ASO FLUORO-new
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of ASO FLUORO-new
Metode spektrofluorometri
Spektrofotometri fluoresensi merupakan suatu proseduryang
menggunakan pengukuran intensitas cahaya fluoresensi yang
dipancarkan oleh zat uji dibandingkan dengan yang dipancarkan
oleh suatu baku tertentu.
Pada umumnya cahaya yang diemisikan oleh
larutan berfluoresensi mempunyai intensitas maksimum pada
panjang gelombang yang biasanya 20 nm hingga 30 nm lebih
panjang dari panjang gelombang radiasi eksitasi(gelombang pita
penyerapan sinar yang membangkitkannya).
Lightsource
Excitation(prymary)
filter
Excitation filter
Sampel cell
Transmitted Light
Fluorecent(emitted)
light
Fluorecence(secondary)
filter
PhototubePhotomultiplier tube
KEUNTUNGAN METODE
SPEKTROFLUOROMETRI
SENSITIF
SPESIFIK
RENTANG KONSENTRASI YANG LEBAR
SEDERHANA DAN CEPAT
MURAH
Hubungan Struktur Molekul dan
Fluoresensi
Senyawa yang berfluoresensi umumnya mempunyai
gugus aromatis dengan energi yang rendah
Kebanyakan hidrokarbon aromatis yang tidak
tersubstitusi dapat berfluoresensi fluoresensi
meningkat dg meningkatnya jumlah cincin dan
derajat kondensasi
Heterosiklik sederhana tidak menunjukkan sifat
fluoresensi
Hubungan Struktur Molekul dan
Fluoresensi
Struktur molekul yang mempunyai ikatan rangkap mempunyai
sifat fluoresensi karena strukturnya kaku dan planar
EDG (OH-, -NH2, OCH3) yang terikat pada sistem π dapat
menaikkan intensitas fluoresensi
EWG (NO2, Br, I, CN, COOH) dapat menurunkan bahkan
menghilangkan sifat fluoresensi
Penambahan ikatan rangkap (aromatik polisiklik) dapat
menaikkan fluoresensi
Dengan suatu pereaksi tertentu, senyawa yang
tidak berfluoresensi dapat diubah menjadi senyawa
yang berfluoresensi. Metode ini penting baik untuk senyawa
organik maupun anorganik, dan banyak senyawa anorganik
membentuk kompleks yang mudah berfluoresensi dengan
pereaksi organik. Misalnya :Vitamin B1 dalam sediaan Farmasi
atau makanan dapat ditetapkan secara spektrofluorimetri setelah
dioksidasi menjadi tiokrom yang mudah berfluoresensi.
Pada larutan dengan konsentrasi tinggi, sebagian besar cahaya
diserap lapisan larutan yang paling dulu kontak dengan radiasi
eksitasi, sehingga fluoresensi hanya terjadi pada bagian yang
menyerap cahaya tersebut. Dengan demikian, pada analisis
kuantitatif harus digunakan larutan yang encer (serapan tidak lebih
dari 0,02) supaya dapat memenuhi persamaan fluoresensi:
F = 2,3IoQabc atau F = kc
Keterangan:
F = fluoresensi k = konstan = 2,3Ioabc
Io = intensitas sumber cahaya Q = efisiensi fluoresensi
a = daya serap b = tebal larutan c = konsentrasi
Tahapan
dibuat kurva kalibrasi
mengukur intensitas fluoresensi dari zat
yang diperiksa, lalu membaca konsentrasi
dari kurva kalibrasi tersebut
Selama pengukuran, kondisi percobaan
harus dijaga supaya tetap konstan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Konsentrasi
Perlu larutan yang 10-100 kali lebih encer daripada analisa
spektrofotometri.
Radiasi eksitasi
Memerlukan cahaya monokromatik. Untuk eksitasi cahaya
monokromatik sangat esensial, karena intensitas berubah-ubah
sesuai dengan panjang gelombang.
Oksigen terlarut
Adanya oksigen terlarut dalam larutan cuplikan menyebabkan intensitas fluoresensi berkurang sebab Oksigen terlarut oleh pengaruh cahaya dapat mengoksidasi senyawa yang diperiksa
pH
Perubahan pH mempunyai efek yang nyata terhadap fluoresensi. Mempengaruhi keseimbangan bentuk molekul dan ion
Fotodekomposisi
Diperlukan sumber cahaya dengan intensitas tinggi sehingga penguraian zat yang diperiksa lebih besar.
Suhu
Perubahan suhu menyebabkan perubahan frekuensi benturan molekul-molekul.
Perhitungan kadar
Fsampel – Flb
Csampel = ————- x Cbaku
Fbaku – Flb
Menggunakan persamaan regresi kurva baku
Spektrofluorometri untuk mengukur
kadar Kinin Sulfat
Disiapkan larutan standard kinin yaitu 0.1, 0.15, 0.2, 0.25,
0.3 ppm dengan pengenceran dari larutan stok dengan 0,1 N
H2SO4
Dilakukan pengukuran blanko, larutan standar dan sampel
soal
Bagaimanakah cara pembuatan larutan standar?
Hitunglah kadar analit dalam sampel
Intensitas
blanko 0.4
Standar 0.1 ppm 14
Standar 0.15 ppm 19.9
Standar 0.2 ppm 26
Standar 0.25 ppm 32
Standar 0.3 ppm 39
Sampel 31
Panjang gelombang (λ) eksitasi : 350 nm
Panjang gelombang(λ) emisi : 300-400 nm Panjang
Gelombang (λ) max : 450 nm