Dinasti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
Transcript of Dinasti Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
24
Kata Pengantar
Assalamualaikum WR. WB.
Alhamdulillah, segenap puja dan puji syukur kami
haturkan kepada Sang pencipta Yang Maha Esa dan Tuhan
dari semua umat manusia , Allah SWT. Dan tak lupa
sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia
yang berhiaskan kesabaran dan bermahkotakan keagungan,
Baginda Nabi Muhammad SAW.
Kami dari kelompok 7 akan menjelaskan tentang
“Imperium Islam pada Abad VIII” dalam bentuk makalah. Tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang terkait dalam pembuatan makalah ini. Dari
pembimbing kami bu Ana Bilqis Fajarwati, SS, M.Fil.I,
hingga teman-teman kelas HI A yang selalu memberi masukan
dalam kinerja kami.
Pepatah lama mengatakan “Tiada gading yang tak
retak”. Maka dari itu kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Sudilah kiranya bagi pembaca
untuk meluangkan ide, kritik, maupun saran untuk
menyempurnakan tulisan ini, agar kelak dapat lebih
bermanfaat.
Wassalamualaikum WR.WB.
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Sidoarjo, 02 April
2015
Penyusun
Daftar isi
1. Kata Pengantar………………………………………………………………………1
2. Pendahuluan…………………………………………………………………………4
a. Latar Belakang…………………………………………………………………....4
b. Rumusan Masalah………………………………………………………………...5
c. Tujuan…………………………………………………………………………….5
3. Pembahasan………………………………………………………………………….6
a. Dinasti Umayyah…………………………………………………………………6
b. Dinasti Abbasiyah……………………………………………………………….15
4. Penutup……………………………………………………………………………..21
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
a. Kesimpulan……………………………………………………………………...21
b. Saran…………………………………………………………………………….21
5. Daftar Pustaka……………………………………………………………………..22
6. Lampiran…………………………………………………………………………...23
Daftar Gambar dan Tabel
1. Tabel
i. Para Khalifah Bani Umayyah di
Damaskus...........................................
..........9
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
ii. Para Khalifah Bani Umayyah di
Andalusia..........................................
.........10
iii. Para pembantu Pemerintahan Dinasti Bani
Umayyah...................................11
iv. Penyebab kemunduran Bani Umayyah di
Damaskus....................................13
v. Penyebab kemunduran Bani Umayyah di
Andalusia.....................................14
vi. Para Khalifah Bani
Abbasiyah..........................................
.............................16
vii. Penyebab kemunduran Bani
Abbasiyah..........................................
..............20
2. Gambar
i. Wilayah kekuasaan Bani
Umayyah............................................
...................23
ii. Mata uang yang digunakan pada masa Bani
Umayyah.................................23
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
iii. Sistem irigasi pada masa Bani
Umayyah............................................
...........23
iv. Masjid
Umayyah............................................
................................................24
v. Masjid
Cordoba............................................
..................................................2
4
vi. Wilayah kekuasaan Bani
Abbasiyah..........................................
....................24
vii. Baitul
Hikmah.............................................
...................................................
24
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Pendahuluan
a.Latar BelakangBerbagai macam perkembangan pada zaman kontemporer
saat ini tak lepas dari campur tangan islam pada masa
silam. Mulai dari bidang pendidikan, kebudayaan, hingga
hukum, masing-masing ada campur tangan islam didalamnya.
Berbekal hal tersebutlah, kami kelompok 7 akan membahas
tentang keadaan islam pada abad 8.
Kami membahas tentang imperium islam abad 8 sebagai
tugas dalam mata kuliah Sejarah Dunia. Selain itu agar
kami dan teman-teman kelas HI A memahami sejarah dinasti-
dinasti setelah masa Khulafaur Rasyidin. Bisa dibilang,
pada masa ini islam sedang berkembang pesat daripada
peradaban-peradaban di Eropa maupun Amerika. Mulai dari
perkembangan intelektual hingga arsitektur yng masih bisa
kita nikmati “reruntuhannya” hingga sekarang. Serta
tokoh-tokoh islam yang berpengaruh bagi dunia lahir pada
masa ini, seperti Khalifah Harun Al-Rasyid yang terkenal
melalui kisah 1001 malam, Thariq bin Ziyad panglima yang
menaklukkan Spanyol dan tokoh-tokoh lainnya.
Dalam imperium islam abad 8, terdapat 2 dinasti
yang besar dan sangat berpengaruh, yaitu Dinasti Umayyah
dan Abbasiyah. Dalam menjabarkan keadaan 2 dinasti
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
tersebut, kami membagi dalam beberapa sub bab. Dan
masing-masing sub bab akan dijelaskan secara deskriptif
serta didukung dengan beberapa gambar pada halaman
lampiran. Sub bab tersebut ialah : Profil, khalifah yang
memimpin, perkembangan pendidikan, politik,
kesenian/kebudayaan, agama/hukum, dan kemunduran.
b.Rumusan Masalah1) Jelaskan tentang profil Dinasti Bani Umayyah ?
2) Siapa saja Khalifah yang pernah memimpin pada masa
Dinasti Bani Umayyah ?
3) Perkembangan di bidang apa saja yang terjadi pada masa
Dinasti Bani Umayyah ?
4) Apa saja penyebab kemunduran Dinasti Bani Umayyah ?
5) Jelaskan tentang profil Dinasti Bani Abbasiyah ?
6) Siapa saja Khalifah yang pernah memimpin pada masa
Dinasti Bani Abbasiyah ?
7) Perkembangan di bidang apa saja yang terjadi pada masa
Dinasti Abbasiyah ?
8) Apa saja penyebab kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah ?
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
c.Tujuan1) Untuk mengetahui tentang sejarah Dinasti Bani
Umayyah di Damaskus
2) Untuk mengetahui tentang sejarah Dinasti Bani
Umayyah di Spanyol
3) Untuk mengetahui tentang sejarah Dinasti Bani
Abbasiyah di Baghdad
Pembahasan1. Dinasti Bani Umayyah
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
I. Profil
Pemerintah 1- Pusat pemerintahan : Damaskus, Suriah
- Tahun : 661-750 M (90 Tahun)
- Khalifah pertama : Mu’awiyah bin Abu Sofyan
- Bentuk pemerintahan : Demokrasi Monarki
Pemerintah 2
- Pusat pemerintahan : Kordoba, Spanyol/Andalusia
- Tahun : 756-1031 M (275 Tahun)
- Khalifah pertama : Abdur Rahman III
- Bentuk Pemerintahan : monarchiheridetis / monarki
absolut
Pemerintahan I Damaskus
Dinamakan Dinasti Bani Umayyah karena khalifah-
khalifah yang memimpin adalah keturunan dari Umayyah
ibn Abdul Syam, salah Suku Quraisy. Pada zaman dahulu,
di Jazirah Arab terdapat banyak suku. Didalam suatu
suku terdiri atas beberapa Bani. Dalam Suku Quraisy
terdapat beberapa bani, salah satunya ialah Bani Hasyim
dan Bani Umayyah. Pada masa pra-islam , Bani Umayyah
memiliki peran lebih dalam kehidupan masyarakat Makkah.
Mereka menguasai pemerintahan dan perdagangan,
sedangkan Bani Hasyim adalah orang-orang yang keadaan
ekonominya sederhana.
Setelah islam berkembang pesat, Bani Umayyah merasa
eksistensinya terancam. Oleh karena itulah, mereka
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
menjadi penentang utama perjuangan Rasulullah SAW,
namun tak pernah berhasil melumpuhkan beliau. Abu
Sufyan bin Harb, salah seorang anggota bani Umayyah
yang seringkali menjadi jenderal dalam peperangan
melawan umat Islam. Setelah Islam menjadi kuat dan
dapat merebut Kota Mekkah, akhirnya Bani Umayyah pun
menyerah dan beberapa dari mereka ada yang masuk islam,
namun Nabi tetap memberikan kebebasan bagi mereka. 1
Pada masa khalifah Abu Bakar, Bani Umayyah merasa
rendah karena kelas mereka berada dibawah kelas kaum
Anshar dan Muhajirin. Meninggalnya Khalifah Ali Bin Abi
Thalib pada 661 masehi, mendorong umat islam untuk
mengakui Mu’awiyah sebagai khalifah untuk seluruh
kekuasaan. Memang ada usaha dari Hasan putra Ali untuk
menggantikan ayahnya. Karena tidak rela menyaksikan
umat islam saling membunuh untuk memperebutkan
kekuasaan, 3 bulan setelah dibai’at Hasan menyerahkan
kekuasaannya kepada Mu’awiyah dengan beberapa syarat.
Ekspansi seakan-akan menjadi kegiatan wajib dari
dinasti ini. Ekspansi ke timur dilakukan sejak
pemerintahan Mu’awiyah, meliputi daerah Khurasan sampai
sungai Oxus serta Afghanistan hingga Kabul. Lalu
dilanjutkan pada masa Abdul Malik bin Marwan dengan
mngirim pasukan hingga Balkanabad, Bukhara, Khawarizm,
Farghana, Samarkand, dan India. Sedangkan ekspansi ke
barat dilanjutkan pada masa Al-Walid bin Abd Malik
1 Nadjib Hamid, Pendidikan Al-Islam, (Surabaya: Majelis Dikdasmen PWM Jatim, 2010) hal. 128
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
dengan mengirim pasukan yang di pimpin oleh panglima
Thariq bin Ziyad. Wilayah yang berhasil dikuasai mulai
Aljazair, Maroko, hingga Spanyol serta pulau-pulau di
Mediterania. Di Spanyol Islam menyebar mulai kota
Cordoba, Seville, Elvira, dan Toledo.2 Menurut
Professor Ahmad Syalabi, ekspansi Dinasti Umayyah
dibagi menjadi 3 wilayah/garda.
Pertama, garda Asia Kecil meliputi pulau-pulau di
Mediterania dan sasaran utama adalah Konstantinopel,
ibukota Byzantium. Kedua, garda Afrika Utara meliputi
Afrika Bagian Utara hingga Spanyol. Ketiga, garda Timur
meliputi wilayah penaklukan Asia hingga India. Jadi
tidak heran jika wilayah yang dikuasai oleh Dinasti ini
sangatlah luas, meliputi Jazirah Arab, Suriah,
Palestina, Irak, Asia kecil meliputi Persia, Pakistan,
Afghanistan, Asia Tengah meliputi Turkmenistan,
Uzbekistan, dan Kirgistan, hingga Afrika Utara dan
Spanyol.
Setelah kemunduran dinasti ini di Damaskus, salah
seorang keturunan Khalifah Hisyam berhasil meloloskan
diri ke Afrika Utara, kemudian menyeberang ke Spanyol.
Disinahman Al Tsaqifiilah selanjutnya Ia membangun
kekuasaan Dinasti Bani Umayyah yang baru berpusat di
Cordoba.3
Pemerintahan II Andalusia
2 Dr. Muhammad Syafii Antonio dkk, Ensiklopedia Peradaban Islam : Damaskus, (Jakarta: TazkiaPublishing, 2012) Hal. 53
3 Ibid, Hal. 31
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Pada tahun 711 Masehi, islam masuk di
Andalusia/Spanyol setelah Thariq bin Ziyad memimpin
7000 pasukan mengalahkan pasukan Raja Roderick dari
Kerajaan Gothia. Setelah meduduki benteng kerajaan
tersebut, Thariq dan pasukannya melanjutkan ke Toledo
hingga Raja Roderick kalah. Akhirnya Thariq dan
pasukannya dapat menguasai Seville, Elvira, Malaga,
Granada, Arkhidona, dan terakhir Cordoba.
Selama pemerinthan Dinasti Bani Umayyah terdapat
enam orang Amir/Gubernur yang bertugas mewakili
pemerintah Pusat di Damaskus. Mereka adalah Abdul Aziz
bin Musa bin Nushair, Ayub bin Habib, Al Harun bin
Abdurrahman Al Tsaqifi, Saman bin Malik Al Khaulani,
Anbasah, dan Abdul Rahman Al Ghafiqi
Namun setelah Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
runtuh, salah seorang keturunannya ada yang berhasil
meloloskan diri di sini dan membuat kekuasaan Dinasti
Bani Umayyah yang baru. Pada tanggal 15 Mei 756 Masehi,
Abdurrahman Al-Dakhil memproklamasikan berdirinya
Dinasti Bani Umayyah II di Andalusia. wilayah islam di
Andalusia pada masa Al-Dakhil dibagi menjadi 5 provinsi
yang masing-masing dipimpin oleh Amir atau Shahib
Sistem penggantian kepemimpinan disini berbeda
dengan sistem yang diterapkan di Damaskus dulu. Di sini
diterapkan sistem monarki absolut ala Romawi yakni
dengan cara para amir yang sedang berkuasa sudah
menunjuk dan menentukankan penggantinya. Para pengganti
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
ini disebut putra mahkota atau Waliyul ‘Ahdy. Namun sistem
jalannya roda pemerintahan sama dengan pemerintahan di
Damaskus, yaitu dengan pemerintah pusat dibantu dengan
di bantu oleh beberapa lembaga.
Lebih 7 abad kekuasaan islam di Andalusia, umat
islam berhasil membangun peradaban tinggi di wilayah
ini. Banyak prestasi yang dihasilkan dari kota ini,
yang selanjutnya mempengaruhi dunia Eropa sehingga
mengalami kemajuan yang lebih kompleks dalam berbagai
bidang.
II. Khalifah yang Memimpin Pemerintah I Damaskus, Suriah
No Nama Khalifah Tahun (Masehi)
1. Mu’awiyah I Bin Abu Sofyan 661-680
2. Yazid I 680-683
3. Mu’awiyah II 683-684
4. Marwan I ibn Hakam 684-685
5. Abdul Malik 685-705
6. Al-Walid I 705-715
7. Sulaiman 715-717
8. Umar ibn Abdul Aziz 717-720
9. Yazid II 720-724
10. Hisyam 724-743
11. Al-Walid II 743-744
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
12. Yazid III 744
13. Ibrahim 744
14. Marwan II 744-750Tb 1. Khalifah-khalifah yang pernah memimpin pada masa
Dinasti Bani Umayyah di Damaskus.
Pemerintah II Cordoba, Andalusia
No Nama Khalifah Tahun (Masehi)
1. Abdur Rahman III/al-Dakhil 929-961
2. Al-Hakam II 961-976
3. Hisyam I 976-1008
4. Muhammad II 1008-1009
5. Sulaiman 1009-1010
6. Hisyam II 1010-1012
7. Sulaiman 1012-1017
8. Abdur Rahman IV 1021-1022
9. Abdur Rahman V 1022-1023
10. Muhammad III 1023-1024
11. Hisyam III 1027-1031
Tb 2. Khalifah-khalifah yang pernah memimpin pada masa
Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
III. Perkembangan Pendidikan Umar ibn Abdul Aziz adalah salah satu khalifah yang
peduli terhadap dunia pendidikan. Beliau sering
mengundang ulama dan fukaha/ahli fikih untuk mengkaji
ilmu di dalam majelisnya. Terdapat banyak kemajuan
dunia pendidikan dalam dinasti ini yang kami bagi
menjadi beberapa bagian, yaitu :
- Pengembangan Bahasa Arab : Bahasa Arab sebagai
bahasa resmi negara dan pemerintahan yang
menggantikan posisi Bahasa Romawi dan Persia.
Sehingga kegiatan pembukuan serta surat-menyurat
harus menggunakan bahasa ini. Selain itu, peran
Bahasa Arab juga dipandng sebagai sarana dakwah
penyebaran Agama Islam. Bahasa Arab seyogyanya
dipandang sebagai “bahasa agama”, bukan bahasa
entis, budaya, ataupun kawasan.
- Ilmu Qira’at : pada Dinasti Umayyah, cabang ilmu
ini dikembangkan sehingga menjadi cabang ilmu
keislaman yang sangat penting. Abdullah bin Qusair
dan Asim bin Abi Nujud, adalah ahli qira’at yang
lahir di masa dinasti ini.
- Ilmu Nahwu : Pada zaman pemerintahan Abdul
Malik, memfokuskan penggunaan Bahasa Arab.
Sehingga meemunculkan seorang ahli bahasa seperti
Sibawaih, yang dijuluki sebagai “Bapak Ilmu Nahwu”
Arab. Beliau menyusun buku tata Bahasa Arab yang
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
pertama kali dengan judul Al-Kitab. Buku ini
dijadikan standar awal pengembangan ilmu nahwu.
- Penerjemahan : untuk mengembangkan dasar-dasar
berbagai ilmu pengetahuan, maka sebagian ahli
bahasa mulai menerjemahkan buku. Buku dari bahasa
asing : Yunani, Persia dan Syiria ke dalam Bahasa
Arab. Penerjemahan ini sebagai tahapan pertama
sebelum nanti dilakukan secara besar-besaran di
masa Dinasti Bani Abbasiyah. Buku-buku yang
diterjemahkan meliputi filsafat, etika,
pengobatan, pemerintahan, serta bahasa dan sastra.
IV. Perkembangan Politik Keberhasilan ekspansi yang sudah dijelaskan
sebelumnya, tidak hanya disebabkan oleh kekuatan
militer saja tetapi juga dari sisi pemerintahan serta
administrasi negara. Sistem yang digunakan oleh
Mu’wiyah lebih condong ke Persia. Ditandai dengan
diterapkannya sistem pemerintahan monarki absolut dan
sistem administrasi pembagian departemen-departmen.
Negara dibagi menjadi 2, yaitu pusat dipimpin oleh
khalifah dan wilayah-wilayah dipimpin oleh seorang
gubernur atau Amir yang dipilih oleh khalifah.4
Tingkat Pusat/Khalifah Tingkat Wilayah/Amir- Sekretaris negara (Katib al-
Rasa’il)
- Sekretaris pendapatan (Katib
- Sekretaris
- Pengawal (Hajib)
- Pejabat pendapatan (Shahih4 Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang: UMM Press, 2004) Hal. 56-57
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
al-Haraj)
- Sekretaris militer (Katib al-
Jund)
- Sekretaris kepolisian (Katib
al-Syurthah)
- Panitera (Katib al-Qadli)
al-Haraj)
- Pejabat kepolisian (Shahih
al-Syurthah)
- Kepala keagamaan dan Hakim
(Qadli)
Tb 3. Para pembantu pemerintahan di berbagai tingkatan pada
masa Dinasti Bani Umayyah
Menurut Syamsul Munir Amin, Mu’awiyah berhasil
bendirikan suatu dinasti dikarenakan oleh 3 faktor,
yaitu :
1. Adanya dukungan kuat dari Rakyat Suriah dan
keluarga Bani Umayyah baik moral maupun materiil;
2. Mu’awiyah dinilai sebagai sosok yang sangat
bijaksana dalam menempatkan jabatan-jabatan
penting pada orang yang tepat;
3. Dan Mu’awiyah juga mempunyai kemampuan yang
menonjol sebagai negarawan sejati. Serta disebut-
sebut mencapai tingkat “hilmi”, yaitu sifat
tertinggi yang dimiliki oleh para pembesar Makkah
zaman dahulu.5
Peristiwa Hari Karbala yang sekarang menjadi hari
bersejarah bagi kaum Syiah, terjadi pada masa dinasti
ini, masa Khalifah Yazid I. Pada masa pemerintahan Umar
bin Abdul Aziz, beliau membentuk Dewan Penasihat yang
beranggotakan 10 orang Ulama terkemuka pada masa itu5 Ibid, Hal. 51
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
guna mendiskusikan berbagai masalah yang muncul dalam
masyarakat dan pemerintahan. Beliau memantau kinerja
para gubernurnya dengan mengirim sejumlah utusan kepada
mereka.6
V. Perkembangan Kesenian/Kebudayaaan Sejalan dengan bidang pendidikan, bidang kebudayaan
pun mendapat perhatian lagi sehingga bidang sastra Arab
mengalami kemajuan. Para penyair yang muncul di masa
ini seperti Umar ibn Abu Rabi’ah (w. 719 M), Jamil al-
Udhri (w. 701 M), Al-Akhtal (w. 710 M), Al-Farazdaq (w.
729 M), dan Qays ibn al-Mulawwah (w. 699 M) yang di
kenal dengan sebutan Laila Majnun.
Pada masa Khalifah Al-Malik, banyak melakukan
pembenahan di berbagai bidang salah satunya dalam
bidang ekonomi, dengan mengganti mata uang Byzantium
dan Persia dengan uang cetakannya sendiri yang
membubuhkan kata-kata dan tulisan Arab pada uang
tersebut (lihat gambar).7 Sejak saat itu, dinar yang
dilengkapi dengan tulisan pujian kepada Allah menjadi
mata uang resmi umat islam dibawah Dinasti Bani
Umayyah. Sistem irigasi kuno dikenalkan pada masa ini
berupa terowongan air dan teknik pengangkatan air,
serta kincir air atau naura. Istilah ini pertama kali
muncul pada zaman dinasti ini, saat penduduknya sedang
menggali kanal di dekat Basrah (lihat gambar 03).
6 Ibid, Hal. 1207 Ibid, hal. 55
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Pada masa pemerintahan Khalifah Al Hakam di
Andalusia, dilakukan proses penyelesaian pembangunan
Madinatuzzahra dan memperluas Masjid Cordoba (lihat
gambar 05). Serta mendirikan universitas yang merupakan
pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Disamping itu, beliau juga mendirikan perpustakaan dan
mengirim utusan ke Mesir, Syiria dn Irak untuk
mengumpulkan lebih dari 400.000 jilid, sehingga menjadi
tempat studi bagi penuntut ilmu dari seluruh dunia.8
VI. Perkembangan Agama dan Hukum Pada zaman dinasti ini membangun kekaisaran model
model Byzantium. Mereka bersikap toleran dan tidak
memaksakan perpindahan agama. sehingga hubungan antara
orang-orang islam dengan agama lain terutama orang-
orang kristen dinilai harmonis. Ditandai dengan
perekrutan orang-orang kristen untuk menjadi tentara.
Serta banyak orang yang masuk islam karena dipandang
orang muslim ialah orang yang membuat aturan yang
bersih, memajukan perdagangan, serta pembebas dari
kungkungan kekuasaan lama.9
VII. Kemunduran Kami menganalisi faktor-faktor penyebab kemunduran
Dinasti Bani Umayyah ada 2, yaitu dari dalam
pemerintahan/internal dan dari luar
8 Drs. H. A. Saerozi M.Pd, Sejarah Kebudayaan Islam, (Sidoarjo: Al Maktabah, 2008) Hal. 59 Tim Kingfisher, Ensiklopedi Sejarah dan Budaya : 2, (Jakarta: Lentera Abadi, 2009) Hal. 107
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
pemerintahan/eksternal. Faktor-faktor tersebut kami
jelaskan dalam tabel dibawah ini.
Pemerintahan I Damaskus
Faktor Internal Faktor Eksternal
- Pemindahan ibukota dari
Madinah ke Damaskus sebagai
bekas dari wilayah
Bizantium, menyebabkan
khalifah dan keluarganya
hidup dalam kemewahan.
- Sistem pergantian khalifah
melalui garis keturunan. Hal
ini merupkan suatu hal yang
baru di dunia arab serta
menimbulkan ketidakjelasan
nasab.
- Munculnya gerakan-gerakan
oposisi seperti Hasyimiyah
dan Abbasiyah yang ingin
menduduki kursi
pemerintahan.
- Adanya permusuhan antara
Suku Arab Utara (Bani Qays)
dengan Arabia Selatan (Bani
Kalb).
- Pembunuhan keluarga
khalifah terakhir, Marwan
II, oleh kelompok
Abbasiyah.
Tb 4. Faktor-faktor kemunduran Dinasti Bani Umayyah di
Damaskus.
Pemerintah II Andalusia
Faktor Internal Faktor Eksternal
- Adanya keretakan antara
kelas atas dan bawah dimana
tidak adanya komunikasi
- Direbutnya wilayah
kekhalifahan oleh tentara
kristen di bawah pimpinan
Ferdinand III dari Castila.
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
politik yang intensif.
- Wilayah Andalusia yang
bergunung-gunung dn secara
demografis sudah terbentuk
berbagai komunitas politik
kesukuan. Upaya untuk
menyatukan wilayah memang
menjadi sulit dilakukan.
Salah satu wilayahnya ialah
Cordoba, Granada, dll.
Tb 5. Faktor-faktor kemunduran Dinasti Bani Umayyah di Andalusia.
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
2.Dinasti Bani AbbasiyahI. Profil
- Pusat pemerintahan : Baghdad, Irak.
- Tahun : 750 – 1258 M ( 508 Tahun )
- Khalifah pertama : Abu al-Abbas al-Saffah
- Bentuk pemerintahan : Monarki
Sama halnya dengan Dinasti sebelumnya, dinamakan
Dinasti Bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa
dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas nama Paman
Rasulullah. Pendirinya bernama Abdullah al-Saffah ibn
Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Al-Abbas. Masa
dinasti ini lebih lama daripada dinasti Bani Umayyah.
Sejarah peralihan kekuasaan dari Bani Umayyah ke
Bani Abbasiyah bermula ketika Bani Hasyim menuntut
kepemimpinan islam berada di tangan mereka, karena
mereka adalah keluarga Nabi yang terdekat. Tuntutan
tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi baru
menjadi gerakan ketika Bani Umayyah menduduki tahta
pemerintahan.
Ketika Umar bin Abdul Aziz naik tahta, mereka
merencanakan sebuah gerakan di daerah Al-Humaymah.
Hingga terjadilah pertempuran antara Bani Umayyah dan
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Abbasiyah pada tahun 750 Masehi di dekat sungai Zab
bagian hulu dan dimenangkan oleh Bani Abbasiyah. Sejak
tahun 750 M, Bani Abbasiyah mulai berkuasa dengan
khalifah pertama yang bernama Abu Abbas as-Saffah. Masa
yang panjang dilaluinya dengan dengan pola pemerintah
yang berubah-ubah sesuai perubahan politik, sosial,
budaya, dan penguasa. Berdasarkan perbedaan pola dan
perubahan politik itu, para sejarawan membagi masa yang
dilalui Bani Abbasiyah dalam lima periode.
Namun kejayaan dinasti ini akhirnya hancur ketika
Tentara Mongol membumihanguskan Kota Baghdad pada tahun
1258 Masehi. Semua bangunan yang terdapat didalamnya,
termasuk istana emas milik khalifah dihancurleburkan.
Dan tragisnya, mereka juga meruntuhkan perpustakaan
serta membakar buku-buku yang terdapat didalamnya.
II. Khalifah yang Memimpin No Nama Khalifah Tahun
(Masehi )Periode
1. Abu Al-Abbas Al-Saffah
750 – 754 Periode I
750 – 847 M(Pengaruh Persia
I)
2. Abu Ja’ffar Al-Mansur
754 – 775
3. Al-Mahdi 775 – 7854. Al-Hadi 785 -7865. Harun Al-Rasyid 786 – 8096. Al-Amin 809-8137. Al-Ma'mun 813-8338. Al-Mu'tasim 833-8429. Al-Watsiq 842-84710. Al-Mutawakkil 847-861 Periode II
847 - 945 M11. Al-Musta'in 862-86612. Al-Mu'tazz 866-869
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
(Pengaruh Turki I)13. Al-Muhtadi 869-87014. Al-Mu'tamid 870-89215. Al-Mu'tadhid 892-90216. Al-Muktafi 902-90817. Al-Muqtadir 908-93518. Ar-Radhi 934-94019. Al-Muthi' 946-974 Periode III
945 – 1055 M(Pengaruh Persia
II)
20. Ath-Tha'i 974-99121. Al-Qadir 991-103122. Al-Qa'im 1031-1075
23. Al-Muqtadi 1075-1094 Periode IV
1055 – 1199 M(Pengaruh Turki
II)
24. Al-Mustazhir 1094-111825. Al-Mustarsyid 1118-113526. Ar-Rasyid 1135-113627. Al-Muqtafi 1136-116028. Al-Mustanjid 1160-117029. Al-Mustadhi 1170-118030. An-Nashir 1180-122531. Azh-Zhahir 1225-1226 Periode V
1199 – 1258 M(Bebas daripengaruh)
32. Al-Mustanshir 1226-124233. Al-Musta'shim 1242-1258
Tb 6. Khalifah-khalifah yang pernah memimpin pada masa
Dinasti Bani Abbasiyah di Baghdad.
III. Perkembangan Pendidikan Kota Baghdad didirikan oleh Al-Manshur pada 762
Masehi dan sejak awal berdiri sudah menjadi pusat
peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam islam.
Saat Al-Manshur menjadi Khalifah, beliau menyuruhagar
buku-buku ilmiah dan kesusasteraan dari bahasa asing
seperti India, Yunani lama, Latin, Persia, dan Syiria,
untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab. Puncak
keemasan kota ini terjadi pada masa Pemerintahan Harun
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Al Rasyid dan anaknya, Al-Ma’mun yang terkenal sangat
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan.10
Pada masa Khalifah Al-Ma’mun, didirikannya Baitul
Hikmah (lihat gambar 07) yang tidak hanya berfungsi
sebagai perpustakaan tapi juga sebagai pusat
penerjemahan, akademi, dan lembaga penelitian. Pada
masa Dinasti ini selain sebagai pusat pemerintahan,
Kota Baghdad menjadi simbol dan pusat peradaban serta
kebudayaan yang sangat kaya akan khazanah ilmu
pengetahuan. Dengan banyaknya akademi, sekolah tinggi
dan sekolah biasa. Kekayaan umat islam yang melimpah
dimanfaatkan oleh para khalifah untuk keperluan sosial,
seperti mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan
dokter, farmasi serta tidak luput berbagai pemandian
umum. Berikut beberapa disiplin ilmu yang mengalami
perkembangan di masa Dinasti Abbas :
- Filsafat, filsafat Islam muncul setelah sebagaian
ulama muslim mempelajari filsafat Yunani . mereka
mulai mengembangkan kajian-kajian berdasarkan
penelitian / eksperimen yang bersifat empirik.
Sehingga mereka tidak hanya menguasai ilmu filsafat
saja, tetapi juga disiplin ilmu lainnya seperti
kedokteran, biologi, dll. Tokoh-tokoh filsafat Islam
yang terkenal seperti Al-Kindi (w. 866 M), Al-Farabi
(w. 950 M), Ikhwan al-Shafa (w. 975 M), Ibn Sina (w.
1037 M), Dan Ibn Rusd (w. 1198 M).
10 Muh Kholid AS, Pendidikan Kemuhammadiyahan, (Surabaya: Majelis Dikdasmen PWM Jatim, 2010) Hal. 10
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
- Sains, dalam bidang ini muncul ahli astronom yang
menciptakan Astrolabe yaitu Al-Fazari. Al-Haytam
seorang ahli optik yang menemukan teori benda
pengirim cahaya ke mata sebagai lawan teori
sebelumnya, bahwa mata mengirim cahaya ke suatu
benda. Lalu ada Jabir bin Hayyan seorang ahli kimia
perintis aljabar serta Al-Razi, pengarang buku besar
kimia yang isinya baru dijumpai orang Eropa di Abad
20. Dan Al-Bairuni ahli fisika yang mengatakan bahwa
bumi berputar pada porosnya, sebelum pendapat itu
dikemukakan oleh Galileo.
- Kedokteran, ada Ar-Razi yang terkenal di Eropa
dengan bukunya Al-hawi, sebanyak 20 Jilid yang
berbicara tentang berbagai cabang ilmu kedokteran.
Buku Al-Qanun fi al-Tib milik Ibnu Sina yang
diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan berpuluh
kali dicetak serta dipergunakan di Eropa hingga
pertengahan abad ke-17. Disamping itu, beliau juga
mengarang buku Al-Syifa’ yang membahas tentang fisika
metafisika, dan matematika yang berjumlah 18 jilid.11
IV. Perkembangan Politik Pada masa pemerintahannya Abu Al-Abbas dan Al
Manshur merupakan masa pembentukan dan konsolidasi
orientasi pemerintahan. Untuk menghadapi lawan-lawannya
dalam pemerintahan seperti sisa-sisa pemerintahan Bani
11 Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, (Malang: UMM Press, 2004) Hal. 69-70
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Umayyah, Khawarij serta Syi’ah, Al-Mansur mengambil
beberapa langkah seperti di bawah ini :
1)Memindahkan pusat pemerintahan dari Damaskus ke
Baghdad, yang dekat dengan ibukota Persia,
Ctesiphon.
2)Tentara pengawal tidak lagi diambil dari orang-
orang Arab, tetapi dari orang-orang Persia.
3)Mengangkat Wazir (menteri/yang membawahi kepala-
kepala departemen) ialah Khalid bin Barmak, seorang
yang berasal dari Balkh, Persia.
4)Mengangkat Muhammad bin Abd al-Rahman sebagai hakim
tinggi negara.
Memperbaiki sistem komunikasi antar wilayah
dengan menambah fungsi jawatan pos. Selain untuk
mengantar surat, juga untuk menghimpun seluruh
informasi di daerah-daerah sehingga administrasi
kenegaraan dapat berlangsung dengan lancar. Para
direktur jawatan pos juga bertugas melaporkan kegiatan
gubernur setempat kepada Khalifah. Selain melakukan
aksi input, Al-Mansur juga melakukan aksi output dengan
melakukan penarikan kembali daerah-daerah yang
sebelumnya melepaskan diri dan membentengi daerah-
daerah perbatasan.12
V. Perkembangan Kesenian/Kebudayaaan Sejak awal pemerintahan, Bahasa Arab sudah
digunakan sebagai bahasa resmi negara serta bahasa
komunikasi masyarakat. Bahkan Bahasa Arab sudah12 Ibid, Hal. 64-65
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
menggantikan Bahasa Yunani, Persia, Latin, hingga Mesir
Kuno yang digunakan di Mesir serta Bahsa Siriac yang
digunakan di Syiria, Lebanon, Jordan, dan Irak.
Dinegeri-negeri ini dimasa Bani Abbas telah resmi
semuanya menggunakan bahasa Arab. Maka ilmu-ilmu Bahasa
dan sastra Arab berkembang pesat seperti ilmu Nahwu,
Shorof, Arudl, dan balaghah. Abu Al-Farraj Al-Isfahani
adalah salah seorang ahli sastra Arabyang mengarang
buku Al-Aghani, serta Al-Jasyiari di pertengahan Abad X
menulis karya sastra yang fenomenal dengan judul Alfu
Lailah wa Lailah.
Melalui Bahasa Arab yang efektif, terjadi
pertukaran budaya-budaya bangsa dimana kebudayaan islam
mewarnai kebudayaan bangsa lain. Seperti kebudayaan
Spanyol di barat, kebudayaan India di timur, dan
kebudayaan negara-negar di Asia Tengah seperti Bukhara,
semuanya bercorak islam. Dimasa ini pula, tejadi
hubungan antar islam dengaan kebudayaan barat secara
intensif, yaitu kebudayaan Yunani klasik yang terdapat
di Mesir, Suriah, Mesopotamia, dan Persia.
VI. Perkembangan Agama dan Hukum Pada masa Dinasti Bani Abbasiyah, merupakan masa di
mana keempat madzhab fiqih lahir. Abu Hanifah (700-767
M) pencetus Madzab Hanafi yang tinggal di Kufah sebagai
penjual kain sutera. Ia sering mengikuti kuliah-kuliah
dan diskusi-diskusi yang diselenggarakan di Kufah.
Beliau tidak menulis karya-karya mengenai hukum, tetapi
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
ajarannya dilestarikan oleh para pengikutnya seperti
Abu Yusuf dan Asy-Syaibani.
Malik bin Anas (713-795 M) lahir dari keturunan
Himyari dan menghabiskan sebagian hidupnya di Madinah.
Pada usia yang relatif muda, beliau memiliki otoritas
mengenai masalah-masalah hukum sesuai dengan pandangan-
pandangan yang diterima oleh mayoritas ulama-ulama
agama di Madinah. Karya utamanya ialah Al-Muwatta.
Madzab Maliki berkembang lewat usaha para pengikut
Malik, seperti Ibnu Qasim al-Utaqi, Abdullah bin Wahab
di Mesir dan Sahnun di Cairouan.
Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i (767-820 M) lahir di
Gaza namun menghabiskan masa mudanya di Mekkah dalam
keadaan miskin. ia memiliki bakat-bakat intelektual
yang luar biasa setelah belajar bersama Malik di
Madinah, Lalu diberikan jabatan administratif di Yaman.
Beliau aktif memberikan kuliah kepada para pengikutnya
dan banyak menulis untuk menyebarkan bentuk teori-teori
fiqihnya yang matang. Setelah beliau wafat maka para
pengikut ini membentuk madzab hukum Syafi’i.
Ahmad bin Hambal (780-855 M) adalah seorang
peneliti hadits dari Suku Syaibani. Posisi pokok Madzab
Hambali adalah bahwa satu-satunya ‘Ushul Fiqh’ adalah
Kitab dan Sunnah, dan bahwa hukum Allah dalam cara
apapun tidak tergantung pada penalaran manusia. Walau
tampak anti intelektual, Madzab Hambali dalam abad-abad
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
belakangan menarik banyak orang yang memiliki bakat
intelektual nomer satu. 13
VII. Kemunduran Sama halnya dengan penjelasan dalam Dinasti Bani
Umayyah, kali ini Kami juga menganalisi faktor-faktor
penyebab kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah melalui 2
faktor, yaitu dari dalam pemerintahan/internal dan dari
luar pemerintahan/eksternal. Faktor-faktor tersebut
kami jelaskan dalam tabel dibawah ini.
Faktor Internal Faktor Eksternal
- Banyaknya wilayah-wilayah
yang dipimpin oleh para
gubernur, melepaskan diri
dari pusat Baghdad.
- Kemerotosan ekonomi akibat
dari politik. Sumber
penghasilan dinasti ini
berasal dari pajak dari
wilayah dan pertanian,
karena banyak wilayah yang
melepaskan diri maka pajak
pun berkurang.
- Ketidakjelasan sistem
pergantian Khalifah. Hal ini
membuat orang-orang Turki
- Masuknya dominasi kekuatan
luar, kekuatan luar ke dalam
pusat pemerintahan Baghdad.
Khalifah hanya dianggap sebagai
boneka pemerintahan.
- Munculnya gerakan - gerakan
pemberontak. Seperti kelompok
Syi’ah, Qaramithah, dan
Hasyimiyah.
- Adanya Perang Salib yang
terjadi dalam beberapa
gelombang.
- Hadirnya Tentara Mongol yang
dipimpin oleh Hulagu Khan. Pada
10 Februari 1258 M pasukan ini13 W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam : Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis,
(Yogyakarta: PT Tiara Kencana Yogya. 1990) Hal. 125-133
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Pengawal Khalifah menjadi
leluasa dalam memanfaatkan
hal ini.
menebus Bentang Baghdad. Lalu
membunuh Khalifah dan
keluarganya, perpustakaan-
perpustakaan dihanguskan, dan
Kota Baghdad pun hancur pada
masa itu.
Tb 7. Faktor-faktor kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah.
PenutupI. Kesimpulan
Dinasti Bani Umayyah muncul pada tahun 661 Masehi
dan berdiri selama 90 Tahun dengan pusat pemerintahan
di Damaskus. Dengan khalifah pertama yaitu Mu’awiyah I
bin Abu Sofyan, pemerintahan dinasti ini penuh dengan
kegiatan ekspansi. Maka tak heran jika wilayah
kekuasaannya sangat luas meliputi Jazirah Arab, Asia
kecil, Asia Tengah, hingga Afrika bagian Utara dan
Spanyol/Andalusia. Ketika kekhalifahan ini runtuh
akibat perebutan kekuasaan dengan Bani Abbas pada Tahun
750 M, salah seorang keturunannya, Abdurrahman Ad-
Dakhil, melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah di
Andalusia/Spanyol. Meski kekuasaan disini lebih lama
dibanding kekuasaan di Damaskus, tetapi juga lebih
memusatkan perhatian pada perkembangan peradaban
daripada perluasan wilayah. Dan lagi-lagi kekhalifahan
ini runtuh pada 1031 Masehi akibat perebutan wilayah
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
dengan pasukan Tentara Kristen di bawah pimpinan
Ferdinand III. Berakhirlah masa supremasi Islam di
Spanyol.
Dinasti Bani Abbasiyah berdiri pada tahun 756 M
dengan pusat pemerintahan di Kota Baghdad di Irak.
Kekhalifahan ini lebih lama dibanding Bani Umayyah
dengan khalifah pertamanya bernama Abu Abbas As-Saffah.
Dengan mengusung bentuk pemerintahan monarki,
kekhalifahan ini dinilai berhasil dalam mengembangkan
kebudayaan serta peradaban Islam. Dinasti ini runtuh
pada tahun 1258 Masehi akibat diserang oleh tentara
Mongol.
II. Saran Jika diamati dengan seksama gaya pemerintahan
Dinasti Bani Umayyah bercorak Arab, militeristik dan
sekularistik. Sedangkan Dinasti Bani Abbasiyah bercorak
pluralistik-etnis, saintifik dan religius. Ini bisa
kita lihat pada agenda Pemerintahan Bani Umayyah yang
hampir dipenuhi oleh kegiatan ekspansi, dan
pemerintahan Bani Abbas yang lebih menekankan
perkembangan kebudayaan dan peradaban islam. Menurut
kami inilah perpaduan yang sempurna untuk membentuk
suatu peradaban yang kuat serta besar. Kuat karena
tingkat intelektual serta pendidikan umat yang mumpuni.
Dan besar karena kegiatan dakwah melalui ekspansi
menjadikan jumlah umat muslim semakin bertambah. Namun
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
sayang peradaban ini redup pada saat masa Reinassance
pada Abad 15.
Daftar Pustaka
Antonio, Muhammad Syafii dkk. 2012. Ensiklopedia Peradaban Islam :
Damaskus, Jakarta: Tazkia Publishing
Hamid, Nadjib. 2010. Pendidikan Al-Islam. Surabaya: Majelis
Dikdasmen PWM Jatim
Kholid AS, Muh. 2010. Pendidikan Kemuhammadiyahan.. Surabaya:
Majelis Dikdasmen PWM Jatim
Montgomery W. Watt. 1990. Kejayaan Islam : Kajian Kritis dari Tokoh
Orientalis. Yogyakarta: PT Tiara Kencana Yogya.
Nurhakim, Mohammad. 2004. Sejarah dan Peradaban Islam, Malang: UMM
Press
Kingfisher, Tim. 2009. Ensiklopedi Sejarah dan Budaya : 2, Jakarta:
Lentera Abadi
Saerozi. 2008. Sejarah Kebudayaan Islam, Sidoarjo: Al Maktabah
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam :
melacak akar-akar sejarah, sosial, politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Umayyah, diakses
pada 18 April 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekhalifahan_Abbasiyah, diakses
pada 18 April 2015
Lampiran
Gb 01. wilayah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Gb 02. Mata uang pada masa dinasti Gb 03. Sistem
irigasi Dinasti Bani Umayyah
Bani Umayyah
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”
24
Gb 04. Masjid Umayyah Gb 05. Masjid Cordoba
Gb 06. Wilayah kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah
Kel. 7 “Imperium Islam Abad VIII”