Analisis-Potensi-Wisata-Alam-di-Kabupaten-Purworejo-Tahun ...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah 1. Letak, Batas dan Luas Wilayah a. Letak Secara astronomis berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000 tahun 2000 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Kabupaten Purworejo terletak antara 7°32’ - 7°54’ LS dan 109°47’28” - 110°08’20” BT. b. Batas Secara administrasi Kabupaten Purworejo berbatasan langsung dengan Kabupaten lain dan Samudera Hindia. Berikut ini adalah batas-batas administrasi Kabupaten Purworejo: Sebelah utara : Kabupaten Wonosobo dan Magelang Sebelah selatan : Samudera Hindia Sebelah barat : Kabupaten Kebumen Sebelah timur : Kabupaten Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta) Secara visual administrasi Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada peta 1. berikut: 60

Transcript of Analisis-Potensi-Wisata-Alam-di-Kabupaten-Purworejo-Tahun ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah

1. Letak, Batas dan Luas Wilayah

a. Letak

Secara astronomis berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000

tahun 2000 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan

Nasional (Bakosurtanal), Kabupaten Purworejo terletak antara 7°32’ - 7°54’ LS

dan 109°47’28” - 110°08’20” BT.

b. Batas

Secara administrasi Kabupaten Purworejo berbatasan langsung dengan

Kabupaten lain dan Samudera Hindia. Berikut ini adalah batas-batas administrasi

Kabupaten Purworejo:

Sebelah utara : Kabupaten Wonosobo dan Magelang

Sebelah selatan : Samudera Hindia

Sebelah barat : Kabupaten Kebumen

Sebelah timur : Kabupaten Kulon Progo

(Daerah Istimewa Yogyakarta)

Secara visual administrasi Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada peta 1.

berikut:

60

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

c. Luas

Berdasarkan data dalam Kabupaten Purworejo Dalam Angka tahun 2011,

Kabupaten Purworejo memiliki luas daerah 1.034,81752 Km². Kabupaten

Purworejo terbagi menjadi 16 Kecamatan. Berdasarkan data statistik dari BPS

Kabupaten Purworejo, Kecamatan terluas adalah Kecamatan Bruno dengan luas

108,43 Km² atau 10,48 % dari luas Kabupaten. Kecamatan dengan luas terkecil

adalah Kecamatan Kutoarjo dengan luas 37,59 Km² atau 3,63 % dari luas

Kabupaten. Luas masing-masing kecamatan disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Luas Kecamatan di Kabupaten Purworejo

No. Kecamatan Luas

Km² %

1. Grabag 64,92 6,27

2. Ngombol 55,27 5,34

3. Purwodadi 53,96 5,21

4. Bagelen 63,76 6,16

5. Kaligesing 74,73 7,22

6. Purworejo 52,72 5,09

7. Banyuurip 45,09 4,36

8. Bayan 43,21 4,18

9. Kutoarjo 37,59 3,63

10. Butuh 46,08 4,45

11. Pituruh 77,42 7,48

12. Kemiri 92,05 8,90

13. Bruno 108,43 10,48

14. Gebang 71,86 6,94

15. Loano 53,65 5,18

16. Bener 94,08 9,09

Jumlah 1034,82 100,00 Sumber: Kabupaten Purworejo Dalam Angka Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data Kabupaten Purworejo Dalam Angka tahun 2011,

Penggunaan Lahan di Kabupaten Purworejo dibagi menjadi 3 yaitu penggunaan

lahan sebagai lahan sawah, bukan lahan sawah dan bukan lahan pertanian.

Penggunan lahan di Kabupaten Purworejo tercatat 30.061 Ha atau 29,05% sebagai

lahan sawah, 56.509 Ha atau 54,61% sebagai bukan lahan sawah, dan 16.912 Ha

atau 16,34% sebagai bukan lahan pertanian. Secara rinci penggunaan lahan di

Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada tabel 4.2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.2. Penggunaan Lahan Kabupaten Purworejo Tahun 2011

No. Kecamatan

Luas (ha)

Jumlah Prosentase Lahan Sawah

Bukan Lahan Sawah

Bukan Lahan Pertanian

1. Grabag 2.651 3.202 639 6.492 6,27

2. Ngombol 3.419 1.415 693 5.527 5,34

3. Purwodadi 2.713 2.015 668 5.396 5,21

4. Bagelen 509 5.305 562 6.376 6,16

5. Kaligesing 149 4.573 2.751 7.473 7,22

6. Purworejo 1.546 3.483 243 5.272 5,09

7. Banyuurip 2.780 1.380 349 4.509 4,36

8. Bayan 1.823 1.985 513 4.321 4,18

9. Kutoarjo 1.976 516 1.267 3.759 3,63

10. Butuh 2.683 1.177 748 4.608 4,45

11. Pituruh 2.472 4.002 1.268 7.742 7,48

12. Kemiri 1.595 6.634 976 9.205 8,90

13. Bruno 1.599 5.409 3.835 10.843 10,48

14. Gebang 1.667 4.440 1.079 7.186 6,94

15. Loano 1.027 3.833 505 5.365 5,18

16. Bener 1.452 7.140 816 9.408 9,09

Jumlah 30.061 56.509 16.912 103.482 100,00 Sumber: Kabupaten Purworejo Dalam Angka Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3. Iklim

Secara umum keadaan iklim di Kabupaten Purworejo sama dengan daerah

lain di Indonesia yaitu beriklim tropis. Pada bulan Juni hingga September terjadi

musim kemarau dan bulan Oktober hingga Maret terjadi musim penghujan. Masa

peralihan berlangsung antara bulan April hingga September.

Iklim di setiap daerah dapat berbeda, tergantung dari unsur-unsur

penyusun, diantaranya kecepatan angin, intensitas curah hujan, kelembapan udara,

temperatur, letak, jarak dari matahari dan tinggi suatu tempat. Berkaitan dengan

hal tersebut untuk mngetahui curah hujan pada daerah penelitian digunakan dasar

klasifikasi dari Schmidt & Ferguson dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

Q = __________________________

Keterangan:

Q = Quontient

Bulan basah = bulan yang rata-rata curah hujannya > 100 mm

Bulan lembab = bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60-100 mm

Bulan kering = bulan yang rata-rata curah hujannya < 60 mm

Berdasarkan nilai Q yang diperoleh, menurut Schmidt & Ferguson tipe

curah hujan digolongkan menjadi 8 tipe seperti dapat dilihat dibawah ini.

Rata – rata jumlah bulan kering

Rata – rata jumlah bulan basah

X 100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4.3. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt & Ferguson

No. Tipe Nilai Sifat

1. A 0,0 % ≤ Q < 14,3% Sangat basah

2. B 14,3% ≤ Q < 33,3% Basah

3. C 33,3% ≤ Q < 60,0% Agak basah

4. D 60,0% ≤ Q < 100% Sedang

5. E 100% ≤ Q < 167% Agak Kering

6. F 167% ≤ Q < 300% Kering

7. G 300% ≤ Q < 700% Sangat kering

8. H 700% ≤ Q ~ Luar biasa kering

Sumber: Handoko (1995: 169) dalam skripsi Novika Pradanesti (2010: 6)

Klasifikasi iklim di Kabupaten Purworejo dihitung berdasarkan metode

perhitungan menurut Schmidt & Ferguson. Berikut ini adalah data curah hujan di

Kabupaten Purworejo untuk 10 tahun terakhir:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 4.4. Curah Hujan Kabupaten Purworejo Tahun 2003 ‒ 2012

Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Purworejo

No. Bulan Curah Hujan (mm)

Jumlah (mm) Rata-rata

(mm) 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Januari 458,2 369,7 255,2 366,5 57,5 236 460,6 446,1 415,5 402 3467,3 346,73

2. Februari 392,5 254,6 323,5 274,4 320,6 183 343,8 356,3 455,3 325,7 3229,7 322,97

3. Maret 269,3 364,3 160,9 240,1 288,3 388,6 152,5 372,3 383,6 338,8 2958,7 295,87

4. April 20,8 40,9 162 330,9 281 157,6 237,7 186,9 272,9 170,3 1861 186,1

5. Mei 23,5 152,1 0 119,6 53,1 10,9 118,8 394,8 266,7 218 1357,5 135,75

6. Juni 0 8,1 49 0 18,6 0 20,4 166,3 2,3 8,1 272,8 27,28

7. Juli 0 30,8 16,4 0 0 0.5 0 167,5 4,3 1 220,5 22,05

8. Agustus 0 0 0 0 0 0 0 81,2 0 0,4 81,6 8,16

9. September 0,2 0 0 0 0 0 0 402,3 0 0,6 403,1 40,31

10. Oktober 125,6 0 76,7 0 10,6 209,8 33,3 499,9 32,6 88,3 1076,8 107,68

11. November 257,2 339,8 206,2 0 183,6 687 236,7 373,4 440,4 448,9 3173,2 317,32

12. Desember 479,2 468,5 471,1 312 633,1 301 212,2 472,2 544,3 529,7 4423,3 442,33

Jumlah 2026,5 2028,8 1721 1643,5 1846,4 2174,4 1816 3919,2 2817,9 2531,8 22525,5 2252,55

Jumlah Bulan Basah 6 6 6 6 5 7 7 11 7 7 68 6,8

Jumlah Bulan Lembab 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3 0,3

Jumlah Bulan Kering 6 6 5 6 7 5 5 0 5 4 49 4,9

67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas diketahui bahwa rata-rata bulan basah

daerah penelitian adalah 6,8 dan rata-rata bulan kering 4,9. Selanjutnya dilakukan

perhitungan nilai Q sebagai berikut:

%06,72%1008,6

9,4Q

Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai Q sebesar 72,06 %. Berdasarkan

Klasifikasi Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson, diketahui bahwa

tipe curah hujan daerah penelitian adalah D yaitu sedang.

Gambar 4.1. Tipe Curah Hujan Kabupaten Purworejo Tahun 2003 ‒ 2012 Menurut Schmidt dan Ferguson

Gam

C

6

5

4

3

2

1

0

(6,8:4,9)

11

10

9

8

7

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

12

Rer

ata

Bul

an K

erin

g H

G

F

E

D

B

A

700 %

300 %

167 %

100 %

14,3 %

33,3 %

60 %

Nilai Q

Rerata Bulan Basah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

4. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk membahas gambaran penduduk di Kabupaten

Purworejo di antaranya adalah jumlah dan persebaran penduduk serta kepadatan

penduduk.

a. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Purworejo terus mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Berdasarkan data jumlah penduduk dalam Kabupaten Purworejo

Dalam Angka 2011, jumlah penduduk Kabupaten Purworejo tercatat sebanyak

696.600 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Purworejo secara rinci dapat dilihat

pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2011

No. Kecamatan Penduduk (jiwa) Jumlah

(jiwa) Prosentase

(%) L P

1. Grabag 21.183 21.511 42.694 6,13

2. Ngombol 15.351 15.471 30.822 4,43

3. Purwodadi 18.136 18.350 36.486 5,24

4. Bagelen 14.180 14.568 28.748 4,13

5. Kaligesing 14.489 14.659 29.148 4,19

6. Purworejo 40.672 42.348 83.020 11,92

7. Banyuurip 19.628 20.411 40.039 5,75

8. Bayan 22.349 23.351 45.700 6,56

9. Kutoarjo 28.966 29.291 58.257 8,37

10. Butuh 19.043 19.798 38.841 5,58

11. Pituruh 22.518 23.213 45.731 6,57

12. Kemiri 25.143 25.539 50.682 7,28

13. Bruno 21.602 21.732 43.334 6,22

14. Gebang 19.685 20.200 39.885 5,73

15. Loano 17.230 17.363 34.593 4,97

16. Bener 23.950 24.470 48.420 6,95

Jumlah 344.125 352.275 696.400 100,00 Sumber: Kabupaten Purworejo Dalam Angka Tahun 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan tabel 4.5. di atas, jumlah penduduk yang paling banyak

adalah di Kecamatan Purworejo yaitu 83.020 jiwa (11,92 %) dengan jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 40.672 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak

42.348. Jumlah penduduk terkecil adalah di Kecamatan Bagelen yaitu 28.748 jiwa

(4,13 %) dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 14.180 jiwa dan penduduk

perempuan sebanyak 14.568 jiwa.

b. Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk aritmatik suatu daerah merupakan

perbandingan antara luas daerah secara keseluruhan dengan jumlah penduduk di

daerah yang bersangkutan, kepadatan penduduk aritmatik tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Kepadatan Penduduk =

Mantra (1985: 35) mengklasifikasikan kepadatan penduduk aritmatik pada

suatu daerah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Klasifikasi Tingkat Kepadatan Penduduk

No. Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) Keterangan

1. ≤ 101 Sangat rendah

2. 101 – 500 Rendah

3. 501 – 1000 Sedang

4. 1001 – 2000 Tinggi

5. 2001 – 3000 Sangat Tinggi

6. ≥ 3000 Tinggi Sekali

Jumlah Penduduk (jiwa)

Luas Wilayah (Km ² )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan rumus perhitungan di atas maka kepadatan penduduk di

Kabupaten Purworejo untuk setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.7. di

bawah ini:

Tabel 4.7. Kepadatan Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2011

No. Kecamatan Jumlah (jiwa)

Luas (km²) Kepadatan (jiwa/km²)

1. Grabag 42.694 64,92 658

2. Ngombol 30.822 55,27 558

3. Purwodadi 36.486 53,96 676

4. Bagelen 28.748 63,76 451

5. Kaligesing 29.148 74,73 390

6. Purworejo 83.020 52,72 1575

7. Banyuurip 40.039 45,09 888

8. Bayan 45.700 43,21 1058

9. Kutoarjo 58.257 37,59 1550

10. Butuh 38.841 46,08 843

11. Pituruh 45.731 77,42 591

12. Kemiri 50.682 92,05 551

13. Bruno 43.334 108,43 400

14. Gebang 39.885 71,86 555

15. Loano 34.593 53,65 645

16. Bener 48.420 94,08 515

Jumlah 696.400 1034,82 673 Sumber: Kabupaten Purworejo Dalam Angka Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung kepadatan penduduk Kabupaten

Purworejo sebagai berikut:

Kepadatan Penduduk = ___________

= 673 jiwa / Km²

696.400 jiwa

1034,82 Km²

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Kepadatan penduduk Kabupaten Purworejo berdasarkan klasifikasi Mantra

termasuk dalam kelas sedang dengan kepadatan penduduk sebesar 673 jiwa / Km².

Berdasarkan tabel 4.7. tersebut diketahui pula bahwa kecamatan yang memiliki

kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Purworejo dengan angka

kepadatan penduduk sebesar 1575 jiwa/Km², hal tersebut dikarenakan Kecamatan

Purworejo merupakan pusat kota dari Kabupaten Purworejo. Kecamatan

Purworejo merupakan pertigaan jalur dari arah barat yaitu arah Kabupaten

Kebumen, dari arah timur yaitu arah dari Kabupaten Kulon Progo (Daerah

Istimewa Yogyakarta), dan dari arah utara yaitu arah dari Kabupaten Magelang.

Kecamatan Purworejo menjadi pusat perekonomian di Kabupaten Purworejo,

sehingga jumlah penduduk di kecamatan ini sangat tinggi sedangkan luas

wilayahnya tidak begitu besar, hal inilah yang menjadikan Kecamatan Purworejo

menjadi kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi. Kecamatan Kaligesing

merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah dengan angka

kepadatan penduduk sebesar 390 jiwa/Km². Rendahnya kepadatan penduduk di

Kecamatan Kaligesing disebabkan karena kondisi topografi yang termasuk

perbukitan curam sehingga menyebabkan tidak meratanya permukiman, penduduk

cenderung memilih bertempat tinggal di daerah yang datar. Jumlah penduduk

yang sedikit didukung dengan luasan yang cukup besar menjadikan alasan lain

Kecamatan Kaligesing sebagai kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah

di Kabupaten Purworejo. Berdasarkan rumus dan perhitungan kepadatan

penduduk di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di

Kabupaten Purworejo ada 3 tingkat kepadatan penduduk yaitu sangat rendah,

sedang, dan tinggi. Secara visual kepadatan penduduk Kabupaten Purworejo dapat

dilihat pada peta 2. :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

5. Kondisi Transportasi

Transportasi mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu

untuk memperlancar arus barang dan kegiatan yang lain, bahkan bagi suatu daerah

sarana transportasi sangat penting untuk menghubungkan satu daerah dengan

daerah lainnya.

Transportasi merupakan bagian dari aksesibilitas, ada beberapa unsur yang

mempengaruhi tingkat aksesibilitas, misalnya kondisi jalan, jenis angkutan yang

tersedia, frekuensi keberangkatan, dan jarak. Data mengenai fasilitas angkutan

umum di Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada tabel 4.8. dan data mengenai

kondisi jalan di Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada tabel 4.9. :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 4.8. Fasilitas Angkutan Umum di Kabupaten Purworejo Tahun 2013

No. Trayek Kode Jarak (Km)

Tarif (Rp)

1. Purworejo – Kutoarjo A 15 4.500

2. Purworejo ‒ Krendetan – Dadirejo B 20 7.000

3. Purworejo – Kaliboto C 12 3.500

4. Purworejo ‒ Boro ‒ Banyuurip ‒ Sendangsari 1 14 4.000

5. Purworejo ‒ Doplang ‒ SGO ‒ Tegal Miring ‒ Bencorejo

2 18 6.000

6. Kutoarjo ‒ Klepu – Pituruh 3 14 4.500

7. Kutoarjo ‒ Klepu ‒ Pituruh – Kaligintung 3A 30 9.000

8. Kutoarjo ‒ Kemiri – Pituruh 4A 13 4.500

9. Kutoarjo ‒ Kemiri ‒ Pituruh – Prapaglor 4B 18 8.000

10. Kutoarjo ‒ Butuh ‒ Kedungagung ‒ Wonorejo 5 20 6.000

11. Kutoarjo ‒ Gunung Tugel ‒ Winong 6 12 4.500

12. Purworejo ‒ Winong ‒ Mlaran ‒ Gebang 7 15 4.000

13. Purworejo – Banyuasin 8 16 7.000

14. Purworejo – Kaligesing 9 12 5.000

15. Purworejo ‒ Caok ‒ Sudimoro – Tlogorejo 10 14 7.000

16. Purworejo ‒ Cangkrep – Somongari 11 15 7.000

17. Purworejo ‒ Semawung ‒ Semagung 12 16 6.500

18. Kutoarjo ‒ Kemiri – Bruno 13 30 9.000

19. Kutoarjo ‒ Kemiri ‒ Bruno ‒ Cepedak 13A 35 12.000

20. Purworejo ‒ Keduren ‒ Ketangi 14 13 4.000

21. Purworejo – Pundensari 14A 15 4.500

22. Purworejo – Surorejo 14B 12 4.500

23. Kutoarjo ‒ Bayan ‒ Jono ‒ Sangubanyu ‒ Wingko 15 17 6.000

24. Kutoarjo ‒ Bayan ‒ Pekutan ‒ Sambeng ‒ Seren 16 12 4.500

25. Kutoarjo ‒ Gebang ‒ Brengkol 17 20 8.500

26. Purworejo – Ngasinan 18 20 8.500

27. Purworejo ‒ Purwodadi – Ngombol 19 20 6.000

28. Purworejo ‒ Purwodadi ‒ Ngombol – Wunut 19A 23 7.000

29. Purworejo ‒ Purwodadi ‒ Ngombol ‒ Wonoroto 19B 25 8.500

30. Purworejo ‒ Purwodadi ‒ Gesing – Nampurejo 20 25 7.000

31.

Purworejo ‒ Karangduwur ‒ Kemiri ‒ Kutoarjo ‒ Andong ‒ Tamansari ‒ Sembaon ‒ Grabag ‒ Wunut ‒ Purwodadi – Pendowo ‒ Bagelen – Cangkrep ‒ Purworejo

21 95 29.500

32. Kutoarjo – Ketawang 22 15 5.000

33. Kutoarjo ‒ Suren ‒ Wareng – Sidomulyo 23 20 6.000

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

34. Kutoarjo ‒ Grabag ‒ Wunut – Wonoroto 24 21 7.000

35. Purworejo ‒ Jalingkut ‒ Terminal Bus Purworejo 25 11 3.000

36. Purworejo – Bulus 26 8 3.000

37. Purworejo ‒ Maron ‒ Redin 27 16 4.500

38. Kutoarjo ‒ Kemiri ‒ Kedungpomahan 28 16 8.000

39. Purworejo ‒ Kaligesing ‒ Goa Seplawan ‒ Pandanrejo 29 29 9.500

40. Purworejo ‒ Krendetan ‒ Tlogo Kotes ‒ Somorejo 30 20 6.000

41. Purworejo ‒ Krendetan – Bugel 31 17 6.000

42. Purworejo ‒ Bagelen – Hargorojo 32 18 6.000

43. Purworejo ‒ Demi ‒ Tanjung Anom 33 15 5.000

44. Purworejo ‒ Perum Boro ‒ Pakisrejo ‒ Bajangrejo ‒ 34 14 4.000

45. Purworejo ‒ Jenar – Wingkoharjo 35 20 6.000

46. Purworejo ‒ Winong – Sawangan 36 15 6.000

47. Purworejo ‒ Gebang ‒ Tlogo Sono – Redin 37 19 5.000

48. Purworejo ‒ Bayan – Seren 38 15 4.500

49. Purworejo ‒ Angkrukketip – Ngombol 39 23 6.000

50. Purworejo ‒ Sikemplong – Borowetan 40 12 3.000

51. Kutoarjo ‒ Kemiri ‒ Pituruh – Kaliglagah 41 18 8.500

52. Kutoarjo ‒ Kaliwatubumi (Eks Dlangu ‒ Lugu ‒ Sruwoh)

42 8 3.000

53. Kutoarjo ‒ Loning – Girijoyo 43 15 8.500

54. Purworejo – Ngaran 44 21 8.500

55. Purworejo ‒ Cacaban ‒ Kali Tapas 45 27 8.500

56. Purworejo ‒ Ketosari – Sidomukti 46 23 8.500

57. Purworejo ‒ Kaliboto ‒ Kaliwader ‒ Kali Tapas 47 19 7.000

58. Purworejo ‒ Purwodadi – Jogoboyo 48 26 7.000

59. Purworejo ‒ Brenggong – Kedunggubah 49 11 4.500

60. Purworejo – Sokoagung 50 15 7.000

61. Kutoarjo ‒ Kedungpomahan Wetan 51 15 7.000

62. Purworejo ‒ Perum Tambak – Sidorejo 52 8 3.000

63. Purworejo – Kalinongko 53 8 3.000

64. Purworejo ‒ Kalikalong ‒ Rimun 54 15 7.000

65. Wonorejo ‒ Ngombol ‒ Banyuurip ‒ Lengkong ‒ Purworejo

55 25 8.000

66. Pogungrejo ‒ Tangkisan ‒ Bandungkidul ‒ Kutoarjo 56 15 3.500

Sumber: Dishubkominpar Kabupaten Purworejo

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.9. Kondisi Jalan di Kabupaten Purworejo Tahun 2010 ‒ 2011

No. Kondisi Panjang Jalan (Km)

2010 2011

1. Jenis Permukaan

a. Diaspal 680.79 680.79

b. Kerikil 51.80 51.80

c. Tanah 10.00 10.00

d. Tidak Terperinci 8.80 8.80

Jumlah 751.39 751.39

2. Kondisi Jalan

a. Baik 320.25 280.92

b. Sedang 170.82 162.35

c. Rusak 126.23 196.24

d.Rusak Berat 133.99 111.88

Jumlah 751.29 751.39

3. Tingkat Kekerasan Jalan a. Kelas I - -

b. Kelas II 42.80 42.80

c. Kelas III - -

d. Kelas III A 83.09 83.09

e. Kelas III B - -

f. Kelas III C 671.93 671.93

g. Kelas Tidak Terperinci 92.30 92.30

Jumlah 890.12 890.12

Keterangan :

Jalan Kabupaten 764.29 Km

Jalan Nasional 44.20 Km

Jalan Propinsi 895.58 Km Sumber: Kabupaten Purworejo Dalam Angka Tahun 2011

Secara visual jaringan jalan di Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada

peta 3. Berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

6. Geologi

Batuan yang menyusun wilayah Kabupaten Purworejo mengikuti tata

stratifigafi yang ada di Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Menoreh (Van

Bemmelen, 1949).

Susunan stratifigafi di wilayah bagian utara mulai dari yang paling tua

sebagai berikut:

1. Formasi Halang (Tmph)

Formasi ini perselingan batu pasir, batu gamping, napal tuff dengan

sisipan breksi. Umur formasi ini adalah Pliosen hingga Miosen Tengah (±

3 – 25 juta th).

2. Formasi Peniron (Tpp)

Formasi ini terdiri dari breksi aneka bahan dengan komponen andesit, batu

lempung, batu gamping, masa dasar batu pasir tufan, sisipan tuff. Formasi

Peniron berumur Pliosen (± 3 – 12 juta th).

3. Aluvium (Qa)

Aluvium terdiri dari pasir, kerikil, kerakal, lanau dan lempung. Endapan

ini berumur Holosen (< 10 ribu th).

4. Endapan Pantai atau Endapan Aluvium (Qac)

Endapan Aluvium terdiri dari pasir, kerakal, tanah, dan lempung. Endapan

ini berumur Holosen (< 10 ribu th)

Susunan stratifigafi di wilayah Kabupaten Purworejo bagian timur mulai

dari yang paling tua sebagai berikut:

1. Formasi Jonggrangan (Tmj)

Termasuk formasi Kulon Progo yang berada di wilayah Kabupaten

Purworejo. Formasi ini terdiri dari konglomerat yang ditumpangi oleh

napal tufan dan batu pasir gampingan dengan sisipan lignit, jika semakin

ke atas berubah menjadi batu gamping koral. Formasi Jonggrangan

terletak tidak selaras di atas formasi andesit tua. Ketebalan formasi ini

mencapai ± 250 meter yang diperkirakan berumur Miosen Tengah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2. Formasi Andesit Tua atau Formasi Kaligesing (Tmoa)

Formasi ini disusun oleh batuan breksi andesit tuff, tuff lapili, aglomerat.

Formasi Andesit Tua mempunyai tebal 660 meter dan diperkirakan

mempunyai umur Oligosen Atas hingga Miosen Bawah (± 25 - 30 juta th).

Struktur geologi yang dijumpai di wilayah Kabupaten Purworejo adalah

sesar ke arah barat-timur dan sesar yang berarah utara-selatan yang membelah

sepanjang Kali Rebug. Kedua sesar berada pada Pegunungan Serayu Selatan di

bagian utara melewati Kecamatan Bruno. Selain sesar, struktur geologi lain yang

dominan terdapat batuan vulkanik, baik yang berada di utara maupun di timur

Kabupaten Purworejo adalah kekar. Secara visual geologi Kabupaten Purworejo

dapat dilihat pada peta 4. :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

7. Bentuklahan

Bentuklahan adalah bagaian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk

topografi khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada

material batuan dalam ruang dan waktu kronologi tertentu (Tim Fakultas Geografi

UGM, 1996: 3). Aspek bentuklahan merupakan studi yang mempelajari relief

secara umum yang meliputi morfologi dan morfometri. Penjelasan mengenai

bentuklahan atau morfologi suatu daerah meliputi bentuklahan yang dicirikan oleh

relief (topografi), proses geomorfologi dan struktur geologi (litologi). Menurut

Pannekoek (1989: 2) secara umum Pulau Jawa terbagi atas tiga zone yaitu:

a. Zone Selatan : Kurang lebih berupa plato, berlereng (miring) kearah selatan

menuju Laut Hindia dan di sebelah utara berbentuk tebing

patahan. Kadang-kadang zona ini terkikis sehingga

kehilangan bentuk platonya. Di Jawa Tengah sebagian dari

zone ini telah ditempati oleh dataran aluvial.

b. Zona Tengah : Merupakan zone depresi. Di tempat-tempat tersebut muncul

kelompok gunungapi besar. Proses geomorfologi yang

terjadi adalah vulkanisme.

c. Zona Utara : Zona Utara terdiri dari rangkaian pegunungan lipatan

berupa perbukitan rendah atau pegunungan dan diselingi

oleh gunungapi-gunungapi dan biasa berbatasan dengan

dataran aluvial.

Kabupaten Purworejo termasuk pada zona Selatan, yaitu berupa plato yang

miring ke arah selatan menuju samudera Hindia. Sebelah utara Kabupaten

Purworejo berupa patahan, bagian tengah berupa dataran aluvial dan bagian

selatan merupakan wilayah marin. Bentuklahan Kabupaten Purworejo yang dapat

diidentifikasi ada 3 bentuklahan, yaitu:

1) Bentuklahan Asal Struktural

Bentuklahan asal struktural merupakan kelompok besar satuan

bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan

lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah merupakan contoh-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

contoh bentuklahan asal struktural. Di pulau jawa sebagian besar dari formasi

geologis yang berumur miosen dan pliosen ternyata terlipat dengan intensitas

yang berbeda. Lipatan yang kuat ada di sebelah utara dari zona tengah,

semakin ke arah selatan menuju zone selatan lipatan bersifat lemah dan secara

regional poros-poros dari lipatan (fold axes) utama berarah barat-timur.

Banyak lipatan teranjak (over thrust fold) dan sesar anjak (low-angle thrust

faults) dapat ditemukan di utara zone tengah dan di sebelah selatan zone

utara. Sedimen berumur miosen sampai pliosen hanya dipengaruhi oleh

gerakan tektonik sampai lipatan, tidak ada anjakan. Batuan mengkristal yang

terlipat kuat, berasal dari alas pulau jawa dapat dilihat di dalam dua singkapan

di Jawa Tengah, yaitu di Karangsambung Kebumen dan Pegunungan Jiwo di

Bayat.

Bentuklahan Struktural di Kabupaten Purworejo terletak di wilayah

sebelah utara. Satuan bentuklahan asal struktural membentuk rangkaian

perbukitan yang memanjang dari barat ke timur searah dengan struktur

geologi dengan bentuk yang teratur. Batuan pada satuan morfologi ini

merupakan batuan berumur tersier dan mengalami perlipatan. Tersebar

memanjang di bagian utara dari barat ke timur dari Kecamatan Bruno,

sebagian Kecamatan Pituruh, sebagian Kecamatan Kemiri, Sebagian

Kecamatan Gebang, Kecamatan Bener, Kecamatan Loano, Kecamatan

Kaligesing dan Kecamatan Bagelen.

2) Bentuklahan Asal Marin

Bentuklahan asal marin merupakan kelompok besar satuan

bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus dan

pasang surut. Contoh satuan bentuklahan asal marine antara lain: gisik pantai

(beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Sungai

bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat

kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi kedua proses itu

disebut proses fluvio-marine. Contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat

proses fluvio-marine adalah delta dan estuaria.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Bentuklahan asal marin di Kabupaten Purworejo berada di bagian

selatan, bagian selatan Kabupaten Purworejo berbatasan langsung dengan

Samudera Hindia sehingga terbentuk bentuklahan asal marin. Daerah yang

memliki bentuklahan asal marin di Kabupaten Purworejo meliputi:

Kecamatan Purwodadi bagian selatan, Kecamatan Ngombol bagian selatan,

dan Kecamatan Grabag bagian selatan.

3) Bentuklahan Asal Fluvial

Bentuklahan asal fluvial merupakan kelompok besar satuan

bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa

belakang, teras sungai dan tanggul alam merupakan contoh satuan

bentuklahan asal fluvial. Proses fluvial adalah suatu proses baik fisika

maupun kimia yang mengakibatkan perubahan-perubahan bentuk permukaan

bumi karena air permukaan (Endarto, 2007: 87).

Bentuklahan asal fluvial di Kabupaten Purworejo terdapat di bagian

tengah, bentuklahan ini berada pada daerah di sekitar kawasan sungai.

Bentuklahan fluvial memiliki topografi datar dengan dataan aluvialnya yang

subur. Bentuklahan asal fluvial di Kabupaten Purworejo sebagian besar

digunakan sebagai lahan pertanian yang subur dan dijadikan sebagai wilayah

permukiman. Lahan pertanian yang dominan pada bentuklahan di Kabupaten

Purworejo berupa lahan sawah irigasi. Bentuklahan yang dominan di

Kabupaten Purworejo adalah bentuklahan asal fluvial, daerah yang memiliki

bentuklahan fluvial antara lain: sebagian Kecamatan Pituruh, sebagian

Kecamatan Kemiri, sebagian Kecamatan Gebang, sebagian Kecamatan

Loano, sebagian Kecamatan Bener, Kecamatan Purworejo, Kecamatan Butuh,

Kecamatan Kutoarjo, Kecamatan Bayan, Kecamtan Banyuurip, Kecamatan

Grabag, Kecamatan Ngombol, dan Kecamatan Purwodadi.

Secara visual bentuklahan di Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada

peta 5. :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

B. Deskripsi Hasil

1. Potensi Objek Wisata Alam di Kabupaten Purworejo

a. Skoring Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas Objek Wisata Alam

Untuk mengetahui bagaimana atraksi/daya tarik, aksesibilitas, amenitas

objek wisata alam dilakukan penilaian/skoring terhadap setiap objek wisata alam

berdasarkan parameter yang telah ditentukan. Masing-masing objek wisata alam

memiliki nilai parameter yang berbeda. Perbedaan nilai menunjukkan tingkat

potensi yang berbeda dari setiap objek wisata. Hasil skoring untuk parameter

atraksi, amenitas dan aksesibilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.2.

Berikut ini adalah deskripsi hasil skoring pada setiap objek wisata alam:

1.) Pantai Jatimalang

a.) Atraksi/daya tarik

Dari hasil skoring parameter daya tarik, Pantai Jatimalang

termasuk objek wisata dengan kelangkaan tingkat lokal. Sumberdaya

rekreasi alam yang tersedia ada beberapa macam di antaranya flora,

fauna, dan air. Objek wisata alam pantai ini memiliki nilai 6 yaitu sebagai

rekreasi dan hiburan. Pantai ini memiliki ketersediaan lahan untuk

rekreasi yang luas. Ada banyak variasi pandangan menuju objek wisata

ini seperti pantai, aktifitas nelayan, deburan ombak dan pemancingan

ikan. Untuk kebersihan di objek wisata pantai ini terdapat sumber polusi

yaitu berasal dari sampah bekas pengunjung.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil penilaian parameter sarana dan prasarana objek

wisata alam Pantai Jatimalang memiliki fasilitas sarana air bersih yang

memadai. Sudah tersedia sarana ibadah tetapi belum memadai. Pantai ini

juga sudah terjangkau listrik tetapi belum memadai. Tempat ini sudah

terdapat 1-2 jaringan telekomunikasi. Tempat parkir di objek wisata ini

tersedia luas. Memiliki 6 sarana MCK di dua lokasi berbeda. Warung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

makan di pantai ini tersedia cukup banyak sedangkan akomodasi seperti

hotel atau penginapan belum ada sama sekali.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, Pantai Jatimalang

berjarak ± 500 meter dari jalan kolektor deandles. Kondisi jalan menuju

objek wisata ini sudah beraspal. Dengan kondisi jalan yang baik, objek

wisata alam ini dapat di jangkau dengan kendaraan roda 4 atau mobil.

2.) Pantai Keburuhan

a.) Atraksi/daya tarik

Pantai Keburuhan memiliki tingkat kelangkaan lokal. Sumberdaya

rekreasi ada 2 macam yaitu berupa fauna dan air. Mempunyai nilai objek

wisata 3 yaitu hanya rekreasi. Objek wisata alam belum mempunyai lahan

rekreasi. Pantai ini mempunyai 1 variasi pandangan yaitu pantai.

Kebersihan di pantai ini memiliki nilai 3 yaitu ada 1 sumber polusi, polusi

di pantai ini berasal dari sampah bekas pengunjung.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Pantai Keburuhan merupakan pantai yang lebih dimanfaatkan

penduduk untuk tempat pelelangan ikan daripada untuk wisata sehingga

sarana dan prasarana di pantai tersebut masih kurang dibandingkan

dengan Pantai Jatimalang. Dari hasil penilaian sarana air bersih di pantai

tersebut tersedia tetapi masih terbatas. Sarana ibadah di tempat ini belum

tersedia sama sekali. Pantai Keburuhan sudah terjangkau listrik tetapi

belum memadai. Tersedia 1-2 jaringan telekomunikasi di pantai tersebut.

Di Pantai Keburuhan terdapat tempat parkir tetapi masih terbatas atau

sempit. Sarana MCK sudah ada 2 unit dan akomodasi seperti penginapan

belum ada.

d.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Jarak pantai ini dari jalan kolektor adalah ± 500 meter. Kondisi

jalan menuju Pantai Keburuhan berupa jalan berbatu. Pantai ini hanya

bisa dijangkau dengan kendaraan roda 2 (motor) karena jalan yang relatif

sempit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

3.) Pantai Ketawang

a.) Atraksi/daya tarik

Berdasarkan hasil penilaian objek wisata ini termasuk dalam

tingkat kelangkaan lokal. Ada 1 macam sumberdaya rekreasi yang ada di

objek wisata ini yaitu air. Nilai objek wisata ini adalah sebagai tempat

rekreasi. Ketersediaan lahan rekreasi di pantai ini tersedia tapi masih

terbatas. Hanya 1 variasi pandangan di objek ini yaitu pantai. Tingkat

kebersihan di pantai ini mempunyai nilai 3 karena terdapat polusi yaitu

dari sampah bekas pengunjung.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Sarana air bersih di Pantai Ketawang sudah tersedia tetapi masih

terbatas. Sarana untuk ibadah di objek wisata ini belum. Jaringan listrik

sudah terjangkau tetapi belum memadai atau masih terbatas. Jaringan

telekomunikasi di lokasi ini sudah tersedia 1-2 jaringan. Sarana tempat

parkir di objek ini sudah tersedia tetapi sempit. Fasilitas MCK seperti

toilet dan kamar mandi sudah tersedia 2 unit. Untuk memenuhi kebutuhan

pengunjung, di lokasi objek wisata ini sudah tersedia 2 unit warung.

Akomodasi berupa penginapan di pantai ini belum tersedia.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Hampir sama dengan Pantai Jatimalang dan Pantai Keburuhan,

pantai ini juga berjarak sekitar 500-600 meter dari jalan kolektor

deandles. Jalan menuju pantai ini sudah cukup baik berupa jalan paving

yang bisa dilalui kendaraan roda 2.

4.) Goa Seplawan

a.) Atraksi/daya tarik

Goa Seplawan memiliki tingkat kelangkaan lokal dengan 2 macam

sumberdaya rekreasi yaitu geologi dan flora. Goa ini memiliki nilai

rekreasi dan kebudayaan. Ketersediaan lahan di objek wisata ini tersedia

luas. Ada 2 variasi pandangan yang diperoleh dari tempat ini yaitu goad an

pemandangan melalui gardu pandang. Untuk kebersihan mempunyai nilai

3 karena terdapat polusi dari pengunjung seperti sampah bekas makanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil penilaian sarana prasarana, goa ini memiliki

sarana air bersih yang sudah memadai. Sarana untuk ibadah seerti mushola

sudah tersedia tetapi belum memadai. Jaringan listrik di lokasi ini sudah

terjangkau tetapi belum memadai. Lokasi sekitar Goa Seplawan sudah

terjangkau jaringan telekomunikasi, tersedia 1-2 jaringan telekomunikasi

di lokasi ini. Tempat parkir di objek wisata ini tersedia cukup luas. Sarana

toilet dan kamar mandi sudah tersedia 4 unit. Di lokasi goa ini juga sudah

terdapat warung makan dan jajanan yang cukup banyak, terdapat 5-6

warung ada di komplek objek wisata ini. Untuk akomodasi seperti rumah

penginapan belum tersedia sama sekali.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Goa ini berjarak hanya ± 100 meter dari jalan kolektor. Jalan

menuju objek wisata ini berupa jalan aspal hingga pintu masuk. Dengan

kondisi jalan yang baik sehingga dapat di jangkau dengan kendaraan roda

4.

5.) Sumur Tegal Asih

a.) Atraksi/daya tarik

Objek ini memiliki tingkat kelangkaan lokal dengan 1 macam

sumberdaya objek rekreasi. Nilai objek wisata ini adalah 6 yaitu rekreasi

dan kepercayaan. Ketersediaan lahan untuk rekreasi belum tersedia sama

sekali. Variasi pandangan hanya 1 objek. Tempat ini masih asri jadi tidak

ada sama sekali sumber polusi.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Berdasarkan pengamatan dan penilaian indikator amenitas/sarana

dan prasarana antara lain sarana air bersih, sarana ibadah, listrik, jaringan

telekomunikasi, tempat parkir, sarana MCK, warung makan dan

akomodasi (penginapan) belum tersedia.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Sumur Tegal Asih berjarak cukup dekat dengan jalan kolektor

yaitu hanya berjarak ± 50 meter dari jalan yang menghubungkan ke objek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

wisata Goa Seplawan. Kondisi jalan menuju objek ini berupa jalan

setapak berbatu. Objek ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2.

6.) Goa Sendangsari

a.) Atraksi/daya tarik

Goa Sendangsari memiliki tingkat kelangkaan dan keunikan lokal.

Hanya ada 1 macam sumberdaya rekreasi yang dimiliki. Memiliki 1 nilai

objek wisata rekreasi. Objek ini sama sekali belum mempunyai lahan

untuk rekreasi. Untuk variasi pandangan hanya bernilai 1 yaitu hanya goa.

Di lingkungan goa ini sama sekali tidak ditemukan sumber polusi.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil penilaian terhadap goa ini, semua indikator dari

parameter amenitas/sarana dan prasarana antara lain berupa sarana air

bersih, sarana ibadah, listrik, jaringan telekomunikasi, tempat parkir,

sarana MCK, warung makan dan akomodasi (penginapan) masih belum

tersedia.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Goa Sendangsari sama sekali belum dibangun infratrukturnya

sehingga untuk menemukannya cukup sulit. Goa ini berjarak ± 3 km dari

jalan kolektor yang menuju arah Goa Seplawan. Kondisi jalan dari jalan

kolektor menuju goa ini berupa jalan setapak berbatu tetapi hanya bisa

dijangkau dengan berjalan kaki.

7.) Curug Silangit

a.) Atraksi/daya tarik

Air terjun Curug Silangit merupakan objek wisata dengan tingkat

kelangkaan atau keunikan lokal. Objek ini memiliki 1 macam sumberdaya

rekreasi yaitu air. Nilai objek wisata ini yaitu rekreasi. Ketersediaan lahan

rekreasi di Curug Silangit sudah tersedia tetapi terbatas. Untuk variasi

pandangan menuju objek ada mempunyai nilai 3. Kebersihan mempunyai

nilai 3 yaitu ada sumber polusi dari sampah bekas pengunjung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Sarana air bersih di Curug Silangit sudah tersedia tetapi masih

terbatas. Sarana ibadah seperti mushola sudah tersedia tetapi belum

memadai. Objek wisata alam ini juga sudah dijangkau listrik terbukti

dengan adanya lampu penerangan tetapi belum memadai. Jaringan

telekomunikasi di objek ini belum tersedia karena di wilayah ini sulit

terjangkau oleh sinyal komunikasi. Objek wisata ini sudah memiliki

tempat parkir yang luas. Fasilitas pokok seperti toilet sudah tersedia

cukup banyak. Di sepanjang jalan menuju curug ini juga sudah banyak

ditemukan warung dimana pengunjung bisa istirahat selama perjalanan

menuju curug. Di komplek objek wisata ini belum menyediakan

akomodasi penginapan karena pengunjungnya hanya bersifat lokal.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Curug ini berjarak cukup jauh dari jalan kolektor menuju arah

objek wisata Goa Seplawan. Jarak curug ini dengan jalan raya ± 2 km.

Kondisi jalan menuju objek wisata air terjun ini berupa jalan setapak

berbatu dari tempat parkir dapat dijangkau dengan berjalan kaki ± 500 m.

8.) Goa Semar

a.) Atraksi/daya tarik

Goa Semar merupakan objek wisata dengan tingkat kelangkaan

lokal. Mempunyai 1 macam sumberdaya rekreasi. Nilai objek wisatanya

adalah 3. Di tempat ini belum tersedia lahan untuk rekreasi. Hanya 1

variasi pandangan menuju objek. Goa ini bebas atau sama sekali tidak ada

sumber polusi.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Berdasarkan pengamatan dan penilaian, di goa ini belum tersedia

semua indikator parameter amenitas/sarana dan prasarananya.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Goa Semar berjarak cukup jauh dari jalan kolektor yaitu ± 3 km

dari jalan yang merupakan percabangan dari jalan menuju Goa Seplawan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Jalan menuju goa ini berupa jalan tanah dan untuk menemukan goa ini

hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki.

9.) Goa Anjani

a.) Atraksi/daya tarik

Goa Anjani memiliki tingkat kelangkaan atau keunikan lokal. Goa

ini memiliki 2 macam sumberdaya rekreasi yaitu geologi dan fauna. Nilai

objek wisata yang dimiliki goa ini adalah rekreasi. Objek ini belum

memiliki lahan rekreasi. Goa Anjani hanya memiliki 1 variasi pandangan

menuju objek. Nilai kebersihan goa ini adalah 6 karena di objek ini tidak

ditemukan adanya sumber polusi.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Sama seperti Goa Semar, semua indikator dari parameter

amenitas/sarana dan prasarana antara lain berupa sarana air bersih, sarana

ibadah, listrik, jaringan telekomunikasi, tempat parkir, sarana MCK,

warung makan dan akomodasi (penginapan) masih belum tersedia.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Goa Anjani sebenarnya memiliki letak yang strategis hanya belum

dikelola sebagai objek wisata. Goa ini terletak cukup dekat dengan jalan

kolektor yang menghubungkan Kecamamatan Kaligesing dengan

Kabupaten Kulon Progo. Goa Anjani berjarak sekitar ± 100 m dari jalan

kolektor. Kondisi jalan menuju goa masih berupa jalan tanah yang hanya

dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

10.) Goa Gong

a.) Atraksi/daya tarik

Goa ini termasuk objek wisata dengan tingkat kelangkaan atau

keunikan lokal. Ada 1 macam sumberdaya rekreasi di objek ini yaitu

geologi. Goa Gong mempunyai nilai objek wisata ekreasi. Di tempat ini

belum tersedia lahan rekreasi dan hanya memiliki 1 variasi pandangan

menuju objek yaitu goa. Kebersihan di objek ini memiliki nilai 6 atau

tidak ada sumber polusi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, semua indikator dari

parameter amenitas/sarana dan prasarana antara lain berupa sarana air

bersih, sarana ibadah, listrik, jaringan telekomunikasi, tempat parkir,

sarana MCK, warung makan dan akomodasi (penginapan) masih belum

tersedia.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Goa ini berjarak cukup dekat dengan jalan kolektor yang

menghubungkan Kecamatan Pituruh dengan Kecamatan Bruno. Jarak Goa

ini dengan jalan kolektor tersebut adalah ± 1 Km. Kondisi jalan menuju

goa ini berupa jalan setapak berbatu yang dapat dijangkau dengan

kendaraan roda 2.

11.) Goa Silumbu

a.) Atraksi/daya tarik

Goa Silumbu merupakan objek wisata dengan tingkat kelangkaan

lokal. Goa ini memiliki 1 macam sumberdaya rekreasi yaitu geologi. Nilai

objek wisata yang dimiliki goa ini adalah rekreasi. Goa ini belum

mempunyai lahan untuk rekreasi. Variasi pandangan goa ini bernilai 3.

Kebersihan di tempat ini mempunyai nilai 6 karena tidak ditemukan

sumber polusi.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Di objek ini semua indikator parameter amenitas/sarana dan

prasarana sama sekali belum tersedia.

c.) Aksesibiltas/keterjangkauan

Goa Silumbu terletak cukup jauh dari jalan yang mengubungkan

antara Kecamatan Pituruh dengan Kecamatan Bruno. Jarak Goa Silumbu

dari jalan kolektor adalah ± 3 Km. Kondisi jalan menuju goa ini sangat

sulit dilalui dan berupa jalan tanah yang hanya dapat dijangkau dengan

berjalan kaki.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

12.) Curug Pengilon

a.) Atraksi/daya tarik

Curug ini termasuk objek wisata dengan tingkat kelangkaan lokal

dan memiliki 1 macam sumberdaya rekreasi berupa air. Nilai objek wisata

yang dimiliki adalah rekreasi. Tempat ini belum memiliki lahan untuk

rekreasi. Variasi pandangan menuju objek bernilai 3. Di Curug Pengilon

tidak ditemukan sumber polusi jadi nilai kebersihannya adalah 6.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Semua indikator dari parameter amenitas/sarana dan prasarana

antara lain berupa sarana air bersih, sarana ibadah, listrik, jaringan

telekomunikasi, tempat parkir, sarana MCK, warung makan dan

akomodasi (penginapan) masih belum tersedia.

c.) Aksesibiltas/keterjangkauan

Curug Pengilon atau Curug Gunung Putri terletak sangat jauh dari

jalan kolektor yang menghubungkan Kecamatan Bruno dengan

Kabupaten Wonosobo. Curug ini berjarak ± 4 Km dari jalan tersebut.

Kondisi jalan menuju curug ini masih berupa jalan berbatu dan hanya

dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

13.) Curug Muncar

a.) Atraksi/daya tarik

Curug Muncar termasuk objek wisata dengan tingkat kelangkaan

atau keunikan lokal. Objek ini memiliki 1 macam sumberdaya rekreasi

yaitu air. Nilai objek wisata curug ini memiliki nilai 3 yaitu rekreasi.

Tempat ini sudah memiliki lahan untuk rekreasi tetapi masih terbatas.

Hanya ada 1 variasi pandangan menuju curug ini. Kebersihan di Curug

Muncar terdapat sumber polusi yaitu dari sampah bekas pengunjung.

b.) Amenitas/sarana dan prasarana

Curug Muncar memiliki sarana air bersih tetapi masih bersifat

terbatas. Untuk sarana seperti sarana ibadah, listrik, jaringan

telekomunikasi, toilet, warung dan penginapan tersedia sedangakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

tempat parkir sudah tersedia tetapi sempit dan masih dikelola penduduk

sekitar curug.

c.) Aksesibilitas/keterjangkauan

Curug ini juga terletak cukup jauh dari jalan kolektor yang

menghubungkan Kecamatan Bruno dengan Kabupaten Wonosobo. Jarak

curug dengan jalan kolektor tersebut adalah ± 3 Km. Kondisi jalan dari

jalan kolektor menuju Curug Muncar berupa jalan berbatu dan hanya

dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

b. Potensi Objek Wisata Alam

Potensi Objek wisata alam di kabupaten Purworejo dianalisis berdasarkan

tiga parameter potensi objek wisata yaitu parameter daya tarik objek wisata,

parameter amenitas dan parameter aksesibilitas. Potensi objek wisata alam yang

ada diklasifikasikan menjadi 3 klasifikasi yaitu potensial, cukup potensial dan

kurang potensial.

Klasifikasi potensi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tertinggi

dari setiap indikator dalam setiap parameter, dan menjumlahkan nilai terendah

untuk setiap indikator dalam parameter. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil

jumlah nilai total tertinggi yang telah dibobot dari 3 parameter sebesar 46,57 dan

jumlah total skor terendahnya adalah 14,83. Penentuan kelas dilakukan dengan

menggunakan rumus nilai tertinggi dikurangi dengan nilai terendah kemudian

dibagi menjadi 3, dan dibuat menjadi 3 kelas klasifikasi yaitu potensial, cukup

potensial dan kurang potensial. Potensi untuk setiap objek wisata dapan

ditentukan dengan menjumlahkan hasil penjumlahan skor total dari 3 parameter

kemudian dicocokan dengan klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya. Rincian

potensi wisata alam hasil skoring pada setiap objek wisata alam dapat dilihat pada

tabel 4.10. :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 4.10. Potensi Objek Wisata Alam di Kabupaten Purworejo

No. Objek Wisata

Alam

Skor Parameter

Total Tingkat Potensi Atraksi

(bobot 0,5)

Amenitas

(bobot 0,17)

Aksesibilitas

(bobot 0,33)

1. Pantai Jatimalang 12,5 5,78 8,91 36,19 Potensial

2. Pantai Keburuhan 14 3,4 6,93 24,33 Kurang Potensial

3. Pantai Ketawang 12,5 3,4 6,93 22,83 Kurang Potensial

4. Goa Seplawan 18,5 5,78 8,91 33,19 Cukup Potensial

5. Sumur Tegal Asih 14,5 1,36 4,95 20,81 Kurang Potensial

6. Goa Sendangsari 13 1,36 4,95 19,31 Kurang Potensial

7. Curug Silangit 12,5 4,93 4,95 22,38 Kurang Potensial

8. Goa Semar 13 1,36 3,3 17,66 Kurang Potensial

9. Goa Anjani 13 1,36 4,95 19,31 Kurang Potensial

10. Goa Gong 13 1,36 6,93 21,29 Kurang Potensial

11. Goa Silumbu 13 1,36 3,96 18,32 Kurang Potensial

12. Curug Pengilon 13 1,36 3,96 18,32 Kurang Potensial

13. Curug Muncar 12,5 2,04 4,95 22,38 Kurang Potensial

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan hasil penilaian potensi pada tabel 4.10. dapat diketahui bahwa

sebagian besar objek wisata alam di Kabupaten Purworejo memiliki potensi yang

kurang. Objek wisata di Kabupaten Purworejo alam yang termasuk dalam kelas

potensial ada 1 objek yaitu Pantai Jatimalang. Objek wisata alam yang termasuk

kategori cukup potensial ada 1 objek yaitu Goa Seplawan. Objek wisata alam

kategori kurang potensial ada 11 objek yaitu Pantai Keburuhan, Pantai Ketawang,

Curug Silangit, Curug Muncar, Goa Gong, Sumur Tegal Asih, Goa Sendangsari,

Goa Anjani, Goa Silumbu, Air Terjun Curug Pengilon dan Goa Semar. Berikut

merupakan deskripsi mengenai 13 objek wisata alam di Kabupaten Purworejo

berdasarkan tingkat potensinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

1.) Objek Wisata Alam Potensial

a. Pantai Jatimalang

Pantai Jatimalang merupakan salah satu objek wisata alam dengan

keindahan pantai selatan di Kabupaten Purworejo yang memiliki potensi

yang tinggi. Objek wisata alam ini secara astronomis terletak pada

koordinat 07°52'31,0" LS dan 109°59'06,4" BT, sedangkan secara

adminitsratif terletak di Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi. Pantai

Jatimalang berjarak ± 18 Km ke selatan dari pusat kota Purworejo. Objek

Wisata Alam ini terletak pada bentuklahan marin. Pantai Jatimalang

memiliki luas ± 20 Ha. Untuk dapat menikmati pantai ini pengunjung

dikenakan tarif sebesar Rp. 4.000.

Gambar 4.2. Kenampakan Objek Wisata Alam Pantai Jatimalang

(a) Pintu masuk menuju Pantai Jatimalang,

(b) Suasana pengunjung di Pantai Jatimalang,

(c) Tempat pemancingan ikan di Pantai Jatimalang,

(d) Kolam renang mini untuk anak-anak.

b

c d

a

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Pantai Jatimalang memiliki daya tarik yang cukup besar. Daya tarik

yang dimiliki objek wisata alam ini di antaranya adalah pantai ini memiliki

bibir pantai yang luas, berpasir hitam dengan pemandangan gulungan ombak

yang besar.

Dilihat dari ketersediaan sarana dan prasarana, Pantai Jatimalang

termasuk memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap diantaranya:

1) Tempat parkir kendaraan roda 2 yang cukup banyak

2) Tempat parkir kendaraan roda 4 yang cukup luas

3) Memiliki cukup banyak gazebo sebagi tempat pengunjung istirahat

4) Banyak ditemukan warung makan & jajanan bagi pengunjung

5) Memiliki tempat bermain untuk anak-anak berupa kolam renang mini

6) Memiliki menara pengawas

7) Memiliki cukup banyak toilet/kamar mandi.

Akses menuju objek wisata alam Pantai Jatimalang termasuk baik

karena pengunjung dapat sampai ke lokasi menggunakan kendaraan

bermotor bahkan kendaraan roda 4. Dengan lokasi parkir yang cukup dekat

dengan pantai, pengunjung akan cukup tenang meninggalkan kendaraannya.

Jalan menuju pantai sudah beraspal dan cukup untuk dilewati kendaraan roda

4.

Aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di objek wisata ini

adalah pengunjung dapat menikmati pemandangan deburan ombak, aktivitas

nelayan, menikmati suasana terbenamnya matahari. Untuk anak-anak dapat

bermain di kolam renang mini yang disediakan di dekat pantai yang lebih

aman. Selain itu pengunjung juga dapat memancing serta menikmati sajian

kuliner dengan menu laut (seafood).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2.) Objek Wisata Alam Cukup Potensial

a. Goa Seplawan

Goa Seplawan merupakan objek wisata alam di Kabupaten

Purworejo yang berupa goa. Objek wisata alam ini secara atsronomis

terletak pada 07°46'22,5" LS dan 110°06'36,6" BT, sedangkan secara

administratif terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing. Tempat

ini memiliki jarak tempuh ± 20 Km ke arah timur dari pusat kota

Purworejo dan mempunyai ketinggian 700 m dpl sehingga udaranya

sejuk. Goa Seplawan memiliki panjang ± 700 m dengan cabang-cabang

goa sekitar 150 - 300 m dan berdiameter 15 m. Goa ini terletak pada

bentuklahan struktural. Di dalam goa ini terdapat ornamen-ornamen

antara lain stalaktit, stalakmit, dan ornamen dinding-dinding goa seperti

bentuk kerangka ikan. Goa Seplawan mulai dikenal setelah di dalamnya

ditemukan arca emas berbentuk Dewa Syiwa dan Dewi Parwati dengan

berat 1,5 Kg yang diperkirakan merupakan peninggalan zaman Hindu.

Arca emas tersebut ditemukan pada tanggal 28 Agustus 1979. Untuk

masuk objek wisata alam ini setiap kendaraan dikenakan biaya Rp. 10.000

sudah termasuk parkir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Gambar 4.3. Kenampakan Objek Wisata Alam Goa Seplawan

(a) Pintu/gerbang masuk objek wisata alam Goa Seplawan,

(b) Patung Dewa Syiwa dan Dewi Parwati,

(c) Mulut Goa Seplawan,

(d) Stalaktit-stalaktit di Goa Seplawan.

Objek wisata alam Goa Seplawan memiliki daya tarik yang cukup

besar. Daya tarik yang ditawarkan dari objek wisata alam ini terutama

adalah adanya ornamen - ornamen berupa stalaktit dan stalakmit yang

merupakan bentukan topografi minor. Stalaktit dan stalakmit tersebut

merupakan hasil dari endapan tetesan air yang menonjol. Selain memiliki

daya tarik berupa hiasan stalaktit dan stalakmit pengunjung juga dapat

menikmati pemandangan dari gardu pandang.

a b

d c

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Sarana dan prasarana yang disediakan oleh objek wisata alam Goa

Seplawan sudah cukup lengkap karena sudah memiliki sarana pokok bagi

pengunjung yang merupakan syarat kelayakan suatu objek wisata. Sarana

dan prasarana yang terdapat di objek wisata alam Goa Seplawan antara

lain:

1) Tempat parkir yang cukup luas

2) Kamar mandi dan toilet

3) Tempat bermain yang cukup luas

4) Terdapat mushola

5) Terdapat banyak tempat istirahat/gazebo

6) Terdapat banyak warung makan/jajanan

Aksesibilitas menuju objek wisata alam Goa Seplawan termasuk

baik karena dari segi keterjangkauan objek wisata alam ini dapat dijangkau

dengan kendaraan roda 4 seperti mobil pribadi dan mini bus. Jalan menuju

Goa Seplawan cukup baik karena berupa jalan aspal hingga masuk pintu

gerbang.

Aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di objek wisata alam

ini antara lain pengunjung dapat menikmati suasana yang tenang, sejuk,

dapat melakukan kegiatan menyusuri goa (caving), menikmati suasana di

dalam goa yang dihiasi ornamen-ornamen berupa stalaktit dan stalakmit.

Selain itu jika cuaca sedang dalam keadaan cerah pengunjung dapat

menikmati pemandangan kota Jogja bahkan pantai selatan Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui gardu pandang yang tersedia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

3.) Objek Wisata Alam Kurang Potensial

a. Pantai Keburuhan

Pantai Keburuhan merupakan objek wisata alam berupa pantai

yang secara astronomis terletak pada 07°51'14,0" LS dan 109°54'47,2"BT,

sedangkan secara administratif terletak di Desa Keburuhan, Kecamatan

Ngombol. Objek wisata alam ini terletak pada bentuklahan marin. Pantai

ini berdekatan dengan muara Kali Jali. Pantai ini kurang begitu diminati

oleh para pengunjung/wisatawan. Pengunjung yang ke tempat tersebut

lebih memilih untuk mencari ikan seperti untuk memancing di sekitar

muara. Banyak perahu nelayan di sepanjang bibir pantai ini.

Gambar 4.4. Kenampakan Objek Wisata Alam Pantai Keburuhan

(a) Kondisi jalan menuju Pantai Keburuhan,

(b) Pemandangan muara kali Jali di dekat Pantai Keburuhan,

(c) Lokasi tempat pengunjung memancing,

(d) Perahu nelayan di bibir Pantai Keburuhan.

b

c d

a

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Daya tarik dari oyek wisata alam Pantai Keburuhan ini sama

dengan Pantai Ketawang yaitu memiliki bibir pantai yang luas dan landai

dengan pasir hitam yang halus. Selain itu di Pantai Keburuhan juga

terdapat kegiatan menangkap ikan oleh para nelayan.

Kondisi sarana dan prasarana di Pantai Keburuhan masih termasuk

dalam kategori kurang sebagai standar objek wisata. Fasilitas seperti toilet

dan mushola sudah ada namun hanya terdapat 1 tempat saja. Warung

hanya tersedia 1-2 saja. Fasilitas hanya sebatas tersedia untuk para

nelayan. Pantai Keburuhan cenderung lebih dikenal dan difungsikan

sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Akses menuju Pantai Keburuhan cukup mudah. Pengunjung dapat

menemukan lokasinya tidak jauh dari Pantai Ketawang dan Pantai

Jatimalang. Pantai Keburuhan terletak sekitar 5 Km ke arah barat dari

Pantai Jatimalang. Dari jalan Deandles pengunjung dapat menemukan

karena terdapat plang bertuliskan “Pantai Pasir Puncu Indah” selanjutnya

ke arah selatan sejauh sekitar 1 Km. Melalui jalan cor blok pengunjung

dapat langsung sampai di lokasi parkir yang dekat dengan bibir pantai.

Aktivitas pengunjung yang dapat dilalukan pengunjung di objek

wisata alam ini yaitu pengunjung dapat memancing di muara sungai Jali

yang tidak jauh dari pantai ini. Pengunjung dapat menikmati pemandangan

deburan ombak dan aktivitas nelayan yang mencari ikan.

b. Pantai Ketawang

Pantai Ketawang merupakan objek wisata alam berupa pantai yang

secara astronomis terletak pada 07°50'56,2" LS dan 109°53'40,0" BT,

sedangkan secara administratif terletak di Desa Ketawangrejo, Kecamatan

Grabag. Pantai ini terletak pada bentuklahan marin. Seperti halnya ciri

khas pantai selatan, pantai ini juga memiliki ombak yang sangat besar,

dapat mencapai 3 m. Pantai Ketawang memiliki bibir pantai yang sangat

luas dengan hamparan pasir hitam yang lembut. Untuk dapat masuk objek

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

wisata alam ini pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali,

pengunjung hanya membayar biaya parkir dengan tarif Rp. 2.000.

Gambar 4.5. Kenampakan Objek Wisata Alam Pantai Ketawang

(a) Jalan menuju Pantai Ketawang,

(b) Kondisi tempat parkir di Pantai Ketawang,

(c) Usaha penghijauan Pantai Ketawang,

(d) Suasana pengunjung di Pantai Ketawang.

Daya tarik yang dimiliki objek wisata alam Pantai Ketawang

adalah bibir pantainya yang luas dan landai. Pengunjung dapat dengan

leluasa mencari tempat bersantai menikmati pemandangan deburan ombak

laut selatan. Pada waktu liburan sekolah atau hari raya, pantai ini di penuhi

pengunjung baik dari Kabupaten Purworejo maupun dari luar kabupaten.

Sarana dan prasarana di Pantai Ketawang termasuk masuk kurang.

Tempat Parkir hanya terbatas. Di hari-hari biasa tempat parkir hanya ada 1

tempat. Warung makan dan jajanan pun hanya buka pada waktu liburan

a b

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

saja karena di hari biasa sangat jarang pengunjungnya. Fasilitas seperti

toilet dan mushola pun belum ada, pengunjung hanya bisa menumpang di

rumah penduduk terdekat yang sekaligus pengurus pantai tersebut.

Akses menuju Pantai Ketawang cukup mudah. Untuk ke pantai

tersebut pengunjung dapat melalui jalan Deandles dari arah timur dan

dapat melalui jalan Kutoarjo - Grabag dari arah utara. Jalan vaping sudah

tersedia hingga lokasi parkir, sehingga memungkinkan kendaraan roda 4

untuk mencapai lokasi.

Aktivitas pengunjung di Pantai Ketawang belum ada secara

regular, dikarenakan biasanya pantai ini hanya ramai dikunjungi pada

waktu tertentu seperti hari libur sekolah atau libur hari raya.

c. Curug Silangit

Curug Silangit merupakan objek wisata alam berupa air terjun

yang secara astronomis terletak pada 07°44'45,9" LS dan 110°05'47,7"

BT, sedangkan secara administratif terletak di Desa Donorejo, Kecamatan

Kaligesing. Air terjun ini terletak pada bentuklahan struktural. Sebagian

masyarakat juga ada yang menyebutnya dengan nama Curug Jeketro.

Objek wisata alam Curug Silangit/Curug Jekerto ini masih dalam proses

pengelolaan pemerintah Kabupaten Purworejo yang dibantu oleh pihak

KKN UGM. Untuk masuk ke objek wisata alam ini pengunjung tidak

dikenakan biaya, hanya dikenakan biaya parkir kendaraan sebesar Rp.

2.000.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Gambar 4.6. Kenampakan Objek Wisata Alam Curug Silangit

(a) Area parkir yang tersedia di Curug Silangit,

(b) Kondisi jalan setapak menuju Curug Silangit,

(c) Fasilitas toilet di Curug Silangit,

(d) Suasana pengunjung di Curug Silangit.

Daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata alam ini adalah Air

Terjun Curug Silangit memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah

curug ini memiliki 3 tingkat, namun pengunjung hanya bisa mencapai

tingkat 2.

Sarana dan prasarana yang dimiliki objek wisata alam Curug

Silangit belum terlalu lengkap. Di dekat objek wisata alam ini telah

disediakan tempat parkiran dengan tukang parkir yang berseragam. Selain

itu di sepanjang jalan setapak menuju curug dapat ditemukan warung

makan/jajanan serta tersedia toilet/kamar mandi.

a b

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Curug Silangit letaknya cukup strategis, karena mudahnya akses ke

curug ini sejalur dengan jalan menuju objek wisata alam Goa Seplawan

yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Purworejo. Untuk menuju

objek wisata alam ini pengunjung dapat menitipkan kendaraannya di

tempat parkiran yang telah disediakan dan selanjutnya untuk menuju curug

tersebut pengunjung hanya bisa berjalan kaki sejauh ± 1 Km. melalui jalan

setapak yang tertata rapi pengunjung cukup mudah untuk menemukan

objek wisata alam ini.

Aktivitas yang dilakukan pengunjung di objek wisata alam ini

adalah pengunjung dapat menikmati kejernihan air yang mengalir dari

curug ini atau sekedar bersantai berkumpul bersama rekan atau keluarga di

tempat gardu yang disediakan untuk sejenak melupakan kesibukan

perkotaan.

d. Curug Muncar

Curug Muncar merupakan objek wisata alam yang berupa air terjun

yang secara astronomis terletak pada koordinat 07°32'04,1" LS dan

109°56'29,8" BT, sedangkan secara administratif terletak di Desa

Kaliwungu, Kecamatan Bruno. Curug ini terletak pada bentuklahan

struktural. Sampai saat ini Curug Muncar belum sepenuhnya di bangun

oleh pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi

dan Pariwisata Kabupaten Purworejo. Menurut penduduk sekitar, dulu

sebenarnya Curug Muncar sudah mulai dibangun namun terdapat sengketa

antara Java Promo dengan Perhutani.

Untuk mengunjungi Curug Muncar wisatawan tidak dikenai biaya

masuk, hanya cukup menyiapkan uang Rp. 2.000 untuk biaya parkir di

tempat yang telah disediakan oleh warga.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Gambar 4.7. Kenampakan Objek Wisata Alam Curug Muncar

(a) Jalan menuju objek wisata Curug Muncar

(b) , (c) Kondisi objek wisata Curug Muncar,

(c) Pengunjung objek wisata Curug Muncar.

Daya tarik yang dimiliki objek wisata sebenarnya cukup baik.

Daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata alam Curug Muncar adalah

panoramanya yang indah dan masih alami. Keindahan dan ketasrian sangat

sesuai bagi wisatawan yang ingin sejenak menghilangkan kepenatan dari

aktifitas perkotaan.

Sarana atau fasilitas yang dimiliki objek wisata alam ini masih

sangat kurang. Di Curug Muncar belum tersedia toilet/MCK, tempat

parkir. Untuk toilet dan tempat parkir pengunjung bisa menumpang di

rumah warga terdekat dengan curug tersebut.

Akses menuju lokasi objek wisata alam Curug Muncar cukup sulit

dan agak jauh dari permukiman. Untuk mencapai curug tersebut

a b

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

pengunjung harus berjalan kaki sekitar 2 Km dari tempat penitipan

kendaraan. Pengunjung dapat menemukan curug ini dengan menyusuri

jalan tanah melewati perkebunan warga. Namun agak sulit karena

sepanjang jalan menuju curug tidak terdapat penunjuk arah jadi

pengunjung harus bertanya kepada warga bila belum pernah mungunjungi

Curug Muncar.

Aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di objek wisata alam

ini antara lain pengunjung dapat menikmati kesegaran dan kejernihan air

yang mengalir dari atas bukit. Pengunjung dapat mandi di bawah di sungai

yang aliran arusnya tidak terlalu deras.

e. Goa Gong

Goa Gong merupakan objek wisata alam yang secara astronomis

terletak pada koordinat 07°39'15,0" LS dan 109°50'39,0" BT, sedangkan

secara administratif terletak di Desa Kesawen, Kecamatan Pituruh. Goa ini

terletak pada bentuklahan struktural. Objek wisata alam ini belum banyak

dikenal oleh masayarakat Purworejo. Kondisinya yang kurang menarik

membuat sangat jarangnya wisatawan berkunjung ke Goa Gong. Menurut

penduduk setempat dulu Goa Gong biasanya sering digunakan seseorang

untuk bertapa. Lokasinya yang jauh dari keramaian pusat kota membuat

goa ini jarang dijamah seseorang. Sekarang ini Goa Gong justru disalah

gunakan anak muda untuk pacaran. Padahal bila pemerintah mau menata

dan melengkapi sarana dapat digunakan sebagai aset pendapatan daerah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Gambar 4.8. Kenampakan Objek Wisata Alam Goa Gong

(a) Jalan menuju objek wisata Goa Gong

(b) Kondisi jalan menuju mulut Goa Gong,

(c) Mulut Goa Gong,

(d) Goa Gong tampak dari depan.

Goa Gong merupakan objek wisata alam di Kabupaten Purworejo

yang belum dimanfaatkan maksimal oleh pemerintah Kabupaten

Purworejo sebagai layaknya tempat wisata. Berdasarkan penilaian objek

wisata ini memiliki daya tarik yang rendah. Kondisinya yang tidak terawat

dan kurang menarik membuat sepinya pengunjung untuk melihat objek

wisata alam ini.

Untuk sarana dan prasarana, objek wisata alam ini sama sekali

belum tersedia.

Untuk menuju Goa Gong sebernya para pengunjung dapat dengan

mudah menemukannya karena lokasinya yang dekat dengan permukiman

c d

b a

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

desa dan letaknya yang berada di bukit batu tepi jalan. Pengunjung dapat

menemukan Goa Gong dengan bertanya kepada penduduk sesampainya di

Desa Kesawen, Kecamatan Pituruh.

Aktivitas pengunjung di objek wisata alam ini belum ada sama

sekali karena sampai saat ini tempat ini belum dimanfaatkan dan dibangun

sebagai layaknya objek wisata.

f. Sumur Tegal Asih

Sumur Tegal Asih merupakan objek wisata alam yang secara

atronomis terletak pada koordinat 07°46'10,2" LS dan 110°06'17,3" BT,

sedangkan secara administratif terletak di Desa Donorejo, Kecamatan

Kaligesing. Sumur ini terletak pada bentuklahan struktural. Berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2009 tentang

penetapan potensi wisata sebagai daya tarik wisata, Sumur Tegal Asih

merupakan salah satu oyek wisata alam yang dimiliki Kabupaten

Purworejo. Walaupun namanya telah tercantun dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2009 namun sampai saat ini objek

wisata alam ini belum di kembangkan oleh pemerintah selayaknya objek

wisata. Sumur Tegal Asih terletak tidak jauh dari Goa Seplawan dan

menurut juru kunci Goa Seplawan, Sumur Tegal Asih masih ada kaitannya

dengan Goa Seplawan. Dulu Sumur Tegal Asih sering dimanfaatkan

mayarakat sebagai sumber air bersih sekaligus tempat mensucikan diri,

namun sekarang dengan tidak terawatnya kondisi sumur tersebut

digunakan masyarakat sebagai sumber air untuk mengirigasi budidaya

pohon kopi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Gambar 4.9. Kenampakan Objek Wisata Alam Sumur Tegal Asih

(a) , (b) Kondisi Sumur Tegal Asih

(b) , (c) , (d) Budidaya bibit pohon kopi di sekitar Sumur

Tegal Asih

Daya tarik yang sangat rendah membuat Sumur Tegal Asih

termasuk dalam kategori objek wisata alam kurang potensial/berpotensi

rendah. Kurangnya daya tarik di objek wisata alam ini membuat tidak

adanya pengunjung yang datang.

Sarana dan prasarana yang dimiliki objek wisata alam ini belum

ada sama sekali karena pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan

Komunikasi Informasi dan Pariwisata Kabupaten Purworejo khususnya

belum mengembangun Sumur Tegal Asih sebagai selayaknya objek

wisata. Pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi

dan Pariwisata Kabupaten Purworejo cenderung lebih mengembangkan

Goa Seplawan.

b

c d

a

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Untuk menuju lokasi objek wisata ini sebenarnya cukup mudah

dijangkau. Lokasi Sumur Tegal Asih tidak jauh dengan Goa Seplawan

hanya sekitar 500 m sebelum menuju ke arah Goa Seplawan. Lokasinya

pun dekat dengan jalan beraspal ke arah Goa Seplawan. Dari jalan tersebut

pengunjung dapat menemukannya dengan berjalan kaki sekitar 10 m.

Aktivitas pengunjung di Sumur Tegal Asih ini belum ada sama

sekali karena memang sama sekali belum digunakan sebagai objek wisata

alam.

g. Goa Anjani

Objek wisata alam Goa Anjani secara atronomis terletak pada

koordinat 07°43'53,0" LS dan 110°06'55,0" BT, sedangkan secara

adminitratif terletak di Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing. Goa ini

terletak pada bentuklahan struktural. Goa Anjani merupakan salah satu

objek wisata alam yang masih tersembunyi di Kabupaten Purworejo.

Objek wisata alam ini belum banyak didengar oleh para wisatawan,

bahkan wisatawan dari dalam Kabupaten Purworejo itu sendiri. Dahulu

Goa Anjani merupakan goa yang digunakan sebagai sumber mata air bagi

masyarakat setempat untuk mengaliri salah satu dusun yang berada di atas

bukit menggunakan pompa, namun saat ini sudah tidak beroperasi lagi.

Pemberian nama Goa Anjani ini sebenarnya di dasarkan atas cerita

pewayangan. Menurut cerita nama Anjani karena karena konon menurut

cerita masyarakat setempat, Goa Anjani merupakan tempat bersemayam

Dewi Anjani yang menurut cerita ramayana merupakan ibu dari Anoman

(monyet putih) yang bersemayam di Goa Kiskendo, sehingga antara Goa

Anjani dan Goa Kiskendo memiliki hubungan sejarah.

Sampai saat ini objek wisata alam ini belum mendapat perhatian

lebih oleh Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata

Kabupaten Purworejo walaupun tercantum dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2009 tentang penetapan potensi

wisata sebagai daya tarik wisata.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Gambar 4.10. Kenampakan Objek Wisata Alam Goa Anjani

(a) Kondisi Goa Anjani tampak dari luar,

(b) Kondisi lorong Goa Anjani,

(c) Mulut Goa Anjani,

(d) Ornamen pada dinding-dinding Goa Anjani.

Goa Anjani kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan

Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata Kabupaten

Purworejo khususnya sehingga daya tarik serta fasilitas yang dimiliki

objek wisata alam ini sangat kurang. Sebenarnya bila dikembangkan akan

menarik wisatawan lokal untuk berkunjung di objek wisata alam ini,

apalagi letaknya yang cukup mudah di jangkau dan dekat dengan

permukiman. Daya tarik yang dimiliki Goa Anjani adalah pengunjung

dapat menikmati pemandangan dari atas bukit karena lokasinya yang

berada di atas tebing setinggi 200 m dari balai desa Tlogoguwo. Untuk

b a

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

masuk ke dalam goa pengunjung harus menunduk karena mulut goa yang

sempit.

Objek wisata alam Goa Anjani sama sekali belum memiliki

fasilitas sebagai standar layaknya objek wisata seperti toilet dan mushola.

Akses menuju Goa Anjani sebenarnya cukup mudah, karena

lokasinya yang dekat dengan permukiman bahkan dekat dengan balai desa

Tlogoguwo. Untuk mencapai mulut Goa Anjani pengunjung dapat

menitipkan kendaraannya di balai desa, kemudian pengunjung hanya dapat

berjalan kaki untuk menuju mulut Goa Anjani yang berada di lereng bukit

melalui jalan tanah.

Aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung di Goa Anjani yaitu

pengunjung dapat menyusuri goa dan menikmati pemandangan di dalam

goa yang dihiasi ornamen-ornamen berupa stalaktit.

h. Goa Sendangsari

Goa Sendangsari merupakan objek wisata alam yang secara

astronomis terletak pada koordinat 07°45'09,0" LS dan 110°06'56,0" BT,

sedangkan secara administratif terletak di Desa Donorejo, Kecamatan

Kaligesing. Goa Sendangsari terletak pada bentuklahan strruktural. Goa ini

merupakan salah satu objek wisata alam di Kabupaten Purworejo yang

memiliki potensi rendah. Lokasinya berbatasan dengan wilayah Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut cerita masyarakat, goa Sendangsari dahulu digunakan

penduduk sekitar sebagai sumber mata air. Beberapa penduduk juga

memanfaatkan goa tersebut untuk mencari kekelawar untuk dijual sebagai

obat.

Sampai saat ini Goa Sendangsari sama sekali belum dibangun

sebagai layaknya objek wisata oleh pemerintah Kabupaten Purworejo

maupun Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata

Kabupaten Purworejo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Gambar 4.11. Kenampakan Objek Wisata Alam Goa Sendangsari

(a) Kondisi jalan menuju Goa Sendangsari

(b) , (c) , (d) Kondisi mulut Goa Sendangsari

Memiliki nilai parameter daya tarik rendah membuat Goa

Sendangsari termasuk dalam objek wisata alam kurang berpotensi di

Kabupaten Purworejo. Tidak adanya keunikan yang dimiliki ini membuat

goa ini belum bisa dikatakan objek wisata.

Goa Sendangsari sama sekali belum memiliki sarana dan prasarana

pokok sebagai layaknya objek wisata.

Akses menuju Goa Sendangsari cukup sulit. Untuk bisa

menemukan goa ini pengunjung harus bertanya kepada masyarakat desa,

sekaligus untuk mengantarkan sampai ke lokasi goa. Untuk menuju ke

lokasi goa, pengunjung harus melewati jalan berbatu dan tanah. Goa

Sendangsari terletak sekitar 1 km dari permukiman penduduk.

a b

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Aktivitas pengunjung di objek wisata alam ini belum ada sama

sekali. Hal tersebut dikarenakan objek wisata alam ini belum di

manfaatkan sebagai objek wisata alam oleh pemerintah.

i. Goa Silumbu

Goa Silumbu merupakan objek wisata alam yang secara astronomis

terletak pada koordinat 07°38'09,5" LS dan 109°51'39,2" BT, sedangkan

secara administratif terletak di Desa Kaliglagah, Kecamatan Kemiri. Desa

Kaliglagah sendiri berada sekitar 5 Km dari Kecamatan Kemiri dan sekitar

15 Km dari pusat kota Purworejo. Goa ini berada pada bentuklahan

struktural.

Goa ini terbentuk dari batu andesit berada pada batu besar di lereng

pegunungan. Diperkirakan situs ini dibangun pada sekitar abad 8 Masehi

(pada masa Hindu). Situs ini berada ketinggian 120 m dpl (dari permukaan

laut) dan berfungsi sebagai tempat pemujaan pada masa itu. Goa ini terdiri

dari dua buah pintu masuk, terdapat satu buah lingga yoni yang menyatu

namun lingganya sudah pecah dan terdapat sebuah fragmen lingga.

Terdapat tempat duduk dari batu yang berada pada sisi kiri dan kanan Goa

sebelah dalam. Lingga yoni pada Goa ini terbuat dari batu andesit,

bentuknya sederhana tanpa hiasan.

Goa Silumbu merupakan objek wisata alam di Kabupaten

Purworejo yang sama sekali belum dibangun oleh Pemerintah Kabupaten

Purworejo meskipun telah dicantumkan dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Purworejo Nomor 4 Tahun 2009. Sampai saat ini Goa Silumbu

belum dapat perhatian dari Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan

Pariwisata Kabupaten Purworejo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Gambar 4.12. Kenampakan Objek Wisata Alam Goa Silumbu

(a) Kondisi luar Goa Silumbu

(b) Mulut Goa Silumbu

(c) Kondisi di dalam Goa Silumbu

(d) Lingga yoni (tempat untuk pemujaan)

Berdasarkan penilaian parameter daya tarik, objek wisata alam Goa

Silumbu memiliki nilai yang sangat rendah, itu disebabkan karena

kurangnya keunikan yang dimiliki oleh Goa Silumbu. Kurangnya daya

tarik membuat tidak adanyanya pengunjung yang mendatangi tempat ini.

Sarana dan prasarana yang dimiliki objek wisata alam ini sama

sekali belum ada. Belum adanya fasilitas selayaknya objek wisata

membuat minimnya masyarakat yang mengetahui tentang Goa Silmbu.

Akses menuju Goa Silumbu cukup sulit. Untuk menuju goa ini,

pengunjung harus menyeberang sungai tanpa memalui jembatan yang

arusnya cukup deras walaupun dangkal. Goa ini terletak di bukit sebelah

a b

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Desa Kaliglagah yang dibatasi oleh sungai. Sebenarnya lokasi Goa

Silumbu cukup dekat dengan permukiman namun karena tidak ada

jembatan penyebrangan membuat jalur menjadi terasa sulit.

Aktivitas pengunjung di objek wisata alam Goa Silumbu ini belum

ada sama sekali karena belum dikelola oleh Dinas Perhubungan

Komunikasi Informasi dan Pariwisata Kabupaten Purworejo sebagai objek

wisata.

j. Air Terjun Curug Pengilon/Gunung Putri

Air Terjun Curug Pengilon atau sering disebut warga Curug

Gunung Putri merupakan objek wisata alam yang secara astronomis

terletak pada koordinat 07°33'16,5" LS dan 109°53'22,8" BT, sedangkan

secara administratif terletak di Desa Giyombong, Kecamatan Bruno. Air

terjun ini disebut Curug Gunung Putri oleh warga karena terletak di dekat

2 batu besar kembar yang dinamakan gunung putri. Air Terjun ini sampai

saat ini sama sekali belum di bangun oleh pemerintah Kabupaten

Purworejo maupun dari Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan

Pariwisata Kabupaten Purworejo. Curug Gunung Putri seperti kebanyakan

air terjun yang terletak di pegunungan struktural.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Gambar 4.13. Kenampakan Objek Wisata Alam Curug Pengilon

(a) Jalan menuju objek wisata Curug Pengilon

(b) , (c) , (d) Kondisi objek wisata Curug Pengilon kkjkh

Berdasarkan penilaian parameter, Curug Pengilon atau sering

disebut masyarakat sekitar sebagai Curug Gunung Putri memiliki

nilai/skor yang rendah.

Sarana yang dimiliki objek wisata alam ini sama sekali belum ada

karena belum dilakukan pembangunan oleh pemerintah Kabupaten

Purworejo maupun dari Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan

Pariwisata Kabupaten Purworejo.

Akses menuju Curug Pengilon lumayan cukup mudah sebenarnya

karena letaknya tidak jauh dari jalan cor blok. Jauhnya jarak dari pusat

kota membuat curug ini belum banyak diketahui oleh masyarakat.

a b

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Aktivitas yang bisa dilakukan pengunjung di Curug Pengilon ini

belum ada karena curug ini belum dimanfaatkan sebagai objek wisata dan

pengunjung belum ada sama sekali.

k. Goa Semar

Secara astronomis Goa Semar terletak pada koordinat 07°44'44,0"

LS dan 110°07'38,0" BT, sedangkan secara administratif terletak di Desa

Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing. Goa Semar terletak berada pada

bentuklahan struktural. Goa ini merupakan salah satu objek wisata alam di

Kabupaten Purworejo yang sampai saat ini belum di bangun seperti

layaknya objek wisata alam oleh Pemerntah Kabupaten Purworejo maupun

Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata Kabupaten

Purworejo.

Hampir sama dengan Goa Sendangsari, Goa Semar juga dahulu

digunakan sebagai sumber mata air oleh masyarakat sekitarnya. Dahulu

Goa ini juga terkadang digunakan sebagai tempat untuk bertapa. Goa ini

juga sering dimanfaatkan penduduk untuk berburu kelelawar yang

digunakan sebagai obat. Lokasinya yang tersembunyi membuat banyak

kelelawar yang menghuni goa ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Gambar 4.14. Kenampakan Objek Wisata Alam Goa Semar

(a) Kondisi jalan menuju Goa Semar

(b) Semak menutupi mulut Goa

(c) , (d) Kondisi mulut Goa Sendangsari

Berdasarkan hasil penilaian parameter objek wisata alam, Goa

Semar termasuk objek wisata alam di Kabupaten Purworejo yang memiliki

potensi paling rendah dan termasuk dalam kategori objek wisata alam

kurang berpotensi.

Goa Semar sama sekali belum mempunyai sarana dan prasarana

penunjang kelayakan sebagai objek wisata alam. Kondisi jalan yang masih

jalan tanah dan mulut Goa yang ditutupi semak menandakan Goa Semar

masih belum terjamah oleh pembangunan.

Akses untuk menuju lokasi Goa Semar sebenarnya tidak terlalu

sulit karena berdekatan dengan permukiman. Tidak adanya petunjuk arah

lokasi membuat pengunjung harus bertanya kepada penduduk terdekat.

a b

c d

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Cukup dengan berjalan kaki sejauh 100 meter dari rumah terdekat di Desa

Tlogoguwo.

Di Goa Semar belum ada aktivitas yang dapat dilakukan oleh

pengunjung dikarenakan goa ini belum dikelola oleh Dinas Perhubungan

Komunikasi Informasi dan Pariwisata Kabupaten Purworejo sebagai objek

wisata.

Secara visual persebaran objek wisata alam di Kabupaten Purorejo dapat

dilihat pada peta 6. dan potensi objek wisata alam di Kabupaten Purworejo dapat

dilihat pada peta 7. :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

2. Kekuatan dan Kelemahan Objek Wisata Alam di Kabupaten Purworejo

Setiap objek wisata alam di Kabupaten Purworejo memiliki karakteristik

yang berbeda satu dengan yang lainnya. Karakteristik dapat berupa kekuatan dan

kelemahan. Dalam hal ini kekuatan merupakan keunggulan yang dimiliki objek

wisata alam dan kelemahan merupakan kekurangan yang dimiliki objek wisata

alam.

Kekuatan diambil dari keunggulan yang dimiliki objek wisata alam

sedangkan kelemahan diambil dari kekurangan yang dimiliki objek wisata alam.

Kekuatan dan kelemahan didasarkan atas nilai hasil skoring dan pengklasifikasian

pada 3 parameter yaitu atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Untuk kekuatan yang

dimiliki objek wisata alam diambil dari klasifikasi cukup menarik hingga menarik

pada kelas parameter atraksi, cukup mendukung hingga mendukung pada kelas

parameter amenitas, dan cukup mudah hingga mudah pada kelas parameter

aksesibilitas. Kelemahan objek wisata alam diambil dari klasifikasi kurang

menarik pada kelas parameter atraksi, kurang mendukung dari kelas parameter

amenitas, dan sulit pada kelas parameter aksesibiltas. Berikut ini adalah kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki masing-masing objek wisata alam:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Tabel 4.11. Kekuatan dan Kelemahan Objek Wisata Alam

No. Objek Wisata Alam Kekuatan Kelemahan

1. Pantai Jatimalang

- Daya tarik cukup menarik

- Sarana prasarana cukup mendukung

- Aksesibilitas mudah

- Kebersihan kurang

2. Pantai Keburuhan - Aksesibilitas mudah - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

3. Pantai Ketawang - Aksesibilitas mudah - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

4. Goa Seplawan

- Daya tarik cukup menarik

- Sarana prasarana cukup mendukung

- Aksesbilitas mudah

- Kebersihan kurang

5. Sumur Tegal Asih - Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas cukup mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

6. Goa Sendangsari - Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas cukup mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

7. Curug Silangit - Sarana prasarana cukup mendukung

- Aksesibilitas cukup mudah

- Daya tarik kurang

8. Goa Semar - Kebersihan masih terjaga - Daya tarik kurang

12

8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

- Sarana prasarana kurang mendukung

- Aksesibilitas sulit

9. Goa Anjani - Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas cukup mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

10. Goa Gong - Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

11. Goa Silumbu

- Kebersihan masih terjaga - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

- Aksesibilitas sulit

12. Curug Pengilon

- Kebersihan masih terjaga - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

- Aksesibilitas sulit

13. Curug Muncar - Kebersihan masih terjaga

- Aksesibiltas cukup mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang mendukung

Sumber: Analisis Data Primer

12

9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Berdasarkan hasil analisis data primer mengenai faktor internal objek

wisata alam yang berupa kekuatan dan kelemahan pada tabel 4.11., objek wisata

wisata alam di Kabupeten Purworejo lebih memiliki banyak kelemahannya

dibandingkan dengan kekuatannya. Kekuatan atau keunggulan objek wisata alam

mayoritas hanya mencakup kebersihan karena memang cenderung masih asri dan

belum dikembangkan oleh pemerintah atau dinas terkait sedangkan kelemahan

atau kekurangan objek wisata didominasi oleh faktor masih kurangnya daya tarik,

sarana prasarana serta permasalahan akses menuju objek padahal faktor daya

tarik, sarana prasarana dan aksesibilitas merupakan faktor terpenting dalam

keberadaan objek wisata.

3. Arah Pengembangan Objek Wisata Alam di Kabupaten Purworejo

a. Analisis SWOT Objek Wisata Alam

Untuk mengetahui arah pengembangan objek wisata alam langkah pertama

dilakukan dengan melakukan analisis SWOT (Strength, Weaknesses,

Opportunities, Threats). Analisis SWOT akan membahas mengenai kekuatan,

kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi seluruh objek wisata alam di

Kabupaten Purworejo.

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan maka dapat diketahui

faktor internal dan faktor eksternal dari setiap objek wisata alam. Faktor internal

berupa kekuatan dan kelemahan. Faktor eksternal berupa peluang dan tantangan

dari objek wisata alam. Analisis SWOT dilakukan untuk setiap objek wisata alam.

Analisis SWOT untuk setiap objek wisata alam dapat dilihat pada tabel 4.12. di

bawah ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Tabel 4.12. Analisis SWOT Objek Wisata Alam Kabupaten Purworejo

No. Objek Wisata Faktor Internal Faktor Internal

Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan

1. Pantai

Jatimalang

- Daya tarik cukup menarik

- Sarana prasarana cukup

mendukung

- Aksesibilitas mudah

- Kebersihan kurang - Lokasi yang berada

dekat dengan jalan

Deandles di jalur

selatan Yogyakarta-

Cilacap merupakan

lokasi yang strategis

- Adanya hasil laut

menjadi peluang bagi

masyarakat untuk lebih

mengembangkan

wisata, dengan

dibangunnya TPI dapat

menarik pengunjung

- Banyaknya objek

wisata pantai di

sepanjang pesisir

selatan Jawa menjadi

tantangan bagi

pemerintah untuk

mengemas objek

wisata pantai di

Kabupaten Purworejo

semenarik mungkin

agar berbeda dengan

pantai yang lainnya

2. Pantai

Keburuhan

- Aksesibilitas mudah - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

mendukung

- Kebersihan kurang

- Lokasi yang berada

dekat dengan jalan

Deandles di jalur

selatan Yogyakarta-

Cilacap merupakan

- Banyaknya objek

wisata pantai di

sepanjang pesisir

selatan Jawa menjadi

tantangan bagi

13

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

lokasi yang strategis.

- Adanya hasil laut

menjadi peluang bagi

masyarakat untuk lebih

mengembangkan

wisata, dengan

dibangunnya TPI dapat

menarik pengunjung

pemerintah untuk

mengemas objek

wisata pantai di

Kabupaten Purworejo

semenarik mungkin

agar berbeda dengan

pantai yang lainnya

- Adanya abrasi pantai

selatan yang merusak

sebagian tepi pantai

3. Pantai

Ketawang

- Aksesibilitas mudah - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

mendukung

- Kebersihan kurang

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

- Lokasi yang berada

dekat dengan jalan

Deandles di jalur

selatan Yogyakarta-

Cilacap merupakan

lokasi yang strategis.

- Banyaknya objek

wisata pantai di

sepanjang pesisir

selatan Jawa menjadi

tantangan bagi

pemerintah untuk

mengemas objek

wisata pantai di

Kabupaten Purworejo

semenarik mungkin

agar berbeda dengan

13

2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

pantai yang lainnya

4. Goa Seplawan - Daya tarik cukup menarik

- Sarana prasarana cukup

mendukung

- Aksesbilitas mudah

- Kebersihan kurang - Masih adanya

masyarakat yang

mempercayai hal-hal

ghaib yang diperoleh

dari aktifitas bertapa di

goa menjadi peluang

untuk

dikembangkannya objek

wisata ini

- Jaraknya yang dekat

dengan perbatasan

Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

yang memiliki objek

wisata lebih menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah untuk

lebih mengembangkan

objek wisata alam ini

5. Sumur Tegal

Asih

- Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas cukup

mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

mendukung

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

- Keberadaan sendang

sebagai objek wisata

dan sebagai saluran

irigasi menjadikan

peluang untuk lebih

mengembangkan dan

merawat objek wisata

ini.

- Jaraknya yang dekat

dengan perbatasan

Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

yang memiliki objek

wisata lebih menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah untuk

lebih mengembangkan

objek wisata alam ini

13

3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

6. Goa

Sendangsari

- Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas cukup

mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

mendukung

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

- Masih adanya

masyarakat yang

mempercayai hal-hal

ghaib yang diperoleh

dari aktifitas bertapa di

goa menjadi peluang

untuk

dikembangkannya objek

wisata ini

- Jaraknya yang dekat

dengan perbatasan

Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

yang memiliki objek

wisata lebih menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah untuk

lebih mengembangkan

objek wisata alam ini

7. Curug Silangit - Sarana prasarana cukup

mendukung

- Aksesibilitas cukup

mudah

- Daya tarik kurang

- Kebersihan kurang

- Letak yang berdekatan

dalam satu desa dengan

objek wisata alam

lainnya diantaranya Goa

Seplawan, Sumur Tegal

Asih, dan Goa

Sendangsari dapat

mempermudah

menemukan objek

wisata alam ini

- Jaraknya yang dekat

dengan perbatasan

Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

yang memiliki objek

wisata lebih menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah untuk

lebih mengembangkan

objek wisata alam ini

8. Goa Semar - Kebersihan masih terjaga - Daya tarik kurang - Masih adanya - Jaraknya yang dekat

13

4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

- Sarana prasarana kurang

mendukung

- Aksesibilitas sulit

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

masyarakat yang

mempercayai hal-hal

ghaib yang diperoleh

dari aktifitas bertapa di

goa menjadi peluang

untuk

dikembangkannya objek

wisata ini

dengan perbatasan

Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

yang memiliki objek

wisata lebih menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah untuk

lebih mengembangkan

objek wisata alam ini

9. Goa Anjani - Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas cukup

mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

- Masih adanya

masyarakat yang

mempercayai hal-hal

ghaib yang diperoleh

dari aktifitas bertapa di

goa menjadi peluang

untuk

dikembangkannya objek

wisata ini

- Jaraknya yang dekat

dengan perbatasan

Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY)

yang memiliki objek

wisata lebih menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah untuk

lebih mengembangkan

objek wisata alam ini

10. Goa Gong - Kebersihan masih terjaga

- Aksesibilitas mudah

- Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

- Masih adanya

masyarakat yang

- Penyalahgunaan

lokasi objek wisata

13

5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

mendukung

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

mempercayai hal-hal

ghaib yang diperoleh

dari aktifitas bertapa di

goa menjadi peluang

untuk

dikembangkannya objek

wisata ini

yang dilakukan oleh

remaja untuk berbuat

mesum menjadi

tantangan tersendiri

bagi masyarakat dan

pemerintah.

11. Goa Silumbu - Kebersihan masih terjaga - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

mendukung

- Aksesibilitas sulit

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

- Masih banyaknya

masyarakat yang

mempercayai hal-hal

ghaib yang diperoleh

dari aktifitas bertapa di

goa - goa.

- Kurang adanya

wahana yang menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah dan

dinas terkait untuk

mengemas objek

wisata alam tersebut

agar mampu bersaing

dengan objek wisata

lainnya yang terdapat

di Kabupaten

Purworejo

12. Curug

Pengilon

- Kebersihan masih terjaga - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

- Terletak di kawasan

konservasi hutan pinus

- Kurang adanya

wahana yang menarik

13

6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

mendukung

- Aksesibilitas sulit

- Belum diketahui oleh

masyarakat secara luas

di Kabupaten Purworejo

yang dikelola oleh

perhutani

menjadi tantangan

bagi pemerintah dan

dinas terkait untuk

mengemas objek

wisata alam tersebut

agar mampu bersaing

dengan objek wisata

lainnya

13. Curug Muncar - Aksesibiltas cukup mudah - Daya tarik kurang

- Sarana prasarana kurang

mendukung

- Kebersihan kurang

- Terletak di kawasan

konservasi hutan pinus

yang dikelola oleh

perhutani

- Kurang adanya

wahana yang menarik

menjadi tantangan

bagi pemerintah dan

dinas terkait untuk

mengemas objek

wisata alam tersebut

agar mampu bersaing

dengan objek wisata

lainnya

Sumber: Analisis Data Primer

13

7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

b. Arah Pengembangan Objek Wisata Alam

Berdasarkan hasil observasi dan analisis SWOT pada tabel 4.14. maka

dapat diketahui bahwa objek wisata alam memiliki faktor internal dan eksternal

yang berbeda.

Untuk mempermudah dalam melakukan pengembangan dilakukan

pengelompokan. Pengelompokan objek wisata alam berdasarkan pada kesamaan

morfologi yang berupa bentuklahan dan kesamaan akses menuju objek wisata

yang berupa kesamaan trayek angkutan terdekat menuju objek wisata alam.

Penentuan kelompok objek wisata alam tersaji dalam tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.13. Penentuan Kelompok Objek Wisata Alam

No. Objek wisata Bentuklahan Kode trayek Kelompok

1. Pantai Jatimalang Marin 22 1

2. Pantai Keburuhan Marin 22 1

3. Pantai Ketawang Marin 22 1

4. Goa Seplawan Struktural 29 2

5. Sumur Tegal Asih Struktural 29 2

6. Goa Sendangsari Struktural 29 2

7. Curug Silangit Struktural 29 2

8. Goa Semar Struktural 29 2

9. Goa Anjani Struktural 29 2

10. Goa Gong Struktural 41 3

11. Goa Silumbu Struktural 41 3

12. Curug Pengilon Struktural 13 4

13. Curug Muncar Struktural 13 4

Sumber: Analisis Data Sekunder

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Setelah dilakukan pengelompokan, langkah selanjutnya adalah dengan

menentukan objek wisata yang memiliki total skor potensi tertinggi sebagai objek

wiata utama pada setiap kelompok. Penentuan objek wisata utama pada setiap

kelompok tersaji dalam tabel 4.16.

Tabel 4.14. Penentuan Objek Wisata Alam Utama pada Setiap Kelompok

Kelompok Objek Wisata Tingkat Potensi Skor Objek Wisata

Utama 1 Pantai Jatimalang Potensial 36,19 Pantai Jatimalang

Pantai Keburuhan Kurang potensial 24,33

Pantai Ketawang Kurang potensial 22,83

2 Goa Seplawan Cukup potensial 33,19 Goa Seplawan

Sumur Tegal Asih Kurang potensial 20,81

Goa Sendangsari Kurang potensial 19,31

Curug Silangit Kurang potensial 22,38

Goa Semar Kurang potensial 17,66

Goa Anjani Kurang potensial 19,31

3 Goa Gong Kurang potensial 21,29 Goa Gong

Goa Silumbu Kurang potensial 18,32

4 Curug Pengilon Kurang potensial 18,32 Curung Muncar

Curug Muncar Kurang potensial 22,38

Sumber: Analisis Data Primer

Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan arah pengembangan yang

didasarkan dari faktor internal berupa kelemahan dan kekuatan serta faktor

eksternal berupa peluang dan tantangan dalam analisis SWOT. Arah

pengembangan dilakukan dengan:

1) Strategi SO (Strength, Opportunities) : strategi memanfaatkan kekuatan

untuk memperoleh peluang,

2) Strategi ST (Strengths, Threats) : strategi memanfaatkan kekuatan untuk

mengatasi ancaman,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

3) Strategi WO (Weaknesses, Opportunities) : strategi memanfaatkan peluang

dengan meminimalkan kelemahan,

4) Strategi WT (Weaknesses, Threats) : strategi meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman.

Arah pengembangan objek wisata dapat dilihat pada tabel 4.15.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Tabel 4.15. Arah Pengembangan Objek Wisata Alam

Kelompok Objek Wisata Arah Pengembangan 1 Pantai Jatimalang,

Pantai Ketawang, Pantai Keburuhan

Menjadikan Pantai Jatimalang sebagai objek wisata utama

Melakukan promosi dan publikasi melalui berbagai media sehingga masyarakat lebih banyak yang mengetahui

Menambah sarana bermain, seperti ayunan, perosotan dan permainan lain yang lebih menantang seperti motor cross.

Menambah trayek angkutan umum menuju objek wisata

Membangun pemecah ombak untuk meminimalisir terjadinya abrasi

Menambah daya tarik tambahan berupa pertunjukan kesenian khas daerah Kabupaten Purworejo agar berbeda dari pantai di wilayah lain.

Melakukan penghijauan di sepanjang bibir pantai agar tidak gersang sekaligus sebagai peneduh dan menambah atraksi.

2 Goa Seplawan, Curug Silangit, Goa Anjani, Sumur Tegal Asih, Goa Semar, Goa Sendangsari.

Menjadikan Goa Seplawan sebagai objek wisata utama

Menambah sarana dan prasarana pokok sebagai layakya objek wisata terutama untuk objek wisata alam selain Goa Seplawan

Melakukan promosi agar lebih banyak diketahui oleh masyarakat di Kabupaten Purworejo maupun dari kabupaten lain

Memperbaiki akses jalan menuju objek wisata alam

Memberikan informasi dan petunjuk mengenai adanya objek wisata lainnya di dekat Goa Seplawan

Membentuk desa wisata di Desa Donorejo dan Desa Tlogoguwo

3 Goa Gong, Goa Silumbu

Menjadikan Goa Gong sebagai objek wisata utama

Membangun sarana bermain yang dapat menarik pengunjung untuk datang ke objek wisata alam tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

Membangun sarana dan prasarana pokok sebagai layaknya objek wisata.

Melakukan promosi melalui media seperti radio dan brosur

Meningkatkan pengawasan baik dari pengelola maupun masyarakat sekitar terhadap kegiatan yang berbau seronok maupun penyalahgunaan yang lain

4 Curug Muncar, Curug Pengilon

Menjadikan Curug Muncar sebagai objek wisata utama

Membangun berbagai wahana bermain yang sesuai dengan kondisi topografinya untuk lebih banyak menarik pengunjung misalnya seperti flying fox

Membangun akses jalan yang lebih baik menuju lokasi objek wisata alam Curug Muncar dan Curug Pengilon untuk mempermudah wisatawan menjangkau lokasi tersebut

Melakukan promosi dan publikasi objek wisata melalui berbagai media

Melakukan reboisasi di daearah hulu untuk menjaga debit air terjun agar tetap terpelihara.

Menjadikan kawasan wisata sekaligus sebagai kawasan konservasi

Sumber: Analisis Data Primer

Secara visual arah pengembangan objek wisata alam di Kabupaten

Purworejo dapat dilihat pada peta 8. :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143