Collaborative Learning Antar SMA LAB Salatiga Dan SMA ...

19
1 Collaborative Learning Antar SMA LAB Salatiga dan SMA Negeri 7 Ambon dengan Menggunakan Media Pembelajaran Todaysmeet SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh NATALYA PAULINA SIPAHELUT NIM : 702010038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of Collaborative Learning Antar SMA LAB Salatiga Dan SMA ...

1

Collaborative Learning Antar SMA LAB Salatiga dan SMA Negeri 7 Ambon dengan

Menggunakan Media Pembelajaran Todaysmeet

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh

NATALYA PAULINA SIPAHELUT

NIM : 702010038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

2

3

4

5

Collaborative Learning Antar SMA LAB Salatiga dan SMA Negeri 7 Ambon

dengan Menggunakan Media Pembelajaran Todaysmeet 1Natalya Paulina Sipahelut

2Krismiyati, Spd., M.A . Angela Atik Setiaty, Spd

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)[email protected])[email protected] .

[email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kolaboratif pada

mata pelajaran Kimia dengan metode Collaborative Learning antar SMA LAB Salatiga dan

SMA Negeri 7 Ambon menggunakan aplikasi Todaysmeet. Efektifitas ini dapat dilihat dari hasil

observasi peserta didik yang menunjukan collaborative learning antar SMA dengan

menggunakan media pembelajaran todaysmeet sangat baik. Penelitian ini dilakukan dengan

metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA LAB

Salatiga dan SMA Negeri 7 Ambon. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil data

observasi peserta didik dan data angket siswa. Instrumen yang digunakan adalah observasi

aktivitas siswa dan angket. Hasil data observasi kedua sekolah pada siklus I belum sesuai dengan

yang diharapkan dan pada siklus II mengalami perubahan yang baik. Proses diskusi dengan

Todaysmeet dikatan berjalan dengan efektif

Kata Kunci:Metode Collaborative Learning, Media Pembelajaran, Todaysmeet

Abstract

The purpose of this was to know effectivities collaborative learning in courses of

chemical of the collaborative learning method between SMA LAB Salatiga and SMA N 7 Ambon

using of todaysmeet application. Effectivenees can be seen from the observation of the learners

who demonstrate collaborative learning between high schools using instructional media

todaysmeet is good. The study was conducted using a class action research method. The subject

in this study are learners class X of SMA LAB Salatiga and SMA N 7 Ambon. Data collection

was performed by taking the data observation and questionnaire data learners. The instrument is

used for studying an observation learners activities and questionnaire. The results of observation

data both schools in the first cycle is not as expected and the second cycle changes are good. The

learning prosess using Todaysmeet as media of discussion proved to be effective.

Keywords : collaborative learning method, learning method, todaysmeet aplication.

1Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

2Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

6

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Dalam

Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah tiap-tiap warga

negara berhak mendapatkan pengajaran demi kecerdasan kehidupan bangsa [1]. Pendidikan

disekolah mengarahkan proses belajar anak supaya memperoleh pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, sikap dan nilai yang semua menunjang perkembangannya [1]. Kemampuan

keterampilan yang dimiliki seseorang tentu sesuai tingkat pendidikan yang diikutinya,

semakin tinggi pendidikan seseorang, maka diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuan,

keterampilan dan kemampuannya untuk memajukan bangsanya.

Pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa, mendorong pemerintah untuk

meningkatkan standar pendidikan secara nasional. Salah satunya dengan menyelenggarakan

Ujian Nasional guna mendorong sekolah-sekolah di seluruh Indonesia mencapai standar

minimal yang ditentukan. Dari data-data yang ada tentang pelaksanaan Ujian Nasional,

tergambar perbedaan nilai rata-rata antara sekolah-sekolah SMA di Jawa dengan di luar

Jawa, khususnya di Kota Ambon. Salah satu mata pelajaran yang memiliki perbedaan nilai

rata-rata cukup signifikan adalah rata-rata nilai ujian akhir untuk mata pelajaran Kimia.

Berdasarkan laporan Hasil Ujuan Nasional Tahun 2012/2013 SMA dan MA dari Badan

Standar Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah, nilai UN rata-

rata Kimia pada Kota Salatiga 5,80 dan Kota Ambon 5.50. Mutu pendidikan lainnya seperti

latar belakang pendidikan, semua guru SMA Negeri 7 Ambon berijasah strata 1 sedangkan

pada SMA LAB Salatiga sebagian guru sudah berijasah strata 2. Sarana dan prasarana SMA

N 7 belum selengkap seperti pada SMA LAB Salatiga. Hal ini juga terjadi pada kemampuan

peserta didik yang ada di sekolah tersebut. Merujuk kepada tujuan pendidikan nasional,

adalah sangat penting untuk memperkecil kesenjangan pendidikan antar wilayah. Diperlukan

berbagai upaya untuk mendorong wilayah-wilayah dengan tingkat pendidikan yang rendah,

agar bisa mencapai kesetaraan dengan wilayah lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui

peningkatan kapasitas guru, kapasitas pembelajaran, sarana prasarana, dan lain sebagainya.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang ada dapat dipakai

sebaga salah satu media untuk mendorong mutu pendidikan, termasuk mutu proses belajar

mengajar di sekolah. Salah satunya adalah pemanfaatan Aplikasi todaysmeet yang dapat

digunakan untuk mendorong proses pembelajaran jarak jauh yang tidak saja terbatas pada

ruang kelas, tetapi juga di luar kelas. Dengan demikian, siswa dapat belajar secara lebih

fleksibel, baik tempat maupun dalam hal waktu belajar. Aplikasi ini juga dapat mendorong

optimalisasi pembelajaran secara kolaboratif, serta mendorong pemanfaatan beragam

sumber-sumber belajar secara lebih optimal.

2. Tinjauan Pustaka

Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)

Collaborative Learning adalah suatu istilah untuk suatu jenis pendekatan pendidikan

yang meliputi penggabungan karya/usaha intelektual siswa, atau siswa bersama dengan guru.

Biasanya siswa bekerja dalam 2 atau lebih kelompok, saling mencari pemahaman,

penyelesaian atau membentuk sesuatu produk/hasil [2].Colaborative learning meliputi

kemampuan sosial dan kemampuan pembelajaran. Ini menggabungkan 3 konsep yaitu

tanggungjawab individu, keuntungan kelompok, dan pencapaian kesuksesan bersama [2].

Tujuan dari Collaborative Learning adalah meningkatkan interaksi siswa dalam memahami

suatu tugas. Collaborative Learning menekankan bahwa Collaborative Learning bukan

7

hanya sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok tetapi lebih kepada suatu proses

pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas [2].

Terdapat lima elemen penting dalam Collaborative Learning, yaitu perasaan

kebersamaan, interaksi tatap muka yang saling mendukung, tanggung jawab individu dan

kelompok serta kemampuan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam suatu kelompok

kecil, serta pemrosesan secara kelompok. Langkah-langkah pembelajaran Collaborative

Learning adalah (1) siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas

sendiri, (2) semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis, (3)siswa dalam

kelompok mengerjakan sesuatu tugas atau masalah dalam lembar kerja, (4) siswa dalam

kelompok menyepakati hasil diskusi, (5) guru menunjuk salah satu kelompok secara acak

untuk mempresentasikan hasil kerja, sedangkan siswa pada kelompok lain mengamati,

mencermati, membandingkan, hasil presentasi tersebut dan kemudian menanggapi [3].

Metode Collaborative Learning mempunyai keunggulan yaitu pencapaian akademik yang

tinggi, pemahaman yang mendalam terhadap materi, belajar yang menyenangkan, dan

mengembangkan keterampilan sebagai pemimpin. Nilai lebih dari metode ini adalah melatih

rasa peduli, perhatian, kerelaan untuk berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap

orang lain, melatih kecerdasan emosional, mengutamakan kepentingan kelompok, mengasah

keceradasn interpersonal, melatih kemampuan kerja sama, melatih mendengarkan pendapat

orang lain, melatih manajeman koflik, melatih kemampuan berkomunikasi, murid tidak malu

bertanya kepada teman yang lain, kecepatan dan hasil belajar meningkat pesat, peningkatan

daya ingat terhadap materi yang dipelajari dan meningkatka motivasi dan suasana belajar

yang berbeda. Penelitian relevan oleh Urip Widodo tahun 2013 yaitu penerapan metode

pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X pada mata

pelajaran membaca sketsa mendapat kesimpulan penerapan metode pembelajaran kolaborati

dalam proses pembelajaran membaca gambar sketsa terbukti dapat menningkatkan keaktifan

siswa, baik dari ranah afektif maupun psikomotoriknya [11].

Penelitian selanjutnya yaitu pembelajaran kolaboratif pada dalam mata pelajaran ilmu

pengetahuan sosial terpadu oleh Nurul Layli, 2012) dengan kesimpulan perencanaan

pembelajaran kolaboratif di kelas VII khusus tidak berbeda dengan kelas VII regular

lainnya[12].

Media Pembelajaran Todaysmeet

Media pembelajaran Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi

menyampaikan pesan [4] .Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,

pengajar, dan bahan ajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam

proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan

pengajaran [4]. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran lebih baik karena dapat

membantu siswa memahami materi dengan gambar yang nyata. Kegiatan pembelajaran yang

tidak menggunakan media kurang efektif karena hanya mendengarkan ceramah dari guru

sehingga siswa malas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Keefektifan suatu media

pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, seberapa besar pengaruh suatu

media dapat dipahami oleh siswa. Setiap jenis media pembelajaran tentu memiliki kelebihan

dan kelemahan. Agar media pembelajaran dapat berfungsi secara efektif maka harus

memenuhi kriteria penggunaan media pembelajaran yaitu: (1) ketepatan dengan tujuan

pengajaran, (2) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, (3) kemudahan memperoleh media,

8

(4) Keterampilan guru dalam menggunakannya, (5) tersedia waktu untuk menggunakan, (6)

sesuai dengan taraf berfikir siswa [4].

Tujuan media pembelajaran yaitu: (a) mempermudah proses pembelajaran di kelas,

(b) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, (c) menjaga relevansi anntara

materipelajaran dengan tujuan belajar, (d) membantu konsentrasi pembelajar dalam proses

pembelajaran [4].

Manfaat media pembelajaran yaitu: (a) pengajaran lebih menarik perhatian

pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,(b) bahan pengajaran akan lebih

jelas maknanya, sehingga dapat dipahami, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan

pengajaran dengan baik, (c) metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajaran tidak bosan, dan

pengajar tidak kehabisan tenaga, (d) pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar,

sebab tidak hanya mendengar penjelasan dari pengajar saja tetapi juga aktivitas lain yang

dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain [4].

Todaysmeet

Todaysmeet adalah situs mikrobloging yang memungkinkan guru membuat atau

membuka ruang percakapan saluran balik, di mana siswa dapat memspot pesan, berdiskusi

tentang pelajaran. Dalam situs ini, hasil diskusi siswa dapat dilihat oleh guru, sehingga situs

ini memungkinkan tidak ada kecurangan atau hal-hal yang tidak diinginkan [5]. Penelitian

yang terkait yaitu pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif dengan media

todaysmeet terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan mendapatkan kesipulan TodaysMeet berpengaruh positif terhadap minat

belajar siswa terhadap Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karena minat belajar

siswa terhadap Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada kelas eksperimen yang

diterapkan metode pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media TodaysMeet lebih

tinggi daripada siswa kelas kontrol yang menggunakan metode dan media konvensional.

Pembelajaran kooperatif menggunakan media TodaysMeet dapat dijadikan salah satu

alternatif guru dalam pembelajaran untuk membangkitkan minat siswa sehingga siswa dapat

aktif di kelas. Saran untuk peneliti lain jika ingin mengembangkan penelitian pembelajaran

kooperatif menggunakan media TodaysMeet bisa diteliti dari aspek lain selain minat belajar

misalnya saja dilihat dari hasil belajar[10].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara

praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian ilmu sosial

dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama [6]. Dalam penelitian

tindakan kelas ini dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri dengan jalan merancangkan, melaksanakan, mengamati, dam merefleksikan

tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif atau meningkatkan mutu proses

pembelajaran di kelas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hal-hal yang dilakukan dalam proses perencanaan

adalah peneliti berkoordinasi dengan kedua sekolah untuk menyamakan waktu dan tanggal

diskusi, menentukan materi belajar, membagi kelompok. Kelompok diambil 3 peserta didik

dari SMA LAB dan 3 peserta didik dari SMA Negeri 7 Ambon untuk digabungkan menjadi

satu kelompok. Dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan

9

Rencana Pelaksanan Pembelajaran yang sudah dimiliki oleh guru SMA LAB maupun SMA

Negeri 7. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat

peserta didik memulai diskusi dalam todaysmeet.

Kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan siklus I dan siklus II. Bentuk desain

penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas [7]

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

aktivitas belajar siswa yang bertujuan untuk melihat peningkatan dari tiap-tiap siklus dengan

menggunakan aplikasi todaysmeet. Berikut ini adalah indikator observasi aktivitas belajar

siswa. Observasi ini dilakukan pada masing-masing peserta didik yang berada dalam

kelompok.

Tabel 2 Indikator Observasi Kerja Kelompok [8]

NO Kkasifikasi aktivitas Indikator No Item

1 Aktivitas Visual Memperhatikan pada saat

guru memberikan penjelasan

1

Memperhatikan pada saat

guru menerangkan pelajaran

2

2 Aktivitas lisan Mampu mengemukakan

pendapat/ pertayaan dalam

diskusi

3

3 Aktivitas mental Faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat

jalannya diskusi

4

4 Aktivitas Emosional Bersemangat dan menaruh

minat selama kegiatan

pembelajaran

5

10

Kriteria presentase aktivitas siswa adalah sebagai berikut [9]:

Kriteria penilaian angket :

1. Kurang baik : persentase aktivitas peserta didik < 25%

2. Cukup baik : 25% ≤ persentase aktivitas peserta didik < 50%

3. Baik : 50 ≤ persentase aktivitas peserta didik < 75%

4. Sangat baik : persentase aktivitas peserta didik ≥ 75 %

Metode angket bertujuan untuk melihat presentase penggunaan aplikasi todaysmeet

dalam proses pembelajaran. Angket ini diberikan pada tiap-tiap peserta didik SMA LAB dan

SMA N 7 Ambon.

Tabel 3 Aspek Model pembelajaran

Aspek Standar Isi yang di ukur Indikator

Kerja sama Toleransi

Responsif

Tanggung jawab individu Konsentrasi mengikuti pelajaran

Penerimaan pelajaran

Motivasi

Berinteraksi

Perkembangan kelompok Pencapaian hasil

Tabel 4 Pedoman angket Media Pembelajaran

Aspek Standar isi yang diukur Indikator

Efektif Penggunaan media yang efektif

Reliabel Program berjalan dengan baik

Kesederhanaan Pengoperasian Mudah dalam penggunaan

Pada tabel 3 dan tabel 4 menjelaskan tentang aspek yang akan diukur dalam penilaian

data angket yang dibagi kepada peserta didik SMA LAB Salatiga dan SMA N 7 Ambon.

Hasil data angket aktivitas peserta didik yang telah diisi oleh peserta didik, maka dilakukan

perhitungan skor per indikatoenya dan kemudian menghitung presentasenya yaitu dengan

Rumus: Skor Total : Skor Total Maksimal x 100%. Tabel 3 terdapat beberapa aspek

dengan indikator masing-masing aspek. Aspek pertama mengenai kerja sama dengan

indikator toleransi dan responsif terdapat pada pertanyaan nomor 5,6,7. Aspek kedua

mengenai tanggung jawab individu dengan indikator Konsentrasi mengikutipelajaran,

11

penerimaan pelajaran, motivasi, berinteraksi terdapat pada pertanyaan nomor 8-13. Aspek

ketiga mengenai perkembangan kelompok dengan indikator pencapaian hasil terdapat pada

pertanyaan nomor 14. Tabel 4 terdapat beberapap aspek dan indikator. Aspek pertama

mengenai efektif dengan indikator penggunaan media yang efktif terdapat pada pertanyaan

nomor 1. Aspek kedua yaitu reliable dengan indikator programberjalan dengan baik terdapat

pada pertanyaan nomor 2,4. Aspek ketiga yaitu kesederhanaan pengoperasian dengan

indikator mudah dalam penggunaan terdapat pada pertanyaan nomor 3.

4. Hasil dan Pembahasan

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Oktober 2014 dan dihadiri oleh 25

peserta didik dari 27 peserta didik. Tindakan tersebut dilaksanakan 1 kali tatap muka (2 Jam

Pelajaran) pada jam pelajaran pertama dan kedua. Materi yang akan dibahas pada siklus ini

adalah sifat-sifat keperiodikan unsur dengan mengacu kepada Indikator Pencapaian

Kompetensi (IPK). Proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Kompetensi Dasar yang

telah dibuat oleh guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peserta didik menunjukan

sikap kebersamaan, berinteraksi dengan peserta didik dalam sekolah maupun dari luar

sekolah, menunkukan perilaku kerja sama dan juga menunjukan sikap santun terhapa

pendapat peserta didik lainnya. Hasil aktivitas peserta didik dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Aktivitas Peserta Didik

Elemen-Elemen Collaborative Learning Aktivitas peserta didik

Perasaan Kebersamaan Peserta didik masing-masing secara bersama

sama menanggapi pertanyaan dan jawaban

dari peserta didik lainnya. Hal ini dapat

dilihat dari perilaku yang ditunjukan masing-

masing peserta didik. Peserta didik mampu

mengemukakan dan menghargai pendapat

orang lain.

Interaksi tatap muka dan komunikasi Interaksi tatap muka dan komunikasi yang

ditunjukan peserta didik sangat baik. Peserta

didik bersama sama menjawab dan

menanggapi pertanyaan dan jawaban dari

peserta didik dari sekolah lain lewat media

belajar todaysmeet.

Tanggung jawab Peserta didik bertanggung jawab dalam

mengambil keputusan dan mampu

mengemukakan pendapat pridadi. Serta

bertanggung jawab untuk

menyelesaikanpertanyaan yang diberikan

12

oleh guru.

Pemrosesan Kelompok Pemrosesan secara kelompok dalam

berdiskusi, peserta didik dapat berinteraksi.

Pertama-tama yang mereka lakukan adalah

memperkenalkan diri, kemudian mereka

mulai menanyakan jawaban dari pertanyaan

yang diberikan guru.Kemudian peserta didik

dari kedua sekolah mengajukan jawaban

yang sudah dicari.

Pertemuan pertama siklus I dibuka oleh guru dengan mengucapkan salam. Setelah itu

guru menyampaikan hal apa saja yang akan dilakukan peserta didik. Materi yang

disampaikan bukan dengan ceramah seperti hari-hari sebelumnya, tapi materi berupa

tayangan video. Setelah penayangan video selesai, peserta didik diminta untuk

merekapitulasi tentang materi yang diberikan lewat tayangan video. Setelah itu, peserta didik

diminta untuk menyamakan hasil rekapitulasi dengan sumber dari buku. Siklus I dilanjutkan

dengan pertemuan diskusi pada tanggal 15 Oktober 2014 yang dihadiri oleh 27 peserta didik.

Diskusi terjadi antara peserta didik SMA LAB Salatiga dengan SMA Negeri 7 Ambon.

Dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 9 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3 peserta

didik SMA Lab Salatiga dan 3 peserta didik dari SMA N 7 Ambon. Diskusi berjalan tidak

lancar karena ada beberapa kelompok yang tidak dapat berdiskusi dengan baik. Hal ini di

karenakan sinyal wifi yang kurang baik di SMA Negeri 7 Ambon, jika sinyal baik maka

proses diskusi akan berjalan dengan lancar memakai media pembelajaran todaysmeet , jika

sinyal tidak baik maka peserta didik akan melihat media sosial (facebook dan BBM). Hal

inilah yang menjadi salah satu kendala dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama proses

pembelajaran berlangsung, secara keseluruhan aktivitas peserta didik dalam mengembangkan

pembelajaran kolaboratif dengan memakai aplikasi todaysmeet belum berlangsung dengan

optimal dan diketahui bahwa proses diskusi belum terlaksana dengan baik. Aktifitas yang

diamati belum sesuai dengan seperti yang diharapkan, masih ada kategori nilai cukup untuk

berapa aktifitas. Melihat hasil peserta didik yang didapat, peneliti kemudian membuat

langkah-langkah refleksi yaitu; (1) melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, (2)

guru dan peneliti menganalisis dan mendiskusi hasil pengamatan, (3) memperbaiki

pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk tindakan berikutnya. Untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada peserta didik dan untuk meningkatkan

pencapaian peserta didik maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Langkah-langkah

perbaikaan pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) Guru memberikan motivasi kepada

peserta didik dalam memusatkan perhatian dan pemberiaan waktu terhadap proses diskusi.

(2) Guru memotivasi peserta didik untuk berbagi pertanyaan dengan peserta didik lain pada

waktu diskusi. (3)Guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi di luar jam sekolah. Agar

pengaksesan jaringan internet pada waktu diskusi dapat diperoleh dengan lebih mudah.

Siklus II

13

Pelaksanaan pembelajaran tindakan pada siklus II dilakukan sama dengan siklus I

yaitu melakukan perbaikan-perbaikan yang telah dirumuskan pada refleksi siklus I. Siklus II

dilaksanakan pada tanggal 20 oktober 2014 dan dihadiri oleh 27 peserta didik. Sebelum

pelaksanaan diskusi, guru memberikan motivasi dengan cara menerangkan ulang materi

yang akan didiskusikan. Guru memberikan arahan untuk memusatkan perhatian dan

pemberian waktu dalam diskusi, Setelah guru selesai memberikan arahan dan motivasi,

peserta didik kemudian melanjutkan proses diskusi di luar jam sekolah. Pemberian waktu

diskusi mulai dari tanggal 12 november 2014 sampai dengan tanggal 19 november 2014. Hal

ini dikarenakan pada tanggal 22 oktober sampai tanggal 8 november sedang diadakan

kegiatan bulan bahasa dan LAB CUP di SMA LAB Salatiga. Pelaksanaan proses diskusi

berjalan dengan lancar, karena proses diskusi berada di luar jam pelajaran. Hal ini juga

dikarenakan jaringan wifi yang tidak terbatas karena peserta didik memakai smartphone

pribadi.

Hasil Observasi

Hasil observasi menunjukan bahwa metode pembelajaran kolaboratif dengan

menggunakan aplikasi todaysmeet sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil

diskusi peserta didik dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti pada proses pembelajaran

dan diskusi di siklus I dan siklus II.

Tabel 6 Hasil Observasi Siklus I aktivitas peserta didik SMA LAB

NO Kkasifikasi aktivitas Indikator Presentase

1 Aktivitas Visual Memperhatikan pada saat

guru memberikan penjelasan

66,6%

Memperhatikan pada saat

guru menerangkan pelajaran

41,6%

2 Aktivitas lisan Mampu mengemukakan

pendapat/ pertayaan dalam

diskusi

41,6%

3 Aktivitas mental Faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat

jalannya diskusi

43,5%

4 Aktivitas Emosional Bersemangat dan menaruh

minat selama kegiatan

pembelajaran

35,1%

Total presentase 45,74 %

Hasil observasi menjelaskan bahwa pada siklus I, aktivitas peserta didik SMA LAB

masih berada pada klasifikasi cukup baik dengan total presentase 45,74 %.

Tabel 7 Hasil Observasi Siklus I aktivitas peserta didik SMA N 7 Ambon

14

NO Kkasifikasi aktivitas Indikator Presentase

1 Aktivitas Visual Memperhatikan pada saat

guru memberikan penjelasan

45,37%

Memperhatikan pada saat

guru menerangkan pelajaran

45,37%

2 Aktivitas lisan Mampu mengemukakan

pendapat/ pertayaan dalam

diskusi

44,44%

3 Aktivitas mental Faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat

jalannya diskusi

44,44%

4 Aktivitas Emosional Bersemangat dan menaruh

minat selama kegiatan

pembelajaran

43,51%

Total presentase 44,62 %

Hasil observasi menjelaskan bahwa pada siklus I, aktivitas peserta didik SMA Negeri

7 Ambon berada pada klasifikasi baik dengan total presentase 44,62 %.

Tabel 8 Hasil Observasi Siklus II aktivitas peserta didik SMA LAB Salatiga

NO Kkasifikasi aktivitas Indikator Presentase

1 Aktivitas Visual Memperhatikan pada saat

guru memberikan penjelasan

74,1%

Memperhatikan pada saat

guru menerangkan pelajaran

75%

2 Aktivitas lisan Mampu mengemukakan

pendapat/ pertayaan dalam

diskusi

86,1

3 Aktivitas mental Faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat

jalannya diskusi

75%

4 Aktivitas Emosional Bersemangat dan menaruh

minat selama kegiatan

pembelajaran

75%

15

Total presentase 77.03%

Tabel 9 Hasil Observasi Siklus II aktivitas peserta didik SMA N 7 Ambon

NO Kkasifikasi aktivitas Indikator Presentase

1 Aktivitas Visual Memperhatikan pada saat

guru memberikan penjelasan

75%

Memperhatikan pada saat

guru menerangkan pelajaran

85,18%

2 Aktivitas lisan Mampu mengemukakan

pendapat/ pertayaan dalam

diskusi

76,85%

3 Aktivitas mental Faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat

jalannya diskusi

75%

4 Aktivitas Emosional Bersemangat dan menaruh

minat selama kegiatan

pembelajaran

75%

Total presentase 77.40%

Hasil observasi menjelaskan bahwa pada siklus II, aktivitas peserta didik SMA

LAB Salatiga dan SMA Negeri 7 Ambon berada pada klasifikasi baik. SMA LAB dengan

total presentase 77,03%, sedangkan SMA Negeri 7 Ambon memperoleh total presentase

sebesar 77,40%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II pada

kedua sekolah. Peningkatan siklus I dan II dari kedua sekolah dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 10 Peningkatan hasil diskusi siklus I dan siklus II Kedua Sekolah

Indikator

Persentase

Ketercapaian (%)

Pening

katan

1-2 Siklus I Siklus II

Aktivitas Visual 49,3% 76,60% 27,29

%

16

Akitifitas Lisan 43,05% 81,48% 38,42

%

Aktivitas Mental 43,98% 75% 31,01

%

Aktifitas Emosional 39,35% 79,62% 40,27

%

TotalPresentase=

x 100

45,18%

Cukup Baik

78,14%

Sangat Baik

Berdasarkan tabel 10 terbukti bahwa adanya peningkatan antar indikator. Peningkatan

aktivitas diskusi pada siklus menunjukan aktivitas semakin baik menggunakan media

todaysmeet. Indikator visual yaitu sub indikator memperhatikan pada saat guru memberikan

dan menerangkan pelajaran terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 27,29%.

Berdasarkan hasil observasi pada peserta didik di SMA LAB, banyak peserta didik dari SMA

Lab yang belum fokus dengan materi yang diberikan. Ada yang bermain hp, bahkan ada juga

yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain dalam kelas pada saat guru sedang memberikan

materi di depan kelas. Indikator lisan dengan sub indikator mampu mengemukakan pendapat/

pertanyaan dalam diskusi terjadi peningkatan dari siklus I dan Siklus II yaitu sebesar 38,42%.

Hal ini dikarenakan banyak peserta didik yang mulai antusias dalam memberikan pertanyan

dan menjawab pertanyaan yang diberikan dari peserta didik lain. Berdasarkan hasil angket

yang diberikan pertanyaan “dengan metode ini, saya dapat merespon / menanggapi

pertanyaan siswa lain” mendapat hasil kriteria penilaian tinggi untuk responden dari kedua

sekolah. Indikator mental dengan sub indikator faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat jalannya proses diskusi, terjadi peningkatan dari siklus I dan Siklus II yaitu

sebesar 31,01%. Berdasarkan observasi, beberapa peserta didik ada yang mengacuhkan

diskusi,ada yang tidak memperdulikan diskusi karena jaringan yang kurang baik dan

membuat peserta didik malas dalam melakukan diskusi. Sedangkan berdasarkan hasil angket

yang diberikan dengan pertanyaan “dengan metode pembelajaran kolaboratif, saya belajar

sikap santun dan toleran terhadap pendapat siswa lain” mendapat hasil kriteria penilaian

tinggi untuk responden dari kedua sekolah. Indikator emosional dengan sub indikator

bersemangat dan menaruh minat selama proses pembelajaran, terjadi peningkatan dari siklus

I dan Siklus II yaitu sebesar 40,27%. Berdasarkan observasi dan pemberian angket anak-anak

sangat antusias dalam mengikuti diskusi yang terjadi di luar kelas, hal ini disebabkan oleh

akses internet yang lancar sehingga memudahkan peserta didik dalam berdiskusi memakai

aplikasi todaysmeet.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas diskusi peserta didik diperoleh hasil bahwa

pada siklus I diketahui proses-proses pembelajaran belum terlaksana dengan baik. Aktivitas

yang diamati belum sesuai seperti yang diharapkan. Masih ada kategori cukup pada

presentase indikator dari ke dua sekolah yakni pada indikator aktivitas visual, aktivitas lisan,

17

aktivitas mental dan aktivitas emosional. Hal ini menunjukan pembelajaran dengan media

todaysmeet belum efektif. Hal disebabkan oleh jaringan wifi yang belum mendukung dengan

baik dalam kelas di SMA Negeri 7. Pada siklus II aktivitas peserta didik mengalami

perubahan yang baik. Hal ini menunjukan bahwa proses diskusi dengan menggunkan media

todaysmeet dapat dikatakan efektif dan berhasil, dapat dilihat dari peningkatan presentase ke

dua siklus dari SMA LAB maupun SMA N 7 Ambon. Agar proses diskusi berjalan dengan

baik, peserta didik diberi kebebasan untuk berdiskusi di luar jam sekolah. Karena peserta

didik dapat mengungkapkan pemikiran dan ide terhadap suatu permasalahan yang diberikan

guru dan akses internet yang dimiliki peserta didik secara pribadi lebih lancar. Oleh karena

itu kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dapat berkembang.

Hasil Angket

Data angket belajar siswa diberikan kepada peserta didik di SMA LAB Salatiga dan

SMA N 7 Ambon. Angket yang diberikan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

penggunaan aplikasi todaysmeet dengan metode kolaborasi pembelajaran. Penelitian ini di

hitung menggunakan skala Likert dan bantuan program pengolah data. Perhitungan

presentase diperoleh dengan cara: jumlah skor peraspek / jumlah maksimal peraspek x

100%. Hasil perhitungan presentase antar sekolah dapat dilihat dalam tabel 7.

Tabel 11 Skor per aspek

N Aspek Indikator SMA

LA

B

SMA

N 7

1 Kerja sama Toleransi

Responsif

70,78% 84,77%

2 Tanggung jawab

individu

Konsentrasi mengikuti

pelajaran

Penerimaan pelajaran

Motivasi

Berinteraksi

60,70% 81,28%

3 Perkembangan

kelompok

Pencapaian hasil 65,70% 86,42%

4 Efektif Penggunaan media yang

efektif

85,19% 90,12%

5 Reliabel Program berjalan dengan baik 77,78% 80,25%

6 Kesederhanaan

Pengoperasian

Mudah dalam penggunaan 76,54% 70,37%

18

Berdasarkan tabel 11 menjelaskan tentang presentase dari indikator dan aspek pada SMA

LAB dan SMA N 7. Presentase nilai di hitung per sekolah antara SMA LAB dan SMA N 7, cara

menghitungnya yaitu dengan membagikan setiap aspek yang terdiri dari beberapa pertanyaan,

kemuadian dicari tiap skor total dari aspek dengan cara menjumlahkan semua item yang ada

untuk medapat kan skor total. Untuk mendapatkan skor maksimal pada tiap aspek dikalokan

dengan skor tertinggi indikator. Sedangkan untuk nilai presentase tiap indikatornya, dihitung

dengan rumus: total skor ; skor maksimal x 100%.

5. Simpulan

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan hasil penelitian dapat disimpulkan

penerapan metode Collaborative Learning dengan memanfaatkan media todaysmeet membuat

proses diskusi dari SMA LAB dan SMA N 7 berjalan dengan efektif, terbukti dengan hasil

diskusi yang diperoleh pada Siklus I 45,18% (cukup baik) terjadi peningkatan 40,27% pada

siklus II dengan hasil yang diperoleh sebesar 78,14% (sangat baik). Penggunaan media

todaysmeet dapat digunakan dengan baik dan memperlancar proses diskusi apabila jaringan

yang dipakai berjalan dengan baik. Hasil angket yang diberikan pada SMA LAB Salatiga dan

SMA Negeri 7 Ambon, peserta didik dari kedua sekolah tersebut setuju untuk menggunakan

media todaysmeet untuk berdiskusi. Model pembelajaran kolaboratif antar wilayah ini dapat

meminimalkan kesenjangan kualitas pembelajaran karena siswa secara efektif dapat membagi

pengalaman belajar, ilmu dan berbagi materi belajar. Berdasarkan kesimpulan yang di dapat,

saran bagi guru yaitu : guru senantiasa meningkatkan penggunaan media pembelajaran yang

kreaktif di kelas karena media pembelajaran yang kreaktif membuat peserta didik belajar

dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

6. Daftar Pustaka

[1] Winkel 2012. Psikologi Pengajaran

[2] Hirschy, Patricia. Collaborative Learning and Group.

http://www.mathimp.org/publications/teacher/teach05.html. Diakses : 11

September 2014

[3] Megadestiana Sekar Arum, 2011. Computer supported CL untuk aplikasi

pembelajaran bahasa jawa berbasis web (studi kasus: SMP N 1 Ungaran)

[4] Hujair, 2013 Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif , Yogyakarta : Kaukaba

[5] http://www.eduqo.com/2014/04/tujuh-media-back-channeling-untuk.html

[6] Tampubolon Saur, 2014 Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan profesi

pendidik dan keilmuan, Jakarta : Erlangga

[7] Aqib Zainal, Diniati Eko, Jainaroh Siti, Khotimah Khusnul, 2011. Penelitian Tindakan

Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung : Yrama Widya

[8] Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

[9] Sugiyono, 2012 Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R &D, Bandung :

Alfabeta

[10] Dika Noviana, 2014. Penegaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Dengan Media Todaysmeet Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.

[11] http://core.ac.uk/download/pdf/12983945.pdf. Diakses pada 10 maret 2015

[12] http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity. Diakses pada 10 maret 2015