Keamanan Informasi

30
DIKKY SURYADI, SKOM 1 Information Security

Transcript of Keamanan Informasi

DIKKY SURYADI, SKOM

1

Information Security

Organizational Needs for Security and Control

4

Pengalaman menginspirasikan industri untuk:Menempatkan keamanan pencegahan tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan kerusakan atau kehancuran.

Menyediakan perusahaan kemampuan untuk melanjutkan operasional setelah gangguan.

Information Security5

Keamanan sistem berfokus melindungi perangkat keras, data, perangkat lunak, fasilitas komputer, dan personal.

Keamanan informasi mendeskripsikan perlindungan baik peralatan komputer dan non-peralatan komputer, fasilitas, data, dan informasi dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Termasuk mesin fotokopi, fax, semua jenis media, dokumen kertas

Tujuan Keamanan Sistem6

Keamanan informasi ini dimaksudkan untuk mencapai tiga tujuan utama: Confidentiality: Melindungi data perusahaan dan informasi dari pengungkapan orang yang tidak berhak.

Availability: Memastikan bahwa data perusahaan dan informasi hanya tersedia bagi mereka yang berwenang untuk menggunakannya

Integrity: Sistem informasi harus memberikan representasi akurat dari sistem fisik yang mereka wakili.

Sistem informasi perusahaan harus melindungi data dan informasi dari penyalahgunaan, memastikan ketersediaan untuk pihak pengguna, menampilkan keakuratannya.

Management of Information Security

7

Information security management (ISM) adalah Aktifitas untuk menjaga sumber daya informasi tetap aman

Business continuity management (BCM) Adalah aktifitas menjaga fungsi perusahaan dan sumber informasi setelah sebuah bencana

Corporate information systems security officer (CISSO) adalah Bertanggung jawab atas keamanan sistem informasi perusahaan

Corporate information assurance officer (CIAO) Melaporkan kepada CEO dan mengelola sebuah unit information assurance

Information Security Management

8 Terkait dengan perumusan kebijakan keamanan informasi perusahaan.

Pendekatan manajemen risiko berbasis keamanan sumber daya informasi perusahaan pada risiko (ancaman dikenakan) yang dihadapinya.

Information security benchmark adalah tingkat keamanan yang direkomendasikan bahwa dalam keadaan normal harus menawarkan perlindungan wajar terhadap gangguan yang tidak sah. Benchmark adalah suatu tingkat kinerja yang direkomendasikan

Ditetapkan oleh pemerintah dan asosiasi industri Wewenang apa diyakini sebagai komponen dari suatu program keamanan informasi yang baik.

Kepatuhan Benchmark/Benchmark compliance adalah ketika sebuah perusahaan mematuhi patokan keamanan informasi dan standar yang direkomendasikan oleh industri yang berwenang.

Figure 9.1 Information Security Management (ISM) Strategies

9

Ancaman/Threat10

Ancaman keamanan informasi adalah orang, organisasi, mekanisme, atau peristiwa yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kerugian pada sumber daya informasi perusahaan.

Internal and external threats Internal mencakup karyawan perusahaan, para pekerja sementara, konsultan, kontraktor, dan bahkan mitra bisnis.

Sebesar 81% kejahatan komputer telah dilakukan oleh karyawan.

ancaman internal berpotensi kerusakan lebih serius karena

Kebetulan dan disengaja

Figure 9.2 Unauthorized Acts Threaten System Security

Objectives11

Types of Threats12

Malicious software(malware) terdiri dari program-program lengkap atau segmen kode yang dapat menyerang sistem dan melakukan fungsi-fungsi yang tidak diharapkan oleh pemilik sistem (yaitu, menghapus file, sistem berhenti, dll)

Virus adalah program komputer yang dapat menggandakan dirinya sendiri tanpa dapat diamati pengguna dan menanamkan salinan dirinya dalam program lain dan boot sektor.

Worm tidak dapat mereplikasi diri dalam suatu sistem, tetapi dapat mengirimkan copynya melalui e-mail.

Trojan horse didistribusikan oleh pengguna sebagai utilitas dan ketika utilitas yang digunakan, menghasilkan perubahan yang tidak diinginkan dalam fungsi sistem; tidak dapat mereplikasi atau menggandakan sendiri.

Adware menghasilkan pesan iklan yang mengganggu Spyware mendapatkan data dari mesin pengguna

Risks13

Risiko keamanan informasi potensi output yang tidak diharapkan dari pelanggaran keamanan informasi oleh ancaman keamanan informasi semua risiko merupakan tindakan yang tidak sah

Pengungkapan informasi yang tidak terotorisasi dan pencurian

Penggunaan yang tidak terotorisasiPenghancuran yang tidak terotorisasi dan penolakan layanan(Denial of Service)

Perubahan yang tidak terotorisasi

E-commerce Considerations14

Disposable credit card/Kartu kredit “sekali pakai”(AMEX) - suatu tindakan yang ditujukan pada 60 sampai 70% dari konsumen yang takut penipuan kartu kredit yang timbul dari penggunaan internet.

Visa's memerlukan 10 praktik keamanan bagi para pengecer ditambah 3 praktik umum untuk mencapai keamanan informasi di semua kegiatan pengecer.

Cardholder Information Security Program (CISP) ditambah praktek-praktek yang diperlukan

Sepuluh Praktik Keamanan yang dilakukan VISA

15

Retailer harus:1. Memasang dan memelihara firewall2. Memperbaharui keamanan3. Melakukan enkripsi pada data yang disimpan4. Melakukan enkripsi pada data yang akan dikirim5. Menggunakan dan memperbaharui piranti lunak

antivirus6. Membatasi akses data kepada orang-orang yang

ingin tahu7. Memberikan ID unik kepada setiap orang yang

memiliki kemudahan mengakses data8. Memantau akses data dengan data ID unik9. Tidak menggunakan kata sandi default yang

disediakan oleh vendor10. Secara teratur menguji sistem keamanan

Risk Management16

Mendefinisikan resiko terdiri dari 4 tahap Identifikasi aset bisnis yang harus dilindungi dari resiko

Menyadari resikonya Menentukan tingkat dampak dalam perusahaan jika resiko benar-benar terjadi

Menganalisa kelemahan perusahaanTingkat keparahan dampak dapat diklasifikasikan sebagai Dampak yang parah(Severe impact) membuat perusahaan bangkrut atau sangat membatasi kemampuan perusahaan tersebut untuk berfungsi

Dampak minor(Minor impact) menyebabkan kerusakan yang mirip dengan yang terjadi dalam operasional sehari-hari

Table 9.1 Degree of Impact and Vulnerability Determine Controls

17

Risk Analysis Report18

Hasil temuan sebaiknya didokumentasikan dalam laporan analisa resiko. Isi dari laporan ini sebaiknya mencakup informasi berikut ini Deskripsi resiko Sumber resiko Tingginya tingkat resiko Pengendalian yang diterapkan pada resiko tersebut Pemilik-pemilik resiko Tindakan yang direkomendasikan untuk mengatasi resiko Jangka waktu yang direkomendasikan untuk mengatasi resiko

Apa yang telah dilaksanakan untuk mengatasi resiko tersebut

Kebijakan Keamanan Informasi19

Lima phase implementasi kebijakanPhase 1: Inisialisasi proyekPhase 2: Pengembangan kebijakan. Phase 3: Konsultasi dan persetujuan.

Phase 4:Kesadaran dan edukasi. Phase 5: Penyebarluasan kebijakan.

Figure 9.3 Development of Security Policy

20

Controls/Pengendalian21

Control adalah sebuah mekanisme yang diterapkan baik untuk melindungi perusahaan dari resiko atau untuk meminimalkan dampak resiko tersebut pada perusahaan jika resiko tersebut terjadi.

Technical controls adalah pengendalian yang menjadi satu di dalam sistem dan dibuat oleh para penyusun sistem selama masa siklus penyusunan sistem. Termasuk internal auditor dalam project team Berdasarkan teknologi hardware dan software

Technical Controls22

Access control adalah dasar untuk keamanan melawan ancaman yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak diotorisasi

Access control dilakukan melalui proses tiga tahap yang mencakup User identification. User authentication. User authorization.

Profil pengguna- deskripsi pengguna yang terotorisasi; digunakan dalam identifikasi dan authorisasi

Figure 9.4 Access Control Functions

23

Technical Controls (Cont’d)24

Intrusion detection systems (IDS) mengenali upaya pelanggaran keamanan sebelum memiliki kesempatan untuk melakukan perusakan

Perangkat lunak proteksi virus yang telah terbukti efektif melawan virus yang terkirim melalui email Identifikasi pesan pembawa virus dan memperingatkan pengguna.

Tools Prediksi ancaman dari dalam mengklasifikasikan ancaman sebagai berikut Ancaman yang disengaja Potensi ancaman tidak disengaja mencurigakan Tidak berbahaya(Harmless)

Firewalls25

Firewall berfungsi sebagai penyaring dan penghalang yang membatasi aliran data ke dan dari perusahaan tersebut dan internet. Tiga jenis firewall:

Packet-filtering router dilengkapi dengan tabel data dan alamat-alamat IP yang mgnggambarkan kebijakan penyaringan, jika diposisikan antara internet dan jaringan internal router tersebut dapat berlaku sebagai firewall Router adalah alat jaringan yang mengarahkan aliran lalu lintas jaringan

Alamat IP(IP address) adalah serangkaian empat angka(masing-masinng 0 - 255) yang secara unik mengindentifikasikan masing-masing komputer yang terhubung ke internet

Firewall tingkat sirkuit(Circuit-level firewall) terpasang antara internet dan jaringan perusahaan tapi lebih dekat dengan medium komunikasi(sirkuit) daripada router Memungkinkan tingkat otentikasi dan penyaringan yang tinggi

Firewall tingkat aplikasi berlokasi antara router dan komputer yang menjalankan aplikasi tersebut Kekuatan penuh pemeriksaan keamanan tambahan dapat dilakukan.

Figure 9.5 Location of Firewalls in the Network

26

Cryptographic and Physical Controls

27 Cryptography adalah menggunakan pengkodean yang menggunakan proses-proses matematika

Data dan informasi dapat dienkripsi dalam penyimpanan dan juga ditransmisikan ke dalam jaringan.

Jika seorang yang tidak memiliki otoritas memperoleh akses, enkripsi tersebut akan membuat data dan informasi yang dimaksud tidak berarti apa-apa dan mencegah kesalahan penggunaan.

Protocol khusus sepert SET(Secure Electronin Transactions) melakukan pengecekan keamanan menggunakan tanda tangan digital dikembangkan dalam e-commerce

Pelarangan teknologi enkripsi ke Cuba, Iran, Iraq, Libya, Korut, Sudan dan Syria

Physical controls melindungi dari gangguan yang tidak terotorisasi seperti kunci pintu, cetak telapak tangan, voice print, kamera pengawas dan penjaga keamanan. Meletakkan pusat komputer ditempat terpencil yang jauh dari

kota dan jauh dari wilayah yang sensitif terhadap bencana seperti gempa bumi, banjir dan badai

Formal Controls28

Formal control mencakup penentuan cara berperilaku, dokumentasi prosedur dan praktik yang diharapkan, dan pengawasan serta pencegahan perilaku yang berbeda dari panduan yang berlaku Management memerlukan banyak waktu untuk menyusunnya.

Mendokumentasikan dalam bentuk tertulis Diharapkan dapat berlaku untuk jangka waktu yang panjang

Top management harus berpartisipasi aktif dalam menentukan dan memberlakukannya

Informal Controls29

EdukasiProgram pelatihanProgram pengembangan managementPengendalian ini ditujukan untuk menjaga agar para karyawan perusahaan memahami serta mendukung program keamanan tersebut

Industry Standards32

Center for Internet Security (CIS) adalah organisasi nonprofit didedikasikan untuk membantu para pengguna komputer guna membuat sistem mereka lebih aman. CIS Benchmarks membantu mengamankan pengguna mengamankan sistem informasi dengan cara menerapkan pengendalian khusus teknologi

CIS Scoring Tools memberi kemampuan bagi pengguna untuk menghitung tingkat keamanan, membandingkannya dengan tolok ukur, dan menyiapkan laporan yang mengarahkan pengguna dan administrator sistem untuk mengamankan sistem

Professional Certification33

Dimulai tahun 1960 profesi IT mulai menawarkan program sertifikasi: Information Systems Audit and Control Association (ISACA) International Information System Security Certification

Consortium (ISC) SANS (SysAdmin, Audit, Network, Security) Institute

Business Continuity Management34

Business continuity management(BCM) aktifitas yang ditujukan untuk menentukan operasional setelah terjadi gangguan sistem informasi

Aktifitas ini disebut Perencanaan bencana(Disaster planning), namun istilah yang lebih positif adalah Contigency Plan

Contigency Plan merupakan dokumen tertulis formal yang menyebutkan secara detail tindakan-tindakan yang harus dilakukan jika terjadi gangguan, atau ancaman gangguan pada operasional perusahaan.