DASAR PLC SIEMENS S5

78
Fernando Sihombing PLC - SIEMENS 1 DASAR PLC SIEMENS S5 Programmable Logic Controller merupakan suatu sistem pengendalian yang memberikan kemudahan dan keluwesan pengendalian berdasarkan pada pemograman dan pelaksanaan instruksi-instruksi logika sederhana. PLC mempunyai fungsi-fungsi internal seperti timer, counter dan shift register yang menggantikan rangkaian secara fisik dangan fungsi yang sama, sehingga pengendalian tersebut bekerja dengan lebih baik, dan mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil dari sistem pengendali sebelumnya. Dengan otomatisasi ini, memberikan efisiensi dan hasil produksi yang lebih baik. PLC adalah bagian dari sistem kendali fleksibel dan terintegrasi, dan biasa digunakan untuk proses yang dikerjakan secara berulang-ulang. Pada dasarnya PLC adalah sebuah komputer yang mempunyai fungsi khusus. PLC memiliki Central Processing Unit, Memori, dan I/O. PLC dapat diprogram sesuai dengan keinginan melalui device pemrograman, seperti komputer dan handheld programmer. PLC digunakan untuk menggantikan rele-rele dan papan elektronik yang programnya tidak diubah. Dalam suatu industri kompleks seperti di Indah Kiat, dibutuhkan banyak sekali rele dan papan elekronik yang emnghasilkan suatu fungsi logika dan urutan kerja yang tertentu. Karenanya sistem yang lama akan membutuhkan ruang yang sangat besar. Selain itu bila ada perubahan pola produksi maka susunan rele dan papan elektronik juga berubah, sehingga perlu biaya dan waktu yang lumayan banyak. Dengan menggunakan PLC, tidak perlu merubah hardware yang menunjukkan fungsi kerja dan urutan kerja. Kita cukup mengganti fungsi logika dan urutan kerja itu yang kita simpan didalam PLC. Keuntungan penggunaan PLC antara lain : - Kemudahan dalam memprogram dan mengubahnya - Kemudahan dalam pemeliharaan dan perbaikan - Penggunaan pada berbagai macam alat besar dan kecil daripada rele pada umumnya - Harga yang bersaing dengan rele panel yang umum digunakan Bila dilihat dari cara kerja PLC, apabila semakin cepat mikropocesor, maka akan semakin cepat pula respon PLC terhadap sistem yang dikendalikannya. Program Operasi Program operasi terdiri dari : Gerbang Logika Flip-Flop Bilangan Dasar Gerbang logika Gerbang logika pada dasarnya ada 3 macam : a. Gerbang logika OR A B Q 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 Ladder diagram : Q A B

Transcript of DASAR PLC SIEMENS S5

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

1

DASAR PLC SIEMENS S5

Programmable Logic Controller merupakan suatu sistem pengendalian yang memberikan kemudahan dan keluwesan pengendalian berdasarkan pada pemograman dan pelaksanaan instruksi-instruksi logika sederhana. PLC mempunyai fungsi-fungsi internal seperti timer, counter dan shift register yang menggantikan rangkaian secara fisik dangan fungsi yang sama, sehingga pengendalian tersebut bekerja dengan lebih baik, dan mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil dari sistem pengendali sebelumnya. Dengan otomatisasi ini, memberikan efisiensi dan hasil produksi yang lebih baik. PLC adalah bagian dari sistem kendali fleksibel dan terintegrasi, dan biasa digunakan untuk proses yang dikerjakan secara berulang-ulang. Pada dasarnya PLC adalah sebuah komputer yang mempunyai fungsi khusus. PLC memiliki Central Processing Unit, Memori, dan I/O. PLC dapat diprogram sesuai dengan keinginan melalui device pemrograman, seperti komputer dan handheld programmer. PLC digunakan untuk menggantikan rele-rele dan papan elektronik yang programnya tidak diubah. Dalam suatu industri kompleks seperti di Indah Kiat, dibutuhkan banyak sekali rele dan papan elekronik yang emnghasilkan suatu fungsi logika dan urutan kerja yang tertentu. Karenanya sistem yang lama akan membutuhkan ruang yang sangat besar. Selain itu bila ada perubahan pola produksi maka susunan rele dan papan elektronik juga berubah, sehingga perlu biaya dan waktu yang lumayan banyak. Dengan menggunakan PLC, tidak perlu merubah hardware yang menunjukkan fungsi kerja dan urutan kerja. Kita cukup mengganti fungsi logika dan urutan kerja itu yang kita simpan didalam PLC. Keuntungan penggunaan PLC antara lain : - Kemudahan dalam memprogram dan mengubahnya - Kemudahan dalam pemeliharaan dan perbaikan - Penggunaan pada berbagai macam alat besar dan kecil daripada rele pada

umumnya - Harga yang bersaing dengan rele panel yang umum digunakan

Bila dilihat dari cara kerja PLC, apabila semakin cepat mikropocesor, maka akan semakin cepat pula respon PLC terhadap sistem yang dikendalikannya. Program Operasi Program operasi terdiri dari : Gerbang Logika Flip-Flop Bilangan Dasar

Gerbang logika Gerbang logika pada dasarnya ada 3 macam : a. Gerbang logika OR

A B Q

0 0 0

0 1 1

1 0 1 1 1 1

Ladder diagram :

Q A

B

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

2

b. Gerbang logika AND

A B Q

0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 1 1

Ladder diagram : c. Gerbang logika NOT

A Q

0 1 1 0

Ladder diagram : d. Gerbang logika NOR

A B Q 0 0 1

0 1 0

1 0 0 1 1 0

Ladder diagram : e. Gerbang logika NAND

A B Q 0 0 1

0 1 1

1 0 1 1 1 0

Ladder diagram :

A

Q

A

B

Q

A

B

A

B

Q

A B Q

Q A

A Q

A

B

Q

Q B A

Q

B

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

3

Flip flop Jenis-jenis flip-flop antara lain : RS flip-flop, JK Flip-flop, D Flip-flop. Didalam PLC, yang biasa digunakan adalah RS Flip-flop.

R S Q 0 0 0

0 1 0

1 0 1

1 0 TOGLE Bilangan Dasar Sistem bilangan yang biasa digunakan : Sistem Bilangan Biner (Basis 2)

Pada sistem bilangan ini hanya mengenal 2 macam angka saja yaitu ‘0’ dan ‘1’. Sistem bilangan oktal ( Basis 8 )

Pada sistem bilangan ini mengenal 8 angka yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7. Sistem bilangan desimal (Basis 10)

Pada basis 10 adalah bilangan yang biasa kita gunakan, yaitu 10 angka dasar : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.

Sistem bilangan hexa desimal (Basis 16) Pada sistem bilangan Hexadesimal mengenal 16 angka dasar antara lain : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E dan F.

Konversi Bilangan Masing-masing sistem bilangan diatas dapat dikonversikan satu sama lain misalnya : a. Bilangan Biner ke desimal :

(1101) = (1X23) + (1X22) + (0X21) + (1X20) = 8+4+0+1 = 13

b. Bilangan Oktal ke desimal :

(137) = (1X82) + (3X81) + (7x80) = 64 + 24 + 7 = 95

c. Bilangan hexadesimal ke desimal : (1A5) = (1X162) + (10X161) + (5X160) = 256 + 160 + 5 = 421

Dasar PLC siemens PLC Siemens S5 menggunakan logic control yang sederhana dengan sinyal biner (0 dan 1 atau low dan high) dan dapat bekerja dengan kompleks dalam suatu proses otomatisasi. PLC Siemens terdiri dari beberapa komponen utama : Modul Power Supply Central Processing Unit (CPU) Modul Input dan Output (I/O) Modul Intelligent input/output (IPs) Communication Processor (CPs) Perencanaan pemograman dilakukan dengan bahasa step 5 (S5D), yaitu :

RS

Flip-flop

R

Q

S

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

4

1. Organization Blok (OB) 2. Program Blok (PB) 3. Sequence Blok (SQ) 4. Function Blok (FB) 5. Data Blok (DB) Media input dan output yang digunakan adalah : a. Analog input b. Digital input c. Analog output d. Digital Output Metoda program yang dimengerti oleh PLC adalah : STL (Statement List) CSF (Control Sistem Flowchart ) LAD (Ladder Diagram) Operand yang dimengerti oleh Step 5 program : I (Input) Perantara dari proses ke PLC Q (Output) Perantara dari PLC ke proses F (Flags) Memory yang dihasilkan dari operasi biner D (Data) Memory yang dihasilkan dari drait operasi T (Timer) Memory dari peralatan timer C (Counter) Memory dari peralatan counter OP (Blok) Program Steveture PB (Blok) Program Steveture SB (Blok) Program Steveture FB (Blok) Program Steveture DB (Blok) Program Steveture Metoda Penulisan Metoda penulisan yang digunakan dalam pemograman STEP 5: - Statement List (STL) - Control System Flowchart (CSF) - Ladder Diagram (LAD) - GRAPH 5, untuk CPU 103 keatas Masing-masing metoda penulisan tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Sebuah program blok yang telah diprogram dalam bentuk STL belum tentu dapat dirubah dalam CSF atau LAD. Aakan tetapi program dalam CSF atau LAD dapat dikonversikan kedalam bentuk STL, sesuai dengan ilustrasi sebagai berikut :

CSF LAD STL

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

5

Bahasa Pemograman STEP 5 memiliki tiga macam type operasi : - Basic - Supplementary - System Tabel berikut menjelaskan ketiga type operasi tersebut :

PEMOGRAMAM BAHASA STEP 5

Operasi Basic Operasi Supplementary

Operasi System

Application Dalam semua Blok

Hanya dalam Function Blok

Hanya dalam Function Blok

Metode penulisan

STL, CSF, LAD STL STL

Feature khusus Hanya untuk pemakai dengan pengetahuan

System yang baik

Operand Area Pemrograman STEP 5 memiliki area operasi : I (input) Interface dari proses ke Programmable Controller Q (Output) Interface dari Programmable Controller ke proses F (Flags) Memory untuk hasil dari operasi biner D (data) Memory untuk hasil dari operasi digital T (Timer) Memory untuk implementasi timer C (Counter) Memory untuk implementasi Counters P (Peripherals) Interface dari proses ke Programmable Controller K (Constants) Mendefinisikan numeric value OB,PB,SB, FB,DB (Blok) Struktur Program Konversi Sirkuit diagram Jika otomatisasi yang dibuat dalam bentuk sebuah sirkuit diagram, apabila akan dibuat dalam pemrograman STEP 5 harus dikonversikan terlebih dahulu kedalam bentuk STL, CSF atau LAD. Contoh konversi penulisan dari Circuit diagram ke bentuk STL, CSF, dan LAD misalnya : Operasi AND Contoh : Output Q 3.5 bernilai ‘1’ ketika ketiga inputnya adalah ‘1’. Output akan berlogika ‘0’ jika ada salah satu inputnya ‘0’.

Circuit Diagram STL

I1.1 I1.3 I1.7 Q3.5

A I 1.1 A I 1.3 A I 1.7 = Q 3.5

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

6

CSF LAD

I1.1 I1.3 & I1.7 Q3.5

I1.1 I1.3 I1.7 Q3.5

Operasi OR Output Q3.2 akan ‘1’ ketika setidaknya salah satu input adalah ‘1’. Output Q3.2 adalah ‘0’ ketika semua input adalah ‘0’

Circuit Diagram STL

I1.2 I1.7 1.5 Q3.2

O I 1.2 O I 1.7 O I 1.5 = Q 3.2

CSF LAD

I1.2 I1.7 >/ 1 I1.5 Q3.2

I1.2 Q3.2 I1.7 I1.5

Operasi AND sebelum OR Contoh : Output Q3.1 adalah ‘1’ ketika setidaknya salah satu kondisi AND bernilai ‘1’ . Output Q3.1 adalah ‘0’ ketika kedua kondisi AND adalah ‘0’.

Circuit Diagram STL

I1.5 I1.4 I1.6 I1.3 Q3.1

A I 1.5 A I 1.6 O A I 1.4 A I 1.3 = Q 3.1

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

7

CSF LAD

I1.5 I1.6 I1.4 I1.3 Q3.1

I1.5 I1.6 Q3.1 I1.4 I1.3

Operasi OR sebelum AND Contoh : Output Q2.1 adalah ‘1’ ketika salah satu kondisi terjadi : Input I6.0 adalah ‘1’ Input I6.1 dan salah satu input I6.2 atau I6.3 adalah ‘1’ Output Q2.1 adalah ‘0’ ketika tidak ada kondisi AND yang terpenuhi.

Circuit Diagram STL

I6.0 I6.2 I6.3 I6.1 Q2.1

O I 6.0 O A I 6.1 A( O I 6.2 O I 6.3 ) = Q 2.1

CSF LAD

I6.0 I6.1 I6.2 I6.3 Q2.1

I6.0 Q2.1 I6.2 I6.1 I6.3

RS FLIP-FLOP Contoh : Sebuah input ‘1’ pada I2.7 menjadikan output flip-flop Q3.5 adalah ‘1’. Jika status sinyal pada input I2.7 dirubah menjadi ‘0’ maka status Q3.5 akan tetap dipertahankan (terkunci). Sebuah input ‘1’ pada I1.4 akan mereset flip-flop (status sinyalnya ‘0’).

Circuit Diagram STL

I1.4 I2.7 Q3.5

A I 2.7 S Q 3.5 1 I 1.4 R Q 3.5

&

&

>=1

&

&

>=1

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

8

CSF LAD

Q3.5 I2.7 S I1.4 R Q

Q3.5 I2.7 S I1.4 R Q

Pulsa Contoh : Output Q4.0 akan diset apabila status siyal pada input I 3.0 berubah dari ‘0’ ke ‘1’. Tetapi output tidak boleh diset lebih dari 5 detik.

Timing Diagram Circuit Diagram

Signal state 1 0 I3.0 1 0 Q4.0 time in sec 5

I3.0 T1 Q4.0

STL CSF LAD

A I 3.0 L KT 50.1 SP T 1 A T 1 = Q 4.0

T1 I3.0 KT 50.1 TV BI DE R Q Q4.0

I3.0 T1 KT 50.1 TV BI DE R Q Q4.0

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

9

Extended Pulsa Contoh ; Output Q4.1 diset untuk sebuah waktu tertentu ketika sinyal pada input I3.1 berubah menjadi ‘1’. Waktu ditentukan pada IW 15.

Timing Diagram Circuit Diagram

Signal state 1 1 I3.1 1 0 Q4.1 time in sec t t

I3.1 T2 T2 Q4.1

STL CSF LAD A I 3.1 L IW 15 SE T 2 A T 2 = Q 4.1

T2 I3.1 IW 15 TV BI DE R Q Q4.1

T2 I3.1 IW 15 TV BI DE Q4.1 R Q

On Delay Contoh : Output Q4.2 akan diset 9 detik setelah input I3.5. selama waktu itu input harus bernilai ‘1’.

Timing Diagram Circuit Diagram Signal state 1 2 I3.5 1 0 Q4.2 time in sec

9 9

I3.5 T3 Q4.2

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

10

STL CSF LAD

A I 3.3 L KT 9.2 SP T 3 A T 3 = Q 4.2

T3 I3.5 T KT9.2 TV BI DE R Q Q4.2

T3 I3.5 T KT 9.2 TV BI DE Q4.2 R Q

Stored on Delay and Reset. Contoh : Output Q4.3 diset selama 5 detik. Setelah I3.3 Perubahan yang ada pada status sinyal input I3.3 tidak mempengaruhi output. Input I3.2 mereset timer T4 ke ‘inisial value’-nya dan menset output Q4.3 ke nol.

Timing Diagram Circuit Diagram

Signal state 1 0 I3.3 1 0 I3.2 1 0 Q4.3 5 5 time in sec

I3.2 H1 T4 I3.3 H1 H1 Q4.3

STL CSF LAD

A I 3.3 L KT 50.1 SS T 4 A I 3.2 R T 4 A T 4 = Q 4.3

T4 I3.3 T KT 50.1 TV BI DE I3.2 R Q Q4.3

T4 I3.3 T KT 50.1 TV BI DE Q4.3 I3.2 R Q

Off Delay Contoh : Ketika input I3.4 direset, output Q4.4 akan diset ke nol setelah ada delay (t). Value pada spesifikasi waktu delaynya ada pada FW 13.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

11

Timing Diagram Circuit Diagram

Signal state 1 0 I3.4 1 0 Q4.4 time in sec t t

I3.4 I3.4 T5 Q4.4

STL CSF LAD

A I 3.4 L FW 13 SF T 5 A T 5 = Q 4.4

T5 I3.4 FW13 TV BI DE R Q Q4.4

T5 I3.4 FW13 TV BI DE Q4.4 R Q

Struktur Program Sebuah program STEP 5 dapat dibuat dalam dua macam bentuk : - Linear - Terstruktur Pemograman Linear Pemrograman operasi tersendiri didalam satu seksi (blok) sudah cukup untuk menangani pekerjaan-pekerjaan otomatisasi. Untuk STEP 5 –100U ia akan men-scan organization Blok (OB) secara berkala. Setelah scaning mencapai statement terakhir, ia akan kembali ke statement pertama dan memulai scanning kembali. Beberapa Hal yang perlu diingat : - Ketika OB1 Dipanggil, 5 words dimasukkan ke block header dalam program

memory. - Umumnya sebuah statement memakai 1 word dalam program memory.

Dua word statement termasuk yang telah ada (mis dengan operasi “Load Constant”) statement ini akan dihitung dua kali ketika sedang mengkalkukasi panjang program.

- Seperti semua blok, OB1 harus diakhiri dengan sebuah Blok End Statement (BE). Pemrograman Terstruktur Untuk memecahkan task yang kompleks, disarankan untuk memecah sebuah program menjadi beberapa program dengan isi program tersendiri (blok). Prosedur ini memiliki keuntungan : - Sederhana dan pemrograman yang mudah, sekalipun untuk program yang besar - Bagian-bagian program dapat distandarisasikan - Mudah dalam pengubahan - Pengetesannya mudah

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

12

- Start-ups-nya mudah - Teknik subrutin (Blok dipanggil dari lokasi yang berbeda)

Bahasa pemrograman STEP 5 memiliki 5 type blok : - Organization Blok (OB)

Organization sebagai pengatur control program - Program Blok (PB)

Program Blok menempatkan control program sesuai dengan fungsi atau aspek teknikalnya.

- Sequence Blok (SB) Sequence Blok adalah blok khusus untuk memprogram rangkaian kontrol. Sequence Blok berkedudukan seperti program blok.

- Function Blok (FB) Function Blok adalah blok khusus untuk programming yang sering/berulang atau terutama bagian program yang kompleks. (seperti laporan dan fungsi aritmatika).

- Data Blok (DB) Data blok menyimpan data yan dibutuhkan dalam sebuah proses kontrol program. aktual values, limiting values dan teks adalah contoh dari data.

Sebuah program menggunakan blok pemanggil untuk keluar dari satu blok dan lompat ke blok yang lain. Oleh karena itu Kita dapat menggunakan sekumpulan program, fungsi, dan sequence blok secara acak sampai dengan 16 level. Kumpulan program ini dapat sampai mencapai 32 level untuk CPU 103 versi 8MA03. Total kedalaman kumpulan (Nesting depth) program adalah jumlah dari kedalaman kumpulan dari call yang diprogramkan pada organization block. Jika kumpulan melebihi dari 16 level, CPU akan berubah ke STOP mode dengan pesan error “STUEB”, blok stack over flow. Gambar berikut menjelaskan prinsip nesting.

OB 1

………………… …………………

Level 1 Level 2 Level 3 ……………………… Level 16

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

13

Struktur Blok Setiap Blok berisi bagian-bagian sebagai berikut : - Blok Header yang menjelaskan type blok, nomor dan panjang.

Dibuat oleh pemrogram ketika dirubah kedalam blok - Badan blok sebagai STEP 5 program atau data. Pemrograman Dalam membuat suatu program, blok program (kecuali untuk data blok) yang dibuat harus: - Menjelaskan Type bloknya (contoh PB) - Menjelaskan nomor bloknya (contoh 27) - Memasukkan Statement Control Program - Mengakhiri blok dengan “BE” statement.

A. Organization Blok Organization Blok (OB) adalah sebagai penghubung antara Operating system dan control program. Organization Blok ditangani dengan cara : - Organization Blok OB1 dipanggil secara berkala oleh operating system. - Beberapa Organization blok adalah event-driven atau pengontrolan waktu.

Mereka dapat dipanggil untuk merespon ke keadaan atau waktu tertentu: - Dengan sebuah switch dari STOP ke RUN (OB21) - Dengan sebuah switch dari power OFF ke power ON (OB22) - Dengan interupts (OB2 dan OB13)

- Beberapa Organization Blok lain memperlihatkan fungsi operasi (sama dengan function Blok integral). Mereka dapat dipanggil oleh control program.

OB No. Fungsi

OB yang harus diprogram. Operating system memangiil OB

OB 1 Memproses program secara berkala (cycle)

OB Pemroses program interrupt driven

OB2 Memproses program interrupt driven

OB13 Memproses program pengontrol waktu

OB Yang menagani prosedur start up

OB21 Ketika start secara manual (STOP ke RUN)

OB22 Ketika power kembali

OB34 Battery failure

OB yang telah diprogram. Kita harus memanggil OB

OB31 Pemicu Scan time (reset scan time monitor)

OB251 PID control Algorithm

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

14

Gambar berikut memperlihatkan bagaimana cara mempersiapkan sebuah contol program terstruktur.

B. Program Blok

Isi dari bagian program itu sendiri diprogram pada program blok (PB). Keuntungannya: Fungsi kontrol dapat diperlihatkan secara grafik di program blok . Call Blok Call JU dan JC sebagai pengaktif program blok. Kita dapat memprogram operasi ini dalam semua type blok kecuali data blok. Blok call dan blok end menyebabkan RLO dimuat kembali. Akan tetapi RLO dapat saja termasuk dalam blok ‘baru’ dan dievaluasi disana.

C. Sequence Blok (untuk CPU 103 keatas) Sequence Block (SB) adalah program blok khusus yang memproses kontrol sequens. Sequence blok diperlakukan seperti program blok.

D. Function Block Fungsi kontrol yang komplek atau yang berulang-ulang diprogramkan didalam function Block (FB). Fungction Blok memiliki spesifikasi khusus : FB dapat memberikan parameter.

Parameter sesungguhnya dapat diberikan ketika blok dipanggil. FB dapat menyampaikan set operasi yang tidak tersedia ke blok lainnya. Program FB hanya dapat dituliskan dan didokumentasikan dalam STL. Untuk CPU 102 ver 8MA02 keatas, beberapa type FB yang tersedia : FB yang dapat kita program FB yang terintegrasi dalam satu operating system FB yang tersedia dalam paket software.

OB21/OB22 OB1 PB1 SB1 FB2 FB61

System program Control Program

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

15

Block header Disampin Blok Header, Function Block memiliki informasi yang terorganisaisi dimana tidak dimiliki oleh blok yang lain. Sebuah memory Function Blok memerlukan : Blok header (5 words) seperti blok lain. Nama Blok (5 words) Block parameter untuk penempatan parameter Pembuatan sebuah Function Blok (untuk CPU 103 keatas) Yang paling membedakan dengan blok lainnya, adalah parameter dapat diserahkan di FB. Untuk menempatkan parameter, kita harus memprogram parameter intormasi blok yang bersangkutan. Nama Blok Parameter (Formal Operand)

Setiap parameter blok sebagai sebuah formal operand akan memberikan sebuah Designation (DES). Dibawah DES ini akan ditimpa oleh parameter yang sebenarnya ketika function block dipanggil. Nama yang dibuat dapat memuat 4 karakter panjang dan harus diawali dengan sebuah karakter alpha. Kita dapat memprogram sampai dengan 40 blok parameter untuk setiap function block.

Type Block Parameter Kita dapat memasukkan type-type parameter berikut : - I Input parameter - Q Output Parameter - D Data - B Blok - T Timer - C Counters Dalam bentuk grafik, parameter output ditunjukkan di kanan dari function symbol, dan parameter lain ditunjukkan disebelah kirinya.

Type Block Parameter Data Kita dapat menjelaskan type data sebagai berikut : - BI untuk operand dengan sebuah bit address - BY Untuk operand dengan sebuah byte address - W Untuk operand dengan sebuah word address - K Untuk Konstanta

Ketika menentukan parameter, kita harus memasukkan spesifikasi dari semua parameter blok.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

16

Gambar berikut memperlihatkan pemrograman sebuah parameter Function Blok NAME : EXAMPLE DES: IN 1 I BI Block Parameter DES: IN 2 I BI Name DES: OUT1 Q BI Data type Parameter type :A = IN 1 :A = IN 2 := = OUT 1

Penempatan memory Contoh program Pemanggilan sebuah Fungsi Blok Seperti blok lainnya, fungsi blok disimpan didalam sebuah nomor spesifik di program memory (seperti FB47). Nomor 240 sampai dengan 255 disesediakan untuk Integral function Blok. Kita dapat memprogram function blok call disemua blok kecuali pada data blok. Sebuah Function Block terdiri dari bagian-bagian : Call Statement

- JU FBx Unconditional Call (Jump Unconditional) - JC FBx call jika RLO 0 11 (Jump Conditional)

Parameter List (Hanya bila parameter blok didefinisikan di FB) Function Block dapat dipanggil hanya jika ia telah diprogram. Ketika sebuah function block call sedang diprogram, secara otomatis pemrogram membutuhkan parameter list untuk FB jika blok parameter telah didefinisikan di FB. Setting Parameter untuk Function Block Program di Function Block menjelaskan bagaimana formal operand (Parameter yang didefinisikan sebagai “DES”) akan diproses. Begitu setelah kita memprogram call statement (sebagai contoh JU FB2), pemrogram menampilkan parameter list. Parameter list terdiri dari nama parameter. Setiap nama parameter diikuti oleh sebuah colon (:). Kita harus memberikan operand sebenarnya ke parameter. Operand sebenarnya akan menggantikan formal operand yang telah didefinisikan di FB ketika FB dipanggil sehingga FB dioperasikan dengan operand sebenarnya. Sebuah parameter list maksimum memiliki 40 parameter. Contoh :

Block Header

Name

Block

Parameter

Control Program

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

17

Nama (DES) dari sebuah parameter adalah IN1, type parameter adalah I (sebagai input). Type datanya adalah BI (dalam bit). Formal operand untuk FB memiliki struktur : DES: IN1 BI Jelaskan di parameter list blok yang dipanggil dengan operan sebenarnya yang menggantikan formal operand di FB call. Didalam contoh ini : I 1.0 Masukkan dalam parameter list : IN1 : I 1.0 Ketika FB dipanggil, ia akan menggantikan formal operand “IN1” dengan operand sebenarnya “I 1.0”

FB Call memerlukan 2 words di program memory internal. Setiap parameter memerlukan beberapa memory word tambahan. Nama dari function block disimpan didalam function block. Designations (DES) dari function block input dan output yang terlihat di programmer selama pemrograman juga tersimpan di function block. Sebelum kita memprogram, kita harus memlilih salah satu dari dua pilihan : Transfer semua function block yang dibutuhkan ke disket program (Untuk

pemrograman off-line) Masukkan semua function block yang dibutuhkan langsung kedalam memory

program dari PLC).

E. Data Blok Data blok (DB) merupakan tempat penyimpanan data yang akan diproses didalam sebuah program. Type data yang diperbolehkan : Bit pattern (menunjukkan status system yang dikontrol) penomoran Hexadesimal, binary, atau desimal (waktu, hasil atau operasi

aritmatika). Karakter Alphanumerik (pesan text dalam bentuk ASCII)

Pemrograman Data Blok Program dimulai dengan menjelaskan nomor blok antara 2 dan 63 (untuk CPU100 & 102) dan antara 2 dan 255 (untuk CPU 103 ). DB0 disediakan untuk operating system. DB1 untuk setting parameter untuk funsi internal. Data disimpan di blok ini dalam words. Jika informasi memerlukan lebih dari 16 bits, bits teratas akan di dengan nol. Input data dimulai di data word 0 dan terus berurut secara ascending. Sebuah data blok dapat memuat sampai 256 data words. Kita dapat merubah isi dari data words dengan opersi load atau transfer. Contoh dari isi data blok : Input Stored Values 0000 : KH = A13C DW0 A13C 0001 : KT = 100.2 DW1 2100 0003 : KF = +21874 DW2 5572 Kita dapat juga membuat atau menghapus data block didalam kontrol program. Pemrosesan program dengan Data Blok Sebuah data blok harus dipanggil di program dengan operasi C DBx (x = Nomor

DB) sebelum ia dapat diakses).

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

18

Didalam sebuah blok, sebuah data blok kembali valid sampai data blok lain dipanggil.

Ketika program lompat kembali kedalam blok level tertinggi, data blok yang telah valid sebelum blok yang dipanggil kembali valid.

Setelah OB1, 2, 13, 21, 22 telah dipanggil oleh operating Sytem, tidak ada DB yang valid.

Fungsi Dari DB1 DB1 diggunakan untuk fungsi khusus. DB1 sudah terintegrasi kedalam CPU (103 ver 8MA03 keatas) dan berisi nilai (default) yang dapat kita ubah. DB1 selalu dievaluasi sekali sejak start-up, meskipun setelah Power ON ataupun setelah transisi dari STOP ke RUN.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

19

HARDWARE PLC SIEMENS S5 (100U) Desain PLC PLC S5-100 U terdiri dari : Power Supply Module (PS 930)

Modul ini mensuply tegangan 24 V DC untuk CPU.

Central Processing Unit (CPU) CPU menjalankan dan mengontrol program secara berurut. Ketika power terputus, sebuah backup batery telah tersedia dan dapat menyimpan isi dari memory. Kontrol program dapat disimpan di submodul memory. CPU memiliki serial port, dan kita dapat menghubungkannya ke programmer, panel operator atau sebuah bus SINEC L1.

Modul Input/ Output Modul input/output digunakan untuk mentransfer informasi antara CPU dan peralatan proses lain seperti sensor, actuator dan transducer. Modul Input/output yang dapat digunakan di S5-100U : - Modul input Digital dan modul output digital (4,8 dan 16/16 channel).

Modul ini digunakan untuk mengontrol melalui perubahan sinyal status ‘0’ dan ‘1’.

- Modul input Analog dan modul output analog Digunakan untuk mencatat dan meneruskan variabel kuantitas sebagai arus dan tegangan.

- Modul Timer Digunakan untuk menset variabel waktu tanpa harusmerubah program.

- Modul Counter Digunakan untuk menghitung pulsa sampai dengan 500 Hz. Kita dapat memasukkan angka pembanding tanpa harus merubah program yang ada.

- Modul High speed counter/position detection Modul ini digunakan untuk merekam high speed counter pulsa dari 25/500 kHz. Kita dapat menggunakan modul ini untuk mendeteksi posisi dalam penentuan posisi.

- Modul Comparator Modul ini membuat kita dapat memonitor preset comparison value seperti untuk arus dan tegangan.

- Modul Simulator Modul ini digunakan untuk membangkitkan sinyal input digital atau menampilkan sinyal digital output.

- Modul Diagnostic Modul ini digunakan untuk memeriksa fungsi dari bus I/O

- Modul Communications (CP) Modul ini digunakan untuk mengeluarkan text pesan dengan tanggal dan waktu ke sebuah printer. Dapat juga digunakan untuk menghubungkan ke system external.

- Modul intelligent I/O (IP) Modul ini digunakan untuk fungsi khusus seperti kontrol temperatur, dan penentuan posisi.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

20

Unit Bus dengan terminal Blocks Digunakan untuk menghubungkan CPU dengan modul input/output. Kita dapat memasukkan dua modul input/output kedalam sebuah bus unit.

Modul Interface (IM) Modul ini digunakan untuk merakit S5-100U pada sebuah konfigurasi multi tier

Mounting rail standar Digunakan sebagai tempat untuk membangun PLC pada standar mounting rail.

Prinsip dari Operasi Programmable Controller Fungsi Setiap Unit CPU

Memory Program (EPROM/EEPROM) Untuk menyimpan secara aman program kontrol diluar dari S5-100U, kita harus menyimpannya didalam sebuah EPROM atau EEPROM sub modul memory. Program yang tersedia didalam sub modul memory (EPROM atau EEPROM) dapat di-copy ke program memory internal. Program memory internal ini telah yang disediakan oleh RAM memory internal dari CPU. RAM memory internal ini memiliki karakteristik :

- Isi dari memory dapat diubah secara cepat. - Isi dari memory akan hilang ketika suplai tegangan terputus dan tidak ada

batery backup.

Program Memory

Timers

Counters

Flags

Process I/O image tables

Interrupt process I/O images table

System data

Processor

Submodul Memory

Serial Port

ROM (Operating

System)

ALU (ACCU 1 DAN 2, bit ACCU (RLO)

Modul Analog :

- Input - Output

Modul

Fungsional

Modul Digital :

-Input -Output

RAM

I/O BUS

I/O modules

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

21

Operating System (ROM) Operating system berisi sistem program yang mengatur bagaimana program user dieksekusi, bagaimana penanganan input dan output, bagaimana pengalokasian memory, dan bagaimana memanajemen data. Operating system merupakan program yang sudah tetap dan tidak dapat dirubah-rubah lagi. Process Image Tables (PII, PIQ) Status sinyal dari input dan output modul disimpan di dalam CPU di “process image tables”. Process images Tables adalah area yang telah disediakan didalam RAM dari CPU. Input dan output modul memiliki beberapa bagian image table :

- Process image input table (PII) - Process image output table (PIQ)

Serial Interface Kita dapat menghubungkan programmer, panel operator, dan monitor ke serial port (kabel konektor). Kita dapat menggunakan serial port untuk menghubungkan S5-100U sebagai slave ke SINEC L1 local area network. Timers, Counters, Flags CPU memiliki Timers, Counters dan Flags yang tersedia secara internal dimana dapat digunakan oleh program kontrol. Program dapat men-set, delete, start dan stop timers dan counters. Value untuk time dan count disimpan diarea yang telah disediakan di RAM memory. Ada area lain di RAM memory dimana informasi seperti intermediate results dapat disimpan sebagai flags. Kita dapat mengalamati flags dengan bits, bytes atau words. Jika back up batery tersedia, maka beberapa flags dan counters akan tersimpan di RAM memory internal meskipun supplai tegangan untuk S5-100 dimatikan. Flags dan counters ini mempunyai memory yang kuat. Unit Arithmetic Unit Arithmetic (ALU) terdiri dari dua akumulator, ACCU 1 dan 2. Accumulator dapat memproses operasi byte dan word. Contoh sebuah Arithmetic Logic Units mode operasi : Processor Berdasarkan pada kontrol program, prosesor memanggil statements di program memory dan mengeksekusinya. Ia memproses inforamasi dari PII dan membawanya ke value pertimbangan dari internal timers dan counters seperti sinyal status dari internal flags. External I/O Bus Bus I/O adalah penghubung electrical untuk semua sinyal yang berubah-ubah antara CPU dan modul S5-100U didalam sebual programmable controller.

Mengambil informasi dari

PII

Memproses informasi di ACCU

1 dan ACCU 2

Mengirim informasi ke

PIQ

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

22

Macam pengoerasian untuk External I/O Bus S5 100-U memiliki sebuah serial bus untuk mengirim data antara CPU dan I/O modul. Serial Bus ini memiliki karakterstik :

- Desain modul meperbolehkan penyesuaian optimal terhadap task kontrol yang khusus.

- Permits optimal adaption to particular control task - Tidak ada pengalamatan yang di set di modul I/O - Tidak memerlukan sebuah terminating resistor. - Tidak dapat melakukan direct access ke modul individual.

Konfigurasi Electrical Konfigurasi Electrical untuk S5-100 U Power Supply Seluruh kontrol untuk S5-100U terdiri dari beberapa bagian sirkuit elektrik : - Control circuit untuk S5 100 U (24 V DC) - Control circuit untuk sensor (24 V DC) - Load circuit untuk actuator (24 V DC atau 115/230 V AC) Control Circuit Sumber power untuk control circuit digunakan untuk mensuplai CPU, unit bus, programmer interface, dan control circuit internal untuk modul I/O. Ketika incoming supply sebesar 24 V DC /1 A, modul power supply PS 931 menyediakan sebuah internal supply + 9 V sampai dengan total 1 A arus input ke modul I/O. Grounding spring harus juga terlindung dari interferensi dan harus di ketanahkan. Load Circuit Sumber power untuk load circuit mensuplai actuator dari peralatan proses. Power supplai 24 V DC yang dianjurkan untuk digunakan - PS 931 power supply modul - Sebuah siemens Load power supply dari seri 6EV1 Jika menggunakan power supplai selain yang dianjurkan diatas, harus dipastikan bahwa load voltage range berada diantara 20 – 30 V (termasuk ripple). Konfigurasi Electrical dengan External I/O Gambar dibawah ini memperlihatkan beberapa macam konfigurasi yang dapat dibentuk. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang konfigurasi : - Kita harus memiliki sebuah switch utama sesuai dengan VDE 0100 untuk S5-100,

sensor, dan actuators. - Kita tidak memerlukan fuse tambahan untuk menghubungkan S5-100U dan

memberikan power ke sirkuit jika radial line kita memiliki panjang maksimum 3 meter dan dan bersifat earth fault proof dan short circuit proof.

- Kita memerlukan sebuah load power supply untuk 24 V DC load circuit. Kita memerlukan sebuah back up kapasitor (rating 200 uF per 1 A dari arus beban) jika memiliki power supply yang tidak distabilkan.

- Jika kita mempunyai load circuit AC dengan lebih dari 5 actuating coil, disarankan untuk menggunakan isolasi galvanis melalui sebuah transformer.

- Kita harus menggroundkan load circuit pada ujungnya. - Kita harus membagi fuse load voltage untuk sensor circuit dan untuk actuator

circuit.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

23

- Kita harus menghubungkan standard mounting rail dari S5-100 U ke ground penghubung melalui sebuah kapasitor (untuk menekan noise high frekwensi) untuk non grounded configuration.

- Kita harus memiliki sebuah penghubung low resistance antara standard mounting rail dan kabinet chasis ground untuk grounded configuration.

- Kita memerlukan sebuah power fuse untuk melindungi terhadap terjadinya short-circuit di power supply.

Kemungkinan konfigurasi : S5-100U dengan power supply AC 115/230 V untuk Programmable Controller, Sensor, dan Actuator.

DO

DO

DI

DI

CPU PS

L1 L2 L3 N PE

230 V AC

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

24

Kemungkinan konfigurasi : S5-100U dengan Power supply DC 24 V untuk Programmable Controller, Sensor dan Actuator.

DO

DO

DI

DI

CPU

L+ M GND

L1 L2 L3 N PE

M L+

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

25

Pengoperasian tanpa ground; Power supply 24 V DC untuk Programmable Controller dan I/O.

DO

DO

DI

DI

CPU

L+ M

GND

L1 L2 L3 N PE

M L+

100K 1 uF/ 500 V AC

M L+

Install the standard mounting rail electrically isolated

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

26

Konfigurasi Non-Floating dan Floating Power untuk S5-100 U berasal dari control circuitnya sendiri. Sedangkan power untuk I/O berasal dari load circuit. Circuit dapat saja dihubungkan ke ground yang sama (non-floating) atau galvanically isolated (floating).

Contoh untuk sebuah non-floating connection dari modul digital : Sebuah 24V DC load circuit mempunyai chasis grounding yng sama dengan control circuit dari S5-100 U.

Contoh untuk sebuah floating connection dari modul digital : Konfigurasi floating diperuntukkan pada situasi sebagai berikut :

- Ketika kita memerlukan penambahan kekebalan terhadap interferensi dalam load circuit.

- Ketika load circuit tidak dapat di interkoneksikan - Ketika kita mempunyai AC load circuit

Jika kita mempergunakan floating configuration, PLC Control circuit dan load circuit harus terisolasi galvanis.

CPU

L+ M GND

PS

Central

Grounding point

Common chassis ground

M L+ Load power supply

CPU

L+ M GND

PS

Central

Grounding point

Load power supply

L+ M

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

27

Wiring (pengkabelan)

Metode koneksi pada hardware Siemens dibagi atas: Metode penyambungan type terminal SIGUT screw dan Crimp snap in terminal type SIGUT screw Ketika menggunakan type screw terminal, kita dapat menjepit dua kabel sekaligus per terminal. untuk mengencangkan sekrupnya, sebaiknya digunakan obeng yang berukuran 3.5 mm Kabel yang dapat dipergunakan : Kabel serabut dengan inti dan pembungkus 2 x 0.5 s/d 1.5 mm2 Kabel isi tunggal (solid) 2 x 0.5 s/d 2.5 mm2 Terminal crimp snap in Seperti pada CPU, pada Unit bus juga menggunakan konektor metode crimp snap-in. Pada terminal ini kita dapat menghubungkan konduktor kabel serabut dengan ukuran dari 0.5 s/d 1.5 mm2. Penyusunan Kabel Penyusunan kabel didalam kabinet Untuk menginstalasikan sistem pengkabelan didalam sebuah kabinet, penyusunan kabel tersebut harus memperhatikan EMC (ElectroMagnetic Compability) agar kebal terhadap pengaruh interferansi. Untuk itu ketika dalam perencanaan dan sebelum pemasangan, kita harus membagi kabel yang akan digunakan dalam tiga group: Group 1 :

Kabel data berpelindung Kabel analog berpelindung Kabel tanpa pelindung untuk DC dan AC < 60 V Kabel berpelindung untuk DC dan AC < 230 V

Group 2 : Kabel tanpa pelindung untuk DC dan AC > 60 V dan < 230 V

Group 3 : Kabel tanpa pelindung untuk DC dan AC > 230 V dan < 1 kV

Kita harus memasang setiap group dari kabel tersebut secara terpisah misalnya dengan mengikatnya menjadi satu menurut groupnya atau mengurut secara terpisah pada cabel ducts. Penyusunan kabel diluar kabinet Sebaiknya selalu menggunakan kabel sinyal analog berpelindung. Pemasangan kabel berikut harus pada jalur/ cable ducts yang sama: Kabel digital tanpa pelindung < 60 V kabel data berpelindung dan kabel analog berpelindung Kabel sinyal berpelindung s/d 230 V Pemasangan kabel dengan voltage > 230 V harus terpisah. Hal yang harus diperhatikan dalam instalasi kabel : 1. Pemasangan kabel sinyal tidak boleh diletakkan secara paralel langsung dengan

kabel power. 2. Pemasangan kabel yang sensitif terhadap elektromagetik setidaknya berjarak 1

meter dari sumber interferensi (kontaktor, transformator, motor, arc welder, dsb).

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

28

3. jika dua komponen kontrol terdiri dari beberapa kabel sinyal, sebaiknya di ikat menjadi satu kabel.

4. Kabel-kabel sinyal dibundel menjadi satu dan dilewatkan dengan jarak sependek mungkin.

5. Untuk kabel-kabel yang terpisah dan membawa type sinyal yang sama sebaiknya diikat menjadi satu.

6. Rute kabel sebaiknya mengikuti sepanjang permukaan ground chasis. 7. Sebaiknya tidak menggunakan terminal untuk memperpanjang kabel. 8. Pemasangan kabel power dan kabel sinyal sebaiknya dilakukan secara terpisah

pada cable ducts dan switch boxs. PENYAMBUNGAN MODUL DIGITAL Semua modul I/O yang ada harus dihubungkan ke bus unit, dan Modul I/O ini dihubungkan ke terminal blok dari bus unit. PENYAMBUNGAN MODUL DIGITAL 4 CHANNEL Semua modul ini dirancang untuk two wire connection, untuk itu kita dapat menghubungkan langsung ke sensor atau ke device output. Kita tidak memerlukan block distribusi. 4 channel dari modul diberi nomor dari .0 sampai .3. (nomor .4 sampai .7 hanya penting untuk ET 100 distribution I/O system). Setiap channel memiliki sepasang terminal di terminal blok. Penyambungan modul input 4 channel

Contoh : Penyambungan sebuah sensor ke channel 2 (address I3.2) pada modul input di slot 3

Penyambungan modul output 4 channel

Contoh : Penyambungan sebuah lampu ke channel 3 (address Q1.3) pada output modu; dalam slot 1

2 4 6 8 10

1 3 5 7 9

L+ M Sensor

2 4 6 8 10

L+ M lamp

1 3 5 7 9

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

29

PENYANBUNGAN MODUL DIGITAL 8 CHANNEL

Pada modul ini tidak memiliki koneksi two wire. Untuk itu diperlukan sebuah external blok distributor. Ke-8 channel dari modul ini diberi nomor dari .0 sampai .7. Setiap terminal pada blok terminal digunakan untuk sebuah channel. Penggunaan terminal dan diagram koneksi dapat dilihat pada permukaan modul. Penyambungan modul input 8 channel

Sensor harus terhubung ke terminal 1 melalui L+ blok terminal. Contoh : Penyambungan sebuah sensor ke channel 4 (address I3.4) pada sebuah modul input dalam slot 3.

Penyambungan modul output 8 channel Actuator harus terhubung ke terminal 2 melalui M (Negative) blok terminal. Hal ini tidak diterapkan pada modul digital output 8 x 5 ke 24 V DC/0.1 A. Contoh : Penyambungan sebuah lampu ke channel 6 (address output Q 5.6) pada sebuah modul output di slot 5.

2 4 6 8 10

1 3 5 7 9

L+ M lamp M terminal

2 4 6 8 10

1 3 5 7 9

L+ M sensor L+ terminal

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

30

Penyambungan modul input/output digital Untuk penyambungan, gunakan hanya slot 0 sampai dengan 7 ketika kita memasang modul ke bus unit. Kita perlu juga menggunakan sebuah kabel konektor 40 pin dengan sebuah penghubung type screw atau penghubung crimp snap-in untuk pengkabelannya. Modul ini tidak memiliki dua kabel koneksi, sehingga Kita harus menggunakan sebuah lagi blok distribusi external. Setiap channel menuju pada sebuah terminal pada connector40-pin. Nomor channel telah tertera pada permukaannya. 16 channel pada sisi input (IN) diberi nomor dari n.0 sampai n.7 dan n+1.0 sampai n+1.7. Untuk 16 channel pada sisi output (OUT) diberi nomor dari n.0 sampai n.7 dan dari n+1.0 sampai n+1.7. “n” adalah address permulaan dari slot. Contoh : Start adderss untuk modul adalah 6.0. input dan output mempunyai address yang sama. Sebuah sensor akan dihubungkan ke input I6.4 dan sebuah lampu ke Q 7.3. Gambar berikut menunjukkan wiring pada front connector contoh diatas.

OUT IN L + L + A7.3 M E6.4 M M L + Sensor L+ Lamp M TERMINAL L + TERMINAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

31

SOFTWARE PLC SIEMENS S5 Sistem Addressing Input dan output mempunyai alamat address yang berbeda, sehingga kita harus mengakesnya secara khusus. Pengalamatan I/O mempunyai cara yang sama dengan pengalamatan untuk slot. Ketika kita memasangkan sebuah modul pada suatu slot di bus unit, modul disesuaikan dengan nomor slot dan secara berurutan dengan byte address yang tetap di sebuah atau kedua proses image I/O tables. Pada penyambungan sensor dan aktuator ke terminal blok, terminal yang dipilih menentukan nomor dari channelnya. Process Image I/O Tables dalam CPU Control Program Modul I/O

= Penomoran Slot Sebuah PLC dapat mempunyai maksimum empat deretan tingkat. Kita dapat menggunakan sampai dengan 16 bus unit (32 slot). Penomoran dari slot ini selalu dilakukan secara berurutan. Penomoran dimulai dengan “ 0” dimulai pada slot disamping CPU. Apakah modul terpasang atau tidak terpasang, tidak mempunyai efek pada sistem penomoran. Jika Programmable Controller terdiri dari lebih dari satu tingkat, penomoran dari expansions tiers dilanjutkan pada slot berikutnya dari sisi sebelah kiri.

Nomor Slot

+ Nomor Channel

Address di sebuah statement

Alamat di

Process Image Input Table (PII)

Alamat di

Process Image Output Table (PIQ)

CPU

0

1

2

30

31

3

Nomor Slot

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

32

Ketika memperluas sistem, kita harus selalu menambahkan bus unit baru ke tingkat tertinggi dari tier pada sisi disebelah kanannya. Sebaliknya, nomor slot pada sisi sebelah kanan dari bus unit yang baru akan bertambah, dan memerlukan perubahan alamat pada kontrol program. Contoh berikut ini menunjukkan cara untuk melakukan exspansi dari 14 menjadi 18 slots :

30

31

28

29

26

27

24

25

22

23

20

21

16

17

14

15

12

13

6

7

4

5

2

3

18

19

10

11

8

9

0

1

CPU

Nomor slot

12

13

6

7

4

5

2

3

10

11

8

9

0

1

CPU

Konfigurasi yang sudah ada unit bus baru

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

33

Bus unit yang baru ditambahkan pada sisi sebelah kanan. Modul interface disesuaikan pada sisi sebelah kanan. Nomor slot yang lama tetap dipakai, dan penomoran slot yang baru dilakukan secara berurutan. Modul Digital Modul digital ini dapat digunakan pada semua slot yang ada (0 sampai 31). Hanya dua informasi status (“0” dan “1”, OFF dan ON) pada setiap channel yang dapat dikirimkan dari atau ke digital modul, dan membutuhkan memory satu bit. Setiap channel dari modul digital diperlihatkan dalam sebuah bit. Inilah alasannya mengapa setiap bit tersebut harus mewakili nomornya sendiri. Bentuk untuk pengalamatan digital : X . Y Nomor bit (nomor channel)

Nomor Byte (nomor Slot ) Alamat X . Y berisikan dua komponen berikut : Byte address X (Nomor Slot X)

Byte address adalah sama dengan nomor dari slot dimana modul dipasang. Nomor channel (Bit Adress Y)

Nomor channel berasal dari hubungan aktuator atau sensor ke terminal dari terminal blok. Penggunaan untuk nomor channel dan nomor terminal tertera di permmukaan dari modul tersebut.

Modul Analog Kita dapat memasangkan modul analog hanya pada slot 0 sampai dengan slot 7. Pemindahan 65.536 item informasi yang berbeda dapat dilakukan pada setiap channel dari atau ke modul analog. Memory yang dibutuhkan adalah 16 bits = 2 bytes = 1 word. Pengalamatan modul dilakukan secara byte dengan byte atau word dengan word dengan operasi Load atau transfer.

12

13

6

7

4

5

2

3

10

11

8

9

0

1

CPU

14

15

16

17

Prosedur Exspansi yang benar yaitu :

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

34

Programmable Controller memerlukan memory tambahan kedalam account ketika sebuah modul analog dipasangkan kedalamnya. Delapan bytes (= empat words) disediakan untuk setiap slot. Dua bytes (=satu word) disediakan untuk setiap channel. Pengalamatan slot akan berubah Address yang dapat digunakan diperluas dari byte 64 (slot 0, channel 0) sampai

byte 127 (slot 7, channel 3). Gambar berikut menunjukkan pengalamatan pada modul analog Kombinasi Modul Input dan Modul Output Dengan modul-modul ini memungkinkan kita untuk menuliskan data dari kontrol program ke modul dan untuk membaca data dari modul ke kontrol program. Pengalamatan byte dalam Process Image Input Table (PII) dan Proses Image Output Table (PIQ) adalah sama. Pengertian dari data yang dikirimkan biasanya akan berbeda. Output Modul dengan Error Diagnostics Untuk mengetahui adanya fault dengan fault LED (LED merah),Modul output berikut dapat memberikan sinyal error ke CPU.

4 x 24 V DC/ 0.5 A (6ES 440-8MA 11) 4 x 24 V DC/ 2.0 A (6ES 440-8MA 21) 4 x 24 s/d 60 V DC/ 0.5 A (6ES 450-8Mb 11)

Kita dapat membaca pesan error pada channel input i X.0 dan I X.1 (kecuali pad CPU 100 versi 8MA01). Pesan error yang mungkin terbaca:

Address Type error yang terjadi

I X.0 Short circuit pada output channel/ fuse putus Atau

Tidak ada load voltage

I X.1 Modul rusak (output transistor short)

X adalah byte address (nomor slot) dari output modul. Status sinyal “1” menunjukkan error telah terjadi. PII di set ke “0”’ untuk output modul tanpa error diagnostics. Modul Digital Input / output, 16 input, 16 output, 24 V DC Pemasangan modul ini hanya dapat dilakukan pada slot 0 sampai dengan slot 7 saja. Modul ini menempati ruang address yang sama dengan analog modul dan hanya menggunakan dua bit pertama dari delapan bit yang tersedia.

64+65

66+67

68+69

70+71

72... ...79

80... ...87

88... ...95

96... ...103

104... ..111

112... ..119

120... ...127

CPU

Slot number 0 1 2 3 4 5 6 7 channel number 0 1 2 3

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

35

Alamat terdiri dari byte address n atau n+1 dan nomor channel Y. “n” adalah address permulaaan dari sebuah slot, atau bytes pertama dari byte yang tersedia (misalnya byte 64 untuk slot 0). “n+1” adalah byte kedua dari byte yang tersedia. Penandaaan “n” dan “n+1” ini tertera pada permukaan modul. Informasi Input dan output menempati pengalamatan yang sama. Channel number didefinisikan dengan koneksi dari aktuator dan sensor ke crimp connector. Nomor channel tertera pada permukaannya.

Slot Number 0 1 2 3 4 5 6 7

Address PII (IN)

dan PIQ

(OUT)

Channel n.0 s/d n.7

64.0 s/d 64.7

72.0 s/d 72.7

80.0 s/d 80.7

88.0 s/d 88.7

96/0 s/d 96.7

104.0 s/d

104.7

112.0 s/d

112.7

120.0 s/d

120.7

Channel n+1.0

s/d n+1.7

65.0 s/d 65.7

73.0 s/d 73.7

81.0 s/d 81.7

89.0 s/d 89.7

97.0 s/d 97.9

105.0 s/d

105.7

113.0 s/d

113.7

121.0 s/d

121.7

Function Modul Function Modul dapat saja terdiri dari : Comparator Modul 2 x 1 s/d 20 mA /0.5 s/d 10 V Timer Modul 2 x 0.3 s/d 300 s Simulator Modul Diagnostic Modul Counter modul 25/500 Hz Function modul ini memiliki addressing khusus. Beberapa function modul mempunyai alamat seperti pada modul digital, dan ada juga function modul lainnya yang mempunyai alamat seperti modul analog.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

36

Struktur dari Proses Image Input dan Output Tables Informasi tentang input tersimpan di Proses image input table (PII) dan Informasi tentang output tersimpan di proses image output table (PIQ). PII dan PIQ masing-masing memiliki area 128 bytes di RAM memory. PII dan PIQ memiliki struktur yang identik. PII dan PIQ dapat dipecah menjadi 3 bagian area address seperti diperlihatkan pada tabel berikut :

Byte Address di PII dan PIQ

Modul Nomor Slot

0 s/d 31 Modul digital 0 s/d 31

32 s/d 63 Ruang alamat kosong

64 s/d 127 Modul Analog 0 s/d 7

Ruang address untuk bytes 0 s/d disediakan untuk informasi dari atau ke modul

yang dialamati seperti modul digital. Ruang address yang belum digunakan pada bytes 32 s/d 63 dapat digunakan

untuk menyimpan hasil-hasil intermediate. Ruang address pada byte 64 s/d 127 disediakan untuk informasi dari atau ke

modul yang dialamati seperti untuk modul analog.

CPU

A1

....

AQ

DI

DI

DQ

DQ

Slot 0 1 2 3 4 27 28 29 30 31

0 1 2 3 4 31 64 65 66 67 byte 127

Bit 7 6 5 4 3 2 1 0

Bit 7 6 5 4 3 2 1 0

0 1 2 3 4 27 31 64 65 72 79 byte 127

Area yang belum digunakan

PII PIQ

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

37

Gambar diatas ini memperlihatkan konfigurasi prograammable controller yang memungkinkan untuk dibuat dan penyimpanan informasi didalam process I/O images. Pengaksesan Process Image Input Table (PII) Ketika program mulai berjalan, data dibaca dari dalam process image input table (PII) input modul. Data ini tersedia untuk kontrol program untuk evaluasi didalam proses cycle program selanjutnya. Pengaksesan ke PII di ekspresikan dengan operand “I”, “IB” atau “IW” dalam statement control program. Huruf “L” diindentifikasikan sebagai “LOAD”, Huruf “A” diidentifikasikan sebagai operasi “AND logic” . Pembacaan setiap bit “I <Bit address>

Contoh : Pembacaan signal state di channel 2 dari 4 channel modul input digital pada slot 2.

A I2.2 Pembacaaan setiap byte “IB <byte

address>” Contoh : Pembacaan signal state dari semua channel dari 8 channel modul input digital di slot 12.

L IB 12 ACCU 1 15 1

High byte low byte

Pembacaan setiap word “IW <word

address>” Contoh : Pembacaan analog value dari channel 3 dari 4 channel modul input analog di slot 4. L IW 102

ACCU 1 15 1

High byte low byte

Selalu diset ke “0”

Byte 2 Byte 12 Byte 102 Byte 103

PII Bit number

7 6 5 4 3 2 1 0

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

38

Pengaksesan Process Image Output Table (PIQ) Penulisaan setiap bit “Q <Bit address>

Contoh : Penulisan status sinyal ke channel 6 dari sebuah modul output digital 8 channel di slot 4.

= Q 4.6 Penulisan setiap byte “QB <byte

address>” Contoh : Penulisan status sinyal kesemua channel dari modul output digital 8 channel di slot 29

T QB 29 ACCU 1 15 1

High byte low byte

Penulisan setiap word “QW <word

address>” Contoh : Penulisaan analog value ke channel 2 dari modul output analog di slot 6. T QW 116

ACCU 1 15 1

High byte low byte

Selalu diset ke “0”

Byte 4 Byte 29 Byte 116 Byte 117

PII Bit number

7 6 5 4 3 2 1 0

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

39

Interupt Process Image dan Program Pengontrolan waktu dalam OB 13 (untuk CPU 103 ver 8MA02 keatas) Didalam pengontrolan waktu atau pemrosesaan interupt, CPU tidak mengakses modul I/O secara langsung. CPU menyimpan informasi yang ada didalam interrupt process images. Interrupt process images hanya digunakan untuk pengontrolan waktu atau

pemrosesan program interupt driven Interrupt process image dan process images yang normal memiliki struktur yang

sama dan identik. Setiap Interrupt process input images (Interrupt PII) dan interrupt process

output images (interrupt PIQ) memerlukan area sebesar 128 bytes RAM Interrupt PII dan interrupt PIQ dapat dibagi-baggi menjadi tiga area alamat sebagai berikut :

Byte Address di interrupt PII dan

interrupt PIQ Modul Nomor Slot

0 s/d 31 Modul digital 0 s/d 31

32 s/d 63 Ruang alamat kosong

64 s/d 127 Modul Analog 0 s/d 7

Pengaksesaan Interupt PII Interupt PII hanya dapat di akses ketika dalam hubungan dengan pengontrolan

waktu atau pemrosesan program intterupt driven. Data dari input dibaca kedalam interupt PII hanya di awal dari pemrosesaan

program pengontrolan waktu. Data ini tersedia hanya untuk program pengontrolaan waktu untuk evaluasi.

Pemrosesan Program Interupt Driven Ketika sebuah proses interupt terjadi, hanya data dari interupt input, slot 0 dan

1 yang dibaca ke interupt PII. Hanya data dari interupt PII yang tersedia untuk program interupt driven yang

akan dievaluasi. Dalam sebuah statement di program interrupt driven, akses ke interupt PII dapat

dilakukan hanya dengan operand : PB0, PB1, dan PW0. Jika ada parameter spesifik lain, CPU berubah ke STOP mode dan pesan error

“NNN” ditunjukkan di ISTACK.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

40

Pemrosesaan Program Pengontrolan waktu Pengaksesan ke interupt PII diexspresikan dengan operand “PB” atau “PW” pada statement didalam program pengontrolan waktu. Huruf “L” mewakili operasi “LOAD”. Pembacaan setiap byte “PB <byte

address>” Contoh : Pembacaan signal state dalam semua channel dari modul input digital 8 channel di slot 21.

L PB/PY* 21 ACCU 1

15 0

high byte low bye

Pembacaan setiap word “PW

<word adress>” Contoh : Pembacaan analog value di channel 2 dari sebuah modul analog input 4 channel di slot 1

L PW 76 ACCU 1

15 0 high byte low bye

*Bergantung pada program yang dimiliki

Pengaksesaan interupt PIQ Ketika melakukan pengaksesan pada interupt PiQ, beberapa aturan yang harus diperhatikan : Data dapat dituliskan ke interrupt PIQ hanya oleh pengontrolan waktu atau

pemrosesan program interupt driven . Data dari sebuah pengontrol waktu atau program interupt driven ke external

output dituliskan sejak pengontrol waktu atau program interupt driven memproses keduanya ke “normal” PIQ dan interupt PIQ.

Data dari interupt PIQ dibaca ke output didalam interupt output data cycle berikutnya

PIQ dicopykan ke interupt PIQ setelah cycle program OB1.

Byte 21 Byte 76 Byte 77

Interupt PII

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

41

Pengaksesan pada interupt PIQ diekspresikan dengan operand “PB” atau “PW” dalam statement di pengontrol waktu atau program interupt driven. Huruf “T” diidentifikasikan sebaagai operasi “Transfer”. Penulisan setiap byte “PB <Byte

address>” Contoh : Penulisan sinyal state pada semua channel dari 8 channel modul output digital pada slot 13.

T PB/PY* 13 ACCU 1

15 0 high byte low byte

Penulisaan setiap word “PW

<word address>” Contoh : Penulisan analog value ke channel 3 dari sebuah 4 channel modul output analog di slot 5

T PW 110

ACCU 1 15 0

high byte low byte

*Bergantung pada program yang dimiliki

Byte 13 Byte 110 Byte 111

Interupt PIQ

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

42

PENGGUNAAN SIEMENS PG 720

Pendahuluan Untuk dapat berkomunikasi dengan PLC siemens S5 digunakan sebuah program yang disebut STEP 5 Software dan yang digunakan saat ini adalah Step 5/ST Version 7.0. Software ini diinstalasikan pada sebuah komputer dalam hal ini disebut SIEMENS PG 720. Dengan menggunakan PG 720, kita dapat berkomunikasi secara on-line ataupun off-line dengan PLC, dapat merancang dan mengedit program otomatisasi dan kita juga dapat menggunakannya untuk trouble shooting pada PLC . Pemilihan Fungsi di main menu Fungsi yang ada pada Step 5 diaktifkan dengan menu bar yang berisi menu utama (main menu) dan sub menu. Kita dapat memilih tools dan utility yang ada dengan menggunakan mouse atau keyboard, atau dapat juga menggunakan functions key yang telah ada.

A

B C

D

H E F G

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

43

A Title Bar Title bar ini mempunyai nama STEP 5. Button yang ada di title bar ini biasa digunakan pada Windows 95.

B Menu Bar Ketika kita memilih sebuah item di menu bar, baik dengan mouse ataupun dengan keyboard, menu ini berisikan pilihan fungsi yang berkaitan dengan item menu utama.

C Menu Jika kita memilih menu dengan tanda panah (>) dikanannya, berarti kita membuka sub menu yang ada.

Jika kita memilih menu dengan tanda (...) dikanannya, berarti kita membuka sebuah dialog box.

D Working area Apabila kita memasukkan setting, informasi, pesan box dan windows program editor semua ini ditampilkan didalam screen di working area.

E S5 Identifier Display ini menunjukkan paket tempat kita bekerja aktif, contohnya dengan STEP 5/ST atau program S5 lain seperti GRAPH 5.

F Function key Function key menu digunakan untuk memanggil beberapa list box atau editors secara langsung tanpa perlu memasukkan beberapa tombol fungsi.

Untuk menampilkan fungsi key yang ada, digunakan TAB key atau dengan meng-click symbol (>>) disebelah ujung kanan dari display.

Kita dapat menggunakan fungsi yang ada dengan function key menu dengan beberapa cara : Klik pada bagian yang berisikan nama atau fungsi dengan

menggunakan mouse, Fungsi pada bagian kolom paling bawah dapat diaktifkan

dengan menekan function key sesuai dengan nomor yang tertera (F1 sampai dengan F12)

Kita dapat mengaktifkan fungsi yang ada di kolom teratas (ada backgroundnya) dengan menekan kebawah SHIFT key lalu menekan function key sesuai dengan nomor yang tertera di kirinya (SHIFT F1 sampai SHIFT F12)

Dalam beberapa situasi, kita dapat melakukan kombinasi dari function key dengan menekan CTRL/SHIFT + CTRL.

HELP Kita dapat memperoleh informasi secara detail tentang penggunaan fungsi yang ada dengan mengaktifkan key assigment list function di Help menu atau dengan CTRL+F12.

G Info Line Information line memberikan informasi tentang menu item yang dapat kita pilih, (sub menu atau menu function) tetapi belum kita aktifkan.

H Project file Line ini menampilkan project file (PX.INI) dimana tempat kita sedang aktif bekerja.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

44

A. PROJECT SETTINGS Sebelum kita bekerja dengan STEP 5 Program, informasi yang harus dipersiapkan: Beberapa atau semua file name yang dibutuhkan oleh user program Direktory kerja yang berisikan semua file Parameter spesifik project seperti type representasi atau mode-nya. Kita hanya membutuhkan sekali saja pembuatan setting STEP5. Penjelasan sebuah direktory yang unik yang berisikan kepemilikan file oleh suatu project akan membuat kita lebih mudah dalam pengorganisasian program. STEP 5 menyimpan semua seting dalam sebuah project file (*PX.INI) dan kita dapat membuat copy-nya. Dengan setting ini kita memiliki sebuah list dari semua data yang relevan untuk sebuah project. Kita dapat merubah seting setiap saat untuk menyesuaikannya dengan kondisi yang baru. Sekali kita meload project file,data langsung tersedia dan kita dapat memulai pemrograman tanpa harus membuat seting yang baru.

Project file berada di direktory yang sama dengan file. Setting di project file akan menghubungkan ke file tersebut. Pengecualian untuk hal ini adalah printer file dan path file. Semua ini selalu di direktory S5_SYS dan di S5_HOME direktory setelah dimodifikasi. Fungsi yang tersedia di File Project menu adalah sebagai berikut: File >Project >set F4. Kita dapat men-set semua parameter yang dibutuhkan

untuk sebuah proyek spesifik. Ini termasuk : Kepemilikan file dalam sebuah proyek. File ini selalu diset dalam job dan list box

atau dialog box dimana mereka berada. Parameter seperti symbol, method representation (LAD, STL, CSF), character set,

dsb. Sekali kita memilih seting sebuah project, kita hanya dapat mengedit projet ini.

File >Project>load... F10. Semua seting dari project yang telah dipilih akan di load. Sekali project diload, hanya file milik project ini yang dapat diedit.

File >projet >save. Semua seting disimpan dalam file untuk suatu spesifik project.

File >Project >Save as... Semua seting disimpan dalam bentuk file yang baru untuk suatu spesifik project.

Sebuah bagian dari nama system file sudah fix (tidak dapat dirubah) seperti *ZO.INI dan bagian lain memiliki 1 s/d 6 character yang dapat kita pilih. Untuk contoh, symbol file EXA409ZO.INI berisikan bagian yang fix dan mempunyai nama EXA409. 1. Project Settings

File >Project >Set F4

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

45

Sebelum memulai pemograman sebenarnya, kita harus memilih semua parameter yang dibutuhkan untuk sebuah project dalam sebuah tampilan tab pages. Pengoperasian Kita dapat memindahkan input file dengan menggunakan cursor atau menggunakan TAB key (forwards) atau SHIFT+TAB (backward). Pada project seting terdiri dari beberapa tabs yaitu PLC, Blocks, Symbols, Documentation, Option, EPROM. Pada PLC tab berisikan beberapa parameter diantaranya : Mode: Offline tidak ada koneksi de PLC On line Terjadi hubungan permanen dengan PLC. Program (block) dapat ditest

dan diedit di PLC melalui hubungan phisical dan logical ; Jika sebuah path name diset, hubungan melalui bus path. Jika tidak ada path name diset, koneksinya langsung. Terjadinya hubungan melalui pengecekan. Jika tidak ada hubungan yang terjadi, pesan PLC timeout akan muncul. Jika hubungan PG-PLC diinterupt,, PG hanya dapat beroperasi kembali ketika monitoring time set telah terlewati.

Dynamic Mode ini hanya mungkin ketika terjadi hubungan melalui bus path. Hubungan hanya dapat terjadi ketika ada permintaan access dan akan terputus segera setelah access selesai.

Modifiable: Kita dapat memilih apa dan bagaimana program dapat dimodifikasi di PLc. Dengan F3 key, sebuah box akan tampil dengan kemungkinan mode modifikasi dimana kita dapat menset :

No Kita tidak dapat memodifikasi program di PLC Stop Kita hanya dapat memodifikasi program di PLC ketika PLC didalam stop

mode Cyclic Kita dapat memodifikasi sebuah program PLC setelah processing cycle. PLC type: Jika terjadi sebuah hubungan, type dari PLC akan tampil disini. Interface:

Jika kita menekan tombol F3, beberapa interface tampil dimana kita dapat memilih salah satu. Defaultnya adalah AS511 interface. Dengan interface ini kita dapat memilih mode secara langsung. Jika kita memilih interface lain, sebuah bus path harus diedit sebelum kita dapat memilih mode.

Parameter: Dalam hubungan dengan interface yang akan diaktifkan, seting yang dapat dilakukan : Standard: Default untuk particular interface Untuk AS511: COM1 s/d 4 dan drivers spesial tambahan 1 s/d 7.

Path name: tempat nama /dipath mana file yang akan diedit tersimpan. Suksesnya suatu hubungan yang terjadi diindikasikan dengan pesan Path ACTIVE. Jika tidak ada hubungan yang terjadi, ini diindikasikan dengan pesan PLC timeout.

Path file: Nama dari file dimana path name tersimpan. File ini disimpan di directory S5_SYS\AP.INI sebagai template dan setelah dimodifikasi ia berada di S5_HOME directory. Jika kita membuat sebuah AP.INI baru, ia selalu tersimpan di S5_HOME.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

46

Path option : No File yang ditunjukkan ke sebuah bus path tidak dapat dimasukkan. Confirm Jika files ditujukan ke sebuah bus path, dan jika path itu diset, file

hanya dimasukkan global di seting setelah konfirmasi dari user. Always Jika files ditujukan ke sebuah bus path, dan jika path itu diset, file

dimasukkan secara global dalam seting tanpa menunggu konfirmasi user.

2. Load Project File > Project >Load.. F10 Dengan fungsi ini kita dapat me-load setting yang kita pilih dan tersimpan dalam sebuah file *PX.INI. Semua setting akan ditimpa ulang ketika kita menggunakan load function. Begitu kita me-load setting yang baru, hanya file PX.INI baru yang valid. Kita dapat merubah settingnya jika perlu. 3. Save Project File > Project >Save Dengan fungsi ini kita menyimpan setting yang ada yang kita buat. Setting ini tersimpan di file *PX.INI yang telah ada. 4. Save Project As File >Project > Save As... Dengan fungsi ini kita dapat menyimpan seting yang kita buat dalam sebuah file *PX.INI yang baru kita pilih. B. MANAGING BLOCKS Dengan fungsi yang ada di sub menu ini, kita dapat mengatur block dan dokumentasi files sesuai dengan direktori kerjanya.

Dengan fungsi ini, kita dapat melakukan : Output sebuah direktory (DIR) Transfer blocks dan documentation file Compare Block Menghapus block dan documentation file Check dan compress block dalam program files. 1. Block Directory File >Blocks >Directory... F3 Direktory berikut dapat memberikan output : Dari program file yang ada : Dari semua block Dari semua documentation files Dari semua blok yang dimasukkan dalam blok list

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

47

Dari semua blok untuk satu type blok Dari Programmabl controller, block address list Dari semua blok yang ada di block list Dari Semua block Dari semua block untuk satu type block tergantung pada jenis CPU-nya 2. Copy (transfer blocks) File >Blocks >Transfer... F5 Dengan fungsi transfer, kita dapat mengcopy blok dari programing device ke PLC dan vice versa berikut ini : Sebuah range blok dari satu type blok Seluruh blok dari satu type blok Sebuah group blok dengan blok list Seluruh blok dari program file Satu atau semua documentation block Seluruh program file Dari program file yang dipilih ke drive pilihan dan program file pilihan (file-file).

Kedua filr dapat dipilih. Dari drive pilihan dengan program file pilihan ke programable controller (file-PLC) Dari Programmable controller ke drive pilihan dengan program file pilihan (PLC-

file). 3. Compare blocks File >Blocks> Compare... F6 Dengan fungsi ini, kita dapat mengcompare sebuah blok, sebuah group dari single block atau semua block antara nama pertama program file dengan nama kedua program file. Operasi comparison adalah antara program file yang ada pada PG dan program file lain atau blok lain daalam PLC. Dapat juga membandingkan antara program di PLC dengan program file pilihan. Data block yang dicompare tidak boleh lebih besar dari 2 K words. 4. Delete Blocks File >Blocks >Delete... Dengan fungsi ini kita dapat menghapus : Single blocks Sebuah range block dari satu type block Seluruh block dari satu type block Seluruh block Satu atau lebih file documentation (Hanya di PG) Seluruh program file (hanya di PG) PLC ; (Hanya dalam STOP Mode) 5. Compress Blocks File >Blocks >Compress Fungsi ini menghilangkan gap/ celah dalam program file hasil dari penghapusan atau reloading block. STEP 5 blok pada program file akan di check dan dicompress. Jika terjadi error, akan ditampilkan.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

48

C. DOS FILES Dengan fungsi yang ada di sub menu ini, kita dapat mengatur file tanpa harus kembali ke operating system. Fungsi yang tersedia :

Menampilkan single file atau group file dari directory yang dipilih di screen Copy single file atau group file Menghapus single file atau group file di directory yang dipilih. 1. Display sebuah directory File>DOS files> Directory... Fungsi ini menampilkan sebuah list dengan direktory yang berisikan satu atau lebih file 2. Copy DOS Files File>DOS Files > Copy... Fungsi ini digunakan untuk mengcopy satu atau lebih file antara drive atau direktory yang berbeda. 3. Delete DOS Files File >DOS File > Delete... Fungsi ini digunakan untuk menghapus file (satu atau semua) di direktory yang dipilih. D. PCP/M FILES

Fungsi yang tersedia : Directory output PCP/M file dari area pilihan user. Konversi PCP/M file ke S5-DOS ST/MT files. Ia dapat di jalankan dan diedit

dibawah PCP/M operating system. Konversi STEP 5 file yang dibuat dengan S5-DOS/ST atau S5-DOS/MT ke PCP/M

file. Kita dapat menjalankan file konversi ini dan mengeditnya dibawah PCP/M operating system.

Delete PCP/M File.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

49

1. Display Directory File >PCP/M File >Directory ... Kita dapat menampilkan file list dari area pilihan user dari PCP/M disk. 2. Copy PCP/M files ke DOS Files File >PCP/M Files >Copy PCP/M -> DOS Dengan fungsi ini, kita dapat mengkonversi PCP/M file ke S5-DOS file 3. Copy DOS file ke PCP/M File File >PCP/M Files >Copy DOS ->PCP/M Files Dengan fungsi ini, kita dapat mengkonversi S5-DOS ke PCP/M file 4. Delete PCP/M File File > PCP/M Files >Delete... Kita dapat menghapus PCP/M file, baik single file ataupun semua file di user area. E. DOS Command CTRL+F10 MS DOS Prompt

Dengan memilih menu File >Dos Commands atau CTRL+F10, maka akan tampil Prompt MS_DOS system dan kita dapat memasukkan MS DOS Commands.

Keluar dari DOS Ketikkan perintah EXIT untuk kembali ke STEP 5 user interface

F. Exit SHIFT+F4 Dengan menu ini kita mengakhiri program STEP 5. Jika kita memilih confirm always di project settings, akan diminta konfirmasi bahwa kita akan keluar dari program atau tidak, untuk menghindari pengakhiran program tanpa disengaja.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

50

FUNGSI MENU EDITOR

Fungsi menu editor digunakan untuk mengedit : Block STEP5 dalam bentuk LAD, CSF atau STL Comment Block Documentation block dan Plant comment Kita harus memilih sebuah submenu editor. Metode penulisannya yang ditampilkan bergantung pada project setting (File >Project >Set F4), akan tetapi dapat kita rubah ketika mengedit pada output mode dengan menggunakan function key. Gunakan menu command Editor >STEP 5 block. Kemudian akan tampil dialog box berikut : Source : Program files menjelaskan dimana tempat file tersimpan, dan dibuat di project settings PLC Menjelaskan PLC dimana block tersimpan dan hanya dapat dilakukan pada online mode. Block list Pada block list dapat kita isi dengan : Single block Block list Block range Block type

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

51

DOC block Jika kita menekan F7, STEP 5 akan menampilkan daftar dari tampilan yang mungkin. Jika kita akan mengedit block yang sudah ada, atau menampilkan type block, tekan tombol F3. Options Confirm befor overwritting Ketika kita melakukan perubahan, kita akan ditampilkan pertanyaan konfirmasi perubahan pada blok tersebut Update assigment list Jika kita akan mengedit symbol operand, seperti file *ZO.INI maka file *ZO.SEQ akan diupdate ketika kita menyimpan input yang kita masukkan. Update XRF Cross reference list (*XR.INI) akan diupdate ketika sebuah block diubah. PENGGUNAAN FUNCTION KEY DI OUTPUT MODE

Function Key Penjelasan

F1=Disp Symb F2=Reference F3=Search F5=Seg FCT F6=Edit F7=Enter F8=Cancel SHIFT F1=Addresses SHIFT F2=Lib No SHIFT F3=Symb. SYM/ABS/OFF SHIFT F4=No com/line SHIFT F5=-> LAD SHIFT F6=Seg com SHIFT F7=Save SHIFT F8=Help

Edit symbol operand secara langsung dlm block Membuat dan menampilkan cross reference, Mencari sebuah operand Halaman, copy, mark, insert, append dan delete sebuah segment Berubah ke edit mode, Simpan block jika terjadi perubahan, atau kembali ke main menu Kembali ke main menu, semua perubahan tidak disimpan. Menampilkan relative operation address dlm byte atau words, Nomor Input library Mengubah simbol on atau off Mengubah line dan symbol comment on atau off Mengubah metode tampilan LAD, CSF atau STL Mengedit segment title atau segment comment Menyimpan block tanpa konfirmasi, kita tidak perlu keluar dari menu editor. Menjelaskan penggunaan Function keys

Pengeditan Comments Kita dapat menambahkan comments berikut ke STEP5 Block type OB, PB, SB, FB dan FX: Plant comments Statement comment Segment comment Segment title Operand comments

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

52

Type Comment Tempat pengeditan Tempat penyimpanan

Plant comment File Documentation File Documentation

Statement comment STL :OB, PB, SB, FB, FX documentation file : #OBDO.nnn,#PBDO.nnn #SBOO.nnn,#FBDO.nnn, #FXDO.nnn

#OBDO.nnn,#PBDO.nnn #SBOO.nnn,#FBDO.nnn, #FXDO.nnn

Segment title STL, LAD, CSF: OB, PB, SB, FB, FX Documentation block : OC, PC, SC, FC,FCX

OC, PC, SC, FC,FCX

Operand comment STL, LAD,CSF:OB, PB, SB, FB, FX Assigment list

*ZO.INI *ZO.SEQ

Append, Insert, Transfer, delete sebuah segment Append atau insert sebuah segment Buka pada segment sebelum atau sesudahnya ditempat kita akan menambahkan segment baru, lalu tekan F5= Seg Fct Tekan F5=Insert again jika kita ingin menginsert sebuah segmen didepan dari segment yang sudah ada atau F6=Append jika kita ingin menambahkan sebuah segment setelah segment yang telah ada. Tekan F1=New, STEP 5 akan menampilkan segment baru. Copy sebuah segment Kita dapat mengcopy sebuah segment pad block yang sama atau block yang berbeda pada program file yang sama. Segment title dan comment juga akan ikut dicopy. Prosedur yang digunakan yaitu : Tekan F5=Seg Fct Tekan F4=File, maka segment tersebut akan tersimpan sementara. Tekan F8=return, kita kembali ke block editor. Untuk menginsert segment yang akan dicopy ; Rubah ke block tujuan dengan F2 reference dan F4 Dest blk Tekan F5=Seg Fct Tekan F5 =insert again, jika kita ingin menginsert sebelum posisi segment yang ada, atau F6=Append jika kita ingin menambahkan segment setelah posisi yang ada. Tekan F2=Buffer Tekan F8=return Setelah kita mengcopy sebuah segment, disarankan untuk mengupdate cross reference list jika kita belum memilih update XRF dalam job box. Delete sebuah segment Kita dapat menghapus sebuah segment pada sebuah block. Segment title dan comment juga akan terhapus. Prosedur yang digunakan yaitu : Tekan F5=Seg Fct Tekan SHIFT F4=Delete , yes Tekan F8 untuk kembali. Setelah mendelete sebuah segment, kita harus mengupdate cross reference list (XRF)

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

53

Transfer/Moving sebuah segment Kita dapat memindahkan pada suatu block atau mentransfernya ke block yang berbeda dalam program file yang sama. Fungsi ini merupakan kombinasi dari copying segment dan deleting segment. Setelah mentransfer kita harus mengupdate cross reference list (XRF). Prosedur yang digunakan adalah sama dengan untuk mencopy sebuah segment, lalu setelah selesai kita harus menghapus segment yang lama dengan menggunakan F4. Tekan SHIFT F4=Delete dan konfirmasikan dengan yes. Membuat, menampilkan Cross referance, dan berganti block Cross reference dari semua block dalam sebuah program file tersimpan dalam sebuah program file khusus *XR.INI. Kita dapat mengakses data ini dalam editor windows dengan menggunakan fungsi F2=reference, Dengan fungsi ini kita dapat : Membuat sebuah cross reference list dengan F1=Gen XRF Menampilkan cross reference dari sebuah operand dengan tomol F2=Disp XRF. Menampilkan perubahan block dengan memilih reference dalam cross reference

list dengan menggunakan cursor dan menekan F2=Jump. Berganti block dengan menjelaskan block tujuan dan segmennya menggunakan

F4=Dest Blk Jika kita berganti block, kita dapat kembali ke block asal dengan F5=Orig Blk. Kita dapat menampilkan cross reference list dengan operand berikut : Input/output Flags/Extended flags Timers/counters Blockcalls Process I/Os Data dan symbol Mencari Operand, Segment dan Adresses Dengan menggunakan fungsi search, kita dapat mencari sebagai contoh operand, secara cepat dalam blok yang telah terbuka. Fungsi ini dapat digunakan untuk mencari : Absolute operand Block calls Peripheral byte/block Data Symbolic operand Assigment untuk absolute atau symbolic ooperand : Segment Adresses Pencarian dimulai dari posisi cursor atau dari segment pertama. Tekan F3=Search Ketikkan key yang akan dicari, misalnya I1.1 Tekan F2=From Seg1 untuk dari awal atau F3=continue untuk melanjutkan. Mengedit Symbolic operand dalam suatu block Symbol operand dapat kita edit secara langsung dalam suatu block. Jika kita melakukan suatu perubahan, file *ZO.SEQ harus diupdate Dengan menyeting Update assigment list di Edit STEP5 blok job box, sehingga *ZO.SEQ akan diupdate ketika blok disimpan. Kita dapat membuat sequential source file dari symbol file (Management, Assigment List, Convert INI>SEQ).

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

54

Untuk mengedit symbol operand langkah yang dilakukan : Tekan F1=Disp Symb., maka akan tampil list operand Pilih operand dengan menggunakan kursor, Tekan F2=Edit symb, Masukkan symbolic name karakter Tempatkan kursor pada kolom comment Masukkan comment karakter Akhiri dengan menekan F2=insert dan kembali ke menu dengan F8=return. PENGEDITAN STATEMENT LIST (STL)

Untuk setiap segment kita dapat menuliskan sampai dengan maksimum 255 words. Dalam penulisan statement list (STL), sebuah statement dituliskan dalam setiap line termasuk absolute atau symbolic form. Sebuah statement berisikan operation dan operand sebagai contoh :

Operation Operand Absolute statement AN I1.1 Symbolic statement AN -INPUT Sebelum memulai pengeditan, check dahulu project settingnya, pastikan bahwa program file, symbol file, mode, type representation yang dimasukkan sudah benar. Statement selalu dimasukkan dalam edit mode. Jika kita membuka sebuah block baru, STEP5 dalam Edit mode, jika kita membuka block yang telah ada, STEP5 dalam output mode. Dalam hal ini kita dapat mengubah ke edit mode dengan F6=Edit. Untuk memulai pengeditan, pilih menu Editor >STEP5 Block, setelah kita konfirmasi dengan Edit, maka STL editor dimulai. Setelah selesai, tekan insert key, maka STEP5 kembali ke output mode, lalu tekan insert sekali lagi. Dengan fungsi addresses kita dapat menampilkan relative operation address dalam bytes atau word ketika mengedit STL. Ketika address ditampilkan, kita tidak dapat mengedit statement. BLOK FUNGSI Sebuah function block (FB, Fx) adalah STEP5 program blok yang sama dengan OB, PB dan SB.FB blok ini berisi operasi basic STEP5 sedangkan FB atau FX dapat berisikan basic operation, suplementary operation dan system operation. Untuk mengedit blok fungsi, STEP5 dalam mode edit (STL), dan segment 1 telah terbuka. Jika kita menggunakan symbol operand symbol file harus ada dan kita harus men set symbols:yes dalam project setings. Dengan sebuah function block, langgkah yang harus diikuti :

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

55

Ketikkan nama maksimum 8 karakter misalnya EXAMPLE1, Tekan tombol return Ketikkan 4 karakter maksimum untuk formal operand pertama, Tekan tombol return Pilih type dari formal operand, misalnya I Pilih type dari data, misalnya BI Teruskaan dengan memasukkan parameter yang diperlukan, Akhiri dengan menekan tombol return Kursor akan melompat ke baris pertama dari block body, dimana kita dapat memasukkan statement pertama.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

56

PENGEDITAN LADDER DIAGRAM (LAD) Dalam metode penulisan Ladder Diagram (LAD), kontrol task digambarkan berdasarkan symbol didalam sirkuit diagram. Dengan dasar simbol ini, operasi block ditampilkan dalam kontak (NC kontak, NO kontak, Output) dan fungsi symbol untuk counter, timer dan operasi aritmatika.

Kita dapat memprogram ke LAD dalam untuk blok : Organization block OB Program Block PB Sequence Block SB Function Block FB Extended Function block FX Sebelum kita memulai pengeditan, periksa project setting dalam menu command File> Project> Set F4. Pastikan dahulu bahwa masukan untuk program file, symbol file mode, type representasi dan commentnya sudah benar. Ketika mengedit blok yang telah ada, kita dapat merubah type representasi dengan menggunakan SHIFT F5 (tekan sekali atau dua kali). Untuk memulai pengeditan, pilih command Editor >STEP5 Block. Maka akan tampil sebuah dialog box. Sangat disarankan untuk memilih options Update XRF dan update Assigment list jika kita ingin bekerja dengan menggunakan symbolic operand. Setelah selesai kita konfirmasi dengan Edit, maka kita memulai pengeditan dalaam mode LAD. Sebuah working field dan function key bar dengan symbol untuk memasukkan kontak dan pengeditan LAD segment akan ditampilkan. Screen dibagi atas 48 fields, (8 kolom dan 6 section horisontal). Horizontal section memiliki tinggi lines. 7 kolom pertama berisikan logic operand, 8 kolom ke 8 tersedia untuk output. Label dan contact yang berhubungan disusun satu sama lain dalam 48 fields. Pengeditan fields dibagi atas line dan coloumns, dimana kita memasukkan rungs, branches, contacts, output dan fungction elemen menggunakan functions keys atau mouse. Penyambungan dan symbol dari semua type dilakukan secara otomatis. Input fields untuk labelling dan assigments parameter ditampilkan dan dapat dituju dengan kursor kontrol automatic.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

57

Gambar berikut menunjukkan sebuah contoh dari segment dalam LAD Representasi.

Baris Tampilan Keterangan

(1) PB1 -PROG1 C:CRANE2ST.S5D LIB:25056 LEN : 53 Segment 5

Type dan nomor block Nama symbolik block Drive dan program file Library number Pajang block dlm word

(2) Segment 1 Segment title Edit

Nomor Segment Text dlm max 32 karakter STEP5 mode

(3) Symbolic operand Assigment Absolute operand-> Symbol operand -> operand comment

(4)...(22) Editing area Field input untuk logic operation, call dan operand

(23) Messae line Pesan STEP5 atau prompt

(24) (25) Function keys Key assigment untuk untuk fungsi yg sedang aktif

(1) (2) (3)

(4)

(5)

(6)

(22)

(23) (24) (25)

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

58

Editing Functions Setelah kita memilih editor, STEP 5 akan menampilkan block yang telah dipilih dalam job box di segment 1. Jika kita inngin membuat sebuah blok baru, maka segment ini akan terlihat kosong. Dengan menggunakan function keys, kita dapat memasukkan contacts, output dan function element. Dalam tabel berikut menunjukkan function keys, dimana pada sisi sebelah kiri dari tabel berisikan operation untuk proses, dimana kita dapat memanggilnya dalam edit mode dengan menggunakan keystroke yang ditunjukkan.

Operation Function Keys Keterangan

F1 Contact NO

F2 Contact NC

F3 Branch, close branch

F4 Output

Bin Oper F5 Pemanggilan Fungsi yg

kompeks

# F5+F4 Connector

F5+F5 Negated connector

() Cursor right Element kosong

Penamaan Operand Setelah kita memasukkan LAD symbol, cursor akan melompat ke field name (mak 8 karakter) untuk setiap operand. Ada dua cara penamaan operand : 1. Operand dapat diberi nama secara langsung setelah pemilihan symbol atau

setelah nama field dengan menggunakan tombol return. 2. Memasukkan nama operand dalam name fields dari segment yang komplet

mengikuti sepanjang kursor. Pengeditan Operand Symbols Ketika kita menekan F1=Disp Symb dalam output mode, STEP 5 menampilkan sebuah list operand dalam absolute dan symbolic form dalam membuka sebuah segment. Kita dapat mengedit list ini. Jika kita memasukkan symbol, pastikan bahwa kita tidak melebihi dari 8 karakter. Jika kita melakukan perubahan, disarankan untuk mengupdate assigment list. Pengeditan Rungs Seri dan Paralel Ketika kita memasukkan contact pertama pada posisi kursor disegment yang kosong, kita dapat memasukkan sebuah rung secara kontinyu termasuk output symbol. Kita dapat memasukkan sampai dengan 7 contact secara seri di rung ini dengan menempatkan cursor pada element yang kososng dan memilih fungsi yang diinginkan. Rung paralel akan tersambung secara langsung, dan kita dapat selalu menyambungkan rung paralel ke power rail. Branches dapat dibuat dengan

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

59

menempatkan kursor di sebuah contact, maka branch point dapat akan tampil sebelum contact ini. Kita dapat memilih close brach point jika perlu dnegan menggunakan F3= Close branch. Memasukkan contact Kita dapat selalu memasukkan sebuah contact pada element yang kosong. Sebelum kita dapat memasukkan sebuah contact disebuah rung, kita terlebih dahulu harus mengexspand rung dengan menggunakan SHIFT F7=Extras, F6=Exp Hor atau expand (horizontal).

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

60

Pengeditan Control System Flowcharts (CSF) Didalam representasi metode Control System Flowcharts (CSF), control task digambarkan dengan penyambungan antara symbol fungsi.Berdasarkan circuit logic sysmbol, fungsi blok ditampilkan dengan operand symbol. Kita dapat memprogram didalam representasi Control System Flowchart didalam blok STEP5 : Organization Block (OB) Program Block (PB) Sequence Block (SB) Function Block (FB) Extended Function Block (FX) Sebelum memulai pengeditan, kita harus memeriksa terlebih dahulu project settings dan mennu command File >Project>Set F4. Pastikan dahulu bahwa kita telah memasukkan program file, symbol file, mode, type representasi dan commentnya telah benar. Untuk mengedit block yang telah ada, kita dapat merubah type representasi dengan SHIFT F5= CSF (tekan sekali atau dua kali). Untuk memulia pengeditan, pilih menu command Editor >Step5 Block, maka akan tampil dialog box Edit STEP5 block. Disarankan untuk memilihh options update XRF and update assigment list jika kita bekerja dengan symbols operand. Setelah konfirmasi dengan menekan Edit, maka CSF editor dapat dimulai. Pada tampilan akan terlihat working field dan menu function key dengan symbol untuk memasukkan fungsi dan pengeditan segment CSF. Screen dibagi atas 48 fields, (8 kolom dan 6 section horisontal). Horizontal section memiliki tinggi lines. 7 kolom pertama berisikan logic operand, 8 kolom ke 8 tersedia untuk output. Label dan contact yang berhubungan disusun satu sama lain dalam 48 fields. Pengeditan fields dibagi atas line dan coloumns, dimana kita memasukkan rungs, branches, contacts, output dan fungction elemen menggunakan functions keys atau mouse. Penyambungan dan symbol dari semua type dilakukan secara otomatis. Input fields untuk labelling dan assigments parameter ditampilkan dan dapat dituju dengan kursor kontrol automatic.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

61

Gambar berikut memperlihatkan segment didalam Control System Flowchart (CSF).

Baris Tampilan Keterangan

(1) PB1 -PROG1 C:CRANE2ST.S5D LIB:25056 LEN : 53 Segment 5

Type dan nomor block Nama symbolik block Drive dan program file Library number Panjang block dlm word

(2) Segment 7 Segment title Edit

Nomor Segment Text dlm max 32 karakter STEP5 mode

(3) Symbolic operand Assigment Absolute operand-> Symbol operand -> operand comment

(4)...(22) Editing area Field input untuk logic operation, call dan operand

(23) Message line Pesan STEP5 atau prompt

(24) (25) Function keys Key assigment untuk untuk fungsi yg sedang aktif

(1) (2) (3)

(4)

(22)

(23)

(24) (25)

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

62

Fungsi Pengeditan Sederhana Setelah kita memilih Editor, STEP5 akan membuka blok yang dipilih dalam job box pada segment 1. Jika kita bekerja dengan sebuah blok baru, maka akan terlihat kosong. Dengan menggunakan function keys, kita sekarang dapat memasukkan CSF symbol basic untuk operasi AND/OR dalam binary operand.

Operasi Function Keys Keterangan

& >=1 Bin Oper # /

F1 F2 F3 F4 F5 F5 DAN F4 F5 DAN F5

Operasi AND Operasi OR Input Negated input Memanggil fungsi kompleks Konektor Negated, konektor

Penamaan Operand Penamaan operand dapat dilakukan secara langsung setelah memilih symbol yang digunakan, setelah itu dengan menekan return key. Pengeditan Symbol Operand Ketika kita menekan F1=Disp Symb dalam output mode STEP5 menampilkan sebuah list operand dalam form absolute and simbolic untuk segment yang dibuka.Kita dapat mengedit list ini, maksimum 8 karakter. Jika kita melakukan perubahan, disarankan untuk memilih update assigment list didalam job box. Fungsi Editor untuk Modifikasi dan Delete Ketika kita pertama kali memasukkan fungsi operasi yang ditunjukkan dengan kursor dalam segment yang kosong, akan terbentuk sebuah fungsi blok dengan dua input operand dan satu buah output. Kita dapat membuat sebuah serial chain dari fungsi dengan maksimum 5 operator AND/OR. Fungsi editor ini dapat digunakan untuk memodifikasi segment, mendelete segment, editing connector, insert function block. Untuk memodifikasi sebuah segment, jumlah operand input dapat diperbesar, dengan meletakkan kursor dibawah input, dan dengan menyisipkan sebuah function block. Kita dapat mengkonvert input menjadi function block dengan meletakkan cursor pada operand yang berhubungan dan menekan F1=& atau F2=>=1. Beberapa aturan untuk mendelete operand dan function didalam segment : - Lokasi input harus berada dibawah kursor yang akan didelete, function blok itu

sendiri akan berkurang sebanyak satu baris. - Jika kita menghapus sebuah input yang terhubung, fungsi element sebelum input

ini juga akan terhapus.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

63

Untuk menambahkan operand, letakkan kursor pada posisi terbawah dari function block dan tekan F3, maka operand yang belum terdefinisi akan ditambahkan pada sisi terbawah dari block. Jika kita akan menambahkan function block, letakkan kursor di input operand yang akan ditimpakan dan tekan F1 atau F2, dan Step 5 akan menempatkan fungsi blok dengan dua input sebelum input terdahulu. Untuk menyisipkan operand, letakkan kursor pada input dari function block dimana kita akan menyisipkan input operand. Tekan SHIFT F7=Extras, F7=Exp Vert lalu F3=Input. Sebuah operand yang belum terhubung akan disisipkan didalam block. Setelah kita menamakan operand tersebut, kita dapat menginvert-nya dengan F4. Untuk menyisipkan function block, letakkan kursor pada input sebelumnya dimana kita akan menyisipkan fungsi baru, lalu tekan F7=Extras, F6=Exp Hor dan pilih fungsi yang diinginkan.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

64

Pengeditan Assigment List

Dengan symbol programming, kita dapat menjelaskan string dari alphanumeric karakter, seperti BOTTON ON dengan operand misalnya I1.1. Sebelum kita dapat membuat program dengan symbol operand, kita harus membuat sebuah list assigment antara absolute dan symbolic operand dengan menggunakan STEP5 symbol editor. Ketika membuat assigments ini, kita dapat menuliskan operand comment untuk setiap operand tersebut.

Kita dapat memilih panjang dari symbol operand dan comments operand dengan File > Project> Set F4. Symbol operand : 8 s/d 24 karakter (8default) Comment Maksimum 40 karakter (40 default) Setting ini sudah tetap untuk semua assigment list dan semua setting ini dapat kita rubah baik ditambah atau dikurangi panjangngnya. Setelah pengeditan, file ????Z?.INI akan dikonversikan kedalam symbol file (*ZO.INI).Kita harus memasukkan nama dari symbol file didalam settings pertama. Nama ini secara otomatis digunakan untuk assigment list. Untuk memanggil Editor ini, pilih menu command Editor> Assigment list, maka akan tampil sebuah editor untuk assigment list (*ZO.SEQ). STEP5 menampilkan sebuah assigment list dengan kolomnya yang berisikan : - Absolute operand - Symbolic ooperand - Operand comments - Additional comments, dimulai dengan semicolon - Form feed Untuk membuat assigment list, langkah yang harus diperhatikan : Edit assigment list sebagai source file (dengan extension *ZO.SEQ) Assigment list ditranslate kedalam symbol file (tiga buah file dengan extension Zx.INI, X=0,1,2) ketika kita menyimpan symbol file. Jika terjadi error ketika konversi, maka STEP5 akan menuliskan error yang terjadi dalam error file (Extension *ZF.SEQ). Kita dapat mencetak error yang terjadi dengan fungsi Management> Assigment list> output Error list. Tabel berikut memperlihatkan type operand yang dimasukkan sebagai symbol name dalam assigment list :

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

65

Operand Keterangan Operand Keterangan

C D DB DD DL DR DW DX F FB FD FW FX FY I IB ID

Counter Bit dalam data word Data Block Data double word Data word, left byte Data word, right byte Data word Extended data block Flag Function block Flag double word Flag word Extended function block Flag byte Input Input byte Input double word

IW OB OW OY PB PW PY Q QB QD QW S SB SD SW SY T

Input word Organization block Word in ext. I/Os Byte in ext. I/Os Program block Peripheral word Peripheral byte Output Output Byte Output Double word Output word Extended Flag Sequence Flag Ext. flag double word Extended flag word Extended flag byte Timer

Screen Layout Gambar berikut mrupakan tampilan dari field editing untuk assigment list:

(1) (2) (3)

(4) (5)

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

66

Keterangan dari gambar diatas :

Baris Keterangan

(1) Drive dan nama dari assigment list.

(2) Nomor dari baris dimana kursor berada

(3) Mode display, dapat diubah antara insert dan overwrite mode dengan SHIFT F5=Mode

(4) Editing area, yang dibagi menjadi 3 kolom : Operand Kolom untuk memasukkan absolute operand, lebarnya tidak dapat dirubah Symbol Kolom untuk memasukkan symbol operand, lebar kolom bergantung pada setting yaang dibuat Comment Kolom untuk memasukkan comments operand

(5) Menu function key untuk memanggil fungsi editing

Prosedur Pembuatan Assigment list Ketikkan didalam kolom yang tersedia untuk absolute operand, misalnya I1.1 - Tempatkan kursor pada kolom symbol dengan menggunakan mouse atau tab - Ketikkan didalam karakter string untuk symbol. Didalam assigment list itu sendiri, kita tidak boleh memasukkan hyphen tanpa symbolic operand. Lebar kolom akan disesuaikan dengan seting panjang symbol yang telah kita tentukan didalam project setings. Jika kita tidak memasukkan pada symbol kolom, (Field symbol dibiarkan kosong) maka STEP5 menampilkan prompt : Accept absolute operand as symbol ? Yes, maka Karakter string dari absolute operand digunakan sebagai symbolic operand dalam symbol file. No, maka absolute operand tidak dgunakan sebagai symbolic operand. Jika kita ingin menambahkan suatu text penjelasan dari symbol operand, disediakan comment coloum dengan lebar maksimum 40 karakter. Setelah pengeditan selesai, tekan F7=Enter, Maka assigment list tersimpan dan ditranslate kedalam symbol file. Jika tidak terdapat error, maka STEP5 akan menampilkan pesan :n line processed, no errors found. Click pada tombol OK atau tekan return key. STEP5 akan keluar dari editor dan kembali ke menu.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

67

Error ketika pengeditan Jika suatu error terjadi ketika proses translasi, STEP5 akan menampilkan pesan: Error found in line n. Absolute parameter does not match OPID. (OPID= Operand Identifier). Editor masih aktif dan line yang error akan tampil dilayar screen. Setelah kita memperbaiki error di assigment list, kita dapat memulai translasi lagi. Setelah selesai, maka STEP5 akan menampilkan pesan: N lines process, m error found. Display error list? Yes: Error list akan ditampilkan No: Keluar dari editor STEP5 menyimpan error ini dalam file *ZF.SEQ file Kita dapat pula mengeluarkan error list ini dengan fungsi management> Assigment list, Output Error list.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

68

TEST MENU

Test menu ini hanya dapat dijalankan pada keadaan online mode. Untuk memilih fungsi online, harus terdapat sebuah physical atau logical koneksi antara PG dan PLC. Selain itu kita harus menset sebuah bus link (SINEC H1, SINEC L2 atau AS511) dan mode dari PG itu sendiri.

Fungsi Online

Fungsi Status PLC Process dalam PLC Keterangan

Status Block Status Variable Start PLC Stop PLC Compress Memory Force Variable Force output ISTACK/BSTACK Output Memory contents Memory configuration System Parameter Program test ON Program test OFF

RUN RUN STOP>Run RUN>STOP RUN,STOP RUN STOP STOP RUN,STOP RUN,STOP RUN,STOP PROG TEST PROG TEST>STOP

User checkpoint System checkpoint Start cycle Stop Cycle PLC RAM area System check point System checkpoint peripheral PLC memory system area RAM/EPROM, S5 Bus, I/Os PLC RAM, EPROM Release PLC SSW, CPU User checkpoint User checkpoint

Test sequence dari statement di user program Output status sinyal dari process variable (I,Q,F,S,T,C,D) Seperti operasi manual Seperti operasi manual Compress memory Modifikasi process variable Set output ke status signal (QB,QW,QD) Output interupt stack/block stack Output memory dan I/O address dalam hexadesimal Data tentang user memory dari PLC (RAM/EPROM) Informasi tentang struktur PLC internal dan software release (CPU) Test single program Mengakhiri program Test

Block Status Dengan fungsi ini kita dapat mentest dan mengkoreksi block yang diload PLC. STEP5 akan menampilkan status signal yang ada dari variable prosess : - Input (I), Timer (T) dan counter (C) - Output (Q) - Flags (F,S) - Data (D) Setelah kita memilih fungsi di menu Test, akan tampil Box Block Status List. Disini kita memasukkan block yang akan di test. Didalam ladder diagram dan control system flowchart, status sinyal diindikasikan dengan sebuah garis koneksi

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

69

======= Status sinyal 1 ............... Status sinyal 0 ------------ Status sinyal tidak dapat diperlihatkan Status Variable Dengan fungsi ini kita dapat menampilkan status sinyal dari operand yang dipilih dalam sebuah list form ketika program dieksekusi. Kita memasukkan operand yang akan dimonitor (process variable) dalam sebuah list yang kosong dan tampil ketika kita memanggil fungsi test status variable.

Key Fungsi

F1 = Fetch F3 = Delete F4 = Field F5 = Save As F6 = Activate F7 = Save F8 = Return Shift F8 = Help

Memanggil sebuah variable block Menghapus line yang ada Menampilkan variable di field, tombol + atau – untuk sebelum dan sesudahnya Save operand list sebagai variable block Mengaktifkan status processing Save operand list dalam variable block yang ada Kembali ke menu pilihan Informasi help

Force Variable Fungsi ini digunakan secara online untuk memodifikasi proses variable dan memasukkannya secara langsung kedalam proses. Sebelum kita melakukan force variable, terlebih dahulu harus diperhatikan akibat yang akan ditimbulkan terhadap proses yang sedang berlangsung. Variable yang dapat dimodifikasi adalah I, Q, F, S, T, C, D. Fungsi ini dapat dieksekusi baik ketika STOP atau RUN mode dari programable controller. Status sinyal tidak akan ditampilkan jika terdapat format operand yang tidak sesuai. Prosedur untuk bekerja dengan fungsi force variable : 1. Pilih menu Test >Force variable

STEP5 akan menampilkan sebuah tabel kosong untuk operand list. 2. Masukkan operand pada operand list dan diikuti dengan insert key, maka akan

tampil status dari variable tersebut. 3. Tekan tombol esc untuk membatalkan tampilan status 4. Modifikasi value yang ada dan diikuti dengan insert key. Force Output Dengan fungsi ini kita dapat menset output ke status sinyal yang diinginkan secara langsung. Output dari Programmable controller dapat diforce secara terpisah. Dengan fungsi ini kita dapat memeriksa opakah output modul rusak atau tidak terpasang dengan benar ataupun wiringnya tidak benar. Untuk menggunakan Force output : 1. Rubah PLC ke STOP mode 2. Panggil fungsi Force output

STEP5 akan menampilkan sebuah tabel kosong untuk operand list. 3. Masukkan operand dan ikuti dengan insert key. 4. Masukkan modifikasi yang diinginkan, dan akhiri dengan insert key, maka PG

akan mentransfer value tersebut ke output PLC. Ketika kita memilih fungsi force output , STEP5 menampilkan sebuah tabel kosong untuk operand list atau variable block yang terakhir dipilih untuk force variable.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

70

Untuk memodifikasi output value, STEP5 menampilkan variable block yang terakhir dipilih atau sebuah list kosong dimana kita dapat memasukkan sinyal dan status. Ketikkan force value yang diinginkan baris per baris dan tekan return key setelah memasukkan setiap input. STEP5 menampilkan X setelah setiap value. Jika kita memasukkan karakter kurang dari panjang maksimum, karakter significant akan ditambahkan secara otomatis. Untuk mengakhiri masukan input, Tekan Insert key PG akan menampilkan pesan : End of force fct. Dan mentransfer output yangdimodifikasi ke PLC. Jika kita ingin menstop fungsi force output, Tekan Esc=cancel Jika kita membuat perubahan yang belum disimpan di variable block, akan tampil prompt : (Discard changes? Atau Discard modofied block?) Jika kita tidak membuat perubahan atau kita menjawab prompt dengan yes maka STEP5 akan kembali ke basic menu dari fungsi. Program Test ON Dengan fungsi ini, PLC akan memproses sebuah blok step by step, dan kita dapat memberhentikannya pada point yang diberi tanda breakpoint (statement dimana kursor berada) dan semua command untuk output akan didisable (semua output diblock). Artinya program hanya memproses selama statement yang dipilih dan status sinyal yang ada juga output RLO. Di program test mode : Processing cycle berhenti Tidak ada input atau output yang di proses, hanya proses image yang dapat dimodifikasi. Program dapat dipindahkan untuk setiap operasi dengan memindahkan breakpoint. Setelah memanggil fungsi program test ON, masukkan informasi berikut dibawah box selection : Block (absolute atau simbolic name) atau sebuah list (nesting) dari block yang akan kita check. Dengan search key, cari operand yang akan kita check dalam block yang kita pilih. Tekan OK STEP5 akan menampilkan blok tersebut dalam STL. Pindahkan kursor kebawah Maka breakpoint akan diselect, STEP5 menampilkan informasi tentang operasi yang telah dieksekusi. Posisi kursor akan berada di line statement berikutnya. Processor dari PLC akan berhenti, artinya tidak ada operasi didalam user program yang dieksekusi. Pindahkan kursor kebawah Maka breakpoin berikutnya akan diselect PLC mengeksekusi operasi berikutnya dan prosesor akan berhenti memproses lagi. Jika kita menemukan error yang perlu dikoreksi, tekan Esc= cancel dua kali untuk keluar dari program test dan panggil sebuah editor. Untuk kembali ke program test mode, panggil program test ON lagi, maka kita dapat mengetest program yang dikoreksi tadi.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

71

Program Test OFF Pilih menu Test >Program Test OFF, maka PLC akan berubah ke mode STOP dan harus direstart (menu PLC, Start PLC) atau dengan merubah switch CPU dari STOP ke RUN.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

72

PLC MENU Dengan menu ini, kita dapat melakukan start dan stop hubungan PLC secara online

Start PLC Fungsi start PLC membangkitkan cold restart atau warm restart dalam Programable Controller. Sebelum PLC dapat di start dengan fungsi ini, akan ditampilkan prompt sebagai konfirmasi, bila dijawab dengan yes, maka PLC akan di start, dan bila dijawab no maka PLC tidak akan distart. Jika terdapat error, maka akan ditampilkan melalui sebuah pesan. Stop PLC Fungsi stop PLC akan merubah Programmable Controller ke Stop mode. Processor akan berhenti mengeksekusi program statement. Sebelum PLC dapat di stop dengan fungsi ini, akan tampil prompt oleh PLC sebagai konfirmasi, bila dijawab dengan yes, maka PLC akan di stop, dan bil dijawab no maka PLC tidak akan di stop. Jika terdapat error, maka akan ditampilkan melalui sebuah pesan. Compressing PLC memory Ketika kita mendelete sebuah block dalam PLC, akan menyebabkan “invalid” dalam PLC RAM, akan tetapi belum terdelete secara phisical. Ketika kita memperbaiki sebuah blok, blok versi terdahulu akan invalid akan tetapi tetap ada dimemory dan blok yang diperbaiki akan dituliskan di RAM. Ini berarti PLC memory dapat menjadi penuh. Fungsi Compress memory akan menghapus invalid blok dan merubahnya menjadi blok valid sehingga tersedia memory untuk blok yang baru. Jika STEP5 mendeteksi adanya error, fungsi tersebut akan dibatalkan dan pesan error yang berhubungan akan tampil dilayar. PLC info ISTACK Fungsi ini dapat dipilih secara online dan menyediakan informasi tentang status dari PLC yang terhubung, yaitu: Interrupt Stack (ISTACK) Block Stack (BSTACK) Memory dan I/O address, hexadesimal Informasi tentang penggunaan memory di PLC (konfigurasi memory) Informasi tentang struktur PLC internal dan software release dari CPU

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

73

Interupt Stack dari PLC Setelah kita memilih ISTACK, maka sebuah tabel kontrol bits dan settingnya akan ditampilkan discreen. Kita dapat melihatnya dengan menggerakkan kursor dan penjelasannya ditampilkan pada window dibawah screen. PLC info BSTACK Setiap waktu sebuah block dipanggil, maka PLC aka memasukkan start address dari blok yang valid dengan relative dan absolute return address di block stack. Return address adalah alamat dimana program akan dilanjutkan begitu program yang telah dipanggil selesai diproses. Kita dapat memanggil informasi ini dengan menggunakan fungsi BSTACK ketika PLC didalam keadaan STOP Mode. Output PLC Memory Dengan fungsi ini akan menghasilkan output absolute address dan isinya ke tampilan screen, printer atau print file. Output dari addresses ini hanya dapat dilakukan pada saat mode online. Pilih menu command PLC > Output PLC memory, maka akan tampil job box output PLC memory. Dibawah output from address: masukkan byte address pertama yang akan dikeluarkan dalam hexadesimal Klik pada output, maka STEP5 menampilkan address dan isinya pada screen. Tekan Esc=cancel. Untuk melanjutkan, konfirmasi dengan insert key. Jika kita akan membuat koreksi : Klik pada correction dan letakkan kursor pada value yang akan dikoreksi. Masukan value yang baru, dan akhiri dengan insert key, maka akan tampil pesan : Enter modified addresses in PLC? Jawab dengan Yes atau no. Untuk berhenti dan keluar dari output function : Tekan Esc = Cancel dua kali. PLC Memory configuration Fungsi ini digunakan untuk menampilkan ke display, ke printer atau print file absolute address dan isinya . Dengan fungsi ini, kita dapat melihat konfigurasi dan besar memory yang digunakan oleh user. Address ini ditampilkan dalam form heksadesimal. Pengalamatan memory dan pilihan konfigurasi dijelaskan dalam instruksi pemrograman untuk PLC tersebut. Pada tampilan kita dapat melihat besarnya dari user memory dari PLC dan yang telah digunakan dalam bentuk grafik atau bentuk text. PLC system parameter Dengan fungsi ini, kita dapat menampilkan PLC system parameter tentang : - Identitas CPU - CPU type - Nomor CPU - Distribusi memory - Panjang block list Pilih menu command PLC >PLC system parameter, maka aka tampil job box PLC system parameter, dan STEP5 akan menampilkan PLC system parameter . List yang tampil terbagi atas dua halaman. Untuk pindah kehalaman berikutnya atau untuk mengakhiri fungsi ini, konfirmasikan prompt continue dengan yes.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

74

MANAGEMENT MENU

Menu ini mempunyai beberapa utility :

Make XRF Dengan fungsi ini kita dapat membuat sebuah reference list (cross reference list) dari default program file dengan nama *XR.INI. Ini merupakan source untuk cross reference didalam LAD, CSF dan STL segment di I/Q/F list, di program struktur dan di checklist juga untuk print out cross reference list itu sendiri. EPROM Handling Dengan fungsi ini, kita dapat mentransfer block STEP5 dari sebuah program file ke EPROM/ EEPROM. Ini disebut juga blowing an EPROM Sub modul memory ini terlebih dahulu harus dimasukkan kedalam EPROM port di PG.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

75

Fungsi yang dapat digunakan : - Load block didalam EPROM/EEPROM - Membaca block dari sebuah EPROM/ EEPROM dan mentransfernya ke sebuah

program file. - Menghapus EEPROM sub modul - Menampilkan informasi tentang EPROM/ EEPROM - Mentransfer SYSID parameter. Pilih menu command Management > EPROM handling Ctrl+F2 Program file yang ada di project setting dan tampil di display ini tidak dapat dirubah disini. Tekan F6=Mode Tekan F1=blow Tekan F1=help untuk informasi block Automatic Rewiring Dengan fungsi rewiring, kita dapat mengganti nama/ rename operand: - Secara otomatis, berdasarkaan dari dua buah symbol file atau - Secara manual, berdasarkan sebuah list dari perubahan yang kita buat. Sebagai contoh symbol Flag0 dan inp0 didalam SYMOLDZO.SEQ digunakan untuk operand F0.0 dan I0.0 dalam program file REWOLDST.S5D. Dalam sebuah symbol file baru SYMNEWZO.SEQ, symbol Flag0 dan Inp0 digunakan untuk operand F1.2 dan I2.0 Dengan automaticc rewiring, semua dari symbol yang sama (dalam SYMOLDZO.INI dan SYMNEWZO.INI) digunakan untuk operand baru dalam program REWNEWST.S5D.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

76

Pilih menu command Management >Automatic Rewiring...

Setelah itu PG akan menampilkan job box Automatic Rewiring . Nama dari user program dimana kita akan merename operand ditampilkan dalam field program file. Masukkan nama dari file yang baru, yang akan dibuat sebagai hasil dari modifikasi kedalam field program file dan masukkan file nama dari assigment list didalam field with new symbol file. Jika kita hanya ingin merename operand dalam sebuah block, masukkan nama block didalam block list. Setelah menclik <Rewire>, maka STEP5 menampilkan list dari hasil fungsi renaming ke tampilan screen, printer ataupun ke file. Manual Rewiring Dengan fungsi ini kita dapat merename operand di operand list yang tampil di screen.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

77

Pilih menu command Management>Manual Rewiring.. maka PG akan menampilkan job box di screen. Nama dari user program yang akan kita rename operandnya ditampilkan dalam field program file. Masukkan nama file yang baru yang akan dibuat sebagai hasil dari modifikasi didalam field to program file Setelah kita menclick <Rewire>, STEP5 menampilkan sebuah tebel kosong Rewire manual dimana kita memasukkan operand dalam program file lama dan baru. List ini dapat berisikan sampai dengan 16 operand lama dan baru. Setelah selesai modifikasi operand, akhiri dengan tombol insert key. STEP5 akan merename operand dan menampilkan nama dari blok yang sedang diproses dalam form manual rewiring screen. Assigment lists Dengan fungsi assigment list kita dapat mengedit assigment list yang digunakan oleh operand secara symbolic dalam user program. Fungsi ini dapat : - Merubah assigment list kedalam symbol file (*ZO.SEQ ke *ZO.INI) - Merubah symbol file kedalam assigment list menurut absolute operand atau

symbolic operand (*ZO.INI ke *ZO.SEQ) - Koreksi secara cepat assigment list secara langsung dalam symbol file (*ZO.INI) - Merubah sebuah symbol file lama kedalam assigment list (convert V1.x V2.x) - Menghapus assigment list yang behubungan dengan error file - Menghapus sebuah symbol file - Menampilkan list dari error saat translasi (error file) Convert Fungsi ini digunakan untuk mengkonversi project data dan file user dari file format STEP5/ST Version 6.x kedalam version 7.x.

Fernando Sihombing PLC - SIEMENS

78

Konversi yang dapat dilakukan : - PJ > PX project file dari versi 6.x ke versi 7.x - PX > PJ project file dari versi 6.x ke versi 7.x - PJ+AP > PX project file dari versi 6.x ke versi 7.x Pilih menu command Management >Convert. Format Convert file dialog akan tampil di screen. Pilih type konversi, source file dan destination file.