BAB II LANDASAN TEORI - Repository BSI

16
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Koperasi 2.1.1. Pengertian Koperasi Koperasi pada dasarnya merupakan perkumpulan yang berusaha untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Ini karena pada umumnya yang bekerja pada perkumpulan koperasi adalah orang-orang dari golongan ekonomi lemah yang senasib dan setujuan. Dalam koperasi yang perlu diperhatikan adalah asas dan tujuan usaha bersama. Asas kekeluargaan mencerminkan adanya kesadaran dari anggotanya untuk mengerjakan segala sesuatunya dalam koperasi oleh semua dan untuk semua. Dalam pembagian hasilnya, masing-masing anggota akan menerima bagiannya sesuai dengan sumbangan karya atau jasanya. Menurut UU Nomor 17 Tahun 2012 memberikan batasan bahwa “Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”. Koperasi menjadi landasan hukum bagi pengembangan ekonomi kerakyatan dan demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila dan UUD 1945, mempertegas bahwa kedudukan koperasi sebagai badan hukum, peneguhan terhadap azas dan tujuan koperasi, pengukuhan nilai prinsip sebagai jati diri koperasi Indonesia, penguatan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - Repository BSI

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Koperasi

2.1.1. Pengertian Koperasi

Koperasi pada dasarnya merupakan perkumpulan yang berusaha untuk

memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Ini karena

pada umumnya yang bekerja pada perkumpulan koperasi adalah orang-orang dari

golongan ekonomi lemah yang senasib dan setujuan. Dalam koperasi yang perlu

diperhatikan adalah asas dan tujuan usaha bersama. Asas kekeluargaan

mencerminkan adanya kesadaran dari anggotanya untuk mengerjakan segala

sesuatunya dalam koperasi oleh semua dan untuk semua. Dalam pembagian

hasilnya, masing-masing anggota akan menerima bagiannya sesuai dengan

sumbangan karya atau jasanya.

Menurut UU Nomor 17 Tahun 2012 memberikan batasan bahwa

“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan

hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal

untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di

bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”.

Koperasi menjadi landasan hukum bagi pengembangan ekonomi kerakyatan dan

demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila dan UUD 1945, mempertegas bahwa

kedudukan koperasi sebagai badan hukum, peneguhan terhadap azas dan tujuan

koperasi, pengukuhan nilai prinsip sebagai jati diri koperasi Indonesia, penguatan

8

dalam pelayanan terhadap anggota, kreativitas dan pengembangan modal

koperasi.

Menurut Hendrojogi (2007:21) memberikan batasan bahwa “Koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

dengan berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

Pada umumnya koperasi merupakan badan usaha yang terbentuk dimana

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang berlandaskan pada

prinsip koperasi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Menurut Sudarwanto (2013:4) memberikan batasan bahwa “Koperasi

adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang atau badan hukum

koperasi yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi, dengan tujuan untuk

memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggotanya”.

Pada umumnya koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota, maka masing-masing anggota berkewajiban dan memiliki

tanggung jawab untuk mengembangkan serta mengawasi usaha koperasi. Untuk

mewujudkan tujuan koperasi, maka dibentuk badan usaha yang memiliki aktivitas

usaha yang dikelola secara demokratis sebagai konsekuensi atas peran atau

partisipasi anggota dalam mengembangkan usaha koperasi, maka resiko dan

keuntungan usaha koperasi bersama dan dibagi secara adil.

Dari beberapa teori dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi merupakan

badan hukum yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

anggota pada khususnya. Dan berusaha untuk memperbaiki taraf hidup dan

meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Karena pada umumnya yang bekerja

9

pada perkumpulan koperasi adalah orang-orang dari golongan ekonomi lemah

yang senasib dan setujuan. Selain itu, koperasi berlandaskan pada prinsip koperasi

berdasarkan atas asas kekeluargaan. Kemudian karakteristik utama koperasi yang

membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas

ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus

pengguna jasa koperasi. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh

seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam

setiap keputusan yang diambil koperasi.

2.1.2. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan kepada

anggota-anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan

bunga yang ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk mencegah para

anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka

memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur

pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya.

Menurut Burhanuddin (2010:14) memberikan batasan bahwa “Koperasi

Simpan Pinjam adalah koperasi yang didirikan guna memberikan kesempatan

kepada para anggotanya untuk memperoleh pinjaman atas dasar kebaikan”.

Pada umumnya koperasi simpan pinjam merupakan sebuah koperasi yang

didirikan dimana guna untuk memberikan kesempatan dalam memperoleh

pinjaman kepada para anggotanya karena atas dasar kebaikan yang dimiliki oleh

para anggotanya.

Menurut Rudianto (2010:51) memberikan batasan bahwa “Koperasi

Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan

10

simpanan dana para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada

para anggota yang memerlukan bantuan dana”.

Pada umumnya koperasi simpan pinjam bergerak dalam bidang

penerimaan simpanan dana atau bisa dikatakan modal dari para anggotanya untuk

kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan dana.

Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa penyimpanan

dan peminjaman dana kepada anggota koperasi yang bunga pinjamannya tidak

terlalu tinggi dan sesuai dengan kaidah koperasi.

Menurut Widiyanti dan Sunindhia (2009:198) menyimpulkan bahwa:

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan

usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara

teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para

anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif

dan kesejahteraan.

Koperasi Simpan Pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang

kemudian menyalurkan kembali kepada para anggotanya. Koperasi simpan pinjam

memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan menambah

pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian. Untuk mencapai tujuannya,

koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai peran-peran

pengurus, pengawas, dan yang paling penting rapat anggota.

Dari beberapa teori dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi simpan

pinjam adalah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam uang

yang dimiliki dengan modal yang berasal dari tabungan para anggota dan

dipinjamkan kepada para anggota yang memerlukan. Dan dikelola oleh

anggotanya, dan bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya, mendidik anggota

dalam hidup berhemat dan menambah pengetahuan kepada anggota tentang

koperasi.

11

2.1.3. Fungsi Koperasi

Ciri-ciri Koperasi Indonesia telah melahirkan pula fungsi yang khas dari

koperasi Indonesia. Fungsi-fungsi koperasi Indonesia ini tercantum pada pasal 4

Undang-Undang No.12 Tahun 1967 antara lain:

1. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.

2. Alat pendemokrasi ekonomi nasional.

3. Koperasi sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.

4. Alat Pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi

bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian

rakyat.

2.1.4. Landasan Koperasi

Untuk menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia,

maka koperasi Indonesia harus memiliki suatu landasan yang kuat agar bangunan

koperasi tersebut tidak akan roboh bila menghadapi tantangan-tantangan dalam

masyarakat. Landasan ini merupakan tempat berpijak yang memungkinkan

koperasi tumbuh, berdiri dan berkembang dalam menjalankan usahanya mencapai

tujuan yang dicita-citakan. Landasan koperasi terdiri dari tiga landasan

berdasarkan Pasal 2 UU No.12 Tahun 1967, antara lain:

1. Landasan Idiil Koperasi Indonesia

Yang dimaksud dengan landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang

digunakan dalam usaha untuk mencapai cita-cita koperasi. Koperasi sebagai

kumpulan sekelompok orang bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan

makmur. Jadi tujuannya sama dengan apa yang dicita-citakan oleh seluruh bangsa

12

Indonesia. Karena itu Landasan Idiil Negara Republik Indonesia adalah

PANCASILA. Karenanya maka pancasila dengan kelima silanya yaitu:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

c. Persatuan Indonesia.

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan.

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus dijadikan dasar atau

landasan serta dilaksanakan dalam kehidupan berkoperasi, karena sila-sila

tersebut memang menjadi sifat dari tujuan koperasi dan selamanya

merupakan aspirasi anggota-anggota koperasi. Dasar idiil ini harus

diamalkan oleh koperasi.

2. Landasan Strukturil dan Gerak Koperasi Indonesia

Yang dimaksud dengan landasan strukturil koperasi adalah tempat berpijak

koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat. Tata kehidupan di dalam suatu

negara diatur dalam Undang-Undang Dasar. Di Indonesia berlaku Undang-

Undang Dasar 1945 yang merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang

mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita-cita suatu bangsa dan

karena koperasi di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945. Dalam

kehidupan masyarakat Indonesia salah satu bagian yang penting adalah kehidupan

ekonomi yaitu segala kegiatan dan usaha untuk mengatur dan mencapai atau

memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup. Segala kegiatan dan usaha ini juga

telah diatur dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi

“perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas

13

kekeluargaan”. Dan di dalam penjelasan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 disebutkan

bahwa bangun usaha yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Dengan demikian

koperasi merupakan perwujudan dari pasal 33 ayat 1 UUD 1945 tersebut.

3. Landasan Mental Koperasi Indonesia

Landasan Mental Koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran

berpribadi. Sifat ini tercermin dalam bentuk perbuatan dan tingkah laku yang

nyata sebagai kegiatan gotong-royong. Tetapi landasan setia kawan saja hanya

dapat memelihara persekutuan dalam masyarakat yang statis bukan dinamis dan

karenanya tidak dapat mendorong kemajuan. Oleh karena itu, rasa setia kawan

haruslah disertai dengan kesadaran akan harga diri berpribadi, keisafan akan harga

diri sendiri dan percaya pada diri sendiri adalah mutlak untuk menaikkan derajat

penghidupan dan kemakmuran. Oleh karena itu, dalam koperasi harus tergabung

kedua landasan mental di atas, yaitu setia kawan dan kesadaran berpribadi sebagai

dua unsur yang dorong-mendorong, hidup-menghidupi, dan awas-mengawasi.

2.1.5. Prinsip-Prinsip Koperasi

Perbedaan antara koperasi dengan badan usaha lainnya tidak hanya

terletak pada landasan dan asasnya, tetapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan

organisasi dan usaha yang dianutnya. Prinsip-prinsip pengelolaan koperasi

merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas kekeluargaan yang dianutnya.

Prinsip-prinsip koperasi ini biasanya mengatur baik hubungan antara koperasi

dengan para anggotanya, hubungan antara sesama anggota koperasi, pola

kepengurusan organisasi koperasi serta mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh

koperasi sebagai lembaga ekonomi yang berasas kekeluargaan. Selain itu, prinsip-

prinsip koperasi biasanya juga mengatur pola kepengelolaan usaha koperasi. Oleh

14

karena itu, secara terperinci prinsip-prinsip ini juga mengatur pola kepemilikan

modal koperasi serta pola pembagian sisa hasil usahanya.

Penyusunan prinsip-prinsip koperasi di Indonesia tidak terlepas dari

sejarah dan perkembangan prinsip koperasi internasional. Sebagaimana

dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.25 Tahun 1992, koperasi

Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip diantaranya:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan

besarnya jasa masing-masing anggota.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.

5. Kemandirian.

Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk

menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu

dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Selisih

ini dalam koperasi disebut juga dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU ini setelah

dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai

dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa para anggota diukur

berdasarkan jumlah konstribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU.

Ukuran konstribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi anggota dengan

koperasi selama periode tertentu.

2.2. Sisa Hasil Usaha

2.2.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha

15

Berdasarkan UU.No.12 Tahun 1967 pasal 34 ayat (1) menyimpulkan

bahwa:

Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh di dalam satu

tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan, dan biaya-biaya dari

tahun buku yang bersangkutan. Ayat (2) dengan pasal yang sama

menyebutkan bahwa sisa hasil usaha berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Kemudian dalam ayat

(3) dengan pasal yang sama menyatakan bahwa sisa hasil usaha yang

berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk dana

sosial. Dapat juga diartikan bahwa dana sosial itu berdasarkan laba yang

diperoleh pada tahun buku itu, sebab yang dinamakan laba pada

hakikatnya adalah pendapatan koperasi setelah dikurangi biaya-biaya.

Demokrasi, mempunyai akar yang kuat, dalam cita-cita perkoperasian

mengenai keadilan, kebebasan dan kegotongroyongan dan sebagai akibatnya

berusaha untuk “memanusiakan” pengendalian perusahaan sampai batas-batas

yang dimungkinkan tanpa pengorbanan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu,

koperasi selalu menyatakan dirinya sebagai kumpulan orang-orang dan bukan

kumpulan modal, hingga pengendalian perusahaan ada di rapat anggota sebagai

kekuatan tertinggi atas dasar hak suara yang sama bagi semua anggota ialah satu

anggota satu suara, lepas dari besarnya modal anggota yang ditanam dalam

koperasi. Pembatasan bunga terhadap modal yang ditanam dalam koperasi

merupakan ciri lain dalam menempatkan modal dalam kedudukan yang lebih

rendah.

Menurut Limbong (2012:138) memberikan batasan bahwa “Sisa hasil

usaha adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total dengan biaya-

biaya atau biaya total dalam satu tahun buku”.

Pada umumnya besarnya sisa hasil usaha yang diterima oleh setaip

anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi

anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi

16

(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar pendapatan

sisa hasil usaha yang akan diterima.

Menurut Sudarwanto (2013:240) memberikan batasan bahwa “Sisa hasil

usaha koperasi adalah selisih antara penghasilan yang diterima dengan beban yang

menjadi tanggung jawab koperasi selama periode akuntansi, sebelum dialokasikan

ke dalam berbagai dana. Sisa hasil usaha muncul pada laporan keuangan koperasi

secara bulanan”.

Di dalam koperasi tidak dikenal dengan istilah “keuntungan”, karena

kegiatan usaha koperasi tujuan utamanya bukan berorientasi mencari untung

melainkan berorientasi pada manfaat. Pada dasarnya koperasi dikelola dengan

tujuan mensejahterakan anggota dan masyarakat. Sisa hasil usaha periode berjalan

merupakan selisih antara penghasilan yang diterima dengan beban yang menjadi

tanggung jawab koperasi selama periode akuntansi, sebelum dialokasikan ke

dalam berbagai dana. Sisa hasil usaha ini muncul pada laporan keuangan secara

bulanan. Namun dalam laporan keuangan tahunan setelah dibuat ayat penutup dan

mengalokasikan sisa hasil usaha ke dalam berbagai dana, perkiraan ini tidak

muncul dalam laporan tahunan.

Dari beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sisa Hasil

Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku

dikurangi dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, penyusutan yang

harus dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil usaha yang

berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk dana sosial.

Sisa hasil usaha muncul pada laporan keuangan secara bulanan dan tidak muncul

dalam laporan tahunan.

17

2.2.2. Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi

Terhadap cara dan besarnya pembagian sisa hasil usaha oleh UU.No.12

Tahun 1967 adalah diserahkan kepada kesepakatan para anggota koperasi yang

kemudian dituangkan dalam ART koperasi. Selain itu juga harus diadakan

pemisahan antara penggunaan pendapatan yang diperoleh dari pelayanan terhadap

anggota sendiri dan terhadap pihak ketiga termasuk bukan anggota. Bagian SHU

yang diperoleh dari pelayanan terhadap pihak ketiga, termasuk bukan anggota

tidak dibagikan kepada anggota, karena bagian pendapatan ini bukan diperoleh

dari jasa anggota.

Oleh karena itu, SHU yang berasal dari anggota dalam kegiatan koperasi

dibagikan untuk cadangan koperasi, untuk anggota sebanding dengan jasa yang

diberikannya, untuk dana pengurus, dana pegawai, dana pendidikan koperasi,

dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja. Sedangkan SHU yang berasal

dari usaha yang diadakan untuk non anggota dibagi-bagikan untuk semua aspek

yang disebutkan diatas kecuali untuk para anggotanya, yaitu untuk cadangan

koperasi, dana pengurus, dana pegawai, dana pendidikan, dana sosial, dana

pembangunan daerah kerja.

2.2.3. Prinsip-prinsip Pembagian SHU

Anggota koperasi memiliki dua fungsi ganda, yaitu sebagai pemilik

(Owner) dan sebagai pelanggan (Customer). Sebagai pemilik, seorang anggota

berkewajiban melakukan investasi. Sebagai investor anggota berhak menerima

hasil investasinya. Di sisi lain sebagai pelanggan, seorang anggota berkewajiban

berpatisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasi. Agar tercermin asas

18

keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi,

maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU antara lain:

1. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota.

2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan

anggota sendiri.

3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.

4. SHU anggota dibayar secara tunai.

2.2.4. Pengertian Laporan Keuangan

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara

serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar

yang berlaku. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi

manajemen dan pemilik perusahaan. Dalam hal laporan keuangan, sudah

merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan

keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan

kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan

terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang

dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan

yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.

Menurut Munawir (2010:5) menyimpulkan bahwa:

Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir

periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau

daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada

waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan

untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba

yang tak dibagikan (laba yang ditahan).

Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan

rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan/

19

menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada

tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan rugi laba memperlihatkan hasil -

hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode

tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau

alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Tetapi dalam

prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk

memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal kerja,

laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab-sebab

perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.

Menurut Halim Dan Mamduh (2009:49) memberikan batasan bahwa

“Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang penting disamping

informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar

perusahaan, kualitas manajemen”.

Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya

bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standard

nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat

berdasarkan going concern atau tanggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus

sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga

perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut

sebesar akumulasi depresiasinya.

Menurut Harahap (2007:105) memberikan batasan bahwa “Laporan

Keuangan adalah menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”.

20

Suatu laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh akuntan umum lebih

penting, karena laporan tersebut telah dibandingkan atau dicocokkan dengan

catatan-catatan akuntansinya oleh akuntan independent terhadap management

perusahaan. Akuntan umum dengan mengadakan penelitian dengan standard dan

prosedur pemeriksaan yang lazim akan memberikan pendapatnya akan kewajaran

laporan keuangan yang diujikan oleh perusahaan (Neraca dan Laporan Rugi

Laba), bahwa laporan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim

dan telah diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun.

Dari beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan

keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang penting dan dapat digunakan

untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak

eksternal perusahaan. Potret pada perusahaan yaitu, dapat menggambarkan kinerja

keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang

baik atau tidak. Kemudian ringakasan dari suatu proses transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.

2.2.5. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Jenis-jenis laporan keuangan yang disajikan ada tiga jenis laporan

keuangan dalam koperasi menurut PSAK No.27 Tahun 2007 antara lain:

1. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu.

Artinya laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode

tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah

dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba

atau rugi.

21

2. Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan Ekuitas Pemilik adalah ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi

selama periode tertentu. Misalnya sebulan atau setahun. Laporan ekuitas

pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama

jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi,

karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam

laporan ini.

3. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta),

kewajiban (utang), dan modal (ekuitas) pada saat tertentu. Pembuatan neraca

biasanya dibuat berdasarkan periode tertentu (tahunan).

2.2.6. Sumber Permodalan Koperasi

Sumber permodalan koperasi bersumber dari modal anggota. Sumber

permodalan koperasi menurut UU No.25 Pasal 41 Tahun Tahun 1992 antara lain:

1. Simpanan Pokok

Jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya dan yang harus disetorkan

oleh setiap anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali

selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi.

2. Simpanan Wajib

Simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap

anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib hanya bisa diambil kembali

dengan cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar.

3. Dana Cadangan

22

Bagian dari penyisihan sisa hasil usaha yang tidak dibagikan kepada

anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri serta dapat

menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

4. Hibah

Pemberian dana dari pihak lain secara gratis yaitu tidak ada kewajiban bagi

koperasi untuk membayar kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa

yang dapat dikategorikan sebagai hibah pada koperasi.