contoh laporan model konseling trait and factor

26
. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Rasional Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik dan buruk. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik, sebenarnya usaha itu pun sudah menunjukan dan merupakan kehidupan yang baik. Manusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. Perkembangan individu mulai dari masa bayi sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor. Telah banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori individu atas dasar dimensi sifat dan faktor. Sebagai seorang guru pembimbing disekolah hendaknya dapat memberikan pelayanan yang baik kepada siswa siswinya, terutama saat memberikan layanan konseling individual. Dalam layanan konseling individual seorang guru pembimbing tidak hanya sebatas memberikan nasehat-nasehat atau saran kepada siswa-siswi yang bermasalah akan tetapi juga menekankan aspek pemahaman diri siswa, menjadi sahabat siswa untuk bersedia mendengarkan curahan isi hatinya, mencari tahu sebab-sebab permasalahan yang dihadapinya dan membantu memecahkan masalah tersebut sampai selesai. Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara langsung antara dua orang atau lebih sehingga masalah yang sedang dihadapi oleh konseli dapat teratasi sehingga tidak menghalangi konseli dalam meraih kebahagiaan dalam hidup. Di dalam proses konseling, konselor harus menggunakan pendekatan- 4

Transcript of contoh laporan model konseling trait and factor

.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Rasional

Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik dan buruk.

Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik, sebenarnya usaha

itu pun sudah menunjukan dan merupakan kehidupan yang baik.

Manusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling

berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan,

minat, sikap, dan temperamen. Perkembangan individu mulai dari

masa bayi sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan

faktor. Telah banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori

individu atas dasar dimensi sifat dan faktor.  

Sebagai seorang guru pembimbing disekolah hendaknya dapat

memberikan pelayanan yang   baik kepada siswa siswinya,

terutama saat memberikan layanan konseling individual. Dalam

layanan  konseling individual seorang  guru  pembimbing tidak

hanya sebatas memberikan nasehat-nasehat atau saran kepada

siswa-siswi yang bermasalah akan tetapi juga menekankan aspek

pemahaman  diri  siswa, menjadi sahabat siswa untuk bersedia

mendengarkan curahan isi hatinya, mencari tahu sebab-sebab

permasalahan yang dihadapinya dan membantu memecahkan masalah

tersebut sampai selesai.

Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara langsung

antara dua orang atau lebih sehingga masalah yang sedang

dihadapi oleh konseli dapat teratasi sehingga tidak

menghalangi konseli dalam meraih kebahagiaan dalam hidup. Di

dalam proses konseling, konselor harus menggunakan pendekatan-

4

.

pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masalah dari

konseli. Salah satu dari pendekatan konseling yaitu Trait and

Factor. Trait and Factor yang dipelopori oleh Wiliamson ini sering

juga disebut pula konseling yang mengarahkan (directive counseling),

karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan

perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Trait and Factor pada

umumnya dipakai oleh konselor ketika menghadapi jenis konseli

yang mengalami masalah yang disebabkan oleh konseli yang

bingung dalam mengambil sebuah keputusan.

1.2 Konfidensialitas

Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan

secara profesioanal. Konselor menjalankan tugasnya sesuai

dengan kode etik yang berlaku. Dalam penyelenggaraan bimbingan

dan konseling terdapat asas-asas bimbingan dan konseling.

Asas-asas tersebut adalah asas kerahasiaan, kekinian,

kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,

keahlian, alihtangan, dan tut wurihandayani. Dalam menjalankan

tugasnya seorang konselor menggunakan Asas-asas dalam

bimbingan dan konseling yaitu asaskerahasiaan, kesukarelaan,

keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan,

keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alihtangandan tut

wurihandayani (Prayitno, 1999:115).5

.

Asas kerahasiaan disini adalah segala sesuatu yang

dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan

kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang

tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. Asas

kerahasiaan ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan dan

konseling. Jika asas ini benar-benar dilaksanakan, maka

penyelengara atau pemberi bimbingan akan mendapat kepercayaan

dari semua pihak, terutama penerima bimbingan klien sehingga

mereka akan mau memanfaatkan jasa bimbingan dan konseling

dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika konselor tidak dapat

memegang asas kerahasiaan dengan baik, maka hilanglah

kepercayaan klien, sehingga akibatnya pelayanan bimbingan

tidak mendapat tempat di hati klien dan para calon klien;

mereka takut untuk meminta bantuan, sebab khawatir masalah dan

diri mereka akan menjadi bahan gunjingan. Apabila hal terakhir

itu terjadi, maka tamatlah riwayat pelayanan konseling di

tangan konselor yang tidak dapat dipercaya oleh klien

itu.Dengan adanya penerapan dan penekanan dalam penggunaan

asas kerahasiaan ini maka dapat bermanfaat juga membantu

konselor memperoleh informasi karena dengan asas ini maka

konseli akan menjadi lebih terbuka dalam menyampaikan masalah

yang dihadapinya.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

konselor dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan proses

konseling secara benar dan teratur agar pemberian layanan

dapat terlaksana dengan profesional. Serta asas kerahasiaan

dari permasalahan konseli dapat di jaga dengan baik. Sehingga

memberikan rasa kenyamanan bagi kedua belah pihak.

6

.

1.3 Identitas Klien

1.3.1 Proses Menemukan Klien

Proses menemukan klien yang dilakukan praktikan pertama

kali adalah mendata setiap anak yang masih duduk di bangku

sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Hal

tersebut dilakukan karena saat itu anak-anak sekolah sudah

mulai libur akhir semester dan juga libur puasa. Setelah itu

praktikan menanyakan kesediaan klien untuk mengikuti proses

konseling individu dengan tujuan untuk membantu mereka dalam

menyelesaikan masalah pribadinya, baik yang bersifat masalah

perkembangan, karir, sosial, maupun belajarnya. Akhirnya dari

sekian anak yang masih duduk di bangku sekolah, ada satu orang

siswa saat itu memiliki masalah yang harus segera dibantu

untuk menyelesaikan masalah. Selain itu ia juga bersedia untuk

melakukan proses konseling.

1.3.2 Identitas Klien

Nama Lengkap : M STempat, tanggal

lahir

: Semarang, 20 Mei 2002

Alamat : Pandana Merdeka r-47

SemarangAsal Sekolah : SMP N 23 Semarang

7

.

Klien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara. Saat ini ia

mulai kelas 2 SMP di salah satu sekolah negeri. Ia memiliki

dua orang kakak kandung yang saat ini masih bersekolah di SMA

Negeri 6 Semarang, dan Universitas Dian Nuswantoro. Ia dan

kedua kakanya awalnya sangat dekat sekali, namun karena ada

suatu masalah maka hubungan mereka menjadi agak renggang. Ia

berharap dengan mengikuti proses konseling individu maka akan

mendapat suatu alternatif pemecahan masalahnya sehingga

hubungan antara MS dan kedua kakaknya kembali hangat.

BAB 2

PENDEKATAN/MODEL KONSELING

2.1 Hakikat Manusia

Prinsip dasar konseling Trait and Factor pada dasarnya memandang

manusia sebagai berikut:

1) Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.

2) Manusia bersifa bergantung dan hanya berkembang secara

optimal di tengah-tengah masyarakat.

3) Manusia banyak berhadapan dengan banyak pilihan-pilihan

yang diintrodusir oleh banyak pihak.

8

.

4) Manusia selalu ingin mencapai hidup yang baik (good

life).

5) Hubungan manusia berkaitan erat dengan konsep alam

semesta.

6) Manusia merupakan individu yang unik.

7) Manusia memiliki ciri-ciri yang bersifat umum.

8) Manusia bukan penerima pasif atas pembawaan dan

lingkungan.

Pandangan mengenai manusia yang lainnya menurut Sugiharto

yaitu:

1) Manusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling

berkaitan antara satu dengan lainnya, seperti kecakapan,

minat, sikap, dan temperamen.

2) Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi

sampai dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor.

3) Telah banyak dilakukan usaha untuk menyusun kategori

individu atas dasar dimensi sifat dan faktor.

4) Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan

pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi

pengembangan potensinya.

5) Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik dan buruk.

6) Makna hidup adalah untuk mencari kebenaran dan berbuat

baik serta menolak kejahatan.

7) Menjadi kebutuhan seutuhnya tergantung pada hubungan

dengan orang lain.

Dari berbagai pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa konseling Trait and Factor memandang manusia sebagai makhluk

9

.

yang berpotensi untuk berbuat baik dan buruk; dan dalam

perkembangannya manusia dipengaruhi oleh sifat bawaan dan juga

pengaruh lingkungan, sehingga manusia membutuhkan orang lain

untuk mengembangkan potensinya secara maksimal terutama dalam

pemilihan karir maupun belajarnya.

2.2 Tujuan Konseling

Tujuan dari konseling Trait and Factor adalah:

1) Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan

berbagai aspek kehidupan manusia.

2) Membantu individu dalam memperoleh kemajuan.

3) Memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya

menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan

perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir

4) Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan,

ketidakmampuan, dan keterbatasan diri serta membantu

pertumbuhan dan integrasi kepribadian.

5) Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam

penilaian diri dengan metode ilmiah.

2.3 Prosedur dan Teknik Bantuan

Hubungan konselor dengan klien merupakan hubungan yang

sangat akrab, sangat bersifat pribadi dalam hubungan tatap

muka. Konselor bukan hanya membantu individu atas apa saja

yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor juga

mempengaruhi klien berkembang ke satu arah yang terbaik

10

.

baginya. Konselor memang tidak menetapkan tetapi memberikan

pengaruh untuk mendapatkan cara yang baik dalam membuat

keputusan.

Teknik-teknik utama yang digunakan dalam konseling Trait and

Factor  adalah:

1) Memperkuat kesesuaian antara konselor dengan klien (forcing

conformity). Dalam teknik ini konselor senantiasa berusaha

menjaga atau memelihara bahkan memperkuat adanya

kesesuaian antara dirinya dengan klien.

2) Mengubah lingkungan klien (changing environment). Dalam

teknik ini konselor menciptakan lingkungan yang kondusif

bagi klien dengan cara     mengubah lingkungan klien

sedemikian rupa sehingga klien menjadi lebih cocok dan

merasa “enjoy” berada di lingkungan tersebut.

3) Memilihkan atau menempatkan klien pada lingkungan yang

sesuai (selecting appropriate environment). Dalam teknik ini

konselor tidak menyarankan klien untuk bertahan di

lingkungan klien yang sekarang, melainkan menyarankan

pindah tempat atau lingkungan yang kondusif.

4) Mendorong klien belajar keterampilan-keterampilan yang

diperlukan (learning needed skills). Dalam teknik ini, konselor

mendorong klien untuk lebih proaktif belajar keterampilan

yang sesuai untuk pemecahan masalahnya maupun

keterampilan hidup lainnya.

5) Mengubah sikap klien (changing attitudes). Dalam teknik ini,

atas pertimbangan yang tepat konselor bukannya mengubah

lingkungan klien ataupun memindahkan klien ke lingkungan

yang lain, melainkan justru mengubah sikap-sikap klien

11

.

yang tidak tepat agar terjadi perubahan sedemikian rupa

sehingga selanjutnya klien merasakan kebahagiaan

(happiness). 

Ada beberapa teknik umum yang digunakan dalam pendekatan ini

yaitu:

1) Attending

Attending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri

dalam proses konseling, meliputi kontak mata, bahasa tubuh,

kualitas suara, jejak verbal, dan bahasa tubuh. Tujuan

menggunakan teknik ini adalah:

a) Menunjukan pada konseli bahwa bahwa proses konseling,

konselor memperhatikan sepenuhnya kepada konseli.

b) Mengkomunikasikan penerimaan konselor terhadap konseli.

c) Mengajak dan mengembangkan keterlibatan konseli secara

personal dalam melaksanakan sesi konseling.

d) Menangkap secara utuh pesan dan ungkapan yang diberikan

konseling baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal.

2) Opening

Opening adalah membuka kegiatan wawancara. Tujuan

pembukaan wawancara konseling adalah:

a) Menciptakan rasa aman konseling selama mengikuti sesi

konseling.

b) Mengurangi kecemasan dalam proses konseling.

c) Menciptakan kondisi fasilitas dalam konseling.

12

.

3) Acceptance

Acceptance adalah penerimaan terhadap klien. Tujuan dari

acceptance adalah:

a) Mengkomunikasikan sikap dasar konselor terutama ketika

membentuk suasana akrab.

b) Disadarinya oleh konseli bahwa konselor benar-benar

mendengarkan apa yang dikatakannya.

4) Restatement dan Pharaprasing

Restatement adalah mengulang atau menyatakan kembali

sebagian pernyataan konseling yang dianggap penting.

Pharaprasing adalah mengulang kalimat atau pernyataan singkat

konseli secara utuh, apa adanya tanpa mengubah makna. Tujuan:

a) Diketahui oleh klien, bahwa konselor mendengar apa yang

dikatakannya.

b) Diperolehnya informasi penting

c) Terujinya data yang diverbalisasikan klien.

5) Reflection of Feeling

Reflection of feeling adalah pantulan perasaan yang dinyatakan

dalam bentuk pernyataan atau sikap yang terkandung dibalik

pernyataan klien. Tujuan dari reflection if feeling adalah:

a) Dirasakannya oleh klien bahwa dirinya dipahami oleh

konselor.

b) Terdorongnya konseli lebih mengekspresikan perasaan

terhadap situasi tertentu.

6) Clarification

13

.

Adalah mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan

menggunakan kata-kata baru dan segar. Tujuan:

a) Mengungkapkan isi pesan utama yang disampaikan klien.

b) Memperjelas isi pesan yang diungkapkan klien.

7) Structuring

Adalah penegasan tentang batasan-batasan konseling itu

sesungguhnya. Tujuannya:

a) Diperolehnya kesamaan harapan konselor dan klien.

b) Memperjelas isi pesan yang diungkapkan klien.

8) Summary

Meringkas adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide

dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu unit

wawancara konseling. Tujuannya:

a) Memadukan unsur-unsur tema yang muncul dalam pembicaraan.

b) Mengidentifikasi pola isi pembicaraan konseli.

c) Menghindari pembicaraan yang diulang-ulang atau bertele-

tele.

d) Merangkum kemajuan yang telah dicapai dalam proses

konseling.

Sedangkan untuk proses saat melakukan konseling Trait and Factor

adalah :

1) Analisis. 

Merupakan tahapan kegiatan: pengumpulan informasi dan

data  mengenai klien. Konselor dan klien memiliki informasi

yang dapat dipercaya, tepat, dan relevan untuk mendiagnosis

pembawaan, minat,  motif,  keseimbangan emosional dan sifat-

sifat lain yang memudahkan penyesuaian diri. Analisis dapat14

.

dilakukan dengan menggunakan alat-alat, seperti:  cacatan

kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes psikologis, dan

studi kasus.  Selain mengumpulkan data obyektif, konselor

harus memperhatikan pula cita-cita dan sikap klien dan cara

memandang permasalahannya.

2) Sintesis. 

Merangkum dan mengatur data hasil analisis yang

sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat klien, kelamahan

dan kekuatan, serta kemampuan penyesuaian diri.

3) Diagnosis.

Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan dan pola

yang dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya,

serta sifat-sifat klien yang relevan dan berpengaruh

terhadap proses penyesuaian diri. Langkah diagnosis

mencakup: (a) identifikasi masalah; (b) menentukan sebab-

sebab; (c) prognosis.

4) Konseling. 

Merupakan hubungan membantu klien untuk  menemukan

sumber diri sendiri maupun sumber di luar dirinya dalam

upaya mencapai perkembangan dan penyesuaian optimal sesuai

dengan kemampuannya. Dalam kaitan ini ada lima sifat

konseling, yaitu : (a) belajar terpimpin menuju pengertian

diri; (b) mendidik/mengajar kembali untuk mencapai tujuan

kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya; (c) bantuan pribadi

agar klien mengerti dan terampil dalam menerapkan prinsip

15

.

dan teknik yang  diperlukan dalam kehidupan sehari-hari; (d)

Konseling yang mencakup hubungan dan teknik  yang bersifat

menyembuhkan; dan (e) mendidik kembali yang sifatnya sebagai

katarsis atau penyaluran.

5) Tindak Lanjut.

Memberikan bantuan kepada klien  dalam menghadapi

masalah baru  dengan mengingatkannya kepada masalah

sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. Teknik

yang digunakan konselor harus  disesuaikan dengan

individualitas klien, mengingat bahwa individu itu sifatnya

unik, sehingga tidak ada teknik yang baku yang  berlaku

untuk semua klien.

16

.

BAB 3

PROSES KONSELING

Dalam proses konseling Trait and Factor di lakukan dengan

beberapa teknik proses konseling berdasarkan prosedur dan

teknik sebagai berikut:

1) Analisis Klien MS

Dari hasil analisis klien diperoleh data bahwa klien

adalah siswa SMP N 23 Semarang yang duduk di kelas VIII. Klien

memiliki masalah yang berkaitan dengan masalah belajarnya

sejak ia duduk di bangku pertama SMP. Klien merasa bingung

untuk memilih harus belajar dengan mendatangkan guru les atau

tetap diajari oleh kakaknya. Saat pertama masuk di SMP setiap

kali belajar dirumah, klien selalu didampingi oleh kakaknya.

Namun karena kesibukan sang kakak sehingga akhir-akhir ini ia

jarang belajar didampingi olehnya.

Selain itu klien merasa kurang mendapat pemahaman apabila

kakaknya sendiri yang mengajari. Bila ia datang menghampiri

kakaknya saat sang kakak sedang mengerjakan tugas, kakaknya

tidak mau mengajari MS. Hal tersebut membuat klien merasa

jengkel dengan ulah kakaknya yang tidak mau membantunya

mengerjakan tugas ataupun sekedar mengajari belajar. Namun

bila kakaknya sedang tidak sibuk maka ia mau mengajari klien

17

.

sampai paham. Hanya saja hal tersebut sangat jarang terjadi.

Bila klien tidak dituruti oleh sang kakak maka ia akan marah-

marah dengan kakaknya dan juga sebaliknya. Akhirnya hubungan

mereka menjadi renggang sebentar. Namun setelah itu hubungan

mereka bisa kembali akur lagi saat sudah beberapa menit.

Saat klien akan menghadapi ujian kenaikan kelas, kepada

ibunya klien meminta untuk diikutsertakan les privat dengan

teman-temannya. Alasan klien untuk ikut les adalah agar

semakin paham tentang pelajaran yang akan di ujikan. Selama

beberapa minggu mendekati ujian klien selalu belajar dengan

guru les dan tiga orang temannya. Ia merasa apa yang diajarkan

oleh guru lesnya lebih bisa dipahami dan juga guru lesnya

memberikan cara yang mudah untuk mengerjakan soal matematika

dengan cepat dan benar. Namun tidak setiap hari klien belajar

dengan guru lesnya. Selain itu jadwal yang diberikan oleh guru

les juga selalu berubah-ubah mengikuti jadwal kegiatan guru

lesnya. Klien pernah memprotes tentang keputusan jadwal

tersebut dengan guru lesnya, namun tanggapan dari guru lesnya

hanya meminta maaf atas kejadian tersebut.

Karena saat ini klien sudah naik kelas VIII ia merasa

bahwa nanti pelajarannya akan semakin banyak dan susah. Klien

cemas dengan cara belajarnya yang harus selalu didampingi oleh

orang lain. Sebenarnya klien bisa belajar sendiri hanya saja

ia selalu nyaman apabila didampingi oleh orang lain. Hal

tersebut dikarenakan apabila nanti ada pelajaran yang dirasa

sukar untuk dimengerti maka klien bisa langsung menanyakannya

pada orang tersebut.

18

.

Selain itu saat di sekolah klien juga mengikuti beberapa

ekstrakurikuler seperti menari, pramuka, dan paskibra. Hal ini

tentu saja membuat jadwal keseharian klien menjadi padat.

Apabila klien belajar dengan kakaknya maka ia bisa

melakukaannya di rumah saat malam hari. Sedangkan jika ia ikut

dengan guru lesnya terkadang ia harus mengorbankan waktu untuk

beristirahat.

Masalah yang saat ini dialami oleh klien adalah kecemasan

memilih antara harus belajar didampingi oleh kakaknya atau

didampingi oleh guru les. Pada waktu proses konseling yaitu

saat dilakukan analisis menunjukan bahwa klien terlihat

mengalami kecemasan pada waktu menjawab pertanyaan. Gejala

kecemasan yang terlihat dari bahasa verbal maupun non verbal

klien saat itu adalah klien terlihat gugup dan ragu-ragu dalam

menjawab.

2) Sintesis

Hasil sintesis yang dilakukan pada klien dapat diketahui

bahwa kelebihan klien yaitu memiliki keinginan yang keras

dalam belajar agar dapat membanggakan kedua orang tuanya.

Selain iu kemampuan untuk bersikap terbuka saat melakukan

proses konseling membantu praktikan dalam menggali informasi

dan data yang dapat dijadikan simpulan analisis klien.

Kelebihan eksternal dari lingkungan klien adalah ibu dan

kakaknya mendukung klien dalam urusan belajarnya sehingga hal

ini menjadi motivasi lebih bagi perkembangan untuk belajar

lebih pada diri klien.

19

.

Sedangkan kelemahan klien yang bersifat internal yaitu

banyaknya kegiatan yang diikuti oleh klien menjadikan ia

kurang fokus dalam mengerjakan satu hal. Selain itu karena

klien merupakan anak terakhir maka sifatnya yang sedikit manja

sangat terlihat jelas saat sedang melakukan proses konseling.

Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

sintesis dari klien yaitu klien masih terlihat gugup dan ragu-

ragu dalam menjawab pertanyaan dari praktikan. Hal ini bisa

dilihat dari cara klien bingung nantinya saat kelas VIII harus

kembali belajar dengan dipandu dengan kakaknya atau guru les.

3) Diagnosis

Tahap ini adalah langkah menarik kesimpulan logis

mengenai masalah klien atas dasar gambaran pribadi klien yaitu

hasil analisis dan sinesis. Terdiri dari dua kegiatan yaitu

mengidentifikasi masalah, sumber penyebab masalah (etiologi)

baik internal maupun eksternal.

a) Identifikasi masalah

Dari analisis dan sintesis yang telah didapatkan maka

dapat diketahui inti dari masalah yang dialami klien yaitu

mengalami kecemasan dalam membuat keputusan atau pilihan.

Klien mengalami kebingungan dalam menentukan untuk belajar

dengan didampingi oleh kakak kandungnya sendiri atau dengan

didampingi oleh guru les.

b) Sumber penyebab masalah (etiologi)

Sebab-sebab yang menjadi pemicu masalah ini yaitu antara

lain: faktor internal meliputi jadwal kegiatan klien yang

mengikuti beberapa ekstrakurikuler di sekolah sehingga hal

20

.

tersebut menjadikannya kurang fokus saat sedang mengerjakan

satu hal. Sedangkan faktor eksternal antara lain jadwal yang

diberikan oleh guru lesnya selalu berubah-ubah sehingga

terkadang klien harus merelakan waktu istirahat siang atau

hari liburnya untuk belajar dengan guru lesnya.

Pada tahap ini klien masih menunjukan gejala kecemasan

dan ragu-ragu dalam mengmbil keputusan penyelesaian masalah.

4) Prognosis

Berdasakan hasil identifikasi dan sebab-sebab munculnya

masalah dapat disimpulkan bahwa klien mempunyai masalah yaitu

kecemasan menentukan apakah tetap belajar dengan didampingi

kakaknya atau belajar dengan didampingi guru les. Jika hal ini

dibiarkan terus menerus maka dapat mempengaruhi kegiatan

belajarnya nanti saat sudah mulai masuk di kelas VIII.

Untuk membantu menurunkan kecemasan yang dialami oleh

klien maka digunakan konseling trait and factor dengan teknik

advising or planning a program of action. Konseling trait and factor

bertujuan untuk mengajak klien untuk berpikir mengenai dirinya

dan menemukan masalah diri serta mengembangkan cara-cara untuk

keluar dari masalahnya yaitu mengalami kecemasan dalam

menentukan akan tetap belajar dengan didampingi kakaknya atau

melanjutkan les dengan didampingi guru les.

Setelah yang dilakukan yaitu memberi pemahaman diri pada

klien bahwa permasalahan yang dialami klien sekarang harus

diselesaikan. Setelah melakukan pembahasan mengenai keinginan

klien yaitu ingin tetap belajar dengan didampingi kakaknya

atau melanjutkan les dengan didampingi guru les, maka klien

21

.

telah memilih langkah yaitu tetap mengikuti les namun saat

tidak ada jadwal les klien ingin saat belajarnya juga

didampingi oleh kakaknya sendiri.

5) Konseling

Konseling sebagai upaya keseluruhan proses pemberian

bantuan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif

pemecahan masalah, pengujian alternatif pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan.

Pada pengembangan alternatif pemecahan masalah

dimaksudkan untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang

dihadapi klien yaitu masalah kecemasan menentukan belajar

dengan didampingi kakaknya atau didampingi guru les. Setelah

melakukan pembahasan mengenai keinginan klien yaitu ingin

melanjutkan belajar didampingi guru les atau didampingi

kakaknya, maka klien telah memilih tetap mengikuti les namun

saat tidak ada jadwal les klien ingin saat belajarnya juga

didampingi oleh kakaknya sendiri.

Untuk dapat mewujudkan keinginannya maka klien harus

mengambil langkah-langkah untuk dapat mencapai hal tersebut.

Beberapa langkah yang dapat dijadikan alternatif yaitu learning

needed skill (belajar keterampilan-keterampilan yang diperlukan),

dan changing attitude (mengubah sikap).

Alternatif pertama yaitu learning needed skill, dilakukan

dengan maksud permasalahan klien tersebut disebabkan karena

klien kurang fokus dalam mengerjakan satu hal pekerjaan. Hal

tersebut dikarenakan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah dan kegiatan lainnya dirumah.

22

.

Sedangkan alternatif kedua yaitu changing attitude (mengubah

sikap). Agar keinginannya terwujud maka klien perlu merubah

sikap-sikap yang merupakan penghambat tercapainya keinginan

klien. Untuk pengujian alternatif masalah, dimaksudkaan klien.

Untuk pengujian alternatif masalah, dimaksudkan untuk membantu

klien menentukan alternatif mana yang akan diimplementasikan.

Dari alternatif yang telah dipilih maka selanjutnya diuji

dengan cara membahas mengenai kelebihan dan kelemahan,

keuntungan dan kerugian, serta faktor pendukung dan

penghambatnya.

a) Alternatif pertama yaitu learning needed skill (belajar

keterampilan-keterampilan yang diperlukan)

Kelebihan dan keuntungan dari alternatif pertama jika

dilakukan yaitu klien bisa belajar dengan mengajak teman

dirumah untuk mengikuti les bersama. Hal ini bisa dilakukan

agar biaya mendatangkan guru les dapat dibagi kepada tiga

orang. Sedangkan kelemahan dan kerugian dari alternatif ini

yaitu waktu klien untuk beristirahat menjadi berkurang.

b) Alternatif kedua yaitu changing attitude (mengubah sikap).

Kelebihan dan keuntungan jika alternatif kedua dilakukan

yaitu klien dapat tetap belajar dengan kakak saat dirumah

namun dengan catatan tidak membentak apabila sang kakak sedang

memiliki kesibukan lain. Selain itu klien juga masih bisa ikut

les saat hari-hari tertentu sehingga nantinya pemahaman klien

tentang belajar menjadi bertambah. Sedangkan faktor

pendukungnya yaitu kemauan yang sungguh-sungguh dari dalam

diri klien serta motivasi dari keluarga.

23

.

Setelah diadakannya pengujian dari beberapa alternatif

kemudian dilakukan pengambilan keputusan. Pada pengambilan

keputusan dimaksudkan yaitu alternatif-alternatif penyelesaian

masalah yang telah diuji ditentukan manakah yang akan

dilaksanakan. Keputusan yang diambil klien yaitu akan

melaksanakan alternatif yang kedua yaitu changing attitude

(mengubah sikap). Keputusan tersebut diambil dengan

memperhatikan beberapa syarat yang harus dipertimbangkan dalam

pemilihan alternatif yaitu ketepatan dengan masalah klien,

kegunaan alternatif bagi klien yang dipilihnya.

Keputusan tersebut juga berguna bagi klien, selain dapat

mendukung belajarnya juga dapat mendukung segalanya.

Selanjutnya dibahas mengenai rencana program tindakan yang

telah diambil klien yaitu mengubah sikap buruk klien dengan

cara bersikap sabar dan juga klien telah memahami bahwa setiap

orang pasti mempunyai kelebihan serta kekurangan masing-

masing.

6) Follow Up

Setelah melakukan proses konseling maka selanjutnya yaitu

mengadakan follow up yaitu hal-hal yang perlu direncanakan

alternatif yang dipilih untuk dikembangkan dan tindak lanjut

dari alternatif yang telah dilaksanakan. Setelah dilaksanakan

follow up menunjukan bahwa klien terlihat mulai mengurangi

kecemasan dalam memilih, serta tidak lagi ragu-ragu dalam

menjawab pertanyaan praktikan.

Klien sudah mengambil keputusan dengan tetap belajar

dengan kakaknya dirumah saat tidak ada jadwal kegiatan lain

24

.

namun juga masih mengikuti les. Setelah diadakannya treatmen

tampak ada perubahan pada diri klien seperti kecemasan dalam

memilih sudah berkurang. Klien sekarang mengaku bahwa

perasaannya sudah mulai tenang dan senang karena sudah

mengetahui tujuan dari pemecahan masalahnya.

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis

Masalah yang saat ini dialami oleh klien adalah kecemasan

memilih antara harus belajar didampingi oleh kakaknya atau

didampingi oleh guru les. Pada waktu proses konseling yaitu

saat dilakukan analisis menunjukan bahwa klien terlihat

mengalami kecemasan pada waktu menjawab pertanyaan. Gejala

kecemasan yang terlihat dari bahasa verbal maupun non verbal

klien saat itu adalah klien terlihat gugup dan ragu-ragu dalam

menjawab.

Layanan konseling ini bertujuan untuk memahami dan

mengelola diri klien dengan cara membantunya menilai kekuatan

dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan

tujuan-tujuan hidup dan karir. Klien yang telah mengerti

kekuatan dan kelemahan dirinya akan mengetahui tentang

alternatif pengambilan keputusan serta konsekuensi dari

tindakan tersebut.

25

.

4.2 Hambatan yang terjadi

Pada awal proses konseling ada beberapa hal yang

dikatakan klien dengan ragu-ragu dalam menceritakan masalah

yang sedang dihadapi. Namun dengan lebih meyakinkan klien

untuk bersikap terbuka dan klien harus percaya bahwa masalah

yang dialaminya hanya diketahui berdua.

Selain itu praktikan juga belum terlalu menguasai teori

tentang pelaksanaan trait and factor sehingga proses kali ini

dirasa masih kurang dalam memberikan pelayanan konseling

kepada klien.

4.3 Bahasan

Permasalahan klien yang memiliki kecemasan dalam memilih

keputusan antara harus belajar didampingi oleh kakaknya atau

didampingi oleh guru les, dapat diberikan konseling dengan

teknik konseling trait and factor. Bila hal ini tidak segera

ditangani maka klien akan selalu merasa cemas saat dihadapkan

pada situasi yang sama. Pemberian konseling trait and factor

bertujuan untuk memahami dan mengelola diri klien dengan cara

membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan

dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir.

Dengan melaksanakan praktik konseling pendekatan trait

and factor, praktikan memperoleh pengatahuan baru yaitu

berlatih untuk menjadi konselor. Dengan konseling trait and

factor disini konselor mendapat pengalaman dapat mengatasi

permasalahan dan membantu mencari jalan keluar bagi klien dan

26

.

melatih keterampilan yang dimiliki oleh pratikan sehingga

dapat menambah ilmu pengetahuan.

BAB 527

.

PENUTUP

5.1 Simpulan

Permasalahan yang dialami oleh klien kali MS adalah

kecemasan memilih antara harus belajar didampingi oleh

kakaknya atau didampingi oleh guru les. Klien awalnya merasa

ragu-ragu dalam menjawab setiap pertanyaan praktikan menganai

hal tersebut, namun lambat laun akhirnya klien mau memberikan

semua data dan informasi tentang dirinya mengenai inti

permasalahan tersebut.

Klien mengetahui dengan baik kekurangan serta kelebihan

yang ada pada pengambilan keputusan alternatif sehingga

diharapkan agar nantinya tidak merasa kecewa terhadap

keputusan tersebut. Secara umum tujuan konseling adalah

membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai

aspek kehidupan manusia. Namun konseling trait and factor ini lebih

bersifat khusus yaitu memahami dan mengelola diri dengan cara

membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan

dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil praktik serta kesimpulan yang merupakan

hasil pokok dari pembahasan, maka saran yang diajukan adalah

sebagai berikut :

(1) Konseling trait and factor sangat tepat untuk diberikan pada

siswa yang mengalami kecemasan dalam memilih suatu hal.

28

.

(2) Bagi pihak konselor hendaknya memberikan suatu program

yang dapat menurunkan kecemasan siswa dalam pemilihan karier

atau belajar dengan menggunakan konseling trait and factor dengan

teknik advising or planing a program of action, misalnya dengan

menggunakan konseling individu kepada para siswa.

(3) Bagi praktikan hendaknya lebih sering melakukan praktik

konseling agar nantinya dapat memberikan pelayanan konseling

dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Semarang: IKIP Semarang Press.

Fauzan, Lutfi. 2004. Pendekatan-pendekatan Konseling Individu. Malang: Elang Mas.

Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang: UMM.Prayitno & Amti Eman. 1994 . Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling. Jakarat : Rineka Cipta Sukardi, Ketut D. 1987. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah.

Jakarta: GhaliaWinkel, WS dan Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di

Institusi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Media Abadi

29