Fast Fashion of ZARA
Transcript of Fast Fashion of ZARA
Fast Fashion of “ZARA”( Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar Manajemen Operasi )
Oleh
1. Resa A. Runiarmeda (041211231033)
2. Evi Maria Ulfah (041211231097)
3. Nur Hidayati (041211231268)
4. Indra Yudhastya Putra (041211231251)
5. Arizal Adi Nugroho (041211233192)
Kelas H
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
Abstrak
Strategi operasi menjadi sangat penting untuk semua perusahaan baik kecil
maupun yang sudah ekspans sekalipun. Karena dengan strategi dalam proses operasi
itulah sebuah perusahaan dapat memiliki competitive advantage, yakni keunggulan
bersaing dibandingkan dengan perusahaan lain dalam satu bidang industri.
Sebagai industri fashion terkemuka yang menjanjikan koleksi pelanggan paling up
to date, Zara harus terus memproduksi set pakaian yang saat ini sedang diminati
pelanggan, serta melakukan forecasting mengenai mode pakaian yang akan gemari di
waktu dekat dengan mengintegrasikan sistem informasi didalam prosesnya.
Didalam kasus ini Zara menggunakan strategi operasi dalam proses Supply
Chainnya dengan menggunakan Agile Supply Chain, dimana yang artinya adalah
kemampuan untuk merespon perubahan permintaan dengan cepat. Proses produksi dari
Zara sendiri juga berbeda dengan para pesaingnya.
Key word : Agile Supply Chain, Proses Operasi, Competitive Advantage
PENDAHULUAN
"ZARA" merupakan salah satu merk dagang perusahaan garmen dari
Spanyol. Dilansir dari company profile, "ZARA" didirikan pada tahun
1975 oleh Armancio Ortega dan Rosallia mera. Armancio Ortega
membuka toko pertama "ZARA" di pusat kota A Coruña, Galicia,
Spanyol. Dalam perkembangannya perusahaan ini bermarkas di Arteixo,
Gallicia, Spanyol sampai sekarang.
Pada tahun 1980, perusahaaan mulai berekspansi ke dunia
internasional melalui Porto, Portugal. Ditahun ini juga, Ortega
mulai mengubah desain, manufaktur dan proses pendistribusian. Hal
ini dilakukan sebagai bentuk reaksi pembentukan tren baru dengan
cara yang lebih cepat. Ortega menyebut sistem ini sebagai "mode
instan". Tahun 1989, "ZARA" memasuki pasar mode Amerika Serikat.
Sedangkan Perancis yang merupakan salah satu kiblat mode dunia
mulai diekspansi "ZARA" pada tahun 1990.
Sampai saat ini, "ZARA" sudah memasuki 73 negara di dunia
termasuk Indonesia. Toko paling banyak berada di Spanyol, yaitu 329
toko. Disusul Perancis dengan 114 toko. Sedangkan Indonesia dengan
9 toko saja. Adapun jenis pakaian yang diproduksi "ZARA" mencakup
pakaian perempuan, laki-laki dan anak-anak. Selain itu, "ZARA" juga
memproduksi kosmetik. Dengan produksi sekitar 10.000 desain baru
setiap tahunnya, tak ayal CNN menyebut "ZARA" sebagai "Spanish
Success Story".
Namun seiring dengan berjalannya waktu, tentu saja tidak mudah
bagi Zara untuk tetap mempertahankan eksistensinya pada dunia
Fashion. Tentu usaha keras yang harus mereka lakukan tidaklah
gampang. Mengingat selera konsumen serta mode dalam dunia Fashion
ini pasti akan terus berubah seiring dengan perkembangan jaman.
Dunia mode menuntut perusahaan bersaing dengan waktu (time-to-
market) untuk memenuhi kebutuhan akan menaikkan daya saing
mereka. hal tersebut menuntut industri Fashion untuk dapat bergerak
cepat dalam proses operasinya.
Zara telah menemukan perbedaan yang penting bagi pelanggan dan
membedakan dirinya dari para pesaingnya dengan melakukan kegiatan
utama (dalam rantai pasokan) yang berbeda, ini yang telah
memberikan Zara sebuah diferensiasi kompetitif yang berkelanjutan
dan positioning dengan menggunakan ASC (Agile Supply Chain).
Agility adalah kemampuan untuk merespon perubahan permintaan
dengan cepat. Cai-feng (2009) mendefinisikan Agile Supply Chain
(ASC) sebagai kemampuan jaringan untuk secara konsisten
mengidentifikasi dan menangkap peluang bisnis lebih cepat daripada
para pesaingnya lakukan.
PEMBAHASAN
1. Manajemen Operasi Zara
Sebagai industri fashion terkemuka yang menjanjikan koleksi
paling up to date pada para pelanggan, Zara harus terus memproduksi
set pakaian yang saat ini sedang diminati pelanggan, serta
melakukan forecasting mengenai mode pakaian yang akan gemari di
waktu dekat
Selain itu, mereka memproduksi produk yang terbatas demi
eksklusivitas, setiap produk harus dapat terjual untuk menghindari
stock yang menumpuk. Karena itu, desainer ZARA aktif menghadiri
fashion show, meminta masukan dari pelanggan mengenai desain untuk
menggambarkan atau mendesain proyek untuk koleksi berikutnya.
Selain itu, desainer Zara dilatih untuk membatasi jumlah
produksi yang dilakukan dengan menurunkan jumlah bahan yang
dibutuhkan, meminimalkan biaya dan waktu. Produksinya berdasarkan
permintaan atau Just-in-time (JIT) yang artinya ZARA mengurangi
jumlah produksi untuk persediaan yang tersedia, dan dapat
menurunkan biaya penyimpanan. Di Zara, tim desain bekerja dengan
kain yang tersedia, memungkinkan untuk lebih cepat, dan juga
meminimalkan biaya.
Rantai pasokan Zara dibandingkan dengan rantai pasokan industry
tradisional
Sebagaimana dinyatakan pada misinya, Zara bertujuan untuk menjadi
perusahaan ramah lingkungan yang memberikan kontribusi untuk
pembangunan yang berkesinambungan dengan masyarakat. Zara sangat
serius dalam mencapai misi ini. Upaya konkret termasuk bangunan
pabrik dan pusat distribusi didukung oleh gas alam (energipanas)
untuk memasok air panas, steam tekanan rendah, dan pendinginan yang
dapat mengoptimalkan operasional gedung dengan meningkatkan kinerja
energy dan juga mengurangi emisi karbondioksida.
2. Sistem Informasi Manajemen
Zara sangat Terintegrasi dan juga terpusat. Seperti disebutkan
sebelumnya, Zara lebih bergantung pada komunikasi langsung dengan
konsumen dari pada pengeluaran untuk iklan-iklannya. Oleh karena
itu, aliran system informasi harus baik. Zara mengumpulkan data
dari konsumen sehari-hari, bahkan beberapa kali dalam sehari.
Markas mengumpulkan data konsumen adalah dari toko-toko di seluruh
dunia. Mereka menggunakan Personal Digital Asisten (PDA) untuk
mengumpulkan masukan pelanggan langsung dan umpanbalik, kemudian
langsung mengirimkannya kekantor pusat. Jenis informasi yang
dikumpulkan oleh PDA misalnya mengapa pelanggan tidak menyukai
pakaian dan apa yang akan membuatnya menyukai sebuah pakaian.
Selain itu, dalam operasi Zara juga menggunakan Point of Sale
System (POS) yang meliputi system pemrosesan transaksi yang
menangkap niat pembelian konsumen. Contohnya adalah meminta
pendapat pelanggan mengenai apa yang mereka sukai dan apa yang
mereka tidak suka terhadap pakaian pada saat berada di kamar pas,
dll
POS system menunjukkan bagaimana penjualan pakaian di daerah
yang berbeda, karena itu, markas dapat mengidentifikasi perilaku
pembelian pelanggan mereka dan preferensi yang lebih akurat,
berdasarkan wilayah geografis mereka.
Zara telah menemukan perbedaan yang membedakan dirinya dari
para pesaingnya dengan melakukan kegiatan utama (dalam rantai
pasokan) berbeda, ini yang telah memberikan Zara diferensiasi
kompetitif yang berkelanjutan dan positioning.
3. Sistem Distribusi Zara
Artikel ini menunjukkan bagaimana Zara telah mencapai tingkat
keunikan. Respon rantai pasokan konvensional dari 5 - 7 bulan oleh
Zara dipersingkat menjadi 2 - 2 ½ bulan sehingga pelanggan mereka
bersemangat untuk menunggu setiap minggu depan untuk melihat dan
bahkan membeli pakaian baru yang telah didistribusikan.
Berkat pengiriman produk – produk baru setiap dua kali
seminggu, pelanggan terus kembali ke toko untuk mencari barang-
barang baru. Manajer ritel menerima informasi mengenai keinginan
dan preferensi pelanggan, jadi produk yang tidak terjual dengan
cepat dihapus dan item yang populer dengan cepat diisi ulang.
Zara menginvestasikan teknologi informasi (TI) sejak dini.
Mereka berada di dalam perusahaan IT yang sederhana dan efektif.
Sehingga Vendor dan supplier dapat mengakses jawaban dapat
diperoleh dari pelanggan dengan cepat. Komunikasi internal
dimaksimalkan didalam masing – masing fungsi (desainer, pembuat
pola dan merchandiser, serta semua orang yang terlibat dalam
mendapatkan produk selesai)
Sembilan puluh persen dari toko Zara adalah milik perusahaan;
sisanya adalah waralaba atau perusahaan patungan. Pelanggan
memasuki toko Zaradi London, Paris, New York atau di Riode Janeiro
menemukan diri mereka dalam lingkungan yang sama : toko didominasi
warna putih, modern dan luas, cukup terang dan berdinding cermin.
Dibandingkan dengan pengecer pakaian lainnya, yang
menghabiskan 3 - 4 persen dari iklan penjualan, Zara menghabiskan
hanya 0,3 persen untuk iklan mereka.
Mengontrol kelancaran disepanjang rantai pasokan adalah kunci
untuk mencapai kecepatan. Kontrol memungkinkan mereka untuk
mengawasi proses. Tempat masalah lebih lanjut adalah menjahit.
Meskipun Zara menggunakan beberapa subkontraktor, ia melakukan
sebagian besar proses penting pemotongan diluar yang cocok.
60% dari proses manufaktur outsourcing di negara-negara
disekitar markas Zara di Spanyol untuk membantu mencapai perputaran
produksi yang cepat. Zara memelihara hubungan yang kuat dengan
kontraktor dan pemasok karena mereka melihat kontraktor dan pemasok
sebagai bagian dari perusahaan mereka.
Koleksi desain dikembangkan oleh tim kreatif ketimbang
kelompok desainer. Tim kreatif terdiri dari desainer, sumber
spesialis dan personil pengembangan produk. Tim bekerja secara
simultan pada produk yang berbeda, membangun gaya yang sebelumnya
sukses. Desainer dilatih untuk membatasi jumlah tinjauan dan
perubahan, mempercepat proses pembangunan dan meminimalkan jumlah
sampel yang akan dibuat.
Tingkat kegagalan produk baru Zara dilaporkan hanya 1 persen,
lebih rendah dari rata-rata industri yang mencapai 10 persen. Ada
yang bilang kekuatan nyata Zara adalah budaya berkembang dengan
baik, dan itu bukan sesuatu yang dapat dengan mudah hilang.
Secara tradisional, desain dan pengembangan didahului dengan
pengadaan kain. Tetapi Zara tidak. Desain dikembangkan menggunakan
kain yang tersedia. Hal ini menghilangkan proses panjang yang
melelahkan karena harus menunggu pengadaan kain. Dalam lingkungan
yang kompetitif saat ini, Zara telah menunjukkan bahwa rantai
pasokan tidak lagi menjadi alat strategis, tapi menrupakan sebuah
kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen rantai pasokan dapat
dikelola sehingga memberikan diferensiasi kompetitif yang
berkelanjutan dan posisi sehingga meningkatkan daya saing, serta
dapat mengurangi persediaan dan biaya operasional.
4. Agile Supply Chain Zara
Kondisi perubahan di pasar global menuntut tanggapan yang
lebih dari organisasi dan mitra mereka dalam rantai
pasokannya. Ketika produksi dipindahkan ke luar negeri, bisnis
dapat mengambil keuntungan dari tenaga kerja murah, karena mode
cepat (fast fashion) bersaing tidak hanya pada harga tetapi juga
tepat waktu.
Di dunia mode, di mana perusahaan bersaing pada waktu (time-
to-market) untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan daya
saing. Agility adalah kemampuan untuk merespon perubahan
permintaan dengan cepat. Cai-feng (2009) mendefinisikan Agile
Supply Chain (ASC) sebagai kemampuan jaringan untuk secara
konsisten mengidentifikasi dan menangkap peluang bisnis lebih cepat
daripada yang para pesaingnya lakukan.
Perbedaan LSC dan ASC :
Seluruh proses rantai pasokan di Zara dapat dibagi menjadi empat
bagian :
Produk organisasi dan desain
(desain, material, Laser barcode scanner)
Pembelian dan produksi
Distribusi produk
Penjualan dan umpan balik
Zara mendapat kredit menjadi pelopor dalam Agile Supply Chain dan
kebanyakan peneliti menjelaskan keberhasilannya dengan yang efisien
ASC (Dutta, 2002; Tiplady, 2006; Sull dan Turconi, 2008;
Zhang, 2008). Zhang (2008) menunjukkan bahwa "seluruh proses rantai
pasokan di Zara dapat dibagi menjadi empat bagian: organisasi dan
desain Produk; pembelian dan produksi; distribusi produk; penjualan
dan umpan balik ".
Agile supply chain menawarkan solusi dalam menghadapi
ketidakpastian lingkungan bisnis melalui pengurangan bisnis operasi
dan perbaikan pelayanan dan kepuasan konsumen. Melalui rantai
pasokan, perusahaan dapat membangun kerjasama melalui penciptaan
jaringan kerja yang terkoordinasi dalam penyediaan barang dan jasa
bagi konsumen secara efisien. Sistem integrasi rantai pasokan bisa
dilakukan baik secara internal maupun eksternal.
KESIMPULAN
Selama dekade terakhir Zara memperkenalkan rantai pasokan
tangkas (ASC) di industri fashion cepatnya dan memposisikan diri
sebagai pengecer peringkat ketiga didunia. Ini merupakan hasil dari
komunikasi antara pelanggan dan desainer dan kemampuan untuk
memesan item yang diinginkan dalam seminggu untuk menangkap momen
penjualan. Semua ini membuktikan bahwa ASC merupakan aspek
meningkatkan kompetisi di antara organisasi.
Pelajaran lain adalah bahwa produksi organisasi yang efisien
dengan keseimbangan yang baik antara di perusahaan dan tugas
outsourcing mengarah ke minimum lead time dan peningkatan pangsa
pasar untuk Zara. Rantai pasokan tangkas tidak terisolasi pada
proses dari Zara, tapi memang seluruh organisasinya yang tangkas
dan bekerja sangat efisien.
Dengan menggunakan respon cepat Zara bertujuan untuk
mengurangi baik kelebihan proses dalam rantai pasokan dan risiko
yang terkait dengan peramalan mode dimasa depan.
Yang bisa disimpulkan dari kesuksesan Zara dari perspektif
kecepatan adalah bahwa beberapa manfaat seperti meningkatkan
kepuasan pelanggan, peningkatan peluang pasar, penurunan risiko
secara keseluruhan, dan mengurangi biaya total dapat secara
bersamaan dicapai melalui menjadi Fast Fashion