Diet Kantong Plastik

17
1 DIET KANTONG PLASTIK Dari Kantong Plastik Ke Tas Ramah Lingkungan (Bagoes) Disusun oleh : Nama : Muhammad Naufal Mu’tashim Billah JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Transcript of Diet Kantong Plastik

1

DIET KANTONG PLASTIK

Dari Kantong Plastik Ke Tas Ramah Lingkungan (Bagoes)

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Naufal Mu’tashim Billah

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini plastik merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi di

telinga kita, bahan plastik disukai karena memiliki sifat praktis, mudah, dan

kedap air, hal ini sesuai dengan mobilitas kehidupan orang modern. Tidak

terkecuali juga pada kantong plastik belanjaan sekali pakai yang sering kali

kita buang begitu saja sehabis kita pakai, kantong plastik sekali pakai yang

kita gunakan juga tidak semuanya terbuat dari bahan kimia yang baik, dan

sehat untuk diri dan lingkungan kita.

Beberapa jenis kantong plastik yang kita gunakan justru sangat

berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan kita, terutama kantong-kantong

plastik sekali pakai yang terbuat dari bahan daur ulang plastik lainnya yang

tidak jelas riwayat penggunaannya, plastik seperti ini bisa saja berasal dari

bekas wadah limbah berbahaya seperti pestisida dan logam berat, limbah

rumah sakit atau kotoran hewan, yang lebih menakutkan proses daur ulang

kantong plastik ini kerap menggunakan bahan kimia yang berbahaya.

Akibatnya tidak hanya bagi kesehatan kita melainkan bagi lingkungan kita

juga.

Jenis plastik seperti ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena jika

dipakai untuk membungkus makanan bahan kimia yang terdapat pada

kantong plastik sangat mudah terdegradasi jika terkena panas dan akan

mengenai makanan yang terdapat di dalam kantong plastik tersebut, bagi

lingkungan kita plastik seperti ini juga sangat berbahaya karena plastik seperti

ini membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun untuk plastik ini dapat

terurai dengan baik dengan lingkungan kita sehingga menyebabkan terjadinya

pencemaran lingkungan, penggunaan plastik yang terus bertambah setiap

harinya menyebabkan sampah plastik ini semakin hari semakin menumpuk

yang akhirnya akan tertimbun dan menjadi gunung sampah yang kemudian

3

sebagai solusinya sampah plastik ini dibakar, akan tetapi kantong plastik ini

tetap tidak akan terurai dengan baik sekalipun dibakar, melainkan akan

menghasilkan gas dioksin yang akan menjadi racun bagi mahluk hidup dan

merusak lingkungan kita serta menimbulkan efek pemanasan global. Jika

dibuang di sembarang tempat seperti solokan atau sungai plastik ini juga akan

menyumbat saluran air dan menyebabkan pencemaran air serta banjir.

Plastik seperti ini banyak sekali beredar di pasar-pasar tradisional,

pedagang asongan pinggir jalan dan di beberapa pertokoan. Plastik seperti ini

banyak sekali berputar dan di konsumsi oleh masyarakat dengan kelas

menengah kebawah yang cenderung memiliki tingkat pendidikan dan taraf

kehidupan yang rendah, hal itu tentu berpengaruh pada perilaku mereka,

banyak dari mereka yang tidak mengetahui bahaya dan ancaman apa yang

akan terjadi jika mereka terus menerus menggunakan kantong plastik dengan

kualitas sangat buruk yang kemudian setelah mereka pergunakan mereka

akan membuangnya di sembarang tempat tanpa memikirkan waktu yang di

butuhkan untuk plastik tersebut untuk terurai maksimal sehingga semakin hari

sampah-sampah plastik tersebut semakin bertambah, menumpuk dan

mencemari lingkungan kita, bahkan banyak juga dari mereka yang

menggunakan plastik tersebut sampai berulangkali.

Hal ini merupakan sebuah masalah besar bagi kita, karena sebagian

besar dari masyarakat bangsa Indonesia ini adalah mereka-mereka yang

memiliki tingkat dan taraf kehidupan yang rendah dan mereka inilah yang

merupakan konsumen dan pengguna terbesar dari kantong plastik yang tidak

ramah lingkungan, hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan dan gaya hidup

bagi mereka. Ini merupakan ancaman besar bagi bangsa kita karena apabila

tidak segera diatasi, lingkungan kita akan tertutupi, rusak, dan terkontaminasi

oleh plastik tersebut yang juga akan memberikan dampak buruk juga bagi

ekosistem yang ada didalamnya.

Akankah kita tinggal diam melihat masyarakat kita yang begitu lugu

dan tidak peduli akan bahaya dari kantong plastik? Akankah kita tinggal diam

saja melihat lingkugan kita dirusak dan dicemari oleh kantong plastik?

4

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan

kantong plastik ?

2. Bagaimana cara menyadarkan masyarakat dalam mengurangi penggunaan

kantong plastik ?

3. Apa itu baGoes ? dan bagaimana memperkenalkan baGoes (tas ramah

lingkungan) kepada masyarakat ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan

kantong plastik

2. Untuk menyadarkan masyarakat dalam mengurangi penggunaan kantong

plastik

3. Untuk memperkenalkan baGoes kepada masyarakat sebagai pengganti

kantong plastik agar tidak kembali menggunakan kantong plastik

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bahaya dan Dampak yang Ditimbulkan

Plastik tak asik. Manusia merusak bumi. Kantong plastik, semula

dimulai dari satu kantong plastik. Kantong yang mudah, praktis, dan gratis.

Kita mendapatkan kantong plastik setiap berbelanja dan hanya

memanfaatkannya untuk satu hari saja, bahkan kurang. Kemudian kita

membuangnya begitu saja di tempat sampah atau melupakannya begitu saja.

Sering pula kita menyimpannya di dalam kantong plastik lain yang penuh

dengan kantong plastik lainnya dan memasukkannya ke dalam laci yang

berisi kantong plastik serupa. Lalu berkata kepada diri sendiri, kalau ingin

menggunakannya kembali lain waktu namun tak pernah terlaksana. Sampai

kita tidak tahu lagi dimana meletakkannya, kemudian memutuskan untuk

membuangnya. Tidak terlihat, tidak lagi menjadi beban pikiran, tidak

sesederhana itu. Disaat kantong plastik tidak berakhir dengan memenuhi

lemari kita, sekian besar plastik berakhir di tempat pembuangan yang terlihat

seperti ini :

Percayalah kita tidak ingin berada di tempat ini. Atau kantong plastik

ini berserakan dimana-mana bersama sampah lainnya. Karena plastik sangat

ringan dan gratis, tak ada yang peduli. Mereka terbawa angin, terseret air,

ditendang dan diinjak orang. Hingga kemudian berakhir di pantai, di sungai,

di saluran pembuangan, tersangkut di pohon dan berdiam disana untuk waktu

yang sangat lama. Mudahnya mendapatkan kantong plastik dan harganya

6

yang sangat murah membuat penggunaan kantong plastik secara berlebihan

telah menjadi kebiasaan di tengah masyarakat. Indonesia merupakan negara

dengan penggunaan kantong plastik yang tinggi. Sekitar 100 miliar kantong

plastik dihabiskan setiap tahunnya. Artinya, setiap orang di Indonesia

menggunakan sekitar 700 tas plastik per tahun, atau kira-kira dua kantong

plastik dalam sehari. Setelah digunakan, biasanya sampah plastik tersebut

tidak sampai ke tempat pembuangan sampah, dan hanya sedikit yang

akhirnya dapat didaur ulang.

Akibatnya sampah kantong plastik tersebut menumpuk di sungai,

menyumbat saluran air, dan teronggok di pantai. Padahal kantong plastik

meninggalkan jejak ekologis yang dapat bertahan lama yang berkontribusi

merusak lingkungan. Dampak yang dapat ditimbulkan :

Sampah plastik menjadi masalah besar untuk lingkungan, karena

limbahnya yang sulit terurai di dalam tanah. Selain itu, limbah plastik juga

tidak bisa dibakar karena akan menimbulkan polusi udara yang berbahaya

untuk pernafasan.

Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi

udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu

meyuburkan tanah.

PBB mengklaim bahwa di lautan terdapat 46.000 plastik per mil².

80% sampah plastik yang terdapat di lautan berasal dari daratan (melalui

parit, mengalir ke sungai kemudian bermuara di lautan)

Rasio sampah plastik dan plankton (sumber makanan lainnya bagi

makhluk laut) ialah 10 : 1

Pembakaran plastik dapat menghasilkan gas dioksin yang dapat

menyebabkan kanker dan gangguan pernafasan bagi yang menghirupnya.

Setiap satu kantong plastik berpotensi menghasilkan polusi udara sebesar

544 gram dan dibutuhkan lima hingga 1000 tahun agar plastik bisa terurai

di alam.

7

Apabila sampah plastik termakan oleh hewan laut atau ikan (masuk ke

dalam rantai makanan), kemudian ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia.

Maka manusia secara tidak langsung dapat terkena dampaknya. Proses

tersebut dikenal dengan sebutan bioakumulasi.

Sampah plastik terus menumpuk setiap tahunnya, dan hampir tidak ada

organisme di muka bumi yang mampu mengurainya. Apabila sampah

plastik dibakar, maka akan melepaskan gas dioksin yang berbahaya.

Sampah plastik (yang mengandung plasticizer) yang terus menumpuk akan

melepas senyawa kimia berbahaya seperti DEHP, BPA (Bisphenol A),

phthalate, antimony / timbal putih, ke tanah dan air. Hal tersebut akan

menimbulkan berbagai penyakit (kanker) dan malfungsi pada sistem tubuh

manusia.

Dari situlah masalah dimulai, 500 miliar kantong plastik juga

digunakan setiap tahun di seluruh dunia yang akan terus ada bersama kita

selama 1000 tahun. Jadi satu-satunya warisan yang akan tetap bertahan lebih

dari 7 turunan adalah kantong plastik. Kantong plastik yang menyebabkan

kematian lebih dari 100.000 hewan laut setiap tahun. Dengan kata lain pada

saat kalimat ini selesai ditulis, satu dari hewan laut tersebut baru saja mati.

Jadi mengapa kita tetap menggunakan barang yang terbuat dari sumber daya

yang memerlukan 70 tahun untuk dibuat ? Ya, plastik terbuat dari poly

ethylene (PE) yang bahan bakunya adalah minyak bumi yang berbahaya bagi

lingkungan. Dan kemudian kita menggunakannya dalam hitungan menit,

hanya untuk dibuang dan membiarkannya selama 1000 tahun.

Ikan besar dimakan

oleh manusia

plastik-plastik di laut

plastik dimakan ikan kecil

Ikan kecil dimakan ikan

yang lebih besar

8

2.2 Menyadarkan Masyarakat dalam Mengurangi Penggunaan Kantong

Plastik

Mengubah suatu kebiasaan memang tidak mudah. Sama halnya

untuk mengubah perilaku kita yang selalu menggunakan kantong plastik saat

berbelanja. Hampir tidak ada barang bawaan atau belanjaan yang tidak

menggunakan kantong plastik. Tidak hanya di pasar tradisional, bahkan

supermarket pun membungkus belanja konsumennya dengan plastik. Tidak

dapat dipungkiri, kantong plastik memudahkan siapapun untuk membawa

barang. Jika kita telusuri kemana perginya kantong plastik yang kita dapatkan

secara gratis tersebut, kita akan menyadari bahwa kantong plastik tersebut

nyatanya hanya sekali pakai dan setelahnya dibuang begitu saja. Kantong

plastik yang dibuang begitu saja akan membebani kemampuan alam untuk

mengurainya. Kantong plastik secara alami akan terurai selama ratusan

bahkan ribuan tahun. Bisa kita bayangkan, kantong plastik pertama

diperkenalkan pada tahun 1970an dan hingga saat ini belum ada kantong

plastik yang berhasil terurai oleh alam. Perlu diakui bahwa kita memang

membutuhkan tempat yang bisa dipakai untuk membawa barang-barang yang

kita beli. Namun, kantong plastik bukanlah solusi yang bijak.

Untuk menyadarkan masyarakat atau merubah perilaku masyarakat

untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, digunakan teori perubahan

yang dikemukakan oleh Rogers E. Menurut Rogers E untuk mengadakan

suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan

atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut

antara lain:

1. Tahap awareness

Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam

mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah

apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta

suatu perubahan. Pada tahap pertama, komunitas Gerakan Indonesia Diet

Kantong Plastik melakukan kampanye diet kantong plastik yang

memaparkan bahaya dan dampak penggunaan kantong plastik,

pengurangan kantong plastik, dan melakukan kegiatan HeadbagMob,

9

yakni aksi sekelompok massa yang mengenakan tas pakai ulang di kepala

sebagai simbol untuk mengingatkan masyarakat agar membawa reusable

bag ketika berbelanja. Kegiatan lainnya adalah Rampok Plastik, yakni

gerakan untuk menyadarkan masyarakat secara shock therapy dengan cara

mengambil kantong plastik yang ditukar dengan tas plastik daur ulang.

Selain itu, kegiatan dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik adalah

pay4plastic, yakni dorongan kepada pemerintah, pelaku ritel dan

masyarakat agar plastik tidak diberikan secara gratis sehingga masyarakat

mau membawa reusable bag sendiri. Kampanye yang dilakukan sejak

bulan oktober 2010 tersebut bertujuan untuk mengedukasi, mengajak dan

menyadarkan masyarakat bahwa kantong plastik membutuhkan waktu

ratusan tahun agar bisa terurai. Karena itulah masyarakat harus bijak

menggunakan kantong plastik dengan mengurangi penggunaan yang

berlebihan karena selama ini telah terbiasa memakai kantong plastik. Target

dari kampanye Diet Kantong Plastik adalah bagaimana penggunaan

kantong plastik secara bijak menjadi suatu kebiasaan hidup bagi

masyarakat.

2. Tahap interest

Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul

perasaan minat terhadap perubahan dan selalu memperhatikan terhadap

suatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan

mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah. Pada tahap ini,

setelah diadakan kampanye mengenai diet kantong plastik, masyarakat

akan mengetahui bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan

kantong plastik bagi kesehatan maupun lingkungannya. Hal penggunaan

kantong plastik secara bijak, merupakan yang baru bagi masyarakat

Indonesia, dan tidak mudah untuk merubah kebiasaan. Tetapi menurut

Volkswagen“..fun can change behavior for the better”, kutipan tadi

merupakan hal yang memang menjadi cara yang halus untuk

mempersuasikan suatu pesan kepada manusia. Beberapa contoh yang

sederhana seperti yang dilakukan oleh Volkswagen, idenya adalah

sederhana, melihat fenomena pengguna subway, banyak orang yang lebih

10

ingin menggunakan escalator ketika ingin naik ke lantai berikutnya,

dibandingkan menggunakan tangga biasa. Volkswagen memberi

pengalaman seru kepada pengguna dengan memberi suara piano setiap ada

orang yang menginjak tangganya. Akhirnya banyak orang menggunakan

tangga dan bermain-main dan ada pula orang yang memainkan lagu

dengan tangga tersebut. Cara tersebut yang digunakan oleh Gerakan

Indonesia Diet Kantong Plastik untuk mempersuasikan kepada masyarakat

dengan melakukan hal-hal yang menarik minat masyarakat agar beralih ke

tas ramah lingkungan. Penulis menilai kampanye diet kantong plastik

dapat menjadi pemicu perilaku masyarakat agar menyadari mengenai

pentingnya penghematan plastik dalam kegiatan sehari-hari. Sehingga

secara langsung maupun tidak langsung masyarakat menaruh perhatian

dan minat untuk melakukan perubahan, yaitu mengurangi penggunaan

kantong plastik. Hal ini akan mendorong dan menguatkan kesadaran

masyarakat untuk berubah dalam mengurangi penggunaan kantong plastik.

3. Tahap evaluasi

Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak

terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan.

Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan

perubahan. Pada tahap ketiga, sesudah banyak disosialisasikan dan/atau

dikampanyekan tentang dampak yang terjadi akibat penggunaan kantong

plastik secara berlebihan, mulai ada kesadaran baru dari masyarakat

dengan berhemat dan mengurangi penggunaan kantong plastik.

Berdasarkan penghitungan pada retail Circle K, pada tahun 2010-2011

lalu, sebanyak 8.233.930 lembar plastik berhasil dikurangi. Ini

menandakan masyarakat memberikan respon positif terhadap kampanye

yang dilakukan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Sebagian besar

masyarakat sudah sadar akan kerugian dari penggunaan kantong plastik

yang berlebihan. Kampanye pengurangan kantong plastik telah

menciptakan sebuah gerakan dan perubahan di masyarakat untuk lebih

peduli terhadap lingkungannya.

11

4. Tahap trial

Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau

hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui

hasilnya sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada, dan memudahkan

untuk diterima oleh lingkungan. Pada tahap ini, setelah masyarakat dapat

mengurangi penggunaan kantong plastik dan menerapkan gaya hidup

ramah lingkungan dalam kesehariannya, komunitas Green Indonesia

(bagian dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik) mencoba untuk

menawarkan baGoes (tas ramah lingkungan) sebagai pengganti kantong

plastik. Ya, BaGoes berasal dari kata bag dan goes yang bermakna tas

yang dapat dibawa kemanapun ditujukan sebagai solusi untuk mengurangi

penggunaan kantong plastik yang berlebihan. Tas baGoes lebih

menekankan pada fungsi penggunaan tas yang berulang-ulang (reuse)

dalam jangka waktu yang panjang, sehingga mengurangi volume sampah

kantong plastik. Bahan-bahan tas baGoes diambil dari pabrik yang sudah

memiliki sertifikasi ramah lingkungan dalam pengolahan limbah. Jadi

dengan adanya tas baGoes ini diharapkan masyarakat mau

menggunakannya sebagai pengganti kantong plastik saat berbelanja karena

desainnya yang simple mudah dibawa kemana saja.

5. Tahap adoption

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses

penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan

merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu

mempertahankan hasil perubahan. Pada tahap terakhir, dengan adanya

kampanye diet kantong plastik yang dilakukan pada tahap pertama, Kota

Bandung sudah meluncurkan Peraturan Daerah Pengurangan Penggunaan

Kantong Plastik – Perda No.17 Tahun 2012, Provinsi DKI Jakarta sudah

mengeluarkan Surat Seruan Gubernur No.6 Tahun 2013 Tentang Gerakan

Diet Kantong Plastik pada pelaksanaan Festival Jakarta Great Sale 2013.

Adanya regulasi yang dikeluarkan Kota Bandung dan Pemprov Jakarta

menandakan adanya respon terhadap kampanye diet kantong plastik

tersebut. Sehingga pemerintah juga ikut andil menyadarkan masyarakat

12

akan bahaya kantong plastik terhadap lingkungan dan menerapkan gaya

hidup sehat dengan tidak menggunakan kantong plastik lagi. Dengan

demikian, masyarakat mulai mengurangi penggunaan kantong plastik

dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga menolak pemberian

kantong plastik ketika sedang berbelanja, karena telah membawa tas ramah

lingkungan sendiri (dalam hal ini tas baGoes). Kesadaran masyarakat

untuk diet kantong plastik ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

menyebarkan informasi tentang bahaya kantong plastik kepada anggota

masyarakat lain, membawa Reusable bag (baGoes) bila berbelanja. Jika

tidak membawa Reusable bag (baGoes), usahakan kurangi kantong plastik

dengan cara memasukkan seluruh belanjaan dalam satu kantong. Menaruh

Reusable bag (baGoes) dekat pintu, agar tidak lupa untuk membawanya

jika berbelanja. Menggunakan Reusable bag (baGoes) yang bisa dilipat

dan ditaruh dalam tas. Mengajarkan kepada anak-anak untuk

menghindari/mengurangi pemakaian kantong plastik. Oleh karena itu,

perubahan bisa dilakukan, kita bisa memulai perubahan dengan

‘3M’: Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal-hal kecil, dan mulailah

dari sekarang.

2.3 Tas baGoes dan Memperkenalkan baGoes Kepada Masyarakat

Penggunaan tas pakai ulang merupakan salah satu usaha yang bisa

diterapkan masyarakat ketika berbelanja, seperti kembali lagi ke jaman

dahulu dimana para ibu tidak pernah lupa membawa kantong belanja ketika

berbelanja ke pasar dan ketika pembungkus tahu atau bahkan daging hanya

menggunakan daun pisang yang dilipat apik secara khusus dan bukan plastik

berukuran 24 x 32 x 3,8 cm. Akan tetapi kini masyarakat moderen menuntut

hal yang bersifat praktis, ringkas dan sederhana. Para ibu sudah mulai

meninggalkan cara-cara konvensional, beralih ke gaya hidup yang konsumtif,

sebagian darinya hanya demi gengsi dan sebagian yang lainnya beralih karena

sudah menjadi kebiasaan untuk “terfasilitasi” kantong plastik gratis dimana-

mana.

13

Modelnya yang tidak trendi atau model tas yang cukup besar

membuat orang-orang terutama anak muda, malas membawa tas pakai ulang

terutama untuk belanja. Greeneration Indonesia, sebuah wirausaha sosial

berbasis lingkungan kemudian mencetuskan tren gaya hidup ramah

lingkungan dengan mengurangi pemakaian kantong plastik lewat produknya

yang dinamai tas baGoes. Greeneration Indonesia juga giat

mengkampanyekan melalui kegiatan salah satunya dengan “Rampok Plastik”,

yakni gerakan untuk mengajak dan menyadarkan masyarakat secara shock

therapy dengan cara mengambil kantong plastik yang ditukar dengan tas

baGoes. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat luas lebih mengetahui

keberadaan baGoes yang unik sebagai pengganti kantong plastik.

Kreatif, modern dam ramah lingkungan. Tiga kata itulah yang

tersirat dari produk tas baGoes. Dari bentuknya yang praktis dan pemakaian

warna yang segar, membuat tas pakai ulang ini tak hanya sebagai tas

pengganti kantong kresek, namun juga sebagai bagian dari fashion. Hal ini

dimaksudkan agar tas baGoes bisa diterima dan masuk ke gaya hidup

masyarakat.

Tas dengan label baGoes ini dapat diartikan sebagai tas yang bagus

atau bag goes (tas yang bisa dibawa kemana-mana). Perlu diingat, bahwa tas

baGoes lebih menekankan pada fungsi penggunaan tas yang berulang-ulang

(reuse) dalam jangka waktu yang panjang, sehingga mengurangi volume

sampah kantong plastik.

Ada dua unggulan produk baGoes.

Yang pertama ialah tas berbahan

laken (spunbond tissue, berasal

dari sisa-sisa kain yang di press).

Ukuran yang tersedia pun beragam

(S, M, L, XL) disesuaikan dengan kebutuhan kita. Sesuai dengan ukurannya,

tas berbahan laken dapat menampung beban 3-5 kg. Apabila tidak digunakan,

tas ini dapat dilipat dengan ukuran 8 x 2.2 x 8 cm dan 10 x 2.2 x 10 cm.

Cukup ringkas untuk dibawa kemana mana.

Tas baGoes laken

14

Produk tas baGoes kedua ialah tas dengan

bahan nylon. Ukuran yang tersedia pun

beragam (S, M, L, XL) disesuaikan

dengan kebutuhan kita. Sesuai dengan

ukurannya, tas berbahan nylon dapat

menampung beban 3.5-10 kg.

Dibandingkan dengan harga tas berbahan

laken harga tas berbahan nylon sedikit lebih mahal. Hal tersebut dikarenakan

bahan nylon lebih mahal daripada laken. Namun, tas dengan bahan nylon

dapat dilipat lebih kecil (dari ukuran lipatan 4 x 2 x 6 cm hingga 5 x 2 x 11

cm) serta daya tahannya lebih kuat daripada laken. Bentuknya menarik dan

sangat praktis. Seiring dengan perkembangannya tas baGoes menawarkan

desain-desain baru yang disesuaikan dengan program-program yang

ditawarkan oleh Greeneration Indonesia. Misalnya dengan menawarkan

program peduli lingkungan yang bekerja sama dengan gerai Circle-K (CK),

dengan slogan “Red Goes Green”. Pelanggan CK kemudian dianjurkan untuk

membeli tas yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama tersebut

daripada menggunakan kantong bioplastik. Hal tersebut sesuai dengan tujuan

Greeneration Indonesia, yaitu untuk mengurangi sampah yang diakibatkan

oleh kantong plastik, memperkenalkan dan mengajak masyarakat

menggunakan baGoes sebagai pengganti kantong plastik.

Selain itu, produksi terbaru tas baGoes yaitu seri batik laken mulai

beredar. Pengangkatan motif batik merupakan variasi desain dengan latar

Program kampanye “Red Goes Green” yang diusung

Greeneration Indonesian dan Circle-K. Salah satu produk baGoes

yang dapat dilipat menjadi bentuk yang simple, mudah dibawa

kemana-mana

Tas baGoes Nylon

15

belakang untuk menanggapi isu batik sebagai bentuk budaya Indonesia.

Selain peduli lingkungan kita pun peduli budaya. Menurut circle-K, sambutan

masyarakat terhadap tas baGoes sangat baik. Permintaan terhadap kedua

produk tas baGoes semakin meningkat.

Tas baGoes merupakan salah satu cara untuk mengurangi sampah

kantong plastik. Dengan desain yang sudah dijelaskan diatas, masyarakat

lebih tertarik untuk menggunakan baGoes sebagai pengganti kantong plastik.

Belum terlambat untuk mencegah kerusakan bumi lebih lanjut. Untuk itu

kurangilah penggunaan kantong plastik sekarang juga. Jika belum dapat

menghentikan secara total, lakukanlah secara bertahap. Dimulai dari menolak

pemberian kantong plastik setelah berbelanja, membawa tas belanja sendiri

atau mengurangi sedikit konsumsi keseharian kita. Dengan mengubah

kebiasaan kecil, kita akan berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Kita

bisa jika kita mau dan peduli.

Oleh karena itu, masyarakat

dihimbau untuk mengurangi kantong plastik

dengan senantiasa membawa tas ramah

lingkungan (baGoes) dalam kehidupan sehari-

hari.

“RETHINK, REUSE, REDUCE, RECYCLE”

16

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk menyadarkan masyarakat atau merubah perilaku masyarakat

dari penggunaan kantong plastik, digunakan teori perubahan yang

dikemukakan oleh Rogers E yang meliputi tahap awareness, interest, evaluasi,

trial, dan adoption. Melalui kampanye diet kantong plastik yang dilakukan

oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, diharapkan dapat memberikan

informasi yang jelas dan dibutuhkan masyarakat mengenai bahaya-bahaya

dan dampak dari kantong plastik, sehingga mereka bisa lebih cermat lagi

dalam menggunakan kantong plastik dan tentunya akan terhindar dari

berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh zat-zat kimia pada kantong

plastik. Selain itu, kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat

dan mengurangi penggunaan kantong plastik secara bijak sehingga dapat

menjadi suatu kebiasaan hidup bagi masyarakat. Green Indonesia (bagian dari

Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik) juga mengajak masyarakat agar

beralih ke tas baGoes (tas ramah lingkungan) yang lebih menekankan pada

fungsi penggunaan tas yang berulang-ulang (reuse) dalam jangka waktu yang

panjang, sehingga mengurangi volume sampah kantong plastik.

3.2 Saran

Seharusnya pemerintah bisa lebih tegas dan mengajak masyarakat

untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dan pemerintah juga

seharusnya memberikan informasi-informasi yang jelas kepada masyarakat

tentang bagaimana cara menggunakan kantong plastik yang baik dan benar.

Dalam hal ini penulis ingin menyarankan bahwa informasi mengenai

bahaya dari kantong plastik seharusnya sudah di beritahukan sejak dini,

karena bila diabaikan begitu saja kantong plastik bisa memberikan dampak

yang buruk bagi kesehatan dan lingkungan kita.

17

DAFTAR PUSTAKA

Artikel dan Jurnal :

Adiwijaya, M., 2008. Peran Pemerintah, Industri Ritel, dan Masyarakat dalam

Membatasi Penggunaan Kantong Plastik Sebagai Upaya Pelestarian

Lingkungan. Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.

Wibisono, Clarry Hugh., 2011. Sosialisasi Gaya Hidup Cermat Menggunakan

Kantong Plastik Melalui Kampanye Cemerlang. Fakultas Seni Rupa Dan

Desain Universitas Kristen Maranatha.

Internet :

http://repository.maranatha.edu/1031/3/0764094_Chapter1.pdf, diakses tanggal 14

Desember 2013.

http://iphone.tnol.co.id/aktivitas/19509-yuk-diet-kantong-plastik.html, diakses

tanggal 14 Desember 2013

http://www.portalkbr.com/berita/perbincangan/2306742_5534.html, diakses

tanggal 14 Desember 2013

http://inforial.bisnis.com/read/20130605/362/143000/diet-kantong-plastik-

selamatkan-lingkungan, diakses tanggal 14 Desember 2013

http://o2indonesia.files.wordpress.com/2010/03/27109037_uts.pdf, diakses

tanggal 14 Desember 2013

http://azizah-snhm011.blogspot.com/2011/11/teori-teori-perubahan.html, diakses

tanggal 21 Desember 2013

http://jurnalbumi.wordpress.com/2013/06/01/8-juta-kantong-plastik-berhasil-

dikurangi/, diakses tanggal 21 Desember 2013

http://binmas.blogspot.com/2010_12_01_archive.html, diakses tanggal 21

Desember 2013

http://greeneration.org/program-bersama/, diakses tanggal 21 Desember 2013

http://greeneration.org/bisnis-bagus-dari-tas-bagoes/, diakses tanggal 23

Desember 2013

http://beta.bagoes.co.id/, diakses tanggal 23Desember 2013

http://o2indonesia.wordpress.com/2012/06/02/headbag-mob-sharing-laughter-

enthusiasm/, diakses tanggal 23 Desember 2013

http://www.theaweandsome.com/portfolio/yahoo-plastik-tak-asik/, diakses

tanggal 23 Desember 2013

http://www.sobatbumi.com/aksi/view/15/diet-kantong-plastik, diakses tanggal 23

Desember 2013

http://www.sobatbumi.com/aksi/view/15/diet-kantong-

plastik#sthash.vtGFH2MR.dpuf, diakses tanggal 23 Desember 2013

http://news.liputan6.com/read/695133/diet-kantong-plastik-sekarang-juga, diakses

tanggal 24 Desember 2013

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/31/10254140/Diet.Kantong.Plastik.

Sulitkah., diakses tanggal 24 Desember 2013

http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/07/083057/2010762/686/tas-bagoes-

trendi-dan-ramah-lingkungan, diakses tanggal 24 Desember 2013