efektivitas pemanfaatan media vcd dan gambar - Digilib UNS
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of efektivitas pemanfaatan media vcd dan gambar - Digilib UNS
1
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN MEDIA VCD DAN GAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH
DITINJAU DARI TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI
DI KABUPATEN BULELENG-BALI
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh
DHALIA SOETOPO S860809009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Dhalia Soetopo
Nim : S868009009
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul ”Efektivitas
Pemanfaatan Media VCD Dan Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Sejarah
Ditinjau Dari Tingkat Motivasi Belajar Sejarah Pada Siswa Kelas XI Sekolah
Menengah Atas Negeri Singaraja Di Kabupaten Buleleng-Bali”, adalah betul-
betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang
saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 13 Desember 2011
Yang membuat pernyataan,
Dhalia Soetopo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Orang-orang yang berhenti belajar
akan menjadi pemilik masa lalu.
Orang-orang yang masih terus belajar,
akan menjadi pemilik masa depan
(Mario Teguh)
Orang sukses takkan pernah mengeluh bagaimana kalau akan gagal, namun
berusaha bagaimana untuk berhasil
lakukanlah yang terbaik dan anda akan dapat hasil yang terbaik pula karena
kesuksesan itu penuh tantangan, gagal sekali dua kali itu biasa, tetaplah konsisten
dengan mimpi kita
Hadapi masalah tanpa masalah agar masalah tidak menjadi risalah kesalahan
sepanjang perjalanan ini
Tesis ini dipersembahkan untuk
1. Ayah, Drs. Soetopo, M.Pd
2. Bunda, Noerwahyuningsih
3. Adik, Widhiarty Soetopo dan Widhury Soetopo
4. Anak-anak cost community
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
penerangan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Karya tulis ini
dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan, dorongan dan peran serta berbagai
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang
sedalam-dalamnya, kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret,
yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada saya untuk mengikuti
dan menyelesaikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus M.S. selaku Direktur PPs UNS yang telah
memberikan izin penelitian dan penyusunan tesis ini.
3. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sejarah yang senantiasa memberikan input, dorongan dan bimbingan serta
memotivasi untuk menyelesaikan studi.
4. Dr. Suyatno Kartodirdjo selaku Pembimbing I yang dengan sabar
memberikan nasehat untuk menyelesaikan studi.
5. Dra. Sutiyah, M.Pd., M.Hum. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Sejarah dan selaku Pembimbing II atas dorongan dan bimbingan dengan
segala perhatian yang besar untuk cepat menyelesaikan studi.
6. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah
banyak mentransfer ilmunya sebagai bekal penelitian ini dan masa depan
penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7. Bapak/Ibu Kepala SMA Negeri di Kecamatan Buleleng yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Bapak/Ibu pengampu mata pelajaran sejarah di sekolah yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
9. Para siswa kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten Buleleng atas
semangat, disiplin, ketekunan dan kegigihannya dalam melaksanakan
penelitian ini.
10. Teman-teman angkatan 2009 Program Studi Pendidikan Sejarah yang
selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini
11. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan material
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan semuanya sesuai dengan
yang diharapkan.
12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga apa
yang telah diberikan selama ini tercatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya.
Semoga karya ini mampu memberikan kontribusi positif dalam
membentuk paradigma baru serta dalam memilih media pembelajaran sejarah
yang lebih profesional. Amin!
Surakarta, 13 Desember 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................................ ii
PENGESAHAN TESIS....................................................................................... iii
PERNYATAAN................................................................................................... iv
MOTTO................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
ABSTARK.......................................................................................................... xvi
ABSTRACK....................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori.............................................................................................. 12
1. Media Pembelajaran........................................................................... 12
a. Pengertian Media pembelajaran .................................................... 12
b. Jenis Media Pembelajaran............................................................... 15
c. Penggunaan Media Pembelajaran................................................... 19
1) Media VCD (Video Compact Disc)........................................... 19
a) Macam-macam VCD.............................................................. 20
b) Kelebihan dan kelemahan Media VCD.................................. 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c) Tujuan Penggunaan Media VCD............................................ 26
d) Langkah-langkah Pembelajaran VCD dalam Pembelajaran...... 28
2) Media Gambar................................................................................ 30
a) Fungsi Media Gambar............................................................... 31
b) Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar............................... 33
2. Prestasi Belajar..................................................................................... 37
3. Motivasi Belajar................................................................................... 51
a. Motivasi Belajar Sejarah ............................................................. 56
b. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar............................... 58
4. Pembelajaran Sejarah.......................................................................... 59
a. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Sejarah..................................... 59
B. Penelitian Yang Relevan........................................................................... 64
C. Kerangka Pemikiran.................................................................................. 66
D. Hipotesis....................................................................................................67
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................68
B. Metode Penelitian......................................................................................69
C. Populasi dan Sampel................................................................................. 71
D. Teknik Pengambilan Sampel.................................................................... 72
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 73
F. Teknik Analisis data.................................................................................. 90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.......................................................................................... 95
B. Pengujian Prasyarat Analisis.................................................................. 102
C. Pengujian Hipotesis................................................................................ 113
D. Pembahasan............................................................................................ 116
E. Keterbatasan Penelitian.......................................................................... 130
BAB V PENUTUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
A. Kesimpulan............................................................................................. 132
B. Implikasi................................................................................................. 132
C. Saran........................................................................................................ 133
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Faktorial 2x2................................................................................... 68
3.2 Penghitungan Kategori Motivasi Belajar Sejarah dengan Skala Likert
Untuk Kelompok Kontrol Menggunakan Media Gambar......................... 76
3.3 Penghitungan Kategori Motivasi Belajar Sejarah dengan Skala Likert
Untuk Kelompok Kontrol Menggunakan Media VCD.............................. 78
3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Korelasi Terhadap Koefesien
Korelasi....................................................................................................... 81
3.5 Komponen Hasil Penghitungan Data Untuk Uji Realibilitas Instrumen
Motivasi Belajar Sejarah............................................................................. 82
3.6 Hasil Penghitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji Coba
Kuesioner................................................................................................... 83
3.7 Pedoman Acuan Normatif (PAN)............................................................... 85
3.8 Ketentuan Kriteria Tingkat Kesukaran Item Soal tes Prestasi Belajar
Sejarah....................................................................................................... 86
3.9 Ringkasan Hasil Penghitungan Data Validitas Prestasi Belajar
Sejarah........................................................................................................ 88
3.10 Ringkasan Hasil Penghitungan Data Uji Reliabilitas Prestasi Belajar
Sejarah....................................................................................................... 89
3.11 Ringkasan Anova Untuk Desain Faktorial................................................ 90
4.1 Pengujian Homogenitas Variansi Berdasarkan Nilai Penggunaan Media
VCD dan Gambar.......................................................................................108
4.2 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Media................................. 108
4.3 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Motivasi.............................. 109
4.4 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Media gambar (A1)........... 110
4.5 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Media VCD...................... 111
4.6 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Motivasi Tinggi................. 112
4.7 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Motivasi Rendah............... 113
4.8 Hasil Tabulasi Masing-masing Aspek dan Kelompok............................. 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4.9 Tabulasi Hasil Penghitungan ANAVA.................................................... 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR GAMBAR
2.1 Analisis Belajar Observasional...................................................................... 35
2.2 Visualisasi Faktor Yang Berpengaruh Pada Prestasi belajar......................... 43
2.3 Taksonomi Bloom.......................................................................................... 47
2.4 Proses Motivasi Belajar.................................................................................. 56
3.1 Skala Likert Motivasi Belajar Sejarah........................................................... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Hasil Prestasi Belajar Sejarah ditinjau dari Penggunaan
Media Gambar (A1)........................................................................................ 96
4.2 Hasil Prestasi Belajar Sejarah ditinjau dari Penggunaan
Media VCD (A2)............................................................................................. 96
4.3 Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Tinggi (B1)................................. 97
4.4 Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Rendah (B2).............................. 98
4.5 Prestasi belajar sejarah dengan menggunakan Media Gambar berdasarkan
Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Tinggi (A1B1)........................... 99
4.6 Prestasi belajar sejarah dengan menggunakan Media Gambar berdasarkan
Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Rendah (A1B2)....................... 100
4.7 Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media VCD Berdasarkan
Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori Tinggi (A2B1)......................... 101
4.8 Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media VCD Berdasarkan
Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori Rendah (A2B2)........................ 102
4.9 Plot Uji Normalitas A1B1 Pada Kelompok Media Gambar Dengan Kategori
Motivasi Tinggi............................................................................................. 104
4.10 Plot Uji Normalitas A1B1 Pada Kelompok Media Gambar Dengan
Kategori Motivasi Rendah............................................................................ 105
4.11 Plot Uji Normalitas A2B1 Pada Kelompok Media VCD Dengan Kategori
Motivasi Tinggi............................................................................................. 106
4.12 Plot Uji Normalitas A2B1 Pada Kelompok Media VCD Dengan Kategori
Motivasi Tinggi............................................................................................ 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Daftar Nama Siswa
2 Soal Kisi-kisi Kuesioner Motivasi
3 Soal Kisi-kisi Evaluasi Pre-Test
4 Soal kisi-kisi Evaluasi Post-Test
5 Rencana Pembelajaran
6 Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
7 Tabel Kerja Hasil Tabulasi Skor Tes Uji Coba Kuesioner
Motivasi Belajar
8 Tabel Kerja Uji Coba Reliabelitas Kuesioner Motivasi Belajar
Sejarah dengan Rumus Spearmen Brown
9 Tabel Kerja Uji Coba Validitas Kuesioner Per-Soal dengan
Rumus Pearson Moment
10 Data Siswa-siswa untuk Tes Uji Coba Prestasi Belajar Sejarah
11 Daya Beda Siswa Uji Coba Tes Prestasi Belajar Sejarah
12 Tabel Kerja Proporsi Uji Coba Tes Prestasi Belajar Sejarah
13 Tabel Kerja Kelompok Atas Uji Coba Tes Prestasi Belajar
Sejarah
14 Tabel Kerja Kelompok Bawah Uji Coba Tes Prestasi Belajar
Sejarah
15 Data Item Tes yang Digunakan Setelah Uji Proporsi dan Tingkat
Kesukaran Soal
16 Tabel Tabulasi Item Skor Uji Coba Tes Prestasi Belajar Sejarah
17 Tabel Kerja Uji Validitas Uji Coba Tes Prestasi Belajar Sejarah
dengan Korelasi Pearson Moment
18 Tabel Kerja Uji Reliabelitas Soal Pre-Test Prestasi Belajar
Sejarah dengan Spearmen Brown (Belah Dua)
19 Tabulasi Item Soal Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah Pada
Kelompok Kontrol Media Gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
20 Tabel Kerja Analisis Skala Likert Kuesioner Motivasi Belajar
Sejarah Pada Kelompok Kontrol Media Gambar
21 Data Tabulasi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
Kelompok Kontrol Media Gambar
22 Tabel Kerja Uji Validitas Kuesioner Per-soal Kelompok Kontrol
Media Gambar
23 Tabel Kerja Hasil Tabulasi Skor Kuesioner Motivasi Belajar
Sejarah Pada Kelompok Kontrol Media Gambar
24 Tabel Kerja Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
Pada Kelompok Kontrol Media Gambar
25 Tabulasi Item Soal Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah Pada
Kelompok Eksperimen Media VCD
26 Tabel Kerja Analisis Skala Likert Kuesioner Motivasi Belajar
Sejarah Pada Kelompok Eksperimen Media VCD
27 Data Tabulasi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
Kelompok Eksperimen Media VCD
28 Tabel Kerja Uji Validitas Kuesioner Per-soal Kelompok
Eksperimen Media VCD
29 Tabel Kerja Hasil Tabulasi Skor Kuesioner Motivasi Belajar
Sejarah Pada Kelompok Eksperimen Media VCD
30 Tabel Kerja Uji Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar Sejarah
Pada Kelompok Eksperimen Media VCD
31 Menentukan Kelompok Motivsi Tinggi dan Rendah Untuk
Kelompok Ekperimen Dengan Menggunakan VCD
32 Menentukan Kelompok Motivasi Tinggi Untuk Kelompok
Ekperimen Dengan Menggunakan VCD
33 Menentukan Kelompok Motivsi Rendah Untuk Kelompok
Ekperimen Dengan Menggunakan VCD
34 Menentukan Kelompok Motivasi Tinggi dan Rendah Untuk
Kelompok Ekperimen Dengan Menggunakan Media Gambar
35 Menentukan Kelompok Motivasi Tinggi Untuk Kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Ekperimen Dengan Menggunakan Media Gambar
36 Menentukan Kelompok Motivasi Rendah Untuk Kelompok
Ekperimen Dengan Menggunakan Media Gambar
37 Perhitungan Kelompok Motivasi Tinggi dan Rendah Untuk
Kelompok Ekperimen Dengan Menggunakan VCD
38 Perhitungan Kelompok Motivasi Tinggi dan Rendah Untuk
Kelompok Ekperimen Dengan Menggunakan VCD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
ABSTRAK Dhalia Soetopo. S860809009. Efektivitas Pemanfaatan Media VCD dan Gambar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau dari Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali. Tesis. Dosen Pembimbing I : Dr. Suyatno Kartodirdjo, Pembimbing II: Dra. Sutiyah M.Pd., M.Hum. Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNS, Surakarta 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan efektivitas pembelajaran yang menggunakan media VCD dengan media gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali, (2) Perbedaan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali, (3) Interaksi antara pemanfaatan media VCD dan gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Buleleng-Bali. Sampel diambil dengan teknik multi-stage sampling, sebanyak 124 siswa. Sampel dengan menggunakan media VCD sebagai kelompok ekperimen berjumlah 59 orang sedangkan untuk media gambar sebagai kelompok kontrol adalah 65 orang. Pengumpulan data menggunakan test prestasi belajar sejarah dengan bentuk pilihan ganda dan kuesioner motivasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam mempelajari sejarah. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: (1) Tidak ada perbedaan efektivitas yang positip dan signifikan antara pembelajaran sejarah yang menggunakan media VCD dengan media gambar terhadap prestasi belajar pelajaran sejarah (F hasil ≥ F tabel (10,05≤ 3, 94)) , (2) Tidak ada perbedaan positif dan signifikan antara siswa yang motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah (F hasil ≤ F tabel (2,26≤ 3, 94)), (3) Tidak ada interaksi positif yang siginifikan antara pemanfaatan media VCD dan gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pelajaran sejarah(F hasil ≤ F tabel (0,20≤ 3, 94)). Jadi dalam pembelajaran sejarah yang memanfaatkan media pembelajaran dan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah, sehingga ada pengaruh yang dicapai. Guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan materi sehingga penggunaan media dapat membantu tercapai tujuan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan motivasi siswa belajar. Kata Kunci : Media VCD, Media Gambar, Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ABSTRACT
Dhalia Soetopo. S860809009. VCD Utilization and Effectiveness of Media Images Of History Lesson Learning Achievement Judging from the level of Student Motivation Class XI High School District in Buleleng-Bali. Theses. Supervisor I: Dr. Suyatno Kartodirdjo, Advisor II: Dra. Sutiyah M.Pd., M. Hum. Education History Graduate Studies Program UNS, Surakarta 2011.
The purpose of this study was to determine: (1) Differences of learning effectiveness using VCD media with media images of subjects learning achievement in the history of State High School students in class XI Buleleng-Bali, (2) difference in learning motivation high and low motivation to learning achievement in the history of the subjects students in class XI SMA Buleleng-Bali, (3) The interaction between media use VCD and pictures with the motivation to learn of the achievements of the subjects studied history at senior high school students in class XI Buleleng-Bali.
The method used in this study is an experimental method. The population in this study a class XI student of high school in the district of Buleleng-Bali. Samples were taken with a multi-stage sampling technique, as many as 124 students. Samples by using VCD media as a group amounted to 59 people while doing some experiments to media images as a control group is 65 people. Collecting data using achievement test study history with the form of multiple choice and motivation questionnaire to determine students' motivation in learning history. Data analysis techniques using ANAVA two roads.
Based on the results of the study concluded: (1) There is no difference in effectiveness is positive and significant relationship between teaching history using VCD media with media images of the achievements of learning the lessons of history (F ≤ F table results (10,05≤ 3, 94)), (2 ) There is no positive and significant difference between students who are motivated to learn high and low learning motivation towards learning achievement history subjects (F ≤ F table results (2,26≤ 3, 94)), (3) No significant positive interaction between utilization of VCD media and pictures with the motivation to learn to learn the lessons of history achievement (F ≤ F table results (0,20≤ 3, 94)). So in learning the history of the use of instructional media and students who have high motivation to learn, is expected to improve the learning achievements of history, so there is the effect achieved. Teachers should be able to choose the appropriate media with the material so that the use of the media can help achieve the learning objectives and can optimize the students' motivation to learn.
Keywords: VCD Media, Media Image, Learning Achievement Learning and Motivation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran selalu menuntut adanya interaksi efektifitas antara guru dan
siswa. Salah satu alasan interaksi ini harus terjadi adalah agar pembelajaran tidak
terasa monoton dan hanya bisa berinteraksi satu arah. Interaksi siswa dan guru
yang baik akan dapat meningkatkan atau efektivitas pembelajaran. Interaksi ini
mencakup segala hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Saat guru
menerangkan suatu pelajaran dan siswa dapat menanggapi dengan baik,
memperhatikan guru dan jika guru bertanya, murid bisa menjawab, ini yang
disebut interaksi yang tidak monoton. Dengan adanya interaksi dalam proses
pembelajaran maka hubungan timbal balik antara guru dan siswa akan terjalin
dengan baik sehingga mendapatkan suasana kelas yang kondusif dalam upaya
menanggapi tujuan pembelajaran.
Menurut Harjanto (2008:38) proses pembelajaran dirancang untuk
menjawab tiga pertanyaan : (1) apa tujuan pengajaran, (2) apa bagaimana kegiatan
dan sumber belajar, (3) bagaimana evaluasinya. Artinya salah satu hal yang
penting dalam proses perancangan atau desain pembelajaran adalah melakukan
perumusan tujuan pembelajaran.
Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan
visi suatu lembaga pendidikan. Artinya tujuan penyelenggaraan pendidikan
diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus dijadikan
rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
penting dalam sistem pembelajaran. Jika diibaratkan, tujuan pembelajaran adalah
jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala terdapat tujuan yang
harus dicapai.
Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses
pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara
optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan guru
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga
dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa dapat
melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru juga dapat
merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk
membantu siswa belajar.
Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem pembelajaran.
Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan
materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber
belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat
keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat digunakan
sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa
telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan
kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap
siswa dan kualitas suatu sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
diharapkan dapat membawa pengaruh pada perubahan pembelajaran di kelas yang
menekankan pada pengembangan kompetensi setiap individual siswa. Artinya
setiap siswa akan mendapatkan hak dan kesempatan yang sama untuk
mendapatkan latihan mengembangkan kompetensi di setiap mata pelajaran,
sehingga kompetensi itu dikuasai dan menjadi kebiasaan berpikir dan bertindak
yang dilakukan secara konsisten. Penekanan pada kompetensi berarti orientasi
kegiatan pembelajaran siswa harus lebih aktif belajar dalam mencari informasi
dan melakukan ekplorasi sendiri atau bersama teman dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran lebih berpusat pada aktivitas siswa
karena merekalah yang nantinya diharapkan akan memiliki dan menguasai
sejumlah kompetensi dalam semua pelajaran, sedangkan peran guru lebih banyak
sebagai motivator dan fasilitator yang mempermudah siswa mendapatkan sumber
belajar sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran secara optimal sebaliknya
Geoffry Peartington (dalam Widja, 1989:83) menyebutkan bahwa praktek
pengajaran yang berlaku selama ini sering dicap sebagai pelajaran hapalan yang
didominasi oleh situasi “too much chalk and talk and by a lack of involvement of
children in their own learning” yakni terlalu banyak omongan dan catatan tanpa
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajarannya. Hal inilah diperhatikan
dalam setiap mata pelajaran khususnya mata pelajaran sejarah.
Pembelajaran sejarah cenderung menimbulkan berbagai persepsi yang
menganggap pembelajaran sejarah mengasyikkan tetapi ada juga yang
berpendapat bahwa pembelajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
karena dipenuhi dengan fakta, tahun kejadian, nama-nama para pelaku sejarah (Sri
Sutjiatingsih, 1995:8). Hal ini dikarenakan guru-guru sejarah kurang memahami
metode dan penggunaan media pembelajaran, sehingga dalam menyampaikan
pelajaran sejarah kurang menarik bagi para siswa. Sebagian siswa bosan dan
akhirnya tidak tertarik terhadap pelajaran sejarah. Di samping itu guru juga belum
menggunakan media yang bermacam-macam/bervariasi, bahkan peta saja jarang
dipakai, maka perhatian siswa terhadap pembelajaran sejarah juga kurang (Widja,
1989:1). Dengan demikian perlu ditekankan di sini pembelajaran sejarah yang
persepktif terutama untuk masa depan yang penuh dengan tantangan, yaitu
pembelajaran Sejarah yang mampu membuat siswa menjadi lebih cerdas untuk
menghadapi tantangan zamannya. Untuk itu pembelajaran sejarah perlu memiliki
apa yang dikatakan Soejadmoko (yang dikutip Widja, 2002 :4) sebagai “dorongan
kekuatan emansipatorik” terhadap berbagai prasangka histories dalam lingkungan
kehidupannya. Tentu saja banyak prasyarat yang perlu dipersiapkan untuk
mewujudkan pendekatan baru ini. Tetapi yang terpenting adalah kemampuan dari
berbagai pihak untuk membantu mencapai tujuan tersebut.
Sejalan dengan tuntutan itu untuk mencapai tujuannya, mata pelajaran
sejarah telah diberikan dan tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari
mata pelajaran IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan
sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis
dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam
pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Menurut Kochhar (2008:68) mata pelajaran sejarah menawarkan materi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
sangat luas melibatkan berbagai keterampilan, dan mengarahkan pada pemahaman
yang mendalam serta generalisasi yang akan mengembangkan berbagai
kemampuan yang dimiliki oleh para siswa. Dengan demikian pemahaman suatu
materi yang kompleks menjadi hal penting pada proses pembelajaran sejarah,
guru harus memiliki kreativitas yang tinggi agar ilmu yang ditansfer lebih bisa
diterima secara logis oleh siswa. Penggambaran fenomena atau kejadian yang ada
dalam ilmu sejarah bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan
melakukan pratikum, menggunakan alat peraga ataupun media lainnya yang
diharapkan dapat mengembangkan potensi serta kompotensi yang dimiliki siswa
baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotor.
Guru juga harus merekonstruksi masa lampau yang terselubung dalam
kejelasan. Penjelasan-penjelasan lisan belaka tidak dapat membuat sejarah
menjadi hidup, gamblang dan relevan dengan kehidupan para siswa yang
berorientasi masa kini atau masa depan. Berbagai macam media pembelajaran
gambar, peta, film, filmstrip, model, kartun, dekorasi dan peta waktu, grafik dapat
dibawa ke dalam pelajaran dan dapat menjadi selingan dari ritunitas normal
(Kochhar, 2008:210).
Media pembelajaran selain dapat meningkatkan motivasi belajar juga
memainkan peranan dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi belajar dapat
diperoleh melalui berbagai cara. Saat ini perkembangan teknologi terutama
komputer sangat pesat sehingga komputer bukan lagi merupakan barang mewah
dan hampir ada di setiap rumah. Adanya fenomena ini telah mendorong perlunya
pemelitian untuk memanfaatkan teknologi multimedia ini sebagai alat bantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pembelajaran. Melalui alat bantu ini diharapkan siswa mempunyai motivasi yang
lebih tinggi sehingga prestasi belajar siswa lebih baik.
Siswa sebagai salah satu unsur dalam pendidikan memiliki variasi dalam
menyerap pengetahuan, dimana emosi, cara belajar, motivasi dan latar belakang
siswa bervariasi pula. Media pembelajaran pada dasarnya berfungsi sebagai alat
untuk mencapai tujuan yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena
prestasi belajar sebagai salah satu indikator kualitas pendidikan. Prestasi belajar
dapat menggambarkan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai selama proses
pendidikan. Baik buruknya media ditentukan oleh patokan yaitu kriteria tujuan
dan kriteria siswa, situasi, kemampuan guru, juga media itu tepat pada pemilihan
materi yang sesuai.
Untuk mencapai peningkatan prestasi belajar tersebut guru dituntut
menggunakan berbagai sarana dalam pembelajaran, salah satunya adalah
penggunaan media pembelajaran. Agar dapat memilih media yang sesuai guru
perlu mengenal berbagai jenis media dengan karakter masing-masing. Meskipun
telah banyak jenis media elektronik yang canggih, tidak berarti bahwa media yang
sederhana tidak relevan digunakan. Suatu saat guru hanya memerlukan media
sederhana, namun pada saat lain, media sederhana dikombinasikan dengan media
yang canggih sehingga tercipta suatu multimedia untuk pembelajaran tertentu.
Media pembelajaran yang dipilih haruslah dapat mencakup aspek
penglihatan (visual), pendengaran (auditif) dan gerak (motorik) karena selain
bertujuan memudahkan peserta didik dalam belajar, juga dapat menanamkan
konsep. Livie dan livie (dalam Azhar Arsyad, 2007:9) menyimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas
mengingat, mengenali dan menghubungkan fakta dan konsep. Sementara Paivio
(dalam Azhar Aryard, 2007:9) menyatakan bahwa terdapat dua sistem ingatan
manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal dan yang lainnya untuk
mengolah image non verbal. Artinya bahwa beban belajar dengan menggunakan
indera ganda seperti, pandang, dengar dan gerak akan memberikan keuntungan
yang lebih optimis dalam proses pembelajaran.
Salah satu pemanfaatan teknologi multimedia komputer di bidang
pendidikan antara lain untuk membuat VCD. Media VCD ini bisa digunakan
siswa di rumah menggunakan VCD player atau komputer. Penggunaan media
VCD ini merupakan alternatif pembelajaran guna memenuhi kebutuhan siswa,
sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan penalaran dan keterampilan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah. Pada
kenyataannnya penggunaan VCD masih terdapat berbagai kendala antara lain :
tidak semua guru mampu menggunakannnya. Media VCD selama ini belum
dimanfaatkan secara maksimal di Bali atau guru enggan menggunakan media
audio visual seperti VCD dalam mengajar. Padahal media VCD lebih efektif
dalam membantu menyampaikan materi pelajaran dimana siswa seolah melihat
langsung fenomena yang terjadi tanpa harus pergi kelapangan, sehingga
pengalaman belajar siswa diharapkan pada pembelajaran sejarah karena dapat
membantu, membina citra dan konsep sejarah lebih meningkatkan pada diri anak
didik sehingga prestasi belajar juga diharapkan dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pokok bahasan perkembangan pengaruh barat dan perubahan ekonomi,
demografi, serta kehidupan sosial budaya masyarakat di Indonesia pada masa
kolonial yang diajarkan pada siswa kelas XI IPS SMA akan lebih menarik apabila
disertai dengan penggunaan media VCD yang di dalamnya akan mempermudah
siswa untuk memahami pelajaran sejarah. Pokok bahasan ini mempelajari tentang
sistem merkantilisme di beberapa negara eropa, revolusi industri dan berbagai
aspeknya, latar belakang masuknya bangsa Eropa ke Indonesia, Masuknya
kekuasaan Asing dan perkembangannya di Indonesia, dan perlawanan bangsa
Indonesia menentang kolonialisme Asing. Permasalahan yang menarik adalah
bagaimana memberi gambaran yang jelas kepada siswa tentang isi pokok bahasan
tersebut. Pembelajaran dengan media konvensional yang identik saja (artinya
penggunaan media yang sederhana dengan pola yang sama) akan sangat
memberikan keabstrakan pada siswa. Contohnya pada pembahasan mengenai
masuknya kekuasaan asing, harus dibutuhkan suatu media agar penjelasannya bisa
dimengerti karena penjelasan mengenai materi tersebut bersifat abstrak.
VCD sebagai media audio visual dapat memperlihatkan secara lebih nyata
tentang fenomena yang ada dalam ilmu sejarah. Visualisasi yang lebih nyata
sangat mendukung pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu,
siswa mendapatkan variasi dalam proses belajar mereka. Daya imajinasi siswapun
akan bertambah yang pada akhirnya diharapkan akan mendorong munculnya
kreativitas siswa. Khusus mengenai media VCD dalam penelitian ini memiliki
kelebihan yaitu materi yang dikemas di buat dalam satu keping VCD yang isinya
terdiri dari sub-sub pokok bahasan sehingga memudahkan guru untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menerapkannnya pada siswa serta disertai beberapa soal tes evaluasi untuk
dilemparkan kepada siswa.
Berdasarkan pemikiran di atas, diharapkan pembelajaran dengan
menggunakan VCD dan Media Gambar lebih baik daripada secara konvensional
tanpa media. Dilihat dari sisi perkembangan zaman, penggunaan media ini sejalan
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini menjadi
pertimbangan utama bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan
membandingkan penggunaan kedua media tersebut sehingga peneliti terdorong
untuk mengadakan penelitian tentang Efektivitas Pemanfaatan Media Video
Compact Disc Dan Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Ditinjau
Dari Tingkat Motivasi Belajar Sejarah Pada Sekolah Menengah Atas Negeri Di
Kabupaten Buleleng-Bali dengan batasan masalah penelitian pada penggunaan
media VCD dan gambar, Motivasi siswa yang tergolong rendah maupun tinggi,
dan prestasi belajar siswa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan efektivitas pembelajaran sejarah yang
menggunakan media VCD dengan gambar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten
Buleleng-Bali?
2. Apakah terdapat perbedaan efektivitas pembelajaran sejarah yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri
Singaraja di Kabupaten Buleleng-Bali?
3. Apakah terdapat interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan
gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perbedaan efektivitas pembelajaran yang menggunakan media VCD
dengan media gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah
pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
2. Perbedaan efektivitas pembelajaran yang memiliki motivasi belajar tinggi
dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran
sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali
3. Interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan gambar dengan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada
siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat secara praktis maupun
secara teoritik, yaitu :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan
penyediaan media dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Bagi Guru sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi siswa, sehingga kegiatan pembelajaran tidak menonton.
c. Bagi Siswa dapat belajar sejarah lebih aktif, karena dengan media
pembelajaran sejarah dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar
sejarah.
2. Manfaat Teoritik
a. Dapat dipakai sebagai bahan kajian lebih mendalam bagi penelitian-
penelitian lanjutan yang sifatnya lebih luas dan mendalam baik dari sisi
wilayah maupun substansi permasalahannya.
b. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang pembelajaran serta
lebih mendukung teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang
diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran Sejarah
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua kata atau
kutub) atau suatu alat (Sri Anitah, 2008:1). Menurut Timothy dalam bukunya
yang berjudul Instructional Techology For Teaching And Learning (2000:100)
mendefinisikan A medium (plural, media) is a chanel of communication. Derived
from latin word meaning “between” the term refers to that which carries
information between a source and receiver examples of media include slides,
videotapes, diagrama, printed materials and computere software.
AECT (Association of Education and Communication Techology)
(1997:201) mengatakan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk
menyalurkan informasi. Gearlach and Ely (dalam Pupuh Fathurrohman dan Sobry
Sutikno, 2009:65) menjelaskan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Schraman (dalam Arief S. Sadiman, 1990:8) mengatakan media adalah teknologi
pembawa informasi atau pesan instruktional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Miarso (dalam Tim Dosen FIP Yogyakarta, 1992:5) mengatakan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat,
metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara pengajar dan si pembelajar dalam proses
pembelajaran di kelas.
Dari keseluruhan pengertian di atas, secara umum dapat dikatakan bahwa
substansi dari media pembelajaran adalah : (1) bentuk saluran, yang digunakan
untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan
atau pembelajar, (2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang
dapat merangsang pembelajar untuk belajar dan (4) bentuk-bentuk komunikasi
yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar baik cetak maupun audio, visual,
dan audio-visual.
Menurut Hujair AH. Sanaky (2009:4) media pembelajaran adalah sebuah
alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.
Smaldino (dalam Sri Anitah, 2008:2) dikatakan media pembelajaran, bila segala
sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran.
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (dalam Surtikanti dan Sri Hartini, 2009:4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai) foto, gambar, grafik, televisi dan computer. Dengan kata lain media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instrusional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Hal
ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada
perangkat keras.
Dari berbagai pengertian yang terkandung dalam media bahwa media
pembelajaran diartikan sebagai semua alat (bantu) yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi)
pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam
hal ini anak didik atau warga belajar) yang dapat merangsang pemikiran, perasaan
dan perhatian penerima pesan sehingga tercipta bentuk komunikasi
(pembelajaran).
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visula/verbal. Sehingga
dapat dipahami media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan penyalur pesan pengguna mencapai tujuan pembelajaran (Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, 2002:137).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Jenis Media Pembelajaran
Secara umum media pembelajaran dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu
; (1). media pandang (visual aids), (2) media dengar (audio aids) dan (3) media
dengar pandang (audio-visual aids).
Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran (telinga) saja
disebut sebagai media audio; Media yang melibatkan indera penglihatan (mata)
saja disebut sebagai media visual; sedangkan media yang melibatkan keduanya
dalam satu proses pembelajaran kita sebut sebagai media audiovisual (Yudhi
Munadi, 2008:54). Media pembelajaran audio visual dapat dihadirkan dengan
bantuan komputer yang memungkinkan suatu bentuk media pembelajaran yang
menarik.
Bermacam-macam peralatan dapat digunakan oleh pengajar atau guru
untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan
pendengaran untuk menghindari ketidakpahaman yang masih mungkin terjadi
kalau tidak menggunakan media. Media bila dikaitkan dengan pembelajaran
merupakan sarana komunikasi dalam proses pembelajaran yang berupa perangkat
keras (hardware) maupun perangkat lunak (sofware) untuk mencapai proses dan
hasil pembelajaran secara efektif dan efisien serta mempermudah dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Penggunaaan media pembelajaran di setiap proses belajar mengajar pasti
memiliki manfaat guna pencapaian proses pembelajaran hal ini seperti yang
dijelaskan Sri Anitah (2008:5) yaitu:
Manfaat penggunaan media ada dua yaitu ditinjau bagi pengajar dan pembelajar. Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pedoman arah untuk mencapai tujuan, menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik, memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik, memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran, membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian materi pelajaran, membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar dan meningkatkan kualitas pengajaran. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi pembelajar yaitu : meningkatkan motivasi belajar pembelajar, memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar, memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar, memberikan inti informas, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar, merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis, menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran
Bagi Guru manfaat media pembelajaran adalah : (1) Memudahkan
pengertian ketika anak-anak sedang mendengarkan, (2) Dapat melafalkan dengan
baik arti dari kosa kata, (3) Dapat membaca dengan benar, (4) Tersedianya suatu
topik kata, (5) Memudahkan jalan komunikasi antara guru dan murid.
(http://manfaat/media.google.com diunduh 23 Pebruari 2011 pukul 21.30 wita)
Pengunaan media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajaran,
media mempunyai tujuan memberikan rangsangan belajar baru dan juga akan
mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik serta juga
mendorong pembelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Pupuh Fathurromahman dan Muhamad Sobry
Sutikno, 2009:71) mengemukakan rumusan pemilihan media dengan kriteria-
kriteria sebagai berikut : (1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; (2)
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; (3) Kemudahan memperoleh media; (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media yang diperlukan; dan
(5) Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Kriteria di atas lebih diperuntukkan bagi media konvensional. Thorn
(dalam http://www.aif.edu/kipbipa/papers/oudatedaena.doc, diunduh senin 5
Maret 2010). mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif
Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Media memiliki ciri-ciri
agar dapat dipergunakan dengan baik. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Azhar
Arsyad, 2007:12-15) ada tiga ciri yaitu : (1) ciri fiksatif (Fixative Property, (2)
ciri manipulatif (Manupulativatie Property, (3) ciri distributif (Distribustive
Property). Ketiga ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan dan merekomendasikan suatu peristiwa atau objek. Dengan
ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek
yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal
waktu. Demikian pula dengan kegiatan siswa dapat direkam untuk
kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan
maupun secara kelompok.
(2) Ciri Manipulatif (Manupulativatie Property)
Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-
sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali
urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan
terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap siswa ke arah
yang tidak diinginkan.
(3) Ciri Distributif (Distribustive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu.
Sedangkan menurut Rahadi ( 2003 : 27-28) ada beberapa karakteristik
media gambar : (1) harus autentik; (2) Sederhana; (3) Ukuran gambar
proporsionsal; (4) Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya; (5)
Gambar harus message.
Media dalam kegiatan belajar mengajar berfungsi sebagai instrumental,
dengan kata lain media berarti tidak hanya sekedar alat bantu pembelajaran saja,
namun juga untuk mencapai atau memiliki tujuan. Alat tersebut dimaksudkan
adalah alat untuk membantu proses belajar, mempermudahkan mengungkapkan
hal-hal yang rumit. Jadi selain sebagai alat bantu pembelajaran, media bisa juga
digunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran, walaupun tidak semua tujuan
pembelajaran, karena setiap media memiliki ciri atau karakteristik dan juga
kekhasannya masing-masing, sehingga hanya tepat digunakan untuk tujuan yang
khas dan sesuai pula.
Menurut Levie dan Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2007:16-17) bahwa ada
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
(1) Fungsi atensi media visual; (2) Fungsi afektif media visual; (3) Fungsi
kognitif media visual; (4) Fungsi kompensatoris.
Menurut Kemp dan Dayton (1985:3-4) meskipun telah disadari bahwa
banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta
pengintergrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat.
Mereka mengemukkan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak
positif dari penggunaan media sebagai bahan intergral pembelajaran di kelas atau
sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut : Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku; (2) Pembelajaran bisa lebih menarik; (3)
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan
prisnsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik
dan penguatan; (4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat;
(5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan; (6) Pembelajaran dapat diberikan
kapan dan dimana diinginkan; (7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka
pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan; (8) Peran guru dapat
berubah-ubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
c. Penggunaan Media Pembelajaran
1) Media VCD (Video Compact Disc)
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
berkembang pula jenis-jenis media pembelajaran yang lebih menarik dan dapat
digunakan baik di sekolah maupun di rumah. Salah satunya adalah media
pembelajaran yang berbentuk VCD (Video Compact Disc). Menurut Azhar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Arsyad (2007:36) “VCD adalah sistem penyimpanan dan rekaman video dimana
signal audio-visual direkam pada disket plastik bukan pada pita magnetic”.
Menurut Darmawan yang dikutip Iswahyudi (2008: 9) “VCD merupakan sistem
penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan”. Jadi VCD adalah
sistem penyimpanan informasi gambar dan suara pada disket plastik atau piringan
bukan pada pita magnetik.
VCD merupakan media atau bahan ajar audio-visual
(http://Penggunaan/MediaVCD??//UPI//Bandung??//google.com diunduh Sabtu 5
Maret 2011, pukul 17.00 Wita) media ini biasanya disebut sebagai alat bantu
pandang dengar (audio visual aids/audio visual media). Umumnya program video
telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap akhir dari penayangan
video siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar. Baik tidaknya
program video tentu saja tergantung pada desain awalnya, mulai analisis
kurikulum, pengetahuan media, skema yang menunjukan sekuensi (skenario) dari
sebuah program video, film, strip, pengambilan gambar dan proses editingnya.
a) Macam-macam VCD
Ada 3 macam VCD yang sering guru gunakan dalam pembelajaran antara
lain : (1) VCD audio; (2) Video VCD; (3) Compact Disc Rend-Only Memory
(CD-ROM). Dalam penelitian ini menggunakan VCD dalam pembelajaran
sejarah.
Media VCD mempunyai 2 perangkat yaitu perangkat lunak dan perangkat
keras. Perangkat lunak berupa keping disc yang berisi data sedangkan perangkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
keras adalah perangkat untuk memproses perangkat lunak ke dalam tampilan
gambar.
VCD dapat digunakan sebagai alternatif pemilihan media pembelajaran
Sejarah yang cukup mudah untuk dilaksanakan, dikarenakan akhir-akhir ini di
lingkungan akademis atau pendidikan penggunaan media pembelajaran yang
berbentuk VCD bukan merupakan hal yang baru lagi dan dapat digunakan dalam
kegiatan pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Penggunaan media
pembelajaran sejarah yang berbentuk VCD memungkinkan digunakan di rumah
karena VCD player sekarang ini sudah bukan merupakan barang mewah lagi dan
dapat ditemukan hampir disetiap rumah siswa.
(http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/4455 diunduh Selasa 4
Januari 2011, pukul 21.35 wib)
b) Kelebihan dan kelemahan Media VCD
Menurut Iswahyudi (2008: 10) kelebihan media VCD sebagai berikut:
(1) Memiliki kemampuan yang dimiliki oleh media audio, visual maupun
gerak
(2) Konsistensi materi yang akan diajarkan
(3) Tidak memerlukan ruangan gelap.
(4) Jangkauan VCD sangat luas, cepat, merata dan ilmiah sebagai patner
guru dalam mengajar
(5) Dengan VCD peserta didik akan menjadi lebih aktif dalam mengikuti
proses belajar mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(6) Disamping mendorong dan meningkatkan memotivasi serta dapat
menanamkan sikap dan segi afektif
(7) Peserta didik dapat belajar sendiri dirumah dengan menonton VCD
tersebut.
(8) VCD dapat menampilkan unsur gerak sekaligus suara karena dalam
penayangannya, gerakan dalam VCD dapat diperlampat maupun
percepat.
(9) Ukuran VCD sangat praktis dan mudah dibawa
(10 Harga murah sehingga dapat dijangkau oleh peserta didik.
Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media
pembelajaran di antaranya menurut Smaldino (2008: 310), video merupakan
media yang cocok untuk pelbagai ilmu pembelajaran, seperti kelas, kelompok
kecil, bahkan satu siswa seorang diri sekalipun. Hal itu, tidak dapat dilepaskan
dari kondisi para siswa saat ini yang tumbuh berkembang dalam dekapan budaya
televisi, di mana paling tidak setiap 30 menit menayangkan program yang
berbeda. Dari itu, video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu
memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran
secara langsung pada kebutuhan siswa.
Selain itu, menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video multi-
suara bisa ditujukan bagi beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka
bahasa untuk menjelaskan isi video. Beberapa DVD bahkan menawarkan
kemampuan memperlihatkan suatu objek dari pelbagai sudut pandang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks pencarian melalui judul, topik,
jejak atau kode-waktu untuk pencarian yang lebih cepat.
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pebelajar,
dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah
kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah
masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara
dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu
menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman
siswa terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur
emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat
dilepaskan dari potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia
mampu secara langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa.
Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira,
atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu,
menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau
sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam
memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya dalam mendemons-trasikan
bagaimana tatacara merangkai bunga, membuat origami pada anak-anak TK, atau
memasak pada pelajaran tataboga dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa
lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video pembelajaran yang
merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi
maupun feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video
memberikan kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah
mereka saksikan secara berjama’ah. Misalnya tentang resolusi konflik dan
hubungan antar sesama, mereka bisa saling mengobservasi dan menganalisis
sebelum menyaksikan tayangan video.
Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film
dalam meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya
adalah (Munadi, 2008: 127; Smaldino, 2008: 311-312):
· Mengatasi jarak dan waktu
· Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis
dalam waktu yang singkat
· Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya,
dan dari masa yang satu ke masa yang lain.
· Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
· Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.
· Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa
· Mengembangkan imajinasi
· Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih
realistik
· Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas
sosial yang akan dibedah di dalam kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
· Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas
peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.
Selain kelebihan, video/film juga memiliki kekurangan, di antaranya:
sebagaimana media audio-visual yang lain, video juga terlalu menekankan
pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut; pemanfaatan
media ini juga terkesan memakan biaya tidak murah, terutama bagi guru, maaf,
dengan gaji pas-pasan di negeri ini; dan penanyangannya juga terkait peralatan
lainnya seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.
Dari pendapat di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kelebihan
penggunaan media VCD antara lain:
a. Siswa dapat belajar sendiri di rumah maupun di sekolah dan VCD sangat
praktis serta mudah dibawa
b. Dapat diputar secara berulang-ulang, dipercepat maupun diperlambat pada
bagian tertentu yang perlu lebih jelas, dan bahkan gambar dapat diperbesar
c. Dapat menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak
kompleks yang sulit dilihat dengan mata, membandingkan antara dua
adegan berbeda diputar dalam waktu bersama
d. Dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, promosi suatu
produk, interview, dan menampilkan suatu percobaan yang berproses dan
pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
e. VCD peserta didik akan menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar mengajar dan menumbuhkan minat atau motivasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Di balik kelebihan-kelebihan VCD tidak lepas dari kelemahannya.
Menurut Iswahyudi (2008: 10) kelemahan media VCD sebagai berikut:
a) Mudah rusak karena tergores serta memerlukan perawatan
b) Tidak semua materi dapat dikemas dalam bentuk VCD
c) Memerlukan peralatan TV dan VCD player
d) Proses pembuatan harus disesuaikan dengan tujuan atau standar
kompetensi peserta didik.
Sedang (Http://pppkbermediavcd_hjnunuk diunduh Jumat 7 Januari 2011
pukul 20.05 Wib) menjelaskan tentang kelemahan dari media VCD, yakni:
a) Harus menggunakan listrik.
b) Keping VCD akan mudah rusak jika perawatan dan pengoprasiannya
kurang baik.
c) Produksi media tersebut tergantung dengan peralatan yang canggih dan
mahal.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelemahan media
VCD antara lain memerlukan adanya listrik dan pengoprasiannya harus hati-hati.
c) Tujuan Penggunaan Media VCD
Tujuan media VCD pembelajaran ada beberapa macam. Menurut
Iswahyudi (2008: 11) ada tiga macam tujuan media VCD pembelajaran yaitu:
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ketiga tujuan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
(1) Tujuan pembelajaran kognitif meliputi (a) dapat mempertunjukan serangkaian
gambar dan tanpa suara; (b) dapat diajarkan tentang pengetahuan mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu; (c) dapat mengembangkan aspek
kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan
memberikan rangsangan berupa gerak, (d) dapat digunakan untuk
menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan,
khususnya yang menyangkut interaksi manusiawi.
(2) Tujuan pembelajaran afektif meliputi (a) untuk menyampaikan informasi
dalam aspek afektif; (b) dapat menjadi media yang sangat baik dalam
mempengaruhi sikap dan emosi
(3) Tujuan psikomotorik meliputi (a) untuk memperlihatkan contoh ketrampilan
yang menyangkut gerak, (b) siswa dapat langsung mendapatkan umpan balik
secara visual terhadap kemampuan mereka, sehingga mampu mencoba
ketrampilan gerakan tadi.
Menurut Cheppy Riyana, (2007:6) media VCD sebagai bahan ajar
bertujuan yakni: (1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalistis; (2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya
indera siswa maupun guru; (3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
Penggunaan yang maksimal media VCD dapat dilakukan dengan cara: (1)
jika bahan itu dibeli, disewa atau dipinjam, usahakan agar guru mempunyai waktu
untuk mempelajarinya, (2) guru sebaiknya memahami benar isi, buatlah catatan
tentang istilah-istilah baru, konsep dan fakta-fakta, juga harus dipersiapkan
dengan bahan-bahan diskusi dan evaluasi, (3) sebelum film itu disajikan,
diskusikanlah dahulu dengan para siswa tujuan dari video, juga istilah-istilah dan
pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab mengenai penggunaan media, (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
pasanglah VCD atau Video sebelum kelas dimulai, (5) penataan kelas/tempat
duduk, suhu, ventilasi dan cahaya harus baik agar tenang ketika melihat film yang
diputar, dan (6) setelah siswa melihat, diskusikanlah istilah, konsep, fakta dan
pertanyaan-pertanyaan (Kartawidjaja, 1988:79).
Menurut Colletti (yang dikutip Soekartawi 1995:43), urutan efektivitas
penggunaan media pembelajaran dalam kaitannya dengan daya serap siswa dapat
menangkap informasi dengan menggunakan media pengajaran VCD yang
merupakan media audio visual lebih efektif, dimana daya serapnya sekitar 75%
daripada penyampaian materi dengan metode ceramah. Berdasarkan penelitian
Colletti, maka dapat dilihat betapa pentingnya penggunaan media pengajaran
VCD yang dapat dilihat langsung oleh siswa sehingga memiliki pengalaman
belajar yang mendekati kongkret.
d) Langkah-langkah dalam Penggunaan VCD dalam Pembelajaran Sejarah
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan VCD
(http://google.com/media-penggunaan-audiovisual-VCD.co.id/pdf/ yang diunduh
27 Maret 2011pukul 21.00 Wita meliputi tiga tahapan yaitu :
(1) Tahap Persiapan meliputi : (a) menyusun jadwal program disesuaikan
Menyusun jadwal program disesuaikan dengan topik/materi
pembelajaran, (b) mengecek peralatan : VCD, LCD, dan Listrik; (c)
mempelajari bahan penyerta, (d) menyeleksi isi program akan penting
tidaknya bagian-bagian yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran;
(e) mengecek kesesuaian isi program dengan judul dan isi yang tertera, (f)
mengatur tempat duduk agar seluruh siswa dapat menangkap isi program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pembelajaran, (g) meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis-menulis
dan peralatan lain yang diperlukan dalam program.
(2) Tahap Pelaksanaan meliputi: (a) guru memberikan informasi seperlunya
tentang program video pembelajaran dan agar siswa memperhatikan materi
yang akan dipelajari, (b) menjelaskan tujuan dan menjelaskan materi
pokok, (c) memberikan apersepsi dan motivasi, (d) melaksanakan
pengorganisasin program dan bahan penyerta, (e) mengamati dan
memantau kegiatan siswa selama program pemutaran VCD berlangsung,
meliputi : menjaga suasana kelas yang tertib, mengatur volume suara jelas
terdengar seluruh siswa, mengatur posisi LCD dapat terlihat seluruh siswa;
(f) memberikan penguatan, penegasan, pengayaan terhadap tayangan
program, (g) memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan,
h) Membuat kesimpulan/rangkuman, memberikan evaluasi kepada siswa,
mematikan program jika dianggap sudah selesai.
(3) Tahap Tindak Lanjut meliputi: (a) pemberian tugas lanjutan kepada siswa,
(b) memberikan tanya jawab sebagai umpan balik, (c) apabila pokok
materi memerlukan praktikum, guru mengajak siswa untuk mengadakan
praktek di Laboratium, (d) apabila pokok materi memerlukan referensi
tambahan, guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan, (e)
menginformasikan tentang penting memperhatikan/mendengarkan
program VCD pembelajaran untuk memanfaatkan program video
selanjutnya, f) mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber
belajar lain yang relevan dengan materi yang dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Media Gambar
Gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan.
Gambar sebagai bahan ajar tertentu saja diperlukan suatu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian gambar atau foto siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar. Menurut Wiedman dalam buku “Lehren Mit Bildmedien” menggambarkan
bahwa melihat sebuah gambar lebih tinggi maknanya daripada membaca atau
mendengar. Melalui membaca dapat diingat hanya ±10%, melalui mendengar
yang diingat ±20%, dan dari melihat ±30%. Gambar yang secara baik dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya
harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara
menggunakannya dan atau bahan teks (http://google//Media/Gambar/Menurut//
pendapat/para/tokoh//com diunduh Senin 28 Pebruari 2011, pukul 16.00 Wita).
Menurut Oemar Hamalik (1994 : 95) media gambar adalah segala sesuatu
yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan
ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
opaque proyektor. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang
merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja (Arif
Sadiman, 1996 : 29)
Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan
dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko,
1980 : 3). Gambar yang dimaksud gambar disini adalah foto, gambar dari
majalah, buku atau surat kabar. Ada dua tujuan dalam penggunaan gambar itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
yaitu mengajar siswa membaca gambar dan transparasi informasi melalui gambar
(Kartawidjaja, 1988:710).
Gambar yang berwarna-warni dapat membuat murid dalam belajar sejarah
menjadi semangat. Gambar ini dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi
lebih realistis dan berwujud, sehingga murid tidak hanya dapat membayangkan
saja.Dengan mengambil gambar-gambar dari surat kabar, majalah dan kalender
tentu tidak membutukan biaya mahal. Disamping itu suasana pembelajaran
menjadi semakin menyenangkan. (http://google//Media/Gambar/Menurut//
pendapat/para/tokoh//com diunduh Senin 28 Pebruari 2011, pukul 16.00 Wita)
Jadi media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-
peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan
kedalam bentuk 2 dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan
yang berhubungan dengan pokok bahasan.
a) Fungsi Media Gambar
Fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar
yang dipergunakan guru. Secara garis besar fungsi utama penggunaan media
gambar adalah (1) Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh
positif pada pendidikan; (2) Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang
autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep
yang sama kepada setiap orang; (3) Fungsi ekonomis; artinya memberikan
produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal; (4) Fungsi politis;
berpengaruh pada politik pembangunan; (5) Fungsi seni budaya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola
usaha penciptaan teknologi kemudian yang modern (Oemar Hamalik, 1994 : 12)
Fungsi-fungsi tersebut di atas terkesan masih bersifat konseptual. Menurut
Ahmad Rohani (1997 : 6-7) Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran
adalah sebagai berikut (a) mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik;
(b) mengatasi batas ruang dan kelas; (c) mengatasi keterbatasan kemampuan
indera, (d) mengatasi peristiwa alam; (e) menyederhanakan kompleksitas materi;
(f) memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau
alam sekitar
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai
berikut: (1) Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh
dengan informasi atau data, (2) Gambar bermakna dan dapat dimengerti,
sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian dan,
(3) Lengkap bahan diambil dari sumber yang benar, sehingga jangan sampai
gambar miskin informasi yang terkait penggunanya tidak belajar apa-apa (Majid,
2006:178).
Syarat-syarat gambar yang baik adalah: (1) Komposisi antara obyek
belajar harus baik, sehingga kedudukan masing-masing obyek jelas sesuai dengan
peranannya. Artinya, obyek utama dalam belajar jangan sampai terlihat kecil dan
tidak jelas dibanding obyek belajar lainnya. Yang berfungsi sebagai pelengkap,
sehingga obyek pelengkap tidak menganggu perhatian siswa dalam belajar; (2)
Pesan yang dimaksud harus jelas. Pesan ini berhubungan erat dengan kompetensi
pesan sedemikian rupa sehingga siswa dengan mudah dan cepat mengenal pesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
yang dimaksud, dan (3) Pemberian (kombinasi) warna yang efektif. Warna adalah
bagian dari lingkungan alam kita, oleh karena itu pemberian warna sesungguhnya,
agar kombinasi yang digunakan menarik apabila dimediakan, dan benar dilihat
dari segi konsepsi. Sebab banyak kombinasi warna yang baik tetapi kombinasinya
tidak mempunyai daya tarik dan kesan yang indah dan mengagumkan apabila
dimediakan, karena prinsip kombinasi warna dalam media lain dengan prinsip
warna keperluan lainnya (Sudjarwo, 1988:184).
Media gambar, dipilih dengan hati-hati dan dipadukan secara sistematis
untuk menunjang berbagai kegiatan dalam pengajaran seperti siswa mampu
meningkatkan nilai pada pelajaran tertentu. Sumber seperti itu meluweskan
pengajaran dengan kebutuhan perorangan, dengan demikian produktivitas baik
pada pihak siswa (membuat media sendiri dengan mengadopsi apa yang telah
diajarkan oleh guru) maupun pada upaya guru (menciptakan kreasi sendiri dengan
berbagai macam model penggunaan media gambar). Dengan penggunaan media
gambar akan memperoleh pengalaman langsung (dapat memiliki keterampilan
serta mencoba dari hasil yang telah dibuat) dengan pembahasan materi dengan
media gambar, serta mampu menemukan permasalahan dan menjawab cara
mengatasinya pada gambar yang dilihat.
b) Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Menurut Arif Sadiman (1996:31) kelebihan dari media gambar adalah (1)
Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal; (2) Dapat mengatasi batasan ruang dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
waktu; (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita; (4) Memperjelas
masalah bidang apa saja; (5) Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan
Adapun kelemahan Media Gambar menurut Ansto Rahadi (2003 :27)
adalah hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat
dilihat oleh sekelompok siswa. Gambar diinterpretasikan secara personal dan
subyektif. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang
efektif dalam pembelajaran.
Menurut Sudjana (2001 :12) tentang bagaimana siswa belajar melalui
gambar-gambar adalah sebagai berikut :
a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak.
b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik
minat belajar siswa secara efektif.
c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama
dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
d. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar
minat para siswa menjadi efektif.
e. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa.
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu bentuk/jenis media
pembelajaran yang efektif kerena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara
jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar.
Dalam memanfaatkan media gambar untuk belajar harus memiliki
beberapa fase yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1) Fase Belajar
Menurut Bandura (dalam Ratna Willis Dahar, 1996: 28), ada empat fase
belajar dari model, yaitu fase perhatian (attentional phase), fase retensi (retention
phase), fase reproduksi (reproduction phase), dan fase motivasi (motivational
phase).
Fase-fase ini diperlihatkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1. Analisis Belajar Observasional
Sumber : Ratna Willis Dahar, 1996: 28
a. Fase Perhatian yaitu memberikan perhatian pada suatu model.
b. Fase Retensi belajar observasional terjadi berdasarkan kontingitas. Dua
kejadian kontiguous yang diperlukan ialah perhatian pada penampilan
model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka
panjang. Menurut Bandura (1977: 26) “Observers who code modelled
activities into either words, concide labels, or vivid imagery learn and
retain behaviour better than those who simply observe or are mentally
preoccupied with other matters while watching.
Peristiwa Menerapkan media
pembelajaran sebagai model sejarah
Penampilan/
Prestasi
FASE PERHATIAN
FASE MOTIVASI FASE RETENSI
FASE REPRODUKSI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari pendapat di atas ini terlihat betapa pentingnya peranan kata-kata,
nama-nama, atau bayangan yang kuat dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan
yang dimodelkan dalam mempelajari dan mengingat perilaku.
c. Fase Reproduksi yaitu bayangan (imagery) atau kode-kode simbolik
verbal dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari
perilaku yang baru diperoleh. Fase reproduksi mengijinkan model atau
instruktur untuk melihat apakah komponen-komponen suatu urutan
perilaku telah dikuasai oleh yang belajar. Ada kalanya hanya sebagian dari
suatu urutan perilaku yang diberi kode yang benar dan dimiliki.
d. Fase Motivasi yaitu para siswa akan meniru suatu model, sebab siswa
merasa bahwa dengan berbuat demikian siswa akan meningkatkan
kemungkinan untuk memperoleh reinforsemen.
Berdasarkan fase-fese di atas pembelajaran akan berlangsung dengan baik
jika siswa melalui fase-fase tersebut dan akan menghasilkan suatu prestasi belajar
yang baik. Oleh karena itu diharapkan seorang guru melalui fase-fase dalam
pembelajaran di kelas.
Langkah Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Sejarah adalah
sebagai berikut :
1. Guru mempersiapkan media gambar yang akan digunakan sesuai
dengan pokok bahasan yang akan dibahas di kelas.
2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dan menjelaskan materi
pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3. Kemudian guru memberikan umpan tanya jawab dengan cara
memberikan tugas untuk mengamati gambar yang telah dibagikan
kepada siswa
4. Setelah itu siswa yang bisa menjawab memberikan penjelsan singkat
mengenai gambar yang diberikan guru tadi
5. Guru memberikan kesimpulan mengenai penjelasan siswa.
2. Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan
dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan
mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun
demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang
melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Berikut
pengertian belajar menurut beberapa ahli yakni :
a. Winkel (2009:59) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
konstant.”
b. Kemudian Oemar Hamalik (2008:36) mendefinisikan belajar adalah
“modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.”Menurut
pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakukan.
c. Menurut Syaiful Sagala (2010: 11) belajar merupakan komponen ilmu
pendidikan yang berkenanan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi,
baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi)
d. Belajar menurut Baharuddin, Esa Nur Wahyuni dan Yudi Munadi
(2008:11) adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar
merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan
mahluk hidup lainnya.
e. Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono (2008:120) belajar selalu
didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan
oleh pengalaman.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa : (a)
situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh
masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar, (b) tujuan dan
maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri, (c) di dalam mencapai tujuan
itu, siswa senantiasa akan menemui kesulitan, rintangan-rintangan dan situasi-
situasi yang tidak menyenangkan, (d) hasil belajar yang utama adalah pola tingkah
laku yang bulat, (e) proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.
Belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari, (f) kegiatan-
kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan
dalam situasi belajar, (g) siswa memberikan reaksi secara keseluruhan, (h) siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya, (i) siswa
diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan itu, (j)
Siswa diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan
dengan tujuan utam dalam situasi belajar.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses
tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang
bersangkutan (Http://ridwan202/ketercapaian/prestasi/belajar.blog.spot.com yang
diunduh pada tanggal 26 September 2010 pada pukul 20:19 Wib).
Dengan pengertian dari belajar, maka ternyata belajar sesungguhnya memiliki
ciri-ciri (karekteristik) tertentu. Menurut Syaiful Sagala (2010: 40) belajar berbeda
dengan kematangan dan dapat dibedakan dari perubahan fisik dan mental individu.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik, (2008:21) mengatakan bahwa ciri belajar yang
hasilnya menetap sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Di samping itu belajar
menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus,
yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni
(2008: 18) mengatakan Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual
serta bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar. Sedangkan menurut
Pupuh Fathurrohman dan Muhamad Sobry Sutikno (2009:25) belajar menghasilkan
perubahan yang menyeluruh, melibatkan keseluruhan tingkah laku secara intergral
melalui suatu Belajar proses interaksi yang berlangsung dari yang paling sederhana
sampai pada kompleks.
Dari pembahasan di atas ditegaskan bahwa ciri belajar adalah perubahan, yaitu
belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Belajar menghasilkan
perubahan perilaku yang secara relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
melakukan pada diri peserta didik. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil
latihan, pengalaman, dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara
langsung.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan dalam
memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar
dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan, namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan
belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar
harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang
mereka anut, namun dari pendapat yang berbeda itu dapat ditemukan satu titik
persamaan. Ngalim Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar
yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
dinyatakan dalam raport.” Selanjutnya Winkel (2009:63) mengatakan bahwa
“prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan
menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport
setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Untuk mencapai prestasi belajar siswa, sebagaimana yang diharapkan,
perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara
lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyudi, (2008:19-28) mengatakan bahwa secara
umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar. Faktor interbal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi
faktor fisiologis (meliputi kondisi fisik individu dan keadaan fungsi jasmani) dan
psikologis (meliputi kecerdasan siswa, motivasi, minat sikap dan bakat).
Sedangkan faktor ekternal dapat digolongkan menjadi 2 yaitu faktor lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
sosial (meliputi lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat,
lingkungan sosial keluarga) dan faktor non sosial (meliputi lingkungan alamiah,
faktor instrumental dan faktor materi pembelajaran). Bahkan menurut Muhibin
Syah (2010: 136-138) faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf
keberhasilan prestasi belajar sehingga semakin mendalam cara belajar siswa
semakin baik hasilnya. Pendekatan belajar dapat dibagi menjadi tiga macam
tingkatan, yaitu : (1) pendekatan tinggi (specukative dan achievieng); (2)
pendekatan sedang (analitical dan deep); (3) pendekatan rendah (reproductive
dan surface). Selain faktor internal dan faktor ekternal, masih terdapat faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar pada setiap
orang, seperti terlihat pada gambar 2.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 2.2 Visualisasi Faktor Yang Berpengaruh Pada Prestasi Belajar
Sumber : Ngalim Purwanto, 1998: 26; Soetopo, 2001: 45
Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang terdapat di dalam diri siswa itu sendiri
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-Faktor yang dimaksud meliputi
motivasi, bakat, kondisi jasmani, kecerdasan, minat berikut adalah penjelasan dari
masing sub di atas.
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
Faktor
Eksternal
Internal
Lingkungan
Instrumental
Psikologis
Fisiologis
Alam
Sosial
Kurikulum/Bahan Ajar
Guru/Pengajar
Sarana dan Fasilitas
Administrasi/Manajemen
Kondisi Fisik
Kondisi Panca Indera
Bakat
Minat
Kecerdasan
Motivasi
Kognitif dan Daya Nalar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
melakukan kegiatan belajar. Motivasi dapat muncul dari dalam siswa itu sendiri maupun
dari luar diri siswa. Menurut Ratna Wilis Dahar (1996:145) langkah pertama
dalam suatu pelajaran ialah memotivasi para siswa untuk belajar. Berdasarkan
penemuan penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya hasil belajar linear
terhadap motivasi (Sumadi Suryabrata, 1983).
Masalah bakat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar seseorang. Bakat menunjukkan spesialisasi atau keahlian yang cocok
bagi seseorang (Primadi, 1998:42). Apabila bakat anak diketahui sejak dini dan
kemudian dibina dan dikembangkan sesuai dengan salah satu mata pelajaran yang
dipelajarinya di sekolah, maka akan memungkinkan anak tersebut mencapai
prestasi yang lebih optimal jika dibandingkan dengan anak yang tidak berbakat.
Kondisi kebugaran jasmani seseorang di dalam mengikuti proses
pembelajaran mempengaruhi prestasi yang cukup besar. Kondisi kebugaran
jasmani yang prima akan memberi dukungan terhadap ketahanan belajar,
konsentrasi belajar, tingkat kepekaan, dan mobilitas yang tinggi, jika
dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai kondisi kebugaran
jasmani yang prima. Oleh karena itu kondisi kebugaran jasmani sangat penting
bagi siswa dalam mendukung aktivitas belajar di sekolah atau merupakan pra-
kondisi menerima kesiapan belajar.
Kecerdasan sering menjadi ukuran untuk menentukan prestasi seseorang.
Setiap orang mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda dan tingkat kecerdasan
itu diukur dengan tes IQ, oleh karenanya kecerdasan merupakan salah satu faktor
penentu prestasi belajar seseorang. IQ lebih merupakan ukuran tingkat rasio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
seseorang (Primadi, 1998:42), sehingga anak yang mempunyai tingkat kecerdasan
tinggi akan lebih mudah memahami informasi pelajaran yang diterima di sekolah.
Minat seseorang untuk mempelajari sesuatu memberikan dorongan yang
kuat untuk memperoleh prestasi berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Yudi Munadi, 2008: 24).
Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu karena sesuai dengan
kebutuhannya yang bermakna bagi dirinya. Minat merupakan salah satu fektor
penting guna mendukung kemauan untuk belajar. Minat yang tinggi terhadap
kemauan untuk belajar diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih
baik, jika dibandingkan dengan minat yang rendah. Seseorang dengan minat yang
tinggi akan lebih rajin dan giat dalam mempelajari sesuatu yang menarik
minatnya sehingga dimungkinkan hasilnya akan lebih baik.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan sekolah mencakup hubungan guru, adminsitrasi, dan siswa
namun hubungan yang harmonis antara guru, administrasi dan teman-teman
sekelas dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.
Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dari lingkungan sekolah dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa faktor, yaitu: 1) Faktor interaksi antara guru
dengan siswa; 2) Faktor cara penyajian; 3) Faktor kurikulum dan; 4) Faktor
metode belajar (Roestiyah, 1982: 24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Lingkungan keluarga mencakup saudara dan orang tua. Keluarga
merupakan proses pembentukan dan perkembangan kepribadian anak yang paling
mendasar, karena di dalam lingkungan keluarga proses interaksi belajar pertama
kali dialami oleh anak. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi
keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa (Yudi Munadi, 2008: 27). Seluruh aspek
kehidupan yang dialami dalam lingkungan keluarga akan turut mempengaruhi
prestasi belajar anak.
Lingkungan masyarakat (budaya, hubungan antar insani, status sosial), di
mana anak itu berada akan membawa dampak terhadap tinggi rendahnya prestasi
belajar anak. Hal-hal ini juga akan menjadi faktor-faktor penunjang atau
penghambat terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Faktor lingkungan
masyarakat juga harus menjadi fokus perhatian bagi para anggota masyarakat
untuk memilih domisili yang mendukung proses pencapaian prestasi belajar.
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi
belajar ditemukan oleh beberapa faktor yang saling mendukung, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses
belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan
berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Dalam kegiatan pengukuran
hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus
dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang
belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian
terhadap keseluruhan proses belajar mengajar, sehingga akan memperlihatkan
banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Prestasi belajar menurut
Bloom meliputi 3 aspek yaitu ”kognitif, afektif dan psikomotorik”. Benjamin
Bloom membagi menjadi ketiga kawasan yang selengkapnya dapat dilihat pada
gambar 2.3. Berikut :
Gambar 2.3. Taksonomi Bloom
Sumber : Sri Esti Wuryani Djiwandono, (2008:210), C. Asri Budiningsih,
2005: 74)
Taksonomi Bloom
Ranah Afektif (Affective Domain)
Ranah Psikomotor (Psychomotoric
Domain)
Ranah Kognitif (Cognitif Domain)
Evaluasi (Membandingkan nilai-nilai, ide, metode)
Sintesis (Menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep yang utuh)
Analisis (Menjabarkan suatu konsep)
Penerapan (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
Pemahaman (Menginterprestasikan)
Pengetahuan (mengingat, menghafal)
Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
Peniruan (Menirukan gerak)
Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
Ketepatan (Melakukan gerak dengan tepat)
Merespon (aktif berpartisipasi)
Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayainya)
Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidupnya)
Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah aspek kognitif yang meliputi
pengetahuan. Teori kognitif menerangkan bahwa pembelajaran adalah perubahan
dalam pengetahuan yang disimpan di dalam memori. Teori kognitif ini bermaksud
penambahan pengetahuan ke dalam ingatan jangka panjang atau perubahan pada
skema atau struktur pengetahuan. Pengkajian terhadap teori belajar kembali
kognitif memerlukan penggambaran tentang perhatian, memori dan elaborasi
reheastal, pelacakan kembali, dan pembuatan informasi yang bermakna. Manusia
memiliki, mengamal, memberi perhatian, menghindar, merenung kembali dan
membuat keputusan tentang peristiwa-peristiwa yang berlaku pada persikataran
untuk mencapai matlamat secara aktif. Pandangan kognitif yang lama utamakan
perolehan pengetahuan. Pandangan yang baru mengutamakan pembinaan atau
pembangunan ilmu pengetahuan. Dalam proses pembelajaran kognitif ini
melibatkan dua proses mental yang penting yaitu persepsi dan pembentukan
konsep (penanggapan). Teori belajar menurut Bruner dalam teori belajarnya
Jerome Bruner berpendapat bahwa mata pelajaran dan diajarkan secara efektif
dalam bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta
untuk mengembangkan program pengajaran yang lebih efektif adalah dengan
mengordinasikan model penyajian bahan dengan cara dimana anak dapat
mempelajari bahan itu sesuai dengan tingkat kemajuan anak. Guru harus
memberikan konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti oleh mereka.
Dengan demikian Bruner menegaskan bahwa mata pelajaran apapun dapat
diajarkan secara efektif dengan kejujuran intelektual kepada anak, bahkan dalam
tahap perkembangan manapun. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
tahap. Ketiga tahap itu adalah (1) informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh
pengetahuan atau pengalaman baru (2) tahap transformasi, yaitu memahami
mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam
bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, (3) evaluasi, yaitu
untuk mengetahui apa hasil transformasi pada tahap kedua tadi benar/ tidak. Oleh
karena itu cara mengatur kegiatan kognitif dengan menggunakan sistematika alur
pikir dan sistematika prose belajar itu sendiri. Orang yang menggunakan alur pikir
dalam pemecahan masalah, ia akan berfikir sistematis dan dapat mengkontrol
kegiatan kognitifnya, sehingga pembelajaran akan lebih efisien.
(htttp://education/for/all:pembelajaran/menurut/aliran/kognitif(JA.Brunner)/teori/
pembelajaran.blogspot.com/2008 yang diunduh Rabu 10 Agustus 2011)
Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan
nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa, serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan
tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan
keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar sebagai hasil dari proses belajar siswa biasanya dilihat
pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku
laporan prestasi belajar siswa atau raport. Raport merupakan perumusan terakhir
yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar
(http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:QPhkfH660uYJ:lambit
u.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara-motivasi-dengan-prestasi-belajar-
siswa-pada-mata-pelajaran-geografi-di-kelas-xi-ips-sma-negeri-2-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
singaraja/+prestasi+belajar+menurut+bloom&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id
diunduh senin 28 Oktober 2009 pada pukul 21.15 Wib).
Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi
anak didik, pendidik, wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang
diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun
sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa
pengetahuan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar
Mengukur keberhasilan siswa yang berdemensi kognitif dapat dilakukan
dengan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan
perbuatan, tetapi semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes
lisan dan perbuatan hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes
lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah karena pelaksanaannya yang
face to face (berhadapan langsung). Untuk merencanakan penyusunan instrumen
tes prestasi siswa yang berdemensi afektif (ranah rasa) ialah Skala Likert yang
tujuannya mengidentifikasi kecenderungan sikap. Sedangkan cara yang
dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah
psikomotor (ranah karsa) adalah observasi. Observasi dalam hal ini, dapat
diartikan sebagai jenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku atau fenomena lain,
dengan pengamatan langsung (Muhibbin Syah, 2010: 152-154).
Menurut Wirawan seperti dikutip Supartha (2004 : 34) prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam usaha belajar yang dilakukan
dalam periode tertentu. Prestasi belajar dapat dipakai sebagai ukuran untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
mengetahui materi pelajaran yang telah diajarkan atau dipelajari. Sehubungan
dengan itu, Masrun dan Martaniah (dalam Supartha, 2004 : 34) menyatakan
bahwa kegunaan prestasi belajar di antaranya adalah : (1) Untuk mengetahui
efisiensi hasil belajar yang dalam hal ini diharapkan mendorong siswa untuk
belajar lebih giat; (2) Untuk menyadarkan siswa terhadap tingkat kemampuannya;
dengan melihat hasil tes atau hasil ujiannya siswa dapat menyadari kelemahan dan
kelebihannya sehingga dapat mengevaluasi dan bagaimana caranya belajar selama
ini; (3) Untuk petunjuk usaha belajar siswa; dan (4) Untuk dijadikan dasar untuk
memberikan penghargaan.
Melihat dari pengertian prestasi atau hasil belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang berwujud
perubahan ilmu pengetahuan, keterampilan motorik, sikap dan nilai yang dapat
diukur secara aktual sebagai hasil dari proses belajar. Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut, prestasi belajar dalam penelitian ini secara konseptual diartikan
sebagai hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka yang
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa baik berupa kemampuan
kognitif, afektif, maupun psikomotor yang dapat diukur dari tes atau hasil ujian
siswa.
3. Motivasi Belajar
Setiap individu memiliki kondisi internal, yang turut berperan dalam
aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah
“Motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh
karena itu, perbuatan seseorang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung
tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya (Hamzah B. Uno, 2008:1).
Menurut Isbandi Rukmino Adi (1994:154) istilah motivasi berasal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak
dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah
lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu
tingkah laku. Menurut David Mc Clelland (1976:28) a motive is the
redintergration by a cue of a change in a affective situation. Adapun menurut Mc
Donald (yang dikutip Pupuh Fathurohman dan Muhamad Sobry Sutikno 2009:19)
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorangan yang ditandai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Jadi motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.
Dalam kegiatan belajar motivasi tentu sangat diperlukan, sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen
dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari pratik atau penguatan (reinforced
practise) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Menurut Pupuh Fathuroman dan Muhamad Sobry Sutikno (2009:19-20)
motivasi ada dua yaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi Instrinsik
merupakan jenis motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan motivasi
ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu apakah karena ada ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Dalam proses pembelajaran motivasi sangat diperlukan sebab siswa yang
tidak mempunyai motivasi kemungkinan tidak akan melakukan aktivitas belajar.
Dalam hal ini motivasi instrinsik mempunyai sifat lebih penting sehingga
keinginan untuk belajar datangnya dari dalam diri siswa dapat tumbuh akhirnya
harapan untuk mencapai hasil yang mencerminkan kemampuannya dapat
dioptimalkan, maka peranan guru dalam kegiatan pembelajaran juga sebagai
motivator agar siswa terdorong dan terangsang untuk tekun belajar.
Faktor motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno (2008:23) dapat
diklasifikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa
depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan prilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.
Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
menurut Hamzah B. Uno (2008:27) antara lain dalam (1) menentukkan hal-hal
yang dapat dijadikan penguat belajar, (2) memperjelas tujuan belajar yang hendak
dicapai, (3) menentukkan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (4)
menentukkan ketekunan belajar.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang
diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi
diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik. Pentingnya motivasi belajar
siswa terbentuk antara lain agar terjadi perubahan belajar ke arah yang lebih
positif. Pandangan ini sesuai dengan Pendapat Hawley (Elida Prayitno, 1989:3) :
“Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih
banyak dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi
dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai motivasi
yang tinggi.”
Aspek motivasi dalam keseluruhan proses belajar mengajar sangat
penting, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Motivasi dapat
memberikan semangat kepada siswa dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan
memberi petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya. Berdasarkan pernyataan
tersebut, maka harus dilakukan suatu upaya agar siswa memiliki motivasi belajar
yang tinggi. Dengan demikian siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil
belajar yang optimal. Siswa dalam belajar hendaknya merasakan adanya
kebutuhan psikologis yang normatif. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya
dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi rendah
dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha
menghindar dari kegiatan belajar. Disimpulkan bahwa motivasi menentukan
tingkat berrhasil tidaknya kegiatan belajar siswa. Motivasi menjadi salah satu
faktor yang menentukan belajar yang efektif
(http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:QPhkfH660uYJ:lambit
u.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara-motivasi-dengan-prestasi-belajar-
siswa-pada-mata-pelajaran-geografi-di-kelas-xi-ips-sma-negeri-2-
singaraja/+prestasi+belajar+menurut+bloom&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id
yang diunduh pada tangal 26 September 2010 pada pukul 20.30 Wib).
Ada teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian
kepuasaan, ada pula yang bertitik tolak pada asas kebutuhan. Motivasi menurut
asas kebutuhan saat ini banyak diminati. Banyak teori motivasi yang didasarkan
dari asas kebutuhan (theory Maslow). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang
berusaha untuk dapat memenuhinya. Dengan demikian, motivasi merupakan
kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam
kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3)
tujuan; (4) umpan balik (Hamzah B. Uno, 2008: 5). Proses interaksi ini disebut
sebagai produk motivasi dasar (basic motivations procces), dapat digambarkan
dengan model proses sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 2.4. Proses Motivasi Dasar
Sumber : Hamzah B. Uno, 2008: 5
Menurut Skinner (yang dikutip Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2008: 330)
tidak perlu memisahkan antara teori belajar dan teori motivasi, karena motivasi
secara sederhana adalah hasil dari reinforcement atau penguatan.
Berdasarkan Expectancy theories of Motivation (Sri Esti Wuryani
Djiwandono, 2008: 341) biasanya, hubungan antara kebutuhan dan tingkah laku
adalah individu merespon terhadap kebutuhan yang muncul. Contohnya orang
yang lapar ingin makan dan orang yang haus ingin minum. Seringkali individu
diadakan pada bagaimana memilih respon untuk berbagai kebutuhan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi diperlukan untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan termasuk kebutuhan prestasi belajar.
(a) Motivasi Belajar Sejarah
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya
motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi
akan melemahkan semangat belajar. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam
belajar; seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak
akan berhasil dengan maksimal. Begitupun dalam mempelajari sejarah motivasi
sangat dibutuhkan, karena secara ideal, sejarah pada dasarnya dapat
Needs, desires, or expectation
Behavior
Goals feedback
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
membangkitkan semangat motivasi perjuangan, meskipun sejarah yang ditelaah
penuh dengan kemalangan dan penderitaan. Manusia belajar atau mempelajari
sejarah yang isinya antara lain kesusahan, kehancuran, bukan untuk turut menjadi
hancur dan menjadi susah, tetapi belajar dari penderitaan itu agar tidak menderita
pada tahap-tahap berikut dalam perjalan waktu. Begitu pun catatan perjalanan
umat manusia terdahulu yang diliputi kehormatan, kejayaan, kebahagian; pada
tataran kekinian dipelajari hendaknya bukan untuk bernostalgia dengan
kelampauan melainkan catatan keberhasilan itu menjadi alat untuk semakin
mengembangkan kreativitas diri atau paling tidak tetap dapat bertahan dalam
kejayaan dan tidak semakin terpuruk (Juraid Abdul Latief, 2006:60).
Jadi, telah terjadi salah paham terhadap belajar sejarah yang luar biasa
besarnya. Ini berpangkal dari ketidakdewasaan dalam belajar sejarah untuk
kemudian belajar dari sejarah. Seolah-olah sejarah dapat membuat stagnasi,
kelesuan, dan hanyut di dalamnya. Kalau ini terjadi berarti kesalahan dalam
memahami sejarah. Artinya, semua itu baru mencerminkan upaya untuk belajar
sejarah dan bukan untuk belajar dari sejarah. Yang perlu ditekankan bagaimana
seseorang dapat belajar dari sejarah sehingga catatan hitam tentang sejarah pun
akan punya makna dalam kehidupan selanjutnya, terlebih lagi catatan sejarah yang
bersifat kegemilangan. Kalau ini dapat diwujudkan maka sejarah benar-benar
dapat dipandang sebagai elemen yang membangkitkan motivasi dan semangat
perjuangan. Dengan demikian tampak jelas sejarah dapat berperan sebagai pelecut
semangat, motivasi kejuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Melalui pelajaran sejarah seorang siswa akan belajar peristiwa yang terjadi
pada masa lampau. Dengan cara membangkitkan motivasi siswa tersebut, maka
seorang guru dalam memaparkan materi pelajaran harus dengan berbagai media
yang inovatif yang lebih menarik sehingga siswa akan memiliki motivasi yang
tinggi untuk mempelajari sejarah. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya
kebosanan dalam pelajaran sejarah, karena rasa kebosanan seorang siswa akan
menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. Rendahnya belajar sejarah pada
siswa berpengaruh terhadap prestasi belajarnya, karena motivasi belajar
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar. Motivasi belajar
merupakan komponen yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dalam
sistem pembelajaran. Sebaliknya jika seorang guru tidak pandai dalam
memaparkan materi dengan tetap mempertahankan image lama maka siswa
menjadi tidak memiliki minat pada mata pelajaran sejarah, sehingga motivasi
dalam menerima pelajaran sejarah akan menjadi berkurang. Oleh sebab itu
motivasi seorang siswa harus dibangun terlebih dahulu agar pada saat menerima
pelajaran sejarah siswa akan lebih siap dan menyukai pelajaran yang akan
disampaikan oleh seorang guru.
(1) Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar
Kebutuhan akan berprestasi merupakan salah satu motif sosial yang
dipelajari secara mendetail dan hal ini dapat diikuti sampai pada waktu ini. Orang
yang mempunyai kebutuhan atau need ini akan meningkatkan performance,
sehingga akan terlihat tentang kemampuan berprestasinya. Untuk mengungkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
kebutuhan akan berprestasi ini dapat dilihat dengan teknik proyeksi. Penelitian
menunjukkan bahwa orang yang mempunyai n-achievement tinggi akan
mempunyai performance yang lebih baik apabila dibandingkan dengan orang
yang mempunyai n-achievement rendah. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa untuk memprediksi bagaimana performance seseorang dapat dengan jalan
mengetahui n-achievement-nya. Seperti diketahui bahwa orang yang intelegent (
orang-orang yang memiliki kecerdasaran tinggi) akan dengan senang hati
menghadapi tugas-tugas yang sulit, dan ini akan mendorong n-achievement-nya,
dan ini akan terkait dengan performance-nya (Bimo Walgito, 2004:227-228).
4. Pembelajaran Sejarah
a). Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah suatu konsep untuk menunjuk pada suatu kegiatan
belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran ada suasana interaktif antara guru
yang mengajar dan siswa yang belajar. Sehubungan dengan itu pengertian
mengajar harus diartikan secara luas, yakni suatu proses menyediakan kondisi
yang merangsang siswa mengarahkan kegiatan bagi subyek belajar (siswa) untuk
memperoleh pengetahuan memiliki sikap dan keterampilan yang membawa
perubahan tingkah laku maupun pengembangan pribadi (Raka Joni yang dikutip
Sardiman, 2003:38).
Sejarah adalah sebuah totalitas dari aktivitas manusia di masa lampau.
Masa lampau dalam hal ini harus diterjemahkan bukan suatu fase yang mandeg,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
tetapi terus berkesinambungan dengan masa kini dan yang akan datang. Hal ini
dipertegas oleh Sartono Kartodirdjo (1994:48) dalam pernyataannya bahwa :
Sejarah adalah cerita tentang pengalaman kolektif suatu komunitas/nasional di masa lampau. Pada pribadi pengalaman membentuk kepribadian seseorang dan sekaligus menentukkan identitasnya. Proses serupa terjadi pada kolektivitas, yaitu pengalaman kolektifnya/ sejarahnya yang membentuk kepribadian nasional sekaligus identitas nasionalnya. Bangsa yang tidak mengenal sejarahnya dapat diibaratkan seseorang individu yang telah kehilangan memorinya, ialah orang yang pikun atau sakit jiwa, maka dia kehilangan kepibadian/identitasnya. Berdasarkan pemahaman tersebut, pembelajaran sejarah dapat dikatakan
sebagai suatu proses kegiatan untuk mendorong dan merangsang subjek belajar
untuk mendapatkan pengetahuan sejarah dan menghayati nilai-nilai kemanusian
dan kesejarahan, sehingga membawa perubahan tingkah laku dan membantu
mengembangkan pribadi subjek belajar secara utuh. Dengan kata lain
pembelajaran sejarah di sekolah tidak lain adalah suatu proses untuk membina
para siswa melalui pelajaran sejarah, agar tumbuh kesadaran sejarahnya.
Perlu ditegaskan betapa pentingnya pengetahuan dan lebih-lebih kesadaran
sejarah amat esessensial bagi pembentukan kepribadaian analog dengan sosio
genesis individu, kepribadian bangsa juga secara inheren memuat kesadaran
sejarah itu. Implikasi hal tersebut di atas bagi nation buidling ialah tak lain bahwa
pendidikan warga negara perlu disertai oleh pengajaran sejarah pada umumnya
dan penyadaran sejarah pada khususnya.
Tujuan pembelajaran sejarah senantiasa merupakan bagian dari tujuan
pendidikan nasional, karena itu antara tujuan pembelajaran sejarah dengan tujuan
pendidikan nasional sudah selayaknya ada kesesuaian. Beberapa butir penting
yang termsuk dalam tujuan pendidikan antara lain penanaman semangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
kebangsaan, cinta tanah air, memperkuat kepribadian nasional dan identitas
sebagai individu anggota masyarakat dan bangsa. Pelajaran sejarah bertujuan
menciptakan wawasan historis lebih menonjolkan kontinuitas segala sesuatu.
Pelajaran sejarah juga mempunyai fungsi sosio-kultural, membangkitkan
kesadaran historis (Sartono Kartodirdjo, 1994:50)
Warga negara perlu disertai oleh pengajaran sejarah pada umumnya dan
penyadaran sejarah pada khususnya. Tujuan pembelajaran sejarah senantiasa
merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional, karena itu antara tujuan
pembelajaran sejarah dengan tujuan pendidikan nasional sudah selayaknya ada
kesesuaian. Beberapa butir penting yang termasuk dalam tujuan pendidikan antara
lain penanaman semangat kebangsaan, cinta tanah air memperkuat kepribadian
nasional dan identitas sebagai individu anggota masyarakat dan bangsa. Pelajaran
sejarah bertujuan menciptakan wawasan historis lebih menonjolkan kontuinitas
segala sesuatu. Pelajaran sejarah juga mempunyai fungsi sosio-kultural,
membangkitkan kesadaran historis (Sartono Kartodirdjo, 1994:50)
Dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran sejarah, Djoko Suryo (yang
dikutip Sardiman, 2003:40) membagi atas dua tujuan, yakni tujuan yang bersifat
ilmiah-akademik dan tujuan yang bersifat pragmatis. Tujuan ilmiah-akademik
seperti yang dikembangkan dalam pendidikan profesional diperguruan tinggi,
terutama untuk pendidikan sejarawan peneliti. Sedangkan tujuan pragmatis,
seperti yang digunakan sebagai sarana pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Menurut Dennis Gunding sebagaimana dikutip oleh Dyah Kumalasari
(2005:17) menyatakan bahwa :
Secara umum pembelajaran sejarah bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik dan menyadarkan siswa untuk mengenal diri dan lingkungannya serta memberikan prespektif historical sedangkan secara spesifik tujuan pengajaran sejarah ada 3 yaitu: mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan dan memberikan informasi kepada peserta didik. Dengan demikian, pengajaran sejarah tidak bertujuan untuk menghafal berbagai peristiwa sejarah. Melalui pembelajaran sejarah orang dapat menemukan diri sendiri atau sebaliknya orang “menemukan” sejarahnya agar dapat mengenal kembali diri sendiri/identitas dirinya. Pelajaran atau penyajian sejarah kecuali memberi pengetahuan faktual juga melakukan penyadaran, artinya membangkitkan perasaan sejarah (Historical sense) serta membuka optik historical/pemikiran dalam kontekstual historis. Pembelajaran sejarah yang mengutamakan fakta keras, perlu mendapat
perhatian yang signifikan karena pembelajaran sejarah yang demikian hanya akan
menimbulkan rasa bosan dikalangan peserta didik. dan pada gilirannya akan
menimbulkan keengganan untuk mempelajari sejarah sebagai bidang studi yang
biasanya dikaitkan dengan pembangunan bangsa, pembelajaran sejarah sering
jatuh ke sifat linier, ekstrinsik dan instrumental dari segi perkembangan anak.
Sehubungan dengan itu Widja (2002:48) mengemukakan bahwa pembelajaran
sejarah menekankan secara berlebihan sifat instrumental bukan saja akan
menyebabkan timbulnya gambaran proses yang pasif represif, tetapi juga sebagai
proses “entrophy” yakni suatu proses organis yang menunjukkan kehidupan tanpa
perkembangan, padahal dalam prespektif baru pendidikan sejarah harus progresif
dan berwawasan tegas ke masa depan. Dalam rangka pengembangan
pembelajaran yang kontekstual, siswa diajak untuk menghadirkan rekonstruksi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
terlibat dan melakukan refleksi. Pelajaran sejarah menjadi membumi di hati dan
mengundah siswa berpikir kritis berwawasan tegas ke masa depan.
Untuk mewujudkan model pembelajaran sejarah yang berfungsi dalam
menghadapi tantangan masa depan tersebut perlu dipikirkan pengembangan
beberapa strategi dasar pembelajaran sejarah baru seperti yang dikemukakan
Widja (2002:47-52) bahwa (1) pembelajaran sejarah tidak hanya berhubungan
dengan simbol-simbol nilai yang statis saja, tetapi juga berkaitan dengan daya
cipta/kreaktivitas di bidang ipteks; (2) pembelajaran sejarah yang berorientasi
pada penanaman nilai yang dinamis progresif serta merangsang. Maksudnya
adalah mengajak siswa untuk mengambil nilai-nilai dari masa lampau, bukanlah
untuk memaku siswa pada kegemilangan masa lampau. Nilai-nilai masa lampau
diperlukan untuk menjadi kekuatan motivasi menghadapi tantangan masa depan;
(3) perangkat pendekatan strategi belajar mengajar sejarah itu sendiri
mengembangkan pendekatan cara belajar aktif disini hendaknya tidak semata-
mata menekankan aktifnya siswa dalam belajar tetapi lebih dari itu perlu
diperhatikan makna yang lebih luas; (4) pengembangan serta pemantapan
profesionalisme guru sejarah
Untuk dapat menunjukan harapan itu pendapat di atas dengan
menggunakan media yang mengandung kualitas baik dan sesuai dengan
keadaan/kajian penelitian. Salah satu media yang bisa membuat di atas adalah
media VCD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
B. Penelitian Yang Relevan
1. Mey Suyatno (2006). Pengaruh Penerapan Model TGT dengan Media VCD
dan Lembar Kegiataan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA,
Surakarta: Tesis PPs. Kajian Teknologi Pendidikan. UNS
Penelitian ini memiliki objek kajian terhadap model pembelajaran dan media
pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran model 1)
terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran (TGT dengan
VCD dan TGT dengan LKS) terhadap prestasi belajar fisika pada konsep
Gaya Gesekan sebab besar sedangkan , 2) tidak terdapat perbedaan pengaruh
tingkat motivasi belajar tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi belajar
fisika pada konsep Gaya Gesekan sebab besar sedangkan , 3) tidak terdapat
interaksi pengaruh penggunaan model pembelajaran (TGT dengan VCD dan
TGT dengan LKS) dan tingkat motivasi belajar tinggi dan rendah siswa
terhadap prestasi belajar fisika pada konsep Gaya Gesekan sebab besar
sedangkan . Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa : 1) penggunaan
model pembelajaran TGT-VCD lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar
fisika daripada model TGT-LKS terhadap prestasi belajar fisika pada konsep
Gaya Gesekan. Dengan kata lain terdapat perbedaan prestasi belajar fisika
siswa yang signifikan pada konsep Gaya Gesekan antara yang mengikuti
pembelajaran model TGT-VCD dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
model TGT-LKS, 2) tidak terdapat perbedaan pengaruh antara tingkat
motivasi belajar tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi belajar fisika pada
konsep Gaya Gesekan, dan 3) tidak terdapat interaksi pengaruh penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
model pembelajaran (TGT dengan VCD dan TGT dengan LKS) dan tingkat
motivasi belajar tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi belajar fisika pada
konsep Gaya Gesekan.
2. Nurul Hidayati (2008). Perbedaan Pengaruh Kooperatif Bermedia VCD
Dengan Pembelajaran Bermedia Gambar Terhadap Pencapaian Kompetensi
Belajar Ekonomi Ditinjau Dari Kebiasaan Belajar. Tesis PPs. Kajian
Teknologi Pendidikan. UNS.
Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan: (I) terdapat perbedaan
kompetensi belajar ekonomi antata yang belajar dengan Pendekatan
Pembelajaran Kooperatif bermedia VCD dengan bermedia gambar.
Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Bermedia VCD menghasilkan
kompetensi belajar Ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan
Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Bermedia Gambar. Hal ini dibuktikan
dan harga Fhitung = 6,159 > Ftabel = 0,05) 3,11. Hasil Uji Kompetensi
Ekonomi untuk Siswa yang diajar dengan Pembelajaran Kooperatif Bermedia
VCD lebih baik dan pada Bermedia Gambar; (2) Terdapat perbedaaan
kompetensi belajar Ekonomi antara yang mempunyai kebiasaan belajar
efektif dan tidak efektif. Siswa dengan kebiasaan belajar efektif lebih baik
kompetensi belajar Ekonominya dibandingkan siswa dengan kebiasaan
belajar tidak efektif. Hal ini dibuktikan dan harga Fhitung 83.778 > Ftabel =
0,05) = 3,11. Kompetensi Ekonomi Siswa yang memiliki Kebiasaan Belajar
efektif lebih baik daripada kebiasaan belajar tidak efektif; (3) Terdapat
interaksi pengaruh antara Pendekatan Pembelajaran dengan kebiasaan belajar
terhadap kompetensi belajar Ekonomi. Hal ini dibuktikan dan hasil pengujian
diperoleh F Hitung 18,475, adapun F Tabel diketahui sebesar 3,11.
Dua penelitian di atas menunujukan bahwa media VCD lebih baik dalam
pembelajaran fisika dan ekonomi daripada media gambar. Penelitian ini berasumsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
bahwa media yang sama juga menghasilkan prestasi belajar sejarah yang lebih
baik dalam pembelajaran di SMA.
C. Kerangka Pemikiran
a. Efektivitas Pemanfaatan Media VCD dan Media Gambar terhadap prestasi
belajar
Pembelajaran sejarah yang media VCD dan media gambar dapat
menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dimana melalui media VCD dan
media gambar diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Media VCD
yang penggunaannya lebih baik dibandingakan dengan media gambar akan
menghasilkan hasil belajar yang berbeda, karena melalui pemanfaatan media
VCD siswa akan memiliki prestasi belajar lebih baik dengan yang
menggunakan media gambar karena dari segi tampilan media VCD lebih
menarik dibandingakan dengan media gambar, sehingga dalam pencapaian
tujuan belajar yaitu pencapaian kompetensi belajar sejarah akan dihasilkan
prestasi belajar yang berbeda.
b. Perbedaan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar
Motivasi memiliki peranan penting dari motivasi dalam belajar dan
pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukkan hal-hal yang dapat
dijadikan penguat, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c)
menentukkan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukkan
ketekunan belajar. Khusus mengenai pemanfaatan media VCD dan media
gambar dalam penelitian ini diharapkan siswa akan memiliki motivasi belajar
yang lebih baik ketika sebelum siswa tersebut menggunakan media VCD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
sehingga prestasi belajar yang dihasilkan akan meningkat dibandingkan
dengan pemanfaatan media gambar.
c. Interaksi antara media VCD dan media gambar terhadap prestasi belajar
ditinjau dari tingkat motivasi belajar sejarah
Tingkat keseringan dalam pemanfaatan media VCD dan media gambar
serta tingkat motivasi belajar siswa memiliki pengaruh terhadap pencapaian
prestasi belajar sejarah siswa. Siswa yang belajar dengan memanfaatkan
media VCD dan media gambar akan memiliki tingkat motivasi belajar yang
tinggi, sehingga pencapaian hasil belajar sejarah juga akan tinggi. Dengan
demikian, terdapat interaksi antara tingkat keseringan dalam pemanfaatan
media VCD dan media gambar serta tingkat motivasi belajar terhadap prestasi
belajar.
D. Hipotesis
Dari kerangka pemikiran di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
4. Terdapat perbedaan efektivitas yang positip dan signifikan pembelajaran
sejarah yang menggunakan media VCD dengan media gambar terhadap
prestasi belajar pelajaran sejarah pada siswa SMA Negeri di Kabupaten
Buleleng-Bali
5. Terdapat perbedaan efektivitas yang positif dan signifikan pembelajaran
sejarah yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah
terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada siswa SMA Negeri
Singaraja di Kabupaten Buleleng-Bali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
6. Terdapat interaksi efektivitas positif yang siginifikan antara pemanfaatan
media VCD dan gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
pelajaran sejarah pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas negeri yang terdapat di
kawasan Kabupaten Buleleng, Singaraja-Bali tepatnya SMA negeri 1 Sawan,
SMA negeri 3 Singaraja dan SMA negeri 1 Sukasada, SMA negeri 2 Singaraja,
dan SMA negeri 1 Seririt. Pemilihan kelima tempat tersebut diharapkan akan
menjawab permasalahan untuk mencapai tujuan penelitian, dengan didasarkan
pada pertimbangan sebagai berikut (1) penggunaan media VCD masih jarang
digunakan dalam pembelajaran Sejarah (2) situasi dan kondisi sekolah yang hanya
menggunakan media seadanya dalam proses pembelajaran sejarah menjadi kurang
diminati sehingga perlu diadakan perbaikan (3) Status sekolah yang pada
umumnya masih sekolah rintisan artinya sekolah tersebut mulai menyiapkan
peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan
bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki daya asing
internasional.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011 selama 2
bulan yaitu mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen. Sugiyono
(2009:114) mengatakan bahwa bentuk desain eksperimental ini merupakan
pengembangan dari experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Pelaksanaan eksperimen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:3)
bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua
faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa menganggu.
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu
perlakuan.
Penelitian ekperimen ini menggunakan desain faktorial 2x2 yakni dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
penelitian (variabel independen) (Sugiyono, 2009:113). Menurut Stephen Issac
(1984:77) “This is the simplest factorial design, permitting the study of effect of
two Xs (treatment), each of which is variabel in two ways (level or values).
Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok
yang mendapatkan perlakuan, yakni dengan pemanfaatan media VCD sebagai
media dalam pembelajaran sejarah sementara itu kelompok kontrol dalam
penelitian ini adalah kelompok gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Kelompok kontrol menggunakan media gambar dibandingkan antara
kelompok eksperimen yaitu kelompok VCD, sehingga diketahui hubungan sebab
akibat variabel-variabel independen (pemanfaatan media VCD dan media gambar
serta tingkat motivasi) terhadap dependen (prestasi belajar sejarah peserta didik
kelas XI). Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat
dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel
disebut juga sebagai variabel independen ke dua (Sugiyono, 2009:5). Variabel
moderator yang turut diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat motivasi belajar
siswa. Penelitian ini akan membandingkan siswa dengan tingkat motivasi tinggi
dan tingkat motivasi rendah berkaitan dengan prestasi belajar. Hubungan motivasi
dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan
iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan guru kurang
baik dalam menciptakan iklim belajar.
Berikut di bawah ini tabel 3.2 desain faktorial 2x2 dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Faktorial 2 x 2
Motivasi Belajar (X2) Media Pembelajaran (X1)
VCD (A1) Gambar (A2) Tinggi (B1)
A1B1 A2B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2
Keterangan :
A1B1 : kelompok yang diberi perlakuan media pembelajaran VCD yang memiliki motivasi belajar tinggi
A1B2 : kelompok yang diberi perlakuan media pembelajaran VCD yang memiliki motivasi belajar rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
A2B1 : kelompok yang diberi perlakuan media pembelajaran gambar yang memiliki motivasi belajar tinggi
A2B2 : kelompok yang diberi perlakuan media pembelajaran gambar yang memiliki motivasi belajar rendah
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa Sekolah Menengah Atas negeri di Kabupaten Buleleng, Singaraja-Bali.
2. Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPS
Sekolah Menengah Atas negeri yang terdapat di Kabupaten Buleleng yang
berjumlah 4 SMA dengan perincian sebagai berikut.
a. SMA N 1 Sawan yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah siswa 31
orang
b. SMA N 2 Singaraja yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah
siswa 28 orang
c. SMA N 3 Singaraja yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah
siswa 35 orang
d. SMA N 1 Sukasada yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah
siswa 30 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Pemilihan kelas tersebut dikarenakan kelas XI merupakan kelas yang
cocok untuk dijadikan sampel dalam penelitian di mana kondisi siswa dalam
menerima pelajaran sudah cukup matang artinya tidak ada hal yang membuat
siswa terganggu untuk dijadikan sampel Sedangkan untuk kelas XII tidak bisa
dijadikan sebagai sampel karena sedang persiapan ujian.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara multi
stage sampling. Multi stage sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
berbagai langkah-langkah atau banyak langkah/cara. Adapun langkah-langkah
dalam pengambilan sampel di bawah ini:
a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian dengan cara
proporsive sampling. Sekolah yang diambil adalah sekolah yang berstatus
RSBI. Di Kabupaten Buleleng sekolah yang telah berstatus RSBI ada 5
sekolah, yaitu SMA Negeri 2 Singaraja, SMA Negeri 3 Singaraja, SMA
Negeri 1 Sawan, SMA Negeri 1 Sukasada, dan SMA Negeri 1 Seririt. Dari
kelima sekolah diambil secara random 2 untuk kelompok kontrol dan 2
untuk kelompok eksperimen.
b. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat treatment. Adapun
kelas yang dijadikan sebagai treatment adalah kelas XI jurusan IPS, hal ini
sesuai dengan SKKD yang memanfaatkan media VCD dan media gambar.
c. Menentukan kelompok yang diberi perlakuan VCD dan Gambar. Adapun
yang akan dijadikan kelompok yang mendapat perlakuan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
menggunakan media VCD yaitu SMA Negeri 2 dengan jumlah sampel
adalah 28 orang dan SMA Negeri 1 Sawan dengan jumlah sampel 31,
sedangkan untuk kelompok kontrol yang menggunakan media gambar
adalah SMA Negeri 3 Singaraja dengan jumlah sampel adalah 35 dan
SMA negeri 1 Sukasada berjumlah 30 orang.
Dari tahap-tahap tersebut diperoleh sampel dengan menggunakan media
VCD sebagai kelompok ekperimen berjumlah 59 orang sedangkan untuk
kelompok media gambar sebagai kelompok kontrol adalah 65 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk
memudahkan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data, selanjutnya
menarik suatu kesimpulan. Pengumpulan data dilakukan antara lain melalui: (1)
tes prestasi belajar untuk mengetahui tingkat prestasi belajar dalam mata pelajaran
sejarah, dan (2) kuesioner/angket untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa
dalam mata pelajaran sejarah.
1. Tes Prestasi Belajar
Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar atau prestasi belajar baik pada kelompok kontrol dan eksperimen.
Penyusunan tes dilakukan dengan terlebih dahulu memperhatikan standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan indikator pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes obyektif yang
disusun oleh peneliti berdasarkan rancangan pembelajaran dan kisi-kisi tes. Kisi-
kisi dalam tes ini dibuat berdasarkan Silabus yang sesuai dengan Kurikulum. Tes
yang berisi perolehan kompetensi belajar Sejarah tersebut digunakan untuk
mengambil data kompetensi belajar Sejarah. Adapun jumlah soal yang akan diuji
coba berjumlah 40 soal, kemudian setelah dilakukan uji coba ternyata 10 soal
dinyatakan tidak valid dan diharuskan diabaikan maka diperoleh 30 soal yang
dinyatakan valid dan cocok untuk digunakan instrumen dalam penelitian
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang digunakan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk
dijawab (Sugiyono, 2009:142). Alat pengumpul informasi dengan cara
penyampaian sejumlah pertanyaan tertulis dijawab secara tertulis pula oleh
responden yang jawabannya sudah ditentukan oleh peneliti. Kuesioner
dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keterangan untuk mengukur
motivasi belajar.
Kuesioner motivasi belajar yang dilakukan oleh siswa dengan mengikuti
skala pengukuran yang dikemukakan oleh Likert (Sugiyono, 2009:134). Skala
Likert akan memuat skala respon yang diklasifikasikan menjadi 5 bagian yaitu
sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Skala ini apabila
dikaitkan dengan jenis data yang dihasilkan adalah data Ordinal. Ordinal bersifat
mengklasifikasikan dan klasifikasi tersebut sudah merupakan tingkatan, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
dengan data ordinal ini angka sudah menunjukkan mana yang lebih besar dan
mana yang lebih kecil hanya masing-masing klasifikasi yang berupa tingkatan
tersebut memiliki jarak yang sama.
Skala Likert dengan keterangan-keterangan (Sangat Setuju, Setuju, Ragu-
Ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju) dapat dijelaskan bahwa : sangat setuju
pasti lebih tinggi daripada yang setuju, yang ragu-ragu pasti lebih tinggi daripada
yang tidak setuju, sedangkan yang tidak setuju pasti lebih tinggi daripada yang
sangat tidak setuju. Jarak antara sangat setuju dan dari setuju ke ragu-ragu dan
seterusnya tentunya tidak sama, oleh karena itu data yang dihasilkan oleh skala
Likert adalah data ordinal. Sedangkan cara scoring bahwa sangat setuju 5, setuju
4, ragu-ragu 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak sesuai 1 hanya merupakan kode saja
untuk mengetahui mana yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah. Dari cara
scoring tersebut peneliti tidak bisa memaknai bahwa sangat setuju adalah Ragu-
Ragu ditambah setuju. Kuesioner motivasi belajar dibuat berdasarkan indikator-
indikator yang ada dalam landasan teori, yang dituangkan oleh kisi-kisi motivasi
belajar.
Setelah data berhasil dikompilasi maka selanjutnya dilakukan pengolahan
data dari tingkat motivasi belajar sejarah, belajar sejarah dengan menggunakan
media gambar dan media VCD sebagai berikut.
3. Uji Coba Instrumen
Sebelum mengambil data penelitian, maka instrumen yang berupa
kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi belajar terlebih dahulu dilakukan uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
coba. Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam uji coba dengan memberikan
kuesioner untuk diisi oleh siswa.
1. Pengolahan Data Motivasi
Pengolahan data motivasi yang dilakukan dengan menggunakan Skala
Likert (Sugiyono, 2009:134), untuk mengukur sikap siswa berdasarkan item
instrumen yang telah digunakan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3. 2 Penghitungan Kategori Motivasi Belajar Sejarah dengan Skala Likert Untuk Kelompok Kontrol Menggunakan Media Gambar
No Item Soal
Banyak Siswa =65 Skala Likert
Skor Ideal Keterangan Kesimpulan
SS (5)
S (4)
RR (3)
TS (2)
STS (1)
1 51 8 6 0 0 305 325 Mendekati SS
ᾘmre淖errࡀ100%实 64,69230769
2 33 25 7 0 0 286 325 Mendekati SS 3 5 9 16 21 14 165 325 Mendekati TS 4 40 21 4 0 0 296 325 Mendekati SS 5 14 17 13 17 4 215 325 Mendekati S 6 15 12 29 9 0 228 325 Mendekati S 7 12 51 2 0 0 270 325 Mendekati S 8 15 23 14 8 5 230 325 Mendekati S 9 11 41 6 2 5 246 325 Mendekati S
10 8 42 11 3 1 248 325 Mendekati S 11 4 9 45 4 3 202 325 Mendekati S 12 4 10 51 0 0 213 325 Mendekati RR 13 3 15 26 13 8 187 325 Mendekati RR 14 3 13 19 13 17 167 325 Mendekati RR 15 2 9 19 13 22 151 325 Mendekati RR 16 1 13 31 13 7 183 325 Mendekati RR 17 1 8 20 28 8 161 325 Mendekati RR 18 1 8 35 17 4 180 325 Mendekati RR 19 1 2 22 27 13 146 325 Mendekati RR 20 1 0 14 29 21 126 325 Mendekati RR Ʃ 225 336 390 217 132 4205 6500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
2. Kriteria Skala Likert
Kriteria skala likert ini berdasarkan kriterium yang ditentukan dari hasil
penjumlahan bobot x score (4205) dibagi dengan Jumlah Skor Ideal (6500)
kemudian dikalikan 100%, maka diperoleh 64,69230769 %. Untuk memperjelas
makna prosentase tersebut maka digambarkan dengan Skala Likert sebagai
berikut.
Gambar. 3.1 Skala Likert Motivasi Belajar Sejarah
Berdasarkan Skala Likert di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
4205 termasuk dalam kriteria interval RR (Ragu-ragu) dan S (Setuju). Namun
demikian dapat disimpulkan mendekati kriteria Setuju, artinya bahwa responden
setuju bahwa motivasi tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar sejarah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .
STS TS RR S ST
1300
(20%)
2600
(40%)
3900
(60%)
5200
(80%)
6500
(100%)
4205 (65%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Tabel 3. 3 Penghitungan Kategori Motivasi Belajar Sejarah dengan Skala Likert Untuk Kelompok Eksperimen Menggunakan Media VCD
No Item Soal
Banyak Siswa = 59 Skala Likert
Skor Ideal Keterangan Kesimpulan
SS (5)
S (4)
RR (3)
TS (2)
STS (1)
1 36 10 13 0 0 259 295 Mendekati S
틈淖ᾘme内rrࡀ100%实 61,72881356
2 33 15 11 0 0 258 295 Mendekati S
3 3 4 6 16 30 111 295 Mendekati TS
4 39 14 6 0 0 269 295 Mendekati TS
5 29 17 11 2 0 250 295 Mendekati SS
6 18 10 9 22 0 201 295 Mendekati S
7 14 22 20 0 3 221 295 Mendekati RR
8 17 38 4 0 0 249 295 Mendekati RR
9 10 18 6 13 12 178 295 Mendekati S
10 7 14 14 9 15 166 295 Mendekati RR
11 4 16 27 5 7 182 295 Mendekati RR
12 1 16 24 16 2 175 295 Mendekati RR
13 2 9 26 12 10 158 295 Mendekati TS
14 1 11 12 16 19 136 295 Mendekati TS
15 1 4 15 15 24 120 295 Mendekati TS
16 1 11 23 9 15 151 295 Mendekati RR
17 1 8 20 27 3 154 295 Mendekati RR
18 0 7 15 19 18 129 295 Mendekati TS
19 0 4 35 18 2 159 295 Mendekati RR
20 0 2 7 37 13 116 295 Mendekati STS
Ʃ 217 250 304 236 173 3642 5900
1. Kriteria Skala Likert
Kriteria skala likert ini berdasarkan kriterium yang ditentukan dari hasil
penjumlahan bobot x score (3642) dibagi dengan Jumlah Skor Ideal (5900)
kemudian dikalikan 100%, maka diperoleh 61,72881356 %. Untuk memperjelas
makna prosentase tersebut maka digambarkan dengan Skala Likert sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Gambar. 3.1 Skala Likert Motivasi Belajar Sejarah
Berdasarkan Skala Likert di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
3542 termasuk dalam kriteria interval RR (Ragu-ragu) dan S (Setuju). Namun
demikian dapat disimpulkan mendekati kriteria Setuju, artinya bahwa responden
setuju bahwa motivasi tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar sejarah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .
Setelah tahap pelaksanaan uji coba selesai maka peneliti melakukan
analisis data kuesioner dengan mencari validitas dan reliabilitas. Dalam uji coba
ini menggunakan siswa SMA Negeri 1 Seririt dengan jumlah siswa 纵柜邹实32
orang dengan jumlah 20 butir soal. Kemudian peneliti melakukan penghitungan
tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner. Penghitungan tingkat validitas dan
reliabilitas kuesioner menggunakan rumus dibawah ini:
STS TS RR S ST
1180
(20%)
2360
(40%)
3540
(60%)
4720
(80%)
5900
(100%)
3642 (62%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
a. Rumus Validitas Kuesioner
Untuk menentukan validitas kuesioner, digunakan rumus korelasi pearson
moment, yaitu :
(Sugiyono, 2010: 228)
Keterangan : DǨ.妮Korelasi antara varibel x dan y ࡀ= Kelompok Ganjil 光实 Kelompok Genap
Pada uji validitas ini untuk menentukan kuat lemahnya butir-butir
pertanyaan yang ada pada kuesioner. Menurut Masrun (dalam Sugiyono, 2009:
188) item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium skor total serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang
tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah
jika r = 0,3. Jadi jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0, 3 maka
butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefesien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang
tertera pada Tabel 3. 4 sebagai berikut.
角xy = 骨)税∑Ė弥轿弥
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Korelasi Terhadap Koefesien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono, 2010:231
Data yang dari responden yang berjumlah 32 berdasarkan hasil
perhitungan (terlampir ) diperoleh 20 koefisien korelasi.
Dari hasil yang diperoleh koefesien korelasi uji validitas instrumen
motivasi belajar sejarah tidak ditemukan item instrumen yang tidak memenuhi
persyaratan validitas. Sehingga seluruh item instrumen yang berjumlah 20 item
dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui tingkat motivasi belajar
sejarah dengan tingkat koefisien tertinggi 0,99 dan terendah 0,94 yang berarti
memiliki kategori sangat kuat.
b. Rumus Reliabilitas Kuesioner
Untuk menentukan reliabilitas kuesioner, digunakan rumus Spearmen
Brown, yaitu :
(Sugiyono, 2010: 228) (Sugiyono, 2010: 228)
DǨ.妮 坡 ∑Ǩ.能纵∑Ǩ邹纵∑.邹税纵坡∑Ǩ潜能纵Ǩ邹潜邹纵坡∑.潜能纵.邹潜邹
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
(Sugiyono, 2009: 185)
Keterangan : Dxx = reliabelitas internal seluruh instrumen Dgg = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Dari hasil tabulasi dan pengolahan data diketahui seperti yang tercantum
pada tabel 3.10 di bawah ini. Adapun ringkasan hasil tersebut dapat digunakan
untuk menghitung reliabilitas instrumen motivasi belajar sejarah dengan
menggunakan rumus Spearmen Brown dengan teknik belah dua (Sugiyono, 2009
: 190).
Tabel 3. 5 Komponen Hasil Penghitungan Data Untuk Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar Sejarah.
Komponen Data Hasil Penghitungan Keterangan
n 32 Selengkapnya lihat Lampiran 素 Ė 1159 素 轿 1320 素 Ė弥 42383 素 轿弥 54842 素 Ė轿 48064
角xy = 僵 骨)能纵 Ė邹纵 )邹税走僵 Ė²能纵 Ė邹²奏走僵 )²能纵 )邹²奏
= 米弥纵⇨y迷=⇨邹能纵e内邹纵틈mr邹税走米弥纵纵ᾘm틈h틈邹能纵e内邹²奏走米弥纵eᾘhᾘm邹能纵틈mr邹²奏
= e틈hrᾘh能em内hhr税走틈e淖me淖能纵틈ᾘ틈mh邹奏走peᾘ内ᾘᾘ能纵pᾘmᾘrr邹奏
= y谜=y税走m内pe奏走meᾘᾘ奏
= y谜=y√淖mpehᾘrr
D平 = m破闰嫩角椒
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
= y谜=ympep,淖hrr = 0,640241797
ri 实 m时暖凝嫩暖凝 实m时迷,=⇨迷弥⇨谜⩀幂⩀嫩迷,=⇨迷弥⇨谜⩀幂⩀
= 谜,弥y迷⇨y米觅幂觅谜,=⇨迷弥⇨谜⩀幂⩀ 实迷,⩀y迷==⩀觅y
Dari hasil penghitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rhitung = 0, 7806
sedangkan rtabel dengan responden 32 orang dan taraf kepercayaan 95 % diperoleh
hasil 0, 349. Dengan demikian rhitung ≥ rtabel maka instrumen signifikan reliabel.
Sehingga instrumen ini telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas
(Kasiram, 1984 : 78).
Dari hasil perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Penghitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji Coba Kuesioner
Penghitungan
kuesioner (角骨))
角狗itung 角姑abel
(95 %)
Kesimpulan
Keterangan
Validitas (角骨)) 0,6402 0, 349 Dh 使 Dt Siginifikan Data Terlampir
Reliabilitas (r11)
0,7806 0, 349 Dh 使 Dt Siginifikan Data Terlampir
Dari hasil uji coba di atas, 20 butir soal yang terdapat dalam kuesioner
dapat digunakan untuk pengambilan data mengenai motivasi belajar siswa.
Untuk menentukan motivasi siswa yang memiliki kelompok motivasi
belajar sejarah dengan kriteria tinggi dan rendah menggunakan bantuan stastistik
dengan rumus sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Median
(Sudjana, 1989: 79)
Keterangan :
b = batas bawah kelas median, ialah kelas di mana median akan terletak p = panjang kelas median n = ukuran sampel atau banyak data F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median 归 = frekuensi kelas median
Kegiatan uji coba berikutnya adalah dengan memberikan uji coba soal tes
prestasi belajar sejarah yang dilakukan di masing-masing sekolah dengan
menggunakan siswa SMA Negeri 1 Seririt dengan jumlah siswa 纵柜邹实32denganjumlah40butirsoal. Dari hasil uji coba soal tes prestasi belajar
sejarah dapat dihitung tingkat kesukaran soal, daya beda soal, reliabilitas dan
validitas.
Setelah tahap pelaksanaan uji coba selesai maka peneliti melakukan
analisis data soal tes prestasi belajar sejarah dengan mencari tingkat kesukaran
soal, daya beda soal, reliabilitas dan validitas. Untuk menghitung tingkat
kesukaran soal, daya beda soal, reliabilitas dan validitas menggunakan rumus
seperti dibawah ini:
1. Analisis item untuk menentukan tingkat kesukaran item
Analisa tingkat kesukaran item ini didasarkan pada prosesntase murid
yang menjawab benar pada tiap-tiap item. Jadi tingkat kesukaran item ini
︘硅 实瑰 十贵手1 2柜石瓜世归 授
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
digambarkan dengan proporsi murid-murid yang menjawab benar pada tiap-tiap
item.
(Kasiram, 1984 : 32)
Keterangan :
P = indeks Kesukaran item Nr = jumlah murid yang menjawab benar Nt = jumlah murid yang di test
Untuk menentukan kriteria tingkat kesukaran item soal maka digunakan
Pedoman Acuan Normatif (PAN) dengan formula sebagai berikut :
Tabel 3.7 Pedoman Acuan Normatif (PAN)
Formula Kriteria 官驶︘十1,j管Ǵ Sangat Sukar ︘ 十0,j管Ǵ 屎官 矢︘ 十1,j管Ǵ Sukar ︘石0,j管Ǵ 屎官 矢︘ 十0,j管Ǵ Sedang ︘石1,j管Ǵ 屎官 矢︘石0,j管Ǵ Mudah 官 屎︘石1,j管Ǵ Sangat Mudah (Pedoman Studi UNDIKSHA, 2010: 39) Keterangan : P = Proporsi M = Mean (persentase rata-rata kelas) SD = Standar deviasi persentase kelas Penghitungan Mean
(Sudjana, 1989:67) Keterangan : Ʃ = jumlah Fi =Frekuensi xi = Skor individu
官实棺D棺棍时100
Ė伸 实∑交ƼĖƼ∑交Ƽ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Rumus Standar Deviasi Keterangan S² = Varians
Dari hasi penghitungan pedoman acuan normatif maka diperoleh
ketentuan kriteria seperti pada Tabel 3.8 di bawah ini.
Tabel 3.8 Ketentuan Kriteria Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Prestasi Belajar Sejarah
Formula Kriteria Keterangan
P 驶90,62j Sangat Sukar Lampiran 72,97j屎官 矢90,62j Sukar jj,32j 屎官 矢72,97j Sedang 39,67j屎官 矢jj,32j Mudah P 屎37,67j Sangat Mudah
Dari hasil pehitungan tingkat kesukaran soal tes prestasi belajar sejarah
dari soal yang berjumlah 40 butir soal diperoleh 10 soal yang memiliki kategori
tingkat kesukaran sangat sukar dan sangat mudah diabaikan. Jadi yang akan
digunakan sebagai alat pengambilan data prestasi belajar sejarah dalam penelitian
ini terdiri dari 30 item soal.
2. Analisis item untuk menentukan discriminating power item test
Tujuan pokok dari analisa indeks kesulitan ini untuk memperbaiki dan
atau mengganti item-item yang mempunyai indeks item yang rendah atau yang
tinggi, karena item tersebut discriminating powernya rendah, karena item tersebut
tidak banyak berguna untuk mengevaluasi hasil belajar.
滚实税管m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
(Kasiram, 1984 : 37)
Keterangan : D = indeks discriminating power U = jumlah anak group atas yang menjawab benar L = jumlah anak group bawah yang menjawab benar N = jumlah anak tiap group Untuk menentukan siswa yang menjawab benar pada kelompok atas dan
bawah dengan bantuan rumus median seperti tersebut di atas yang digunakan pada
pengelompokan motivasi tinggi dan rendah. Untuk menafsirkan besarnya indeks
discriminating power ini, menurut J. Stanley Ahmann dan Marvin D. Glock
(Kasiram, 1984: 37), menggunakan kriteria konvensi sebagai berikut :
+ 0, 40 : sangat baik
+ 0, 40 - + 0,20 : memuaskan
+ 0, 20 – 0 : lemah
Jadi item yang lemah, indeks discrimintaing powernya yang kurang dari - 0, 20.
3. Validitas
Untuk menentukan validitas soal tes prestasi belajar sejarah, digunakan
rumus korelasi pearson moment, yaitu :
(Suharsimi Arikunto, 2002: 146 )
Keterangan : ࡀ= skor nomor soal ganjil 光实 Skor nomor soal genap 柜实Jumlah Peserta tes
Untuk menentukan validitas apabila Dhitung 驶 Dtabel dengan taraf kepercayaan
95 %.
Ǵ 实罐石拐棺
角 xy= 骨)税走纵 Ė邹²奏走纵 )邹²奏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Dari hasil tabulasi dan pengolahan data diketahui seperti yang tercantum
pada tabel 3.14 di bawah ini. Ringkasan hasil tersebut dapat digunakan untuk
menghitung validitas prestasi belajar sejarah dengan menggunakan rumus korelasi
pearson moment.
Tabel 3. 9 Ringkasan Hasil Penghitungan Data Uji Validitas Prestasi Belajar Sejarah. (Selengkapnya lihat Lampiran )
Komponen Data Hasil Penghitungan
ƩX 359 ƩY 343 ƩX² 4151 ƩY² 3911
n 32 ƩXY 3973
Dxy 实 纵∑撇Y邹税纵Ǩ潜邹纵.²邹 =
纵틈内p틈邹税纵ᾘe邹纵틈内邹 实 纵틈内p틈邹√淖m틈ᾘe淖 实 39734029,213
= 0,986
Berdasarkan hasil perhitungan validitas di atas menunjukkan bahwa
instrumen prestasi belajar sejarah diperoleh r hitung = 0, 986, r tabel dengan jumlah
responden 32 orang dan taraf kepercayaan 95 % diperoleh sebesar = 0, 349.
Dengan demikian r hitung ≥ r tabel maka instrumen dinyatakan valid. Sehingga
instrumen ini telah memenuhi kriteria validitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
4. Reliabilitas
Untuk menentukan reliabilitas soal tes prestasi belajar sejarah, digunakan
rumus Spearmen Brown, yaitu :
(Suharsimi Arikunto, 2002: 157 )
Keterangan : ࡀ= skor nomor soal ganjil 光实 Skor nomor soal genap 柜实Jumlah Peserta tes
(Suharsimi Arikunto, 2002: 159)
Keterangan : D11 = koefesien realibilitas Dxy = koefesien korelasi antara item ganjil dan item genap
Untuk menentukan realibilitas apabila Dhitung 驶 Dtabel dengan taraf kepercayaan
95 %. Sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen belajar sejarah dihitung dengan
menggunakan rumus spearmen brown dengan teknik belah dua dapat dilihat di
bawah ini.
Tabel 3. 10 Ringkasan Hasil Penghitungan Data Uji Reliabelitas Prestasi Belajar Sejarah. (Selengkapnya lihat Lampiran )
Komponen Data Hasil Penghitungan 素 果 359 素 裹 343 素 果m 4151 素 裹m 3911
n 32 素 果裹 3973 素 果裹m 558275
D11 = mǨ角骨)嫩角骨)
角 xy= 僵 骨)能纵 Ė邹纵 )邹税走僵 Ė²能纵 Ė邹²奏走僵 )²能纵 )邹²奏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
角xy = 僵 骨)能纵 Ė邹纵 )邹税走僵 Ė²能纵 Ė邹²奏走僵 )²能纵 )邹²奏
= 米弥纵米幂⩀米邹能纵틈e内邹纵틈ᾘ틈邹税走米弥纵ᾘe能纵틈e内邹²奏走米弥纵틈内邹能纵틈ᾘ틈邹²奏
= mp틈淖能m틈틈p税走틈mh틈m能纵mhhh邹奏走meem能纵p淖ᾘ内邹奏
= 米幂幂幂税走틈内e奏走⩀觅迷米奏
= 米幂幂幂√m内淖ᾘᾘ틈e틈
= 米幂幂幂eᾘᾘᾘ,淖淖m = 0,734480
ri 实 m时暖凝嫩暖凝 实m时r,p틈ᾘᾘhr嫩r,p틈ᾘᾘhr
= ,ᾘ淖h内淖ᾘ内ᾘ,p틈ᾘᾘhrpᾘp 实0,8469171j2 Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas di atas menunjukkan bahwa
instrumen prestasi belajar sejarah diperoleh rhitung = 0,846, rtabel dengan responden 32
orang dan taraf kepercayaan 95 % diperoleh sebesar = 0, 349. Dengan demikian
rhitung ≥ rtabel maka instrumen dinyatakan siginifikan reliabilitasnya. Dari hasil
penghitungan validitas dan reliabiltas dapat disimpulkan bahwa instrumen ini
telah teruji validitas dan reliabelitasnya secara siginifikan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang dipergunakan untuk mengolah data penelitian hasil
ekperimen adalah analisis statistik. Untuk menganalisis data diperlukan uji
prasyarat stastistik atau uji asumsi yang memungkinkan dapat tidaknya analisis
varian ini dipergunakan diantara (1) uji normalitas, untuk mendapatkan asumsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
bahwa populasi berdistribusi normal sehingga populasi atau sampel dapat
dipertanggungjawabkan penyimpangannya dari distribusi normal dan (2) uji
homogenitas, untuk mendapatkan kedua populasi mempunyai varians yang sama
agar menaksir dan menguji bisa berlangsung. Sedikitnya ada 3 uji asumsi yang
harus dipenuhi, yaitu :
a. Subyek-subyek yang dijadikan sampel penelitian harus diambil secara
acak atau random.
b. Sampel penelitian harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
c. Variansi-variansi populasi tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan.
Untuk asumsi pertama, bahwa subyek-subyek yang dijadikan sampel
penelitian harus diambil secara random sudah terpenuhi pada teknik pengambilan
sampel, walaupun bukan random murni.
Untuk asumsi kedua, perlu dilakukan uji normalitas distribusi frekuensi.
Pengujian dilakukan pada data sampel sebagai representasi populasi. Uji
Normalitas ini dilakukan dengan menggunakan Sofware Minitab Release 16
(program statistik Minitab 16).
Untuk memenuhi asumsi yang ketiga, maka dilakukan uji homogenitas
dengan menggunakan tes Barlett. Uji Homogenitas ini digunakan untuk
mengetahui apakah populasi-populasi yang diperbandingkan mempunyai variansi-
variansi yang sama atau tidak. Sama disini berarti tidak berbeda secara signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji kecocokan dengan
software Minitab Release 16 (Program Statistik Minitab 16)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan dengan Uji Barlett. Langkah pengujiannya
sebagai berikut :
1. Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom kelompok sampel ;
dk (n-1); 1/dk; SDi² dan (dk) log SDi²
2. Menghitung varians gabungan dari semua sampel
Rumusnya : SD² = 纵坡能邹聂腻i²纵坡能邹 ................1)
B = log SDi² (n-1)
3. Menghitung χ²
Rumusnya : χ² = (Ln) B-(n-1) log SdiI..........2)
Dengan (Ln 10) = .....
Hasilnya ( χ² hitung ) kemudian dibandingkan dengan χ² tabel,
pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk (n-1)
4. Apabila χ² hitung < χ² tabel, maka Ho diterima
Artinya variansi sampel bersifat homogen. Sebaliknya bila χ²
hitung > χ² tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat
tidak homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
c. Uji Hipotesis
1. Rancangan Anava Faktorial 2x2
Untuk menguji hasil penelitian langkah selanjutnya adalah peneliti
menguji hasil penelitian dengan menggunakan rumus Anava dua jalur dengan
metode AB pada tabel 3.11 seperti di bawah ini.
Tabel 3.11 Ringkasan Anava Untuk Desain Faktorial 2 x 2
Sumber Variansi Dk JK RJK Fo Rata-rata Perlakuan 1 Ry R
A a-1 Ay A A/B B b-1 By B B/E
AB (a-1)(b-1) ABy AB AB/E Kekeliruan Ab (n-1) Ey E
Keterangan : A = Taraf Faktorial A B = Taraf Faktorial B N = Jumlah Sampel
2. Kriteria Pengujian Hipotesis
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini maka diajukan
hipotesis seperti di bawah ini.
4. Ho : tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang menggunakan
media VCD dengan media gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
Ha : ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang menggunakan media
VCD dengan media gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
5. Ho : tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali
Ha : ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali
6. Ho : tidak ada interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan
gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
Ha : ada interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan gambar
dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah
pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
Kriteria penolakan :
Jika F ≥ F (1- α) (V1-V2), maka hipotesis nol ditolak
Jika F≤ F (1-α) (V1-V2), maka hipotesis nol diterima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini data hasil penelitian akan disajikan meliputi deskripsi data,
pengujian prasyarat analisis, dan pengujian hipotesis seta pembahasan hasil
penelitian.
A. Deskripsi Data
Deskripsi data yang disajikan meliputi jumlah sampel, skor minimal, skor
maksimal, median, modus, mean serta standar deviasi. Selain itu data juga
disajikan deskripsi data dalam bentuk histogram. Data disajikan berdasarkan
kelompok perlakuan penelitian. Data yang disajikan diolah dengan program
statistik Minitab 16.
1. Penyajian Data
a. Data Post Test Dari Hasil Prestasi Belajar Sejarah ditinjau Dari
Penggunaan Media Gambar (A1)
Dari hasil prestasi belajar sejarah dengan menggunakan media gambar
sebagai kelompok kontrol diketahui 柜实6j, dengan skor minimal
adalah 83 dan skor maksimal adalah 96, sedangkan untuk median
adalah 87 dengan modus =87 serta mean = 86, 621 dengan 滚ō实4,260. Sehingga dapat digambarkan ke dalam Grafik 4.1 sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Grafik 4.1 Hasil Prestasi Belajar Sejarah ditinjau dari Penggunaan Media Gambar (A1)
b. Data Post Test Post Test Dari Hasil Prestasi Belajar Sejarah
ditinjau Dari Penggunaan Media VCD
Dari hasil prestasi belajar sejarah dengan menggunakan media VCD
sebagai kelompok eksperimen diketahui 柜实j9, dengan skor minimal
adalah 83 dan skor maksimal adalah 96, sedangkan untuk median
adalah 92 dengan modus =96 serta mean = 91,322 dengan 滚ō实4,301.
Sehingga dapat digambarkan ke dalam Grafik 4.2 sebagai berikut.
Grafik 4.2 Hasil Prestasi Belajar Sejarah ditinjau dari Penggunaan Media VCD (A2)
0
10
20
30
40
50
83 87 92 96
A1
A1
0
5
10
15
20
25
83 87 92 96
A2
A2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
c. Data Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori Tinggi (B1)
Dari motivasi belajar sejarah dengan kategori tinggi diketahui 柜实64,
dengan skor minimal adalah 83 dan skor maksimal adalah 96,
sedangkan untuk median adalah 87 dengan modus =87serta mean =
89,953 dengan 滚ō实4,2j9. Sehingga dapat digambarkan ke dalam
Grafik 4.3 sebagai berikut.
Grafik 4.3 Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Tinggi (B1)
d. Data Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori Rendah (B2)
Dari motivasi belajar sejarah dengan kategori tinggi diketahui 柜实60,
dengan skor minimal adalah 83 dan skor maksimal adalah 96,
sedangkan untuk median adalah 87 dengan modus =87serta mean =
0
5
10
15
20
25
30
35
83 87 92 96
B1
B1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
88,050 dengan 滚ō实4,343. Sehingga dapat digambarkan ke dalam
Grafik 4.4 sebagai berikut.
Grafik 4.4 Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Rendah (B2)
e. Data Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media
Gambar Berdasarkan Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori
Tinggi (A1B1)
Berdasarkan hasil perhitungan prestasi belajar sejarah dengan
menggunakan media Gambar berdasarkan motivasi ketegori Tinggi
maka diketahui n = 33, dengan skor minimal 83 dan skor maksimal
adalah 96, serta median = 87 dan modus =87 dengan rata-rata adalah
0
5
10
15
20
25
30
83 87 92 96
B2
B2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
88, 212 dan standar deviasi sebesar 3, 706. Sehingga dapat
digambarkan ke dalam Grafik 4.5 sebagai berikut.
Grafik 4.5 Prestasi belajar sejarah dengan menggunakan Media Gambar berdasarkan Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Tinggi (A1B1)
f. Data Prestasi belajar sejarah dengan menggunakan Media
Gambar berdasarkan motivasi Kategori Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan prestasi belajar sejarah dengan
menggunakan media Gambar berdasarkan motivasi kategori rendah
maka diketahui n = 32, dengan skor minimal 83 dan skor maksimal
adalah 92, serta median = 87 dan modus =87 dengan rata-rata adalah
85,656 dan standar deviasi sebesar 2, 266. Sehingga dapat
digambarkan ke dalam Grafik 4.6 sebagai berikut.
0
5
10
15
20
25
83 87 92 96
A1B1
A1B1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Grafik 4.6 Prestasi belajar sejarah dengan menggunakan Media Gambar berdasarkan Motivasi Belajar Sejarah dengan Kategori Rendah (A1B2)
g. Data Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media VCD
Berdasarkan Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori Tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan prestasi belajar sejarah dengan
menggunakan media VCD berdasarkan motivasi kategori Tinggi maka
diketahui n = 31, dengan skor minimal 83 dan skor maksimal adalah
96, serta median = 92 dan modus =96 dengan rata-rata adalah 91,806
dan standar deviasi sebesar 4,070. Sehingga dapat digambarkan ke
dalam Grafik 4.7 sebagai berikut.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
83 87 92 96
A1B2
A1B2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Grafik 4.8 Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media VCD Berdasarkan Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori Tinggi (A2B1)
h. Data prestasi belajar sejarah dengan menggunakan Media VCD
berdasarkan motivasi Kategori Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan prestasi belajar sejarah dengan
menggunakan media VCD berdasarkan motivasi kategori Rendah
maka diketahui n = 28, dengan skor minimal 83 dan skor maksimal
adalah 96, serta median = 92 dan modus =92 dengan rata-rata adalah
0
2
4
6
8
10
12
14
83 87 92 96
A2B1
A2B1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
90,786 dan standar deviasi sebesar 4,557. Sehingga dapat digambarkan
ke dalam Grafik 4.9 sebagai berikut.
Grafik 4.9 Prestasi Belajar Sejarah Dengan Menggunakan Media VCD Berdasarkan Motivasi Belajar Sejarah Dengan Kategori Rendah (A2B2)
B. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis variansi
dua jalan, terlebih dahulu dilakukan uji prasayaratan analisis. Pada analisi variansi
ada beberapa prasyaratan yang harus dipenuhi, antara lain :
a. Sampel diambil secara random dari populasinya
b. Sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal
0
2
4
6
8
10
12
83 87 92 96
A2B2
A2B2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
c. Sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi sama (sifat
homogenitas)
Untuk persyaratan yang pertama sudah terpenuhi karena sampel diambil
secara random (acak). Oleh karena itu, dalam penelitian ini hanya akan dilakukan
uji persayaratan yang kedua dan ketiga, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ditujukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga jika uji
persayaratan ini terpenuhi maka analisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis (anava). Pada penelitian ini uji normalitas dengan
menggunakan bantuan program minitab 16. Dari penghitungan dengan
menggunakan program minitab akan diperoleh p-value sebagai dasar
penolakan hipotesis nol. Jika p-value < 0,05 maka H0 ditolak, hal ini
berarti residu tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika p-value > maka
H0 diterima, berarti berdistribusi normal (Siswandari, 2009:45). Hasil
pengujian pada setiap kelompok perlakuan adalah sebagai berikut:
1) Uji Normalitas pada Media Gambar
a) Kelompok A1B1
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan minitab maka n
sebanyak 33, mean dari (A1B1) adalah 88,212 dengan standar deviasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
sebesar 3,706. Sehingga dapat digambar kedalam Grafik 4.10sebagai
berikut.
Grafik 4.10 Plot Uji Normalitas A1B1 Pada Kelompok Media Gambar Dengan Kategori Motivasi Tinggi
Uji Normalitas merupakan salah satu uji kecocokan. Berdasarkan hasil uji
normalitas dapat dikatakan bahwa plot cenderung membentuk garis lurus
sehingga dapat dikatakan bahwa residu berdistribusi normal. Dengan kata lain
karena p-value > 0,05 atau 0,100 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residu
berdistribusi normal. Dengan demikian uji prasyarat mengenai uji normalitas
terpenuhi.
98969492908886848280
99
95
90
80
70
60504030
20
10
5
1
A1B1
Pe
rce
nt
Mean 88,21StDev 3,706N 33RJ 0,977P-Value >0,100
Probability Plot of A1B1Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
b) Kelompok A1B2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan minitab maka n
sebanyak 32, mean dari (A1B2) adalah 85,656 dengan standar deviasi
sebesar 2,266. Sehingga dapat digambar kedalam Grafik 4.11 sebagai
berikut.
Grafik 4.11 Plot Uji Normalitas A1B1 Pada Kelompok Media Gambar Dengan Kategori Motivasi Rendah
Uji Normalitas merupakan salah satu uji kecocokan. Berdasarkan hasil uji
normalitas dapat dikatakan bahwa plot cenderung membentuk garis lurus
sehingga dapat dikatakan bahwa residu berdistribusi normal. Dengan kata lain
karena p-value > 0,05 atau 0,100 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residu
berdistribusi normal. Dengan demikian uji prasyarat mengenai uji normalitas
terpenuhi.
2) Uji Normalitas pada Media VCD
92908886848280
99
95
90
80
70
60504030
20
10
5
1
A1B2
Pe
rcent
Mean 85,66StDev 2,266N 32RJ 1,000P-Value >0,100
Probability Plot of A1B2Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
a) Kelompok A2B1
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan minitab maka n
sebanyak 37, mean dari (A2B1) adalah 87,865 dengan standar deviasi
sebesar 3,698. Sehingga dapat digambar kedalam Grafik 4.12 sebagai
berikut.
Grafik 4.12 Plot Uji Normalitas A2B1 Pada Kelompok Media VCD Dengan Kategori Motivasi Tinggi
Uji Normalitas merupakan salah satu uji kecocokan. Berdasarkan hasil uji
normalitas dapat dikatakan bahwa plot cenderung membentuk garis lurus
sehingga dapat dikatakan bahwa residu berdistribusi normal. Dengan kata lain
karena p-value > 0,05 atau 0,100 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residu
berdistribusi normal. Dengan demikian uji prasyarat mengenai uji normalitas
terpenuhi.
10095908580
99
95
90
80
70
60504030
20
10
5
1
A2B1
Perc
ent
Mean 91,81StDev 4,070N 31RJ 0,995P-Value >0,100
Probability Plot of A2B1Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
b) Kelompok A2B2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan minitab maka n
sebanyak 39, mean dari (A2B2) adalah 88,667 dengan standar deviasi
sebesar 3,644. Sehingga dapat digambar kedalam Grafik 4.13 sebagai
berikut.
Grafik 4.13 Plot Uji Normalitas A2B1 Pada Kelompok Media VCD Dengan Kategori Motivasi Tinggi
Uji Normalitas merupakan salah satu uji kecocokan. Berdasarkan hasil uji
normalitas dapat dikatakan bahwa plot cenderung membentuk garis lurus
sehingga dapat dikatakan bahwa residu berdistribusi normal. Dengan kata lain
karena p-value > 0,05 atau 0,100 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residu
berdistribusi normal. Dengan demikian uji prasyarat mengenai uji normalitas
terpenuhi.
2. Uji Homogenitas
10095908580
99
95
90
80
70
60504030
20
10
5
1
A2B2
Perc
ent
Mean 90,79StDev 4,557N 28RJ 0,994P-Value >0,100
Probability Plot of A2B2Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varian. Data yang
dianalisi adalah data penggunaaan media VCD dan Gambar. Analisis
homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett yang dibantu
dengan menggunakan program statistik minitab 16.
Tabel 4.1 Pengujian Homogenitas Variansi Berdasarkan Nilai Penggunaan Media VCD dan Gambar
Diketahui nilai bartlett’s sebesar 14.11 dengan nilai probabilitas sebesar
0.003. Pengujian hipotesis mensyaratkan asumsi homogen jika nilai p > α.jika
nilai probabilitas dibandingan dengan taraf signifikan yaitu sebesar 0.05. maka
nilai p < α. Artinya asumsi homogen tidak terpenuhi.
Meskipun asumsi normalitas terpenuhi namun asumsi homogenitas tidak
terpenuhi. pengujian statistik nonparametrik digunakan untuk mengatasi asumsi
yang tidak tepenuhi. Statistik nonparametrik yang sesuai adalah mann-whitney.
Tabel 4.2 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Media
Aspek A1(gambar) A2(VCD) n 65 59
media motivasi
2
1
2
1
2
1
765432195% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Test Statistic 14,11P-Value 0,003
Test Statistic 3,25P-Value 0,024
Bartlett's Test
Levene's Test
Test for Equal Variances for data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
min 83 83 max 96 96 median 87 92 modus 87 96 mean 86,621 91,322 sd 4,260 4,301 Point estimate -0.5 95% CI -5.0 sd -3.999 W 3028.5 P 0.000 H0 Ditolak kesimpulan A1<A2
Dari hasil perhitungan dengan minitab 16 diperoleh nilai W nonparametrik
sebesar 3028.5 dengan nilai p sebesar 0.000 dengan median kelompok A1 sebesar
87, median kelompok A2 sebesar 92. Diketahui pula rata2 kelompok A1 sebesar
86,621 dan kelompok A2 sebesar 91.322. dari keterangan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media
VCD lebih baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar.
Tabel 4.3 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Motivasi
Aspek B1 motivasi tinggi
B2 Motivasi rendah
n 64 60 min 83 83 max 96 96 median 87 87 modus 87 87 mean 89,953 88,050 sd 4,259 4,343 Point estimate 0.0 95% CI -0.001 sd 4.0 W 4475.5 P 0.0175 H0 Ditolak kesimpulan B1 > B2
Dari hasil perhitungan dengan minitab 16 diperoleh nilai W nonparametrik
sebesar 4475.5 dengan nilai p sebesar 0.0175 dengan median kelompok B1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
sebesar 87, median kelompok B2 sebesar 87. Diketahui pula rata-rata kelompok
B1 sebesar 89.953 dan kelompok B2 sebesar 88.050. Dari keterangan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang mempunyai
motivasi tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai motivasi rendah. Meskipun
reratanya hanya selisih sedikit dan mempunyai median sama tetapi hasil pengujian
menunjukkan bahwa keduanya berbeda secara statistik.
Tabel 4.4 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Media gambar (A1)
Aspek A1B1 Media gambar motivasi tinggi
A1B2 Media gambar
Motivasi rendah n 33 32 min 83 83 max 96 92 median 87 87 modus 87 87 mean 88,212 85,656 sd 3,706 2,266 Point estimate 0 95% CI 0.0 sd 4.001 W 1290.5 P 0.0084 H0 ditolak kesimpulan A1B1 < A1B2
Dari hasil perhitungan dengan minitab 16 diperoleh nilai W nonparametrik
sebesar 1290.5 dengan nilai p sebesar 0.0084 dengan median kelompok B1
sebesar 87, median kelompok B2 sebesar 87. Diketahui pula rata-rata kelompok
B1 sebesar 88.212 dan kelompok B2 sebesar 85.656. Dari keterangan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar media gambar siswa yang
mempunyai motivasi tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
rendah. Meskipun reratanya hanya selisih sedikit dan mempunyai median sama
tetapi hasil pengujian menunjukkan bahwa keduanya berbeda secara statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Tabel 4.5 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Media VCD
Aspek A2B1 Media VCD
motivasi tinggi
A2B2 Media VCD
Motivasi rendah n 31 28 min 83 83 max 96 96 median 92 92 modus 96 92 mean 91,806 90,786 sd 4,070 4,557 Point estimate 0.00 95% CI 0.001 sd 3.999 W 984 P 0.4167 H0 Diterima kesimpulan A2B1 = A2B2
Dari hasil perhitungan dengan minitab 16 diperoleh nilai W nonparametrik
sebesar 984 dengan nilai p sebesar 0.4617 dengan median kelompok B1 sebesar
92, median kelompok B2 sebesar 92. Diketahui pula rata-rata kelompok B1
sebesar 91.806 dan kelompok B2 sebesar 90.786. Dari keterangan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar media VCD antara
siswa yang mempunyai motivasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Tabel 4.6 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Motivasi Tinggi
Aspek A1B1 media gambar motivasi
tinggi
A2B1 Media VCD
motivasi tinggi n 33 31 min 83 83 max 96 96 median 87 92 modus 87 96 mean 88,212 91,806 sd 3,706 4,070 Point estimate 87 95% CI 92 W -5 P -5.00 sd 0.00 H0 836.5 kesimpulan 0.0016
Dari hasil perhitungan dengan minitab 16 diperoleh nilai W nonparametrik
sebesar -5 dengan nilai p sebesar 0.0016 dengan median kelompok A1 sebesar 87,
median kelompok A2 sebesar 92. Diketahui pula rata2 kelompok A1 sebesar
88.212 dan kelompok A2 sebesar 91.806. dari keterangan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang bermotivasi tinggi
menggunakan media VCD lebih baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan
media gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Tabel 4.7 Tabulasi Stastistik Nonparametrik Kategori Motivasi Rendah
Aspek A1B2 media gambar
motivasi rendah
A2B2 Media VCD
motivasi rendah n 32 28 min 83 83 max 92 96 median 87 92 modus 87 92 mean 85,656 90,786 sd 2,266 4,557 Point estimate 87 95% CI 92 W -5 P -8.999 sd -3.999 H0 700 kesimpulan 0.000
Dari hasil perhitungan dengan minitab 16 diperoleh nilai W nonparametrik
sebesar 700 dengan nilai p sebesar 0.0000 dengan median kelompok A1 sebesar
87, median kelompok A2 sebesar 92. Diketahui pula rata2 kelompok A1 sebesar
85.656 dan kelompok A2 sebesar 90.786. dari keterangan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang bermotivasi rendah
menggunakan media VCD lebih baik dari hasil belajar siswa yang menggunakan
media gambar.
C. Pengujian Hipotesis
Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka yang harus dilakukan
terlebih dahulu adalah melakukan penghitungan dari masing-masing aspek dan
kelompok. Adapun dapat di amati hasil penghitungan di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Tabel 4.8 Hasil Tabulasi Masing-masing Aspek dan Kelompok
Aspek A1 A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 Total
n 65 59 64 60 33 32 31 28 124 min 65 80 77 77 77 77 80 83 77 max 96 96 96 96 96 96 96 96 96
mean 87,136 90,169 88,141 89,417 86,758 88,219 89,613 90,786 88,758 sd 5,846 4,169 4,771 4,996 4,841 5,505 4,295 4,013 4,903
skewness -0,264 -0,416 -0,336 -0,609 -0,240 -0,401 -0,339 -0,505 -0,442 kurtosis -0,557 -0,428 -0,300 -0,188 -0,330 -0,579 -0,331 -0,418 -0,351
ΣX 5686 5320 5641 5365 2863 2823 2778 2542 11006 ΣX2 499118 480710 498635 481193 249137 249981 249498 231212 979828
(ΣX)2/n 497394 479702 497201 479720,4 248386,9394 249041,53
13 248944,6 230777,
3 976871,
3 ΣX2-
(ΣX)2/n 1724,22 1008,31 1433,73 1472,583 750,0606061 939,46875 553,3548 434,714
3 2956,74
2
Setelah dilakukan penghitungan di atas maka langkah selanjutnya
melakukan penghitungan anava yang kemudian dituangkan ke dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 4.9 Tabulasi Hasil Penghitungan ANAVA
Sumber Variansi db JK RK F F
tabel Kesimpulan media (A) 1 224,22 224,22 10,05 3,94 H0 ditolak Motivasi (B) 1 50,42 50,42 2,26 3,94 H0 diterima Interaksi (AB) 1 4,50 4,50 0,20 3,94 H0 diterima
Galat 120 2677,60 22,31
Total 123 2956,74
Berdasarkan hasil tabel perhitungan anava di atas maka dapat disimpulkan bahwa
1. Untuk hipotesis I diperoleh perhitungan Fhitung = 10, 05 dan Ftabel =
3,94 dengan db = 1 maka Ho ditolak hal ini dikarenakan Fhitung ≥ Ftabel
(1-α) (V1-V2) sehingga Tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran
yang menggunakan media VCD dengan media gambar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Bali, sedangkan untuk Ha diterima hal ini dikarenakan Fhitung ≤Ftabel,
maka ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang menggunakan media
VCD dengan media gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
2. Untuk hipotesis II diperoleh perhitungan Fhitung = 2,26 dan F tabel = 3,
94 dengan db = 1 maka Ho diterima hal ini dikarenakan Fhitung ≤ Ftabel
sehingga Ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali,
sedangkan untuk Ha ditolak hal ini dikarenakan Fhitung≥Ftabel, maka
tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
3. Untuk hipotesis III diperoleh perhitungan Fhitung = 0, 20 dan Ftabel =3,94
dengan db = 1 maka Ho diterima hal ini dikarenakan Fhitung ≤ Ftabel
sehingga Ada interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan
media gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali,
sedangkan untuk Ha ditolak hal ini dikarenakan Fhitung≥Ftabel, maka
tidak ada Ada interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan
media gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
D. Pembahasan
a. Untuk hipotesis I diperoleh perhitungan Fhitung = 10, 05 dan Ftabel =
3,94 dengan db = 1 maka Ho ditolak hal ini dikarenakan Fhitung ≥ Ftabel
(1-α) (V1-V2) sehingga Tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran
yang menggunakan media VCD dengan media gambar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-
Bali, sedangkan untuk Ha diterima hal ini dikarenakan Fhitung ≤Ftabel,
maka ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang menggunakan media
VCD dengan media gambar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali. Jadi kesimpulan
akhirnya adalah H0 ditolak tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran
yang menggunakan media VCD dengan media gambar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-
Bali. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi peningkatan
efektifitas prestasi belajar sejarah antara yang menggunakan media VCD
dan media Gambar atau antara kelompok eksperimen dan kontrol. Namun
jika dilihat dari hasil perhitungan mean di atas dari masing-masing
kelompok kontrol dan kelompok ekperimen terdapat peningkatan prestasi
belajar sejarah. Peningkatan prestasi belajar sejarah yang menggunakan
media VCD dan media Gambar ini sejalan dengan pendapat Brown yang
dikutip Asep Sutrisna Putra yang terdapat pada Penelitian yang berjudul
Efektifitas Media Vcd (Video Compact Disc) Peristiwa Sekitar
Proklamasi Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
http://asepsutisna.wordpress.com/ diunduh pada tanggal 1 oktober 2011
pukul 19.07 Wita) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Hal ini senada dengan Mirriam Schcolnik yang
tercantum dalam The Internet TESL Journal Internasional Volume V No.
3 March 1999 http://iteslj.org/ (diunduh pada tanggal 2 oktober 2011
pukul 19.30 Wita) yang mengatakan bahwa . If the effectiveness of the
process can be enriched by the use of other skills, then that is what should
be done." Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu guru
untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual, tetapi sekarang
media merupakan alat yang dapat dijadikan jembatan untuk
menghubungkan dunia nyata dan menghadirkannya di hadapan siswa.
Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti bahwa
VCD dan Gambar sudah bukan barang asing lagi di masyarakat, tetapi
pengajaran sejarah menggunakan fasilitas ini masih dapat dihitung dengan
jari. Memang ketika membuat media atau membeli media VCD
membutuhkan waktu dan biaya yang berlipat-lipat, namun melalui bantuan
media VCD dan Gambar guru tidak perlu menjelaskan tentang topik
tersebut secara panjang lebar. Guru dapat menyajikan bahan ajar lengkap
dengan gambar, tulisan yang divisualisasikan. Siswa dapat mempelajari
secara berkelompok maupun individu, di rumah atau di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Siswa dapat menggunakan komputer dan televisi yang relatif telah ada
dalam memasyarakat. Dengan adanya media tersebut pembelajaran sejarah
yang mengedepankan ceramah di kelas akan berkurang dratis. Guru
tinggal mengajak tanya jawab dan diskusi dengan siswa di kelas.
Komunikasi antar gurupun akan menjadi intensif. Menurut Colletti (yang
dikutip Soekartawi 1995:43), urutan efektivitas dalam penggunaan media
pengajaran dalam kaitannya dengan daya serap siswa dalam menangkap
informasi dengan menggunakan media pengajaran VCD yang merupakan
media audio visual lebih efektif, di mana daya serapnya sekitar 75%
daripada penyampaian materi dengan metode ceramah. Berdasarkan
penelitian Colletti, maka dapat dilihat betapa pentingnya penggunaan
media pengajaran VCD yang peristiwa sejarahnya seolah-olah dapat
dilihat langsung oleh siswa sehingga memiliki pengalaman belajar yang
mendekati kongkret. Hal tersebut telah terbukti bahwa siswa yang belajar
menggunakan media VCD dapat meningkatkan prestasi belajar sejarahnya,
karena tanggapan peristiwa sejarah melalui VCD siswa dapat melihat
peristiwa yang terekam dalam media VCD yang telah terjadi pada masa
lampau.
Selain itu ada kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media.
Dikemukakan oleh Suarcaya yang terdapat pada Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran Undiksha No. 3 Tahun XXXXI Juli 2008 halaman 757
menyatakan dukungannya akan manfaat video dalam pembelajaran. Untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan video
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
menyarankan untuk tidak memutar keseluruhan video di kelas, tetapi harus
diseleksi untuk mendapatkan materi yang sesuai dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Davis dalam The Internet
TESL Journal Vol. IV , 3, http://iteslj.org/ ( diunduh 1 oktober 2011 pukul
19.07 Wita) bahwa video hanyalah sebagai pelengkap dan bukan sebagai
pengganti proses belajar mengajar secara keseluruhan.
Menurut Suarcaya (yang terdapat pada Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Undiksha No. 3 Tahun XXXXI Juli 2008 halaman 757) bahwa
menggunakan gambar interaktif mampu meningkatkan kemampuan
ingatan seseorang mengenai sebuah konsep. Analoginya, sebuah konsep
akan lebih mudah diingat dan dipahami oleh mahasiswa bila dalam
penyampainnya disertai dengan prensentasi visual dari konsep tersebut.
Dengan demikian, siswa dapat menyeleraskan konsep yang disampaikan
secara konvensional (verbal) dengan dibantu penjelasan dalam bentuk
media visual. Dengan bantuan media visual, siswa dapat membandingkan
gambaran tentang sebuah konsep yang diperoleh dari penjelasan verbal
saja dengan gambaran yang didapt setelah melihat konsep yang dijelaskan
melalui bantuan media visual. Menurut Hubbard (yang dikutip Ouda Teda
Ena http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:jKQ4OJK
lGwAJ :scholar.google.com/&hl=id&assdt= 0,5 diunduh pada tanggal 1
oktober 2011, pukul 19.00 Wita) mengusulkan sembilan kriteria untuk
menilainya kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria
lainnya adalah ketersedian fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan
dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan
tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang
terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa
dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.
Menurut Azhar Arsyad (2007:36) “VCD adalah sistem penyimpanan dan
rekaman video di mana signal audio-visual direkam pada disket plastik
bukan pada pita magnetic”. Sedangkan menurut Darmawan yang dikutip
Iswahyudi (2008: 9) “VCD merupakan sistem penyimpanan informasi
gambar dan suara pada piringan”. Jadi VCD tersebut dengan mudah dapat
dibawa kemana-mana untuk menunjang proses pembelajaran bagi siswa
maupun guru. Di samping itu VCD juga dapat mengatasi keterbatasan
jarak dan waktu dalam penyampaian materi pembelajaran sejarah. Melalui
VCD pemutaran materi yang disampaikan cepat dan mudah diingat serta
dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. Melalui VCD siswa
akan menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Adanya
peningkatan prestasi belajar sejarah pada siswa kelompok eksperimen juga
sejalan dengan teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert
Bandura (Ratna Willis Dahar, 1996: 28) memberi penekanan pada efek-
efek dari konsekuensi-konsekuensi pada perilaku, yaitu meniru perilaku
orang lain, dan pengalaman vicarious, yaitu belajar dari keberhasilan dan
kegagalan orang lain. Bandura merasa bahwa sebagian besar belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
dialami manusia tidak dibentuk dari konsekuensi-konsekuensi, melainkan
manusia itu belajar dari suatu model (penggunaan VCD). Bandura
menyebut ini no-trial learning, sebab para siswa tidak harus melalui
proses pembentukan (shapping process), tetapi dapat segera menghasilkan
respons yang benar.
Melalui pemodelan yang terekam dalam VCD tersebut siswa dapat belajar
sejarah, karena model dalam sejarah membantu visualisasi kenyataan
bersejarah seperti bangunan, patung. Kadang-kadang model dapat menjadi
cara yang lebih singkat dan lebih mudah menghadirkan konsep-konsep
tertentu kepada para siswa. Model dapat menanamkan nilai sejarah dengan
pengertian yang nyata. Hal-hal yang tadinya sekedar cerita bagi siswa
dapat menjadi nyata kalau guru mempunyai model untuk mendukung
keterangan verbal guru. Model dapat membantu guru sejarah untuk
mengajar menurut materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam
pembelajaran sejarah. Penggunaan model dalam VCD sangat bermanfaat
terutama untuk mengajar di sekolah dasar dan menengah.
Peningkatan prestasi belajar sejarah yang menggunakan media Gambar ini
sejalan dengan pendapat Nurul Hidayati (2008). Penelitian ini memiliki
objek kajian tentang media pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedaan kompetensi ekonomi antara yang belajar dengan
pendekatan kooperatif bermedia VCD dan media gambar. Pendekatan
pembelajaran kooperatif bermedia VCD menghasilkan kompetensi belajar
ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
kooperatif bermedia gambar. Melalui penelitian tersebut tingkat belajar
ekonomi menjadi lebih baik karena motivasi belajar siswa yang telah
terpacu akibat penerapan media. Menurut Wiedman
(http://lehernmitbildmien//google.com diunduh 30 Desember 2010 pada
pukul 13.00 Wita) melihat sebuah gambar lebih tinggi maknanya daripada
membaca atau mendengar. Melalui membaca dapat di ingat hanya ±10%,
melalui mendengar yang diingat ±20%, dan dari melihat ±30%. Gambar
yang secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan
ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan
tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan teks.
Jadi melalui media gambar membuat belajar sejarah menjadi lebih konkret
dan membantu siswa memahami bahwa sejarah berhubungan dengan hal-
hal yang nyata, tempat yang nyata, dan orang-orang yang nyata.
Gambar menghadirkan mimpi-mimpi yang indah tentang kenyataan. Jika
sejarah ingin dibuat menarik, khususnya untuk di kelas yang lebih rendah,
materi yang tepat untuk mengajar adalah kejadian-kejadian yang dramatis
atau tokoh-tokoh pahlawan. Generalisasi yang abstrak tidak selalu mudah
dipahami. Gambar akan menyederhanakan pengabstrakan dan membantu
menciptakan serta mempertahankan rasa ketertarikan. Melalui media
gambar siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Aktifitas belajar banyak
macamnya.
Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich
(yang dikutip oleh dalam Oemar Hamalik, 2008; 3) membagi kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
belajar menjadi 8 kegiatan salah satunya yang paling penting dalam
penggunaan media gambar adalah kegiatan visual. Melalui media gambar
ini secara tidak langsung dapat melakukan kegiatan visual dengan media
gambar yang ditampilkan oleh guru, siswa dapat melihat secara langsung
gambar tersebut, yang kemudian dari tampilan gambar guru akan
menjelaskan secara lisan kepada siswa. Melalui penjelasan yang
disampaikan oleh guru para siswa kemudian dapat mencatat informasi yang
penting, kemudian dengan catatan kecil yang dimiliki oleh siswa,
diharapkan siswa mampu menjelaskan dan menggambarkan peristiwa apa
yang tergambar dalam media gambar tersebut. Media gambar ini dapat
mendorong siswa lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran sejarah,
karena secara tidak langsung secara emosional siswa dituntut dapat belajar
lebih mandiri.
Berdasarkan pengamatan peneliti siswa-siswa pada umumnya yang
dijadikan sebagai tempat penelitian sudah terbiasa dengan adanya media
VCD dan gambar hal ini dapat dilihat dari sekolah yang berstastus RSBI,
yang memiliki alat-alat yang mendukung pembelajaran namun jumlahnya
masih dibilang terbatas karena alat-alat untuk LCD dan ruangan audio
hanya dikhususkan untuk kelas IPA sedangkan untuk kelas IPS tidak
mendapatkan pembagian alat, sehingga bisa dikatakan prestasi siswa dalam
menggunakan media VCD dan gambar tidak ada perbedaan hasilnya hal ini
jika diamati dari hasil perhitungan anava sedangkan jika dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
perbedaan meannya hal ini terlihat memiliki perbedaan namun tidak terlalu
signifikan.
b. Untuk hipotesis II diperoleh perhitungan Fhitung = 2,26 dan F tabel = 3,
94 dengan db = 1 maka Ho diterima hal ini dikarenakan Fhitung ≤ Ftabel
sehingga Ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali,
sedangkan untuk Ha ditolak hal ini dikarenakan Fhitung≥Ftabel, maka
tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali. Sehingga
kesimpulan akhirnya adalah tidak ada perbedaan efektivitas yang
signifikan antara motivasi tinggi dan motivasi rendah terhadap
penggunaan media VCD dan media gambar dalam prestasi belajar sejarah.
Menurut Suarcaya yang terdapat dapat dalam Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran Undiksha, No. 3 Tahun XXXXI Juli 2008 halaman 760
mengatakan panduan video menuntun siswa pada pemahaman yang jelas
mengenai alur informasi yang harus disajikan pada saat penyajian. Dengan
semakin jelasnya alur informasi yang harus disajikan, maka siswa
memiliki gambaran yang jelas mengenai kemana penyajian nanti
diarahkan. Implikasi terakhirnya adalah, siswa semakin mudah melakukan
penyortiran materi sebelum melakukan penyajian materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Sejalan dengan penjelasan tersebut Canning dalam The Internet TESOL
Journal Internasional Vol. VI, 11, http://itesjl.org/ diunduh pada tanggal
(12 Oktober 2011 pukul 14.05 Wib) menemukan bahwa materi yang
didukung oleh gambar deskriptif mampu meningkatkan pemahaman
pebelaja bahasa asing secara signifikan. Sikap, motivasi, dan semangat
yang ditunjukan oleh siswa berhubungan dengan peningkatan pemahaman
terhadap materi dalam video. Semakin cepat dan dalam pemahaman siswa
terhadap materi yang dibahas akan semakin tinggi minat dan semangat
belajar mahasiswa. Hal ini juga disampaikan oleh Ryan dan Francais The
Internet TESOL Journal Internasional Vol. IV, 9, http://itesjl.org/ diunduh
pada tanggal (12 Oktober 2011 pukul 14.15 Wib) bahwa penggunaan film
dengan durasi yang tepat akan mampu menantang pebelajar meningkatkan
rasa percaya diri mereka dan demikian sikap positif belajar bahasa asing
mulai tumbuh dan meningkat. Dikemukakan oleh Maslow (2008: 5) yang
dikutip oleh Hamzah B. Uno bahwa motivasi merupakan kekuatan yang
mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai
macam kebutuhan, keinginan yang hendak dipenuhinya, tingkah laku,
tujuan, umpan balik. Proses interaksi yang terjadi antara tujuan untuk
mencapai prestasi belajar biasanya diikuti dengan tingkah laku belajar
yang lebih baik lagi. Dengan demikian motivasi akan mempengaruhi
prestasi belajar. Sedangkan menurut Skinner yang dikutip (Sri Esti
Wuryani Djiwandono, 2008: 330) tidak perlu memisahkan antara teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
belajar dan teori motivasi, karena motivasi secara sederhana adalah hasil
dari reinforcement atau penguatan. Menurut Albert Bandura ( 1977:32)
dalam Teori Belajar Sosialnya terdapat Fase Motivasi yaitu para siswa
akan meniru suatu model, sebab siswa merasa bahwa dengan berbuat
demikian siswa akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh
reinforsemen. Melalui model-model sejarah yang terdapat dalam VCD dan
media Gambar dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar
sejarah. Di samping itu model juga dapat menggantikan hampir semua
peninggalan sejarah yang ada, karena model (VCD dan Gambar) dapat
memberikan kesan yang nyata dan hidup. Menurut Widja (2002:47-52)
penekanan pengajaran sejarah yang berorientasi pada penanaman nilai
yang dinamis progresif serta merangsang dapat mengajak siswa untuk
mengambil nilai-nilai dari masa lampau, bukanlah untuk memaku siswa
pada kegemilangan masa lampau. Nilai-nilai masa lampau diperlukan
untuk menjadi kekuatan motivasi menghadapi tantangan masa depan.
Artinya melalui motivasi belajar sejarah nilai-nilai yang telah ada dalam
kehidupan masa lampau hendaknya dijadikan pedoman hidup untuk
melangkah ke depan yang lebih baik lagi, karena pengalaman masa
lampau memberikan pembelajaran kepada generasi muda untuk lebih
berpikir realistis lagi membangun masa depan bangsa.
Dalam proses belajar mengajar sejarah, motivasi merupakan salah satu
faktor yang diduga besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa yang
motivasinya tinggi diduga akan memperoleh hasil belajar yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk antara lain agar terjadi
perubahan belajar ke arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai dengan
Pendapat Hawley yang dikutip (Elida Prayitno, 1989:3) : “Siswa yang
termotivasi dengan baik dalam belajar melakukan kegiatan lebih banyak
dan lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi
dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai
motivasi yang tinggi.”.
Di samping itu motivasi juga didukung oleh media pembelajaran yang
tepat dan harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus
meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan
memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus
merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain
memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan
mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan
juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Oleh karenanya melalui belajar sejarah dengan media VCD dan gambar
diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya, dimana
sebelum menggunakan VCD dan Gambar para siswa memiliki tingkat
motivasi yang rendah dengan penggunaan kedua media ini siswa dapat
meningkatkan semangatnya dalam menerima pelajaran sejarah.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa
dilihat dari penggunaan media VCD dan gambar tidak ada perbedaan
karena dalam hal ini peneliti melihat dari segi motivasi secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
sehingga untuk meninjau kedua media tersebut tidak tersedia waktu hal ini
dikarenakan kondisi sekolah yang dipenuhi dengan berbagai kegiatan
sehingga hanya bisa melihat dari segi secara keseluruhan saja. Disamping
itu siswa juga telah terbiasa melihat media VCD dan gambar sebelumnya
walaupun guru mata pelajaran sejarah jarang menggunakan media dalam
menjelaskan pembelajaran sejarah.
c. Untuk hipotesis III diperoleh perhitungan Fhitung = 0, 20 dan Ftabel =3,94
dengan db = 1 maka Ho diterima hal ini dikarenakan Fhitung ≤ Ftabel
sehingga Ada interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan
media gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali,
sedangkan untuk Ha ditolak hal ini dikarenakan Fhitung≥Ftabel, maka
tidak ada Ada interaksi efektivitas antara pemanfaatan media VCD dan
media gambar dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata
pelajaran sejarah pada SMA Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali. Jadi
kesimpulan akhirnya adalah tidak ada Ada interaksi efektivitas antara
pemanfaatan media VCD dan media gambar dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah pada SMA Negeri di
Kabupaten Buleleng-Bali.
d. Menurut Skinner yang dikutip (Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2008:
330)tidak perlu memisahkan antara teori belajar dan teori motivasi, karena
motivasi secara sederhana adalah hasil dari reinforcement atau penguatan.
Menurut Hujair AH. Sanaky (2009:4) media pembelajaran adalah sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Penggunaaan media pembelajaran di setiap proses belajar
mengajar memiliki manfaat guna pencapaian proses pembelajaran.
Dijelaskan Sri Anitah (2008:5) bahwa manfaat penggunaan media ada dua
yaitu ditinjau bagi pengajar dan pembelajar, yaitu dapat memberikan
pedoman arah untuk mencapai tujuan, menjelaskan struktur dan urutan
pengajaran secara baik, memberikan kerangka sistematis mengajar secara
baik, memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran, membantu
kecermatan dan ketelitian dalam penyajian materi pelajaran,
membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar dan meningkatkan
kualitas pengajaran.
Pembelajaran melalui media VCD dan Gambar di samping untuk
mencapai tujuan pembelajaran dapat juga meningkatkan motivasi belajar
pembelajar, memberikan dan meningkatkan variasi pembelajaran bagi
siswa. Pengunaan media pembelajaran yang baik harus memenuhi
beberapa syarat, yaitu media pembelajaran harus dapat meningkatkan
motivasi pembelajaran, media mempunyai tujuan memberikan rangsangan
belajar baru dan juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan
tanggapan, umpan balik serta juga mendorong pembelajar untuk
melakukan praktik-praktik dengan benar sehingga menghasilkan suatu
prestasi belajar sejarah yang baik. Hal ini senada dengan pendapat
Timothy J. Newby (2000:19) yang mengatakan bahwa :
in the first chapter, it is key for you to understanding the relationship between learning and instructional technology.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
Technology supplies teachers and students tool to increase the effectiveness, efficiency, and appeal of the learning experience. Within the learner centered classroom engineering learner activity and exploration is of paramount importance. Learning requires exploration possible avenues to uncover potensial solutions. As Stated by Jonassen, Peck, and Wilson (1993:3) knowledge is embeded in activity” Focusing on the learner means that you, the teacher, design experiences in which learner frequently face problems that require their active exploration to solve. Information is not just transmitted to passivee student; they must actively seek it and find ways to adapt it to personal meaning. To facilities learner exploration through the use of intructional technology, students first must have the following : (1) a means whereby to explore, (2) motivation to explore, (2) some way to organize gathered informating to gain understanding.
McCleland (yang dikutip oleh Bimo Walgito, 2004:227-228) berpendapat
bahwa kebutuhan akan berprestasi merupakan salah satu motif sosial yang
dipelajari secara mendetail dan hal ini dapat diikuti sampai pada waktu ini.
Orang yang mempunyai kebutuhan atau need ini akan meningkatkan
performance, sehingga dengan demikian akan terlihat tentang kemampuan
berprestasinya. Untuk mengungkap kebutuhan akan berprestasi ini dapat
diungkap dengan teknik proyeksi. Penelitian menunjukkan bahwa orang
yang mempunyai n-achievement tinggi akan mempunyai performance
yang lebih baik apabila dibandingkan dengan orang yang mempunyai n-
achievement rendah. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa untuk
memprediksi bagaimana performance seseorang dapat dengan jalan
mengetahui n-achievement-nya. Seperti diketahui bahwa orang yang
intelegent akan dengan senang hati menghadapi tugas-tugas yang sulit, dan
ini akan mendorong n-achievement-nya, dan ini akan terkait dengan
performance-nya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Berdasarkan pemaparan di atas siswa yang menggunakan media VCD dan
gambar menghasilkan interaksi yang sama antara satu dengan yang
lainnya. Hal ini dapat diamati jika siswa tersebut tertarik maka akan ada
yang bertanya namun dalam hal ini hanya beberapa siswa saja yang
bertanya dan benar-benar memperhatikan, hal ini dikarenakan kurangnya
waktu untuk mempersiapkan alat-alat yang harus bergantian dengan kelas
lain serta jam mata pelajaran sejarah alokasi waktunya pada jam pelajaran
terakhir, sehingga siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
E. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian terdapat keterbatasan yang dialami dalam
penelitian. Adapun keterbatasan penelitian disini diantaranya
1. Kurangnya sarana prasana dalam penelitian, di antaranya terbatasnya
alat LCD membuat kegiatan penelitian menjadi terhambat, karena
peneliti harus menunggu tersedianya alat terlebih dahulu baru bisa
melakukan kegiatan penelitian, di beberapa sekolah tempat penelitian
ada LCD yang jumlahnya terbatas sehingga peneliti saat akan
digunakan sedang digunakan untuk kelas lainnya. Selain itu ruangan
khusus untuk siswa IPS tidak terdapat pada setiap sekolah sehingga
pihak pengajar harus meminjam ruangan siswa IPA untuk dijadikan
tempat penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
2. Banyaknya kegiatan yang tidak terduga seperti pelaksanaan ulang
tahun sekolah dan pra ujian untuk siswa kelas XII membuat kegiatan
penelitian diharuskan diundur dalam jangka waktu 1 minggu.
3. Waktu pembelajaran sejarah yang mendapatkan jam pelajaran terakhir
membuat situasi dan kondisi siswa tidak terlalu fokus untuk
memperhatikan pelajaran sejarah dikarenakan siswa sudah lelah
menerima pelajaran lainnya sehingga ada sebagian siswa bercanda
dengan teman sebangkunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Tidak ada perbedaan efektivitas yang positip dan signifikan
pembelajaran sejarah yang menggunakan media VCD dengan media
gambar terhadap prestasi belajar pelajaran sejarah pada siswa SMA
Negeri di Kabupaten Buleleng-Bali.
2. Tidak ada perbedaan efektivitas yang positif dan signifikan
pembelajaran sejarah yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar mata pelajaran sejarah
pada siswa SMA Negeri Singaraja di Kabupaten Buleleng-Bali.
3. Tidak ada interaksi efektivitas positif yang siginifikan antara
pemanfaatan media VCD dan gambar dengan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar pelajaran sejarah pada siswa SMA Negeri di
Kabupaten Buleleng-Bali.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian tersebut menimbulkan suatu implikasi atau pengaruh
terhadap pelajaran sejarah setelah menggunakan VCD dan Gambar yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
1. Penggunaan media VCD dan gambar dalam penelitian ini tidak
menghasilkan suatu pengaruh yang besar sekali terhadap prestasi
belajar sejarah hal ini dikarena penggunaan kedua media merupakan
sesuatu yang sudah biasa dikalangan siswa sehingga pengaruhnya
sangat sedikit sekali hal ini bisa dilihat dari hasil pre dan post test yang
dilakukan peneliti. Selain itu sekolah yang RSBI membuat
perkembangan penggunaan media sudah tidak biasa lagi.
2. Jika dilihat dari motivasi belajar siswa dari adanya penggunaan VCD
dan gambar menimbulkan adanya sedikit motivasi siswa hal ini dapat
dilihat dari kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran sejarah
ada sebagian yang tidak fokus dimana siswa masih saja ada yang
mengobrol dengan siswa lain sehingga untuk mengamati pemaparan
dari materi pelajaran sedikit terpecah yang mengakibatkan tidak
adanya perbedaan antara menggunakan media maupun tidak
menggunakan media.
3. Dalam hal interaksi belajar siswa kurang karena hal ini disebabkan
siswa sedikit yang perhatiannya tepusat. Sehingga hanya siswa yang
benar-benar memperhatikan yang sering bertanya kepada guru
sedangkan siswa yang lain hanya memperhatikan saja.
C. Saran
1. Bagi sekolah diharapkan pihak sekolah dapat menyediakan lab sejarah
untuk siswa IPS karena untuk mengajarkan pelajaran sejarah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
menggunakan media VCD dan gambar seorang guru diharapkan
memiliki sarana prasana yang memadai, sehingga pembelajaran yang
terjadi di kelas menjadi kurang diminati karena guru hanya
memaparkan apa yang ada di buku saja dan tidak menggunakan media
dalam aplikasinya, padahal dalam menjelaskan suatu peristiwa sejarah
diperlukan media yang konkrit agar siswa dapat melihat secara
langsung apa yang terjadi sebelumnya.
2. Bagi Guru dengan adanya penelitian ini diharapkan guru mampu
menghadirkan suatu perubahan dalam proses pembelajaran sejarah.
Guna sejarah juga harus senantiasa mempertimbangkan motivasi siswa
pada pelajaran sejarah dengan cara merangsang dan memotivasi siswa
dalam menemukan dan mendapatkan informasi baru. Guna sejarah
juga memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan
pembuatan tugas akademis yang lebih menarik sesuai dengan materi
pelajaran dengan menggunakan media dan metode yang menarik bagi
siswa, sehingga siswa lebih termotivasi lagi dalam menerima pelajaran
sejarah.
3. Bagi siswa hendaknya dapat lebih fokus dalam menerima pelajaran
sejarah, karena sejarah berguna bagi kehidupan mereka kelak, karena
manusia tidak luput dari sejarah. Selain itu janganlah menganggap
pelajaran sejarah kesannya membosankan tapi siswa harus melihat
bagaimana pelajaran sejarah tersebut dan janganlah melihat siapa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user