implementasi metode sugesti terhadap pembelajaran
-
Upload
iaincirebon -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of implementasi metode sugesti terhadap pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siswa atau yang seringkali kita kenal sebagai
peserta didik merupakan objek utama dalam pendidikan,
dimana peserta didik selain menjadi tonggak utama suatu
pendidikan, namun peserta didik juga pengenyam ilmu
pengetahuan yang tiada batasnya dan terus berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman, contohnya dalam
pembelajaran biologi yang mana kita mengenal biologi
sebagai ilmu alam yang terus menerus berkembang.
Perkembangan ilmu Biologi bukanlah didasarkan pada suatu
ketidak pastian, namun dalam perkembangannya biologi
terus menemukan suatu ilmu-ilmu yang baru yang lebih
mendetail melalui suatu riset ataupun analisa. Dengan
kekhasan analisa yang terus berkembang, maka peserta
didik pun di tuntut untuk berpacu dengan perkembangan
zaman. Selain itu para peserta didikpun dituntut agar
mampu menjadi seorang penganalisa yang baik dan terus
berkembang. Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 1
Peserta didik merupakan objek utama dalam
pendidikan, namun hakikat peserta didik pun merupakan
suatu subjek dalam ilmu pengetahuan, hal tersebut
diketahui melalui adanya tuntutan para peserta didik agar
terus menjadi seorang penganalisa. Seringkali seorang
penganalisa ini gagal berulang kali dalam mengkaji suatu
objek kajian, maka dengan begitu peran guru dalam hal ini
sangat dibutuhkan. Peran seorang guru bukan hanya sebagai
pengajar dan pendidik, namun sebagai pembimbing. Guru-
guru yang dapat mengarahkan siswanya ialah guru yang
mampu membangkitkan semangat siswanya. Karena ketika
seseorang dengan kemapuan EQ dan IQ nya memiliki
kemampuan yang tinggi setidaknya dapat berhasil mendaki
kesuksesan (Ary Ginanjar: 2001). Walaupun pada nyatanya
IQ belum tentu menjamin kesuksesan atau kecerdasan siswa.
Menurut Horward garner sendiri mengatakan bahwa tes IQ
tidak manusiawi dan tidak mampu mengukur kreativitas
serta pemecahan masalah seseorang , namun setidaknya
dengan adanya IQ dapat dijadikan salah satu standar utama
dalam menilai kecerdasan secara psikologisnya. Maka
seorang guru yang perannya sebagai pengajar, pendidik
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 2
ataupun pembimbing tentulah mampu mengasah kemampuan
kecerdasan siswanya. Potensi seorang siswa dalam
mengenyam pengetahuan sangatlah luas, karena pengetahuan
yang ia miliki dan ia dapatkan bukan hanya dari lingkup
formal, namun dari lingkup non formal pun sangat berperan
dan dinilai sangat mendominasi. Pengetahuan non formal
pun dapat berupa suatu pertanyaan-pertanyaan yang belum
terjawabkan hingga kini. Dalam memacu kemampuan peserta
didik agar lebih mengetahui ataupun lebih menguasai suatu
ilmu, maka dibutuhkan sedikit dorongan atau yang sering
dikenal sebagai “motivasi” yang dapat dilakukan oleh
siapa pun, baik berupa motivasi yang diberikan oleh
keluarganya ataupun motivasi yang terus didapatkan dalam
lingkungan sekolahnya.
Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dan
kgas dalam hal membangkitkan gairah, rasa senang dan
semangat belajar untuk belajar. Menurut W. S. Winkel,
yang dikutip oleh Abd. Rachman Abror dalam bukunya
“Psikologi Pendidikan” mengatakan bahwa terdapat empat fungsi
dari motivasi, yaitu membangkitkan (arousal), harapan
(expactacy), Insentif (incentive), dan disiplin (displinary
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 3
function). Maka dikethuilah bahwa peranan motivasi dalam
bentuk apapun sangat dibutuhkan untuk membangkitkan
semangat belajar siswa. Dalam kajian utama proposal ini,
motivasi yang ditujukan berupa suatu “sugesti” yang
dinilai sangat membantu dalam membangun motivasi siswa
dengan sifat khasnya yang sangat pribadi (Personality).
Fungsi pemberian motivasi dalam bentuk sugesti ini
diketahui dapat membangun karakter siswa yang
sesungguhnya, dalam artian lain, Pertama karakter siswa
yang diharapkan ialah siswa yang mampu menggali berbagai
macam kecerdasannya yang belum begitu nampak,
terpublikasikan atau tersalurkan dengan baik hingga
kecerdasan itu mampu terasah secara mendalam dan meluas.
Kedua karakter siswa yang diharapkan ialah siswa yang
mampu
B. Rumusan Masalah
C. Identifikasi Masalah
1. Wilayah kajian
Wilayah kajian yang terdapat dalam proposal ini adalah
psikologi pembelajaran yang berbasis karakter siswa
2. Pendekatan Penelitian
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 4
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif
yaitu dengan cara penelitian lapangan melalui interaksi
langsung yang dapat dilakukan dengan wawancara atapun
pendekatan secara personal di SMAN 6 Cirebon
3. Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimana Implementasi Pembentukan Karakter Siswa
melalui Sugesti Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi
di SMAN 6 Cirebon ?
b. Bagaimana bentuk-bentuk karakter yang dapat diukur
oleh guru sebagai titik keberhasilan dalam
pembelajaran ?
c. Bagaimana cara penyampaian sugesti kepada siswa agar
karakter siswa dapat terbentuk ?
D. Tujuan
1. Untuk mengkaji tentang Implementasi Pembentukan
Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam
Pembelajaran IPA Biologi di SMAN 6 Cirebon
2. Untuk mengkaji tentang bentuk-bentuk karakter yang
dapat diukur oleh guru sebagai titik keberhasilan
dalam pembelajaran
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 5
3. Untuk mengkaji tentang cara penyampaian sugesti
kepada siswa agar karakter siswa dapat terbentuk
E. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, maka diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian mengenai “Implementasi
Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam
Pembelajaran IPA Biologi” dapat memberikan gambaran
sekaligus pembelajaran tersendiri dalam pembentukan
karakter siswa yang baik.
2. Bagi guru, semoga penelitian mengenai Implementasi
Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam
Pembelajaran IPA Biologi tersebut dapat memberikan
sedikit pencerahan bagi guru agar selalu meningkatkan
kualitas diri sehingga dapat membentuk karakter siswa
yang berkualitas bagi dirinya sendiri, orang lain
ataupun bangsa Indonesia.
3. Bagi kepala sekolah, semoga melalui penelitian mengenai
Implementasi Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti
Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi dapat memberikan
suatu gambaran bahwa siswa harus dibentuk karakternya
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 6
baik secara kemampuan ataupun kepribadiannya yang telah
dipupuk sedini mungkin agar dapat menghasilkan lulusan-
lulusan yang berkualitas dari sekolah tersebut melalui
adanya pendidikan karakter yang dijadikan sebagai suatu
patokan kualitas dari kepribadian para siswa.
4. Bagi orang tua siswa, semoga melalui penelitian
Implementasi Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti
Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi, maka orang tua
diharapkan lebih mengawasi kembali anaknya serta dapat
menerapkan pendidikan karakter dalam keluarga dengan
baik, agar ketika pendidikan karakter dalam suatu
keluarga telah tercapai, maka penerapan pendidikan
karakter anak disekolah semakin menonjol.
5. Bagi kawan sejawat. Semoga melalui penelitian
Implementasi Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti
Guru dalam Pembelajaran IPA Biologi dapat dijadikan
sebagai suatu proses pembelajaran agar selalu
mengembangkan betapa pentingnya makna pendidikan
karakter pada siswa
6. Bagi siswa, semoga melalui penelitian Implementasi
Pembentukan Karakter Siswa melalui Sugesti Guru dalam
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 7
Pembelajaran IPA Biologi dapat menjadikan suatu
pegangan utama dalam melaksanakan tugasnya sebagai
“Pelajar” dengan karakter pelajar yang kental akan
norma-norma yang terbentuk akibat adanya karakter siswa
yang sudah dapat diterapkan ataupun difahami dalam diri
siswa dalam rangka meningkatkan kualitas diri sebagai
pelajar yang lebih baik lagi.
F. Hipotesis
1. H-0 : mampu membentuk karakter peserta didik dalam
proses pembelajaran melalui metode sugesti.
2. H-a : tidak mampu membentuk karakter peserta didik
dalam proses pembelajaran.
G. Kerangka Pemikiran
Pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan sangat
penting, apalagi jika dilihat bagaimana filosofi dalam
implementasi pendidikan karakter tersebut yang ruang
lingkupnya bersifat Nasional. Sugesti dalam pembentukan
suatu pendidikan karakter bagi siswa dapat dibentuk
berdasarkan bagan berikut:
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 8
Siswa Guru
Berdasarkan bagan diatas, dijelaskan bahwa dalam suatau
proses pembelajaran setiap siswa pastilah memiliki
masalahnya tersendiri, baik masalah yang bersifat
internal ataupun eksternal dalam memahami suatu materi
dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page 9
ProsesPembelajara
n
Problem dirisiswa dalampembelajaran
Pemberian Sugesti
Pertentangan jiwasiswa dalam suatu
pertimbangan
MunculKesadaran diri
Pembentukankarakter siswa
guru turut serta berperan dalam problem ataupun solusi
untuk mengatasi problem dalam diri siswa tersebut, yang
dilakukan guru untuk membantu memberikan solusi dalam
permasalahan yang timbul dalam suatu pembelajaran biologi
adalah melalui beberapa stimulus berupa sugesti, sehingga
setelah adanya pemberian sugesti tersebut, maka adanya
suatu peretentangan dalam diri siswa yang terjadi untuk
mempertimbangkan kembali perkataan ataupun berupa suatu
nasihat yang lebih menjurus kepada sugesti seorang guru.
Sugesti yang diberikan dapat dikatakan berhasil apabila
munculnya suatu kesadaran diri siswa untuk memperbaiki
diri dan lebih memiliki suatu komitmen atau prinsip dalam
suatu pembelajaran, dan dengan begitu akan munculah
karakter-karakter siswa yang sebenarnya, sebab tanpa
suatu prinsip dasar dalam diri, maka karakter diri
tidaklah terbentuk dalam diri.
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page10
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran
Pembelajaran dikategorikan sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku dari adanya hasil interaksi
antar individu dengan lingkungan sekitarnya. Belajar
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page11
bukan hanya diartikan sebagai mengenyam pendidikan
dalam suatu label sekolah formal, karena belajar saat
ini dapat diperoleh melalui interaksinya dengan
lingkungan sosial dan keluarganya, namun jika belajar
disangkut pautkan dengan mengajar, maka hal tersebut
akan lebih menjurus pada lingkungan formal dalam artian
lain adalah sekolah. Berdasarkan pandangan kualitatif
pembelajaran sendiri merupakan suatu upaya guru yang
identik sebagai pendidik dan pembimbing untuk lebih
memudahkan kegiatan belajar siswa, dengan begitu peran
guru dalam suatu pembelajaran bukan hanya sekedar
membagi pengetahuannya kepada siswa, namun juga
melibatkan siswa itu sendiri dalam aktivitas belajar
mengajar yang dinilai efektif dan efisien. Dalam
melibatkan siswa dalam pembelajaran terkadang guru
mengalami kesulitan yang cukup mendalam, biasanya
kesulitan yang dihadapi oleh seorang guru tersebut
adalah kemampuan interaksi dirinya dengan para siswa
yang diajarnya. Dalam menangani hal tersebut guru
dituntut untuk lebih profesional lagi. Selain adanya
hambatan pengembangan kemampuan seorang guru biasanya
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page12
kesulitan ataupun hambatan yang seringkali dihadapi
adalah kurangnya keinginan siswa dalam berinteraksi,
biasanya para siswa lebih memilih untuk diam ketimbang
berinteraksi dengan gurunya, adanya rasa pembatasan
diri siswa terhadap gurunya dapat menyebabkan siswa
tersebut cenderung akan menjadi siswa yang pasif dalam
kelasnya. Oleh karena itu guru dituntut agar dapat
memberikan suatu masukan berupa motivasi baik motivasi
secara lisan ataupun non lisan. Dan dalam memberikan
tindakan motivasi tersebut seorang guru harus
memperhatikan bahwa setiap siswa tidak dapat diberikan
tindakan motivasi yang sama, hal tersebut dikarenakan
kepribadian siswanya sendiri yang berbeda-beda. Namun
hal yang mendasar bagi seorang guru untuk memberikan
motivasi dengan berinteraksi langsung dengan siswa
tersebut secara personal. Interaksi tersebut haruslah
memberikan suatu dorongan yang dapat memacu siswa
kearah yang lebih baik, maka melalui suatu dorongan
tersebutlah dibutuhkan suatu “Sugesti”
B. Pendidikan Karakter
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page13
Karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan
vital bagi tercapainya tujuan hidup. karakter merupakan
dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam
hidup (Samani,M. 2013:22). Setiap individu memiliki
karakter yang sangat berbeda-beda, hal tersebutpun yang
harus dihadapi oleh seorang guru yang setiap harinya
harus menghadapi karakter para siswa yang sangat
berbeda-beda. Selama ini pembentukan kemampuan seorang
siswa sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran
disekolahnya. Oleh karena itu sekolah dianggap sebagai
tempat yang paling tepat untuk membentuk karakter para
siswa, karena disekolah terdapat banyak guru yang dapat
mengendalikan para siswanya dengan memberikan berbagai
macam cara ataupun metode yang menarik agar para siswa
mampu membentuk dan mengembangkan kemampuannya masing-
masing. Dengan adanya pembentukan karakter siswa
tersebut, maka sekolah juga dianggap mampu untuk
menanggulangi ataupun meperbaiki turunnya moral dan
jati diri para remaja saat ini, khususnya para pelajar.
Sedangkan karakter sendiri dibutuhkan bagi masing-
masing siswa, karena dengan berkarakter maka siswa
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page14
tersebut mampu menjadi dirinya sendiri dan juga mampu
untuk memantaskan diri sebagai siswa ataupun anak yang
dibanggakan dalam lingkungannya.
Perkembangan pendidikan karakter di Indonesia
sendiri telah dijelaskan oleh Ki Hadjar Dewantara yang
dikutip oleh buku karya Suyadi, M.Pd.I. yang berjudu;
“Strategi Pembelajaran Pendidikan Berkarakter”. Dalam
buku tersebut mengatakan bahwa Ki Hadjar dewantara
telah menggarisbesarkan pendidikan karakter melalui dua
karyanya yang monumental, diantaranya adalh Pendidikan dan
Kebudayaan. Pendidika karakter yang saat ini
dipublikasikan oleh Kemendiknas sebenarnya hanya sebuah
istilah lain dari Pendidikan Budi Pekerti yang
merupakan suatu ciri pemikiran dari Ki Hadjar
Dewantara. Melalui pemikirannya maka timbulah beberapa
peneliti malaysia dan melahirkan satu doktor yang
mengkaji pemikiran Ki Hadjar Dewantara (Suyadi. 2013:3)
.
Istilah pendidikan karakter mulai di ketahui dan
dipublikasikan sejak tahun 1990 oleh Thomas Lickona,
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page15
hal tersebut diketahui melalui bukunya yang berjudul The
Return of Character Education. Menurut Lickona sendiri
pendidikan karakter mencakup tiga unsur pokok, yaitu
Knowing the good, Desiring the good, Doing the good. (Suyadi.
2013:6) melalui pernyataan Lickon atas dasar tiga unsur
pokok tersebut, maka terlihat bahwa landasan atas
pembentukan pendidikan karakter adalah pada suatu
“kebaikan”. Kebaikan yang dimaksud pada ketiga unsur
tersebut lebih mendekati pada hak perogatif dalam diri
individu tersebut. Pendidikan karakter merupakan suatu
proses penanaman nilai yang diberikan oleh seorang guru
pada murid-muridnya. Penanaman nilai-nilai berkarakter
itu sendiri dapat dilihat melalui kompetensi guru dalam
menyampaikan dan menerapkan nilai-nilai tersebut pada
para siswa untuk dikembangkan lagi. Penanaman dan
penerapan nilai-nilai tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Pendidikan karakter bukan hanya dapat
membentuk pribadi siswa yang lebih baik dan cerdas,
namun melalui pendidikan karakter pula dapat membentuk
perubahan prilaku dalam pribadinya dengan berbagai
nilai-nilai yang telah terbentuk, maka tidak mustahil
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page16
pula dapat menyumbangkan suatu perubahan bagi
masyarakat sekitarnya. Sementara itu pendidikan
karakter menurut Berkowitz dan Bier yang dikutip dalam
sebuah tesis karya Hery Nugroho (2012) mengatakan bahwa
“pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan
sekolah yang membantu peserta didik dalam pengembangan
etika, tanggung jawab melalui model dan pengajaran
karakter yang baik melalui nilai-nilai”. Maka melalui
adanya suatu inovasi yang terus di canangkan oleh para
pendidik dengan segala macam model serta metode yang
digunakan untuk membentuk kepribadian siswa dengan
karakternya masing-masing kelak beberapa tahun
setelahnya para pendidik serta pihak sekolahpun dapat
dikatakan berhasil dalam mencetak siswa yang cerdas dan
berprestasi dalam berbagai bidang keilmuan, karena
hakikatnya setiap manusia memiliki kompetensinya
masing-masing.
Pendidikan karakter dapat juga didefinisikan
sebagai pemndidikan yang mengembangkan karakter yang
mulia (Good Character) dan oeserta didik dengan
memoaraktikan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page17
pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungannya
dengan Tuhannya. (Samani 2013 :44) berdasarkan definisi
diatas maka pembentukan karakter dengan berbagai
nilainya akan membantu adanya perbaikan moral bangsa
baik secara skala besar ataupun secara skala besar-
besaran, karena seperti yang telah diketahui pada saat
ini mata pelajaran budi pekerti pada banyak sekolah
menengah pertama sudah jarang sekali di ajarkan,
sehingga pembentukan moral siswa hanya bersumber pada
satu pelajaran yaitu pelajaran keagamaan. Dalam
penerapannya pelajaran keagamaan merupakan suatu sember
utama atau Trend center dalam membentuk pribadi anak
yang berakhlakul karimah, namun selain melalui
pelajaran keagamaan pula para guru harus mampu
mengaplikasikannya pada para peserta didiknya. Dalam
kehidupan penggunaan norma-norma seperti pada nilai-
nilai yang telah dijelaskan dalam pendidikan karakter,
maka kedisplinan pun mampu menjadi daya tarik utama.
Dalam dunia sains pun kedisiplinan sudah menjadi satu
keharusan karena dalam pelaksanaan penelitian sains pun
harus sesuai dengan prosedur agar apa yang diharapkan
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page18
dapat tercapai. Begitupun dalam pendidikan karakter,
segala aspek harus dipandang penting, hal tersebut
difungsikan agar segala tujuan untuk mencetak karater
peserta didik dapat terlaksana dan tercapai dengan baik
dan tepat sasaran.
C. Dasar-dasar pembentukan karakter
Dasar-dasar pembelajaran karakter sangat dibutuhkan
dalam mengaplikasikan pendidikan karakter yang akan di
terapkan secara bertahap dan berulang kali. Adapun
beberapa kemapuan kdasar dalam pembelajaran berkarakter
adalah kemampuan membuka dan meutup pelajaran,
kemampuan menjelaskan materi pelajaran dan kemampuan
memotivasi peserta didik agar berani bertanya ( Suyadi.
2013 :19. Hal-hal tersebutlah yang dinilai dapat
membangun suatu karakter siswa yang harus diperhatikan
dalam membentuk karakter peserta didik dalam suatu
pembelajaran. Dengan adanya keterampilan guru dalam
membimbing peserta didiknya, maka karakter siswa akan
semakin terbentuk.
D. Nilai-nilai pendidikan karakter
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page19
1. Religius Sikap dan perilaku
yang patuh dalam
melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya,
toleran terhadap
pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk
agama lain.
2. jujur Perilaku yang
didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya
sebagai orang yang
selalu dapat
dipercaya dalam
perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan
yang menghargai
perbedaan agama,
suku, etnis,
pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain
yang berbeda dari
dirinya.4. Disiplin Tindakan yang
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page21
menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan
dan peraturan.
5. Kerja keras Perilaku yang
menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai
hambatan belajar dan
tugas, serta
menyelesaikan tugas
dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan
melakukan sesuatu
untuk menghasilkan
cara atau hasil baru
dari sesuatu yang
telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku
yang tidak mudah
tergantung pada orang
lain dalam
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page22
menyelesaikan tugas-
tugas.
8. Demokratis Cara berfikir,
bersikap, dan
bertindak yang
menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan
orang lain.
9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya
untuk mengetahui
lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya,
dilihat, dan
didengar.
10. Semangat kebangsaan Cara berpikir,
bertindak, dan
berwawasan yang
menempatkan
kepentingan bangsa
dan negara di atas
kepentingan diri dan
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page23
kelompoknya
11. Cinta tanah air Cara berfikir,
bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan
kesetiaan,
kepedulian, dan
penghargaan yang
tinggi terhadap
bahasa, lingkungan
fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan
yang mendorong
dirinya untuk
menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi
masyarakat, dan
mengakui, serta
menghormati
keberhasilan orang
lain.
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page24
13. Bersahabat atau
komunikatif
Tindakan yang
memperlihatkan rasa
senang berbicara,
bergaul, dan bekerja
sama dengan orang
lain
14. Cinta damai Sikap, perkataan, dan
tindakan yang
menyebabkan orang
lain merasa senang
dan aman atas
kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan
waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan
bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya
mencegah kerusakan
pada lingkungan alam
di sekitarnya, dan
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page25
mengembangkan upaya-
upaya untuk
memperbaiki kerusakan
alam yang sudah
terjadi.
17. Peduli sosial Sikap dan tindakan
yang selalu ingin
memberi bantuan pada
orang lain dan
masyarakat yang
membutuhkan
18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku
seseorang untuk
melaksanakan tugas
dan kewajibannya,
yang seharusnya dia
lakukan, terhadap
diri sendiri,
masyarakat,
lingkungan (alam,
sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page26
Dalam implementasi pembelajarannya nilai-nilai
diatas dapat diintegrasikan melalui kurikulum,
pendidikan, dan pendekatan lainnya, cara menerapkan
dalam suatu mata pelajaran pun dinilai sangat sesuai
dengan pendidikan karakter ini. Seperti yang dikatakan
oleh Samani melalui bukunya “Pendidikan Karakter” yang
mengatakan bahwa implementasi nilai-nilai diatas sangat
cocok untuk mata pelajaran, misalnya suatu nilai
kebangsaan dapat diterapkan dan diajarkan melalui
pembelajaran sains. Dan apanila ditelaah lebih dalam
lagi pada bilai-nilai pendidikan karakter diatas
tersebut disinyalir dapat membangun karakter bangsa
bukan hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran
pendidikan moral Pancasila ataupun pendidikan agama,
melainkan semua mata pelajaran, termasuk matematika,
IPA,IPS, Sains olahraga, Bahasa dan lain sebagainya
(Samani 2013 :10) sehingga jika dilihat melalui
kedelapan belas nilai pendidikan karakter tersebut maka
penanaman nilainya sangat dibutuhkan pula bagaimana
untuk mengimplementasikannya melalui beragam cara
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page27
seperti melalui strategi pembelajarannya ataupun
metodenya. Oleh karena itu metode dalam menerapkan
nilai-nilai diatas dapat dilaksanakan pula dengan cara
mensugesti para peserta didik, karena jiwa merupakan
satu pendorong utama dalam diri, jiwa yang penuh dengan
kebahagiaan maka dapat menjadi suatu tanda emas berupa
motivasi tersendiri bagi peserta didik.
E. Metode Sugesti
Kata sugesti berasal dari bahasa inggris, yaitu
Suggesstion yang berarti proses psikologis dimana
seseorang dapat membimbing pikiran, perasaan ataupun
perilaku (Heap M. 1996:498) Pada dasarnya metode
sugesti dapat disampaikan dengan berbagai macam cara,
baik dengan cara mengkomunikasikan gagasan,
manyampaikan fakta, menuturkan cerita, memberi
penjelasan, menunturkan suatu cerita dan lain-lainnya,
karena sugesti sendiri merupakan suatu metode yang
fleksibel yang dapat menggugah hati orang yang
disugestinya. Sugesti dapat dikatakan “berhasil” jika
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page28
orang yang disugesti telah menunjukkan adanya perubahan
baik perubahan dengan skala besar ataupun dengan skala
besar, contohnya saja seorang anak yang memiliki sifat
malas ketika dirinya memberi sugesti dirinya malas,
maka tak ayal kemalasanlah yang akan menguasai jiwanya.
Adapun cara penyampaian sugesti tersebut adalah dengan
nada yang ringan dan sikap yang lembut sehingga apa
yang dikatakan dapat terbayang sebagai sebuah fakta.
Karena sugesti sendiri dapat membentuk karakter suatu
individu menjadi apa yang difikirkannya karena pikiran
dan keinginan besar akan lebih dominan setiap harinya
bahkan akan membentuk prinsip diri yang tidak
seorangpun mampu meruntuhkannya.
Erickson seorang pengarang buku “Hypnosis Suggesstion”
memiliki prinsip-prinsip yang lebih berlandasakan akan
kesehariannya, karena berdasarkan gambaran yang
diberikan pada buku tersebut bahwa sugesti disampaikan
dengan cara perlahan, dengan cara yang perlahan dan
lembut maka dengan waktu yang cukup lama juga akan
dapat menjamin keberhasilan pencapaian sugesti
tersebut. Cara penyampaian tersebut pun bukan hanya
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page29
sekedar penyampaian saja, namun kita harus menanamkan
dan juga memupuk diri seseorang dengan memberikan
sugesti-sugesti yang sifatnya membangun. Adapun kata-
kata yang dapat di tuturkan dalam sugesti adalah dengan
sifatnya ringan dan lantun.
F. Prinsip dasar sugesti
Prinsip dasar sugesti lebih kepada bagian dalam
hypnosis, karena sugesti sendiri merupakan bagian dari
sugesti. Dalam mencapai tujuan seseorang dalam
mensugesti, maka orang yang mensugesti perlu terlebih
dahulu untuk mengetahui kaidah-kaidah penting dalam
cara penyampaian sugesti tersebut guna mengefektifkan
sugesti yang diberikan. Adapun beberpa kaidah yang di
tuliskan dalam buku karangan Erickson “Hypnosis
suggesstion” adalah sebagai berikut
1. Membangun Repport
Dalam membangun hubungan dengan objek yang akan
disugesti, dalam hal ini adalah peserta didik
merupakan suatu hal tyang terpenting. Membangun
hubungan yang hangat, berempati dan menghormati
dapat meminimalisir resistensi klien dan turut
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page30
membangun kondisi saling percaya yang pada akihirnya
mengarah pada seluruh proses terapi. Proses terapi
yang dijelaskan oleh erickson diatas menjelaskan
bahwa adanya terapi dalam mensugesti merupakan hal
yang dapat menumbuhkan suatu kedekatan personal,
karena melalui pendekatan personalah jiwa seseorang
akan mampu untuk mengikuti orang lain dalam artian
lain justru memiliki jiwa kepedulian yang tinggi.
2. Menciptakan ekspektasi
Dalam menciptakan ekspektasi biasanya seorang yang
berperan sebagai pensugesti adalah orang yang sudah
pernah melakukannya sebelumnya atau dapat dikatakan
sebagai orang yang berpengalaman. Karena orang yang
sudah berpengalaman biasanya dapat merefleksikan
pikiran dan menyakinkan akan setiap sugesti yang
diberikan. Sugesti yang diberikan pun memiliki
berbagai macam aspek tidak langsung (in-direct), namun
gal itu tidak melupakan aspek kepastian dan
keyakinan, dan harus diperhatikan pula penggunaan
kata yang akan diucapkan pada orang yang akan
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page31
disugesti. sebagai contohnya adalah sebagai
berikut :
a. Mungkin tangan anda terasa ringan
b. Salah satu atau kedua tangan anda akan terasa
ringan, Sekarang !!! (penekanan intonasi) atau
sesaat lagi.
Menurut penuturan erickson yang telah dijelaskan
dalam bukunya melalui dua contoh diatas tersebut
menyatakan bahwa efektifitas tidak semata ditentukan
oleh pendekatan yang permisif, melainkan lebih
ditentukan pada keyakinan yang tersirat pada sugesti
tersebut. Melalui penjelaan diatas erickson seakan-
akan menggambarkan bahwa setiap kelembutan atau
penggunaan kata adalah salah satu unsur penting
dalam menyampaikan sugesti.
3. Efek kebalikan
Dalam metode sugesti efek kebalikan ini dalam
menimbulkan suatu efek psikologis yang diberikan,
karena pada prinsip ini lebih mengacu kepada semakin
kerasnya individu, maka semakin sadar nya individu
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page32
tersebut dalam mencoba, melakukan sesuatu, maka
semangkin kecil kemungkinan. Contohnya adalah pada
individu yang mengalami gangguan tidur, samkin keras
ia mencoba untuk tertidur, maka semakin sulit ia
untuk terjaga. Berdasarkan pernyataan di atas
menjelaskan bahwa sesuatu stimulus yang diberikan
dengan keras akan lebih memungkinkan akan ketidak
berhasilan dari sugesti yang diberikan. Karena jika
seorang memberikan sugesti secara langsung, biasanya
akan lebih sulit lagi klien yang disugesti tersebut
untuk menyerap kata-kata atau merespond apa yang
diperintahkan. Namun jika dilakukan secara perlahan,
maka daya imaginasilah yang lebih condong akan
mendorong seseorang untuk merespond baik terhadap
sugesti yang diberikan.
Sugesti dapat disampaikan dalam berbagai macam bentuk,
karena sugesti sendiri merupakan suatu cara untuk memacu
semangat yang ada di dalam jiwa, walaupun sugesti pada
umumnya berupa suatu perkataan, namun sugesti pula dapat
disampaikan dalam beberapa bentuk, contohnya seperti
kata-kata mutiara, tanda-tanda positif dan lain
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page33
sebagainya. Contohgnya apabila seseorang sedang berbicara
mengenai rangsangan visual yang mengingatkan bahwa kita
mampu menjadi orang yang istimewa (Porter, D. 2000:76)
dari suatu kutipan di atas di jelaskan bahwa suatu
rangsangan berupa pemikiran atau sugesti yang diberikan
secar positif, maka dapat memacu daya visual yang ada di
dalam diri untuk segera memacu diri seperti yang di
inginkan atau dicita-citakan oleh individu tersebut.
Sedangkan kata-kata mutiara dapat dikatakan sebagai suatu
sugesti, karena daya rangsang terhadap otak lebih cepat
ditangkap, karena seperti yang telah dikatakan, bahwa
penyampaian sugesti dapat dilakukan untuk menumbuhkan
ekspektasi haruslah dilakukan dengan suatu kalimat yang
tetata dan tersusun dengan baik, sehingga memungkinkan
untuk merangsang otak untuk merespond.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek kajian
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page34
Subjek dalam kajian penelitian ini adalah peserta
didik dan pendidikan karakter, karena peserta didik
merupakan individu yang masih membutuhkan suatu bantuan
dalam mencari jati dirinya. Penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yang mana
dalam penelitian Implementasi (penerapan) Pembentukan
Karakter Siswa melalui metode sugesti Guru dalam
Pembelajaran ini dilaksanakan di SMAN 6 Cirebon.
B. Kondisi Umum penelitian
Berdasarkan SK Menteri Pendidikan & Kebudayaan No.
0426 / 0 / 1991 tertanggal 15 Juli tahun 1991 secara
resmi Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Cirebon di alih
fungsikan menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri Cirebon.
Sehingga keberadaan SMA Negeri 6 Kota Cirebon merupakan
SMA yang ke 6.
Mengingat sekolah ini merupakan sekolah alih fungsi
dari SGO tentunya memerlukan pembenahan yang bersifat
menyeluruh terutama pada sarana ruang kelas, perlengkapan
furniture kelas, perlengkapan dan peralatan penunjang
KBM.
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page35
Sarana ruang kelas bagi SGO tidaklah mutlak ada seperti
halnya di SMA krena itulah penambahan ruang kelas setelah
alih fungsi mutlak diperlukan dan bukan hanya penambahan
ruang kelas yang dibutuhkan tetapi juga renovasi bangunan
ruang kelas juga harus diperhatikan. Perlu diketahui
bahwa bangunan SGO ini dibangun sejak tahun 1950 tentunya
kondisi bangunan sudah tidak layak lagi dipakai untuk
kegiatan belajar mengajar. Begitu juga dengan sarana
meubeler dimana SGO tidaklah mutlak ada karena kebanyakan
kegiatan dilaksanakan di outdoor. Dengan demikian sarana
meubeler untuk SMA perlu dan mutlak harus dilengkapi.
C. Keterbatasan seperti di atas bukan menjadi hambatan bagi
SMA Negeri 6 Kota Cirebon untuk maju sejajar dengan
sekolah lainnya dan pada tahun 2010, sekolah ini menjadi
sekolah tujuan para siswa lulusan SMP untuk melanjutkan
studinya setelah SMA Negeri bertaraf internasional.
D. Strategi penelitian
Penelitian implementasi pembentukan karakter dengan
metode sugesti ini dilaksanakan di SMAN 6 Cirebon, dengan
subyek utamanya adalah para siswa kelas X-2, alasan
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page36
mengapa yang dijadikan sebagai subyek penelitian adalah
para siswa kelas satu, sebab pada masa-masa yang masih
segar tingkatannya ini para siswa diperkirakan masih
memiliki konsentrasi dan motivasi yang cukup tinggi untuk
belajar IPA, karena pada dasarnya jika kita menempati
suatu tempat yang baru akan ada rasa kebanggan
tersendiri, sehingga rasa semangatpun masih mudah
dipupuk, selain itu tujuan lainnya adalah agar ketika
para siswa telah menginjak tingkatan kelas yang lebih
tinggi lagi karakter dalam diri siswa sudah mulai
terbentuk semenjak kelas sepuluh sehingga ketika para
siswa sudah menginjak kelas dua ataupun tiga adanya
kematangan karakter yang akan semakin terbentuk, sehingga
tak ayal sekolah tersebut akan mencetak para siswa
lulusan IPA lebih berkualitas lagi. Siswa yang dijadikan
subyek ini berkisar 34 orang yang terdiri atas 27
orangsiswi dan 7 orang siswa. Dan adapun yang dijadikan
sample dalam populasi kelas ini hanya sebanyak 10 orang.
Karena dalam penerapan sugesti ini akan lebih efektif
jika dilakukan secara skala kecil. Penelitian penerapan
sugesti ini dilaksanakan berlandaskan pada tujuan utama
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page37
penelitian. Adapun yang diselidiki dalam penelitian ini,
adalah sejauh mana karakter seorang siswa dalam menerima
pelajaran dengan memberikan stimulus-stimulus yang
menguatkan bagi pemahaman dirinya.
Dalam permulaan pelaksanaan strategi penelitian ini
mula-mula guru akan berkenalan secara langsung di depan
kelas, dalam perkenalan tersebut guru mengusahakan agar
siswa memiliki daya tarik tersendiri saat masa perkenalan
tersebut dengan mengajak siswa untuk saling
memperkenalkan diri satu sama lain, hal tersebut
dilakukan agar jalinan kebersamaan di dalam kelas lebih
terbentuk walaupun para siswa satu sama lain telah saling
mengenal. Dalam point perkenalan tersebut guru mengambil
5 subjek pokok yang akan di jadikan bahan di saat sesi
perkenalan tersebut, diantaranya adalah :
1. Nama
2. tempat-tanggal-lahir
3. alamat
4. penilaian diri
5. keunikan dari jati diri.
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page38
Begitulah 5 subjek pokok yang akan dibahas dalam sesi
perkenalan tersebut, pada point 1 hingga 3 merupakan
subjek pokok yang sudah biasa dilihat dalam perkenalan,
namun pada point 4 hingga 5 ini merupakan implementasi
dari adanya pendekatan secara sugestif, karena dalam
point 4 sendiri penilaian diri ini dilakukan oleh teman-
temannya di dalam kelas dengan kategori penilaian
“kepintaran dalam bergaul” hal tersebut akan menimbulkan
satu daya tarik tersendiri bagi murid, karena keceriaan
dapat muncul ketika kedekatan antar siswa dan guru dapat
terjalin. Sdangkan pada point 5 lebih mengarah kepada
bakat, karena kaunikan ini hakikatnya pasti dimiliki
dalam setiap individunya. Dan keunikan tersebut akan
menjadikan sebagai suatu dorongan semangat bagi diri
siswa walaupun terkadang keunikan tersebut menjadi bahan
tawaan siswa, namun jika melihat efek kepercayaan diri
siswa maka akan meningkat secara tidak langsung.
Selanjutnya guru melakukan proses pendekatan dalam proses
pembelajaran, terutama saat menerangkan di depan kelas
dan saat murid-murid mulai kesulitan dalam memahami
materi, dalam hal tersebut guru lebih interaktif lagi
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page39
dengan berdiskusi langsung dengan para siswa dan membuat
suasana tersebut tidak menegangkan dengan sesekali guru
ikut terjun kepermasalahan kesulitan muridnya dalam
belajar, maka guru akan mengajak siswa untuk mencari
solusinya dengan memberikan suatu motivasi berupa sugesti
dalam kata-kata yang baik dan halus guna membangkitkan
minat siswa dalam belajar, karena dengan adanya sugesti
tersebut siswa akan mulai berfikir serta menganalisis
permasalahan dalam dirinya. Setelah para siswa dan guru
terjalin suatu hubungan interaksi maka porsi pemberian
sugesti di rutinkan setiap harinya namun dengan porsi
yang sedikit dan membangun. Setelah adanya pemberian
sugesti maka guru beserta siswa mencoba menerapkan adanya
18 nilai pendidikan karakter dalam kesehariannya, masing-
masingnya diringkas kedalam 3 point, diantaranya adalah
religius, kedisiplinan, dan kreativiatas. Karena melalui
3 point tersebut dinilai dapat mewakili ke 15 nilai
pendidikan karakter lainnya. Selanjutnya setelah adanya
penerapan nilai-nilai oendidikan karakter tersebut maka
guru mengajak murid untuk selalu beristiqomah dan
meninjau karakter dirinya setiap hari.
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page40
E. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian
Implementasi (penerapan) Pembentukan Karakter Siswa melalui
metode sugesti Guru dalam Pembelajaran tergolong kedalam
penelitian yang bersifat etnografik, yaitu di analisis
berdasarkan catatan hasil observasi lapangan yang
dikodekan atau di klasifikasi lalu disusun dengan
sistematis. Sebagai dasar pijakan dalam penelitian ini
pun digunakan beberapa jurnal penelitian terdahulu serta
teori-teori relevansi lainnya, agar data yang dihasilkan
pun semakin homogen. Kehomogenan penelitian ini dapat
dilihat dari keterkaitan poin satu dengan poin lainnya
serta data penelitian yang akan dikaji.
F. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian
ini adalah dengan menggunakan teknik Interview antar guru
dengan siswa dan antar siswa dengan siswa, faktor
pendukung lainnya dalam teknik pengumpulan data ini
adalah dengan menggunakan sistem observasi langsung serta
analisis dokumen hasil catatan lapangan.
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page41
DAFTAR PUSTAKA
De Potrter B, Hendarki M. 2000. Quantum Learning. Bandung
: Kaifa
Ginanjar, A,A. 2009. ESQ. Jakarta : Arga Publishing.
Laksana. A.S. 2012. Dari Sugesti ke Otosugesti. Jakarta.
Nugroho, H. 2012. Tesis Implementasi Pendidikan Karakter.
Semarang. Pdf
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page42
Samani M, Haryanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung : Rosdakarya
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Bandung : Rosdakarya
Putra, Yovan P. 2006. Rahasia dibalik Hypnosis
Ericksonian dan Metode Pengembangan Fikiran Lainnya.
Google books
Documentation of proposal semester 6 : Siti Masithoh N.M. 2014 Page43