ASO FLUORO-new

19
NIA KRISTININGRUM, S.Farm., M.Farm., Apt. ANALISIS SEDIAAN OBAT DENGAN METODE SPEKTROFLUOROMETRI

Transcript of ASO FLUORO-new

NIA KRISTININGRUM, S.Farm., M.Farm., Apt.

ANALISIS SEDIAAN OBAT DENGAN

METODE SPEKTROFLUOROMETRI

Metode spektrofluorometri

Spektrofotometri fluoresensi merupakan suatu proseduryang

menggunakan pengukuran intensitas cahaya fluoresensi yang

dipancarkan oleh zat uji dibandingkan dengan yang dipancarkan

oleh suatu baku tertentu.

Pada umumnya cahaya yang diemisikan oleh

larutan berfluoresensi mempunyai intensitas maksimum pada

panjang gelombang yang biasanya 20 nm hingga 30 nm lebih

panjang dari panjang gelombang radiasi eksitasi(gelombang pita

penyerapan sinar yang membangkitkannya).

Lightsource

Excitation(prymary)

filter

Excitation filter

Sampel cell

Transmitted Light

Fluorecent(emitted)

light

Fluorecence(secondary)

filter

PhototubePhotomultiplier tube

KEUNTUNGAN METODE

SPEKTROFLUOROMETRI

SENSITIF

SPESIFIK

RENTANG KONSENTRASI YANG LEBAR

SEDERHANA DAN CEPAT

MURAH

Hubungan Struktur Molekul dan

Fluoresensi

Senyawa yang berfluoresensi umumnya mempunyai

gugus aromatis dengan energi yang rendah

Kebanyakan hidrokarbon aromatis yang tidak

tersubstitusi dapat berfluoresensi fluoresensi

meningkat dg meningkatnya jumlah cincin dan

derajat kondensasi

Heterosiklik sederhana tidak menunjukkan sifat

fluoresensi

Hubungan Struktur Molekul dan

Fluoresensi

Struktur molekul yang mempunyai ikatan rangkap mempunyai

sifat fluoresensi karena strukturnya kaku dan planar

EDG (OH-, -NH2, OCH3) yang terikat pada sistem π dapat

menaikkan intensitas fluoresensi

EWG (NO2, Br, I, CN, COOH) dapat menurunkan bahkan

menghilangkan sifat fluoresensi

Penambahan ikatan rangkap (aromatik polisiklik) dapat

menaikkan fluoresensi

Dengan suatu pereaksi tertentu, senyawa yang

tidak berfluoresensi dapat diubah menjadi senyawa

yang berfluoresensi. Metode ini penting baik untuk senyawa

organik maupun anorganik, dan banyak senyawa anorganik

membentuk kompleks yang mudah berfluoresensi dengan

pereaksi organik. Misalnya :Vitamin B1 dalam sediaan Farmasi

atau makanan dapat ditetapkan secara spektrofluorimetri setelah

dioksidasi menjadi tiokrom yang mudah berfluoresensi.

Pada larutan dengan konsentrasi tinggi, sebagian besar cahaya

diserap lapisan larutan yang paling dulu kontak dengan radiasi

eksitasi, sehingga fluoresensi hanya terjadi pada bagian yang

menyerap cahaya tersebut. Dengan demikian, pada analisis

kuantitatif harus digunakan larutan yang encer (serapan tidak lebih

dari 0,02) supaya dapat memenuhi persamaan fluoresensi:

F = 2,3IoQabc atau F = kc

Keterangan:

F = fluoresensi k = konstan = 2,3Ioabc

Io = intensitas sumber cahaya Q = efisiensi fluoresensi

a = daya serap b = tebal larutan c = konsentrasi

Tahapan

dibuat kurva kalibrasi

mengukur intensitas fluoresensi dari zat

yang diperiksa, lalu membaca konsentrasi

dari kurva kalibrasi tersebut

Selama pengukuran, kondisi percobaan

harus dijaga supaya tetap konstan

Hal-hal yang perlu diperhatikan

Konsentrasi

Perlu larutan yang 10-100 kali lebih encer daripada analisa

spektrofotometri.

Radiasi eksitasi

Memerlukan cahaya monokromatik. Untuk eksitasi cahaya

monokromatik sangat esensial, karena intensitas berubah-ubah

sesuai dengan panjang gelombang.

Oksigen terlarut

Adanya oksigen terlarut dalam larutan cuplikan menyebabkan intensitas fluoresensi berkurang sebab Oksigen terlarut oleh pengaruh cahaya dapat mengoksidasi senyawa yang diperiksa

pH

Perubahan pH mempunyai efek yang nyata terhadap fluoresensi. Mempengaruhi keseimbangan bentuk molekul dan ion

Fotodekomposisi

Diperlukan sumber cahaya dengan intensitas tinggi sehingga penguraian zat yang diperiksa lebih besar.

Suhu

Perubahan suhu menyebabkan perubahan frekuensi benturan molekul-molekul.

Perhitungan kadar

Fsampel – Flb

Csampel = ————- x Cbaku

Fbaku – Flb

Menggunakan persamaan regresi kurva baku

Spektrofluorometri untuk mengukur

kadar Kinin Sulfat

Disiapkan larutan standard kinin yaitu 0.1, 0.15, 0.2, 0.25,

0.3 ppm dengan pengenceran dari larutan stok dengan 0,1 N

H2SO4

Dilakukan pengukuran blanko, larutan standar dan sampel

soal

Bagaimanakah cara pembuatan larutan standar?

Hitunglah kadar analit dalam sampel

Intensitas

blanko 0.4

Standar 0.1 ppm 14

Standar 0.15 ppm 19.9

Standar 0.2 ppm 26

Standar 0.25 ppm 32

Standar 0.3 ppm 39

Sampel 31

Panjang gelombang (λ) eksitasi : 350 nm

Panjang gelombang(λ) emisi : 300-400 nm Panjang

Gelombang (λ) max : 450 nm