implementasi metode sugesti terhadap pembelajaran

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa atau yang seringkali kita kenal sebagai peserta didik merupakan objek utama dalam pendidikan, dimana peserta didik selain menjadi tonggak utama suatu pendidikan, namun peserta didik juga pengenyam ilmu pengetahuan yang tiada batasnya dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, contohnya dalam pembelajaran biologi yang mana kita mengenal biologi sebagai ilmu alam yang terus menerus berkembang. Perkembangan ilmu Biologi bukanlah didasarkan pada suatu ketidak pastian, namun dalam perkembangannya biologi terus menemukan suatu ilmu-ilmu yang baru yang lebih mendetail melalui suatu riset ataupun analisa. Dengan kekhasan analisa yang terus berkembang, maka peserta didik pun di tuntut untuk berpacu dengan perkembangan zaman. Selain itu para peserta didikpun dituntut agar mampu menjadi seorang penganalisa yang baik dan terus berkembang. Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 1

Transcript of implementasi metode sugesti terhadap pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siswa atau yang seringkali kita kenal sebagai

peserta didik merupakan objek utama dalam pendidikan,

dimana peserta didik selain menjadi tonggak utama suatu

pendidikan, namun peserta didik juga pengenyam ilmu

pengetahuan yang tiada batasnya dan terus berkembang

sesuai dengan perkembangan zaman, contohnya dalam

pembelajaran biologi yang mana kita mengenal biologi

sebagai ilmu alam yang terus menerus berkembang.

Perkembangan ilmu Biologi bukanlah didasarkan pada suatu

ketidak pastian, namun dalam perkembangannya biologi

terus menemukan suatu ilmu-ilmu yang baru yang lebih

mendetail melalui suatu riset ataupun analisa. Dengan

kekhasan analisa yang terus berkembang, maka peserta

didik pun di tuntut untuk berpacu dengan perkembangan

zaman. Selain itu para peserta didikpun dituntut agar

mampu menjadi seorang penganalisa yang baik dan terus

berkembang. Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 1

Peserta didik merupakan objek utama dalam

pendidikan, namun hakikat peserta didik pun merupakan

suatu subjek dalam ilmu pengetahuan, hal tersebut

diketahui melalui adanya tuntutan para peserta didik agar

terus menjadi seorang penganalisa. Seringkali seorang

penganalisa ini gagal berulang kali dalam mengkaji suatu

objek kajian, maka dengan begitu peran guru dalam hal ini

sangat dibutuhkan. Peran seorang guru bukan hanya sebagai

pengajar dan pendidik, namun sebagai pembimbing. Guru-

guru yang dapat mengarahkan siswanya ialah guru yang

mampu membangkitkan semangat siswanya. Karena ketika

seseorang dengan kemapuan EQ dan IQ nya memiliki

kemampuan yang tinggi setidaknya dapat berhasil mendaki

kesuksesan (Ary Ginanjar: 2001). Walaupun pada nyatanya

IQ belum tentu menjamin kesuksesan atau kecerdasan siswa.

Menurut Horward garner sendiri mengatakan bahwa tes IQ

tidak manusiawi dan tidak mampu mengukur kreativitas

serta pemecahan masalah seseorang , namun setidaknya

dengan adanya IQ dapat dijadikan salah satu standar utama

dalam menilai kecerdasan secara psikologisnya. Maka

seorang guru yang perannya sebagai pengajar, pendidik

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 2

ataupun pembimbing tentulah mampu mengasah kemampuan

kecerdasan siswanya. Potensi seorang siswa dalam

mengenyam pengetahuan sangatlah luas, karena pengetahuan

yang ia miliki dan ia dapatkan bukan hanya dari lingkup

formal, namun dari lingkup non formal pun sangat berperan

dan dinilai sangat mendominasi. Pengetahuan non formal

pun dapat berupa suatu pertanyaan-pertanyaan yang belum

terjawabkan hingga kini. Dalam memacu kemampuan peserta

didik agar lebih mengetahui ataupun lebih menguasai suatu

ilmu, maka dibutuhkan sedikit dorongan atau yang sering

dikenal sebagai “motivasi” yang dapat dilakukan oleh

siapa pun, baik berupa motivasi yang diberikan oleh

keluarganya ataupun motivasi yang terus didapatkan dalam

lingkungan sekolahnya.

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dan

kgas dalam hal membangkitkan gairah, rasa senang dan

semangat belajar untuk belajar. Menurut W. S. Winkel,

yang dikutip oleh Abd. Rachman Abror dalam bukunya

“Psikologi Pendidikan” mengatakan bahwa terdapat empat fungsi

dari motivasi, yaitu membangkitkan (arousal), harapan

(expactacy), Insentif (incentive), dan disiplin (displinary

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 3

function). Maka dikethuilah bahwa peranan motivasi dalam

bentuk apapun sangat dibutuhkan untuk membangkitkan

semangat belajar siswa. Dalam kajian utama proposal ini,

motivasi yang ditujukan berupa suatu “sugesti” yang

dinilai sangat membantu dalam membangun motivasi siswa

dengan sifat khasnya yang sangat pribadi (Personality).

Fungsi pemberian motivasi dalam bentuk sugesti ini

diketahui dapat membangun karakter siswa yang

sesungguhnya, dalam artian lain, Pertama karakter siswa

yang diharapkan ialah siswa yang mampu menggali berbagai

macam kecerdasannya yang belum begitu nampak,

terpublikasikan atau tersalurkan dengan baik hingga

kecerdasan itu mampu terasah secara mendalam dan meluas.

Kedua karakter siswa yang diharapkan ialah siswa yang

mampu

B. Rumusan Masalah

C. Identifikasi Masalah

1. Wilayah kajian

Wilayah kajian yang terdapat dalam proposal ini adalah

psikologi pembelajaran yang berbasis karakter siswa

2. Pendekatan Penelitian

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 4

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif

yaitu dengan cara penelitian lapangan melalui interaksi

langsung yang dapat dilakukan dengan wawancara atapun

pendekatan secara personal di SMAN 6 Cirebon

3. Pertanyaan Penelitian

a. Bagaimana Implementasi Pembentukan Karakter Siswa

melalui Sugesti Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi

di SMAN 6 Cirebon ?

b. Bagaimana bentuk-bentuk karakter yang dapat diukur

oleh guru sebagai titik keberhasilan dalam

pembelajaran ?

c. Bagaimana cara penyampaian sugesti kepada siswa agar

karakter siswa dapat terbentuk ?

D. Tujuan

1. Untuk mengkaji tentang Implementasi Pembentukan

Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam

Pembelajaran IPA Biologi di SMAN 6 Cirebon

2. Untuk mengkaji tentang bentuk-bentuk karakter yang

dapat diukur oleh guru sebagai titik keberhasilan

dalam pembelajaran

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 5

3. Untuk mengkaji tentang cara penyampaian sugesti

kepada siswa agar karakter siswa dapat terbentuk

E. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilaksanakan, maka diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian mengenai “Implementasi

Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam

Pembelajaran IPA Biologi” dapat memberikan gambaran

sekaligus pembelajaran tersendiri dalam pembentukan

karakter siswa yang baik.

2. Bagi guru, semoga penelitian mengenai Implementasi

Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam

Pembelajaran IPA Biologi tersebut dapat memberikan

sedikit pencerahan bagi guru agar selalu meningkatkan

kualitas diri sehingga dapat membentuk karakter siswa

yang berkualitas bagi dirinya sendiri, orang lain

ataupun bangsa Indonesia.

3. Bagi kepala sekolah, semoga melalui penelitian mengenai

Implementasi Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti

Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi dapat memberikan

suatu gambaran bahwa siswa harus dibentuk karakternya

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 6

baik secara kemampuan ataupun kepribadiannya yang telah

dipupuk sedini mungkin agar dapat menghasilkan lulusan-

lulusan yang berkualitas dari sekolah tersebut melalui

adanya pendidikan karakter yang dijadikan sebagai suatu

patokan kualitas dari kepribadian para siswa.

4. Bagi orang tua siswa, semoga melalui penelitian

Implementasi Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti

Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi, maka orang tua

diharapkan lebih mengawasi kembali anaknya serta dapat

menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga dengan

baik, agar ketika pendidikan karakter dalam suatu

keluarga telah tercapai, maka penerapan pendidikan

karakter anak disekolah semakin menonjol.

5. Bagi kawan sejawat. Semoga melalui penelitian

Implementasi Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti

Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi dapat dijadikan

sebagai suatu proses pembelajaran agar selalu

mengembangkan betapa pentingnya makna pendidikan

karakter pada siswa

6. Bagi siswa, semoga melalui penelitian Implementasi

Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 7

Pembelajaran IPA Biologi dapat menjadikan suatu

pegangan utama dalam melaksanakan tugasnya sebagai

“Pelajar” dengan karakter pelajar yang kental akan

norma-norma yang terbentuk akibat adanya karakter siswa

yang sudah dapat diterapkan ataupun difahami dalam diri

siswa dalam rangka meningkatkan kualitas diri sebagai

pelajar yang lebih baik lagi.

F. Hipotesis

1. H-0 : mampu membentuk karakter peserta didik dalam

proses pembelajaran melalui metode sugesti.

2. H-a : tidak mampu membentuk karakter peserta didik

dalam proses pembelajaran.

G. Kerangka Pemikiran

Pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan sangat

penting, apalagi jika dilihat bagaimana filosofi dalam

implementasi pendidikan karakter tersebut yang ruang

lingkupnya bersifat Nasional. Sugesti dalam pembentukan

suatu pendidikan karakter bagi siswa dapat dibentuk

berdasarkan bagan berikut:

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 8

Siswa Guru

Berdasarkan bagan diatas, dijelaskan bahwa dalam suatau

proses pembelajaran setiap siswa pastilah memiliki

masalahnya tersendiri, baik masalah yang bersifat

internal ataupun eksternal dalam memahami suatu materi

dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 9

ProsesPembelajara

n

Problem dirisiswa dalampembelajaran

Pemberian Sugesti

Pertentangan jiwasiswa dalam suatu

pertimbangan

MunculKesadaran diri

Pembentukankarakter siswa

guru turut serta berperan dalam problem ataupun solusi

untuk mengatasi problem dalam diri siswa tersebut, yang

dilakukan guru untuk membantu memberikan solusi dalam

permasalahan yang timbul dalam suatu pembelajaran biologi

adalah melalui beberapa stimulus berupa sugesti, sehingga

setelah adanya pemberian sugesti tersebut, maka adanya

suatu peretentangan dalam diri siswa yang terjadi untuk

mempertimbangkan kembali perkataan ataupun berupa suatu

nasihat yang lebih menjurus kepada sugesti seorang guru.

Sugesti yang diberikan dapat dikatakan berhasil apabila

munculnya suatu kesadaran diri siswa untuk memperbaiki

diri dan lebih memiliki suatu komitmen atau prinsip dalam

suatu pembelajaran, dan dengan begitu akan munculah

karakter-karakter siswa yang sebenarnya, sebab tanpa

suatu prinsip dasar dalam diri, maka karakter diri

tidaklah terbentuk dalam diri.

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran

Pembelajaran dikategorikan sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku dari adanya hasil interaksi

antar individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page11

bukan hanya diartikan sebagai mengenyam pendidikan

dalam suatu label sekolah formal, karena belajar saat

ini dapat diperoleh melalui interaksinya dengan

lingkungan sosial dan keluarganya, namun jika belajar

disangkut pautkan dengan mengajar, maka hal tersebut

akan lebih menjurus pada lingkungan formal dalam artian

lain adalah sekolah. Berdasarkan pandangan kualitatif

pembelajaran sendiri merupakan suatu upaya guru yang

identik sebagai pendidik dan pembimbing untuk lebih

memudahkan kegiatan belajar siswa, dengan begitu peran

guru dalam suatu pembelajaran bukan hanya sekedar

membagi pengetahuannya kepada siswa, namun juga

melibatkan siswa itu sendiri dalam aktivitas belajar

mengajar yang dinilai efektif dan efisien. Dalam

melibatkan siswa dalam pembelajaran terkadang guru

mengalami kesulitan yang cukup mendalam, biasanya

kesulitan yang dihadapi oleh seorang guru tersebut

adalah kemampuan interaksi dirinya dengan para siswa

yang diajarnya. Dalam menangani hal tersebut guru

dituntut untuk lebih profesional lagi. Selain adanya

hambatan pengembangan kemampuan seorang guru biasanya

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page12

kesulitan ataupun hambatan yang seringkali dihadapi

adalah kurangnya keinginan siswa dalam berinteraksi,

biasanya para siswa lebih memilih untuk diam ketimbang

berinteraksi dengan gurunya, adanya rasa pembatasan

diri siswa terhadap gurunya dapat menyebabkan siswa

tersebut cenderung akan menjadi siswa yang pasif dalam

kelasnya. Oleh karena itu guru dituntut agar dapat

memberikan suatu masukan berupa motivasi baik motivasi

secara lisan ataupun non lisan. Dan dalam memberikan

tindakan motivasi tersebut seorang guru harus

memperhatikan bahwa setiap siswa tidak dapat diberikan

tindakan motivasi yang sama, hal tersebut dikarenakan

kepribadian siswanya sendiri yang berbeda-beda. Namun

hal yang mendasar bagi seorang guru untuk memberikan

motivasi dengan berinteraksi langsung dengan siswa

tersebut secara personal. Interaksi tersebut haruslah

memberikan suatu dorongan yang dapat memacu siswa

kearah yang lebih baik, maka melalui suatu dorongan

tersebutlah dibutuhkan suatu “Sugesti”

B. Pendidikan Karakter

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page13

Karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan

vital bagi tercapainya tujuan hidup. karakter merupakan

dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam

hidup (Samani,M. 2013:22). Setiap individu memiliki

karakter yang sangat berbeda-beda, hal tersebutpun yang

harus dihadapi oleh seorang guru yang setiap harinya

harus menghadapi karakter para siswa yang sangat

berbeda-beda. Selama ini pembentukan kemampuan seorang

siswa sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran

disekolahnya. Oleh karena itu sekolah dianggap sebagai

tempat yang paling tepat untuk membentuk karakter para

siswa, karena disekolah terdapat banyak guru yang dapat

mengendalikan para siswanya dengan memberikan berbagai

macam cara ataupun metode yang menarik agar para siswa

mampu membentuk dan mengembangkan kemampuannya masing-

masing. Dengan adanya pembentukan karakter siswa

tersebut, maka sekolah juga dianggap mampu untuk

menanggulangi ataupun meperbaiki turunnya moral dan

jati diri para remaja saat ini, khususnya para pelajar.

Sedangkan karakter sendiri dibutuhkan bagi masing-

masing siswa, karena dengan berkarakter maka siswa

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page14

tersebut mampu menjadi dirinya sendiri dan juga mampu

untuk memantaskan diri sebagai siswa ataupun anak yang

dibanggakan dalam lingkungannya.

Perkembangan pendidikan karakter di Indonesia

sendiri telah dijelaskan oleh Ki Hadjar Dewantara yang

dikutip oleh buku karya Suyadi, M.Pd.I. yang berjudu;

“Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter”. Dalam

buku tersebut mengatakan bahwa Ki Hadjar dewantara

telah menggarisbesarkan pendidikan karakter melalui dua

karyanya yang monumental, diantaranya adalh Pendidikan dan

Kebudayaan. Pendidika karakter yang saat ini

dipublikasikan oleh Kemendiknas sebenarnya hanya sebuah

istilah lain dari Pendidikan Budi Pekerti yang

merupakan suatu ciri pemikiran dari Ki Hadjar

Dewantara. Melalui pemikirannya maka timbulah beberapa

peneliti malaysia dan melahirkan satu doktor yang

mengkaji pemikiran Ki Hadjar Dewantara (Suyadi. 2013:3)

.

Istilah pendidikan karakter mulai di ketahui dan

dipublikasikan sejak tahun 1990 oleh Thomas Lickona,

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page15

hal tersebut diketahui melalui bukunya yang berjudul The

Return of Character Education. Menurut Lickona sendiri

pendidikan karakter mencakup tiga unsur pokok, yaitu

Knowing the good, Desiring the good, Doing the good. (Suyadi.

2013:6) melalui pernyataan Lickon atas dasar tiga unsur

pokok tersebut, maka terlihat bahwa landasan atas

pembentukan pendidikan karakter adalah pada suatu

“kebaikan”. Kebaikan yang dimaksud pada ketiga unsur

tersebut lebih mendekati pada hak perogatif dalam diri

individu tersebut. Pendidikan karakter merupakan suatu

proses penanaman nilai yang diberikan oleh seorang guru

pada murid-muridnya. Penanaman nilai-nilai berkarakter

itu sendiri dapat dilihat melalui kompetensi guru dalam

menyampaikan dan menerapkan nilai-nilai tersebut pada

para siswa untuk dikembangkan lagi. Penanaman dan

penerapan nilai-nilai tersebut dapat dilakukan dengan

berbagai metode. Pendidikan karakter bukan hanya dapat

membentuk pribadi siswa yang lebih baik dan cerdas,

namun melalui pendidikan karakter pula dapat membentuk

perubahan prilaku dalam pribadinya dengan berbagai

nilai-nilai yang telah terbentuk, maka tidak mustahil

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page16

pula dapat menyumbangkan suatu perubahan bagi

masyarakat sekitarnya. Sementara itu pendidikan

karakter menurut Berkowitz dan Bier yang dikutip dalam

sebuah tesis karya Hery Nugroho (2012) mengatakan bahwa

“pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan

sekolah yang membantu peserta didik dalam pengembangan

etika, tanggung jawab melalui model dan pengajaran

karakter yang baik melalui nilai-nilai”. Maka melalui

adanya suatu inovasi yang terus di canangkan oleh para

pendidik dengan segala macam model serta metode yang

digunakan untuk membentuk kepribadian siswa dengan

karakternya masing-masing kelak beberapa tahun

setelahnya para pendidik serta pihak sekolahpun dapat

dikatakan berhasil dalam mencetak siswa yang cerdas dan

berprestasi dalam berbagai bidang keilmuan, karena

hakikatnya setiap manusia memiliki kompetensinya

masing-masing.

Pendidikan karakter dapat juga didefinisikan

sebagai pemndidikan yang mengembangkan karakter yang

mulia (Good Character) dan oeserta didik dengan

memoaraktikan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page17

pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungannya

dengan Tuhannya. (Samani 2013 :44) berdasarkan definisi

diatas maka pembentukan karakter dengan berbagai

nilainya akan membantu adanya perbaikan moral bangsa

baik secara skala besar ataupun secara skala besar-

besaran, karena seperti yang telah diketahui pada saat

ini mata pelajaran budi pekerti pada banyak sekolah

menengah pertama sudah jarang sekali di ajarkan,

sehingga pembentukan moral siswa hanya bersumber pada

satu pelajaran yaitu pelajaran keagamaan. Dalam

penerapannya pelajaran keagamaan merupakan suatu sember

utama atau Trend center dalam membentuk pribadi anak

yang berakhlakul karimah, namun selain melalui

pelajaran keagamaan pula para guru harus mampu

mengaplikasikannya pada para peserta didiknya. Dalam

kehidupan penggunaan norma-norma seperti pada nilai-

nilai yang telah dijelaskan dalam pendidikan karakter,

maka kedisplinan pun mampu menjadi daya tarik utama.

Dalam dunia sains pun kedisiplinan sudah menjadi satu

keharusan karena dalam pelaksanaan penelitian sains pun

harus sesuai dengan prosedur agar apa yang diharapkan

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page18

dapat tercapai. Begitupun dalam pendidikan karakter,

segala aspek harus dipandang penting, hal tersebut

difungsikan agar segala tujuan untuk mencetak karater

peserta didik dapat terlaksana dan tercapai dengan baik

dan tepat sasaran.

C. Dasar-dasar pembentukan karakter

Dasar-dasar pembelajaran karakter sangat dibutuhkan

dalam mengaplikasikan pendidikan karakter yang akan di

terapkan secara bertahap dan berulang kali. Adapun

beberapa kemapuan kdasar dalam pembelajaran berkarakter

adalah kemampuan membuka dan meutup pelajaran,

kemampuan menjelaskan materi pelajaran dan kemampuan

memotivasi peserta didik agar berani bertanya ( Suyadi.

2013 :19. Hal-hal tersebutlah yang dinilai dapat

membangun suatu karakter siswa yang harus diperhatikan

dalam membentuk karakter peserta didik dalam suatu

pembelajaran. Dengan adanya keterampilan guru dalam

membimbing peserta didiknya, maka karakter siswa akan

semakin terbentuk.

D. Nilai-nilai pendidikan karakter

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page19

No Nilai Deskripsi

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page20

1. Religius Sikap dan perilaku

yang patuh dalam

melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya,

toleran terhadap

pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk

agama lain.

2. jujur Perilaku yang

didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya

sebagai orang yang

selalu dapat

dipercaya dalam

perkataan, tindakan,

dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan

yang menghargai

perbedaan agama,

suku, etnis,

pendapat, sikap, dan

tindakan orang lain

yang berbeda dari

dirinya.4. Disiplin Tindakan yang

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page21

menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan

dan peraturan.

5. Kerja keras Perilaku yang

menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai

hambatan belajar dan

tugas, serta

menyelesaikan tugas

dengan sebaik-

baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan

melakukan sesuatu

untuk menghasilkan

cara atau hasil baru

dari sesuatu yang

telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku

yang tidak mudah

tergantung pada orang

lain dalam

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page22

menyelesaikan tugas-

tugas.

8. Demokratis Cara berfikir,

bersikap, dan

bertindak yang

menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan

orang lain.

9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan

yang selalu berupaya

untuk mengetahui

lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya,

dilihat, dan

didengar.

10. Semangat kebangsaan Cara berpikir,

bertindak, dan

berwawasan yang

menempatkan

kepentingan bangsa

dan negara di atas

kepentingan diri dan

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page23

kelompoknya

11. Cinta tanah air Cara berfikir,

bersikap, dan berbuat

yang menunjukkan

kesetiaan,

kepedulian, dan

penghargaan yang

tinggi terhadap

bahasa, lingkungan

fisik, sosial,

budaya, ekonomi, dan

politik bangsa.

12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan

yang mendorong

dirinya untuk

menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi

masyarakat, dan

mengakui, serta

menghormati

keberhasilan orang

lain.

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page24

13. Bersahabat atau

komunikatif

Tindakan yang

memperlihatkan rasa

senang berbicara,

bergaul, dan bekerja

sama dengan orang

lain

14. Cinta damai Sikap, perkataan, dan

tindakan yang

menyebabkan orang

lain merasa senang

dan aman atas

kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan

waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan

bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan

yang selalu berupaya

mencegah kerusakan

pada lingkungan alam

di sekitarnya, dan

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page25

mengembangkan upaya-

upaya untuk

memperbaiki kerusakan

alam yang sudah

terjadi.

17. Peduli sosial Sikap dan tindakan

yang selalu ingin

memberi bantuan pada

orang lain dan

masyarakat yang

membutuhkan

18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku

seseorang untuk

melaksanakan tugas

dan kewajibannya,

yang seharusnya dia

lakukan, terhadap

diri sendiri,

masyarakat,

lingkungan (alam,

sosial dan budaya),

negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page26

Dalam implementasi pembelajarannya nilai-nilai

diatas dapat diintegrasikan melalui kurikulum,

pendidikan, dan pendekatan lainnya, cara menerapkan

dalam suatu mata pelajaran pun dinilai sangat sesuai

dengan pendidikan karakter ini. Seperti yang dikatakan

oleh Samani melalui bukunya “Pendidikan Karakter” yang

mengatakan bahwa implementasi nilai-nilai diatas sangat

cocok untuk mata pelajaran, misalnya suatu nilai

kebangsaan dapat diterapkan dan diajarkan melalui

pembelajaran sains. Dan apanila ditelaah lebih dalam

lagi pada bilai-nilai pendidikan karakter diatas

tersebut disinyalir dapat membangun karakter bangsa

bukan hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran

pendidikan moral Pancasila ataupun pendidikan agama,

melainkan semua mata pelajaran, termasuk matematika,

IPA,IPS, Sains olahraga, Bahasa dan lain sebagainya

(Samani 2013 :10) sehingga jika dilihat melalui

kedelapan belas nilai pendidikan karakter tersebut maka

penanaman nilainya sangat dibutuhkan pula bagaimana

untuk mengimplementasikannya melalui beragam cara

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page27

seperti melalui strategi pembelajarannya ataupun

metodenya. Oleh karena itu metode dalam menerapkan

nilai-nilai diatas dapat dilaksanakan pula dengan cara

mensugesti para peserta didik, karena jiwa merupakan

satu pendorong utama dalam diri, jiwa yang penuh dengan

kebahagiaan maka dapat menjadi suatu tanda emas berupa

motivasi tersendiri bagi peserta didik.

E. Metode Sugesti

Kata sugesti berasal dari bahasa inggris, yaitu

Suggesstion yang berarti proses psikologis dimana

seseorang dapat membimbing pikiran, perasaan ataupun

perilaku (Heap M. 1996:498) Pada dasarnya metode

sugesti dapat disampaikan dengan berbagai macam cara,

baik dengan cara mengkomunikasikan gagasan,

manyampaikan fakta, menuturkan cerita, memberi

penjelasan, menunturkan suatu cerita dan lain-lainnya,

karena sugesti sendiri merupakan suatu metode yang

fleksibel yang dapat menggugah hati orang yang

disugestinya. Sugesti dapat dikatakan “berhasil” jika

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page28

orang yang disugesti telah menunjukkan adanya perubahan

baik perubahan dengan skala besar ataupun dengan skala

besar, contohnya saja seorang anak yang memiliki sifat

malas ketika dirinya memberi sugesti dirinya malas,

maka tak ayal kemalasanlah yang akan menguasai jiwanya.

Adapun cara penyampaian sugesti tersebut adalah dengan

nada yang ringan dan sikap yang lembut sehingga apa

yang dikatakan dapat terbayang sebagai sebuah fakta.

Karena sugesti sendiri dapat membentuk karakter suatu

individu menjadi apa yang difikirkannya karena pikiran

dan keinginan besar akan lebih dominan setiap harinya

bahkan akan membentuk prinsip diri yang tidak

seorangpun mampu meruntuhkannya.

Erickson seorang pengarang buku “Hypnosis Suggesstion”

memiliki prinsip-prinsip yang lebih berlandasakan akan

kesehariannya, karena berdasarkan gambaran yang

diberikan pada buku tersebut bahwa sugesti disampaikan

dengan cara perlahan, dengan cara yang perlahan dan

lembut maka dengan waktu yang cukup lama juga akan

dapat menjamin keberhasilan pencapaian sugesti

tersebut. Cara penyampaian tersebut pun bukan hanya

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page29

sekedar penyampaian saja, namun kita harus menanamkan

dan juga memupuk diri seseorang dengan memberikan

sugesti-sugesti yang sifatnya membangun. Adapun kata-

kata yang dapat di tuturkan dalam sugesti adalah dengan

sifatnya ringan dan lantun.

F. Prinsip dasar sugesti

Prinsip dasar sugesti lebih kepada bagian dalam

hypnosis, karena sugesti sendiri merupakan bagian dari

sugesti. Dalam mencapai tujuan seseorang dalam

mensugesti, maka orang yang mensugesti perlu terlebih

dahulu untuk mengetahui kaidah-kaidah penting dalam

cara penyampaian sugesti tersebut guna mengefektifkan

sugesti yang diberikan. Adapun beberpa kaidah yang di

tuliskan dalam buku karangan Erickson “Hypnosis

suggesstion” adalah sebagai berikut

1. Membangun Repport

Dalam membangun hubungan dengan objek yang akan

disugesti, dalam hal ini adalah peserta didik

merupakan suatu hal tyang terpenting. Membangun

hubungan yang hangat, berempati dan menghormati

dapat meminimalisir resistensi klien dan turut

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page30

membangun kondisi saling percaya yang pada akihirnya

mengarah pada seluruh proses terapi. Proses terapi

yang dijelaskan oleh erickson diatas menjelaskan

bahwa adanya terapi dalam mensugesti merupakan hal

yang dapat menumbuhkan suatu kedekatan personal,

karena melalui pendekatan personalah jiwa seseorang

akan mampu untuk mengikuti orang lain dalam artian

lain justru memiliki jiwa kepedulian yang tinggi.

2. Menciptakan ekspektasi

Dalam menciptakan ekspektasi biasanya seorang yang

berperan sebagai pensugesti adalah orang yang sudah

pernah melakukannya sebelumnya atau dapat dikatakan

sebagai orang yang berpengalaman. Karena orang yang

sudah berpengalaman biasanya dapat merefleksikan

pikiran dan menyakinkan akan setiap sugesti yang

diberikan. Sugesti yang diberikan pun memiliki

berbagai macam aspek tidak langsung (in-direct), namun

gal itu tidak melupakan aspek kepastian dan

keyakinan, dan harus diperhatikan pula penggunaan

kata yang akan diucapkan pada orang yang akan

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page31

disugesti. sebagai contohnya adalah sebagai

berikut :

a. Mungkin tangan anda terasa ringan

b. Salah satu atau kedua tangan anda akan terasa

ringan, Sekarang !!! (penekanan intonasi) atau

sesaat lagi.

Menurut penuturan erickson yang telah dijelaskan

dalam bukunya melalui dua contoh diatas tersebut

menyatakan bahwa efektifitas tidak semata ditentukan

oleh pendekatan yang permisif, melainkan lebih

ditentukan pada keyakinan yang tersirat pada sugesti

tersebut. Melalui penjelaan diatas erickson seakan-

akan menggambarkan bahwa setiap kelembutan atau

penggunaan kata adalah salah satu unsur penting

dalam menyampaikan sugesti.

3. Efek kebalikan

Dalam metode sugesti efek kebalikan ini dalam

menimbulkan suatu efek psikologis yang diberikan,

karena pada prinsip ini lebih mengacu kepada semakin

kerasnya individu, maka semakin sadar nya individu

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page32

tersebut dalam mencoba, melakukan sesuatu, maka

semangkin kecil kemungkinan. Contohnya adalah pada

individu yang mengalami gangguan tidur, samkin keras

ia mencoba untuk tertidur, maka semakin sulit ia

untuk terjaga. Berdasarkan pernyataan di atas

menjelaskan bahwa sesuatu stimulus yang diberikan

dengan keras akan lebih memungkinkan akan ketidak

berhasilan dari sugesti yang diberikan. Karena jika

seorang memberikan sugesti secara langsung, biasanya

akan lebih sulit lagi klien yang disugesti tersebut

untuk menyerap kata-kata atau merespond apa yang

diperintahkan. Namun jika dilakukan secara perlahan,

maka daya imaginasilah yang lebih condong akan

mendorong seseorang untuk merespond baik terhadap

sugesti yang diberikan.

Sugesti dapat disampaikan dalam berbagai macam bentuk,

karena sugesti sendiri merupakan suatu cara untuk memacu

semangat yang ada di dalam jiwa, walaupun sugesti pada

umumnya berupa suatu perkataan, namun sugesti pula dapat

disampaikan dalam beberapa bentuk, contohnya seperti

kata-kata mutiara, tanda-tanda positif dan lain

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page33

sebagainya. Contohgnya apabila seseorang sedang berbicara

mengenai rangsangan visual yang mengingatkan bahwa kita

mampu menjadi orang yang istimewa (Porter, D. 2000:76)

dari suatu kutipan di atas di jelaskan bahwa suatu

rangsangan berupa pemikiran atau sugesti yang diberikan

secar positif, maka dapat memacu daya visual yang ada di

dalam diri untuk segera memacu diri seperti yang di

inginkan atau dicita-citakan oleh individu tersebut.

Sedangkan kata-kata mutiara dapat dikatakan sebagai suatu

sugesti, karena daya rangsang terhadap otak lebih cepat

ditangkap, karena seperti yang telah dikatakan, bahwa

penyampaian sugesti dapat dilakukan untuk menumbuhkan

ekspektasi haruslah dilakukan dengan suatu kalimat yang

tetata dan tersusun dengan baik, sehingga memungkinkan

untuk merangsang otak untuk merespond.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek kajian

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page34

Subjek dalam kajian penelitian ini adalah peserta

didik dan pendidikan karakter, karena peserta didik

merupakan individu yang masih membutuhkan suatu bantuan

dalam mencari jati dirinya. Penelitian yang dilakukan

merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yang mana

dalam penelitian Implementasi (penerapan) Pembentukan

Karakter Siswa melalui metode sugesti Guru dalam

Pembelajaran ini dilaksanakan di SMAN 6 Cirebon.

B. Kondisi Umum penelitian

Berdasarkan SK Menteri Pendidikan & Kebudayaan No.

0426 / 0 / 1991 tertanggal 15  Juli tahun  1991 secara

resmi Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Cirebon di alih

fungsikan menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri Cirebon.

Sehingga keberadaan SMA Negeri 6 Kota Cirebon merupakan

SMA yang ke 6.

Mengingat sekolah ini merupakan sekolah alih fungsi

dari SGO tentunya memerlukan pembenahan yang bersifat

menyeluruh terutama pada sarana ruang kelas, perlengkapan

furniture kelas, perlengkapan dan peralatan penunjang

KBM.

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page35

Sarana ruang kelas bagi SGO tidaklah mutlak ada seperti

halnya di SMA krena itulah penambahan ruang kelas setelah

alih fungsi mutlak diperlukan dan bukan hanya penambahan

ruang kelas yang dibutuhkan tetapi juga renovasi bangunan

ruang kelas juga harus diperhatikan. Perlu diketahui

bahwa bangunan SGO ini dibangun sejak tahun 1950 tentunya

kondisi bangunan sudah tidak layak lagi dipakai untuk

kegiatan belajar mengajar. Begitu juga dengan sarana

meubeler dimana SGO tidaklah mutlak ada karena kebanyakan

kegiatan dilaksanakan di outdoor. Dengan demikian sarana

meubeler untuk SMA perlu dan mutlak harus dilengkapi.

C. Keterbatasan seperti di atas bukan menjadi hambatan bagi

SMA Negeri 6 Kota Cirebon untuk maju sejajar dengan

sekolah lainnya dan pada tahun 2010, sekolah ini menjadi

sekolah tujuan para siswa lulusan SMP untuk melanjutkan

studinya setelah SMA Negeri bertaraf internasional.

D. Strategi penelitian

Penelitian implementasi pembentukan karakter dengan

metode sugesti ini dilaksanakan di SMAN 6 Cirebon, dengan

subyek utamanya adalah para siswa kelas X-2, alasan

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page36

mengapa yang dijadikan sebagai subyek penelitian adalah

para siswa kelas satu, sebab pada masa-masa yang masih

segar tingkatannya ini para siswa diperkirakan masih

memiliki konsentrasi dan motivasi yang cukup tinggi untuk

belajar IPA, karena pada dasarnya jika kita menempati

suatu tempat yang baru akan ada rasa kebanggan

tersendiri, sehingga rasa semangatpun masih mudah

dipupuk, selain itu tujuan lainnya adalah agar ketika

para siswa telah menginjak tingkatan kelas yang lebih

tinggi lagi karakter dalam diri siswa sudah mulai

terbentuk semenjak kelas sepuluh sehingga ketika para

siswa sudah menginjak kelas dua ataupun tiga adanya

kematangan karakter yang akan semakin terbentuk, sehingga

tak ayal sekolah tersebut akan mencetak para siswa

lulusan IPA lebih berkualitas lagi. Siswa yang dijadikan

subyek ini berkisar 34 orang yang terdiri atas 27

orangsiswi dan 7 orang siswa. Dan adapun yang dijadikan

sample dalam populasi kelas ini hanya sebanyak 10 orang.

Karena dalam penerapan sugesti ini akan lebih efektif

jika dilakukan secara skala kecil. Penelitian penerapan

sugesti ini dilaksanakan berlandaskan pada tujuan utama

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page37

penelitian. Adapun yang diselidiki dalam penelitian ini,

adalah sejauh mana karakter seorang siswa dalam menerima

pelajaran dengan memberikan stimulus-stimulus yang

menguatkan bagi pemahaman dirinya.

Dalam permulaan pelaksanaan strategi penelitian ini

mula-mula guru akan berkenalan secara langsung di depan

kelas, dalam perkenalan tersebut guru mengusahakan agar

siswa memiliki daya tarik tersendiri saat masa perkenalan

tersebut dengan mengajak siswa untuk saling

memperkenalkan diri satu sama lain, hal tersebut

dilakukan agar jalinan kebersamaan di dalam kelas lebih

terbentuk walaupun para siswa satu sama lain telah saling

mengenal. Dalam point perkenalan tersebut guru mengambil

5 subjek pokok yang akan di jadikan bahan di saat sesi

perkenalan tersebut, diantaranya adalah :

1. Nama

2. tempat-tanggal-lahir

3. alamat

4. penilaian diri

5. keunikan dari jati diri.

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page38

Begitulah 5 subjek pokok yang akan dibahas dalam sesi

perkenalan tersebut, pada point 1 hingga 3 merupakan

subjek pokok yang sudah biasa dilihat dalam perkenalan,

namun pada point 4 hingga 5 ini merupakan implementasi

dari adanya pendekatan secara sugestif, karena dalam

point 4 sendiri penilaian diri ini dilakukan oleh teman-

temannya di dalam kelas dengan kategori penilaian

“kepintaran dalam bergaul” hal tersebut akan menimbulkan

satu daya tarik tersendiri bagi murid, karena keceriaan

dapat muncul ketika kedekatan antar siswa dan guru dapat

terjalin. Sdangkan pada point 5 lebih mengarah kepada

bakat, karena kaunikan ini hakikatnya pasti dimiliki

dalam setiap individunya. Dan keunikan tersebut akan

menjadikan sebagai suatu dorongan semangat bagi diri

siswa walaupun terkadang keunikan tersebut menjadi bahan

tawaan siswa, namun jika melihat efek kepercayaan diri

siswa maka akan meningkat secara tidak langsung.

Selanjutnya guru melakukan proses pendekatan dalam proses

pembelajaran, terutama saat menerangkan di depan kelas

dan saat murid-murid mulai kesulitan dalam memahami

materi, dalam hal tersebut guru lebih interaktif lagi

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page39

dengan berdiskusi langsung dengan para siswa dan membuat

suasana tersebut tidak menegangkan dengan sesekali guru

ikut terjun kepermasalahan kesulitan muridnya dalam

belajar, maka guru akan mengajak siswa untuk mencari

solusinya dengan memberikan suatu motivasi berupa sugesti

dalam kata-kata yang baik dan halus guna membangkitkan

minat siswa dalam belajar, karena dengan adanya sugesti

tersebut siswa akan mulai berfikir serta menganalisis

permasalahan dalam dirinya. Setelah para siswa dan guru

terjalin suatu hubungan interaksi maka porsi pemberian

sugesti di rutinkan setiap harinya namun dengan porsi

yang sedikit dan membangun. Setelah adanya pemberian

sugesti maka guru beserta siswa mencoba menerapkan adanya

18 nilai pendidikan karakter dalam kesehariannya, masing-

masingnya diringkas kedalam 3 point, diantaranya adalah

religius, kedisiplinan, dan kreativiatas. Karena melalui

3 point tersebut dinilai dapat mewakili ke 15 nilai

pendidikan karakter lainnya. Selanjutnya setelah adanya

penerapan nilai-nilai oendidikan karakter tersebut maka

guru mengajak murid untuk selalu beristiqomah dan

meninjau karakter dirinya setiap hari.

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page40

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian

Implementasi (penerapan) Pembentukan Karakter Siswa melalui

metode sugesti Guru dalam Pembelajaran tergolong kedalam

penelitian yang bersifat etnografik, yaitu di analisis

berdasarkan catatan hasil observasi lapangan yang

dikodekan atau di klasifikasi lalu disusun dengan

sistematis. Sebagai dasar pijakan dalam penelitian ini

pun digunakan beberapa jurnal penelitian terdahulu serta

teori-teori relevansi lainnya, agar data yang dihasilkan

pun semakin homogen. Kehomogenan penelitian ini dapat

dilihat dari keterkaitan poin satu dengan poin lainnya

serta data penelitian yang akan dikaji.

F. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian

ini adalah dengan menggunakan teknik Interview antar guru

dengan siswa dan antar siswa dengan siswa, faktor

pendukung lainnya dalam teknik pengumpulan data ini

adalah dengan menggunakan sistem observasi langsung serta

analisis dokumen hasil catatan lapangan.

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page41

DAFTAR PUSTAKA

De Potrter B, Hendarki M. 2000. Quantum Learning. Bandung

: Kaifa

Ginanjar, A,A. 2009. ESQ. Jakarta : Arga Publishing.

Laksana. A.S. 2012. Dari Sugesti ke Otosugesti. Jakarta.

Pdf

Nugroho, H. 2012. Tesis Implementasi Pendidikan Karakter.

Semarang. Pdf

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page42

Samani M, Haryanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan

Karakter. Bandung : Rosdakarya

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.

Bandung : Rosdakarya

Putra, Yovan P. 2006. Rahasia dibalik Hypnosis

Ericksonian dan Metode Pengembangan Fikiran Lainnya.

Google books

Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page43