Diabetes Melitus

19
I. PENDAHULUAN Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan. Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk dijadikan energi. Kondisi ini dapat pula terjadi apabila sel otot, lemak dan liver kurang merespon hormon insulin. Pada orang yang mengidap diabetes, kadar glukosa menumpuk dalam darah dan urin, menyebabkan kencing yang berlebihan, rasa haus dan lapar, dan masalah dengan lemak dan metabolisme protein. Diabetes melitus berbeda dari diabetes insipidus, yang disebabkan karena kekurangan hormon vasopressin yang mengatur jumlah urine yang dikeluarkan. Diabetes umumnya diderita oleh orang dewasa berusia diatas 45 tahun; terutama pada orang yang memiliki kelebihan berat badan dan tidak memiliki cukup aktivitas, pada individu yang memiliki keluarga yang mengidap diabetes; dan diidap pula oleh orang Afrika, Hispanic dan keturunan orang Amerika. Tingkat tertinggi penderita diabetes terjadi di Amerika. Diabetes lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pada pria.

Transcript of Diabetes Melitus

I. PENDAHULUAN

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa(gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidakdapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Menurutkriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan EndokrinologiIndonesia) 2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jikamemiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tessewaktu >200 mg/dL. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasidimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalamwaktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi harisetelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah.Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jamsetelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupunkarbohidrat lainnya.

Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringantetapi progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutamapada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadargula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untukmenghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar guladarah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darahmenurun secara perlahan. Ada cara lain untuk menurunkan kadargula darah yaitu dengan melakukan aktivitas fisik sepertiberolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untukdijadikan energi.

Kondisi ini dapat pula terjadi apabila sel otot, lemak danliver kurang merespon hormon insulin. Pada orang yang mengidapdiabetes, kadar glukosa menumpuk dalam darah dan urin,menyebabkan kencing yang berlebihan, rasa haus dan lapar, danmasalah dengan lemak dan metabolisme protein. Diabetes melitusberbeda dari diabetes insipidus, yang disebabkan karenakekurangan hormon vasopressin yang mengatur jumlah urine yangdikeluarkan.

Diabetes umumnya diderita oleh orang dewasa berusia diatas 45tahun; terutama pada orang yang memiliki kelebihan berat badandan tidak memiliki cukup aktivitas, pada individu yangmemiliki keluarga yang mengidap diabetes; dan diidap pula olehorang Afrika, Hispanic dan keturunan orang Amerika. Tingkattertinggi penderita diabetes terjadi di Amerika. Diabeteslebih banyak ditemukan pada wanita daripada pada pria.

II. PANCREAS

Pancreas merupakan organ yang berperan penting pada kelainanDiabetes Melitus. Pada Diabetes Melitus, insulin yangdihasilkan oleh pancreas tidak cukup untuk mengolah glukosayang ada dalam darah. Hal ini dapat disebabkan karena kelainansistem kekebalan tubuh sejak kecil, yang dikenal sebagaiDiabetes Tipe 1. Dapat pula terjadi karena ketidakmampuantubuh dalam menyelaraskan produksi insulin dengan kebutuhanuntuk mengolah glukosa dalam darah. Diabetes tipe inidinamakan Diabetes Tipe 2. Untuk mengenal penyakit ini, adabaiknya kita kenali dulu organ yang bernama Pancreas.

Pankreas merupakan kumpulan kelenjar yang melepaskan enzimpencernaan kedalam usus dan mengeluarkan hormon insulin danglucagon kedalam aliran darah. Dua hormon ini berperan pentingdalam metabolisme karbohidrat (gula). Pankreas menempel padaduodenum (usus 12 jari), bagian atas dari usus halus. Pembuluhbesar utama, disebut pembuluh Wirsung (dalam gambar diatas

pancreatic duct), mengumpulkan cairan pankreas danmengalirkannya kedalam usus 12 jari. Pada banyak individupembuluh yang lebih kecil (pembuluh Santorini) juga mengalirke usus 12 jari. Aktif enzim dalam pencernaan karbohidrat,lemak, dan protein terus menerus mengalir dari pankreasmelalui pembuluh ini. Aliran ini dikendalikan oleh syarafvagus dan oleh hormon secretin dan pancreozymin. Dua hormonini diproduksi dalam mucosa usus. Ketika makanan masuk ke usus12 jari, secretin dan pancreozymin dilepaskan kedalam alirandarah oleh sel-sel usus 12 jari. Ketika hormon ini sampai diPankreas, sel-sel pankreas terstimulasi untuk memproduksi danmelepaskan air, bikarbonat, dan enzim pencernaan dalam jumlahyang besar, yang kemudian mengalir ke usus.

Hormon insulin dan glucagon dihasilkan oleh suatu jenis selyang dinamakan sel-sel Beta, yang tersebar dalam pancreas,dalam bagian yang disebut pulau Langerhans. Langerhans adalahnama seorang dokter berkebangsaan Jerman bernama PaulLangerhans. Ialah yang pertama kali pada tahun 1869menjelaskan fungsi dan keberadaan bagian ini. Dalam pankreasmanusia normal terdapat 1.000.000 pulau Langerhans.

Ada lima jenis sel yang berbeda dalam pulau Langerhans, dimanatiga diantaranya (sel alpha, sel beta dan sel delta)menghasilkan hormon penting. Sel A(lpha) menghasilkanglucagon, Sel B(eta) menghasilkan insulin; Sel D(elta) yangmembuat somatostatin. Jenis sel keempat dan kelima yaitu selD1 dan sel PP belum diketahui secara pasti fungsinya. Rusaknyasel beta sebagai penghasil insulin merupakan penyebab diabetesmellitus tipe 1 (tergantung insulin).

Pulau-pulau Langerhans dalam pankreas mensekresi hormoninsulin dan glucagon, untuk mengendalikan kadar gula dalamdarah. Insulin merangsang sel untuk membuang gula dari alirandarah dan memanfaatkannya. Insulin merupakan protein sederhanadimana rantai dari dua polipeptid asam amino terhubung denganikatan disulfida. Insulin membantu pemindahan glukosa kedalamsel sehingga sel-sel itu dapat mengoksidasi glukosa untukmenghasilkan energi bagi tubuh. Insulin dikeluarkan ketikakadar gula dalam darah meningkat-terutama setelah makan.

Pada jaringan lemak, insulin memfasilitasi penyimpanan glukosadan konversinya menjadi asam lemak. insulin juga memperlambatpenguraian asam lemak. Pada otot, Insulin membantu penyerapanasam amino untuk membentuk protein. Insulin juga membantukmerubah glukosa menjadi glikogen dalam liver dan mengurangigluconeogenesis (pembentukan glukosa dari sumbernonkarbohidrat).

Glucagon memiliki efek yang berlawanan; dimana hormon inimerangsang liver untuk melepaskan gula yang disimpannya

(Glycogen) kedalam aliran darah. Hal ini dilakukan jika kadargula dalam darah terlalu rendah atau terlalu banyak insulindihasilkan oleh tubuh sehingga kadar gula dalam darah menurun.Mekanisme inilah yang mengatur kadar gula dalam darah padamanusia. Pulau Langerhans juga mensekresi, dalam jumlah yangjauh lebih sedikit, somastostatin, yang menghambatdihasilkannya hormon insulin dan glucagon. Selain itu adapulahormon yang disebut pancreatic polypeptide (polipetidpankreas), yang belum diketahui secara pasti guna danmanfaatnya.

Produksi hormon insulin yang tidak memadai adalah penyebabdiabetes melitus. Diabetes yang parah memerlukan injeksiinsulin secara periodik, yang diambil dari pankreas babi,domba, dan banteng. Insulin pertamakali diisolasi sebagaiextrak pankreas pada tahun 1921 oleh Sir Frederick G. Bantingdan Charles H. Best dari Kanada. Pada awal 1980-an, suatujenis bakteri tertentu dimodifikasi secara genetik untukmemproduksi insulin manusia.

II. SEBAB TIMBULNYA DAN JENIS DIABETES MELITUS

Diabetes terjadi jika tubuh menghasilkan insulin yang cukupuntuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jikasel tidak memberikan respon yang terpat terhadap insulin. Padadiabetes melitus, kadar insulin yang rendah membuat sel tidakmampu menyerap glukosa. Sebagai akibatnya, glukosa menumpukdalam darah. Ketika darah yang banyak mengandung glukosa inimelewati ginjal, organ yang membuang zat-zat yang tidakberguna dalam darah, ginjal tidak sanggup menyerap semuaglukosa yang ada dalam darah. Kelebihan glukosa ini keluarbersama dengan urin dan air serta elektrolit–ion yangdiperlukan oleh sel untuk mengatur lompatan listrik dan aliranmolekul air antar membran sel. Hal ini menyebabkan seringnyabuang air kecil untuk membuang kelebihan air (Poliuri). Rasalapar yang luar biasa juga timbul (Polifagi) disertai denganrasa haus yang tidak biasa (polidipsi) karena banyak kaloridan cairan yang terbuang bersama air seni, sehingga tubuhmenimbulkan rasa lapar dan haus untuk menggantikan kalori dancairan yang hilang karena urinisasi . Gejala tambahan yangmungkin ada termasuk penglihatan yang buram, turunnya beratbadan secara drastis, mudah marah, rasa lemas dan kelelahan,dan mual serta muntah-muntah.

Hormon insulin yang dibuat di pankreas, membantu mengendalikankadar gula dalam darah, yang diperlukan untuk membantu banyakproses kimia tubuh. Pada orang yang sehat, ketika makanandicerna (1), kadar glukosa di dalam darah naik (2). Pankreasmengeluarkan insulin (3), yang membantu sel tubuh untukmenangkap glukosa. Insulin juga membantu merubah glukosamenjadi glikogen, yang disimpan dalam liver.(4) dan otot yangnantinya akan dibakar kalau dibutuhkan. Hormon-hormon mengaturpelepasan insulin yang dapat menyebabkan kadar gula menjadidrop (5). Hormon ini membuat pankreas mengurangi produksiinsulinnya (6). Pada orang yang menderita diabetes melitus,pankreas memproduksi insulin dalam jumlah yang tidak mencukupiatau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dibuatnya.Setelah menyantap makanan (A), pankreas tidak memproduksicukup insulin (B), tubuh terpaksa membakar lemak untukmenggantikan glukosa sebagai sumber energi. Zat kimia beracunyang disebut ketone; yang timbul dari proses pembakaran lemak;dikeluarkan melalui urin (D) dan ada pula yang beredar dalamaliran darah(E), menyebabkan ketoacidosis, suatu kondisi yangdapat menyebabkan kematian. Jika tubuh tidak dapat menggunakaninsulin dengan baik, glukosa tidak diserap oleh sel danberedar dalam darah tanpa diserap tubuh. Kadar gula yangtinggi dalam darah (C) dan urin (D) melumpuhkan kemampuan

tubuh untuk memerangi infeksi dan dapat menyebabkanketoasidosis.

1. DIABETES TIPE I

Diabetes dikelompokan menjadi dua. Pada diabetes tipe I;sering disebut diabetes tergantung insulin dan diabetes–mulaikecil; tubuh tidak dapat memproduksi insulin atau memproduksiinsulin hanya dengan jumlah yang sedikit. Gejala yang timbulbiasanya datang secara tiba-tiba, terutama pada individu yangberumur dibawah 20 tahun. Kebanyakan kasus terjadi pada masapuber—pada usia 10 sampai 12 tahun untuk wanita dan 12 sampai14 tahun pada laki-laki.

Diabetes tipe 1 digolongkan sebagai penyakit kekebelan tubuhkarena sistem kekebalan tubuh (sistem yang terdiri dari organ,jaringan dan sel yang membunuh organisme dan membuang zat-zatyang menimbulkan penyakit) menyerang dan menghancurkan selyang menghasilkan insulin, yang dikenal sebagai sel beta dalampulau Langerhans di pankreas. Para ahli meyakini bahwakombinasi dari faktor genetik dan lingkungan dapat dengan caratertentu memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkansel-sel ini. Para ahli juga sejauh ini telah menemukan 20 genyang memainkan peranan pada diabetes tipe 1, walaupun fungsidari gen ini masih dalam penyelidikan. Faktor lingkungan,seperti virus tertentu, dapat ikut pula membuat penyakit iniberkembang, khususnya pada orang yang telah memiliki faktorgenetik dimana penyakit ini dapat berkembang.

Tubuh membentuk energi dari beberapa sumber. Sumber pertamayang diolah tubuh menjadi energi adalah glukosa yang berasaldari karbohidrat. Apabila tidak tersedia, maka tubuh mengambilalternatif yang kedua yaitu lemak dan terakhir protein dalamotot. Pada diabetes jenis ini, terjadi suatu keadaan dimanasebagian besar sel tidak dapat mengolah glukosa karenaketiadaan insulin. Akibatnya, sel-sel ini mengambil energidari sumber lain. Tubuh mengambil alternatif sumber yangkedua, yaitu lemak. Tubuh membakar lemak yang disimpan sebagaibahan bakar penghasil energi. Proses ini mengakibatkanmeningkatnya jumlah zat pembentuk asam dalam darah yangdisebut ketone, yang merupakan zat kimia beracun yang bisamenyebabkan darah menjadi asam. Keadaan tersebut dinamakanKetoasdosis Diabetikum.

Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus danberkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut(terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepatkarena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Baunafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan,Ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadangdalam waktu hanya beberapa jam. Bahkan setelah mulai menjalaniterapi insulin, penderita diabetes tipe I bisa mengalamiketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikaninsulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan ataupenyakit serius.

2. DIABETES TIPE II

Pada diabetes tipe ini, yang sebelumnya disebut dibetes tidak–tergantung insulin dan diabetes umur dewasa, kemampuan tubuhuntuk menyelaraskan antara insulin yang dihasilkan dengankemampuan sel untuk menggunakan insulin menjadi buruk.Karakteristik gejala yang ditimbulkan pada tipe 2 sama sepertigejala yang terjadi pada tipe 1, termasuk infeksi yangberulang atau luka di kulit yang lama sembuh atau tidak samasekali, kelelahan dalam arti umum, dan kesemutan atau rasakebal di tangan dan kaki.

Diabetes tipe II ini biasanya berawal di usia sekitar 45tahun. Meski demikian, kejadian dimana penyakit ini dimulai diusia yang lebih muda makin sering terjadi. Karena gejala yangtimbul berkembang secara perlahan, seseorang yang mengidappenyakit ini sering tidak mengetahui secara dini bahwapenyakit ini telah ada dalam dirinya. Beberapa gen secarabersama-sama dapat menyebabkan diabetes tipe II. Selain itu,para ilmuwan percaya bahwa kegemukan memiliki peran yang besardalam menyebabkan penyakit diabetes. Hampir 80% dari pengidappenyakit diabetes tipe II mengalami kelebihan berat badan.

Pada dasarnya, diabetes tipe II ini merupakan suatu keadaanyang diakibatkan pola hidup dan pola makan yang kurang baikdalam jangka panjang. Pola hidup dan pola makan yang salah inimembuat organ tubuh bekerja berat dan akhirnya terjadikelainan yang berujung pada diabetes melitus tipe II ini.Namun demikian, secara alami, tubuh memang mengalami kenaikankadar gula dalam darah seiring dengan bertambahnya usia. Perluperhatian khusus bagi penderita yang berusia 65 tahun.

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan secara rutin dan setelahberpuasa. Jangan setelah makan, karena usia lanjut memilikipeningkatan gula darah yang lebih tinggi. Penyebab diabeteslainnya adalah :

kadar kortikosteroid yang tinggi, kehamilan (diabetes gestasional), akan hilang setelah

melahirkan.

obat-obatan yang dapat merusak pankreas

racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin

Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 2Penderita menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin

Pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif

Umumnya terjadi sebelum usia 30 tahun, yaitu anak-anak danremaja.

Bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun

Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkansistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukankecenderungan genetik.

Faktor resiko untuk diabetes tipe 2 adalah obesitas dimana sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas. Tipe 2 merupakan suatu proses jangkapanjang dalam tubuh dimana pola hidup dan pola makan yang salah membuat organ tubuh menjadi rusak, dan tidak mampu berfungsi baik lagi.

90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara

Diabetes Mellitus tipe 2 jugacenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga

teratur

IV. KOMPLIKASI

Apabila dibiarkan tidak diobati, diabetis melitus dapatmenyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Diabetes tipe Idapat menyebabkan kondisi koma diabetes (kondisi tidaksadarkan diri karena kadar gula yang sangat tinggi dalamdarah) atau kematian. Pada kedua jenis diabetes, komplikasiyang timbul dapat mengakibatkan kebutaan, gagal ginjal, danpenyakit jantung. Diabetes dapat menyebabkan tertutupnyapembuluh darah yang berukuran kecil. Apabila hal ini terjadipada pembuluh darah mata, dapat menyebabkan retinopathy(pecahnya selaput yang ada di belakang mata), menyebabkankebutaan. Diabetes melitus adalah penyebab utama dari kasus-kasus baru kebutaan pada orang berusia 20-74.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderungmenyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehinggamempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak didalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih seringterjadi pada penderita diabetes.

Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluhdarah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalamikebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akanberkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf. Sirkulasidarah yang buruk karena penebalan pembuluh darah besar (makro)bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki(makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisamelukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambatpenyembuhan luka.

Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguanpenglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopatidiabetikum). Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalambeberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi(mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secaratiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan,tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum),maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan ataunyeri seperti terbakar dan kelemahan. Kerusakan pada saraf

menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karenapenderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu.Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus(borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus dikaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masapenyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harusdiamputasi.

Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangkapanjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik.Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalahserangan jantung dan stroke. Penderita diabetes yang mengalamibatuk-batuk yang cukup parah dalam jangka waktu lama dan tidakjelas sebabnya (karena flu atau tersedak), harus mewaspadaiadanya penyempitan pembuluh darah jantung dan penurunan fungsijantungnya. Batuk itu dapat disebabkan karena serangan jantungyang oleh penderita diabetes tidak merasakan sakit di sekitardada seperti serangan jantung pada umumnya. Ketiadaan rasasakit ini disebabkan karena sudah rusaknya saraf-saraf disekitar pembuluh jantung.

Jika diabetes mempengaruhi ginjal, disebut nephropathy(ketidakmampuan ginjal untuk menyaring racun dengan baik).Sekitar 40% dari kasus-kasus terbaru penyakit ginjal parah(gagal ginjal) diakibatkan oleh diabetes. Tertutupnya pembuluhdarah besar karena diabetes dapat menyebabkan berbagai masalahkardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, seranganjantung, dan stroke. Walaupun kondisi ini juga terjadi padaorang yang tidak mengidap diabetes, orang dengan diabetes,memiliki kemungkinan dua sampai empat kali lebih besar untukadanya kerusakan kardiovaskular.

Diabetes melitus dapat mengakibatkan mati rasa, terutama padakaki bagian bawah. Keadaan mati rasa ini dapat membuatpenderita tidak merasakan sakit atau iritasi karena kulit yangsobek atau infeksi pada kaki sampai pada terjadinyakomplikasi, sehingga dapat mengakibatkan amputasi. Luka bakar,Dapat pula terjadi rasa sensitif bila disentuh, dan kedinginanpada kaki, yang merupakan gejala penyakit neuropathy.Komplikasi lainnya termasuk resiko yang lebih tinggi padakehamilan ibu yang mengidap diabetes dan sering timbulnyapenyakit gigi.

V. DIAGNOSA DAN PERAWATAN

Diabetes dideteksi dengan mengukur kadar glukosa dalam darahsetelah seseorang berpuasa (tidak makan) selama delapan jam.Pada kasus tertentu, dokter mendiagnosa diabetes denganmelakukan tes oral glukosa toleransi, yang mengukur kadarglukosa sebelum dan sesudah mencerna sejumlah tertentu gula.Tes lain dikembangkan untuk diabetes tipe I mencari antiboditertentu (protein dalam sistem kekebalan yang menyerang zat-zat dari luar) yang hanya ada pada orang yang menderitadiabetes. Tes ini dapat mendeteksi diabetes tipe I pada tahapawal sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi dari penyakitini.

Ketika diabetes telah didiagnosa, pengobatan terdiri daripengendalian kadar glukosa dalam darah dan mencegahkomplikasi. Berdasarkan tipe diabetes yang diderita,pengobatan dapat dilakukan melalui olah raga teratur, polamakan yang terkontrol dan hati-hati, dan pengobatan.

Orang dengan diabetes tipe I memerlukan suntikan insulin, duasampai empat kali sehari, Untuk menyediakan insulin bagi tubuhyang tidak dapat dihasilkannya. Jumlah insulin yang diberikanberbeda antara individu yang satu dengan yang lain, tergantungpada faktor-faktor seperti tingkat aktivitas fisik individu,pola makan, dan adanya kelainan lain. Biasanya, orang dengandiabetes tipe I melakukan pengukuran kadar glukosa beberapakali sehari pada tetes darah dengan cara melukai jarinya.Berdasarkan tes tersebut kemudian ditentukan jumlah insulinyang disuntikkan, olah raga, atau makanan yang dikonsumsiuntuk menjaga kadar gula pada level normal. Orang dengandiabetes tipe I harus hati-hati mengontrol pola makannyadengan cara mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedikit tetapilebih sering. Dan harus deselingi dengan makanan kecil,sehingga tidak terlalu membebani kemampuan suplai insulindalam membantu sel menyerap glukosa. Mereka juga perlumengkonsumsi “gula kompleks”, yang dicerna tubuh secara lebihperlahan dan memperlambat kenaikan kadar gula darah.

Walaupun sebagian besar orang dengan diabetes tipe I berusahauntuk menurunkan kadar gula dalam darah, kadar gula yangterlalu rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan. Sebagaicontoh, jika seseorang dengan diabetes tipe I menyuntikkan

terlalu banyak insulin, hal itu dapat menyebabkan kadar gulayang terlalu rendah. Selanjutnya, kadar gula terlalu rendahdapat menimbulkan hipoglicemia.

Seseorang yang mengalami hipoglicemia, ditandai dengan rasalemas, gemetar, kebingungan dan kegundahan, mual dan muntah.Organ pertama yang terkena pengaruh dari keadaan ini adalahotak. Penderita dapat mengalami suatu gejala dimana terjadiperubahan personal, atau terlihat seperti mabuk. Hipoglicemiaadalah akibat dari hiperinsulinisme atau kelebihan insulin,yang diakibatkan baik karena overdosis obat insulin atau tubuhmemproduksi insulin secara berlebihan. Pada saat hiperinsulinterjadi, glukosa secara tajam menurun dalam proses perubahanbentuk menjadi glikogen dalam liver dan otot, dan menjadilemak pada jaringan lemak.

Hipoglicemia yang reaktif dapat terjadi pada orang-orang yangmengalami stress. Dapat pula terjadi karena kelebihan insulin;umumnya tiga atau empat jam setelah makan. Gejalanya lebihlambat daripada mereka yang mengalami diabet tergantunginsulin. Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalambeberapa menit bisa menjadi berat, menyebabkan koma dan kadangcedera otak menetap. Penderita hipoglicemia dapatmenghilangkan gejala dengan mengkonsumsi gula, seperti tabletglukosa, jus buah, atau permen.

Untuk mengendalikan tingkat insulin, orang dengan diabetestipe I harus memonitor kadar gula beberapa kali sehari. Padatahun 1983, 1.441 orang pengidap diabetes tipe I yang berusia13 sampai 39 mulai mengikuti Diabetes Control and ComplicationTrial (DCCT), studi ilmiah terbesar tentang pengobatandiabetes yang pernah dilakukan. DCCT mempelajari potensi untukmengurangi komplikasi diabetes, seperti penyakit syaraf atauginjal atau kelainan pada mata, dengan cara pasien melakukanpemeriksaan kadar gula darah empat sampai enam kali sehari,menjaga kadar gula supaya sedekat mungkin pada kadar normal.Hasil dari studi ini, dilaporkan pada tahun 1993,memperlihatkan 50 sampai 75 persen pengurangan pada komplikasiakibat diabetes pada orang yang sering memeriksa kadar guladarah dan mengendalikan kadar glukosa dalam darah mereka.Walaupun studi ini dillakukan pada orang yang mengidapdiabetes tipe I, para ahli percaya bahwa pengawasan ketat

terhadap kadar gula darah juga menguntungkan untuk orang yangmengidap diabetes tipe II.

Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulinsuntikan tidak sepenuhnya sama dengan insulin yang dihasilkanoleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadapinsulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulinsehingga penderita dengan resistansi terhadap insulin harusmeningkatkan dosisnya.

Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringandibawahnya pada tempat suntikan. Kadang terjadi reaksi alergiyang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan,gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selamabeberapa jam. Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapanlemak (sehingga kulit tampak berbenjol-benjol) atau merusaklemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebutbisa dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan danmengganti jenis insulin. Pada pemakaian insulin manusiasintetis jarang terjadi resistensi dan alergi.

Pada pengidap diabetes tipe II, perawatan dimulai denganpengendalian pola makan, olah raga, dan pengurangan beratbadan, meskipun seiring dengan berjalannya waktu pengobatanini tidak cukup berhasil. Orang dengan diabetes tipe II seringbekerja sama dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yangmengatur kadar gula darah sehingga kadar gula tidak naikterlalu cepat setelah makan. Makanan yang dianjurkan biasanyamakanan dengan kadar lemak rendah (30 persen atau kurang daritotal kalori), memberikan cukup protein (10 sampai 20 persendari total kalori), dan mengandung berbagai macam karbohidratseperti kacang, sayuran dan padi-padian. Olah raga teraturmembantu sel tubuh untuk menyerap glukosa–bahkan 10 menit olahraga akan efektif. Pengendalian pola makan dan olah raga dapatmemainkan peranan penting dalam penurunan berat badan, yangdapat mengurangi ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin.

Lemak yang berlebih akan menyebabkan resistensi terhadapinsulin. Ini menjelaskan mengapa diet dan olahraga merupakanmetode penatalaksanaan untuk diabetes tipe II. Denganmenurunkan berat badan dan meningkatkan massa otot, akanmengurangi jumlah lemak sehingga membantu tubuh memanfaatkaninsulin dengan lebih baik. Ternyata ada hubungan antara

diabetes tipe 2 dengan letak tumpukan lemak terbanyak. Bilatimbunan lemak terbanyak terdapat di perut maka risiko terkenadiabetes lebih tinggi. Cara mengurangi dan mencegahmenumpuknya lemak:

1. Membiasakan untuk hidup sehat, teratur dan disiplin 2. Berolahraga teratur dan terukur sesuai dengan usia dan

kondisi

3. Hindari menonton TV atau main komputer terlalu lama.

4. Jangan mengkonsumsi permen, coklat atau snack dengankandungan garam tinggi.

5. Hindari makanan siap saji dengan kandungan kalori,karbohidrat dan lemak

6. Banyak mengkonsumsi sayur dan buah.

Pada orang dengan diabetes tipe II, hanya dengan diet, olahraga dan pengurangan berat badan saja mungkin dapat berguna,namun pada akhirnya program ini tidak dapat mengendalikankadar gula dalam darah. Pada kasus ini, pengobatan oral dapatdiresepkan. Apabila pengobatan oral tidak efektif, seseorangyang mengidap diabetes tipe II harus disuntik insulin ataukombinasi antara pengobatan oral dengan suntik insulin.Sekitar 49 persen individu dengan diabetes tipe II memerlukanpengobatan oral, 40 persen memerlukan suntik insulin ataukombinasi keduanya, dan 10 persen diet dan olah raga saja.Pengobatan diabetes dasar dan utama adalah pengendalian beratbadan, olah raga dan diet. Seseorang yang obesitas danmenderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatanjika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secarateratur.

VI. PEMANTAUAN YANG BERKELANJUTAN DAN BERJANGKA PANJANG

Penderita diabetes harus mampu mengenal, menerima danmemanajemen diri dan keadaan yang dialaminya. Untuk bisamengenal betul-betul, ia harus melakukan riset jangka panjangterhadap dirinya. Perlu diketahui, kecenderungan naik turunnyakadar gula darah pada tiap individu berbeda meski secara umumdapat diidentifikasi. Makanan atau minuman apa yang secara

signifikan menaikkan gula darahnya, atau dalam kondisi pikiranbagaimana gula darah dalam tubuhnya naik.

Penderita diabetes harus secara teratur melakukan tes darahuntuk mengetahui kadar gula darahnya. Tes gula darah dapatsecara efektif menentukan jumlah insulin yang dibutuhkansetiap harinya. Tes sebaiknya dilakukan saat pagi hari sebelumsarapan, dua jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur.Selain itu, diperlukan pula pengukuran pada saat tertentu,misalnya pengukuran yang lebih ketat jika terjadi hipoglikemi,saat sebelum olah raga, dan pada kehamilan. Pengobatandiabetes bisa dikatakan berhasil jika glukosa darah puasaadalah 80 sampai 109 mg/dl, kadar glukosa darah dua jam adalah80 sampai 144 mg/dl, dan kadar A1c kurang dari tujuh persen.Pengukuran hemoglobin (Hb) terglikosilasi HBA1c (A1c) adalahcara yang paling akurat untuk menentukan tingkat ketinggiangula darah selama dua sampai tiga bulan terakhir. Hal itudisebabkan karena sel darah merah hidup selama 8-12 minggusebelum digantikan. Dengan mengukur kadar HbA1C, maka dapatdiketahui berapa kadar gula rata-rata selama 8-12 minggu. Padanon-diabetisi angka berkisar antara 3,5-5,5%. Untuk diabetisi,6,5 sudah baik.

Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang mengangkutoksigen. Salah satu jenis dari Hb adalah HbA dan HbA1cmerupakan subtipe spesifik dari HbA. Glukosa melekat padahaemoglobin untum membentuk Glycosylated haemoglobin yangdisebut A1C atau HbA1C. Semakin tinggi kadar glukosa darah,akan semakin cepat HbA1c terbentuk, yang mengakibatkantingginya kadar HbA1c. HbA1c ini juga merupakan pemeriksaantunggal terbaik untuk menilai risiko terhadap kerusakanjaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah.Contohnya, pada saraf dan pembuluh darah kecil di mata danginjal. Selain itu, juga bisa menilai risiko terhadapkomplikasi penyakit diabetes. Sudah ada penelitian klinismengenai hal ini, seperti Diabetes Control and ComplicationsTrial (DCCT) dan United Kingdom Prospective Diabetes Study(UKPDS. Penelitian ini membuktikan bahwa dengan memperbaikinilai HbA1c maka dapat menurunkan perkembangan dan perjalanankomplikasi diabetes pada mata, ginjal, dan saraf, baik pada DMI maupun DM II.

VII. HASIL RISET TERBARU

Saat ini tidak ada pengobatan untuk penyakit diabetes, danpara ilmuwan tidak yakin atas penyebab yang pasti, walaupunpenyelidikan telah meneliti kombinasi dari faktor genetik danlingkungan. Sampai saat ini para peneliti telahmengidentifikasi 20 gen yang berperan dalam timbulnya diabetestipe I dan mereka bekerja untuk menentukan peranan setiap gendalam menimbulkan penyakit gula ini. Pola keturunan padadiabetes tipe I sangat rumit, dengan berbagai gen yangmempengaruhi resiko seseorang. Contohnya, gen yang diketahuisebagai DR memainkan peran dalam menimbulkan penyakitdiabetes. Dua bentuk gen yang disebut DR3 dan DR4, ada pada 95persen orang dengan diabetes tipe I. Orang yang mewarisi DR3saja dapat terjangkit diabetes pada usia yang lebih tua danmemiliki antibodi yang menghancurkan sel beta penghasilinsulin. Orang yang mewarisi DR4 cenderung untuk mengidapdiabetes pada usia yang lebih muda dan memiliki antibodi yangmenghancurkan insulin. Seseorang dengan DR3 dan DR4 biasanyamengidap diabetes pada usia yang sangat muda dan memilikikadar antibodi penghancur insulin paling tinggi.

Pada tahun 2000 para peneliti terkejut ketika menemukan bahwavariasi gen yang disebut Caplain-10, yang tidak terlibat dalammetabolisme glukosa, justru terlibat dalam berkembangnyadiabetes tipe II. Satu bentuk gen memproduksi sejumlah kecilprotein, dan peneliti mempelajari bagaimana penurunan proteindapat menyebabkan naiknya resiko seseorang untuk mengidapdiabetes. Studi genetik lainnya mengindikasikan bahwa gen-gentertentu menyebabkan variasi dari diabetes tipe II yangdisebut “maturity onset diabetes of the young” (MODY), yangberkembang pada umur dibawah 25 tahun. Walaupun para ilmuwanbelum dapat mengerti bagaimana gen ini menyebabkan MODY, genini diketahui aktif dalam liver, usus, ginjal dan pankreas.

Ilmuwan lain mengidentifikasi faktor lingkungan yang memicudiabetes tipe I pada orang yang cenderung mengidap diabetes.Jika mereka dapat menentukan apa sebab sistem kekebalanmenyerang sel yang memproduksi insulin, mereka mungkin akanmenemukan bagaimana mencegah kondisi berkembangnyakecenderungan ini. Contohnya, studi mengatakan bahwa virustertentu seperti coxsackie B, rubella, dan mumps, dapat memicureaksi kekebalan dengan menghancurkan sel beta.

Para peneliti menghubungkan kasus pada diabetes tipe II dengankegemukan. Penelitian memperlihatkan bahwa resiko untukmengidap diabetes tipe II meningkat 4 persen untuk setiappound kelebihan berat pada seseorang. Para ilmuwan sedangmencari peranan yang dimainkan oleh kelebihan berat badandalam menghambat utilisasi insulin dan mengapa beberapa orangyang memiliki kelebihan berat mengembangkan penyakit itu dalamtubuhnya sedang yang lain tidak.

Cara-cara baru untuk mengukur kadar gula dalam darah dapatmeningkatkan kualitas hidup untuk banyak pengidap diabetes.Teknik baru termasuk penggunaan sinar laser dan teknologiinfra merah. Contohnya, komputer mini dengan menggunakan sinarinfra merah dapat digunakan untuk mengukur kadar gula darahseseorang. Komputer secara otomatis mengirimkan hasilanalisanya kepada pompa insulin yang terpasang pada tubuhdiabetisi yang kemudian menginjeksikan insulin dengan jumlahyang sesuai.

Penelitian juga difokuskan untuk mentransplantasikan pankreassehat atau sel beta penghasil insulin pada seseorang yangmengidap diabetes tipe I untuk menyediakan sumber alamiinsulin. Beberapa pasien yang telah menerima transplantasipankreas telah mengalami perkembangan yang cukup baik padakesehatannya. Namun demikian hasil positif, jangka panjangpada transplantasi sel-beta belum terjadi. Pada kedua tipetransplantasi penerima harus meminum obat-obatan yang menekansistem kekebalan mereka sehingga tubuh tidak akan menolakpankreas baru mereka atau sel-beta baru mereka. Obat-obatanini dapat menyebabkan efek yang membahayakan jiwa karena tubuhpasien tidak lagi dapat melindungi dirinya dari zat-zatberbahaya lainnya. Pada sebagian besar orang yang mengidapdiabetes, obat-obatan ini mendatangkan resiko yang lebih besarpada kesehatan dari pada hidup dengan diabetes. Para ahli jugamempelajari perkembangan pankreas tiruan dan jalan untukmemanipulasi secara genetik sel-sel yang tidak memproduksiinsulin menjadi memproduksi insulin.

Perkembangan lain termasuk obat-obatan baru yang mengendalikangula darah. Pada April 2000 FDA (Food and DrugsAdministration) menyetujui glargine, sebuah obat insulin yanghanya perlu diinjeksikan sekali sehari. Dijual dengan merkdagang Lantus, obat ini dapat digunakan oleh penderita

diabetes tipe I seperti halnya penderita diabetes tipe II yangmemerlukan suntikan insulin. Sejumlah obat-obatan telahdikembangkan untuk menolong orang yang mengidap diabetes tipeII. Contohnya termasuk acarbose, (dijual dengan merk dagangPrecose), yang mengendalikan kadar gula dalam darah denganmemperlambat pencernaan karbohidrat, dan metformin (dijualdengan merk dagang Glucophage), yang mengendalikan produksigula oleh liver, menyebabkan berkurangnya berat badan, danmengurangi kolesterol total. Pada tahun 2000 FDA menarik obattroglitazone (dijual dengan merk dagang Rezulin) dari pasar.Walaupun obat ini dapat mengembangkan kemampuan tubuh untukmenggunakan glukosa, obat ini juga menimbulkan keracunan padaliver.

Pada tahun 2006, FDA menyetujui suatu bentuk insulin yangdapat dihirup. Para dokter telah memahami bahwa beberapapenderita diabetes tergantung insulin tidak dapat mengkonsumsiobat sesering yang dibutuhkan karena kerepotan dari caramenyuntik. Para dokter berharap bentuk insulin hirup dapatlebih memenuhi kebutuhan pasien.