CEISA COMMAND CENTER - Bea Cukai Jawa Timur

60
VOLUME 52 | NOMOR 3 | MARET 2020 | ISSN 0126-2483 Pindai & Unduh WBC CEISA COMMAND CENTER MERAMU TEKNOLOGI LEWAT PUSAT KENDALI Warta Bea Cukai

Transcript of CEISA COMMAND CENTER - Bea Cukai Jawa Timur

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 1VOLUME 52 | NOMOR 3 | MARET 2020 | ISSN 0126-2483 Pindai & Unduh WBC

CEISA COMMAND CENTERMERAMU TEKNOLOGI LEWAT PUSAT KENDALI

Warta Bea Cukai

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai2

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 1

PENGARAHDrs. R. Syarif Hidayat, M.Sc.

PEMIMPIN REDAKSIDeni Surjantoro

WAKIL PEMIMPIN REDAKSIBudi Sulistiyo, Sudiro, Setiawan Rosyidi, Trimulyo Cahyono

REDAKTURYella Meisha Indika, Rezky Ramadhani, Dara Rahmania, Nur Iman, Muhamad Irvan Darajat, Piter Pasaribu, Aris Suryantini, Desi Andari Prawitasari, Andi Tria Saputra, Kitty Hutabarat, Supriyadi Widjaya

DESAINER GRAFISDeo Agung Sembada, Henry Mahardhika P., Shifa Nabila, Hafizh Muhammad Rasyid

FOTOGRAFERSlamet Rahardi, M. Faishal Hafizh, Jodie Umbara, Bagus Yuliandri Nugroho, Rizki Putra Agusta, Okta Anang Diantama, Dovan Wida Perwira, Reza Supriyadi

SEKRETARIATKartika, Nur Hani Rahmawati, Satrio Bayuwisnu, Tegar Satria, Swastika Alun, Muhammad Ripurio

MAJALAH WARTA BEA CUKAI DITERBITKAN OLEHSUBDIREKTORAT KOMUNIKASI DAN PUBLIKASI

DIREKTORAT KEPABEANAN INTERNASIONAL DAN ANTAR LEMBAGADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Redaksi menerima kiriman untuk keperluan konten rubrik majalah Warta Bea Cukai.Kirim ke [email protected]

Dengan disertai identitas lengkap pengirim dan nomor telepon yang dapat dihubungi, serta menuliskan nama pada kolom subyek surat elektronik.

ALAMAT REDAKSIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur Telp. (021) 489 0308 Ext. 222

E-mail : [email protected]

DARIREDAKSI

Sebagai bentuk keseriusan dalam mengoptimalkan fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Bea Cukai telah meresmikan CEISA Command Center sebagai sarana dalam mewujudkan fungsi pengawasan, kontrol, penyelesaian masalah, serta koordinasi dan kolaborasi yang efektif melalui layanan digital. Ingin melihat wajah baru perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bea Cukai? Jangan lupa simak Laporan Utama bulan Maret ini. Tak heran jika berbicara candi, orang-orang akan menyebutkan Borobudur atau Prambanan tapi tahukah Anda kompleks terluas candi yang berada di Indonesia bukan dari kedua tempat itu, bukan pula di Pulau Jawa. Muara Jambi menjadi kompleks candi terluas di Indonesia, bahkan se - Asia Tenggara. WBC kali ini akan mengajak Anda mengelilingi situs purbakala peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu, yuk lihat travel notes edisi sekarang!

Selamat membaca!

Pimpinan Redaksi Deni Surjantoro

Terbit Sejak 1968Izin Direktur Perkembangan Pers No. 332/Dir.PK/II tanggal 25 April

1968 dan diperbaharui dengan Keputusan Menteri Penerangan Nomor 01331/SK/DIRDJEN-PG/SIT/1972 tanggal 20 Juni 1972

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai222

Daf

tar

Isi

Dari Redaksi / 01

Daftar Isi / 02

Event/ 04Hut PPBC Berlangsung Meriahdi Halaman KPPBC Jakarta

Opini / 06E-Juice/E-Liquid Mengandung Nikotin Alami, Tobacco-free atau Sintetik?

Profil Kantor / 10Kontribusi Bea Cukai Balikpapan dalam Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur

Sisi Pegawai / 13Saipullah Nasution

Laporan Khusus / 16Evaluasi Pengawasan DirektoratJenderal Bea dan Cukai Tahun 2019

Laporan Utama-Main Report / 20Meramu Teknologi Lewat Pusat KendaliFormulating Technology ThroughCommand Center

Wawancara / 28Tanggap Darurat, Action Plan untukPerbaikan dan Pemulihan, dan Langkah Penyediaan Informasi Publik

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 3

Daf

tar

Isi

Feature / 31Tangki BBM PSO TBK Memperlancar Operasional Kapal Patroli

Hobi dan Komunitas / 35Lewat Kodaku, Para Diecaster KementerianKeuangan Bertemu

Travel Notes/ 37Muara Jambi Kompleks Candi Terluasdi Asia Tenggara

Sosok /41Seni Adalah Ruang dan SaranaKeseimbangan Hidup

Peraturan / 44Nomor 200/PMK.04/2019

Ruang Kesehatan / 46Sariawan di Bibir

Infografis / 48CEISA Command Center

BC Menjawab /50Form E Untuk Situasi Covid-19

Galeri Foto /52Potret Semarang

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai4

EVENT

Hangatnya sinar mentari menjadi penyemangat bagi sejumlah anggota Persatuan Purnabhakti Bea Cukai, yang ketika itu terlibat dalam acara HUT PPBC ke-23 di halaman Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai Jakarta.

Para panitia tampak begitu cekatan mempersiapkan acara ini. Mulai dari menyusun acara, mempersiapkan konsumsi, hingga mempersiapkan hiburan dilakukan dengan penuh sukacita.

Satu per satu peserta datang ke lokasi yang berada di KPPBC Jakarta di kawasan bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur. Tegur sapa dan tawa canda mewarnai acara yang berlangsung 1 Desember lalu. Ya kegiatan ini menjadi ajang untuk saling melepas rindu dengan rekan sejawat, saat masih aktif sebagai abdi negara.

Ketua panitia acara Totok Sugiarto, mengungkapkan rasa gembiranya atas terlaksana acara ini karena menjadi sarana mempererat kembali tali silaturahmi yang diyakini bisa memperpanjang usia.

Ia pun juga merasa gembira karena kegiatan yang ia jalankan bersama dengan panitia mendapat dukungan penuh dari Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi beserta seluruh pejabat inti di lingkungan Bea Cukai, Kepala KPPBC Jakarta yang menyediakan tempat dan sarana prasarana acara serta para mantan pejabat yang berkenan hadir pada acara tersebut.

Totok juga mengucapkan terima kasih atas kedatangan sesepuh Bea Cukai Soehardjo yang masih terlihat sehat dan bersedia menjadi mentor bagi PPBC dan juga Bea Cukai untuk kemajuan bangsa.

Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi yang hadir pada acara tersebut mengungkapkan, bahwa PPBC bukan hanya sebagai sarana berkumpulnya para mantan pegawai Bea Cukai. Namun juga menjadi rekan untuk berdiskusi mengenai perkembangan Bea Cukai agar menjadi lebih baik.

Kedekatan orang nomor satu di lingkungan Bea Cukai dengan para senior yang tergabung dalam wadah PPBC terlihat saat ikut dalam acara jalan santai menjadi bagian dari acara tersebut. Ia mengajak para staf inti untuk ikut jalan santai mengelilingi kawasan Halim Perdanakusuma.

Finari Kepala KPU Bea Cukai Soekarno Hatta juga turut pada acara tersebut. Ia ikut dalam kegiatan senam pagi dan juga jalan santai bersama peserta. Pada kesempatan tersebut Finari menjadi instruktur senam Maumere, yang diikuti oleh para peserta sebelum bersama melakukan jalan santai dan bersepeda. Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi melepas peserta sepeda santai pada HUT PPBC ke-23 di halaman KPPBC Jakarta tidak hanya diikuti oleh para anggota PPBC, kegiatan ulang tahun ini juga diikuti oleh para pegawai Bea Cukai dari berbagai daerah yang kebetulan sedang berada di Jakarta.

HUT PPBC BERLANGSUNG MERIAHDI HALAMAN KPPBC JAKARTA

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 5

Diikuti oleh lintas generasiTidak ada rasa canggung di antara peserta HUT PPBC baik dari kalangan muda maupun dari para senior yang telah purna tugas. Mereka bersatu mengikuti berbagai acara yang disiapkan oleh panitia. seperti jalan santai dan juga bersepeda. Dua kegiatan tadi seolah menyiratkan, meski beda generasi, tetapi masih bisa berjalan beriringan menuju Bea Cukai yang lebih baik.

Kepala KPPBC Jakarta Chaerul Saleh merasa terhormat, bisa memfasilitasi kegiatan bagi para senior. Menurutnya para senior telah membimbing mereka hingga saat ini berhasil menjadi abdi negara yang memiliki jiwa korsa yang tinggi. "Kami merasa terhormat bisa memfasilitasi kegiatan untuk rekan-rekan senior" ujarnya dalam sambutan di acara tersebut.

Tidak ketinggalan Sesmenko Perekonomian Susiwijono, yang juga hadir pada acara tersebut. Acara ini menjadi ajang baginya untuk bernostalgia dengan lingkungan Bea Cukai yang pernah menjadi tempatnya untuk mengabdi melayani masyarakat dalam bidang kepabeanan dan cukai.

Ungkapan rasa hormat terhadap para senior ditunjukkan dengan berbagai cara. Jika Heru Pambudi sebagai Dirjen Bea Cukai, membuka lebar pintu kantor pusat untuk kegiatan yang dilakukan anggota PPBC, Kepala KPPBC Banyuwangi, Evy Suhartantyo, mengundang para anggota PPBC untuk anjangsana ke kantor yang ia pimpin. Dukungan lain pun datang dari para kepala kantor dalam bentuk lain. Seperti adanya hadiah doorprize dan lain sebagainya.

Emon Rocheman, salah satu pengurus PPBC mengajak para peserta yang tidak ikut jalan santai dan bersepeda, untuk mengikuti kegiatan senam Bio Energy power. Olahraga ini bisa mengoptimalkan fungsi dari metabolisme tubuh, daya tahan, dan regenerasi organ tubuh yang berperan dalam menyeimbangkan metabolisme tubuh adalah hormon dan enzim.

Keseruan bersama Pak NisfuDalam berbagai kegiatan yang digagas PPBC, sosok satu ini tidak pernah ketinggalan memeriahkan acara. Ya, siapa lagi kalau bukan Nisfu Chasbulah. Mantan Kakanwil Jawa Barat ini, mampu memeriahkan acara dengan berbagai candaan khasnya. Tidak jarang gelak tawa mengisi acara tersebut. Tawa semakin meriah, ketika Nisfu

mengomentari rekannya Tonny Sunanto, yang bernyanyi dengan iringan organ tunggal namun lupa seluruh lirik. Sehingga sepanjang lagu Tonny hanya bersenandung, "kalau cuma na....na....na....na aja anak kecil juga bisa" seloroh Nisfu yang disertai tawa para peserta.

Tonny yang mendapat komentar dari rekannya tersebut, tidak memedulikannya, ia bahkan terus bernyanyi, “yang penting Happy!" ujar Tonny.

Sesi pembagian doorprize menjadi bagian dari acara. Nisfu yang memegang kendali acara, selalu memberikan pertanyaan kepada mereka yang mendapat hadiah kejutan tersebut. Pertanyaan ringan yang menggelitik ditanyakan. Seperti sudah berapa lama bekerja, apa suka dukanya, dan tanggapannya tentang acara PPBC. setidaknya sejumlah hadiah menarik telah disapkan oleh panitia. Tidak hanya ditujukan kepada para anggota PPBC, door prize juga didapatkan oleh tamu yang memiliki undangan.

Satu persatu hadiah kejutan telah dibagikan dan hadiah utama berupa biaya perjalanan umroh yang disponsori oleh Bank Mandiri Syariah cabang Klender meluncur ke tangan Ibu Achadiah Syahreni (Ny. Djoni Suharjono) yang disambut syukur oleh sang penerima.

Pemeriksaan Kesehatan Salah satu fasilitas yang dimanfaatkan oleh peserta dalam kegiatan HUT PPBC adalah pemeriksaan kesehatan. Di sini mereka mendapat informasi kesehatan dari dokter dan tenaga medis yang bertugas. Tidak ketinggalan tokoh senior PPBC Soehardjo memanfaatkan kegiatan ini. Usai diperiksa dengan penuh senyum mengembang beliau berujar "Alhamdulilah saya sehat".

Salah satu hal yang menarik pada kegiatan ini adalah adanya arena memanah yang berada di aula KPPBC Jakarta. Sejumlah peserta mencoba kemampuan mereka memanah. Meski telah memasuki usia senior, tetapi mereka masih mampu membidik sasaran dan melepas busur panah dengan mantap. Meski awalnya enggan mencoba, tetapi peserta kemudian terus mencoba lagi memanah.

Jelang shalat Zuhur acara yang digagas dari anggota untuk anggota PPBC ini berakhir. Meski letih tetapi mereka senang karena bisa kembali bertemu dengan rekan-rekan yang pernah bertugas semasa menjadi abdi negara, dan bahkan ketika berada saat mengikuti pelatihan di Pusdiklat. Semoga bisa bertemu di lain kesempatan. BRAVO PPBC.

EVENT

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai6

HOBI DAN KOMUNITAS

E-Juice/E-Liquid Mengandung Nikotin: Alami, Tobacco-free atau Sintetik? Tinjauan dari Undang-Undang Cukai dan Harmonized System 2022

Sebagaimana diketahui bahwa dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan PMK 146/PMK.010/2017 tanggal 24 Oktober 2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau, ekstrak dan essence tembakau dikenakan cukai. Ekstrak dan essence tembakau ini sering disebut e-liquid atau nicotine e-juice yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan device-nya sebagai satu kesatuan yang kemudian dikenal sebagai rokok elektrik (e-cigarette).

Kenapa e-liquid yang mengandung nikotin dikenakan cukai? Karena tidak bisa dipungkiri bahwa bahan utama untuk membuat nikotin yang paling murah dan menguntungkun secara komersial saat ini berasal dari daun tembakau (Nicotiana tabacum). Daun tembakau apabila diolah akan memenuhi kriteria pasal 4 ayat (1) huruf c Undang Undang Cukai No. 39 Tahun 2007 di mana disebut secara jelas bahwa hasil pengolahan tembakau lainnya (di samping sigaret, serutu, rokok daun dan tembakau iris) merupakan barang kena cukai.

Struktur Molekul Nicotine

Nikotin alami

Apakah nikotin alami hanya didapat dari pohon tembakau terutama daun? Berdasarkan berbagai sumber, nikotin alami ini selain dapat diperoleh dari pohon tembakau, bisa juga didapat dari tanaman famili terong-terongan (solanaceae) lainnya seperti terong, kentang, dan cabai. Alasan yang digunakan kenapa selama ini nicotine (lebih tepatnya S-nicotine) hanya diambil dari daun tembakau karena kandungan nikotin pada daun tembakau jauh lebih tinggi dari pada yang terdapat pada tanaman lainnya yaitu 8 s.d. 14 %.

Berikut tabel informasi kandungan nicotine dari beberapa tanaman selain daun tembakau:

Buah/sayur Kandungan nicotine

Tomat 7.1 – 7.3 ng/gram

Kentang 15 ng/gram

Terong 100 ng/gram

Teh (instant) maksimum 285 ng/gram

Pepper and Capsicum 7.7 – 9.2 mg/100 gram

Kembang kol 16.8 ng/gram

Daun Tembakau 8 – 14 g/100 gram

Sumber: Foods That Contain Nicotine by Zeynep Ilgaz.Catatan: 1 ng = 0,000000001 gram.

Oleh: Muh. SutartibPemeriksa Bea Cukai Madya - Direktorat Teknis dan Fasilitas Cukai, DJBC

OPINI

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 7

OPINI

Diketahui 100 gram terong mengandung 0.01 mg nikotin sehingga 10 kg terong hanya setara dengan 1 batang rokok/sigaret.

Untuk mengolah suatu bahan baku menjadi bahan siap pakai melalui suatu proses pemisahan (separation) bisa dipastikan biaya yang timbul akan jauh lebih mahal dari pada proses tersebut hanya melalui pencampuran (mixing). Sebagai contoh biaya untuk membuat segelas minuman kopi yang hanya mencampur dan mengaduk kopi, gula dengan air akan jauh lebih murah dari pada biaya untuk memisahkan gula, kopi dan air dari minuman kopi yang sudah siap minum.

Biaya yang timbul untuk proses pemisahan nikotin dengan cara mengekstraksi daun/buah dari tanaman yang mengandung nikotin akan sangat bergantung pada kandungan nikotin yang ada. Makin tinggi kadar nikotin, biaya untuk mengekstraksi akan lebih sedikit. Nikotin yang ada pada daun tembakau prosentase kandungannya jauh lebih banyak dari pada tanaman solanacaeae lainnya sehingga biaya untuk mendapatkannyapun akan jauh lebih murah. Nikotin sintetik

Di samping dapat diperoleh dengan cara mengekstraksi dari tanaman solanaceae, nikotin dapat juga dibuat dengan cara sintesa kimiawi.

Struktur Molekul (S)-Nicotine dan (R ) Nicotine

Tantangan bagi para ahli kimia untuk membuat nikotin secara sintetik pada mulanya adalah mencari metode yang paling ekonomis dan murah untuk memisahkan antara (S)-Nicotine dan (R)-Nicotine. Nikotin yang terbentuk dari sintesa kimia awalnya berbentuk RS-Nicotine (a racemic mixture) yang terdiri dari 50% (S)-Nicotine dan 50% (R)-Nicotine. Kedua jenis nikotin ini mempunyai struktur molekul yang sangat mirip dan sifat fisik yang hampir sama (disebut enantiomers). Yang membedakan kedua senyawa ini adalah sifat optiknya dalam mempolarisasi atau membelokkan) bidang cahaya.

In chemistry, the two enantiomers are the S- and R-nicotine. S- and R- nicotine can be distinguished optically because S-nicotine rotates plane-polarized light to the left (levorotatory) and R- to the right (dextrorotatory).

(dikutip artikel yang ditulis oleh Jerome Harlay, Vaping Post).

Dari kedua jenis nikotin ini yang dikehendaki adalah (S)-Nicotine karena jenis inilah yang bersifat psychoactive dan menimbulkan sifat ketergantungan atau addictive.

Contoh e-liquid

Sebagai informasi bahwa nikotin yang berasal dari ekstrak tembakau adalah yang berjenis (S)-nicotine sehingga dari segi biaya nikotin yang diperoleh dari daun tembakau pada awalnya jauh lebih murah dari nikotin sintetik, namun dengan berjalannya waktu biaya pembuatan nikotin sintetik bisa bersaing dengan biaya ekstraksi nikotin dari daun tembakau. Pada saat pertama kali dikomersialkan harga 1 kg (S)-nicotine sintetik adalah USD 125000, sedangkan saat ini sudah turun sampai dengan USD 5000 per liter. Harga tersebut sudah mulai bisa bersaing dengan harga (S)-nicotine yang berasal dari daun tembakau yang harganya dipatok USD 4000 per liter oleh produsennya (Sigma Aldrich).

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai8

OPINI

(S)-nicotine yang berasal dari sintesa kimiawi, Amerika Serikat dipasarkan sebagai tobacco-free nicotine (TFN) dan Federal Drugs Administration atau FDA (BPOMnya USA) sampai saat ini masih meneliti secara mendalam apakah e-liquid yang menggunakan nikotin jenis ini perlu diatur dengan cara yang sama dengan yang menggunakan nikotin yang berasal dari daun tembakau.

Tinjauan menurut UU Cukai saat ini dan bagaimana ke depannya?

Apabila kita mengacu UU Cukai dan regulasi yang ada saat ini, secara jelas dapat dikatakan bahwa yang wajib membayar cukai adalah e-liquid yang mengandung nikotin dan nikotinnya harus berasal dari daun tembakau, namun untuk membuktikan bahwa nikotin yang terkandung dalam e-liquid bukan berasal dari daun tembakau merupakan hal yang tidak gampang dan dibutuhkan pemeriksaan laboratorium yang tidak sederhana.

Penulis yakin Balai Laboratorium Bea dan Cukai (BLBC) mampu untuk menguji kadar nikotin dalam e-liquid namun untuk menelusuri nikotin jenis apa yang digunakan merupakan hal yang rumit dan komplek. Kita masih optimis, bahwa apabila saat ini pengusaha e-liquid di negara kita menggunakan bahan baku nikotin yang bukan berasal dari daun tembakau, dapat dipastikan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan, namun suatu saat dimungkinkan nikotin sintetik akan menjadi semakin murah dan untuk itu Bea Cukai perlu mengantisipasi dalam pembuatan regulasi ke depan.

Salah satu langkah untuk mengantisipasi hal ini, menurut pendapat kami dipandang perlu untuk melakukan ekstensifikasi BKC baru berupa pengganti rokok mengandung nikotin (tanpa memedulikan dari mana nikotinnya diperoleh) baik melalui amandemen UU Cukai maupun penerbitan Peraturan Pemerintah.

Tinjauan menurut Konvensi Harmonized System (HS).

E-liquid yang beredar saat ini pada umumnya memiliki komposisi pokok yaitu vegetable glycerine, propylene glycol, nicotine dan flavoring namun dalam hal mengklasifikasikan komoditi ini yang mengacu pada HS 2017 (BTKI 2017), masih sering timbul dispute, bahkan perbedaan penafsiran ini juga terjadi di kalangan internal Bea Cukai dengan argumentasi masing-masing. Di kalangan internal Bea Cukai masih sering memperdebatkan apakah e-liquid dimasukkan ke dalam Bab 24 atau Bab 38 (HS 2017).

Dengan disetujuinya draft amandemen HS 2022 oleh World Customs Organization (WCO) pada tanggal 14 Juni 2019, perbedaan penafsiran klasifikasi e-liquid diharapkan segera berakhir karena komoditi ini sudah diakomodasi dalam pos baru yaitu pos 2404 HS.

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 9

OPINI

24.04 Products containing tobacco, reconstituted tobacco, nicotine, or tobacco or nicotine substitutes, intended for inhalation without combustion; other nicotine containing products intended for the intake of nicotine into the human body. - Products intended for inhalation without combustion : 2404.11 -- Containing tobacco or reconstituted tobacco 2404.12 -- Other, containing nicotine 2404.19 -- Other - Other : 2404.91 -- For oral application 2404.92 -- For transdermal application 2404.99 -- Other”.

(Dikutip dari : AMENDMENTS TO THE NOMENCLATURE APPENDED AS AN ANNEX TO THE CONVENTION accepted pursuant to the Recommendationof 28 June 2019 of the Customs Co-operation Council)

Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa yang termasuk dalam pos 24.04 adalah meliputi produk mengandung tembakau, produk mengandung reconstituted tobacco (tembakau yang dihancurkan lalu disusun ulang), produk mengandung nikotin, produk mengandung pengganti tembakau atau pengganti nikotin, yang cara penggunaannya dengan cara dihirup (dihisap) tanpa melalui proses pembakaran. Selain itu pos 2404 juga untuk produk mengandung nikotin lainnya yang produk itu digunakan sebagai sarana untuk memasukkan nikotin ke dalam tubuh manusia (misalnya koyo tempel yang mengandung nikotin).

Contoh e-cigarettes dengan reconstituted tobacco (sub pos 2404.11)

Contoh e-cigarettes dengan e-liquid mengandung nikotin (sub pos 2404.12)

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai10

Kontribusi Bea Cukai Balikpapandalam Perkembangan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur

Pertumbuhan ekonomi Balikpapan didorong oleh tumbuhnya wilayah Kalimantan Timur sebagai pusat perminyakan yang diawali dengan ditemukannya sumur minyak Mathilda pada awal tahun 1897. Seiring dengan berkembangnya kota Balikpapan menjadi “kota minyak” dengan besaran produksi minyak yang mencapai 86 juta barrel per tahun, membuat kota ini perlahan tumbuh menjadi kota industri di wilayah Kalimantan Timur.

Perkembangan itupun membuat pertambahan jumlah penduduk, peningkatan intensitas pelayaran, dan distribusi barang yang masuk dan keluar. Sehingga pada tahun 1925 sampai saat ini, pelabuhan Balikpapan menjadi salah satu pelabuhan yang padat dan sibuk. Di Balikpapan pun dibangun lapangan terbang di wilayah Sepinggan pada bulan April 1935.

Dengan berbagai macam alasan itu, maka berdirilah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai TIpe Madya Pabean B Balikpapan (Bea Cukai Balikpapan). Tugas kantor ini melakukan pengawasan dan pelayanan atas lalu lintas barang yang masuk maupun keluar wilayah Indonesia melalui Balikpapan serta menghimpun penerimaan negara berupa bea masuk dan bea keluar.

Dikepalai oleh Fitra Krisdianto (saat cetak, Fitra sudah berpindah tugas), kantor ini memiliki motto GAWI TUNTAS. “Maksud dari mottonya yakni bekerja secara transparan, penuh semangat, cerdas, dan efisien dengan niat untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Sehingga dapat memuaskan masyarakat serta bekerja sesuai aturan dan mempertimbangkan manajemen risiko agar kami dapat memastikan kelancaran arus barang yang masuk maupun keluar wilayah Balikpapan,” terang Fitra.

Sebagai kantor modern, tentu layanan dan pengawasannya juga sudah berbasis daring. Untuk pengawasan, Bea Cukai Balikpapan memiliki aplikasi mandiri SITAMPAN (Sistem Aplikasi Pemetaan dan Monitoring Balikpapan), yang digunakan terutama oleh Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2) untuk keperluan otomasi pembuatan berita acara penyegelan, pembukaan segel, surat bukti penindakan, pelekatan tanda pengaman, dan hal-hal terkait pengawasan lainnya.

Sedangkan di bidang pelayanan, Bea Cukai Balikpapan menerapkan penggunaan aplikasi SIMPONI (Sistem Perizinan Online) yang merupakan aplikasi mandiri yang digunakan untuk penyampaian

PROFIL KANTOR

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 11

PROFIL KANTOR

dokumen CK-6 daring (dokumen pelindung pengangkutan barang kena cukai yang sudah dilunasi cukainya berupa minuman mengandung etil alkohol (MMEA) dari penyalur atau tempat penjualan eceran ke tempat lain di peredaran bebas) dan penyampaian permohonan izin bongkar di luar kawasan pabean atas barang curah oleh importir MITA (mitra umum kepabeanan).

Fitra mengungkapkan, perkembangan industri di Balikpapan saat ini bergerak menuju ke arah positif setiap tahunnya. Hal itu dapat dilihat dengan terus meningkatnya kegiatan ekspor. Untuk ekspor pertambangan, selain minyak dan gas bumi (migas), batu bara menjadi komoditas unggulan. Dari sektor perkebunan, ada kelapa sawit, crude palm oil (CPO) dan turunannya. Sedangkan dari sektor perikanan berupa ikan hidup/beku. Untuk komoditi impor kebanyakan berupa barang-barang penunjang utama kegiatan industri pertambangan batu bara dan migas, yaitu mesin dan suku cadangnya, serta alat-alat berat.

Selain itu, utilisasi pusat logistik berikat (PLB) juga semakin meningkat karena semakin banyak industri pertambangan yang mulai mengefisienkan kegiatan logistiknya sehingga diprediksi akan semakin banyak industri pertambangan yang memanfaatkan fasilitas PLB.

Belum lagi terkait dengan adanya mega proyek refinery development master plan (RDMP) Project Pertamina RU-IV Balikpapan atau rencana perluasan kilang minyak Balikpapan yang ditargetkan fase I selesai pada tahun 2023, perlu diantisipasi atas importasi barang modal untuk penyelesaian proyek tersebut.

Banyaknya layanan tidak mengurangi pengawasan yang harus dilakukan oleh Bea Cukai Balikpapan. Komoditas yang rawan terhadap kegiatan penyelundupan adalah batu bara, narkotika/prekursor, barang-barang yang terkena bea keluar, barang kena cukai baik hasil tembakau atau MMEA serta barang-barang lainnya yang terkena ketentuan larangan dan pembatasan.

Luasnya wilayah pengawasan juga menjadi tantangan tersendiri. Total luas wilayah pengawasan Bea Cukai Balikpapan adalah 12.613,20 km2. Kantor ini pun mempunyai objek pengawasan yang tidak sedikit. Ada 2 kawasan berikat (KB), 4 pusat logistik berikat (PLB), 3 pelabuhan laut dan udara, 3 perusahaan jasa titipan (PJT), 1 perusahaan layanan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), dan 12 perusaaan layanan MITA.

Pengawasan pada pelabuhan laut dan udara serta lokasi-lokasi tersebut di atas yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan kepabeanan dilakukan dengan menempatkan petugas Bea Cukai. Sedangkan untuk lokasi-lokasi tertentu serta kawasan berikat pengawasan juga dilakukan dengan utilisasi CCTV dan implementasi IT inventory. Kegiatan lainnya adalah melakukan surveillance, operasi pasar barang kena cukai, dan patroli laut.

Kala ditanya mengenai kaitannya dengan pemindahan ibu kota, Fitra menjelaskan bahwa dengan adanya rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur maka perlu langkah-langkah antisipasi baik yang terkait dengan pembangunan infrastruktur maupun perkembangan perekonomian sebagai akibat ditetapkannya hal tersebut. Bea Cukai Balikpapan tentu akan bersinergi dengan kebijakan pemerintah pusat maupun internal Bea Cukai dalam proses pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.

Fitra Krisdianto

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai12

Peran institusi Bea Cukai tentu memberikan kelancaran atas arus barang impor yang diperlukan dalam pembangunan infrastruktur ibu kota negara maupun memberikan kemudahan untuk sektor industri yang akan melakukan investasi di provinsi Kalimantan Timur.

Tak dipungkiri akan semakin banyak tantangan yang akan dihadapi Bea Cukai Balikpapan ke depannya. Peran sinergi antar instansi penting untuk terus dilakukan. Dalam hal pelayanan, Bea Cukai Balikpapan akan berupaya mengoptimalkan kecepatan dalam proses penyelesaian formalitas kepabeanan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses tersebut. Di antaranya dengan pihak Imigrasi, Karantina, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Otoritas Bandara, PT Pelindo IV, PT Angkasa Pura I, Direktorat Jenderal Pajak, maupun pihak-pihak lainnya baik pada level koordinasi, pertukaran data, dan informasi, maupun kegiatan-kegiatan lain yang bersifat teknis.

Sedangkan dalam hal pengawasan, Bea Cukai Balikpapan telah bersinergi dengan BNN, Kepolisian, TNI, Karantina, Imigrasi, Direktorat Jenderal Pajak, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, dan pihak-pihak lainnya yang fungsi pengawasannya bersinggungan dengan tupoksi Bea Cukai. Kerja sama yang dijalin mulai dari pertukaran data dan informasi, kerja sama operasi, maupun kegiatan-kegiatan teknis pengawasan lainnya.

Sebagai penutup, sebelum berpindah tugas Fitra memiliki obsesi untuk kemajuan Kantor Bea Cukai Balikpapan. “Obsesi saya untuk kemajuan Bea Cukai Balikpapan adalah berupaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pegawai melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat edukasi sehingga cara pandangnya menjadi lebih terbuka dan berwawasan luas mengingat institusi kepabeanan adalah salah satu institusi yang pesat perkembangannya serta dituntut dapat mengikuti perkembangan industri secara global,” pungkasnya. (desiaprawita)

PROFIL KANTOR

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 13

SIS I PEGAWAI

Seimbangkan Tugas sebagai Kepala Perwakilan Kemenkeu dan Kakanwil Bea Cukai Jawa Barat

Saipullah Nasution - Kepala Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

Beberapa unit eselon I Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memliki kantor-kantor wilayah (unit eselon II) yang tersebar di setiap provinsi di seluruh Indonesia. Kantor-kantor wilayah tersebut membawahi kantor-kantor pelayanan di kotamadya atau kabupaten di provinsi terkait yang dipimpin oleh kepala kantor wilayah (kakanwil). Tak hanya menjalin koordinasi dalam eselon I masing-masing, para kakanwil juga berkoordinasi lintas eselon I. Hal ini dilakukan agar tugas dan fungsi Kemenkeu di tiap provinsi dapat terwujud, khususnya dalam memungut dan mengelola penerimaan negara dari provinsi tersebut, untuk kemajuan provinsi terkait khususnya, dan negara umumnya.

Untuk memudahkan koordinasi, di tiap provinsi telah ditunjuk kepala perwakilan dari salah satu unit eselon I Kemenkeu. Kepala perwakilan Kemenkeu memiliki tugas yang tidak ringan, karena selain harus mampu mengkoordinir seluruh jajaran unit eselon I di provinsi, juga dituntut dapat menciptakan sinergi yang baik untuk pemenuhan target penerimaan negara. Mekanisme penunjukan kepala perwakilan ialah dipilih dari Kakanwil Direktorat Jenderal atau Ketua Satgas Penanganan Bencana Alam di lingkungan perwakilan Kemenkeu provinsi yang merupakan pejabat setingkat eselon II yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Keuangan berdasarkan hasil kesepakatan rapat yang dihadiri oleh paling sedikit 2/3 Kakanwil Direktorat Jenderal atau setingkat eselon II di provinsi berkenaan. Tetapi jika di suatu provinsi tidak terdapat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal, maka kepala perwakilan Kemenkeu dipilih secara bergilir dari kepala kantor salah satu unsur Kemenkeu berdasarkan hasil kesepakatan rapat yang dihadiri oleh paling sedikit 2/3 kepala kantor di ibu kota provinsi berkenaan.

Di Provinsi Jawa Barat, terpilih Saipullah Nasution, Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Barat, sebagai kepala perwakilan Kemenkeu. Ditemui di ruang kerjanya, Saipullah mengatakan keberadaan kepala perwakilan Kemenkeu di tiap provinsi sangat penting, khususnya untuk mengkoordinasikan semua unsur pelaksanan tugas Kemenkeu di daerah dan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi pelaksanaan tugas unit instansi vertikal dan unit instansi pelaksana teknis Kemenkeu di daerah.

“Sesuai KMK 418/KMK.01/2012 tentang Perwakilan Kemenkeu, Sekretariat Perwakilan Kemenkeu, dan Pengelolaan Gedung Keuangan Negara di Daerah, tugas dan fungsi perwakilan Kemenkeu adalah mengkoordinasikan semua unsur pelaksanaan tugas Kemenkeu yang berada dalam wilayah kerjanya,” ungkap Saipullah.

Ia pun menjelaskan bahwa masa jabatan kepala perwakilan dibatasi selama dua tahun, namun dapat dipilih kembali untuk satu periode di provinsi yang berkenaan. Selama menjabat, menurutnya ada dua kewenangan penting yang dijalankan kepala perwakilan Kemenkeu, yaitu sebagai wakil Kemenkeu di wilayahnya dan penghubung antara Kemenkeu dengan pemerintah provinsi

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai14

terkait. Selain itu, ia dituntut mampu menjalin kerja sama dengan sesama instansi di lingkungan Kemenkeu dan/atau instansi di luar Kemenkeu.

Sebagai kepala perwakilan Kemenkeu di provinsi yang memiliki banyak kawasan industri dan jumlah perusahaan penerima fasilitas kepabeanan terbesar, Saipullah juga mengakui bahwa ia memerlukan koordinasi yang kuat dengan seluruh unsur pelaksana tugas Kemenkeu. Untuk itu, ia mengupayakan komunikasi yang efektif dan berkesinambungan dengan jajaran unit eselon II Kemenkeu di Provinsi Jawa Barat.

“Memang kami tidak berbeda jauh dengan protokoler, tapi tidak hanya sebatas itu. Dibantu sekretaris perwakilan yang saat ini dijabat oleh Kepala Bagian Umum Kanwil Bea Cukai Jawa Barat, tugas kami selain menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan tugas Kemenkeu di daerah, juga menyiapkan bahan koordinasi komunikasi publik, serta pendampingan pejabat atau pegawai Kemenkeu,” ujarnya.

Menurut Saipullah, ada juga tugas lain yang harus dapat ditunaikan yaitu melakukan sinergi antara Bea Cukai dan Ditjen Pajak agar target penerimaan yang dibebankan kepada kedua instansi dapat terpenuhi. Termasuk memungut pajak rokok daerah yang menjadi bagian pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat.

Adapun tugas tahunan yang rutin dijalankan oleh kepala perwakilan Kemenkeu dalam hal koordinasi, antara lain melakukan kegiatan upacara di hari-hari besar nasional dan kegiatan lainnya seperti donor darah, rapat koordinasi rutin, dan kegiatan Menteri Keuangan dan Sekjen Kemenkeu yang semuanya dilakukan empat kali dalam setahun.

“Ada juga kegiatan lain yang tidak rutin namun cukup penting. Khususnya dalam hal koordinasi yang dapat dilakukan kapan saja untuk pemenuhan penerimaan, baik antar instansi maupun dengan para pengguna jasa. Ini juga sebagai bentuk peran aktif Bea Cukai dalam meningkatkan perekonomian Jawa Barat, melalui pemberian fasilitas kepabeanan kepada industri besar, kecil, dan menengah,” jelasnya.

SIS I PEGAWAI

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 15

SIS I PEGAWAI

Namun ia mengakui, koordinasi lintas instansi yang dilakukan pihaknya selama ini bukan tanpa kendala, “seperti ketika menjadwalkan rapat koordinasi maupun pertemuan mendadak di tingkat kakanwil, pasti ada saja kendalanya karena bentroknya jadwal kegiatan sesuai mandatori masing-masing.”

Selama menjabat sebagai kepala perwakilan, Saipullah mengatakan kalau tugasnya tidak berbenturan dengan tugas sebagai kakanwil Bea Cukai Jawa Barat. Malah sebaliknya, menjadi kepala perwakilan justru memudahkannya dalam berkoordinasi dengan jajaran Kemenkeu lainnya, khususnya dalam kegiatan lintas eselon I Kemenkeu.

“Selama ini tugas sebagai kakanwil dan kepala perwakilan Kemenkeu dapat berjalan beriringan dan masih dapat diseimbangkan. Jika ada hal yang waktunya bersamaan, maka dipilih yang lebih penting, karena ada empat hal yang saat ini menjadi prioritas kami sebagai kepala perwakilan Kemenkeu Provinsi Jawa Barat,” imbuhnya.

Keempat harapan tersebut adalah pertama mewujudkan sinergi antar kanwil di bawah Kemenkeu agar lebih melebur dan komunikasi dibangun dengan mengutamakan teknologi informasi sehingga lebih efektif. Kedua, mengupayakan kesetaraan kedudukan kepala perwakilan dan kakanwil anggota dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), sehingga komunikasi dengan gubernur dan aparat penegak hukum lebih cair. Ketiga, ia berharap program reformasi Kemenkeu dapat ditularkan sebagai virus positif kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, sehingga dapat menyamakan bahasa kerja dan menghasilkan output yang terukur dan cepat. Terakhir, berperan aktif meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di atas pertumbuhan nasional melalui peningkatan investasi dan ekspor, serta optimalisasi fasilitas yang dimiliki Kemenkeu untuk perusahaan di Jawa Barat.

Memang bukan pekerjaan yang mudah untuk dapat mensinergikan seluruh jajaran Kemenkeu di Provinsi Jawa Barat, namun Saipullah tetap berharap, dengan kerja sama dan koordinasi yang baik hal tersebut dapat terwujud. (Supriyadi)

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai16

EVALUASI PENGAWASAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2019

Bea Cukai telah melewati tahun 2019 dengan berbagai prestasi dan pencapaian yang membanggakan di bidang pelayanan, penerimaan maupun pengawasan. Sebagai salah satu institusi pemerintah yang mengedepankan inovasi dan perbaikan di setiap proses bisnis, Bea Cukai tidak boleh berpuas diri hanya dengan prestasi yang telah diperoleh dan harus selalu melakukan monitoring dan evaluasi (monev) atas setiap aspek kinerjanya. Evaluasi ini diperlukan agar dapat diketahui hal–hal apa yang menjadi perhatian dan perlu diambil kebijakan atau tindakan untuk di masa yang akan datang. Salah satu tugas dan fungsi Bea Cukai yang perlu dilakukan evaluasi khususnya dalam tusi sebagai “Community Protector” adalah evaluasi pengawasan.

Sepanjang tahun 2019, Bea Cukai telah berhasil melakukan penindakan sebanyak 21.062 (SBP) dengan total nilai barang sebesar Rp5.961 Miliar. Jumlah penindakan (SBP) pada tahun 2019 meningkat sebesar 15,69% dibandingkan dengan tahun 2018. Sedangkan berdasarkan nilai barangnya pada terdapat penurunan sebesar 51%. Penurunan nilai barang ini disebabkan karena pada tahun 2018 terdapat penindakan narkotika sebanyak 2,6 Ton atau jika dirupiahkan setara dengan Rp5,3 Triliun dan dipengaruhi oleh penindakan Impor barang kiriman dan operasi pasar BKC HT dengan nilai yang relatif rendah.

Dari 21.062 SBP penindakan yang dilakukan selama tahun 2019 mayoritas didominasi oleh penindakan di bidang Impor sebanyak 13.434 penindakan/64%, kemudian penindakan di bidang cukai sebanyak 7.109 penindakan/34% dan penindakan ekspor serta fasilitas sebanyak 517 penindakan/2%. Untuk penindakan di bidang Impor pada tahun 2019 didominasi oleh penindakan terhadap barang kiriman/pos dan barang bawaan penumpang. Penindakan terhadap barang barang kiriman/pos mencapai 5.803 penindakan dan penindakan terhadap barang bawaan penumpang mencapai 5.096

penindakan. Pengawasan terhadap barang bawaan penumpang dan barang kiriman telah menjadi atensi pengawasan sepanjang tahun 2019 dan akan mendapat peningkatan pengawasan pada tahun 2020 mengingat akan mulai diberlakukannya aturan baru terkait batas fasilitas pembebasan barang kiriman/pos yang turun dari 75 USD menjadi 3 USD.

Khusus untuk pengawasan barang bawaan penumpang atau biasa disebut “Jasa Titipan/Jastip”. Pada tahun 2019 Bea Cukai telah melakukan penindakan terhadap 1.037 kasus “Jastip” di 5 bandara besar Indonesia dengan jumlah penerimaan negara yang berhasil diselamatkan mencapai sekitar Rp7 Miliar. Penerbangan yang paling sering digunakan pelaku “Jastip” antara lain berasal dari Thailand, Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan Eropa. Sebanyak sekitar 75% kasus jasa titipan didominasi oleh barang-barang berupa pakaian, kosmetik, tas, sepatu, handphone, dan barang-barang bernilai tinggi lainnya seperti perhiasan, berlian, dan jam tangan. Pengawasan terhadap “Jastip” ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan data informasi penumpang yang keluar masuk Indonesia dalam sistem PNR (Passanger Name Record).

Dalam pengawasan di bidang cukai, Bea Cukai telah melakukan kegiatan Operasi Gempur. Operasi Gempur dilaksanakan dalam rangka penurunan target peredaran rokok ilegal menjadi 3% pada tahun 2020 sesuai dengan arahan Menteri Keuangan. Operasi Gempur 2019 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) periode, dengan periode pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2019 sampai dengan 14 Juli 2019 yang menghasilkan 1.623 (SBP) penindakan dengan rincian 1.437 penindakan Cukai Hasil Tembakau dan 186 penindakan cukai MMEA dengan jumlah barang hasil penindakan sebanyak 34,5 juta batang rokok ilegal dan 27.021 liter MMEA ilegal. Sedangkan periode kedua dilaksanakan pada

LAPORAN KHUSUS

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 17

tanggal 18 November 2019 sampai dengan 14 Desember 2019 menghasilkan total 1.075 (SBP) penindakan dengan rincian 1.013 penindakan cukai Hasil Tembakau dan 62 penindakan cukai MMEA dengan barang hasil penindakan sebanyak 33,8 juta batang rokok ilegal dan 325.418 liter MMEA ilegal.

Selain melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang yang masuk dan keluar Indonesia dan pengawasan Cukai, Bea Cukai juga melakukan tindakan pengawasan dan pengamanan terhadap masuknya barang larangan khususnya Narkotika Psikotropika dan

Prekursor (NPP) ke wilayah Indonesia. Sepanjang tahun 2019, Bea Cukai telah berhasil melakukan penindakan terhadap 508 kasus NPP dengan jumlah barang hasil penindakan sebanyak 3.9 Ton. Jumlah penindakan narkotika mengalami peningkatan sebesar 18% jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini merupakan bukti nyata atas komitmen Bea Cukai dalam pemberantasan peredaran NPP dan menjaga generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba.

Sebagian besar narkotika yang beredar di Indonesia merupakan barang yang berasal dari luar negeri. Secara garis besar, modus yang

LAPORAN KHUSUS

digunakan oleh para sindikat narkotika untuk masuk ke Indonesia terbagi menjadi 3 modus, yaitu:a. Dibawa oleh penumpang dengan disembunyikan di badan (swallow/strap) atau disembunyikan di

dalam barang bawaannyab. Dikirimkan melalui kargo laut/udara dalam bentuk false concealment.c. Dikirimkan melalui Perusahaan Jasa Titipan (PJT) atau kantor pos dalam bentuk false concealment.

Bea Cukai juga melakukan pengawasan di laut dengan melakukan Operasi Laut Terpadu Jaring Sriwijaya

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai18

dan Jaring Wallacea. Operasi ini merupakan Operasi Laut yang dilakukan secara terkoordinasi antar satuan kerja di wilayah perairan Indonesia Bagian Barat khususnya pesisir timur Sumatera dan Selat Karimata dan wilayah perairan Indonesia Bagian Timur.

a. Jaring SriwijayaOperasi dibuka pada hari Rabu, 24 April 2019, bertempat di Dermaga Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Karimun dengan Periode I melibatkan 11 armada kapal patroli dan 9 speedboat dan pada periode II melibatkan 19 armada kapal patroli dan 12 speedboat serta 469 personel.Waktu Pelaksanaan : Periode I : Tahap I periode tanggal 24 April 2019 s.d 12 Mei 2019 : Tahap II periode tanggal 11 Mei 2019 s.d 28 Mei 2019Periode II : Tahap I periode tanggal 26 Mei 2019 s.d 13 Juni 2019 : Tahap II periode tanggal 11 Juni 2019 s.d 30 Juni 2019

Hasil Operasi :Jumlah Penglihatan : 3.895 kapalJumlah Pemeriksaan : 166 kapalJumlah Penindakan : 26 kapalJumlah Penyegelan : 4 kapal

b. Jaring WallaceaOperasi dibuka pada hari Selasa, 2 April 2019 di Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dengan melibatkan 8 armada kapal patroli dan 438 personil. Waktu Pelaksanaan: Periode I periode tanggal 24 April 2019 s.d 12 Mei 2019Periode II periode tanggal 26 Mei 2019 s.d 13 Juni 2019

Hasil Operasi:Jumlah Penglihatan : 3.572 kapalJumlah Pemeriksaan : 105 kapalJumlah Penindakan : 5 kapalJumlah Penyegelan : 4 kapal

LAPORAN KHUSUS

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 19

Selain kegiatan penindakan yang dilakukan, Bea Cukai juga telah melaksanakan berbagai inovasi dalam bidang pengawasan. Inovasi yang dilakukan utamanya dalam melakukan pengawasan di wilayah laut Indonesia. Pada bulan Februari 2019, Bea Cukai mulai mengoperasikan Pusat Komando dan Pengendalian Patroli Laut DJBC (PUSKODAL DJBC). Puskodal Bea Cukai menjalankan fungsi penyediaan sarana dan prasarana untuk menjalankan fungsi komando, kendali dan komunikasi selama pelaksanaan patroli, penyediaan, integrasi, dan analisis data dan informasi mendukung proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi patroli/pengawasan laut.

LAPORAN KHUSUS

keputusan, di mana Puskodal melakukan analisis atas pola pergerakan sarana pengangkut laut dan mempertimbangkan potensi pelanggaran yang terjadi, untuk selanjutnya diinformasikan kepada unit-unit yang berada di wilayah tersebut. Sebagai cadangan, Puskodal memiliki akun aplikasi open source untuk mengakses informasi tersebut.

d. Integrasi data dan informasi dari berbagai sarana penginderaan, termasuk data dari CSS (Coastal Surveillance System) pada KPU BC Tipe B Batam yang terdiri dari informasi Radar dan kamera termal, kamera yang dipasangkan pada kapal patroli Bea Cukai, dan radar pada kapal patroli Bea Cukai. Integrasi data ini memungkinkan Puskodal melakukan analisis atas pergerakan sarana pengangkut dan memberikan informasi pendahuluan kepada kantor-kantor Bea Cukai terdekat dengan sarana pengangkut tersebut untuk dilakukan pengawasan dan tindakan lain yang dibutuhkan. Puskodal Bea Cukai juga rutin melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum lain demi efektivitas dan efisiensi pengawasan laut.

Bea Cukai selalu berkomitmen penuh dalam melakukan kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan penerimaan keuangan negara. Terdapat korelasi yang berkesinambungan antara peningkatan pengawasan dan penerimaan. Dengan pengawasan yang dilakukan secara efektif dapat meminimalisir kebocoran penerimaan yang seharusnya diterima oleh negara. Dengan meminimalisir kebocoran penerimaan akan berdampak pada pemenuhan penerimaan keuangan secara utuh dan dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.

Selama tahun 2019, Puskodal Bea Cukai telah melaksanakan 4 kegiatan inovasi pengawasan yaitu:a. Penyediaan sarana komunikasi pada

kapal sebagai salah satu metode untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan koordinasi antar unit patroli. Penyediaan sarana komunikasi ini mencakup pengadaan IP Phone, UHF Radio, HF ALE CODAN Radio, Audio Ship Interoperability System, serta perangkat pendukung (rak, mikrofon, headset, dsb).

b. Pengawasan dan pengamanan aset patroli dengan menggunakan VMS (Vessel Monitoring System). VMS memungkinkan Puskodal menjalankan pengawasan internal atas Satuan Tugas Patroli Laut yang sedang menjalankan penugasan, di mana posisi kapal patroli dapat diketahui posisinya secara near-real-time untuk dicocokkan kesesuaiannya dengan area penugasan.

c. Menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk pemanfaatan oleh Bea Cukai, yaitu Sistem Integrasi Data dan Informasi Pengawasan Laut (SIDI WASLA). SIDI WASLA merupakan aplikasi pengawasan sarana pengangkut laut yang berbasis data AIS (Automatic Identification System) yang terpasang pada kapal niaga, berdasaran aturan yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan melalui PM 7 tahun 2019. AIS merupakan suatu sistem pelacakan lalu lintas sarana pengangkut laut yang memanfaatkan pemancaran gelombang VHF (Very High Frequency) untuk memberitahukan posisi dan informasi lain terkait sarana pengangkut tersebut. Informasi dari AIS dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi intelijen sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai20

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan hal yang vital dalam mendukung berkembang dan bergeraknya Bea Cukai. Hampir 100% proses bisnis di seluruh kantor pelayanan dan pengawasan Bea Cukai Indonesia sudah menerapkan sistem otomasi. Peran TIK di Bea Cukai sudah menjadi tulang punggung sekaligus sebagai enabler organisasi dalam menjalankan misinya untuk membantu pertumbuhan industri, memfasilitasi perdagangan, melindungi masyarakat, serta mengumpulkan penerimaan negara.

Kebutuhan masyarakat terhadap layanan kepabeanan dan cukai yang semakin tinggi menuntut Bea Cukai untuk mampu mengoptimalkan TIK secara berkesinambungan 24x7 selama setahun. Salah satu bentuk keseriusan Bea Cukai dalam mengoptimalkan fungsi TIK, Bea Cukai telah membangun CEISA Command Center sebagai sarana dalam mewujudkan fungsi pengawasan, kontrol, penyelesaian masalah, serta koordinasi dan kolaborasi yang efektif terkait TIK.

MERAMU TEKNOLOGI LEWAT PUSAT KENDALI

LAPORAN UTAMA

CEISA Command Center diresmikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, bertepatan dengan peringatan Hari Pabean Internasional pada 26 Januari 2020. Dalam pidatonya Sri Mulyani mengapresiasi bahwa transformasi digital yang dilakukan oleh Bea Cukai telah selaras dengan transformasi digital Kemenkeu. Sri Mulyani melihat proses transformasi pada Bea Cukai tidak hanya fokus pada efisiensi proses bisnis dan operasional saja, namun juga mempertimbangkan aspek perlindungan masyarakat, pengawasan terhadap komoditi berbahaya sampai dengan aspek keberlangsungan bumi bagi generasi berikutnya.

“Saya berharap adanya Command Center Bea Cukai ini menjadi bentuk upaya terus menerus bagi Bea Cukai dalam meningkatkan kualitas layanan melalui layanan digital, membangun data driven organisasi untuk merumuskan kebijakan yang lebih efisien, mendorong budaya kerja yang kolaboratif dan terdigitalisasi, serta meningkatkan kolaborasi dengan kementerian/lembaga lainnya, bahkan harus mampu

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 21

FORMULATING TECHNOLOGY THROUGH

COMMAND CENTER

MAIN REPORT

Information and Communication Technology (ICT) has been a vital substance for supporting the advancement of Directorate General of Customs and Excise. As a matter of fact, most business processes in every customs and excise office in Indonesia have been using automated systems. ICT has taken the role of backbone as well as enabler for DGCE to run its functions which are to assist industrial growth, facilitate trade, protect community, and collect revenue.

People's demands towards customs and excise services are getting higher nowadays which require DGCE to optimize ICT simultaneously for 24/7 in a year. In order to manifest the optimization of ICT, DGCE has established Customs and Excise Information System and Automation (CEISA) Command Center for realizing the function of supervision, control, problem solving, as well as effective coordination and collaboration regarding ICT.

CEISA Command Center was inaugurated by Minister of Finance, Sri Mulyani Indrawati, during the commemoration of World Customs Day on 26 January 2020. In her speech, she appreciated DGCE for continuously carrying out digital transformation which is in line with Ministry of Finance transformation. She also stated that DGCE does not only focus on business process and operational level of efficiency, but also considers several aspects such as community protection, prohibited and restricted goods supervision, and earth sustainability for the next generation.

“I hope that DGCE’s Command Center will become a symbol of DGCE’s continuous effort to improve service through digitalization, build data driven organization in order to formulate efficient policy, boost work culture to be more collaborative and digitized, and to work with other ministers or agencies. Moreover, DGCE

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai22

menyediakan fasilitas kolaborasi business to business sehingga mampu meningkatkan reputasi Kementerian Keuangan sebagai institusi kelas dunia.”

Bahkan, dengan telah diterapkannya pondasi teknologi Big Data dan Artificial Intelligence, melalui CEISA 4.0 diharapkan teknologi informasi Bea Cukai akan menjadi driver bagi penentuan arah kebijakan baik di Bea Cukai maupun secara nasional ke depannya.

Menurut Kasubdit Pengendalian Keamanan Informasi, Manajemen Layanan, dan Evaluasi, Yan Inderayana, Command Center untuk menjawab kebutuhan akan layanan yang efektif dan efisien tanpa mengabaikan pegawasan. “Selain itu juga karena ada kebutuhan, coba bayangkan otomasi sistem Bea Cukai telah diimplementasikan 100% di seluruh kantor pelayanan dan pengawasan Bea Cukai di Indonesia, ada sekitar 1000 server di Bea Cukai sebagai efek dari adanya otomasi, lalu 8,7 juta job otomatis per bulan dalam puluhan aplikasi, belum lagi sekitar 300.000 pertukaran data per bulan, dan puluhan sistem aplikasi yang berjalan 24 jam.”

Tentu dengan adanya kebutuhan tersebut, menimbulkan pertanyaan bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk memantau pekerjaan agar dapat berjalan dengan semestinya? Bagaimana jika ada masalah atau gangguan sistem dan seberapa cepat penanganannya? Akan sangat mahal biayanya dan akan sangat membuang waktu serta tenaga jika kita tidak punya tools-nya.

“Nah, dengan CEISA Command Center lah itu bisa terwujud. Selain itu, CEISA Command Center juga dapat memberikan nilai tambah yaitu, efisiensi operator, memudahkan kolaborasi, memudahkan pengambilan keputusan, pegawai menjadi bisa lebih fokus dalam mengani masalah, dan lain sebagainya,” tutur Yan.

CEISA Command Center merupakan sebuah ruangan yang lengkap dengan infrastruktur yang memadai. Di sana terdapat manajer layanan bersama dengan tim yang akan melakukan koordinasi dan kolaborasi, membuat keputusan,

memberikan penugasan, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan sebagai respon terhadap krisis yang dihadapi stakeholder.

Untuk fungsinya CEISA Command Center dibagi menjadi 3 cluster, yaitu:A. Fungsi Monitoring kinerja seluruh sistem

CEISA untuk menjamin availibility layanan terhadap seluruh stakeholder Bea Cukai secara cepat sehingga kepastian layanan dapat tercapai.

B. Fungsi analysis room yang memungkinkan pencarian insight bersama dalam melakukan observasi suatu kasus atau tema tertentu terkait kepabeanan dan cukai.

C. Fungsi komunikasi dan koordinasi yang dapat dilakukan dengan cepat dan efisien ke seluruh kantor vertikal Bea Cukai melalui video conference.

A. CLUSTER Monitoring1. Monitoring DB, melakukan pemantauan

kapasitas dan performa database yang dimiliki Bea Cukai;

2. Jaringan, melakukan pemantauan jaringan telekomunikasi di seluruh Kantor Bea Cukai di Indonesia hingga saat ini 100% kantor di Indonesia telah terhubung dengan sistem CEISA;

3. Security monitoring, melakukan pemantauan terhadap upaya penetrasi/serangan pada sistem aplikasi Bea Cukai;

4. National Single Window (NSW), melakukan pemantauan integrasi layanan dengan sistem NSW;

5. Server, melakukan pemantauan utilitas dan performansi server otomasi proses bisnis kepabeanan dan cukai.

6. Marine Customs, pemantauan terhadap pergerakan kapal yang berada di area pelabuhan.

LAPORAN UTAMA

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 23

must be able to facilitate business-to-business collaboration in order to build a better reputation for the Minister of Finance as a world-class institution,” said Sri Mulyani.

Moreover, the implementation of Big Data and Artificial Intelligence groundwork technologies in DGCE through CEISA 4.0 is expected to be a driver for policy making, either for DGCE itself or for national coverage policy in the future.

According to Deputy Director of Information Security Management, Service Management, and Evaluation, Yan Inderayana, Command Center must be able to answer the demand of effective and efficient service without compromising supervision. “Aside from automation is needed, imagine if automation systems had been fully implemented in all customs and excise offices in Indonesia. As a result, there are 1.000 servers, 8,7 million automatic jobs per month within many applications, moreover there are approximately 300.000 data exchanges per month and dozens of applications running for 24 hours,” Yan explained.

Since the demand exists, it also raises questions about how to effectively and efficiently supervise all of the business processes to run in order. What if system trouble occurs and how fast can it be resolved? It will cost time and manpower largely if there are no tools used as the troubleshooter.

“Therefore, we establish CEISA Command Center as the tool. Besides, it also gives added value namely operator efficiency, simplifying collaboration and decision making, troubleshooting problems and many more,” said Yan.

CEISA Command Center is a room with fully functioning ICT infrastructure in which service managers together with teams of Customs officers conduct collaboration and coordination, make decisions, deploy tasks, monitor and control every action needed to respond to crises which stakeholders currently encounter.

CEISA Command Center has three general functions divided into three clusters, namely:

a. Monitoring function of all CEISA system performances in order to ensure that DGCE’s service for all stakeholders will always be available.

b. Analyzing room function which allows customs officers to discuss for insights during observing certain cases related to customs and excise.

c. Communication and coordination function with all vertical offices of DGCE which can be carried out faster and more efficiently through video conference.

A. Monitoring Cluster1. Database monitoring, monitoring

database performance and capacity owned by DGCE

2. Network, monitoring telecommunication network in all customs and excise offices in all regions of Indonesia. As a matter of fact, all customs and excise offices have been connected to CEISA to this date.

3. Security monitoring, securing the customs and excise applications from possible threat.

4. National Single Window (NSW), monitoring service integration with NSW.

5. Server, monitoring server utility and performance for business processes automation.

6. Marine Customs, monitoring patrol fleet movement in the harbour area.

MAIN REPORT

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 23

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai24

B. CLUSTER Analysis Room1. ANTAREJA-DSAB (Daftar Sasaran Analisis

Bersama), merupakan joint-analysis antara Bea Cukai dengan Pajak (ex : data PPN);

2. Profil Perusahaan, menampilkan definisi entitas perusahaan secara 360 derajat (ex : registrasi, score, peta perusahaan, fasilitas, histori);

3. Dashboard Audit, digunakan audit sebagai dasar melakukan auditing terhadap entitas perusahaan;

4. Keterkaitan Perusahan, penerapan TIK dalam manajemen risiko terhadap perusahaan-perusahaan yang saling berkaitan, sehingga dapat dipetakan;

5. Penerimaan, pemantauan penerimaan negara secara real time;

6. NLE, platform yang dapat mempertemukan supply-side dan demand-side, serta menghubungkan proses logistik dari end to end sehingga tercipta ekosistem logistik yang efisien;

C. CLUSTER Komunikasi dan Koordinasi1. Dalam TIK setiap insiden biasanya terjadi

sewaktu-waktu sehingga diperlukan strategi komunikasi yang ideal, fungsi ini akan memfasilitasi komunikasi dalam penanganan atas insiden yang terjadi Melalui video conference secara real time bersama Kantor Bea Cukai;

2. Fungsi Komunikasi dan Koordinasi juga akan diperuntukan dalam isu kepabeanan dan cukai yang lebih umum lagi, seperti: diskusi tematik tekait dengan rencana penerapan PMK Barang Kiriman Baru, evaluasi profil risiko DJBC;

Selain itu Command Center yang dimiliki Bea Cukai ini memiliki fitur dan fasilitas yang sangat menunjang kinerja, seperti: a. Knowledge management : fasilitas pengetahuan

umum dalam penyelesaian insiden/problem terkait TIK Bea Cukai.

b. Performance measurement and matrix : fitur untuk memonitoring kinerja dan infrastruktur TIK Bea Cukai dari Sabang sampai Merauke.

c. Efficiency workflow layout with clear roles and responsibility : desain meja pada CC telah memenuhi aspek ergonomis dalam pergerakan operator yang bertugas di dalam ruangan CC.

LAPORAN UTAMA

| Volume 52, Nomor 2, Februari 2020 - Warta Bea Cukai24

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 25

B. Analyzing Room Cluster

1. Joint analyzing target list between Directorate General of Customs and Excise and Directorate General of Taxes

2. Company profiles, showing entity business definition in 360 degrees such as customs registration, score, company map, facility, and history)

3. Audit Dashboard, useful for Directorate of Audit of Customs and Excise to conduct audit to a business entity.

4. Business Entity Linkages, the implementation of ICT in risk management towards business entities which are related to each other can be useful for mapping the business entity.

5. Revenue, real time monitoring state revenue.6. NLE is a platform which meets supply-side

and demand-side, and also connects logistic processes from end-to-end which will establish an efficient logistic ecosystem.

C. Communication and Coordination Cluster

1. This function will facilitate communication during troubleshooting system incident through real-time video conference to all customs and excise offices.

2. This function is also designated for resolving general customs-related issues such as thematic discussion regarding the implementation of Minister of Finance Regulation in Consignment Goods and Evaluation on Risk Profile of DGCE.

Besides the aforementioned functions, Customs Command Center also has several other features and facilities to support team’s performance, namely:

a. Knowledge management: a facility which provides general knowledge related to DGCE’s ICT troubleshooting.

b. Performance measurement and matrix: a feature for monitoring performance and ICT infrastructure in all customs offices in Indonesia.

c. Efficiency workflow layout with clear roles and responsibility: table design in Customs Command Center has fulfilled the ergonomic aspect which lets operators inside Customs Command Center room move in spacious space.

MAIN REPORT

Volume 52, Nomor 2, Februari 2020 - Warta Bea Cukai | 25

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai26

d. Smart screen layout with 9 input : menerapkan big wall screen yang mampu menayangkan informasi secara kolaboratif oleh setiap agent yang ada di ruangan CC.

e. Thematic physical concept.f. Multi Collaboration-Working Space :

ruang kolab yang memungkinkan tim membahas permasalahan dan ide terhadap pengembangan TI Bea Cukai.

g. Excitement Space/corner : relaksasih. Command Center Information Management

Systemi. Security system : CCTV, access door

Tidak dapat dipungkiri wajah teknologi informasi dan komunikasi yang terlihat canggih inipun bukan berarti tanpa kendala dan tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, ketersedian listrik dan bandwidth jaringan, dan keterbatasan

LAPORAN UTAMA

ketersediaan dukungan penyedia perangkat TIK jika terjadi kerusakan bisa jadi menjadi hal yang kerap ditemui setiap harinya. Di luar penggunaan perangkat itu sendiri yang menjadi kendala lain adalah mainset stakeholder yang masih perlu diberikan pendampingan dalam penerapan TIK, dan ancaman keamanan informasi.

Pemeliharaan menjadi hal mutlak yang harus selalu dilakukan. Kepala Seksi Manajemen Layanan Teknologi Informasi, Oky Singgih Nugroho, menerangkan bahwa setiap malam ada maintenance untuk mereset aplikasi-aplikasi yang ada tapi tidak semua tergantung kebutuhan. “Ada beberapa aplikasi yang bahkan butuh sehari tiga kali untuk direset karena loadnya yang tinggi.”

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 27

d. Smart screen layout with 9 inputs: It applies a big wall screen which is able to show collaborative information from each agent in Customs Command Center.

e. Thematic physical concept.f. Multi Collaboration Working Space: It is a

collaborative room which allows a team of customs officers to discuss problems and ideas of ICT development in DGCE.

g. Excitement space: It is a space for customs officers to relax during break time.

h. Command Center Information Management System.

i. Security system with CCTV and access door.

It is undeniable that no matter how advanced the ICT system in DGCE, there will always be obstacles and challenges namely limited infrastructure, electricity availability and network bandwidth, as well as the limited ICT

supporting tools in case there is a trouble which can occur every day. Moreover, the mindset of the stakeholders which needs to be altered for ICT implementation and threat on information security are two other challenges for the implementation of ICT in DGCE.

Maintenance is one of the things which must be conducted constantly. Head of Technology Information Service Management Section, Oky Singgih Nugroho, explained that system maintenance is performed every night by resetting the application regarding the necessity. “There are several applications with three times a day maintenance due to the high load of use.”

MAIN REPORT

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai28

“Tanggap Darurat, Action Plan untuk Perbaikan dan Pemulihan, dan Langkah Penyediaan Informasi Publik”

Agus Sudarmadji Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai

Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT) sudah menjadi bagian dari proses bisnis. Begitu pun di Bea Cukai, segala proses bisnis mulai dari layanan hingga pengawasan, sudah berbasis ICT. Sistem TIK di Bea Cukai sudah sangat berkembang dan kekinian. Wujud perkembangan TIK Bea Cukai adalah dengan dibangunnya CEISA Command Center.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengapa perlu membangun CEISA Command Center sebagai jendela Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Bea Cukai, berikut wawancara WBC dengan Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Agus Sudarmadji, di ruangannya;

Bisa ceritakan sedikit latar belakang dibangunnya CEISA Command Center?

Peran TIK di Bea Cukai sudah menjadi tulang punggung sekaligus sebagai enabler organisasi dalam menjalankan misi DJBC memfasilitasi perdagangan, community protector serta mengoptimalkan penerimaan negara.

Salah satu bentuk keseriusan Bea Cukai dalam menjaga TIK dapat berfungsi secara optimal, Bea Cukai menyediakan sarana dalam menciptakan monitoring, control, menyelesaikan masalah serta koordinasi dan kolaborasi yang efektif, melalui CEISA Command Center.

Apa maksud “CEISA Command Center” itu sendiri?

CEISA Command Center adalah sebuah lokasi atau ruangan yang lengkap dengan infrastruktur yang memadai, di mana seorang Manajer Layanan bersama dengan Tim dapat melakukan koordinasi, kolaborasi, mengambil keputusan, menugaskan, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan sebagai respon terhadap krisis yang dihadapi stakeholder, sebagai contoh: tindakan tanggap darurat, action plan untuk

WAWANCARA

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 29

WAWANCARA

perbaikan dan pemulihan, langkah penyediaan informasi publik.

Fungsi dari CEISA Command Center apa saja?

Salah satu fungsi terpentingnya adalah untuk monitoring kinerja seluruh sistem CEISA untuk menjamin availibility layanan terhadap seluruh stakeholder Bea Cukai secara cepat sehingga kepastian layanan dapat tercapai.

Selain untuk melakukan monitoring, hal apa yang bisa dilakukan dalam CEISA Command Center?

Fungsi penting lainnya adalah

a. Fungsi Analysis Room and Executive Information System yang memungkinkan pencarian insight bersama dalam melakukan observasi suatu kasus atau tema tertentu terkait kepabeanan dan cukai.

b. Fungsi komunikasi dan koordinasi yang dapat dilakukan dengan cepat dan efisien ke seluruh kantor vertikal Bea Cukai melalui video conference.

c. Fungsi lainnya seperti sebagai pusat komando seluruh petugas PDAD, ruang presentasi, knowledge management, security system, dll juga bisa dilakukan di sini.

Seberapa besar efek perubahan TIK di Bea Cukai dengan sebelum adanya CEISA Command Center ?

Tentu sangat berdampak cukup besar, paling tidak mencakup dua hal:

a. Dampak yang diakibatkan dari optimalnya insight yang dihasilkan atas analisis yang dilakukan bersama pada CEISA Command Center, misalnya :

• Peningkatan performance system• Pengembangan Single Core, NLE, dan Smart

Customs dengan Ceisa 4.0 nya menjadi lebih optimal karena kami sebagai salah satu penggunanya jadi bisa melihat semua prosesnya dengan view 360 derajat

b. Dampak yang diakibatkan dari adanya koordinasi melalui video conference, seperti:

• Adanya kebutuhan untuk menyeragamkan template website bagi seluruh kantor pelayanan lengkap dengan hostingnya serta standar keamanan/security dari website tersebut, sehingga kantor pelayanan tidak

kesulitan lagi untuk memiliki website sendiri, dan tentu saja aman dari sisi kerentanan serangan cyber.

Selain CEISA Command Center ada ruangan baru sebagai Co-Working Space, bisa jelaskan?

Co-Working Space adalah sebuah ruangan yang desainnya futuristik dengan menggunakan konsep open space, tanpa sekat, fleksibel untuk menunjang kinerja petugas operasional.

Di dalamnya terdapat : • 4 (empat) Multi Collaboration-Working Space,

yang dapat digunakan untuk rapat, koordinasi, diskusi, maupun bekerja seperti biasanya dilengkapi dengan 2 buah monitor smart tv, layar presentasi touch screen, dll.

• Private Room, fungsinya untuk pegawai yang membutuhkan privasi/konsentrasi lebih dalam menyelesaikan pekerjaannya tetapi tetap dalam keadaan yang nyaman.

• Excitement Space, seperti meja kerja dengan konsep meja bar, dan ada juga yang dengan konsep lesehan tanpa meja.

• Music Corner, ini untuk melepaskan kepenatan dan menyalurkan hobi di sela-sela padatnya pekerjaan.

Siapa saja yang bisa menggunakannya?

Siapa saja bisa, baik dari IKC maupun direktorat lainnya, bahkan beberapa hari yang lalu IKC memberikan pelatihan (kelas PDAD) kepada pegawai dari beberapa KPPBC di luar Jawa di ruangan ini, jadi pelatihannya sangat dinamis, serius tapi dengan gaya yang santai dan nyaman, sangat menyenangkan, cuma tidak boleh makan di ruangan ini.

Menurut pandangan bapak perkembangan TIK di Indonesia itu sendiri seperti apa?

Indonesia sudah tidak bisa melarikan diri dari era disrupsi yang penuh dengan segala hal yang berbau digital. Indonesia sekarang sudah mulai meningkatkan level dari literasi menuju Inovasi dan sekarang lebih advance lagi yaitu disrupsi. Adanya aplikasi ojek online, e-commerce, e-money dan sejenisnya sudah betul-betul mendisrupsi model bisnis yang bahkan sudah merasa mapan.

Pengembangan TIK yang menitikberatkan pada konsep API collaboration, artificial intelligent, internet of things, big data, itu sudah mulai berkembang di Indonesia.

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai30

Apakah TIK yang dimiliki Bea Cukai sudah mampu mengakomodir pelayanan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bea Cukai?

Iya, tentu saja, contohnya dari sisi pelayanan, Bea Cukai mampu menurunkan dwelling time sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya atas aktivitas ekspor dan impor serta menstimulus aktivitas perdagangan yang berdampak pada peningkatan pendapatan, lapangan pekerjaan, dan investasi (baik dalam dan luar negeri).

Penerapan PDE Internet, kemudian manajemen risiko berbasis artificial intelligence yang diperkenalkan pada pertengahan tahun 2019 telah memberikan dampak peningkatan terhadap hitrate sebesar 20% - 40% tanpa mengurangi aspek kecepatan pelayanan kepabeanan dan cukai, nah itu semua berbasis teknologi informasi yang dimiliki Bea Cukai.

Kemudian dari sisi pengawasan, Bea Cukai telah banyak melakukan penindakan terhadap kejahatan terorganisir lintas negara serta terorisme, melakukan penindakan terhadap penyelundupan NPP, CITES, limbah, senjata, tindak pidana pencucian uang, dan aktivitas penyelundupan lainnya melalui sistem otomasi seperti Passenger Risk Management (PRM), sistem pengawasan Hak atas Kekayaan Intelektual (CEISA HKI), dan otomasi pengawasan larangan dan pembatasan (Lartas), yang terintegrasi dengan Kementerian/Lembaga serta National Single Window.

Penerapan artificial intelligence juga diterapkan pada pengawasan e-commerce yang mampu mendeteksi upaya pengelabuan penerima atau kami sebut sebagai anti-splitting. Penerapan anti-splitting mampu menjaga potensi hilangnya penerimaan negara sebesar 78 Miliar.

Kalau untuk pengembangan TIK Bea Cukai ke depannya harapan Bapak akan seperti apa?

Teknologi informasi di Bea Cukai sudah menjadi nadi dalam tumbuh dan bergeraknya organisasi ini. Mempertimbangkan pentingnya fungsi teknologi informasi di lingkungan Bea Cukai saat ini, kami memandang bahwa layanan TIK Bea Cukai harus mampu memberikan layanan berkesinambungan 24x7 selama setahun. Dengan telah diterapkannya pondasi teknologi Big Data dan Artificial Inteligence, melalui CEISA 4.0 diharapkan teknologi informasi Bea Cukai akan menjadi driver bagi penentuan arah kebijakan baik di DJBC maupun secara Nasional ke depannya.

WAWANCARA

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 31

Tangki BBM PSO TBKMemperlancar Operasional Kapal Patroli

Keberadaan tangki BBM milik Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) di Tanjung Balai Karimun (TBK) sangat membantu kelancaran dan efektivitas operasional pengawasan yang dilakukan petugas Bea Cukai dengan menggunakan kapal patroli di perairan laut Indonesia bagian barat dan tengah, khususnya Kepulauan Riau dan Kalimantan Bagian Barat.

Kemungkinan besar tidak semua pegawai Bea Cukai mengetahui bahwa Bea Cukai memiliki tangki BBM sendiri yang berlokasi di salah satu pulau kecil yaitu Pulau Merak di Tanjung Balai Karimun. Keberadaan tangki BBM di Pulau Merak yang tidak jauh dari Kantor Pangkalan Sarana Operasi (PSO) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Karimun ini dibangun sekitar tahun 2000-an dan diresmikan pada tahun 2011 serta efektif digunakan pada tahun 2013. Tangki BBM milik DJBC ini pada tanggal 27 September 2016 sudah mendapat Sertifikat Tangki (Ditera) dan pada tahun 2022 nanti direncanakan akan dilakukan tera ulang.

Tiga unit tangki BBM milik Bea Cukai di Pulau Merak itu merupakan tangki persediaan BBM yang pada awalnya berada di bawah wilayah kerja Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau. Mulai

Januari 2019, 2 (dua) tangki di antaranya sudah diserahkan kepada Kantor PSO Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Karimun. Satu tangki timbun berisi Pertamax masih tetap dimiliki Kanwil untuk pengisian BBM Kapal Speed, sedangkan Tangki A dan Tangki B di mana setiap tangki berkapasitas ± 750.000 liter berisi BBM HSD (Pertadex, Dexlite dan B20) dilimpahkan kepada Kantor PSO yang rutin digunakan untuk persediaan BBM bagi setiap kapal patroli yang akan berangkat melaksanakan tugas patroli.

Murbiy Hardhoyono selaku Kepala Seksi Teknik dan Pemeliharaan Kapal mewakili Kepala Kantor yang sedang mengikuti Rakerwil di Natuna mengatakan bahwa, dengan adanya tangki BBM milik Bea Cukaiini akan mempermudah pengisian BBM pada kapal patroli guna menunjang kecepatan operasional patroli laut. Dengan adanya tangki BBM ini, petugas juga dapat mengontrol ketersediaan BBM untuk kebutuhan kapal patroli, efesiensi waktu dan jarak sesuai kebutuhan kapal patroli, docking dan sea trial.

Pada umumnya setiap kapal yang akan melakukan patroli selalu melakukan pengisian pertama bahan bakar minyak dari Pulau Merak baru selanjutnya

FEATURE

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai32

kapal patroli tersebut jika masih membutuhkan bahan bakar diisi pada titik terdekat pada 14 (empat belas) titik pengisian dari Pertamina atau Transporter yang telah disepakati sesuai kerja sama atara PSO dengan Pertamina pada awal tahun. Sebagai informasi bahwa wilayah kerja patroli laut untuk PSO TBK mulai dari Aceh, pesisir timur pulau Sumatera sampai ke perairan laut Kalimantan Bagian Barat.

Kantor PSO Tanjung Balai Karimun saat ini memiliki 29 (dua puluh sembilan) unit kapal patroli yang terdiri dari berbagai jenis. Termasuk satu unit kapal paling besar tipe seri 60 meter, 4 (empat) unit kapal tipe seri 38 meter, 7 (tujuh) unit kapal aluminimun baru seri 28 meter, kapal aluminium lama, kapal rehap atau kapal yang lambungnya terbuat dari kayu dan yang tidak kalah penting ada 6 (enam) unit kapal super cepat VSV. Untuk kelancaran operasional kapal patroli ini tentu harus didukung dengan ketersediaan BBM yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga setiap kapal yang akan melakukan patroli pengasawan tidak terhambat karena ketidaksiapan bahan bakar.

Terkait dengan prosedur pengisian BBM dari tangki mulai dari permintaan hingga pengisian semua sudah terotomasi yang dilakukan melalui aplikasi sehingga dari sisi pertanggungjawaban sudah lebih baik. Pertama nakhoda atau KKM mengajukan radiogram permintaan BBM kepada Kepala PSO atau mengajukan formulir permintaan BBM kepada Pejabat Pengguna Barang (KSBUKI) dengan melampirkan SPB, foto LOP dan foto jurnal mesin (sisa terakhir BBM). Selanjutnya Kepala PSO menerima dan meneliti radiogram/formulir permintaan BBM dan mendisposisikan ke KSBUKI.

KSBUKI menerima dan meneliti jika disetujui mendisposisikan ke pelaksana SBUKI untuk pengisian BBM dari tangki Pulau Merak. Pelaksana SBUKI menerima dan meneliti disposisi dan menginformasikan ke nakhoda atau KKM terkait jadwal pengisian. Pejabat pengurus persediaan membuat SPMB yang ditandatangani oleh Pejabat Pengguna Barang dan diterima oleh Kepala Seksi Nautika (UPB). Pelakasana SBUKI dan KKM melakukan pengisian BBM kapal patroli dari tangki Pulau Merak dan membuat Berita Acara Serah Terima (BAST) pengisian BBM berdasarkan flowmeter keluar (out) dan melampirkan foto flowmeter sebelum dan sesudah pengisian. Pelaksana SBUKI melaporkan BAST pengisian BBM kapal patroli kepada KSBUKI. Selanjutnya KSBUKI

menerima dan meneliti serta menandatangani BAST pengisian BBM dan menyerahkan berkas tersebut kepada pelaksana SBUKI untuk diarsipkan. Pelaksana SBUKI menerima dan mengarsipkan serta mengupdate saldo BBM di Pulau Merak.

Sedangkan prosedur untuk pengisian tangki BBM dari pihak Pertamina terlebih dahulu pelaksana BUKI memeriksa persediaan BBM yang tersedia di tangki Pulau Merak dan melaporkannya kepada KSBUKI dengan konsep ND permohonan penambahan persediaan BBM. Setelah KSBUKI menerima dan meneliti konsep ND permohonan penambahan persediaan BBM apabila disetujui dan ditandatangani selanjutnya diteruskan kepada pejabat pemesanan BBM. Pejabat pemesanan BBM menerima dan meneliti ND permohonan penambahan persediaan BBM dan jika disetujui pejabat pemesanan BBM membuat surat permohonan pemesanan BBM (via email) untuk pihak Pertamina dengan tembusan kepada Kepala PSO dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Setelah pihak Pertamina menerima dan meneliti surat permohonan pemesanan BBM dan membalas dengan surat persetujuan pemesanan BBM (waktu dan jumlah penambahan BBM) via email kepada Kepala PSO serta mengirimkan sarana pengangkut yang membawa BBM ke Pulau Merak. Pihak Pertamina menerbitkan nota tagihan BBM atau invoice untuk disampaikan kepada Kepala Pangkalan atau PPK. Kepala Pangkalan menerima surat balasan permohonan pemesanan BBM dan menugaskan pelaksana SBUKI untuk mengawasi penambahan BBM (ikut serta saat dari Depot Pertamina sampai dengan tangki Pulau Merak bila diperlukan).

Selanjutnya, pelaksana SBUKI menerima surat tugas untuk mengawasi penambahan BBM pada tangki Pulau Merak dan membuat Berita Acara Serah Terima (BAST) BBM berdasarkan BL (bill of loading) atau flowmeter masuk (in) dan melampirkan foto flowmeter sebelum dan sesudah pengisian. Kepala Pangkalan menerima nota tagihan BBM atau invoice lalu mendisposisikan ke PPK. Setelah PPK menerima dan meneliti nota tagihan BBM atau invoice dari pihak Pertamina terus dicocokkan dengan BAST guna pembayaran. Pelaksana SBUKI mengisi data penambahan BBM sebagai persediaan BBM di Pulau Merak dan melaporkan ke KSBUKI. Berikutnya, KSBUKI selaku PPSPM melakukan penelitian dan pembayaran dengan data/berkas yang diserahkan oleh PPK.

FEATURE

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 33

Penjagaan dan Keamanan Tangki BBM

Selain keuntungan yang diperoleh Bea Cukai khususnya dalam kelancaran operasional pengawasan patroli laut, tentu keberadaan tangki BBM di Pulau Merak ini juga membutuhkan biaya dan sumber daya yang tidak murah untuk melakukan penjagaan dan pemeliharaan, karena pulau ini harus dijaga setiap hari selama 24 jam supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan kebocoran tangki. Seperti pada awal Februari 2020 silam sempat terjadi kebakaran lahan di Pulau Merak. Sumber api pada awalnya di pagi hari cukup jauh dari lokasi tangki sebelah selatan Pulau Merak, tetapi setelah siang api semakin membesar bahkan sudah hampir mendekati (tinggal beberapa puluh meter) dari area tangki BBM. Peristiwa kebakaran ini pihak PSO sempat meminta bantuan Basarnas dan Pemadam Kebakaran serta membuat para pegawai PSO kalang kabut bahu membahu untuk memadamkan api dan beruntung tidak sampai melalap tangki. Sulitnya api untuk dipadamkan karena cuaca panas dan hutan gambut kering di pulau tersebut hampir merata.

Pengamanan lahan atau area tangki BBM di Pulau Merak ini ke depan sudah harus menjadi perhatian, jangan sampai terulang kembali kebakaran yang dapat merusak atau menimbulkan kerugian yang lebih besar. Mungkin sudah perlu dipikirkan untuk membangun atau menyediakan rumah pemadam kebakaran di sekitar tangki penyimpanan dan flowmeter in/out. Begitu juga dengan perbaikan pagar di sekeliling tangki dan penerangan serta jika memungkinkan supaya dipasang CCTV, sehingga pengawasan dan penjagaan terutama pada malam hari bisa lebih efektif.

Memang di sekeliling tangki bagian atas sudah ada dibangun tembok tetapi kelihatan tingginya kurang memadai dan terlalu dekat dengan area tangki. Bahkan daun pepohonan maupun rumput lainnya dari luar pagar dengan yang ada di dalam pagar hampir menyatu, sehingga kalau ada kebakaran kemungkinan besar area tangki juga akan ikut terbakar. Paling tidak, rerumputan atau pohon yang tumbuh minimal berjarak 5 (lima) meter dari dalam dan luar tembok sebaiknya tetap dibersihkan sehingga kalau terjadi kebakaran di sekitar tembok tidak mudah merambat ke dalam area tangki.

FEATURE

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai34

SDM yang menjaga tangki BBM di Pulau Merak ini juga sangat terbatas, sehingga tidak semua kerusakan/kebocoran dapat langsung diketahui dan ditangani. Setiap malam paling tidak ada tiga sampai empat orang yang jaga di lokasi tangki Pulau Merak ini. Tim jaga dari PSO beranggotakan 2 (dua) orang dengan jam jaga 2 (dua) hari on/off site dan 9/15 jam jaga pagi/malam. Setiap akhir jaga pagi dan malam anggota tim PSO melakukan laporan keamanan yang meliputi kerusakan kebocoran kondisi keamanan aset baik melalui aplikasi ataupun lisan. Sedangkan tim penjaga dari Kanwil beranggotakan satu orang dengan 9/15 jam jaga pagi/malam.

Petugas jaga dari tim PSO dan Kanwil selalu bergantian orangnya yang ikut jaga, tetapi ada dua orang penjaga sebagai andalan yang terus-menerus ikut hanya bergantian setiap dua hari yaitu pak Supriyanto dan pak Rikky. Supriyanto sendiri mengaku sudah belasan tahun bekerja sebagai penjaga di wilayah tangki BBM ini menggantikan ayahnya pak Akup. Selama menjalankan tugasnya sebagai penjaga tangki BBM di Pulau Merak, Supriyanto mengatakan tidak pernah mengalami hambatan atau gangguan yang berarti, kecuali peristiwa kebakaran baru-baru ini. Untuk membantu tugas mereka menjaga lokasi tangki terutama di malam hari, mereka sengaja memelihara beberapa ekor anjing, di mana binatang tersebut akan menggonggong jika ada kapal atau orang yang mendekat ke pulau. Akan tetapi binatang peliharaan tersebut kelihatan kurus akibat keterbatasan bahan makanan.

Perlu juga diperhatikan kenyamanan para penjaga tangki dan perawatan fasilitas tangki seperti membangun rumah flowmeter guna perawatan asset flowmeter yang kerap terkena panas dan hujan, merenovasi pos jaga terkait dengan kelayakan dapur, kamar mandi, instalasi listrik dan lantai, pembangunan Musholla dan tempat wudhu yang layak, gazebo khusus area merokok serta menyediakan tempat sampah. Kelihatannya memang kecil dan sederhana, tetapi bagi mereka yang bertugas jaga sampai berhari-hari di tempat ini hal tersebut sangat dibutuhkan. (Piter/Andy)

FEATURE

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 35

Lewat Kodaku, Para Diecaster Kementerian

Keuangan Bertemu

Bermain mobil-mobilan mungkin identik dengan anak-anak. Namun jangan salah, ternyata banyak juga orang dewasa yang menggilai hobi ini. Seperti mobil diecast, atau model mainan berbentuk mobil yang diproduksi melalui proses pelelehan logam atau metal untuk kemudian dituang dan dicetak sesuai dengan bentuk mobil yang diinginkan. Bagi kebanyakan orang awam, mungkin hanya mengenal mobil diecast sebagai hotwheels. Padahal, hotwheels hanyalah satu dari sekian merek mobil diecast yang memang penjualannya sangat masif dan harganya terjangkau.

Diecast bukan sekadar mainan, secara akurat model mobil-mobilan ini menunjukan sistem mekanik. Terbuat dari logam, diecast cenderung menunjukan tingkat kedetailan yang lebih tinggi dibandingkan model mainan yang terbuat dari plastik. Bahan logam pun membuat diecast lebih awet dan kokoh. Hal inilah yang menjadi alasan para kolektor menekuni hobi diecast.

Tak hanya mengenang memori masa kecil, para diecaster (istilah untuk pencinta diecast) menjadikan diecast sebagai investasi yang menjanjikan. Adalah Yan Inderayana salah satu pegawai Bea Cukai yang memiliki hobi mengoleksi diecast sejak tahun 2005.

“Kalau kita melihat diecast dari skala 1:43 atau skala 1:18 itu mirip sekali mobil betulan, itulah nilai lebih yang kami kagumi. Hal lainnya adalah semakin terlihatnya peluang mainan ini dapat dijadikan investasi,” ungkap Yan yang menjabat sebagai Kasubdit Pengendalian Keamanan Informasi, Manajemen Layanan dan Evaluasi, Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai.

“Contohnya, saya membeli diecast Ferrari edisi terbatas tahun 2015 seharga Rp500 ribu. Sekarang setelah lima tahun, diecast ini bisa laku Rp2,5 juta. Kenapa bisa jadi mahal? Karena produk ini tidak akan diproduksi lagi, walaupun ada yang ingin memroduksinya lagi harus memiliki lisensi dan itu tidak akan mirip dengan yang sudah pernah diproduksi. Inilah nilai investasi dari hobi diecaster,” jelasnya.

Diecast yang bernilai investasi menurut Yan adalah diecast yang memiliki nilai tematik atau model yang tidak pernah mati. Ada beberapa model yang tidak pernah turun nilainya, yaitu model Ferari, VW Combi, Civic, Jeep, dan Datsun. Untuk model ini selalu diburu keberadaannya, namun Yan sendiri lebih fokus pada model Ferari dan VW Combi.

HOBI DAN KOMUNITAS

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai36

Sebagai diecaster, Yan Inderayana tak sendiri. “Terus terang di Bea Cukai itu bukan cuma saya yang menjadi diecaster, ada beberapa pegawai yang juga memiliki hobi sama. Namun demikian, kami belum berkeinginan untuk membuat komunitas sendiri karena selama ini kami sudah masuk Kodaku (Komunitas Diecaster Kementerian Keuangan) yang berada di Kementerian Keuangan. Di sana kami saling berbagi informasi, saling bertukar diecast, dan berdiskusi model apa yang saat ini dan ke depan akan digandrungi oleh para diecaster” tuturnya.

Menurut Yan, ada tiga kegiatan pokok yang selalu dilakukan oleh komunitas ini, antara lain mensosialisasikan momen-momen penting di lingkungan Kemenkeu dalam bentuk merilis diecast yang sifatnya tematik. Selain itu, mensosialisasikan Kemenkeu di ajang diecast nasional dan beberapa kali membuka outlet pada pameran diecast nasional. Terakhir, membentuk ajang silaturahmi unit eselon I Kemenkeu yang memilki hobi serupa.

Bicarakan koleksi diecast, Yan berkata menjadi seorang diecaster memang dibutuhkan kesabaran dan keuletan dalam melakukan pencarian. Para diecaster dapat bergabung ke komunitas untuk tahu dimana bisa mendapatkan diecast, karena selalu ada informasi pameran mainan. Ada satu trik yang dibagikan Yan untuk para diecaster dalam berburu koleksi. Untuk mendapatkan diecast terkadang dia harus membeli satu boks diecast, yang umumnya di dalam satu boks itu ada satu/dua model terbatas yang tidak bisa dibeli satuan. Menurutnya, meski

membeli satu boks penuh, ia hanya mengoleksi diecast edisi terbatas yang ia inginkan, sisanya bisa dijual daring dengan harga di bawah pasaran. Walau begitu ia mengaku tetap mendapat untung yang tidak sedikit.

Yan menambahkan, diecast membutuhkan perawatan yang khusus agar tidak mudah rusak dan cepat kusam catnya. Ia melindungi koleksinya dengan memberikan kaca akrilik yang kedap debu. Ia juga menjaga agar dus diecast tidak tertekuk, agar nilainya tidak turun. “Pada dasarnya jangan menaruh di tempat yang lembab dan terkena sinar matahari langsung, karena beberapa bagian ada yang terbuat dari kaca atau plastik sehingga bisa memuai. Membersihkannya pun tidak memakai bahan kimia karena dapat merusak cat” imbuhnya.

Hobi bisa membuat seseorang melepaskan kepenatanan tugas harian. Bagi Yan Inderayana sendiri ada satu cita-cita yang selalu diharapkan dari hobi yang digeluti ini, ia ingin hobi diecast bisa menjadi sarana pemecah kebekuan saat menjalin komunikasi baik dengan sesama pegawai di Kemenkeu, atau kementerian lainnya. “Diecast tidak melulu bicara hal yang mahal karena di luar sana banyak yang murah asal kita mampu membaca suasana pasar. Satu hal yang pasti, hobi ini bisa menghilangkan stres dan bisa menjadi mekanisme pemecah kebekuan (ice breaking) saat berkoordinasi dengan unit eselon I lainnya” tandas Yan Inderayana. (Supriyadi)

HOBI DAN KOMUNITAS

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 37

Muara JambiKompleks Candi Terluas di Asia TenggaraBerkunjung ke Kota Jambi belum puas rasanya kalau tidak menyambangi kawasan Candi Muara, cagar budaya yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Situs purbakala kompleks Candi Muara Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.

Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muara Jambi, tepatnya di tepi Sungai Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi. Candi tersebut diperkirakan sudah ada sejak abad ke-7 sampai ke-12 Masehi. Candi Muara ini pertama kali dikenal dari laporan seorang perwira angkatan laut kerajaan Inggris bernama S.C. Crooke pada tahun 1820.

Selanjutnya, antara tahun 1936-1937, F.M. Schnitger, seorang sarjana Belanda yang melakukan perjalanan ke tempat-tempat peninggalan purbakala di Pulau Sumatera, antara lain di Lampung, Palembang, Batak, dan termasuk Jambi, menyebut nama-nama candi yang ada di kompleks Candi Muara, antara lain Astano, Gumpung, Tinggi, Gudang Garem, Gedong I, Gedong II, dan Bukit Perak.

Pada masa pemerintahan Indonesia, melalui Jawatan Purbakala pada tahun 1954, dibentuk tim survei yang dipimpin oleh ahli purbakala R. Soekmono untuk melakukan peninjauan terhadap peninggalan-peninggalan purbakala di Sumatera bagian selatan, termasuk Muara Jambi. Tujuannya ialah menginventaris lokasi peninggalan purbakala di Sumatera. Selanjutnya, pada tahun 1976, untuk pertama kalinya dimulai kegiatan pelestarian candi-candi di Muara Jambi oleh Direktorat Sejarah dan Purbakala, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

Kondisi reruntuhan bangunan candi pada waktu itu hampir semuanya masih diselimuti vegetasi hutan, pekerjaan pertama yang dilakukan yaitu membersihkan lokasi untuk menampakkan reruntuhan bangunan bata. Reruntuhan yang berhasil ditampakkan adalah Candi Tinggi, Tinggi I, Gumpung, Kotomahligai, Kedaton, Gedong I, Gedong II, Astano dan Kembarbatu. Untuk mengungkap kepurbakalaan Candi Muara Jambi, mulai tahun 1981 hingga saat ini Pusat Penelitian Arkeologi Nasional terus melakukan penelitian arkeologi di Muara Jambi.

TRAVEL NOTES

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai38

Candi Tinggi

Bangunan candi ini berdiri di atas lahan seluas 2,92 Ha. Di sekeliling bangunan candi terdapat tembok pagar dan gapura parit pada bagian luar temboknya. Di sisi timur dan barat tembok keliling candi terdapat gapura yang dibuat dari bata. Sisa bangunan gapura yang ada di sisi timur diduga merupakan pintu masuk utama halaman candi karena ukurannya lebih besar jika dibandingkan dengan runtuhan gapura di sisi barat. Bagian yang diberi pagar keliling luasnya sekitar 7.000 meter persegi (75 x 92,5 meter).

Bangunan Candi Tinggi letaknya tidak tepat di tengah halaman, melainkan agak ke arah utara. Tangga naik menghadap ke arah selatan. Pada jarak sekitar 3 meter ke arah selatan terdapat bangunan lain, mungkin bangunan mandapa. Candi Tinggi denahnya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 19x19 meter dan tinggi 2,65 meter. Tangga naik menuju teras tingkat pertama berukuran lebar 2 meter, sedangkan tangga naik menuju teras kedua berukuran lebar 1,2 meter. Teras kedua denahnya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 12x12 meter, dan teras ketiga denahnya juga berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 4,8x4,8 meter. Berdasarkan gambar rekonstruksi di atas kertas, bangunan ini mempunyai tiga atau empat teras yang di bagian puncaknya diakhiri dengan stupa.

Candi Tinggi I

Candi Tinggi I terletak di sebelah selatan dari Candi Tinggi dan sebelah timur dari Candi Gumpung. Ketika pertama kali ditemukan, candi ini masih berupa gundukan tanah berisi pecahan-pecahan bata serta tertutup vegetasi. Belakangan, setelah dilakukan penelitian arkeologi diketahui bahwa gundukan tanah tersebut merupakan ruruntuhan bangunan candi.

Keunikan dari Candi Tinggi I ini terletak pada arsitektur bangunan induk ketika dilakukan pemugaran, di dalamnya terdapat struktur tersusun rapi dengan pola yang berbeda dengan struktur bentuk luar. Ada indikasi penggunaan Candi Tinggi I sebagai bangunan suci mengalami perkembangan dari suatu periode ke periode berikutnya sesuai dengan dinamika pendukung ritual masa tersebut.

Candi Gumpung

Candi Gumpung merupakan salah satu situs bangunan candi yang cukup luas dan besar yang ada di kawasan Cagar Budaya Muara Jambi. Candi Gumpung memiliki halaman yang dibatasi dengan pagar keliling berbentuk bujur sangkar 150x150 m. Bangunan induk yang ada di situs ini berukuran 17,9x17,3 m menghadap ke arah timur, sesuai dengan kedudukan gapura utama yang menghadap ke timur.

TRAVEL NOTES

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 39

Sedangkan bangunan lain yang berada di sebelah timur bangunan induk, berbentuk persegi dan hanya tersisa bagian dasar dan lantai berukuran 9,85x9,75 m. Tata ruang situs Candi Gumpung terbagi atas beberapa ruang yang masing-masing berpagar bata dengan dilengkapi pintu gerbang masuk. Kini, pagar-pagar dan pintu masuk hanya tersisa bagian bawah, selebihnya telah hilang, dan hasil pemugaran pada tahun 1982 hanya berhasil mengembalikan struktur bangunan yang masih tersisa.

Candi Koto Mahligai

Candi Koto Mahligai merupakan salah satu candi yang terjauh di kawasan Cagar Budaya Muara Jambi. Letaknya sekitar 900 meter ke arah barat laut dari Candi Kedaton. Secara administratif, candi ini terletak di wilayah Desa Danau Lamo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Di sekeliling lokasi masih merupakan daerah rawa dan kebun masyarakat setempat. Ketika musim hujan, rawa di sekitar candi tergenang air. Dari daerah rawa ini terdapat parit kecil yang berhubungan dengan parit Amburan Jalo yang letaknya sekitar 300 meter ke arah timur lokasi. Candi Koto Mahligai di Kawasan Cagar Budaya Muara Jambi masih berupa gundukan tanah.

Candi Kedaton

Keberadaan Candi Kedaton diketahui pada tahun 1976, setelah diadakan kegiatan survei kepurbakalaan di kawasan Cagar Budaya Muara Jambi. Luas 55.850 m² dibatasi pagar keliling terbuat dari bata. Sedangkan bangunan induk luasnya 28,13x25,5 m dengan bata isian berupa batu kerakal berwarna putih. Adanya struktur batu kerakal ini cukup unik, karena seluruh bangunan candi di Muara Jambi berstruktur bata isian. Dari identifikasi jenis dan ukuran, batu kerakal diperkirakan berasal dari daerah hulu Sungai Batanghari. Di situs Candi Kedaton selain terdapat bangunan, juga ditemukan benda purbakala, antara lain padmasana (dudukan arca), arca gajah, belanga perunggu, dan temuan lain yang disimpan dalam gedung koleksi kawasan Cagar Budaya Muara Jambi.

Candi Gedong I

Candi Gedong I berdiri di lahan seluas 5.525 m² memiliki tata ruang yang terpisah-pisah dengan beberapa bangunan yang masing-masing dibatasi oleh struktur bata dan pada sisi luar dikelilingi pagar serta gapura di sisi timur. Pagar yang mengelilingi situs candi ini berukuran 65x85 m, sedang bangunan induk berdenah bujur sangkar berukuran 14,5x14,5 m. Pada dinding sisi timur dilengkapi tangga masuk menuju puncak bangunan. Benda purbakala yang ditemukan di lokasi candi ini, antara lain 6 buah umpak batu (alas tiang bangunan), pecahan arca, sejumlah bata berhias dan bertulis, pecahan genteng, pecahan keramik Cina masa Dinasti Sung (abad 10-13 M), Yuan (abad 15-16 M), Ming (abad 14-17 M) dan Ching (abad 17-20 M), serta pecahan kaca kuno yang kemungkinan berasal dari Timur Tengah dan India. Adanya temuan umpak batu alas tiang dan pecahan genting mengisyaratkan bahwa di dalam situs Candi Gedong I terdapat bangunan dan cagar budaya.

Candi Gedong II

Candi Gedong II berada di sisi barat Candi Gedong I, berdiri di lahan seluas 75x67,5 m dikelilingi pagar bata dengan pintu gerbang di sisi timur. Di dalamnya terdapat sebuah bangunan induk dan dua buah bangunan pendukung. Tepat di depan bangunan induk terdapat struktur berbentuk pendopo dengan lubang umpak (untuk tiang kayu) yang berada di keempat sisi bangunan. Dari umpak ini dapat diketahui bahwa struktur bawah berupa bangunan bata dan di atasnya merupakan bangunan kayu beratap genteng. Sedangkan pada halaman candi berupa lantai bata (pavement).

Selain bangunan, di lokasi ini juga ditemukan arca gajah yang ditunggangi singa, yang sering disebut dengan Gadjah Singha. Pada tahun 2002 saat dilakukan pemugaran gapura ditemukan sebuah Arca Dwarapala (arca penjaga) di sisi kiri tangga masuk, sekarang arca ini tersimpan di gedung koleksi kawasan pencandian Muara Jambi.

TRAVEL NOTES

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai40

Candi Astano

Candi Astano terletak 1.250 meter ke arah timur laut dari Candi Tinggi, atau sekitar 350 meter ke arah utara Sungai Batanghari di desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Luas bangunan candi berukuran 48x50 meter. Candi Astano dinamakan demikian karena wilayahnya terdapat beberapa buah makam yang menurut legenda setempat makam-makam tersebut merupakan makam raja-raja. Kata “Astano” memberikan makna “makam raja”.

Candi Kembar Batu

Situs Candi Kembar Batu terletak 250 meter di sebelah tenggara Candi Tinggi, memiliki luas lahan 59x63 m pada sebidang tanah datar yang ditinggikan. Tinggi halaman candi sekitar 2,5 m dari permukaan tanah sekitarnya. Komponen situs Candi Kembar Batu terdiri dari 1 bangunan induk, 5 perwara yang telah dipugar, 2 perwara yang belum dipugar, 2 struktur bangunan yang belum diketahui fungsinya, pagar keliling, gapura, dan parit keliling.

Kawasan percandian Muara Jambi merupakan kawasan percandian yang terluas secara wilayah, bahkan diperkirakan 12 kali lebih luas dari kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saking luasnya area percandian Muara Jambi, letak candi-candi terpaut jarak yang cukup jauh satu sama lainnya.

Sembilan candi sudah berdiri kokoh setelah mengalami ekskavasi yang dimulai dari tahun 1980-an. Namun, masih banyak menapo atau reruntuhan bangunan purbakala yang masih tertimbun tanah yang tersebar di kawasan tersebut, ada yang ditemukan di permukiman penduduk, di lahan perkebunan, bahkan di dalam kawasan pabrik. Butuh perhatian pemerintah untuk melakukan penelitian dan pemugaran kawasan ini supaya terus dirawat dan dilestarikan. (Piter/Kitty).

TRAVEL NOTES

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 41

“Seni Adalah Ruang dan Sarana Keseimbangan Hidup..”

Setelah purna tugas 1 Januari 2012, Edy Setyo yang terakhir menjabat sebagai Inspektur pada Inspektorat Bidang VI Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan memilih untuk menjalani pensiun dengan berkesenian di samping memiliki kegiatan yang masih bersifat formal tepatnya sejak 2 Januari 2012 sehari setelah pensiun, Edy, panggilannya berkesempatan gabung di perusahaan maindealer otomotif di Jakarta sebagai advisor comittee selama dua tahun, setelah itu ia memutuskan untuk berhenti dan berwiraswasta dengan membuat usaha kuliner hingga tahun 2017.

Usaha kuliner terpaksa ia hentikan karena merasa agak susah membagi waktu dikarenakan ada kegiatan baru di bidang logistik dan kantor konsultan Strategic Management. “Di samping mengisi kekosongan waktu, bagi saya kegiatan ini perlu sekali agar jangan sampai kita berhenti beraktivitas atau berfikir. Paling tidak kita belajar, mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan kegiatan saya. Karena harus menigkuti perkembangan peraturan yang sifatnya dinamis, cepat sekali dan tidak bisa hanya berhenti sampai di sini saja, tetapi harus terus di-update” ujar Edy yang sebelum berpindah tugas ke Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan jabatan terakhirnya di Bea dan Cukai adalah Kepala Bidang P2 pada Kanwil Bea Cukai Jateng DIY hingga tahun 2006.

Edy Setyo

SOSOK

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai42

SOSOK

Selain kegiatan formal, ternyata Edy menyukai juga bidang seni yang menurutnya menjadi ruang dan sarana untuk memberi dirinya keseimbangan hidup. Sejak sekolah memang menyukai seni tetapi dulu lebih ke seni lukis, dan di usianya yang lansia ini Edy menyukai seni tari dan peran. Sejak tahun 2007 sebelum pensiun, Edy diajak bergabung oleh teman-temannya di Sanggar Swargaloka yang anggotanya kebanyakan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan ISI Surakarta. Meski awam dengan seni tari tapi coba ia ikuti kegiatan ini dan ternyata masuk di hatinya. “Saya bukan penari, tetapi dari situ rupanya terbuka bahwa dari seni tari banyak manfaat buat saya antara lain untuk olah tubuh, olah pikiran dan olah rasa”.

Edy menceritakan dalam seni tari ada tarian yang bercerita namun ada juga tarian yang tanpa cerita. Tari yang bercerita yang sering diikuti Edy misalnya tari yang menceritakan tokoh wayang, sebagai pelaku penari di samping harus bisa menari juga bisa melakoni peran tokoh yang tiap tokoh memiliki karakter berbeda-beda sesuai dengan cerita. Di sini Edy sering kebagian peran sebagai yang telah usia lanjut, meski terkadang juga mendapat peran yang berbeda dengan pribadi atau karakternya. “Terkadang juga saya melakoni peran sebagai tokoh yang halus laku dan budinya sehingga konsekuensinya saya menyesuaikan dengan karakternya sampai-sampai mengorbankan kumis saya untuk dicukur habis supaya mendekati sosok yang diperankan”.

Sejak bergabung di Sanggar Swargaloka, sudah ada 20-an kali Edy mengikuti pentas. Di antara peran yang pernah ia lakoni ada satu peran yang meninggalkan kesan sampai larut terbawa dalam dirinya. Ketika memerankan lakon cerita Baratayudha, ia berperan sebagai paman dari Aswatama. Komunikasi emosi antara keponakan dengan paman paling berkesan ketika ia harus memperingatkan Aswatama untuk menyudahi peperangan dan jangan dilanjutkan lagi, tetapi Aswatama bersikukuh ingin membalas dendam kematian saudara-saudaranya.

“Di situ emosi saya timbul sebagai orang yang membesarkan dan mendidik Aswatama, emosi sebagai orang tua larut. Saya sendiri tidak tahu kalau dipanggung itu sudah lepas pribadi saya masuk ke pribadi peran tersebut. Itu sangat menyenangkan kalau kita bisa menyelami peran secara dalam” ujar Edy yang di samping menjadi anggota Sanggar Swargaloka, juga tergabung dalam Sanggar seni tari

wayang orang Satya Budaya Indonesia (SBI), kedua sanggar tersebut merupakan sanggar wayang orang modern dan klasik yang sering pentas seni di Gedung Kesenian Jakarta, Gedung Pewayangan TMII, Taman Ismail Marzuki (TIM), pernah juga pentas di sebuah lapangan umum dan di beberapa kota seperti di Yogyakarta.

Kegiatan seni yang ia jalani, tentunya mendapat dukungan dan semangat dari keluarga, meski diakui awalnya keluarga tidak mudah menerima kegiatan yang dilakoninya, tetapi seiring waktu keluarga mulai melihat dan mengikuti pentas yang dilakukannya dan akhirnya lama-kelamaan memberi dukungan padanya, apalagi salah satu cucu juga ada yang mengikuti jejaknya menjadi penari di sanggar tari yang sama.

“Itu menjadi kelegaaan saya karena memang harus ada proses awalnya dan menyita waktu keluarga, apalagi mau pentas, butuh waktu 6 hari secara intens untuk latihan sampai dengan gladiresik sehingga harus meninggalkan kegiatan lain termasuk waktu bersama keluarga. Pada saat masih aktif di Itjen pada saat latihan intens saya selalu menyusul jika tugas sudah selesai” tuturnya.

Selain wayang orang, ia juga hobi bernyanyi, bahkan dulu saat masih berdinas di Bea dan Cukai pernah menyelenggarakan beberapa lomba lagu keroncong, namanya lomba Keroncong Bea Cukai bahkan sampai tingkat Kementerian Keuangan. Sebetulnya kemampuannya bernyanyi didapatnya secara otodidak, namun kemudian dapat bimbingan dari salah seorang temannya dan jujur diakuinya ia sama sekali tidak bisa membaca not balok dan nada, hanya menyesuaikan musik dan iramanya saja.

Karena senangnya bernyanyi dan bermusik, Edy juga membina sekelompok pengamen jalanan. Cerita awalnya ketika dua orang pengamen menyanyikan lagu di depan rumahnya. Kemampuan mereka bernyanyi menurutnya sangat bagus. Maka dipanggilah dua pengamen itu masuk ke rumah untuk bernyanyi bersamanya. Saat ditanya ternyata jumlah personil mereka sebenarnya ada 6 orang. Maka Edy memberi tawaran berlatih bersama di rumahnya di bilangan Pondok Bambu. Setelah dikumpulkan berenam ternyata kemampuannya cukup pantas untuk ikut tampil di tempat-tempat yang formal.

“Saya coba ajak latihan rutin, kalau ada event saya ajak supaya mereka punya kesempatan tampil di

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 43

SOSOK

forum resmi. Tidak mudah memang mengajak adik-adik yang terbiasa dengan suasana kehidupan di jalanan, tidak terikat waktu dan kalau dapat uang hari ini langsung habis hari ini juga. Makanya saya coba mengajak mereka supaya menjadi pemusik dan memiliki nama. Dibuatlah namanya The Lawang yang artinya pintu, karena mereka mengamen dari pintu ke pintu" ungkap Edy.

Hingga suatu hari tepatnya di Januari 2019 berkesempatan menghibur dalam sebuah pesta pernikahan, keluarga pengantin yang dari negara Malaysia meminta hiburan musik keroncong. Dan wedding organizer-nya kebetulan juga adalah temannya sendiri, maka mulailah The Lawang tampil formal dan dirasa sukses karena bisa memberi pemasukan lumayan buat mereka. “Yang saya pesankan pada mereka jika mendapat order sisihkan pendapatan sebagai tabungan kas The Lawang untuk dipergunakan sebagai biaya operasional” ujar Edy yang bermottokan hidup “Iso rumongso ojo rumongso iso, artinya Bisa merasa jangan merasa bisa ”.

“Pepatah Jawa ini mengingatkan saya, sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain, kita harus bisa merasakan apa yang terjadi di sekitar kita, bisa merasakan ada orang lain di sekitar kita, bukan malah merasa bisa segalanya.

kita tidak mungkin bisa menyelesaikan semua dengan sendiri, tetapi ada orang lain yang akan menolong dan mendukung kita, ada orang lain yang memberikan sesuatu yang tidak bisa kita kerjakan sendiri. Mari hargai pendapat orang lain, mengerti apa yang orang lain berbeda dengan kita, karena dengan itu kita akan dihargai orang lain.

Di tengah kesibukannya, Edy juga melakukan kegiatan sosial bersama rekan-rekannya dengan memberi konsultasi dan pendampingan hukum secara gratis terhadap korban KDRT dan tindak lanjut pemulihan jiwa anak-anak dari keluarga yang bermasalah. Jika psikis anak akibat dari KDRT diperlukan pendampingan lebih lanjut dan kemungkinan perlu tindak lanjut penanganannya maka akan ditangani oleh rekan yang berprofesi sebagai psikolog. Saat ini untuk kegiatan konsultasi tersebut Edy dan rekan-rekan yang sudah senior sudah mulai melakukan estafet kepada tenaga-tenaga pendamping yang masih muda.

Meski padat dengan jadwal kegiatan, Edy selalu menjaga kebugaran tubuhnya, jika masih aktif dulu ia jalani dengan lari dan bersepeda tetapi mengingat usianya sekarang cukup dengan senam yang rutin, baik seorang diri atau dengan komunitas senam seminggu 3 kali. Di samping juga menjaga pola makan dan istirahat yang cukup. (ariessuryantini)

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai44

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

A. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, Pasal 25 ayat (1) huruf f;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, Pasal 9 ayat (4);

3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 143/KMK.05/1997 tentang Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

PERATURAN

B. Latar Belakang dan Gambaran Umum

1. UU No. 10/1995 jo. UU No. 17/2006 mengamanahkan Peraturan Menteri Keuangan tentang pembebasan bea masuk atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;

2. Ketentuan yang ada saat ini (KMK-143/1997) membatasi subyek yang bisa diberikan pembebasan bea masuk impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan hanya kepada Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, dan Kementerian/Lembaga yang tercantum dalam daftar Lampiran KMK-143/1997;

3. Munculnya ketidakpastian layanan antara lain: kurang jelasnya pihak yang berhak memberikan rekomendasi pembebasan bea masuk, tidak adanya janji layanan, dan tidak diaturnya penyelesaian atas barang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;

4. Pemanfaatan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan masih kecil, sehingga perlu memberikan kesempatan yang lebih luas kepada pihak-pihak yang akan memanfaatkan fasilitas ini termasuk pada sektor swasta;

5. Dari latar belakang tersebut, maka secara umum isi PMK meliputi:a. Perluasan subyek pembebasan bea masuk;b. Penegasan pihak pemberi rekomendasi;c. Penegasan janji layanan;d. Perbaikan sistem layanan secara online;e. Pelimpahan wewenang kepada Kanwil/KPU/KPPBC;f. Penyelesaian barang impor untuk penelitian dan pengembangan.

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 45

C. Pokok Pengaturan

1. Perluasan subyek fasilitas yaitu dengan menghapus lampiran yang berisikan daftar Perguruan Tinggi, Lembaga dan Badan yang bisa memperoleh fasilitas sehingga dapat menciptakan kesempatan yang sama bagi semua pihak yang ingin mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk membuka kesempatan bagi sektor swasta;

2. Penyempurnaan sistem prosedur permohonan pembebasan bea masuk atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya penegasan pihak pemberi rekomendasi pembebasan bea masuk;

3. Penegasan janji layanan atas permohonan pembebasan bea masuk atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;

4. Dalam rangka simplifikasi dan penyempurnaan layanan, permohonan pembebasan bea masuk atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dapat diajukan secara online;

5. Pengaturan terkait pelimpahan wewenang pemberian fasilitas pembebasan bea masuk kepada Kantor Wilayah DJBC, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai, atau Kantor Pabean tempat pemasukan barang;

6. Pengaturan terkait penyelesaian barang-barang eks fasilitas pembebasan bea masuk untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

D. Konsekuensi Publik

1. Semua Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta yang sudah terdaftar dan terakreditasi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta semua Kementerian/Lembaga atau Badan yang tugas dan fungsinya melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, yang melakukan importasi barang semata-mata untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dapat memperoleh fasilitas fiskal berupa pembebasan bea masuk.

2. Pihak swasta terutama sektor industri yang melakukan penelitian dan pengembangan juga diberikan kesempatan untuk mendapatkan pembebasan bea masuk atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Pembakuan surat permohonan dan daftar rincian barang impor yang dimintakan pembebasan, pembakuan janji layanan terhadap proses pembebasan bea masuk, pembakuan standar terkait dengan persyaratan yang melengkapi proses pengajuan permohonan pembebasan dan juga penyempurnaan surat rekomendasi pembebasan bea masuk sebagai salah satu dokumen persyaratan, diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kepastian bagi pihak-pihak untuk mendapatkan pembebasan bea masuk dalam rangka melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun dapat tetap menjaga pengawasan atas importasi barang yang masuk ke wilayah NKRI.

PERATURAN

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai46

Sariawan dalam istilah kedokteran disebut Stomatitis aphtosa, yaitu suatu kelainan pada jaringan lunak mulut berupa luka kecil dan dangkal, berwarna putih dengan permukaan agak cekung dan tepinya berwarna kemerahan. Sariawan tidak menular, dapat muncul satu atau beberapa, di mana saja pada jaringan lunak mulut, bibir, lidah, dasar mulut, langit-langit, dan pipi. Gejala sariawan yang muncul biasanya tidak parah dan dapat pulih tanpa pengobatan medis dalam waktu satu hingga dua minggu. Sariawan lebih sering menyerang perempuan, lebih rentan diakibatkan hormon menjelang menstruasi, kehamilan, atau menopause.

SARIAWAN DI BIBIR

RUANG KESEHATAN

Tiga jenis sariawan di bibir:1. Sariawan kecil

Diameter kurang dari satu cm. Sariawan jenis ini paling sering muncul dan dapat sembuh sendiri dalam waktu 7-10 hari

2. Sariawan besarBerukuran lebih dari satu cm, lebih dalam dengan pinggiran yang tidak teratur. Sariawan besar butuh waktu dua minggu sampai berbulan-bulan untuk sembuh, dan bisa meninggalkan bekas luka di mulut.

3. HerpetiformBerdiameter kecil sekitar 1-2 mm, tapi muncul secara berkelompok dan bertahan selama satu minggu hingga dua bulan.

Penyebab munculnya sariawan:1. Luka pada bibir

Luka dapat disebabkan oleh beberapa hal. Di antaranya adalah karena adanya gigi yang tajam sehingga melukai bibir, atau bibir tergigit saat makan. Dapat juga karena pemakaian kawat gigi, atau kawat dari gigi palsu yang melukai bibir. Selain itu, dapat disebabkan kebiasaan buruk seperti menggigit kuku atau benda tajam yang melukai bibir, dan menyikat gigi yang tidak hati-hati hingga melukai bibir.

2. Iritasi pada bibirBeberapa orang sangat sensitif pada pasta gigi atau obat kumur yang mengandung sodium lauryl sulphate dan alkohol. Karena zat tersebut bersifat iritatif, sehingga dapat menyebabkan iritasi pada bibir.

3. Kekurangan nutrisiKurangnya kandungan vitamin, seperti vitamin C dan B, atau nutrisi tertentu dalam tubuh juga dapat menjadi pemicu munculnya sariawan.

Drg. Etty M. Hustiowati - Poliklinik KPBC

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 47

RUANG KESEHATAN

4. InfeksiInfeksi virus, termasuk virus herpes simpleks dan varicella-zoster, merupakan salah satu penyebab umum sariawan di mulut. Tak hanya itu, infeksi jamur, infeksi bakteri, dan infeksi menular seksual, seperti gonore, HIV/AIDS, dan sifilis juga bisa memicu sariawan di mulut.

5. Obat-obatanAdanya alergi obat-obatan salah satu penyebab munculnya sariawan. Efek samping beberapa jenis obat juga ada yang berupa sariawan pada mulut.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar sariawan tidak semakin parah:1. Jaga kebersihan mulut dengan sikat gigi teratur. Lakukan sikat gigi perlahan dan hindari pasta

gigi yang mengandung deterjen.2. Hindari makanan atau minuman yang menimbulkan rasa sakit pada sariawan, seperti makanan

dan minuman terlalu panas, pedas, asam, minuman bersoda, dan beralkohol. Pilih makanan yang lunak agar mudah ditelan.

3. Gunakan obat kumur tanpa alkohol.4. Hentikan merokok.

Pengobatan sariawan:Pada umumnya sariawan akan sembuh sendiri setelah 10- 14 hari. Untuk mengilangkan sakit pada sariawan, bisa digunakan plester sariawan atau obat-obat penghilang sakit yang dioles pada luka. Ada juga cara alami yang sering dilakukan untuk mengobati sariawan, seperti mengoleskan madu pada luka sariawan, banyak minum air putih, berkumur dengan air garam, kompres atau mengulum es batu, dan banyak makan sayur dan buah bervitamin C, vitamin B, folat, dan zat besi. Hal penting mencegah sariawan adalah menjaga kebersihan mulut dengan rajin menyikat gigi dua kali sehari. Lalu tingkatkan daya tahan tubuh.

SariawanStomatitis aphtosa

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai48

INFOGRAFIS

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai48

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 49

INFOGRAFIS

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 49

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai50

BC MENJAWAB

?PERTANYAAN

JAWABAN

Terima kasih telah menghubungi bravo bea cukai. Terkait ketentuan Certificate Of Origin (COO) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 229/PMK.04/2017 yang terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 124/PMK.04/2019 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Berdasarkan Perjanjian Atau Kesepakatan Internasional.

Dalam rangka mengantisipasi terkendalanya pemanfaatan tarif preferensi yang berasal dari China sebagai akibat keterlambatan penyerahan SKA form E telah diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-02/BC/2020 tentang Pedoman Penelitian Importasi Barang Yang Berasal Dari China Dengan Menggunakan Skema Tarif Preferensi ACFTA (SKA Form E) Sebagai Dampak Epidemik Virus Corona (COVID-19). Hal-hal yang diatur:

1. Lembar copy/scan SKA form E sebagai PENGGANTI SEMENTARA lembar asli SKA terhitung untuk klaim tarif preferensi. Hal ini berlaku terhitung untuk SKA yang terbit sejak 30 Januari 2020

2. Barang yang diimpor harus memenuhi Ketentuan Asal Barang. Ketentuan Asal Barang terdiri dari: a. kriteria asal barang (origin criteria); b. kriteria pengiriman (consignment criteria); dan c. ketentuan prosedural (procedural provisions)

3. Lembar copy/scan diserahkan SESUAI jangka waktu yang ditetapkan sesuai Pasal 10 PMK 229/PMK.04/2017, yakni:• Untuk Importir yang termasuk dalam kategori jalur kuning atau jalur merah :

a. untuk kantor 24/7, paling lambat pada pukul 12.00 pada hari berikutnyab. Untuk kantor non 24/7, paling lambat pada pukul 12.00 pada hari kerja

berikutnyaTerhitung SEJAK Surat Pemberitahuan Jalur Kuning (SPJK) dan atau Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM)

Kak @bravobeacukai apa benar ada SE02 terkait kebijakan form E untuk

situasi Covid-19 ya?- Sdri. Pipit -

?

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 51

D

JBC

• Untuk Importir yang termasuk dalam kategori jalur hijau:a. untuk kantor 24/7, diserahkan paling lambat 3 harib. Untuk kantor non 24/7, diserahkan paling lambat 3 hari kerja Terhitung SEJAK

Surat PersetujuanPengeluaran Barang (SPPB)• Untuk Importir yang termasuk dalam Mitra Utama Kepabeanan atau Authorized

Economic Operator (AEO), diserahkan paling lambat 5 hari kerja Terhitung SEJAK Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

• Untuk pengusaha TPB, diserahkan paling lama 3 hari kerja Terhitung SEJAK Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

• Untuk pengusaha TPB sekaligus Mitra Utama Kepabeanan atau Authorized Economic Operator (AEO), diserahkan paling lama 5 hari kerja Terhitung SEJAK Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

• Untuk pengusaha PLB, diserahkan paling lama 3 hari kerja Terhitung SEJAK Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

• Untuk pengusaha PLB sekaligus Mitra Utama Kepabeanan atau Authorized Economic Operator (AEO), diserahkan paling lama 5 hari kerja Terhitung SEJAK Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

• Untuk pengusaha Kawasan Bebas/ FTZ (Free Trade Zone), diserahkan paling lama 3 hari kerja Terhitung SEJAK Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

4. Membuat Surat Pernyataan SESUAI Format yang telah ditetapkan. Unduh di http://bit.ly/SE02bc2020

5. Lembar Asli SKA Form E TETAP Harus diserahkan paling lambat 90 hari kalender setelah PIB mendapat Nopen (Nomor Pendaftaran)

?Informasi lebih lanjut silakan

kontak kami di linktr.ee/bravobeacukai

BC MENAJAWAB

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai52

GALERI FOTO

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai52

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 53

GALERI FOTO

Foto oleh : Adam Kurnia Malik - KPPBC TMP Tanjung Emas

Semarang tak pernah gagal menyajikan keindahannya. Setiap sudut kotanya selalu memukau

untuk diabadikan melalui bidikan lensa. Memasuki senja, semburat jingga yang menggelayut di

cakrawala ditambah kerlipan cahaya dari gedung-gedung yang bernaung di bawahnya menjadi

perpaduan sempurna yang nikmat dipandang mata. Menjadikan alasan paripurna untuk diri ini

mengulur syukur kepada Sang Pencipta.

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 53

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai54

GALERI FOTO

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 55

GALERI FOTO

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai56

Makin Baik

GALERI FOTO

Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai | 57

Makin Baik

| Volume 52, Nomor 3, Maret 2020 - Warta Bea Cukai58

Meramu Teknologi Lewat Pusat KendaliVolume 52|Nomor 3| Maret 2020|ISSN 0126-2483