BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

15
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Nirkabel (Wireless) Komunikasi tanpa kabel atau nirkabel (wireless telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya hidup baru masyarakat informasi. LAN nirkabel yang lebih dikenal dengan jaringan WI-Fi menjadi teknologi laternatif dan relative mudah diimplementasikan dilingkungan kerja seperti perkantoran, laboratorium computer, dan sebagainya. Instalasi perangkat jaringan Wi-Fi lebih fleksibel karena tidak membutuhkan penghubung kabel antar computer. Computer dengan Wi-Fi device dapat saling terhubung yang hanya membutuhkan ruang atau space dengan syarat jarak jangkauan dibatasi kekuatan pancaran sinyal radio dari masing-masing computer. (Priyambodo,Tri Kuntoro & Heriadi, Dedi. 2005 :1) Seperti yang telah diisyaratkan Allah dalam Al-Quran surat Ad-Dukhan ayat 38 $t Βu ρ $o Ψø)n =y z ÏNu θ≈y ϑ¡¡9$# u Úö F{$#u ρ $t Βu ρ $y ϑåκs ]÷t / šÎ6Ïès 9 ∩⊂∇∪ 38. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Menurut Al-Biqa’i dalam tafsir Al-Mishbah , Allah bagaikan menyatakan : “Dan Kami tidak menciptakan langit demikian luas dan bertingkat, serta bumi demikian kokoh, mantap berikut tata aturannya yang sedemikian rapi, indah, dan harmonis, juga tidak menciptakan apa yang ada antara keduanya antara langit dan bumi dengan bermain-main yakni tanpa tujuan yang haq serta benar seperti halnya anak kecil yang bermain-main.” Tidak ada satupun yang Allah ciptakan sia-sia atau tanpa tujuan yang benar dan kesemuanya diberi potensi yang sesuai dan dengan kadar yang cukup untuk melaksanakan fungsinya.

Transcript of BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jaringan Nirkabel (Wireless)

Komunikasi tanpa kabel atau nirkabel (wireless telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya

hidup baru masyarakat informasi. LAN nirkabel yang lebih dikenal dengan jaringan WI-Fi

menjadi teknologi laternatif dan relative mudah diimplementasikan dilingkungan kerja seperti

perkantoran, laboratorium computer, dan sebagainya. Instalasi perangkat jaringan Wi-Fi lebih

fleksibel karena tidak membutuhkan penghubung kabel antar computer. Computer dengan Wi-Fi

device dapat saling terhubung yang hanya membutuhkan ruang atau space dengan syarat jarak

jangkauan dibatasi kekuatan pancaran sinyal radio dari masing-masing computer.

(Priyambodo,Tri Kuntoro & Heriadi, Dedi. 2005 :1)

Seperti yang telah diisyaratkan Allah dalam Al-Quran surat Ad-Dukhan ayat 38

$ tΒ uρ $oΨ ø) n=yz ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# uÚö‘F{$#uρ $ tΒ uρ $yϑåκs]÷� t/ š Î6 Ïè≈ s9 ∩⊂∇∪

38. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.

Menurut Al-Biqa’i dalam tafsir Al-Mishbah , Allah bagaikan menyatakan : “Dan Kami

tidak menciptakan langit demikian luas dan bertingkat, serta bumi demikian kokoh, mantap

berikut tata aturannya yang sedemikian rapi, indah, dan harmonis, juga tidak menciptakan apa

yang ada antara keduanya antara langit dan bumi dengan bermain-main yakni tanpa tujuan yang

haq serta benar seperti halnya anak kecil yang bermain-main.” Tidak ada satupun yang Allah

ciptakan sia-sia atau tanpa tujuan yang benar dan kesemuanya diberi potensi yang sesuai dan

dengan kadar yang cukup untuk melaksanakan fungsinya.

 

Dengan tata aturan langit dan bumi yang rapi, indah, dan harmonis, maka dapat

diterapkan teknologi wireless ini untuk kebutuhan manusia agar saling berkomunikasi dengan

memanfaatkan udara sebagai medium penghantar sinyalnya.

WI-FI atau Wireless Fidelity adalah satu standar Wireless Networking tanpa kabel, hanya

dengan komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke jaringan . Teknologi WI-FI memiliki standar

yang ditetapkan oleh sebuah institut internasional yang bernama Institute of Electrical and

Electronic Engineers (IEEE), Yang secara umum sebagai berikut :

- Standar IEEE 802.11a yaitu WI-FI dengan frekuensi 5 Ghz yang memiliki kecepatan 54

Mbps dan jangkauan jaringan 300 m

- Standar IEEE 802.11b yaitu WI-FI dengan frekuensi 2,4 Ghz yang memiliki kecepatan 11

Mbps dan jangkauan jaringan 100 m

- Standar IEEE 802.11g yaitu WI-FI dengan frekuensi 2,4 Ghz yang memiliki kecepatan 54

Mbps dan jangkauan jaringan 300 m.

(Priyambodo,Tri Kuntoro & Heriadi, Dedi. 2005 :1)

Wi-Fi adalah sinyal radio yang memancar hingga 3 km.Jika digabungkan dengan modem

pita lebar, semua komputer di sekitarnya yang memiliki penerima Wi-Fi bisa masuk ke jaringan

internet tanpa melalui kabel. Modem pita lebar tersebut berfungsi menjadi access point Wi-Fi.

Access point tersebut menghubungkan network nirkabel dan berkabel bersama-sama dan dapat

mengirim serta menerima data antara jaringan nirkabel dengan network berkabel. Masing-masing

access point juga dapat meningkatkan total kapasitas dan jarak sistem. Perangkat yang terdiri

dari router internet dan radio Wi-Fi dua arah ini amat dibutuhkan untuk akses ke jaringan, tapi

tidak untuk koneksi peer-to-peer. Network nirkabel hanya membutuhkan access point ketika

menghubungkan notebook ke jaringan berkabel.

 

Sehingga, bila komputer user dilengkapi dengan perangkat penerima Wi-Fi dan selama

berada dalam jangkauan base station Wi-Fi, komputer user bisa mengirim dan menerima data di

mana pun. Teknologi nirkabel ini mirip telepon seluler. Tetapi yang terpenting, Wi-Fi punya

kemampuan mengirim data sangat cepat. Bahkan jauh lebih cepat daripada koneksi modem

berkabel. Dengan mengaplikasikan spesifikasi 802.11b yang beroperasi pada spektrum atau

frekuensi 2.4 GHz dan 5.8 GHz, Wi-Fi memiliki kecepatan koneksi pengiriman data 11 Mbps.

Malah terakhir, kecepatan ini bisa didongkrak menjadi 54 Mbps.

Wi-Fi adalah nama yang telah populer sebagai wireless Ethernet 802.11 dan telah

menjadi standar untuk Wireless Local Area Network (WLAN). WLAN telah berkembang pada

pertengahan tahun 1980 dan telah menghubungkan banyak komputer, terminal dan peripheral

lainnya seperti printer dan akses server. Wi-Fi beroperasi mengggunakan spektrum ulisensed

radio (ISM) pada frekuensi 2,4 GHz dengan bandwith sebesar 11 Mbps dan jarak sejauh 3 km,

jika peralatan yang digunakan cukup bagus maka jaraknya hingga mencapai 6-7 Km.

2.1.1 Arsitektur Wireless LAN

Menurut standar yang diajukan oleh IEEE untuk wireless LAN, ada 2 model konfigurasi

utama utnuk jaringan ini, yaitu Ad hoc dan Infrastruktur. Arsitekturnya seperti gambar di bawah

ini :

2.1.1.1 Ad hoc wireless LAN

Contoh dari konfigurasi ad hoc adalah jaringan yang memiliki konfigurasi peer to peer.

Untuk sebuah kantor yang tidak terlalu besar dan hanya terdiri dari satu lantai, maka konfigurasi

peer to peer wireless akan cukup memadai. Peer to peer wireless LAN hanya mensyaratkan

 

wireless nic didalam setiap device yang terhubung ke jaringan. Disini, access point tidak

diperlukan.

2.1.1.2 Infrastruktur wireless LAN

Infrastruktur wireless LAN adalah sebuah konfigurasi jaringan di mana jaringan wireless

tidak hanya berhubungan dengan seama jaringan wireless saja, akan tetapi terhubung juga

dengan jaringan wired. Agar jaringan wireless dapat berhubungan denga jaringan wired, maka

disisni digunakan akses point.

(Wibisono, Gunawan &Gunadi Dwi Hantoro,2008:91)

2.2.1 Komponen Wireless LAN

Komponen wireless LAN terdiri atas perangkat sebagai berikut :

2.2.2.1 Access point

Pada wireless LAN, device transceiver disebut Access point, dan terhubung pada jaringan

kabel pada suatu lokasi yang tetap. Access Point mengirim dan menerima data dari adapter

wireless. Satu acsess point dapat melayani sejumlah user (tergantung metode akses yang

digunakan) utnuk jarak sampai ratusan kaki. Umumnya antena accsess point ditempatkan pada

langit-langit ruangan, atau di manapun terhantung pada cakupan yang diinginkan. Penggunaan

access point dapat meningkatkan cakupan jaringan. Jarak jangkauannya dapat mencapai hingga

ratusan meter.

2.2.2.2 Extension point

Untuk mengatasi berbagai masalah khusus dalam topologi jaringan, designer dapat

menambahkan extension point untuk menambah cakupan jaringan. Extension point hanya

berfungsi kayaknya repeater untuk client ditempat yang lebih jauh.

2.2.2.3 Directional antenna

 

Directional antenna umumnya digunakan jika diinginkan jaringan antar 2gedung yang

bersebelahan. Jarak maksimum sekitar 1 mil dan kondisi Line of Sight (LOS) hendaknya tercapai

dalam instalasi (Wibisono, Gunawan &Gunadi Dwi Hantoro,2008:95)

Memperoleh Line Of Sight yang baik antara antena pengirim dan antena penerima sangat

penting sekali baik untuk instalasi Point to point dan Point to Multipoint. Ada dua jenis LOS

yang biasanya harus diperhatikan dalam instalasi, yaitu :

Optical LOS; berhubungan dengan kemampuan masing-masing untuk melihat

Radio LOS; berhubungan dengan kemampuan penerima radio untuk melihat sinyal dari

pemancar radio.

Teori Freznel Zone digunakan untuk menguantifikasi Radio Line Of Sight. Menganggap

sebuah Freznel Zone sebagai lorong berbentuk bola rugby dengan antena pemancar dan

penerima di ujung-ujungnya. Beberapa orang menggunakan konsensus bahwa jika 60% dari

freznel zone ditambah tiga meter bebas dari halangan, radio LOS baik. Sebagian mengadopsi

bahwa 80% dari Freznel Zone tidak ada yang menghalangi untuk memeperoleh radio LOS yang

baik. (Purbo,Onno.W,2005:54)

Jika ada halangan di wilayah Freznel Zone, performance sistem akan terganggu.

Beberapa efek yang akan terjadi adalah :

► Reflection (Refleksi); gelombang yang menabrak merambat menjauhi bidang datar dan

mulus yang ditabrak. Multipath fading akanterjadi jika gelombang yang datang secara

langsung menyatu di penerima dengan gelombang pentulan yang juga datang, tapi dengan

fase yang berbeda.

► Refraction; Gelombang yang menabrak merambat melalui bidang yang dapat memudarkan

(scattering) pada sudut tertentu.

 

► Diffraction (Difraksi); Gelombang yang menabrak melewati halangan dan masuk ke daerah

bayangan. (Purbo,Onno.W,2005:55)

2.2. Mekanisme Wireless LAN

2.3.1 Service Set Identifier (SSID)

SSID adalah sebuah nama network yang dipakai oleh wireless LAN dan merupakan

karakter yang unik, case sensitive dan menggunakan alpha numeric dengan nilai karakter 2-32

karakter. Client station harus dikonfigurasikan dengan SSID yang cocok untuk bisa tergabung

dengan sebuah jaringan. Administrator akan mengkonfigurasikan SSID pada setiap access point.

Point yang terpenting adalah SSID harus benar-benar cocok antara Access point dengan Client.

2.3.2. Autentifikasi dan Association

Autentifikasi adalah proses pendaftaran station terhadap beacon atau juga proses

melewati wireless node yang diverifikasi oleh network untuk dapat bergabung. Proses ini terjadi

di access point membuktikan diri bahwa client yang masuk sesuai dengan yang telah

didaftarkannya. Dengan kata lain access point memeriksa identitas dari client sebelum

hubungan terjadi.

Karena pengiriman data yang dilakukan oleh access point bersifat broadcast dimana semua klien

yang berada pada jangkauan access point akan menerima data, maka ada kemungkinan data akan

di terima oleh orang yang tidak memiliki hak.

Untuk mengantisipasi penggunaan oleh pengguna yang tidak berhak, maka Access Point

menyediakan beberapa pengamanan diantaranya adalah :

WEP

Merupakan metode otentikasi yang membutuhkan kunci, kunci dimasukan ke klien maupun

 

access point, kunci ini harus cocok antara yang dimasukan ke access point dan kunci yang

dimasukan ke klien. Kunci ini akan dikirimkan dalam bentuk enkripsi sehingga akan lebih aman

dari usaha penyadapan data.

Urutan proses pengamanan WEP adalah sebagai berikut :

• Klien mencoba untuk masuk ke jaringan wireless.

• Access point akan mengirimkan text challenger ke klien secara transparan.

• Klien akan memberikan respon dengan mengenkrip text challenge dengan menggunakan

WEP dan mengirimkan kembali ke access point.

• Access pint membeirkan respon atas tanggapan clien, access point akan melakukan

dekrip atas terhadap respon enkripsi dari klien untuk melakukan verifikasi bahwa text

chellenge di enkripsi dengan menggunakan WEP yang sesuai. Pada proses ini access

point akan mengevaluasi apakan kunci WEP sudah benar. Jika benar maka access point

akan menerima permintaan client untuk masuk ke jaringan.

2.4. Model Jaringan Wireless LAN

2.4.1. Model Jaringan Wireless LAN Independent (Addhoc)

Model network secara addhoc adalah model network dimana setiap network saling

memancarkan beacon . Sehingga setiap client yang telah memiliki peralatan wireless akan dapat

langsung terhubung dengan satu sama lainnya. Artinya pada model ini tidak adanya server

ataupun satu komputer yang bertanggung jawab pada beban traffik pada tiap koneksi yang

terjadi.

2.4.2. Model Jaringan Wireless LAN dengan Access point

 

Model jaringan yang ada pada penggunaan access point (AP) adalah model yang

menjadikan access point sebagai sentral koneksi. Dimana access point itu sendiri dapat berupa

hardware atau juga software.

2.4.2.1. Access point Hardware

Access point dengan hardware adalah Access point yang menggunakan perangkat keras

untuk memancarkan sinyal radio melalui antena, sehingga dapat diterima oleh antena client.

LAN Kabel

Access Point Hardware

Cell phone

Laptop computer

PDA

Hub

Computer ComputerComputer

Gambar 2.1 Access point dengan Hardware

2.4.2.2. Access point Software

Access point tipe ini adalah access point dengan menggunakan software yang telah

diinstal pada PC yang dijadikan access point, sehingga masing-masing client yang sudah

terdapat wireless interface didalamnya dapat saling terkoneksi jaringan yang terpusat pada

access point.

 

L A N K a b e l

C e ll p h o n e

L a p to p c o m p u te r

P D A

H u b

C o m p u te r C o m p u te rC o m p u te r

A c c e s s P o in t

Gambar 2.2. Access point dengan software yang diinstall pada komputer

2.5. Topologi Jaringan Wireless LAN

2.5.1. Topologi IBSS (Independent Basic Service Set)

IBSS adalah topologi yang hanya terdiri dari station-station yang telah memiliki

peralatan wireless, sehingga antar station dapat melakukan hubungan secara langsung. Pada

topologi ini minimal terdiri dari dua buah station. Kelebihan dan kekurangannya adalah bahwa

setiap station dapat langsung terhubung, sedangkan kekurangannya adalah LAN ini tidak

terhubung dengan backbone network wired LAN.

Gambar 2.11. Topologi IBSS

 

2.5.2. Topologi ESS (Extended Service Set)

Topologi ini sebenarnya adalah topologi yang menggunakan access point. Dengan

demikian sudah pasti akan dapat terhubung dengan LAN yang menggunakan kabel untuk

backbonenya. Karena menggunakan access point maka sudah pasti tujuannya adalah untuk

membuat jarak jangkauan yang lebih jauh.

Gambar 2.12. Topologi IBSS dan EBSS

2.6. Frekuensi Radio dan Antena

2.6.1. Komunikasi Radio Pada Frekuensi Tinggi

Komunikasi radio akan mencapai kondisi yang optimum pada sisi pemancar dan

penerima bila diantara keduanya dapat melihat secara jelas atau tanpa ada penghalang

ditengahnya. Kondisi ini disebut dengan istilah Line Of Sight. Line Of Sight terdiri dari dua jenis

yaitu :

2.6.1.1. Optical line of sight

 

Optical Line Of Sight adalah kondisi dimana pemancar dapat melihat secara langsung posisi

penerima.

2.6.1.2. Radio Line Of Sight

Kondisi ini adalah dimana penerima masih terdengarnya radio yang dipancarkan oleh pemancar.

Kondisi secara teori atau fresnel zone

antena dua lokasi yang saling berhubungan. Untuk lebih jelasnya adalah seperti pada gambar

dibawah ini :

Gambar 2.13. Line of sight

2.6.2. Antena

Optical Line Of Sight adalah kondisi dimana pemancar dapat melihat secara langsung posisi

Kondisi ini adalah dimana penerima masih terdengarnya radio yang dipancarkan oleh pemancar.

fresnel zone digambarkan sebagai bola football Amerika, yaitu jarak

antena dua lokasi yang saling berhubungan. Untuk lebih jelasnya adalah seperti pada gambar

Line of sight pada antena receiver dan transmiter

Optical Line Of Sight adalah kondisi dimana pemancar dapat melihat secara langsung posisi

Kondisi ini adalah dimana penerima masih terdengarnya radio yang dipancarkan oleh pemancar.

digambarkan sebagai bola football Amerika, yaitu jarak

antena dua lokasi yang saling berhubungan. Untuk lebih jelasnya adalah seperti pada gambar

transmiter

 

2.6.2.1. Tipe-Tipe Antena

Komunikasi yang menggunakan radio membutuhkan antena sebagai alat pengirim dan

penerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dan yang diterima.

Tipe-tipe antena yang digunakan dalam wireless LAN terdiri dari tipe :

1. Antena Tipe Ommni Directional

Antena yang bertipe ini adalah antena yang biasa diguakan untuk access point, dengan

tujuan memberikan akses kepada client dalam radius 3600.

2. Antena Tipe Sectoral

Antena dengan tipe ini adalah untuk memberikan akses kepada client dengan radius tertentu,

yaitu 600, 900, 120 0 dan 1800.

3. Antena Tipe Directional

Antena ini biasanya digunakan sebagai penyearah ke arah akses point, biasanya digunakan

pada user untuk mengarahkannya pada aksess point.

2.7.1. Aplikasi yang Menggunakan Wi-Fi sebagai wireless LAN

 

Penggunaan Wi-Fi saat ini telah menjadi standar dalam penggunaan wireless LAN.

Karena sifatnya yang sederhana dalam konfigurasi, serta kompatible dengan perangkat keras

yang ada.

Saat ini Wi-Fi banyak digunakan pada penggunaan dalam berbagai aktifitas kehidupan

ummat manusia, seperti pada perkotaan, pengontrolan hama pada perkebunan, dunia pendidikan

dan bidang kedokteran

Hardware jaringan wireless yang sering dipergunakan adalah :

1. DHCP Server

DHCP server ini digunakan agar client secara otomatis dapat mendapatkan IP address

secara otomatis setelah perangkat wireless client melakukan scanning. Dengan demikian antara

satu client tidak akan saling mengganggu, hanya saja untuk IP addressnya akan selalu berubah

pada sisi clientnya. Sistem operasi yang digunakan dalam tugas akhir ini menggunakan sistem

operasi linux.

Penggunaan DHCP ini perlu dilakukan agar client dalam melakukan setting untuk

mendapatkan IP address dapat secara otomatis dan tidak perlu menunggu atau mencari

administrator jaringan untuk memperoleh IP address. Sehingga dapat sekaligus terkoneksi

dengan LAN

Bagi client yang ingin mendapatkan koneksi internet, client harus terkoneksi dengan

Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Untuk koneksi ini client harus mendaftar terlebih

dahulu ke administrator.

2. Antena Access point

 

Antena Access point pada umumnya berfungsi sebagai pusat akses untuk semua client.

Jenis antena yang sesuai untuk jarak yang tidak terlalu jauh adalah menggunakan antena jenis

omnidirectional yang mencakup 3600 pada areal coveragenya. Antena untuk akses point ada

yang memiliki sudut polarisasi sebesar 600, jadi untuk membentuk sudut 3600 membutuhkan 6

buah antena. Teknologi radio untuk Access point ada yang menggunakan teknologi

TDD/TDMA, yaitu teknologi yang terdiri dalam 10 kanal frekuensi dan bekerja 1 bandwidth 20

MHz dengan jarak 1,728 MHz. TDD/TDMA adalah teknologi yang awalnya digunakan oleh

komunikasi telepon digital, sehingga pada saat user menelpon akan dapat berbicara dan

mendengarkan secara bersama ( full duplex).

3. Anntena Client

Antena client adalah antena yang digunakan untuk menerima sinyal yang dipancarkan oleh

access point. Untuk jenis antena ini dapat digunakan antena dengan model biderctional.

Antena untuk client juga menggunakan teknologi TDD/TDMA yang juga dimiliki oleh access

point.

4. Router

Router digunakan untuk saling menghubungkan antar LAN. Sehingga paket-paket yang

diterima dapat diteruskan pada LAN yang lain.

5. Bridge

 

Bridge adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua buah network pada

jaringan LAN. Sehingga jaringan yang dihasilkan adalah tidak merubah network yang ada. Dua

buah jaringan tersebut akan dapat terhubung seakan-akan menjadi network yang sama dengan

network tujuan.