EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING DI PT. SYNERGY ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING DI PT. SYNERGY ...
EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING DI PT. SYNERGY
GREEN PRODUCTION
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Diploma - IV
Disusun oleh :
NUR SITI FATIMAH
201520521
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS KONVENSI & EVENT
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
2019
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Keluarga,
Karya ini sabagai bukti dari bentuk rasa kasih sayang, terimakasih yang mendalam dari saya,
terhadap perjuangan, pengorbanan dan juga dukungan dari keluarga dalam memberikan sebagian
waktu dan tenaga untuk mendukungku dalam melalui segala masalah dan rintangan yang ku
hadapi.
Terimakasih sudah selalu setia dan ada hingga saat ini
PT. Synergy Green Production
Karya ini sebagai bentuk terimakasih, kepada PT. Synergy Green Production yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di perusahaannya.
i
ABSTRAK
Berkembangnya industri MICE memberikan pengaruh pada sektor jasa, maka muncul
perusahaan – perusahaan serupa yang membuat persaingan pada industri jasa semakin
ketat. Oleh karena itu marketing mempunyai fungsi penting dalam perusahaan.
Personal selling yang dilakukan PT. Synergy Green Production belum efektif. Hal
ini dikarenakan realisasi dari kegiatan personal selling tidak mencapai target, maka
dari itu penelitian ini berfokus kepada salah satu kegiatan promosi yang dilakukan
oleh PT. Synergy Green Production untuk mendapatkan kliennya yaitu personal
selling. Pengertian efektifitas itu sendiri yaitu baiknya sebuah pekerjaan yang
dilakukan oleh orang – orang dalam suatu perusahaan atau kelompok tersebut sampai
dengan menghasilkan output sesuai dengan yang sudah direncanakan. Untuk
mengukur efektivitas personal selling penulis menggunakan 4 faktor yang digunakan
dalam efektivitas untuk meningkatkan minat konsumen melakukan pembelian yaitu
Communication Ability, Product Knowledge, Creativity dan Empathy. Tujuan
penelitian ini bermaksud untuk menilai efektivitas kegiatan personal selling yang
dilakukan oleh PT. Synergy Green Production.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian statistic deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan juga studi pustaka. Adapun
teknik yang digunakan adalah sampling sensus dengan jumlah 50 responden kepada
perusahaan yang ingin diajak bekerjasama dengan PT. Synergy Green Production.
Berdasarkan hasil data olahan dan pembahasan mengenai efektifitas personal selling
PT. Synergy Green Production termasuk dalam kategori baik dengan nilai total
rentang 183,9. Hal tersebut dilihat dari keempat dimensi dengan dimensi tertinggi
yaitu communication ability sedangkan yang terendah yaitu dimensi empathy.
Rekomendasi yang sudah penulis berikan dari setiap aspek diharapkan dapat
mempertahankan dan meningkatkan penilaian yang sudah baik.
Kata Kunci: Marketing, Personal Selling, Efektifitas Personal Selling.
ii
ABSTRACT
Development of MICE industry had an impact on the service sector, accordingly
similar companies emerged that made competition in the service industry even
tougher. Therefore, marketing has an important function in the company. Personal
selling conducted by PT. Synergy Green Production has not been effective. This is
because the realization of personal selling activities does not reach the target,
therefore this research focuses on one of the promotional activities carried out by PT.
Synergy Green Production to get its clients, namely personal selling. The definition of
effectiveness itself is the good work done by the people in a company or group to
produce output as planned. To measure the effectiveness of personal selling the
author uses 4 factors the Communication Ability, Product Knowledge, Creativity and
Empathy. The purpose of this research intends to assess the effectiveness of personal
selling activities carried out by PT. Synergy Green Production.
In this research, the authors used a descriptive statistical research method with a
quantitative method. Data collection methods that the authors use are by distributing
questionnaires, interviews and also literature study. The technique used is census
sampling with a total of 50 respondents from companies that want to be invited to
work with PT. Synergy Green Production.
Based on the results of processed data and discussion of the effectiveness of personal
selling PT. Synergy Green Production is included in both categories with a total
value of 183.9. This can be seen from the four dimensions with the highest dimension
of communication ability while the lowest is the empathy dimension.
The recommendations that the authors have given from each aspect are expected to
maintain and enhance an already good assessment.
Keywords: Marketing, Personal Selling, Personal Selling Effectiveness.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini yang berlokasikan di PT. Synergy
Green Production,Jl. Tubagus Ismail VI No.5 Bandung, Jawa Barat.
Proyek Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh studi pada program Diploma IV, Manajemen Bisnis Konvensi &
Event di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dengan judul Proyek Akhir
mengenai “EFEKTIVITAS PERSONAL SELLING DI PT.SYNERGY
GREEN PRODUCTION”
Dalam penulisan Proyek Akhir ini penulis tidak lepas dari bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Bapak Faisal, MM. Par., CHE, selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung
2. Bapak Andar Danova L. Geoltom, S.Sos., M.Sc, selaku Kepala Bagian
Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung
3. Ibu Endang Komesty Sinaga, S.S., MM. Par., CHE, Selaku Ketua Jurusan
Perjalanan
4. Bapak Marsianus Raga, MM. Par, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Bisnis Konvensi & Event
5. Bapak Bagus Githa Adithya, MM. Par, selaku Dosen Pembimbing 1 dalam
Penelitian ini
iv
6. Bapak Budhi Gunawan, MA. Ph.D, selaku Dosen Pembimbing 2 dalam
penelitian ini
7. Kepada keluarga khususnya Ibu, Ayah serta Kakak yang telah mendukung,
memotivasi dan membantu saya dalam melewati proses pembuatan
penelitian
8. Rekan – rekan MBK yang telah membantu, mendukung serta memotivasi
penulis dalam melakukan penelitian ini
9. PT. Synergy Green Production yang telah membelikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proyek Akhir ini masih jauh
dari kata sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan penulis serta terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan penelitian ini. Melalui
Proyek Akhir ini penulis mengharapkan adanya kritik serta saran yang
membangun demi kelancaran serta kesuksesan penelitian ini. Maka dari itu,
penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengerjaan Proyek Akhir
ini.
Demikian Proyek Akhir ini dibuat agar dapat berguna sebagai mana mestinya.
Bandung, Oktober 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
ABSTRAK …..………................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ………................................................................................................. v
DAFTAR TABEL …................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR …............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah ………………………..……………………….……..…..12
C. Tujuan Penulisan …..………….…………………………………...…….… 12
D. Manfaat Penelitian ……………….……………………………...….…..….. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………..……………………………….. 14
A. Kajian Teori ……...…………………………………………….…………... 14
1. MICE …………….…………………………………………………….. 14
2. Jasa ………………….……………………………………………….… 21
3. Marketing ….………………………………………………………….. 22
4. Promosi ……………………………………………………………....... 25
5. Personal Selling ……………………………………………………….. 29
vi
6. Efektivitas …………………………………………………………....... 35
B. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………...... 38
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 39
A. Pendekatan Penelitian …...……………………...………………………….. 39
B. Objek Penelitian ……………………………………..…………………..… 39
C. Populasi dan Sampling …………………………………………………..… 40
D. Metode Pengumulan Data ……………...………………………………….. 40
E. Definisi Oprasional Variabel ……………………………………………… 43
F. Analisis Data ……………………………………………………………….. 46
G. Jadwal Penelitian …………………………………………………………... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ………………………….. 52
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………. 52
B. Pembahasan ……....……………………………………………………….. 63
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..............................................… 80
A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 80
B. Rekomendasi ………………………………………………………………. 82
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..…
LAMPIRAN ………..…………………………………………………………..….
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Target dan Realisasi Event Tender .................................................... 3
TABEL 2 Target dan Realisasi Event Personal Selling .................................... 5
TABEL 3 Kegiatan yang Pernah Ditangani …….............................................. 6
TABEL 4 Daftar Target Perusahaan yang Ingin Diajak Bekerjasama 2019....... 9
TABEL 5 Perusahaan Yang Melakukan Kerjasama 2019…………………..… 11
TABEL 6 Bobot Nilai Skala Likert …………..…………………………….… 43
TABEL 7 Matriks Operasional Variabel …………........................................... 45
TABEL 8 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 48
TABEL 9 Hasil Uji Reabilitas ……………………………………………....... 49
TABEL 10 Jadwal Penelitian ………………………………………………….. 50
TABEL 11 Tabel Distribusi Frekuensi Communication Ability……………...... 57
TABEL 12 Tabel Distribusi Frekuensi Product Knowledge ……..……………. 58
TABEL 13 Tabel Distribusi Frekuensi Creativity……………………………… 60
TABEL 14 Tabel Distribusi Frekuensi Empathy …………………………...…. 61
TABEL 15 Penentuan Jumlah Skor Tertinggi dan Terendah Garis Kontinum.... 62
TABEL 16 Coding Sheet………………………………………………………...
viii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Skala Rentang …………………………………………................... 48
GAMBAR 2 Sektor Industri ……………………………………… ………….…. 53
GAMBAR 3 Jabatan Responden……………………………… ……..……….…. 54
GAMBAR 4 Lama Kerjasama……………………….………………..……….…. 55
GAMBAR 5 Pengetahuan Informasi ………………………………………….…. 56
GAMBAR 6 Domisili Perusahaan………..…………………….……..……….…. 57
GAMBAR 7 Perhitungan Skala Rentang....…………………….……..……….…. 65
GAMBAR 8 Rentang Penilaian Mengenai Communication Ability….……….…. 66
GAMBAR 9 Rentang Penilaian Mengenai Product Knowledge…..….……….…. 73
GAMBAR 10 Rentang Penilaian Mengenai Creativity……………..….……….…. 76
GAMBAR 11 Rentang Penilaian Mengenai Empathy…………..…..….……….…. 78
GAMBAR 12 Total Rata – Rata Penilaian Rentang…………….…..….……….…. 80
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian di PT. Synergy Green Productiom
Lampiran 2. Surat Telah Melakukan Penelitian di PT. Synergy Green Production
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Hasil Kuesioner
Lampiran 5. Pedoman Wawancara
Lampiran 6. Transkip Hasil Wawancara
Lampiran 5. Formulir Bimbingan
Lampiran 6. Biodata Penulis
Lampiran 7. Trun it in
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Merujuk pada data dan kajian dari Oxford Economics tahun 2018,
berkaitan dengan dampak ekonomi dari sebuah event, potensi MICE di
Indonesia sangat besar tidak hanya dari perputaran uang dan bisnisnya saja
tetapi banyaknya juga jumlah tenaga kerja yang digunakan. Sektor bisnis
event di Indonesia berada pada urutan ke 17 dengan direct spending 6.3
milliar USD dilansir dari inews.id (2019).
Selain itu industri event juga banyak melakukan kerjasama dengan
penyedia jasa lainnya dari industri lain untuk memenuhi kebutuhan dari
penyelenggaraan suatu event dalam kaitannya dengan hal ini sektor jasa
mengalami kemajuan yang sangat cepat seiring dengan kemajuan
perekonomian. Makin tinggi pendapatan perkapita suatu negara maka
lapangan kerja disektor jasa pun semakin bertambah. (Lovelock dan wirtz,
2011).
Oleh itu permintaan akan penyelenggaraan event oleh sebuah
perusahaan terus meningkat. Salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang jasa dan juga bergerak di bidang MICE yaitu PT. Synergy Green
Production dengan jenis pekerjaan meliputi Exhibition, Product
Launching, Gathering, Outbond, Interior dan konstruksi pembangunan
stand pameran, Konser dan Peringatan hari besar nasional, Seminar,
Lomba skala nasional, Pentas seni dan tari, Pertemuan ilmiah tahunan,
2
Acara pembukaan kegiatan dan penutupan, pembuatan video profile, Iklan
media cetak dan televisi.
Dalam mendapatkan penghasilan untuk perusahaannya PT.
Synergy Green Production melakukan dua cara, pertama melalui event
mandiri dan yang kedua, dengan mengerjakan event dari orang lain atau
klien dengan melalui kegiatan 1. Tender dan 2. Penunjukan langsung dari
klien.
Adapun event mandiri yang diselenggarakan oleh PT. Synergy
Green Production yaitu, pertama Pameran Pendidikan Pelatihan dan
Teknologi, merupakan pameran yang mempromosikan perguruan tinggi
negeri maupun swasta yang ada di kota Bandung, Pameran Pendidikan
Pelatihan dan Teknologi ini sudah dilakukan sebanyak 13 kali dan
diselenggrakan setiap satu tahun sekali .
Kemudian event mandiri yang kedua, Baby and Kids Expo
Pameran Pendidikan, Kesehatan, Mainan dan Perlengkapan Bayi,
merupakan pameran yang menyediakan perlengkapan bayi dan anak,
produk kesehatan, pendidikan dan mainan anak, Baby and Kids Expo
Pameran Pendidikan, Kesehatan, Mainan dan Perlengkapan Bayi ini
diselenggarakan dua kali dalam satu tahun, dan saat ini sudah
diselenggarakan sebanyak 23 kali hingga saat ini.
Cara lainnya yang dilakukan oleh PT. Synergy Green Production
adalah dengan mengerjakan event dari orang lain melalui kegiatan 1.
Tender dan 2. Penunjukan langsung dari klien. Untuk event yang
didapatkan melalui tender PT. Synergy Green Production mengikuti tender
3
atau lelang event pemerintahan tersebut yang terdapat di LPSE. LPSE
yaitu sistem pengadaan barang/jasa pemerintah dengan memanfaatkan
penggunaan teknologi dan informasi, pada website tersebut terdapat
pengadaan event – event pemerintah dengan biaya diatas dua ratus juta
rupiah.
Sedangkan projek atau pekerjaan yang didapatkan melalui
penunjukan langsung oleh klien, sebelumnya PT. Synergy Green
Production melakukan personal selling. Personal selling adalah interaksi
tatap muka (face to face) antara sales dan calon konsumen dalam
memperkenalkan sebuah produk kepada calon konsumen dan
menjelaskannya kepada calon konsumen mengenai produk tersebut
sehingga membuat calon klien terpikat demi membuktikan dan mengambil
produk yang dipasarkan (Hurriyati, 2015: 59).
Sebelum melakukan Personal selling sales PT. Synergy Green
Production membuat database calon klien terlebih dahulu dari beberapa
perusahaan yang nantinya bisa diajak bekerjasama, kemudian sales
mengirimkan company profile melalui email, setelah mendapatkan respon
dari perusahaan yang dihubungi pihak PT. Synergy Green Production
melakukan kunjungan kepada klien yang akan diajak bekerjasama.
Setelah itu sebelum bertemu dengan kliennya sales mencari tahu
lebih dulu mengenai perusahaan yang akan ditemui terkait dengan produk
– produk apa saja yang mereka jual dan kegiatan – kegiatan apa saja yang
pernah dilakukan oleh perusahaan tersebut, kemudian sales menjelaskan
mengenai company profile PT. Synergy Green Production terlebih dulu
4
walaupun sebelumnya sudah dikirimkan melalui email, setelah
menjelaskan company profile sales menanyakan apakah kegiatan –
kegiatan sebelumnya yang pernah diselenggarakan akan diadakan kembali
atau tidak oleh perusahaan tersebut, jika tidak maka sales akan
menanyakan rencana ke depan apakah ada kegiatan yang ingin di
selenggarakan kemudian menawarkan jasa dari PT. Synergy Green
Production yang sesuai dengan kegiatan yang akan diselenggarakan oleh
perusahaan klien
Untuk mengetahui jumlah event yang didapatkan melalui personal
selling berikut merupakan tabel pencapaian dan realisasi target event yang
didapatkan melalui personal selling dalam tiga tahun terakhir:
TABEL 2
TARGET DAN REALISASI EVENT MELALUI PERSONAL
SELLING
Tahun Target Realisasi
2017 15 Event 5 Event
2018 10 Event 3 Event
2019 20 Event 10 Event
Sumber: PT. Synergy Green Production
Berdasarkan dengan tabel tersebut, dalam waktu tiga tahun terakhir
ini jumlah event yang didapat melalui personal selling PT. Synergy Green
Production belum berhasil mencapai target, meskipun pada pada tahun
2019 ini realisasi event yang didapatkan lebih tinggi dari pada dua tahun
5
sebelumnya tetapi jumlah event tersebut tidak mencapai target event yang
sudah ditentukan.
Adapun kegiatan – kegiatan event yang sudah pernah tangani oleh
PT. Synergy Green Production :
TABEL 3
KEGIATAN YANG PERNAH DITANGANI
TAHUN NAMA KEGIATAN PEMBERI KERJA
2017
Bedah Kamus istilah
Pengembangan Wilayah
BPIW Kementrian PUPR
18th
Baby & Kids Expo Green Production
JSP Star Competition 2017 PT. Jusindo Sumber Prakasa
19th
Baby & Kids Expo Green Production
Outbond – BP3AK Prov Jabar BP3AK Prov Jabar
Outbond Family Gathering –
Combiphar Bandung
Combiphar
Pembukaan dan Peresmian Kantor
Cabang Bank BTN Pangandaran
Bank BTN
2018
20th
Baby & Kids Expo Green Production
Munggahan Yuk, Sosialisasi
Pemilihan Calon Walikota dan
Walikota Bandung
KPU Kota Bandung
21st Baby & Kids Expo Green Production
Bazar Area Gate 6 GBK Asian INAPOG
6
Paragames
TABEL 3
KEGIATAN YANG PERNAH DITANGANI
(LANJUTAN)
TAHUN NAMA KEGIATAN PEMBERI KERJA
Training on Fundamental
Macroeconomic Management and
Fiscl Policy for Afghanistan
Badan Kebijakan Fisikal,
Kementrian Keuangan
2019
22nd
Baby & Kids Expo Green Production
Forum Jambore LSM Ormas
Cimahi
Kesbag Pemkot Cimahi
Training Service Excellence PT. Asuransi Etiqa International
Outbond PT. Bank Mandiri Bank Mandiri
Outbond Imigrasi Depok Imigrasi Depok
Training Rencana Pengembangan
Pemasaran
PT. Prudential Life Asurance
Family Gathering Bank Bukopin
Syariah
Bank Bukopin Syariah
Gathering Perusahaan Trinusa
Travelindo
Trinusa Travelindo
Outbond & Gathering PT. Bank PT. Bank Negara Indonesia
7
Negara Indonesia
23rd
Baby & Kids Expo Green Production
Launching Toko Oroku Toko Oroku
TABEL 3
KEGIATAN YANG PERNAH DITANGANI
(LANJUTAN)
TAHUN NAMA KEGIATAN PEMBERI KERJA
Team Building LDPP Kementrian
PUPR
Kementrian PUPR
Sumber: PT. Synergy Green Production (2019)
Dikarenakan berkembangnya industri MICE memberikan pengaruh
pada sektor jasa maka muncul perusahaan – perusahaan serupa yang
membuat persaingan pada industri jasa semakin ketat. Oleh itu marketing
mempunyai fungsi penting dalam perusahaan.
Hasan (2013:4) menyatakan bahwa marketing merupakan cara
untuk mengenali, membentuk dan mempresentasikan nilai, serta menjaga
hubungan yang baik dengan klien demi menghasilkan profit bagi
perusahaan. dalam proses mengenalkan produknya kepada klien dalam
kegiatan marketing perlu didukung melalui kegiatan promosi.
Menurut Kotler (2012:76) “promotion means activities that
communicate the merits of the product and persuade target customers to
buy it”. Maksudnya adalah promosi merupakan sebuah bentuk aktivitas
memberitahukan ciri dari suatu produk serta meyakinkan target klien agar
8
membeli produk tersebut. Promosi juga dilakukan untuk mempertahankan
merek produk dengan tujuan untuk mempertahankan pelanggan yang ada.
Pihak perusahaan bisa melaksanakannya dengan melakukan
kegiatan promosi yang disebut promotion mix. Promotion mix ialah media
yang dipakai oleh perusahaan dengan tujuan memperkenalkan produknya
pada calon konsumen.
Adapun kegiatan personal selling yang dilakukan oleh PT.
Synergy Green Production pada tahun 2019 ini PT. Synergy Green
Production menargetkan sebanyak 50 perusahaan yang terdiri dari 36
perusahaan sasta dan 14 diantaranya yaitu instansi pemerintah untuk diajak
bekerjasama dalam mengadakan event . Berikut ini merupakan daftar target
perusahaan yang ingin diajak bekerjasama :
TABEL 4
DAFTAR TARGET PERUSAHAAN YANG INGIN DIAJAK
BEKERJASAMA DI TAHUN 2019
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
1 Toko Oroku 19 PT. Jusindo Sumber Prakasa
2
PT. Antara Intermediary
Indonesia
20
PT. Putra Mustika Prima
3 PT. Bank Negara
Indonesia
21 PT. Karya Cahaya Anue
4 PT. Biofarma 22 PT. Jasa Raharja
5 PT. Asuransi Etiqa
International Indonesia
23
PT. Jasa Marga
9
6 PT. Nusantara Traisser 24 Bank Bukopin Syariah
7 Bank Rakyat Indonesia 25 Telkom Indonesia
8 Rana Stempel 26 PT. Pangansari Utama Food
9 CV. Transit 27 PT. Lintas Mediatama
TABEL 4
DAFTAR TARGET PERUSAHAAN YANG INGIN DIAJAK
BEKERJASAMA DI TAHUN 2019
(LANJUTAN)
No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan
10 Tahu Yun Yin 28 PT. Multindo Citra (Pigeon)
11 Bank BTN 29 PT. Ligient
12 Bank Mandiri 30 PT. Duta Setia Garmen
13 Trinusa Travelindo 31 PT. Tirai Pelangi Nusantara
14 PT. Komitel 32 PT. Abason Baby Product
Industry
15 PT. Kimia Farma 33 PT. Bahtera Laju Nusantara
16 PT. Kaldu Sari Nabati
Indonesi
34 PT. Ultrajaya Milk Industry
17 Ikatan Dokter Anak
Indonesia
35 PT. Combiphar
18 PT. Tiga Berlian 36 Bank CIMB
Sumber: PT. Synergy Green Production (2019)
Pihak PT. Synergy Green Production telah melakukan kegiatan
personal selling pada Perusahaan – perusahaan yang tercantum pada tabel
4 diatas, adapun pelaksanaanya dimulai dari bulan Januari sampai dengan
10
Juni 2019. Pada proses pelaksanaannya kegiatan personal selling
dilakukan oleh 4 orang dalam divisi marketing, Setelah menunggu
beberapa waktu perusahaan - perusahaan tersebut memberikan respon
terhadap company profile yang dikirimkan dan meminta pihak PT.
Synergy Green Production untuk bertemu kemudian melakukan personal
selling.
Dari pertemuan tersebut menghasilkan 10 perusahaan yang
akhirnya bekerjasama dengan PT. Synergy Green Production. Berikut
merupakan daftar perusahaan yang melakukan kerjasama dengan PT.
Synergy Green Production:
TABEL 5
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN KERJASAMA 2019
No Nama Perusahaan
1 Toko Oroku
2 Kementrian PUPR
3 PT. Asuransi Etiqa International
4 Bank Mandiri
5 Imigrasi Depok
6 Bank Bukopin Syariah
7 Pemkot Cimahi
8 PT. Bank Negara Indonesia
9 Trinusa Travelindo
10 PT. Prudential Life Asurance
Sumber: PT. Synergy Green Production (2019)
11
Berkaitan dengan tabel 4 dan tabel 5 penulis menduga adanya
masalah dari kegiatan personal selling yang dilakukan oleh PT. Synergy
Green Production, hal ini dikarenakan realisasi dari kegiatan personal
selling tidak mencapai target, maka dari itu penelitian ini berfokus kepada
salah satu kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Synergy Green
Production untuk mendapatkan kliennya yaitu personal selling.
Menurut Gunasekharan et al (2015) untuk mengukur efektivitas
personal selling penulis menggunakan 4 faktor yaitu:
1. Communication Ability (keterampilan komunikasi)
2. Product Knowledge (pemahaman produk)
3. Creativity (kreatifitas)
4. Empathy (empati)
Menurut Ravianto (2014:11) efektivitas yaitu baiknya sebuah
pekerjaan yang dilakukan oleh orang – orang dalam suatu perusahaan atau
kelompok tersebut sampai dengan menghasilkan output sesuai dengan
yang sudah direncanakan.
Sebab itu penelitian ini bermaksud untuk menilai efektivitas
kegiatan personal selling yang dilakukan oleh PT. Synergy Green
Production dengan faktor – faktor yang menunjukan personal selling
efektif yaitu (1) Communication ability (2) Product Knowledge (3)
Creativity (4) Empathy yang akan dinilai oleh klien dari PT. Synergy
Green Production.
12
Sehingga berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk
mengambil judul “Efektivitas Personal Selling di PT. Synergy Green
Production ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan pemaparan latar belakang yang telah disampaikan
diatas, maka peneliti merumuskan masalah kegiatan personal selling
yang dilakukan oleh PT. Synergy Green Production belum efektif.
Sehingga identifikasi masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana efektivitas personal selling berdasarkan
Communication ability ?
2. Bagaimana efektivitas personal selling berdasarkan Product
knowledge ?
3. Bagaimana efektivitas personal selling berdasarkan Creativity ?
4. Bagaimana efektivitas personal selling berdasarkan Empathy ?
C. Tujuan Penelitian
1. Formal
Penyusunan laporan penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu
syarat kelulusan gelar sarjana Program Diploma IV Jurusan
13
Perjalanan, dengan program Studi Manajemen Bisnis Konvensi &
Event, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Operasional
Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas kegiatan personal
selling di PT. Synergy Green Production dari faktor Communication
ability, Product knowledge, Creativity, Empathy.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Pada penelitian ini peneliti diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan penelitian di bidang ilmu
marketing khususnya dalam personal selling dan untuk
perusahaan event.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT.
Synergy Green Production terhadap kegiatan personal selling
yang dilakukan serta dapat menjadi acuan bagi perusahaan
untuk meningkatkan kegiatan personal selling di event – event
selanjutnya.
14
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kajian Teori
1. MICE
MICE adalah singkatan dari Meeting, Incentive, Convention,
Exhibition. MICE merupakan jenis kegiatan yang termasuk ke dalam
industri pariwisata, kegiatan ini telah di rencakanan secara matang
oleh suatu kelompok atau kumpulan orang yang memiliki kesamaan
tujuan dalam penyelenggaran kegiatan tersebut.
Menurut Kesrul dalam Indrajaya (2015:81) MICE adalah kegiatan
kepariwisataan yang terdiri dari perpaduan leasure dan business, kegiatah
ini biasanya melibatkan sekelompok orang dalam waktu yang bersamaan.
Dengan rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive,
conference dan exhibition.
Kemudian MICE menurut Yoeti dalam Indrajaya (2015:81) yaitu
merupakan suatu rangkaian kegiatan, dimana para pengusaha
atau professional berkumpul pada suatu tempat untuk membicarakan
suatu permasalahan,pembahasan, atau kepentingan yang sama. MICE
telah menjadi salah satu produk yang dapat dikategorikan ke dalam
paket-paket wisata yang kemudian siap ditawarkan kepada asosiasi,
Organisasi, badan, lembaga, korporasi, perusahaan besar dan sebagainya
baik dalam skala daerah, regional, nasional maupun internasional.
15
Bentuk Mice :
a. Meeting
Menurut Kesrul (2004:8), Meeting Suatu pertemuan atau
persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang
tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan
tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya
manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus,
menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan
kemasyarakatan.
Selain itu meeting didefinisikan sebagai suatu acara
terstruktur yang dapat mempertemukan sekumpulan orang secara
bersamaan untuk mendiskusikan sebuah topik yang menjadi
kepentingan bersama (Seebaluck et al., 2013). Kemudian meeting
menurut Mair (2009), meeting pada umumnya membahas masalah
dengan substansi yang relatif kecil dengan jumlah delegasi yang
kecil juga dan biasanya diselenggarakan di lingkungan perusahaan,
di hotel atau di ruangan pertemuan.
b. Incentive
Incentive adalah kegiatan yang diadakan oleh sebuah
perusahaan atau organsasi. Guna memberikan apresiasi untuk para
karyawan dan rekan kerja yang biasa diadakan diluar kantor atau
berupa sebuah perjalanan.
Istilah incentive mengacu kepada jenis perjalanan di mana
sebuah perusahaan membayar karyawannya untuk bepergian, untuk
16
menghadiri konferensi atau pameran, untuk kesenangan, sebagai
penghargaan atas kinerja yang berhubungan dengan pekerjaan
(Mair, 2009). Menurut SITE, (2013 dalam Seebaluck et al., 2013)
incentive travel adalah alat manajemen yang menggunakan
pengalaman perjalanan sebagai salah satu bentuk penghargaan
kepada karyawan untuk tiap peningkatan kinerja guna mendukung
pencapaian tujuan dari organisasi.
Kesrul (2004:18) menyatakan bahwa incentive merupakan
hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan
kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa
uang, paket wisata atau barang.
Menurut Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE 1998
dalam Rogers 2003, juga memberikan definisi mengenai “incentive
yaitu incentive travel is a global management tool that uses an
exceptional travel experience to motivate and/or recognize
participants for increased levels of performance in support of the
organizational goals”.
c. Conference
Conference atau Konferensi merupakan sebuah kegiatan
pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai
suatu permasalahan yang sedang dihadapi bersama.
Menurut (Pendit,1999:29), Istilah conference diterjemahkan
dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung
pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan
17
conference, maka secara teknis akronim mice sesungguhnya adalah
istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan-
kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan
penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan
exhibition.
Conference dapat diartikan sebagai suatu pertemuan
partisipatif yang dirancang terutama untuk tujuan diskusi, mencari
dan berbagi informasi, memecahkan masalah dan konsultasi.
Conference biasanya memiliki keterbatasan waktu dan memiliki
tujuan khusus (Seebaluck et al., 2013). Conference tidak jauh
berbeda dengan meeting di mana suatu acara conference
melibatkan 10 orang atau lebih selama minimal empat jam dalam
satu hari atau lebih dan kegiatan conference diadakan di luar
perusahaan itu sendiri (CIC, 2011 dalam Seebaluck et al., 2013).
Tetapi, Mair (2009) menyatakan bahwa conference pada
umumnya yaitu suatu pertemuan besar yang dihadiri oleh
sekelompok individu yang memiliki pemikiran yang sama, yang
datang bersama-sama dengan tujuan profesional atau pribadi, untuk
keperluan membangun jaringan atau untuk tujuan pendidikan.
Terdapat dua tujuan utama yang menjadi alasan bagi seseorang
untuk menghadiri suatu conference (konferensi) terutama jika
konferensi tersebut diadakan di luar negeri.
18
d. Exhibition
Exhibition atau pameran, dalam kaitannya dengan industri
pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal
ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI Nomor KM.
108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh
Pendit (1999:34) yang berbunyi “ Pameran merupakan suatu
kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada
hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada
kaitannya dengan pariwisata
Menurut Kesrul (2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan
yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang
pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen
atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi
pasar yang berbeda.
Exhibition juga dikenal sebagai exposition, karena exposition
memiliki tujuan untuk mempertemukan pemasok yang berbeda
dalam suatu lingkungan di mana para suplier tersebut dapat
mempromosikan produk atau jasa mereka kepada peserta exhibition
(Seebaluck et al., 2013). Fokus utama dari kegiatan ini adalah
menciptakan hubungan antar business to business relationship -
baik untuk mempromosikan produk baru maupun untuk
mendapatkan klien baru (Fenich, 2005; Jurisevic, 2002 dalam
Seebaluck et al., 2013).
19
Selain itu pelaku bisnis MICE diantaranya adalah pihak yang
memiliki potensi dalam mendapatkan keuntungan dari bisnis MICE yaitu
percetakan, hotel, perusahaan souvenir, biro perjalanan, wisata,
transportasi, professional conference organizer (PCO), usaha kecil dan
menengah (UKM), dan event organizer. Sektor terkait dengan industri
MICE yaitu :
a. industri perhotelan
b. restoran
c. kerajinan
d. biro perjalanan udara dan darat
e. kuliner (makanan)
f. penerjemah dan
g. lain-lain.
Adapun pengertian Event Organizer menurut Suseno (2006)
dikelompokkan kedalam dua klasifikasi yaitu:
a. Event Organizer Spesialis Kontraktor
Event Organizer yaitu event organizer yang melayani keperluan
suatu perusahaan atau instansi yang akan mengadakan sebuah
acara atau event khusus yang bersifat internal. Untuk
melaksanakannya mereka biasanya bekerjasama dengan event
organizer sebagai penyelenggara acaranya.
20
b. Event Organizer Spesialis Program
Event Organizer ini melayani penyelenggaraan showbiz, expo,
kompetisi olahraga/otomotif.
Sedangkan menurut Beatrix (2006) membagi jenis event organizer
menjadi dua berasarkan jenis kemasannya yaitu:
a. Event Organizer Murni
Event Organizer jenis ini dalam penyelenggaraan sebuah acara
segala sesuatunya ditanggung oleh pihak organizer. Hal tersebut
baik yang berkenaan dengan kemasan, penyaji acara, maupun
pencarian sponsor untuk mendapatkan dana.
b. Event Organizer by Project (sponsor)
Event Organizer jenis ini dalam pembiayaan sebuah acara
diperoleh dari pihak sponsor. Sehingga pihak event organizer
hanya melaksakan event dengan kemasan acara sesuai keinginan
sponsor.
Kemudian beberapa organisasi yang dikategorikan sebagai
peneyelenggara event menurut Any Noor (2013:94) adalah sebagai berikut :
a. Professional Conference Organizer (PCO)
b. Penyedia Tempat Penyelenggaraan Event
c. Perusahaan Penyelenggaraan Event
d. Destination Management Company (DMC)
e. Coorporate Event Company
f. Business Travel Agency
g. Exhibition Organizer
21
h. Agen Lainnya
i. Media
j. Organisasi Kepariwisataan
k. Konsultan
l. Institusi Pendidikan
m. Pengunjung dan Peserta
2. Jasa
Menurut Zethaml dan Bitner dalam Lupiyodi (2014:7) menyatakan
bahwa “Service is all economic activities whose output is not a physical
product or construction is generally consumed at that time it is produced,
and provides added value in forms (such as convenience, amusement,
comfort or health). Jasa ialah seluruh kegiatan pemasaran dimana hasilnya
tidak berupa bentuk fisik, biasanya didapatkan dan dipakai dengan
berbarengan juga menambah value seperti ketentraman, hiburan,
kebahagiaan, atau kebugaran bagi kliennya.
Menurut Mursid (1993:116), “Jasa yakni aktivitas yang bisa
diketahui dengan spesifik, yang dasarnya memiliki ciri tak bisa di raba,
demi memuaskan keinginan serta tidak wajib tergantung pada pemasaran
produk atau jasa lainnya ”. Tjiptono (2000:15-18) terdapat ciri dari jasa
yaitu :
1. Intangibility
Intangible maksudnya yaitu jasa tak bisa dipandang, dicicipi,
disentuh, dicium, atau didengarkan sebelum dikonsumsi.
2. Inseparability
22
Jasa tidak bisa dijauhkan biasanya jasa dibuat serta diperoleh dengan
berbarengan. Kaitannya antara penjual jasa serta klien dengan
efektivitas pribadi dalam memberikan pelayanan ialah bagian yang
terpenting.
3. Variability
Banyak macam, kualitas dan tipe, bergantung oleh siapa, kapan, dan
dimana jasa itu didapatkan.
4. Perishability
Jasa tidak bisa bertahan lama serta tidak bisa dimiliki. Jika jasa tidak
dipakai lalu jasa bisa habis percuma.
Industri jasa beraneka ragam, hal ini membuat tidak gampang
dalam menyelaraskan metode pemasarannya. Kriteria jasa mendukung
dalam mengartikan penjelasan dari industri jasa serta menggunakan
keahlian dari industri jasa yang lain serta memiliki kendala dan keunikan
yang serupa agar bisa diterapkan pada sebuah bisnis jasa serupa.
3. Marketing
Menurut Hasan (2013:4), menyatakan bahwa marketing merupakan
cara untuk mengenali, membentuk dan mempresentasikan nilai, serta
menjaga hubungan yang baik dengan klien demi menghasilkan profit bagi
perusahaan.
Menurut Sunyoto (2014:18), marketing yakni kunci dari sebuah
perusahaan dalam menghadapi komptisi yang makin ketat, perusahaan
memperjuangkan sehingga dapat bertahan dan tumbuh dalam bisnis.
23
Sebab oleh itu sales diharuskan agar dapat mengetahui persoalan
utama di bidangnya serta merencankan program sehingga target
perusahaan tercapai.
Menurut Sumarni (2011:75), marketing merupakan bagian penting
dari market, dikarenakan market saat ini adalah tempat para pembeli
melakukan aktivitas berbelanja bergantung pada pilihan pribadi
pembelinya, mengakibatkan market saat ini lebih diakibatkan oleh sikap
konsumennya serta perusahaan sebagai pihak yang menawarkan
barang/produk harus bisa mengikuti pesaing dari perusahaan yang menjual
barang/produk sejenis.
Sebagai cara menemukan solusi dari masalah pada perusahaan
terdapat dua pertimbangan pokok marketing dalam menjangkau setiap
usaha yang dikerahkan oleh perusahaan agar mencapai keserasian antara
perusahaan dengan lingkungan. Pertama jenis bisnis apa yang sedang
dijalani oleh perusahaan itu sendiri serta jenis bisnis apa yang bisa
ditembus di waktu kelak . Lalu yang kedua, dengan cara apa suatu usaha
bisa dioperasikan menggunakan elemen – elemen dari bauran pemasaran
atau marketing mix.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:75) marketing mix
merupakaan media pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai target yang ingin dicapai dapat terwujud sesuai dengan kemauan
target pasar. Sedangkan menurut Alma (2011:205) marketing mix adalah
startegi menggabungkan alat – alat marketing agar dapat menciptakan
kombinasi yang maksimal sehingga mendapatkan hasil sesuai keinginan.
24
Menurut Kotler dan keller (2014 :77)konsep pemasaran jasa
terbagi menjadi 7P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),
promotion (promosi), people (orang), process (proses),physical evidence
(sarana fisik). Berikut penjelasan dari setiap bauran pemasaran :
1. Product (produk)
Sesuatu yang ditawarkan kepada pelanggan atau pasar agar
mendapat perhatian, agar dibeli, dipakai dan juga
dikonsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan
pelangggan atau pasar.
2. Price (harga)
besaran taksiran yang ditukar oleh konsumen dengan
manfaat dari produk/barang atau jasa yang besarannya telah
dipastikan melalui tawar menawar diantara penjual dan
pembeli atau satu harga yang ditetapkan oleh penjual
kepada seluruh pembeli.
3. Place (tempat)
Tempat atau saluran distribusi yang ditentukan oleh penjual
untuk mencapai konsumennya. Saluran distribusi meliputi
lokasi, transportasi, cara menyampaikan dan lainnya.
4. Promotion (promosi)
Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menyampaikan, mendemonstrasikan produk kepada target
pasar yang ditentukan.
5. People (orang)
25
Sumber daya yang dipunya dan dilatih agar dapat
memberikan konstribusi untuk perusahaan. Sumber daya ini
dalam perusahaan yaitu orang – orang yang dapat
membantu perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa.
6. Process (proses)
Semua kegiatan atau cara kerja yang meliputi proses,
schedule, sistem serta situasi lainnya yang berkaitan dengan
jasa agar jasa dapat diserahkan atau disampaikan kepada
konsumen.
7. Physical Evidence (bukti fisik)
Sesuatu yang bisa meyakinkan kepastian pelanggan untuk
mengkonsumsi dan memakai produk atau jasa yang
diajukan.
4. Promosi
Menurut (Kotler 2012:76) “promotion means activities that
communicate the merits of the product and persuade target customers to
buy it”. Maksudnya promosi yaitu aktivitas menyampaikan mengenai ciri
suatu produk serta meyakinkan target klien agar membayar produk yang
ditawarkan. Promosi juga dilakukan supaya mengukuhkan merek dagang
dengan tujuan menjaga pelanggan yang sudah ada. Promosi dilakukan oleh
perusahaan untuk memperkenalkan produknya pada pelanggan, sebaik
apapun kualitas dari produk yang dipunya oleh suatu perusahaan apabila
konsumen belum pernah mendengar atau pun mengenal mengenai produk
26
tersebut maka konsumen tidak akan membelinya. Dalam memperkenalkan
produknya kepada calon klien, pihak perusahaan bisa melaksanakannya
dengan melakukan kegiatan promosi yang disebut bauran promosi atau
marketing mix. Bauran promosi atau marketing mix ialah media yang
dipakai oleh perusahaan dengan tujuan untuk memperkenalkan produknya
kepada calon konsumen. Marketing mix merupakan bagian dari strategi
pemasaran yang efektif dalam memasarkan produk yang diproduksi oleh
sebuah perusahaan. Pihak perusahaan perlu meluaskan strategi
pemasarannya yang menurutnya efektif agar dapat memberikan informasi
mengenai produknya kepada konsumen agar dapat melakukan pembelian
yang merujuk pada keuntungan perusahaan.
Menurut Kotler (2012:432), promotion mix terdiri dari lima media
sebagai berikut :
1. Periklanan (advertising)
Periklanan yaitu format penyajian serta iklan bukan
perseorangan berbayar. Bagi sponsor dalam menyampaikan
pesan, materi, atau jasa menggunakan media cetak (koran dan
majalah), media pemberitaan (tv dan radio), media jejaring
(telepon,satelit), media elektronik (rekaman suara, video,Cd,
web) serta media tampilan (billboard, poster).
2. Promosi penjualan (sales promotion)
merupkaan pengahargaan dalam waktu yang sedikit dengan
tujuan agar menarik percobaan atau pembelian dari suatu
27
produk atau jasa. Salah satu caranya yaitu memberikan sampel,
kupon, diskon, display, demonstrasi dan event.
3. Penjualan persorangan (personal selling)
Merupakan hubungan langsung atau tatap muka dengan calon
konsumen dari segi mendemonstrasikan, memberikan jawaban
dari pertanyaan dan penyediaan pesanan produk yang
didemonstrasikan.
4. Hubungan masyarakat (public relations)
Merupakan hubungan baik yang dijlain antara perusahaan
dengan publik/masyarakat untuk memperoleh pemberitaan
yang bermanfaat, untuk mempromosikan dan membentuk citra
perusahaan yang baik. Salah satu cara promosi yang digunakan
seperti sponsorship, event, press realeases dan web..
5. Penjualan langsung (direct marketing)
Penjualan secara direk dengan pelanggan bermaksud untuk
mendapatkan respon langsung juga membentuk hubungan
jangka panjang dengan para konsumen. Cara promosi yang
digunakan meliputi mobile marketing, telephone marketing,
internet, catalogs dan lainnya.
a. Fungsi Promosi
Swastha (2000 : 245-246) menyatakan bahwa fingsi dari promosi yaitu:
1. Memberikan Informasi
28
Promosi mampu menyampaikan informasi baik mengenai
barang, harga, ataupun informasi lain terkait manfaat dari
produk atau barang yang ditawarkan pada pelanggan. Apabila
tidak terdapat informasi tersebut orang tidak akan mendapatkan
informasi yang banyak dari barang tersebut. Sehingga promosi
ialah suatu cara bagi penjual dan pembeli untuk saling
menyampaikan mengenai keperluan serta harapan mereka,
membuat keperluan dan harapan dari konsumen bisa membuat
negosiasi berjalan lancar.
2. Membujuk dan mempengaruhi
Promosi memiliki sifat membujuk terlebih pada calon
konsumen dengan menceritakan sebuah produk lebih bagus
dibandingkan produk lainnya.
3. Menciptakan Kesan (Image)
Promosi mampu menyampaikan ingatan khusus pada calon
pelanggan terhadap produk yang dipasarkan, maka penjual
dapat menghasilkan promosi yang baik. Contohnya pada saat
promosi menggunakan advertising memakai warna, ilustrasi,
bentuk atau layout yang menarik.
4. Promosi sebagai media untuk mencapai sasaran
Dalam memperoleh transaksi yang menguntungkan. Melalui
komunikasi kebutuhan konsumen bisa terpuaskan. Kaitannya
dengan ini komunikasi bisa menunjukan kiat - kiat dalam
melangsungkan transaksi yang saling menguntungkan.
29
b. Tujuan Promosi
Tujuan pokok dari promosi yaitu untuk mengenalkan, memberi
dampat dan merayu serta menaikan target sebuah perusahaan.
Menurut Djaslim Saladin dan Terism Oesman ( 2001 : 129 ) menyebutkan
Tujuan promosi yaitu:
1. Menginformasikan ( Informing )
Yaitu sebagai pemberitaan mengenai kehadiran suatu produk kepada
konsumen atau market.
2. Membujuk ( Persuading )
Yaitu usaha demi membujuk presepsi konsumen terhadap prefensi
produk.
3. Mengingatkan ( Reminding )
Yaitu kegiatan iklan atau promosi yang dilakukan secara berulang
kali sehingga dapat mengingatkan konsumen untuk mengkonsumsi
atau membeli produk tersebut.
5. Personal Selling
Personal selling yaitu interaksi tatap muka (face to face)
antara sales dan calon konsumen dalam mengenalkan sebuah
produk kepada calon konsumen dan menjelaskannya kepada calon
konsumen mengenai produk tersebut sehingga membuat calon
klien terbujuk untuk membuktikan dan membayar produk yang
dipasarkan (Hurriyati, 2015: 59).
30
Dalam personal selling komunikasi antara setiap pihak
yang saling memengaruhi satu dan lainnya. Pada kondisi ini kedua
sisi memiliki target yang ingin dicapai. Saat ini personal selling
memfokuskan kepada pembangunan koneksi dalam waktu yang
lama yang terjalin diantara produsen dengan konsumen, tidak
hanya transaksi sekali saja (Efendi et al. 2015: 236).
Dalam personal selling terdapat tiga tugas pokok dalam
penjualannya yaitu :
1. Pencarian Pesanan
Yaitu upaya untuk mendapatkan pesanan atau pembelian
dengan target penjualan yang sudah direncanakan untuk
menjual produk atau jasa.
2. Penerimaan Pesanan (taking order)
Suatu proses pemasaran oleh target pasar yang dilakukan
secara berkala. Tugasnya menerima pesanan, menanyakan
pesanan melalui sistem EDI (electronic data interchange).
3. Dukungan (supporting)
Dukungan yang dimaksud disini yaitu orang – orang yang
menindak lanjuti pesanan. Kegiatan mereka ditujukan untuk
membuat penjualan jangka panjang.
1. Fungsi Personal Selling
Menurut Ronald B. Marks dalam Rangkuti (2010:181) fungsi
personal selling yaitu seperti di bawah ini:
a. Memberikan pengetahuan yang luas kepada konsumen
31
Sales harus bisa untuk membagikan pengetahuan yang dapat
membantu konsumen untuk mengambil keputusan pembelian,
seperti memberikan informasi mengenai produk.
b. Sebagai sumber informasi
Sales harus bisa sebagai sumber informasi bagi perusahaan
mengenai ramalan penjualan, aktivitas pesaing, dan lain
sebagainya.
c. Melayani
Seorang sales perlu meyakinkan konsumen bahwa mereka tidak
hanya memperoleh manfaat dari produk dibeli, tetapi seorang
sales juga perlu memberikan pelayanan yang sebaik mungkin.
d. Menjual
Seorang sales juga perlu meningkatkan penjualan perusahaan
melalui membujuk klien demi membayar produk yang
ditawarkan.
e. Mengkoordinasi upaya penjualan
Sales juga perlu menyisihkan waktu untuk mengevaluasi kinerja
mereka dalam rapat/briefing sehingga kinerja tersebut dapat
ditingkatkan lebih baik lagi.
2. Tujuan Personal Selling
Kotler dan Keller (2008:262) menyebutkan bahwa tujuan personal
selling yaitu sebagai berikut :
a. Mendapatkan konsumen
32
b. Menentukan sasaran
c. Memberikan informasi mengenai produk atau jasa dari
perusahaan yang ditawarkan
d. Menjual, mendemonstrasikan, menjawab pertanyaan,
menangani keluhan dan membereskan penjualan
e. Memberikan pelayanan kepada konsumen,
f. Mengumpulkan informasi dengan melakukan riset pasar
g. Memilih konsumen yang cocok dengan produk dan jasa yang
dibuat.
3. Sifat – sifat Personal Selling
Widianan (2011:89) menyatakan bahwa personal selling mempunyai
sifat yaitu :
a. Personal (Perorangan)
Personal yaitu promosi yang turun secara spontan dalam melayani
dan juga menjalin hubungan direk antara individu atau kelompok
yang ditemuinya.
b. Direct Respons (Tanggapan Langsung)
Personal selling mampu menyampaikan respon ataupun jawaban
terhadap calon klien secara spontan, sehingga memberikan
anggapan perusahaaan kepada klien menjadi baik.
c. Memperkuat Ikatan Hubungan Perusahaan dengan Konsumen
Apabila kegiatan personal selling yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan itu berhasil hingga kegiatan tersebut bisa memperat
komunikasi yang terjalin antara perusahaan dengan konsumennya.
33
Personal selling dinyatakan berhasil apabila sales dapat menaikkan
animo konsumennya serta menjalin komunikasi yang baik dalam
tenggat waktu yang lama.
d. Biaya Tinggi
Setiap sales perlu mengeluarkan biaya yang tinggi pada saat
melakukan penjualan. Akan tetapi biaya yang telah dikeluarkan
belum tentu bisa tergantikan dengan hasil penjualan yang baik.
Berdasarkan sifat – sifat yang telah disebutkan diatas dapat dikatakan
bahwa personal selling memiliki keunggulan yaitu lebih fleksibel dalam
praktiknya karena penjual dapat melihat langsung respon dari konsumen
dan dapat menyesuaikan pendekatan, dengan demikian penjual dapat
menjalin hubungan jangka panjang dengan konsumennya.
4. Tipe Personal Selling
Carthy (2008:396) menyatakan bahwa personal selling memiliki
beberapa bentuk kegiatan saat melakukan aktivitas personal selling
dalam menawarkan produk atau jasa kepada konsumen. Bentuk –
bentuknya yaitu :
a. Responsive selling
Pada tipe ini sales person melakukan perjalanan untuk
menghampiri konsumen atau calon konsumen
b. Trade selling
Pada tipe ini seller berperan menjadi penerima order akan tetapi
berfokuskan terhadap pelayanan.
c. Missionary selling
34
Yaitu memasarkan produk baru dan sesekali berperan sebagai
order taker.
d. Technical selling
Seller yang dapat memecahkan permasalahan klien melalui
spesialisasi dan pengalamannya.
e. Creative selling
Umumnya berkaitan dengan produk dalam hal menuntaskan
permasalahan dengan sungguh – sungguh serta memberikan solusi
yang baik
5. Manfaat Personal Selling
Menurut Hasan (2013:605) personal selling memiliki tiga manfaat
sebagai berikut :
a. Personal Confrontation
Dalam personal confrontation ini meliputi hubungan dinamis,
harmonis, langsung dan interaktif yang terjalin antara dua atau
lebih konsumen atau calon konsumen.
b. Cultivation
Personal selling mampu membangun hubungan dari proses jual
beli hingga hubungan persahabatan dengan konsumen.
c. Response
Personal selling mampu mempengaruhi calon konsumen harus
untuk mendengarkan penjelasan seller. Tetapi terkadang calon
35
konsumen juga memberi tanggapan secara terpaksa dengan
mengucapkan “terimakasih” sebagai respon yang sopan.
6. Efektivitas
Ravianto (2014:11) menyatakan efektivitas yakni baiknya suatu
pekerjaan yang dilakukan juga sampai mana orang – orang dalam seuatu
perusahaan atau kelompok tersebut menghasilkan output sesuai dengan
yang sudah direncanakan. Artinya apabila suatu pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan yang di rencanakan, baik dari segi waktu,
biaya dan juga kualitasnya maka pekerjaan tersebut dapat dibilang efektif.
Sedangkan menurut Gibson (Bungkaes, 2013:46) menyatakan
bahwa efektivitas adalah evaluasi yang dibuat berkaitan dengan performa
kerja individu, kelompok dan organisasi. Semakin dekat performa kerja
mereka terhadap target atau sasaran yang diharapkan maka performa kerja
mereka dapat dibilang efektif.
a. Efektivitas Personal Selling
Menurut Gunasekharan et al (2015) Untuk mengukur efektivitas
personal selling terdapat 4 faktor yaitu:
1. Communication Ability (keterampilan komunikasi)
Yaitu keterampilan komunikasi dari seorang sales person
dalam memelihara komunikasi baik dengan klien kemudian
sales juga perlu mempunyai perilaku yang baik dan sopan,
serta dapat mengontrol emosinya.
36
2. Product Knowledge (pemahaman produk)
Yaitu pemahaman seputar produk dari seorang sales person
saat mendemonstrasikan mengenai spesifikasi produk, manfaat
produk, sifat produk juga dapat menanggapi pertanyaan yang
diberikan oleh klien terhadap produk yang diajukan.
3. Creativity (kreatifitas)
Yaitu kreatifitas yang menunjuk kepada kemampuan sales
person dalam mempromosikan produk dengan memakai
berbagai macam cara penyampaian agar dapat memikat minat
klien, dan juga mempunyai ketenangan pada saat memasarkan
produk kepada calon klien.
4. Empathy (empati)
Yaitu empati mengarah kepada keahlian sales person dalam
menyampaikan kepedulian terhadap klien.
Dengan mementingkan keperluan klien dan juga pengertian
sales person mengenai kebutuhan klien serta keahlian sales
person dalam hal menganjurkan solusi mengenai
permasalahan yang sedang dialami oleh klien.
Selain itu agar pekerja personal selling memberikan hasil yang
baik seperti yang perusahaan inginkan maka dari itu perusahaan perlu
memulai dengan rekruitmen, seleksi, pelatihan dan evaluasi kerja
terhadap tenaga kerjanya. Beberapa tolok ukur yang dikemukakan oleh
Gregorius Chandra (2002:210) dalam menilai bagaimana efektivitas
personal selling bagi meningkatkan penjualan perusahaan yaitu:
37
1. Penyediaan Intelejensi Pemasaran
Kepiawaian sales guna memperoleh dan memberikan
respon menegenai program komptitor, sambutan konsumen,
tren market serta aspek lain yang berguna bagi pembuatan
program promosi.
2. Aktivitas Tindak Lanjut (follow up activities)
Pelaksanaan dan pembagian selebaran promosi kepada
konsumen baru dan konsumen tetap. Pengadaan tanggapan
dalam hal efektivitas jenis program promosi.
3. Implementasi Program
Sejumlah program promosi yang di terapkan, sejumah rak
atau konter hiasan yang dipakai, implementasi serta
membandingkan program periklanan suportif.
4. Pencapaian Tujuan Komunikasi
Sejumlah pelanggan yang akan menjadi sasaran, sejumlah
penawaran sampel dan selanjutnya dapat tercapai sesuai
dengan yang direncakan sebelumnya.
Efektivitas menunjukan keberhasilan menurut Saragih (dalam
Rahmawati,2008:35) dari segi tercapai atau tidaknya sebuah target. Hasil
kerja yang mendekati sasaran berarti derajat efektivitasnya semakin tinggi.
Kriteria efektivitas sendiri yaitu :
1. Prestasi kerja
2. Tercapainya target, tujuan atau keberhasilan
3. Menggunakan cara yang tepat
38
4. Hasil yang didapatkan berdasarkan penggunaan sumber daya yang
ada
5. Produktivitas dalam bentuk materi jasa/ pelayanan
B. Kerangka Pemikiran
Sumber: Gunasekharan et al. (2015)
Communication Ability
Product Knowledge
Creativity
Empathy
Efektivitas Personal
Selling
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantatif yakni metode untuk membuktikan suatu
teori tertentu melalui hubungan setiap variabel. Penelitian ini menghitung
berdasarkan nomor serta dianalisis menggunakan statistik. Tujuan
penelitian ini yaitu memutuskan generalisasi dari suatu teori yang sedang
diteliti pasti akan kenyataannya. (Creswell, 2013:5).
Alasan peneliti menggunakan metode kuantitatif yaitu sebagai
survey dalam menilai Efektivitas personal selling PT. Synergy Green
Production.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu komponen, sifat atau nilai dari
orang, objek atau aktivitas yang memiliki variabel tertentu yang telah
ditentukan sebagai bahan untuk dipelajari dan dibuat kesimpulan
(Sugiyono, 2011:32). Obyek penelitian digunakan untuk memperoleh data
sesuai dengan tujuan penelitian. Obyek penelitian dalam penelitian ini
adalah kegiatan personal selling yang dilakukan oleh SYNERGY GREEN
PRODUCTION.
40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Nazir (2000: 325) Populasi yaitu kumpulan individu
bersama ciri yang sudah ditentukan. Kemudian pengertian populasi
menurut Sugiyono (2006: 89) populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki karakteristik yang
sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil
kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini yaitu klien dari SYNERGY GREEN
PRODUCTION yang didapatkan melalui personal selling berjumlah 50
responden.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan
dalam proses pengumpulan data. Mengumpulkan data berupa menulis
suatu kejadian, karakter, unsur dan nilai dari variabel. Hasil penulisan ini
yaitu untuk mengumpulkan data kasar yang digunakan terbatas. Agar data
kasar ini bisa bermanfaat maka perlu diolah, dibuat mudah serta dianalisis
agar diberi arti (Kadir, Statistik, op.cit., hlm 15). Dalam proses
pengumpulan data penulis menggunakan cara :
41
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Sensus
Menurut Silalahi (2015) metode sensus yaitu meneliti satu per
satu dari keseluruhan populasi. Sensus dilakukan dengan
menghitung secara lengkap dari keseluruhan anggota populasi.
Oleh itu pada penelitian ini, jumlah responden yang diteliti
sebanyak 50 responden yang di dapatkan berdasarkan daftar
target perusahaan yang ingin diajak bekerja sama dengan PT.
Synergy Green Production.
b. Wawancara
Wawancara merupakan bentuk penelitian survey yang lebih
personal pertanyaannya yang dilakukan mealalui tatap muka
atau telepon antara pewawancara dengan responden
(Ruane,2013: 187). Wawancara yang dilakukan oleh penulis
dengan pihak SYNERGY GREEN PRODUCTION mengenai
kegiatan personal selling yang dilakukan.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka pada penelitian ini yaitu pengumpulan data
yang didapatkan dari literature – literature, buku, jurnal serta
hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pokok
masalah yang dibahas sebagai referensi untuk menyusun kajian
pustaka atau tujuan penelitian.
42
2. Alat Kumpul Data
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan kepada responden yang perlu dijawab (Sugiyono,
2017:14). Kuesioner ini merupakan data primer yang akan
didapatkan dan diolah oleh penulis yang dalam penyebarannya
dibagikan kepada responden melalui google form. Adapun
penilaian yang digunakan untuk menghitung dan menganalisa
hasil kuesioner yaitu dengan menggunakan penilaian skala
likert.
Sugiyono (2017:93) menjelaskan skala likert ialah skala yang
digunakan untuk menilai perilaku, gagasan, agar presepsi
individu maupun kelompok mengenai satu kejadian sosial. Pada
skala likert terdapat variasi jawaban dimulai dari sangat setuju
sampai dengan sangat tidak setuju. Berikut merupakan Tabel
bobot nilai skala likert :
TABEL 6
NILAI SKALA LIKERT
No Alternatif Jawaban Nilai
1 SB (Sangat Baik) 5
2 B (Baik) 4
3 CB (Cukup Baik) 3
4 TB (Tidak Baik) 2
5 STB (Sangat Tidak Baik) 1
43
Sumber: Sugiyono (2017:94)
b. Pedoman Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah wawancara
yang ditujukan kepada pihak SYNERGY GREEN
PRODUCTION untuk menggali informasi dan masalah –
masalah mengenai personal selling sebagai kegiatan promosi
yang dilakukan oleh perusahaan.
E. Definisi Operasional Variabel
Operasional Variabel yaitu suatu rancangan yang akan diobservasi atau
diukur dilapangan tentang variabel yang telah ditetapkan untuk
mempermudah proses pengumpulan data dan pengambilan keputusan.
Berikut adalah matriks operasional variabel dalam penelitian ini :
Untuk mengukur efektivitas personal selling, pada
penelitian ini menggunakan 4 indikator yaitu (Gunasekharan et al.
2015):
a. Communication Ability (keterampilan komunikasi)
Yaitu keterampilan komunikasi dari seorang sales person
dalam memelihara komunikasi baik dengan klien kemudian
sales juga perlu mempunyai perilaku yang baik dan sopan,
serta dapat mengontrol emosinya.
b. Product Knowledge (pemahaman produk)
Yaitu pemahaman seputar produk dari seorang sales person
saat mendemonstrasikan mengenai spesifikasi produk, manfaat
44
produk, sifat produk juga dapat menanggapi pertanyaan yang
diberikan oleh klien terhapad produk yang diajukan.
c. Creativity (kreatifitas)
Yaitu kreatifitas yang menunjuk kepada kemampuan sales
person dalam mempromosikan produk dengan memakai
berbagai macam cara penyampaian agar dapat memikat minat
klien, dan juga mempunyai ketenangan pada saat memasarkan
produk kepada calon klien.
d. Empathy (empati)
Yaitu empati mengarah kepada keahlian sales person dalam
menyampaikan kepedulian terhadap klien,dengan
mementingkan keperluan klien dan juga pengertian sales
person mengenai kebutuhan klien serta keahlian sales person
dalam hal menyampaikan solusi mengenai permasalahan yang
sedang dialami oleh klien.
45
TABEL 7
MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL
VARIABLE SUB-
VARIABLE INDIKATOR
ALAT
KUMPUL
DATA
Skala
Efektivitas
Personal
Selling
(Gunasekharan
et al. 2015)
Communication
ability
Kemampuan Komunikasi sales
person yang baik Q.1 Ordinal
Kemampuan sales dalam
bertutur kata Q.2 Ordinal
penampilan sales pada saat
bertemu Q.3 Ordinal
gaya tubuh sales pada saat
bertemu Q.4 Ordinal
kesopanan sales pada saat
bertemu Q.5 Ordinal
Kemampuan sales dalam
mengendalikaan emosi Q.6 Ordinal
kejelasan sales dalam
mendeskripsikan produk Q.7 Ordinal
Product
Knowledge
kemampuan sales dalam
menjelaskan kelebihan produk Q.8 Ordinal
Kemampuan sales dalam
mempresentasikan produk Q.9 Ordinal
kemampuan sales dalam
meyakinkan klien terhadap
produk yang ditawarkan
Q.10 Ordinal
pengetahuan sales mengenai
produk yang ditawarkan Q.11 Ordinal
Kemampuan sales menjawab
pertanyaan yang diajukan klien Q.12 Ordinal
Creativity
Kreatifitas sales dalam
mempromosikan produk Q.13 Ordinal
Kreatifitas sales menarik
perhatian klien Q.14 Ordinal
Empathy Kesabaran sales menghadapi
klien Q.15 Ordinal
46
TABEL 7
MATRIKS OPERASIONAL VARIABEL
(LANJUTAN)
VARIABLE SUB-
VARIABLE INDIKATOR
ALAT
KUMPUL
DATA
Skala
Kemampuan sales memberi
solusi terhadap permasalahan
klien Q.16
Ordinal
F. Analisis Data
Analisis data ialah aktivitas yang dilakukan apabila data dari
responden atau sumber lain sudah didapatkan. Analisis data ialah
mengolah data berlandaskan pada variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berlandaskan variabel dari semua responden,
menampilkan data dari setiap variabel yang diteliti, melaksanakan
perhitungan dalam menanggapi rumusan masalah, dan melaksanakan
perhitungan untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat (Sugiyono,
2017:147).
1. Teknik analisis
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu teknik analisis statistik deskriptif.
Metode statistik deskriptif digunakan untuk menelaah data
secara mendeskripsikan data yang telah diperoleh tanpa
berencana membentuk simpulan untuk di generalisasi (Utama
& Mahadewi, 2012:206). Digunakan beberapa pernyataan
untuk memudahkan pada proses perolehan data atau
mendapatkan keterangan dari responden, pernyataan yang di
47
ajukuan kepada responden di dapatkan melalui kuesioner
dengan diberi bobot penialaian dalam setiap pernyataannya.
Pemberian bobot atau nilai kuesioner pada penelitian ini
menggunakan skala likert.
Dari jawaban yang didapatkan melalui penyebaran
kuesioner data tersebut kemudian disusun berdasarkan kriteria
penilaian dari setiap item pertanyaan berdasarkan presentase.
Dalam menghitung data tersebut peneliti menggunakan garis
kontinum. Dalam menghitungnya rentang nilai harus diketahui
lebih dulu untuk menggunakan garis kontinum, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai maksimum : nilai tertinggi x jumlah responden
Nilai minimum : nilai terendah x jumlah responden
Rentang skala : nilai maksimum – nilai minimum
Kelas interval
GAMBAR 1
SKALA RENTANG
R =
250 - 50
= 40
5
STB TB CB B SB
50 90 130 170 210 250
48
2. Alat Analisis Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan alat analisis data
yaitu aplikasi SPSS (statiscal package for the social science)
sebagai alat bantu dalam menganalisis data. Versi yang
digunakan yaitu SPSS versi 25.
a. Uji Validitas
Ulber Silalahi (2012:244) menyatakan bahwa validitas ialah
sejauh mana perbedaan nilai pada suatu instrument dapat
merepresentasikan perbedaan kebenaran antara individu,
kelompok atau situasi dalam variabel.
Sedangkan menurut Nanang Martono (2014:99) validitas
dapat ditinjau dari sejauh mana pengertian yang digunakan
untuk sebagai penilaian terhadap apa yang diukur. Hal ini
kaitannya pada indikator variabel operasional.
Dalam melakukan uji validitas peneliti menggunakan alat
bantu SPSS versi 25 dengan menggunakan rumus Bivariate
Pearson. Berikut hasil uji validitas kuesioner yang dilakukan
oleh peneliti mendapatkan data yaitu:
49
TABEL 8
HASIL UJI VALIDITAS
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan pada tabel 7 diatas, bahwa hasil perhitungan
antara r hitung dengan r tabel menunjukan 16 pertanyaan telah
dinyatakan valid, sehingga pertanyaan tersebut dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian dan dapat disebarkan
kepada responden.
Nomor
Instrumen
r
Hitung r Tabel Keterangan
Q1 0,693 0,361 Valid
Q2 0,663 0,361 Valid
Q3 0,692 0,361 Valid
Q4 0,688 0,361 Valid
Q5 0,696 0,361 Valid
Q6 0,637 0,361 Valid
Q7 0,832 0,361 Valid
Q8 0,580 0,361 Valid
Q9 0,631 0,361 Valid
Q10 0,614 0,361 Valid
Q11 0,689 0,361 Valid
Q12 0,666 0,361 Valid
Q13 0,713 0,361 Valid
Q14 0,625 0,361 Valid
Q15 0,643 0,361 Valid
Q16 0,660 0,361 Valid
50
b. Uji Reliabilitas
Ghozali (2013:47) mengungkapkan reliabilitas ialah sebuah
alat ukur pernyataan atau kuesioner sebagai bagian indikator
dari variabel. Suatu pernyataan atau kuesioner dapat dinyatakan
reliabel apabila tanggapan responden pada pertanyaan atau
pernyataan tersebut konsisten dalam waktu ke waktu. Uji
reliabilitas pada penelitian ini memakai rumus Alpha
Cronbach. Dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 25
dalam menguji reliabilitas. Berikut merupakan hasil uji
reabilitas mendapatkan perolehan yaitu :
TABEL 9
HASIL UJI REABILITAS
Cronbach's Alpha N of Items
0.914 16
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2019)
Berdasarkan tabel 9 di atas, terlihat bahwa hasil hitungan
dengan menggunakan rumus Chronbach’ Alpha dari 16 pertanyaan
kuesioner yang disebarkan mendapatkan hasil 0.914. Hasil tersebut
menyatakan bahwa pertanyaan yang disebarkan kepada responden
dinyatakan reliabel.
51
G. Jadwal Penelitian
TABEL 10
JADWAL PENELITIAN
N
o
Deskripsi
Kegiatan
2019
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Ju
l
Ag
u
Sep
t
Ok
t
1 Pra Survei
a. Persiapan
Judul
b. Pengajuan
Judul
c. Mencari
Lokus
Penelitian
2 Usulan
Penelitian
a. Penulisan UP
b. Bimbingan
UP
c. Seminar UP
3 Pengumpulan
Data
4 Pengolahan
Data
5 Penyusunan
Proyek Akhir
6 Pengumpulan
Proyek Akhir
7 Sidang Proyek
Akhir
Sumber: Hasil olahan peneliti, 2019
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil kuesioner yang telah penulis sebarkan kepada klien dari PT.
Synergy Green Production melalui google form dengan jumlah responden
sebanyak 50 responden. Tiap responden mengisi 16 pertanyaan dengan
penilaian meliputi aspek Communication Ability, Product Knowledge,
Creativity dan Empathy. Hasil data olahan kuesioner tersebut yaitu sebagai
berikut:
1. Profil Responden
a. Sektor Industri
GAMBAR 2
SEKTOR INDUSTRI (%)
N=50
Sumber: Data Olahan Peneliti,2019
3
2
7
4
1
1
5
4
1 2
12
1
1
1
1
1 2
1
SEKTOR INDUSTRI
Datenreihen1
53
Berdasarkan hasil kuesioner yang peneliti sebarkan didapatkan data
bahwa klien dari PT. Synergy Green Productionn mayoritas berasal
dari intansi pemerintahan dengan presentase sebanyak 12% dan
mayoritas kedua berasal dari sektor industri perbankan dengan
presentase sebanyak 7%.
b. Jabatan Responden
GAMBAR 3
POSISI JABATAN RESPONDEN (%)
N=50
Sumber: Data Olahan Peneliti,2019
Terlihat dari hasil kuesioner di atas bahwa dalam proses personal
selling yang dilakukan oleh PT. Synergy Green Production pihaknya
sering berkomunikasi dengan manager dengan presentase sebanyak
23% dan direktur sebanyak 14% dari perusahaan kliennya.
1
0
14
23
3 4
1
1
1
1
JABATAN RESPONDEN
54
c. Lama Kerjasama
GAMBAR 4
LAMA KERJASAMA(%)
N=50
Sumber: Data Olahan Peneliti,2019
Untuk lama kerjasama yang dilakukan oleh PT. Synergy Green
Production dengan kliennya yang menjadi responden pada penelitian ini
berdasarkan gambar di atas didapatkan data bahwa sebanyak 15%
perusahaan sudah bekerjasama dengan PT. Synergy Green Production
sebanyak dua kali. Kemudian sebanyak 9% perusahaan belum pernah
bekerja sama.
9
13
15
13
B E LU M P E R N A H S A T U K A L I D U A K A L I LE B IH D A R I D U A
K A L I
LAMA KERJASAMA
55
d. Pengetahuan Informasi
GAMBAR 5
PENGETAHUAN INFORMASI (%)
N=50
Sumber: Data Olahan Peneliti,2019
Berdasarkan gambar diatas klien dari PT. Synergy Green Production
mayoritas mengetahui PT. Synergy Green Production melalui email
dengan presentase 25 % dan mayoritas kedua mengetahui PT. Synergy
Green Production melalui teman dengan presentase sebanyak 9%.
6
25
5
9
1
4
W EB SIT E EMAIL INT AGRAM T EMAN B ERIT A T V W A GRUP
PENGETAHUAN INFORMASI
56
e. Domisili Perusahaan
GAMBAR 6
DOMISILI PERUSAHAAN (%)
N=50
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Untuk domisili perusahaan yang telah bekerjsama dengan PT.
Synergy Green Production berdasarkan gambar di atas bahwa perusahaan –
perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Synergy Green Production lebih
banyak berada di Kota Bandung dengan presentase 23% dan sebanyak 10%
perusahaan – perusahaan yang telah bekerjasama dengan PT. Synergy Green
Production berada di Kota Jakarta.
23
5
1 3
1
1
1
1
10
1
1
1
1
DOMISILI PERUSAHAAN
57
f. Tenaga Kerja Yang Dimiliki
GAMBAR 7
JUMLAH TENAGA KERJA YANG DIMILIKI (%)
N=50
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan gambar diatas jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh
klien dari PT. Synergy Green Production lebih banyak yang berjumlah 20
sampai dengan 50 orang dan juga 50 – 100 orang tenaga kerja yang
dimiliki. Untuk jumlah tenaga kerja >100 orang dan <20 orang yang
dimiliki oleh klien PT. Synergy Green Production lebih sedikit. Sehingga
perusahaan – perusahaan yang menjadi klien dari PT. Synergy Green
Production rata – rata memiliki jumlah tenaga kerja antara 20 – 100
orang tenaga kerja.
2. Sub Variabel Communication ability
5
20
19
6
< 2 0 O R A N G 2 0 - 5 0 O R A N G 5 0 - 1 0 0 O R A N G > 1 0 0 O R A N G
JUMLAH TENAGA KERJA YANG
DIMILIKI
58
TABEL 11
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI COMMUNICATION
ABILITY
N=50
No. Indikator
STB TB CB B SB Mean
1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
Communication Ability
1
Kemampuan
sales dalam
berkomunikasi
0 0 0 0 0 0 3 9 6 11 44 22 36 180 72 4.66
2
Kemampuan
sales dalam
bertutur kata
0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 72 36 32 160 64 4.64
3
Penampilan
sales pada saat
bertemu
0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 80 40 30 150 60 4.6
4
Gaya tubuh
sales pada saat
bertemu
0 0 0 0 0 0 3 9 6 20 80 40 27 135 54 4.48
5
Kesopanan sales
pada saat
bertemu
0 0 0 0 0 0 2 6 4 14 56 28 34 170 68 4.64
6
Kemampuan
sales dalam
mengendalikan
emosi
0 0 0 0 0 0 13 39 26 22 88 44 15 75 30 4.04
7
Kejelasan sales
dalam
mendeskripsikan
produk
0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 72 36 32 160 64 4.64
TOTAL 21 123 206
TOTAL RATA - RATA 4.52
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 11 terkait dengan sub variable communication ability
memiliki total rata – rata nilai dari keseluruhan indikator yaitu 4,52. Hasil
penilain tertinggi terdapat pada indikator kemampuan sales dalam
berkomunikasi dengan jumlah rata – rata (mean) 4,66. sebanyak 3 responden
menilai cukup baik , 11 responden menilai baik dan 36 responden menilai
59
sangat baik . Kemudian penilaian tertinggi kedua ada pada indikator
kemampuan sales dalam bertutur kata dengan jumlah rata – rata (mean) 4,64,
sebanyak 18 responden menilai baik kemudian 32 responden menilai sangat
baik. Kemudian untuk penilaian terendah berada pada indikator kemampuan
sales dalam mengendalikan emosi dengan jumlah rata – rata (mean) 4,04. 13
responden menilai cukup baik, 22 responden menilai baik dan sebanyak 15
responden menilai sangat baik
Berdasarkan hasil perhitungan tabel distribusi frekuesni terdapat 5
indikator yang nilainya di atas rata – rata dan terdapat 2 indikator yang
memiliki nilai di bawah rata – rata.
3. Sub Variabel Product Knowledge
TABEL 12
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRODUCT KNOWLEDGE
N=50
No. Indikator
STB TB CB B SB
Mean 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
Product Knowledge
1
Kemampuan sales
dalam
menjelaskan
kelebihan produk
0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 60 30 35 175 70 4.7
2
Kemampuan sales
dalam
mempresentasikan
produk
0 0 0 0 0 0 1 3 2 14 56 28 35 175 70 4.68
3
Kemampuan sales
dalam
meyakinkan klien
terhadap produk
yang ditawarkan
0 0 0 0 0 0 1 3 2 18 72 36 31 155 62 4.6
TABEL 12
60
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRODUCT KNOWLEDGE
N=50
(LANJUTAN)
No. Indikator
STB TB CB B SB
Mean 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
Product Knowledge
4
Pengetahuan sales
mengenai produk
yang ditawarkan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 81 54 23 69 46 4.46
5
Kemampuan sales
menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh
klien
0 0 0 2 2 4 4 12 8 25 75 50 19 57 38 4.22
TOTAL 6 99 143
TOTAL RATA - RATA 4.53
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 12 diatas penilaian terhadap sub variable product
knowledge memiliki total rata – rata dari keseluruhan indikator yaitu 4.53. Untuk
penilaian tertinggi terdapat pada indikator kemampuan sales dalam menjelaskan
kelebihan produk dengan jumlah rata – rata 4,7 dengan 15 responden menilai
baik dan sebanyak 35 responden menilai sangat baik. Kemudian untuk indikator
dengan penilaian tertinggi kedua terdapat dalam kemapuan sales dalam
mempresentasikan produk dengan jumlah rata – rata 4,68 dengan 1 responden
menilai cukup baik, 14 responden menilai baik kemudian sabanyak 35
responden menilai sangat baik. Sedangkan penilaian terendah dengan jumlah
rata – rata 4,22 terdapat pada kemampuan sales dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh klien, dengan 2 responden menilai tidak baik, 4 responden
menilai cukup baik, kemudian 25 responden menilai baik dan sebanyak 19
responden menilai sangat baik. Berdasarkan hasil perhitungan tabel distribusi
61
frekuensi diatas total penilaian dari keseluruhan indikator berada diatas rata –
rata.
4. Sub variabel Creativity
TABEL 13
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI CREATIVITY
N=50
No. Indikator
STB TB CB B SB
Mean 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
Creativity
1
Kreatifitas sales
dalam
mempromosikan
produk
0 0 0 24 48 48 26 78 52 0 0 0 0 0 0 2.52
2
Kemampuan sales
dalam menarik
perhatian klien
0 0 0 0 0 0 24 72 48 26 104 52 0 0 0 3.52
TOTAL 50 26 0
TOTAL RATA - RATA 3.02
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 13 penialain untuk sub variabel creativity memiliki
total rata – rata keseluruhan indikator yaitu 3,02. Nilai tertinggi dengan rata –
rata 3,52 dengan penilaian sebanyak 24 responden menyatakan bahwa
kemampuan sales dalam menarik perhatian klien dinilai cukup baik dan
sebanyak 26 responden menilai baik. Sedangkan untuk penilaian pada
indikator kreatifitas sales dalam mempromosikan produk berdasarkan tabel di
atas mendapatkan hasil penilaian terendah dengan rata – rata 2,52 sebanyak
24 responden menilai kreatifitas sales dalam mempromosikan produk dinilai
tidak baik dan sebanyak 26 responden menilai cukup baik. Berdasarkan hasil
62
perhitungan tabel distribusi frekuensi diatas terdapat 1 indikator yang
memiliki jumlah nilai dibawa rata – rata.
5. Sub Variabel Empathy
TABEL 14
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI EMPATHY
N=50
No. Indikator
STB TB CB B SB
Mean 1 2 3 4 5
f fxb % f fxb % f fxb % f fxb % f fxb %
Empathy
1
Kesabaran
sales dalam
menghadapi
klien
0 0 0 0 0 0 14 42 28 24 96 48 12 60 24 3.96
2
Kemampuan
sales dalam
memberikan
solusi
terhadap
permasalahan
klien
0 0 0 0 0 0 23 69 46 27 108 54 0 0 0 3.54
TOTAL 37 51 0
TOTAL RATA - RATA 3.75
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 14 penialain, untuk sub variabel empathy memiliki total
rata – rata keseluruhan indikator yaitu 3,75. Pada sub variable ini penialain
tertinggi dengan jumlah rata - rata 3,96 dan sebanyak 12 responden dinilai sangat
baik kemudian sebanyak 24 responden menilai baik dengan dan sebanyak 14
responden menilai cukup baik terdapat pada indikator kesabaran sales dalam
menghadapi klien. Sedangkan untuk penilain pada indikator kemampuan sales
dalam memberikan solusi terhadap permasalahan klien mendapatkan hasil dengan
jumlah rata – rata 3,54 dan sebanyak 27 respnden menyatakan kemampuan sales
dalam memberikan solusi terhadap permasalahan klien dinilai baik dan sebanyak
63
23 responden menilai cukup baik. Sehingga berdasarkan hasil perhitungan tabel
distribusi frekuensi diatas terdapat 1 indikator yang memiliki jumlah nilai dibawa
rata – rata.
B. Pembahasan
Pada proses analisis data, penulis menggunakan garis kontinum
dalam menghitungya dengan menghitung jumlah skor ideal maksimum
untuk seluruh item dan jumlah skor minimum untuk seluruh item
kemudian dibagi dengan kelas interval yang hasilnya peneliti jadikan
acuan untuk membuat garis kontinum. Berikut merupakan hasil
perhitungan yang telah peneliti lakukan :
TABEL 15
PENENTUAN JUMLAH SKOR TERTINGGI DAN TERENDAH
GARIS KONTINUM
Kategori Nilai
Perhitungan Nilai Total
Nilai (Skor Tertinggi x Total Responden)
Nilai Maksimum 5 x 50 250
Nilai Minimum 1 x 50 50
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019
Kemudian data pada tabel 15 dihitung kembali untuk mendapatkan jarak
rentang dengan rumus sebagai berikut:
64
Rentang skala : nilai maksimum – nilai minimum
Kelas
interval
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui rentang atau jarak
skala sebesar 40. Rentang atau jarak yang sudah diketahui lalu
dimasukan pada perhitungan skala rentang.
GAMBAR 7
PERHITUNGAN SKALA RENTANG
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
STB = Sangat Tidak Baik
TB = Tidak Baik
CB = Cukup Baik
B = Baik
SB = Sangat Baik
R =
250 - 50
= 40
5
STB TB CB B SB
50 90 130 170 210 250
65
1. Communication Ability
Communication ability yaitu keterampilan komunikasi dari seorang
sales person dalam memelihara komunikasi baik dengan klien kemudian
sales juga perlu mempunyai perilaku yang baik dan sopan, serta dapat
mengontrol emosinya. (Gunasekharan et al. 2015)
Berikut hasil pehitungan bobot frekuensi penilaian terhadap
Communication Ability:
GAMBAR 8
RENTANG PENILAIAN MENGENAI
COMMUNICATION ABILITY
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan pada gambar 8, penilaian mengenai communication
ability mendapatkan hasil sebesar 226,43 dan masuk ke dalam kategori
sangat baik.
STB TB CB B SB
50 90 130 170 210 250
226,43
66
Menurut pernyataan responden terhadap kemapuan komunikasi
dari sales PT. Synergy Green Production mereka merasa nyaman
dengan cara komunikasi yang diterapkan oleh sales PT. Synergy Green
Production,
Dalam kaitannya dengan hal tersebut pada proses pelaksanaan
personal selling sales PT. Synergy Green Production selalu mencoba
memposisikan diri sebagai teman atau rekan yang siap membantu pada
saat melakukan pertemuan, hal ini dimulai dari diskusi ringan sampai
dengan pembicaraan ke pokok permasalahan sehingga antara sales dan
klien yang ditemui tidak ada jarak atau rasa canggung pada saat
berinteraksi, sehingga kebutuhan klien sendiri dapat tergali dan
hubungan dengan perusahaan menjadi lebih personal.
Selain itu sales juga memberikan perhatian penuh terhadap klien
dengan mencoba mendengarkan secara seksama apa yang menjadi
kebutuhan dari kliennya terhadap kegiatan yang ingin diselenggarakan,
pada saat berbicara dengan klien pun sales PT. Synergy Green
Production tak segan untuk menyelipkan sedikit humor untuk
mencairkan suasana.
Menurut Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto 2004: 23),
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi
satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni ,
dan teknologi.
67
Berkaitan dengan teori tersebut yang menyatakan bahwa komunikasi
merupakan bentuk interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain,
maka kemampuan dalam berkomunikasi yang dilakukan oleh sales dari
PT. Synergy Green Production yang dinilai sangat baik oleh klien.
Kemudian adapula faktor lain yang mempengaruhi penilaian dari
klien kepada sales PT. Synergy Green Production yaitu penggunaan tutur
kata pada saat berkomunikasi dengan klien, yang dinilai sangat baik
karena sales PT. Synergy Green Production menggunakan bahasa yang
santun namun tetap formal, tetapi terkadang sales menyesuaikan gaya
bicara atau bahasa yang digunaka oleh kliennya pada saat bertemu,
misalnya apabila klien tersebut berasal dari daerah Jawa Barat maka
sales pun tak segan untuk berbicara dengan menyelipkan Bahasa Sunda
dalam berkomunikasi, hal ini bertujuan agar klien merasa nyaman
selama berinteraksi baik itu pada saat berhadapan langsung maupun pada
saat berbicara di telepon atau media lainnya seperti whatsapp dengan
sales tersebut.
Selain kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh staffnya,
PT. Synergy Green Poduction juga memperhatikan penampilan dari
staffnya agar terlihat baik, baik itu selama dikantor, pada saat bertemu
dengan klien, dan juga pada saat berada dilapangan. Sehingga hal ini
dapat memberikan kesan yang baik, meyakinkan, menjadi daya tarik,
serta membuat citra perusahaan menjadi lebih meningkat di mata klien.
68
Hal ini juga sesuai dengan hasil pengamatan penulis pada saat
berkunjung ke kantor PT. Synergy Green Production untuk pertama
kalinya. Penulis melihat penampilan sales terlihat rapi. Meskipun PT.
Synergy Green Production sendiri tidak memiliki seragam khusus yang
dikenakan pada saat dikantor, tetapi perusahaan PT. Synergy Green
Production menyampaikan kepada staffnya pada saat bekerja untuk
mengenakan pakaian bebas, rapi dan formal.
Sehingga pada saat sales bertemu dengan klien, dapat memberikan
kesan pertama yang baik. Oleh itu klien merasa tertatrik untuk
berinteraksi dengan sales dari PT. Synergy Green Production. Apabila
sales melakukan pertemuan atau meeting dengan klien dikantor sales
tersebut sudah siap sebelum waktu pertemuan.
Gaya tubuh juga menjadi salah satu bagian penting dalam
komunikasi, karena gaya tubuh dapat membantu penerima informasi
untuk lebih memahami apa yang disampaikan oleh pemberi informasi.
(Mulyana, 2010:24)
Adapun gaya tubuh atau bahasa tubuh merupakan hal yang penting
bagi setiap pekerja terutama bagi sales yang sering melakukan pertemuan
dengan klien. Sales PT. Synergy Green Production sudah menunjukan
bahasa tubuh yang baik seperti melakukan kontak mata pada saat
berbicara dengan klien ini menunjukan bahwa sales tersebut
memperhatikan dan mempedulikan topik yang sedang dibicarakan ketika
69
berdiskusi, menunjukan keramahan dengan memberikan senyuman,
kemudian berjabat tangan di awal dan akhir pertemuan.
Pembawaan gaya tubuh yang luwes, disertai senyuman dan sikap
terbuka yang ditunjukan oleh sales dari PT. Synergy Green Production
menjadikan apa yang ingin disampaikan dapat dimengerti dengan baik
oleh klien.
Selain itu, kesopanan merupakan hal yang di junjung tinggi juga oleh
PT. Synergy Green Production, ini bertujuan untuk menjaga hubungan
dan citra yang baik antara perusahaan dengan kliennya, tidak hanya
sopan pada saat bertemu dengan klien tetapi seluruh staff juga harus
tetap menjaga sopan santun terhadap sesama rekan kerjanya dengan
selalu bersikap ramah, dan menjaga attitude yang baik.
Karena kesopanan yang ditunjukan oleh sales PT. Synergy Green
Production menunjukan bahwa mereka menghormati klien atau lawan
bicara mereka dengan sangat baik. Sehingga ini dapat menjadi nilai plus
bagi PT. Synergy Green Production dimata kliennya.
Menurut Rahkmat (2004) bahwa sopan santun adalah sikap positif
yang mencerminkan kualitas pribadi seseorang. Artinya, seseorang yang
memiliki sopan santun yang baik maka dirinya akan mendapatkan
kepercayaan lebih dari orang lain.
Pernyataan tersebut telah sesuai dengan pernyataan klien yang
mengakui bahwa attitude yang ditunjukan oleh sales PT. Synergy Green
70
Production dinilai sangat baik yang tidak terkesan memaksa untuk
terfokus terhadapnya pada saat bertemu dan berkomunikasi, sehingga
para klien mengakui mereka memiliki ketertarikan untuk mendengarkan
terhadap apa yang ditawarkan.
Selain kesopanan mengendalikan emosi juga menjadi hal yang
termasuk ke dalam penilaian komunikasi menurut Sarwono (2009)
dalam menilai cara komunikasi yang baik dilihat dari kemampuan
seseorang mengendalikan emosinya meliputi penggunaan intonasi pada
saat berbicara dengan nada yang tidak tinggi ataupun berteriak serta
tidak terdapat kata – kata kasar yang menyinggung perasaan lawan
bicara.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan klien dari PT. Synergy Green
Production yang menurut penilaian mereka terhadap kemampuan sales
dalam mengendalikan emosi terlihat pada saat berbicara ataupun
menjelaskan produk yang sedang ditawarkannya dilakukan dengan tidak
tergesa – gesa dan bertahap dalam menjelaskannya.
Selain itu dalam menghadapi sifat klien yang berbeda-beda, seperti
klien yang menjengkelkan dan memiliki banyak permintaan, sales PT.
Synergy Green Production menujukan sikap yang tenang dan selalu
menghadapinya dengan senyuman serta sabar untuk mengikuti apa yang
klien tersebut inginkan dengan semampunya dalam menghadapi sifat
71
klien tersebut. Oleh sebab itu membuat klien merasa nyaman untuk
berkomunikasi lebih lanjut dengan sales.
Kemudian pada saat mendeskripsikan produk yang ditawarkan, sales
mengakui bahwa mereka berupaya menggunakan kosa kata dan tutur
kata yang baik dan tepat, serta menyampaikannya secara perlahan hal
tesebut diharapkan agar dapat memberikan kejelasan pemahan produk
yang ditawarkan kepada klien.
Menurut Effendi (2003) kejelasan dalam berkomunikasi dinilai dari
nada bicara seseorang yang tidak terlalu santai atau lamban dan juga
tidak terburu – buru dalam berbicara. Hal tersebut telah sesuai dengan
apa yang telah dilakukan oleh sales PT. Synergy Green Production pada
saat menjelaskan produk yang ditawarkan.
Pernyataan tersebut sesuai dengan penilaian klien terhadap kejelasan
dari sales PT. Synergy Green Production pada saat mendeskripsikan
produk yang ditawarkan dinilai sangat baik, hal ini karena sudah dapat
memudahkan klien dalam memahami produk yang ditawarkan oleh
sales tersebut.
72
2. Product Knowledge
Pemahaman seputar produk dari seorang sales person saat
mendemonstrasikan mengenai spesifikasi produk, manfaat produk, sifat
produk juga dapat menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh klien
terhapad produk yang diajukan. Berikut hasil pehitungan bobot
frekuensi penilaian terhadap Product Knowledge:
GAMBAR 9
RENTANG PENILAIAN MENGENAI PRODUCT
KNOWLEDGE
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan pada gambar 9, penilaian mengenai product knowledge
mendapatkan hasil sebesar 199 dan masuk ke dalam kategori baik.
STB TB CB B SB
50 90 130 170 210 250
199
73
Menurut (Ridwan dkk, 2017:69) Pengetahuan produk adalah
pemahaman mengenai produk atau jasa yang dimiliki oleh seller, yang
diterjemahkan kepada konsumen dengan cara menjelaskan informasi
keseluruhan dari produk tersebut yang disampaikan dengan
menggunakan bahasa yang persuatif kepada klien.
Teori tersebut telah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh sales PT.
Synergy Green Production selama menjelaskan produknya, sales dinilai
sudah benar – benar memahami produk yang ditawarkan. Hal ini
dikarenakan sales PT. Synergy Green Production selalu mempelajari
dan memahami isi proposal sebelum menawarkan atau menjelaskan
materi tersebut kepada klien.
Selain itu, sales PT. Synergy Green Production juga dituntut untuk
memiliki wawasan yang luas dengan tujuan untuk meminimalisir
ketidak mampuan sales dalam menjawab pertanyaan di luar materi dan
topik pembicaraan dari klien. Oleh sebab itu, sales memiliki cara untuk
mengantisipasi apabila ada pertanyaan dari klien yang tidak bisa mereka
langsung jawab yaitu dengan mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada
pihak managemen atau tim terkait dengan pertanyaan tersebut, serta
mencoba memberikan respon yang cepat untuk memberikan jawaban.
Kemudian dalam melakukan presentasi Sales PT. Synergy Green
Production diharuskan mempersiapkan materinya dengan baik dan
penyusunan sistematika materi presentasi perlu diperhatikan, guna
74
memudahkan dalam menjelaskan materi yang akan disampaikan dan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien.
Para klien mengakui jika presentasi yang dilakukan oleh sales PT.
Synergy Green Production sudah dapat menarik perhatian sehingga klien
merasa ingin mengetahui lebih detail mengenai materi yang disampaikan
oleh sales tersebut.
Pada saat presentasi sales juga menjelaskan mengenai keunggulan
atau kelebihan produk dan perusahaan PT. Synergy Green Production
dengan cara menunjukan lampiran berupa foto dari kegiatan – kegiatan
sebelumnya yang pernah di selenggarakan oleh PT. Synergy Green
Production.
Selain itu PT. Synergy Green Production memberikan pelayanan
yang dinilai sudah baik oleh para klien dibandingkan dengan perusahaan
serupa lainnya yang pernah ditemui oleh klien tersebut, seperti
kecapatan dalam mengatasi permasalahan pada saat kegiatan. Hal
tersebut menjadi salah satu alasan klien untuk lebih yakin bekerjasama
dengan PT. Synergy Green Production.
Selama berinteraksi dengan sales PT. Synergy Green Production para
klien mengakui bahwa dirinya merasa terbantu akan kerja sales yang
menurutnya gesit dalam melayani kebutuhan para klien.
75
3. Creativity
Kreatifitas yang menunjuk kepada kemampuan sales person dalam
mempromosikan produk dengan memakai berbagai macam cara
penyampaian agar dapat memikat minat klien, dan juga mempunyai
ketenangan pada saat memasarkan produk kepada calon klien. Berikut
hasil pehitungan bobot frekuensi penilaian terhadap Creativity :
GAMBAR 10
RENTANG PENILAIAN MNGENAI CREATIVITY
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan pada gambar 10, penilaian mengenai creativity
mendapatkan hasil sebesar 164 dan masuk ke dalam kategori cukup baik.
Menurut Santrock (2007) kreativitas yaitu kemampuan untuk
memikirkan sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk
mendapatkan solusi solusi yang unik.
STB TB CB B SB
50 90 130 170 210 250
164
76
Bekaitan dengan hal diatas pada saat dilakukannya presentasi produk,
sales PT. Synergy Green Production menggunakan software Power
Point yang dikemas menarik dari segi design visualnya tetapi materi
presentasi ataupun proposal didalamnya dapat tersampaikan. Tidak
hanya mengemas materi presentasinya dengan visualisasi yang menarik
namun tidak berlebihan, pada saat presentasipun sales mencoba untuk
menyelipkan sedikit humor, tetapi hal ini belum dapat membuat para
klien menilai dengan baik karena sales dari PT. Synergy Green
Production belum bisa sepenuhnya menunjukan kreativitasnya dalam
mempresentasikan hal tersebut.
Tidak hanya mencoba menggunakan design visual yang kreatif pada
materi presentasi ataupun proposalnya saja. Tetapi sales PT. Synergy
Green Production juga menggunakan kalimat kalimat persuatif sebagai
cara untuk menarik perhatian klien.
Selain itu mencoba menekankan mengenai benefit yang nantinya
didapatkan oleh klien dan perbedaan pelayanan apa yang akan diberikan
dengan kompetitor, cara penyampaian yang digunakan pun dengan
menggunakan nada yang halus dan tidak terkesan memaksa kliennya
untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan. Sehingga pada sendirinya
klien akan tertarik untuk bekerjasama dengan PT. Synergy Green
Production.
77
Sales PT. Synergy Green Production juga mencoba memahami apa
yang klien inginkan atau butuhkan kemudian memberikan gagasan –
gagasan atau pandangannya terhadap kebutuhan klien.
Oleh itu cara yang dilakukan oleh sales PT. Synergy Green
Production perlu dipertahankan dalan menarik perhatian klien dan untuk
segi kreativitas perlu ditingkatkan lagi agar dapat membuat klien merasa
lebih tertarik lagi dan memberikan penilaian sangat baik.
4. Empathy
Empati mengarah kepada keahlian sales person dalam menyampaikan
kepedulian terhadap klien dengan mementingkan keperluan klien dan
juga pengertian sales person mengenai kebutuhan klien serta keahlian
sales person dalam hal menyampaikan solusi mengenai permasalahan
yang sedang dialami oleh klien. Berikut hasil pehitungan bobot
frekuensi penilaian terhadap Empathy:
GAMBAR 11
RENTANG PENILAIAN MENGENAI EMPATHY
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019
STB TB CB B SB
50 90 130 170 210 250
146,5
78
Berdasarkan pada gambar 11, penilaian mengenai empathy
mendapatkan hasil sebesar 146,5 dan masuk ke dalam kategori cukup
baik.
Berkaitan dengan hasil penilaian diatas ditemukan komentar dari
beberapa klien yang merasa kurangnya empati dari sales PT. Synergy
Green Production, yang pertama terdapat komentar mengenai indikator
kesabaran sales dalam menghadapi klien, komentar tersebut mengarah
pada tingkat kesabaran sales yang dirasa kurang karena pada saat
melakukan personal selling terlihat terburu – buru dalam menjelaskan,
sehingga durasi pertemuannya menjadi singkat dikarenakan sales sudah
memiliki janji untuk melakukan keperluan lain.
Kemudian yang kedua terdapat komentar mengenai indikator
kemampuan sales dalam memberikan solusi terhadap permasalahan
klien. Dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
klien, sebelumnya sales terlebih dulu mendengarkan dengan seksama
mengenai permasalahan atau ke khawatiran klien terhadap produk yang
ditawarkan seperti mengenai budgeting, keamanan, keselamatan dan lain
–lain.
Setelah itu sales akan berdiskusi dengan klien dan mencoba mencari
jalan keluar bersama, sales akan memberikan solusi dengan memberikan
beberapa bantuan atau referensi yang berkaitan dengan permasalahan
tersebut dan menyatakan bahwa pihak PT. Synergy Green Production
79
dapat membuat kegiatan yang sesuai dengan keinginan klien. Pada
praktiknya tindakan sales tersebut sudah mendapatkan penilaian dari
klien cukup baik namun, kinerja sales perlu ditingkatkan lagi agar
membuat klien merasa puas sehingga memberikan penilaian sangat baik.
GAMBAR 12
TOTAL RATA – RATA PENILAIAN RENTANG
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan pada gambar 12, penilaian klien terhadap kegiatan
personal selling yang dilakukan berada pada nilai 183,9 dan termasuk
dalam kategori baik.
STB TB CB B SB
50 90 130 170 210 250
183,9
80
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan data temuan yang telah
dianalisis maka peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan personal selling
yang dilakukan oleh PT. Synergy Green Production efektif dan termasuk
kedalam kategori baik dalam pelaksanaanya. Adapun beberapa hal yang
harus diperbaiki agar kegiatan personal selling yang dilakukan
mendapatkan hasil sangat baik.
1. Communication Ability
Berdasarkan data temuan dan analisis mengenai communication
ability, penulis menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi sales
PT. Synergy Green Production mendapatkan penilaian sangat baik.
Penggunaan bahasa yang tidak terlalu formal tetapi tetap santun dan
sales selalu mencoba untuk menempatkan diri sebagai teman atau
rekan kerja yang siap membantu pada saat berhadapan dengan klien.
Adapun hal lain yang mempengaruhi klien dalam menilai kemampuan
komunikasi yaitu kemampuan sales dalam bertutur kata, penampilan
sales, gaya tubuh sales, kesopanan sales, kemampuan sales dalam
mengendalikan emosi dan kejelasan sales dalam mendeskripsikan
produk.
81
2. Product Knowledge
Berdasarkan data temuan dan analisis mengenai product knowledge
penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan produk sales PT. Synergy
Green Production mendapatkan penilaian baik. Dengan selalu
memepelajari dan memahami terlebih dahulu isi proposal secara
keseluruhan sebelum bertemu atau dipresentasikan didepan klien.
Adapun hal lain yang mempengaruhi klien dalam menilai pengetahuan
produk sales yaitu kemampuan sales dalam menjelaskan kelebihan
produk, kemampuan sales dalam melakukan presentasi, kemampuan
sales meyakinkan klien, pengetahuan sales terhadap produk dan
kemampuan sales menjawab pertanyaan.
3. Creativity
Berdasarkan data temuan dan hasil analisis data penilaian responden
terhadap kreatifitas sales PT. Synergy Green Production mendapatkan
penilaian cukup baik. Adapun hal yang mempengaruhi penilaian
kreativitas lainnya yaitu kreatifitas sales dalam mempromosikan
produk dan kemampuan sales dalam menarik perhatian klien.
4. Empathy
Berdasarkan data temuan dan hasil analisis data penilaian responden
terhadap empati sales PT. Synergy Green Production mendapatkan
penilaian cukup baik. Adapun hal yang mempengaruhi penilaian pada
82
sub variabel ini meliputi, kesabaran sales dalam mengahadapi klien,
kemampuan sales dalam memberikan solusi.
B. Rekomendasi
1. Communication Ability
Pada sub variabel ini kemampuan komunikasi sales PT. Synergy
Green Production telah memiliki penilaian yang sangat baik dari
responden. Tetapi alangkah baiknya PT. Synergy Green production
disarankan juga untuk melakukan Training bagi salesnya baik itu
Training yang dilakukan oleh manajemen perusahaan ataupun
melakukan training yang diadakan oleh pihak lain hal ini bertujuan
untuk pengembagan kerja sales kedepannya dalam melakukan kegiatan
personal selling.
2. Product Knowledge
Pada sub variabel ini sales disarankan untuk memahami dan
membaca kembali isi proposal atau materi presentasi sebelum bertemu
dengan klien. Serta sales juga disarankan untuk tidak hanya memahami
product knowledge perusahaan saja tetapi juga pengetahuan lainnya
yang berkaitan produk yang ditawarkan atau kondisi terkini dari dunia
luar.
83
3. Creativity
Pada sub variabel creativity penulis menyarankan PT. Synergy
Green Production untuk membuat company profile digital yang
berisikan portofolio event, testimoni – testimoni dari klien yang bisa di
kemas dalam bentuk video yang dibuat dalam bentuk Youtube channel
kemudian link dari youtube channel tersebut ditambahkan pada akun
instagram Green Production dan ketika melakukan presentasi link
tersebut disisipkan. Sehingga pada saat presentasi dapat memutarkan
cuplikan dari kegiatan – kegiatan yang pernah diselenggarakan
sebelumnya. Kemudian membuat media personal selling yang atraktif.
Sehingga dapat menarik perhatian lebih bagi calon klien yang ingin
bekerjasama.
Selain itu juga PT. Synergy Green Production disarankan untuk
menggunakan seragam apabila tengah melaksanakan event.
4. Empathy
Kemudian untuk sub variabel terakhir yaitu empathy sales
disarankan untuk mencari tahu informasi mengenai klien terlebih
dahulu baik itu mengenai perusahaan dan produk –produk yang
mereka jual. Hal ini bertujuan agar pada saat menyusun program
kegiatan yang akan ditawarkan dapat sesuai dengan kriteria atau
kebutuhan dari perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. (2011). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Beatrix, S. (2006). I LOve Organize: Panduan Praktis Mengelola Event. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Chandra, G. (2002). Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Djaslim, S., & Yevis, M. O. (2002). Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur
Pemasaran. Bandung: Linda Karya.
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fandy, T. (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andy.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasan, A. (2013). Marketing dan Kasus - Kasus Pilihan. Yogyakarta: Center For
Academic Publishing Service.
Hurriyati, R. (2015). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen . Bandung:
Alfabeta.
Indrajaya, T. (2015). Potensi Industri MICE (Meeting, Incentive, Conference And
Exibition) di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah
Widya, Vol 03 No 02.
John, C. W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
Mixed . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jusuf, Ari, & Effendi. (2015). Prinsip-prinsip Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Kadir. (2015). Statistika Terapan: Konsep, contoh dan analisa data dengan
program SPSS/Lisrel dalam penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kesrul, M. (2004). Meeting, Incentives, Convention and Exhibition. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kotler, & Keller. (2012). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Kotler, & Keller. (2014). Manajemen Pemasaran Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Loverlock, C., & Wirtz, J. (2011). Pemasaran Jasa Perpektif Edisi 7. Jakarta:
Erlangga.
Lupiyoadi, R. (Manajemen Pemasaran Jasa Edisi 3). 2014. Jakarta: Salemba
Empat.
Martono, N. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Mursid, M. (1993). Manajemen Pemasara. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, M. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia\.
Noor, A. (2007). Globalisasi Industri MICE. Bandung: Alfabeta.
Noor, A. (2013). Manajemen Event. Bandung: Alfabeta.
Pendit, N. S. (1999). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti.
Rahmawati, I. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
offset.
Ravianto. (2014). Efektifitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan. Padang: Akademia Permata.
Ruane, J. (2013). Dasar-Dasar Metode Penelitian: Panduan Riset Ilmu Sosial.
Bandung: Nusa Media.
SIlalahi, U. (2015). Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV.
Sumarni, M., & Soeprihanto, J. (2011). Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan) . Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, D. (2014). Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: CAPS.
Suseno, I. (2006). Cara Pintar jadi Event Organizer. Yogyakarta: Galangpress.
Swastha, B. (2000). Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan
Modern. Jakarta: Liberty.
T, G., S. Sahik, B., & B. C, L. (2015). Advertising, Personal Selling & Public
Relation of DTH Manufactures on Customer Behaviour. A Studyon impact
of Promotion Mix Elements, 20-30.
Widiana, M., & Bonar, S. (2011). Dasar-dasar Pemasaran. Bandung: Karya
Putra Darwati.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Yoeti, O. A. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.
Jakarta: Pradnya Paramita.
INSTRUMENT PENELITIAN
Kuesioner Efektivitas Personal Selling di
GREEN PRODUCTION
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penelitian “Efektivitas
Personal Selling di GREEN PRODUCTION” sedang
dilakukan. Peneliti sangat mengharapkan bantuan
Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan penilaian mengenai
kegiatan promosi personal selling yang dilakukan oleh
perusahaan GREEN PRODUCTION dengan mengisi
kuesioner yang diberikan dalam penelitian ini. Penilaian
yang diberikan oleh Bapak/Ibu/Saudara akan bermanfaat
bagi kami sebagai bahan masukan untuk melakukan
kegiatan personal selling berikutnya.
Akhir kata, peneliti mengucapkan terimakasih atas
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara dalam meluangkan waktunya
untuk mengisi kuesioner ini.
Hormat kami,
Peneliti
Bagian I : Profil Responden
Nama :
No. Telp :
Perusahaan :
Email :
Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang pada kolom
jawaban yang paling mewakili penilaian Bapak/Ibu/Saudara
1. Berasal dari sektor industri manakah
Bapak/Ibu/Saudara ?
a. Instansi Pemerintahan
b. Perbankan
c. Media
d. Kesehatan
e. Property
f. Pariwisata
g. Makanan/minuman
h. Apparel
i. Lainnya……………..(sebutkan)
2. Jabatan apa yang saat ini Bapak/Ibu/Saudara tempati
?
a. Owner
b. Komisaris
c. Direktur
d. Manager
e. Supervisor
f. Staff
g. Lainnya …………………. (sebutkan)
3. Sudah berapa kali Bapak/Ibu/Saudara bekerja sama
dengan GREEN PRODUCTION?
a. Belum pernah
b. Satu kali
c. Dua kali
d. Lebih dari dua kali
4. Darimanakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui
GREEN PRODUCTION? *boleh pilih lebih dari
satu
a. Website
b. Instagram
c. Email
d. Lainnya ……………….. (sebutkan)
5. Domisili Perusahaan Bapak/Ibu/Saudara ?
a. Kota Bandung
b. Kota Cimahi
c. Kab. Bandung Barat
d. Kab. Bandung
e. Lainnya ……………….(sebutkan)
6. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan
Bapak/Ibu/Saudara ?
a. <20 orang
b. 20 – 50 orang
c. 50 – 100 orang
d. >100 orang
Bagian II : Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang
pada kolom jawaban yang paling mewakili penilaian
Bapak/Ibu/Saudara
Keterangan:
5 :Sangat Baik
4 : Baik
3 :Cukup Baik
2 : Tidak Baik
1 : Sangat Tidak Baik
No Pernyataan Nilai
1 2 3 4 5
1
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam berkomunikasi
2
Kemapuan bertutur kata
pihak GREEN
PRODUCTION
3
Penampilan pihak
GREEN PRODUCTION
pada saat bertemu
4
Gaya tubuh dari pihak
GREEN PRODUCTION
pada saat berhadapan
dengan anda
5 Kesopanan pihak
GREEN PRODUCTION
pada saat bertemu
6
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam mengendalikan
emosi
7
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam menjelaskan
produk
8
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam menjelaskan
kelebihan produk yang
ditawarkan
9
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam melakukan
presentasi produk
10
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam meyakinkan
produk yang ditawarkan
11
Pengetahuan pihak
GREEN PRODUCTION
mengenai produk yang
ditawarakan
12
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan
13
Kreativitas pihak
GREEN PRODUCTION
dalam menawarkan
produk
14
Kreativitas pihak
GREEN PRODUCTION
dalam menarik perhatian
15
Kesabaran pihak GREEN
PRODUCTION dalam
menghadapi permintaan
dan pertanyaan
16
Kemampuan pihak
GREEN PRODUCTION
dalam memberikan solusi
dari permasalahan anda
Catatan Pesan/ Kesan/ Kritik/ Saran untuk GREEN
PRODUCTION
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
TABEL 16
CODING SHEET
NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16
1 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4
3 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 2 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3
5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4
6 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 3 3 4
7 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 3 5 4
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 3 4 4
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 3
10 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 2 4 5 4
11 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 4 3 4
12 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 3 3 3 3
13 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 2 3 5 4
14 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4
15 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 3 3 4 3
16 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 5 4 2 3 4 4
17 5 5 4 3 5 3 5 5 5 5 4 4 2 3 4 4
18 5 5 5 3 4 3 5 5 5 5 4 4 2 3 4 4
19 3 4 4 4 5 3 4 5 3 5 4 4 3 4 4 3
20 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4
21 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 2 4 4 4
22 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 2 4 4 4
23 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 2 4 3 3
24 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 2 3 4 3
25 4 4 5 4 5 3 5 5 5 4 4 4 2 3 4 3
26 5 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 3 2 3 3 3
TABEL 16
CODING SHEET
(LANJUTAN)
NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16
27 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 2 4 3 3
28 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3 3 5 3
29 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4
30 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 2 4 4 4
31 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 3 3 4 5 3
32 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 3 4 5 3
33 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 2 4 5 4
34 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4
35 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4
36 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 2 4 4 3
37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3
38 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 5 3
39 5 5 5 5 4 3 5 4 4 4 5 5 3 4 3 3
40 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 2 4 4 4
41 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4
42 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4
43 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3
44 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 3 3 4 3
45 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4
46 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 2 4 3 3
47 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 3
48 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3
49 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 3 3
50 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 4 3 4
PEDOMAN WAWANCARA
No Pertanyaan
1
Bagaimana cara yang dilakukan oleh Green Production dalam
mendapatkan klien atau projek ?
2 Mengapa menggunakan strategi promosi personal selling sebagai
salah satu marketingnya ?
3 Adakah startegi promosi lain yang digunakan ?
4 Bagaimana cara pendekatan dengan calon klien ?
5 Siapa saja yang melakukan personal selling dalam perusahaan ?
6 Siapa sajakah target klien dari Green Production ?
7 Adakah jadwal terstruktur untuk melakukan melakukan personal
selling ? kapan saja dan dalam satu bulan berapa kali ?
8 Ada berapa jumlah klien yang dimiliki oleh Green Production saat
ini dan siapa saja ?
9 Dalam setiap tahunnya adakah target project atau target pendapatan
yang ingin dicapai ?
10 Apakah target tersebut selalu tercapai tiap tahunnya ?
11 Berapa jumlah staff permanen yang dimiliki oleh Green Production
?
12 Event apa saja yang sudah diselennggarakan oleh Green Production
?
13 Apakah GreenProduction dapat mengcustomize event sesuai dengan
keinginan dari calon klien ?
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Bpk. Sumendar Rachmat
Direktur PT. Synergy Green Production
1. Bagaimana cara yang dilakukan oleh Green Production dalam mendapatkan
klien atau project ?
Jawaban : Dalam mendapatkan project atau klien green production yang
pertama yaitu dengan mengdakan event mandiri seperti yang sudah diketahui
sebelumnya yaitu pameran pendidikan dan baby and kids expo, selain itu
mengikuti lelang event pemerintahan dan juga melalui penunjukan langsung
yang sebelumnya dilakukan personal selling.
2. Mengapa menggunakan strategi promosi personal selling sebagai salah satu cara
marketing perusahaan ?
Jawaban : Karena dengan melakukan kegiatan personal selling kami dapat
mengetahui lebih dalam mengenai kebutuhan klien terhadap eventnya sehinggga
pada saat esekusi atau eventnya diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik
dan sesuai dengan keinginan dari klien
3. Adakah startegi promosi lain yang digunakan ?
Jawaban : Ya, Green Production juga melakukan promosi melalui instagram
4. Bagaimana cara pendekatan dengan calon klien ?
Jawaban : Kami memposisikan diri sebagai teman atau mitra yg siap membantu
terhadap klien diawali dengan diskusi ringan sampai ke pokok permasalahan
5. Siapa saja yang melakukan personal selling dalam perusahaan ?
Jawaban : Personal selling ini dilakukan oleh 4 orang termasuk saya (Bpk.
Sumendar rachmat)
6. Siapa sajakah target klien dari Green Production ?
Jawaban : Perusahaan Swasta, Instansi Pemerintahan, Perbankan, dll
7. Adakah jadwal terstruktur untuk melakukan melakukan personal selling ? kapan
saja dan dalam satu bulan berapa kali ?
Jawaban : Untuk jadwal terstruktur tidak ada karena terkadang klien meminta
memajukan atau memundurkan waktu pertemuan sehingga hal ini diluar dari
jadwal yang sudah ditentukan, tetapi untuk mulai melakukan kegiatan personal
selling ini kami biasanya diawal tahun sudah melakukan blast email ataupun fax
dan juga telepon kepada calon klien kami untuk menawarkan jasa pembuatan
event
8. Ada berapa jumlah klien yang dimiliki oleh Green Production saat ini dan siapa
saja ?
Jawaban : Cukup banyak total mungkin lebih dari 100 yang sudah bekerjasama
9. Dalam setiap tahunnya adakah target project atau target pendapatan yang ingin
dicapai ?
Jawaban : Tentu saja ada untuk tahun ini kami menargetkan sebanyak 20 event
yang didapatkan melalui personal selling
10. Apakah target tersebut selalu tercapai tiap tahunnya ?
Jawaban : Tidak selalu
11. Berapa jumlah staff permanen yang dimiliki oleh Green Production ?
Jawaban : 4 orang permanent staff
12. Event apa saja yang sudah diselennggarakan oleh Green Production ?
Jawaban : Kurang lebih ada outbound training, family gathering, seminar, lomba,
product launching, dll
13. Apakah GreenProduction dapat mengcustomize event sesuai dengan keinginan dari
calon klien ?
Jawaban : Tentu bisa justru itu yang menjadi kekuatan atau kelebihan dari kita
MENGENAI PENULIS
BIODATA DIRI
Nama : Nur Siti Fatimah
NIM : 201520521
Program Studi : Manajemen Bisnis Konvensi & Event
TTL : Bandung, 14 Agustus 1997
Alamat : Jl. Cidurian utara no. 249 Rt 03/09, Kel. Sukapura,
Kec. Kiaracondong, Bandung, Jawa Barat
Email : [email protected]
JENJANG PENDIDIKAN
Tahun Sekolah
2003 - 2009 SDN Sekejati I Bandung
2009 – 2012 SMP Bina Dharma 2 Bandung
2012 – 2015 SMKN 9 Bandung
2015 - 2019 Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
PENGALAMAN
Tahun
2017 OJT – PT. Wanindo Prima
2018 Runner at IndoBuildtech 2018
2018 Runner at Intertex 2018
2019 Co. Tenant at Festival Keuken 2019