Jurnal Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan SMK

21
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SMK DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR THE ROLESOF THE SCHOOL COMMITTEE IN THE IMPLEMENTATION OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN LAMONGAN REGENCY, EAST JAVA Wahyu Dwi Mulyono, Pardjono Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan SMK swasta di Kabupaten Lamongan sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, dan badan penghubung.Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi. Populasi sebanyak 61 SMK (enam SMK negeri dan 55 SMK swasta). Sampel sebanyak 42 SMK (empat SMK negeri dan 38 SMK swasta) ditentukan dengan teknik proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK negeri secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik. Peran yang paling tinggi adalah sebagai badan pertimbangan, kemudian sebagai badan pendukung, dan sebagai badan penghubung, sedangkan peran yang paling rendah adalah sebagai badan pengontrol. (2) Peran komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK swasta secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik. Peran yang paling tinggi adalah sebagai badan pendukung, kemudian sebagai badan penghubung, dan sebagai badan pertimbangan, sedangkan peran yang paling rendah adalah sebagai badan pengontrol. Kata kunci: komite sekolah, SMK, badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, badan penghubung Abstract This study is aimedat investigating the roles of the school committee in the implementation of state vocational high schools (VHS) and private VHSs in Lamongan Regency, as anadvisory agency, supporting agency, controlling agency, and mediator agency.This study isanevaluation. The population was 61 VHSs (six state VHSs and 55 private VHSs). A sample of 42 VHSs (four state VHSs and 48 private VHSs) was established using the 1

Transcript of Jurnal Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan SMK

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SMK DIKABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR

THE ROLESOF THE SCHOOL COMMITTEE IN THE IMPLEMENTATION OF VOCATIONAL HIGHSCHOOL IN LAMONGAN REGENCY, EAST JAVA

Wahyu Dwi Mulyono, PardjonoProgram Pascasarjana Universitas Negeri [email protected], [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komite sekolah

dalam penyelenggaraan pendidikan SMK negeri dan SMK swasta diKabupaten Lamongan sebagai badan pertimbangan, badan pendukung,badan pengontrol, dan badan penghubung.Penelitian ini merupakanpenelitian evaluasi. Populasi sebanyak 61 SMK (enam SMK negeri dan55 SMK swasta). Sampel sebanyak 42 SMK (empat SMK negeri dan 38 SMKswasta) ditentukan dengan teknik proportional random sampling.Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Analisisdata menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasilpenelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Peran komite sekolahdalam penyelenggaraan pendidikan SMK negeri secara keseluruhantermasuk dalam kategori baik. Peran yang paling tinggi adalahsebagai badan pertimbangan, kemudian sebagai badan pendukung, dansebagai badan penghubung, sedangkan peran yang paling rendah adalahsebagai badan pengontrol. (2) Peran komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan SMK swasta secara keseluruhan termasukdalam kategori baik. Peran yang paling tinggi adalah sebagai badanpendukung, kemudian sebagai badan penghubung, dan sebagai badanpertimbangan, sedangkan peran yang paling rendah adalah sebagaibadan pengontrol.

Kata kunci: komite sekolah, SMK, badan pertimbangan, badan pendukung, badanpengontrol, badan penghubung

Abstract

This study is aimedat investigating the roles of the school committee in theimplementation of state vocational high schools (VHS) and private VHSs in LamonganRegency, as anadvisory agency, supporting agency, controlling agency, and mediatoragency.This study isanevaluation. The population was 61 VHSs (six state VHSs and 55 privateVHSs). A sample of 42 VHSs (four state VHSs and 48 private VHSs) was established using the

1

proportional random sampling technique.The data collection used a questionnaire withLikert scale. The data analysis used the quantitative descriptive analysis.The results show asfollows. (1) The overall role of the school committee in the implementation of state VHSs is ina good category. The highest is the role as the advisory agency, then the role as thesupporting agency, and the role as the mediator agency, while the lowest is the role as thecontrolling agency. (2) The overall role of the school committee in the implementation ofprivate VHSs is in a good category. The highest is the role as the supporting agency, then therole as the mediator agency, and the role as the advisory agency, while the lowest is the roleas the controlling agency.

Keywords: school committee, vocational high schools, advisory agency, supporting agency,controlling agency, mediator agency

PendahuluanManajeman Berbasis Sekolah

(MBS) merupakan modelpengelolaan sekolah denganmemberikan kewenangan yang lebihbesar pada tingkat sekolah untukmengelola sekolahnya sendirisecara langsung (Nurkolis, 2005,p.11). Osorio, et al (2009,p.15) menjelaskan bahwa “SBM isthe decentralization of authority from thecentral government to the school level” MBSmerupakan pelimpahan kewenangandari pemerintah pusat ke tingkatsekolah yang merupakan pemegangperanan utama dalampenyelenggaraan kebijakanpendidikan secara berkelanjutan.Di Nigeria terdapat istilah SBMC(school based management committe),Akinola (2009, p.2) menjelaskanbahwa SBMC adalah sebuahpendekatan untuk reformasipendidikan yang memungkinkansekolah secara mandiri untukmembuat keputusan berkaitandengan keuangan, kurikulum,pengawasan, kebutuhan staf danisu-isu lain yang berkaitandengan proses belajarmengajar.Dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005tentang Standar NasionalPendidikan, pada pasal 49 ayat 1disebutkan bahwa “Pengelolaansatuan pendidikan pada jenjangpendidikan dasar dan menengahmenerapkan manajemen berbasissekolah yang ditunjukkan dengankemandirian, kemitraan,partisipasi, keterbukaan, danakuntabilitas”. MBS memberikankewenangan kepada sekolah untukmengambil berbagai kebijakanoperasional sekolah yangdilakukan secara partisipatifdengan melibatkan stakeholder,antara lain guru, siswa, komitesekolah, dan tokohmasyarakat(Zajda, 2009, p.3).

Penyelenggaraan pendidikanharus melibatkan masyarakatuntuk meningkatkan kualitaspendidikan. Partisipasimasyarakat di dalam pendidikansudah ditetapkan didalam undang-undang, walaupun demikian dalampelaksanaannya masih belum dapattercapai. Hubungan masyarakatdengan sekolah masih dalamparadigma lama yaitu masihbersifat satu arah dan bersifat

2

birokratis dan hierarkis.Masyarakat dan sekolah masihsaling defensif. Sekolah masihmemandang masyarakat sebagaiorang lain atau pihak yangberada di luar sekolah(Depdiknas, 2007, pp.10-13).Masalah yang dihadapi dalampenyelenggaraan desentralisasipendidikan kejuruan adalahlemahnya kapasitas kemitraanantara pendidikan kejuruandengan masyarakat pada umumnyadan dunia usaha atau duniaindustri (DU/DI) pada khususnya(Slamet, 2005, p.8). Pihak DU/DIkurang dilibatkan dalamperencanaan pendidikan, padahalpendidikan kejuruan akan efektifapabila dimulai dan diakhirioleh DU/DI. Hanya pihak sekolahyang mempunyai peran aktif dalampendidikan. Masyarakat masihbelum aktif dalam kepentingansekolah. Peran masyarakatterhadap penyelenggaraanpendidikan yang masih kurang,menyebabkan kualitas pendidikanyang diharapkan masih belumtercapai secara maksimal. Sebuahwadah atau lembaga dibutuhkanuntuk menampung dan menyalurkanaspirasi masyarakat terhadappendidikan.

Dalam Undang-Undang Nomor20 Tahun 2003 tentang sistempendidikan nasional, pada Pasal56 ayat 1 menjelaskan bahwamasyarakat berperan dalampeningkatan mutu pelayananpendidikan berupa perencanaan,pengawasan, dan evaluasi programpendidikan melalui dewanpendidikan dan komite sekolah.Dewan pendidikan dan komitesekolah dibentuk untuk

meningkatkan partisipasimasyarakat dalam pendidikan.Dewan pendidikan dibentuk disetiap kabupaten atau kota,sedangkan komite sekolahdibentuk di setiap satuanpendidikan atau kelompok satuanpendidikan.

Kepmendiknas Nomor044/U/2002 tentang dewanpendidikan dan komite sekolah,menjelaskan bahwa peranmasyarakat dalampenyelenggarakan pendidikan akansemakin meningkat. Dewanpendidikan dan komite sekolahdiharapkan dapat menyalurkanaspirasi masyarakat dengan baik.Melalui lembaga tersebut peranmasyarakat akan semakin sentraldalam pendidikan (Depdiknas,2002, p.7). Dalam KeputusanMenteri Pendidikan NasionalNomor 044/U/2002 dijelaskanbahwa komite sekolah adalahbadan mandiri yang mewadahiperan serta masyarakat untukmeningkatkan mutu, pemerataan,dan efisiensi pengelolaanpendidikan di satuan pendidikan.Komite sekolah yang dibentuk disetiap sekolah, merupakanlembaga strategis dan sangatpenting dalam penyelenggaraanpendidikan di sekolah. Komitesekolah menurut Kim. A (2004,p.7) sebagai berikut.

The school council is a collectivedecision-making body through broadparticipation of teachers, parents,and community leaders in theimportant decision-making processabout school management.Komite sekolah atau dewan

sekolah adalah sebuah lembagayang dibentuk untuk meningkatkan

3

partisipasi dari para guru,orang tua, dan tokoh masyarakatdalam proses pengambilankeputusan tentang pengelolaansekolah. Komite sekolah yang adadi luar negeri contohnya diBoston yaitu salah satu negarabagian di Amerika Serikat.Komite sekolah yang dikenaldengan nama The Boston SchoolCommite.

The School Committee is responsiblefor: defining the vision, mission andgoals of the Boston Public Schools;establishing and monitoring theannual operating budget; hiring,managing and evaluating theSuperintendent; and setting andreviewing district policies andpractices to support studentachievement.(Boston PublicSchool, 2013, p.1)Komite sekolah adalah

sebuah lembaga yang bertanggungjawab untuk menentukan visi,misi dan tujuan dari sekolah,menetapkan dan memantau anggaranoperasional tahunan,menggunakan, mengelola danmengevaluasi, dan menentukanserta mengkaji kebijakan danpraktik untuk mendukung prestasisiswa.

Berdasarkan uraian diatas,maka dapat disimpulkan bahwakomite sekolah adalah suatulembaga mandiri yang dibentukuntuk mewadahi peran sertamasyarakat di setiap satuanpendidikan dalam rangkameningkatkan kualitaspendidikan. Komite sekolahdiharapkan dapat meningkatkanperan masyarakat dalampenyelenggaran sekolah, sehinggatimbul rasa saling memiliki dan

saling bertanggung jawab dalamkemajuan sekolah.

Komite sekolah harusbertumpu pada landasanpartisipasi masyarakat dalammeningkatkan kualitas pelayanandan hasil pendidikan di sekolah.Pembentukan komite sekolahharus memperhatikan pembagianperan sesuai posisi dan otonomiyang ada. Komite sekolahmerupakan lembaga yang sangatpenting bagi keberlangsungansekolah. Khan et. al (2013, p.3)menjelaskan bahwa “School councilsmay facilitate head teachers in differentacademic, administrative and financialissues of the school”. Komite sekolahmempunyai tanggung jawab dalambeberapa aspek yaituadministratif, akademik, danfinansial sekolah. Frontier SchoolDivision in Manitoba Canada (2011,p.21) menjelaskan bahwa komitesekolah terlibat dalam tigaaspek perencanaan sekolah yaitumengidentifikasi topik, masalahdan prioritas untuk dimasukkandalam rencana sekolah multi-tahun, rencana anggaran, rencanalaporan sekolah dan laporanmasyarakat. Peran komite sekolahdalam Kepmendiknas Nomor044//U/2002 adalah pemberipertimbangan (advisory agency)dalam penentuan dan pelaksanaankebijakan pendidikan di satuanpendidikan, pendukung (supportingagency), baik yang berwujudfinansial, pemikiran, maupuntenaga dalam penyelenggaraanpendidikan di satuan pendidikan,pengontrol (controlling agency)dalam rangka transparansi danakuntabilitas penyelenggaraandan keluaran pendidikan di

4

satuan pendidikan, danpenghubung (mediator agency) antarapemerintah (eksekutif) denganmasyarakat di satuanpendidikan. 

Komite sekolah sebagaibadan pertimbangan berperandalam penentuan dan pelaksanaankebijakan pendidikan di tingkatsatuan pendidikan, minimal dalammemberikan masukan, pertimbangandan rekomendasi kepada satuanpendidikan untuk meningkatkankualitas sekolah. (Haryadi,Meirawan, & Rahadi, 2006, p.18).Zajda (2009, p.5) menjelaskanbahwa komite sekolah sangatdominan dalam pengambilankeputusan perencanaan sekolahkhususnya dalam pengambilankeputusan tentang anggaransekolah (approval of the school budget)dan pengambilan keputusan dalamrencana pengembangan sekolah(approval of the school improvementplan). Komite sekolah sebagaibadan pertimbangan mempunyaitiga fungsi yaitu memberikanpertimbangan dalam perencanaansekolah, pelaksanaan programpendidikan, dan pengelolaansumber daya pendidikan.(Depdiknas, 2003c, p.21).

Komite sekolah sebagaibadan pendukung berperan dalammemberikan dukungan terhadapsekolah dapat berwujudfinansial, pemikiran, atautenaga dalam penyelenggaraan,minimal dalam mendorongtumbuhnya perhatian dan komitmenmasyarakat terhadappenyelengaraan pendidikan yangbermutu (Haryadi, Meirawan, &Rahadi, 2006, p.18). Department

of Education, Newfoundland(2008, p.16) menjelaskan bahwa.

school councils shall participate insupport and promote the planapproved by the board for improvingteaching and learning in the schooland approve and monitor activitiesfor the raising of funds for theschool. Komite sekolah berperan

dalam memberikan dukunganterhadap peningkatan kualitaspengajaran dan pembelajaran disekolah dan memantau kegiatanpenggalangan dana untuk sekolah.Ontario Ministry of Education(2002, p.1.1) menjelaskan bahwakomite sekolah memainkan peranpenting dalam sistem pendidikandi Ontario. Komite sekolahmemberikan dukungan dalampeningkatan prestasi belajarsiswa dan kinerja sekolah.Komite sekolah sebagai badanpendukung mempunyai tiga fungsiyaitu memberikan dukungan dalampengelolaan sumber daya sekolah,pengelolaan sarana dan prasaranasekolah, dan pengelolaananggaran sekolah (Depdiknas,2003c, p.25).

Department of Education,Newfoundland (2008, p.16)menjelaskan bahwa komite sekolahsebagai badan pengontrolmelakukan perannya dalam dalammenyetujui dan memantau kegiatanpenggalangan dana untuk sekolah,membantu dalam sistem monitoringdan evaluasi standar di sekolah,dan memantau pelaksanaanrekomendasi dalam laporankinerja sekolah.

approve and monitor activities forthe raising of funds for the school,assist in the system of monitoring

5

and evaluating standards in theschool,and monitor theimplementation of recommendationsin reports on the performance of theschool. Osorio, et al (2009, p.3)

menjelaskan bahwa komite sekolahsebagai badan pengontrolberperan dalam memantau kinerjasekolah, seperti nilai ujian,kehadiran guru dan siswa, danmemeriksa laporan keuanganbulanan. Komite sekolahmelakukan pengontrolan dalamrangka tranparansi danakuntabilitas penyelenggaraandan keluaran pendidikan minimalmelakukan evaluasi danpengawasan terhadap kebijakan,program, penyelenggaraan, dankeluaran pendidikan dari satuanpendidikan (Haryadi, Meirawan &Rahadi, 2006, p.19). Komitesekolah sebagai badan pengontrolmempunyai tiga fungsi yaitumengontrol perencanaanpendidikan di sekolah, memantaupelaksanaan program sekolah, danmemantau output pendidikan(Depdiknas, 2003c, p.31).

Khan et. al (2013, p.3)menjelaskan bahwa komite sekolahdi Pakistan sebagai badanpenghubung berperan dalammembantu pertemuan antara walisiswa dengan guru dan mengadakanpertemuan rutin setiap bulandengan semua anggota komitesekolah, sebagai berikut.

Responsibilities of school Councils inPakistan are to help them in parentteacher meeting, and to hold onemeeting of school council everymonth so that there should be atleast 10 meeting in year.

Ontario Ministry ofEducation (2002, p.1.1)menjelaskan peran komite sekolahsebagai berikut.

School councils play a vital role in theeducation system in Ontario. Theyprovide a forum through whichparents and other members of schoolcommunities can contribute toimproving student achievement andschool performance. Komite sekolah mempunyai

peran penting dalam sistempendidikan. Komite sekolahmenyediakan sebuah forum di manaorang tua dan anggota lain darikomunitas sekolah dapatberkontribusi terhadappeningkatan prestasi belajarsiswa dan kinerja sekolah.Zajda (2009, p.9) menjelaskanlebih jauh lagi tentang perankomite sekolah sebagai badanpenghubung yaitu “Engaging parents,carers and the community in education,including community and businesspartnerships”. Komite sekolahsebagai badan penghubungmeningkatkan keterlibatan orangtua, wali dan masyarakat dalampendidikan, termasuk masyarakatdan perusahaan mitra sekolahatau DU/DI. Haryadi, Meirawan, &Rahadi (2006, p.19) menjelaskanbahwa komite sekolah berperansebagai mediator antarapemerintah (eksekutif) denganmasyarakat di satuan pendidikan,meliputi kegiatan sebagaimelakukan kerjasama denganmasyarakat baik perorangan,organisasi pemerintah dankemasyarakatan untukpenyelenggaraan pendidikan danpembelajaran yang bermutu, danmenampung dan menganalisis

6

aspirasi, ide, tuntutan danberbagai kebutuhan pendidikanyang diajukan oleh masyarakat.Komite sekolah sebagai badanpenghubung mempunyai tiga fungsiyaitu menjadi penghubung antaramasyarakat dengan sekolah dalamperencanaan pendidikan,pelaksanaan program sekolah, danpengelolaan sumber dayapendidikan. (Depdiknas, 2003c,p.35).

Permasalahan yang munculadalah komite sekolah belumdapat menjalankan perannyadengan baik, kehadiran komitesekolah dipandang sebagai badanlegalitas (stempel) yangmengesahkan berbagai pungutandana oleh pihak sekolah. Disamping itu, pihak-pihak yangberkepentingan dengan pendidikankurang mengetahui tentang fungsidan peran komite sekolah. Komitesekolah dianggap sama sajadengan badan pembantupenyelenggara pendidikan (BP3).Hal ini menunjukkan sosialisasikomite sekolah belum terlaksanadengan baik kepada masyarakatbahkan kepada komite sekolah itusendiri. Komite sekolah yangtelah dibentuk itu pun banyakyang belum memiliki anggarandasar (AD) dan anggaran rumahtangga (ART) yang disusunberdasarkan aspirasi orangtuadan masyarakat sebagai komponenutama stakeholder pendidikan(Depdiknas, 2003a, p.2). Hasilkajian yang dilakukan olehNurlaela, et.al (2011, p.23)mengenai peran komite sekolahdalam membangun kemitraan antaraDU/DI dengan Sekolah MenengahKejuruan (SMK), menemukan bahwa

peran komite sekolah masihkurang, baik sebagai lembagapemberi pertimbangan, pendukung,pengontrol, dan sebagai lembagamediator. Alip & Soenarto (2008,p.10) juga menjelaskan bahwaperan komite sekolah yang palingmenonjol adalah sebagai badanpendukung dan yang paling lemahadalah sebagai badan pengontrol,sedangkan Nurdin Hidayat (2010,pp.139-140) menjelaskan bahwaperan komite sekolah yang palinglemah adalah sebagai badanpengontrol dan paling tinggiadalah sebagai badanpertimbangan. Penelitian yangdilakukan oleh Armansyah (2009,p.83) menjelaskan bahwa komitesekolah dalam melaksanaanperannya hanya sebagai pemberipertimbangan dan pengawasan yanglebih utama, sedangkan perannyasebagai pendukung dan mediatorbelum sepenuhnya terlaksana.Hasil pra survei pada SMK diKabupaten Lamongan jugamenunjukkan bahwa komite sekolahmasih kurang aktif. Komitesekolah hanya berperan dalam halpendanaan sekolah. Komitesekolah belum terlibat dalampembelajaran dan program-programsekolah.

Melihat kondisi dankeprihatinan terhadap kualitaspendidikan dengan tidakoptimalnya peran komite sekolah,maka perlu berbagai strategiuntuk melakukan pemberdayaankomite sekolah. Mulai tahun 2011pemerintah melalui DirektoratJenderal Pendidikan MenengahKementerian Pendidikan danKebudayaan telah memberikanbantuan sosial kepada komite

7

sekolah.  Pemberian bantuansosial tersebut  dimaksudkanuntuk memperkuat kelembagaankomite sekolah sebagai bagiandari program pemberdayaanmasyarakat dalam rangkapeningkatan mutu pendidikan.Pada tahun anggaran 2013Direktorat Jenderal PendidikanMenengah Kementerian Pendidikan  dan Kebudayaan mengalokasikanBantuan Sosial pemberdayaankomite sekolah yang dikelolaBagian Keuangan SekretariatDirektorat Jenderal PendidikanMenengah dengan nilai bantuansosial Rp 15.000.000,- setiapkomite sekolah (Kemdikbud, 2013,p.1). Sejalan dengan pemberianbantuan sosial tersebut, makaperlu dilakukan penilaianterhadap peran komite sekolah.Komite sekolah yang mempunyaiprogram kerja dan peran yangbaik yang layak mendapatkanbantuan sosial, jangan sampaiada komite sekolah yang hanyanama, tetapi tidak ada hasilkerjanya, pembentukannya hanyasebagai syarat untuk memperolehdana bantuan semata.

Berangkat dari uraian diatas, maka penelitian iniberfokus pada peran komitesekolah dalam penyelenggaraanSMK di Kabupaten Lamongan, JawaTimur. Penelitian tentang perankomite sekolah perlu dilakukanuntuk mengetahui pelaksanakanperan komite sekolah di masing-masing SMK (SMK negeri dan SMKswasta) sebagai badanpertimbangan, badan pendukung,badan pengontrol, dan badanpenghubung, sehingga dapatmenjadi informasi yang sangat

berguna untuk merencanakanprogram pemberdayaan dalampeningkatan mutu pendidikanmelalui komite sekolah.

Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah

penelitian evaluasi. Penelitianini memberikan gambaran danevaluasi terhadap hasilpelaksanaan peran komite sekolahterhadap penyelenggaranpendidikan SMK di KabupatenLamongan Metode penelitianmenggunakan deskriptifkuantitatif.

Tempat penelitian iniadalah SMK di Kabupatenlamongan, Jawa Timur. Penelitianini dilaksanakan pada bulanJanuari 2014 sampai dengan bulanMaret 2014.

Populasi dalam penelitianini adalah 61 SMK (enam SMKnegeri dan 55 SMK swasta).Sampel sebanyak 42 SMK (empatSMK negeri dan 38 SMK swasta)ditentukan dengan teknikproportional random sampling.Responden dari masing-masing SMKadalah kepala sekolah, wakilkepala sekolah, guru, dan komitesekolah.

Sebelum dilaksanakanpenelitian dilakukan dulupenyusunan instrumen berupakuisoner. Untuk mendapatkankuisoner yang baik makadilakukan uji validitas danreliabilitas. Validitas teoritisdengan rasional judgementexpert,kemudian dilakukan uji cobakelapangan. Reliabilitasinstrumen dalam penelitian ini

8

adalah dengan uji statistikCronbach Alpha (α).

Prosedur penelitiandilakukan dengan melakukanpengumpulan data menggunakankuesioner dengan skala Likert yangterdiri dari lima pilihanjawaban yang digunakan untukmemperoleh informasi dariresponden tentang peran komitesekolah dalam penyelenggaraanSMK, kemudian data yang sudahdiperoleh dianalisis datamenggunakan teknik analisisdeskriptif kuantitatif yaitudengan cara menganalisis datadengan statistik deskriptifkemudian mendeskripsikannyadalam bentuk tabel dan grafik.Setelah itu melakukan penilaianterhadap peran komite sekolahyang dilakukan denganmembandingkan skor hasilpenilaian dengan skor kriteriaberdasarkan kurva normal.

Tabel 1. Kriteria PenilaianMasing-Masing Variabel

No. Rentang Skor Kriteria

1. X > Mi + 1,5 SDi Sangatbaik

2.Mi + 0,5 SDi < X ≤ Mi +

1,5 SDi Baik

3. Mi - 0,5 SDi < X ≤ Mi +0,5 SDi Cukup

4. Mi - 1,5 SDi < X ≤ Mi -0,5 SDi Kurang

5. X ≤ Mi – 1,5 SDi SangatKurang

Keterangan : Mi = Mean idealSDi = Standar deviasi idealX = Skor rata-rataMi = ½(skor maksimal +skor minimal)SDi = 1/6(skor maksimal - skorminimal)Skor Maksimal = butir instrumen x∑skor tertinggi

Skor minimal = butir instrumen x∑skor terendah

Hasil Penelitian dan PembahasanSubjek penelitian ini

adalah komite sekolah SMK diKabupaten lamongan, Jawa Timur.SMK di Kabupaten Lamonganberjumlah 61 SMK yang terdiridari 6 SMK negeri dan 55 SMKswasta yang tersebar di 27kecamatan. Jumlah sampel daripenelitian ini adalah 42 SMKyang terdiri dari 4 SMK negeridan 38 SMK swasta. Datapenelitian diperoleh dari hasilkuisoner yang sudah diisi olehresponden dari masing-masingSMK. Data yang terkumpul dariresponden sebanyak 298. Datadari SMK negeri terkumpulsebanyak 32 responden, sedangkandata dari SMK swasta terkumpulsebanyak 266 responden.

Pada penelitian initerdapat empat variabel yaituperan komite sekolah sebagaibadan pertimbangan (V1)badanpendukung (V2), badan pengontrol(V3), dan badan penghubung (V4).Sebelum dilakukan analisis lebihlanjut, akan ditetapkan terlebihdahulu nilai batasan untukmenentukan skor kriteria darimasing-masing variabel. Setelahitu, dibuat tabel kriteria darimasing-masing variabel.

Tabel 2. Nilai Batasan dalamMenentukan Kriteria dariMasing-Masing Variabel

HasilAnalisis V1 V2 V3 V4

Skor tertinggiangket

5 5 5 5

Skor terendahangket

1 1 1 1

(Anas Sudijono, 2006, p.453)

9

Skor maksimal 70 65 75 75Skor minimal 14 13 15 15Mean ideal(Mi)

42 39 45 45

StandarDeviasi ideal(SDi)

9,3 8,67

10 10

Berdasarkan nilai batasanyang telah ditentukan pada tabel2 di atas, maka dapat dibuattabel skor kriteria dari masing-masing variabel di bawah ini.

Tabel 3. Kriteria Peran KomiteSekolah sebagai BadanPertimbangan (V1)

Rentang Skor KriteriaX > 56 Sangat

baik47 < X ≤ 56 Baik

37 < X ≤ 47 Cukup28 < X ≤ 37 Kurang

X ≤ 28 SangatKurang

Tabel 4. Kriteria Peran KomiteSekolah sebagai BadanPendukung (V2)

Rentang Skor KriteriaX > 52 Sangat

baik43,3 < X ≤ 52 Baik

34,7 < X ≤ 43,3 Cukup26 < X ≤ 34,7 Kurang

X ≤ 26 SangatKurang

Untuk variabel badanpengontrol (V3) dan badanpenghubung (V4) mempunyai jumlahbutir yang sama,sehinggamempunyai skor yangsama, untuk itu, ditetapkandalam satu skor kriteria yaitupada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Kriteria Peran KomiteSekolah sebagai BadanPengontrol (V3) dan BadanPenghubung (V4)

Rentang Skor KriteriaX > 60 Sangat

baik50 < X ≤ 60 Baik

40 < X ≤ 50 Cukup30 < X ≤ 40 Kurang

X ≤ 30 SangatKurang

Berdasarkan data penelitiandan tabel skor kriteria makahasil penelitian dan pembahasandari masing-masing variabeldalam penelitian ini adalahsebagai berikut.Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SMK Negeri

Peran komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan SMKnegeri di Kabupaten Lamongandijelaskan dalam tabel 6 dibawah ini.

Tabel 6. Peran Komite Sekolah dalamPenyelenggaraanPendidikan SMK Negeri diKabupaten Lamongan

Variabel SkorMaks

SkorRata-

rata

(%)Kate-

gori

Badan Pertimbangan (V1)

70 56,84

81,21

SangatBaik

Badan Pendukung (V2)

65 51,59

79,38 Baik

Badan Pengontrol (V3)

75 58,75

78,33 Baik

Badan Penghubung (V4)

75 59,19

78,92 Baik

Rata-rata 71,25

56,59

79,46 Baik

10

Berdasarkan tabel 6 tentangperan komite sekolah dalampenyelenggaraan SMK negeri diKabupaten Lamongan, untukmembandingkan antar variabel,maka dibuat diagram dalam gambar1 di bawah ini.

Gambar 1. Perbandingan Peran KomiteSekolah dalamPenyelenggaraan PendidikanSMK Negeri di KabupatenLamongan

Berdasarkan pada tabel 6dan gambar 1 tentang perankomite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan SMKnegeri di Kabupaten Lamongan,dapat dijelaskan bahwa secarakeseluruhan peran komite sekolahtermasuk dalam kategori baikdengan skor rata-rata rata-ratasebesar 56,59 dan prosentasemencapai 79,25% dari skormaksimal.

Variabel yang palingmenonjol adalah sebagai badanpertimbangan yang mencapai skorrata-rata 56,84 denganprosentase 81,21% dari skormaksimal. Skor yang palingrendah ditunjukkan oleh variabelbadan pengontrol dengan skorrata-rata 58,75 dan prosentaserata-rata 78,33% dari skor

maksimal. Sedangkan, variabelbadan pendukung mempunyai skorrata-rata 51,59 denganprosentase 79,38% dari skormaksimal dan variabel badanpenghubung mempunyai skor rata-rata 59,19 dengan prosentase78,92% dari skor maksimal.

Berdasarkan data tersebut,maka komite sekolah dalamperannya lebih aktif dalampenyelenggaraan pendidikanberupa memberikan pertimbangandan mendukung pelaksanaanprogram sekolah. Sebagai mitradari sekolah, komite sekolahsudah berjalan dengan baik,tetapi sebagai badan pengontrolkomite sekolah masih perluditingkatkan. Komite sekolahharus lebih aktif dalam memantaudan mengevaluasi peran darisekolah, karena komite sekolahmempunyai wewenang dalam memintapertanggungjawaban dari pihaksekolah atas seluruh kegiatanyang dilaksanakan dalam programsekolah. Komite sekolah jugaharus lebih aktif dalammengevaluasi penggunaan anggaransekolah, sehingga dapatmeningkatkan efektifitaspenggunaan anggaran sekolah.Komite sekolah sebagai badanpenghubung juga harusditingkatkan. Peran komitesekolah di SMK negeri sebagaibadan penghubung mendapatkannilai terendah disamping sebagaibadan pengontrol. Komunikasiharus ditingkatkan antaramasyarakat dengan pihak sekolah,sehingga tercipta transparansidalam berbagai hal, termasukdalam penggunaan anggaran,pembangunan sarana/prasarana,

11

dan keluaran pendidikan. Sekolahharus terbuka kepada pihakmasyarakat sebagai bagian dariwarga sekolah, sehingga apabilaada permasalahan yang menyangkutpenyelenggaraan pendidikan disekolah dapat diselesaikanbersama-sama secara musyawarahantara pihak sekolah denganmasyarakat. Komunikasi yangaktif dapat meningkatkan rasakepemilikan sekolah, sehinggadapat memanfaatkan secaramaksimal sumber daya yang adauntuk kemajuan sekolah.

Berdasarkan hasilpenelitian, maka peran komitesekolah dalam penyelenggaraanpendidikan SMK negeri harusdipertahankan dalam perannyasebagai badan pertimbangan danbadan pendukung, sedangkansebagai badan pengontrol danbadan penghubung harusditingkatkan.

Komite sekolah di SMKnegeri sebagai badanpertimbangan mempunyai perantertinggi dalam memberikanpertimbangan terhadappenyelenggarakan rapat RAPBSsesuai agenda tahunan sekolah,sedangkan peran terendahditunjukkan dalam memberikanpertimbangan pada prosesrekruitmen tenaga pendidik. Haltersebut menunjukkan bahwakomite sekolah lebih aktifterlibat dalam hal yangberkaitan dengan pendanaansekolah, dan kurang begituterlibat dalam proses rekruitmentenaga pendidik.Hal tersebutsesuai dengan pendapat Zajda(2009, p.5) yaitu komite sekolahsangat dominan dalam pengambilan

keputusan perencanaan sekolahkhususnya dalam pengambilankeputusan tentang anggaransekolah (approval of the schoolbudget).

Komite sekolah di SMKnegeri sebagai badan pendukungmempunyai peran tertinggi dalammendukung pemberian beasiswabagi siswa yang berasal darikeluarga tidak mampu dan siswayang berprestasi. Sedangkan,peran terendah adalah membantudalam rekrutmen tenagakependidikan untuk mengisikekurangan di sekolah. Haltersebut menunjukkan bahwakomite sekolah sangat peduliterhadap siswa yang berprestasidan berasal dari keluarga yangtidak mampu, sehingga memberikandukungan dalam memberikanbeasiswa pendidikan. Hasilpenelitian menunjukkankesesuaian dengan pendapat Khanet. al (2013, p.3) yaitu komitesekolah berperan untukmengurangi angka putus sekolahdengan memberikan kesadarankepada orang tua tentangpentingnya pendidikan danmemberikan beasiswa.

Komite sekolah di SMKnegeri sebagai badan pengontrolmempunyai peran tertinggidalammemantau tingkat kelulusansiswa, sedangkan peran terendahadalah dalam memeriksapelaksanaan organisasi sekolah.Hal tersebut menunjukkan bahwakomite sekolah sangat peduliterhadap keluaran pendidikanberupa tingkat kelulusan siswadan nilai hasil belajar siswa.Komite sekolah kurang peduliterhadap pelaksanaan organisasi

12

sekolah, yang merupakan salahsatu hal penting dalampelaksanaan pendidikan disekolah.

Komite sekolah di SMKnegeri sebagai badan penghubungmempunyai peran tertinggidalammensosialisasikan kebijakandan program sekolah kepadamasyarakat, sedangkan nilaiterendah adalah dalam mengadakanpelatihan untuk meningkatkankualitas tenaga kependidikan disekolah. Pelatihan terhadaptenaga kependidikan belummendapat perhatian dari komitesekolah SMK negeri. Hasilpenelitian menunjukkan bahwakomite sekolah aktif dalammenjalin komunikasi antaramasyarakat dengan pihak sekolah,khususnya dalammensosialisasikan kebijakan danprogram sekolah. Hal tersebutsesuai dengan penjelasan Zajda(2009, p.9) bahwa komite sekolahmeningkatkan keterlibatan orangtua, wali dan masyarakat dalampendidikan, termasuk masyarakatdan perusahaan mitra sekolahatau DU/DI. Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di SMK Swasta

Peran komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan SMKswasta di Kabupaten Lamongansebagai badan pertimbangan,badan pendukung, badanpengontrol, dan badan penghubungdijelaskan dalam tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Peran Komite Sekolah dalamPenyelenggaraan

Pendidikan SMK Swasta diKabupaten Lamongan

Variabel SkorMaks

SkorRata-

rata

(%)Kate-

gori

Badan Pertimbangan (V1)

70 49,23

70,32 Baik

Badan Pendukung (V2)

65 47,07

72,42 Baik

Badan Pengontrol (V3)

75 50,09

66,78 Baik

Badan Penghubung (V4)

75 53,67

71,55 Baik

Rata-rata 71,25

50,02

70,27 Baik

Berdasarkan tabel 7 tentangperan komite sekolah dalampenyelenggaraan SMK swasta diKabupaten Lamongan, untukmembandingkan antar variabelbadan pertimbangan, badanpendukung, badan pengontrol, danbadan penghubung, maka dibuatdiagram dalam gambar 2 di bawahini.

Gambar 2. Perbandingan Peran KomiteSekolah dalamPenyelenggaraan Pendidikan

13

SMK Swasta di KabupatenLamongan

Berdasarkan pada tabel 7dan gambar 2 tentang perankomite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan SMKSwasta di Kabupaten Lamongan,dapat dijelaskan bahwa secarakeseluruhan peran komite sekolahtermasuk dalam kategori baikdengan skor rata-rata rata-ratasebesar 50,02 dan prosentasemencapai 70,27% dari skormaksimal rata-rata.

Variabel yang palingmenonjol adalah sebagai badanpendukung yang mencapai skorrata-rata 47,07 denganprosentase 72,42% dari skormaksimal. Skor yang palingrendah ditunjukkan oleh variabelbadan pengontrol dengan skorrata-rata 50,09 dan prosentaserata-rata 66,78% dari skormaksimal. Sedangkan, variabelbadan pertimbangan mempunyaiskor rata-rata 49,23 denganprosentase 70,32% dari skormaksimal dan variabel badanpenghubung mempunyai skor rata-rata 53,67 dengan prosentase71,55% dari skor maksimal.

Berdasarkan data tersebut,maka komite sekolah dalamperannya lebih aktif dalampenyelenggaraan pendidikanberupa memberikan dukungan dalampelaksanaan program disekolahdan menjadi penghubung antaramasyarakat dengan sekolah.Sebagai mitra dari sekolahkomite sekolah sudah berjalandengan baik, khususnya dalammendukung program-programsekolah, tetapi sebagai badanpengontrol komite sekolah masih

perlu ditingkatkan. Komitesekolah harus lebih aktif dalammemantau dan mengevaluasi perandari sekolah. Komite sekolahjuga harus lebih aktif dalammengevaluasi penggunaan anggaransekolah, sehingga dapatmeningkatkan efektifitaspenggunaan anggaran sekolah.Komite sekolah sebagai badanpertimbangan juga harusditingkatkan. Peran sebagaibadan pertimbangan mendapatkannilai terendah disamping sebagaibadan pengontrol. Komite sekolahharus dilibatkan secara aktifdalam setiap perencanaansekolah. Komite sekolah sebagaibadan pertimbangan harusditingkatkan, khususnya dalammemberikan masukan dalam setiapkebijakan tentang programsekolah. Kebijakan yang diambilsecara bersama-sama antara pihaksekolah dengan masyarakat dapatmeningkatkan rasa salingtanggungjawab terhadappendidikan disekolah, sehinggadapat meningkatkan rasakepemilikan sekolah.

Berdasarkan hasilpenelitian, maka peran komitesekolah dalam penyelenggaraanpendidikan SMK swasta harusdipertahankan dalam perannyasebagai badan pendukung danbadan penghubung, sedangkansebagai badan pengontrol danbadan pertimbangan harusditingkatkan.

Komite sekolah di SMKswasta sebagai badanpertimbangan mempunyaiperantertinggi dalam memberikanpertimbangan kepada sekolahdalam penyusunan visi dan misi

14

sekolah, sedangkan peranterendah adalah memberikanpertimbangan dalam pelaksanaanevaluasi belajar di sekolah. Haltersebut menunjukkan bahwakomite sekolah lebih aktifterlibat dalam perencanaansekolah, dan kurang begituterlibat dalam prosespembelajaran di sekolah. BostonPublic School (2013, p.1)menjelaskan bahwa komite sekolahberwenang dalam menentukan visi,misi, dan tujuan sekolah,menetapkan anggaran tahunansekolah, dan memberikankebijakan sekolah untukmeningkatkan prestasi siswa.Komite sekolah sebagai badanpertimbangan seharusnya tidakhanya aktif dalam perencanaansekolah, melainkan terlibat jugadalam memberikan pertimbanganpada proses pembelajaran disekolah yang meliputi kegiatanperencanaan, pelaksanaan, danevaluasi pembelajaran.

Komite sekolah di SMKswasta sebagai badan pendukungmempunyai Peran tertinggi adalahdalammendukung pemberianbeasiswa bagi siswa yang berasaldari keluarga tidak mampu dansiswa yang berprestasi.Sedangkan, peran terendah adalahmembantu dalam rekrutmen tenagakependidikan untuk mengisikekurangan di sekolah. Haltersebut menunjukkan bahwakomite sekolah sangat peduliterhadap siswa yang berprestasidan berasal dari keluarga yangtidak mampu, sehingga memberikandukungan dalam memberikanbeasiswa. Rendahnya peran dalammembantu rekruitmen tenaga

kependidikan kemungkinandisebabkan karena sudahtercukupinya tenaga kependidikanyang ada di sekolah, sehinggabelum membutuhkan untukmelakukan rekruitmen tenagapendidik baru

Komite sekolah di SMKswasta sebagai badan pengontrolmempunyai peran tertinggi adalahdalam memantau tingkat kelulusansiswa, sedangkan peran terendahadalah dalam memberikanpengawasan terhadap perencanaanpenggunaan anggaran pendidikanyang ada di sekolah. Haltersebut menunjukkan bahwakomite sekolah sangat peduliterhadap keluaran pendidikanberupa tingkat kelulusan siswadan nilai hasil belajar siswa.Pengawasan terhadap perencanaanpenggunaan anggaran pendidikanmasih rendah dikarenakansebagian besar anggota komitesekolah adalah guru, sehinggalebih aktif dalam pengelola danpendukung dalam pelaksanaanprogram dan penggunaan anggaran,tetapi masih kurang berfungsisebagai pengawas atau pengontrolpenggunaan anggaran.

Komite sekolah di SMKswasta sebagai badan penghubungmempunyai peran tertinggi adalahdalammenyalurkan aspirasimasyarakat untuk perencanaanpendidikan. Sedangkan, nilaiterendah adalah dalam membinakerjasama dengan perguruantinggi dalam program pengalamanlapangan (PPL) atau pendampingSMK. Zajda (2009, p.9)menjelaskan bahwa komite sekolahsebagai badan penghubungmeningkatkan keterlibatan orang

15

tua, wali dan masyarakat dalampendidikan, termasuk masyarakatdan perusahaan mitra sekolahatau DU/DI. Berdasarkan pendapattersebut, maka menunjukkankesesuaian dengan peran komiteseolah sebagai badan penghubungdalam menyalurkan aspirasimasyarakat untuk perencanaanpendidikan. Rendahnya perankomite sekolah dalam menjalinhubungan dengan peguruan tinggidalam PPL atau pendamping SMK,dikarenakan SMK lebihberorientasi ke dunia kerja,sehingga kerjasama lebihintensif dilakukan dengan DU/DI.

Perbandingan Peran Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan SMK Negeri dan SMK Swasta

Perbandingan antara perankomite sekolah dalampeyelenggaraan pendidikan di SMKnegeri dan SMK swasta dalamperannya sebagai badanpertimbangan (advisory agency),badan pendukung (supportingagency), badan pengontrol(controlling agency), dan badanpenghubung, dan badan penghubung(mediator agency) sebagaimana padatabel 8dan gambar 3 berikut.

Gambar 3. Perbandingan Peran KomiteSekolah SMK Negeri dan SMKSwasta dalampenyelenggaraan pendidikandi Kabupaten Lamongan

Berdasarkan tabel 56 dangambar 19 dapat dilihatperbandingan antara peran komitesekolah dalam penyelenggaraanpendidikan SMK negeri dan SMKswasta di Kabupaten Lamongan.Komite sekolah di SMK negerimenunjukkan skor rata-rata peranyang lebih tinggi yaitu sebesar56,59 dengan prosentase 79,46%,dibandingkan dengan rata-rataperan SMK swasta sebesar 50,02dengan prosentase 71,27% dariskor maksimal. Variabel perankomite sekolah di SMK negeriyang paling menonjol adalahsebagai badan pertimbangan yangmempunyai skor rata-rata 56,84dengan prosentase 81,21%,kemudian sebagaibadan

No Variabel

SMK Negeri SMK Swasta

SkorMaks

SkorRata-rata

(%) Ket SkorMaks

SkorRata-rata

(%) Ket

1 Badan pertimbangan 70 56,84 81,21SangatBaik 70 49,23 70,32 Baik

2 Badan pendukung 65 51,59 79,38 Bai

k 65 47,07 72,42 Baik

3 Badan pengontrol 75 58,75 78,33 Bai

k 75 50,09 66,78 Baik

4 Badan 75 59,19 78,92 Bai 75 53,67 71,55 Baik

Tabel 8. Perbandingan Peran Komite Sekolah SMK Negeri dan SMKSwasta dalam penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Lamongan

16

pendukung, badan penghubung, danterakhir badan pengontrol.Variabel peran komite sekolah diSMK Swasta yang paling menonjoladalah sebagai badan pendukungyang mempunyai skor rata-rata47,07 dengan prosentase 72,42%,kemudian badan penghubung, badanpertimbangan, dan terakhir badanpengontrol. Kesamaan dari komitesekolah di SMK negeri dan swastaadalah lemahnya peran variabelbadan pengontrol, sehinggamemerlukan perhatian untukditingkatkan.Simpulan dan SaranSimpulan

Berdasarkan uraiantersebut, simpulan daripenelitian ini adalah sebagaiberikut. (1) Peran komitesekolah dalam penyelenggaraanpendidikan SMK negeri secarakeseluruhan termasuk dalamkategori baik. Peran yang palingtinggi adalah sebagai badanpertimbangan, kemudian sebagaibadan pendukung, dan sebagaibadan penghubung, sedangkanperan yang paling rendah adalahsebagai badan pengontrol. (2)Peran komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan SMKswasta secara keseluruhantermasuk dalam kategori baik.Peran yang paling tinggi adalahsebagai badan pendukung,kemudian sebagai badanpenghubung, dan sebagai badanpertimbangan, sedangkan peranyang paling rendah adalahsebagai badan pengontrol.Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka saran dari penelitianini adalah sebagai berikut. (1)kepada komite sekolah di SMKnegeri agar mengadakan pelatihanuntuk meningkatkan kualitasanggota komite sekolah denganbekerja sama dengan dewanpendidikan dan dinas pendidikankabupaten. Pelatihan tersebutdiharapkan dapat meningkatkanperan komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan diSMK, pelatihan juga ditekankanpada peran komite sekolah yangmasih rendah yaitu sebagai badanpenghubung dan badan pengontrol.(2) kepada komite sekolah di SMKswasta agar mengadakan pelatihanuntuk meningkatkan kualitasanggota komite sekolah denganbekerja sama dengan dewanpendidikan dan dinas pendidikankabupaten. Pelatihan tersebutdiharapkan dapat meningkatkanperan komite sekolah dalampenyelenggaraan pendidikan diSMK, pelatihan juga ditekankanpada peran komite sekolah yangmasih rendah yaitu sebagai badanpertimbangan dan badanpengontrol. (3) kepada pihaksekolah agar lebih melibatkankomite sekolah dalam halperencanaan program pendidikan,sehingga diharapkan komitesekolah dapat memberikansumbangan pemikiran/pertimbangandan tenaga dalam programpendidikan di sekolah. Komitesekolah yang dilibatkan secarapenuh mulai dari perencanaanprogram akan sangat membantutercapainya tujuan pendidikandan kemajuan sekolah. (4) kepadapihak pemerintah dan dewan

17

pendidikan agar menjalinkomunikasi lebih aktif denganpihak komite sekolah, sehinggakomite sekolah mendapatkanperhatian dan dukungan dalamsetiap menjalankan perannya.Pihak pemerintah dan dewanpendidikan agar melaksanakanpelatihan kepada anggota komitesekolah, sehingga dapatmeningkatkan pengetahuan danPeran anggota komite sekolahdalam penyelenggaraan pendidikandi sekolah khususnya di SMK. (5)kepada pihak peneliti perludiadakan penelitian lebihmendalam tentang peran komitesekolah dengan menggunakanberbagai metode, sehinggamemperoleh informasi yang lebihbanyak. Penelitian juga bisadiperdalam dengan melakukananalisis komparatif atauperbandingan antara SMK negeridengan SMK swasta. Selain itu,perlu diteliti juga mengenaiperan komite sekolah sebagaibadan pengontrol yang masihrendah dibandingkan dengan peranyang lain, apabila dilihat darisegi keanggotaan komite sekolah,latarbelakang pengurus, danfasilitas yang tersedia bagikomite sekolah dalam menjalankanperannya.

Daftar PustakaAkinola, B.O. (2009). School

based managementcommittees: the Nigerianexperience.The InternationalJournal of Learning, 16(8),421-430.

Sudijono, Anas. (2006). Pengantarevaluasi pendidikan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Armansyah. (2009). Peranan danpemberdayaan komite sekolahdalam penyelenggaraanpendidikan SMA Negeri di KotaBinjai. Tesis magister,tidak diterbitkan,Universitas Sumatra Utara.Medan

Boston Public School. (2013).The boston school committee.Diaksestanggal 29 Juli2013,padahttp://www.bostonpublicschools.org/committee

Department of EducationNewfoundland. (2008).Building learning communities: ahand book for school council.Diakses tanggal 10 Mei2014,padahttp://www.ed.gov.nl.ca/edu/publications/k12/Handbook2ndedition.pdf .

Depdiknas. (2002). KepmendiknasNomor 44/U/2002 tentang DewanPendidikan dan Komite Sekolah.

Depdiknas. (2003a). Acuanoperasional dan indikator kinerjakomite sekolah. Jakarta:Dirjen Pendidikan Dasardan Menengah

Depdiknas. (2003b). Undang-Undang RI Nomor 20, tahun 2003,tentang Sistem Pendidikan Nasional

Depdiknas. (2003c). Indikatorkinerja dewan pendidikan dankomite sekolah. Jakarta:Depdiknas

Depdiknas. (2005). PeraturanPemerintah Republik Indonesia

18

Nomor 19 tahun 2005, tentangStandar Nasional Indonesia

Depdiknas. (2007). Pemberdayaandewan dendidikan dan komitesekolah. Jakarta: DirektoratJenderal ManajemanPendidikan Dasar danMenengah

Frontier School Division inManitoba Canada. (2011).School committee resourcemanual. Manitoba : FrontierSchool Division.

Haryadi, Y., Meirawan, D., &Rahadi, A. (2006).Pemberdayaan komite sekolah:modul 1: penguatan kelembagaankomite sekolah. Jakarta:Depdiknas

Hidayat, Nurdin. (2010). Perankomite sekolah dalamimplementasi manajemenpendidikan di SMK N 4 Yogyakartadan SMK Muhammadiyah 3Yogyakarta. Tesis magister,tidak diterbitkan,Universitas NegeriYogyakarta. Yogyakarta

Kemdikbud. (2013). Panduanpenyusunan proposal bantuansosial dewan pendidikan dankomite sekolah. Jakarta:Kemdikbud

Khan, M., et.al. (2013). Impactof school councils on headteachers’ efficiency.Journal of educational researchdept of education IUB Pakistan,16(1), 15-26.

Kim A. (2004). Parent schoolpartnership formationthrough the school councilin Korea. Educational Research

for Policy and Practice, 3, 127–139.

Alip, M & Soenarto. (2008).Pelaksanaan peran komitesekolah dalampenyelenggaraan SMK diDIY. Jurnal Penelitian danevaluasi Pendidikan, 1(11),146 - 162.

Nurkolis. (2005). Manajemenberbasis sekolah. Jakarta:Grasindo

Nurlaela, L, et.al. (2011).Strategi peningkatan hubungankemitraan antara komite sekolah,dunia usaha/dunia industri dengansekolah menengah kejuruan.Jakarta: DirektoratJenderal PendidikanMenengah

Ontario Ministry of Education.(2002). School councils: a guidefor members. Ontario:Ontario Ministry ofEducation

Osorio, B, et.al. (2009).Decentralized decision-making inschools the theory and evidence onschool-based management.Washington DC: The WorldBank.

Slamet. (2005, Januari).Pengembangan Kapasitas untukMendukung DesentralisasiPendidikan Kejuruan. PidatoPengukuhan Guru Besar padaRapat Terbuka Senat diUniversitas NegeriYogyakarta

Suparlan, Tumenggung, A., &Meirawan, D. (2006).Pemberdayaan komitesSekolah:modul 3 peningkatan wawasan

19

kependidikan pengurus komitesekolah. Jakarta: Depdiknas

Zajda, J. (2009). Decentralisation,school-based management, andquality. New York: Springer

Profil Singkat

Nama Wahyu Dwi Mulyono.Kelahiran Jawa Timur diKabupaten Lamongan, 06 Februari1989. Telah menempuh pendidikanS1 Pendidikan Teknik Bangunan diUniversitas Negeri Surabaya danS2 Pendidikan Teknologi danKejuruan di Universitas NegeriYogyakarta.

Profil Pembimbing

Nama Prof. Pardjono, Ph.D.Alamat rumah Jl. Pinus 83,Gejayan RT 08 RW 31,Condongcatur, Depok, Sleman,Yogyakarta. Telah menempuhpendidikan S1 Pendidikan TeknikMesin di Universitas NegeriYogyakarta, S2 Industrial Artsand Technology Education diState University of New York,dan S3 Cognitive Education diDeakin University

20

21