diskrit dan graf - ePrints UAD
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of diskrit dan graf - ePrints UAD
iv
Dasar-dasar Matematika Diskrit dan Graf
CopyrightΒ© 2020 Soffi Widyanesti Priwantoro S. Pd. Si., M. Sc.
ISBN: xxxxxxxxxxxxx
16 x 24 cm, viii + 86 hlm
Cetakan Pertama, September 2020
Penulis: Soffi Widyanesti Priwantoro S. Pd. Si., M. Sc.
Editor: Fadhlurrahman
Layout: Ratih Purwandari
Desain Cover: Hafidz Irfana
Diterbitkan Oleh:
UAD PRESS Anggota IKAPI dan APPTI Alamat Penerbit: Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan Jl. Ringroad Selatan Tamanan Banguntapan Bantul Yogyakarta E-mail: [email protected] HP/WA: 082134455340 All right reserved. Semua hak cipta Β© dilindungi undang-undang. Tidak diperkenankan memproduksi ulang, atau mengubah dalam bentuk apa pun melalui cara elektronik, mekanis, fotocopy, atau rekaman sebagian atau seluruh buku ini tanpa ijin tertulis dari pemilik hak cipta.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
1
Bab 1
Relasi Biner
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi relasi biner. 2. Mahasiswa dapat memberikan contoh relasi biner dan bukan relasi
biner. 3. Mahasiswa dapat menyajikan relasi biner ke dalam berbagai cara. 4. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat-sifat relasi biner. 5. Mahasiswa dapat membedakan sifat-sifat relasi biner. 6. Mahasiswa dapat menjelaskan relasi ekuivalensi. 7. Mahasiswa dapat membedakan relasi ekuivalensi dan bukan relasi
ekuivalensi.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
2
A. Perkalian Cartesius Definisi 1.A.1 Diketahui dua himpunan yaitu π΄ β dan π΅ β . Perkalian cartesius antara A dan B dinotasikan A π΅ dengan definisi:
π΄ π΅ π, π |π β π΄ β§ π β π΅ Contoh 1.A.1 Diberikan π΄ 2, 4, 6 πππ π΅ π, π, π . Tentukan π΅ π΄ , π΄ π΅. π΅ π΄ π, 2 , π, 4 , π, 6 , π, 2 , π, 4 , π, 6 , π, 2 , π, 4 , π, 6 π΄ π΅ 2, π , 2, π , 2, π , 4, π , 4, π , 4, π , 6, π , 6, π , 6, π
Definisi 1.A.2 Diketahui himpunan π΄ , π΄ , π΄ , β¦ π΄ dengan masing-masing himpunan bukan merupakan himpunan kosong. Didefinisikan perkalian cartesius dari himpunan π΄ , π΄ , π΄ , β¦ π΄ adalah π΄ π΄ π΄ β¦ π΄ π , π , π , β¦ , π |π β π΄ , π β π΄ , π
β π΄ , β¦ π β π΄ Contoh 1.A.2 Diberikan π΄ 1, 2, 3 , π΄ πΌ, π½ , πππ π΄ π, π . Tentukan π΄ π΄ dan π΄ π΄ π΄
π΄ π΄ 1, πΌ , 1, π½ , 2, πΌ , 2, π½ , 3, πΌ , 3, π½ π΄ π΄ π΄ 1, πΌ, π , 1, πΌ, π , 1, π½, π , 1, π½, π , 2, πΌ, π ,
2, πΌ, π , 2, π½, π , 2, π½, π , 3, πΌ, π , 3, πΌ, π , 3, π½, π , 3, π½, π
B. Relasi Biner
Definisi 1.B.1 Diketahui dua himpunan yaitu π΄ β dan π΅ β . Relasi (relasi biner) dari himpunan A ke himpunan B dinotasikan dengan β dan didefinisikan sebagai himpunan bagian dari perkalian cartesius A π΅.
Bab 1 | Relasi Biner
3
Definisi 1.B.2 Diketahui dua himpunan yaitu π΄ β dan π΅ β dengan π β π΄ dan π β π΅ , π, π β β dibaca β π berelasi β dengan πβ, dan dinotasikan dengan πβπ.
Definisi 1.B.3 Diketahui π΅ , sehingga β disebut sebagai βrelasi biner pada Aβ.
Definisi 1.B.4 Diketahui himpunan π΄ β . Relasi (biner) dari himpunan A ke himpunan A disebut relasi biner pada himpunan A. NOTASI: π, π β π΄ π berelasi dengan b dinotasikan dengan π β π atau π, π β β π tidak berelasi dengan b dinotasikan dengan π β π atau π, π β β
Contoh 1.B.1 Diberikan π΄ 2, 4, 6 πππ π΅ π, π, π dengan π΄ π΅ 2, π , 2, π , 2, π , 4, π , 4, π , 4, π , 6, π , 6, π , 6, π Tentukan apakah β berikut merupakan relasi biner. a. β 2, π , 2, π , π, 4 , 6, π
β bukan relasi biner karena π, 4 β π΄ π΅ b. β 4, π , 6, π
β merupakan relasi biner c. β 2, π , 4, π , π, 6 , 6, π
β bukan relasi biner karena π, 6 β π΄ π΅ d. β 2, π , 2, π , 2, π , 4, π , 4, π , 4, π , 6, π , 6, π , 6, π
β merupakan relasi biner e. β 4, π , 4, π , 4, π , 6, π
β merupakan relasi biner
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
4
C. Penyajian Relasi Biner Relasi biner dapat disajikan dengan tiga cara yaitu mendaftar, tabel dan diagram. 1. Mendaftar
Diketahui π΄ 2, 4, 6 πππ π΅ π, π, π dengan relasi biner β 2, π , 2, π , 4, π , 4, π , 4, π
2. Tabel Diketahui π΄ 2, 4, 6 πππ π΅ π, π, π dengan relasi biner
β 2, π , 2, π , 4, π , 4, π , 4, π
π΄ π΅ d e F 2 β β 4 β β β 6
3. Diagram
Diketahui π΄ 2, 4, 6 πππ π΅ π, π, π dengan relasi biner
β 2, π , 2, π , 4, π , 4, π , 4, π Latihan Soal 1.1 1. Diberikan himpunan π΄ 2, 3, 4, 5, 6 πππ π΅ 8, 9, 10, 12, 14 .
Tentukan: a. π΄ π΅ b. π΅ π΄ c. π΄ π΄
Bab 1 | Relasi Biner
5
d. Diketahui πβπ dengan definisi π faktor dari π, untuk setiap π β
π΄ πππ π β π΅, tentukan β dalam bentuk: 1) Mendaftar 2) Diagram 3) Tabel
2. Diberikan π· 2,4,6,8,10 , didefinisikan relasi sebagai berikut:
a. βπ, π β π·, πβπ ππππ πππ βπππ¦π ππππ π π b. βπ, π β π·, πβπ ππππ πππ βπππ¦π ππππ π 1 π c. βπ, π β π·, πβπ ππππ πππ βπππ¦π ππππ π. π 20 Sajikan relasi di atas dalam bentuk: i) Mendaftar ii) Diagram iii) Tabel
D. Sifat-Sifat Relasi Biner
1. Sifat I Diketahui A sebarang himpunan tak kosong, relasi biner β pada himpunan A mempunyai sifat berikut. a. Jika βπ β π΄ πβπ maka β dikatakan refleksif b. Jika βπ, π β π΄ , πβπ β πβπ maka β dikatakan simetris,
untuk π, π β π΄ c. Jika βπ, π, π β π΄ , πβπ β§ πβπ β πβπ maka β dikatakan
transitif
2. Sifat II Diketahui A sebarang himpunan tak kosong, relasi biner β pada himpunan A mempunyai sifat berikut. a. Jika βπ β π΄ πβπ maka β dikatakan non-refleksif b. Jika βπ, π β π΄ , πβπ β§ πβπ maka β dikatakan non-simetris c. Jika βπ, π, π β π΄ , πβπ β§ πβπ β§ πβπ maka β dikatakan non-
transitif
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
6
3. Sifat III Diketahui A sebarang himpunan tak kosong, relasi biner β pada himpunan A mempunyai sifat berikut.
a. Jika βπ β π΄ π β π maka β dikatakan irrefleksif b. Jika βπ, π β π΄ , π β π β π β π maka β dikatakan
asimetris, untuk π, π β π΄ c. Jika βπ, π β π΄ , πβπ β§ πβπ β π π maka β
dikatakan antisimetris, untuk π, π β π΄ d. Jika βπ, π, π β π΄ , πβπ β§ πβπ β π β π maka β
dikatakan intransitif, untuk π, π, π β π΄
Contoh 1.D.1 1. β π, π , π, π , π, π , π, π
a) β mempunyai sifat refleksif karena setiap anggota himpunan A berpasangan dengan dirinya sendiri.
b) β mempunyai sifat simetri karena setiap anggota pasangan berurutan di β selalu mempunyai kebalikan dari pasangan berurutannya. Misal , πβπ maka , πβπ
c) β jelas empunyai sifat transitif ambil contoh πβπ β§ πβπ β
πβπ d) β jelas mempunyai sifat antisimetris
2. β π, π , π, π , π, π , π, π
a) Terlihat jelas bahwa β mempunyai sifat simetris b) β mempunyai sifa non refleksif yaitu β π β π΄, β π β π c) β mempunyai sifat non transitif yaitu
β π, π β π΄, β π β π β π β π β π β π d) β mempunyai sifat irrefleksif yaitu β π β π΄, β π β π e) β mempunyai sifat intransitif yaitu
βπ, π β π΄, β π β π β π β π β π β π
Bab 1 | Relasi Biner
7
3. β π, π , π, π , π, π , π, π , π, π , π, π a) β mempunyai sifat non refleksif yaitu β π β π΄, β π β π b) β mempunyai sifat non simetris yaitu
β π, π β π΄, β π β π β π β π c) β mempunyai sifat non transitif yaitu
βπ, π, π β π΄, β π β π β π β πβ π β π d) β mempunyai sifat anti simetris yaitu
β π β π΄, β π β π β π β π βΉ π π
4. β π, π , π, π , π, π a) β mempunyai sifat non refleksif yaitu β π β π΄, β π β π b) β mempunyai sifat non simetris yaitu
β π, π β π΄, β π β π β π β π c) β mempunyai sifat non transitif yaitu
β π, π, π β π΄, β π β π β π β πβ π β π d) β mempunyai sifat irrefleksif yaitu β π β π΄, β π β π e) β mempunyai sifat asimetris yaitu
β π, π β π΄, β π β π βΉ π β π f) β mempunyai sifat intransitif yaitu
βπ, π, π, π β π΄, β π β π β π β π β π β π Latihan 1.D.1 Tentukan sifat-sifat yang memenuhi relasi pada π΄ 1, 2, 3, 4 berikut:
1. β 1, 1 , 1, 2 , 2, 1 , 2, 2 2. β 1, 2 , 2, 3 , 3, 4 , 1, 4 , 1, 3 , 2, 4 3. β 1, 4 , 4, 2 , 1, 1 , 1, 2 , 2, 2 , 3, 3 , 4, 4 , 1, 2 , 4,1 4. β 2, 1 , 1, 2 , 2, 2 , 2, 3 , 3, 2
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
8
E. Relasi Ekuivalensi Definisi 1.E.1 Diketahui A himpunan tak kosong, relasi biner β pada A disebut relasi ekuivalensi pada A, jika memenuhi: 1. β bersifat refeksif 2. β bersifat simetris 3. β bersifat transitif
Contoh 1.E.1 1. Diberikan himpunan π΄ 2, 3, 4, 6, 8, 9 , dengan relasi biner β
pada A yaitu: β 2,2 , 3,3 , 4,4 , 6,6 , 8,8 , 9,9 , 4,6 , 6,4 Apakah β merupakan relasi ekuivalensi? berikan penjelasanmu. Penyelesaian: Relasi β pada A memenuhi: a. Sifat Refleksif karena setiap anggota di A beranggotakan dirinya
sendiri di β b. Sifat Simetri, karena β π, π β π΄ πβπ βΉ πβπ c. Sifat Transitif, karena β π, π, π β π΄, πβπ β πβπ βΉ πβπ
2. Diberikan Himpunan π΅ 9, 10, 11, 12 , dengan relasi biner β
pada B yaitu: β 9, 9 , 10,10 , 11,11 , 12,12 , 9,10 , 10,9 , 10,11 , 11,12 Apakah β merupakan relasi ekuivalensi? berikan penjelasanmu. Penyelesaian: Relasi β pada B memenuhi sifat refleksi karena setiap anggota di β mempunyai relasi dengan dirinya sendiri. Tetapi relasi β pada B tidak mempunyai sifat simetri karena β π, π β π΅ β π β π βΉ
πβπ , yaitu 10β11 tetapi 11 β 10. Demikian pula relasi β pada B tidak mempunyai sifat transitif yaitu βπ, π, π β π΅ β
πβπ β πβπ β πβπ, yaitu: 10β11 β§ β 11β12 tetapi 10 β 12
Bab 1 | Relasi Biner
9
Latihan Soal 1.2 1. Diberikan bilangan asli π β β . Didefinisikan relasi β‘ pada β ,
sebagai berikut: β π, π β β π β‘ π jika dan hanya jika π|π π
Apakah β‘ merupakan relasi ekuivalensi?berikan penjelasanmu.
2. Diberikan himpunan bilangan bulat β€, didefinisikan relasi biner β, sebagai berikut: β π, π β β€ π β π jika dan hanya jika π π bilangan genap
Apakah β merupakan relasi ekuivalensi? Berikan penjelasanmu.
3. Diberikan himpunan bilangan bulat β€, didefinisikan relasi biner β, sebagai berikut: β π, π β β€ π β π jika dan hanya jika π π bilangan ganjil
Apakah β merupakan relasi ekuivalensi? Berikan penjelasanmu.
4. Diberikan himpunan π» 2, 4, 5, 6, 7, 12, 14 Didefinisikan relasi biner β sebagai berikut: βπ, π β π», π β π jika dan hanya jika a kelipatan b.
5. Diberikan himpunan π΄ 2, 4, 6, 8 , didefinisikan relasi -βπ, π β π΄, π β π jika dan hanya jika π 1 π -βπ, π β π΄, π β π jika dan hanya jika π π -βπ, π β π΄, π β π jika dan hanya jika ππ 20
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
11
Bab 2
POSET
(Partially Ordered Set)
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi POSET. 2. Mahasiswa dapat membedakan POSET dan bukan POSET. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi rantai (chain). 4. Mahasiswa dapat membedakan rantai (chain) dan bukan rantai (anti
chain). 5. Mahasiswa dapat menggambarkan POSET ke dalam diagram hasse. 6. Mahasiswa dapat menjelaskan elemen maksimal dan elemen
minimal. 7. Mahasiswa dapat menentukan elemen maksimal dan elemen
minimal dari suatu POSET. 8. Mahasiswa dapat menjelaskan batas atas terkecil dan batas bawah
terbesar. 9. Mahasiswa dapat menentukan batas atas terkecil dan batas bawah
terbesar dari suatu POSET.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
12
A. Himpunan Terurut Parsial (Partially Ordered Set/POSET) Definisi 2.A.1 Diketahui A himpunan tak kosong, relasi biner β pada himpunan A yang memenuhi: 1. β bersifat refleksif 2. β bersifat antisimetris 3. β bersifat Transitif disebut relasi terurut parsial (partially ordered relation).
Definisi 2.A.2 Himpunan A yang memuat relasi terurut parsial β disebut himpunan terurut parsial (Partially Ordered Set/POSET), dinotasikan dengan π΄, β .
Jika π΄, β POSET maka π β π dinotasikan dengan π π dengan π, π β β POSET biasanya menggunakan notasi π΄,
Contoh 2.A.1 1. Diberikan Himpunan bilangan Asli β, dengan relasi biner β yang
didefinisikan sebagai berikut: β π, π β β πβπ jika dan hanya jika π|π
Apakah β merupakan relasi terurut parsial pada β ? Berikan penjelasanmu! Penyelesaian a. Sifat Refleksif
Akan ditunjukkan: β π β β, π β π yaitu π|π Bukti Ambil π β β π π π 1. π , 1 β β Sehingga π|π dengan kata lain πβπ Ingat: π|π βΊ π π½π β β€
Bab 2 | POSET (Partially Ordered Set)
13
b. Sifat Antisimetris Akan ditunjukan β π, π β β, πβπ β πβπ βΉ π π Bukti: Ambil π, π β β Diketahui πβπ βΊ π|π βΊ π π. π , π β β
πβπ βΊ π|π βΊ π π. π , π β β π ππ π ππ
ππ ππ ππ Nilai ππ yang memenuhi adalah ππ 1, dengan kata lain
π 1 πππ π 1 Sehingga π ππ, π 1 dan π ππ , π 1
π π π π
c. Sifat Transitif Akan ditunjukkan β π, π, π β β πβπ β πβπ βΉ πβπ Bukti: π β π βΊ π|π βΊ π π. π , π β β π β π βΊ π|π βΊ π π. π , π β β
βΊ π ππ π π βπ π πβ π dengan kata lain π|π atau πβπ
Dari a., b., dan c. terbukti πβπ βΊ π|π merupakan relasi terurut parsial.
2. Diberikan Himpunan bilangan Bulat β€, dengan relasi biner β yang didefiniskan sebagai berikut:
β π, π β β€ πβπ jika dan hanya jika π π Apakah β merupakan relasi terurut parsial pada β€ ? Berikan penjelasanmu.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
14
Penyelesaian: a. Sifat Refleksif
Akan ditunjukkan: β π β β€, πβπ yaitu π π Jelas bahwa π π maka π π atau πβπ
b. Sifat Antisimetri
Akan ditunjukkan: β π, π β β€, πβπ β πβπ βΊ π π Bukti: Ambil π, π, π β β€ Diketahui: - πβπ π πβπππππ π π dan
- πβπ π πβπππππ π π, dengan kata lain π π Sehingga diperoleh π π π Dengan kata lain π π atau πβπ
c. Sifat Transitif Akan ditujukkan β π, π, π β β€ πβπ β πβπ βΊ πβπ Bukti: Ambil π, π, π β β€ Diketahui: πβπ π πβπππππ π π, πππ
πβπ π¦πππ ππππππ‘π π π Sehingga diperoleh π π π atau π π atau πβπ
Definisi 2.A.3 Diketahui π΄, POSET, sehingga berlaku berikut ini: a. Diketahui himpunan π΅ β π΄ yang memenuhi π π ππ‘ππ’
π π maka disebut rantai (chain). Dengan kata lain π΅ β π΄ dikatakan rantai (chain) jika setiap dua elemen di dalam B saling berelasi.
b. Diketahui himpunan π΅ β π΄ dan tidak ada dua elemen yang berbeda di B yang saling berelasi, B bukan rantai (anti chain). Dengan kata lain, π΅ β π΄ adalah anti chain ketika setiap elemen di B berelasi dengan dirinya sendiri.
Bab 2 | POSET (Partially Ordered Set)
15
Contoh 2.A.2 1. Diketahui himpunan π΄ π, π, π, π dengan definisi relasi terurut
parsial β pada π΄ sebagai berikut: β π, π , π, π , π, π , π, π , π, π , π, π , π, π , π, π , π, π Manakah dari himpunan di bawah ini yang merupakan rantai? a. π΄ π, π, π π, π , π, π , π, π b. π΄ π, π c. π΄ π, π, π d. π΄ π e. π΄ π, π, π f. π΄ π, π, π
Definisi 2.A.4 Suatu POSET yang merupakan rantai disebut dengan TOSET (Totally Ordered Set). Definisi 2.A.5 Banyaknya elemen dalam satu rantai disebut panjang rantai.
B. Diagram Hasse
Definisi 2.B.1 Diketahui (A, β€) merupakan poset dengan banyaknya anggotanya berhingga sehingga poset (A, β€) dapat dinyatakan dalam suatu diagram yang disebut dengan diagram hasse. Untuk menggambar suatu poset ke dalam diagram hasse dibutuhkan ketentuan berikut ini, yaitu setiap elemen diwakili oleh suatu titik/lingkaran kecil dan dua elemen yang berelasi tidak boleh terletak sejajar, tetapi untuk dua titik yang tidak berelasi boleh diletakkan sejajar. Beberapa ketentuan untuk menggambar suatu poset ke dalam diagram hasse, diuraikan sebagai berikut: 1. Setiap elemen diawali oleh suatu titik (lingkaran luar) 2. Dua elemen yang berelasi tidak boleh terletak sejajar. 3. Dua elemen yang tidak berelasi boleh diletakkan sejajar.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
16
Contoh 2.B.1 1. Diketahui himpunan π΄ 1, 3, 5, 7, 9 dengan relasi
didefinisikan dengan relasi βlebih kecil sama denganβ. Jelas, π΄, merupakan POSET dan juga rantai. Gambar diagram hasse dari relasi , sebagai berikut. a. Mendaftar elemen-elemen relasi , yaitu:
ββ€β 1, 3 , 1, 5 , 1, 7 , 1, 9 , 3, 5 , 3, 7 , 3, 9 , 5, 7 , 5, 9 , 7, 9
b. Gambar diagram hassenya berdasarkan elemen-elemen dari relasi
2. Diketahui himpunan π΅ 2, 3, 4, 6, 8, 24 dengan relasi yang didefinisikan dengan βkelipatan dariβ, buatlah diagram hasse dari relasi . Penyelesaian: Jelas bahwa π΅, merupakan POSET dan juga rantai. Gambar diagram hasse dari relasi , sebagai berikut. a. Mendaftar elemen-elemen relasi , yaitu:
"β€" 2, 4 , 2, 6 , 2, 8 , 2, 24 , 3, 6 , 3, 24 , 4, 8 , 4, 24 , 6, 24 , 8, 24 }
Bab 2 | POSET (Partially Ordered Set)
17
b. Gambar diagram hasse berikut ini berdasarkan relasi .
3. Diketahui himpunan πΆ 2, 5, 10, 15, 20, 25, 30 dengan relasi β€
yang didefinisikan sebagai relasi βfaktor dariβ Penyelesaian: Jelas bahwa πΆ, merupakan POSET dan juga rantai. Gambar diagram hasse dari relasi , sebagai berikut. a. Mendaftar elemen-elemen relasi , yaitu:
ββ€β 2, 10 , 2, 20 , 2, 30 , 5, 10 , 5, 15 , 5, 20 , 5, 25 , 5, 30 , 10, 20 , 10, 30 , 15, 30
b. gambar diagram hasse berikut ini berdasarkan relasi .
4. 2. {2, 3, 6, 12, 24, 36) dan relasi yang didefinisikan sebagai βrelasi
membagi habisβ Penyelesaian: Jelas bahwa π΄, merupakan POSET dan juga rantai. Gambar diagram hasse dari relasi , sebagai berikut
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
18
a. Mendaftar elemen-elemen relasi , yaitu: "β€" = 2, 6 , 2, 12 , 2, 24 , 2, 36 , 3, 6 , 3, 12 , 3, 24 ,
3, 36 , 6, 12 , 6, 24 , 6, 36 , 12, 24 , 12, 36
b. gambar diagram hasse berikut ini berdasarkan relasi .
C. Elemen Maksimal dan Minimal
Definisi 2.C.1 Diketahui π΄, , maka 1. Suatu elemen π β π΄ disebut elemen maksimal jika tidak ada π β π΄
dengan π π sedemikan hingga π π 2. Suatu elemen π β π΄ disebut elemen minimal jika tidak ada π β π΄
dengan π π sedemikan hingga π π 3. Suatu elemen π β π΄ disebut cover dari π jika π π dan tidak ada
elemen lain c yang memenuhi π π π Perlu diketahui bahwa elemen maksimal, elemen minimal dan cover pada suatu POSET tidaklah harus tunggal.
Contoh 2.C.1 1. Berdasarkan contoh 2.B.1.i
a. Elemen Maksimal : 9 b. Elemen Minimal : 1 c. Cover dari 1 adalah 3 d. Cover dari 3 adalah 5
Bab 2 | POSET (Partially Ordered Set)
19
2. Berdasarkan 2.B.2.ii a. Elemen Maksimal : 24 b. Elemen Minimal : 2 dan 3 c. Cover dari 6 adalah 24 d. Cover dari 4 adalah 8
3. Berdasarkan contoh 2.B.2.iii
a. Elemen Maksimal : 20, 30, 25 b. Elemen Minimal : 2, 5 c. Cover dari 15 adalah 30 d. Cover dari 5 adalah 10, 15, 25
4. Berdasarkan contoh 2.B.2.iv
a. Elemen Maksimal : 24, 36 b. Elemen Minimal : 2, 3 c. Cover dari 3 adalah 6 d. Cover dari 12 adalah 24, 36
Definisi 2.C.2 Diketahui π΄, POSET dan π, π, π β π΄, sehingga berlaku: 1. Elemen π β π΄ disebut batas atas dari a dan b sedemikian sehingga
π π dan π π, 2. Elemen π β π΄ disebut batas atas terkecil (bat) dari a dan b jika
memenuhi: i) c batas atas dari a dan b ii) tidak ada batas atas dari a dan b yang lain, misal d, sehingga
π π
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
20
Definisi 2.C.3 Diketahui π΄, POSET dan elemen π, π, π β π΄, sehingga berlaku: 1. Elemen π β π΄ disebut batas bawah dari a dan b jika, π π dan π
π, 2. Elemen π β π΄ disebut batas bawah terbesar (bbt) dari a dan b jika,
memenuhi: i) c batas bawah dari a dan b ii) tidak ada batas bawah dari a dan b yang lain, misal d, sehingga
π π
Contoh 2.C.2 1. Berdasarkan contoh 2.B.2.i
a. Batas atas terkecil dari 2 dan 3 adalah 6 b. Batas atas terkecil dari 4 dan 6 adalah 24 c. Batas bawah terbesar dari 4 dan 6 adalah 2 d. Batas bawah terbesar dari 8 dan 6 adalah 2
2. Berdasarkan contoh 2.B.2.iii
a. Batas atas dari 2 dan 5 adalah 10, 20 b. Batas atas terkecil dari 2 dan 5 adalah 10 c. Batas bawah dari 10 dan 15 adalah 5 d. Batas bawah terbesar dari 10 dan 15 adalah 5 e. Batas bawah dari dari 2 dan 15 adalah tidak ada
3. Berdasarkan contoh 2.B.2.iv
a) Batas atas dari 2 dan 3 adalah 6, 12, 24, 36 b) Batas atas dari 6 dan 12 adalah 12, 36, 24 c) Batas bawah 24 dan 36 adalah 12, 6, 3, 2 d) Batas bawah 24 dan 12 adalah 12, 6, 3, 2 e) Batas atas terkecil dari 3 dan 6 adalah 6 f) Batas atas terkecil dari 2 dan 3 adalah 6 g) Batas bawah terbesar dari 6 dan 12 adalah 6 h) Batas bawah terbesar dari 24 dan 36 adalah 12
Bab 2 | POSET (Partially Ordered Set)
21
Latihan Soal 2 1. Diberikan himpunan π΄ 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24 . Jika π΄,
merupakan poset dengan didefinisikan sebagai relasi βmembagi habisβ, maka a. Buatlah diagram Hasse dengan π΄, b. Elemen Maksimal dan minimal dari π΄, c. Batas atas dari 2 πππ 6 & 4 πππ 8 d. Batas atas terkecil dari 1, 3 & 9, 8 e. Batas bawah dari 6 πππ 9 & 6 πππ 18 f. Batas bawah terbesar 2, 3 & 2, 4
2. Diberikan himpunan π΄ 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 36, 72 . Relasi pada
A didefinisikan dengan relasi β Faktor dariβ Apakah A merupakan suatu poset? Jika A poset, maka a. Buatlah diagram Hasse dengan π΄, b. Elemen Maksimal dan minimal dari π΄, c. Batas atas dari 4 πππ 6 d. Batas atas terkecil dari 8, 12 & 4, 9 e. Batas bawah dari 8 πππ 9 f. Batas bawah terbesar 2, 9 & 4, 36
3. Diketahui π΄ 1, 2, 3, 4, 5, 6 dengan diagram hasse berikut
a. Elemen maksimal b. Elemen Minimal c. Batas atas dari 3 dan 4 d. Batas atas terkecil dari 3 dan 4 e. Batas bawah dari 3 dan 4 f. Batas bawah terbesar dari 3 dan 4
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
23
Bab 3
Lattice (Latis)
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menentukan suatu POSET merupakan latis atau bukan.
2. Mahasiswa dapat memberi contoh latis dan bukan latis. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat-sifat latis. 4. Mahasiswa dapat membedakan sub latis dan bukan sub latis. 5. Mahasiswa dapat menentukan hasil kali latis. 6. Mahasiswa dapat menggambarkan hasil kali latis dalam diagram
hasse.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
24
A. Definisi Latis Definisi 3.A.1 1. Batas atas terkecil (bat) dari a dan b dinotasikan dengan π β π
dibaca βa join bβ. 2. Batas bawah terkecil (bbt) dari a dan b dinotasikan dengan π β π
dibaca βa meet bβ.
Definisi 3.A.2 Poset π΄, yang setiap elemennya memiliki batas atas terkecil (bat) dan batas bawah terbesar (bbt) tunggal disebut latis. Dan dinotasikan dengan π΄, , β¨,β .
Contoh 3.A.1. 1. Tentukan apakah poset yang dinyatakan dengan diagram hasse
berikut merupakan latis. a. Poset π΄, merupa-
kan latis karena setiap elemen di π΄, mem-punyai batas atas terke-cil dan batas bawah ter-besar tunggal
π΄,
Bab 3 | Lattice (Latis)
25
b. Poset π», bukan latis karena elemen 1 dan 2 tidak mempunyai batas bawah terbesar.
c. Poset π΅, Bukan latis, karena elemen 2 β¨ 3 4 dan 2 β¨ 3 5.
d. Poset πΆ, merupakan latis kare-na setiap elemen di πΆ, mempu-nyai batas atas terkecil dan batas ba-wah terbesar tunggal.
π»,
π΅,
π΅,
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
26
2. Diberikan π΄ π, π dan himpunan kuasa dari A adalah π« π β , π , π , π, π }. Didefinisikan poset π« π , β , kemudian gambarlah dengan diagram hasse dari poset π« π , β , dan tentukan meet dan join dari masing-masing elemen π« π , β ,
Penyelesaian:
a. π β¨ π π, π b. π β¨ β π c. β β¨ π, π π, π d. π β¨ β π e. π β¨ π, π π, π f. π β π β g. π β π, π π h. β β π β i. β β π β j. β β π, π β
Coba diperhatikan Diagram Hasse dari π« π , β terlihat bahwa join dari dua himpunan adalah gabungan dua himpunan tersebut dan meet dua himpunan adalah irisan dari dua himpunan tersebut dan terlihat pula bahwa batas atas terkecil dan batas bawah terbesar dari π« π , β tunggal dengan kata lain π« π , β merupakan latis.
3. Diketahui π΄ 1, 3, 5, 7, 15, 21, 30 didefinisikan sebagai relasi
membagi habis sehingga π΄, poset. Apakah π΄, juga merupakan latis? Penyelesaian: Akan digambarkan diagram hasse dari π΄, sebagai berikut:
Bab 3 | Lattice (Latis)
27
Terlihat bahwa π΄, bukan latis karena elemen 15 dan 21 tidak mempunyai batas atas terkecil.
4. Diketahui π΄ 1,2,4,8,16,32,64 didefinisikan sebagai relasi membagi habis sehingga π΄, poset. Apakah π΄, juga merupakan latis? Penyelesaian: Akan digambarkan diagram hasse sebagai berikut:
Terlihat bahwa π΄, merupakan latis karena setiap elemen dari π΄, mempunyai batas atas terkecil dan batas bawah terbesar tunggal.
B. Sifat-Sifat Latis
Teorema 3.B.1 Diketahui latis π΄, ,β,β β π₯, π¦ β π΄ πππππππ’: 1. π₯ π₯ β π¦ 2. π₯ β π¦ π₯
π΄,
π΄,
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
28
Bukti: 1. Ambil sebarang π₯, π¦ β π΄
Diketahui π₯ β π¦ adalah batas atas terkecil dari x dan y sehingga jelas bahwa π₯ π₯ β π¦
2. Ambil sebarang π₯, π¦ β π΄ Diketahuiπ₯ β π¦ adalah batas bawah terbesar dari x dan y sehingga jelas bahwa π₯ β π¦ π₯
Teorema 3.B.3 Diketahui latis π΄, ,β,β dan π, π, π, π β π΄ jika π π dan c π , maka 1. π β π π β π 2. π β π π β π
Bukti: 1. Ambil sebarang π, π, π, π β π΄
Diketahui: π π dan π π β π, sehingga terlihat bahwa π π β π Selain itu π π dan π π β π, sehingga π π β π dengan kata lain π β π adalah batas atas dari a dan c karena batas atas terkecil dari π dan π yaitu π β π, sehingga diperoleh kesimpulan π β π π β π
2. Ambil sebarang π, π, π, π β π΄
Diketahui: π π dan π β π π, sehingga π β π π sedangkan π π dan π β π π sehingga jelas π β π π dapat disimpulkan bahwa π β π adalah batas bawah dari b dan d dan batas bawah terbesar dari b dan d adalah π β π sehingga π β π π β π
Bab 3 | Lattice (Latis)
29
Teorema 3.B.2 π΄, ,β,β latis, berlaku sifat berikut π₯ β π₯ π₯
π₯ β π₯ π₯ (Idempoten) π₯ β π¦ π¦ β π₯
π₯ β π¦ π¦ β π₯ (Komutatif) π₯ β π¦ β π§ π₯ β π¦ β π§
π₯ β π¦ β π§ π₯ β π¦ β π§ π₯ β π₯ β π¦ π₯
π₯ β π₯ β π¦ π₯ π₯ π¦ β π₯ β π¦ π₯ β π₯ β π¦ π¦ π¦ π§ β π₯ β π¦ π₯ β π§ dan π₯ β π¦ π₯ β π§
C. Sublatis
Definisi 3.C.1 Diketahui π΄, ,β,β sublatis dan B adalah subhimpunan dari A yang tak kosong yaitu π΅ β π΄. Himpunan B disebut sublatis dari A jika dan hanya jika B merupakan latis dengan memiliki relasi " " yang sama dengan A. Sederhananya dapat dikatakan bahwa B disebut sublatis dari A jika dan hanya jika π΅, ,β,β juga suatu latis. Jika diubah ke dalam simbol matematika maka menjadi:
π΄, ,β,β latis, π΅ β π΄ , π΅ π B merupakan sublatis dari π΄ β βπ, π β π΅, π β π β π΅ πππ πβ¨π β π΅
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
30
Contoh 3.C.1 Diberikan π΄ π , π , π himpunan kuasa dari A adalah π« π β , π , π , π , π π , π π , π π , π π π Didefinisikan latis π« π , ,β, β¨ dengan diagram hasse sebagai berikut.
Manakah dari himpunan berikut yang merupakan sublatis dari π« π , ,β, β¨ ?
a. π΄ β , π , π , π π sublatis b. π΄ π , π π , π π , π π π sublatis c. π΄ π , π π , π π , π π bukan sublatis karena
π π β π π π β π΄ d. π΄ β , π , π π , π π bukan sublatis
D. Hasil Kali Latis
Definisi 3.D.1 Diketahui πΏ , ,β ,β dan πΏ , ,β ,β adalah Latis, Hasil kali latis adalah hasil kali kartesius L1 L2 dengan relasi dan operasi yang didefinisakn sebagai berikut: (π , π π , π βΊ π π πππ π π (π , π β π , π βΊ π β π , π ,β , π (π , π β π , π βΊ π β π , π ,β , π
Bab 3 | Lattice (Latis)
31
Hasil kali latis L1 dan L2 dinotasikan dengan πΏ πΏ , ,β,β dan jelas bahwa πΏ πΏ , ,β,β adalah latis. Contoh 3.D.1 Diketahui Latis πΏ , ,β ,β dan πΏ , ,β ,β dengan πΏ 1,2,4 πππ πΏ 1,3,4 βπ, π β πΏ π 1b β· π|π βπ, π β πΏ π 2d β· π|π
Tentukan hasil kali latis L1 L2 dan gambarkan diagram Hasse! Penyelesaian: L1 L2 1,1 , 1,3 , 1,12 , 2,1 , 2,3 , 2,12 , 2,3 , 2,12 ,
4,1 , 4,3 , 4,12
Relasi L1 L2 didefinisikan sebagai berikut: β π, π π, π β πΏ πΏ π, π π, π β· π|π πππ π|π
Diagram hasse
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
32
Latihan soal 1. Diketahui Latis πΏ , ,β ,β dan πΏ , ,β ,β dengan
πΏ 1,3,9 πππ πΏ 2,4,6,24 βπ, π β πΏ π 1b β· π|π βπ, π β πΏ π 2d β· π|π a. Gambar diagram hasse dari L1 dan L2 ! b. Latis L1 L2 ! c. Gambar diagram hassse dari L1 L2
2. Selidiki apakah poset dengan diagram Hasse dibawah ini merupakan
latis a.
b.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
35
Bab 4
Latis Distributif
dan Latis Komplementer
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi Latis Distributif. 2. Mahasiswa dapat memberi contoh dari Latis Distributif. 3. Mahasiswa dapat membedakan latis Distributif dan Bukan Latis
Distributif. 4. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi Latis Komplementer. 5. Mahasiswa dapat memberi contoh dari Latis Komplementer. 6. Mahasiswa dapat membedakan latis Komplementer dan Bukan Latis
Komplementer.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
36
A. Latis Distributif Definisi 4.A.1 Suatu latis β, ,β,β disebut latis distributif saat memenuhi: Operasi meet distributif terhadap operasi join
βπ, π, π β β π β π β π π β π β π β π Operasi join distributif terhadap operasi meet:
βπ, π, π β β π β π β π π β π β π β π
Teorema 4.A.1 Diketahui suatu latis distributif π΄, ,β,β 1. Jika operasi meet distributif terhadap operasi join, maka operasi join
distributif terhadap operasi meet 2. Jika operasi join distributif terhadap operasi meet, maka operasi meet
distributif terhadap operasi join
Bukti: 1) Diketahui β, ,β, β¨ latis dan π₯, π¦, π§ β β berlaku
π₯ β¨ π¦ β¨ π§ π₯ β¨ π¦ β¨ π§ Akan dibuktikan π₯ β¨ π¦ β π§ π₯ β¨ π¦ β π₯ β¨ π§ Bukti:
π₯ β¨ π¦ β π₯ β¨ π§ π₯ β¨ π¦ β π₯ β¨ π₯ β¨ π¦ β π§ = π₯ β¨ π₯ β¨ π¦ β π§ = π₯ β¨ π₯ β π§ β¨ π¦ β π§ = π₯ β¨ π₯ β π§ β¨ π¦ β π§ = π₯ β¨ π¦ β π§
Sehingga terbukti π₯ β¨ π¦ β π§ π₯ β¨ π¦ β π₯ β¨ π§
2) Diketahui β, ,β, β¨ latis dan π₯, π¦, π§ β β berlaku π₯ β π¦ β π§
π₯ β π¦ β π§ Akan dibuktikan π₯ β π¦ β¨ π§ π₯ β π¦ β¨ π₯ β π§
Bab 4 | Latis Distributif dan Latis Komplementer
37
Bukti: π₯ β π¦ β¨ π₯ β π§ π₯ β π¦ β¨ π₯ β π₯ β π¦ β¨ π§
= π₯ β π₯ β π¦ β¨ π§ = π₯ β π₯ β¨ π§ β π¦ β¨ π§ = π₯ β π₯ β¨ π§ β π¦ β¨ π§ = π₯ β π¦ β¨ π§
Sehingga terbukti π₯ β π¦ β¨ π§ π₯ β π¦ β¨ π₯ β π§
Definisi 4.A.2 Diketahui latis β, ,β, β¨ dan π β β berlaku: 1. Untuk setiap π β β yang memenuhi π π, elemen π β β disebut
batas bawah universal (universal lower bound). Universal Lower Bound (π’ππ) dinotasikan dengan π’ππ 0 Note: Jika 0 ada, maka nilainya tunggal
2. Untuk Setiap π β β yang memenuhi π π, elemen π β β disebut batas atas universal ( universal upper bound). Universal Upper Bound (π’π’π dinotasikan dengan π’π’π 1 Note: Jika 1 ada, maka nilainya tunggal
Teorema 4.A.2 Diketahui Latis β, ,β, β¨ dengan ulb = 0 dan uub = 1 dan π β β berlaku: 1) π β¨ 1 1 2) π β¨ 0 π 3) π β 1 π 4) π β 0 0
Bukti: 1) Diketahui π β β dan uub = 1
adit: π β¨ 1 1 Bukti: π β β sehingga berlaku π 1 1
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
38
karena 1 adalah Universal Upper Bound (uub) sehingga berlaku π β¨ 1 1 diperoleh π β¨ 1 1 dan π β¨ 1 1 , dengan kata lain terbukti π β¨ 1 1
2) Diketahui π β β dan ulb = 0
adit: π β¨ 0 π Bukti: π β β sehingga berlaku π π β¨ 0 karena 0 batas bawah universal, sehingga berlaku 0 π selain itu π π diperoleh π β¨ 0 π β¨ π , kemudian π β¨ 0 π, sehingga didapat π β¨ 0 π dan π π β¨ 0 dengan kata lain π β¨ 0 π
3) Diketahui π β β dan uub = 1 adit: π β 1 π Bukti: π β β berlaku π β 1 π karena 1 merupakan Universal Upper Bound sehingga berlaku π 1 selain itu berlaku juga π π sehingga diperoleh π β π π β 1 disederhanakan π π β 1 Sehingga diperoleh π β 1 π dan π π β 1 dengan kata lain π β 1 π
4) Diketahui π β β dan ulb = 0
adit: π β 0 0 Bukti: π β β berlaku π β 0 0 karena 0 merupakan Universal Lower Bound sehingga berlaku 0π dan 0 0, sehingga berlaku 0 β π 0 β 0 dengan kata lain 0 β π 0
Bab 4 | Latis Distributif dan Latis Komplementer
39
Dapat disimpulkan bahwa π β 0 0 dan 0 β π 0 Sehingga terbukti π β 0 0
Contoh 4.A.1 Diketahui Latis π΄, ,β, β¨ di bawah ini.
Apakah Latis π΄, ,β, β¨ merupakan Latis Distributif? Jawab: Ambil elemen π, π, π β π΄ Selidiki apakah sifat distributif dipenu-hi pada latis π΄, ,β, β¨
1. π β π β¨ π π β π β¨ π β π
π β π π π
π π
2. b β¨ c β d b β¨ c β b β¨ d π β¨ π π β π
π π β π π π
Karena sifat distributif tidak terpenuhi, sehingga Latis π΄, ,β, β¨ bukan merupakan Latis Distributif.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
40
Contoh 4.A.2
Coba kalian selidiki apakah Latis Ξ², ,β, β¨ merupakan Latis Distributif?
Jawab: Latis Ξ², ,β, β¨ merupakan Latis Distributif karena Latis Ξ², ,β
, β¨ memenuhi sifat distributif. (coba kalian selidiki alasannya)
B. Latis Komplementer Definisi 4.B.1 Diketahui latis β, ,β, β¨ dengan π’ππ 0 dan π’π’π 1. Elemen π β β disebut komplemen dari π β β saat memenuhi 1. π β π 1, dan 2. π β π 0
Definisi 4.B.2 Latis β, ,β, β¨ merupakan latis komplementer saat setiap elemen di β mempunyai komplemen.
Teorema 4.B.1 Diberikan latis β, ,β, β¨ distributif. Jika suatu elemen π β π΄ , memiliki komplemen , maka komplementennya tunggal.
Bab 4 | Latis Distributif dan Latis Komplementer
41
Bukti: Diambil sebarang π β β. Andaikan, π memiliki 2 komplemen yaitu π, π β β sehingga memenuhi: πβ¨π 1 π β π 0 πβ¨π 1 π β π 0 akan ditunjukkan π π
bukti: π π β 1
π β πβ¨π π β π β¨ π β π
0 β¨ π β π π β π β¨ π β π πβ¨π β π
1 β π π
Jadi, terbukti bahwa komplemen setiap π β β adalah tunggal.
Contoh 4.B.1 1. Diketahui latis π΄, ,β,β dengan diagram hasse di bawah ini.
Selidiki apakah latis di samping merupakan latis komplementer?
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
42
Jawab: Diketahui dari gambar diagram hasse di atas adalah π’π’π
π πππ π’ππ π kita akan menentukan apakah setiap elemen di latis π΄, ,β,β mempunyai komplemen. π β π π π β π π π β π π π ββ³ π (1) π β π π π β π π π β π π π ββ³ π (2)
tidak ada β³ yang memenuhi (1) dan (2) sehingga elemen e tidak mempunyai komplemen. Sedangkan c dan f adalah komplemen dari b dan d adalah komplemen dari c. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latis π΄, ,β,β bukan kah latis komplementer karena ada satu elemen di latis π΄, ,β,β yang tidak mempunyai komplemen. (buat 2 soal: satu latis komplementer, satu bukan latis komplementer)
2. Perhatikan pada latis π΅, ,β,β di bawah ini Selidikilah apakah latis π΅, ,β,β merupakan latis komplementer?
Jawab: Dari gambar latis π΅, ,β,β diperoleh π’π’π π πππ π’ππ π . Kita akan menentukan komplemen dari latis π΅, ,β,β sebagai berikut.
π β π π π β π π π β π π π β π π
Bab 4 | Latis Distributif dan Latis Komplementer
43
Dari keterangan di atas didapat bahwa d dan c merupakan komplemen dari b, sehingga semua elemen di latis π΅, ,β,β mempunyai komplemen. Dengan demikian latis π΅, ,β,β merupakan latis komplemen.
Latihan Soal 1. Diketahui latis β, ,β,β dengan diagram hasse di bawah ini.
Selidikilah latis β, ,β,β apakah merupakan latis distributif dan latis komplementer? Berikan alasanmu
2. Diketahui latis β, ,β,β dengan diagram hasse berikut.
Selidikilah latis β, ,β,β apakah merupakan latis distributif dan latis komplementer? Berikan alasanmu.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
44
3. Diketahui latis β, ,β,β dengan diagram hasse berikut.
Selidikilah latis β, ,β,β apakah merupakan latis distributif dan latis komplementer? Berikan alasanmu
4. Diketahui π 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, 30, 60 dengan relasi
dapat dibagi. Tentukan: a. Gambarkan diagram hassenya. b. Apakah N merupakan latis? c. Apakah N merupakan latis distributif? d. Apakah N merupakan latis komplementer?
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
45
Bab 5
Aljabar Boole
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi latis Boole dan aljabar Boole. 2. Mahasiswa dapat menyederhanakan ekspresi Boole. 3. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi Boole.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
46
Definisi 5.1 Suatu latis disebut Latis Boole saat latis tersebut memenuhi latis komplementer dan juga latis distributif. Teorema 5.1 Diberikan Latis (A, β€, * β¨) distributif jika suatu elemen π β π΄ mempunyai komplemen, maka komplemennya tunggal. Note: Pada Latis Boole, setiap elemen memiliki komplemen tunggal. Definisi 5.2 Diketahui Latis Boole (A, β€, *, β¨) dan didefinisikan suatu operasi " β pada A yaitu βπ β π΄, π adalah komplemen dari π . Note: Operasi " β disebut operasi komplementasi.
Definisi 5.3 Aljabar Boole adalah sistem aljabar yang didefinisikan oleh Latis Boole (A, β€, *, β¨) dan operasi komplementasi " β . Notasi untuk suatu aljabar Boole adalah sebagai berikut (A, β€, *, β¨, ).
Contoh 5.1 Diberikan himpunan π΄ π, π, π , didefinisikan π π΄ adalah himpunan kuasa dari A, yaitu π π΄ β , π , π , π , π, π , π, π , π, π , π, π, π . Selidikilah π π΄ , merupakan aljabar Boole.
Jawab: Buatkah diagram hasse dari π π΄ , ,
Bab 5 | Aljabar Boole
47
(diberi keterangan) terlihat bahwa untuk setiap anggota elemen di π π΄ mempunyai operasi komplementasi sebagai berikut β π₯ β π π΄ π₯ π΄ π₯.
Teorema 5.2 Diberikan Aljabar Boole (A, β€, *, β¨, ) untuk setiap a,b Ο΅ A berlaku hokum De Morgan, yaitu 1. a β¨ b = π β π 2. a β b = π β¨ π Bukti: 1. π΄, ,β, β¨ , aljabar Boole
adit: πβ¨π π β π bukti: kita ketahui bahwa π β π 0
πβ¨π 1 Maka b adalah komplemen dari a, sehingga kita akan membuktikan bahwa
π β π β¨ πβ¨π 1 π β π β πβ¨π 1
Sehingga πβ¨π adalah komplemen dari π β π
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
48
Bukti I: π β π β¨ πβ¨π 1
π β¨πβ¨π β π β¨πβ¨π 1 1β¨π β 1β¨π 1
1 β 1 1 1 = 1
Bukti II:
π β π β π β¨ π 1 π β π β π β¨ π β π β π 0
0 β π β¨ π β 0 0 0 β¨ 0 0
0 0 Terbukti Sehingga terbukti bahwa π β¨ π merupakan komplemen ari π β π , sehingga dapat disimpulkan πβ¨π π β π
2. π΄, ,β, β¨ , aljabar Boole adit π β π π β¨ π bukti: kita akan membuktikan bahwa
π β¨π β¨ π β π 1 π β¨π β π β π 1
Bukti I:
π β¨π β¨ π β π 1 π β¨π β¨π β π β¨π β¨π 1
1β¨ π β π β¨1 0 1 β 1 1
1 1
Bab 5 | Aljabar Boole
49
Bukti II: π β¨π β π β π 0
π β π β π β π β π β π 0 0 β π β¨ π β 0 0
0 β¨ 0 0 0 0
Sehingga dapat disimpulkan bahwa π β π π β¨π
Definisi 5.4 Diketahui latis (A, β€, *, β¨) dengan ulb adalah = 0. Elemen π β π΄ disebut Atom saat c merupakan cover dari 0.
Teorema 5.3 Diberikan (A, β€, *, β¨) merupakan latis distributif jika β π, π β π΄ memenuhi π β π 0 maka π π Bukti: Diketahui π β π 0
π β π 0 (kedua ruas dioperasikan dengan β π) π β π β π 0 β π
π β π β π β π 0 β π π β π β 1 π
π β π π karena batas atas terkecil dari π πππ π adalah c, maka terbukti bahwa π
π.
Definisi 5.A.5 Diberikan aljabar Boole π΄, ,β,β, dan himpunan tidak kosong π β
π΄. Himpunan S dikatakan sub aljabar Boole dari A saat π, ,β,β, juga merupakan aljabar Boole. Dengan kata lain S sub aljabar Boole dari B dengan syarat S memuat elemen 0 dan elemen 1 serta tertutup terhadap operasi β,β, πππ .
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
50
Contoh 5.2 Diketahui aljabar Boole π π΄ , ,β,β sama seperti pada contoh 5.A.1 yaitu π΄ π, π, π dan 0 β dan 1 π, π, π . Tentukan sub himpunan dari P(A) berikut yang merupakan sub aljabar Boole dari π π΄ , ,β,β . 1. π β , π΄
π merupakan sub aljabar Boole dari π π΄ , ,β,β karena komplemen dari β dan A masih menjadi anggota π .
2. π π, π, π π bukan merupakan sub aljabar Boole dari π π΄ , ,β,β karena komplemen dari π adalah π, π , yang kita ketahui bahwa π, π β π .
3. π β , π΄, π. π , π Coba kalian selidiki apakah π merupakan sub aljabar Boole dari π π΄ , ,β,β ataukah bukan dengan melihat dari contoh 5.A.2 a dan
5.A.2 b
Definisi 5.6 Aljabar Boole A dan variabel-variabel π₯ ,π₯ , β¦ π₯ pada A Ekspresi Boole dalam n variabel π₯ ,π₯ , β¦ π₯ di A adalah ekspresi yang dibangun oleh π₯ ,π₯ , β¦ π₯ melalui sejumlah pengulangan operasi (β€, *, β¨ dan )
Definisi 5.7 Diketahui aljabar Boole π΄, ,β, β¨, , 0, 1 . Elemen Boole di dalam A didefinisikan sebagai berikut: Setiap unsur di A adalah suatu ekspresi Boole Setiap nama variabel adalah suatu ekspresi Boole Jika π₯ dan π₯ adalah ekspresi Boole, maka π₯ , π₯ β¨ π₯ dan π₯ β π₯
juga merupakan ekspresi Boole.
Bab 5 | Aljabar Boole
51
Definisi 5.8 Diberikan aljabar Boole π΄, ,β, β¨, , 0, 1 fungsi π: π΅ β π΅ disebut fungsi Boole jika π π₯ , π₯ , π₯ , β¦ , π₯ merupakan ekspresi Boole.
Contoh 5.3 Diberikan aljabar Boole π΄, ,β, β¨, , 0, 1 dengan A= {a,b} buatlah tabel nilai fungsi Boole:
π: π΄ β π΄ (x, y, z) β (x β¨ y) β z Untuk setiap (x,y,z) Ο΅ π΄
Jawab:
π΄ π π΄
Latihan Soal 1. Diberikan Aljabar Boole π΄, ,β, β¨, , 0, 1 dengan A = {a,b} buatlah
tabel nilai fungsi Boole: π: π΄ β π΄
π₯, π¦ β π₯ β π¦ β π¦ β 1 β π₯, π¦ β π΄ 2. Diberikan Aljabar Boole π΄, ,β, β¨, , 0, 1 dengan A = {0,1} buatlah
tabel nilai fungsi Boole π: π΄ β π΄
π₯, π¦, π§ β π₯ π¦ β π§ β¨ π₯ β π¦ 1 β π₯, π¦, π§
β π΄
(0, 0, 0) (1, 0, 0) (0, 1, 0) (0, 0, 1) (1, 1, 0) (1, 0, 1) (0, 1, 1) (1, 1, 1)
0 β¨ 0 β 0 01 β¨ 0 β 0 0 0 β¨ 1 β 0 0 0 β¨ 0 β 1 0 1 β¨ 1 β 0 0 1 β¨ 0 β 1 1 0 β¨ 1 β 1 1 1 β¨ 1 β 1 1
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
53
Bab 6
Graf
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi dan unsur-unsur Graf. 2. Mahasiswa dapat memberikan contoh Graf. 3. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis Graf. 4. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis Graf.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
54
A. Definisi Graf Definisi 6.A.1 Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E), dengan V adalah himpunan berhingga tak kosong dari simpul-simpul (vertices) pada G. Sedangkan E adalah himpunan rusuk (edge) pada G yang menghubungkan sepasang simpul. Himpunan simpul pada Graf G dinotasikan dengan V, dan himpunan rusuk pada Graf G dinotasikan dengan E. sehingga Graf G dapat dinotasikan dengan πΊ π, πΈ . Biasanya penotasian untuk sebarang graf hanya menggunakan huruf Kapital, misal Graf G. Contoh 6.A.1 Berikut adalah gambar dari Graf πΊ π, πΈ yang dipenuhi dengan himpunan π π£ , π£ , π£ ,, π£ , π£ dan himpunan πΈ
π , π , π , π , π , π dengan definisi π π£ , π£ , π π£ , π£ , π
π£ , π£ , π π£ , π£ , π π£ , π£ , π π£ , π£ , sehingga kita gambarkan graf dari G adaalah sebagai berikut.
Definisi 6.A.2 Diketahui Graf G suatu rusuk dikatakan gelang (loop) saat ujung rusuknya berawal dan berakhir pada simpul yang sama. Definisi 6.A.3 Diketahui graf G, saat terdapat lebih dari satu rusuk yang bersisian dengan sepasang simpul. Rusuk tersebut dinamakan rusuk ganda.
Bab 6 | Graf
55
Contoh 6.A.1 Pada gambar Graf G di samping terlihat pada simpul π£ πππ π£ terdapat 3 rusuk sekaligus yaitu π , π , π
Definisi 6.A.4 Diketahui Graf G, Dua buah simpul pada graf G dikatakan bertetangga (adjacent) bila keduanya terhubung langsung dengan sebuah rusuk. Dengan kata lain π£ bertetangga dengan π£ jika π£ , π£ merupakan suatu rusuk di graf G.
Definisi 6.A.5 Diketahui Graf G, untuk sebarang rusuk π dengan definisi π
π£ , π£ , sehingga π dikatakan bersisian (incident) dengan simpul π£ dan simpul π£ .
Contoh 6.A.2 Diketahui Graf G seperti gambar di bawah ini.
πΊ
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
56
Pada Graf G di atas terlihat bahwa π bersisian dengan simpul π£ πππ π£ . Kemudian π merupakan loop pada graf G.
Definisi 6.A.6 Graf kosong (Null Graph or Empty Graph) adalah graf yang himpunan rusuknya merupakan himpunan kosong. Graf kosong dapat dinotasikan dalam Nn, dimana n adalah banyaknya simpul.
Contoh 6.A.3
G Graf G merupakan Graf kosong, Graf G hanya terdiri dari 3 simpul yaitu π , π dan π .
Definisi 6.A.7 Graf G dikatakan Graf berarah saat rusuk-rusuknya mempunyai orientasi arah.
Contoh 6.A.4
Graf di atas adalah salah satu contoh Graf yang berarah. pada gambar di atas menunjukkan rusuk π tidak sama dengan π .
Bab 6 | Graf
57
Definisi 6.A.8 Graf G dikatakan Graf tak berarah saat rusuk-rusuk pada Graf G tidak mempunyai orientasi arah Note: dalam bahasan di buku ini hanya mengenai Graf tak berarah.
Contoh 6.A.5
Graf G di samping adalah contoh graf tak berarah yang ditandai dengan setiap rusuknya tidak mempunyai arah.
Definisi 6.A.9 Suatu graf G dikatakan sebagai graf berbobot jika setiap rusuknya mempunyai nilai atau bobot tertentu. Bobot pada graf biasanya dinotasikan dengan wij dengan i dan j sebagai simpul yang terhubung dengan rusuk yang memiliki bobot w. Bobot pada tiap rusuk dapat berbeda-beda, tergantung pada masalah yang dimodelkan dengan graf. Bobot pada graf berbobot dapat menyatakan jarak antara dua buah kota, biaya perjalanan antar dua buah kota, ongkos produksi, dan lain sebagainya.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
58
Contoh 6.A.6
Graf di atas adalah contoh dari graf berbobot, dengan setiap rusuk pada graf tersebut memiliki bobot.
Definisi 6.A.10 Suatu graf dikatakan sebagai graf tidak berbobot jika setiap rusuknya tidak mempunyai nilai atau bobot tertentu.
Definisi 6.A.11 Diketahui Graf G, simpul v dikatakan simpul terasing dari graf G saat simpul tersebut tidak hadir pada sebarang rusuk di graf G. Contoh 6.A.7
v3 (simpul terasing, tidak ada ikatan apa pun)
Bab 6 | Graf
59
Definisi 6.A.12 Diketahui Graf G, banyaknya simpul pada Graf G disebut Orde.
Definisi 6.A.13 Diketahui Graf G, Banyaknya rusuk pada Graf G disebut size.
Contoh 6.A.8
Pada Graf di atas, orde dari graf G di atas adakah 3 yaitu π£ , π£ , πππ π£ , dan size dari Graf G di atas adalah 3 yaitu π , π , πππ π .
Definisi 6.A.14 Diketahui Graf G, dan misalkan ada simpul π£ di graf G, Derajat dari simpul π£ adalah banyaknya rusuk yang hadir di simpul π£ (loop dihitung 2). Derajat dari suatu simpul π£ di Graf G dinotasikan dengan πππ π£ .
Contoh
deg (v1) = 2 deg (v2) = 2 deg (v3) = 2
v3
deg (v1) = 2 deg (v2) = 2 deg (v3) = 0
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
60
Definisi 6.A.15 Diketahui Graf G, suatu simpul π£ dikatakan simpul akhir dari suatu graf saat simpul tersebut mempunyai derajat satu. Contoh 6.A.10
Pada Graf G di atas simpul π£ dan π€ merupakan simpul akhir karena masing-masing simpul tersebut berderajat satu.
Teorema 6.A.1 Jumlah derajat simpul dalam suatu graf G adalah dua kali banyaknya rusuk atau
πππ π£ 2π
Dengan q adalah banyaknya rusuk dari G dan p adalah banyaknya simpul dari G. Bukti:
deg (v1) = 5 deg (v2) = 4 deg (v3) = 3
Bab 6 | Graf
61
Misalkan graf G terdiri dari satu rusuk, berarti G memiliki dua simpul yang masing- masing berderajat satu, sehingga jumlah derajat simpul dalam G adalah dua. Karena setiap rusuk menghubungkan dua simpul, maka setiap rusuk akan menambah jumlah derajat G sebanyak dua. Dengan kata lain, jumlah derajat simpul dalam G adalah dua kali jumlah rusuk.
Teorema 6.A.2 Banyaknya simpul yang berderajat ganjil pada suatu graf adalah genap. Bukti: Misalkan V1 adalah himpunan simpul berderajat ganjil dengan kardinalitas k dan V2 adalah himpunan simpul berderajat genap dengan kardinalitas r pada graf G. Misalkan pula p adalah orde graf G dan q adalah size nya. Jika π’ β π dan , π£ β π maka menurut Teorema 6.A.1: β π π’ β π π£ 2 π ,
β π π’ β π π£ 2 π . (1) Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa π adalah genap. Karena π£ β π dan π adalah kumpulan simpul berderajat genap maka β π π£ , adalah genap. Akibatnya β π π’ β π π£ 2 π adalah genap. Misal π π’ 2π 1, π β β untuk setiap π. Maka Persamaan (1) dapat ditulis β 2π 1 β π π£ 2 π 2π, ; untuk π , π β β dan π π β 2π β 1 β π π£ 2 π 2π
π β 2π 2π 2 β π π Jelas 2 β π π adalah bilangan genap. Jadi, π adalah bilangan genap, atau banyaknya simpul berderajat ganjil adalah genap.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
62
B. Representasi Graf dalam Matriks Sebarang Graf dapat direpresentasikan dalam bentuk matriks, yaitu: 1. Matriks Adjacency (bertetangga) atau matriks ikatan, dan 2. Matriks Incidence (bersisian) atau matriks kehadiran
Definisi 6.B.1 Diberikan Graf G, berlaku: 1. setiap simpul dan rusuk yang terhubung menjadi baris atau kolom
dalam matrik representasi. 2. Hubungan setiap simpul dan ruas hanya bernilai 1 3. Baris dan kolom menunjukkan urutan simpul-simpul pada graf G. 4. Elemen matriks =1,saat terdapat rusuk antara simpul baris dengan
simpul kolom 5. Elemen matriks = 0, saat tidak terdapat rusuk antara simpul baris dan
simpul kolom.
Dinotasikan sebagai berikut:
π΄ π dengan π 1 , ππππ π ππππ’π π πππ π ππππ‘ππ‘πππππ 0, , ππππ π ππππ’π π πππ π π‘ππ ππππ‘ππ‘πππππ
Note: Khusus untuk loop isi pada entri adalah 2.
Contoh 6.B.1
Matrik ikatan dari graf di atas adalah sebagai berikut:
Bab 6 | Graf
63
π π π π π πππππ
β£β’β’β’β‘01101
10011
10000
01001
11010
β¦β₯β₯β₯β€
Contoh 6.B.2 Diberikan Graf G berikut, silahkan kalian tuliskan matrik ikatan dari graf G berikut.
πΊ
Definisi 6.B.2 Diketahui Graf G, berlaku: 1. Baris pada matrik kehadiran menunjukkan simpul pada graf G. 2. Kolom pada matrik kehadiran menunjukkan rusuk pada Graf G. 3. Elemenya = 1 saat terdapat rusuk yang hadir pada suatu simpul. 4. Elemennya = 0 saat tidak terdapat rusuk yang hadir pada suatu
simpul.
Dinotasikan sebagai berikut:
π΄ π , dengan π π1, ππππ π ππππ’π π βππππ ππππ ππ’π π’π π
0, ππππ π ππππ’π π π‘ππ βππππ ππππ ππ’π π’π π
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
64
Contoh 6.B.3
Matrik kehadiran pada graf G di atas adalah sebagai berikut. π π π π π π πππ
002
011
110
110
110
200
Latihan Soal: 1. Diketahui Graf-graf dibawah ini. Tuliskanlah matriks ikatan dan
matriks kehadiran dari graf dibawah ini. a. b.
Bab 6 | Graf
65
2. Diketahui matrik ikatan seperti dibawah ini. Gambarkanlah graf dari masing-masing matriks ikatan yang diketahui.
a. 0 2 12 2 31 3 0
b.
β£β’β’β’β’β‘0 22 0
1 10 2
0 01 0
1 01 2
0 11 2
1 00 2
0 10 0
1 00 2
2 11 0β¦
β₯β₯β₯β₯β€
3. Suatu graf berorde 14 dan ber-size 26. Simpul-simpul pada graf
tersebut berderajat 3, 4, atau 5. Jika diketahui terdpat 6 titik berderajat 4, berapakah titik berderajat 3 dan 5?
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
67
Bab 7
Jenis-jenis Graf
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis Graf. 2. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis Graf. 3. Mahasiswa dapat memberi contoh pada masing-masing jenis Graf. 4. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat-sifat pada masing-masing jenis
Graf.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
68
Definisi 7.1 Diketahui g suatu graf, Graf G dikatakan graf sederhana saat graf tersebut tidak mempunyai rusuk ganda dan atau gelang (loop).
Contoh 7.1
Kedua graf di atas merupakan graf sederhana karena masing-masing graf tidak mempunyai rusuk ganda ataupun loop.
Definisi 7.2 Graf ganda adalah graf yang mengandung rusuk ganda dan atau loop (gelang). Contoh 7.2
Graf di samping merupakan graf ganda karena terdapat loop yaitu pada rusuk π .
Definisi 7.3 Graf lengkap adalah graf sederhana yang setiap dua simpulnya bertetangga. Note: 1. Graf lengkap dengan n buah simpul dilambangkan dengan Kn. 2. Setiap simpul pada Kn berderajat n β 1 3. Banyaknya rusuk pada graf lengkap yang terdiri dari n buah simpul
adalah n(n β 1)/2.
Bab 7 | Jenis-jenis Graf
69
Contoh 7.3
Graf πΎ , πΎ , πΎ πππ πΎ merupakan Graf lengkap karena setiap dua simpulnya berikatan (bertetangga). Definisi 7.4 Graf lingkaran adalah graf sederhana yang setiap simpulnya berderajat dua. Notasi untuk Graf lingkaran dengan n simpul adalah Cn Contoh 7.4
Kedua Graf di atas merupakan Graf lingkaran karena setiap simpul dari masing-masing graf berderajat dua.
Definisi 7.5 Graf teratur adalah graf yang setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama. Apabila derajat setiap simpul adalah r, maka graf tersebut disebut sebagai graf teratur derajat r. Contoh 7. 5
Graf G di samping merupakan graf teratur karena setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama yaitu lima.
πΊ
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
70
Graf K di samping merupakan graf teratur karena setiap simpulnya mempunyai derajat yang sama yaitu tiga.
πΎ Definisi 7.6 Graf G yang himpunan simpulnya dapat dikelompokkan menjadi dua himpunan bagian V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap rusuk didalam G menghubungkan suatu simpul di V1 ke suatu simpul di V2 disebut graf bipartit dan dinyatakan sebagai G (V1, V2).
Contoh 7.6
Graf G di samping merupakan graf bipartite karena dari graf G tersebut dapat dihimpun menjadi dua himpunan simpul yang berbeda yang anggotanya berhubungan.
πΊ Graf K di samping merupakan graf bipartite karena dari graf K tersebut dapat dihimpun menjadi dua himpunan simpul yang berbeda yang anggotanya berhubungan. Dan Graf K disamping merupakan graf bipartite lengkap karena setiap anggota dari dua
πΎ himpunan graf saling berhubungan. Definisi 7.7 Diketahui G suatu Graf, komplemen dari graf G adalah saat sepasang simpul di graf G berikatan namun pada komplemen graf G sepasang simpul tersebut tidak berikatan, dan sebaliknya. Notasi dari Graf G adalah πΊ .
Bab 7 | Jenis-jenis Graf
71
Contoh 7.7
πΊ
Komplemen dari graf G di atas adalah sebagai berikut.
πΊ
Definisi 7.8 Misalkan dua graf π» π π» , πΈ π» dan πΊ π πΊ , πΈ πΊ . Graf H disebut subgraf dari G, saat π π» β π πΊ dan πΈ π» β πΈ πΊ . Contoh 7.8
πΊ πΊ πΊ
Terlihat dari ketiga graf di atas bahwa πΊ merupakan subgraf dari πΊ. Dikarenakan anggota simpul di πΊ merupakan sub himpunan dari himpunan simpul di πΊ. Begitu pula dengan graf πΊ merupakan subgraf dari πΊ. Jika π π» π πΊ , maka H dikatakan subgraf perentang dari G. Karena π πΊ π πΊ pada gambar berikut, maka πΊ merupakan subgraf perentang dari G.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
72
Latihan Soal 1. Tentukan Apakah Graf dibawah ini merupakan Graf Bipartit,dan
berikan alasanmu. a. b. c.
2. Diketahui Graf G adalah sebagai berikut.
πΊ
Bab 7 | Jenis-jenis Graf
73
Manakah graf di bawah ini yang merupakan subgraf dari G, dan berikan alasanmu. a.
πΊ
b.
πΊ
c.
πΊ
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
75
Bab 8
Graf Euler dan Hamilton
Capaian Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi lintasan dan cycle (sirkuit). 2. Mahasiswa dapat menentukan dari suatu graf suatu lintasan dan cycle
(sirkuit). 3. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi Graf Euler dan Semi Euler. 4. Mahasiswa dapat menentukan suatu graf termasuk Graf Euler, Semi
Euler, maupun bukan keduanya. 5. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi Graf Hamilton dan Semi
Hamilton. 6. Mahasiswa dapay menentukan suatu graf termasuk Graf Hamilton,
Semi Hamilton, maupun bukan keduanya. 7. Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari dengan
menggunakan Graf Euler maupun Hamilton.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
76
Definisi 8.1 Diketahui Graf G, suatu lintasan di graf G adalah sebuah barisan berhingga (tak kosong) yang suku-sukunya bergantian simpul dan rusuk, sedemikian hinggav dan v adalah simpul-simpul dari rusuk e , dan dinotasikan W v , e , v , e , β¦ , e , v untuk 1 π π.
Definisi 8.2 Sebuah graf πΊ disebut terhubung jika untuk setiap dua simpul π’ dan π£ di πΊ terdapat lintasan di πΊ yang menghubungkan kedua simpul tersebut. Contoh 8.1
Gambar Graf di samping merupakan graf yang terhubung.
Definisi 8.3 Graf πΊ disebut graf tidak terhubung jika untuk setiap dua simpul π’ dan π£ di πΊ tidak terdapat lintasan di πΊ yang menghubungkan kedua simpul tersebut. Contoh 8.2
Graf G di samping merupakan graf tidak terhubung karena di dalam satu graf terdapat 2 graf yang tidak terhubung yaitu π dengan π .
πΊ
Definisi 8.4 Diketahui Graf G, suatu sirkuit pada graf πΊ adalah lintasan pada graf G yang simpul awal dan akhirnya sama.
Bab 8 | Graf Euler dan Hamilton
77
Definisi 8.5 Diketahui G suatu Graf, jika pada graf G terdapat lintasan yang memuat setiap rusuk tepat satu kali pada graf G maka Graf G dikatakan Graf Semi Euler. Definisi 8.6 Diketahui G suatu Graf, jika pada graf G terdapat sirkuit yang memuat setiap rusuknya tepat satu kali, maka Graf G dikatakan Graf Euler.
Contoh 8.3
Graf (b) merupakan Graf euler karena dapat kita temukan sirkuit Euler. (coba kalian tuliskan sirkuit euler dari graf (b)). Graf (c) Bukanlah Graf Euler maupun Semi Euler karena tidak dapat kita temukan lintasan maupun sirkuit euler.
Graf K merupakan Graf Semi Euler karena dapat kita temukan lintasan Euler. (coba kalian tuliskan lintasan Euler dari Graf K).
πΎ
Definisi 8.7 Diketahui Graf G, jika pada Graf G terdapat lintasan yang melalui setiap simpul dan tepat satu kali maka Graf G dikatakan sebagai Graf Semi Hamilton.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
78
Definisi 8.8 Diketahui Graf G, jika pada Graf G terdapat sirkuit yang melalui setiap simpul tepat satu kali maka Graf G dikatakan sebagai Graf Hamilton.
Contoh 8.4
πΊ π» K
Perhatikan Graf G, Graf G merupakan Graf Hamilton karena dapat kita temukan sirkuit Hamilton pada graf G (yang melalui setiap simpulnya tepat satu kali dan tidak setiap rusuk dilalui). (coba kalian tuliskan sirkuit Hamilton pada Graf G). Pada Graf H, Graf ini merupakan Graf Semi Hamilton karena dapat kita temukan lintasan Hamilton pada Graf H. (coba kalian tuliskan lintasan Hamilton pada Graf H). Pada Graf K, Graf ini bukan termasuk Graf Hamilton Maupun Graf Semi Hamilton, dikarenakan tidak dapat ditemukan lintasan maupun sirkuit Hamilton. Teorema 8.1 Diketahui G adalah graf terhubung, G adalah graf Euler jika dan hanya jika semua simpul pada G mempunyai derajat genap. Teorema 8.2 Diketahui G adalah graf terhubung, G adalah Graf Semi Euler jika dan hanya jika mempunyai tepat dua simpul berderajat ganjil.
Bab 8 | Graf Euler dan Hamilton
79
Definisi 8.9 Graf planar adalah graf pada bidang datar dimana rusuk pada graf tersebut tidak bersilangan dengan rusuk yang lain.
Contoh 8.5
πΊ Graf G di atas merupakan Graf planar karena representasi dari graf G dapat diubah seperti berikut.
π» Dapat dilihat bahwa pada Graf H tidak terdapat rusuk yang bersilangan. Teorema 8.3 Diketahui graf πΊ adalah graf terhubung planar dengan v adalah simpul, e adalah rusuk, f adalah wajah, maka :
π£ π π 2 Bukti: Dengan menginduksi pada jumlah rusuk. Jika 0 , maka graf G hanya mempunyai satu simpul, dan jumlah wajah pada graf G tersebut adalah satu. Jelas bahwa π£ π π 2. Anggap benar untuk graf planar dengan π rusuk, dengan π 0. Dimisalkan sebuah graf terhubung planar dengan π 1 rusuk, maka graf G bisa memiliki sirkuit, dan tidak memiliki sirkuit.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
80
Jika G tidak memiliki sirkuit, maka graf G merupakan sebuah pohon, maka π π¦ 1 (setiap pohon dengan simpul π£ memiliki π£ 1 rusuk) dan π 1 jadi dapat disimpulkan π£ π π 2. Jika graf G memiliki sirkuit C, memilih rusuk x di C dan menghapus π₯ dari graf G maka akan mendapatkan graf planar baru yaitu G'. Karena π₯ ada pada sirkuit, G' masih terhubung dan memiliki simpul yang sama dengan graf πΊ, tetapi πΊ memiliki π rusuk. Induksi di atas diperoleh π£β² πβ² π 2. Jika π₯ tidak dihapus, maka terdapat 2 wilayah, yaitu terletak di dalam sirkuit dan di luar dihapus, maka terdapat 2 wilayah, yaitu terletak di dalam sirkuit dan di luar sirkuit tersebut. Jadi π£β² π£, πβ² π 1, π π 1 berakibat π£ π
π 2. Teorema 8.4 Misalkan G adalah graf sederhana dalam n simpul, dengan n β₯ 3. Jika deg(v) β₯ n/2, untuk setiap simpul v, maka G adalah graf Hamilton.
Teorema 8.5 Misalkan G adalah graf sederhana dalam n simpul, dengan n β₯ 3. Jika deg(v) + deg (w) β₯ n, untuk setiap pasang simpul v dan w yang tidak saling adjacent (berikatan), maka G termasuk graf Hamilton.
Teorema 8.6
Di dalam graf lengkap πΊ dengan π buah simpul π 3 , terdapat !
buah sirkuit Hamilton. Teorema 8.7 Di dalam graf lengkap πΊ dengan π buah simpul π 3 πππ π ππππππ , terdapat π 1 /2 buah sirkuit Hamilton yang saling lepas (tidak ada sisi
yang beririsan). Jika π genap dan π 4, maka di dalam G terdapat
buah sirkuit Hamilton yang saling lepas.
Bab 8 | Graf Euler dan Hamilton
81
Note: Beberapa Graf dapat memuat sirkuit euler dan sirkuit Hamilton, atau sirkuit euler dan lintasan Hamilton, atau lintasan euler sirkuit Hamilton, atau bahkan tidak memuat sirkuit dan lintasan Euler maupun Hamilton. Berikut akan diberikan contohnya. Contoh 8.6
πΊ
Graf G di atas merupakan Graf Euler dan Graf Hamilton karena dapat ditemukan sirkuit euler maupun Hamilton. (coba kalian tulis sirkuit Euler dan Hamiltonnya).
π»
Graf H di atas merupakan Graf Semi Euler dan sekaligus Graf Hamilton karena dapat ditemukan lintasan Euler dan Sirkuit Hamilton. (Coba kalian tulis lintasan Euler dan Sirkuit Hamilton pada Graf H).
Definisi 8.10 Diketahui G suatu Graf, jika simpul v pada Graf G dihapus/dihilangkan maka rusuk yang hadir pada v juga terhapus.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
82
Contoh 8.7
πΊ
Jika pada Graf G simpul E dihapus maka Graf G menjadi
Dua rusuk yang hadir pada simpul E otomatis hilang
Definisi 8.11 Diketahui G suatu Graf, jika rusuk e pada Graf G dihapus/dihilangkan maka simpul yang berikatan dengan rusuk e, tidak ikut terhapus.
Contoh 8.8
Bab 8 | Graf Euler dan Hamilton
83
Jika pada Graf G di atas rusuk AB dihapus makan Graf G menjadi.
Terlihat bahwa simpul A dan simpul B yang berikatan dengan rusuk AB masih tetap ada pada Graf G.
Definisi 8.12 Diketahui G adalah Graf, rusuk pada G dikatakan sebagai jembatan jika rusuk tersebut dihapus maka Graf G menjadi Graf tak terhubung. Contoh 8.9
π»
Pada Graf H di atas jika rusuk π dihapus maka graf H menjadi
Yang mengakibatkan graf H menjadi Graf tak terhubung.
DASAR-DASAR MATEMATIKA DISKRIT DAN GRAF
84
Latihan Soal 1. Selidikilah Graf-Graf berikut termasuk pada Graf Euler, Graf Semi
Euler, Graf Hamilton, Graf Semi Hamilton, atau bukan semuanya. a. b.
c.
2. Gambarkan Graf yang merupakan Graf Euler sekaligus Semi Hamilton, Graf Semi Euler sekaligus Hamilton, Graf Euler sekaligus Hamilton, dan Graf yang bukan Graf Euler sekaligus bukan Hamilton.
Daftar Pustaka
85
Daftar Pustaka
Lipschutz, Seymour. 2008. Matematika Diskrit. Jakarta: Erlangga.
Liu, C. L. 2005. Dasar-Dasar Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.
Munir Rinaldi. 2005. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.
Siang, J. J. 2009. Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer. Yogyakarta: Andi Press.
Rosen Kenneth H. 2007. Discrete Mathematics and Its Application. New York: McGrow-Hill Company.
Rahayuningsih, Sri. 2018. Bahan Ajar Teori Graph dan Penerapannya. Malang: Unidha Press.