Hosnol Hotimah - 130910301014_.pdf - Repository ...

129
KONTRIBUSI PENDAPATAN PEREMPUAN PESISIR TERHADAP EKONOMI KELUARGA MELALUI PEGOLAHAN HASIL LAUT SAAT MUSIM PACEKLIK (Studi Terhadap Istri Buruh Nelayan di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi) CONTRIBUTION OF COASTAL WOMEN TO FAMILY INCOME THROUGH SEAWEED PROCESSING DURING SEASON OF PACEKLIK (Study on Wife of Fisherman's Worker in Tembookrejo Village, Muncar Sub-district, Banyuwangi District) SKRIPSI Oleh: Hosnol Hotimah NIM 130910301014 JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER 2017 Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember

Transcript of Hosnol Hotimah - 130910301014_.pdf - Repository ...

KONTRIBUSI PENDAPATAN PEREMPUAN PESISIR TERHADAP

EKONOMI KELUARGA MELALUI PEGOLAHAN HASIL LAUT SAAT

MUSIM PACEKLIK

(Studi Terhadap Istri Buruh Nelayan di Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar Kabupaten Banyuwangi)

CONTRIBUTION OF COASTAL WOMEN TO FAMILY INCOME

THROUGH SEAWEED PROCESSING DURING SEASON OF PACEKLIK

(Study on Wife of Fisherman's Worker in Tembookrejo Village, Muncar

Sub-district, Banyuwangi District)

SKRIPSI

Oleh:

Hosnol Hotimah

NIM 130910301014

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2017

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

ii

KONTRIBUSI PENDAPATAN PEREMPUAN PESISIR TERHADAP

EKONOMI KELUARGA MELALUI PEGOLAHAN HASIL LAUT SAAT

MUSIM PACEKLIK

(Studi Terhadap Istri Buruh Nelayan di Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar Kabupaten Banyuwangi)

CONTRIBUTION OF COASTAL WOMEN TO FAMILY INCOME

THROUGH SEAWEED PROCESSING DURING SEASON OF PACEKLIK

(Study on Wife of Fisherman's Worker in Tembookrejo Village, Muncar Sub-

district, Banyuwangi District)

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial (S1) dan mencapai gelar Sarjana

Sosial

Oleh:

Hosnol Hotimah

NIM 130910301014

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2017

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

iii

PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan dan bangga telah menyelesaikan karya ini

yang terkhusus penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orangtua yang sangat penulis sayangi dan kasihi, Bapak Fathor

Rahman dan Ibu Sutriyah yang telah bekerja keras dengan penuh

kesabaran, membimbing, mendidik, menasehati, dan menyayangi penulis

mulai sejak kecil hingga sampai saat ini.

2. Kedua kakakku Rusyani dan Moh Icun yang tidak hentinya memberikan

support baik material maupun motivasi serta doanya, terimakasih penulis

ucapkan juga kepada kedua keponakan tercinta Raditiya dan Azka.

3. Guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi,

yang telah mendidik, dan memberikan ilmu pengetahua serta banyak

pengalaman bagi penulis.

4. Almamater Ilmu Kesejahteraan sosial Fakultas Ilmu Sosial Politik

Universitas Jember. Menjadi sebuah kebanggaan bagi penulis sampai kapan

pun.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

iv

MOTTO

“YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH – berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan

dengan penuh keiklasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan”1

“Kegagalan hanya terjadi apabila kita menyerah”2

“Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik

terhadap diri sendiri”3

1 TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 2 Lessing 3 Benyamin Franklin

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

v

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hosnol Hotimah

NIM : 130910301014

Jurusan : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul

“Kontribusi Pendapatan Perempuan Pesisir terhadap Ekonomi Keluarga Melalui

Pengolahan Hasil Laut Saat Musim Paceklik (Studi Terhadap Istri Buruh Nelayan

di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi)” adalah benar

hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan

pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas

keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung

tinggi.

Demikian pertanyaana ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya

tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi

akademik jika ternyata dikemudian hari pertanyaan ini tidak benar.

Jember, 28 Juni 2017

Yang menyatakan,

Hosnol Hotimah

NIM. 130910301014

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

vi

SKRIPSI

KONTRIBUSI PENDAPATAN PEREMPUAN PESISIR TERHADAP

EKONOMI KELUARGA MELALUI PEGOLAHAN HASIL LAUT SAAT

MUSIM PACEKLIK

(Studi Terhadap Istri Buruh Nelayan di Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar Kabupaten Banyuwangi)

Oleh

Hosnol Hotimah

NIM. 130910301014

Dosen Pembimbing

Dr. Purwowibowo, M.Si

NIP. 195902211984031001

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

vii

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Kontribusi Pendapatan Perempuan Pesisir Terhadap Ekonomi

Keluarga Melalui Pengolahan Hasil Laut Saat Musim Paceklik (Studi Terhadap

Istri Buruh Nelayan di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten

Banyuwangi)” telah di uji dan disahkan pada:

Hari, tanggal : Senin, 31 Juli 2017

Tempat : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Tim Penguji :

Mengesahkan

Sekertaris,

Dr. Purwowibowo, M.Si

NIP. 195902211984031001

Ketua,

Dr. Pairan M.Si

NIP. 196411121992011001

Anggota I,

Dr. Nur Dyah Gianawati, MA

NIP 195806091985032003

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Jember

Dr. Ardiyanto, M.Si

NIP. 195808101987021002

Anggota II,

Drs. Partono, M.Si

NIP. 195608051986031003

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

viii

RINGKASAN

Kontribusi Pendapatan Perempuan Pesisir terhadap Ekonomi Keluarga

melalui Pengolahan Hasil Laut saat Musim Paceklik (Studi Terhadap Istri

Buruh Nelayan di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten

Banyuwangi): Hosnol Hotimah, 130910301014; 2017: 149 halaman: Jurusan Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.

Secara universal masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir merupakan tipe

masyarakat yang daya produksi perekonomiannya bergantung pada hasil laut dan

sebagaian besar masyarakatnya bermata pencarian sebagai nelayan yang bergerak

disektor sumber daya pesisir dan kelautan. Salah satu permasalahan yang biasa ada

pada masyarakat pesisir adalah permasalahan mengenai pendapatan, pasalnya pada

masyarakat pesisir produksi perokonomiannya bersifat musiman dan hal ini

disebabkan oleh adanya perubahan musim yang menyebabkan penurunan hasil

tangkap ikan sehingga berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. Pengaruh

terhadap pendapatan keluarga inilah yang membutuhkan alternatif usaha atau

pekerjaan lain dari keluarga untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya

ketika musim paceklik. Dalam hal ini perempuan yang biasa bergerak diranah

domestik juga ikut terlibat dalam ranah publik.

Berbicara mengenai perempuan pesisir keterlibatannya dalam pemenuhan

kebutuhan keluarga merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk membantu dan

meningkatkan pendapatan ketika suami tidak dapat melaut. Kegiatan ekonomi

perempuan pesisir ini dilakukan untuk memberikan kontribusi pendapatan terhadap

ekonomi keluarga. Kesejahteraan keluarga sangat penting dalam kehidupan tujuan

dalam mencapai ketentraman hidup, dan hal ini bisa dilihat ketika keluarga dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu keterlibatan perempuan atau istri

dalam memberikan kontribusi ekonomi menjadi menarik untuk dikaji pasalnya

kegiatan ekonomi produkti yang dilakukan sangat menguntungkan dan

berpengaruh pada pendapatan keluarga ketika musim paceklik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kontribusi

pendapatan perempuan pesisir terhadap ekonomi keluarga melalui pengolahan

hasil laut saat musim paceklik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian berada di Desa Tembokrejo

Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Pengumpulan data dilakukan melalui

observasi partisipatif, wawancara semi-struktur serta dokumentasi. Penentuan

informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball dengan 3 jenis

informan yaitu 1 informan kunci, 10 informan pokok dan 5 informan tambahan.

Setelah data terkumpul kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan,

sedangkan metode analisis data dalam penelitian ini di awali dengan pengumpulan

data mentah, transkip data, pembuatan kooding, kategorisasi data, penyimpulan

sementara, triangulasi dan penyimpulan data akhir. Pengujian keabsahan data

dengan menggunakan teknik triangulasi sumber.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

ix

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ketika musim paceklik istri buruh

nelayan memberikan kontribusi atau sumbangan terhadap pendapatan keluarga

yaitu dengan mengolah hasil laut. Kemudian jenis pengolahan teresebut berupa

pengolahan petis dan pembuatan krupuk kerang, kontribusi pendapatan yang

diberikan oleh perempuan pesisir di Desa Tembokrejo rata-rata Rp.20.000 – Rp.

45.000 perharinya. Sedangkan jumlah pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan

sehari-hari dari rumah tangga buruh nelayan rata-rata Rp.50.000 – Rp.60.000

perharinya dengan pengeluaran konsumsi pangan rata-rata Rp.45.000 dan non

pangan rata-rata Rp.10.000 – Rp. 15.000, namun jumlah pengeluaran tersebut

belum termasuk pengeluaran yang lainnya katika ada kebutuhan yang mendesak

seperti ada anggota kelaurga yang sakit atau kecelakaan. Dari sumbangan

pendapatan yang diberikan oleh perempuan pesisir, jika dipersentasekan rata-rata

57%-60% sumbangan pendapatan dari perempuan pesisir terhadap total

pendapatan keluarga. Diperoleh juga perbandingan dengan jumlah pendaatan

suami yaitu berkisar 14%-20%. Sedangkan untuk curahan waktu yang habiskan

oleh perempuan pesisir dalam kegiatan produktifnya yaitu rata-rata 5-7 jam

perharinya. Dari hasil data tersebut ditarik kesimpulan bahwa pendapatan istri

ketika musim paceklik lebih besar dari pada pendapatan suami terhadap total

pendapatan keluarga, hal ini menandakan bahwa ranah perempuan tidak hanya

dalam ranah domestik. Kegiatan ekonomi produktif perempuan pesisir diranah

publik memberikan kontribusi dan pengaruh yang kuat terhadap kesejahteraan

keluarga dalam perspektif ekonomi.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

x

PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

senantiasa memberikan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana strata satu Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.

Skripsi ini ditulis dengan judul : Kontribusi Pendapatan Perempuan

Pesisir Terhadap Ekonomi Keluarga Melalui Pengolahan Hasil Laut Saat

Musim Paceklik (Studi Terhadap Istri Buruh Nelayan di Desa Tembokrejo

Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi). Sebagai manusia yang memiliki

kemampuan terbatas penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari

kesempurnaan walaupun usaha untuk menyempurnakan sudah dilakukan

semaksimal mungkin untuk menghasilkan karya terbaik. Oleh sebab itu, harapan

dari penulis yaitu kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak serta karya ini

dapat berguna untuk pengembangan diri penulis dan bagi para pembaca karya ini.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena tidak terlepas dari

dorongan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Ardiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Jember;

2. Ibu Dr. Nur Dyah Gianawati, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Kesejahteraan Sosial;

3. Bapak Budhy Santoso,S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Bapak Dr. Purwowibowo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan

sangat sabar memberikan bimbingan dan arahan dalam proses

menyelesaikan skripsi selama ini;

5. Dr. Pairan M.Si, Dr. Nur Dyah Gianawati dan Drs. Partono M,Si selaku tim

penguji;

6. Drs. Kusnadi, M.A dosen Fakultas Ilmu Budaya yang juga banyak

memberikan arahan, bimbingan dan referensi kepada penulis;

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xi

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah

memberikan pengetahuan, pengalaman dan mendidik penulis selama

perkuliahan;

8. Seluruh Staff Akademik dan Kemahasiswaan, terima kasih atas bantuan

dan kerja samanya;

9. Bapak Sumarto selaku Kepala Desa dan bapak Purnomo selaku Sekertaris

Desa beserta perangkat Desa Tembokrejo yang dengan senang hati

meluangkan waktunya membantu kelancaran penelitian;

10. Bapak-bapak dan ibu-ibu dan seluruh masyarakat Tembokrejo yang telah

membantu memberikan informasi dan pengalaman berharga mengenai

kehidupan di wilayah pesisir, terimakasih atas keramahan dan

keterbukaannya kepada peneliti;

11. UKMF LIMAS (Lembaga Ilmiah Mahasiswa Sospol), HIMAKES

(Himpunan Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial) terimakasih telah

memberikan pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga dan

berkesan selama satu periode kepengurusan. UKM Kesenian dan PPS

Betako Merpati Putih Universitas Jember yang banyak mengajarkan arti

solidaritas dan sebuah perjuangan;

12. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fisip Universitas

Jember yang telah memberikan wadah serta pengalaman luar biasa di luar

kampus;

13. Keluarga besar Kos Satimin, geng UNYIL dan teman-teman dekat Wahyu

Epi Wijayanti, Aan Setiyaningsih, Siti Hasanah, Agnes Ridah Ratnia, Santi,

Miftakhul Khusna, Lia Kristian, Azizah, Isna M, Titis, Ika S, Nurul I,

Sukma B. Terimakasih atas semua kenangan yang telah kalian berikan

selama empat tahun ini;

14. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial angkatan 2013

sebagai teman perjuangan di kehidupan perkuliahan;

15. Semua pihak secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu terimakasih telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini;

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xii

Semoga semua yang telah di berikan mendapatkan balasan yang baik dari Allah

SWT, dengan segala hormat dan rasa syukur saya harapkan ada kritikan dan saran

sebagai bentuk membangun pada karya yang saya buat ini. agar dapat bermanfaat

untuk khalayak umum. Amin.

Jember, 22 Juni 2017

Penulis

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

PERSEMBAHAN ..................................................................................... iii

HALAM MOTO ....................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... v

HALAMAN PEMBIMBINGAN .............................................................. vi

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... vii

RINGKASAN ............................................................................................ viii

PRAKATA ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii

BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 10

1.3 Fokus Kajian ............................................................................. 10

1.4 Tujuan....................................................................................... 11

1.5 Manfaat ..................................................................................... 11

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 12

2.1 Konsep Masyarakat Pesisir ....................................................... 12

2.1.1 Rakteristik Maysrakat Pesisir .......................................... 14

2.1.2 Konsep Masyarakat Nelayan ............................................ 15

2.1.3 Perempuan Pesisir ........................................................... 18

2.2 Konsep Ekonomi ...................................................................... 19

2.2.1 Ekonomi Keluatan dan Pesisir ......................................... 22

2.3 Konsep Keluarga ...................................................................... 23

2.3.1 Pendapatan Keluarga ....................................................... 24

2.3.2 Pemenuahan Kebutuhan Keluarga ................................... 26

2.4 Kontribusi Ekonomi Perempuan Pesisir .................................... 28

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xiv

2.5 Konsep Kesejahetraan Sosial .................................................... 29

2.6 Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................... 31

2.7 Alur Pikir Penelitian ................................................................. 34

BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................. 37

3.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian ............................................... 37

3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 38

3.3 Teknik Penentuan Informan ...................................................... 40

3.3.1 Informan Pokok ............................................................. 43

3.3.2 Informan Tambahan ...................................................... 49

3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 54

3.4.1 Observasi ...................................................................... 55

3.4.2 Wawancara.................................................................... 57

3.4.3 Dokumentasi ................................................................. 59

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................ 60

3.6 Keabsahan Data ........................................................................ 64

BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................ 66

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 66

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................. 66

4.1.2 Kontribusi Pendapatan Perempuan Pesisir Terhadap

Ekonomi Keluarga Melalui Pengolahan Hasil Laut Saat

Musim Paceklik ............................................................. 81

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 101

4.2.1 Pengumpulan Data Mentah ............................................ 101

4.2.2 Transkip Data ................................................................ 105

4.2.3 Pembuatan Kooding ...................................................... 107

4.2.4 Kategorisasi Data .......................................................... 109

4.2.5 Penyimpulan Sementara ................................................ 131

4.2.6 Triangulasi Data ............................................................ 133

4.2.7 Penyimpulan Akhir ....................................................... 141

BAB 5 PENUTUP ..................................................................................... 142

5.1 Kesimpulan................................................................................. 142

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xv

5.2 Saran .......................................................................................... 143

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 144

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xvi

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah Sebaran Nelayan Di Kabupaten Banyuwangi ............................ 2

3.1 Keterangan Informan Pokok .................................................................. 44

3.2 Keterangan Informan Tambahan ........................................................... 50

4.1 Pembagian Luas Wilayah Dan Julah Penduduk ..................................... 71

4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ..................................... 72

4.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan ........................................... 73

4.4 Prasarana Ekonomi ............................................................................... 76

4.5 Rata-Rata Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga Per-Hari ................... 120

4.6 Rata-Rata Curahan Waktu Yang Dihabiskan Untuk Pengolahn Hasil

Laut ...................................................................................................... 125

4.7 Rata-Rata Tingkat Pendapatan Dan Pengeluaran Rumah Tangga ........... 128

4.8 Rata-Rata Presentase Kontribusi Pendapatan Dari Istri Buruh Nelayan.. 128

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Alur Penelitian .......................................................................... 36

3.1 Alur Penentuan Informan ......................................................................... 45

3.2 Kerangka Alur Tahapan Analisis Data....................................................... 61

4.1 Peta Wilayah Desa Tembokrejo ................................................................ 67

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Guide Interview

2. Taksonomi Penelitian

3. Tabel Presentase Informan

4. Transkip Observasi

5. Transkip dan Koding Data

6. Surat Permohonan Ijin Survey Pendahuluan Penyusunan Skripsi Dari

LKPM Ilmu Kesejahetraan Sosial

7. Surat Permohonan Ijin Penelitian Fisip Unej

8. Surat Permohonan Ijin Penelitian Dari Lembaga Penelitian (LEMLIT)

Universitas Jember

9. Surat Rekomendasi Penelitian Dari Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik

(BANGKESPANGPOL) Banyuwangi

10. Surat Izin Penelitian Dari Kantor Kecamatan Muncar

11. Rekomendasi Ijin Penelitian Dari Kantor Desa Tembokrejo

12. Dokumentasi Penelitian

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah pesisir merupakan wilayah dimana daratan berbatasan dengan

lautan, dalam hal ini kawasan pesisir merupakan batasan antara laut dan darat yang

saling mempengaruhi satu sama lainnya baik secara biogenetik maupun sosial

ekonomi. Banyuwangi merupakan Kabupaten paling ujung timur Propinsi Jawa

Timur dimana kabupaten yang mempunyai julukan “The Sunrise Of Java” ini

memiliki luas wilayah 5.782,50 km2 dengan panjang garis pantai 282Km yang

beradaa di 11 kecamatan, 3 kecamatan mengahadap samudra indonesia, 7

Kecamatan menghadap selat Bali dan 1 kecamatan menghadap laut Jawa (Dinas

Perikanan Dan Kelautan Banyuwangi, 2013). Pantai ini membentang dari utara

hingga wilayah selatan banyuwangi. Disisi utara berbatasan langsung dengan

Kabupaten Situbondo, sedangkan dibagian selatan berbatasan dengan Kabupaten

Jember. Panjang garis pantai ini membuat Banyuwangi kaya akan Sumber Daya

Alam (SDA) disektor kelautan dan perikanan. Bahkan Indonesia mengakui jika

Banyuwangi adalah daerah penghasil ikan terbesar di Jawa Timur.

Banyuwangi dikenal sebagai Kabupaten yang kaya dan unik, karena satu

sisi Banyuwangi terdiri atas daratan tinggi yang berupa daerah pegunungan, dan

disisi lain Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi geografis yang menjadi ujung

tombak pertumbuhaan ekonomi. Dari tahun ketahun Kabupaten Banyuwangi selalu

konsisten menjadi Kabupaten penghasil ikan terbesar di Jawa timur dan daerah

yang paling banyak menghasilkan ikan adalah Kecamatan Muncar, pelabuhan yang

ada di Muncar merupakan pelabuhan ikan tertua dan terbesar di Pulau Jawa yang

keberadaan pantainya lebih dikembangkan sebagai usaha perikanan dibandingkan

dengan kawasan wisata.

Bagi sebagian orang mungkin pelabuhan Muncar masih terdengar asing

ditelinga di bandingkan dengan Bagan Siapi-api yang sejak zaman penajajahan

Belanda termasuk dalam wilayah “Afdeeling Bengkalis”. Namun saat ini Muncar

berkembang pesat menjadi daerah penghasil ikan terbesar di Indonesia. Terbukti

bahwa saat ini diwilayah sekitar Muncar banyak menjamur industri pengolahan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

2

ikan yang mana tidak hanya berasal dari Indonesia saja namun juga ada investor

asing, dengan potensi perikanan seperti ini Muncar ibarat ladang emas dengan

sumber daya ikan yang luar biasa jumlahnya (Suryono, 2017). Bukti ini juga dapat

dilihat dari data yang menunjukan jumlah sebaran nelayan per Kecamatan di

Kabupaten Banyuwangi tahun 2012 bahwa Kecamatan Muncar memiliki jumlah

sebaran nelayan terbanyak di Kabupaten Banyuwangi.

Tabel 1.1

Jumlah Sebaran Nelayan di Kabupaten Banyuwangi

Kecamatan Jumlah Nelayan

Wongsorejo 1.403

Kalipuro 1.100

Banyuwangi 1.113

Kabat 331

Rogojampi 1.598

Muncar 13.200

Tegaldelimo 1.310

Purwoharjo 3.760

Bangorejo 25

Pesanggaran 1.737

Siliragung 21

(Sumber: Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi 2013).

Potensi kelautan dan pesisir yang besar ini dapat menjadi penunjang

perekonomian daerah Banyuwangi berbasis perikanan dan kelautan, sesuai dengan

tabel di atas dengan jumlah sebaran nelayan terbanyak maka salah satu Kecamatan

yang berhasil mengantarkan Kota Gandrung ini sebagai ikon salah satu Kabupaten

penghasil ikan terbesar di Jawa Timur bahkan tingkat Nasional adalah Kecamatan

Muncar. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Kecamatan Muncar ini boleh

dibilang yang paling menonjol, dimana pelabuhan Muncar ini juga dinobatkan

sebagai pelabuhan terbesar penghasil ikan peringkat kedua se Indonesia setelah

Bagan Siapi-api di Riau. PPP Muncar merupakan pertemuan arus laut jawa dari

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

3

arah utara dan samudra hindia melalui arah selatan. Kondisi tersebur sangat

menguntungkan karena para nelayan di kecamatan tidak begitu terpengaruh

gelombang besar. (Aswin & Dody, 2009)

Kecamatan Muncar memiliki luas wilayah sebesar 76,9 km2 dan

Kecamatan Muncar terbagi menjadi 10 desa. Tidak hanya sebagai daerah

penangkapan ikan, Muncar juga dijadikan lokasi produksi dari sejumlah ikan.

Perikanan lemuru di Muncar telah dijadikan penunjang industri lokal, pembuka

lapangan pekerjaan baik di laut maupun di darat, dan penunjang sumber

pendapatan daerah. Dominasi lemuru terhadap hasil tangkap di Muncar mencapai

lebih dari 80% total hasil tangkap yang ada. Selain lemuru terdapat beberapa jenis

ikan lain yang banyak ditangkap oleh nelayan Muncar, diantaranya ikan layang,

tongkol, tuna, cakalang, ubur-ubur dan berbagai jenis ikan lainnya. (Statistik

Daerah Kecamatan Muncar, 2015).

Salah satu pesona Muncar adalah pelabuhan lautnya yang tidak terlepas

dari perahu atau kapal khasnya serta produksi ikannya yang melimpah.

Penangkapan ikan yang melimpah masih menjadi cabang usaha terbesar di daerah

ini, hasil tangkapan yang melimpah tersebut juga tidak terlepas dari banyaknya

jumlah nelayan yang ada di Kecamatan Muncar. Masyarakat di kecamatan muncar

ini hidup secara turun-temurun menjadi pelaut dan karena melimpahnya hasil ikan

di Muncar juga banyak mengundang daya menarik para perantau untuk mengadu

nasib ke Kecamatan Muncar. Di Kecamatan Muncar terdapat beberapa desa yang

bersinggungan langsung dengan bibir pantai dan salah satunya adalah Desa

Tembokrejo, dimana desa ini merupakan desa dengan jumlah pembagian dusun,

RW, RT terbesar se Kecamatan Muncar dengan mayoritas masyarakat yang mana

mata pencahariannya bergantung pada hasil laut. (Hasil observasi 14 Desember

2016).

Kehidupan masyarakat di Desa Tembokrejo merupkan kehidupan

masyarakat pesisir yang mana sebagian besar penduduk di daerah pesisir tersebut

bermata pencarian di sektor pemanfaatan sumber daya kelautan (marine resoursces

base), seperti nelayan, pengolah ikan dan sejenis industri ikan lainnya. Namun,

yang perlu diperhatikan dalam hal ini bahwa masyarakat pesisir semacam ini

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

4

merupakan tipe masyarakat yang daya produksi perokonomiannya bersifat

musiman (sea sonal economy) dan hal ini disebabkan oleh tantangan alam yang

dihadapi oleh para nelayan sangat berat. Masyarakat pesisir pantai seperti ini

memiliki karakteristik tertentu dan biasa dikanal dengan wataknya yang keras, hal

ini disebebkan karena pola hidup mereka yang sangat tergantung pada sumber daya

alam, sehingga tak jarang terdapat konflik-konflik antara nelayan satu dengan

nelayan lainnya misalnya seperti masalah peralatan tangkap, bahan bakar, dan

pekerja.

Pendapatan nelayan bersifat harian dan tidak dapat di tentukan jumlahnya

karena pendapatannya bergantung pada musim dan status nelayan itu sendiri. Pada

Desa Tembokrejo ini sendiri nelayan terbagi menjadi beberapa golongan yaitu

nelayan pangambek, juragan dan buruh nelayan. Nelayan juragan atau pemilik

kapal adalah mereka yang mempekerjakan nelayan buruh di kapalnya, masyarakat

setempat membagi nelayan juragan menjadi dua yaitu jheregen deret (juragan

darat) dan jheregen tengga (juragan laut). Juragan darat adalah pemilik kapal yang

tidak ikut melakukan tangkap ikan di laut hanya dengan memasrahkan pekerjaan

kepada juragan laut dan juragan laut disini adalah kapten kapal yang bertanggung

jawab atas hasil tangkap ikan. Selanjutnya juragan laut dan buruh nelayan (kancah

lakoh) melakukan kerja tim sebagai kru laut yang bekerja berdasarkan instruksi

datu perintah dari jheregen deret (pemilik kapal). (Sumber: hasil wawancara

dengan Kepala Dusun Palurejo Desa Tembokrejo 22 Februari 2017).

Hubungan kerja sama ekonomi antara mereka diikat oleh relasi patron-klien

dan relasi sosial ekonomi berbasis patron klien ini berlangsung intensif dalam

waktu yang sangat panjang. Sehingga bekerja sebagai buruh nelayan atau ABK

(anak buah kapal), terkadang juga kurang menguntungkan, Pendapatannya tidak

hanya di tentukan pada hasil tangkap ikan saja, akan tetapi juga bergantung pada

juragan pemilik kapal dalam menentukan pembagian hasil, sebab buruh nelayan

merupakan pihak paling akhir dalam proporsi pembagian hasil tangkap ikan.

Pembagian hasil tangkap ikan di dasar pada beberapa urutan yang harus di lewati

untuk sampai di tangan buruh nelayan yaitu pengambek, pemilik kapal, kapten

kapal baru kemudian buruh nelayan. Berdasarka hasil observasi awal yang di

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

5

lakukan oleh peneliti diketahui bahwa rata-rata pendapatan buruh nelayan dalam

sekali melaut di Desa Tembokrejo yaitu sebesar Rp.20.000 – Rp. 50.000 di musim

sedang, berbeda ketika memasuki musim paceklik nelayan buruh bisa tidak

mendapatkan penghasilan sama sekali.

Selain faktor pembagian hasil, faktor perubahan musim juga sangat

berpengaruh terhadap pendapatan keluarga nelayan. Musim paceklik berpengaruh

terhadap hasil tangkap ikan dan hal ini menjadi salah satu faktor melemahnya

kondisi perekonomian kleuarga nelayan. Masyarakat pesisir yang bekerja sebagai

nelayan tidak bisa melakaukan aktivitas melautnya dan mulai kebingungan

bagaimana cara mereka menyambung hidup serta memenuhi kebutuhan rumah

tangganya sehingga tak jarang masyarakat harus meminjam modal atau uang

kepada rentenir dengan bunga yang cukup tinggi karna bagi masyarakat yang pola

hidupnya masih seperti itu meminjam pada rentenir merupakan sebuah solusi atau

alternatif untuk memenuhi kebutuhan rumah tengganya.

Tantangan kondisi alam atau perubahan musim merupakan suatu bencana

bagi masyarakat pesisir di daerah tersebut, pasalnya pendapatan perekonomian

mereka kosong seketika dikarenakan hasil tangkap yang sudah berkurang,

perubahan iklim dan kondisi ekologis seperti ini menimbulkan ketidakstabilan

lingkungan dan tak jarang menyulitkan masyarakat setempat untuk mendapatkan

penghasilan yang mana kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada hasil

sumberdaya alam. Posisi dan potensi sumberdaya perikanan semakin tidak dapat

dideteksi secara jelas karena di Desa Tembokrejo berubahan iklim juga tidak bisa

diprediksikan secara detail. Didunia kenelayanan telah dikenal adanya empat

macam musim, yaitu musim barat (bulan September-Desember) musim utara

(Desember-Maret) musim timur (Maret-Juni) musim selatan (Juni-September).

Musim barat biasanya dikenal dengan sebutan musim paceklik, seperti

halnya yang dijelaskan oleh Mulyadi dalam bukunya yang biasanya ditandai

dengan besarnya ombak sehingga nelayan tidak dapat melaut. Pada saat musim

paceklik seperti yang terjadi pada periode Januari hingga April nelayan di Desa

Tembokrejo Keacamatan Muncar masih bisa mendapatkan hasil tangkap ikan,

karena pada musim ini merupakan musim peralihan. Sedangkan pada musim panen

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

6

ikan yaitu sekitar bulan Juni hingga Oktober hasil tangkap ikan sangat melimpah

dan nelayan bisa mengekspor hasil tangkap hingga tujuh kontainer (isi per

kontainer 24 ton). Berbeda ketika musim paceklik yang biasa juga terjadi pada

bulan Oktober sampai Desember dimana pada musim ini nelayan hampir sama

sekali tidak mendapatkan hasil tangkap ikan ketika melaut. Kegiatan melaut yang

biasa di lakukan para nelayan merupakan kegiatan yang spekulatif dan juga terikat

oleh musim. Jadi, pendapatan nelyan tidak bisa dipastikan penghasilannya setiap

kali melaut.

Prediksi musim yang telah dijelaskan, saat ini hampir tidak berlaku dan

banyak yang meleset dari perkiraan, tahun ke tahun dan bulan ke bulan perubahan

iklim tidak dapat ditebak dan hal ini juga tidak penutup kemungkinan akan datang

musim paceklik dalam waktu yang cukup lama karna memang kondisi ekologis

tidak dapat di prediksi secara jelas. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada

penurunan pendapatan rumah tangga wilayah pesisir yang mana mayoritas

pekerjaannya sebagai nelayan, dan penurunan pendapatan seperti ini akan

berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat, pemenuhan kebutuan

hidup sehari-hari dan peningkatan kesejahetraan sosial rumah tangga, sehingga dari

sinilah banyak nelayan melakukan alih profesi seperti tukang becak, tukang angkut

barang, buruh jasa dan lain sebagainya demi memperoleh pendapatan atau upah

guna memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dan alih profesi seperti ini

hanya bersifat sementara karena pada waktu tertentu bisa saja berhenti dari profesi

tersebut. Penghasilan yang didapat dari alih profesi yang dilakukan oleh buruh

nelyan ketika musim paceklik juga masih terbilang belum bisa mencukupi

kebutuhan sehari-hari rumah tangga, sehingga mereka perlu mencari profesi

lainnya yang memungkinkan akan dapat upah yang cukup banyak.

Merasakan risiko paceklik dan ketidakpastian hasil tangkap, kondisi seperti

inilah yang mengharuskan masyarakat pesisir untuk mencari penghasilan tambahan

dan melakukan usaha alternatif sebagai wujud dari adaptasi guna memenuhi

kebutuhan rumah tangganya ketika musim paceklik. Usaha yang dilakukan tak lain

hanya untuk menyambung hidup agar kebutuhan keluarga dan kesejahteraan

keluarga tetap terpenuhi. Hal inilah yang mendorong para perempuan pesisir atau

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

7

istri nelayan untuk melakukan usaha agar pendapatan keluarga tetap ada sehingga

kebutuhan sehari-hari terpenuhi. Memang secara tradisional kebutuhan ekonomi

atau nafkah dibebankan kepada suami sebagai kepala rumah tangga, sedangkan

istri dianggap sebagai penambahan penghasilan keluarga. Namun, dalam hal ini

rumah tangga buruh nelayan sebagai satuan terkecil mengalami himpitan ekonomi

akibat dari perubahan musim atau iklim, dan hal ini akan menjadi alasan kuat bagi

para perempuan pesisir untuk melakukan aktivitas ekonomi guna memberikan

kontribusi pendapatan rumah tangga sesuai dengan sumber daya alam yang

tersedia dan kemampuan mereka.

Dampak dari musim paceklik dan ketidakpastian hasil tanggap membuat

perempuan pesisir lebih responsif dalam membantu keterpurukan ekonomi rumah

tangga. Keikutsertaan para perempuan pesisir dalam menutupi keterpurukan dan

tekanan sosial ekonomi keluarga saat musim paceklik dinilai sangat penting.

Tekanan sosial ekonomi yang dimaksud berupa ketidakmampuan membeli

kebutuhan rumah tangga, konsumsi pangan, pendidikan anak, membayar arisan,

memberi sumbangan pembangunan desa, dan sumbangan ketika ada acara petik

laut. Pada hakekatnya pekerjaan-pekerjaan di laut, seperti melakukan kegiatan

penangkapan, menjadi ranah laki-laki karena karakteristik pekerjaan ini

membutuhkan kemampuan fisik yang kuat, kecepatan bertindak, dan berisiko

tinggi. Dengan kemampuan fisik yang berbeda, kaum perempuan menangani

pekerjaan-pekerjaan di darat, seperti mengurus tanggung jawab domestik, serta

aktivitas sosial-budaya dan ekonomi, dengan demikian kaum perempuan tidak

berposisi sebagai suplemen tetapi bersifat komplemen dalam menjaga

kelangsungan hidup rumah tangganya.

Peran domestik perempuan pesisir dilaksanakan dalam kedudukan sebagai

istri dari suami dan ibu bagi anak-anaknya, pekerjaan yang dilakukan memang

seputar pekerjaan rumah tangga seperti menangani pekerjaan dapur, memasak,

menyediakan kebutuhan suami ketika melaut dan kebutuhan sekolah anak. Faktor

tersebut kadang kala menjadi penghalang ruang gerak bagi perempuan pesisir,

akibatkan kesempatan-kesempatan kaum perempuan dalam dunia publik menjadi

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

8

terbatas. Selama ini peran wanita dalam keluarga nelayan belum optimal dalam

membantu pencarian nafkah atau membantu meningkatkan pendapatan keluarga.

Kaum perempuan mengambil peranan penting dalam memberikan

kontribusi pendapatan bagi keluarga nelayan dan kehidupan masyarakat pesisir

seperti ini merupakan potret kecil dari kesempurnaan pernan publik dan perempuan

pesisir. Salah satu upaya untuk mengatasi tekanan sosial-ekonomi disini yaitu

dengan mengembangkan dan melakukan penganekaragaman usaha pengolahan

sumber daya yang tersedia di lingkungan hidup Desa Tembokrejo itu sendiri guna

menambah pendapatan rumah tangga sehingga sebagian besar aktivitas

perekonomian di kawasan pesisir melibatkan kaum perempuan dan sistem

pembagian kerja tersebut telah menempatkan kaum perempuan sebagai penguasa

aktivitas ekonomi pesisir.

Kedudukan perempuan sebagai mahluk hidup dan sosial yang memiliki hak

dan dapat menentukan kehendaknya sesuai dengan apa yang diingika dan dengan

adanya perubahan ini maka dalam hal ini perempuan bebas begerak dalam

masyarakat. Perempuan pesisir lebih mengerti dan menyadari bahwa dirinya

mampu dan dapat bekerja dalam membantu kehidupan rumah tangga ketika musim

paceklik tiba. Musim paceklik dan menurunnya hasil tangkap perikanan

berdampak serius terhadap kelangsungan hidup rumah tangga buruh nelayan di

Desa Tembokrejo, hal ini yang mendorong kaum perempuan sebagai penanggung

jawab utama kelangsungan hidup rumah tangga dan hal ini menempatkan

perempuan pesisir untuk menjalankan kewajiban kedua yang harus dijalani yaitu

peran produktif. Peran produktif disini merupakan peran perempuan itu sendiri

untuk memperoleh penghasilan tambahan dalam upaya memenuhi kebutuhan

rumah tangga sehari-hari. Mereka menyadari bahwa perlu campur tangan dan

tindakan untuk meningkatkan taraf hidup dan kemajuan sehingga terpenuhinya

kebutuhan spritual dan material.

Perempuan juga memiliki peran dalam rumah tangga yaitu sebagai istri dari

suami dan ibu sebagai anak-anaknya, perempuan dituntut untuk melakukan tugas

utama dalam keluarga dengan sebaik-baiknya maka dari itu keterlibatan perempuan

pesisir dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga menimbulkan peran

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

9

ganda bagi perempuan itu sendiri. Para perempuan pesisir di Desa Tembokrejo

umumnya mengolah hasil laut berupa krupuk kerang dan petis, dan hal ini

dilakukan ketika musim paceklik atau saat cuaca tidak memungkinkan sang suami

untuk berlayar. Potensi perempuan dalam rumah tangga nelayan yang cukup

banyak jumlahnya ini mempunyai peranan sangat penting sebagai “Dewa

Penolong” bagi rumah tangganya secara aktif dan baik dalam pembangunan

ataupun dalam peningkatan perekonomian keluarga.

Peran dan potensi perempuan pesisir seperti ini yang kian hari dibutuhkan

secara mutlak kontribusinya terhadap kesejahetraan rumah tangga nelayan. Usaha

yang dilakukan perempuan pesisir untuk mendapatkan penghasil tambahan yaitu

dengan melakukan kegiatan ekonomi produktif pengolahan hasil laut dan

pengolahan hasil laut laut yang dilakukan adalah pengolahan petis dan krupuk

kerang yang biasa dilakukan oleh perempuan pesisir di Desa Tembokrejo ini.

Keikutsertaan perempuan pesisir dalam usaha peningkatan kesejahetraan keluarga

merupakan wujud dari peran perempuan pesisir itu sendiri secara dinamis dari

kedudukan dan statusnya dalam sistem sosial pada masyarakat di Desa

Tembokrejo.

Persoalan ini akan menjadi semakin menarik ketika hal ini dikaitkan

dengan kontribusi pendapatan perempuan pesisir terhadap ekonomi keluarga.

Tentunya menjadi fenomena unik untuk dikaji oleh disiplin ilmu kesejahteraan

sosial. Pasalnya hal ini sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

pesisir khususnya rumah tangga buruh nelayan. Kerenanya, secara individu,

keluarga kelompok dan masyarakat secara keseluruhan memiliki kebutuhan yang

harus di penuhi dalam segala bidang khususnya dalam bidang ekonomi. James

Midgley dalam Miftachul Huda (2009: 72) menurutnya bahwa untuk

merealisasikan setiap potensi yang ada dari anggota masyarakat perlu adanya

langkah-langkah memaksimalkan peluang sosial yang ada.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

10

1.2 Rumusan Masalah

Dalam rancangan penelitian, perlu ditegaskan dan dirumuskan mengenai

masalah yang akan diteliti. Rumusannya perlu jelas dan tegas, sehingga

keseluruhan proses penelitian bisa benar-benar terarah dan terfokuskan. Sesuai

dengan gambaran kondisi yang sudah dijelaskan diatas bagaimana kondisi sosial

ekonomi kehidupan masyarakat peisisir desa tembokrejo ketika dihadapi dengan

musim paceklik sehingga perlunya adanya usaha untuk memenuhi kekeososngan

perekonomian rumah tangga.

Maka dari itu, peneliti tertarik untuk merumuskan rumusan masalah dari

fenomena tersebut pada “Bagaimana kontribusi pendapatan perempuan pesisir

terhadap ekonomi keluarga melalui pengolahan hasil laut saat musim paceklik di

Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi?”.

1.3 Fokus Kajian

Didalam rancangan penelitian kualitatif, fokus kajian penelitian

mengandung penjelasan mengenai rumusan yang menjadi pusat perhatian.

Rumusan fokus penelitian tidak perlu diurut sebanyak mungkin, melainkan

diusahakan dikemas dalam beberapa poin penting atau konsep kunci saja yang

menunjukkan pada inti masalah yang hendak ditelusuri secara mendalam dan

tuntas. Bungin (2012: 41).

Fokus kajian penelitian disini merupakan pemusatan fokus kepada intisari

penelitian yang akan dilakukan, hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit

agar kedepannya dapat meringankan peneliti, sehingga observasi dan analisa hasil

penelitian akan menjadi lebih terarah. Maka fokus kajian dalam penelitian ini di

fokuskan pada “Kontribusi Pendapatan Perempuan Pesisir Atau Istri Buruh

Nelayan Yang Melakukan Pengolahan Hasil Laut Saat Musim Paceklik”.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

11

1.4 Tujuan Penelitian

Di dalam rancangan penelitian, apapun format penelitian yang digunakan

(deskriptif ataukah eksperimen) juga perlu secara tegas dan jelas merumuskan

tujuan penelitian yang hendak dihasilkan. Rumusan tujuan penelitian tentu saja

harus sejalan dan konsisiten dengan rumusan masalah penelitian. Berdasarkan latar

belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kontribusi pendapatan

perempuan pesisir (istri nelayan buruh) terhadap ekonomi kelaurga melalui

pengolahan hasil laut saat musim paceklik yang berlokasi di Desa Tembokrejo

Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian, diharapkan mampu memberikan kegunaan dan

kemanfaatan dari penelitian yang telah dilakukan baik untuk pembaca maupun

peneliti sendiri. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini di harapkan dapat

memberikan manfaat, di antaranya sebagai berikut :

1. Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, menambah pengetahuan dan

wawasan berpikir baik bagi penulis maupun mahasiswa Ilmu Kesejahteraan

Sosial lainnya dalam membuat karya tulis ilmiah.

2. Sebagai tambahan informasi dan kajian bagi masyarakat pesisir dan rumah

tangga nelayan dalam meningkatkan pendapatan di musim paceklik melalui

pengolahan hasil laut.

3. Sumbangan pemikiran bagi pemangku kebijakan di Daerah setempat.

4. Diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi untuk peneliti lainnya

dengan topik yang sama terkait dengan kehidupan masyarakat pesisir serta

memperkaya pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada

umumnya khususnya di bidang ilmu kesejahteraan sosial.

.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Suatu penelitian yang bersifat ilmiah memerlukan kerangka berpikir yang

utuh untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah, dan unsur yang

memiliki peranan penting sebagai landasan suatu penelitian adalah konsep dan

teori. Suatu teori harus bisa diuji kebenarannya dan mempunyai dasar empiris.

Tinjauan pustaka memiliki kedudukan yang sangat penting dalam sebuah

penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian selanjutnya, tinjauan pustaka

digunakan untuk membantu peneliti dalam menganalisis fenomena yang ingin

diteliti. Dalam tinjauan pustaka berisi teori-teori dan konsep-konsep yang akan

digunakan sebagai pisau analisa dan menjadi pedoman serta pegangan bagi

peneliti untuk menganalisa serangkaian penelitian.

Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang hidup dan tubuh

berkembang dikawasan pesisir. Masyarakat ini bergantung dan mengelola

sumberdaya alam yang tersedia dilingkungan tempat mereka tinggal dan

sebagaian besar masyarakatnya bermata pencarian sebagai nelayan. Pendapatan

nelayan sangat bergatung pada musim, pada musim ikan nelayan akan sibuk

melaut dan sebaliknya pada musim paceklik kegiatan melaut menjadi berkurang

sehingga banyak nelayan yang menganggur dan tidak mendapatkan penghasilan.

Keadaan demikian mendorong seorang perempuan atau seorang istri untuk ikut

berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian rumah tangganya.

2.1 Konsep Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-

sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas

yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir.

Seringkali muncul pertanyaan bagaimana menentukan batas-batas dari suatu

wilayah pesisir (Coastal Zone). Sampai sekarang belum ada definisi wilayah

pesisir yang baku. Namun demikian terdapat kesepakatan umum di dunia bahwa

wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.(Dahuri,

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

13

2013) menjelaskan apabila ditinjau dari garis pantai, maka suatu wilayah pesisir

memiliki dua macam batas yaitu batas yang sejajar garis pantai dan batas yang

tegak lurus terhadap garis pantai. Untuk keperluan pengelolaan, penetapan batas-

batas wilayah pesisir yang sejajar dengan garis pantai relatif mudah. Akan tetapi

penetapan batas-batas suatu wilayah pesisir yang tegak lurus terhadap garis pantai,

sejauh ini belum ada kesepakatan. Dengan perkataan lain, batas wilayah pesisir

berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Hal ini dapat dimengerti, karena setiap

negara memeiliki kerakteristik lingkungan, sumber daya dan sistem pemerintahan

tersendiri (khas).

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang kehidupannya tergantung

kepada sumber daya alam di wilayah pesisir masyarakat ini juga mengalami

perubahan-perubahan sosial, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Mulai

dari penggunaan teknologi penangkapan ikan, baik berupa perahu, alat-alat

tangkap, sampai perubahan sosial budaya. Perubahan sosial budaya masyarakat

pesisir di wilayah pesisir dan pantai jawa timur yang mempunyai potensi

sumberdaya alam yang cukup beragam, diantaranya potensi perikanan tangkap

budidaya tambak, industri pengolahan ikan, pertanian, perkebunan, peternakan

dan wisata pantai, berjalan agak lambat dibandingkan dengan masyarakat petani

di darat (Purwowibowo, 2013) Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang hidup,

tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara

wilayah darat dan laut.

Pemanfaatkan potensi sumberdaya laut yang ada sudah menjadi kebiasaan

dan cara utama untuk masyarakat Desa Tembokrejo dalam memenuhi kebutuhan

hidup sehari-harinya. Namun kondisi masyarakat pesisir secara umum lebih-lebih

adalah masyarakat nelayan yang masih tradisional berada dalam kondisi atau di

bawah garis kemiskinan, masyarakat pesisir pada dasarnya lebih diidentikkan

sebagai masyarakat nelayan, sebab mayoritas penduduknya bergerak di bidang

penangkapan ikan. Kegiatan menangkap ikan di laut merupakan suatu pilihan

kegiatan yang ditekuni masyarakat nelayan. sebagai suatu kegiatan yang menjadi

sandaran ekonomi keluarga.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

14

2.1.1 Karakteristik Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir itu sendiri dalam hal ini merupakan sekumpulan

masyarakat yang hidup bersama-sama yang mendiami suatu wilayah pesisir,

membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas kental yang terkait dengan

ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut. Tentu

masyarakat pesisir disini tidak hanya nelayan, melainkan juga pembudidaya ikan,

pengolah ikan bahkan pedagang ikan.

Masyarakat pesisir melakukan ekploitasi terhadap sumberdaya pesisir laut,

khususnya sumber daya perikanan. Ada 4 pola perilaku masyarakat pesisir seperti

yang dijelaskan oleh Puwowibowo (2013) yaitu :

1. Mengekploitasi terus menerus sumber daya perikanan tanpa memahami

batas-batasnya.

2. Mengekploitasi sumber daya perikanan disertai dengan merusak ekosistem

pesisir dan laut. Seperti menebangi hutan bakau (mangrove) serta

pengambil terumbu karang dan pasir laut.

3. Mengeksploitasi sumberdaya perikanan dengan cara yang merusak seperti

kelompok nelayan yang melakukan pengeboman ikan, melarutkan

potasium sianida, dan mengoprasikan jaringan yang merusak lingkungan.

4. Mengeksploitasi sumberdaya perikanan dipadukan dengan tindakan

konservasi, seperti nelayan-nelayan yang melakukan penangkapan disertai

dengan komitmen palestarian terumbu karang , hutan bakau dan

mengoprasikan jaring yang ramah lingkungan.

Masyarakat pesisir itu sendiri tinggal di daerah pesisir dan sumber

kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan

sumberdaya laut dan pesisir. Dalam bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa

terdiri dari penjual jasa transportasi dan lain-lain. Yang harus diketahui bahwa

setiap komunitas memiliki karakteristik kebudayaan yang berbeda-beda.

Masyarakat pesisir ini juga terbentuk oleh kelompok-kelompok sosial yang

beragam, baik di lihat dari segi asal daerah, budaya dan lain-lain. Masyarakat

seperti ini juga memeiliki sistem nilai dan simbol kebudayaan sebagai referensi

prilaku mereka sehari-hari. Masyarakat pesisir mempunyai cara berbeda dalam

aspek pengetahuan, kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya.

Sementara itu, dibalik kemarginalannya, masyarakat pesisir tidak mempunyai

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

15

banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir. Masyarakat pesisir termasuk

masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal.

Masyarakat pesisir juga dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang

tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya

wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir

memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi

sumberdaya pesisir dan lautan. Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan

karakterisik masyarakat agraris atau masyarakat pertanian. Dari segi penghasilan,

petani mempunyai pendapatan yang dapat dikontrol karena pola panen yang

terkontrol sehingga hasil pangan atau ternak yang mereka miliki dapat ditentukan

untuk mencapai hasil pendapatan yang mereka inginkan.

Berbeda halnya dengan masyarakat pesisir yang mata pencahariannya

didominasi dengan pelayan. Pelayan bergelut dengan laut untuk mendapatkan

penghasilan, maka pendapatan yang mereka inginkan tidak bisa dikontrol

sehingga berengaruh pada pemenuhan kebutuhan keluargga nelayanan.Rendahnya

taraf hidup masyarakat pesisir berkaitan dengan sifat pekerjaan mereka sebagai

nelayan yang bergantung paa hasil laut, yang ditentukan oleh serta kemampuan

sumberdaya manusia.

2.1.2 Konsep Masyarakat Nelayan

Nelayan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang

atau masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan.

Sedangkan menurut UU No.31 Tahun 2004 tentang Perikanan, nelayan

didefinisikansebagai orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan

ikan. Masyarakat nelayan secara geografis merupakan masyarakat yang hidup dan

berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat

dan laut. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan

pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya. Walaupun tidak ada data yang

pasti, karena dalam sensuspekerjaan nelayan dimasukkan dalam kategori petani,

namun diakui jumlah mereka cukup besar.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

16

Nelayan merupakan suatu pekerjaan menangkap ikan di laut yang

dilakukan oleh seseorang. Kebanyakan orang yang bekerja sebagai nelayan adalah

masyarakat yang tinggal di desa pesisir. Nelayan dikategorikan sebagai seseorang

yang pekerjaannya menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap yang

sederhana, mulai dari pancing, jala dan jaring, bagan, bubu sampai dengan perahu

atau jukung yang dilengkapi dengan alat tangkap ikan. Namun dalam

perkembangannya nelayan dapat pula dikategorikan sebagai seorang yang

profesinya menangkap ikan dengan alat yang lebih moderen berupa kapal ikan

beserta peralatan tangkapnya yang sekarang dikenal sebagai anak buah kapal

(ABK) atau nelayan buruh.

Masyarakat nelayan dalam hal ini merupakan kumpulan orang-orang yang

bekerja mencari ikan di laut yang menggantungkan hidup terhadap hasil laut yang

tidak menentu dalam setiap harinya. Masyarakat nelayan cenderung mempunyai

sifat keras dan terbuka terhadap perubahan. Sebagian besar masyarakat nelayan

adalah masyarakat yang mempunyai kesejahteraan rendah dan tidak menentu.

Masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumberdaya yang

digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, nelayan

harus berpindah-pindah. Selain itu, risiko usaha yang tinggi menyebabkan

masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi

ketidakpastian dalam menjalankan usahanya, seperti juga masyarakat yang lain,

masyarakat nelayan menghadapi sejumlah masalah sosial ekonomi yang begitu

komplek (Kusnadi, 2015).

Kondisi cuaca yang ekstrim memberikan ancaman keamanan dan

keselamatan bagi nelayan jika mereka pergi melaut. Pendapatan nelayan

penangkap ikan akan menurun karena nelayan tidak berani berlayar jauh dari

pantai akibat tingginya gelombang laut. Akibat dari aktivitas nelayan menurun

maka. Selain masalah umum masyarakat nelayan, juga terdapat masalah strategis

yang terjadi pada masyarakat nelayan atau pesisir dan kawasan pesisirdi berbagai

daerah dan salah satu masalah strategisnya adalah seperti yang di kemukaan oleh

(Purwowibowo, 2013) yaitu keterbatasan modal usaha atau modal investasi,

sehingga menyulitkan nelayan meningkatkan kegiatan ekonomi perikanan.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

17

Nelayan sebagai suatu entitas masyarakat pantai memiliki struktur dan

tatanan sosial yang khas, yaitu suatu komunitas yang kelangsungan hidupnya

bergantung pada perikanan sebagai dasar ekonomi (based economic) agar tetap

bertahan hidup (survival). Ada penggolongan nelayan dalam kehidupan

masyarakat pesisir, Apridar (2011) menggolongkan nelayan menjadi dua yaitu :

1. Nelayan pemilik yaitu nelayan yang mempunyai alat

penangkapan baik yang langsung turun ke laut maupun yang

langsung menyewakan alat tangkap kepada orang lain.

2. Nelayan buruh atau nelayan pengggarap, yaitu nelayan yang

tidak memiliki alat tangkap tatapi mereka menyewa alat

tangkap dari orang lain atau mereka menjadi buruh atau

pekerja pada orang yang mempunyai alat penangkapan.

Pada dasarnya kelompok masyarakat nelayan memiliki beberapa

perbedaan dalam karakteristik sosial. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada

kelompok umur, pendidikan, status sosial dan kepercayaan. Dalam satu kelompok

nelayan sering juga ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian

hubungan sesama nelayan maupun hubungan bermasyarakat. Penggolongan sosial

dalam masyarakat nelayan menurut Kusnadi (2001: 17) pada dasarnya dapat

ditinjau dari tiga sudut pandang yakni:

1. Dari segi penguasaan alat produksi atau peralatan tangkap

(perahu,jaring dan perlengkapan yang lain) struktur

masyarakat nelayan terbagi dalam kategori nelayan pemilik

(alat-alat produksi) dan nelayan buruh, nelayan buruh tidak

memiliki alat-alat produksi dan dalam kegiatan sebuah unit

perahu, nelayan buruh hanya menyumbangkan jasa tenaganya

dengan memperoleh hak-hak yang sangat terbatas.

2. Ditinjau dari tingkat skala investasi modal usahanya struktur

masyarakat nelayan terbagi kedalam kategori nelayan besar

dan nelayan kecil. Nelayan disebut sebagai nelayan besar

karena jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha

perikanan relatif banyak sedangkan pada nelayan kecil justru

sebaliknya.

3. Dipandang dari tingkat teknologi peralatan tangkap yang

digunakan masyarakat nelayan terbagi ke dalam kategori

nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan-nelayan

modern menggunakan teknologi penangkapan yang lebih

canggih dibandingkan dengan nelayanuk tradisional.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

18

2.1.3 Perempuan Pesisir

Kaum perempuan memiliki kodrat kehidupan yang berupa kodrat

perempuan sebagai ibu bagi anak-anaknya, sebagai istri, sebagai individu

perempuan, dan sebagai anggota masyarakat. Setiap unsur kodrat yang dimiliki

memerlukan tanggung jawab yang berbeda dengan peran dirinya sebagai anggota

masyarakat, dan akan berbeda pula dengan peran dirinya sendiri sebagai individu.

Meskipun demikian masing-masing unsur tersebut tidak boleh saling

bertentangan. Dalam hal ini perempuan merupakan salah satu komponen yang

sangat penting dalam pembangunan pesisir karena posisinya yang strategis dalam

kegiatan berbasis perikanan dan kelautan. Namun demikian, dalam berbagai aspek

kajian ataupun program-program pemangunan pesisir mereka tidak banyak

tersentuh. (Nugraheni, 2012).

Keterbatasan akses dalam mengelola sumberdaya pesisir menyebabkan

mereka tampak tidak berdaya. Degradasi lingkungan juga menempatkan

perempuan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, Desa Tembokrejo memiliki

potensi perikanan yang sangat melimpah baik perikanan laut maupun darat.

Perempuan pesisir berfungsi sebagai produsen ke dua, mereka mempunyai

beberapa pilihan strategi, baik strategi yang berasal dari generasi sebelumnya

maupun strategi baru pada masyarakatnya. Kemudian mereka memilih beberapa

strategi tertentu untuk mengatasi masalah yang timbul dalam kehidupannya

tersebut, agar mereka tetap survive. Dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga,

peranan istri cukup dominan. Para istri nelayan mengatur sepenuhnya pengeluaran

rumah tangga sehari-hari berdasarkan tingkat penghasilan yang diperoleh, dan

bukan berdasarkan tingkat kebutuhan konsumsi jumlah anggota rumah tangganya.

Seperti yang di jelaskan oleh Kusnadi (2006) :

”Kaum perempuan di desa-desa nelayan mengambil kedudukan

dan peranan sosial yang penting, baik di sektor domestik dan sektor

publik. Peranan publik istri nelayan di artikan sebagai keterlibatan

kaum perempuan dalam aktivitas sosial-ekonomi di lingkungannya

dalam rangka memenuuhi kebutuhan sekunder lainnya.”

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

19

Kaum perempuan pada masyarakat pesisir merupakan potensi sosial yang

sangat strategis untuk mendukung kelangsunan hidup masyarakat nelayan secara

keseluruhan (Kusnadi, 2006). Ragam pekerjaan yang dimasuki oleh istri-istri

nelayan untuk memperoleh penghasilan adalah mengolah hasil laut seadanya yang

tersedia di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar. Pada umumnya, ragam

pekerjaan yang bias dimasuki perempuan masih terkait dengan kegiatan

perikanan, Pendapatan keluarga nelayan yang minim mendorong istri nelayan

untuk lebih berdaya dan produktif agar perekonomian keluarga mereka lebih baik

dan sejahtera.

2.2 Konsep Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas

manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi

barang dan jasa. Ekonomi adalah pengetahuan sosial, berkaitan dengan perilaku

manusia dan sistem sosial, dimana manusia mengorganisasikan aktivitas-

aktivitasnya dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar (makan atau pangan,

pakaian atau sandang, dan tempat tinggal atau papan), serta pemenuhan kebutuhan

nonmateri (pendidikan, rekreasi, keindahan, spiritual dan sebagainya).

Memberikan pandangan-pandangan yang menggambarkan sifat hubungan yang

wujud dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan tentang peristiwa yang terjadi

apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan. Sedangkan

ilmu ekonomi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari upaya-upaya

untuk memenuhi kebutuhan guna mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi timbul

karena masalah pemilihan (problem of choice), dimana kebutuhan manusia tidak

terbatas, sedangkan terjadi kelangkaan sumber daya.

Abdullah dalam Soekanto, 2009 menjelaskan bahwa ekonomi

mempelajari perilaku individu dan masyarakat membuat pilihan (dengan atau

tanpa uang) menggunakan sumber-sumber yang terbatas, dengan cara Ilmu atau

alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan

manusia yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

20

didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang

kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.

1. Produksi

Produksi dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam pengertian luas

produksi adalah segala usaha untuk menambah atau mempertinggi nilai atau

faedah dari sesuatu barang. Sedangkan dalam arti sempit, produksi adalah segala

susaha dan aktivitas untuk menciptakan suatu barang atau mengubah bentuk suatu

barang menjadi barang lainnya (Abdullah dalam Soekanto, 2009: 226). suatu

aktivitas produksi tidak dapat berjalan tanpa melalui proses produksi. Sebab suatu

produksi tidaklah terjadi dengan tiba-tiba, melainkan melalui tahapan suatu proses

yang cukup panjang. Proses peroduksi adalah suatu proses atau kegiatan untuk

memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Jadi, tujuan pokok dari produksi adalah untuk konsumsi. Bila jarak

produsen dengan konsumen berjauhan maka diperlukan adanya usaha-usaha untuk

menyampaikannya kepada konsumen. Usaha-usaha untuk menyampaikan barang-

barang dari produsen ke konsumen tersebut dinamakan proses distribusi.

Kegiatan ekonomi yang menyangkut produksi ialah kegiatan yang berkenaan

dengan usaha meningkatnya nilai guna suatu barang dan jasa. Langkah pertama

kegiatan produksi itu adalah menghimpun faktor produksi seperti, sumber alam,

sember tenaga kerja manusia, modal, dan skill yang berasal dari masyarakat atau

konsumen melalui distribusi. Setelah terhimpun, faktor produksi itu diolah

menjadi hasil produksi yang berupa barang dan jasa.

Terdapat empat macam faktor produksi, yakni alam, tenaga kerja, modal

skill atau keterampilan (Abdullah dalam Soekanto, 2009).

1. Faktor alam, mencakup tanah dan keadaan ilkim, kekayaan hutan,

kekayaan kandungan tanah, kekayaan air sebagai sumber penggerak

tranportasi, dan sumber pengairan dalam pertanian.

2. Faktor tenaga kerja, yaitu peranan manusia dalam proses produksi.

3. Faktor modal, yaitu semua barang yang dihasilkan dan dipergunakan

dalamp produksi untuk masa depan. Barang-barang tersebut terkadang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

21

disebut sebagai barang-barang produksi atau investasi maupun barang

modal, seperti mesin, gedung, dan instalasi pabrik.

4. Faktor skill atau keterampilan, yaitu bebrapa jenis kecakapan atau

keterampilan khusus yang diperlukan dalam proses produksi ekonomi.

Adapun cakupan skill yang dimaksud meliputi menagerial skill,

technological skill, dan organizational skills.

2. Konsumsi

Secara sederhana pengertian konsumsi adalah segala tindakan manusia

yang dapat menimbulan turutan atau hilangnya faedah atau nilai guna suatu

barang. Kegunaan sesuatu barang dapat diukur secara kardinal, yaitu dengan cara

membandingkannya dengan tingkat kegunaan dari barang-barang yang lainnya.

Dengan demikian, pada umumnya setiap orang akan berusaha untuk memenuhi

kebutuhan terhadap bermacam-macam barang secara seimbang.

Disinilah orang sebagai manusia dalam memenuhi kebutuhan

konsumsinya, dengan sadar atau tidak akan menggunakan prinsip ekonomi.

Artinya ia akan berusaha untuk mencapai tingkat konsumsi yang paling

menguntungkan baginya. Dengan demikian, konsumen dalam melakukan

konsumsinya bertujuan untuk mencapai kepuasan dan kegunaan setinggi-

tingginya melalui pemikiran yang serasional mungkin. Idealnya seorang

konsumen akan mempertimbangkan jumlah pendaptannya, daftar preferensi dari

jenis barang yang akan dikonsumsi, harga persatuan tiap jenis barang yang akan

dikonsumsi, jumlah tiap jenis yang akan dikonsumsi. Dalam ilmu ekonomi,

pengertian konsumsi lebih luas dari pada konsumsi yang terjadi dalam sehari-hari

yang hanya dianggap berupa makanan dan minuman saja.

Menurut Soeharno (2007:6) Konsumsi adalah kegiatan memanfaatkan

barang-barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi merupakan

hal yang mutlak diperlukan oleh setiap orang untuk bertahan hidup. Dalam ilmu

ekonomi semua pengeluaran selain yang digunakan untuk tabungan dinamakan

konsumsi. Menurut Samuelson (2004:125) Konsumsi rumah tangga merupakan

pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir yang berguna untuk

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

22

mendapatkan kepuasan maupun memenuhi kebutuhan. Tindakan konsumsi

dilakukan setiap hari oleh siapapun, tujuannya adalah untuk memperoleh

kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran dengan

terpenuhinya berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan pokok maupun

kebutuhan sekunder, sampai dengan kebutuhan tersier. Tingkat konsumsi

memberikan gambaran tingkat kemakmuran seseorang atau keluarga. Sehingga

dapat diketahui bahwa konsumsi rumah tangga tidak berhenti pada tahap tertentu,

tetapi selalu meningkat hingga mencapai pada titik kepuasan dan kemakmuran

tertinggi hingga merasa sejahtera.

2.2.1 Ekonomi Kelautan dan Pesisir

Secara teoritis ekonomi kelautan belum jadi sebuah kajian khusus di

Indonesia. Kajian ekonomi kelautan masih bersifat mikro dan parsial. Kini kajaian

ekonomi kelautan di Indonesia lebih dominan menyangkut ekonomi sumberdaya

alam dan lingkungan. Amat kurang melihatnya dari aspek lain umpamanya,

kesejarahannya hingga ekonomi mainstream dan berbagai pendekatan baik

struktural, neostruktural, liberal maupun heterodoks.Dalam laporan “National

Ocean Ekonomic Program” yang diterbitkan di amerika serikat, kildow et al

(2009) Apridar (2011) mendefinisikan ekonomi kelautan dan pesisir merupakan

hal berbeda. Di nyatakan bahwa ekonomi pesisir sebagai segala aktivitas ekonomi

yang berlangsung di sepanjang wilayah pesisir.

Sementara ekonomi kelautan (Ocean Economic) yaitu sebagai ekonomi

yang bergantung pada laut dan produk-produknya. Ditambahkan juga bahwa

ekonomi kelautan berasal dari lautan (atau danau besar) yang sumberdayanya

menjadi input barang dan jasa secara langsung maupun tak langsung dalam

aktivitas ekonomi utamanya berupa :

1. Industri yang secara eksplesit berkaitan dengan aktivitas kelautan atau

2. Secara parsial berkaitan dengan kelautan yang berlokasi pada suatu

perbatasan yang diatndai oleh garis pantai.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

23

Dari penjelasan tersebut menunjukan bahwa ekonomi pesisir dan ekonomi

kelautan berbeda akan tetapi memiliki irisan satu sama lain. dalam lingkup

ekonomi pesisir berkohesif dengan ektivitas ekonomi kelautan terutama yang

bergantung pada laut dan produk-produk kelautannya. Jadi antara keduanya saling

komplementer bukan meniadakan. Colgan (2007) dalam Apridar (2011)

menyatakan bahwa perbedaan antara ekonomi kelautan dan ekonomi pesisir yaitu

ekonomi kelautan di definisikan sebagi aktivitas ekonomi yang secara langsung

atau tidak langsung memanfaatkan laut (danau besar) sebagai input. Sedangkan

ekonomi pesisir didefinisikan sebagai semua aktivitas yang berlangsung di

wilayah pesisir. Colgan mengatakan bahwa ekonomi pesisir merupakan suatu

pendekatan perluasan ekonomi geografis. Secara geografis sebagian besar

ekonomi kelautan berada diwilayah pesisir dan sebagian bukan di wilayah pesisir

umpamanya pembangunan perahu (boat) dan perdagangan makanan laut (sea

food).

Sedangkan ekonomi pesisir terdiri dari semua aktivitas ekonomi diwilayah

pesisir, dimana kesempatan kerja penuh, upah hingga setiap output secara

geografis di anggap sebagai ekonomi pesisir. Akibatnya, beberapa aktivitas

ekonomi pesisir merupakan ekonomi kelautan. Akan tetapi ekonomi pesisir

menyatukan secara luas dari sekumpulan aktivitas ekonomi kelautan. Sedangkan

ekonomi kelautan (Ocean Economics) sebagai ilmu atau pemikiran ekonomi

dalam mendayagunakan sumberdaya kelautan sebagai basis dalam mendorong

pertumbuhan.

2.3 Konsep Keluarga

Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat juga sebagai

wahana utama dan pertama bagi anggota-anggotanya untuk mengembangkan

potensi dan aspek sosial dan ekonomi. Keluarga menurut Undang-Undang Nomor

52 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 6 adalah “Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri

dari suami, isttri atau suami dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan

anaknya”. Keluarga merupakan sebagian suatu kelompok dari orang-orang atau

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

24

individu yang disatukan melalui ikatan perkawinan, darah atau adopsi,

berinteraksi dan berkounikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan

sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan

perempuan serta pemeliharaan kebudayaan bersama. Mengingat manusia adalah

makhluk sosial, dan keluarga merupakan lembaga sosial terkecil yang

menyangkut hubungan antar pribadi dan hubungan antara manusia dengan

lingkungan di sekitarnya, maka keluarga tidak dapat berdiri sendiri. Keluarga

sangat tergantung dengan lingkungan di sekitarnya (baik lingkungan mikro, meso,

ekso dan makro) dan keluarga juga mempengaruhi lingkungan di sekitarnya (baik

lingkungan mikro, meso, ekso dan makro).

2.3.1 Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan adalah salah satu tolok ukur kesejahteraan di

masyarakat, dengan kata lain semakin banyak seseorang mendapatkan pendapatan

maka semakin sejahtera kehidupan keluarganya. Pendapatan akan mempengaruhi

tingkat kehidupan seseorang, jika pendapatan seorang tinggi maka kebutuhan-

kebutuhanya dapat terpenuhi dengan baik. Apabila pendapatan ditakankan pada

hasil pendapatan dari rumah tangga maka pendapatan merupaakan jumlah

keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan pendapatan subsistem. Berbeda

dengan tingkat pendapatan yang di peroleh oleh rumah tanggga nelayan yang

mana tingat pendapatan masih bersifat musiman. Pendapatan keluarga adalah

jumlah riil dari seluruh anggota rumah tangga yang di sumbangkan untuk

memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorang dalam rumah tangga.

Sumardi dan Evers (1982) mengatakan bahwa Pendapatan adalah

penghasilan yang berupa barang atau uang yang di terima kepada subjek-subjek

ekonomi berdsarkan prestasi yang diserahkan yaitu berupa penghasilam dari

pekerjaan atau profesi yang dilakukan sendiri atau perorangan. Pendapatan yang

diperoleh merupakan cerminan output yang dihasilkan dari suatu pekerjaan dan

sebagai hasil bagi produktifitas pekerjaannya. Dengan kata lain besar kecilnya

suatu pendapatan yang diperoleh berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

25

yang dibutuhkan oleh rumah tangga atau kesejahteraan dari aspek ekonomi bagi

rumah tangga nelayan.

Pendapatan merupakan suatu unsur penting dalam perekonomian yang

berperan meningkatkan derajat hidup orang banyak melalui kegiatan produksi

barang dan jasa. Besarnya pendapatan seseorang bergantung pada jenis

pekerjaannya. Dalam analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan khususnya

dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam suatu periode waktu yang

berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi sumber daya alam, tenaga kerja

dan modal yang masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga/laba secara

berurutan.

Menurut Budistuti (1994) usaha untuk meningkatkan pendapatan nelayan

adalah dengan mengambangkan usaha ekonomi perikanan maupun non perikanan.

Pada upaya peningkatan pendapatan dan taraf hidup nelayan serta meningkatakan

kualitas kehidupan keluarga nelayan buruh masih melakukan pemanfaatan sumber

daya kelautan dan perikanan. Keluarga perlu melakukan aktifitas ekonomi secara

produktif untuk memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan. Sedangakn

menurut Garman (1993) aktifitas ekonomi yang dilakukan oleh keluarga

diantaranya adalah:

1. Mencari pendapatan: orang melakukan aktivitas seperti bekerja untuk

mendapatkan penghasilan berupa gaji atau upah, keuntungan

pengusaha bisnis, dan perolehan dari investasi.

2. Konsumsi: konsumsi di artikan sebagai pemakaian atau penghabisan

barang-barang seperti komoditi dan jasa yang bertujuan untuk

memenuhi keinginan.

3. Menggunakan: menggunakan dapat diartikan sebagai tindakan

pemakaian sumber ekonomi dan non ekonomi secra efektif untuk

mencapai tujuan tertentu.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

26

2.3.2 Pemenuhan Kebutuhan keluarga

Kebutuhan adalah merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat,

atau diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah, kebutuhan

adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh

sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Menurut

Kusnadi (2000) bahwa :

“Dalam pemenuhan kebutuhan dasar kehidupan, isu subtansial

yang selalu dihadapi oleh keluarga atau rumah tangga adalah

bagaimana individu-individu yang ada didalamnya harus berusaha

maksimal dan bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangga sehingga kelangsungan hidupnya terpelihara, setiap anggota

rumah tangga bisa memasuki beragam pekerjaan yang dapat

diakses sehingga memperoleh penghasilan yang berfungsi untuk

menjaga kelangsungan hidup bersama.”

Dalam suatu keluarga, pendapatan keluarga akan mempengaruhi aktivitas

keluarga dalam upaya pemenuhan kebutuhan, seiring dengan permasalahan

kebutuhan pada masyarakat pesisir yang mayoritas adalah nelayan merupakan

permasalahan yang memang membutuhkan usaha untuk menemukan jalan

keluarnya, sebenarnya adalah permasalahan lokal yaitu bagaimana sebenarnya

kemampuan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan pokok rumah

tangga didesanya sesuai dengan preferensi dan kemampuan sumber daya yang

dimiliki. Pengertian ini mengandung makna pemenuhan kebutuhan pokok pada

masyarakat nelayan tidak semata-mata didasarkan pada produksi hasil laut yang

ada diwilayah tersebut, namun lebih pada bagaimana masyarkat nelayan mampu

menyediakan kebutuhan pangannya.

Ukuran normatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan ditingkat lokal

menyangkut pada permasalahan ketersediaan, keandalan, kemudahan dan

kualitasnya. Sumardi dan Evers (1985) mengatakan bahwa kebutuhan manusia

merupakan hal yang subjektif, manusia sebagai mahluk sosial dan sebagai subyek

adalah memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi manusia adalah unik dan

berbeda. Sumardi dan Evers (1985) juga menjelaskan tentang batasan kebutuhan

dasar manusia yaitu :

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

27

“Kebutuhan-kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan

hidup dan kesejahteraan manusia terdiri dari kebutuhan komsumsi

individu yaitu kebutuhan pangan, sandang dan perumahan serta

kebutuhan pelayanan sosial seperti pendidikan dan kesehatan”

Dilihat dari tingkat kebutuhan manusia Abraham Maslow dalam Sumardi

dan Evers (1985) membagi hierarki kebutuhan dasar manusia yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs), kebutuhan fisiologis ini

memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow, umumnya seseorang

yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu

memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain.

kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang sangat dasar dan paling

mendesak karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan

kelangsungan hidup. Kebutuhan bfisiologis diantaranya adalah makan,

minum, menghirup uadara, istirahan dan sebagainya.

2. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud aman dari berbagai

aspek baik fisiologis, maupun psikologis yang mendorong individu untuk

dapat memperoleh ketentraman, perlingdungan, kebebasan, stabilitas,

kepastian dan keteraturan dalm bidang lingkungan.

3. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (Love and Belonging Needs)

kebutuhan ini seperti memberi dan menerima kasih sayang.

4. Kebutuhan Akan Harga Diri (Self Estemm Needs) semua orang

mempunyai keinginan untuk menghormati dan menghargai diri sendiri dan

juga ingin di hormati oleh orang lain. Harga diri adalah sebagai penilaian

pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan manganalisa seberapa jauh

prilaku seseorang memenuhi aspirasi, cita-cita atau nilai yang ingin

dicapai.

5. Kebutuhan aktualisasi diri (Needs for self Acualization, kebutuhan ini

berupa dapat mengenal diri sendiri dengan baik, mempuanyai dedikasi

yang tinggi, kreatif dll.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

28

2.4 Kontribusi Ekonomi Perempuan

Salah satu tujuan seseorang bekerja di bidang pencarian nafkah adalah

untuk memperoleh penghasilan berupa uang. Hal tersebut yang mendorong

seorang perempuan (istri) sebagai penunjang perekonomian rumah tangga

menjadi sangat penting dan ikut serta berperan dalam sektor ekonomi untuk

menambah penghasilan keluarga dan memenuhi kebutuhan (Hubeis, 2010).

Posisi perempuan pesisir sangat penting dalam mempertahankan

perekonomian rumahtangga. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,

perempuan pesisir (wanita nelayan) sebagian besar dari keluarga nelayan juga ikut

mencari nafkah sebagai tambahan penghasilan keluarga. Dalam rumah tangga

nelayan untuk menambah pendapatan keluarga biasanya para wanita atau

perempuan tersebut melakukan kegiatan lain yang dapat mendatangkan

penghasilan tambahan (Nugraheni, 2012).

Kontribusi pendapatan perempuan pesisir berpengaruh besar terhadap

ketahanan perekonomian keluarga nelayan. Sebagian besar perempuan pesisir

mempunyai andil untuk memenuhi setengah dari seluruh kebutuhan rumah

tangga. Seseorang menjalankan peranan manakalah ia menjalankan hak dan

kewajiban yang merupakan statusnya. Peranan merupakan seperangkat

harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial

tertentu. Peranan lebih mengarah kepada bagaimana seseorang yang berstatus

menjalankan hak dan kewajibanya.

Misalnya saja seperti pengolahan hasil laut seperti mengasap,

memindang, mengasinkan/mengeringkan, mengabon, kerupuk dan sebagainya,

pemasaran perikanan seperti melelang ikan, menjual pada agen/pengecer, dan

sebagainya. Kusnadi, (2001) juga mengungkapkan beberapa pekerjaan yang

dilakukan oleh perempuan berupa pengumpul kerang-kerangan, pengolah hasil

ikan, pembersih kapal/perahu yang baru mendarat, pekerja pada perusahaan

penyimpan udang beku, bekerja pada industri rumah tangga untuk pengelolahan

hasil ikan, pembuat jaring, pedagang ikan eceran, pedagang (ikan) perantara,

pemilik warung, terlibat dalam pranata-pranata tradisional seperti kelompok

pengajian, arisan, dan simpan-pinjam. salah satu strategi adaptasi yang ditempuh

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

29

oleh rumah tangga nelayan untuk mengatasi kesulitankesulitan ekonomi adalah

mendorong para istri mereka untuk ikut mencari nafkah. Kontribusi pendapatan

perempuan yang bekerja ini sangat signifikan bagi para nelayan. Perempuan-

perempuan yang terlibat dalam aktivitas mencari nafkah merupakan pelaku aktif

perubahan sosial-ekonomi masyarakat nelayan (Upton dan Susilowatidalam

Kusnadi, 2000).

2.5 Kesejahteraan Sosial

Konsep ini memiliki aspek subjektif dan aspek objektif, ia juga bisa

mendefenisikan baik dengan istilah kualitatif deskriptif atau menggunakan

ukuran-ukuran empiris. James Midgley (2005: 21) mengatakan bahwa

kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang harus memenuhi tiga syarat atau

di ciptakan atas tiga elemen, yaitu :

“Pertama, sejauh mana masalah sosial dapat di atur (di menej

dengan baik). Kedua, sejauh mna kebutuhan-kebituhan di penuhi.

Ketiga, sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup

dapat di lakukan.”

Semua keluarga, komunitas dan masyarakat juga pasti memiliki kebutuhan

yang dipenuhi agar manusia dapat mencapai apa yang disebut dengan

kesejahteraan dan kebahagiaan sosial, dan kebutuhan tersebut biasanya merujuk

pada kebutuhan biologis (ekonomi, keamanan, kesejahatan, pendidikan,

keharmonisan, dan lain sebagainya). Sehingga dalam hal ini kesejahteraan sosial

terjadi pada masyarakat yang dapat menciptakan kesempatan sosial bagi mereka

sendiri untuk meningkatkan dan merealisasikan potensi-potensi yang ada.

Kesejahteraan sosial mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia

untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik, sedangkan

menurut rumusan Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974 tentang

ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1 yang telah diganti

dan di sahkan pada 18 Desember 2008 juga tentang Kesejahteraan Sosial, adalah:

“Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan

sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

30

keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan batin, yang

memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha

pemenuhan kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial

yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan

menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai

dengan Pancasila”.

Dalam konteks indonesia sendiri, kesejahteraan sosial dapat di maknai

dengan terpenuhinya kebutuhan seseorang atau individu, kelompok, atau

masyarakat dalam hal material, spiritual ,maupun sosial. Namun, kesejahteraan

lebih mudah di pahami sebagai kondisi. Zastrow (2004) dalam Huda (2009)

menyatakan bahwa kesejahteraan pada dasarnya juga dapat dipahami dalam dua

konteks yang lain, yakni sebagai sebuah institusi dan sebuah disiplin akademik.

Sebagai institusi kesejahteraan sosial tersebut dapat dipahami sebagai program

pelayanan maupun pertolongan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan sebagai sebuah disiplin akademik kesejahteraan mengacu pada suatu

studi terhadap lembaga, program maupun kebijkan fokus pada pelayanan kepada

masyarakat.

Di Indonesia istilah kesejahetraan sosial dipahami sebagai sebuah kondisi

sehingga istilah tersebut dipakai oleh siapa saja dan dalam bidang apa saja. (Huda,

2009: 74). Dari penjelasan di atas mengenai kesejahteraan sosial, dapat diambil

kesimpulan bahwa kesejahteraan sosial merupakan suatu usaha yang dilakukan

untuk meningkatkan taraf hidup manusia yang di dalam mencakup pemenuhan

kebutuhan hidup. Masyarakat dikatakan sejahtera ketika mereka dapat hidup

mandiri, memiliki tempat teinggal yang layak, dapat menjalani kehidupan

sebagaimana mestinya seperti dapat bersekolah, beribadah dan juga dalam

pemenuhan kebutuhannya. Midgley (1997) dalam Isbandi (2013) juga

memberikan definisi kesejahteraan sosial yaitu

“sebagai suatu keadaan atau kondisi kehidupan manusia yang

tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan

baik: ketika kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan ketika

kesempatan sosial dapat di maksimalkan”

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

31

Melihat pengertian kesejahteraan sosial yang dikemukakan oleh Midgley

di atas makan dapat di tarik bahwa ilmu kesejahteraan sosial dapat di definisikan

sebagai suatu ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka

pemikiran serta metodelogi yang dapat di manfaatkan untuk meningkatkan

kualitas hidup (kondisi) masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah

sosial, pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan

anggota masyarakat untuk berkembang. Kesejahteraan merupakan tujuan akhir

yang ingin dicapai oleh individu keluarga maupun masyarakat, namun setiap

individu memiliki penilaian tersendiri terhadap tingkat kesejahteraan dimana

antara satu sama yanng lainnya tidak sama.

2.6 Kajian Penelitian Terdahulu

Dalam sebuah penelitian salah satu langkah sebelum memiliki dan

memutuskan sebuah tema atau judul penelitian adalah dengan memmperhatikan

hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema yang akan

peneliti angkat sebelum dilakukan penelitian ditempat, situasi dan masalh yang

berbeda. Tujuan dari pengkajian pada penelitian terdahulu ialah untuk

memberikan informasi-informasi yangberkitan dengan tema yang akan diteliti

oleh peneliti sehingga dapat menambah wawasan terhadap peneliti mengenai tema

yang nantinya juga sebagai acuan bagi peneliti lainnya dan pembanding dari hasil

penelitian sebelumnya.

Pertama, Penelitian dari Ratna Patriana dan Arif Satria, “Pola Adaptasi

Nelayan Terhadap Perubahan Iklim: Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali, Desa

Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat”. Center for

Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia and Pacific.

Fakultas Ekologi Manusia, Intitut Pertanian Bogor, 2012. Secara garis besar

persamaan dari penelitian ini adalah terletak pada perubahan iklim yang terjadi

mepengaruhi aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan akibat

terjadinya perubahan ekologi yang meliputi perubahan musim ikan dan

kekacauan musim angin. Dampaknya adalah menurunnya hasil tangkapan yang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

32

disebabkan oleh sulitnya menentukan wilayah tangkapan, sulitnya menentukan

musim penangkapan ikan, meningkatnya resiko melaut dan terhambatnya akses

kegiatan melaut. Pada intinya persamaannya adalah usaha yang dilakukan oleh

masyarakat nelayan dalam menanggapi perubahan musim untuk meningkatkan

taraf hidup yang lebih baik. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada

tindakan yang dilakukan masyarakatnya, pada penelitian ini yang akan di kaji

yaitu tentang kontribusi ekonomi terhadap pendapatan keluarga yang mana hal itu

dilakukan oleh istri nelayan. Sedangkan pada penelitian tersebut adaptasi dan

strategi ekonomi yang dilakukan oleh nelayan itu sendiri dalam menghadapi

permasalah perubahan iklim ini didominasi oleh pola-pola adaptasi yang sifatnya

reaktif. Bentuk-bentuk adaptasi yang dilakukan dari hasil penelitian tersebut

adalah :

1. Adaptasi sumber daya pesisir dengan mencari hasil tangkapan di wilayah

mangrove.

2. Adaptasi alokasi sumber daya manusia dalam rumah tangga yang meliputi

optimalisasi tenaga kerja rumah tangga, pola nafkah ganda tani-nelayan,

serta jasa pengangkutan menggunakan perahu nelayan.

3. Adaptasi melalui keluar dari kegiatan perikanan (escaping from fisheries)

dengan cara beralih profesi.

Kedua, Jurnal penelitian Purba Ratna Ikhwanul, dkk. Yang Berjudul

“Peran Ibu Rumah Tangga Nelayan Dalam Upaya Meningkatkan Perekonomian

Keluarga Di Kelurahan Bitung Karang Ria Kecamatan Tuminting Kota Manado”.

Acta Diurna. Volume II. No 4. Tahun 2014. Persamaan dengan peenlitian ini

adalah terletak pada objek penelitian yang di lakukan oleh istri dalam

meningkatkan pendapatan keluarga demi kesejahteraan rumah tangga, hal ini

sama-sama terjadi karena penghasilan sang ayah sebagai pencari nafkah utama

dan kepala rumah tangga tidak dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga.

Perbedaannya dengan penelitian ini yaitu terletak pada usaha yang dilakukan oleh

istri. Jika dalam penelitian tersebut usaha perempuan yang tinggal di pinggir patai

dengan bekerja sebagai pedagangang makanan usaha kantin, penjual keliling

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

33

dilakukan tanpa tergantung pada musim, berbeda dengen penelitian yang

dilakukan oleh peneliti disini yaitu usaha yang di lakukan ketika musim paceklik

oleh perempuan pesisir dengan mengolah hasil laut sehingga hal tersebut

memberikan kontribusi ekonomi terhadap pendapatan keluarga.

Ketiga, penelitian dari skripsi Nur Wasilah 080910301063 Ilmu

Kesejahetaan Sosial FISIP UNEJ tahun 2012 dengan judul “Strategi Bertahan

Hidup Masyarakat Nelayan dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga” di Desa

Kelensari Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Persamaan dari penelian

ini yaitu terletak pada usaha menghadapi suatu kondisi untuk mempertahankan

kelangsungan ekonomi keluarga nelayan dengan suatu tratgei dalam membantu

kebutuhan sehari-hari. Perbedaan dengan penenlitian ini yaitu terletak pada

strategi yang dilakukan, dalam usaha bertahan hidup keluarga nelayan dalam

penenlitian ini melakukan diferensi peranan yang diterapkan oleh angota keluarga

(istri dan anak-anak nelayan). Bagi anak yag masih remaja biasanya membantu

mencari penghasilan dengan berkerja sebagai kuli digudang pengiriman ikan

untuk membantu meringankan beban orang tuanya, sedangkan yang dilakukan

oleh istri buruh nelayan memilih bekerja diluar negri sebagai Tenaga Kerja

Wanita di Malaysia. Diversifikasi pekerjaannya bagi keluarga buruh nelayan

berusaha mengalokasikan tenaga kerjanya ke berbagi jenis pekerjaan, seperti

menjadi tukang becak, menjaring ikan dan lain-lain. penerapan startegi tersebut

dimaksud untuk menyikapi situasi kemiskinan yang berkaitan dengan hasil

tangkap yang tidak menentu. Pekerjaan sampingan memiliki makna yang sangat

berarti bagi kelangsungan ekonomi keluarga butuh nelayan. Hal ini berkaitan

dengan ketidakteraturan dan ketidak pastian pengahsilan tangkap buruh nelayan.

Keempat, penelitian skripsi Ahmad Supramono Alfauqi 100910301034

dari Ilmu Kesejahetraan Sosial, FISIP-UNEJ 2016 dengan judul “Upaya

Peningkatan Pendapatan Nelayan Tradisional” di Desa Puger Wetan, Kecamatan

Puger, Kabupaten Jember. Persamaan dari penelitian ini yaitu sama-sama

melakukan upaya peningkatan pendapatan nelayan dengan mencari penghasilam

untuk keluarganya disela-sela musim paceklik dan faktor alam lainnya.

Perbedaannya dengan penenlitian ini yaitu terletak pada usaha yang dilakukan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

34

uentuk meningkatkan ekonomi keluarga agar dapat memenuhi semua kebutuhan

keluarganya. Usaha yang dilakukan disini adalah nelayan tradisional melakukan

diversifikasi usaha dengan melakukan pekerjaan tambahan sebagai tukang ider

gamping, kuli bangunan, pemamcing ikan dipinggir pantai serta pergi merantau ke

kota lain. selain itu usaha yang dilakukan yaitu dengan memanfaaatkan jaringan

sosial seperti hubungan kekerabatan dan hubungan antar tetangga.

2.7 Alur Berpikir Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya kerangka berpikir yang

tujuannya yaitu untuk menarik suatu kesimpulan dalam memecahkan suatu

permasalahan penelitian. Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan tentang kondisi

sosial masyarakat Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar, penelitian ini berawal

dengan adanya suatu keadaan dimana masyarakat pesisir yang ada di Desa

Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi merupakan masyarakat

mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan dan masyarakat

setempat menggolongkan nelayan menjadi beberapa golongan yaitu nelayan

juragan darat, juragan laut, pengamba’ dan nelayan buruh (kancah lakoh). Pada

masyarakat Desa Tembokrejo lebih dominan masyrakatnya berstatus buruh

nelayan, maka dari itu peneliti memfokuskan penelitian pada keluarga buruh

nelayan karena dalam hal ini stutus buruh nelayan merupakan golongan terendah

dari pada golongan nelayan lainnya.

Musim paceklik merupakan kondisi perubahan alam atau cuaca buruk

yang mengakibatkan para nelayan tidak bisa laut, dan hal ini berpengaruh pada

tingkat kesejahteraan keluarga buruh nelayan. Musim pacekli merupakan salah

satu faktor penyebab menurunnya hasil tangkap ikan di Desa Tembokrejo,

sehingaa akibat dari penurunan hasil tangkap ini berdampak terhadap pendapatan

rumah tangga. Ketika pendapatan rumah tangga menurun maka hal ini juga

berdampak pada kesulitan rumah tangga dalam peenuhan kebutuhan sehari-hari.

Hal ini yang menuntut masyarakat pesisir di Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar harus mencari alternatif pekerjaan lainnya. Dari dampak musim paceklik

tersebutlah yang juga mendorong perempuan pesisir terjun dalam dunia publik.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

35

Masuknya eksistensi perempuan pesisir dalam ranah publik merupakan usaha atau

upaya meningkatkan pendapatan keluarga saat pendapatan suami dimusim

paceklik kurang mencukupi kebutuhan rumah tangga. Usaha atau upaya yang

dilakukan adalah dengan mengolah hasil laut yang tersedia diwilayah mereka

sehingga yang olahan yang mereka lakukan memeberikan kontribusi pendapatan

terhadap ekonomi keluarga saat musim paceklik. Dari kontribusi pendapatan yang

diberikan maka hal tersebut berpengaruh positif terhadap kesejahteraan keluarga.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

36

Gambar 2.1 Kerangka Alur Pikir Peenelitian

(Sumber: diolah dari data primer, Februari 2017)

Masyarakat Pesisir

Desa Tembokrejo

Nelayan

Nelayan

Juragan

Darat

Nelayan

Juragan

Laut

Pangamba’ Nelayan

Buruh

Penurunan hasil tangkap

Pendapatan keluarga melemah

Pemenuhan kebutuhan keluarga

sehari-hari kurang maksimal

Menuntut para buruh nelayan

mencari alternatif pekerjaan

lainnya.

Musim

Paceklik

Perempuan Pesisir (Istri

Nelayan Buruh ) Usaha Kesejahteraan

Pengolahan Sumber Daya

Laut

Terpenuhinya

Kesejahteraan Rumah

Tangga

Kontribusi

pendapatan

Ekonomi

Rumah Tangga

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

BAB 3. METODE PENELITIAN

dari fakta atau fenomena berdasarkan permasalahan yang diteliti. Untuk itu

maka di perlukan metode penelitian dalam rangka mencari kebenaran tersebut,

melalui metode penelitian diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam

memperoleh data yang di butuhkan dan menjawab suatu permasalahan yang akan

diteliti. Metode penelitian ini sering juga disebut dengan strategi pemecahan

masalah karena pada tahap ini persoalan bagaimana masalah-masalah penelitian

tersebut akan dipecahkan atau ditemukan jawabannya.

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.

Metode kualitatif digunakan berdasarkan realita yang ada dilapangan dan

berupaya menemukan fakta yang ada untuk memperjelaskan permasalahan yang

akan diteliti sampai pendekatan yang mendalam dan memperoleh data-data yang

akurat. Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan riset

yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Oleh karena itu

pendekatan yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif ini dipandang tepat karena

dapat mendeskripsikan, menganalisa, dan memetakan aktivitas, proses, dan makna

dalam fenomena yang sesuai dengan permasalahan penelitian secara rinci,

mendetail, dan mendalam. Penelitian kulitatif lebih mementingkan dan

memperdulikan proses, bukan hasil atau produk. Penelitian yang memperdulikan

produk adalah penelitian kuantitatif, berbeda dengan penelitian kualititif yang

kepeduliannya terletak pada proses, seperti interaksi antar subjek yang diteliti.

Berangkat dari fenomena yang sudah dijelaskan pada latar belakang,

rumusan masalah, serta tujuan. Maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian

deskriptif, dimana penelitian deskriptif ini berupaya mendeskripsikan bagaimana

kontribusi ekonomi yang dilakukan oleh perempuan pesisir (istri nelayan buruh)

dalam meningkatkan pendapatan rumah tangganya pada saat musim paceklik.

Bungin (2012) menjelaskan bahwa:

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

38

“Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan,

meringkas berbagai kondisi, situasi, berbagai fenomena realitas

sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan

berupaya menarik realitas kepermukaan sebagai suatu ciri,

karakteristik, sifat, model, gambaran tentang kondisi dan situasi

ataupun fenomena tertentu”.

Seperti yang sudah dijelaskan, penelitian ini dimaksudkan dan digunakan

dengan jalan mengurai dan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan

dengan masalah atau fenomena yang ingin dikaji. Peneliti juga berusaha untuk

memaparkan ataupun mendiskripsikan penelitiannya secara sistematis, faktual dan

akurat sesuai fakta yang ada di lapangan. Metode deskriptif merupakan

metode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku

salam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan

kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh dari suatu fenomena.

Penelitian deskriptif juga merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif maka fokus penelitian ini yaitu

menggambarkan secara jelas mengenai kontribusi ekonomi yang dilakukan oleh

istri nelayan buruh untuk meningkatkan pendapatan perekonomian rumah

tangganya saat musim paceklik. Bersifat deskriptif dalam artian disini

mendiskripsikan makna data atau fenomena yang dapat di tangkap oleh peneliti

dengan menunjukkan bukti-bukti.

3.2 Lokasi Penelitian

Sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti

harus menentukan objek yang akan di jadikan fokus wilayah penelitian. Penentuan

mengenai lokasi penelitian ini sangat penting karena dimaksudkan untuk

memperjelas fenomena yang akan diteliti. Lokasi penelitian dalam penelitian ini

yaitu di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Pada

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

39

penentuan lokasi penelitian peneliti menggunakan Purposive Area, lokasi

penelitian ini sengaja dipilih sedari awal dengan pertimbangan-pertimbangan

tertentu, yaitu lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi

tersebut terdapat situasi sosial yang relevan dengan penelitian yang akan diteliti.

Hal yang menjadi pertimbangan atau alasan peneliti memilih lokasi

tersebut yaitu pada hasil observasi awal ditemukan bahwa ada beberapa usaha dan

tindakan yang dilakukan oleh perempuan pesisir (istri nelayan buruh) pada saat

musim paceklik. Kontribusi pendapatan Di Desa Tembokrejo dilkukan oleh

perempuan pesisir atau istri-istri nelayan untuk tetap meningkatkan pendapatan

dan memenuhi kebutuhan keluarganya yaitu dengan menerapkan keterampilan

dan kemampuan yang mereka miliki dibidang pengolahan sumber daya alam

(SDA). Peneliti memilih Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar Kabupaten

Banyuwangi sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan yang berdasarkan tiga

indikator yaitu terdapat pelaku, aktivitas dan lokasi.

Hal inilah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk mengkaji kontribusi

pendapatan perempuan pesisir terhadap ekonomi keluarga melalui pengolahan

hasil laut saat musim paceklik. Oleh karena itu Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar Kabupaten Banyuwangi dirasa sangat tepat untuk dijadikan lokasi dalam

penelitian ini dan pertimbangan objektifnya yaitu tersedia data dan fakta yang

diperlukan.

1. Tembokrejo merupakan salah desa yang letaknya bersinggungan

langsung dengan pesisir pantai pelabuhan Muncar.

2. Desa Tembokrejo merupakan desa dengan jumlah pembagian dusun,

RT, RW terbesar di Kecamatan Muncar.

3. Mayoritas masyarakat pesisir yang berstatus buruh nelayan.

4. Terdapat aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh perempuan pesisir

dengan mengolah hasil laut saat musim paceklik atau saat

melemahnya pendpaatan keluarga.

3.3 Teknik Penentuan Informan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

40

Dalam sebuah penelitian, informan adalah seseorang yang berperan

penting untuk membantu dan memberikan informasi atau data terkait dengan

fenomena sosial yang nantinya menjadi fokus kajian dalam penelitian. Informan

merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitian, kerena dalam setiap

penelitian dibutuhhkan data yang akan diperoleh dari informasi informan.

Informan merupakan orang-orang yang dianggap mengetahui dan memiliki

informasi terkait hal-hal yang diperlukan dalm penelitian yang akan dilakukan.

Moleong (2007:132) menyatakan bahwa “informan adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian”. Jadi, kedudukan informan sangat penting dalam proses penelitian

kualitatif karena informan merupakan orang yang mengetahui persis sumber

informasi yang dibutuhkan peneliti untuk mendaptkan data yang valid.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik Snowball Sampling

dalam menetukan informan. Menurut Bungin (2012:56) teknik snowball sampling

adalah pemilihan informan secara acak yang satu dengan yang lain masih

berkaitan dalam fenomena data dan lapangan. Teknik sampling Snowball

memiliki kekuatan, yaitu mampu menemukan responden yang tersembunyi atau

sulit ditentukan, serta mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik atau yang

tabu dalam dunia sosial. Teknik Snowball adalah suatu metode untuk

mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau

rantai hubungan yang menerus. Dalam penelitian ini teknik penentuan informan

dengan metode Snowball, dimana kriteria pemilihan informan ditentukan

berdasarkan kebutuhan penelitian.

Jumlah informan disesuaikan dengan informasi yang diperoleh oleh

peneliti, karena kegiatan yang akan dilakukakan sifatnya homogen sehingga

informan tidak perlu di ambil keseluruhan, apabila informasi atau data sudah

dirasa cukup, maka penelusuran informan dihentikan. Informan diperoleh dengan

metode Snowball yaitu informan awal atau informan kunci, peneliti menanyakan

nama-nama lain yang selanjutnya dijadikan informan. Teknik ini digunkan untuk

mengetahui informasi lebih mendalam. Snowball adalah teknik pengambilan

sampel dari populasi yang tidak jelas keberadaaan anggotanya dan tidak pasti

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

41

jumlahnya dengan cara menemukan satu sampel, untuk kemudian dari sampel

tersebut dicari (digali) keterangan mengenai keberadaan sampel (sampel-sampel)

lain, terus demikian secara berantai.

Alasan peneliti menggunakan teknik ini dikarenakan subjek yang ingin

diteliti masih belum diketahui jumlah keseluruhannya. Pengambilan sample untuk

populasi akan dilakukan dengan cara mencari contoh sample dari populasi yang di

inginkan, kemudian dari sample yang didapat dimintai partisipasinya untuk

memilih komunitasnya sebagai sample lagi. Teknik ini dilakukan mulai dari

jumlah kecil kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang

lama-lama menjadi besar, pertama dipilih satu atau dua sampel, jika data masih

dirasa kurang dalam penenlitian ini akan mencari beberapa sampel lain yang

dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh sampel

sebelumnya. Begitupun seterusnya sehingga jumlah sample yang di inginkan

terpenuhi.

Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam menentukan informan,

salah satunya melalui keterangan dari kantor Desa Tembokrejo yang dimulai dari

Bapak Kepala Desa dan kemudian setelah mendapatkan beberapa data dan

informasi tentang kondisi desa dan tentang kontribusi ekonomi perempuan pesisir

terhadap pendapatan keluarga saat musim paceklik di Desa Tembokrejo itu

sendiri, selanjutnya peneliti di arahkan kepada informan kunci TH,TH adalah

seorang laki-laki berstatus kepala rumah tangga dan berusia 60 tahun memiliki 5

anak, penduduk asli Desa Tembokrejo, pendiidkan terakhir MTS.

TH yang ditetapkan sebagai informan kunci tersebut merupakan salah satu

perangkat desa dan sekaligus merupakan nelayan buruh dimana ketika musim

paceklik beliau membantu istrinya dalam mengolah hasil laut.Jadi, informan kunci

yang telah dipilih tersebut dinilai banyak mengetahui mengenai kondisi

masyarakat di Desa Tembokrejo itu sendiri. Kemudian dari informan TH tersebut

juga mengarahkan pada informan-informan pokok yang peneliti butuhkan.

Selanjutnya informan pokok yang di arahkan oleh informan TH juga

mengarahkan peneliti kepada informan pokok lainnya. Untuk informan tambahan

peneliti mengambil tetangga-tetangga dan anak dari keluarga nelayan yang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

42

direkomendasikan oleh informan pokok sebagai informan tambahan untuk

peneliti.

Penentuan informan menggunakan teknik Snowball peneliti masih belum

mengetahui persis tentang keberadaan informan yang mampu memberikan

informasi secara akurat. Selama proses pengumpulan data, peneliti juga

mendapatkan informasi tentang orang-orang yang dapat dijadikan informan

tambahan guna menguatkan, membenarkan dan membandingkan informasi atau

data yang telah di dapat. Himpunan informan dalam penelitian ini memiliki

beragam latar belakang, untuk informan kunci beliau adalah nelayan buruh yang

sekaligus perangkat desa yag mana sangat mengetahui bagaimana kondisi yang

ada dilapangan.

Untuk informan pokok keseluruhan berjenis kelamin perempuan karena

dalam penelitian ini subjeknya adalah perempuan pesisir. Sedangkan untuk

informan tambahan ada yang perempuan dan ada yang laki-laki. Penelitian ini

menggunakan 3 informan yaitu informan kunci, informan pokok dan informan

tambahan. Diharapkan dengan adanya 3 jenis informan ini mampu mendapatkan

informasi dan data-data yang sesuai dengan penelitian ini. Deskripsi Informan

dalam penelitian merupakan uraian atau penjelasa mengenai identitas yang

dimiliki oleh masing-masing informan. Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa

yang menjadi informan di dalam suatu penelitian, selain tu juga terdapat

karakteristik yang perlu dikemukakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui latar

belakang informan. Dalam pelaksanaan penelitian peran informan sangatlah

penting dan sangat membantu untuk menggali data yang dibutuhkan oleh peneliti.

Sebab, informan adalah orang yang mengatahui tentang apa yang sedang dikaji

oleh peneliti baik formal maupun informal. Sehinga peneliti dapat menggali data

dan informasi dari informan yang membentu menunjang bukti-bukti dalam proses

penelitian tersebut. Dalam penelitian ini informan yang dijadikan objek dalam

penelitian adalah kontribusi ekonomi dari pengolahan hasi laut saat musim

paceklik yang dilakukan oleh perempuan pesisir.

Penelitian ini menggunakan 3 jenis informan yaitu : informan kunci,

informan pokok dan informan tambahan. Informan kunci adalah orang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

43

mengetahui persis apa yang sebenarnya terjadi sehingga dapat mengarahkan pada

orang-orang yang tepat untuk dimintai data dan informan pokok adalah informan

yang mengetahui dan memahami objek dari penelitian dari apa yang ingin di teliti

serta dapat mengarahkan atau menunjukkan peneliti pada informan pokok lainnya

karea dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Snowball dalam

menentukan informan. Informan pokok disini merupakan pelaku utama atau

informan yang terlibat langsung dengan situasi atau interaksi sosial yang ingin

diteliti. Sedangkan informan tambahan adalah orang yang dimintai keterangan

atau informasi tambahan terkait objek yang sedang di teliti atau sifatnya

mengkonfirmasi yang disampaikan oleh informan kunci dan informan pokok.

3.3.1 Informan Pokok

Sehubungan dengan tujuan penelitian kualitatif yang sesuai dengan fokus

penelitian maka dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana

menentukan informan kunci dan informan pokok dari penelitian. Informan pokok

dalam penelitian ini adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian dan mengarahkan kepada

informan pokok. Informan pokok merupakan asset informasi yang dianggap

mengetahui secara luas tentang topik penelitian. Informan kunci dan informan

pokok dipilih karena informan lebih mengetahui, memahami dan mengungkapkan

bagaimana kondisi masyarakat yang sebenarnya ketika musim peceklik di Desa

Tembokrejo Kecamatan Muncar tersebut.

Informan pokok adalah informan yang terlibat langsung dengan situasi

atau interaksi sosial yang ingin diteliti. Informan pokok dalam penelitian ini

adalah :

1. Perempuan pesisir yang berstatus kawin.

2. Istri dari buruh nelayan.

3. Melakukan aktivitas ekonomi pengolahan hasil laut.

4. Domisili kurang lebih 5 tahun di Desa Tembokrejo.

5. Bersedia menjadi informan.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

44

Berdasarkan keterangan tersebut maka informan pokok dalam penelitian

ini yang telah di wawancarai adalah :

Tabel 3.1 Informan Pokok

No Nama

Inisial

Status Umur Jumlah

keluarga

Pedidikan Informasi yang

diinginkan

1. KT Ibu

Rumah

Tangga

45 7 Tidak

sekolah

- Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

2. MN Ibu

Rumah

Tangga

50 4 Sd - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

45

rumah tangga.

3. SL Ibu

Rumah

Tangga

38 5 SMP - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

4. DM Ibu

Rumah

Tangga

40 3 Sd - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

5. BD Ibu

Rumah

Tangga

45 4 Sd - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

46

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

6. SN Ibu

Rumah

Tangga

43 4 SD - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

7. SW Ibu

Rumah

Tangga

44 4 SD - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

47

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

8. HT Ibu

Rumah

Tangga

50 4 SD - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

. 9. AV Ibu

Rumah

Tangga

50 5 SD/MI - Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

10 IP Ibu

Rumah

Tangga

51 4 Tidak

sekolah

- Informasi tentang

kondisi sosial

ekonomi keluarga.

- Upaya yang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

48

dilakukan ketika

musim paceklik.

- Kebutuhan

konsumsi dan

pengeluaran setiap

harinya.

- Seberapa besar

kontribusi yang

diberikan.

- Jenis pengolahan

hasil laut.

- Hasil dan

pendapatan.

- Kesejahteraan

rumah tangga.

(Sumber : diolah dari data lapangan, Maret 2017)

Berikut uraian tentang data informan yang telah peneliti cantumkan dalam

tabel yaitu:

1. Usia informan pokok

Dalam penelitian sosial usia informan perlu diperhatiakan karena memiliki

hubungan yang berkaitan dengan penelitian sosial. Asumsi didasari oleh fakta

bahwa penyampaian informasi usia juga berpengaruh dan menjadi

pertimbangan penulis dalam melakukan penggalian data dan pencarian

informasi. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa informan pokok

sebanyak 10 informan kisaran usia 30-50 tahun. Usia informan yang di

jadikan informan pokok dalam penelitian ini adalah usia yang masih

produktif, klasifikasi umur informan dalam penelitian ini terperinci dalam

tabel pada lampiran persentase usia informan pokok.

2. Status Pendidikan Informan Pokok

Pendidikan merupakan upaya pemerintah dalam mengembangkan kualitas

sumber daya manusia. Hal tersebut diterapkan dengan jalan mengharuskan

warga negara untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya, sehingga

menjadi manusia yang cakap dan terampil. Status pendidikan akan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

49

mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pekerjaan yang layak dan tinggi

statusnya, walau hal ini berlawanan dengan paham orang-orang awam. Faktor

pendidikan adalah salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap pola

pikir, sikap serta mental yang ada pada diri sesorang dalam kehidupan sehari-

hari. Sehingga faktor pendidikan dapat menjadi tolok ukur terhadap wawasan

seseorang serta ilmu pengetahuan yang dimilki oleh seseorang. Pendapataan

informan berdasarkan tigkat pendidikann bertujuan untuk mengetahui salah

satu aspek dari kualitas sumberdaya manusia pada kontribusi ekonomi

perempuan pesisir. Tabel yang tertera di atas menunjukan pendidikan terakhir

dari masing-masing informan pokok rata-rata adalah lulusan SD dan MTS, ini

menunjukan bahwa tinngkat kesadaran masyarakat setempat dalam bidang

pendidikan masih terbilang rendah. Adapun rincian dan persentase dari

pendidikan informan pokok dapat dilihat pada lembar lampiran persentase

status pendidikan informan pokok.

3. Jumlah keluarga

Jumlah keluarga informan utama dalam penelitian ini juga perlu diperhatikan

pasalnya jumlah keluarga juga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dan

tingkat pengeluaran rumah tangga sehari-hari. Jumlah keluarga informan

pokok dalam penelitian ini rata-rata berkisaran 3-7 anggota. Rincian tentang

persentase jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada tabel yang tertera di

lembar lampiran.

3.3.2 Informan Tambahan

Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam

penelitian ini di perlukan adanya informan tambahan sebagai pelengkap dan

memperbanyak kekayaan data yang telah di peroleh selama proses penelitian

sehingga data lebih akurat. Informan tambahan dianggap tahu oleh peneliti

tentang segala kejadian yang masih berhubungan dengan data pokok penelitian.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

50

Informan tambahan dapat memberikan informasi tambahan sehingga dapat

mendukung informasi yang diberikan oleh informan pokok serta agar dapat

digunakan peneliti untuk pertimbangan peneliti tentang informasi yang sudah

peneliti teliti selama proses pencarian data.

Informan tambahan berfungsi untuk pengecekan ulang keabsahan data

yang sebelumnya telah didapatkan dari informan pokok, informan tambahan

dalam penelitian ini mereka yang melihat secara pasti dan jelas usaha dan kegiatan

yang dilakukan istri nelayan dengan pengolahan hasil laut dan mereka yang

merasakan dampak dari kontribusi ekonomi yang dilakukan oleh perempuan

pesisir (istri nelayan buruh) ketika musim paceklik. Informan tambahan dalam

penelitian ini dipilih secara Snowball, artinya dalam hal ini peneliti memilih salah

satu informan pokok untuk mengarahkan peneliti kepada informan yang bisa di

jadikan informan tambahan oleh peneliti. SL merupakan informan pokok yang

dipilih menjadi informan kunci dalam menentukan informan tambahan, SL

mengarahkan peneliti kepada SA dan SW menyarankan MJ untuk dijadikan

informan tambahan, kemudian MJ mengarahkan peneliti kepada informan MD,

MK, SK.

Berdasarkan keterangan tersebut maka dalam tabel 3.2 menjelaskan

tentang informan tambahan dalam penelitian ini yang telah di wawancarai, berikut

bentuk tabel dari informan tambahan:

Tabel 3.2 Informan Tambahan

No Nama

Inisial

Jenis

Kelamin

Umur Status Informasi yang diinginkan

1. SA L 40 Peranngkat

desa

(Kapala

Dusun)

- Gambaran umum tentang

kondisi sosial ekonomi

keluarga nelayan buruh.

- Manfaat tentang adanya

kontribusi ekonomi istri

nelayan.

- Tingkat kesejahteraan

keluarga nelayan.

- Mengkrosecek ulang hasil data dari

informan pokok.

2. MJ L 45 Pegamba’

(pengepul

- Gambaran umum tentang

kondisi sosial ekonomi

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

51

ikan) keluarga nelayan buruh.

- Manfaat tentang adanya

kontribusi ekonomi istri

nelayan.

- Tingkat kesejahteraan

keluarga nelayan.

- Mengkrosecek ulang hasil

data dari informan pokok.

3. MD L 17 Pelajar - Gambaran umum tentang

kondisi sosial ekonomi

keluarga nelayan buruh.

- Manfaat tentang adanya

kontribusi ekonomi istri

nelayan.

- Tingkat kesejahteraan

keluarga nelayan.

- Mengkrosecek ulang hasil

data dari informan pokok.

4. MK L 40 Nelayan

Buruh

(istri tidak

bekerja)

- Gambaran umum tentang

kondisi sosial ekonomi

keluarga nelayan buruh.

- Manfaat tentang adanya

kontribusi ekonomi istri

nelayan.

- Tingkat kesejahteraan

keluarga nelayan.

- Mengkrosecek ulang hasil

data dari informan pokok.

5. SK P 38 Tetangga

(Pembeli)

- Gambaran umum tentang

kondisi sosial ekonomi

keluarga nelayan buruh.

- Manfaat tentang adanya

kontribusi ekonomi istri

nelayan.

- Tingkat kesejahteraan

keluarga nelayan.

- Mengkrosecek ulang hasil

data dari informan pokok.

(Sumber : diolah dari data lapangan, Maret 2017)

1. Informan SA

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

52

Informan SA merupakan salah satu perangkat desa yang ada di Tembokrejo,

seorang laki-laki yang berumur 40 tahun. SA berstatus kepala keluarga dan

menjabat sebagai kepala dusun di Desa Tembokrejo yaitu Kepala Dusun

Muncar Lama. Pekerjaannya sehari-hari adalah mengurus kepentingan

masyarakat di kantor dusun, SA mengaku sangat dekat dengan masyarakat di

Desa Tembokrejo baik yang nelayan maupun yang petani karna statusnya

yang setia hari melayani masyarakat. Dari informan SA bisa di dapat

informasi tentang karakteristik, kebiasaan, kondisi dan kontribusi istri

nelayan saat musim paceklik di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar

Kabupaten Banyuwangi tersebut.

2. Informan MJ

Informan MJ merupakan seorang pengambe’ (pengepul ikan) berjenis

kelamin laki-laki dan berumur 45 tahun. Kesehariannya yaitu menunggu para

nelayan di pinggir pentai untuk membeli hasil tangkap ikan. Dari informan

MJ dapat diketahui bagaimana perbedaan kondisi masyarakat ketika musim

ikan dan musim paceklik, serta dapat diketahui juga bagaimana kehidupan

masyarakat nelayan buruh ketika dihadapkan dengan musim paceklik.

3. Informan MD

Informan MD merupakan informan yang usianya paling muda yaitu berusia

17 tahun, MD seorang anak laki-laki yang saat ini masih berstatus pelajar.

MD adalah anak dari keluarga nelayan buruh yang setiap harinya waktunya di

habiskan untuk sekolah, les, mengaji dan bermain. Kadang MD meluangkan

waktunya untuk membantu keluarga jika dimintai tolong oleh ayah dan

ibunya. Dari informan MD dapat di ketahui informasi mengenai bagaimana

kondisi keluarganya ketika musim paceklik dan bagaimana kontribusi ibunya

untuk membantu kebutuhan sehari-harinya, karena disini dapat di katakan

bahwa MD merupakan informan yang merasakan dampak dari adanya

pengolahan hasil laut yang di lakukan oleh istri nelayan buruh ketika musim

paceklik untuk memenuhi kebutuhan seharinya.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

53

4. Informan MK

Informan MK seorang nelayan buruh yang istrinya tidak bekerja atau tidak

melakukan kegiatan pengolahan petis ataupun krupuk kerang. MK berusia 40

tahun seorang laki-laki. Dari informan MK dapat mencari tahu tahu tentang

bagaimana kontribusi ekonomi perempuan pesisir dan bagamana tanggapan

tentang perbedaan istrinya denga istri nelayan buruh lainnya yang

memberikan kontribusi ekonomi terhadap keluarganya.

5. Informan SK

Informan SK adalah seorang perempuan atau seorang ibu rumah tangga, istri

dari juragan darat. Umur 38 tahun sering / sering membeli olahan dari istri

nelayan buruh baik petis maupun krupuk kerang. Dari SK dapat dimintai

keterangan bagaimana kondisi keluarga nelayan buruh ketika musim paceklik

dan bagaimana tanggapan dengan adanya tindakan atau kegiatan yang

dilakukan oleh istri nelayan buruh dalam mengolah hasil laut guna

meningkatkan pendapattan keluarga saat keluarga mereka di haspkan dengan

msuim paceklik.

Berdasarkan penjelasan dari data dan deskripsi tabel informan di atas,

maka alur penentuan informan mulai dari informan kunci ke informan pokok

hingga informan tambahan dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai

berikut:

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

54

Gambar 3.1 Alur Penentuan Informan

Sociogram informan (berdasarkan snowball sampling)

(sumber : diolah dari data lapangan, Maret 2017)

Keterangan :

- Lingkar tebal adalah informan kunci.

- Lingkaran tipis adalah informan pokok.

- Lingkaran putus-putus adalah informan tambahan.

- Lingkaran tebal ke lingkaran tipis dengan tanda panah normal adalah

informan kunci ke informan pokok.

- Lngkaran tipis ke lingkaran putus-putus dengan tanda panah putus-

putus-putus adalah informan pokok yang menjadi informan kunci dalam

menentukan informan tambahan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk

keperluan penelitian. Pengumpulan data juga dapat diartikan sebagai langkah

penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan akan

digunakan dalam rangka menyajikan hasil agar dapat dipertanggungjawabkan.

MN

SW

SL

HT

AV

BR

DR

IP

TH

KT

SN

SA

MJ

MK

MD

SK

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

55

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

3.4.1 Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan secara cermat dan teliti. Menurut (Moleong : 2004)

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau

kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. Kemudian mencatat hasil

pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan

pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang diamati,

dalam penelitian ini observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengamati

secara langsung tanpa mediator untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh objek

yang akan diteliti, mencatat hasil dari observasi dan pengamatan sehingga peneliti

mampu mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh istri

nelayan buruh di musim paceklik dengan mengolah hasil laut guna meningkatkan

pendapatan dan memenuhi kebutuhan keluarga mereka selama musim tersebut.

Tujuannya adalah untuk melihat secara langsung kegiatan yang terjadi dan

mengetahui fenomena yang tidak diperoleh melalui teknik wawancara. Sugiono,

(2014: 227) memberikan pemahaman mengenai macam-macam observasi, yaitu:

1. Observasi partisipatif : dalam observasi ini penenliti akan terlibbat

langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau

digunakan sebagai sumber data penenlitian. Sambil melakukan

pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber

data, dan ikut merasakan suka dukanya.

2. Observasi terus terang atau tersamar : penenliti dalam melakukan

pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumberdata bahwa ia

sedang melakukan penenlitian.

3. Observasi tak struktur : observasi dalam hal ini dilakukan dengan tidak

terstruktur, karena fokus kajian masih belum jelas.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

56

Dalam penelitian ini, observasi yang akan digunakan adalah observasi

partisipatif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang sedang digunakan sebagai narasumber.

Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,

tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang

nampak. Sugiono (2014: 227) juga menggolongkan menggolongkan observasi

partisipatif menjadi 4 golongan, yaitu :

1. Partisipasi pasif, dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang

yang amati, tapi tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2. Partisipasi moderat, dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara

peneliti menjadi orang dalam dan orang luar. Peneliti dalam

mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa

kegiatan, tetapi tidak semuanya.

3. Partisipasi aktif, dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang

dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

4. Partisipasi lengkap, dalam observasi ini peneliti terlibat sepenuhnya

terhadap apa yang dilakukan oleh sumberdata.

Berdasarkan 4 golongan dari obeservasi partisipatif tersebut maka peneliti

dalam hal ini menggunakan partisipasi pasif. Alasan memilih menggunakan

partisipasi pasif disini karena peneliti tidak ikut serta berpartisipasi secara

langsung dalam kegiatan yang ingin diteliti. Di dalam hal ini observer hanya

bertindak sebagai pengamat. Jadi, dalam hal ini observer datang ketempat

kegiatan subjek yang ingin diamati, akan tetapi tidak terlibat dalam kegiatan

tersebut.

Kunjungan peneliti ke tempat kerja atau ke tempat pelabuhan kapal

nelayan serta kunjungan sekitar pesisir pantai diharapkan mampu mendapatkan

informasi yang aktual setiap harinya tentang kondisi kehidupan rumah tangga

buruh nelayan dan tentunya hal ini tentang aktivitas yang dilakukan oleh

perempuuan pesisir (istri buruh nelyan) yang juga ikut serta dan memberikan

kontribusi terhadap pendapatan rumah tangganya. Pada hal ini peneliti awalnya

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

57

melihat mengenai kehidupan masyarakat pesisir di Kecamatan Muncar, setelah

diketahui di Kecamatan Muncar terdapat beberapa desa yang bersinggungan

langsung dengan bibir pantai maka peneliti melanjutkan pengamatan dengan

mencari tahu tentang keadaan sosial dan kependudukan di desa-desa yang

bersinggungan langsung dengan bibir pantai tersebut. Sehingga di ketahui mana

penduduk yang lebih banyak jumlah nelayannya dan bagaimana kehidupannya

ketika musim paceklik.

Selanjutnya peneliti menangkap fenomena dimana pada lokasi penelitian

peneliti menemukan bahwa terdapat kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan

oleh istri nelayan tersebut ketika musim paceklik. Setelahnya, peneliti mengamati

informan pokok dalam setiap kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan oleh

perempuan pesisir sehingga memberikan kontribusi pendapaatan bagi pendapatan

keluarganya, dalam hal ini peneliti terus melanjutkan pengumpulan data mengenai

kontribusi perempuan pesisir terhadap ekonomi keluarga saat musim paceklik.

Dalam pengumpulan data hal yang penting juga terdapat pada cara untuk

memperoleh izin pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti mengurus surat

penelitian ke kantor Kecamatan Muncar dan ke kantor Desa Tembokrejo.

Selanjutnya peneliti mulai mengamati tindakan dan aktivitas masing-masing

informan yang sebelumnya telah ditetapkan menjadi sumber data. Observasi

dilakukan secara sengaja pada waktu perempuan pesisir melakukan aktivitas

ekonomi produktifnya. Akan tetapi dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti

sama sekali tidak mengganggu aktivitas yang dilakukan oleh perempuan pesisir.

Keterangan lebih jelas mengenai hasil observasi dari penelitian ini dapat dilihat

pada lampiran peneliti yaitu transkip observasi.

3.4.2 Wawancara

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan tehnik

wawancara. Wawancara merupakan suatu tekhnik untuk mendapatkan data atau

bisa dikatakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara

langsung dengan mengajukan pertanyaan antara pewawancara dengan yang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

58

diwawancarai. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab yang dilakukan secara

langsung oleh peneliti kepada dan subjek yang menjadi sumber data. Dalam

penenlitian kulitatif wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

utama. Esterberg dalam Sugiono (2014:72) mengemukakan beberapa macam

wawancara yaitu:

a. Wawacara Terstruktur : digunakan sebagai ternik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dengan

pertanyaan yang sama persis antara yang satu dengan yang lain.

b. Wawancara Semi Tersetruktur : jenis wawancara ini sudah

termasuk dalam kategori in-dept nterview, dimana dalam

pelaksanaanya lebih jelas apabila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk

menemukan permaslahan secara lebih terbuka, dipedoman

wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya. Dalam

melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secar

telitu dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara tak terstruktur : wawancara tidak tersruktur adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dengan adanya bentuk-bentuk wawancara diatas, maka penelitian ini

menggunakan bentuk wawancara semi struktur. Alasan peneliti memilih

menggunakan bentuk wawancara semi struktur yaitu selain peneliti tetap mengacu

pada guidline interview dalam wawancara, peneliti juga bisa bebas mengatur

jalannya proses wawancara dengan menggunakan catatan dan dapat membatasi

pembicaraan yang tidak diperlukan. Penggunaan wawancara semi struktur disini

yaitu dengan alasan memberikan kebebasan kepada informan agar lebih rileks

dalam memeberiakan keterangan seperti percakapan yang dilakukan sehari-hari.

Peratama peneliti mengajukan petanyaan kepada informan layaknya

memperkenalkan diri dimulai dengan menanykan nama lengkap, umur pendidikan

jumlah anggota keluarga, status pekerjaan dll. setelah dirasa cukup membaur

dengan informan baru maka peneliti mulai melangkah pada pertayaan pokok yang

ingin digali. Sehingga mempermudah peneliti mendapatkan data atau informasi

tambahan terkait dengan fokus kajian.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

59

Pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada seluruh

informan digunakan untuk menggali informasi mendalam tentang kontribusi

pendapatan perempuan pesisir terhadap ekonomi keluarga melalui pengolahan hasil

laut saat musim paceklik. Peneliti disini tidak hanya semata-mata melakukan

wawancara, tetapi juga menagkap makna dari hasil wawancara, maka dari itu

peneliti menggunakan alat dalam melakukan wawancara atau selama wawancara itu

berlangsung. Alat wawancara yang digunakan adalah :

a. Buku catatan harian yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan

dengan sumber data.

b. Tape recorder yang berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan. Alat perekamnya berupa HP merek Samsung tipe Galaxi

J1 Ace.

c. Camera yang berfungsi untuk memotret kalau peneliti sedang dalam

melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya

foto ini, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih

terjamin karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

Camera yang digunakan oleh peneliti adalah camera HP merek Samsung

tipe Galaxi J1 Ace dimana hasil dari foto-foto kegiatan perempuan

pesisir dapat dilihat pada lembar lampiran.

3.4.3 Dokumentasi

Sejumlah data dan fakta dapat tersimpan dalam bentuk dokumentasi.

Dokumentasi tersebut bisa berupa surat-surat, catatan harian, laporan, foto, dan lain

sebagainya. Menurut Sugiyono (2014:240) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen

yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,

patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

60

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Sejumlah data dan

fakta dapat tersimpan dalam bentuk dokumentasi. Dokumentasi tersebut bisa

berupa surat-surat, catatan harian, laporan, foto, dan lain sebagainya.

Sifat dari data ini terbatas oleh ruang dan waktu sehingga membantu peneliti

untuk mengetahui suatu kejadian di masa lampau. Dokumentasi yang dilakukan

dalam penelitian ini untuk menunjang kekuatan hasil observasi dan wawancara

yang dilakukan peneliti. Dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mempermudah

ketika menganalisis hasil penelitian, dalam hal ini peneliti mengumpulkan

dokumen-dokumen, data-data, buku maupun arsip yang berkaitan dengan fokus

penenlitian. Dokumen, data, buku maupun arsi bisa diperoleh dari kantor Dusun,

Kantor Desa Tembokrejo. Dalam penelitian ini peneliti juga memanfaatkan

dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan topik penelitian yang diambil

dari kantor Kecamatan Muncar dan Desa Tembokrejo, kemudian dari referensi

yang telah didapat peneliti dapat menelaah untuk melengkapi data yang diperlukan.

Untuk dokumentasi gambar atau foto-foto kegiatan ekonomi perempuan pesisir

dapat dilihat pada lembar lampiran.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bodgan Dan Biklen dalam Moleong (2007 : 248)

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang diceritakan kepada orang lain.

Pengolahan data bertujuan mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi

data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

Analisis data bertujuan menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat

dipahami. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data dengan menggunakan

analisis deskriptif dimana objek digambarkan dalam kata-kata dan bukan berupa

angka-angka.

Analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasa atau interprtasi

terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna

diabndingkan dengan sekedar angka-angka. Analisis deskriptif ini nantinya oleh

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

61

peneliti dilakukan dengan menguraikan data yang didapat kemudian dianalisis.

Penggambaran hal ini yakni dengan kata-kata, baik itu dari informan maupun dari

data-data yang telah diolah terlebih dahulu oleh peneliti sehingga mendapatkan

kesimpulan dalam memahami lebih mendalam mengenai penelitian ini. Terkait

jenis dan tahapan proses analisis data, masing-masing ilmu memiliki pendapat yang

berbeda. Namun dalam penelitian ini peneliti merujuk proses analisa data yang

dikemukaan oleh Irawan (2006:76-80) yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.2 Kerangka Alur Tahapan Analisis Data

(Sumber : Irawan, 2006 : 76)

Dari gambar langkah-langkah analisis data menurut Irawa, maka berikut

penjelasan secara singkat langkah-langkah yang telah dilakukan leh peneliti ketika

melakukan penelitian dilapangan.

1. Mengumpulkan data mentah.

Dalam tahapan ini peneliti mengumpulkan data mentah dari lapangan secara

apa adanya tanpa dicampur oleh pikiran, komentar, dan sikap penelitian. Data

diperoleh melaui observasi di Desa Tembokrejo, kemudian menggambarkan

lingkungan dan kondisi informan dari usia, pendidikan, dan lain sebagainya.

pengumpulan data mentah dilakukan dengan memperoleh informasi dari informan

pokok dan informan tambahan yang telah dipilih oleh peneliti. Data yang diperoleh

dari informan merupakan jawaban dari hasil wawancara, yang dilakuka oleh

peneliti. Kajian pustaka dan lain-lain. pada proses pengumpulan data mentah ini

1

Pengumpulan

Data mentah

2

Transkip

Data

3

Pembuatan

Kooding

4

Kategorisasi

Data

5

Penyimpulan

Sementara

6

Triangulasi

Data

7

Penyimpulan

Akhir

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

62

peneliti mendatangi lokasi penelitian dan mengamati aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan oleh perempuan pesisir di rumahnya masing-masing. Peneliti

mewawancarai informan sesuai dengan fokus kajian yang ingin peneliti teliti, yang

terwujud dalam foto, rekaman dan catatan lapang.

2. Transkip data.

Pada tahapan ini hasil data yang diperoleh melalui observasi, wawancara

ataupun pustaka yang dalam hal ini disebut data mentah kemudian diubah dalam

bentuk tulisan yang kemudian dilakukan dengan mengetik secara rabi dalam bentuk

transkip wawancara. Pengubahan ini peneliti lakukan sesuai dengan data yang

diperoleh tanpa ada campur tangan persepsi atau tambahan pemikiran dari peneliti.

Hasil wawancara yangdiperoleh dari informan pokok maupun informan tambahan

di ubah dalam bentuk tulisan sesuai dengan nama informan.

3. Pembuatan koding.

Peneliti harus membaca ulang data yang telah ditraskip secara teliti untuk

menemukan hal-hal yang penting. Dari hal-hal penting yang sudah didapat tersebut

akan diambil kata kunci dan kemudian setiap kata kunci akan diberi kode agar

dapat beranjut pada tahapan kategorisasi data. Dalam pengkodingan disini peneliti

membagi menjdi 6 kode yaitu GUL untuk kode mengenai gambaran umum lokasi

penelitian, KPP untuk kode mengenai kontribui pendaptan perempuan, KSP untuk

kode mengenai kondisi masyarakat pesisir saat musim paceklik, KPR untuk kode

menganai kebutuhan dan pengeluaran keluarga, AEP kode yag digunakan untuk

aktivitas ekonomi produktif perempuan saat musim paceklik dan BKP digunakan

untuk besar kontribusi pendapatan perempuan dan pengaruhnya terhadap

kesejahteraan keluarga . Koding data dibuat dalam bentuk tabel lengkap dengan

kode hasil wawancara yang di ambil dari data mentah, hasil koding dapat dilihat

pada lembar lampiran.

4. Kategorisasi data.

Menyederhanakan data dengan cara menyatukan konsep kedalam satu

kerangka pemikiran. Pada tahap ini peneliti mulai mengkategorikan data-data yang

sebelumnya diperoleh dari hasil koding dari data informan pokok serata informan

tambahan, dengan menyederhanakan lagi data-data menurut kategorisasi msing-

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

63

masing yang sudah ditentukan oleh penulis yaitu tentang kontribusi ekonomi

perempuan pesisir dalam meningkatkan pendapatan keluarga melalui pengolahan

hasil laut saat musim paceklik. Dalam penelitian ini hasil koding yang didapat dari

mentah, kemudian oleh peneliti dipilih kembali untuk menyederhanakan kata kunci.

Penyederhanaan kata kunci yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran kategorisasi

data.

5. Penyimpulan sementara.

Diambil kesimpulan sementara karena ada kemungkinan terdapat satu

sumber cocok dengan sumber lainnya, atau sebaliknya. Pada tahap ini merupakan

tahap pengambilan kesimpulan yang besifat sementara yang dilakukan dengan

mengkaji ulang data informan yang telah sesuai dengan pedoman wawancara dan

hasil dari wawancara tersebut dikategorikan sesuai dengan fokus penelitian

kemudian disimpulkan sementara secara keseluruhan.

6. Triangulasi.

Melakukan chek dan rechek antara satu sumber dengan sumber

lainnya.triangulasi merupakan proses check dan rescheck antara satu sumber

dengan sumber lainnya atau dari satu teknik ke teknik lainnya. Dalam proses inni

beberapa kemungkinan dapat terjadi, pertama satu sumber senada (koheren) dengan

sumber lainnya, kedua sumber satu berbeda dengan sumber data lainnya, akan

tetapi tidak harus bertentangan, ketiga satu sumber bertolak belakang dengan

sumber lainnya. Atau data yang diperoleh dari teknik wawancara dengan teknik

observasi serta dokumentasi tidak koheren atau bahkan sebaliknya. Dalam proses

triangulasi data disini penulis mengkroschek sumber serta teknik yang diperoleh

dari hasil wawancara antara masing-masing informan kunci dan informan utama

dan informan tambahan. Penulis juga mengkroschek data hasil perolehan dengan

beberapa teknik antaranya wawancra, observasi, dokumentasi.

7. Menyimpulkan hasil akhir.

Yakni sebuah proses akhir dari keseluruhan rangkaian langkah. Kesimpulan

akhir diambil ketika telah mencapai kejenuhan data. Hasil data yang akurat dikaji

dan dijelaskan secara keseluruhan sampai kemudian diambil kesimpulan

berdasarkan tujuan penelitian dan menjawab permasalahan dalam penelitian.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

64

3.6 Keabsahan Data

Menurut Moleong (2004: 330) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian kualitatif dapat diragukan

kebenarannya karena beberapa hal yakni, subjektivitas peneliti yang merupakan

hal yang dominan, alat penelitian yang digunakan berupa wawancara, dan

observasi memiliki banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan tanpa

kontrol, serta sumber data kualitatif yang kurang credible akan memengaruhi hasil

akurasi penelitian.

Sugiono (2014: 125) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam

penelitian kualitatif triangulasi menajdi sesuatu yang sangat penting untuk

membantu pengamatan menjadi lebih jelas sehingga informasi yang diperlukan

menjadi lebih jernih. Ali (2014: 270) mengatakan bahwa “Triangulasi adalah

proses validasi yang dilakukan dalam riset untuk menguji kesahihan antara

sumber data yang satu dengan sumber data yang lain atau metode yang satu

dengan metode yang lain”. Terdapat tiga macam triangulasi yaitu triangulasi

dengan sumber, triangulasi dengan teknik, dan triangulasi waktu. Pada penelitian

ini penulis menggunakan triangulasi sumber yaitu dengan cara mengecek data

yang diperoleh melalui beberapa sumber. Pada penelitian ini, untuk menguji

kredibilitas data dengan cara telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Data tidak bisa dirata-ratakan seperti halnya penelitian kuantitatif,

melainkan di deskripsikan, dikategorikan mana yang sama, tidak sama dan mana

yang lebih spesifik dari beberapa sumber data yang ada. Triangulasi dengan

sumber data yang berbeda dan lebih dari satu mengandung makna bahwa suat

informasi yang diperoleh dari satu sumber data dicek silang kepada sumber data

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

65

yang lain, tujuannya adalah untuk memperoleh informasi lain yang mungkin

mengonter informasi yang diperoleh dari sumber data sebelumnya atau bahkan

memperkaya informasi yang telah diperoleh dari sumber data pertama.

Pada penelitian tentang kontribusi pendapatan perempuan pesisir terhadap

ekonomi keluarga melalui pengolahan hasil laut saat musim paceklik ini

keabsahan datanya diuji melalui triangulasi sumber. Triangulasi sumber disini

yaitu dengan membandingkan hasil dari informan kunci, informan pokok dan

informan tambahan serta study pustkan yang telah ada dan telah dijelaskan pada

bab 2. Maka, dengan adanya triangulasi ini peneliti bisa mengkroscek ulang

temuan yang telah didapat selama penelitian, meminimalisir pengaturan atau

informasi yang dibuat-buat dengan tujuan mendapatkan data yang sebenarnya.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Eksistensi perempuan pesisir dalam dunia publik memberikan kontribusi

pendapatan terhadap ekonomi ruamah tangga buruh nelayan saat musim

paceklik.

2. Upaya peningkatan pendapatan dari istri buruh nelayan yaitu dengan mengolah

hasil laut yang berupa pengolahan petis dan pengolahan krupuk kerang sebagai

kontribusi pendapatan bagi ekonomi keluarga ketika musim paceklik. Untuk

pengolahan petis bahan baku sangat mudah di dapat yaitu kelang ikan yang

bisa di buat sendiri ataupun membelinya di pabrik ikan sekitar dengan harga

murah setelahnya diolah dan dijual. Sedangkan untuk pengolahan krupuk

kerang para perempuan menyibukkan kesehariannya pada sore hari untuk

mencari kerang lalu diolah menjadi krupuk kerang kemudian dijual baik dalam

bentuk mentah maupun dalam bentuk siap saji.

3. Dua jenis pengolahan hasil laut tersebut memberikan kontribusi bagi

pendapatan rumah tangga buruh nelayan, pasalnya hasil pengolahan yang

dilakukan memberikan kontribusi rata-rata sebesar Rp.20.00 – Rp. 45.000

perharinya. Sedangkan jumlah pengeluaran dari rumah tangga nelayan buruh

rata-rata Rp.50.000 – Rp.60.000 perharinya dengan pengeluaran konsumsi

pangan rata-rata Rp.45.000 dan non pangan rata-rata Rp.10.000 – Rp. 15.000.

Jika dipersentasekan maka 57%-60% sumbangan pendapatan perempuan

pesisir terhadap total pendapatan keluarga, sehingga terlihat bahwa kontribusi

pendapatan istri lebih besar dari pada kontribusi pendapaatan dari suami yaitu

dengan perbandingan 1 : 0,75.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

positif terhadap tingkat kesejahetraan keluarga melalui peran produktif

yang dilakukan oleh perempuan pesisir ketika musim paceklik. Dalam

penelitian ini dapat dikemukakan saran bahwa pihak pemerintah harus

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

143

memberikan pelatihan atau pengarahan untuk menciptakan industri rumah

tangga dan mengadakan tabungan untuk jaminan masa depan dan

mengurangi prilaku konsumtif.

2. Perlu adanya pemberdayaan perempuan pesisir di Desa Tembokrejo yaitu

dengan memberikan pelatihan dan keterampilan dalam mengembangkan

kreatifitas ekonomi produktif yang mereka miliki

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha dengan mengembangkan mata

pencaharian alternatif dan meningkatkan pola pengolahan yang efektif dan

efisien ketika musim paceklik.

4. Kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan ketika musim paceklik bisa

juga dilakukan pada saat musim panen ikan.

5. Memberikan kesempatan perempuan keluar dari ranah domestik untuk

mengembangkan potensi dan kreativitas perempuan dalam ranah publik.

6. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai peran publik perempuan,

khususnya perempuan pesisir yang bergerak didunia publik untuk

peningkatan pendapatan keluarga.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Daftar Pustaka

Buku :

Adi Rukmito. 2012. “Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat”, Jakarta : Rajagrafindo

Aida, Vitalaya S. Hubeis. 2010. Pemberdayaan perempuan dari Masa ke Masa.

Bogor: IPB Press.

Apridar, Dkk. 2011. “Ekonomi Kelautan dan Pesisir”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budiastuti. 1994. Pola konsumsi rumah tanng nelayan di Kabupaten Jepara.

Fakultas pertanian. Surakarta.

Bungin. 2012. “Metode Penelitian Kualitatif”. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Dahuri,dkk. 2013. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara

Terpadu. Jakarta Timur : PT Balai Pustaka (persero).

Emzir. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.

Garman T. 1993. Consumer Economic Issues in America. Houston TX: Dame

Publication.

Huda, Miftachul. 2009. Pekerjaan Sosial & Kesejahteraan Sosial Sebuah

Pengantar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irawan, P. 2006. “Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untu Ilmu-ilmu Sosial”.

Jakarta: Departemen Ilmu Administrasi Fisip UI.

Kusnadi. 2015. “Pemberdayaan Perempuan Pesisir”. Yogyakarta : Graha Ilmu

_______. 2006. “Perempuan Pesisir”. Yogyakarta : lkis

_______. 2001. “Akar Kemiskinan Nelayan”. Yogyakarta : lkis

_______.2000. “Nelayan :Strategi adaptasi dan Jaringan Sosial”. Bandung:

Humaniora Utama Press.

Mulyadi, 2005. “Ekonomi Kelautan”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Munandar, 2006. “Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial)”. Bandung :

PT Refika Aditama.

Moleong, Lexy J. 2004. “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung : Pt Remaja

Roesda Karya

Puspitawati, H. 2012. “Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia”.

Bogor: PT IPB Press.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Suharto, Edi. 2014. “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial)”.

Jakarta : Refika Aditama.

Sugiono. 2014. “Metode Panelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta

Sumardi, evers. 1994. Sumber Pendapata, Kebutuhan Pokok Dan Perilaku

Menyimpang. Jakarta: CV Rajawali.

Soekanto, Soerjono. 2009. “Sosiologi Suatu Pengantar” Jakarta: Rajawali Press

Usman. 2012. “Sosiologi Sejarah, Teori dan Metodologi”. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Buku Terbitan Lembaga/Badan/Organisasi :

BPS: Statistik Daerah Kecamatan Muncar 2015

Artikel Pada Jurnal Ilmiah :

Dureau, C. 2013. “Pembaru Dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan”.

Australia: Australia Comunity Development And Civil Society

Strengthening Scheme (access) Phase li. Di akses pada [26.10.2016]

Djaelani, Aunu Rofiq 2013. “Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian

Kualitatif”. Vol : Xx, No : 1, Maret 2013. Diakses pada [13.10.2016]

Ikhwanul, dkk. 2014. Peran Ibu Rumah Tangga Nelayan Dalam Upaya

Meningkatkan Perekonomian Keluarga Di Kelurahan Bitung Karang Ria

Kecamatan Tuminting Kota Manado Acta Diurna. Volume II. No 4. Tahun

2014.

Kusnadi. 1997. Diversifikasi pekerjaan di kalangan nelayan. No 7 Tahun XXVI

Juli-Agustus 1997 “Prisma”.

Onkaruna Nainggolan. 2013. “Peran Perempuan Pesisir dalam Meningkatkan

Daya Tahan Ekonomi Keluarga Nelayan”. Medan. fdi akses pada

[23.10.2016]

Patriana & Satria. 2013. “POLA ADAPTASI NELAYAN TERHADAP

PERUBAHAN IKLIM: Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali, Desa

Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat”.

Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia

and Pacific, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Purwowibowo. 2013. Pemberdayaan pesisir dan pengentasan kemiskinan (Kasus

Jawa Timur). Share Social Work Jurnal. Vol. 3, No. 1, Januari.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Slamet Widodo. 2009. “Strategi Nafkah Rumah Tangga Nelayan Dalam

Menghadapi Kemiskinan”. Dosen Jurusan Agribisnis Universitas

Trunojoyo. Jurnal Kelautan , Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN : 1907-

9931.

Nugraheni. 2012. “Peranan Dan Potensi Wanita Dalam Pemenuhan Kebutuhan

Ekonomi Keluarga Nelayan” Jurnal Of Educational Social Studies.

Skripsi :

Wasilah. 2012. Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Nelayan dalam Memenuhi

Kebutuhan Keluarga. Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik. Jember: Universitas Jember.

Alfauqi. 2016. Upaya Peningkatan Pendapatan Nelayan Tradisional” di Desa

Puger Wetan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Ilmu Kesejahteraan

Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Jember: Universitas Jember.

Web :

Suparyanto, 2014. “Konsep Dasar Pendapatan Keluarga” http://dr-

suparyanto.blogspot.co.id/

Aswin Rizal & Dody Wisnu – pelabuhan Muncar : produsen ikan tanpa jeda.

27/4. 2009. Kompas.com

Kabar Kelautan Banyuwangi. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Banyuwangi 2013. http://diskanlabwi.blogspot.co.id [16-12-2016]

Fakta Unik Kabupaten Banyuwangi 2015. http://www.asliindonesia.net [17-12-

2016]

Hanif Suryono 2017 “Pelabuhan Perikanan Muncar, Ladang Emas Yang Belum

Digali”. www.goodnewfromindonesia.id

Kabar Terkini Seputar Kbupaten Banyuwangi 2016. www.radarbanyuwangi.com

Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan

file:///C:/Users/hp/Downloads/Undang-Undang-tahun-2004-31-04.pdf

[29.10.2016]

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 TENTANG PERKEMBANGAN

KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

(Guide Interview)

“Kontribusi Pendapatan Perempuan Pesisir Terhadap Ekonomi Keluarga Melalui

Pengolahan Hasil Laut Saat Musim Paceklik Di Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar Kabupaten Banyuwangi?”

Identitas Informan Kunci dan Informan Pokok

Nama Lengkap :

Umur :

Jenis kelamin :

Status perkawinan :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan sampingan :

Jumlah Anggota keluarga :

PERTANYAAN :

1. Bagaimana kondisi masyarakat pesisir di Desa Tembokrejo?

2. Bagaimana dengan status pekerjaan masyarakatnya?

3. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga ketika musim dan musim paceklik?

4. Apakah pendapatan hasil melaut suami ibu dapat memenuhi kebutuhan sehari-

hari?

5. Berapakah rata-rata pendapatan suami tiap kali melaut?

6. Apakah sudah dirasa cukup memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari?

7. Bagaimana sistem bagi hasil dengan nelayan pemilik kapal?

8. Bagaimana perbedaan kondisi ekonomi keluarga anda ketika musim ikan dan

musik paceklik?

9. Apa yang suami lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga di musim

paceklik?

10. Apa yang anda lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga ketika musim

paceklik?

11. Dari hasil pengolahan hasil apakah cukup untuk memenuhi kebutuhan anda dan

keluarga anda sehari-hari?

12. Kebutuhan apa saja yang harus di penuhi.?

13. Apa motivasi anda memilih melakukan hal tersebut?

14. Bagaimana dengan pendapatan sehari-hari dengan menjual pengolahan hasil laut

ini.?

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

15. Kepada siapa ibu menjual hasil olahan yang di buat.?

16. Bagaimana proses pembutannya.?

17. Jenis pengolahan seperti apa saja yang dihasilkan.?

18. Hasil laut seperti apa yang ibu gunakan untuk membuat olahan seperti itu?

19. Apakah pemasarannya hanya sekitaran desa atau di pasarkan keluar juga.?

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

PEDOMAN WAWANCARA

(Guide Interview)

“Kontribusi Pendapatan Perempuan Pesisir Terhadap Ekonomi Keluarga Melalui

Pengolahan Hasil Laut Saat Musim Paceklik Di Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar Kabupaten Banyuwangi?”

Informan Tambahan / Perangkat Desa dan Tokoh Masyarakat

Nama :

Umur :

Status :

Tempat Tinggal :

Pekerjaan :

Jenis kelamin :

1. Bagaimana kondisi masyarakat Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar

Kabupaten Banyuwangi?

2. Bagaimana dengan kondisi masyarakat pesisir dan nelayan di Desa

Tembokrejo?

3. Bagaimana dengan kondisi sosial ekonomi rumah tangga nelayan buruh?

4. Benarkah rata-rata masyarakat di Desa Tembokrejo bekerja sebagai nalayan

buruh?

5. Bagaimana dengan kondisi rumah tangga nelayan buruh saat musim paceklik?

6. Bagaimana dengan istri nelayan buruh.? Apakah ada upaya untuk membantu

suaminya dalam membantu perekonomian rumah tangganya?

7. Bagaimana kontribusi ekonomi dari perempuan pesisir (istri nelayan buruh)

saat musim paceklik?

8. Biasanya apa yang menjadi motivasi perempuan pesisir melakukan pengolahan

tersebut? dan

9. Bagaimana mengenai perolehan bahan baku hingga pemasaran/penjualannya?

10. Kemudian dengan adanya usaha pengolahan hasil laut yang dilakukan oleh

perempuan pesisir tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap kesejahetraan

keluarga?

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

11. Apakah kondisi perekonomian keluarga terbantu dengan adanya usaha

pengolahan yang dilakukan?

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 2

TAKSONOMI PENELITIAN

KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN PESISIR TERHADAP

PENDAPATAN KELUARGA MELALUI PENGOLAHAN HASIL LAUT

SAAT MUSIM PACEKLIK

(Studi Terhadap Istri Nelayan Buruh Di Desa Tembokrejo Kecamatan

Muncar Kabupaten Banyuwangi)

Upaya

Krupuk

kerang

Perempuan Pesisir

Pengolahan

hasil laut

Petis

- Membeli bahan baku di pabrik pengalengan ikan.

- Mencari sendiri. - Mencari sendiri di

laut ketika air surut. - Di bantu suami jika

tidak ada pekerjaan.

Kesejahteraan Rumah

Tangga Nelayan Buruh

Kontribusi Ekonomi

Kontribusi Pendapatan

Perempuan Pesisir

Terhadap ekonomi

Keluarga Buruh Nelayan

Peningkatan Pendapatan

100 %

Total pendapatan

keluarga

57% - 60% Pendapatan

Istri

43% - 40% Pendapatan

Suami

Peran

Publik

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 3

Tabel Persentase Informan Pokok

1. Persentase Usia Informan Pokok

No Umur dalam Tahun Jumlah Persentase (%)

1. 30-40 2 20

2. 41-50 7 70

3. 51-6- 1 10

Jumlah 10 100

(Sumber data : Data primer di olah dari data lapang, Maret 2017)

2. Persentase Status Pendidikan Informan Pokok

No Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

1. Tidak Sekolah 2 20

2. SD/MI 7 70

3. SMP/MTS 1 10

Jumlah 10 100

(Sumber data : Data primer di olah dari data lapang, Maret 2017)

3. Jumlah Anggota keluarga Informan Pokok

No Jumlah Anggota

Keluarga Jumlah Persentase (%)

1. 3 1 10

2. 4 6 60

3. 5 2 20

4. 7 1 10

Jumlah 10 100

(Sumber data : Data primer di olah dari data lapang, Maret 2017)

4. Jenis Pengolahan Hasil Laut Informan Pokok

No Jenis Pengolahan Hasil Laut Jumlah Persentase

(%)

1. Pengolahan Petis 5 50

2. Pengolahan Krupuk Kerang 5 50

Jumlah 10 100

(Sumber data : Data primer di olah dari data lapang, Maret 2017)

Lampiran 4

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Transkip Observasi

Jenis

Informan

Inisial

informan

Waktu Tempat Hasil Observasi

IK

(Informan

kunci)

TH 2 – 3

Februari

2017

Balai Desa

& Kantor

Dusun Palu

Rejo

Pada observasi ini peneliti

melakukan pengamatan wilayah

sekitar pelabuhan dan keadaan

dikantor desa yang biasa rame

dengan aktivitas pelayanan

kepada masyarakat setempat,

serta pada observasi ini peneliti

diarahkan oleh kepala desa

kepada informan TH yang

mana informan TH disini

dipilih sebagai informan kunci.

Peneliti menyanyakan banyak

hal terkait kehidupan

masyarakat pesisir di Desa

Tembokrejo dan tentang

kegiatan ekonomi perempuan

pesisir ketika musim paceklik.

Hal ini dilakukan selama dua

hari dilokasi balai desa dan

kantor dusun palurejo ketika

sedaang tidak ada kerjaan atau

tidak ada urusan dan informan

sangat terbuka kepada peneliti.

IP

(informan

pokok)

KT 7

Februari

2017

Kediaman /

Rumah

Informan

Pada pengamatan kali ini

merupakan pengamatan

pertama yang dilakukan oleh

peneliti terhadap informan

pokok. Informan KT

merupakan informan pokok

pertama yang peneliti amati dan

wawancarai. Saat ini informan

baru saja datang dari toko

membeli keperluan dapur dan

kedatangan peneliti ke rumah

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

beliau disambut dengan ramah

dan dipersilahkan untuk masuk

kedalam. Setlahnya peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan

peneliti. Kondisi rumah masih

tergolong menengah kebawah

dengan kursi plastik diruang

tamu.

IP SN 9

Februari

2017

Kediaman

informan

SN

Pada saat ini peneliti

mendatangi tempat / rumah

informan pokok SN yang mana

informan SN merupakan

informan yang

direkomendasikan oleh

informan KT, informan SN

memiliki usaha pengolahan

petis ketika peneliti mendatangi

kediaman beliau peneliti

mengamati situasi dan kondisi

di lingkungan sekitar rumahnya

serta mengamati proses

pembuatan petis yang

dilakukan informan, pada saat

peneliti datang kebetulan

informan sedang mengaduk

campuran tepung dan kelang

ikan. Kemudian diwawancarai

oleh peneliti.

IP HT 13

Februari

2017

Halaman

rumah

informan

Sama halnya dengan HT, HT

adalah informan yang

mengolah petis ketika musim

paceklik. Pada saat pagi hari

peneliti mendatangi informan

peneliti melihat saat itu

informan sedang melakukan

kegiatan atau proses akhir dari

pengolahan petis, peneliti minta

izin untuk mewawancarai

informan dan informan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

mengnzinkan namun tetap

melanjutkan kegiatannya.

Informan melakukan

pembungkusan petis yang siap

dijual.

IP SW 16

Februari

2017

Rumah atau

kediaman

informan

SW

SW memiliki usaha pengolahan

krupuk kerang, ketika peneliti

menemui beliau, SW sedang

melakukan aktivitas mengupas

kerang yang didapat dari hasil

pencarian bahan untuk

pengolahan krupuk kerang

tersebut. kondisi rumah yang

sederhana namun elegan

dengan keramik kuning emas.

Letak rumah yang berdempetan

dengan tetangga-tetangga,

terdapat perabotan tangga yang

masih belum dicuci. SW

menjawab pertanyaan dengan

santai sambil melakukan

kupasan kerangnya.

IP AV 19

Februari

dan 22

Februari

2017

Panteh

(pinggir

pantai dekat

dengan

rumah)

Pada hari ini peneliti sengaja

ingin betemu dengan informan

AV, sebelum mendatanginan

peneliti SMS terlebih dahulu

dan kebetulan informan sedang

ada diriumah. Informan

memliki usaha pengolahan

krupuk kerang. Saat ini

informan sedang santai, sambil

menunggu air laut surut untuk

mencari kerang, peneliti

menanyakan tentang kondisi

masyarakat sekitar dan

bagaimana dengan kegitan-

kegiatan perempuan pesisir. AV

menjawab pertanyaan dengan

serius dan terkesan tegang.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Pengamatan dihentikan seketika

karena informan sudah mau

turun kelaut untuk mencari

kerang. Kemudian peneliti

lanjutkan lagi tanggal 22 karena

peneliti kepentingan dikampus.

IP IP 19

Februari

dan 22

Februari

2017

Panteh

(pinggir

pantai dekat

dengan

rumah)

Sama halnya dengan informan

AV sore itu peneliti juga

menemui IP untuk mencari data

tentang kontribusi perempuan

pesisir, IP juga memeiliki usaha

pengolahan krupuk kerang.

Posisi informan AV dan IP

berdekatan sore itu dan mereka

tetangga. Saat ini peneliti juga

tidak maksimal melakukan

pengmatan terhadap informan

IP karena informan juga harus

turun ke pantai untuk mencari

kerang. Sehingga pertanyaan

belum selesai namun terpaksa

dihentikan karena peneliti tidak

mau mengganggu aktivitas

informan IP.

Kemudian kembali lagi

menyampung pengamatan

dilakukan pada tanggal 22

Februari.

IP MN 25

Februari

2017

Rumah /

Kediaman

informan

MN

Saat peneliti mendatangi

kediaman MN, orang pertama

yang menemui adalah suami

MN, peneliti memprkenalkan

diri dan menjelaskan maksud

tujuan kedatangan peneliti serta

ingin menemui MN. Kemudian

disuruh menunggu kira-kira

sekitar 4 menit sambil ngobrol

dengan suaminya. MN datang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

dari desa sebelah untuk

memebeli kelang ikan tongkol

di pabrik. MN memiliki usaha

pengolahan petis. Pada waktu

itu peneliti banyak menanyakan

tentang pekerjaan, kehidupan,

dan kondisi keluarga saat

musim paceklik seperti ini.

tidak hanya itu peneliti juga

banyak menanyakan tentang

pendapatan, kebutuhan,

pengeluaran dan upaya yang

dilakukan keluarga. MN

menjawab pertanyaan peneliti

dengan amat jelas

menggunakan bahasa indonesia

campur bahasa madura namun

tetap dengan logat maduranya.

MN seorang yang humoris dan

suka bercanda.

IP DR 27

Februari

2017

Halaman

rumah

Informan

Kagiatan yang dilakukan DR

pada saat itu sedang menjemur

krupuk kerang yang baru jadi,

peneliti saat itu mendatangi

informan pada siang hari.

Lokasi penjemurannya

diletakkan didepan rumah

dengan beberapa bambu untuk

penyanggah, nampak sederhana

namun terbilang sangat efektif

untuk tempat penjemuran

krupuk. Setelah pejemuran

krupuk selesai baru informan

menyamperi peneliti sambil

meneyakan ada apa dan dari

mana kemudian peneliti

jelaskan jelaskan maksud dan

tujuan hingga selesai proses

wawancara dengan informan.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

IP SL 3 Maret

2017

Rumah /

kediaman

informan

SL adalah informan yang

mengolah petis, saat peneliti

mendatangi kediaman

informan, informan sedang

tiduran di emperan rumah. Saat

ini informan tidak melkukan

kegiatan pengolahan, karena

terkendala sakit kaki bengkak

dan belum sempat beli kelang

ikan dipabrik. Peneliti

mewawancarai secara singkat

dan jelas, langsung pada poin

yang ingin ditanyakan.

Informan menjawab dengan

santai seakan-akan senang

dengan kedatangan informan.

Kondisi sekitar sangat rame

karena banyak anak-anak kecil

yang sedang bermain. Rumah

informan juga dekat dengan

pesisir pentai.

IP BR 3 Maret

dan 7

Maret

2017

Kediaman /

rumah

informan

Sama halnya dengan yang lain,

BR memiliki usaha krupuk

kerang, saat ini BR sedang

menunggu keringnya jemuran

krupuk kerang yang belum

kering sambil membuat kolak

pisng dan saat itu cuaca sedang

mendung. Kedatangan peneliti

kerumah informan disambut

dengan hormat dan ramah,

informan menghentikan

pekerjaannya kemudian

berbincang-bincang dengan

peneliti lumayan lama.

Informan menjawab pertanyaan

peneliti dengan ramah, disertai

suguhan biskuit dimeja tamu.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

IP DR 7 Maret

2017

Pengamatan hari ini peneliti

menemani informan DR untuk

mencari kerang dilaut sore hari.

Sebelumnya sudah ada

kesepakatan antara informan

DR dan peneliti ketika ingin

mewawancarai DR peneliti

ditawarkan dan diajak ikut

menacari kerang, kebetulan hari

itu juga peneliti tidak ada

kegiatan penting jadi bisa

mengikuti kegiatan pencarian

kerang yang beliau maksud.

Peneliti menunggu dipinggir

pantai sampai akhirnya bertemu

dengan DR. Peneliti disini

hanya sekedar ikut namun tidak

melakukan kegiatan. Peneliti

mewawancari DR yang sedang

mencari kerang dan terlihat

banyak ibu-ibu yang cari

kerang waktu itu.

IT

(Informan

tambahan)

SA 8 Maret

2017

Kantor

Dusun

Muncar

Lama

SA adalah informan tambah

yang sengaja dipili oleh

peneliti. Pekerjaannya sehari-

hari adalah mengurus

kepentingan masyarakat di

kantor dusun, SA mengaku

sangat dekat dengan

masyarakat di Desa

Tembokrejo baik yang nelayan

maupun yang petani karna

statusnya yang setia hari

melayani masyarakat. Dari

informan SA di dapat informasi

tentang karakteristik, kebiasaan,

kondisi dan kontribusi istri

nelayan saat musim paceklik di

Desa Tembokrejo Kecamatan

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Muncar Kabupaten

Banyuwangi tersebut. saat itu

pengamatan dan wawancara

berlangsung dan bertempat di

kontor Dusun Muncar Lama

dan pada saat itu juga keadaan

kantor sedang sepi.

IT MJ 8 Maret

2017

Salah satu

warung

kopi di

Pelabuhan

Muncar

Seorang pengambe’ (pengepul

ikan) Kesehariannya yaitu

menunggu para nelayan di

pinggir pentai untuk membeli

hasil tangkap ikan, dan saat ini

pengamatan dan wawancara

dilakukan diwarung koipi. Dari

informan MJ di dapat

informasi tentang perbedaan

kondisi masyarakat ketika

musim ikan dan musim

paceklik, serta kehidupan

masyarakat nelayan buruh

ketika dihadapkan dengan

musim paceklik. Kondisi

sekitar cukup ramai dengan

obrolan bapak-bapak yang

mengeluhkan musim paceklik.

IT MD 12

Maret

2017

Pinggir

Lapangan

bermain

remaja-

remaja desa

MD seorang anak laki-laki yang

saat ini masih berstatus pelajar.

MD adalah anak dari keluarga

nelayan buruh yang setiap

harinya waktunya di habiskan

untuk sekolah, les, mengaji dan

bermain. Saat ini pengamatan

dan wawancara dilakukan di

tempat umu yaitu di tempat

bermain informan. Dari

informan MD didapat informasi

kondisi keluarganya ketika

musim paceklik dan bagaimana

kontribusi ibunya untuk

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

membantu kebutuhan sehari-

harinya, informan MD sangat

asik dan seru diajak bicara.

IT MK 13

Maret

2017

Salah satu

warung

kopi di

Pelabuhan

Muncar

MK adalah seorang nelayan

buruh yang istrinya tidak

bekerja atau tidak melakukan

kegiatan pengolahan petis

ataupun krupuk kerang. Sama

halnya dengan informan

tambahan lainnya, dari MK

didapat informansi tentang

kegiatan ekonomi atau aktivitas

perempuan pesisir dan

tanggapan tentang perbedaan

istrinya denga istri nelayan

buruh lainnya yang

memberikan kontribusi

ekonomi terhadap keluarganya.

Saat ini peneliti menemui

informan dilokasi warung kopi

dekat dengan pelabuhan yaitu

didesa Kedungrejo (desa

sebelah).

IT SK 13

Maret

2017

Rumah /

kediaman

SK

Adalah seorang perempuan

atau seorang ibu rumah tangga

sering membeli olahan dari istri

nelayan baik petis maupun

krupuk kerang. Dari SK didapat

i informasi tentang kondisi

keluarga nelayan buruh ketika

musim paceklik dan tanggapan

dengan adanya tindakan atau

kegiatan yang dilakukan oleh

istri nelayan buruh dalam

mengolah hasil laut guna

meningkatkan pendapattan

keluarga saat keluarga mereka

di hadapkan dengan musim

paceklk. Peneliti mendatangi

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

informan saat sore hari dan saat

itu informan sedang

membungkus ikan kering dan

petis untuk dikirim ke anaknya

yang sedang ada dipondok.

Proses wawancara sangat

menyenangkan pasalnya disana

peneliti juga ikut membantu

membungkus sembari

memberikan pertanyaan kepada

informan.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 5

Transkip dan Koding Data

No Hasil Transkip Kode

1 “Kalau disini itu dek masyarakat ada dua, yang deket pesisir sana itu

biasanya banyak bekerja sebagai nelayan. Kalau yang sekitaran ke

barat itu juga ada yang tani. Soalnya disini itu sekalipun dekat

dengan pantai dekat dengan laut dekat dengan TPI tapi ndak semua

masyarakatnya bekerja sebagai nelayan soalnya di daerah barat ini

juga punya potensi pertanian. Tapi kalau misal di bandingkan yah

memang lebih banyak yang nelayan dek. Hahaha” (Wawancara

pada tanggal 2 Fabruari 2017)

“Bee mon e dinnak riah nak yeh bedeh se lakoh majeng, yeh bedeh

kiah se alakoh tanih. Tang sapopo e disak roh tak toman majeng

nak yeh ruah polanah andik sabe bede se ekakasap dhibi’. Mon

ebok bik bapak kan tak andik nak yeh riah de’iyeh la lakonah bapak

norok ka tengga ngampong anyebeh ka tatangge se andik parao”.

(Bee kalau disini ini nak ada yang bekerja sebagai nelayan, yah ada

juga yang bekerja sebagai petani. Sepupu ibu disana itu tidak pernah

tau rasanya jadi nelayan soalnya yah itu dia punya sawah untuk di

jadikan sumber pendapatan sendiri. Tapi laku ibu sama bapak kan

gak punya sawah jadi yah begini kerjaannya bapak mengadu nasib

ke tetanga yang punya perahu). (wawancara pada tanggal 25

Februari 2017)

“Kalau kebiasaannya orang sini itu yah gimana yah dek, ya

begitulah sehari-harinya kalau yang lakik itu yah kerja ke tangah

laut maksudnya majeng biasanya berangkatnya sore sekitar jam

tigaan gitu yah istrinya nyiapi perlengkapan yang mau di bawa

misalnya kayak bekal atau nasi bungkus buat suaminya. Kalau

malam istrinya yah nonton tivi sama anak-anaknya kadang yah juga

ada yang ikut pengajian, soalnya kalau sekitaran sini ini pengajian

ada yang sore ada juga yang malam. Trus paginya biasanya istrinya

jemput atau nunggu suaminya datang di pinggir pantai, selain istri

yah pengamba’ atau tengkulak juga menunggu dipinggir pantai,

biasanya kan orang majeng datangnya pagi sekitar jam 6 jam 7 jam

8an gitu dek. Sama nunggu bayaran dari jereghennya.”

(Wawancara pada tanggal 7 Maret 2017)

“kalau masyarakat pesisir disini ini mbak yah sama kayak

masyarakat pesisir lainnya yang di cari ya ikan berprofesi sebagai

nelayan, orang-orang sini ini mbak kalau pas sore begini siap-siap

mau kerja trus nanti datangnya pagi hari. Kalau gak ada ikan yah

kerja. Wataknya keras tapi sebenarnya ndak keras-kearas banget

cuma pas ada masalah atau konflik saja. Disini kan juga ada

GUL

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

sebagian yang Madura mbak jadi tau lah mbak gimana orang

Madura itu. Tapi sebebnarnya baik-baik kok lah wong orang-orang

sini loh mbak suka tolong-menolong kalau misal ada tetangga mau

bangun rumah misal gak ada kerjaan yang lain yah kita bantu.

Kayak gitu-gitu mbak.” (wawancara pada 3 Maret 2017)

“Disini yang paling terkenal itu yah petik laut itu dek, itu tradisi

tahunan semacam slametan atau syukuran gitu. Itu adakan pas awal

bulan Muharram dalam bulan Islam atau bulan Suro dalam bulan

Jawa.biasanya itu sekitar bulan September-Desember gitu. itu kan di

adakan stahun sekali jadi kalau pas petik laut biasanya orang-orang

itu pada konpak rombongan kesini mau liat petik lautnya Muncar

gitu kadang yah ada dari luar negri ada yang dari luar kota yah

pokonya macam-macamlah, nanti itu pasti meriah. Selain petik laut

disini juga kadang ada tradisi slametan Ruwat Desa kayak upacara

bersih-bersig Desa gitu, trus juga ada jaranan buto, kesenian Kuda

Lumping, ada juga tari-tarian gandrung.”(wawancara pada tangal 3

Februari 2017).

“Disini kan desanya memang dekat pantai bak, potensinya ya

sumber daya laut jadi lebih banyak yang jadi nelayan sih, tapi ya

ada juga yang jd pegawai, ada juga yang tani” (wawancara pada

tanggal 8 Maret 2017 )

“kebiasaan yng gimana dulu bak.? kalau kebiasaan sehari-harinya

yah begitu sibuk dengan aktifitas perikanan, aktifitas jual beli ikan

tapi sekarang jarang soalnya gak ada ikan, cuaca buruk sudah

hampir satu ini pacekliknya. Kalau tradisi lebih jelasnya mending

baknya tanya perangkat desa, tapi kalau misal baknya ingin tau

jawaban saya ya tradisinya orang sini itu tidak jauh berbeda dengan

orang-orang Madura, budayanya juga hampir sama. Disini tiap

tahunnya ada petik laut, ada juga jaranan, tari-tarian gandrung,

bersih-bersih desa kayak gitu-gitu bak.” (Wawancara pada tanggal

22 Februari 2017)

2 “mon ghun amajengah kan tak osa sakolah giteggih bak... jek reng

bedeh eppakna se ngajernah. Kabenyaan nak kanak dinnak reh

lebur nyareh pesse katembeng sakolah, percuma kiah bak reng toah

andik pangaterro manyakola’nah anak sampe teggih mon anakna

sengkah se sakola’ah tak reng pas ajek ka tengga beih nyareh

jhukok pendeh olle pesse. Ade’ bhidenah nak kanak binik yeh

dekyeh kiah, mon la bedeh se mintah yeh langsung kabin, mon tade’

yeh biasanah alakoh ka pabrik-pabrik jhuko’”

(kalau cuma jadi nelayan kan gak butuh pendidikan tinggi bak. kan

sudah bapaknya yang mau ngajari. Kebanyakan anak-anak sini itu

KSP

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

bak sudah seneng cari uang ketimbang sekolah tinggi-tinggi,

percuma bak orang tua punya keinginan tinggi buat menyekolahkan

samapi tingkatan yang tinggi tapi kalau anaknya males yang mau

sekolah kan mending di ajak ke tenggah laut cari uang ikan bisa

dapet uang nanti. Tidak ada bedanya juga dengan anak perempuan

yah seperti itu juga, kalau ada yang sudah tertarik biasanya langsung

nikah, kalau belum yah biasanya kerja di pabrik-pabrik ikan).

(Wawancara, Fabruari 2017)

“Musim seperti ini yah mana ada nelayan yang berani melaut dek,

sudah tidak ikan cuaca buruk, angin lagi. Jadi nelayan itu pada

nganngur, pendapatan sehari-harinya yah itu dari istrinya. Banyak

itu ibu-ibu disini yang cari keras sama buat petis. Katanya sih

kerangnya dibuat jadi krupuk kerang soalnya harganya lebih mahal.

Kan memang dari dulu, buat petis sama ngolah-ngolah begituan itu

sudah jadi keahliannya perempuan disini.” (wawancara 8 Maret

2017)

“kalau musim seperti ini jangankan beli kebutuhan yang lain, bisa

makan aja sudah syukur alhamdulillah. Kadang banyak ditemui

orang-orang sini itu sampai pinjam rentenir buat makan sehari-hari,

cari utangan kemana-mana.Untungnya bapak tidak

memperbolehkan saya seperti itu bak, jd pendapatan bapak sama

pendapatan saya dibuat kebutuhan makan, beli bahan-bahan buat

masak, biaya sekolah sama uang saku anak dan kadang buat arisan.

Itu sudah cukup bak saya bersyukur sekalipun gaya hidup tidak

seperti pas musim ikan.” (wawancara 27 Februari 2017

“Kalau dibilang keras sih keras mbak tapi ya sebenernya ndak gitu,

mungkin karena di sebabkan oleh kehidupan yang kayak gini

maksudnya yang untng-untungan begini sehingga orang-orang sini

kayak sensitif gitu gampang tersinggungan trus jadi konflik, apa lagi

konfliknya kadang yah soal perahu, soal temen kerja gitu. Jadikan

disini banyak orang yang kerjanya nelayan tapi nelayan yang

bekerja ke orang yang punya perahu biasanya yang punya perahu

dari desa sebelah tapi yah ada juga beebrapa sebagian orang sini

yang punya perahu tapi kebanyakan yah tetap kebanyakan bapak-

bapak yang bekerja ke pemilik perahu. Kalau disini biasanya

disebutnya Kancah Lakoh kalau yang punya perahu biasanya

disebut Jereghen.” (wawancara pada tanggal 27 Februari 2017)

“Boros bak, haha. Kalau musim pacekli seperti ini posang semua.

Barang-barang di jual kepasar, soalnya yah gitu kalau musim ikan

kan mesti banyak to bak.. penghasilan melaut itu cukup besar. Jadi

yah di belikan barang-barang yang agak malahalan gitu, makan

yang enak-enak terus kalau pas paceklik begini makan TAHU terus.

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Hahaha” (wawancara pada tanggal 13 Februari 2017)

“kalau musim ikan bapak kan tiap hari kerja, jadi sudah kelihatan

mata bakalan dapat hasil. Berbeda kalau pas musim laep seperti ini

dek penghasilan sama sekali ndak ada, bapak harus cari pekerjaan

lainnya kalau gak gitu gak bisa makan kita dek.” (wawancara pada

tanggal 7 Februari 2017)

“Iya dek, langsung di bayar sama juragannya soalnya kan ikannya

sudah pasti terjual. Jadi begini sebelum berangkat itu biasanya

juragn sudah punya perjanjian dengan pembeli ikan, baik itu pabrik

ikan maupun pengambek yang biasa jual beli ikan dan biasanya si

juragan yang punya perahu itu dapat bantuan modal untuk berupa

solar untuk bahan bakar perahuya tapi dengan perjanjian kalau nanti

tiba di pelabuhan semua hasil tangkap akan di jual ke si pembeli

ikan seberapa banyakpun ikan hasil tangkapnya begitu dek. Jadi

bapak disini langsung dapat bayaran tapi jumlah uangnya itu sudah

di tentukan oleh juragannya itu sendiri yang punya perahu, misalnya

di kasih sekian trus itu nanti juga di bagi ke teman-teman yang

lainnnya yang juga ikut majeng. Di bagi rata sesuai dengan berapa

jumlah orang yang ikut melaut begitu dek. Kalau dibilang seimbang

yah tidak seimbang antara juragan dan ABK, kalau sesama ABK

yah sama.” (wawancara pada tanggal 9 Februari 2017)

3 “ebok mon rebennarenah ding la laep engak riah nak biasanah

nyareh kerrang ding aing asat. Yeh lomayan gebei betabe belenje

kabutoan rebennarenah apah pole adek reng majeng. Bapak yeh

kadeng yeh norok engkok nyareh kerrang mon tadek kalakoan,

tapeh tak ejuel engak obok-ebok se laen ghun gebei ngakan dhibik.

Mon se ejuel riah pettes nak, engkok agebei pettes re benarenah

mon adek lakonah”

(“ibu kalau kesheriannya pas musim paceklik seperti ini nak yah

biasanya cari keraang pas air laut surut. Ya lumayan buat nambahi

belanja kebutuhan sehari-hari apa lagi kan tidak ada orang melaut.

Bapak ya kadang ikut saya cari kerang kalau misal tidak ada

kerjaan, tapi gak dijual hanya untuk makan sendiri saja, kalau yang

di jual itu pettis nak, saya membuat petis sehari-harinya”)

(wawancara pada tangga 25 Februari 2017)

“tidak hanya saya dek, kebanyakan ibu-ibu disini yah begitu ada

yang cari kerang trus ada juga yang biasa buat petis. Petis itu kan

bahan bakunya mudah di dapat dan bisa jenis ikan apa saja soalnya

yang di butuhkan sebagai bahan utamanya itu cuman air rebusannya

ikan atau biasanya disini di sebut kelangnya ikan di jualnya juga

cepat laku kadang ada juga yang di buat teman lauk pas makan

kadang yah di buat rujak soalnya kan di sini banyak yang jual rujak

KPP

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

kelang. Rujak kelang itu makanan khas Muncar” (wawancara KT

pada tanggal 7 Februari 2017)

“kalau sepengetahuan saya ya dek pas musim laep begini, disini itu

istrinya cari kerang sama biasanya juga buat petis untuk di jual ke

tetangga sama kalau ada pesenan gitu. Luamayan buat bantu suami,

suaminya kan tak bisah majeng” (wawncara tanggal 3 Maret 2017)

4 “mon kabhutoan yeh bennyak nak, apa pole se andik nak kanak

skolah. Mon kabutu’annah ebok yeh ben arenah se akagebei ngakan

engak melleh berres, melleh jhukok, melleh pa plappa ben minyak,

gebei sangonak anak skolah, jejenah ben areh ding la mole skolah,

yeh kadeng bapak mintah pessenah rokok.yeh mon erakerah

benarenah tadek 50 ebuh nak”

(“kalau kebutuhan yah banyak nak, apa lagi yang punya anak-anak

sekolah. Kalau kebutuhan ibu yah tiap harinya yang dibuat makan

seperti beli beras, belik lauk, beli bumbu-bumbu dapur sama minyak

goreng, buat uang saku anak-anak yang sekolah, uang jajan pas

sudah pulang sekolah, yah kadang bapak juga minta uang rokok. Ya

kalau di kira-kira habisnya tiap hari sekitar Rp.50.000 nak.”)

(wawancara pada tanggal 25 Februari 2017)

“kebutuhan rumah tangga ya sama kayak kebutuhan rumah tangga

lainnya, biasa buat kebutuhan makan sehari kayak beli beras gitu

mbak, sama kebutuhan dapur lainnya, buat kebutuhan kesehaan

juga kalau ada yang sakit soalnya kan orang sakit gak terduga tapi

yah ibok gak berharap ada keluarga ebok yang sakit mbak. Itu tiap

hari sekitaran 60ribu. Biasanya kebutuhan yang paling banyak

pengeluaran itu yah tadi itu mbak kebutuhan sekolah bayar bukunya

anak-anak sama kebutuhan makan sehari-hari.” (wawancara pada

tanggal 13 Februari 2017)

“urusan kebutuhan itu yah semua kebutuhan rumah tangga pada

umumnya dek, kebutuhan makan yang paling utama seperti beli

beras atau nasi, yah lauk pauknya juga, kopinya sama rokonya

suami, sekolah anak, kira-kira ya sekitar 50 ribulah dek sama

kebutuhan mendesak lainnya kalau ada kebutuhan mendesak, tapi

semoga saja tidak ada haha” (Wawancara pada tanggal 7 Februari

2017)

“pengeluarannya ya itu dek buat beli kebutuhan pokok, kebutuhan

makan lauk sama sayuran, uang jajan anak-anak juga. Kalau misal

dikira-kirakan yah sekitar Rp. 40.000 sampai Rp.60.000 lah dek.

Kalau ndak ada kebutuhan mendesak lainnya.” (wawancara pada

tanggal 19 Februari 2017)

KPR

5 “Ngurus rumah sama kalau sore biasanya cari kerang sama ibu-ibu

yang lain. berangkatnya bareng-bareng, nanti pulangnya juga

bareng-bareng. Kadang yah ada yang bawa anaknya kadang juga

AEP

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

ada yang bawa suaminya buat bantu cari kerang.” (Wawancara pada

tanggal 22 Februari 2017)

“bee ibuk itu tiap hari cari kerang sama seperti ibu-ibu tetangga ya

itu cari kerang buat di jual, kadang ada di buat krupuk kerang nak.

Lumayan itu kalau kerang di buat krupuk kerang trus di jual itu

harganya biasanya sekilonya 30-35 ribu loh nak itu sudah harga

pasar” (wawancara pada tanggal 7 Februari 2017)

“yah hanya ngolah petis sama krupuk bak, kalau saya sih biasanya

cari kerang pasa air surut besoknya di buat jadi krupuk” (wawancara

pada tanggal 16 Februari 2017)

“Kalau saya buat pestis mbak. Suami saya biasanya sekalipun laep

seperti ini tetap cari ikan maksudnya ikan-ikan pinggiran gitu jadi

ndak perlu ke tengah. Trus hasilnya saya buat petis” (wawancara

pada tanggal 3 Mret 2017)

“usaha krupuk kerang sama petis bak, beeh itu lumayan bak hasil

penjualannya kalau laku banyak, buatnya juga gampang. Selain itu

sih kayaknya ndak ada lagi bak la wong yang bisa kerja kayak

gituan cuma orang-orang seperti saya bak, kalau istrinya juragan ya

mana mau lakoh mlarat bak” (wawancara HT pada tanggal 13

Februari 2017)

“industri rumahan pembuatan krupuk kerang sama petis itu sudah

upanya dek, selain pengolahannya gampang bahan-bahannya juga

mudah didapat.” (wawancara SN pada tanggal 9 Februari 2017)

“mon ghun pettes ariah gempang nak, melleh ka pabrik la olle

bennyak. Engkok yeh padeh kadeng melleh ka pabrik mon

pareppa’na tang lakeh tak alokoh. Tapeh yeh mon lakoh tak usa

melleh agebei dhibi’. Kan bahan bakunah ruah ghun aingah jhukok

se la mereh ekellah. Deggi’ yeh agelui ecampor ben plappa-

plappanah pettes engak biasanah yeh terros egelui pas deddih,

tapeh geluinah otabeh nyampornah aruah bek abit. Deggik dhing la

deddih yeh bik engkok esabek eyadeknah roma yeh se melleh tangge

nak biasanah se ajuel rojek ruah se melleh kadeng yeh ebok-ebok se

dhujen pettes kiah gebei ngakan roh, kadeng yeh pessenan deri luar

kiah.”

(kalau Cuma petis ini gampang nak, beli ke pabrik sudah dapet

banyak. Saya yah sama kadang beli ke pabrik kalau suami saya

tidak bekerja. Tapi yah kalau kerja ya gak usah beli, buat sendiri.

Kan bahan bakunya hanya air ikan yang sudah di masak atau di

kukus. Nanti di aduk dan di campur dengan bumbu-bumbu petis

kayak biasanya ya terus jadi, tapi itu ngaduknya lumayan lama

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

sekali. Nnati kalau misal sudah jadi sama saya di taruh depan rumah

ya yang beli biasanya ibu-ibu yang jjula rujak kelang kadang yah

ibu-ibu yang suka pettis juga buat teman makan, kadang yah juga

pesenan dari luar) (Wawancara 25 Februari 2017)

“engkok kropok kerrang dek. Mon sore buruh nyareh kerrang,

polanah kerrang reh bedenah ghun pas pareppa’nah aing tase’

asat. Mon aing tase’ asat buruh ebok-ebok e dinnak la rombongan

se nyareh. Kadeng yeh bedeh se olle bennyak kadeng yeh bedeh se

olle sakoni’. Deggi’ hasellah ruah langsong ebukka’ pas kellah, tros

campor ben plappa, teppong aing pas gelui ampe bek gelli pas

bunduk plastik pas rak kerrak pas jemmor nak.”

(saya krupuk kerang dek. Kalau sore baru yari kerrangnya, soalnya

kerang ini adanya hanya pas air laut surut. Kalau air laut sudah surut

baru ibu-ibu pergi rame-rame cari kerang. Ada yang dapat banyak,

ada juga yang dapat sedikit. Nanti hasilnya itu langsung di kupas

dan di masak trus di campur sama bumbu dan tepung di aduk-aduh

nanti di bugkus plastik di iris-iris trus di jemur dek). (wawancara 3

Maret 2017)

“digodok. Nanti tepungnya tarok di kerangnya nanti kalau sudah

blubuk-blubuk sambil di aduk pakai sendok. Kalau kurang airnya di

kasih lagi. Trus di campur semua bumbu tepung sama kerangnya di

bungkus pakek plastik prapatan trus di kukus lagi, kalau sudah

kembung di tekan lembek itu berarti sudah jadi. Habis itu nunggu

dingin baru di iris-iris untuk di jemur. Kalau ibuk lagi gak ada

kerjaan biasanya sambil ngerjain irisan. Tapi kalau ada kerjaan

biasanya di tarok kulkas di titipi ke tetangga sama ibu. Tapi

biasanya kalau ibuk langsung di iris langsung di jemur, seharian

ngirisi itu. ( wawancara tanggal 22 Februari 2017)”

“Kalau petis daerah ini itu yah banyak yang buat juga, tapi biasanya

kalau petis itu kelangnya beli dari pabrik desa sebelah. Trus di olah

sendiri di jual ke tetangga, atau gak kadang yah juga ada yang pesen

dari luar. Biasanya di wadahi gelas plastik itu seharga 7 sampai 8

ribu. Biasanya kelangnya apa aja bisa, tapi paling enak itu petis

tuna, tapi kalau di sini ibu-ibu biasanya buatnya petis tuna sama

petis udang. itu biasanya beli kelangnya dari pabrik. Pabrik di desa

sebelah sekalipun paceklik itu tetap beroprasi soalnya ikan tidak

hanya dari sini saja, ada kiriman dari luar daerah atau luar negri jadi

beli kelang ke pabrik sebelah itu yah tetap ada. Sehari biasanya

sampe ada beberapa gelas plastik berisi petis tergantung beli

kelangnya, kalau beli kelangnya agak banyak maka hasil pembuatan

petisnya yah juga cukup banyak. Kalau sedikit yah sedikit juga

hasilnya. Yang terjual biasanya tiap harinya juga sekitaran 4 sampai

7 gelas itu sih yang biasa saya dengar dari ibu-ibu sekitaran sini.”

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

(wawancara pada tanggal 13 Februari 2017)

“yang saya ketahui biasanya petis sama krupuk kerang bak,

lumayan loh bak itu bisa bantu-bantu buat suami. Tapi istri saya gak

seperti mereka istri saya diem aja, haha. Dia sakit soalnya bak, jadi

kalau musim paceklik begini saya berdagang seperti ini”

(wawancara 13 Maret 2017)

“kalau waktu pembuatan petis itu lebih sedikit dari pada membuat

krupuk kerang, kalau buatnya jam 9 pagi paling ya jam 12 habis

dzuhur itu sudah selesai kalau buatnya sedikit, kalau banyak yang

sekitaran 5 jamman gitu” (Wawancara KT, 7 Februari 2017)

“Tiap harinya itu yah sambil ngurusi rumah tangga ya dari pagi,

biasanya rampung semua itu sampai jam 9 sampe jam 10 lah, habis

itu baru buat petis kalau urusan rumah tangga sudah tidak ada lagi.

Selesai yah sampe sore, kalau saya kan buatnya biasanya habis

sholat dzuhur jadi selesainya itu sekitaran jam 3 atau jam 4an gitu,

baru deh langsung nyiapi perlengkapan suami pas mau berangkat

kerja, maksudnya kalau ndak musim paceklik seperti ini”

(wawancara SN, 9 Februari 2017)

“Beh nak mon ghun gebei pettes reh gempang la padeh ahli kabbi

oreng-oreng dinnak, deddi tak abit gebeinah. Paleng ghun 4 sampe

6 jem ajieh la paleng abit mon gebei bennyak”

(“Beh nak kalau Cuma petis itu gampang sekali sudah pada ahli

semua orang-orang sinni, jadi gak lama buatnya. Paling hanya 4

sampai 6 jam itu pun sudah paling lama kalau buatnya banyak”).

(wawancara MN, 25 Feb 2017)

“5 jamman bak, pagi ngurus rumah, siang buat petis trus sorenya

nyiapi perlengkapan suami kerja, malemnya nyantai sama anak-

anak di depan TV sambil bungkusi petis-petis buat dijual atau

dianter sama yang sudah pesen, yang nganter biasanya suami atau

gak ya dijemput sendiri atau beli langsung kerumah bak.”

(wawancara SL, 3 Feb 2017)

“lebih lama sih, sekitaran 6 jamman kalau di total mulai dari cari

kerangnya dilaut trus di masaknya, trus diolahnya strus

ngebungkusinya. Tergantung sih kalau misal sudah mahir banget itu

ya cepet, dan nentu juga mulai jam berapa. Soalnya gini loh bak kan

cari kerangnya itu pas air surut jadi kadang gak nentu tiap hari air

surut itu kadang dua kali kadang sekali dan biasanya pagi sama sore,

kalau carinya pas sore biasanya pembuatannya dilakukan pagi

harinya, itu kalau saya sih bak. Tapi kalau nyarinya pagi hari,

kadang sianya kadang sorenya baru diolah, begitu bak” (wawancara

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

SW, 16 Feb 2017)

“kalau dapetnya banyak kan biasanya ada yang semua diolah ada

yang sebagaian yang diolah trus sebagiannya dibuat lauk makan,

pembuatan itu paling lama yah 6 jam sampai 7 jamman dek, kalau

buatnya sedikit yah 4 jam dek bisa selesai bak tapi itu belum

kehitung carinya loh. Carinya itu sekitar 3 jam kalau sore itu, ndak

tau sih kalau saya biasanya carinya itu mesti sore, kalau siang saya

ngurus anak sama keluarga dek, carinya sore buatnya yah kadang

malemnya kadang juga yah paginya, habis subuh gitu sebelum anak-

anak dan suami bangun sambil nyiapi makan juga buat mereka,

mereka yang paling uatama soalnya dek” (wawancara AV, 19 Feb

2017)

“sek bak...lumayan sih bak, kira-kira yah sekitaran 7 jamman sama

nyarinya” (wawancara DR, 27 Feb 2017)

“cari kerangnya 3-4 jam dek, buatnya 4-5 jam. Sebenarnya yang

lama itu di pengolahannya. Masih nggodok, menumbuk soalnya

disini saya ndak punya bleder jadi kadang tak ulek yang penting

halus, habis itu di bumbui dikasi tepung dll, masih digodok lagi

sampe bener-bener empuk, belum ngirisnya, belum jemurnya. Haha.

Pokoknya hampir setengah hari lah dek, 7 jamman gitu sih. ”

(wawancara BR, 7 Mei 2017)

“em.. kalau soal waktu itu gak nentu. Kadang carinya sore kadang

yah pagi. Buatnya juga gak nentu, kadang siang kadang malem.

Kalau saya kan biasa buat sedikit-sedikit dek yang penting setiap

harinya ada yang dijual dan laku. Pokok pembuatannya itu saya

lakukan setelah semua urusan rumah tangga atau anak selesai, jadi

sekalipun saya punya kegiatan begitu tapi urusan ngurus keluarga

tetap tidak boleh di abaikan karna itu sudah kewajiban. Tapi ya

alhamdulillah sejauh ini saya tidak merasa terganggu dengan adanya

pengolahan ini, toh buatnya gak begitu menguras tenaga soalnya

gak terikat pekerjaan dengan seseorang. Capek ya berhenti, selesai

capek yah dilanjutkan. Suami ya juga tidak mempermasalahkan hal

ini malah didukung dan kadang dibantu kalau tidak ada

kerjaan.hahaha sama seperti ibu-ibu pengolah krupuk lainnya waktu

5-7 jam pembuatan itu memang tidak lama tapi kita lakukan secara

ihlas dan senang bisa membantu suami dengan cara seperti ini dan

dikondisi seperti ini.” (wawancara IP, 22 Feb 2017)

6 “Krupuk kerang itu buatnya gampang-gampang susah bak, bahan

bakunya itu nyari di laut dan itu nunggu air surut dulu. Kalau gak

gitu bagaimna cara kerangnya, kerangnya kan ada di bawah harus di

gali. Sekali nyari itu bisa dapet banyak dan cari sebanyak-

banyaknya. Nanti hasilnya di godok dibuat krupuk kerang

BKP

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

separuhnya, trus separuhnya di tarok di kulkas untuk pembuatan

selanjutnya kalau permintaan atau pemesanan banyak. Krupuk

kerangnya di jual dengan harga 30-35 ribu perkilonya tapi krupuk

yang mentah itu kalau ada pesenan. Kalau misal gak ada, biasanya

ibu jual dalam mentuk krupuk siap makan dengan harga 500 rupian

1 bungkus isi 3 biji. Kalau di kira-kirakan pendapatan ibu tiap

harinya sekitaran 20-35 ribu lah bak, kalau bapak yah gak nentu

juga kadang yah 10 ribu kadang yah 15 dan paling tinggi itu

biasanya 20-30ribu bak.” (wawancara DR, 27 Feb 2017)

“pendapatan istri kalau usim paceklik begini yah sekitaran 30

samapai 40an gitu. penjualannya kan Cuma di sekitaran sini yang

beli juga tetangga jadi ndak begitu mahal. Nah disinikan ini kan

banyak ibu yang buat petis sama krupuk kerang itu pendapatannya

berbeda, kalau petis kan jualnya pergelas tapi kalau krupuk kerang

itu perkilo. Krupuk kerang itu jualnya perkilo sekitar 30an kadang

tiap harinya terjual 1-3 kilo dek kalau lagi adapesenan itu bisa lebih

banyak dan ini sudah cukup menolong suami karna kan musim

seperti ini suami ndak melaut biasaya kerjaan suami pas musim

pegini ini ada yang jadi tukang becak, tapi becaknya itu nyewa jadi

penghasilannya kadang tiap harinya itu yah cuma 20-30 ribu,

kadang ada yang jadi tukang suruh-suruh, buruh jasa seperti klau

misal ada orang yang minta tolong sesuatu kemudian di kasih upah

sekadarnya, ada juga yang bekerja sebagai pembersih kapal-kapal

macam-macam lah.. kira-kira kalau rupiahkan pendapatan sehari-

hari suami itu sekitar 15 sampai 30 ribu lah begitu.” (wawancara

HT, 13 Februari 2017)

“Kalau petis daerah ini itu yah banyak yang buat juga, tapi biasanya

kalau petis itu kelangnya beli dari pabrik desa sebelah. Trus di olah

sendiri di jual ke tetangga, atau gak kadang yah juga ada yang pesen

dari luar. Biasanya di wadahi gelas plastik itu seharga 7-8 rb.

Biasanya kelangnya apa aja bisa, tapi paling enak itu petis tuna, tapi

kalau di sini ibu-ibu biasanya buatnya petis tuna sama petis udang.

itu biasanya beli kelangnya dari pabrik. Tiap hari yah kadang

lakunya sampe 1-5 gelas dan biasanya yang beli itu ibu-ibu

sekitaran sini yang jual rujak kelang.” (Wawancara KT, 7 Februari

2017)

“Ini sudah syukur sekali sudah bisa dapat penghasilan seperti ini

kalau Cuma mengandalkan suami spertinya kita akan selalu terjerit

utang diamana-mana, pas musim paceklik begini suami-suami itu

gak kerja yah walaupun ada beberpa yang bekerja tapi hasil

kerjaannya pas musim seperti ini itu tidak dapat di andalkan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suami saya kadang jadi buruh

jasa kadang yah ikut bantu saya mempersiapkan segala sesuatu

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

penjualan petis ini. buruh jasa disini kalau ada orang meinta tolong

memperbaiki apa yah suami saya mau nanti kan di kasih upah sama

yang nyuruh tapi yah gak banyak paling sekiran 20 sampe 30 ribu.

Kebanyakan suami-suami yang manjdi buruh nelayan itu yah seperti

itu, pendapatan sekitaran 20 sampai 30 lah gitu perharinya, kalau

perempuannya rata-rata 35an ” (wawancara SL pada tanggal 16

Februari 2017)

“rata-rata sudah seperti itu bak, krupuk kerang itu lebih tinggi harga

pasarnya dibandingkan dengan petis, kalau petis seperti saya ini ya

sama juga sekitaran 35rb perharinya kalau laku, kalau gak laku yah

kadang Cuma terjual 2 gelas saja.” (wawancara SN, 9 Februari

2017)

“krupuk kerang kalau harga pasarnya itu 30-35rb perkilo disini,

banyak sih disini yang jual krupuk kerang ini ketimur saja pasti

sudah ketemu sama ibu-ibu ngiris-ngiris krupuk buat dijemur”

(wawancara tanggal 22 Februari 2017)

“dijualnya itu ya sekitaran sini saja, pendapatan dari hasil jual

krupuk itu sudah cukup kalau menurut saya mbak apa lagi sampai

ada yang pesen. Kalau mengandalkan suami saja kurang mbk”

(wawancara SW, 16 Feb 2017)

“ndak sih bak, sama aja seperti biasa kerjaan rumah beres,

pembuatannya juga selesai. ibuk kan hebat. saya ngabantu itu pas

cuma tidak ada kerjaan saja bak, tiap harinya kan saya sekolah sama

les, ya sangat menguntungkan lah bak, walaupun kebutuhan yang

lain banyak tapi yang penting buat makan dan sekolah terpenuhi itu

sudah cukup. dari pada ndak bisa makan dan sekolah, menurut saya

ini juga sangat membantu” (12 maret 2017)

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 6

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 7

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 8

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 9

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 10

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiran 11

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Lampiaran 12

DOKUMENTASI

Wawancara Dengan Perangkat Desa dan Informan Kunci

Wawancara Dengan Informan Pokok

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Wawancara Desangan Informan Pokok

Dokumentasi Dengan Informan Pokok

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Dokumetasi Pndpatan Hasil Tangkap Ikan Saat Musim Paceklik

Kondisi Kapal-Kapal Nelayan Saat Musim Paceklik (Foto Diambil Saat

Siang Hari)

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Aktifitas Para Perempuan Pesisir Ketika Mencari Kerang Di Sore Hari

Jenis Kerang, Proses Dan Hasil Dari Pembuatan Krupuk Kerang

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Wawancara Dengan Informan Pokok Yang Sedang Melakukan Pembuatan

Petis

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Dokumentasi Hasil Dari Pengolahan Petis siap di jual

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember

Dokumentasi Dengan Informan Tambahan

Wawancara Dengan Informan Tambahan (Tetangga) Yang Biasa Membeli

Krupuk Kerang Dan Petis

Digital Repository Universitas JemberDigital Repository Universitas Jember