilai. Untuk menjawab pertanyaan ini Lasey

mengemukakan gagasan tentang isi dan konsekuensi dari produk teoritik.

Tidaklah cukup mengisolasi ilmu pengetahuan sebagai teori saja. Teori-teori

ilmiah adalah produk dari kepentingan instrumental kepada praktek-praktek

ilmiah sehingga sikap-sikap kognitif kita dibentuk melalui praktek-praktek ini.

Komunitas ilmiah diarahkan dalam berbagai institusi-isntitusi ilmiah. Institusi ini

tergantung kepada institusi-institusi lain di masyarakat luas demi suplai materi

kebutuhan mereka dan kondisi-kondisi sosial (Lacey, 1999). Bolehlah ketika

kegiatan ilmiah diisolasi hanya sampai mengkonstruksi teori dengan metode yang

khas dan bebas nilai, tapi bagaimana dengan penerapan sebuah teori. Bisa dilihat

bagaimana reaksi orang ketika produk tanaman pangan hasil dari rekayasa

genetik. Bagaimana reaksi dunia barat ketika Iran berhasil memperkaya

uraniumnya. Reaksi barat terhadap Iran dan Korea Utara sangat keras mulai dari

sanksi ekonomi sampai kepada ancaman militer. Sanksi yang keras terhadap

kedua negara ini dikarenakan nilai-nilai dari kedua negara (Islam dan Komunis)

tidak kompatibel atau bertentangan dengan nilai-nilai barat. Bagaimana pula

reaksi barat terhadap Israel yang telah mempunyai senjata nuklir.

12

Dalam ilmu sosial misalnya etnologi (antropologi menurut orang Amerika)

Perancis pada masa kolonial meneliti pengetahuan-pengetahuan lokal dan visi-visi

masyarakat Afrika untuk memberdayakan masyarakat Afrika (de Sardan,

2005:42). Dalam ilmu-ilmu sosial seperti antropologi pembangunan isu bebas

nilai, kurang signifikan karena tujuan penelitiannya adalah pemberdayaan

masyarakat. Penelitian dengan tema-tema secara ilmiah untuk kepentingan

langsung maupun tidak langsung dari pemberi dana. Dari pada meneliti subject

matter tradisional antropologi seperti (kekerabatan, mitos, ritual) lebih

memfokuskan pada tema-tema kontemporer seperti: korupsi, arena publik,

pemerintah lokal, dan pelayanan publik (de Sardan, 2005:222).

Berkaitan dengan kepentingan pembelajaran ISBD kita berkepentingan

untuk memenuhi kompetensi yang telah dicanangkan sangatlah tergantung kepada

kepedulian mahasiswa dan dosen terhadap masalah-masalah sosial dan budaya:

misalnya saja persoalan-persoalan dunia pendidikan kontemporer,

mengembangkan etika-etika ilmiah pada era digital yang memudahkan, isu-isu

korupsi, lingkungan dan lain-lain. Dengan demikian kita terlibat dalam persoalan

nilai.

2.2.2. ILMU PENGETAHUAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP2.2.2. ILMU PENGETAHUAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

DUNIADUNIA

Beberapa dekade sekitar 1600 terjadi perubahan yang sebelumnya tidak

kelihatan dalam filsafat tentang alam. Perubahan itu menyangkut tiga cara dalam

mendapatkan pengetahuan tentang alam, yaitu:

1. Galileo dan Kepler menjadikan matematika yang merupakan

warisan Yunani dan diperkaya oleh peradaban Islam serta

Renaissance, sebagai matematisasi alam yang prosesnya didukung

dan diartikulasi melalui eksperimen.

2. Descartes memperkaya pengetahuan tentang atom, sebagai

warisan paling tua Yunani, dengan konsepsi matematika tentang

gerak oleh

13

3. Francis Bacon melakukan reformasi pengetahuan dengan menjadi

seorang empirikis dan berorientasi praktek dari sains eksperimental

(Cohen, 2005: 9-42).

Tiga cara ini dianggap Cohen sebagai Revolusi Ilmiah yang menentukan

perkembangan dunia ilmiah selanjutnya. Eksperimen-eksperimen yang telah

dilakukan melahirkan metode dan teori-teori yang lebih mutakhir. Ilmu

pengetahuan dapat merencanakan teknologi baru berdasarkan matematika abstrak

yang memberikan arah kepada penerapan yang berbeda dari teknologi yang

bersifat trial dan error dari teknologi pramodern. Contohnya adalah atom yang

bisa dijadikan sumber energi dan bom dimana penemuan atom berdasarkan teori

bukan trial dan error, eksperimen tetap dilakukan tetapi hanya sebatas uji coba

keberhasilan yang bersifat teknik (Ferre, 2005: 179-190).

Manusia dengan akumulasi ilmu pengetahuan yang mempunyai daya

prediksi, mempunyai bayangan ke depan, bagaimana menata dunia ini demi

kesenangan manusia yang hidup di dunia. Alam dan juga sosial telah dimodifikasi

oleh manusia. Refleksivitas yang didasarkan oleh ilmu pengetahuan modern

dalam praktek-praktek sosial, secara terus-menerus diuji dan direformasi

mengingat banyaknya informasi-informasi. Dengan demikian secara konstitutif,

reformasi tersebut merubah karakter hubungan sosial sehingga jauh dari kekakuan

tradisi (Giddens, 1990).

2.2.3. CONTOH-CONTOH SAINS :2.2.3. CONTOH-CONTOH SAINS :

1. Terlihatnya kembali ikan purba spesies coelancath di dasar laut

Sulawesi selama ekspedisi penelitian antara 31 mei - 4juni 2006.

2. Pengobatan migran dengan memanfaatkan medan magnet melalui

teknik Transcanial Magnetic Stimulation.

3. Ditemukannya spesies baru katak pohon di hutan Papua.

14

2.3. TEKNOLOGI2.3. TEKNOLOGI

Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk

dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai

penciptaan sistem-sistem ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan untuk

memudahkan segala aktifitas yang berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga.

Penciptaan teknologi ini didorong oleh ciri otomatisme dari fenomena

teknik kehidupan masa kini yang menginginkan segala sesuatu menjadi lebih

cepat dan mudah, sama dengan sains, penggunaan teknologi dan hasilnya juga

memberikan kontribusi yang besar dari kesejahteraan hidup manusia disegala

aspek kihidupan. Namun sayangnya sekarang ini tidak semua teknologi dapat

membantu pekerjaan manusia, justru adapula teknologi yang malah membantu

menjadi boomerang akibat salah dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu dalam

memanfaatkan teknologi haruslah didasari dengan moral dan etika yang baik serta

tanggung jawab sosial yang beradab.

Ada tiga macam teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli, yaitu:

a. Teknologi Modern :

- Padat modal

- Mekanis elektris setempat

- Menggunakan bahan import

- Berdasarkan penelitian mutakhir, dll.

b. Teknologi Madya :

- Padat karya

- Dapat dikejakan oleh keterampilan setempat

- Menggunakan alat setempat

- Berdasarkan alat penelitian

c. teknologi tradisional

- Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)

- Menggunakan keterampilan setempat

- Menggunakan alat setempat

- Menggunakan bahan setempat

15

- Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan

2.3.1. PEMAHAMAN TENTANG TEKNOLOGI2.3.1. PEMAHAMAN TENTANG TEKNOLOGI

2.3.1.1. SECARA TRADISIONAL2.3.1.1. SECARA TRADISIONAL

Pada masa lalu sebelum revolusi industri teknologi didefinisikan secara

luas bahkan berkaitan dengan konsep seni. Plato mengkategorikan teknologi

sebagai berikut:

16

Technology

Technology

Of

acquisition

profit

Technique of agon /

hunting

Practical

manufacturing

Technology

Of

manufacture

Farming / ancient

medical practies

Architecture

/ tools

Image manufacturing

(art)

Imitation

image

manufacturing

Idolization

image

manufacturing

Technology of

Learning / knowledge

Dalam arti sempit teknologi menyangkut cara untuk mencapai tujuan

penggunanya dalam menggunakan alat - alat yang bersifat artificial dan yang

merupakan hasil implementasi kecerdasan manusia. Dengan demikian teknologi

secara umum merupakan sebuah cara. Secara terbatas teknollogi adalah hasil

manifestasi manusia yang berupa artefak, misalnya bajak, traktor, komputer, dan

lain-lain.

Ferre membagi teknologi berdasarkan penalaran praktis dan penerapan

teoretis. Teknologi pramodern merupakan penalaran praktis sedangkan teknologi

modern merupakan penerapan teoretis. Penalaran praktis adalah kemampuan

untuk merancang , memahami, dan mengulang metode-metode yang efektif untuk

mencapai tujuan-tujuan yang sudah di bayangkan secara mental. Metode di buat

melalui proses coba-coba dan kesalahan, dilestarikan oleh tradisi dan aturan

umum.

Teknologi pramodern pada umumnya bersifat tidak eksak, didasarkan

hanya pada pengetahuan praktis bahwa sesuatu bisa berjalan, bukan mengapa itu

bisa berjalan. Dengan kata lain, teori itu mengikuti, bukannya mendahului

keberhasilan praktis.

Sebaliknya penalaran teoretis merupakan teori yang mulai mengarah

kepada aplikasi teknologi dan munculnya penemuan baru yang menurut

whitehead sebagai metode penemuan. Teknologi tidak lagi harus muncul melalui

peristiwa-peristiwa pada saat krisis dan dilestarikan oleh tradisi. Teknologi

modern di kembangkan dan “kebutuhan“ potensial (atau paling tidak oleh pasar

potensialnya) dibayangkan oleh pemikiran teoretis tentang hal-hal yang bisa

berjalan, apa yang mungkin bisa dilakukan atau dibuat.

Selama abad industry, defenisi teknologi semakin dipersempit menjadi

sebagai cara untuk menguasai alam, mengontrol alam, cara mengubah dan

mengontrol lingkungan eksternal. Selama abad industri produk material

memainkkan peranan penting dalam ekonomi. Dengan penemuan-penemuan dan

17

aplikasi teknologi baru seperti mesin uap, teknologi elektrik, rekayasa kimia,

telpon, komunikasi, wireless, computer, dan lain-lain telah mempromosikan

produktifiitas merubah kondisi keberlangsungan manusia dan gaya hidup baru.

Di dalam industri efisiensi sangat diperlukan, namun dalam kenyataannya

terdapat factor-fakktor ”non-teknologis“ yang mempengaruhi produktifits. Factor-

faktor non teknologis tersebut antara lain: gangguan ekosistem, polusi lingkungan,

kriminalitas, penyakit mental, dan lain-lain.

Manusia selalu berusaha untuk tidak gagal sehingga perlu perencanaaan

matang dalaam menjalankan perekonomian dan industri. Berkenaan dengan

teknologi para ahli dalam sistem kapitalis berusaha untuk merumuskan kembali

teknologi itu sendiri dengan mempersempit teknologi sebagai system alat dan

penggunaannya untuk efisiensi industry, namun dalam perjalanaannya ternyata

efisiensi tidak tercapai karena tidak menyangkut faktor-faktor lainnya. Akhirnya,

lagi-lagi dalam rangka efisiensi dalam industry definisi tentang teknologi meluas

kembali kendati berlainan dengan kategori teknologi dari plato.

2.3.1.2. PEMAHAMAN BARU TENTANG TEKNOLOGI2.3.1.2. PEMAHAMAN BARU TENTANG TEKNOLOGI

Secara luas teknologi adalah sebuah metode tentang bagaimana cara-cara

mencapai tujuan dan yang menyangkut pennggunaan cara-cara. Sebuah cara

adalah sebuah medium yang menengahi antara titik awal dan hasil yang

diinginkan. Denngan demikian seseorang dapat menyebut teknologi sosial

(contohnya psikoterapi) sebagai sebuah teknologi [Herdin (et.al) dalam

Hongladarom dan Ess (2007 : 55-67). Mesin-mesin, peralatan-peralatan lain untuk

menguasai alam dan efesiensi yang disebut sebagai hard technology terbukti gagal

dalam memenuhi efesiensi. Kegagalan ini memaksa orang merubah paradigma

tentang teknologi sehingga menimbulkan tentang pemahaman baru tentang

teknologi yang tidak saja bersifat hard technology melainkann juga soft

technology. Kalau hard technologi lebih menekankan system peralatan sedangkan

soft technology menekankan segi manusia dari aspek simbolik dan manajerial. Jin

(2006 : 22) membuat katagori soft technology.

18

1. Teknologi software : teknologi ini merupakan hasil rekayasa simbol-simbol

digital menghasilkan program-program computer. Teknologi ini sangat

strategis bagi industry dan mendominasi sebanyak 61% sedangkan hak

teknologi hanya 39%.

2. Teknologi tentang transfer teknologi. Demi kepentingan efesiensi pembagian

kerja internasional adalah perlu. Teknologi ini menyangkut bagaimana

membangun kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain, sharing dalam

platform, investasi asing, regulasi standar mutu. Kesemuanya bermuara

kepada efesiensi industry.

3. Teknologi komersil seperti manajemen global, penanaman modal dalam

perusahaan (venture capital), inovasi pasar uang, teknik-teknik merger

transnasional, teknik organisasi melalui dunia maya dan bioteknologi.

4. Teknologi sosial. Teknologi ini merupakan cara mengatasi problema-

problema sosial sebagai dampak dari industry. Teknologi ini mengelolah

spiritual manusia etika pendidikan psikologi.

5. Teknologi cultural. Teknologi ini menekankan pemenuhan kebutuhan batin

dan gaya hidup tertentu. Yang masuk katagori ini adalah puisi, lukisan, music

dan lain-lain.

5. Pengobatan cina.

6. Teknologi human mind. Teknologi ini imemfokuskan fikiran manusia dalam

rangka mencari keseimbangan psikis dan fisik untuk mencapai kesehatan

jiwa.

Dari pelajaran diatas pengertian teknologi bisa disimpulkan menurut

katagori zaman teknologi diabagi menjadi 2 yaitu pramodern dan modern. Dari

segi metodenya teknologi dibagi menjadi dua yaitu penalaran praktis (pramodern)

dan penalaran teoritis (teknologi modern). Dari segi sifatnya, ada hard technology

dan ada soft technology.

Dalam rangka pembelajaran ISBD kita dapat mengidentifikasi masalah-

masalah tersebut sehingga dapat memberikan solusi permasalahan-permasalahan

dan juga merubah tingkah laku kitadalam menghadapi kondisi-kondisi teknologi

19

kontenporer. Perlu juga memperluas wawasan yang tidak hanya sebatas text books

ini dalam rangka perbaikan mutu pendidikan yang semakin lama menghadapi

tantangan berat untuk mengejar ketertinggalan kita dalam segala bidang dengan

negara-negara lain.

2.3.2. CONTOH-CONTOH TEKNOLOGI2.3.2. CONTOH-CONTOH TEKNOLOGI

1. Teknologi komunikasi

Yaitu suatu sistem yang memungkinkan kita dapat

berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun, dan dimanapun tidak

terbatas pada tempat, jarak dan waktu. Misal: internet, handphone,

bairless, dll.

2. Teknologi informasi

Yaitu suatu sistem yang memudahkan kita untuk memperoleh

berbagai macam info yang dibutuhkan secara praktis dan dalam waktu

yang relative singkat. Misal: internet, tv.

3. Bioteknologi

Yaitu suatu teknologi yang mampu memanipulasi proses alami

secara dramatis. Misal: cloning pada hewan dan tumbuhan.

2.4. SENI2.4. SENI

Menurut Janet Woll mengatakan bahwa seni dalah produk sosial.

Sedangakan menurut KBBI, seni adalah keahlian membuata karya yamg bermutu

(dilihat dari segi kehalusan, keindahan dan sebagainnya),sepertitari,lukis,ukir,dll.

Menurut bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurut istilah ”seni”

merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran,

kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu

aktiviti.

Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para

seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan inspirasi

20

serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis,

warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan

imajinatif dari suatu kemahiran.

Namun dijaman sekarang ini kita sering melihat ketidaksenonohan

mengenai suatu karya yang lahir dari diri seseorang dan di atas namakan sebagai

satu karya seni.

Sebagai contoh:

1. Body painting (suatu lukisan yang berkanfaskan tubuh

manusia hingga kebagian yang tabu untuk diperlihatkan kepada orang

lain)

2. Lukisan telanjang yang mengekspose bagian-bagian

dan lekuk tubuh manusia, yang umumnya adalah pada kaum wanita.

3. Goyang-goyang erotis yang sekarag ini sedang marak

dikalangan para penyanyi dangdut wanita.

Dari contoh-contoh di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa suatu

seni yang baik haruslah mengandung nilai-nilai keindahan, kebaikan, moral,

pendidikan serta tanggung jawab sosial yang tinggi baik kepada diri sendiri, orang

lain, dan masyarakat pada umumnya.

Macam-macam seni menurut Leo Toltoy:

a) Seni halus

b) Seni ukir

c) Seni tembikar ( keramik)

d) Seni logam

e) Seni tekstil

f) Seni pementasan

g) Seni sastra

h) Seni musik

Seni menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika kita menonton tv, kita mendengar lagu, menikmati sen peran

21

(performance) dan tayangan iklan, baik iklan produk industry maupun

perumahan. Jika menonton TVRI masih sering disaksikan tampilan kesenian-

kesenian tradisional. Kalau pergi ke kota kita dapat menyempatkan diri

mengunjungi galeri untuk menonton pameran seni rupa. Dari kegiatan seperti itu

dapat dipertanyakan bagaimana reaksi pemirsa terhadap kesenian-kesenian yang

ditonton tersebut dan bagaimana hubungan antara seniman dan pemirsanya.

Persoalan ini menjadi kajian teoritis seni. Persoalan-persoalan lain misalnya

bagaimana keterkaitan kondisi sosial budaya dimana seni itu dilahirkan dan fungsi

seni bagi individu dan masyarakat. Juga dapat dipertanyakan bagaimana

pertemuan seni dengan iptek dan bagaimana seni berperan dalam kehidupan kita.

Pokok-pokok pikiran itulah yang kita bahas disini.

Setelah manusia hidup dalam keadaan yang lebih daripada sekedar

bertahan hidup ia mempunyai dorongan untuk elaborasi kreatif. Rumah tidak

hanya sekedar untuk tempat berlindung tetapi perlu memberikan sebuah tempat

berlindung dengan cita rasa keindahan. (Manfredi, 1982 : 20). Seni adalah produk

yang bekerja dalam pengalaman dan dengan pengalaman. Produknya dapat saja

berupa pertunjukkan, obyek fisik atau text (drama, lukisan, patung atau sastra).

Produk-produk ini agar berfungsi sebagai seni harus mempunyai materi ekspresi

dan konkrit dalam pengalaman manusia agar dapat membangkitkan perasaan :

senang, cemas atau takut baik dari sudut pembuat maupun audiennya. perasaan-

perasaan ini menyatu antara pembuat seni dan audiennya karena pengalaman

antara kedua belah pihak menjadi tertata (tuned) (Eldrige, R, 2003 : 8). Keindahan

merupakan nilai hakiki dari suatu seni. Merupakan citarasa yang timbul dari

pilihan rasional dalam penggunaan materialnya dan selain itu subject matter-nya

terkontrol sehingga membangun bentuk dan isi dari suatu karya seni. Ketika

seseorang akrab dengan sistem simbolik dan kebudayaan dimana seni tersebut

dilahirkan bukanlah suatu seni yang bersifat sembarangan. Semua tradisi artistik

mempunyai konvensi baik secara sadar maupun secara otomatis tertanam dalam

praktek-praktek. Seni yang sukses haruslah mengandung bentuk, struktur dan

konvensi yang baik. Struktur adalah cara-cara elemen seni misalnya garis, warna,

bunnyi, kata-kata ditata pada level alam bawah sadar sehingga menimbulkan

22

dampak emosional dan kognitif. Sedangakan konvensi adalah seperangkat aturan

dan gaya (style) dikontrol oleh budaya (Alland, Jr, 1977 : 99).

2.4.1. SENI SEBAGAI INTRAESTETIK DAN EKSTRAESTETIK2.4.1. SENI SEBAGAI INTRAESTETIK DAN EKSTRAESTETIK

Seseorang ingin mengerti seni atau menghayati keindahan suatu seni

memiliki perangkat-perangkat model untuk mendekatinya. Seni rupa barat

misalnya mempunyai aturan-aturan yang digunakan untuk mendekati suatu seni.

2.4.1.1. SENI SEBAGAI INTRAESTETIK2.4.1.1. SENI SEBAGAI INTRAESTETIK

Nilai intrinsik adalah nilai yang menyangkut aspek-aspek formalistik,

ikonografi dan fisikal. Mengapakah seni enak di pandang mata, mengapakah

musik itu sedap didengar telinga, mengapakah drama itu membuat menetes

airmata, mengapakah gerakan di dalam suatu seni tari menggugah perasaan;

pendeknya nilai yang terkandung dalam aspek-aspek fisikal yang terlihat, dapat

didengar, dapat ditonton oleh indera fisikal adalah nilai-nilai intrinsik.

Sebagai intraestetik, fenomena-fenomena seni hanya dilihat dari sudut seni

itu sendiri. Pendekatan seperti ini bersifat formalistic dalam arti hanya mendekati

suatu karya seni terbatas pada tatanan visualnya saja. Di dalam seni visual ada

prinsip-prinsip harmoni, keseimbangan, proporsi, pusat perhatian dan unity. Karya

seni yang baik adalah karya seni yang tertata menurut hukum komposisi.

Persoalan-persoalan bagaimana mengharmonikan warna, garis, titik, bidang

menjadi suatu tatanan yang menarik. Dengan demikian prinsip-prinsip

keseimbangan, yaitu dimana penataan-penataan unsure-unsur tadi haruslah

mencapai keseimbangan (dalam persepsi) di mana harus mengelompokkan unsur

tadi yang tidak berat sebelah atau (dalam persepsi) tetapi juga tidak kaku.

Masalah proposi juga penting karena hal ini menyangkut ukuran. Dalam

menggambar manusia misalnya, dibuat proposi 8-8,5 kali panjang kepala melebihi

ukuran normal 7,5 kalil panjang kepala. Pusat perhatian adalah hal yang paling

menarik dan utama didalam karya seni. Suatu karya seni harus menonjolkan

23

subject matter utamanya dengan cara membuatnya mencolok mata. Semua unsur-

unsur seni tadi haruslah berupa suatu kesatuan sehingga terbentuk suatu harmoni

di dalam karya seni. Naumn ironisnya, banyak seniman-seniman yang besar yang

mengomentari kembali hasil tulisan dari kritikus tentang hasil lukisannya.

Misalnya saja Pacasso : “ setiap orang ingin mengerti seni tetapi mengapa tidak

mencoba untuk mengerti nyanyian burung”. “ orang yang mencoba untuk

menjelaskan biaasanya menuduh orang yang tak bersalah” (Geertz,1976: 1473-

1499). Artinya pengamat atau orangn yang menilaisuatu karya seni dibekali

dengnan perangkat etik (sudut pandang pengamat)yang mempunyai jarak dengan

seniman yang mempunyai dunianya sendiri sebagai emik (sudut pandang seniman

yang tidak nyambung). Seni-seni seperti ini tidak akan berhasil dipahami

menggunakan pendekatan formalistik.

Kendati perangkat-perangkat aturan formalismetadi tidak mampu

menjelaskan semua fenomena seni sampai saat ini masih tetap digunakan dalam

kurikulum-kurikulum seni dan kritikus-kritikus formalis.

2.4.1.2. SENI SEBAGAI EKSTRAESTETIK2.4.1.2. SENI SEBAGAI EKSTRAESTETIK

Nilai-nilai ekstrinsik berkenaan aspek kejiwaan, filsafat atau psikologi,

yaitu nilai-nilai yang tidak dapat dinilai oleh panca indera, serba noumena,

transendental. Nilai ekstrinsik hanya bisa dirasai oleh jiwa, intuisi dan naluri

dengan pendekatan ilmu, filsafat, kebudayaan dan sisi pribadi individu. Maka

dapat dikatakan, jika dua nilai ini bergabung dapat membuahkan hasil yang baik

dalam sebuah karya seni.

Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni tidak dilihat dalam bingkai

hasil suatu karya seni dengan menggunakan pendekatan formalistik, tetapi dalam

memahaminya harus dilihat secara holistic yang tertanam dalam konteks

kebudayaan. Seni tidak dipandang secara baik buruk dari perangkat pengetahuan

yang didapat dari kebudayaan atau teori seni kita, melainkan harus diletakkan

dalam konteks kebudayaan dimana seni itu dilahirkan.

24

Sebagaimana diketahui bahwa seni sebagai ekstraestetis memiliki arti

penting, yaitu menempatkan seni di dalam konteks kebudayaan dimana seni

tersebut dipertontonkan, dipamerkan, dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kerangka pendidikan multikulturalis yang menekankan kesetaraan dan

keragaman salah satu pensekatannya adalah mengenal kesenian kelompok sosial

lain dimana akan timbul rasa saling memahami. Dalam konteks seni sebagai

ekstraestetis memiliki berbagai persoalan antara lain bagaimana seni digunakan,

siapa yang memiliki, kapan ia pertunjukkan, siapa yang membuat, dan lain-lain.

Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni tidak dilihat dalam bingkai

hasil suatu karya seni dengan menggunakan pendekatan formalistik, tetapi dalam

memahaminya harus dilihat secara holistic yang tertanam dalam konteks

kebudayaan. Seni tidak dipandang secara baik buruk dari perangkat pengetahuan

yang didapat dari kebudayaan atau teori seni kita, melainkan harus diletakkan

dalam konteks kebudayaan dimana seni itu dilahirkan.

2.4.2. HUBUNGAN SENI DENGAN ILMU PENGETAHUAN2.4.2. HUBUNGAN SENI DENGAN ILMU PENGETAHUAN

Manusia mempunyai kebutuhan yang fundamental untuk

mengasimilasikan semua pengalamannya: lingkungan eksternal dan proses

psikologis internal. Kegagalan psikologis yang tidak dicerna dengan baik

diibaratkan dapat menimbulkan keadaan “snow-baling” yang menimbulkan

disharmoni dan konflik. Seni membantu manusia mengasimilasi aspek-aspek

perceptual secara langsung dari pengalaman ke dalam struktur total harmoni dan

keindahan.

Upaya harmonisasi ilmu pengetahuan sering disalahgunakan, sehingga

menghasilkan akibat yang destruktif: perang, penjarahan, perbudakan. Untuk

menciptakan harmoni maka harus ada spirit ilmiah dan spirit ini harus diterapkan

dalam seni dan agama. Dengan belajar keharmonisan dalam alam, manusia harus

melakukan pendekatan total dalam kehidupan dengan menerapkan apa yang telah

dilakukan oleh pengetahuan, seni dan agama. Untuk menghubungkan seni dan

sains adalah dengan berorientasi kepada keindahan. Keindahan penekanannya

25

lebih kepada respon subyektif manusia didasarkan pada kesenangan akan apa

yang dilihatnya.

Seni adalah kegiatan yang terjadi oleh proses cipta, rasa dan karsa. Tidak

sama, tetapi tidak seluruhnya berbeda dengan sains dan teknologi, maka cipta

dalam bidang seni mengandung pengertian terpadu antara kreativitas (creativity),

penemuan (invention) dan inovasi (innovation) yang sangat dipengaruhi oleh rasa

(emotion atau feeling).

Namun demikian, logika dan daya nalar mengimbangi emosi dari waktu

ke waktu dan dalam kadar yang cukup tinggi. “Rasa” timbul karena dorongan

kehendak naluri yang disebut “karsa”. Karsa dapat bersifat personal atau kolektif,

tergantung dari lingkungan serta budaya masyarakat.

Apabila pernyataan ini benar tidaklah aneh bilamana ahli sains Albert

Einstein menyatakan bahwa “Imajinasi adalah lebih penting dari ilmu

pengetahuan dan teknologi.” Imajinasi melahirkan kreativitas dan kreativitas

menjadi sumber dari segala seni, ilmu pengetahuan dan seni.

Orang-orang yang hidup dalam masyarakat yang memiliki sains dan

teknologi membutuhkan seni setimpal dengan anggota masyarakat yang kaya

akan seni (kebudayaan) yang juga membutuhkan sebaliknya.

Dijelaskan Prof. Bandem, sains (ilmu pengetauan termasuk teknologi) dan

seni menyiapkan manusia pada jalan yang saling mengisi. Semuanya mengandung

pikiran kreatif dan pemecahan masalahnya.

Sains (ilmu pengetauan) mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang

aspek luar, dunia fisika; jawaban ini menjadi bentuk dasar dari teknologi. Seni

menggambarkan perkembangan dari dunia dalam kita---intuisi, emosional,

spiritual dan aspek kreatif dari manusia.

26

Dunia nyata dijelaskan melalui ilmu pengetahuan dan diungkap melalui

karya seni. Manusia membutuhkan keduanya yaitu ilmu pengetahuan (termasuk

teknologi) dan seni, apabila mereka ingin membuat keseimbangan lahir-bathin

dalam hidup mereka.

Sebagai penampilan ekspresif dari penciptanya, lanjut Profesor yang

dikenal sangat ramah ini, seni memiliki hubungan yang erat dengan unsur-unsur

kebudayaan yang lain. Seni lekat dengan bahasa, organisasi sosial, sistem

perekonomian, sistem teknologi, sistem kepercayaan dan sistem ilmu

pengetahuan. Sebagai bagian dari kebudayaan, seni dapat digolongkan menjadi

seni pertunjukkan, seni media rekam, dan seni sastra. Semua ini dapat menjadi

sasaran dalam penelitian seni.

2.5. BUDAYA2.5. BUDAYA

Budaya tidak dapat dilepaskan dan sangat terkait erat dengan pengertian

”The Humanities” yang berasal dari akar kata dalam bahasa Latin ”Humanus”

yang maknanya secara etiologis ”manusiawi”, ”berbudaya”, dan ”halus” (refined).

Jadi budaya adalah suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang dimiliki oleh

suatu kelompok masyarakat, yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman

bagi masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku.

Secara garis besar budaya merupakan ”suatu” kekuatan yang tidak tampak

(invisible power), yang mampu menggiring dan mengarahkan manusia untuk

bersikap dan berperilaku sesuai dengan sistem pengetahuan dan gagasan dibalik

kebudayaan masyarakat, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian, dan

sebagainya.

2.6. 2.6. PENGARUH SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI BAGIPENGARUH SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI BAGI

MANUSIA DAN BUDAYAMANUSIA DAN BUDAYA

Pada hakekatnya manusia secara kodrati bersifat sebagai makhluk individu

sekaligus makhluk sosial. Dikatakan sebagai makhluk individu karena setiap

27

manusia berbeda-beda dengan manusia yang lain dalam hal kepribadian, pola

pikir, kelebihan, kekurangan dan kreatifitas untuk mencapai cita-cita. Sehingga

sebagai pribadi-pribadi yang khas tersebut manusia berusaha mengeluarkan segala

potensi yang ada pada dirinya dengan cara menciptakan sesuatu untuk memenuhi

kebutuhan hidup tanpa bantuan orang lain. Potensi-potensi manusia sebagai

makhluk individu dapat dituangkan dalam sebuah karya seni, sains, dan teknologi.

Baik sains, teknologi maupun seni dan hasil produknya dapat dirasakan

disetiap aspek kehidupan manusia dan budayanya. Sehingga pengaruh sains,

teknologi, seni bagi manusia dan budaya dalam masyarakat dapat berpengaruh

baik secara negatif maupun secara positif

1. Pengaruh positif

a. Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara

individu maupun kelompok) terhadap perkembangan ekonomi,

politik, militer, dan pemikiran-pemikiran dalam bidang sosial

budaya.

b. Pemanfaatan sains, teknologi, dan seni secara tepat

dapat lebih mempermudah proses pemecahan berbagai masalah

yang dihadapi oleh manusia.

c. Sains, teknologi dan seni dapat memberikan suatu

inspirasi tentang perkembangan suatu kebudayaan yang ada di

Indonesia.

2. Pengaruh negatif

Selain untuk memberikan pengaruh positif sains, teknologi dan

seni juga dapat memberikan pengaruh yang negatif bagi perubahan

peradapan manusia dan budaya terutama bagi generasi muda. Selain

itu sains, teknologi dan seni telah melunturkan nilai-nilai luhur

kepribadian bangsa dan tata krama sosial yang selama ini menjadi ciri

khas dan kebanggaan. Serta yang terakhir pemanfaatan dari sains,

teknologi, dan seni sering kali menimbulkan masalah baru dalam

kehidupan manusia terutama dalam hal kerusakan lingkungan, mental

dan budaya bangsa, seperti:

28

a) Menipisnya lapisan ozon

b) Terjadi polusi udara, air dan

tanah

c) Terjadi pemanasan global

d) Rusaknya ekosistem laut

e) Pergaulan dan seks bebas

f) dan penyakit moral.

Oleh karena itu agar sains, teknologi dan seni dapat

memberikan pengaruh yang positif bagi manusia dan budaya, maka

sains, teknologi dan seni seharusnya mampu mengkolaborasikan antara

nilai-nilai empiris dengan nilai-nilai moral dan menyesuaikan dengan

nilai-nilai religius, keagamaan, dan dilaksanakan dengan penuh

tanggung jawab.

29

BAB IIIBAB III

PENUTUPPENUTUP

3.1. KESIMPULAN3.1. KESIMPULAN

Sains, teknologi, dan seni dapat memberikan pengaruh yang besar bagi

kehidupan umat manusia, tidak hanya dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya

tetapi juga pengaruh positif dan negatif terhadap peradapan umat manusia.

Pengaruh tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Pengaruh positif

a) Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (dalam

segala aspek kehidupan)

b) Pemanfaatan yang tepat dan lebih mudah dalam

memecahkan masalah yang sedang dihadapi manusia.

c) Dapat memberikan pelayanan pada masyarakat

d) Dapat memudahkan pekerjaan manusia.

2. Pengaruh negatif

a) Dapat merusak mental manusia khususnya generasi muda

b) Dapat merubah gaya hidup manusia dalam hal berfikir,

berpakaian, dan bergaul

c) Dapat menimbulkan kerusakan hidup seperti: pemanasan

global, polusi udara, air, dan tanah.

Oleh karena itu dalam pemanfaatan sains, teknologi, dan seni haruslah di

dasari dengan sikap tanggung jawab dan moral yang tinggi supaya dapat

menetralkan pengaruh negatif dan meningkatkan pengaruh positif dari dampak

sains, teknologi dan seni itu sendiri. Dengan cara mengkolaborasikan antara yang

empiris dengan nilai-nilai keagamaan.

30

3.2. SARAN3.2. SARAN

Sebaiknya umat manusia tidak hanya mendalami pengetahuannya tentang

sains, teknologi dan seni saja, tetapi juga harus mendalami nilai-nilai religius,

keagamaan untuk menetralisir pengaruh buruk dari sains, teknologi, dan seni

untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik lagi.

31

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Keraf, S. A. & Dua, M. 200 1. Ilmu Pengetahuan.: Sebuah Tinjauan Kritis.

Yogyakarta: Kanisius.

mailto: [email protected] (c) 2008- pikiran rakyat bandung dikelola

oleh pusat data redaksi (Unit: Cyber Media-Dokumentasi Digital)

Tim Dosen Mata Kuliah ISBD. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Medan:

UNIMED.

http://fauzan-zifa.blogspot.com/2009/01/pengertian-teknologi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

http://info.g-excess.com/id/online/Pengertian-Pengetahuan.info

http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/08/28/masalah-bebas-nilai-dalam-ilmu-

pengetahuan/

http://superpiwiqi.blogspot.com/2009/07/manusia-teknologi-sains-dan-seni.html

http://www.catatannaema.co.cc/2010/04/pemanfaatan-sains-teknologi-dan-seni-

di.html

http://www.scribd.com/doc/24692174/pngetahuan-bebas-nilai

http://www.scribd.com/doc/22658422/Makalah-ISBD

http://www.itb.ac.id/news/577.xhtml

http://za-doc.blogspot.com/2010/07/manusia-sains-teknologi-dan-seni.html

http://www.google.com dikutip dari wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas

berbahasa Indonesia

32

LEMBAR PENGESAHANLEMBAR PENGESAHAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa makalah ini

benar kami buat secara berkelompok dengan cara berdiskusi. Adapun anggota dari

kelompok kami, yaitu kelompok VI adalah sebagai berikut:

( Aulia Wati ) ( Ficka Prameidia Utami )

NIM: 408231014 NIM: 408231027

( Ikhmam Peristiawan ) ( M. Alsya Rinaldhy )

NIM: 082244710003 NIM: 408231033

( Reza Zulmi ) ( Zainiati )

NIM: 082244710009 NIM: 082244710010

33