judul buku - Her Happiness Project

336

Transcript of judul buku - Her Happiness Project

2

JUDUL BUKU

Oleh: Gyscha Rendy

Copyright © 2020 by Gyscha Rendy

Penerbit

Her Happiness Project

www.herhappinessproject.com

[email protected]

Desain Sampul:

Gyscha Rendy

3

Ucapan Terimakasih:

Terima kasih Mama untuk cinta dan dukungannya. Untuk Benjamin Chelliah, terima kasih sudah setia mendengarkan mimpi-mimpiku dan mengingatkan setiap saat untuk tidak mudah menyerah. Untuk diskusi, tawa, percakapan panjang lebar, inspirasi, dan selalu ada di saat susah dan senang. Terima kasih Reima, Dian, Andinia, Rima, Yvone sudah menjadi zona nyaman, rumah, dan keluarga. Selalu percaya dan mendukung dari hari pertama di kampus depok. Terima kasih Devon, Kasia, Kanchi, Carter, Jiaying, Vanda, dan segenap keluarga juga teman-teman di Singapura. Selalu ada kapanpun, menginspirasi dan menjadikanku kuat. Terima kasih Brooklyn sudah berbagi mimpi, canda tawa, air mata, susah duka di Los Angeles. Menyediakan rumah, ruang dan waktu untukku mengejar mimpi. Percaya bahwa kita berdua bisa melalui masa-masa tersulit. Terima kasih Syera, Sentha, Nove, Ana, Mado, Erik, Ivan dan segenap keluarga di Club Med yang sudah membukakan pintu dan memberiku satu tahun terbaik dan terbesar penuh cinta, pengalaman, pelajaran. Terima kasih Olga Peoria, Afina, Dinda, Sari, Yumao, Syifa dan teman-teman di SMA 61. Bapak Donal yang memperkenalkanku pada seni Bahasa Indonesia. Terima kasih Kathalizsa, Shruti, Esther, Flavia, Chanapha, Shiv Sharma dan segenap keluarga di Disney World Florida. Terima kasih Mbak Ghea, Mbak Ayu, Safeena, Ratih untuk hari-hari penuh warna dan canda tawa di kantor Kuningan dulu.

4

DAFTAR ISI

1 Memulai Kembali

2 Keluar Zona Nyaman 3 Nice, France

4 Perubahan 5 Melepaskan 6 Dream Big

7 Pekerjaan Impian 8 Do What You Love

9 30 and Fabulous 10 Menjadi Lebih Baik Lagi

11 Menemukan Kekuatan Dalam Waktu Sulit

12 But First, Love Yourself 13 Menemukan Diri Sendiri

5

1 Memulai Kembali

“I quit…” Kata-kata itu akhirnya terlontar juga dari mulutku. Setelah beberapa bulan belakangan sibuk memikirkan keluar dari zona nyaman atau bertahan, bagaimana dan alasan apa yang harus aku sampaikan pada manajerku, ternyata tidak sesulit itu untuk keluar. Antara lega dan masih tidak percaya aku baru saja mengundurkan diri dari pekerjaan impian yang nyaris 3 tahun ini aku jalani, aku melangkah keluar ruangan. Beberapa rekan kerjaku yang tahu hari itu aku berniat resign menatapku tidak sabaran ingin tahu apa yang terjadi di dalam ruangan. Aku hanya melempar senyum sambil menyeruput pelan secangkir teh di mejaku. Untuk pertama kalinya aku bisa bernafas, langkahku ringan. Beban berat seperti baru saja terangkat dari pundakku. Wow, that’s it. Aku tidak menyangka hari-hariku di kantor ini akan segera berakhir. Rasanya baru kemarin aku memulai kerja. Mengenakan jeans, blazer hitam dan sepatu heels layaknya perempuan karir yang ada di film - aku mengetuk pelan pintu kantor. Takut, gugup, senang, semua rasa campur aduk. Salah satu mimpi terbesarku untuk membawa perubahan di industri musik akhirnya kesampaian. Walau butuh proses yang panjang dan berat, termasuk 6 bulan proses wawancara dan visa kerja yang tidak kunjung keluar, di saat aku nyaris menyerah maka hidup pun membawaku pindah ke Singapura di tahun 2016. Membuktikan sekali lagi bahwa kerja keras dan keberanian bermimpi akan selalu

6

membuahkan hasil, bahkan jauh lebih baik dari apa yang selalu kita bayangkan. Aku berusia 15 tahun ketika kali pertama mengunjungi Singapura. Sore itu aku berniat bolos dari kursus Bahasa Inggris yang letaknya memang jauh dari rumah, namun ada sesuatu yang membuatku tetap pergi. Sesampainya di tempat kursus, guruku mengumumkan aku salah satu dari pelajar yang terpilih untuk mengikuti program studi banding selama beberapa hari di Singapura. Sebagai seseorang yang selalu bermimpi untuk melihat dunia, aku tidak pernah menyangka bermodalkan Bahasa Inggris bisa mengantarku ke Singapura. Gratis. Sejak kecil setiap aku bertanya pada Mama kapan aku bisa ke luar negeri, melihat dan menjadi bagian dari hal besar yang terjadi di luar sana, beliau selalu menjawab suatu hari nanti mimpi kamu pasti kesampaian…yang penting kerja keras, percaya diri dan jangan berhenti bermimpi. Dan Mama tidak pernah salah. Kunjunganku ke Singapura yang begitu singkat mengajarkanku bahwa ada dunia yang jauh lebih besar dan berbeda di luar sana. Ada orang-orang dengan budaya, bahasa, latar belakang, cara pandang yang mungkin tidak sama dengan orang-orang yang biasa aku temui. Dan perbedaan itulah yang membuat hidup jauh lebih berwarna, lebih indah. Di malam terakhir sebelum rombongan kembali ke tanah air, aku sempat nyasar di sekitar Raffles Place. Berdiri di depan salah satu gedung tertinggi di Singapura, aku berbisik lirih… “Ingin deh suatu hari nanti kerja di sini.” Hidup itu ya lucu, entah bagaimana caranya beberapa tahun kemudian aku kembali berdiri di depan gedung yang sama sambil menggenggam kartu izin masuk bangunan. Kali ini bukan sebagai turis, tapi sebagai perempuan berusia 29 tahun yang akan

7

melanjutkan karirnya sebagai editor di salah satu perusahaan musik ternama dunia. Bahkan setelah hampir 3 tahun bekerja di tempat ini, setiap pagi dalam perjalanan ke kantor aku masih menanyakan diriku pertanyaan yang sama. Kok bisa sih sampai sini? Dulu cita-citanya pengen jadi penyiar radio dan pembawa acara di televisi, sering ikut audisi sana-sini sepulang sekolah bahkan rajin kirim demo siaran ke radio swasta tapi sayangnya hingga di bangku kuliahpun belum juga kesampaian siaran. Oke pernah sekali, dari jam 12 malam hingga 5 pagi untuk sebuah program khusus di salah satu radio swasta. Berhubung tidak banyak yang mendengarkan, aku masih ingat menyuruh teman-teman terdekatku untuk ikut berpartisipasi atau sekedar pesan lagu. Keesokan harinya si bos besar pemilik radio mengabarkan dengan berat hati dia harus memberikan program tersebut ke penyiar yang lebih berpengalaman. Kecewa ya sudah pasti, namun sejak hari itu aku jadi makin penasaran untuk mencari kesempatan di luar Indonesia. Bukan karena nggak sayang negara sendiri, bukan…tapi aku selalu melihat Jakarta sebagai zona nyamanku. Lahir dan tumbuh di sana, istilahnya aku tahu hampir semua tentang kota ini. Dan aku ingin sesuatu yang berbeda. Aku ingin belajar, berkarya, melihat hal-hal besar terjadi di luar sana, menjadi bagian dari projek yang melibatkan banyak orang kreatif, dsb. Nggak pernah tahu bagaimana caranya, harus mulai dari mana tapi saat itu aku cuma berani bermimpi sambil sesekali iseng mampir ke kantor pos untuk mengirimkan demo siaran, CV ke perusahaan impian di New York City. Entah sampai atau tidak, yang penting berani mencoba. Lagipula kerja keras itu nggak pernah bohong. Mungkin hasilnya tidak bisa

8

kita nikmati sekarang atau besok tapi dalam beberapa minggu, bulan, bahkan tahun ke depan kita tidak pernah tahu bagaimana kerja keras akan membukakan pintu kesempatan untuk kita. Sekarang kalau kilas balik, bersyukur rasanya bisa mengalami banyak gagal, jatuh, ditolak, karena ternyata pengalaman itulah yang membuatku kuat dan pada akhirnya membawaku pada kesempatan yang jauh lebih baik. Dari kecintaanku pada musik dan waktu yang terlalu singkat di radio aku juga berangan-angan suatu hari nanti ingin punya pekerjaan yang bisa membantu mempromosikan musik dari musisi independent. Menyadari betapa banyaknya musisi berbakat di luar sana, aku ingin mengenalkan musik mereka kepada dunia. Lagi-lagi aku tidak pernah tahu bagaimana caranya alam semesta menjadikan impianku kenyataan. Posisiku sebagai editor musik memberikanku kesempatan untuk tidak hanya mendengarkan musik tapi juga menemukan talenta baru di luar sana. Kemudian bersama tim sekantor kita banyak berkolaborasi dengan orang-orang kreatif di industri hiburan ( bahkan yang dulu wajahnya hanya bisa aku lihat dari layar kaca televisi ), melakukan perjalanan keliling dunia mulai dari Eropa hingga Cuba, Amerika Serikat hingga Indonesia. Hari-hariku di kantor tidak pernah sama, selalu berbeda. Meski ada banyak stresnya juga, kerja tanpa kenal waktu tapi setiap kali bisa menemukan musik atau talenta baru, membantu artis dan melakukan sesuatu yang menginspirasi orang banyak membuatku makin termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.

9

Tempat ini mengajarkanku banyak hal. Mulai dari membangun percaya diri, belajar jadi lebih kreatif, lebih kuat, berani untuk membuat keputusan hingga memberikanku rumah dan keluarga baru. Berjalan sendiri di negara asing nyatanya tidak selalu indah dan mudah seperti yang orang kebanyakan kira, namun untungnya rekan kerjaku begitu baik, ramah dan terbuka. Sayangnya sudah tiba waktuku untuk mengakhiri petualanganku di sini dan lanjut mengejar impian di tempat lain. Tidak mudah pastinya untuk memutuskan keluar apalagi kalau ingat butuh waktu yang panjang dan perjalanan yang tidak selalu mulus untuk sampai sini. Aku sadar aku beruntung, tapi setelah melakukan hal yang sama selama dua setengah tahun aku butuh tantangan baru. Aku ingin tetap belajar dan berevolusi. Merasa sudah berjalan sejauh ini, aku tidak ingin berhenti dan puas hanya sampai di sini. Awalnya aku bisa membayangkan diriku berkembang dan tetap melakukan hal yang aku suka selama beberapa tahun ke depan di perusahaan ini. Berawal dari editor musik aku menaruh harapan siapa tahu aku bisa mendapatkan promosi atau kesempatan untuk belajar hal lain. Aku mencoba berdiskusi dengan rekan kerja dan manajerku selama beberapa bulan terakhir sambil terus memberikan yang terbaik. Yang kutemukan bukan solusi malah kenyataan ada banyak perubahan di kantor. Dari mulai manajemen, teman-teman kerja terdekatku yang memutuskan untuk mengejar karir di tempat lain, hingga suasana kantor yang awalnya positif, dinamis dan penuh inspirasi berubah menjadi negatif. Aku belajar seiring waktu ternyata kita bisa tumbuh melebihi seseorang atau suatu tempat. Orang-orang dan tempat yang tadinya menginspirasi tidak lagi memotivasi atau memberikan inspirasi yang sama. Percakapan yang tadinya penuh ide dan saling mendukung satu sama lain kini tidak lebih dari

10

basa-basi. Mungkin itulah yang terjadi ketika seseorang memutuskan untuk tumbuh berkembang dan orang lain memutuskan untuk tinggal di tempat yang sama. Ada orang yang ingin tetap melangkah maju, ada orang yang tidak ingin ke mana-mana. Saat lingkungan di sekitar kita tidak lagi mendukung pertumbuhan, kita berhak untuk pindah dan meninggalkan tempat atau orang-orang yang tidak lagi menginspirasi atau menggerakkan kita. Bangun pagi dan bersiap-siap ke kantor yang awalnya mudah, menyenangkan dan penuh antusias kini berubah menjadi hal tersulit, terberat, bahkan menakutkan. Aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi hari itu. Siang dan malam aku mencoba memperbaiki pekerjaanku, melakukukan apapun untuk meyakinkan manajerku bahwa aku bisa. Namun semakin keras aku mencoba, semakin aku kehilangan diriku sendiri. Apapun yang aku lakukan terkesan tidak pernah cukup, tidak pernah benar. Selalu saja ada yang salah. Micromanagement benar-benar membatasi ruang gerak dan kreatifitasku. Membuatku tidak lagi bahagia dan kehilangan kebebasan untuk berkarya. Tidak jarang pula aku menemukan diriku menangis, putus asa dan ingin menyerah saja. Tapi lagi-lagi hatiku berbisik coba sekali lagi, tetap lakukan hal yang benar walaupun tidak ada yang melihat. Toh kalaupun mereka tidak bisa menghargainya, suatu hari nanti semua kerja keras itu pasti terbayar. Ada satu waktu di mana aku jadi meragukan diri sendiri dan mengakui bahwa mungkin aku tidak cukup baik dan tidak berhak mendapatkan semua ini. Setelah nyaris tiga tahun bekerja dan membangun segalanya dari nol,

11

mungkin aku hanyalah kegagalan dan tidak pantas berada di sini. Mungkin kemajuan dan prestasi yang sudah aku capai dalam dua tahun pertama tidak berarti apa-apa. Menjuluki diri sendiri kegagalan adalah hal terburuk yang pernah kukatakan pada diri sendiri. Aku juga mengalami anxiety untuk pertama kalinya yang kemudian berujung pada stres, sakit, dan breakdown. Sebagai seseorang yang selalu ceria, happy, dan penuh energi, aku tidak pernah mengalami anxiety dan serangan panik hingga suatu pagi aku terbangun dan menemukan email dan rentetan pesan dari bos. Email dan pesan jelas bukan sesuatu yang baru, apalagi sebagai seseorang yang bertanggung jawab penuh akan konten, kami dituntut untuk selalu aktif 24 jam. Cepat dalam merespon email, kapanpun dan di manapun termasuk saat lagi liburan atau akhir pekan. Selalu waspada dengan apa yang terjadi di industri hiburan dan berita terkini budaya pop. Menghadiri meeting atau conference call dengan tim di kantor New York, London, atau Stockholm larut malam atau pagi-pagi buta pun tidak masalah buatku. Dari awal aku menerima pekerjaan ini, aku sadar betul dengan segala kewajiban dan tanggung jawab walau mereka tidak selalu tertulis hitam di atas putih. Di akhir hari tidak ada pekerjaan atau perusahaan yang sempurna, namun intinya aku mencintai apa yang aku lakukan sehari-hari dan menganggap diriku luar biasa beruntung bisa tumbuh dan bekerja di industri yang aku suka. Lalu aku biasanya berusaha menghibur diri sendiri dengan latihan pole dance, makan malam bersama teman-teman, banyak menulis, dan…menangis semalaman. Melakukan apapun itu untuk membuatku merasa lebih baik, lebih kuat. Dan keesokan harinya aku berjanji untuk bangkit.

12

Aku tidak akan membiarkan rasa ragu dan masalah ini menghentikan langkahku. Aku tetap muncul setiap hari. Dengan semangat, motivasi, mimpi, dan passion yang sama layaknya hari itu adalah hari pertamaku bekerja di kantor. Mantraku adalah tetap melakukan hal yang benar meski tidak ada seorang pun yang melihat. Bekerja keras dan membiarkan hasilnya yang bicara. Aku yang tidak pernah mengalami anxiety atau stres berlebihan di kantor lumayan kaget melihat bagaimana stres bisa mempengaruhi kesehatan dan hidupku. Awalnya aku kesulitan menengok ke kiri, leher dan sepanjang lenganku pun terasa sakit bahkan seperti mati rasa. Kemudian aku mengalami batuk kering yang datang dan pergi. Aku pikir mungkin salah bantal, gejala flu, atau kurang hati-hati saat latihan pole dance. Lantas aku mencoba mengambil beberapa hari off untuk istirahat dan senang karena batuk dan sakit leherku mendadak hilang. Tapi begitu aku kembali ke kantor, anxiety, batuk, dan rasa sakitpun muncul lagi. Pergi pijat pun seperti tidak mengatasi masalah. Ketika aku menyinggung tentang kondisiku yang tidak sekuat biasanya, Benji berpendapat ada kemungkinan penyakit itu muncul karena aku stres. Tidak percaya dengan pendapat Benji, aku mencari informasi lebih tentang efek stres, anxiety, dan breakdown lewat internet. Semua pertanda memang menunjukkan kalau aku stress. Dan jika dibiarkan kelamaan akan berakibat lebih buruk. Aku mencoba menanyakan pada Tuhan apa yang seharusnya aku lakukan. Siang dan malam aku berdoa agar Tuhan memberikanku tanda, petunjuk, apapun itu. Haruskah aku bertahan? Haruskah aku keluar? Adakah hal lain lagi yang bisa aku coba sebelum benar-benar

13

menyerah? Tapi anehnya kali ini aku tidak juga mendapatkan jawaban atau tanda-tanda. Aku belajar bahwa Tuhan mempercayaiku untuk membuat keputusan. Tuhan mengajarkan bahwa ketika aku sudah menunaikan segala tugas dan kewajibanku, misiku telah selesai dan saatnya untuk mendaki gunung yang lebih tinggi lagi. Saatnya untuk melepaskan. Karena seandainya aku memilih untuk bertahan, berpegangan pada sesuatu yang tidak baik lagi hanya akan menyakitiku. Jatuh sakit, stres, tidak bahagia, mengalami breakdown dan anxiety adalah tanda-tanda yang coba Tuhan berikan untukku berani melepaskan sesuatu yang sudah tidak baik lagi. Tapi aku menolak untuk menyadarinya. Lantas aku kembali bertanya apa yang akan terjadi kalau aku berani keluar dari zona nyaman? Apa yang akan terjadi kalau detik ini aku berani melangkah keluar dan fokus membangun diriku sendiri? Aku mencoba menjawab pertanyaan itu dengan menuliskan segala sisi baik dan buruk yang akan terjadi jika aku memutuskan untuk tetap tinggal di zona nyaman versus keluar dan mengejar mimpi. Jawabannya cukup mudah dan sederhana. Zona nyaman mungkin aku tetap punya pekerjaan, tempat tinggal, gaji, tapi apa artinya jika aku tidak belajar apa-apa. Apa artinya kalau aku sakit-sakitan, nggak happy. Toh dengan keadaan yang sekarang, terus terang aku tidak bisa lagi membayangkan diriku berlama-lama di sini. Sementara kalau aku berani keluar dan fokus membangun diriku sendiri, kemungkinan terbesarnya aku akan mendapatkan kesempatan yang jauh lebih baik. Bertemu dengan orang baru, pergi ke tempat baru yang menginspirasi, punya kesempatan untuk memulai dan mengejar mimpi-mimpi yang sempat tertunda. Oke mungkin aku juga akan gagal, jatuh, entah untuk berapa lama tapi yang penting dalam proses ini aku tahu aku memilih diriku sendiri. Toh ini bukan kali

14

pertamanya aku keluar pekerjaan atau keluar dari zona nyaman. Dari pengalaman yang sudah-sudah, Tuhan selalu menjaga dan menuntun setiap langkahku. Membawaku ke tempat yang lebih baik. Meski prosesnya tidak selalu mulus dan indah, namun hidup selalu membuktikan semuanya akan baik-baik saja. Rejeki tidak ke mana. Jalan yang kelihatannya susah, penuh cobaan, seringkali akan membawa kita ke tempat yang indah. Maka kali ini pun aku memutuskan untuk menomorsatukan kebahagiaan, kesehatan, dan menjaga diri sendiri. Apapun yang mempengaruhi kesehatanku, mengganggu kedamaian hati dan pikiran tidak baik untuk dipertahankan. Lagipula dalam hati aku tahu aku sudah mencoba dan selalu memberikan yang terbaik. Dan itu cukup, lebih dari cukup. “Gimana? Ibu bos bilang apa?”tanya Benjamin mengusik lamunanku. “Nggak banyak. Katanya mau diskusi dulu sama tim HR terus nanti kita lanjut ngobrol lagi kapan hari terakhirku di sini.”jawabku singkat. “Lega?” “Oh banget. Nggak nyangka aja bakal terjadi secepat ini, tapi lebih cepat lebih baik. Yang penting sekarang aku mesti fokus dulu sama diriku sendiri.” “Ok. Aku sama Kanchi ada rencana mau makan malam bareng abis kantor, kamu mau ikut?” “Hmm, kayaknya malam ini nggak dulu deh. Tapi pasti aku kabarin kalau tiba-tiba aku berubah pikiran.”

15

Benjamin adalah salah satu teman terdekatku di Singapura. Di kantor ini, dia juga menjabat sebagai kepala bagian komunikasi untuk seluruh Asia. Dari hari pertama aku banyak belajar dan pastinya sangat mengagumi kepribadian maupun cara kerjanya. Bukan saja sosok yang kreatif, pekerja keras dan profesional, Ben juga sangat positif, sabar, rendah hati dan banyak memberiku saran dan kritik membangun. Belakangan aku banyak berdiskusi dengannya sebelum aku memutuskan untuk menulis surat pengunduran diri. Di saat seperti ini aku bersyukur bisa memiliki dukungan dari teman-teman terbaik, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Malah jauh lebih baik. Hari itu untuk pertama kalinya aku meninggalkan kantor dua jam lebih awal. Langkahku jauh lebih ringan, aku bahkan tidak menoleh lagi ke belakang. Inikah artinya aku membuat keputusan yang tepat? Siapa sangka gara-gara pekerjaan aja bisa bikin orang stres dan nggak bisa tidur berhari-hari? Keluar dari pekerjaan kenyataannya tidak selalu mudah. Aku sadar betapa beruntungnya diriku bisa meninggalkan pekerjaan dan lingkungan yang tidak lagi membuatku bahagia. Sementara di luar sana ada banyak orang yang mungkin tidak bahagia dengan apa yang mereka lakukan tapi tidak bisa keluar dari pekerjaannya begitu saja. Mungkin mereka punya keluarga, harus membayar sewa rumah, uang sekolah anak, makan, dsb. Dalam situasiku, aku masih single ( and happy ), tidak memiliki tanggungan hidup, dan untungnya punya tabungan yang lebih dari cukup. Kini dengan kebebasan, ruang, dan waktu yang aku miliki, aku ingin mengejar mimpi dan fokus membangun diri sendiri.

16

Pekerjaan memang penting untuk membiayai hidup. Kalau kita cukup beruntung, kita bisa memiliki karir yang benar-benar kita suka dan bekerja pun tidak terasa berat karena kita menikmati setiap detiknya. Namun aku juga percaya seperti hal lainnya dalam hidup, pekerjaan itu datang dan pergi. Siapa kita sebenarnya tidak ditentukan oleh pekerjaan atau posisi yang kita pegang sehari-hari. Di akhir hari siapakah kita saat tidak ada seorang pun di sekitar? Apa yang membuat hati kita benar-benar bahagia? Aku tidak ingin hanya menjadi editor musik, pemandu wisata, atau apapun jabatan lainnya. Aku ingin jadi seorang perempuan yang penuh warna dan kehidupan, selalu berkembang dan terus mengejutkan diriku sendiri. Mungkin menulis buku, membuat film dokumenter, memproduksi podcast, tampil di atas panggung lagi, jadi pembawa acara televisi atau menjalankan bisnis sendiri. Aku percaya akan adanya potensi diri yang tak terbatas dan manusia selalu bisa bereksplorasi, menemukan dirinya lagi dan lagi. Bahwa kita ada di dunia ini tidak untuk sekedar mengambil dan bermain peran yang kecil dan puas hanya dengan menjadi rata-rata. Tapi menyadari bahwa setiap manusia itu unik, memiliki potensi yang besar, dan berhak mendapatkan yang terbaik. Asalkan kita berani berubah, mengambil resiko, dan berkomitmen untuk tidak pernah berhenti belajar. Termasuk jujur dengan diri sendiri akan perubahan apa saja yang harus kita lakukan untuk tetap berkembang. Tidak semua orang berani mengambil resiko dan mau mengambil jalan yang sulit. Tidak banyak yang mau menghabiskan waktu berjam-jam mendalami sesuatu yang baru dan mengalami jatuh bangun lagi. Namun setiap pilihan yang kita ambil datang dengan konsekuensinya masing-masing. Tidak mau berubah atau takut mengambil resiko ya hidup jadinya datar gitu-gitu aja dan kita berhenti berkembang

17

atau…mau berubah, mau bersusah payah dan kita tidak akan pernah tahu sejauh mana hidup akan membawa kita. Di apartment sambil menyiapkan makan malam, aku menarik nafas panjang. Saatnya untuk memikirkan langkahku selanjutnya. Inilah hal yang paling menarik dari proses memulai kembali. Mengingat lagi hal-hal apa saja yang sudah lama kita ingin lakukan atau impikan tapi belum sempat kita kejar. Kalau nggak sekarang, kapan lagi? Layaknya seniman yang akan berkarya lagi, di depannya ada sebuah kanvas putih bersih. Dia punya segala kebebasan dalam berkarya, mulai dari warna, teknik melukis, hingga cerita yang ia ingin sampaikan. Ada ketidak pastian, ada juga banyak kejutan kecil dan besar yang menanti. Yang membuat hidup layak dijalani. Hal pertama yang terbesit dipikiranku setelah resmi nganggur nanti adalah aku ingin travel lagi. Aku ingin melihat dunia, kembali belajar dan mengambil inspirasi dari orang-orang baru, di tempat baru. Kalau beberapa bulan terakhir aku merasa ruang gerakku sangat terbatas untuk mengekspresikan diri dan berkreasi, maka setelah ini aku ingin berkarya lagi lewat tulisan, seni fotografi, podcast, video…tanpa batasan atau peraturan apapun. Ada yang bilang, pergilah melihat dunia untuk merayakan hidup, melupakan kejadian buruk, memulai lagi dan menjadikan mimpimu kenyataan. Aku merasa sangat beruntung betapa traveling melihat dunia sejak 8 tahun lalu banyak membantuku. Tidak saja untuk menemukan sisi lain diriku yang tidak pernah kuketahui sebelumnya, tapi juga membukakan pintu kesempatan yang tidak pernah kusangka bisa menjadi milikku. Dari kecil aku selalu bermimpi untuk melihat dunia. Selalu penasaran seperti apa hidup di luar sana. Berhubung saat itu

18

keluargaku tidak punya banyak uang untuk mengirimku sekolah ke luar negeri, maka dari kecil Mama selalu menanamkan betapa pentingnya bekerja keras, bermimpi besar dan banyak bersyukur. Apapun yang kita inginkan, selama kita mau berusaha, banyak bersyukur dan sabar, ditambah sikap positif pasti alam semesta akan menunjukkan jalannya. Kadang kita harus mencoba berulang kali. Mau melakukan hal yang sulit dan mendedikasikan waktu juga tenaga untuk memperbaiki diri dan hasil karya di mana tidak semua orang mau melakukannya agar kita bisa sampai di tujuan di mana tidak semua orang juga bisa ke sana. Mama mengingatkan sukses itu tidak bisa terjadi dalam waktu singkat atau semalam. Kalau terjadi dalam waktu semalam, ya biasanya manusia tidak menghargai apa yang didapatkannya karena dia tahu dia bisa mendapatkan hal tersebut dengan mudah. Bahkan Tuhan dan alam semesta pun bekerja keras. Percaya pada proses. Percaya pada perjalanan, rencana hidup dan waktu yang ditentukanNya. Percaya pada mimpi dan diri sendiri. Tidak perlu terburu-buru, nikmati apa yang ada sekarang. Bahwa segala sesuatu itu terjadi karena suatu alasan, biasanya untuk mengajarkan kita supaya di kedepannya kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sebelum tidur aku menyempatkan diri membuka buku harian. Menatap sekilas kertas putih yang kosong, aku sadar hidup itu ya seperti membaca buku. Ada bagian senang, susah. Ada kalanya kita harus menutup satu bagian dan lanjut membuka halaman baru. Untuk menulis bab baru dalam sebuah buku atau hidup itu seperti melangkah ke tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Ada misteri, ketidakpastian, kejutan,

19

serangkaian pelajaran. Menatap halaman kosong kadang menakutkan karena kita tidak tahu harus menulis apa. Tapi bagian seru dari membuka halaman baru adalah kita dapat menulis apapun yang kita inginkan. Bebas berimajinasi, menuangkan segala ide, kreatifitas, harapan, lengkap dengan plot, pemeran pembantu, bahkan akhir yang indah. Aku ingin memastikan kali ini aku akan melakukan hal-hal yang sudah lama aku impikan. Tanpa rasa takut atau ragu. Hanya merayakan kebebasan dan memanfaatkan waktu yang aku punya untuk mencari hidup, berkarya dan melihat sejauh apa kali ini aku bisa melangkah. Aku mulai menuliskan kota dan negara yang ingin aku kunjungi. Hawaii, Los Angeles lalu ke Eropa. Sudah lama aku ingin tur keliling Scandinavia, dimulai dari Stockholm lanjut ke Norway, Denmark, kalau ada kesempatan mungkin mampir juga di Finlandia. Aku juga ingin mengunjungi Spanyol, Belgia, Praha, Austria, Portugal, Bhutan, Sumba…dan mungkin Amerika Selatan? Ooh ada banyak sekali tempat yang ingin aku kunjungi dan pastinya mimpi-mimpi yang belum kesampaian. Menulis buku, menggelar pagelaran fotografi, memproduksi podcast, bikin film dokumenter pendek, belajar menulis skenario film. Tiba-tiba terpikirkan olehku untuk sekolah lagi. Sudah lama aku ingin pindah ke sebuah kota kecil di Prancis dan belajar bahasa asing. Setelah beberapa tahun tinggal di kota besar, aku ingin berganti suasana pindah ke kota kecil yang mungkin dekat dengan laut atau gunung. Membayangkan punya rutinitas dan hidup baru membuatku makin yakin hidup baru saja dimulai. Melepaskan sesuatu yang awalnya berat dan menakutkan malah kini menjanjikan banyak kesempatan baru. Jadi

20

ingat tahun lalu saat merayakan ulang tahun ke-29 di Cape Town, Afrika Selatan sempat terpikirkan apa yang ingin aku lakukan menyambut umur tiga puluh. Berbeda dengan kebanyakan temanku yang tidak siap menginjak kepala tiga, aku malah excited bukan main untuk mengakhiri umur dua puluhan. Aku merasa sangat bersyukur bagaimana sepuluh tahun belakangan hidup memberiku kesempatan untuk tumbuh dan melakukan hal-hal yang aku suka. Ada banyak mimpi yang menjadi kenyataan; mulai dari traveling, tinggal di beberapa negara, punya pekerjaan seru, hingga bertemu tidak sedikit orang-orang yang menginspirasiku. Bicara tentang umur tiga puluh, Benji selalu bilang bagaimana ia sangat menikmati umur tiga puluhan. Walau ia juga tidak memungkiri semakin bertambahnya umur, hidup pun semakin tidak mudah namun kita pun bertambah kuat. Penasaran apa yang hidup sudah persiapkan untukku di umur tiga puluh. Dalam hati aku berbisik kayaknya seru juga kalau bisa merayakan ulang tahun yang ke-30 dengan traveling setahun penuh. Entah kebetulan atau memang sudah digariskan, akhir tahun lalu aku membeli tiket pesawat sekali jalan ke Hawaii dengan tanggal keberangkatan 1 September 2018. Karena harga tiketnya yang murah maka aku tidak berpikir dua kali dan langsung beli. Siapa sangka tanggal 1 September akan menjadi akhir petualanganku di Singapura sekaligus awal yang baru. Hari-hari terakhir di kantor berjalan begitu cepat. Aku setuju untuk menghabiskan tiga bulan terakhir dengan serah terima jabatan dan mengabarkan partner di luar kantor tentang pengunduran diri. Tidak mudah untuk mengucapkan selamat tinggal apalagi pada orang-orang yang sudah mengajarkanku banyak hal. Tapi begitulah

21

hidup, tidak ada yang abadi. Ada pertemuan dan perpisahan. Pekerjaan pun bisa datang dan pergi. Kau tahu kau telah membuat keputusan yang tepat ketika kau tidak tertarik lagi menengok ke masa lalu. Tidak juga berharap seandainya keadaan berbeda. Satu-satunya yang kau inginkan hanyalah tetap melangkah maju. Aku merasa siap untuk menutup babak ini dan excited membuka lembaran baru. Hanya aku dan sebuah koper penuh mimpi, untuk kesekian kalinya melangkah ke dalam ketidakpastian. Penasaran ke mana hidup akan membawa kami kali ini. Terbang ke Hawaii dan melihat apa saja yang hidup sudah persiapkan untukku. Travel untuk merayakan hidup, menjadikan mimpi kenyataan. Dari satu kota ke kota yang lain, dari satu bandara ke bandara yang lain. Lagi-lagi aku bisa melihat ada dunia penuh dengan warna dan kesempatan tak terbatas menantiku di luar sana. Menjanjikan kemungkinan, pelajaran, ruang untuk tumbuh berkembang, dan mimpi-mimpi yang akan menjadi kenyataan. Banyak yang bertanya apa langkahku selanjutnya setelah resmi keluar. Ketika aku jawab aku akan traveling, mereka seolah tidak percaya dan kembali menanyakan apa yang akan lakukan setelah selesai traveling. Ada yang bertanya tidakkah aku ingin menetap dan hidup normal? Menikah dan berkeluarga? Bekerja seperti perempuan berusia 30 pada umumnya? Aku jawab tentu saja suatu saat nanti aku akan kembali bekerja dan menikah kalau sudah bertemu pria yang tepat. Namun aku tidak buru-buru. Aku masih muda dan untuk pertama kalinya aku tidak ingin mencoba mengontrol hidup. Aku percaya rejeki dan jodoh itu sudah ada yang mengatur. Sementara bagaimana kita menentukan jalan hidup sendiri, mau maju atau hidupnya

22

gitu-gitu saja semuanya balik lagi ke pribadi masing-masing. Aku selalu menanamkan growth over comfort atau memilih untuk terus berkembang ketimbang tinggal di zona nyaman. Memprioritaskan kebahagiaan dan kesehatan mental juga fisik di atas apapun, termasuk perihal uang. Aku pernah bekerja di salah satu perusahaan besar dengan gaji yang besar namun di akhir hari aku merasa tidak belajar apa-apa. Tidak berkembang bahkan tidak bahagia dengan cara beberapa orang memperlakukanku. Lantas aku pernah juga bekerja di perusahaan kecil, gajinya kecil, tapi setiap hari aku belajar banyak hal. Aku merasa dipercaya, dihargai, dihormati. Manajerku memberiku tantangan, kesempatan untuk mencoba hal baru, ruang tumbuh dan projek menarik. Di akhir hari, meski lelah luar biasa setelah bekerja keras seharian namun aku merasa puas sudah mencapai sesuatu. Setidaknya aku tahu hari itu aku melakukan sesuatu yang berarti, untuk orang lain dan diriku sendiri. Hatiku penuh. Yang aku tahu setelah ini aku akan mengambil rehat dari dunia korporat dan memaksimalkan kebebasan yang aku miliki untuk berkreasi lagi sambil melihat dunia. Memprioritaskan diri sendiri dan melakukan hal-hal yang sudah lama ingin aku lakukan. Saat aku memberitahu Mama tentang rencanaku, seperti biasa Mama selalu mendukung. Kata Mama, tidak apa-apa untuk menjalani hidup berbeda yang tidak semua orang mengerti. Setiap orang berhak menentukan jalannya masing-masing. Selama apa yang kita lakukan terasa benar, membuat kita bahagia, kita juga tidak merugikan orang lain, maka hal itu cukup dan kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar pada orang lain. Orang lain boleh berpendapat tapi di akhir hari hanya kita yang paling tahu apa yang terbaik untuk diri kita. Mungkin kali ini perjalanan yang akan kutempuh bukan tentang karir, cinta, atau orang lain, tapi

23

benar-benar tentang diriku sendiri. Bagaimana menemukan potensi yang lebih baik. Dan itu tidak egois. Tidak semua orang punya kesempatan dan waktu untuk melihat dunia dan melakukan apa yang mereka suka, maka selagi aku punya kesempatan…manfaatkanlah dan nikmati waktu. Aku tidak percaya sebentar lagi aku akan mengakhiri bagian hidupku di Singapura dan memulai petualangan baru. Dari awal aku pindah ke Singapura, Amerika Serikat, atau tempat lainnya aku selalu mengingatkan diri sendiri di dunia ini tidak ada yang abadi. Nikmati waktu karena kita tidak akan pernah tahu kapan sesuatu harus berakhir. Tadinya aku hanya berencana tinggal di Singapura selama setahun. Tapi di luar dugaan dalam dua tahun belakangan pekerjaanku memberikan banyak sekali tantangan, di samping itu aku juga menemukan teman dan keluarga baru. Banyak yang bertanya apakah aku berencana menetap dalam waktu lama di negara ini, jawabannya aku tidak tahu. Singapura memang nyaman, tapi aku juga masih ingin merasakan tinggal di negara lain. Sejak aku meninggalkan rumah orangtuaku di Jakarta lebih dari sepuluh tahun yang lalu, aku masih belum menemukan tempat yang benar-benar terasa seperti rumah sendiri. Definisiku tentang rumah pun berubah. Rumah bagiku bukan lagi tentang bangunan atau kota kelahiran, tapi rumah kini bisa jadi orang-orang yang aku temui dalam perjalanan. Aku menemukan rumah hampir di setiap kota dan negara yang pernah aku kunjungi. Dari Afrika Selatan hingga Kamboja, dari Peru hingga Sumba. Bahkan di tempat terasing pun, aku bahagia bisa menemukan kehangatan dan rasa familiar lewat senyum, kebaikan seseorang, makanan, perbedaan budaya.

24

Sempat terbesit di pikiranku - di usia yang hampir menginjak kepala tiga, apa sudah terlambat bagiku untuk memulai lagi. Untuk belajar bahasa asing, traveling lagi, mungkin menulis buku atau mendalami seni fotografi…apapun itu, judulnya mencari hidup. Jawabannya, kita tidak pernah terlambat untuk menjadi pemula. Tidak pernah terlambat untuk belajar hal baru, melakukan hal sulit, menjadikan diri sendiri sebagai prioritas utama. Tidak pernah terlambat untuk berpikiran positif dan mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baru yang sehat. Tidak pernah terlambat untuk mendukung orang lain dan berhenti overthinking. Tidak pernah terlambat untuk menikmati waktu yang kita miliki sekarang dan mengatakan pada orang-orang terdekat bahwa kita mencintai mereka. Tidak pernah terlambat untuk meninggalkan hubungan yang tidak sehat, orang-orang yang negatif, dan belajar mencintai diri sendiri lebih baik lagi. Kita tidak pernah terlambat untuk mulai berinvestasi membangun diri dan memulai lagi. Kita bisa mengubah cara kita berpikir tentang diri sendiri dan cerita hidup yang kita jalani. Kenyataannya di dunia ini tidak ada yang abadi dan satu-satunya yang konstan dalam hidup adalah perubahan. Orang, pekerjaan, masalah, musim, ketakutan, sukses dan masih banyak hal lagi berubah, datang dan pergi. Matahari terbit dan tenggelam mengingatkan kita akan akhir dan permulaan baru. Walau saat ini segala sesuatunya kelihatan kabur dan tidak pasti, hari-hari yang lebih baik akan segera datang. Sama seperti kupu-kupu, kita pun melalui fase metamorfosis yang panjang. Memiliki pemikiran berkembang adalah salah satu cara yang baik untuk meningkatkan ketekunan dan motivasi. Memahami bahwa kemampuan yang kita miliki

25

datang dari komitmen kita untuk setiap hari belajar dan berkembang untuk satu persen menjadi lebih baik dari kemarin. How to reinvent yourself? Bagaimana caranya menciptakan dirimu kembali? Aku selalu tahu saatnya untuk berubah dan menciptakan diriku kembali ketika aku merasa ada sesuatu yang salah dan harus diubah dalam hidupku. Mungkin saat aku mulai bosan atau terjebak dengan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari yang itu-itu saja. Saat aku sadar aku berhenti berkembang, tidak lagi menghasilkan progres atau belajar sesuatu. Hidup pun tidak sewarna-warni biasanya dan aku terbangun menemukan diriku ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Aku melihat ‘reinvent yourself’ atau menciptakan kembali diri sendiri sebagai proses tumbuh berkembang dan perjalanan untuk menemukan versi yang lebih baik lagi dari diri seseorang. Kenapa manusia harus me-reinvent ulang dirinya? Karena setiap manusia itu unik, spesial, dan punya potensi besar dalam dirinya. Namun kita tidak akan pernah tahu potensi apa saja yang ada dalam diri hingga kita memutuskan untuk melakukan perubahan dan konsisten untuk membangun diri sendiri. Kau hanya akan belajar hal baru tentang dirimu sendiri ketika kau melakukan hal baru dengan dirimu. Untuk mengubah hidup dan menciptakan versi yang lebih baik dari diri sendiri, kau harus memulainya dengan mengubah dirimu sendiri. Kau mesti siap untuk mengubah arah hidup dan membuat banyak pilihan atau keputusan yang tidak selalu mudah. Keluar dari zona nyaman dan melemparkan diri sendiri pada ketidakpastian, menerima bahwa hidup tidak akan selalu nyaman atau berjalan

26

sesuai rencana memang menakutkan. Istilahnya hidup sudah susah, ngapain mengambil resiko dan membuat hidup jauh lebih susah lagi? Ngapain harus mulai dari awal lagi kalau apa yang kita punya sekarang cukup? Kita tidak ingin mengambil resiko dengan mengejar mimpi yang ujung-ujungnya hanya berakhir dengan kegagalan. Lebih baik menerima apa yang kita punya saat ini apa adanya tanpa mengambil resiko dengan kehilangan semuanya. Wajar dan tidak ada salahnya sebagai manusia untuk menginginkan stabilitas hidup. Walaupun kita juga mendambakan sesuatu yang baru, petualangan yang besar, dan kesempatan menarik. Kita hanya ingin memastikan semuanya aman, bisa hidup layak, punya tempat tinggal, dan pemasukan yang tetap. Kita menolak untuk berubah karena takut melangkah ke dalam ketidakpastian. Takut kehilangan sesuatu dan mesti memulai dari awal lagi. Walau mungkin saat ini kita tidak bahagia dengan apa yang kita punya, namun dengan bertahan di situasi yang sama setidaknya kita tahu apa yang kita dapatkan. Tidak ada resiko gagal atau ditolak, tidak ada masalah baru atau kejutan apapun. Aman. Contohnya aku tahu beberapa temanku yang merasa terjebak dengan pekerjaan dan rutinitas yang itu-itu saja dan diam-diam mendambakan karir baru. Namun mereka tidak berani melakukan perubahan apapun karena takut gagal atau ditolak. Merasa tidak percaya diri dan sudah terlambat untuk mencoba sesuatu yang baru. Bagi mereka hidup sudah cukup berat. Mengambil resiko sama saja dengan mengundang masalah baru. Lebih mudah bagi kita untuk pura-pura seakan semuanya baik-baik saja, malas-malasan dan menghabiskan waktu di media sosial ketimbang mulai mengejar apa yang kita inginkan. Kita

27

terbiasa dengan kebiasaan hidup tertentu, walau tidak selalu ideal. Masuk kerja pagi pulang malam, makan, nonton TV, istirahat lalu besoknya bangun pagi lagi dan mengulang rutinitas yang sama. Tapi kalau kita berani mengambil resiko dan membuat perubahan, sekecil apapun itu, kita seolah membuka pintu dan melemparkan diri pada ketidakpastian. Tidak ada yang bisa memastikan masalah apa yang akan datang, skenario terburuk, apa yang akan terjadi di tempat baru dengan orang-orang baru. Belum lagi ada resiko gagal dan ditolak. Semuanya serba buram. Tapi dengan segala keputusan dan pilihan yang kau ambil, kau tidak akan pernah tahu sejauh apa kau bisa melangkah. Kesempatan dan kemungkinan besar apa saja yang menantimu di luar sana. Kalau kau tidak yakin dari mana kau harus memulai menciptakan dirimu kembali, kau selalu bisa memulainya dengan hal yang paling sederhana. Seperti pelan-pelan membangun pola hidup sehat, mulai berolahraga dan mengurangi kebiasaan buruk. Mulai declutter barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi atau menjadi tenaga sukarelawan untuk membantu sesama. Kau juga bisa belajar bahasa asing, mulai melukis lagi, bahkan memasak dengan apapun yang kau miliki di dapur. Intinya berani mencoba kemampuan baru yang belum pernah kau pelajari sebelumnya. Berani berkarya tidak peduli sekecil apapun dengan apa yang kau punya meskipun kau tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan atau ke mana proyek kecil tersebut akan membawamu. Tidak tahu siapa yang akan membaca dan melihat karya-karya tersebut. Bisa jadi sukses, bisa jadi hanya sebatas hobi, atau malah batu loncatan yang akan membawamu pada kesempatan besar lainnya. Begitulah sisi indahnya dari proses pertumbuhan dan ketidakpastian. Namun selama kita melakukannya dengan sepenuh hati, cinta, dan niat baik – maka hal itu lebih dari cukup.

28

Bersiaplah untuk memulai dari awal lagi. Layaknya seorang penulis yang baru saja akan memulai menulis buku terbarunya atau pelukis yang kini sedang menatap kanvas putih kosong dengan kuas di tangan. Awalnya mungkin sulit dan tidak nyaman, tapi setelah itu kau akan menemukan dirimu tumbuh lebih baik dan lebih kuat dari sebelumnya. Perubahan mungkin tidak selalu indah dan gampang, kadang pun aku menemukan diriku tidak tahu pasti apa yang sedang terjadi dalam hidupku namun begitulah cara kita tumbuh. Kita tidak akan pernah menjadi orang dengan pemikiran yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Jangan takut untuk gagal. Kesuksesan datang dari kegagalan dan kemauan untuk bangkit. Keinginan yang besar untuk mewujudkan mimpi dan tidak membiarkan kegagalan untuk menghentikan kita. Tanpa kegagalan, kita tidak akan termotivasi untuk bangkit. Kau harus bisa mengubah sudut pandangmu tentang kegagalan sebagai pelajaran, feedback, sesuatu yang menjagamu dari hal yang tidak baik dan malah mengarahkan ke tempat atau kesempatan yang lebih baik. Saat gagal dan kepikiran untuk menyerah, ingat kembali alasan kenapa kau memulai semua ini? Dengan mengambil resiko dan keluar dari zona nyaman, kita belajar untuk menghadapi situasi sulit dan berani untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Kita belajar untuk beradaptasi, membuka diri, dan langkah apa saja yang harus diambil untuk tetap melangkah ke arah yang benar demi mencapai tujuan. Ada kemungkinan kita akan ditolak, gagal, bahkan kehilangan semua yang kita miliki dan harus mulai dari awal lagi. Tidak ada yang bisa menjamin kesuksesan kita di masa depan. Karena itu tidak semua orang mau

29

mengambil resiko dan memilih bermain aman dalam tempat yang mereka rasa familiar. Mereka memutuskan apa yang mereka miliki sudah cukup sehingga merasa tidak lagi harus untuk mencoba sesuatu yang baru atau meraih sesuatu yang lebih. Menghiraukan nyatanya ada potensi besar menanti dalam diri sendiri, ada kesempatan besar dan indah menunggu di luar sana. Meski serba tidak pasti dan menakutkan untuk meninggalkan kebiasaan lama, kadang-kadang perubahan adalah jawabannya. Perubahan adalah satu-satunya cara untuk tumbuh, berevolusi, dan menjadi lebih baik lagi. Berjalan di jalur yang sama tidak akan membawa kita ke tempat yang lebih baik. Tapi keberanian untuk berjalan dan menciptakan jalan sendiri lah yang membuat kita berbeda dan membawa kita pada kesempatan besar yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Kau tumbuh dan berkembang pesat adalah bagian dari proses metamorfosis. Kau berjalan menuju tempat yang indah dengan segala kesempatan besar menanti di sana. Proses menciptakan diri sendiri sama halnya dengan proses tumbuh berkembang seorang manusia. Tidak akan pernah berhenti. Kau bisa menciptakan dan terus membangun dirimu sendiri, lagi dan lagi. Terus menerus. Selama kita masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini, maka selama itulah kita akan terus melalui perubahan. 1. Menulis jurnal harian

Kau bisa memulai dengan menulis jurnal harian, baik lewat perangkat elektronik atau buku. Menulis jurnal harian tidak saja baik untuk melatih fokus dan disiplin, tapi juga tempat yang aman untukmu merenung dan

30

menuangkan apa saja yang kau rasakan. Mulai dari ide, segala pemikiran, apa saja yang sudah kau capai, hingga hal-hal yang ingin kau lakukan. Kau juga bisa menuliskan tujuan dan rencana hidupmu selanjutnya dengan langkah-langkah kecil yang akan kau ambil. Kau bebas menulis apapun dalam jurnal harianmu. Tidak ada peraturan sama sekali. Di saat kita tidak bisa selalu menumpahkan perasaan dan cerita apa saja yang sudah kita lewati pada orang lain, menulis jurnal harian bisa menjadi proses terapi untuk jujur dan lebih terbuka pada diri sendiri. Mungkin kau baru saja putus atau patah hati dan tidak yakin bagaimana caranya bisa melupakan sang mantan, dengan menulis kau memberikan dirimu kesempatan untuk berani jujur dan terbuka tentang apa saja yang kau rasakan. Kecewa, terluka, kangen, sakit hati, dan harapan untuk suatu hari lagi bisa bertemu seseorang yang lebih baik lagi. Atau, kau menemukan dirimu terjebak dalam rutinitas pekerjaan dan diam-diam ingin mengejar mimpi membuka usaha sendiri. Menuliskan apa yang membuatmu tidak bahagia di kantor, kendala dan tantangan yang kini kau hadapi, juga rencana ke depan bisa membantumu menjernihkan pikiran dan menentukan langkah selanjutnya.

Sudah lebih dari 6 tahun ini aku punya ritual kecil sebelum tidur yaitu menuliskan apa saja yang sudah terjadi hari itu dan hal-hal yang aku syukuri. Perasaan, pertanyaan, hal-hal yang aku syukuri, mimpi, tempat yang ingin aku kunjungi, hal-hal yang sudah lama ingin aku lakukan tapi belum sempat. Di buku ini, ada banyak imajinasi yang menjadi kenyataan. Pikiran positif, hal-hal penting yang kupelajari dari hidup dan

31

8 tahun tinggal sendiri di negeri orang. Ada cerita patah hati, gagal, hingga bangkit lagi. Ada cerita sedih dan senang, kalah dan menang. Ada harapan. Ada doa. Ada ratusan alasan kenapa aku harus bersyukur, mulai dari punya mata, kaki yang kuat, jantung yang masih berdetak, rambut, selalu sehat dan punya lebih dari cukup. Sampai hari ini pun aku masih bertanya bagaimana aku bisa seberuntung ini. Bagaimana hal yang awalnya terasa mustahil dan tidak terjangkau bisa jadi milikku. Bagaimana hati yang sudah berkali-kali remuk ini malah tumbuh semakin kuat setiap harinya. Walau ada hari-hari di mana tidak banyak hal menarik terjadi, aku tetap mencoba untuk setidaknya menyisihkan 15 menit sebelum tidur untuk bersyukur. Dengan rutin menuliskan setiap progres dan perasaanmu setidaknya 15 menit setiap hari, kau bisa memonitor seberapa jauh perkembanganmu, menemukan solusi, dan tentu saja mendapatkan pelajaran baru dalam hidup. Menulis juga bisa membuat seseorang jauh lebih tenang, damai, makin kreatif, dan kerap memberikan harapan juga membangkitkan semangat.

2. Merencanakan langkah selanjutnya Butuh perencanaan, pengorbanan, komitmen dan konsistensi untuk menciptakan dirimu kembali. Kau harus berani melepaskan hal-hal yang sudah tidak baik lagi dan menantang diri sendiri untuk melakukan hal sulit, berat, tidak nyaman – sesuatu yang tidak semua orang mau lakukan. Kau juga mesti siap meninggalkan kebiasaan buruk, segala rutinitas, orang-orang, peran, termasuk tempat yang tidak lagi mendukung

32

perkembanganmu. Ingat bahwa kau berhak untuk tumbuh dan mendapatkan yang terbaik dalam hidup. Tuliskan semua rencanamu. Mungkin hidupmu tidak akan langsung berubah total dalam waktu semalam, tapi ketika kau memutuskan untuk menuliskan segala goal, mimpi, dan rencana jangka panjang atau pendek – itu artinya kau cukup serius untuk berubah dan siap mengambil langkah pertama. Dalam hati kau yakin apa yang kau inginkan bisa jadi kenyataan. Saat kita berkomitmen untuk berubah, hidup pelan-pelan mulai kelihatan berbeda. Dengan niat dan tujuan yang jelas kenapa kita ingin berubah, perlahan kita mulai berhenti menakutkan apa yang akan terjadi. Sebaliknya kita justru menemukan keberanian lebih untuk terus mencoba, mengambil resiko, mengetuk pintu…Terus kenapa kalau gagal? Yang penting kita sudah mencoba dan belajar. Punya rasa takut itu normal dan wajar. Namanya juga manusia. Memasuki tempat baru atau menghadapi perubahan sekecil apapun kadang kala menakutkan. Tapi kalau kita menolak untuk mengambil aksi dari awal, maka kita akan selalu berada di posisi yang sama. Mungkin kita tidak gagal, tapi kita juga tidak belajar. Tidak tumbuh. Satu-satunya cara untuk membuktikan pada diri sendiri bahwa kita benar-benar berkomitmen untuk berubah menjadi lebih baik adalah berani mengambil langkah awal. Pelan-pelan. Sedikit demi sedikit setiap hari. Aksi yang kita lakukan sehari-hari akan menciptakan momentum yang pada akhirnya akan membawa perubahan besar. Kita mungkin tidak bisa langsung mengubah dunia tapi kita bisa pelan-pelan mengubah diri sendiri dan menjadikan dunia di sekitar kita lebih baik. Dengan membangun

33

cara pandang bahwa perubahan itu dimulai dari diri sendiri, kita sadar bahwa kita punya kekuatan untuk menentukan bagaimana kita membuat perbedaan dalam hidup. Menjadi lebih baik dari kemarin, lebih buruk, atau tetap di jalur yang sama..

3. Mempelajari apa saja kelebihan dan kekuranganmu

Banyak mengobrol dengan diri sendiri untuk mempelajari lebih jauh apa saja kekurangan dan kelebihanmu. Apa yang membuatmu benar-benar merasa hidup dan bahagia. Mungkin kau suka bertemu orang baru dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Atau, kau suka membuat konten menarik lewat kamera dan ingin mempelajari lebih dalam tentang sinematografi. Jangan remehkan rasa penasaran dan ide-ide yang kerap muncul di kepalamu. Kau tidak akan pernah tahu ke mana mereka akan membawamu kalau kau memberikan dirimu kesempatan untuk mencoba.

4. Memulai hal baru Bagian besar dari menciptakan atau membangun diri sendiri adalah keberanian mencoba hal baru. Hal yang terasa tidak familiar sama sekali. Sesuatu yang sulit dan benar-benar di luar zona nyamanmu. Ada banyak ide mulai dari belajar bahasa asing, bikin podcast, bisnis kecil-kecilan, menulis buku, belajar fotografi, ikutan kursus masak, kursus digital marketing online, belajar main musik, yoga, pole dance, bahkan travel sendirian. Untuk mencoba hal baru pun tidak selalu harus mengeluarkan biaya. Dengan kemudahan

34

mengakses informasi lewat internet, banyak yang menawarkan kursus dan pelatihan gratis. Bahkan kalau kau tidak tahu harus mulai dari mana, merasa belum menemukan passionmu – tidak ada salahnya untuk membuka pikiran dan mencoba hal baru. Dengan memberikan dirimu kesempatan untuk mencoba sesuatu yang belum pernah kau lakukan sebelumnya, kau membiarkan dirimu tumbuh. Selain itu, kau juga turut menarik orang dan kesempatan menarik lainnya untuk menemukanmu.

5. Komitmen dan konsistensi Hal tersulit dari proses menciptakan kembali diri sendiri adalah menjaga komitmen dan konsistensi. Tidak semua orang mau bekerja keras, melakukan riset, tetap konsisten membuat progres setiap hari. Awalnya mungkin semangat tapi lama-lama setelah mengalami kegagalan, ditolak sana-sini, dan progres yang terasa lamban – akan mudah untuk meragukan diri sendiri. Belum lagi kalau rasa malas menyerang. Bermain media sosial atau nonton televisi pun terasa lebih menyenangkan ketimbang menghabiskan waktu di gym atau menyelesaikan proyek. Namun komitmen dan konsistensi inilah yang akan menentukan siapa kita dan sejauh apa kita bisa melangkah. Apakah kita tipe orang yang gampang menyerah? Yang tidak pernah menyelesaikan sesuatu yang sudah kita mulai? Atau pekerja keras yang memang suka belajar baru dan bersabar ketika ada hal tak terduga terjadi di luar rencana? Tantangan terbesarku dalam menulis buku adalah tetap konsisten menulis setidaknya satu halaman setiap hari. Dengan begitu banyaknya hal yang harus aku lakukan,

35

belum lagi media sosial suka mengalihkan perhatianku – aku menemukan diriku jadi tidak fokus dan akhirnya aku bahkan tidak dapat menyelesaikan satu halaman. Setelah dua bulan menulis dan merasa tidak juga membuat progres, aku merasa goal untuk menulis 150 halaman terasa mustahil. Sempat kepikiran untuk menyerah dan melupakan proyek ini tapi kemudian aku mengingat kembali alasan kenapa aku memutuskan menulis buku. Di luar alasan terbesarku, aku merasa harus menyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Tidak peduli selambat apapun, aku tidak boleh menyerah begitu saja. Lantas aku memutuskan untuk menghapus media sosial dari ponsel pintarku dan memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku. Tidak saja aku menjadi lebih fokus dalam proses menulis, aku pun mendapatkan banyak inspirasi lewati buku yang aku baca. Setelah beberapa bulan fokus menulis, aku berhasil menyelesaikan 150 halaman.

6. Kenapa kau melakukan ini? Perjalanan untuk menciptakan dirimu kembali tidak akan selalu mulus dan mudah. Ada kalanya kau harus melewati beberapa tantangan, putar balik, ditolak sana-sini, gagal. Namun ketika rasa menyerah atau frustasi datang, sebelum kau memutuskan untuk melepaskan segalanya…pikirkan kembali kenapa kau melakukan semua ini. Apa alasan terbesar yang membuatmu tidak mudah menyerah? Dalam proses menulis buku, aku kerap menemukan diriku penuh inspirasi, motivasi, dan membuat progres besar dalam satu hari lalu hari selanjutnya tiba-tiba aku merasa kosong, bingung, sepi, tidak tahu apa yang aku lakukan. Pada awalnya tentu aku tidak mengerti kenapa

36

aku harus melewati siklus aneh ini atau gelombang emosi yang tidak pernah bisa aku tebak. Ada perasaan ingin menyerah, tidak percaya diri, tidak cukup baik, dan terus meragukan kemampuan diri sendiri. Takut karyaku tidak diterima masyarakat atau ditolak penerbit. Namun setiap kali rasa ragu itu muncul, aku selalu mengingat kenapa aku melakukan semua ini. Apa alasan utama dan terbesar aku mulai menulis? Alasannya karena aku ingin memberi dan berbagi. Hidup sudah begitu baik membawaku keliling dunia dan bertemu dengan banyak orang. Semakin jauh aku melangkah, semakin aku menyadari betapa beruntungnya diriku dan di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan bantuan. Aku berharap dengan menulis dan berbagi pengalaman aku bisa menginspirasi seseorang. Meyakinkan mereka yang hampir menyerah bahwa semuanya akan baik-baik saja dan pasti ada jalan. Aku juga percaya setiap individu itu unik dan punya potensi besar. Setiap orang punya cerita masing-masing dan kita tidak pernah tahu dengan menyampaikan cerita – mungkin kita bisa membantu seseorang. Setiap kali mengingat alasan kenapa aku mulai menulis, kenapa penting bagiku untuk menyelesaikan buku ini seakan memberiku kekuatan lebih untuk tidak menyerah. Untuk terus menulis walaupun terkadang tidak ada inspirasi. Untuk menyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Lalu aku akan mendorong diriku untuk kembali menulis. Tidak apa-apa kalau hari itu aku hanya bisa menulis 300 kata, yang penting aku sudah menulis. Progres sekecil apapun tetap saja progres. Kalaupun aku lelah dan butuh istirahat, aku tentu mengizinkan diriku mengambil break sejenak dari menulis. Ketika aku baru mulai menulis buku, awalnya aku memang

37

menetapkan batas waktu untuk menyelesaikan naskah dalam 3 bulan. Aku begitu optimis bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu, namun di luar dugaan menulis buku itu ternyata tidak mudah. Dan semakin aku memaksa diriku untuk menulis demi mengejar deadline, semakin aku tidak menikmati proses dan jadi frustasi. Lalu aku sadar aku harus slow down. Penting bagiku untuk menikmati setiap proses menulis buku dan memberikan yang terbaik. Aku ingin berkarya untuk diriku sendiri sebelum aku membagikannya dengan orang lain. Buru-buru cuma karena mengejar deadline hanya akan membatasi kreatifitasku. Kemudian aku memutuskan untuk menghapus segala deadline dan tekanan, dan memberikan diriku ruang dan waktu yang kubutuhkan untuk menulis. Dari situ, menulis pun jadi jauh lebih mudah. Sekali lagi aku belajar bahwa yang terpenting itu adalah menikmati proses bukan buru-buru mencapai tujuan. Tetap konsisten dan memegang komitmen penuh karena aku ingin suatu hari nanti ceritaku bisa membantu atau menginspirasi seseorang.

7. Sukses tidak terjadi dalam waktu semalam Di zaman yang serba instan ini, begitu banyak orang tidak sabaran untuk langsung sukses. Langsung kaya, langsung terkenal. Kenyataannya tidak ada jalan pintas menuju sukses. Butuh waktu, usaha, kesabaran. Perubahan yang kita inginkan memang tidak akan terjadi dalam waktu semalam, tapi kita selalu bisa mengambil langkah kecil setiap hari untuk bisa sampai ke sana. Menulis jurnal harian, merencanakan setiap langkah untuk mencapai tujuan, tetap berusaha sambil

38

tetap bersabar dan berserah diri. Belajar untuk menikmati dan menghargai setiap progres sepanjang perjalanan untuk menciptakan dirimu kembali. Berbesar hatilah ketika kau mengalami kegagalan, delay, atau ketika sesuatu terjadi di luar rencana. Di akhir hari tidak apa-apa kalaupun kita tidak selalu tahu apa yang kita lakukan itu benar atau salah. Namanya juga manusia. Berikan dirimu kesempatan dan waktu untuk belajar dan menelaah semua yang terjadi. Memahami meskipun ada banyak hal dalam hidup yang tidak bisa kita kendalikan penuh, tapi kita selalu bisa mengontrol cara kita memandang atau bereaksi terhadap sesuatu. Kita bisa memilih panik, negatif, lalu menyerah, atau…tetap bersabar dan mau mencoba sekali lagi. Jangan lupa untuk berbuat baik dan menyemangati diri sendiri. Kita kerap keras dan sering menyalahkan diri saat gagal lalu tidak sengaja membandingkan diri dengan orang lain hingga lupa untuk menyemangati, menghargai, dan berbuat baik pada diri sendiri. Kenyataannya semua orang melalui proses dan kendala yang berbeda-beda. Terimalah kegagalan dengan sepenuh hati, belajar dari kesalahan, dan tetap lanjutkan perjalanan. Jangan takut untuk memulai membangun diri sendiri dan membuat perubahan dengan apapun yang kau punya. Memang tidak ada yang bisa menjamin apa yang akan terjadi ke depannya, namun satu hal yang harus kita ingat - kita tidak dilahirkan ke dunia ini untuk memainkan peran yang kecil. Untuk itulah penting bagi setiap orang untuk terus berkembang dan membangun dirinya sendiri. Kau tidak ingin terbangun suatu hari nanti dan menyesali kenapa kau tidak pernah

39

mengejar mimpimu. Di dunia ini, akan selalu ada tempat bagi mereka yang bekerja keras.

2

Keluar Zona Nyaman Pada tanggal 1 September 2018, aku meninggalkan Singapura dengan destinasi pertama Honolulu, Hawaii. Di hari terakhirku di Singapura, Benji memberiku pesta kejutan. Ia mengundang teman-teman kantor makan malam di salah satu restoran masakan Indonesia favoritku. Kami berbagi tidak hanya makanan kesukaanku seperti; ayam penyet, sayur asam, gado-gado, sate ayam, dan martabak manis, tapi juga canda tawa dan banyak kenangan. Memandang sekilas wajah teman-teman, aku hanya bisa bersyukur atas segala pelajaran, kesempatan, dan kenangan yang kami lewati bersama. Rapat hingga dini hari, kerja keras mengadakan konser dan meluncurkan produk, wawancara dan kolaborasi dengan musisi besar, perjalanan bisnis dari Tokyo sampai Cuba, pesta mie instan di dapur kantor hingga mengawal artis ke bandara. Ada perasaan lega, bangga, dan bersyukur karena aku telah menyelesaikan segala kewajibanku di Singapura dengan baik. Di sisi lain merasa deg-degan juga senang karena sekali lagi aku berani keluar dari zona nyaman untuk melangkah ke dalam ketidakpastian dan melihat dunia. Kalau ada satu hal tentang diriku yang masih sama dan tidak akan berubah, dari dulu hingga sekarang aku tidak takut mengambil resiko. Tidak takut berubah. Mungkin sedikit nekat, tapi dengan begitulah kita akan benar-benar hidup. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya tapi aku punya perasaan hidup akan jauh lebih

40

baik. Aku akan belajar banyak hal dan menyaksikan mimpi-mimpiku menjadi kenyataan. Aku tahu suatu saat nanti aku akan kembali ke Singapura, atau malah dapat kesempatan tinggal di negara baru…Apapun itu, semuanya akan baik-baik saja. Sama seperti ketika aku meninggalkan rumah dan Jakarta sepuluh tahun silam, aku yakin Tuhan dan hidup akan menjagaku. Dengan tangan dan hati terbuka, aku siap menerima segala kejutan yang hidup sudah persiapkan untukku. Aku jatuh cinta pada Hawaii dari momen aku mendarat di bandara internasional Honolulu. Meski baru sampai tapi aku langsung bisa merasakan betapa Hawaii berbeda dengan semua tempat di Amerika Serikat yang pernah aku kunjungi. Suasananya yang santai, orang-orangnya yang baik dan ramah, dekat dengan pantai dan mudah juga untuk hiking benar-benar sempurna bagiku yang menginginkan relaksasi. Awalnya aku berencana menghabiskan seminggu di Oahu lalu pergi ke pulau lainnya seperti Maui and Kauai. Tapi begitu tahu ada banyaknya kegiatan yang bisa aku lakukan di Oahu, aku memutuskan untuk tinggal lebih lama di Honolulu dan menjelajahi pulau lain mungkin pada kunjunganku ke Hawaii selanjutnya. Berstatus kembali sebagai backpacker dan tinggal di hostel dekat pantai Waikiki bersama traveler lainnya menyadarkan aku telah keluar dari zona nyaman. Jauh dari Singapura dan tidak lagi memiliki pekerjaan. Tidak punya kewajiban harus bayar listrik, sewa apartment, membalas email, rapat, dsb. Aku menghabiskan dua minggu kemudian membangun rutinitas baru. Bangun pagi kemudian menjelajahi beberapa destinasi wisata terkenal di Oahu mulai dari Pearl Harbor, pantai Lanikai, pantai Kailua, North Shore,

41

Hanauma Bay hingga hiking Diamond Head, Makapuu Point Lighthouse Trail, Koko Head, dan Pillbox Hike. Aku juga menghapus media sosial, mengurangi penggunaan telepon genggam, dan mulai membaca buku lagi. Kebiasaan baruku selama di Oahu membuatku seperti terlahir sebagai perempuan baru. Tidak ada yang membuatku merasa lebih hidup dibanding pergi ke tempat baru. Hiking dan menemukan diriku sendirian di atas bukit, di tengah alam terbuka dengan nafas terengah-engah. Ketika aku tidak lagi mendengarkan suara kebisingan dunia, hanya angin berhembus dan detak jantungku yang mengingatkan betapa beruntungnya aku bisa sampai sejauh ini. Sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Pikiranku begitu tenang. Tidak memikirkan masa depan, tidak juga mengingat masa lalu. Hanya menikmati waktu. Inilah aku, selamanya akan belajar tentang hidup. Belajar kembali untuk mendengarkan dan membuka percakapan terbuka dengan diriku sendiri. Belajar untuk melepaskan dan menemukan kenyamanan di tempat baru. Berteman lagi dengan ketidakpastian. Berdiri di puncak Koko Head - salah satu destinasi hiking terkenal di Oahu sambil menikmati pemandangan kota Honolulu, aku ingin mengubah jalan cerita hidupku. Kasia, seorang perempuan yang keluar dari zona nyaman untuk menemukan versi terbaik dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk tidak mengikuti cara atau jalan hidup yang kebanyakan orang tempuh, malah menciptakan jalannya sendiri. Petualangan dan suka duka yang ia tempuh pada akhirnya akan membawanya pada sebuah kesempatan yang lebih baik lagi. Lebih dari seorang editor musik, pemandu wisata, penyiar radio, penari, sosok kreatif, Kasia ingin terus mengejutkan dirinya dan melihat sejauh apa ia bisa melangkah. Untuk terus berkarya dan mencintai hidup. Saat kita mengubah cerita yang seringkali kita katakan

42

pada diri sendiri, di situlah kita mengubah hidup. Perubahan meskipun mengantar kita ke tempat yang lebih baik seringkali pada awalnya memaksa kita untuk melepaskan tidak sedikit hal dan orang yang berarti dalam hidup. Mau tidak mau, siap tidak siap. Aku berdoa kalaupun Tuhan berencana mengirimku pada sebuah perjalanan panjang penuh rintangan, aku tidak meminta apa-apa kecuali mengharapkan untuk diberi kekuatan dan kesehatan. Sama seperti perjalananku mendaki Koko Head yang lumayan menakutkan, sempat ada keinginan untuk menyerah. Tapi aku selalu berpikir asalkan kita terus melangkah tidak peduli seberapa pelan maka lama-lama akan sampai juga. Maka demikian pula dengan hidup…kuncinya adalah to keep putting one foot in front of the other. Setelah menghabiskan dua minggu di Oahu, aku melanjutkan perjalanan ke Los Angeles. Kenapa LA? Ada banyak alasan. Selain ada banyak penerbangan murah dari Honolulu ke LA maupun LA ke Eropa, aku merasa inilah kesempatan yang tepat untuk menghabiskan waktu di Los Angeles mengejar beberapa impian sekaligus mengunjungi sahabatku Brooklyn. Terinspirasi dari film dan cerita orang-orang yang mengejar mimpinya sampai ke Amerika, kali ini aku ingin mencoba peruntunganku di Los Angeles. Mumpung aku punya waktu dan kesempatan, kenapa nggak? LA adalah pusatnya industri hiburan. Segala hal besar di industri hiburan terjadi di sana. Walau aku tahu tidak akan mudah mendapatkan kesempatan mengingat persaingan yang ketat, sulitnya mendapatkan visa dan ijin kerja, belum lagi kalau tidak ada koneksi. Tapi balik lagi, di tahun 2014 Tuhan memberiku pekerjaan impian di Disney World Florida. Aku tidak kenal seorang pun di Disney, tidak tahu

43

bagaimana caranya dapat visa kerja di Amerika. Satu hal yang aku tahu, aku ingin bekerja di perusahaan hiburan terbesar di dunia. Melihat proses bagaimana mereka mengubah imajinasi jadi kenyataan. Kemudian yang aku lakukan adalah banyak melakukan riset dan tidak malu untuk menghubungi orang-orang yang bekerja di Disney. Dari mengirimkan resume ke salah seorang bos besar di Disney yang kupikir dia tidak akan pernah menanggapi emailku, tapi di luar dugaan dia membalas dan memperkenalkanku ke beberapa orang yang mungkin bisa membantu. Beberapa bulan kemudian aku melihat lowongan kerja yang aku inginkan. Melamar sekitar dua kali, lalu tim rekrutmen Disney mengundangku untuk wawancara via Skype dan…boom! Dalam waktu sebulan aku mendapatkan visa kerja dan terbang ke Florida. Hidup sekali lagi membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil kalau kita benar-benar menginginkannya. Tugas kita hanya berusaha, berserah diri, dan percaya tanpa banyak tanya bagaimana caranya ke sana. Percaya bahwa di luar kuasa kita ada Tuhan dan alam semesta yang bekerja siang dan malam untuk menjadikan mimpi kita kenyataan. Maka belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, kali ini aku pasrah. Toh semuanya sudah ada yang mengatur. Daripada stres, aku memilih percaya bahwa hidup akan membawaku ke tempat yang lebih baik. Mempertemukanku dengan orang yang akan membukakan pintu penuh kesempatan, penuh kejutan. Sepanjang hidup, aku sangat beruntung selalu dikelilingi para pemimpi dan perempuan kuat. Mereka yang tidak takut mengambil resiko, berani melangkah, dan percaya akan kekuatan mimpinya. Mereka yang memilih pola pikir berkembang setiap hari. Mereka yang merayakan hidup,

44

mendukung satu sama lain, dan selalu ingin memberi. Mereka yang pernah jatuh tapi tidak pernah membiarkan kegagalan menghentikan langkahnya. Mulai dari Mama yang mengajarkanku tentang arti kerja keras, sahabatku zaman kuliah yang hingga detik ini tidak pernah lelah mendukung dan percaya padaku, rekan kerja, teman-teman traveler, hingga seorang perempuan bernama Brooklyn yang aku kenal lewat teman lama di minggu pertamaku tinggal di Singapura. Kami langsung cocok dan kerap menghabiskan waktu bersama makan ayam penyet sepulang kerja di Orchard Road. Salah satu topik percakapan favorit kami adalah pindah ke LA dan merintis karir di sana. Entah bagaimana caranya, sambil setengah bercanda aku dan Brooklyn berjanji suatu hari nanti akan bertemu lagi di Los Angeles. Sekitar dua bulan kemudian, duduk di meja yang sama sambil menunggu pesanan ayam penyet tiba - Brooklyn memberikan kabar gembira ia baru saja mendapatkan pekerjaan di sebuah boutique hotel ternama di Los Angeles. Aku masih ingat bagaimana kami berdua berteriak histeris, senang, bangga, deg-degan, masih setengah tidak percaya…semua rasa bercampur aduk. Brooklyn memang sudah lama berkecimpung di industri perhotelan dan banyak bekerja dengan selebritis papan atas yang mengunjungi Singapura, maka kalau ditanya ke mana ia ingin melanjutkan karirnya…maka jawabannya industri perhotelan di Los Angeles. Pindah ke LA dari Singapura, Brooklyn memulai semuanya dari nol. Melalui banyak suka duka, kegagalan, patah hati, bahkan hampir bangkrut. Setahun pertama bekerja mempersiapkan pembukaan boutique hotel berjalan dengan lancar. Namun memasuki tahun ke dua, pihak hotel memutuskan untuk tidak mempekerjakan

45

Brooklyn lagi. Kecewa sudah pasti, apalagi kalau ingat segala pengorbanan dan kerja keras demi mendapatkan karir dan pengalaman yang lebih baik. Tapi Brooklyn tidak ingin menyerah begitu saja. Dia merasa sudah berjalan sejauh ini, sampai di Los Angeles, rasanya tidak masuk akal untuk langsung menyerah kalah hanya karena satu pintu tertutup rapat. Akhirnya Brooklyn memutuskan untuk tetap tinggal di LA sambil bekerja serabutan. Biaya hidup yang tinggi dan persaingan di LA yang ketat memaksanya melakukan apapun asal bisa bertahan hidup. Pagi hari ia bekerja di café sebagai barista, siang hari melakukan sales keliling, dan malamnya bekerja di restoran kecil. Tidak ada istirahat atau hari libur dan selama beberapa bulan harus makan roti dan selai kacang demi menghemat. Di hari-hari tersulit dan nyaris menyerah, Brooklyn pasti meneleponku. Seperti biasa kita selalu mendukung satu sama lain. Tahu betul rasanya berjuang sendirian di negeri orang itu tidak mudah. Kini yang tersisa hanyalah mimpi dan keyakinan. Cepat atau lambat badai pasti berlalu dan Brooklyn akan menemukan kesempatan yang jauh lebih baik. Aku mengagumi semangat Brooklyn yang tidak pernah patah. Di saat orang lain pasti akan menyerah kalah, Brooklyn tetap berjalan maju. Selangkah demi selangkah. Hari demi hari. Baginya menyerah bukan jalan keluar. Ia bisa saja kembali ke Singapura dan bekerja lagi di hotel lama tempatnya bekerja, tapi bukan kemudahan yang Brooklyn cari. Ia tahu kalau ia tetap berusaha, suatu saat nanti ia akan menemukan kesempatan yang tepat. Dan benar saja, setelah lebih dari setahun bersusah payah, Brooklyn tiba-tiba mendapatkan pesan dari kliennya di Singapura yang kenal seseorang di LA sedang mencari seseorang yang bisa berbahasa Mandarin, pernah bekerja di industri perhotelan, dan punya pengalaman menangani selebriti

46

papan atas. Tanpa ekspektasi apapun, Brooklyn setuju untuk menghadiri wawancara dan di luar dugaan perusahaan tersebut langsung mempekerjakannya di tempat. Rejeki memang tidak ke mana, tapi bukan itu saja…kerja keras dan kesabaran Brooklyn akhirnya terbayarkan. Seandainya hari itu ia menyerah kalah dan kembali ke Singapura, maka ia tidak akan mendapatkan pekerjaan impiannya di LA dan bertemu dengan selebriti Hollywood setiap hari. Berbagi cerita dengan Brooklyn tentang keputusanku keluar dari pekerjaan dan rencana keliling dunia selama setahun, ia begitu antusias ketika tahu aku ingin menghabiskan waktu di Los Angeles sambil mencari kesempatan atau pekerjaan baru. Walau banyak yang meragukanku dan mengatakan mustahil untuk mendapatkan pekerjaan di LA, terus terang aku tidak peduli. Aku hanya ingin mencoba dan melihat sejauh apa aku bisa melangkah. Bagaimana rasanya mengetuk pintu dan bicara dengan orang-orang kreatif yang selama ini hanya bisa aku lihat lewat layar kaca televisi. Atau berlatih tari. Apapun itu LA menawarkan kesempatan yang tak terbatas, dan mumpung sekarang aku punya waktu dan kesempatan…kenapa nggak coba? Brooklyn mengatakan kapanpun aku mau datang, aku bisa tinggal dengannya selama yang aku mau. Aku sungguh beruntung memiliki Brooklyn sebagai sahabat sekaligus panutan. Ia adalah contoh nyata dari keberanian bermimpi dan kemauan untuk bekerja keras pasti akan membawa kita ke tempat yang lebih baik. Walau ada banyak pasang surut termasuk makan roti dan selai kacang selama berbulan-bulan, pindah-pindah tempat tinggal, bekerja

47

serabutan, ditolak sana-sini. Sesuatu yang mungkin tidak semua orang bisa terima, namun Brooklyn dengan segala sikap positif selalu percaya ia bisa melalui hari-hari yang sulit dan bangkit lebih kuat dari kemarin. Di LA, kami banyak menghabiskan waktu bersama mengulang kembali kebiasaan kecil yang selalu kita lakukan di Singapura: makan masakan Indonesia atau berburu ramen di Korea Town. Sesekali pacar Brooklyn akan mengajak kami keluar kota, nongkrong di Santa Monica, atau hiking bareng. Tentu saja sambil pelan-pelan bertemu orang baru dan mencari pekerjaan impian. Dengan begitu banyak ide di kepala dan berbagai hal yang ingin aku coba, satu-satunya kendalaku adalah aku tidak tahu harus mulai dari mana. Aku kenal beberapa orang di industri musik tapi setelah mengobrol sejenak, lagi-lagi kami terbentur masalah yang sama. Tidak mudah untuk mendapatkan visa kerja di Amerika Serikat. Aku memutuskan untuk tidak menyerah dan menggunakan waktu yang kupunya untuk bersenang-senang. Mulai mencoba dengan apapun yang aku punya. Kembali ke Los Angeles setelah sekian lama mengingatkanku kembali saat kali pertama mengunjungi kota ini di tahun 2015. Sendirian, saat itu aku sedang tur keliling California dari mulai Seattle hingga San Diego. Awalnya aku selalu membayangkan Los Angeles sebagai kota yang penuh kemewahan seperti apa yang sering aku lihat di televisi. Mobil mewah, rumah besar, orang-orang dengan paras rupawan, kolam renang dan payung warna-warni, Beverly Hills. Tapi begitu sampai di LA, aku tercengang dengan kenyataan bahwa kota ini jauh berbeda dengan image kemewahan Hollywood yang sering aku lihat di televisi. Kesan pertamaku tentang LA adalah kotor, semrawut dan banyak orang gila dan tuna wisma.

48

Seorang temanku Kyra yang lahir dan besar di sini mengajakku makan siang dan menjelaskan butuh waktu untuk mengenal dan menyukai Los Angeles. Cara terbaik untuk mengenal LA adalah kenal dengan orang lokal yang bisa mengajakmu berkeliling. Bagi turis yang kali pertama mengunjungi LA pasti merasa sedikit bingung dan kewalahan dengan kotanya yang besar dan semua tempat wisata tersebar di area yang berbeda. Dalam tiga hari pertama aku mencoba untuk menyukai LA. Mengunjungi pusat kota, West Hollywod, Santa Monica, Venice, dan beberapa area terkenal lainnya. Aku juga mengikuti tur keliling studio film bahkan hiking hingga Griffith Observatory. Masih belum menyukai LA, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya seperti San Diego, Santa Barbara, Las Vegas dan San Franscisco dengan beberapa kali transit di Union Station Los Angeles. Hostel di Amerika cukup mahal, jadi untuk menghemat ketika transit di LA biasanya aku selalu memilih untuk mengambil bus atau kereta pertama di pagi hari dan beristirahat di dalam ruang tunggu Union Station. Meski kursinya tidak terlalu nyaman dan ruang tunggu kadang bau pesing, tapi okelah untuk beristirahat sejenak. Dari yang awalnya takut dan tidak menyukai tempat ini, lama-lama aku pun terbiasa. Aku bahkan ingat dengan wajah-wajah petugas dan pukul berapa mereka akan mulai mengecek tiket setiap penumpang yang duduk di ruang tunggu. Setelah mereka selesai mengecek tiketku, biasanya aku akan menghela nafas panjang sambil memejamkan mata bersiap tidur. Tidak sabar hingga jam dinding mendekati pukul lima pagi yang artinya aku akan meninggalkan ruang tunggu ini dan pergi ke kota selanjutnya.

49

Di dalam ruang tunggu Union Station aku menyaksikan banyak kehidupan. Orang lalu lalang mengejar bus dan kereta api. Pasangan yang berpisah, bertengkar, memeluk erat satu sama lain. Orang asing yang memberi makanan pada kaum tuna wisma. Tuna wisma yang mencoba menggelar selimut di lantai stasiun, belum sempat ia memejamkan mata para petugas keamanan datang menghampiri dan memaksanya pergi. Seorang perempuan yang mabuk dan bernyanyi lantang di sepanjang koridor. Polisi yang mengejar orang gila. Petugas kebersihan yang mulai bekerja sekitar pukul satu pagi di saat orang-orang mulai terlelap. Dan aku…entah bagaimana caranya aku bisa sampai di sini. Perempuan asli Indonesia duduk sendirian di tengah ruang tunggu Union Station yang gelap dan dingin. Tidak pernah sekalipun bermimpi bisa sampai di Los Angeles tapi nyatanya hidup selalu punya rencana dan kejutan. Aku sempat berpikir hidupku tidak akan ke mana-mana ketika aku gagal di wawancara akhir dengan salah satu radio terbesar di Indonesia. Cita-citaku sebagai penyiar radio kandas, tapi seiring waktu Tuhan menunjukkan rencanaNya jauh lebih besar. Tuhan membawaku keliling dunia dan memberiku pekerjaan di sebuah perusahaan hiburan terbesar…Disney World. Walau malam itu di ruang tunggu Union Station aku tidak bisa tidur, aku bersyukur karena setidaknya apapun masalah yang aku miliki – mereka tidak sebesar dengan masalah kebanyakan orang-orang di sekitarku. Tinggal dan bekerja di luar negeri itu memang tidak selalu enak dan mudah seperti yang kebanyakan orang kira, namun aku luar biasa beruntung bisa mengalami semua ini. Termasuk pernah mengunjungi tempat-tempat yang berbahaya, tidak selalu indah atau nyaman. Apa yang kita punya di Indonesia seringkali malah jauh lebih baik. Tapi kita tidak pergi ke suatu tempat untuk membandingkan

50

mana yang lebih baik, mana yang lebih buruk. Aku percaya kita travel untuk belajar dan mencari pengalaman baru. Semakin jauh aku melangkah, semakin aku mensyukuri sudah dilahirkan dan dibesarkan di negara yang merayakan perbedaan. Setelah beberapa kali transit dan mengunjungi LA, menghabiskan malam di ruang tunggu Union Station yang dingin, lama-lama aku mulai menyukai Los Angeles lebih dari New York. Dua kota tersebut memang jauh berbeda. New York yang selalu sibuk dengan gedung-gedung tinggi menjulang dan orang-orangnya yang berjalan cepat seakan berkejaran dengan waktu, atau mungkin waktu yang mengejar mereka. New York adalah New York, tidak ada tempat seperti Big Apple. Sementara Los Angeles punya energi kreatif dan cuaca yang menyenangkan nyaris sepanjang tahun. Dekat dengan pantai, bisa juga pergi mendaki bukit di sore hari. Orang-orang di sini jauh lebih santai. Kini aku lebih familiar dengan beberapa distrik atau area di LA. Aku suka duduk di café, ngopi sambil menulis dan kadang-kadang tidak sengaja mendengarkan percakapan orang tentang pembuatan film, proses audisi dan kreatif. Sesuatu yang dulu cuma bisa aku lihat di televisi, sekarang terasa jauh lebih dekat. Sambil menyeruput kopi aku kerap membayangkan beberapa kilometer dari tempatku duduk ada orang-orang yang sedang membuat film, berlatih menari, membaca naskah, ikutan audisi. Ada orang-orang yang sudah mencoba sekian tahun audisi akhirnya berhasil mendapatkan peran yang mereka impikan. Ada orang-orang yang sudah lama mempersiapkan naskah, merencanakan pembuatan film akhirnya pelan-pelan

51

terealisasikan. Ah, sungguh menginspirasi…kapan aku bisa menjadi bagian dari itu? Mengetahui keinginanku untuk menjadi bagian kecil dari komunitas kreatif di Los Angeles, Brooklyn memberitahu tentang studio tari yang berjarak tidak terlalu jauh dari apartmentnya. Aku pun langsung memutuskan untuk mampir ke studio tersebut. Siapa sangka pergi ke studio tari bisa menjadi sesuatu yang menakutkan di luar zona nyamanku. Sesampai di studio, aku melihat banyak penari handal mempersiapkan diri sebelum kelas. Mereka terlihat begitu cantik, percaya diri, kemampuan menarinya sudah tidak perlu diragukan lagi. Aku yang malu-malu nyaris pulang tapi akhirnya memutuskan untuk menari di bagian belakang. Seperti kehilangan rasa percaya diri, tiba-tiba aku tidak yakin dengan segala rencanaku. Mungkin LA bukan untukku, mungkin mimpiku terlalu besar, mungkin aku tidak akan pernah menemukan tempatku di sini. Bagaimana aku bisa menaklukkan Los Angeles kalau berawal dari hal kecil begini saja sudah malu dan nggak pede? Dari situ aku memutuskan untuk tidak lagi berjalan dengan kepala tertunduk. Perlahan aku mulai berani menari dengan sepenuh hati dan rasa percaya diri. Aku mungkin bukan penari yang terbaik dan hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi dengan hidupku selanjutnya, tapi tidak setiap hari juga aku bisa menari bersama penari-penari hebat ini. Mumpung aku masih punya kesempatan aku harus memanfaatkan sebaik-baiknya. Mungkin ketika kita tidak tahu harus mulai dari mana, yang harus kita lakukan adalah mulai sekarang juga dan tidak ragu mengambil langkah apapun yang ada di depan kita. Kelas menari inilah yang ada di depan mataku. Hari itu aku menantang diriku untuk keluar dari zona nyaman dan berani menari bersama orang-orang baru. Meski awalnya

52

menakutkan karena aku tidak kenal siapapun, tapi aku berjanji untuk datang berlatih lagi keesokan harinya dan sepanjang kunjunganku di LA. Di akhir kelas aku menemukan diriku tidak hanya kelelahan penuh keringat tapi juga senang dan bangga karena sudah mencoba. Setelah kelas menari aku biasanya menghabiskan beberapa saat duduk di depan komputer. Mencoba mengirimkan CV dan menghubungi orang-orang yang bekerja di industri hiburan di Los Angeles. Awalnya aku kira tidak akan ada orang yang membalas emailku, tapi aku terkejut saat menerima balasan dari beberapa produser film. Mereka tidak hanya memberikan komentar dan saran, tapi juga bimbingan karir. Mulai dari bagaimana aku bisa merekam video audisi dan menulis naskah yang lebih baik, menciptakan ide acara yang lebih orisinil dan menarik hingga langkah-langkah untuk mendapatkan kesempatan di industri hiburan. Bahkan dua orang produser perempuan yang sempat mengerjakan beberapa acara TV favoritku setuju untuk ngopi bareng supaya kita bisa mengobrol lebih lanjut. Kesempatan seperti inilah yang aku cari. Duduk, bertukar pikiran dan cerita dengan orang-orang kreatif di industri hiburan. Bagaimana mereka bisa sampai di titik karir mereka sekarang, apa yang menginspirasi dan membuat mereka terus berkarya. Nyatanya dibalik karir besar dan kesuksesan mereka ada banyak kegagalan. Penolakan. Kekecewaan. Pintu yang tertutup. Tapi pilihan sehari-hari untuk tetap mencoba, tidak mudah menyerah yang pada akhirnya membawa mereka pada karir impian dan kesempatan besar. Aku tahu perjalananku masih panjang. Masih ada banyak hal yang mesti aku persiapkan dan pelajari. Setidaknya menghabiskan beberapa bulan di Los Angeles memberiku

53

motivasi dan inspirasi. Jenis pekerjaan impian yang aku mau ada di luar sana dan aku pasti bisa mendapatkannya. Kalau beberapa tahun belakangan ini aku bisa mendapatkan pekerjaan impian yang aku mau, maka tidak ada alasan aku tidak bisa menemukannya lagi. Tapi kita semua tahu hal-hal baik butuh waktu dan usaha. Mungkin kali ini aku belum berhasil, namun setidaknya aku berani mencoba dan bertemu dengan orang baru. Di samping itu aku juga melihat bagaimana kehidupan di Los Angeles begitu nyata. Di luar sisi kemewahan Hollywood, ada banyak tuna wisma tidur di jalanan. Ada kaum imigran yang mencoba peruntungan dan mimpi-mimpi yang remuk membuat orang terpaksa meninggalkan Los Angeles. Banyak yang gagal, banyak juga yang berhasil. Brooklyn dan pastinya masih banyak lagi orang yang bermimpi dan berjuang di kota ini membuktikan sejauh apa kerja keras dan keyakinan bisa membawamu. Tidak semua orang berani atau mau melakukan hal sulit, sesuatu yang menantang dan membuatmu menanyakan seberapa lama lagi kau bisa bertahan dan terus mencoba. Karena apa yang membuatmu kuat dan menolak untuk menyerah mendefinisikan dirimu sebenarnya. Jadilah seseorang yang ingin terus belajar, berkembang, dan memperbaiki diri. Percaya pada kemampuan diri sendiri dan sejauh apa kau bisa melangkah. Inspirasi datang dari mana saja.

54

Florida, 2014 Petualanganku di Amerika Serikat dimulai pada tahun 2014. Yang awalnya hanya bermula dari rasa penasaran dan angan-angan. Dari sebuah poster untuk belajar Bahasa Inggris di Boston. Dari secarik kertas di mana aku menuliskan Disney, New York, Entertainment Industry yang kemudian aku tempelkan di dinding kamar pada tahun 2013. Hidup pun mengantarku jauh pada petualangan penuh warna, arti, pasang surut, dan pelajaran. Aku masih ingat saat itu berusia sekitar 12 tahun. Pergi kursus bahasa Inggris seperti biasanya, aku menemukan sebuah poster sekolah bahasa selama beberapa minggu di Amerika Serikat. Melihat gambar kota dan orang-orang yang begitu berbeda, aku langsung penasaran seperti apakah hidup di luar sana. Kemudian aku pulang ke rumah dan hal pertama yang aku katakan pada Mama adalah aku ingin sekolah di Amerika. Seperti biasa Mama mendukung. Menuntut ilmu hingga ke luar negeri bukanlah sesuatu yang mustahil bahkan beliau ingin melihatku keliling dunia. Tapi Mama juga menegaskan ia tidak bisa mengirimku ke Amerika karena biaya sekolah yang mahal dan gajinya yang tidak seberapa. Yang Mama bisa lakukan sebagai orang tua adalah mendukung dan memberikan anak-anaknya yang terbaik. Mempersiapkanku sedini mungkin dengan bekal pendidikan, percaya diri, kerja keras, dan kemampuan berbahasa asing. Menurut Mama, setidaknya kalau aku fasih berbahasa Inggris, punya pendidikan dan perilaku yang baik, jujur, mau bekerja keras maka aku pasti bisa menemukan jalan dan menjadikan mimpiku kenyataan.

55

Untuk itu, ketika anak sebaya lainnya masih asyik bermain, Mama malah memastikan ia mempersiapkanku dari awal dengan serangkaian kursus seusai sekolah. Mulai dari menari, menyanyi, musik, hingga pelatihan bicara di depan umum – kalaupun aku tidak suka yang penting aku berani mencoba. Aku menikmati belajar bahasa Inggris dan Mandarin. Tari Bali memang susah awalnya, tapi lewat tampil di atas panggung dan bertemu orang baru memberikanku rasa percaya diri. Siapa sangka semua itu dan segala kerja keras Mama bisa membawaku jauh hingga hari ini. Mama selalu memberikanku tidak hanya dukungan tapi juga tempat teraman untuk mengekspresikan diri. Beberapa tahun yang lalu saat hampir semua teman lama menikah, aku bersyukur bagaimana Mama tidak pernah sekalipun menanyakan kapan giliranku menikah. Mama merasa mumpung aku masih muda, nikmatilah hidup. Menjadi seorang perempuan itu berarti menjadi lebih dari apa yang masyarakat harapkan untukmu. Jangan biarkan ekspektasi masyarakat di luar sana membatasi karena kenyataannya kita terlahirkan ke dunia ini untuk menjadi seseorang yang tak terbatas. Ada hidup yang lebih besar di luar sana. Kejarlah mimpi, toh jodoh sudah diatur Tuhan. Di saat oom dan tante sibuk menanyakan kapan aku akan pulang ke Jakarta dan akhirnya menetap, Mama malah menyuruhku untuk pergi melihat dunia sejauh-jauhnya. Jakarta nggak akan ke mana-mana, aku selalu bisa pulang kapanpun yang aku mau. Bermimpilah yang besar, kerja keras. Di akhir hari, sebagai perempuan aku harus mandiri. Tidak boleh menggantungkan hidup pada siapapun.

56

Kembali ke Jakarta setelah setahun bekerja di Malaysia, aku memutuskan untuk mengejar mimpiku sebagai penyiar radio. Tapi berhubung tidak satupun radio dan televisi mau menerima maka aku membuka diri pada kesempatan lain. Salah seorang teman yang tahu aku suka bertemu dengan orang baru menawarkan pekerjaan di bidang f&b sebagai business development. Aku yang tidak punya pengalaman sama sekali dalam industri makanan dan minuman apalagi dengan target kelas menengah ke atas tentu saja begitu semangat dan optimis dengan peran baruku. Aku bisa membayangkan diriku belajar banyak. Mulai dari membawa bisnis baru dan keuntungan bagi perusahaan, menggelar event atau projek menarik hingga berkolaborasi bersama orang-orang kreatif. Namun setelah satu bulan bekerja aku menemukan diriku seperti terjebak. Aku tahu waktu satu bulan terlalu cepat rasanya untuk memutuskan aku menikmati atau tidaknya pekerjaan ini. Aku tidak ingin menyerah tentu saja. Aku merasa baru mulai dan masih ada banyak hal yang harus aku pelajari. Di bulan pertama aku berusaha sebaik mungkin untuk menghubungi klien atau prospek bisnis baru dan mengajak kerja sama. Aku juga menyampaikan ide baru pada bosku dan tidak malu atau takut bertanya pada rekan kerja lainnya jika aku punya pertanyaan tentang bisnis minuman dan makanan. Entah kenapa aku merasa bos besar tidak mempercayaiku. Perlahan aku seperti kehilangan kebebasan dalam berkarya dan tugas yang diberikan padaku pun makin hari makin kecil. Ketimbang melakukan kewajiban sebagai seorang business development, aku hanya diberi tugas mudah seperti fotokopi, scan dokumen. Di akhir hari aku lelah bukan karena macet atau tantangan kerja tapi bosan dan frustrasi tidak lagi memiliki ruang gerak dan kebebasan berkarya. Aku merasa ada banyak potensi besar dalam diriku namun

57

dengan ruang gerak yang terbatas aku seperti terjebak. Seolah berdiri di penjara dan tidak peduli ke manapun aku melangkah, aku tetap terbentur kembali dengan dinding. Siang itu duduk di kantor sambil memandangi ruang kerja yang sempit dengan meja penuh tumpukan majalah, aku menanyakan pada diri sendiri jika inilah yang aku mau. Jawabannya tidak. Aku bahkan tidak bisa membayangkan diriku bekerja di sana dalam beberapa bulan, setahun, atau dua tahun ke depan. Melihat ke luar jendela, dalam hati aku berbisik aku ingin mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Aku ingin bekerja di perusahaan hiburan terbesar di dunia, melakukan hal-hal seru dan menyenangkan yang berarti tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga orang lain. Aku ingin membuat imajinasi jadi kenyataan. Pokoknya belajar dan berkembang setiap hari. Entah bagaimana caranya, aku percaya di luar sana pasti ada sesuatu yang lebih baik untukku. Pikiran untuk mengundurkan diri tidak pernah terbesit di benakku. Aku baru saja mulai dan bukan tipe orang yang mudah menyerah. Aku bisa mendapatkan pekerjaan ini karena rekomendasi temanku dan aku bersyukur pihak perusahaan mau memberiku kesempatan. Aku percaya ketika kita tidak menyukai sesuatu maka kita harus berani mengubah hal tersebut atau setidaknya cara pandang kita. Dalam hal ini, mungkin aku harus mengubah atau memperbaiki cara kerjaku. Aku mencoba aktif menghubungi klien baru dan mengajak kerja sama, menawarkan ide dan program baru. Menunjukkan pada pemilik bisnis atau bos besar tempatku bekerja bahwa aku bisa melakukan tugasku dengan baik dan dia bisa mempercayaiku sepenuhnya. Satu-satunya yang membuatku bertahan dan masih semangat masuk kerja

58

setiap hari adalah karyawan kantor yang baik dan tulus. Dari hari pertama mulai kerja hingga hari terakhir di kantor, mereka begitu baik, ramah, memperlakukanku seperti keluarga sendiri. Aku bersyukur walau hari-hari di kantor tidak selalu mudah tapi setidaknya aku memiliki support system. Kebaikan, senyum, dan ketulusan karyawanlah yang memotivasiku untuk terus melakukan hal yang benar. Aku tetap bekerja dan memberikan yang terbaik. Berusaha sebaik mungkin untuk tetap positif, sabar, dan dengan segala kerja kerasku semoga bos besar mulai percaya dan suka padaku. Malam itu pulang ke kamar kosan, aku masih ingat hal pertama yang aku lakukan adalah mengeluarkan buku harian. Lalu aku merobek secarik kertas putih dan menuliskan tiga hal yang paling aku inginkan: Disney, New York, Entertainment Industry. Sudah lama aku memimpikan kerja di perusahaan hiburan terbesar di Amerika Serikat, apalagi kalau bukan Disney? Aku juga ingin mengunjungi New York dan nonton pertunjukan broadway. Aku tidak tahu persis bagaimana caranya bisa ke sana, tidak tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya. Yang kutahu, aku percaya suatu saat nanti hidup akan membawaku ke Disney, New York, dan keliling dunia. Aku pun mulai mengirimkan cv ke perusahaan impian di New York City hingga menghubungi langsung orang-orang yang bekerja di industri hiburan dengan harapan siapa tahu mereka bisa membukakan pintu untukku. Di luar dugaan dua orang membalas emailku. Dari situ satu hal mengarah ke hal lainnya dan aku pun menemukan pekerjaan impian di Disney World, Florida. Aku masih ingat terbangun sekitar jam 5 pagi dan menemukan email balasan dari tim

59

perekrutan Disney yang isinya mengundangku untuk wawancara. Setelah sepakat dengan jadwal wawancara lewat telepon yang kebetulan jatuh pada pukul lima sore, aku tidak memiliki pilihan lain selain kabur dari kantor untuk menerima panggilan telepon. Duduk di café yang penuh orang, aku nyaris tidak bisa mendengar pertanyaan sang rekruter, namun ia begitu sabar memberiku kesempatan. Di hari yang sama aku langsung menerima kabar gembira Disney memutuskan untuk merekrut dan mensponsori visa kerjaku ke Amerika Serikat. Tidak hanya segala proses visa hingga keberangkatanku ke Amerika berjalan dengan lancar, tapi aku juga menghabiskan 24 jam keliling New York City dan 4 hari di Miami sebelum resmi memulai kerja di Disney World. Rejeki memang tidak akan ke mana. Apa yang Tuhan sudah gariskan untuk kita pasti akan menemukan jalannya. Kenyataannya dunia ini selalu menyediakan lebih dari cukup untuk setiap orang tapi kita tetap harus berusaha untuk mendapatkannya. Aku sering mendengar bagaimana orang-orang suka bilang mustahil untuk mendapatkan pekerjaan dan sponsor kerja di luar negeri. Ada yang harus melamar kerja berulang-ulang kali, ada juga yang sekali mencoba langsung dapat. Tidak ada yang mustahil kalau kita mau mencoba. Terbang dengan tujuan Orlando, Florida aku masih tidak percaya bagaimana hidup bisa berubah total dalam waktu sebulan. Beberapa minggu sebelum aku mendapatkan pekerjaan di Disney aku menemukan diriku tidak bahagia, terjebak, ditolak banyak radio dan televisi lokal. Tidak peduli sebaik apapun aku mencoba tetap saja gagal. Yang kuinginkan saat itu hanyalah kesempatan besar bekerja di industri hiburan berkelas internasional. Aku selalu

60

membayangkan seperti apa rasanya menciptakan sesuatu yang kreatif atau menjadikan imajinasi kenyataan. Menjadi bagian dari proyek besar yang dapat memberikan dampak positif bagi orang banyak. Aku mungkin tidak tahu persis bagaimana caranya namun aku yakin ada dunia penuh kesempatan tak terbatas di luar sana. Yang perlu kulakukan hanyalah memulai dengan apapun yang aku miliki, terus mencoba, dan tidak mudah menyerah. Kini aku bisa melihat bagaimana kegagalan atau penolakan sebenarnya hanya mengarahkan kita ke tempat yang lebih baik. Seandainya saat itu aku mendapatkan pekerjaan di radio lokal mungkin aku tidak akan pernah sampai Florida dan menjadi diriku yang sekarang. Duduk di pesawat menempuh perjalanan lebih dari 24 jam, aku berkesempatan transit di Singapura lalu menghabiskan 24 jam di New York City. Sekali lagi aku meninggalkan rumah, keluarga, dan zona nyaman merantau ke negara orang dengan berbekal sebuah koper penuh mimpi. Kadang lucu untuk memikirkan bagaimana mengambil sebuah keputusan, tidak peduli sekecil apapun bisa membawa kita jauh ke tempat yang tidak pernah kita bayangkan. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana kisah hidupku selanjutnya, namun aku bisa merasakan setelah ini akan ada banyak mimpi yang menjadi kenyataan.

61

Mimpiku untuk mengunjungi New York akhirnya kesampaian. Walau cuma punya 24 jam, tapi aku tahu ini tidak akan menjadi kunjungan pertama sekaligus terakhirku. Keluar dari subway dan menginjakkan kaki di tengah padatnya Times Square yang bergelimang cahaya dan lampu warna-warni terasa seperti mimpi. Sepanjang masa remaja aku selalu membayangkan menjadi VJ MTV dan membawakan acara musik langsung dari Times Square. Kenyataannya hidup memang tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan tapi satu hal yang pasti hidup punya rencana yang jauh lebih baik. Berdiri di Times Square mengingatkanku tidak ada mimpi yang terlalu besar. Dan bagian terbaiknya adalah semua ini hanyalah permulaan dari ratusan mimpi yang akan menjadi kenyataan. Aku memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah café dan memesan secangkir kopi sebelum melanjutkan petualanganku berkeliling Times Square. Seorang temanku di sekolah menengah atas pernah berkata harusnya aku pindah dan bekerja di New York sebagai aktris atau penari pertunjukan broadway. Menari di atas panggung sambil mengenakan kostum berwarna-warni di bawah lampu sorot adalah tempat di mana aku seharusnya berada, begitulah kata Andret. Kini berdiri di depan pintu teater broadway sambil memandang kru yang keluar masuk – diam-diam aku bermimpi seperti apa rasanya menjadi bagian dari produksi pertunjukan sebesar broadway. Bagaimana rasanya audisi, mendapatkan peran, lalu latihan setiap hari bersama penari lainnya untuk mempersiapkan pertunjukan yag terbaik. Tampil dua kali setiap malam, menghibur ratusan penonton yang datang dari setiap belahan dunia pasti menyenangkan. Capek sudah pasti, tapi untuk bisa menghibur orang lain sambil melakukan hal yang kita suka tentu memberikan kepuasan yang tidak bisa diukur

62

dengan apapun. Ketika akhirnya melewati teater pertunjukan Lion King, aku memutuskan masuk dan bertanya berapa harga tiket untuk satu orang. Pria tua yang duduk di meja kasir menunjukkan peta teater lengkap dengan gambar tata letak kursi yang masih kosong. Kebetulan ada satu kursi tersisa di bagian depan. Sang pria mencoba meyakinkanku untuk membeli kursi tersebut namun harganya yang mahal membuatku mengurungkan niat untuk menonton Lion King. Dalam hati berbisik, nanti sajalah kalau ke New York lagi, aku mau nonton pertunjukan Lion King. Sebelum aku berpaling meninggalkan teater, di luar dugaan sang pria tua memanggil dan menawarkan diskon separuh harga. Aku yang tidak percaya dengan keberuntunganku sekali lagi menanyakan apa dia serius untuk memberiku potongan harga. Dia mengangguk. Aku pun langsung mengeluarkan dompet dan menyerahkan kartu kredit. Dalam hatiku kapan lagi bisa nonton pertunjukan Lion King dengan potongan harga yang menarik. Lagipula sudah lama aku memimpikan bisa ke New York dan nonton pertunjukan broadway, mungkin ini adalah cara hidup mengejutkanku atau sedikit hadiah dari Tuhan. Apapun itu, aku bersyukur dan senang bukan main karena malam ini aku akan kembali ke Times Square dan menonton pertunjukan broadway pertamaku. Setelah mengucapkan terima kasih dan mengambil tiket, aku lanjut jalan-jalan ke area trendi seperti West Village, Soho, dan Tribeca. Melewati deretan butik dan restoran cantik, aku jatuh cinta pada setiap sudut kota New York yang begitu dinamis dan penuh inspirasi. Merasa sedikit lelah setelah berjalan keliling kota selama beberapa jam, aku pun menyempatkan untuk istirahat sejenak sambil mencicipi sepotong pizza khas New York. Dari situ, aku kembali meneruskan petualangan hingga ke Central Park dan Brooklyn Bridge. Central Park yang

63

begitu luas langsung menjadi salah satu tempat favoritku di New York. Taman ini adalah tempat pelarian yang sempurna dari hiruk pikuk kota New York. Lagi-lagi aku membayangkan pasti menyenangkan bisa piknik bersama teman-teman di sini. Atau sekedar jogging dan membaca buku. Setelah menghabiskan beberapa jam jalan-jalan di Central Park, aku naik kereta bawah tanah dengan tujuan Brooklyn Bridge lalu kembali lagi ke Times Square tepat satu jam sebelum pertunjukan Lion King dimulai. Duduk di barisan ke dua tidak jauh dari panggung, aku tidak pernah membayangkan sekalipun bisa sampai sejauh ini. Menonton pertunjukan dari awal hingga akhir, aku tidak berhenti mengagumi setiap kostum, tata rias, gemerlap lampu dan desain panggung. Sesekali aku menemukan diriku tidak sengaja menangis ketika menyaksikan beberapa adegan sedih dalam pertunjukan Lion King lalu tergelak sesaat kemudian begitu melihat tingkah lucu dari karakter lain. Setiap penari dan aktor memberikan penampilan yang terbaik. Semuanya begitu sempurna tanpa cela sedikitpun. Lion King tentu saja memberikan pengalaman broadway pertama yang tak terlupakan untukku. Keluar dari teater dan berjalan kembali ke tengah keramaian Times Square, aku merasa layaknya perempuan yang paling beruntung sekaligus bahagia di dunia ini. Dalam sehari entah sudah berapa mimpi yang menjadi kenyataan. Dan untuk memikirkan ini hanyalah permulaan, aku hanya bisa mengucapkan rasa syukur karena Tuhan sudah begitu baik mau memilihku untuk merasakan pengalaman hebat ini. Tentu aku tidak akan pernah sampai di sini kalau bukan dukungan Mama dan teman-teman baikku. Mereka yang sepenuhnya percaya padaku bahkan ketika aku tidak selalu percaya

64

sejauh apa aku bisa melangkah. Mereka yang mau membukakan pintu dan memberikan kesempatan, membiarkanku belajar dan bereksplorasi saat orang lain justru menutup pintu rapat-rapat. Aku masih memiliki beberapa jam lagi di kota ini, meski sudah larut dan aku juga mulai lelah tapi aku tidak ingin kembali ke bandara. New York terkenal sebagai kota yang tidak pernah tidur, aku yakin pasti masih ada banyak tempat menarik yang buka di luar sana. Aku pun memutuskan untuk mengunjungi sebuah jazz bar unik yang terletak di ruang lantai bawah tanah. Saat aku tiba di bar, beberapa musisi baru saja mulai memainkan musik. Aku berkenalan dengan seorang turis asal Argentina dan dua musisi lokal yang sering nge-jam bareng di jazz bar ini. Kesamaan hobi dan cinta yang besar pada musik membuat kami langsung nyambung dan betah mengobrol hingga pukul 4 pagi. Memang tidak ada yang lebih menyenangkan ketimbang travel dan bertemu dengan orang baru. Menghabiskan 24 jam di New York, kota ini memberiku pengalaman yang tak terlupakan. Kembali ke bandara JFK sekitar pukul 5 pagi untuk mengejar pesawat selanjutnya ke Orlando, aku tidak merasa lelah sedikitpun. Musik dari jazz bar seolah masih bermain di kepalaku, meninggalkan perasaan happy dan keyakinan besar suatu saat nanti aku pasti kembali. Mendarat di bandara internasional Orlando, seorang perwakilan dari Disney menjemputku dan kami langsung berkendara menuju komplek apartment tempatku akan tinggal. Dalam perjalanan ia menjelaskan hal-hal apa saja yang harus aku lakukan dalam beberapa hari ke depan. Minggu pertamaku di Orlando dipenuhi dengan tes medis, pendaftaran nomor jaminan sosial, belanja kebutuhan sehari-hari, pelatihan kerja, hingga fitting

65

seragam. Aku juga bertemu dengan dua karyawan Disney lainnya yang berasal dari Indonesia dan teman seapartment dari Italia dan Jerman. Selain itu aku berkesempatan tur keliling taman hiburan sebelum resmi dibuka untuk umum dan training bersama manajer dan rekan kerja baru. Sibuk tapi sangat menyenangkan. Semua tentang Disney dan Orlando serba baru, berbeda, dan menarik bagiku. Sulit dipercaya aku bisa menyaksikan dan belajar langsung dari orang-orang kreatif yang menciptakan wahana dan segala hal keren yang terjadi di Disney. Dari mulai konsep, jalan cerita, sampai detil terkecil yang kerap kulihat di taman hiburan – semuanya memiliki arti. Lewat Disney, aku makin jatuh cinta dengan proses dan seni menyampaikan cerita. Aku semakin percaya kreatifitas dan imajinasi seseorang itu tidak terbatas. Aku ingat berjalan ke salah satu gedung untuk mengambil seragam, aku melewati ruangan besar tempat Disney mendesain dan menciptakan kostum warna-warni yang biasanya hanya bisa aku lihat lewat layar kaca televisi. Mengobrol sejenak dengan desainer kostum, ia bercerita bagaimana setiap kostum dibuat dengan hati-hati dan memiliki arti. Aku juga melihat orang-orang yang menghadiri audisi. Bersabar menunggu giliran sambil menggenggam portfolio. Dari raut muka mereka, aku hampir bisa merasakan ketegangan bercampur rasa excited dan gugup. Di satu sisi mereka tidak akan pernah tahu bagaimana audisi ini akan mengubah hidup mereka. Mungkin gagal, mungkin juga mereka akan mendapatkan peran yang mereka inginkan.

66

Sebagai seseorang yang datang jauh dari Jakarta di mana industri hiburan tidak sebesar di Amerika Serikat, Disney tampak seperti dunia lain bagiku. Di tempat ini semua orang merayakan mimpi. Tanpa batasan dan tidak ada yang mustahil. Aku mungkin tidak menonton banyak film Disney waktu masih kecil, tapi aku selalu suka bagaimana Disney bisa mengubah imajinasi menjadi kenyataan. Dan aku bahagia, bangga, juga bersyukur bisa akhirnya menjadi bagian dari tempat yang memproduksi mimpi dan kebahagiaan kelas dunia. Setelah menghadiri beberapa pelatihan kerja di minggu pertama, manajerku yang baik hati memberiku empat hari libur sebelum aku resmi masuk kerja. Aku pun langsung memutuskan untuk berlibur ke Miami. Aku pikir aku tidak tahu berapa lama aku akan tinggal di Amerika Serikat. Jadi mumpung ada waktu dan kesempatan, aku ingin memanfaatkannya dengan mengunjungi teman-tempat baru. Kembali ke Orlando setelah menghabiskan beberapa hari di Miami kini terasa seperti pulang ke rumah sendiri. Teman seapartmentku, Flavia dan Stevie ( beberapa bulan kemudian Zsa Zsa dari Indonesia bergabung dan pindah langsung ke apartment kami ) meski baru kenal namun dalam waktu yang singkat mereka sudah seperti saudara perempuan sendiri. Kami saling menjaga dan mendukung satu sama lain. Flavia yang jago masak, lucu, dan ratu lantai dansa, sementara Stevie yang jago bikin kue, sensitif, dan romantis. Aku dan Zsa sendiri mengakui memang tidak handal dalam memasak atau bikin kue, tapi seiring waktu kami belajar banyak dari Flavia dan Stevie. Resmi mulai kerja sambil mengenakan kebaya Indonesia yang indah bersama dengan rekan kerja lainnya dari Thailand, India, dan Afrika – kami bertanggung jawab

67

untuk memperkenalkan budaya negara masing-masing pada para tamu di Disney's Animal Kingdom. Mulai kerja jam 9 pagi hingga 5 sore, biasanya kami akan menyiapkan sebuah meja atau booth kecil penuh dengan buku, peta dunia, dan alat musik dari Asia dan Afrika. Tugas kami pun sangat beragam. Mulai dari mengajarkan tamu cara memainkan alat musik, mengedukasi mereka tentang budaya Asia dan Afrika, hingga tampil menari Bali dan membuat event-event menarik lainnya. Tidak ada yang kukeluhkan kecuali betapa panasnya Orlando di musim panas, tapi selain itu pekerjaan kami sehari-hari sangat menyenangkan. Bisa bertemu orang-orang baru dari seluruh penjuru dunia, kau tidak akan pernah tahu pertanyaan lucu apakah yang kau dapat hari itu dari tamu. Apakah Indonesia terletak di Afrika? Apakah ada rumah sakit dan mobil mewah di Indonesia? Apakah anak-anak di Indonesia berangkat ke sekolah naik kerbau atau sapi? Siapa sangka tidak sedikit orang asing di luar sana yang memiliki pandangan unik tentang Indonesia. Kebanyakan dari mereka juga kaget ketika tahu Indonesia punya banyak sekali pulau, bahasa, dan budaya. Bisa mewakili Indonesia dan memperkenalkan budaya sendiri ke dunia internasional tentu saja sebuah penghormatan yang besar. Aku ingat dulu sempat berandai-andai bisa kerja di Amerika dan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan budaya dan seni, siapa sangka mimpi itu bisa jadi kenyataan. Bahkan sepuluh kali lebih baik dari apa yang sering kubayangkan. Aku juga bersyukur bagaimana kemampuanku menari Bali akhirnya terpakai juga. Membuatku berterima kasih pada Mama yang sudah mempersiapkan kami sedari awal dan paling tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya.

68

Buat kalian yang punya cita-cita atau ingin kerja di luar negeri tapi tidak tahu bagaimana caranya atau harus mulai dari mana, percayalah pasti ada jalan dan banyak kesempatan menanti di luar sana. Sementara Australia menawarkan program bekerja sambil liburan, negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Irlandia, kota Dubai dan masih banyak lagi menawarkan kesempatan besar dan mensponsori visa kerja. Kebanyakan perusahaan tentu saja mencari kandidat dengan pengalaman. Bagaimana kalau tidak punya gelar sarjana? Percaya atau tidak, ada banyak perusahaan di luar sana yang menawarkan banyak kesempatan menarik tanpa menetapkan syarat pendidikan. Tentu saja tergantung dari jenis pekerjaannya dan yang paling penting adalah pengalaman. Kalau kau merasa kurang berpengalaman atau kemampuan bahasa asingmu tidak cukup baik, maka mulailah memperbaiki diri. Lakukan apa yang kau bisa untuk mendapatkan pengalaman lebih dan berlatih bahasa asing. Bahkan kalau kau tidak punya uang banyak untuk kursus bahasa, ada banyak program belajar bahasa tersedia gratis di internet. Kau juga bisa mendaftar magang atau melamar kerja di perusahaan atau organisasi impian. Proses mengurus visa kerja di negara asing pun ada yang mudah, ada juga yang ribet. Aku tahu beberapa temanku yang harus mempersiapkan puluhan dokumen, sertifikat, dan menunggu berminggu-minggu hingga visa kerjanya keluar. Tapi ada juga yang hanya butuh mengirimkan fotokopi pasport dan visa kerja langsung keluar dalam dua atau tiga minggu. Semua orang melalui proses yang berbeda. Namun di akhir hari tidak peduli cepat atau lambat proses sebuah pengurusan visa kerja, aku yakin rejeki itu tidak akan ke mana. Apa yang sudah Tuhan gariskan untuk kita akan menemukan jalannya sendiri. Tugas kita hanyalah bekerja keras, mempersiapkan diri

69

sebaik mungkin dan banyak berserah. Untuk tidak mencoba mengontrol semuanya tapi percaya akan rencana Tuhan akan terjadi tepat pada waktuNya. Tidak ada yang mustahil, pasti ada jalan. Asalkan kau mau memulai dan tidak ragu untuk mencoba dan mengetuk pintu. Aku selalu percaya kuncinya adalah tekad, konsistensi, dan kerja keras. Ada orang yang lulus dari universitas terbaik tapi pemalas, ada juga yang hanya lulusan SMA tapi pekerja keras dan kreatif. Kebanyakan orang merasa dirinya tidak cukup baik dan tidak percaya diri untuk melamar pekerjaan lalu membiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja. Tidak sedikit pula yang langsung menyerah kalah hanya karena gagal sekali atau ditolak. Kau bisa punya seribu alasan untuk meragukan dirimu dan tidak berkembang atau mulai berubah detik ini juga dengan apapun yang kau punya. Mengambil langkah maju tidak peduli sekecil atau sepelan apapun tetaplah sebuah progres, masih lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Ketika mencari pekerjaan atau kesempatan besar, aku kerap menantang diriku sendiri untuk melakukan hal-hal yang aku takutkan. Mengirimkan email atau memperkenalkan diri pada orang baru dengan posisi tinggi di perusahaan impian tentu menakutkan, tapi aku tidak punya pilihan lain. Mereka tidak tahu namaku dan apa yang aku inginkan. Tugaskulah untuk memperkenalkan diri dan mengetuk pintu. Meyakinkan mereka bahwa aku adalah kandidat yang tepat. Di dunia ini, peran kerja keras tidak bisa digantikan dengan apapun. Kalau kita sudah melakukan segala tugas dan kewajiban dengan baik, hasil kerja keras itu pasti tidak akan terbuang percuma dan kelak membawa kita ke tempat yang ingin kita tuju.

70

Sulit dipercaya bagaimana rasa ingin tahu dan kerja keras seseorang bisa membawanya jauh. Di waktu lain kau menemukan dirimu tidak lagi bahagia dengan pekerjaan yang kau lakukan dan jauh di lubuk hati kau tahu kau berhak mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi, jangan abaikan suara itu! Meskipun kau tidak bisa langsung mengundurkan diri atau keluar dari pekerjaan, tapi kau selalu bisa melakukan sesuatu untuk mengubah keadaanmu. Kau bisa melamar pekerjaan lain, mencoba hobi baru, atau menghubungi orang-orang yang mungkin bekerja di perusahaan impianmu. Jangan malu atau ragu untuk memperkenalkan dirimu. Pastikan kau melakukan sesuatu dan mengambil langkah – apapun yang kau bisa untuk lebih dekat dengan mimpimu. Seperti yang dikatakan Walt Disney, semua impian kita dapat menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mengejar mereka. Apa yang sudah kau lakukan hari ini untuk menjadikan mimpimu kenyataan? Lewat Disney, aku belajar segala sesuatu yang kita lewati turut mempersiapkan kita untuk menghadapi bagian hidup selanjutnya. Hidup memang selalu memberikan kita pilihan. Setiap pilihan yang kita ambil memiliki konsekuensi masing-masing. Membawa kita jauh pada hal atau ke tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Menjadi batu loncatan atau jembatan pada babak selanjutnya. Pilihan untuk berani mencoba sesuatu yang baru meski awalnya semua tampak menakutkan dan tidak pasti. Pilihan untuk tetap mengerjakan hal yang sulit atau mengejar mimpi di saat orang lain tidur. Pilihan untuk bangun bahkan setelah ratusan kali mengalami kegagalan. Aku tidak bisa membayangkan akan seperti apa hidupku saat ini jika waktu itu aku memilih menyerah ketimbang terus berjuang. Memilih malas ketimbang

71

bekerja keras. Memilih zona nyaman ketimbang berkembang. Memilih melakukan hal yang mudah ketimbang hal sulit. Memilih tinggal diam ketimbang berani bertanya dan bersuara. Memilih hubungan yang tidak sehat bersama orang yang tidak baik ketimbang berjalan sendiri. Memilih bermain aman ketimbang mengambil resiko. Ada banyak kenangan favorit dan hal terbaik dari pengalaman bekerja di Disney. Tapi kalau aku boleh memilih satu hal spesial yang kudapat sepanjang waktuku bekerja di Orlando yaitu menemukan keluarga baru. Pindah ke negara baru sendirian apalagi tidak kenal siapapun tentu tidak mudah. Tapi aku beruntung dari awal Disney selalu membantu dan mempermudah segalanya. Di samping itu aku juga bertemu dan belajar dari orang-orang baik dengan cara pandang atau pemikiran yang sama. Manajerku yang memberi kami ruang tumbuh dan kebebasan untuk mengekspresikan diri, juga rekan kerja sehari-hari seperti Shruti, Esther, Chanapha, Shiv, Zsa, dan masih banyak lagi yang selalu penuh inspirasi. Bahkan hingga hari ini, meski sudah beberapa tahun meninggalkan Amerika – kami masih berhubungan dekat satu sama lain. Ada yang sudah menikah dan pindah ke Prancis, ada yang melanjutkan karirnya di Maldives, Mumbai, New York, dan Bangkok. Kami memang sibuk dengan kehidupan masing-masing tapi selalu memastikan untuk tetap menjaga tali persahabatan. Di akhir hari kami tetap dan akan selalu menjadi keluarga besar Disney. Yang pernah berbagi suka duka bersama tinggal jauh dari keluarga, naik turun rollercoaster, berbagi masakan Cina atau bekal makan siang. Menjaga satu sama lain demi bertahan bersama.

72

Banyak yang beranggapan kerja di luar negeri itu enak, nyaman, mudah, gaji dollar. Kenyataannya kerja dan hidup sendirian di negara orang itu tidak selalu mudah dan seenak yang kebanyakan orang kira. Ada rasa sepi, momen patah semangat, kangen keluarga, kadang pengen nyerah. Gaji dollar iya, tapi bukan berarti hidup enak atau langsung kaya mendadak. Biaya hidup yang mahal, mesti bayar apartment, pajak, asuransi kesehatan, makan, dsb. Belum kalau tiba-tiba kangen masakan rumah atau pengen makan ketoprak, martabak, mie ayam tapi apa daya nggak ada abang-abang yang jualan jadi yaa cuma bisa gigit jari. Mau pijat atau potong rambut pun harus mikir seribu kali karena biayanya yang mahal – sementara di Indonesia kita bisa pergi kapanpun yang kita mau. Ketika pertama kali bekerja di salah satu hotel di Malaysia, aku beruntung karena pihak hotel menyediakan akomodasi dan makan gratis. Segi positifnya ya aku tidak perlu pusing memikirkan sewa kamar atau makan, tapi kalau ingat jam kerja dari pagi hingga malam kadang tanpa istirahat rasanya suka nggak percaya aku sekuat dan setahan banting itu. Namun sekali lagi aku bersyukur di usiaku yang saat itu hanya 20, aku memiliki kesempatan untuk belajar banyak tentang industri perhotelan, hiburan dan event. Bekerja sama dengan orang-orang dari negara dan latar belakang yang berbeda mengajariku bagaimana membina hubungan yang baik dan menghargai perbedaan. Untuk selalu berpikiran terbuka, berani bertanya dan mencoba apapun meski hal itu di luar zona nyaman. Mulai dari

73

menjadi pemandu wisata dadakan dan membawa tamu ke beberapa tempat wisata di Malaysia, tampil di panggung dengan kemampuan menari yang pas-pasan cuma modal nekad dan percaya diri, mengantar-jemput tamu ke bandara, hingga latihan jadi instruktur panjat tebing. Setiap hari rasanya seperti belajar di sekolah ketimbang bekerja. Ada saja pelajaran dan inspirasi baru yang bisa dipetik. Dan tidak peduli secapek apa setelah seharian bekerja belum lagi kalau ada jadwal latihan menari kadang sampai jam 2 pagi, selalu saja ada energi tambahan untuk berkumpul bersama teman-teman kerja. Makan mie rebus atau nasi goreng bareng-bareng sambil bercanda. Melebihi rekan kerja, mereka adalah keluargaku. Orang-orang yang tidak hanya menerimaku apa adanya tapi kami saling menjaga dan membangun satu sama lain. Makan bareng, berbagi canda tawa dan nasi goreng sambil duduk di lantai, lelahpun lenyap seketika. Yang ada hanyalah rasa senang dan bersyukur. Karena walaupun jauh dari rumah, tapi di sini kami menemukan keluarga baru. Walaupun capek luar biasa, keringatan, belum mandi, dan besok harus mulai kerja lebih awal namun ada rasa puas karena hari itu kami sudah memberikan yang terbaik. Melakukan kewajiban kami dengan segenap hati. Di Disney, lagi-lagi aku beruntung karena mereka menyediakan apartment dan transportasi. Aku hanya perlu membayar sewa apartment yang jatuh setiap minggu. Aku bersyukur bisa bekerja di perusahaan hiburan sebesar Disney dan mendapatkan pengalaman yang tidak semua orang bisa rasakan. Bisa mengunjungi taman hiburan sepuas-puasnya tanpa harus bayar tiket masuk. Main rollercoaster tanpa antri, bahkan dapat

74

potongan harga hampir di setiap properti milik Disney. Bukan hanya itu, sebagai karyawan aku juga dapat menyaksikan proses kreatif pembuatan suatu wahana atau pertunjukan baru – sesuatu yang tidak semua orang bisa saksikan. Aku dan teman sekamarku, Zsa Zsa yang tidak bisa masak terpaksa harus putar otak dan mau tidak mau harus mulai masak. Menu makan siang kami awalnya begitu sederhana. Nasi dengan telur dan sosis goreng, atau roti isi. Lalu di malam hari kami akan bergantian masak, mulai dari pasta, nasi dengan ikan salmon atau ayam goreng, hingga aneka salad. Zsa yang jauh lebih kreatif biasanya akan mencari resep di internet dan membuat ayam kecap, rendang, tumis sosis, apapun yang mudah dan cepat. Kalau ayamnya sudah habis, biasanya kita akan menyimpan kuah untuk bekal makan siang keesokan harinya. Bagi kami anak rantau, tidak ada yang namanya makanan terbuang percuma. Kami selalu memastikan untuk memanfaatkan segalanya, termasuk datang ke pesta yang kerap diadakan Disney hanya demi mengambil jatah hotdog gratisan. Tapi justru makan nasi dengan sosis goreng atau kuah rendang itu lah yang menyisakan kenangan indah bahkan gelak tawa setiap kali aku bertemu dengan Zsa atau teman Disney lainnya. Sementara di Indonesia kami dimanjakan dengan harga makanan yang murah meriah, di Amerika rasanya sudah beruntung kalau bisa makan di restoran seminggu sekali. Biasanya aku dan teman-teman akan keluar makan di restoran yang tidak jauh dari apartment setiap kali kami gajian di hari Kamis. Karena harga makanan yang mahal ditambah dengan tips, kami hanya bisa keluar makan seminggu sekali.

75

Sisanya makan mie instan atau masak seadanya. Yang lucu pada hari Minggu malam biasanya kami akan mulai berdiskusi tentang enaknya makan apa sepulang gajian. Mulai dari sushi, masakan khas Cina, Thailand, India, hingga pizza murah. Begitulah nasib anak rantau, ada enak dan nggak enaknya. Kuncinya ya bersyukur, menikmati hidup apa adanya. Tidak usah berlebihan hanya demi mendapatkan validasi dari orang lain. Apa yang berawal dari pemikiran, imajinasi, keinginan, mimpi, dan corat-coret di secarik kertas kerap akan menemukan jalannya sendiri hingga menjadi kenyataan. Begitulah kuatnya pemikiran seseorang. Apapun yang kita pikirkan setiap hari, sengaja atau tidak disengaja, pelan-pelan akan membentuk kehidupan dan menentukan masa depan. Pemikiran dan kepercayaan seseorang turut menentukan perilaku, kepribadian, karakter, hingga caranya membuat keputusan dalam hidup dan memperlakukan orang lain. Kita adalah buah hasil dari apapun yang kita pikirkan setiap saat. Untuk menarik apapun yang kita pikirkan jadi kenyataan butuh tidak hanya waktu, usaha, tapi juga keyakinan dan kesabaran. Ada hal-hal yang membutuhkan usaha lebih atau kerja keras, ada juga yang langsung terjadi tanpa usaha sedikit pun. Ada yang terjadi cepat, ada yang butuh waktu lama. Ada yang prosesnya begitu mudah, ada juga yang jalannya penuh liku. Tapi di setiap liku penuh dengan tantangan, tidak sedikit kegagalan, kerap menguji kesabaran dan keyakinan seseorang pada rencana hidup dan Tuhan. Aku mulai sadar tentang apa itu konsep manifestasi dan betapa kuatnya pikiran kita saat aku memimpikan dapat kerjaan dan pindah ke Bali sekitar tahun 2008. Aku tidak tahu persis jenis pekerjaan apa yang aku inginkan, tapi aku

76

selalu tahu aku ingin bekerja di lingkungan internasional bersama orang-orang dari negara atau latar belakang berbeda. Aku juga kerap membayangkan diriku tampil di atas panggung dengan kostum berwarna-warni seperti layaknya pertunjukan kabaret khas Prancis atau dunia barat. Tentu saja saat itu aku tidak tahu perusahaan apa di luar sana yang akan memberikanku kesempatan untuk tampil, namun di dalam hati aku begitu yakin suatu saat nanti kesempatan itu akan menemukanku. Dan benar saja, yang awalnya bermula dari angan-angan, tiba-tiba hidup seperti menuntunku untuk bertemu orang-orang dan situasi yang akhirnya membawaku ke Bali lalu Malaysia. Dua koreografer terbaik yang aku temui saat itu bahkan memberikanku kesempatan untuk tampil dalam pertunjukan kabaret mengenakan kostum berwarna-warni yang selama ini selalu aku bayangkan. Semuanya terjadi begitu sempurna, di waktu, tempat bersama orang-orang yang tepat. Sementara law of attraction adalah hukum dasar dari apapun yang kita pikiran pasti akan menarik hal serupa, maka manifestasi adalah proses mewujudkan apa yang berawal dari ide, cita-cita, pemikiran atau perasaan menjadi kenyataan. Ya, apapun yang kita pikirkan bisa menjadi kenyataan. Ketika seseorang memikirkan atau bicara tentang hal-hal positif, maka tanpa disadari ia akan menarik hal-hal positif ke dalam hidupnya. Demikian pula ketika seseorang memikirkan atau bicara tentang hal-hal negatif, maka ia akan terus menarik hal-hal dan orang yang negatif ke dalam hidupnya. Saat kita memusatkan pikiran pada hal positif, menghargai hal kecil, banyak bersyukur, berbuat baik, dan sebagainya maka kita menciptakan ruang yang lebih besar untuk menarik

77

semakin banyak alasan dan hal positif masuk ke kehidupan kita. Di saat seseorang memilih untuk bersyukur dan fokus pada hal-hal positif, mustahil baginya untuk memikirkan hal negatif. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Pikiran manusia begitu kuat. Pola pikir seseorang dan caranya bicara atau memperlakukan diri sendiri bisa menentukan tidak hanya kualitas hidup tapi juga membantu mencapai kesuksesan atau justru kemunduran dan kegagalan dalam hidup. Setiap kali kau menemukan dirimu memikirkan atau bicara sesuatu yang negatif, kau harus tahu kau bisa menghentikannya dan mengalihkan fokus pada hal-hal yang positif. Tariklah nafas dalam-dalam, dan maafkan dirimu yang sudah berbicara atau berpikiran negatif. Lalu alihkan fokus untuk memikirkan hal positif dan menghargai hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Ingat bahwa kau punya kendali penuh dan kebebasan untuk memilih. Termasuk memilih untuk berpikiran positif daripada terus memfokuskan pikiran pada hal negatif. Memilih untuk memaafkan diri sendiri dan mengubah pelan-pelan segala kebiasaan atau pemikiran negatif menjadi positif. Memilih untuk bersyukur. Memikirkan hal-hal baik apa saja yang sudah terjadi dalam hidupmu. Bisa dari hal yang paling sederhana; seperti kesehatan, punya kaki, tangan, mata, semua organ di tubuhmu berfungsi dengan baik. Hari ini kau bisa makan, punya air bersih, tempat tidur, dan kesempatan untuk memulai lagi. Memilih untuk berterimakasih dan menghargai orang yang sudah banyak membantumu dalam kehidupan sehari-sehari; seperti satpam, petugas kebersihan, mereka yang suka mengantar pesanan makanan, atau bahkan orang asing yang memberikanmu tempat duduk di dalam

78

transportasi umum. Mengeluh tentang sesuatu atau merasa hidup tidak adil memang mudah, tapi jangan lupa di luar sana setiap orang melalui sesuatu. Tidak sedikit yang menghadapi masalah jauh lebih besar lagi namun mereka tetap tersenyum dan berhati besar untuk sabar dan ikhlas menjalani hidup. Dengan perlahan membangun kebiasaan bersyukur, berterimakasih, menghargai hal-hal terkecil, dan berbuat baik akan membantu menghentikan pikiran negatif jadi positif. Bukan hanya itu saja, dengan kebiasaan berpikiran positif akan menenangkan hati dan pikiran, membawa kebahagiaan dan kesehatan, dan membukakan pintu pada kesempatan lainnya. Kadang musuh terbesar kita bukanlah orang lain, tapi pemikiran kita sendiri. Pemikiran negatif bisa mengalahkan bahkan menjatuhkan kita. Cara kita berpikir bisa mempengaruhi emosi, lalu emosi turut mempengaruhi perilaku kita. Pemikiran negatif menimbulkan rasa sedih, depresi, marah, kecewa, takut, ragu, putus asa, dan masih banyak lagi. Menjadi selalu positif dan kuat dalam hidup kenyataannya tidak mudah. Orang yang positif tahu hidup itu tidak sempurna dan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Seiring perjalanan, mereka akan melalui banyak suka duka, masalah, tantangan, bahkan tidak sedikit kegagalan. Sebuah bagian dari proses pertumbuhan dan hidup. Sebagai manusia, wajar dan normal untuk merasa sedih, putus asa, marah, kecewa, bingung, jadi negatif saat menghadapi masalah. Meski ada banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan penuh, tapi kita selalu bisa mengendalikan bagaimana cara kita merespon sesuatu. Menjadi orang yang positif bukan berarti harus selalu kuat dan optimis. Tapi apapun yang terjadi, mereka juga tahu

79

di akhir hari mereka selalu punya pilihan untuk melihat masalah sebagai pelajaran, motivasi, atau alasan untuk menyerah. Dari sudut pandang positif atau negatif. Pola pikir berkembang atau pola pikir tetap. Mereka bisa memilih untuk merespon sesuatu dengan cinta, kesabaran, kebesaran hati. Orang yang selalu berpikir positif akan berusaha menemukan makna, pelajaran, alasan untuk bersyukur dan lebih bahagia dalam setiap hal yang mereka miliki. Mereka tidak akan membiarkan hal atau orang yang negatif mengambil alih dan perlahan mencuri kebahagiaan juga rasa damai. Orang dengan pikiran negatif tidak pernah puas dan senang tentang apapun. Mereka selalu menemukan kesalahan, mengeluh, dan mengkritik apapun dalam hidup. Semua yang terjadi pada mereka akan tampak negatif. Berbeda dengan orang positif yang mencoba melihat segala sesuatu sebagai pelajaran dan kesempatan untuk tumbuh, maka orang yang negatif akan terus fokus pada kekurangan juga segala masalah yang mereka hadapi. Mereka melihat hidup sebagai musuh dan sesuatu yang buruk. Siapapun tahu hidup itu memang tidak selalu mudah, tapi kita juga selalu bisa melakukan sesuatu untuk menjadikannya lebih baik. Mengeluh hanya buang-buang waktu dan tidak akan mengubah apapun. Hal-hal negatif akan terus terjadi pada orang-orang negatif hingga mereka memutuskan untuk menghentikan pemikiran buruk itu dan memilih untuk mensyukuri dan menghargai apa yang mereka miliki.

80

Lingkungan dan orang-orang di sekitar kita berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Ketika seseorang dikelilingi orang-orang yang baik, positif, kreatif, pekerja keras, dan selalu mengutamakan pertumbuhan maka orang itu akan termotivasi dan terinspirasi untuk melakukan hal serupa bahkan menjadi lebih baik. Sebaliknya, saat seseorang dikelilingi orang-orang yang negatif, memiliki kebiasaan buruk, suka mengeluh, pemalas, dan tidak sekalipun mencoba untuk memperbaiki diri maka akan sulit untuknya menemukan alasan untuk berubah. Mustahil untuk merasa terinspirasi dan mendapatkan motivasi lebih ketika kita berada di dekat orang negatif.

Proses manifestasi dimulai dengan memvisualisasikan setiap detil dari hal-hal yang kau impikan. Misalnya, jika kau ingin mendapatkan pekerjaan baru dan terus fokus pada apa yang kau impikan sambil terus berusaha ( mencoba melamar pekerjaan, menghubungi rekruter atau orang-orang yang bekerja di perusahan impian ) dan tetap berpikiran positif, maka kau pasti akan menemukan jalan untuk menjadikan impianmu kenyataan. Atau mungkin kau ingin menemukan tempat parkir, berharap perjalanan ke kantor dimudahkan, dapat rejeki tak terduga, apapun itu manifestasi bisa menarik segala yang kau inginkan atau pikirkan mulai dari hal terkecil hingga mimpi terbesarmu. Tidak ada batasan sama sekali. Proses manifestasi tidak akan langsung bekerja dengan visualisasi dan pemikiran saja. Harus didukung dengan tindakan, usaha, dan sikap positif. Ada banyak orang yang mendambakan jadi jutawan tapi tidak mau berusaha. Ada juga yang mengharapkan jadi penyanyi terkenal tapi tidak pernah mau latihan dan selalu membandingkan diri dengan orang

81

lain. Apalagi di zaman modern, saat semuanya serba cepat penuh dengan instan gratifikasi – siapapun tentu mendambakan kesuksesan dalam hidup. Tapi tidak semua mau bangun pagi, mengambil resiko, disiplin, tekun, dan konsisten dalam berusaha. Kita tidak bisa hanya duduk-duduk santai dan berharap kesempatan besar akan langsung jatuh ke tangan kita. Kita harus tetap berusaha, mengambil langkah, dan konsisten berkembang. Sama seperti alam semesta yang terus bekerja siang dan malam untuk mengarahkan kita ke tempat atau sesuatu yang kita inginkan, namun semua itu tidak akan terjadi jika kita tidak mengambil langkah atau memainkan bagian kita. Layaknya kerjasama dalam sebuah tim, semua orang harus melakukan tugasnya masing-masing. Lakukan apa yang kau bisa, sebaik mungkin sembari alam semesta melakukan tugasnya untuk menuntun dan membukakan jalan untukmu. Kenyataannya tidak ada yang bisa mengalahkan atau menggantikan peran kerja keras dalam hidup. Aku setuju dengan apa yang kebanyakan orang bilang tentang kerja keras bisa mengalahkan bakat. Menjembatani antara mimpi dan realita. Semakin kita bekerja keras, semakin kita makin beruntung dalam hidup. Hidup seolah punya caranya sendiri untuk menghargai segala komitmen dan kerja keras yang kita lakukan. Entah tiba-tiba kita akan mendapatkan kesempatan yang tepat atau rejeki tak terduga, orang asing akan membukakan pintu untuk kita, segala proses tiba-tiba dimudahkan. Kesuksesan yang kita raihpun akan bertahan lama. Kalau kau bercita-cita menjadi pelukis, kau tidak akan pernah bisa menjadi pelukis besar hingga kau berani mengambil kuas dan memulai melukis. Sama halnya kalau kau ingin jadi penulis. Langkah pertamanya ya mulai menulis dan banyak membaca. Bisnis yang kau impikan pun tidak akan pernah menjadi kenyataan hingga kau memutuskan untuk

82

bangun dan mengambil aksi. Mau tidak mau, suka tidak suka, kenyataannya kita harus bekerja keras, percaya pada diri sendiri, dan yakin pada segala rencana Tuhan. Pengalamanku tentang proses manifestasi ini cukup beragam. Hampir semua yang aku miliki atau pernah alami dalam hidup semuanya berasal dari keberanian bermimpi dan pemikiran sehari-hari. Iseng atau serius, aku sadar betul pikiran kita begitu kuat untuk menarik hal-hal yang kita pikiran sehari-hari menjadi kenyataan. Dari hal paling sederhana contohnya suatu siang tiba-tiba aku ingin makan donat coklat tapi tidak ingin pergi jauh-jauh ke toko donat favoritku. Di momen yang sama aku melintasi minimarket, memutuskan untuk masuk dan membeli air mineral lalu dalam perjalanan ke kasir tidak sengaja aku menemukan rak penuh roti. Ketika memilih-milih roti, tiba-tiba aku melihat sebuah donat coklat tersembunyi dibalik bungkusan roti tawar. Satu-satunya donat coklat, persis seperti apa yang kuinginkan. Aku tersenyum, seakan memberi anggukan dan ucapan terima kasih pada alam semesta karena sudah memberiku donat tanpa aku harus jauh-jauh naik taksi ke toko. Atau di hari lain ketika aku menonton sebuah video wawancara proses menulis lagu di internet dengan salah seorang penulis lagu terbaik dunia. Tentu saja sudah lama aku mengagumi penulis lagu ini dan dalam hati berharap suatu hari bisa bertemu dengannya. Tebak apa yang terjadi? Kurang dari seminggu setelah aku menonton video itu, tiba-tiba rekan kerjaku mengumumkan sang penulis lagu akan mampir di kantor untuk mempromosikan album barunya. Aku pun menemukan diriku duduk persis di samping sang penulis lagu, mengagumi sekaligus mendengarkan dengan seksama tentang perjalanan karir dan album barunya. Masih ada banyak lagi contoh bagaimana hidup

83

menjadikan apa yang berawal dari pemikiran sederhana atau bahkan iseng-iseng menjadi kenyataan. Kita menciptakan realita atau kenyataan berawal dari pemikiran. Apapun yang kau rasakan dari dalam, bagaimana kau berpikir, hal-hal yang kau katakan pada dirimu sendiri, percaya diri, dan masih banyak lagi semuanya akan kembali padamu. Menciptakan sebuah pengalaman hidup dan dunia yang kau hidup sehari-hari. Jika kau terus-menerus berpikiran negatif, mengeluh, tidak pernah merasa cukup dan selalu merasa sedih, maka kau akan menarik dan memanifestasikan energi negatif. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menjernihkan isi kepala dan memiliki pikiran positif ketika seseorang ingin bermanifestasi. Dengan sikap yang positif, kerja keras, perasaan joy atau bahagia, maka apa yang kita inginkan akan menjadi kenyataan. Saat seseorang mulai berpikiran positif, di situlah ia akan merencanakan aksi atau langkah yang perlu diambil untuk menjadikan mimpi kenyataan. Proses selanjutnya adalah percaya segala usaha atau langkah apapun yang sudah diambil berarti lebih dari cukup untuk mendukung mimpi. Sisanya tinggal sabar dan berserah diri. Yakin alam semesta seratus persen mendukung setiap langkah kita. Cara manifestasi:

1. Apa yang kau inginkan? Mungkin saat ini kau mendambakan pekerjaan, rumah, mobil, baju baru, rejeki tak terduga? Atau sesederhana ingin menemukan tempat parkir, menang sebuah kompetisi, apapun itu pastikan

84

kau tahu apa yang kau inginkan. Bukan apa yang orang lain atau orangtuamu inginkan. Dengan memfokuskan hati dan pikiran, perlahan kau akan menemukan hal yang benar-benar kau inginkan dalam hidup. Tulis segala hal yang kau inginkan lengkap dengan detilnya. Ada yang memilih untuk menulis di secarik kertas kemudian ditempelkan di dinding. Ada juga yang suka menulis di buku harian, di telepon genggam, komputer. Kalau kau bukan tipe orang yang suka menulis, maka inilah saatnya untuk memulai kebiasaan baru. Menuliskan apa yang kau rasa atau pikirkan bisa menjadi terapi dan salah satu cara memfokuskan pikiran. Melatih untuk jujur dan terbuka dengan diri sendiri. Menulis juga bisa mengingatkanmu kembali tentang apa saja yang sudah dan ingin kau capai dan seberapa jauh kau telah melangkah. Menyisakan rasa syukur, rendah hati, dan penuh penghargaan tidak hanya pada apa yang sudah kau lewati tapi juga motivasi dan inspirasi bahwa kau bisa melangkah lebih jauh lagi. Kalau kau tidak yakin harus memulai menulis dari mana, kau bisa memulai dengan menuliskan bagaimana perasaanmu hari itu. Jangan ragu untuk menuliskan apapun yang mengganggu pikiran, masalah, tantangan, kekhawatiran, ide, bahkan progres kecil yang kau buat. Kemudian lanjutkan dengan menuliskan apa saja yang kau harapkan atau inginkan. Jujur dan terbukalah dengan diri sendiri. Saat kau berani menuliskan apa yang kau inginkan, itu artinya kau cukup serius dan benar-benar menginginkan hal itu menjadi kenyataan. Jalan pun akan terbuka lebar

85

dan hidup akan menunjukkan segala kejutan dan kesempatan terbaik hanya untukmu.

2. Bayangkan apa yang ingin kau manifestasi

Siapapun yang pernah mencapai kesuksesan atau menyaksikan mimpinya menjadi kenyataan pasti memulai perjalanannya lewat sebuah visi atau imajinasi. Bayangkan seperti apa kesuksesan dan hidup yang kau inginkan. Bayangkan segala detilnya, bagaimana hidup yang kau impikan akan terlihat, terasa, terdengar. Kau harus punya imajinasi. Karena ketika kau punya imajinasi dan berani bermimpi, kau bisa membangun dirimu sendiri. Dengan menciptakan visi besar akan menjadi apa dirimu di masa depan akan membawamu ke tempat yang selalu kau impikan. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang tepat. Orang yang mendukung dan percaya pada kemampuan juga sejauh apa kau bisa melangkah bahkan ketika kau meragukan dirimu sendiri. Jangan ragu untuk meninggalkan mereka yang hanya bisa menjatuhkan dan memberikan pengaruh negatif.

3. Percaya pada rencana dan waktu Tuhan. Kuncinya adalah percaya. Percaya bahwa tidak ada yang mustahil, apapun yang kau inginkan ada di luar sana. Percaya hidup akan membukakan jalan, menjadikan segala prosesnya mudah, dan menjadikan mimpimu kenyataan. Aku selalu mengingat proses percaya ini seperti masuk ke restoran dengan perut lapar, tentu kita sudah ada

86

bayangan ingin makan apa. Lantas kita memberitahu pada sang pelayan apa saja yang ingin kita makan lengkap dengan segala detilnya; mau lebih pedas kah, lebih asin kah. Setelah memesan, kita akan membiarkan sang pelayan untuk menyampaikan pesanan pada sang koki. Mempercayakan sang koki untuk menyiapkan hidangan yang terbaik untuk kita. Apa yang akan terjadi kalau kita memburu-buru sang koki? Hasil masakannya tidak sempurna. Namun kalau kita sabar itu artinya kita percaya seratus persen pada keahlian sang koki dan membiarkannya berkreasi dan mengejutkan kita dengan hasil masakan terbaik. Tentu saja tidak sulit untuk memiliki keyakinan bahwa apapun yang kita impikan dalam hidup bisa menjadi kenyataan. Namun apakah kita masih memiliki keyakinan yang sama saat masalah atau rintangan muncul di depan mata. Banyak orang yang menyerah di pertengahan jalan. Ada yang tidak sabaran, ingin buru-buru sukses apalagi di zaman yang serba instan ini. Merasa proses yang mereka lalui untuk mencapai sesuatu terlalu panjang dan melelahkan hingga mereka kehilangan rasa percaya diri dan kerap meremehkan kekuatan dari mimpinya sendiri. Santai, sabar, jangan stres. Jangan mencoba untuk mengontrol segala sesuatu atau buru-buru. Semua ada waktunya masing-masing. Biarkan Tuhan bekerja dengan caraNya. Sesuatu yang sudah digariskan untukmu tidak akan ke mana-mana, pasti akan menemukan jalannya hingga sampai ke

87

tanganmu. Nikmati proses dan ingatkan dirimu untuk have fun. Dengan melakukan dua hal tersebut membuktikan kalau kau percaya pada rencana alam semesta. Bahwa ada Tuhan dan kekuatan besar di luar sana yang sedang mengatur segala sesuatunya untuk menjadikan mimpimu kenyataan. Di waktu, tempat, dengan orang-orang yang tepat. Semakin kau menikmati proses dan have fun, maka semakin cepat juga apa yang kau inginkan jadi kenyataan. Proses manifestasi itu adalah perpaduan dari keyakinan, fleksibilitas atau pikiran yang terbuka, sikap yang positif, banyak bersyukur, dan rasa sukacita. Kalaupun ada orang lain yang meragukan atau mengatakan mimpimu terlalu besar dan mustahil, jangan dengarkan atau pedulikan komentar tersebut. Salah satu pesan berharga yang mantan bosku pernah sampaikan adalah jangan biarkan orang lain membatasi atau membuatmu merasa kecil. Keberhasilanmu ada di tanganmu sendiri.

4. Choose love! Choose joy! Berusaha sebaik mungkin, tapi jangan lupa untuk menikmati proses. Have fun, karena hidup sebenarnya tidak seserius itu. Percaya pada kekuatan mimpi dan diri sendiri itu penting tapi jangan lupa untuk berusaha karena tidak ada yang bisa menggantikan peran kerja keras. Usaha yang kau lakukan sehari-hari untuk menjadikan mimpimu kenyataan, tidak peduli

88

seberapa kecil namun dengan konsistensi dan ketekunan kelak akan membawamu ke dalam hidup yang selalu kau bayangkan. Walau berat, kau bahkan tidak tahu pasti akan apa yang terjadi ke depannya, tidak ada juga yang bisa menjamin apakah kau akan sukses, tapi selama kau percaya diri dan percaya dengan apa yang kau lakukan…maka itu lebih dari cukup. Sekarang dengan kau tahu ke mana kau akan melangkah dan tahu kau ingin menjadi apa, mulailah mengambil aksi setiap hari hingga visi yang selalu kau bayangkan menjadi kenyataan. Pikirkan visi atau apapun goal dalam hidupmu sebagai destinasi dan segala aksi, kebiasaan, strategi untuk mencapainya sebagai kendaraan. Fokus untuk sampai ke destinasi penting tapi jangan lupa untuk menikmati dan bersenang-senang sepanjang proses. Orang-orang sukses tahu akan apa yang mereka inginkan, tapi mereka juga mengerti bahwa jalan menuju ke sana tidak akan selalu mudah dan mulus. Melibatkan banyak tantangan, kendala, bahkan putar balik. Untuk tiba di destinasi bukan prioritas utama mereka. Mereka percaya dengan berbekal rasa percaya diri, ketekunan, dan konsistensi cepat atau lambat mreka pasti sampai tujuan. Namun yang terpenting adalah bagaimana terus memperbaiki diri dan dan menikmati setiap progres. Apapun yang kau fokuskan akan berkembang. Jadi pastikan untuk tetap fokus pada potensi, mimpi, dan hal-hal positif. Bukan pada masalah, kekhawatiran bagaimana caranya mewujudkan

89

mimpi, atau pemikiran negatif. Jangan biarkan keadaan atau pendapat orang di sekitar membatasi mimpi dan caramu membuat keputusan. Bahkan ketika orang lain meragukanmu, tetaplah fokus melakukan apa yang harus kau lakukan. Jangan menyerah hanya karena proses yang sulit. Jika dalam hati kau tahu apa yang kau lakukan benar dan berarti, berpegang teguhlah pada kata hati dan tetaplah mencoba.

5. Banyak bersyukur dan menghargai hal-hal kecil Banyak bersyukur dan menghargai hal kecil terbukti tidak hanya memberikan kedamaian dan ketenangan hati, tapi juga membuat seseorang lebih bahagia dan lebih sehat. Memilih untuk bersyukur dan berserah diri walau keadaan hidup jauh dari sempurna, Saat kita mensyukuri dan menghargai sesuatu, kita memutuskan untuk melihat hidup dari segi positif. Dengan memfokuskan pikiran pada sesuatu yang positif akan menarik lebih banyak hal positif lagi hingga tidak ada ruang tersisa untuk rasa takut, khawatir dan pikiran negatif. Kau bisa memulai kebiasaan bersyukur dengan menghargai hal kecil, menghitung, dan menuliskan segala hal yang kau syukuri. Mengawali hari dengan bersyukur tidak hanya mempersiapkanmu untuk menghadapi hari baru dengan pikiran tenang dan hati yang bersih tapi juga pemikiran yang positif. Demikian pula saat kau mendedikasikan beberapa menit sebelum

90

tidur untuk mensyukuri apa yang kau punya dan sudah lewati di hari itu, kau akan tidur dengan hati yang penuh rasa syukur. Mulailah bersyukur dari hal yang paling sederhana seperti “Aku bersyukur masih bisa bernafas, punya mata, kaki, dan tangan. Bersyukur hari ini sehat, punya tempat tidur, makanan, atap, air bersih. Bersyukur selalu punya lebih dari cukup dan selalu dilindungi Tuhan. Bersyukur keluarga dan teman-teman sehat…dst” Bagian terbaiknya adalah semakin kita mensyukuri dan menghargai sesuatu bahkan hal terkecil sekali pun, semakin banyak pula hal yang bisa kita syukuri. Semakin kita mampu untuk melihat tidak peduli seberapa berat masalah yang kita hadapi, masih banyak orang di luar sana dengan masalah yang lebih besar dan tetap memilih untuk berjuang. Mensyukuri sesuatu itu menenangkan hati. Mustahil rasanya untuk berpikiran negatif atau berburuk sangka ketika kita sibuk mensyukuri dan menghargai apa saja yang hidup sudah berikan.

6. Fleksibel atau tetap berpikiran terbuka dan…let go! Ingat bahwa tidak peduli seberapa baik kita mencoba merencanakan hidup dan mengontrol sesuatu, hidup selalu punya jalan dan rencananya sendiri. Tuhan paling tahu apa yang terbaik bagi umatNya. Aku ingat salah satu percakapanku dengan sahabatku Ella. Saat itu ia baru saja menyelesaikan program beasiswanya di Cina dan merasa tidak yakin apa langkah selanjutnya. Yang Ella tahu ia hanya ingin menetap di Beijing dan tidak ingin kembali ke Jakarta. Aku mengatakan

91

pada sahabatku untuk membuka hati dan pikiran. Fleksibel dengan berbagai kesempatan yang ada di luar sana. Bagaimana kalau ternyata hidup punya rencana yang jauh lebih besar? Bagaimana kalau Tuhan sudah mempersiapkan kota atau negara baru penuh dengan kesempatan menarik jauh di luar dugaan kita? Mungkin bukan Cina, tapi tempat yang lebih baik lagi. Seringkali kita menginginkan sesuatu, merencanakan dan mencoba mengontrol segalanya karena kita pikir kita tahu yang terbaik kemudian menutup diri pada alternatif yang lain. Manusia boleh berencana, tapi Tuhan juga yang menentukan. Sambil tetap mencoba mencari pekerjaan baru di Cina, Ella pun perlahan mempertimbangkan negara lain. Ia mendaftar program au pair dengan kota London sebagai pilihan pertama. Tidak butuh waktu lama hingga Ella kembali mendapatkan kabar dari pasangan suami istri yang sudah lama menetap di London dan sedang mencari au pair untuk menjaga anak mereka. Pasangan ini tidak hanya membantu Ella dari mulai proses visa hingga tempat tinggal, mereka juga mendaftarkan sahabatku untuk sekolah lagi. Semua berjalan dengan lancar bahkan jauh lebih baik dari apa yang ia bayangkan. Ella pindah ke London, sekolah lagi sambil bekerja paruh waktu sebagai au pair. Ia tidak hanya bertemu dengan orang baru, tapi juga berkesempatan jalan-jalan keliling Eropa lalu mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan teknologi terbesar di Dublin, Irlandia.

92

Sekarang dengan kita sudah mengetahui langkah-langkah dan memahami konsep manifestasi maka langkah terakhir adalah let go. Ya, melepaskan. Masih ingat bagaimana waktu kita kecil dulu setiap kali berulang tahun, orangtua pasti menyuruh kita untuk make a wish dalam hati sambil menutup mata dilanjutkan dengan meniup lilin. Dengan meniup lilin, kita seakan melepaskan segala permintaan yang barusan kita ucapkan. Namun beranjak besar, melepaskan atau let go tidak selalu mudah. Banyak orang yang terobsesi dengan proses manifestasi dan menemukan kesulitan untuk seratus persen melepaskan tanpa mencoba untuk mengontrol hasil akhir dari proses manifestasi. Mungkin kau mencoba untuk mengatur kapan dan di mana segala sesuatunya harus terjadi. Atau kau menghabiskan pagi, siang, sore, hingga malam bermeditasi tanpa henti karena kau mengharapkan hidup akan menjadikan mimpimu kenyataan secepat mungkin. Proses manifestasi tidak akan bekerja ketika kau putus asa, sedih, negatif, ragu, takut, dan overthinking. Ketika kau tidak mengambil langkah atau aksi dan selalu mencoba untuk mengontrol sesuatu. Ketika kau mengatakan serangkaian skenario atau kata-kata negatif pada dirimu sendiri dan tidak sepenuhnya percaya pada hidup, alam semesta, dan Tuhan. Segala sesuatu itu butuh proses dan waktu. Aku percaya rahasia dari kesuksesan hidup, sukses dalam proses manifestasi atau menjadikan mimpi kenyataan adalah joy! Ya, mencintai apa yang kau lakukan dan melakukan apa yang benar-benar kau cintai. Penting untuk mengutamakan rasa sukacita dan bahagia dalam melakukan apapun. Penting untuk menikmati hidup dan setiap prosesnya ketimbang buru-buru ingin sampai langsung ke tujuan. Untuk menghargai, bersyukur, dan

93

tidak mencoba untuk mengontrol segala sesuatu dalam hidup. Untuk percaya, lebih berserah diri, dan memilih bahagia dengan apapun yang kau miliki saat ini. Ketika seseorang mencintai apa yang ia lakukan, ia tidak akan keberatan untuk terus memperbaiki diri. Tekun dan konsisten dalam berusaha karena ia hanya ingin memberikan yang terbaik. Ia akan menghargai setiap progres tidak peduli sekecil apapun itu tanpa mencoba untuk memburui sesuatu karena ia yakin dirinya ada di tempat yang di tepat dan suatu saat nanti dengan segala kerja keras dan persiapan yang selama ini ia lakukan akan mengantarnya kepada sebuah kesempatan yang lebih baik lagi. Kau bisa bekerja keras membanting tulang dari pagi hingga malam, tapi jika kau tidak menikmati sedikit pun apa yang kau lakukan maka kau hanya akan jadi kelelahan, tidak bahagia, depresi, tidak juga tumbuh, dan banyak emosi negatif lainnya yang tidak akan mendukung apa yang ingin kau raih. Tapi di saat kau memutuskan untuk bersenang-senang dan menikmati segala prosesnya sambil terus berusaha, di situlah hidup akan menuntun dan menunjukkan jalan. Menjadi positif dan bahagia itu pilihan. Kebahagiaan dalam hidup seseorang tergantung dari kualitas pikirannya. Bersyukur dan bahagialah dengan apa yang kau punya. Dan percaya ada hal-hal besar yang akan terjadi. Ketika kau merasa positif, sehat, bahagia, damai, dan benar-benar hidup maka akan mudah untuk menarik lebih banyak lagi hal baik dalam hidup.

94

3 Nice, France

95

Kalau ingat bagaimana lebih dari sebulan yang lalu aku meninggalkan Singapura lalu menghabiskan waktu berkeliling Hawaii kemudian lanjut ke Los Angeles dan tur keliling Swedia, Denmark, Norwegia, Prancis – rasanya waktu berjalan cepat sekali dan dalam sekejap mata hidup membawaku ke kota Nice. Menemukan diriku terbangun setiap hari di kota baru adalah perasaan terbaik di dunia. Setiap hari menjanjikan tantangan, kejutan, dan pelajaran yang berbeda. Aku masih belum bisa seratus persen meresapi proses di mana aku bersiap menempuh sebuah petualangan baru. Sebagai seorang pemula. Pelajar. Aku mendarat di bandara Nice Cote d’Azur sekitar pukul 1 siang masih tidak percaya mimpiku untuk belajar dan tinggal di Prancis akhirnya kesampaian. French Riviera atau Côte d'Azur adalah tujuan liburan yang sempurna jika Anda mencari matahari, pantai, petualangan alam, budaya dan berburu makanan lezat. Tidak peduli bulan atau musim apapun, tempat ini selalu indah dikunjungi sepanjang waktu. Menjanjikan kekayaan sejarah, budaya, dan kuliner terbaik dunia. Bukan hanya itu, setiap kota di sepanjang Côte d'Azur memiliki karakteristiknya masing-masing. Apapun yang Anda suka atau cari, Côte d'Azur selalu punya sesuatu untuk setiap orang. Walau hanya untuk sementara waktu, tapi aku senang bisa pindah dan membuka lembaran baru lagi di Nice. Sebuah perubahan kecil yang memang aku butuhkan. Merasakan seperti apa tinggal dan belajar Bahasa Prancis di Provence-Alpes-Côte d'Azur yang gosipnya juga salah satu tempat liburan favorit selebriti papan atas. Tapi yang jelas bukan itu

96

alasan kenapa aku memilih Nice. Dari awal aku tahu kalau aku punya kesempatan untuk belajar Bahasa Prancis suatu hari nanti, aku tidak ingin tinggal di kota besar seperti Paris. Aku lebih tertarik dengan kota kecil. Mungkin dekat dengan pantai, bisa pergi hiking juga, ada pasar barang-barang antik dan banyak café kecil. Ketika aku melakukan riset sekolah bahasa tebaik di Prancis yang harganya tidak terlalu mahal, kota Nice dan sekolah bahasa Azurlingua muncul di urutan teratas. Azurlingua tidak hanya menawarkan paket studi intensif dengan harga menarik tapi juga mengurus perihal akomodasi, transportasi dari bandara, hingga tur keliling Provence. Di hari yang sama aku menerima balasan email dari perwakilan Azurlingua mengenai biaya sekolah dan tempat tinggal, aku juga menemukan sebuah artikel di internet tentang Cannes Film Festival dan kecantikan kota kecil St Tropez yang keduanya tidak begitu jauh dari Nice. Ketika aku menanyakan pada temanku yang sempat bekerja di Nice seperti apakah hidup di sana, dengan penuh antusias ia hanya menjawab aku akan jatuh cinta tidak hanya dengan kota Nice tapi juga kota tetangga lainnya di sepanjang Provence. Melihat hal ini sebagai tanda positif dan persetujuan dari semesta bahwa mungkin kota Nice lah tujuanku selanjutnya, aku langsung mendaftar studi intensif di Azurlingua dan mengirim biaya sekolah. Aku ingat ketika aku selesai dengan segala proses transfer, aku terdiam sejenak memandangi apartmentku. Lewat jendela kamar yang besar, aku bisa melihat tetanggaku di seberang mulai mematikan lampu teras apartmentnya. Malam ini, ada orang yang pergi beristirahat. Di bagian dunia yang lain saat matahari perlahan menampakkan diri, ada juga yang baru beranjak keluar rumah untuk bekerja dan memulai lagi. Begitulah hidup, terus berputar. Aku tidak bisa membayangkan seperti apa hidupku selanjutnya

97

ketika aku meninggalkan apartment ini, tapi entah kenapa hatiku berbisik semuanya akan baik-baik saja. Ini bukan akhir, ini hanyalah permulaan dari petualangan baru yang lebih besar. Sesuatu yang jauh lebih baik. Ada perasaan lega karena aku baru saja membuat salah satu keputusan terbaik dalam hidup. Keputusan yang terasa tepat. Jadi pelajar lagi. Membayangkan seperti apa rasanya memulai babak baru di kota baru yang aku bahkan tidak kenal seorang pun. Tidak tahu di mana supermarket, kantor pos, café dengan kopi atau roti terbaik, dsb. Menatap langit malam dan apartmentku yang kecil, di dalam kepalaku terulang kembali kenangan manis yang banyak terjadi di sini. Tempat ini berarti lebih dari rumah atau zona nyaman. Aku banyak menghabiskan waktu membangun mimpi, bekerja hingga larut malam, mengundang Mama dan teman-temanku untuk menginap, bahkan melalui tidak sedikit suka duka. Aku masih ingat saat aku menemukan studio ini, jatuh cinta pada pandangan pertama dan langsung pindah beberapa hari kemudian. Dengan penuh antusias dan harapan baru, aku mengeluarkan pakaianku dari dalam koper dan memindahkannya ke dalam lemari pakaian. Setelah perjalanan panjang yang kutempuh melewati puluhan kota, negara, dan benua - akhirnya aku bisa menemukan rumah lagi untuk koperku. Bukan saja rumah, tapi juga pekerjaan impian, teman-teman baru, sebuah hidup baru. Akhirnya aku bisa mendekorasi apartment dan tidur di kasur sendiri. Di apartment ini aku belajar memulai lagi, dengan apapun yang aku punya. Bermimpi lebih besar lagi. Berkomitmen untuk selalu memberikan yang terbaik dan tidak ragu untuk mengambil langkah ekstra demi melayani tim kerja, artis, dan penikmat musik di luar sana.

98

Aku belajar untuk menemukan suaraku sebagai perempuan, berani mengemukakan pendapat, menjadi lebih percaya diri lagi. Untuk kali pertama dalam hidup aku belajar aku tidak bisa membuat semua orang happy dan puas. Tidak semua orang juga akan menerima dan menyukaiku apa adanya. And you know what? It’s OK. Akan selalu ada orang yang mungkin meragukan kita, menganggap kita tidak cukup baik, tidak cukup pintar, dsb. Tapi selama aku tetap fokus memperbaiki diri dan tahu dalam hati aku bisa melakukan ini, maka pendapat orang lain tidaklah penting. Di hari-hari ketika aku merasa down dan tidak sekuat biasanya, aku mencoba mengingatkan diri sendiri segenap alasan dan tujuan kenapa aku memulai semua ini. Kenapa aku tidak boleh menyerah atau cepat puas. Dan sebaliknya selalu menanyakan bagaimana aku bisa memperbaiki diri? Bagaimana aku bisa memberi lebih baik dan lebih banyak dari kemarin? Adakah ide lain yang belum sempat aku coba? Karena aku sudah berjalan sejauh ini tidak untuk menyerah kalah begitu saja hanya karena hidup memberikan cobaan. Justru aku harus melihat cobaan sebagai tantangan. Belajar menggunakan naluri, bakat, kemampuan, feedback, data, pengetahuan, pengalaman, termasuk orang-orang yang aku kenal di industri musik…apapun yang aku punya, untuk berkreasi lebih besar lagi. Untuk bekerja keras dan tetap melakukan hal yang benar bahkan ketika tidak seorang pun melihat. Bukan karena ingin membuktikan kepada orang lain atau mencari pujian, tapi karena aku menghargai dan menjaga apa yang aku punya. Sebuah kepercayaan besar dan tanggung jawab yang orang lain sudah berikan padaku. Di akhir hari, aku yakin niat baik, kerja keras dan usaha itu tidak akan terbuang percuma.

99

Julia Biondini, pihak perwakilan dari sekolah bahasa Azurlingua menjemputku di bandara. Ia berdiri tidak jauh dari pintu keluar area kedatangan sambil membawa papan bertuliskan namaku. Setelah membantu memasukkan koper ke dalam mobil, kami langsung berkendara menuju apartment yang letaknya persis di samping sekolah bahasa. Dalam perjalanan menuju apartment, Julia banyak bercerita tentang dirinya dan kota Nice. Lahir dan dibesarkan di Paris, setelah lulus kuliah Julia menginginkan sesuatu yang berbeda dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke Nice. Cuaca di Nice yang hampir selalu cerah dan hangat sepanjang tahun juga orang-orangnya yang jauh lebih ramah daripada orang kebanyakan di Paris adalah dua faktor kenapa Julia begitu mencintai kota ini. Julia kemudian menunjukkan Promenade des Anglais, salah satu tempat terkenal di Nice di mana turis dan warga lokal suka menghabiskan waktu jalan-jalan, lari sore, atau bersantai di sepanjang pantai. Ia juga menunjukkan supermarket terdekat di mana aku bisa membeli barang kebutuhan sehari-hari, boulangerie atau toko roti, café kecil untuk ngopi dan sarapan, dan sebuah restoran Vietnam jika aku kangen masakan Asia. Kesan pertamaku tentang Nice adalah kotanya cantik. Tidak terlalu besar, tidak juga kecil. Percaya atau tidak, aku tidak pernah sekalipun mencoba mencari gambar tentang Nice atau Provence lewat internet karena aku ingin segalanya menjadi kejutan. Dan hari itu hidup tidak saja memberiku kejutan betapa indahnya Nice tapi juga menjadikan apartment impianku di Prancis sebuah kenyataan. Bagian favoritku dari traveling adalah melihat bangunan apartment orang lain dan membayangkan seperti apa rasanya pindah dan tinggal di kota itu.

100

Termasuk setiap kali mengunjungi Paris dan mengagumi setiap bangunan yang aku lewati, aku selalu membayangkan suatu hari nanti bisa tinggal di apartment dengan balkoni kecil. Siapa sangka kali ini mimpi itu menjadi kenyataan. Apartment baruku berukuran sedikit lebih besar dari tempat tinggal yang lama di Singapura. Ada ruang tamu yang lumayan luas tepat di samping kamar tidur, dapur, kamar mandi, jendela besar dan balkoni kecil. Ketika Julia membawaku ke dapur, aku tidak kuasa menahan senyum. Sudah beberapa tahun belakangan ini aku tidak punya dapur dan selalu beli makanan di luar. Kangen dengan masakan rumah, aku senang bukan main untuk untuk akhirnya memiliki dapur lagi setelah sekian lama. Meski aku tidak jago masak tapi hanya membayangkan bangun pagi, menyiapkan sarapan di dapur sebelum berangkat ke sekolah, atau masak pasta untuk makan malam membuat hidupku serasa berwarna lagi. Di dalam kepalaku langsung terbayang resep makanan sederhana dan bahan-bahan makanan apa saja yang ingin aku beli. Setelah selesai mengajakku keliling apartment dan menjelaskan apa saja yang akan aku lakukan di hari pertamaku di sekolah, Julia akhirnya pamit. Dia meninggalkan secarik kertas di meja lengkap dengan nomor telepon yang bisa aku hubungi seandainya aku butuh sesuatu. Lalu aku menghabiskan hari pertamaku di Nice dengan belanja kebutuhan sehari-hari, ngopi di kota tua, lanjut jalan kaki hingga Promenade des Anglais. Hampir setiap sudut di kota ini memberiku inspirasi dan energi baru. Orang-orangnya yang ramah, budaya dan kebiasaan yang benar-benar berbeda dengan apa yang aku miliki di Asia. Gaya bangunan, sejarah, hingga makanan.

101

Duduk di Promenade des Anglais sambil menikmati es krim, langit Nice yang biru cerah dan ombak pantai yang berkejaran – aku masih belum bisa memproses sepenuhnya bagaimana hidupku berubah drastis dalam dua bulan terakhir. Berawal dari satu keputusan untuk keluar dari pekerjaan yang tidak lagi membuatku bahagia, hidup seperti melemparku pada petualangan besar. Sebuah perubahan yang memang aku butuhkan. Aku memutuskan untuk duduk lebih lama hingga matahari perlahan tenggelam dan langit sore Nice berubah warna. Hatiku penuh rasa syukur dan cinta karena semuanya berjalan lancar sejauh ini. Aku bukan lagi Kasia yang menghabiskan waktunya hidup dalam ketakutan, stres, dan anxiety. Aku memang sempat kehilangan diriku tapi aku menemukannya kembali. Aku bersyukur Tuhan dan hidup selalu melindungi ke manapun aku pergi. Mengirimku ke tempat yang tepat di kelilingi orang-orang baik. Ke manapun aku melangkah, yang aku lihat hanyalah kebaikan dan cinta yang tulus. Dunia yang penuh warna, harapan, ruang tumbuh untuk menjadi lebih baik, dan kebebasan untuk mengekspresikan diri. Walau baru hari pertama tapi aku yakin Nice akan memberiku pengalaman yang tak terlupakan. Dan besok aku akan memulai hari pertamaku belajar Bahasa Prancis. Karena aku mendaftar program intensif maka kelasku akan dimulai dari jam 8.30 pagi hingga jam 12 siang, istirahat satu jam lalu mulai lagi dari jam 1 siang hingga 4 sore. Apa ya yang akan terjadi besok di sekolah? Entahlah. Besok terasa masih jauh, yang kuinginkan sekarang hanyalah pulang ke tempat tinggal baruku, mandi, lalu mempersiapkan makan malam. Menu makan malam kali ini: pasta carbonara dan salad alpukat a la Chef Kasia.

102

Keesokan harinya aku terbangun sekitar pukul tujuh pagi. Setelah mandi, siap-siap, dan menyiapkan sandwich keju untuk sarapan, aku bergegas ke sekolah. Yang tadinya rutinitasku selalu berkisar kantor - latihan pole dance - naik MRT dengan rute Tanjong Pagar sampai ke Punggol - kini aku punya hidup dan rutinitas baru. Tidak ada lagi email, Google Hangouts call, atau kerja hingga larut malam. Yang ada kini hanyalah peran baruku sebagai pelajar yang tumbuh setiap hari menjadi lebih penasaran, lebih kuat, lebih berani, dan lebih baik. Sekolah bahasa Azurlingua yang berjarak hanya dua menit dari apartmentku memiliki dua bangunan dengan taman dan kantin kecil di tengahnya. Aku memutuskan untuk datang ke sekolah lebih awal karena ingin mempersiapkan diri sebelum tes penempatan dimulai dan…siapa tahu aku bisa berkenalan dengan murid baru lainnya. Setelah mencari nama dan kelasku di papan pengumuman, aku membeli secangkir espresso lewat mesin jual otomatis lalu duduk di bangku taman. Sekolah saat itu sudah dipenuhi oleh murid baru dari berbagai usia dan latar belakang yang juga akan mengikuti tes penempatan. Melihat dua perempuan seusiaku menyapa dan memperkenalkan diri satu sama lain, aku pun memberanikan diri untuk bergabung. Sharon Lee, seorang penata gaya dari Dublin, Irlandia menceritakan bagaimana ia jatuh cinta pada Nice sekitar dua tahun yang lalu. Ketika ayahnya meninggal dan pekerjaan di London tidak lagi membuatnya bahagia, Sharon sadar inilah saat yang tepat untuk membuat perubahan baru. Suami Sharon mendukung keputusannya dan mereka berdua pun pindah ke Nice setidaknya untuk

103

setahun. Fiorella, seorang life coach dari Italia yang sudah menghabiskan lebih dari sepuluh tahun tinggal di Australia juga memutuskan untuk menjual rumahnya di Perth dan memulai hidup baru lagi di Eropa. Mengakui rindu berada dekat dengan keluarganya, Fio merasa keputusannya pindah ke Eropa dan menghabiskan beberapa bulan belajar Bahasa Prancis adalah langkah yang tepat. Dalam waktu yang singkat, kami bertiga langsung cocok dan menemukan banyak kesamaan. Sama-sama perempuan kuat dan mandiri yang memimpikan perubahan dan berani mengambil resiko, sama-sama pecinta traveling, kopi, dan karya seni. Well, siapa sangka di tempat asing seperti ini, di hari pertamaku di sekolah – aku menemukan teman baru dengan cara pandang yang sama. Kebetulan atau tidak, aku pikir sangat menakjubkan bagaimana hidup mengirimkan kita orang-orang baru dengan pola pikir yang sama. Sekitar pukul 8.30 pagi bel sekolah berbunyi yang menandakan waktunya pelajar untuk menemukan kelasnya masing-masing karena tes penempatan akan segera dimulai. Aku, Sharon, dan Fiorella berjanji untuk bertemu lagi seusai tes di taman sekolah. Di kelasku ada sekitar 10 pelajar. Beberapa di antaranya datang dari negara tetangga Switzerland dalam rangka mengikuti program pertukaran pelajar untuk mendalami Bahasa Prancis. Sisanya ada pasangan yang baru saja pensiun dan memutuskan belajar bahasa baru, ada juga perempuan dari Mexico yang menemani suaminya pindah ke Nice untuk bekerja di sini selama setahun. Tes penempatan bahasa Prancis sendiri tidak terlalu susah. Walau kadang-kadang menemukan kesulitan, tapi aku beruntung masih ingat banyak kosakata, penggunaan bahasa, dan percakapan

104

sederhana dalam Bahasa Prancis. Setelah kurang lebih satu jam melakukan tes tertulis, satu per satu dari kami dipanggil untuk tes oral Bahasa Prancis. Madame Sonia yang bertugas menguji kemampuan percakapan menanyakanku beberapa pertanyaan dasar seperti; kenapa aku ingin belajar bahasa dan budaya Prancis, kenapa aku memilih Nice, apa saja hobi dan makanan favoritku. Pagi itu cukup padat dengan serangkaian tes dan proses menunggu, tapi aku senang setidaknya di hari pertama aku mendapatkan teman baru dan mencoba sebaik mungkin untuk selalu bicara dalam bahasa Prancis. Seusai sekolah, aku bersama Sharon dan Fiorella pergi ke kota tua Nice untuk minum kopi dan makan crêpe atau pancake tipis. Kami menemukan café kecil Pôp-ô-thym yang tidak hanya menjual crêpe terbaik tapi pemiliknya, Jean Marie, seorang pria asal Belgia begitu baik menginstruksikan seluruh pegawainya untuk selalu berbicara dengan kami dalam bahasa Prancis. Di akhir sesi ngopi dan belajar bersama, Jean Marie biasanya akan menghampiri meja kami dan mengetes kemampuan dengan beberapa pertanyaan sederhana. Hal ini kemudian menjadi rutinitas kami sepulang sekolah setidaknya tiga kali dalam seminggu. Yang tadinya cuma bertiga, lama-lama grup kecil berkembang menjadi 8 orang. Berjalan dari sekolah melewati Avenue Jean Medecin atau jalan utama di Nice yang penuh dengan restoran, café, dan pusat perbelanjaan lalu lanjut ke area kota tua – kita bisa melihat tidak hanya kesibukan turis dan penduduk lokal lalu-lalang tapi juga transisi perubahan dari kota yang dinamis dan modern ke area penuh bangunan tua dengan karakteristik spesial dan sejarah. Kalau kebanyakan orang pergi ke Avenue Jean Medecin untuk belanja, maka area

105

kota tua adalah tempat untuk makan dan berburu barang-barang antik. Marché aux Fleurs adalah pasar yang tidak hanya menjual bunga tapi juga menjajakan barang-barang antik. Buka dari hari Selasa hingga Minggu dari pagi hingga jam 1 siang, aku suka mengunjungi tempat ini untuk berburu foto atau sekedar ngopi sambil mengamati kegiatan orang-orang di sekitar pasar. Kalau dari Senin hingga Jumat kesibukanku selalu berkisar sekolah, belanja kebutuhan sehari-hari, atau jalan-jalan di kota tua hingga Promenade des Anglais – maka di akhir pekan aku selalu menyempatkan diri untuk menjelajahi kota tetangga di sekitar Provence-Alpes-Côte d'Azur. Aku biasanya akan bangun pagi, menyiapkan kamera dan bekal, mampir di café dekat apartment untuk menikmati secangkir kopi dan croissant hangat lalu pergi menuju stasiun kereta api. Kota Nice yang letaknya strategis di tengah-tengah membuat sangat mudah dan tidak memakan waktu lama untuk mengunjungi kota tetangga lainnya seperti Antibes, Cannes, Menton, Saint-Jean-Cap-Ferrat, Marseille, Monaco, Eze, dan Villefranche-sur-Mer. Di Nice aku juga menemukan studio pole dance yang berjarak sekitar lima belas menit dari apartment. Saat memutuskan untuk mencoba latihan di studio itu, aku sama sekali tidak punya ekspektasi apapun. Tapi di momen aku membuka pintu studio dan menyapa bonjour…ada perasaan aku seperti pulang ke rumah sendiri. Juliette, pemilik studio sekaligus instruktur pole dance menyapaku dengan hangat. Ia lalu memperkenalanku pada murid-muridnya dan salah seorang dari mereka menawarkan untuk menunjukkanku

106

ruang ganti dan loker. Kelas pertamaku dengan Juliette penuh dengan keringat, kerja keras, dan keberanian untuk melakukan trik yang menakutkan. Di akhir kelas aku menyempatkan bertanya bagaimana Juliette menemukan passion untuk pole dance dan akhirnya berani membuka studio sendiri. Juliette menjawab dari kecil ia memang sudah suka menari dan mendalami tari balet. Namun beranjak besar ia tidak suka dengan persaingan negatif yang sering terjadi dan bagaimana ia dituntut untuk memiliki tubuh yang sempurna. Juliette lalu mencoba pole dance dan sama sepertiku, ia jatuh cinta dari saat pertama kali ia memanjat pole. Di samping itu komunitas pole dance selalu terkenal positif. Walau kebanyakan perempuan, tapi tidak ada yang namanya persaingan negatif atau mencoba menjatuhkan penari yang lain. Sebaliknya sesama penari pole dance menjaga dan mendukung satu sama lain. Hal inilah yang kemudian menginspirasinya untuk membuka studio di Nice. Juliette melihat adanya peluang bisnis dan kesempatan membantu perempuan lain menjadi lebih kuat dan lebih baik. Meski awalnya ia mengakui tidak mudah untuk bekerja kantoran lalu mengajar pole dance. Beberapa tahun yang lalu olah raga pole dance pun belum sebesar sekarang, namun dengan kesabaran dan kerja keras juga dibantu dukungan penuh dari suami – Juliette percaya diri untuk meninggalkan pekerjaan kantor dan fokus mengajar pole dance. Juliette memperkenalkanku pada Nicolas, satu-satunya pole dancer pria di studio yang berprofesi sebagai artis. Meski bahasa Prancis ku jauh dari sempurna dan Nicolas pun tidak bisa berbahasa Inggris, tapi kami langsung cocok dan membantu satu sama lain di dalam kelas. Di lain hari, Nicolas mengundangku untuk mengunjungi

107

workshop studio tempatnya melukis dan memahat sehari-hari. Mengetahui kecintaanku pada film dan karya seni, ia tahu aku akan sangat menikmati pengalaman keliling studio film di mana banyak orang membuat props dan syuting film. Berlokasi tidak jauh dari pusat kota Nice, hari itu aku menghabiskan beberapa jam mengamati cara kerja Nicolas bahkan berkenalan dengan rekan-rekan kerjanya sesama orang kreatif di industri perfilman. Dan momen seperti ini di mana hidup menjadikan mimpiku kenyataan setiap hari, memberiku pengalaman baru lewat orang-orang yang aku temui membuatku makin bersyukur dan menghargai hidup. Aku masih sering bertanya pada diri sendiri, bagaimana bisa seorang perempuan yang menghabiskan masa kecilnya di Bekasi – naik ojek dan angkot untuk belajar bahasa Inggris – kini berada di Nice. Tempat yang tidak pernah terbesit di pikiranku. Tapi begitulah hebatnya rencana Tuhan. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana sebuah keputusan yang kita ambil, suka duka yang kita lewati, juga segala usaha akan membawa kita kepada kesempatan yang lebih baik. Bagaimana perpisahan dengan seseorang malah membuka pintu untuk orang-orang baru. Bagaimana kegagalan hanya mencoba untuk melindungi kita dari sesuatu yang tidak baik dan mengantar kita pada kesempatan yang lebih besar lagi. Keluar dari zona nyaman dan melepaskan sesuatu yang familiar memang tidak mudah. Harus memulai lagi tanpa ada yang bisa menjamin apa yang akan terjadi di depan. Di saat pertumbuhan itu tidak selalu lurus dan indah….

108

4 Perubahan

Salah satu bagian terbaik dari perjalananku keliling Eropa kali ini adalah sahabatku Ella akan menemuiku di Paris dan Portugal. Untuk kali pertama setelah merencanakan selama bertahun-tahun, aku dan Ella akhirnya akan travel bersama di Eropa. Dimulai dari Paris lalu kami akan menghabiskan beberapa hari keliling Lisbon, Portugal. Tentu saja kami tidak pernah menduga sekalipun bisa sampai Eropa. Dulu kami sempat merencanakan wisata bareng ke Bangkok untuk merayakan hari ulangtahunku, namun beberapa hari sebelum keberangkatan tiba-tiba Ella tidak bisa menemukan paspornya. Aku pun terpaksa pergi sendiri. Beberapa hari kemudian mantan pacar Ella mengakui ia terpaksa menyembunyikan paspor Ella karena tidak senang dengan rencana kami berdua untuk jalan-jalan ke Bangkok. Aku dan Ella yang tidak mengerti sama sekali kenapa seseorang bisa sejahat itu menyembunyikan paspor akhirnya bermimpi suatu saat nanti bisa merayakan ulangtahun di luar negeri. Sempat kuliah bareng dan berbagi kamar kosan di Depok, Ella dan beberapa sahabat lainnya adalah hadiah terbaik yang hidup pernah berikan padaku. Dian, Andin, Ella, Rimses dan Oneng berarti seperti saudara perempuan sendiri. Yang paling tahu sejarah hidupku dan tidak pernah lelah mendukung dari hari pertama ketemu di kampus. Satu hal yang begitu spesial dari persahabatan kami bahkan dari hari pertama ketemu di kampus adalah kami saling menghormati dan merayakan satu sama lain. Aku ingat betul di hari pertama aku masuk kuliah, aku

109

melihat mereka berlima dengan gayanya masing-masing. Dian mengenakan rok jeans pendek dan kaos merah, lalu Ella saat itu berponi membuatnya terlihat seperti anak SMA ketimbang mahasiswa. Andin mengenakan scarf warna-warni datang bersama Rimses yang mengenakan jeans berwarna pink menyala. Setelah beberapa hari duduk di kelas yang sama, berjuang menghadapi kerumitan Bahasa Cina dan dosennya – akhirnya kami menjadi dekat. Mulai dari menyewa apartment dekat kampus, mengerjakan tugas, karaoke hingga melewati fase putus nyambung kemudian pacaran lagi dengan pria berbeda, kami tumbuh bersama. Enam perempuan muda dengan karakteristik dan ambisi yang berbeda-beda. Dian dan Andin terkenal paling bijaksana dan kuat. Rimses dan Oneng meski suka galau tapi mereka paling cekatan dan pintar di kelas. Sementara Ella dan aku terkenal karena cuek dan leluconnya. Kami mengisi dan melengkapi satu sama lain. Mendukung tanpa pernah menjatuhkan, menghargai dan menerima kekurangan masing-masing. Percaya atau nggak, lebih dari sepuluh tahun kenal kita nggak pernah bertengkar. Mungkin kita selalu berpikir toh kita bukan anak kecil lagi. Kalau ada masalah ya dibicarakan. Kalau ada satu yang meraih prestasi, ya kita ikut senang dan bangga. Kalau ada yang ditimpa musibah, ya saling membantu. Nggak ada yang namanya iri-irian, menikam dari belakang, menjatuhkan, atau segala drama yang biasanya terjadi di bangku kuliah. Argumentasi kecil pasti ada tapi kami mencoba untuk selalu terbuka berkomunikasi satu sama lain.

110

Ada yang bilang kalau pertemanan sudah lebih dari 7 tahun jatuhnya bukan teman lagi, tapi keluarga. Seperti kupu-kupu yang melewati fase metamorfosis, kami berenam berkembang dari mahasiswa muda yang memulai hari dengan musik pop tahun 90an sampai perempuan dewasa menginjak usia kepala tiga mencoba menyeimbangkan kebutuhan keluarga dan diri sendiri. Saling memahami dan mendukung satu sama lain. Selalu ada dalam masa susah dan senang dari hari pertama kami melalui orientasi di kampus hingga hari ini. Masih belajar dan tidak pernah berhenti berevolusi, hidup membawa kami pada perjalanan yang berbeda. Pada tahun 2014 aku pindah ke Amerika Serikat untuk bekerja di salah satu perusahaan hiburan terbesar dunia. Di tahun yang sama juga Dian dan Andin menikahi pria idaman mereka, berkeluarga sambil masih tetap bekerja di perusahaan radio impianku Musik 24. Bicara tentang radio, aku pikir hidup itu lucu karena beberapa tahun silam aku sempat menghadiri wawancara kerja di stasiun radio tempat sahabatku bekerja. Sayangnya aku gagal di tahap wawancara final dan perlahan harus mengubur cita-citaku menjadi seorang penyiar. Waktu pun berjalan, aku kemudian menemukan pekerjaan lain di bidang marketing sementara kedua sahabatku yang tidak pernah berniat meniti karir di media malah mendapatkan pekerjaan di radio Musik 24. Kantor kami pun bersebelahan. Aku ingat sering mampir mengunjungi Andin dan Dian sepulang kantor. Duduk di lobi stasiun radio sambil memandangi penyiar yang sedang siaran, bertanya dalam hati kenapa waktu itu aku gagal di tahap wawancara akhir? Ketika aku hanya selangkah lagi untuk mencicipi apa rasanya jadi penyiar Musik 24. Tapi aku tahu aku sudah mencoba dan memberikan yang terbaik. Mengirimkan demo siaran berkali-kali bahkan ikutan kursus pembawa acara televisi

111

bersama salah satu penyiar terbaik ibukota. Aku tidak menyesalkan apapun. Manusia punya jalan dan rejekinya masing-masing. Aku memang tidak berhasil siaran di radio Musik 24 tapi sebagai gantinya Tuhan memberiku pekerjaan di bidang marketing bersama dua perempuan Australia yang mengajarkanku banyak hal tentang bisnis. Pekerjaan itu nantinya membawaku pada kesempatan besar lainnya di perusahaan hiburan ternama di Amerika Serikat. Melihat ke belakang, seandainya aku tahu apa yang akan terjadi di masa depan, aku akan mengatakan pada Kasia untuk tidak menganggap serius kegagalan di radio Musik 24. Kegagalan itu hanyalah masukan atau saran. Cara hidup untuk membawa kita ke tempat yang lebih baik. Oneng sibuk keliling dunia sebagai pramugari, lantas Ella menjadi guru Bahasa Cina sementara Dian berprofesi sebagai penata rias professional dan Rimses bekerja di bidang fashion. Tidak lama setelah menikah, Andin dikaruniai anak pertama lalu pindah ke Lombok untuk mengikuti suami. Bahagia, kagum, bangga, semua rasa campur aduk melihat dua teman terdekatku yang tadinya mahasiswa Sastra Cina dan ratu karaoke menjelma menjadi seorang ibu. Aku selalu tahu Dian dan Andin adalah sosok perempuan yang kuat bahkan ketika masih di bangku kuliah. Menyaksikan bagaimana Dian bangkit selepas kepergian ayahnya, mengurus tiga adik dan menjadi kepala keluarga. Tapi kali ini melihat mereka bersama para suami membangun hidup baru sambil membesarkan anak, membuatku semakin mengagumi Dian dan Andin. Meski dipisahkan jarak dan sibuk dengan kegiatan masing-masing, hubungan kami masih sama seperti jaman kuliah. Malah lebih kuat dan lebih dekat.

112

Percakapan kami berubah dari yang tadinya ngobrolin tentang cowok-cowok lucu dan fashion jadi lebih suka ngobrol tentang tujuan hidup, keluar dari zona nyaman, kehidupan rumah tangga, keluarga dan anak-anak. Siang itu aku mendapatkan sebuah pesan singkat dari Ella. Dia mengabarkan putus dengan Randy setelah pacaran lebih dari 2 tahun. Dalam pesannya Ella bercerita Randy tidak lagi merasakan cinta yang sama untuk Ella dan mengakui telah bertemu perempuan lain. Patah hati dan kecewa, untuk pertama kali dalam hidupnya Ella tidak tahu harus berbuat apa. Dia selalu mengira mereka berdua akan menikah lalu berkeluarga, tapi sekarang nyatanya Randy malah bersama dengan perempuan lain dan Ella single lagi. Pada awalnya ia mencoba menyibukkan diri dengan mengajar. Ella mencintai murid dan profesinya sebagai guru bahasa Cina namun entah mengapa mengajar saja tidak cukup untuk membuatnya benar-benar bahagia. Putus dengan Randy dan melanjutkan semuanya sendirian sempat menjadi fase hidup yang membingungkan bagi Ella. Sahabatku belajar lagi tentang betapa pentingnya mencintai dan membangun diri sendiri. Ia sadar bukan tugas Randy atau orang lain untuk membuatnya merasa lengkap dan bahagia. Semua dimulai dari diri sendiri. Untuk melepaskan masa lalu dan menerima ada banyak hal dalam hidup yang tidak bisa ia kendalikan penuh. Dalam hubungan dengan seseorang, kadang kita terlalu fokus menggantungkan dan menemukan kebahagiaan pada orang lain hingga lupa bahwa kita bertanggungjawab penuh atas kebahagiaan diri sendiri. Bukan kewajiban orang lain untuk melengkapi dan membuat kita bahagia.

113

Layaknya gelas yang setengah utuh, hanya kita yang bisa mengisi penuh gelas sendiri dengan rasa cinta dan penghargaan pada diri sendiri. Saat bertemu dan jatuh cinta dengan orang baru, seringkali kita menaruh ekspektasi atau harapan pada orang tersebut. Dalam prosesnya kita tidak keberatan untuk menginvestasikan waktu, pikiran, hati, barang material karena kita selalu berpikir saat kita mencintai orang lain, kita akan memberikan semua yang terbaik. 200%. Saat menemukan seseorang yang kita suka dan akhirnya mulai menjalani hubungan, perlahan kita mulai nyaman dan terbiasa dengan orang ini kita pun berhenti fokus membangun diri sendiri. Berhenti berinvestasi pada diri sendiri. Lupa bahwa dalam sebuah hubungan ada dua manusia yang akan terus tumbuh dan berkembang. Kita tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain. Kita tidak memutuskan menjalani hubungan dengan seseorang karena ingin dilengkapi dan melengkapi. Kita harus bisa menemukan kebahagiaan dan mencintai diri sendiri bahkan saat kita tidak sedang dikelilingi org lain. Dalam sunyi, kita tahu berdiri sendiri pun kita lengkap. Kita bahagia dengan diri apa adanya. Cinta pun tidak suka dikekang di dalam kandang. Cinta butuh dipelihara, disiram, didukung perkembangannya. Seringkali di saat hubungan retak, dan orang itu pergi, kita kehilangan diri sendiri dan merasa sakit. Orang bisa datang dan pergi tapi di akhir hari kita hanya diri sendiri. Tidak ada yang bisa mengubah atau menyelamatkan diri kecuali kamu. Kebahagiaan dimulai dari diri sendiri.

114

Ella tahu ia tidak akan bisa mengubah perasaan Randy atau keputusan yang telah mereka buat. Namun berita baiknya ia sekarang memegang kendali penuh untuk mengubah hidupnya jauh lebih baik. Seperti menekan tombol restart atau mengulang kembali, Ella kini berhadapan dengan lembaran baru. Meski tidak tahu pasti harus memulai dari mana, Ella cuma tahu ia ingin hidup baru. Di tempat baru dengan orang-orang baru. Ia juga ingin membuat orang tua dan adiknya bangga. Membuktikan pada diri sendiri bahwa ia bisa melangkah jauh dan tidak pernah terlambat bagi seseorang untuk memulai kembali. Dalam salah satu percakapan kami, Ella menyatakan bosan dengan hidupnya yang datar gitu-gitu aja. Bagaimana kalau ada kesempatan yang lebih baik menanti di luar sana? “Tapi masalahnya gue bahkan nggak tahu harus ngapain. Gue nggak tahu passion gue apa, pengen jadi apa.” lanjut Ella dengan nada putus asa. Aku hanya bisa menjawab “Well, perubahan yang lo inginkan nggak akan pernah terjadi kalau lo nggak ngapa-ngapain. You gotta do something. Try something. Lo nggak akan pernah tahu sejauh apa lo bisa melangkah kalau lo nggak coba sesuatu yang baru.” Ella pun memulai kebiasaan baru. Mengurangi nongkrong di luar dan menghabiskan lebih banyak waktu di studio pilates. Ia juga mulai membaca buku, mendengarkan podcast, dan menulis lagi. Berlatih untuk menjadi lebih positif dan lebih mensyukuri hidup. Terinspirasi dari perjalananku menemukan pekerjaan di Disney dan pindah ke Amerika Serikat yang berawal dari mimpi dan secarik kertas bertuliskan Disney, New York, Entertainment Industry yang kutempelkan di dinding – Ella memutuskan untuk kembali bermimpi dan berani

115

menuliskan apapun yang ia inginkan dalam hidup. Mulai dari mimpinya membangun bisnis di bidang travel, sekolah di luar negeri, jalan-jalan keliling Eropa, hingga memulai karir baru di London. Tidak berhenti di situ, Ella diam-diam mencari informasi beasiswa sekolah di Cina. Banyaknya universitas di Cina yang menawarkan beragam beasiswa bahasa Mandarin memberikan Ella harapan mungkin di Cina lah ia bisa membangun hidup baru. Petualangan baru. Beberapa bulan setelah mendaftarkan beasiswa, Ella menerima kabar bahwa ia mendapatkan kesempatan untuk memperdalam Bahasa Cina di Beijing selama enam bulan. Ia tidak hanya melihat ini sebagai mimpi yang jadi kenyataan tapi memang ada kesempatan besar menanti di luar sana kalau memang kita bersungguh-sungguh. Ketika kita berani mengambil aksi, di situlah alam semesta punya cara yang unik untuk mendukung segala impian kita. Pindah ke Beijing adalah awal dari segala kejutan, prestasi, hal indah yang hidup sudah rencanakan untuk Ella. Bahwa memang ada dunia penuh kesempatan besar dan Ella berhak mendapatkan yang terbaik. Duduk di dalam pesawat dengan destinasi Beijing, Ella tidak punya ekspektasi sama sekali akan seperti apa hidup barunya nanti di Cina. Sulit dipercaya beberapa bulan lalu ia merasa kehilangan arah, patah hati, dan tidak bahagia namun kini hidup malah mengantarnya ke Cina. Gugup sudah pasti, namanya juga kali pertama hidup sendiri di negara orang. Namun dengan tangan yang terbuka, Ella percaya Tuhan akan menjaganya dan hidup punya kejutan besar.

116

Hidup baru di Beijing ternyata jauh lebih menarik dan berwarna dari apa yang Ella kira. Sahabatku bercerita ia banyak mengalami pengalaman baru. Pertama kali berbagi tempat tinggal dengan mahasiswa asing asal Jepang. Pertama kali mengalami musim dingin. Pertama kali kuliah dengan dosen asli asal Cina yang aksennya berbeda. Pertama kali jalan-jalan ke Great Wall, dan masih banyak lagi. Seperti ratusan mimpi yang menjadi kenyataan, Ella bersyukur kehilangan Randy adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupnya. Tidak saja ia menemukan dirinya kembali, tapi ia sadar bagaimana keberanian bermimpi dan keluar dari zona nyaman bisa mengantarnya jauh ke tempat bahkan kesempatan yang lebih baik. Setelah menyelesaikan program beasiswa di Beijing, Ella kembali ke Indonesia. Awalnya dia berencana untuk melamar kerja di bidang pariwisata dan pelan-pelan membangun bisnis travel. Namun setelah beberapa minggu kembali ke rutinitas lama di Jakarta dan tidak juga menemukan pekerjaan yang ia inginkan, Ella merindukan hidupnya di Cina. Hidup sendirian di negara orang memang tidak selalu mudah, nyaman, atau menyenangkan tapi dikelilingi orang-orang dari latar belakang berbeda memotivasi Ella untuk menjadi lebih baik lagi. Ella pun kembali mencari program beasiswa, melakukan apapun asal bisa kembali ke Cina. Lagi-lagi dalam salah satu percakapan kami, aku bertanya “Harus ke Cina banget? Nggak mau coba ke negara yang lain? Gimana kalau Tuhan bilang bukan Cina, tapi ada negara lain dengan kesempatan yang lebih baik? Ngga ada salahnya kan untuk berpikiran terbuka dan mencoba mencari kesempatan di negara lain?” Dan waktu itu Ella bersikeras “Maunya ke Cina aja.” Sambil terus mencari kesempatan

117

belajar dan bekerja di Cina, Ella perlahan membuka diri dan memutuskan untuk mendaftar program au pair di London. Dia juga turut mengambil kursus bahasa Inggris sebagai persiapan dari tes profisiensi bahasa. Bagi yang belum tahu, program au pair memberikan kesempatan pada orang berusia 18 – 30 tahun untuk tinggal di luar negeri dalam kurun waktu tertentu dan hidup bersama keluarga angkat untuk berlatih bahasa asing. Mereka yang mengikuti program au pair berkewajiban untuk mengikuti kursus bahasa dan bekerja paruh waktu menjaga atau mengasuh anak dari keluarga angkat. Sering juga disebut sebagai pertukaran budaya, program au pair ini memberikan kesempatan seseorang untuk mengunjungi negara baru, belajar bahasa asing sambil menghasilkan uang saku dari bekerja untuk keluarga angkat. Di luar dugaan tidak butuh waktu lama bagi Ella untuk menemukan keluarga angkat yang tertarik untuk membawanya ke London. Keluarga ini bahkan setuju untuk membiayai sekolah bahasa dan menyediakan tempat tinggal untuk Ella. Sebagai balas jasa, Ella diwajibkan untuk menjaga anak-anak sang keluarga angkat ketika orang tuanya tidak di rumah. Banyaknya berita tentang sulitnya mendapatkan visa pelajar ke Inggris membuat Ella ragu dan takut kalau permohonan visanya ditolak. Namun rejeki memang tidak akan ke mana. Apa yang sudah digariskan oleh Tuhan pada akhirnya akan menemukan jalannya hingga sampai ke tangan kita. Ella pun mendapatkan visa, pindah ke London, belajar bahasa Inggris dan digital marketing sambil bekerja paruh waktu sebagai nanny selama setahun. Semuanya terjadi begitu cepat dan mulus, seakan Tuhan memang sudah mengatur segalanya. Ella yang tidak punya pengalaman menjaga

118

anak kecil pada awalnya menemukan kesulitan, namun seiring waktu berjalan ia malah mencintai anak-anak dan mengaku belajar banyak dari mereka. Menjelang akhir program au pair, Ella kembali melamar kerja. Kini berbekal pengalaman dan sertifikat digital marketing, Ella tahu ia ingin bekerja di perusahaan startup. Sekali lagi tidak butuh waktu lama hingga perusahaan startup travel yang berbasis di Dublin, Irlandia menawarkannya posisi menarik sebagai digital marketing executive. Aku selalu takjub setiap kali melihat atau mendengar cerita tentang perubahan besar dalam hidup seseorang seringkali dimulai dari sebuah keputusan kecil. Atau mimpi, tragedi, ketika kita kehilangan sesuatu atau seseorang. Kadang saat manusia tidak ingin berubah, hidup punya cara yang misterius dan unik mendorong kita untuk tumbuh dan berubah. Mau tidak mau, siap tidak siap, suka tidak suka. Aku percaya semua yang terjadi dalam hidup kita, baik atau buruk, semuanya memiliki alasan dan tujuannya masing-masing. Mengantarkan kita ke tempat seharusnya kita berada. Mempersiapkan kita untuk menghadapi petualangan yang lebih besar lagi. Kalau kita tidak mengambil kesempatan yang ada di depan mata dan tidak mendorong diri sendiri untuk melakukan hal yang sulit di luar zona nyaman, maka kita tidak akan pernah berkembang. Mungkin tidak bahagia, tetap berdiri di tempat yang sama dalam dua atau tiga tahun ke depan. Bermimpilah. Jangan takut atau ragu untuk mengatakan pada Tuhan dan alam semesta apa yang kau inginkan dalam hidup. Percaya bahwa Tuhan dan hidup selalu

119

mendengarkan segala doa dan keinginan kita. Percaya bahwa Tuhan tahu yang terbaik untuk umatNya dan hanya akan memberikan yang terbaik. Bukan tugas kita untuk menanyakan bagaimana caranya ke sana dan memburui rencana Tuhan. Yang perlu kita lakukan adalah banyak berusaha, banyak bersyukur, banyak berserah diri, dan percaya segala rencana dan proses Tuhan akan terjadi di tempat yang tepat, waktu yang tepat, dengan orang-orang yang tepat. Percaya bahwa Tuhan dan alam semesta pun bekerja keras demi memberikan kita yang terbaik. Percaya segala delay atau keterlambatan terjadi dengan maksud yang baik. Entah untuk mempersiapkan kita atau mencegah sesuatu yang tidak baik terjadi.

5 Melepaskan

Enam bulan setelah aku mengundurkan diri, Benji memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Setelah tiga tahun mengerjakan banyak event besar berskala dunia, sukses meluncurkan produk di seluruh Asia Tenggara, hingga memimpin kampanye dan projek menarik lainnya, Benji merasa tibalah saat untuk mendaki gunung yang lebih besar lagi. Ia menginginkan tantangan baru, di negara yang baru, bersama organisasi dan orang-orang baru. Ketika aku tanya apa langkah selanjutnya, Benji dengan mantap menjawab Australia. Sudah lama memimpikan untuk pindah ke Australia, akhirnya Benji membulatkan tekad untuk meninggalkan apartment dan hidupnya di Singapura lalu membuka halaman baru di Melbourne. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Meski ia mengakui sempat takut dengan keputusannya pindah ke

120

Australia bahkan tanpa pekerjaan, tapi aku yakin tidak butuh waktu lama bagi Benji untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi. Ia sudah berkecimpung lebih dari sepuluh tahun di dunia komunikasi bekerja dengan perusahaan teknologi terbesar di dunia. Dengan segala prestasi yang pernah dicapainya juga kepribadian yang menarik dan rendah hati, Benji memiliki reputasi yang sangat baik. Kreatif, pekerja keras, baik hati, pintar dan penuh inspirasi – aku selalu kagum dengan cara Benji menyelesaikan masalah atau tantangan di kantor. Semua projek yang ia kerjakan pun sempurna nyaris tanpa cela. Benji dan aku masuk kerja di bulan yang sama di tahun 2016. Duduk tidak jauh dariku, ia selalu datang lebih awal dan pulang paling akhir. Waktu itu jumlah karyawan di kantor kurang dari 20 orang, jadi hampir setiap hari kami makan siang bersama dan selesai kerja pun suka nongkrong bareng. Hampir setiap Jumat malam, aku dan Benji biasanya melepaskan penat dengan belanja ( Benji yang belanja, aku biasanya menemani saja ), makan BBQ ribs, kemudian minum wine di The Other Room, Orchard Road. Saking seringnya nongkrong di bar speakeasy yang kerap mengingatkanku pada Manhattan, pemilik bar pun selalu menyisakan satu meja khusus di pojok ruangan untuk aku, Benji, dan kadang beberapa teman lainnya. Kami tidak saja hafal dengan jenis minuman yang mereka sajikan tapi juga kenal setiap bartender di The Other Room. Satu hal yang aku suka dari Benji, dia itu ya jujur apa adanya dan kita bisa ngobrol apa saja. Mulai dari pekerjaan, hidup, cinta, sampai persoalan pribadi sekalipun. Dari awal kami nyambung dan nyaman dengan satu sama lain. Mungkin karena sama-sama anak rantau yang merasa harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Selulus kuliah Benji tahu dia ingin membangun karir di luar Malaysia. Setelah melewati puluhan

121

wawancara kerja, ditolak sana-sini, akhirnya Benji mendapatkan pekerjaan yang ia impikan di sebuah agensi periklanan di Singapura lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Tanpa pikir panjang, Benji mengemasi barangnya lalu pindah ke Singapura. Awalnya ia pikir ia hanya akan kerja di sini selama setahun tapi di luar dugaan karirnya berkembang pesat. Bekerja di bidang komunikasi sebagai public relations, Benji menyukai kebebasannya untuk berkreasi, memecahkan masalah, dan menyampaikan cerita atau misi dari sebuah brand dan organisasi. Dia juga menyukai wawancara dengan media. Menjawab setiap pertanyaan sambil mencoba mencari tahu sudut pandang wartawan. Teman baikku ini terkenal sangat detil, perfeksionis, dan tidak akan ragu mengambil langkah ekstra untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik. Lebih dari sekedar rekan kerja dan mentor, ia sudah seperti kakak sendiri. Seseorang yang akan mendukung bahkan mengingatkanmu untuk fokus dan mengejar mimpi, namun juga tidak segan untuk mengatakan di mana letak kesalahanmu. Aku merasa sangat beruntung memiliki Benji. Saat aku merasa nyaris patah semangat, Benji selalu ada untuk menyemangati. Setia membaca dan mendengarkan segala karyaku, kemudian ketika aku berhenti mencoba ia tidak akan lelah mengingatkanku untuk bangkit dan berusaha lagi. Bahkan ketika aku pindah ke Prancis dan mulai tur keliling dunia, dia tidak pernah absen mengirimkan pesan atau meneleponku. Ketika aku tahu Benji mengundurkan diri dan bertekad untuk pindah ke Australia, ada perasaan sedih karena mungkin ketika aku kembali ke Singapura nanti aku tidak bisa bertemu dengannya lagi. Namun juga senang dan bangga karena dia memilih untuk terus berkembang ketimbang duduk santai dan nyaman di posisinya saat itu. Benji paham seratus persen dengan

122

segala konsekuensi pindah ke Australia tanpa pekerjaan. Kemungkinan untuk gagal dan mulai lagi dari bawah pasti menakutkan. Tapi hal buruk apa yang bisa terjadi? Ia merasa kalaupun tidak berhasil, ia masih bisa balik lagi ke Singapura atau Malaysia. Setidaknya ia ingin mencoba mewujudkan mimpinya. Meski itu berarti harus mengetuk segala pintu, menghubungi orang-orang baru dan melihat apakah ada kesempatan atau pekerjaan yang cocok untuknya. Dan Benji yakin ada keajaiban, kesempatan yang lebih besar menanti di luar sana. Setelah sebulan pindah ke Melbourne dan melamar berbagai pekerjaan, akhirnya memasuki bulan ke dua Benji mendapatkan tawaran yang menarik di salah satu perusahaan teknologi asal Amerika. Kantornya yang terletak di Sydney mengharuskan Benji untuk meninggalkan Melbourne dan pindah ke Sydney. Dalam waktu dua minggu sebelum resmi bekerja di kantor tersebut, Benji tidak hanya mendapatkan apartment impian tapi posisi dengan segala tanggung jawab dan tantangan yang ia selalu impikan. Mimpi sahabatku Benji menjadi kenyataan tidak lama setelah ia memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dan mendaki gunung yang lebih besar. Sulit? Sudah pasti. Bukan sukses instan yang terjadi dalam waktu semalam, ada banyak dedikasi tinggi, kerja keras, konsistensi, dan ketekunan di sana. Beberapa bulan sebelum Benji meninggalkan Singapura, tepatnya sehari setelah hari ulang tahunnya, Benji mendapatkan kabar ibunya yang tinggal di Kuala Lumpur meninggal dunia. Dari suaranya yang terdengar begitu berat di telepon aku bisa merasakan dunia Benji hancur seketika. Orang yang paling dicintainya pergi dan sesaat hidup seperti tidak masuk akal lagi.

123

Kehilangan ibu yang begitu dicintainya membuat Benji kembali menanyakan apa yang ia inginkan dalam hidup. Sadar bahwa hidup cuma sekali dan tidak ada yang tahu hidup matinya seseorang, Benji tidak ingin membuang waktu lagi. Setelah menghabiskan sekitar 10 tahun tinggal dan bekerja di Singapura, Benji merasa tiba saatnya untuk melangkah maju dan membuka lembaran baru di Australia. Kita benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup. Dalam hitungan detik, menit, jam, hari - hidup bisa saja membolak-balikkan dan mengubah segalanya. Membuat manusia begitu kecil dan tidak ada apa-apanya. Sometimes good things fall apart so better things can fall together. Begitulah kami berdua melihat semua ini dalam salah satu percakapan panjang lewat telepon antara Nice dan Sydney. Kadang-kadang ketika sesuatu harus hancur berantakan di depan mata, sebenarnya merekalah pertanda bahwa sesuatu yang lebih baik akan terjadi dan jatuh ke dalam tangan kita. Awalnya memang tidak mudah menerima kegagalan, kehilangan seseorang, atau banyak juga yang mengalami kerugian dalam bisnis. Apapun itu, menyaksikan sesuatu hancur berantakan pasti bukan satu pengalaman yang mudah. Hidup seperti melawan apapun yang kita inginkan, ketika kenyataannya hidup hanya mencoba membukakan jalan untuk sesuatu yang lebih baik lagi. Setiap situasi sulit dalam hidup bisa menjadi alasan kita untuk tumbuh menjadi lebih kuat atau menyerah. Tergantung bagaimana kita memilih melihat sesuatu dari sudut pandang positif atau negatif.

124

Salah satu pelajaran terbesar dalam hidup adalah momen di mana kita akhirnya menemukan keberanian untuk melepaskan seseorang atau sesuatu yang tidak bisa diubah lagi. Melepaskan itu bentuknya banyak. Waktu kecil kita diajarkan untuk melepaskan hal terkecil seperti mainan ketika saatnya makan atau tidur. Beranjak besar seiring kita tumbuh dan berkembang, hidup mulai mengajarkan banyak hal mulai dari mencintai diri sendiri, kehilangan seseorang atau sesuatu yang berarti besar, melepaskan, menerima kenyataan, dan masih banyak lagi. Ketika kita menyadari ada sesuatu yang salah atau tidak benar lalu kita mencoba sebaik mungkin untuk mengubah situasi tersebut dengan harapan segalanya bisa jadi lebih baik. Namun apa yang terjadi jika kita tetap tidak bisa mengubah situasi tersebut? Tibalah saatnya untuk mengubah diri sendiri. Untuk tetap tumbuh, berbesar hati melepaskan dan melangkah pergi dari sebuah situasi yang tidak sehat…dan itu mengubah segalanya. Belajar melepaskan sesuatu itu sama seperti belajar mencintai diri sendiri. Butuh proses dan latihan yang panjang. Melepaskan bukan berarti lemah, tapi sebaliknya menunjukkan kekuatan meski tidak selalu berbunyi lantang. Menunjukkan seberapa kuat kita bisa melepaskan sesuatu yang mungkin berarti besar atau tidak lagi baik untuk diri sendiri. Berserah diri pada harapan dan segala rencana hidup bahwa mungkin ada sesuatu yang lebih baik menanti di luar sana. Ketika kita melepaskan sesuatu, kita juga akan mendapatkan sesuatu. Bahkan ketika kau sudah berani melepaskan, masa lalu akan selalu menjadi bagian dari kita. Tapi kita tidak boleh membiarkan masa lalu mencuri kebahagiaan dan kedamaian, lantas menghentikan langkah dan membuat kita tidak menikmati waktu yang

125

kita miliki saat ini. Waktu yang kita punya sekarang adalah letak kekuatan kita sebenarnya. Kita bisa terus menghabiskan waktu, hari, minggu, bahkan tahun memikirkan kenapa kita gagal dalam suatu hubungan, karir, atau hal lain dalam hidup, dan berharap bisa mengubah masa lalu. Atau memilih untuk melepaskan dan terus melangkah. Apapun yang sudah terjadi, ya sudah terjadi. Ibaratnya nasi sudah menjadi bubur. Masa lalu memang akan selalu menjadi bagian dari diri kita sendiri tapi tidak menentukan siapa kita sebenarnya. Tidak semua orang atau sesuatu akan tinggal bersama kita selamanya. Mereka datang untuk suatu alasan, sementara waktu, atau selamanya. Kita mungkin tidak bisa mengontrol semua yang terjadi dalam hidup, tapi kita bisa mengontrol diri sendiri, cara kita berpikir, berbicara, dan mengatasi masalah. Saat kau tidak yakin bisa melewati masalah yang kini kau hadapi dan mengkhawatirkan masa depan, lihatlah kembali ke masa lalu. Kau telah membuat banyak kesalahan, jatuh, kalah, gagal, ditolak, kecewa, bangkrut…tapi lihatlah kau masih bisa berdiri tegak hingga sekarang. Kau berhasil melewati segala masa sulit itu dan membuktikan pada dirimu bahwa kau kuat, kau cukup, dan semuanya akan baik-baik saja. Kau telah kehilangan tidak sedikit orang yang kau cinta, tapi lihatlah kau masih di sini dan berani untuk mencintai sekali lagi. Apapun yang telah kau lewati di masa lalu hanya mempersiapkanmu untuk menjadi lebih baik lagi dan siap menghadapi masa depan. Mengajarkanmu untuk lebih kuat dan percaya diri. Jadi, kalau kau berhasil melewati waktu sulit di masa lalu, maka kau pasti bisa menghadapi apapun yang akan terjadi di masa depan. Hidup tidak akan

126

menjadi lebih mudah, tapi satu hal yang pasti…kau akan selalu menjadi lebih kuat. Dan kau bisa! Ingat bahwa manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidupnya besok atau bahkan beberapa menit kemudian. Kita tidak akan pernah bisa memprediksi masa depan. Satu-satunya hal yang bisa kau kendalikan adalah waktu yang kau punya sekarang. Merencakan masa depan itu penting. Memiliki goal, visi, dan misi itu penting. Bermimpi besar dan percaya pada kemampuan diri sendiri itu penting. TAPI, kau tidak boleh terlalu fokus dan mencoba mengontrol semuanya hingga lupa untuk memaksimalkan waktu yang kau punya sekarang. Ketimbang stres mengkhawatirkan masa depan, mungkin kau harus fokus terlebih dahulu dengan melakukan apa yang kau bisa saat ini. Kau bisa membuat pilihan baik dan memaksimalkan hari ini untuk mengantarmu pada kesuksesan keesokan harinya. Kau bisa memulai dengan apapun yang kau punya dan mengambil langkah kecil setiap hari untuk mencapai goal atau tujuan hidupmu. Meskipun hanya sepuluh menit setiap harinya, tapi kalau dilakukan secara konsisten setiap hari, kebiasaan itu kelak akan mengantarmu pada kesuksesan. Segala usaha yang kau lakukan, walau berawal dari langkah kecil tapi kalau semuanya digabungkan akan menjadi besar dan suatu hari akan membuahkan hasil. Yang kau perlu lakukan dan jaga adalah konsistensi. Kau harus melimpahkan sepenuh hati dan cinta ke dalam setiap proyek, pekerjaan, apapun itu yang kau lakukan sehari-hari. Melakukan sesuatu dengan cinta dan passion akan membuat setiap prosesnya jauh lebih mudah dan ringan. Jangan selalu beralasan dan menunggu hingga esok atau waktu yang tepat untuk memulai sesuatu yang harusnya sudah kau mulai kemarin.

127

Jangan melihat masa depan dan ketidakpastian sebagai musuh atau sesuatu yang menakutkan. Kau tidak boleh selalu berpikiran negatif dan memikirkan kemungkinan terburuk. Seringkali dalam ketidakpastian itu, hidup akan menyelipkan banyak kejutan, berkah, dan pelajaran yang kita tidak pernah duga. Bagaimana kalau ada sesuatu yang lebih besar dan lebih baik menunggumu di masa depan? Di tempat dan waktu yang tidak pernah kau bayangkan sebelumnya? Kau bisa saja melangkah ke tempat yang selalu kau impikan dan inilah kenapa kau tidak boleh menyerah dan harus tetap berjalan. Ingatlah bahwa kau tidak sendirian dan ada banyak orang di luar sana yang juga melewati masa sulit. Kita tidak akan pernah tahu kehidupan orang-orang yang sebenarnya. Mereka yang sepertinya memiliki segalanya pasti pernah mengalami momen pasang surut dan punya masalah sendiri-sendiri. Pernah ragu dan mempertanyakan kembali apakah mereka berada di jalan yang benar. Hidup mereka tidaklah sesempurna apa yang kerap diperlihatkan di sosial media. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain karena setiap orang punya jalan dan rezekinya masing-masing. Apa yang terbaik buat kita, belum tentu baik untuk orang lain. Begitu pula apa yang baik untuk orang lain, belum tentu juga baik untuk kita. Tidak semua orang akan menyukai atau menerima kita apa adanya. Tapi jangan biarkan hal itu menghentikan kita dalam menjadi diri sendiri dan melakukan hal yang berarti. Kadang kita hanya harus melakukan yang terbaik, sebisa mungkin, dan banyak berserah diri. Jangan biarkan prestasi orang lain membuat kita merasa kecil tapi sebaliknya memotivasi dan menginspirasi kita untuk berusaha lebih keras lagi. Karena kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?

128

Benji mengajarkanku untuk berhenti menunggu dan mengharapkan hidup akan mengubah nasib kita. Untuk menciptakan hidup yang luar biasa, kau harus membayangkannya di dalam kepalamu. Pikirkan hidup seperti apa yang kau inginkan. Segala detilnya. Pikiran kita memiliki kekuatan untuk menjadikan imajinasi kenyataan. Kita tidak bisa selamanya duduk dan berharap suatu hari di siang bolong kesempatan besar akan menyapa dan mendadak mengubah hidup dalam waktu semalam. Semuanya dimulai dari diri sendiri. Hal-hal yang kita impikan muncul karena suatu alasan. Mereka adalah panggilan jiwa yang mencoba meyakinkan kita bahwa ada potensi, segala kemungkinan, dan kesempatan untuk tumbuh. Jalan yang kita ambil tidak akan pernah selalu mulus dan jelas. Ketika kita memutuskan untuk berubah, mengambil langkah, dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik lagi…di situlah hidup juga akan mengambil langkah, mendukung keputusan kita, dan perlahan membukakan jalan. Setiap hari kita diberikan kesempatan untuk memulai dan memilih lagi. Memilih untuk terus mencoba ketimbang menyerah. Memilih rasa sukacita ketimbang sedih. Memilih bersyukur dan menikmati apa yang kita punya saat ini ketimbang terus menyesalkan masa lalu dan berharap seandainya situasi saat ini berbeda. Memilih untuk mencintai ketimbang membenci. Memilih untuk melakukan hal yang kita suka dan belajar hal baru ketimbang menghabiskan berjam-jam membandingkan hidup sendiri dengan orang lain di media sosial. Memilih untuk hidup sehat ketimbang memelihara kebiasaan buruk. Memilih untuk tetap berpikiran positif dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baik ketimbang berpikiran negatif. Memilih untuk memperlakukan diri sendiri dengan baik, sabar, dan penuh cinta ketimbang terus menerus menyalahi diri sendiri

129

hanya karena satu kegagalan. Hidup itu seperti memilih cerita mana yang ingin kita dengarkan dan cerita mana yang harus diedit. Selama kita masih hidup, kita memiliki kesempatan setiap hari untuk memulai kembali, menulis, dan mengedit jalan cerita apa yang kita inginkan untuk hidup kita. Kita semua memiliki tujuan hidup di dunia ini. Kita dilahirkan dengan kepribadian yang unik dan berbeda-beda, kita dilahirkan ke dunia ini untuk menambah nilai dan menerangi dunia – kita datang ke sini untuk menikmati hidup dengan segala pengalaman dan pelajarannya yang indah. Dalam hidup itu semuanya terus berubah, tidak ada yang abadi. Saat ini pun waktu terus berjalan, tidak ada yang pasti. Mungkin banyak orang yang menunggu pergantian tahun baru sebagai permulaan baru tapi kenyataannya hidup memberikan kita kesempatan untuk memulai lagi setiap hari, jam bahkan detik. Banyak orang menghabiskan hidupnya menunggu waktu yang tepat dan merasa harus benar-benar siap untuk memulai sesuatu hanya untuk menemukan waktu terus berjalan dan momen yang tepat itu tidak akan pernah datang. Sayangnya kita tidak akan pernah 100% siap. Tapi kita selalu bisa memulai dengan mengambil langkah apapun yang ada di depan kita. Dengan terus mencoba dan memperbaiki diri akan membentuk sebuah kebiasaan baru. Ketekunan dan konsistensi inilah yang pada akhirnya tidak hanya menumbuhkan rasa percaya diri tapi juga mempersiapkan kita pada kesempatan besar yang sudah lama kita nantikan.

130

Senang rasanya dikeliling orang baik yang bisa jadi panutan hidup. Walau dipisahkan jarak dan masing-masing punya kesibukan sendiri, tapi ketekunan dan kegigihan mereka mengejar sesuatu selalu menginspirasi. Memang benar kita selalu menarik orang yang cara pikirnya sama. Sekarang pun meski aku sendirian mencoba menerka hidup, namun tidak sekalipun aku merasa kosong dan kesepian. Kalau Benji bisa sampai di Sydney dan mewujudkan mimpi besarnya, maka aku pun bisa. Siapapun bisa. Sukses adalah apa yang kita capai. Berada di posisi untuk melakukan hal yang kita suka, melakukannya dengan sangat baik, dan mengejar segala hal yang bermakna atau penting bagi kita. Bayangkan jika melakukan apa yang kita suka bisa membantu, menginspirasi atau mengubah hidup seseorang. Kadang aku mengharapkan ketika kecil dulu, masyarakat akan mendefinisikan sukses bukan berdasarkan berapa mobil, rumah, jabatan, barang mewah yang kita punya. Daripada menentukan pada umur sekian kita harus menikah, punya anak, punya karir, rumah, dan segala macam, tentu akan lebih bermakna kalau sejak awal masyarakat menanamkan untuk mencintai apa yang kita lakukan. Fokus mengejar mimpi, mengikuti kata hati bukan karena uang semata tapi karena kepuasan batin dan keinginan untuk terus berkembang dan menjadi yang terbaik. Merayakan progres, usaha, fokus, dan ketekunan ketimbang gratifikasi instan. Jangan menyerah karena hidup punya rencana besar untukmu. Namun lebih dari itu, kau berhak untuk melihat segala kerja kerasmu terbayarkan. Mimpi-mimpu menjadi kenyataan. Jangan menyerah karena kau hampir sampai. Kau sudah berusaha dan melangkah sejauh ini, setiap hari

131

membuat progres – tidak peduli seberapa sulit tapi kau terus mencoba. Sukses memang tidak terjadi dalam waktu semalam. Perlu waktu dan usaha untuk mendapatkan hal yang baik. Kadang prosesnya rumit, membingungkan, bahkan kita harus menempuh jalan yang sulit untuk tiba di tempat yang indah. Tapi dengan kesabaran dan keyakinan, cepat atau lambat kita pasti sampai. Kalau kau menyerah sekarang, kau tidak akan tahu seberapa jauh kau bisa melangkah. Kau tidak akan pernah menyaksikan mimpimu menjadi kenyataan. Tidak pernah tahu bahwa ada kesempatan besar menanti di luar sana. Hanya ada rasa sesal yang tersisa. Tinggal beberapa langkah lagi, kau hampir sampai. Jangan menyerah. Teruslah melangkah. Teruslah mencari inspirasi dan berusaha jadi yang terbaik. Teruslah mencoba. Hingga akhirnya kau bisa membuka pintu yang paling tepat. Walau kadang berat, rumit, dan seiring waktu, keyakinan dan kesabaran kita akan diuji lagi-lagi. Tapi justru dalam ketidakpastian itulah seringkali muncul kejutan dan berkah yang tidak pernah kita kira. Percayalah hidup akan memberikan kita lebih dari cukup inspirasi, kekuatan, cinta, dan bimbingan. Dengarkan kata hati, dan berani mengambil resiko yang membuatmu lebih excited and merasa lebih hidup lagi. Apakah hal terbesar atau tersulit yang pernah kau lepaskan? Apa yang kejadian itu ajarkan dalam hidupmu? Kapan terakhir kali kau pernah mengatakan pada seseorang bahwa mereka berharga? Bahwa mereka penting, pantas dicintai dan diterima apa adanya? Kapan terakhir kali kau pernah mengatakan pada dirimu sendiri bahwa apa yang kau lakukan lebih dari cukup dan semuanya akan baik-baik saja. Meski sekarang semuanya serba tidak pasti. Kau tidak akan pernah tahu sampai kapan kau harus melangkah, harus terus mencoba,

132

menunggu, dan bersabar. Ketika kau mengira kau hampir sampai dan apa yang kau inginkan terasa begitu dekat dan nyata, lagi-lagi Tuhan dan hidup menguji kesabaranmu. Membuatmu meragukan diri sendiri. Aku pun mengalami yang tadinya penuh semangat dan excited jadi perlahan kehilangan harapan. Seakan kembali lagi ke nol, aku harus mengumpulkan keberanian dan tenaga yang tersisa untuk terus melangkah. Kadang sempat kepikiran apa orang lain pernah merasakan atau melalui hal yang sama? Di sini aku jadi belajar bahwa aku harus berani melepaskan dan menerima keadaan dengan hati, pikiran, dan tangan terbuka. Dalam hidup itu kita memang tidak bisa mengendalikan segalanya dan mungkin kita juga tidak perlu selalu tahu ke mana hidup akan membawa kita selanjutnya. Namun sebagai manusia, kita selalu punya kekuatan dan kebebasan untuk memulai kembali. Untuk tetap melangkah, bermimpi, dan berkreasi. Aku harus melatih diriku lagi untuk berani hidup dan mencintai tanpa rasa takut atau ragu. Menghargai dan memaksimalkan kebebasan yang kini aku miliki. Karena hanya ketika aku berserah diri dan percaya akan segala rencanaNya tanpa mencoba mengontrol apapun, di situlah aku benar-benar hidup. Untuk ke sekian kalinya berani membuat perubahan dan keluar dari zona nyaman.

133

6 Dream Big

Semua berawal dari mimpi. Mimpi ingin ke luar negeri, mimpi ingin jadi VJ MTV seperti Sarah Sechan atau pembawa acara di televisi, mimpi kerja di New York, di perusahaan hiburan sebesar Disney. Mimpi tampil di panggung besar bersama penari professional dari segala penjuru dunia, mimpi ke Afrika Selatan, mimpi menulis buku dan menginspirasi orang banyak. Aku bahkan tidak tahu bagaimana mewujudkannya atau bisa sampai ke sana. Tapi sudah lebih dari 10 tahun belakangan ini hidup membuktikan padaku bahwa sesuatu yang kelihatannya mustahil untuk dicapai bisa saja jadi kenyataan. Dimulai dari keberanian bermimpi, rasa penasaran, kerja keras, banyak bersyukur, sikap yang positif dan percaya. Ya, percaya tidak hanya pada kemampuan diri sendiri tapi juga pada mimpi-mimpi itu. Aku belajar untuk tidak menanyakan ‘bagaimana caranya ke sana’ tapi untuk percaya meski prosesnya lamban namun seiring dengan usaha, suatu hari nanti aku akan sampai juga. Proses itu jauh lebih penting dan menarik daripada sampai di destinasi akhirnya. Aku selalu bertanya pada diri sendiri apa yang bisa aku lakukan hari ini untuk sampai ke tempat yang ingin aku tuju. Aksi dan usaha kecil itu bisa jadi sesederhana menulis setidaknya setengah jam dalam sehari, keluar rumah sambil membawa kamera dan mengambil gambar, melakukan riset dan berani untuk menghubungi orang-orang yang bekerja di industri atau perusahaan impian. Tetap

134

konsisten mengambil aksi dan berusaha sekecil apapun untuk menjadikan mimpi itu kenyataan. Dari awal aku tahu aku ingin menjalani hidup yang bermakna, penuh warna, dan petualangan. Lahir dan dibesarkan di Jakarta, meski berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja tapi kami bersyukur selalu kecukupan. Memiliki seorang ibu yang berprofesi sebagai dosen ekonomi, dari kecil aku menyaksikan bagaimana Mama bekerja keras membanting tulang demi membiayai hidup keluarga. Mama juga selalu mengajarkan aku dan adikku tentang pentingnya kerja keras, banyak bersyukur, selalu berbuat baik, jujur, dan berani bermimpi. Lewat beliau, aku belajar banyak tentang apa itu passion. Passion adalah sesuatu yang kita lakukan untuk diri sendiri. Bukan untuk menunjang atau membiayai hidup, tapi benar-benar kita lakukan pertama-tama untuk diri sendiri terlebih dahulu. Sesuatu yang membuat kita merasa lebih hidup dan bahagia juga memberikan kepuasan batin. Saat kita bisa menggunakan passion yang kita miliki untuk membantu orang lain, passion tersebut menjadi suatu tujuan atau panggilan hidup. Do what you love, love what you do. Kecintaan dalam melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, bukan semata karena uang tapi karena cinta, ingin menjadi lebih baik lagi dan membantu orang lain. Ketika kita fokus melakukan hal yang kita suka tulus dari hati dan karena 100% cinta biasanya hal itu akan membawakan kita pada kesempatan besar yang tidak pernah kita duga. Tapi kalau dari awal tujuan utama kita melakukan sesuatu karena mengejar uang, malah hasilnya tidak akan kemana. Aku selalu ingat Mama bilang, kita adalah manusia yang beruntung kalau bisa menemukan passion atau hal-hal yang kita cintai dalam hidup dan dapat membantu orang

135

lain lewat passion tersebut. Kunci hidup yang besar dan penuh warna itu cuma satu: melakukan apapun dengan sepenuh hati dan awali dengan bersyukur. Bersyukur punya lebih dari cukup, bisa makan, bisa bernafas, punya rumah, tempat tidur, air bersih dan sehat. Tidak peduli sesulit apapun hidup, pasti ada satu atau dua hal yang bisa disyukuri. Mama mendedikasikan seumur hidupnya belajar dan mengajar. Setiap hari berangkat pagi pulang malam dengan misi tidak hanya untuk berbagi ilmu dan mendidik tapi juga menjadi orang tua, teman, dan pendengar yang baik bagi mahasiswanya. Di kampus, Mama terkenal sebagai sosok bijaksana, tegas, hangat. Perempuan enerjik yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan disiplin. Siapapun kenal Ibu Ari. Mulai dari tukang parkir, tukang ojek, petugas kebersihan, yang punya warung, dosen hingga mahasiswa seluruh kampus. Mama tidak akan segan-segan memarahi mahasiswanya jika mereka terlambat, tidak mempersiapkan diri dalam menyambut ujian, nilai jelek, kepergok nyontek, malas, dsb. Tapi juga akan mentraktir mereka makan siang, mengundang makan di rumah, membuatkan kue dan memperlakukan mereka seperti anak sendiri. Aku banyak menghabiskan masa kecilku mengantar beliau kemudian bermain seharian di kampus kalau sedang libur sekolah. Kadang bertugas sebagai asisten yang membagikan kertas ujian, mengamati seluruh kelas untuk memastikan tidak ada mahasiswa yang menyontek. Sebagai dosen, ada banyak kasus di mana Mama harus berhadapan dengan mahasiswa bahkan orang tua murid yang tidak malu melakukan apapun demi mendapatkan nilai yang lebih baik dan cepat lulus. Suatu siang ada orang yang mengirimkan ayunan, kue juga

136

amplop berisi uang ke rumah. Begitu tahu siapa yang mengirimkannya – Mama langsung menelepon mahasiswa tersebut dan memarahi habis-habisan, meminta orang tersebut mengambil kembali ayunan, kue dan amplop. Mama menjunjung tinggi nilai kejujuran. Beliau berkata tidak apa-apa makan nasi dan kecap yang penting uangnya halal, daripada memberi anak makan dari hasil uang suap. Dan Mama bersyukur dengan melakukan apa yang ia suka, ia bisa membiayai anak-anaknya. Beranjak besar, aku menyaksikan tidak sedikit mahasiswa Mama datang ke rumah untuk belajar bersama. Dapur kami yang kecil mendadak penuh dengan orang-orang besar yang mencoba masak, cuci piring, menghidangkan makan siang sambil berdiskusi tentang ekonomi. Kadang mereka belajar hingga larut malam bahkan sering tertidur di ruang tamu. Sebagai anak tertua yang suka memimpikan punya kakak, aku senang karena suasana rumah tidak pernah sepi dan akhirnya aku seperti punya kakak angkat. Ada juga kasus di mana Mama membantu mahasiswanya yang punya masalah dengan keuangan, keluarga, sampai pekerjaan. Di luar profesinya sebagai dosen, Mama juga berperan sebagai ibu dan mentor. Kalau aku tanya apakah ada hal lain yang Mama ingin lakukan dalam hidupnya, jawabannya selalu sama. Dia ingin menuntut ilmu lagi, berkebun dan mengurus hewan peliharaannya ( di rumah kita memelihara ayam, bebek, kura-kura, burung, kelinci, ikan, bahkan sempat juga kus-kus dan anjing ) di waktu senggang. Bertahun-tahun menyaksikan Mama berjuang menginspirasiku untuk suatu hari nanti bisa menjadi wanita karir dan tentu saja mendapatkan pekerjaan impian. Bagiku ada sesuatu yang menarik dan sexy dari seorang wanita yang tahu persis apa yang ia inginkan. Mandiri, kuat, percaya diri tanpa bergantung pada orang lain. Cerdas, baik, peduli terhadap sesama dan menyadari

137

bahwa sebagai perempuan, ia punya kekuatan untuk membuat perubahan positif di dunia. Seperti orang tua pada umumnya, Mama hanya ingin memberikan yang terbaik untuk aku dan adikku. Apalagi ketika menyangkut pendidikan, Mama tidak pernah kompromi. Meskipun mahal, tapi Mama yakin pasti ada jalan dan dia akan berusaha untuk menemukan pemasukan lebih asalkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik. Mungkin Mama paling tegas dan disiplin tentang pendidikan, tapi di luar itu ia selalu mendukung dan memberikan kebebasan anak-anaknya dalam mengekspresikan diri. Mama pasti akan langsung mengiyakan permintaan kami untuk les menyanyi, belajar musik, bahasa asing, menari, dsb. Mau audisi ini dan itu, sihlakan. Ada study tour ke Yogyakarta dan Bali pun, Mama lagi-lagi mengiyakan dan pelan-pelan mencicil biaya tour. Baginya, penting untuk kami bereksplorasi, mencoba hal baru, dan mendapatkan pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Tumbuh besar, aku hanya ingat satu-satunya peraturan yang Mama buat adalah tidak boleh menonton TV setelah jam 6 malam. Tidak ada video games. Lucunya, di rumah pun TV bolak-balik rusak. Aku masih ingat kadang kalau mau nonton kartun atau film harus ke rumah tetangga. Tapi saat itu aku dan adikku bahkan tidak punya waktu untuk menonton televisi. Kami begitu sibuk dengan sekolah, les, dan segala kegiatan ekstrakurikuler. Pulang ke rumah langsung mandi, makan, belajar, terus tidur. Hiburan kami di rumah ya radio, CD player, komputer. Salah satu memori indah dari masa kecilku adalah selalu ada musik di rumah. TV mungkin di larang, tapi musik selalu dimainkan di rumah nyaris 24 jam. Mama yang suka karaokean mulai mengenalkan kami

138

pada musisi dan jenis musik yang berbeda. Dari mulai The Beatles, The Bee Gees, Aerosmith, Stevie Wonder hingga Koes Plus. Setiap akhir pekan biasanya kami akan berkumpul di ruang tamu, karaokean…walau tidak bisa nyanyi dan membaca lirik dalam Bahasa Inggris, yang penting bersenang-senang. Aku yang hobi mendengarkan siaran radio pun pelan-pelan belajar merekam suaraku diselingi beberapa lagu dalam kaset kosong. Pura-pura jadi penyiar radio ceritanya. Mama yang kemudian tahu aku ingin menjadi penyiar radio dan pembaca acara televisi mendukungku untuk mengejar cita-cita itu. Setia mengantarku audisi, rekaman di studio dekat rumah sepulang kerja, bahkan mendaftarkanku untuk ikut pelatihan public speaking dan siaran. Tidak ada mimpi yang terlalu besar atau mustahil untuk dicapai selama kita berusaha dan terus memperbaiki diri. Lalu suatu hari Mama pulang membawa komputer. Bekas, tapi masih bisa berfungsi dengan baik. Lewat komputer itu, untuk pertama kalinya aku belajar mengetik dan menulis cerita. Mama yang tidak pernah lelah menyemangatiku untuk terus menulis selalu bilang kalau tulisanku bagus, nanti akan dikirimkan ke salah satu teman baiknya yang bekerja di koran besar. Well, aku ingat tidak satupun tulisanku keluar dari rumah tapi pelan-pelan aku belajar bagaimana menulis naskah drama. Bagaimana menuangkan ide dan imajinasi ke dalam kata-kata lalu menjadikannya pentas drama singkat di bangku sekolah. Perlu diingat, ini jaman SMP jadi menulis naskah drama pun seadanya. Kecintaanku pada bahasa lah yang mendorongku untuk terus menulis. Aku mungkin paling lambat dalam kelas matematika tapi jelas yang tercepat di kelas bahasa. Beruntung guru Bahasa Indonesiaku saat itu

139

Pak Donal selalu mendukung dan memberikan kesempatan kami untuk tampil mengekspresikan diri. Memasuki sekolah menengah atas pun, Mama tidak pernah mengekang kebebasanku. Aku masih ingat di saat teman-temanku harus pulang ke rumah sebelum jam 10, bahkan kadang harus mengumpat dan pergi diam-diam, sekalipun aku tidak pernah punya masalah dengan keluar rumah dan pukul berapa harus pulang. Ketika aku tanya kenapa Mama tidak pernah menelepon, mencari, atau menyuruhku segera pulang - Mama menjawab karena ia mempercayaiku. Ia tahu aku anak yang baik dan percaya aku tidak akan menyalahgunakan kebebasan yang ia berikan. Mama ingin aku menikmati masa SMA dan bersenang-senang, tapi juga harus tahu batasan mana yang baik dan mana yang salah. Kapan saatnya belajar, kapan waktunya bersenang-senang. Kalau pun aku macam-macam atau merugikan diri sendiri, cepat atau lambat Mama pasti tahu dan itu artinya aku akan kehilangan kebebasan dan kepercayaan yang sudah ia berikan. Dari kecil Mama menanamkan tidak hanya disiplin, tapi juga betapa pentingnya berkomitmen, memegang kepercayaan yang sudah diberikan, jujur, dan tentu saja bekerja keras. Memasuki sekolah dasar, walau setiap hari membawa bekal makanan dari rumah, Mama sering menyelipkan uang saku untuk aku dan adikku. Tidak banyak, mungkin waktu itu sekitar dua ratus rupiah. Ini sekitar tahun 90an, di mana uang seratus rupiah saat itu bernilai besar bahkan bisa membeli jajanan pasar. Ia memberikan kami uang saku bukan karena bekal makanan kami tidak cukup tapi karena Mama ingin menanamkan kejujuran. Mama tahu di umur kami yang masih kecil, berinteraksi dengan anak-anak lain di sekolah, pasti banyak masanya di mana kami

140

penasaran dan ingin mencoba hal baru. Apa ini, apa itu, belum lagi ada banyak orang berjualan makanan atau mainan di luar sekolah. Mama memang selalu mewanti anak-anaknya untuk tidak jajan di luar sekolah tapi juga penting baginya mengajarkan kami dari awal bagaimana mengelola dan bertanggung jawab dengan keuangan. Yang Mama takutkan adalah kalau ia tidak mempercayai kami dengan keuangan sejak kecil, maka ada kemungkinan anak-anaknya akan berbohong, lebih parah lagi mungkin mencuri…menghalalkan segala cara demi bisa jajan martabak mini atau beli poster boyband. Meski sibuk tapi Mama selalu menyediakan waktu untuk anak-anaknya. Selalu punya waktu untuk mengantarku ke tempat kursus, masak makanan favorit kami, jalan-jalan di akhir pekan. Masa kecilku pun dipenuhi dengan petualangan dan warna. Mulai dari tradisi tahunan setiap Lebaran pulang kampung ke Jawa dan Bali hingga audisi-audisi kecil dan kesempatan tampil. Aku masih ingat awalnya aku tidak menyukai semua itu. Tidak menikmati pulang kampung ke Jawa dan naik mobil selama dua hari penuh, tidak suka belajar tari Bali dan menemukan kursus menyanyi itu susah. Namun lama kelamaan lewat road trip tahunan ke Jawa, aku belajar banyak tentang perbedaan budaya. Cintaku pada traveling pun muncul dan aku tumbuh menjadi seorang perempuan yang penasaran akan dunia. Lewat kursus-kursus dan segenap aktifitas lainnya sepulang sekolah, aku belajar untuk berani mencoba hal baru. Mungkin aku memang tidak berbakat dalam menyanyi atau main musik, tapi yang penting aku sudah mencoba. Berawal dari keberanian untuk mencoba hal baru itulah yang akan membawa kita pada kesempatan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Kita tidak

141

akan pernah tahu ke mana hidup akan membawa kita. Lewat audisi menjadi pembawa acara di televisi yang aku lakukan saat duduk di bangku sekolah dasar, aku jadi tahu minat dan passionku terletak di bidang entertainment. Meski mimpi jadi presenter belum juga kesampaian, tapi seiring waktu, hidup pun membawaku pada banyak kesempatan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Kerja di perusahaan sebesar Disney, pindah ke Amerika, Singapura, dan Malaysia, travel ke lebih dari 40 negara hingga kesempatan bekerja bareng orang-orang kreatif yang awalnya hanya bisa aku lihat lewat layar kaca televisi. Apapun yang kita inginkan bisa jadi kenyataan asal kita mau bekerja keras, banyak bersyukur, dan sabar ditambah sikap positif pasti alam semesta akan menunjukkan jalannya. Melakukan hal sulit yang tidak semua orang mau lakukan dan mendedikasikan banyak waktu untuk mencoba dan memperbaiki diri sendiri. Kadang kita harus mencoba berulang kali dan masih saja gagal atau ditolak, tapi ingatlah sukses itu tidak bisa terjadi dalam waktu singkat atau semalam. Kalau terjadi dalam waktu semalam, ya biasanya manusia tidak menghargai apa yang didapatkannya karena dia tahu dia bisa mendapatkan hal tersebut dengan mudah. Bahkan alam semesta pun bekerja keras. Percaya bahwa mimpi kita bisa menjadi kenyataan ditambah sikap positif dan keyakinan semuanya akan terjadi sesuai rencana dan waktu Tuhan.

142

Untuk menarik kesempatan besar dalam hidup, kita harus berani memulai dari hal yang kecil dulu. Harus mau berusaha meskipun hasilnya tidak selalu sempurna toh yang penting sudah mencoba dengan sepenuh hati. Kerja keras tidak pernah bohong. Mungkin usaha yang kita lakukan saat itu tidak akan langsung membuahkan hasil keesokan harinya atau beberapa hari kemudian. Seringkali butuh waktu berbulan-bulan bahkan tahunan hingga kita bisa memanen hasil jerih payah sendiri. Kuncinya sabar, berserah diri, banyak bersyukur sambil tetap fokus dan melakukan apa yang kita suka. Waktu, tenaga, pikiran, sikap yang positif dan segala usaha yang kita kerahkan untuk mencapai hasil yang terbaik, untuk mengejar mimpi pasti akan selalu terbayarkan. Di waktu dan tempat yang tidak terduga, jauh lebih baik dari apa yang kita biasanya rencanakan untuk diri kita sendiri.

143

7 Pekerjaan Impian

Aku mencintai cara hidup menjadikan mimpiku kenyataan bahkan membawaku ke tempat atau kesempatan yang lebih baik. Aku percaya salah satu alasan kenapa kita hidup di dunia ini adalah untuk menggali potensi terbaik dari diri sendiri dan tidak berhenti bereksplorasi. Hidup menawarkan pengalaman dan kesempatan besar tanpa batas di luar sana penuh dengan cinta, warna, perbedaan. Hidup cuma sekali, tapi sekali lebih dari cukup jika kita tahu bagaimana memanfaatkannya. Tidak selalu mudah, namun pasti ada cara yang bisa ditempuh kalau kita benar-benar menginginkannya. Aku banyak belajar beberapa tahun belakangan, tepatnya sejak meninggalkan Indonesia pada tahun 2009. Berbekal satu koper besar penuh mimpi, aku memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan mengambil pekerjaan di sebuah hotel di Malaysia. Bahkan saat itu aku tidak punya uang banyak, tidak kenal siapapun di Malaysia, tidak ada ekspektasi bahkan rasa takut. Bermodalkan nekad, berani dan percaya diri, yang aku tahu aku ingin maju dan melihat dunia di luar sana. Aku penasaran seperti apa rasanya memulai, berjuang sendiri di negara orang. Bersama orang-orang baru yang berasal dari negara berbeda, dengan bahasa, latar belakang, sudut pandang yang berbeda. Aku ingin belajar dari mereka. Membuka diri dan pikiran, mengambil inspirasi dengan harapan mungkin saja aku akan berkembang menjadi orang yang lebih baik. Mungkin Tuhan memang punya rencana yang besar untukku. Tidak semua orang menginginkan hal yang sama, berani untuk keluar dari zona nyaman dan meninggalkan stabilitas, tapi ada juga

144

yang mengambil resiko dan berjuang tanpa henti. Kita semua masih belajar tentang hidup. Layaknya kupu-kupu yang menjalani proses metamorfosis, sebagai manusia pun kita berkembang. Menempuh gagal dan kesuksesan,sedih dan senang, patah hati hingga akhirnya menemukan teman hidup, belajar mencintai diri sendiri dan masih banyak lagi. Kalau melihat kebelakang semua yang sudah terjadi jauh lebih indah dari apa yang pernah aku bayangkan. Dan aku yakin, semua ini hanyalah permulaan. Hidup dan petualanganku baru saja dimulai. Lulus dari sekolah menengah atas, aku langsung mencari kerja. Kerja apa saja. Bukan karena ingin menghasilkan uang tapi aku hanya ingin menimba pengalaman dan bertemu orang baru. Aku berpikir semakin awal kita mengalami dan memahami dunia profesional, semakin cepat pula kita bisa maju. Mungkin inilah yang membuatku tidak sabaran untuk cepat bekerja dan menimba pengalaman sebanyak-banyaknya selepas SMA. Mengingat ada banyak kesempatan menanti di luar sana. Lebih dari sekedar pekerjaan kantoran dari Senin hingga Jumat, aku ingin melakukan sesuatu yang kreatif dan berarti. Bermodalkan nekad, kemampuan Bahasa Inggris, dan percaya diri aku memberanikan diri mengirimkan CV ke beberapa perusahaan media impian. Walau pengalaman nyaris nol, kuliah juga baru dimulai tapi tidak menghentikanku untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Hari Sabtu pagi menjadi hari favoritku bukan karena akhir pekan tapi biasanya ada lebih banyak lowongan kerja tertera di koran. Aku yang selalu penasaran suka ingin tahu bagaimana orang membuat film atau pertunjukan. Bagaimana mereka membuat imajinasi jadi kenyataan, dsb. Aku ingin menjadi bagian dari proyek

145

menarik, entah bagaimana caranya aku ingin melihat hal-hal terjadi dalam skala besar. Mama yang selalu mendukung tidak pernah menghentikanku untuk mencoba audisi, menghadiri interview kerja meski ujung-ujungnya ditolak juga. Awalnya aku yang masih belum mengerti konsep kegagalan, tetap semangat mencoba hingga aku gagal pada tahap wawancara final dengan sebuah stasiun radio bergengsi untuk posisi penyiar. Untuk pertama kalinya aku merasa duniaku seperti runtuh. Mimpiku hancur di depan mata. Ketika aku nyaris merasakan seperti apa siaran dan memutarkan lagu untuk orang banyak, aku harus ikhlas dengan kenyataan mereka memilih kandidat lain. Dua sahabatku Olga dan Jamul yang menjemputku siang itu melakukan segala cara untuk menghiburku, namun di kepalaku aku masih tidak mengerti kenapa aku gagal. Aku yakin aku bisa menjawab segala pertanyaan dengan baik dan lancar, demo siaranku juga tidak buruk. Aku hanya satu langkah lagi untuk menjadi seorang penyiar radio namun mimpi itu harus seperti terbang jauh tertiup angin. Butuh waktu beberapa hari untuk bangkit dan menerima kenyataan bahwa memang belum rejekiku untuk menjadi penyiar radio. Entah waktunya yang belum pas atau aku masih harus belajar dan mempersiapkan diri, perlahan aku mencoba memahami arti gagal dan waktu yang tertunda. Mereka bilang kegagalan itu akan membawa kita kepada hal yang lebih baik, mempersiapkan kita untuk kesuksesan, bahkan melindungi kita dari hal yang mungkin saja tidak baik untuk kita. Seandainya hari itu aku memilih percaya Tuhan selalu punya rencana yang lebih besar dan hanya akan memberikan yang terbaik pada umatNya. Namun seiring dengan berjalannya waktu aku semakin memahami bahkan lama-lama memilih berdamai dan bersahabat dengan kegagalan. Mau tidak mau, suka tidak

146

suka…kegagalan itu ya bagian dari hidup dan berkembang. Yang terpenting bagaimana aku meresponnya, belajar dari kesalahan dan berani bangkit lagi atau menyerah kalah. Aku sadar toh kita tidak bisa mengubah masa lalu, aku tidak bisa meyakinkan si bos radio untuk menerimaku. Meski berat aku memutuskan untuk perlahan melepaskan dan berjuang kembali. Kali ini aku berjanji untuk membuka diri, hati dan pikiran mencoba sesuatu yang baru. Tanpa ekspektasi. Bukan berarti aku melupakan mimpiku untuk bekerja di media, tapi mungkin dengan membuka diri untuk sesuatu yang benar-benar berbeda aku akan belajar hal baru, punya pengalaman baru. Di samping keinginanku untuk siaran, aku juga tertarik dengan bidang pariwisata dan perhotelan. Aku suka jalan-jalan, bertemu orang dan budaya. Entah jenis pekerjaan apa yang akan cocok untukku namun aku tahu pasti aku ingin bekerja di lingkungan yang penuh dengan orang asing supaya aku bisa mempraktikkan Bahasa Inggris. Hingga suatu siang aku menemukan lowongan pekerjaan tertera di sebuah majalah gaya hidup yang mencari seorang pemandu wisata paruh waktu. Tanpa berpikir dua kali, aku langsung melamar. Tidak ada salahnya mencoba, kalaupun gagal lagi ya sudah…belum rejeki barangkali. Beberapa hari kemudian aku mendapatkan balasan surat elektronik yang isinya mengundangku untuk wawancara kerja. Jujur sama sekali aku tidak menduga akan mendapatkan balasan secepat itu, tapi juga senang karena mereka memberiku kesempatan. Aku datang ke kantor salah satu komunitas ekspatriat yang terletak di Kemang Raya mengenakan jeans berwarna gelap dan jaket coklat. Awalnya aku tidak tahu bahwa ada tempat seperti Jakarta International Community Center ( JICC ) yang menyelenggarakan berbagai macam acara, kursus, workshop, bahkan tur untuk pekerja asing yang

147

tinggal di Jakarta. Ekspat yang baru tiba di Indonesia dan berencana menghabiskan setidaknya setahun bekerja di Jakarta seringkali membutuhkan orientasi atau pengenalan budaya. Mulai dari kursus Bahasa Indonesia, kursus memasak, tur keliling Jakarta mengunjungi destinasi wisata favorit sampai ke pasar tradisional. Semua dengan tujuan untuk mengenalkan sedikit dari budaya Indonesia dan membuat mereka nyaman tinggal di Jakarta. Ketika Ravi dan Molina, pemilik dari komunitas ekspatriat menjelaskan padaku apa saja yang mereka lakukan di dalam ( JICC ) aku langsung tahu tempat dan pekerjaan in cocok untukku. Semuanya seperti apa yang selalu aku bayangkan. Tempat kerja penuh dengan orang asing yang memiliki budaya dan bahasa berbeda. JICC juga menawarkan unsur budaya, wisata dan pendidikan. Kemudian Ravi menanyakan apakah aku pernah memiliki pengalaman membawa tur sebelumnya. Aku menjawab dengan jujur bahwa aku belum pernah membawa tur, tapi aku familiar dengan tempat-tempat di Jakarta. Aku bisa Bahasa Inggris, aku tidak memiliki masalah untuk bergaul dengan orang baru, aku suka jalan-jalan. Ravi menjelaskan saat itu mereka membutuhkan staff paruh waktu untuk membawa tamu-tamu asing JICC ke beberapa tur keliling Jakarta dan Bogor. Biasanya tur akan dimulai dari Kemang menuju Monas, melewati Masjid Istiqlal, Gereja Katedral juga mengunjungi beberapa musium dan pasar tradisional. Di hari-hari tertentu ada permintaan tur mengunjungi workshop pembuatan perhiasan, batik, tembikar dan desa wisata di Bogor. Mendengar deskripsi pekerjaan yang cukup seru dan menantang, aku berusaha meyakinkan Ravi dan Molina aku bisa membagi jadwal kuliah dan tetap berkomitmen dengan pekerjaan. Ketika ditanya soal gaji, aku sempat terdiam karena uang sama sekali tidak pernah terbesit

148

dipikiranku. Diberi kesempatan saja sudah bersyukur sekali rasanya. Yang aku inginkan cuma pengalaman. Ravi dan Molina mengatakan pengalaman memang penting tapi aku juga butuh uang untuk transportasi dan setidaknya membeli makan siang. Setelah berdiskusi lebih jauh tentang jam kerja dan gaji, mereka sepakat membayarku Rp 600.000 setiap bulannya. Perlu diingat, saat itu sekitar tahun 2008 dan aku hanya mahasiswa. Walau uangnya tidak seberapa, tapi aku senang sekali Ravi dan Molina memberikanku kesempatan untuk menjadi pemandu wisata paruh waktu di JICC. Ketika tidak ada jadwal tur, mereka membiarkanku belajar tentang marketing, mengatur acara summer camp, dan berinteraksi dengan tamu. Aku bersyukur luar biasa bisa melakukan apa yang aku suka di pekerjaan pertamaku. Dikelilingi orang-orang yang berwawasan luas dan berpikiran terbuka dari negara berbeda, manajer yang memberiku kebebasan dan ruang gerak untuk belajar dan selalu bereksplorasi. Bagian terbaiknya adalah di tempat ini aku menemukan keluarga baru. Mbak Widya, Mbak Siti, dan beberapa staf lainnya memperlakukanku sudah seperti adik sendiri. Kami banyak berbagi cerita, makanan, canda tawa, hingga suka duka. Menjaga satu sama lain layaknya saudara. JICC juga memperkenalkanku pada Robin Brown dan istrinya ibu Tieke yang berasal dari Australia. Ibu Tieke aslinya dari Bandung adalah sosok wanita kuat, pintar dan mandiri. Ia memegang jabatan penting di pemerintahan Australia namun begitu Ibu Tieke tetap rendah hati. Beliau menginspirasiku untuk mengejar karir yang aku inginkan. Bahwa mimpi mesti kadang kelihatannya besar dan sulit dicapai tapi pasti ada cara, asalkan kita sungguh-sungguh dan fokus. Suaminya Robin Brown pun banyak membantuku dalam Bahasa Inggris. Robin yang mencintai buku dan menulis suka mampir ke

149

kantor dan membawakan beberapa buku untuk kami baca. Mereka juga kerap mengundang kami makan malam ke rumahnya dan berbagi cerita tentang budaya dan gaya hidup di Australia. Pada tahun 2012 Robin dan Ibu Tieke mengundangku ke Canberra, Australia. Salah satu perjalanan spesial mengunjungi beberapa teman lama di Melbourne dan Sydney kemudian kita melakukan road trip melewati kota-kota kecil hingga sampai di Canberra. Selain Robin dan Ibu Tieke, aku juga berkenalan dengan seorang aktris besar ibukota yang siang itu datang ke kantor mencari seorang guru seni paruh waktu untuk anak-anaknya. Biasa melihat Korla di layar televisi, aku tidak percaya dia adalah sosok wanita yang jauh lebih cantik, humoris, rendah hati dan kuat di kehidupan nyata. Dari pertemuan singkat kami, aku setuju untuk mengajar ke dua anaknya seni kerajinan tangan di rumah mereka setiap akhir pekan. Sama seperti staff JICC yang memperlakukanku dengan baik, Korla dan anak-anaknya menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka sendiri. Dalam waktu dua tahun aku melihat Korla semakin berkembang dengan karirnya. Dan melebihi seniman berbakat, Korla juga seorang ibu, sahabat, kakak dan perempuan yang mencoba untuk selalu ada mendukung orang-orang terdekatnya. Orang datang ke dalam hidup kita untuk suatu alasan, untuk satu musim saja atau seumur hidup. Tidak peduli seberapa singkat mereka singgah dalam kehidupan kita, selalu ada saja pelajaran dan inspirasi yang bisa diambil. Lewat Korla dan anak-anaknya, Ibu Tieke, Robin dan staff JICC aku belajar bahwa orang asing pun bisa menjadi keluarga. Di luar rumah aku tumbuh berkembang setiap hari melewati petualangan kecil dan hari-hari menarik di kantor dan kampus menemukan sisi lain dari diriku yang tidak pernah aku tahu sebelumnya. Sementara kebanyakan teman

150

kuliahku masih bermain selepas kuliah, aku malah sibuk lari-lari mengejar bus kota dari rumah ke kampus kemudian kantor dan rumah Korla. Belum lagi tugas kampus yang menumpuk. Tapi ada rasa puas dan senang yang terselip di antara lelah yang luar biasa. Perlahan aku semakin tahu apa yang ingin aku kerjakan dan kejar dalam hidup. Seiring dengan kesibukan di kantor dan interaksi dengan banyak orang baru, aku semakin penasaran tentang seperti apakah hidup di luar sana. Seperti apa rasanya bisa tampil di panggung besar atau berkarya di bidang seni dan hiburan. Diam-diam aku ingin menjadi seperti Korla yang penampilannya selalu memukau di atas panggung, aku juga ingin menjadi seperti Ibu Tieke yang berkarir di luar negeri tapi tidak pernah lupa negara asalnya dan selalu memberi. Aku percaya di luar sana ada banyak kesempatan besar menanti. Setiap kali aku melihat orang-orang yang cukup beruntung bisa melakukan apa yang mereka suka, aku kerap mempertanyakan bagaimana caranya aku bisa seberuntung mereka. Bagaimana aku bisa menemukan pekerjaan atau kesempatan itu, belajar hal-hal baru dan berkarya dengan orang yang memiliki ide, cara pandang dan misi yang sama. Kalau mereka bisa, aku juga bisa. Walau aku tidak tahu pasti bagaimana caranya bisa ke sana, bagaimana aku bisa menemukan pekerjaan atau kesempatan itu. Hingga suatu hari di kampus sahabatku Andinia bercerita tentang temannya Bop yang baru saja lulus dan bekerja di Club Med Jepang. Dengan kemampuan Bahasa Prancis dan Bahasa Inggris, Club Med mengirim Bop untuk bekerja di Jepang selama setahun. Andinia kemudian menyuruhku untuk iseng melamar, siapa tahu aku menemukan jalanku di sana. Sebagian besar dalam diriku tentu saja masih memimpikan karir di media, entah sebagai penyiar radio atau pembawa acara di televisi. Gambar diriku berceloteh

151

di depan kamera meliput acara penting berskala internasional adalah satu-satunya motivasi aku tidak pernah berhenti mencoba. Namun setelah beberapa tahun ikutan audisi dan menghadiri banyak interview, aku masih belum juga berhasil siaran. Mungkin sahabatku benar, aku harus berani membuka diri pada pilihan karir yang lain. Toh tidak ada salahnya mencoba. Mumpung masih muda, ada kesempatan, dan kita nggak akan pernah tahu ke depannya akan seperti apa. Tidak pernah mendengar Club Med sebelumnya, aku iseng-iseng mengunjungi situs mereka di internet. Sebuah resort keluarga yang terletak nyaris di seluruh dunia. Club Med merayakan konsep bersatu dan keindahan dari perbedaan budaya merekrut pegawai dari negara yang berbeda kemudian menempatkan mereka di lebih dari 60 resort. Dalam situsnya Club Med menuliskan kriteria dari staf yang mereka cari. Mudah bergaul, ramah, bisa setidaknya dua bahasa asing, aktif, berpikiran terbuka dan mau belajar hal baru di luar zona nyaman mereka. Setelah memperbaiki CV dan surat pengantar kerja, sekali lagi tanpa berpikir dua kali aku langsung melamar. Tanpa ekspektasi apapun, boro-boro mimpi keterima. Dan di suatu siang yang tak terduga aku menerima balasan email dari Club Med yang mengundangku untuk wawancara kerja. Setelah setuju dengan tanggal dan waktu wawancara, aku datang ke kantor Club Med. Seorang perempuan dengan senyum ramah membukakan pintu kantor dan menyuruhku duduk. Ia menawarkan segelas air putih dan menyuruhku untuk mengisi sebuah formulir. Aku mencoba mengatur nafasku. Sebagian diriku gugup, entah gugup karena wawancara kerja atau diam-diam aku ingin seperti Fansur yang dikirim kerja sampai Jepang.

152

Entahlah. Sambil mengisi formulir, aku memandang sekeliling ruangan yang penuh dengan poster orang-orang dari berbagai belahan dunia. Dalam hatiku berbisik aku ingin menjadi bagian kecil dari mereka, oh alangkah indahnya kalau aku bisa sampai sana. Tidak lama setelah mengisi formulir, aku dipanggil masuk ke dalam ruangan. Seorang pria tinggi menyapaku hangat. Ia memperkenalkan dirinya sebagai kepala bagian Human Resources Club Med di Asia, namanya Ivan. Berbeda dengan puluhan wawancara kerja yang aku pernah lakukan sebelumnya, kali ini wawancara jauh lebih santai. Bahkan tidak terasa seperti wawancara kerja, aku merasa tenang dan 100% diriku sendiri. Ivan menanyakan beberapa pertanyaan seperti latar belakangku, hobi, pengalaman, apa yang ingin aku lakukan dalam hidup. Duduk berhadapan dengannya aku bercerita panjang lebar tentang kecintaanku pada budaya dan travel. Keinginanku untuk tampil di atas panggung dan keliling dunia, juga mimpiku bekerja di luar negeri dengan orang-orang yang latar belakangnya berbeda. Aku mencoba memastikan Ivan bahwa meskipun aku muda dan mungkin pengalamanku sedikit dibanding kandidat lain tapi aku adalah pekerja keras. Aku serius dan penuh komitmen, selalu terbuka untuk belajar hal baru dan bisa beradaptasi dengan cepat. Ivan lalu menjelaskan lebih jauh tentang Club Med. Mulai dari sejarah, budaya perusahaan, visi dan misi. Apa saja yang mereka lakukan di dalam resort hingga tipe kepribadian dan ekspektasi yang mereka harapkan dari karyawan. Sejauh ini berdasarkan dari penjelasan Ivan, aku tahu aku cocok dengan Club Med tapi berusaha untuk tidak terlalu berharap karena kalau aku gagal jatuhnya akan sakit. Ivan memberiku beberapa lembar brosur tentang Club Med. Dia memintaku untuk mempelajari brosur dan situs Club Med lebih jauh, lalu

153

berjanji akan memberiku kabar jika mereka tertarik untuk mengundangkan ke wawancara kerja tahap selanjutnya. Kami mengakhiri sesi wawancara dengan jabat tangan. Aku sangat berterimakasih Ivan mau meluangkan waktu dan memberiku kesempatan. Sore itu aku duduk di dalam bis kota dengan tujuan Depok, terjebak macet entah untuk berapa lama tapi hatiku bahagia bukan main. Sambil membolak-balik halaman brosur Club Med dan membaca dengan seksama segala kegiatan yang mereka adakan di dalam resort, aku menemukan diriku tersenyum lagi. Kadang aku berhenti membaca, menarik nafas lalu melihat keluar jendela. Di luar sana, di balik gedung-gedung besar itu, di suatu tempat yang jauh yang bahkan aku tidak tahu namanya…pasti ada tempat untukku. Pasti ada kesempatan yang Tuhan ciptakan hanya untukku. Semuanya akan baik-baik saja. Tidak sampai dua hari aku kembali mendapatkan kabar dari Ivan yang mengundangku kembali ke kantor untuk wawancara kerja tahap ke dua. Duduk di ruangan yang sama, deg-degan tapi juga excited aku menunggu Ivan dengan sabar. Telat beberapa menit Ivan masuk ke ruangan dan meminta maaf karena ada meeting mendadak. Tanpa basa-basi dia langsung menjelaskan bahwa saat itu mereka sedang butuh staff paruh waktu untuk ditempatkan di Club Med Bali. Department Kids Club membutuhkan seseorang untuk membantu membuatkan acara anak-anak selama sebulan dengan kemungkinan kontrak akan diperpanjang selama tiga bulan. Gajinya tidak besar, sedikit lebih dari yang aku dapat di JICC. Mereka juga menyediakan tempat tinggal dan makan di dalam resort sehingga aku tidak perlu keluar uang lagi. Ivan bilang dia punya beberapa kandidat tapi melihat semangatku, dia ingin memberiku kesempatan. Dia percaya padaku dan yakin bahwa aku bisa belajar banyak di sana. Kalau hasil kerjaku bagus

154

maka aku bisa jadi staff tetap. Aku memandang Ivan nyaris tidak percaya. Dia baru saja menawarkanku pekerjaan? Di Bali? Ini serius atau bercanda? Perasaan baru beberapa waktu yang lalu aku berandai-andai bisa kerja di Bali dan sekarang…ada seseorang yang bahkan tidak mengenalku tapi mau membukakan pintu kesempatan untukku. Aku masih terdiam, sejujurnya tidak tahu harus berkata apa. Sambil membuat kopi, Ivan bercerita sekitar 10 tahun yang lalu dia memulai karirnya di Club Med juga lewat Kids Club. Kebanyakan staf hotel memulai dari sana. Kerjaannya bisa beragam. Dari mempersiapkan program anak-anak, menemani mereka selama kegiatan termasuk berenang bareng, ke pantai bareng, olah raga dan makan bareng. Kita juga akan dituntut untuk kreatif bisa menciptakan acara, lomba dan menghibur anak-anak. Memastikan mereka bersenang-senang, belajar tapi juga aman. Dari Kids Club kalau aku ingin mempelajari hal lain atau mencoba bekerja di department yang berbeda, Club Med tidak pernah membatasi pegawainya untuk bereksplorasi. Setelah setahun di Kids Club, Ivan pindah ke bagian tour di mana ia belajar banyak tentang bidang pariwisata. Kemudian sempat mencoba bagian resepsionis juga karena ia penasaran tentang dunia perhotelan dan tata kamar. Garis besarnya adalah Ivan mencoba meyakinkanku untuk berpikiran terbuka dan berani mencoba hal baru. Berawal dari Kids Club, aku tidak akan pernah tahu ke mana petualangan ini akan membawaku. Aku sendiri tidak ada masalah sama sekali bekerja dengan anak kecil. Toh di JICC aku banyak bermain dengan anak-anak, bahkan mengajarkan tari Bali dan seni kerajinan tangan di program summer camp. Yang membuatku masih tidak percaya adalah dibalik semua masalah yang menimpa, penolakan dan kegagalan, kadang kita cuma butuh

155

seseorang untuk percaya dan membukakan pintu untuk kita. Aku ingat bagaimana Ravi dan Molina memberiku pekerjaan di JICC, sekarang ada Ivan yang berbaik hati menawarkanku posisi ini. Walau paruh waktu dan hanya untuk sebulan. Aku yakin jika aku bekerja keras, selalu memberikan yang terbaik pasti mereka akan memperpanjang kontrakku. Dan dari sana, aku akan belajar banyak hal. Tidak hanya bekerja dengan anak-anak, suatu hari nanti aku ingin mempelajari lebih banyak dan dalam lagi tentang bidang pariwisata atau event management. Seketika aku bisa melihat ada banyak harapan di luar sana. Ada kemungkinan, optimisme. Kecuali…tunggu dulu. Tiba-tiba aku merasa ada yang memukulku keluar dari dunia khayalan dan kembali ke dunia nyata. Saat ini statusku masih mahasiswa juga karyawan paruh waktu di JICC. Aku tidak bisa meninggalkan kuliah dan JICC begitu saja lalu pindah ke Bali. Kalau aku memutuskan untuk kerja dengan Club Med selama sebulan, bagaimana dengan kuliahku? Bagaimana dengan JICC? Mama pasti tidak akan pernah menyetujui ini. Aku bingung. Tidak tahu harus apa. Di satu sisi, melebihi apapun aku ingin mengambil tawaran dari Ivan dan pindah ke Bali. Di sisi lain, aku tidak bisa meninggalkan kuliah begitu saja hanya demi pekerjaan paruh waktu yang entah bagaimana kelanjutannya setelah sebulan. Aku meminta Ivan untuk memberiku beberapa hari untuk berpikir. Kembali ke apartment Dian di malam harinya, aku membahas tawaran kerja di Club Med dengan sahabat-sahabatku. Aku bertanya apa yang akan mereka lakukan kalau mereka ada di posisiku. Mereka berpendapat kuliah penting dan tawaran Club Med bisa datang dua kali, tapi apapun keputusanku nanti mereka berjanji akan tetap mendukungku. Bisa masuk salah satu universitas terbaik di Indonesia adalah kebanggaan Mama

156

dan aku. Walau aku gagal masuk jurusan komunikasi, tapi masih bersyukur masuk jurusan Sastra Cina di mana aku malah mendapatkan teman-teman terbaik. Awalnya aku begitu bersemangat dan mencintai apa yang aku pelajari. Mulai dari membaca dan memahami struktur kata dan bahasa Cina, menterjemahkan, menulis hingga sejarah. Hingga belakangan ini dengan semua yang terjadi dirumah, aku seperti kehilangan fokus dan kecapekan dengan rutinitas kerja di JICC, mengajar di rumah Korla demi mendapatkan uang saku lebih untuk bertahan. Sebagian besar hatiku ingin mengambil tawaran in, bukan tentang uang sama sekali tapi pengalaman. Tapi bayangkan kalau Mama tahu aku keluar kuliah dan pindah ke Bali, dia pasti akan semakin marah. Masih belum bisa mengambil keputusan, keesokan harinya aku mencoba bicara dengan Mbak Widya di JICC dan beberapa orang di bagian akademik kampus. Ketika sedang ada masalah atau dilema dan butuh pendapat orang dewasa, aku biasanya lari ke Mbak Wid. Berperan melebihi manajer, Mbak Widya sudah seperti kakak perempuan bagiku. Dari awal pertemuan kami di kantor JICC, dia begitu sabar mengajarkanku banyak hal. Tidak hanya soal pekerjaan tapi juga hidup. Aku mengagumi betapa kuatnya Mbak Wid sebagai single mother yang membesarkan anaknya sendirian. Aku merasa Mbak Wid sangat memahami keinginan dan mimpi-mimpiku, walau mereka terdengar gila dan tidak masuk akal. Di suatu hari ketika tahu rencanaku untuk bertemu dengan beberapa ekspat atau pekerja asing yang kebetulan menangani projek beasiswa, Mbak Wid langsung menawarkan diri untuk mengantarku. Aku masih suka tergelak kalau ingat malam itu dengan nekatnya aku mengutarakan keinginanku untuk belajar di luar negeri di hadapan orang asing yang tidak aku kenal. Tidak ada salahnya mencoba kan? Mbak Wid terus

157

menyemangatiku untuk tidak menyerah, termasuk rencanaku untuk keluar dari JICC dan mengambil tawaran kerja di Club Med. Mbak Wid berkata Ravi dan Molina selaku pemilik JICC tidak akan keberatan jika aku berniat keluar. JICC hanyalah langkah pertamaku dan mereka tidak akan pernah menghentikan niatku untuk belajar atau mencari pengalaman di tempat lain. Di saat seperti itu aku merasa bersyukur telah dipertemukan dengan orang-orang yang berbaik hati mau memberikan kesempatan dan selalu mendukung langkahku. Walau hubungan dengan keluarga sedang tidak akur, namun sekalipun aku tidak pernah merasa berjalan sendirian. Mbak Wid menyarankanku untuk bicara dengan orang-orang di bagian akademik dengan harapan semoga mereka bisa memberiku saran. Di luar dugaan aku mempelajari ternyata aku bisa mengambil satu bulan cuti dengan konsekuensi gagal di semester ini dan harus mengulang di semester depan. Ok, kenapa nggak? Bukannya aku menomorduakan atau tidak peduli dengan sekolah. Tapi saat itu aku sadar aku tidak bisa selamanya menumpang di apartment Dian, dan gaji dari JICC tidak akan cukup membiayai kebutuhan kuliah, makan dan tempat tinggal. Satu-satunya pilihan yang tersisa untukku adalah mengambil tawaran Club Med. Sorenya tanpa pikir panjang aku langsung membalas email Ivan dan menyetujui untuk pergi bekerja di Bali selama sebulan. Aku tahu aku mengambil resiko besar. Entah apa yang akan terjadi kedepannya namun aku merasa telah membuat keputusan yang benar. Kalau ditanya apakah aku takut dan khawatir, jawabannya sama sekali nggak. Tidak ada pemikiran negatif sama sekali. Aku malah bersemangat, excited bukan main membayangkan babak baru dalam hidupku. Petualangan baru yang meski segalanya kelihatan kabur dan tidak pasti tapi dalam hati kecilku aku tahu ini akan mengubah

158

hidupku. Mendengar keputusanku untuk mengambil cuti kuliah dan pergi ke Bali dalam waktu dua hari, semua temanku kaget. Mungkin tidak menyangka aku bisa seberani dan senekat ini. Namun seperti biasa mereka mendukungku. Di hari keberangkatanku, mereka bahkan muncul di bandara. Semua mengenakan baju putih dan membawakan sebuket bunga mawar putih untuk menyemangati aku, sang pejuang. Melihat cinta, dukungan dan ketulusan mereka membuatku jauh lebih kuat, positif dan optimis aku bisa melalui semua ini. Meyakinkanku aku tidak pernah berjalan sendirian karena aku punya mereka…motivasi dan alasan terbesarku untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari kemarin. Untuk tetap melangkah mengejar mimpi. Mendarat di Bali, salah seorang pegawai Club Med menjemputku tepat di pintu keluar lobi kedatangan. Mengenakan seragam putih sambil memegang papan bertuliskan namaku, aku berjalan menghampirinya. Setelah berkenalan, Bapak Agus yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja di Club Med menawarkan untuk membawakan koperku lalu kami berjalan bersama menuju lapangan parkir. Aku sendiri masih antara percaya dan tidak percaya sampai di Bali. Beberapa bulan yang lalu aku melalui masa sulit, keluar dari rumah, bermimpi kerja di Bali dan lihat di mana aku sekarang. Dalam perjalanan menuju resort yang akan menjadi rumah baruku, tempat kerja dan petualangan baruku. Setelah hampir setengah jam berkendara akhirnya kami memasuki pelataran hotel. Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk dan seorang pria tinggi bermata biru membukakan pintu mobil dengan senyum ramah. Layaknya pangeran tampan yang menyapa Cinderella di siang bolong, aku seperti kehilangan kata-

159

kata saking terpesonanya dengan makhluk indah yang berdiri di hadapanku. Namanya Matthieu, asal Prancis. Di sini ia menjabat sebagai asisten manajer Kids Club. Matthieu mengaku ia baru saja sampai di Bali sekitar sebulan yang lalu dan sejauh ini ia menyukai Indonesia. Setelah mengantarku ke kantor Human Resources untuk mengambil seragam dan menandatangani beberapa surat kontrak kerja, Matthieu membawaku ke bangunan tempat para pegawai tinggal. Lalu kami melanjutkan tur ke area resepsionis, butik, restoran, kolam renang, bar, dan pantai. Matt juga memperkenalkanku pada pegawai resort yang datang dari lebih 30 negara. Pindah ke luar kota sendirian untuk pertama kalinya dan bekerja bersama orang asing melatihku untuk beradaptasi dan mempelajari semua hal baru dengan cepat. Hanya dalam beberapa hari mulai bekerja membuat event untuk anak-anak dan keluarga, aku mulai familiar dengan industri perhotelan bahkan kenal hampir semua staff di resort besar ini. Capek sudah pasti, apalagi jam kerja yang panjang dan libur pun cuma sekali dalam seminggu. Tapi aku tidak boleh mengeluh, malah harus memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya. Setelah menghabiskan tiga bulan di Bali, Bapak Ivan kembali menghubungiku dan menawarkan kesempatan bekerja di Malaysia. Aku langsung mengiyakan tanpa banyak tanya. Sekali lagi aku menemukan diriku membereskan pakaian, mempersiapkan diri dan mental untuk pindah ke Malaysia. Sebuah babak baru yang tidak saja menjadikan hidupku jauh jauuuh lebih berarti dan penuh warna, tapi juga awal dari serangkaian petualangan besar, mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan, rumah baru di mana aku menemukan keluarga, sahabat sejati bahkan

160

cinta. Sampai di Cherating Beach, Malaysia - aku berbagi kamar dengan Nove dan Syera, dua desainer kostum dari Jakarta. Enaknya punya teman sekamar dari kota yang sama, tidak sekalipun aku merasa takut atau kesepian. Manajerku Sentha, salah satu sosok perempuan kuat dan penuh disiplin membiarkanku bereksplorasi dan memberikan kebebasan penuh untuk mengekspresikan diri. Lewat Sentha aku belajar bagaimana untuk berpikir outside the box. Memikirkan gambar yang besar, termasuk dengan segala ide, solusi, dan rencana jangka panjang. Aku juga bekerja dengan Ana Dupont, perempuan asal Prancis yang berprofesi sebagai penata tari. Sama seperti Sentha yang selalu menjunjung kebebasan berkreasi, Ana memberiku kesempatan untuk tampil lagi di panggung setelah sekian lama berhenti menari. Bersama anggota tim lainnya kami sama-sama bekerja keras menciptakan acara dan memberikan pelayanan terbaik. Kadang sampai pukul 1 pagi lalu dilanjutkan dengan makan nasi goreng bareng di kamar Sentha. Tidak peduli seberapa lelah kami sudah bekerja seharian, kami tetap berbagi canda tawa dan cerita. Sebuah kebersamaan kecil yang terasa begitu spesial. Mungkin inilah salah satu alasan kenapa setahun bekerja di Malaysia berarti begitu besar untukku. Merantau sendirian ke negeri orang di usia 21 tanpa mengenal seorangpun, aku menemukan keluarga dan belajar banyak tentang diriku sendiri. Meskipun latar belakang kami berbeda, tapi kami selalu menghormati dan menjaga satu sama lain. Setahun di Malaysia berjalan begitu cepat. Hari-hariku selalu berkisar membuat event, menyambut tamu, kadang membawa mereka tur ke beberapa tempat wisata di Malaysia, latihan dan tampil dalam pertunjukan setiap

161

malam. Lalu menghabiskan hari libur di pantai bersama Sentha, Nove, dan Syera. Kalau ada hari libur lebih, biasanya kami akan mengunjungi Kuala Lumpur atau Singapura. Menjelang hari-hari terakhirku di Malaysia, aku dihadapkan pada dua pilihan. Lanjut kerja di Club Med ( dengan syarat pindah ke Jepang atau negara baru lainnya ) atau kembali ke Jakarta untuk mengejar mimpiku bekerja di media. Di luar dugaan, Pak Ivan menawarkan kalau aku tidak keberatan pindah lagi ke Bali. Aku pikir aku sudah pernah bekerja di sana dan menginginkan tantangan baru. Aku pun mengambil resiko untuk keluar dari Club Med, pulang ke Jakarta dan fokus mengejar mimpiku yang belum kesampaian. Radio dan televisi. Kalaupun gagal, aku selalu bisa kembali ke Club Med. Kembali ke Jakarta dan mulai semuanya dari awal lagi tidaklah mudah. Sahabatku Dian membantuku mencari tempat tinggal baru dan akhirnya kamu menemukan kosan murah di Depok. Dalam enam bulan pertama aku mulai merekam demo siaran lagi, mengirimkan surat lamaran kerja ke beberapa televisi, bahkan sempat audisi. Aku juga mengambil tawaran freelance di sebuah komunitas ekspatriat Amerika, mengikuti tes profisiensi bahasa Inggris, pokoknya berjuang sebisaku demi bertahan hidup. Memasuki bulan ke tujuh di mana aku mulai kehabisan uang tabungan akhirnya aku mendapatkan pekerjaan sebagai asisten pribadi merangkap staf marketing di sebuah perusahaan asing milik dua wanita asal Australia. Lewat Ann dan Marcia, aku belajar dua hal penting. Untuk percaya pada kekuatan mimpi sendiri meskipun orang lain meragukan visi dan misi yang coba kita bangun. Orang lain tentu saja bebas berpendapat, tapi jangan biarkan komentar mereka membatasi atau

162

menghentikan langkahmu. Aku menyaksikan bagaimana Ann dan Marcia bekerja keras membangun bisnis dari nol, menulis buku, dan melakukan hal-hal yang seringkali tidak dianggap serius oleh orang lain. Namun mereka tetap fokus dan terus berkreasi tidak peduli ada banyak pihak yang menutup pintu dengan rapat. Tidak lama bekerja dengan Ann dan Marcia, salah seorang temanku Ghea menawarkan pekerjaan kali ini di bidang headhunting sebagai business development. Meski tidak punya banyak pengalaman dalam marketing apalagi strategi mengembangkan bisnis khususnya dalam industri minyak dan gas, aku langsung mengiyakan dengan penuh percaya diri. Kesempatan kadang tidak datang dua kali, jadi ketika seseorang berbaik hati mau membukakan pintu…jangan ragu untuk mengambil kesempatan itu dengan penuh percaya diri. Yakin bahwa kita bisa dan akan melakukan apapun untuk menunjukkan pada mereka bahwa kita adalah orang yang tepat. Segala sesuatu di dunia ini bisa dipelajari, sekarang tergantung dari pribadi masing-masing bagaimana kita mau membuka diri untuk mulai mempelajari hal baru. Jangan malu untuk bertanya, mengambil inisiatif, dan mencari feedback. Mengalami kembali sulitnya memulai dari nol dan sempat berganti pekerjaan sebelum aku menemukan peran impian di Disney World mengingatkanku rejeki itu nggak akan ke mana. Aku keluar dari zona nyaman dan melepaskan pekerjaan di Club Med demi mengejar karir di media hanya untuk menemukan kegagalan demi kegagalan. Penolakan demi penolakan. Dalam pikiranku, kenapa dulu aku selalu berhasil mendapatkan peran yang tepat dan kini jalannya begitu sulit? Tidak masuk akal kalau di masa lalu aku bisa mendapatkan pekerjaan impian dan sekarang aku

163

harus menerima pekerjaan yang bahkan tidak membuatku bahagia. Namun di momen aku mulai berbesar hati menerima semuanya sambil pelan-pelan terus berusaha, di situlah keajaiban terjadi. Manusia boleh berusaha dan berencana, namun Tuhan juga yang akan menentukan mana yang terbaik untuk kita. Apa yang sudah Tuhan gariskan untuk umatNya, pasti akan menemukan jalannya sendiri hingga sampai ke tangan kita. Terjadi di waktu yang paling tepat, malah kadang jauh lebih baik dari apa yang kita bayangkan. Meski seringkali harus melalui waktu dan proses yang lama, kesabaran yang luar biasa, tantangan besar dan banyak momen di mana kita hampir menyerah, sedih, putus asa. Dan melihat ke belakang, pada proses dan perjuangan panjang yang kita lewati – kita akan mengerti kenapa Tuhan merencanakan dan menggariskan sesuatu untuk umatNya. Aku percaya setiap kegagalan, putus asa, kekalahan, rasa kecewa bahkan patah hati terjadi untuk mempersiapkan dan mendekatkan kita pada sesuatu yang memang sudah digariskan Tuhan. Supaya kita belajar dan berkembang, menjadi lebih kuat dan bijaksana. Kadang Tuhan harus menutup pintu karena sudah tiba saatnya bagi kita untuk melangkah maju. Mendaki gunung yang lebih tinggi. Menghadapi tantangan yang lebih besar. Tuhan tahu kita tidak akan bergerak kecuali keadaan yang akhirnya memaksa kita harus keluar dari zona nyaman. Sahabatku yang sudah beberapa tahun belakangan menjabat sebagai direktur marketing menemukan dirinya tidak lagi bahagia di pekerjaannya. Dia bercerita bosnya tidak menghargai hasil kerjanya namun ia tidak berani mengundurkan diri seperti apa yang aku lakukan. Alasannya karena sahabatku takut. Takut kehilangan gaji

164

besar, apartment mewah, dan segala benefit dari kantor. Takut hidup dalam ketidak pastian, harus memulai lagi dari awal. Hingga di suatu pagi ia masuk kerja seperti biasa dan menemukan kenyataan bahwa terjadi beberapa perubahan besar dalam organisasi dan pihak manajemen memutuskan untuk melepaskan sahabatku. Di hari yang sama ia meneleponku dan menceritakan segalanya. Ada perasaan marah, kecewa tapi juga lega dan damai bercampur aduk. Lega karena akhirnya ia tidak harus bekerja lagi dengan orang-orang negatif yang hanya tahu bagaimana mengecilkannya. Ia tahu ia tidak bahagia namun takut untuk melepaskan. Akhirnya keadaanlah yang memaksanya untuk keluar. Tapi dari situ sahabatku perlahan menemukan kekuatan dan inspirasi baru. Sudah lama ia ingin mendalami yoga dan ilmu reiki. Dengan waktu luang yang kini ia miliki, ia pergi belajar yoga di India dan ilmu reiki di Thailand sambil pelan-pelan membuka bisnis konsultasi media sosial. Apa yang ia takutkan ternyata tidak pernah terjadi. Di luar dugaan karirnya malah berkembang. Di saat ia menerima kenyataan bahwa ia harus berani melepaskan pekerjaan lama dan orang-orang yang tidak memperlakukannya dengan baik, di situlah ia menciptakan ruang baru untuk kesempatan dan orang-orang baru yang lebih baik. Selalu percaya pada hidup, waktu, dan segala rencanaNya. Dibalik musibah atau suatu kejadian biasanya terselip sebuah pelajaran. Kalau pun kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, berbenturan kembali dengan kegagalan atau ditolak – itu karena Tuhan dan hidup punya rencana yang lebih baik. Kegagalan diciptakan untuk menghindarkan kita dari hal yang tidak baik untuk kita.

165

Pada akhirnya kita bisa melihat Tuhan punya rencana dan maksud baik dibalik setiap kesulitan yang kita alami. Tuhan tidak akan pernah memberi sepotong kue yang diperuntukkan untuk kita kepada orang lain. Dan meskipun setiap orang di dunia ini sibuk berkompetisi, memperebutkan sesuatu…mungkin peran atau pekerjaan impian yang kita inginkan, tapi kalau Tuhan dari awal sudah memperuntukkan hal itu untuk kita, maka hal itu pada akhirnya akan menjadi milik kita. Akan selalu ada tempat bagi mereka yang bekerja keras, percaya, dan tidak mudah menyerah. Tidak perlu terburu-terburu, toh Tuhan telah menggariskan rejeki, jodoh, pekerjaan untuk setiap umatNya. Sekarang bagaimana caranya kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari kemarin. Apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk menjadi selangkah lebih dekat dengan impian kita. Belajar untuk bersabar. Bersabar bukan berarti duduk santai dan menunggu tapi memanfaatkan waktu yang ada untuk terus berkreasi. Melanjutkan hidup tanpa rasa takut – sekalipus dalam situasi yang tidak pasti. Aku percaya kompetisi terbesar kita bukan dengan orang lain tapi dengan diri sendiri. Di jaman yang serba instan ini, kita cenderung menginginkan segala sesuatunya dengan cepat. Nggak sabaran, inginnya cepat, mudah, kalau bisa terjadi sekarang ya sekarang. Kadang aku tidak tahu bagaimana bangkit dari kegagalan. Bagaimana tetap melangkah dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ketika mimpiku terasa begitu dekat aku nyaris merasakannya menjadi nyata namun dalam hitungan detik ia menjauh. Dan berjalan sendirian tidak

166

selalu mudah. Apalagi setelah melewati banyak kegagalan dan penolakan memang sulit rasanya untuk bangkit dan mencoba lagi. Sulit untuk tetap positif dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Apalagi kalau melihat teman sendiri atau orang lain yang jalan hidupnya kelihatan lancar, sukses, bisa mendapatkan karir yang mereka inginkan dengan mudah tapi kuncinya adalah jangan pernah membandingkan. Kita tidak pernah tahu betul cerita dan perjuangan dibalik kesuksesan seseorang. Lucunya tidak banyak yang tertarik dengan kisah seseorang ketika mereka gagal tapi selalu tertarik ketika mereka menang dan akhirnya berhasil. Setiap orang melalui masalah, tantangan, jalan cerita, pasang surut dan waktu yang berbeda-beda. Mulai detik ini aku memutuskan untuk berhenti meragukan diriku. Ya, mungkin aku tidak selalu tahu apa yang kulakukan ini benar atau salah, tidak tahu pasti bagaimana caranya mewujudkan mimpi-mimpiku atau bisa sampai ke tempat yang kuinginkan, tapi semua itu tidaklah penting. Kalau aku bisa memanfaatkan hari ini dan berusaha semaksimal mungkin dengan apa yang aku miliki, mencurahkan segala tenaga dan pikiran – aku percaya suatu saat nanti segala usaha ini akan terbayarkan.

167

Menemukan Passion Aku percaya kita selalu menarik orang yang sesungguhnya merupakan cerminan dari diri kita. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang positif. Mereka yang bermimpi besar dan pekerja keras. Yang kuat, percaya dengan seberapa jauh mereka bisa melangkah. Yang percaya pada diri dan kemampuanmu, bahkan ketika kau ragu dan tidak mempercayai dirimu sendiri. Kalau aku harus memilih seseorang yang paling menginspirasiku, maka orang itu adalah sahabatku Ana Dupont. Kami bertemu di Malaysia sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saat itu Ana baru saja mulai kerja sebagai penata tari. Lewat pertemuan kami yang singkat di belakang panggung, aku menyampaikan keinginanku untuk tampil dan menjadi bagian dari pertunjukan yang akan Ana buat. Dengan penuh antusias, Ana pun mulai memasukkan namaku dalam jadwal latihan tari. Yang kutahu saat itu Ana telah menjadikan mimpiku kenyataan dengan memberiku kesempatan untuk menari bersamanya. Meskipun aku bukan penari yang terbaik, tapi Ana percaya padaku. Berganti kostum setiap malam di belakang panggung, tampil bersama, lalu lanjut latihan menari kadang hingga jam 1 pagi selama setahun penuh adalah masa-masa terindah dalam hidupku. Mengingatkanku bahwa dalam hidup memang akan ada banyak kegagalan, penolakan, lengkap dengan orang-orang yang akan menutup pintu rapat-rapat. Tapi semua itu terjadi karena hidup mencoba membawamu lebih dekat lagi pada kesempatan yang lebih baik. Pada orang-orang yang akan membukakan pintu dan mengubah

168

hidupmu. Ana adalah definisi dari cahaya matahari. Terang. Menghangatkan. Kuat. Percaya diri. Ketika aku melihatnya, aku melihat seseorang yang begitu bersemangat dan mencintai hidup. Dia seperti menghembuskan nafas dan menghidupkan apapun yang ia sentuh. Seseorang yang ingin melihatmu tumbuh, menang bahkan merayakan dan mendukung setiap langkah kemajuanmu. Hampir sepuluh tahun mengenalnya, kami tidak hanya berbagi canda tawa tapi juga suka duka, makanan, inspirasi, petualangan dan banyak lagi. Bagiku, suatu kehormatan untuk bisa kenal dan tumbuh dengannya. Melihatnya berevolusi dari seorang penari dan koreografer lalu menjadi istri dan seorang ibu. Beberapa tahun lalu setelah melahirkan putra pertamanya, Ana merasa si kecil Nael memberinya kekuatan untuk mencapai apapun yang ia inginkan dalam hidup. Termasuk menjadi guru yoga. Sudah lama menekuni yoga, Ana memutuskan untuk mengambil kursus menjadi guru yoga di Paris. Berawal dari passion dan sebuah keputusan, Ana tidak hanya bertemu dengan orang-orang terbaik yang membantunya menjadi lebih baik dalam yoga tapi juga berani untuk membuka bisnis sendiri. Lewat bisnis kecilnya Omyogana, Ana ingin membantu lebih banyak orang lagi untuk menjalani hidup lebih baik dengan yoga. Sahabatku menjadi guru yoga dan pengusaha. Namun tidak peduli apapun gelarnya, aku selalu tahu Ana akan terus menjadi seorang ibu, istri, teman, guru dan inspirasi yang tidak akan berhenti mencoba membawa perubahan positif di hidup orang. Bulan April lalu ketika aku mengunjunginya di Poilley, Prancis aku berkesempatan untuk mengikuti beberapa kelas yoga. Berdiri di sudut ruangan memperhatikan setiap gerakan dan senyum murid-muridnya, aku bisa merasakan energi positif dan

169

cinta yang Ana berikan. Kenangan yang akan aku ingat selamanya juga pengingat bahwa hidup itu berarti terus menerus menciptakan diri kita sendiri. Kita memiliki kekuatan untuk mengubah nasib dan jalan hidup masing-masing. Jadilah penasaran, berpikiran terbuka untuk mencoba hal baru, selalu berikan yang terbaik karena kita tidak pernah tahu ke mana mereka akan membawa kita. Banyak orang yang merasa belum juga menemukan passion’nya dalam hidup. Sesuatu yang diyakini kalau seseorang sudah menemukan passion maka passion itu akan memberikannya kebahagiaan, kesuksesan, atau kondisi hidup yang selalu didambakan. Lalu tidak jarang kita merasakan putus asa karena tidak juga menemukan passion atau hal yang benar-benar kita cintai. Masalahnya passion tidak akan datang begitu saja. Passion bukanlah sesuatu yang kita langsung temukan dalam hidup. Passion adalah sesuatu yang terus kita lakukan. Jika kau terus menunggu dan berharap passion akan datang dengan sendirinya sehingga akhirnya kau punya alasan untuk berubah, maka kau hanya akan membuang-buang waktu. Berawal dari rasa penasaran dan niat untuk mencoba sesuatu yang baru lantas dilanjutkan dengan komitmen dan dedikasi penuh, di situlah passion perlahan tumbuh. Butuh pengorbanan untuk menghabiskan banyak waktu demi mempelajari, memperbaiki, dan menjadi lebih baik. Kecintaanku pada seni fotografi, menulis, dan pole dance pun muncul setelah aku menghabiskan berjam-jam, hari, waktu bahkan tahun mendalami hal yang aku suka. Ada banyak suka duka, kegagalan, rasa frustrasi, darah, dan keringat di dalamnya. Di saat editor dari majalah ternama menolak untuk menerbitkan tulisanku karena mereka

170

merasa tulisanku tidak bagus atau aku bukan lulusan universitas ternama di luar negeri. Bahasa Inggrisku yang tidak sempurna, banyak juga gagal di audisi dan ratusan penolakan lainnya namun di akhir hari ketimbang melihat kegagalan tersebut sebagai pengalaman yang negatif, aku belajar untuk menerimanya sebagai masukan positif dan motivasi untuk mencoba lebih keras lagi. Untuk tidak cepat puas, tidak mudah menyerah dan tetap semangat melakukan apa yang aku suka. Karena nyatanya hidup jauh lebih indah, jauh lebih berarti ketika aku bisa melakukan hal yang benar-benar aku cinta dan aku tidak akan sampai hati menyerah begitu saja. Aku juga percaya lewat passion kita bisa membantu dan menginspirasi orang lain. Di kala passion adalah sesuatu yang kita kejar dan tekuni untuk diri sendiri dan hasilnya membuat kita bahagia, maka ketika kita bisa menggunakan passion tersebut untuk melayani atau membantu orang lain – di sanalah kita menemukan tujuan hidup sesungguhnya. Bukankah itu salah satu alasan kenapa kita hidup di dunia ini? Untuk berbagi, menolong, dan berguna tidak hanya untuk bagi diri sendiri tapi juga orang banyak. Aku suka duduk dan ngobrol dengan teman kerja atau orang-orang yang berhasil menemukan tidak saja karir impian tapi juga tujuan hidupnya hanya berawal dari passion. Mulai dari musisi, penulis lagu, guru yoga, pemain sirkus, hingga penata rias. Ada yang mengaku awalnya iseng coba-coba, ada juga yang bawaan bakat dan dari awal mereka tahu persis apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup. Namun bakat saja tidak cukup. Kenyataannya banyak orang berbakat di luar sana tapi kerja keras dan konsistensi itulah yang membawa faktor keberuntungan dan pada akhirnya kesuksesan. Terinspirasi oleh mereka yang tidak pernah berhenti belajar dan berinovasi juga selalu ingin membawa perubahan positif dalam hidup

171

orang lain, aku berharap bisa membantu sesama. Entah bagaimana caranya. Ketika kita begitu beruntung berada di posisi yang nyaman, serba kecukupan dalam hidup maka tugas kitalah untuk berbagi dan membantu orang lain. Mungkin tidak selalu dalam bentuk material, tapi bisa saja dalam bentuk dukungan atau hal kecil yang kita lakukan sehari-hari. Lewat passion’ku yang besar untuk musik dan budaya, aku beruntung bisa mendapatkan pekerjaan yang memberiku kesempatan untuk mempromosikan budaya Indonesia ke seluruh dunia juga membantu musisi mempromosikan karya musiknya. Suatu kebahagiaan dan kepuasan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata untuk tahu aku dapat membantu dan menginspirasi seseorang. Ini juga yang mendorongku untuk tidak pernah berhenti belajar, bereksperimen, berevolusi. Aku ingin tahu kejutan apa lagi yang hidup punya untukku. Ingin tahu seberapa jauh aku bisa melangkah dan apa lagi yang bisa aku capai. Seperti layaknya kupu-kupu yang tidak pernah berhenti bermetamorfosis. Passion membuat hidup lebih menarik dan layak dijalani. Aku percaya ketika kita melakukan sesuatu yang kita suka sepenuh hati, fokus, bekerja keras dengan sikap positif – passion akan membukakan kesempatan besar bahkan membawa kita ke tempat yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Aku beruntung dalam hidup selalu bertemu dan dikelilingi orang-orang yang memiliki passion besar dalam hidup. Mencintai apapun yang mereka lakukan dan tidak pernah berhenti membangun diri sendiri. Pekerja keras, selalu belajar, kreatif dan tidak segan untuk mengambil langkah ekstra atau menanyakan feedback dari orang. Ada rasa lapar

172

akan pengetahuan dan tantangan. Dengan mengikuti passion dan konsisten melakukan apa yang kita suka akan perlahan mengungkapkan purpose atau tujuan kita dalam hidup. Lantas, bagaimana caranya menemukan passion kalau kita tidak tahu apa yang ingin kita lakukan? Tidak yakin akan hal apa yang bisa membuat kita bangun pagi dan melakukan sesuatu berulang kali dengan semangat dan perasaan senang? Kenyataannya menemukan passion tidak selalu mudah. Bahkan banyak orang yang sudah mencoba berbagai hal namun masih belum juga menemukan sesuatu yang bisa membuat mereka merasa lebih hidup. Jawabannya adalah mulailah dengan rasa penasaran, keberanian dan pemikiran terbuka untuk mencoba sesuatu yang baru. Termasuk hal-hal di luar keahlian kita. Di jaman modern dengan teknologi dan koneksi internet yang cepat, kita hanya satu klik saja untuk mengakses informasi apapun yang kita butuhkan. Bahkan kalau kamu tidak punya uang atau budget khusus, ada banyak kursus online gratis di luar sana; mulai dari bahasa asing, fotografi, digital marketing – nyaris apapun yang kamu mau. Dedikasikan waktu untuk membaca blog, mendengarkan podcast, mencari tahu perjalanan karir seseorang. Ingin mencoba olahraga baru? Banyak juga aplikasi olahraga yang menawarkan kelas percobaan gratis atau paket dengan diskon menarik. Aku sendiri dari awal tahu aku memiliki passion yang besar untuk menulis. Aku mulai menulis sejak kecil dan merasa menemukan kenyamanan, kehangatan, rasa aman seperti di rumah sendiri saat aku menuangkan segala ide, pertanyaan, keluh kesah ke dalam tulisan. Mungkin aku bukan penulis terbaik tapi

173

aku selalu menyukai ide bagaimana sebuah cerita atau kata-kata bisa menginspirasi seseorang. Seiring waktu berjalan dan tumbuh dewasa, aku menemukan passion baru pada seni fotografi, budaya dan perbedaan, pole dance, industri hiburan dan kreatif. Tentunya passion tidak datang begitu saja. Ketika aku baru mulai traveling di tahun 2007 aku sama sekali tidak tertarik pada fotografi. Hingga pada suatu hari sahabatku menghadiahkan sebuah kamera karena ia ingin aku mengabadikan momen dan bercerita lewat fotografi. Awalnya tentu saja aku tidak tahu apa-apa tentang mengambil foto yang baik. Asal jepret sana-sini. Tapi setelah melihat karya orang lain ditambah dengan keberanian untuk bertanya dan belajar dari fotografer lain, lama-lama membuatku penasaran dan tertantang untuk mengambil foto yang lebih baik lagi. Foto yang bisa mengungkapkan cerita atau arti. Butuh kesabaran, dedikasi waktu dan latihan yang tidak sebentar untuk menghasilkan foto terbaik. Aku sendiri masih belajar, masih bereksperimen dan mencoba untuk menemukan gaya fotografiku sendiri. Setiap kali aku mengunjungi tempat baru dengan kamera di tanganku, ada rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata di sana. Puluhan ide yang bermunculan di kepala, rasa penasaran, keinginan untuk tetap berkarya dan melihat dunia. Tidak ada yang membuatku lebih bahagia dan lebih hidup daripada berada di atas panggung, di alam atau menjelajahi tempat baru dengan kameraku, menciptakan sesuatu yang bisa meninggalkan arti atau membuat perubahan positif bagi diriku dan mungkin orang lain. Lewat fotografi juga aku tertantang untuk menulis lebih baik lagi. Kemudian berani mengirimkan karyaku ke majalah atau website supaya lebih banyak orang bisa menikmati dan semoga cukup menginspirasi.

174

Puluhan kali ditolak tidak membuatku menyerah atau berhenti menulis. Frustasi atau putus asa? Sudah pasti, tapi bayangan karyaku dipublikasikan di majalah memotivasiku untuk mencoba lagi dan lagi. Mungkin inilah keindahan juga kekuatan dari passion. Tidak peduli berapa kali gagal, yang namanya kalau sudah jatuh cinta melakukan sesuatu maka tidak akan ada yang bisa menghentikanku. Karena aku tahu di akhir hari semua usaha ini tidak akan sia-sia. Semua jerih payah, keringat, cinta dan segenap hati yang aku tuangkan pada setiap karyaku tidak akan terbuang percuma. Walau pada awalnya terkesan tidak ada yang mempublikasikan tulisan dan fotoku atau bahkan membalas emailku, namun yang namanya kerja keras itu pasti akan terbayarkan. Tidak sekarang atau besok, tapi suatu hari nanti. Di saat yang tak terduga, pada kesempatan yang jauh lebih besar. Pada akhirnya aku hanya ingin berkarya, berbagi, selalu memberikan yang terbaik dan siapa tahu bisa menginspirasi seseorang. Seperti halnya hidup yang tidak pernah berhenti menginspirasiku. Aku belajar kadang tidak perlu hal besar atau mahal untuk membuat perubahan, cukup dimulai dari diri sendiri dan kemauan keras untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Dimulai dengan niat yang baik, hasilnya pun pasti baik. Aku sadar aku tidak akan bisa membantu orang lain, hingga aku memutuskan untuk membantu diri sendiri terlebih dahulu. Segala perubahan itu dimulai dari sendiri. Dimulai saat kau memutuskan untuk bangkit dan berkomitmen untuk berubah setiap hari untuk menjadi lebih baik. Hal kecil apa yang bisa kau lakukan hari ini untuk menjadi sedikit lebih baik?

175

Demikian pula ketika aku baru memulai pole dance atau tari Bali. Yang namanya pemula belajar sesuatu yang baru pasti tidak mudah. Sebulan pertama aku belajar pole dance, badanku sakit semua. Biru-biru, nyeri sana-sini. Namun dukungan yang aku terima dari guru juga teman-teman di studio memotivasiku untuk mencoba lebih keras dan tidak gampang menyerah. Bagiku, pole dance itu ya seperti hidup. Banyak latihan, coba lagi, lagi dan lagi hingga berhasil. Kalau jatuh atau belum bisa menguasai suatu teknik, ya jangan menyerah. Menarilah, nikmati hidup karena hidup itu cuma sekali. Berawal dari keinginan untuk menari dan olahraga lagi, aku sama sekali tidak pernah menyangka studio tari dan pole dance akan menjadi tempat teramanku untuk mengeksresikan diri. Entah sudah berapa kali pole dance menyelamatkanku. Dari mulai mengobati patah hati, memberiku kekuatan untuk terus berkarya, terus bersinar hingga menyembuhkanku dari anxiety dan serangan panik. Pole dance bahkan memberiku kesempatan untuk tampil lagi di atas panggung bersama teman-teman dan guruku. Aku menemukan diriku tidak hanya jauh lebih kuat tapi aku yakin apapun yang terjadi dalam hidup, aku pasti bisa menemukan jalan keluar, bangkit dan semuanya akan baik-baik saja. Namun aku menyadari tantangan terbesar dan tersulit itu adalah keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu yang baru. Belum lagi rasa malas dan berbagai alasan yang akhirnya menghentikan kita untuk mengeksplorasi hal baru. Kalau bisa duduk santai di rumah, nonton Netflix atau main Instagram, kenapa harus capek-capek mencoba sesuatu yang baru? Jawabannya adalah, apakah kamu mau hidup yang gitu-gitu aja? Bagaimana kalau

176

dengan menemukan passion baru yang ternyata kamu suka bisa membuat hidupmu jauh lebih baik? Bisa membawamu ke tempat atau kesempatan yang kamu impikan? Tapi berita buruknya adalah sukses tidak terjadi dalam waktu semalam. Tidak ada jalan pintas, tidak juga terjadi dengan cuma duduk cantik dan melakukan hal mudah atau berada dalam zona nyaman. Sempat bekerja sama dengan beberapa musisi besar, penulis lagu, bahkan eksekutif besar industri hiburan – aku belajar banyak dari mereka. Rendah hati, baik dan tidak pelit berbagi ilmu atau pengalaman, kesuksesan tidak lantas membuat mereka cepat puas atau berhenti sampai di situ saja. Passion justru menantang mereka untuk terus bereksplorasi, memikirkan apalagi langkah selanjutnya. Bagaimana mereka bisa berkarya lebih besar dan lebih baik lagi. Bukan semata karena uang atau ketenaran, tapi karena cinta dan keinginan untuk memberi juga menginspirasi. Mungkin kau ingin jadi penulis, maka yang harus kau lakukan adalah mulai menulis setiap hari. Kalau kamu suka musik, ambillah kursus belajar alat musik atau mulailah merekam musikmu sendiri. Sama halnya kalau kau ingin jadi penari, penata rias, desainer, atau apapun…prinsipnya sama. Butuh konsistensi, ketekunan, dedikasi untuk mengambil aksi setiap hari. Dengan melakukan apa yang kau suka bisa membawa perasaan riang selanjutnya akan menarik banyak hal positif dalam hidup seperti inspirasi, rasa percaya diri, damai, orang-orang baru dengan cara pandang atau hobi serupa, kesempatan besar, dan masih banyak lagi. Kau tidak akan pernah tahu kejutan apa yang menantimu di depan dengan perlahan membangun komitmen untuk melakukan apa

177

yang kau cintai. Daripada terus menunggu waktu yang tepat atau kapan datangnya passion, lebih baik kita mulai menjalani hidup dan pelan-pelan melakukan perubahan. Membangun kebiasaan kecil yang positif dengan apapun yang kita miliki saat ini. Banyak berbagi dan berbuat baik, melakukan apapun dengan sukacita. Bicara tentang menemukan purpose atau tujuan hidup seseorang pun butuh proses, waktu dan perjalanan yang tidak singkat. Lagi-lagi kita harus berkawan dengan waktu dan bersabar untuk menemukan tujuan hidup yang sebenarnya sambil berusaha untuk mempelajari potensi diri, kekurangan juga kelebihan. Seiring waktu berjalan, kita akan menimba pengetahuan, pengalaman dan passion yang membuat kita semakin menyadari apa saja yang kita suka dan tidak suka. Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri; Siapa saya? Apa yang membuat saya spesial dan berbeda? Apa kekurangan dan kelebihan saya? Apa pesan yang ingin saya sampaikan? Ke manakah tujuan yang ingin saya capai? Apa yang akan kau lakukan jika kau tahu kau tidak akan gagal? Apa yang akan tetap kau lakukan sekalipun tanpa bayaran? Apa yang membuatmu benar-benar hidup? Setiap kali menghadiri wawancara kerja dan sang rekruter bertanya jika aku bisa mendeskripsikan sedikit tentang diriku, aku selalu melihat diriku seperti brand. Ya, tidak terlalu berbeda dengan brand yang ada di luar sana, kitapun merepresentasikan brand dari diri kita sendiri. Hidup itu layaknya bisnis, dan kita pengusahanya. Merangkap juga sebagai sales, marketing, public relations, customer service, dsb. Sebagai brand, kita menawarkan sesuatu yang unik dan berbeda dari brand lain, yaitu kualitas diri sendiri.

178

Lantas apa yang membuat kita berbeda dan unik? Mulai dari kepribadian, cara kita menyusun strategi pertumbuhan, mengatasi masalah, tujuan hidup hingga rasa percaya diri. Rasa percaya diri pun tidak datang begitu saja. Seiring dengan jam terbang, progres, dan pengalaman lama-lama akan meningkatkan rasa percaya diri. Dengan rasa percaya diri bisa menarik kesempatan dan orang-orang yang lebih baik datang ke dalam kehidupan kita. Saat kita percaya pada kemampuan diri sendiri dan seberapa jauh kita bisa melangkah, di situlah rasa percaya diri akan membentuk kualitas hidup yang kita jalani. Rasa percaya diri bisa menarik orang-orang dengan cara pandang yang sama, kesempatan besar, bahkan sesuatu yang awalnya terlihat mustahil. Aku menghabiskan banyak waktu di usia 20 tahun dengan meragukan diri sendiri. Merasa kurang menarik, kurang pintar, kurang kreatif, kurang cantik, selalu kurang dan tidak pernah cukup. Hasilnya ketika aku tidak percaya pada diri sendiri, orang lain pun tidak akan percaya pada kemampuanku. Mereka dengan mudahnya bisa melihat keraguan dalam diriku lalu memutuskan untuk memilih kandidat lain yang jauh lebih meyakinkan. Dari situ aku belajar untuk terus memperbaiki diri dan mengubah caraku berbicara juga memperlakukan diri sendiri. Kalau aku tidak bisa memperlakukan diriku dengan penuh rasa hormat dan percaya diri, maka siapa lagi yang akan menghargaiku? Semuanya balik lagi dimulai dari diri sendiri. Kadang kita bisa jadi tukang kritik paling keras pada diri sendiri dan lupa untuk menghargai sudah seberapa jauh kita melangkah. Berawal dari seseorang yang terbiasa gagal, ditolak, bahkan tidak percaya hal baik pun bisa terjadi dan

179

datang dengan mudah, aku mulai mengubah cara pandangku. Aku memutuskan aku akan menang, akan menarik kesempatan dan orang-orang terbaik dalam hidupku. Aku membiarkan Tuhan dan hidup untuk mengatur semuanya. Percaya bahwa hal baik akan datang dengan mudah. Yang perlu aku lakukan sekarang hanyalah berserah diri, berusaha sebaik mungkin, menikmati setiap proses dan jangan lupa untuk menghargai hal kecil. Karena saat kita tidak percaya diri dan kerap merasa kurang, akan mudah untuk terus berpikir bahwa kita tidak berhak mendapatkan hal baik dalam hidup. Mengambil kesempatan yang ada di depan mata dan bermimpi pun seringkali menjadi sesuatu yang menakutkan. Rasanya ada saja yang salah dan pada akhirnya semua akan hancur berantakan. Kemudian, seakan menjaga diri sendiri dari luka atau kekecewaan yang lebih dalam, kita mulai mengatakan pada diri sendiri serangkaian skenario negatif. Berprasangka buruk di saat hidup hanya mencoba menawarkan sesuatu yang baik. Di sinilah banyak orang yang merasa terjebak. Tidak ke mana-mana dalam hidupnya. Karena mereka memutuskan untuk tidak percaya bahwa hidup itu punya rencana yang terbaik untuk setiap umat manusia. Hanya melihat segala masalah yang menimpa sebagai pertanda buruk. Apa yang kau ragukan dan segala perasaan khawatir yang kau rasa bukanlah dirimu yang sebenarnya. Mereka hanya bagian dari ketakutan yang belum tentu akan menjadi kenyataan. Manusia kerap memilih untuk memikirkan kemungkinan terburuk sebagai cara melindungi diri dari kekecewaan yang lebih dalam. Hal inilah yang membatasi dan membuat mereka terjebak dalam cara pikir negatif.

180

Aku tahu aku ingin menciptakan brand yang selalu mengutamakan pertumbuhan. Terus membuat perubahan positif, fun, penuh passion, dan menawarkan solusi. Aku tidak ingin hanya menjadi seorang editor atau apapun itu yang aku lakukan dari hari Senin hingga Jumat. Tapi aku juga ingin menekuni fotografi, mungkin tampil di panggung lagi, menulis, mungkin suatu hari nanti bisa membuat film pendek atau bisnis sampingan… Ada banyak peluang di luar sana. Sebagai manusia, kita benar-benar tidak terbatas. Selalu punya pilihan untuk menentukan jalan cerita hidup dan kebebasan untuk berkreasi. Aku percaya pekerjaan kita dari jam 9 pagi hingga 5 sore tidak mendefinisikan siapa kita sebenarnya, tapi bagaimana kita melihat hidup, bangkit lagi setelah gagal, terus berkomitmen untuk tumbuh dan berbuat baik kepada sesama. Semakin banyak kita menimba ilmu dan pengalaman dari hidup, tidak hanya kita semakin mengenali diri sendiri tapi juga menyadari apa saja yang menginspirasi dan membuat kita senang. Membuat kita merasa lebih hidup dan lebih lengkap. Apa yang baik dan tidak baik. Kita yang menentukan keberuntungan dan nasib kita. Semakin kita bekerja keras, semakin beruntunglah kita. Keberuntungan terjadi ketika persiapan bertemu dengan kesempatan. Di waktu, tempat dengan orang yang tepat. Aku kuat. Aku percaya diri. Aku cukup. Aku menarik orang-orang baik dan kesempatan yang memberikanku ruang untuk tumbuh dan belajar. Aku sehat dan selalu akan sehat.

181

Mungkin dulu kau pernah bekerja sebagai juru masak yang pelan-pelan belajar fotografi dan beralih jadi food blogger. Dengan keahlian masak, pengetahuan gastronomi, mungkin juga customer service, dan fotografi - kini kau bisa mengemas segala pengalaman dan prestasimu untuk berkolaborasi dengan brand lain. Caramu untuk terus memperbaiki diri turut mengembangkan ‘brand’ yang sedang kau bangun. Selalu jujur, jangan malu untuk bertanya atau mencari feedback, dan katakan ya ketika ada kesempatan datang. Jadilah seseorang yang berbeda dan jangan ragu untuk merayakan setiap keahlian juga prestasimu. Jangan takut untuk gagal. Ketekunan datang dari kegagalan dan kemauan untuk bangkit. Keinginan yang besar untuk mewujudkan mimpi dan tidak membiarkan kegagalan untuk menghentikan kita. Tanpa kegagalan, kita tidak akan termotivasi untuk bangkit. Kau harus bisa mengubah sudut pandangmu tentang kegagalan sebagai pelajaran, feedback, sesuatu yang menjagamu dari hal yang tidak baik dan malah mengarahkan ke tempat atau kesempatan yang lebih baik. Saat gagal dan kepikiran untuk menyerah, ingat kembali alasan kenapa kau memulai semua ini?

182

8 Do what you love…

Lakukanlah apa yang kau suka A day in the life of a music editor Mau bekerja sebagai polisi, dokter, penata rias, editor, musisi, juru masak, guru…setiap peran memiliki tujuannya masing-masing. Aku percaya pekerjaan yang kita pilih memiliki arti lebih dari kewajiban yang harus kita lakukan dari hari Senin hingga Jumat, dari jam 9 pagi hingga 5 sore. Setiap pekerjaan bisa menjadi bentuk dari suatu pelayanan. Cara kita memberi dan mengekspresikan diri, bakat, dan kemampuan untuk melayani dan berguna bagi orang lain. Kesempatan untuk menjadikan dunia di sekitar kita lebih baik. Terserah kita bagaimana kita ingin menemukan arti dari setiap pekerjaan yang kita lakukan. Dengan menemukan arti di setiap pekerjaan yang kita lakukan, kita memiliki tujuan dan misi. Punya pekerjaan sebagai editor musik sama sekali tidak pernah terlintas di pikiranku. Ya, aku suka menulis dan mencintai musik, tapi untuk mendapatkan pekerjaan impian di salah satu perusahaan musik terbesar dunia benar-benar di luar dugaan. Beberapa tahun lalu duduk di luar kafe di Canberra sambil mengamati eksekutif muda lalu lalang, diam-diam aku memimpikan bisa seberuntung mereka yang dapat melakukan hal yang mereka suka dalam hidup. Memiliki karir yang tidak hanya menuntut kita untuk bekerja dari hari Senin hingga Jumat dari jam 8

183

pagi sampai 5 sore tapi juga memberikan ruang dan kesempatan untuk berkarya, belajar, berkembang, dan membuat perubahan positif. Sayang sekali kenyataannya tidak semudah itu. Dengan persaingan yang ketat dan ada banyak faktor lainnya, membuat mendapatkan pekerjaan semakin sulit saja. Namun aku percaya setiap orang punya rejekinya masing-masing. Sekarang tergantung dari seberapa besar usaha, kesabaran dan keyakinan yang kita miliki untuk mengejar apa yang kita inginkan. Apakah kita berani mengambil jalan panjang, melakukan hal yang sulit, mendedikasikan waktu untuk memperbaiki kemampuan diri – sesuatu yang tidak semua orang mau lakukan. Atau mengambil jalan singkat, menyerah bahkan sebelum mencoba dan pada akhirnya menerima apapun yang ada di depan mata tanpa menyadari bahwa kita berhak mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik. Seiring perjalananku melintasi beberapa negara, aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri betapa beruntungnya diriku dan mungkin sebagian besar dari kita untuk memiliki pilihan, kesempatan, dan akses untuk mengejar mimpi. Sementara ada banyak orang di luar sana yang tidak memiliki pilihan. Menyadari berkah dan hak istimewa yang aku miliki, aku ingin memberikan kembali pada hidup dan orang banyak. Mungkin tidak dalam bentuk besar, tapi aku percaya setiap orang punya kekuatan untuk membuat perubahan positif meski dalam bentuk terkecil sekalipun. Asalkan diawali dengan niat baik, cinta, dan ketulusan. Untuk itu aku ingin bekerja dan perlahan membangun karir atas sesuatu yang aku cinta. Melakukan sesuatu yang berarti, tidak hanya bagiku diri sendiri tapi juga orang lain. Perjalanan panjang yang penuh liku, tantangan, dan tidak sedikit kegagalan melewati benua Eropa, Amerika Serikat, lantas kembali lagi ke Asia sambil pelan-pelan memperbaiki kemampuan menulis

184

mengantarkanku pada pekerjaan yang sudah lama aku inginkan. Masih di industri hiburan, dengan spesifikasi musik. Pada awalnya aku tidak memiliki harapan atau ekspektasi sama sekali. Apalagi setelah menjalani lebih dari enam kali tahap wawancara, aku nyaris menyerah dan sempat berpikir aku tidak akan ke mana-mana. Aku belajar kadang ada bagusnya juga untuk tidak memiliki ekspektasi dan membiarkan segalanya berjalan dan terjadi sesuai waktunya masing-masing. Tidak kecepatan, tidak juga lambat, mereka terjadi di waktu yang tepat. Sejak jaman kuliah menjadi pendengar setia radio dan pecinta musik, aku menyadari ada begitu banyaknya musisi independent bertalenta di luar sana yang sayangnya tidak memiliki cukup tempat di radio atau televisi untuk mempromosikan karya mereka. Lantas diam-diam aku bermimpi suatu hari nanti aku ingin bekerja dengan peran khusus yang intinya menemukan artis baru dan membantu musisi independent memperkenalkan musik mereka ke panggung dunia. Entah bagaimana caranya. Beberapa tahun kemudian, siapa sangka peran yang sudah lama aku impikan menjadi kenyataan. Menjadi editor musik di salah satu perusahaan musik ternama dunia tentu saja menantangku untuk jadi lebih kreatif, selalu memberikan yang terbaik. Waktu itu konsep music streaming service masih tergolong baru. Apalagi di Asia, masih ada banyak perdebatan peran streaming service sebagai teman atau lawan. Bagaimana streaming service bisa membantu artis dan industri kreatif. Yang aku lihat lewat music streaming service, musik kini bisa bepergian lebih cepat dan lebih jauh dari sebelumnya kalau dibandingkan dengan jaman kaset, cd, atau MP3. Pelanggan disuguhkan jutaan musik; mereka yang tinggal di Asia bisa menikmati musik dari artis asal Africa, Eropa dan sebaliknya pengguna di Amerika Selatan pun bisa menikmati genre musik berbeda

185

dari segala penjuru dunia. Mudah, cepat, dan efisien. Tentunya bagi artis, label rekaman atau industri kreatif hal ini juga akan menjadi tantangan karena artinya mereka harus bersaing dengan jutaan artis di luar sana. Ketika sekarang semuanya serba digital dan cepat, tantangannya kini tidak lagi sebatas bagaimana menciptakan lagu atau karya terbaik yang bisa diterima banyak orang namun meluas pada bagaimana menciptakan konten unik dan orisinil dengan kualitas tinggi sebagai bagian dari strategi pemasaran lagu. Kalau sepuluh tahun lalu kebanyakan artis langsung merilis album, sekarang dengan strategi merilis single dilanjutkan dengan single lain di minggu atau bulan berikutnya bermaksud untuk menjaga momentum. Selama menjadi editor, aku juga banyak bekerja sama dengan artis dan orang kreatif di industri musik dari seluruh penjuru dunia. Mulai dari artis pendatang baru hingga artis papan atas yang awalnya hanya bisa aku lihat lewat layar kaca. Tidak sedikit dari mereka yang begitu menginspirasiku dengan cerita, kerja keras, inspirasi, dan semangat untuk terus berkarya. Walau sudah memiliki nama besar dengan segenap prestasi, namun mereka tetaplah pribadi rendah hati yang hangat dan ramah memperlakukan setiap hari seperti hari pertama mereka terjun dalam industri kreatif. Berpikiran terbuka, selalu penasaran - mereka bekerja keras melebihi orang kebanyakan. Sibuk memperbaiki diri dan berkarya bahkan di saat orang lain tidur. Mereka mencintai setiap proses kreatif dan mau menerima masukan. Saat berkarya, menciptakan musik yang jujur, dan menjadi musisi yang lebih baik lagi berarti lebih penting daripada ketenaran dan uang semata. Tidak cepat puas karena selalu ada

186

ruang untuk menjadi lebih baik lagi. Di samping itu, kepuasan yang didapat dari bermusik, menyaksikan bagaimana ide terealisasikan, dan pada akhirnya karya musik yang bisa diterima orang banyak rasanya tidak bisa dideskripsikan. Tidak sedikit artis yang mengungkapkan kekhawatiran karena musik mereka berbeda. Mereka tidak yakin apakah orang akan menyukai musik yang mungkin bukan tipikal musik pop yang kebanyakan orang suka dengarkan. Ada yang berusaha keras untuk menjadi seperti orang lain dan dalam perjalanannya kehilangan diri sendiri juga alasan pertama kenapa mereka bermusik. Tapi tidak peduli apakah itu musik, fotografi, menulis, aku percaya untuk selalu jujur dan menjadi diri sendiri dalam berkarya. Bukan karena orang lain, tapi pertama-tama untuk diri sendiri dulu. Kenapa kita berkarya? Pesan apa yang ingin kita sampaikan? Sama seperti kerja keras yang akan selalu terbayarkan dan tidak pernah terbuang percuma, musik atau karya yang baik pun pada akhirnya akan bicara. Sebulan sebelum resmi masuk kantor, aku banyak melakukan persiapan. Mulai dari penelitian kecil tentang kebiasaan orang Asia mengkonsumsi musik, konten dan program apa saja yang mereka suka, bagaimana caranya memperkenalkan musik baru dan membawa kembali musik lama, menemukan bakat-bakat baru yang tidak banyak orang tahu, strategi editorial, dsb. Memang tidak ada yang menugaskanku untuk memulai lebih awal, tapi aku selalu percaya dengan melakukan persiapan seawal dan sebaik mungkin akan membantu proses kerjaku selanjutnya. Aku juga tidak ingin mengecewakan mereka

187

yang sudah memilih dan mempercayaiku untuk memegang posisi ini. Berbekal pengetahuan tentang Asia, riset, dan pengalamanku bekerja di perusahaan hiburan, akhirnya aku mengajukan beberapa ide dan program kreatif beserta strategi editorial yang aku percaya bisa membawa perubahan. Bersama 50 editor lainnya dari negara dan latar belakang yang berbeda, kami menghabiskan sekitar seminggu berdiskusi dan membuat konten di Stockholm, Swedia. Dengan begitu banyaknya konten, jutaan musik, dan musisi di luar sana memotivasi kami untuk selalu menciptakan konten berkualitas tinggi. Bagaimana caranya kami bisa bercerita, menyampaikan pesan yang positif, dan menginspirasi lewat playlist dan konten lainnya. Memberikan apa yang pelanggan butuhkan, di sisi yang sama juga membantu musisi dengan misi dengan memberikan mereka ruang lebih untuk mempromosikan karya mereka ke dunia. Dengan kebebasan yang kami miliki untuk berkarya, hari-hari di kantor selalu dipenuhi musik, diskusi, dan ide kreatif. Setiap hari selalu mengajarkanku hal berbeda. Mulai dari penelitian, strategi bisnis, proyek menarik, membaca data hingga pertemuan dengan orang baru. Aku sendiri masih tidak bisa percaya bagaimana bisa seberuntung ini bekerja dengan orang-orang yang sudah lama berkecimpung di industri hiburan kelas dunia. Meski sudah lalu lalang bertahun-tahun, mereka begitu rendah hati dan tidak pelit untuk berbagi ilmu. Memberiku cukup ruang untuk bereksplorasi, termasuk membuat kesalahan. Dalam salah satu offsite kantor yang di adakan di luar kota Stockholm, setiap editor ditugaskan untuk mempresentasikan apa saja yang sudah mereka lakukan. Aku yang baru saja mulai kerja

188

gugup tidak karuan. Apalagi kalau melihat sederet prestasi yang editor lain capai dan bagaimana mereka mampu mengkontribusikan sesuatu yang positif di industri musik. Seseorang dengan posisi Head of Rock menjabarkan bagaimana ia bisa menjalin kerja sama dengan musisi rock papan atas. Lalu perempuan lain yang menjabat sebagai kepala editor di Belanda dengan santai menjelaskan bagaimana ia menemukan artis baru dan segala strategi uniknya untuk mempromosikan artis ini. Menyaksikan satu per satu rekan kerjaku mempresentasikan hasil dan program kerja mereka awalnya sedikit mengintimidasi. Tapi lama-lama aku menyadari betapa beruntungnya aku bisa duduk dan belajar dari mereka. Momen seperti ini yang membuatku kembali bertanya kenapa Eva, bosku memilihku. Eva bisa saja memilih kandidat lain yang lebih berbakat dengan pengalaman lebih. Namun dia memilihku, simpel karena dia melihat aku begitu passionate, percaya diri, dan kreatif. Eva mengakui dia suka caraku menyelesaikan masalah. Bagaimana aku punya visi dan misi yang besar, di samping itu aku juga peduli pada pengguna dan musisi. Kalau Eva percaya pada kemampuanku, maka tidak ada alasan kenapa aku meragukan diriku sendiri. Seumur hidupku, aku merasa selalu meragukan diriku sendiri. Tidak cukup percaya diri. Tidak cukup baik. Walaupun hati kecilku bilang aku bisa, tapi aku selalu menolak untuk mempercayainya. Kadang aku merasa kecil dan membandingkan diriku dengan orang lain. Kali ini aku memutuskan untuk tidak meragukan diriku. Karena aku berhak mendapatkannya. Karena Tuhan sudah memilihku. Karena ada orang-orang yang percaya dan membukakan pintu untukku. Aku sudah berjalan sejauh ini, melalui banyak hal, dan aku menghargai setiap progresku. Aku sayang dan menghormati diriku. Aku bangga padanya. Dia sudah

189

melangkah begitu jauh, begitu berani, dan tidak berhenti melangkah walau segalanya sempat hancur berantakan. Aku memaafkan diriku yang sudah berulangkali tidak percaya akan kemampuan diri sendiri. Selama aku mempersiapkan diriku dengan baik, semuanya pasti akan baik-baik saja. Di dunia ini, akan selalu ada tempat bagi mereka yang bekerja keras. Hari itu terasa begitu panjang dan memakan energi. Kami mulai rapat besar sekitar jam 8 pagi. Ada begitu banyak wajah baru, informasi, dan data yang harus aku resapi. Belum lagi setelah makan siang tibalah giliranku untuk memaparkan presentasi. Melihat dua rekanku yang sibuk berdiskusi dan membaca data, aku bisa melihat stres di raut wajah mereka. Bosku kembali menghampiri hanya untuk mengingatkan jangan lupa untuk memberikan data dan informasi sedetil mungkin karena para bos besar ingin tahu apa saja yang sudah terjadi di Asia. Saat itu kita baru saja meluncurkan produk di Indonesia dan sedang mempersiapkan proyek selanjutnya di Jepang. Karena dua negara ini berperan sangat vital bagi perkembangan perusahaan, para bos besar tentu tidak ingin kelewatan setiap perkembangan. Aku perlahan membuka laptop, memandang sejenak presentasiku yang penuh warna dan angka. Dalam hati aku tidak suka slide yang aku buat. Ingin mengubah tapi tidak ada waktu. Aku mencoba berpikir keras hal apa yang rekan kerjaku dan para bos besar perlu tahu tentang Indonesia dan industri musik di sana? Indonesia begitu besar, sangat beragam. Ada lebih dari 17.000 pulau, beragam bahasa, budaya, makanan, dan musik. Bagaimana caranya aku memperkenalkan Indonesia dan memaparkan presentasi dalam waktu kurang dari 10 menit? Karena kami baru meluncurkan

190

produk, sebenarnya tidak banyak data yang bisa aku ambil. Layaknya baru melahirkan anak, butuh waktu untuk memantau segala perkembangannya. Ketimbang bicara angka, aku lebih tertarik memaparkan masalah yang kami hadapi. Kenyataannya kami memang memiliki beberapa kendala. Kurang lengkap atau kuatnya konten lokal, masyarakat yang belum familiar dengan konsep streaming service, artis yang lebih memilih untuk bekerja sama dengan brand pesaing. Mereka bahkan menaruh konten eksklusif di sana. Sadar dengan segala kekurangan dan masalah yang kami miliki, aku mencoba yang terbaik untuk menciptakan pondasi dasar yang kuat. Konten yang memang terasa lokal banget. Musik apa yang disukai masyarakat? Siapa saja artis pendatang baru yang mencuri perhatian? Apa yang brand lain tidak punya? Yang aku pelajari dari brand atau kompetitor lain, mereka mungkin unggul dalam konten eksklusif tapi apa artinya kalau tidak bisa dikemas dengan baik. Memahami budaya dan kebiasaan orang Indonesia yang cenderung memilih dan setia dengan produk lokal, aku menyadari betapa pentingnya melokalisasi sebuah produk apalagi sebagai brand internasional yang berencana mengembangkan bisnis di tanah air. Walau orang Indonesia selalu terbuka untuk mendengarkan musik baru dari dalam dan luar negeri dan tidak pernah ketinggalan tren terkini, mereka tetap cinta dan setia mendukung musik lokal dan artis dalam negeri. Masih banyak orang yang mendengarkan musik dari tahun 90an. Tidak sedikit pula yang setia dengan band atau penyanyi lawas. Hal yang kelihatan kecil dan sepele seperti inilah banyak dilewatkan. Namun kalau benar-benar digarap dengan baik menjadi konten yang menarik, mereka dapat menciptakan sebuah pengalaman spesial bagi pengguna yang mendengarkan.

191

Aku pun menyusun kalendar editorial penuh dengan momen-momen penting di Indonesia. Mulai dari Hari Raya Idul Fitri, Hari Natal, Hari Raya Waisak, Hari Ulang Tahun Jakarta, dsb. Kemudian aku memasukkan tanggal rilisan musik dari artis terbaik dalam dan luar negeri. Aku juga mencari tahu konser atau acara musik terbesar apa saja yang akan terjadi di tahun itu, pop culture dan tren terkini, hingga nama-nama artis pendatang baru yang mencuri perhatian. Lantas berbekal pengalaman dan pengetahuan tentang musik dan budaya Indonesia, aku lanjut membuat strategi konten dan playlist. Mencoba menghadirkan rasa lokal dari mulai judul, deskripsi, strategi editorial, program harian, hingga konten untuk media sosial. Hal apa sih yang lagi tren di Indonesia? Kata-kata slang baru apa yang banyak digunakan anak muda? Dalam momen seperti apa khususnya orang banyak mendengarkan musik? Macet, menikah, patah hati dan susah move on, olah raga, berangkat beraktivitas pagi-pagi, pulang kantor, malam mingguan, dst. Musik memainkan peran yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Menghibur bagi mereka yang sedang terjebak dalam kemacetan, ingin santai, sedang sedih atau baru putus. Menyemangati mereka yang berolah raga atau mulai bekerja. Menginspirasi mereka yang bercita-cita menjadi musisi, bepergian keliling dunia, dsb. Setelah menyusun daftar lagu berdasarkan mood dan momen, aku lanjut menyusun daftar lagu berdasarkan jenis musik dan tahun. Pop, dangdut, jazz, rock, hip-hop, dsb dari tahun 70an hingga hari ini. Mengetahui kecintaan orang Indonesia pada lagu-lagu lawas khususnya era 90 dan 2000an, aku tahu inilah saat yang tepat untuk merayakan perkembangan industri musik Indonesia. Membawa

192

kembali legenda musik tanah air seperti Koes Plus, Iwan Fals, Titi DJ dengan memasukkan hits terbaik mereka dalam playlist. Untuk mereka yang lahir sekitar tahun 80an sudah pasti akrab dengan musik-musik ini, tapi tidak semua anak muda yang lahir setelahnya tahu betapa berwarna dan kayanya musik tanah air. Aku berharap dengan merayakan legenda musik Indonesia pada layanan streaming musik bisa menginspirasi, mengenalkan musik lama, dan menjangkau penggemar baru. Dengan jutaan musik yang tersedia dalam layanan streaming musik memudahkan pengguna untuk tidak hanya mendengarkan musik dan podcast tapi juga menemukan musik lama atau baru hanya dalam sentuhan jari. Kalau sepuluh tahun yang lalu kita harus bersabar menonton video musik kesayangan di televisi atau request lagu di radio, sekarang dengan kemajuan teknologi kita dapat menikmati apapun yang kita mau. Memberikan akses yang tak terbatas bagi artis pendatang baru atau siapapun yang ingin berkreasi untuk mengekspresikan diri dan mempromosikan karya mereka ke dunia. Aku bangga melihat makin banyaknya artis baru meramaikan industri musik Indonesia. Mereka tidak hanya kreatif dan berbakat, tapi juga berani untuk berekplorasi dalam jenis musik yang berbeda. Kalau dulu hanya ada segelintir artis hip-hop, sekarang makin banyak artis pendatang baru yang mengusung musik hip-hop dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Tidak sedikit yang mengambil jalur indie, go international, mengukir nama di panggung dunia. Menjadi seorang editor, peranku lebih dari sekedar membuat konten. Aku ingin membuka pintu seluas-luasnya, membantu, dan memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin mengenalkan musiknya ke masyarakat luas. Mungkin aku hanya bisa memberi dukungan kecil, tapi aku percaya musik yang bagus dan sebuah karya yang jujur itu akan bicara dan menemukan

193

jalannya sendiri pada kesuksesan. Aku pikir merupakan sebuah kehormatan besar untuk menjadi salah satu bagian kecil dari perjalanan kesuksesan seseorang. Sadar tidak punya banyak waktu untuk membuat presentasi baru, aku membuat ringkasan singkat konten apa saja yang sudah aku buat bersama segala kendala, prestasi, dan sedikit budaya Indonesia. Entah bagaimana aku bisa meringkas semuanya dalam waktu singkat, tapi aku coba. Hasilnya dalam waktu sepuluh menit, aku berhasil merangkum setidaknya tiga puluh sampul gambar dari daftar lagu yang aku buat. Lengkap dengan judul dan deskripsi yang mewakili banyak kebiasaan dan cara orang Indonesia mengkonsumsi musik. Setelah makan siang dan lima belas menit ekstra untuk ngopi, semua editor kembali ke dalam ruangan. Tibalah saatnya bagiku untuk berdiri dan memaparkan presentasi. Aku pikir aku akan gugup untuk bicara di depan segelintir orang-orang hebat dan berbakat, tapi surprise…aku begitu tenang. Berdiri di atas podium melihat para bos besar duduk di barisan pertama, kemudian Eva berdiri di sudut ruangan…Mendadak ada sedikit rasa bangga menyelinap. Waktu seperti membeku sesaat. Membawaku kembali pada perjalanan panjang keliling Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Mengingatkanku pada segenap kegagalan yang ternyata hanya menuntunku pada sebuah kesempatan terbaik. Pekerjaan ini. Orang-orang yang ada di hadapanku. Stockholm. Ruang untuk tumbuh dan berkarya. Kesempatan untuk membantu musisi dalam dan luar negeri, juga menginspirasi pengguna di Indonesia khususnya. Negaraku sendiri, tempat aku dilahirkan. Melihat ke belakang, kalau saja aku menyerah, memilih jalan yang mudah, dan memutuskan untuk menerima

194

pekerjaan yang biasa-biasa saja…aku tentu tidak akan berdiri di sini. Lagi-lagi, aku menemukan diriku luar biasa beruntung dan bersyukur. Kecil namun kuat. Mungkin hidup tidak selalu mudah, tapi setidaknya Tuhan selalu menjagaku dan memberikan yang terbaik. Mempermudah segalanya, memberikan kekuatan dan rezeki yang tidak ada habisnya. Bahkan ketika aku merasa hidupku ada di ujung tanduk, di situlah keajaiban muncul. Membuktikan untuk kesekian kalinya tidak ada kepercayaan dan usaha yang terbuang sia-sia. Sesaat kemudian, aku melontarkan senyum lalu memperkenalkan diri di hadapan rekan kerja sebelum memulai presentasi. Aku mengawali dengan menceritakan bagaimana orang Indonesia bereaksi positif terhadap peluncuran produk yang kami lakukan di Jakarta. Meski positif, tapi tidak dipungkiri ada banyak tantangan yang tim hadapi. Berbeda dengan pengguna di Amerika dan Eropa yang familiar dengan konsep layanan streaming, butuh waktu lebih lama di Asia untuk membangun brand awareness. Setelah menjabarkan segala kendala, aku lanjut menjelaskan lebih jauh dan detil tentang konten yang kami buat dan bagaimana mereka sangat berbeda dengan musik di Amerika, Eropa, bahkan negara tetangga di Asia Tenggara. Ada banyak yang beranggapan, musik di Asia itu sama. Semua suka dan menerima apapun yang ramai dimainkan di Amerika Serikat. Kenyataannya, seperti di Eropa, setiap negara di Asia punya budaya, bahasa, dan musik yang berbeda. Apa yang sedang trending di Thailand belum tentu trending di Indonesia. Musik yang banyak diterima di Malaysia belum tentu diterima di Vietnam. Indonesia terkenal akan musik popnya sementara Filipina punya OPM atau Original Pilipino

195

Music. Keberagaman dan perbedaan inilah yang membuat Asia Tenggara begitu unik dan spesial. Merayakan dan mendukung industri musik termasuk artis lokal jelas salah satu kunci penting dalam keberhasilan lokalisasi produk. Ide untuk mengusung beberapa program baru di Asia Tenggara disambut dengan baik oleh rekan-rekan kerjaku. Salah satunya setiap editor bisa mengajukan nama-nama artis pendatang baru yang mencuri perhatian. Kemudian bekerja sama dengan tim marketing, media sosial, dan relasi artis untuk mempromosikan artis-artis yang terpilih dalam kampanye marketing kreatif selama beberapa bulan dengan tema yang berbeda. Tim editorial yang berbasis di Asia juga bisa mengajukan artis-artis tersebut ke tim editorial global dengan harapan semakin banyak pengguna internasional akan menemukan artis pendatang baru khususnya dari Asia. Tiga bulan belakangan membuat konten, mempersiapkan peluncuran produk dari A hingga Z, kerja hingga pukul tiga pagi, ada banyak hal yang aku pelajari. Pertama, aku masih tidak percaya pekerjaan membuat playlist itu nyata. Kedua, aku belajar tentang meluncurkaan dan melokalisasi produk. Aku yang tidak tahu banyak tentang membaca atau menggunakan data, tidak sekalipun pernah bermimpi bisa bekerja di perusahaan teknologi dalam beberapa hari mampu menguasai sistem yang kami gunakan sehari-hari. Perlahan aku mulai terbiasa bahkan semakin mahir membaca data, menarik kesimpulan, menemukan cerita, dan membuat keputusan. Bagaimana caranya kita memanfaatkan data untuk membuat produk yang lebih baik lagi, menciptakan konten sesuai dengan apa yang pengguna suka dan butuhkan. Menawarkan tidak hanya solusi, tapi juga sebuah wadah kreatif tempat artis

196

bisa berkarya dan tempat pengguna menemukan inspirasi dan musik yang mereka suka. Aku suka dengan ide bahwa kita manusia bisa berkreasi, menyampaikan sebuah cerita yang kalau dipadukan dengan data, mereka bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Aku dan tim sadar ada tugas besar menanti setelah ini untuk mengedukasi artis, partner bisnis, dan pengguna tentang apa itu layanan streaming musik. Bagaimana meyakinkan artis untuk kolaborasi bareng, bagaimana membuat kampanye marketing kreatif, dst. Biasanya sampai kantor sekitar pukul sembilan pagi, aku akan menghabiskan satu jam pertama membaca berita, lalu membalas email, dilanjutkan dengan mendengarkan musik terbaru. Di sela-sela itu biasanya aku juga akan berdiskusi dengan rekan kerja dari department berbeda atau tim editorial. Kalau aku menemukan musisi baru yang musiknya dalam sepuluh detik pertama mencuri perhatianku, maka biasanya aku akan menghubungi mereka. Walau pada awalnya tidak ada projek atau kerja sama khusus, penting bagiku untuk mempercayai dan mengenal artis lebih dalam. Apa yang menginspirasi mereka, apa yang ingin mereka sampaikan lewat musik, dan selanjutnya rencana mereka ke depan. Setelah mengobrol lebih jauh, biasanya aku akan berdiskusi dengan rekan kerja dari bagian Artist Relations yang memang berhadapan langsung dengan artis. Kami akan melihat beberapa proyek ke depan, berdiskusi bagaimana kita bisa menemukan proyek yang tepat untuk artis tertentu. Ada banyak kejadian di mana tim Artist Relations tidak setuju dengan apa yang tim editorial usulkan. Ada juga kasus di mana tim editorial harus menolak rencana atau usulan dari tim Artist Relations. Mungkin projek

197

yang diajukan tidak sesuai dengan kultur dari negara setempat, artis atau musik yang besar di negara A belum tentu diterima di negara B, dsb. Dan lagi-lagi kami akan kembai melihat data, melanjutkan diskusi sampai menemukan solusi yang tepat. Salah satu keuntungan bekerja di music streaming service, kita bisa berkolaborasi dengan siapapun; artis independent maupun label. Lewat artis, rekan kerja, dan banyak lagi orang yang aku temui sehari-hari di kantor mengingatkanku betapa pentingnya untuk memiliki pemikiran yang terbuka dan selalu penasaran. Untuk tidak cepat puas karena masih ada banyak hal di luar sana yang bisa dipelajari. Untuk memperlakukan setiap hari seolah hari pertamaku bekerja di tempat baru. Tidak peduli meski sudah melewati masa percobaan atau lebih dari setahun bekerja di perusahaan tersebut. Ketika seseorang menaruh kepercayaannya padaku, aku merasa tidak boleh mengambil keuntungan atau merusak kepercayaan itu. Di satu sisi aku bersyukur karena mereka membangun standard yang tinggi sehingga aku selalu tertantang dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik setiap hari. Work hard in silence and let success make the noise. Aku percaya ketika kita melakukan hal yang benar bahkan ketika tidak seorang pun melihat, kerja keras itu tidak akan pernah bohong. Pada akhirnya segala usaha dan kerja keraslah yang akan bicara dan meningkatkan rasa percaya diri. Seiring waktu, aku juga belajar bagaimana menemukan suaraku, berani mengeluarkan pendapat, dan berpegang teguh pada apa yang aku percayai. Dan aku menerima bahwa tidak semua orang harus menyukai kita. Di akhir hari, semua orang punya pendapat dan pandangannya sendiri tentang kita. Sayangnya kita tidak bisa memaksakan semua orang yang kita temui untuk menyukai kita. Berpura-pura menjadi orang lain hanya demi diterima. Tidak seharusnya aku

198

membandingkan diri dengan mereka karena setiap orang punya waktu, jalan, kendalanya masing-masing. Jangan ragu untuk mengambil resiko dan langkah ekstra. Jangan bermain aman karena bermain aman itu tidak akan membawa kita ke mana-mana. Jangan malu untuk membuka percakapan dengan sesama rekan kerja dari tim yang berbeda. Banyaklah bertanya; dari mulai hal yang tidak kita mengerti, proyek yang orang lain sedang lakukan, feedback, bagaimana kita bisa memperbaiki kinerja sendiri dan melayani anggota tim lebih baik. Dari awal berkarir, aku selalu percaya betapa pentingnya feedback. Feedback bisa memotivasi dan memperbaiki kinerja. Feedback selalu tentang bagaimana memecahkan masalah, mendengarkan, memperbaiki, menjadi lebih baik lagi. Menganalisa sesuatu lalu memikirkan solusi terbaik untuk memecahkan masalah dan mengambil langkah selanjutnya dengan lebih baik dan lebih pintar. Feedback juga menyatukan orang-orang, menciptakan komunikasi yang sehat dan terbuka, dan mengingatkan kembali pada misi perusahaan atau tujuan kenapa kita melakukan sesuatu. Alat untuk terus belajar.

199

9 30 and Fabulous

New York, Juni 2019

200

Aku baru saja menginjak usia 30 dan hidupku baru saja dimulai. Tahun ini secara tidak sengaja aku telah mengunjungi lebih dari 30 negara sebelum resmi menginjak usia ke 30. Tentu saja aku tidak menyangka bisa berjalan sejauh ini. Di setiap tempat yang aku kunjungi, aku menemukan rumah. Tantangan. Orang-orang baru dengan tangan terbuka memberikanku cinta, kehangatan dan mengajarkan satu dua hal tentang hidup. Sudah sepuluh tahun belakangan aku punya semacam tradisi kecil untuk pergi merayakan ulang tahun di tempat baru. Aku yang tidak terlalu suka merayakan ulang tahun gede-gedean dengan kue atau pesta lebih memilih menghabiskan ‘me time’ dengan traveling solo. Merayakan hidup, progres, sambil mensyukuri apapun yang sudah terjadi dalam hidup. Ide merayakan hidup pun tidak perlu selalu dengan menghabiskan uang banyak atau melakukan hal besar. Kadang bisa dengan menikmati secangkir kopi atau teh, berjalan kaki untuk membersihkan pikiran dan mengucap rasa syukur, menulis, berdonasi atau melakukan sesuatu yang membuat hati senang. Diriku yang sekarang adalah pribadi yang berbeda. Jauh lebih kuat, lebih tegar, lebih percaya diri tapi semuanya tidak terjadi dalam waktu semalam. Tahun ini aku memilih untuk merayakan ulang tahun di New York lalu lanjut berpetualang ke Peru. Tidak ada rencana khusus kecuali menghabiskan waktu bersama orang-orang kesayangan. Carter yang tinggal di Montreal, Canada memutuskan terbang ke New York untuk menghabiskan waktu denganku. Kami melakukan banyak hal bersama mulai dari wisata kuliner, nonton pertunjukan Broadway, hingga mengunjungi beberapa area favorit dan museum.

201

Di hari ulang tahunku, kami bertemu dengan beberapa teman baik lainnya di West Village lalu lanjut menghabiskan sepanjang siang piknik di Central Park. Tidak ada yang terlalu spesial, hanya makan salad sambil mengobrol hingga berjam-jam, dilanjutkan berburu foto. Hari itu tidak hanya semuanya berjalan begitu sempurna tapi juga mengingatkanku akan banyak hal. Akan perjalanan sepuluh tahun belakangan yang penuh warna, pasang surut, dan pelajaran. Menjelajahi lebih dari 30 negara, bertemu dengan orang-orang baik, ada banyak pula mimpi yang menjadi kenyataan. Kalau ada satu hal yang aku pelajari dari tahun ini adalah ketika kita melepaskan sesuatu, maka kita akan menciptakan ruang untuk sesuatu yang lebih baik lagi. Ketika sesuatu telah memenuhi tujuannya, hal itu akan menghilang. Jika kita mencoba untuk mempertahankan sesuatu yang tujuannya sudah terpenuhi dalam hidup, maka kita hanya akan menyakiti diri sendiri. Aku belajar untuk memaafkan, melepaskan dan menjauh dari orang-orang yang negatif. Untuk menerima perubahan dan nyaman dengan ketidakpastian hidup. Sesuatu yang tidak mudah tentu saja. Untuk percaya bagian diriku yang mengatakan bahwa hidup punya rencana yang lebih baik dan lebih besar. Kita juga berhak untuk meninggalkan dan melangkah maju dari hal-hal yang tidak lagi menginspirasi dan mendukung perkembangan kita. Kalau melihat ke belakang, hari ini setahun yang lalu aku merayakan ulang tahunku yang ke 29 di Afrika Selatan. Hari itu mendaki Table Mountain di Cape Town bersama teman-teman baru, tidak sekalipun terbayangkan olehku hidup akan berubah total dan ada banyak hal yang terjadi dalam waktu 12 bulan. Mulai dari pindah ke Nice untuk belajar bahasa Prancis, lalu aku menyaksikan tak terhitung matahari terbit dan

202

tenggelam dari Singapura hingga California lalu Eropa. Aku telah mendaki banyak bukit, membuat keputusan gila dan petualangan besar. Aku juga mengalami anxiety untuk pertama kalinya. Sesuatu yang tidak pernah aku alami sebelumnya tapi aku bersyukur hal ini terjadi padaku dan memaksaku untuk melepaskan hal-hal dan orang yang tidak baik. Kesehatan dan kebahagianku akan selalu menjadi prioritas. Aku belajar untuk bangkit kembali dari patah hati dan kekecewaan. Tahun ini aku jatuh, menangis, tersenyum, tertawa, kalah, dan menang. Oh apa yang lebih kuat daripada hati seorang manusia yang bolak-balik remuk hancur dan tetap hidup, malah jadi lebih kuat dari sebelumnya. Aku bertemu orang-orang baik yang mengajarkanku untuk mencintai tanpa rasa takut, bermimpi lebih besar, bekerja lebih keras, hidup semaksimal mungkin. Kadang hidup terasa seperti lomba lari marathon yang tidak ada habisnya. Lari terus dari satu titik ke titik lain nyaris tanpa jeda. Dalam proses lari itu kita belajar banyak hal; mulai dari mengatur nafas, strategi, persiapan yang memakan waktu berbulan-bulan. Ketika kita menang atau sampai di tujuan, pastinya terasa puas dan bersyukur karena semua kerja keras terasa terbayarkan. Semuanya lagi-lagi tentang menikmati dan menghargai proses, bukan tujuan akhir. Aku juga belajar untuk santai. Benar-benar santai menikmati waktu, tanpa buru-buru memikirkan apa lagi setelah ini. Aku menghabiskan banyak ‘me time’. Ya lewat petualangan, hiking, menulis, fotografi. Penting bagiku untuk menyendiri sejenak sambil mengambil waktu yang kubutuhkan untuk menentukan langkah selanjutnya. Mengobrol panjang dengan diri sendiri,

203

membahas apa saja yang sudah dilewati dan apa yang ingin dicapai. Aku bahagia karena di akhir hari aku tahu aku selalu mengutamakan diri dan kebahagiaanku, melakukan sebisaku untuk mengejar mimpi. Jadi ya tahun ini adalah tahun yang besar. Lengkap dengan segala lika-liku, masalah, suka-duka, pelajaran, dan progres. Kalau ada yang bilang padaku 8 tahun lalu ketika aku meninggalkan Jakarta dengan sebuah koper besar penuh mimpi bahwa aku akan menjalani petualangan besar penuh warna ini, aku pasti tidak akan percaya dan balik bertanya “Hah? Gimana caranya?” tapi kadang hidup itu bukan tentang bagaimana. Cukup dengan konsistensi kerja keras dan keyakinan. Kita sendiri yang menciptakan keberuntungan kita. Bersabarlah, pelan-pelan dan percaya pada waktu dan proses kita masing-masing. Jangan berharap segala sesuatunya akan terjadi dalam waktu semalam karena sesuatu yang terjadi instan itu biasanya tidak akan bertahan lama. Hidup kita ditentukan oleh kerja keras, pengorbanan, dan cara kita bicara dengan diri kita sendiri. Berani untuk mengikuti kata hati, mimpi, dan menciptakan ceritamu sendiri. Menjalani hidup layaknya semua adalah keajaiban. 30 hal yang aku pelajari sebelum ulang tahunku yang ke 30 Ada semacam ekspektasi bahwa kita harus panik menjelang usia 30. Hidup mendadak jadi super serius saat kita mengucapkan selamat tinggal pada umur 29, belum lagi dengan banyaknya tekanan sana-sini untuk berumah tangga, punya anak, punya pekerjaan yang stabil, dsb.

204

Kalau kebanyakan orang panik memasuki kepala 3, aku malah excited untuk segera mengakhiri masa dua puluh tahunanku. Aku bersyukur 10 tahun belakangan ini ada banyak mimpiku yang menjadi kenyataan. Hidup memberiku pelajaran, kesempatan, petualangan, dan tantangan untuk memaksimalkan masa dua puluhku. Orang bilang masa dua puluhan itu adalah bagian yang terbaik dalam hidup kita. Aku setuju. Waktu masih kecil aku bercita-cita ingin melihat dunia, bekerja di industri hiburan bersama orang-orang kreatif yang datang dari latar belakang berbeda, negara berbeda. Sulit dipercaya bagaimana 10 tahun terakhir hidup menjadikan semuanya kenyataan. Mulai dari resort indah di Malaysia hingga perusahaan hiburan terbesar di Florida kemudian perusahaan musik di Singapura. Aku banyak mengunjungi tempat-tempat indah, bahkan yang nama kotanya tidak pernah kudengar sebelumnya. Banyak gagal, kalah, menangis, tertawa, jatuh cinta, kecewa. Banyak melihat matahari terbenam dari mulai Afrika hingga Asia lalu ke Eropa dan Amerika. Tapi masa dua puluhanku berarti lebih dari tempat-tempat indah yang pernah kukunjungi. Seperti semua orang, aku melewati masa metamorfosis yang indah. Aku belajar bagaimana berjalan sendiri, menghadapi ketakutanku akan kegagalan. Bagaimana bangkit bahkan setelah hidup mencoba menjatuhkanku dengan keras. Aku belajar menikmati perjalananku, mempercayai rencana hidup dan prosesnya, menghargai hal-hal sederhana. Aku juga bertemu dengan banyak orang hebat yang menginspirasiku dengan cara berbeda. 10 tahun terakhir ini aku tumbuh dewasa. Hidup tidak akan jadi lebih mudah, tapi kita yang jadi lebih kuat. Aku penasaran apa lagi yang hidup akan berikan di sepuluh tahun ke depan. Entah akan seperti apa masa tiga puluhanku tapi aku yakin semuanya akan jadi lebih baik

205

dari hari ini. Kalau ada 30 hal besar yang aku pelajari sebelum aku menginjak usia 30 maka aku akan meringkasnya sebagai berikut:

1. Bersyukur Aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan bagaimana banyak bersyukur bisa mengubah hidupku jauh lebih baik. Bersyukur membuatku lebih bahagia, memperkuat keyakinan, menjadikan mimpiku kenyataan. Bersyukur juga meningkatkan kesehatan, karir, hubunganku dengan orang lain. Menarik orang-orang baik masuk ke dalam hidupku, menenangkan hati dan menuntun saat aku bingung atau tersesat. Selalu mulai dan akhiri hari dengan banyak bersyukur.

2. Mencintai diri sendiri Mencintai diri sendiri adalah proses. Butuh perjalanan yang panjang, latihan, keberanian, waktu, kekuatan untuk mencintai dan menerima ketidaksempurnaan diri sendiri. Untuk mencintai kekacauan dan memulai kembali. Untuk memaafkan, berjalan terus tanpa melihat ke belakang atau menyesali apapun yang sudah terjadi. Beberapa tahun belakangan ini aku belajar untuk berbesar hati memaafkan dan berani meninggalkan sesuatu, orang atau hal yang tidak lagi baik bagiku. Untuk memilih diri sendiri, lagi dan lagi.

3. Kerja keras Aku percaya semakin keras kita berusaha, semakin beruntung kita jadinya. Berani

206

melakukan hal yang sulit di mana tidak semua orang mau melakukannya supaya kita bisa mendapatkan sesuatu atau pergi ke tempat di mana tidak semua orang bisa ke sana. Aku belajar waktu dan usaha yang kita dedikasikan tidak akan pernah terbuang percuma. Walau hasilnya tidak selalu bisa kita nikmati besok, minggu atau tahun depan, tapi kerja keras tidak pernah bohong. Dengan disiplin, ketekunan, sikap yang positif, sabar dan keyakinan kita pasti bisa mencapai apapun yang kita inginkan.

4. Melepaskan Kenyataannya melepaskan itu sulit. Tapi ketika kita kuat melepaskan sesuatu, kita akan menciptakan ruang untuk sesuatu yang lebih baik.

5. Bermimpi besar Semuanya berawal dari mimpi. Berawal dari kata-kata “Aku ingin…”. Mimpi tampil di panggung, kerja di Disney, jadi pemandu wisata, editor musik, penulis, fotografer, keliling dunia dan masih banyak lagi. Aku bersyukur hidupku adalah serangkaian dari ribuan keajaiban kecil dan mimpi-mimpi yang jadi kenyataan. Ketika kita menginginkan sesuatu, dilanjutkan dengan kerja keras, banyak bersyukur, keyakinan, sikap yang positif dan tidak mudah menyerah – maka Tuhan dan hidup pasti akan menunjukkan jalannya. Kadang kita tidak selalu dapat apa yang kita inginkan, seringkali aku juga tidak mengerti cara hidup bekerja tapi percaya Tuhan punya rencana yang lebih baik.

207

6. Petualangan ada di luar sana! Travel mengajarkanku banyak hal. Aku ingat waktu masih kecil aku bercita-cita ingin ke New York City. Mama yang tidak punya uang banyak untuk membawaku ke Amerika selalu menanamkan arti kerja keras dan pentingnya bermimpi besar. Dengan berbekal dua hal tersebut suatu saat nanti aku pasti bisa jalan-jalan keliling dunia. Aku bersyukur bisa menghabiskan 10 tahun terakhir melihat 36 negara. Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Dari mulai melihat matahari terbenam di negara berbeda hingga mendaki sendirian, mengobrol panjang lebar dengan diri sendiri dan alam. Bisa jalan-jalan adalah hak istimewa yang tidak dimiliki semua orang. Aku percaya kalau sesuatu yang baik terjadi, pergilah ke suatu tempat untuk merayakannya. Kalau sesuatu yang buruk terjadi, pergilah ke suatu tempat untuk melupakannya. Kalaupun tidak ada hal khusus yang terjadi, pergilah traveling untuk mewujudkannya.

7. Apa yang sudah Tuhan gariskan untuk kita, pasti akan menemukan jalannya untuk menemukan kita. Rejeki tidak akan ke mana-mana. Mungkin butuh waktu yang lama, kesabaran yang luar biasa, tantangan besar, putus asa, tapi apa yang sudah Tuhan gariskan untuk umatNya tidak akan ke mana-mana.

8. Nikmati proses bukan tujuan akhirnya Ketika ingin mencapai sesuatu, jangan terburu-buru untuk sampai di tujuan akhir. Selalu ingat

208

bahwa hal-hal terbaik dalam hidup itu membutuhkan waktu, usaha, kesabaran dan ketekunan. Nikmatilah dan rayakan setiap proses, tidak peduli sekecil apapun itu.

9. Tidak ada penyesalan, yang ada hanyalah pelajaran

10. Selalu rendah hati, selalu penasaran, selalu lapar akan ilmu dan pengalaman Di atas langit masih ada langit. Jangan cepat merasa puas, jangan malu bertanya atau meminta feedback dari orang lain. Aku bersyukur rasa penasaranku membawaku bertemu dengan orang-orang yang menarik dan inspiratif di tempat-tempat terindah di dunia.

11. Jangan pernah mengejar atau mengemis untuk cinta Kalau ada satu hal yang hidup ajarkan padaku, ketika menyangkut soal cinta, cinta yang berharga itu tidak akan membuatmu mendiamkan detak jantungmu. Tidak akan membuatmu mengejar perhatian atau mengemis cinta. Kalau seseorang benar-benar mencintaimu, maka dia akan melakukan segalanya untuk mendapatkanmu. Tidak ada yang bisa menghalanginya untuk bersama denganmu. Tapi sebaliknya kalau dalam sebuah hubungan lebih banyak sakitnya ketimbang bahagia, maka hargai dirimu untuk melangkah pergi. Aku belajar cuma buang-buang waktu mengejar seseorang yang bahkan tidak peduli dengan kita. Lebih baik fokus dengan diri kita sendiri. Tetap menjalani hidup, melakukan

209

apa yang kita suka. Jangan pernah mengejar cinta, pergilah mencari kehidupan maka hidup akan menemukan cinta yang kita cari.

12. Just Do It! Beberapa bulan lalu aku merilis buku travel pertamaku tentang Bhutan. Bukunya masih jauh dari sempurna, tapi satu hal yang aku pelajari adalah kalau kita terus menunggu untuk waktu yang tepat, maka waktu itu tidak akan pernah datang. Lewat buku pertamaku aku belajar tentang bagaimana mempromosikan buku dengan anggaran yang sangat kecil. Bagaimana aku bisa menulis dan mengambil foto lebih baik lagi. Gagal atau membuat kesalahan itu normal dan wajar, namanya juga belajar. Lihat saja penulis-penulis atau fotografer besar lainnya. Butuh waktu, latihan dan kerja keras hingga mereka bisa sesukses sekarang. Kita sudah menang di waktu kita memutuskan untuk mencoba. Aku hanya ingin menaruh karyaku di luar sana dengan harapan bisa menginspirasi seseorang. Kalau kamu ingin melakukan sesuatu, mungkin menulis buku, belajar sesuatu yang baru, bikin blog dan masih banyak lagi, tapi terlalu takut untuk memulai bahkan takut untuk gagal…kuncinya adalah mulailah sekarang juga, di manapun kamu berada. Walau hanya satu langkah kecil tapi itu lebih penting daripada tidak memulai sama sekali.

13. Cintai apa yang kamu lakukan, lakukan apa yang kamu cintai. Tapi gimana kalau kita bahkan nggak tahu apa yang sebenarnya kita suka? Kuncinya

210

jangan pernah berhenti bereksplorasi, mencoba hal baru dan memperbaiki diri sendiri.

14. Tidak ada yang abadi. Orang, pekerjaan, masalah, cinta, sukses bisa datang dan pergi. Hari ini kita bisa di atas, besok di bawah. Nggak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Nikmati waktu, hargai hal-hal sederhana dalam hidup. Bahkan ketika hidup sedang menguji kita dengan berbagai masalah dan rasanya ingin menyerah saja, bersabarlah. Cepat atau lambat badai pasti berlalu dan matahari akan bersinar lagi. Biarkan waktu yang menjawab dan menyembuhkan segalanya.

15. Kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan asal mau berusaha Aku adalah seorang perempuan yang kreatif. Aku juga perempuan mandiri yang kuat, pecinta alam dan seni rupa. Seseorang yang mencintai hidup dan percaya dengan kekuatannya dia bisa mengatasi masalah dan menjadi apapun yang dia inginkan.

16. Never settle for less Karena di waktu kita memutuskan untuk menerima kurang dari apa yang seharusnya kita berhak dapatkan, kita akan menerima bahkan lebih sedikit dari apa yang semestinya kita terima. Percaya bahwa hidup hanya akan memberikan kita yang terbaik.

17. Banyak baca, banyak nulis.

211

Menulis buku itu susah, mungkin salah satu hal tersulit yang pernah aku lakukan. Tapi ada rasa bangga dan bahagia setiap kali aku duduk di depan komputer dan berhasil menuangkan segala pemikiran dan perasaanku ke dalam kata-kata. Seperti hal lainnya dalam hidup, menulis butuh disiplin, proses, ketekunan dan kerja keras. Aku menantang diriku untuk tidak hanya sering-sering membaca buku tapi juga menulis setidaknya satu halaman dalam sehari. Selangkah demi selangkah.

18. Pekerjaan hanyalah pekerjaan.

Walaupun pekerjaan memberikan kita penghasilan yang kemudian kita gunakan untuk membayar listrik, makanan, liburan, dsb tapi ketika kita tidak lagi bisa menemukan ruang untuk tumbuh di perusahaan itu, menjadikan kita tidak bahagia, tidak berkembang, stres bahkan mengganggu kesehatan kita…Lepaskanlah. Pekerjaan bisa datang dan pergi, tapi kesehatan selalu menjadi prioritas utama. Selalu pilih untuk berkembang ketimbang zona nyaman.

19. Menarilah Dance your heart out. Aku jatuh cinta pada pole dance beberapa tahun yang lalu ketika temanku menunjukkan videonya menari dengan sepatu tinggi. Dia tidak saja terlihat seksi tapi juga kuat. Pole dance mengajarkanku untuk menjadi lebih kuat, tidak mudah menyerah, berani mengekspresikan diri dan lebih percaya diri.

212

20. Sukses bagiku adalah keberanian untuk bangkit setelah gagal. Memiliki kekuatan untuk mencoba lagi, tetap melangkah, bekerja keras demi meraih mimpi.

21. Kita tidak harus menyukai semua orang, dan tidak semua orang juga akan menyukai kita. Jangan pernah kehilangan jati diri hanya karena ingin menyenangkan atau diterima orang lain. Selalu menjadi diri sendiri.

22. Manifestasi itu nyata!

“Ketika kamu menginginkan sesuatu maka alam semesta akan bekerja sama untuk menjadikannya kenyataan.”-Paulo Coelho Kadang masih sulit dipercaya, diawali dari sebuah kertas yang aku tempel didinding kamarku bertuliskan Disney, New York dan Entertaiment Industry, hidup seperti menjadikan mimpiku kenyataan setiap harinya.

23. Orang datang ke kehidupan kita untuk sementara waktu, sebuah alasan, atau selamanya Setiap orang yang datang ke dalam kehidupan kita memainkan peran yang berbeda dengan berbagai tujuan. Ada yang bertugas menguji kita, memanfaatkan kita, ada juga yang bertugas mengajarkan kita. Dan ketika saatnya bagi mereka untuk pergi, jangan bersedih karena semuanya harus berakhir. Bersyukurlah karena mereka pernah terjadi atau berada dalam hidup kita mesti tidak untuk waktu yang lama.

213

24. Investasi lebih banyak dalam pengalaman dan

orang Karena barang semahal apapun lama-lama bisa usang. Tapi pengalaman dan orang-orang terbaik dalam hidup kita akan bertahan lebih lama.

25. Setiap orang itu memiliki waktu yang berbeda-beda Ada yang menikah di usia 24, ada yang baru kelar kuliah di umur 31. Ada yang sukses di usia 28, ada juga yang baru memulai di usia 40. Jangan pernah membandingkan hidup maupun waktu kita dengan orang lain. Percaya akan waktu hidup sendiri, bahwa segala sesuatunya sudah digariskan Tuhan. Santai, jangan buru-buru.

26. Aku cukup. Aku kuat. Aku baik. Aku percaya diri. Aku adalah cinta. Aku adalah terang. Untuk lebih banyak mengucapkan kalimat dan pemikiran yang positif terhadap diri sendiri.

27. Banyak berbuat baik Hidup di dunia di mana kita bisa berbuat dan menjadi apapun…berbuat baiklah dan sebarkan cinta.

28. Banyak memberi Aku belajar bahwa setiap orang punya kekuatan untuk membuat perbedaan. Menjadi bagian dari perubahan yang positif, menginspirasi orang

214

lain. Kadang tidak butuh biaya atau upaya besar untuk membantu orang lain. Lewat pekerjaanku di Disney aku belajar untuk mendidik dan memperkenalkan orang Amerika tentang budaya di Asia. Bekerja sebagai editor musik juga memberiku kesempatan untuk berkolaborasi dengan orang-orang kreatif di industri musik, mencari artis baru dan membantu mempromosikan musik mereka ke orang banyak. Di samping itu aku juga membuat konten menarik, menginspirasi orang lewat playlist, video, konten dan musik yang bagus. Penting bagiku untuk menemukan kekuatan dan passion’ku, akan jauh lebih baik lagi kalau dari situ kita bisa menggunakannya untuk membantu orang lain.

29. Banggalah dengan seberapa jauh kita melangkah. Dan percaya bahwa kita bisa mencapai lebih jauh lagi dari sekarang. Kadang kita terlalu keras dengan diri sendiri sampai kita lupa untuk merayakan seberapa jauh kita melangkah. Apa yang sudah kita lalui bukanlah sebuah perjuangan yang mudah dan di kedepannya hidup tidak akan menjadi lebih mudah, tapi kita akan menjadi lebih kuat. Bukan sesuatu yang angkuh atau sombong untuk mengucapkan bahwa kita bangga dengan diri dan prestasi yang kita capai, seberapa jauh kita sudah melangkah. Aku juga belajar kadang hal terberani yang bisa kita ucapkan pada diri sendiri ketika merasa sulit untuk bangkit setelah gagal adalah “It’s okay to

215

fail.” Nggak apa-apa untuk gagal, nggak apa-apa untuk kalah. Nggak apa-apa untuk jatuh. Kita manusia, namanya gagal ya nggak enak tapi itu bagian dari berkembang, dari hidup, dari proses sebelum kita sukses. Aku mengizinkan diriku untuk istirahat, menangis kalau perlu, bahkan bersembunyi seharian di bawah selimut hanya untuk melupakan rasa sakitnya jatuh dan gagal. Tapi kita tidak boleh menyerah. Kita tidak melangkah sejauh ini hanya untuk menyerah dan menerima kegagalan lalu berhenti mencoba. Yang ada tetap melangkah, tetap berusaha. Jangan pernah berhenti bersyukur tidak peduli seburuk apapun hari yang kita lalui. Dan biarkan waktu yang menjawab. Biarkan waktu yang menyembuhkan dan bekerja sama dengan hidup untuk menuntun kita ke tempat yang kita mau.

30. Be fabulous! Be Bold! Shine bright…stay classy Aku selalu suka dengan ide merayakan hidup. Traktir dirimu sendiri. Tidak perlu mewah atau mahal. Kadang bisa sesederhana duduk sendirian dan melihat matahari terbenam. Mensyukuri akhir hari yang juga berarti awal dari permulaan baru. Atau bisa juga ngopi, menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat atau sendirian. Hidup cuma sekali. Jangan terlalu serius. Rayakan selagi kita masih punya waktu.

216

Peru, Mimpi yang Menjadi Kenyataan

217

Tidak terasa sudah 12 bulan lamanya aku pergi berkeliling dunia. Aku masih ingat di hari yang sama tahun lalu aku tengah sibuk mengemasi pakaianku ke dalam koper. Tidak ada rencana apapun kecuali sebuah tiket sekali jalan destinasi Honolulu, Hawaii. Awalnya aku hanya berencana traveling selama tiga bulan, tapi ternyata hidup punya kejutan yang lebih besar. Siapa sangka berawal dari sebuah keputusan dan tiket pesawat bisa membawaku pada petualangan besar yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Dalam 12 bulan aku mengunjungi 23 negara, lebih dari 70 kota. Setiap hari rasanya seperti mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan. Ada banyak cerita, tantangan, pelajaran, keajaiban. Aku sendiri masih tidak percaya bisa seberuntung ini. Melihat tak terhitung matahari terbit dan terbenam di negara yang berbeda-beda, bertemu dengan orang baru, terbangun di kota asing yang kadang namanya tidak pernah aku dengar. Setiap tempat yang aku kunjungi meninggalkan kesan dan arti masing-masing. Mengajarkanku banyak hal baru, memberi inspirasi dan memotivasiku untuk berkarya lebih besar lagi. Salah satu tempat yang meninggalkan kesan begitu spesial bagiku adalah Peru. Sudah lama aku memimpikan negara ini. Berawal dari gambar Machu Picchu yang seringkali aku lihat di media sosial ditambah rasa penasaran seperti apa kehidupan di sana, aku bersyukur tahun ini hidup memberikanku kesempatan untuk mengunjungi Peru. Ini adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di Amerika Selatan. Meski jujur, awalnya ada sedikit rasa gugup dan takut. Mungkin karena aku tidak bisa bahasa Spanyol dan beberapa minggu sebelum keberangkatan aku banyak membaca berita negatif tentang Peru. Kenyataannya,

218

menghabiskan sebulan menjelajahi Peru aku bersyukur semuanya berjalan lancar. Dari hari pertama mendarat di Lima, aku selalu bertemu dengan orang-orang baik. Aku juga merasa aman ke manapun aku pergi, tapi tentu saja kita harus selalu berhati-hati dengan barang bawaan dan menghindari berjalan sendiri di tempat yang sepi apalagi di malam hari. Peru memberikanku pengenalan pertama yang indah tentang Amerika Selatan. Tiba di Jorge Chavez International Airport, Lima, dari kejauhan aku melihat seorang pria tua mengenakan jaket biru muda berdiri di luar pintu kedatangan sambil membawa papan namaku. Dengan berbekal bahasa Spanyol seadanya aku menyapa pria itu dan tidak lama kemudian kami berjalan menuju parkiran mobil kemudian berkendara menuju hotel di kota tua Lima di mana aku akan menginap selama tiga hari. Marco, supir hotel yang ditugaskan untuk menjemputku memainkan lagu bergenre music chicha khas Peru. Sesekali ia bercerita tentang Lima, keluarganya, makanan yang harus aku coba dan tempat yang harus aku kunjungi di kota ini. Dalam hati rasanya masih sulit dipercaya aku bisa sampai Peru. Bersyukur bukan main untuk mimpi-mimpi yang jadi kenyataan dan hidup yang luar biasa berwarna. Kota tua Lima begitu vibrant, penuh warna dan sejarah. Modern tapi juga masih ada rasa klasik dengan bangunan tua peninggalan Spanyol. Lima juga dijuluki sebagai City of the Kings atau Ciudad de los Reyes oleh Francisco Pizarro karena ditemukan bertepatan dengan salah satu hari religi agama Katolik. Jalan-jalan di sore hari di sekitar Plaza de Armas atau alun-alun pusat kota Lima, kita bisa melihat tidak hanya orang lokal yang duduk bersantai di bangku taman tapi juga turis dari

219

berbagai belahan dunia. Di hari kedua aku cukup beruntung bisa melihat parade musik penuh dengan pria, wanita bahkan anak-anak mengenakan pakaian tradisional khas Peru. Parade yang berlangsung sekitar satu jam ini dipenuhi orang-orang dari berbagai grup yang berbeda, mengenakan kostum yang berbeda. Ada yang memainkan musik, ada juga yang menari. Semua terlihat bersenang-senang merayakan kekayaan perbedaan dan warna-warni budaya Peru. Parade ini digelar setidaknya sebulan sekali untuk menarik perhatian turis sekaligus memperkenalkan mereka lebih jauh tentang Peru. Negara ini juga terkenal akan makanannya yang lezat dan murah. Aku ingat di hari pertama sampai di Lima, aku memberanikan diri masuk ke salah satu restoran lokal untuk makan siang. Berhubung tidak satupun stafnya bisa berbahasa Inggris, aku pun hanya menunjuk menu makanan yang ingin aku coba tanpa sebenarnya tahu terbuat dari apa makanan itu. Setelah membayar sekitar 18 Soles atau sekitar Rp 80.000, sang pelayan restoran mengantarkan semangkuk sup quinoa, sepiring nasi lengkap dengan ayam dan sayur campuran dari kacang juga segelas chicha morada yang terbuat dari jagung ungu. Peru terkenal dengan lebih dari 3000 jenis jagung dan quinoa, jadi jangan heran dengan banyaknya pilihan makanan terbuat dari dua bahan baku ini. Di waktu lain, aku juga mencoba ceviche. Kalau Anda belum pernah mencicipi ceviche, makanan khas Peru ini terbuat dari ikan atau seafood yang memang masih mentah, dengan sari jeruk nipis, bumbu seperti cabe, bawang, garam dan ketumbar. Rasanya asam, sedikit pedas dan menyegarkan.

220

Setelah menghabiskan 3 hari berkeliling kota tua Lima, aku pun pindah ke Miraflores. Distrik yang terasa jauh lebih modern dan hipster ini dilengkapi dengan café dan restaurant yang menyajikan makanan internasional bahkan sebuah pusat perbelanjaan besar dengan pemandangan laut. Untuk menjelajahi Peru kali ini aku memutuskan untuk bergabung dengan Peru Hop, sebuah agensi wisata yang menawarkan pelayanan tidak hanya tur tapi juga bis antar kota. Dengan tiket bus seharga USD 199, aku bisa mengunjungi 6 kota destinasi wisata di Peru mulai dari Lima, Paracas, Huacachina, Nazca, Arequipa, Puno hingga Cusco. Peru Hop tidak hanya menawarkan jasa antar jemput di hotel, pemandu wisata dan supir yang bisa berbahasa Inggris tapi juga beberapa tur gratis. Untuk seorang perempuan yang baru pertama kali menginjak Amerika Selatan sendirian dan tidak bisa berbahasa Spanyol, aku pikir Peru Hop adalah sebuah pilihan yang aman dan mudah. Setelah meninggalkan Lima, perhentianku selanjutnya adalah Paracas selama dua hari dengan misi mengunjungi Pulau Ballestas dan Paracas National Reserve. Berkeliling pulau tak berpenghuni selama beberapa jam ini, Anda bisa menemukan sekelompok penguin dan singa laut. Salah satu hal yang menarik tentang Peru adalah hampir setiap tempat yang aku kunjungi benar-benar berbeda. Dari mulai gaya bangunan, ciri khas kota, hingga hamparan alam. Kalau Lima terkenal dengan sejarah dan menawarkan hiruk pikuk kesibukan kota besar, maka Paracas justru kebalikannya. Desa nelayan yang kecil dengan beberapa restoran seafood di tepi pantai terbilang sepi. Tidak banyak kegiatan kecuali turis yang tiba di siang hari dan langsung menyewa kapal berkeliling Pulau

221

Ballestas. Tempat selanjutnya yang tidak boleh Anda lewatkan ketika mengunjungi Peru adalah Huacachina. Berjarak kurang lebih satu jam dari Paracas, Huacachina ini terkenal dengan padang pasir dan kegiatan menyenangkan seperti sandboarding. Sayangnya ketika sampai di Huacachina aku sempat terserang flu berat selama tiga hari. Tidak ingin memaksakan, aku memutuskan untuk beristirahat penuh dan baru kembali jalan-jalan setelah memastikan aku sehat kembali. Aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan dengan kata-kata betapa indahnya padang pasir Huacachina. Sejauh mata memandang, kita hanya bisa melihat hamparan pasir, awan biru, matahari yang perlahan tenggelam dan siluet kota dari kejauhan. Suara gelak tawa dan keceriaan turis yang asyik berfoto ria atau main sandboarding seperti membawaku pada kenyataan bahwa pemandangan ini bukanlah mimpi. Aku sendiri tidak tahu apa yang sudah aku lakukan di masa lalu hingga aku bisa menikmati semua ini. Begitulah hidup. Selalu punya cara yang unik untuk membawa kita ke tempat yang lebih baik. Meski awalnya kita tidak selalu mengerti, namun seiring waktu berjalan hidup seperti menjelaskan kenapa kita harus gagal dulu. Tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, tapi satu hal yang pasti kita diarahkan ke hal yang lebih baik. Perhentian selanjutnya adalah Arequipa - kota dengan penduduk terbanyak kedua setelah Lima ini banyak disinggahi turis dengan tujuan utama mengunjungi Colca Canyon. Terletak sekitar 3 jam dari Arequipa, Colca Canyon tidak saja menawarkan alam yang indah, petualangan bagi mereka yang suka tantangan, juga kehidupan penduduk lokal. Jika Anda punya banyak

222

waktu di Peru, Anda bisa mengikuti tur trekking Colca Canyon selama 2 bahkan 3 hari. Harga tur yang dimulai dari USD 50 per orang biasanya sudah termasuk transportasi, akomodasi, makan, jasa pemandu wisata hingga tiket masuk Colca Canyon. Namun kalaupun Anda tidak bisa berlama-lama di Arequipa, banyak agensi wisata yang menawarkan tur sehari ke Colca Canyon. Aku sendiri memutuskan untuk ikut trekking selama 2 hari. Berhubung aku punya waktu sebulan di Peru, aku pikir kenapa nggak trekking sekalian. Jam menunjukkan pukul tiga pagi ketika pemandu trekking menjemputku di depan pintu hotel. Sepanjang perjalanan menuju Colca Canyon, Armando sang pemandu kami menjelaskan rencana perjalanan trekking selama dua hari ke depan. Di hari pertama trekking, kami akan berjalan selama kurang lebih 7 jam menjelajahi Colca Canyon. Armando mengingatkan medannya akan cukup sulit mengingat jalur trekking yang cukup curam. Setelah perhentian sarapan pagi yang singkat dan memastikan kami punya cukup bekal dan air, kami lanjut berkendara menuju pos titik awal trekking. Jujur aku sama sekali tidak ada persiapan apapun mengikuti trekking ini. Aku hanya ingin melihat alam. Merasakan damai sambil kembali bersyukur atas semua hal indah yang hidup telah berikan untukku. Ada sesuatu yang indah tentang merasa kecil di kelilingi gunung tapi di waktu yang sama ada perasaan kuat dan keyakinan bahwa mimpi dan harapan kita bisa lebih besar dari alam semesta. Dalam tiga jam pertama mendaki naik dan turun Colca Canyon, aku tidak memiliki masalah apapun. Colca Canyon benar-benar indah. Namun semakin siang semakin panas, aku mulai merasakan lelah yang luar biasa. Apalagi dengan jalur trekking yang curam ke bawah membuat jari kakiku sakit. Pikiran untuk menyerah mulai terbesit di kepalaku. Rasanya berat sekali untuk tetap

223

melangkah maju apalagi kalau tahu titik perhentian selanjutnya masih sekitar 2 jam dan teman-teman trekking lainnya sudah jauh berada di depan. Hampir setiap lima detik aku berbisik tidak bisa lagi melakukan ini. Mau menyerah tapi sudah terlambat. Tidak ada jalan kembali ke belakang, satu-satunya pilihan adalah tetap melangkah. Tidak peduli seberapa lamban yang penting tetap berjalan. Hidup itu selalu punya cara yang unik, lucu, bahkan aneh untuk menginspirasi, menyemangati, menegur juga mengingatkan kita. Di waktu tersulit seperti ini ketika aku ingin menyerah kalah dan kaki sudah tidak sanggup berjalan lagi, alam seperti mengingatkanku untuk tetap berjalan dengan kecepatanku sendiri. Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Tidak perlu terburu-buru. Di akhir hari, tidak semua orang bisa menikmati keindahan Colca Canyon dan entah kapan lagi aku bisa ke sini. Jadi nikmatilah waktu dan keindahan yang ada di depan mata. Ambil gambar, banyak bersyukur, bernafas sambil tetap melangkah. Siapa sangka trekking Colca Canyon adalah hal tersulit, terberani, tergila, dan terkeren yang pernah kulakukan dalam hidup. Lelah sudah pasti, tapi ada rasa bangga dan bahagia bukan main ketika kami selesai mendaki di hari kedua. Di sana aku merasakan kebesaran Tuhan dan betapa hidup benar-benar mencintaiku tanpa syarat atau kondisi apapun. Lewat setiap hembusan nafas dan langkah yang kuambil, hidup seperti menyemangatiku dan memberi kekuatan lebih. Ada saat ketika aku berdiri di salah satu puncak yang curam dan hampir terpeleset, aku bisa melihat tipisnya garis hidup dan mati. Namun Tuhan melindungiku. Memudahkan perjalanan trekking kami hingga aku sampai di garis akhir tanpa kekurangan suatu apapun. Aku sendiri tidak pernah membayangkan trekking Colca Canyon akan sesulit ini, namun bersyukur lagi-lagi

224

hidup seperti memberikanku stamina, semangat dan kesehatan dari awal hingga akhir. Cusco adalah kota terakhir yang aku kunjungi di Peru. Ada banyak sekali kegiatan dan tempat yang harus dikunjungi di Cusco bahkan satu minggu pun terasa tidak cukup. Tapi jangan khawatir, dengan banyaknya agensi wisata yang menawarkan tur dengan berbagai harga membuat jauh lebih mudah untuk mengatur itinerari perjalanan selama di Cusco. Di sini aku sempat mengunjungi Salineras de Maras, tambang garam yang terletak di kota kecil Maras tidak jauh dari Cusco. Ribuan kolam garam berwarna putih dikelilingi bukit akan menyapa begitu Anda memasuki kota Maras. Dalam perjalanan ke Maras, kami berhenti sejenak di desa Chinchero untuk berkenalan dengan penduduk lokal sekaligus mengamati proses menenun dengan bahan alam. Di hari lain aku juga mengikuti tur mengunjungi Rainbow Mountain or Vinicunca. Terletak sekitar 2 jam dari Cusco, ada banyak agensi wisata yang menawarkan perjalanan ke gunung berwarna-warni ini dengan paket tur seharga USD 30. Seperti biasa pemandu wisata akan menjemputmu di hotel sekitar pukul 3 pagi, dilanjutkan berkendara selama dua jam hingga Rainbow Mountain atau Vinicunca. Hiking ke atas Rainbow Mountain sebenarnya tidak sulit mengingat jalur yang rata. Namun berhubung Rainbow Mountain terletak dengan ketinggian 5200 m di atas permukaan laut menjadikan sulit sekali untuk bernafas. Setelah susah payah berjalan dengan nafas yang tersengal selama satu jam, aku akhirnya sampai di puncak Rainbow Mountain. Seperti namanya, gunung ini terlihat seperti kue pelangi. Warna-warni, begitu menakjubkan. Jangan lupa untuk membawa jaket dan sarung tangan mengingat

225

udara di atas gunung sangat dingin, malah kadang bisa turun salju. Jangan khawatir kalau dalam perjalanan ke atas gunung tiba-tiba Anda tidak sanggup lagi berjalan, ada banyak penduduk lokal yang menawarkan jasa sewa naik kuda dengan harga dimulai dari 60 Soles sekali jalan. Pergi ke Peru tidak sah rasanya kalau tidak mengunjungi Machu Picchu. Tempat yang dijuluki salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini menawarkan tidak hanya keindahan alam, tapi juga serangkaian petualangan bagi Anda yang menyukai trekking. Trekking menuju Machu Picchu bisa Anda lakukan dalam 2,3 hingga 5 hari. Pastinya dengan persiapan fisik yang baik dan membawa perlengkapan trekking, Anda dapat bergabung trekking dengan berbagai agensi wisata di Cusco. Namun kalau Anda tidak tertarik trekking atau tidak memiliki waktu banyak di Peru, perjalanan menuju Machu Picchu tergolong mudah. Dari Cusco, Anda bisa naik kereta dari Stasiun San Pedro yang letaknya hanya berkisar lima menit dari pusat Cusco menuju Agua Calientes. Tiket kereta api berkisar dari USD 60 per sekali jalan dan ditempuh sekitar 5 hingga 6 jam. Sangat disarankan untuk membeli tiket dari jauh hari mengingat ada banyaknya orang yang mengunjungi Machu Picchu setiap harinya. Anda dapat membeli tiket dari dua perusahaan yaitu Inca Rail dan PeruRail. Ke dua perusahaan menawarkan tiket online atau bisa langsung dibeli di kantor masing-masing yang tersebar di kota besar di Peru. Begitu pula dengan tiket masuk Machu Picchu. Tiket seharga USD45 per orang ini tidak dijual di Machu Picchu. Satu-satunya cara untuk membeli tiket adalah dengan mengunjungi kantor resmi Department Kebudayaan atau Ministero de Cultura Peru atau membeli online lewat website resmi

226

www.machupicchu.gob.pe/inicio. Sama seperti halnya tiket kereta api, pastikan untuk membeli tiket Anda setidaknya beberapa hari sebelum mengunjungi Machu Picchu. Nggak mau repot? Jangan khawatir, sekali lagi ada banyak agensi wisata yang menawarkan tur ke Machu Picchu dengan berbagai pilihan harga. Sesampainya di Agua Calientes, Anda dapat trekking sendiri atau menaiki bis seharga USD 12 per sekali jalan yang akan membawa Anda naik hingga pintu masuk Machu Picchu. Butuh beberapa saat bagiku untuk benar-benar percaya bahwa aku bisa sampai ke Machu Picchu. Apalagi kalau ingat petualangan 12 bulan belakangan melewati 5 benua dan hampir satu bulan berkeliling Peru, aku masih menanyakan diriku setiap hari kok bisa ya? Kok berani ya? Ada yang bilang, yang penting itu adalah menikmati setiap proses dan perjalanan – bukan hasil akhirnya. Aku merasa setiap orang yang aku temui, setiap kota yang aku kunjungi, setiap pelajaran yang aku petik semuanya mengantarku ke Peru. Ke Machu Picchu. Tidak ada mimpi yang mustahil. Kalau ada kemauan, pasti ada jalan. Lanjut berjalan-jalan mengitari Machu Picchu yang kira-kira butuh waktu sekitar 2-3 jam, aku merasa tidak pernah sebahagia dan selengkap ini.

227

Bangkok dan Asia Tenggara Sampai di Bangkok lagi setelah wara-wiri ke lebih dari 20 negara dalam 12 bulan belakangan mengingatkanku 4 tahun lalu aku pernah menghabiskan beberapa bulan di kota ini. Dengan kondisi yang sama tanpa pekerjaan dan mencoba untuk menentukan jalanku selanjutnya. Sambil menunggu taksi di luar pintu kedatangan, aku kembali mengingat suka duka dulu berjuang di Bangkok. Dari mulai menumpang tinggal di apartment sahabatku Shiv dan Chanapha hingga sempat lari ke perbatasan Thailand dan Kamboja untuk memperpanjang visa dengan hanya mengantongi mungkin tiga ratus ribu rupiah. Di sana aku melewati proses jatuh bangun. Kadang aku juga tidak mengerti bagaimana bisa senekat dan seberani itu. Sementara ada pilihan yang lebih mudah seperti pulang ke Jakarta dan kerja di sana, tapi aku tidak ingin merepotkan orang tuaku. Tidak ingin memilih jalan yang mudah dan cepat. Aku selalu mengingatkan diriku apapun yang terjadi never settle for less. Karena di momen kita memutuskan untuk memilih jalan singkat dan menerima apapun yang ada di depan mata karena mudah, maka kita akan menerima kurang dari apa yang berhak kita dapatkan. Dan untungnya aku tidak sendiri. Meski ada banyak hari yang terasa berat, ingin menyerah, namun aku dikelilingi orang-orang terbaik yang tidak pernah lelah mendukungku. Sahabatku Shruti Shenoy pernah mengatakan padaku bagaimana kota Bangkok telah menyaksikannya dalam kondisi terbaik dan terburuk dalam hidup. Saat ia pertama kali ke kota ini, muda, mengantongi sedikit

228

uang, tidak punya tempat tinggal dan sering nongkrong di kawasan backpacker Khao San Road. Lalu beberapa tahun kemudian Shruti mengunjungi Bangkok lagi sebagai perempuan yang kini berkarir dalam industri musik tapi juga selalu punya waktu untuk mendalami passionnya sebagai penulis. Sama halnya dengan Shruti, aku juga punya sejarah yang cukup panjang dengan Bangkok. Kalau kota ini bisa bicara, maka ia akan menceritakan kembali perjalananku melalui suka duka di tahun 2015. Saat itu kontrak kerjaku dengan Disney baru saja usai. Keluar dari perusahaan hiburan sebesar Disney memotivasiku untuk melangkah lebih jauh. Aku yakin Disney hanyalah permulaan. Di luar sana aku pasti bisa menemukan sesuatu yang lebih besar dan lebih baik lagi. Beruntung dalam 9 tahun belakangan ini aku bisa melakukan sesuatu yang aku cinta setiap hari. Dan aku ingin terus melakukan hal kreatif yang berarti. Membuat perubahan positif, tidak hanya untukku tapi juga orang lain. Kembali ke Jakarta tidak pernah terbesit di pikiranku. Aku pikir sambil menunggu kesempatan yang tepat, aku ingin backpacking keliling Eropa kemudian Asia Tenggara. Sudah lama aku bermimpi mengunjungi Laos, Myanmar, Chiang Mai, Chiang Rai, Vietnam. Bahkan kalau bisa aku ingin naik kereta dari Vietnam sampai Cina lalu lanjut naik Trans-Siberian menuju Rusia dengan beberapa hari transit di Mongolia. Tapi aku sadar dengan uangku yang tidak banyak, mungkin kali ini aku tidak akan sampai Rusia namun siapa tahu sejauh apa aku bisa melangkah. Dengan bermodalkan sekitar USD2000 aku memulai perjalanan keliling West Coast Amerika Serikat selama sebulan dengan rute mulai dari Seattle hingga San Diego. Untungnya memiliki teman yang tinggal nyaris di setiap kota yang aku singgahi sangat menolong dalam menghemat

229

budget. Selesai dengan tur West Coast, aku melanjutkan perjalanan ke Eropa selama tiga bulan. Bersama sahabatku, kami mengunjungi beberapa tempat indah di Italia seperti Cinque Terre, Roma, Milan, dan Venice. Kemudian pindah ke Santorini dan menghabiskan dua bulan tinggal di Mallorca, Spanyol. Kembali ke Asia sambil mengantongi sekitar tujuh juta rupiah, entah dari mana aku mendapatkan keberanian untuk melanjutkan perjalanan keliling Asia Tenggara. Tiba di Bangkok tanpa rasa takut atau khawatir, yang kutahu aku hanya ingin mulai menulis lagi untuk majalah sambil lanjut menjelajahi Asia Tenggara. Aku bahkan tidak berpikir panjang bagaimana jika uang simpanan habis. Satu-satunya yang aku tahu dan percaya, aku akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik lagi dari Disney. Nekat dan sedikit gila, tapi di pikir-pikir ini bukan sesuatu yang baru buatku. Setiap kali harus membuat keputusan, aku selalu menanyakan pada diriku sendiri hal terburuk apa yang bisa terjadi? Hal terburuk yang mungkin terjadi paling-paling aku harus kembali ke rumah orang tuaku. Namun aku juga yakin aku pasti bisa menemukan jalan keluar atau cara untuk tetap bertahan dan menghasilkan uang. Aku sadar tidak banyak orang memiliki kesempatan langka seperti ini. Meninggalkan pekerjaannya kemudian menekuni apa yang ia suka. Beresiko sudah pasti, tapi seperti hal lainnya dalam hidup, apapun yang kita pilih memiliki konsekuensinya masing-masing. Aku keluar dari rumah tanpa uang. Aku keluar dari Club Med dan kembali ke Jakarta pun dengan uang seadanya. Aku sudah beberapa kali keluar dari zona nyaman dan mencoba membangun diriku sendiri. Memulai kembali dari nol dan

230

menyaksikan bagaimana melewati jalan yang sulit selalu membawa kita ke tempat yang lebih baik. Semuanya akan baik-baik saja. Tidak memiliki uang memang lumayan menakutkan tapi yang lebih menakutkan lagi bagiku adalah kalau aku tidak mencoba dan menyerah mengejar mimpi. Dari kecil aku tahu bagaimana Tuhan selalu memberikan kami rejeki lebih dari cukup. Cukup untuk makan, punya tempat tidur, akses untuk air bersih dan melewati hidup. Kalau pun ada hari di mana kita benar-benar tidak ada uang, pasti ada saja rejeki yang datang. Entah Mama tiba-tiba dapat kelas atau honor tambahan dari mengajar, intinya Tuhan pasti membantu dan di akhir hari semuanya akan baik-baik saja. Mama mengajarkanku untuk tidak menjadikan uang segalanya. Aku tahu orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, ribut perkara warisan dan ujung-ujungnya tidak bahagia. Sebaliknya, dengan menjunjung tinggi kerja keras, kejujuran, dan selalu memberikan segenap hati dan cinta dalam melakukan sesuatu – Mama memberiku contoh bagaimana semua hal itu dapat membukakan jalan menuju kesempatan yang lebih baik. Uang pun akan datang dengan sendirinya sebagai bonus. Rejeki Tuhan yang tidak akan ke mana. Lantas, bagaimana aku bisa melalui 6 bulan keliling Asia Tenggara dengan mengantongi sekitar 7 juta rupiah? Pertama-tama, aku beruntung memiliki dua sahabat baik Shiv Sharma dan Chanapha Makao yang saat itu tinggal di Bangkok. Kami sempat bekerja bareng

231

di Disney World. Seiring waktu berjalan kami bertiga pun jadi dekat malah sudah seperti keluarga sendiri. Chanapha dan Shiv begitu baik mau menjemputku di bandara dan membiarkanku tinggal di apartment mereka dan tidur di sofa. Di saat tidak sedikit orang meragukan kemampuan dan mimpiku, ke dua sahabatku tetap percaya dan setia mendukung. Mereka menyediakan tidak saja rumah dan zona nyaman, tapi juga ruang dan waktu yang aku butuhkan untuk mengejar mimpi. Ketika aku tidak yakin dengan apa yang aku lakukan dan perlahan kehilangan rasa percaya diri, Chanapha dan Shiv meyakinkanku kembali dengan kerja keras dan keyakinan, aku pasti bisa menemukan jalan. Hari-hariku di Bangkok selalu penuh warna. Bangun pagi, menulis seharian kemudian makan di pasar malam bersama Shiv dan Chanapha. Aku menikmati dan bersyukur akan momen terindah yang kami habiskan bersama dalam kesederhanaan mulai dari Disney sampai Bangkok. Tanpa mereka, aku tidak akan pernah bisa melangkah sejauh ini. Setelah beberapa minggu tinggal di Bangkok, aku melanjutkan perjalanan ke Chiang Mai. Di sana aku bertemu dengan beberapa teman yang juga sempat bekerja di Disney. Setelah berkeliling Chiang Mai dan mencoba beraneka makanan khas Thailand, aku melanjutkan perjalanan ke Pai dan Chiang Rai. Keputusan untuk pergi ke Pai pun benar-benar spontan, berawal dari pertemuan singkat dengan traveler muda asal Berlin yang menunjukkan foto-fotonya berkeliling kota kecil Pai. Aku yang belum pernah mendengar apapun tentang kota Pai langsung mencari informasi bagaimana ke sana dan apa saja yang harus aku lakukan selama di Pai. Banyaknya agensi perjalanan yang

232

menawarkan tur dan moda transportasi ke Pai membuat perjalanan dari Chiang Mai benar-benar mudah tanpa kendala apapun. Shuttle bus yang aku tumpangi berhenti tepat di pusat kota Pai dan dari situ ada banyak restoran, hostel, bahkan pasar malam yang menjual makanan khas Thailand dengan harga jauh lebih murah dibandingkan Chiang Mai dan Bangkok. Pai sedikit mengingatkanku akan kota Bandung. Udaranya yang sejuk, perbukitan, hamparan hijau, dan hampir ke manapun kau pergi di sekitar Pai – kau akan menemukan banyak café lokal yang namanya berujung dengan cinta atau love. Pai, kota kecil yang romantis menawarkan petualangan alam bagi mereka yang suka hiking dan berburu air terjun. Meski hanya menghabiskan tiga hari dua malam di sana, aku senang dengan transisi perubahan dari satu kota ke kota lainnya. Pengalaman unik yang jelas tak terlupakan dan masih sering membuatku tertawa adalah ketika aku memutuskan naik bus dari Laos ke Hanoi, Vietnam. Berhubung tidak memiliki uang banyak untuk naik pesawat, aku tidak punya pilihan lain kecuali naik bus untuk melanjutkan perjalanan ke Vietnam. Perjalanan yang memakan waktu nyaris 30 jam ini terkenal sebagai ‘perjalanan dari neraka’ karena melalui jalan berbatu penuh tikungan tajam. Bus kami pun sering mogok mungkin lebih dari 10 kali dan hanya berhenti sekali di sebuah restoran kecil untuk makan malam. Selebihnya kalau ada penumpang yang mau buang air, supir bus hanya akan menghentikan bus di pinggir jalan. Aku yang sudah berjam-jam mencoba menahan buang air kecil tidak sanggup lagi menahan hingga terpaksa ngompol sesampainya kami di Hanoi. Untunglah malam

233

itu hujan deras sehingga tidak ada yang mengetahui kalau aku pipis di celana. Kembali ke Vietnam lagi setelah beberapa tahun semenjak kunjungan pertamaku di Ho Chi Minh City terasa seperti pulang ke rumah sendiri. Nikmat rasanya bisa makan semangkuk pho dan minum kopi ala Vietnam di pinggir jalan bersama warga lokal. Dari Hanoi, aku pelan-pelan meneruskan perjalanan ke Ninh Binh – Hue – Da Nang - Nha Trang – Da Lat – Mui Ne – lalu kembali lagi ke Ho Chi Minh City. Setelah itu naik bus lagi menyebrang hingga Phnom Penh, Kamboja di mana aku sempat melewati masa-masa tersulit. Tiba di Phnom Penh sendirian dengan uang yang makin menipis, aku tidak punya banyak pilihan selain tinggal di hostel termurah. Saat aku melewati hostel dengan papan yang bertuliskan USD 3 / night, aku langsung berhenti dan menanyakan pada karyawan hostel jika masih ada tempat untuk satu orang. Perempuan yang saat itu bertugas di meja resepsionis mengangguk dan membawaku ke lantai 3. Ia menunjukkan sebuah kamar besar dengan 20 tempat tidur dan…satu kamar mandi persis di luar kamar. Tentu saja tidak ada AC dan fasilitas hostel benar-benar seadanya. Setelah membayar, aku kembali naik ke kamar dan mulai mengeluarkan pakaian dari tas. Sebagian dari diriku masih tidak habis pikir kenapa aku bisa senekat ini. Memilih ketidaknyamanan dan jalan yang sulit ketimbang pulang ke Jakarta. Saat membayangkan wajah teman-temanku, aku yakin tidak satupun dari mereka mau tidur di tempat ini. Panas, kotor, jauh dari kenyamanan yang biasa kami miliki di Jakarta. Tapi aku bangga bisa sampai sejauh ini. Di Phnom Penh aku

234

berteman dengan tidak sedikit backpackers tapi juga beberapa orang Indonesia yang memang sudah lama tinggal di sana. Kami menjadi seperti keluarga. Makan bareng, ngopi bareng, hingga nongkrong di tepi sungai setiap sore. Aku tidak pernah merasa kesepian, malah bahagia dan beruntung bukan main untuk menerima cinta dan kebaikan dari orang-orang asing ini. Mereka mengingatkanku untuk melakukan hal baik dan membantu sesama. Memberikan cinta ke manapun aku pergi dan menjadi bahagia tanpa berharap seandainya keadaan berbeda. Untuk menikmati setiap waktu. Ada begitu banyak hal indah yang hidup tawarkan untuk kita. Bahkan dalam hal yang paling sederhana sekalipun, contohnya matahari terbit dan tenggelam, tawa anak kecil, langit biru, pelangi, dan sebagainya. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana menjadi kuat hingga kuat itu sendiri menjadi satu-satunya pilihan yang tersisa untuk bertahan. Kekuatan itu tidak datang dari kemenangan tapi perlahan terbentuk dari setiap masalah dan tantangan yang kita hadapi. Yang pada akhirnya mendefinisikan siapa kita sebenarnya. Ketika kita melewati masa-masa sulit dan memutuskan untuk tidak menyerah, itulah kekuatan. Belajar untuk tidak kecewa ketika sesuatu terjadi di luar rencana atau kehendak kita. Ketika hidup punya rencana lain, kita belajar untuk beradaptasi dan memulai kembali. Butuh percobaan berulang kali hingga akhirnya kita bisa menguasai sesuatu. Di satu sisi, aku yakin ada sesuatu yang besar menantiku di luar sana. Di sisi lain ada rasa penasaran dan pertanyaan besar muncul. Apa yang akan terjadi kalau aku menciptakan jalanku sendiri? Tidak mengikuti jalan yang kebanyakan orang tempuh, tapi

235

jalanku sendiri. Bagaimana jika aku terus fokus mengejar mimpiku? Akankah suatu hari nanti keadaan membaik dan aku mendapatkan pekerjaan impian? Terbangun setiap pagi masih di kamar hostel yang sama sambil menyaksikan backpackers datang dan pergi, lama-lama aku mulai berdamai dengan keadaan. Aku tidak lagi memaksakan apapun, tidak juga mencoba mengontrol segalanya. Motoku adalah banyak berserah diri. Hidup sehari demi sehari, selangkah demi selangkah. Aku tetap konsisten menulis setiap hari dan menghubungi brand atau media untuk kolaborasi. Kalau ditolak, ya sudah…nanti coba lagi. Dalam situasi sulit dan tidak nyaman seperti ini di mana semuanya serba tidak pasti, aku menemukan keyakinan dan belajar untuk menerima. Aku tahu segala sesuatu yang aku lewati sebenarnya mempersiapkanku ke bagian hidup selanjutnya. Setiap penolakan atau kegagalan yang aku hadapi bermaksud untuk melindungiku dari hal yang tidak baik. Melawan kenyataan hanya akan mencuri kebahagiaan dan rasa damai. Asalkan hari itu aku tetap melangkah, berusaha keras, tidak peduli sekecil apapun progresnya…suatu hari aku akan sampai ke tujuanku. Dan kalaupun ada hari di mana aku tidak bisa menulis atau bekerja sama sekali, aku tidak akan memaksa diriku. Aku menerima dan mengizinkan di waktu-waktu tertentu, tidak apa-apa kalau yang kita lakukan di hari itu hanya mencoba untuk bernafas dan bertahan hidup. Setiap kali aku memejamkan mata, satu-satunya yang membuatku semangat lagi adalah bayangan suatu hari nanti aku bisa melihat tulisanku dimuat di majalah besar. Bukan hanya itu, petualangan ini kelak akan membawaku pada pekerjaan impian lainnya. Pekerjaan yang membiarkanku berkarya dan membantu orang lain

236

di bidang hiburan. Pada akhirnya semua akan baik-baik saja dan aku akan menjadi perempuan yang sukses. Sering ditolak editor atau majalah besar, terus gagal saat wawancara kerja membuatku jadi meragukan kemampuan diri sendiri. Merasa diri tidak cukup baik dan membiarkan suara negatif itu membuatku lupa betapa hidupku sejauh ini adalah sebuah keajaiban luar biasa. Kenapa saat kita gagal, kita seakan membiarkan kegagalan tersebut untuk menjatuhkan kita selama berhari-hari, bulan, bahkan tahun. Namun saat kita meraih suatu prestasi, kita tidak benar-benar menikmati sukses dan langsung kepikiran hal apa lagi yang ingin kita capai selanjutnya? Kenyataannya dengan segala berkah dan rejeki yang aku miliki, mereka jauh lebih banyak dari masalah yang aku alami saat ini. Hidup penuh warna, pencapaian, petualangan yang bahkan tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Aku begitu sibuk memikirkan kegagalan dan terjebak di masa lalu. Menyalahkan diri sendiri hingga tidak ingat bahwa segalanya sudah terjadi dan aku harus move on. Harus berbesar hati untuk menerima kenyataan. Menikmati waktu dan apapun yang ada di depanku tanpa berharap seandainya aku bisa mengubah masa lalu. Aku bukan kegagalan. Kegagalan atau masa lalu tidak bisa menentukan siapa diriku sebenarnya. Tapi caraku untuk bangkit, berani mencoba lagi, dan mampu melihat masalah yang aku hadapi sekarang sebagai pelajaran dan tantangan itulah yang mendefinisikan siapa dirimu sebenarnya. Aku tahu aku bisa. Seperti yang sudah-sudah, butuh berkali-kali untuk mencoba sesuatu hingga akhirnya kita mengerti. Begitulah proses hidup. Selalu melatih kita utuk menjadi versi terbaik diri sendiri. Suatu hari nanti aku ingin terbangun dan melakukan hal besar dan kreatif

237

yang berdampak positif bagi orang banyak. Aku ingin menyampaikan cerita yang dikemas dengan kreatifitas tinggi dan harapanku hal ini bisa menginspirasi seseorang.

Sekali lagi hidup mengingatkanku untuk menerima sesuatu yang terjadi di luar kuasaku dengan penuh keikhlasan dan berbesar hati untuk melepaskan. Mungkin segala keterlambatan, kegagalan, pintu yang tertutup, hal yang terjadi di luar keinginan kita sebenarnya malah mengarahkan kita untuk sesuatu yang lebih baik. Menyelamatkan kita dari hal buruk yang tidak kita inginkan. Mungkin saat ini kita tidak bisa melihat alasan atau sisi positifnya, tidak bisa menghubungkan satu titik ke titik yang lain. Suatu hari nanti aku pasti bisa melihat ke belakang dan memahami kenapa aku tidak bisa mendapatkan sesuatu yang aku inginkan. Kenapa aku harus mengetuk ratusan pintu hingga akhirnya aku dapat membuka satu pintu yang paling benar – mengantarku pada kesempatan yang paling aku butuhkan. Kenapa aku harus sabar dan percaya pada rencana Tuhan. Bermimpi atau menginginkan sesuatu dalam hidup itu seperti layaknya duduk di sebuah restoran. Kita datang, duduk, kemudian menyampaikan kepada sang pelayan tentang makanan yang kita inginkan. Pedas, asin, apapun itu kita harus detil dan percaya bahwa sang koki akan menyuguhkan makanan yang terbaik. Lantas sang pelayan akan menyampaikan pesanan kita pada sang koki. Mungkin Tuhan sedang memasak sesuatu yang spesial untukku. Dan masakan spesial itu butuh waktu. Aku tidak bisa memburu-buru proses masaknya atau mengatakan pada pelayan untuk menghidangkan makananku sekarang juga, karena hasilnya nanti tidak enak. Mau yang cepat? Makan mie instan aja. Mau menyantap hidangan spesial sekelas restoran Michelin bintang tiga? Sabar dan terus

238

berusaha. Toh kita tidak sedang berlomba dengan siapapun. Tidak perlu membuktikan apa-apa pada orang lain. Kadang kita terlalu sibuk memikirkan pendapat orang lain, takut ketinggalan dan tidak diterima. Kenyataannya orang lain itu bahkan tidak peduli, tidak pernah memikirkan kita. Ada kalanya menjadi positif itu susah luar biasa. Rasanya seperti seluruh dunia melawan kita. Namun satu hal yang harus diingat, tidak ada yang abadi di dunia ini. Perasaan ini akan segera berlalu dan tidak lama lagi matahari akan kembali bersinar. Hari baik pasti akan datang. Cepat atau lambat kita akan sampai di tempat tujuan. Pernah dengar bahwa jalan yang penuh rintangan seringkali akan membawa kita pada tempat yang indah? Aku pun memilih melihat pengalaman ini sebagai pelajaran dan cara Tuhan mengarahkanku pada sesuatu yang lebih. Pada hidangan spesial yang mungkin akan memakan waktu lama untuk memasaknya tapi aku tahu semuanya akan berharga. Ada banyak hal yang tidak bisa aku kontrol dalam hidup, tapi juga aku punya kekuatan penuh dan bisa mengontrol bagaimana aku menghadapi sesuatu. Caraku menghadapi sesuatu itulah yang mendefinisikan diriku sebenarnya. Apa aku akan menyerah? Atau sebaliknya tetap berjuang bahkan setelah puluhan pintu tertutup rapat? Apa aku akan mengikuti jalan orang lain? Atau menciptakan jalanku sendiri? Yang entah akan mengantarkan ke mana namun aku yakin ada tempat yang indah di luar sana. Aku pun memutuskan untuk tetap berjuang. Mencoba kembali. Mengambil satu langkah kecil itulah yang perlu aku lakukan dan aku tidak lagi berdiri di tempat yang sama. Tidak merasa terjebak atau takut namun punya semangat dan motivasi lebih untuk berjuang. Dalam hari-hari terberat di mana menjadi positif terlihat sulit bahkan nyaris mustahil untuk bangkit lagi, aku selalu mengingatkan diriku tidak apa-apa untuk

239

merasa sedih dan kecewa hari ini. Menangislah kalau perlu, asal sehabis itu kita mengambil langkah kecil dan berkomitmen untuk tetap maju tidak peduli seberapa berat. Kalau di masa lalu kita pernah mengalami serangkaian masalah atau tantangan besar dan berhasil melewatinya, maka sekarang kita pun bisa melewatinya lagi dan lagi dan lagi. Aku mencoba memandang hidup layaknya cerminan diriku sendiri. Seseorang yang mencoba untuk menerka jalannya. Ia tidak sempurna tapi ia juga berani, tahan banting, punya goal dan konsisten mengejar mimpi. Ia mencintai cara hidup bekerja meski kadang penuh lika-liku. Kita bisa memilih untuk marah dan tidak bahagia atau sebaliknya memilih berdamai dan berbesar hati untuk menerima kenyataan. Bersyukurlah akan apapun yang sudah berlalu, apapun yang masih tinggal bersama kita, dan apapun yang kita miliki saat ini. Pasrah dan berserah diri pada kehendakNya, mensyukuri bahkan hal terkecil seperti kesehatan, tempat tidur, bisa makan, punya kaki dan tangan. Karena ketika kita terlalu sibuk menyalahkan keadaan atau sesuatu yang tidak bisa kita kontrol, di luar sana ada banyak orang dengan kondisi yang lebih buruk tapi masih memilih untuk tersenyum, menerima apa adanya dan hidup penuh rasa syukur. Jadi kalau mereka bisa, kenapa kita tidak? Ingat bahwa tidak ada yang abadi. Perasaan yang kita rasakan sekarang, masalah yang sedang kita hadapi – seiring waktu, badai pun pasti berlalu dan matahari akan bersinar lagi. Aku tahu sekarang rasanya sulit untuk bangkit tapi bersabarlah. Kau tidak berkompetisi dengan siapapun, tidak perlu buru-buru. Ketika nanti kau merasa baikan, ambil selangkah demi selangkah tidak peduli sekecil apapun yang penting tetap maju. Progres sekecil apapun tetap saja progres, jauh lebih

240

baik daripada tidak berusaha sama sekali. Kau tidak akan pernah mengira seberapa jauh kau bisa melangkah kalau kau tidak pernah berhenti mencoba. Kau bisa kecewa, patah hati, sedih, dan berantakan tapi kau juga masih bisa kuat dalam waktu bersamaan. Ketika kepala kita menyentuh bantal malam ini, jangan lupa untuk mengingatkan diri sendiri bahwa hari ini kita sudah berusaha sebaik mungkin. Kita tumbuh setiap hari pada kecepatan masing-masing. Setiap orang punya cerita dan perjalanannya sendiri-sendiri. Bersabarlah dan ingat, hal besar tercapai tidak dalam waktu bersamaan tapi selangkah demi selangkah. Yang aku pelajari dari petualangan besar ini adalah persepsi kita tentang hidup menciptakan keyakinan. Keyakinan bagaimana hidup itu semestinya, dst. Dari keyakinan tersebut menciptakan serangkaian perilaku. Perilaku atau bagaimana kita menjalani hidup inilah yang kemudian menghasilkan pengalaman. Hidup mencoba mengajarkanku untuk bersabar. Kita tidak bisa selalu mengontrol apa yang terjadi di sekitar kita dan tidak apa-apa untuk menjalani hidup yang mungkin orang lain tidak akan pernah mengerti. Setelah beberapa kali menghubungi editor-editor majalah sambil terus memperbaiki tulisan, akhirnya makin banyak majalah yang memuat tulisanku. Aku mulai menghasilkan uang lagi, bahkan mendapatkan pekerjaan impian di industri musik. Meninggalkan Phnom Penh setelah berjuang melalui hari-hari sulit ketika uang di tabungan kurang dari USD 10, aku bersyukur akan segala kekuatan dan rezeki yang Tuhan berikan. Aku tidak pernah menyangka bisa jadi sekuat dan sesabar ini, namun begitulah hidup selalu punya caranya sendiri untuk mendukung dan membantu kita.

241

Kalau kamu ingin jalan-jalan dan sedang mencari destinasi wisata yang murah, aman, dengan moda transportasi yang nyaman – maka Vietnam dan Kamboja adalah dua negara yang harus kamu kunjungi. Setiap kota begitu berbeda dengan karakteristiknya masing-masing. Da Lat yang dikelilingi pegunungan. Nha Trang yang mengingatkanku akan Miami karena pantai dan bangunan hotelnya. Hoi An yang begitu romantis dan penuh warna. Lalu tentu saja Ho Chi Minh City yang ramai. Sudah beberapa kali mengunjungi Vietnam dan Kamboja seorang diri, tidak sekalipun aku mengalami pengalaman buruk. Justru ke dua negara tersebut mengajarkanku untuk semakin bersyukur dan rendah hati. Entahlah, ada sesuatu yang berbeda dan ajaib dengan jalan-jalan keliling Asia Tenggara. Orang-orangnya yang baik hati dan murah senyum, budaya dan sejarahnya yang kaya, belum lagi makanannya yang enak. Di manapun di Asia Tenggara, tanpa ragu, adalah tempat favoritku di dunia. Kembali ke Bangkok kali ini tanpa Chanapha dan Shiv, aku menyewa apartment dan pelan-pelan mulai berkarya lagi. Mulai dari artikel tentang perjalanan dan gaya hidup untuk majalah, menulis buku, hingga membuat podcast sendiri. Setiap hari terbangun aku selalu menanyakan pertanyaan yang sama; bagaimana aku bisa berkarya lebih baik lagi? Bagaimana aku bisa membuat perubahan kecil dengan kemampuan yang aku punya untuk orang lain? Apa yang bisa aku lakukan hari ini untuk mencapai tempat atau tujuan yang aku inginkan? Bagaimana aku bisa memberi dan membantu orang lain?

242

Di minggu pertama aku berhasil menyusun buku perjalananku ke Bhutan. Aku yang belum pernah merilis buku hanya ingin meletakkan karyaku di luar sana. Setelah beberapa hari menyusun gambar dan mengedit sana-sini, aku memutuskan untuk menerbitkan buku dengan jalan indie. Aku pikir kalau aku terus menunggu waktu yang tepat, maka waktu itu tidak akan pernah datang. Bagiku, yang penting aku sudah mencoba. Walau hasilnya tidak sempurna, kemajuanku kelihatannya lamban, tapi kita akan belajar banyak seiring waktu dan proses. Aku belajar bagaimana untuk mempromosikan bukuku dengan anggaran kecil. Bagaimana kedepannya aku bisa menulis dan mengambil gambar lebih baik lagi. Bagaimana menjangkau lebih banyak pembaca. Bahwa tidak apa-apa untuk membuat kesalahan, dan kalau kita tidak berhasil pada kali pertama maka ingatlah JK Rowling atau penulis besar lainnya. Kita sudah menang besar di waktu kita memutuskan untuk mencoba. Dan pada akhirnya aku hanya ingin berkarya, memberi…dengan harapan bisa menginspirasi seseorang di luar sana. Aku tahu perjalananku ke Bhutan akan mengubah hidupku. Aku tahu menerbitkan majalah dan buku ini akan membukakan banyak pintu dan kesempatan besar. Seperti blog yang aku mulai 7 tahun lalu ketika aku baru pindah ke Malaysia. Misiku cukup sederhana; aku hanya ingin menaruh foto-foto dan menulis perjalananku di internet supaya suatu hari nanti ketika aku ada masalah atau tidak sebahagia biasanya, aku bisa mengunjungi blog pribadiku dan sadar betapa beruntungnya diriku untuk bisa berjalan sejauh ini. Jika suatu hari nanti aku menikah dan punya anak, aku ingin mereka melihat perjalananku sebagai perempuan muda yang berani bermimpi besar. Berawal dari blog kecil, aku bisa melihat dunia bahkan mendapatkan kesempatan besar yang tidak pernah

243

kubayangkan sebelumnya. Aku belajar untuk percaya pada kisahku sendiri. Untuk selalu berkarya, melakukan hal yang aku suka dengan hatiku. Buku pertamaku memang tidak sukses, tapi buku itu juga turut membuktikanku bahwa tidak ada yang mustahil dan memotivasiku untuk mencoba lagi. Kali ini aku memutuskan untuk memproduksi podcast sendiri dengan tema pengembangan diri. Berawal dari hobi mendengarkan podcast dan kerap kangen siaran radio, sudah lama sebenarnya aku ingin membuat podcast. Aku pikir di zaman semaju sekarang ini, aku tidak perlu menunggu hingga seseorang menawarkanku kesempatan untuk siaran atau membawakan podcast. Aku bisa mulai sendiri, apalagi dengan kemajuan teknologi dan banyaknya platform kreatif di luar sana yang memberikan siapapun kebebasan dan kemudahan dalam berkarya. Memproduksi podcast pun sekarang semudah mengunduh aplikasi lewat handphone atau laptop. Setelah merekam beberapa episode, aku memutuskan ternyata bikin podcast tidak sesulit atau seribet yang aku bayangkan. Aku bahkan tidak memiliki studio, mikrofon, atau peralatan canggih. Semuanya aku lakukan langsung di depan laptop dan ponsel pintar. Cukup bermodalkan niat, tema kreatif, kemauan untuk belajar dan melakukan riset lalu keberanian menekan tombol rekam. Setelah selesai rekaman, kita bisa langsung menerbitkan hasilnya dan berbagi episode podcast di seluruh media sosial. Goal utamanya bukan tentang siapa atau berapa orang yang akan mendengarkan, tapi aku hanya ingin melatih kemampuan bicara dalam bahasa Inggris. Aku ingin belajar bagaimana menulis naskah, melakukan riset, hingga mewawancarai seorang. Pura-pura menjadi produser sekaligus pembawa acara. Sama seperti proses mendalami fotografi, pole dance, menulis, atau hal lainnya

244

dalam hidup…butuh latihan dan persiapan untuk mencapai hasil yang terbaik. Demikian pula dengan membuat podcast. Walau saat ini hanya proyek iseng-iseng, aku menikmati setiap proses mulai dari menentukan tema, menulis naskah, hingga menemukan orang yang tepat untuk diwawancarai. Setiap episode tidak hanya menunjukkan progres tapi juga membuktikan sejauh apa pola pikir berkembang bisa membawa kita. Suatu kemampuan itu bisa dipelajari lewat dedikasi, ketekunan, dan kerja keras. Asalkan ada niat dan mau berusaha.

Kadang aku pikir aku terjebak dan hidupku tidak akan ke mana-mana, tapi sebenarnya itu tidak selalu benar. Perasaan stuck atau terjebak adalah bagian dari proses tumbuh berkembang, semua orang pasti pernah mengalaminya. Mungkin ada yang masih terjebak di masa lalu, susah ngelupain mantan, terjebak dalam pekerjaan yang kita tidak suka atau situasi hidup yang itu-itu saja. Merasa tidak membuat progres nyata dan berlari di tempat yang sama. Meski kadang kita merasa sudah berusaha sebaik mungkin namun ada kalanya pertumbuhan seseorang itu tidak bisa dilihat mata. Tidak terjadi dalam waktu semalam. Tidak peduli seberapa kecil, progres tetaplah progres. Salah satu alasan kenapa aku begitu kecewa karena aku mulai membangun ekspektasi yang tinggi dan mencoba mengontrol semuanya. Di situlah kadang hidup punya jalannya sendiri. Mengajarkanku untuk bersabar dan berserah diri. Percaya pada rencana Tuhan dan proses.

Layaknya menanam tumbuhan, kita tidak bisa langsung mengharapkan bisa panen buah keesokan harinya. Hidup itu proses. Hal apapun butuh proses. Sesederhana ingin minum kopi atau makan mie instan pun butuh proses.

245

Harus berdiri dulu, mulai merebus air kemudian dilanjutkan memasak mie instan sebelum bisa menyantapnya. Begitulah hidup. Kita semua pernah melalui proses dimulai dari belajar merangkak, berjalan, masuk taman kanak-kanak lalu sekolah dasar, dst. Seiring tumbuh besar, kita belajar kalau ingin sukses ya mesti mau berusaha. Kalau mau lulus ujian dengan nilai yang baik ya mesti belajar. Kalau ingin jadi penyanyi ya mesti banyak latihan vokal, demikian pula dengan cita-cita jadi penulis handal yang mesti mendedikasikan banyak waktu untuk membaca dan menulis. Sukses tidak terjadi dalam waktu semalam. Dimulai dari mimpi atau keinginan kemudian memulai lewat tindakan kecil dengan tekad, konsistensi, dan kemauan untuk selalu belajar dan menjadi lebih baik. Persiapan dan kebiasaan itulah yang lama-lama akan membangkitkan rasa percaya diri. Perlahan membawa kita dari satu kesempatan ke kesempatan lain yang pada akhirnya mengantar kita menuju kesuksesan. Dalam perjalanan menuju sukses, kita akan bertemu dengan banyaknya tantangan, kendala, jatuh bangun, suka duka, gagal, ditolak – yang lagi-lagi adalah sebuah bagian dari proses menuju sukses. Progres sekecil apapun tetaplah progres. Setiap kali merasa stuck atau tidak juga membuat progres, aku suka menanyakan diri sendiri apa saja yang sudah kulakukan? Apa yang bisa membuatku merasa lebih baik? Sebagai pecinta fotografi juga suka menulis dan latihan pole dance, aku biasanya akan mengambil kamera lalu jalan ke mana saja. Satu hari, satu gambar. Satu cerita. Satu artikel. Satu jam olahraga atau latihan pole dance bersama teman-temanku. Meski hanya progres kecil, namun setidaknya aku telah berbuat sesuatu. Aku tetap melangkah dan hal itu memberikanku perasaan yang lebih baik. Dimulai dari

246

konsistensi lama-lama akan menjadi kebiasaan. Yang awalnya hanya progres kecil pun lama-lama akan menjadi lebih baik, lebih besar. Membangkitkan rasa percaya diri dan keyakinan dengan kerja keras, kita bisa memindahkan gunung…menjadikan mimpi kenyataan.

Banyaknya tawaran di luar sana untuk cepat terkenal, cepat kaya, cepat punya badan bagus, atau cepat menguasai bahasa asing tentunya sangat menarik. Kalau bisa cepat atau ada jalan pintas, kenapa mesti susah-susah? Apalagi di jaman sekarang dengan besarnya media sosial. Ketika banyak orang terkesan hanya menunjukkan sisi baik dan glamor seakan hidup mereka sempurna. Hanya untuk mencari berapa banyak likes atau follower yang mengikuti akun media sosial mereka. Validasi. Semakin banyak follower atau orang yang menyukai postingan kita, semakin hal itu membuat kita makin percaya diri. Berapa banyak likes yang kita dapatkan seolah begitu penting. Kita akan kembali mengecek media sosial setiap lima menit hanya untuk mengecek berapa banyak likes atau follower baru. Sibuk memikirkan konten selanjutnya hingga kita lupa untuk menikmati momen indah yang ada di depan mata. Lupa untuk benar-benar menghabiskan waktu bersama orang terdekat. Belajar untuk mencintai proses nyatanya tidak mudah. Butuh kesabaran luar biasa dan kekuatan untuk tetap berdiri dan mencoba lagi meski sudah gagal berkali-kali. Lakukan apapun yang menakutkanmu. Aku rasa kuncinya ya harus berani. Berani mengambil resiko. Berani keluar dari zona nyaman. Berani melakukan hal yang sulit. Berani mendedikasikan waktu untuk belajar dan bereksplorasi. Sesuatu yang kita tahu tidak semua orang berani atau mau melakukan hal itu. Berpikiran terbuka dan

247

selalu penasaran. Mencintai hidup, melakukan apa yang kita suka dengan sepenuh hati. Aku ingat sekitar sepuluh tahun lalu jauh sebelum ada internet dan media sosial, aku suka pergi ke kantor pos untuk mengirimkan surat dan demo siaran ke televisi dan radio dalam dan luar negeri. Aku bahkan memberanikan diri untuk mampir ke stasiun radio dan memperkenalkan diri pada siapapun yang aku temui di sana. Pastinya tidak mudah dan menakutkan untuk melakukan hal itu, apalagi kalau sudah membayangkan ditolak rasanya ingin menyerah saja. Tapi orang-orang ini tidak tahu siapa aku dan untuk mendapatkan perhatian mereka, aku harus mengetuk pintu lagi dan lagi hingga aku bisa membuka pintu yang paling tepat. Ada istilah jatuh tujuh kali dan berdiri delapan kali. Setiap kali aku gagal atau ditolak, aku selalu menantang diri sendiri untuk mencoba apapun yang menakutkanku. Mulai dari kirim email ke orang-orang dengan posisi penting di perusahaan impian, mengirimkan demo siaran, mencoba audisi…apapun yang menakutkan tanpa peduli apapun hasilnya. Aku percaya setiap usaha tidak akan pernah terbuang percuma. Seperti layaknya menabung, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Setiap kegagalan asalkan kita tetap belajar dan konsisten berusaha, maka suatu hari nanti mereka akan membawa kita ke tempat dan kesempatan yang lebih baik. Satu hal yang paling membantuku dalam pengembangan diri dan tetap fokus mencapai mimpi atau goal adalah kebiasaanku menulis sehari-hari. Menulis apa saja yang terjadi di hari itu. Mulai dari perasaan, mimpi, kekecewaan, ide, pertanyaan, goal, rasa syukur. Menulis membantu menjernihkan pikiran, tetap fokus dan positif. Percaya atau tidak, ada banyak mimpi yang menjadi kenyataan bermula dari pemikiran yang kemudian aku

248

tuliskan di buku harian atau laptop. Pekerjaan di industri hiburan dunia, tempat-tempat yang ingin kunjungi, segala pengalaman mulai dari safari di Afrika Selatan hingga naik gunung di Peru…semuanya berawal dari corat-coret di malam hari sebelum tidur. Setiap kali kau menemukan dirimu nyaris menyerah dan tidak lagi memiliki alasan untuk bertahan, ingatlah kau punya kekuatan untuk mengubah hidup dan jalan ceritamu. Cerita apa yang ingin kau sampaikan? Mulailah menulis. Jangan ragu untuk mengedit bahkan menghapus bagian dan orang-orang yang tidak lagi baik untukmu. Ingatlah siapa dirimu. Bahwa kau diciptakan di dunia ini dengan tujuan, kelebihan, kekurangan, kepribadian unik yang membuatmu spesial. Kau kuat. Kau penting dan kehadiranmu berarti. Kau lebih dari cukup. Kau punya kekuatan untuk menerangi dunia. Menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik lagi. Sebelum kau menyerah, jangan lupa bagaimana kau berhasil melangkah sejauh ini. Dengan kesabaran dan hati yang besar, kau telah melewati hari-hari sulit dan segala masalah. Banggalah dengan seberapa jauh kau sudah melangkah dan percaya bahwa kau akan melangkah lebih jauh lagi, terbang lebih tinggi lagi.

249

10 Menjadi Lebih Baik Lagi

Siapapun yang pernah sukses atau berhasil meraih sesuatu yang mereka impikan pasti pernah merasakan bagaimana mengatasi tantangan, rasa takut, kegagalan, dan kemunduran. Ketika orang lain mungkin akan menyerah bahkan sebelum mencoba, mereka tetap tekun dengan kepala tertunduk terus berusaha dan melangkah maju. Tidak peduli sesulit apapun tantangan yang mereka hadapi, pendapat orang lain, atau ketidakpastian di masa depan. Yang mereka tahu bagaimana caranya memaksimalkan waktu yang mereka punya sekarang untuk terus berusaha. Mereka sadar mereka tidak bisa mengontrol semuanya tapi dengan terus berusaha, bersabar, berpikiran terbuka…maka itu cukup untuk membawa mereka ke tempat yang mereka impikan.

Aku percaya dalam hidup itu kita tidak harus selamanya jadi A. Tapi kita bisa jadi B,C,D,E,F dan apapun yang kita impikan. Tak terbatas. Penata rias, musisi, penulis lagu, penari, fotografer, penyiar radio, orang tua, kakak, guru, murid. Kita bisa pagi kerja kantoran lantas malamnya main musik. Kebetulan aku juga punya banyak teman yang meski dari hari Senin hingga Jumat sibuk di kantor, tapi mereka selalu menyisihkan waktu untuk mengejar atau mendalami hal lain. Inilah salah satu hal yang menarik sekaligus indah dari hidup. Kita selalu bisa berevolusi. Jangan cepat puas dan hanya menaruh dirimu di satu kotak. Tapi bertransformasilah menjadi seseorang yang lebih baik. Hidup akan mulai berubah ketika kita memutuskan untuk berubah. Dan untuk mencapai sesuatu

250

yang kita tidak pernah miliki sebelumnya, kita harus berani mengambil resiko dan mencoba sesuatu di luar zona nyaman.

Daripada khawatir memikirkan bagaimana atau hal apa yang kita suka lakukan dalam hidup, mulailah berinvestasi pada diri sendiri. Berinvestasi pada sesuatu yang kau percaya. Hanya mereka yang berani berinvestasi, berani berkomitmen untuk berubah. Karena di momen kita memutuskan untuk berinvestasi pada diri sendiri, secara tidak langsung kita mengatakan pada diri sendiri bahwa kita serius. Kita tidak lagi hanya berpikir atau main-main, tapi kita benar-benar melakukan sesuatu. Kita menjadi pemimpin bukan lagi pengikut. Menyadari bahwa siapa kita di masa depan tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini. Kalaupun melewati naik-turun, suka-duka, dan kadang terbesit untuk menyerah – kita tahu setelah menaruh investasi yang sebegitu besar, mengorbankan begitu banyak waktu, rasanya tidak masuk akal untuk berhenti dan menyerah kalah. Pilihan menyerah itu sendiri tidak ada lagi. Yang ada hanyalah tetap maju. Dengan berinvestasi pada diri sendiri, kita akan mencoba untuk menjawab pertanyaan kenapa kita melakukan ini. Apa alasannya. Kenapa tidak boleh menyerah? Seberapa pentingkah mimpi ini untuk kita? Dan saat jawabannya begitu kuat, di situlah kita akan menemukan jalan. Membuat investasi besar adalah wujud rasa percaya pada hidup dan diri sendiri. Kita tidak tahu apa jalan yang kita ambil akan membawa kita pada kesuksesan atau kita malah gagal. Apakah semua ini akan berharga nantinya. Namun cara kita membangun diri sendiri dan tidak takut untuk berinvestasi jauh lebih kuat daripada hasil yang akan kita petik nantinya.

251

Dari kecil tumbuh bersama seorang ibu yang selalu memilih berinvestasi pada pengalaman dan ilmu pengetahuan ketimbang barang, aku pun belajar hadiah terbaik yang bisa kita berikan pada diri sendiri seringkali bukan benda berharga. Bukan tas bermerek atau sepatu edisi terbatas tapi pengalaman dan ilmu pengetahuan. Memanjakan diri sendiri tentu tidak ada salahnya, apalagi kalau kita mampu. Kenapa nggak? Toh hidup hanya sekali dan kita telah bekerja keras. Namun setelah beberapa kali memanjakan diri dengan membeli barang-barang, lama-lama aku menyadari sebenarnya aku tidak butuh semua itu. Ya memang rasanya keren pakai baju baru, tapi setelah dipakai berkali-kali lama-lama barangnya jadi tidak bagus lagi. Sementara ketika aku memutuskan untuk menghabiskan uang atau berinvestasi pada pengalaman, rasanya pengalaman dan ilmu yang didapat tidak saja berguna tapi pengalaman itu membekas lebih lama di ingatan. Membuat hidupku lebih berwarna dan berarti, makin kreatif dan percaya diri. Yang jelas semakin banyak kita berinvestasi pada diri sendiri, semakin besar pula hasil yang bisa dapatkan. Jenis investasi pada diri sendiri begitu beragam. Mulai dari mendaftarkan diri pada kursus atau mencoba sesuatu yang baru, belajar kelas online atau sekolah lagi, travel, olah raga, membaca buku, dsb. Dengan jaman dan teknologi yang memudahkan kita untuk mengakses setiap informasi lewat internet, tidak sulit lagi kini untuk belajar sesuatu yang baru. Ada yang mengharuskan kita untuk bayar, banyak juga yang gratis. Sekarang balik lagi niatnya. Sebesar apa kemauan kita untuk berkembang? Apakah kita mau mengorbankan jam nonton tv atau bermain media sosial demi fokus belajar? Buat yang suka menulis, investasi itu bisa dalam bentuk

252

ikutan kursus menulis, membaca buku sebanyak-banyaknya, dan komitmen juga dedikasi yang besar untuk konsisten menulis setidaknya satu halaman sehari. Sama halnya dengan mereka yang cinta bermusik. Investasinya mulai dari kursus piano, gitar, menyanyi, kemudian beli alat musik dan latihan setiap hari di rumah. Sekarang dengan begitu besarnya media sosial mempermudah tidak hanya musisi tapi juga orang kreatif atau pengusaha untuk mempromosikan karya dan bisnisnya. Mereka yang suka menyanyi dan menulis lagu, memiliki passion sebagai penata rias, atau punya ide brilian untuk membuka bisnis baru kini bisa berkarya kapan saja, di mana saja, lalu hasilnya bisa langsung dimasukkan ke media sosial. Sisi baiknya, ya di jaman serba instan ini semua tinggal satu klik saja. Mudah, efisien. Sisi buruknya, tidak ada jalan pintas. Tidak ada sukses dalam waktu semalam. Jaman boleh berubah, tapi beberapa prinsip hidup akan tetap sama. Kalau mau sukses, ya harus kerja keras. Harus mau bersabar dengan waktu dan mencintai proses ketimbang buru-buru mencapai destinasi. Sesuatu yang awalnya begitu sulit dicapai, harus melewati serangkaian rintangan, namun kalau kita bersungguh-sungguh dan tidak pantang menyerah maka kita bisa mencapai hasil yang kita impikan. Malah jauh lebih baik dan akan bertahan lama. Kalau kau ingin menjadi yang terbaik dan menjalani hidup yang kau impikan, kau harus berhenti bermain kecil dan berani untuk berinvestasi besar. Mengambil resiko dan setiap konsekuensinya. Tetaplah melangkah maju dan jadikan pola pikir berkembang, sikap yang positif, kebiasaan bersyukur, dan kerja keras sebagai pilihanmu sehari-hari. Mau belajar dari kesalahan, mendukung orang lain, fokus pada proses, menerima kekurangan, selalu

253

ingin memperbaiki diri, penasaran dan berpikiran terbuka. Ketika pola pikir tetap cenderung melihat suatu kegagalan sebagai titik akhir dan keterbatasan yang kita miliki sebagai sesuatu yang permanen dan tidak bisa diubah lagi, maka sebaliknya mereka yang punya pola pikir berkembang percaya bahwa kegagalan itu adalah pelajaran. Suatu kemampuan itu bisa dipelajari lewat dedikasi, ketekunan, dan kerja keras. Asalkan ada niat dan mau berusaha. Mereka melihat tantangan dan kegagalan dari sudut pandang yang berbeda. Menyerah tidak akan membawa kita ke mana-mana. Tetap berdiri di tempat yang sama, bahkan mundur. Siapa yang tahu mungkin kita sudah dekat atau tinggal beberapa langkah lagi?

Daripada menghabiskan waktu hanya dengan bermain, cobalah untuk belajar dan menciptakan sesuatu. Berkarya. Mungkin kau selalu ingin menginspirasi orang dengan musik, fotografi, atau apapun ide bisnismu. Percaya dengan kerja keras dan investasi pada diri sendiri dan orang lain, kita tidak akan pernah tahu bagaimana hidup dan alam semesta akan membayar segala usaha itu. Memberikan kesempatan besar yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Menjadikan mimpi kenyataan. Ingat dong hukum alam bahwa positif menarik positif dan kita selalu menarik orang atau sesuatu yang sebenarnya adalah cerminan diri kita sendiri. Jadi di momen kita memutuskan untuk fokus dan membangun diri sendiri, di situlah hidup juga punya cara yang unik membalas setiap pikiran, tindak tanduk, kerja keras termasuk investasi yang kita tanamkan tidak hanya pada diri sendiri namun juga orang lain.

254

Bagaimana berinvestasi pada orang lain? Mudah dan sederhana. Banyak berbagi dan berbuat baik. Apapun yang kau lalui hari ini, kau selalu punya pilihan untuk berbuat baik pada sesama. Kita tidak pernah tahu bagaimana kebaikan pada orang lain suatu saat nanti kelak akan membantu kita juga bahkan di waktu atau tempat yang tidak pernah kita kira. Ketika kita memberikan cinta, perhatian, segenap tenaga, mungkin uang dan benda lainnya kepada orang lain yang membutuhkan, di situlah kita benar-benar hidup. Salah satu hal terbaik dari menjadi manusia ya kemampuannya untuk memberi dan membantu orang lain. Lantas saat kita menerima ( menerima rejeki, kebaikan dari orang lain ) kita akan merasa benar-benar bersyukur dan menghargai segala kebaikan dan niat baik tersebut. Selain rasa percaya diri, hal lain yang menarik itu adalah kebaikan. Kebaikan pada sesama bisa membuat orang lain merasa nyaman. Menjadi orang dengan good vibes itu membuat karisma dan kepribadian seseorang jauh lebih menarik. Kita boleh berinvestasi pada orang lain tapi jangan sampai kehilangan diri sendiri. Ada kalanya kita terus memberi dan memberi lalu membiarkan orang lain mengambil keuntungan. Menyalahgunakan kebaikan kita. Hanya kita yang bisa mengajarkan orang lain bagaimana caranya memperlakukan diri kita sendiri. Saat kita terus mentoleransi orang yang memperlakukan kita semena-mena, di situlah mereka tidak akan berubah karena mereka berpikir kita tidak keberatan dengan sikap tersebut. Jangan takut untuk berkata tidak dan berani bersuara ketika kau merasa ada sesuatu yang tidak benar bahkan mengganggu ketenanganmu. Jangan diam saja hanya karena kau takut. Kau berhak melangkah pergi dan punya kekuatan penuh

255

untuk memutuskan dengan siapa saja kau ingin bergaul. Bagaimana orang lain memperlakukan kita, dan bagaimana pendapat mereka mempengaruhi pikiran kita. Semakin kita tahu sesuatu, semakin kita menyadari masih ada begitu banyak hal yang bisa dipelajari bahkan seumur hidup pun tidak akan cukup. Evolusi dan progres terkecil pun bisa menyemangati dan memotivasi kita untuk menjadi lebih baik dari yang kemarin. Kalau kemarin kita berhasil mempelajari dan mencapai sesuatu lantas kita pasti bisa melakukannya lagi hari ini. Dan besok. Besoknya lagi. Bayangkan sejauh apa pencapaian ini akan membawamu di masa depan. Bahkan kalau kau tidak tahu harus memulai dari mana, tidak masalah. Yang penting kau mulai sekarang dengan apapun yang kau punya. Kalaupun yang kau miliki sekarang hanyalah sebuah pensil, kertas, komputer, atau smartphone – jangan lupa bahwa setiap hari kita memiliki kebebasan untuk berkreasi tidak peduli sekecil apapun. Kebanyakan orang menginginkan sesuatu atau punya ide brilian tapi mereka tidak pernah memulai karena terlalu sibuk memikirkan bagaimana mewujudkannya, bagaimana memulai dan ratusan alasan lainnya. Ketika yang mereka butuhkan sebenarnya hanya mengambil aksi kecil setiap hari dengan apapun yang kita miliki. Kau bisa berkembang menjadi lebih baik berawal dari perubahan kecil. Perubahan selalu menciptakan momentum. Ketika kau memutuskan untuk merubah hidup dan pola pikir, meski pelan-pelan lama-lama akan menciptakan momentum. Lewat momentum yang kau bangun inilah kau bisa menyaksikan hidupmu menjelma jadi lebih baik dari sebelumnya. Kuncinya adalah konsistensi. Berawal dari pikiran kemudian menjadi kata-kata. Dari kata-kata lantas menjadi aksi. Mengambil aksi

256

walau sekecil apapun asal dilakukan setiap hari akan menghasilkan perubahan yang kalau terus menerus dilakukan akan menjadi kebiasaan. Dari kebiasaan inilah menjadi karakter dari kepribadian seseorang yang bisa menentukan seperti apa hidupnya ke depan. Apakah karaktermu pekerja keras? Gigih? Pemalas? Gampang menyerah? Transformasi dari baik menjadi lebih baik tidak terjadi dalam waktu sekali. Butuh usaha berulang kali. Jangan khawatir tentang faktor keberuntungan atau luck. Mereka akan datang ketika kita memutuskan untuk bekerja keras dan fokus menjadi lebih baik setiap hari. Ketika kita terus berusaha tanpa peduli berapa kali gagal karena kita hanya ingin belajar dan memberikan yang terbaik. Kita pasti akan mendapatkan apa yang kita inginkan asalkan kita tekun, konsisten, dan disiplin. Saat kita mulai berkomitmen terhadap sesuatu, kita akan berhenti khawatir tentang apa yang akan orang pikirkan tentang kita. Kita akan mulai berkarya, sibuk berkreativitas. Orang lain bebas berpendapat tapi satu-satunya yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki karya supaya lebih baik lagi. Kalaupun gagal dan masih tidak berhasil, kita tidak akan berlama-lama bersedih atau kecewa akan kegagalan. Kita akan merayakan hasil karya, menghargai setiap progres dan kerja keras meski nyatanya mereka masih jauh dari kesempurnaan. Pada tahun 2012 aku memutuskan untuk membuat blog pribadi dengan misi mempublikasikan gambar-gambar dan cerita dari setiap perjalananku. Saat itu aku baru saja pindah kerja ke Malaysia dan pelan-pelan aku mulai

257

mengambil gambar untuk mendokumentasikan apa saja yang sudah aku lakukan di sana. Memulai lembaran baru sendirian di negeri orang. Ada rasa takut dan ragu, tapi juga ada rasa optimis dan penasaran sejauh mana hidup akan membawaku. Untuk itu aku butuh sebuah tempat kreatif di mana aku bisa menuangkan segala ide, perasaan, pertanyaan, mimpi, mungkin seperti buku harian tapi bedanya ini bisa dibaca orang banyak. Awalnya aku tidak memiliki goal sama sekali tentang berapa banyak pembaca atau pengunjung harian yang membaca blog’ku. Misiku hanya satu; aku ingin menulis. Kalau aku bisa menginspirasi seseorang ya syukur, kalau pun tidak ada yang membaca blog ya sudah tidak apa-apa. Aku hanya ingin berkreasi, menantang diriku untuk jadi lebih kreatif, terbuka, dan jujur. Tentu saja pada awalnya tulisanku tidak bagus, kualitas foto juga seadanya banget. Namun dari situ aku mengingatkan diriku sendiri yang terpenting adalah komitmen dan konsistensi untuk muncul setiap hari mengejar mimpi dan menjadi lebih baik. Meski hanya lewat sebuah postingan blog yang singkat, atau video pendek. Yang penting menciptakan sesuatu. Bukan untuk orang lain, tapi pertama-tama diriku sendiri. Berawal dari blog kecil kemudian timbul rasa percaya diri untuk menulis artikel untuk majalah dan ide baru untuk menyampaikan cerita lewat fotografi dan video. Aku juga memberanikan diri untuk mewawancara orang-orang yang menginspirasiku dan perlahan membuat website baru dengan fokus pada dunia wanita. Dulu aku sempat bercita-cita menjadi editor majalah perjalanan karena aku pikir di situlah satu-satunya kesempatanku untuk keliling dunia. Sayangnya dalam dunia nyata tidak semua majalah perjalanan akan mengirimkan editornya keliling dunia. Seiring dunia digital mengambil alih dan membuat banyak majalah tutup, aku makin merasa harus menciptakan

258

sesuatu untuk perempuan. Tumbuh bersama perempuan-perempuan kuat, aku ingin menciptakan tempat kreatif untuk berbagi cerita dan mengangkat serta merayakan kaum perempuan. Walau masih jauh dari sukses, tapi seperti hal lainnya dalam hidup, aku menikmati setiap proses berkreasi dengan situs Her Happiness Project. Tanpa aku sadari seiring berjalannya waktu situs pribadiku membawaku ke lebih dari 40 negara. Membuatku makin penasaran tentang hidup, orang-orang, dan perbedaan budaya, juga makin mencintai fotografi. Aku pun memutuskan untuk membeli kamera baru dan bereksplorasi lebih jauh. Ada kebahagian dan kepuasaan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata ketika aku berhasil mengambil gambar dan menyampaikan cerita. Banyaknya foto yang kuambil dari segala penjuru dunia tersimpan rapi di dalam komputer, aku punya mimpi suatu hari nanti ingin menggelar pameran foto. Aku memang masih jauh dari yang namanya fotografer profesional yang karyanya sering kulihat di majalah atau internet, tapi ini justru memotivasiku untuk tetap semangat dan jujur dalam berkarya sambil menemukan gaya fotografiku sendiri. Aku senang sekaligus merasa bersyukur dalam sepuluh tahun terakhir ini punya kesempatan tidak saja melihat dunia, bertemu dengan orang baru, tapi juga membangun hobiku menyampaikan cerita lewat seni fotografi. Seiring waktu berjalan aku bisa melihat bagaimana foto-foto yang kuambil berevolusi. Pelan-pelan jadi jauh lebih baik. Sesekali aku akan mengirimkan beberapa foto ke komunitas seni, art gallery, majalah, bahkan café dengan tujuan memperkenalkan karyaku dan mengajak kerja sama jika memang ada kesempatan untuk berkolaborasi. Atau, kalau mereka tertarik mereka bisa memajang dan mempublikasikan foto-foto itu. Awalnya tentu aku tidak yakin dengan ide

259

ini. Takut ditolak, takut dianggap sebelah mata, takut dianggap karyaku tidak cukup baik. Namun kalau aku tidak mencoba aku tidak akan pernah tahu sejauh mana aku bisa melangkah. Aku tidak akan pernah tahu kesempatan besar apa saja yang menanti di luar sana. Yang namanya gagal atau ditolak pasti nggak enak, tapi aku juga banyak menyaksikan bagaimana kegagalan malah membawaku ke tempat yang lebih baik. Dari mulai mendapatkan pekerjaan impian di Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, segala kesempatan besar yang tidak pernah kubayangkan hingga melihat karyaku dipublikasikan di banyak majalah besar. Membuktikan lagi dan lagi apa yang kelihatannya tidak mungkin atau jauh di luar dugaan bisa saja menjadi kenyataan. Dan sebelum kau berpikir untuk menyerah, pikirkan lagi alasan kenapa kau memulai semua ini. Pikirkan apa tujuan hidupmu. Pesan apa yang kau ingin sampaikan kepada dunia. Alasan utama kenapa kau ingin melakukan hal-hal yang kau pikir penting dalam hidup. Alasan kenapa kau tidak boleh menyerah begitu saja. Bagiku, menemukan tujuan hidup itu penting. Menyadari betapa beruntungnya diriku bisa berjalan sejauh ini – mengalami banyak hal indah dalam hidup – aku ingin berbagi dan menginspirasi orang. Setiap hari aku terbangun dengan pertanyaan yang sama, bagaimana caranya aku bisa berkreasi lebih baik lagi. Bagaimana caranya aku dapat memberikan sesuatu yang positif dan melayani orang di luar sana. Hidup begitu baik menjadikan mimpiku kenyataan. Mengantarkanku pada kesempatan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Membukakan jalan saat aku nyaris menyerah. Tapi aku juga tahu di luar sana ada banyak orang yang tidak memiliki akses atau kesempatan. Lantas bagaimana caranya dengan apa yang aku miliki aku dapat membuat hidup mereka lebih baik? Tentu aku tidak bisa

260

menolong semuanya, tidak dapat mengubah dunia dalam waktu semalam. Namun aku selalu percaya dengan jujur dalam berkarya, konsistensi dan niat yang baik, Tuhan pun pasti memberikan jalan. Dalam perjalananku keliling Eropa aku sempat menanyakan pada diri sendiri kenapa kita hidup. Apa yang aku dapat dari traveling. Jujur aku masih mencari jawabannya tapi menurutku kita hidup untuk bereksperimen, tumbuh, dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Hidup itu proses, pelajaran, sebuah misi untuk menemukan siapa diri kita sesungguhnya. Apa saja yang bisa membuat kita bahagia, bagaimana caranya kita bisa menjadi lebih baik dari kemarin dan kalau dengan apa yang kita miliki dapat membantu sesama dan menjadikan sekitar kita lebih baik…maka aku pikir itu lebih dari cukup. Aku ingin memberikan cinta dan berbuat baik. Membuka pintu dan jalan sebagaimana hidup dan banyak orang sudah berbaik hati membukakan pintu untukku. Aku ingin mendukung dan menyalakan terang bagi orang lain untuk tetap bersinar, seperti teman-temanku yang percaya dan tidak pernah lelah mendukungku dari hari pertama. Sadar betapa beruntungnya diriku, aku bisa membayangkan pasti banyak orang di luar sana yang sedang mengalami masalah atau punya mimpi tapi tidak tahu bagaimana cara mewujudkannya. Mereka mulai meragukan diri sendiri, mungkin merasa bingung, kesepian, tidak cukup baik, dan nyaris menyerah. Aku pernah bahkan sering berada dalam posisi itu. Kadang merasa mimpiku terlalu besar dan tidak masuk akal. Belum-belum ingin menyerah saja kalau membayangkan jalan ke sana penuh cobaan dan tidak selalu lurus atau mudah. Apalagi kalau teringat akan kompetisi besar dengan orang lain. Nyatanya, ada banyak orang yang lebih pandai, lebih berbakat, lebih pekerja keras daripada kita. Mereka yang lulus dari universitas

261

ternama lah, pengalamannya lebih besar lah, dst. Berita baiknya, hidup menyediakan lebih dari cukup rejeki dan kesempatan bagi setiap orang. Selalu ada sesuatu untuk seseorang. Sekarang yang harus kita lakukan adalah fokus membangun diri sendiri. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Jangan terlalu memikirkan kompetisi, masa depan, maupun apa yang orang lain pikirkan tentang kita karena hal ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Mengkhawatirkan bagaimana caranya mendapatkan suatu kesempatan atau mencoba mengontrol segalanya hanya akan menimbulkan stres yang ujungnya cuma merenggut kebahagiaan kita. Cara untuk melepaskan kebiasaan overthinking, khawatir, dan membangun rasa percaya diri adalah dengan banyak pasrah dan menerima kenyataan bahwa sebagai manusia, kita tidak bisa selalu mengontrol apa yang terjadi dalam hidup. Kalau kita bisa berlatih untuk menyadari dan menerima sekecil apa kendali yang sebenarnya kita miliki dalam hidup, kita akan menemukan energi dan waktu lebih untuk melakukan hal-hal apa saja yang bisa kita kontrol. Kepercayaan diri pun akan perlahan tumbuh. Kita tahu rasa khawatir hanya akan membuat kita makin negatif dan mencuri rasa tenang dan kebahagiaan. Khawatir tidak hanya mengakibatkan stres dan takut dalam jangka waktu pendek, tapi juga ketidakpercayaan diri dalam jangka panjang. Ketika kita khawatir, rasa khawatir itu seperti melatih pemikiran kita untuk percaya bahwa segala rasa khawatir dan kemungkinan buruk yang kita pikirkan adalah nyata dan akan menjadi kenyataan. Kita menjadi gugup, gelisah, dan ketakutan dalam jangka panjang. Saat kita terus-terusan gugup dan gelisah, mustahil rasanya untuk merasa percaya diri dan positif.

262

Kalau kau ingin menjadi percaya diri, maka berhentilah khawatir akan hidup atau hal-hal yang tidak kau miliki saat ini. Dan mulailah mengerjakan sesuatu yang bisa kau kendalikan. Sebuah tanggung jawab yang kau miliki dalam hidup. Berani untuk menerima ketidaksempurnaan, ketidakpastian, dan kegagalan. Bukan sebagai musuh, tapi sebagai pelajaran dan motivasi. Ketika kita berhenti melawan ketidaksempurnaan dan belajar untuk menerimanya, maka rasa percaya diri pun akan muncul. Fokus tentang apa saja yang kau bisa lakukan sekarang. Fokus pada perkembangan. Proses. Bagaimana membangun kebiasaan baru, mengambil langkah nyata tidak peduli sekecil apapun itu, dan tetap berpikiran positif. Lalu percaya hidup akan membayar segala kerja keras dan keyakinan kita dengan membuka jalan pada kesempatan yang kita impikan. Mungkin apa yang kita dapatkan tidak selalu sama dengan apa yang kita inginkan, tapi percaya Tuhan pasti punya rencana yang terbaik. Kalau ada kemauan, pasti ada jalan. Kalau kau yakin kau bisa menjadikan mimpimu kenyataan, maka teruslah melangkah. Keberanian itu adalah berbesar hati menerima rasa takut tapi tetap berani melangkah dan berusaha. Hanya mereka yang berani berusaha, tidak takut mengambil resiko, dan terus melangkah bisa mengetahui seberapa jauh seseorang bisa melangkah.

Sebagai manusia, kita selalu mencari jawaban, arti, dan cara untuk memahami hidup dan segala sesuatu yang sedang kita lalui. Kita selalu ingin tahu, ingin merasakan, dan menemukan siapa diri kita dan ke mana hidup akan membawa kita selanjutnya. Tidak selalu tahu jawabannya, kita sering melihat ke masa lalu dengan harapan kita dapat mempelajari sesuatu atau setidaknya menemukan harapan

263

dan sedikit petunjuk. Terlalu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di masa depan, kita seakan lupa untuk menikmati apa yang kita punya sekarang. Hidup yang sedang terjadi di depan mata di detik kita masih bisa bernafas. Terlepas dari masalah yang kita miliki, rasa takut, khawatir, pikiran yang negatif, dan keraguan akan sesuatu yang belum tentu akan terjadi, bagaimana kalau saat ini juga kita memutuskan untuk tersenyum, berbesar hati, dan merayakan hidup? Menerima bahwa it’s okay kita tidak memiliki segalanya. Tidak selalu bahagia dan kuat. Jauh dari sempurna. Tidak tahu ke mana hidup akan membawa kita besok. Toh hidup itu adalah proses. Ada masanya berantakan, indah, tenang. Hari ini di atas, besok di bawah. Ada hari-hari di mana kita tidak seratus persen paham apa yang hidup coba ajarkan pada kita. Bingung, takut, kesepian, stuck. Bangkit dari tempat tidur pun untuk menghadapi hidup rasanya sulit bukan main. It’s okay untuk menekan tombol pause dan beristirahat sejenak. Bahkan kalau hari ini kau merasa tidak ingin melakukan apapun, maka ambillah waktu yang kau butuhkan untuk sembuh dan memulai kembali. Hidup memang tidak selalu sempurna namun kita selalu bisa memaksimalkan hidup dengan melakukan hal yang berarti. Waktu yang kita miliki sekarang adalah kekuatan kita yang sebenarnya. Bukan di masa lalu atau masa depan. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, namun apa yang kita lakukan sekarang bisa menentukan masa depan. Dan di akhir hari, seberapa besar kepercayaan yang kita miliki pada hidup itu kelak membuahkan hasil. Berani bermimpi dan seiring berjalannya waktu dengan segala ketekunan, bakat, dan konsistensi akhirnya kita bisa menyaksikan mimpi itu jadi kenyataan. Kita hanya butuh untuk memulai. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah sebuah ide itu bagus hanya dengan menguji dan terus mengerjakannya. Kau akan

264

belajar sesuatu lebih banyak dalam satu jam mengerjakan mimpimu ketimbang hanya memikirkannya dan tidak pernah mengambil aksi apapun. Jadi, ambillah langkah sekarang juga. Kerjakan sesuatu. Buat sesuatu. Jual sesuatu. Belajar sesuatu untuk dirimu sendiri. Hindari untuk membangun ekspektasi yang terlalu tinggi untuk menghindari kekecewaan. Ketika sesuatu hancur berantakan atau tidak terjadi sesuai rencana atau yang kita inginkan, lebih mudah rasanya untuk menjadi negatif ketimbang tetap positif. Lalu kita akan mulai berpikiran buruk, mengatakan pada diri sendiri serangkaian kata-kata negatif karena nyatanya tidak mudah untuk selalu menjadi positif dan kuat. Namanya juga manusia. Apalagi setelah menghadapi kegagalan atau ditolak. Ingatkan dirimu sendiri bahwa tidak ada yang salah dengan bersedih tapi jangan lama-lama. Dan cara kita bicara dengan sendiri itu sendiri penting. Tidak ada yang bisa mengeluarkan kita dari lubang negatif kecuali kita mulai mengubah cara pikir dan bicara dengan diri sendiri. Mengubah kata-kata dan pemikiran negatif jadi positif. Jangan lupa untuk berbuat baik pada diri sendiri. Ingatkan dirimu setiap hari bahwa kau kuat, kau baik, kau cukup…selalu cukup, kau berarti, dan kau bisa melalui semua ini. Kita memang tidak bisa mengontrol bagaimana hidup memperlakukan kita, tapi kita selalu bisa mengontrol bagaimana cara kita memperlakukan diri sendiri. Semakin sedikit kita mengontrol sesuatu dan semakin banyak kita memaksimalkan apa yang bisa kita lakukan, maka semakin kita menemukan rasa damai dan kemudahan dalam terus melangkah juga menerima apa yang terjadi dalam hidup. Ketika kita mau berbesar hati menerima apa yang hidup telah berikan untuk kita dengan penuh rasa

265

syukur, kita sadar bahwa semua ini hanya bersifat sementara dan suatu hari nanti kita pasti bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kau bisa mencintai dirimu sepenuhnya maka kau juga bisa mengubah hidup di sekitarmu. Pikirkan tentang waktu di mana kita khawatir dan resah akan sesuatu yang belum tentu terjadi. Kita sadar perasaan khawatir, takut, overthinking tidak akan membawa kita ke mana-mana. Hanya buang-buang energi dan mencuri kebahagiaan. Kita mencoba mengontrol sesuatu karena menginginkan sebuah kepastian. Kita menginginkan kepastian dalam hidup karena mencari keamanan dan stabilitas. Dengan keamanan dan stabilitias, kita mengharapkan keabadian. Tapi dalam hidup, tidak ada yang abadi. Semuanya hanya bersifat sementara. Yang tadinya miskin, bisa jadi kaya raya. Yang tadinya bergelimang harta bisa kehilangan semuanya. Yang muda pun jadi tua dan meninggal dunia. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Kadang dengan pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu seringkali membuat kita takut hal serupa akan terjadi lagi di masa depan. Untuk mengantisipasi kekecewaan, patah hati, kegagalan, atau jatuh lagi di lubang yang sama kita pun mulai membangun segala ekspektasi. Ketika kita membangun ekspektasi negatif tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan, itu karena kita memfokuskan pikiran pada bagaimana sesuatu akan berjalan dengan salah ketimbang benar. Kita tidak percaya ada sesuatu yang lebih baik menanti di masa depan. Bahkan saat ada hal baik terjadi di depan mata contohnya kita mendapatkan pekerjaan, beasiswa, kesempatan yang sudah lama kita inginkan atau kencan pertama berjalan dengan sukses, ada sesuatu di kepala kita yang mencoba mengingatkan untuk waspada. Untuk jangan terlalu

266

senang, jangan banyak berharap. Seakan kita tidak benar-benar percaya bahwa sesuatu yang baik itu bisa terjadi dengan mudah, cepat, dan punya jalannya untuk menemukan kita. Bahwa hidup mencintai kita dan kita pun berhak untuk mendapatkan hal yang indah. Dengan membangun ekspektasi tertentu dan mengatakan pada diri sendiri serangkaian kata negatif seolah adalah cara kita untuk menjaga diri dari kekecewaan. Biar kalau jatuh ya nggak sakit-sakit banget. Dengan tidak adanya keyakinan pada diri sendiri, hidup, atau rencana Tuhan maka mustahil pula untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Pikiran kita itu layaknya senjata. Dengan pola pikir yang positif akan menarik hal-hal yang positif pula. Sebaliknya pola pikir yang negatif hanya menarik hal negatif dan perlahan hanya akan merenggut kebahagiaan. Pernah mengalami kencan dengan seseorang yang kita suka dan walaupun kencan pertama sebenarnya berjalan lancar, kita tetap nggak percaya diri. Ketika sampai di rumah lagi-lagi kita mengatakan hal yang sama. Yah, nggak mungkinlah dia suka sama aku. Aku kan nggak cantik. Nggak menarik. Ujung-ujungnya juga patah hati lagi. And guess what? Dia pun nggak pernah menghubungi kita lagi. Kalau hari itu kita muncul dengan rasa percaya diri, menunjukkan versi terbaik kita, have fun, dan apapun yang terjadi kita tahu hidup kita akan baik-baik saja dengan atau tanpa si pria ini, ada kemungkinan besar kencan pertama bakalan sukses dan lanjut ke pertemuan berikutnya. Pernah juga suatu saat aku mendapatkan sebuah proyek menarik. Terbiasa melalui proses yang panjang, rumit, susah, dan banyaknya kegagalan di masa lalu membuatku curiga dengan proyek baru yang di luar dugaan begitu mudah dan cepat. Walau

267

senang, aku tetap mengatakan skenario yang sama di pikiranku. Ah nggak mungkin deh semudah ini. Nggak mungkin semuanya semulus ini. Pasti ujung-ujungnya nggak akan terjadi. Proyeknya akan gagal. Dan tebak apa yang terjadi? Hidup pun seolah mendengarkan dan mengambil kembali kesempatan menarik yang ada di depan mataku. Pihak penyelenggara memutuskan untuk membatalkan proyek karena satu dan banyak alasan. Dalam 48 jam aku menyaksikan sesuatu terjadi kemudian terselip lepas dari genggamanku. Dari situ aku belajar bermimpi besar boleh, tapi juga harus menjaga ekspektasi. Mengulang pemikiran negatif tidak akan membuat hidup kita jauh lebih baik, tidak akan menjaga kita dari rasa sakit ketika jatuh. Dan apapun yang sudah Tuhan gariskan untuk kita kelak akan menemukan jalannya. Rejeki tidak akan ke mana-mana. Lelah hidup dalam ketakutan dan gelisah setiap saat karena ingin mengontrol semuanya, aku memutuskan untuk melepaskan segala ekspektasi. Belajar untuk pasrah dan menerima keadaan apa adanya. Sebagai seseorang yang terbiasa aktif dan selalu melakukan sesuatu, aku kerap merasa kalau aku mengambil satu hari istirahat dan tidak melakukan apa-apa maka aku akan kehilangan segalanya. Terlambat sampai di garis akhir. Tapi sebenarnya persaingan dengan siapa? Untuk apa? Aku tidak perlu membuktikan apapun pada seseorang di luar sana. Yang paling penting adalah aku tidak berhenti hidup. Tidak berhenti berkreasi, menjelajahi tempat baru, bereksplorasi, menikmati hidup. Aku ingin selalu menjadi Kasia yang berani mengambil resiko dan mencoba hal baru. Aku ingin bertemu orang baru lagi dan membuka percakapan yang nyata. Aku ingin menginspirasi dan diinspirasi. Aku ingin ke luar sana dan merasakan berkah, cinta, dan keajaiban yang hidup tawarkan untukku. Tanpa rasa takut, gelisah, kekhawatiran yang tidak masuk akal.

268

Layaknya ketakutan itu cuma ilusi belaka. Aku ingin menggenggam tangan yang hidup ulurkan dan membiarkannya menuntunku. Menunjukkan segala kejutan yang belakangan ini banyak aku lewatkan. Sebab bagaimana jika di momen aku memutuskan untuk berserah diri dan hidup bebas tanpa rasa takut, di situlah hal besar akan menemukan jalan dan mewujudkan rupanya padaku. Bagaimana jika kesempatan yang sudah lama aku nantikan akhirnya datang juga, saat aku siap dan membuka diri? Ketika yang harus aku lakukan hanyalah duduk bersandar dan yakin Tuhan tahu cara terbaik untuk menjalankan pertunjukan. Hal baik bisa terjadi dengan mudah. Usaha, rasa sabar, dan sikap positif tetap perlu, tapi bukan berarti aku harus mencoba mengontrol semuanya dan menghukum diri sendiri dengan bekerja mati-matian hingga aku lupa hidup itu bukan cuma tentang bekerja. Tidak selamanya kita akan gagal. Tidak selamanya kita akan bertemu pria atau perempuan yang salah. Kita tidak boleh terjebak dalam satu pemikiran bahwa pengalaman buruk yang sudah terjadi di masa lalu itu bisa memprediksi hasil yang sama di masa depan. Berburuk sangka pada hidup ketika hidup mencoba menawarkan sesuatu yang baik di depan mata adalah bentuk kecil kita tidak percaya dan bersyukur sepenuhnya pada apa yang sudah Tuhan ciptakan untuk manusia. Saat hidup lancar dan mudah, nikmatilah. Saat hidup memberikan cobaan, belajar untuk tidak kecewa ketika sesuatu terjadi di luar rencana atau kehendak kita. Mencoba untuk beradaptasi dan memulai kembali. Butuh percobaan berulang kali hingga akhirnya kita bisa menguasai dan mendapatkan sesuatu. Sebagai manusia, kita memiliki kapasitas yang

269

besar untuk mengambil langkah dan beradaptasi. Ketika satu pintu tertutup rapat, kenyataannya masih ada pintu lain yang bisa kita buka. Dalam hidup saat sesuatu berjalan di luar rencana, sesungguhnya kita tidak pernah benar-benar terjebak. Kita selalu punya pilihan untuk menentukan rencana selanjutnya. Kala rencana A tidak berjalan sesuai yang kita harapkan, kita bisa pelan-pelan membuat rencana B. Kita memang tidak bisa mengontrol apa yang sudah terjadi tapi kita selalu punya kekuatan penuh untuk mengambil aksi selanjutnya. Pasti ada jalan lain. Satu hal, tidak perlu buru-buru. Hidup tidak seserius itu, kedamaian hati dan pikiranlah yang paling penting. Kapanpun kau siap membuka diri dan pikiran pada jalan alternative lainnya, hidup dan alam semesta siap menuntun kita untuk menerka jalan dan rencana selanjutnya. Berita baiknya? Kebanyakan rencana B malah jauh lebih baik dari rencana pertama kita. Jalani hidup dengan penuh tujuan. Cintai apa yang kita suka. Nikmati setiap detik dalam hidup. Kita tidak dilahirkan ke dunia ini hanya untuk membangun CV, kerja dari pagi hingga malam. Kita dilahirkan untuk tumbuh, menikmati hidup, dan berbagi. Tidak peduli apapun yang terjadi, selalu saja ada alasan untuk bersyukur. Dan seiring matahari tenggelam, esok kita punya kesempatan untuk memulai dan jadi lebih baik lagi. Jangan hanya mengejar kesuksesan atau terobsesi hanya pada hasil akhir. Tapi fokuslah untuk menjadi dan selalu memberikan yang terbaik, maka sukses pun akan mencari jalannya menemukan kita. Jangan fokus pada hasil akhir, tapi fokuslah pada proses. Kita tidak akan pernah bisa memanjat sebuah gunung kalau selalu melihat ke atas dan berhentilah menunggu kesempatan atau momen yang sempurna datang. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil langkah pertama. Kau bisa mengambil

270

langkah pertama dengan penuh harapan dan keyakinan. Perasaan ragu dan takut. Kau tidak harus selalu merencanakan segalanya. Kadang perjalanan terbaik itu adalah perjalanan yang tidak selalu direncanakan dari awal hingga akhir. Akan ada banyak kejutan, lika-liku, kendala, kadang juga perjalanannya jadi lebih lama dari apa yang kita kira. Tapi segala sesuatu yang terjadi sebenarnya mempersiapkan kita untuk bagian hidup selanjutnya. Jadi jangan khawatir dengan gunung besar yang ada di hadapanmu. Mulailah mengambil langkah karena dari situ kau akan menemukan jalanmu. Perubahan yang baik terjadi dimulai ketika kita memutuskan untuk memilih bahagia dengan apa yang kita punya sebagai prioritas utama. Dari situ tumbuhlah rasa tenang dan damai. Melangkah pun jadi jauh lebih ringan. Semakin kita mengutamakan rasa bahagia dan positif, semakin kita bisa memberi dan menginspirasi orang-orang di sekitar. Layaknya senyum dan tawa yang bisa menularkan energi positif. Ketika kita dalam keadaan tenang, maka rasa bahagia, damai, dan ide besar akan datang dengan sendirinya. Alam semesta pun akan turut mendukung dengan mengirimkan cinta, inspirasi, orang-orang baik yang akan mempermudah segalanya. Bahkan membukakan jalan pada apa yang kita inginkan dalam hidup. Mengambil aksi untuk menjadikan ide atau mimpi kenyataan pun tidak akan terasa berat atau susah. Karena kita tahu dalam proses ke sana kita tidak lagi menaruh fokus semata pada hasil akhir. Kita tidak terobsesi hanya pada kesuksesan tapi proses belajar. Bagaimana caranya kita bisa memberikan yang terbaik, menikmati setiap proses, dan have fun!

271

11 Menemukan Kekuatan Dalam Masa Sulit

Beberapa jam sebelum pergantian tahun baru, aku menerima panggilan telepon dari sahabatku Dian. “Haiii sayang…”ujarku begitu antusias. “Kas,…” Mendengar suara Dian yang parau, aku langsung tahu pasti ada sesuatu. Tidak lama kemudian tangis Dian pecah. Sesunggukan, ia mengatakan sudah beberapa minggu ini ibunya dirawat di rumah sakit. Sedih dan tidak tega melihat tante Tika tergolek lemah kesakitan, Dian mengaku tidak pernah setakut ini dalam hidupnya. Ia merasa dunianya hancur seketika harus menyaksikan orang tua satu-satunya kesakitan. Mengingatkannya kembali pada saat ia kehilangan ayah yang begitu dicintainya beberapa tahun silam. Tidak ada yang lebih penting lagi di dunia ini kecuali melihat ibunya cepat sembuh dan kembali ceria juga penuh energi seperti sedia kala. Mengalami masa sulit seperti ini, Dian tidak tahu lagi bagaimana caranya menemukan kekuatan dan harapan. Hidup setiap hari dalam ketidakpastian sambil menyaksikan orang yang paling dicintainya terbaring kesakitan. Kami sempat menyinggung betapa hidup jaman kuliah dulu jauh lebih mudah. Satu-satunya masalah terbesar hanya bagaimana lulus kelas Bu Dona. Lalu seusai kuliah biasanya kami akan karaokean, makan sushi, atau saat aku sering menginap di rumah Dian dan belajar membuat donat ( lima menit kemudian aku biasanya langsung menyerah ).

272

Di hari yang sama Mama juga mengirimkan pesan singkat tentang berita banjir besar di Jakarta. Rumah kami yang biasanya tidak pernah kena banjir pun, kali ini kemasukan air hingga mencapai betis. Untungnya Mama tidak sendiri di rumah. Keluargaku terjebak tidak bisa keluar komplek perumahan selama beberapa hari bahkan terpaksa tidur di atas meja makan karena tempat tidur dan sofa terendam air. Saat itu kebetulan aku sedang berada di Yangon, Myanmar. Duduk di dalam kereta api sambil mengamati penduduk lokal keluar masuk kereta api, berjualan makanan, mencari uang untuk menyambung hidup, ada juga yang bersenda gurau dan menikmati semilir angin…ada rasa damai, bahagia, dan syukur luar biasa memenuhi hatiku. Tahun 2019 bukan saja tahun penuh warna, petualangan, cinta, dan progres, tapi juga ada banyak suka duka dan pelajaran di dalamnya. Tahun yang menguji kesabaran dan kekuatanku. Namun tidak peduli seberapa rumitnya hidup, selalu ada saja hal yang bisa disyukuri. Membayangkan Dian, keluargaku, dan banyaknya warga Jakarta yang harus mengawali tahun baru menghadapi banjir dan kehilangan rumah, barang berharga bahkan orang yang dicintai membuatku sedih. Setiap kejadian dalam hidup menguji kekuatan dan seberapa besar kepercayaan yang kita miliki pada Tuhan dan hidup. Setiap kali kita pasrah dan memilih untuk percaya pada rencana Tuhan, yakin bahwa hidup hanya akan memberikan kita yang terbaik maka langkah kita pun menjadi ringan. Di waktu tersulit saat kita merasa tidak ada yang masuk akal, dunia seakan melawan kita, hari ini kita bisa jadi

273

optimis, senang, percaya diri lalu keesokan harinya bingung, kesepian, takut, ragu, bahkan tidak bisa bangun dari tempat tidur…kadang yang perlu kita lakukan adalah menekan tombol pause. Berhenti sejenak, tarik nafas, dan menaruh kepercayaan 100% pada hidup. Bahwa semuanya akan baik-baik saja, tidak ada yang abadi di dunia ini termasuk perasaan yang kita rasakan sekarang pun hanya sementara saja. Badai pasti berlalu dan cepat atau lambat hidup akan mengungkapkan segala rencananya untuk kita. Ada sesuatu yang indah dan menenangkan saat kita mencoba untuk berserah diri dan menyerahkan segalanya pada Yang Maha Kuasa. Menerima bahwa kita tidak bisa mengendalikan semua yang terjadi tapi kita selalu bisa mengubah cara kita menghadapi sesuatu. Memilih untuk kuat, bersabar, tetap positif sambil fokus menjaga diri sendiri. Sebagai manusia, seiring bertambahnya usia kita kerap berpikiran kita tahu segalanya. Kita cukup mengenali diri kita dan berpengalaman bagaimana menghadapi hidup. Nyatanya masih ada banyak hal yang belum kita ketahui, bahkan tentang diri sendiri. Untuk mengenali diri lebih baik lagi, kadang kita harus kehilangan diri sendiri. Dan jangan lupa di luar sana masih banyak orang yang memiliki masalah lebih besar. Orang yang berjuang demi bertahan hidup atau mereka yang baru saja kehilangan seseorang yang dicintai. Aku sering mengingatkan diriku bahwa berkah yang aku miliki jauh lebih banyak dari masalah yang sedang aku hadapi. Menemukan kekuatan dan alasan untuk terus melangkah di waktu yang sulit itu memang tidak mudah. Tidak apa-apa jika apa yang kau lakukan hari ini cuma berusaha untuk bertahan hidup. Mencoba sebaik mungkin untuk merasa tenang, damai, lebih baik dari kemarin. Itu lebih dari cukup. Kadang keberanian tidak selalu lantang, tapi

274

bisa jadi suara hati di akhir hari yang berjanji akan mencoba lebih baik di keesokan hari. Hari ini aku menolak untuk menyerah. Aku menolak untuk menangis, lemah, dan overthinking. Hari ini aku memutuskan untuk merayakan hidup. Aku memutuskan untuk tersenyum dan bangkit lagi. Bersyukur walau dalam situasi seperti ini pun, Tuhan selalu memberi kemudahan, berkah, kesabaran dan kekuatan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku memutuskan untuk menjadi kuat dan sabar. Sehari demi sehari. Selangkah demi selangkah. Hari ini aku memilih bahagia dengan segala yang aku punya. Memilih untuk melihat hidup dengan penuh rasa optimis dan harapan. Memilih untuk berbuat baik dan memberikan cinta karena aku yakin setiap kebaikan itu pasti akan dibalas dengan kebaikan juga. Meski aku tidak tahu kapan semua masalah ini akan berakhir…tapi aku akan menjalaninya dan menyerahkan diri pada segala rencana Tuhan. Aku percaya bahwa ada hikmah dibalik semua ini. Aku percaya badai pasti berlalu dan suatu hari nanti kita akan bisa melihat matahari bersinar lagi.

275

Bagaimana caranya menemukan kekuatan dan tetap positif meski dalam masa sulit?

1. Menemukan kekuatan, harapan, dan tetap positif dalam masa sulit itu tidak mudah sama sekali. Apalagi ketika semuanya serba tidak pasti dan kau merasa sudah terpuruk dalam waktu yang lama hanya untuk terbangun keesokan harinya dan masih ada dalam situasi yang sama. Kau pun pelan-pelan menanyakan apa harapan itu masih ada? Apa kau bisa keluar dari situasi ini? Apa segalanya akan membaik seiring berjalannya waktu? Kalaupun iya, kenapa hidup harus membuatmu menunggu begitu lama? Kenapa Tuhan memberikanmu cobaan yang berat? Dan segala pertanyaan lainnya. But darling, take your time. Ambillah waktu yang kau butuhkan untuk merenung, meresapi, berduka, dan menerima kenyataan. Menangislah jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik. Kalau hari ini kau kesulitan untuk bangun dari tempat tidur dan menghadapi hidup, tapi masih berusaha semampunya untuk bangun, makan, mandi, dan mencoba bertahan …maka aku harap kau tahu itu cukup. Kau cukup, selalu lebih dari cukup. Kau manusia, bukan robot. Kau berhak untuk mengambil waktu yang kau butuhkan untuk menyembuhkan diri dan pelan-pelan bangkit kembali. Selalu ingat, apa yang kau rasakan sekarang hanyalah bersifat sementara. Tidak abadi. Menjadi seseorang yang positif bukan berarti harus selalu bahagia setiap saat. Namun ia memilih untuk tetap percaya bahkan dalam masa sulitpun, hari-hari yang baik

276

akan datang lagi. Menghadapi hari selangkah demi selangkah, sehari demi sehari, sambil menghargai hari-hari buruk seperti hari-hari baik. Kadang manusia harus jatuh terpuruk sebelum bangkit lebih kuat lagi. Melalui hari-hari penuh ketidakpastian sebelum melihat cahaya terang lagi. Semuanya akan baik-baik saja. Mungkin sekarang kau tidak bisa melihatnya, tapi seiring waktu berjalan suatu hari nanti kau akan mengerti. Dan itulah kenapa kita hanya perlu berserah diri dan berkawan dengan waktu. Apa yang terjadi, terjadilah.

2. Banyak membaca buku, blog, artikel positif

tentang self-help atau pengembangan diri, autobiografi tokoh dunia, bisnis, apapun yang memberikan inspirasi. Selain buku, ada juga podcast yang banyak membicarakan tentang proses kesuksesan seseorang. Dengan mempelajari bagaimana orang lain bisa melewati masa sulit dalam hidupnya dan terus berusaha hingga sukses dapat memberikan inspirasi dan motivasi untuk kita melakukan hal yang sama. Setidaknya kita tahu kita tidak sendirian. Di luar sana ada banyak pejuang hidup. Kalau mereka bisa menemukan kekuatan dan berani mengangkat dirinya dari situasi terpuruk, kenapa kita tidak? Sudah beberapa tahun belakangan ini aku punya kebiasaan untuk memulai dan mengakhiri hari dengan membaca artikel singkat, blog, buku, atau mendengarkan podcast. Mengawali dan mengakhiri hari dengan sesuatu yang positif

277

terbukti banyak memberikan manfaaat juga salah satu cara terjitu untuk memotivasi diri sendiri. Mengurangi waktu main media sosial dan memilih untuk berinvestasi membangun diri sendiri.

3. Menulis 4. Meditasi dan visualisasi 5. Afirmasi, atau pernyataan dan pikiran positif yang

ditujukan kepada diri sendiri Aku selalu percaya salah satu cara ampuh untuk tetap positif dalam masa sulit adalah banyak kekuatan dari kata-kata afirmasi positif. Menyemangati dan mengatakan pada diri sendiri serangkaian kalimat positif selalu berhasil membuatku merasa jauh lebih baik kapanpun aku mengalami waktu-waktu sulit. Berjalan sendirian dari satu negara ke negara lain selama sepuluh tahun terakhir mengajarkanku tidak hanya untuk mencintai tapi juga benar-benar nyaman dan mengandalkan diri sendiri. Aku merasa tidak punya pilihan lain selain menjadi kuat dan tetap melangkah. Menjadi cheerleader untuk diri sendiri. Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, tapi setidaknya setiap kali aku membaca atau menuliskan kata-kata afirmasi positif untuk diri sendiri – disitulah aku menemukan sedikit kekuatan untuk bangkit lagi. Kapan terakhir kali kau berdiri di depan kaca dan benar-benar mencintai dirimu apa adanya? Mencintai dirimu tanpa riasan wajah atau baju mahal. Menerima segala kekurangan dan kelebihan, luka, bahkan hari-hari sulit yang telah kau lewati. Kapan terakhir kali kau menyemangati dirimu sendiri?

278

Mengucapkan terima kasih dan bangga dengan sejauh apa kau sudah melangkah. Untuk perempuan terkuat, pemberani, dengan hati yang besar… Terima kasih sudah begitu kuat, berani, tidak mudah menyerah dan selalu memberikan yang terbaik. Nyatanya hidup memang tidak selalu mudah, tapi aku tahu kau akan menjadi lebih baik dan lebih kuat dari kemarin. Tidak akan ada yang bisa membatasi dan menghentikanmu. Sebelum kau berpikiran untuk menyerah, ingatlah kau sudah melangkah sejauh ini dan kau bisa melangkah lebih jauh lagi. Terbang lebih tinggi lagi. Aku tahu saat ini kau khawatir dan resah. Tidak tahu seberapa lama lagi kau harus berjalan. Aku juga tahu kau lelah dan putus asa. Apapun yang kau lakukan seolah tidak cukup baik dan lagi-lagi yang kau temukan hanyalah kegagalan. Aku ingin kau tahu bahwa wajar dan normal untuk merasa sedih. Kau bisa melewati ini. Kau akan melewati ini. Kau harus melewati ini. Tetaplah mencoba hingga kau benar-benar mengerti, hingga kau tidak salah lagi. Kadang kita harus melewati gelap sebelum melihat terang, melewati kegagalan sebelum akhirnya berhasil. Aku harap kau tidak pernah lupa bahwa; kau cantik. Kau pemberani. Kau percaya diri. Kau kuat. Kau penting. Kau bernilai. Kau berbakat dan pintar. Kau sabar dan penuh cinta. Lengkap dengan

279

segala kekurangan dan kelebihanmu, kau itu cukup…selalu cukup…lebih dari cukup. Aku bangga padamu karena sudah begitu kuat dan berjalan sejauh ini. Besok mari kita coba lagi untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Aku sayang padamu. Tanpa syarat apapun. Selalu, Dengan penuh cinta, …… ( tulis namamu )

6. Berolahraga Baik itu jogging, lari, yoga, pilates, gym atau bentuk olahraga lainnya – dengan menghabiskan setidaknya setengah jam sehari untuk berolahraga terbukti mampu menyegarkan pikiran dan memberi kekuatan. Sudah beberapa tahun terakhir ini aku mendalami pole dance dan aerial hoop, mendedikasikan setidaknya empat jam per minggu untuk berlatih di studio. Aku senang bagaimana instruktur pole dance dan aerial hoop selalu menantangku untuk keluar dari zona nyaman dengan mengajarkan trik-trik sulit. Dan tidak ada yang lebih memuaskan setelah mencoba berulang kali, gagal, mencoba lagi hingga akhirnya aku mengerti dan bisa melakukan trik sulit itu sendiri. Membuktikan diriku lagi dan lagi bahwa aku kuat. Aku memang pernah jatuh, tapi

280

aku bisa bangkit kembali. Berolahraga dan menari jelas membuatku jauh lebih tenang, lebih optimis, lebih kuat, dan bahagia.

7. Berbuat baik pada diri sendiri dan sesama Kenyataan bahwa kau hidup dan masih bernafas adalah keajaiban. Mungkin kemarin kau melewati hari yang sulit. Kau bahkan tidak tahu bagaimana bisa melewati hari ini. Tapi kau masih hidup, masih bernafas. Jika kau mau, kau bisa memilih untuk mensyukuri apa yang kau punya sekarang dan pelan-pelan memulai kembali. Hari ini Tuhan memberikan kita kesempatan untuk mencoba lagi. Dimulai dari langkah kecil, merangkak kalau perlu – yang penting tidak menyerah. Berbuat baik dan bersabarlah pada diri sendiri juga orang lain. Semua orang yang kita temui pasti mengalami sesuatu yang kita tidak pernah tahu.

Masalah yang kita alami dalam hidup selalu menawarkan dua pilihan: kita bisa membiarkan masalah itu pelan-pelan menjatuhkan kita, atau kita mau berbesar hati untuk melihatnya sebagai pelajaran, sebuah kesempatan untuk berkembang, menjadi lebih baik dan lebih kuat. Bahkan pengalaman terpahit pun menyimpan makna dan pelajarannya masing-masing. Kehilangan seseorang yang kita cintai mengajarkan kita untuk pulang dan mencintai diri sendiri. Kehilangan pekerjaan ternyata malah mengantarkan pada kesempatan yang jauh lebih baik lagi. Sesuatu terjadi karena alasan. Menjadi positif tentu tidak selalu mudah. Kita manusia pasti punya masalah dan tantangan masing-masing, wajar kalau ada hari-hari kita tidak sekuat biasanya. Hidup pun penuh pasang surut.

281

Cara kita menghadapi sesuatu, memilih untuk melihat masalah dan pengalaman buruk dari sudut pandang positif kemudian bangkit dan tetap menjalani hidup dengan rasa percaya bahwa Tuhan akan mengatur segalanya itulah yang terpenting. Percaya bahwa ada hal terbaik di luar sana untuk kita. Berat. Susah. Tapi aku sadar kita tidak akan benar-benar bisa bahagia dan menghargai hidup tanpa menghargai waktu sulit seperti ini. Rasa sakit dan jatuh bangun adalah bagian dari pertumbuhan yang tidak bisa dihindari siapapun. Saat kita menolak untuk menyerah dan tetap memberikan yang terbaik meski dalam situasi sulit sekalipun, maka saat-saat terberat itulah dapat menuntun kita ke dalam bagian hidup yang lebih baik. Aku ingat ada hari-hari di mana aku nyaris menyerah dan kehilangan rasa percaya diri. Hari di mana aku tidak bisa berpikiran positif dan cuma bisa menyalahkan diri sendiri selama berhari-hari karena satu atau dua kegagalan. Hidup seperti lomba lari marathon yang tidak ada habisnya. Kadang merasa ketinggalan di belakang ketika orang lain nyaris menyentuh garis akhir. Aku melewati siklus di mana ada hari aku begitu produktif, penuh ide, optimis, seakan aku ada di jalan yang benar dan yakin sebentar lagi aku akan menemukan kesempatan besar yang sudah lama aku impikan. Lalu keesokan harinya semua berubah drastis. Tiba-tiba aku merasa sepi, bingung, dan putus asa. Seperti lari di lingkaran yang sama, tidak ada yang berhasil, tidak juga menghasilkan progress, bahkan waktu seakan berjalan lambat sekali. Awalnya aku pikir ada yang salah dengan diriku. Tapi kemudian aku belajar perasaan bingung, sedih, kesepian, bahagia, optimis, kecewa, patah hati adalah bagian dari hidup, tumbuh kembang, dan

282

pengalaman sebagai manusia. Tidak ada yang salah dengan diriku. Aku tidak tersesat. Tidak juga terjebak. Terlepas dari hari-hari sulit itu, aku tetap bahagia dengan apa yang aku punya. Aku beruntung masih punya tempat tinggal, bisa beli makan, hidup kecukupan juga punya ruang dan waktu untuk mengejar mimpiku. Satu-satunya masalah hanya aku tidak sabaran. Aku mengakui aku adalah tipe orang yang nyaris selalu lari dari satu prestasi mencari prestasi lainnya lagi. Dan ketika aku tidak bisa menemukan jalan keluar atau cara ke sana, seringkali aku menyalahkan diri sendiri. Aku hanya sedang belajar, melepaskan, dan mempelajari kembali hal-hal dalam hidup yang tidak pernah aku tahu atau bayangkan sebelumnya. Seiring bertambahnya umur seringkali kita merasa tahu banyak hal tentang hidup namun lagi-lagi hidup memberikan pelajaran yang sama sampai kita benar-benar memahami segala maksud dan tujuannya. Inilah bagian dari tumbuh berkembang. Ada kalanya kita merasa tidak tahu harus berbuat apa, ke mana, muter-muter di lingkaran yang sama. Ada rasa sakit, kecewa, bingung, takut. Ada juga inspirasi, kejutan, kemajuan, kemenangan kecil dan besar. Wajar dan manusiawi untuk merasa sedih setelah mengalami kegagalan, apalagi aku sudah mencoba berbulan-bulan. Kadang hidup menutup pintu karena sudah saatnya bagi kita untuk melangkah maju. Dan itu pertanda baik karena seringkali manusia tidak mau bergerak hingga keadaan yang akhirnya memaksa. Hanya karena saat ini kau sedang berjuang dan mencoba menerka jalanmu sendiri bukan berarti kau gagal. Setiap kesuksesan butuh proses yang panjang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan besar untuk bisa sampai ke sana.

283

Mungkin sekarang aku tidak seratus persen paham kenapa aku harus melalui hal ini, namun aku yakin segala sesuatu terjadi karena ada alasan dan pelajarannya masing-masing. Sama seperti ketika aku memutuskan untuk tinggal di Phnom Penh, Kamboja selama sebulan. Dengan uang yang makin menipis, mana belum juga dapat pekerjaan yang benar-benar aku mau, sebenarnya aku bisa saja menelepon Mama dan minta bantuan. Atau bahkan kembali ke Jakarta dan memulai dari awal lagi di sana. Tapi entah kenapa bukan itu yang aku inginkan. Satu-satunya yang ada di pikiranku adalah aku ingin menulis untuk majalah besar. Dalam hati aku yakin pasti ada jalan keluar dan hidup sedang mempersiapkan sesuatu yang besar untukku. Maka aku pun menghabiskan hari-hari dengan menulis dari pagi hingga malam. Menghubungi editor majalah besar hingga brand gaya hidup ternama untuk mengajak kerja sama.Tidak selalu nyaman dan mudah, apalagi kalau kalian pernah ke Phnom Penh pasti tahu kondisi kotanya masih dalam tahap pembangunan. Namun justru dalam keadaan yang sulit, jauh dari nyaman - aku belajar untuk bersabar. Menikmati waktu dan menghargai hal kecil yang mungkin kita suka anggap remeh dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sore aku suka jalan-jalan sepanjang sungai atau sekitar kota kecil Phnom Penh. Aku masih ingat bagaimana langit biru Phnom Penh perlahan berubah warna seiring matahari tenggelam. Anak-anak kecil berlari dan tertawa, pasangan muda bergandengan tangan, penduduk lokal olah raga di taman. Sebuah hal sederhana yang mengajarkanku banyak hal. Keadaanku saat itu mungkin jauh dari sukses. Aku bisa saja terus mengeluhkan kenapa hidup begini dan begitu, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, tidak

284

pernah puas, dst. Tapi duduk bersama penduduk lokal, menyaksikan bagaimana mereka memilih untuk tersenyum dan mensyukuri hidup membukakan mataku bahwa apapun yang terjadi - berkah yang aku miliki dalam hidup jauh lebih banyak dari masalah yang aku hadapi. Aku sangat beruntung punya masa kecil yang indah, mainan, baju, dan tempat tinggal. Bisa sekolah dan makan. Tumbuh besar pun aku dapat kesempatan keliling dunia dan akses tanpa batas untuk mengejar impian. Awalnya aku suka mengeluhkan bagaimana memegang paspor Indonesia kadang suka ribet dengan urusan visa dan ijin kerja hingga aku lupa untuk mensyukuri hidup yang begitu baik menunjukkanku jalan malah mempermudah semua proses. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan atau akses yang sama. Anak kecil di hadapanku harus membantu orang tuanya jualan makanan. Ia tidak pernah tahu tentang sekolah, menghadiri pesta ulang tahun, atau kursus piano. Yang ia tahu adalah kalau ada petugas keamanan datang, ia harus cepat-cepat membereskan dagangannya dan lari sebelum tertangkap. Masih dengan senyum dan plastik penuh kacang di tangan, anak itu sibuk menghampiri setiap orang dan menawarkan kacang. Aku melambaikan tangan, membeli dua bungkus kacang lalu menyelipkan uang juga permen ke dalam saku bajunya. Sang anak berbisik thank you sambil membuka permen dariku dan berlalu. Kadang aku suka bertanya pada diri sendiri apa yang aku cari dalam hidup? Ngapain aku di Kamboja sendirian? Saat teman-temanku di Jakarta punya rumah dan kamar tidur yang nyaman, aku malah tinggal di hostel bersama puluhan backpacker dari segala penjuru dunia. Di kamar besar dengan sepuluh tempat tidur tanpa AC, hidup mengajarkanku untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif. Di sana aku bertemu banyak orang baru

285

yang menginspirasi. Tiga perempuan asal Brazil yang memutuskan menjadi tenaga sukarelawan di salah satu panti asuhan. Dua turis asal Denmark dan seorang pria asal Amerika. Seorang pria asal Inggris yang tidur di seberang tempat tidurku pun mengaku sudah setahun meninggalkan Inggris dan memilih untuk mengajar di Kamboja. Walau gajinya kecil dan ia harus tinggal dalam ketidaknyamanan, ia merasa bersyukur dengan semua pengalaman yang ia dapat terutama bisa berbagi sedikit ilmu pengetahuan dengan anak-anak Kamboja. Aku juga menemukan sebuah restoran masakan Indonesia dengan pemiliknya Kang Asmin dan Kang Firman yang begitu hangat menerimaku. Mereka tidak saja semangat dan penuh cinta menghidangkan masakan Indonesia kesukaanku tapi juga memberikan dukungan sehingga berada di kota asing seperti Phnom Penh aku tidak lagi merasa sepi. Nyaman rasanya untuk tahu aku tidak sendirian. Saat kebanyakan orang takut keluar dari zona nyaman dan kerap mengikuti jalan normal, aku di kelilingi orang-orang baik yang tidak takut menciptakan jalannya sendiri. Sulit sudah pasti. Banyak juga hari-hari yang membingungkan, berat, tidak selalu pasti bagaimana ke depannya tapi mengikuti kata hati dan mimpi itulah yang paling penting. Kadang kita terlalu takut untuk jadi berbeda, membuat keputusan besar, takut akan gagal atau mendengar pendapat orang lain hingga kita melupakan potensi besar diri sendiri. Kang Firman bercerita pada awalnya dia tidak pernah membayangkan bisa membuka restoran di negara orang. Tapi setelah bekerja sebagai juru masak di kedutaan besar Indonesia selama lebih dari sepuluh tahun, ia sadar ia tidak ingin terus menerus bekerja sebagai juruk masak. Ia ingin punya restoran dan mengenalkan masakan Indonesia pada orang asing. Banyak yang bilang idenya untuk membuka restoran

286

Indonesia di Phnom Penh hanya akan berujung pada kegagalan. Apalagi beberapa tahun lalu masih belum banyak turis mengunjungi Kamboja dan kota Phnom Penh sendiri masih dalam tahap pembangunan. Namun Kang Fir nekat mengambil resiko. Bersama Kang Asmin mereka berdua membangun Warung Jawa. Sekarang restoran kecilnya termasuk salah satu restoran terbaik di Phnom Penh. Tidak hanya rasa masakan yang enak, pelayanan yang memuaskan, harganya pun murah. Seandainya Kang Fir saat itu mendengarkan pendapat orang lain dan tidak mengambil resiko, maka Warung Jawa tidak akan pernah menjadi kenyataan. Nyatanya tidak apa-apa untuk menjalani hidup yang mungkin orang lain tidak pahami. Setiap orang punya cara pikir, keinginan, dan pilihannya masing-masing. Dengan berani untuk mengambil resiko, kita belajar untuk menghadapi situasi sulit dan berani untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Dalam situasi sulit, kita belajar untuk beradaptasi, membuka diri, dan langkah apa saja yang harus diambil untuk tetap melangkah ke arah yang benar demi mencapai tujuan.

287

12 But First, Love Yourself

Mulailah dengan mencintai diri sendiri Awalnya aku tidak terlalu paham dengan konsep mencintai diri sendiri hingga aku meninggalkan rumah di tahun 2008 untuk mengejar mimpi. Saat itu aku dihadapkan pada pilihan tinggal di dalam situasi negatif atau keluar dari zona nyaman, memilih diri sendiri, dan melanjutkan hidup. Ada rasa takut untuk memulai lagi dari awal dan berjalan sendirian namun hari itu aku memutuskan bahwa kebahagiaanku penting. Diriku penting. Pertumbuhanku penting. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya tapi yang kutahu saat itu adalah aku memilih diriku sendiri, dan mungkin itu lebih dari cukup. Hingga hari ini aku masih tidak percaya bagaimana lebih dari sepuluh tahun yang lalu aku nekat meninggalkan rumah tanpa uang. Tapi setelah tidak bahagia selama berbulan-bulan dengan menghadapi masalah keluarga yang sama, mimpiku hanya satu: jadi bahagia lagi. Tersenyum lagi. Aku ingat hari itu juga mengkhawatirkan bagaimana aku bisa bayar kuliah, makan, bayar tempat tinggal, transportasi, dsb. Aku memang punya pekerjaan paruh waktu sebagai pemandu wisata di sebuah komunitas ekspatriat, tapi dengan gaji yang hanya Rp 600.000 per bulan bagaimana aku bisa bertahan? Ah, pasti ada jalan. Entah kenapa sesuatu seperti meyakinkanku aku akan baik-baik saja. Aku tidak sendirian, aku pasti bisa bertahan. Rejeki Tuhan memang

288

tidak ada yang tahu. Lewat komunitas ekspatriat tempatku bekerja, tiba-tiba aku dapat tawaran mengajar tari Bali di sebuah sekolah internasional. Tawaran itu kemudian membawaku pada beberapa kesempatan mengajar privat anak-anak orang asing, termasuk pertemuan singkat dengan seorang aktris papan atas Indonesia yang kebetulan sedang mencari guru untuk anak kembarnya. Jadwalku pun mendadak penuh; dari Senin hingga Jumat aku bekerja paruh waktu di pagi hari hingga siang, lari ke kampus dan kuliah hingga sore, malamnya aku belajar. Sabtu dan Minggu aku mengajar privat juga menerima tawaran menjadi nanny. Apapun untuk menghasilkan uang dan bertahan hidup. Tidak lama kemudian tawaran bekerja di Bali pun datang, dan hidup berubah drastis dari sana. Di momen aku meninggalkan situasi yang negatif, mendengarkan kata hati, memutuskan untuk percaya pada hidup…di situlah hidup membukakan jalan. Mempermudah segalanya. Menjaga ke manapun aku pergi. Mulai dari memberikan rejeki dan kesempatan yang tidak pernah aku duga hingga menjadikan mimpiku kenyataan nyaris setiap hari. Selalu mengirimkan orang-orang terbaik, memastikan aku punya lebih dari cukup. Walau nyatanya hidup tidak selalu mudah. Ada saja cobaan di luar sana yang banyak menguji kesabaran dan seberapa kuat kita bisa menangani masalah. Yang aku pelajari, selama kita jujur dan memilih untuk mencintai diri sendiri, memprioritaskan kebahagiaan, rasa damai, tenteram di hati, juga perkembangan diri maka segalanya akan baik-baik saja. Tuhan tidak akan meninggalkan kita malah menunjukkan jalan dan mengirim kita ke tempat yang lebih baik dengan orang-orang yang baik pula. Hingga detik ini aku masih sering duduk dan berpikir

289

bagaimana aku bisa melangkah sejauh ini. Bagaimana aku bisa melalui semua kendala atau cobaan dalam hidup. Berjalan sendiri tidak selalu mudah, apalagi di negeri orang. Namun aku percaya Tuhan pasti bantu dan hanya akan memberikanku yang terbaik. Ketika kita belajar untuk mencintai diri sendiri, menerima segala kelebihan dan kekurangan, berserah diri dan sabar dengan masalah yang ada di depan mata, tidak mudah menyerah dan tidak kehilangan harapan, kita juga belajar untuk mencintai hidup. Mencintai juga menghargai segala hal yang hidup sudah berikan. Hidup itu baik. Tidak pernah bermaksud menghukum kita dengan ujian yang ia berikan, tapi sebaliknya hanya ingin mengajarkan, menjadikan kita kuat, dan memberikan kita yang terbaik. Ketika kita mencintai hidup, hidup pun akan mencintai kita kembali. Menjanjikan kejutan dan kesempatan menarik. Melimpahkan berkah, cinta, keajaiban setiap saat. Aku bersyukur bagaimana hidup dan Tuhan sudah menjagaku dari hari pertama aku lahir. Selalu ada bahkan di waktu tersulit. Ketika aku hanya memiliki lebih dari USD10 di Kamboja dan bingung bagaimana melanjutkan hidup. Ketika aku memutuskan keluar dari Club Med Malaysia dan pulang ke Jakarta tanpa pekerjaan apapun. Ketika aku wara-wiri keliling dunia – yang kelihatannya mudah dan menyenangkan tapi ada juga banyak pelajaran dan tantangan di sana. Ketika aku berada di ujung tanduk dan merasa tidak tahu lagi harus ke mana. Di sanalah keajaiban muncul dan keyakinan yang aku miliki kembali membuktikan semuanya akan baik-baik saja. Siapa sangka mencintai diri sendiri itu tidak mudah dan sesederhana kelihatannya. Self-love berarti lebih dari sekedar memanjakan diri sendiri di salon. Butuh waktu,

290

latihan, keberanian dan proses yang panjang untuk mengenali, memilih dan mencintai diri kita sendiri. Bahkan ketika kita pikir kita tahu semua tentang kepribadian kita dan menguasai seni mencintai diri sendiri, hidup akan menguji kita kembali dengan serangkaian masalah, pasang surut, dan pilihan seiring berjalannya waktu. Proses mencintai diri sendiri itu bentuknya macam-macam. Mulai dari memilih diri sendiri, belajar untuk sabar dan kuat, mau melihat segala masalah atau tantangan dari sudut pandang positif, percaya diri, hingga komitmen sehari-hari untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mencintai diri sendiri juga berarti keberanian untuk meninggalkan situasi atau hubungan yang toxic dan orang-orang negatif. Melangkah pergi dari kantor, lingkungan kerja, atau orang-orang yang tidak menghormati atau mendukung pertumbuhan. Memilih untuk mengutamakan kebahagiaan, rasa damai, dan perkembangan diri ketimbang bertahan di suatu kondisi yang tidak lagi sehat. Sebagai manusia seringkali kita merasa hanya akan seratus persen bahagia dan lengkap kalau punya pasangan hidup, pekerjaan, barang material tertentu dan stabilitas. Dalam proses mendapatkan semua itu tidak jarang kita menemukan diri sendiri dalam kebingungan bahkan perlahan kehilangan diri sendiri. Kadang kita begitu sibuk dengan rutinitas sehari-hari, mengejar banyak hal hingga lupa untuk menghabiskan waktu dengan diri sendiri. Kita bisa mengecek media sosial nyaris setiap lima menit tapi lupa untuk mengecek keadaan diri sendiri. Lupa untuk menekan tombol pause dan berhenti sejenak. Menghargai sudah sejauh apa kita melangkah. Lupa untuk mengobrol dengan diri sendiri, menanyakan bagaimana perasaan kita, adakah yang kurang atau harus diperbaiki.

291

Lewat orang tua dan kejadian hidup sehari-hari, aku belajar apa itu hubungan yang sehat dan tidak sehat. Bagaimana mencintai, memilih, dan menyelamatkan diri sendiri. Bagaimana memiliki komunikasi terbuka dan berani menyampaikan pendapat. Bagaimana berevolusi dan selalu memprioritaskan kebahagiaan diri sendiri. Mengutamakan diri sendiri itu tidak egois. Ke manapun aku pergi, apapun yang aku lakukan dalam hidup, dalam situasi apapun ketika aku menemukan diriku tidak lagi bahagia dan damai, menyadari ada sesuatu yang tidak benar – aku harus berani bicara dan membuat perubahan. Berani melepaskan dan melangkah pergi walau menyakitkan. Aku juga belajar bahwa cinta itu baik. Cinta itu sabar dan tulus. Cinta itu tidak kasar, tidak memukul, tidak memaki, tidak cemburu, tidak membatasi. Sebaliknya, cinta memberi rasa damai, bahagia, ruang gerak dan kebebasan untuk tumbuh. Cinta itu menginspirasi dan mendukung satu sama lain. Cinta juga memaafkan, tapi tahu kapan harus bertahan, kapan harus melangkah pergi. Cinta selalu menerima kekurangan dan merayakan perbedaan. Tidak mengejar. Tidak mengemis. Komitmen. Konsistensi. Cinta adalah persahabatan. Ketika dia mengeluarkan sisi terbaik dalam dirimu dan membiarkanmu menjadi diri sendiri. Juga mengingatkan bahwa kau berhak mendapatkan yang terbaik. Cinta itu berlari kepelukannya terasa seperti pulang ke rumah, tempat teraman. Membangun komunikasi dan pilihan yang kita buat setiap hari. Termasuk untuk tetap tinggal dan melewati pasang surut bersama ketimbang lari dari masalah. Dalam beberapa kasus, sayangnya cinta tidak harus selalu memiliki. Mencintai seseorang dari jauh kadang adalah hal terbaik yang bisa dilakukan.

292

Cara kita memperlakukan diri sendiri menciptakan standard bagi orang lain bagaimana memperlakukan kita. Kalau kita memperlakukan diri sendiri penuh cinta, kebaikan, dan rasa hormat tentu kita akan mengharapkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Sebaliknya ketika kita terus memaafkan, membiarkan, bahkan menerima perlakuan buruk dari seseorang, kita seakan memberikan mereka persetujuan untuk memperlakukan kita semena-mena. Apa yang kita biarkan akan terus terjadi dan berkelanjutan. Dengan mencintai diri sendiri, kita memberi batasan yang jelas pada orang lain tentang bagaimana kita ingin diperlakukan. Ingatlah harga diri dan jangan biarkan seseorang merendahkan atau memperlakukan kita di bawah standard yang kita ciptakan. Mencintai diri sendiri pun bisa dengan dengan banyak bersyukur dan berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Semua orang punya waktunya masing-masing. Hidup itu bukan tentang kompetisi menjadi lebih baik dari orang lain tapi menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin. Dengan komitmen dan konsistensi untuk tetap membangun diri sendiri merupakan hadiah dan investasi terbaik yang seseorang bisa berikan pada dirinya sendiri. Untuk menerima meski kita tidak sempurna, tapi kita cukup. Selalu cukup dan dapat memulai membuat perubahan sekecil apapun dengan apa yang kita punya. Mencintai dan menghargai diri sendiri membuat seseorang lebih kuat untuk meninggalkan sesuatu yang negatif atau tidak baik lagi untuknya. Termasuk orang-orang yang memperlakukannya dengan buruk dan hubungan yang sudah tidak sehat lagi. Ia tahu proses mencintai diri sendiri itu panjang dan tidak mudah. Ada banyak pengorbanan, pelajaran, hal-hal atau bahkan

293

orang yang harus dilepaskan. Ada malam-malam panjang penuh tangis dan hari di mana kita kadang merasa kehilangan diri sendiri. Dengan mencintai diri sendiri membuat kita makin sadar bahwa kita berhak untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik ketimbang menetap di tempat bersama orang-orang yang salah atau tidak mendukung pertumbuhan kita. Mencintai diri sendiri juga membuat kita lebih percaya diri. Kita tahu apa yang kita inginkan dan tidak takut mengatakannya dengan lantang. Kita tidak akan menerima sesuatu yang kurang dari apa yang sesungguhnya kita berhak dapatkan. Kalaupun harus dihadapkan pada situasi di mana kita harus merelakan orang yang sempat berarti besar dalam hidup, meski berat pada awalnya tapi kita akan berbesar hati untuk melepaskan. Toh kita tidak bisa terus mencoba meyakinkan seseorang untuk tetap tinggal dalam hidup kita ketika ia hanya ingin melangkah pergi. Dengan atau tanpa orang ini, kita tahu kita akan baik-baik saja. Malah jadi lebih baik. Di akhir hari, orang yang tepat dan baik akan menemukan jalanya dan tetap tinggal dalam hidup kita. Demikian pula dengan kesempatan atau bentuk rejeki lainnya. Yang aku pelajari dari memilih dan mencintai diri sendiri adalah kita selalu menarik orang yang baik dengan pemikiran atau sudut pandang yang serupa. Kalaupun bertemu dengan orang-orang yang negatif biasanya orang tersebut akan pergi dengan sendirinya atau kita bisa selalu memilih untuk menghindari. Orang yang mencintai dirinya sendiri akan melakukan apapun untuk menjaga ketenangan hati dan pikiran. Ia tahu tinggal lama-lama di sebuah lingkungan bersama orang-orang yang negatif tidak akan membawa

294

keuntungan apapun kecuali hanya buang-buang waktu. Sementara di luar sana ada begitu banyak hal menarik yang bisa dipelajari dan orang-orang yang penuh inspirasi, kenapa kita harus membuang waktu dengan tinggal bersama orang yang mungkin mengambil keuntungan dan hanya menguras tenaga juga pikiran. Aku harap kau mengerti bahwa kau tidak perlu membuktikan apapun dan tidak perlu menjelaskan setiap jalan yang kau pilih pada orang lain. Selama kau selalu jujur pada diri sendiri dan orang lain. Apapun yang org lain katakan tentangmu, kau bisa memilih untuk menerima, percaya, atau menolak perkataan itu. Diterima dan disukai orang lain rasanya memang enak, kerap mengangkat rasa percaya diri. Tapi dalam hidup juga ada banyak momen di mana kita akan bertemu dengan banyak orang dan tidak semuanya akan menerima atau menyukai kita. Tidak semuanya nyambung, sejalan, atau punya cara pandang yang sama. Orang lain bebas berpendapat. Kau juga bisa selalu memilih untuk mendengarkan mana kritik yang membangun dan kapan saatnya harus meninggalkan mereka yang hanya bisa menjatuhkan dan negatif ketimbang mendukung. Tidak mudah, namun di akhir hari inilah hidupmu. Apa yang kau lakukan sekarang, pola pikirmu tentang hidup, caramu bicara, membangun, dan memperlakukan diri sendiri juga orang lain kelak mempengaruhi sejauh apa dirimu bisa melangkah ke depan. Semua orang punya rencana dan cara pandang yang berbeda tentang hidup. Ada yang mengambil jalan aman, ada yang tidak segan mengambil resiko, ada juga yang rela menghabiskan lebih dari 10.000 jam membangun mimpinya bahkan di saat orang lain asyik main atau tidur.

295

Waktu masih kecil, kita kerap menonton dongeng atau cerita tentang putri raja yang diselamatkan oleh pangeran berkuda putih yang kemudian mengubah hidupnya. Putri yang ketinggalan sepatu lah, hilang di hutan belantara, harus mencium kodok dulu, diracunin penyihir. Apapun jalan ceritanya sang putri seakan tidak punya kekuatan penuh untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Harus menunggu diselamatkan pangeran terlebih dahulu, barulah ia akan hidup bahagia selamanya. Menggantungkan hidup dan kebahagiaan pada orang lain. Aku hampir tidak pernah mendengar cerita tentang seorang putri yang memutuskan untuk melanjutkan hidupnya sendiri. Putus dengan sang pangeran karena ketidakcocokan lalu ia memutuskan untuk mengejar mimpi. Tidak lagi membiarkan orang lain menetapkan deskripsi kebahagiaan atau bagaimana akhir yang indah seharusnya.

Kenyataannya, hidup tidak seperti cerita dongeng. Hidup di tengah-tengah masyarakat yang kerap menanamkan ekspektasi bagaimana seseorang harus sukses, berkeluarga, dan punya anak di usia tertentu seringkali membuat kita merasa berburu dengan waktu untuk memiliki semua itu. Segala sesuatunya seakan diukur dengan angka memaksa kita untuk mau tidak mau mengikuti ekspektasi ini. Harus menikah dan punya anak sebelum umur 27. Harus menetap, punya pekerjaan stabil sebelum umur 30. Punya rumah dan mobil sendiri sebelum umur 35, dsb. Bagaimana kalau menginjak umur 30 kita masih belum siap berkeluarga? Belum menemukan orang yang pas? Kalau terlambat sedikit atau tidak juga memiliki semuanya, kesannya kita gagal. Apalagi sebagai perempuan, ada tekanan besar bagi kaum perempuan

296

untuk menjadi seorang ibu. Kalau mereka tidak bisa atau tidak berhasil, kesannya mereka gagal sebagai seorang perempuan. Sebelum kita menanyakan lebih jauh kenapa seseorang atau pasangan masih single atau belum juga memiliki keturunan, mungkin kita bisa mengingat terlebih dahulu bahwa kita tidak akan pernah tahu apa yang orang lain alami. Nilai seorang perempuan tidak ditentukan dari status apakah mereka masih single atau sudah menikah dan punya anak. Setiap manusia punya tujuan atau panggilan hidupnya masing-masing. Mungkin saat ini kita masih single karena Tuhan mencoba mengajarkan kita bahwa ada jenis cinta lain yang bisa kita berikan untuk orang-orang di sekitar. Mungkin tujuan hidup sebagian orang bukan untuk bereproduksi tapi untuk melakukan hal lain, seperti membantu sesama, berkarya, mengekspresikan diri dalam hal yang mereka suka. Tapi terlepas dari apapun yang mereka alami dan inginkan, kita tidak berhak untuk menghakimi, menyalahkan, dan mengatakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Ingatlah untuk selalu berhati-hati dalam mengucapkan sesuatu karena kita tidak akan pernah tahu bagaimana ucapan kita bisa melukai orang lain. Kesuksesan pun selalu kerap didefinisikan dengan menjalankan bisnis atau mendapatkan pekerjaan stabil, jabatan tinggi, gaji bagus di sebuah perusahaan besar. Kadang aku berharap ketika di bangku sekolah dulu guru-guruku akan menjelaskan bahwa kesuksesan itu berarti lebih luas daripada sekedar benda material dan uang. Sukses adalah proses. Perjalanan. Keberanian untuk bangkit dari kegagalan dan berani mencoba lagi. Tetap fokus melakukan hal yang kita cintai sepenuh hati, tidak pernah berhenti berevolusi. Malah alangkah indahnya jika dengan melakukan hal yang kita suka, kita bisa ikut

297

membuat perubahan positif dalam hidup seseorang. Waktu memang segalanya, tapi setiap orang memiliki tenggang waktu yang berbeda-beda. Setiap orang punya waktu, keinginan, jalan hidup, dan masalah yang berbeda-beda. Ada orang yang ingin fokus mengejar karir, ada yang ingin berkeluarga dan mengurus anak di rumah, ada juga yang menginginkan karir dan keluarga, atau mereka yang memutuskan untuk tidak menikah dan memiliki anak karena alasan tertentu. Ada orang yang menikah muda, cerai di usia 22, baru sekolah lagi di usia 38. Ada juga orang yang bangkrut di usia 34, sukses dengan bisnisnya di usia 18, menjalani profesi baru di usia 50, dan menemukan cinta sejatinya di usia 66. Kita terlalu khawatir dan stres memikirkan pendapat orang lain. Takut kalau mereka tidak suka dengan penampilan kita, tidak suka dengan karya yang kita buat, selalu saja ada yang salah. Kenyataannya adalah tidak semua orang akan menyukai kita, menerima kita apa adanya dan semua itu tidaklah penting. Apa artinya jika kita terus mencoba menyenangkan orang lain namun perlahan kehilangan jati diri kita sendiri? Mungkin kita tidak harus menjalani hidup dengan selalu menuruti ekspektasi orang. Menunggu validasi dari orang lain bahwa kita cukup baik. Kita harus berani untuk merancang hidup kita sendiri tanpa membandingkannya dengan orang lain. Sedikit mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di masa depan dan lebih menikmati apa yang ada di depan mata. Apa yang terjadi sekarang. Menjalin hubungan dengan seseorang memang indah, tapi itu bukan berarti harus menjadi satu-satunya goal dalam hidup seakan hal lainnya tidak penting. Tidak ada yang salah dengan menjadi perempuan single yang ingin mengejar mimpinya. Hidup

298

itu lebih dari sekedar mengejar seseorang dan mengharapkan ia bisa membalas cinta yang kita berikan. Hidup juga bukan kompetisi tentang siapa yang lebih baik, siapa yang menikah dan punya anak, siapa yang paling kaya atau sukses. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan mengejar prestasi demi prestasi tanpa berhenti sejenak untuk menikmati waktu dan menghargai apa yang kita miliki hanya akan membuat kita selalu merasa kurang, tidak pernah puas dan bahagia. Kadang kita harus membiarkan hidup mengalir dan perlahan mengungkapkan segala rencananya. Begitu pula dengan orang-orang dalam kehidupan kita. Tahu kapan harus mempertahankan dan membiarkan orang pergi tanpa memaksa mereka untuk tinggal. Percaya bahwa setiap orang yang datang dalam kehidupan kita punya peran dan alasannya sendiri-sendiri. Karena nyatanya masih ada banyak hal yang bisa kita kejar dalam hidup. Kejarlah dirimu sendiri. Mimpi-mimpi kecil dan besar. Karir impian. Bisnis baru. Hobi. Petualangan. Kejarlah apa yang membuatmu penasaran dan tergerak di pagi hari. Apa yang selalu kau pikirkan di malam hari sebelum tidur. Kejarlah hal-hal yang membuatmu paling bahagia dan memberimu tujuan dan arti lebih dalam hidup. Kejarlah matahari terbit dan tenggelam. Momen sederhana dalam hidup. Kejarlah apa yang membuatmu tidak nyaman dan inspirasi yang membuatmu ingin jadi lebih baik lagi. Hal-hal yang membuatmu merasa paling hidup dan bersemangat. Kejarlah dirimu sendiri karena tidak ada yang lebih baik ketimbang membangun diri sendiri. Hubungan yang paling menarik, menantang, dan terbaik itu adalah hubungan yang kita miliki dengan diri sendiri.

299

Sebagai manusia, kita hanya ingin bahagia. Normal dan wajar untuk mendambakan seseorang dan berbagi pengalaman hidup dengannya. Namun tidak berarti siapa kita sesungguhnya ditentukan oleh status hubungan, sudah menikah atau belum, dsb. Tidak berarti kita kurang berharga atau tidak cukup baik untuk dicintai hanya karena kita single. Aku melihat banyak orang yang menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain. Percaya mereka hanya akan benar-benar bahagia dan komplit kalau sudah menemukan pasangan hidup. Seseorang yang akan menjaga dan menjadikan mimpi mereka kenyataan, seakan mereka tidak bisa melakukan itu seorang diri. Kalau kau menggantungkan kebahagiaan hidupmu pada keberhasilan suatu hubungan dengan seseorang, maka saat hubungan itu gagal, kau hanya akan menemukan dirimu hancur, kosong, dan sendirian. Tapi kalau dari awal kau memenuhi dirimu dengan cinta, maka seandaianya hubunganmu dengan seseorang tidak berjalan sesuai dengan rencana, kau tahu selama kau tidak kehilangan dirimu sendiri – semuanya akan baik-baik saja. Selalu mengutamakan self- love. Lebih dari apapun, aku hanya ingin menjadi perempuan yang penuh dengan warna hidup. Penuh petualangan, cinta, mimpi-mimpi yang jadi kenyataan. Aku sadar dari awal kita tidak bisa mengharapkan seseorang untuk melengkapi atau membuat kita bahagia. Tanggung jawab dan kewajiban kitalah untuk mengisi diri sendiri dengan penuh cinta, hormat, dan kebahagiaan setiap hari. Kita bisa benar-benar menjadi lengkap, utuh, dan penuh cinta meski single dan menjalani apa-apa sendirian. Sendirian bukan berarti kesepian. Masih ada banyak hal yang bisa kita kejar dalam kehidupan ini daripada sekedar menemukan seseorang yang menginginkan kita, atau marah pada seseorang yang tidak bisa membalas cinta kita. Jangan mengejar

300

seseorang, apalagi kalau orang itu memberikan tanda ia tidak ingin dikejar, tidak bisa membalas cinta yang kita berikan. Jangan pernah berharap bahwa kita bisa mengubah seseorang. Kita tidak bisa selamanya berharap orang lain akan memilih kita, menjadikan kita prioritas utama, atau membalas cinta yang sudah kita berikan. Pada diri sendirilah kita kembali berpulang. Tempat teraman setelah melewati kegagalan, patah hati, segala masalah hidup. Kalau kita tidak nyaman, tidak mencintai dan berinvestasi pada diri sendiri, ke mana kita harus pergi? Ingatlah untuk mengejar hal-hal yang benar dengan niat yang baik. Untuk selalu mengejar apa yang memberikan hidupmu tujuan dan arti lebih. Karena apapun yang kau cari dalam hidup ini, mereka juga sedang mencarimu. Percaya bahwa segala mimpi, harapan, apapun yang kau inginkan dalam hidup bisa menjadi kenyataan. Mereka sedang menerka jalannya masing-masing untuk menemukan dirimu. Namun seperti hal lainnya dalam hidup, mereka tidak akan jatuh ke tanganmu begitu saja. Asal kau mau berusaha, percaya pada diri sendiri dan tentu saja mau berkomitmen untuk mengejar mimpi, maka di waktu yang bersamaan alam semesta juga akan bergerak mencari jalannya untuk menemukanmu. Hidup dikelilingi perempuan-perempuan kuat yang penuh inspirasi mulai dari Mama hingga teman-teman terdekat yang bekerja di industri yang berbeda-beda mengajarkanku di dunia ini tidak ada yang mustahil. Wanita berambisi itu bukan sesuatu yang negatif tapi penuh inspirasi. Untuk itu kita harus mendukung satu sama lain. Meyakinkan perempuan lainnya bahwa mereka tidak sendiri dan apapun yang mereka impikan bisa menjadi kenyataan bahkan menciptakan sebuah komunitas

301

yang kuat dan sehat. Dengan saling mendukung tanpa menghakimi, kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik. Di tahun 2020, kini sang putri memiliki hak istimewa untuk swipe kanan atau kiri calon pangerannya. Masuk ke hutan dan nyasar? Tidak perlu takut karena kini ada aplikasi peta dan ojek online. Sang putri selalu bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Menciptakan ‘kerajaan’ sendiri dan menemukan kebahagiaan pada dirinya, dengan atau tanpa pangeran berkuda.

13 Menemukan Diri Sendiri

Traveling atau jalan-jalan itu memang suatu pengalaman besar. Aku tidak pernah menyangka seseorang bisa menemukan dirinya, rumah, keluarga, cinta, bahkan kesempatan di tempat baru hingga aku memulai traveling solo beberapa tahun lalu. Mengoleksi setiap memori sambil meninggalkan sedikit bagian dari hatiku di tempat asing. Traveling tentu saja tidak selalu mudah. Tidak selalu tentang Times Square, Menara Eiffel, Menara Pisa, restoran atau hotel mewah. Bisa jadi tentang seseorang yang mencoba mengejar mimpi, menemukan tujuan hidupnya, jatuh cinta dan membangun hubungan baru dengan orang lain. Traveling juga bisa jadi salah satu cara pelarian atau menyembuhkan diri dari luka, kekecewaan, trauma, dan masalah hidup hidupnya. Dari awal aku selalu menanamkan traveling itu bukan untuk membandingkan satu tempat dengan tempat yang lain. Bukan tentang kota, negara, atau orang mana yang lebih baik. Sekarang pun kalau ditanya tempat terbaik yang pernah aku kunjungi, aku masih tidak bisa menjawab karena nyatanya semua

302

tempat itu berbeda, spesial, dan unik. Dari Peru hingga Afrika Selatan, Kamboja hingga Meksiko, Indonesia hingga Cuba…dunia adalah taman bermain penuh warna, cerita, budaya, cinta, dan perbedaan. Mengunjungi Malaysia lagi walau hanya untuk beberapa hari mengingatkanku bagaimana aku memulai semuanya di negara ini sepuluh tahun yang lalu. Sebagai perempuan muda tinggal sendirian di negara asing, semuanya terlihat begitu baru, aneh, dan berbeda. Sulit dipercaya aku begitu berani meninggalkan semuanya di Jakarta lalu mengambil tawaran pindah ke Malaysia bahkan tanpa riset dan tidak kenal siapapun. Namun aku bersyukur ada orang-orang yang begitu baik mau membukakan pintu untukku. Terlepas dari pengalamanku yang kecil, banyaknya kegagalan dan ditolak, seiring waktu pun aku belajar asal kita tetap berusaha maka tidak peduli berapa banyak pintu yang tertutup rapat pada akhirnya akan ada orang yang akan membukakan pintu yang paling tepat. Memberikan kita kesempatan terbaik yang berhak kita terima, percaya dengan segala kemampuan dan seberapa jauh kita bisa melangkah. Banyak yang menanyakan padaku bagaimana caranya bisa jalan-jalan keliling dunia atau mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Ketika aku menjawab caranya ya cuma satu: kerja keras, kebanyakan dari mereka langsung memberikanku ekspresi setengah kecewa karena mengharapkan aku akan memberi tahu rahasianya. Tidak ada rahasia, resep khusus, atau jalan singkat. Baik itu kesuksesan dalam menjalankan bisnis, meraih suatu prestasi, jadi penyanyi, punya badan sehat, atau apapun

303

yang kau impikan…semuanya dimulai dari kebiasaan dan progres kecil. Kemauan untuk terus berusaha, bersabar, dan memperbaiki diri. Kenyataannya semua orang punya jalan, strategi, kebiasaan, dan pandangan yang berbeda dalam mencapai sesuatu yang mereka inginkan. Jalan yang terasa baik buatku belum tentu baik bagi orang lain. Apa yang membuatku bahagia belum tentu juga bisa membuat orang lain senang. Saat pertama kali bekerja sebagai pemandu wisata paruh waktu sekitar tahun 2008, dengan gaji Rp 600.000 per bulan rasanya mustahil untuk bisa jalan-jalan. Tapi pekerjaan itu membawaku ke tempat dan kesempatan menarik yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku belajar mungkin traveling itu tidak harus keluar kota atau negeri, tapi bisa di dalam kota sendiri dulu. Seiring waktu berjalan, aku mengambil tawaran mengajar tari Bali, seni kerajinan tangan, bahkan jadi nanny paruh waktu. Dengan uang lebih yang aku dapatkan, aku mulai menabung dan akhirnya bisa ke Pulau Belitung, Bali, Karimun Jawa. Tidak lama kemudian aku mengambil pekerjaan di industri perhotelan dan pindah ke Bali lalu Malaysia. Kalau memang dunia perhotelan atau pariwisata adalah sesuatu yang ingin kau selami, berita baiknya ada banyak hotel di luar sana yang mengirim karyawannya untuk bekerja ke di luar negeri. Aku sendiri tidak pernah berniat kerja di hotel hingga sahabatku menceritakan tentang seorang pria yang ia kenal di kampus mendapatkan pekerjaan di Jepang. Aku pikir nggak ada salahnya untuk dicoba. Kalau orang lain bisa, aku juga pasti bisa. Lantas aku mencoba melamar kerja dan tidak lama kemudian pihak hotel mengirimku ke Bali selama tiga bulan lalu Malaysia selama setahun. Kuncinya, lagi-lagi rasa penasaran, ketekunan, kesabaran, dan kerja keras. Setelah merasakan kerja di dunia perhotelan, aku memutuskan kembali ke industri hiburan

304

dan mengejar cita-citaku untuk bekerja di perusahaan hiburan terbesar dunia. Hidup kemudian memberiku sebuah pekerjaan impian di The Walt Disney World, Florida. Tapi tentu saja jalanku hingga sampai Disney tidak selalu mulus dan mudah. Ada banyak tantangan, suka duka, putar balik, ditolak sana-sini. Bayangkan kalau kita mau liburan ke Bali tapi tiba-tiba penerbangan dibatalkan. Alternatif lain ya mengambil jalan darat. Naik mobil, belok kanan-kiri, putar balik, harus menempuh perjalanan yang panjang, belum lagi nyasar atau terjebak macet. Begitu pula hidup. Bukan tentang mencapai destinasi, tapi menghargai setiap prosesnya. Sebelum pindah ke Amerika Serikat, aku banyak mencoba audisi jadi penyiar radio dan televisi di Jakarta. Sempat juga mengambil pekerjaan sebagai asisten pribadi, marketing, dan business development di industri yang berbeda. Aku memang ingin bekerja di industri hiburan tapi aku juga harus tetap berpikiran positif dan terbuka akan adanya kesempatan lain di luar sana. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana mengambil suatu kesempatan akan mengubah hidup kita. Mungkin kesempatan itu bukan sesuatu yang benar-benar kita inginkan, tapi asalkan kita bisa melihat adanya peluang untuk tumbuh dan bereksplorasi, kenapa nggak dicoba? Lewat pekerjaan sebagai asisten pribadi, marketing, dan business development aku mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Vietnam, Kamboja, Hong Kong, Cina, Singapura, Thailand. Bagian terbaiknya adalah semua itu tidak hanya mempersiapkanku untuk petualangan hidup selanjutnya tapi juga mengantarku ke lebih dari 40 negara, ke tempat dan kesempatan yang lebih baik, dengan orang-orang yang terbaik pula. Lewat kebiasaan dan progres kecil, kerja keras dan kegagalan, penasaran dan kesabaran, perilaku positif dan selalu

305

berbuat baik pada sesama ( ditambah rasa syukur ) akan membawa kita pada hal yang kita impikan. Sama halnya dengan sahabatku Ella. Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk keluar dari zona nyaman hingga hidup memaksanya untuk tumbuh, berubah dan mengambil resiko. Kandasnya sebuah hubungan dengan seseorang mengajarkan Ella untuk memilih dan mencintai dirinya tanpa syarat. Untuk percaya bahwa ada hidup penuh warna, cinta, dan kesempatan besar yang lebih baik menantinya di luar sana. Berawal dari mendapatkan beasiswa belajar di Cina yang memberikannya pengalaman besar sekaligus membuka mata, Ella lalu memutuskan untuk mengambil tes profisiensi Bahasa Inggris dan mengikuti program au pair di London. Bekerja keras siang dan malam sebagai pengasuh anak demi membiayai kursus digital marketing, jalan-jalan keliling Eropa, dan masih juga bisa mengirimkan uang untuk keluarga di Jakarta – Ella membuktikan dengan bekerja keras tidak ada yang mustahil. Ia bahkan mendapatkan pekerjaan sebagai social media specialist di salah satu startup besar dan pindah ke Dublin, Irlandia. Mengambil resiko dalam hidup dan berpikiran terbuka sambil terus melangkah ke depan itu penting. Memiliki pemikiran berkembang adalah salah satu cara yang baik untuk meningkatkan ketekunan dan motivasi. Memahami bahwa kemampuan yang kita miliki datang dari komitmen kita untuk setiap hari belajar dan berkembang untuk satu persen menjadi lebih baik dari kemarin. Hidup punya caranya sendiri untuk mengarahkan kita pada banyak perjalanan yang tidak akan pernah kita lewati kalau saja semuanya terserah kita. Dan seringkali apa yang tidak pernah kita inginkan atau bayangkan sebelumnya ternyata

306

malah menjadi sesuatu yang paling kita butuhkan, bahkan menyelamatkan hidup kita. Jadi, jangan takut. Percayalah pada segala proses, langkah yang kau ambil, dan perjalanan ini kelak akan mengantarmu pada bagian hidup yang lebih baik lagi. Mungkin kau tidak akan selalu mendapatkan apa yang kau inginkan, tapi kau akan mendapatkan apa yang paling kau butuhkan. Belajar dan mengambil inspirasi dari orang lain memang penting, tapi di akhir hari kaulah yang akan menentukan jalanmu sendiri. Apa yang benar-benar kau inginkan. Kalau kau bermimpi untuk keliling dunia atau bekerja di luar negeri, ada banyak kesempatan menantimu di luar sana. Mulai dari program au pair, kerja sambil liburan di Australia, beasiswa dan magang di luar negeri, bahkan makin banyak perusahaan yang kini mensponsori visa kerja. Kurang percaya diri dengan kemampuan atau pengalaman yang sedikit? Kau bisa belajar dan mengakses informasi apapun di luar sana apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang ini. Media sosial juga menyediakan wadah kreatif dan memberikan kita kebebasan untuk berkreasi, belajar dari orang lain, mempromosikan hasil karya atau bisnis sendiri. Be creative. Be curious. Jangan menunggu hingga kau benar-benar siap. Kesempatan yang tepat tidak akan pernah datang kalau kau tidak mengambil langkah nyata. Di momen kau berani menuliskan segala goal hidup atau cita-cita lengkap dengan langkah-langkah yang harus kau ambil kemudian memulai dengan apapun yang kau punya, di situlah hidup akan mendukung niat baikmu dengan membukakan jalan. Memberimu inspirasi dan kekuatan, menuntunmu ke tempat yang tepat. Selangkah demi selangkah. Sehari demi sehari. Segala konsistensi dan ketekunan itu pasti

307

akan membuahkan hasil. Membuatmu makin siap dan percaya diri di mana kesempatan besar yang sudah lama kau impikan akan menyapa di waktu yang tepat. Ketika kau siap, percaya diri, matang dan penuh persiapan. Hal apa yang aku pelajari dari 12 bulan keliling dunia? Tidak terasa sudah setahun aku meninggalkan Singapura. Yang awalnya hanya berencana travel selama 3 bulan tiba-tiba berubah menjadi setahun penuh. Dalam waktu 12 bulan aku banyak mengunjungi tidak hanya tempat baru tapi juga belajar tentang diriku sendiri. Petualanganku setahun belakangan mengunjungi lebih dari 20 negara adalah salah satu hal terbaik dan investasi pribadi terbesar yang pernah aku lakukan. Keluar dari zona nyaman dan kembali menghadapi ketidakpastian hidup, aku belajar untuk mulai lagi dari nol. Bepergian seorang diri, pindah dari satu ke kota ke kota lain, belajar bahasa baru, beradaptasi dan mencoba untuk nyaman dan terbiasa bahkan di tempat atau situasi yang tidak nyaman sekalipun. Dalam 12 bulan belakangan ini aku mengunjungi:

Hawaii - LA - Stockholm - Gothenborg - Malmo - Copenhagen - Oslo - Stavanger - Preikestolen - Bergen - Aalesund - Oslo - Nice - Villefranche sur Mer - Antibes - Cannes - Monaco - Menton - St Jean Cap Ferrat - Rennes - Valencia - Brussels - Brugge - Antwerp - Prague - Vienna - Salzburg - Hallstatt - Barcelona - LA -

308

Singapore – Ho Chi Minh City – Phnom Penh – Siem Reap - Bhutan - Bali - Sumba - Berlin - Paris - Rennes - Poilley- Paris - Vienna - Bratislava - Budapest - Zagreb - Ljubljana - Split - Dubrovnik - Split - Milan - Lake Como - Bellagio - Florence - Siena - Rome - Seville - Granada - Madrid - Lisboa - Sintra - Porto - Madrid - NYC - Lima - Paracas - Huacachina - Puno - Cusco - Lima – NYC - Bangkok – Hanoi – Myanmar – Malaysia – Lombok – Singapura Aku tidak pernah menyangka bisa berjalan sejauh ini. Aku selalu mengingatkan diriku dari awal untuk tidak buru-buru. Ini bukan kompetisi, bukan juga “ah yang penting sampai” atau “Ok, checked. Pernah ke sana”. Ini adalah perjalanan pribadi, sebuah proses yang harus aku lalui untuk tumbuh dan menjadi pribadi yang lebih kuat dan baik lagi. Seperti belajar naik sepeda lagi. Belajar untuk percaya pada proses dan segala rencana hidup untukku. Kalau sepuluh tahun belakangan ini Tuhan sudah begitu baik untuk menjaga dan memberikanku yang terbaik dalam hidup, maka aku yakin ke depannya semua akan baik-baik saja. Melangkah menuju ketidakpastian, tempat baru dengan berbekal sebuah koper dan membiarkan hidup sekali lagi mengungkapkan segala kejutannya. Setahun wara-wiri keliling dunia aku banyak bertemu orang asing yang membuka hatiku. Sesuatu yang tidak pernah gagal membuatku takjub, bersyukur, dan merasa kecil di waktu yang bersamaan. Untuk memiliki teman bahkan keluarga nyaris di seluruh penjuru dunia. Mereka tidak hanya mengajarkanku pelajaran berharga dalam hidup, tapi juga menginspirasiku hingga aku bisa sekuat

309

ini dalam hidup. Mereka yang menjaga dan menawarkanku kehangatan seperti di rumah sendiri. Mengingatkanku masalah yang aku hadapi tidak ada apa-apanya dibanding besarnya berkah dan rejeki yang Tuhan sudah berikan. Sangatlah penting untuk berbagi dan berbuat baik setiap hari. Layaknya menabung, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit maka begitulah adanya dengan kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain. Kita tidak akan pernah tahu kapan dan bagaimana hidup akan membalas niat baik kita. Untuk selalu bersyukur dalam hidup tidak peduli apapun yang terjadi segala berkah dan rejeki yang aku miliki jelas lebih besar dari masalahku. Dan kadang kita harus mengingatkan diri sendiri untuk jangan lupa menghargai setiap progres, hasil kerja keras, menikmati hidup dan bersyukur atas segala yang terjadi dalam hidup. Bahwa kita tidak perlu hal-hal mewah untuk membawa kebahagiaan. Aku belajar “the art of enough” atau seni menghargai kecukupan dari orang-orang yang aku temui. Bagaimana mereka hidup dan apa yang membuat mereka bahagia membuatku berpikir lebih dalam tentang konsep kecukupan dan menikmati hidup sederhana. Tidak perlu berlebihan, selalu bersyukur karena nyatanya Tuhan dan hidup itu selalu memberikan kita lebih dari cukup. Aku diingatkan kembali bagaimana menyeimbangkan hidup dan betapa pentingnya melakukan sesuatu yang kita suka demi menjaga kebahagiaan dan kesehatan tubuh, hati, dan pikiran. Pertumbuhan seseorang itu tidak selalu lurus dan monoton. Bisa jadi mengambil dua langkah ke depan lalu tiga langkah ke belakang. Dengan menghadapi banyak gunung, bukit, jalan yang tidak selalu mulus, bahkan kadang harus putar balik. Aku begitu beruntung bisa bertemu mereka yang mengisi hati, jiwa, dan perutku dengan makanan, kopi, inspirasi, kebaikan dan begitu banyak cerita indah tentang hidup

310

yang bisa kubawa pulang sebagai oleh-oleh terbaik. Rasanya itu lebih dari cukup untukku. Lewat orang-orang asing ini aku belajar tentang cinta, kekuatan, dan kesabaran. Kalaupun ada hal yang terjadi di luar rencana, ya diterima saja dengan ikhlas. Pergi sendirian mengunjungi tempat asing, aku sadar tidak sekalipun aku merasa kesepian atau takut. Hidup begitu baiknya selalu menjagaku ke manapun aku pergi. Mengirimku ke tempat yang tepat di waktu yang tepat. Memberikanku lebih dari cukup rejeki, kesehatan, inspirasi, kekuatan, cinta, termasuk orang-orang baik dari latar belakang yang berbeda. Kalaupun aku pergi ke suatu tempat dan tidak kenal siapa-siapa, pasti ada saja teman lamaku yang kebetulan tahu seseorang di kota tersebut lantas dia akan mengenalkanku dengan orang itu dan biasanya tidak butuh waktu lama bagi kami untuk nyaman dengan satu sama lain. Contohnya saat aku baru saja sampai di Cape Town, Afrika Selatan. Aku punya beberapa teman baik asal Afrika Selatan tapi kebanyakan dari mereka tinggal dan kerja di kota dan negara berbeda. Salah satu temanku Guy Thompson yang tahu rencanaku mengunjungi Afrika Selatan merasa menyesal karena tidak sedang berada di Cape Town tapi ia langsung menghubungi orang tua dan temannya untuk mengajakku jalan-jalan. Guy tidak hanya rajin meneleponku hampir setiap satu jam sekali memastikan aku menikmati kota kelahirannya, tapi ia juga mengirim temannya untuk membawaku keliling kota dan makan di beberapa restoran terbaik Cape Town. Contoh lainnya ketika aku hendak melanjutkan perjalanan dari Stockholm ke Gothenburg. Sering bepergian ke Stockholm untuk urusan pekerjaan, salah satu rekan kerjaku mengenalkanku dengan kakaknya yang kebetulan tinggal di Gothenburg. Patrik Nordquist

311

menjemputku sore itu di lobi hotel. Meski baru saja kenal tapi kami langsung nyambung begitu ia menyinggung tentang pengalamannya jalan-jalan keliling Asia dan ternyata kami juga punya selera musik yang sama. Patrik kemudian membawaku ke rumah temannya yang kebetulan berencana masak pasta untuk makan malam. Sekitar 9 orang malam itu memenuhi ruang tamu dan dapur. Ada yang menyiapkan makan malam, ada yang menata meja makan, ada juga yang duduk-duduk di ruang tamu sambil menikmati wine dan cheese dan berbagi cerita tentang musik, budaya, juga pengalaman keliling dunia. Hal seperti ini membuatku merasa bagai orang paling beruntung di dunia untuk bisa mengunjungi tempat baru dan berbagi cerita tentang hidup dengan orang baru yang memiliki pandangan yang sama. Entah ini kebetulan atau memang orang baik selalu menarik orang baik, bahkan di tempat asing pun, aku menemukan rumah, kenyamanan, dan keluarga baru. Orang-orang dari latar belakang yang berbeda tapi begitu baik mau menerimaku, menjaga, memberikan cinta dan segenap inspirasi. Lebih dari sepuluh tahun yang lalu aku memang meninggalkan rumah tempatku di besarkan. Bukan keputusan yang mudah, tapi kemudian Tuhan menggantinya dengan memberikanku rumah dan kemudahan nyaris di manapun aku berada. Salah satu temanku pernah bertanya sebagai perempuan yang suka traveling sendirian apa aku pernah merasa takut atau tidak aman ketika mengunjungi tempat baru. Jawabannya, sejauh ini alhamdulilah aku tidak pernah merasa takut atau tidak aman ketika traveling solo. Alhamdulilah juga tidak pernah sekalipun mengalami kejadian buruk atau bertemu orang jahat. Aku rasa semuanya balik lagi pada niat dan cara pandang kita. Kalau kita berniat melihat dunia, kita harus percaya Tuhan dan hidup akan menjaga setiap langkah kita. Kita tidak

312

bisa melangkah keluar dengan membawa rasa takut, khawatir, dan pikiran negatif seakan hal buruk akan menimpa. Seakan orang jahat akan membahayakan kita. Jangan lupa pikiran kita memiliki kekuatan untuk menjadikan apapun yang kita pikirkan kenyataan. Kalau kita takut, maka apa yang kita takutkan bisa saja jadi kenyataan. Namun sebaliknya, kalau kita berani membuka hati dan pikiran, yakin bahwa ke manapun kita pergi ada Tuhan dan hidup yang akan selalu menjaga, menyediakan apapun yang kita butuhkan, memberikan kita kejutan, berkah, juga keajaiaban. Aku tiba dengan pikiran dan tangan terbuka untuk merayakan hidup, menikmati waktu, dan segala kemungkinan yang menungguku di tempat baru. Ada sesuatu yang indah, menakutkan tapi juga menjanjikan perubahan, inspirasi, kejutan, pelajaran ketika sampai di tempat baru. Tempat yang sekilas asing, namun perlahan menawarkan kehangatan, rasa nyaman…layaknya di rumah sendiri. Sebuah proses transformasi yang indah untuk menyaksikan diriku sendiri tumbuh dari seseorang yang mencoba menciptakan jalannya sendiri hingga akhirnya seiring proses ia berhasil menemukan versi terbaik dari dirinya. Tujuan hidup dan apa yang benar-benar membuatnya bahagia. Berani untuk mengikuti kata hati, mimpi, dan menciptakan ceritamu sendiri. Pilih untuk menjalani hidup layaknya semua adalah keajaiban. Di setiap kota yang aku singgahi, aku seperti meninggalkan sebagian kecil dari diriku sendiri dan memungut bagian yang baru ketika aku mengunjungi tempat baru. Aku menyaksikan mimpi-mimpi yang jadi kenyataan dan

313

seiring berjalannya waktu aku bisa melihat diriku tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih baik dari sebelumnya. Aku belajar:

1. Berkah yang kita punya selalu lebih besar dari masalah yang kita hadapi. Kuncinya banyak bersyukur dan menghargai hal kecil.

2. Apa tujuanku di dunia ini? Bagaimana caranya aku bisa membuat perubahan yang positif dan memberikan kembali pada orang-orang yang membutuhkan?

3. Biarkan passion dan hati yang memimpin setiap langkah kita

4. Berani untuk hidup dan mencintai tanpa rasa takut

5. Mencoba hal-hal baru dan merayakan setiap progres maupun kemenangan kecil. Ingatlah bahwa kita sedang dalam proses tumbuh dan tidak perlu buru-buru.

6. Cinta itu membebaskan. Cinta tidak perlu selalu datang dari seseorang tapi kita bisa merasakan cinta dan kebaikan lewat kehidupan sehari-hari.

7. Selalu berbuat baik pada sesama. Kebaikan yang kita lakukan dengan tulus pada orang lain suatu hari kelak akan kembali pada kita. Membantu di waktu dan tempat yang tak terduga.

8. Percaya pada rencana Tuhan. Hidup hanya akan memberikan kita yang terbaik. Mungkin tidak selalu memberikan apa yang kita mau, tapi apa yang kita butuhkan.

9. Apapun yang kamu inginkan dalam hidup sedang menunggumu di sisi lain dari rasa takut. Kuncinya adalah berani mengambil resiko dan

314

melangkah keluar dari zona nyaman walaupun menakutkan.

10. Kau jauh lebih kuat, lebih berani, lebih pintar dari apa yang kau kira.

11. Di saat aku jatuh dan untuk pertama kalinya kehilangan semua harapan dan keyakinan, kerap merasa apapun yang aku lakukan tidak lagi masuk akal…aku menyaksikan cara Tuhan dan hidup mengembalikan harapan dan keyakinan itu lewat berkarya. Lewat menulis dan melakukan hal kecil yang aku suka.

12. Ini adalah hidupmu. Tulis jalan ceritamu sendiri. Dalam 12 bulan terakhir, aku telah mendaki banyak bukit, melihat banyak matahari terbenam, menjalin pertemanan baru, dan bertemu kembali dengan beberapa teman lama. Aku mengisi jiwa, hati, dan perutku dengan petualangan, makanan, inspirasi, dan tawa yang kubagi dengan orang baru. Aku juga akhirnya berani melepaskan seseorang yang pernah berarti besar dalam hidupku. Awalnya aku pikir aku telah bertemu dengan pria yang tepat hanya karena ia mencentang semua kriteria yang aku dambakan hingga ia menunjukkan warna aslinya. Ketika ia tidak membalas pesan selama berjam-jam padahal selalu aktif di media sosisal. Ketika ia hanya menelepon di waktu yang nyaman baginya. Datang dan pergi sesuka hati karena ia tahu aku akan selalu ada kapanpun ia butuh. Ketika ia membatalkan rencana kami bahkan nyaris tidak ada usaha untuk menghabiskan waktu denganku. Tidak sekalipun menunjukkan ketertarikan, dukungan atau kepedulian pada hidup dan cita-citaku namun selalu paling tahu bagaimana membuatku tetap tinggal dengan memberikan harapan palsu. Dia yang selalu menjadikanku salah satu

315

pilihannya sementara ia berarti prioritas bagiku. Awalnya aku masih memaafkan, menerima dengan segala alasan yang kubuat sendiri karena aku menolak menerima kenyataan bahwa dia tidak pernah peduli. Berkali-kali aku mengatakan pada diriku oh mungkin dia sibuk, berikan dia ruang dan waktu…satu kesempatan lagi. Mungkin aku bisa memperbaiki hubungan ini. Sambil mengingat kembali semua masa indah kali pertama ketemu, bertahan dalam cerita romansa yang aku ciptakan di kepalaku meski aku tahu kenyataannya dia tidak baik untukku. Hingga pada akhirnya aku lelah berjuang sendirian. Lelah mempertahankan sesuatu yang semakin hari hanya terasa semakin berat dan menyakitiku. Kau tahu kau bersama pria yang salah saat dia mengeluarkan hal terburuk dalam dirimu ketimbang memberikan rasa tenang dan membuatmu bahagia. Dia membuatmu cemas, stres, khawatir, ragu. Mempercayainya pun terasa sulit karena dia tidak pernah jujur. Tetapi satu hal yang harus kau ingat; sama seperti hal lain dalam hidup, demikian pula dengan cinta...kita hanya pantas mendapatkan yang terbaik. Hidup ini terlalu singkat untuk disia-siakan dengan orang yang salah. Cinta semestinya menjadi tempat teraman. Cinta tidak menyakiti. Cinta yang berharga seharusnya tidak pernah membuat kita resah, khawatir, ragu dan menenangkan hati setiap saat. Dalam suatu hubungan butuh dua orang untuk bekerja sama membangun dan memelihara hubungan tersebut. Butuh kepercayaan, komunikasi, saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Jika sudah tidak ada lagi komunikasi dan rasa menghormati, maka untuk apa mempertahankan sebuah hubungan. Tidak ada yang menyakitkan dibanding terbangun di pagi hari dan menyadari sudah tidak ada lagi yang tersisa untuk dibicarakan di antara dua manusia yang sempat mencintai.

316

Komunikasi semakin hambar, perasaan perlahan memudar bahkan tidak ada lagi keinginan untuk melihat matanya dan bicara dari hati ke hati. Yang tadinya dekat dan memahami satu sama lain, tiba-tiba terasa seperti orang asing. Di waktu inilah aku sadar bukan tanggung jawab siapapun untuk membuatku bahagia. Akulah yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaanku, yang paling bisa membuat diriku lengkap dan utuh…bukan atas kehadiran orang lain. Lebih baik sendiri daripada berjalan bersama orang yang salah. Orang yang membuat kita merasa tidak pernah cukup, kesepian dan terasing. Orang yang membuat kita tidak bisa tidur di malam hari karena ada begitu banyak pertanyaan di benak kita. Ada keraguan, ada ketakutan tapi tidak cukup berani untuk menyampaikan. Karena dalam hati kita juga tahu inilah akhir dari kisah cinta. Sayangnya kita tidak berjodoh dan aku harus menghormati diriku sendiri dengan melangkah pergi. Lebih baik melepaskan ketimbang mempertahankan sesuatu yang sudah tidak sehat atau tidak baik untuk kita. Lebih baik berjalan sendiri ketimbang bersama dengan seseorang yang bahkan tidak tahu bagaimana cara mencintai dan menghargai kita. Walau sulit, pahit, menyakitkan tapi kita tidak bisa selamanya berharap seseorang atau sesuatu akan berubah. Berawal dari sebuah keputusan dan janji dengan diri sendiri bahwa apapun yang terjadi aku akan selalu mengutamakan diri dan kebahagiaanku, hidup seperti tidak pernah berhenti menunjukkan keajaiban dan memberikan cinta. Hidup mengirimkan orang-orang terbaik untuk menjaga dan membimbingku. Hidup, dengan segala kekacauan, tantangan, pasang surut dan rencana yang kadang tidak pernah aku mengerti - menjadikan mimpiku kenyataan. Menggantikan yang sudah pergi dengan sesuatu atau seseorang yang jauh lebih baik. Patah hati memang nggak

317

enak, tapi setidaknya aku punya kehidupan yang indah dengan petualangan besar menunggu. Aku juga bisa selalu kembali ke studio tari dan berlatih bersama teman-temanku, menulis lagi, intinya terus membangun diri. Percaya cinta yang terbaik akan menemukanku suatu saat nanti. Di waktu dan tempat yang tak terduga. Tanpa drama, tanpa permainan, yang ada hanyalah cinta dan komitmen untuk tumbuh bersama sambil mendukung mimpi satu sama lain. Dua orang berpisah. Dua orang memutuskan untuk melanjutkan hidupnya masing-masing. Dipisahkan jarak dan waktu, mereka tumbuh. Begitulah hidup. Ada pertemuan, ada perpisahan. Akan ada saatnya ketika kita harus mengakhiri sebuah bagian. Menyadari mana hubungan yang sehat, mana hubungan yang tidak sehat. Kapan harus bertahan, kapan harus melepaskan. Menutup kisah lama dan memulai babak baru. Saat membuka halaman baru memberimu rasa damai, kebahagiaan yang tidak pernah kau duga sebelumnya. Siapa sangka melepaskan seseorang yang awalnya dikira berat ternyata bisa sebegitu mudah. Membuka halaman baru pun bisa membuatmu merasa lebih baik. Ketika imajinasi atau gambaran untuk memulai kembali, meski sendiri, ternyata tidak terlalu menakutkan. Malah menyenangkan. Karena kau sadar masih ada banyak hal indah dan menakjubkan menanti di luar sana. Ada cinta yang tulus dan lebih baik. Ada seseorang yang akan mencintai dan menerimamu apa adanya. Membuatmu merasa cukup, bahkan lebih cukup. Untuk pertama kalinya semuanya terasa mudah. Mencintai dan dicintai itu tidak perlu rumit, bahkan kau tidak harus melakukan apapun. Tidak harus mempertanyakan atau meragukan perasaan dan tindak tanduknya. Tidak harus bolak-balik mengecek handphone karena kau tahu dia

318

tidak akan pernah membuatmu menunggu. Tidak ada lagi pertanyaan apakah ia pria yang tepat di waktu yang salah atau pria yang salah di waktu yang tepat. Tidak ada pertanyaan dia suka nggak sih? Dia peduli nggak sih? Karena dari awal semuanya cukup jelas. Dua orang yang menemukan satu sama lain, jatuh cinta di waktu dan tempat yang tepat. Siap berkomitmen, siap menjaga dan mendukung satu sama lain. Saat baru menjalin hubungan dengan seseorang, biasanya hubungan tersebut akan berjalan dengan baik untuk beberapa minggu, bulan, bahkan tahun pertama. Tapi setelah masa ‘bulan madu’ usai, kita jadi tahu siapa pasangan kita sebenarnya dan dihadapkan pada kenyataan bahwa hubungan itu sama seperti hal lainnya dalam hidup. Tidak selalu mudah, butuh kerja keras, dan komitmen penuh dari dua orang untuk terus memelihara hubungan. Tetap memilih untuk bersama walau mengalami masalah, menjaga dan mendukung satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, manusia akan selalu berubah. Tidak selalu berubah menjadi lebih baik, bisa juga jadi lebih buruk. Ketika menyangkut soal cinta, sayangnya seseorang tidak selalu bisa menerima perubahan pasangannya. Dalam hubungan seringkali kita mempertahankan sosok pasangan yang dulu ketimbang menerima perubahan dan siapa dia yang sekarang. Kita hanya ingin melihat apa yang ingin kita lihat, bukan apa yang kita butuh lihat. Hanya mau apa yang kita inginkan, bukan apa yang benar-benar kita butuhkan. Ketika menyangkut soal cinta, kita kerap mengingat betapa indahnya hubungan atau kenangan yang dulu pernah kita miliki dengan seseorang. Saat ada sebagian dalam diri yang belum siap untuk melepaskan, larut dalam kenangan lama pun menjadi pelarian sementara. Awalnya terasa

319

nyaman, lama-lama membuat kita terbuai dan makin berandai-andai sambil terus membangun imajinasi seandainya apa yang sempat kita miliki dengan orang itu tidak pernah usai. Seandainya orang itu tidak pernah berubah dan semuanya masih sama seindah dahulu. Kita jatuh cinta pada segala imajinasi, gambaran, ide yang kita bangun di dalam pikiran tentang mereka, bukan jatuh cinta pada realita siapa dia yang sebenarnya. Namanya manusia tidak peduli seberapa mandiri pasti pernah merasakan kesepian dan merindukan hubungan dengan seseorang. Kadang kita hanya ingin memiliki seseorang untuk melengkapi hidup. Untuk berbagi pengalaman dan hidup. Berbagi canda tawa, suka duka, ide, inspirasi. Juga rasa ingin disayang, didengarkan, dimengerti, diperlakukan dengan baik. Tapi jangan biarkan semua ini membuatmu merasa harus memiliki seseorang saat ini juga. Inilah yang membuat kita seringkali jatuh cinta pada ide untuk memiliki seseorang ketimbang kepribadian mereka yang sebenarnya. Kadang-kadang aku tidak habis pikir dengan caraku membuat keputusan gila yang orang lain tidak akan pernah lakukan. Mulai dari menetap di Kamboja dengan uang kurang dari seratus ribu rupiah, tidur di lantai bandara beberapa tahun lalu, hingga meninggalkan rumah tanpa uang hanya berbekal mimpi dan keyakinan. Tetapi dari momen tersebut aku jadi lebih kuat dan bisa berjalan sejauh ini. Aku merasa semakin mengenali diriku dan makin percaya tidak ada yang mustahil di dunia ini selama kita mau mencoba. Kalau ditanya apakah aku pernah menyesali atau berniat mengubah sesuatu jika diberi kesempatan lagi, jawabanku tidak. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini memiliki alasan dan tujuannya masing-

320

masing. Aku berterima kasih dan merasa bangga pada diriku karena selalu memilih pertumbuhan daripada kenyamanan. Berani meninggalkan orang-orang yang memperlakukanku dengan buruk dan mengambil risiko. Berani bermimpi besar, dan tidak membiarkan apapun untuk menghentikan langkahku. Aku bangga untuk bangkit kembali setelah gagal dan masih berani mencintai tanpa rasa takut. Aku harap tidak peduli apapun yang terjadi dalam hidup, aku tidak akan pernah lupa untuk bersyukur. Untuk mengingat betapa beruntungnya diriku bisa melalui semua ini. Pasang surut kehidupan, kegagalan dan sukses, mimpi yang menjadi kenyataan, patah hati, dsb. Hidup mencintaiku dan akan selalu memberikan yang tebaik. Mulai dari dunia yang penuh warna, cinta tanpa syarat, kesehatan, berkah, keajaiban kecil dan besar yang terjadi setiap waktu, imajinasi yang menjadi kenyataan dan…orang-orang terbaik. Aku masih tidak percaya dengan sejauh apa aku sudah melangkah. Tahun ini mimpiku untuk mengunjungi Bhutan akhirnya kesampaian juga. Negara yang memberikanku rasa damai beserta orang-orangnya yang baik dan hangat turut menginspirasiku untuk membuat buku fotografi. Tahun ini tidak hanya aku berhasil menerbitkan buku perjalanan tentang 'Bhutan', aku juga membuat podcast sendiri dengan judul ‘Flirty and Fabulous’, dan masih sering menulis untuk majalah. Karya-karyaku mungkin tidak sempurna tetapi yang penting aku sudah mencoba. Untuk berusaha selangkah demi selangkah, melakukan hal-hal sulit dan berjalan sendiri. Melihat ke belakang, memang menakutkan untuk keluar dari zona nyaman tapi aku tidak menyesalkan apapun. Aku senang dan bersyukur sudah memilih jalan ini. Ketika hidup menjadi sulit, aku selalu ingat bahwa aku berani. Aku beruntung. Aku kuat. Aku bisa melewati semua ini. Aku selalu dilindungi dan

321

dicintai, dan kemanapun aku pergi aku selalu melihat cinta dan kebaikan. Aku cukup dan akan selalu cukup. Aku berhak untuk bersinar terang dan tidak akan membiarkan siapapun meredupkan cahayaku. Saat aku mengundurkan diri dari pekerjaan impianku setahun yang lalu, melepaskan segala kenyamanan yang aku miliki untuk menciptakan diriku kembali – tidak pernah terpikirkan sama sekali aku akan melewati petualangan besar ini. Merasakan jatuh bangun, sulitnya mendaki gunung, konsistensi mengejar mimpi, indahnya makin mengenali diri sendiri. Hidup memang tidak pasti, namun dibalik ketidakpastian itu hidup juga menyelipkan banyak sekali keajaiban. Keajaiaban yang terjadi setiap saat. Detik, menit, hari. Aku melihat keajaiban lewat orang-orang asing yang kutemui sepanjang perjalanan. Lewat matahari terbenam, langit biru, kesehatan yang kumiliki, tawa anak kecil, keindahan dunia, dan kenikmatan sederhana hidup yang tidak perlu besar atau mewah. Lewat perjalanan panjang ini aku semakin tahu apa yang aku inginkan dan tidak lagi akan menerima sesuatu yang kurang dari apa yang berhak aku dapatkan. Dalam ketidakpastian, aku menemukan diriku semakin berserah diri. Semakin percaya pada rencana Tuhan dan menjalani hidup sehari demi sehari. Tuhan begitu baik menjagaku dengan mengeluarkan orang yang tidak baik dari dalam hidupku kemudian mengirimkan orang dan kesempatan yang jauh lebih baik. Seperti mengganti barang lama dengan barang baru. Aku juga menyadari betapa mencintai diri sendiri bisa melindungimu dari hal-hal atau orang yang tidak baik.

322

Aku tidak lagi terobsesi akan hasil akhir, masa depan, atau sesuatu yang tidak bisa aku kendalikan sepenuhnya. Aku menemukan kekuatan dan kesabaran yang tidak pernah kuduga sebelumnya. Bersabar bukan berarti duduk-duduk sambil menunggu hal yang besar akan datang, tapi tetap berkreasi dan menikmati hidup. Aku memutuskan untuk berhenti meragukan diriku. Ya, mungkin aku tidak selalu tahu apa yang kulakukan ini benar atau salah, tidak tahu pasti bagaimana caranya mewujudkan mimpi-mimpiku atau bisa sampai ke tempat yang kuinginkan, tapi semua itu tidaklah penting. Kalau aku bisa memanfaatkan hari ini dan berusaha semaksimal mungkin dengan apa yang aku miliki, mencurahkan segala tenaga dan pikiran – aku percaya suatu saat nanti segala usaha ini akan terbayarkan. So now, what’s next? Apa lagi yang ingin kulakukan selanjutnya? Setelah menghabiskan setahun traveling dan melakukan banyak hal yang sudah lama kuimpikan, aku merasa siap untuk kembali lagi bekerja. Berkolaborasi dengan orang banyak, menjadi bagian dari proyek-proyek seru dengan harapan membuat perubahan positif untuk masyarakat luas. Aku selalu menanyakan pada diri sendiri, bagaimana aku bisa menggunakan tujuan dan segala kemampuan yang kumiliki untuk membuat perbedaan? Untuk menjadikan dunia ini sedikit lebih baik dan membantu orang lain? Aku tahu aku masih ingin bekerja dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda, membuat konten menarik di industri kreatif sambil membukakan pintu kesempatan bagi orang lain untuk mengembangkan usaha mereka.

323

Banyak yang menanyakan apakah sulit untuk mendapatkan pekerjaan lagi setelah setahun atau dua tahun break? Akankah gap atau celah dalam resume mempengaruhi proses rekrutmen? Sejauh ini aku tidak pernah mengalami adanya masalah dengan gap atau celah dalam resume setelah mengambil sabbatical leave. Dalam proses wawancara, para rekruter dan manajer sering menanyakan kenapa aku mengambil cuti kerja, apa saja yang sudah aku lakukan, dan bagaimana selanjutnya aku bisa membuat kontribusi dengan segala pengalaman yang aku punya. Reaksi mereka selalu positif malah mendukung keputusanku untuk terus mengutamakan perkembangan diri. Mereka paham aku keluar dari pekerjaan karena sudah tidak lagi menemukan diriku berkembang di kantor yang lama. Bukan karena aku ingin loncat-loncat dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, tapi karena aku memang ingin terus berkembang. Bosan, merasa terjebak, tidak lagi excited, mati rasa adalah tanda-tanda seseorang berhenti berkembang. Mengambil sabbatical leave atau cuti kerja dengan maksud membangun diri sendiri memberikan seseorang kesempatan untuk mempelajari hal baru. Ada yang menganggap sabbatical leave hanya buang-buang waktu. Tapi aku justru merasa mengambil break sejenak dari rutinitas kantor sehari-hari untuk kembali fokus berinvestasi pada diri sendiri sangat penting untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Tentu saja aku paham tidak semua orang berani untuk mengambil resiko atau keluar dari pekerjaannya begitu saja mengingat ada banyak tanggungan hidup. Tidak semua orang memandang sabbatical leave itu sesuatu yang penting dilakukan dalam hidup.

324

Keluar dari sebuah rutinitas atau pekerjaan kemudian terjun ke dalam ketidakpastian memang menakutkan. Namun kalau kau merasa hal itu adalah sesuatu yang harus kau lakukan, sesuatu yang akan membuatmu merasa jauh lebih baik…maka lakukanlah dengan sepenuh hati. Kau harus percaya dengan apapun yang ingin kau lakukan dalam hidup. Jangan ragu untuk melakukan apa yang menurutmu baik atau terasa benar. Bukan karena pendapat orang lain, tapi karena kau benar-benar menginginkannya dan kau bisa merasakan hati kecilmu juga berkata demikian. Apa yang menurutku benar, belum tentu akan baik untukmu. Begitu pula sebaliknya. Namun kalau kau percaya diri, percaya bahwa apa yang kau lakukan itu memang baik untukmu…then do it. Kita memang tidak selalu tahu apa yang kita lakukan dalam hidup itu benar atau salah. Apakah keputusan yang kita ambil ini kelak akan membawa kita ke tempat yang lebih baik atau lebih buruk. Dalam hidup, tidak ada kegagalan, yang ada hanyalah pelajaran. Saat awal-awal aku mencoba menulis artikel untuk majalah beberapa tahun yang lalu, seorang temanku bertanya kenapa aku mau membuang-buang waktu menulis meskipun bayaran menulis itu tidaklah seberapa. Sama halnya ketika aku menerima sebuah pekerjaan yang gajinya tidak besar, teman lain pun berkomentar aku tidak akan ke mana-mana kecuali stuck di tempat yang sama. Tapi dalam hati aku percaya apa yang lakukan itu benar. Aku mengambil tawaran pekerjaan tersebut karena melihat adanya peluang besar untuk belajar sesuatu yang baru dan kebebasan untuk berkarya. Aku memang bekerja mati-matian, capek, tapi di akhir hari aku bahagia setiap kali melihat progres yang kubuat. Bagian terbaiknya

325

adalah segala pengalaman yang kudapat dari sana mengantarku ke tempat yang lebih baik. Demikian pula dengan proses menulis. Aku sadar aku mungkin bukan penulis yang terbaik, itulah sebabnya aku harus terus berlatih. Banyak menulis dan membaca juga tidak malu untuk menghubungi editor majalah meski sudah ditolak berulang kali. Kenapa aku masih bersikeras mengirimkan artikel daripada menyerah? Karena aku merasa hal ini penting untukku. Karena aku yakin dengan apa yang aku lakukan. Karena aku ingin menginspirasi orang lain dan memberikan yang terbaik. Karena menulis terasa seperti berada di rumah sendiri. Sekalipun aku tidak pernah merasa buang-buang waktu dengan melakukan apa yang aku suka. Aku percaya alam semesta tidak peduli dengan apa yang sudah kau capai. Ia hanya peduli pada hati dan tujuanmu. Ketika kau memiliki tujuan dan hati yang baik, maka misimu sejalan dengan cara alam semesta bekerja. Ketika kita melakukan hal yang berarti besar dan kita menikmati setiap prosesnya tanpa fokus memikirkan uang dan uang, kau tidak akan percaya bagaimana rejeki dan kesempatan besar akan selalu mengikuti…datang berlipat ganda di tempat dan waktu yang tak terduga. Kerja keras dan konsistensi selalu terbukti bisa mengalahkan bakat. Akan selalu ada orang yang meragukan dan berkomentar apapun yang kita lakukan itu tidak cukup baik atau salah. Kita bisa membiarkan pendapat itu menjatuhkan kita atau sebaliknya menghiraukan dan fokus untuk terus memperbaiki diri. Work hard in silence, let your success make the noise. Lakukan apa yang menurutmu benar, bekerja keraslah dan biarkan suksesmu yang bicara.

326

Bicara susah atau tidaknya mendapatkan pekerjaan lagi, jawabannya lagi-lagi tergantung dari apa yang ingin kau lakukan dalam hidup setelah mengambil cuti kerja. Bagiku, berhubung aku masih ingin bekerja dan mendapatkan pengalaman di negara asing, maka aku fokus mencari kesempatan di luar negeri. Meski aku juga sadar tidak banyak perusahaan yang bersedia mensponsori visa kerja namun bukan berarti tidak ada jalan. Aku selalu menanamkan kalau dulu aku berhasil mendapatkan kesempatan besar di luar negeri, maka aku pasti bisa mendapatkannya lagi. Tidak ada yang mustahil selama aku mau terus mencoba. Aku hanya perlu ekstra sabar, lebih kreatif dan bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan yang aku inginkan. Setelah dua kali mengambil sabbatical leave, aku selalu memastikan untuk memasukkan segala prestasi, pengalaman, apa saja yang sudah aku pelajari selama sabbatical leave ke dalam resume. Biasanya setelah tahu peran apa yang ingin aku lakukan selanjutnya, aku akan menghubungi beberapa teman yang mungkin memiliki koneksi di bidang atau perusahaan impian. Kalaupun aku tidak kenal siapa-siapa, aku tidak akan malu untuk mencari email rekruter atau orang yang kira-kira bekerja di perusahaan tersebut. Lalu aku akan menyusun surat lamaran pekerjaan yang memang berdasarkan dengan posisi yang aku inginkan. Untuk terlihat berbeda dari kandidat lainnya, kadang aku menyelipkan portfolio dan presentasi kecil yang menjabarkan apa saja yang sudah aku lakukan juga bagaimana aku bisa membantu mereka dalam menghadapi tantangan atau sekedar membuat konten yang lebih baik lagi. Tunjukkan pada mereka bahwa kau peduli, kau memiliki kualitas dan semangat tinggi. Kau tidak takut untuk mengambil langkah extra untuk memberikan yang terbaik. Kalaupun sang rekruter tidak membalas,

327

setidaknya kau sudah mencoba. Mencoba jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Satu hal yang spesial dan berbeda kali ini adalah aku mendapatkan dua tawaran menarik. Yang satu masih berhubungan dengan musik dan tidak jauh berbeda dengan apa yang aku lakukan sebelumnya. Sementara tawaran yang satu lagi datang dari salah satu startup berbasis di Amerika Serikat. Masih berhubungan dengan industri kreatif, kebetulan mereka berencana untuk memperluas bisnis hingga ke Asia Tenggara. Ketika pertama kali mengobrol dengan managing director, awalnya kami membicarakan kemungkinanku untuk bergabung dengan tim pengembangan produk. Namun setelah kami berdiskusi lebih jauh dan aku menyampaikan keinginanku untuk tetap bergerak dalam bidang kreatif dan bertemu dengan orang banyak, sang managing director pun memutuskan untuk menciptakan posisi baru yang memang sesuai dengan mimpiku. Dia melihat bagaimana kelebihan dan pengalamanku bisa berguna untuk mengembangkan bisnis terutama di Asia. Hal seperti inilah yang membuatku selalu merasa takjub dan bersyukur akan segala kejutan hidup. Untuk bertemu dengan orang-orang yang tidak hanya memiliki pandangan serupa tapi juga yang percaya dan mau membukakan pintu. Memberikanku kebebasan dan kesempatan untuk terus tumbuh dan berkarya. Aku kembali ke Singapura setahun kemudian dengan energi, inspirasi, dan mimpi baru. Kadang sulit dipercaya bagaimana seseorang bisa tumbuh pesat dalam waktu setahun. Hari itu mendarat di Changi Airport aku merasa

328

jauh lebih kuat, optimis, dan bangga telah ‘lulus’ dari sebuah petualangan besar yang membuatku mampu melihat sesuatu dari perspektif baru. Melihat ke belakang, perjalanan ini mengajarkanku untuk memilih dan mencintai diri sendiri. Aku memang kehilangan banyak hal, tapi sebagai gantinya Tuhan memberikanku banyak hal dan pelajaran baru. Begitulah hidup, terus berputar dan semuanya hanya bersifat sementara. Ada kalanya kita harus melangkah dan menerka jalan sendirian. Akhir yang bahagia pun tidak harus selalu bersama dengan seseorang. Akhir yang bahagia bisa jadi kita temukan dalam diri sendiri. Memilih diri sendiri dan melanjutkan hidup, mengejar mimpi dibanding bertahan bersama seseorang yang bahkan tidak tahu bagaimana mencintai dan memperlakukan kita dengan baik. Saat kita berani melepaskan dan tetap melangkah tanpa rasa takut. Berani untuk membuka hati dan mencintai lagi, meski sudah berulang kali kecewa dan patah hati. Mencintai diri sendiri jelas mengajarkanku tentang proses, cinta, dan kesabaran. Bukan semata tentang mencapai destinasi akhir atau mencari momen yang tepat di mana segalanya akan terasa sempurna. Butuh banyak latihan untuk lebih mengenal dan mencintai diri sendiri. Semuanya dimulai dari diri sendiri. Setiap hubungan yang kita miliki adalah cerminan hubungan yang kita punya dengan diri sendiri. Setiap situasi dalam hidup menawarkan kesempatan untuk belajar dan merefleksi diri. Setiap kekecewaan, patah hati, frustrasi, kegagalan, delay, pintu yang tertutup, dan kesedihan adalah guru. Ingatlah, hidup itu bukan musuh dan tidak seburuk kelihatannya. Kau lebih kuat daripada yang kau kira.

329

Menjadi positif dan bahagia itu pilihan. Setiap orang tentu punya definisinya masing-masing tentang bahagia. Kebahagiaan dalam hidup seseorang tergantung dari kualitas pikirannya. Terlepas dari situasi apapun yang kau hadapi saat ini, kau bisa selalu memilih untuk bahagia. Kadang bahagia berarti melepaskan apa yang kau kira bagaimana hidupmu semestinya. Menerima kenyataan dan menghargai apa yang kita miliki saat ini juga tanpa berharap seandainya keadaan berbeda. Menikmati waktu dan hidup apa adanya. Kalau kita merasa hanya benar-benar bahagia ketika memiliki atau mendapatkan sesuatu, maka kita tidak akan pernah merasakan puas atau kecukupan. Selalu saja ada yang kurang atau salah. Dengan menghargai sesuatu tidak peduli sekecil apapun membuat kita merasa lebih baik dan membantu untuk memfokuskan pikiran pada hal-hal positif. Dengan memfokuskan pikiran pada sesuatu yang positif akan menarik lebih banyak hal positif lagi hingga tidak ada ruang tersisa untuk rasa takut, khawatir dan pikiran negatif. Ketika kita fokus menghargai hal positif yang kita miliki, maka tidak sulit untuk menjadi bahagia. Tapi kalau kita selalu merasa kurang dan fokus pada hal negatif atau apa yang tidak kita miliki, maka kita tidak akan pernah merasa cukup dan bahagia. Bagaimana caramu melihat dan menghargai sesuatu itu penting. Orang yang bersyukur dalam hidupnya pasti jauh bahagia, damai, dan mampu mengatasi masalah. Dengan menghargai, banyak bersyukur, dan memilih untuk bahagia adalah resep sederhana untuk menarik hal dan orang-orang baik ke dalam hidup. Rasa syukur yang kita panjatkan di masa tersulit pun adalah bentuk kepercayaan dan pasrah pada

330

segala rencana Yang Maha Kuasa. Kita sudah berupaya sebisa kita, sekarang yang kita bisa lakukan hanya berserah diri dan percaya bahwa ada yang akan selalu menjaga dan menuntun kita. Mukjizat itu nyata, alam semesta pun bekerja dan Tuhan tidak tidur. Mulailah dengan menuliskan rasa syukur dan segala penghargaan atas semua yang telah terjadi dalam hidup. Ambil waktu yang kau butuhkan untuk meresapi apa yang kau pikirkan, apa yang sudah terjadi di masa lalu, dan apa yang ingin kau kejar di masa depan. Jujurlah dengan dirimu sendiri tentang apa yang sedang terjadi dalam duniamu. Juga jangan malu mengakui momen di mana kau membiarkan rasa takut, malas, bayangan gagal, dan ditolak menghentikanmu untuk berusaha. Tulis segala detil mulai dari perasaanmu saat ini, hubunganmu dengan orang lain, siapa saja yang mendukung dan berarti untukmu, bagaimana mereka menginspirasimu. Tulis siapa dirimu beberapa tahun yang lalu dan siapa dirimu yang sekarang. Sejauh apa kau sudah melangkah dan mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan. Tuangkan segala ide, goal, langkah nyata, dan rencana hidupmu. Dari situ mulailah berusaha. Ingat akan konsistensi dan fokus pada progres, tujuan, dan kemampuan. Selama sepuluh tahun belakangan aku menyadari bagaimana hubunganku dengan Tuhan, alam semesta, pikiran dan perilaku yang positif banyak menuntunku dalam hidup. Tidak hanya aku menyaksikan puluhan mimpi dan imajinasi jadi kenyataan, hidup juga meyakinkanku aku bisa mendesain hidup yang kuinginkan. Apapun itu, alam semesta pasti akan membukakan jalan dan menuntunku ke sana.Tidak peduli ke manapun aku pergi, aku selalu melihat cinta, ketulusan, kebaikan, inspirasi, rejeki, dan mukjizat. Tuhan seperti

331

menjagaku. Menuntun setiap langkah dan membantuku mengatasi masalah. Membisikkan kapan aku harus belok kanan, kiri, berhenti, dan beristirahat. Memberikan sepasang kaki yang kuat dan hati yang besar sehingga aku bisa terus melangkah. Berjalan sendiri pun aku tidak pernah merasakan kesepian karena dalam perjalanan hidup selalu mengirimkan orang-orang baik yang memberiku pelajaran dan inspirasi. Aku menemukan diriku, rumah, kenyamanan, dan keluarga bahkan di tempat terasing bersama orang-orang baru dengan latar belakang yang berbeda. Kebaikan yang kita lakukan pada orang lain pun selalu kembali berlipat ganda di waktu dan tempat yang tidak pernah kita duga. Pernah suatu malam di Cusco, Peru saat udara di luar begitu dingin dan aku agak nggak enak badan, tiba-tiba pak satpam yang sedang jaga malam membuatkanku secangkir teh hangat. Kami bahkan nggak pernah ngobrol sebelumnya. Dia hanya berpesan teh itu baik untuk menghangatkan badan supaya keesokan harinya aku bisa beraktivitas lagi. Contoh sederhana lainnya saat aku mengunjungi Myanmar untuk kali pertama dan tidak tahu bus nomor berapa menuju kota Bagan. Beberapa orang lokal dengan sabar mengantarku ke perhentian bus, kemudian dua perempuan muda menawarkan tempat duduk bahkan membayarkan tiketku. Mereka tersenyum dan berkata senang sekali melihat turis mengunjungi Myanmar. Ada banyak lagi kebaikan yang kuterima dari orang asing. Meski terlihat kecil dan sederhana, namun aku bisa melihat ketulusan dan cinta lewat sorot mata dan senyum tulus mereka. Hal seperti inilah yang membuatku begitu bersyukur. Tidak butuh hal besar atau mahal untuk bahagia, asal tahu bagaimana menghargai hal kecil dan tidak lupa berterimakasih.

332

Hidup itu sendiri menjadi alasan. Alasan untuk bersyukur, tersenyum, berbagi, bertahan. Tentu tidak mudah, tetapi seiring proses pertumbuhan, kau akan menemukan dirimu lebih kuat, lebih bijaksana, bahkan menemukan potensi yang kau bahkan tidak tahu kau miliki. Jadilah cinta yang layak kau terima dan itu akan mengubah dunia. Jadi, pergilah merayakan hidup. Bawalah dirimu ke dalam sebuah petualangan. Bukalah pikiran dan jelajahi tempat baru. Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, traveling bisa dimulai dari kota sendiri atau tempat yang dekat. Buatlah kesalahan. Belajarlah mencintai tanpa rasa takut. Menangislah kalau perlu, tapi kau harus bangkit lagi. Hargai hal kecil dan nikmati waktu. Ambil kesempatan dan segala resikonya. Perbaiki diri. Jangan terlalu serius melihat hidup. Lihatlah ke belakang dan bangga sudah sejauh apa kau melangkah. Begitulah hidup dengan kebahagiaan sesungguhnya. Banyak orang yang sibuk mengejar kebahagiaan. Begitu ambisius dengan segala rencana mengejar kebahagiaan hingga lupa untuk menghargai hal sederhana di depan mata. Dan jika kau merasa belakangan ini kau kerap menghabiskan banyak waktu bermain media sosial, kau selalu bisa menguranginya dan menyibukkan dirimu dengan membaca buku atau mempelajari hal baru. Mulailah kebiasaan baru. Awali hari dengan banyak bersyukur dan mulailah menulis. Traktir dirimu secangkir kopi dan buku yang menginspirasi. Kenakanlah pakaian yang baik. Tidak perlu mahal, asal kau terlihat rapi, bersih, dan menarik. Tersenyumlah dan berikan cinta ke manapun kau pergi. Berbagi dan berbuat baiklah. Lakukan apapun dengan cinta dan penuh sukacita. Kalaupun kau sedang mengalami masalah dan hari ini terasa berat, satu

333

hal yang perlu kau tahu…tidak apa-apa untuk merasa sedih, terluka, atau kecewa. Ingatlah, tidak ada yang abadi. Apa yang kau rasakan sekarang cepat atau lambat akan berubah. Apa yang kau takutkan belum tentu akan terjadi bahkan mungkin tidak penting sama sekali di masa depan. Kau bisa. Kau kuat. Kau hebat. Kau cukup, selalu cukup, lebih dari cukup. Saat kau mencoba untuk tidak mengontrol sesuatu dan berserah diri sepenuhnya pada hidup dan rencana Tuhan, di situlah kau akan menemukan jalan. Melihat cahaya di akhir terowongan. Waktu yang akan mengungkapkan segalanya dan perlahan kau akan sembuh. Suatu hari nanti kau akan mengerti kenapa kau harus melewati semua ini. Kau akan bangun dan menyadari semuanya akan baik-baik saja.

334

METAMORFOSIS Setiap kali aku mengunjungi toko buku, aku selalu mencari buku tentang perempuan. Bisa jadi autobiography atau perjalanan perempuan yang selalu mengejar versi terbaik dari dirinya. Tidak pernah berhenti berevolusi karena ia percaya ada potensi besar dalam dirinya dan kesempatan besar menanti di luar sana. Tumbuh besar dikelilingi perempuan-perempuan kuat akhirnya menginspirasiku untuk berani menuliskan perjalananku mengejar mimpi melewati begitu banyak negara. Aku berharap suatu hari nanti cerita ini bisa menginspirasi seseorang dan memberikannya harapan untuk tetap melangkah sama seperti bagaimana hidup terus menginspirasiku. Lebih dari sebuah perjalanan untuk mengenal dan mencintai diri sendiri, Metamorfosis adalah perayaan dari keberanian untuk bermimpi dan terus berjuang. Keberanian untuk melepaskan, keluar dari zona nyaman dan melakukan hal yang berarti besar bagi diri sendiri meski kita tidak selalu tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mencoba berkawan dengan waktu yang tidak hanya mengajarkan kita untuk ikhlas merelakan tapi juga menaruh kepercayaan bahwa pada saat yang tepat, sang waktu akan mengungkapkan kenapa sesuatu terjadi. Mencintai tanpa rasa takut dan berdamai dengan siapapun yang datang dan pergi dalam hidup. Menikmati waktu karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

335

Buku ini juga sebuah surat cinta yang ingin aku dedikasikan untuk Mama, sahabat, orang-orang yang aku temui sepanjang perjalanan. Bentuk terimakasih dan syukurku pada hidup dan Tuhan karena begitu baik sudah menjaga dan membuktikan kesekian kalinya apapun yang kita inginkan bisa menjadikan kenyataan.

336