Design and Supply Chain Management

63
Laundry Alkijo Mata Kuliah Desain dan Manajemen Supply Chain Disusun Oleh: Ian Pangga Sanda Bunga (120607020) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Transcript of Design and Supply Chain Management

Laundry Alkijo

Mata Kuliah Desain dan Manajemen Supply

Chain

Disusun Oleh:

Ian Pangga Sanda Bunga (120607020)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015BAB 1

PROFIL ALKIJO LAUNDRY

Alkijo laundry merupakan bergerak dalam bidang usaha laundry

kiloancyang berdiri pada tanggal 05 Oktober Tahun 2007. Alkijo

laundry belokasikan di JL. Perumnas Seturan, No. 251, Yogyakarta.

Seiring semakin berkembangnya usaha Laundry kiloan ini dengan

kinerja handal dan berpengalaman dalam memberikan pelayanan yang

bergerak dibidang Laundry atau binatu dengan konsep cuci dan

seterika. “Alkijo Laundry” merupakan unit usaha yang dirintis oleh

bapak Muhammad Nasir, SE. Ketertarikannya pada dunia bisnis

membuatnya terjun ke usaha ini. Banyaknya agen atau franchise

laundry yang marak saat ini membuktikan usaha layanan jasa ini

dibutuhkan oleh masyarakat modern baik perorangan, perusahaan maupun

perhotelan. Namun harga jasa layanan laundry yang ada saat ini,

masih dirasa relative mahal, apalagi untuk kebutuhan cuci dan

setrika secara Continue. Alkijo Laundry tetap mengedepankan

kualitas, dan pelayanan yang prima dengan adanya berbagai inovasi

yang diterapkan, pemakaian satu mesin untuk satu pelanggan dan

jaminan satu hari jadi karena laundry ini senantiasa hadir dan

menemani pelanggan, Dukungan manajemen yang berdedikasi tinggi dan

semangat untuk terus berinovasi dan berkreasi menjadikan Alkijo

laundry memiliki ciri khas tersendiri dengan harga terjangkau dan

kualitas yang prima sehingga menjadi pilihan utama bagi pengguna

jasa laundry.

Alkijo Laundry dalam mengoperasikan usaha jasa Laundry secara

konsisten berupaya memberikan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan. Sejak berdirinya sampai saat ini alkijo laundry sudah

berkembang menjadi 5 outlet di kawasan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Saat ini memiliki 16 orang karyawan yang siap melayani konsumen

dengan menggunakan peralatan dengan teknologi terbaik, serta

detergen dan pewangi yang berkualitas dengan rincian sebagai

berikut:

a. Karyawan

i. 1 org Manager

ii. 5 org Marketing dan administrasi

iii. 10 org bagian operasional laundry

b. Peralatan yang digunakan meliputi:

i. Mesin cuci kapasitas 10 kg

ii. Mesin Pengering 12 kg

iii. Vacuum Table

iv. Mesin Boiler Gas 20L

v. Setrika uap

vi. Vertical Steamer

c. Jenis detergen, pewangi, dan chemical

Keunggulan detergen yang digunakan:

i. Tidak memudarkan warna pakaian, sehingga pakaian tetap

bersih dan bersinar seperti baru.

ii. Mengandung formula khusus yang berfungsi membersihkan

kotoran hingga ke serat-serat pakaian.

iii. Hasil limbah sangat aman bagi lingkungan & mudah diuraikan

oleh alam.

Alkijo laundry memiliki pewangi dari berbagai macam pilihan antara

lain: Pink, Floral, Lavender, Lily, Apple, Snapy, Lamansi, Bouqet,

Bougenvile, Strawberry yang dapat dipilih konsumen sesuka hati oleh

Anda.

Alkijo laundry menempatkan kepuasan pelanggan pada top targetnya.

Bagi Lkijo laundry kepuasan pelanggan adalah penentu keberhasilan.

Alkijo Laundry percaya dengan terciptanya kepuasan pelanggan maka

dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.

Sumber: http://panpages.co.id/mobile/listings/id1448833-alkijo-

laundry

1. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi yang diterapkan

1.1 Visi

Menjadi laundry dengan konsep kiloan yang memberikan layanan terbaik

untuk pelanggan dan dikelola secara professional, sehingga

memberikan keuntungan untuk pelanggan, karyawan, dan pemilik.

1.2 Misi

Mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan usaha laundry di kawasan

Kabupaten Sleman.

1.3 Tujuan

Meningkatkan profit dan memberikan pelayanan yang terbaik ke

konsumen.

1.4 Strategi yang diterpakana. Bagian Marketing dan Administrasi

Menentukan prosedur penerimaan klien

Menentukan prosedur pelaksanaan kerja

Menentukan prosedur penerimaan pembayaran konsumen

Menentukan prosedur komplain klien konsumen

Menentukan prosedur penetapan dan penghitungan bahan baku

Menentukan prosedur pembelian kembali bahan baku

Menentukan prosedur perawatan dan penyimpanan peralatan

Menentukan prosedur jadwal dan siklus kerja karyawan

Menentukan prosedur keuangan dan pengamanannya

b. Karyawan bagian operasional

i. Bagian pencucian

Cucian ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama

konsumen

Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi

nomor urut. Dan nomor urut tersebut ditulis pada nota

rangkap ke-2.

Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri.

Proses cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang

tersedia dengan standar penggunaan bahan cuci yang tidak

berbahaya, tidak menimbulkan kerusakan pada pakaian

maupun warna pakaian.

Pengeringan cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci

tersebut.

Jika proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian

bersih kemudian diambil dari mesin cuci dan dimasukkan

kedalam box sesuai nama konsumen untuk selanjutnya

disetrika.

ii.Bagian setrika dan pengemasan

Cucian yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan

menggunakan plastic kemasan tersendiri. Tujuannya adalah

agar cucian tetap rapid an wangi sampai dengan diambil

oleh konsumen.

Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa

pakaian yang dikemas telah sesuai baik dari segi nomor

urut maupun jumlah pakaian, dicocokkan dengan nota

rangkap ke-2.

Pengemasan tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan

harus memperhatikan kerapihan pakaian yang telah

disetrika. Jika satu kemasan tidak cukup, gunakan dua

kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja dikemas

tersendiri, celana jins juga dikemas tersendiri.

Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.

Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian

dimasukkan dalam tas plastic berlogo khusus yang bagian

luarnya telah ditempeli nota rangkap ke-2.

Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas

tersebut kemudian ditempatkan pada ruang penyimpanan

untuk memudahkan pengambilan.

Sumber: langsung dari alkijo laundry,

http://bandungpages.blogspot.com/2013/10/profil-usaha-laundry-

kiloan.html

BAB 2

IDE DESAIN PENGEMBANGAN JASA

Ide desain pengemabangan jasa berfokus pada pengembangan usaha

laundry khusus perabotan rumah tangga seperti: sofa, spring bed, dan

karpet. Ide ini berawal dari kebutuhan ibu rumah tangga yang tidak

memiliki asisten rumah tangga. Karena dalam membersihkan perabotan

rumah tangga seperti sofa, spring bed, dan karpet membutuhkan tenaga

yang lebih jika suatu rumah tangga tidak memiliki alat permbersih

khusus dan keahlian khusus pula. Para pekerja akan langsung

mengunjungi rumah pelanggan yang memutuhkan usaha jasa ini.Langkah-

langkah yang yang persiapan yang perlu dilakukan adalah:

a. Target pasar

Yang menjadi target pemasaran bisnis laundry rumah tangga adalah

rumah tangga yang tidak memiliki asisten rumah tangga. Mulai dari

kalangan menengah, menengah ke atas dan sebagainya.

b. Modal usaha yang dibutuhkan

Modal usaha yang Anda butuhkan untuk bisnis ini paling banyak

terserap untuk belanja peralatan. Di antaranya sapu, window wiper,

sikat, kain pel, kain lap, dan ember. Untuk peralatan elektronik,

yang dibutuhkan mesin vacuum cleaner atau penyedot debu. Ada juga

untuk alat lain yang harganya cukup mahal seperti polisher untuk

memoles permukaan keramik, marmer, teraso atau granit. Namun jika

modal laundry alkijo masih cukup terbatas, maka bisa membeli

beberapa peralatan yang dianggap pokok. Barulah jika usaha usaha

laundry rumah tangga dapat dijalankan. Dan pada saat usaha mengalami

perkembangan, segera melengkapi peralatan yang belum sempat terbeli

untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, sehingga

dapat menghasilkan profit yang maksimum.

c. Kendaraan operasional yang diperlukan

Kendaraan yang disiapkan untuk usaha jenis ini adalah kalau bisa

motor atau mobil. Hal ini sangat perlu karena memebantu agar dapat

menggapai konsumen dengan cepat, sehingga pelayanan yang diberikan

terhadap konsumen dapat memuasakan.

d. Strategi promosi yang ditarapkan

Salah satu jenis media promosi yang cukup bagus digunakan untuk

mempromosikan usaha ini adalah melalui media massa. Media ini bisa

berupa elektronik maupun media cetak. Laundry alkijo bisa beriklan

di iklan baris di koran maupun melalui radio. Selain itu memasang

banner di tempat-tempat strategis di kota Anda bisa menjadi salah

satu pilihan dalam mempromosikan usaha ini.

Selain itu bisa melakukan promosi menggunakan media internet seperti

iklan facebook, twitter, instagram, maupun iklan di google adwords.

Promosi lain yang cukup tradisional namun berpengaruh yaitu

menggunakan sistem door to door, dengan mendatangi langsung calon

pelanggan untuk sekadar membagikan pamflet atau penjelasan singkat.

Walaupun ini banyak penyita waktu dan tenaga, namun cara tersebut

merupakan langkah luar biasa dalam strategi promosi.

Analisi biaya untuk pengembangan jasa ini:

a. Investasi awal

Peralatan pembersih masa manfaat 4 tahun Rp.

10.000.000,-

Kendaraan motor 3 buah @Rp. 13.000.000 Rp.

39.000.000,-

dengan masa manfaat 5 tahun dengan nilai sisa Rp. 4.000.000

Total Rp.

54.000.000,-

b. Biaya operasional per bulan

Tenaga kerja 6 orang @Rp. 1.500.000 Rp.

9.000.000,-

Perlengkapan kebersihan (parfum, sabun)

Rp. 1.000.000,-

Telepon Rp.

200.000,-

Pemasaran (pamflet, brosur, iklan)

Rp. 500.000,-

Administrasi Rp.

200.000,-

Transportasi (bahan bakar, pemeliharaan dan sebagainya)

Rp. 500.000,-

Penyusutan perlengkapan kebersihan (10.000.000 : 48 bulan)

Rp. 208.400,-

Penyusutan kendaraan

((3*13.000.000) – (3*4.000.000)) / 60 bulan

Rp. 450.000,-

Total biaya

Rp.12.058.400,-

c. Perkiraan pendapatan per bulan

Pendapatan jasa per jam Rp.

25.000,-

Pendapatan jasa per bulan (6 pegawai *25.000* 5 jam* 30 hari)

Rp.22.000.000,-

d. Proyeksi laba rugi per bulan

Pendapatan perbulan – biaya operasional perbulan Rp.

9.941.600,-

e. Perhitungan titk impas

Investasi awal – laba usaha bersih perbulan = 5,5 bulan

Jadi pada saat 5,5 bulan modal usaha ini akan kembali, jadi

sisanya akan menjdi keuntungan untuk jasa ini.

Sumber: http://laundryintan.blogspot.com/2012/05/profil-intan-

laundry-cleaning-service.html,

https://www.sipendik.com/peluang-usaha-jasa-cleaning-service-rumah/

2.1 Keterlibatan supplier dalam pengembangan jasa

a. Supplier peralatan elektoronik

Menyediakan mesin vacum cleaner sesuai dengan yang dibutuhkan

b. Supplier perlengkapan jasa

Menyediakan alat perlengkapan seperti: sapu, window wiper, sikat,

kain pel, kain lap, dan ember.

c. Supplier pewangi

Menyediaan pewangi berkualitas perlengkapan rumah tangga seperti

pewangi untuk sofa karpet dan kasur agar dapat memuaskan konsumen

kita.

Sumber: http://laundryintan.blogspot.com/2012/05/profil-intan-

laundry-cleaning-service.html

BAB 3

HUBUNGAN RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN)

Rantai pasok adalah suatu siklus yang dimulai dari pengadaan bahan

mentah dari para supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan,

berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen.

Hunbungan rantai pasok sangatlah penting dalam membantu kegiatandalam berlangsung kegiatan suatu usaha.

3.1. Strategi Rantai Pasokan

 Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan baik ituperusahaan jasa maupun manufaktur untuk melakukan pembelian kepadasupplier yaitu adalah sebagai berikut: 

1. Banyak Pemasok (Many Supplier) 

Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yanglainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli.Para pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyakpendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapihubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini,tanggung jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankanteknologi, keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas danpengiriman.

2. Sedikit Pemasok (Few Supplier) 

Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjangdengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasokcenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dankonsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakannilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurvabelajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yanglebih rendah.  Dengan sedikit pemasok maka biaya mengganti partnerbesar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjaditawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah

Supplier OperasionalLaundry

Konsumen

satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harusmemperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luarbisnis bersama. 

3. Vertical Integration 

Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yangsebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok ataudistributor. Integrasi vertical dapat berupa: 

Integrasi ke belakang (Backward Integration) berartipenguasaan kepada sumber daya, misalnya Perusahaan Mobilmengakuisisi Pabrik  Baja. 

Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaankepada     konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisiDealer yang    semula sebagai distributornya. 

4. Kairetsu Network. 

Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antaramembeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan caramisalnya mendukung secara financial pemasok melalui kepemilikan ataupinjaman.  Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaanyang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubunganjangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagaimitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabilkepada perusahaan manufaktur.  Para anggota kairetsu dapatberoperasi sebagai subkontraktor rantai dari pemasok yang lebihkecil. 

5. Perusahaan Maya (Virtual Company) 

Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untukmemberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyaibatasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehinggamemungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhipermintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentukdapat memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayarangaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya.Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitrasejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentukhubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang

ramping.  Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah:keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yangrenadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalahefisiensi. 

3.2. Penggerak Supply Chain

Supply chain memiliki penggerak yang sangat berpengaruh terhadapperforma supply chain itu sendiri. Penggerak supply chain adalahsebagai berikut:

1. Inventory

Adalah semua bahan mentah, dalam proses dan barang-barang yang telahdiselesaikan. Inventory merupakan salah satu penggerak supply chainyang penting karena perubahan kebijakan inventory dapat mengubahsecara drastis tingkat responsivitas dan efisiensi supply chain.Komponen dari keputusan mengenai inventory adalah (Chopra danMeindl, 2004):

a. Cycle inventory

Cycle inventory adalah jumlah rata-rata dari inventory yangdigunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. Misalnyadalam sebulan memerlukan 10 buah truk bahan baku, perusahaan bisasaja memesan 10 truk bahan baku dalam sekali pesan atau bisa memesan1 truk bahan baku yang dipesan tiap 3 hari. Ini tergantung daristrategi supply chain apa yang mereka terapkan (responsif atauefisiensi) dengan memperhitungkan ordering cost (biaya pesan) danholding cost (biaya penyimpanan).

b. Safety Inventory

Safety inventory adalah inventory yang dibuat untuk berjaga-jagaterhadap perkiraan akan kelebihan permintaan. Ini digunakan untukmengatasi ketidakpastian atas permintaan yang tinggi.

c. Seasonal Inventory

Seasonal inventory adalah inventory yang dibuat untuk mengatasikeragaman yang dapat diprediksi dalam permintaan. Perusahaan yangmenggunakan seasonal inventory akan membangun persediaan mereka pada

periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periodepermintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggimereka tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhipermintaan.

2. Transportation

Transportasi adalah memindahkan persediaan dari titik ke titik dalamsupply chain. Transportasi terdiri atas banyak kombinasi dari modeldan bentuk yang memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihantransportasi juga mempunyai dampak besar dalam tingkat responsifitasdan efisiensi supply chain. Komponen dari keputusan mengenaitransportasi menurut Chopra dan Meindl (2004) adalah sebagai berikut:

a. Modes of transportation

Modes of transportation adalah cara-cara dimana sebuah produkdipindahkan dari saru lokasi dalam jaringan supply chain ke tempatlainnya. Terdapat 5 cara dasar transportasi yang dapat dipilihyaitu:

Pesawat Udara. Udara merupakan cara transportasi yang palingcepat, tetapi memiliki biaya yang mahal.

Truk . Truk adalah cara yang relatif cepat dan murah denganfleksibilitas tinggi.

Kereta. Kereta cara yang mudah yang digunakan untuk jumlahbarang yang besar.

Kapal laut. Kapal cara yang paling lambat tetapi seringmenjadi pilihan yang paling ekonomis untuk pengiriman dalamjumlah yang besar ke luar negeri.

Pipa saluran. Pipa saluran biasanya digunakan untukmenyalurkan minyak dan gas.

b. Route and network selection

Route adalah jalur jalan dimana sebuah produk dikirimkan dan networkadalah sebuah kumpulan lokasi dan rute kemana produk dapat

dikirimkan. Perusahaan membuat beberapa keputusan mengenai rute padatahap desain supply chain.

c. In house or outsource

Secara tradisional, banyak fungsi transportasi dilakukan olehperusahaan sendiri, namun pada saat ini banyak yang telahdilimpahkan ke perusahaan lain (outsourced).

3. Fasilitas

Fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimanainventory disimpan, dirakit, atau diproduksi. Dua jenis umum darifasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan. Bilaperusahaan memilih tingkat efisiensi tinggi, maka memiliki lebihsedikit gudang. Jadi penentuan fasilitas mempunyai dampak yang besardalam tingkat responsifitas dan efisiensi supply chain. Komponendari keputusan mengenai fasilitas menurut Chopra dan Meindl (2004,p55-56) adalah sebagai berikut :

a. Location

Penentuan keputusan dimana suatu perusahaan menentukan lokasifasilitasnya merupakan bagian yang sangat besar dalam langkah desainsupply chain. Penentuan lokasi secara ekonomis, sedangkan penentuanlokasi secara desentralisasi akan menjadi lebih responsif dalampermintaan konsumen.

b. Capacity

Perusahaan juga harus menentukan seberapa kapasitas dari fasilitasyang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sejumlah besar kapasitasakan menjadikan perusahaan tersebut menjadi lebih responsif,demikian pula sebaliknya.

c. Operation methodology

Disini digambarkan bagaimana metode perusahaan dalam memproduksibarang, apakah mesin yang dipakai untuk membuat produk itu bersifatfleksibel maksudnya adalah mesin tersebut juga dapat pula digunakanuntuk membuat produk lain yang biasanya mesin itu relatif mahal ataumenggunakan mesin yang dapat membuat satu macam produk saja(efisien).

d. Warehouse methodology

Stock Keeping Unit (SKU) Storage. Gudang tradisional yangmenyimpan segala macam produk dalam suatu tempat.

Job Lot Storage. Yaitu suatu metode penyimpanan persediaandimana semua produk-produk yang berbeda dibutuhkan untuk suatupekerjaan khusus atau memuaskan konsumen tipe khusus, disimpanbersama-sama.

Crossdocking. Yaitu sebuah metode, dimana barang sebenarnyatidak disimpan dalam fasilitas (gudang) perusahaan. Truk daripemasok barang, tiap-tiap hari truk tersebut membawa jenis-jenis yang berbeda dari barang yang dipesan diangkut menujufasilitas perusahan, kemudian dari sana dipecah menjadibagian-bagian kecil dan dengan cepat diangkut ke retailermenggunakan truk-truk yang berisi barang-barang yang beragamdari truk-truk sebelumnya.

4. Information

Informasi terdiri dari data dan analisis yang berkaitan denganinventory, transportasi, fasilitas dan pelanggan diseluruh supplychain. Informasi menyajikan pihak manajemen kesempatan untuk membuatsupply chain lebih responsif dan efisien. Informasi secara potensialadalah penggerak terbesar performa supply chain. Komponen darikeputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2004):

a. Push versus Pull

Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwalkepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barangyang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakaninformasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapatdengan tepat memenuhi permintaan tersebut.

b. Cordinating and Information sharing

Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan darisupply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungantotal supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau

keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran dataantara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri.

c. Forecasting and Aggregate Planning

Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencanamengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakandalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, makaperusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhipermintaan yang telah diperhitungkan.

d. Enabling Technologies

Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, makaterdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:

Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaanmenjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkanproduk untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebihakurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.

Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Denganinternet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supplychain.

Entreprise Resources Planning (ERP). Sistem ERP inimenyediakan pelacakan transaksi dan kemampuan melihat secarakeseluruhan atas informasi dari tiap-tiap bagian perusahaandan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.

Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yangmenyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalampenambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadapinformasi.

3.3. Transportation Problem

Masalah transportasi merupakan salah satu hal yang sangat penting

dan selalu hadir dalam pengantaran barang, adapun penyebabnya yang

berubah dari waktu ke waktu karena variabel-variabel yang banyak

melingkupinya. Perusahaan harus memperhatikan jarak dan penentuan

lokasi dari konsumen yang akan dituju.

a. Pemilihan Moda Transportasi

Suatu pengiriman barang dari daerah satu ke daerah lainnya memang

memerlukan perhitungan yang cermat dan tepat guna menghindari

berbagai resiko sehingga dapat mengurangi biaya ongkos transportasi.

Sebelumnya sudah diuraikan masalah-masalah transportasi, dan

menentukan rute armada, sehingga berlanjut pada pemilihan moda

transport.

Transportasi yang dimaksud disini adalah kendaraan yang dapat

melakukan pengiriman barang sampai ke tempat tujuan yakni konsumen

yang memerlukan barang tersebut. Kegunaan utama transport adalah

mengantarkan dengan cepat dan tepat waktu. Adapun factor yang

lainnya yang mempengaruhi pemilihan transport bila dihubungkan

dengan minimasi biaya, yakni mencari transport yang murah tetapi

dapat diandalkan atau kecepatannya sudah maksimal dan tepat waktu

atau tidak terlambat. Di setiap rutinitas profesionalitas pekerjaan

pengiriman barang, maka suatu keterlambatan menjadi suatu hal yang

harus dihindari karena menyangkut ketepatan waktu yang disukai

konsumen atau pengguna barang.

b. Penentuan Lokasi Fasilitas dan Lokasi Konsumen

Tahapan-tahapan yang terakhir dalam sistem logistik dan rantai pasok

adalah bagaimana menentukan lokasi fasilitas dan lokasi konsumen

Jika kita sebagai penyedia barang atau distributor atau produsen

maka akan selalu menyediakan keperluan para konsumen walaupun

konsumen tidak memerlukan produk tersebut, karena kebutuhan konsumen

yang selalu berubah-ubah terhadap waktu. Pengiriman barang yang

mudah dan cepat adalah suatu hal yang harus dipenuhi kepada konsumen

untuk menjamin kepuasaannya karena kita tidak ingin tentunya apabila

konsumen kita berpindah ke produsen atau penyedia produk atau jasa.

Sumber: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan

http://talawang.blogspot.com/2009/05/manajemen-logistik-dan-rantai-pasok.html

BAB 4

SIMPLICITY, FLEXIBILITY, MODULARITY, LOCALIZATION, dan

REUSABILITY

4.1. Simplicity

Penyusunan dan penyimpanan pakaian laundry dengan menggunakan tas

laundry lebih simple dan tidak memakan tempat yang banyak. Hal ini

akan menghemat ruangan laundry dan membuat ruangan penyimpanan

laundry akan bersih dan tidak berbau karena tas laundry ini bisa

ditutup agar aroma bau dari pakaian tidak akan menyebar dan

menggangu proses laundry. Tas laundry ini juga terbuat dari plastik

agar kuman dari pakaian tidak melengket pada tas laundry karena

dapat meyebarkan penyakit yang tidak diinginkan oleh konsumen.

Sumber:http://id.aliexpress.com/w/wholesale-plastic-laundry-

bags.html, http://www.peralatanrumah.com/keranjang-baju/301-global-

laundry-mpw.html

4.2. Flexibility

Flexibility adalah mengganti yang sudah ada sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh konsumen. Yang dilakukan adalah mengganti plastik

dengan menggunakan tas plastik khusus untuk laundry. Hal ini juga

berfungsi untuk mencegah menyebarnya kuman yang bisa menyebabkan

penyakit yang bisa melekat pada kantong laundry. Fungsi lain dari

pengalihan ini adalah pengangkatan hasil laundry dengan menggunakan

tas plastik khusus lebih mudah dan tidak cepat robek jika

dibandingkan dengan menggunakan kantong plastik. Sehingga konsumen

dapat puas sesuai dengan yang konsumen butuhkan.

Sumber:http://batikpekalonganrumah.blogspot.com/2012/02/sablon-

plastik-siapmelayani.html,http://www.plastic.web.id/plastic_market/

cetak-kantong-plastik-untuk-tokosupermarketrumah-makansouvenir-dll

4.3. Modularity

Modularity merupakan suatu komponen sama tapi dapat menghasilkan

beberapa variasi produk. Dengan adanya mesin cuci multifungsi maka

akan dapat membantu dalam menyelesaikan problem yang seharusnya

dapat dilakukan dengan sekaligus tapi dapat memakan waktu yang lama

karena pengerjaan yang tepisah-pisah prosesnya. Kegiatan yang dapat

dilakukan sekaligus adalah mencuci sepatu, mencuci boneka, dan

bantal.

Sumber:http://www.rumahku.com/berita/read/tips-mencuci-bantal-

dengan-tangan-dan-mesin-409374#.VSi_zfmUdZE,http://adelays.com/

2013/06/09/bukan-sepatu-dahlan/,

http://bukausahalaundry.blogspot.com/2010/07/cara-mencuci-

boneka.html,

4.4. Localization

Usaha yang menguntungkan ialah lokasi yang tepat. Lokasi sangat

menentukan seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh. Hal ini

dikarenakan konsumen akan berdatang untuk membawa pakaian kotor

mereka ke laundry kita. Hal pertama yang perlu diperhatikan untuk

menentukan lokasi adalah jumlah kepadatan penduduk. Kepadatan

penduduk adalah faktor terpenting yang menentukan apakah usaha anda

diperhatikan orang-orang atau tidak. Pilih apakah ini bisa anda

jadikan counter + rumah cuci atau hanya counter saja. Padat penduduk

bukan berarti anda bisa mendapat fasilitas untuk membuka rumah cuci

juga karena dari pengalaman kami, membuka rumah cuci di daerah padat

penduduk justru menimbulkan banyak masalah seperti adanya komplen

masyarakat akan bau usaha laundry atau limbah kita dijadikan alasan

akan rusaknya pipa-pipa pembuangan di daerah tersebut.

Yang kedua adalah menentuka target lokasi. Target lokasi yang tepat

adalah berdekatan kampus dan perumahan. Kawasan kampus merupakan

kawasan potensial untuk mendirikan usaha laundry. Hal ini disebabkan

karena mahasiswa yang pada dasarnya sibuk dengan aktivitas kuliah

mereka sehingga mereka tidak sempat untuk mencuci pakaian kotor

mereka. Untuk kawasan perumahan itu berfokus pada rumah tangga yang

ibu dan ayah merupakan pekerja kantoran. Hal ini menyebakan mereka

tidak sempat untuk mencuci pakaian mereka sendiri. Karena kesibukan

yang mereka lakukan di luar rumah.

Reusability adalah desain yang baru berdasarkan desain sebelumnya.

Reusability yang dapat diterapkan dalam usaha laundry kiloan adalah

proses penglipatan pakain yang setelah disetrika. Proses ini sangat

membantu dalam menglipat pakaian yang sudah disetrika agar tidak

kusut lagi dan akan segera dikemas. Proses penglipatan pakaian yang

pada dasarnya dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan

sekarang dapat dilakukan dengan menggunakan alat khusu menglipat

pakaian. Berikut gambar transformasi dari menglipat secara manual

sehingga menglipat dengan alat khusus menglipat pakaian.

Sumber: https://www.tokopedia.com/distributorunik1/alat-melipat-

bajupakaian-praktis-alat-lipat-flipfold-laundry-anak

BAB 5

NETWORK DISTRIBUSI JASA di KABUPATEN SLEMAN

Network distribusi suatu jasa sangat penting dalam proses

berjalannya suatu industri. Dengan network distribusi yang baik maka

dapat meminimalisasi ongkos pengeluaran untuk distribusi dan ongkos

penyimpanan. Untuk masalah kali ini adalah menentukan berapa banyak

jumlah dan tempat fasilitas yang dibutuhkan agar dapat meminimasi

cost. Daerah yang menjadi objek usaha adalah kabupaten sleman.

Berikut lokasi wilayah kabupaten sleman.

Sumber dari google map kabupaten sleman

Karena uasaha laundry berhubungan dengan wilayah kampus maka untuk

pemilihan lokasi altenatif maka saya memilih 2 lokasi yaitu lokasi

yang pertama adalah kawasan UGM dan UNY, dan lokasi yang kedua

adalah kawasan UAJY, STTNAS, dan UPN. Karena lokasi untuk mendirikan

laundry cukup luas untuk masing-masing alternatif, maka saya

menyimpulkan untuk mendirikan 2 retail dan 1 proses operasional

laundry. Analisis yang saya lakukan adalah menggunakan gravity

localization. Caranya adalah sebagai berikut untuk kedua lokasi.

a. Kawasan UGM dan UNY

Pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan letak koordinat untuk

masing-masing retail. Cara yang paling mudah untuk menentukan titik

koordinatnya adalah dengan menggunakan google map. Untuk retail

pertama berada di kawasan kampus UGM dan retail kedua berada di

kawasan kampus UNY. Dan analisis yang perlu dilakukan adalah

mentutuka prakiraan jumlah laundry yang dapat dikirim oleh tiap

retail ke lokasi operasional laundry setiap harinya. Untuk prakiraan

jumlah pengiriman tiap harinya dapat diasumsikan UGM sebesar 50 kg

dan UNY sebesar 60kg. Berikut koordinat tiap retail berdasarkan

google map.

Tabel koordinat dan permintaan tiap retail

Retail Koordinat (Xn;Yn) Jumlah laundry yang

dikirim per hari

(dalam kg)

A -7.772143,110.3778 50

B -7.777255,

110.384564

60

Setelah mentukan koordinat dan permintaan tiap retail kemudian kita

dapat mencari titik koordinat lokasi operasional untuk alternatif

pertama. Untuk mencari titik koordinat lokasi opersional adalah

sebagai berikut.

x=(−7,772143∗50)+ (−7,777255∗60)

50+60=−7,77493

y=(110,3378∗50)+ (110,384564∗60)

50+60 =110,3815

Karena sudah mendapatkan titk koordinat lokasi operasional maka kita

dapat memplotkannya kedalam grafik.

-7.78 -7.778 -7.776 -7.774 -7.772 -7.77 -7.768 -7.766 -7.764 -7.762110.408

110.409

110.41

110.411

110.412

110.413

110.414

110.415

110.416Retail A

Retail B

Operasional

Grafik Penempatan Fasilitas Lokasi 1

Setelah menentukan titik koordinat lokasi operasional laundry untuk

lokasi alternatif 1 maka kita dapat mencari jarak dari tiap retal ke

lokasi operasional. Berikut jarak dari tiap retal ke lokasi

operasional.

Retail A

dn=√(x−Xn)2−(y−Yn)2

dn=√(7,77493−7,772143)2−(110,3815−110,3778)2

dn=¿280,2meter

Retail B

dn=√(x−Xn)2+(y−Yn)2

 

dn=√(7,77493−7,77726)2−(110,3815−110,3846)2

dn=233,3 meter

Dari hasil perhitungan jarak di atas dapat disimpulkan bahwa jarak

dari retail B ke lokasi operasional lebih dekat jika dibandingkan

dengan bahwa jarak dari retail A ke lokasi operasional. Hal ini

dipengaruhi oleh jumlah laundry yang dikirim tiap harinya, dimana

retail B lebih banyak dibandingkan dengan retail A. Berikut ini

rangkuman tabel untuk lokasi fasilitas 1.

Reta

il

Koordinat (Xn;Yn) Jumlah

laundry

yang

dikirim

per hari

(dalam kg)

Jarak

dari/ke

retail

ke/dari

lokasi

operasional

(dn)

Biaya

pengiriman

(Fn)

A -

7.772143,110.3778

50 280,2 m Rp.

5.000,-/10kg

B -

7.777255,110.3845

64

60 233,3 m Rp.

4.000,-/10kg

b. Kawasan UAJY, BATAN, STTNAS, dan UPN

Pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan letak koordinat untuk

masing-masing retail. Cara yang paling mudah untuk menentukan titik

koordinatnya adalah dengan menggunakan google map. Untuk retail

pertama berada di kawasan kampus UAJY, BATAN ,dan SSTNAS sedangkan

retail kedua berada di kawasan kampus UPN. Dan analisis yang perlu

dilakukan adalah mentutuka prakiraan jumlah laundry yang dapat

dikirim oleh tiap retail ke lokasi operasional laundry setiap

harinya. Untuk prakiraan jumlah pengiriman tiap harinya dapat

diasumsikan UAJY, BATAN ,dan SSTNAS sebesar 70 kg dan UPN sebesar

40kg. Berikut koordinat tiap retail berdasarkan google map.

Tabel koordinat dan permintaan tiap retail

Retail Koordinat (Xn;Yn) Jumlah laundry yang

dikirim per hari

(dalam kg)

A -7.778419,

110.415195

70

B -7.764430,

110.410646

40

Setelah mentukan koordinat dan permintaan tiap retail kemudian kita

dapat mencari titik koordinat lokasi operasional untuk alternatif

kedua. Untuk mencari titik koordinat lokasi opersional adalah

sebagai berikut.

x=(−7,778419∗70)+ (−7,764430∗40)

70+40=−7,77333

y=(110,415195∗70)+ (110,410646∗40)

70+40=110,4135

Karena sudah mendapatkan titk koordinat lokasi operasional maka kita

dapat memplotkannya kedalam grafik.

-7.78 -7.778 -7.776 -7.774 -7.772 -7.77 -7.768 -7.766 -7.764 -7.762110.408110.409110.41110.411110.412110.413110.414110.415110.416

Retail A

Retail B

Operasional

Grafik Penempatan Fasilitas Lokasi 2

Setelah menentukan titik koordinat lokasi operasional laundry untuk

lokasi alternatif 2 maka kita dapat mencari jarak dari tiap retal ke

lokasi operasional. Berikut jarak dari tiap retal ke lokasi

operasional.

Retail A ( X 10 meter)

dn=√(x−Xn)2+(y−Yn)2

dn=√(−7,77333−−7,778419)2+(110,4135−110,415195)2

dn=509,2 meter

Retail B ( X 10 meter)

dn=√(x−Xn)2+(y−Yn)2

 

dn=√(−7,77333−−7,76443)2+(110,4135−110,410648)2

dn=¿ 890,9 meter

Dari hasil perhitungan jarak di atas dapat disimpulkan bahwa jarak

dari retail A ke lokasi operasional lebih dekat jika dibandingkan

dengan bahwa jarak dari retail B ke lokasi operasional. Hal ini

dipengaruhi oleh jumlah laundry yang dikirim tiap harinya, dimana

retail A lebih banyak dibandingkan dengan retail B. Berikut ini

rangkuman tabel untuk lokasi fasilitas 2.

Reta

il

Koordinat (Xn;Yn) Jumlah

laundry

yang

dikirim per

hari (dalam

kg)

Jarak

dari/ke

retail

ke/dari

lokasi

operasional

(dn)

Biaya

pengiriman

(Fn)

A -

7.778419,110.4151

95

70 509,2 m Rp.

8.000,-/10kg

B -7.764430,

110.410646

40 890,9 m Rp.

10.000,-/10kg

Dari hasil analisis diatas kita dapt meminimasi total cost untuk

kedua alternatif. Yang memiliki total cost yang terendah maka

alternatif tersebut merupakan alternatif terbaik. Minimasi total

cost dapat dihitung dengan rumus:

Hasil analisis berdasarkan data diatas:

Alternatif dn Dn Fn Total Cost

1

Retail A 280,2 50 5000 70050000

Retail B 233,3 60 4000 55992000

Total cost untuk lokasi 1 126042000

Alternatif

2

dn Dn Fn Total Cost

Retail A 509,2 70 8000 285152000

Retail B 890,9 40 10000 356360000

Total cost untuk lokasi 2 641512000

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa total cost untuk alternatif 1

adalah yang paling keci. Dari hasil tersebut dapat disimpulakan

bahwa alternatif 1 lebaih layak didirikan jika dibandingkan dengan

alternatif 2.

Sumber: https://scholar.google.co.id/scholar?

q=gravity+model+transportation&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart&s

a=X&ei=1w4pVdX-NNKXuAThtoHABA&ved=0CBkQgQMwAA

BAB 6

PERTIMBANGAN PRODUK, MARKET, TIME serta STRTEGI 7P

6.1. Produk

Produk yang dihasilkan adalah jasa laundry. Jasa laundry harus di

tingkatkan kualitasnya agar konsumen dapat puas dengan pelayanan

kita. Peningkatkan kualitas dapat berupa pengembangan jasa.

Pengembangan jasa dapat berupa pengenbangan ke jasa laundry

perabotan rumah tangga.

5.1 Market

Penentuan pasar atau pelanggan sangat penting dalam pengembangan

jasa laundry kita. Sebelum usaha ini didirikan, telah dilakukan

penelitian terlebih dahulu tentang peluang dan market yang ada.

Lewat informasi yang telah didapat tersebut, maka dapat dilihat

siapakah konsumen potensial dari usaha ini dan bagaimana cara

memuaskan konsumen tersebut. 

Target Market:

a. Mahasiswa yang tinggal di kawasan kampus

b. Pelajar

c. Keluarga muda

d. Para pekerja

e. Masyarakat Yogyakarta 

Sumber: http://dwiyadi.blogspot.com/2010/01/marketing-plan-disusun-

oleh-okky.html

6.2. Waktu

Pertimbangan waktu sangat menentukan usaha jasa laundry. Permintaan

laundry akan meningkat pada saat akhir pekan atau hari raya besar

(lebaran dan natal). Peningkatan pada akhir pekan biasanya

disebabkan karena mahasiswa. Kebiasaan mahasiswa dalam menampung

pakaian kotornya dalam seminggu sehingga pada akhir pekan kebanyakan

mahasiswa akan membawa pakaian mereka ke laundry. Peningkatan

permintaan laundry pada hari-hari besar seperti hari raya lebaran

dan hari raya natal biasanya terjadi karena pada saat hari-hari raya

besar para asisten rumah tangga pulang kampung sehingga para ibu

rumah tangga akan menyerahkan pakaian kotornya pada laundry. Pada

waktu seperti itu permintaan laundry pakaian kotor akan meningkat.

6.3. Strategi 7Pa. Produk

Produk yang dihasilkan adalah jasa laundry. Jasa laundry harus di

tingkatkan kualitasnya agar konsumen dapat puas dengan pelayanan

kita. Peningkatkan kualitas dapat berupa pengembangan jasa.

Pengembangan jasa dapat berupa pengenbangan ke jasa laundry

perabotan rumah tangga. Dalam elemen produk harus ada produk inti,

di mana harus dipilih fitur-fitur produk inti dan juga beberapa

elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya dengan mengetahui manfaat

yang diinginkan oleh pelanggan dan seberapa tinggi daya saing produk

tersebut. Dalam industry jasa laundry, produk yang diproses adalah

barang milik pelanggan. Fitur utama yang diinginkan oleh pelanggan

adalah pakaian yang bersih, wangi, dan rapi.

b. Price

Harga dan biaya jasa lainnya akan memperlihatkan berbagai biaya yang

ditimbulkan bagi pelanggan dalam memperoleh manfaat suatu produk

jasa. Suatu perusahaan jasa juga harus bisa mengenali dan mencari

cara untuk meminimalkan biaya yang harus ditanggung oleh pelanggan

dalam menggunakan atau membeli jasa tersebut, termasuk waktu, usaha

dan mental, dan juga pengalaman buruk. Agar menarik konsumen yang

perlu diterapkan adalah diskon. Diskon yang diterapkan adalah jika

berat laundry dari konsumen 10 kg maka akan mendapatkan potongan

harga berupa pengurangan 1 kg dan begitu seterusnya untuk

kelipatannya.

c. Promotion

Dalam promosi, memainkan tiga peran penting yaitu: menyediakan

informasi dan sarana yang dibutuhkan, membujuk pelanggan tentang

kelebihan suatu produk dan mendorong pelanggan untuk mengambil

tindakan pada suatu waktu. Dalam pemasaran jasa, banyak komunikasi

yang bersifat mendidik, khususnya untuk pelanggan baru. Komunikasi

dapat disampaikan oleh orang-orang seperti: tenaga penjual dan

pelatih atau melalui media seperti: televisi, radio, surat kabar,

majalah, reklame, brosur dan situs web.

d. Place

Tempat sangat berhubungan dengan pengiriman ke pelanggan. Pengiriman

elemen produk ke pelanggan melibatkan suatu keputusan tentang tempat

dan waktu pengiriman. Waktu pengiriman bergantung pada sifat jasa

yang diberikan. Lokasi berdekatan dengan pelanggan agar

pendistribusian barang dapat terdistribusi tepat waktu.

Pendistribusian berkaitan dengan bagaimana konsumen dapat memperoleh

jasa laundry yang diinginkan.

e. People

Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima

berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa

tersebut dan banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan

pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan khususnya bagian

administrasi. Karyawan dapat mengambil kontak yang dapat dihubungi

dan apabila terjadi promo maka karyawan tersebut dapat

memberitahukan kepada konsumen mengenai promo terbaru.

f. Pysical Evidence

Jika terdapat perusahaan jasa, maka perusahaan jasa tersebut perlu

mengelola bukti fisik secara hati-hati karena dapat mempengaruhi

kesan pelanggan. Perusahaan jasa laaundry dapat menampilkan daftar

harga dan paket laundry di dalam ruang tunggu dengan keterangan yang

lengkap serta menata ruang tunggu agar pelanggan dapat senang dan

nyaman.

g. Process

Untuk menciptakan dan menyampaikan elemen produk bagi pelanggan

diperlukan desain dan implementasi proses yang efektif. Sebuah

proses yang menjelaskan metode dan urusan kerja dari sistem yang

beroperasi. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan

karena kelambatan, birokrasi dan penyampaian jasa yang tidak

efektif. Penerapan dalam jasa ini dapat berupa menghubungi konsumen

jika laundry mereka sudah selesai pengerjaannya, sehingga mereka

tidak perlu menunggu.

Sumber:

http://www.academia.edu/3509178/PERANCANGAN_INDUSTRI_JASA_LAUNDRY_DI

_SURABAYA_SELATAN

BAB 7

KEBIJAKAN METODE PERSEDIAAN

7.1. Komponen yang akan disimpan

Komponen yang sangat cocok disimpan adalah detergen.

1.1. Karakterisitik komponen yang disimpan

Detergen merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

menjalankan usaha jasa laundry. Detergen digunakan untuk

membersihkan noda-noda yang melekat pada pakaian kotor. Penggunaan

detergen pada usaha jasa luandry tidak konstan tergantung berapa

banyak pakaian kotor yang harus dibersihakan tiap harinya, sehingga

detergen sangat perlu dilakukan persediaan. Perusahaan manapun baik

perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan

persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan

pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat

memenuhi keinginan para pelanggannya.

Hal ini bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang-barang atau

jasa-jasa tersedia pada setiap saat, yang berarti pula bahwa

pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang

seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan sangat penting untuk setiap

perusahaan baik yang menghasilkan suatu barang maupun jasa.

Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam

persediaan, hal ini akan menyebabkan biaya penyimpanan yang

berlebihan dan mungkin mempunyai opportunity cost. Demikian pula apabila

perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat

mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan

(stockout cost).

Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan

industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau

permintaan konsumen. Selain itu, dengan adanya persediaan bahan baku

yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar

kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dan dapat

menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal

pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan

dalam hal ini image yang kurang baik.

Sumber: http://toyayans.blogspot.com/2012/02/makalah-pengaruh-

pengendalian.html

7.2. Jenis stock yang diterapkan

Penentuan jenis stock dalam persedian merupakan hal yang sangat

penting kerena dengan mengetahui jenis stcok yang harus deterapkan

maka suatu perusahaan baik itu jasa maupun manufaktur dapat

memudahkan dan melancarkan proses produksi suatu perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan para konsumennya. Jenis stock yang perlu

diterpakan dalama pengendalian persediaan detergen adalah

anticipation stock (anticipating special event).

Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman

yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan,

penjualan, atau permintaan yang meningkat. Pada umumnya permintaan

akan jasa laundry akan terjadi peningkatan apabila pada saat hari

raya panjang (libur panjang) misalnya liburan lebaran, liburan

natal, dan tahun baru. Para pembantu rumah tangga akan meminta cuti

untuk pulang kampung sehingga para ibu rumah tangga yang pembantunya

pulang kampung akan kesusahan dalam melakukan aktivitas rumah tangga

mereka. Salah satunya adalah dalam mencuci pakaian kotor, sehingga

mereka akan membawah pakaian kotor mereka ke jasa laundry. Inilah

yang menyebabkan jenis stock yang cocok dalam pengendalian

persediaan adalah anticipation stock.

7.3. Kebijakan yang diterapkan

Metode yang digunakan adalah metode EPQ (Economic Production

Quantity). Metode EPQ untuk menentukan jumlah pemesanan dan waktu

pemesanan bahan baku. Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya

persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang

dikeluarkan jumlahnya minimum. Dengan menggunakan EPQ maka jasa

laundry akan dapat mengetahui berapa banyak bahan baku yang akan

dipesan, sehingga jasa laundry tidak perlu mengeluarkan biaya lebih

untuk pemesanan yang berlebihan. Karena jika kekurangan bahan baku

akan mengakibatkan usaha ini akan kehilangan konsumen dan kehilangan

penghasilan tetapi jika usaha ini mengeluarkan biaya lebih untuk

membeli bahan baku yang berlebihan sehingga menyebabkan penyimpangan

bahan baku.

Sumber: http://muhammadsaputra05.blogspot.com/2013/04/produksi-

optimal.html

BAB 8

KRITERIA DALAM MEMILIH SUPPLER dan HUBUNGANNYA

8.1. Identifikasi yang akan menjadi objek

Part/material yang menjadi objek adalah mesin cuci. Mesin cuci

merupakan suatu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dalam

usaha ini. Alat ini dapat mempercepat dalam proses pencucian dalam

usaha jasa laundry karena tidak perlu mencuci secara manual dalam

proses pencucian.

8.2. Identifikasi potensi supplier

Pentingnya menentukan supplier yang terbaik adalah untuk mendapatkan

suatu komponen atau produk yang dipesan sesuai dengan yang dipesan

dan pengirimannya waktunya juga tepat waktu serta harganya

terjangkau.

Yang akan menjadi supplier mesin cuci adalah toko-toko yang berada

dikawasan yogyakarta. Berikut daftar toko yang akan menjadi supplier

mesin cuci:

Tabel 2.1 Alternatif Pemasok

ALTERNATIF

KODE NAMA TOKO

A PT. Oxyd Prima

Andalan

B CV.DYOTA ANDAKARA

C IHSAN MANDIRI

1. PT. Oxyd Prima Andalan

Produsen dan Distributor Tunggal produk-produk pembersih untuk

kebutuhan Laundry, Hotel, Rumah Sakit dan Rumah Tangga dengan

merek Oxyd Power. Mulai merintis di kota Yogyakarta pada tahun

2007 dengan produk pertamanya Oxyd Power Detergent Matic High

Concentrate yaitu deterjen yang dibuat khusus untuk mesin

cuci, diformulasikan secara cermat, tepat dan akurat sehingga

berada pada posisi tingkat detergent matic high concentrate

kualitas tinggi. Butiran serbuknya yang sangat konsentrat

membuat Oxyd Power Detergent Matic High Concentrate larut

sempurna di dalam air.

2. CV.Dyota Andakara

CV.DYOTA ANDAKARA adalah perusahaan yang bergerak dibidang barang dan jasa antara lain deterjen, softener, pewangi cuciantermasuk penjualan peralatan laundry seperti mesin cuci, pengering, pemeras dan juga jasa cleaning service untuk rumah,rumah sakit, hotel dan kantor.

3. Ihsan Mandiri

Ihsan Mandiri adalah perusahaan yang bergerak sebagai Suplier

Chemical untuk laundry sekaligus Konsultan untuk laundry

kiloan.

kami menawarkan produk Deterjent pendukung, Nobla penghilang

noda-noda berat ( stainremover) , Solvent ( Dry Cleaning

Chemical) , serta Pengharum ( parfum) Laundry dengan dukungan

mesin-mesin dan alat-alat non Konvensional Laundry support.

semuanya dengan harga bersaing dan terjangkau.

8.3. Penentuan Kriteria dan Sub Kriteria Dalam Pemilihan Supplier

Terdapat 5 kriteria, 12 sub kriteria, dan 3 alternatif yang

digunakan pada pemilihan pemasok untuk mesin cuci dan dapat dilihat

pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Berdasarkan identifikasi keterkaitan

antar sub kriteria dapat diketahui bahwa dalam memilih pemasok

Alkijo Laundry menggunakan sub kriteria yang saling terkait.

Tabel 2.2 Kriteria dan Sub Kriteria

Kriteria Sub Kriteria

HargaCara PembayaranPotongan Harga/DiskonTingkat Kenaikan Harga

Pengiriman Pengiriman Tepat WaktuRealibilitas Barang

KualitasKualitas Barang yang DipasokKualitas Packing

Lokasi Jarak Antar LokasiKondisi Infrastruktur

Customer Care

Kemudahan Dalam MenghubungiRespon Pada KonsumenInformasi Produk

Gambar 2.1 Model jaringan hunbungan antar Kriteria dan Sub Kriteria

Keterangan:

1. Garis putus-putus menjelaskan hubungan antar sub kriteria

2. Garis tidak putus-putus menjelaskan hubungan antar kriteria

Sumber:

http://www.indonetwork.co.id/companies/Yogyakarta/all/all/0/mesin-

laundry.html

http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/

123456789/2121/KIN.CD.053.pdf?sequence=1

BAB 9

STRATEGI DISTRIBUSI ke KONSUMEN dan PENENTUAN JUMLAH KENDARAANserta RUTENYA

9.1. Strategi Distribusi

Strategi distribusi sangatlah penting agar suatu usaha tidak susahpayah dalam mendistribusikan suatu barang yang akan dikirim. Usahalaundry dalam pendistribusian barang agar dapat sampai ke konsumendengan tepat waktu sangatlah cocok untuk diterapkan direct shipment.Direct shipment merupakan salah satu cara pendistribusian barangyang dilakukan dengan cara mendistribusikan atau mengantarakanbarang jadi yang sudah selesai diproses langsung dari lokasioperasional ke konsumen.

9.2. Penentuan Jumlah Kendaraan dan Rutenya

Agar barang yang akan dikirim dapat sampai dengan tepat waktu kekonsumen yang perlu dilakukan adalah menentukan rute dan kendaraanyang digunakan. Kendaraan yang akan digunakan adalah motor. Karenamodal usaha yang dibutuhkan tidaklah terlalu besar jika dibandingkanuntuk membeli mobil. Motor yang akan digunakan akan dirancangsedemikian rupa agara dapat menampung beban laundry sebesar 80 kg.Di bagian belakang motor akan dibuatkan bak penampung di sebalahkiri dan kanan yang fungsinya untuk menampung hasil cucian laundryyang akan diantar ke konsumen.

Berikut ini analisis dalam menentukan jumlah kendaraan serta ruteyang harus dilalui:

Factory Konsumen

1. Menentukan lokasi dari konsumenYang akan dijadikan lokasi dari konsumen adalah konsumenbagian kledokan, konsumen bagian tanbak bayan, konsumen bagianSTTNAS, konsumen bagian STIE YKPN, konsumen bagian seturanraya, dan kosumen bagian perumnas setruan. Yang akan dilakukanadalah mencari titik koordinat dari tiap-tiap lokasi danmenetukan berapa banyak order size tiap-tiap lokasi konsumen.Berikut ini tabel tentang lokasi konsumen, koordinat , sertaorder sizenya.

Tabel 9.1 Menentukan lokasi dari konsumen

Destination Coordinate X Coordinate YOrder Size

(kg)

Kledokan -7,775901 110,411604 20

Tambak Bayan -7,778048 110,416593 40

STTNAS -7,77349 110,415967 35

STIE YKPN -7,769281 110,409895 40

Seturan Raya -7,765613 110,410442 30

Perumnas Seturan -7,766485 110,405732 50

Operasional Laundry -7,769589 110,40526

2. Distance matriksLangkah selanjutnya adalah distance matriks. Rumus yang akandigunakan adalah:

(9.1)

Tabel 9.2 Distance Matriks

Warehouse D1 D2 D3 D4 D5 D6

Destination 1

0,008949172

Destination 2

0,014141838

0,005431365

Destination 3 0,01139551

0,004984846

0,004600787

Destination 4

0,004645222

0,006837037

0,007388157 0,006698

Destination 5

0,006531592

0,010353414 0,01387314

0,009621474

0,003708562

Destination 6

0,003139682

0,011096911 0,00479004

0,012402631

0,005014797

0,00479004

3. Saving DistanceLangkah berikutnya adalah saving distance. Rumus yangdigunakan adalah:

(9.2)

Tabel 9.3 Saving Distance

Warehouse D1 D2 D3 D4 D5 D6

DestinationRoute 1

1

Destination2 Route 2 0,017659644

Destination3 Route 3 0,015359836 0,020936561

Destination4 Route 4 0,006757357 0,009342732

0,005450598

Destination5 Route 5 0,00512735 0,00680029

0,008305629

0,007468253

Destination6 Route 6 0,000991942 0,012491479

0,002132561

0,004656477

0,004881234

Order Size 20 40 35 40 30 50

4. Allocation Destination

Langkah berikutnya adalah allocation destination. Tahap ini adalahtahap dimana menentukan allokasi dari lokasi konsumen selanjutnyadilakukan penetuan jumlah kendaraan yang digunakan.

Tabel 9.4 Allocation Destination

Warehouse D1 D2 D3 D4 D5 D6

Destination 1 Route 1

Destination 2 Route 2

0,017659644

Destination 3 Route 3

0,015359836

0,020936561

Destination 4 Route 4

0,006757357

0,009342732

0,005450598

Destination 5 Route 5

0,00512735 0,00680029

0,008305629

0,007468253

Destination 6 Route 6

0,000991942

0,012491479

0,002132561

0,004656477

0,004881234

Order Size 20 40 35 40 30 50

Berdasarkan tabel diatas maka dapat ditentukan berapa jumlahalokasinya. Berikut ini jumlah alokasinya:

• Allocation 1: D2, D3

• Allocation 2: D6, D5

• Allocation 3: D1, D4

Jadi berdasarkan alokasinya dapat deketahui rute dari lokasikonsumen. Jadi rute 1 adalah D2 (Tambak Bayan), dan D3 (STTNAS).Rute 2 adalah D6 (Seturan Raya), dan D5 (Perumnas Seturan). Rute 3adalah D1 (Kledokan), dan D4 (STIE YKPN).

Berdasarkan tiap rute maka ditetapkan akan digunakan tiap rute 1kendaraan. Jadi kendaraan yang digunakan berjumlah 3 buah.

Sumber: google map

BAB 10

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM)

10.1. Pengertian CRM

CRM merupakan sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan

korporasi dan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat

memaksimumkan komunikasi, pemasaran melalui pengelolaan berbagai

kontak yang berbeda dengan pelanggan. Pendekatan ini memungkinakn

untuk mempertahankan pelanggan dan memberikan nilai tambah terus

menerus pada pelanggan, selain juga memperoleh keuntungan yang

berkelanjutan.

Hal yang perlu dipahami adalah bahwa dari luar, pelanggan yang

berinterkasi dengan perusahaan hanya memahami bisnis yang dilakukan

oleh perusahaan sebagai satu entitas, tidak lebih; meskipun

pelanggan juga berinteraksi dengan sejumlah pekerja yang berbeda

peran dan departemennya. Semua itu tetap dianggap sebagai satu

kesatuan. Dengan CRM, dukungan pada proses bisnis, informasi tentang

pelanggan dan interaksinya dapat dimasukkan, disimpan, diakses oleh

semua staf pada berbagai unit kerja dengan tujuan untuk meningkatkan

layanan yang diberikan pada pelanggan, dan menggunakan informasi

kontak pelanggan untuk target pemasaran.

Implementasi CRM akan memberikan dampak manfaat bagi korporasi

seperti akan memungkinkan untuk memperoleh keseimbangan dalam

bagaimana menggunakan sumber daya untuk pemasaran agar mendapat

nilai lebih pada segmen tertentu, meningkatkan interaksi pelanggan

yang akan mendukung pengalaman branding pada pelanggan, mendongkrak

produktivitas penualan melalui pemetaan proses menggunakan teknologi

baru, menetapkan tujuan penjualan dan menentukan reward untuk

pencapaiannya, fokus pada gab antara harapan pelanggan dan

pengalaman layanan saat ini, dengan menggunakan alat analisis akan

dapat ditingkatkan pemahaman organisasi tentang pelanggan.

10.2. Strategi CRM yang diterpakan

Penerapan strategi CRM di semua tingkatan organisasi, unit kerja,

dan titik kontak pelanggan dengan organisasi tersebut adalah sangat

penting untuk menjalin dan menumbuhkembangkan hubungan perusahan

dengan para pelanggannya maupun mitra bisnisnya. Melalui penerapan

strategi CRM, suatu perusahan diharapkan akan lebih mengenal

pelanggannya dan lebih memusatkan penjualan produk, serta

peningkatan pelayanan kepada pelanggan yang menguntungkan. Dengan

mengenal palnggan atau segmen pelanggan secara lebih mendalam akan

memudahkan perusahaan untuk mengoptimalkan keuntungan dan

meminimalkan resiko bisnis.

10.2.1. Marketing

Dalam marketing yang perlu diperhatikan adalah siapa yang akan

menjadi konsumen kita, bagaimana mendapatkan konsumen tersebut, dan

penentuan harga produk. Yang akan menjadi konsumen utama dari usaha

jasa laundry ini adalah mahasiswa. Lingkungan mahasiswa memiliki

peluang yang besar karena kebiasaan mahasiswa yang malas untuk

mencuci pakaian. Kemudian cara untuk memikat konsumen khususnya

mahasiswa adalah menyebarkan brosur langsung ke kampus agar

mahasiswa dapat mengetahui usaha kita dan dapat langsung

berinterkasi dengan mereka. Dan selanjutnya yang tak kalah penting

adalah menentukan harga. Dalam menentukan harga yang perlu

diperhatikan adalah kualitas produk kita, harga para pesaing, dan

kemampuan dan daya beli konsumen. Jadi untuk harga yang diterapkan

adalah Rp. 4000/kg sudah dengan biaya antar laundry.

10.2.2. Call Center

Call center juga dapat dibutuhkan dalam usaha laundry. Fungsi dari

call center ini adalah konsumen dapat memberikan keluhan-keluhan

tentang pelayanan kita serta dapat memberikan masukan-masukan.

Tujuan akhir dari ini adalah usaha laundry ini dapat berkembang

dengan baik dan dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Call center ini bebas pulsa sehingga konsumen tidak perlu

mengeluarkan pulsa untuk memberikan keluhan-keluhan serta saran yang

akan disampaikan.

Sumber: https://galihadi.wordpress.com/pengertian-crm/

BAB 11

KRITERIA dan PERIODE WAKTU DALAM MENGEVALUASI KINERJA SC

Ide dari pengukuran kinerja ini diawali dari pengukuran operasi

manufaktur yang dilakukan oleh F.W. Taylor, (father of scientific methods)

pada awal abad ke- 20. Beliau melakukan penelitian mengenai studi

gerak dan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-

data yang ada dan kemudian dianalisa untuk membuat standar kerja

dari pekerja yang ada serta membuat kriteria yang objektif untuk

mengukur dan menetapkan kinerja dan efisiensi pekerja tersebut.

Lama-kelamaan pandangan pengukuran kinerja semakin berkembang.

Penelitian mengenai pengukuran kinerja tidak lagi difokuskan pada

penelitian kinerja individual melainkan mengarah pada pengukuran

kinerja bisnis perusahaan. Pada awal tahun 1920 mulailah muncul dan

berkembang sistem pengukuran secara tradisional yang masih berfokus

pada satu indikator saja yaitu finansial. Pengukuran kinerja

sebaiknya memiliki orientasi jangka panjang dibandingkan dengan

jangka pendek. Ukuran finansial menunjukkan dampak kebijakkan dan

prosedur perusahaan pada posisi keuangan perusahaan jangka pendek,

hal ini merupakan salah satu kekurangan sistem pengukuran kinerja

secara tradisional.

Seiring dengan perubahaan yang terjadi di lingkungan dunia usaha,

mulai berkembang pengukuran kinerja yang berfokus pada pengukuran

non finansial. Menurut Maskell (2009), untuk pengukuran non

finansial. Beberapa keuntungan sistem pengukuran non finansial

antara lain adalah pengukura tersebut lebih sesuai dengan kondisi

saat ini dibandingkan dengan pengukuran finansial, lebih mudah

diukur dan presisi, lebih bermanfaat bagi pekerja untuk melakukan

perbaikan berkesinambungan, konsisten dengan tujuan dan strategi

perusahaan dan sangat fleksibel. Faktor-faktor yang bersifat non

finansial lebih berorientasi jangka panjang dan memberikan

kontribusi yang cukup besar bagi kinerja perusahaan, misalnya

indikator yang berkaitan dengan kualitas produk yang dapat

meningkatkan penjualan dan kepuasan konsumen dalam jangka panjang.

Seiring dengan berkembangnya industri di abad ke 21, SCM telah

menjadi fokus utama dari setiap organisasi bahkan beberapa

penelitian terkini menyatakan bahwa supply chain management merupakan

praktis untuk meningkatkan kinerja world class company.

Sesuai dengan perkembangan sistem pengukuran kinerja supply chain,

Chibba dan Horte (2001) menyebutkan pada Gambar 2.2 diperlihatkan

empat tipe pengukuran kinerja SCM.

1. Functional Measures

Pengukuran secara terpisah dari masing-masing fungsi yang ada dalam

supply chain, seperti pengukuran pengiriman saja (delivery) atau produksi

saja.

2. Internal Integrated Measures

Pengukuran kinerja terhadap semua fungsi yang ada dalam supply chain

dalam satu perusahaan.

3. One side Integrated Measures

Mendefinisikan kinerja dalam batasan antar organisasi atau antar

perusahaan dan mengukur kinerja antar perusahaan dalam perspektif

supplier atau customer.

4. Total Chain Measures

Pengukuran kinerja supply chain secara lengkap yang mencakup antar

perusahaan, termasuk hubungan dari pemasok sampai ke konsumen.

Suppl

CustoPlan Sourc

eMak Deliv

erSpecificCustomerneed ful-filled

Type1

11.1. Tujuan Pengukuran Kinerja Supply Chain

Menurut Heim dan Compton (1992), sebagaimana dikutip oleh Medori dan

Steeple (2000), Perusahaan perlu menggunakan sejumlah pengukuran

kinerja untuk menentukan tujuan dan kinerja diharapkan. Perusahaan

harus mengembangkan indikator kinerja yang sesuai untuk

menginterprestasikan dan mendeskripsikan secara kuantitatif

kriteria yang digunakan mengukur efektivitas dari sistem tersebut.

(Vanany, 2009: 135).

Dengan melakukan pengukuran kinerja supply chain, perusahaan dapat

mengontrol kinerja perusahaan secara langsung maupun tidak langsung

dan perusahaan dapat mengetahui tingkat kinerja perusahaan saat ini,

apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil pengukuran

kinerja dijadikan sebagai landasan bagi perusahaan untuk

meningkatkan kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan.

11.2. Metode Pengukuran Performansi Supply Chain

Berbagai macam cara pengukuran performansi yang pernah dilakukan

perusahaan-perusahaan dunia. Salah satunya adalah cara pengukuran

yang dilakukan oleh sebuah supermarket. Pertama mereka menentukan

obyektif performansi yang dibutuhkan didalam pengukuran tersebut,

seperti quality, speed, realibility, flexibility, dan sebagainya. Obyektif tersebut

diberi skor dan bobot. Tingkat pemenuhan performansi didefinisikan

Gambar 2.2 Empat Tipe Pengukuran Kinerja Supply Chain

oleh normalisasi dari indikator performansi tersebut. Untuk strategi

supply chain yang pasti, berlaku hubungan sebagai berikut:

P=∑j=i

nsijwij

Dimana:

Pi =total performansi Supply Chain varian i

n = jumlah obyektif performansi

Sij= skor Supply Chain ke I di dalam obyektif performansi ke j

Wij = bobot dari obyektif performansi

Proses normalisasi dilakukan dengan rumus normalisasi Snorm dr De boer,

yaitu:

snorm = Si−Smin¿¿

Keterangan:

Si = Nilai indikator aktual yang berhasil dicapai

Smin = Nilai pencapaian performansi terburuk dari indikator

performansi

Smax = Nilai pencapaian performansi terbaik dari indikator

performansi

Pada pengukuran ini, setiap bobot indikator dikonversikan ke dalam

interval nilai tertentu yaitu 0 sampai 100. Nol (0) diartikan paling

jelek dan seratus (100) diartikan paling baik. Dengan demikian

……………………………………………………………………………………………….. (11.1)

parameter dari setiap indikator adalah sama, setelah itu didapatkan

suatu hasil yang dapat dianalisa.

Tabel 11.1 Sistem Monitoring Indikator Performansi

Sistem Monitoring Indikator Performansi

<40

40-50

50-70

0-90

>90

Poor

Marginal

average

Good

Excellent

(Sumber: H.Volby, 2000 dalam Sumiati, 2006: 4)

11.3. Penentuan Kriteria

11.3.1. Perencanaan

No Variabel Indikator Skor

Penilaian

1 Akurasi perkiraan bahan baku 1 2 3

4 52 Persedian barang jadi di

perusahan

1 2 3

4 53 Tingkat persedian barang pada

perusahaan

1 2 3

4 54 Hubungan internal dengan

karyawan

1 2 3

4 55 Kehandalan karyawan perusahaan 1 2 3

4 5

11.3.2. Sumber bahan baku dan karyawan

No Variabel Subkriteria Skor

Penilaian

1 Kinerja pemasok bahan baku 1 2 3

4 52 Kehandalan kinerja karyawan 1 2 3

4 53 Pemasok mengirim bahan baku

tepat waktu

1 2 3

4 54 Biaya pemasok mengirim bahan

baku

1 2 3

4 5

11.3.3. Pengiriman

No Variabel Indikator Skor

Penilaian

1 Pengiriman produk tepat waktu 1 2 3

4 52 Kualitas pengiriman tepat waktu 1 2 3

4 53 Biaya pengiriman tepat waktu 1 2 3

4 5

11.3.4. Pengembalian Produk

No Variabel Sub Kriteria Skor

Penilaian

1 Bahan baku pemasok 1 2 3

4 52 Waktu pemasok bahan baku

pengganti

1 2 3

4 53 Kondisi bahan baku 1 2 3

4 5

4 Biaya bahan baku pengganti 1 2 3

4 5

11.3.5. Proses

No Variabel Sub Kriteria Skor

Penilaian

1 Proses peningkatan kinerja

kryawan

1 2 3

4 52 Proses awal produk 1 2 3

4 53 Proses produksi pembuatan produk 1 2 3

4 54 Proses pencampuran bahan baku 1 2 3

4 55 Proses desain produk 1 2 3

4 56 Proses Pengemasan produk 1 2 3

4 57 Efisiensi bahan baku perusahaan 1 2 3

4 58 Efiensi mesin perusahan 1 2 3

4 59 Keadaan kinerja karyawan 1 2 3

4 510 Fleksibilitas produksi barang 1 2 3

4 511 Biaya proses produksi 1 2 3

4 5

11.4. Periode waktu evaluasi SC

Periode waktu evaluasi yang dilakukan dalam evalusai supply chain

adalah selam 1 tahun sekali. Hal ini memungkinkan untuk dapat

melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil yang telah dilakukan

berdasarkan SCOR. Evalusi ini sangat berguna bagi perusahaan karena

dengan adanya evalusi SC sehingga suatu perusahaan dapat berkembang

dan memperbaiki rantai pasok yang sebelumnya.

Sumber: https://JURNAL PERFORMASI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) /