Dinasti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah

37
24 Kata Pengantar Assalamualaikum WR. WB. Alhamdulillah, segenap puja dan puji syukur kami haturkan kepada Sang pencipta Yang Maha Esa dan Tuhan dari semua umat manusia , Allah SWT. Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia yang berhiaskan kesabaran dan bermahkotakan keagungan, Baginda Nabi Muhammad SAW. Kami dari kelompok 7 akan menjelaskan tentang “Imperium Islam pada Abad VIII” dalam bentuk makalah. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini. Dari pembimbing kami bu Ana Bilqis Fajarwati, SS, M.Fil.I, hingga teman-teman kelas HI A yang selalu memberi masukan dalam kinerja kami. Pepatah lama mengatakan “Tiada gading yang tak retak”. Maka dari itu kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sudilah kiranya bagi pembaca untuk meluangkan ide, kritik, maupun saran untuk menyempurnakan tulisan ini, agar kelak dapat lebih bermanfaat. Wassalamualaikum WR.WB. Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

Transcript of Dinasti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah

24

Kata Pengantar

Assalamualaikum WR. WB.

Alhamdulillah, segenap puja dan puji syukur kami

haturkan kepada Sang pencipta Yang Maha Esa dan Tuhan

dari semua umat manusia , Allah SWT. Dan tak lupa

sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia

yang berhiaskan kesabaran dan bermahkotakan keagungan,

Baginda Nabi Muhammad SAW.

Kami dari kelompok 7 akan menjelaskan tentang

“Imperium Islam pada Abad VIII” dalam bentuk makalah. Tak

lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang terkait dalam pembuatan makalah ini. Dari

pembimbing kami bu Ana Bilqis Fajarwati, SS, M.Fil.I,

hingga teman-teman kelas HI A yang selalu memberi masukan

dalam kinerja kami.

Pepatah lama mengatakan “Tiada gading yang tak

retak”. Maka dari itu kami menyadari bahwa makalah ini

jauh dari kata sempurna. Sudilah kiranya bagi pembaca

untuk meluangkan ide, kritik, maupun saran untuk

menyempurnakan tulisan ini, agar kelak dapat lebih

bermanfaat.

Wassalamualaikum WR.WB.

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Sidoarjo, 02 April

2015

Penyusun

Daftar isi

1. Kata Pengantar………………………………………………………………………1

2. Pendahuluan…………………………………………………………………………4

a. Latar Belakang…………………………………………………………………....4

b. Rumusan Masalah………………………………………………………………...5

c. Tujuan…………………………………………………………………………….5

3. Pembahasan………………………………………………………………………….6

a. Dinasti Umayyah…………………………………………………………………6

b. Dinasti Abbasiyah……………………………………………………………….15

4. Penutup……………………………………………………………………………..21

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

a. Kesimpulan……………………………………………………………………...21

b. Saran…………………………………………………………………………….21

5. Daftar Pustaka……………………………………………………………………..22

6. Lampiran…………………………………………………………………………...23

Daftar Gambar dan Tabel

1. Tabel

i. Para Khalifah Bani Umayyah di

Damaskus...........................................

..........9

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

ii. Para Khalifah Bani Umayyah di

Andalusia..........................................

.........10

iii. Para pembantu Pemerintahan Dinasti Bani

Umayyah...................................11

iv. Penyebab kemunduran Bani Umayyah di

Damaskus....................................13

v. Penyebab kemunduran Bani Umayyah di

Andalusia.....................................14

vi. Para Khalifah Bani

Abbasiyah..........................................

.............................16

vii. Penyebab kemunduran Bani

Abbasiyah..........................................

..............20

2. Gambar

i. Wilayah kekuasaan Bani

Umayyah............................................

...................23

ii. Mata uang yang digunakan pada masa Bani

Umayyah.................................23

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

iii. Sistem irigasi pada masa Bani

Umayyah............................................

...........23

iv. Masjid

Umayyah............................................

................................................24

v. Masjid

Cordoba............................................

..................................................2

4

vi. Wilayah kekuasaan Bani

Abbasiyah..........................................

....................24

vii. Baitul

Hikmah.............................................

...................................................

24

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Pendahuluan

a.Latar BelakangBerbagai macam perkembangan pada zaman kontemporer

saat ini tak lepas dari campur tangan islam pada masa

silam. Mulai dari bidang pendidikan, kebudayaan, hingga

hukum, masing-masing ada campur tangan islam didalamnya.

Berbekal hal tersebutlah, kami kelompok 7 akan membahas

tentang keadaan islam pada abad 8.

Kami membahas tentang imperium islam abad 8 sebagai

tugas dalam mata kuliah Sejarah Dunia. Selain itu agar

kami dan teman-teman kelas HI A memahami sejarah dinasti-

dinasti setelah masa Khulafaur Rasyidin. Bisa dibilang,

pada masa ini islam sedang berkembang pesat daripada

peradaban-peradaban di Eropa maupun Amerika. Mulai dari

perkembangan intelektual hingga arsitektur yng masih bisa

kita nikmati “reruntuhannya” hingga sekarang. Serta

tokoh-tokoh islam yang berpengaruh bagi dunia lahir pada

masa ini, seperti Khalifah Harun Al-Rasyid yang terkenal

melalui kisah 1001 malam, Thariq bin Ziyad panglima yang

menaklukkan Spanyol dan tokoh-tokoh lainnya.

Dalam imperium islam abad 8, terdapat 2 dinasti

yang besar dan sangat berpengaruh, yaitu Dinasti Umayyah

dan Abbasiyah. Dalam menjabarkan keadaan 2 dinasti

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

tersebut, kami membagi dalam beberapa sub bab. Dan

masing-masing sub bab akan dijelaskan secara deskriptif

serta didukung dengan beberapa gambar pada halaman

lampiran. Sub bab tersebut ialah : Profil, khalifah yang

memimpin, perkembangan pendidikan, politik,

kesenian/kebudayaan, agama/hukum, dan kemunduran.

b.Rumusan Masalah1) Jelaskan tentang profil Dinasti Bani Umayyah ?

2) Siapa saja Khalifah yang pernah memimpin pada masa

Dinasti Bani Umayyah ?

3) Perkembangan di bidang apa saja yang terjadi pada masa

Dinasti Bani Umayyah ?

4) Apa saja penyebab kemunduran Dinasti Bani Umayyah ?

5) Jelaskan tentang profil Dinasti Bani Abbasiyah ?

6) Siapa saja Khalifah yang pernah memimpin pada masa

Dinasti Bani Abbasiyah ?

7) Perkembangan di bidang apa saja yang terjadi pada masa

Dinasti Abbasiyah ?

8) Apa saja penyebab kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah ?

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

c.Tujuan1) Untuk mengetahui tentang sejarah Dinasti Bani

Umayyah di Damaskus

2) Untuk mengetahui tentang sejarah Dinasti Bani

Umayyah di Spanyol

3) Untuk mengetahui tentang sejarah Dinasti Bani

Abbasiyah di Baghdad

Pembahasan1. Dinasti Bani Umayyah

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

I. Profil

Pemerintah 1- Pusat pemerintahan : Damaskus, Suriah

- Tahun : 661-750 M (90 Tahun)

- Khalifah pertama : Mu’awiyah bin Abu Sofyan

- Bentuk pemerintahan : Demokrasi Monarki

Pemerintah 2

- Pusat pemerintahan : Kordoba, Spanyol/Andalusia

- Tahun :  756-1031 M (275 Tahun)

- Khalifah pertama : Abdur Rahman III

- Bentuk Pemerintahan : monarchiheridetis / monarki

absolut

Pemerintahan I Damaskus

Dinamakan Dinasti Bani Umayyah karena khalifah-

khalifah yang memimpin adalah keturunan dari Umayyah

ibn Abdul Syam, salah Suku Quraisy. Pada zaman dahulu,

di Jazirah Arab terdapat banyak suku. Didalam suatu

suku terdiri atas beberapa Bani. Dalam Suku Quraisy

terdapat beberapa bani, salah satunya ialah Bani Hasyim

dan Bani Umayyah. Pada masa pra-islam , Bani Umayyah

memiliki peran lebih dalam kehidupan masyarakat Makkah.

Mereka menguasai pemerintahan dan perdagangan,

sedangkan Bani Hasyim adalah orang-orang yang keadaan

ekonominya sederhana.

Setelah islam berkembang pesat, Bani Umayyah merasa

eksistensinya terancam. Oleh karena itulah, mereka

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

menjadi penentang utama perjuangan Rasulullah SAW,

namun tak pernah berhasil melumpuhkan beliau. Abu

Sufyan bin Harb, salah seorang anggota bani Umayyah

yang seringkali menjadi jenderal dalam peperangan

melawan umat Islam. Setelah Islam menjadi kuat dan

dapat merebut Kota Mekkah, akhirnya Bani Umayyah pun

menyerah dan beberapa dari mereka ada yang masuk islam,

namun Nabi tetap memberikan kebebasan bagi mereka. 1

Pada masa khalifah Abu Bakar, Bani Umayyah merasa

rendah karena kelas mereka berada dibawah kelas kaum

Anshar dan Muhajirin. Meninggalnya Khalifah Ali Bin Abi

Thalib pada 661 masehi, mendorong umat islam untuk

mengakui Mu’awiyah sebagai khalifah untuk seluruh

kekuasaan. Memang ada usaha dari Hasan putra Ali untuk

menggantikan ayahnya. Karena tidak rela menyaksikan

umat islam saling membunuh untuk memperebutkan

kekuasaan, 3 bulan setelah dibai’at Hasan menyerahkan

kekuasaannya kepada Mu’awiyah dengan beberapa syarat.

Ekspansi seakan-akan menjadi kegiatan wajib dari

dinasti ini. Ekspansi ke timur dilakukan sejak

pemerintahan Mu’awiyah, meliputi daerah Khurasan sampai

sungai Oxus serta Afghanistan hingga Kabul. Lalu

dilanjutkan pada masa Abdul Malik bin Marwan dengan

mngirim pasukan hingga Balkanabad, Bukhara, Khawarizm,

Farghana, Samarkand, dan India. Sedangkan ekspansi ke

barat dilanjutkan pada masa Al-Walid bin Abd Malik

1 Nadjib Hamid, Pendidikan Al-Islam, (Surabaya: Majelis Dikdasmen PWM Jatim, 2010) hal. 128

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

dengan mengirim pasukan yang di pimpin oleh panglima

Thariq bin Ziyad. Wilayah yang berhasil dikuasai mulai

Aljazair, Maroko, hingga Spanyol serta pulau-pulau di

Mediterania. Di Spanyol Islam menyebar mulai kota

Cordoba, Seville, Elvira, dan Toledo.2 Menurut

Professor Ahmad Syalabi, ekspansi Dinasti Umayyah

dibagi menjadi 3 wilayah/garda.

Pertama, garda Asia Kecil meliputi pulau-pulau di

Mediterania dan sasaran utama adalah Konstantinopel,

ibukota Byzantium. Kedua, garda Afrika Utara meliputi

Afrika Bagian Utara hingga Spanyol. Ketiga, garda Timur

meliputi wilayah penaklukan Asia hingga India. Jadi

tidak heran jika wilayah yang dikuasai oleh Dinasti ini

sangatlah luas, meliputi Jazirah Arab, Suriah,

Palestina, Irak, Asia kecil meliputi Persia, Pakistan,

Afghanistan, Asia Tengah meliputi Turkmenistan,

Uzbekistan, dan Kirgistan, hingga Afrika Utara dan

Spanyol.

Setelah kemunduran dinasti ini di Damaskus, salah

seorang keturunan Khalifah Hisyam berhasil meloloskan

diri ke Afrika Utara, kemudian menyeberang ke Spanyol.

Disinahman Al Tsaqifiilah selanjutnya Ia membangun

kekuasaan Dinasti Bani Umayyah yang baru berpusat di

Cordoba.3

Pemerintahan II Andalusia

2 Dr. Muhammad Syafii Antonio dkk, Ensiklopedia Peradaban Islam : Damaskus, (Jakarta: TazkiaPublishing, 2012) Hal. 53

3 Ibid, Hal. 31

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Pada tahun 711 Masehi, islam masuk di

Andalusia/Spanyol setelah Thariq bin Ziyad memimpin

7000 pasukan mengalahkan pasukan Raja Roderick dari

Kerajaan Gothia. Setelah meduduki benteng kerajaan

tersebut, Thariq dan pasukannya melanjutkan ke Toledo

hingga Raja Roderick kalah. Akhirnya Thariq dan

pasukannya dapat menguasai Seville, Elvira, Malaga,

Granada, Arkhidona, dan terakhir Cordoba.

Selama pemerinthan Dinasti Bani Umayyah terdapat

enam orang Amir/Gubernur yang bertugas mewakili

pemerintah Pusat di Damaskus. Mereka adalah Abdul Aziz

bin Musa bin Nushair, Ayub bin Habib, Al Harun bin

Abdurrahman Al Tsaqifi, Saman bin Malik Al Khaulani,

Anbasah, dan Abdul Rahman Al Ghafiqi

Namun setelah Dinasti Bani Umayyah di Damaskus

runtuh, salah seorang keturunannya ada yang berhasil

meloloskan diri di sini dan membuat kekuasaan Dinasti

Bani Umayyah yang baru. Pada tanggal 15 Mei 756 Masehi,

Abdurrahman Al-Dakhil memproklamasikan berdirinya

Dinasti Bani Umayyah II di Andalusia. wilayah islam di

Andalusia pada masa Al-Dakhil dibagi menjadi 5 provinsi

yang masing-masing dipimpin oleh Amir atau Shahib

Sistem penggantian kepemimpinan disini berbeda

dengan sistem yang diterapkan di Damaskus dulu. Di sini

diterapkan sistem monarki absolut ala Romawi yakni

dengan cara para amir yang sedang berkuasa sudah

menunjuk dan menentukankan penggantinya. Para pengganti

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

ini disebut putra mahkota atau Waliyul ‘Ahdy. Namun sistem

jalannya roda pemerintahan sama dengan pemerintahan di

Damaskus, yaitu dengan pemerintah pusat dibantu dengan

di bantu oleh beberapa lembaga.

Lebih 7 abad kekuasaan islam di Andalusia, umat

islam berhasil membangun peradaban tinggi di wilayah

ini. Banyak prestasi yang dihasilkan dari kota ini,

yang selanjutnya mempengaruhi dunia Eropa sehingga

mengalami kemajuan yang lebih kompleks dalam berbagai

bidang.

II. Khalifah yang Memimpin Pemerintah I Damaskus, Suriah

No Nama Khalifah Tahun (Masehi)

1. Mu’awiyah I Bin Abu Sofyan 661-680

2. Yazid I 680-683

3. Mu’awiyah II 683-684

4. Marwan I ibn Hakam 684-685

5. Abdul Malik 685-705

6. Al-Walid I 705-715

7. Sulaiman 715-717

8. Umar ibn Abdul Aziz 717-720

9. Yazid II 720-724

10. Hisyam 724-743

11. Al-Walid II 743-744

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

12. Yazid III 744

13. Ibrahim 744

14. Marwan II 744-750Tb 1. Khalifah-khalifah yang pernah memimpin pada masa

Dinasti Bani Umayyah di Damaskus.

Pemerintah II Cordoba, Andalusia

No Nama Khalifah Tahun (Masehi)

1. Abdur Rahman III/al-Dakhil 929-961

2. Al-Hakam II 961-976

3. Hisyam I 976-1008

4. Muhammad II 1008-1009

5. Sulaiman 1009-1010

6. Hisyam II 1010-1012

7. Sulaiman 1012-1017

8. Abdur Rahman IV 1021-1022

9. Abdur Rahman V 1022-1023

10. Muhammad III 1023-1024

11. Hisyam III 1027-1031

Tb 2. Khalifah-khalifah yang pernah memimpin pada masa

Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

III. Perkembangan Pendidikan Umar ibn Abdul Aziz adalah salah satu khalifah yang

peduli terhadap dunia pendidikan. Beliau sering

mengundang ulama dan fukaha/ahli fikih untuk mengkaji

ilmu di dalam majelisnya. Terdapat banyak kemajuan

dunia pendidikan dalam dinasti ini yang kami bagi

menjadi beberapa bagian, yaitu :

- Pengembangan Bahasa Arab : Bahasa Arab sebagai

bahasa resmi negara dan pemerintahan yang

menggantikan posisi Bahasa Romawi dan Persia.

Sehingga kegiatan pembukuan serta surat-menyurat

harus menggunakan bahasa ini. Selain itu, peran

Bahasa Arab juga dipandng sebagai sarana dakwah

penyebaran Agama Islam. Bahasa Arab seyogyanya

dipandang sebagai “bahasa agama”, bukan bahasa

entis, budaya, ataupun kawasan.

- Ilmu Qira’at : pada Dinasti Umayyah, cabang ilmu

ini dikembangkan sehingga menjadi cabang ilmu

keislaman yang sangat penting. Abdullah bin Qusair

dan Asim bin Abi Nujud, adalah ahli qira’at yang

lahir di masa dinasti ini.

- Ilmu Nahwu : Pada zaman pemerintahan Abdul

Malik, memfokuskan penggunaan Bahasa Arab.

Sehingga meemunculkan seorang ahli bahasa seperti

Sibawaih, yang dijuluki sebagai “Bapak Ilmu Nahwu”

Arab. Beliau menyusun buku tata Bahasa Arab yang

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

pertama kali dengan judul Al-Kitab. Buku ini

dijadikan standar awal pengembangan ilmu nahwu.

- Penerjemahan : untuk mengembangkan dasar-dasar

berbagai ilmu pengetahuan, maka sebagian ahli

bahasa mulai menerjemahkan buku. Buku dari bahasa

asing : Yunani, Persia dan Syiria ke dalam Bahasa

Arab. Penerjemahan ini sebagai tahapan pertama

sebelum nanti dilakukan secara besar-besaran di

masa Dinasti Bani Abbasiyah. Buku-buku yang

diterjemahkan meliputi filsafat, etika,

pengobatan, pemerintahan, serta bahasa dan sastra.

IV. Perkembangan Politik Keberhasilan ekspansi yang sudah dijelaskan

sebelumnya, tidak hanya disebabkan oleh kekuatan

militer saja tetapi juga dari sisi pemerintahan serta

administrasi negara. Sistem yang digunakan oleh

Mu’wiyah lebih condong ke Persia. Ditandai dengan

diterapkannya sistem pemerintahan monarki absolut dan

sistem administrasi pembagian departemen-departmen.

Negara dibagi menjadi 2, yaitu pusat dipimpin oleh

khalifah dan wilayah-wilayah dipimpin oleh seorang

gubernur atau Amir yang dipilih oleh khalifah.4

Tingkat Pusat/Khalifah Tingkat Wilayah/Amir- Sekretaris negara (Katib al-

Rasa’il)

- Sekretaris pendapatan (Katib

- Sekretaris

- Pengawal (Hajib)

- Pejabat pendapatan (Shahih4 Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang: UMM Press, 2004) Hal. 56-57

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

al-Haraj)

- Sekretaris militer (Katib al-

Jund)

- Sekretaris kepolisian (Katib

al-Syurthah)

- Panitera (Katib al-Qadli)

al-Haraj)

- Pejabat kepolisian (Shahih

al-Syurthah)

- Kepala keagamaan dan Hakim

(Qadli)

Tb 3. Para pembantu pemerintahan di berbagai tingkatan pada

masa Dinasti Bani Umayyah

Menurut Syamsul Munir Amin, Mu’awiyah berhasil

bendirikan suatu dinasti dikarenakan oleh 3 faktor,

yaitu :

1. Adanya dukungan kuat dari Rakyat Suriah dan

keluarga Bani Umayyah baik moral maupun materiil;

2. Mu’awiyah dinilai sebagai sosok yang sangat

bijaksana dalam menempatkan jabatan-jabatan

penting pada orang yang tepat;

3. Dan Mu’awiyah juga mempunyai kemampuan yang

menonjol sebagai negarawan sejati. Serta disebut-

sebut mencapai tingkat “hilmi”, yaitu sifat

tertinggi yang dimiliki oleh para pembesar Makkah

zaman dahulu.5

Peristiwa Hari Karbala yang sekarang menjadi hari

bersejarah bagi kaum Syiah, terjadi pada masa dinasti

ini, masa Khalifah Yazid I. Pada masa pemerintahan Umar

bin Abdul Aziz, beliau membentuk Dewan Penasihat yang

beranggotakan 10 orang Ulama terkemuka pada masa itu5 Ibid, Hal. 51

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

guna mendiskusikan berbagai masalah yang muncul dalam

masyarakat dan pemerintahan. Beliau memantau kinerja

para gubernurnya dengan mengirim sejumlah utusan kepada

mereka.6

V. Perkembangan Kesenian/Kebudayaaan Sejalan dengan bidang pendidikan, bidang kebudayaan

pun mendapat perhatian lagi sehingga bidang sastra Arab

mengalami kemajuan. Para penyair yang muncul di masa

ini seperti Umar ibn Abu Rabi’ah (w. 719 M), Jamil al-

Udhri (w. 701 M), Al-Akhtal (w. 710 M), Al-Farazdaq (w.

729 M), dan Qays ibn al-Mulawwah (w. 699 M) yang di

kenal dengan sebutan Laila Majnun.

Pada masa Khalifah Al-Malik, banyak melakukan

pembenahan di berbagai bidang salah satunya dalam

bidang ekonomi, dengan mengganti mata uang Byzantium

dan Persia dengan uang cetakannya sendiri yang

membubuhkan kata-kata dan tulisan Arab pada uang

tersebut (lihat gambar).7 Sejak saat itu, dinar yang

dilengkapi dengan tulisan pujian kepada Allah menjadi

mata uang resmi umat islam dibawah Dinasti Bani

Umayyah. Sistem irigasi kuno dikenalkan pada masa ini

berupa terowongan air dan teknik pengangkatan air,

serta kincir air atau naura. Istilah ini pertama kali

muncul pada zaman dinasti ini, saat penduduknya sedang

menggali kanal di dekat Basrah (lihat gambar 03).

6 Ibid, Hal. 1207 Ibid, hal. 55

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Pada masa pemerintahan Khalifah Al Hakam di

Andalusia, dilakukan proses penyelesaian pembangunan

Madinatuzzahra dan memperluas Masjid Cordoba (lihat

gambar 05). Serta mendirikan universitas yang merupakan

pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Disamping itu, beliau juga mendirikan perpustakaan dan

mengirim utusan ke Mesir, Syiria dn Irak untuk

mengumpulkan lebih dari 400.000 jilid, sehingga menjadi

tempat studi bagi penuntut ilmu dari seluruh dunia.8

VI. Perkembangan Agama dan Hukum Pada zaman dinasti ini membangun kekaisaran model

model Byzantium. Mereka bersikap toleran dan tidak

memaksakan perpindahan agama. sehingga hubungan antara

orang-orang islam dengan agama lain terutama orang-

orang kristen dinilai harmonis. Ditandai dengan

perekrutan orang-orang kristen untuk menjadi tentara.

Serta banyak orang yang masuk islam karena dipandang

orang muslim ialah orang yang membuat aturan yang

bersih, memajukan perdagangan, serta pembebas dari

kungkungan kekuasaan lama.9

VII. Kemunduran Kami menganalisi faktor-faktor penyebab kemunduran

Dinasti Bani Umayyah ada 2, yaitu dari dalam

pemerintahan/internal dan dari luar

8 Drs. H. A. Saerozi M.Pd, Sejarah Kebudayaan Islam, (Sidoarjo: Al Maktabah, 2008) Hal. 59 Tim Kingfisher, Ensiklopedi Sejarah dan Budaya : 2, (Jakarta: Lentera Abadi, 2009) Hal. 107

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

pemerintahan/eksternal. Faktor-faktor tersebut kami

jelaskan dalam tabel dibawah ini.

Pemerintahan I Damaskus

Faktor Internal Faktor Eksternal

- Pemindahan ibukota dari

Madinah ke Damaskus sebagai

bekas dari wilayah

Bizantium, menyebabkan

khalifah dan keluarganya

hidup dalam kemewahan.

- Sistem pergantian khalifah

melalui garis keturunan. Hal

ini merupkan suatu hal yang

baru di dunia arab serta

menimbulkan ketidakjelasan

nasab.

- Munculnya gerakan-gerakan

oposisi seperti Hasyimiyah

dan Abbasiyah yang ingin

menduduki kursi

pemerintahan.

- Adanya permusuhan antara

Suku Arab Utara (Bani Qays)

dengan Arabia Selatan (Bani

Kalb).

- Pembunuhan keluarga

khalifah terakhir, Marwan

II, oleh kelompok

Abbasiyah.

Tb 4. Faktor-faktor kemunduran Dinasti Bani Umayyah di

Damaskus.

Pemerintah II Andalusia

Faktor Internal Faktor Eksternal

- Adanya keretakan antara

kelas atas dan bawah dimana

tidak adanya komunikasi

- Direbutnya wilayah

kekhalifahan oleh tentara

kristen di bawah pimpinan

Ferdinand III dari Castila.

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

politik yang intensif.

- Wilayah Andalusia yang

bergunung-gunung dn secara

demografis sudah terbentuk

berbagai komunitas politik

kesukuan. Upaya untuk

menyatukan wilayah memang

menjadi sulit dilakukan.

Salah satu wilayahnya ialah

Cordoba, Granada, dll.

 Tb 5. Faktor-faktor kemunduran Dinasti Bani Umayyah di Andalusia.

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

2.Dinasti Bani AbbasiyahI. Profil

- Pusat pemerintahan : Baghdad, Irak.

- Tahun : 750 – 1258 M ( 508 Tahun )

- Khalifah pertama : Abu al-Abbas al-Saffah

- Bentuk pemerintahan : Monarki

Sama halnya dengan Dinasti sebelumnya, dinamakan

Dinasti Bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa

dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas nama Paman

Rasulullah. Pendirinya bernama Abdullah al-Saffah ibn

Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Al-Abbas. Masa

dinasti ini lebih lama daripada dinasti Bani Umayyah.

Sejarah peralihan kekuasaan dari Bani Umayyah ke

Bani Abbasiyah bermula ketika Bani Hasyim menuntut

kepemimpinan islam berada di tangan mereka, karena

mereka adalah keluarga Nabi yang terdekat. Tuntutan

tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi baru

menjadi gerakan ketika Bani Umayyah menduduki tahta

pemerintahan.

Ketika Umar bin Abdul Aziz naik tahta, mereka

merencanakan sebuah gerakan di daerah Al-Humaymah.

Hingga terjadilah pertempuran antara Bani Umayyah dan

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Abbasiyah pada tahun 750 Masehi di dekat sungai Zab

bagian hulu dan dimenangkan oleh Bani Abbasiyah. Sejak

tahun 750 M, Bani Abbasiyah mulai berkuasa dengan

khalifah pertama yang bernama Abu Abbas as-Saffah. Masa

yang panjang dilaluinya dengan dengan pola pemerintah

yang berubah-ubah sesuai perubahan politik, sosial,

budaya, dan penguasa. Berdasarkan perbedaan pola dan

perubahan politik itu, para sejarawan membagi masa yang

dilalui Bani Abbasiyah dalam lima periode.

Namun kejayaan dinasti ini akhirnya hancur ketika

Tentara Mongol membumihanguskan Kota Baghdad pada tahun

1258 Masehi. Semua bangunan yang terdapat didalamnya,

termasuk istana emas milik khalifah dihancurleburkan.

Dan tragisnya, mereka juga meruntuhkan perpustakaan

serta membakar buku-buku yang terdapat didalamnya.

II. Khalifah yang Memimpin No Nama Khalifah Tahun

(Masehi )Periode

1. Abu Al-Abbas Al-Saffah

750 – 754 Periode I

750 – 847 M(Pengaruh Persia

I)

2. Abu Ja’ffar Al-Mansur

754 – 775

3. Al-Mahdi 775 – 7854. Al-Hadi 785 -7865. Harun Al-Rasyid 786 – 8096. Al-Amin 809-8137. Al-Ma'mun 813-8338. Al-Mu'tasim 833-8429. Al-Watsiq 842-84710. Al-Mutawakkil 847-861 Periode II

847 - 945 M11. Al-Musta'in 862-86612. Al-Mu'tazz 866-869

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

(Pengaruh Turki I)13. Al-Muhtadi 869-87014. Al-Mu'tamid 870-89215. Al-Mu'tadhid 892-90216. Al-Muktafi 902-90817. Al-Muqtadir 908-93518. Ar-Radhi 934-94019. Al-Muthi' 946-974 Periode III

945 – 1055 M(Pengaruh Persia

II)

20. Ath-Tha'i 974-99121. Al-Qadir 991-103122. Al-Qa'im 1031-1075

23. Al-Muqtadi 1075-1094 Periode IV

1055 – 1199 M(Pengaruh Turki

II)

24. Al-Mustazhir 1094-111825. Al-Mustarsyid 1118-113526. Ar-Rasyid 1135-113627. Al-Muqtafi 1136-116028. Al-Mustanjid 1160-117029. Al-Mustadhi 1170-118030. An-Nashir 1180-122531. Azh-Zhahir 1225-1226 Periode V

1199 – 1258 M(Bebas daripengaruh)

32. Al-Mustanshir 1226-124233. Al-Musta'shim 1242-1258

Tb 6. Khalifah-khalifah yang pernah memimpin pada masa

Dinasti Bani Abbasiyah di Baghdad.

III. Perkembangan Pendidikan Kota Baghdad didirikan oleh Al-Manshur pada 762

Masehi dan sejak awal berdiri sudah menjadi pusat

peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam islam.

Saat Al-Manshur menjadi Khalifah, beliau menyuruhagar

buku-buku ilmiah dan kesusasteraan dari bahasa asing

seperti India, Yunani lama, Latin, Persia, dan Syiria,

untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab. Puncak

keemasan kota ini terjadi pada masa Pemerintahan Harun

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Al Rasyid dan anaknya, Al-Ma’mun yang terkenal sangat

memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan.10

Pada masa Khalifah Al-Ma’mun, didirikannya Baitul

Hikmah (lihat gambar 07) yang tidak hanya berfungsi

sebagai perpustakaan tapi juga sebagai pusat

penerjemahan, akademi, dan lembaga penelitian. Pada

masa Dinasti ini selain sebagai pusat pemerintahan,

Kota Baghdad menjadi simbol dan pusat peradaban serta

kebudayaan yang sangat kaya akan khazanah ilmu

pengetahuan. Dengan banyaknya akademi, sekolah tinggi

dan sekolah biasa. Kekayaan umat islam yang melimpah

dimanfaatkan oleh para khalifah untuk keperluan sosial,

seperti mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan

dokter, farmasi serta tidak luput berbagai pemandian

umum. Berikut beberapa disiplin ilmu yang mengalami

perkembangan di masa Dinasti Abbas :

- Filsafat, filsafat Islam muncul setelah sebagaian

ulama muslim mempelajari filsafat Yunani . mereka

mulai mengembangkan kajian-kajian berdasarkan

penelitian / eksperimen yang bersifat empirik.

Sehingga mereka tidak hanya menguasai ilmu filsafat

saja, tetapi juga disiplin ilmu lainnya seperti

kedokteran, biologi, dll. Tokoh-tokoh filsafat Islam

yang terkenal seperti Al-Kindi (w. 866 M), Al-Farabi

(w. 950 M), Ikhwan al-Shafa (w. 975 M), Ibn Sina (w.

1037 M), Dan Ibn Rusd (w. 1198 M).

10 Muh Kholid AS, Pendidikan Kemuhammadiyahan, (Surabaya: Majelis Dikdasmen PWM Jatim, 2010) Hal. 10

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

- Sains, dalam bidang ini muncul ahli astronom yang

menciptakan Astrolabe yaitu Al-Fazari. Al-Haytam

seorang ahli optik yang menemukan teori benda

pengirim cahaya ke mata sebagai lawan teori

sebelumnya, bahwa mata mengirim cahaya ke suatu

benda. Lalu ada Jabir bin Hayyan seorang ahli kimia

perintis aljabar serta Al-Razi, pengarang buku besar

kimia yang isinya baru dijumpai orang Eropa di Abad

20. Dan Al-Bairuni ahli fisika yang mengatakan bahwa

bumi berputar pada porosnya, sebelum pendapat itu

dikemukakan oleh Galileo.

- Kedokteran, ada Ar-Razi yang terkenal di Eropa

dengan bukunya Al-hawi, sebanyak 20 Jilid yang

berbicara tentang berbagai cabang ilmu kedokteran.

Buku Al-Qanun fi al-Tib milik Ibnu Sina yang

diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan berpuluh

kali dicetak serta dipergunakan di Eropa hingga

pertengahan abad ke-17. Disamping itu, beliau juga

mengarang buku Al-Syifa’ yang membahas tentang fisika

metafisika, dan matematika yang berjumlah 18 jilid.11

IV. Perkembangan Politik Pada masa pemerintahannya Abu Al-Abbas dan Al

Manshur merupakan masa pembentukan dan konsolidasi

orientasi pemerintahan. Untuk menghadapi lawan-lawannya

dalam pemerintahan seperti sisa-sisa pemerintahan Bani

11 Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang: UMM Press, 2004) Hal. 69-70

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Umayyah, Khawarij serta Syi’ah, Al-Mansur mengambil

beberapa langkah seperti di bawah ini :

1)Memindahkan pusat pemerintahan dari Damaskus ke

Baghdad, yang dekat dengan ibukota Persia,

Ctesiphon.

2)Tentara pengawal tidak lagi diambil dari orang-

orang Arab, tetapi dari orang-orang Persia.

3)Mengangkat Wazir (menteri/yang membawahi kepala-

kepala departemen) ialah Khalid bin Barmak, seorang

yang berasal dari Balkh, Persia.

4)Mengangkat Muhammad bin Abd al-Rahman sebagai hakim

tinggi negara.

Memperbaiki sistem komunikasi antar wilayah

dengan menambah fungsi jawatan pos. Selain untuk

mengantar surat, juga untuk menghimpun seluruh

informasi di daerah-daerah sehingga administrasi

kenegaraan dapat berlangsung dengan lancar. Para

direktur jawatan pos juga bertugas melaporkan kegiatan

gubernur setempat kepada Khalifah. Selain melakukan

aksi input, Al-Mansur juga melakukan aksi output dengan

melakukan penarikan kembali daerah-daerah yang

sebelumnya melepaskan diri dan membentengi daerah-

daerah perbatasan.12

V. Perkembangan Kesenian/Kebudayaaan Sejak awal pemerintahan, Bahasa Arab sudah

digunakan sebagai bahasa resmi negara serta bahasa

komunikasi masyarakat. Bahkan Bahasa Arab sudah12 Ibid, Hal. 64-65

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

menggantikan Bahasa Yunani, Persia, Latin, hingga Mesir

Kuno yang digunakan di Mesir serta Bahsa Siriac yang

digunakan di Syiria, Lebanon, Jordan, dan Irak.

Dinegeri-negeri ini dimasa Bani Abbas telah resmi

semuanya menggunakan bahasa Arab. Maka ilmu-ilmu Bahasa

dan sastra Arab berkembang pesat seperti ilmu Nahwu,

Shorof, Arudl, dan balaghah. Abu Al-Farraj Al-Isfahani

adalah salah seorang ahli sastra Arabyang mengarang

buku Al-Aghani, serta Al-Jasyiari di pertengahan Abad X

menulis karya sastra yang fenomenal dengan judul Alfu

Lailah wa Lailah.

Melalui Bahasa Arab yang efektif, terjadi

pertukaran budaya-budaya bangsa dimana kebudayaan islam

mewarnai kebudayaan bangsa lain. Seperti kebudayaan

Spanyol di barat, kebudayaan India di timur, dan

kebudayaan negara-negar di Asia Tengah seperti Bukhara,

semuanya bercorak islam. Dimasa ini pula, tejadi

hubungan antar islam dengaan kebudayaan barat secara

intensif, yaitu kebudayaan Yunani klasik yang terdapat

di Mesir, Suriah, Mesopotamia, dan Persia.

VI. Perkembangan Agama dan Hukum Pada masa Dinasti Bani Abbasiyah, merupakan masa di

mana keempat madzhab fiqih lahir. Abu Hanifah (700-767

M) pencetus Madzab Hanafi yang tinggal di Kufah sebagai

penjual kain sutera. Ia sering mengikuti kuliah-kuliah

dan diskusi-diskusi yang diselenggarakan di Kufah.

Beliau tidak menulis karya-karya mengenai hukum, tetapi

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

ajarannya dilestarikan oleh para pengikutnya seperti

Abu Yusuf dan Asy-Syaibani.

Malik bin Anas (713-795 M) lahir dari keturunan

Himyari dan menghabiskan sebagian hidupnya di Madinah.

Pada usia yang relatif muda, beliau memiliki otoritas

mengenai masalah-masalah hukum sesuai dengan pandangan-

pandangan yang diterima oleh mayoritas ulama-ulama

agama di Madinah. Karya utamanya ialah Al-Muwatta.

Madzab Maliki berkembang lewat usaha para pengikut

Malik, seperti Ibnu Qasim al-Utaqi, Abdullah bin Wahab

di Mesir dan Sahnun di Cairouan.

Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i (767-820 M) lahir di

Gaza namun menghabiskan masa mudanya di Mekkah dalam

keadaan miskin. ia memiliki bakat-bakat intelektual

yang luar biasa setelah belajar bersama Malik di

Madinah, Lalu diberikan jabatan administratif di Yaman.

Beliau aktif memberikan kuliah kepada para pengikutnya

dan banyak menulis untuk menyebarkan bentuk teori-teori

fiqihnya yang matang. Setelah beliau wafat maka para

pengikut ini membentuk madzab hukum Syafi’i.

Ahmad bin Hambal (780-855 M) adalah seorang

peneliti hadits dari Suku Syaibani. Posisi pokok Madzab

Hambali adalah bahwa satu-satunya ‘Ushul Fiqh’ adalah

Kitab dan Sunnah, dan bahwa hukum Allah dalam cara

apapun tidak tergantung pada penalaran manusia. Walau

tampak anti intelektual, Madzab Hambali dalam abad-abad

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

belakangan menarik banyak orang yang memiliki bakat

intelektual nomer satu. 13

VII. Kemunduran Sama halnya dengan penjelasan dalam Dinasti Bani

Umayyah, kali ini Kami juga menganalisi faktor-faktor

penyebab kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah melalui 2

faktor, yaitu dari dalam pemerintahan/internal dan dari

luar pemerintahan/eksternal. Faktor-faktor tersebut

kami jelaskan dalam tabel dibawah ini.

Faktor Internal Faktor Eksternal

- Banyaknya wilayah-wilayah

yang dipimpin oleh para

gubernur, melepaskan diri

dari pusat Baghdad.

- Kemerotosan ekonomi akibat

dari politik. Sumber

penghasilan dinasti ini

berasal dari pajak dari

wilayah dan pertanian,

karena banyak wilayah yang

melepaskan diri maka pajak

pun berkurang.

- Ketidakjelasan sistem

pergantian Khalifah. Hal ini

membuat orang-orang Turki

- Masuknya dominasi kekuatan

luar, kekuatan luar ke dalam

pusat pemerintahan Baghdad.

Khalifah hanya dianggap sebagai

boneka pemerintahan.

- Munculnya gerakan - gerakan

pemberontak. Seperti kelompok

Syi’ah, Qaramithah, dan

Hasyimiyah.

- Adanya Perang Salib yang

terjadi dalam beberapa

gelombang.

- Hadirnya Tentara Mongol yang

dipimpin oleh Hulagu Khan. Pada

10 Februari 1258 M pasukan ini13 W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam : Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis,

(Yogyakarta: PT Tiara Kencana Yogya. 1990) Hal. 125-133

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Pengawal Khalifah menjadi

leluasa dalam memanfaatkan

hal ini.

menebus Bentang Baghdad. Lalu

membunuh Khalifah dan

keluarganya, perpustakaan-

perpustakaan dihanguskan, dan

Kota Baghdad pun hancur pada

masa itu.

Tb 7. Faktor-faktor kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah.

PenutupI. Kesimpulan

Dinasti Bani Umayyah muncul pada tahun 661 Masehi

dan berdiri selama 90 Tahun dengan pusat pemerintahan

di Damaskus. Dengan khalifah pertama yaitu Mu’awiyah I

bin Abu Sofyan, pemerintahan dinasti ini penuh dengan

kegiatan ekspansi. Maka tak heran jika wilayah

kekuasaannya sangat luas meliputi Jazirah Arab, Asia

kecil, Asia Tengah, hingga Afrika bagian Utara dan

Spanyol/Andalusia. Ketika kekhalifahan ini runtuh

akibat perebutan kekuasaan dengan Bani Abbas pada Tahun

750 M, salah seorang keturunannya, Abdurrahman Ad-

Dakhil, melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah di

Andalusia/Spanyol. Meski kekuasaan disini lebih lama

dibanding kekuasaan di Damaskus, tetapi juga lebih

memusatkan perhatian pada perkembangan peradaban

daripada perluasan wilayah. Dan lagi-lagi kekhalifahan

ini runtuh pada 1031 Masehi akibat perebutan wilayah

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

dengan pasukan Tentara Kristen di bawah pimpinan

Ferdinand III. Berakhirlah masa supremasi Islam di

Spanyol.

Dinasti Bani Abbasiyah berdiri pada tahun 756 M

dengan pusat pemerintahan di Kota Baghdad di Irak.

Kekhalifahan ini lebih lama dibanding Bani Umayyah

dengan khalifah pertamanya bernama Abu Abbas As-Saffah.

Dengan mengusung bentuk pemerintahan monarki,

kekhalifahan ini dinilai berhasil dalam mengembangkan

kebudayaan serta peradaban Islam. Dinasti ini runtuh

pada tahun 1258 Masehi akibat diserang oleh tentara

Mongol.

II. Saran Jika diamati dengan seksama gaya pemerintahan

Dinasti Bani Umayyah bercorak Arab, militeristik dan

sekularistik. Sedangkan Dinasti Bani Abbasiyah bercorak

pluralistik-etnis, saintifik dan religius. Ini bisa

kita lihat pada agenda Pemerintahan Bani Umayyah yang

hampir dipenuhi oleh kegiatan ekspansi, dan

pemerintahan Bani Abbas yang lebih menekankan

perkembangan kebudayaan dan peradaban islam. Menurut

kami inilah perpaduan yang sempurna untuk membentuk

suatu peradaban yang kuat serta besar. Kuat karena

tingkat intelektual serta pendidikan umat yang mumpuni.

Dan besar karena kegiatan dakwah melalui ekspansi

menjadikan jumlah umat muslim semakin bertambah. Namun

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

sayang peradaban ini redup pada saat masa Reinassance

pada Abad 15.

Daftar Pustaka

Antonio, Muhammad Syafii dkk. 2012. Ensiklopedia Peradaban Islam :

Damaskus, Jakarta: Tazkia Publishing

Hamid, Nadjib. 2010. Pendidikan Al-Islam. Surabaya: Majelis

Dikdasmen PWM Jatim

Kholid AS, Muh. 2010. Pendidikan Kemuhammadiyahan.. Surabaya:

Majelis Dikdasmen PWM Jatim

Montgomery W. Watt. 1990. Kejayaan Islam : Kajian Kritis dari Tokoh

Orientalis. Yogyakarta: PT Tiara Kencana Yogya.

Nurhakim, Mohammad. 2004. Sejarah dan Peradaban Islam, Malang: UMM

Press

Kingfisher, Tim. 2009. Ensiklopedi Sejarah dan Budaya : 2, Jakarta:

Lentera Abadi

Saerozi. 2008. Sejarah Kebudayaan Islam, Sidoarjo: Al Maktabah

Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam :

melacak akar-akar sejarah, sosial, politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

http://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Umayyah, diakses

pada 18 April 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Abbasiyah, diakses

pada 18 April 2015

Lampiran

Gb 01. wilayah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Gb 02. Mata uang pada masa dinasti Gb 03. Sistem

irigasi Dinasti Bani Umayyah

Bani Umayyah

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Gb 04. Masjid Umayyah Gb 05. Masjid Cordoba

Gb 06. Wilayah kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”

24

Gb 07. Baitul Hikmah

Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”