humor sebagai teknik amar makruf nahi mungkar dalam
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of humor sebagai teknik amar makruf nahi mungkar dalam
HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR DALAM
FILM INSYAALLAH SAH
Tesis
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Magister Sosial (M. Sos)
Disusun oleh:
Nur Azhima, S. Kom. I
NIM: 211450510000010
PROGRAM STUDI MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, nikmat, taufiq, dan maghfirah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini. Shalawat beserta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Baginda
Nabi Besar Muhamad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan segenap kaum
muslimin, karena Beliau telah membawa umatnya kepada jalan kebenaran.
Alhamdulillahirrabil’alamin, atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tesis yang berjudul : HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR
MAKRUF NAHI MUNGKAR DALAM FILM INSYAALLAH SAH. Tesis ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar Magister (S2) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak mengalami
kendala dan hambatan dalam berbagai hal. Namun, berkat kerja keras dan doa,
serta bantuan dari berbagai pihak, seperti dukungan, dorongan dan motivasi,
penyusunan tesis ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih, jazakumullah khoirul jaza’, dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA, sebagai Ketua Prodi S2 Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
3. Dr. Rulli Nasrullah, M.Si sebagai Sekretaris S2 Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama proses tesis ini berjalan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik.
4. Seluruh Guru Besar dan Dosen Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Benni Setiawan selaku Sutradara dan Penulis Novel Ibu Asri
Rakhmawati yang telah membantu penulis dalam hal pengumpulan data dan
informasi mengenai film tersebut sebagai sumber data dalam tesis ini.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. H. Ali Nurdin, MM yang telah
mengenalkan arti hidup dengan segenap perjuangannya tanpa kenal lelah dan
waktu. Semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kebahagiaan, panjang umur
dalam kesehatan untuk ayahanda. Tesis ini penulis persembahkan untuk
Ibunda tercinta Almarhumah Hj. Jamilah yang telah mengajarkan saya
iv
dengan penuh kasih sayang dan nasihat-nasihat untuk senantiasa selalu
beribadah. Semoga Allah pertemukan dan kumpulkan kembali di surgaNya.
Teruntuk papa H. Syuhada dan Ibunda Hj. Siti Nurjannah yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan mendoakan penulis dengan kasih
sayangnya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, melimpahkan
kasih sayang dan perlindunganNya.
7. Suami tercinta Indra Dita Puspito yang selalu memotivasi, menemani dan
mendoakan penulis dengan kasih sayangnya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan
dunia akhirat untuk keluarga kecil ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan KPI Magister Angkatan Satu. Terimakasih telah
menorehkan kenangan manis sejak masa perkuliahan. Semoga ilmu yang
diraih dapat bermanfaat dan menjadi ladang amal ibadah di akhirat.
Dengan kerendahan hati dan penulis ucapkan terima kasih semoga Allah
SWT membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlebih. Dengan
demikian, penulis senantiasa menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang
membangun demi kesempurnaan.
Jakarta, 13 Oktober 2017
Nur Azhima
v
ABSTRAK
Perintah Amar Makruf Nahi Mungkar adalah kewajiban bagi seluruh umat.
Melalui film ini yang mengandung fungsi entertaint (hiburan), amar makruf nahi
mungkar dikemas dengan drama komedi sehingga masyarakat selaku penonton
akan terhibur ketika melihat film tersebut, sehingga unsur aktifitas dakwah
mempermudah masuknya informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Dan ada
pepatah mengatakan perhatikan apa yang dikatakan bukan memerhatikan siapa
yang mengatakan. Pernyataan tersebut mengindikasikan siapapun mempunyai
peluang untuk menyampaikan kebaikan sesuai Al-Qur’an dan hadits. Dalam Film
InsyaAllah Sah ini menampilkan sebuah komedi yang mempunyai pesan moral
Islami. Film ini mencoba memvisualisasikan sosok Raka Jaka Sasmita dengan
menjalankan aktivitas amar makruf nahi mungkar (perintah kepada kebaikan
larangan dari kemunkaran).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: Bagaimana penanda, mitos, ideologi dan narasi pemaknaan
aktivitas amar makruf nahi mungkar dalam film InsyaAllah Sah?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penulis menggunakan
pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif dan paradigma kritis, Objek
penelitian ini adalah film. Sedangkan unit analisisnya adalah potongan gambar
dan dialog yang terdapat di dalam film yang berkaitan dengan rumusan masalah
penelitian. Kemudian, data dianalisis dengan model semiotika Roland Barthes
yaitu dengan cara mencari unsur Denotative dan Conotative serta menggunakan
tabulasi analisis film Steve Campsall sebagai pelengkap dari unsur-unsur film
Hasil penelitian film “InsyaAllah Sah” terdapat Penanda, Mitos, Ideologi
pada aktivitas amar makruf nahi mungkar yang diperankan oleh Pandji adalah
pada tanda-tanda verbal maupun non verbal di dalam adegan yang tervisualisasi.
Pemilihan penanda berfokus pada adegan amar makruf nahi mungkar. Melalui
kajian semiotika, peneliti setidaknya menemukan yang signifikan terhadap tujuan
penelitian yang dirangkum dalam tabel tabulasi Steve Campsall. Pertama adalah
pada aspek mise en adegan, editing, shot types, camera angle, camera movement,
lighting, dieges and sound, narrative, ikonografi, the star system dan realism.
Narasi Pemaknaan di dalam film InsyaAllah Sah adalah melalui beberapa adegan
tutur kata sopan dan santun, menyapa dengan nada rendah, menyampaikan amar
makruf nahi mungkar dengan humor, teknik dakwah dalam film ini dapat diterima
dan tidak terkesan menggurui, kostum yang dikenakan salah satunya batik
merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dan teknik, motif batik
beragam.
Kata Kunci: Semiotika, Amar Makruf Nahi Mungkar, Film InsyaAllah Sah
vi
HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR DALAM
FILM “INSYAALLAH SAH”
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................. 6
D. Metodologi Penelitian ............................................................. 7
1. Metode Penelitian ............................................................. 8
2. Objek Penelitian dan Unit Analisis .................................. 8
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 8
4. Teknik Analisis Data ........................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Semiotik ....................................................... 15
1. Definisi dan Konsep Semiotika ......................................... 15
2. Konsep Semiotika Roland Barthes .................................... 24
3. Konsep Semiotika Film Christian Metz ............................ 31
B. Tinjauan tentang Dakwah........................................................ 48
1. Pengertian Dakwah ........................................................... 48
2. Film sebagai Media Dakwah ............................................. 56
3. Amar Makruf Nahi Mungkar………………………….... .... 63
vii
BAB III FILM INSYAALLAH SAH ......................................................... 73
A. Film InsyaAllah Sah ............................................................... 73
B. Profil Benni Setiawan sebagai Sutradara Film InsyaAllah
Sah .......................................................................................... 80
C. Profil Achi TM sebagai Penulis Novel InsyaAllah Sah ......... 81
D. Profil Para Pemain Film InsyaAllah Sah ................................ 82
1. Pandji Pragiwaksono sebagai Raka Jaka Sasmita ............ 82
2. Titi Kamal sebagai Silviana Harini .................................. 85
3. Richard Kyle sebagai Dion ............................................... 86
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Penanda, Mitos dan Ideologi Aktivitas Amar Makruf Nahi
Mungkar................................................................................. 90
1. Adegan Pertama: Terjebak dalam Lift............................... 91
a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,
Convention Sign pada Adegan Terjebak dalam Lift ...... 101
b). Analisis Adegan Pertama Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall .............................................................. 102
c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Terjebak dalam Lift ....... 107
2. Adegan Kedua: Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui
Handphone......................................................................... 108
a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,
Convention Sign pada Adegan Komunikasi Menyuruh
Kebaikan melalui Handphone ....................................... 109
b). Analisis Adegan Kedua Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall .............................................................. 110
c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Komunikasi Menyuruh
Kebaikan Melalui Handphone ....................................... 112
3. Adegan Ketiga: Mencegah Terjadinya Kemunkaran ......... 112
a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,
Convention Sign pada Adegan Mencegah Terjadinya
Kemunkaran................................................................... 116
b). Analisis Adegan Ketiga Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall .............................................................. 118
c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Mencegah Terjadinya
Kemunkaran .................................................................. 119
4. Adegan Keempat: Mengaji di Masjid .................................. 120
a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,
Convention Sign pada Adegan Mengaji di Masjid ........ 120
b). Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film
viii
Steve Campsall .............................................................. 122
c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Mengaji di Masjid.......... 123
5. Adegan Kelima: Hijab ......................................................... 123
a). Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen,
Convention Sign pada Adegan Hijab ............................. 125
b). Analisis Adegan Kelima Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall............................................................... 127
c). Ikon, Indeks, Simbol Adegan Hijab .................................. 127
B. Narasi Pemaknaan Aktifitas Amar Makruf Nahi Mungkar .... 128
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 132
B. Saran ........................................................................................ 134
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Data Penonton Film Tahun 2016-2017 ....................................... 2
Tabel I.2 Analisis Film: Analysing Moving Image Texts: “Film
Language” ................................................................................
Tabel II.1 Peta Tanda Roland Barthes ......................................................... 25
Tabel II.3 Sistem-sistem dalam Film ........................................................... 46
Tabel II.4 Ilmu Komunikasi Islam ........................................................................ 58
Tabel III.1 Pemain dan Kru film InsyaAllah Sah ................................................... 86
Tabel IV.1 Analisis Adegan Pertama Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall .......................................................................... 101
Tabel IV.2 Ikon, Indeks dan Simbol pada Adegan Terjebak dalam Lift ...... 105
Tabel IV.3 Analisis Adegan Kedua Melalui Tabulasi Analisis Film Steve
Campsall ..................................................................................... 108
Tabel IV.4 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Komunikasi Menyuruh
Kebaikan melalui Handphone ............................................................. 110
Tabel IV.5 Analisis Adegan Ketiga Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall ........................................................................... 116
Tabel IV. 6 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya
Kemunkaran ......................................................................................... 117
Tabel IV. 7 Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall ........................................................................... 119
Tabel IV. 8 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya
Kemunkaran ......................................................................................... 120
Tabel IV. 9 Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall ........................................................................... 123
Tabel IV. 6 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Hijab .................................... 124
Tabel IV. 7 Narasi Pemaknaan dalam Film InsyaAllah Sah ................................... 124
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Cover Film dan Novel “InsyaAllah Sah .................................... 74
Gambar III.2 Benni Setiawan.......................................................................... 80
Gambar III.3 Achi TM .................................................................................... 81
Gambar III.4 Pandji Pragiwaksono ................................................................. 82
Gambar III. 5 Titi Kamal ................................................................................. 85
Gambar III. 6 Richard Kyle ............................................................................. 86
Gambar IV. 1 Lift tampak penuh, Raka dan Silvi Terjebak dalam Lift ........... 91
Gambar 1V.2 Raka Mencibir Silvi .................................................................. 91
Gambar IV. 3 Raka dan Silvi Mencari Solusi .................................................. 92
Gambar IV.4 Silvi Memperlihatkan Auratnya dan Raka Menjaga
Pandangan ................................................................................. 95
Gambar IV.5 Raka dan Silvi Berdoa dan Bernazar ........................................ 98
Gambar IV.6 Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui Handphone ............. 108
Gambar IV.7 Silvi Berteriak Menolak ............................................................ 108
Gambar IV.8 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim................ 112
Gambar IV.9 Raka Mencegah Kemunkaran ................................................... 114
Gambar IV.10 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim................ 114
Gambar IV.11 Amar Makruf Nahi Mungkar.................................................... 115
Gambar IV.12 Raka Mengaji di Masjid ........................................................... 120
Gambar IV.13 Silvi Berhijab ........................................................................... 123
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film InsyaAllah Sah merupakan salah satu film bergenre drama komedi
yang diproduksi oleh MD Pictures dan disutradarai oleh Benni Setiawan sekaligus
penulis skenario diambil dari sebuah novel bestseller karya Achi TM. Cerita novel
InsyaAllah sah ini diangkat dari pengalamannya dalam bentuk nazar penulis novel
di sepertiga malam saat kehilangan barang berharganya di Bandara.1 Film ini
sejak dirilis pada tanggal 25 Juni 2017 cukup mendapat perhatian publik, jumlah
penonton pada saat momen lebaran mencapai kurang lebih 833.010.2
Dalam beberapa film religi belakangan, film yang sangat populer diawali
dengan film Ayat-ayat Cinta (2008), kemudian disusul oleh film Perempuan
Berkalung Sorban (2008), Tiga Cinta Tiga Doa (2008), Doa yang Mengancam
(2008) Ketika Cinta Bertasbih (2009), Dalam Mihrab Cinta (2010), Tanda Tanya
(2011), Cinta Suci Zahrana (2012), dan sebagainya.3 Namun, dari data 2016-2017
film drama komedi menjadi film yang paling diminati dan ini terlihat
sebagaimana tabel berikut ini:
1 Wawancara dengan penulis novel bestseller Achi TM di kediamannya pada tanggal 25
Juli 2017 jam 13.00PM 2 http://filmindonesia.or.id/movie/viewer#.WXikNdSGPIU diakses pada tanggal 26 Juli
2017 jam 09.19PM 3 Lukman Hakim , Arus Baru Feminisme Islam Indonesia dalam Film Religi, (Jurnal
Komunikasi Islam Volume 03, Nomor 02, Desember 2013), hal.248
2
Tabel 1.1 Data Penonton Film Tahun 2016-20174
Warkop DKI Reborn 6.858.616
Ada Apa Dengan Cinta 2 3.665.509
My Stupid Boss 3.052.657
Cek Toko Sebelah 2.642.957
Hangout 2.620.644
{rudy habibie} 2.012.025
Koala Kumal 1.863.541
Comic 8: Casino Kings Part 2 1.835.644
ILY from 38.000 Ft 1.574.576
London Love Story 1.124.876
Headshot 732.763
Sabtu Bersama Bapak 639.530
Bulan Terbelah di Langit Amerika 2 582.487
Talak 3 567.917
The Doll 550.252
JilbabTraveler 193.765
Dari data yang diperoleh film Warkop DKI Reborn yang bergenre drama
komedi mendapatkan rating tertinggi dalam dua tahun ini, meskipun film
InsyaAllah Sah berada dalam urutan kesembilan film drama komedi yang memuat
dakwah-dakwah Islam. Seperti terlihat diatas, hal ini menunjukkan bahwa film
bergenre drama komedi yang digemari dan mempunyai tempat di hati masyarakat
Indonesia.
Film InsyaAllah Sah berkisah seorang pemuda bernama Dion dan
tunangannya seorang gadis cantik bernama Silvi diperankan oleh Titi Kamal.
4 http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2016#.WcsswlSCzIU diakses pada tanggal 27
September 2017 jam 11:45
Warkop DKI Reborn 4.014.017
Danur: I Can See Ghosts 2.736.157
Jailangkung 2.550.271
Surga Yang Tak Dirindukan 2 1.637.472
The Doll 2 1.226.864
Sweet 20 1.044.045
Critical Eleven 881.530
London Love Story 2 862.874
Insya Allah Sah 833.010
Surat Kecil untuk Tuhan 715.361
Dear Nathan 700.165
Promise 655.805
Stip & Pensil 572.409
The Guys 565.100
Security Ugal-ugalan 563.871
3
Suatu ketika, saat Silvi berkunjung ke kantor Dion, tiba-tiba liftnya macet, dan
Silvi terjebak dalam lift dengan pemuda bernama Raka diperankan Pandji
Pragiwaksono yang bekerja untuk Dion. Raka adalah tipe pemuda yang terkesan
aneh, lugu dan religius.5
Di dalam film InsyaAllah Sah sosok Raka divisualisasikan sebagai dai
pada tayangan film ini, kemudian muncul berbagai simbol-simbol dan tanda-tanda
yang merepresentasikan aktivitas amar makruf nahi mungkar (perintah kepada
kebaikan larangan dari kemunkaran).6 Perintah amar makruf nahi mungkar
diwajibkan kepada setiap muslim untuk melakukannya, melalui tokoh yang
diperankan oleh Pandji sebagai Raka dengan gaya berdakwah yang cair dan
penampilan berbeda, dengan baju batik khas pekalongan, gigi kelinci, rambut wig
berbentuk helm, celana cutbray, hal-hal yang aneh dan nyeleneh dapat dijadikan
humor.
Hal ini menunjukkan bahwa yang dinamakan dai bukan hanya orang yang
sering memberikan ceramah agama, orang yang mengisi pengajian atau orang
yang berkhutbah saja. Akan tetapi, pengertian dai lebih luas dari pada itu, yaitu
semua orang yang melakukan aktivitas dakwah atau mengajak manusia ke jalan
yang diridhai oleh Allah, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Dalam
5 http://posfilm.com/sinopsis-film-insya-allah-sah-2017-nazar-titi-kamal-menjadi-wanita-
muslimah-yang-taat/ diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 jam 15.04PM 6 Amar Makruf Nahi Mungkar merupakan salah satu istilah dakwah. Dakwah memiliki
beberapa nama atau istilah yang secara substansi maksudnya sama yaitu: Tabligh adalah menyeru
atau menyampaikan, Amar makruf nahi mungkar merupakan perintah (menyeru) kepada kebaikan
dan mencegah dari kemunkaran., Tabsyir merupakan pemberian kabar baik, Mauidhzah adalah
pemberian nasehat yang baik, Indhar merupakan pemberian kabar buruk, Tadzkiroh adalah
peringatan, dalam hal ini dakwah memberi peringatan kepada manusia agar senantiasa mengingat
selalu akan keberadaan Allah dengan beribadah kepadanya. Mubasyaroh, (Film Sebagai Media
Dakwah: Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah Kontemporer), STAIN Kudus, hal. 2
4
pengertian yang sangat luas, proses dakwah itu tidaklah semata-mata merupakan
suatu komunikasi yang bersifat oral maupun tulisan saja. Akan tetapi, semua
kegiatan serta sarana yang secara hukum adalah sah, dapat saja dijadikan alat
untuk berdakwah sesuai dengan kemampuan diri mad’u masing-masing.7
Film dalam nuansa religius atau film religi memiliki pesan dakwah di
dalamnya. Definisi film religius sendiri, di kalangan peminat studi film, tidaklah
kaku (rigid). Wendy M. Wright, misalnya, membuat definisi yang “terbuka”
sebagai berikut:8
If a film is about religion or religious people, especially if it
sympathetically tells the tale of an exemplary religious figure like Jesus or
Muhammad, it can be called a religious movie. Or, from a more nuanced
perspective, if a film wrestles with topics usually considered the concern of
religious thinkers — the afterlife, hell, heaven, moral issues — it might
qualify as a religious film. Scholars and students of the cinematic arts and
filmmakers themselves do not approach films in the same way. Cinema is a
complex art-form that communicates many more ways than through plot,
characterization and dialogue. Other concerns, for example the dramatic
visual exploration of a foundational religious myth or the visual style of
the film, art direction, musical score, camera work, might rightfully
qualify a film as religious, even if its subject matter could not in any way
be construed as such.
Hal ini harus dapat dilihat sebagai sebuah fenomena perkembangan media
dakwah. Kehidupan yang sudah maju pesat dengan berbagai media yang
disodorkan dalam aktivitas tentu ini menjadi tolak ukur menyampaikan informasi
secara cepat dan tepat. Salah satu contohnya adalah film yang merupakan sarana
komunikasi yang efektif untuk menghibur, mendidik, dan memberi penerangan
kepada masyarakat. Namun terkadang dunia perfilman lari dari tri fungsi yaitu
7 Nawawi, Kompetensi Juru Dakwah, Antropologi Pascasarjana UGM, Jurusan Dakwah
STAIN Purwokerto KOMUNIKA ISSN: 1978-1261 Vol.3 No.2 Juli-Desember 2009 h.287-297 8 Edi Amin, Nilai-nilai Dakwah dalam Film Sang Pencerah, Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Kontekstualitas, Vol. 25, No. 2, 2010, hal. 315
5
mendidik, menghibur dan memberi penerangan terhadap masyarakat sehingga
tidak jarang para pengusaha perfilman hanya untuk mengeruk keuntungan.9
Berdasarkan ketertarikan penulis terhadap unsur teknik komedi yang
divisualisasikan oleh Raka dalam menyampaikan amar makruf nahi mungkar
yang membuat peneliti tertarik memilih film InsyaAllah Sah. Film ini
mengibaratkan pepatah, perhatikan apa yang dikatakan bukan memerhatikan
siapa yang mengatakan. Pernyataan tersebut mengindikasikan siapapun
mempunyai peluang untuk menyampaikan kebaikan sesuai Al-Qur’an dan hadits.
Untuk mengkaji penelitian tanda yang terdapat dalam film tersebut
diperlukan suatu analisa semiotika dan peneliti akan menggunakan metode
analisis semiotika Roland Barthes untuk menganalisis nilai apa saja yang terdapat
dalam film InsyaAllah Sah. Analisis semiotika di dalam film memang memiliki
beberapa perbedaan dengan metode analisis semiotika media lain yang terkait
dengan media komunikasi. Perbedaan ini terletak pada komponen dan elemen di
dalam film yang cukup kompleks. Berbeda dengan karya tulis, misalnya yang
mengedepankan unsur linguistik dalam pendekatan semiotikanya, film lebih
mengedepankan unsur produksi dan interpretasi dari narasi dan sinematiknya. Dan
ini diperkenalkan oleh seorang kritikus film di Perancis, Christian Metz.10
Berdasarkan pertimbangan dari latar belakang masalah yang telah
diuraikan tersebut, maka yang menjadi fokus dalam riset ini adalah
9 Muhammad Husni Ritonga, Pengaruh Komunikasi Perfilman Terhadap Masyarakat.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Sumatera Utara. Hal.1 10
6
“HUMOR SEBAGAI TEKNIK AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
DALAM FILM INSYAALLAH SAH”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini mengacu pada representasi sosok Raka Jaka
Sasmita dengan menjalankan aktivitas amar makruf nahi mungkar (perintah
kepada kebaikan larangan dari kemunkaran) dengan gaya berdakwah yang lucu
dan penampilan yang berbeda pada penggunaan simbol – simbol dalam rangkaian
gambar atau adegan (scene) melalui film InsyaAllah Sah.
Agar penelitian tidak mengarah kepada hal lain di luar konteks penelitian,
maka peneliti memfokuskan permasalahan pada dua hal berikut:
a. Bagaimana penanda, mitos dan ideologi aktivitas amar makruf nahi
mungkar dalam film InsyaAllah Sah?
b. Bagaimana narasi pemaknaan aktivitas amar makruf nahi mungkar
dalam film InsyaAllah Sah?
C. Tujuan dam Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan
penelitiannya sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana penanda, mitos dan ideologi aktivitas
amar makruf nahi mungkar dalam film InsyaAllah Sah.
b. Untuk mengetahui bagaimana narasi pemaknaan yang muncul dalam
aktivitas amar makruf nahi mungkar dalam film InsyaAllah Sah.
7
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Segi Akademis,
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
keilmuan serta literatur mengenai kajian semiotik, khususnya
semiotika dalam film yang menggunakan pisau analisis model
Roland Barthes dan tabel analisis film Steve Campsall yang
dikembangkan melalui semiotika film Christian Metz.
b. Segi Praktis,
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi
para praktisi perfilman untuk mengetahui bagaimana membuat film
sarat makna sebagai media dakwah Islam. Sedangkan untuk praktisi
komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi khazanah
keilmuan dan literatur baru untuk mengetahui serta menggali makna
yang terkandung dalam sebuah produk media massa, khususnya film
yang menggunakan pisau analisis semiotika.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Semiotika merupakan salah satu analisis isi yang menggunakan
pendekatan analisis isi kualitatif. Maka, penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan paradigma kritis, diharapkan
muncul sebuah hasil penelitian yang mendalam dan faktual, karena
dengan paradigma kritis, peneliti berpeluang untuk membuat interpretasi-
8
interpretasi alternatif dalam melakukan interpretasi terhadap simbol-
simbol yang muncul di dalam film.11
Peneliti berusaha menggambarkan fakta-fakta mengenai bagaimana
simbol-simbol yang disajikan di dalam film InsyaAllah Sah dapat
merepresentasikan aktivitas amar makruf nahi mungkar secara utuh
melalui tanda-tanda yang disebut Barthes sebagai Denotative dan
Conotative Sign melalui skema analisis film yang dikemas secara detail
oleh Steve Campsall dengan memperjelas elemen-elemen serta
komponen-komponen filmnya berdasarkan teori bahasa film Christian
Metz.
2. Objek Penelitian dan Unit Analisis
Objek penelitian ini adalah film. Sedangkan unit analisisnya
adalah potongan gambar (frame) pada tokoh Raka saat berdakwah yang
terdapat di dalam film yang berkaitan dengan rumusan masalah
penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data-data dikumpulkan melalui observasi,
studi dokumentasi dan wawancara yaitu mengamati langsung data-data
yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.
11
Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi, h. 22-23.
9
Adapun instrumen penelitiannya adalah:
a. Data Primer, berupa dokumen elektronik, file berbentuk video,
dokumen skenario film dan buku novel InsyaAllah Sah.
b. Data Sekunder, berupa dokumen pendukung yang tertulis, seperti
literatur-literatur resensi film InsyaAllah Sah, hasil wawancara
dengan penulis novel dan sutradara film tersebut untuk memperkaya
penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan
mengklasifikasikan adegan-adegan dalam film InsyaAllah Sah yang
sesuai dengan rumusan permasalahan. Kemudian, data dianalisis dengan
model semiotika Barthes yaitu dengan cara mencari unsur Denotative dan
Conotative dalam setiap masing-masing adegan, serta menggunakan
tabulasi analisis film Steve Campsall sebagai pelengkap dari unsur-unsur
film. Indikator dari masing-masing adalah:
a. Sign
Unit makna terkecil yang dapat kita jumpai dimanapun kita
berada, dapat kita dengar, kita rasa, kita hirup, dapat pula kita
tafsirkan dan turut menentukan makna keseluruhan.
b. Code
Sekumpulan tanda yang nampak secara alami dan
membentuk makna keseluruhan.
10
c. Elements
Seluruh aspek dan komponen dalam produksi film dan dapat
memunculkan berbagai representasi makna.
d. Denotative Sign
Terdapat pada signifikasi tahap pertama, yaitu makna paling
nyata dari tanda.
e. Conotative Sign
Istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan
signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi
yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau
emosi dari penonton serta nilai-nilai dari kebudayaannya.
f. Convention Sign
Merupakan rujukan dalam menilai suatu pekerjaan atau
kebiasaan yang sudah umum di dalam masyarakat dan
biasanya eksistensinya muncul dalam sebuah konsensus.
11
Tabel 1.2
Analisis Film12
Analysing Moving Image Texts: “Film Language”
Signs, Codes and
Conventions
Semiotika, merupakan sebuah jalan untuk
menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Di dalam
film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas
film atau sutradara. Apa yang kita dengar, kita lihat dan
kita rasakan merupakan sesuatu yang dapat kita
persepsikan dan mengandung sebuah ide. Ide tersebutlah
yang kemudian disebut dengan ‘meaning’.
Salah satu contoh pemaknaan penting, misalnya
kata-kata pengecut, memiliki lawan heroik. Situasi ini
memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang
berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada
beberapa komponen dalam memahami semiotika film.
- Signs (tanda): unit makna terkecil yang bisa
kita tafsirkan dan turut menentukan makna
keseluruhan.
- Code (kode): dalam semiotika, sebuah kode
adalah sekumpulan tanda yang nampak, “pas”,
sekaligus “alami” dalam membentuk makna
keseluruhan.
- Convention (konvensi): istilah konvensi itu
penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah
umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita
sering mengaitkan sesuatu yang konvensional
dengan hasil yang pasti, dan menganggapnya
natural.
Perlu kita ketahui pula bahwa tipe tanda dan kode
setidaknya terbagi atas 3:
- Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk
menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik
pada sesuatu.
- Indeks : sistem penandaan yang menggunakan
unsur kausalitas atau sebab-akibat
- Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang
melepaskan secara total makna denotasi pada
sesuatu tersebut.
Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda
adalah melalui konvensi. Konvensi merupakan suatu
kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan
dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan.
Mise-En-Adegan
Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan
penting di dalam sebuah film. Pertanyaan tersebut
meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia
memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa
tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya Mise-En-
Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para
Director atau sutradara ke dalam adegan-adegan, dan
12
Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film
Analysis Guide (3) – SJC.
12
rekaman-rekaman yang termuat di dalam kamera
melalui aspek Setting, Kostum, Tata Rias, dan
Pencahayaan.
Editing
Editing merupakan suatu proses memotong dan
menggabungkan beberapa potongan film menjadi satu.
Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung,
dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif.
Shot Types
Shot merupakan pengambilan gambar untuk
membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan
memberikan makna tersendiri terhadap objeknya.
Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera.
Seperti Close Up (CU), Point of View (POV) dan Middle
Shot (MS).
Camera Angle
Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-
makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi
objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang
mencerminkan superioritas atau kekuasaan.
Camera Movement
Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk
penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom
out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika
makna sendiri.
Lighting
Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting
dalam film. Pencahayaan dapat menimbulkan suasana
dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan
misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian.
Dieges And Sound
Dieges atau diagenic sound di dalam film
merupakan ‘dunia film’. Dia merupakan bagian dari
setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik
yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya.
Visual Effects / SFX
SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI)
yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas
dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.
Narrative Naratif, merupakan unsur film yang memuat cerita
dan kisah khusus di dalam film.
Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang
dibicarakan di dalam film.
Iconography
Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal
inilah yang menjadi simbol-simbol pendukung genre.
Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.
The Star System
Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagian
penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna.
Bisa menjadi penegas karakter dan aksi.
Realism
Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang
sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar
nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat,
dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat
merasakan atmosfer realitas yang tinggi.
13
E. Tinjauan Pustaka
Dalam tesis terdahulu peneliti menemukan tesis Hans Hermang
Mintana, Nasionalisme dalam Film: “Analisis Semiotika tentang Representasi
dalam Film Darah Garuda”, Program Pascasarjana Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Tahun 2013.
Representasi nasionalisme dalam film “Darah Garuda” kebanyakan
menunjukkan nasionalisme klasik. Bahwa nasionalisme selalu ditunjukkan
dengan angkat senjata. Sikap nasionalisme dalam film ini bersifat dangkal
karena menilai nasionalisme hanya dilihat dari sudut pandang militer. Tapi
ada hal penting lainnya dalam merealisasikan nasionalisme didalam kehidupan
kita sehari-hari.
Kedua, tesis dengan judul Studi Semiotik Sikap Humanis-Religius
Dalam Trailer Film Sang Murabbi oleh Eli Purwati, Tahun 2014, Fakultas
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhamadiyah Ponogoro. Dalam Tesis ini
bermaksud meneliti trailer dari film Sang Murabbi yaitu meneliti sosok ustadz
dalam peran yang masuk akal dan manusiawi.
Nilla Silvianty Alamsyah, Representasi Tokoh Perempuan Mandiri
dalam Alih Wahana dari Buku Memoir ke Film Eat Pray Love, Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Susastra, Universitas Indonesia
Tahun 2011, kemudian tesis Joni Wahyubuana Usop, Representasi Budaya
Suku Dayak Di Entikong dalam Trailer Film Batas, Universitas Palangkaraya,
Desember Tahun 2012. Persamaannya dengan Tesis yang saya teliti sama-
14
sama membahas tentang pemaknaan tanda-tanda sebuah film tetapi dalam hal
ini, saya lebih memberikan perspektif narasi film.
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Semiotika
1. Definisi dan Konsep Semiotika
Semiotika, secara etimologi atau bahasa merupakan serapan dari
bahasa Yunani, yaitu Semeion yang berarti tanda.1 Semiotika atau semiologi
adalah cara untuk menganalisis makna dengan melihat tanda-tanda.2 Tanda
sendiri bermakna segala sesuatu, baik verbal ataupun non verbal. Tanda bisa
berupa warna, isyarat, objek rumus matematika, bahkan kedipan mata
sekalipun. Istilah semeiotics pada awalnya diperkenalkan oleh Hippocrates
(460-377 SM), di mana tokoh ini merupakan penemu ilmu medis Barat,
seperti ilmu-ilmu gejala.3
Secara terminologi, banyak sekali definisi yang dimunculkan oleh
para pakar. Namun, secara sederhana dapat dipahami bahwa semiotika adalah
salah satu metode analisis yang mengkaji tentang tanda.4 Tanda, seperti yang
disebutkan di atas adalah berbagai bentuk tanda verbal dan non verbal.
Mengutip perkataan littlejohn: “Tanda-tanda (signs) adalah basis dari
seluruh komunikasi”. Hal inilah yang menjadi konsep dasar munculnya
1 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2011), h. 5. 2 Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, Manchester University Press: USA
1997, h.1 3 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Penerjemah Evi Setyarini dan Lusi Lian
Piantari, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 7. 4 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), h. 15
16
semiotika. Tanda senantiasa memunculkan sesuatu yang lain di dalam
dirinya. Maka dari itu, kemunculan sistem tanda tersebut yang akhirnya
memunculkan kajian semiotika.
Semiotik berasal dari ide dua tokoh terkenal yaitu Ferdinand de
Saussure dan Charles Peirce yang cukup terikat tetapi ada perbedaan.
Saussure adalah seorang akademisi yang mengajar linguistik di University of
General Linguistics tahun 1974 lebih terfokus pada semiotika linguistik yang
telah menemukan dua komponen dalam studi semiotika yaitu signifier
(penanda) dan signified (petanda).5 Barulah kemudian muncul beberapa
tokoh penting yang dikaji secara spesifik pada sub bab ini, seperti Roland
Barthes dan Christian Metz.
Semiotika ini menekankan pada teori produksi tanda. Yang mana
salah satunya mengasumsikan adanya 6 faktor dalam proses komunikasi, di
antaranya adalah pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran
komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan).
Semiotika ini mencoba memberi tekanan kepada teori tanda dan
pemahamannya dalam suatu konteks tertentu.6 Oleh karena itu, semiotik
atau semiologi adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu
bekerja. Tanda pada dasarnya akan mengisyaratkan suatu makna yang
dapat dipahami oleh manusia yang menggunakannya. Bagaimana
manusia menangkap sebuah makna tergantung pada bagaimana manusia
5 Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, Manchester University Press: USA
1997, hal. 5 6 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 15.
17
mengasosiasikan objek atau ide dengan tanda. Hal ini selaras dengan
pendapat Charles Sander Pierce bahwa semiotik sebagai “a relationship
a many sign, an object, and a meaning...” suatu hubungan diantara tanda,
objek, dan makna7.
Dalam pengertian yang hampir sama disebutkan bahwa semiotik
adalah studi tentang bagaimana bentuk-bentuk simbolik diinterpretasikan.
Kajian ilmiah mengenai pembentukan makna.8
Studi mengenai tanda (signs) dan simbol yang merupakan tradisi
penting dalam pemikiran tradisi komunikasi, tradisi semiotika mencakup
teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan,
perasaan dan sebagainya yang berada di luar diri. Studi mengenai tanda tidak
saja memberikan jalan atau cara dalam mempelajari komunikasi tetapi juga
memiliki efek besar pada hampir setiap aspek yang digunakan dalam teori
komunikasi.9 Konsep dasar yang menyatukan tradisi semiotika iJni adalah
“tanda” yang diartikan sebagai a stimulus designating something other than
itself (suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri).
Definisi yang cerdas tapi juga penuh makna diusulkan oleh
penulis dan pakar semiotik kontemporer, Umberto Eco mendefinisikannya
sebagai ‟disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang bisa dipakai untuk
berbohong, karena jika sesuatu tidak bisa dipakai untuk berbohong,
7 Tommy Suprapto, M.S., Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran Manajemen
dalam Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011), h. 95 8 Jamess Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan Global, (Terj) A.
Setiawan Abadi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997), cet. Ke-1, h.232. 9 Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, Kencana: Prenadamedia Group
2013, hal.31-32
18
sebaliknya itu tidak bisa dipakai untuk jujur; dan pada kenyatannya tidak bisa
dipakai untuk apapun juga‟. Walau tampaknya bermain-main, ini adalah
definisi yang cukup mendalam, karena menggarisbawahi fakta bahwa kita
memiliki kemampuan untuk merepresentasikan dunia dengan cara apa
pun yang kita inginkan melalui tanda-tanda, pun dengan cara penuh
dusta atau yang menyesatkan. Kemampuan untuk berpura-pura ini
memungkinkan kita untuk memanggil rujukan yang tidak ada, atau
merujuk ke hal-hal apa pun tanpa dukungan empiris yang mengatakan
bahwa yang kita katakan itu adalah benar.10
Teori produksi tanda yang menyoroti berbagai fenomena semisal
pemakaian bahasa sehari-hari, evolusi kode, komunikasi estetis, berbagai
jenis perilaku komunikasi interaktif, pemakaian tanda untuk menyebutkan
suatu benda atau keadaan, rahasia semiotis yang ada di balik ideologi. Teori
kode dan teori produksi tanda inilah yang menjadi unsur utama pendekatan
terpadu yang ditawarkan Umberto Eco.11
Dari definisi-definisi para ahli sebelumnya, kita dapat melihat
bahwa para ahli menempatkan sistem tanda dan makna sebagai gagasan
pokok dalam semiotik. Semiotik, menurut John Fiske mempunyai tiga bidang
studi utama: a) Tanda itu sendiri. Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai
tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan
makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang
10
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010)
h. 33
11
Umberto Eco, Teori Semiotika: Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori
Produksi- Tanda, Kreasi Wacana 2009, h. 69
19
menggunakannya. b) Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda.
Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi
kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk mengeksploitasi
selama komunikasi yang tersedia untuk mentransmisikannya. c)
Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Ini pada gilirannya begantung
pada penggunaan kode-kode dan tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya
sendiri. d) Berdasarkan konvensi, kesepakatan atau aturan kata-kata
umumnya adalah simbol. Palang merah adalah simbol dan angka adalah
simbol.
Dalam Konsep Teori Semiotika Ferdinand De Saussure: Penanda
(Signifier) dan Petanda (Signified). Semiotika, sebagaimana dijelaskan oleh
Fedinand de saussure adalah ilmu yang mempelajari peran tanda (sign)
sebagai bagian dari kehidupan sosial.12
Semiotika adalah ilmu yang
mempelajari struktur, jenis, tipologi, serta relasi tanda dalam penggunaan di
dalam masyarakat. Oleh sebab itu, semiotika mempelajari relasi diantara
komponen-komponen tersebut dengan masyarakat penggunanya.
Saussure mengatakan bahwa tanda-tanda seperti lembaran kertas.
Satu sisi adalah penanda dan sisi lain menjadi petanda dan kertas itu adalah
tanda. Bagi Saussure hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbiter
(bebas), baik secara kebetulan maupun ditetapkan, ini tidak berarti bahwa
pemilihan penanda sama sekali meninggalkan pembicara namun lebih dari iru
12
Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, hal.5
20
tak bermotif yakni arbiter. Dalam arti pengertian penanda tidak mempunyai
hubungan alamiah dengan petanda.13
Menurut Saussure konsep bahasa/tuturan yang dikotomis. Sifat
bahasa yang heterogen dan multibentuk yang sepintas tampak seperti realitas
yang tidak bisa diklasifikasi.14
Langue merupakan dimensi sosial bahasa,
satuan yang tidak bisa dijelaskan karena pada saat bersamaan bahasa itu
merupakan realitas fisik, fisiologi batin, individual dan sosial. Berbeda
dengan parole yang berkutat dengan bagian dari bahasa yang murni bersifat
individual (bunyi bahasa, penerapan kaidah bahasa dan serangkaian tanda).
Sebuah sistem yang terdiri dari tanda yang mengekspresikan gagasan-
gagasan tetapi kenyataannya wicara (parole) yang diresepsi satu kontinum
“pemikiran” berkorespondensi dengan satu kontinum “bunyi”.15
Saussure juga menjelaskan perbedaan antara dua model analisis
dalam penelitian bahasa, yaitu analisis diakronik (diachronic) dan analisis
sinkronik (synchronic). Analisis diakronik adalah analisis tentang perubahan
historis bahasa, yaitu bahasa dalam dimensi waktu, perkembangan dan
perubahannya. Analisis sinkronik, adalah analisis yang didalamnya kita
mengambil irisan sejarah dan mengkaji struktur bahasa hanya pada satu
moment waktu tertentu saja, bukan dalam konteks perubahan historisnya.
Apa yang disebut dengan pendekatan strukturalisme (structuralism) dalam
13
Arthur, Asa Berger, h.14
14
Roland Barthes, Elemen-elemen Semiologi, Jalasutra 2012,h.1-2
15
Jeanne Martinet, Semiologi: Kajian Tanda Saussuran, antara semiologi komunikasi
dan semiologi signifikasi, Jalasutra 2010, h. 63
21
bahasa, adalah pendekatan yang melihat hanya struktur bahasa, dan
mengabaikan konteks waktu, perubahan, sejarahnya.
Dimensi synchronic merupakan kata yang diucapkan atau yang
tertulis. Sementara dimensi diachronic adalah kalimat yang menjelaskan kata
yang diucapkan atau yang tertulis tersebut.16
Dalam mengamati film
synchronic adalah gambar-gambar film yang diam dan berhenti, sementara
diachronic adalah urutan dari film yang berjalan dan membawa cerita atau
narasi. Cara kita memaknai tergantung pada perspektif yang kita bawa
tentang gambar atau kata yang akan kita maknai tersebut.
Analisis atas tanda yang memunculkan pertandaan, menghubungkan
penanda dengan realitas sosial. Hubungan penanda dengan pertanda dan satu
tanda dengan tanda – tanda lain dan tanda itu dirumuskan dengan dua cara
pengorganisasian ke dalam kode: Pertama, paradigmatik, merupakan
sekumpulan tanda yang dari dalamnya dipilih satu untuk digunakannya.
Suatu misal, kumpulan bentuk rambu-rambu lalulintas antara lain meliputi
persegi, lingkaran dan segitiga merupakan bentuk-bentuk paradigma, dengan
paradigma sekumpulan simbol dapat bekerja di dalamnya.17
Kedua, sintagmatik adalah pesan yang dibangun dari paduan tanda-
tanda yang dipilih. Sebagai contoh rambu-rambu lalulintas adalah sintagama,
yaitu paduan dari bentuk-bentuk pilihan dengan simbol pilihan. Di dalam
semiotik, sintagama digunakan untuk menginterpretasikan teks (tanda)
16
Rachmah Ida, Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya, Prenada Media
Group 2014, hal. 80 17 Rachmah Ida, Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya, Prenada Media
Group 2014, hal. 81
22
berdasarkan urutan kejadian atau peristiwa yang memberikan makna atau
bagaimana peristiwa mengeneralisasikan makna. Penggunaan semiotika
sebagai metode pembacaan di dalam berbagai cabang keilmuan
dimungkinkan, oleh karena adanya kecenderungan dewasa ini untuk
memandang berbagai diskursus (di sini khususnya sosial) sebagai fenomena
bahasa. Dan didalam metode semiotika ini ada berbagai elemen dasar, yaitu
tanda (penanda/petanda), aksis tanda (sitagma/sistem) tingkatan tanda
(denotasi/konotasi), serta relasi tanda (metafora/metomini).
Saussure menarik perbedaan evolusi tanda-tanda linguistik melalui
waktu yang disebut linguistik diagronik dan studi tentang tanda-tanda yang
ada pada titik waktu tertentu yang disebut linguistik sinkronisistik. Dari sudut
pandang diakronis kita bisa menyelidiki bagaimana tanda tertentu seperti
yang biasa digunakan dalam bahasa biasa tapi sekarang hanya digunakan
dalam konteks religius. Tapi dari sudut pandang sinkronis, inilah tempat
Anda dalam momen historis kita sendiri yang menarik, bukan bagaimana hal
itu telah mendapatkan perannya saat ini dalam bahasa kita.18
Dalam analisis tanda-tanda linguistiknya, saussure menunjukkan
bahwa ada dua komponen untuk setiap tanda. Salah satunya adalah kendaraan
yang mengekspresikan tandanya. Seperti pola suara yang membentuk sebuah
kata, atau tanda di atas kertas yang dibaca sebagai kata, atau pola bentuk dan
warna yang digunakan foto untuk mewakili objek atau orang. Kendaraan ini
yang ada di dunia material disebut penanda. Bagian lain dari tanda itu disebut
18 Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, hal.10
23
tanda. Yang ditandai adalah konseptual yang ditanda tangani penanda saat
kita melihatnya. Jadi ketika Anda melihat tanda kucing yang tertulis di
halaman ini, Anda melihat sekelompok tanda, huruf c yang tandai. Penanda
ini adalah kendaraan yang segera memanggil menandakan atau menguasai
kucing di dalam pikiran Anda. Tanda itu adalah kesatuan tak terpisahkan dari
penanda yang ditandai. Karena sebenarnya kita tidak pernah memilikinya
tanpa yang lain.19
Charles Sander Peirce menemukan tipologi tanda yaitu indeks, ikon
dan simbol. Teori Peirce dikenal dengan grand theory yang mana membagi
sistem tanda atas 3 unsur, yaitu representamen, interpretasi dan objek.20
Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik dan bisa dipersepsi indra
kita. Tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda tersebut dan bergantung
pada pengamatan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda.
Pierce melihat tanda, acuan, dan penggunaannya sebagai tiga titik
dalam segitiga. Sedangkan Saussure mengatakan bahwa tanda terdiri
atas bentuk fisik plus konsep mental yang terkait. Konsep ini
merupakan pemahaman atas realitas eksternal.21
Pierce juga menyebut tanda
sebagai representamen; bentuk fisik, konsep benda, dan gagasan diacunya
sebagai objek. Makna yang diperoleh dari sebuah tanda diistilahkan
sebagai interpretan22
.
19
Jonathan Bignell, Media Semiotics An Introduction, hal. 11-12 20
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Penerjemah Evi Setyarini dan Lusi Lian
Piantari, hal. 38-39 21
Tommy Suprapto, M.S., Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran Manajemen
dalam Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011) h. 96 22
Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, h. 37
24
Hal yang dirujuk oleh tanda, secara logis dikenal sebagai referen
(objek atau petanda). Ada dua jenis referen: (1) referen konkrit, adalah
referen yang dapat ditunjukkan hadir di dunia nyata, misalnya cat
(kucing) dapat diindikasikan dengan menunjuk seekor kucing, dan (2)
referen abstrak, yaitu referen yang bersifat imajiner dan tidak dapat
diindikasikan hanya dengan menunjuk pada suatu benda, salah satu
caranya adalah dengan membongkar akar-akar budaya dari setiap
komponen tandanya.23
Pierce membuat tiga kategori tanda yang masing-
masing menujukkan hubungan yang berbeda di antara tanda dan objeknya
atau apa yang diacunya.
a. Ikon adalah tanda yang mewakili sumber acuan melalui sebuah
bentuk replikasi, simulasi, imitasi atau persamaan, misalnya foto
atau peta.
b. Indeks adalah tanda yang mewakili sumber acuan dengan cara
menunjuk padanya atau mengaitkannya secara ekspilisit maupun
implisit dengan sumber acuan lain. Misalnya, asap adalah indeks
api dan bersin adalah indeks flu.
c. Simbol adalah tanda yang mewakili objeknya melalui kesepakatan
atau persetujuan dalam konteks spesifik.24
2. Konsep Teori Semiotika Roland Barthes
Dalam semiologi makna denotasi dan konotasi memegang peranan
penting jika dibandingkan dengan peranannya dalam ilmu linguistik.
23
Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna,h. 8 24
Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, h.38
25
Makna denotasi bersifat langsung dan disebut sebagai gambaran dari
suatu petanda. Makna konotatif dari beberapa tanda menjadi semacam
mitos atau petunjuk mitos yang menekankan makna tersebut, sehingga
menjadi perwujudan yang sangat berpengaruh.25
Model semiotika Roland Barthes menjelaskan bahwa signifikasi
tahap pertama merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan
siginified (content) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal.
Ini yang disebut sebagai denotasi yaitu makna yang paling nyata dari
tanda (sign), sedangkan konotasi menunjukkan signifikasi tahap kedua.
Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari
kebudayaannya. Two orders of signification (signifikasi dua tahap
tatanan pertandaan) Barthes terdiri dari first order of signification yaitu
denotasi, dan second orders of signification yaitu konotasi.
Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang
berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna denotasi.26
Denotasi
adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara tanda dan
rujukan pada realitas, yang menghasilkan makna eksplisit, langsung dan
pasti. Sedangkan konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan
hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi
25Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan
Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana 2010, h. 65
26 M. Anthonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, hal. 56
26
makna yang bersifat implisit dan tersembunyi.27
Pemikiran Roland
Barthes mengenai ideologi merupakan penanda yang memiliki makna
konotatif yang disebut retorika ideology yang menjadi sumber
pemaknaan tataran kedua. Tataran pertama (first order signification)
ialah tahap pembentukan makna denotatif yang tahapannya melalui
interaksi antara penanda (signifier) dan petanda (signified). Tataran
kedua merupakan tahapan pembentukan makna konotasi dan mitos.28
Makna konotatif dari beberapa tanda akan menjadi semacam mitos
atau petunjuk mitos yang menekankan makna-makna tersebut sehingga
dalam banyak makna konotasi menjadi perwujudan mitos yang sangat
berpengaruh.29
Tabel II.1 Peta Tanda Roland Barthes
1. Signifier (Penanda) 2.Signified (Petanda)
1. Denotative sign (tanda denotatif)
2. Connotative
signifier
(Penanda konotatif)
3. Connotative signified
(Petanda konotatif)
4. Connotative sign (tanda konotatif)
Dari tabel di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas
penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda
denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut
merupakan unsur material: hanya jika Anda mengenal tanda “singa”,
27
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI 2004, Cetakan Ke-1) hal. 94
28
Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, PT.
Raja Grafindo Persada 2015, h.5 29
Arthur Asa berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan
Kontemporer, h.65
27
barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi
mungkin.30
Salah satu pakar semiotik yang memfokuskan permasalahan
semiotik pada dua makna tersebut adalah Roland Barthes. Ia adalah
pakar semiotik Prancis yang pada tahun 1950-an menarik perhatian
dengan telaahnya tentang media dan budaya pop menggunakan
semiotik sebagai alat teoritisnya. Tesis tersebut mengatakan bahwa
struktur makna yang terbangun di dalam produk dan genre media
diturunkan dari mitos-mitos kuno, dan berbagai peristiwa media ini
mendapatkan jenis signifikansi yang sama dengan signifikansi yang
secara tradisional hanya dipakai dalam ritual-ritual keagamaan.
Dalam terminologi Barthes, jenis budaya populer apapun dapat
diurai kodenya dengan membaca tanda-tanda di dalam teks. Tanda-
tanda tersebut adalah hak otonom pembacanya atau penonton. Saat
sebuah karya selesai dibuat, makna yang dikandung karya itu bukan
lagi miliknya, melainkan milik pembaca atau penontonnya untuk
menginterpretasikannya begitu rupa.31
Retorika Imaji (image) menurut etimologi kuno kata imaji harus
digali dari akar kata imitari (meniru), dapat diartikan kopian.32
Barthes
mengartikannya sebagai re-presentasi (resurrection, dalam istilah mistis
30
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hal. 69. 31
Ade Irwansyah, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka,
2009), hal.42 32
Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,
Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, Yogyakarta: Jalasutra 2010, h.19
28
diartikan sebagai kebangkitan kembali ). Selanjutnya, citra dipahami
sebagai batas dari makna. Barthes membatasi tulisannya dengan menelaah
citra atau representasi dari iklan karena penyusupan pesan dari iklan
dilakukan secara intensional sehingga dapat ditafsir secara optimal.
Menurut Barthes, terdapat tiga jenis pesan dalam iklan:33
1). Pesan
linguistik (linguistic message) atau pesan literal, 2). pesan ikonik yang
terkodekan (a coded iconic message) atau pesan konotatif, dan 3). pesan
ikonik yang tak terkodekan (a non-coded iconic message) atau pesan
denotatif. Pesan kedua dan ketiga tidak mudah dibedakan dibandingkan
dengan jenis pesan pertama karena kedua pesan tersebut tidak dapat
ditangkap secara langsung. Oleh karena itu, citra atau imaji literer disebut
juga imaji denotatif sedangkan imaji simbolik atau pesan ikonik disebut
juga imaji konotatif. Selanjutnya akan diuraikan satu per satu tiga pesan
tersebut.
Pesan linguistik (judul, penjelasan singkat, berita tentang foto
/caption, naskah dalam dialog) hampir selalu ada dalam setiap iklan atau
imaji (citra) entah panjang atau pendek. Pesan linguistik berfungsi sebagai
penambat/jangkar (anchorage) dan penghubung (relay) saat berelasi
dengan dua pesan lainnya. Secara alamiah, tiga petanda-petanda tersebut
bersifat multitafsir atau polisemi sehingga dapat disebut sebagai petanda-
petanda yang bersifat mengambang bebas (a floating chain of signifieds)
33
Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,
Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.20
29
dan siap diikat oleh petanda-petanda lain.34
Posisi tersebut sering dianggap
sebagai penyimpangan atau disfungsi makna sehingga kehadiran pesan
linguistik membantu mengidentifikasi atau menamai objek dengan
demikian dapat dibedakan dengan objek yang lain. Hal ini disebut dengan
fungsi denominasi atau fungsi penambat (mengungkapkan semua makna
denotatif atau makna harafiah suatu objek lewat aktivitas penamaan).
Selain itu, fungsi penambat pada teks bersifat ideologis, menjelaskan,
mengontrol, menggiring pembaca kepada sebuah makna tunggal sehingga
merepresi makna (repressive value) yang lain.
Imaji denotatif atau pesan literal merupakan pesan yang lahir dari
pelucutan atau elemen sisa ketika tanda-tanda konotasi dilucuti dari imaji.
Keadaan telanjang (eviktif) pesan literal ini, pada dasarnya menandai
keberlimpahan (plenitude) virtualitas: ketelanjangannya adalah
kekosongan yang mengundang banyak makna. Pesan literal bersifat utuh
karena sekurang-kurangnya memiliki satu makna pada tahap identifikasi
scene yang direpresentasikan. Huruf-huruf dalam imaji dapat disebut
sebagai garda depan inteligibilitas (elemen-elemen yang masuk dalam
inteligibilitas ini adalah garis, bentuk dan warna).35
Dalam foto, petanda dan penanda tidak berupa transformasi tetapi
perekaman dan ketidakhadiran kode (the absent of code) dalam hubungan
34
Roland barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan,
Film,Musik, Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.26 35
Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,
Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.30
30
ini memperkuat mitos tentang kenaturalan fotografis, scene atau realitas
yang ada disana pada realitas sama dengan yang ada disini dalam foto.
Sementara intervensi foto, misalnya tata letak, jarak ambil,
pencahayaan, fokus, kecepatan, semuanya adalah proses konotasi. Foto
pada awalnya bersifat utopia, frontal, masih kasar dan sama dengan
realitas kemudian diperhalus dengan bantuan berbagai macam teknik yaitu
tanda-tanda kode natural (kode kultural dan non kode natural).36
Penanda-penanda konotasi yang kami istilahkan dengan konotatif
dibentuk oleh tanda-tanda (kesatuan penanda dan petanda) dari sistem
denotasi. Sejumlah tanda denotasi bisa berkelompok untuk membentuk
satu konotator, contohnya teks yang tersimpul banyak kata tetapi hanya
merujuk pada satu petanda. Petanda konotasi bersifat umum, global dan
tersebar dapat disebut fragmen dari ideologi. Petanda-petanda terkait
dengan budaya, pengetahuan, sejarah, dan melalui hal tersebut lingkungan
sekitar menerobosi sistem. Ideologi adalah bentuk dari petanda konotasi
dan retorika adalah bentuk dari konotatornya.37
Mitos yang hampir sama dengan representasi kolektif yang
diajukan oleh sosiologi Durkheimian muncul dalam surat kabar, dunia
periklanan atau media massa lainnya. Mitos adalah sesuatu yang
dideterminasi oleh wacana sosial ia merupakan refleksi. Namun, refleksi
ini terjadi secara terbalik. Mitos terjadi ketika kultur dijungkir balik
36
Barthes, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi, Iklan, Film,Musik,
Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik Sastra, h.32 37
Barthes, Elemen-elemen Semiologi, Yogyakarta: Jalasutra 2012, h. 93-94
31
menjadi yang natural atau ketika kualitas sosial, kultural, ideologis dan
historis terbalik menjadi hal yang natural.
Mitos kontemporer bersifat diskontinu, mitos tidak lagi hadir
dalam bentuk narasi-narasi panjang dengan format baku hanya dalam
wacana. Bahkan paling sering hadir dalam bentuk fraseologi, korpus dari
frase-frase. Mitos tidak tampak namun meninggalkan hal yang berbau
mitos yang semakin tersembunyi dan mengancam.38
3. Konsep Semiotika Film Christian Metz
Dalam buku A Semiotics of The Cinema Film Language, Christian
Metz Telah membuat upaya perintis untuk menerapkan wawasan
linguistik struktural ke area - film - yang memiliki bahasa tertentu sendiri.
Bahasa film adalah terjemahan bahasa Inggris pertama dari essais sur la
singnification au cinema, yang pada awalnya diterbitkan di perancis pada
tahun 1968 dan sekarang telah diterjemahkan ke dalam bahasa hidup.39
Metz mengajukan hipotesis bahwa dalam setiap kasus komunikasi
tidak sedang berhadapan dengan pesan melainkan dengan teks. Sebuah
teks mewakili hasil dari koeksistensi berbagai kode, Metz mecontohkan
ekspresi /voulez vous tenir ceci, s’il vous plait?/ dan dapat dua kode, yang
pertama menjadi kode denotatif biasa dari bahasa Prancis dan yang kedua
kode courtoisie Prancis dari s’il vous plait?/ interpretasi yang murni
38
Barthes, Imaji musik teks, h. 172 39
Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, New York: Oxford University Press, 1974, h.1
32
denotatif atas sebuah ekspresi dan menghasilkan interpretasi yang
janggal.40
Metz, eksponen metode strukturalis terkemuka dalam studi film,
dimulai di sini dengan diskusi umum tentang nilai jenis studi ini, dan jenis
film bahasa apa yang bisa dikatakan memiliki. Dia melanjutkan analisis
ketat terhadap komponen bahasa tersebut dan mendiskusikan topik seperti
'realitas' dalam film. Penulis menggunakan terminologi semiotika yang
berasal dari de saussure; Glosarium yang bermanfaat disediakan.
Kontribusi penting Metz dalam memahami film terletak pada bagaimana
dia memperkenalkan sebuah konsep cinematis instutitution. Melalui
konsep tersebut Metz mengenalkan, bahwa pengertian film tidak terbatas
pada aspek industri yang memproduksi sebuah film saja, melainkan juga
aspek lain di luar itu, sehinggan penonton dapat menjadi salah satu bagian
dari film dengan cara memposisikan penonton sebagai kesatuan film yang
berfungsi sebagai mesin kedua, yaitu bergerak dalam wilayah psikologis.41
Melalui konsep ini, Metz memaparkan setidaknya ada 3 mesin
utama dalam memaknai film secara utuh sebagai bahan penelitian, yaitu
outer machine (film sebagai industri), inner machine (psikologi penonton),
third machine (penulis naskah film - kritikus, sejarahwan, teoretikus).42
Oey Hong Lee menyebutkan mengenai perkembangan media film:
40
Umberto eco, h.82 41 Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, New York: Oxford University Press, 1974, h. 42
Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, h. 203.
33
“Film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di
dunia, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19,
dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi
perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap.”
Pernyataan tersebut mengindikasikan, bahwasanya film saat ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Film, tidak hanya dijadikan
sebagai alat hiburan semata, melainkan untuk berbagai kepentingan
politik, ekonomi, propaganda, dan berbagai kepentingan lain yang kadang
sulit untuk kita deteksi.
Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mengkaji tanda-tanda dan sistem simbolik memiliki kaitan erat dengan
film sebagai sebuah produk tanda. Di lain pihak, para ahli melihat film
sebagai salah satu media yang dapat mempengaruhi para khalayaknya.
Dan dari sinilah asal mula dilakukannya berbagai penelitian terhadap
simbol dan ikon dalam film, dan pengaruhnya terhadap masyarakat yang
menyaksikan film tersebut.43
Bioskop adalah subjek yang luas dan ada lebih banyak cara
daripada seseorang untuk memasukinya. Diambil secara keseluruhan, ini
adalah fakta pertama, dan karena itu menimbulkan masalah estetika,
sosiologi dan semiotika serta psikologi persepsi dan pemikiran. Apakah
baik atau buruk setiap film adalah yang pertama dari semua bioskop.44
Pembuat film awal menggunakan bahan dari novel, vaudeville, sirkus dan
43
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 127. 44
Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, New York: Oxford University Press, 1974. Hal.3
34
berbagai sumber sebagai skenario film mereka. Tetapi dalam menciptakan
genre sendiri yang tetap mempengaruhi pembuatan film. Genre tradisional,
Film populer masa awal pembuatan film antara lain: Drama Kriminal
(Little Caesar 1930), Fiksi Ilmiah (A Trip To The Moon 1902), Animasi
(Snow White and The Seven Dwarfs 1937), Komedi (It Happened One
Night 1934), Drama Karakter (Citizen Kane 1941) dan lain-lain. 45
Tujuan utama dari genre awal adalah memberikan suatu bentuk
narasi pengalih perhatian yang sebelumnya terdapat di dalam fiksi cetak.
Akan tetapi tidak seperti novel yang ditulis oleh pengarang yang bisa
langsung berhubungan dengan pembacanya. Cerita film dimediasikan
oleh sutradara dan menambah tingkat signifikasi berbeda pada teks.
Akibatnya tingkat interpretant narasai cetak, tindakan menurunkan makna
teks tersingkap sebagai interaksi antara penulis dan pembaca namun dalam
film hal ini termediasikan oleh sepasang mata yang berbeda yaitu mata
sang sutradara. Pada kenyataannya sang sutradaralah yang menentukan
parameter interpretasi pada para penonton film.
Film akan terus menarik sejumlah besar pemirsa karena film
mudah diproses sedangkan novel membutuhkan waktu untuk membaca,
film dapat ditonton dalam waktu kurang dari tiga jam, akibatnya film
memperkenalkan satu bentuk modern kelisanan, dengan merasakan film
mendongengkan suatu cerita . dampaknya bersifat langsung dan segera
45
Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 158-159
35
pada intinya. Film akan terus menjadi komponen intrinstik pada galaksi
digital untuk masa yang akan datang. 46
Film sangat mahal untuk dibuat. Serta para aktor teknisi dan biaya
kerajinan, misalnya, mencetak dan mempromosikan film. Sangat sulit
untuk memprediksi film mana yang akan menghasilkan keuntungan yang
cukup untuk menutupi biaya ini dan banyak film tidak akan menutup biaya
pembuatan dan pendistribusiannya. Tapi setiap tahun, beberapa film akan
menghasilkan jumlah uang yang spektakuler, dan kesuksesan besar ini
mensubsidi biaya film lain yang dibuat oleh sebuah organisasi film
tertentu.47
Yang paling penting dari banyak masalah dalam teori film adalah
adanya kesan realitas yang dialami oleh penonton. Film memberi kita
perasaan bahwa kita menyaksikan tontonan yang hampir nyata untuk
mencapai tingkat yang lebih tinggi seperti yang telah dicatat oleh albert
lallay. Film merilis sebuah mekanisme partisipasi afektif dan perseptual
dalam penonton (yang hampir tidak pernah benar-benar bosan dengan
film). Mereka secara spontan menyukai rasa kepercayaannya - tentu saja,
tentu saja, tapi lebih intens daripada seni lainnya dan terkadang film,
bahkan sangat meyakinkan. Ada mode filmik, yang merupakan modus
kehadiran dan sebagian besar dapat dipercaya lebih dari sekadar
permainan atau novel terbaru, sebuah film yang memiliki kesan kenyataan
46
Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.164 47
Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, New York: Oxford University Press Hal.175
36
bahwa pemilikan langsung pada persepsi memiliki kekuatan untuk
menarik orang banyak.
Dalam artikelnya tentang retorika gambar. Roland barthes
mencurahkan perhatian pada pertanyaan tapi hanya berhubungan dengan
still photography: apa, dia bertanya, adalah kesan realitas yang dihasilkan
oleh foto tersebut.48
Bagian dari realitas dapat ditemukan dalam posisi
temporal sebelumnya, karena yang ada dalam lensa ada di depan lensa
kamera; Fotografi - sarana reproduksi mekanis - hanya untuk merekam
yang dicitrakan memberi kita mukjizat yang langka; Sebuah kenyataan
dari mana kita terlindung. Adapun ketidaknyataan itu dihasilkan oleh
musyawarah waktu (hal-hal yang telah jadi tapi tidak lagi), dan juga oleh
kesadaran kita tentang apa yang 'ada' karena kita harus menekankan aspek
magis dari citra fotografi. Yang tidak pernah dialami sebagai ilusi total.
Kita selalu tahu bahwa apa yang ditunjukkan foto kita tidak benar-benar
ada di sini. Untuk alasan ini, Barthes melanjutkan, fotografi memiliki
sedikit kekuatan proyektif (tes proyektif didasarkan, lebih disukai pada
gambar) dan menimbulkan kesadaran penonton murni, sebuah sikap
perenungan eksternal, dan bukan kesadaran akan kemungkinan magis atau
fiktif.49
Dengan demikian ada perbedaan besar antara fotografi dan
bioskop, yang merupakan seni fiksi dan narasi dan kekuatan proyektifnya
48
Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, New York: Oxford University Press, 1974. Hal.5-6 49 Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, Hal.7
37
yang cukup besar, penonton film tidak diserap oleh ada di sana tapi
dengan perasaan ada dia.50
Dilihat dari sudut tertentu, film layar lebar atau bioskop memiliki
semua penampilan dari apa yang bukan. Ini tampaknya semacam bahasa
tapi terlihat seperti sesuatu yang kurang, sebuah sistem bahasa yang
spesifik. Hal ini memungkinkan bahkan memerlukan sejumlah
pemotongan dan montase organisasinya yang sangat nyata sintagmatik,
hanya dapat diturunkan satu kepercayaan, dari beberapa kategori
paradigmatik tertanam, bahkan jika kategori paradigmatik ini hampir tidak
diketahui. Film terlalu jelas merupakan pesan bagi seseorang untuk tidak
menganggap bahwa itu adalah kode. 51
Steve Campsall merupakan salah seorang pengajar Studi bahasa
Inggris dan Media di The Beauchamp College.52
Pergerakan audio visual yang dinamis di dalam film, memunculkan
komponen sendiri di dalam kajian semiotikanya. Hal ini dapat dilihat
melalui skema analisis film yang dibuat Steve berikut ini:
50 Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, Hal.10 51
Christian Metz Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema Film
Language, hal.40 52
Biografi Steve Campsall diperoleh dari http : / / educationforum . ipbhost . com / index
.php?showtopic=1678 diakses pada Minggu, 13 Agustus 2017
38
Tabel II.2 Tabulasi Analisis Film53
Analysing Moving Image Texts: “Film Language”
Signs, Codes and
Conventions
Semiotika, merupakan sebuah jalan untuk
menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Di dalam
film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas
film atau sutradara. Apa yang kita dengar, kita lihat dan
kita rasakan merupakan sesuatu yang dapat kita
persepsikan dan mengandung sebuah ide. Ide tersebutlah
yang kemudian disebut dengan ‘meaning’.
Salah satu contoh pemaknaan penting, misalnya
kata-kata pengecut, memiliki lawan heroik. Situasi ini
memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang
berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada
beberapa komponen dalam memahami semiotika film.
- Signs (tanda): unit makna terkecil yang bisa
kita tafsirkan dan turut menentukan makna
keseluruhan.
- Code (kode): dalam semiotika, sebuah kode
adalah sekumpulan tanda yang nampak, “pas”,
sekaligus “alami” dalam membentuk makna
keseluruhan.
- Convention (konvensi): istilah konvensi itu
penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah
umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita
sering mengaitkan sesuatu yang konvensional
dengan hasil yang pasti, dan menganggapnya
natural.
Perlu kita ketahui pula bahwa tipe tanda dan kode
setidaknya terbagi atas 3:
- Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk
menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik
pada sesuatu.
- Indeks : sistem penandaan yang menggunakan
unsur kausalitas atau sebab-akibat
- Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang
melepaskan secara total makna denotasi pada
sesuatu tersebut.
Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda
adalah melalui konvensi. Konvensi merupakan suatu
kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan
dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan.
Mise-En-Adegan
Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan
penting di dalam sebuah film. Pertanyaan tersebut
meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia
memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa
tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya Mise-En-
Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para
Director atau sutradara ke dalam adegan-adegan, dan
rekaman-rekaman yang termuat di dalam kamera
melalui aspek Setting, Kostum, Tata Rias, dan
53
Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film
Analysis Guide (3) – SJC.
39
Pencahayaan.
Editing
Editing merupakan suatu proses memotong dan
menggabungkan beberapa potongan film menjadi satu.
Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung,
dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif.
Shot Types
Shot merupakan pengambilan gambar untuk
membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan
memberikan makna tersendiri terhadap objeknya.
Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera.
Seperti Close Up (CU), Point of View (POV) dan Middle
Shot (MS).
Camera Angle
Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-
makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi
objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang
mencerminkan superioritas atau kekuasaan.
Camera Movement
Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk
penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom
out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika
makna sendiri.
Lighting
Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting
dalam film. Pencahayaan dapat menimbulkan suasana
dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan
misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian.
Dieges And Sound
Dieges atau diagenic sound di dalam film
merupakan ‘dunia film’. Dia merupakan bagian dari
setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik
yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya.
Visual Effects / SFX
SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI)
yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas
dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.
Narrative Naratif, merupakan unsur film yang memuat cerita
dan kisah khusus di dalam film.
Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang
dibicarakan di dalam film.
Iconography
Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal
inilah yang menjadi simbol-simbol pendukung genre.
Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.
The Star System
Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagian
penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna.
Bisa menjadi penegas karakter dan aksi.
Realism
Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang
sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar
nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat,
dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat
merasakan atmosfer realitas yang tinggi.54
Dalam tabel analisis filmnya yang diadopsi dari pemikiran Metz, Campsall
melihat film sebagai kesatuan bahasa dan makna. Ini kemudian dipahami
54 Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film
Analysis Guide (3) – SJC.
40
Steve sebagai Moving Image Texts: “Film Language”. Menurutnya,
seperti kata-kata, film memiliki bahasa sendiri dalam menyampaikan
pesannya kepada penonton. Para kru dan sineas bekerja menciptakan
makna tersebut melalui gambar bergerak di dalam film, sehingga
kompleksitas komponen film membuatnya berbeda dengan media lain.
Demikianlah kompleksitas di dalam semiotika film. Komponen
tersebutlah yang dijadikan acuan untuk mengkaji lebih dalam terkait
sistem tanda di dalam film. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa film
merupakan salah satu produk komunikasi massa yang di dalamnya
memiliki dan menyimpan makna sendiri bagi para penontonnya.
Konsep ideologi Thompson memiliki sejarah panjang dan
kompleks dan telah digunakan dalam bidang ekonomi, politik dan sosial.
Pertama, ideologi memiliki pengertian yang netral yaitu sebagai sistem
pemikiran, sistem keyakinan, dan sistem simbol yang berhubungan dengan
tindakan sosial dan praktik politik. Kedua, ideologi merupakan sebuah
proses kesadaran yang dipaksakan dari satu kelompok ke kelompok lain
atau dari satu orang ke seorang atau sekelompok lain sehingga tercipta
dominasi.
Raymon Willian dan Fiske mengemukakan ada tiga definisi utama
yang biasa digunakan yaitu ideologi sebagai sistem kepercayaan dari suatu
kelompok atau kelas, ideologi sebagai ilusi atau kesadaran palsu dan
ideologi sebagai proses produksi makna.55
55
Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h.52-53
41
Pengertian pertama berasal dari para pakar psikologi yang
memandang ideologi sebagai pengorganisasian sikap sehingga menjadi
suatu bentuk atau pola yang koheren. Artinya beberapa sikap mengenai
suatu objek yang satu sama lain terkait dan menjadi suatu kepercayaan
bersama, menjadi ideologi. Ideologi dalam pengertian kedua, yaitu sistem
keyakinan yang hanya menjadi sebuah ilusi atau kesadaran palsu. Ideologi
ini diciptakan oleh kelas yang berkuasa untuk melanggengkan
dominasinya terhadap kelompok kerja. Dalam konteks ini pihak yang
berkuasa melakukan propaganda dan memberikan iming-iming atau
harapan kepada pihak yang terdominasi akan memperoleh keuntungan
atau kebaikan namun tidak pernah terwujud sebagai kesadaran palsu.56
Menurut Fiske ketiga ideologi tersebut saling berkaitan. Konsep
ideologi kedua merupakan implementasi dari konsep pertama, kemudian
konsep pertama dan kedua berada dalam konsep ketiga yaitu pada proses
produksi makna. Dalam konteks ini sistem kepercayaan yang terbentuk
misalnya kapitalisme, diimplementasikan untuk pengembangan kesadaran
palsu dalam rangka melakukan penguasaan dan praktik dominasi. 57
Teori ini dikemukakan oleh Martin Seliger, ideologi merupakan
orientasi tindakan yang berisi kepercayaan suatu sistem yang diorganisir
dalam satu sistem yang koheren. Beberapa elemen yang menjadi satu
kesatuan dalam sistem yaitu deskripsi faktual, analisis dan preskripsi
moral tentang apa yang dipandang baik dan benar serta pertimbangan
56 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h.57 57 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h.59
42
teknis, proses bimbingan dan tindakan yang dilakukan sebagai tahapan
implementasi dengan menempatkan aturan atau komitmen, elemen
terakhir yaitu elemen penolakan terhadap sistem kepercayaan tertentu.
Oleh karena itu Seliger merumuskan ideologi sebagai sistem kepercayaan
atau ketidakpercayaan.58
Teori kedua ideologi sebagai proyeksi rasional yang dikemukakan
oleh Alfin Gouldner yang melihat ideologi dari perpektif historis.
Menurutnya ideologi tidak hanya dapat diperlakukan sebagai sesuatu yang
di luar sana, yang diamati dan diobservasi secara empiris dan terbebas dari
unsur-unsur subjek. Gouldner mempertahankan proses pengetahuan
sebagai pemahaman diri yang mengacu pada teori sosial reflektif. Ideologi
memberikan perhatian kepada upaya pengorganisasian kehidupan sosial
dan memberikan advokasi terhadap public sebagai proyek yang dilandasi
berpikir rasional tentang konstruksi sosial, diperlukan bukti-bukti dan
alasan yang sehat (evident and reason) tidak cukup sebagai model rasional
sebuah wacana. Rasionalitas ideologi dibatasi oleh tuntunan supra
historical dan kemampuan menyiratkan makna yang melebihi arti
harfiahnya (keangkuhan kata-kata diluar batang tubuhnya).
Ideologi terbentuk tidak didasarkan pada proses pengalaman
langsung tetapi melalui proses pemuatan berita dan interpretasinya,
sehingga ideologi dikatakan sebagai gambaran makna tahapan kedua atau
second order meaning. Thompson memuji pandangan Gouldner yang
58 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, PT. Raja
Grafindo Persada 2015, h.67
43
mempertahankan bahwa ideologi merupakan sistem simbol, varian dari
bahasa, kode yang terurai. Maka pemikiran Gouldner mengarah pada satu
kesimpulan bahwa adanya perkembangan media yang mencakup media,
radio, televise menunjukan tanda menurunya peranan ideologis.
Teori ini dibangun oleh Paul Hirts yang berbasis pada pemikiran
Althusser tentang ideologi, menurut Althuser pemikiran ideologi bukanlah
sebuah representasi yang menyimpang dari relasi yang nyata tetapi relasi
nyata itu sendiri yaitu relasi antara kehidupan manusia dengan dunianya.
Relasi ideologis membuat kelembagaan khusus yang mencakup aspek
sosial yang disebut Aparatus Ideologis.
Hirts membaginya menjadi dua bagian. Pertama, Aparatus Negara
Ideologis tentang reproduksi. Untuk melakukan reproduksi sosial
diperlukan mereproduksi kondisi produksinya itu sendiri. Misalnya
berkaitan dengan peralatan dan sumber daya teknologi.
Wacana atau diskursus diarahkan untuk menunjukkan sebuah
ungkapan yang menggambarkan sebuah “dunia” atau makna atau imaji
atau pengetahuan tertentu. Louise Philips dan Mariane W. Jorgensen
mengungkapkan wacana adalah a particular way talking about and
understanding the world (or an aspec of the world). Dalam konsep wacana
tidak sekedar istilah yang ditujukan kepada sebuah pembicaraan tetapi
ditujukan kepada sebuah ungkapan (apapun bentuknya) yang membawa
sebuah imaji atau gambaran “dunia” atau sebuah makna tertentu.59
59
Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h. 74
44
Dalam media dimuat berbagai sajian fakta, opini atau ilusi dalam
beragam bentuk bisa berbentuk berita, iklan, drama, film dan musik. Apa
yang disajikan media mungkin sebuah realitas atau mungkin sebuah
rangkaian fiksi.60
Menurut Hall, ada tiga pendekatan dalam proses kerja sistem
representasi yaitu reflektif, kesengajaan (intention) dan konstruksionis atau
konstrutivisme. Pendekatan reflektif fungsi bahasa ditempatkan sebagai
cermin yang merefleksikan realitas yang ada di depan cermin. Pendekatan
kedua yaitu pihak yang memproduksi pesan dengan sengaja memberikan
makna tertentu. Pendekatan ketiga, perspektif konstruktivis bahwa makna
dalam bahasa tergantung pada konteks sosial dalam praktik bahasa itu
sendiri. Komplekstitas pemaknaan dalam konstruktivisme adalah
rangkaian antarobjek material, konsep dan pembahasannya atau signifying.
Menurut Nicholas Tanis, film merupakan serangkaian gambar yang
bertujuan untuk diproyeksikan pada layar yang dengannya tercipta sebuah
ilusi atau tipuan gambar yang hidup dan bergerak.61
Sedangkan Menurut
Kamus Bahasa Indonesia (KBI), film didefinisikan sebagai selaput tipis
yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat
potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di
bioskop); 2 lakon (cerita) gambar hidup.62
60
Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, h. 86-87 61
Rabiger, et. al., "Motion Picture" (World Book Student. World Book, 2012). Web. 12
Feb. 2012. 62
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008), h. 410.
45
Pada dasarnya, film merupakan salah satu bentuk hiburan yang
populer dan menjadikan manusia larut dalam sebuah dunia imajinasi pada
saat-saat tertentu. Saat ini beberapa film telah mengkombinasikan unsur
hiburan dan pendidikan di dalamnya, sehingga film atau movie dapat juga
menjadi media belajar manusia mengenai sejarah, tingkah laku manusia
dan ilmu pengetahuan.63
Bela Balazs memiliki pendapat sendiri mengenai film: Film art is a
greater influence on the minds of the general public than any other art.64
Menurutnya, seni film merupakan seni yang berpengaruh paling besar
terhadap pembentukan pola pikir masyarakat umum dibandingkan dengan
jenis seni yang lainnya. Sudah kita ketahui bahwasanya film merupakan
salah satu produk komunikasi massa yang memuat berbagai informasi bagi
para penontonnya. Sedangkan informasi, saat ini sudah menjadi suatu
kebutuhan yang esensial untuk mencapai tujuan hidup. Melalui informasi,
manusia dapat mempelajari lingkungan sekitarnya, memperbanyak
wawasan, sekaligus sebagai media untuk memahami kedudukan dan
perannya di dalam masyarakat.65
Tiga kategori utama film adalah film fitur, dokumentasi dan film
animasi. Film fitur merupakan karya fiksi yang strukturnya selalu berupa
narasi dan dibuat dalam tiga tahap. Tahap praproduksi merupakan periode
skenario diperoleh. Skenario bisa berupa adaptasi dari novel atau cerita
63
Rabiger,et.al., "Motion picture." Web. 12. 64
Daniel Talbot, Film: an Anthology (California: University of California Press, 1975), h.
201. 65
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 11.
46
pendek. Tahap produksi merupakan masa berlangsungnya pembuatan film
berdasarkan skenario. Tahap terakhir post-produksi (editing) semua bagian
film yang pengambilan gambarnya tidak sesuai urutan cerita disusun
menjadi suatu kisah yang menyatu.66
Hampir semua film fitur pada
dasarnya narasi visual. Oleh karena itu menurut Metz itu semua dapat
dilihat sebagai yang memiliki struktur sama dengan ciri struktural
bahasa.67
Pencirian film sebagai bisnis pertunjukan dalam bentuk baru bagi
pasar yang meluas bukanlah keseluruhan ceritanya. Film adalah pencipta
budaya massa, bahkan menurunnya penonton film kemudian
dikompensasikan oleh para penonton film domestik yang dijangkau oleh
televisi, rekaman digital, kabel dan saluran satelit.
Media film dan lembaga ciri-ciri utama:68
Aspek media: saluran
penerimaan audiovisual, pengalaman pribadi terhadap konten publik, daya
tarik universal yang luas, memiliki format dan genre internasional. Aspek
kelembagaan: ketundukan terhadap kontrol sosial, organisasi dan distribusi
yang rumit, biaya produksi yang tinggi, bentuk distribusi yang beragam.
66
Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.134 67
Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h.150 68
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke-enam, Salemba Humanika 2011,
hal. 31
47
Tabel II. 3 Sistem-sistem dalam Film
B
a
g
Tabel di atas merupakan unsur-unsur pembentuk film yang
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sistem
formal dan sistem gaya (stylistic). Sistem formal mencakup film dalam
sistem naratif (cerita) dan non naratif (non cerita). Film naratif
merupakan kategori film yang memiliki rangkaian suatu sebab-akibat
yang terjadi dalam sewaktu-waktu.
Film non naratif, sebaliknya merupakan kategori film yang
tidak memiliki susunan cerita tertentu, seperti film dokumentasi, film
experimental, dan sebagainya. Namun, penulis tidak menggunakan unsur
sistem non-naratif ini, karena film yang diteliti ini adalah masuk
kategori naratif. Suatu film, baik formal atau gaya biasanya memiliki
cerita dramatik, yaitu memiliki problem-problem yang kuat dan
menarik.69
69
Sumarno, Marseli. Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2005), h. 48-49
Film form
Interacts with
Formal System Stylistic system
Non-Narrative Narrative Patterned and significant use of
techniques:
Catagorial mise en scene
Rhetorical Cinematoghrapy
Abstract Editing
Associational Sound
48
Sistem gaya (stylistic) atau bisa disebut dengan unsur sinematis
terdiri atas empat macam sistem sinematis pembangun film, yakni mise
en scene, cinematography, editing, dan sound. Mise en scene
merupakan segala hal yang terletak di depan kamera yang akan
diambil gambarnya dalam sebuah produksi film. Mise en scene terdiri
atas empat aspek utama yaitu: Setting (latar), kostum dan tata rias
wajah (make-up), pencahayaan (lighting), dan pelakonan (acting).70
B. Tinjauan Tentang Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dari segi bahasa kata dakwah berasal dari kata Arab da’wah
merupakan bentuk mashdar dari kata kerja دعا– يدعوا – دعوة (da’a - yad’u -
da'watan) berarti seruan, ajakan atau panggilan.71
Seruan dan panggilan
ini dapat dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan. Kata dakwah
juga berarti do’a (al’du’a) yakni harapan, permohonan kepada Allah
SWT atau seruan (al-nida’). Doa atau seruan pada sesuatu berarti
dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu. Dakwah dalam arti do’a
ini terbaca jelas dalam ayat Al Baqarah 186:
نوا وإذا سألك عبادي عن ي فإن ي قريب أجيب دعوة ٱلداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤم
٦٨١ون بي لعلهم يرشد
“Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu
tentang Aku (maka jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
70
Sumarno, Marseli. Dasar-Dasar Apresiasi Film, h. 121. 71
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Rajagrafindo Persada 2011, h. 1
49
perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah
tawashul dan ittishal. Kata dasar ‘washala’ yang artinya sampai,
tawashul artinya adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak untuk
saling bertukar informasi sehingga pesan yang disampaikan dipahami
sampai kepada dua belah pihak yang berkomunikasi.72
Kata Islam dalam buku al- Ta’rifat karya al-Jurjani diartikan
sebagai kerendahan dan ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh
Rasulullah SAW. makna Islam mengacu kepada makna bahasa. Abdul
Karim Zaidan dalam Ushul al-Dakwah memaparkan definisi tentang
Islam.73
Islam adalah bersyahadat, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
berpuasa ramadhan, menunaikan ibadah haji. Ini adalah pilar utama
dengan rukun Islam. Islam adalah kerendahan, penyerahan diri, dan
ketundukan kepada Allah, yaitu ketundukan kepada Allah di segala
bidang. Islam adalah sistem umum dan peraturan lengkap tentang urusan
kehidupan, serta panduan meniti kehidupan dengan ajaran. Islam adalah
kumpulan seluruh nilai yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia baik hukum akidah,
akhlak, ibadah, muamalat serta berita-berita yang disebutkan al-Qur’an
dan sunnah..
72
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, IAIN Pontianak Press 2014, h.2 73
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.6-7
50
Islam adalah jawaban yang benar dan tepat untuk menjawab
darimana kita berasal, untuk apa kita hadir di dunia ini, tujuan hidup dan
lain-lain.74
Islam adalah ruh yang sebenarnya bagi manusia, cahaya
dalam meniti jalan, obat segala penyakit, dan jalan yang lurus
memberikan keselamatan.
Jadi komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun di atas
prinsip-prinsip Islam yang memiliki ruh kedamaian, keramahan dan
keselamatan. Komunikasi Islam berdasarkan informasi al-Qur’an dan
Sunnah ialah membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan sang
pencipta dan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan
keselamatan untuk diri dan lingkungan dengan cara tunduk perintah Allah
dan Rasul Nya.
Metode menyampaikan pesan:75
a) Hiwar, menurut bahasa
pembicaraan yang berlangsung di antara dua orang atau lebih. Dalam
istilah umum diskusi yang berlangsung antara dua pihak atau lebih
dengan tujuan untuk meluruskan pandangan, menampilkan hujjah,
menetapkan kebenaran, menghilangkan syubuhat (keragu-raguan) dan
mengembalikan orang yang salah pemahamannya kepada kebenaran. b)
Jidal, menurut bahasa berarti memintal benang. Maksudya upaya untuk
merajut pendapat-pendapat yang berseberangan seperti merajut benang-
benang yang kusut. Allah membolehkan kepada orang yang beriman
74
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.10 75
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h. 112
51
untuk menggunakan metode ini dengan cara yang baik.76
c) Bayan, secara
bahasa artinya jelas dan terang sedangkan menurut istilah menjelaskan
tujuan dengan pilihan kata yang paling tepat. d) Tadzkir, berasal dari kata
dzakara yang berarti mengingat. Kata tadzkiir dan tadzakkur dalam
berbagai bentuknya disebutkan dalam al-qur’an surat Al-An’am 70, Al-
Rad 19, Ibrahim 5, Thaha 44, Fathir 37 al-Zumar ayat 9, ghafir 13.77
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari Al-Qur’an maka
tadzkiir adalah salah satu metode dalam komunikasi yang sangat
bermanfaat untuk memberikan peringatan dini kepada manusia agar tidak
lupa dengan tujuan hidup yang sebenarnya. Tabligh, dasar kata dari
balagha. Kata ini secara umum berarti selesai, berakhir atau sampai. Kata
balagha menjadi ballagha artinya berubah menjadi menyampaikan.
Tabsyir, berasal dari kata busyra’ dan bisyarah yang artinya
bahagia dan gembira. Sedangkan kata tabsyir artinya adalah
menyampaikan kabar bahagia dan gembira. Tujuan dari busyra’ adalah
memberikan motivasi kepada orang-orang yang baik agar bertahan dalam
kebaikan atau semakin bersemangat meningkatkan kualitas
kebaikannya.78
Indzar, salah satu metode yang menumbuhkan rasa takut
ke dalam hati manusia, indzar secara bahasa berati menyampaikan pesan
dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa
takut dan kehati-hatian. Tujuannya adalah untuk mengingatkan manusia
agar tidak mengulangi perbuatan generasi terdahulu agar mereka tidak
76
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.115 77
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.121 78
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.126
52
mengulangi seperti yang telah dialami sebelumnya. Ta’aruf, secara
bahasa berasal dari kata arafa’ yang berarti tahu atau kenal. Artinya
mengetahui dan mengenal sesuatu dengan tanda-tanda yang membuatnya
bisa membedakan antara satu dengan lainnya. Ta’aruf dengan berbagai
elemen masyarakat harus mendukung tujuan utama dari kehidupan yaitu
ibadah dan taqwa. Tawashi, berasal dari kata wasiat yang secara bahasa
artinya bersambung. Artinya menyambungkan apa yang diinginkannya
kepada orang lain. Tawashi adalah salah satu bentuk komunikasi yang
menghubungkan orang-orang terdekat dengan orang khusus sehingga
terjalin sesuatu yang lebih akrab.79
Nasihat, menurut bahasa artinya murni, jernih, bersih tanpa noda.
Pemberi nasihat harus memilih kalimat yang mengesankan, memilih
tempat dan waktu yang tepat. Nasihat adalah salah satu bentuk
komunikasiyang berdampak positif bagi pemberi nasihat dan penerima
nasihat. Irsyad, berasal dari rasyada artinya mencari petunjuk ke jalan
yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad sudah menjadi disiplin ilmu
mandiri yang disebut ilmu konseling. Komunikasi konseling ini
memberikan perhatian khusus kepada interaksi interpersonal dan
keterampilan komunikasi lainnya dalam rangka pelayanan bimbingan
secara individual.
Wa’adz atau Mau’idzah, Al-Jurjani mendefinisikan wa’adz
sebagai al-tadzkir bi al-khair fima yariqqu lahu al-qalb (mengingatkan
79
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.135-136
53
tentang kebaikan yang membuat hati menjadi lembut).80
Jenis komunikasi
ini bertujuan untuk melunakkan hati yang mendengarnya, lunaknya hati
terefleksi pada linangan air mata, goncangnya dada saat mendengarkan
pesan dan munculnya tekad untuk berubah.81
Idkhal surur, yang
dimaksud adalah membahagiakan orang lain baik dengan kata ataupun
perbuatan. Contoh mengucapkan selamat atas kesuksesan yang diraih,
belasungkawa dan turut berduka atas musibah yang menimpa saudara
atau menebar senyuman dan wajah ceria saat bertemu, meringankan
beban orang lain saat kesusahan dan lain-lain.
Sayyid Quthub menegaskan sesungguhnya dakwah adalah dakwah
(ajakan) kepada Allah bukan ke jalan da’i atau kaumnya. Tiada bagi da’i
dari dakwah yang dilakukan kecuali menjalankan tugas dan
kewajibannya kepada Allah SWT. Menurut Quthub, ada lima hal pokok
yang mengantar manusia memperoleh kehidupannya yang sempurna.82
Pertama, seruan kepada aqidah tauhid yang akan membebaskan
manusia dari penyembahan kepada selain Allah. Kedua, seruan kepada
hukum-hukum Allah dalam arti seruan untuk membangun dan mengatur
kehidupan dengan undang-undang Allah (prinsip syari’ah). Ketiga, seruan
kepada sisitem hidup atau konsep mengenai kehidupan yang sesuai
dengan fitrah kemanusiaan. Keempat, seruan kepada kemajuan dan
kemuliaan hidup dengan aqidah dan sistem Islam untuk membebaskan
80
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.139 81
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, h.141 82
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, Penamadani 2006, hal.
54
manusia dari perbudakan dan penyembahan terhadap manusia. Kelima,
seruan kepada perjuangan dan jihad Islam untuk dapat mewujudkan dan
mengokohkan sistem Allah di muka bumi.
أهلها وإذا حكمتم بين ٱلناس أن تحكموا ب ت إلى ن يأمركم أن تؤدوا ٱلم ا لٱلعد إن إن ٱلل نعم ٱلل
ا بصيرا كان سميع ٨٨يعظكم بهۦ إن ٱلل
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Dalam hadits riwayat Ahmad:
م مكارم الخلق إ نما بعثت لتم
Artinya: “Bahwasanya aku diutus Allah untuk
menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti).
Tugas Nabi yang digariskan dalam sejarah hidupnya cukup
menarik simpati manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran
risalahnya, karena risalah yang diajarkan Nabi memberikan informasi
tentang faktor-faktor keutamaan akhlak lengkap dengan menjelaskan
aspek-aspeknya. Islam telah menggariskan tentang ibadah dan
menetapkan bahwa ibadah itu merupakan pokok-pokok iman, bukan
merupakan upacara agama yang bersifat abstrak. Islam tidak mengajarkan
manusia melakukan perbuatan yang munkar yang tidak mempunyai nilai
akhlak yang luhur, namun sebaliknya Islam mengajarkan manusia hidup
bersahaja dengan akhlak yang mulia.83
83
Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana 1986, hal. 10
55
Dalam firman Allah QS: Al-Ankabut 45 menyatakan perintah
Shalat wajib dan sekaligus Allah menerangkan hikmahnya.
ة تنهى عن ٱلفحشاء وٱلمنكر لو ة إن ٱلص لو ب وأقم ٱلص أكبر ٱتل ما أوحي إليك من ٱلكت ولذكر ٱلل
يعلم ما تصنعون ٥٨وٱلل
45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan
Membersihkan jiwa dari perbuatan keji yang membawa kehinaan
dan mensucikan diri dari perkataan buruk adalah hakikat shalat. Mengenai
ibadah zakat pada hakikatnya bukan merupakan pajak yang diambil dari
kantong melainkan pembinaan dengan menanamkan rasa kasih sayang
yang tulus dan mendekatkan hubungan ukhuwah yang baik diantara
lapisan masyarakat.84
Dalam firman Allah QS: At-Taubah 103 artinya:
103. ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.
Zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang
berlebih-lebihan kepada harta benda, zakat itu menyuburkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda
mereka.
١٦رين وقا ربكم ٱدعوني أستجب لكم إن ٱلذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخ
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
84
56
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina".
Endang S. Anshari yang membagi pokok ajaran Islam menjadi
tiga yaitu, akidah, syari’ah dan akhlak. Akidah (keimanan) yang meliputi
iman kepada Allah, Iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab
Allah, iman kepada iman kepada utusan Allah, iman kepada hari akhir
dan iman kepada taqdir. Sedangkan aspek syariah (aturan) terkait dengan
aturan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
rangka hablum minallah (hubungan dengan Tuhan) dan hablum minan
nas. (hubungan dengan sesama manusia). Aspek Akhlak adalah perilaku
atau budi pekerti, yang terbagi menjadi akhlak terhadap Tuhan dan akhlak
terhadap manusia.85
2. Film sebagai Media Dakwah
Pada awal perkembangannya, film tidak lebih dari sebuah
pertunjukan hiburan dalam bentuk gambar (motion pictures) dan
berlangsung tanpa pelengkap suara.86
Melalui film, dapat diperoleh
informasi dan gambaran tentang realitas tertentu, untuk melihat pesan-
pesan keagamaan atau dakwah dengan film menawarkan alternatif dalam
membangun dinamika masa depan umat.
Media dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang dapat
menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan urat nadi
85
Anisatul Islamiyah. Pesan Dakwah dalam Novel Negeri Lima Menara, Jurnal
Komunikasi Islam Juni 2015, hal.136-137 86
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan Aplikasi, PT.
Remaja Rosdakarya 2012, h. 112
57
dalam totalitas dakwah yang penting dalam menentukan perjalanan
dakwah.87
Media dakwah merupakan salah satu komponen dakwah, sekalipun
media dakwah bukan penentu utama bagi kegiatan dakwah, akan tetapi
media ikut memberikan andil yang besar untuk kesuksesan dakwah.
Pesan dakwah yang penting dan perlu diketahui semua lapisan
masyarakat, mutlak memerlukan media radio, koran, majalah maupun
film, pilihan media dakwah sangat terkait dengan kondisi unsur-unsur
dakwah.88
Film dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk
menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk
pesan-pesan keagamaan yang lainnya disebut dakwah. 89
Sebagaimana diketahui bahwa unsur-unsur dakwah meliputi; dai
(pemberi dakwah), mad’u (penerima dakwah), materi (pesan dakwah),
metode (cara dakwah), dan media (sarana dakwah). Dari beberapa
komponen dakwah tersebut, unsur dakwah yang paling berpengaruh atas
keberadaan media dakwah adalah dai itu sendiri. Hampir semua media
dakwah bergantung pada kemampuan pendakwah, baik secara individual
87
Enjang dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Widya 2009, h. 93 88
Mubasyaroh, Film Sebagai Media Dakwah (Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah
Kontemporer), 2014, h. 12 89
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan Aplikasi, PT.
Remaja Rosdakarya 2012, h. 114-115
58
maupun kolektif. Film sebagai salah satu media dakwah memiliki
beberapa fungsi yaitu:90
a. To inform, fungsi informasi dalam hal ini film memiliki fungsi
menginformasikan sesuatu kepada pihak lain.
b. To educate, fungsi pendidikan, pada fungsi ini film berfungsi
mendidik, sehingga diharapkan dari film ini penerima film akan
memperoleh pengetahuan, nilai maupun hal-hal terkait yang bertujuan
mencerdaskan penerima film.
c. To influence, fungsi mempengaruhi, pada fungsi mempengaruhi ini
Film diharapkan dapat mempengaruhi pada aspek kognisi
(pemahaman), film sebagai media dakwah afeksi (sikap) maupun
psikomotor (tingkah laku).
d. To entertaint, fungsi hiburan, dalam fungsi hiburan ini film disamping
memiliki beberapa fungsi tersebut, dengan pemutaran film
diharapkan dapat memberikan hiburan kepada mad’u, sehingga
kegiatan dakwah yang dilakukan tidak monoton.
Dari beberapa fungsi film tersebut, dalam kaitannya dengan aktifitas
dakwah, film sebagai media dakwah diharapkan dapat memerankan
dirinya dengan baik dalam kaitannya menyampaikan dakwah, dengan
film dapat digunakan sebagai media informasi, dengan demikian dai akan
dapat lebih banyak menginformasikan hal-hal positif tentang Islam
90
Mubasyaroh, Film Sebagai Media Dakwah (Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah
Kontemporer), h. 13
59
meliputi beberapa materi; akidah, syari’ah maupun akhlak yang dapat
memberikan pendidikan.91
Film sebagai media dakwah juga digunakan untuk mempengaruhi
orang lain, dalam hal ini dengan pembuatan dan pemutaran film
diharapkan dai dapat mempengaruhi kepada mad’u agar mad’u selaku
penerima dan sasaran dakwah dapat terpengaruh pemikiran dan ajaran
Islam sehingga akan menyetujui pendapat mad’u yang pada akhirnya
akan menyetujui dakwah yang disampaikan lewat film.
Disamping itu dengan film ini kegiatan dakwah tidak monoton
tapi ada variasinya, karena film juga memiliki fungsi entertaint (hiburan),
dengan hiburan ini masyarakat selaku penerima dakwah akan terhibur
ketika mengikuti kegiatan dakwah, sehingga dakwah yang mereka terima
menjadi sesuatu yang menarik dan sayang untuk ditinggalkan.
Perubahan paradigma keilmuan dakwah menuju komunikasi
Islam, menurut Prof. Andi Faisal Bakti, dengan cara mengadopsi
bangunan teori yang ada di dalam ilmu komunikasi umum (sekuler).
Menurutnya, penafsiran modern dari nilai-nilai Islam harus dibawa ke
dalam komunitas non muslim sehingga Islam dapat dipahami. Demikian
juga, nilai-nilai yang bersumber dari Barat dapat diintegrasikan dalam
kurikulum pendidikan Islam. Bertitik tolak dari pemahaman tersebut,
91
Mubasyaroh, Film Sebagai Media Dakwah (Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah
Kontemporer) h. 13
60
Prof. Andi Faisal Bakti membuat matrik tentang ilmu komunikasi Islam
(ilmu dakwah) sebagai berikut:92
Tabel II.4 Ilmu Komunikasi Islam
Islamic communication (da’wah) Secular communication
Tabligh (tanzir, ta’aruf) Information (SMCR,
EConvergence, Active Recipient)
Taghyir (nafs, qaum, ummah, tawhid) Change (modernization,
dependency, multiplicity)
Amar ma’ruf nahi munkar (amanu,
amal shaleh, al-haq, al-sabr)
Development (Diffusion of
Innovation, social marketing,
participatory, self Help)
Akhlaq (al-maw’izah, al-hikmah,
ahsanul mujadalah, al-karimah, la-
fitnah, la-zhan, ta’awun,
mushawarah/shura
Ethics / wisdom
Dari tabel di atas, Prof. Andi Faisal Bakti mempertegas bahwa
teori-teori dakwah dapat dikembangkan dengan cara mengadopsi teori-
teori yang berasal dari ilmu komunikasi yang telah kokoh
keberadaannya. Perkembangan ilmu dakwah tidak hanya berkutat pada
wacana apakah dakwah itu ilmu atau hanya pengetahuan saja. Kajian
ilmu dakwah melebar kepada ilmu sosial secara luas atau sebagai ilmu
interdisipliner, maka ilmu dakwah tidak akan menjadi ilmu yang mandiri
dan memiliki bangunan epistemologi yang jelas. Pendapat ini juga
diperkuat dengan pendapat Hamid Mowlana yang menyatakan bahwa
dakwah (tabligh) merupakan sebuah teori tentang komunikasi dan etika
(tabligh is a theory of communication and ethics).93
92
Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, Juni 2013, h. 83 93 Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, Juni 2013, h. 83
61
Menurut Quthub, ada tiga tugas dan fungsi dakwah:
menyampaikan kebenaran (al-Tabligh wa al-Bayaan), melakukan
pemberdayaan nilai-nilai Islam (al amr bi al ma’ruf) dan kontrol sosial
(al nahy an munkar), menumpas kejahatan melalui perang suci (al- jihad
fi sabil Allah).94
Dalam bahasa yang lain, Toto Tasmara menyatakan bahwa
dakwah adalah komunikasi khas yang berbeda dengan komunikasi
lainnya, terutama berkaitan dengan cara dan tujuan yang akan dicapai.
Dalam berdakwah sesuai dengan prinsip dengan tidak memaksa dan hasil
akhir dalam kegiatan dakwah ada di tangan Allah SWT yang diturunkan
melalui hidayah, karena dalam Al Qur’an surat Ali Imran 104 Allah
menegaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan kaum manusia
sampai mereka mengubah keadaan mereka sendiri.
ئك ة يدعون إلى ٱلخير ويأمرون بلٱلمعروف وينهون عن ٱلمنكر وأول نكم أم هم ٱلمفلحون ولتكن م
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.”
a. Dakwah dengan Hikmah
Dakwah dengan hikmah yaitu dakwah dengan bijaksana dan
kearifan. Dari segi bahasa menurut Ibn Faris, kata hukum (al-hukm)
berarti mencegah manusia dari kezhaliman. Dan kata hikmah
mengandung arti mencegah yaitu mencegah manusia dari kebodohan
94 Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, Penamadani 2006, h. 164
62
dan kejahatan.95
Hikmah dapat datang dari Allah dan manusia. Ada
beberapa unsur dakwah dengan hikmah yaitu pertama, dakwah
sesuai situasi dan kondisi mad’u. Kedua, berkaitan dengan materi
yang disampaikan. Ketiga, metode dan teknik yang digunakan harus
tepat sesuai kebutuhan tidak menggebu-gebu. Dakwah dengan
hikmah yaitu dakwah dengan Al-Qur’an menyebut dirinya arif
bijaksana (hakim).
b. Nasehat yang Baik (Mau’izhat Hasanah)96
Dari segi bahasa nasehat (al-wa’zh atau Mauizdhah)
mengandung arti teguran atau peringatan. Ashfahani dengan
mengutip pendapat Imam Khalil menyatakan bahwa nasehat adalah
memberikan peringatan (al-tadzkir) dengan kebaikan yang dapat
menyentuh hati. Jadi inti maknanya nasehat adalah mengingatkan
(tadzkir) dan membuat peringatan (dzikra) kepada umat manusia.
Nasihat yang baik adalah nasihat yang diberikan dengan kasih
sayang seperti nasihat Luqman kepada anaknya. Nasihat Luqman
adalah nasihat yang bebas dari celaan karena pelakunya adalah orang
yang mendapat hikmah dan nasihat tersebut tulus jadi nasihat yang
baik dilakukan oleh orang yang arif dan bijaksana.
c. Dialog Dengan Cara Yang Baik97
95
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, Penamadani 2006, h. 247 96
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, h. 249 97
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, h.250
63
Menurut Ashfahani kata jadal, mujadalah berarti saling
memberi dengan jalan saling melawan dan mengalahkan. Kata jadal
semula berarti menguatkan. Kata jadaltu al-habl berarti ahkamtu
fatlahu (aku menguatkan pintalannya), dan kata jadaltu al-bina’
berarti ahkamtuhu (aku menguatkan dan mengokohkan bangunan
itu). Hakikat dari kata jadal adalah menguatkan sesuatu. Karena
orang yang berdialog (berdebat) seakan-akan berusaha menguatkan
pendapatnya sendiri atas pendapat orang lain.
d. Tindakan Pembalasan Yang Setimpal (Mu’aqabalah bi Al Mitsl)
Metode ini dapat diambil demi menjaga kemuliaan dan kebenaran
agar kebatilan dapat dikalahkan dengan kebenaran.98
3. Amar Makruf Nahi Mungkar
Amar Makruf Nahi Mungkar merupakan istilah yang memiliki
padanan dan semakna dengan dakwah.99
Amar makruf nahi mungkar
tidak dapat dipisahkan. Makruf adalah lawan kata dari Mungkar. Secara
bahasa berasal dari kata arafa yang berarti mengetahui, mengenal. Maka
Makruf adalah sesuatu yang dikenal, diketahui, dipahami, diterima dan
pantas, sebaliknya Mungkar adalah sesuatu yang dibenci,ditolak dan tidak
pantas.100
Dakwah sebagai tanda orang mukmin yaitu dengan menunaikan
tugas sucinya yaitu menegakkan amar makruf nahi mungkar. Setiap
98
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, Penamadani 2006, h.252 99
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Prenamedia Group 2004,Hal.20 100
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, hal. 37
64
kemunkaran mengandung konsekuensi dosa, dan setiap perbuatan yang
mengandung dosa menyebabkan hubungan seseorang terputus dengan
Allah SWT.101
Amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban bagi sesama
muslim sekaligus sebagai identitas orang mukmin. Pelaksanannya
diutamakan kepada orang-orang yang terdekat sesuai dengan
kemampuannya. Orang yang meninggalkan ini dipandang berdosa bahkan
dilaknat dengan siksa di dunia dan akhirat. Allah menjelaskan dalam surat
At-Taubah 67 dan 71:
ن بعض يأمرون بلٱلمنكر وينهون عن ٱلمع ت بعضهم م فق فقون وٱلمن روف ٱلمن
سقون فقين هم ٱلف فنسيهم إن ٱلمن ١٦ويقبضون أيديهم نسوا ٱلل
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian
dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh
membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma´ruf dan
mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada
Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang
munafik itu adalah orang-orang yang fasik”.
ت بعضهم أولياء بعض ي أمرون بلٱلمعروف وينهون عن وٱلمؤمنون وٱلمؤمن
ئك ورسولهۥ أول ة ويطيعون ٱلل كو ة ويؤتون ٱلز لو ٱلمنكر ويقيمون ٱلص
عزيز حكيم إن ٱلل ٦٦سيرحمهم ٱلل
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian
yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana”.
101
Fethullah Gulen, Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi Hidup,
Republika 2011, hal. 141
65
Ada tiga puluh delapan kata al-ma’ruf dan enam belas kata al-
munkar di dalam Al-Qur'an. AI-ma'ruf menurut Mufradat ar-Raghib dan
lainnya adalah nama setiap perbuatan yang dipandang baik menurut akal
atau agama (syara). Sedangkan al-munkar berarti: setiap perbuatan yang
oleh akal sehat dipandang jelek, atau akal tidak me mandang jelek atau
baik, tetapi agama (syariat) memandang nya jelek. Ada yang berpendapat,
al-ma’ruf suatu nama yang mencakup setiap perbuatan dikenal sebagai
suatu ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah dan berbuat baik (ihsan)
kepada manusia. Sedangkan al munkar berarti sebaliknya. Ada pula yang
berpendapat, al-ma'ruf ialah suatu nama yang mencakup setiap perbuatan
yang dicintai Allah berupa iman dan amal salih.
Hukum mengajak kepada al-ma’ruf dan melarang dari al munkar
adalah fardhu kifayah. Ibnu Taimiyah berkata: "Kewajiban ini adalah
kewajiban atas keseluruhan umat, dan ini yang oleh para ulama disebut
fardhu kifayah. Apabila segolongan dari umat melaksanakannya,
gugurlah kewajiban itu dari yang lain. Seluruh umat dikenai kewajiban
itu, Tetapi bila segolongan umat telah ada yang melaksanakannya, maka
tertunaikan kewajiban itu dari yang lain".102
Amar makruf dan nahi
mungkar merupakan karakter seorang yang beriman, dan dalam
102
lbnu Taimiyyah Terjemahan Akhmad Hasan , Amar Ma'ruf Nahi Mungkar ( Perintah
kepada kebaikan larangan dari kemungkaran), Departemen urusan Keislaman , Wakaf , Dakwah
dan pengarahan Kerajaan Arab Saudi, h.3-4
66
mengingkari kemungkaran tersebut ada tiga tingkatan:103
Mengingkari
dengan tangan, mengingkari dengan lisan, mengingkari dengan hati.
Tingkatan pertama dan kedua wajib bagi setiap orang yang
mampu melakukannya, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits di atas,
dalam hal ini seseorang apabila melihat suatu kemungkaran maka ia
wajib mengubahnya dengan tangan jika ia mampu melakukannya, seperti
seorang penguasa terhadap bawahannya, kepala keluarga terhadap istri,
anak dan keluarganya, dan mengingkari dengan tangan bukan berarti
dengan senjata.
Imam Al Marrudzy bertanya kepada Imam Ahmad bin Hambal :
“Bagaimana beramar ma’ruf dan nahi mungkar?” Beliau menjawab :
“Dengan tangan, lisan dan dengan hati, ini paling ringan,” saya bertanya
lagi: “Bagaimana dengan tangan?” Beliau menjawab, “Memisahkan di
antara mereka,” dan saya melihat beliau melewati anak-anak kecil yang
sedang berkelahi, lalu beliau memisahkan di antara mereka.
Adapun dengan lisan seperti memberikan nasihat yang merupakan
hak di antara sesama muslim dan sebagai realisasi dari amar ma’ruf dan
nahi mungkar itu sendiri, dengan menggunakan tulisan yang mengajak
kepada kebenaran dan membantah syubuhat (kerancuan) dan segala
bentuk kebatilan. Adapun tingkatan terakhir (mengingkari dengan hati)
artinya adalah membenci kemungkaran- kemungkaran tersebut, ini adalah
kewajiban yang tidak gugur atas setiap individu dalam setiap situasi dan
103
Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar,
Disebarkan dalam bentuk Ebook di Maktabah Abu Salma al-Atsari http://dear.to/abusalma, h.3-4
67
kondisi, oleh karena itu barang siapa yang tidak mengingkari dengan
hatinya maka ia akan binasa. 104
Imam Ibnu Rajab berkata setelah menyebutkan hadits di atas dan
hadits-hadits yang senada dengannya: “Seluruh hadits ini menjelaskan
wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai dengan kemampuan, dan
sesungguhnya mengingkari dengan hati sesuatu yang harus dilakukan,
barang siapa yang tidak mengingkari dengan hatinya, maka ini pertanda
hilangnya keimanan dari hatinya.”
Kemudian dalam amar makruf dan nahi mungkar ada berapa
kaidah penting dan prinsip dasar yang harus diperhatikan, jika tidak
diindahkan niscaya akan menimbulkan kemungkaran yang lebih besar
dan banyak: Pertama, mempertimbangkan antara maslahat dan mafsadah
Ini adalah kaidah yang sangat penting dalam syari’at Islam secara umum
dan dalam beramar ma’ruf dan nahi mungkar secara khusus, maksudnya
ialah seseorang yang beramar makruf dan nahi mungkar ia harus
memperhatikan dan mempertimbangkan antara maslahat dan mafsadat
dari perbuatannya tersebut, jika maslahat yang ditimbulkan lebih besar
dari mafsadatnya maka ia boleh melakukannya, tetapi jika menyebabkan
kejahatan dan kemungkaran yang lebih besar maka haram ia
melakukannya, sebab yang demikian itu bukanlah sesuatu yang di
104
Al-Ustadz Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar,
h.5
68
perintahkan oleh Allah, sekalipun kemungkaran tersebut berbentuk suatu
perbuatan yang meninggalkan kewajiban dan melakukan yang haram.105
Oleh karena itu perlu dipahami dan diperhatikan empat tingkatan
kemungkaran dalam bernahi mungkar berikut ini: Hilangnya
kemungkaran secara total dan digantikan oleh kebaikan, berkurangnya
kemungkaran, sekalipun tidak tuntas secara keseluruhan, digantikan oleh
kemungkaran yang serupa, digantikan oleh kemungkaran yang lebih
besar.
Kedua, karakteristik orang yang beramar makruf dan nahi
mungkar. Orang yang melakukan hal itu harus memiliki kriteria berikut
ini:
1. Berilmu. Berilmu amar makruf dan nahi mungkar adalah ibadah yang
sangat mulia, dan sebagaimana yang dimaklumi bahwa suatu ibadah
tidak akan diterima oleh Allah kecuali apabila ikhlas kepada-Nya dan
sebagai amal yang saleh, suatu amalan tidak akan mungkin menjadi
amal saleh kecuali apabila berlandaskan ilmu yang benar. Karena
seseorang yang beribadah tanpa ilmu maka ia lebih banyak merusak
daripada memperbaiki, karena ilmu adalah imam amalan, dan amalan
mengikutinya.
2. Lemah lembut dan penyantun. Seorang yang beramar makruf dan
nahi mungkar hendaklah mempunyai sifat lemah lembut dan
penyantun, sebab segala sesuatu yang disertai lemah lembut akan
105
Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar, h.7
69
bertambah indah dan baik, dan sebaliknya jika kekerasan menyertai
sesuatu maka akan menjadi jelek.106
3. Seseorang yang beramar makruf dan nahi mungkar bersifat sabar,
sebab sudah merupakan sunnatullah bahwa setiap orang yang
mengajak kepada kebenaran dan kebaikan serta mencegah dari
kemungkaran pasti akan menghadapi bermacam bentuk cobaan, jika ia
tidak bersabar dalam menghadapinya maka kerusakan yang
ditimbulkan lebih banyak dari kebaikannya. Sebagaimana Firman
Allah tentang wasiat Luqman terhadap anaknya yang artinya:
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17).107
Dalam dakwah, Rasulullah Saw juga melakukan hal ini, beliau biasa
melakukannya terhadap anak-anak kecil, remaja, orang dewasa sampai orang
tua, lelaki dan perempuan. Bahkan beliau juga memberikan hak bertanya
kepada mereka dan terjadilah dialog-dialog yag menarik antara Rasulullah
dengan kaum muslimin. Karenanya bila membaca hadits-hadits, akan mendapati
hadits-hadits yang berisi dialog antara Rasulullah dengan para sahabatnya,
bahkan ada pula yang bernuansa bercanda namun tidak keluar dari nilai-nilai
kebenaran seperti pertanyaan seorang wanita tua yang menanyakan “apakah aku
masuk surga karena sudah tua”. Nabi menjawab bahwa “di surga tidak ada orang
tua”. Ini membuat si nenek itu menangis dan Nabi menjelaskan bahwa “di
106
Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar, h.11 107
Muhammad Nur Ihsan, Bagaimana cara beramar ma’ruf dan nahi munkar, h.13
70
surga memang tidak ada orang tua, bila nenek masuk surga maka akan
berubah menjadi gadis jelita”. Ungkapan seperti ini membuat wanita tua itu
menjadi tertawa.108
Adapun ciri-ciri dakwah yang efektif antara lain:109
Pertama, melahirkan
pengertian yaitu apa yang disampaikan dimengerti oleh yang menerima. Kedua,
menimbulkan kesenangan yaitu orang yang menerima pesan (mad’u) merasa
bahwa seruan dakwah yang disampaikan menimbulkan rasa senang, sejuk dan
menghibur, tidak memuakkan atau menyakitkan meski sifat tegurannya boleh jadi
tajam dan mendasar. Ketiga, menimbulkan pengaruh pada penerima yaitu ajakan
dan seruan dapat mempengaruhi sikap penerima dalam masalah tertentu.
Keempat, menimbulkan hubungan yang baik dan kelima, menimbulkan tindakan.
Abdul Kadir Munsyi mengemukakan bahwa penggunaan metode
ceramah akan berhasil dengan baik jika penceramah menguasai beberapa
syarat yaitu : pertama, menguasai bahasa yang akan disampaikan dengan sebaik-
baiknya dan bisa menghubungkan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Kedua,
bisa menyesuaikan bahasa dan taraf kejiwaan, lingkungan sosial dan budaya
bagi para pendengarnya. Ketiga, suara dan bahasa diatur dengan sebaik-
baiknya, meliputi ucapan, tempo, melodi, ritme, dan dinamika. Keempat,
sikap dan cara berdiri, duduk, bicara yang simpatik. Kelima, mengadakan
variasi dialog dan Tanya jawab serta humor.110
108
Dhurorudin Mashad. Kisah dan Hikmah. Erlangga. Jakarta. 2001. Hal 51 109
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan Aplikasi, Simbiosa
Rekatama Media 2012, hal.31 110
Abd. Kadir Munsyi, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, cet. I,
1982), hal. 31
71
Fungsi humor sebagai sebuah kajian memiliki banyak fungsi dan menurut
Sudjoko humor dapat berfungsi sebagai berikut:111
a. Melaksanakan segala keinginan dan segala tujuan gagasan atau pesan.
b. Menyadarkan atau memperngaruhi orang bahwa dirinya tidak selalu benar.
c. Mengajar orang melihat persoalan dari berbagai sudut.
d. Menghibur.
e. Melancarkan pikiran.
f. Membuat orang mentoleransi sesuatu.
g. Membuat orang memahami soal pelik.
Humor sering kali dijadikan sebagai media kritik sosial dan komunikasi
sosial antarmanusia. Jadi, melalui gagasan yang berbalut humor, masyarakat
mampu memahami masalah yang sangat pelik sekalipun hingga mampu membuka
pemikiran bersama untuk melakukan kritik sosial yang konstruktif.112
Fungsi
mempengaruhi fungsi ini merujuk pada teori bahwa humor mampu memberikan
kesempatan kepada seseorang untuk menyampaikan gagasan konsruktif dalam
upaya memberikan pengaruh agar berpikir dan betindak secara bijaksana. Fungsi
ini juga dapat diartikan sebagai konsep mempengaruhi pembaca atau pendengar
wacana humor untuk mengikuti apa yang menjadi argumen dengan alasan-alasan
yang logis melalui humor. Jadi, humor berfungsi sebagai penyampaian dan
mengajak untuk melaksanakan gagasan dan tujuan untuk terdeskripsikannya
111
Suhadi M. Agus. Humor Itu Serius: Pengantar Ilmu Humor. Jakarta: Grafikatama
Jaya. 1992, hal. 36 112
Muhammad Asyura et.al, Makna Dan Fungsi Humor Dalam Kumpulan Cerita Abu
Nawas, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan PBS FKIP UNTAN hal.
6-7
72
amanat atau pesan menuju arah perubahan yang lebih baik melalui cara yang
menyenangkan secara emosional.
Fungsi menghibur fungsi ini merujuk pada teori bahwa humor mampu
memberikan hiburan untuk menghilangkan kejenuhan dalam rutinitas kehidupan.
Kaitan hal itu dengan sastra, humor sebagai bumbu dalam sebuah karya sastra
ternyata mampu dijadikan daya tarik utama dalam sebuah konflik.113
Dalam
sebuah cerita Nasruddin Hoja dan Abu Nawas yang mampu menyelesaikan
konflik melalui argumen logis yang ternyata menimbulkan gejala humor. Humor
berkaitan dengan psikologi pembaca, humor yang mengundang tawa sangat
bermanfaat bagi kesehatan mental dalam kajian psikologi. Fungsi menghibur lebih
terfokus pada usaha humor dalam menciptakan fantasi kelucuan yang
memberikan penyegaran pemikiran.
113 Muhammad Asyura et.al, Makna Dan Fungsi Humor Dalam Kumpulan Cerita Abu
Nawas, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan PBS FKIP UNTAN h.8
73
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM INSYAALLAH SAH
A. Film InsyaAllah Sah
Film InsyaAllah Sah merupakan salah satu film bergenre drama komedi
yang diproduksi oleh Rumah Produksi MD Pictures, disutradarai oleh Benni
Setiawan yang sekaligus sebagai penulis skenario dari sebuah buku novel
bestseller karya Achi TM nama pena dari Asri Rakhmawati, cerita novel
InsyaAllah Sah ini diangkat dari pengalamannya sendiri.1 Ia mulai menulis novel
dari tahun 2005 dan menghasilkan kurang lebih dua puluh satu novel namun
dalam perjalanan karirnya tahun 2014 mengalami stuck dalam menulis. Rasa
bosan, lelah, hampa menghampirinya karena novel yang telah dibuat belum ada
satupun yang di filmkan, novel yang diangkat menjadi film adalah salah satu
harapan bagi semua penulis.
Kehilangan barang berharga berupa laptop merupakan awal mula penulis,
kejadian tersebut menurutnya bentuk teguran Allah dan nazarnya dapat terlaksana
melalui email yang datang dari GPU (Gramedia Pustaka Utama) jam 03.15 am
untuk dibuatkan naskah Islami.2
Awalnya judul pertama novel ini 99 hari menjelang pernikahan, kemudian
berubah menjadi wedding crust, dan akhirnya hasil rembukan antara sutradara,
1 Wawancara dengan penulis novel bestseller Achi TM di kediamannya pada tanggal 25
Juli 2017 Pukul 13.00 PM
2 Wawancara dengan penulis novel bestseller Achi TM di kediamannya pada tanggal 25 Juli 2017 Pukul 13.00 PM
74
penulis dan pihak lainnya sepakat memberikan judul sekaligus nama film tersebut
adalah “InsyaAllah Sah”
Gambar III.1
Cover Film dan Novel “InsyaAllah Sah”
Director. : Benni Setiawan
Scriptwriter : Benni Setiawan
Cast : Pandji Pragiwaksono,
Titi Kamal, Richard Kyle,
Donita, FerdiTaheir, Joe
P Project, Budi Dalton,
Budi Arab, Ira Maya,
Tante Ginting
Running Time. : 83 menetes
Release Date. : 25 June 2017
Judul : Insya Allah, Sah!
Penulis : Achi TM
Penerbit : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Tebal : 322 Halaman
Dalam hal ini pemberian judul film ini merupakan proses yang cukup
panjang, dari hasil wawancara dengan Achi TM menjelaskan awal judul ini adalah
99 hari menjelang pernikahan dan diganti wedding crust kemudian judul film ini
hasil kesepakatan penulis novel, sutradara film Benni Setiawan dan kru lainnya
75
memberi judul InsyaAllah Sah. InsyaAllah Sah adalah novel pertama Achi TM
yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Cerita InsyaAllah sah ini adalah
sebuah bentuk nadzar penulis novel terhadap Tuhan di sepertiga malam saat
kehilangan barang berharganya yaitu laptop dan malam itu juga ada sebuah email
yang menginginkan sinopsis Islami untuk dijadikan film dan untuk menciptakan
lebih banyak lagi novel-novel Islami.3 Tidak banyak novel dengan genre
metropop yang terbalut banyak hikmah dan pelajaran hidup di dalamnya. Novel
InsyaAllah Sah yang ditulis Achi TM merupakan salah satu novel metropop
namun tetap mengandung nilai nilai islami.4 Uniknya lagi, Achi selaku penulis
mampu meramu novel yang di tulisnya tidak seperti novel islami lainnya.
Dengan gaya bahasa menarik dan mengambil setting kehidupan kota besar
metropolis, Achi menyajikan kisah novel yang membuat pembaca betah
membaca novel setebal 322 halaman ini.
Silviana Harini, sang tokoh utama novel ini adalah desainer cantik dan
fashionable, pemilik Silviana Sexy Boutique. Boutique yang dikelolanya selain
mengalirkan omset meningkat kepada Silvi, juga mempunyai branding sebagai
produk yang berkelas, ekslusif sekalgus seksi. Salah satunya berkat sang adik
Gina, merupakan anggota group band Chit Chat yang naik daun serta kerap
mempromosikan produk Boutique Silvi. Silvi memiliki kehidupan nyaris
sempurna yang membuat banyak orang kagum padanya. Apalagi perjalanan
cintanya dengan Dion, eksekutif Produser yang akhirnya memutuskan untuk
3 Wawancara dengan Achi TM Penulis Buku Novel dikediamannya 25 Juli 2017 Pukul
13.00 PM 4http://yunirahmat.blogspot.co.id/2015/07/resensi-novel-insya-allah-sah.html diakses 28
Agustus 2017
76
melamarnya setelah bertahun-tahun pacaran. Namun ternyata semua rencana
tidak semulus perkiraan Silvi.
Kisah bermula saat Silvi terjebak tanpa sengaja di sebuah lift dengan
Raka, seorang cowok yang alim dan religius. Padahal saat itu Silvi harus
mengejar janji bertemu dengan Dion. Berada dalam lift selama berjam-jam dan
berupaya agar pintu lift terbuka namun tidak berhasil, membuat Silvi bernazar.
Ia bernazar untuk mengenakan hijab selamanya apabila pintu lift terbuka. Dan
ternyata pintu lift langsung terbuka saat Silvi selesai mengucapkan nazar.5
Begitu berhasil lolos dari jebakan lift, Silvi seakan melupakan nazarnya
memakai jilbab. Tidak akan mungkin bagi seorang Silvi akan memakai jilbab.
Walaupun Kiera, sahabatnya sejak SMA sering mengingatkan Silvi untuk
merubah hidupnya dengan berhijab, tetap saja Silvi tidak merubah pendiriannya.
Keadaan semakin berubah sejak Silvi dan Dion memutuskan untuk
mempersiapkan pernikahan mereka. Awalnya, Silvi berharap bisa menjalani
persiapan pernikahan dengan lancar bersama Dion. Tetapi karena kesibukan
Dion untuk mengurus perkerjaan tour keliling Indonesia selama 60 hari
mendatang, membuat Silvi terpaksa mengurus persiapan pernikahan mereka
tanpa Dion. Tentu saja Silvi di buat pusing dalam mempersiapkan
pernikahannya. Apalagi Keira, sahabat yang di andalkan untuk membantu,
ternyata harus bed rest karena masalah kehamilannya. Dion pun tidak tinggal
diam melihat Silvi sendirian mengurus pernikahan mereka. Ia meminta bantuan
Raka yang juga teman sekantornya untuk menemani Silvi selama Dion tour
5 Achi TM, Novel Insya Allah, Sah!, h.32
77
pekerjaannya. Raka yang alim menyanggupi permintaan Diona, asalkan dengan
syarat selama menemani Silvi harus di temani orang lain. Gina, adik Silvi
bersama para anggota group band lainnya dengan senang hati menemani Silvi
dan Raka.
Awalnya Silvi berusaha memungkiri nazarnya, dan tetap berusaha
mempersiapkan pernikahannya. Namun, selalu ada saja kendala dan masalah
yang dihadapinya, antara lain di tipu puluhan juta karena masalah cetak
undangan, katering makanan pernikahan yang belum siap, serta berbagai hal
lainnya. Belum lagi hampir setiap saat Raka selalu siap dengan ceramah
ceramah agama yang salah satunya mengingatkan nazar Silvi untuk berhijab.
Silvi kembali memikirkan nazarnya untuk berhijab. Ia pun mencoba berhijab
memenuhi nazar. Anehnya, persiapan pernikahan jadi berjalan lancar tanpa
masalah. Hal ini membuat Silvi mencoba berhijab untuk seterusnya.6
Namun keputusannya berhijab ternyata menimbulkan masalah. Gina
menentang keras Silvi berhijab. Baginya Silvi merupakan role model hidupnya.
Perubahan Silvi berhijab membuat sang adik syok dan tidak terima. Terlebih
lagi Dion, calon suaminya malah tidak terima Silvi berhijab. Bahkan ia
mengancam akan memutuskan niat pernikahan mereka bila Silvi tetap berhijab
(halaman 254). Belum cukup masalah, ditambah pula bisnis Boutique Silvi
menurun drastis. Ia susah konsentrasi membuat pola baju seksi dan berkelas
sesuai branding Boutiquenya selama ini. Pelanggan banyak memilih
6 Achi TM, Novel Insya Allah, Sah!
78
meninggalkannya karena mengganggap karya Silvi tidak sesuai lagi dengan
selera mereka.
Di tengah badai masalah pribadi dan persiapan pernikahannya yang
belum beres, Kiara dan Raka hadir senantiasa memberikan dukungan moril serta
semangat untuk Silvi. Lambat laun perasaan kesal dan jengkel Silvi kepada
Raka berubah menjadi simpatik. Apalagi Raka secara terang terangan
menghargai dan mendukung keputusan Silvi berhijab. Silvi pun di hadapkan
dilema besar untuk terus melanjutkan pernikahannya dengan Dion dan
menanggalkan hijabnya. Ataukah memilih teguh mempertahankan hijab dengan
konsekwensi melepas Dion.
Secara tidak langsung, penulis mencoba menggambarkan bahwa dalam
kehidupan manusia, ada beberapa hal yang sudah di takdirkan oleh Allah, salah
satunya yaitu masalah jodoh. Sebagai manusia, kita bisa saja mencari dan
memilih siapa yang sesuai dengan pilihan. Namun, tetap saja Allah yang
menentukan jodoh itu berlabuh pada siapa. Achi TM selaku penulis memang
tidak perlu di ragukan lagi kemampuannya dalam menulis. Ia sudah
menghasilkan belasan buku solo dan juga berprofesi sebagai penulis skenario
TV. Kepiawaiannya meracik novel ini, tentu tidak lepas dari jam terbangnya
yang tinggi di dunia kepenulisan.
Novel ini sangat cocok dibaca untuk segala kalangan mulai dari remaja
sampai orang dewasa. Pemberian judul Insya Allah, sah pun menjadi daya tarik
tersendiri dari novel ini, membuat penasaran pembaca ingin tahu isi kelanjutan
ceritanya. Sedangkan cerita dalam film Insya Allah Sah ini tidak ada yang
79
berbeda dengan cerita novel aslinya berkisah tentang kehidupan Silvi (Titi
Kamal), seorang designer baju yang telah meraih kesuksesan. Kehidupan Silvi
hampir sempurna. Punya karir yang bagus dan ditambah hadirnya kekasih hati
bernama Dion (Richard Kyle). Hanya satu keinginan Silvi yang belum tercapai
yaitu menuju ke pelaminan dengan Dion. Suatu hari, saat ingin bertemu dengan
Dion, tiba-tiba ia harus menghadapi peristiwa yang mengubah kehidupannya. Dia
terjebak di dalam lift bersama seorang pemuda yang religius, lugu serta aneh
bernama Raka (Pandji Pragiwaksono) yang juga bekerja untuk Dion. Silvi yang
takut karena berpikir itu bisa jadi akhir dari hidupnya melakukan apapun agar
bisa keluar dari lift itu.
Silvi pun kemudian bernazar, apabila selamat, ia akan mengubah
hidupnya, menjadi seorang wanita muslimah yang taat pada perintah Allah.
Ternyata, sedetik kemudian pintu lift tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Sejak
saat itu Silvi terus dibayangi oleh Raka yang selalu mengingatkan janji Silvi di
Lift. Dan setelah beberapa musibah tiba-tiba menimpa Silvi, Raka yang akhirnya
menolongnya sampai Silvi menemukan ketetapan hatinya. Namun belum tentu
Dion setuju dengan nazar Silvi.7
Dengan demikian, pemberian judul ini menjadi strategi sutradara, produser
untuk mempunyai daya jual atau nilai komersil yang8 tinggi dan menjadi magnet
bagi masyarakat untuk tertarik menonon film tersebut.
7 Skenario Film InsyaAllah Sah
8 Wawancara dengan Benni Setiawan (Sutradara ) di kediamannya 16 September 2017
pukul 12.30 PM
80
B. Profil Benni Setiawan Sebagai Sutradara Film InsyaAllah Sah
Gambar III.2 Benni Setiawan
Awal karier Benni Setiawan adalah aktor, ia membintangi beberapa film
dan akhirnya memilih untuk berkarier belakang layar. Menjadi sutradara sudah
menjadi impian Benni sejak SMA, hobinya menonton film dan mengamatinya,
dan juga menulis dan membaca buku. Setelah lulus SMA ia memutuskan untuk
melanjutkan kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta).9
Pada tahun 1980-an kolektor barang antik ini membintangi serial tv yang
berjudul Keluarga Rahmat.10
Benni mulai memasuki dunia film dan sudah banyak
film yang diciptakan, karier Benni sebagai sutradara melesat. Dalam film
ketiganya, suami R. Widayanti ini sudah mendapatkan penghargaan tertinggi di
dunia perfilman Indonesia, yaitu Piala Citra untuk film 3 Hati Dua Dunia Satu
Cinta.
9 http://bennisetiawan.byethost13.com/
10 Wawancara dengan Benni Setiawan (Sutradara ) di kediamannya 16 September 2017
pukul 12.30 PM
81
C. Profil Achi TM Sebagai Penulis Novel Bestseller Film InsyaAllah Sah
Gambar III.3 Achi TM
Achi TM adalah nama pena dari Asri Rakhmawati. Lahir di Jakarta
tanggal 03 April 1985. Memulai karir menulisnya sejak tahun 2005 dengan
menulis puisi dan cerpen di berbagai media lokal dan beberapa majalah remaja
nasional. Ia sudah menghasilkan 14 novel antara lain Cloudy, Sunny, Kekasih
Cahaya, Himitsu, Hati Kedua, dan lain sebagainya. Empat buku motivasi remaja,
satu buku motivasi perempuan dan satu buku kumcer solo. Sehari-hari bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan penulis naskah skenario TV (serial, sinetron, dan
FTV). Sejak tahun 2009 membuka lembaga kursus menulis Rumah Pena, belajar
secara online maupun offline. Sering diundang ke berbagai kampus dan sekolah
untuk mengisi pelatihan menulis novel dan scenario bersama suaminya, Agung
Argopo.11
Tahun 2012, Achi TM menerima penghargaan sebagai Finalis Nasional
Wirausaha Muda Mandiri, bidang usaha kreatif Rumah Pena dan menjadi Finalis
11
Achi TM, Novel InsyaAllah, Sah!,
82
Nasional Kartini Next Generation Tahun 2014 yang diadakan oleh Kemeninfo dan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan.
InsyaAllah Sah Adalah novel pertamanya yang diterbitkan oleh Gramedia
Pustaka Utama. Saat ini sedang merampungkan novel selanjutnya yang akan
diterbitkan juga oleh Gramedia Pustaka Utama. Novel InsyaAllah Sah adalah
sebuah bentuk nadzar penulis novel terhadap Tuhan di sepertiga malam saat
kehilangan barang berharganya yaitu laptop dan malam itu juga ada sebuah email
yang menginginkan sinopsis Islami untuk dijadikan film.
D. Profil Para Pemain Film InsyaAllah Sah
1. Pandji Pragiwaksono sebagai Raka Jaka Sasmita
Gambar III.4 Pandji Pragiwaksono
Pandji Pragiwaksono memulai kariernya sebagai penyiar radio di
Hard Rock FM Bandung sejak tahun 2001 sampai 2003. Kemudian ia
pindah ke Jakarta dan menjadi penyiar Hard Rock Jakarta selama tiga
83
tahun bersama Steny Agustaf. Lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain
ITB angkatan 1997 ini memiliki segudang bakat.12
Karena kecakapannya sebagai presenter acara, Pandji
Pragiwaksono dipercaya memandu reality siaran pertandingan NBA
karena minat dan hobinya terhadap olahraga basket. Selain sebagai
presenter, Pandji juga adalah ilustrator sekaligus penulis pada sebuah
penerbit komik dering yang dimilikinya bersama Shani Budi Pandita.
Komiknya yang disebut “Degalings” bisa kamu baca setiap hari Rabu di
website KolamKomik.com. Pandji juga telah menerbitkan enam karya
tulis. Didunia musik, ia telah merilis album musik rap pertamanya
berjudul Provocative Proactive. Tercatat sejak tahun 2008 sampai dengan
2015, Ia telah merilis sebanyak lima album lagu.
Pandji pernah mengadakan Twivate Concert pertama sebagai
seorang pelawak tunggal ditahun 2010. Ia adalah pencetus acara
kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) di Kompas TV. Pada 28
Desember 2011, ia memproduksi sendiri acara komedi tunggal spesialnya
yang dihadiri ratusan orang dengan menampilkan pelawak tunggal Ernest
Prakasa, Sam D. Putra, Luqman Baihaqi, dan yang lainnya.
Dalam film InsyaAllah Sah komika dan artis peran Pandji
Pragiwaksono berperan sebagai Raka, seorang pemuda cupu yang bekerja
di label musik. Bila diperhatikan, penampilannya di film ini sangatlah
12
http://www.lihat.co.id/biodata/pandji-pragiwaksono.html
84
berbeda. Ia begitu lekat dengan rambut berbentuk helm, gigi kelinci, baju
bermotif batik pekalongan, hingga celana cutbray. jadi Raka bekerja di
label musik Kang Dion diperankan oleh Richard Kyle, Raka menyukai
musik dan oldies, suka semua pada zamannya, lebih ke Adi bing Slamet,
zaman dulu kan semua rambut emang begini. Dia juga pengin pakai
celana cutbray sama corduroy karena terjebak masa lalu," sambung Pandji
yang selalu menyebut dirinya Raka dan berbicara dengan gaya Raka
selama wawancara berlangsung.
Setiap hari selama seminggu membentuk karakter termasuk milih
rambut, gigi, posisi tahi lalat juga. (Penampilan) ini antara ibu Megawati
dan Rano Karno, Untuk bahasa tubuh, gaya bicara, Pandji mengaku
meniru apa yang ia lihat dari beberapa tokoh seperti Soleh Solihun dan
ulama terkenal, Aa Gym.13
Baju bermotif batik khas Pekalongan, Pandji mengatakan bahwa ia
mempunyai sekitar 7 baju. Baju tersebut ia gunakan saat
shooting InsyaAllah Sah, juga saat sedang mempromosikan filmnya
tersebut. "Di rumah teh ada kayaknya 6 apa 7 (baju). Ini setiap kali promo
ganti mulu. Tapi mereka (pemain lain) hapal sih enam-enamnya. Itu-itu
aja bajunya. Bajunya disediain," kata Pandji lagi. Kemudian, Pandji juga
bercerita soal wig yang dipakainya. Ia berujar bahwa bentuk rambut Raka
tercipta melalui diskusi terlebih dahulu. "Wig-nya sih rambut manusia,
13 http://www.bintang.com/celeb/read/2993588/5-tokoh-yang-menginspirasi-pandji-
pragiwaksono-di-insya-allah-sah diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 Pukul 09.40 AM
85
terus dipakai, tadinya panjang. Trus diskusi rambutnya mau gimana.
Panjang, pendek seperti apa, poninya seperti apa. Wig-nya dipakai di
kepala dulu, trus baru dipotong," pungkas Pandji.14
2. Titi Kamal sebagai Silviana Harini
Gambar III. 5 Titi Kamal
Titi Kamal (lahir di Jakarta, Indonesia, 7 Desember 1981; umur 35
tahun) adalah seorang aktris sinetron dan film asal Indonesia. Wanita
bertubuh tinggi 169 cm ini pernah bermain di film Ada Apa dengan
Cinta? dan bermain di sinetron Cinta Anak Kampus, Chanda serta Pura-Pura
Buta. Nama Titi Kamal semakin melambung ketika dia menyanyikan
lagu Jablai yang sempat menjadi hit. Karena komitmennya sebagai aktris,
Titi hanya menyanyikan lagu itu khusus untuk film Mendadak Dangdut, dan
14
http://entertainment.kompas.com/read/2017/06/22/162407610/asal.mula.penampilan.cu
pu.pandji.pragiwaksono.di.insya.allah.sah. Diakses pada 09 Agustus 2017
86
tidak pernah menampilkan atau menyanyikan lagu tersebut untuk
penampilan di tempat lain.15
Dalam film Insya Allah Sah Titi Kamal berperan sebagai Silvi,
kekasih dari Dion yang diperankan oleh Richard Kyle. "Silvi itu galak,
jutek, songong, ngomongnya cepet banget, ceplas ceplos tapi gampang
marah, gampang sedih, Silvi itu dominan banget”.16
3. Richard Kyle sebagai Dion
Gambar III. 6 Richard Kyle
Richard Kyle lahir, tumbuh dan besar di Australia, ia juga
mengawali karier sebagai model saat masih menjadi mahasiswa jurusan
perfilman di sana. Sebelum terjun menjadi model, Richard Kyle bercerita
bahwa suatu hari ada seseorang yang tiba-tiba menghampirinya dan
15
https://id.wikipedia.org/wiki/Titi_Kamal 16
https://hot.detik.com/movie/d-3536608/cerita-titi-kamal-perankan-karakter-silvi-di-
insya-allah-sah diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 Pukul 09.42 AM
87
memberinya brosur. Orang tersebut menawarinya untuk menjadi model
karena tertarik dengan gaya berjalannya. Richard Kyle pun akhirnya
setuju.
Bergabung dengan agensi model Vivian's Models adalah langkah
awal Richard Kyle meniti karier di dunia model sebelum merambah ke
bidang perfilman dan iklan. Selain sebagai model internasional, Richard
Kyle juga adalah seorang bintang iklan terkenal. Di Thailand yang
merupakan tempat di mana orang tuanya tinggal, Richard Kyle sukses
menjadi seorang bintang iklan beberapa produk terkenal seperti Head and
Shoulders, Vespa, dan Nestle. Sedangkan di Australia, Richard Kyle
tergabung dalam agency model Vivien's Models Agency.
Walaupun memiliki darah Indonesia, Richard Kyle terlahir di
negara Autralia dan tumbuh besar di sana. Sejak remaja, rupanya Richard
Kyle sudah menjadi model profesional untuk majalah, iklan dan model
untuk pakaian pria termasuk pakaian dalam. Saat itu Richard Kyle masih
terlihat sangat remaja dengan tubuh kurus khas remaja pria pada
umumnya. Foto-foto Richard Kyle cukup menarik perhatian karena ia tak
ragu untuk tampil membuka pakaiannya dan menunjukkan perut sixpack
serta otot-ototnya yang begitu kuat dan atletis.
“Aku sebagai Dion. Dion yang kerja di studio rekaman, turun dari
bapaknya yang sudah meninggal. Ibunya masih di luar negeri, jadi dia
kerja sendiri di perusahaan ini," ujar Richo saat berkunjung ke
redaksi Kompas.com, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan,
Jakarta Pusat, Senin (19/6/2017).
88
Dalam film itu, Dion memiliki pacar bernama Silvi yang
mendominasi dan sulit dikendalikan. Meski demikian Silvi sangat sayang
pada Dion. Dion mencari tunangan yang lebih di atas dia, jadi dia yang
ngatur gitu. Jadi ya walaupun susah untuk meng-handle Silvi, Dion masih
sayang sama dia, dan dia ikut semua yang Silvi mau.17
Tabel III. 1 Pemain dan Kru film InsyaAllah Sah Pandji Pragiwaksono ... Raka Sanjay Mulani ... Pengarah Peran
Titi Kamal ... Silvi Dominies ... Pengarah Peran
Richard Kyle ... Dion Achi TM ... Cerita
Donita ... Kiara Benni Setiawan ... Sutradara
Ferdi Taheir ... Tommy Benni Setiawan ... Penata skrip
Joe P Project ... Jody Dewi Umaya Rachman ... Line Producer
Budi Dalton ... Dony Amalia Rizky ... Line Producer
Budi Arab ... Ipank Dian W Sasmita Faisal ... Co-Producer
Ira Maya Sopha ... Tante Sinta Zairin Zain ... Produser Eksekutif
Tanta Ginting ... Polisi Sabar Ikhlas Dhamoo Punjabi ... Produser Eksekutif
Deddy Mizwar ... Ayah Silvi Manoj Punjabi ... Produser
Prilly Latuconsina ... Prilly Ipung Rachmat Syaiful ... Penata Kamera
Marcella Zalianty ... Istri pejabat Jeanne Elizabeth Fam ... Penata Busana
Happy Salma ... Anna Anto Bumiayu ... Penata Rias
Fitri Tropica ... Manajer GedungWanita Cherry Wirawan ... Perancang Rias
Lydia Kandou ... Ibu Silvi Kekev Marlov ... Penata Artistik
Bayu Skak ... Anto M Ichsan Rachmaditta ... Perekam Suara
Gary Iskak ... Waria Khikmawan Santosa ... Penata Suara
Arie Untung ... Andi Aghi Narottama ... Penata Musik
Ardit Erwandha ... Ojek online Bemby Gusti ... Penata Musik
Karina Suwandhi ... Mama Dion Alexa Key ... Diah
Ira Maya Sopha ... Tante Sinta
Lirik Judul Judulan – OST Insya Allah Sah18
Titi Kamal & Duo Harbatah – Judul Judulan Lirik
lalalalala neng ayo neng lalalalala bang ayo bang
neng ayo neng jangan pacaran ayo neng mendingan beneran
neng pacaran digoda setanlangsung langsung kita lamaran
bang ayo bang adek gak tahan
cepet dong anter lamaran
17
http://entertainment.kompas.com/read/2017/06/19/173325510/richard.kyle.akui.mirip.d
engan.sosok.dion.dalam.insya.allah.sah. Diakses pada tanggal 17 Oktober 09.47 AM 18
http://lirikaz.info/t/lirik-judul-judulan-ost-insya-allah/
89
biar deket gak jadi haram
jalan jalan aman dari setan
habis sudah pacar-pacaran, habis sudah kawin-kawinan
gak perlu cinta bo’ong bo’ongan
ini kisah kasih beneran, dua insan lagi lamaran
insyaallah sah duduk di pelaminan
neng ayo neng, neng ayo neng
jangan main-main pacar-pacaran
bang ayo bang, bang ayo bang
ayo kita kawin beneran
torerojing terojing terojing
torerojing terojing terojing
torerojing terojing terojing
torerojing terojing terojing
yo daripada berduaan gelap-gelapan
yang ketiganya pasti setan yang menggoda iman
mending langsung aja kita pergi ke pelaminan
jadi insyaallah sah halalan toyiban
torerojing terojing terojing
torerojing terojing terojing
torerojing terojing terojing
torerojing terojing terojing
habis sudah pacar-pacaran, habis sudah kawin-kawinan
gak perlu cinta bo’ong bo’ongan
ini kisah kasih beneran, dua insan lagi lamaran
insyaallah sah duduk di pelaminan
habis sudah pacar-pacaran, habis sudah kawin-kawinan
gak perlu cinta bo’ong bo’ongan
ini kisah kasih beneran, dua insan lagi lamaran
insyaallah sah duduk di pelaminan
lalalalala neng ayo neng
lalalalala bang ayo bang
90
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Penanda, Mitos dan Ideologi Aktivitas Amar Makruf Nahi Mungkar
dalam Film InsyaAllah Sah
Penanda, Mitos dan Ideologi dalam adegan dapat dilihat dari segala
sesuatu yang menonjol yang ditampilkan dan secara alami memiliki makna
tertentu. Namun, tanda-tanda yang memiliki makna atau ide-ide tertentu, jelas
merupakan hasil representasi yang membutuhkan pengetahuan seputar narasi
pemaknaan yang berlaku.
Pada penelitian kali ini, peneliti mencoba mencari unsur penanda, mitos
dan ideologi pada adegan dengan mengklasifikasikan tanda-tanda yang memiliki
makna lain atau yang disebut sebagai konotasi. Pemilihan denotasi dan konotasi
dapat melalui beberapa objek yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan. Dan
pada adegan ini, denotasi dan konotasi hanya dipilih berdasarkan tingkat
relevansinya dengan tujuan penelitian.
Berbicara narasi, terlintas di benak kita cerita yang panjang dan
membosankan. Namun, berbeda dengan analisis narasi di dalam film. Peneliti
mencoba menarasikan dan mendeskripsikan alur cerita film dengan menyertakan
komponen analisis film dan sedikit unsur semiotika. Dari sini, kemudian barulah
secara detail, akan dipaparkan bagaimana unsur film dan semiotika menjadi
sesuatu yang naratif. Sebagai salah satu media penelitian, narasi film biasanya
91
muncul di dalam skenario dan percakapan yang dilakukan oleh para pemain di
dalam film.
Berikut adegan-adegan visualisasi dalam lift:
1. Adegan pertama: Terjebak dalam lift
Gambar IV. 1 Lift tampak penuh, Raka dan Silvi Terjebak dalam Lift
Adegan ini memperlihatkan lift yang berukuran kecil, penuh dan
mau menutup namun Silvi datang dan memaksa masuk dan Raka
mempersilahkan Silvi untuk masuk kedalam namun lift tetap
mengeluarkan alarm bunyi.
Gambar 1V.2 Raka Mencibir Silvi
92
Silvi: (panik) shit !! Kenapa ini??
Raka: Astaghfirullah al adziim ga baik mengumpat kotor
Silvi: Ini liftnya mati tahu! Nggak kaget apa kamu!!
Raka: Bisa mengucap Astaghfirullah al adziim teh
Silvi panik memencet tombol
Raka: Tenang, Cuma mati listrik sebentar nyala jalan lagi
Silvi: Sok tahu, bisa jamin kamu? Aduh gimana ini kita terjebak
Dalam kondisi ini sudah mulai terjadi aktivitas amar ma’ruf Raka
mengatakan berat seseorang tidak bisa dilihat dari ukuran tubuh, amal
perbuatanlah yang mempengaruhinya kemudian terlihat muka kesal Silvi
dan Raka tetap tersenyum. Kemudian setelah lift terbuka Raka
mengucapkan syukur alhamdulillah yang assalamualaikum yang
dianggap aneh oleh Silvi. Raka dan Silvi menampilkan sebuah kondisi
batin yang sedang sangat tertekan dan berfikir keras dan menampakkan
kekhawatiran Selanjutnya lift berhenti dan lampu mati, kondisi dalam lift
yang gelap, dan Silvi panik mengucap kata ‘shit’ dan Raka dengan raut
muka tenang menyeru untuk beristighfar (memohon ampunan kepada
Allah).
Gambar IV. 3 Raka dan Silvi Mencari Solusi
93
Raka: (kalem) ini yang harus dipijit teh .. bismillah
Raka: Rusak kayaknya teh
Silvi: (Menirukan Raka) Rusak kayaknya teh.. (kesal) kamu nggak panik
apa?
Raka: Setan gampang masuk sama orang yang panik. Sekarang teteh
telpon orang yang teteh kenal di gedung ini.
Silvi: Anjiiiiiiiiii………………mati lagi hp nya! Kamu yang telpon
Raka: Saya belum isi pulsa the
Silvi: Sial, power bank ketinggalan di mobil. Kamu punya?
Raka: (menunjukkan hp jadul) mana saya punya teh, hpnya kalah sama
power banknya atuh.
Type of shot Long Shot Menunjukan keseluruhan gambar fisik
subjek serta memperlihatkan tempat adegan secara baik. Secara
kronologis, pada potongan adegan awal Raka dan Silvi divisualisasikan
dengan menggunakan jarak kamera Close Up dan Medium Close Up di
mana, sutradara ingin menonjolkan karakter Raka dan Silvi dari jarak
dekat, sehingga interpretasi dapat dilakukan dengan mudah, karena hanya
berfokus pada objek saja.
Raka memencet tombol emergency yang juga tidak berfungsi dan
Terjadi percakapan antara Raka dan Silvi, Silvi yang tampak panik dan
Raka yang masih tetap tenang menghadapi kejadian yang melanda, Raka
melalui ucapannya menasehati Silvi untuk tidak panik karena syaitan
gampang masuk dengan orang yang panik. Silvi yang kesal dan teriak
meminta bantuan dan Raka komat kamit berdzikir kemudian peran Silvi
yang emosional memarahi Raka yang masih tenang dan tidak bertindak.
kemudian jawaban Raka dengan logat Sunda untuk berdoa.
94
Manusia mempunyai berbagai cara dalam menghormati
sesamanya. Kaum Nasrani memberikan hormat dengan meletakkan tangan
pada mulutnya. Kaum Yahudi memberi isyarat dengan jari tangannya,
sedangkan kaum Majusi membungkukkan punggungnya. Islam telah
mengajarkan cara yang luhur dalam memberi hormat kepada sesama yaitu
dengan mengucapkan salam. Salam juga mengandung doa keselamatan
bagi setiap yang menerima atau yang mengucapkannya.1 Kemudian
berbicara adalah salah satu nikmat Allah yang terbesar, yang diberikan
kepada manusia. Dalam surat Ar-rahman ayat 1-4:2
ن حم ان ١ٱلر ن ٢ع لم ٱلقرء نس ل ق ٱل ه ٱلب ي ان ٣خ ٤ع لم
“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran,
Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara”.
Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya manusia
memanfaatkan nikmat berbicara agar manusia dapat berbicara sehari-hari
yang baik untuk jalan kebaikan. Lidah yang bebas seperti tali yang dilepas
dari tangan setan yang bisa menjerat dan mengendalikan manusia menurut
kehendaknya. Jika manusia tidak menguasai lidahnya maka mulutnya
menjadi lubang tempat buang kotoran namun ketika lidah yang
dikendalikan dengan teguh membuat hati dan iman menjadi teguh.3
1 Qamaruddin Shaleh, Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an: Pedoman
Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008. H. 41 2 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana: Semarang 1986, hal. 160 3 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, hal. 1
95
Dalam mahfudzat dikatakan “salaamatul insan fii hifdzi lisaan”
selamatnya manusia ketika pandai menjaga lisannya. Perkataan yang baik
menentukan akhlak yang baik pula.
Gambar IV.4 Silvi Memperlihatkan Auratnya dan Raka Menjaga Pandangan
Adegan terjebak dalam lift cukup panjang durasinya, lift terlihat
pengap, udara semakin panas dan Silvi membuka blazernya yang terlihat
bentuk tubuhnya yang seksi dibalut kaos terbuka. Raka menceegahnya
karena itu adalah aurat yang tidak boleh diumbar.
96
Silvi: Panas tahu!
Raka: di Neraka lebih panas
Silvi: kayak sudah ke neraka saja
Raka: Astaghfirullahaladziim
Silvi: Astaghfirullah melulu, action dong
Menjaga pandangan mata merupakan langkah positif agar
seseorang tidak terjebak dalam zina.4 Menutup aurat hukumnya wajib
sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan firman Allah:5
قل من ات و ن لل مؤ ارهن من ي غ ضض ف ظ ن أ ب ص ي ح هن و ل فروج زين ت هن يب دين و
ا إل ر م ا ظ ه رب ن من ه ل ي ض ل جيوبهن ع ل ى بخمرهن و إل زين ت هن يب دين و
ن ائهن أ و بعول تهن آب اء أ و آب ائهن أ و لبعول تهن ن اء أ و أ ب انهن أ و بعول تهن أ ب و ب ني أ و إخ
انهن و اتهن ب ني أ و إخ و ا أ و نس ائهن أ و أ خ ل ك ت م انهن م أولي غ ي ر التابعين أ و أ ي م
ب ة ر ال من ال ج ف ل أ و الر روا ل م الذين الط ه ات ع ل ى ي ظ ر ل الن س اء ع و رب ن و ي ض
جلهن ا ليع ل م بأ ر فين م توبوا زين تهن من يخ إل ى و ميعا الل منون أ يه ج ل ع لكم ال مؤ
تف لحون
Katakanlah kepada orang laki–laki yang beriman,
“Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.”
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera–putera mereka, atau putera–
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
4 Zaenudin, Jilbab : Menutup Aurat Perempuan Analisis Surat An Nur Ayat 31
5 https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html diakses pada
tanggal 25 September 2017 jam 22.00
97
putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-
anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah
mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
[an-Nûr/24:31]
Menutup aurat adalah tanda atas kesucian jiwa dan baiknya
kepribadian seseorang. Jika ia diperlihatkan maka itu bukti atas hilangnya
rasa malu dan matinya kepribadian. Sudah menjadi tugas setan beserta
sekutu-sekutunya dari jin dan manusia, membujuk umat muslimin laki-laki
maupun perempuan agar sudi kiranya menanggalkan pakaian-pakaian suci
serta selendang pembalut kehormatan mereka.6
Jadi menutup aurat merupakan salah satu hal yang diperintahkan
oleh Allah SWT bagi kaum muslimin. Adapun batasan-batasan laki-laki
dan perempuan berbeda, aurat bagi laki-laki dari pusar hingga lutut kaki
dan aurat bagi perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan
telapak tangan. Dalam film ini mengingatkan bahwa menutup aurat adalah
bentuk kasih sayang Allah SWT terhadap makhluk ciptaanNya. Menutup
aurat di hadapan yang bukan muhrimnya (Lawan jenis antara laki-laki dan
perempuan secara bahasa Islam dan tidak boleh saling besentuhan karena
belum adanya satu ikatan yang sah).
6 Sa’ad Yusuf Abdul Aziz, 101 Wasiat Rasul untuk Perempuan, terj. Muhammad Hafidz,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), hlm. 576.
98
Gambar 1V.5 Raka dan Silvi Berdoa dan Bernazar
Berikut dialog yang terjadi antara Raka dan Silvi yang terjebak di dalam
lift kantor musik manajemen milik Dion:
Raka: Allahu Akbar, Ya Allah! Jika memang hambamu ini masih
bermanfaat Di dunia ini, hidupkan lah hambamu dan hamba bernazar
akan syiar.7
kepada orang-orang disekeliliing hamba agar mengikuti perintahmu.
Silvi: (menangis): Ya Allah, beri aku kesempatan hidup, aku janji akan
hidup lebih baik dari sekarang. Aku tidak akan minum alkohol lagi.
Raka: Amiin. Minuman keras itu memang tidak boleh, haram
Silvi: Ya Allah kalau pintu ini terbuka, aku akan menyumbangkan
sebagian penghasilanku pada anak yatim.
Raka: Amin. Infak juga wajib teh, coba yang yang lain
Silvi: Ya Allah, aku janji tak akan menginggalkan sholat dan puasa.
Raka: Amin. Itu rukun Islam kedua dan ketiga wajib hukumnya.
Silvi: (marah) diaaaammmmm !! nyela terus sih kamu
Lift terguncang meluncur lagi kebawah dan Silvi ketakutan dengan
spontan memeluk Raka dan menangis histeris.
Raka: Teh punteun.. bukan muhrim.
7 Skenario Film InsyaAllah Sah
99
Silvi semakin erat memeluk Raka, dan teriak Aku akan menaati
perintahmu dan menjauhi laranganmu, aku akan menjadi wanita
muslimah yang sholeh.
Adegan selanjutnya adalah adegan ketika lift sudah terbuka, jarak
kamera yang menggunakan tipe extreme long shot, sutradara berhasil
memperlihatkan sebuah situasi yang realistis sebagai representasi dari
kondisi para pekerja kantor dengan properti yang mendukung narasi.
Dalam adegan selanjutnya menandakan pemberian pengikat untuk
jenjang pernikahan. Ditegaskan pula bahwa menikah merupakan karunia
sangat besar dari Allah SWT. Dengan menikah, seorang laki-laki akan
didampingi oleh istrinya dalam mengarungi hidup. Ia juga akan
mendapatkan anak dan keturunan.8 Ini misalnya digambarkan dalam surah
Al-Nahl [16]: 72.
ق كم ز ر ف د ة و ح جكم ب نين و ن أ زو ع ل ل كم م ج جا و ن أ نفسكم أ زو ع ل ل كم م ج ٱلل و
هم ي كفرون ت ٱلل بنعم طل يؤمنون و ت أ ف بٱلب ن ٱلطي ب ٢٢م
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-
anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik.
Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nikmat Allah?”.
Pernikahan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Dengan
menikah, seseorang akan sadar bahwa karunia yang besar atas kuasa Allah
telah dilimpahkan kepadanya. Dalam hal ini, manusia akan saling
menyayangi antara pasangannya dan anak-anaknya. Kasih sayang adalah
8 Sri Wahyuningsih , Representasi Pesan-Pesan Dakwah Dalam Film Ayat-Ayat Cinta.
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura, Karba Vol.1 Desember
2013), hal 319
100
naluri semenjak ia berada dalam kandungan. Allah membekali naluri kasih
sayang sehingga dengan menikah naluri itu akan bermanfaat dan dapat
dirasakan. Ini juga dijelaskan dalam surah al-Rûm [30]: 21.
دة و و ع ل ب ين كم م ج ا و ت سكنوا إل يه جا ل ن أ نفسكم أ زو ل ق ل كم م تهۦ أ ن خ اي من ء إن و ة حم ر
ق وم ي ت ف كرون ت ل ي لك ل ٢١في ذ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir”.
Jika seseorang telah sampai pada usia kematangannya, namun dari
segi finansial belum mampu, maka hendak nya ia menjaga diri agar tidak
terjerumus ke dalam perbuatan tercela, sebagaimana difirmankan oleh
Allah SWT dalam surah al-Nûr (24): 33.
لي ست عفف ٱلذين ٱلذين ي بت غون ٱلكت ب و من ف ضلهۦ و تى يغني هم ٱلل ل ي جدون نك احا ح
ات ى ٱلذي ء ال ٱلل ن م اتوهم م ء يرا و لمتم فيهم خ نكم ف ك اتبوهم إن ع ل ك ت أ يم ا م ل مم كم و
ن تكرهوا ف ت م ة ٱلدني ا و ي و ض ٱلح نا ل ت بت غوا ع ر ص دن ت ح تكم ع ل ى ٱلبغ اء إن أ ر ي
حيم ههن غ فور ر ٣٣يكرههن ف إن ٱلل من ب عد إكر
“ Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah
menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka
dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang
memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan
mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan
berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-
budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka
sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari
keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu”.
Nafsu seksual orang yang belum mampu untuk menikah, seseorang
disarankan untuk berpuasa. Ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW:
101
“Wahai para pemuda, bila di antara kamu ada yang mampu kawin
hendaklah ia kawin, karena pandangannya akan lebih terjaga dan
kemaluannya akan lebih terpelihara. Dan jika ia belum mampu, hendaklah
ia berpuasa, karena puasa itu ibarat pengebiri.
Dalam adegan diatas, peneliti menemukan beberapa hal:
a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention
Sign pada Adegan Terjebak dalam Lift
Secara Sign dalam adegan terjebak dalam lift adalah berdoa dan
nazar.
Code yang terdapat dalam adegan ini adalah Raka dan Silvi
mengangkat kedua tangannya berdoa kepada Allah.
Denotative Sign: Raka dan Silvi berdoa mengucapkan nazar untuk
dapat keluar dalam lift.
Conotative Sign dan Mitos: Dalam adegan diatas, sosok Raka
divisualisasikan untuk menyampaikan amar makruf nahi mungkar
dengan kekuatan doa dan keyakinan doa. Berdoa dan selalu
mengingat Allah dalam keadaan susah atau senang tanpa harus
mengucapkan nazar, karena nazar atau janji kepada Allah SWT
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, jika tidak menepatinya
tanggungan dosa Sang Khalik.
Element: Pada potongan shot kedua, memvisualisasikan Raka
sedang mengangkat kedua telapak tangannya dengan muka yang
panik untuk berdoa dan bernazar akan syiar kepada orang-orang
102
disekeliling untuk mengikuti perintah Allah SWT. Dan ajakannya
disambut oleh Silvi yang ikut bernazar apabila selamat ia akan
merubah hidupnya menjadi seorang wanita muslimah yang taat
pada perintah Allah, penggunaan shot dalam adegan ini
menggunakan jarak kamera close up shot secara bergantian, di
mana visualisasi ingin menampakkan objek dan pemain yang ada
di dalam setting yang dipilih. Adegan selanjutnya
memvisualisasikan Raka dan Silvi yang selamat dalam tragedi di
dalam lift. Jarak kamera pada adegan ini adalah long shot, di mana
sutradara ingin memperlihatkan sebuah situasi yang genting saat-
saat doa Raka dan Silvi dikabulkan. Teknis secara keseluruhan
adegan di atas memiliki beberapa karakter sinematografi. Jarak
kamera yang digunakan adalah close up, long shot dan extreme
long shot. Pencahayaan yang digunakan cenderung menggunakan
sumber cahaya key lighting dengan kualitas hard light yang
memperjelas objek. setting yang digunakan tipe shot on location
dan studio set. Aspek suara dan editing dalam adegan ini ada
dieges sound dan non dieges sound dengan editing di dominasi tipe
sekuen montase, crosscutting, dan match on action.
Convention Sign dan Mitos: Adegan ini memberikan pesan seperti
dalam ayat Al-Qur’an dikatakan “Berdoalah kepada-Ku niscaya
akan Aku kabulkan”. Sedangkan Nazar atau Janji adalah suatu
103
ketetapan yang dibuat oleh kita sendiri dan untuk dilaksanakan
oleh kita sendiri. Terhadap janji, harus ditepati dan ditunaikan,
menunaikan janji ialah menunaikan dengan sempurna apa-apa
yang telah dijanjikan baik berupa kontrak maupun apa saja yang
telah dijamin dan ditanggungkan.
Tabel IV. 1
b) Analisis Adegan Pertama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve Campsall
Mise-En-
Adegan
Mise en adegan biasanya dilakukan dengan teknik-teknik tertentu.
Pada film ini, tampaknya sutradara memfokuskan pada aspek
setting dan pemain. Setting yang kuat di lift merupakan sebuah
konstruksi mise en adegan yang paling awal. Pemilihannya pun
tidak sembarangan, ini bertujuan agar mood yang dibangun dapat
tersampaikan kepada penonton. Begitu juga pemilihan pemain.
Pemain dalam adegan ini sudah mengalami seleksi materi dan non
materi. Materi biasanya terkait penampilan fisik. Non materi
biasanya terkait karakter yang melekat pada pemain.
Sutradara sengaja membangun karakter Pandji sebagai
Raka dengan gaya yang berbeda agar film tersebut
mempunyai nilai komersil. Karena jika megikuti cerita
novel cenderung monoton, bosan dan tidak menjadi
sesuatu yang dapat dihasilkan.9
Editing Dalam proses editing dan aspek teknis pada film ini sedikit
banyak didominasi dengan latar atau setting yang berjenis shot on
location, yang mana sutradara menggunakan tempat
sesungguhnya untuk membangun cerita. Naturalitas yang
diciptakan berhasil memunculkan mood yang efektif. Begitu juga
dengan pencahayaan yang digunakan, cenderung menggunakan
key lighting, di mana matahari sebagai sumber cahaya langsung
adegan ini.
Shot Types Para aktor yang dominan diperlihatkan adalah tokoh utama Raka
dan Silvi. Shot-shot yang digunakan lebih banyak adalah jenis
close up dan middle shot. Di mana proses editing menampilkan
beberapa potongan shot yang saling berkesinambungan. Unsur
lain yang juga perlu diketahui adalah unsur sinematografi. objek.
Camera
Angle
Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini adalah tipe high
angle, di mana objek dan kamera tampak sejajar. Hal ini
memunculkan sisi ekspresif dari sebuah objek mencerminkan
superioritas atau kekuasaan.
9 Benni Setiawan, Sutradara Film
104
Camera
Movement
Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi oleh teknik
panning. Teknik ini digunakan dengan cara menggeser kamera ke
kiri ataupun ke kanan dengan maksud untuk memperlihatkan
objek lain yang berada di sisi kiri atau di sisi kanan objek.
Lighting
Untuk menjelaskan lighting, ada beberapa aspek yang harus kita
lihat sebagai acuan. Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft
light atau dengan kata lain cahaya membuat objek tampak lebih
tipis. Hal ini menjadi isyarat bahwasanya sutradara ingin
menampakkan sepenuhnya objek yang ada di dalam lift. Arah
pencahayaan pada adegan ini adalah frontal lighting, di mana
sutradara mencoba menghapus bayangan dari objek. sehingga
objek tampak lebih jelas. Sumber cahaya pada adegan ini
menggunakan key light. Di mana sumber cahaya utama dan paling
kuat menghasilkan cahaya. Adapun cahaya utama pada adegan ini
adalah sinar matahari yang muncul dari sisi kiri objek.
Dieges And
Sound
Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe suara yang
dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman bahwa sumber suara
adalah dari objeknya langsung.
Visual
Effects /
SFX
Tidak ada visual efek di dalam film ini. hal ini menandakan
bahwa film ini merupakan jenis film yang tidak banyak
diintervensi unsur teknologi komputer.
Narrative
Narasi film ini berupa visual dan bergenre komedi, di mana
sutradara ingin membuat film tertawa yang berfaedah dan tidak
terkesan menggurui.
Genre Komedi
Iconograph
y
Ikonografi dalam film ini ada pada objeknya langsung yaitu Raka
dengan celana ngatungnya, rambut wig yang kuno, gigi kelinci
yang maju, warna batik yang digunakan mendukung karakternya.
The Star
System
“Sutradara juga mempunyai strategi dalam promosi film
tersebut dengan menjadikan sosok Raka melekat di dalam diri
Pandji tidak hanya dalam proses syuting namun saat pra
produksi, post produksi, maupun selama promosi berlangsung.
Alhasil, tidak hanya filmnya yang berhasil namun batik yang
Raka gunakan menjadi ciri khas dan menjadi tren nama batik
Raka”.10
Pandji sebagai Raka juga menghadapi tantangan besar
dalam berperan dalam film tersebut karena Pandji sempat menjadi
juru bicara politisi yang merupakan fenomena politik yang
menegangkan saat itu.
Realism
Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang sangat
tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar nyata. Dengan layar
yang jernih, jelas, sound yang kuat, dan ruang yang sengaja dibuat
gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas yang tinggi.
10
Wawancara dengan Benni Setiawan, Sutradara Film
105
Salah satu strategi dari sutradara untuk menciptakan film yang tidak hanya
bermanfaat namun mempunyai daya jual yang tinggi sehingga penonton yang
menikmati film tersebut semakin banyak dan nilai yang terdapat dalam film dapat
dengan mudah tersampaikan. Film insyaAllah sah dikemas dengan halus, ringan
dan komedi sehingga tidak terkesan menggurui karena baginya memuat agama
menjadi film itu tingkat sensitif yang tinggi diperlukan kehati-hatian dalam
pembuatan film.
Dengan melihat adegan di atas, tampaknya tujuan dari sutradara adalah
untuk memvisualisasikan Raka dengan berbagai atributnya, wajah yang selalu
tersenyum dan ceria, membangun karakter pemain, dan tak kalah pentingnya
merepresentasikan seperti perhatikan apa yang dikatakan dan bukan
memperhatikan siapa yang mengatakan. Pernyataan tersebut tentu saja dalam
konteks rentang waktu sepeninggal Rasulullah SAW, yang siapapun orangnya
memiliki peluang mengatakan yang salah, sehingga yang harus diperhatikan
adalah isi perkataan seseorang tersebut, apakah sesuai dengan Qu’ran dan Sunnah
atau tidak.
Biaya produksi mencapai kurang lebih 5 M, dan strategi lain dalam film
ini yaitu memunculkan hampir 20 cameo. Hambatan dalam pembuatan film ini
adalah waktu dan cuaca. Waktu yang cukup singkat hanya sekitar dua bulan
dalam produksi dan film ini sukses membuat penonton tertawa yang berfaedah.
Aktivitas amar makruf nahi mungkar dalam peran Raka terdapat dalam
beberapa sekuen di dalam film InsyaAllah Sah. Dalam sekuen tersebut terdapat
106
beberapa adegan yang berkenaan langsung dengan penelitian, peneliti akan
menganalisis adegan-adegan penting yaitu aktivitas amar makruf nahi mungkar
Raka dengan gayanya yang lucu, nyeleneh dan berpenampilan unik.
Film yang menceritakan terkabulnya do’a yang dibalut dengan ucapan
janji. Dalam Alqur’an surat Al-Kahfi ayat 23-24: 11
ل} ء ت قول ن و ي ش اء أ ن إل (32) غ دا ذ لك ف اعل إن ي لش ي اذ كر الل بك و ن سيت إذ ا ر
قل دي ن أ ن ع س ى و ب ي ي ه ب ر ش دا ه ذ ا من لق ر {32) ر
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu,
"Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan
menyebut), 'Insya Allah'." Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa,
dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk
kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”
Setia pada janji merupakan bagian dari pada iman, menyempurnakan janjii
merupakan salah satu sendi hidup bersosial. Islam menuntut sekeras-kerasnya
kepada kaum muslimin supaya senantiasa tetap berperangai dengan
menyempurnakan janji.12
Ikatan janji untuk beriman dan beramal sholeh ada dua
tingkatan yaitu tingkatan terendah dari sisi hamba Allah berupa dua kalimat
syahadat berupa pernyataan keimanan, tingkatan tertinggi berupa ittikad dan
pengamalan ketauhidan secara total. 13
Dalam hadits riwayat muslim dijelaskan
yang artinya: Siapa yang telah bersumpah atas sesuatu kemudian mengetahui
sebaliknya dari itu lebih baik maka harus menebus sumpahnya dan mengerjakan
11
Alqur’an surat Al-Kahfi ayat 23-24 12
Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana: Semarang 1986, hal
116-117 13 Qamaruddin Shaleh, Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an: Pedoman
Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008, h. 433
107
yang lebih baik. Menunaikan janji termasuk ketakwaan dan keimanan kepada
Allah SWT dan merupakan perbuatan yang disenangi Allah. Dalam firman Allah
surat Al-An’am 125:14
هۥ در ن يرد أ ن يضلهۥ ي جع ل ص م م و سل هۥ لل در ح ص أ ن ي هدي هۥ ي شر ن يرد ٱلل ف م
عد في ا ي ص أ نم جا ك ر ي قا ح جس ع ل ى ٱلذين ل ض ٱلر لك ي جع ل ٱللاء ك ذ ٱلسم
١٢١يؤمنون
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama)
Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya,
niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia
sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman”.
Tabel IV.2
c) Ikon, Indeks dan Simbol pada Adegan Terjebak dalam Lift
14
Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, hal. 118 (Al-Qur’an, Surat Al-
An’am 125)
Ikon Lift menjadi ikon dari sarana prasarana gedung untuk dapat digunakan.
Batik yang dikenakan Raka mempunyai nilai seni budaya leluhur
Indonesia, batik yang dikenakan khas Pekalongan. Rambut palsu (Wig)
yang di pasang dengan pola seperti mangkuk pada rambut Raka
membangun karakter yang kuno, aneh, dan lugu.
Indeks Perkataan, ucapan yang memiliki unsur kausalitas terhadap sebuah
peristiwa. Di dalam adegan ini, khususnya telah terangkum dalam
sebuah teks besar dalam percakapan maupun narasi. Terdapat beberapa
indeks yang muncul dan cukup dominan pada adegan tersebut. Yang
pertama terletak pada percakapan yang hebat dan ucapan nazar di lift
sebagai indikasi adanya pemisah antara peran antagonis yang
diperankan oleh Silvi dan peran protagonis oleh Raka. Sebagai indikasi
adanya proses dakwah yang berlangsung.
Simbol Tutur kata dengan intonasi rendah dan wajah yang ceria dan senyuman
Raka sebagai simbol ibadah dan ketenangan. Pakaian dan atribut lain
sebagai simbol tradisional dan hiburan. Menyuruh kepada kebaikan dan
mencegah dari kemunkaran sebagai simbol cinta kasih terhadap sesama.
108
2. Adegan Kedua: Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui Handphone
Gambar IV.6 Komunikasi Menyuruh Kebaikan melalui Handphone
Raka: Asssalamualaikum , Raka teh.. punten.. mau ngingetin aja.. teteh sudah
sholat? Jangan lupa ya the, itu saja makasih.. oh ya, ingatkan juga mas
Dion untuk sholat. Waalaikumsalam
Raka: Punteun, ganggu lagi. Saya teh lupa ngingetin. Jangan lupa sedekah anak
yatim dan infak penghasilan. Punteun. Takut lupa. Mangga.
Waalaikumsalam
Gambar IV.7 Silvi Berteriak Menolak
Silvi: (teriak) Iyaaaaaaaaaa!! Mau!
Raka: (kaget) Alhamdulillah sekarang sudah semangat sekali.
Kemajuan euy
Dalam adegan diatas, beberapa hal dapat ditemukan:
109
a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention
Sign pada Adegan Komunikasi Menyuruh Kebaikan Melalui
Handphone
Secara sign dalam adegan ini adalah handphone, jam tangan.
Code: Raka menggunakan handphone dan Silvi menerima telepon dari
Raka dan jam tangan yang dikenakan Raka menunjukkan pengingat
waktu dan Silvi berada dalam kamar sedang istirahat.
Denotative Sign: Raka mengingatkan Silvi untuk sholat, infak dan
sedekah anak yatim.
Conotative Sign: Dalam adegan diatas, kehadiran teknologi
komunikasi mempunyai peranan penting dalam berdakwah melalui
sosok Raka divisualisasikan menyampaikan amar makruf nahi
mungkar dengan komunikasi tidak langsung dapat berjalan efektif.
Element: Adegan mengenai Raka berkomunikasi dengan Silvi melalui
telepon ini mengisyaratkan proses Raka syiar perintah agama dan
dalam film ini terdapat 4 scene dengan durasi yang cukup singkat.
Jarak kamera yang digunakan close up dan Type of Shot Medium Close
Up. fokus pada subjek saja dan latar setting tidak ditampilkan dengan
jelas. Adegan ini, sutradara memperlihatkan Raka dengan rambut yang
tampak kuno dan gigi kelinci dan dengan gaya senyum yang menyinyir
seolah-olah dapat diinterpretasikan.
Convention Sign dan Mitos: Adegan ini mengekspresikan Silvi yang
tidak menerima diceramahi oleh Raka dan merasa terganggu dengan
110
apa yang dikatakan Raka sedangkan ekspresi Raka yang terus berusaha
mengingatkan nazar Silvi. Allah telah memberikan tuntunan hidup
untuk umatNya berupa agama Islam sebagai pedoman yang sempurna,
karena terkandung ketentuan-ketentuan dan hukum yang berikatan
dengan dunia dan akhirat. Islam mengatur tata hidup manusia baik
dengan sesamanya maupun dengan Maha penciptaNya.15
Tabel IV. 3
b) Analisis Adegan Kedua Melalui Tabulasi Analisis Film Steve
Campsall
Mise-En-
Adegan
Dalam adegan ini, sutradara memfokuskan sosok Raka dan latar di
blur. Sedangkan Silvi dengan setting di dalam kamar menunjukkan
malam hari.
Ini merupakan salah satu strategi dari sutradara untuk menciptakan
suasana yang cocok. Tujuan dari sutradara adalah untuk
memvisualisasikan Raka dalam setiap adegan muncul dengan
memberi ceramah melalui media langsung maupun tidak langsung.
Editing
Dalam proses editing dan aspek teknis pada film dengan
pencahayaan yang digunakan. Proses penyambungan beberapa shot
tunggal menjadi sebuah cerita yang utuh
Shot
Types
Shot-shot yang digunakan lebih banyak adalah jenis close up dan
middle shot. Di mana proses editing menampilkan beberapa
potongan shot yang saling berkesinambungan. Unsur lain yang juga
perlu diketahui adalah unsur sinematografi. objek.
Camera
Angle
Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini adalah tipe Normal
Angle / Eye Level
pengambilan di sudut yang normal , sejajar dengan mata kita. Hal
ini memunculkan sisi ekspresif dari sebuah objek mencerminkan
superioritas atau kekuasaan.
Camera
Movemen
t
Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi oleh teknik
panning. Teknik ini digunakan dengan cara menggeser kamera ke
kiri ataupun ke kanan dengan maksud untuk memperlihatkan objek
lain yang berada di sisi kiri atau di sisi kanan objek.
Lighting
Untuk menjelaskan lighting, ada beberapa aspek yang harus kita
lihat sebagai acuan. Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft
light atau dengan kata lain cahaya membuat objek tampak lebih
tipis. Hal ini menjadi isyarat bahwasanya sutradara ingin
15 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana: Semarang 1986, hal 62
111
menampakkan sepenuhnya objek yang ada di dalam lift. Arah
pencahayaan pada adegan ini adalah frontal lighting, di mana
sutradara mencoba menghapus bayangan dari objek. sehingga objek
tampak lebih jelas. Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan
key light.
Dieges
And
Sound
Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe suara yang
dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman bahwa sumber suara
adalah dari objeknya langsung.
Visual
Effects /
SFX
Tidak ada visual efek di dalam film ini. hal ini menandakan bahwa
film ini merupakan jenis film yang tidak banyak diintervensi unsur
teknologi komputer.
Narrative
Narasi film ini berupa visual dan bergenre komedi, di mana
sutradara ingin membuat film tertawa yang berfaedah dan tidak
terkesan menggurui.
Genre Drama Komedi
Iconogra
phy
Ikonografi dalam film ini ada pada objeknya langsung yaitu Raka
dengan memegang handphone, jam tangan yang dikenakan. Silvi
yang sedang istirahat, dipasang lampu kamar.
The Star
System
Raka yang diperankan oleh Pandji mendapatkan kesulitan yang
besar mengenai komunikasi yang dilakukan. Gaya komunikasi
Raka meniru Aa Gym dengan intonasi yang rendah berlawanan
dengan intonasi yang cenderung tinggi yang diperankan oleh Silvi.
Realism
Teknologi komunikasi sudah menyihir kehidupan manusia. Dalam
adegan diatas, melalui teknologi komunikasi menjadi salah satu
strategi dakwah.
Umat Islam adalah semulia-mulianya umat bagi pandangan Allah
dengan ciri mereka ialah senantiasa melaksanakan amar makruf nahi mungkar.
Sebagian mukmin wajib melaksanakannya sebagai bukti ketaatan dan kecintaan
kepada Allah yaitu melaksanakan amal shaleh dan membendung diri dari tingkah
tercela.16
Dalam firman Allah Surat At-Taubah 71:
عروف ت ب عضهم أ ولي اء ب عض ي أمرون بٱلم ٱلمؤمن ٱلمؤمنون و ي نه ون ع ن و و
ئك ل سول هۥ أو ر يطيعون ٱلل و ة و ك و يؤتون ٱلز ة و ل و يقيمون ٱلص ٱلمنك ر و
كيم إن ٱلل ع زيز ح مهم ٱلل ي رح ٢١س
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian
16 Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, , hal. 64-65
112
yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana”.
Hakikat hidup manusia adalah untuk beribadat kepada Allah dan
mengingat keterbatasan umur yang diberikan Allah senantiasa melaksanakan
segala perintahNya dan menjauhi laranganNya juga menerapkan akhlak dan amal
yang baik.
Tabel IV.4
Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Komunikasi Menyuruh Kebaikan
melalui Handphone
3. Adegan Ketiga: Mencegah Terjadinya Kemunkaran
Gambar IV.8 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim
Ikon Handphone, Jam Tangan, Lampu Kamar
Indeks Handphone menjadi alat komunikasi yang menunjukkan komunikasi
dapat berjalan efektif, Jam tangan menjadi pengingat waktu, Lampu
kamar menunjukkan malam hari.
Simbol Percakapan antara Raka dan Silvi melalui Media komunikasi.
113
Adegan ini ketika Dion mengantarkan Silvi pulang ke rumahnya dan di
tengah perpisahan mereka ingin berciuman kemudian tiba-tiba Raka datang untuk
mencegah untuk tidak bersentuhan yang bukan muhrim.
Lokasi yang sepi dan dua insan yang saling mencintai terbuai dengan
suasana sehingga dengan mudahnya melakukan hal-hal yang dilarang. Berikut
petikan kalimat Raka dalam proses amar makruf nahi mungkar.
Raka: Assalamualaikum. Punteun pisan, mau ngingetin kalau bukan
muhrim jangan bersentuhan dulu ya, punten pisan, mangga. Jangan lupa tahajud
ya.
Mendengar kalimat tersebut, mereka tidak suka dengan kehadiran Raka
dan Raka berhasil untuk mencegah hal yang ingin mereka lakukan.
Dalam fatwa kontemporer Yusuf Al-Qordhowi mengatakan selama akad
nikah dengan ijab Kabul belum terlaksana maka perkawinan itu belum terwujud
dan terjadi baik menurut adat, syara’ maupun undang-undang. Wanita
tunangannya tetap sebagai orang asing bagi pelamwa yang tidak halal bagi mereka
untuk berduaan, berpergian berduaan tanpa disertai salah seorang mahramnya
seperti ayah atau saudara laki-lakinya.17
17
Yusuf Al-Qordhawi, Fatwa Kontemporer Jilid I,
114
Gambar IV.9 Raka Mencegah Kemunkaran
Dalam adegan diatas, Dion dan Silvi hendak turun dari tangga karena Silvi
masih trauma untuk menggunakan lift di kantor Dion. Mereka berdua berhenti di
tengah-tengah karena kelelahan. Dion dan Silvi memperdebatkan masalah
pernikahan dan pekerjaan Dion yang dilanda masalah keuangan. Silvi yang terus
memarahi Dion. Kemudian adegan selanjutnya Dion ingin mencium Silvi
kemudian suara handphone Dion dan Silvi berdering dan mereka langsung
mematikannya. Pada bagian ini, Raka datang untuk mengantarkan kunci mobil
Silvi yang ketinggalan, berikut petikan dialog mereka.
Dion: (tertawa) Makin dekat jadi istriku makin ketauan aslinya ya ternyata
kamu mata duitan.18
Silvi: Istri tang baik seorang manajemen keuangan yang baik dan suami yang
baik pencari uang yang baik, oke?
Raka: Alhamdulillah ketemu disini
Silvi: Ya Tuhan, kamu nggak ada kerjaan lain apa selain nguntit kita terus
Raka: kunci mobil teteh ketinggalan. Silvi mengambil kasar Raka tetap diam
tersenyum.
Dion: kenapa kamu masih berdiri disini?
Raka: kenapa Mas Dion juga masih pada disini, nggak baik berduaan
ditempat sepi pasti ada setan yang nemenin.
18 Skenario Film InsyaAllah Sah
115
Silvi: Ya setannya kamu! (Silvi mengajak Dion turun dan Raka tersenyum
mengikuti).
Silvi: (marah) kamu ngapain ngikutin terus
Raka: Emang teteh aja yang trauma naik lift Raka juga.
(Silvi dan Dion tidak bisa menjawab lagi akhirnya mereka turun sama-sama.
Dion memegang tangan Silvi)
Raka: Ayo tangan.. tangan.. hati-hati belum muhrim
Gambar IV.10 Mencegah Untuk Bersentuhan yang Belum Muhrim
Gambar IV.11 Amar Makruf Nahi Mungkar
116
Raka, Silvi dan Dion berada di dalam mobil bersama-sama dalam
perjalanan. Raka berada ditengah-tengah antara mereka dengan posisi yang ikut
dalam perbincangan.
Dalam adegan diatas, ditemukan beberapa hal yaitu:
a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention
Sign pada Adegan Mencegah Terjadinya Kemungkaran
Sign
Secara sign dalam adegan ini adalah berpelukan, berduaan,
berpegangan tangan dan berciuman,
Code
Dion dan Silvi yang sedang berpelukan dan Wajah Dion mendekati
Silvi berusaha ingin menciumnya.
Denotative Sign
Dion dan Silvi berpelukan di tempat sepi dan Raka yang muncul
berusaha mencegahnya.
Conotative Sign
Dalam adegan diatas, Sikap Dion dan Silvi tidak pantas dalam agama,
dalam agama Islam dilarang mendekati zina.
Element
Jarak kamera yang digunakan adalah long shot sutradara ingin
memperlihatkan setting yang digunakan dengan tipe shot on location
dengan pencahayaan sumber cahaya natural light menandakan waktu
malam hari.
117
Convention Sign dan Mitos
Berdakwah dengan jalan mengadu argumentasi dengan menunjukkan
hujah mana yang lebih kuat dan lebih baik dengan lemah lembut
sehingga padamlah api nyala yang batil.
Dalam Islam dilarang bersentuhan tangan dengan lawan jenis yang
bukan mahramnya karena akan menimbulkan syahwat dan maksiat.
Laki-laki yang melihat anggota badan wanita dengan syahwat
hukumnya haram, demikian juga sebaliknya. Oleh karena pandangan
mata mudah menggiring kepada perbuatan maksiat dan zina maka
perintah Allah SWT kepada kaum muslimin untuk menjaga pandangan
dan kemaluan agar tidak terjerumus dalam lubang maksiat.19
Dalam
proses pernikahan, hendaknya ditemani dan tidak hanya berdua saja
untuk menghindari perkelahian dan hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam adegan diatas, tampak Raka yang seolah olah menengahi situasi
dan percakapan mereka serta menasehati calon pasangan pengantin
Dion dan Silvi.
19
Qamaruddin Shaleh, Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an: Pedoman
Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008, h. 798
118
Tabel IV. 5
b) Analisis Adegan Ketiga Melalui Tabulasi Analisis Film
Steve Campsall
Mise-En-Adegan
Pada adegan ini, sutradara memfokuskan pada
aspek setting dan pemain. Setting di halaman
rumah, tempat yang sepi merupakan sebuah
konstruksi mise en adegan.
Dengan melihat adegan di atas, sutradara
memvisualisasikan Raka yang selalu hadir
pada saat Silvi dan Dion bersama.
Editing
Dalam proses editing dan aspek teknis pada
film ini sedikit banyak didominasi dengan latar
atau setting yang berjenis shot on location,
yang mana sutradara menggunakan tempat
sesungguhnya untuk membangun cerita.
Naturalitas yang diciptakan berhasil
memunculkan mood yang efektif.
Shot Types
Para aktor yang dominan diperlihatkan adalah
tokoh utama Raka dan Silvi. Shot-shot yang
digunakan long shot.
Camera Angle
Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan
ini adalah tipe high angle, di mana objek dan
kamera jauh.
Camera Movement
Pergerakan kamera dalam adegan ini di
dominasi oleh teknik panning. Teknik ini
digunakan dengan cara menggeser kamera ke
kiri ataupun ke kanan dengan maksud untuk
memperlihatkan objek lain yang berada di sisi
kiri atau di sisi kanan objek.
Lighting
Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft
light atau dengan kata lain cahaya membuat
objek tampak lebih tipis. Hal ini menjadi
isyarat bahwasanya sutradara ingin
menampakkan sepenuhnya objek yang ada di
dalam lift. Arah pencahayaan pada adegan ini
adalah frontal lighting, di mana sutradara
mencoba menghapus bayangan dari objek.
sehingga objek tampak lebih jelas. Sumber
cahaya pada adegan ini menggunakan key
light. Di mana sumber cahaya utama dan
paling kuat menghasilkan cahaya. Adapun
cahaya utama pada adegan ini adalah sinar
matahari yang muncul dari sisi kiri objek.
Dieges And Sound
Suara yang digunakan di dalam adegan ini
adalah tipe suara yang dieges sound. Tipe ini
memberi pemahaman bahwa sumber suara
119
adalah dari objeknya langsung.
Visual Effects / SFX
Tidak ada visual efek di dalam film ini. hal ini
menandakan bahwa film ini merupakan jenis
film yang tidak banyak diintervensi unsur
teknologi komputer.
Narrative Narasi film ini berupa visual dan bergenre
komedi, di mana sutradara ingin membuat film
tertawa yang berfaedah dan tidak terkesan
menggurui.
Genre Komedi
Iconography
Ikonografi dalam adegan ini ini ada pada
objeknya langsung yaitu Dion dan Silvi sedang
berpelukan di depan rumah.
The Star System
Dion, Silvi dan Raka dalam adegan ini menjadi
sorotan utama proses dakwah.
Realism
Adegan berpelukan dan ingin berciuman di
tunjukkan benar-benar nyata. Dion yang
mendekat Silvi dan dakwah secara terang-
terangan yang disampaikan Raka. Hal ini
menunjukkkan pesan dakwah dengan tingkat
realitas yang tinggi.
Tabel IV. 6
c) Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya
Kemunkaran
Ikon Raka, Dion dan Silvi, Halaman Rumah, Tangga Darurat
Indeks Halaman rumah di malam hari dan Tangga Darurat dengan
keadaan yang sepi menjadi ruang kesempatan dua insan yang
saling jatuh cinta.
Simbol Berpelukan
120
4. Adegan Keempat: Mengaji di Masjid
Gambar IV.12 Raka Mengaji di Masjid
Pada adegan ini, Raka selesai sholat kemudian membaca Al-Qur’an.
Sutradara memvisualisasikan dakwah Raka secara terang-terangan. Raka
seseorang yang divisualisasikan orang yang paham agama, senang beribadah, dan
menebar kebaikan.
a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention
Sign pada Adegan Mengaji
Secara sign dalam adegan ini adalah Al-Qur’an
Code: Raka membaca Al-Qur’an dengan duduk tahiyat terakhir dalam
keadaan setelah sholat.
Denotative Sign: Raka mengaji setelah menunaikan sholat.
Conotative Sign: Dalam adegan diatas, aktivitas mengajak kebaikan
dengan membaca Al-Qur’an ingin ditonjolkan, hal ini menunjukkan
bahwa Raka divisualisasikan sebagai sosok yang senang beribadah,
Element: Jarak kamera yang digunakan Long Shot dan pencahayaan
121
dengan Key Light.
Convention Sign dan Mitos: Al-Qur’an adalah firman Allah SWT
sebagai pedoman, petunjuk, pelajaran kepada manusia dengan
membaca dan mengamalkannya. Setiap umat Islam meyakini bahwa
membaca Al-Qur’an termasuk amal yang mulia dan akan mendapat
pahala yang berlipat ganda. Al-Qur’an menjadi amal ibadah dan obat
serta penawar bagi orang yang gelisah jiwanya, sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra 82:
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian”.
Isi kandungan dalam Al-Qur’an mencakup segala pokok-pokok
syariat dan ketika membaca Al-Qur’an seolah-olah sedang berdialog
dengan Allah SWT.
122
Tabel IV. 7
b) Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film Steve
Campsall
Mise-En-Adegan
Pada adegan ini, sutradara memfokuskan pada
aspek setting dan pemain. Setting di Masjid dan
dengan melihat adegan di atas, sutradara
memvisualisasikan Raka yang sedang mengaji.
Editing
Dalam proses editing dan aspek teknis pada film ini
sedikit banyak didominasi dengan latar atau setting
yang berjenis shot on location, yang mana
sutradara menggunakan tempat sesungguhnya untuk
membangun cerita. Naturalitas yang diciptakan
berhasil memunculkan mood yang efektif.
Shot Types Shot-shot yang digunakan long shot.
Camera Angle
Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini
adalah tipe high angle, di mana objek dan kamera
jauh.
Camera Movement Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi
oleh teknik panning.
Lighting
Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft light
atau dengan kata lain cahaya membuat objek
tampak lebih tipis. Hal ini menjadi isyarat
bahwasanya sutradara ingin menampakkan
sepenuhnya objek yang ada di Masjid. Arah
pencahayaan pada adegan ini adalah frontal
lighting, di mana sutradara mencoba menghapus
bayangan dari objek. sehingga objek tampak lebih
jelas.
Dieges And Sound
Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah
tipe suara yang dieges sound. Tipe ini memberi
pemahaman bahwa sumber suara adalah dari
objeknya langsung.
Visual Effects /
SFX
Tidak ada visual efek di dalam film ini.
Narrative Narasi film ini berupa audio visual
Genre Komedi
Iconography Ikonografi dalam adegan ini adalah Masjid.
The Star System Raka sedang Mengaji.
Realism Masjid dan Al-Qur’an menunjukkkan pesan dakwah
dengan tingkat realitas yang tinggi.
123
Tabel IV. 8
c) Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Mencegah Terjadinya
Kemunkaran
5. Adegan Kelima: Hijab
Gambar IV.13 Silvi Berhijab
Dalam adegan ini Raka mengenakan kain ke kepala Silvi karena mengajak
Silvi ke Mesjid untuk survei gedung pernikahan.
Silvi nampak heran melihat ke arah mesjid yang cukup besar.20
Raka: Ayo turun teh
Silvi: Kamu mau sholat? Ya sudah sana cepetan sana.. aku lagi dapet tapi
cepetan.
Raka: Teteh harus lihat dulu dibawahnya ada gedung serbaguna
Silvi: Jadi ini yang kamu maksud gedungnya buat pernikahan?
Raka: iya istimewa kan? (sambil mengeluarkan kerudung dari tas nya)
cuma punteun teh biar nyaman pakai ini.
Silvi melihat kerudung warna yang tabrakan dengan bajunya.
Silvi: ya sudah kamu keluar duluan saya rapihkan pakaian dulu.
Raka: alhamdulillah si teteh senang saya takut tadinya.
20
Skenario Film InsyaAllah Sah
Ikon Masjid
Indeks Masjid menjadi tempat beribadah umat Islam
Simbol Al Qur’an
124
Silvi menuju mobil dan menjalankannya, Raka teriak dan mengejar mobil
sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Mesjid yang akan digunakan Raka adalah tempat suci oleh karena itu
harus menggunakan hijab sebagai penutup kepala. Pada zaman globalisasi ini,
umat Islam terutama wanita dihadapkan pada tantangan dan godaan masuknya
budaya barat yang menjajah terhadap kebudayaan Islam, dan umat Islam dituntut
untuk menjalankan syariat yang telah diajarkan dalam hidup beragama dan dapat
menunjukkan identitas keislaman mereka, baik dari tingkah laku, dalam hidup
berbudaya dan juga cara berpakaian Jilbab sudah menjadi suatu gaya hidup bagi
masyarakat. Seiring makin meluasnya para pemakai jilbab di dunia industri
fashion dan menjadikan jilbab sebagai gaya hidup yang wajar dan elegan. Dengan
banyak pemakai jilbab maka banyak bermunculan generasi yang mengadopsi kata
hijab dari pengguna jilbab dan menyebut mereka sebagai “kaum hijabers” dan
membentuk kelompok muslimah fashionista yaitu kumpulan orang-orang
penggemar mode.21
Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar´ dengan melaksanakan dakwah
dan ajakan dengan cara yang baik, dengan hikmah, nasihat, teladan dan
argumentasi yang kokoh namun disisi lain, permasalahan hidayah merupakan
urusan dan hak Allah SWT.
Dalam adegan diatas, peneliti menemukan beberapa hal:
21
Rizka Fitri, Konstruksi Realitas Hijab Pada Wanita Muslimah Dalam Film “99
Cahaya Di Langit Eropa” The Hijab Constraction Of Reality In Moslem Woman On Film “99
Cahaya Di Langit Eropa” Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Manajemen Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, h. 2
125
a) Sign, Code, Denotative Sign, Conotative Sign, Elemen, Convention
Sign pada Adegan Hijab
Secara sign dalam adegan ini Hijab.
Code: Silvi menutup kepalanya dengan kain hijab.
Denotative Sign: Raka memberikan kain penutup kepala dan
memakaikannya langsung ke kepala Silvi.
Conotative Sign: Dalam adegan diatas, aktivitas mengajak kebaikan
dengan Raka memberikan hijab dan mengenakannya langsung.
Element: Pada adegan diatas, Jarak kamera yang digunakan adalah
Medium Close Up dan sutradara ingin menampilkan salah satu tokoh
dengan adanya kamera fokus pada salah satu objek.
Convention Sign dan Mitos: Islam tidak menggambarkan pakaian
Islami secara spesifik. Seorang muslimah berhak untuk memilih jenis
pakaiannya, asalkan memenuhi syarat yaitu: pertama, pakaian harus
menutupi seluruh tubuh kecuali bagian yang tidak disebutkan dalam
Surat An-Nur 31 dibawah ini:22
ر ا ظ ه ل يبدين زين ت هن إل م هن و ي حف ظن فروج رهن و ت ي غضضن من أ بص لمؤمن قل ل ا و منه
اب ائهن ل يبدين زين ت هن إل لبعول تهن أ و ء و لي ضربن بخمرهن ع ل ى جيوبهن اب اء بعول تهن و أ و ء
تهن و نهن أ و ب ني أ خ نهن أ و ب ني إخو ل ك ت أ و أ بن ائهن أ و أ بن اء بعول تهن أ و إخو ا م أ و نس ائهن أ و م
رب ة لي ٱل بعين غ ير أو نهن أ و ٱلت اء أ يم ت ٱلن س روا ع ل ى ع ور فل ٱلذين ل م ي ظه ال أ و ٱلط ج من ٱلر
ميعا أ يه ٱلمؤ ج توبوا إل ى ٱلل و ا يخفين من زين تهن ل ي ضربن بأ رجلهن ليعل م م منون ل ع لكم و
٣١تفلحون
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
22
Fatima Umar Nasif, Hak dan Kewajiban Perempuan dalam Islam, Cendekia Sentra
Muslim 2003, h. 135
126
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung”.
Kedua, pakaian tidak boleh menampakkan kulit ataupun membentuk
badan, pakaian tidak boleh menyerupai laki-laki, pakaian tidak boleh diberi
wewangian. Allah SWT mewajibkan hijab bagi setiap perempuan yang beriman
untuk melindungi kesucian dan memelihara martabatnya.
127
Tabel IV. 9
b) Analisis Adegan Keempat Melalui Tabulasi Analisis Film Steve
Campsall
Mise-En-Adegan
Pada adegan ini, sutradara memfokuskan pada
pemain. Sutradara memvisualisasikan Raka yang
gemar melakukan kebaikan dan mengingatkan
nazar Silvi menjadi Wanita Muslimah yang menaati
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Editing Potongan shot proses memperbaiki, mengatur
fokus objek secara bergantian.
Shot Types Shot yang digunakan Medium Close Up. Teknik
yang mengambil gambar dari dada sampai atas
kepala untuk menunjukan ekspresi wajah lebih
jelas.
Camera Angle
Tipe sudut kamera yang tampak pada adegan ini
adalah tipe eye angle
Camera Movement Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi
oleh teknik panning.
Lighting
Kualitas cahaya pada adegan ini adalah key light.
Key light adalah pencahayaan utama yang diarahkan
pada objek. Keylight merupakan sumber
pencahayaan paling dominan.
Dieges And Sound
Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah
tipe suara yang dieges sound. Tipe ini memberi
pemahaman bahwa sumber suara adalah dari
objeknya langsung.
Visual Effects /
SFX
Tidak ada visual efek di dalam film ini.
Narrative Narasi film ini berupa audio visual
Genre Komedi
Iconography Ikonografi dalam adegan ini adalah Hijab.
The Star System Silvi berhijab
Realism Hijab.
Tabel IV. 6
c) Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Hijab
Ikon Hijab atau Kain Penutup Kepala
Indeks Hijab menunjukkan unsur aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.
Kain hijab bercorak batik yang dikenakan Silvi mempunyai
nilai seni budaya leluhur Indonesia.
Simbol Silvi berhijab
128
B. Narasi Pemaknaan dalam Film InsyaAllah Sah
Penjelasan mengenai narasi pemaknaan, berikut unsur narasi pemaknaan
yang lebih detail.
Tabel IV. 7 Narasi Pemaknaan
Tanda-tanda
Simbolik
Pemain Narasi Pemaknaan
Intonasi yang
Rendah dan
Tutur Kata
Sopan Santun
Raka Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
mayoritas agama Islam. Raka
merepresentasikan budaya Islam dalam tanda
ini dengan mengucap salam, memohon
ampunan dan lain-lain. Dan secara konsensus
dan menurut literasi agama Islam khususnya,
sikap seperti ini menjadi suatu kewajiban.
Cara Menyapa
dengan Nada
Rendah
Raka Manifestasi dari sebuah ayat yang
memerintahkan untuk tidak mengangkat suara
ketika berbicara dengan siapapun.
Cara Berbusana Raka Indonesia kaya akan budaya yaitu salah
satunya batik merupakan kerajinan yang
memiliki nilai seni yang tinggi dan teknik,
motif batik beragam. Motif batik khas
pekalongan klasik pengisiannya berupa garis-
garis, bentuk realistis dan banyak
menggunakan cecek-cecek serta cecek sawut
(titik dan garis)
Cara
Menyampaikan
Amar Makruf
Nahi Mungkar
dengan Humor
Raka Humor dapat menyampaikan siratan
menyindir, atau suatu kritikan yang bernuansa
tawa. Humor juga dapat sebagai sarana
persuasi, untuk mempermudah masuknya
informasi atau pesan yang ingin disampaikan
sebagai sesuatu yang serius. Teknik dakwah
dalam film ini dapat diterima dan tidak
terkesan menggurui.
Cara
Berkomunikasi
dengan Silvi,
Dion dan
pemain lainnya
Raka Manifestasi dari ajaran Islam yang berfungsi
sebagai rahmatan lil’aalamiin. Komunikasi
yang dibangun di atas prinsip-prinsip Islam
yang memiliki ruh kedamaian, keramahan dan
keselamatan.
Cara
Menghadapi
Tantangan
Dakwah
Raka Ketenangan dan kesabaran dalam berfikir
sudah dianggap sebagai suatu langkah awal
dalam menghadapi permasalahan yang pelik.
129
Cara Beribadah Raka Putus asa dalam menghadapi permasalahan
yang ada tidak sejalan dengan ajaran Islam
yang mengatakan jangan lah berputus asa
terhadap rahmat Allah.
Film adalah sebuah ideologi, ideologi dalam film InsyaAllah Sah ini
mencakup ideologi yang diciptakan dari penulis novel, sutradara dan produser
memberikan nilai positif. Dalam konteks ini salah satu bentuk hiburan yang
mengkombinasikan hiburan dan pendidikan didalamnya, sehingga film menjadi
media belajar. Dalam film ini, peneliti menemukan beberapa pesan yang coba
disampaikan dalam film ini adalah bagaimana menyampaikan dakwah dengan
tidak menggurui. Dakwah yang disampaikan dengan cara menyindir dengan halus
menjadikan dakwah yang dapat diterima oleh penikmat film. Film yang bergenre
drama komedi ini selain menghibur juga memiliki unsur edukatif. Dilihat dari
kemasan film dan literasi produksinya, peneliti mengamati bahwa adanya sebuah
upaya pembuat film, untuk membuat penonton tertawa yang berfaedah terhadap
setiap adegan yang diperankan oleh Raka.
Jika dilihat kontennya, film ini mencoba merepresentasikan sebuah bentuk
aktivitas dakwah yang dilakukan dengan sindiran halus. Ini mengindikasikan
bahwa dalam berdakwah, banyak cara yang dapat di raih dan dilakukan dengan
cara yang baik, agar mad’u dapat memperoleh pesan hikmah yang terkandung
dalam aktivitas dakwah dalam film. Dakwah yang dilakukan melalui film
memiliki keunggulan sendiri dibandingkan berdakwah dengan lisan. Media yang
saat ini sudah menyediakan ruang yang tak terbatas kepada para dai, seharusnya
dijadikan medan yang subur untuk menanamkan nilai-nilai agama. Film ini,
130
khususnya, telah membangun sebuah dimensi yang berbeda dalam kegiatan amar
makruf nahi mungkar. Dominasi tokoh dalam film yang bergenre komedi ini,
memberikan sebuah stimuli agar dapat menjadi seorang yang menebar kebaikan
dan memberontak kemunkaran.
Dari data yang diperoleh peneliti mengamati tingkat tontonan masyarakat
Indonesia adalah komedi saat ini, oleh karena itu, film InsyaAllah Sah yang
diproduksi dengan jangka pendek mampu menyihir para penikmat film komedi.
Film ini juga ingin coba menyampaikan sebuah isyarat agar fungsi manusia
sebagai khalifah harus senantiasa ditingkatkan dan dioptimalkan sebagai
perwujudan dari sebuah sistem kepercayaan yang komprehensif dan relevan
dengan fitrah manusia.
Islam yang ditampilkan dalam film ini adalah sebuah nilai-nilai agung
yang dapat menolong manusia menuju pencapaian tingkat spiritualitas yang
tinggi. Raka, sebagai salah satu sosok dai, ditampilkan dengan karakter yang
nyeleneh, religius, santun dan kuno. Namun, peneliti memiliki kejanggalan
dengan sikap Raka yang selalu muncul dalam setiap adegan dengan tiba-tiba
menjadikan film ini tidak linier dan akan membingungkan penonton dari beberapa
plot yang dihadirkan. Sineas menampilkan adegan-adegan tertentu sebagai pesan
simbolik. Pada adegan terjebak dalam lift, pesan-pesan tersebut dibangun
berdasarkan narasi dan bahasa skenario. Sebagaimana pemahaman yang
dilontarkan Metz, bahwasanya bahasa film berbeda dengan bahasa tutur. Bahasa
film yang dimaksud adalah serangkain aspek dan komponen yang mendukung
terjadinya proses produksi tanda di dalam film tersebut.
131
Pada bagian adegan di dalam lift, sineas sudah cukup jeli melihat simbol-
simbol dan kode-kode itu. Terbukti dengan pemilihan lokasi setting, situasi psikis,
dan hal lain yang terlibat di dalam bahasa film, terangkum dalam sebuah aksi
drama yang linier dan tidak membingungkan, sehingga kontinuitas cerita yang
tersusun rapi, membuatnya menjadi sebuah kemasan yang saling berkaitan antara
ikon, indeks dan simbol. Dan menurut peneliti, ini merupakan sebuah penciptaan
makna yang cukup baik di mana, ikon, indeks dan simbol berhasil diintegrasikan
dalam sebuah adegan yang cukup panjang.
Pada setiap adegan kondisi yang mendukung dan bangunan setting yang
dapat membangun mood penonton. Karakter yang dibangun sebagai Raka dengan
mengenakan batik, rambut palsu, gigi palsu, tahi lalat, intonasi suara rendah
sebagai pendukung ikonografi yang cukup relevan. Namun, dalam setiap adegan
peneliti menemukan beberapa kejanggalan antara lain: Adegan pada saat Raka
mengenakan hijab atau kain penutup kepala kepada Silvi karena tidak seharusnya
Raka yang memakaikannya. Adegan Raka datang saat Silvi dan Dion di halaman
rumahnya yang sedang ingin berciuman. Peneliti menemukan unsur yang tidak
logis dalam alur cerita film ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada setiap adegan dan narasi
film InsyaAllah Sah ini menunjukkan aktivitas amar makruf nahi mungkar.
132
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada tesis ini, peneliti mengacu
pada fokus permasalahan yang ada. Dengan melihat melalui berbagai
pendekatan teori dan implementasinya terhadap objek penelitian, maka
kesimpulan peneliti terhadap masalah tersebut sebagai berikut:
1. Penanda, mitos dan ideologi yang terdapat pada aktivitas amar makruf nahi
mungkar yang diperankan oleh Pandji adalah pada tanda-tanda verbal
maupun non verbal di dalam adegan yang tervisualisasi. Pemilihan penanda
berfokus pada adegan amar makruf nahi mungkar. Melalui kajian
semiotika, peneliti setidaknya menemukan yang signifikan terhadap tujuan
penelitian yang dirangkum dalam tabel.
Elemen yang terdapat dalam aktifitas amar makruf nahi mungkar adalah
terdapat pada 13 komponen. Pertama adalah pada aspek mise en adegan
yang menjelaskan makna melalui kostum, tata rias wajah, setting, dan
pencahayaan yang ditampilkan di depan kamera yang dapat berfungsi
sebagai penunjuk status sosial, citra dan penunjuk ruang dan waktu.
Selanjutnya adalah pemaknaan melalui editing. Pemaknaan melalui editing
dapat dilihat dari bagaimana sutradara menampilkan berbagai shot dalam
sebuah adegan.
133
Selanjutnya adalah Shot Types. Tipe Shot merupakan sebuah upaya
menampilkan makna melalui jarak-jarak kamera, sudut, ketinggian dan
kemiringan kamera. Selanjutnya adalah camera angle. Aspek ini
menanamkan makna melalui berbagai sudut kamera secara khusus. Ada
pula camera movement yang mana menghadirkan sebuah pesan melalui
pergerakan-pergerakan kamera yang dinamis. Berikutnya adalah lighting.
Lighting memberikan makna tertentu dalam setiap adegan pemain film, dan
akan menimbulkan efek dan mood-mood tertentu pula.
Dieges and sound yang menghidupkan makna melalui suara-suara tertentu.
Efek visual yang membuat sebuah peristiwa seperti nyata, padahal
semuanya buatan komputer dan menghilangkan unsur natural. Narrative
bekerja pada skenario film. Genre pada film ini adalah komedi, sedangkan
ikonografinya adalah semua benda yang dapat dilihat dan memiliki
kesamaan yang sangat dekat terhadap genre.
The star sistem adalah sebuah upaya untuk menyesuaikan pemeran dengan
cerita film. Sedangkan yang terakhir adalah realism, di mana komponen ini
menghendaki bahwa setiap adegan yang ditampilkan dapat membawa mood
penonton pada situasi realistis.
2. Narasi Pemaknaan di dalam film insyaAllah Sah adalah melalui beberapa
adegan atau adegan yang memiliki nilai-nilai tertentu dengan kebudayaan
masyarakat, agama dan nilai-nilai sosial. Biasanya narasi pemaknaan
berada pada suatu konsensus yang sudah disepakati bersama dalam satu
wilayah tertentu.
134
Narasi pemaknaan dapat bersumber dari mitos, sejarah dan budaya yang
memiliki relevansi sebagai sebuah konsensus di dalam masyarakat dan
dijadikan sebagai acuan umum untuk melakukan atau bertindak sesuatu.
B. Saran
Dalam film InsyaAllah Sah alur cerita diharapkan dikemas lebih logis
dan pesan dakwah yang ingin disampaikan menurut peneliti sudah cukup baik,
hanya pada sekuen terakhir lebih ditonjolkan lagi perubahan yang drastis dari
peran antagonisnya.
135
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Al Qur’an.
Al-Qaradhawy, Yusuf, Fatwa Kontemporer, cet. ke-4, Jakarta: Gema
Insani Press, 1997.
Agus, Suhadi M, Humor Itu Serius: Pengantar Ilmu Humor, Jakarta:
Grafikatama Jaya. 1992.
Al Ghazali, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim, Wicaksana 1986.
Aliyudin et.al, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, Widya 2009
Aziz, Moh. Ali, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Prenamedia Group 2004.
Aziz, Sa’ad Yusuf Abdul, 101 Wasiat Rasul untuk Perempuan,
terj. Muhammad Hafidz, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004).
Barthes, Roland, Elemen-elemen Semiologi, Yogyakarta: Jalasutra 2012.
____________, Imaji Musik Teks: Analisis Semiologi Atas Fotografi,
Iklan, Film,Musik, Alkitab, Penulisan dan Pembacaan serta Kritik
Sastra, Yogyakarta: Jalasutra 2010.
Berger, Arthur Asa, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam
Kebudayaan Kontemporer, Tiara Wacana 2010.
Bignell, Jonathan, Media Semiotics An Introduction, Manchester
University Press: USA1997.
Birowo, M. Anthonius, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Gitanyali, 2004.
Christomy, Tommy, Semiotika Budaya, (Depok: UI 2004, Cetakan Ke-1).
Danesi, Marcel, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra 2010.
____________, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta:
Jalasutra 2010.
Eco, Umberto, Teori Semiotika: Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta
136
Teori Produksi- Tanda, Kreasi Wacana 2009.
Effendy, Heru, Industri Perfilman Indonesia. ( PT. Gelora Aksara
Pratama: Erlangga, 2008).
Gulen, Fethullah, Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir dan Menyikapi
Hidup, Republika 2011.
Ida, Rachmah, Metode Penelitian: Studi Media dan Kajian Budaya,
Prenada Media Group 2014.
Imanjaya, Ekky, Mau Dibawa Ke Mana Sinema Kita? Beberapa Wacana
Seputar Film Indonesia, Salemba Humanika 2011.
Irwansyah, Ade, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2009).
Ismail, Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi
Pemikiran Dakwah Harakah, Penamadani 2006.
Lull, Jamess, Media Komunikasi Kebudayaan: suatu pendekatan Global,
Cet ke 1 (Terj) A. Setiawan Abadi (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1997).
Marseli, Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2005).
Martinet, Jeanne, Semiologi: Kajian Tanda Saussuran, Antara Semiologi
Komunikasi dan Semiologi Signifikasi, Yogyakarta:Jalasutra 2010.
Mashad, Dhurorudin, Kisah dan Hikmah. Erlangga. Jakarta. 2001.
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke-enam, Salemba
Humanika 2011.
Metz, Christian, Transalted by Michael Taylor, A Semiotics of The Cinema
Film Language, New York: Oxford University Press, 1974.
Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, Kencana:
Prenadamedia Group 2013.
Munsyi, Abd. Kadi, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-
Ikhlas, cet. I, 1982).
Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Dakwah: Teori, Pendekatan dan
Aplikasi, Simbiosa Rekatama Media 2012.
Pick, Zuzana M, Cinema As Sign and Language.
137
Rabiger, et. al., "Motion Picture" (World Book Student. World Book,
2012).
Rusadi,Udi. Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori
dan Metode, PT. Raja Grafindo Persada 2015.
Saputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Rajagrafindo Persada
2011.
Sasono, Eric. Mau Dibawa Kemana Sinema Kita?, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011). Harjani Hefni, Komunikasi Islam, IAIN
Pontianak Press 2014.
Shaleh, Qamaruddin. Ayat-ayat Larangan dan Perintah dalam Al-qur’an:
Pedoman Menuju Akhlak Muslim. Diponegoro 2008.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi (Bandung: Rosdakarya Offset, 2009).
Suprapto, Tommy. M.S., Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran
Manajemen dalam Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011).
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2011).
JURNAL
Amin, Edi. Nilai-nilai Dakwah dalam Film Sang Pencerah, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
Kontekstualitas, Vol. 25, No. 2, 2010.
Abdul Basit, Dakwah Cerdas di Era Modern, Juni 2013.
Fitri, Rizka. Konstruksi Realitas Hijab Pada Wanita Muslimah Dalam
Film “99 Cahaya Di Langit Eropa” The Hijab Constraction Of
Reality In Moslem Woman On Film “99 Cahaya Di Langit Eropa”
Jurusan Ilmu Komunikasi – Konsentrasi Manajemen Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau.
Hakim, Lukman. Arus Baru Feminisme Islam Indonesia dalam Film
Religi, (Jurnal Komunikasi Islam Volume 03, Nomor 02,
Desember 2013).
Ihsan, Muhammad Nur. Bagaimana cara beramar ma’ruf dan
nahi munkar,Disebarkan dalam bentuk Ebook di Maktabah Abu
Salma al-Atsari http://dear.to/abusalma.
Imanjaya, Ekky. Mau Dibawa Ke Mana Sinema Kita? Beberapa Wacana
138
Seputar Film Indonesia, Salemba Humanika 2011.
Islamiyah, Anisatul, Pesan Dakwah dalam Novel Negeri Lima Menara,
Juni 2015.
Martono, Chairil Effendy. Makna Dan Fungsi Humor Dalam Kumpulan
Cerita Abu Nawas, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan PBS FKIP UNTAN.
Mubasyaroh, (Film Sebagai Media Dakwah: Sebuah Tawaran Alternatif
Media Dakwah Kontemporer), STAIN Kudus.
Nawawi, Kompetensi Juru Dakwah, Antropologi Pascasarjana UGM,
Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto Komunika ISSN: 1978-
1261 Vol.3 No.2 Juli-Desember 2009.
Rahmanadji, Sejarah, Teori dan Fungsi Humor, Seni dan Desain Fakultas
Sastra Universitas Negeri Malang.
Ritonga, Muhammad Husni. Pengaruh Komunikasi Perfilman
Terhadap Masyarakat. Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN
Sumatera Utara.
Taimiyyah, lbnu. Terjemahan Akhmad Hasan , Amar Ma'ruf Nahi
Mungkar (Perintah kepada kebaikan larangan dari
kemungkaran), Departemen Urusan Keislaman, Wakaf, Dakwah
dan Pengarahan Kerajaan Arab Saudi, 2009.
Wulansari, Sulhizah Konstruksi Identitas Islam dalam Sosok Perempuan
Berjilbab pada Tiga Film Islami Pasca-Orba (2008-2011),
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Susastra
Cultural Studied, Juli 2013.
Wahyuningsih, Sri. Representasi Pesan-Pesan Dakwah Dalam Film Ayat-
Ayat Cinta. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas
Trunojoyo Madura, Karba Vol.1 Desember 2013).
Zaenudin, Jilbab : Menutup Aurat Perempuan Analisis Surat An Nur Ayat
31.
http://filmindonesia.or.id/movie/viewer#.WXikNdSGPIU
http://posfilm.com/sinopsis-film-insya-allah-sah-2017-nazar-titi-kamal-
menjadi-wanita-muslimah-yang-taat/
139
Biografi Steve Campsall diperoleh dari http : / / educationforum . ipbhost .
com / index .php?showtopic=1678
Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media -
GCSE Film Analysis Guide (3) – SJC.
https://almanhaj.or.id/4114-kewajiban-menutup-aurat-dan-
batasannya.html
http://www.bintang.com/celeb/read/2993588/5-tokoh-yang-menginspirasi-
pandji-pragiwaksono-di-insya-allah-sah
http://entertainment.kompas.com/read/2017/06/22/162407610/asal.mula.p
enampilan.cupu.pandji.pragiwaksono.di.insya.allah.sah
https://hot.detik.com/movie/d-3536608/cerita-titi-kamal-perankan-
karakter-silvi-di-insya-allah-sah
https://hot.detik.com/movie/d-3536608/cerita-titi-kamal-perankan-
karakter-silvi-di-insya-allah-sah
140
LAMPIRAN 1
WAWANCARA DENGAN ACHI TM
( PENULIS NOVEL INSYAALLAH SAH)
Apa saja yang melatarbelakangi terbentuknya cerita film InsyaAllah Sah?
Tahun 2014 itu saya mengalami stuck dalam menulis dari tahun 2005 saya sudah
menulis novel dan menulis skenario tahun 2007, 2014 mulai bosan mulai hampa
merasa hambar capek dengan 21 novel yang tapi belum ada satupun yang belum
di filmkan karena menulis novel itu tidak lama, banyak waktu yang harus . tentu
punya banyak harapan. Tetapi mungkin Allah maha baik banget dengan caranya
Allah dengan saya dipanggil untuk mengisi berbagai pelatihan di daerah-daerah
cikeas, cibubur dan padang dalam kondisi surut tidak menulis selama dua minggu.
Bagi penulis dua minggu tidak menulis itu seperti ada kehilangan. Setalah saya
pulang di bandara saya mencari cari laptop saya diruma dan di bagasi mobil tidak
ada. Panik karena banyak kerjaan di laptop, penulis adalah profesi bagi saya. Jam
02.30 saya balik lagi ke bandara jam 03.00 malam untuk mencari lagi. Saya
bernadzar Ya Allah kalau laptop saya ketemu saya bernadzar untuk membuat
novel Islami lebih banyak lagi jam 03.00 dini hari. Dan nadzar itu didengar karena
sepertiga malam itu malaikat turun. Dan sampai akhirnya ada satpam yang
menunjukkan untuk ke pos satpam dan saya langsung sujud syukur. Pulang
keruma saya mendapatkan email datang dari GPU mba heti rusli jam 03.15 pagi
jam dimana saya bernadzar. Saya tidak pernah kenal dengan tim GPU dan
dimintai naskah . saya merasa ditegur dengan Allah.
Awalnya saya membuat sinopsis pertama di tolak dan sinopsis kedua ditolak
kemudian ini sinopsis ketiga yang diterima judul pertama 99 hari menjelang
pernikahan, judul kedua wedding crust, dan akhirnya rembukan dengan campur
141
tangan produser dan sutradara. Ustadzah cinta ketiban cinta awal novel yang
membuat tim GPU tertarik untuk memanggil saya dan meminta naskah islami
kepada saya. Pembuatan novel ini sekitar 2 bulan dan novel ini dengan tanda
tangan kontrak tahun 2015,
Nilai apa saja yang terkandung dalam cerita InsyaAllah Sah?
Nilai dakwah yang mau disampaikan dalam novel ini adalah. Ada kalimat
percakapan keira dan silvi mengenai silvi dan dion yang berhubungan pacaran
selama 9 tahun namun tidak saling mengenal satu sama lain karena dalam pacaran
masih banyak topeng dan mengajak orang-orang untuk stop pacaran dan langsung
menikah saja.yang kedua soal jilbab, dalam novel proses hijrah nya lebih kental
dan unsur dilematiknya lebih dalam namun dalam film pun juga sudah cukup
kental dengan proses montage-montage yang tervisualisasi.
Bagaimana strategi dakwah ?
Untuk film, ada pihak ketiga hasil diskusi dari produser, sutradara dan pihak
lainnya. Dalam menciptakan film insyaAllah sah ini, semua pihak menjauhi film
islami yang mainstream, unsur ketimur tengahan dan sosok ustadz dan lain-lain,
karena sebelumnya MD Picture sudah pernah membuat film yang sangat kental
dengan dakwah nya yaitu film impian pesantren namun penonton film tersebut
tidak mencapai ekspetasi. Selain dakwah, pihak produksi film ingin laku karena
yang diharapkan banyak penonton sehingga dapat tersentuh hatinya. Pada zaman
sekarang ustadz itu keren dan mengikuti tren dan tidak identik dengan peci,
sarung.
142
Novel yang saya buat biasanya komedi remaja dan novel islami saya buat hanya
beberapa. Target saya adalah remaja karena gaya tulisan saya cenderung pada
remaja. Menceritakan kehidupan wanita metropolitan atau chic chic sekitar umur
25 tahun yang jomblo.
Ketika dakwah disampaikan dengan komedi, penonton tidak melawan dakwahnya
namun menerima dengan tertawa. Khilafah adalah pemimpin, setiap seseorang di
dunia itu pemimpin bagi dirinya masing-masing. Bakat pengembangan
Apa yang mba Achi harapkan setelah penonton menonton film tersebut?
Saya menikmati film ini dengan delapan kali saya menonton dengan menikmati
setiap tawa canda yang ada dalam film ini, saya menemui wanita-wanita hijab
remaja yang pacaran dalam pertengahan film dua pemuda sudah geser menjauh,
pesan dalam film ini pacaran itu tidak baik. Dalam perubahan-perubahan setelah
penonton melihat film ini dan memberikan efek yang baik. Selain nazar, hijab
sudah banyak yang mengangkat pesan ini, dan saya senang dengan efek yang
muncul beda dengan mendengarkan ceramah ustadz, ketika ustadz itu lucu akan
sindir seperti KH. Zainudin MZ sekolah tidak pernah belajar tidak pernah tapi
ujian maunya nilai bagus atau ibadah tidak sholat tidak tetapi mati mau masuk
surga. Hal ini menunjukkan ceramah yang serius berupa sindiran halus yang
membuat pendengar tertawa namun pesan tersampaikan.
Mengetahui,
Achi TM
143
LAMPIRAN 2
WAWANCARA DENGAN BENNI SETIAWAN
(SUTRADARA FILM INSYAALLAH SAH)
Bagaimana proses pengambilan judul insyaAllah sah pada film ini? insyaAllah
sah berarti jika Allah menghendaki,mungkin dimulai dengan nazar sebuah utang
atau janji kpd Allah dan Kenapa memilih pandji sebagai raka? Dan kenapa sosok
raka disini berpenampilan seperti itu? Ingin membangun karakter seperti apa/
merepresentasikan siapa? Kenapa tidak berpakaian dengan baju koko dll ?
Proses pengambilan judul dicari yang komersial , sebenarnya saya sedang
menggarap film Hanum kemudian ada tantangan dari MD pada tayang lebaran
mempunyai slot dan skenario dikasih dari scenario dari produser setelah saya
membaca saya mau membuatkan film ini tetapi saya harus menulis ulang dan saya
mohon izin kepada penulis dan produser karena saya akan mengubah semua
karakter yang ada dalam novel tersebut karena menurut saya, jika tidak diubah
karakter penokohannya film ini menjadi monoton dan tidak berhasil. Dalam novel
komedi yang dituliskan kurang kuat, kemudian saya membuat tokoh Raka karena
siapapun yang menjadi Raka harus diubah penampilannya dengan aneh. Awal
pemilihan tokoh Raka mempunyai beberapa kandidat Reza Rahadian salah
satunya namun, saat itu Reza Rahadian sedang ada jadwal film layar lebar, dalam
pemilihan Pandji Pragiwaksono sebagai Raka merupakan hasil kesepakatan saya
dan produser. Pandji juga tantangan untuk saya karena sebelumnya Pandji belum
pernah bermain talent atau pemeran utama. Saya berfikir untuk merubah semua
penampilan dan karakter Pandji. Mulai dari cara berjalannya Raka saya ciptakan
tidak sekonyong-konyongnya.
144
Religi dalam film yang saya ciptakan sebenarnya kuat namun saya mengemas
dengan halus.
Pengambilan setting dalam lift awal dari cerita ini. Kenapa dalam lift sesuai
dengan di novel? Editing. Apakah film ini antara shot satu dengan shot yang
lainnya linier dan berkesinmabungan?
Dalam film ada beberapa proses. Pra produksi dan pencarian lokasi, mencari
talent, reading, latihan acting kemudian post produksi. Dalam teknis karena sudah
professional tidak ada kendala yang signifikan. Setting lift itu bolong jadi semua
kamera digunakan dan pencahayaan langsung. Post produksi di mana beberapa
potongan-potongan gambar disatukan, musik, beberapa candit dan beberapa
cameo yang tidak diberikan dialog dan langsung hanya beberapa menit hadir
dalam film tersebut. Dalam suara dalam film ini langsung, ada pemain utama yang
sulit untuk berbahasa Indonesia.
Dalam film ini memberikan pesan remaja yang simple untuk jangan berpegangan,
sindiran-sindiran satir memberikan pesan dakwah secara satir, karena ceramah-
ceramah sudah banyak dalam TV.
Hambatan waktu dan pemain cameo cukup banyak, cuaca, dan syutting di jalanan.
Film ini sebetulnya sederhana, ringan dalam produksinya?
Dalam produksi 24 April 2017 dan tayang 25 Juni 2017 bersaing dengan
Jailangkung, Sweet 20 yang sudah promosi kami masih tahap produksi. Dalam
film ini ada serangan dari haters dari Pandji, bisnis perfilman juga kuat. Karena
banyak kasus ketika pemain yang sedikit mirip dengan film ini Talak Tiga Film
Waalaikumsalam Paris
145
Film InsyaAllah Sah 105 Scene. Dan adegan Raka dan Silvi 100 Scene, durasi 95
Menit. Saya sangat berhati-hati karena sensitif dalam mengangkat agama, karena
saya selalu membuat jawabannya seperti film saya Toba Dream saya simbolkan
agama-agama dalam film tersebut ada lagu gereja, adegan sholat, menikah secara
Kristen dan tokoh itupun saya matikan. Toba dream menjadi ikon di Medan,
Batak karena mereka senang dengan film tersebut selalu diputar. Dalam film
insyaAllah Sah ada simbol hijab yang dikenakan Raka pada Silvi
Tanggapan film ada yang positif dan adayang mengkritik. Tidak mudah membuat
film yang secara komersil diterima dalam masyarakat. Banyak film saya yang
mempunyai nilai art dan komersil. Karena film yang mempunyai nilai art kurang
laku di masyarakat. Dan saya lepaskan nilai seni dan saya membuat film pop yang
diterima di masyarakat, saya menghindari unsur-unsur Islami karena film-film
tersebut sudah banyak.
Mengetahui,
Benni Setiawan