BAB I - BPKAD Kota Pekanbaru

94
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 1 NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA PEKANBARU DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 04/BPKAD/WK/XI/2017 05/BA/DPRD/XI/2017 TANGGAL : 20 Nopember 2017 TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2018 Yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : H. FIRDAUS Jabatan : Walikota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No. 464 Pekanbaru Bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Pekanbaru 2. a. Nama : SAHRIL Jabatan : Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru b. Nama : SIGIT YUWONO Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru c. Nama : JHON ROMI SINAGA Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru d. Nama : SONDIA WARMAN Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru sebagai Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru. Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD Kota Pekanbaru dengan Pemerintah Kota Pekanbaru, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2018.

Transcript of BAB I - BPKAD Kota Pekanbaru

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 1

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA PEMERINTAH KOTA PEKANBARU

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA PEKANBARU

NOMOR : 04/BPKAD/WK/XI/2017 05/BA/DPRD/XI/2017

TANGGAL : 20 Nopember 2017

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2018

Yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : H. FIRDAUS

Jabatan : Walikota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No. 464 Pekanbaru

Bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Pekanbaru 2. a. Nama : SAHRIL

Jabatan : Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru

b. Nama : SIGIT YUWONO Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru

c. Nama : JHON ROMI SINAGA Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru

d. Nama : SONDIA WARMAN Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru

sebagai Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru bertindak selaku

dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama

antara DPRD Kota Pekanbaru dengan Pemerintah Kota Pekanbaru, untuk selanjutnya

dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD

Tahun Anggaran 2018.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 2

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA)

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Pendapatan dan Belanja Daerah Kota

Pekanbaru Tahun 2018 merupakan dokumen kebijakan daerah Tahun Anggaran 2018

yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum, memuat kondisi ekonomi makro daerah,

asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah, pembiayaan

daerah dan strategi pencapaiannya.

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) disusun berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Kebijakan Umum Anggaran disusun dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, RKPD sebagai dokumen Rencana Kerja Tahunan Pemerintah

Daerah disusun dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Pekanbaru dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

serta visi dan misi Walikota terpilih.

Kebijakan Umum Anggaran yang telah disusun selanjutnya dijadikan bahan

pembahasan antara Eksekutif dan Legislatif untuk disepakati dalam bentuk Nota

Kesepakatan tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Kota Pekanbaru Tahun 2018. Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru Tahun 2018

selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran

(PPA) Satuan Kerja Perangkat Derah (SKPD) Tahun Anggaran 2018.

1.2. TUJUAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

Kebijakan Umum Anggaran disusun dengan tujuan untuk memberikan

arah/pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun program

dan kegiatan yang akan dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2018.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 3

1.3. DASAR HUKUM PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

Dasar penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali

terkahir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 4

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Paraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.14-2889 Tahun

2017 tentang Pengangkatan Walikota Pekanbaru Provinsi Riau;

14. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang

Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pekanbaru;

15. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Tahun 2005-2025;

16. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Kota Pekanbaru Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah;

17. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kota Pekanbaru (Lembaran Daerah Kota

Pekanbaru Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pekanbaru

Nomor 9);

18. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 137 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2018.

19. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 534 Tahun 2017 tentang Standarisasi

Harga Barang dan Jasa Dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran

2018;

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru

Tahun 2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA);

1.2 Tujuan penyusunan KUA;

1.3 Dasar hukum penyusunan KUA; dan

1.4 Sistematika penyusunan KUA.

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro daerah tahun 2017;

2.2 Rencana Target Ekonomi Makro pada tahun Perencanaan 2018.

BAB III ASUMSI – ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN APBD

3.1 Asumsi dasar yang digunakan dalam APBN;

3.2 Laju Inflasi;

3.3 Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)

3.4 Lain-lain Asumsi

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1 Pendapatan Daerah

4.1.1 Kebijakan Perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan

pada tahun anggaran berkenaan;

4.1.2 Target Pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli daerah

(PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah

yang sah;

4.1.3 Upaya-upaya pemerintah daerah dalam mencapai target.

4.2 Belanja Daerah

4.2.1 Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi

total perkiraan belanja daerah;

4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,

belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga;

4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah, kendala yang dihadapi, strategi

dan prioritas pembangunan daerah yang disusun secara

terintegrasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan

nasional yang dilaksanakan didaerah;

4.2.4 Kebijakan belanja berdasarkan:

- Urusan pemerintah daerah (urusan wajib dan urusan pilihan)

- Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD/OPD)

4.3 Pembiayaan Daerah

4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan;

4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 6

BAB V PENUTUP

Demikian Kebijakan umum ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam

penyusunan PPAS dan RAPBD Tahun Anggaran 2018.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 7

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH TAHUN 2017

Kondisi ekonomi Daerah sejatinya merupakan outcome dari kegiatan dan aktivitas

ekonomi yang ada pada daerah tersebut. Pemerintah daerah dengan program-program

pembangunannya memberikan stimulus kepada kegiatan dan aktivitas ekonomi tersebut.

Kondisi ekonomi Kota Pekanbaru pada Tahun 2017 yang merupakan tahun berjalan dalam

pelaksanaan APBD 2017 diharapkan membaik dari tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi yang

merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak

langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi diharapkan mulai

menemukan titik baliknya untuk kembali naik dan tumbuh. Sehingga indikator ekonomi

menjadi penting untuk diketahui karena akan menggambarkan keberhasilan pembangunan

yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunannya dimasa yang akan

datang.

Indikator ekonomi secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk Domestik

Ragional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman dan pelayanan

bidang ekonomi. Khusus untuk nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara nyata

mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit

produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai

PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai

keberhasilan pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu

daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.

Selain PDRB ada indikator lain mengukur tingkat kesejahteraan umum. Diantara

berbagai indikator yang ada, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) paling tepat dipakai

untuk mengukur profil kesejahteraan umum. Di dalam indeks ini, kesejahteraan tidak hanya

ditilik melalui perspektif ekonomi semata sebagaimana lazim terekam dalam Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, tetapi juga diteropong via capaian disektor

sosial, yakni pemdidikan dan kesehatan. Dalam hal yang terakhir, Tingkat Melek Huruf

(TMH) dan Tingkat Harapan Hidup (THH) adalah dua indikator yang lazim termaktub

dalam konstruksi IPM. Untuk hal ini kota Pekanbaru mengalami peningkatan. Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) adalah Indeks yang digunakan untuk menggambarkan

capaian disektor kesejahteraan masyarakat secara agregat, karena indeks ini menangkap

perkembangan di sektor ekonomi dan sektor sosial sekaligus.

Pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru tahun 2013 sebesar 5,73 persen sedangkan

pada tahun 2014 sebesar 6,79 persen dan pada tahun 2015 sebesar 5,47 persen. Terjadi

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 8

fluktuasi pada pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru dalam rentang waktu tiga tahun. Hal

ini lebih jelas tergambar pada fluktuasi kinerja dari masing-masing sektor. Walaupun

Fluktuatif, Kontribusi terbesar dalam tiga tahun ini ada pada sektor jasa terutama pada

sektor jasa lainnya. Fluktuasi ekonomi yang terjadi dalam tiga tahun yang ini dipengaruhi

oleh daya beli masyarakat yang menurun walau stabilitas harga masih terjaga, hal ini

dibuktikan dengan tingkat inflasi yang turun.

Tingkat inflasi yang terjadi disepanjang tahun 2013 sebesar 8,83 dan pada tahun

2014 turun menjadi 8,53 persen dan pada tahun 2015 menurun lagi secara sangat signifikan

menjadi 2.71 persen. Secara umum artinya terjadi penurunan Agregat Demand (AD) selama

3 tahun ini. Namun penawaran agregat relatif tetap. Penurunan Agregat Demand

mengindikasikan terjadi pelemahan pada daya beli masyarakat. Rincian Perkembangan

Indikator Makro Ekonomi dapat dilihat pada tabel 2.1. :

Tabel 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro

Kota Pekanbaru Tahun 2013-2015

NO INDIKATOR MAKRO EKONOMI REALISASI

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

1 PDRB

Harga Berlaku ( Juta Rupiah) 60.492.459,55 74.434.462,56 84.031.969,00

Harga Konstan ( Juta Rupiah ) 51.053.167,00 54.592.060,13 57.557.347,20

2 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi/PDRB (%) 5,73 6,79 5,47

3 Tingkat Inflasi (%) 8,83 8,53 2,71

4 Struktur PDRB pendekatan

Produksi/Sektoral harga berlaku

Pertanian, Kehutanan dan perikanan 1.024.011,56 1.156.508,36 1.342.353,2

Pertambangan dan Penggalian 12.461,14 13.756,95 16.235,7

Pengadaan Listrik dan Gas 97.803,91 125.110.,44 125.110.,44

Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,

Limbah dan daur ulang 11.496,15 11.677,58 135.180,90

Konstruksi 17.893.456,53 22.534.971,85 25.143.478,00

Perdagangan Besar Dan eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 17.131.976,82 21.367.999,88 24.520.354,90

Transportasi dan Pergudangan 1.495.872,62 1.793.556,62 2.105.082,80

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.266.298,51 1.864.161,45 1.822.509,00

Informasi dan Komunikasi 1.402.089,92 1.583.786,61 1.118.250,10

Jasa Keuangan Asuransi 2.236.937,27 2.763.213,44 2.971.439,20

Real Estate 1.759.101,25 2.092.801,22 2.404.177,90

Jasa Perumahaan 10.631,63 13.539,02 15.366,30

Administarsi Pemerintahaan, Pertahanan dan

jaminan sosial wajib 2.468.441,48 2.554.745,83 2.751.629,50

Jasa Pendidikan 631.161,71 819.218,58 956.811,00

Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial 266.329,00 329.491,56 407.609,80

Jasa Lainnya 511.863,32 695.872,83 904.612,70

5 Struktur PDRB Pendekatan Pengeluaran (

Harga Berlaku ) * **

Pengeluaran konsumsi Rumah tangga 34556490.8* 40714597.72**

Pengeluaran konsumsi LNPRT 550595.98* 682903.13**

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 9

NO INDIKATOR MAKRO EKONOMI REALISASI

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7314741.26* 7291984.44**

Pembentukan Modal tetap bruto 52074675.51* 58205985.79**

Perubahaan Inventori 3664057.06* 4448672.45**

Exspor 41296753.81* 49814066.33**

Impor 77853609.91* 86723747.32**

6 Besaran ICOR (Incremental Capital Output

Ratio)

7 Pendapatan Perkapita ( Harga Berlaku ) 62.562.537,97 73.590.599.16

8 Indeks Pembangunan manusia

9 Indeks Harapan Hidup

10 Indeks Pengetahuan

11 Indeks daya beli

Sumber: data olahan Bappeda Tahun 2017

Berdasarkan data BPS Pekanbaru, perkembangan perekonomian kota pekanbaru tahun

2013-2015 secara sektor digambarkan pada tabel 3.3. Sektor tersier masih mendominasi

sektor-sektor ekonomi Kota Pekanbaru. Data secara lengkap dapat dilihat pada tabel

berukut 2.2:

Tabel 2.2. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2013 & 2015

No Sektor Tahun

2013 2014 2015

1 Sektor Primer

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4,84 4,15 3,11

Pertambangan dan Penggalian 3,86 3,59 2,34

2 Sektor Sekunder

Industri dan Pengelohan 8,01 7,14 7,91

Pengadaan Listrik dan Gas 1,92 3,67 5,23

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang -1.12 1,08 2,66

Konstruksi 3,26 8,25 6,57

3 Sektor Tersier

Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 6,22 5,19 2,22

Transportasi dan Pergudangan 6,27 7,78 6,79

Penyediaan akomodasi & makan minum 2,59 5,22 0,6

Informasi dan Komunikasi 9,12 4,09 7,86

Jasa keuangan dan asuransi 4,79 15,61 6,67

Real Estate 5,55 6,88 8,51

Jasa Perusahaan 9,09 20,33 6,76

Administarsi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 3,17 1,86 1,86

Jasa Pendidikan 4,24 5,72 5,82

Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 9,82 9,46 10,27

Jasa lainnya 11,38 10,96 19,93

PDRB 5,59 6,79 5,47

Sumber : BPS Kota Pekanbaru 2015

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 10

Di tahun 2017 ini diharapkan perekonomian Kota Pekanbaru mengalami recovery

bersama dengan usaha meningkatkan konsumsi masyarakat untuk mempertahankan dan

meningkatkan daya beli, investasi dan ekspor. Harapan ini cukup wajar dilihat dari

komposisi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru menurut lapangan usaha dari tahun

ketahun. Sektor tersier tetap menjadi sektor yang pertumbuhannya paling tinggi dan sektor

ini adalah sektor yang memerlukan terus aliran investasi sehingga cita-cita untuk mejadi

pusat perdagangan dan jasa memberikan indikasi ke arah yang positif untuk dapat

diwujudkan.

Selain itu regulasi-regulasi dan insentif yang mempermudah investasi masuk ke Kota

Pekanbaru akan turut mempengaruhi perekonomian. Pembinaan usaha kecil dan menengah

membina usaha ekonomi kreatif melalui program-program/kegiatan pembinaan usaha

masyarakat untuk meningkatkan usaha dan investasi pada tahun 2017 ini. Hal ini akan

berdampak aliran uang yang beredar dan memberikan implikasi pada peningkatan

pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat.

Selain itu dengan terpilihnya walikota yang baru dalam pilkada 2017 memberikan

dampak pada kepastian dan kestabilan perekonomian, membuka peluang untuk investor

berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur yang berimplikasi penyediaan lapangan kerja

dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, adanya pembangunan

kelengkapan infrastruktur, ditambah dengan kesiapan SDM yang berkualitas serta

pemberian layanan perizinan yang prima, jaminan stabilitas keamanan yang mantap,

Peraturan-Peraturan Daerah berikut aturan pendukungnya, termasuk dalam

pengimplementasiannya, akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan aliran investasi,

yang dalam hal ini merupakan elemen penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.

2.2. RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN PERENCANAAN

Perekonomian tahun 2018 akan sangat tergantung dengan kondisi 2017 dan kebijakan

Pemerintah Pusat. Setelah menggulirkan 14 paket kebijakan ekonomi pada tahun 2016,

pemerintah pusat pada tahap berikutnya mulai fokus mendorong deregulasi di daerah yang

salah satu nya sepertinya yang disebutkan didepan adalah kemudahan dalam berinvestasi.

Sebab, banyak hal yang sudah diputuskan di pemerintah pusat tidak berjalan maksimal,

karena lokasi investasi ada di daerah. Sukses amnesti pajak yang menaikkan basis pajak juga

akan memberikan ruang fiskal yang lebih baik pada tahun ini Pemerintah terus mendorong

pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas fiskal dan moneter. Dengan demikian,

ekonomi diharapkan dapat terus meningkat pada 2017 dan 2018, ditopang oleh amnesti

pajak dan investasi. Harapannya adalah transfer dana pusat ke daerah dapat kembali

meningkat sehingga belanja pemerintah dapat tumbuh dan berpengaruh positif pada

pertumbuhan ekonomi. Jika belanja pemerintah daerah akibat transfer pusat yang berkurang

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 11

masih belum bisa menemukan titik baliknya, Investasi swasta masih menjadi tumpuan

meningkatnya perekonomian.

Pendapatan Asli Daerah sebagai bagian untuk menambah belanja pemerintah harus

terus ditingkatkan. Potensi pajak dan retribusi daerah harus terus digali. Perbaikan system

dalam penerimaan PAD menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan penerimaan.

Perbaikan system tersebut wajib menggunakan Tekhnologi Informasi (TI) yang kan

membuat penerimaan Pendapatan Asli daerah efektif dan efisien.

2.2.1 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Keuangan daerah merupakan komponen penting dalam perencanaan pembangunan,

sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk

mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan kesadaran

untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan permasalahan strategis secara

tepat. Dengan melakukan analisis keuangan daerah yang tepat akan menghasilkan kebijakan

yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah.

Keuangan daerah meliputi penerimaan atau pendapatan daerah, pengeluaran daerah

atau belanja daerah dan pembiayaan daerah. Keuangan daerah sesuai Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikelola

dengan menganut asas tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,

efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan

dan manfaat untuk masyarakat.

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi yang

diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan ditetapkan

dengan Peraturan Daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan,

alokasi, distribusi dan stabilisasi. APBD pada hakekatnya merupakan instrumen kebijakan

yang dipakai sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan

masyarakat di daerah. Ditinjau dari APBD, keuangan daerah yang dipergunakan untuk

membiayai program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembiayaan

pembangunan, dari tahun ke tahun diperkirakan terus meningkat. Peningkatan ini

menyesuaikan perkembangan kebutuhan pembangunan baik secara fisik maupun non fisik

dalam bentuk peningkatan pelayanan.

Kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah memegang peranan yang sangat

strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena keuangan daerah merupakan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 12

instrumen penting kebijakan fiskal daerah. Kabijakan desentralisasi fiskal daerah

mengandung tiga misi utama yaitu :

1. Menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumberdaya.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat.

3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)

dalam proses pembangunan.

Desentralisasi fiscal mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi

yang tinggi apabila desentralisasi fiskal dipusatkan pada pengeluaran/belanja publik.

Desentralisasi fiskal yang diukur dengan pengeluaran pemerintah daerah menyebabkan

pertumbuhan ekonomi secara signifikan di daerah-daerah. Dengan adanya transfer dana dari

pemerintah pusat dan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengelola dan

mengoptimalkan potensi-potensi yang ada, memberi efek positif terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Pemerintah daerah mempunyai kelebihan (kesempatan lebih luas) dengan membuat

anggaran perbelanjaan agar lebih efisien dengan memenuhi kebutuhan masyarakat karena

lebih mengetahui keadaan riil yang terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Penganggaran

pada belanja bidang infrastruktur dan sektor sosial pada pemerintah daerah akan memacu

pertumbuhan ekonomi lokal. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu oleh pengeluaran

pemerintah dan swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja. Untuk

menyerap besarnya laju pertumbuhan tenaga kerja yang cendrung meningkat terus-menerus,

diperlukan upaya-upaya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi

baik oleh pemerintah maupun swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan permintaan

tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Dengan meluasnya kesempatan kerja, akses

masyarakat untuk mendapatkan penghasilan makin besar. Dengan meningkatnya

penghasilan masyarakat maka dampak yang lebih luas adalah

adanyapeningkatankesejahteraan masyarakat karena dapat memenuhi kebutuhan primernya

(sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan) bahkan kebutuhan sekunder dan

tersiernya. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka tingkat kemiskinan

di masyarakatpun akan berkurang.

Selain terus memprioritaskan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiscal, Pemerintah

hendaknya juga mendukung dan melaksanakan kebijakan reformasi dalam administrasi

keuangan daerah dimana antara lain tercermin dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja,

sebagai salah satu langkah perubahan dalam upaya membangun sebuah pemerintahan yang

transparan dan akuntabel. Oleh karena itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan

penting yaitu mulai dari penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian. Dalam

paradigma baru dalam manajemen pengelolaan keuangan daerah, perencanaan harus

memenuhi karakterestik sebagai berikut :

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 13

a. Berorientasi pada kepentingan publik/masyarakat luas.

b. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja.

c. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan di DPRD dengan

perencanaan operasional oleh Pemerintah Daerah dan penganggaran pada unit kerja

(SKPD).

d. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD, system dan

prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelolaan keuangan daerah dan unit-

unit pengelola layanan publik dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas guna mendukung upaya pertumbuhan ekonomi

dan pemantapan stabilitas ekonomi daerah, penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah serta pelayanan umum kepada masyarakat, maka kebijakan anggaran

dalam tahun 2018 di Kota Pekanbaru diarahkan untuk :

1. Mewujudkan APBD yang sehat dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan dan

mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan capaian-capaian yang menjadi

target RPJM Daerah, kondisi objektif dan isu-isu strategis serta karakterestik daerah,

sehingga dapat memberi dorongan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah.

2. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah, peningkatan efisiensi dan efektifitas

belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan manajemen keuangan daerah.

3. Memantapkan kondisi ketahanan fiskal yang berkelanjutan dengan cara : melanjutkan

langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan menjaga tingkat defisit yang terkendali dari

aspek pembiayaan daerah.

4. Mengatasi masalah-masalah mendasar yang menjadi prioritas pembangunan tahun 2017

yaitu :

a) Pembangunan infrastruktur daerah yang mencakup pemenuhan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat, pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan (pusat

perkantoran dan sarana lainnya) perhubungan, pengembangan dan pemeliharaan

jaringan transportasi dan pengendalian banjir.

b) Peningkatan manajemen dan pelayanan pendidikan melalui upaya peningkatan

mutu pendidik dan tenaga kependidikan, pembinaan lembaga-lembaga pendidikan,

serta pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

c) Peningkatan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat melalui penambahan

sarana dan prasarana kesehatan dan peningkatan cakupan pelayanan kesehatan.

d) Pembinaan olahraga, dan keagamaan sebagai pengembangan fungsi pendidikan.

e) Pembinaan pemuda dan masyarakat dalam rangka pengembangan olahraga,

kesenian, ketaqwaan dan kebudayaan daerah.

f) Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan social (salah satunya

Pemberdayaan masyarakat berbasis Rukun Warga/PMB.RW).

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 14

g) Peningkatan kemampuan dan kualitas tenaga kerja serta pengembangan

kewirausahaan.

h) Pengembangan ekonomi masyarakat yang mencakup pembangunan sarana dan

prasarana perdagangan serta pengembangan dan pembinaan Koperasi dan Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

i) Peningkatan daya dukung lingkungan yang mencakup perencanaan pemanfaatan

dan pengendalian pemanfaatan ruang, pemeliharaan dan pengembangan RTH.

j) Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan melalui peningkatan

kemampuan dan keterampilan aparatur, peningkatan ketaqwaan, pengembangan

teknologi informasi, pengembangan administrasi kependudukan serta pembangunan

sarana pelayanan publik.

k) Peningkatan kerjasama dan peranan setiap pemangku kepentingan dalam

pembangunan daerah

l) Peningkatan iklim infestasi dan pengembangan kawasan industri.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 15

BAB III

ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RAPBD

3.1. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN APBN

Sejak Tahun 2011, Pemerintah Pusat telah menyiapkan dua strategi

pembangunan utama sebagai kebijakan kunci, yakni Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI), yang dalam pelaksanaannya

diharapkan akan menciptakan sinergi yang kuat dalam mewujudkan :

a. Pertumbuhan yang tinggi, Inklusif, Berkeadilan dan Berkelanjutan

b. Pembangunan Ekonomi yang merata diseluruh tanah air

c. Peningkatan kesempatan kerja serta

d. Penurunan tingkat kemiskinan

Tanpa maksud untuk meniadakan RPJM, Program MP3EI akan menjadi payung

semua kegiatan pembangunan infrastruktur diberbagai wilayah Indonesia, sebagai

bentuk langkah – langkah terobosan :

a. Pengembangan koridor – koridor utama yang menjadi pendorong dan penopang

kegiatan ekonomi di wilayah – wilayah sekitarnya, serta didukung dengan

perbaikan konektivitas antar daerah, diharapkan dapat segera mewujudkan

integrasi pasar di wilayah indonesia, hingga ke pelosok desa.

b. Prakarsa MP3EI dan MP3KI tersebut, bersama – sama dengan berbagai

perkembangan kinerja perekonomian global maupun domestik terkini beserta

prospeknya ke depan, serta permasalahan dan tantangan yang diperkirakan akan

terjadi pada Tahun 2018, telah menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana

Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018. Selanjutnya, RKP 2018 menjadi acuan dalam

penyusunan RAPBN 2018.

Untuk Penerimaan, pemerintah memiliki pokok-pokok kebijakan. Pokok-pokok

kebijakan tersebut dijabarkan dalam pokok-pokok kebijakan penerimaan. Pokok-

pokok kebijakan penerimaan dibagi lagi menjadi pokok pokok kebijakan penerimaan

perpajakan dan pokok pokok kebijakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Pokok-pokok penerimaan perpajakan untuk Tahun 2018 meliputi:

a. Melanjutkan pokok – pokok kebijakan perpajakan yang telah dilakukan di Tahun

2017;

b. Meningkatkan perbaikan penggalian potensi perpajakan;

c. Melakukan perbaikan kualitas pemeriksaan dan penyidikan;

d. Menyempurnakan sistem informasi teknologi;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 16

e. Melakukan perbaikan kebijakan perpajakan yang diarahkan bagi perluasan

berbasis pajak;

f. Meningkatkan kegiatan sensus pajak nasional;

g. Meningkatkan pengawasan dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai;

h. Ekstensifikasi cukai;

i. Menyesuaikan tarif PPn BM atas kelompok barang dan cukai;

j. Pemberian insentif fiskal bagi kegiatan ekonomi strategis.

Sedangkan PNBP akan lebih dioptimalkan lagi untuk memberikan kontribusi

yang lebih sebagai sumber penerimaan dalam negeri. Sementara itu, peranan

penerimaan SDA dalam PNBP masih cukup dominan, khususnya dari penerimaan

migas. Pemerintah tetap mengupayakan optimalisasi penerimaan dari SDA non migas,

khususnya dari pertambangan umum.

Kebijakan – kebijakan yang akan ditempuh dalam Tahun 2016, beberapa

kebijakan yang akan ditempuh antara lain :

a. Pencapaian target lifting minyak mentah dan lifting gas bumi;

b. Efisiensi cost recovery dan mengupayakan penurunan angka rasio cost recovery

terhadap gross revenue;

c. Melakukan secara intensif penagihan atas penjualan hasil migas bagian Pemerintah.

Dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pertambangan umum, Pemerintah

akan menempuh beberapa kebijakan, antara lain :

a. Peningkatan produksi komoditas mineral dan batubara;

b. Peningkatan nilai tambah mineral melalui upaya peningkatan nilai tambah bahan

galian tambang;

c. Penerapan jenis dan tarif PNBP yang berlaku untuk kegiatan pertambangan;

d. Peningkatan pembinaan dan pengawasan mineral dan batubara, antara lain

peningkatan pengawasan produksi dan pemasaran mineral dan batubara serta

inventarisasi dan penyusunan produksi mineral dan batubara nasional;

e. Inventarisasi dan verifikasi potensi PNBP pertambangan umum.

Sedangkan untuk kebijakan Belanja, pemerintah pusat telah menetapkan

pokok-pokok kebijakan sebagai berikut :

a. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dengan pembangunan

infrastruktur dan menjamin kelancaran distribusi barang, jasa dan informasi untuk

meningkatkan daya saing produk nasional;

b. Perlindungan Sosial antara lain melalui pendidikan seperti Beasiswa

siswa/mahasiswa miskin dan berprestasi. Kemudian kesehatan seperti Jamkesmas;

c. Pemberdayaan Masyarkat antara lain melalui PNPM Mandiri;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 17

d. Pemantapan pelaksanaan reformasi Birokrasi;

e. Perbaikan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan;

f. Pengalokasian anggaran subsidi untuk menjaga stabilitas harga dan perlindugan

kesejahteraan masyarakat;

g. Pembayaran kewajiban bunga utang yang jatuh tempo tepat waktu dan jumlah.

Pokok-pokok kebijakan yang telah disebutkan diatas didasari oleh asumsi dasar

ekonomi makro pada Tahun 2013. Dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 5.5%

inflasi 6.0% suku Bunga SBI 3 bulan 6-6,5.0%, nilai tukar Rp.12.100/USD, harga

minyak 110 USD/barrel lifting minyak 900.000 barel/hari. Keterangan ini dihimpun

oleh tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2013

Indikator 2015

Pertumbuhan ekonomi 6.00%

Inflasi 6.00%

Suku Bunga SBI 3 Bulan 6.50%

Nilai Tukar (Rp/USD)- Rata rata Rp.12.100/usd

Harga Minyak /ICP (USD/Barrel) 110 USD/Barrel

Lifting Minyak 900.000barel/hari

Kebijakan Transfer ke daerah juga harus menjadi perhatian. Pemerintah pusat

memiliki pokok pokok kebijakan untuk itu yaitu, pokok pokok kebijakan Dana Bagi

Hasil (DBH) yang terdiri dari :

a. Menyempurnakan proses penghitungan dan penetapan alokasi DBH secara lebih

transparan dan akuntabel;

b. Menyempurnakan sistem pengaanggaran dan pelaksanaan atas PNBP yang

dihasilkan ke daerah;

c. Meningkatkan akurasi data melalui koordinasi dengan institusi pengelola

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan penerimaan perpajakan;

d. Menjaga kesinambungan sistem penyaluran tepat waktu dan tepat jumlah melalui

mekanisme rekonsiliasi data antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil;

e. Menyelesaikan kurang bayar DBH.

Sedangkan pokok pokok kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU) adalah

a. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang – kurangnya 26 persen dari PDN

Neto yang ditetapkan dalam APBN;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 18

b. Mendukung fungsi DAU sebagai alat pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah;

c. Meningkatkan akurasi data dasar perhitungan DAU yang bersumber dari lembaga /

instansi yag berwenang;

d. Alokasi dasar memperhitungkan kebijakan – kebijakan yang terkait dengan

kenaikan gaji pokok, formasi CPNSD dan kebijakan – kebijakan lainnya yang terkait

dengan penggajian;

e. Proporsi DAU sebesar 10 persen untuk semua provinsi dan 90 persen untuk semua

Kabupaten/Kota dari besaran DAU Nasional;

f. Tetap melanjutkan penerapan kebijakan Non Hold Harmless.

Kebijakan transfer daerah dilengkapi dengan Pokok-pokok Kebijakan Dana

Alokasi Khusus (DAK) yaitu:

a. Membantu daerah – daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah

dalam membiayai pelayanan publik dalam rangka mendorong pencapaian SPM,

melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat, serta

meningkatkan efektivitas belanja daerah;

b. Memantapkan perencanaan DAK dengan mendorong pendekatan berbasis output /

outcome, sesuai dengan RPJM;

c. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis;

d. Meningkatkan akurasi data – data teknis dan menghindari duplikasi kegiatan antar

Bidang DAK;

e. Memperhatikan daerah tertinggal di masing – masing Bidang DAK;

f. Meningkatkan kinerja dan kualitas pengelolaan DAK;

g. Mendorong Kementrian / Lembaga untuk mengalihkan dana dekonsentrasi / tugas

pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran Kementrian / Lembaga yang

masih digunakan untuk melaksanakan urusan daerah secara bertahap ke DAK;

h. Meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK, sehingga dapat membantu sinkronisasi

kegiatan DAK dengan kegiatan yang didanai dari sumber pendanaan lainnya (APBN

dan APBD);

i. Menerapkan kebijakan sanksi (disinsentive ) kepada daerah yang tidak melaporkan

pelaksanaan kegiatan DAK melalui penggunaan kinerja pelaporan sebagai salah

satu pertimbangan dalam penyusunan kriteria teknis perhitungan alokasi DAK.

Hal hal yang dijelaskan diatas dapat dijadikan salah satu Pedoman dalam

penyusunan RAPBD Kota Pekanbaru.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 19

Semua yang dijadikan asumsi untuk penyusunan APBN secara tidak langsung

juga dijadikan asumsi untuk penyusunan APBD kota Pekanbaru selain dari asumsi

dasar yang ada di tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam Penyusunan APBN 2018

INDIKATOR TARGET

PDRB (Triliun) 39,63 INFLASI (%) 3

ICOR 5.06

3.2. LAJU INFLASI

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang

dihitung dalam persentase. Pada saat terjadi inflasi daya beli uang menurun. Temuan

empiris menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan (yoy) yang diukur melalui Indeks

Harga Konsumen (IHK) Kota Pekanbaru menunjukkan trend menurun bahkan berada

pada titik terendah selama Tahun 2009 yaitu sebesar 1,94%, lebih kecil dibandingkan

dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai 2,78%. Faktor utama penyebab

rendahnya inflasi adalah deflasi yang terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan

hingga mencapai 7,8%. Selain itu, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh lebih baiknya

kinerja perekonomian Riau Tahun 2008 selaras dengan booming harga CPO dunia yang

turut mendongkrak pertumbuhan konsumsi masyarakat secara signifikan selama

Tahun 2008 dibandingkan Tahun 2007.

Tekanan inflasi pada Tahun 2010 yang naik signifikan menjadi 7% terjadi akibat

kenaikan harga komoditas volatile foods (bahan makanan) terutama beras, cabe merah

dan minyak gorengpada penghujung Tahun 2010 karena berkurangnya pasokan dari

sentra-sentra produksi bahan makanan akibat gangguan cuaca, hama, dan masa tanam

yang tidak serentak. Sebagai wilayah yang sangat bergantung pada ketersediaan di

daerah lain, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pergerakan tingkat harga di Kota

Pekanbaru.

Nilai inflasi pada Tahun 2011 sedikit menurun dibandingkan pada Tahun 2010,

yakni sebesar 5,09%. Tingkat inflasi ini mengalami kecenderungan yang menurun dan

searah (konvergen) dengan tingkat inflasi Nasional. Beberapa faktor yang

mempengaruhi kondisi tersebut antara lain (i) koreksi harga komoditas pangan utama

yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun, (ii) apresiasi nilai tukar rupiah yang

diindikasikan akan mendorong tekanan inflasi yang berasal dari barang-barang impor

(imported inflation), (iii) prospek penurunan harga komoditas dunia sejalan dengan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 20

melemahnya kondisi ekonomi negara maju, dan (iv) minimnya tekanan inflasi yang

berasal dari administered price.

Tabel 3.3 NIlai Inflasi Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

TAHUN INFLASI (%)

2007 7,53

2008 9,02

2009 1,94

2010 7,00

2011 5,09

Sumber : Kajian Ekonomi Regional BI

Pada Rancangan APBN Tahun Anggaran 2018 Pemerintah Republik Indonesia

bersama DPR Republik Indonesia menyepakati asumsi maskro tahun 2018 sebagai

berikut:

1. Pertumbuhan Ekonomi 5,2 persen – 5,6 persen

2. Inflasi 2,5 persen – 4,5 persen

3. Nilai Tukar rupiah Rp.13.300 – Rp.13.500

4. Suku Bunga SPN 4,8 persen – 5,6 persen

5. Pengangguran 5,0 persen – 5,3 persen

6. Kemiskinan 9,5 persen – 10 persen

7. Gini ratio 0,38

3.3. PERTUMBUHAN PDRB

Kondisi perekonomian di Kota Pekanbaru berdasarkan indikator PDRB sangat

baik. Hal ini terlihat pada nilai pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 berdasarkan

PDRB harga konstan 10,57% dan nilai pertumbuhan PDRB berdasarkan PDRB harga

berlaku 23,33%. Data secara lengkap tersaji Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi

Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013

Tahun Harga Berlaku Harga Konstan

Juta Rupiah Pertumbuhan (%)

Juta Rupiah Pertumbuhan (%)

2009 30.037.936,86 20,55 8.302.631,95 8,81 2010 36.753.481,40 22,36 9.047.929,45 8,98 2011 45.257.046,38 23.14 9.913.360,31 9.05 2012 55.816.890,62 23,33 10.961.317,98 10,57 2013 67.144.673,92 20,00 12.135.325,22 9,01 2014 74.434.462,56

Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 21

Pertumbuhan PDRB Kota Pekanbaru pada tahun 2013 sebesar 9,01 persen.

Pertumbuhan ini sudah mengacu pada penggunaan tahun dasar 2000. Besarnya

pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru ini merupakan perpaduan masing-masing

sektor yang ada dimana pertumbuhan di dominasi dari sektor-sektor yang dominan

seperti keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, perdagangan, dan sektor angkutan

dan komunikasi. Dengan kondisi yang sama pada tahun 2013, dimana ketiga sektor

tersebut juga mendominasi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.

Diharapkan dengan berkembangnya sektor-sektor unggulan tersebut akan

dapat memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya sehingga akan tercipta struktur

ekonomi yang kokoh, seimbang, dan dinamis. Data secara lengkap tersaji pada Tabel

3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru

Tahun 2009-2013

No. Lapangan Usaha Pertumbuhan per Sektor (%)

2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 3,95 3,78 3,74 3,66 3,68 2 Pertambangan dan

Penggalian 3,89 3,47 3,88 3,94 3,69

3 Industri Pengolahan 6,13 5,98 5,46 4,76 6,93 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,53 5,57 5,31 6,09 6,12 5 Bangunan 8,85 8,96 9,04 9,26 9,18 6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 9,66 9,83 10,08 12,61 9,76

7 Angkutan dan Komunikasi 9,38 9,83 10,11 14,24 10,01 8 Keuangan, Sewa dan Jasa

Perusahaan 10,50

10,86

10,50 11,16 9,06

9 Jasa-jasa 8,34 8,37 8,32 8,52 8,13 PDRB 8,81 8,98 9,05 10,57 9,01

Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013

Namun jika dilihat dari peranan per sektor terhadap PDRB, pada tahun 2013 sektor

yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

sebesar 32,00%. Hal ini dapat kita cermati dari pertumbuhan Hotel dan Restoran yang

semakin menjamur di Kota Pekanbaru dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama untuk

memenuhi kebutuhan penginapan yang mana Kota Pekanbaru akan menjadi salah satu

destinasi untuk kota bisnis dan jasa tentunya akan dibanjiri oleh banyak orang dari berbagai

daerah di Indonesia.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 22

Tabel 3.6 Kontribusi Per Sektor Atas Dasar Harga Konstan

Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013

No Lapangan Usaha Distribusi Persentase PDRB (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 1,45 1,38 0,68 1,23 1,17

2 Pertambangan dan Penggalian 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02

3 Industri Pengolahan 10,14 9,86 17,20 8,99 8,82

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,15 1,12 0,82 1,03 1,00

5 Bangunan 16,75 16,75 27,72 16,67 16,69

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 31,68 31,93 25,65 32,67 32,00

7 Angkutan dan Komunikasi 14,83 14,95 6,58 15,80 15,95

8 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 6,94 7,06 13,46 7,16 7,16

9 Jasa-jasa 17,02 16,93 7,88 16,42 16,29

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013

Pendapatan per kapita lebih sering disebut PDRB per kapita yang merupakan salah

satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk.

Perkembangan pendapatan per kapita Kota Pekanbaru dari tahun 2009 hingga tahun 2013

menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan sebesar 20,00%

berdasarkan harga berlaku dan 9,01% berdasarkan harga konstan.

Untuk lebih meningkatkan pendapatan per kapita, maka laju pertumbuhan ekonomi

harus ditingkatkan dan sebaliknya laju pertumbuhan penduduk perlu untuk dikendalikan.

Karena pada dasarnya laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap

pembangunan ekonomi terutama sekali terhadap perkembangan pendapatan regional.

Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk maka semakin rendah pendapatan regionalnya

dan sebaliknya semakin rendah laju pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi

pendapatan regionalnya dengan asumsi laju pertumbuhan ekonominya tetap. Oleh sebab itu

pengendalian penduduk guna meningkatkan pendapatan regional harus dipikirkan baik oleh

pemerintah maupun masyarakat.

Tabel 3.7 PDRB Per Kapita Kota Pekanbaru dan Pertumbuhannya

Tahun 2007-2013

Tahun

PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan (%)

Atas Dasar

Harga Berlaku

Atas Dasar

Harga Konstan

Atas Dasar

Harga Berlaku

Atas Dasar

Harga Konstan

2007 23.260.324,51 8.089.508,46 17,46 5,73

2008 27.724.764,22 8.490.412,65 19,19 4,96

2009 32.177.108,43 8.893.909,38 16,06 4,75

2010 38.032.079,80 9.362.693,32 18,20 5,27

2011 45.197.933,90 9.853.473,37 18.84 5.24

2012 57.867.782,71 11.364.072,06 28,03 15,33

2013 67.144.673,92 12.135.325,22 20,00 9,01

Rata-Rata Pertumbuhan 19,68 7,18 Sumber : Informasi Kota Pekanbaru 2014

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 23

3.4. LAIN-LAIN ASUMSI

Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan pegawai Negeri Sipil Daerah

(PNSD) disesdauikan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta

memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian

gaji ketiga belas dan gaji keempat belas.

Penganggaran Pemberian Tambahan Penghasilan PNSD akan memperhatikan

kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.

RKP memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro,

program-program kementerian/lembaga, lintas kementerian, kewilayahan dalam

bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif sesuai

maksud Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tema RKP Tahun 2016 adalah

“Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Pondasi Pembangunan

Yang Berkualitas”.

Sasaran Pokok RKP Tahun 2018 disusun sebagai berikut:

1. Sasaran Makro;

2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;

3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;

4. Sasaran Dimensi Pemerataan;

5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antar Wilayah;

6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.

Sesuai dengan Tema dan Sasaran Pokok RKP Tahun 2018 tersebut, maka:

1. Pertumbuhan ekonomi ditargetkan untuk tumbuh sekitar 5,4 – 6,1 persen;

2. Inflasi ditargetkan pada kisaran 3,5 persen plus minus 1,0 persen;

3. Jumlah penduduk miskin berkisar antara 9,5 persen sampai dengan 10,0 persen;

4. Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 5,0 persen sampai dengan 5,3

persen.

5. Suku bunga SPN 3 bulan: 4,8% - 5,6%

6. Asumsi Harga Minyak : USD45 – USD60 per barel

7. Lifting Minyak:771-815 ribu barel perhari

8. Lifting Gas:1.194-1.235 ribu barel setara minyak per hari

Dalam kaitan itu, prioritas pembangunan disusun sebagai penjabaran

operasional dari Strategi Pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019

dalam upaya melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi Nawa

Cita, yaitu:

1. Cita 1

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman kepada seluruh warga negara;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 24

2. Cita 2

Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan

terpercaya;

3. Cita 3

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan;

4. Cita 4

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;

5. Cita 5

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6. Cita 6

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional;

7. Cita 7

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik;

8. Cita 8

Melakukan revolusi karakter bangsa; dan

9. Cita 9

Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Nawa Cita tersebut merupakan rangkuman program-program yang tertuang

dalam Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden yang dijabarkan dalam strategi

pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019, terdiri dari empat bagian

utama yakni:

(1) norma pembangunan;

(2) tiga dimensi pembangunan;

(3) kondisi yang diperlukan agar pembangunan dapat berlangsung; serta

(4) program-program quick wins.

Tiga dimensi pembangunan dan kondisi yang diperlukan dimaksud memuat

sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015-2019 yang

selanjutnya dijabarkan dalam RKP Tahun 2018.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 25

BAB IV

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1. PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan Daerah menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah merupakan hak Pemerintah Daerah

yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun yang

bersangkutan. Pendapatan daerah di kelompokan atas :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. PAD terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

b. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan APBN yang

dialokasi kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH),

Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan daerah

selain PAD dan Dana Perimbangan. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meliputi:

Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi kepada Daerah Kab/Kota, Dana

Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Bantuan Keuangan dari Propinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru pada Tahun

Anggaran 2018 dari sisi pendapatan bersumber pada kelompok penerimaan daerah

tersebut.

Peningkatan pendapatan daerah ditempuh dengan kebijakan sebagai berikut:

a. Peningkatan Pendapatan Daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-

sumber pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah melalui intensifikasi

dan ekstensifikasi pendapatan daerah;

b. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengelola pendapatan daerah;

c. Peningkatan pelayanan pajak dan non pajak kepada masyarakat;

d. Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan

daerah;

e. Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan pendapatan daerah.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 26

4.1.1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah merupakan penerimaan yang sangat penting bagi pemerintah

daerah dalam menunjang pembangunan daerah guna membiayai proyek dan kegiatan-

kegiatan daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas

umum daerah yang menambah ekuitas dana, sebagai hak pemerintah daerah dalam satu

tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring dengan

banyaknya kewenangan pemerintah pusat yang dilimpahkan kepada daerah serta

tuntutan dari target-target capaian program pembangunan daerah dalam upaya

memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui program dan kegiatan

pembangunan daerah.

Sejauh ini Dana Perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat

kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun

jumlahnya relatif memadai, namun daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaaan

dalam pembelanjaan APBD-nya. Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial

harus digali secara maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan

perundang-undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan

retribusi daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur PAD yang utama.

Secara garis besar ada 2 (dua) sumber pendapatan Kota Pekanbaru yang

memegang peranan penting dalam penerimaan daerah yaitu Pertama, sumber

pendapatan yang pelaksanaannya ditetapkan melalui pelaksanaan Peraturan Daerah

(PERDA) dalam setiap tahunnya. Kedua, sumber pendapatan yang berasal dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah Pusat.

Pendapatan daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) di Kota Pekanbaru diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya

berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum

(DAU), dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Bagi Hasil) dan dari Lain-lain

Pendapatan yang Sah.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 27

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Komponen Pendapatan

Daerah Kota Pekanbaru terdiri dari :

A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dalam UU Nomor: 33 Tahun 2004, Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang

dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Khusus terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus

memperhatikan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, beserta peraturan pendukung lainnya dalam menentukan Perda

yang terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 33

Tahun 2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005,

Pasal 22, ayat (1) berasal dari:

1. Pajak Daerah

Kebijakan pokok Pajak Daerah dalam kerangka Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai

berikut :

a. Pendataan kembali/Pemutakhiran data Wajib Pajak dan potensi pajak dari tiap Objek

Pajak merupakan salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota Pekanbaru

dalam meningkatkan pendapatan asli daerah melalui Pajak Daerah.

b. Pada periode Tahun 2017- 2018, pemutakhiran data potensi pajak dari objek pajak

dikhususkan untuk jenis Pajak Bumi dan Bangunan yang dilakukan secara bertahap

di seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru. Untuk Tahun 2017, pemutakhiran data

potensi pajak dilakukan di 5 kecamatan sedangkan untuk Tahun 2018 dilakukan di 7

kecamatan di Kota Pekanbaru. Pemutakhiran data dilakukan secara aktif dengan

mendatangi secara langsung Wajib Pajak untuk menilai secara riil potensi pajak.

c. Penyesuaian tarif pajak untuk 11 jenis pajak juga dilakukan oleh Pemerintah Kota

Pekanbaru dalam rangka peningkatan PAD. Penyesuaian tarif pajak tersebut

dilakukan berdasarkan penyesuaian nilai objek pajak maupun penyesuaian hasil

transaksi yang terjadi di masyarakat maupun korporasi.

d. Langkah lain dari Pemerintah Kota Pekanbaru dalam meningkatkan PAD dari Pajak

Daerah adalah melakukan penyempurnaan Zona Nilai Tanah dan penilaian individual

PBB. Penyempurnaan Zona Nilai Tanah dilakukan dalam rangka penyesuaian tarif

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dari suatu kawasan/daerah sesuai dengan

perkembangan nilai tanah di daerah tersebut. Dari adanya penyesuaian tarif NJOP

tersebut maka diharapkan BPTHB dari transaksi jual beli tanah yang dilakukan

masyarakat maupun korporasi akan meningkat.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 28

e. Untuk penilaian individual PBB, Pemerintah Kota Pekanbaru pada Tahun 2018 akan

melakukan penilaian individual PBB untuk Bandara Sultan Syarief Kasim II (SSK

II). Pemilihan Bandara SSK II untuk penilaian individual PBB didasarkan adanya

perluasan kawasan terminal bandara yang akan meningkatkan potensi pajak PBB

dari bandara tersebut.

f. Menyesuaikan dasar pengenaan pajak daerah dan retribusi daerah dalam upaya

pungutan dan peningkatan PAD, Pemerintah Kota Pekanbaru sesuai dengan

Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana diatur

dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah yang telah diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2011. Pajak Daerah

dimaksud mengatur tarif Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan. Tarif Pajak

Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35 persen. Khusus untuk Hiburan berupa

pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, club malam, permainan

ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan

paling tinggi sebesar 75 persen. Sedangkan untuk Hiburan kesenian

rakyat/tradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 10

persen.

g. Pajak reklame yang ditetapkan paling tinggi sebesar 25 persen, pajak penerangan

jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan yang ditetapkan paling tinggi

masing-masing sebesar 10 persen. Sedangkan Pajak parkir ditetapkan sebesar 30

persen dan pajak air tanah sebesar 20 persen. Untuk pajak Sarang Burung walet

ditetapkan paling tinggi sebesar 10 persen, BPHTB sebesar 5 persen dan tarif pajak

bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan ditetapkan sebesar 0,1 persen untuk

NJOP di bawah Rp. 1 milyar.

h. Khusus Bagi Hasil Pajak yang mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

dengan ditetapkan dan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Pekanbaru nomor 8

Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, maka PBB

sudah murni menjadi Pajak Daerah di Kota Pekanbaru sejak tahun 2012.

2. Retribusi Daerah

Kebijakan pokok pendapatan daerah diarahkan dengan memperbaiki beberapa

kebijakan pendapatan daerah yaitu Untuk retribusi daerah, Prinsip dan sasaran penetapan

tarif retribusi, ditetapkan sebagai :

1) Retribusi Jasa Umum

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum yang bersangkutan,

kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas, pengendalian atas pelayanan

tersebut. Biaya penyediaan jasa meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 29

bunga dan biaya modal. Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya

penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

2) Retribusi Jasa Usaha

Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa Usaha didasarkan

pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak yaitu keuntungan yang

diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan

berorientasi pada harga pasar.

3) Retribusi Perizinan Tertentu

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan tertentu didasarkan

pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian

izin yang bersangkutan yang meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan

dilapangan,, penegakan hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari

pemberian izin tersebut.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

a. Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah/BUMD melalui

peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan bisnis BUMD.

b. Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Swasta yaitu dengan

mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah yang berada lahan-lahan yang strategis

dan ekonomis melalui kerjasama dengan pihak ketiga.

4. Lain-Lain PAD yang Sah

Dalam hal ini penerimaan pendapatan daerah di dapat melalui :

a. Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan;

b. Penerimaan Jasa Giro;

c. Penerimaan Bunga Deposito;

d. Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan;

e. Pendapatan Denda Pajak Daerah;

f. Pendapatan Denda Retribusi Daerah;

g. Penerimaan lain-lain.

Asumsi yang digunakan dalam target PAD Tahun Anggaran 2015, tahun 2016 dan

tahun 2017 adalah :

1. Perkiraan rata-rata (trend) realisasi penerimaan PAD tahun 2012 sampai tahun 2014.

2. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Pekanbaru Tahun 2012 dan 2015 relatif stabil.

Selanjutnya pemerintah daerah terus melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan

intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dilakukan dengan

cara-cara sebagai berikut :

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 30

a. Memperluas basis penerimaan

Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara lain yaitu

mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah pembayar pajak,

memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas

penerimaan dari setiap jenis pungutan.

b. Memperkuat proses pemungutan

Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antara lain

mempercepat penyusunan Peraturan-peraturan Daerah, mengubah tarif, khususnya tariff

retribusi dan peningkatan SDM yang melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak

dan retribusi tersebut.

c. Meningkatkan pengawasan

Pengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara

insidentil / tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu (dadakan) dan berkala,

memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta

meningkatkan pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

pembayar pajak.

d. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan

Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur administrasi pajak

melalui penyederhanaan administrasi pajak, meningkatkan efisiensi pemungutan dari

setiap jenis pemungutan.

e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik

Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait

khususnya instansi yang menangani pemungutan dan pengelolaan pajak-pajak dan

retribusi di Kota Pekanbaru.

B. Dana Perimbangan

Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah, komponen Dana

Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat penting, karena dana

perimbangan merupakan inti dari Desentralisasi Fiskal. Dana Perimbangan bertujuan untuk

menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara

Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi

Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Sumber dana perimbangan diharapkan dari optimalisasi Bagi Hasil Pajak maupun

Bukan Pajak. Optimalisasi Bagi Hasil Pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh).

Sedangkan Bagi Hasil Bukan Pajak bersumber dari Sumber Daya Alam (SDA) Sektor

Perikanan, Sumber Daya Alam (SDA) Sektor Minyak dan Gas Bumi, Pertambangan Umum

dan Kehutanan.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 31

Karena Dana Perimbangan tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, maka

yang perlu diupayakan oleh Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru, antara lain :

a) Perbaikan pencatatan basis pajak

b) Mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk menyesuaikan Daftar Biaya

Komponen Bangunan secara periodik dalam rangka penentuan besarnya NJOP

bangunan;

c) Memperbaiki data dasar yang digunakan dalam perhitungan dan penetapan Dana

Alokasi Umum (DAU) seperti: Data Kebutuhan Fiskal, Data Kapasitas Fiskal, Jumlah

Formasi dan Bezetting Belanja Pegawai.

Asumsi yang digunakan dalam prediksi target penerimaan dana perimbangan untuk

Tahun Anggaran 2018 adalah :

a) Target Dana Bagi Hasil berdasarkan perkiraan Alokasi yang akan ditetapkan dan

memperhatikan realisasi tahun-tahun sebelumnya.

b) Untuk DAU ditargetkan berdasarkan alokasi DAU Tahun 2017.

c) DAK ditargetkan berdasarkan perkiraan Alokasi yang akan ditetapkan

1. Dana Bagi Hasil

DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam yang diberikan oleh pemerintah

pusat. Dana Bagi Hasil terdiri dari:

a. Dana Bagi Hasil Pajak

Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal

21, Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29. Khusus Bagi Hasil Pajak yang

mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya Undang-Undang Nomor 28

tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Khusus tentang Pajak

Bumi dan Bangunan didukung dengan ditetapkan dan diberlakukannya

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Maka PBB sudah murni menjadi

Pajak Daerah di Kota Pekanbaru sejak Tahun 2012.

b. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran

Eksplorasi dan Eksploitasi, Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Minyak

Bumi.

Kedepan, sumber dana perimbangan diharapkan dari optimalisasi Bagi Hasil

Pajak maupun Bukan Pajak. Optimalisasi Bagi Hasil Pajak berasal dari Pajak

Penghasilan (PPh). Sedangkan Bagi Hasil Bukan Pajak bersumber dari Sumber

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 32

Daya Alam (SDA) Sektor Perikanan, Sumber Daya Alam (SDA) Sektor Minyak

dan Gas Bumi, Pertambangan Umum dan Kehutanan.

2. Dana Alokasi Umum

DAU oleh Pemerintah Pusat dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota.

DAU suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas celah

fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan dalam penghitungan DAU

diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah dan/atau lembaga Pemerintah yang

berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. DAU suatu

daerah otonom baru dialokasikan setelah undang-undang pembentukan

disahkan.

3. Dana Alokasi Khusus

Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada

daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari

program yang menjadi prioritas nasional. Untuk Kota Pekanbaru dana DAK menjadi

sumber dana yang diharapkan dalam memberikan kontribusi pendapatan dalam

menangani program-program yang bersifat khusus yang secara prinsip sejalan

dengan program pusat. Dana Alokasi Khusus terdiri dari:

- Dana Alokasi Khusus Fisik

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik

C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah :

Lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) di Kota Pekanbaru, keberadaannya sangat menunjang/mendukung kemampuan

pendanaan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru. Apalagi peningkatan pendapatan tidak

sebanding dengan laju kebutuhan operasional pemerintahan dan kebutuhan pembangunan

yang semakin tinggi, sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kemajuan kota

Pekanbaru. Maka dari itu lain-lain pendapatan daerah yang sah, cukup berperan memberi

kontribusi pendapatan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru. Lain-lain pendapatan yang sah itu

terdiri dari :

1. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

a. Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

b. Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);

c. Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB);

d. Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 33

2. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya

Untuk pemerintah Kota Pekanbaru, Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

pemerintah daerah lainnya diarahkan untuk pembayaran gaji guru bantu provinsi

dan kegiatan fisik lainnya.

4.1.2. Target Pendapatan Daerah

Pada Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018 Pendapatan Daerah Kota

Pekanbaru direncanakan sebesar Rp.2.477.786.574.502,- sedangkan pada APBD Tahun

Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.2.481.215.884.265,- sehingga mengalami

penurunan sebesar Rp.3.429.309.763,- atau 0,14%.

Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2018 berasal dari :

a. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp.1.024.119.752.217,-

b. Dana Perimbangan sebesar Rp.1.306.724.185.000,-

c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp.146.942.637.285,-

Uraian dari masing-masing kelompok Pendapatan Daerah adalah sebagai

berikut :

A. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah

dari sumber-sumber dalam daerahnya sendiri, yang terdiri dari penerimaan dari Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

Pada APBD Tahun Anggaran 2018 Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar

Rp.1.024.119.752.217,- apabila dibandingkan dengan APBD Tahun Anggaran 2017

yang dianggarkan sebesar Rp.1.019.494.462.872,- mengalami peningkatan sebesar

Rp.4.625.289.345,- atau sebesar 0,45%.

1. Pajak Daerah

Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.802.616.131.807,-

sedangkan pada APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar

Rp.799.950.540.000,- sehingga mengalami penurunan sebesar Rp.2.665.591.807,-

atau 0,33%.

2. Retribusi Daerah

Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.175.007.333.790,-

sedangkan pada APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar

Rp.189.765.964.260,- sehingga mengalami kenaikkan sebesar Rp.14.758.630.470,-

atau 7,78%.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 34

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berasal dari

bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan daerah dan bagi laba atas

penyertaan modal pada perusahaan milik swasta. Pada APBD Tahun Anggaran

2017 dianggarkan sebesar Rp.5.810.291.253,- sedangkan pada APBD Tahun

Anggaran 2018 ditargetkan sebesar Rp.4.357.718.440,- sehingga mengalami

penurunan sebesar Rp.1.452.572.813,- atau 33,33%.

4. Lain-lain PAD yang Sah

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah merupakan pos pendapatan dari

penerimaan PAD yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah dan retribusi

daerah.

Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.36.060.706.022,-

sedangkan pada APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar

Rp.30.045.529.517,- mengalami penurunan sebesar Rp.6.015.176.505,- atau

20,02%.

B. Dana Perimbangan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan

terdiri dari :

1. Dana Bagi Hasil

2. Dana Alokasi Umum; dan

3. Dana Alokasi Khusus.

Target penerimaan Dana Perimbangan APBD Tahun Anggaran 2017 sebesar

Rp.1.320.906.554.000,- apabila dibandingkan dengan Rancangan APBD Tahun

Anggaran 2018 sebesar Rp.1.306.724.185.000,- mengalami penurunan sebesar

Rp.14.182.369.000,- atau 1,09%.

1. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Dana Bagi Hasil yang bersumber dari Pajak terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

dan PPh Pasal 21.

Sedangkan Dana Bagi Hasil yang bersumber dari bukan pajak terdiri dari Bagi Hasil

Pungutan Hasil Perikanan, Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi, Bagi Hasil

Pertambangan Umum dan Bagi Hasil Pungutan Hasil Kehutanan.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 35

APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.274.124.141.000,- sedangkan

pada APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.272.785.321.000,- mengalami

penurunan sebesar Rp.1.338.820.000,- atau 0,49%.

2. Dana Alokasi Umum

Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.791.327.481.000,-

sedangkan APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.798.138.148.000,- mengalami

kenaikan sebesar Rp. 6.810.667.000,- atau 0,85%.

3. Dana Alokasi Khusus

Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.255.454.932.000,-

sedangkan APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.235.800.716.000,- mengalami

penurunan sebesar Rp.19.654.216.000,- atau 8,34%.

C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dari

Provinsi. Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.140.814.867.393,-,

sedangkan APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar Rp.119.692.637.285,-

mengalami penurunan sebesar Rp.21.122.230.108,- atau 17,65%.

Secara rinci target Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru pada APBD Tahun

Anggaran 2017 dan Tahun Anggaran 2018 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Target Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2017 & 2018

URAIAN APBD 2017 RAPBD 2018

BERTAMBAH/ BERKURANG %

(Rp) (Rp) (Rp)

PENDAPATAN DAERAH 2.481.215.884.265 2.477.786.574.502 (3.429.309.763) (0,14)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.019.494.462.872 1.024.119.752.217 4.625.289.345 0,45

Pajak Daerah 802.616.131.807 799.950.540.000 (2.665.591.807) (0,33)

Retribusi daerah 175.007.333.790 189.765.964.260 14.758.630.470 7,78

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 5.810.291.253 4.357.718.440 (1.452.572.813) (33,33)

Lain-lain pendapatan PAD yang sah 36.060.706.022 30.045.529.517 (6.015.176.505) (20,02)

Dana Perimbangan 1.320.906.554.000 1.306.724.185.000 (14.182.369.000) (1,09)

Dana Bagi Pajak dan Bukan Pajak 274.124.141.000 272.785.321.000 (1.338.820.000) (0,49)

Dana Alokasi Umum 791.327.481.000 798.138.148.000 6.810.667.000 0,85

Dana Alokasi Khusus 255.454.932.000 235.800.716.000 (19.654.216.000) (8,34)

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

140.814.867.393 146.942.637.285 6.127.769.892 4,17

Dana Bagi Hasil dari Provinsi 140.814.867.393 119.692.637.285 (21.122.230.108) (17,65)

Dana Insentif Daerah - 27.250.000.000 27.250.000.000 100,00

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 36

4.1.3. Upaya-Upaya Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Target

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dalam

pencapaian target pendapatan daerah adalah :

A. Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Secara umum dalam pencapaian target Pendapatan Asli Daerah akan dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Intensifikasi Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Upaya intensifikasi pajak daerah dapat dilakukan dilakukan dengan cara – cara

sebagai berikut :

- Pemeriksaan terhadap wajib pajak;

- Penyederhanaan proses administrasi pemungutan dan penyempurnaan Sistem

dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah (sisdurpatda);

- Peningkatan pengawasan terhadap wajib pajak melalui penertiban dan uji petik

dilapangan;

- Optimalisasi pelaksanaan landasan hukum perpajakan;

- Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak

daerah;

- Peningkatan koordinasi dan kerja sama antar unit satuan kerja terkait;

- Akurasi basis data pajak daerah;

- Optimalisasi pencairan tunggakan dan penagihan pajak daerah

Sedangkan upaya intensifikasi retribusi daerah dilakukan melalui:

- Peningkatan koordinasi antar unit pemungut.

- Sosialisasi dan penyuluhan ketentuan retribusi daerah

- Penyusunan standar administrasi pencatatan dan penerimaan retribusi daerah;

- Penyusunan juklak/juknis pelayanan dan pembayaran retribusi daerah.

2. Ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah

Upaya ekstensifikasi pajak/retribusi daerah dilakukan melalui2 pendekatan

yaitu :

- Pendekatan Teknis. Melalui pendekatan ini hasil yang diharapkan ádalah

terjadinya pertambahan jumlah wajib pajak, sehingga coverage ratio meningkat dan

berdampak pada meningkatnya penerimaan pajak daerah. Cara yang ditempuh

melalui pendekatan ini ádalah melakukan pendataan dan penyisiran (canvassing)

terhadap seluruh wajib pajak serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

- Pendekatan Yuridis. Dengan pendekatan ini diharapkan bertambahnya jenis pajak

baru atau bertambahnya basis pajak yang akan dijadikan sebagai dasar pengenaan

pajak serta melakukan evaluasi dan penyempurnaan peraturan tentang pajak

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 37

daerah dan retribusi daerah untuk menciptakan jenis retribusi daerah atau

menghapuskan jenis retribusi daerah yang tidak efektif dan efisien serta

menimbulkan ekonomi biaya tinggi.

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Upaya pencapaian target untuk Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan agar efisien dan efektif dilakukan melalui penghitungan kembali terhadap

potensi hak keuangan daerah yang berada dalam pengelolaan badan usaha milik

swasta dengan melakukan analisa dan kalkulasi terhadap besaran potensi yang patut

menjadi sumber pendapatan daerah.

4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan manajemen kas seperti

pengelolaan aset dan dana yang potensial, sehingga diharapkan akan dapat

memberikan sumbangan terhadap perolehan penerimaan pendapatan daerah.

B. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan sumber-sumber pendanaan yang sangat berarti

bagi daerah sebagai bentuk pelaksanaan asas desentralisasi. Dana Perimbangan

bertujuan untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah dan antar daerah (fiscal gap). Pemerintah Kota Pekanbaru akan

mencermati terus menerus tentang kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis

yang menjadi dasar penentuan dan perhitungan DAK dan DAU oleh Departemen

Keuangan dan Departemen Teknis, serta membuat usulan atau proposal terlebih

dahulu tentang rencana program dan kegiatan khusus sesuai dengan prioritas nasional

seperti bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, pemerintahan umum

dan sebagainya.

Upaya-upaya yang ditempuh dalam meningkatkan Dana Perimbangan, adalah :

- Melaksanakan koordinasi secara intensif dalam penyediaan data dan informasi yang

akurat.

- Melaksanakan sosialisasi secara rutin/berkala tentang perpajakan dalam rangka

meningkatkan kesadaran wajib pajak.

- Meningkatkan koordinasi antara instansi terkait.

- Pemberian Reward kepada Wajib Pajak

- Melakukan laporan secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan.

- Monitoring dan evaluasi

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 38

C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Pemerintah daerah berupaya untuk memperoleh dana penyesuaian dari

Pemerintah Pusat sebagai faktor penyeimbang karena terjadinya penurunan

kemampuan keuangan daerah sebagai akibat kebijakan pusat atas penurunan

penerimaan daerah dari Dana Perimbangan.

4.2. BELANJA DAERAH

4.2.1. Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi makro

diharapkan dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan ekonomi

daerah secara makro ke dalam kerangka pengembangan yang lebih memberikan efek

multiplier yang lebih besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang lebih merata.

Belanja penyelenggaraan pembangunan diprioritaskan untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah

yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,

fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam

pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Sejalan dengan adanya pemilihan Kepala Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2017, maka

Belanja daerah Kota Pekanbaru pada Tahun 2018 diarahkan untuk mendukung pencapaian

visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru Tahun 2017 – 2022. Pengelolaan belanja sejak proses

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban harus

memperhatikan aspek efektivitas, efisiensi, transparan dan akuntabel. Belanja harus

diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan

perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi) dimana keluaran dari belanja

dimaksud seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil).

Belanja daerah sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah

terakhir kali dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 dibagi kedalam dua kelompok

yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung terdiri dari

a). Belanja Pegawai, b). Belanja Subsidi, c). Belanja Hibah, d). Belanja Bantuan Sosial, e).

Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa dan Partai

Politik serta f). Belanja Tidak Terduga sedangkan Belanja Langsung mempunyai

komponen terdiri dari 1). Belanja Pegawai, 2). Belanja Barang dan Jasa serta 3). Belanja

Modal.

Adapun realisasi Belanja Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2015 – 2016 dan proyeksi

pendanaan Belanja Daerah Tahun 2017 – 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 39

Tabel 4.2. Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Belanja Daerah Kota Pekanbaru

No Uraian Realisasi

Tahun Berjalan

Tahun 2017

Proyeksi/Target

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2018 Tahun 2019

5. BELANJA DAERAH

5.1. Belanja Tidak Langsung 1.010.466.732.838 1.025.540.264.438 1.127.304.708.422 1.041.960.557.961 1.366.921.547.942

5.1.1. Belanja Pegawai 964.791.998.038 958.141.869.450 1.064.898.708.422 1.012.559.756.934 1.291.410.287.942

5.1.3. Belanja Subsidi 25.662.740.000 14.321.623.381 15.000.000.000 5.346.301.027 18.150.000.000

5.1.4. Belanja Hibah 18.308.865.000 50.790.780.000 29.406.000.000 22.054.500.000 35.581.260.000

5.1.5. Belanja Bantuan Sosial 20.000.000 - - - -

5.1.7.

Belanja bantuan keuangan kepada

Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan

Pemerintah Desa & Partai Politik

899.998.800 999.885.800 1.000.000.000 1.000.000.000 1.210.000.000

5.1.7. Belanja tidak terduga 783.131.000 1.286.105.807 17.000.000.000 1.000.000.000 20.570.000.000

5.2. Belanja Langsung 1.525.876.880.167 982.345.665.859 1.329.203.441.745 1.413.076.016.541 1.608.336.164.508

5.2.1 Belanja Pegawai 215.004.555.223 189.291.157.090 220.164.619.414 21.207.972.037 266.399.189.490

5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 489.245.555.590 343.112.626.255 509.085.564.004 794.978.917.804 615.993.532.444

5.2.3 Belanja Modal 821.626.769.354 449.941.882.514 599.953.258.327 596.889.126.700 725.943.442.574

JUMLAH BELANJA 2.536.343.613.005 2.007.885.930.297 2.456.508.150.167 2.455.036.574.502 2.975.257.712.450

Sumber : BPKAD Kota Pekanbaru

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 40

Dari tabel di atas, terlihat realisasi belanja daerah Kota Pekanbaru Tahun 2016

mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2015. Untuk Belanja Langsung, penurunan

terjadi pada semua komponen yakni belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja

Modal. Sedangkan untuk Belanja Tidak Langsung, penurunan terjadi pada komponen

belanja Pegawai dan Belanja Subsidi. Untuk Belanja Bantuan Sosial, pada Tahun 2016 tidak

ada realisasi belanja.

Penurunan belanja daerah Kota Pekanbaru Tahun 2016 terjadi karena adanya

penurunan pendapatan daerah terutama dari komponen Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil

Bukan Pajak (DBHP/DBHBP) dari Pemerintah Pusat, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang dipisahkan serta Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi. Penurunan

DBHP/DBHBP dari Pemerintah Pusat tersebut merupakan efek dari turunnya penerimaan

negara dari sektor migas akibat turunya harga minyak dunia sehingga mempengaruhi

DBHP/DBHBP yang diterima oleh Pemerintah Kota Pekanbaru sebagai salah satu daerah

penghasil minyak. Penurunan belanja daerah Tahun 2016 juga terjadi karena tidak

tercapainya target Pendapatan Asli Daerah seperti Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah dan lain-lain PAD yang sah.

Komponen yang mengalami peningkatan Belanja Daerah Kota Pekanbaru pada

Tahun 2016 yakni pada Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa & Partai Politik serta Belanja Tidak

Terduga.

Untuk Tahun 2018, Belanja Daerah Kota Pekanbaru diproyeksikan meningkat

dibandingkan Tahun 2017. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan proyeksi pendapatan

daerah Kota Pekanbaru untuk Tahun 2018 dilihat dari mulai membaiknya harga minyak

dunia dan diselenggarakannya kegiatan penting yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di

Kota Pekanbaru.

Peningkatan belanja daerah di Kota Pekanbaru juga diproyeksikan untuk Tahun 2018

dan Tahun 2019 seiring dengan peningkatan proyeksi pendapatan daerah hasil dari harapan

optimis makin membaiknya pertumbuhan perekonomian nasional secara umum dan

perekonomian Kota Pekanbaru secara khususnya.

Arah kebijakan Belanja Tidak Langsung didasarkan atas kebijakan:

a. Belanja pegawai, dialokasikan untuk belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan

tunjangan serta pengahasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil dan

Calon Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang undangan. Belanja pegawai dialokasikan juga untuk pemberian tunjangan

daerah kepada PNS dan PNS guru yang besarannya berdasarkan jabatan dan golongan

yang diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 41

b. Belanja Subsidi dialokasikan untuk membiayai penyaluran beras miskin kepada

masyarakat yang pelaksanaannya dikoordinir oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.

c. Belanja hibah diberikan dalam bentuk uang kepada pemerintah dan instansi vertikal

serta masyarakat dalam rangka mendukung program pembangunan dilingkungan

Pemerintah Kota Pekanbaru untuk mewujudkan visi dan misi Kota Pekanbaru.

d. Belanja bantuan sosial dianggarkan untuk memberikan bantuan dalam bentuk uang

yang bersifat sosial kemasyarakatan kepada kelompok/anggota masyarakat seperti

organisasi sosial, yayasan, rumah ibadah dan dianggarkan juga untuk pemberian

bantuan kepada partai politik yang besarannya sesuai dengan jumlah kursi yang ada di

DPRD Kota Pekanbaru.

e. Belanja tidak terduga dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi,

diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta tidak biasa atau tanggap darurat.

Sedangkan arah kebijakan Belanja Langsung diarahkan untuk:

a. Belanja daerah bidang pendidikan dialokasikan sebesar minimal 20 (dua puluh) persen

lebih dari total APBD guna memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Belanja Program yang berskala besar, monumental dan berdampak luas pada

kepentingan publik yaitu berupa belanja daerah yang diprioritaskan kepada kualitas

Infrastruktur pelayanan, peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur

pendidikan, kesehatan dan sanitasi perkotaan lainnya sebagaimana target RPJM daerah

tahun 2017 dengan tetap memperhatikan infrastruktur perkotaan.

c. Belanja kegiatan tahun jamak (multiyears) yaitu kegiatan yang diselesaikan lebih dari

setahun dan telah memperoleh persetujuan DPRD.

d. Belanja daerah yang diprioritaskan untuk penanggulangan kemiskinan yang

diaplikasikan kedalam bentuk Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga

(PMB-RW).

e. Belanja daerah yang diprioritaskan untuk penciptaan lapangan kerja.

4.2.2. Kebijakan Belanja Pegawai, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Belanja

Tidak Terduga

a. Belanja Pegawai

Belanja pegawai, dialokasikan untuk belanja kompensasi, dalam bentuk gaji

dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai

Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 42

Belanja Pegawai dialokasikan untuk pemberian tunjangan daerah kepada

PNS dan PNS guru yang besarannya berdasarkan golongan.

b. Belanja Subsidi

Belanja Subsidi diberikan kepada suatu perusahaan tertentu agar harga jual

suatu barang yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat

c. Belanja Hibah

Belanja hibah diberikan dalam bentuk uang kepada pemerintah dan

instansi vertikal serta masyarakat dalam rangka mendukung program

pembangunan dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk

mewujudkan visi dan misi Kota Pekanbaru.

d. Belanja Bantuan Sosial

Belanja bantuan sosial dianggarkan untuk memberikan bantuan dalam

bentuk uang kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat

yang sifatnya tidak terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk

melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko

e. Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Bantuan yang bersifat khusus kepada partai politik

f. Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa

atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan

bencana sosial yang dapat diperkirakan sebelumnya.

4.2.3. Kebijakan Pembangunan Daerah

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru mengacu sasaran

pokok pembangunan jangka panjang daerah berdasarkan kelompok misi, termasuk arah

kebijakan, pentahapan pembangunan 5 (lima) tahunan selama 20 (duapuluh) tahun, dan

prioritas masing-masing tahapan.

1. Misi 1 Mewujudkan Pemanfaatan Ruang Kota yang efisien efektif serta

pemerataan pembangunan seluruh wilayah dengan didukung Infrastruktur Dasar

yang Memadai

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi pertama:

a) Terciptanya pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan merata sesuai dengan

rencana tata ruang kota dan rencana tata ruang kawasan strategis.

b) Meningkatnya kuantitas, kualitas dan pemerataan jaringan jalan dan sarana

transportasi darat, laut/sungai dan udara untuk menunjang aktivitas masyarakat.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 43

c) Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana air bersih dan pengolahan air

limbah

d) Meningkatnya fungsi sarana prasarana pengendalian banjir menuju kota Pekanbaru

bebas banjir

e) Meningkatnya pemenuhan kebutuhan perumahan dan penataan permukiman kumuh

di kawasan perkotaan

f) Meningkatnya ketersediaan dan pemerataan listrik, gas dan energi terbaharukan

untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan masyarakat

g) Meningkatnya ketersediaan jaringan Fibre Optic (FO) dan pemanfaatan

telekomunikasi serta informasi dalam penyebarluasan informasi dan perwujudan

cibercity.

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi

pertama:

a) Menata ruang kota sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kota Pekanbaru yang

meliputi aspek perencanaan; pemberian ijin, pengawasan pembangunan, peruntukan

dan perubahan bentuk dan fungsi bangunan dan lingkungan.

b) Meningkatkan pembangunan jalan dan penataan pedestrian kota guna menunjang

pertumbuhan wilayah secara merata.

c) Meningkatkan ketersediaan sarana transportasi massal.

d) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana air bersih dengan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM).

e) Meningkatkan sarana dan prasarana pengolahan air limbah dengan membangun

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

f) Meningkatkan pembangunan sarana prasarana pengendalian banjir dengan

memperhatikan tata ruang, dan topografi wilayah.

g) Meningkatkan koordinasi dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS SIAK).

h) Penataan permukiman kumuh perkotaan dan penyediaan perumahan bagi masyarakat

secara vertikal dengan pembangunan super blok (apartemen).

i) Peningkatan penyediaan dan pemerataan cadangan listrik, gas dan energi

terbaharukan bagi masyarakat dengan pembangunan pembangkit listrik dan city gas

bekerjasama dengan swasta serta pengembangan teknologi energi terbaharukan

j) Meningkatkan penyediaan jaringan FO, teknologi informasi dan pembangunan

berbagai aplikasi e-government dalam menunjang kinerja pembangunan daerah.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 44

2. Misi 2 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi kedua:

a) Meningkatnya pendapatan pemerintah dari swasta dan masyarakat, dan kualitas

pengelolaan keuangan serta aset daerah yang semakin baik.

b) Meningkatnya kerjasama kawasan dalam pengembangan infrastruktur, pemerintahan,

pendidkan, kesehatan, keamana, pengelolaan kualitas lingkungan dan penaggulangan

bencana di wilayah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kab Siak dan Kab

Pelalawan (Pekansikawan).

c) Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang mudah, efektif dan efisien berorientasi

pada kepuasan masyarakat.

d) Meningkatnya profesionalisme aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah kota.

e) Terciptanya perencanaan dan kinerja pembangunan daerah yang efektif, efisien dan

tepat berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi

kedua:

a) Meningkatkan intensifikasi pendapatan asli daerah;

b) Meningkatkan kualitas, akuntabilitas dan transparansipengelolaan keuangan dan

asset daerah berbasis acrual;

c) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama kawasan Pekansikawan pengembangan

infrastruktur pemerintahan, pendidkan, kesehatan, keamana, pengelolaan kualitas

lingkungan dan penaggulangan bencana;

d) Meningkatkan kualitas pelayanan publik, penyediaan sarana prasarana aparatur yang

memadai, menata sistem administrasi dan manajemen pemerintahan dengan

memanfaatkan e-goverment, serta penerapan standar pelayanan;

e) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil

dengan penerapan Sistem Informasi Kependudukan yang handal dan terintegrasi;

f) Meningkatkan kualitas dalam penataan arsip daerah;

g) Meningkatkan profesionalisme aparatur sipil negara dengan penerapan sistem

kepegawaian berbasis kompetensi dan kinerja;

h) Menyusun berbagai rencana pembangunan daerah sesuai amanat peraturan

perundang-undangan, dan rencana pembangunan multi sektor untuk mempercepat

kinerja pembangunan daerah;

i) Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 45

3. Misi 3 Mewujudkan keamanan kota yang kondusif menuju kota yang aman,

nyaman dan damai

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi ketiga:

a) Meningkatnya ketenteraman dan ketertiban umum di lingkungan masyarakat;

b) Meningkatnya kesadaran politik masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi

ketiga:

a) Meningkatkan penegakan peraturan daerah;

b) Meningkatkan langkah-langkah antisipasi kasus gangguan ketenteraman dan

ketertiban umum;

c) Meningkatkan pendidikan politik masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam

kehidupan demokrasi.

4. Misi 4 Mewujudkan daya saing ekonomi dan ketahanan pangan menuju

masyarakat yang sejahtera

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi keempat:

a) Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan;

b) Meningkatnya kinerja sektor jasa, perdagangan, industri dan pariwisata sebagai

tulang punggung perekonomian kota;

c) Meningkatnya realisasi investasi daerah dari berbagai sektor usaha ekonomi;

d) Semakin meningkatnya kualitas koperasi dan kemandirian Usaha Mikro Kecil dan

Menengah;

e) Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, dan perikanan sistem budidaya

perkotaan;

f) Terjaminnya ketersediaan, stabilitas harga dan pasokan pangan, serta mutu dan

keamanan pangan;

Uraian mengenai arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka

panjang misi keempat yaitu:

a) Mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi utama, meliputi: sektor jasa,

perdagangan, industri dan pariwisata Inflasi;

b) Meningkatkan pemantauan pasokan dan harga bahan-bahan pokok masyarakat serta

operasi pasar dalam pengendalian inflasi;

c) Membangun infrastruktur industri, perdagangan dan jasa yang memadai antara lain:

Pasar Induk, Pasar Wisata,Pasar Rumbai, Pasar Palapa, Pasar Cik Puan, Pasar

Simpang baru, Pasar Limapuluh, pasar rakyat di tingkat kecamatan, Kawasan bisnis

Tenayan, Kawasan industri terbatas, terminal barang, dan Kawasan super blok;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 46

d) Meningkatkan daya saing produk-produk industri Kota Pekanbaru untuk mengurangi

ketergantungan pada produk impor;

e) Meningkatkan kualitas obyek wisata dan destinasi wisata baru yaituKawasan bandar

khayangan;

f) Mengembangkan industri pertanian, industri kreatif dan home industritermasuk

industri karet, kayu, dan tekstil yang berdaya saing;

g) Meningkatkan penataan dan pengembangan perdagangan di tingkat kelurahan;

h) Memperlancar arus investasi dalam bentuk regulasi, kebijakan dan kemudahan

perijinan serta peningkatan promosi investasi;

i) Membangunkawasan-kawasan bisnis baru;

j) Mendirikan dan mengembangkan Koperasi Primer;

k) Meningkatkan kemampuan wirausaha masyarakat sehingga mampu menumbuhkan

UMKM baru;

l) Memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah agar dapat mandiri dan

berkembang dengan dukungan permodalan usaha;

m) Meningkatkan kapasitas dan pembinaan kelembagaan koperasi menuju koperasi aktif

dan koperasi sehat;

n) Mengembangkan dan menguatan kelembagaan agrobisnis dan agroindustridengan

pemanfaatan teknologi tepat guna dan pembangunan infrastruktur pertanian,

peternakan dan perikanan;

o) Menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan sehingga terjangkau bagi masyarakat

serta mutu pangan yang aman;

5. Misi 5 Mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat, berkualitas, dan berdaya

saing

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi kelima:

a) Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi, kesetaraan, dan

kepastian di bidang pendidikan menuju smart city;

b) Meningkatnya minat baca di kalangan masyarakat;

c) Meningkatnya derajat kesehatan yang tinggi didukung ketersediaan, dan pelayanan

kesehatan dan (Promotif, Preventif, Kuratif) serta pelayanan KB yang profesional;

d) Meningkatnya kualitas dan kompetensi tenaga kerja dan terciptanya hubungan

industrial yang harmonis;

e) Terciptanya pemuda dandaerah yang handal, cekatan, cerdik, produktif dan

professional, serta olahraga yang berprestasi.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 47

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi

kelima:

a) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan antara kaya dan miskin, pusat kota dan

pinggiran, laki-laki dan perempuan;

b) Meningkatkan mutu pendidikan baik pada sekolah negeri maupun swasta dengan

penyediaan sarana dan prasarana, kualitas guru, manajemen, dan penataan kurikulum

lokal sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing;

c) Mengaktifkan perpustakaan umum dan menghidupkan kegiatan membaca di

kalangan masyarakat dalam rangka mencerdaskan masyarakat;

d) Meningkatkan pelayanan rujukan dan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas

dengan membangun Rumah Sakit Kota Pekanbaru tipe C dan rehabilitasi puskesmas,

dilengkapi penerapan manajemen kesehatan, teknologi, tenaga medis serta

ketersediaan pendistribusian obat secara merata;

e) Meningkatkan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dengan meningkatkan

peran serta masyarakat;

f) Meningkatkan akses dan pelayanan Keluarga Berencana kepada masyarakat dalam

pengendalian pertumbuhan penduduk;

g) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja dengan programpendidikan dan

pelatihan keterampilan yang sesuai dengan peluang pasar kerja;

h) Mendorong kerjasama dengan dunia usaha dalam penempatan tenaga kerja local

yang berkompetan sebagai human capital;

i) Meningkatkan prestasi olahraga melalui pembangunan Sport Centre dan mendorong

aktivitas olahraga rekreasi masyarakat.

j) Meningkatkan kreativitas dan jiwa kewirausahaan pemuda serta pembinaan

organisasi pemuda;

k) Peningkatan pembinaan pemuda yang mendorong aktivitas olahraga rekreasi

masyarakat.

6. Misi 6 Mewujudkan keberdayaan masyarakat, kesetaraan dan keadilan dalam

pembangunan

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi keenam:

a) Meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang

berkualitas;

b) Meningkatnya keberdayaan Kelembagaan Masyarakat dalam pembangunan;

c) Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dan terimplementasikannya kota

Pekanbaru sebagai kota layak anak, dan kota ramah lansia, serta difable;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 48

d) Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani dan

memperoleh jaminan perlindungan sosial.

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi

keenam:

a) Membangunakhlak yang baik, memperkuat karakter, dan meningkatkan kualitas

SDM dalam mencapai masyarakat madani,mandiri, tangguh, dan berdaya saing;

b) Memberdayakan masyarakat berbasis lingkungan rukun warga (RW) dan rumah

ibadah dengan pendekatan Tridaya (SDM,Ekonomi kerakyatan dan Kulitas

Lingkungan) menuju smart city;

c) Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi, lembaga keagamaan,

sosial dan kemasyarakatan serta lembaga profesi dalammasyarakat;

d) Mempercepat penyelenggaraan PUG dan Pengarusutamaan hak anak dalam

mencapai kesetaraan dan keadilan gender;

e) Meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak-hak lansia dan difableyang setara

dan adil;

f) Meningkatkan ketahanankeluarga;

g) Meningkatkan perlindungan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

7. Misi 7 Mewujudkan kelestarian lingkungan yang cerdas, bersih, sehatdan asri.

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi ketujuh:

a) Meningkatnya cakupan pengumpulan, pengangkutan, dan pengelolaan sampah kota

sehingga tercipta kota yang bersih, menuju lingkungan yang cerdas (smart

environment);

b) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup menuju lingkungan yang cerdas (smart

environment);

c) Terkendalinya dampak lingkungan sehingga pencemaran lingkungan bisa ditekan

hingga ke ambang batass yang diperbolehkan;

d) Meningkatnya kualitas air, tanah dan udara.

Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi

ketujuh:

a) Mengelola sampah kota secara terpadu mulai dari pengumpulan, pengangkutan,

sampai pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir;

b) Meningkatkan penghijauan pengembangan hutan kota dan taman kota;

c) Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan membuat regulasi

daerah, audit lingkungan, danpenyadaran masyarakat dan pelaku usaha;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 49

d) Peningkatan perlindungan anak-anak sekolah dari bencana yang terjadi;

e) Meningkatkan pengelolaan air permukaan dan air tanah, daerah tangkapan air.

8. Misi 8 Menumbuhkembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya melayu serta

keimanan dan ketaqwaan

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi kedelapan:

a) Terjaganya kelestarian nilai-nilai tradisi Budaya melayu dalam kehidupan

masyarakat dan seni budaya melayu;

b) Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan masyarakat Kota Pekanbaru.

Uraian mengenai arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan

jangka panjang misi kedelapan:

a) Mengelola sampah kota secara terpadu mulai dari pengumpulan, pengangkutan,

sampai pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir;

b) Meningkatkan penghijauan pengembangan hutan kota dan taman kota;

c) Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan membuat regulasi

daerah, audit lingkungan, dan penyadaran masyarakat dan pelaku usaha;

d) Peningkatan perlindungan anak-anak sekolah dari bencana yang terjadi;

Meningkatkan pengelolaan air permukaan dan air tanah, daerah tangkapan air.

4.2.3.1 Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Pada bagian ini diuraikan kebijakan untuk mendukung sasaran pokok yang menjadi

prioritas utama di masing-masing tahapan.

4.2.3.2 Tahap lima tahun ke-3 (2016-2020)

Tema pembangunan tahap lima tahun ke-3 yaitu:“Penataan Kota dan penyediaan

infrastruktur yang memadai guna menunjang pengembangan Kota Pekanbaru sebagai

pusat perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pusat kebudayaan melayu, didukung

dengan pemberdayaan usaha ekonomi rakyat,danperbaikan kualitas

sumberdayamanusia”

Prioritas kebijakan yang akan dilaksanakan dalam tahap lima tahun ketiga

pembangunan jangka panjang daerah yaitu sebagai berikut:

Misi 1. Mewujudkan Pemanfaatan Ruang Kota yang efisien dan efektif, serta

pemerataan pembangunan seluruh wilayah dengan didukung Infrastruktur

Dasaryang Memadai

1. Penyusunan rencana detail tata ruang wilayah pada kawasan-kawasan

strategis kota dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 50

2. Peningkatan pembangunan jalan penghubung antar wilayah yaitu jalan

lingkar luar, dan penataan pedestrian jalan dalam kota;

3. Pembangunan infrastruktur transportasi massal, antara lain LRT, dan

transmetro;

4. Pembangunan sarana dan prasarana Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;

5. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);

6. Pembangunan system drainase kota, mencakup saluran drainase,

waduk/kolam penampung air, sumur resapan, dan pada wilayah rawan banjir;

7. Peningkatan pemeliharaan jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier untuk

mendukung pertanian.

8. Peningkatan penataan dan penyediaan sarana prasarana umum permukiman

pada kawasan kumuh perkotaan.

9. Pembangunan pembangkit listrik bekerjasama dengan swasta (PLTU, PLTSa,

PLTG/CPPP).

10. Pembangunan Pusat Data Bisnis Sumatera, dan penyediaan jaringan Fibre

Optic secara merata di seluruh wilayah.

Misi 2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

1. Peningkatan kualitas data potensi dan intensifikasi penarikan pajak dan

retribusi daerah berbasis teknologi informasi;

2. Peningkatan kapasitas SDM dan perbaikan manajemen dalam pengelolaan

keuangan dan aset daerah berbasis acrual;

3. Peningkatan pelayanan pemerintah kota denganpembangunan kawasan

perkantoran sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh

pelayanan, dan penataan system administrasi dan manajemen pemerintahan;

4. Pengembangan jaringan dan pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi

Kependudukan dan catatan sipil secara menyeluruh di Dinas dan Kecamatan;

5. Peningkatan manajemen pengelolaan arsip secara baku pada SKPD;

6. Penataan sistem kepegawaian dan peningkatan kompetensi aparatur sipil

negara melalui diklat struktural, diklat teknis dan fungsional;

7. Penyusunan rencana pembangunan daerah dan rencana pembangunan multi

sektor, seperti Masterplan pendidikan, masterplan kesehatan, Strategi

Penanggulangan Kemiskinan;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 51

Misi 3. Mewujudkan keamanan kota yang kondusif menuju kota yang aman,

nyaman dan damai.

1. Peningkatan penegakan peraturan daerah;

2. Peningkatan langkah-langkah antisipasi kasus gangguan ketenteraman dan

ketertiban umum;

3. Peningkatan pendidikan politik masyarakat dengan sasaran LSM dan

organisasi politik.

Misi 4. Mewujudkan daya saing ekonomi dan ketahanan pangan menuju

masyarakat yang sejahtera

1. Pembangunan infrastruktur industri, perdagangan dan jasa yang memadai

antara lain: Pasar Induk, Pasar Palapa, Kawasan bisnis Tenayan, Kawasan

industri terbatas. terminal barang, dan Kawasan Setia Maharaja;

2. Peningkatan pemanfaatan teknologi produksi guna menambah daya saing

produk industri;

3. Peningkatan penataan PKL pada ruas-ruas jalan strategis kota;

4. Meningkatkan pendirian dan bantuan modal UEK-SP (usaha ekonomi

kelurahan simpan pinjam;

5. Pembangunan Kawasan bandar khayangan sebagai destinasi wisata yang

memiliki daya saing;

6. Perbaikan regulasi, kebijakan dan kemudahan perijinan serta peningkatan

promosi investasi di Kota Pekanbaru;

7. Peningkatan implementasi kerjasama di bidang ekonomi antara pemerintah

kota dengan swasta dalam pembangunan kawasan bisnis;

8. Peningkatan kemampuan kewirausahaan bagi penduduk usia produktif;

9. Penguatan kapasitas dan pemberdayaanusaha mikro kecil dan menengah;

10. Peningkatan kapasitas dan pembinaan kelembagaan koperasi dalam

pengelolaan usaha koperasi;

11. Penyediaan sarana dan prasarana, teknologi tepat guna guna pengembangan

budidaya pertanian, peternakan dan perikanan;

12. Peningkatan pemantauan ketersediaan, stabilitas harga dan pasokan pangan,

serta mutu dan keamanan pangan;

13. Pengembanganindustri pertanian, industri kreatif dan home industritermasuk

industri karet, kayu, dan tekstil yang berdaya saing;

14. Pengembangan kelembagaan agrobisnis dan agroindustri.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 52

Misi 5. Mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat, berkualitas, dan berdaya

saing

1. Penyediaan beasiswa bagi penduduk miskin dan peningkatan pembangunan

sarana dan prasarana pendidikan yang memadai sesuai standar nasional

pendidikan dengan prioritas pada sekolah di wilayah pinggiran kota;

2. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang mutu pendidikan, perbaikan

kualitas guru dan manajemen, dan kurikulum pada sekolah yang kurang

maju;

3. Peningkatan kapasitas SDM dan manajemen pelayanan perpustakaan umum

dan keliling berbasis teknologi informasi, serta peningkatan minat baca

masyarakat;

4. Pembangunan fisik dan operasional Rumah SakitKota Pekanbaru tipe C

guna peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat;

5. Peningkatan kualitas SDM dan manajemen pelayanan Puskesmas menuju

pelayanan prima;

6. Peningkatan peran tenaga kesehatan Puskesmas dan kader kesehatan dalam

promosi kesehatan dan pencegahan penyakit;

7. Penyediaan alat kontrasepsi bagi masyarakat miskin dan peningkatan

pelayanan KB di layanan kesehatan;

8. Peningkatan sarana dan SDM profesional pendidikan dan pelatihan

keterampilan bagi pencari kerja yang sesuai dengan peluang pasar kerja;

9. Penyediaan beasiswa bagi penduduk miskin dan Penyelenggaraan bursa

kerjadan peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dalam

penyelenggaraan magang kerja dan penempatan kerja;

10. Pembangunan Sport Centre guna mendukung pembinaan prestasi olahraga;

11. Peningkatan penyelenggaraan event olahraga rekreasi masyarakat;

12. Peningkatan kemampuan kewirausahaan pemuda dan kemandirian

organisasi pemuda.

Misi 6. Mewujudkan keberdayaan masyarakat, kesetaraan dan keadilan dalam

pembangunan

1. Pemberdayaan masyarakat dalam penguatan akhlak, karakter, dan kualitas

SDM dalam mencapai masyarakat madani;

2. Pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi, lembaga kagamaan, sosial dan

kemasyarakatan serta lembaga profesi dalammasyarakat;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 53

3. Percepatan penyelenggaraan pengarustamaan gender dalam pembangunan

daerah serta Percepatan pelaksanaan Kota Layak Anak, ramah lansia dan

difable;

4. Peningkatan sarana dan prasarana panti sosial guna menampung

penyandang masalah kesejahteran sosial.

Misi 7. Mewujudkan kelestarian lingkungan yang cerdas, bersih, sehatdan asri.

1. Pengembangn TPA sanitari landfill untuk meningkatkan cakupan pelayanan

sampah perkotaan, dan pemangfaatan sampah untuk pembangkit listrik

(PLTSa);

2. Peningkatan pengembangan hutan kota dan taman kota terutama pada pusat

kota;

3. Peningkatan pemantauan kualitas lingkungan dan penegakan terhadap kasus

pencemaran/kerusakan lingkungan

Misi 8. Menumbuhkembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya melayu serta

keimanan dan ketaqwaan

1. Pengembangan kurikulum muatan lokal budaya melayu, publikasi budaya

melayu melalui media cetak dan elektronik, penyelenggara acara budaya

melayu, dan aplikasi arsitektur melayu dalam pembangunan gedung

pemerintah dan taman kota;

2. Pelestarian benda-benda cagar budaya bersejarah, karya seni dan produk

budaya Melayu;

3. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan melibatkan lembaga

keagamaan di lingkungan masyarakat;

4. Pemberdayaan lembaga-lembaga agama dalam mewujudkan kerukunan

antara umat beragama.

4.2.3.3 Prioritas Pembangunan Daerah

Program prioritas pembangunan daerah memuat program-program yang berorientasi

pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkelanjutan

sebagai penjabaran RPJMD pada tahun yang direncanakan. Amanah yang tertuang pada

Permendagri No. 54 tahun 2010 tersebut memastikan prioritas program dan kegiatan

pembangunan daerah terkait dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD telah tertampung

pada dokumen RKPD. Menindaklanjuti hal tersebut diperlukan penyusunan dan penetapan

rencana program dan kegiatan berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan pembangunan

yang terjadi, dengan mempertimbangkan substansi isu pembangunan strategis yang belum

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 54

dilaksanakan pada RKPD 2017, sehingga perlu dilanjutkan pada RKPD 2018. Namun untuk

setiap program kegiatan yang telah diusulkan melalui mekanisme tahapan perencanaan,

yaitu Musrenbang ditingkat Kecamatan dan Forum SKPD yang mempertimbangkan pokok-

pokok pikiran anggota DPRD pada masa reses tahun 2017 dan hasil reses triwulan I tahun

2018, serta memastikan adanya sinkronisasi dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran

pembangunan Daerah Propinsi Riau, Pemerintah Kota Pekanbaru perlu melakukan skala

prioritas pendanaan pembangunan daerah terhadap program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan.

Mencermati RPJMD Kota Pekanbaru yang belum ditetapkan dengan peraturan

daerah, maka penyusunan RKPD Kota Pekanbaru mengacu dan mempedomani dokumen

RPJPD Tahun 2005-2025, RPJMD Provinsi Riau dan Undang - Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah dan sasaran pembangunan daerah yang akan dicapai

pada tahun 2018 sesuai dengan potensi, kondisi, dan permasalahan yang ada. Namun

semuanya bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran, mencapai

keunggulan daya saing melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan pertumbuhan

ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1. Arah Kebijakan Pembangunan

Untuk mendukung pencapaian prioritas dan target pembangunan Kota Pekanbaru

yang direncanakan dalam RKPD Kota Pekanbaru Tahun 2018, arah kebijakan

pembangunan meliputi beberapa bidang, antara lain:

1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Sektoral

1.1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan

Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah kunci bagi kemajuan dan

kemakmuran suatu bangsa. Sedangkan memiliki daya saing yang tinggi merupakan modal

bagi masyarakat untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di masa

mendatang. Untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, pembangunan

sarana dan prasarana bidang pendidikan yang diamanatkan oleh RPJP Kota Pekanbaru

diarahkan untuk Penyediaan sarana dan prasarana penunjang mutu pendidikan, perbaikan

kualitas guru dan manajemen, dan kurikulum pada sekolah yang kurang maju. Hal ini

sejalan dengan RPJMD Provinsi Riau yang tercermin pada arah kebijakan bidang

pendidikan Pemerintah Provinsi Riau, yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM

pendidikan yang akan dihasilkan dan amanat UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah yang menyatakan bahwa bidang pendidikan merupakan salah satu urusan wajib

pemerintah daerah yang berkaitan dengan pelayan dasar. Adapaun arah kebijakan yang akan

diambil untuk mendukung arah pembangunan jangka panjang Pemerintah Kota Pekanbaru,

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 55

arah kebijakan Pemerintah Provinsi Riau dan amanat UU No.23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah tersebut yaitu sebagai berikut :

Penambahan sarana proses belajar mengajar

Peningkatan mutu anak didik dan guru

Penambahan unit sekolah baru dan ruang kelas baru

1.1.2 Arah Kebijakan Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur mutlak diperlukan untuk mengukur keberhasilan

jalannya roda pemerintahan karena merupakan penghubung dengan sistem perekonomian

dan sosial masyarakat yang akan dijalankan. Ketersediaan infrastruktur seperti jalan raya,

jembatan, drainase, air bersih, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya menjadi dasar

bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan pada pembangunan sektoral. Pembangunan

infrastruktur diharapkan memberikan multiplier effect langsung terhadap layanan publik

yang dibutuhkan masyarakat.

Arah kebijakan pembangunan infrastruktur Kota Pekanbaru telah ditetapkan pada

RPJPD Kota Pekanbaru Tahap lima tahun ke-3 (2016-2020) yaitu pada Misi - 1 :

Mewujudkan Pemanfaatan Ruang Kota yang efisien efektif serta pemerataan pembangunan

seluruh wilayah dengan didukung Infrastruktur Dasar yang Memadai, dengan beberapa arah

kebijakan diantaranya seperti pembangunan jalan lingkar luar, pembangunan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM), pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),

pembangunan sistem drainase kota, penataan kawasan kumuh perkotaan, pembangunan

pembangkit listrik bekerjasama dengan swasta dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan arah

kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Riau yaitu menguatkan dan memantapkan

jaringan infrastruktur.

Adapun arah kebijakan pembangunan infrastruktur yang akan dilaksanakan pada

tahun 2018 adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan jalan :

Penyelesaian paket pembangunan jalan lingkar luar dan jalan penghubung terutama

akses menuju Pusat Perkantoran Pemerintahan Kota Pekanbaru.

Pembukaan jaringan jalan baru untuk mengurai kemacetan jalan dalam kota.

Meningkatkan kualitas jalan melalui kegiatan pemeliharaan.

2) Peningkatan infrastruktur penunjang :

Penyediaan air bersih.

Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpusat.

Pembangunan pasar tradisional modern dan pasar modern.

Pembangunan pasar induk.

Pembangunan terminal kargo.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 56

3) Penataan kawasan kumuh perkotaan 113,4 hektar untuk mencapai sanitasi dan

ketersediaan air minum 100-0-100.

1.1.3 Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Program dan

kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat diarahkan kepada peningkatan kualitas

hidup, perpanjangan harapan hidup, penurunan angka kematian ibu dan anak, pengaturan

kelahiran dan perencanaan keluarga sejahtera. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada

masyarakat, baik dari kemudahan akses, biaya yang murah dan pelayanan yang berkualitas

adalah prioritas utama dalam pembangunan kesehatan.

Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, diperlukan ketersediaan sarana dan

prasarana, serta fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat,

terutama masyarakat miskin dan yang berada di wilayah pinggiran Kota Pekanbaru.

Arah kebijakan pembangunan kesehatan Kota Pekanbaru tergambar pada RPJPD

Kota Pekanbaru Tahap lima tahun ke - 3 ( 2016 – 2020 ) yaitu pada Misi – 5 :

Mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing, dengan

beberapa arah kebijakan antara lain pembangunan fisik dan operasional Rumah Sakit Kota

Pekanbaru tipe-C guna peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, peningkatan

kualitas SDM dan manajemen pelayanan Puskesmas menuju pelayanan prima, peningkatan

peran tenaga kesehatan Puskesmas dan kader kesehatan dalam promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan

Pemerintah Provinsi Riau yaitu Meningkatkan kuantitas SDM yang berkualitas, melalui

peningkatan kuantitas dan kualitas SDM kesehatan.

Adapun arah kebijakan pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Pembangunan lanjutan dan pengadaan peralatan kesehatan untuk fungsionalisasi

RSUD Tipe C dan Tipe D.

Rehabilitasi puskesmas dan puskesmas pembantu.

Pemenuhan fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP sesuai dengan peraturan

Permenkes nomor 75 tahun 2014 yaitu Pembentukan UPTD suster laboratory

kalibrasi alat kesehatan perpanjangan tangan dari Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan

(BPFK).

Pembaharuan sarana dan fasilitas kesehatan tingkat pertama puskesmas (Alat

Kesehatan).

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 57

Peningkatan kompetensi SDM tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas dengan

melakukan pelatihan Basic Trauma Live Support (BTLS), Advance Trauma Live

Support (ATLS).

Pelatihan jabatan fungsional.

Pelatihan tenaga ICU untuk rumah sakit.

Pelatihan tenaga kalibrasi alat kesehatan.

1.1.4 Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi

Sektor perekonomian, perdagangan, dan jasa adalah penggerak kehidupan sebuah

kota, oleh karena itu sektor perekonomian menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah

kota dan gambaran peran pemerintah bagi masyarakat selaku pelaku usaha dan penerima

manfaat sektor tersebut.

Berkembangnya kegiatan perekonomian di Kota Pekanbaru yang lebih didominasi

oleh sektor usaha kecil yang berbasis masyarakat, telah mampu mempertahankan dan

menyelamatkan masyarakat dari keterpurukan ekonomi pada masa krisis ekonomi yang lalu,

oleh karena sektor informal ini telah mampu menjadi katup pengaman bagi upaya mengatasi

pengangguran, mempertahankan ekonomi rumah tangga masyarakat dan memperluas

kesempatan masyarakat untuk melakukan pilihan dari segi jenis, mutu dan harga barang

dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Untuk itu penyelenggaraan pembangunan lebih di

arahkan pada upaya pengembangan kegiatan ekonomi yang berbasis kerakyatan yang lebih

kokoh lagi melalui penyediaan fasilitas yang memadai.

Pembangunan ekonomi kerakyatan diarahkan untuk mendorong berkembangnya

inovasi dan kreatifitas masyarakat dalam berusaha agar semakin kokoh dan memiliki daya

saing yang tinggi dalam menghadapi persaingan global.

Arah kebijakan pembangunan ekonomi Kota Pekanbaru tergambar pada RPJPD Kota

Pekanbaru Tahap lima tahun ke - 3 ( 2016 – 2020 ) yaitu pada Misi – 4 : Mewujudkan

daya saing ekonomi dan ketahanan pangan menuju masyarakat yang sejahtera, dan

Misi - 6 : Mewujudkan keberdayaan masyarakat, kesetaraan dan keadilan dalam

pembangunan, dengan beberapa arah kebijakan antara lain pembangunan infrastruktur

industri, perdagangan dan jasa yang memadai, peningkatan pemanfaatan teknologi produksi

guna menambah daya saing produk industri, meningkatkan pendirian dan bantuan modal

UEK-SP (usaha ekonomi kelurahan simpan pinjam), penguatan kapasitas dan pemberdayaan

usaha mikro kecil dan menengah, peningkatan kapasitas dan pembinaan kelembagaan

koperasi dalam pengelolaan usaha koperasi, Pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi,

lembaga kagamaan, sosial dan kemasyarakatan serta lembaga profesi dalam masyarakat dan

lain-lain. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Riau

yaitu Meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif melalui program

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 58

pengembangan industri kecil dan menengah, program penataan bangunan dan lingkungan

serta program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh (pembangunan kawasan

industri).

Adapun arah kebijakan pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan di bidang ekonomi, sosial dan penataan

lingkungan permukiman.

Percepatan pembangunan kawasan Eco Industri Tenayan.

1.1.5 Arah Kebijakan Pembangunan kerjasama antar wilayah

Keterbatasan sumber daya dan kebutuhan pada suatu proses pembangunan yang

dimiliki oleh beberapa daerah dapat menghambat penyelenggaraan pemerintah didaerah,

oleh karena itu daerah dituntut lebih proaktif dan melaukan inovasi unutk mengatasi

keterbatasan-keterbatasan tersebut dalam rangka mengembangkan serta mengoptimalkan

semua potensi yang ada didaerah. Pemerintah Kota Pekanbaru bersama-sama dengan

pemerintah daerah sekitarnya merasa perlu mengadakan kerjasama antar daerah guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memenuhi kebutuhan proses pembangunan

Kota Pekanbaru dengan didasari pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas. Kerjasama

antar wilayah yang bernama Pekanbaru-Siak-Kampar-Pelalawan (PekanSiKaWan) saat ini

dimotori oleh Pemerintah Provinsi Riau guna merealisasikan program tersebut.

Arah kebijakan pembangunan kerjasama antar wilayah Kota Pekanbaru tergambar

pada RPJPD Kota Pekanbaru yaitu pada Misi – 2 : Mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik, dengan arah kebijakan yaitu Meningkatnya kerjasama kawasan

dalam pengembangan infrastruktur, pemerintahan, pendidkan, kesehatan, keamana,

pengelolaan kualitas lingkungan dan penaggulangan bencana di wilayah Kota Pekanbaru,

Kabupaten Kampar, Kab Siak dan Kab Pelalawan (Pekansikawan).

Adapun arah kebijakan pembangunan kerjasama antar wilayah yang akan

dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah Menindaklanjuti

kerjasama antar wilayah PekanSiKaWan

1.1.6 Arah Kebijakan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kebersihan

Proses pembangunan yang terjadi di berbagai sektor serta aktifitas masyarakat dan

dunia usaha tidak luput dari dampak yang dirasakan langsung oleh lingkungan yang ada di

sekitar kita. Dampak yang menyebabkan beban lingkungan dapat menurunkan kualitas

lingkungan, seperti terjadinya polusi udara, pencemaran air dan sampah yang tidak

tertangani dengan baik. Untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang hidup sehat dan

sejahtera dimasa yang akan datang diperlukan lingkungan pemukiman yang sehat. Ditinjau

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 59

dari aspek persampahan derajat kesehatan dapat dicapai apabila sampah dikelola dengan

baik dan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan permukiman, tempat masyarakat

melakukan aktifitasnya.

Arah kebijakan pembangunan Lingkungan hidup dan kebersihan Kota Pekanbaru

tergambar pada RPJPD Kota Pekanbaru Tahap lima tahun ke - 3 ( 2016 – 2020 ) yaitu pada

Misi – 7 : Mewujudkan kelestarian lingkungan yang cerdas, bersih, sehat dan asri,

dengan beberapa arah kebijakan antara lain pengembangn TPA sanitari landfill dan

pemanfaatan sampah untuk pembangkit listrik (PLTSa), peningkatan pemantauan kualitas

lingkungan dan penegakan hukum terhadap kasus pencemaran/kerusakan lingkungan dan

lain-lain.

Adapun arah kebijakan pembangunan lingkungan hidup dan kebersihan yang akan

dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah Penanganan

persampahan untuk kebersihan lingkungan.

Program dan kegiatan prioritas tersebut diatas akan menjadi acuan bagi Pemerintah

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru dalam menyusun

Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS)

sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2018.

2. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH / KENDALA YANG DIHADAPI

Permasalahan pada bagian ini merupakan permasalahan pembangunan yang

dibuat tiap urusan yang menyangkut layanan dasar dan tugas/fungsi tiap SKPD. Suatu

identifikasi permasalahan menjelaskan apa yang menjadi masalah dimasa lalu dan masa

mendatang. Permasalahan yang ada disetiap urusan pemerintahan daerah tersebut adalah

sebagai berikut:

2.1 Urusan Wajib

2.1.1 Pendidikan

a. Keterbatasan sekolah pada daerah-daerah tertentu terutama pada daerah yang

pertumbuhannya penduduk relatif tinggi serta pembangunan sekolah yang kurang merata

sehingga tidak sejalan dengan perkembangan kota Pekanbaru.

b. Belum meratanya jumlah guru/tenaga pendidik pada setiap satuan pendidikan, terhadap

jumlah anak didik pada setiap sekolah pada satuan pendidikan, sehingga hal ini

berdamapak pada kekurangan tenaga pendidik pada sekolah tertentu, sementara padal

sekolah lain kelebihan jumlah guru. Hal ini berimplikasi pada kekurangan jam pelajaran

bagi guru tertentu, terutama guru-guru yang telah memegang sertifikat kompetensi untuk

menerima tunjangan sertifikasi.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 60

c. Kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi relative

masih rendah di bidang tertentu yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas dan

kegiatan perkantoran di setiap satuan pendidikan.

d. Keterbatasan APBD Kota yang dialokasikan untuk pembangunan Unit Sekolah Baru

(USB), Revitalisasi, pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), rehab sedang/berat dan

sarana penunjang lainnya.

e. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana

penyedia bahan ajar dan sebagai penunjang proses belajar mengajar baik oleh guru

maupun peserta didik pada pendidikan dasar, terutama di sekolah pada daerah pinggiran

kota.

f. Layanan pendidikan non formal relative belum mampu membekali warga belajar dengan

berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja, sehingga penurunan angka

pengangguran melalui pendidikan non formal belum bisa maksimal.

2.1.2 Kesehatan

a. Kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh kesehatan yang profesional di Puskesmas masih

rendah.

b. Dukungan lintas sektor guna menjadikan kelurahan siaga belum berjalan optimal.

c. Belum semua masyarakat miskin Kota Pekanbaru tercakup sebagai program Jamkesmas

karena kuaota yang ditetapkan Kemenkes terbatas sesuai dengan data BPS dan data

tersebut belum dimutakhirkan.

d. Kurangnya pelatihan dan peningkatan pengetahuan SDM tentang obat dan makanan.

2.1.3 Pekerjaan Umum

a. Pelaksanaan pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk pembukaan jalan baru

memerlukan proses dan waktu yang panjang. Bahkan masyarakat yang lahannya terkena

kegiatan pembangunan ada yang tidak mau/ bersedia lahannya diganti rugi sehingga

kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan.

b. Kondisi keuangan Pemerintah Kota Pekanbaru yang tidak stabil pada dua tahun terkahir,

sehingga ada beberapa kegiatan yang ditunda pelaksanaannya akibat rasionalisasi

anggaran.

2.1.4 Penataan Ruang

Permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan urusan penataan ruang pada tahun

2012-2016 adalah terlambatnya (hingga saat ini) penyelesaian Peraturan Daerah (Perda)

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru. Kondisi ini ikut

mempengaruhi penyelesaian Perda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang direncanakan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 61

dan proses pemanfaatan ruang, terutama pada kegiatan pemberian izin pemanfaatan ruang

dan izin mendirikan bangunan.

2.1.5 Perencanaan Pembangunan

a. Belum optimalnya sistem pengelolaan data perencanaan yang akurat dan komprehensif.

b. Lemahnya koordinasi antar satuan kerja terkait.

c. Kurangnya konsistensi dan komitmen pimpinan OPD terhadap pelaksanaan program

yang berhubungan data dan informasi.

d. Kurangnya produktivitasnya SDM dalam memahami pengelolaan data yang berwawasan

teknologi informasi.

e. Terbatasnya sarana dan prasarana database perencanaan.

2.1.6 Lingkungan Hidup

a. ASN teknis dibidang lingkungan hidup yang masih terbatas, sehingga pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi belum optimal.

b. Pemahaman ASN terhadap pentingnya perencanaan, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan kegiatan yang dilaksanakannya masih kurang.

c. Belum ada kejelasan mengenai RTRW Kota Pekanbaru apakah ada wilayah/kawasan

yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan sehingga kegiatan Penertiban Kegiatan

Pertambangan Tanpa Izin (PETI) tidak terlaksana.

d. Permasalahan pengelolaan persampahan tidak akan terlepas dari 3 pihak pelaku utama

yang saling terkait dan bertanggungjawab yaitu : masyarakat, pemerintah dan pelaku

usaha.

e. Permasalahan pada masyarakat antara lain :

Masih rendahnya kesadaran, peran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga

kebersihan serta pengelolaan sampah.

Bagi masyarakat yang telah melakukan upaya pengelolaan sampah, kurang mendapat

dukungan dari pemerintah, baik teknis maupun non teknis.

Penolakan masyarakat terhadap pembukaan lahan baru untuk TPA/TPS karena

adanya dampak negatif yang ditimbulkannya.

f. Permasalahan pada Pemerintah antara lain :

Pertumbuhan jumlah sampah berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Masih rendahnya tingkat pelayanan terhadap masyarakat, baik luas wilayah pelayanan,

jumlah pelanggan, maupun jumlah sampah yang dapat ditanganiPemerintah.

Keterbatasan SDM yang ahli di bidang persampahan.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 62

Masih kurangnya dukungan terhadap upaya komunitas masyarakat yang telah berhasil

dalam pengelolaan sampah, baik itu penghargaan, dukungan pendanaan, teknis, dan

manajemen, maupun bentuk dukungan lainnya.

Masih kurangnya peraturan-peraturan teknis di bidang pengelolaan persampahan ini,

baik di tingkat nasional maupun daerah serta masih lemahnya penegakan hukum yang

ada.

g. Permasalahan pada pelaku usaha antara lain :

Masih rendahnya jumlah industri yang menerapkan konsep teknologi bersih dan Usaha

konsep nir limbah.

Masih rendahnya jumlah industri yang memanfaatkan system dan teknologi daur

ulang.

Masih rendahnya kepedulian Pelaku Usaha dalam memproduksi produk dan kemasan

ramah lingkungan, yaitu: biodegradable dan recyclable

h. Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan sampah serta kurang terawatnya sarana

dan prasarana yang ada.

i. Masih rendahnya upaya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah, baik itu

dalam bentuk kontrak kerja sama, dukungan pembiayaan, teknis dan manajemen,

maupun bentuk kerja sama lainnya

j. Belum optimalnya mekanisme koordinasi dan kerja sama antar pemerintah daerah

dalam pengelolaan sampah

2.1.7 Kependudukan dan Catatan Sipil

a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kependudukan.

b. Kurang sinerginya antara perangkat instansi pemangku kepentingan (stakeholders).

c. Masih kurangnya sarana dan prasarana operasional kependudukan dan catatan sipil di

Kota Pekanbaru.

d. Tidak stabilnya pasokan listrik PLN dan tidak adanya instalasi listrik tersendiri di

masing-masing UPTD Kependudukan Kecamatan.

e. SDM yang menguasai tekhnologi informasi (IT) masih terbatas.

f. Sampai saat ini pencetakan blangko KTP masih kewenangan Pemerintah Pusat.

2.1.8 Pemberdayaan Perempuan dan Anak

a. Kondisi keuangan Pemerintah Kota Pekanbaru yang terbatas menyebabkan pelaksanaan

program dan kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak belum dapat dilaksanakan

secara optimal sebagaimana diatur dalam INPRES Nomor 9 Tahun 2000,

PERMENDAGRI Nomor 15 Tahun 2008 dan UU Nomor 23 Tahun 2002.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 63

b. Lembaga P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kota

Pekanbaru belum terbentuk

2.1.9 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Masih rendahnya pencapaian peserta KB baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP) seperti Spiral (IUD), Medis Operasi Pria (MOP), Medis Operasi Wanita (MOW)

dan Implant. Dimana MKJP sebesar 23.515 peserta atau 22,78 %, dan Non MKJP 79.692

peserta atau 77,21%.

b. Masih rendahnya tingkat partisipasi Pria dalam ber KB, sebesar 5.077 peserta atau 4,1 %

dari jumlah peserta KB.

2.1.10 Sosial

a. Masih banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Pekanbaru

yang belum tertangani.

b. Peran serta dunia usahan dan masyarakat dalam penanganan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih rendah.

c. Kota Pekanbaru belum memiliki Panti Rehabilitasi penanganan PMKS.

d. ASN yang profesional dibidang kesejahteraan sosial masih kurang.

2.1.11 Tenaga Kerja

a. Waktu pelaksanaan DIKLAT Ketenagakerjaan yang terlalu singkat.

b. Masih adanya lowongan pekerjaan yang tidak dapat diisi oleh pencari kerja karena

pendidikan dan bidang keahlian yang dimiliki tidak sesuai dengan kualifikasi yang

dibutuhkan perusahaan, pencari kerja tidak memiliki keterampilan tehnis yang

dibutuhkan oleh perusahaan/dunia usaha;

c. Masih adanya pencari kerja yang tidak memiliki attitude / sikap kerja yang baik,

cenderung memilih-milih jabatan dan tidak siap untuk ditempatkan diluar kota

Pekanbaru;

d. Rendahnya kesadaran perusahaan-perusahaan dalam menginformasikan lowongan yang

tersedia, melaporkan tentang hasil penempatan tenaga kerja dan melaksanakan ketetapan

upah minimum kota

e. Survey dan penetapan nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sebagaimana diatur Undang-

undang yang berlaku belum dilakukan secara maksimal

f. Masih rendahnya pemahaman dari perusahaan/ industri tentang pelaksanaan pemagangan

g. Didalam melaksanakan Program Pengembangan Hubungan Industrial & Peningkatan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, khususnya pelaksanaan kegiatan verifikasi data SP/SB

petugas mengalami kesulitan berkomunikasi dengan pihak manajemen perusahaan saat

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 64

kunjungan kelapangan, karena kurangnya keterbukaan dari pekerja untuk membentuk

SP/SB;

2.1.12 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

a. Keterbatasan ASN Pembina dibidang Koperasi dan UKM baik dari segi kualitas maupun

kuantitas

b. Rendahnya kualitas SDM KUMKM

c. Terbatasnya Akses Permodalan

d. Rendahnya daya saing produk UMKM

e. Terbatasnya akses Pemasaran UMKM

2.1.13 Penanaman Modal

a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap prosedur dan persyaratan perizinan

sehingga menimbulkan high cost dalam pengurusan perizinan karena masyarakat

menggunakan calo/pihak ketiga

b. Masih tumpang tindihnya berbagai kebijakan instansi sektoral bidang perizinan dan non

perizinan sehingga sering menimbulkan tafsir ganda antar SKPD di lingkungan

pemerintah daerah, demikian juga nasih tumpang tindihnya tugas pokok dan fungsi antar

berbagai SKPD, sehingga masih perlu ditata ulang dan disempurnakan dengan prinsip

satu fungsi satu unit kerja.

2.1.14 Kebudayaan

Pelaksanaan event-event yang berkaitan dengan pelestarian seni, budaya serta tradisi

masyarakat melayu di Kota Pekanbaru masih sangat terbatas, sehingga pengenalan

masyarakat terhadap nilai-nilai tersebut sangat minim

2.1.15 Pemuda dan Olahraga

a. Kemampuan penguasaan ilmu pengetahun dan teknologi serta jiwa kewirausahaan di

kalangan pemuda masih sangat rendah;

b. Peran serta lembaga/ organisasi kepemudaan dalam pembinaan generasi muda masih

belm maksimal, sehingga pertumbuhan kelompok pemuda atau remaja di Kota Pekanbaru

sangat minim.

c. Masih terbatas dan belum meratanya pembangunan sarana dan prasarana olahraga yang

mendukung prestasi pemuda di Kota Pekanbaru;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 65

2.1.16 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Masih terbatasnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif dalam

mencegah timbul penyakit masyarakat seperti peredaran/ penggunaan minuman keras dan

narkoba, berkembangnya praktek prostitusi.

b. Masih terbatasnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk meningkatan

wawasan kebangsaan masyarakat seperti penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu

dan pelaksanaan halaqah dan berbagai forum keagamaan.

2.1.17 Ketahanan Pangan

a. ASN Jabatan Fungsioanal Penyuluh sangat terbatas, sehingga pelaksanaan penyuluhan

pertanian belum optimal

b. Kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian masih rendah.

c. Belum optimalnya ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri (Kota Pekanbaru), hal

ini terlihat dari masih banyaknya lahan – lahan pertanian yang belum dimanfaatkan, yaitu

seluas 10.582 Ha (70% dari total potensi lahan), sehingga untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi masyarakat Pekanbaru harus dipasok dari luar daerah.

d. Masih lemahnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan cadangan pangan

masyarakat untuk membentuk lumbung pangan.

e. Menurunnya daya beli masyarakat terhadap pangan pada saat harga pangan melonjak

naik, dikhawatirkan akan menurunkan kwalitas konsumsi pangan yang berdampak pada

penurunan kesehatan masyarakat.

2.1.18 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Belum adanya regulasi yang mengatur tentang keberlangsungan program UEK-SP,

sedangkan program ini sangat diharapkan masyarakt terutama untuk bantuan permodalan

untuk mereka berusaha.

2.1.19 Statistik

a. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya aparatur dalam menganalisa dan

mengembangkan data dan informasi;

b. Belum adanya persepsi yang sama di semua SKPD tentang arti pentingnya data dalam

proses penyusunan rencana, perumusan kebijakan serta monitoring dan evaluasi;

c. Lemahnya koordinasi dalam proses pengumpulan dan pengelolaan data statistik daerah .

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 66

2.2. Urusan Pilihan

2.2.1. Pertanian

a. Bantuan yang diberikan Pemerintah, belum dapat digunakan petani secara maksimal

karena kurangnya kompetensi yang mereka miliki sehingga tidak optimal

pemanfaatannya.

b. Terbatasnya akses pemasaran hasil-hasil pertanian mengakibatkan pendapatan petani

rendah.

c. Kurang optimalnya pemanfaatan lahan kosong untuk ekstensifikasi lahan pertanian.

d. Keterbatasan pemantauan kelompok, kesehatan ternak dan pengendalian berbagai

penyakit hewan di lapangan sehingga kadang masih ditemukan adanya masyarakat yang

enggan memusnahkan unggas peliharaan padahal di areal tersebut telah terdeteksi flu

burung.

e. Masih adanya petani ternak yang belum menguasai teknologi peternakan seperti cara

penggemukan sapi yang optimal.

f. Terbatasnya keterampilan petugas dalam pengumpulan data yang spesifik, dan kurangnya

jumlah petugas terlatih, untuk itu perlu dilakukan pelatihan yang khusus tentang data

statistik pertanian.

2.2.2. Kehutanan

a. Rendahnya peran serta masyarakat dalam rehabilitasi lahan dan hutan maupun menjaga/

memelihara pelestarian lingkungan sekitar yang telah tertanam pohon penghijauan.

b. Banyaknya lahan kritis di Kota Pekanbaru yang tidak dapat ditanami pepohonan

penghijauan baik oleh dinas terkait maupun pihak-pihak swasta yang peduli lingkungan.

c. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuka lahan dengan melakukan pembakaran

sehingga menimbulkan pencemaran udara.

d. Perkembangan Kota Pekanbaru yang cukup pesat dan kurangnya kesadaran masyarakat

dalam menanam dan memelihara pohon yang mengakibatkan cuaca yang tidak

bersahabat mengakibatkan angin kencang, terjadi banjir, cuaca panas dan keteduhan

kurang.

2.2.3. Kelautan dan Perikanan

a. Masih kurangnya pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pembudidaya maupun

kelompok dalam budidaya ikan.

b. Masih rendahnya pengetahuan manejemen kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN),

kelompok pengolah dan pemasar ikan (POKLAHSAR) serta kelompok usaha bersama

(KUB) perikanan tangkap dalam mengelola dan memanfaatkan bantuan yang diberikan.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 67

c. Masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan Poklahsar dalam mengoperasikan

bantuan peralatan yang diterima.

d. Masih rendahnya penguasaan teknologi pengolahan hasil perikanan daripada pengolah

dalam menjalankan usahanya.Kegiatan pengolahan ikan masih banyak yang bersifat

tradisional dan musiman sehingga ketersediaan produk hasil olahan tidak stabil/ konstan

e. Masih banyak pembudi daya ikan yang membiarkan lahan kolamnya menjadi lahan tidur

(tidak dioperasionalkan) yang disebabkan ketidakmampuan dalam membiayai usaha

budidaya.

f. Sangat tingginya harga pakan pabrikan (pelet) yang menyebabkan kurang gairahnya

pembudidaya ikan melakukan usaha budidaya.Untuk itu diperlukan adanya bantuan

mesin pelet bagi kelompok pembudidaya ikan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan

pakan buatan untuk mengurangi biaya produksi.

2.2.4. Perdagangan

a. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap UU nomor 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen.

b. Belum memadainya data-data yang dibutuhkan masyarakat dunia usaha dalam hal

komputerisasi data-data perusahaan baik berupa dokumen SIUP, TDP, TDG, serta

dokumen lainnya.

c. Rendahnya kesadaran pemilik UTTP terhadap arti penting pelaksanaan tera dan tera

ulang yang harus dilakukan setiap tahun.

2.2.5 Industri

Pemerintah Kota Pekanbaru belum memiliki dokumen Rencana Induk Perindustrian

Kota (RIPIK) Pekanbaru sebagai dasar dalam pelaksanaan Pembangunan Industri di Kota

Pekanbaru.

3. Sasaran Pokok RPJPD Kota Pekanbaru untuk Tahun 2018 yang mendukung

PrioritasNasional dan Prioritas Provinsi Riau

Tabel 4.3 Sasaran Pokok RPJPD Kota Pekanbaru untuk Tahun 2018 yang mendukung

Prioritas Nasional dan Prioritas Provinsi Riau

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 68

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

1. Pendidikan Meningkatkan Kuantitas dan kualitas SDM

Pendidikan

Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan, kualitas

dan relevansi, kesetaraan, dan kepastian di bidang

pendidikan menuju smart city.

Pendidikan Vokasi

Peningkatan Kualitas Guru Program Pendidikan khusus dan layanan khusus

Program Pendidikan Menengah

Meningkatkan mutu pendidikan baik pada sekolah

negeri maupun swasta dengan penyediaan sarana dan

prasarana, kualitas guru, manajemen, dan penataan

kurikulum lokal sehingga menghasilkan lulusan yang

berkualitas dan berdaya saing.

Program Pendidikan Anak Usia Dini

Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik

Pelatihan kompetensi bagi tenaga kependidikan

PAUD

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

Sembilan Tahun

Pelatihan Kompetensi tenaga pendidik

Pelatihan Penyusunan Kurikulum

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan

Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar

kompetensi

Pengembangan mutu dan kualitas program

pendidikan dan pelatihan bagi PTK

Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) Tingkat SD

Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar

kompetensi

Pelatihan pemantapan Kurikulum bagi pendidik

dan tenaga kependidikan

Pelatihan Penyusunan RKS dan RKTM

Pelatihan Penyusunan Kurikulum Sekolah

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 69

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Guru pembelajar SMP

Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru SD

Pelatihan pembuatan media pembelajaran bagi

guru SD

2. Kesehatan Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM kesehatan

- Program Perbaikan Gizi Masyarakat

- Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Meningkatnya derajat kesehatan yang tinggi didukung

ketersediaan, dan pelayanan kesehatan dan (Promotif,

Preventif, Kuratif) serta pelayanan KB yang

profesional.

Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak - Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan

Vitamin

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Untuk

Pencapaian Keluarga Sadar Gizi

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Program Pengembangan Lingkungan Sehat Meningkatkan promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit dengan meningkatkan peran serta

masyarakat.

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Kegiatan Pengkajian Pengembangan Lingkungan

Sehat

Kegiatan Penyuluhan Menciptakan Lingkungan

Sehat

Pengadaan Alat Kesehatan Lingkungan

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat

Pengembangan Media Promosi dan Informasi

Sadar Hidup Sehat

Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh

Kesehatan

Preventiv dan Promotif (Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat)

3. Perumahan dan Permukiman Membangun Infrastruktur Dasar bagi RT Miskin Meningkatnya pemenuhan kebutuhan perumahan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 70

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

dan penataan permukiman kumuh di kawasan

perkotaan

Penyediaan Perumahan Layak Program Pengembangan Perumahan

Penataan permukiman kumuh perkotaan dan

penyediaan perumahan bagi masyarakat secara

vertikal dengan pembangunan super blok (apartemen).

Program Lingkungan sehat perumahan.

kegiatan Penataan dan pembangunan permukiman

kumuh.

Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana air

bersih dan pengolahan air limbah

Air Bersih dan Sanitasi Program Lingkungan Sehat Perumahan Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana air

bersih dengan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM).

Program lingkungan sehat perumahan

Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana air

minum skala lingkungan.

Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air

minum skala lingkungan.

Program pengembangan kinerja pengelolaan air

minum dan air limbah.

Kegiatan prasarana dan sarana air minum bagi

masyarakat.

Program pembangunan air bersih dan air minum.

Kegiatan pembangunan air bersih/ air minum

wilayah I (kecamatan rumbai, rumbai pesisir,

payung sekaki dan tampan)

Kegiatan pembangunan air bersih/ air minum

wilayah II (kecamatan bukit raya dan tenayan raya)

Kegiatan pembangunan air bersih/ air minum

wilayah III (kecamatan marpoyan damai,

pekanbaru kota, sail, lima puluh, senapelan, dan

sukajadi)

Kegiatan perencanaan pembangunan jaringan air

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 71

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

bersih / air minum.

Kegiatan pembangunan air bersih / air minum

sekota pekanbaru (DAK).

Meningkatkan sarana dan prasarana pengolahan air

limbah dengan membangun Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL)

Program lingkungan sehat perumahan.

Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana air

limbah skala lingkungan.

Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air

limbah skala lingkungan.

Program penyediaan sarana dan prasarana air

limbah.

Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air

limbah wilayah I.

Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air

limbah (Sanimas).

4.

Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Mengembangkan Perekonomian Masyarakat untuk

mendukung Kepariwisataan

Meningkatnya kinerja sektor jasa, perdagangan,

industri dan pariwisata sebagai tulang punggung

perekonomian kota.

Program Pengembangan Kewirausahaan dan

keunggulan Kompetitif KUMKM

Program Pengembangan Lembaga Ekonomi

Pedesaan

Meningkatkan daya saing produk-produk industri

Kota Pekanbaru untuk mengurangi ketergantungan

pada produk impor.

Program penciptaan iklim usaha kecil menengah

yang kondusif

Perencanaan, koordinasi dan pengembangan

Usaha Kecil Menengah

Program Pengembangan Kewirawusahaan dan

Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil dan

Menengah

Pengembangan inkubator teknologi dan bisnis

Mempfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi

Usaha Kecil dan Menengah

Fasilitasi pengembangan sarana promosi hasil

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 72

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

produksi

Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan

Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi/KUD.

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan

Dalam Negri

Pengembangan pasar dan distribusi barang /

produk

Program Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah

Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah

terhadap pemanfaatan sumber daya

Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata

Membangun Destinasi Sarana dan Prasarana Wisata

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Meningkatkan kualitas obyek wisata dan destinasi

wisata baru yaitu Kawasan bandar khayangan.

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana

pariwisata (DAK)

Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan

Meningkatkan Pengelolaan dan Promosi Wisata

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat di

bidang Pariwisata

Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata

Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengembangan kemitraan pariwisata

Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi

Pariwisata

Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus Membangunkawasan-kawasan bisnis baru.

Program Pengembangan data/informasi

Pembuatan Peta Dasar Berbasis Sistem Informasi

Geografi

Pembuatan Data Base Infrastruktur Berbasis

Sistem Informasi Geografi

Pengembangan 3 Kawasan Industri Membangun Kawasan Industri

Program Pengembangan Wilayah Strategis dan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 73

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Cepat Tumbuh

Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan

Kerja

Membangun Sarana dan Prasarana Penunjang

investasi

Meningkatnya realisasi investasi daerah dari berbagai

sektor usaha ekonomi

Memperlancar arus investasi dalam bentuk regulasi,

kebijakan dan kemudahan perijinan serta peningkatan

promosi investasi.

Program Peningkatan Iklim Investasi dan

Realisasi Investasi

Koordinasi kerjasama di bidang investasi

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama

Investasi

Pengembangan potensi unggulan daerah

Penyelenggaraan pameran investasi

Program Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah

Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

Mengembangkan industri pertanian, industri kreatif

dan home industri termasuk industri karet, kayu, dan

tekstil yang berdaya saing.

Program Penataan Struktur Industri

Penyediaan sarana maupun prasarana klaster

industri

Program Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah

Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah

terhadap pemanfaatan sumber daya

Pembinaan industri kecil dan menengah dalam

memperkuat jaringan klaster industri

Meningkatkan Promosi Investasi dan Daya Saing

Industri Unggulan

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama

Investasi

Mengembangkan Produk-produk Ekonomi kreatif dan

Pengembangan Kepariwisataan

Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 74

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Seni Budaya

Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis

Media, Desain dan IPTEK

Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai

Tambah Tinggi

Meningkatkan daya saing produk-produk industri

Kota Pekanbaru untuk mengurangi ketergantungan

pada produk impor.

5.

Ketahanan Energi

EBT dan Konservasi Energi

Pemenuhan Kebutuhan Energi Menyediakan energi listrik dan pemanfaatan

pembangkit listrik

Meningkatnya ketersediaan dan pemerataan listrik,

gas dan energi terbaharukan untuk memenuhi

kebutuhan dunia usaha dan masyarakat

Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang

Ketengalistrikan

Peningkatan penyediaan dan pemerataan cadangan

listrik, gas dan energi terbaharukan bagi masyarakat

dengan pembangunan pembangkit listrik dan city gas

bekerjasama dengan swasta serta pengembangan

teknologi energi terbaharukan

6. Ketahanan Pangan Meningkatkan Ketersediaan dan keanekragaman

pangan yang berkualitas

Program Peningkatan Katahanan Pangan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

pertanian/perkebunan

Meningkatkan nilai tukar petani

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan

Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan

Mendorong peran swasta dan atau asosiasi dalam

peningkatan kualitas dan produktifitas pertanian dan

perkebunan

Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran

Produksi Perikanan

Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, dan

perikanan sistem budidaya perkotaan\

Terjaminnya ketersediaan, stabilitas harga dan

pasokan pangan, serta mutu dan keamanan pangan

Menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan

sehingga terjangkau bagi masyarakat serta mutu

pangan yang aman.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Pemantauan dan Analisis Ketersediaan Pangan

Pemantauan dan Analisis Pasokan Dan Harga

Pangan Pokok

Pengembangan Sistem Informasi Pasar Dan

Manajemen Ketahanan Pangan

Pengembangan Sistem Informasi Pasar Dan

Manajemen Ketahanan Pangan

Peningkatan Produksi Pangan Meningkatkan daya saing sektor pertanian dan

perkebunan

Mengembangkan dan penguatan kelembagaan

agrobisnis dan agroindustridengan pemanfaatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 75

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan

teknologi tepat guna dan pembangunan infrastruktur

pertanian, peternakan dan perikanan.

Program peningkatan produksi

pertanian/perkebunan

Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

Program peningkatan produksi hasil peternakan

Pengembangan agribisnis pertenakan

7. Penanggulangan Kemiskinan Mengembangkan Perekonomian Masyarakat untuk

mendukung Kepariwisataan

Program Pengembangan Kewirausahaan dan

keunggulan Kompetitif KUMKM

Program Pengembangan Lembaga Ekonomi

Pedesaan

Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan

sosial yang tertangani dan memperoleh jaminan

perlindungan sosial.

Meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan Rumah

Tangga Miskin

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

Program Pendidikan dan Pelatihan Sosial

Program Pelayanan dan Rehabilitasi

Kesejahteraan Sosial

Kegiatan Pelayanan social, hukum bagi korban

eksploitasi, perdaganan perempuan dan anak

Kegiatan Pelatihan Ketrampilan dan Praktek

belajar kerja bagi anak terlantar termmasuk anak

jalanan, anak cacat, anak nakal

Kegiatan Peningkatan Kualitas pelayanan, sarana

dan prasarana rehabilitasi kewsejahteraan social

bagi PMKS

Kegiatan Penyusunan Kebijakan Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Kegiatan Penanganan Masalah-masalah strategis

yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan

KEjadian Luar Biasa

Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 76

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Program Pembinaan Anak Terlantar

Kegiatan Pelatihan Ketrampilan dan praktek

belajar kerja bagi anak terlantar

Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan

Trauma

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Bagi

Penyandang Cacat dan Eks Trauma

Kegiatan Pendayagunaan Para Penyandang Cacat

Dan Eks Trauma

Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit

Sosial (EKs Narapidana, PSK, Narkoba dan

Penyakit Sosial Lainnya)

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan

Berusaha Bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial

Kegiatan Pemberdayaan Eks Penyandang Penyakit

Sosial

Program Pemberdayaan Kelembagaan

Kesejahteraan Sosial

Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM

Kesejahteraan social Masyarakat

Membangun infrastruktur Dasar bagi RT Miskin

Program Pengembangan Perumahan

Program Lingkungan Sehat Perumahan

Mengendalikan inflasi dan meningkatkan daya beli

RT miskin

Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan

Perdagangan

Program Pemberdayaan Kelembagaan

Kesejahteraan Sosial

Program Perlindungan Konsumen dan

pengamanan perdagangan

Peningkatan Pengawasan Perdagangan dan Tertib

Niaga

Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat sasaran Mengurangkan Beban Biaya RT Miskin Meningkatkan perlindungan sosial bagi penyandang

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 77

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Program Bantuan dan Jaminan Sosial serta

Perlindungan Sosial

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas

Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

masalah kesejahteraan sosial

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas

Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Kegiatan Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunittas

Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Keluarga

Miskin

Peningkatan Manajemen Usaha Bagi Keluarga

Miskin

Pelatihan Ketrampilan Bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

8.

Infrastruktur, Konektifitas dan Kemaritiman Meningkatnya kuantitas, kualitas dan pemerataan

jaringan jalan dan sarana transportasi darat,

laut/sungai dan udara untuk menunjang aktivitas

masyarakat.

Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi

(Darat Laut, Udara dan Inter-Moda)

Meningkatkan Kualitas Pembangunan Jalan dan

Jembatan

Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan

Jembatan

Meningkatkan pembangunan jalan dan penataan

pedestrian kota guna menunjang pertumbuhan

wilayah secara merata.

Program pembangunan jalan dan jembatan.

Kegiatan perencanaan pembangunan jalan.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan sail,

kecamatan lima puluh, kecamatan sukajadi,

kecamatan senapelan.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan rumbai.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan rumbai

pesisir.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan bukit raya.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan tampan.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan tenayan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 78

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

raya.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan payung

sekaki.

Kegiatan pembangunan jalan kecamatan marpoyan

damai.

Kegiatan pembangunan jalan sekota pekanbaru

(dana DAK).

Kegiatan / pembukaan jalan baru.

Meningkatkan ketersediaan sarana transportasi

massal

Program Peningkatan pelayanan angkutan

Kegiatan Pengembangan sarana dan prasarana

pelayanan jasa angkutan.

Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Meningkatnya ketersediaan jaringan Fibre Optic (FO)

dan pemanfaatan telekomunikasi serta informasi

dalam penyebarluasan informasi dan perwujudan

cibercity

Meningkatkan penyediaan jaringan FO, teknologi

informasi dan pembangunan berbagai aplikasi e-

government dalam menunjang kinerja pembangunan

daerah.

Program pengembangan komunikasi, informasi

dan media massa.

Kegiatan pembinaan dan pengembangan jaringan

komunikasi dan informasi.

Program kerjasama informasi dan media massa.

Kegiatan penyebarluasan informasi

penyelenggaraan pemerintah daerah.

Kegiatan pengelolaan website

www.pekanbaru.go.id.

9.

Pembangunan Wilayah Terciptanya pemanfaatan ruang yang efektif, efisien

dan merata sesuai dengan rencana tata ruang kota dan

rencana tata ruang kawasan strategis

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 79

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Menata ruang kota sesuai dengan rencana tata ruang

wilayah Kota Pekanbaru yang meliputi aspek

perencanaan; pemberian ijin, pengawasan

pembangunan, peruntukan dan perubahan bentuk dan

fungsi bangunan dan lingkungan.

Program perencanaan tata ruang

Kegiatan Penetapan kebijakan tentang RDTRK,

RTRK, dan RTBL.

Kegiatan Penyusunan rencana detail tata ruang

kawasan.

Program pemanfaatn ruang.

Kegiatan monitoring, evalusai dan pelaporan

pemanfaatan tata ruang.

Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah

Tertinggal

Pembangunan Perdesaan

Reformasi Agraria

Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

(kebakaran hutan)

Percepatan Pembangunan Papua

10.

Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Penguatan Pertahanan

Stabilitas Politik dan Keamanan

Kepastian hokum

Reformasi Birokrasi Meningkatkan Sarana Prasarana Pemerintahan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

Menguatkan Sistem Administrasi Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Reformasi Birokrasi

Pelayanan publik yang mudah, efektif dan efisien

berorientasi pada kepuasan masyarakat

Meningkatkan kualitas pelayanan publik,

penyediaan sarana prasarana aparatur yang

memadai, menata sistem administrasi dan

manajemen pemerintahan dengan memanfaatkan e-

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 80

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

goverment, serta penerapan standar pelayanan.

Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi

kependudukan dan catatan sipil dengan penerapan

Sistem Informasi Kependudukan yang handal dan

terintegrasi.

Meningkatkan Kapasitas SDM Aparatur Pemerintah

Program Peningkatan Sumberdaya Aparatur

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

Bimbingan teknis implementasi peraturan

perundang-undangan

Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi calon

PNS Daerah

Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS

Daerah

Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi

bagi PNS daerah

Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan

Ujian Sertifikasi

Bimbingan teknis bagi pejabat penilai SKP jabatan

structural

Bimbingan teknis bagi pejabat penilai SKP jabatan

fungsional

Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan

Program Pembinaan dan Pengembangan

Aparatur

Pembinaan Jasmani dan Rohani ASN

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan

Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan

Administrasi Keuangan dan Aset Daerah

Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan

Meningkatnya pendapatan pemerintah dari swasta dan

masyarakat, dan kualitas pengelolaan keuangan serta

aset daerah yang semakin baik

Meningkatkan intensifikasi pendapatan asli daerah;

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 81

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Program Peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah

Program Peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah

Intensifikasi Pendaftaran dan Pendataan Obyek dan

Subyek Pajak Daerah

Intensifikasi dan Ekstensifikasi PBB Sektor

Perkotaan

Meningkatkan kualitas, akuntabilitas dan

transparansipengelolaan keuangan dan asset daerah

berbasis acrual.

Program peningkatan dan Pengembangan

Pengelolaan Keuangan Daerah

Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan

Keuangan Daerah

Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD

Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang

Perubahan APBD

Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang

Pertenggung jawaban Pelaksanaan APBD

Peningkatan manajeman aset/barang daerah

Implementasi Sisten Imformasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPDA)

Penyusunan Sistem Akuntasi Keuangan Daerah

Berbasis Akrual

Penyusuna SOP Pengelolaan Barang Milik Daerah

Sistem Informasi Pengelolaan BMD

Menguatkan Sistem dan Data Infromasi Pemerintahan

dan Kependudukan Meningkatkan kualitas dalam penataan arsip

daerah

Program Pengembangan Data/Infromasi

Program Penataan Administrasi Kependudukan Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

Pembangunan data base informasi kearsipan

Pengklasifikasikan data

Penyusunan Pedoman Tata Kearsipan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 82

No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD

KOTA PEKANBARU

Program penyelamatan dan pelestarian

dokumen/arsip daerah

Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk

informatika

Penilaian dan Akuisisi Arsip

Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan

prasarana kerasipan

Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 83

4.2.4. Kebijakan Belanja Daerah Berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan

Berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah daerah yang terdiri dari urusan

wajib dan urusan pilihan. Sesuai Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota

Pekanbaru, urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintah

Kota Pekanbaru terdiri dari :

a. Urusan Wajib

1. Pendidikan

Kebijakan Pembangunan pada urusan pendidikan adalah:

- Pengembangan BOS, Beasiswa dan Beasiswa tidak mampu

- Subsidi satuan pendidikan sampai dengan pendidikan menengah

- Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan kependidikan

- Fasilitasi pengembangan sarana prasarana belajar

- Fasilitasi kegiatan PKBM dan Lembaga pendidikan keterampilan (sanggar

belajar)

2. Kesehatan

Kebijakan Pembangunan pada urusan Kesehatan adalah :

- Pembangunan Rumah Sakit Type C

- Peningkatan mutu pelayanan kesehatan

- Penyehatan lingkungan sehat melalui pemberdayaan masyarakat yang sdar

lingkungan

- Perlindungan konsumen melalui pemberdayaan Balai Pengawasan Obat dan

Makanan

- Pemberantasan penyakit menular melalui program promotif dan preventif

- Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang terstandarisasi dengan

mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi

- Peningkatan performan sarana Puskesmas dan jaringannnya yang nyaman

- Terciptanya pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif untuk masyarakat

- Terpeliharanya sarana prasarana rumah sakit

- Terpenuhinya persyaratan UKL dan UPL

- Terbentuknya Badan Pemeliharaan Jaminan Sosial (BPJS)

- Peningkatan kesehatan dan kualitas gizi bayi, balita dan ibu melalui

pendidikan dan pemberian makanan tambahan

3. Pekerjaan Umum

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 84

Kebijakan Pembangunan pada urusan pekerjaan umum adalah :

- Membuat rencana induk jaringan jalan

- Membangun akses jalan baru ke daerah pinggiran dan kawasan strategis

- Pembangunan jalan jalan dan jembatan

- Penyusunan DED Drainase Kota Pekanbaru

- Pembebasan lahan untuk pembangunan waduk

- Membangun jaringan drainase yang terpadu

- Penyusunan Master Plan Pusat Perkantoran Kota Pekanbaru

- Review Master Plan Water Front City

- Review Master Plan Kawasan Industri Tenayan

- Pembebasan lahan

- Pembangunan Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru

- Pembangunan Kawasan Water Front city

- Sosialisasi, pembangunan turab dan normalisasi sungai

- Penyusunan rencana penataan kawasan kumuh

- Menata kawasan kumuh di kota Pekanbaru

4. Perumahan

Kebijakan Pembangunan pada urusan perumahan adalah :

- Pembangunan sarana dan prasarana rumah rumah sederahana sehat

- Penyusunan norma standar dan manual

- Fasilitasi pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan

rendah

- Menyusun rencana pengelolaan air minum di kota Pekanbaru

- Penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat miskin (SPM mini)

- Pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih

- Membangun instalasi dan jaringan air bersih Pekanbaru Selatan

- Membangun sarana dan prasarana dasar sanitasi bagi masyarakat

berpenghasilan rendah

- Memelihara prasarana dan sarana air limbah

- Memfasilitasi pembangunan IPAL sistem terpusat maupun komunal dan

pendukungnya.

5. Penataan Ruang

Kebijakan Pembangunan pada urusan penataan ruang adalah :

- Pengendalian Rencana Tata Ruang dan Pedoman Pemanfaatan Ruang

- Penyediaan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

6. Perencanaan Pembangunan

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 85

Kebijakan Pembangunan pada urusan Perencanaan Pembangunan adalah:

- Menghasilkan perencanaan program dan budgeting yang akuntabel dan sesuai

dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJM

- Melaksanakan model perencanaan partisipatif (participatory planning) tingkat

SKPD untuk membuat perencanaan yang bermutu dan akuntabel.

- Melibatkan peran serta perguruan tinggi, lembaga penelitian dan masyarakat

secara institusional sesuai dengan kebutuhan daerah dalam rangka percepatan

dan peningkatan mutu serta akuntabilitas perencanaan dan implementasi

pembangunan.

7. Dinas Perhubungan

Kebijakan Pembangunan pada urusan Dinas Perhubungan adalah :

- Penetapan jangkauan moda transportasi

- Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

- Peningkatan pengelolaan terminal angkutan sungai, danau dan penyeberangan

- Penetapan kawasan-kawasan tertib lalu-lintas

- Penyuluhan tertib lalu lintas kepada pelaku transportasi

- Menambah Rute / Koridor Trans Metro Pekanbaru dan Armadanya Sehingga

Menjangkau Seluruh Wilayah Kota dan Pengaturan Sirkulasi Angkutan Barang

8. Lingkungan Hidup

Kebijakan Pembangunan pada urusan Lingkungan Hidup adalah :

- Tersedianya Armada Sarana dan Prasarana dan Perubahan Paradigma

Penanganan Sampah dan Pola Lama Yaitu Kumpul Angkut dan Buang Menjadi

Kumpul Angkut dan Olah

- Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengangkutan Sampah Rumah Tangga

- Penataan dan Perawatan Taman Kota dan Taman Bermain

- Pelayanan Penerangan Jalan Umum Secara Merata.

9. Kependudukan dan Catatan Sipil

Kebijakan Pembangunan pada Urusan Kependuduk dan catatan sipil adalah:

- Penataan dan peningkatan kapasitas SDM aparatur agar lebih profesional

sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik

bagi masyarakat.

- Penyempurnaan tertib administrasi bidang kependudukan.

- Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan bidang

kependudukan.

- Penyempurnaan sistim pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan

pengelolaan informasi kependudukan.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 86

10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kebijakan Pembangunan pada urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak adalah :

- Melakukan Sosialisasi dan Pengembangan Kebijakan Pengarustamaan Gender,

Perlindungan Perempuan dan Anak.

- Sosial

- Kebijakan Pembangunan pada urusan Sosial adalah :

- Meningkatkan Kemandirian Para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

- Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Penyelenggara Kesejahteraan

Sosial Dalam Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial

- Meningkatkan Kepedulian Sosial, Partisipasi dan Pemakaman Masyarakat

Serta Dunia Usaha Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Terhadap Masalah

Kesejahteraan Sosial.

11. Tenaga Kerja

Kebijakan Pembangunan pada urusan Tenaga Kerja adalah :

- Meningkatkan Keterampilan Tenaga Kerja dan Mendorong Kearah SDM yang

Produktif Melalui Pelatihan dan Perniagaan

- Penyaluran Pencari Kerja di Sektor Formal dan Informal Serta Memberikan

Peluang Kepada Tenaga Kerja Diberbagai Sektor

- Membina Lembaga Ketenaga Kerjaan dan Mengembangkan Hubungan

Industrial dan Melaksanakan Pengawasan Ketenaga Kerjaan.

12. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kebijakan Pembangunan pada urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

adalah :

- Peningkatan SDM Pengurus dan Anggota Koperasi, UMKM, Usaha Ekonomi

Kreatif

- Pembinaan dan Penguatan Lembaga dan Modal Koperasi, UMKM dan Ekonomi

Kreatif.

13. Penanaman Modal

Kebijakan Pembangunan Pada urusan Penanaman Modal adalah :

- Melaksanakan Kajian Potensi dan Peluang Investasi, Pameran Investasi dan

Koordinasi dengan Dunia Usaha.

14. Kebudayaan

Kebijakan Pembangunan Pada urusan kebudayaan adalah :

- Meningkatkan apresiasi dan ekspresi masyarakat terhadap budaya melayu.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 87

- Meningkatkan apresiasi seni peserta didik terhadap budaya melayu dalam

kehidupan sehari-hari.

- Mengembangkan nilai-nilai budaya melalyu melalui kurikulum muatan lokal.

- Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial dan

budaya

- Meningkatkan kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang sosial

dan budaya

- Pengembangan kawasan Kota Lama (Senapelan) sebagai Pusat Kebudayaan

Melayu melalui rehabilitasi bangunan bersejarah dan penataan kawasan

permukiman yang mampu merefleksikan cikal bakal wajah Kota Pekanbaru

pada masa lampau.

- Menginstruksikan kepada Sekolah-sekolah Mulai dari Taman Kanak-kanak

sampai ke Perguruan Tinggi, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Karyawan

Perhotelan, Rumah Makan dan Restoran, BUMD untuk memakai pakaian

Melayu setiap hari Jum’at sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2001

- Menginstruksikan kepada pihak Rumah Makan Restoran, Perhotelan untuk

menyediakan dan menyajikan masakan makanan khas Melayu Riau Kota

Pekanbaru

- Mendirikan Industri pembuatan songket Melayu melalui Dekranasda Kota

Pekanbaru

- Melestarikan Tata Upacara Adat Perkawinan Melayu dengan cara mengadakan

Pagelaran Tata Upacara Adat dan Upacara Tradisi lainnya.

- Melestarikan Tunjuk Ajar Budaya Melayu.

15. Pemuda dan Olahraga

Kebijakan Pembangunan pada urusan Pemuda dan Olahraga adalah :

- Meningkatkan Peran Serta Remaja Masjid

- Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan Organisasi Kepemudaan

- Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Pemuda

- Meningkatkan Pengetahuan Pemuda Akan Bahaya Narkoba

- Mengembangkan Kebijakan Manajemen Olahraga Sesuai dengan Standar

Nasional

- Sosialisasi Berkesinambungan Melalui Kerjasama Antar Dunia Industri,

Masyarakat dan Pemerintah. Memperbanyak Kompetensi dan Pertandingan

- Menserasikan Sarana Olahraga dan Rekreasi Pada Lapangan Olahraga

Terpadu.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 88

16. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kebijakan pembangunan pada urusan Bangsa dan Politik Dalam Negeri adalah :

- Membina Potensi yang ada di Masyarakat

- Terciptanya Ketertiban dan Keamanan Masyarakat yang Kondusif

- Melaksanakan Pendidikan Politik Kepada Masyarakat

- Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Umum Masyarakat.

17. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Kebijakan pembangunan pada urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan adalah :

- Peningkatan kinerja dan pemberdayaan aparatur yang jujur, profesional dan

inovatif

- Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui program Layanan Pengadaan

Secara Elektronik serta pengembangan dan peningkatan kinerja Badan

Pelayanan Terpadu sebagai unit pelayanan mandiri.

- Mengembangkan gerakan bersama perwujudan clean government dan good

governance.

18. Ketahanan Pangan

Kebijakan pembangunan pada urusan Ketahanan Pangan adalah:

- Mengembangkan subsistem ketahanan pangan secara sinergis dan

berkelanjutan dalam mempercepat peningkatan kesejahteraan petani dan

peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan tetap mengacu pada

keunggulan kompetitif

- Mengembangkan kawasan yang memiliki potensi dengan mewujudkan kondisi

yang kondusif, penyediaan pelayanan, insentif usaha yang mengacu pada

system usaha tani dan komodity terpadu untuk meningkatkan pendapatan

petani, merangsang dunia usaha dan perwujudan ketahanan pangan.

- Meningkatkan penyelenggaraan system penyuluhan pertanian dan dengan

meningkatkan peran kelembagaan penyuluh pertanian (BPP, Kelompok tani,

KTNA), serta peningkatan kualitas tenaga fungsional penyuluh pertanian.

19. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

- Kebijakan pembangunan urusan Pemberdayaan Masyakat dan Desa adalah

Mengembangkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan desa.

20. Statistik

- Kebijakan pembangunan pada urusan Statistik adalah Meningkatkan

ketersediaan data statistik yang akurat dan akuntabel untuk menunjang

proses perencanaan pembangunan daerah

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 89

21. Kearsipan

Kebijakan pembangunan pada urusan Kearsipan adalah :

- Meningkatkan Jumlah Kunjungan dan Pemanfaatan Jasa Perpustakaan Serta

Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kepustakawanan

- Pelayanan Publik Terhadap Informasi Arsip

22. Komunikasi dan Informastika

Kebijakan pembangunan pada Komunikasi dan Informatika adalah :

- Menyebarkan pembangunan jaringan teknologi informatika (internet dan

intranet) di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru,

- Mempermudah pelayanan akses informasi kepada publik serta meningkatkan

kemampuan PNS di bidang teknologi informasi.

b. Urusan Pilihan

1. Pertanian

Kebijakan pembangunan pada urusan pertanian adalah :

- Ekstensifikasi Lahan Pertanian / Perkebunan

- Tersedianya Protein Nabati dan Hewani yang Cukup

- Tersedianya Kualitas Hasil Peternakan yang Sehat Bagi Konsumen.

2. Kehutanan

Kebijakan pembangunan pada urusan kehutanan adalah :

- Perencanaan pengembangan tanaman pangan kehutanan/ perkebunan.

- Mengembangkan dan meningkatkan hasil kehutanan/ perkebunan.

- Rehabilitasi dan pemanfaatan sumber daya kehutanan/ perkebunan.

- Pengembangan promosi dan penyebarluasan informasi produk kehutanan/

perkebunan.

- Peningkatan sumber daya aparatur dan petugas lapangan.

3. Energi Sumber Daya Mineral

Kebijakan pembangunan pada urusan Energi Sumber Daya Alam adalah:

- Melakukan pengkajian dan inventarisasi pengembangan sumberdaya alam

- Melakukan survey pengembangan pembangkit sumberdaya listrik

bekerjasama dengan PLN

- Melakukan pengembangan sumberdaya listrik dengan tenaga pembangkit

tenaga surya

- Melakukan pengkajian kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan LPG sebagai

konversi minyak tanah ke LPG

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 90

4. Pariwisata

Kebijakan pembangunan pada urusan Pariwisata adalah :

- Mengembangkan objek-objek wisata yang ada di Kota Pekanbaru terutama

Danau Buatan serta mengisi iven-iven tahunan sekaligus mempromosikan

Kota Pekanbaru.

- Melakukan Peningkatan Pusat Perbelanjaan Pasar Bawah menjadi Pasar

Wisata Belanja.

- Menampilkan berbagai kesenian melayu pada event-event baik didalam

negeri maupun di luar negeri

5. Kelautan dan Perikanan

Kebijakan pembangunan pada urusan Kehutanan adalah :

- Perencanaan pengembangan perikanan.

- Mengembangkan dan meningkatkan hasil perikanan.

- Mengembangkan dan meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana

perikanan.

- Rehabilitasi dan pemanfaatan sumber daya perikanan.

- Pengembangan promosi dan penyebarluasan informasi produk perikanan.

- Peningkatan sumber daya aparatur dan petugas lapangan.

6. Perdagangan

Kebijakan pembangunan pada urusan Perdagangan adalah :

- Menfasilitasi Penyelesaian Permasalahan – Permasalahan Pengaduan

Konsumen

- Melakukan Pengawasan Terhadap Barang Beredar dan Jasa Secara

Kontinyu

- Penyiapan SDM Tenaga Ahli Penera

- Pembinaan Terhadap Pelaku Usaha Melalui Sosialisasi

- Mengikuti Event Pameran Produk IKM di Dalam Negeri

- Pembinaan Terhadap Pelaku Usaha Melalui Sosialisasi

- Mengikuti Event Pameran Produk IKM di Luar Negeri

- Menata dan Meningkatkan Pengelolaan Pasar – Pasar Tradisional

- Meningkatkan Kebersihan dan Keamanan Pasar (Dinas Pasar )

- Meningkatkan Kebersihan dan Tenaga Pengaman Pasar (Dinas Pasar)

- Meningkatkan Kelayakan Sarana Perdagangan dan Kantor (Dinas Pasar)

- Melaksanakan Diklat Keuangan dan Kesekretariatan (Peningkatan

Profesional Aparatur Dinas Pasar)

- Penyispan Fasilitas Pasar Induk

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 91

- Peningkatan Pelayanan Pelaku Usaha dan Konsumen Melalui Penyediaan

Pasar Induk

- Mensosialisasikan PERDA Baru Tentang Retribusi Kepada Wajib Retribusi

- Pelaksanaan Kunjungan Kerja ke Daerah yang Memiliki Pasar Tradisional

yang Pengelolaannya Lebih Baik

- Pelaksanaan Pendataan Kios dan Los (Menyusun Data kios, Los dan Buku

Registrasi Penerimaan Kios)

- Pelaksanaan Penyuluhan Terhadap Pedagang Kaki Lima

- Penyiapan PERWAKO dan Pelaksanaan Sosialisasi kepada Para Pedagang

- Penyampaian Hasil Pemantauan yang ditemui di Pasar

- Penyiapan Data Pedagang K-5 se – Kota Pekanbaru (Melakukan Pendataan

Pedagang K-5 se-Kota Pekanbaru

- Penyediaan Tenaga, Sarana dan Prasarana Kebersihan Pasar.

7. Industri

Kebijakan pembangunan pada urusan Industri adalah :

- Meningkatkan Daya Saing Produksi

- Menumbuh Kembangkan KUB, Melakukan Pembinaan dan Penyuluhan

Terhadap IKM

- Penyiapan Tempat Untuk Para Pengrajin Rotan dan IKM Lainnya Dalam

Satu Lokasi (Kawasan)

4.3. PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik yang

berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang perlu di bayar atau yang

akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksud untuk

menutup devisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pencairan sisa lebih

perhitungan tahun yang lalu dan dari hasil divestasi. Sementara pengeluaran pembiayaan

antara lain digunakan penyertaan modal oleh pemerintah, untuk menutup defisit atau untuk

memanfaatkan surplus. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan

yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD

dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil

dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar

dibandingkan beban. Untuk menutup defisit dan surplus diberlakukan pembiayaan daerah.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 92

4.3.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk

menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya. Penerimaan

Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

Sebelumnya (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan Kembali Penyertaan Modal

Daerah.

Kebijakan penerimaan pembiayaan mencakup :

1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA).

2. Pencairan Dana Cadangan.

3. Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

4. Penerimaan pinjaman daerah.

5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman.

6. Penerimaan piutang daerah.

7. Penerimaan dana bergulir.

8. Penerimaan hasil penarikan.

Pada APBD Tahun Anggaran 2018 Penerimaan Pembiayaan berasal dari Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang lalu (SiLPA) Tahun 2017 diperkirakan

sebesar Rp.1.500.000.000,- sedangkan APBD Tahun Anggaran 2017 sebesar

Rp.1.500.000.000,- atau tidak mengalami kenaikan/penurunan.

4.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk

menganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya.

Kebijakan pengeluaran pembiayaan dapat ditempuh melalui :

1. Pembentukan dana cadangan.

2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.

3. Pembayaran pokok utang.

4. Pemberian pinjaman daerah.

5. Pemberian dana bergulir.

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 93

Sesuai Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2016 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Penyertaan Modal Daerah dan Penambahan Penyertaan Modal Daerah kepada Badan

Usahan Milik Daerah dan Badan Hukum Lainnya Pemerintah Kota Pekanbaru pada

APBD Tahun Anggaran 2018 menambah penyertaan modal daerah pada :

1. PDAM Tirta Siak Pekanbaru sebesar Rp.2.850.000.000,-

2. PT. Pembangunan Kota Pekanbaru sebesar Rp.400.000.000,-

3. PT. Bank Perkreditan Rakyat Kota Pekanbaru sebesar Rp.1.000.000.000,-

Selain penambahan penyertaan modal diatas, Pemerintah Kota Pekanbaru juga

merencanakan penambahan penyertaan modal pada PDAM Tirta Siak Pekanbaru

sebesar Rp.20.000.000.000,-

Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 94

BAB V

P E N U T U P

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru ini

dibuat untuk menjadi acuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

(PPAS) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2018.

Berdasarkan hal tersebut diatas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum

APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (RAPBD) Tahun Anggaran 2018, Kebijakan

pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2018.

Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2018.

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DAERAH KOTA PEKANBARU, selaku,

PIHAK KEDUA

S A H R I L Ketua

SIGIT YUWONO Wakil Ketua

JHON ROMI SINAGA Wakil Ketua

SONDIA WARMAN Wakil Ketua

Pekanbaru, 20 Nopember 2017

WALIKOTA PEKANBARU selaku,

PIHAK PERTAMA

H. F I R D A U S