humor sebagai teknik amar makruf nahi mungkar dalam

159
HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR DALAM FILM INSYAALLAH SAH Tesis Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Magister Sosial (M. Sos) Disusun oleh: Nur Azhima, S. Kom. I NIM: 211450510000010 PROGRAM STUDI MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M

Transcript of humor sebagai teknik amar makruf nahi mungkar dalam

HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR DALAM

FILM INSYAALLAH SAH

Tesis

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Magister Sosial (M. Sos)

Disusun oleh:

Nur Azhima, S. Kom. I

NIM: 211450510000010

PROGRAM STUDI MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat, nikmat, taufiq, dan maghfirah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini. Shalawat beserta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Baginda

Nabi Besar Muhamad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan segenap kaum

muslimin, karena Beliau telah membawa umatnya kepada jalan kebenaran.

Alhamdulillahirrabil’alamin, atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tesis yang berjudul : HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR

MAKRUF NAHI MUNGKAR DALAM FILM INSYAALLAH SAH. Tesis ini

disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar Magister (S2) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak mengalami

kendala dan hambatan dalam berbagai hal. Namun, berkat kerja keras dan doa,

serta bantuan dari berbagai pihak, seperti dukungan, dorongan dan motivasi,

penyusunan tesis ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terimakasih, jazakumullah khoirul jaza’, dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA, sebagai Ketua Prodi S2 Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

3. Dr. Rulli Nasrullah, M.Si sebagai Sekretaris S2 Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan selama proses tesis ini berjalan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini dengan baik.

4. Seluruh Guru Besar dan Dosen Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Benni Setiawan selaku Sutradara dan Penulis Novel Ibu Asri

Rakhmawati yang telah membantu penulis dalam hal pengumpulan data dan

informasi mengenai film tersebut sebagai sumber data dalam tesis ini.

6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. H. Ali Nurdin, MM yang telah

mengenalkan arti hidup dengan segenap perjuangannya tanpa kenal lelah dan

waktu. Semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kebahagiaan, panjang umur

dalam kesehatan untuk ayahanda. Tesis ini penulis persembahkan untuk

Ibunda tercinta Almarhumah Hj. Jamilah yang telah mengajarkan saya

iv

dengan penuh kasih sayang dan nasihat-nasihat untuk senantiasa selalu

beribadah. Semoga Allah pertemukan dan kumpulkan kembali di surgaNya.

Teruntuk papa H. Syuhada dan Ibunda Hj. Siti Nurjannah yang selalu

memberikan dukungan, semangat dan mendoakan penulis dengan kasih

sayangnya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, melimpahkan

kasih sayang dan perlindunganNya.

7. Suami tercinta Indra Dita Puspito yang selalu memotivasi, menemani dan

mendoakan penulis dengan kasih sayangnya sehingga penulis mampu

menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan

dunia akhirat untuk keluarga kecil ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan KPI Magister Angkatan Satu. Terimakasih telah

menorehkan kenangan manis sejak masa perkuliahan. Semoga ilmu yang

diraih dapat bermanfaat dan menjadi ladang amal ibadah di akhirat.

Dengan kerendahan hati dan penulis ucapkan terima kasih semoga Allah

SWT membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlebih. Dengan

demikian, penulis senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang

membangun demi kesempurnaan.

Jakarta, 13 Oktober 2017

Nur Azhima

v

ABSTRAK

Perintah Amar Makruf Nahi Mungkar adalah kewajiban bagi seluruh umat.

Melalui film ini yang mengandung fungsi entertaint (hiburan), amar makruf nahi

mungkar dikemas dengan drama komedi sehingga masyarakat selaku penonton

akan terhibur ketika melihat film tersebut, sehingga unsur aktifitas dakwah

mempermudah masuknya informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Dan ada

pepatah mengatakan perhatikan apa yang dikatakan bukan memerhatikan siapa

yang mengatakan. Pernyataan tersebut mengindikasikan siapapun mempunyai

peluang untuk menyampaikan kebaikan sesuai Al-Qur’an dan hadits. Dalam Film

InsyaAllah Sah ini menampilkan sebuah komedi yang mempunyai pesan moral

Islami. Film ini mencoba memvisualisasikan sosok Raka Jaka Sasmita dengan

menjalankan aktivitas amar makruf nahi mungkar (perintah kepada kebaikan

larangan dari kemunkaran).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut: Bagaimana penanda, mitos, ideologi dan narasi pemaknaan

aktivitas amar makruf nahi mungkar dalam film InsyaAllah Sah?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penulis menggunakan

pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif dan paradigma kritis, Objek

penelitian ini adalah film. Sedangkan unit analisisnya adalah potongan gambar

dan dialog yang terdapat di dalam film yang berkaitan dengan rumusan masalah

penelitian. Kemudian, data dianalisis dengan model semiotika Roland Barthes

yaitu dengan cara mencari unsur Denotative dan Conotative serta menggunakan

tabulasi analisis film Steve Campsall sebagai pelengkap dari unsur-unsur film

Hasil penelitian film “InsyaAllah Sah” terdapat Penanda, Mitos, Ideologi

pada aktivitas amar makruf nahi mungkar yang diperankan oleh Pandji adalah

pada tanda-tanda verbal maupun non verbal di dalam adegan yang tervisualisasi.

Pemilihan penanda berfokus pada adegan amar makruf nahi mungkar. Melalui

kajian semiotika, peneliti setidaknya menemukan yang signifikan terhadap tujuan

penelitian yang dirangkum dalam tabel tabulasi Steve Campsall. Pertama adalah

pada aspek mise en adegan, editing, shot types, camera angle, camera movement,

lighting, dieges and sound, narrative, ikonografi, the star system dan realism.

Narasi Pemaknaan di dalam film InsyaAllah Sah adalah melalui beberapa adegan

tutur kata sopan dan santun, menyapa dengan nada rendah, menyampaikan amar

makruf nahi mungkar dengan humor, teknik dakwah dalam film ini dapat diterima

dan tidak terkesan menggurui, kostum yang dikenakan salah satunya batik

merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dan teknik, motif batik

beragam.

Kata Kunci: Semiotika, Amar Makruf Nahi Mungkar, Film InsyaAllah Sah

vi

HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR DALAM

FILM “INSYAALLAH SAH”

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................. 6

D. Metodologi Penelitian ............................................................. 7

1. Metode Penelitian ............................................................. 8

2. Objek Penelitian dan Unit Analisis .................................. 8

3. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 8

4. Teknik Analisis Data ........................................................ 9

E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Semiotik ....................................................... 15

1. Definisi dan Konsep Semiotika ......................................... 15

2. Konsep Semiotika Roland Barthes .................................... 24

3. Konsep Semiotika Film Christian Metz ............................ 31

B. Tinjauan tentang Dakwah........................................................ 48

1. Pengertian Dakwah ........................................................... 48

2. Film sebagai Media Dakwah ............................................. 56

3. Amar Makruf Nahi Mungkar………………………….... .... 63

vii

BAB III FILM INSYAALLAH SAH ......................................................... 73

A. Film InsyaAllah Sah ............................................................... 73

B. Profil Benni Setiawan sebagai Sutradara Film InsyaAllah

Sah .......................................................................................... 80

C. Profil Achi TM sebagai Penulis Novel InsyaAllah Sah ......... 81

D. Profil Para Pemain Film InsyaAllah Sah ................................ 82

1. Pandji Pragiwaksono sebagai Raka Jaka Sasmita ............ 82

2. Titi Kamal sebagai Silviana Harini .................................. 85

3. Richard Kyle sebagai Dion ............................................... 86

BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Penanda, Mitos dan Ideologi Aktivitas Amar Makruf Nahi

Mungkar................................................................................. 90

1. Adegan Pertama: Terjebak dalam Lift............................... 91

a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,

Convention Sign pada Adegan Terjebak dalam Lift ...... 101

b). Analisis Adegan Pertama Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall .............................................................. 102

c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Terjebak dalam Lift ....... 107

2. Adegan Kedua: Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui

Handphone......................................................................... 108

a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,

Convention Sign pada Adegan Komunikasi Menyuruh

Kebaikan melalui Handphone ....................................... 109

b). Analisis Adegan Kedua Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall .............................................................. 110

c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Komunikasi Menyuruh

Kebaikan Melalui Handphone ....................................... 112

3. Adegan Ketiga: Mencegah Terjadinya Kemunkaran ......... 112

a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,

Convention Sign pada Adegan Mencegah Terjadinya

Kemunkaran................................................................... 116

b). Analisis Adegan Ketiga Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall .............................................................. 118

c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Mencegah Terjadinya

Kemunkaran .................................................................. 119

4. Adegan Keempat: Mengaji di Masjid .................................. 120

a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,

Convention Sign pada Adegan Mengaji di Masjid ........ 120

b). Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film

viii

Steve Campsall .............................................................. 122

c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Mengaji di Masjid.......... 123

5. Adegan Kelima: Hijab ......................................................... 123

a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,

Convention Sign pada Adegan Hijab ............................. 125

b). Analisis Adegan Kelima Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall............................................................... 127

c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Hijab .................................. 127

B. Narasi Pemaknaan Aktifitas Amar Makruf Nahi Mungkar .... 128

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 132

B. Saran ........................................................................................ 134

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Data Penonton Film Tahun 2016-2017 ....................................... 2

Tabel I.2 Analisis Film: Analysing Moving Image Texts: “Film

Language” ................................................................................

Tabel II.1 Peta Tanda Roland Barthes ......................................................... 25

Tabel II.3 Sistem-sistem dalam Film ........................................................... 46

Tabel II.4 Ilmu Komunikasi Islam ........................................................................ 58

Tabel III.1 Pemain dan Kru film InsyaAllah Sah ................................................... 86

Tabel IV.1 Analisis Adegan Pertama Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall .......................................................................... 101

Tabel IV.2 Ikon, Indeks dan Simbol pada Adegan Terjebak dalam Lift ...... 105

Tabel IV.3 Analisis Adegan Kedua Melalui Tabulasi Analisis Film Steve

Campsall ..................................................................................... 108

Tabel IV.4 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Komunikasi Menyuruh

Kebaikan melalui Handphone ............................................................. 110

Tabel IV.5 Analisis Adegan Ketiga Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall ........................................................................... 116

Tabel IV. 6 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya

Kemunkaran ......................................................................................... 117

Tabel IV. 7 Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall ........................................................................... 119

Tabel IV. 8 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya

Kemunkaran ......................................................................................... 120

Tabel IV. 9 Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall ........................................................................... 123

Tabel IV. 6 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Hijab .................................... 124

Tabel IV. 7 Narasi Pemaknaan dalam Film InsyaAllah Sah ................................... 124

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Cover Film dan Novel “InsyaAllah Sah .................................... 74

Gambar III.2 Benni Setiawan.......................................................................... 80

Gambar III.3 Achi TM .................................................................................... 81

Gambar III.4 Pandji Pragiwaksono ................................................................. 82

Gambar III. 5 Titi Kamal ................................................................................. 85

Gambar III. 6 Richard Kyle ............................................................................. 86

Gambar IV. 1 Lift tampak penuh, Raka dan Silvi Terjebak dalam Lift ........... 91

Gambar 1V.2 Raka Mencibir Silvi .................................................................. 91

Gambar IV. 3 Raka dan Silvi Mencari Solusi .................................................. 92

Gambar IV.4 Silvi Memperlihatkan Auratnya dan Raka Menjaga

Pandangan ................................................................................. 95

Gambar IV.5 Raka dan Silvi Berdoa dan Bernazar ........................................ 98

Gambar IV.6 Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui Handphone ............. 108

Gambar IV.7 Silvi Berteriak Menolak ............................................................ 108

Gambar IV.8 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim................ 112

Gambar IV.9 Raka Mencegah Kemunkaran ................................................... 114

Gambar IV.10 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim................ 114

Gambar IV.11 Amar Makruf Nahi Mungkar.................................................... 115

Gambar IV.12 Raka Mengaji di Masjid ........................................................... 120

Gambar IV.13 Silvi Berhijab ........................................................................... 123

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film InsyaAllah Sah merupakan salah satu film bergenre drama komedi

yang diproduksi oleh MD Pictures dan disutradarai oleh Benni Setiawan sekaligus

penulis skenario diambil dari sebuah novel bestseller karya Achi TM. Cerita novel

InsyaAllah sah ini diangkat dari pengalamannya dalam bentuk nazar penulis novel

di sepertiga malam saat kehilangan barang berharganya di Bandara.1 Film ini

sejak dirilis pada tanggal 25 Juni 2017 cukup mendapat perhatian publik, jumlah

penonton pada saat momen lebaran mencapai kurang lebih 833.010.2

Dalam beberapa film religi belakangan, film yang sangat populer diawali

dengan film Ayat-ayat Cinta (2008), kemudian disusul oleh film Perempuan

Berkalung Sorban (2008), Tiga Cinta Tiga Doa (2008), Doa yang Mengancam

(2008) Ketika Cinta Bertasbih (2009), Dalam Mihrab Cinta (2010), Tanda Tanya

(2011), Cinta Suci Zahrana (2012), dan sebagainya.3 Namun, dari data 2016-2017

film drama komedi menjadi film yang paling diminati dan ini terlihat

sebagaimana tabel berikut ini:

1 Wawancara dengan penulis novel bestseller Achi TM di kediamannya pada tanggal 25

Juli 2017 jam 13.00PM 2 http://filmindonesia.or.id/movie/viewer#.WXikNdSGPIU diakses pada tanggal 26 Juli

2017 jam 09.19PM 3 Lukman Hakim , Arus Baru Feminisme Islam Indonesia dalam Film Religi, (Jurnal

Komunikasi Islam Volume 03, Nomor 02, Desember 2013), hal.248

2

Tabel 1.1 Data Penonton Film Tahun 2016-20174

Warkop DKI Reborn 6.858.616

Ada Apa Dengan Cinta 2 3.665.509

My Stupid Boss 3.052.657

Cek Toko Sebelah 2.642.957

Hangout 2.620.644

{rudy habibie} 2.012.025

Koala Kumal 1.863.541

Comic 8: Casino Kings Part 2 1.835.644

ILY from 38.000 Ft 1.574.576

London Love Story 1.124.876

Headshot 732.763

Sabtu Bersama Bapak 639.530

Bulan Terbelah di Langit Amerika 2 582.487

Talak 3 567.917

The Doll 550.252

JilbabTraveler 193.765

Dari data yang diperoleh film Warkop DKI Reborn yang bergenre drama

komedi mendapatkan rating tertinggi dalam dua tahun ini, meskipun film

InsyaAllah Sah berada dalam urutan kesembilan film drama komedi yang memuat

dakwah-dakwah Islam. Seperti terlihat diatas, hal ini menunjukkan bahwa film

bergenre drama komedi yang digemari dan mempunyai tempat di hati masyarakat

Indonesia.

Film InsyaAllah Sah berkisah seorang pemuda bernama Dion dan

tunangannya seorang gadis cantik bernama Silvi diperankan oleh Titi Kamal.

4 http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2016#.WcsswlSCzIU diakses pada tanggal 27

September 2017 jam 11:45

Warkop DKI Reborn 4.014.017

Danur: I Can See Ghosts 2.736.157

Jailangkung 2.550.271

Surga Yang Tak Dirindukan 2 1.637.472

The Doll 2 1.226.864

Sweet 20 1.044.045

Critical Eleven 881.530

London Love Story 2 862.874

Insya Allah Sah 833.010

Surat Kecil untuk Tuhan 715.361

Dear Nathan 700.165

Promise 655.805

Stip & Pensil 572.409

The Guys 565.100

Security Ugal-ugalan 563.871

3

Suatu ketika, saat Silvi berkunjung ke kantor Dion, tiba-tiba liftnya macet, dan

Silvi terjebak dalam lift dengan pemuda bernama Raka diperankan Pandji

Pragiwaksono yang bekerja untuk Dion. Raka adalah tipe pemuda yang terkesan

aneh, lugu dan religius.5

Di dalam film InsyaAllah Sah sosok Raka divisualisasikan sebagai dai

pada tayangan film ini, kemudian muncul berbagai simbol-simbol dan tanda-tanda

yang merepresentasikan aktivitas amar makruf nahi mungkar (perintah kepada

kebaikan larangan dari kemunkaran).6 Perintah amar makruf nahi mungkar

diwajibkan kepada setiap muslim untuk melakukannya, melalui tokoh yang

diperankan oleh Pandji sebagai Raka dengan gaya berdakwah yang cair dan

penampilan berbeda, dengan baju batik khas pekalongan, gigi kelinci, rambut wig

berbentuk helm, celana cutbray, hal-hal yang aneh dan nyeleneh dapat dijadikan

humor.

Hal ini menunjukkan bahwa yang dinamakan dai bukan hanya orang yang

sering memberikan ceramah agama, orang yang mengisi pengajian atau orang

yang berkhutbah saja. Akan tetapi, pengertian dai lebih luas dari pada itu, yaitu

semua orang yang melakukan aktivitas dakwah atau mengajak manusia ke jalan

yang diridhai oleh Allah, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Dalam

5 http://posfilm.com/sinopsis-film-insya-allah-sah-2017-nazar-titi-kamal-menjadi-wanita-

muslimah-yang-taat/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 jam 15.04PM 6 Amar Makruf Nahi Mungkar merupakan salah satu istilah dakwah. Dakwah memiliki

beberapa nama atau istilah yang secara substansi maksudnya sama yaitu: Tabligh adalah menyeru

atau menyampaikan, Amar makruf nahi mungkar merupakan perintah (menyeru) kepada kebaikan

dan mencegah dari kemunkaran., Tabsyir merupakan pemberian kabar baik, Mauidhzah adalah

pemberian nasehat yang baik, Indhar merupakan pemberian kabar buruk, Tadzkiroh adalah

peringatan, dalam hal ini dakwah memberi peringatan kepada manusia agar senantiasa mengingat

selalu akan keberadaan Allah dengan beribadah kepadanya. Mubasyaroh, (Film Sebagai Media

Dakwah: Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah Kontemporer), STAIN Kudus, hal. 2

4

pengertian yang sangat luas, proses dakwah itu tidaklah semata-mata merupakan

suatu komunikasi yang bersifat oral maupun tulisan saja. Akan tetapi, semua

kegiatan serta sarana yang secara hukum adalah sah, dapat saja dijadikan alat

untuk berdakwah sesuai dengan kemampuan diri mad’u masing-masing.7

Film dalam nuansa religius atau film religi memiliki pesan dakwah di

dalamnya. Definisi film religius sendiri, di kalangan peminat studi film, tidaklah

kaku (rigid). Wendy M. Wright, misalnya, membuat definisi yang “terbuka”

sebagai berikut:8

If a film is about religion or religious people, especially if it

sympathetically tells the tale of an exemplary religious figure like Jesus or

Muhammad, it can be called a religious movie. Or, from a more nuanced

perspective, if a film wrestles with topics usually considered the concern of

religious thinkers — the afterlife, hell, heaven, moral issues — it might

qualify as a religious film. Scholars and students of the cinematic arts and

filmmakers themselves do not approach films in the same way. Cinema is a

complex art-form that communicates many more ways than through plot,

characterization and dialogue. Other concerns, for example the dramatic

visual exploration of a foundational religious myth or the visual style of

the film, art direction, musical score, camera work, might rightfully

qualify a film as religious, even if its subject matter could not in any way

be construed as such.

Hal ini harus dapat dilihat sebagai sebuah fenomena perkembangan media

dakwah. Kehidupan yang sudah maju pesat dengan berbagai media yang

disodorkan dalam aktivitas tentu ini menjadi tolak ukur menyampaikan informasi

secara cepat dan tepat. Salah satu contohnya adalah film yang merupakan sarana

komunikasi yang efektif untuk menghibur, mendidik, dan memberi penerangan

kepada masyarakat. Namun terkadang dunia perfilman lari dari tri fungsi yaitu

7 Nawawi, Kompetensi Juru Dakwah, Antropologi Pascasarjana UGM, Jurusan Dakwah

STAIN Purwokerto KOMUNIKA ISSN: 1978-1261 Vol.3 No.2 Juli-Desember 2009 h.287-297 8 Edi Amin, Nilai-nilai Dakwah dalam Film Sang Pencerah, Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Kontekstualitas, Vol. 25, No. 2, 2010, hal. 315

5

mendidik, menghibur dan memberi penerangan terhadap masyarakat sehingga

tidak jarang para pengusaha perfilman hanya untuk mengeruk keuntungan.9

Berdasarkan ketertarikan penulis terhadap unsur teknik komedi yang

divisualisasikan oleh Raka dalam menyampaikan amar makruf nahi mungkar

yang membuat peneliti tertarik memilih film InsyaAllah Sah. Film ini

mengibaratkan pepatah, perhatikan apa yang dikatakan bukan memerhatikan

siapa yang mengatakan. Pernyataan tersebut mengindikasikan siapapun

mempunyai peluang untuk menyampaikan kebaikan sesuai Al-Qur’an dan hadits.

Untuk mengkaji penelitian tanda yang terdapat dalam film tersebut

diperlukan suatu analisa semiotika dan peneliti akan menggunakan metode

analisis semiotika Roland Barthes untuk menganalisis nilai apa saja yang terdapat

dalam film InsyaAllah Sah. Analisis semiotika di dalam film memang memiliki

beberapa perbedaan dengan metode analisis semiotika media lain yang terkait

dengan media komunikasi. Perbedaan ini terletak pada komponen dan elemen di

dalam film yang cukup kompleks. Berbeda dengan karya tulis, misalnya yang

mengedepankan unsur linguistik dalam pendekatan semiotikanya, film lebih

mengedepankan unsur produksi dan interpretasi dari narasi dan sinematiknya. Dan

ini diperkenalkan oleh seorang kritikus film di Perancis, Christian Metz.10

Berdasarkan pertimbangan dari latar belakang masalah yang telah

diuraikan tersebut, maka yang menjadi fokus dalam riset ini adalah

9 Muhammad Husni Ritonga, Pengaruh Komunikasi Perfilman Terhadap Masyarakat.

Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Sumatera Utara. Hal.1 10

6

“HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR

DALAM FILM INSYAALLAH SAH”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Masalah pada penelitian ini mengacu pada representasi sosok Raka Jaka

Sasmita dengan menjalankan aktivitas amar makruf nahi mungkar (perintah

kepada kebaikan larangan dari kemunkaran) dengan gaya berdakwah yang lucu

dan penampilan yang berbeda pada penggunaan simbol – simbol dalam rangkaian

gambar atau adegan (scene) melalui film InsyaAllah Sah.

Agar penelitian tidak mengarah kepada hal lain di luar konteks penelitian,

maka peneliti memfokuskan permasalahan pada dua hal berikut:

a. Bagaimana penanda, mitos dan ideologi aktivitas amar makruf nahi

mungkar dalam film InsyaAllah Sah?

b. Bagaimana narasi pemaknaan aktivitas amar makruf nahi mungkar

dalam film InsyaAllah Sah?

C. Tujuan dam Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan

penelitiannya sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana penanda, mitos dan ideologi aktivitas

amar makruf nahi mungkar dalam film InsyaAllah Sah.

b. Untuk mengetahui bagaimana narasi pemaknaan yang muncul dalam

aktivitas amar makruf nahi mungkar dalam film InsyaAllah Sah.

7

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Segi Akademis,

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

keilmuan serta literatur mengenai kajian semiotik, khususnya

semiotika dalam film yang menggunakan pisau analisis model

Roland Barthes dan tabel analisis film Steve Campsall yang

dikembangkan melalui semiotika film Christian Metz.

b. Segi Praktis,

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi

para praktisi perfilman untuk mengetahui bagaimana membuat film

sarat makna sebagai media dakwah Islam. Sedangkan untuk praktisi

komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi khazanah

keilmuan dan literatur baru untuk mengetahui serta menggali makna

yang terkandung dalam sebuah produk media massa, khususnya film

yang menggunakan pisau analisis semiotika.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Semiotika merupakan salah satu analisis isi yang menggunakan

pendekatan analisis isi kualitatif. Maka, penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan paradigma kritis, diharapkan

muncul sebuah hasil penelitian yang mendalam dan faktual, karena

dengan paradigma kritis, peneliti berpeluang untuk membuat interpretasi-

8

interpretasi alternatif dalam melakukan interpretasi terhadap simbol-

simbol yang muncul di dalam film.11

Peneliti berusaha menggambarkan fakta-fakta mengenai bagaimana

simbol-simbol yang disajikan di dalam film InsyaAllah Sah dapat

merepresentasikan aktivitas amar makruf nahi mungkar secara utuh

melalui tanda-tanda yang disebut Barthes sebagai Denotative dan

Conotative Sign melalui skema analisis film yang dikemas secara detail

oleh Steve Campsall dengan memperjelas elemen-elemen serta

komponen-komponen filmnya berdasarkan teori bahasa film Christian

Metz.

2. Objek Penelitian dan Unit Analisis

Objek penelitian ini adalah film. Sedangkan unit analisisnya

adalah potongan gambar (frame) pada tokoh Raka saat berdakwah yang

terdapat di dalam film yang berkaitan dengan rumusan masalah

penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data-data dikumpulkan melalui observasi,

studi dokumentasi dan wawancara yaitu mengamati langsung data-data

yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.

11

Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi, h. 22-23.

9

Adapun instrumen penelitiannya adalah:

a. Data Primer, berupa dokumen elektronik, file berbentuk video,

dokumen skenario film dan buku novel InsyaAllah Sah.

b. Data Sekunder, berupa dokumen pendukung yang tertulis, seperti

literatur-literatur resensi film InsyaAllah Sah, hasil wawancara

dengan penulis novel dan sutradara film tersebut untuk memperkaya

penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan

mengklasifikasikan adegan-adegan dalam film InsyaAllah Sah yang

sesuai dengan rumusan permasalahan. Kemudian, data dianalisis dengan

model semiotika Barthes yaitu dengan cara mencari unsur Denotative dan

Conotative dalam setiap masing-masing adegan, serta menggunakan

tabulasi analisis film Steve Campsall sebagai pelengkap dari unsur-unsur

film. Indikator dari masing-masing adalah:

a. Sign

Unit makna terkecil yang dapat kita jumpai dimanapun kita

berada, dapat kita dengar, kita rasa, kita hirup, dapat pula kita

tafsirkan dan turut menentukan makna keseluruhan.

b. Code

Sekumpulan tanda yang nampak secara alami dan

membentuk makna keseluruhan.

10

c. Elements

Seluruh aspek dan komponen dalam produksi film dan dapat

memunculkan berbagai representasi makna.

d. Denotative Sign

Terdapat pada signifikasi tahap pertama, yaitu makna paling

nyata dari tanda.

e. Conotative Sign

Istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan

signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi

yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau

emosi dari penonton serta nilai-nilai dari kebudayaannya.

f. Convention Sign

Merupakan rujukan dalam menilai suatu pekerjaan atau

kebiasaan yang sudah umum di dalam masyarakat dan

biasanya eksistensinya muncul dalam sebuah konsensus.

11

Tabel 1.2

Analisis Film12

Analysing Moving Image Texts: “Film Language”

Signs, Codes and

Conventions

Semiotika, merupakan sebuah jalan untuk

menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Di dalam

film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas

film atau sutradara. Apa yang kita dengar, kita lihat dan

kita rasakan merupakan sesuatu yang dapat kita

persepsikan dan mengandung sebuah ide. Ide tersebutlah

yang kemudian disebut dengan ‘meaning’.

Salah satu contoh pemaknaan penting, misalnya

kata-kata pengecut, memiliki lawan heroik. Situasi ini

memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang

berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada

beberapa komponen dalam memahami semiotika film.

- Signs (tanda): unit makna terkecil yang bisa

kita tafsirkan dan turut menentukan makna

keseluruhan.

- Code (kode): dalam semiotika, sebuah kode

adalah sekumpulan tanda yang nampak, “pas”,

sekaligus “alami” dalam membentuk makna

keseluruhan.

- Convention (konvensi): istilah konvensi itu

penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah

umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita

sering mengaitkan sesuatu yang konvensional

dengan hasil yang pasti, dan menganggapnya

natural.

Perlu kita ketahui pula bahwa tipe tanda dan kode

setidaknya terbagi atas 3:

- Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk

menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik

pada sesuatu.

- Indeks : sistem penandaan yang menggunakan

unsur kausalitas atau sebab-akibat

- Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang

melepaskan secara total makna denotasi pada

sesuatu tersebut.

Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda

adalah melalui konvensi. Konvensi merupakan suatu

kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan

dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan.

Mise-En-Adegan

Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan

penting di dalam sebuah film. Pertanyaan tersebut

meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia

memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa

tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya Mise-En-

Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para

Director atau sutradara ke dalam adegan-adegan, dan

12

Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film

Analysis Guide (3) – SJC.

12

rekaman-rekaman yang termuat di dalam kamera

melalui aspek Setting, Kostum, Tata Rias, dan

Pencahayaan.

Editing

Editing merupakan suatu proses memotong dan

menggabungkan beberapa potongan film menjadi satu.

Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung,

dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif.

Shot Types

Shot merupakan pengambilan gambar untuk

membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan

memberikan makna tersendiri terhadap objeknya.

Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera.

Seperti Close Up (CU), Point of View (POV) dan Middle

Shot (MS).

Camera Angle

Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-

makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi

objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang

mencerminkan superioritas atau kekuasaan.

Camera Movement

Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk

penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom

out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika

makna sendiri.

Lighting

Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting

dalam film. Pencahayaan dapat menimbulkan suasana

dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan

misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian.

Dieges And Sound

Dieges atau diagenic sound di dalam film

merupakan ‘dunia film’. Dia merupakan bagian dari

setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik

yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya.

Visual Effects / SFX

SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI)

yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas

dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.

Narrative Naratif, merupakan unsur film yang memuat cerita

dan kisah khusus di dalam film.

Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang

dibicarakan di dalam film.

Iconography

Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal

inilah yang menjadi simbol-simbol pendukung genre.

Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.

The Star System

Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagian

penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna.

Bisa menjadi penegas karakter dan aksi.

Realism

Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang

sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar

nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat,

dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat

merasakan atmosfer realitas yang tinggi.

13

E. Tinjauan Pustaka

Dalam tesis terdahulu peneliti menemukan tesis Hans Hermang

Mintana, Nasionalisme dalam Film: “Analisis Semiotika tentang Representasi

dalam Film Darah Garuda”, Program Pascasarjana Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Tahun 2013.

Representasi nasionalisme dalam film “Darah Garuda” kebanyakan

menunjukkan nasionalisme klasik. Bahwa nasionalisme selalu ditunjukkan

dengan angkat senjata. Sikap nasionalisme dalam film ini bersifat dangkal

karena menilai nasionalisme hanya dilihat dari sudut pandang militer. Tapi

ada hal penting lainnya dalam merealisasikan nasionalisme didalam kehidupan

kita sehari-hari.

Kedua, tesis dengan judul Studi Semiotik Sikap Humanis-Religius

Dalam Trailer Film Sang Murabbi oleh Eli Purwati, Tahun 2014, Fakultas

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhamadiyah Ponogoro. Dalam Tesis ini

bermaksud meneliti trailer dari film Sang Murabbi yaitu meneliti sosok ustadz

dalam peran yang masuk akal dan manusiawi.

Nilla Silvianty Alamsyah, Representasi Tokoh Perempuan Mandiri

dalam Alih Wahana dari Buku Memoir ke Film Eat Pray Love, Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Susastra, Universitas Indonesia

Tahun 2011, kemudian tesis Joni Wahyubuana Usop, Representasi Budaya

Suku Dayak Di Entikong dalam Trailer Film Batas, Universitas Palangkaraya,

Desember Tahun 2012. Persamaannya dengan Tesis yang saya teliti sama-

14

sama membahas tentang pemaknaan tanda-tanda sebuah film tetapi dalam hal

ini, saya lebih memberikan perspektif narasi film.

15

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Semiotika

1. Definisi dan Konsep Semiotika

Semiotika, secara etimologi atau bahasa merupakan serapan dari

bahasa Yunani, yaitu Semeion yang berarti tanda.1 Semiotika atau semiologi

adalah cara untuk menganalisis makna dengan melihat tanda-tanda.2 Tanda

sendiri bermakna segala sesuatu, baik verbal ataupun non verbal. Tanda bisa

berupa warna, isyarat, objek rumus matematika, bahkan kedipan mata

sekalipun. Istilah semeiotics pada awalnya diperkenalkan oleh Hippocrates

(460-377 SM), di mana tokoh ini merupakan penemu ilmu medis Barat,

seperti ilmu-ilmu gejala.3

Secara terminologi, banyak sekali definisi yang dimunculkan oleh

para pakar. Namun, secara sederhana dapat dipahami bahwa semiotika adalah

salah satu metode analisis yang mengkaji tentang tanda.4 Tanda, seperti yang

disebutkan di atas adalah berbagai bentuk tanda verbal dan non verbal.

Mengutip perkataan littlejohn: “Tanda-tanda (signs) adalah basis dari

seluruh komunikasi”. Hal inilah yang menjadi konsep dasar munculnya

1 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media,

2011), h. 5. 2 Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, Manchester University Press: USA

1997, h.1 3 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Penerjemah Evi Setyarini dan Lusi Lian

Piantari, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 7. 4 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), h. 15

16

semiotika. Tanda senantiasa memunculkan sesuatu yang lain di dalam

dirinya. Maka dari itu, kemunculan sistem tanda tersebut yang akhirnya

memunculkan kajian semiotika.

Semiotik berasal dari ide dua tokoh terkenal yaitu Ferdinand de

Saussure dan Charles Peirce yang cukup terikat tetapi ada perbedaan.

Saussure adalah seorang akademisi yang mengajar linguistik di University of

General Linguistics tahun 1974 lebih terfokus pada semiotika linguistik yang

telah menemukan dua komponen dalam studi semiotika yaitu signifier

(penanda) dan signified (petanda).5 Barulah kemudian muncul beberapa

tokoh penting yang dikaji secara spesifik pada sub bab ini, seperti Roland

Barthes dan Christian Metz.

Semiotika ini menekankan pada teori produksi tanda. Yang mana

salah satunya mengasumsikan adanya 6 faktor dalam proses komunikasi, di

antaranya adalah pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran

komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan).

Semiotika ini mencoba memberi tekanan kepada teori tanda dan

pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.6 Oleh karena itu, semiotik

atau semiologi adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu

bekerja. Tanda pada dasarnya akan mengisyaratkan suatu makna yang

dapat dipahami oleh manusia yang menggunakannya. Bagaimana

manusia menangkap sebuah makna tergantung pada bagaimana manusia

5 Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, Manchester University Press: USA

1997, hal. 5 6 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 15.

17

mengasosiasikan objek atau ide dengan tanda. Hal ini selaras dengan

pendapat Charles Sander Pierce bahwa semiotik sebagai “a relationship

a many sign, an object, and a meaning...” suatu hubungan diantara tanda,

objek, dan makna7.

Dalam pengertian yang hampir sama disebutkan bahwa semiotik

adalah studi tentang bagaimana bentuk-bentuk simbolik diinterpretasikan.

Kajian ilmiah mengenai pembentukan makna.8

Studi mengenai tanda (signs) dan simbol yang merupakan tradisi

penting dalam pemikiran tradisi komunikasi, tradisi semiotika mencakup

teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan,

perasaan dan sebagainya yang berada di luar diri. Studi mengenai tanda tidak

saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari komunikasi tetapi juga

memiliki efek besar pada hampir setiap aspek yang digunakan dalam teori

komunikasi.9 Konsep dasar yang menyatukan tradisi semiotika iJni adalah

“tanda” yang diartikan sebagai a stimulus designating something other than

itself (suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri).

Definisi yang cerdas tapi juga penuh makna diusulkan oleh

penulis dan pakar semiotik kontemporer, Umberto Eco mendefinisikannya

sebagai ‟disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang bisa dipakai untuk

berbohong, karena jika sesuatu tidak bisa dipakai untuk berbohong,

7 Tommy Suprapto, M.S., Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran Manajemen

dalam Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011), h. 95 8 Jamess Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan Global, (Terj) A.

Setiawan Abadi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997), cet. Ke-1, h.232. 9 Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, Kencana: Prenadamedia Group

2013, hal.31-32

18

sebaliknya itu tidak bisa dipakai untuk jujur; dan pada kenyatannya tidak bisa

dipakai untuk apapun juga‟. Walau tampaknya bermain-main, ini adalah

definisi yang cukup mendalam, karena menggarisbawahi fakta bahwa kita

memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dengan cara apa

pun yang kita inginkan melalui tanda-tanda, pun dengan cara penuh

dusta atau yang menyesatkan. Kemampuan untuk berpura-pura ini

memungkinkan kita untuk memanggil rujukan yang tidak ada, atau

merujuk ke hal-hal apa pun tanpa dukungan empiris yang mengatakan

bahwa yang kita katakan itu adalah benar.10

Teori produksi tanda yang menyoroti berbagai fenomena semisal

pemakaian bahasa sehari-hari, evolusi kode, komunikasi estetis, berbagai

jenis perilaku komunikasi interaktif, pemakaian tanda untuk menyebutkan

suatu benda atau keadaan, rahasia semiotis yang ada di balik ideologi. Teori

kode dan teori produksi tanda inilah yang menjadi unsur utama pendekatan

terpadu yang ditawarkan Umberto Eco.11

Dari definisi-definisi para ahli sebelumnya, kita dapat melihat

bahwa para ahli menempatkan sistem tanda dan makna sebagai gagasan

pokok dalam semiotik. Semiotik, menurut John Fiske mempunyai tiga bidang

studi utama: a) Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai

tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan

makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang

10

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010)

h. 33

11

Umberto Eco, Teori Semiotika: Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori

Produksi- Tanda, Kreasi Wacana 2009, h. 69

19

menggunakannya. b) Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda.

Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi

kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi

selama komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya. c)

Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya begantung

pada penggunaan kode-kode dan tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya

sendiri. d) Berdasarkan konvensi, kesepakatan atau aturan kata-kata

umumnya adalah simbol. Palang merah adalah simbol dan angka adalah

simbol.

Dalam Konsep Teori Semiotika Ferdinand De Saussure: Penanda

(Signifier) dan Petanda (Signified). Semiotika, sebagaimana dijelaskan oleh

Fedinand de saussure adalah ilmu yang mempelajari peran tanda (sign)

sebagai bagian dari kehidupan sosial.12

Semiotika adalah ilmu yang

mempelajari struktur, jenis, tipologi, serta relasi tanda dalam penggunaan di

dalam masyarakat. Oleh sebab itu, semiotika mempelajari relasi diantara

komponen-komponen tersebut dengan masyarakat penggunanya.

Saussure mengatakan bahwa tanda-tanda seperti lembaran kertas.

Satu sisi adalah penanda dan sisi lain menjadi petanda dan kertas itu adalah

tanda. Bagi Saussure hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbiter

(bebas), baik secara kebetulan maupun ditetapkan, ini tidak berarti bahwa

pemilihan penanda sama sekali meninggalkan pembicara namun lebih dari iru

12

Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, hal.5

20

tak bermotif yakni arbiter. Dalam arti pengertian penanda tidak mempunyai

hubungan alamiah dengan petanda.13

Menurut Saussure konsep bahasa/tuturan yang dikotomis. Sifat

bahasa yang heterogen dan multibentuk yang sepintas tampak seperti realitas

yang tidak bisa diklasifikasi.14

Langue merupakan dimensi sosial bahasa,

satuan yang tidak bisa dijelaskan karena pada saat bersamaan bahasa itu

merupakan realitas fisik, fisiologi batin, individual dan sosial. Berbeda

dengan parole yang berkutat dengan bagian dari bahasa yang murni bersifat

individual (bunyi bahasa, penerapan kaidah bahasa dan serangkaian tanda).

Sebuah sistem yang terdiri dari tanda yang mengekspresikan gagasan-

gagasan tetapi kenyataannya wicara (parole) yang diresepsi satu kontinum

“pemikiran” berkorespondensi dengan satu kontinum “bunyi”.15

Saussure juga menjelaskan perbedaan antara dua model analisis

dalam penelitian bahasa, yaitu analisis diakronik (diachronic) dan analisis

sinkronik (synchronic). Analisis diakronik adalah analisis tentang perubahan

historis bahasa, yaitu bahasa dalam dimensi waktu, perkembangan dan

perubahannya. Analisis sinkronik, adalah analisis yang didalamnya kita

mengambil irisan sejarah dan mengkaji struktur bahasa hanya pada satu

moment waktu tertentu saja, bukan dalam konteks perubahan historisnya.

Apa yang disebut dengan pendekatan strukturalisme (structuralism) dalam

13

Arthur, Asa Berger, h.14

14

Roland Barthes, Elemen-elemen Semiologi, Jalasutra 2012,h.1-2

15

Jeanne Martinet, Semiologi: Kajian Tanda Saussuran, antara semiologi komunikasi

dan semiologi signifikasi, Jalasutra 2010, h. 63

21

bahasa, adalah pendekatan yang melihat hanya struktur bahasa, dan

mengabaikan konteks waktu, perubahan, sejarahnya.

Dimensi synchronic merupakan kata yang diucapkan atau yang

tertulis. Sementara dimensi diachronic adalah kalimat yang menjelaskan kata

yang diucapkan atau yang tertulis tersebut.16

Dalam mengamati film

synchronic adalah gambar-gambar film yang diam dan berhenti, sementara

diachronic adalah urutan dari film yang berjalan dan membawa cerita atau

narasi. Cara kita memaknai tergantung pada perspektif yang kita bawa

tentang gambar atau kata yang akan kita maknai tersebut.

Analisis atas tanda yang memunculkan pertandaan, menghubungkan

penanda dengan realitas sosial. Hubungan penanda dengan pertanda dan satu

tanda dengan tanda – tanda lain dan tanda itu dirumuskan dengan dua cara

pengorganisasian ke dalam kode: Pertama, paradigmatik, merupakan

sekumpulan tanda yang dari dalamnya dipilih satu untuk digunakannya.

Suatu misal, kumpulan bentuk rambu-rambu lalulintas antara lain meliputi

persegi, lingkaran dan segitiga merupakan bentuk-bentuk paradigma, dengan

paradigma sekumpulan simbol dapat bekerja di dalamnya.17

Kedua, sintagmatik adalah pesan yang dibangun dari paduan tanda-

tanda yang dipilih. Sebagai contoh rambu-rambu lalulintas adalah sintagama,

yaitu paduan dari bentuk-bentuk pilihan dengan simbol pilihan. Di dalam

semiotik, sintagama digunakan untuk menginterpretasikan teks (tanda)

16

Rachmah Ida, Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya, Prenada Media

Group 2014, hal. 80 17 Rachmah Ida, Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya, Prenada Media

Group 2014, hal. 81

22

berdasarkan urutan kejadian atau peristiwa yang memberikan makna atau

bagaimana peristiwa mengeneralisasikan makna. Penggunaan semiotika

sebagai metode pembacaan di dalam berbagai cabang keilmuan

dimungkinkan, oleh karena adanya kecenderungan dewasa ini untuk

memandang berbagai diskursus (di sini khususnya sosial) sebagai fenomena

bahasa. Dan didalam metode semiotika ini ada berbagai elemen dasar, yaitu

tanda (penanda/petanda), aksis tanda (sitagma/sistem) tingkatan tanda

(denotasi/konotasi), serta relasi tanda (metafora/metomini).

Saussure menarik perbedaan evolusi tanda-tanda linguistik melalui

waktu yang disebut linguistik diagronik dan studi tentang tanda-tanda yang

ada pada titik waktu tertentu yang disebut linguistik sinkronisistik. Dari sudut

pandang diakronis kita bisa menyelidiki bagaimana tanda tertentu seperti

yang biasa digunakan dalam bahasa biasa tapi sekarang hanya digunakan

dalam konteks religius. Tapi dari sudut pandang sinkronis, inilah tempat

Anda dalam momen historis kita sendiri yang menarik, bukan bagaimana hal

itu telah mendapatkan perannya saat ini dalam bahasa kita.18

Dalam analisis tanda-tanda linguistiknya, saussure menunjukkan

bahwa ada dua komponen untuk setiap tanda. Salah satunya adalah kendaraan

yang mengekspresikan tandanya. Seperti pola suara yang membentuk sebuah

kata, atau tanda di atas kertas yang dibaca sebagai kata, atau pola bentuk dan

warna yang digunakan foto untuk mewakili objek atau orang. Kendaraan ini

yang ada di dunia material disebut penanda. Bagian lain dari tanda itu disebut

18 Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, hal.10

23

tanda. Yang ditandai adalah konseptual yang ditanda tangani penanda saat

kita melihatnya. Jadi ketika Anda melihat tanda kucing yang tertulis di

halaman ini, Anda melihat sekelompok tanda, huruf c yang tandai. Penanda

ini adalah kendaraan yang segera memanggil menandakan atau menguasai

kucing di dalam pikiran Anda. Tanda itu adalah kesatuan tak terpisahkan dari

penanda yang ditandai. Karena sebenarnya kita tidak pernah memilikinya

tanpa yang lain.19

Charles Sander Peirce menemukan tipologi tanda yaitu indeks, ikon

dan simbol. Teori Peirce dikenal dengan grand theory yang mana membagi

sistem tanda atas 3 unsur, yaitu representamen, interpretasi dan objek.20

Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik dan bisa dipersepsi indra

kita. Tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda tersebut dan bergantung

pada pengamatan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda.

Pierce melihat tanda, acuan, dan penggunaannya sebagai tiga titik

dalam segitiga. Sedangkan Saussure mengatakan bahwa tanda terdiri

atas bentuk fisik plus konsep mental yang terkait. Konsep ini

merupakan pemahaman atas realitas eksternal.21

Pierce juga menyebut tanda

sebagai representamen; bentuk fisik, konsep benda, dan gagasan diacunya

sebagai objek. Makna yang diperoleh dari sebuah tanda diistilahkan

sebagai interpretan22

.

19

Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, hal. 11-12 20

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Penerjemah Evi Setyarini dan Lusi Lian

Piantari, hal. 38-39 21

Tommy Suprapto, M.S., Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran Manajemen

dalam Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011) h. 96 22

Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, h. 37

24

Hal yang dirujuk oleh tanda, secara logis dikenal sebagai referen

(objek atau petanda). Ada dua jenis referen: (1) referen konkrit, adalah

referen yang dapat ditunjukkan hadir di dunia nyata, misalnya cat

(kucing) dapat diindikasikan dengan menunjuk seekor kucing, dan (2)

referen abstrak, yaitu referen yang bersifat imajiner dan tidak dapat

diindikasikan hanya dengan menunjuk pada suatu benda, salah satu

caranya adalah dengan membongkar akar-akar budaya dari setiap

komponen tandanya.23

Pierce membuat tiga kategori tanda yang masing-

masing menujukkan hubungan yang berbeda di antara tanda dan objeknya

atau apa yang diacunya.

a. Ikon adalah tanda yang mewakili sumber acuan melalui sebuah

bentuk replikasi, simulasi, imitasi atau persamaan, misalnya foto

atau peta.

b. Indeks adalah tanda yang mewakili sumber acuan dengan cara

menunjuk padanya atau mengaitkannya secara ekspilisit maupun

implisit dengan sumber acuan lain. Misalnya, asap adalah indeks

api dan bersin adalah indeks flu.

c. Simbol adalah tanda yang mewakili objeknya melalui kesepakatan

atau persetujuan dalam konteks spesifik.24

2. Konsep Teori Semiotika Roland Barthes

Dalam semiologi makna denotasi dan konotasi memegang peranan

penting jika dibandingkan dengan peranannya dalam ilmu linguistik.

23

Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna,h. 8 24

Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, h.38

25

Makna denotasi bersifat langsung dan disebut sebagai gambaran dari

suatu petanda. Makna konotatif dari beberapa tanda menjadi semacam

mitos atau petunjuk mitos yang menekankan makna tersebut, sehingga

menjadi perwujudan yang sangat berpengaruh.25

Model semiotika Roland Barthes menjelaskan bahwa signifikasi

tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan

siginified (content) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal.

Ini yang disebut sebagai denotasi yaitu makna yang paling nyata dari

tanda (sign), sedangkan konotasi menunjukkan signifikasi tahap kedua.

Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu

dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari

kebudayaannya. Two orders of signification (signifikasi dua tahap

tatanan pertandaan) Barthes terdiri dari first order of signification yaitu

denotasi, dan second orders of signification yaitu konotasi.

Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang

berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna denotasi.26

Denotasi

adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara tanda dan

rujukan pada realitas, yang menghasilkan makna eksplisit, langsung dan

pasti. Sedangkan konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan

hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi

25Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan

Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana 2010, h. 65

26 M. Anthonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, hal. 56

26

makna yang bersifat implisit dan tersembunyi.27

Pemikiran Roland

Barthes mengenai ideologi merupakan penanda yang memiliki makna

konotatif yang disebut retorika ideology yang menjadi sumber

pemaknaan tataran kedua. Tataran pertama (first order signification)

ialah tahap pembentukan makna denotatif yang tahapannya melalui

interaksi antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Tataran

kedua merupakan tahapan pembentukan makna konotasi dan mitos.28

Makna konotatif dari beberapa tanda akan menjadi semacam mitos

atau petunjuk mitos yang menekankan makna-makna tersebut sehingga

dalam banyak makna konotasi menjadi perwujudan mitos yang sangat

berpengaruh.29

Tabel II.1 Peta Tanda Roland Barthes

1. Signifier (Penanda) 2.Signified (Petanda)

1. Denotative sign (tanda denotatif)

2. Connotative

signifier

(Penanda konotatif)

3. Connotative signified

(Petanda konotatif)

4. Connotative sign (tanda konotatif)

Dari tabel di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda

denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut

merupakan unsur material: hanya jika Anda mengenal tanda “singa”,

27

Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI 2004, Cetakan Ke-1) hal. 94

28

Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, PT.

Raja Grafindo Persada 2015, h.5 29

Arthur Asa berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan

Kontemporer, h.65

27

barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi

mungkin.30

Salah satu pakar semiotik yang memfokuskan permasalahan

semiotik pada dua makna tersebut adalah Roland Barthes. Ia adalah

pakar semiotik Prancis yang pada tahun 1950-an menarik perhatian

dengan telaahnya tentang media dan budaya pop menggunakan

semiotik sebagai alat teoritisnya. Tesis tersebut mengatakan bahwa

struktur makna yang terbangun di dalam produk dan genre media

diturunkan dari mitos-mitos kuno, dan berbagai peristiwa media ini

mendapatkan jenis signifikansi yang sama dengan signifikansi yang

secara tradisional hanya dipakai dalam ritual-ritual keagamaan.

Dalam terminologi Barthes, jenis budaya populer apapun dapat

diurai kodenya dengan membaca tanda-tanda di dalam teks. Tanda-

tanda tersebut adalah hak otonom pembacanya atau penonton. Saat

sebuah karya selesai dibuat, makna yang dikandung karya itu bukan

lagi miliknya, melainkan milik pembaca atau penontonnya untuk

menginterpretasikannya begitu rupa.31

Retorika Imaji (image) menurut etimologi kuno kata imaji harus

digali dari akar kata imitari (meniru), dapat diartikan kopian.32

Barthes

mengartikannya sebagai re-presentasi (resurrection, dalam istilah mistis

30

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hal. 69. 31

Ade Irwansyah, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka,

2009), hal.42 32

Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,

Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, Yogyakarta: Jalasutra 2010, h.19

28

diartikan sebagai kebangkitan kembali ). Selanjutnya, citra dipahami

sebagai batas dari makna. Barthes membatasi tulisannya dengan menelaah

citra atau representasi dari iklan karena penyusupan pesan dari iklan

dilakukan secara intensional sehingga dapat ditafsir secara optimal.

Menurut Barthes, terdapat tiga jenis pesan dalam iklan:33

1). Pesan

linguistik (linguistic message) atau pesan literal, 2). pesan ikonik yang

terkodekan (a coded iconic message) atau pesan konotatif, dan 3). pesan

ikonik yang tak terkodekan (a non-coded iconic message) atau pesan

denotatif. Pesan kedua dan ketiga tidak mudah dibedakan dibandingkan

dengan jenis pesan pertama karena kedua pesan tersebut tidak dapat

ditangkap secara langsung. Oleh karena itu, citra atau imaji literer disebut

juga imaji denotatif sedangkan imaji simbolik atau pesan ikonik disebut

juga imaji konotatif. Selanjutnya akan diuraikan satu per satu tiga pesan

tersebut.

Pesan linguistik (judul, penjelasan singkat, berita tentang foto

/caption, naskah dalam dialog) hampir selalu ada dalam setiap iklan atau

imaji (citra) entah panjang atau pendek. Pesan linguistik berfungsi sebagai

penambat/jangkar (anchorage) dan penghubung (relay) saat berelasi

dengan dua pesan lainnya. Secara alamiah, tiga petanda-petanda tersebut

bersifat multitafsir atau polisemi sehingga dapat disebut sebagai petanda-

petanda yang bersifat mengambang bebas (a floating chain of signifieds)

33

Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,

Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.20

29

dan siap diikat oleh petanda-petanda lain.34

Posisi tersebut sering dianggap

sebagai penyimpangan atau disfungsi makna sehingga kehadiran pesan

linguistik membantu mengidentifikasi atau menamai objek dengan

demikian dapat dibedakan dengan objek yang lain. Hal ini disebut dengan

fungsi denominasi atau fungsi penambat (mengungkapkan semua makna

denotatif atau makna harafiah suatu objek lewat aktivitas penamaan).

Selain itu, fungsi penambat pada teks bersifat ideologis, menjelaskan,

mengontrol, menggiring pembaca kepada sebuah makna tunggal sehingga

merepresi makna (repressive value) yang lain.

Imaji denotatif atau pesan literal merupakan pesan yang lahir dari

pelucutan atau elemen sisa ketika tanda-tanda konotasi dilucuti dari imaji.

Keadaan telanjang (eviktif) pesan literal ini, pada dasarnya menandai

keberlimpahan (plenitude) virtualitas: ketelanjangannya adalah

kekosongan yang mengundang banyak makna. Pesan literal bersifat utuh

karena sekurang-kurangnya memiliki satu makna pada tahap identifikasi

scene yang direpresentasikan. Huruf-huruf dalam imaji dapat disebut

sebagai garda depan inteligibilitas (elemen-elemen yang masuk dalam

inteligibilitas ini adalah garis, bentuk dan warna).35

Dalam foto, petanda dan penanda tidak berupa transformasi tetapi

perekaman dan ketidakhadiran kode (the absent of code) dalam hubungan

34

Roland barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan,

Film,Musik, Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.26 35

Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,

Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.30

30

ini memperkuat mitos tentang kenaturalan fotografis, scene atau realitas

yang ada disana pada realitas sama dengan yang ada disini dalam foto.

Sementara intervensi foto, misalnya tata letak, jarak ambil,

pencahayaan, fokus, kecepatan, semuanya adalah proses konotasi. Foto

pada awalnya bersifat utopia, frontal, masih kasar dan sama dengan

realitas kemudian diperhalus dengan bantuan berbagai macam teknik yaitu

tanda-tanda kode natural (kode kultural dan non kode natural).36

Penanda-penanda konotasi yang kami istilahkan dengan konotatif

dibentuk oleh tanda-tanda (kesatuan penanda dan petanda) dari sistem

denotasi. Sejumlah tanda denotasi bisa berkelompok untuk membentuk

satu konotator, contohnya teks yang tersimpul banyak kata tetapi hanya

merujuk pada satu petanda. Petanda konotasi bersifat umum, global dan

tersebar dapat disebut fragmen dari ideologi. Petanda-petanda terkait

dengan budaya, pengetahuan, sejarah, dan melalui hal tersebut lingkungan

sekitar menerobosi sistem. Ideologi adalah bentuk dari petanda konotasi

dan retorika adalah bentuk dari konotatornya.37

Mitos yang hampir sama dengan representasi kolektif yang

diajukan oleh sosiologi Durkheimian muncul dalam surat kabar, dunia

periklanan atau media massa lainnya. Mitos adalah sesuatu yang

dideterminasi oleh wacana sosial ia merupakan refleksi. Namun, refleksi

ini terjadi secara terbalik. Mitos terjadi ketika kultur dijungkir balik

36

Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,

Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.32 37

Barthes, Elemen-elemen Semiologi, Yogyakarta: Jalasutra 2012, h. 93-94

31

menjadi yang natural atau ketika kualitas sosial, kultural, ideologis dan

historis terbalik menjadi hal yang natural.

Mitos kontemporer bersifat diskontinu, mitos tidak lagi hadir

dalam bentuk narasi-narasi panjang dengan format baku hanya dalam

wacana. Bahkan paling sering hadir dalam bentuk fraseologi, korpus dari

frase-frase. Mitos tidak tampak namun meninggalkan hal yang berbau

mitos yang semakin tersembunyi dan mengancam.38

3. Konsep Semiotika Film Christian Metz

Dalam buku A Semiotics of The Cinema Film Language, Christian

Metz Telah membuat upaya perintis untuk menerapkan wawasan

linguistik struktural ke area - film - yang memiliki bahasa tertentu sendiri.

Bahasa film adalah terjemahan bahasa Inggris pertama dari essais sur la

singnification au cinema, yang pada awalnya diterbitkan di perancis pada

tahun 1968 dan sekarang telah diterjemahkan ke dalam bahasa hidup.39

Metz mengajukan hipotesis bahwa dalam setiap kasus komunikasi

tidak sedang berhadapan dengan pesan melainkan dengan teks. Sebuah

teks mewakili hasil dari koeksistensi berbagai kode, Metz mecontohkan

ekspresi /voulez vous tenir ceci, s’il vous plait?/ dan dapat dua kode, yang

pertama menjadi kode denotatif biasa dari bahasa Prancis dan yang kedua

kode courtoisie Prancis dari s’il vous plait?/ interpretasi yang murni

38

Barthes, Imaji musik teks, h. 172 39

Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, New York: Oxford University Press, 1974, h.1

32

denotatif atas sebuah ekspresi dan menghasilkan interpretasi yang

janggal.40

Metz, eksponen metode strukturalis terkemuka dalam studi film,

dimulai di sini dengan diskusi umum tentang nilai jenis studi ini, dan jenis

film bahasa apa yang bisa dikatakan memiliki. Dia melanjutkan analisis

ketat terhadap komponen bahasa tersebut dan mendiskusikan topik seperti

'realitas' dalam film. Penulis menggunakan terminologi semiotika yang

berasal dari de saussure; Glosarium yang bermanfaat disediakan.

Kontribusi penting Metz dalam memahami film terletak pada bagaimana

dia memperkenalkan sebuah konsep cinematis instutitution. Melalui

konsep tersebut Metz mengenalkan, bahwa pengertian film tidak terbatas

pada aspek industri yang memproduksi sebuah film saja, melainkan juga

aspek lain di luar itu, sehinggan penonton dapat menjadi salah satu bagian

dari film dengan cara memposisikan penonton sebagai kesatuan film yang

berfungsi sebagai mesin kedua, yaitu bergerak dalam wilayah psikologis.41

Melalui konsep ini, Metz memaparkan setidaknya ada 3 mesin

utama dalam memaknai film secara utuh sebagai bahan penelitian, yaitu

outer machine (film sebagai industri), inner machine (psikologi penonton),

third machine (penulis naskah film - kritikus, sejarahwan, teoretikus).42

Oey Hong Lee menyebutkan mengenai perkembangan media film:

40

Umberto eco, h.82 41 Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, New York: Oxford University Press, 1974, h. 42

Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, h. 203.

33

“Film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di

dunia, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19,

dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi

perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap.”

Pernyataan tersebut mengindikasikan, bahwasanya film saat ini

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Film, tidak hanya dijadikan

sebagai alat hiburan semata, melainkan untuk berbagai kepentingan

politik, ekonomi, propaganda, dan berbagai kepentingan lain yang kadang

sulit untuk kita deteksi.

Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah disiplin ilmu yang

mengkaji tanda-tanda dan sistem simbolik memiliki kaitan erat dengan

film sebagai sebuah produk tanda. Di lain pihak, para ahli melihat film

sebagai salah satu media yang dapat mempengaruhi para khalayaknya.

Dan dari sinilah asal mula dilakukannya berbagai penelitian terhadap

simbol dan ikon dalam film, dan pengaruhnya terhadap masyarakat yang

menyaksikan film tersebut.43

Bioskop adalah subjek yang luas dan ada lebih banyak cara

daripada seseorang untuk memasukinya. Diambil secara keseluruhan, ini

adalah fakta pertama, dan karena itu menimbulkan masalah estetika,

sosiologi dan semiotika serta psikologi persepsi dan pemikiran. Apakah

baik atau buruk setiap film adalah yang pertama dari semua bioskop.44

Pembuat film awal menggunakan bahan dari novel, vaudeville, sirkus dan

43

Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 127. 44

Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, New York: Oxford University Press, 1974. Hal.3

34

berbagai sumber sebagai skenario film mereka. Tetapi dalam menciptakan

genre sendiri yang tetap mempengaruhi pembuatan film. Genre tradisional,

Film populer masa awal pembuatan film antara lain: Drama Kriminal

(Little Caesar 1930), Fiksi Ilmiah (A Trip To The Moon 1902), Animasi

(Snow White and The Seven Dwarfs 1937), Komedi (It Happened One

Night 1934), Drama Karakter (Citizen Kane 1941) dan lain-lain. 45

Tujuan utama dari genre awal adalah memberikan suatu bentuk

narasi pengalih perhatian yang sebelumnya terdapat di dalam fiksi cetak.

Akan tetapi tidak seperti novel yang ditulis oleh pengarang yang bisa

langsung berhubungan dengan pembacanya. Cerita film dimediasikan

oleh sutradara dan menambah tingkat signifikasi berbeda pada teks.

Akibatnya tingkat interpretant narasai cetak, tindakan menurunkan makna

teks tersingkap sebagai interaksi antara penulis dan pembaca namun dalam

film hal ini termediasikan oleh sepasang mata yang berbeda yaitu mata

sang sutradara. Pada kenyataannya sang sutradaralah yang menentukan

parameter interpretasi pada para penonton film.

Film akan terus menarik sejumlah besar pemirsa karena film

mudah diproses sedangkan novel membutuhkan waktu untuk membaca,

film dapat ditonton dalam waktu kurang dari tiga jam, akibatnya film

memperkenalkan satu bentuk modern kelisanan, dengan merasakan film

mendongengkan suatu cerita . dampaknya bersifat langsung dan segera

45

Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 158-159

35

pada intinya. Film akan terus menjadi komponen intrinstik pada galaksi

digital untuk masa yang akan datang. 46

Film sangat mahal untuk dibuat. Serta para aktor teknisi dan biaya

kerajinan, misalnya, mencetak dan mempromosikan film. Sangat sulit

untuk memprediksi film mana yang akan menghasilkan keuntungan yang

cukup untuk menutupi biaya ini dan banyak film tidak akan menutup biaya

pembuatan dan pendistribusiannya. Tapi setiap tahun, beberapa film akan

menghasilkan jumlah uang yang spektakuler, dan kesuksesan besar ini

mensubsidi biaya film lain yang dibuat oleh sebuah organisasi film

tertentu.47

Yang paling penting dari banyak masalah dalam teori film adalah

adanya kesan realitas yang dialami oleh penonton. Film memberi kita

perasaan bahwa kita menyaksikan tontonan yang hampir nyata untuk

mencapai tingkat yang lebih tinggi seperti yang telah dicatat oleh albert

lallay. Film merilis sebuah mekanisme partisipasi afektif dan perseptual

dalam penonton (yang hampir tidak pernah benar-benar bosan dengan

film). Mereka secara spontan menyukai rasa kepercayaannya - tentu saja,

tentu saja, tapi lebih intens daripada seni lainnya dan terkadang film,

bahkan sangat meyakinkan. Ada mode filmik, yang merupakan modus

kehadiran dan sebagian besar dapat dipercaya lebih dari sekadar

permainan atau novel terbaru, sebuah film yang memiliki kesan kenyataan

46

Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.164 47

Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, New York: Oxford University Press Hal.175

36

bahwa pemilikan langsung pada persepsi memiliki kekuatan untuk

menarik orang banyak.

Dalam artikelnya tentang retorika gambar. Roland barthes

mencurahkan perhatian pada pertanyaan tapi hanya berhubungan dengan

still photography: apa, dia bertanya, adalah kesan realitas yang dihasilkan

oleh foto tersebut.48

Bagian dari realitas dapat ditemukan dalam posisi

temporal sebelumnya, karena yang ada dalam lensa ada di depan lensa

kamera; Fotografi - sarana reproduksi mekanis - hanya untuk merekam

yang dicitrakan memberi kita mukjizat yang langka; Sebuah kenyataan

dari mana kita terlindung. Adapun ketidaknyataan itu dihasilkan oleh

musyawarah waktu (hal-hal yang telah jadi tapi tidak lagi), dan juga oleh

kesadaran kita tentang apa yang 'ada' karena kita harus menekankan aspek

magis dari citra fotografi. Yang tidak pernah dialami sebagai ilusi total.

Kita selalu tahu bahwa apa yang ditunjukkan foto kita tidak benar-benar

ada di sini. Untuk alasan ini, Barthes melanjutkan, fotografi memiliki

sedikit kekuatan proyektif (tes proyektif didasarkan, lebih disukai pada

gambar) dan menimbulkan kesadaran penonton murni, sebuah sikap

perenungan eksternal, dan bukan kesadaran akan kemungkinan magis atau

fiktif.49

Dengan demikian ada perbedaan besar antara fotografi dan

bioskop, yang merupakan seni fiksi dan narasi dan kekuatan proyektifnya

48

Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, New York: Oxford University Press, 1974. Hal.5-6 49 Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, Hal.7

37

yang cukup besar, penonton film tidak diserap oleh ada di sana tapi

dengan perasaan ada dia.50

Dilihat dari sudut tertentu, film layar lebar atau bioskop memiliki

semua penampilan dari apa yang bukan. Ini tampaknya semacam bahasa

tapi terlihat seperti sesuatu yang kurang, sebuah sistem bahasa yang

spesifik. Hal ini memungkinkan bahkan memerlukan sejumlah

pemotongan dan montase organisasinya yang sangat nyata sintagmatik,

hanya dapat diturunkan satu kepercayaan, dari beberapa kategori

paradigmatik tertanam, bahkan jika kategori paradigmatik ini hampir tidak

diketahui. Film terlalu jelas merupakan pesan bagi seseorang untuk tidak

menganggap bahwa itu adalah kode. 51

Steve Campsall merupakan salah seorang pengajar Studi bahasa

Inggris dan Media di The Beauchamp College.52

Pergerakan audio visual yang dinamis di dalam film, memunculkan

komponen sendiri di dalam kajian semiotikanya. Hal ini dapat dilihat

melalui skema analisis film yang dibuat Steve berikut ini:

50 Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, Hal.10 51

Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film

Language, hal.40 52

Biografi Steve Campsall diperoleh dari http : / / educationforum . ipbhost . com / index

.php?showtopic=1678 diakses pada Minggu, 13 Agustus 2017

38

Tabel II.2 Tabulasi Analisis Film53

Analysing Moving Image Texts: “Film Language”

Signs, Codes and

Conventions

Semiotika, merupakan sebuah jalan untuk

menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Di dalam

film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas

film atau sutradara. Apa yang kita dengar, kita lihat dan

kita rasakan merupakan sesuatu yang dapat kita

persepsikan dan mengandung sebuah ide. Ide tersebutlah

yang kemudian disebut dengan ‘meaning’.

Salah satu contoh pemaknaan penting, misalnya

kata-kata pengecut, memiliki lawan heroik. Situasi ini

memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang

berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada

beberapa komponen dalam memahami semiotika film.

- Signs (tanda): unit makna terkecil yang bisa

kita tafsirkan dan turut menentukan makna

keseluruhan.

- Code (kode): dalam semiotika, sebuah kode

adalah sekumpulan tanda yang nampak, “pas”,

sekaligus “alami” dalam membentuk makna

keseluruhan.

- Convention (konvensi): istilah konvensi itu

penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah

umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita

sering mengaitkan sesuatu yang konvensional

dengan hasil yang pasti, dan menganggapnya

natural.

Perlu kita ketahui pula bahwa tipe tanda dan kode

setidaknya terbagi atas 3:

- Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk

menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik

pada sesuatu.

- Indeks : sistem penandaan yang menggunakan

unsur kausalitas atau sebab-akibat

- Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang

melepaskan secara total makna denotasi pada

sesuatu tersebut.

Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda

adalah melalui konvensi. Konvensi merupakan suatu

kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan

dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan.

Mise-En-Adegan

Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan

penting di dalam sebuah film. Pertanyaan tersebut

meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia

memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa

tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya Mise-En-

Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para

Director atau sutradara ke dalam adegan-adegan, dan

rekaman-rekaman yang termuat di dalam kamera

melalui aspek Setting, Kostum, Tata Rias, dan

53

Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film

Analysis Guide (3) – SJC.

39

Pencahayaan.

Editing

Editing merupakan suatu proses memotong dan

menggabungkan beberapa potongan film menjadi satu.

Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung,

dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif.

Shot Types

Shot merupakan pengambilan gambar untuk

membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan

memberikan makna tersendiri terhadap objeknya.

Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera.

Seperti Close Up (CU), Point of View (POV) dan Middle

Shot (MS).

Camera Angle

Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-

makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi

objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang

mencerminkan superioritas atau kekuasaan.

Camera Movement

Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk

penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom

out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika

makna sendiri.

Lighting

Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting

dalam film. Pencahayaan dapat menimbulkan suasana

dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan

misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian.

Dieges And Sound

Dieges atau diagenic sound di dalam film

merupakan ‘dunia film’. Dia merupakan bagian dari

setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik

yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya.

Visual Effects / SFX

SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI)

yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas

dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.

Narrative Naratif, merupakan unsur film yang memuat cerita

dan kisah khusus di dalam film.

Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang

dibicarakan di dalam film.

Iconography

Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal

inilah yang menjadi simbol-simbol pendukung genre.

Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.

The Star System

Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagian

penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna.

Bisa menjadi penegas karakter dan aksi.

Realism

Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang

sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar

nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat,

dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat

merasakan atmosfer realitas yang tinggi.54

Dalam tabel analisis filmnya yang diadopsi dari pemikiran Metz, Campsall

melihat film sebagai kesatuan bahasa dan makna. Ini kemudian dipahami

54 Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film

Analysis Guide (3) – SJC.

40

Steve sebagai Moving Image Texts: “Film Language”. Menurutnya,

seperti kata-kata, film memiliki bahasa sendiri dalam menyampaikan

pesannya kepada penonton. Para kru dan sineas bekerja menciptakan

makna tersebut melalui gambar bergerak di dalam film, sehingga

kompleksitas komponen film membuatnya berbeda dengan media lain.

Demikianlah kompleksitas di dalam semiotika film. Komponen

tersebutlah yang dijadikan acuan untuk mengkaji lebih dalam terkait

sistem tanda di dalam film. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa film

merupakan salah satu produk komunikasi massa yang di dalamnya

memiliki dan menyimpan makna sendiri bagi para penontonnya.

Konsep ideologi Thompson memiliki sejarah panjang dan

kompleks dan telah digunakan dalam bidang ekonomi, politik dan sosial.

Pertama, ideologi memiliki pengertian yang netral yaitu sebagai sistem

pemikiran, sistem keyakinan, dan sistem simbol yang berhubungan dengan

tindakan sosial dan praktik politik. Kedua, ideologi merupakan sebuah

proses kesadaran yang dipaksakan dari satu kelompok ke kelompok lain

atau dari satu orang ke seorang atau sekelompok lain sehingga tercipta

dominasi.

Raymon Willian dan Fiske mengemukakan ada tiga definisi utama

yang biasa digunakan yaitu ideologi sebagai sistem kepercayaan dari suatu

kelompok atau kelas, ideologi sebagai ilusi atau kesadaran palsu dan

ideologi sebagai proses produksi makna.55

55

Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h.52-53

41

Pengertian pertama berasal dari para pakar psikologi yang

memandang ideologi sebagai pengorganisasian sikap sehingga menjadi

suatu bentuk atau pola yang koheren. Artinya beberapa sikap mengenai

suatu objek yang satu sama lain terkait dan menjadi suatu kepercayaan

bersama, menjadi ideologi. Ideologi dalam pengertian kedua, yaitu sistem

keyakinan yang hanya menjadi sebuah ilusi atau kesadaran palsu. Ideologi

ini diciptakan oleh kelas yang berkuasa untuk melanggengkan

dominasinya terhadap kelompok kerja. Dalam konteks ini pihak yang

berkuasa melakukan propaganda dan memberikan iming-iming atau

harapan kepada pihak yang terdominasi akan memperoleh keuntungan

atau kebaikan namun tidak pernah terwujud sebagai kesadaran palsu.56

Menurut Fiske ketiga ideologi tersebut saling berkaitan. Konsep

ideologi kedua merupakan implementasi dari konsep pertama, kemudian

konsep pertama dan kedua berada dalam konsep ketiga yaitu pada proses

produksi makna. Dalam konteks ini sistem kepercayaan yang terbentuk

misalnya kapitalisme, diimplementasikan untuk pengembangan kesadaran

palsu dalam rangka melakukan penguasaan dan praktik dominasi. 57

Teori ini dikemukakan oleh Martin Seliger, ideologi merupakan

orientasi tindakan yang berisi kepercayaan suatu sistem yang diorganisir

dalam satu sistem yang koheren. Beberapa elemen yang menjadi satu

kesatuan dalam sistem yaitu deskripsi faktual, analisis dan preskripsi

moral tentang apa yang dipandang baik dan benar serta pertimbangan

56 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h.57 57 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h.59

42

teknis, proses bimbingan dan tindakan yang dilakukan sebagai tahapan

implementasi dengan menempatkan aturan atau komitmen, elemen

terakhir yaitu elemen penolakan terhadap sistem kepercayaan tertentu.

Oleh karena itu Seliger merumuskan ideologi sebagai sistem kepercayaan

atau ketidakpercayaan.58

Teori kedua ideologi sebagai proyeksi rasional yang dikemukakan

oleh Alfin Gouldner yang melihat ideologi dari perpektif historis.

Menurutnya ideologi tidak hanya dapat diperlakukan sebagai sesuatu yang

di luar sana, yang diamati dan diobservasi secara empiris dan terbebas dari

unsur-unsur subjek. Gouldner mempertahankan proses pengetahuan

sebagai pemahaman diri yang mengacu pada teori sosial reflektif. Ideologi

memberikan perhatian kepada upaya pengorganisasian kehidupan sosial

dan memberikan advokasi terhadap public sebagai proyek yang dilandasi

berpikir rasional tentang konstruksi sosial, diperlukan bukti-bukti dan

alasan yang sehat (evident and reason) tidak cukup sebagai model rasional

sebuah wacana. Rasionalitas ideologi dibatasi oleh tuntunan supra

historical dan kemampuan menyiratkan makna yang melebihi arti

harfiahnya (keangkuhan kata-kata diluar batang tubuhnya).

Ideologi terbentuk tidak didasarkan pada proses pengalaman

langsung tetapi melalui proses pemuatan berita dan interpretasinya,

sehingga ideologi dikatakan sebagai gambaran makna tahapan kedua atau

second order meaning. Thompson memuji pandangan Gouldner yang

58 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, PT. Raja

Grafindo Persada 2015, h.67

43

mempertahankan bahwa ideologi merupakan sistem simbol, varian dari

bahasa, kode yang terurai. Maka pemikiran Gouldner mengarah pada satu

kesimpulan bahwa adanya perkembangan media yang mencakup media,

radio, televise menunjukan tanda menurunya peranan ideologis.

Teori ini dibangun oleh Paul Hirts yang berbasis pada pemikiran

Althusser tentang ideologi, menurut Althuser pemikiran ideologi bukanlah

sebuah representasi yang menyimpang dari relasi yang nyata tetapi relasi

nyata itu sendiri yaitu relasi antara kehidupan manusia dengan dunianya.

Relasi ideologis membuat kelembagaan khusus yang mencakup aspek

sosial yang disebut Aparatus Ideologis.

Hirts membaginya menjadi dua bagian. Pertama, Aparatus Negara

Ideologis tentang reproduksi. Untuk melakukan reproduksi sosial

diperlukan mereproduksi kondisi produksinya itu sendiri. Misalnya

berkaitan dengan peralatan dan sumber daya teknologi.

Wacana atau diskursus diarahkan untuk menunjukkan sebuah

ungkapan yang menggambarkan sebuah “dunia” atau makna atau imaji

atau pengetahuan tertentu. Louise Philips dan Mariane W. Jorgensen

mengungkapkan wacana adalah a particular way talking about and

understanding the world (or an aspec of the world). Dalam konsep wacana

tidak sekedar istilah yang ditujukan kepada sebuah pembicaraan tetapi

ditujukan kepada sebuah ungkapan (apapun bentuknya) yang membawa

sebuah imaji atau gambaran “dunia” atau sebuah makna tertentu.59

59

Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h. 74

44

Dalam media dimuat berbagai sajian fakta, opini atau ilusi dalam

beragam bentuk bisa berbentuk berita, iklan, drama, film dan musik. Apa

yang disajikan media mungkin sebuah realitas atau mungkin sebuah

rangkaian fiksi.60

Menurut Hall, ada tiga pendekatan dalam proses kerja sistem

representasi yaitu reflektif, kesengajaan (intention) dan konstruksionis atau

konstrutivisme. Pendekatan reflektif fungsi bahasa ditempatkan sebagai

cermin yang merefleksikan realitas yang ada di depan cermin. Pendekatan

kedua yaitu pihak yang memproduksi pesan dengan sengaja memberikan

makna tertentu. Pendekatan ketiga, perspektif konstruktivis bahwa makna

dalam bahasa tergantung pada konteks sosial dalam praktik bahasa itu

sendiri. Komplekstitas pemaknaan dalam konstruktivisme adalah

rangkaian antarobjek material, konsep dan pembahasannya atau signifying.

Menurut Nicholas Tanis, film merupakan serangkaian gambar yang

bertujuan untuk diproyeksikan pada layar yang dengannya tercipta sebuah

ilusi atau tipuan gambar yang hidup dan bergerak.61

Sedangkan Menurut

Kamus Bahasa Indonesia (KBI), film didefinisikan sebagai selaput tipis

yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat

potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di

bioskop); 2 lakon (cerita) gambar hidup.62

60

Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h. 86-87 61

Rabiger, et. al., "Motion Picture" (World Book Student. World Book, 2012). Web. 12

Feb. 2012. 62

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,

2008), h. 410.

45

Pada dasarnya, film merupakan salah satu bentuk hiburan yang

populer dan menjadikan manusia larut dalam sebuah dunia imajinasi pada

saat-saat tertentu. Saat ini beberapa film telah mengkombinasikan unsur

hiburan dan pendidikan di dalamnya, sehingga film atau movie dapat juga

menjadi media belajar manusia mengenai sejarah, tingkah laku manusia

dan ilmu pengetahuan.63

Bela Balazs memiliki pendapat sendiri mengenai film: Film art is a

greater influence on the minds of the general public than any other art.64

Menurutnya, seni film merupakan seni yang berpengaruh paling besar

terhadap pembentukan pola pikir masyarakat umum dibandingkan dengan

jenis seni yang lainnya. Sudah kita ketahui bahwasanya film merupakan

salah satu produk komunikasi massa yang memuat berbagai informasi bagi

para penontonnya. Sedangkan informasi, saat ini sudah menjadi suatu

kebutuhan yang esensial untuk mencapai tujuan hidup. Melalui informasi,

manusia dapat mempelajari lingkungan sekitarnya, memperbanyak

wawasan, sekaligus sebagai media untuk memahami kedudukan dan

perannya di dalam masyarakat.65

Tiga kategori utama film adalah film fitur, dokumentasi dan film

animasi. Film fitur merupakan karya fiksi yang strukturnya selalu berupa

narasi dan dibuat dalam tiga tahap. Tahap praproduksi merupakan periode

skenario diperoleh. Skenario bisa berupa adaptasi dari novel atau cerita

63

Rabiger,et.al., "Motion picture." Web. 12. 64

Daniel Talbot, Film: an Anthology (California: University of California Press, 1975), h.

201. 65

Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 11.

46

pendek. Tahap produksi merupakan masa berlangsungnya pembuatan film

berdasarkan skenario. Tahap terakhir post-produksi (editing) semua bagian

film yang pengambilan gambarnya tidak sesuai urutan cerita disusun

menjadi suatu kisah yang menyatu.66

Hampir semua film fitur pada

dasarnya narasi visual. Oleh karena itu menurut Metz itu semua dapat

dilihat sebagai yang memiliki struktur sama dengan ciri struktural

bahasa.67

Pencirian film sebagai bisnis pertunjukan dalam bentuk baru bagi

pasar yang meluas bukanlah keseluruhan ceritanya. Film adalah pencipta

budaya massa, bahkan menurunnya penonton film kemudian

dikompensasikan oleh para penonton film domestik yang dijangkau oleh

televisi, rekaman digital, kabel dan saluran satelit.

Media film dan lembaga ciri-ciri utama:68

Aspek media: saluran

penerimaan audiovisual, pengalaman pribadi terhadap konten publik, daya

tarik universal yang luas, memiliki format dan genre internasional. Aspek

kelembagaan: ketundukan terhadap kontrol sosial, organisasi dan distribusi

yang rumit, biaya produksi yang tinggi, bentuk distribusi yang beragam.

66

Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.134 67

Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.150 68

Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke-enam, Salemba Humanika 2011,

hal. 31

47

Tabel II. 3 Sistem-sistem dalam Film

B

a

g

Tabel di atas merupakan unsur-unsur pembentuk film yang

pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sistem

formal dan sistem gaya (stylistic). Sistem formal mencakup film dalam

sistem naratif (cerita) dan non naratif (non cerita). Film naratif

merupakan kategori film yang memiliki rangkaian suatu sebab-akibat

yang terjadi dalam sewaktu-waktu.

Film non naratif, sebaliknya merupakan kategori film yang

tidak memiliki susunan cerita tertentu, seperti film dokumentasi, film

experimental, dan sebagainya. Namun, penulis tidak menggunakan unsur

sistem non-naratif ini, karena film yang diteliti ini adalah masuk

kategori naratif. Suatu film, baik formal atau gaya biasanya memiliki

cerita dramatik, yaitu memiliki problem-problem yang kuat dan

menarik.69

69

Sumarno, Marseli. Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2005), h. 48-49

Film form

Interacts with

Formal System Stylistic system

Non-Narrative Narrative Patterned and significant use of

techniques:

Catagorial mise en scene

Rhetorical Cinematoghrapy

Abstract Editing

Associational Sound

48

Sistem gaya (stylistic) atau bisa disebut dengan unsur sinematis

terdiri atas empat macam sistem sinematis pembangun film, yakni mise

en scene, cinematography, editing, dan sound. Mise en scene

merupakan segala hal yang terletak di depan kamera yang akan

diambil gambarnya dalam sebuah produksi film. Mise en scene terdiri

atas empat aspek utama yaitu: Setting (latar), kostum dan tata rias

wajah (make-up), pencahayaan (lighting), dan pelakonan (acting).70

B. Tinjauan Tentang Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dari segi bahasa kata dakwah berasal dari kata Arab da’wah

merupakan bentuk mashdar dari kata kerja دعا– يدعوا – دعوة (da’a - yad’u -

da'watan) berarti seruan, ajakan atau panggilan.71

Seruan dan panggilan

ini dapat dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan. Kata dakwah

juga berarti do’a (al’du’a) yakni harapan, permohonan kepada Allah

SWT atau seruan (al-nida’). Doa atau seruan pada sesuatu berarti

dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu. Dakwah dalam arti do’a

ini terbaca jelas dalam ayat Al Baqarah 186:

نوا وإذا سألك عبادي عن ي فإن ي قريب أجيب دعوة ٱلداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤم

٦٨١ون بي لعلهم يرشد

“Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu

tentang Aku (maka jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku

mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a

kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala

70

Sumarno, Marseli. Dasar-Dasar Apresiasi Film, h. 121. 71

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Rajagrafindo Persada 2011, h. 1

49

perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar

mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah

tawashul dan ittishal. Kata dasar ‘washala’ yang artinya sampai,

tawashul artinya adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak untuk

saling bertukar informasi sehingga pesan yang disampaikan dipahami

sampai kepada dua belah pihak yang berkomunikasi.72

Kata Islam dalam buku al- Ta’rifat karya al-Jurjani diartikan

sebagai kerendahan dan ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh

Rasulullah SAW. makna Islam mengacu kepada makna bahasa. Abdul

Karim Zaidan dalam Ushul al-Dakwah memaparkan definisi tentang

Islam.73

Islam adalah bersyahadat, mendirikan sholat, menunaikan zakat,

berpuasa ramadhan, menunaikan ibadah haji. Ini adalah pilar utama

dengan rukun Islam. Islam adalah kerendahan, penyerahan diri, dan

ketundukan kepada Allah, yaitu ketundukan kepada Allah di segala

bidang. Islam adalah sistem umum dan peraturan lengkap tentang urusan

kehidupan, serta panduan meniti kehidupan dengan ajaran. Islam adalah

kumpulan seluruh nilai yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad

SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia baik hukum akidah,

akhlak, ibadah, muamalat serta berita-berita yang disebutkan al-Qur’an

dan sunnah..

72

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, IAIN Pontianak Press 2014, h.2 73

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.6-7

50

Islam adalah jawaban yang benar dan tepat untuk menjawab

darimana kita berasal, untuk apa kita hadir di dunia ini, tujuan hidup dan

lain-lain.74

Islam adalah ruh yang sebenarnya bagi manusia, cahaya

dalam meniti jalan, obat segala penyakit, dan jalan yang lurus

memberikan keselamatan.

Jadi komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun di atas

prinsip-prinsip Islam yang memiliki ruh kedamaian, keramahan dan

keselamatan. Komunikasi Islam berdasarkan informasi al-Qur’an dan

Sunnah ialah membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan sang

pencipta dan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan

keselamatan untuk diri dan lingkungan dengan cara tunduk perintah Allah

dan Rasul Nya.

Metode menyampaikan pesan:75

a) Hiwar, menurut bahasa

pembicaraan yang berlangsung di antara dua orang atau lebih. Dalam

istilah umum diskusi yang berlangsung antara dua pihak atau lebih

dengan tujuan untuk meluruskan pandangan, menampilkan hujjah,

menetapkan kebenaran, menghilangkan syubuhat (keragu-raguan) dan

mengembalikan orang yang salah pemahamannya kepada kebenaran. b)

Jidal, menurut bahasa berarti memintal benang. Maksudya upaya untuk

merajut pendapat-pendapat yang berseberangan seperti merajut benang-

benang yang kusut. Allah membolehkan kepada orang yang beriman

74

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.10 75

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h. 112

51

untuk menggunakan metode ini dengan cara yang baik.76

c) Bayan, secara

bahasa artinya jelas dan terang sedangkan menurut istilah menjelaskan

tujuan dengan pilihan kata yang paling tepat. d) Tadzkir, berasal dari kata

dzakara yang berarti mengingat. Kata tadzkiir dan tadzakkur dalam

berbagai bentuknya disebutkan dalam al-qur’an surat Al-An’am 70, Al-

Rad 19, Ibrahim 5, Thaha 44, Fathir 37 al-Zumar ayat 9, ghafir 13.77

Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari Al-Qur’an maka

tadzkiir adalah salah satu metode dalam komunikasi yang sangat

bermanfaat untuk memberikan peringatan dini kepada manusia agar tidak

lupa dengan tujuan hidup yang sebenarnya. Tabligh, dasar kata dari

balagha. Kata ini secara umum berarti selesai, berakhir atau sampai. Kata

balagha menjadi ballagha artinya berubah menjadi menyampaikan.

Tabsyir, berasal dari kata busyra’ dan bisyarah yang artinya

bahagia dan gembira. Sedangkan kata tabsyir artinya adalah

menyampaikan kabar bahagia dan gembira. Tujuan dari busyra’ adalah

memberikan motivasi kepada orang-orang yang baik agar bertahan dalam

kebaikan atau semakin bersemangat meningkatkan kualitas

kebaikannya.78

Indzar, salah satu metode yang menumbuhkan rasa takut

ke dalam hati manusia, indzar secara bahasa berati menyampaikan pesan

dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa

takut dan kehati-hatian. Tujuannya adalah untuk mengingatkan manusia

agar tidak mengulangi perbuatan generasi terdahulu agar mereka tidak

76

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.115 77

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.121 78

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.126

52

mengulangi seperti yang telah dialami sebelumnya. Ta’aruf, secara

bahasa berasal dari kata arafa’ yang berarti tahu atau kenal. Artinya

mengetahui dan mengenal sesuatu dengan tanda-tanda yang membuatnya

bisa membedakan antara satu dengan lainnya. Ta’aruf dengan berbagai

elemen masyarakat harus mendukung tujuan utama dari kehidupan yaitu

ibadah dan taqwa. Tawashi, berasal dari kata wasiat yang secara bahasa

artinya bersambung. Artinya menyambungkan apa yang diinginkannya

kepada orang lain. Tawashi adalah salah satu bentuk komunikasi yang

menghubungkan orang-orang terdekat dengan orang khusus sehingga

terjalin sesuatu yang lebih akrab.79

Nasihat, menurut bahasa artinya murni, jernih, bersih tanpa noda.

Pemberi nasihat harus memilih kalimat yang mengesankan, memilih

tempat dan waktu yang tepat. Nasihat adalah salah satu bentuk

komunikasiyang berdampak positif bagi pemberi nasihat dan penerima

nasihat. Irsyad, berasal dari rasyada artinya mencari petunjuk ke jalan

yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad sudah menjadi disiplin ilmu

mandiri yang disebut ilmu konseling. Komunikasi konseling ini

memberikan perhatian khusus kepada interaksi interpersonal dan

keterampilan komunikasi lainnya dalam rangka pelayanan bimbingan

secara individual.

Wa’adz atau Mau’idzah, Al-Jurjani mendefinisikan wa’adz

sebagai al-tadzkir bi al-khair fima yariqqu lahu al-qalb (mengingatkan

79

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.135-136

53

tentang kebaikan yang membuat hati menjadi lembut).80

Jenis komunikasi

ini bertujuan untuk melunakkan hati yang mendengarnya, lunaknya hati

terefleksi pada linangan air mata, goncangnya dada saat mendengarkan

pesan dan munculnya tekad untuk berubah.81

Idkhal surur, yang

dimaksud adalah membahagiakan orang lain baik dengan kata ataupun

perbuatan. Contoh mengucapkan selamat atas kesuksesan yang diraih,

belasungkawa dan turut berduka atas musibah yang menimpa saudara

atau menebar senyuman dan wajah ceria saat bertemu, meringankan

beban orang lain saat kesusahan dan lain-lain.

Sayyid Quthub menegaskan sesungguhnya dakwah adalah dakwah

(ajakan) kepada Allah bukan ke jalan da’i atau kaumnya. Tiada bagi da’i

dari dakwah yang dilakukan kecuali menjalankan tugas dan

kewajibannya kepada Allah SWT. Menurut Quthub, ada lima hal pokok

yang mengantar manusia memperoleh kehidupannya yang sempurna.82

Pertama, seruan kepada aqidah tauhid yang akan membebaskan

manusia dari penyembahan kepada selain Allah. Kedua, seruan kepada

hukum-hukum Allah dalam arti seruan untuk membangun dan mengatur

kehidupan dengan undang-undang Allah (prinsip syari’ah). Ketiga, seruan

kepada sisitem hidup atau konsep mengenai kehidupan yang sesuai

dengan fitrah kemanusiaan. Keempat, seruan kepada kemajuan dan

kemuliaan hidup dengan aqidah dan sistem Islam untuk membebaskan

80

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.139 81

Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.141 82

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, Penamadani 2006, hal.

54

manusia dari perbudakan dan penyembahan terhadap manusia. Kelima,

seruan kepada perjuangan dan jihad Islam untuk dapat mewujudkan dan

mengokohkan sistem Allah di muka bumi.

أهلها وإذا حكمتم بين ٱلناس أن تحكموا ب ت إلى ن يأمركم أن تؤدوا ٱلم ا لٱلعد إن إن ٱلل نعم ٱلل

ا بصيرا كان سميع ٨٨يعظكم بهۦ إن ٱلل

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah

adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."

Dalam hadits riwayat Ahmad:

م مكارم الخلق إ نما بعثت لتم

Artinya: “Bahwasanya aku diutus Allah untuk

menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti).

Tugas Nabi yang digariskan dalam sejarah hidupnya cukup

menarik simpati manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran

risalahnya, karena risalah yang diajarkan Nabi memberikan informasi

tentang faktor-faktor keutamaan akhlak lengkap dengan menjelaskan

aspek-aspeknya. Islam telah menggariskan tentang ibadah dan

menetapkan bahwa ibadah itu merupakan pokok-pokok iman, bukan

merupakan upacara agama yang bersifat abstrak. Islam tidak mengajarkan

manusia melakukan perbuatan yang munkar yang tidak mempunyai nilai

akhlak yang luhur, namun sebaliknya Islam mengajarkan manusia hidup

bersahaja dengan akhlak yang mulia.83

83

Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana 1986, hal. 10

55

Dalam firman Allah QS: Al-Ankabut 45 menyatakan perintah

Shalat wajib dan sekaligus Allah menerangkan hikmahnya.

ة تنهى عن ٱلفحشاء وٱلمنكر لو ة إن ٱلص لو ب وأقم ٱلص أكبر ٱتل ما أوحي إليك من ٱلكت ولذكر ٱلل

يعلم ما تصنعون ٥٨وٱلل

45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu

Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat

itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan

sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan

Membersihkan jiwa dari perbuatan keji yang membawa kehinaan

dan mensucikan diri dari perkataan buruk adalah hakikat shalat. Mengenai

ibadah zakat pada hakikatnya bukan merupakan pajak yang diambil dari

kantong melainkan pembinaan dengan menanamkan rasa kasih sayang

yang tulus dan mendekatkan hubungan ukhuwah yang baik diantara

lapisan masyarakat.84

Dalam firman Allah QS: At-Taubah 103 artinya:

103. ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi

Maha mengetahui.

Zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang

berlebih-lebihan kepada harta benda, zakat itu menyuburkan sifat-sifat

kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda

mereka.

١٦رين وقا ربكم ٱدعوني أستجب لكم إن ٱلذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخ

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya

akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

84

56

menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka

Jahannam dalam keadaan hina dina".

Endang S. Anshari yang membagi pokok ajaran Islam menjadi

tiga yaitu, akidah, syari’ah dan akhlak. Akidah (keimanan) yang meliputi

iman kepada Allah, Iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab

Allah, iman kepada iman kepada utusan Allah, iman kepada hari akhir

dan iman kepada taqdir. Sedangkan aspek syariah (aturan) terkait dengan

aturan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

rangka hablum minallah (hubungan dengan Tuhan) dan hablum minan

nas. (hubungan dengan sesama manusia). Aspek Akhlak adalah perilaku

atau budi pekerti, yang terbagi menjadi akhlak terhadap Tuhan dan akhlak

terhadap manusia.85

2. Film sebagai Media Dakwah

Pada awal perkembangannya, film tidak lebih dari sebuah

pertunjukan hiburan dalam bentuk gambar (motion pictures) dan

berlangsung tanpa pelengkap suara.86

Melalui film, dapat diperoleh

informasi dan gambaran tentang realitas tertentu, untuk melihat pesan-

pesan keagamaan atau dakwah dengan film menawarkan alternatif dalam

membangun dinamika masa depan umat.

Media dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang dapat

menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan urat nadi

85

Anisatul Islamiyah. Pesan Dakwah dalam Novel Negeri Lima Menara, Jurnal

Komunikasi Islam Juni 2015, hal.136-137 86

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan Aplikasi, PT.

Remaja Rosdakarya 2012, h. 112

57

dalam totalitas dakwah yang penting dalam menentukan perjalanan

dakwah.87

Media dakwah merupakan salah satu komponen dakwah, sekalipun

media dakwah bukan penentu utama bagi kegiatan dakwah, akan tetapi

media ikut memberikan andil yang besar untuk kesuksesan dakwah.

Pesan dakwah yang penting dan perlu diketahui semua lapisan

masyarakat, mutlak memerlukan media radio, koran, majalah maupun

film, pilihan media dakwah sangat terkait dengan kondisi unsur-unsur

dakwah.88

Film dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk

menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk

pesan-pesan keagamaan yang lainnya disebut dakwah. 89

Sebagaimana diketahui bahwa unsur-unsur dakwah meliputi; dai

(pemberi dakwah), mad’u (penerima dakwah), materi (pesan dakwah),

metode (cara dakwah), dan media (sarana dakwah). Dari beberapa

komponen dakwah tersebut, unsur dakwah yang paling berpengaruh atas

keberadaan media dakwah adalah dai itu sendiri. Hampir semua media

dakwah bergantung pada kemampuan pendakwah, baik secara individual

87

Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Widya 2009, h. 93 88

Mubasyaroh, Film Sebagai Media Dakwah (Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah

Kontemporer), 2014, h. 12 89

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan Aplikasi, PT.

Remaja Rosdakarya 2012, h. 114-115

58

maupun kolektif. Film sebagai salah satu media dakwah memiliki

beberapa fungsi yaitu:90

a. To inform, fungsi informasi dalam hal ini film memiliki fungsi

menginformasikan sesuatu kepada pihak lain.

b. To educate, fungsi pendidikan, pada fungsi ini film berfungsi

mendidik, sehingga diharapkan dari film ini penerima film akan

memperoleh pengetahuan, nilai maupun hal-hal terkait yang bertujuan

mencerdaskan penerima film.

c. To influence, fungsi mempengaruhi, pada fungsi mempengaruhi ini

Film diharapkan dapat mempengaruhi pada aspek kognisi

(pemahaman), film sebagai media dakwah afeksi (sikap) maupun

psikomotor (tingkah laku).

d. To entertaint, fungsi hiburan, dalam fungsi hiburan ini film disamping

memiliki beberapa fungsi tersebut, dengan pemutaran film

diharapkan dapat memberikan hiburan kepada mad’u, sehingga

kegiatan dakwah yang dilakukan tidak monoton.

Dari beberapa fungsi film tersebut, dalam kaitannya dengan aktifitas

dakwah, film sebagai media dakwah diharapkan dapat memerankan

dirinya dengan baik dalam kaitannya menyampaikan dakwah, dengan

film dapat digunakan sebagai media informasi, dengan demikian dai akan

dapat lebih banyak menginformasikan hal-hal positif tentang Islam

90

Mubasyaroh, Film Sebagai Media Dakwah (Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah

Kontemporer), h. 13

59

meliputi beberapa materi; akidah, syari’ah maupun akhlak yang dapat

memberikan pendidikan.91

Film sebagai media dakwah juga digunakan untuk mempengaruhi

orang lain, dalam hal ini dengan pembuatan dan pemutaran film

diharapkan dai dapat mempengaruhi kepada mad’u agar mad’u selaku

penerima dan sasaran dakwah dapat terpengaruh pemikiran dan ajaran

Islam sehingga akan menyetujui pendapat mad’u yang pada akhirnya

akan menyetujui dakwah yang disampaikan lewat film.

Disamping itu dengan film ini kegiatan dakwah tidak monoton

tapi ada variasinya, karena film juga memiliki fungsi entertaint (hiburan),

dengan hiburan ini masyarakat selaku penerima dakwah akan terhibur

ketika mengikuti kegiatan dakwah, sehingga dakwah yang mereka terima

menjadi sesuatu yang menarik dan sayang untuk ditinggalkan.

Perubahan paradigma keilmuan dakwah menuju komunikasi

Islam, menurut Prof. Andi Faisal Bakti, dengan cara mengadopsi

bangunan teori yang ada di dalam ilmu komunikasi umum (sekuler).

Menurutnya, penafsiran modern dari nilai-nilai Islam harus dibawa ke

dalam komunitas non muslim sehingga Islam dapat dipahami. Demikian

juga, nilai-nilai yang bersumber dari Barat dapat diintegrasikan dalam

kurikulum pendidikan Islam. Bertitik tolak dari pemahaman tersebut,

91

Mubasyaroh, Film Sebagai Media Dakwah (Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah

Kontemporer) h. 13

60

Prof. Andi Faisal Bakti membuat matrik tentang ilmu komunikasi Islam

(ilmu dakwah) sebagai berikut:92

Tabel II.4 Ilmu Komunikasi Islam

Islamic communication (da’wah) Secular communication

Tabligh (tanzir, ta’aruf) Information (SMCR,

EConvergence, Active Recipient)

Taghyir (nafs, qaum, ummah, tawhid) Change (modernization,

dependency, multiplicity)

Amar ma’ruf nahi munkar (amanu,

amal shaleh, al-haq, al-sabr)

Development (Diffusion of

Innovation, social marketing,

participatory, self Help)

Akhlaq (al-maw’izah, al-hikmah,

ahsanul mujadalah, al-karimah, la-

fitnah, la-zhan, ta’awun,

mushawarah/shura

Ethics / wisdom

Dari tabel di atas, Prof. Andi Faisal Bakti mempertegas bahwa

teori-teori dakwah dapat dikembangkan dengan cara mengadopsi teori-

teori yang berasal dari ilmu komunikasi yang telah kokoh

keberadaannya. Perkembangan ilmu dakwah tidak hanya berkutat pada

wacana apakah dakwah itu ilmu atau hanya pengetahuan saja. Kajian

ilmu dakwah melebar kepada ilmu sosial secara luas atau sebagai ilmu

interdisipliner, maka ilmu dakwah tidak akan menjadi ilmu yang mandiri

dan memiliki bangunan epistemologi yang jelas. Pendapat ini juga

diperkuat dengan pendapat Hamid Mowlana yang menyatakan bahwa

dakwah (tabligh) merupakan sebuah teori tentang komunikasi dan etika

(tabligh is a theory of communication and ethics).93

92

Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, Juni 2013, h. 83 93 Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, Juni 2013, h. 83

61

Menurut Quthub, ada tiga tugas dan fungsi dakwah:

menyampaikan kebenaran (al-Tabligh wa al-Bayaan), melakukan

pemberdayaan nilai-nilai Islam (al amr bi al ma’ruf) dan kontrol sosial

(al nahy an munkar), menumpas kejahatan melalui perang suci (al- jihad

fi sabil Allah).94

Dalam bahasa yang lain, Toto Tasmara menyatakan bahwa

dakwah adalah komunikasi khas yang berbeda dengan komunikasi

lainnya, terutama berkaitan dengan cara dan tujuan yang akan dicapai.

Dalam berdakwah sesuai dengan prinsip dengan tidak memaksa dan hasil

akhir dalam kegiatan dakwah ada di tangan Allah SWT yang diturunkan

melalui hidayah, karena dalam Al Qur’an surat Ali Imran 104 Allah

menegaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan kaum manusia

sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri.

ئك ة يدعون إلى ٱلخير ويأمرون بلٱلمعروف وينهون عن ٱلمنكر وأول نكم أم هم ٱلمفلحون ولتكن م

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan

mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.”

a. Dakwah dengan Hikmah

Dakwah dengan hikmah yaitu dakwah dengan bijaksana dan

kearifan. Dari segi bahasa menurut Ibn Faris, kata hukum (al-hukm)

berarti mencegah manusia dari kezhaliman. Dan kata hikmah

mengandung arti mencegah yaitu mencegah manusia dari kebodohan

94 Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, Penamadani 2006, h. 164

62

dan kejahatan.95

Hikmah dapat datang dari Allah dan manusia. Ada

beberapa unsur dakwah dengan hikmah yaitu pertama, dakwah

sesuai situasi dan kondisi mad’u. Kedua, berkaitan dengan materi

yang disampaikan. Ketiga, metode dan teknik yang digunakan harus

tepat sesuai kebutuhan tidak menggebu-gebu. Dakwah dengan

hikmah yaitu dakwah dengan Al-Qur’an menyebut dirinya arif

bijaksana (hakim).

b. Nasehat yang Baik (Mau’izhat Hasanah)96

Dari segi bahasa nasehat (al-wa’zh atau Mauizdhah)

mengandung arti teguran atau peringatan. Ashfahani dengan

mengutip pendapat Imam Khalil menyatakan bahwa nasehat adalah

memberikan peringatan (al-tadzkir) dengan kebaikan yang dapat

menyentuh hati. Jadi inti maknanya nasehat adalah mengingatkan

(tadzkir) dan membuat peringatan (dzikra) kepada umat manusia.

Nasihat yang baik adalah nasihat yang diberikan dengan kasih

sayang seperti nasihat Luqman kepada anaknya. Nasihat Luqman

adalah nasihat yang bebas dari celaan karena pelakunya adalah orang

yang mendapat hikmah dan nasihat tersebut tulus jadi nasihat yang

baik dilakukan oleh orang yang arif dan bijaksana.

c. Dialog Dengan Cara Yang Baik97

95

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, Penamadani 2006, h. 247 96

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, h. 249 97

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, h.250

63

Menurut Ashfahani kata jadal, mujadalah berarti saling

memberi dengan jalan saling melawan dan mengalahkan. Kata jadal

semula berarti menguatkan. Kata jadaltu al-habl berarti ahkamtu

fatlahu (aku menguatkan pintalannya), dan kata jadaltu al-bina’

berarti ahkamtuhu (aku menguatkan dan mengokohkan bangunan

itu). Hakikat dari kata jadal adalah menguatkan sesuatu. Karena

orang yang berdialog (berdebat) seakan-akan berusaha menguatkan

pendapatnya sendiri atas pendapat orang lain.

d. Tindakan Pembalasan Yang Setimpal (Mu’aqabalah bi Al Mitsl)

Metode ini dapat diambil demi menjaga kemuliaan dan kebenaran

agar kebatilan dapat dikalahkan dengan kebenaran.98

3. Amar Makruf Nahi Mungkar

Amar Makruf Nahi Mungkar merupakan istilah yang memiliki

padanan dan semakna dengan dakwah.99

Amar makruf nahi mungkar

tidak dapat dipisahkan. Makruf adalah lawan kata dari Mungkar. Secara

bahasa berasal dari kata arafa yang berarti mengetahui, mengenal. Maka

Makruf adalah sesuatu yang dikenal, diketahui, dipahami, diterima dan

pantas, sebaliknya Mungkar adalah sesuatu yang dibenci,ditolak dan tidak

pantas.100

Dakwah sebagai tanda orang mukmin yaitu dengan menunaikan

tugas sucinya yaitu menegakkan amar makruf nahi mungkar. Setiap

98

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah

Harakah, Penamadani 2006, h.252 99

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Prenamedia Group 2004,Hal.20 100

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, hal. 37

64

kemunkaran mengandung konsekuensi dosa, dan setiap perbuatan yang

mengandung dosa menyebabkan hubungan seseorang terputus dengan

Allah SWT.101

Amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban bagi sesama

muslim sekaligus sebagai identitas orang mukmin. Pelaksanannya

diutamakan kepada orang-orang yang terdekat sesuai dengan

kemampuannya. Orang yang meninggalkan ini dipandang berdosa bahkan

dilaknat dengan siksa di dunia dan akhirat. Allah menjelaskan dalam surat

At-Taubah 67 dan 71:

ن بعض يأمرون بلٱلمنكر وينهون عن ٱلمع ت بعضهم م فق فقون وٱلمن روف ٱلمن

سقون فقين هم ٱلف فنسيهم إن ٱلمن ١٦ويقبضون أيديهم نسوا ٱلل

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian

dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh

membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma´ruf dan

mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada

Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang

munafik itu adalah orang-orang yang fasik”.

ت بعضهم أولياء بعض ي أمرون بلٱلمعروف وينهون عن وٱلمؤمنون وٱلمؤمن

ئك ورسولهۥ أول ة ويطيعون ٱلل كو ة ويؤتون ٱلز لو ٱلمنكر ويقيمون ٱلص

عزيز حكيم إن ٱلل ٦٦سيرحمهم ٱلل

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian

yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf,

mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat

dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan

diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana”.

101

Fethullah Gulen, Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi Hidup,

Republika 2011, hal. 141

65

Ada tiga puluh delapan kata al-ma’ruf dan enam belas kata al-

munkar di dalam Al-Qur'an. AI-ma'ruf menurut Mufradat ar-Raghib dan

lainnya adalah nama setiap perbuatan yang dipandang baik menurut akal

atau agama (syara). Sedangkan al-munkar berarti: setiap perbuatan yang

oleh akal sehat dipandang jelek, atau akal tidak me mandang jelek atau

baik, tetapi agama (syariat) memandang nya jelek. Ada yang berpendapat,

al-ma’ruf suatu nama yang mencakup setiap perbuatan dikenal sebagai

suatu ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah dan berbuat baik (ihsan)

kepada manusia. Sedangkan al munkar berarti sebaliknya. Ada pula yang

berpendapat, al-ma'ruf ialah suatu nama yang mencakup setiap perbuatan

yang dicintai Allah berupa iman dan amal salih.

Hukum mengajak kepada al-ma’ruf dan melarang dari al munkar

adalah fardhu kifayah. Ibnu Taimiyah berkata: "Kewajiban ini adalah

kewajiban atas keseluruhan umat, dan ini yang oleh para ulama disebut

fardhu kifayah. Apabila segolongan dari umat melaksanakannya,

gugurlah kewajiban itu dari yang lain. Seluruh umat dikenai kewajiban

itu, Tetapi bila segolongan umat telah ada yang melaksanakannya, maka

tertunaikan kewajiban itu dari yang lain".102

Amar makruf dan nahi

mungkar merupakan karakter seorang yang beriman, dan dalam

102

lbnu Taimiyyah Terjemahan Akhmad Hasan , Amar Ma'ruf Nahi Mungkar ( Perintah

kepada kebaikan larangan dari kemungkaran), Departemen urusan Keislaman , Wakaf , Dakwah

dan pengarahan Kerajaan Arab Saudi, h.3-4

66

mengingkari kemungkaran tersebut ada tiga tingkatan:103

Mengingkari

dengan tangan, mengingkari dengan lisan, mengingkari dengan hati.

Tingkatan pertama dan kedua wajib bagi setiap orang yang

mampu melakukannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits di atas,

dalam hal ini seseorang apabila melihat suatu kemungkaran maka ia

wajib mengubahnya dengan tangan jika ia mampu melakukannya, seperti

seorang penguasa terhadap bawahannya, kepala keluarga terhadap istri,

anak dan keluarganya, dan mengingkari dengan tangan bukan berarti

dengan senjata.

Imam Al Marrudzy bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal :

“Bagaimana beramar ma’ruf dan nahi mungkar?” Beliau menjawab :

“Dengan tangan, lisan dan dengan hati, ini paling ringan,” saya bertanya

lagi: “Bagaimana dengan tangan?” Beliau menjawab, “Memisahkan di

antara mereka,” dan saya melihat beliau melewati anak-anak kecil yang

sedang berkelahi, lalu beliau memisahkan di antara mereka.

Adapun dengan lisan seperti memberikan nasihat yang merupakan

hak di antara sesama muslim dan sebagai realisasi dari amar ma’ruf dan

nahi mungkar itu sendiri, dengan menggunakan tulisan yang mengajak

kepada kebenaran dan membantah syubuhat (kerancuan) dan segala

bentuk kebatilan. Adapun tingkatan terakhir (mengingkari dengan hati)

artinya adalah membenci kemungkaran- kemungkaran tersebut, ini adalah

kewajiban yang tidak gugur atas setiap individu dalam setiap situasi dan

103

Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar,

Disebarkan dalam bentuk Ebook di Maktabah Abu Salma al-Atsari http://dear.to/abusalma, h.3-4

67

kondisi, oleh karena itu barang siapa yang tidak mengingkari dengan

hatinya maka ia akan binasa. 104

Imam Ibnu Rajab berkata setelah menyebutkan hadits di atas dan

hadits-hadits yang senada dengannya: “Seluruh hadits ini menjelaskan

wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai dengan kemampuan, dan

sesungguhnya mengingkari dengan hati sesuatu yang harus dilakukan,

barang siapa yang tidak mengingkari dengan hatinya, maka ini pertanda

hilangnya keimanan dari hatinya.”

Kemudian dalam amar makruf dan nahi mungkar ada berapa

kaidah penting dan prinsip dasar yang harus diperhatikan, jika tidak

diindahkan niscaya akan menimbulkan kemungkaran yang lebih besar

dan banyak: Pertama, mempertimbangkan antara maslahat dan mafsadah

Ini adalah kaidah yang sangat penting dalam syari’at Islam secara umum

dan dalam beramar ma’ruf dan nahi mungkar secara khusus, maksudnya

ialah seseorang yang beramar makruf dan nahi mungkar ia harus

memperhatikan dan mempertimbangkan antara maslahat dan mafsadat

dari perbuatannya tersebut, jika maslahat yang ditimbulkan lebih besar

dari mafsadatnya maka ia boleh melakukannya, tetapi jika menyebabkan

kejahatan dan kemungkaran yang lebih besar maka haram ia

melakukannya, sebab yang demikian itu bukanlah sesuatu yang di

104

Al-Ustadz Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar,

h.5

68

perintahkan oleh Allah, sekalipun kemungkaran tersebut berbentuk suatu

perbuatan yang meninggalkan kewajiban dan melakukan yang haram.105

Oleh karena itu perlu dipahami dan diperhatikan empat tingkatan

kemungkaran dalam bernahi mungkar berikut ini: Hilangnya

kemungkaran secara total dan digantikan oleh kebaikan, berkurangnya

kemungkaran, sekalipun tidak tuntas secara keseluruhan, digantikan oleh

kemungkaran yang serupa, digantikan oleh kemungkaran yang lebih

besar.

Kedua, karakteristik orang yang beramar makruf dan nahi

mungkar. Orang yang melakukan hal itu harus memiliki kriteria berikut

ini:

1. Berilmu. Berilmu amar makruf dan nahi mungkar adalah ibadah yang

sangat mulia, dan sebagaimana yang dimaklumi bahwa suatu ibadah

tidak akan diterima oleh Allah kecuali apabila ikhlas kepada-Nya dan

sebagai amal yang saleh, suatu amalan tidak akan mungkin menjadi

amal saleh kecuali apabila berlandaskan ilmu yang benar. Karena

seseorang yang beribadah tanpa ilmu maka ia lebih banyak merusak

daripada memperbaiki, karena ilmu adalah imam amalan, dan amalan

mengikutinya.

2. Lemah lembut dan penyantun. Seorang yang beramar makruf dan

nahi mungkar hendaklah mempunyai sifat lemah lembut dan

penyantun, sebab segala sesuatu yang disertai lemah lembut akan

105

Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar, h.7

69

bertambah indah dan baik, dan sebaliknya jika kekerasan menyertai

sesuatu maka akan menjadi jelek.106

3. Seseorang yang beramar makruf dan nahi mungkar bersifat sabar,

sebab sudah merupakan sunnatullah bahwa setiap orang yang

mengajak kepada kebenaran dan kebaikan serta mencegah dari

kemungkaran pasti akan menghadapi bermacam bentuk cobaan, jika ia

tidak bersabar dalam menghadapinya maka kerusakan yang

ditimbulkan lebih banyak dari kebaikannya. Sebagaimana Firman

Allah tentang wasiat Luqman terhadap anaknya yang artinya:

“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan

cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.

Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang

diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17).107

Dalam dakwah, Rasulullah Saw juga melakukan hal ini, beliau biasa

melakukannya terhadap anak-anak kecil, remaja, orang dewasa sampai orang

tua, lelaki dan perempuan. Bahkan beliau juga memberikan hak bertanya

kepada mereka dan terjadilah dialog-dialog yag menarik antara Rasulullah

dengan kaum muslimin. Karenanya bila membaca hadits-hadits, akan mendapati

hadits-hadits yang berisi dialog antara Rasulullah dengan para sahabatnya,

bahkan ada pula yang bernuansa bercanda namun tidak keluar dari nilai-nilai

kebenaran seperti pertanyaan seorang wanita tua yang menanyakan “apakah aku

masuk surga karena sudah tua”. Nabi menjawab bahwa “di surga tidak ada orang

tua”. Ini membuat si nenek itu menangis dan Nabi menjelaskan bahwa “di

106

Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar, h.11 107

Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar, h.13

70

surga memang tidak ada orang tua, bila nenek masuk surga maka akan

berubah menjadi gadis jelita”. Ungkapan seperti ini membuat wanita tua itu

menjadi tertawa.108

Adapun ciri-ciri dakwah yang efektif antara lain:109

Pertama, melahirkan

pengertian yaitu apa yang disampaikan dimengerti oleh yang menerima. Kedua,

menimbulkan kesenangan yaitu orang yang menerima pesan (mad’u) merasa

bahwa seruan dakwah yang disampaikan menimbulkan rasa senang, sejuk dan

menghibur, tidak memuakkan atau menyakitkan meski sifat tegurannya boleh jadi

tajam dan mendasar. Ketiga, menimbulkan pengaruh pada penerima yaitu ajakan

dan seruan dapat mempengaruhi sikap penerima dalam masalah tertentu.

Keempat, menimbulkan hubungan yang baik dan kelima, menimbulkan tindakan.

Abdul Kadir Munsyi mengemukakan bahwa penggunaan metode

ceramah akan berhasil dengan baik jika penceramah menguasai beberapa

syarat yaitu : pertama, menguasai bahasa yang akan disampaikan dengan sebaik-

baiknya dan bisa menghubungkan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Kedua,

bisa menyesuaikan bahasa dan taraf kejiwaan, lingkungan sosial dan budaya

bagi para pendengarnya. Ketiga, suara dan bahasa diatur dengan sebaik-

baiknya, meliputi ucapan, tempo, melodi, ritme, dan dinamika. Keempat,

sikap dan cara berdiri, duduk, bicara yang simpatik. Kelima, mengadakan

variasi dialog dan Tanya jawab serta humor.110

108

Dhurorudin Mashad. Kisah dan Hikmah. Erlangga. Jakarta. 2001. Hal 51 109

Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan Aplikasi, Simbiosa

Rekatama Media 2012, hal.31 110

Abd. Kadir Munsyi, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, cet. I,

1982), hal. 31

71

Fungsi humor sebagai sebuah kajian memiliki banyak fungsi dan menurut

Sudjoko humor dapat berfungsi sebagai berikut:111

a. Melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan.

b. Menyadarkan atau memperngaruhi orang bahwa dirinya tidak selalu benar.

c. Mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut.

d. Menghibur.

e. Melancarkan pikiran.

f. Membuat orang mentoleransi sesuatu.

g. Membuat orang memahami soal pelik.

Humor sering kali dijadikan sebagai media kritik sosial dan komunikasi

sosial antarmanusia. Jadi, melalui gagasan yang berbalut humor, masyarakat

mampu memahami masalah yang sangat pelik sekalipun hingga mampu membuka

pemikiran bersama untuk melakukan kritik sosial yang konstruktif.112

Fungsi

mempengaruhi fungsi ini merujuk pada teori bahwa humor mampu memberikan

kesempatan kepada seseorang untuk menyampaikan gagasan konsruktif dalam

upaya memberikan pengaruh agar berpikir dan betindak secara bijaksana. Fungsi

ini juga dapat diartikan sebagai konsep mempengaruhi pembaca atau pendengar

wacana humor untuk mengikuti apa yang menjadi argumen dengan alasan-alasan

yang logis melalui humor. Jadi, humor berfungsi sebagai penyampaian dan

mengajak untuk melaksanakan gagasan dan tujuan untuk terdeskripsikannya

111

Suhadi M. Agus. Humor Itu Serius: Pengantar Ilmu Humor. Jakarta: Grafikatama

Jaya. 1992, hal. 36 112

Muhammad Asyura et.al, Makna Dan Fungsi Humor Dalam Kumpulan Cerita Abu

Nawas, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan PBS FKIP UNTAN hal.

6-7

72

amanat atau pesan menuju arah perubahan yang lebih baik melalui cara yang

menyenangkan secara emosional.

Fungsi menghibur fungsi ini merujuk pada teori bahwa humor mampu

memberikan hiburan untuk menghilangkan kejenuhan dalam rutinitas kehidupan.

Kaitan hal itu dengan sastra, humor sebagai bumbu dalam sebuah karya sastra

ternyata mampu dijadikan daya tarik utama dalam sebuah konflik.113

Dalam

sebuah cerita Nasruddin Hoja dan Abu Nawas yang mampu menyelesaikan

konflik melalui argumen logis yang ternyata menimbulkan gejala humor. Humor

berkaitan dengan psikologi pembaca, humor yang mengundang tawa sangat

bermanfaat bagi kesehatan mental dalam kajian psikologi. Fungsi menghibur lebih

terfokus pada usaha humor dalam menciptakan fantasi kelucuan yang

memberikan penyegaran pemikiran.

113 Muhammad Asyura et.al, Makna Dan Fungsi Humor Dalam Kumpulan Cerita Abu

Nawas, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan PBS FKIP UNTAN h.8

73

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM INSYAALLAH SAH

A. Film InsyaAllah Sah

Film InsyaAllah Sah merupakan salah satu film bergenre drama komedi

yang diproduksi oleh Rumah Produksi MD Pictures, disutradarai oleh Benni

Setiawan yang sekaligus sebagai penulis skenario dari sebuah buku novel

bestseller karya Achi TM nama pena dari Asri Rakhmawati, cerita novel

InsyaAllah Sah ini diangkat dari pengalamannya sendiri.1 Ia mulai menulis novel

dari tahun 2005 dan menghasilkan kurang lebih dua puluh satu novel namun

dalam perjalanan karirnya tahun 2014 mengalami stuck dalam menulis. Rasa

bosan, lelah, hampa menghampirinya karena novel yang telah dibuat belum ada

satupun yang di filmkan, novel yang diangkat menjadi film adalah salah satu

harapan bagi semua penulis.

Kehilangan barang berharga berupa laptop merupakan awal mula penulis,

kejadian tersebut menurutnya bentuk teguran Allah dan nazarnya dapat terlaksana

melalui email yang datang dari GPU (Gramedia Pustaka Utama) jam 03.15 am

untuk dibuatkan naskah Islami.2

Awalnya judul pertama novel ini 99 hari menjelang pernikahan, kemudian

berubah menjadi wedding crust, dan akhirnya hasil rembukan antara sutradara,

1 Wawancara dengan penulis novel bestseller Achi TM di kediamannya pada tanggal 25

Juli 2017 Pukul 13.00 PM

2 Wawancara dengan penulis novel bestseller Achi TM di kediamannya pada tanggal 25 Juli 2017 Pukul 13.00 PM

74

penulis dan pihak lainnya sepakat memberikan judul sekaligus nama film tersebut

adalah “InsyaAllah Sah”

Gambar III.1

Cover Film dan Novel “InsyaAllah Sah”

Director. : Benni Setiawan

Scriptwriter : Benni Setiawan

Cast : Pandji Pragiwaksono,

Titi Kamal, Richard Kyle,

Donita, FerdiTaheir, Joe

P Project, Budi Dalton,

Budi Arab, Ira Maya,

Tante Ginting

Running Time. : 83 menetes

Release Date. : 25 June 2017

Judul : Insya Allah, Sah!

Penulis : Achi TM

Penerbit : PT. Gramedia

Pustaka Utama

Tebal : 322 Halaman

Dalam hal ini pemberian judul film ini merupakan proses yang cukup

panjang, dari hasil wawancara dengan Achi TM menjelaskan awal judul ini adalah

99 hari menjelang pernikahan dan diganti wedding crust kemudian judul film ini

hasil kesepakatan penulis novel, sutradara film Benni Setiawan dan kru lainnya

75

memberi judul InsyaAllah Sah. InsyaAllah Sah adalah novel pertama Achi TM

yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Cerita InsyaAllah sah ini adalah

sebuah bentuk nadzar penulis novel terhadap Tuhan di sepertiga malam saat

kehilangan barang berharganya yaitu laptop dan malam itu juga ada sebuah email

yang menginginkan sinopsis Islami untuk dijadikan film dan untuk menciptakan

lebih banyak lagi novel-novel Islami.3 Tidak banyak novel dengan genre

metropop yang terbalut banyak hikmah dan pelajaran hidup di dalamnya. Novel

InsyaAllah Sah yang ditulis Achi TM merupakan salah satu novel metropop

namun tetap mengandung nilai nilai islami.4 Uniknya lagi, Achi selaku penulis

mampu meramu novel yang di tulisnya tidak seperti novel islami lainnya.

Dengan gaya bahasa menarik dan mengambil setting kehidupan kota besar

metropolis, Achi menyajikan kisah novel yang membuat pembaca betah

membaca novel setebal 322 halaman ini.

Silviana Harini, sang tokoh utama novel ini adalah desainer cantik dan

fashionable, pemilik Silviana Sexy Boutique. Boutique yang dikelolanya selain

mengalirkan omset meningkat kepada Silvi, juga mempunyai branding sebagai

produk yang berkelas, ekslusif sekalgus seksi. Salah satunya berkat sang adik

Gina, merupakan anggota group band Chit Chat yang naik daun serta kerap

mempromosikan produk Boutique Silvi. Silvi memiliki kehidupan nyaris

sempurna yang membuat banyak orang kagum padanya. Apalagi perjalanan

cintanya dengan Dion, eksekutif Produser yang akhirnya memutuskan untuk

3 Wawancara dengan Achi TM Penulis Buku Novel dikediamannya 25 Juli 2017 Pukul

13.00 PM 4http://yunirahmat.blogspot.co.id/2015/07/resensi-novel-insya-allah-sah.html diakses 28

Agustus 2017

76

melamarnya setelah bertahun-tahun pacaran. Namun ternyata semua rencana

tidak semulus perkiraan Silvi.

Kisah bermula saat Silvi terjebak tanpa sengaja di sebuah lift dengan

Raka, seorang cowok yang alim dan religius. Padahal saat itu Silvi harus

mengejar janji bertemu dengan Dion. Berada dalam lift selama berjam-jam dan

berupaya agar pintu lift terbuka namun tidak berhasil, membuat Silvi bernazar.

Ia bernazar untuk mengenakan hijab selamanya apabila pintu lift terbuka. Dan

ternyata pintu lift langsung terbuka saat Silvi selesai mengucapkan nazar.5

Begitu berhasil lolos dari jebakan lift, Silvi seakan melupakan nazarnya

memakai jilbab. Tidak akan mungkin bagi seorang Silvi akan memakai jilbab.

Walaupun Kiera, sahabatnya sejak SMA sering mengingatkan Silvi untuk

merubah hidupnya dengan berhijab, tetap saja Silvi tidak merubah pendiriannya.

Keadaan semakin berubah sejak Silvi dan Dion memutuskan untuk

mempersiapkan pernikahan mereka. Awalnya, Silvi berharap bisa menjalani

persiapan pernikahan dengan lancar bersama Dion. Tetapi karena kesibukan

Dion untuk mengurus perkerjaan tour keliling Indonesia selama 60 hari

mendatang, membuat Silvi terpaksa mengurus persiapan pernikahan mereka

tanpa Dion. Tentu saja Silvi di buat pusing dalam mempersiapkan

pernikahannya. Apalagi Keira, sahabat yang di andalkan untuk membantu,

ternyata harus bed rest karena masalah kehamilannya. Dion pun tidak tinggal

diam melihat Silvi sendirian mengurus pernikahan mereka. Ia meminta bantuan

Raka yang juga teman sekantornya untuk menemani Silvi selama Dion tour

5 Achi TM, Novel Insya Allah, Sah!, h.32

77

pekerjaannya. Raka yang alim menyanggupi permintaan Diona, asalkan dengan

syarat selama menemani Silvi harus di temani orang lain. Gina, adik Silvi

bersama para anggota group band lainnya dengan senang hati menemani Silvi

dan Raka.

Awalnya Silvi berusaha memungkiri nazarnya, dan tetap berusaha

mempersiapkan pernikahannya. Namun, selalu ada saja kendala dan masalah

yang dihadapinya, antara lain di tipu puluhan juta karena masalah cetak

undangan, katering makanan pernikahan yang belum siap, serta berbagai hal

lainnya. Belum lagi hampir setiap saat Raka selalu siap dengan ceramah

ceramah agama yang salah satunya mengingatkan nazar Silvi untuk berhijab.

Silvi kembali memikirkan nazarnya untuk berhijab. Ia pun mencoba berhijab

memenuhi nazar. Anehnya, persiapan pernikahan jadi berjalan lancar tanpa

masalah. Hal ini membuat Silvi mencoba berhijab untuk seterusnya.6

Namun keputusannya berhijab ternyata menimbulkan masalah. Gina

menentang keras Silvi berhijab. Baginya Silvi merupakan role model hidupnya.

Perubahan Silvi berhijab membuat sang adik syok dan tidak terima. Terlebih

lagi Dion, calon suaminya malah tidak terima Silvi berhijab. Bahkan ia

mengancam akan memutuskan niat pernikahan mereka bila Silvi tetap berhijab

(halaman 254). Belum cukup masalah, ditambah pula bisnis Boutique Silvi

menurun drastis. Ia susah konsentrasi membuat pola baju seksi dan berkelas

sesuai branding Boutiquenya selama ini. Pelanggan banyak memilih

6 Achi TM, Novel Insya Allah, Sah!

78

meninggalkannya karena mengganggap karya Silvi tidak sesuai lagi dengan

selera mereka.

Di tengah badai masalah pribadi dan persiapan pernikahannya yang

belum beres, Kiara dan Raka hadir senantiasa memberikan dukungan moril serta

semangat untuk Silvi. Lambat laun perasaan kesal dan jengkel Silvi kepada

Raka berubah menjadi simpatik. Apalagi Raka secara terang terangan

menghargai dan mendukung keputusan Silvi berhijab. Silvi pun di hadapkan

dilema besar untuk terus melanjutkan pernikahannya dengan Dion dan

menanggalkan hijabnya. Ataukah memilih teguh mempertahankan hijab dengan

konsekwensi melepas Dion.

Secara tidak langsung, penulis mencoba menggambarkan bahwa dalam

kehidupan manusia, ada beberapa hal yang sudah di takdirkan oleh Allah, salah

satunya yaitu masalah jodoh. Sebagai manusia, kita bisa saja mencari dan

memilih siapa yang sesuai dengan pilihan. Namun, tetap saja Allah yang

menentukan jodoh itu berlabuh pada siapa. Achi TM selaku penulis memang

tidak perlu di ragukan lagi kemampuannya dalam menulis. Ia sudah

menghasilkan belasan buku solo dan juga berprofesi sebagai penulis skenario

TV. Kepiawaiannya meracik novel ini, tentu tidak lepas dari jam terbangnya

yang tinggi di dunia kepenulisan.

Novel ini sangat cocok dibaca untuk segala kalangan mulai dari remaja

sampai orang dewasa. Pemberian judul Insya Allah, sah pun menjadi daya tarik

tersendiri dari novel ini, membuat penasaran pembaca ingin tahu isi kelanjutan

ceritanya. Sedangkan cerita dalam film Insya Allah Sah ini tidak ada yang

79

berbeda dengan cerita novel aslinya berkisah tentang kehidupan Silvi (Titi

Kamal), seorang designer baju yang telah meraih kesuksesan. Kehidupan Silvi

hampir sempurna. Punya karir yang bagus dan ditambah hadirnya kekasih hati

bernama Dion (Richard Kyle). Hanya satu keinginan Silvi yang belum tercapai

yaitu menuju ke pelaminan dengan Dion. Suatu hari, saat ingin bertemu dengan

Dion, tiba-tiba ia harus menghadapi peristiwa yang mengubah kehidupannya. Dia

terjebak di dalam lift bersama seorang pemuda yang religius, lugu serta aneh

bernama Raka (Pandji Pragiwaksono) yang juga bekerja untuk Dion. Silvi yang

takut karena berpikir itu bisa jadi akhir dari hidupnya melakukan apapun agar

bisa keluar dari lift itu.

Silvi pun kemudian bernazar, apabila selamat, ia akan mengubah

hidupnya, menjadi seorang wanita muslimah yang taat pada perintah Allah.

Ternyata, sedetik kemudian pintu lift tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Sejak

saat itu Silvi terus dibayangi oleh Raka yang selalu mengingatkan janji Silvi di

Lift. Dan setelah beberapa musibah tiba-tiba menimpa Silvi, Raka yang akhirnya

menolongnya sampai Silvi menemukan ketetapan hatinya. Namun belum tentu

Dion setuju dengan nazar Silvi.7

Dengan demikian, pemberian judul ini menjadi strategi sutradara, produser

untuk mempunyai daya jual atau nilai komersil yang8 tinggi dan menjadi magnet

bagi masyarakat untuk tertarik menonon film tersebut.

7 Skenario Film InsyaAllah Sah

8 Wawancara dengan Benni Setiawan (Sutradara ) di kediamannya 16 September 2017

pukul 12.30 PM

80

B. Profil Benni Setiawan Sebagai Sutradara Film InsyaAllah Sah

Gambar III.2 Benni Setiawan

Awal karier Benni Setiawan adalah aktor, ia membintangi beberapa film

dan akhirnya memilih untuk berkarier belakang layar. Menjadi sutradara sudah

menjadi impian Benni sejak SMA, hobinya menonton film dan mengamatinya,

dan juga menulis dan membaca buku. Setelah lulus SMA ia memutuskan untuk

melanjutkan kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta).9

Pada tahun 1980-an kolektor barang antik ini membintangi serial tv yang

berjudul Keluarga Rahmat.10

Benni mulai memasuki dunia film dan sudah banyak

film yang diciptakan, karier Benni sebagai sutradara melesat. Dalam film

ketiganya, suami R. Widayanti ini sudah mendapatkan penghargaan tertinggi di

dunia perfilman Indonesia, yaitu Piala Citra untuk film 3 Hati Dua Dunia Satu

Cinta.

9 http://bennisetiawan.byethost13.com/

10 Wawancara dengan Benni Setiawan (Sutradara ) di kediamannya 16 September 2017

pukul 12.30 PM

81

C. Profil Achi TM Sebagai Penulis Novel Bestseller Film InsyaAllah Sah

Gambar III.3 Achi TM

Achi TM adalah nama pena dari Asri Rakhmawati. Lahir di Jakarta

tanggal 03 April 1985. Memulai karir menulisnya sejak tahun 2005 dengan

menulis puisi dan cerpen di berbagai media lokal dan beberapa majalah remaja

nasional. Ia sudah menghasilkan 14 novel antara lain Cloudy, Sunny, Kekasih

Cahaya, Himitsu, Hati Kedua, dan lain sebagainya. Empat buku motivasi remaja,

satu buku motivasi perempuan dan satu buku kumcer solo. Sehari-hari bekerja

sebagai ibu rumah tangga dan penulis naskah skenario TV (serial, sinetron, dan

FTV). Sejak tahun 2009 membuka lembaga kursus menulis Rumah Pena, belajar

secara online maupun offline. Sering diundang ke berbagai kampus dan sekolah

untuk mengisi pelatihan menulis novel dan scenario bersama suaminya, Agung

Argopo.11

Tahun 2012, Achi TM menerima penghargaan sebagai Finalis Nasional

Wirausaha Muda Mandiri, bidang usaha kreatif Rumah Pena dan menjadi Finalis

11

Achi TM, Novel InsyaAllah, Sah!,

82

Nasional Kartini Next Generation Tahun 2014 yang diadakan oleh Kemeninfo dan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan.

InsyaAllah Sah Adalah novel pertamanya yang diterbitkan oleh Gramedia

Pustaka Utama. Saat ini sedang merampungkan novel selanjutnya yang akan

diterbitkan juga oleh Gramedia Pustaka Utama. Novel InsyaAllah Sah adalah

sebuah bentuk nadzar penulis novel terhadap Tuhan di sepertiga malam saat

kehilangan barang berharganya yaitu laptop dan malam itu juga ada sebuah email

yang menginginkan sinopsis Islami untuk dijadikan film.

D. Profil Para Pemain Film InsyaAllah Sah

1. Pandji Pragiwaksono sebagai Raka Jaka Sasmita

Gambar III.4 Pandji Pragiwaksono

Pandji Pragiwaksono memulai kariernya sebagai penyiar radio di

Hard Rock FM Bandung sejak tahun 2001 sampai 2003. Kemudian ia

pindah ke Jakarta dan menjadi penyiar Hard Rock Jakarta selama tiga

83

tahun bersama Steny Agustaf. Lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain

ITB angkatan 1997 ini memiliki segudang bakat.12

Karena kecakapannya sebagai presenter acara, Pandji

Pragiwaksono dipercaya memandu reality siaran pertandingan NBA

karena minat dan hobinya terhadap olahraga basket. Selain sebagai

presenter, Pandji juga adalah ilustrator sekaligus penulis pada sebuah

penerbit komik dering yang dimilikinya bersama Shani Budi Pandita.

Komiknya yang disebut “Degalings” bisa kamu baca setiap hari Rabu di

website KolamKomik.com. Pandji juga telah menerbitkan enam karya

tulis. Didunia musik, ia telah merilis album musik rap pertamanya

berjudul Provocative Proactive. Tercatat sejak tahun 2008 sampai dengan

2015, Ia telah merilis sebanyak lima album lagu.

Pandji pernah mengadakan Twivate Concert pertama sebagai

seorang pelawak tunggal ditahun 2010. Ia adalah pencetus acara

kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) di Kompas TV. Pada 28

Desember 2011, ia memproduksi sendiri acara komedi tunggal spesialnya

yang dihadiri ratusan orang dengan menampilkan pelawak tunggal Ernest

Prakasa, Sam D. Putra, Luqman Baihaqi, dan yang lainnya.

Dalam film InsyaAllah Sah komika dan artis peran Pandji

Pragiwaksono berperan sebagai Raka, seorang pemuda cupu yang bekerja

di label musik. Bila diperhatikan, penampilannya di film ini sangatlah

12

http://www.lihat.co.id/biodata/pandji-pragiwaksono.html

84

berbeda. Ia begitu lekat dengan rambut berbentuk helm, gigi kelinci, baju

bermotif batik pekalongan, hingga celana cutbray. jadi Raka bekerja di

label musik Kang Dion diperankan oleh Richard Kyle, Raka menyukai

musik dan oldies, suka semua pada zamannya, lebih ke Adi bing Slamet,

zaman dulu kan semua rambut emang begini. Dia juga pengin pakai

celana cutbray sama corduroy karena terjebak masa lalu," sambung Pandji

yang selalu menyebut dirinya Raka dan berbicara dengan gaya Raka

selama wawancara berlangsung.

Setiap hari selama seminggu membentuk karakter termasuk milih

rambut, gigi, posisi tahi lalat juga. (Penampilan) ini antara ibu Megawati

dan Rano Karno, Untuk bahasa tubuh, gaya bicara, Pandji mengaku

meniru apa yang ia lihat dari beberapa tokoh seperti Soleh Solihun dan

ulama terkenal, Aa Gym.13

Baju bermotif batik khas Pekalongan, Pandji mengatakan bahwa ia

mempunyai sekitar 7 baju. Baju tersebut ia gunakan saat

shooting InsyaAllah Sah, juga saat sedang mempromosikan filmnya

tersebut. "Di rumah teh ada kayaknya 6 apa 7 (baju). Ini setiap kali promo

ganti mulu. Tapi mereka (pemain lain) hapal sih enam-enamnya. Itu-itu

aja bajunya. Bajunya disediain," kata Pandji lagi. Kemudian, Pandji juga

bercerita soal wig yang dipakainya. Ia berujar bahwa bentuk rambut Raka

tercipta melalui diskusi terlebih dahulu. "Wig-nya sih rambut manusia,

13 http://www.bintang.com/celeb/read/2993588/5-tokoh-yang-menginspirasi-pandji-

pragiwaksono-di-insya-allah-sah diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 Pukul 09.40 AM

85

terus dipakai, tadinya panjang. Trus diskusi rambutnya mau gimana.

Panjang, pendek seperti apa, poninya seperti apa. Wig-nya dipakai di

kepala dulu, trus baru dipotong," pungkas Pandji.14

2. Titi Kamal sebagai Silviana Harini

Gambar III. 5 Titi Kamal

Titi Kamal (lahir di Jakarta, Indonesia, 7 Desember 1981; umur 35

tahun) adalah seorang aktris sinetron dan film asal Indonesia. Wanita

bertubuh tinggi 169 cm ini pernah bermain di film Ada Apa dengan

Cinta? dan bermain di sinetron Cinta Anak Kampus, Chanda serta Pura-Pura

Buta. Nama Titi Kamal semakin melambung ketika dia menyanyikan

lagu Jablai yang sempat menjadi hit. Karena komitmennya sebagai aktris,

Titi hanya menyanyikan lagu itu khusus untuk film Mendadak Dangdut, dan

14

http://entertainment.kompas.com/read/2017/06/22/162407610/asal.mula.penampilan.cu

pu.pandji.pragiwaksono.di.insya.allah.sah. Diakses pada 09 Agustus 2017

86

tidak pernah menampilkan atau menyanyikan lagu tersebut untuk

penampilan di tempat lain.15

Dalam film Insya Allah Sah Titi Kamal berperan sebagai Silvi,

kekasih dari Dion yang diperankan oleh Richard Kyle. "Silvi itu galak,

jutek, songong, ngomongnya cepet banget, ceplas ceplos tapi gampang

marah, gampang sedih, Silvi itu dominan banget”.16

3. Richard Kyle sebagai Dion

Gambar III. 6 Richard Kyle

Richard Kyle lahir, tumbuh dan besar di Australia, ia juga

mengawali karier sebagai model saat masih menjadi mahasiswa jurusan

perfilman di sana. Sebelum terjun menjadi model, Richard Kyle bercerita

bahwa suatu hari ada seseorang yang tiba-tiba menghampirinya dan

15

https://id.wikipedia.org/wiki/Titi_Kamal 16

https://hot.detik.com/movie/d-3536608/cerita-titi-kamal-perankan-karakter-silvi-di-

insya-allah-sah diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 Pukul 09.42 AM

87

memberinya brosur. Orang tersebut menawarinya untuk menjadi model

karena tertarik dengan gaya berjalannya. Richard Kyle pun akhirnya

setuju.

Bergabung dengan agensi model Vivian's Models adalah langkah

awal Richard Kyle meniti karier di dunia model sebelum merambah ke

bidang perfilman dan iklan. Selain sebagai model internasional, Richard

Kyle juga adalah seorang bintang iklan terkenal. Di Thailand yang

merupakan tempat di mana orang tuanya tinggal, Richard Kyle sukses

menjadi seorang bintang iklan beberapa produk terkenal seperti Head and

Shoulders, Vespa, dan Nestle. Sedangkan di Australia, Richard Kyle

tergabung dalam agency model Vivien's Models Agency.

Walaupun memiliki darah Indonesia, Richard Kyle terlahir di

negara Autralia dan tumbuh besar di sana. Sejak remaja, rupanya Richard

Kyle sudah menjadi model profesional untuk majalah, iklan dan model

untuk pakaian pria termasuk pakaian dalam. Saat itu Richard Kyle masih

terlihat sangat remaja dengan tubuh kurus khas remaja pria pada

umumnya. Foto-foto Richard Kyle cukup menarik perhatian karena ia tak

ragu untuk tampil membuka pakaiannya dan menunjukkan perut sixpack

serta otot-ototnya yang begitu kuat dan atletis.

“Aku sebagai Dion. Dion yang kerja di studio rekaman, turun dari

bapaknya yang sudah meninggal. Ibunya masih di luar negeri, jadi dia

kerja sendiri di perusahaan ini," ujar Richo saat berkunjung ke

redaksi Kompas.com, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan,

Jakarta Pusat, Senin (19/6/2017).

88

Dalam film itu, Dion memiliki pacar bernama Silvi yang

mendominasi dan sulit dikendalikan. Meski demikian Silvi sangat sayang

pada Dion. Dion mencari tunangan yang lebih di atas dia, jadi dia yang

ngatur gitu. Jadi ya walaupun susah untuk meng-handle Silvi, Dion masih

sayang sama dia, dan dia ikut semua yang Silvi mau.17

Tabel III. 1 Pemain dan Kru film InsyaAllah Sah Pandji Pragiwaksono ... Raka Sanjay Mulani ... Pengarah Peran

Titi Kamal ... Silvi Dominies ... Pengarah Peran

Richard Kyle ... Dion Achi TM ... Cerita

Donita ... Kiara Benni Setiawan ... Sutradara

Ferdi Taheir ... Tommy Benni Setiawan ... Penata skrip

Joe P Project ... Jody Dewi Umaya Rachman ... Line Producer

Budi Dalton ... Dony Amalia Rizky ... Line Producer

Budi Arab ... Ipank Dian W Sasmita Faisal ... Co-Producer

Ira Maya Sopha ... Tante Sinta Zairin Zain ... Produser Eksekutif

Tanta Ginting ... Polisi Sabar Ikhlas Dhamoo Punjabi ... Produser Eksekutif

Deddy Mizwar ... Ayah Silvi Manoj Punjabi ... Produser

Prilly Latuconsina ... Prilly Ipung Rachmat Syaiful ... Penata Kamera

Marcella Zalianty ... Istri pejabat Jeanne Elizabeth Fam ... Penata Busana

Happy Salma ... Anna Anto Bumiayu ... Penata Rias

Fitri Tropica ... Manajer GedungWanita Cherry Wirawan ... Perancang Rias

Lydia Kandou ... Ibu Silvi Kekev Marlov ... Penata Artistik

Bayu Skak ... Anto M Ichsan Rachmaditta ... Perekam Suara

Gary Iskak ... Waria Khikmawan Santosa ... Penata Suara

Arie Untung ... Andi Aghi Narottama ... Penata Musik

Ardit Erwandha ... Ojek online Bemby Gusti ... Penata Musik

Karina Suwandhi ... Mama Dion Alexa Key ... Diah

Ira Maya Sopha ... Tante Sinta

Lirik Judul Judulan – OST Insya Allah Sah18

Titi Kamal & Duo Harbatah – Judul Judulan Lirik

lalalalala neng ayo neng lalalalala bang ayo bang

neng ayo neng jangan pacaran ayo neng mendingan beneran

neng pacaran digoda setanlangsung langsung kita lamaran

bang ayo bang adek gak tahan

cepet dong anter lamaran

17

http://entertainment.kompas.com/read/2017/06/19/173325510/richard.kyle.akui.mirip.d

engan.sosok.dion.dalam.insya.allah.sah. Diakses pada tanggal 17 Oktober 09.47 AM 18

http://lirikaz.info/t/lirik-judul-judulan-ost-insya-allah/

89

biar deket gak jadi haram

jalan jalan aman dari setan

habis sudah pacar-pacaran, habis sudah kawin-kawinan

gak perlu cinta bo’ong bo’ongan

ini kisah kasih beneran, dua insan lagi lamaran

insyaallah sah duduk di pelaminan

neng ayo neng, neng ayo neng

jangan main-main pacar-pacaran

bang ayo bang, bang ayo bang

ayo kita kawin beneran

torerojing terojing terojing

torerojing terojing terojing

torerojing terojing terojing

torerojing terojing terojing

yo daripada berduaan gelap-gelapan

yang ketiganya pasti setan yang menggoda iman

mending langsung aja kita pergi ke pelaminan

jadi insyaallah sah halalan toyiban

torerojing terojing terojing

torerojing terojing terojing

torerojing terojing terojing

torerojing terojing terojing

habis sudah pacar-pacaran, habis sudah kawin-kawinan

gak perlu cinta bo’ong bo’ongan

ini kisah kasih beneran, dua insan lagi lamaran

insyaallah sah duduk di pelaminan

habis sudah pacar-pacaran, habis sudah kawin-kawinan

gak perlu cinta bo’ong bo’ongan

ini kisah kasih beneran, dua insan lagi lamaran

insyaallah sah duduk di pelaminan

lalalalala neng ayo neng

lalalalala bang ayo bang

90

BAB IV

TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Penanda, Mitos dan Ideologi Aktivitas Amar Makruf Nahi Mungkar

dalam Film InsyaAllah Sah

Penanda, Mitos dan Ideologi dalam adegan dapat dilihat dari segala

sesuatu yang menonjol yang ditampilkan dan secara alami memiliki makna

tertentu. Namun, tanda-tanda yang memiliki makna atau ide-ide tertentu, jelas

merupakan hasil representasi yang membutuhkan pengetahuan seputar narasi

pemaknaan yang berlaku.

Pada penelitian kali ini, peneliti mencoba mencari unsur penanda, mitos

dan ideologi pada adegan dengan mengklasifikasikan tanda-tanda yang memiliki

makna lain atau yang disebut sebagai konotasi. Pemilihan denotasi dan konotasi

dapat melalui beberapa objek yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan. Dan

pada adegan ini, denotasi dan konotasi hanya dipilih berdasarkan tingkat

relevansinya dengan tujuan penelitian.

Berbicara narasi, terlintas di benak kita cerita yang panjang dan

membosankan. Namun, berbeda dengan analisis narasi di dalam film. Peneliti

mencoba menarasikan dan mendeskripsikan alur cerita film dengan menyertakan

komponen analisis film dan sedikit unsur semiotika. Dari sini, kemudian barulah

secara detail, akan dipaparkan bagaimana unsur film dan semiotika menjadi

sesuatu yang naratif. Sebagai salah satu media penelitian, narasi film biasanya

91

muncul di dalam skenario dan percakapan yang dilakukan oleh para pemain di

dalam film.

Berikut adegan-adegan visualisasi dalam lift:

1. Adegan pertama: Terjebak dalam lift

Gambar IV. 1 Lift tampak penuh, Raka dan Silvi Terjebak dalam Lift

Adegan ini memperlihatkan lift yang berukuran kecil, penuh dan

mau menutup namun Silvi datang dan memaksa masuk dan Raka

mempersilahkan Silvi untuk masuk kedalam namun lift tetap

mengeluarkan alarm bunyi.

Gambar 1V.2 Raka Mencibir Silvi

92

Silvi: (panik) shit !! Kenapa ini??

Raka: Astaghfirullah al adziim ga baik mengumpat kotor

Silvi: Ini liftnya mati tahu! Nggak kaget apa kamu!!

Raka: Bisa mengucap Astaghfirullah al adziim teh

Silvi panik memencet tombol

Raka: Tenang, Cuma mati listrik sebentar nyala jalan lagi

Silvi: Sok tahu, bisa jamin kamu? Aduh gimana ini kita terjebak

Dalam kondisi ini sudah mulai terjadi aktivitas amar ma’ruf Raka

mengatakan berat seseorang tidak bisa dilihat dari ukuran tubuh, amal

perbuatanlah yang mempengaruhinya kemudian terlihat muka kesal Silvi

dan Raka tetap tersenyum. Kemudian setelah lift terbuka Raka

mengucapkan syukur alhamdulillah yang assalamualaikum yang

dianggap aneh oleh Silvi. Raka dan Silvi menampilkan sebuah kondisi

batin yang sedang sangat tertekan dan berfikir keras dan menampakkan

kekhawatiran Selanjutnya lift berhenti dan lampu mati, kondisi dalam lift

yang gelap, dan Silvi panik mengucap kata ‘shit’ dan Raka dengan raut

muka tenang menyeru untuk beristighfar (memohon ampunan kepada

Allah).

Gambar IV. 3 Raka dan Silvi Mencari Solusi

93

Raka: (kalem) ini yang harus dipijit teh .. bismillah

Raka: Rusak kayaknya teh

Silvi: (Menirukan Raka) Rusak kayaknya teh.. (kesal) kamu nggak panik

apa?

Raka: Setan gampang masuk sama orang yang panik. Sekarang teteh

telpon orang yang teteh kenal di gedung ini.

Silvi: Anjiiiiiiiiii………………mati lagi hp nya! Kamu yang telpon

Raka: Saya belum isi pulsa the

Silvi: Sial, power bank ketinggalan di mobil. Kamu punya?

Raka: (menunjukkan hp jadul) mana saya punya teh, hpnya kalah sama

power banknya atuh.

Type of shot Long Shot Menunjukan keseluruhan gambar fisik

subjek serta memperlihatkan tempat adegan secara baik. Secara

kronologis, pada potongan adegan awal Raka dan Silvi divisualisasikan

dengan menggunakan jarak kamera Close Up dan Medium Close Up di

mana, sutradara ingin menonjolkan karakter Raka dan Silvi dari jarak

dekat, sehingga interpretasi dapat dilakukan dengan mudah, karena hanya

berfokus pada objek saja.

Raka memencet tombol emergency yang juga tidak berfungsi dan

Terjadi percakapan antara Raka dan Silvi, Silvi yang tampak panik dan

Raka yang masih tetap tenang menghadapi kejadian yang melanda, Raka

melalui ucapannya menasehati Silvi untuk tidak panik karena syaitan

gampang masuk dengan orang yang panik. Silvi yang kesal dan teriak

meminta bantuan dan Raka komat kamit berdzikir kemudian peran Silvi

yang emosional memarahi Raka yang masih tenang dan tidak bertindak.

kemudian jawaban Raka dengan logat Sunda untuk berdoa.

94

Manusia mempunyai berbagai cara dalam menghormati

sesamanya. Kaum Nasrani memberikan hormat dengan meletakkan tangan

pada mulutnya. Kaum Yahudi memberi isyarat dengan jari tangannya,

sedangkan kaum Majusi membungkukkan punggungnya. Islam telah

mengajarkan cara yang luhur dalam memberi hormat kepada sesama yaitu

dengan mengucapkan salam. Salam juga mengandung doa keselamatan

bagi setiap yang menerima atau yang mengucapkannya.1 Kemudian

berbicara adalah salah satu nikmat Allah yang terbesar, yang diberikan

kepada manusia. Dalam surat Ar-rahman ayat 1-4:2

ن حم ان ١ٱلر ن ٢ع لم ٱلقرء نس ل ق ٱل ه ٱلب ي ان ٣خ ٤ع لم

“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran,

Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara”.

Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya manusia

memanfaatkan nikmat berbicara agar manusia dapat berbicara sehari-hari

yang baik untuk jalan kebaikan. Lidah yang bebas seperti tali yang dilepas

dari tangan setan yang bisa menjerat dan mengendalikan manusia menurut

kehendaknya. Jika manusia tidak menguasai lidahnya maka mulutnya

menjadi lubang tempat buang kotoran namun ketika lidah yang

dikendalikan dengan teguh membuat hati dan iman menjadi teguh.3

1 Qamaruddin Shaleh, Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an: Pedoman

Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008. H. 41 2 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana: Semarang 1986, hal. 160 3 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, hal. 1

95

Dalam mahfudzat dikatakan “salaamatul insan fii hifdzi lisaan”

selamatnya manusia ketika pandai menjaga lisannya. Perkataan yang baik

menentukan akhlak yang baik pula.

Gambar IV.4 Silvi Memperlihatkan Auratnya dan Raka Menjaga Pandangan

Adegan terjebak dalam lift cukup panjang durasinya, lift terlihat

pengap, udara semakin panas dan Silvi membuka blazernya yang terlihat

bentuk tubuhnya yang seksi dibalut kaos terbuka. Raka menceegahnya

karena itu adalah aurat yang tidak boleh diumbar.

96

Silvi: Panas tahu!

Raka: di Neraka lebih panas

Silvi: kayak sudah ke neraka saja

Raka: Astaghfirullahaladziim

Silvi: Astaghfirullah melulu, action dong

Menjaga pandangan mata merupakan langkah positif agar

seseorang tidak terjebak dalam zina.4 Menutup aurat hukumnya wajib

sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allah:5

قل من ات و ن لل مؤ ارهن من ي غ ضض ف ظ ن أ ب ص ي ح هن و ل فروج زين ت هن يب دين و

ا إل ر م ا ظ ه رب ن من ه ل ي ض ل جيوبهن ع ل ى بخمرهن و إل زين ت هن يب دين و

ن ائهن أ و بعول تهن آب اء أ و آب ائهن أ و لبعول تهن ن اء أ و أ ب انهن أ و بعول تهن أ ب و ب ني أ و إخ

انهن و اتهن ب ني أ و إخ و ا أ و نس ائهن أ و أ خ ل ك ت م انهن م أولي غ ي ر التابعين أ و أ ي م

ب ة ر ال من ال ج ف ل أ و الر روا ل م الذين الط ه ات ع ل ى ي ظ ر ل الن س اء ع و رب ن و ي ض

جلهن ا ليع ل م بأ ر فين م توبوا زين تهن من يخ إل ى و ميعا الل منون أ يه ج ل ع لكم ال مؤ

تف لحون

Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman,

“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara

kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,

sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.”

Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan

janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang

(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan

kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan

perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,

atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–

putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau

4 Zaenudin, Jilbab : Menutup Aurat Perempuan Analisis Surat An Nur Ayat 31

5 https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html diakses pada

tanggal 25 September 2017 jam 22.00

97

putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera

saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau

budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki

yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-

anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah

mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang

mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada

Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

[an-Nûr/24:31]

Menutup aurat adalah tanda atas kesucian jiwa dan baiknya

kepribadian seseorang. Jika ia diperlihatkan maka itu bukti atas hilangnya

rasa malu dan matinya kepribadian. Sudah menjadi tugas setan beserta

sekutu-sekutunya dari jin dan manusia, membujuk umat muslimin laki-laki

maupun perempuan agar sudi kiranya menanggalkan pakaian-pakaian suci

serta selendang pembalut kehormatan mereka.6

Jadi menutup aurat merupakan salah satu hal yang diperintahkan

oleh Allah SWT bagi kaum muslimin. Adapun batasan-batasan laki-laki

dan perempuan berbeda, aurat bagi laki-laki dari pusar hingga lutut kaki

dan aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan

telapak tangan. Dalam film ini mengingatkan bahwa menutup aurat adalah

bentuk kasih sayang Allah SWT terhadap makhluk ciptaanNya. Menutup

aurat di hadapan yang bukan muhrimnya (Lawan jenis antara laki-laki dan

perempuan secara bahasa Islam dan tidak boleh saling besentuhan karena

belum adanya satu ikatan yang sah).

6 Sa’ad Yusuf Abdul Aziz, 101 Wasiat Rasul untuk Perempuan, terj. Muhammad Hafidz,

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), hlm. 576.

98

Gambar 1V.5 Raka dan Silvi Berdoa dan Bernazar

Berikut dialog yang terjadi antara Raka dan Silvi yang terjebak di dalam

lift kantor musik manajemen milik Dion:

Raka: Allahu Akbar, Ya Allah! Jika memang hambamu ini masih

bermanfaat Di dunia ini, hidupkan lah hambamu dan hamba bernazar

akan syiar.7

kepada orang-orang disekeliliing hamba agar mengikuti perintahmu.

Silvi: (menangis): Ya Allah, beri aku kesempatan hidup, aku janji akan

hidup lebih baik dari sekarang. Aku tidak akan minum alkohol lagi.

Raka: Amiin. Minuman keras itu memang tidak boleh, haram

Silvi: Ya Allah kalau pintu ini terbuka, aku akan menyumbangkan

sebagian penghasilanku pada anak yatim.

Raka: Amin. Infak juga wajib teh, coba yang yang lain

Silvi: Ya Allah, aku janji tak akan menginggalkan sholat dan puasa.

Raka: Amin. Itu rukun Islam kedua dan ketiga wajib hukumnya.

Silvi: (marah) diaaaammmmm !! nyela terus sih kamu

Lift terguncang meluncur lagi kebawah dan Silvi ketakutan dengan

spontan memeluk Raka dan menangis histeris.

Raka: Teh punteun.. bukan muhrim.

7 Skenario Film InsyaAllah Sah

99

Silvi semakin erat memeluk Raka, dan teriak Aku akan menaati

perintahmu dan menjauhi laranganmu, aku akan menjadi wanita

muslimah yang sholeh.

Adegan selanjutnya adalah adegan ketika lift sudah terbuka, jarak

kamera yang menggunakan tipe extreme long shot, sutradara berhasil

memperlihatkan sebuah situasi yang realistis sebagai representasi dari

kondisi para pekerja kantor dengan properti yang mendukung narasi.

Dalam adegan selanjutnya menandakan pemberian pengikat untuk

jenjang pernikahan. Ditegaskan pula bahwa menikah merupakan karunia

sangat besar dari Allah SWT. Dengan menikah, seorang laki-laki akan

didampingi oleh istrinya dalam mengarungi hidup. Ia juga akan

mendapatkan anak dan keturunan.8 Ini misalnya digambarkan dalam surah

Al-Nahl [16]: 72.

ق كم ز ر ف د ة و ح جكم ب نين و ن أ زو ع ل ل كم م ج جا و ن أ نفسكم أ زو ع ل ل كم م ج ٱلل و

هم ي كفرون ت ٱلل بنعم طل يؤمنون و ت أ ف بٱلب ن ٱلطي ب ٢٢م

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu

sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-

anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik.

Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan

mengingkari nikmat Allah?”.

Pernikahan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Dengan

menikah, seseorang akan sadar bahwa karunia yang besar atas kuasa Allah

telah dilimpahkan kepadanya. Dalam hal ini, manusia akan saling

menyayangi antara pasangannya dan anak-anaknya. Kasih sayang adalah

8 Sri Wahyuningsih , Representasi Pesan-Pesan Dakwah Dalam Film Ayat-Ayat Cinta.

(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura, Karba Vol.1 Desember

2013), hal 319

100

naluri semenjak ia berada dalam kandungan. Allah membekali naluri kasih

sayang sehingga dengan menikah naluri itu akan bermanfaat dan dapat

dirasakan. Ini juga dijelaskan dalam surah al-Rûm [30]: 21.

دة و و ع ل ب ين كم م ج ا و ت سكنوا إل يه جا ل ن أ نفسكم أ زو ل ق ل كم م تهۦ أ ن خ اي من ء إن و ة حم ر

ق وم ي ت ف كرون ت ل ي لك ل ٢١في ذ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya

kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-

Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir”.

Jika seseorang telah sampai pada usia kematangannya, namun dari

segi finansial belum mampu, maka hendak nya ia menjaga diri agar tidak

terjerumus ke dalam perbuatan tercela, sebagaimana difirmankan oleh

Allah SWT dalam surah al-Nûr (24): 33.

لي ست عفف ٱلذين ٱلذين ي بت غون ٱلكت ب و من ف ضلهۦ و تى يغني هم ٱلل ل ي جدون نك احا ح

ات ى ٱلذي ء ال ٱلل ن م اتوهم م ء يرا و لمتم فيهم خ نكم ف ك اتبوهم إن ع ل ك ت أ يم ا م ل مم كم و

ن تكرهوا ف ت م ة ٱلدني ا و ي و ض ٱلح نا ل ت بت غوا ع ر ص دن ت ح تكم ع ل ى ٱلبغ اء إن أ ر ي

حيم ههن غ فور ر ٣٣يكرههن ف إن ٱلل من ب عد إكر

“ Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah

menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka

dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang

memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan

mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan

berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang

dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-

budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka

sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari

keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka,

maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu”.

Nafsu seksual orang yang belum mampu untuk menikah, seseorang

disarankan untuk berpuasa. Ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW:

101

“Wahai para pemuda, bila di antara kamu ada yang mampu kawin

hendaklah ia kawin, karena pandangannya akan lebih terjaga dan

kemaluannya akan lebih terpelihara. Dan jika ia belum mampu, hendaklah

ia berpuasa, karena puasa itu ibarat pengebiri.

Dalam adegan diatas, peneliti menemukan beberapa hal:

a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention

Sign pada Adegan Terjebak dalam Lift

Secara Sign dalam adegan terjebak dalam lift adalah berdoa dan

nazar.

Code yang terdapat dalam adegan ini adalah Raka dan Silvi

mengangkat kedua tangannya berdoa kepada Allah.

Denotative Sign: Raka dan Silvi berdoa mengucapkan nazar untuk

dapat keluar dalam lift.

Conotative Sign dan Mitos: Dalam adegan diatas, sosok Raka

divisualisasikan untuk menyampaikan amar makruf nahi mungkar

dengan kekuatan doa dan keyakinan doa. Berdoa dan selalu

mengingat Allah dalam keadaan susah atau senang tanpa harus

mengucapkan nazar, karena nazar atau janji kepada Allah SWT

merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, jika tidak menepatinya

tanggungan dosa Sang Khalik.

Element: Pada potongan shot kedua, memvisualisasikan Raka

sedang mengangkat kedua telapak tangannya dengan muka yang

panik untuk berdoa dan bernazar akan syiar kepada orang-orang

102

disekeliling untuk mengikuti perintah Allah SWT. Dan ajakannya

disambut oleh Silvi yang ikut bernazar apabila selamat ia akan

merubah hidupnya menjadi seorang wanita muslimah yang taat

pada perintah Allah, penggunaan shot dalam adegan ini

menggunakan jarak kamera close up shot secara bergantian, di

mana visualisasi ingin menampakkan objek dan pemain yang ada

di dalam setting yang dipilih. Adegan selanjutnya

memvisualisasikan Raka dan Silvi yang selamat dalam tragedi di

dalam lift. Jarak kamera pada adegan ini adalah long shot, di mana

sutradara ingin memperlihatkan sebuah situasi yang genting saat-

saat doa Raka dan Silvi dikabulkan. Teknis secara keseluruhan

adegan di atas memiliki beberapa karakter sinematografi. Jarak

kamera yang digunakan adalah close up, long shot dan extreme

long shot. Pencahayaan yang digunakan cenderung menggunakan

sumber cahaya key lighting dengan kualitas hard light yang

memperjelas objek. setting yang digunakan tipe shot on location

dan studio set. Aspek suara dan editing dalam adegan ini ada

dieges sound dan non dieges sound dengan editing di dominasi tipe

sekuen montase, crosscutting, dan match on action.

Convention Sign dan Mitos: Adegan ini memberikan pesan seperti

dalam ayat Al-Qur’an dikatakan “Berdoalah kepada-Ku niscaya

akan Aku kabulkan”. Sedangkan Nazar atau Janji adalah suatu

103

ketetapan yang dibuat oleh kita sendiri dan untuk dilaksanakan

oleh kita sendiri. Terhadap janji, harus ditepati dan ditunaikan,

menunaikan janji ialah menunaikan dengan sempurna apa-apa

yang telah dijanjikan baik berupa kontrak maupun apa saja yang

telah dijamin dan ditanggungkan.

Tabel IV. 1

b) Analisis Adegan Pertama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve Campsall

Mise-En-

Adegan

Mise en adegan biasanya dilakukan dengan teknik-teknik tertentu.

Pada film ini, tampaknya sutradara memfokuskan pada aspek

setting dan pemain. Setting yang kuat di lift merupakan sebuah

konstruksi mise en adegan yang paling awal. Pemilihannya pun

tidak sembarangan, ini bertujuan agar mood yang dibangun dapat

tersampaikan kepada penonton. Begitu juga pemilihan pemain.

Pemain dalam adegan ini sudah mengalami seleksi materi dan non

materi. Materi biasanya terkait penampilan fisik. Non materi

biasanya terkait karakter yang melekat pada pemain.

Sutradara sengaja membangun karakter Pandji sebagai

Raka dengan gaya yang berbeda agar film tersebut

mempunyai nilai komersil. Karena jika megikuti cerita

novel cenderung monoton, bosan dan tidak menjadi

sesuatu yang dapat dihasilkan.9

Editing Dalam proses editing dan aspek teknis pada film ini sedikit

banyak didominasi dengan latar atau setting yang berjenis shot on

location, yang mana sutradara menggunakan tempat

sesungguhnya untuk membangun cerita. Naturalitas yang

diciptakan berhasil memunculkan mood yang efektif. Begitu juga

dengan pencahayaan yang digunakan, cenderung menggunakan

key lighting, di mana matahari sebagai sumber cahaya langsung

adegan ini.

Shot Types Para aktor yang dominan diperlihatkan adalah tokoh utama Raka

dan Silvi. Shot-shot yang digunakan lebih banyak adalah jenis

close up dan middle shot. Di mana proses editing menampilkan

beberapa potongan shot yang saling berkesinambungan. Unsur

lain yang juga perlu diketahui adalah unsur sinematografi. objek.

Camera

Angle

Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini adalah tipe high

angle, di mana objek dan kamera tampak sejajar. Hal ini

memunculkan sisi ekspresif dari sebuah objek mencerminkan

superioritas atau kekuasaan.

9 Benni Setiawan, Sutradara Film

104

Camera

Movement

Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi oleh teknik

panning. Teknik ini digunakan dengan cara menggeser kamera ke

kiri ataupun ke kanan dengan maksud untuk memperlihatkan

objek lain yang berada di sisi kiri atau di sisi kanan objek.

Lighting

Untuk menjelaskan lighting, ada beberapa aspek yang harus kita

lihat sebagai acuan. Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft

light atau dengan kata lain cahaya membuat objek tampak lebih

tipis. Hal ini menjadi isyarat bahwasanya sutradara ingin

menampakkan sepenuhnya objek yang ada di dalam lift. Arah

pencahayaan pada adegan ini adalah frontal lighting, di mana

sutradara mencoba menghapus bayangan dari objek. sehingga

objek tampak lebih jelas. Sumber cahaya pada adegan ini

menggunakan key light. Di mana sumber cahaya utama dan paling

kuat menghasilkan cahaya. Adapun cahaya utama pada adegan ini

adalah sinar matahari yang muncul dari sisi kiri objek.

Dieges And

Sound

Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe suara yang

dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman bahwa sumber suara

adalah dari objeknya langsung.

Visual

Effects /

SFX

Tidak ada visual efek di dalam film ini. hal ini menandakan

bahwa film ini merupakan jenis film yang tidak banyak

diintervensi unsur teknologi komputer.

Narrative

Narasi film ini berupa visual dan bergenre komedi, di mana

sutradara ingin membuat film tertawa yang berfaedah dan tidak

terkesan menggurui.

Genre Komedi

Iconograph

y

Ikonografi dalam film ini ada pada objeknya langsung yaitu Raka

dengan celana ngatungnya, rambut wig yang kuno, gigi kelinci

yang maju, warna batik yang digunakan mendukung karakternya.

The Star

System

“Sutradara juga mempunyai strategi dalam promosi film

tersebut dengan menjadikan sosok Raka melekat di dalam diri

Pandji tidak hanya dalam proses syuting namun saat pra

produksi, post produksi, maupun selama promosi berlangsung.

Alhasil, tidak hanya filmnya yang berhasil namun batik yang

Raka gunakan menjadi ciri khas dan menjadi tren nama batik

Raka”.10

Pandji sebagai Raka juga menghadapi tantangan besar

dalam berperan dalam film tersebut karena Pandji sempat menjadi

juru bicara politisi yang merupakan fenomena politik yang

menegangkan saat itu.

Realism

Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang sangat

tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar nyata. Dengan layar

yang jernih, jelas, sound yang kuat, dan ruang yang sengaja dibuat

gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas yang tinggi.

10

Wawancara dengan Benni Setiawan, Sutradara Film

105

Salah satu strategi dari sutradara untuk menciptakan film yang tidak hanya

bermanfaat namun mempunyai daya jual yang tinggi sehingga penonton yang

menikmati film tersebut semakin banyak dan nilai yang terdapat dalam film dapat

dengan mudah tersampaikan. Film insyaAllah sah dikemas dengan halus, ringan

dan komedi sehingga tidak terkesan menggurui karena baginya memuat agama

menjadi film itu tingkat sensitif yang tinggi diperlukan kehati-hatian dalam

pembuatan film.

Dengan melihat adegan di atas, tampaknya tujuan dari sutradara adalah

untuk memvisualisasikan Raka dengan berbagai atributnya, wajah yang selalu

tersenyum dan ceria, membangun karakter pemain, dan tak kalah pentingnya

merepresentasikan seperti perhatikan apa yang dikatakan dan bukan

memperhatikan siapa yang mengatakan. Pernyataan tersebut tentu saja dalam

konteks rentang waktu sepeninggal Rasulullah SAW, yang siapapun orangnya

memiliki peluang mengatakan yang salah, sehingga yang harus diperhatikan

adalah isi perkataan seseorang tersebut, apakah sesuai dengan Qu’ran dan Sunnah

atau tidak.

Biaya produksi mencapai kurang lebih 5 M, dan strategi lain dalam film

ini yaitu memunculkan hampir 20 cameo. Hambatan dalam pembuatan film ini

adalah waktu dan cuaca. Waktu yang cukup singkat hanya sekitar dua bulan

dalam produksi dan film ini sukses membuat penonton tertawa yang berfaedah.

Aktivitas amar makruf nahi mungkar dalam peran Raka terdapat dalam

beberapa sekuen di dalam film InsyaAllah Sah. Dalam sekuen tersebut terdapat

106

beberapa adegan yang berkenaan langsung dengan penelitian, peneliti akan

menganalisis adegan-adegan penting yaitu aktivitas amar makruf nahi mungkar

Raka dengan gayanya yang lucu, nyeleneh dan berpenampilan unik.

Film yang menceritakan terkabulnya do’a yang dibalut dengan ucapan

janji. Dalam Alqur’an surat Al-Kahfi ayat 23-24: 11

ل} ء ت قول ن و ي ش اء أ ن إل (32) غ دا ذ لك ف اعل إن ي لش ي اذ كر الل بك و ن سيت إذ ا ر

قل دي ن أ ن ع س ى و ب ي ي ه ب ر ش دا ه ذ ا من لق ر {32) ر

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu,

"Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan

menyebut), 'Insya Allah'." Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa,

dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk

kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”

Setia pada janji merupakan bagian dari pada iman, menyempurnakan janjii

merupakan salah satu sendi hidup bersosial. Islam menuntut sekeras-kerasnya

kepada kaum muslimin supaya senantiasa tetap berperangai dengan

menyempurnakan janji.12

Ikatan janji untuk beriman dan beramal sholeh ada dua

tingkatan yaitu tingkatan terendah dari sisi hamba Allah berupa dua kalimat

syahadat berupa pernyataan keimanan, tingkatan tertinggi berupa ittikad dan

pengamalan ketauhidan secara total. 13

Dalam hadits riwayat muslim dijelaskan

yang artinya: Siapa yang telah bersumpah atas sesuatu kemudian mengetahui

sebaliknya dari itu lebih baik maka harus menebus sumpahnya dan mengerjakan

11

Alqur’an surat Al-Kahfi ayat 23-24 12

Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana: Semarang 1986, hal

116-117 13 Qamaruddin Shaleh, Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an: Pedoman

Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008, h. 433

107

yang lebih baik. Menunaikan janji termasuk ketakwaan dan keimanan kepada

Allah SWT dan merupakan perbuatan yang disenangi Allah. Dalam firman Allah

surat Al-An’am 125:14

هۥ در ن يرد أ ن يضلهۥ ي جع ل ص م م و سل هۥ لل در ح ص أ ن ي هدي هۥ ي شر ن يرد ٱلل ف م

عد في ا ي ص أ نم جا ك ر ي قا ح جس ع ل ى ٱلذين ل ض ٱلر لك ي جع ل ٱللاء ك ذ ٱلسم

١٢١يؤمنون

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya

petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama)

Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya,

niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia

sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada

orang-orang yang tidak beriman”.

Tabel IV.2

c) Ikon, Indeks dan Simbol pada Adegan Terjebak dalam Lift

14

Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, hal. 118 (Al-Qur’an, Surat Al-

An’am 125)

Ikon Lift menjadi ikon dari sarana prasarana gedung untuk dapat digunakan.

Batik yang dikenakan Raka mempunyai nilai seni budaya leluhur

Indonesia, batik yang dikenakan khas Pekalongan. Rambut palsu (Wig)

yang di pasang dengan pola seperti mangkuk pada rambut Raka

membangun karakter yang kuno, aneh, dan lugu.

Indeks Perkataan, ucapan yang memiliki unsur kausalitas terhadap sebuah

peristiwa. Di dalam adegan ini, khususnya telah terangkum dalam

sebuah teks besar dalam percakapan maupun narasi. Terdapat beberapa

indeks yang muncul dan cukup dominan pada adegan tersebut. Yang

pertama terletak pada percakapan yang hebat dan ucapan nazar di lift

sebagai indikasi adanya pemisah antara peran antagonis yang

diperankan oleh Silvi dan peran protagonis oleh Raka. Sebagai indikasi

adanya proses dakwah yang berlangsung.

Simbol Tutur kata dengan intonasi rendah dan wajah yang ceria dan senyuman

Raka sebagai simbol ibadah dan ketenangan. Pakaian dan atribut lain

sebagai simbol tradisional dan hiburan. Menyuruh kepada kebaikan dan

mencegah dari kemunkaran sebagai simbol cinta kasih terhadap sesama.

108

2. Adegan Kedua: Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui Handphone

Gambar IV.6 Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui Handphone

Raka: Asssalamualaikum , Raka teh.. punten.. mau ngingetin aja.. teteh sudah

sholat? Jangan lupa ya the, itu saja makasih.. oh ya, ingatkan juga mas

Dion untuk sholat. Waalaikumsalam

Raka: Punteun, ganggu lagi. Saya teh lupa ngingetin. Jangan lupa sedekah anak

yatim dan infak penghasilan. Punteun. Takut lupa. Mangga.

Waalaikumsalam

Gambar IV.7 Silvi Berteriak Menolak

Silvi: (teriak) Iyaaaaaaaaaa!! Mau!

Raka: (kaget) Alhamdulillah sekarang sudah semangat sekali.

Kemajuan euy

Dalam adegan diatas, beberapa hal dapat ditemukan:

109

a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention

Sign pada Adegan Komunikasi Menyuruh Kebaikan Melalui

Handphone

Secara sign dalam adegan ini adalah handphone, jam tangan.

Code: Raka menggunakan handphone dan Silvi menerima telepon dari

Raka dan jam tangan yang dikenakan Raka menunjukkan pengingat

waktu dan Silvi berada dalam kamar sedang istirahat.

Denotative Sign: Raka mengingatkan Silvi untuk sholat, infak dan

sedekah anak yatim.

Conotative Sign: Dalam adegan diatas, kehadiran teknologi

komunikasi mempunyai peranan penting dalam berdakwah melalui

sosok Raka divisualisasikan menyampaikan amar makruf nahi

mungkar dengan komunikasi tidak langsung dapat berjalan efektif.

Element: Adegan mengenai Raka berkomunikasi dengan Silvi melalui

telepon ini mengisyaratkan proses Raka syiar perintah agama dan

dalam film ini terdapat 4 scene dengan durasi yang cukup singkat.

Jarak kamera yang digunakan close up dan Type of Shot Medium Close

Up. fokus pada subjek saja dan latar setting tidak ditampilkan dengan

jelas. Adegan ini, sutradara memperlihatkan Raka dengan rambut yang

tampak kuno dan gigi kelinci dan dengan gaya senyum yang menyinyir

seolah-olah dapat diinterpretasikan.

Convention Sign dan Mitos: Adegan ini mengekspresikan Silvi yang

tidak menerima diceramahi oleh Raka dan merasa terganggu dengan

110

apa yang dikatakan Raka sedangkan ekspresi Raka yang terus berusaha

mengingatkan nazar Silvi. Allah telah memberikan tuntunan hidup

untuk umatNya berupa agama Islam sebagai pedoman yang sempurna,

karena terkandung ketentuan-ketentuan dan hukum yang berikatan

dengan dunia dan akhirat. Islam mengatur tata hidup manusia baik

dengan sesamanya maupun dengan Maha penciptaNya.15

Tabel IV. 3

b) Analisis Adegan Kedua Melalui Tabulasi Analisis Film Steve

Campsall

Mise-En-

Adegan

Dalam adegan ini, sutradara memfokuskan sosok Raka dan latar di

blur. Sedangkan Silvi dengan setting di dalam kamar menunjukkan

malam hari.

Ini merupakan salah satu strategi dari sutradara untuk menciptakan

suasana yang cocok. Tujuan dari sutradara adalah untuk

memvisualisasikan Raka dalam setiap adegan muncul dengan

memberi ceramah melalui media langsung maupun tidak langsung.

Editing

Dalam proses editing dan aspek teknis pada film dengan

pencahayaan yang digunakan. Proses penyambungan beberapa shot

tunggal menjadi sebuah cerita yang utuh

Shot

Types

Shot-shot yang digunakan lebih banyak adalah jenis close up dan

middle shot. Di mana proses editing menampilkan beberapa

potongan shot yang saling berkesinambungan. Unsur lain yang juga

perlu diketahui adalah unsur sinematografi. objek.

Camera

Angle

Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini adalah tipe Normal

Angle / Eye Level

pengambilan di sudut yang normal , sejajar dengan mata kita. Hal

ini memunculkan sisi ekspresif dari sebuah objek mencerminkan

superioritas atau kekuasaan.

Camera

Movemen

t

Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi oleh teknik

panning. Teknik ini digunakan dengan cara menggeser kamera ke

kiri ataupun ke kanan dengan maksud untuk memperlihatkan objek

lain yang berada di sisi kiri atau di sisi kanan objek.

Lighting

Untuk menjelaskan lighting, ada beberapa aspek yang harus kita

lihat sebagai acuan. Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft

light atau dengan kata lain cahaya membuat objek tampak lebih

tipis. Hal ini menjadi isyarat bahwasanya sutradara ingin

15 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana: Semarang 1986, hal 62

111

menampakkan sepenuhnya objek yang ada di dalam lift. Arah

pencahayaan pada adegan ini adalah frontal lighting, di mana

sutradara mencoba menghapus bayangan dari objek. sehingga objek

tampak lebih jelas. Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan

key light.

Dieges

And

Sound

Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe suara yang

dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman bahwa sumber suara

adalah dari objeknya langsung.

Visual

Effects /

SFX

Tidak ada visual efek di dalam film ini. hal ini menandakan bahwa

film ini merupakan jenis film yang tidak banyak diintervensi unsur

teknologi komputer.

Narrative

Narasi film ini berupa visual dan bergenre komedi, di mana

sutradara ingin membuat film tertawa yang berfaedah dan tidak

terkesan menggurui.

Genre Drama Komedi

Iconogra

phy

Ikonografi dalam film ini ada pada objeknya langsung yaitu Raka

dengan memegang handphone, jam tangan yang dikenakan. Silvi

yang sedang istirahat, dipasang lampu kamar.

The Star

System

Raka yang diperankan oleh Pandji mendapatkan kesulitan yang

besar mengenai komunikasi yang dilakukan. Gaya komunikasi

Raka meniru Aa Gym dengan intonasi yang rendah berlawanan

dengan intonasi yang cenderung tinggi yang diperankan oleh Silvi.

Realism

Teknologi komunikasi sudah menyihir kehidupan manusia. Dalam

adegan diatas, melalui teknologi komunikasi menjadi salah satu

strategi dakwah.

Umat Islam adalah semulia-mulianya umat bagi pandangan Allah

dengan ciri mereka ialah senantiasa melaksanakan amar makruf nahi mungkar.

Sebagian mukmin wajib melaksanakannya sebagai bukti ketaatan dan kecintaan

kepada Allah yaitu melaksanakan amal shaleh dan membendung diri dari tingkah

tercela.16

Dalam firman Allah Surat At-Taubah 71:

عروف ت ب عضهم أ ولي اء ب عض ي أمرون بٱلم ٱلمؤمن ٱلمؤمنون و ي نه ون ع ن و و

ئك ل سول هۥ أو ر يطيعون ٱلل و ة و ك و يؤتون ٱلز ة و ل و يقيمون ٱلص ٱلمنك ر و

كيم إن ٱلل ع زيز ح مهم ٱلل ي رح ٢١س

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian

16 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, , hal. 64-65

112

yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf,

mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat

dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan

diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana”.

Hakikat hidup manusia adalah untuk beribadat kepada Allah dan

mengingat keterbatasan umur yang diberikan Allah senantiasa melaksanakan

segala perintahNya dan menjauhi laranganNya juga menerapkan akhlak dan amal

yang baik.

Tabel IV.4

Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Komunikasi Menyuruh Kebaikan

melalui Handphone

3. Adegan Ketiga: Mencegah Terjadinya Kemunkaran

Gambar IV.8 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim

Ikon Handphone, Jam Tangan, Lampu Kamar

Indeks Handphone menjadi alat komunikasi yang menunjukkan komunikasi

dapat berjalan efektif, Jam tangan menjadi pengingat waktu, Lampu

kamar menunjukkan malam hari.

Simbol Percakapan antara Raka dan Silvi melalui Media komunikasi.

113

Adegan ini ketika Dion mengantarkan Silvi pulang ke rumahnya dan di

tengah perpisahan mereka ingin berciuman kemudian tiba-tiba Raka datang untuk

mencegah untuk tidak bersentuhan yang bukan muhrim.

Lokasi yang sepi dan dua insan yang saling mencintai terbuai dengan

suasana sehingga dengan mudahnya melakukan hal-hal yang dilarang. Berikut

petikan kalimat Raka dalam proses amar makruf nahi mungkar.

Raka: Assalamualaikum. Punteun pisan, mau ngingetin kalau bukan

muhrim jangan bersentuhan dulu ya, punten pisan, mangga. Jangan lupa tahajud

ya.

Mendengar kalimat tersebut, mereka tidak suka dengan kehadiran Raka

dan Raka berhasil untuk mencegah hal yang ingin mereka lakukan.

Dalam fatwa kontemporer Yusuf Al-Qordhowi mengatakan selama akad

nikah dengan ijab Kabul belum terlaksana maka perkawinan itu belum terwujud

dan terjadi baik menurut adat, syara’ maupun undang-undang. Wanita

tunangannya tetap sebagai orang asing bagi pelamwa yang tidak halal bagi mereka

untuk berduaan, berpergian berduaan tanpa disertai salah seorang mahramnya

seperti ayah atau saudara laki-lakinya.17

17

Yusuf Al-Qordhawi, Fatwa Kontemporer Jilid I,

114

Gambar IV.9 Raka Mencegah Kemunkaran

Dalam adegan diatas, Dion dan Silvi hendak turun dari tangga karena Silvi

masih trauma untuk menggunakan lift di kantor Dion. Mereka berdua berhenti di

tengah-tengah karena kelelahan. Dion dan Silvi memperdebatkan masalah

pernikahan dan pekerjaan Dion yang dilanda masalah keuangan. Silvi yang terus

memarahi Dion. Kemudian adegan selanjutnya Dion ingin mencium Silvi

kemudian suara handphone Dion dan Silvi berdering dan mereka langsung

mematikannya. Pada bagian ini, Raka datang untuk mengantarkan kunci mobil

Silvi yang ketinggalan, berikut petikan dialog mereka.

Dion: (tertawa) Makin dekat jadi istriku makin ketauan aslinya ya ternyata

kamu mata duitan.18

Silvi: Istri tang baik seorang manajemen keuangan yang baik dan suami yang

baik pencari uang yang baik, oke?

Raka: Alhamdulillah ketemu disini

Silvi: Ya Tuhan, kamu nggak ada kerjaan lain apa selain nguntit kita terus

Raka: kunci mobil teteh ketinggalan. Silvi mengambil kasar Raka tetap diam

tersenyum.

Dion: kenapa kamu masih berdiri disini?

Raka: kenapa Mas Dion juga masih pada disini, nggak baik berduaan

ditempat sepi pasti ada setan yang nemenin.

18 Skenario Film InsyaAllah Sah

115

Silvi: Ya setannya kamu! (Silvi mengajak Dion turun dan Raka tersenyum

mengikuti).

Silvi: (marah) kamu ngapain ngikutin terus

Raka: Emang teteh aja yang trauma naik lift Raka juga.

(Silvi dan Dion tidak bisa menjawab lagi akhirnya mereka turun sama-sama.

Dion memegang tangan Silvi)

Raka: Ayo tangan.. tangan.. hati-hati belum muhrim

Gambar IV.10 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim

Gambar IV.11 Amar Makruf Nahi Mungkar

116

Raka, Silvi dan Dion berada di dalam mobil bersama-sama dalam

perjalanan. Raka berada ditengah-tengah antara mereka dengan posisi yang ikut

dalam perbincangan.

Dalam adegan diatas, ditemukan beberapa hal yaitu:

a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention

Sign pada Adegan Mencegah Terjadinya Kemungkaran

Sign

Secara sign dalam adegan ini adalah berpelukan, berduaan,

berpegangan tangan dan berciuman,

Code

Dion dan Silvi yang sedang berpelukan dan Wajah Dion mendekati

Silvi berusaha ingin menciumnya.

Denotative Sign

Dion dan Silvi berpelukan di tempat sepi dan Raka yang muncul

berusaha mencegahnya.

Conotative Sign

Dalam adegan diatas, Sikap Dion dan Silvi tidak pantas dalam agama,

dalam agama Islam dilarang mendekati zina.

Element

Jarak kamera yang digunakan adalah long shot sutradara ingin

memperlihatkan setting yang digunakan dengan tipe shot on location

dengan pencahayaan sumber cahaya natural light menandakan waktu

malam hari.

117

Convention Sign dan Mitos

Berdakwah dengan jalan mengadu argumentasi dengan menunjukkan

hujah mana yang lebih kuat dan lebih baik dengan lemah lembut

sehingga padamlah api nyala yang batil.

Dalam Islam dilarang bersentuhan tangan dengan lawan jenis yang

bukan mahramnya karena akan menimbulkan syahwat dan maksiat.

Laki-laki yang melihat anggota badan wanita dengan syahwat

hukumnya haram, demikian juga sebaliknya. Oleh karena pandangan

mata mudah menggiring kepada perbuatan maksiat dan zina maka

perintah Allah SWT kepada kaum muslimin untuk menjaga pandangan

dan kemaluan agar tidak terjerumus dalam lubang maksiat.19

Dalam

proses pernikahan, hendaknya ditemani dan tidak hanya berdua saja

untuk menghindari perkelahian dan hal-hal yang tidak diinginkan.

Dalam adegan diatas, tampak Raka yang seolah olah menengahi situasi

dan percakapan mereka serta menasehati calon pasangan pengantin

Dion dan Silvi.

19

Qamaruddin Shaleh, Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an: Pedoman

Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008, h. 798

118

Tabel IV. 5

b) Analisis Adegan Ketiga Melalui Tabulasi Analisis Film

Steve Campsall

Mise-En-Adegan

Pada adegan ini, sutradara memfokuskan pada

aspek setting dan pemain. Setting di halaman

rumah, tempat yang sepi merupakan sebuah

konstruksi mise en adegan.

Dengan melihat adegan di atas, sutradara

memvisualisasikan Raka yang selalu hadir

pada saat Silvi dan Dion bersama.

Editing

Dalam proses editing dan aspek teknis pada

film ini sedikit banyak didominasi dengan latar

atau setting yang berjenis shot on location,

yang mana sutradara menggunakan tempat

sesungguhnya untuk membangun cerita.

Naturalitas yang diciptakan berhasil

memunculkan mood yang efektif.

Shot Types

Para aktor yang dominan diperlihatkan adalah

tokoh utama Raka dan Silvi. Shot-shot yang

digunakan long shot.

Camera Angle

Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan

ini adalah tipe high angle, di mana objek dan

kamera jauh.

Camera Movement

Pergerakan kamera dalam adegan ini di

dominasi oleh teknik panning. Teknik ini

digunakan dengan cara menggeser kamera ke

kiri ataupun ke kanan dengan maksud untuk

memperlihatkan objek lain yang berada di sisi

kiri atau di sisi kanan objek.

Lighting

Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft

light atau dengan kata lain cahaya membuat

objek tampak lebih tipis. Hal ini menjadi

isyarat bahwasanya sutradara ingin

menampakkan sepenuhnya objek yang ada di

dalam lift. Arah pencahayaan pada adegan ini

adalah frontal lighting, di mana sutradara

mencoba menghapus bayangan dari objek.

sehingga objek tampak lebih jelas. Sumber

cahaya pada adegan ini menggunakan key

light. Di mana sumber cahaya utama dan

paling kuat menghasilkan cahaya. Adapun

cahaya utama pada adegan ini adalah sinar

matahari yang muncul dari sisi kiri objek.

Dieges And Sound

Suara yang digunakan di dalam adegan ini

adalah tipe suara yang dieges sound. Tipe ini

memberi pemahaman bahwa sumber suara

119

adalah dari objeknya langsung.

Visual Effects / SFX

Tidak ada visual efek di dalam film ini. hal ini

menandakan bahwa film ini merupakan jenis

film yang tidak banyak diintervensi unsur

teknologi komputer.

Narrative Narasi film ini berupa visual dan bergenre

komedi, di mana sutradara ingin membuat film

tertawa yang berfaedah dan tidak terkesan

menggurui.

Genre Komedi

Iconography

Ikonografi dalam adegan ini ini ada pada

objeknya langsung yaitu Dion dan Silvi sedang

berpelukan di depan rumah.

The Star System

Dion, Silvi dan Raka dalam adegan ini menjadi

sorotan utama proses dakwah.

Realism

Adegan berpelukan dan ingin berciuman di

tunjukkan benar-benar nyata. Dion yang

mendekat Silvi dan dakwah secara terang-

terangan yang disampaikan Raka. Hal ini

menunjukkkan pesan dakwah dengan tingkat

realitas yang tinggi.

Tabel IV. 6

c) Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya

Kemunkaran

Ikon Raka, Dion dan Silvi, Halaman Rumah, Tangga Darurat

Indeks Halaman rumah di malam hari dan Tangga Darurat dengan

keadaan yang sepi menjadi ruang kesempatan dua insan yang

saling jatuh cinta.

Simbol Berpelukan

120

4. Adegan Keempat: Mengaji di Masjid

Gambar IV.12 Raka Mengaji di Masjid

Pada adegan ini, Raka selesai sholat kemudian membaca Al-Qur’an.

Sutradara memvisualisasikan dakwah Raka secara terang-terangan. Raka

seseorang yang divisualisasikan orang yang paham agama, senang beribadah, dan

menebar kebaikan.

a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention

Sign pada Adegan Mengaji

Secara sign dalam adegan ini adalah Al-Qur’an

Code: Raka membaca Al-Qur’an dengan duduk tahiyat terakhir dalam

keadaan setelah sholat.

Denotative Sign: Raka mengaji setelah menunaikan sholat.

Conotative Sign: Dalam adegan diatas, aktivitas mengajak kebaikan

dengan membaca Al-Qur’an ingin ditonjolkan, hal ini menunjukkan

bahwa Raka divisualisasikan sebagai sosok yang senang beribadah,

Element: Jarak kamera yang digunakan Long Shot dan pencahayaan

121

dengan Key Light.

Convention Sign dan Mitos: Al-Qur’an adalah firman Allah SWT

sebagai pedoman, petunjuk, pelajaran kepada manusia dengan

membaca dan mengamalkannya. Setiap umat Islam meyakini bahwa

membaca Al-Qur’an termasuk amal yang mulia dan akan mendapat

pahala yang berlipat ganda. Al-Qur’an menjadi amal ibadah dan obat

serta penawar bagi orang yang gelisah jiwanya, sebagaimana

disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra 82:

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu

tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain

kerugian”.

Isi kandungan dalam Al-Qur’an mencakup segala pokok-pokok

syariat dan ketika membaca Al-Qur’an seolah-olah sedang berdialog

dengan Allah SWT.

122

Tabel IV. 7

b) Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film Steve

Campsall

Mise-En-Adegan

Pada adegan ini, sutradara memfokuskan pada

aspek setting dan pemain. Setting di Masjid dan

dengan melihat adegan di atas, sutradara

memvisualisasikan Raka yang sedang mengaji.

Editing

Dalam proses editing dan aspek teknis pada film ini

sedikit banyak didominasi dengan latar atau setting

yang berjenis shot on location, yang mana

sutradara menggunakan tempat sesungguhnya untuk

membangun cerita. Naturalitas yang diciptakan

berhasil memunculkan mood yang efektif.

Shot Types Shot-shot yang digunakan long shot.

Camera Angle

Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini

adalah tipe high angle, di mana objek dan kamera

jauh.

Camera Movement Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi

oleh teknik panning.

Lighting

Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft light

atau dengan kata lain cahaya membuat objek

tampak lebih tipis. Hal ini menjadi isyarat

bahwasanya sutradara ingin menampakkan

sepenuhnya objek yang ada di Masjid. Arah

pencahayaan pada adegan ini adalah frontal

lighting, di mana sutradara mencoba menghapus

bayangan dari objek. sehingga objek tampak lebih

jelas.

Dieges And Sound

Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah

tipe suara yang dieges sound. Tipe ini memberi

pemahaman bahwa sumber suara adalah dari

objeknya langsung.

Visual Effects /

SFX

Tidak ada visual efek di dalam film ini.

Narrative Narasi film ini berupa audio visual

Genre Komedi

Iconography Ikonografi dalam adegan ini adalah Masjid.

The Star System Raka sedang Mengaji.

Realism Masjid dan Al-Qur’an menunjukkkan pesan dakwah

dengan tingkat realitas yang tinggi.

123

Tabel IV. 8

c) Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya

Kemunkaran

5. Adegan Kelima: Hijab

Gambar IV.13 Silvi Berhijab

Dalam adegan ini Raka mengenakan kain ke kepala Silvi karena mengajak

Silvi ke Mesjid untuk survei gedung pernikahan.

Silvi nampak heran melihat ke arah mesjid yang cukup besar.20

Raka: Ayo turun teh

Silvi: Kamu mau sholat? Ya sudah sana cepetan sana.. aku lagi dapet tapi

cepetan.

Raka: Teteh harus lihat dulu dibawahnya ada gedung serbaguna

Silvi: Jadi ini yang kamu maksud gedungnya buat pernikahan?

Raka: iya istimewa kan? (sambil mengeluarkan kerudung dari tas nya)

cuma punteun teh biar nyaman pakai ini.

Silvi melihat kerudung warna yang tabrakan dengan bajunya.

Silvi: ya sudah kamu keluar duluan saya rapihkan pakaian dulu.

Raka: alhamdulillah si teteh senang saya takut tadinya.

20

Skenario Film InsyaAllah Sah

Ikon Masjid

Indeks Masjid menjadi tempat beribadah umat Islam

Simbol Al Qur’an

124

Silvi menuju mobil dan menjalankannya, Raka teriak dan mengejar mobil

sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Mesjid yang akan digunakan Raka adalah tempat suci oleh karena itu

harus menggunakan hijab sebagai penutup kepala. Pada zaman globalisasi ini,

umat Islam terutama wanita dihadapkan pada tantangan dan godaan masuknya

budaya barat yang menjajah terhadap kebudayaan Islam, dan umat Islam dituntut

untuk menjalankan syariat yang telah diajarkan dalam hidup beragama dan dapat

menunjukkan identitas keislaman mereka, baik dari tingkah laku, dalam hidup

berbudaya dan juga cara berpakaian Jilbab sudah menjadi suatu gaya hidup bagi

masyarakat. Seiring makin meluasnya para pemakai jilbab di dunia industri

fashion dan menjadikan jilbab sebagai gaya hidup yang wajar dan elegan. Dengan

banyak pemakai jilbab maka banyak bermunculan generasi yang mengadopsi kata

hijab dari pengguna jilbab dan menyebut mereka sebagai “kaum hijabers” dan

membentuk kelompok muslimah fashionista yaitu kumpulan orang-orang

penggemar mode.21

Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar´ dengan melaksanakan dakwah

dan ajakan dengan cara yang baik, dengan hikmah, nasihat, teladan dan

argumentasi yang kokoh namun disisi lain, permasalahan hidayah merupakan

urusan dan hak Allah SWT.

Dalam adegan diatas, peneliti menemukan beberapa hal:

21

Rizka Fitri, Konstruksi Realitas Hijab Pada Wanita Muslimah Dalam Film “99

Cahaya Di Langit Eropa” The Hijab Constraction Of Reality In Moslem Woman On Film “99

Cahaya Di Langit Eropa” Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Manajemen Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, h. 2

125

a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention

Sign pada Adegan Hijab

Secara sign dalam adegan ini Hijab.

Code: Silvi menutup kepalanya dengan kain hijab.

Denotative Sign: Raka memberikan kain penutup kepala dan

memakaikannya langsung ke kepala Silvi.

Conotative Sign: Dalam adegan diatas, aktivitas mengajak kebaikan

dengan Raka memberikan hijab dan mengenakannya langsung.

Element: Pada adegan diatas, Jarak kamera yang digunakan adalah

Medium Close Up dan sutradara ingin menampilkan salah satu tokoh

dengan adanya kamera fokus pada salah satu objek.

Convention Sign dan Mitos: Islam tidak menggambarkan pakaian

Islami secara spesifik. Seorang muslimah berhak untuk memilih jenis

pakaiannya, asalkan memenuhi syarat yaitu: pertama, pakaian harus

menutupi seluruh tubuh kecuali bagian yang tidak disebutkan dalam

Surat An-Nur 31 dibawah ini:22

ر ا ظ ه ل يبدين زين ت هن إل م هن و ي حف ظن فروج رهن و ت ي غضضن من أ بص لمؤمن قل ل ا و منه

اب ائهن ل يبدين زين ت هن إل لبعول تهن أ و ء و لي ضربن بخمرهن ع ل ى جيوبهن اب اء بعول تهن و أ و ء

تهن و نهن أ و ب ني أ خ نهن أ و ب ني إخو ل ك ت أ و أ بن ائهن أ و أ بن اء بعول تهن أ و إخو ا م أ و نس ائهن أ و م

رب ة لي ٱل بعين غ ير أو نهن أ و ٱلت اء أ يم ت ٱلن س روا ع ل ى ع ور فل ٱلذين ل م ي ظه ال أ و ٱلط ج من ٱلر

ميعا أ يه ٱلمؤ ج توبوا إل ى ٱلل و ا يخفين من زين تهن ل ي ضربن بأ رجلهن ليعل م م منون ل ع لكم و

٣١تفلحون

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka

22

Fatima Umar Nasif, Hak dan Kewajiban Perempuan dalam Islam, Cendekia Sentra

Muslim 2003, h. 135

126

menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan

janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,

atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,

atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,

atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara

perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang

mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai

keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang

aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar

diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu

sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu

beruntung”.

Kedua, pakaian tidak boleh menampakkan kulit ataupun membentuk

badan, pakaian tidak boleh menyerupai laki-laki, pakaian tidak boleh diberi

wewangian. Allah SWT mewajibkan hijab bagi setiap perempuan yang beriman

untuk melindungi kesucian dan memelihara martabatnya.

127

Tabel IV. 9

b) Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film Steve

Campsall

Mise-En-Adegan

Pada adegan ini, sutradara memfokuskan pada

pemain. Sutradara memvisualisasikan Raka yang

gemar melakukan kebaikan dan mengingatkan

nazar Silvi menjadi Wanita Muslimah yang menaati

perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Editing Potongan shot proses memperbaiki, mengatur

fokus objek secara bergantian.

Shot Types Shot yang digunakan Medium Close Up. Teknik

yang mengambil gambar dari dada sampai atas

kepala untuk menunjukan ekspresi wajah lebih

jelas.

Camera Angle

Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini

adalah tipe eye angle

Camera Movement Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi

oleh teknik panning.

Lighting

Kualitas cahaya pada adegan ini adalah key light.

Key light adalah pencahayaan utama yang diarahkan

pada objek. Keylight merupakan sumber

pencahayaan paling dominan.

Dieges And Sound

Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah

tipe suara yang dieges sound. Tipe ini memberi

pemahaman bahwa sumber suara adalah dari

objeknya langsung.

Visual Effects /

SFX

Tidak ada visual efek di dalam film ini.

Narrative Narasi film ini berupa audio visual

Genre Komedi

Iconography Ikonografi dalam adegan ini adalah Hijab.

The Star System Silvi berhijab

Realism Hijab.

Tabel IV. 6

c) Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Hijab

Ikon Hijab atau Kain Penutup Kepala

Indeks Hijab menunjukkan unsur aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.

Kain hijab bercorak batik yang dikenakan Silvi mempunyai

nilai seni budaya leluhur Indonesia.

Simbol Silvi berhijab

128

B. Narasi Pemaknaan dalam Film InsyaAllah Sah

Penjelasan mengenai narasi pemaknaan, berikut unsur narasi pemaknaan

yang lebih detail.

Tabel IV. 7 Narasi Pemaknaan

Tanda-tanda

Simbolik

Pemain Narasi Pemaknaan

Intonasi yang

Rendah dan

Tutur Kata

Sopan Santun

Raka Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat

mayoritas agama Islam. Raka

merepresentasikan budaya Islam dalam tanda

ini dengan mengucap salam, memohon

ampunan dan lain-lain. Dan secara konsensus

dan menurut literasi agama Islam khususnya,

sikap seperti ini menjadi suatu kewajiban.

Cara Menyapa

dengan Nada

Rendah

Raka Manifestasi dari sebuah ayat yang

memerintahkan untuk tidak mengangkat suara

ketika berbicara dengan siapapun.

Cara Berbusana Raka Indonesia kaya akan budaya yaitu salah

satunya batik merupakan kerajinan yang

memiliki nilai seni yang tinggi dan teknik,

motif batik beragam. Motif batik khas

pekalongan klasik pengisiannya berupa garis-

garis, bentuk realistis dan banyak

menggunakan cecek-cecek serta cecek sawut

(titik dan garis)

Cara

Menyampaikan

Amar Makruf

Nahi Mungkar

dengan Humor

Raka Humor dapat menyampaikan siratan

menyindir, atau suatu kritikan yang bernuansa

tawa. Humor juga dapat sebagai sarana

persuasi, untuk mempermudah masuknya

informasi atau pesan yang ingin disampaikan

sebagai sesuatu yang serius. Teknik dakwah

dalam film ini dapat diterima dan tidak

terkesan menggurui.

Cara

Berkomunikasi

dengan Silvi,

Dion dan

pemain lainnya

Raka Manifestasi dari ajaran Islam yang berfungsi

sebagai rahmatan lil’aalamiin. Komunikasi

yang dibangun di atas prinsip-prinsip Islam

yang memiliki ruh kedamaian, keramahan dan

keselamatan.

Cara

Menghadapi

Tantangan

Dakwah

Raka Ketenangan dan kesabaran dalam berfikir

sudah dianggap sebagai suatu langkah awal

dalam menghadapi permasalahan yang pelik.

129

Cara Beribadah Raka Putus asa dalam menghadapi permasalahan

yang ada tidak sejalan dengan ajaran Islam

yang mengatakan jangan lah berputus asa

terhadap rahmat Allah.

Film adalah sebuah ideologi, ideologi dalam film InsyaAllah Sah ini

mencakup ideologi yang diciptakan dari penulis novel, sutradara dan produser

memberikan nilai positif. Dalam konteks ini salah satu bentuk hiburan yang

mengkombinasikan hiburan dan pendidikan didalamnya, sehingga film menjadi

media belajar. Dalam film ini, peneliti menemukan beberapa pesan yang coba

disampaikan dalam film ini adalah bagaimana menyampaikan dakwah dengan

tidak menggurui. Dakwah yang disampaikan dengan cara menyindir dengan halus

menjadikan dakwah yang dapat diterima oleh penikmat film. Film yang bergenre

drama komedi ini selain menghibur juga memiliki unsur edukatif. Dilihat dari

kemasan film dan literasi produksinya, peneliti mengamati bahwa adanya sebuah

upaya pembuat film, untuk membuat penonton tertawa yang berfaedah terhadap

setiap adegan yang diperankan oleh Raka.

Jika dilihat kontennya, film ini mencoba merepresentasikan sebuah bentuk

aktivitas dakwah yang dilakukan dengan sindiran halus. Ini mengindikasikan

bahwa dalam berdakwah, banyak cara yang dapat di raih dan dilakukan dengan

cara yang baik, agar mad’u dapat memperoleh pesan hikmah yang terkandung

dalam aktivitas dakwah dalam film. Dakwah yang dilakukan melalui film

memiliki keunggulan sendiri dibandingkan berdakwah dengan lisan. Media yang

saat ini sudah menyediakan ruang yang tak terbatas kepada para dai, seharusnya

dijadikan medan yang subur untuk menanamkan nilai-nilai agama. Film ini,

130

khususnya, telah membangun sebuah dimensi yang berbeda dalam kegiatan amar

makruf nahi mungkar. Dominasi tokoh dalam film yang bergenre komedi ini,

memberikan sebuah stimuli agar dapat menjadi seorang yang menebar kebaikan

dan memberontak kemunkaran.

Dari data yang diperoleh peneliti mengamati tingkat tontonan masyarakat

Indonesia adalah komedi saat ini, oleh karena itu, film InsyaAllah Sah yang

diproduksi dengan jangka pendek mampu menyihir para penikmat film komedi.

Film ini juga ingin coba menyampaikan sebuah isyarat agar fungsi manusia

sebagai khalifah harus senantiasa ditingkatkan dan dioptimalkan sebagai

perwujudan dari sebuah sistem kepercayaan yang komprehensif dan relevan

dengan fitrah manusia.

Islam yang ditampilkan dalam film ini adalah sebuah nilai-nilai agung

yang dapat menolong manusia menuju pencapaian tingkat spiritualitas yang

tinggi. Raka, sebagai salah satu sosok dai, ditampilkan dengan karakter yang

nyeleneh, religius, santun dan kuno. Namun, peneliti memiliki kejanggalan

dengan sikap Raka yang selalu muncul dalam setiap adegan dengan tiba-tiba

menjadikan film ini tidak linier dan akan membingungkan penonton dari beberapa

plot yang dihadirkan. Sineas menampilkan adegan-adegan tertentu sebagai pesan

simbolik. Pada adegan terjebak dalam lift, pesan-pesan tersebut dibangun

berdasarkan narasi dan bahasa skenario. Sebagaimana pemahaman yang

dilontarkan Metz, bahwasanya bahasa film berbeda dengan bahasa tutur. Bahasa

film yang dimaksud adalah serangkain aspek dan komponen yang mendukung

terjadinya proses produksi tanda di dalam film tersebut.

131

Pada bagian adegan di dalam lift, sineas sudah cukup jeli melihat simbol-

simbol dan kode-kode itu. Terbukti dengan pemilihan lokasi setting, situasi psikis,

dan hal lain yang terlibat di dalam bahasa film, terangkum dalam sebuah aksi

drama yang linier dan tidak membingungkan, sehingga kontinuitas cerita yang

tersusun rapi, membuatnya menjadi sebuah kemasan yang saling berkaitan antara

ikon, indeks dan simbol. Dan menurut peneliti, ini merupakan sebuah penciptaan

makna yang cukup baik di mana, ikon, indeks dan simbol berhasil diintegrasikan

dalam sebuah adegan yang cukup panjang.

Pada setiap adegan kondisi yang mendukung dan bangunan setting yang

dapat membangun mood penonton. Karakter yang dibangun sebagai Raka dengan

mengenakan batik, rambut palsu, gigi palsu, tahi lalat, intonasi suara rendah

sebagai pendukung ikonografi yang cukup relevan. Namun, dalam setiap adegan

peneliti menemukan beberapa kejanggalan antara lain: Adegan pada saat Raka

mengenakan hijab atau kain penutup kepala kepada Silvi karena tidak seharusnya

Raka yang memakaikannya. Adegan Raka datang saat Silvi dan Dion di halaman

rumahnya yang sedang ingin berciuman. Peneliti menemukan unsur yang tidak

logis dalam alur cerita film ini.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada setiap adegan dan narasi

film InsyaAllah Sah ini menunjukkan aktivitas amar makruf nahi mungkar.

132

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada tesis ini, peneliti mengacu

pada fokus permasalahan yang ada. Dengan melihat melalui berbagai

pendekatan teori dan implementasinya terhadap objek penelitian, maka

kesimpulan peneliti terhadap masalah tersebut sebagai berikut:

1. Penanda, mitos dan ideologi yang terdapat pada aktivitas amar makruf nahi

mungkar yang diperankan oleh Pandji adalah pada tanda-tanda verbal

maupun non verbal di dalam adegan yang tervisualisasi. Pemilihan penanda

berfokus pada adegan amar makruf nahi mungkar. Melalui kajian

semiotika, peneliti setidaknya menemukan yang signifikan terhadap tujuan

penelitian yang dirangkum dalam tabel.

Elemen yang terdapat dalam aktifitas amar makruf nahi mungkar adalah

terdapat pada 13 komponen. Pertama adalah pada aspek mise en adegan

yang menjelaskan makna melalui kostum, tata rias wajah, setting, dan

pencahayaan yang ditampilkan di depan kamera yang dapat berfungsi

sebagai penunjuk status sosial, citra dan penunjuk ruang dan waktu.

Selanjutnya adalah pemaknaan melalui editing. Pemaknaan melalui editing

dapat dilihat dari bagaimana sutradara menampilkan berbagai shot dalam

sebuah adegan.

133

Selanjutnya adalah Shot Types. Tipe Shot merupakan sebuah upaya

menampilkan makna melalui jarak-jarak kamera, sudut, ketinggian dan

kemiringan kamera. Selanjutnya adalah camera angle. Aspek ini

menanamkan makna melalui berbagai sudut kamera secara khusus. Ada

pula camera movement yang mana menghadirkan sebuah pesan melalui

pergerakan-pergerakan kamera yang dinamis. Berikutnya adalah lighting.

Lighting memberikan makna tertentu dalam setiap adegan pemain film, dan

akan menimbulkan efek dan mood-mood tertentu pula.

Dieges and sound yang menghidupkan makna melalui suara-suara tertentu.

Efek visual yang membuat sebuah peristiwa seperti nyata, padahal

semuanya buatan komputer dan menghilangkan unsur natural. Narrative

bekerja pada skenario film. Genre pada film ini adalah komedi, sedangkan

ikonografinya adalah semua benda yang dapat dilihat dan memiliki

kesamaan yang sangat dekat terhadap genre.

The star sistem adalah sebuah upaya untuk menyesuaikan pemeran dengan

cerita film. Sedangkan yang terakhir adalah realism, di mana komponen ini

menghendaki bahwa setiap adegan yang ditampilkan dapat membawa mood

penonton pada situasi realistis.

2. Narasi Pemaknaan di dalam film insyaAllah Sah adalah melalui beberapa

adegan atau adegan yang memiliki nilai-nilai tertentu dengan kebudayaan

masyarakat, agama dan nilai-nilai sosial. Biasanya narasi pemaknaan

berada pada suatu konsensus yang sudah disepakati bersama dalam satu

wilayah tertentu.

134

Narasi pemaknaan dapat bersumber dari mitos, sejarah dan budaya yang

memiliki relevansi sebagai sebuah konsensus di dalam masyarakat dan

dijadikan sebagai acuan umum untuk melakukan atau bertindak sesuatu.

B. Saran

Dalam film InsyaAllah Sah alur cerita diharapkan dikemas lebih logis

dan pesan dakwah yang ingin disampaikan menurut peneliti sudah cukup baik,

hanya pada sekuen terakhir lebih ditonjolkan lagi perubahan yang drastis dari

peran antagonisnya.

135

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Al Qur’an.

Al-Qaradhawy, Yusuf, Fatwa Kontemporer, cet. ke-4, Jakarta: Gema

Insani Press, 1997.

Agus, Suhadi M, Humor Itu Serius: Pengantar Ilmu Humor, Jakarta:

Grafikatama Jaya. 1992.

Al Ghazali, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana 1986.

Aliyudin et.al, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Widya 2009

Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Prenamedia Group 2004.

Aziz, Sa’ad Yusuf Abdul, 101 Wasiat Rasul untuk Perempuan,

terj. Muhammad Hafidz, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004).

Barthes, Roland, Elemen-elemen Semiologi, Yogyakarta: Jalasutra 2012.

____________, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi,

Iklan, Film,Musik, Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik

Sastra, Yogyakarta: Jalasutra 2010.

Berger, Arthur Asa, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam

Kebudayaan Kontemporer, Tiara Wacana 2010.

Bignell, Jonathan, Media Semiotics An Introduction, Manchester

University Press: USA1997.

Birowo, M. Anthonius, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta : Gitanyali, 2004.

Christomy, Tommy, Semiotika Budaya, (Depok: UI 2004, Cetakan Ke-1).

Danesi, Marcel, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai

Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra 2010.

____________, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta:

Jalasutra 2010.

Eco, Umberto, Teori Semiotika: Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta

136

Teori Produksi- Tanda, Kreasi Wacana 2009.

Effendy, Heru, Industri Perfilman Indonesia. ( PT. Gelora Aksara

Pratama: Erlangga, 2008).

Gulen, Fethullah, Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi

Hidup, Republika 2011.

Ida, Rachmah, Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya,

Prenada Media Group 2014.

Imanjaya, Ekky, Mau Dibawa Ke Mana Sinema Kita? Beberapa Wacana

Seputar Film Indonesia, Salemba Humanika 2011.

Irwansyah, Ade, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yogyakarta: Homerian

Pustaka, 2009).

Ismail, Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi

Pemikiran Dakwah Harakah, Penamadani 2006.

Lull, Jamess, Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan Global,

Cet ke 1 (Terj) A. Setiawan Abadi (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1997).

Marseli, Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2005).

Martinet, Jeanne, Semiologi: Kajian Tanda Saussuran, Antara Semiologi

Komunikasi dan Semiologi Signifikasi, Yogyakarta:Jalasutra 2010.

Mashad, Dhurorudin, Kisah dan Hikmah. Erlangga. Jakarta. 2001.

McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke-enam, Salemba

Humanika 2011.

Metz, Christian, Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema

Film Language, New York: Oxford University Press, 1974.

Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, Kencana:

Prenadamedia Group 2013.

Munsyi, Abd. Kadi, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-

Ikhlas, cet. I, 1982).

Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan

Aplikasi, Simbiosa Rekatama Media 2012.

Pick, Zuzana M, Cinema As Sign and Language.

137

Rabiger, et. al., "Motion Picture" (World Book Student. World Book,

2012).

Rusadi,Udi. Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori

dan Metode, PT. Raja Grafindo Persada 2015.

Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Rajagrafindo Persada

2011.

Sasono, Eric. Mau Dibawa Kemana Sinema Kita?, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2011). Harjani Hefni, Komunikasi Islam, IAIN

Pontianak Press 2014.

Shaleh, Qamaruddin. Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an:

Pedoman Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi (Bandung: Rosdakarya Offset, 2009).

Suprapto, Tommy. M.S., Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran

Manajemen dalam Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011).

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2011).

JURNAL

Amin, Edi. Nilai-nilai Dakwah dalam Film Sang Pencerah, Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

Kontekstualitas, Vol. 25, No. 2, 2010.

Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, Juni 2013.

Fitri, Rizka. Konstruksi Realitas Hijab Pada Wanita Muslimah Dalam

Film “99 Cahaya Di Langit Eropa” The Hijab Constraction Of

Reality In Moslem Woman On Film “99 Cahaya Di Langit Eropa”

Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Manajemen Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau.

Hakim, Lukman. Arus Baru Feminisme Islam Indonesia dalam Film

Religi, (Jurnal Komunikasi Islam Volume 03, Nomor 02,

Desember 2013).

Ihsan, Muhammad Nur. Bagaimana cara beramar ma’ruf dan

nahi munkar,Disebarkan dalam bentuk Ebook di Maktabah Abu

Salma al-Atsari http://dear.to/abusalma.

Imanjaya, Ekky. Mau Dibawa Ke Mana Sinema Kita? Beberapa Wacana

138

Seputar Film Indonesia, Salemba Humanika 2011.

Islamiyah, Anisatul, Pesan Dakwah dalam Novel Negeri Lima Menara,

Juni 2015.

Martono, Chairil Effendy. Makna Dan Fungsi Humor Dalam Kumpulan

Cerita Abu Nawas, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan PBS FKIP UNTAN.

Mubasyaroh, (Film Sebagai Media Dakwah: Sebuah Tawaran Alternatif

Media Dakwah Kontemporer), STAIN Kudus.

Nawawi, Kompetensi Juru Dakwah, Antropologi Pascasarjana UGM,

Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto Komunika ISSN: 1978-

1261 Vol.3 No.2 Juli-Desember 2009.

Rahmanadji, Sejarah, Teori dan Fungsi Humor, Seni dan Desain Fakultas

Sastra Universitas Negeri Malang.

Ritonga, Muhammad Husni. Pengaruh Komunikasi Perfilman

Terhadap Masyarakat. Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN

Sumatera Utara.

Taimiyyah, lbnu. Terjemahan Akhmad Hasan , Amar Ma'ruf Nahi

Mungkar (Perintah kepada kebaikan larangan dari

kemungkaran), Departemen Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah

dan Pengarahan Kerajaan Arab Saudi, 2009.

Wulansari, Sulhizah Konstruksi Identitas Islam dalam Sosok Perempuan

Berjilbab pada Tiga Film Islami Pasca-Orba (2008-2011),

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Susastra

Cultural Studied, Juli 2013.

Wahyuningsih, Sri. Representasi Pesan-Pesan Dakwah Dalam Film Ayat-

Ayat Cinta. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas

Trunojoyo Madura, Karba Vol.1 Desember 2013).

Zaenudin, Jilbab : Menutup Aurat Perempuan Analisis Surat An Nur Ayat

31.

http://filmindonesia.or.id/movie/viewer#.WXikNdSGPIU

http://posfilm.com/sinopsis-film-insya-allah-sah-2017-nazar-titi-kamal-

menjadi-wanita-muslimah-yang-taat/

139

Biografi Steve Campsall diperoleh dari http : / / educationforum . ipbhost .

com / index .php?showtopic=1678

Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media -

GCSE Film Analysis Guide (3) – SJC.

https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-

batasannya.html

http://www.bintang.com/celeb/read/2993588/5-tokoh-yang-menginspirasi-

pandji-pragiwaksono-di-insya-allah-sah

http://entertainment.kompas.com/read/2017/06/22/162407610/asal.mula.p

enampilan.cupu.pandji.pragiwaksono.di.insya.allah.sah

https://hot.detik.com/movie/d-3536608/cerita-titi-kamal-perankan-

karakter-silvi-di-insya-allah-sah

https://hot.detik.com/movie/d-3536608/cerita-titi-kamal-perankan-

karakter-silvi-di-insya-allah-sah

140

LAMPIRAN 1

WAWANCARA DENGAN ACHI TM

( PENULIS NOVEL INSYAALLAH SAH)

Apa saja yang melatarbelakangi terbentuknya cerita film InsyaAllah Sah?

Tahun 2014 itu saya mengalami stuck dalam menulis dari tahun 2005 saya sudah

menulis novel dan menulis skenario tahun 2007, 2014 mulai bosan mulai hampa

merasa hambar capek dengan 21 novel yang tapi belum ada satupun yang belum

di filmkan karena menulis novel itu tidak lama, banyak waktu yang harus . tentu

punya banyak harapan. Tetapi mungkin Allah maha baik banget dengan caranya

Allah dengan saya dipanggil untuk mengisi berbagai pelatihan di daerah-daerah

cikeas, cibubur dan padang dalam kondisi surut tidak menulis selama dua minggu.

Bagi penulis dua minggu tidak menulis itu seperti ada kehilangan. Setalah saya

pulang di bandara saya mencari cari laptop saya diruma dan di bagasi mobil tidak

ada. Panik karena banyak kerjaan di laptop, penulis adalah profesi bagi saya. Jam

02.30 saya balik lagi ke bandara jam 03.00 malam untuk mencari lagi. Saya

bernadzar Ya Allah kalau laptop saya ketemu saya bernadzar untuk membuat

novel Islami lebih banyak lagi jam 03.00 dini hari. Dan nadzar itu didengar karena

sepertiga malam itu malaikat turun. Dan sampai akhirnya ada satpam yang

menunjukkan untuk ke pos satpam dan saya langsung sujud syukur. Pulang

keruma saya mendapatkan email datang dari GPU mba heti rusli jam 03.15 pagi

jam dimana saya bernadzar. Saya tidak pernah kenal dengan tim GPU dan

dimintai naskah . saya merasa ditegur dengan Allah.

Awalnya saya membuat sinopsis pertama di tolak dan sinopsis kedua ditolak

kemudian ini sinopsis ketiga yang diterima judul pertama 99 hari menjelang

pernikahan, judul kedua wedding crust, dan akhirnya rembukan dengan campur

141

tangan produser dan sutradara. Ustadzah cinta ketiban cinta awal novel yang

membuat tim GPU tertarik untuk memanggil saya dan meminta naskah islami

kepada saya. Pembuatan novel ini sekitar 2 bulan dan novel ini dengan tanda

tangan kontrak tahun 2015,

Nilai apa saja yang terkandung dalam cerita InsyaAllah Sah?

Nilai dakwah yang mau disampaikan dalam novel ini adalah. Ada kalimat

percakapan keira dan silvi mengenai silvi dan dion yang berhubungan pacaran

selama 9 tahun namun tidak saling mengenal satu sama lain karena dalam pacaran

masih banyak topeng dan mengajak orang-orang untuk stop pacaran dan langsung

menikah saja.yang kedua soal jilbab, dalam novel proses hijrah nya lebih kental

dan unsur dilematiknya lebih dalam namun dalam film pun juga sudah cukup

kental dengan proses montage-montage yang tervisualisasi.

Bagaimana strategi dakwah ?

Untuk film, ada pihak ketiga hasil diskusi dari produser, sutradara dan pihak

lainnya. Dalam menciptakan film insyaAllah sah ini, semua pihak menjauhi film

islami yang mainstream, unsur ketimur tengahan dan sosok ustadz dan lain-lain,

karena sebelumnya MD Picture sudah pernah membuat film yang sangat kental

dengan dakwah nya yaitu film impian pesantren namun penonton film tersebut

tidak mencapai ekspetasi. Selain dakwah, pihak produksi film ingin laku karena

yang diharapkan banyak penonton sehingga dapat tersentuh hatinya. Pada zaman

sekarang ustadz itu keren dan mengikuti tren dan tidak identik dengan peci,

sarung.

142

Novel yang saya buat biasanya komedi remaja dan novel islami saya buat hanya

beberapa. Target saya adalah remaja karena gaya tulisan saya cenderung pada

remaja. Menceritakan kehidupan wanita metropolitan atau chic chic sekitar umur

25 tahun yang jomblo.

Ketika dakwah disampaikan dengan komedi, penonton tidak melawan dakwahnya

namun menerima dengan tertawa. Khilafah adalah pemimpin, setiap seseorang di

dunia itu pemimpin bagi dirinya masing-masing. Bakat pengembangan

Apa yang mba Achi harapkan setelah penonton menonton film tersebut?

Saya menikmati film ini dengan delapan kali saya menonton dengan menikmati

setiap tawa canda yang ada dalam film ini, saya menemui wanita-wanita hijab

remaja yang pacaran dalam pertengahan film dua pemuda sudah geser menjauh,

pesan dalam film ini pacaran itu tidak baik. Dalam perubahan-perubahan setelah

penonton melihat film ini dan memberikan efek yang baik. Selain nazar, hijab

sudah banyak yang mengangkat pesan ini, dan saya senang dengan efek yang

muncul beda dengan mendengarkan ceramah ustadz, ketika ustadz itu lucu akan

sindir seperti KH. Zainudin MZ sekolah tidak pernah belajar tidak pernah tapi

ujian maunya nilai bagus atau ibadah tidak sholat tidak tetapi mati mau masuk

surga. Hal ini menunjukkan ceramah yang serius berupa sindiran halus yang

membuat pendengar tertawa namun pesan tersampaikan.

Mengetahui,

Achi TM

143

LAMPIRAN 2

WAWANCARA DENGAN BENNI SETIAWAN

(SUTRADARA FILM INSYAALLAH SAH)

Bagaimana proses pengambilan judul insyaAllah sah pada film ini? insyaAllah

sah berarti jika Allah menghendaki,mungkin dimulai dengan nazar sebuah utang

atau janji kpd Allah dan Kenapa memilih pandji sebagai raka? Dan kenapa sosok

raka disini berpenampilan seperti itu? Ingin membangun karakter seperti apa/

merepresentasikan siapa? Kenapa tidak berpakaian dengan baju koko dll ?

Proses pengambilan judul dicari yang komersial , sebenarnya saya sedang

menggarap film Hanum kemudian ada tantangan dari MD pada tayang lebaran

mempunyai slot dan skenario dikasih dari scenario dari produser setelah saya

membaca saya mau membuatkan film ini tetapi saya harus menulis ulang dan saya

mohon izin kepada penulis dan produser karena saya akan mengubah semua

karakter yang ada dalam novel tersebut karena menurut saya, jika tidak diubah

karakter penokohannya film ini menjadi monoton dan tidak berhasil. Dalam novel

komedi yang dituliskan kurang kuat, kemudian saya membuat tokoh Raka karena

siapapun yang menjadi Raka harus diubah penampilannya dengan aneh. Awal

pemilihan tokoh Raka mempunyai beberapa kandidat Reza Rahadian salah

satunya namun, saat itu Reza Rahadian sedang ada jadwal film layar lebar, dalam

pemilihan Pandji Pragiwaksono sebagai Raka merupakan hasil kesepakatan saya

dan produser. Pandji juga tantangan untuk saya karena sebelumnya Pandji belum

pernah bermain talent atau pemeran utama. Saya berfikir untuk merubah semua

penampilan dan karakter Pandji. Mulai dari cara berjalannya Raka saya ciptakan

tidak sekonyong-konyongnya.

144

Religi dalam film yang saya ciptakan sebenarnya kuat namun saya mengemas

dengan halus.

Pengambilan setting dalam lift awal dari cerita ini. Kenapa dalam lift sesuai

dengan di novel? Editing. Apakah film ini antara shot satu dengan shot yang

lainnya linier dan berkesinmabungan?

Dalam film ada beberapa proses. Pra produksi dan pencarian lokasi, mencari

talent, reading, latihan acting kemudian post produksi. Dalam teknis karena sudah

professional tidak ada kendala yang signifikan. Setting lift itu bolong jadi semua

kamera digunakan dan pencahayaan langsung. Post produksi di mana beberapa

potongan-potongan gambar disatukan, musik, beberapa candit dan beberapa

cameo yang tidak diberikan dialog dan langsung hanya beberapa menit hadir

dalam film tersebut. Dalam suara dalam film ini langsung, ada pemain utama yang

sulit untuk berbahasa Indonesia.

Dalam film ini memberikan pesan remaja yang simple untuk jangan berpegangan,

sindiran-sindiran satir memberikan pesan dakwah secara satir, karena ceramah-

ceramah sudah banyak dalam TV.

Hambatan waktu dan pemain cameo cukup banyak, cuaca, dan syutting di jalanan.

Film ini sebetulnya sederhana, ringan dalam produksinya?

Dalam produksi 24 April 2017 dan tayang 25 Juni 2017 bersaing dengan

Jailangkung, Sweet 20 yang sudah promosi kami masih tahap produksi. Dalam

film ini ada serangan dari haters dari Pandji, bisnis perfilman juga kuat. Karena

banyak kasus ketika pemain yang sedikit mirip dengan film ini Talak Tiga Film

Waalaikumsalam Paris

145

Film InsyaAllah Sah 105 Scene. Dan adegan Raka dan Silvi 100 Scene, durasi 95

Menit. Saya sangat berhati-hati karena sensitif dalam mengangkat agama, karena

saya selalu membuat jawabannya seperti film saya Toba Dream saya simbolkan

agama-agama dalam film tersebut ada lagu gereja, adegan sholat, menikah secara

Kristen dan tokoh itupun saya matikan. Toba dream menjadi ikon di Medan,

Batak karena mereka senang dengan film tersebut selalu diputar. Dalam film

insyaAllah Sah ada simbol hijab yang dikenakan Raka pada Silvi

Tanggapan film ada yang positif dan adayang mengkritik. Tidak mudah membuat

film yang secara komersil diterima dalam masyarakat. Banyak film saya yang

mempunyai nilai art dan komersil. Karena film yang mempunyai nilai art kurang

laku di masyarakat. Dan saya lepaskan nilai seni dan saya membuat film pop yang

diterima di masyarakat, saya menghindari unsur-unsur Islami karena film-film

tersebut sudah banyak.

Mengetahui,

Benni Setiawan

146

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Cover Film InsyaAllah Sah

Cover Novel InsyaAllah Sah

147

Foto Bersama Benni Setiawan ( Sutradara Film InsyaAllah Sah)

Pada Tanggal 16 September 2017 di Kediamannya