BAB I - BPKAD Kota Pekanbaru
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of BAB I - BPKAD Kota Pekanbaru
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 1
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA PEMERINTAH KOTA PEKANBARU
DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KOTA PEKANBARU
NOMOR : 04/BPKAD/WK/XI/2017 05/BA/DPRD/XI/2017
TANGGAL : 20 Nopember 2017
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2018
Yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama : H. FIRDAUS
Jabatan : Walikota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No. 464 Pekanbaru
Bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Pekanbaru 2. a. Nama : SAHRIL
Jabatan : Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru
b. Nama : SIGIT YUWONO Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru
c. Nama : JHON ROMI SINAGA Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru
d. Nama : SONDIA WARMAN Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Alamat Kantor : Jl. Jendral Sudirman No.454 Pekanbaru
sebagai Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru bertindak selaku
dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama
antara DPRD Kota Pekanbaru dengan Pemerintah Kota Pekanbaru, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD
Tahun Anggaran 2018.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 2
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA)
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Pekanbaru Tahun 2018 merupakan dokumen kebijakan daerah Tahun Anggaran 2018
yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum, memuat kondisi ekonomi makro daerah,
asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah, pembiayaan
daerah dan strategi pencapaiannya.
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Kebijakan Umum Anggaran disusun dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, RKPD sebagai dokumen Rencana Kerja Tahunan Pemerintah
Daerah disusun dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Pekanbaru dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
serta visi dan misi Walikota terpilih.
Kebijakan Umum Anggaran yang telah disusun selanjutnya dijadikan bahan
pembahasan antara Eksekutif dan Legislatif untuk disepakati dalam bentuk Nota
Kesepakatan tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Pekanbaru Tahun 2018. Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru Tahun 2018
selanjutnya dijadikan pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran
(PPA) Satuan Kerja Perangkat Derah (SKPD) Tahun Anggaran 2018.
1.2. TUJUAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN
Kebijakan Umum Anggaran disusun dengan tujuan untuk memberikan
arah/pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun program
dan kegiatan yang akan dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2018.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 3
1.3. DASAR HUKUM PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN
Dasar penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2018 adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali
terkahir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 4
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Paraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;
13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.14-2889 Tahun
2017 tentang Pengangkatan Walikota Pekanbaru Provinsi Riau;
14. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang
Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pekanbaru;
15. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Tahun 2005-2025;
16. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kota Pekanbaru Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Pekanbaru (Lembaran Daerah Kota
Pekanbaru Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pekanbaru
Nomor 9);
18. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 137 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2018.
19. Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 534 Tahun 2017 tentang Standarisasi
Harga Barang dan Jasa Dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran
2018;
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru
Tahun 2018 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA);
1.2 Tujuan penyusunan KUA;
1.3 Dasar hukum penyusunan KUA; dan
1.4 Sistematika penyusunan KUA.
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro daerah tahun 2017;
2.2 Rencana Target Ekonomi Makro pada tahun Perencanaan 2018.
BAB III ASUMSI – ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
3.1 Asumsi dasar yang digunakan dalam APBN;
3.2 Laju Inflasi;
3.3 Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)
3.4 Lain-lain Asumsi
BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
4.1 Pendapatan Daerah
4.1.1 Kebijakan Perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan
pada tahun anggaran berkenaan;
4.1.2 Target Pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli daerah
(PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah
yang sah;
4.1.3 Upaya-upaya pemerintah daerah dalam mencapai target.
4.2 Belanja Daerah
4.2.1 Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi
total perkiraan belanja daerah;
4.2.2 Kebijakan Belanja Pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga;
4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah, kendala yang dihadapi, strategi
dan prioritas pembangunan daerah yang disusun secara
terintegrasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan
nasional yang dilaksanakan didaerah;
4.2.4 Kebijakan belanja berdasarkan:
- Urusan pemerintah daerah (urusan wajib dan urusan pilihan)
- Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD/OPD)
4.3 Pembiayaan Daerah
4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan;
4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 6
BAB V PENUTUP
Demikian Kebijakan umum ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam
penyusunan PPAS dan RAPBD Tahun Anggaran 2018.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 7
BAB II
KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
2.1. PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH TAHUN 2017
Kondisi ekonomi Daerah sejatinya merupakan outcome dari kegiatan dan aktivitas
ekonomi yang ada pada daerah tersebut. Pemerintah daerah dengan program-program
pembangunannya memberikan stimulus kepada kegiatan dan aktivitas ekonomi tersebut.
Kondisi ekonomi Kota Pekanbaru pada Tahun 2017 yang merupakan tahun berjalan dalam
pelaksanaan APBD 2017 diharapkan membaik dari tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi yang
merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak
langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi diharapkan mulai
menemukan titik baliknya untuk kembali naik dan tumbuh. Sehingga indikator ekonomi
menjadi penting untuk diketahui karena akan menggambarkan keberhasilan pembangunan
yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunannya dimasa yang akan
datang.
Indikator ekonomi secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk Domestik
Ragional Bruto (PDRB), Investasi, Inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman dan pelayanan
bidang ekonomi. Khusus untuk nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara nyata
mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit
produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran nilai
PDRB merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai
keberhasilan pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu
daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai PDRB.
Selain PDRB ada indikator lain mengukur tingkat kesejahteraan umum. Diantara
berbagai indikator yang ada, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) paling tepat dipakai
untuk mengukur profil kesejahteraan umum. Di dalam indeks ini, kesejahteraan tidak hanya
ditilik melalui perspektif ekonomi semata sebagaimana lazim terekam dalam Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, tetapi juga diteropong via capaian disektor
sosial, yakni pemdidikan dan kesehatan. Dalam hal yang terakhir, Tingkat Melek Huruf
(TMH) dan Tingkat Harapan Hidup (THH) adalah dua indikator yang lazim termaktub
dalam konstruksi IPM. Untuk hal ini kota Pekanbaru mengalami peningkatan. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) adalah Indeks yang digunakan untuk menggambarkan
capaian disektor kesejahteraan masyarakat secara agregat, karena indeks ini menangkap
perkembangan di sektor ekonomi dan sektor sosial sekaligus.
Pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru tahun 2013 sebesar 5,73 persen sedangkan
pada tahun 2014 sebesar 6,79 persen dan pada tahun 2015 sebesar 5,47 persen. Terjadi
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 8
fluktuasi pada pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru dalam rentang waktu tiga tahun. Hal
ini lebih jelas tergambar pada fluktuasi kinerja dari masing-masing sektor. Walaupun
Fluktuatif, Kontribusi terbesar dalam tiga tahun ini ada pada sektor jasa terutama pada
sektor jasa lainnya. Fluktuasi ekonomi yang terjadi dalam tiga tahun yang ini dipengaruhi
oleh daya beli masyarakat yang menurun walau stabilitas harga masih terjaga, hal ini
dibuktikan dengan tingkat inflasi yang turun.
Tingkat inflasi yang terjadi disepanjang tahun 2013 sebesar 8,83 dan pada tahun
2014 turun menjadi 8,53 persen dan pada tahun 2015 menurun lagi secara sangat signifikan
menjadi 2.71 persen. Secara umum artinya terjadi penurunan Agregat Demand (AD) selama
3 tahun ini. Namun penawaran agregat relatif tetap. Penurunan Agregat Demand
mengindikasikan terjadi pelemahan pada daya beli masyarakat. Rincian Perkembangan
Indikator Makro Ekonomi dapat dilihat pada tabel 2.1. :
Tabel 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro
Kota Pekanbaru Tahun 2013-2015
NO INDIKATOR MAKRO EKONOMI REALISASI
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
1 PDRB
Harga Berlaku ( Juta Rupiah) 60.492.459,55 74.434.462,56 84.031.969,00
Harga Konstan ( Juta Rupiah ) 51.053.167,00 54.592.060,13 57.557.347,20
2 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi/PDRB (%) 5,73 6,79 5,47
3 Tingkat Inflasi (%) 8,83 8,53 2,71
4 Struktur PDRB pendekatan
Produksi/Sektoral harga berlaku
Pertanian, Kehutanan dan perikanan 1.024.011,56 1.156.508,36 1.342.353,2
Pertambangan dan Penggalian 12.461,14 13.756,95 16.235,7
Pengadaan Listrik dan Gas 97.803,91 125.110.,44 125.110.,44
Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,
Limbah dan daur ulang 11.496,15 11.677,58 135.180,90
Konstruksi 17.893.456,53 22.534.971,85 25.143.478,00
Perdagangan Besar Dan eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 17.131.976,82 21.367.999,88 24.520.354,90
Transportasi dan Pergudangan 1.495.872,62 1.793.556,62 2.105.082,80
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.266.298,51 1.864.161,45 1.822.509,00
Informasi dan Komunikasi 1.402.089,92 1.583.786,61 1.118.250,10
Jasa Keuangan Asuransi 2.236.937,27 2.763.213,44 2.971.439,20
Real Estate 1.759.101,25 2.092.801,22 2.404.177,90
Jasa Perumahaan 10.631,63 13.539,02 15.366,30
Administarsi Pemerintahaan, Pertahanan dan
jaminan sosial wajib 2.468.441,48 2.554.745,83 2.751.629,50
Jasa Pendidikan 631.161,71 819.218,58 956.811,00
Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial 266.329,00 329.491,56 407.609,80
Jasa Lainnya 511.863,32 695.872,83 904.612,70
5 Struktur PDRB Pendekatan Pengeluaran (
Harga Berlaku ) * **
Pengeluaran konsumsi Rumah tangga 34556490.8* 40714597.72**
Pengeluaran konsumsi LNPRT 550595.98* 682903.13**
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 9
NO INDIKATOR MAKRO EKONOMI REALISASI
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7314741.26* 7291984.44**
Pembentukan Modal tetap bruto 52074675.51* 58205985.79**
Perubahaan Inventori 3664057.06* 4448672.45**
Exspor 41296753.81* 49814066.33**
Impor 77853609.91* 86723747.32**
6 Besaran ICOR (Incremental Capital Output
Ratio)
7 Pendapatan Perkapita ( Harga Berlaku ) 62.562.537,97 73.590.599.16
8 Indeks Pembangunan manusia
9 Indeks Harapan Hidup
10 Indeks Pengetahuan
11 Indeks daya beli
Sumber: data olahan Bappeda Tahun 2017
Berdasarkan data BPS Pekanbaru, perkembangan perekonomian kota pekanbaru tahun
2013-2015 secara sektor digambarkan pada tabel 3.3. Sektor tersier masih mendominasi
sektor-sektor ekonomi Kota Pekanbaru. Data secara lengkap dapat dilihat pada tabel
berukut 2.2:
Tabel 2.2. Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2013 & 2015
No Sektor Tahun
2013 2014 2015
1 Sektor Primer
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4,84 4,15 3,11
Pertambangan dan Penggalian 3,86 3,59 2,34
2 Sektor Sekunder
Industri dan Pengelohan 8,01 7,14 7,91
Pengadaan Listrik dan Gas 1,92 3,67 5,23
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang -1.12 1,08 2,66
Konstruksi 3,26 8,25 6,57
3 Sektor Tersier
Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 6,22 5,19 2,22
Transportasi dan Pergudangan 6,27 7,78 6,79
Penyediaan akomodasi & makan minum 2,59 5,22 0,6
Informasi dan Komunikasi 9,12 4,09 7,86
Jasa keuangan dan asuransi 4,79 15,61 6,67
Real Estate 5,55 6,88 8,51
Jasa Perusahaan 9,09 20,33 6,76
Administarsi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 3,17 1,86 1,86
Jasa Pendidikan 4,24 5,72 5,82
Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 9,82 9,46 10,27
Jasa lainnya 11,38 10,96 19,93
PDRB 5,59 6,79 5,47
Sumber : BPS Kota Pekanbaru 2015
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 10
Di tahun 2017 ini diharapkan perekonomian Kota Pekanbaru mengalami recovery
bersama dengan usaha meningkatkan konsumsi masyarakat untuk mempertahankan dan
meningkatkan daya beli, investasi dan ekspor. Harapan ini cukup wajar dilihat dari
komposisi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru menurut lapangan usaha dari tahun
ketahun. Sektor tersier tetap menjadi sektor yang pertumbuhannya paling tinggi dan sektor
ini adalah sektor yang memerlukan terus aliran investasi sehingga cita-cita untuk mejadi
pusat perdagangan dan jasa memberikan indikasi ke arah yang positif untuk dapat
diwujudkan.
Selain itu regulasi-regulasi dan insentif yang mempermudah investasi masuk ke Kota
Pekanbaru akan turut mempengaruhi perekonomian. Pembinaan usaha kecil dan menengah
membina usaha ekonomi kreatif melalui program-program/kegiatan pembinaan usaha
masyarakat untuk meningkatkan usaha dan investasi pada tahun 2017 ini. Hal ini akan
berdampak aliran uang yang beredar dan memberikan implikasi pada peningkatan
pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat.
Selain itu dengan terpilihnya walikota yang baru dalam pilkada 2017 memberikan
dampak pada kepastian dan kestabilan perekonomian, membuka peluang untuk investor
berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur yang berimplikasi penyediaan lapangan kerja
dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, adanya pembangunan
kelengkapan infrastruktur, ditambah dengan kesiapan SDM yang berkualitas serta
pemberian layanan perizinan yang prima, jaminan stabilitas keamanan yang mantap,
Peraturan-Peraturan Daerah berikut aturan pendukungnya, termasuk dalam
pengimplementasiannya, akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan aliran investasi,
yang dalam hal ini merupakan elemen penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
2.2. RENCANA TARGET EKONOMI MAKRO PADA TAHUN PERENCANAAN
Perekonomian tahun 2018 akan sangat tergantung dengan kondisi 2017 dan kebijakan
Pemerintah Pusat. Setelah menggulirkan 14 paket kebijakan ekonomi pada tahun 2016,
pemerintah pusat pada tahap berikutnya mulai fokus mendorong deregulasi di daerah yang
salah satu nya sepertinya yang disebutkan didepan adalah kemudahan dalam berinvestasi.
Sebab, banyak hal yang sudah diputuskan di pemerintah pusat tidak berjalan maksimal,
karena lokasi investasi ada di daerah. Sukses amnesti pajak yang menaikkan basis pajak juga
akan memberikan ruang fiskal yang lebih baik pada tahun ini Pemerintah terus mendorong
pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas fiskal dan moneter. Dengan demikian,
ekonomi diharapkan dapat terus meningkat pada 2017 dan 2018, ditopang oleh amnesti
pajak dan investasi. Harapannya adalah transfer dana pusat ke daerah dapat kembali
meningkat sehingga belanja pemerintah dapat tumbuh dan berpengaruh positif pada
pertumbuhan ekonomi. Jika belanja pemerintah daerah akibat transfer pusat yang berkurang
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 11
masih belum bisa menemukan titik baliknya, Investasi swasta masih menjadi tumpuan
meningkatnya perekonomian.
Pendapatan Asli Daerah sebagai bagian untuk menambah belanja pemerintah harus
terus ditingkatkan. Potensi pajak dan retribusi daerah harus terus digali. Perbaikan system
dalam penerimaan PAD menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan penerimaan.
Perbaikan system tersebut wajib menggunakan Tekhnologi Informasi (TI) yang kan
membuat penerimaan Pendapatan Asli daerah efektif dan efisien.
2.2.1 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Keuangan daerah merupakan komponen penting dalam perencanaan pembangunan,
sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk
mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan kesadaran
untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan permasalahan strategis secara
tepat. Dengan melakukan analisis keuangan daerah yang tepat akan menghasilkan kebijakan
yang efektif dalam pengelolaan keuangan daerah.
Keuangan daerah meliputi penerimaan atau pendapatan daerah, pengeluaran daerah
atau belanja daerah dan pembiayaan daerah. Keuangan daerah sesuai Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikelola
dengan menganut asas tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan
dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi yang
diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan,
alokasi, distribusi dan stabilisasi. APBD pada hakekatnya merupakan instrumen kebijakan
yang dipakai sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan
masyarakat di daerah. Ditinjau dari APBD, keuangan daerah yang dipergunakan untuk
membiayai program/kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembiayaan
pembangunan, dari tahun ke tahun diperkirakan terus meningkat. Peningkatan ini
menyesuaikan perkembangan kebutuhan pembangunan baik secara fisik maupun non fisik
dalam bentuk peningkatan pelayanan.
Kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah memegang peranan yang sangat
strategis dalam mencapai sasaran pembangunan daerah karena keuangan daerah merupakan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 12
instrumen penting kebijakan fiskal daerah. Kabijakan desentralisasi fiskal daerah
mengandung tiga misi utama yaitu :
1. Menciptakan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumberdaya.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat.
3. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk ikut serta (berpartisipasi)
dalam proses pembangunan.
Desentralisasi fiscal mempunyai dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi
yang tinggi apabila desentralisasi fiskal dipusatkan pada pengeluaran/belanja publik.
Desentralisasi fiskal yang diukur dengan pengeluaran pemerintah daerah menyebabkan
pertumbuhan ekonomi secara signifikan di daerah-daerah. Dengan adanya transfer dana dari
pemerintah pusat dan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengelola dan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada, memberi efek positif terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Pemerintah daerah mempunyai kelebihan (kesempatan lebih luas) dengan membuat
anggaran perbelanjaan agar lebih efisien dengan memenuhi kebutuhan masyarakat karena
lebih mengetahui keadaan riil yang terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Penganggaran
pada belanja bidang infrastruktur dan sektor sosial pada pemerintah daerah akan memacu
pertumbuhan ekonomi lokal. Pertumbuhan ekonomi yang dipacu oleh pengeluaran
pemerintah dan swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja. Untuk
menyerap besarnya laju pertumbuhan tenaga kerja yang cendrung meningkat terus-menerus,
diperlukan upaya-upaya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi
baik oleh pemerintah maupun swasta, karena investasi tidak hanya menciptakan permintaan
tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Dengan meluasnya kesempatan kerja, akses
masyarakat untuk mendapatkan penghasilan makin besar. Dengan meningkatnya
penghasilan masyarakat maka dampak yang lebih luas adalah
adanyapeningkatankesejahteraan masyarakat karena dapat memenuhi kebutuhan primernya
(sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan) bahkan kebutuhan sekunder dan
tersiernya. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat maka tingkat kemiskinan
di masyarakatpun akan berkurang.
Selain terus memprioritaskan pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiscal, Pemerintah
hendaknya juga mendukung dan melaksanakan kebijakan reformasi dalam administrasi
keuangan daerah dimana antara lain tercermin dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja,
sebagai salah satu langkah perubahan dalam upaya membangun sebuah pemerintahan yang
transparan dan akuntabel. Oleh karena itu pengelolaan APBD harus melalui tiga tahapan
penting yaitu mulai dari penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan/pengendalian. Dalam
paradigma baru dalam manajemen pengelolaan keuangan daerah, perencanaan harus
memenuhi karakterestik sebagai berikut :
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 13
a. Berorientasi pada kepentingan publik/masyarakat luas.
b. Disusun berdasarkan pendekatan kinerja.
c. Mempunyai keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan di DPRD dengan
perencanaan operasional oleh Pemerintah Daerah dan penganggaran pada unit kerja
(SKPD).
d. Terdapat upaya-upaya untuk mensinergikan hubungan antara APBD, system dan
prosedur pengelolaan keuangan daerah, lembaga pengelolaan keuangan daerah dan unit-
unit pengelola layanan publik dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas guna mendukung upaya pertumbuhan ekonomi
dan pemantapan stabilitas ekonomi daerah, penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah serta pelayanan umum kepada masyarakat, maka kebijakan anggaran
dalam tahun 2018 di Kota Pekanbaru diarahkan untuk :
1. Mewujudkan APBD yang sehat dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan dan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan capaian-capaian yang menjadi
target RPJM Daerah, kondisi objektif dan isu-isu strategis serta karakterestik daerah,
sehingga dapat memberi dorongan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah.
2. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah, peningkatan efisiensi dan efektifitas
belanja daerah serta peningkatan dan perbaikan manajemen keuangan daerah.
3. Memantapkan kondisi ketahanan fiskal yang berkelanjutan dengan cara : melanjutkan
langkah-langkah konsolidasi fiskal dengan menjaga tingkat defisit yang terkendali dari
aspek pembiayaan daerah.
4. Mengatasi masalah-masalah mendasar yang menjadi prioritas pembangunan tahun 2017
yaitu :
a) Pembangunan infrastruktur daerah yang mencakup pemenuhan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat, pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan (pusat
perkantoran dan sarana lainnya) perhubungan, pengembangan dan pemeliharaan
jaringan transportasi dan pengendalian banjir.
b) Peningkatan manajemen dan pelayanan pendidikan melalui upaya peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan, pembinaan lembaga-lembaga pendidikan,
serta pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.
c) Peningkatan manajemen pelayanan kesehatan masyarakat melalui penambahan
sarana dan prasarana kesehatan dan peningkatan cakupan pelayanan kesehatan.
d) Pembinaan olahraga, dan keagamaan sebagai pengembangan fungsi pendidikan.
e) Pembinaan pemuda dan masyarakat dalam rangka pengembangan olahraga,
kesenian, ketaqwaan dan kebudayaan daerah.
f) Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan social (salah satunya
Pemberdayaan masyarakat berbasis Rukun Warga/PMB.RW).
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 14
g) Peningkatan kemampuan dan kualitas tenaga kerja serta pengembangan
kewirausahaan.
h) Pengembangan ekonomi masyarakat yang mencakup pembangunan sarana dan
prasarana perdagangan serta pengembangan dan pembinaan Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
i) Peningkatan daya dukung lingkungan yang mencakup perencanaan pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan ruang, pemeliharaan dan pengembangan RTH.
j) Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan melalui peningkatan
kemampuan dan keterampilan aparatur, peningkatan ketaqwaan, pengembangan
teknologi informasi, pengembangan administrasi kependudukan serta pembangunan
sarana pelayanan publik.
k) Peningkatan kerjasama dan peranan setiap pemangku kepentingan dalam
pembangunan daerah
l) Peningkatan iklim infestasi dan pengembangan kawasan industri.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 15
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RAPBD
3.1. ASUMSI DASAR YANG DIGUNAKAN APBN
Sejak Tahun 2011, Pemerintah Pusat telah menyiapkan dua strategi
pembangunan utama sebagai kebijakan kunci, yakni Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI), yang dalam pelaksanaannya
diharapkan akan menciptakan sinergi yang kuat dalam mewujudkan :
a. Pertumbuhan yang tinggi, Inklusif, Berkeadilan dan Berkelanjutan
b. Pembangunan Ekonomi yang merata diseluruh tanah air
c. Peningkatan kesempatan kerja serta
d. Penurunan tingkat kemiskinan
Tanpa maksud untuk meniadakan RPJM, Program MP3EI akan menjadi payung
semua kegiatan pembangunan infrastruktur diberbagai wilayah Indonesia, sebagai
bentuk langkah – langkah terobosan :
a. Pengembangan koridor – koridor utama yang menjadi pendorong dan penopang
kegiatan ekonomi di wilayah – wilayah sekitarnya, serta didukung dengan
perbaikan konektivitas antar daerah, diharapkan dapat segera mewujudkan
integrasi pasar di wilayah indonesia, hingga ke pelosok desa.
b. Prakarsa MP3EI dan MP3KI tersebut, bersama – sama dengan berbagai
perkembangan kinerja perekonomian global maupun domestik terkini beserta
prospeknya ke depan, serta permasalahan dan tantangan yang diperkirakan akan
terjadi pada Tahun 2018, telah menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018. Selanjutnya, RKP 2018 menjadi acuan dalam
penyusunan RAPBN 2018.
Untuk Penerimaan, pemerintah memiliki pokok-pokok kebijakan. Pokok-pokok
kebijakan tersebut dijabarkan dalam pokok-pokok kebijakan penerimaan. Pokok-
pokok kebijakan penerimaan dibagi lagi menjadi pokok pokok kebijakan penerimaan
perpajakan dan pokok pokok kebijakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Pokok-pokok penerimaan perpajakan untuk Tahun 2018 meliputi:
a. Melanjutkan pokok – pokok kebijakan perpajakan yang telah dilakukan di Tahun
2017;
b. Meningkatkan perbaikan penggalian potensi perpajakan;
c. Melakukan perbaikan kualitas pemeriksaan dan penyidikan;
d. Menyempurnakan sistem informasi teknologi;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 16
e. Melakukan perbaikan kebijakan perpajakan yang diarahkan bagi perluasan
berbasis pajak;
f. Meningkatkan kegiatan sensus pajak nasional;
g. Meningkatkan pengawasan dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai;
h. Ekstensifikasi cukai;
i. Menyesuaikan tarif PPn BM atas kelompok barang dan cukai;
j. Pemberian insentif fiskal bagi kegiatan ekonomi strategis.
Sedangkan PNBP akan lebih dioptimalkan lagi untuk memberikan kontribusi
yang lebih sebagai sumber penerimaan dalam negeri. Sementara itu, peranan
penerimaan SDA dalam PNBP masih cukup dominan, khususnya dari penerimaan
migas. Pemerintah tetap mengupayakan optimalisasi penerimaan dari SDA non migas,
khususnya dari pertambangan umum.
Kebijakan – kebijakan yang akan ditempuh dalam Tahun 2016, beberapa
kebijakan yang akan ditempuh antara lain :
a. Pencapaian target lifting minyak mentah dan lifting gas bumi;
b. Efisiensi cost recovery dan mengupayakan penurunan angka rasio cost recovery
terhadap gross revenue;
c. Melakukan secara intensif penagihan atas penjualan hasil migas bagian Pemerintah.
Dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pertambangan umum, Pemerintah
akan menempuh beberapa kebijakan, antara lain :
a. Peningkatan produksi komoditas mineral dan batubara;
b. Peningkatan nilai tambah mineral melalui upaya peningkatan nilai tambah bahan
galian tambang;
c. Penerapan jenis dan tarif PNBP yang berlaku untuk kegiatan pertambangan;
d. Peningkatan pembinaan dan pengawasan mineral dan batubara, antara lain
peningkatan pengawasan produksi dan pemasaran mineral dan batubara serta
inventarisasi dan penyusunan produksi mineral dan batubara nasional;
e. Inventarisasi dan verifikasi potensi PNBP pertambangan umum.
Sedangkan untuk kebijakan Belanja, pemerintah pusat telah menetapkan
pokok-pokok kebijakan sebagai berikut :
a. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dengan pembangunan
infrastruktur dan menjamin kelancaran distribusi barang, jasa dan informasi untuk
meningkatkan daya saing produk nasional;
b. Perlindungan Sosial antara lain melalui pendidikan seperti Beasiswa
siswa/mahasiswa miskin dan berprestasi. Kemudian kesehatan seperti Jamkesmas;
c. Pemberdayaan Masyarkat antara lain melalui PNPM Mandiri;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 17
d. Pemantapan pelaksanaan reformasi Birokrasi;
e. Perbaikan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan;
f. Pengalokasian anggaran subsidi untuk menjaga stabilitas harga dan perlindugan
kesejahteraan masyarakat;
g. Pembayaran kewajiban bunga utang yang jatuh tempo tepat waktu dan jumlah.
Pokok-pokok kebijakan yang telah disebutkan diatas didasari oleh asumsi dasar
ekonomi makro pada Tahun 2013. Dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 5.5%
inflasi 6.0% suku Bunga SBI 3 bulan 6-6,5.0%, nilai tukar Rp.12.100/USD, harga
minyak 110 USD/barrel lifting minyak 900.000 barel/hari. Keterangan ini dihimpun
oleh tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2013
Indikator 2015
Pertumbuhan ekonomi 6.00%
Inflasi 6.00%
Suku Bunga SBI 3 Bulan 6.50%
Nilai Tukar (Rp/USD)- Rata rata Rp.12.100/usd
Harga Minyak /ICP (USD/Barrel) 110 USD/Barrel
Lifting Minyak 900.000barel/hari
Kebijakan Transfer ke daerah juga harus menjadi perhatian. Pemerintah pusat
memiliki pokok pokok kebijakan untuk itu yaitu, pokok pokok kebijakan Dana Bagi
Hasil (DBH) yang terdiri dari :
a. Menyempurnakan proses penghitungan dan penetapan alokasi DBH secara lebih
transparan dan akuntabel;
b. Menyempurnakan sistem pengaanggaran dan pelaksanaan atas PNBP yang
dihasilkan ke daerah;
c. Meningkatkan akurasi data melalui koordinasi dengan institusi pengelola
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan penerimaan perpajakan;
d. Menjaga kesinambungan sistem penyaluran tepat waktu dan tepat jumlah melalui
mekanisme rekonsiliasi data antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil;
e. Menyelesaikan kurang bayar DBH.
Sedangkan pokok pokok kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU) adalah
a. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang – kurangnya 26 persen dari PDN
Neto yang ditetapkan dalam APBN;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 18
b. Mendukung fungsi DAU sebagai alat pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah;
c. Meningkatkan akurasi data dasar perhitungan DAU yang bersumber dari lembaga /
instansi yag berwenang;
d. Alokasi dasar memperhitungkan kebijakan – kebijakan yang terkait dengan
kenaikan gaji pokok, formasi CPNSD dan kebijakan – kebijakan lainnya yang terkait
dengan penggajian;
e. Proporsi DAU sebesar 10 persen untuk semua provinsi dan 90 persen untuk semua
Kabupaten/Kota dari besaran DAU Nasional;
f. Tetap melanjutkan penerapan kebijakan Non Hold Harmless.
Kebijakan transfer daerah dilengkapi dengan Pokok-pokok Kebijakan Dana
Alokasi Khusus (DAK) yaitu:
a. Membantu daerah – daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah
dalam membiayai pelayanan publik dalam rangka mendorong pencapaian SPM,
melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat, serta
meningkatkan efektivitas belanja daerah;
b. Memantapkan perencanaan DAK dengan mendorong pendekatan berbasis output /
outcome, sesuai dengan RPJM;
c. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis;
d. Meningkatkan akurasi data – data teknis dan menghindari duplikasi kegiatan antar
Bidang DAK;
e. Memperhatikan daerah tertinggal di masing – masing Bidang DAK;
f. Meningkatkan kinerja dan kualitas pengelolaan DAK;
g. Mendorong Kementrian / Lembaga untuk mengalihkan dana dekonsentrasi / tugas
pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran Kementrian / Lembaga yang
masih digunakan untuk melaksanakan urusan daerah secara bertahap ke DAK;
h. Meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK, sehingga dapat membantu sinkronisasi
kegiatan DAK dengan kegiatan yang didanai dari sumber pendanaan lainnya (APBN
dan APBD);
i. Menerapkan kebijakan sanksi (disinsentive ) kepada daerah yang tidak melaporkan
pelaksanaan kegiatan DAK melalui penggunaan kinerja pelaporan sebagai salah
satu pertimbangan dalam penyusunan kriteria teknis perhitungan alokasi DAK.
Hal hal yang dijelaskan diatas dapat dijadikan salah satu Pedoman dalam
penyusunan RAPBD Kota Pekanbaru.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 19
Semua yang dijadikan asumsi untuk penyusunan APBN secara tidak langsung
juga dijadikan asumsi untuk penyusunan APBD kota Pekanbaru selain dari asumsi
dasar yang ada di tabel dibawah ini.
Tabel 3.2 Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam Penyusunan APBN 2018
INDIKATOR TARGET
PDRB (Triliun) 39,63 INFLASI (%) 3
ICOR 5.06
3.2. LAJU INFLASI
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang
dihitung dalam persentase. Pada saat terjadi inflasi daya beli uang menurun. Temuan
empiris menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan (yoy) yang diukur melalui Indeks
Harga Konsumen (IHK) Kota Pekanbaru menunjukkan trend menurun bahkan berada
pada titik terendah selama Tahun 2009 yaitu sebesar 1,94%, lebih kecil dibandingkan
dengan tingkat inflasi nasional yang mencapai 2,78%. Faktor utama penyebab
rendahnya inflasi adalah deflasi yang terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan
hingga mencapai 7,8%. Selain itu, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh lebih baiknya
kinerja perekonomian Riau Tahun 2008 selaras dengan booming harga CPO dunia yang
turut mendongkrak pertumbuhan konsumsi masyarakat secara signifikan selama
Tahun 2008 dibandingkan Tahun 2007.
Tekanan inflasi pada Tahun 2010 yang naik signifikan menjadi 7% terjadi akibat
kenaikan harga komoditas volatile foods (bahan makanan) terutama beras, cabe merah
dan minyak gorengpada penghujung Tahun 2010 karena berkurangnya pasokan dari
sentra-sentra produksi bahan makanan akibat gangguan cuaca, hama, dan masa tanam
yang tidak serentak. Sebagai wilayah yang sangat bergantung pada ketersediaan di
daerah lain, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pergerakan tingkat harga di Kota
Pekanbaru.
Nilai inflasi pada Tahun 2011 sedikit menurun dibandingkan pada Tahun 2010,
yakni sebesar 5,09%. Tingkat inflasi ini mengalami kecenderungan yang menurun dan
searah (konvergen) dengan tingkat inflasi Nasional. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kondisi tersebut antara lain (i) koreksi harga komoditas pangan utama
yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun, (ii) apresiasi nilai tukar rupiah yang
diindikasikan akan mendorong tekanan inflasi yang berasal dari barang-barang impor
(imported inflation), (iii) prospek penurunan harga komoditas dunia sejalan dengan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 20
melemahnya kondisi ekonomi negara maju, dan (iv) minimnya tekanan inflasi yang
berasal dari administered price.
Tabel 3.3 NIlai Inflasi Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011
TAHUN INFLASI (%)
2007 7,53
2008 9,02
2009 1,94
2010 7,00
2011 5,09
Sumber : Kajian Ekonomi Regional BI
Pada Rancangan APBN Tahun Anggaran 2018 Pemerintah Republik Indonesia
bersama DPR Republik Indonesia menyepakati asumsi maskro tahun 2018 sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan Ekonomi 5,2 persen – 5,6 persen
2. Inflasi 2,5 persen – 4,5 persen
3. Nilai Tukar rupiah Rp.13.300 – Rp.13.500
4. Suku Bunga SPN 4,8 persen – 5,6 persen
5. Pengangguran 5,0 persen – 5,3 persen
6. Kemiskinan 9,5 persen – 10 persen
7. Gini ratio 0,38
3.3. PERTUMBUHAN PDRB
Kondisi perekonomian di Kota Pekanbaru berdasarkan indikator PDRB sangat
baik. Hal ini terlihat pada nilai pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 berdasarkan
PDRB harga konstan 10,57% dan nilai pertumbuhan PDRB berdasarkan PDRB harga
berlaku 23,33%. Data secara lengkap tersaji Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi
Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013
Tahun Harga Berlaku Harga Konstan
Juta Rupiah Pertumbuhan (%)
Juta Rupiah Pertumbuhan (%)
2009 30.037.936,86 20,55 8.302.631,95 8,81 2010 36.753.481,40 22,36 9.047.929,45 8,98 2011 45.257.046,38 23.14 9.913.360,31 9.05 2012 55.816.890,62 23,33 10.961.317,98 10,57 2013 67.144.673,92 20,00 12.135.325,22 9,01 2014 74.434.462,56
Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 21
Pertumbuhan PDRB Kota Pekanbaru pada tahun 2013 sebesar 9,01 persen.
Pertumbuhan ini sudah mengacu pada penggunaan tahun dasar 2000. Besarnya
pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru ini merupakan perpaduan masing-masing
sektor yang ada dimana pertumbuhan di dominasi dari sektor-sektor yang dominan
seperti keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, perdagangan, dan sektor angkutan
dan komunikasi. Dengan kondisi yang sama pada tahun 2013, dimana ketiga sektor
tersebut juga mendominasi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.
Diharapkan dengan berkembangnya sektor-sektor unggulan tersebut akan
dapat memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya sehingga akan tercipta struktur
ekonomi yang kokoh, seimbang, dan dinamis. Data secara lengkap tersaji pada Tabel
3.5 berikut ini.
Tabel 3.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru
Tahun 2009-2013
No. Lapangan Usaha Pertumbuhan per Sektor (%)
2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 3,95 3,78 3,74 3,66 3,68 2 Pertambangan dan
Penggalian 3,89 3,47 3,88 3,94 3,69
3 Industri Pengolahan 6,13 5,98 5,46 4,76 6,93 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,53 5,57 5,31 6,09 6,12 5 Bangunan 8,85 8,96 9,04 9,26 9,18 6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 9,66 9,83 10,08 12,61 9,76
7 Angkutan dan Komunikasi 9,38 9,83 10,11 14,24 10,01 8 Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan 10,50
10,86
10,50 11,16 9,06
9 Jasa-jasa 8,34 8,37 8,32 8,52 8,13 PDRB 8,81 8,98 9,05 10,57 9,01
Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013
Namun jika dilihat dari peranan per sektor terhadap PDRB, pada tahun 2013 sektor
yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
sebesar 32,00%. Hal ini dapat kita cermati dari pertumbuhan Hotel dan Restoran yang
semakin menjamur di Kota Pekanbaru dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama untuk
memenuhi kebutuhan penginapan yang mana Kota Pekanbaru akan menjadi salah satu
destinasi untuk kota bisnis dan jasa tentunya akan dibanjiri oleh banyak orang dari berbagai
daerah di Indonesia.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 22
Tabel 3.6 Kontribusi Per Sektor Atas Dasar Harga Konstan
Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013
No Lapangan Usaha Distribusi Persentase PDRB (%)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 1,45 1,38 0,68 1,23 1,17
2 Pertambangan dan Penggalian 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02
3 Industri Pengolahan 10,14 9,86 17,20 8,99 8,82
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,15 1,12 0,82 1,03 1,00
5 Bangunan 16,75 16,75 27,72 16,67 16,69
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 31,68 31,93 25,65 32,67 32,00
7 Angkutan dan Komunikasi 14,83 14,95 6,58 15,80 15,95
8 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 6,94 7,06 13,46 7,16 7,16
9 Jasa-jasa 17,02 16,93 7,88 16,42 16,29
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013
Pendapatan per kapita lebih sering disebut PDRB per kapita yang merupakan salah
satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk.
Perkembangan pendapatan per kapita Kota Pekanbaru dari tahun 2009 hingga tahun 2013
menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan sebesar 20,00%
berdasarkan harga berlaku dan 9,01% berdasarkan harga konstan.
Untuk lebih meningkatkan pendapatan per kapita, maka laju pertumbuhan ekonomi
harus ditingkatkan dan sebaliknya laju pertumbuhan penduduk perlu untuk dikendalikan.
Karena pada dasarnya laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap
pembangunan ekonomi terutama sekali terhadap perkembangan pendapatan regional.
Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk maka semakin rendah pendapatan regionalnya
dan sebaliknya semakin rendah laju pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi
pendapatan regionalnya dengan asumsi laju pertumbuhan ekonominya tetap. Oleh sebab itu
pengendalian penduduk guna meningkatkan pendapatan regional harus dipikirkan baik oleh
pemerintah maupun masyarakat.
Tabel 3.7 PDRB Per Kapita Kota Pekanbaru dan Pertumbuhannya
Tahun 2007-2013
Tahun
PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan (%)
Atas Dasar
Harga Berlaku
Atas Dasar
Harga Konstan
Atas Dasar
Harga Berlaku
Atas Dasar
Harga Konstan
2007 23.260.324,51 8.089.508,46 17,46 5,73
2008 27.724.764,22 8.490.412,65 19,19 4,96
2009 32.177.108,43 8.893.909,38 16,06 4,75
2010 38.032.079,80 9.362.693,32 18,20 5,27
2011 45.197.933,90 9.853.473,37 18.84 5.24
2012 57.867.782,71 11.364.072,06 28,03 15,33
2013 67.144.673,92 12.135.325,22 20,00 9,01
Rata-Rata Pertumbuhan 19,68 7,18 Sumber : Informasi Kota Pekanbaru 2014
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 23
3.4. LAIN-LAIN ASUMSI
Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan pegawai Negeri Sipil Daerah
(PNSD) disesdauikan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan serta
memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian
gaji ketiga belas dan gaji keempat belas.
Penganggaran Pemberian Tambahan Penghasilan PNSD akan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.
RKP memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro,
program-program kementerian/lembaga, lintas kementerian, kewilayahan dalam
bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif sesuai
maksud Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tema RKP Tahun 2016 adalah
“Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Pondasi Pembangunan
Yang Berkualitas”.
Sasaran Pokok RKP Tahun 2018 disusun sebagai berikut:
1. Sasaran Makro;
2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;
3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
4. Sasaran Dimensi Pemerataan;
5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antar Wilayah;
6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
Sesuai dengan Tema dan Sasaran Pokok RKP Tahun 2018 tersebut, maka:
1. Pertumbuhan ekonomi ditargetkan untuk tumbuh sekitar 5,4 – 6,1 persen;
2. Inflasi ditargetkan pada kisaran 3,5 persen plus minus 1,0 persen;
3. Jumlah penduduk miskin berkisar antara 9,5 persen sampai dengan 10,0 persen;
4. Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 5,0 persen sampai dengan 5,3
persen.
5. Suku bunga SPN 3 bulan: 4,8% - 5,6%
6. Asumsi Harga Minyak : USD45 – USD60 per barel
7. Lifting Minyak:771-815 ribu barel perhari
8. Lifting Gas:1.194-1.235 ribu barel setara minyak per hari
Dalam kaitan itu, prioritas pembangunan disusun sebagai penjabaran
operasional dari Strategi Pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019
dalam upaya melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi Nawa
Cita, yaitu:
1. Cita 1
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 24
2. Cita 2
Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya;
3. Cita 3
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan;
4. Cita 4
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Cita 5
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Cita 6
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional;
7. Cita 7
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik;
8. Cita 8
Melakukan revolusi karakter bangsa; dan
9. Cita 9
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Nawa Cita tersebut merupakan rangkuman program-program yang tertuang
dalam Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden yang dijabarkan dalam strategi
pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019, terdiri dari empat bagian
utama yakni:
(1) norma pembangunan;
(2) tiga dimensi pembangunan;
(3) kondisi yang diperlukan agar pembangunan dapat berlangsung; serta
(4) program-program quick wins.
Tiga dimensi pembangunan dan kondisi yang diperlukan dimaksud memuat
sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015-2019 yang
selanjutnya dijabarkan dalam RKP Tahun 2018.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 25
BAB IV
KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
4.1. PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Daerah menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah merupakan hak Pemerintah Daerah
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun yang
bersangkutan. Pendapatan daerah di kelompokan atas :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. PAD terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
b. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan APBN yang
dialokasi kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH),
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan daerah
selain PAD dan Dana Perimbangan. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meliputi:
Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi kepada Daerah Kab/Kota, Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta Bantuan Keuangan dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pekanbaru pada Tahun
Anggaran 2018 dari sisi pendapatan bersumber pada kelompok penerimaan daerah
tersebut.
Peningkatan pendapatan daerah ditempuh dengan kebijakan sebagai berikut:
a. Peningkatan Pendapatan Daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-
sumber pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah melalui intensifikasi
dan ekstensifikasi pendapatan daerah;
b. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pengelola pendapatan daerah;
c. Peningkatan pelayanan pajak dan non pajak kepada masyarakat;
d. Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan
daerah;
e. Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan pendapatan daerah.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 26
4.1.1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah merupakan penerimaan yang sangat penting bagi pemerintah
daerah dalam menunjang pembangunan daerah guna membiayai proyek dan kegiatan-
kegiatan daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana, sebagai hak pemerintah daerah dalam satu
tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring dengan
banyaknya kewenangan pemerintah pusat yang dilimpahkan kepada daerah serta
tuntutan dari target-target capaian program pembangunan daerah dalam upaya
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui program dan kegiatan
pembangunan daerah.
Sejauh ini Dana Perimbangan yang merupakan transfer keuangan oleh pusat
kepada daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi daerah, meskipun
jumlahnya relatif memadai, namun daerah harus lebih kreatif dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaaan
dalam pembelanjaan APBD-nya. Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial
harus digali secara maksimal, namun tentu saja di dalam koridor peraturan
perundang-undangan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan
retribusi daerah yang memang telah sejak lama menjadi unsur PAD yang utama.
Secara garis besar ada 2 (dua) sumber pendapatan Kota Pekanbaru yang
memegang peranan penting dalam penerimaan daerah yaitu Pertama, sumber
pendapatan yang pelaksanaannya ditetapkan melalui pelaksanaan Peraturan Daerah
(PERDA) dalam setiap tahunnya. Kedua, sumber pendapatan yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Pemerintah Pusat.
Pendapatan daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) di Kota Pekanbaru diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya
berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum
(DAU), dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Bagi Hasil) dan dari Lain-lain
Pendapatan yang Sah.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 27
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Komponen Pendapatan
Daerah Kota Pekanbaru terdiri dari :
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dalam UU Nomor: 33 Tahun 2004, Pasal 1, angka 18 telah dinyatakan bahwa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Khusus terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus
memperhatikan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, beserta peraturan pendukung lainnya dalam menentukan Perda
yang terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 33
Tahun 2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005,
Pasal 22, ayat (1) berasal dari:
1. Pajak Daerah
Kebijakan pokok Pajak Daerah dalam kerangka Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai
berikut :
a. Pendataan kembali/Pemutakhiran data Wajib Pajak dan potensi pajak dari tiap Objek
Pajak merupakan salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Kota Pekanbaru
dalam meningkatkan pendapatan asli daerah melalui Pajak Daerah.
b. Pada periode Tahun 2017- 2018, pemutakhiran data potensi pajak dari objek pajak
dikhususkan untuk jenis Pajak Bumi dan Bangunan yang dilakukan secara bertahap
di seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru. Untuk Tahun 2017, pemutakhiran data
potensi pajak dilakukan di 5 kecamatan sedangkan untuk Tahun 2018 dilakukan di 7
kecamatan di Kota Pekanbaru. Pemutakhiran data dilakukan secara aktif dengan
mendatangi secara langsung Wajib Pajak untuk menilai secara riil potensi pajak.
c. Penyesuaian tarif pajak untuk 11 jenis pajak juga dilakukan oleh Pemerintah Kota
Pekanbaru dalam rangka peningkatan PAD. Penyesuaian tarif pajak tersebut
dilakukan berdasarkan penyesuaian nilai objek pajak maupun penyesuaian hasil
transaksi yang terjadi di masyarakat maupun korporasi.
d. Langkah lain dari Pemerintah Kota Pekanbaru dalam meningkatkan PAD dari Pajak
Daerah adalah melakukan penyempurnaan Zona Nilai Tanah dan penilaian individual
PBB. Penyempurnaan Zona Nilai Tanah dilakukan dalam rangka penyesuaian tarif
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dari suatu kawasan/daerah sesuai dengan
perkembangan nilai tanah di daerah tersebut. Dari adanya penyesuaian tarif NJOP
tersebut maka diharapkan BPTHB dari transaksi jual beli tanah yang dilakukan
masyarakat maupun korporasi akan meningkat.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 28
e. Untuk penilaian individual PBB, Pemerintah Kota Pekanbaru pada Tahun 2018 akan
melakukan penilaian individual PBB untuk Bandara Sultan Syarief Kasim II (SSK
II). Pemilihan Bandara SSK II untuk penilaian individual PBB didasarkan adanya
perluasan kawasan terminal bandara yang akan meningkatkan potensi pajak PBB
dari bandara tersebut.
f. Menyesuaikan dasar pengenaan pajak daerah dan retribusi daerah dalam upaya
pungutan dan peningkatan PAD, Pemerintah Kota Pekanbaru sesuai dengan
Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana diatur
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang telah diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2011. Pajak Daerah
dimaksud mengatur tarif Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan. Tarif Pajak
Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35 persen. Khusus untuk Hiburan berupa
pagelaran busana, kontes kecantikan, diskotik, karaoke, club malam, permainan
ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan
paling tinggi sebesar 75 persen. Sedangkan untuk Hiburan kesenian
rakyat/tradisional dikenakan tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 10
persen.
g. Pajak reklame yang ditetapkan paling tinggi sebesar 25 persen, pajak penerangan
jalan dan pajak mineral bukan logam dan batuan yang ditetapkan paling tinggi
masing-masing sebesar 10 persen. Sedangkan Pajak parkir ditetapkan sebesar 30
persen dan pajak air tanah sebesar 20 persen. Untuk pajak Sarang Burung walet
ditetapkan paling tinggi sebesar 10 persen, BPHTB sebesar 5 persen dan tarif pajak
bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan ditetapkan sebesar 0,1 persen untuk
NJOP di bawah Rp. 1 milyar.
h. Khusus Bagi Hasil Pajak yang mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
dengan ditetapkan dan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Pekanbaru nomor 8
Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, maka PBB
sudah murni menjadi Pajak Daerah di Kota Pekanbaru sejak tahun 2012.
2. Retribusi Daerah
Kebijakan pokok pendapatan daerah diarahkan dengan memperbaiki beberapa
kebijakan pendapatan daerah yaitu Untuk retribusi daerah, Prinsip dan sasaran penetapan
tarif retribusi, ditetapkan sebagai :
1) Retribusi Jasa Umum
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum yang bersangkutan,
kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas, pengendalian atas pelayanan
tersebut. Biaya penyediaan jasa meliputi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 29
bunga dan biaya modal. Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya
penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.
2) Retribusi Jasa Usaha
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa Usaha didasarkan
pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak yaitu keuntungan yang
diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan
berorientasi pada harga pasar.
3) Retribusi Perizinan Tertentu
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan tertentu didasarkan
pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian
izin yang bersangkutan yang meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan
dilapangan,, penegakan hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari
pemberian izin tersebut.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
a. Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah/BUMD melalui
peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan bisnis BUMD.
b. Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Swasta yaitu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan aset daerah yang berada lahan-lahan yang strategis
dan ekonomis melalui kerjasama dengan pihak ketiga.
4. Lain-Lain PAD yang Sah
Dalam hal ini penerimaan pendapatan daerah di dapat melalui :
a. Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan;
b. Penerimaan Jasa Giro;
c. Penerimaan Bunga Deposito;
d. Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan;
e. Pendapatan Denda Pajak Daerah;
f. Pendapatan Denda Retribusi Daerah;
g. Penerimaan lain-lain.
Asumsi yang digunakan dalam target PAD Tahun Anggaran 2015, tahun 2016 dan
tahun 2017 adalah :
1. Perkiraan rata-rata (trend) realisasi penerimaan PAD tahun 2012 sampai tahun 2014.
2. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Pekanbaru Tahun 2012 dan 2015 relatif stabil.
Selanjutnya pemerintah daerah terus melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan
intensifikasi pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah, antara lain dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut :
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 30
a. Memperluas basis penerimaan
Tindakan yang dilakukan untuk memperluas basis penerimaan antara lain yaitu
mengidentifikasi pembayar pajak baru / potensial dan jumlah pembayar pajak,
memperbaiki basis data objek, memperbaiki penilaian, menghitung kapasitas
penerimaan dari setiap jenis pungutan.
b. Memperkuat proses pemungutan
Upaya yang dilakukan dalam memperkuat proses pemungutan, yaitu antara lain
mempercepat penyusunan Peraturan-peraturan Daerah, mengubah tarif, khususnya tariff
retribusi dan peningkatan SDM yang melaksanakan pemungutan dan pengelolaan pajak
dan retribusi tersebut.
c. Meningkatkan pengawasan
Pengawasan dapat ditingkatkan yaitu antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara
insidentil / tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu (dadakan) dan berkala,
memperbaiki proses pengawasan, menerapkan sanksi terhadap penunggak pajak serta
meningkatkan pembayaran pajak dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
pembayar pajak.
d. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan
Tindakan yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki prosedur administrasi pajak
melalui penyederhanaan administrasi pajak, meningkatkan efisiensi pemungutan dari
setiap jenis pemungutan.
e. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik
Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait
khususnya instansi yang menangani pemungutan dan pengelolaan pajak-pajak dan
retribusi di Kota Pekanbaru.
B. Dana Perimbangan
Dalam pelaksanaan Desentralisasi Fiskal dari pusat ke daerah, komponen Dana
Perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat penting, karena dana
perimbangan merupakan inti dari Desentralisasi Fiskal. Dana Perimbangan bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antara
Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi
Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Sumber dana perimbangan diharapkan dari optimalisasi Bagi Hasil Pajak maupun
Bukan Pajak. Optimalisasi Bagi Hasil Pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh).
Sedangkan Bagi Hasil Bukan Pajak bersumber dari Sumber Daya Alam (SDA) Sektor
Perikanan, Sumber Daya Alam (SDA) Sektor Minyak dan Gas Bumi, Pertambangan Umum
dan Kehutanan.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 31
Karena Dana Perimbangan tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, maka
yang perlu diupayakan oleh Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru, antara lain :
a) Perbaikan pencatatan basis pajak
b) Mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk menyesuaikan Daftar Biaya
Komponen Bangunan secara periodik dalam rangka penentuan besarnya NJOP
bangunan;
c) Memperbaiki data dasar yang digunakan dalam perhitungan dan penetapan Dana
Alokasi Umum (DAU) seperti: Data Kebutuhan Fiskal, Data Kapasitas Fiskal, Jumlah
Formasi dan Bezetting Belanja Pegawai.
Asumsi yang digunakan dalam prediksi target penerimaan dana perimbangan untuk
Tahun Anggaran 2018 adalah :
a) Target Dana Bagi Hasil berdasarkan perkiraan Alokasi yang akan ditetapkan dan
memperhatikan realisasi tahun-tahun sebelumnya.
b) Untuk DAU ditargetkan berdasarkan alokasi DAU Tahun 2017.
c) DAK ditargetkan berdasarkan perkiraan Alokasi yang akan ditetapkan
1. Dana Bagi Hasil
DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam yang diberikan oleh pemerintah
pusat. Dana Bagi Hasil terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal
21, Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25/29. Khusus Bagi Hasil Pajak yang
mencakup PBB dan BPHTB, dengan munculnya Undang-Undang Nomor 28
tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Khusus tentang Pajak
Bumi dan Bangunan didukung dengan ditetapkan dan diberlakukannya
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Maka PBB sudah murni menjadi
Pajak Daerah di Kota Pekanbaru sejak Tahun 2012.
b. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri dari: Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran
Eksplorasi dan Eksploitasi, Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Minyak
Bumi.
Kedepan, sumber dana perimbangan diharapkan dari optimalisasi Bagi Hasil
Pajak maupun Bukan Pajak. Optimalisasi Bagi Hasil Pajak berasal dari Pajak
Penghasilan (PPh). Sedangkan Bagi Hasil Bukan Pajak bersumber dari Sumber
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 32
Daya Alam (SDA) Sektor Perikanan, Sumber Daya Alam (SDA) Sektor Minyak
dan Gas Bumi, Pertambangan Umum dan Kehutanan.
2. Dana Alokasi Umum
DAU oleh Pemerintah Pusat dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota.
DAU suatu daerah dialokasikan berdasarkan formula yang terdiri atas celah
fiskal dan alokasi dasar. Data yang digunakan dalam penghitungan DAU
diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah dan/atau lembaga Pemerintah yang
berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. DAU suatu
daerah otonom baru dialokasikan setelah undang-undang pembentukan
disahkan.
3. Dana Alokasi Khusus
Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAK dialokasikan kepada
daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari
program yang menjadi prioritas nasional. Untuk Kota Pekanbaru dana DAK menjadi
sumber dana yang diharapkan dalam memberikan kontribusi pendapatan dalam
menangani program-program yang bersifat khusus yang secara prinsip sejalan
dengan program pusat. Dana Alokasi Khusus terdiri dari:
- Dana Alokasi Khusus Fisik
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik
C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah :
Lain-lain pendapatan daerah yang sah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) di Kota Pekanbaru, keberadaannya sangat menunjang/mendukung kemampuan
pendanaan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru. Apalagi peningkatan pendapatan tidak
sebanding dengan laju kebutuhan operasional pemerintahan dan kebutuhan pembangunan
yang semakin tinggi, sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kemajuan kota
Pekanbaru. Maka dari itu lain-lain pendapatan daerah yang sah, cukup berperan memberi
kontribusi pendapatan bagi Pemerintah Kota Pekanbaru. Lain-lain pendapatan yang sah itu
terdiri dari :
1. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
a. Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);
b. Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);
c. Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB);
d. Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 33
2. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya
Untuk pemerintah Kota Pekanbaru, Dana Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
pemerintah daerah lainnya diarahkan untuk pembayaran gaji guru bantu provinsi
dan kegiatan fisik lainnya.
4.1.2. Target Pendapatan Daerah
Pada Rancangan APBD Tahun Anggaran 2018 Pendapatan Daerah Kota
Pekanbaru direncanakan sebesar Rp.2.477.786.574.502,- sedangkan pada APBD Tahun
Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.2.481.215.884.265,- sehingga mengalami
penurunan sebesar Rp.3.429.309.763,- atau 0,14%.
Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2018 berasal dari :
a. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp.1.024.119.752.217,-
b. Dana Perimbangan sebesar Rp.1.306.724.185.000,-
c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp.146.942.637.285,-
Uraian dari masing-masing kelompok Pendapatan Daerah adalah sebagai
berikut :
A. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam daerahnya sendiri, yang terdiri dari penerimaan dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Pada APBD Tahun Anggaran 2018 Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar
Rp.1.024.119.752.217,- apabila dibandingkan dengan APBD Tahun Anggaran 2017
yang dianggarkan sebesar Rp.1.019.494.462.872,- mengalami peningkatan sebesar
Rp.4.625.289.345,- atau sebesar 0,45%.
1. Pajak Daerah
Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.802.616.131.807,-
sedangkan pada APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar
Rp.799.950.540.000,- sehingga mengalami penurunan sebesar Rp.2.665.591.807,-
atau 0,33%.
2. Retribusi Daerah
Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.175.007.333.790,-
sedangkan pada APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar
Rp.189.765.964.260,- sehingga mengalami kenaikkan sebesar Rp.14.758.630.470,-
atau 7,78%.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 34
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berasal dari
bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan daerah dan bagi laba atas
penyertaan modal pada perusahaan milik swasta. Pada APBD Tahun Anggaran
2017 dianggarkan sebesar Rp.5.810.291.253,- sedangkan pada APBD Tahun
Anggaran 2018 ditargetkan sebesar Rp.4.357.718.440,- sehingga mengalami
penurunan sebesar Rp.1.452.572.813,- atau 33,33%.
4. Lain-lain PAD yang Sah
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah merupakan pos pendapatan dari
penerimaan PAD yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah dan retribusi
daerah.
Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.36.060.706.022,-
sedangkan pada APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar
Rp.30.045.529.517,- mengalami penurunan sebesar Rp.6.015.176.505,- atau
20,02%.
B. Dana Perimbangan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan
terdiri dari :
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum; dan
3. Dana Alokasi Khusus.
Target penerimaan Dana Perimbangan APBD Tahun Anggaran 2017 sebesar
Rp.1.320.906.554.000,- apabila dibandingkan dengan Rancangan APBD Tahun
Anggaran 2018 sebesar Rp.1.306.724.185.000,- mengalami penurunan sebesar
Rp.14.182.369.000,- atau 1,09%.
1. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Dana Bagi Hasil yang bersumber dari Pajak terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
dan PPh Pasal 21.
Sedangkan Dana Bagi Hasil yang bersumber dari bukan pajak terdiri dari Bagi Hasil
Pungutan Hasil Perikanan, Bagi Hasil dari Pertambangan Minyak Bumi, Bagi Hasil
Pertambangan Umum dan Bagi Hasil Pungutan Hasil Kehutanan.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 35
APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.274.124.141.000,- sedangkan
pada APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.272.785.321.000,- mengalami
penurunan sebesar Rp.1.338.820.000,- atau 0,49%.
2. Dana Alokasi Umum
Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.791.327.481.000,-
sedangkan APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.798.138.148.000,- mengalami
kenaikan sebesar Rp. 6.810.667.000,- atau 0,85%.
3. Dana Alokasi Khusus
Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.255.454.932.000,-
sedangkan APBD Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.235.800.716.000,- mengalami
penurunan sebesar Rp.19.654.216.000,- atau 8,34%.
C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi. Pada APBD Tahun Anggaran 2017 dianggarkan sebesar Rp.140.814.867.393,-,
sedangkan APBD Tahun Anggaran 2018 dianggarkan sebesar Rp.119.692.637.285,-
mengalami penurunan sebesar Rp.21.122.230.108,- atau 17,65%.
Secara rinci target Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru pada APBD Tahun
Anggaran 2017 dan Tahun Anggaran 2018 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Target Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2017 & 2018
URAIAN APBD 2017 RAPBD 2018
BERTAMBAH/ BERKURANG %
(Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN DAERAH 2.481.215.884.265 2.477.786.574.502 (3.429.309.763) (0,14)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.019.494.462.872 1.024.119.752.217 4.625.289.345 0,45
Pajak Daerah 802.616.131.807 799.950.540.000 (2.665.591.807) (0,33)
Retribusi daerah 175.007.333.790 189.765.964.260 14.758.630.470 7,78
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 5.810.291.253 4.357.718.440 (1.452.572.813) (33,33)
Lain-lain pendapatan PAD yang sah 36.060.706.022 30.045.529.517 (6.015.176.505) (20,02)
Dana Perimbangan 1.320.906.554.000 1.306.724.185.000 (14.182.369.000) (1,09)
Dana Bagi Pajak dan Bukan Pajak 274.124.141.000 272.785.321.000 (1.338.820.000) (0,49)
Dana Alokasi Umum 791.327.481.000 798.138.148.000 6.810.667.000 0,85
Dana Alokasi Khusus 255.454.932.000 235.800.716.000 (19.654.216.000) (8,34)
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
140.814.867.393 146.942.637.285 6.127.769.892 4,17
Dana Bagi Hasil dari Provinsi 140.814.867.393 119.692.637.285 (21.122.230.108) (17,65)
Dana Insentif Daerah - 27.250.000.000 27.250.000.000 100,00
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 36
4.1.3. Upaya-Upaya Pemerintah Daerah Dalam Mencapai Target
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dalam
pencapaian target pendapatan daerah adalah :
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Secara umum dalam pencapaian target Pendapatan Asli Daerah akan dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Intensifikasi Pemungutan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Upaya intensifikasi pajak daerah dapat dilakukan dilakukan dengan cara – cara
sebagai berikut :
- Pemeriksaan terhadap wajib pajak;
- Penyederhanaan proses administrasi pemungutan dan penyempurnaan Sistem
dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah (sisdurpatda);
- Peningkatan pengawasan terhadap wajib pajak melalui penertiban dan uji petik
dilapangan;
- Optimalisasi pelaksanaan landasan hukum perpajakan;
- Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak
daerah;
- Peningkatan koordinasi dan kerja sama antar unit satuan kerja terkait;
- Akurasi basis data pajak daerah;
- Optimalisasi pencairan tunggakan dan penagihan pajak daerah
Sedangkan upaya intensifikasi retribusi daerah dilakukan melalui:
- Peningkatan koordinasi antar unit pemungut.
- Sosialisasi dan penyuluhan ketentuan retribusi daerah
- Penyusunan standar administrasi pencatatan dan penerimaan retribusi daerah;
- Penyusunan juklak/juknis pelayanan dan pembayaran retribusi daerah.
2. Ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah
Upaya ekstensifikasi pajak/retribusi daerah dilakukan melalui2 pendekatan
yaitu :
- Pendekatan Teknis. Melalui pendekatan ini hasil yang diharapkan ádalah
terjadinya pertambahan jumlah wajib pajak, sehingga coverage ratio meningkat dan
berdampak pada meningkatnya penerimaan pajak daerah. Cara yang ditempuh
melalui pendekatan ini ádalah melakukan pendataan dan penyisiran (canvassing)
terhadap seluruh wajib pajak serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
- Pendekatan Yuridis. Dengan pendekatan ini diharapkan bertambahnya jenis pajak
baru atau bertambahnya basis pajak yang akan dijadikan sebagai dasar pengenaan
pajak serta melakukan evaluasi dan penyempurnaan peraturan tentang pajak
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 37
daerah dan retribusi daerah untuk menciptakan jenis retribusi daerah atau
menghapuskan jenis retribusi daerah yang tidak efektif dan efisien serta
menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Upaya pencapaian target untuk Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan agar efisien dan efektif dilakukan melalui penghitungan kembali terhadap
potensi hak keuangan daerah yang berada dalam pengelolaan badan usaha milik
swasta dengan melakukan analisa dan kalkulasi terhadap besaran potensi yang patut
menjadi sumber pendapatan daerah.
4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan manajemen kas seperti
pengelolaan aset dan dana yang potensial, sehingga diharapkan akan dapat
memberikan sumbangan terhadap perolehan penerimaan pendapatan daerah.
B. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan merupakan sumber-sumber pendanaan yang sangat berarti
bagi daerah sebagai bentuk pelaksanaan asas desentralisasi. Dana Perimbangan
bertujuan untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dan antar daerah (fiscal gap). Pemerintah Kota Pekanbaru akan
mencermati terus menerus tentang kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis
yang menjadi dasar penentuan dan perhitungan DAK dan DAU oleh Departemen
Keuangan dan Departemen Teknis, serta membuat usulan atau proposal terlebih
dahulu tentang rencana program dan kegiatan khusus sesuai dengan prioritas nasional
seperti bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, pemerintahan umum
dan sebagainya.
Upaya-upaya yang ditempuh dalam meningkatkan Dana Perimbangan, adalah :
- Melaksanakan koordinasi secara intensif dalam penyediaan data dan informasi yang
akurat.
- Melaksanakan sosialisasi secara rutin/berkala tentang perpajakan dalam rangka
meningkatkan kesadaran wajib pajak.
- Meningkatkan koordinasi antara instansi terkait.
- Pemberian Reward kepada Wajib Pajak
- Melakukan laporan secara berkala terhadap pelaksanaan kegiatan.
- Monitoring dan evaluasi
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 38
C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Pemerintah daerah berupaya untuk memperoleh dana penyesuaian dari
Pemerintah Pusat sebagai faktor penyeimbang karena terjadinya penurunan
kemampuan keuangan daerah sebagai akibat kebijakan pusat atas penurunan
penerimaan daerah dari Dana Perimbangan.
4.2. BELANJA DAERAH
4.2.1. Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi makro
diharapkan dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan ekonomi
daerah secara makro ke dalam kerangka pengembangan yang lebih memberikan efek
multiplier yang lebih besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang lebih merata.
Belanja penyelenggaraan pembangunan diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah
yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam
pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Sejalan dengan adanya pemilihan Kepala Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2017, maka
Belanja daerah Kota Pekanbaru pada Tahun 2018 diarahkan untuk mendukung pencapaian
visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru Tahun 2017 – 2022. Pengelolaan belanja sejak proses
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban harus
memperhatikan aspek efektivitas, efisiensi, transparan dan akuntabel. Belanja harus
diarahkan untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
perbandingan antara masukan dan keluaran (efisiensi) dimana keluaran dari belanja
dimaksud seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat (hasil).
Belanja daerah sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah
terakhir kali dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 dibagi kedalam dua kelompok
yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung terdiri dari
a). Belanja Pegawai, b). Belanja Subsidi, c). Belanja Hibah, d). Belanja Bantuan Sosial, e).
Belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa dan Partai
Politik serta f). Belanja Tidak Terduga sedangkan Belanja Langsung mempunyai
komponen terdiri dari 1). Belanja Pegawai, 2). Belanja Barang dan Jasa serta 3). Belanja
Modal.
Adapun realisasi Belanja Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2015 – 2016 dan proyeksi
pendanaan Belanja Daerah Tahun 2017 – 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 39
Tabel 4.2. Realisasi dan Proyeksi (Pagu Indikatif) Belanja Daerah Kota Pekanbaru
No Uraian Realisasi
Tahun Berjalan
Tahun 2017
Proyeksi/Target
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2018 Tahun 2019
5. BELANJA DAERAH
5.1. Belanja Tidak Langsung 1.010.466.732.838 1.025.540.264.438 1.127.304.708.422 1.041.960.557.961 1.366.921.547.942
5.1.1. Belanja Pegawai 964.791.998.038 958.141.869.450 1.064.898.708.422 1.012.559.756.934 1.291.410.287.942
5.1.3. Belanja Subsidi 25.662.740.000 14.321.623.381 15.000.000.000 5.346.301.027 18.150.000.000
5.1.4. Belanja Hibah 18.308.865.000 50.790.780.000 29.406.000.000 22.054.500.000 35.581.260.000
5.1.5. Belanja Bantuan Sosial 20.000.000 - - - -
5.1.7.
Belanja bantuan keuangan kepada
Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan
Pemerintah Desa & Partai Politik
899.998.800 999.885.800 1.000.000.000 1.000.000.000 1.210.000.000
5.1.7. Belanja tidak terduga 783.131.000 1.286.105.807 17.000.000.000 1.000.000.000 20.570.000.000
5.2. Belanja Langsung 1.525.876.880.167 982.345.665.859 1.329.203.441.745 1.413.076.016.541 1.608.336.164.508
5.2.1 Belanja Pegawai 215.004.555.223 189.291.157.090 220.164.619.414 21.207.972.037 266.399.189.490
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 489.245.555.590 343.112.626.255 509.085.564.004 794.978.917.804 615.993.532.444
5.2.3 Belanja Modal 821.626.769.354 449.941.882.514 599.953.258.327 596.889.126.700 725.943.442.574
JUMLAH BELANJA 2.536.343.613.005 2.007.885.930.297 2.456.508.150.167 2.455.036.574.502 2.975.257.712.450
Sumber : BPKAD Kota Pekanbaru
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 40
Dari tabel di atas, terlihat realisasi belanja daerah Kota Pekanbaru Tahun 2016
mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2015. Untuk Belanja Langsung, penurunan
terjadi pada semua komponen yakni belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja
Modal. Sedangkan untuk Belanja Tidak Langsung, penurunan terjadi pada komponen
belanja Pegawai dan Belanja Subsidi. Untuk Belanja Bantuan Sosial, pada Tahun 2016 tidak
ada realisasi belanja.
Penurunan belanja daerah Kota Pekanbaru Tahun 2016 terjadi karena adanya
penurunan pendapatan daerah terutama dari komponen Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak (DBHP/DBHBP) dari Pemerintah Pusat, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan serta Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi. Penurunan
DBHP/DBHBP dari Pemerintah Pusat tersebut merupakan efek dari turunnya penerimaan
negara dari sektor migas akibat turunya harga minyak dunia sehingga mempengaruhi
DBHP/DBHBP yang diterima oleh Pemerintah Kota Pekanbaru sebagai salah satu daerah
penghasil minyak. Penurunan belanja daerah Tahun 2016 juga terjadi karena tidak
tercapainya target Pendapatan Asli Daerah seperti Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah dan lain-lain PAD yang sah.
Komponen yang mengalami peningkatan Belanja Daerah Kota Pekanbaru pada
Tahun 2016 yakni pada Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa & Partai Politik serta Belanja Tidak
Terduga.
Untuk Tahun 2018, Belanja Daerah Kota Pekanbaru diproyeksikan meningkat
dibandingkan Tahun 2017. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan proyeksi pendapatan
daerah Kota Pekanbaru untuk Tahun 2018 dilihat dari mulai membaiknya harga minyak
dunia dan diselenggarakannya kegiatan penting yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di
Kota Pekanbaru.
Peningkatan belanja daerah di Kota Pekanbaru juga diproyeksikan untuk Tahun 2018
dan Tahun 2019 seiring dengan peningkatan proyeksi pendapatan daerah hasil dari harapan
optimis makin membaiknya pertumbuhan perekonomian nasional secara umum dan
perekonomian Kota Pekanbaru secara khususnya.
Arah kebijakan Belanja Tidak Langsung didasarkan atas kebijakan:
a. Belanja pegawai, dialokasikan untuk belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan
tunjangan serta pengahasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil dan
Calon Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan. Belanja pegawai dialokasikan juga untuk pemberian tunjangan
daerah kepada PNS dan PNS guru yang besarannya berdasarkan jabatan dan golongan
yang diatur dalam Peraturan Kepala Daerah.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 41
b. Belanja Subsidi dialokasikan untuk membiayai penyaluran beras miskin kepada
masyarakat yang pelaksanaannya dikoordinir oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.
c. Belanja hibah diberikan dalam bentuk uang kepada pemerintah dan instansi vertikal
serta masyarakat dalam rangka mendukung program pembangunan dilingkungan
Pemerintah Kota Pekanbaru untuk mewujudkan visi dan misi Kota Pekanbaru.
d. Belanja bantuan sosial dianggarkan untuk memberikan bantuan dalam bentuk uang
yang bersifat sosial kemasyarakatan kepada kelompok/anggota masyarakat seperti
organisasi sosial, yayasan, rumah ibadah dan dianggarkan juga untuk pemberian
bantuan kepada partai politik yang besarannya sesuai dengan jumlah kursi yang ada di
DPRD Kota Pekanbaru.
e. Belanja tidak terduga dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi,
diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta tidak biasa atau tanggap darurat.
Sedangkan arah kebijakan Belanja Langsung diarahkan untuk:
a. Belanja daerah bidang pendidikan dialokasikan sebesar minimal 20 (dua puluh) persen
lebih dari total APBD guna memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. Belanja Program yang berskala besar, monumental dan berdampak luas pada
kepentingan publik yaitu berupa belanja daerah yang diprioritaskan kepada kualitas
Infrastruktur pelayanan, peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur
pendidikan, kesehatan dan sanitasi perkotaan lainnya sebagaimana target RPJM daerah
tahun 2017 dengan tetap memperhatikan infrastruktur perkotaan.
c. Belanja kegiatan tahun jamak (multiyears) yaitu kegiatan yang diselesaikan lebih dari
setahun dan telah memperoleh persetujuan DPRD.
d. Belanja daerah yang diprioritaskan untuk penanggulangan kemiskinan yang
diaplikasikan kedalam bentuk Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga
(PMB-RW).
e. Belanja daerah yang diprioritaskan untuk penciptaan lapangan kerja.
4.2.2. Kebijakan Belanja Pegawai, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial dan Belanja
Tidak Terduga
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai, dialokasikan untuk belanja kompensasi, dalam bentuk gaji
dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai
Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 42
Belanja Pegawai dialokasikan untuk pemberian tunjangan daerah kepada
PNS dan PNS guru yang besarannya berdasarkan golongan.
b. Belanja Subsidi
Belanja Subsidi diberikan kepada suatu perusahaan tertentu agar harga jual
suatu barang yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat
c. Belanja Hibah
Belanja hibah diberikan dalam bentuk uang kepada pemerintah dan
instansi vertikal serta masyarakat dalam rangka mendukung program
pembangunan dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk
mewujudkan visi dan misi Kota Pekanbaru.
d. Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan sosial dianggarkan untuk memberikan bantuan dalam
bentuk uang kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
yang sifatnya tidak terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk
melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko
e. Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Bantuan yang bersifat khusus kepada partai politik
f. Belanja Tidak Terduga
Belanja tidak terduga dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan
bencana sosial yang dapat diperkirakan sebelumnya.
4.2.3. Kebijakan Pembangunan Daerah
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru mengacu sasaran
pokok pembangunan jangka panjang daerah berdasarkan kelompok misi, termasuk arah
kebijakan, pentahapan pembangunan 5 (lima) tahunan selama 20 (duapuluh) tahun, dan
prioritas masing-masing tahapan.
1. Misi 1 Mewujudkan Pemanfaatan Ruang Kota yang efisien efektif serta
pemerataan pembangunan seluruh wilayah dengan didukung Infrastruktur Dasar
yang Memadai
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi pertama:
a) Terciptanya pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan merata sesuai dengan
rencana tata ruang kota dan rencana tata ruang kawasan strategis.
b) Meningkatnya kuantitas, kualitas dan pemerataan jaringan jalan dan sarana
transportasi darat, laut/sungai dan udara untuk menunjang aktivitas masyarakat.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 43
c) Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana air bersih dan pengolahan air
limbah
d) Meningkatnya fungsi sarana prasarana pengendalian banjir menuju kota Pekanbaru
bebas banjir
e) Meningkatnya pemenuhan kebutuhan perumahan dan penataan permukiman kumuh
di kawasan perkotaan
f) Meningkatnya ketersediaan dan pemerataan listrik, gas dan energi terbaharukan
untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan masyarakat
g) Meningkatnya ketersediaan jaringan Fibre Optic (FO) dan pemanfaatan
telekomunikasi serta informasi dalam penyebarluasan informasi dan perwujudan
cibercity.
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi
pertama:
a) Menata ruang kota sesuai dengan rencana tata ruang wilayah Kota Pekanbaru yang
meliputi aspek perencanaan; pemberian ijin, pengawasan pembangunan, peruntukan
dan perubahan bentuk dan fungsi bangunan dan lingkungan.
b) Meningkatkan pembangunan jalan dan penataan pedestrian kota guna menunjang
pertumbuhan wilayah secara merata.
c) Meningkatkan ketersediaan sarana transportasi massal.
d) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana air bersih dengan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM).
e) Meningkatkan sarana dan prasarana pengolahan air limbah dengan membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
f) Meningkatkan pembangunan sarana prasarana pengendalian banjir dengan
memperhatikan tata ruang, dan topografi wilayah.
g) Meningkatkan koordinasi dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS SIAK).
h) Penataan permukiman kumuh perkotaan dan penyediaan perumahan bagi masyarakat
secara vertikal dengan pembangunan super blok (apartemen).
i) Peningkatan penyediaan dan pemerataan cadangan listrik, gas dan energi
terbaharukan bagi masyarakat dengan pembangunan pembangkit listrik dan city gas
bekerjasama dengan swasta serta pengembangan teknologi energi terbaharukan
j) Meningkatkan penyediaan jaringan FO, teknologi informasi dan pembangunan
berbagai aplikasi e-government dalam menunjang kinerja pembangunan daerah.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 44
2. Misi 2 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi kedua:
a) Meningkatnya pendapatan pemerintah dari swasta dan masyarakat, dan kualitas
pengelolaan keuangan serta aset daerah yang semakin baik.
b) Meningkatnya kerjasama kawasan dalam pengembangan infrastruktur, pemerintahan,
pendidkan, kesehatan, keamana, pengelolaan kualitas lingkungan dan penaggulangan
bencana di wilayah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kab Siak dan Kab
Pelalawan (Pekansikawan).
c) Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang mudah, efektif dan efisien berorientasi
pada kepuasan masyarakat.
d) Meningkatnya profesionalisme aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah kota.
e) Terciptanya perencanaan dan kinerja pembangunan daerah yang efektif, efisien dan
tepat berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi
kedua:
a) Meningkatkan intensifikasi pendapatan asli daerah;
b) Meningkatkan kualitas, akuntabilitas dan transparansipengelolaan keuangan dan
asset daerah berbasis acrual;
c) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama kawasan Pekansikawan pengembangan
infrastruktur pemerintahan, pendidkan, kesehatan, keamana, pengelolaan kualitas
lingkungan dan penaggulangan bencana;
d) Meningkatkan kualitas pelayanan publik, penyediaan sarana prasarana aparatur yang
memadai, menata sistem administrasi dan manajemen pemerintahan dengan
memanfaatkan e-goverment, serta penerapan standar pelayanan;
e) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil
dengan penerapan Sistem Informasi Kependudukan yang handal dan terintegrasi;
f) Meningkatkan kualitas dalam penataan arsip daerah;
g) Meningkatkan profesionalisme aparatur sipil negara dengan penerapan sistem
kepegawaian berbasis kompetensi dan kinerja;
h) Menyusun berbagai rencana pembangunan daerah sesuai amanat peraturan
perundang-undangan, dan rencana pembangunan multi sektor untuk mempercepat
kinerja pembangunan daerah;
i) Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 45
3. Misi 3 Mewujudkan keamanan kota yang kondusif menuju kota yang aman,
nyaman dan damai
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi ketiga:
a) Meningkatnya ketenteraman dan ketertiban umum di lingkungan masyarakat;
b) Meningkatnya kesadaran politik masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi
ketiga:
a) Meningkatkan penegakan peraturan daerah;
b) Meningkatkan langkah-langkah antisipasi kasus gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum;
c) Meningkatkan pendidikan politik masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam
kehidupan demokrasi.
4. Misi 4 Mewujudkan daya saing ekonomi dan ketahanan pangan menuju
masyarakat yang sejahtera
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi keempat:
a) Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan;
b) Meningkatnya kinerja sektor jasa, perdagangan, industri dan pariwisata sebagai
tulang punggung perekonomian kota;
c) Meningkatnya realisasi investasi daerah dari berbagai sektor usaha ekonomi;
d) Semakin meningkatnya kualitas koperasi dan kemandirian Usaha Mikro Kecil dan
Menengah;
e) Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, dan perikanan sistem budidaya
perkotaan;
f) Terjaminnya ketersediaan, stabilitas harga dan pasokan pangan, serta mutu dan
keamanan pangan;
Uraian mengenai arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka
panjang misi keempat yaitu:
a) Mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi utama, meliputi: sektor jasa,
perdagangan, industri dan pariwisata Inflasi;
b) Meningkatkan pemantauan pasokan dan harga bahan-bahan pokok masyarakat serta
operasi pasar dalam pengendalian inflasi;
c) Membangun infrastruktur industri, perdagangan dan jasa yang memadai antara lain:
Pasar Induk, Pasar Wisata,Pasar Rumbai, Pasar Palapa, Pasar Cik Puan, Pasar
Simpang baru, Pasar Limapuluh, pasar rakyat di tingkat kecamatan, Kawasan bisnis
Tenayan, Kawasan industri terbatas, terminal barang, dan Kawasan super blok;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 46
d) Meningkatkan daya saing produk-produk industri Kota Pekanbaru untuk mengurangi
ketergantungan pada produk impor;
e) Meningkatkan kualitas obyek wisata dan destinasi wisata baru yaituKawasan bandar
khayangan;
f) Mengembangkan industri pertanian, industri kreatif dan home industritermasuk
industri karet, kayu, dan tekstil yang berdaya saing;
g) Meningkatkan penataan dan pengembangan perdagangan di tingkat kelurahan;
h) Memperlancar arus investasi dalam bentuk regulasi, kebijakan dan kemudahan
perijinan serta peningkatan promosi investasi;
i) Membangunkawasan-kawasan bisnis baru;
j) Mendirikan dan mengembangkan Koperasi Primer;
k) Meningkatkan kemampuan wirausaha masyarakat sehingga mampu menumbuhkan
UMKM baru;
l) Memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah agar dapat mandiri dan
berkembang dengan dukungan permodalan usaha;
m) Meningkatkan kapasitas dan pembinaan kelembagaan koperasi menuju koperasi aktif
dan koperasi sehat;
n) Mengembangkan dan menguatan kelembagaan agrobisnis dan agroindustridengan
pemanfaatan teknologi tepat guna dan pembangunan infrastruktur pertanian,
peternakan dan perikanan;
o) Menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan sehingga terjangkau bagi masyarakat
serta mutu pangan yang aman;
5. Misi 5 Mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat, berkualitas, dan berdaya
saing
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi kelima:
a) Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi, kesetaraan, dan
kepastian di bidang pendidikan menuju smart city;
b) Meningkatnya minat baca di kalangan masyarakat;
c) Meningkatnya derajat kesehatan yang tinggi didukung ketersediaan, dan pelayanan
kesehatan dan (Promotif, Preventif, Kuratif) serta pelayanan KB yang profesional;
d) Meningkatnya kualitas dan kompetensi tenaga kerja dan terciptanya hubungan
industrial yang harmonis;
e) Terciptanya pemuda dandaerah yang handal, cekatan, cerdik, produktif dan
professional, serta olahraga yang berprestasi.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 47
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi
kelima:
a) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan antara kaya dan miskin, pusat kota dan
pinggiran, laki-laki dan perempuan;
b) Meningkatkan mutu pendidikan baik pada sekolah negeri maupun swasta dengan
penyediaan sarana dan prasarana, kualitas guru, manajemen, dan penataan kurikulum
lokal sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing;
c) Mengaktifkan perpustakaan umum dan menghidupkan kegiatan membaca di
kalangan masyarakat dalam rangka mencerdaskan masyarakat;
d) Meningkatkan pelayanan rujukan dan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
dengan membangun Rumah Sakit Kota Pekanbaru tipe C dan rehabilitasi puskesmas,
dilengkapi penerapan manajemen kesehatan, teknologi, tenaga medis serta
ketersediaan pendistribusian obat secara merata;
e) Meningkatkan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit dengan meningkatkan
peran serta masyarakat;
f) Meningkatkan akses dan pelayanan Keluarga Berencana kepada masyarakat dalam
pengendalian pertumbuhan penduduk;
g) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja dengan programpendidikan dan
pelatihan keterampilan yang sesuai dengan peluang pasar kerja;
h) Mendorong kerjasama dengan dunia usaha dalam penempatan tenaga kerja local
yang berkompetan sebagai human capital;
i) Meningkatkan prestasi olahraga melalui pembangunan Sport Centre dan mendorong
aktivitas olahraga rekreasi masyarakat.
j) Meningkatkan kreativitas dan jiwa kewirausahaan pemuda serta pembinaan
organisasi pemuda;
k) Peningkatan pembinaan pemuda yang mendorong aktivitas olahraga rekreasi
masyarakat.
6. Misi 6 Mewujudkan keberdayaan masyarakat, kesetaraan dan keadilan dalam
pembangunan
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi keenam:
a) Meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang
berkualitas;
b) Meningkatnya keberdayaan Kelembagaan Masyarakat dalam pembangunan;
c) Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dan terimplementasikannya kota
Pekanbaru sebagai kota layak anak, dan kota ramah lansia, serta difable;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 48
d) Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tertangani dan
memperoleh jaminan perlindungan sosial.
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi
keenam:
a) Membangunakhlak yang baik, memperkuat karakter, dan meningkatkan kualitas
SDM dalam mencapai masyarakat madani,mandiri, tangguh, dan berdaya saing;
b) Memberdayakan masyarakat berbasis lingkungan rukun warga (RW) dan rumah
ibadah dengan pendekatan Tridaya (SDM,Ekonomi kerakyatan dan Kulitas
Lingkungan) menuju smart city;
c) Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi, lembaga keagamaan,
sosial dan kemasyarakatan serta lembaga profesi dalammasyarakat;
d) Mempercepat penyelenggaraan PUG dan Pengarusutamaan hak anak dalam
mencapai kesetaraan dan keadilan gender;
e) Meningkatkan perlindungan dan pemenuhan hak-hak lansia dan difableyang setara
dan adil;
f) Meningkatkan ketahanankeluarga;
g) Meningkatkan perlindungan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.
7. Misi 7 Mewujudkan kelestarian lingkungan yang cerdas, bersih, sehatdan asri.
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi ketujuh:
a) Meningkatnya cakupan pengumpulan, pengangkutan, dan pengelolaan sampah kota
sehingga tercipta kota yang bersih, menuju lingkungan yang cerdas (smart
environment);
b) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup menuju lingkungan yang cerdas (smart
environment);
c) Terkendalinya dampak lingkungan sehingga pencemaran lingkungan bisa ditekan
hingga ke ambang batass yang diperbolehkan;
d) Meningkatnya kualitas air, tanah dan udara.
Arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan jangka panjang misi
ketujuh:
a) Mengelola sampah kota secara terpadu mulai dari pengumpulan, pengangkutan,
sampai pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir;
b) Meningkatkan penghijauan pengembangan hutan kota dan taman kota;
c) Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan membuat regulasi
daerah, audit lingkungan, danpenyadaran masyarakat dan pelaku usaha;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 49
d) Peningkatan perlindungan anak-anak sekolah dari bencana yang terjadi;
e) Meningkatkan pengelolaan air permukaan dan air tanah, daerah tangkapan air.
8. Misi 8 Menumbuhkembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya melayu serta
keimanan dan ketaqwaan
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang berdasarkan rumusan misi kedelapan:
a) Terjaganya kelestarian nilai-nilai tradisi Budaya melayu dalam kehidupan
masyarakat dan seni budaya melayu;
b) Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan masyarakat Kota Pekanbaru.
Uraian mengenai arah kebijakan untuk mencapai sasaran pokok pembangunan
jangka panjang misi kedelapan:
a) Mengelola sampah kota secara terpadu mulai dari pengumpulan, pengangkutan,
sampai pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir;
b) Meningkatkan penghijauan pengembangan hutan kota dan taman kota;
c) Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan membuat regulasi
daerah, audit lingkungan, dan penyadaran masyarakat dan pelaku usaha;
d) Peningkatan perlindungan anak-anak sekolah dari bencana yang terjadi;
Meningkatkan pengelolaan air permukaan dan air tanah, daerah tangkapan air.
4.2.3.1 Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Pada bagian ini diuraikan kebijakan untuk mendukung sasaran pokok yang menjadi
prioritas utama di masing-masing tahapan.
4.2.3.2 Tahap lima tahun ke-3 (2016-2020)
Tema pembangunan tahap lima tahun ke-3 yaitu:“Penataan Kota dan penyediaan
infrastruktur yang memadai guna menunjang pengembangan Kota Pekanbaru sebagai
pusat perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pusat kebudayaan melayu, didukung
dengan pemberdayaan usaha ekonomi rakyat,danperbaikan kualitas
sumberdayamanusia”
Prioritas kebijakan yang akan dilaksanakan dalam tahap lima tahun ketiga
pembangunan jangka panjang daerah yaitu sebagai berikut:
Misi 1. Mewujudkan Pemanfaatan Ruang Kota yang efisien dan efektif, serta
pemerataan pembangunan seluruh wilayah dengan didukung Infrastruktur
Dasaryang Memadai
1. Penyusunan rencana detail tata ruang wilayah pada kawasan-kawasan
strategis kota dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 50
2. Peningkatan pembangunan jalan penghubung antar wilayah yaitu jalan
lingkar luar, dan penataan pedestrian jalan dalam kota;
3. Pembangunan infrastruktur transportasi massal, antara lain LRT, dan
transmetro;
4. Pembangunan sarana dan prasarana Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
5. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL);
6. Pembangunan system drainase kota, mencakup saluran drainase,
waduk/kolam penampung air, sumur resapan, dan pada wilayah rawan banjir;
7. Peningkatan pemeliharaan jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier untuk
mendukung pertanian.
8. Peningkatan penataan dan penyediaan sarana prasarana umum permukiman
pada kawasan kumuh perkotaan.
9. Pembangunan pembangkit listrik bekerjasama dengan swasta (PLTU, PLTSa,
PLTG/CPPP).
10. Pembangunan Pusat Data Bisnis Sumatera, dan penyediaan jaringan Fibre
Optic secara merata di seluruh wilayah.
Misi 2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
1. Peningkatan kualitas data potensi dan intensifikasi penarikan pajak dan
retribusi daerah berbasis teknologi informasi;
2. Peningkatan kapasitas SDM dan perbaikan manajemen dalam pengelolaan
keuangan dan aset daerah berbasis acrual;
3. Peningkatan pelayanan pemerintah kota denganpembangunan kawasan
perkantoran sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan, dan penataan system administrasi dan manajemen pemerintahan;
4. Pengembangan jaringan dan pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi
Kependudukan dan catatan sipil secara menyeluruh di Dinas dan Kecamatan;
5. Peningkatan manajemen pengelolaan arsip secara baku pada SKPD;
6. Penataan sistem kepegawaian dan peningkatan kompetensi aparatur sipil
negara melalui diklat struktural, diklat teknis dan fungsional;
7. Penyusunan rencana pembangunan daerah dan rencana pembangunan multi
sektor, seperti Masterplan pendidikan, masterplan kesehatan, Strategi
Penanggulangan Kemiskinan;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 51
Misi 3. Mewujudkan keamanan kota yang kondusif menuju kota yang aman,
nyaman dan damai.
1. Peningkatan penegakan peraturan daerah;
2. Peningkatan langkah-langkah antisipasi kasus gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum;
3. Peningkatan pendidikan politik masyarakat dengan sasaran LSM dan
organisasi politik.
Misi 4. Mewujudkan daya saing ekonomi dan ketahanan pangan menuju
masyarakat yang sejahtera
1. Pembangunan infrastruktur industri, perdagangan dan jasa yang memadai
antara lain: Pasar Induk, Pasar Palapa, Kawasan bisnis Tenayan, Kawasan
industri terbatas. terminal barang, dan Kawasan Setia Maharaja;
2. Peningkatan pemanfaatan teknologi produksi guna menambah daya saing
produk industri;
3. Peningkatan penataan PKL pada ruas-ruas jalan strategis kota;
4. Meningkatkan pendirian dan bantuan modal UEK-SP (usaha ekonomi
kelurahan simpan pinjam;
5. Pembangunan Kawasan bandar khayangan sebagai destinasi wisata yang
memiliki daya saing;
6. Perbaikan regulasi, kebijakan dan kemudahan perijinan serta peningkatan
promosi investasi di Kota Pekanbaru;
7. Peningkatan implementasi kerjasama di bidang ekonomi antara pemerintah
kota dengan swasta dalam pembangunan kawasan bisnis;
8. Peningkatan kemampuan kewirausahaan bagi penduduk usia produktif;
9. Penguatan kapasitas dan pemberdayaanusaha mikro kecil dan menengah;
10. Peningkatan kapasitas dan pembinaan kelembagaan koperasi dalam
pengelolaan usaha koperasi;
11. Penyediaan sarana dan prasarana, teknologi tepat guna guna pengembangan
budidaya pertanian, peternakan dan perikanan;
12. Peningkatan pemantauan ketersediaan, stabilitas harga dan pasokan pangan,
serta mutu dan keamanan pangan;
13. Pengembanganindustri pertanian, industri kreatif dan home industritermasuk
industri karet, kayu, dan tekstil yang berdaya saing;
14. Pengembangan kelembagaan agrobisnis dan agroindustri.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 52
Misi 5. Mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat, berkualitas, dan berdaya
saing
1. Penyediaan beasiswa bagi penduduk miskin dan peningkatan pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai sesuai standar nasional
pendidikan dengan prioritas pada sekolah di wilayah pinggiran kota;
2. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang mutu pendidikan, perbaikan
kualitas guru dan manajemen, dan kurikulum pada sekolah yang kurang
maju;
3. Peningkatan kapasitas SDM dan manajemen pelayanan perpustakaan umum
dan keliling berbasis teknologi informasi, serta peningkatan minat baca
masyarakat;
4. Pembangunan fisik dan operasional Rumah SakitKota Pekanbaru tipe C
guna peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat;
5. Peningkatan kualitas SDM dan manajemen pelayanan Puskesmas menuju
pelayanan prima;
6. Peningkatan peran tenaga kesehatan Puskesmas dan kader kesehatan dalam
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit;
7. Penyediaan alat kontrasepsi bagi masyarakat miskin dan peningkatan
pelayanan KB di layanan kesehatan;
8. Peningkatan sarana dan SDM profesional pendidikan dan pelatihan
keterampilan bagi pencari kerja yang sesuai dengan peluang pasar kerja;
9. Penyediaan beasiswa bagi penduduk miskin dan Penyelenggaraan bursa
kerjadan peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dalam
penyelenggaraan magang kerja dan penempatan kerja;
10. Pembangunan Sport Centre guna mendukung pembinaan prestasi olahraga;
11. Peningkatan penyelenggaraan event olahraga rekreasi masyarakat;
12. Peningkatan kemampuan kewirausahaan pemuda dan kemandirian
organisasi pemuda.
Misi 6. Mewujudkan keberdayaan masyarakat, kesetaraan dan keadilan dalam
pembangunan
1. Pemberdayaan masyarakat dalam penguatan akhlak, karakter, dan kualitas
SDM dalam mencapai masyarakat madani;
2. Pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi, lembaga kagamaan, sosial dan
kemasyarakatan serta lembaga profesi dalammasyarakat;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 53
3. Percepatan penyelenggaraan pengarustamaan gender dalam pembangunan
daerah serta Percepatan pelaksanaan Kota Layak Anak, ramah lansia dan
difable;
4. Peningkatan sarana dan prasarana panti sosial guna menampung
penyandang masalah kesejahteran sosial.
Misi 7. Mewujudkan kelestarian lingkungan yang cerdas, bersih, sehatdan asri.
1. Pengembangn TPA sanitari landfill untuk meningkatkan cakupan pelayanan
sampah perkotaan, dan pemangfaatan sampah untuk pembangkit listrik
(PLTSa);
2. Peningkatan pengembangan hutan kota dan taman kota terutama pada pusat
kota;
3. Peningkatan pemantauan kualitas lingkungan dan penegakan terhadap kasus
pencemaran/kerusakan lingkungan
Misi 8. Menumbuhkembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya melayu serta
keimanan dan ketaqwaan
1. Pengembangan kurikulum muatan lokal budaya melayu, publikasi budaya
melayu melalui media cetak dan elektronik, penyelenggara acara budaya
melayu, dan aplikasi arsitektur melayu dalam pembangunan gedung
pemerintah dan taman kota;
2. Pelestarian benda-benda cagar budaya bersejarah, karya seni dan produk
budaya Melayu;
3. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan keagamaan melibatkan lembaga
keagamaan di lingkungan masyarakat;
4. Pemberdayaan lembaga-lembaga agama dalam mewujudkan kerukunan
antara umat beragama.
4.2.3.3 Prioritas Pembangunan Daerah
Program prioritas pembangunan daerah memuat program-program yang berorientasi
pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkelanjutan
sebagai penjabaran RPJMD pada tahun yang direncanakan. Amanah yang tertuang pada
Permendagri No. 54 tahun 2010 tersebut memastikan prioritas program dan kegiatan
pembangunan daerah terkait dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD telah tertampung
pada dokumen RKPD. Menindaklanjuti hal tersebut diperlukan penyusunan dan penetapan
rencana program dan kegiatan berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan pembangunan
yang terjadi, dengan mempertimbangkan substansi isu pembangunan strategis yang belum
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 54
dilaksanakan pada RKPD 2017, sehingga perlu dilanjutkan pada RKPD 2018. Namun untuk
setiap program kegiatan yang telah diusulkan melalui mekanisme tahapan perencanaan,
yaitu Musrenbang ditingkat Kecamatan dan Forum SKPD yang mempertimbangkan pokok-
pokok pikiran anggota DPRD pada masa reses tahun 2017 dan hasil reses triwulan I tahun
2018, serta memastikan adanya sinkronisasi dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran
pembangunan Daerah Propinsi Riau, Pemerintah Kota Pekanbaru perlu melakukan skala
prioritas pendanaan pembangunan daerah terhadap program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Mencermati RPJMD Kota Pekanbaru yang belum ditetapkan dengan peraturan
daerah, maka penyusunan RKPD Kota Pekanbaru mengacu dan mempedomani dokumen
RPJPD Tahun 2005-2025, RPJMD Provinsi Riau dan Undang - Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah dan sasaran pembangunan daerah yang akan dicapai
pada tahun 2018 sesuai dengan potensi, kondisi, dan permasalahan yang ada. Namun
semuanya bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran, mencapai
keunggulan daya saing melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan pertumbuhan
ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
1. Arah Kebijakan Pembangunan
Untuk mendukung pencapaian prioritas dan target pembangunan Kota Pekanbaru
yang direncanakan dalam RKPD Kota Pekanbaru Tahun 2018, arah kebijakan
pembangunan meliputi beberapa bidang, antara lain:
1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Sektoral
1.1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah kunci bagi kemajuan dan
kemakmuran suatu bangsa. Sedangkan memiliki daya saing yang tinggi merupakan modal
bagi masyarakat untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di masa
mendatang. Untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, pembangunan
sarana dan prasarana bidang pendidikan yang diamanatkan oleh RPJP Kota Pekanbaru
diarahkan untuk Penyediaan sarana dan prasarana penunjang mutu pendidikan, perbaikan
kualitas guru dan manajemen, dan kurikulum pada sekolah yang kurang maju. Hal ini
sejalan dengan RPJMD Provinsi Riau yang tercermin pada arah kebijakan bidang
pendidikan Pemerintah Provinsi Riau, yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM
pendidikan yang akan dihasilkan dan amanat UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang menyatakan bahwa bidang pendidikan merupakan salah satu urusan wajib
pemerintah daerah yang berkaitan dengan pelayan dasar. Adapaun arah kebijakan yang akan
diambil untuk mendukung arah pembangunan jangka panjang Pemerintah Kota Pekanbaru,
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 55
arah kebijakan Pemerintah Provinsi Riau dan amanat UU No.23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah tersebut yaitu sebagai berikut :
Penambahan sarana proses belajar mengajar
Peningkatan mutu anak didik dan guru
Penambahan unit sekolah baru dan ruang kelas baru
1.1.2 Arah Kebijakan Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur mutlak diperlukan untuk mengukur keberhasilan
jalannya roda pemerintahan karena merupakan penghubung dengan sistem perekonomian
dan sosial masyarakat yang akan dijalankan. Ketersediaan infrastruktur seperti jalan raya,
jembatan, drainase, air bersih, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya menjadi dasar
bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan pada pembangunan sektoral. Pembangunan
infrastruktur diharapkan memberikan multiplier effect langsung terhadap layanan publik
yang dibutuhkan masyarakat.
Arah kebijakan pembangunan infrastruktur Kota Pekanbaru telah ditetapkan pada
RPJPD Kota Pekanbaru Tahap lima tahun ke-3 (2016-2020) yaitu pada Misi - 1 :
Mewujudkan Pemanfaatan Ruang Kota yang efisien efektif serta pemerataan pembangunan
seluruh wilayah dengan didukung Infrastruktur Dasar yang Memadai, dengan beberapa arah
kebijakan diantaranya seperti pembangunan jalan lingkar luar, pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM), pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),
pembangunan sistem drainase kota, penataan kawasan kumuh perkotaan, pembangunan
pembangkit listrik bekerjasama dengan swasta dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan arah
kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Riau yaitu menguatkan dan memantapkan
jaringan infrastruktur.
Adapun arah kebijakan pembangunan infrastruktur yang akan dilaksanakan pada
tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan jalan :
Penyelesaian paket pembangunan jalan lingkar luar dan jalan penghubung terutama
akses menuju Pusat Perkantoran Pemerintahan Kota Pekanbaru.
Pembukaan jaringan jalan baru untuk mengurai kemacetan jalan dalam kota.
Meningkatkan kualitas jalan melalui kegiatan pemeliharaan.
2) Peningkatan infrastruktur penunjang :
Penyediaan air bersih.
Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpusat.
Pembangunan pasar tradisional modern dan pasar modern.
Pembangunan pasar induk.
Pembangunan terminal kargo.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 56
3) Penataan kawasan kumuh perkotaan 113,4 hektar untuk mencapai sanitasi dan
ketersediaan air minum 100-0-100.
1.1.3 Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Program dan
kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat diarahkan kepada peningkatan kualitas
hidup, perpanjangan harapan hidup, penurunan angka kematian ibu dan anak, pengaturan
kelahiran dan perencanaan keluarga sejahtera. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada
masyarakat, baik dari kemudahan akses, biaya yang murah dan pelayanan yang berkualitas
adalah prioritas utama dalam pembangunan kesehatan.
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, diperlukan ketersediaan sarana dan
prasarana, serta fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat,
terutama masyarakat miskin dan yang berada di wilayah pinggiran Kota Pekanbaru.
Arah kebijakan pembangunan kesehatan Kota Pekanbaru tergambar pada RPJPD
Kota Pekanbaru Tahap lima tahun ke - 3 ( 2016 – 2020 ) yaitu pada Misi – 5 :
Mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing, dengan
beberapa arah kebijakan antara lain pembangunan fisik dan operasional Rumah Sakit Kota
Pekanbaru tipe-C guna peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, peningkatan
kualitas SDM dan manajemen pelayanan Puskesmas menuju pelayanan prima, peningkatan
peran tenaga kesehatan Puskesmas dan kader kesehatan dalam promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit dan lain-lain. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan
Pemerintah Provinsi Riau yaitu Meningkatkan kuantitas SDM yang berkualitas, melalui
peningkatan kuantitas dan kualitas SDM kesehatan.
Adapun arah kebijakan pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Pembangunan lanjutan dan pengadaan peralatan kesehatan untuk fungsionalisasi
RSUD Tipe C dan Tipe D.
Rehabilitasi puskesmas dan puskesmas pembantu.
Pemenuhan fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP sesuai dengan peraturan
Permenkes nomor 75 tahun 2014 yaitu Pembentukan UPTD suster laboratory
kalibrasi alat kesehatan perpanjangan tangan dari Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan
(BPFK).
Pembaharuan sarana dan fasilitas kesehatan tingkat pertama puskesmas (Alat
Kesehatan).
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 57
Peningkatan kompetensi SDM tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas dengan
melakukan pelatihan Basic Trauma Live Support (BTLS), Advance Trauma Live
Support (ATLS).
Pelatihan jabatan fungsional.
Pelatihan tenaga ICU untuk rumah sakit.
Pelatihan tenaga kalibrasi alat kesehatan.
1.1.4 Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi
Sektor perekonomian, perdagangan, dan jasa adalah penggerak kehidupan sebuah
kota, oleh karena itu sektor perekonomian menjadi salah satu tolak ukur kemajuan sebuah
kota dan gambaran peran pemerintah bagi masyarakat selaku pelaku usaha dan penerima
manfaat sektor tersebut.
Berkembangnya kegiatan perekonomian di Kota Pekanbaru yang lebih didominasi
oleh sektor usaha kecil yang berbasis masyarakat, telah mampu mempertahankan dan
menyelamatkan masyarakat dari keterpurukan ekonomi pada masa krisis ekonomi yang lalu,
oleh karena sektor informal ini telah mampu menjadi katup pengaman bagi upaya mengatasi
pengangguran, mempertahankan ekonomi rumah tangga masyarakat dan memperluas
kesempatan masyarakat untuk melakukan pilihan dari segi jenis, mutu dan harga barang
dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Untuk itu penyelenggaraan pembangunan lebih di
arahkan pada upaya pengembangan kegiatan ekonomi yang berbasis kerakyatan yang lebih
kokoh lagi melalui penyediaan fasilitas yang memadai.
Pembangunan ekonomi kerakyatan diarahkan untuk mendorong berkembangnya
inovasi dan kreatifitas masyarakat dalam berusaha agar semakin kokoh dan memiliki daya
saing yang tinggi dalam menghadapi persaingan global.
Arah kebijakan pembangunan ekonomi Kota Pekanbaru tergambar pada RPJPD Kota
Pekanbaru Tahap lima tahun ke - 3 ( 2016 – 2020 ) yaitu pada Misi – 4 : Mewujudkan
daya saing ekonomi dan ketahanan pangan menuju masyarakat yang sejahtera, dan
Misi - 6 : Mewujudkan keberdayaan masyarakat, kesetaraan dan keadilan dalam
pembangunan, dengan beberapa arah kebijakan antara lain pembangunan infrastruktur
industri, perdagangan dan jasa yang memadai, peningkatan pemanfaatan teknologi produksi
guna menambah daya saing produk industri, meningkatkan pendirian dan bantuan modal
UEK-SP (usaha ekonomi kelurahan simpan pinjam), penguatan kapasitas dan pemberdayaan
usaha mikro kecil dan menengah, peningkatan kapasitas dan pembinaan kelembagaan
koperasi dalam pengelolaan usaha koperasi, Pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi,
lembaga kagamaan, sosial dan kemasyarakatan serta lembaga profesi dalam masyarakat dan
lain-lain. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Riau
yaitu Meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif melalui program
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 58
pengembangan industri kecil dan menengah, program penataan bangunan dan lingkungan
serta program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh (pembangunan kawasan
industri).
Adapun arah kebijakan pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan di bidang ekonomi, sosial dan penataan
lingkungan permukiman.
Percepatan pembangunan kawasan Eco Industri Tenayan.
1.1.5 Arah Kebijakan Pembangunan kerjasama antar wilayah
Keterbatasan sumber daya dan kebutuhan pada suatu proses pembangunan yang
dimiliki oleh beberapa daerah dapat menghambat penyelenggaraan pemerintah didaerah,
oleh karena itu daerah dituntut lebih proaktif dan melaukan inovasi unutk mengatasi
keterbatasan-keterbatasan tersebut dalam rangka mengembangkan serta mengoptimalkan
semua potensi yang ada didaerah. Pemerintah Kota Pekanbaru bersama-sama dengan
pemerintah daerah sekitarnya merasa perlu mengadakan kerjasama antar daerah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memenuhi kebutuhan proses pembangunan
Kota Pekanbaru dengan didasari pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas. Kerjasama
antar wilayah yang bernama Pekanbaru-Siak-Kampar-Pelalawan (PekanSiKaWan) saat ini
dimotori oleh Pemerintah Provinsi Riau guna merealisasikan program tersebut.
Arah kebijakan pembangunan kerjasama antar wilayah Kota Pekanbaru tergambar
pada RPJPD Kota Pekanbaru yaitu pada Misi – 2 : Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, dengan arah kebijakan yaitu Meningkatnya kerjasama kawasan
dalam pengembangan infrastruktur, pemerintahan, pendidkan, kesehatan, keamana,
pengelolaan kualitas lingkungan dan penaggulangan bencana di wilayah Kota Pekanbaru,
Kabupaten Kampar, Kab Siak dan Kab Pelalawan (Pekansikawan).
Adapun arah kebijakan pembangunan kerjasama antar wilayah yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah Menindaklanjuti
kerjasama antar wilayah PekanSiKaWan
1.1.6 Arah Kebijakan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Proses pembangunan yang terjadi di berbagai sektor serta aktifitas masyarakat dan
dunia usaha tidak luput dari dampak yang dirasakan langsung oleh lingkungan yang ada di
sekitar kita. Dampak yang menyebabkan beban lingkungan dapat menurunkan kualitas
lingkungan, seperti terjadinya polusi udara, pencemaran air dan sampah yang tidak
tertangani dengan baik. Untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang hidup sehat dan
sejahtera dimasa yang akan datang diperlukan lingkungan pemukiman yang sehat. Ditinjau
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 59
dari aspek persampahan derajat kesehatan dapat dicapai apabila sampah dikelola dengan
baik dan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan permukiman, tempat masyarakat
melakukan aktifitasnya.
Arah kebijakan pembangunan Lingkungan hidup dan kebersihan Kota Pekanbaru
tergambar pada RPJPD Kota Pekanbaru Tahap lima tahun ke - 3 ( 2016 – 2020 ) yaitu pada
Misi – 7 : Mewujudkan kelestarian lingkungan yang cerdas, bersih, sehat dan asri,
dengan beberapa arah kebijakan antara lain pengembangn TPA sanitari landfill dan
pemanfaatan sampah untuk pembangkit listrik (PLTSa), peningkatan pemantauan kualitas
lingkungan dan penegakan hukum terhadap kasus pencemaran/kerusakan lingkungan dan
lain-lain.
Adapun arah kebijakan pembangunan lingkungan hidup dan kebersihan yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru pada tahun 2018 adalah Penanganan
persampahan untuk kebersihan lingkungan.
Program dan kegiatan prioritas tersebut diatas akan menjadi acuan bagi Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru dalam menyusun
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS)
sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2018.
2. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH / KENDALA YANG DIHADAPI
Permasalahan pada bagian ini merupakan permasalahan pembangunan yang
dibuat tiap urusan yang menyangkut layanan dasar dan tugas/fungsi tiap SKPD. Suatu
identifikasi permasalahan menjelaskan apa yang menjadi masalah dimasa lalu dan masa
mendatang. Permasalahan yang ada disetiap urusan pemerintahan daerah tersebut adalah
sebagai berikut:
2.1 Urusan Wajib
2.1.1 Pendidikan
a. Keterbatasan sekolah pada daerah-daerah tertentu terutama pada daerah yang
pertumbuhannya penduduk relatif tinggi serta pembangunan sekolah yang kurang merata
sehingga tidak sejalan dengan perkembangan kota Pekanbaru.
b. Belum meratanya jumlah guru/tenaga pendidik pada setiap satuan pendidikan, terhadap
jumlah anak didik pada setiap sekolah pada satuan pendidikan, sehingga hal ini
berdamapak pada kekurangan tenaga pendidik pada sekolah tertentu, sementara padal
sekolah lain kelebihan jumlah guru. Hal ini berimplikasi pada kekurangan jam pelajaran
bagi guru tertentu, terutama guru-guru yang telah memegang sertifikat kompetensi untuk
menerima tunjangan sertifikasi.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 60
c. Kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi relative
masih rendah di bidang tertentu yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas dan
kegiatan perkantoran di setiap satuan pendidikan.
d. Keterbatasan APBD Kota yang dialokasikan untuk pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB), Revitalisasi, pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), rehab sedang/berat dan
sarana penunjang lainnya.
e. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana
penyedia bahan ajar dan sebagai penunjang proses belajar mengajar baik oleh guru
maupun peserta didik pada pendidikan dasar, terutama di sekolah pada daerah pinggiran
kota.
f. Layanan pendidikan non formal relative belum mampu membekali warga belajar dengan
berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja, sehingga penurunan angka
pengangguran melalui pendidikan non formal belum bisa maksimal.
2.1.2 Kesehatan
a. Kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh kesehatan yang profesional di Puskesmas masih
rendah.
b. Dukungan lintas sektor guna menjadikan kelurahan siaga belum berjalan optimal.
c. Belum semua masyarakat miskin Kota Pekanbaru tercakup sebagai program Jamkesmas
karena kuaota yang ditetapkan Kemenkes terbatas sesuai dengan data BPS dan data
tersebut belum dimutakhirkan.
d. Kurangnya pelatihan dan peningkatan pengetahuan SDM tentang obat dan makanan.
2.1.3 Pekerjaan Umum
a. Pelaksanaan pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk pembukaan jalan baru
memerlukan proses dan waktu yang panjang. Bahkan masyarakat yang lahannya terkena
kegiatan pembangunan ada yang tidak mau/ bersedia lahannya diganti rugi sehingga
kegiatan yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan.
b. Kondisi keuangan Pemerintah Kota Pekanbaru yang tidak stabil pada dua tahun terkahir,
sehingga ada beberapa kegiatan yang ditunda pelaksanaannya akibat rasionalisasi
anggaran.
2.1.4 Penataan Ruang
Permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan urusan penataan ruang pada tahun
2012-2016 adalah terlambatnya (hingga saat ini) penyelesaian Peraturan Daerah (Perda)
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru. Kondisi ini ikut
mempengaruhi penyelesaian Perda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang direncanakan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 61
dan proses pemanfaatan ruang, terutama pada kegiatan pemberian izin pemanfaatan ruang
dan izin mendirikan bangunan.
2.1.5 Perencanaan Pembangunan
a. Belum optimalnya sistem pengelolaan data perencanaan yang akurat dan komprehensif.
b. Lemahnya koordinasi antar satuan kerja terkait.
c. Kurangnya konsistensi dan komitmen pimpinan OPD terhadap pelaksanaan program
yang berhubungan data dan informasi.
d. Kurangnya produktivitasnya SDM dalam memahami pengelolaan data yang berwawasan
teknologi informasi.
e. Terbatasnya sarana dan prasarana database perencanaan.
2.1.6 Lingkungan Hidup
a. ASN teknis dibidang lingkungan hidup yang masih terbatas, sehingga pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi belum optimal.
b. Pemahaman ASN terhadap pentingnya perencanaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan kegiatan yang dilaksanakannya masih kurang.
c. Belum ada kejelasan mengenai RTRW Kota Pekanbaru apakah ada wilayah/kawasan
yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan sehingga kegiatan Penertiban Kegiatan
Pertambangan Tanpa Izin (PETI) tidak terlaksana.
d. Permasalahan pengelolaan persampahan tidak akan terlepas dari 3 pihak pelaku utama
yang saling terkait dan bertanggungjawab yaitu : masyarakat, pemerintah dan pelaku
usaha.
e. Permasalahan pada masyarakat antara lain :
Masih rendahnya kesadaran, peran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga
kebersihan serta pengelolaan sampah.
Bagi masyarakat yang telah melakukan upaya pengelolaan sampah, kurang mendapat
dukungan dari pemerintah, baik teknis maupun non teknis.
Penolakan masyarakat terhadap pembukaan lahan baru untuk TPA/TPS karena
adanya dampak negatif yang ditimbulkannya.
f. Permasalahan pada Pemerintah antara lain :
Pertumbuhan jumlah sampah berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Masih rendahnya tingkat pelayanan terhadap masyarakat, baik luas wilayah pelayanan,
jumlah pelanggan, maupun jumlah sampah yang dapat ditanganiPemerintah.
Keterbatasan SDM yang ahli di bidang persampahan.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 62
Masih kurangnya dukungan terhadap upaya komunitas masyarakat yang telah berhasil
dalam pengelolaan sampah, baik itu penghargaan, dukungan pendanaan, teknis, dan
manajemen, maupun bentuk dukungan lainnya.
Masih kurangnya peraturan-peraturan teknis di bidang pengelolaan persampahan ini,
baik di tingkat nasional maupun daerah serta masih lemahnya penegakan hukum yang
ada.
g. Permasalahan pada pelaku usaha antara lain :
Masih rendahnya jumlah industri yang menerapkan konsep teknologi bersih dan Usaha
konsep nir limbah.
Masih rendahnya jumlah industri yang memanfaatkan system dan teknologi daur
ulang.
Masih rendahnya kepedulian Pelaku Usaha dalam memproduksi produk dan kemasan
ramah lingkungan, yaitu: biodegradable dan recyclable
h. Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan sampah serta kurang terawatnya sarana
dan prasarana yang ada.
i. Masih rendahnya upaya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah, baik itu
dalam bentuk kontrak kerja sama, dukungan pembiayaan, teknis dan manajemen,
maupun bentuk kerja sama lainnya
j. Belum optimalnya mekanisme koordinasi dan kerja sama antar pemerintah daerah
dalam pengelolaan sampah
2.1.7 Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kependudukan.
b. Kurang sinerginya antara perangkat instansi pemangku kepentingan (stakeholders).
c. Masih kurangnya sarana dan prasarana operasional kependudukan dan catatan sipil di
Kota Pekanbaru.
d. Tidak stabilnya pasokan listrik PLN dan tidak adanya instalasi listrik tersendiri di
masing-masing UPTD Kependudukan Kecamatan.
e. SDM yang menguasai tekhnologi informasi (IT) masih terbatas.
f. Sampai saat ini pencetakan blangko KTP masih kewenangan Pemerintah Pusat.
2.1.8 Pemberdayaan Perempuan dan Anak
a. Kondisi keuangan Pemerintah Kota Pekanbaru yang terbatas menyebabkan pelaksanaan
program dan kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak belum dapat dilaksanakan
secara optimal sebagaimana diatur dalam INPRES Nomor 9 Tahun 2000,
PERMENDAGRI Nomor 15 Tahun 2008 dan UU Nomor 23 Tahun 2002.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 63
b. Lembaga P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kota
Pekanbaru belum terbentuk
2.1.9 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Masih rendahnya pencapaian peserta KB baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) seperti Spiral (IUD), Medis Operasi Pria (MOP), Medis Operasi Wanita (MOW)
dan Implant. Dimana MKJP sebesar 23.515 peserta atau 22,78 %, dan Non MKJP 79.692
peserta atau 77,21%.
b. Masih rendahnya tingkat partisipasi Pria dalam ber KB, sebesar 5.077 peserta atau 4,1 %
dari jumlah peserta KB.
2.1.10 Sosial
a. Masih banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Pekanbaru
yang belum tertangani.
b. Peran serta dunia usahan dan masyarakat dalam penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih rendah.
c. Kota Pekanbaru belum memiliki Panti Rehabilitasi penanganan PMKS.
d. ASN yang profesional dibidang kesejahteraan sosial masih kurang.
2.1.11 Tenaga Kerja
a. Waktu pelaksanaan DIKLAT Ketenagakerjaan yang terlalu singkat.
b. Masih adanya lowongan pekerjaan yang tidak dapat diisi oleh pencari kerja karena
pendidikan dan bidang keahlian yang dimiliki tidak sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan perusahaan, pencari kerja tidak memiliki keterampilan tehnis yang
dibutuhkan oleh perusahaan/dunia usaha;
c. Masih adanya pencari kerja yang tidak memiliki attitude / sikap kerja yang baik,
cenderung memilih-milih jabatan dan tidak siap untuk ditempatkan diluar kota
Pekanbaru;
d. Rendahnya kesadaran perusahaan-perusahaan dalam menginformasikan lowongan yang
tersedia, melaporkan tentang hasil penempatan tenaga kerja dan melaksanakan ketetapan
upah minimum kota
e. Survey dan penetapan nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sebagaimana diatur Undang-
undang yang berlaku belum dilakukan secara maksimal
f. Masih rendahnya pemahaman dari perusahaan/ industri tentang pelaksanaan pemagangan
g. Didalam melaksanakan Program Pengembangan Hubungan Industrial & Peningkatan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, khususnya pelaksanaan kegiatan verifikasi data SP/SB
petugas mengalami kesulitan berkomunikasi dengan pihak manajemen perusahaan saat
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 64
kunjungan kelapangan, karena kurangnya keterbukaan dari pekerja untuk membentuk
SP/SB;
2.1.12 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
a. Keterbatasan ASN Pembina dibidang Koperasi dan UKM baik dari segi kualitas maupun
kuantitas
b. Rendahnya kualitas SDM KUMKM
c. Terbatasnya Akses Permodalan
d. Rendahnya daya saing produk UMKM
e. Terbatasnya akses Pemasaran UMKM
2.1.13 Penanaman Modal
a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap prosedur dan persyaratan perizinan
sehingga menimbulkan high cost dalam pengurusan perizinan karena masyarakat
menggunakan calo/pihak ketiga
b. Masih tumpang tindihnya berbagai kebijakan instansi sektoral bidang perizinan dan non
perizinan sehingga sering menimbulkan tafsir ganda antar SKPD di lingkungan
pemerintah daerah, demikian juga nasih tumpang tindihnya tugas pokok dan fungsi antar
berbagai SKPD, sehingga masih perlu ditata ulang dan disempurnakan dengan prinsip
satu fungsi satu unit kerja.
2.1.14 Kebudayaan
Pelaksanaan event-event yang berkaitan dengan pelestarian seni, budaya serta tradisi
masyarakat melayu di Kota Pekanbaru masih sangat terbatas, sehingga pengenalan
masyarakat terhadap nilai-nilai tersebut sangat minim
2.1.15 Pemuda dan Olahraga
a. Kemampuan penguasaan ilmu pengetahun dan teknologi serta jiwa kewirausahaan di
kalangan pemuda masih sangat rendah;
b. Peran serta lembaga/ organisasi kepemudaan dalam pembinaan generasi muda masih
belm maksimal, sehingga pertumbuhan kelompok pemuda atau remaja di Kota Pekanbaru
sangat minim.
c. Masih terbatas dan belum meratanya pembangunan sarana dan prasarana olahraga yang
mendukung prestasi pemuda di Kota Pekanbaru;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 65
2.1.16 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a. Masih terbatasnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif dalam
mencegah timbul penyakit masyarakat seperti peredaran/ penggunaan minuman keras dan
narkoba, berkembangnya praktek prostitusi.
b. Masih terbatasnya pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk meningkatan
wawasan kebangsaan masyarakat seperti penyuluhan pencegahan peredaran uang palsu
dan pelaksanaan halaqah dan berbagai forum keagamaan.
2.1.17 Ketahanan Pangan
a. ASN Jabatan Fungsioanal Penyuluh sangat terbatas, sehingga pelaksanaan penyuluhan
pertanian belum optimal
b. Kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian masih rendah.
c. Belum optimalnya ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri (Kota Pekanbaru), hal
ini terlihat dari masih banyaknya lahan – lahan pertanian yang belum dimanfaatkan, yaitu
seluas 10.582 Ha (70% dari total potensi lahan), sehingga untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat Pekanbaru harus dipasok dari luar daerah.
d. Masih lemahnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan cadangan pangan
masyarakat untuk membentuk lumbung pangan.
e. Menurunnya daya beli masyarakat terhadap pangan pada saat harga pangan melonjak
naik, dikhawatirkan akan menurunkan kwalitas konsumsi pangan yang berdampak pada
penurunan kesehatan masyarakat.
2.1.18 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Belum adanya regulasi yang mengatur tentang keberlangsungan program UEK-SP,
sedangkan program ini sangat diharapkan masyarakt terutama untuk bantuan permodalan
untuk mereka berusaha.
2.1.19 Statistik
a. Masih terbatasnya kemampuan sumber daya aparatur dalam menganalisa dan
mengembangkan data dan informasi;
b. Belum adanya persepsi yang sama di semua SKPD tentang arti pentingnya data dalam
proses penyusunan rencana, perumusan kebijakan serta monitoring dan evaluasi;
c. Lemahnya koordinasi dalam proses pengumpulan dan pengelolaan data statistik daerah .
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 66
2.2. Urusan Pilihan
2.2.1. Pertanian
a. Bantuan yang diberikan Pemerintah, belum dapat digunakan petani secara maksimal
karena kurangnya kompetensi yang mereka miliki sehingga tidak optimal
pemanfaatannya.
b. Terbatasnya akses pemasaran hasil-hasil pertanian mengakibatkan pendapatan petani
rendah.
c. Kurang optimalnya pemanfaatan lahan kosong untuk ekstensifikasi lahan pertanian.
d. Keterbatasan pemantauan kelompok, kesehatan ternak dan pengendalian berbagai
penyakit hewan di lapangan sehingga kadang masih ditemukan adanya masyarakat yang
enggan memusnahkan unggas peliharaan padahal di areal tersebut telah terdeteksi flu
burung.
e. Masih adanya petani ternak yang belum menguasai teknologi peternakan seperti cara
penggemukan sapi yang optimal.
f. Terbatasnya keterampilan petugas dalam pengumpulan data yang spesifik, dan kurangnya
jumlah petugas terlatih, untuk itu perlu dilakukan pelatihan yang khusus tentang data
statistik pertanian.
2.2.2. Kehutanan
a. Rendahnya peran serta masyarakat dalam rehabilitasi lahan dan hutan maupun menjaga/
memelihara pelestarian lingkungan sekitar yang telah tertanam pohon penghijauan.
b. Banyaknya lahan kritis di Kota Pekanbaru yang tidak dapat ditanami pepohonan
penghijauan baik oleh dinas terkait maupun pihak-pihak swasta yang peduli lingkungan.
c. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuka lahan dengan melakukan pembakaran
sehingga menimbulkan pencemaran udara.
d. Perkembangan Kota Pekanbaru yang cukup pesat dan kurangnya kesadaran masyarakat
dalam menanam dan memelihara pohon yang mengakibatkan cuaca yang tidak
bersahabat mengakibatkan angin kencang, terjadi banjir, cuaca panas dan keteduhan
kurang.
2.2.3. Kelautan dan Perikanan
a. Masih kurangnya pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pembudidaya maupun
kelompok dalam budidaya ikan.
b. Masih rendahnya pengetahuan manejemen kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN),
kelompok pengolah dan pemasar ikan (POKLAHSAR) serta kelompok usaha bersama
(KUB) perikanan tangkap dalam mengelola dan memanfaatkan bantuan yang diberikan.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 67
c. Masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan Poklahsar dalam mengoperasikan
bantuan peralatan yang diterima.
d. Masih rendahnya penguasaan teknologi pengolahan hasil perikanan daripada pengolah
dalam menjalankan usahanya.Kegiatan pengolahan ikan masih banyak yang bersifat
tradisional dan musiman sehingga ketersediaan produk hasil olahan tidak stabil/ konstan
e. Masih banyak pembudi daya ikan yang membiarkan lahan kolamnya menjadi lahan tidur
(tidak dioperasionalkan) yang disebabkan ketidakmampuan dalam membiayai usaha
budidaya.
f. Sangat tingginya harga pakan pabrikan (pelet) yang menyebabkan kurang gairahnya
pembudidaya ikan melakukan usaha budidaya.Untuk itu diperlukan adanya bantuan
mesin pelet bagi kelompok pembudidaya ikan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan
pakan buatan untuk mengurangi biaya produksi.
2.2.4. Perdagangan
a. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap UU nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
b. Belum memadainya data-data yang dibutuhkan masyarakat dunia usaha dalam hal
komputerisasi data-data perusahaan baik berupa dokumen SIUP, TDP, TDG, serta
dokumen lainnya.
c. Rendahnya kesadaran pemilik UTTP terhadap arti penting pelaksanaan tera dan tera
ulang yang harus dilakukan setiap tahun.
2.2.5 Industri
Pemerintah Kota Pekanbaru belum memiliki dokumen Rencana Induk Perindustrian
Kota (RIPIK) Pekanbaru sebagai dasar dalam pelaksanaan Pembangunan Industri di Kota
Pekanbaru.
3. Sasaran Pokok RPJPD Kota Pekanbaru untuk Tahun 2018 yang mendukung
PrioritasNasional dan Prioritas Provinsi Riau
Tabel 4.3 Sasaran Pokok RPJPD Kota Pekanbaru untuk Tahun 2018 yang mendukung
Prioritas Nasional dan Prioritas Provinsi Riau
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 68
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
1. Pendidikan Meningkatkan Kuantitas dan kualitas SDM
Pendidikan
Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan, kualitas
dan relevansi, kesetaraan, dan kepastian di bidang
pendidikan menuju smart city.
Pendidikan Vokasi
Peningkatan Kualitas Guru Program Pendidikan khusus dan layanan khusus
Program Pendidikan Menengah
Meningkatkan mutu pendidikan baik pada sekolah
negeri maupun swasta dengan penyediaan sarana dan
prasarana, kualitas guru, manajemen, dan penataan
kurikulum lokal sehingga menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan berdaya saing.
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik
Pelatihan kompetensi bagi tenaga kependidikan
PAUD
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun
Pelatihan Kompetensi tenaga pendidik
Pelatihan Penyusunan Kurikulum
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi
Pengembangan mutu dan kualitas program
pendidikan dan pelatihan bagi PTK
Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Tingkat SD
Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar
kompetensi
Pelatihan pemantapan Kurikulum bagi pendidik
dan tenaga kependidikan
Pelatihan Penyusunan RKS dan RKTM
Pelatihan Penyusunan Kurikulum Sekolah
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 69
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Guru pembelajar SMP
Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru SD
Pelatihan pembuatan media pembelajaran bagi
guru SD
2. Kesehatan Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM kesehatan
- Program Perbaikan Gizi Masyarakat
- Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Meningkatnya derajat kesehatan yang tinggi didukung
ketersediaan, dan pelayanan kesehatan dan (Promotif,
Preventif, Kuratif) serta pelayanan KB yang
profesional.
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak - Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan
Vitamin
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Pencapaian Keluarga Sadar Gizi
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Program Pengembangan Lingkungan Sehat Meningkatkan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit dengan meningkatkan peran serta
masyarakat.
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kegiatan Pengkajian Pengembangan Lingkungan
Sehat
Kegiatan Penyuluhan Menciptakan Lingkungan
Sehat
Pengadaan Alat Kesehatan Lingkungan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Pengembangan Media Promosi dan Informasi
Sadar Hidup Sehat
Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh
Kesehatan
Preventiv dan Promotif (Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat)
3. Perumahan dan Permukiman Membangun Infrastruktur Dasar bagi RT Miskin Meningkatnya pemenuhan kebutuhan perumahan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 70
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
dan penataan permukiman kumuh di kawasan
perkotaan
Penyediaan Perumahan Layak Program Pengembangan Perumahan
Penataan permukiman kumuh perkotaan dan
penyediaan perumahan bagi masyarakat secara
vertikal dengan pembangunan super blok (apartemen).
Program Lingkungan sehat perumahan.
kegiatan Penataan dan pembangunan permukiman
kumuh.
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana air
bersih dan pengolahan air limbah
Air Bersih dan Sanitasi Program Lingkungan Sehat Perumahan Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana air
bersih dengan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM).
Program lingkungan sehat perumahan
Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana air
minum skala lingkungan.
Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air
minum skala lingkungan.
Program pengembangan kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah.
Kegiatan prasarana dan sarana air minum bagi
masyarakat.
Program pembangunan air bersih dan air minum.
Kegiatan pembangunan air bersih/ air minum
wilayah I (kecamatan rumbai, rumbai pesisir,
payung sekaki dan tampan)
Kegiatan pembangunan air bersih/ air minum
wilayah II (kecamatan bukit raya dan tenayan raya)
Kegiatan pembangunan air bersih/ air minum
wilayah III (kecamatan marpoyan damai,
pekanbaru kota, sail, lima puluh, senapelan, dan
sukajadi)
Kegiatan perencanaan pembangunan jaringan air
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 71
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
bersih / air minum.
Kegiatan pembangunan air bersih / air minum
sekota pekanbaru (DAK).
Meningkatkan sarana dan prasarana pengolahan air
limbah dengan membangun Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
Program lingkungan sehat perumahan.
Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana air
limbah skala lingkungan.
Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air
limbah skala lingkungan.
Program penyediaan sarana dan prasarana air
limbah.
Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air
limbah wilayah I.
Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air
limbah (Sanimas).
4.
Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata Mengembangkan Perekonomian Masyarakat untuk
mendukung Kepariwisataan
Meningkatnya kinerja sektor jasa, perdagangan,
industri dan pariwisata sebagai tulang punggung
perekonomian kota.
Program Pengembangan Kewirausahaan dan
keunggulan Kompetitif KUMKM
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Meningkatkan daya saing produk-produk industri
Kota Pekanbaru untuk mengurangi ketergantungan
pada produk impor.
Program penciptaan iklim usaha kecil menengah
yang kondusif
Perencanaan, koordinasi dan pengembangan
Usaha Kecil Menengah
Program Pengembangan Kewirawusahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil dan
Menengah
Pengembangan inkubator teknologi dan bisnis
Mempfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi
Usaha Kecil dan Menengah
Fasilitasi pengembangan sarana promosi hasil
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 72
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
produksi
Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan
Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi/KUD.
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
Dalam Negri
Pengembangan pasar dan distribusi barang /
produk
Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah
terhadap pemanfaatan sumber daya
Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata
Membangun Destinasi Sarana dan Prasarana Wisata
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Meningkatkan kualitas obyek wisata dan destinasi
wisata baru yaitu Kawasan bandar khayangan.
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana
pariwisata (DAK)
Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan
Meningkatkan Pengelolaan dan Promosi Wisata
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat di
bidang Pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengembangan kemitraan pariwisata
Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi
Pariwisata
Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus Membangunkawasan-kawasan bisnis baru.
Program Pengembangan data/informasi
Pembuatan Peta Dasar Berbasis Sistem Informasi
Geografi
Pembuatan Data Base Infrastruktur Berbasis
Sistem Informasi Geografi
Pengembangan 3 Kawasan Industri Membangun Kawasan Industri
Program Pengembangan Wilayah Strategis dan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 73
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Cepat Tumbuh
Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan
Kerja
Membangun Sarana dan Prasarana Penunjang
investasi
Meningkatnya realisasi investasi daerah dari berbagai
sektor usaha ekonomi
Memperlancar arus investasi dalam bentuk regulasi,
kebijakan dan kemudahan perijinan serta peningkatan
promosi investasi.
Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
Koordinasi kerjasama di bidang investasi
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama
Investasi
Pengembangan potensi unggulan daerah
Penyelenggaraan pameran investasi
Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
Program Penataan Bangunan dan Lingkungan
Mengembangkan industri pertanian, industri kreatif
dan home industri termasuk industri karet, kayu, dan
tekstil yang berdaya saing.
Program Penataan Struktur Industri
Penyediaan sarana maupun prasarana klaster
industri
Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah
terhadap pemanfaatan sumber daya
Pembinaan industri kecil dan menengah dalam
memperkuat jaringan klaster industri
Meningkatkan Promosi Investasi dan Daya Saing
Industri Unggulan
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama
Investasi
Mengembangkan Produk-produk Ekonomi kreatif dan
Pengembangan Kepariwisataan
Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 74
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Seni Budaya
Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis
Media, Desain dan IPTEK
Peningkatan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai
Tambah Tinggi
Meningkatkan daya saing produk-produk industri
Kota Pekanbaru untuk mengurangi ketergantungan
pada produk impor.
5.
Ketahanan Energi
EBT dan Konservasi Energi
Pemenuhan Kebutuhan Energi Menyediakan energi listrik dan pemanfaatan
pembangkit listrik
Meningkatnya ketersediaan dan pemerataan listrik,
gas dan energi terbaharukan untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan masyarakat
Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Ketengalistrikan
Peningkatan penyediaan dan pemerataan cadangan
listrik, gas dan energi terbaharukan bagi masyarakat
dengan pembangunan pembangkit listrik dan city gas
bekerjasama dengan swasta serta pengembangan
teknologi energi terbaharukan
6. Ketahanan Pangan Meningkatkan Ketersediaan dan keanekragaman
pangan yang berkualitas
Program Peningkatan Katahanan Pangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
pertanian/perkebunan
Meningkatkan nilai tukar petani
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
Mendorong peran swasta dan atau asosiasi dalam
peningkatan kualitas dan produktifitas pertanian dan
perkebunan
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan
Meningkatnya produksi pertanian, peternakan, dan
perikanan sistem budidaya perkotaan\
Terjaminnya ketersediaan, stabilitas harga dan
pasokan pangan, serta mutu dan keamanan pangan
Menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan
sehingga terjangkau bagi masyarakat serta mutu
pangan yang aman.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Pemantauan dan Analisis Ketersediaan Pangan
Pemantauan dan Analisis Pasokan Dan Harga
Pangan Pokok
Pengembangan Sistem Informasi Pasar Dan
Manajemen Ketahanan Pangan
Pengembangan Sistem Informasi Pasar Dan
Manajemen Ketahanan Pangan
Peningkatan Produksi Pangan Meningkatkan daya saing sektor pertanian dan
perkebunan
Mengembangkan dan penguatan kelembagaan
agrobisnis dan agroindustridengan pemanfaatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 75
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Program Peningkatan Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan
teknologi tepat guna dan pembangunan infrastruktur
pertanian, peternakan dan perikanan.
Program peningkatan produksi
pertanian/perkebunan
Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Pengembangan agribisnis pertenakan
7. Penanggulangan Kemiskinan Mengembangkan Perekonomian Masyarakat untuk
mendukung Kepariwisataan
Program Pengembangan Kewirausahaan dan
keunggulan Kompetitif KUMKM
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Meningkatnya penyandang masalah kesejahteraan
sosial yang tertangani dan memperoleh jaminan
perlindungan sosial.
Meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan Rumah
Tangga Miskin
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Program Pendidikan dan Pelatihan Sosial
Program Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan Pelayanan social, hukum bagi korban
eksploitasi, perdaganan perempuan dan anak
Kegiatan Pelatihan Ketrampilan dan Praktek
belajar kerja bagi anak terlantar termmasuk anak
jalanan, anak cacat, anak nakal
Kegiatan Peningkatan Kualitas pelayanan, sarana
dan prasarana rehabilitasi kewsejahteraan social
bagi PMKS
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan Penanganan Masalah-masalah strategis
yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan
KEjadian Luar Biasa
Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 76
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Program Pembinaan Anak Terlantar
Kegiatan Pelatihan Ketrampilan dan praktek
belajar kerja bagi anak terlantar
Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan
Trauma
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Bagi
Penyandang Cacat dan Eks Trauma
Kegiatan Pendayagunaan Para Penyandang Cacat
Dan Eks Trauma
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit
Sosial (EKs Narapidana, PSK, Narkoba dan
Penyakit Sosial Lainnya)
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan
Berusaha Bagi Eks Penyandang Penyakit Sosial
Kegiatan Pemberdayaan Eks Penyandang Penyakit
Sosial
Program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM
Kesejahteraan social Masyarakat
Membangun infrastruktur Dasar bagi RT Miskin
Program Pengembangan Perumahan
Program Lingkungan Sehat Perumahan
Mengendalikan inflasi dan meningkatkan daya beli
RT miskin
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan
Program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Program Perlindungan Konsumen dan
pengamanan perdagangan
Peningkatan Pengawasan Perdagangan dan Tertib
Niaga
Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat sasaran Mengurangkan Beban Biaya RT Miskin Meningkatkan perlindungan sosial bagi penyandang
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 77
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Program Bantuan dan Jaminan Sosial serta
Perlindungan Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
masalah kesejahteraan sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Kegiatan Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunittas
Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Pelatihan Ketrampilan Berusaha Bagi Keluarga
Miskin
Peningkatan Manajemen Usaha Bagi Keluarga
Miskin
Pelatihan Ketrampilan Bagi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi
8.
Infrastruktur, Konektifitas dan Kemaritiman Meningkatnya kuantitas, kualitas dan pemerataan
jaringan jalan dan sarana transportasi darat,
laut/sungai dan udara untuk menunjang aktivitas
masyarakat.
Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi
(Darat Laut, Udara dan Inter-Moda)
Meningkatkan Kualitas Pembangunan Jalan dan
Jembatan
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
Meningkatkan pembangunan jalan dan penataan
pedestrian kota guna menunjang pertumbuhan
wilayah secara merata.
Program pembangunan jalan dan jembatan.
Kegiatan perencanaan pembangunan jalan.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan sail,
kecamatan lima puluh, kecamatan sukajadi,
kecamatan senapelan.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan rumbai.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan rumbai
pesisir.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan bukit raya.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan tampan.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan tenayan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 78
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
raya.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan payung
sekaki.
Kegiatan pembangunan jalan kecamatan marpoyan
damai.
Kegiatan pembangunan jalan sekota pekanbaru
(dana DAK).
Kegiatan / pembukaan jalan baru.
Meningkatkan ketersediaan sarana transportasi
massal
Program Peningkatan pelayanan angkutan
Kegiatan Pengembangan sarana dan prasarana
pelayanan jasa angkutan.
Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika Meningkatnya ketersediaan jaringan Fibre Optic (FO)
dan pemanfaatan telekomunikasi serta informasi
dalam penyebarluasan informasi dan perwujudan
cibercity
Meningkatkan penyediaan jaringan FO, teknologi
informasi dan pembangunan berbagai aplikasi e-
government dalam menunjang kinerja pembangunan
daerah.
Program pengembangan komunikasi, informasi
dan media massa.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan jaringan
komunikasi dan informasi.
Program kerjasama informasi dan media massa.
Kegiatan penyebarluasan informasi
penyelenggaraan pemerintah daerah.
Kegiatan pengelolaan website
www.pekanbaru.go.id.
9.
Pembangunan Wilayah Terciptanya pemanfaatan ruang yang efektif, efisien
dan merata sesuai dengan rencana tata ruang kota dan
rencana tata ruang kawasan strategis
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 79
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Menata ruang kota sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah Kota Pekanbaru yang meliputi aspek
perencanaan; pemberian ijin, pengawasan
pembangunan, peruntukan dan perubahan bentuk dan
fungsi bangunan dan lingkungan.
Program perencanaan tata ruang
Kegiatan Penetapan kebijakan tentang RDTRK,
RTRK, dan RTBL.
Kegiatan Penyusunan rencana detail tata ruang
kawasan.
Program pemanfaatn ruang.
Kegiatan monitoring, evalusai dan pelaporan
pemanfaatan tata ruang.
Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah
Tertinggal
Pembangunan Perdesaan
Reformasi Agraria
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
(kebakaran hutan)
Percepatan Pembangunan Papua
10.
Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Penguatan Pertahanan
Stabilitas Politik dan Keamanan
Kepastian hokum
Reformasi Birokrasi Meningkatkan Sarana Prasarana Pemerintahan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Menguatkan Sistem Administrasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Reformasi Birokrasi
Pelayanan publik yang mudah, efektif dan efisien
berorientasi pada kepuasan masyarakat
Meningkatkan kualitas pelayanan publik,
penyediaan sarana prasarana aparatur yang
memadai, menata sistem administrasi dan
manajemen pemerintahan dengan memanfaatkan e-
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 80
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
goverment, serta penerapan standar pelayanan.
Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi
kependudukan dan catatan sipil dengan penerapan
Sistem Informasi Kependudukan yang handal dan
terintegrasi.
Meningkatkan Kapasitas SDM Aparatur Pemerintah
Program Peningkatan Sumberdaya Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Bimbingan teknis implementasi peraturan
perundang-undangan
Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi calon
PNS Daerah
Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS
Daerah
Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi
bagi PNS daerah
Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
Ujian Sertifikasi
Bimbingan teknis bagi pejabat penilai SKP jabatan
structural
Bimbingan teknis bagi pejabat penilai SKP jabatan
fungsional
Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur
Pembinaan Jasmani dan Rohani ASN
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan
Administrasi Keuangan dan Aset Daerah
Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Meningkatnya pendapatan pemerintah dari swasta dan
masyarakat, dan kualitas pengelolaan keuangan serta
aset daerah yang semakin baik
Meningkatkan intensifikasi pendapatan asli daerah;
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 81
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
Intensifikasi Pendaftaran dan Pendataan Obyek dan
Subyek Pajak Daerah
Intensifikasi dan Ekstensifikasi PBB Sektor
Perkotaan
Meningkatkan kualitas, akuntabilitas dan
transparansipengelolaan keuangan dan asset daerah
berbasis acrual.
Program peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
Penyusunan Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Daerah
Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD
Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD
Penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang
Pertenggung jawaban Pelaksanaan APBD
Peningkatan manajeman aset/barang daerah
Implementasi Sisten Imformasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPDA)
Penyusunan Sistem Akuntasi Keuangan Daerah
Berbasis Akrual
Penyusuna SOP Pengelolaan Barang Milik Daerah
Sistem Informasi Pengelolaan BMD
Menguatkan Sistem dan Data Infromasi Pemerintahan
dan Kependudukan Meningkatkan kualitas dalam penataan arsip
daerah
Program Pengembangan Data/Infromasi
Program Penataan Administrasi Kependudukan Program perbaikan sistem administrasi kearsipan
Pembangunan data base informasi kearsipan
Pengklasifikasikan data
Penyusunan Pedoman Tata Kearsipan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 82
No PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS SASARAN PROVINSI RIAU SASARAN POKOK dan KEBIJAKAN RPJPD
KOTA PEKANBARU
Program penyelamatan dan pelestarian
dokumen/arsip daerah
Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk
informatika
Penilaian dan Akuisisi Arsip
Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan
prasarana kerasipan
Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 83
4.2.4. Kebijakan Belanja Daerah Berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan
Berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah daerah yang terdiri dari urusan
wajib dan urusan pilihan. Sesuai Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Pekanbaru, urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kota Pekanbaru terdiri dari :
a. Urusan Wajib
1. Pendidikan
Kebijakan Pembangunan pada urusan pendidikan adalah:
- Pengembangan BOS, Beasiswa dan Beasiswa tidak mampu
- Subsidi satuan pendidikan sampai dengan pendidikan menengah
- Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik dan kependidikan
- Fasilitasi pengembangan sarana prasarana belajar
- Fasilitasi kegiatan PKBM dan Lembaga pendidikan keterampilan (sanggar
belajar)
2. Kesehatan
Kebijakan Pembangunan pada urusan Kesehatan adalah :
- Pembangunan Rumah Sakit Type C
- Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
- Penyehatan lingkungan sehat melalui pemberdayaan masyarakat yang sdar
lingkungan
- Perlindungan konsumen melalui pemberdayaan Balai Pengawasan Obat dan
Makanan
- Pemberantasan penyakit menular melalui program promotif dan preventif
- Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang terstandarisasi dengan
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi
- Peningkatan performan sarana Puskesmas dan jaringannnya yang nyaman
- Terciptanya pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif untuk masyarakat
- Terpeliharanya sarana prasarana rumah sakit
- Terpenuhinya persyaratan UKL dan UPL
- Terbentuknya Badan Pemeliharaan Jaminan Sosial (BPJS)
- Peningkatan kesehatan dan kualitas gizi bayi, balita dan ibu melalui
pendidikan dan pemberian makanan tambahan
3. Pekerjaan Umum
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 84
Kebijakan Pembangunan pada urusan pekerjaan umum adalah :
- Membuat rencana induk jaringan jalan
- Membangun akses jalan baru ke daerah pinggiran dan kawasan strategis
- Pembangunan jalan jalan dan jembatan
- Penyusunan DED Drainase Kota Pekanbaru
- Pembebasan lahan untuk pembangunan waduk
- Membangun jaringan drainase yang terpadu
- Penyusunan Master Plan Pusat Perkantoran Kota Pekanbaru
- Review Master Plan Water Front City
- Review Master Plan Kawasan Industri Tenayan
- Pembebasan lahan
- Pembangunan Kawasan Perkantoran Kota Pekanbaru
- Pembangunan Kawasan Water Front city
- Sosialisasi, pembangunan turab dan normalisasi sungai
- Penyusunan rencana penataan kawasan kumuh
- Menata kawasan kumuh di kota Pekanbaru
4. Perumahan
Kebijakan Pembangunan pada urusan perumahan adalah :
- Pembangunan sarana dan prasarana rumah rumah sederahana sehat
- Penyusunan norma standar dan manual
- Fasilitasi pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan
rendah
- Menyusun rencana pengelolaan air minum di kota Pekanbaru
- Penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat miskin (SPM mini)
- Pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih
- Membangun instalasi dan jaringan air bersih Pekanbaru Selatan
- Membangun sarana dan prasarana dasar sanitasi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
- Memelihara prasarana dan sarana air limbah
- Memfasilitasi pembangunan IPAL sistem terpusat maupun komunal dan
pendukungnya.
5. Penataan Ruang
Kebijakan Pembangunan pada urusan penataan ruang adalah :
- Pengendalian Rencana Tata Ruang dan Pedoman Pemanfaatan Ruang
- Penyediaan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
6. Perencanaan Pembangunan
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 85
Kebijakan Pembangunan pada urusan Perencanaan Pembangunan adalah:
- Menghasilkan perencanaan program dan budgeting yang akuntabel dan sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJM
- Melaksanakan model perencanaan partisipatif (participatory planning) tingkat
SKPD untuk membuat perencanaan yang bermutu dan akuntabel.
- Melibatkan peran serta perguruan tinggi, lembaga penelitian dan masyarakat
secara institusional sesuai dengan kebutuhan daerah dalam rangka percepatan
dan peningkatan mutu serta akuntabilitas perencanaan dan implementasi
pembangunan.
7. Dinas Perhubungan
Kebijakan Pembangunan pada urusan Dinas Perhubungan adalah :
- Penetapan jangkauan moda transportasi
- Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
- Peningkatan pengelolaan terminal angkutan sungai, danau dan penyeberangan
- Penetapan kawasan-kawasan tertib lalu-lintas
- Penyuluhan tertib lalu lintas kepada pelaku transportasi
- Menambah Rute / Koridor Trans Metro Pekanbaru dan Armadanya Sehingga
Menjangkau Seluruh Wilayah Kota dan Pengaturan Sirkulasi Angkutan Barang
8. Lingkungan Hidup
Kebijakan Pembangunan pada urusan Lingkungan Hidup adalah :
- Tersedianya Armada Sarana dan Prasarana dan Perubahan Paradigma
Penanganan Sampah dan Pola Lama Yaitu Kumpul Angkut dan Buang Menjadi
Kumpul Angkut dan Olah
- Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengangkutan Sampah Rumah Tangga
- Penataan dan Perawatan Taman Kota dan Taman Bermain
- Pelayanan Penerangan Jalan Umum Secara Merata.
9. Kependudukan dan Catatan Sipil
Kebijakan Pembangunan pada Urusan Kependuduk dan catatan sipil adalah:
- Penataan dan peningkatan kapasitas SDM aparatur agar lebih profesional
sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi masyarakat.
- Penyempurnaan tertib administrasi bidang kependudukan.
- Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan bidang
kependudukan.
- Penyempurnaan sistim pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan
pengelolaan informasi kependudukan.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 86
10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kebijakan Pembangunan pada urusan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak adalah :
- Melakukan Sosialisasi dan Pengembangan Kebijakan Pengarustamaan Gender,
Perlindungan Perempuan dan Anak.
- Sosial
- Kebijakan Pembangunan pada urusan Sosial adalah :
- Meningkatkan Kemandirian Para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
- Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Penyelenggara Kesejahteraan
Sosial Dalam Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial
- Meningkatkan Kepedulian Sosial, Partisipasi dan Pemakaman Masyarakat
Serta Dunia Usaha Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Terhadap Masalah
Kesejahteraan Sosial.
11. Tenaga Kerja
Kebijakan Pembangunan pada urusan Tenaga Kerja adalah :
- Meningkatkan Keterampilan Tenaga Kerja dan Mendorong Kearah SDM yang
Produktif Melalui Pelatihan dan Perniagaan
- Penyaluran Pencari Kerja di Sektor Formal dan Informal Serta Memberikan
Peluang Kepada Tenaga Kerja Diberbagai Sektor
- Membina Lembaga Ketenaga Kerjaan dan Mengembangkan Hubungan
Industrial dan Melaksanakan Pengawasan Ketenaga Kerjaan.
12. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Kebijakan Pembangunan pada urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
adalah :
- Peningkatan SDM Pengurus dan Anggota Koperasi, UMKM, Usaha Ekonomi
Kreatif
- Pembinaan dan Penguatan Lembaga dan Modal Koperasi, UMKM dan Ekonomi
Kreatif.
13. Penanaman Modal
Kebijakan Pembangunan Pada urusan Penanaman Modal adalah :
- Melaksanakan Kajian Potensi dan Peluang Investasi, Pameran Investasi dan
Koordinasi dengan Dunia Usaha.
14. Kebudayaan
Kebijakan Pembangunan Pada urusan kebudayaan adalah :
- Meningkatkan apresiasi dan ekspresi masyarakat terhadap budaya melayu.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 87
- Meningkatkan apresiasi seni peserta didik terhadap budaya melayu dalam
kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan nilai-nilai budaya melalyu melalui kurikulum muatan lokal.
- Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial dan
budaya
- Meningkatkan kualitas pengendalian pembangunan daerah di bidang sosial
dan budaya
- Pengembangan kawasan Kota Lama (Senapelan) sebagai Pusat Kebudayaan
Melayu melalui rehabilitasi bangunan bersejarah dan penataan kawasan
permukiman yang mampu merefleksikan cikal bakal wajah Kota Pekanbaru
pada masa lampau.
- Menginstruksikan kepada Sekolah-sekolah Mulai dari Taman Kanak-kanak
sampai ke Perguruan Tinggi, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Karyawan
Perhotelan, Rumah Makan dan Restoran, BUMD untuk memakai pakaian
Melayu setiap hari Jum’at sesuai dengan Perda Nomor 12 Tahun 2001
- Menginstruksikan kepada pihak Rumah Makan Restoran, Perhotelan untuk
menyediakan dan menyajikan masakan makanan khas Melayu Riau Kota
Pekanbaru
- Mendirikan Industri pembuatan songket Melayu melalui Dekranasda Kota
Pekanbaru
- Melestarikan Tata Upacara Adat Perkawinan Melayu dengan cara mengadakan
Pagelaran Tata Upacara Adat dan Upacara Tradisi lainnya.
- Melestarikan Tunjuk Ajar Budaya Melayu.
15. Pemuda dan Olahraga
Kebijakan Pembangunan pada urusan Pemuda dan Olahraga adalah :
- Meningkatkan Peran Serta Remaja Masjid
- Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan Organisasi Kepemudaan
- Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Pemuda
- Meningkatkan Pengetahuan Pemuda Akan Bahaya Narkoba
- Mengembangkan Kebijakan Manajemen Olahraga Sesuai dengan Standar
Nasional
- Sosialisasi Berkesinambungan Melalui Kerjasama Antar Dunia Industri,
Masyarakat dan Pemerintah. Memperbanyak Kompetensi dan Pertandingan
- Menserasikan Sarana Olahraga dan Rekreasi Pada Lapangan Olahraga
Terpadu.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 88
16. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kebijakan pembangunan pada urusan Bangsa dan Politik Dalam Negeri adalah :
- Membina Potensi yang ada di Masyarakat
- Terciptanya Ketertiban dan Keamanan Masyarakat yang Kondusif
- Melaksanakan Pendidikan Politik Kepada Masyarakat
- Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Umum Masyarakat.
17. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Kebijakan pembangunan pada urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan adalah :
- Peningkatan kinerja dan pemberdayaan aparatur yang jujur, profesional dan
inovatif
- Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui program Layanan Pengadaan
Secara Elektronik serta pengembangan dan peningkatan kinerja Badan
Pelayanan Terpadu sebagai unit pelayanan mandiri.
- Mengembangkan gerakan bersama perwujudan clean government dan good
governance.
18. Ketahanan Pangan
Kebijakan pembangunan pada urusan Ketahanan Pangan adalah:
- Mengembangkan subsistem ketahanan pangan secara sinergis dan
berkelanjutan dalam mempercepat peningkatan kesejahteraan petani dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan tetap mengacu pada
keunggulan kompetitif
- Mengembangkan kawasan yang memiliki potensi dengan mewujudkan kondisi
yang kondusif, penyediaan pelayanan, insentif usaha yang mengacu pada
system usaha tani dan komodity terpadu untuk meningkatkan pendapatan
petani, merangsang dunia usaha dan perwujudan ketahanan pangan.
- Meningkatkan penyelenggaraan system penyuluhan pertanian dan dengan
meningkatkan peran kelembagaan penyuluh pertanian (BPP, Kelompok tani,
KTNA), serta peningkatan kualitas tenaga fungsional penyuluh pertanian.
19. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
- Kebijakan pembangunan urusan Pemberdayaan Masyakat dan Desa adalah
Mengembangkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dan desa.
20. Statistik
- Kebijakan pembangunan pada urusan Statistik adalah Meningkatkan
ketersediaan data statistik yang akurat dan akuntabel untuk menunjang
proses perencanaan pembangunan daerah
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 89
21. Kearsipan
Kebijakan pembangunan pada urusan Kearsipan adalah :
- Meningkatkan Jumlah Kunjungan dan Pemanfaatan Jasa Perpustakaan Serta
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kepustakawanan
- Pelayanan Publik Terhadap Informasi Arsip
22. Komunikasi dan Informastika
Kebijakan pembangunan pada Komunikasi dan Informatika adalah :
- Menyebarkan pembangunan jaringan teknologi informatika (internet dan
intranet) di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru,
- Mempermudah pelayanan akses informasi kepada publik serta meningkatkan
kemampuan PNS di bidang teknologi informasi.
b. Urusan Pilihan
1. Pertanian
Kebijakan pembangunan pada urusan pertanian adalah :
- Ekstensifikasi Lahan Pertanian / Perkebunan
- Tersedianya Protein Nabati dan Hewani yang Cukup
- Tersedianya Kualitas Hasil Peternakan yang Sehat Bagi Konsumen.
2. Kehutanan
Kebijakan pembangunan pada urusan kehutanan adalah :
- Perencanaan pengembangan tanaman pangan kehutanan/ perkebunan.
- Mengembangkan dan meningkatkan hasil kehutanan/ perkebunan.
- Rehabilitasi dan pemanfaatan sumber daya kehutanan/ perkebunan.
- Pengembangan promosi dan penyebarluasan informasi produk kehutanan/
perkebunan.
- Peningkatan sumber daya aparatur dan petugas lapangan.
3. Energi Sumber Daya Mineral
Kebijakan pembangunan pada urusan Energi Sumber Daya Alam adalah:
- Melakukan pengkajian dan inventarisasi pengembangan sumberdaya alam
- Melakukan survey pengembangan pembangkit sumberdaya listrik
bekerjasama dengan PLN
- Melakukan pengembangan sumberdaya listrik dengan tenaga pembangkit
tenaga surya
- Melakukan pengkajian kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan LPG sebagai
konversi minyak tanah ke LPG
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 90
4. Pariwisata
Kebijakan pembangunan pada urusan Pariwisata adalah :
- Mengembangkan objek-objek wisata yang ada di Kota Pekanbaru terutama
Danau Buatan serta mengisi iven-iven tahunan sekaligus mempromosikan
Kota Pekanbaru.
- Melakukan Peningkatan Pusat Perbelanjaan Pasar Bawah menjadi Pasar
Wisata Belanja.
- Menampilkan berbagai kesenian melayu pada event-event baik didalam
negeri maupun di luar negeri
5. Kelautan dan Perikanan
Kebijakan pembangunan pada urusan Kehutanan adalah :
- Perencanaan pengembangan perikanan.
- Mengembangkan dan meningkatkan hasil perikanan.
- Mengembangkan dan meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana
perikanan.
- Rehabilitasi dan pemanfaatan sumber daya perikanan.
- Pengembangan promosi dan penyebarluasan informasi produk perikanan.
- Peningkatan sumber daya aparatur dan petugas lapangan.
6. Perdagangan
Kebijakan pembangunan pada urusan Perdagangan adalah :
- Menfasilitasi Penyelesaian Permasalahan – Permasalahan Pengaduan
Konsumen
- Melakukan Pengawasan Terhadap Barang Beredar dan Jasa Secara
Kontinyu
- Penyiapan SDM Tenaga Ahli Penera
- Pembinaan Terhadap Pelaku Usaha Melalui Sosialisasi
- Mengikuti Event Pameran Produk IKM di Dalam Negeri
- Pembinaan Terhadap Pelaku Usaha Melalui Sosialisasi
- Mengikuti Event Pameran Produk IKM di Luar Negeri
- Menata dan Meningkatkan Pengelolaan Pasar – Pasar Tradisional
- Meningkatkan Kebersihan dan Keamanan Pasar (Dinas Pasar )
- Meningkatkan Kebersihan dan Tenaga Pengaman Pasar (Dinas Pasar)
- Meningkatkan Kelayakan Sarana Perdagangan dan Kantor (Dinas Pasar)
- Melaksanakan Diklat Keuangan dan Kesekretariatan (Peningkatan
Profesional Aparatur Dinas Pasar)
- Penyispan Fasilitas Pasar Induk
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 91
- Peningkatan Pelayanan Pelaku Usaha dan Konsumen Melalui Penyediaan
Pasar Induk
- Mensosialisasikan PERDA Baru Tentang Retribusi Kepada Wajib Retribusi
- Pelaksanaan Kunjungan Kerja ke Daerah yang Memiliki Pasar Tradisional
yang Pengelolaannya Lebih Baik
- Pelaksanaan Pendataan Kios dan Los (Menyusun Data kios, Los dan Buku
Registrasi Penerimaan Kios)
- Pelaksanaan Penyuluhan Terhadap Pedagang Kaki Lima
- Penyiapan PERWAKO dan Pelaksanaan Sosialisasi kepada Para Pedagang
- Penyampaian Hasil Pemantauan yang ditemui di Pasar
- Penyiapan Data Pedagang K-5 se – Kota Pekanbaru (Melakukan Pendataan
Pedagang K-5 se-Kota Pekanbaru
- Penyediaan Tenaga, Sarana dan Prasarana Kebersihan Pasar.
7. Industri
Kebijakan pembangunan pada urusan Industri adalah :
- Meningkatkan Daya Saing Produksi
- Menumbuh Kembangkan KUB, Melakukan Pembinaan dan Penyuluhan
Terhadap IKM
- Penyiapan Tempat Untuk Para Pengrajin Rotan dan IKM Lainnya Dalam
Satu Lokasi (Kawasan)
4.3. PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik yang
berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang perlu di bayar atau yang
akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksud untuk
menutup devisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pencairan sisa lebih
perhitungan tahun yang lalu dan dari hasil divestasi. Sementara pengeluaran pembiayaan
antara lain digunakan penyertaan modal oleh pemerintah, untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD
dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil
dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar
dibandingkan beban. Untuk menutup defisit dan surplus diberlakukan pembiayaan daerah.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 92
4.3.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya. Penerimaan
Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan Kembali Penyertaan Modal
Daerah.
Kebijakan penerimaan pembiayaan mencakup :
1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA).
2. Pencairan Dana Cadangan.
3. Hasil Penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
4. Penerimaan pinjaman daerah.
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman.
6. Penerimaan piutang daerah.
7. Penerimaan dana bergulir.
8. Penerimaan hasil penarikan.
Pada APBD Tahun Anggaran 2018 Penerimaan Pembiayaan berasal dari Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang lalu (SiLPA) Tahun 2017 diperkirakan
sebesar Rp.1.500.000.000,- sedangkan APBD Tahun Anggaran 2017 sebesar
Rp.1.500.000.000,- atau tidak mengalami kenaikan/penurunan.
4.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan dapat ditempuh melalui :
1. Pembentukan dana cadangan.
2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.
3. Pembayaran pokok utang.
4. Pemberian pinjaman daerah.
5. Pemberian dana bergulir.
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 93
Sesuai Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Penyertaan Modal Daerah dan Penambahan Penyertaan Modal Daerah kepada Badan
Usahan Milik Daerah dan Badan Hukum Lainnya Pemerintah Kota Pekanbaru pada
APBD Tahun Anggaran 2018 menambah penyertaan modal daerah pada :
1. PDAM Tirta Siak Pekanbaru sebesar Rp.2.850.000.000,-
2. PT. Pembangunan Kota Pekanbaru sebesar Rp.400.000.000,-
3. PT. Bank Perkreditan Rakyat Kota Pekanbaru sebesar Rp.1.000.000.000,-
Selain penambahan penyertaan modal diatas, Pemerintah Kota Pekanbaru juga
merencanakan penambahan penyertaan modal pada PDAM Tirta Siak Pekanbaru
sebesar Rp.20.000.000.000,-
Kebijakan Umum APBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran. 2018 | 94
BAB V
P E N U T U P
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru ini
dibuat untuk menjadi acuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2018.
Berdasarkan hal tersebut diatas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum
APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (RAPBD) Tahun Anggaran 2018, Kebijakan
pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2018.
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2018.
PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KOTA PEKANBARU, selaku,
PIHAK KEDUA
S A H R I L Ketua
SIGIT YUWONO Wakil Ketua
JHON ROMI SINAGA Wakil Ketua
SONDIA WARMAN Wakil Ketua
Pekanbaru, 20 Nopember 2017
WALIKOTA PEKANBARU selaku,
PIHAK PERTAMA
H. F I R D A U S