Analisis Perbandingan Kualitas Layanan Jaringan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Pada...
-
Upload
st3telkom1 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of Analisis Perbandingan Kualitas Layanan Jaringan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Pada...
1
Analisis Perbandingan Kualitas Layanan Jaringan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Pada Operator X dan Y Menggunakan Metode Drive Test di Area
Purwokerto
Kisbiantoro1, Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T, Wahyu Pamungkas, S.T., M.T. Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
The evolution of mobile broadband technology currently experiencing rapid progress in accordance with the human need for information. Technology High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) which is the development of WCDMA technology is an alternative to high speed internet services up to 7.2 Mbps. With the growing number of customers, the quality of the network should be improved both network outdoors or indoors. To determine the quality of a mobile network can use the test drive methods by looking at the value of signal parameters such as Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips per Noise (Ec / No). To determine the quality of data, it can be seen from the value of the maximum throughput speed of upload and download results. Research and measurement results show the value of the signal obtained for Telkomsel and Axis operators the best value for ≥ RSCP-92 dBm to achieve the target as many as over 80%. and for Ec / No ≥ -9 dBm to not achieve the target of 80%, while the value of the maximum throughput Telkomsel and Axis operators can reach the target to 1.9 and 1,7 Mbps download and 407 and 403kbps for upload.
Keyword: High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) , Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips per Noise (Ec/No), Troughput
Abstrak
Perkembangan teknologi mobile broadband saat ini mengalami kemajuan yang pesat sesuai dengan kebutuhan manusia akan informasi. Teknologi High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) yang merupakan perkembangan dari teknologi WCDMA merupakan alternatif untuk layanan internet kecepatan tinggi sampai dengan 7,2 Mbps. Dengan berkembangnya jumlah pelanggan maka kualitas jaringan harus selalu ditingkatkan baik jaringan luar ruangan atau dalam ruangan. Untuk mengetahui kualitas suatu jaringan seluler dapat menggunakan metode drive test dengan melihat parameter-parameter nilai sinyal Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips per Noise (Ec/No). Untuk mengetahui kualitas layanan data maka dapat dilihat dari nilai troughput kecepatan maksimum dari hasil upload dan download. Hasil penelitian dan pengukuran menunjukan nilai sinyal yang diperoleh untuk operator Telkomsel dan Axis nilai terbaik untuk RSCP ≥ -92 dBm yaitu dapat mencapai target yaitu sebanyak lebih hari 80% , dan untuk Ec/No ≥ -9 dBm belum mencapai target 80%, sedangkan untuk nilai troughput maksimal operator telkomsel dan Axis dapat mencapai target 1,9 dan 1,7 Mbps untuk download dan untuk upload operator telkomsel dan Axis sebesar 407 dan 403 kbps.
Kata Kunci : High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) , Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips per Noise (Ec/No), Troughput 1. Pendahuluan
Pada saat ini, bidang telekomunikasi telah berkembang dengan pesatnya di seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi telekomunikasi dan internet yang semakin pesat dengan kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi tanpa adanya keterbatasan jarak dan kecepatan. Mobilitas pengguna membutuhkan teknologi telekomunikasi dengan kecepatan tinggi serta dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa adanya masalah untuk mendapatkan kualitas layanan yang baik. Salah satunya adalah dengan adanya jaringan Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) untuk koneksi layanan internet mobile broadband. Teknologi UMTS memungkinkan untuk peningkatan kapabilitas dan kapasitas
user dalam menggunakan layanan suara maupun data. Penggunaan UMTS melibatkan jaringan radio akses baru, beberapa faktor akan memudahkan implementasi. Faktor pertama yaitu karena banyak cell site UMTS dapat ditempatkan bersama (collocated) ke dalam cell site GSM, dalam hal ini disediakan oleh rak multi-radio yang dapat mengakomodasi operasional perangkat GSM/EDGE maupun UMTS. Dan yang kedua karena banyak core network GSM/GPRS yang masih dapat digunakan. UMTS merupakan suatu revolusi dari GSM yang mendukung kemampuan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) yang merupakan teknologi generasi 3.5G, sehingga dapat meningkatkan kecepatan transfer data dari teknologi sebelumnya. HSDPA merupakan
2
evolusi dari UMTS, sehingga arsitektur jaringan HSDPA tetap menggunakan arsitektur jaringan UMTS. HSDPA merupakan evolusi dari standar WCDMA release 5 yang kompatibel dengan release 99 yang merupakan jalur evolusi GSM yang didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5 kali lebih tinggi. HSDPA mempunyai layanan berbasis paket data di WCDMA downlink dengan data rate mencapai 14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada WCDMA downlink. Kualitas dari jaringan UMTS sangat mempengaruhi penggunaan layanan suara maupun data. Penentuan kualitas jaringan ini dapat dilihat dari pengamatan sampel dari parameter tertentu. Drivet test merupakan salah satu sarana untuk dapat mengetahui kualitas jaringan secara real time dengan cara mengumpulkan sampel-sampel dari parameter performansi jaringan, dengan menggunakan metode drive test dapat dilihat dari kualitas jaringan tersebut sehingga dapat dilakukan perbaikan atau optimalisasi jaringan. Sejauh ini layanan HSDPA sudah banyak diterapkan di kota-kota yang mempunyai kepadatan trafik yang tinggi seperti gedung yang ramai pengunjung, atas dasar itu penulis mengambil judul “Analisis Perbandingan Kualitas Layanan Jaringan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Pada Operator X dan Y Menggunakan Metode Drive Test di Area Purwokerto” Tugas akhir ini akan membahas tentang bagaimana cara membandingkan kualitas layanan data download dan upload pada jaringan HSDPA di area Purwokerto dengan menggunakan metode drive test.
2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam tugas akhir ini
adalah bagaimana hasil kualitas layanan data pada jaringan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) operator jaringan X dan Y di area Purwokerto dengan menggunakan drive test menggunakan metode benchmark.
3. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah melakukan analisa kualitas jaringan HSDPA menggunakan metode drive test pada dua operator yaitu X dan Y. Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kualitas layanan data pada jaringan HSDPA setelah dilakukan optimasi jaringan sehingga dapat di jadikan acuan untuk menentukan kualitas dari jaringan itu sendiri dan untuk mengetahui kualitas jaringan yang ada di area Purwokerto antara operator jaringan X (Telkomsel) dan Y (Axis)
4. Metodologi Penelitian Metode Penelitian
Metode penelitian adalah merupakan serangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan serta mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah survey.
Pengambilan Data Pengumpulan data dilakukan menggunakan software TEMS Investigation 9.1 yang dihubungkan dengan handset yang mendukung layanan HSDPA. Pengambilan data drive test dilakukan dengan 3 metode yaitu: a. Mengambil data coverage dari sinyal
HSDPA dengan melihat parameter Received Signal Code Power (RSCP) dan Energy chips per Noise (Ec/No).
b. Mengambil data troughput download melalui File Transfer Protocol (FTP).
c. Mengambil data troughput upload melalui File Transfer Protocol (FTP).
Perangkat penelitian Perangkat penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu software Tems investigation 9.1 dan handset yang telah terinstal Tems pocket yang digunakan untuk mengetahui nilai dari parameter-parameter dalam pengukuran sinyal jaringan HSDPA, dan software Map Info 10.5 dan Nemo Analyzer 6.10 yang digunakan untuk melakukan analisa dari hasil pengukuran sinyal.
Parameter yang diamati Parameter yang diamati adalah nilai RSCP, Ec/No dan juga nilai maksimum troughput dari hasil download atau upload data.
5. Dasar Teori 5.1 Perkembangan Sistem Telekomunikasi
Bergerak[1] Sejarahnya, awal penggunaan dari
sistem telekomunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an, komunikasi bergerak selalu berkembang maju dari satu generasi ke generasi berikutnya. First Generation (1G)
Hampir semua sistem komunikasi bergerak generasi pertama adalah sistem analog murni yang ditransmisikan secara langsung dari sistem telepon berbasis kabel (wired) ke sistem seluler. 1G merupakan
3
teknologi handphone pertama yang diperkenalkan pada era 80-an dan masih menggunakan sistem analog. Generasi pertama ini menggunakan teknik komunikasi yang disebut Frequency Division Multiple Access (FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga setiap pelanggan saat melakukan pembicaraan memiliki frekuensi sendiri (prinsipnya seperti pada stasiun radio dimana satu stasiun radio hanya menggunakan satu frekuensi untuk siarannya).
Second Generation (2G) Berbeda dari generasi pertama, sistem komunikasi bergerak pada generasi kedua (2G) adalah sistem yang digital. Tujuan dari 2G adalah untuk menyediakan kualitas komunikasi yang handal. Untuk memuat data yang telah disampling digunakan speech coding sedangkan error contol coding digunakan juga sebagai modulasi digital untuk meningkatkan kualitas komunikasi.
Second and Halft Generation (2.5G and 2,75G) Untuk istilah 2G dan 3G secara resmi telah didefinisikan, namun untuk 2.5G tidak. Penamaan 2.5G digunakan untuk tujuan pemasaran saja. Teknologi yang disebut dengan 2.5G adalah teknologi komunikasi yang merupakan peningkatan dari teknologi 2G terutama dalam platform dasar GSM yang telah mengalami penyempurnaan, khususnya untuk aplikasi data. Untuk yang berbasis GSM (TDMA) teknologi 2.5G diimplementasikan dalam General Packet Radio Services (GPRS) dan Wideband Integrated Dispatch Enhanced Network (WiDEN), sedangkan yang berbasis CDMAone (CDMA) diimplementasikan dalam CDMA2000-1x Release 0/RTT (1 Times Radio Transmission Technology) atau IS-2000 (berdasar standar ITU) atau CDMA2000 (berdasar standar 3GPP2). Provider 2.5G menyediakan beberapa keuntungan 3G (seperti packet-switched) dan dapat menggunakan sebagian dari infrastruktur 2G yang ada dalam jaringan GSM dan CDMA. GPRS adalah teknologi 2.5G yang digunakan oleh operator GSM. Beberapa protokol,
seperti EDGE untuk GSM dan CDMA2000-1x RTT untuk CDMA, dapat dikualifikasikan sebagai jasa 3G (sebab mereka mempunyai tingkat transfer data di atas 144 Kbps), namun kemudian diistilahkan sebagai jasa 2.5G (atau ada pula yang menyebutnya sebagai 2.75G yang terdengar lebih canggih) sebab mereka beberapa kali lebih lambat dibanding jasa 3G “yang sebenarnya”.
Third Generation (3G) Sistem generasi ketiga ini sedang diaplikasikan dan sedang tahap komersial. Sebutan yang biasa diberikan kepada sistem ini adalah 3RD Generation/Universal Mobile Telecommunications System (3G/UMTS). Sistem ini adalah system digital, sama seperti sistem pada generasi kedua, hanya saja sistem ini dirancang untuk kebutuhan layanan digital secara umum. Dimana komunikasi suara adalah salah satu dari layanan tersebut. Layanan lain yang mampu diberikan antara lain adalah data, video dan multimedia. Teknologi 3G adalah teknologi komunikasi generasi ketiga yang menjadi standar teknologi telepon bergerak (mobile phone), menggantikan 2.5G. Hal ini berdasarkan International Telecommunication Union (ITU) dengan standar IMT-2000. Jaringan 3G memungkinkan operator jaringan untuk menawarkan jangkauan yang lebih luas dari fasilitas tingkat lanjut ketika mencapai kapasitas jaringan yang lebih besar melalui peningkatan efisiensi penggunaan spektrum. Kemampuannya meliputi komunikasi suara nirkabel dalam jangkauan area luas (wide-area wireless voice telephony), panggilan video (video calls), dan jalur data kecepatan tinggi nirkabel (broadband wireless data), dan semuanya itu berkerja dalam perangkat bergerak (mobile). Fasilitas tambahan juga meliputi transmisi data HSPA yang mampu untuk mengirim data dengan kecepatan sampai 14,4 Mbps untuk downlink dan 5,8 Mbps untuk uplink. ITU mendefisikan 3G sebagai teknologi yang:
1. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 Kbps pada pengguna yang bergerak dengan kecepatan 100 km/jam.
2. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 Kbps pada pengguna yang berjalan kaki.
3. Mempunyaikecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada pengguna diam (stasioner).
Teknologi 3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan berikut:
1. Menambah efisiensi dan kapasitas jaringan. 2. Menambah kemampuan jelajah (roaming). 3. Untuk mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi. 4. Peningkatan kualitas layanan (atau Quality of Service). 5. Mendukung kebutuhan internet bergerak (mobile internetFrekuensi yang digunakan oleh teknologi 3G, yaitu:
1. Frekuensi penerimaan (1920-1980 MHz
2. Frekuensi pengiriman (2110-2170 MHz
Third and A Half Generation and 3,75G) Teknologi 3.5G atau disebut juga Beyond 3G adalah peningkatan dari teknologi 3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang lebih dari teknologi 3G (diatas 2 Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi multimedia seperti akses internet dan video sharing. Yang termasuk dalam teknologiHigh Speed Downlink Packet Access(HSDPA) adalah teknologi 3.5G yang merupakan Evolusi WCDMA dari Ericsson. HSDPA merupakan protokol tambahan pada sistem CDMA (WCDMA) yang mampu mentransmisikan data berkecepatan tinggi. HSDPA fase pertberkapasitas 4,1 Mbps. menyusul fase kedua berkapasitas 11 Mbps dan kapsitas maksimal downlink peak data ratemencapai 14 Mbps. Kecepatan jaringan HSDPA di lingkungan perumahan dapat melakukan download data berkecepatan 3,7 Mbps. sedang berkendaraan di jalan tol berkecepatan 100 km/jam dapat mengakses internet berkecepatan
4
Mempunyai kecepatan transfer data Kbps pada pengguna
Mempunyaikecepatan transfer data
Mbps pada pengguna
Teknologi 3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan sebagai
Menambah efisiensi dan kapasitas
Menambah kemampuan jelajah
Untuk mencapai kecepatan transfer
Peningkatan kualitas layanan (QoS ).
Mendukung kebutuhan internet mobile internet).
Frekuensi yang digunakan oleh
Frekuensi penerimaan (downlink)
Frekuensi pengiriman (uplink)
Third and A Half Generation (3,5G
Teknologi 3.5G atau disebut juga d 3G adalah peningkatan dari
teknologi 3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang lebih dari teknologi 3G (diatas
Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi multimedia seperti akses internet dan video sharing. Yang termasuk dalam teknologi ini adalah High Speed Downlink Packet Access
dalah teknologi 3.5G yang merupakan Evolusi WCDMA dari Ericsson. HSDPA merupakan protokol tambahan pada sistem Wideband CDMA (WCDMA) yang mampu mentransmisikan data berkecepatan
HSDPA fase pertama Mbps. Kemudian
menyusul fase kedua berkapasitas Mbps dan kapsitas maksimal
downlink peak data rate hingga Mbps. Kecepatan jaringan
HSDPA di lingkungan perumahan dapat melakukan download data
Mbps. Seorang yang sedang berkendaraan di jalan tol
km/jam dapat mengakses internet berkecepatan
1,2 Mbps. Sementara itu, pengguna di lingkungan perkantoran yang padat tetap masih dapat menikmati streaming video meskipun hanya memperoleh 300 Kbps. Kelebihan HSDPA adalah mengurangi keterlambatan (memberikan respon yang lebih cepat saat pengguna menggunakan aplikasi interaktif seperti mobile office atau akses internet kecepatan tinggi, yang dapat disertai pula dengan fasilitas gaming atau download audiovideo. Kelebihan lain HSDPA, meningkatkan kapasitas sistim tanpa memerlukan spektrum frekuensi tambahan, sehingga pasti akan mengurangi biaya layanan mobile data secara signifikan.
Gambar .1 Perkembangan Sistem Telekomunikasi Berge
5.2 Sistem WCDMA ( DIVISION MULTIPLE ACCESS
Beberapa hal pokok mengenai karakteristik WCDMA adalah sistem ini merupakan sistem WCDMA (DS-WCDMA), dimana bit informasi pengguna disebar sampai melebihi bandwidthdata pengguna dengan (chip) dari kode spreading CDMA. Kemudian, chip ratesebesar 4,096 Mcps dapat memastikan membawa data dengan 5 MHz
Gambar .2 Arsitektur Jaringan WCDMA
Mbps. Sementara itu, pengguna di lingkungan perkantoran yang padat tetap masih dapat menikmati streaming video meskipun hanya memperoleh
Kelebihan HSDPA adalah mengurangi keterlambatan (delay) dan memberikan respon yang lebih cepat saat pengguna menggunakan aplikasi interaktif seperti mobile office atau akses internet kecepatan tinggi, yang dapat disertai pula dengan fasilitas
download audio dan . Kelebihan lain HSDPA,
meningkatkan kapasitas sistim tanpa memerlukan spektrum frekuensi tambahan, sehingga pasti akan mengurangi biaya layanan mobile data secara signifikan.
Gambar .1 Perkembangan Sistem Telekomunikasi Bergerak
WCDMA ( WIDEBAND CODE
DIVISION MULTIPLE ACCESS)[3] Beberapa hal pokok mengenai
karakteristik WCDMA adalah sistem ini merupakan sistem Direct Sequence-
WCDMA), dimana bit informasi pengguna disebar sampai
bandwidth dengan mengalikan data pengguna dengan bit quasi random
) dari kode spreading CDMA. chip rate pada WCDMA
sebesar 4,096 Mcps dapat memastikan membawa data dengan bandwidth sebesar
Arsitektur Jaringan WCDMA[3]
5
Keterangan : UE : User Equipment MS : Mobile Station RBS : Radio Base Station RAN : Radio Access Network RNC : Radio Network Controler CN : Core Network
5.3 Evolusi WCDMA Menuju HSDPA[7] Evolusi WCDMA menuju HSDPA
sebagian besar adalah berupa proses upgrade software pada sisi node B. Implementasi ini mengakibatkan arsitektur protocol dari WCDMA-UMTS mengalami perubahan juga. Pada WCDMA, node B merupakan entity yang langsung berhubungan dengan UE (User Equipment) dan hanya terdiri dari layer 1 atau layer fisik. Sementara fungsi MAC (Medium Access Control) layer hanya dilakukan pada sisi UE dan RNC.
Pada HSDPA Node B tidak hanya terdiri atas layer fisik, perubahan pada Node B terjadi pada MAC layer seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Dimana ditambahkan MAC-hs yang merupakan entity MAC yang menangani transport channel baru yang diperkenalkan HSDPA, yakni HS-DSCH. MAC-hs memiliki peran dalam fungsi retransmisi dan scheduling dalam menangani prioritas paket. Pada Release ’99 (WCDMA) proses retransmisi dan scheduling dilakukan pada Radio Network Controller (RNC), sedangkan pada HSDPA dilakukan pada node B (BTS), sehingga waktu yang dibutuhkan untuk transmisi lebih pendek. Dengan adanya MAC layer pada node B, maka proses retransmisi dan scheduling dapat terjadi lebih cepat.
5.4 Teknologi HSDPA[7]
Beberapa kelebihan dari HSDPA, yaitu: 1. High Speed Downlink Shared Channel
(HS-DSCH), dimana kanal tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dengan pengguna lain.
2. Transmission TimeInterval (TTI) yangl ebih pendek, yaitu 2 ms, sehingga kecepatan transmisi pada layer fisik dapat lebih cepat.
3. Menggunakan teknik penjadwalan / schedule yang cepat, perubahan yang dilakukan adalah penjadwalan padaNode B. dengan cara inilah respon terhadap kondisi kanal segera dilakukan untuk menjamin layanan untuk UE.
4. Menggunakan Adaptive Modulation and Coding (AMC) yang merupakan
teknologi utama yang menyebabkan HSDPA mencapai data rate jauh lebih besar dari system sebelumnya dengan menggunakan daya yang konstan dengan skema modulasi dan koding yang berubah sesuai kondisi kanal.
5. Menggunakan Fast Hybrid Automatic Response Request (HARQ), Userequipment dapat dengan cepat menerima retransmisi kesalahan data dan mengkombinasi informasi dari transmisiasli dengantransmisi terakhir sebelum percobaan untuk men-decode pesan.
5.5 Quality of Service (QoS) HSDPA
Quality of Service merupakan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu dalam berbagai jenis platform teknologi QOS tidak diperoleh langsung dari infrastruktur yang ada, melainkan diperoleh dengan mengimplementasikannya pada jaringan yang bersangkutan. QoS pada HSDPA adalah parameter-parameter yang menunjukkan kualitas paket data jaringan. Aplikasi dari layanan HSDPA ada 2 yaitu aplikasi real time dan aplikasi non real time. Untuk aplikasi real time, contohnya video call, video streaming, VOIP, Video on Demand, tidak dapat mentolerir delay dan packet loss.
5.6 Drive Test Menggunakan Test Mobile
System (TEMS)[7] Drive Test ialah proses pengukuran
sistem komunikasi bergerak pada sisi gelombang radio diudara yaitu dari arah Node B ke UE atau sebaliknya, dengan menggunakan ponsel yang didesain secara khusus untuk pengukuran.Drive test bertujuan untuk mengukur kualitas sinyal secara real time sehingga dapat dianalisa kualitas sinyal tersebut untuk dapat diperbaiki segala masalah yang berhubungan dengan sinyal khususnya untuk teknologi seluler. Informasi yang ditampilkan pada mode ini didapat dari perangkat TEMS secara langsung saat dilakukan drive test. Parameter drive test tersebut terdiri dari : a. BLER : Block Error Rate (%)
BLER (Block Error Rate) merupakan perbandingan jumlah blok yang salah (error) denganjumlah keseluruhan blok yang diterima pada sebuah rangkaian digital. BLER digunakan untuk kebutuhan pengujian
6
kinerjaWCDMA (pengujian demodulasi pada kondisi multipath, dan lain-lain).
b. CPICH Ec/No : Common Pilot ChannelEnergy Chips / Noise (dBm)
CPICH Ec/No adalah rasio perbandingan antara energy yang dihasilkan dari sinyal pilot dengan total energi yang diterima. Ec/No juga menunjukkan level daya minimum (threshold) dimana MS masih bisa melakukan suatu panggilan. Biasanya nilai Ec/No menentukan kapan MS harus melakukan handover.
c. CPICH RSCP: Common Pilot Channel Received Signal Code Power (dBm)
CPICH RSCP adalah kuat sinyal penerimaan yang menyatakan besarnya daya pada satu kode yang diterima oleh UE (User Equipment) yang merupakan salah satu parameter yang menentukan nilai Ec/No.Nilai CPICHRSCP merupakan suatu nilai yang menunjukkan level kekuatan sinyal.
d. Troughput Maksimun Kecepatan Tranfer Data
Troughput kecepatan data diamati pada data session untuk melihat sesi test yang dilakukan saat melakukan upload atau download file ke server dan nilai maksimum dari kedua test tersebut dan untuk mengetahui troughput yang sedang berlangsng selama sesi tersebut dapat amati pada WCDMA Data Line Chart, dalam sesi ini yang diamati adalah kecepatan dari transfer data tersebut.
Hasil dari pengumpulan data drive test dapat dianalisa untuk menentukan kualitas suatu jaringan yang telah diuji. Penentuan nilai kualitas jaringan tersebut dapat dilihat jika logfile diplotting ke software post prosessing lain misal MapInfo. Perhitungan persentase nilai yang didapat berdasar dari pengambilan data digunakan persamaan :
������ ����� ���� ���� ��/��
������ ������ ����������� ×
100% ........................................ (2.1)
Parameter yang dapat dihitung dari persamaan tersebut yaitu sample RSCP dan Ec/No. Hasil dari persentase tersebut akan menentukan kualitas yang ditentukan oleh target dari Key Performance Indicator (KPI) dari operator.
5.7 Post Processing Proses selanjutnya dari data hasil
drive test (DT) ini yaitu berupa logfile. Logfile kemudian akan di eksport dengan tems investigation 10.0.3 agar dapat dibaca
pada mapinfo 8.5 untuk di ploting sehingga didapat hasil dari sampel dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan Nemo Analyzer 5.16 dengan cara dieksport langsung dengan software tersebut dan dapat dilihat grafik perolehan nilai parameter-parameter yang didapat selanjutnya melakukan analisa perbandingan hasil yang didapat dengan dengan mengacu pada parameter-parameter tertentu sesuai Key Performance Index (KPI). a. Map Info
MapInfo adalah software pengolah data spasial yang banyak digunakan dalam analisis Sistem Informasi Geografis, operator dapat membuat, menampilkan, serta mengadakan perubahan terhadap data spasial atau peta. Selain itu untuk berfungsi untuk mem-plot hasil data di lapangan agar terlihat kualitas sinyal dan coverage jaringan. Untuk melihat coverage sinyal, dapat dilakukan dengan metode drive test pada kondisi idle mode, dedicated mode, Idle Lock karena pada proses tersebut dapat terlihat seberapa jauh dan seberapa baik Base Transceiver Station (BTS) dapat meng-cover Mobile Station.
b. Nemo Analyzer
Nemo Analyze merupakan software pengolah data hasil drive test yang biasa digunakan untuk menganalisa logfile dari Tems atau juga software lain khususnya software drive test Nemo outdoor atau indoor yang digunakan untuk melakukan drive test. Selain untuk memplotting hasil drive test juga dapat digunakan untuk melihat Key Performance Indicator (KPI) yang dapat langsung diproses dengan software tersebut sehingga memudahkan dalam melihat hasil
6. Pemodelan Sistem 6.1 Waktu Dan Tempat Pengambilan Data
Pengukuran pada operator Telkomsel dan Axis dilakukan dilokasi dan dilakukan dua kali yaitu pengambilan data kualitas sinyal dan nilai kecepatan data hasil download dan upload File Transfer Protocol (FTP) server. Pengambilan data pertama yaitu kualitas sinyal pada operator Telkomsel dan Axis dilakukan pada hari senin 28 Oktober 2013. Pengambilan data dilakukan secara bersamaan yaitu agar dapat mempermudah membandingkan kualitas sinyal antara
operator Telkomsel dan Axis yang ada diarea kota Purwokerto dan pengambilan data yang kedua yaitu pengambilan data upload dan download dilakukan pada kelima titik tertentu yang dianggap mempunyai kepadatan trafik yaitu pada kampus STT Telematika Telkom Purwokerto, pertigaan pasar wage, GOR Satria Purwokerto, Universitas Jendral Soedirman dan Jalan Bank BRI.
6.2 InstrumentPenelitian Peralatan yang dibutuhkan dalam
pengambilan data dan juga analisa adalah :1. Notebook Lenovo untuk
Notebook Accer aspire 4738Zproses analisis.
2. Handphone khusus yang dengan software handphone Sony Ericsson seri K800i dan Sony Ericsson C702i.
3. Program aplikasi TEMS Investigation 9.1
4. Program MapInfo Profesional 10.55. Program Nemo Analyzer
6.3 Rancangan Tahap Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat kajian
teoritis berdasarkan hasil pengukuran langsung yang didukung dengan beberapa literatur yang berkaitan erat dengan teknik selular. 1. Survei
Survey yang dilakukan bertujuan untukmenentukan lokasi. Dimana lokasi yang akan dilakukan drive testarea Purwokerto. Selanjutnya penulis melakukan pengambilan data dengan metode drive test dengan mengambil sampel. Pengambilan data dimulai dengan menggunakan handphone yang support TEMS, GPS dan laptopterinstal software melakukan pengukuran kualitas sinyal dari masing-masing Broadcast Control Channel (BBCH) atau Frequency Channel Numbers(ARFCN) dan dibandingkan dengan standar nilai dari parameteryang sudah ditentukan seperti Ec/No serta SC. Materi dalam penelitian ini sebagian besar diperoleh dari survey dan observasi dengan mengambil data coverage dari sinyal HSDPA dan mengambil data troughput downloaddan troughput uploadTransfer Protocol (FTP)
7
operator Telkomsel dan Axis yang ada diarea kota Purwokerto dan pengambilan data yang kedua yaitu pengambilan data
dilakukan pada kelima titik tertentu yang dianggap
afik yaitu pada kampus STT Telematika Telkom Purwokerto, pertigaan pasar wage, GOR Satria Purwokerto, Universitas Jendral Soedirman dan Jalan Bank BRI.
yang dibutuhkan dalam pengambilan data dan juga analisa adalah :
Lenovo untuk drive test dan Accer aspire 4738Z untuk
khusus yang support Tems yaitu
Sony Ericsson seri K800i dan Sony Ericsson C702i. Program aplikasi TEMS Investigation
fesional 10.5 Analyzer 6.10
Tahap Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat kajian
teoritis berdasarkan hasil survey dan pengukuran langsung yang didukung dengan beberapa literatur yang berkaitan
Survey yang dilakukan bertujuan untuk Dimana lokasi drive test yaitu
Selanjutnya penulis n pengambilan data dengan
dengan mengambil sampel. Pengambilan data dimulai
gan menggunakan satu buah yang support software
laptop yang sudah tems untuk
melakukan pengukuran kualitas sinyal Broadcast Control
atau Absolute Radio Frequency Channel Numbers
dibandingkan dengan standar nilai dari parameter-parameter
ditentukan seperti RSCP,
Materi dalam penelitian ini sebagian besar diperoleh dari survey dan
dengan mengambil data dari sinyal HSDPA dan
troughput download troughput upload melalui File
(FTP).
Gambar .3 Lokasi Node Dari gambar 3.1 tersebut dapat dilihat bahwa node B terletak didaerah perkotaan yang padat penduduk dan merupakan node B outdoor. Pengambilan data antara operator Telkomsel dansama persis agar mempermudah melakukan perbandingan kualitas jaringan dari masing-masing operator tersebut.
6.4 Proses Pengamatan Pengamatan dilakukan di area
purwokerto dengan memilih tertentu yang mempunyai kepadatan trafik.Pengambilan data dilakukan secara untuk mengamati nilai Rsecara dedicated modepangamatan nilai download dilakukan secara statis.
6.5 Post Processing Tahap ini adalah pemrosesan data
yang telah didapat kemudian diolah untuk menampilkan gambar dari kualitas sinyal dan nilai throughputuntuk kemudian dianalisa hasil dari data tersebut dengan menggunakan MapInfo 10.5 dan Nemo Analyze.dari post prosessingdari pengambilan data yang telah dilakukan. Masing-masing parameter yang telah di-plotting akan ditentukan dengan nilai standar yang telah ditentukan oleh operator.
Standar parameter dari nilai Rdan Ec/No operator Telkomsel dan Axisuntuk menentukan levelsinyal dapat dilihat pada tabel 1
Node B Area Purwokerto
Dari gambar 3.1 tersebut dapat dilihat bahwa node B terletak didaerah perkotaan yang padat penduduk dan merupakan node
Pengambilan data antara Telkomsel dan Axis, dilakukan
sama persis agar mempermudah melakukan perbandingan kualitas jaringan
masing operator tersebut.
Pengamatan dilakukan di area purwokerto dengan memilih titik-titik tertentu yang mempunyai kepadatan trafik. Pengambilan data dilakukan secara mobile untuk mengamati nilai RSCP dan Ec/No
dedicated mode. sedangkan pangamatan nilai throughputupload dan
dilakukan secara statis.
ini adalah pemrosesan data yang telah didapat kemudian diolah untuk menampilkan gambar dari kualitas sinyal
throughput yang telah diukur, untuk kemudian dianalisa hasil dari data tersebut dengan menggunakan software MapInfo 10.5 dan Nemo Analyze. Hasil
post prosessing adalah sebuah plotting dari pengambilan data yang telah
masing parameter yang akan ditentukan dengan
nilai standar yang telah ditentukan oleh
Standar parameter dari nilai RSCP /No operator Telkomsel dan Axis
level sinyal dan kualitas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Standar ParameterEc/No
RSCP (dbm)
Telkomsel Axis Telkomsel
-92 to 0
-92 to
0 -9
to 0
-102 to-92
-102
to -92
-12 to 9
-115 to-102
-115 to-102
-25 to 12
6.6 Key Performance IndicatorKey Performance Indicatorstandar nilai yang harus dicapai dari hasil pengambilan data pada saat sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan kualitas jaringan apakah sesuai dengan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan kualitas jaringan.Target yang digunakan untukualitas jaringan 3G GSM dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Key Performance IndicatorsGSM
Standard Parameter
Telkomsel
Plotting Coverage
RSCP92
Ec/No-
HSDPA Max
Throughput
Download
Upload
Axis
Plotting Coverage
RSCP92
Ec-
HSDPA Max
Throughput
Download
Upload
Persamaan yang digunakan untuk
menghitung target dari nilai persentase KPI untuk plotting RSCP dapat dilihat pada tabel 3.
8
Standar Parameter RSCP dan
Ec/No (dbm)
Telkom
sel Axis
9 to 0
-9 to 0
12 to -
-12
to -9
25 to -12
-25 to -12
Key Performance Indicator (KPI) Key Performance Indicator merupakan standar nilai yang harus dicapai dari hasil pengambilan data pada saat drive test ehingga dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan kualitas jaringan apakah sesuai dengan yang diharapkan atau masih perlu dilakukan perbaikan kualitas jaringan. Target yang digunakan untuk menentukan
G GSM dapat dilihat
Key Performance Indicators 3G
Target
SCP >= -92 dBm
80 %
Ec/No >= -9 dBm
80 %
Download 1 Mbps
Upload 500
Kbps SCP >= -92 dBm
80 %
Ec/No >= -9 dBm
80 %
Download 1 Mbps
Upload 500
Kbps
Persamaan yang digunakan untuk menghitung target dari nilai persentase
SCP dan Ec/No
Tabel 3 Persamaan Perhitungan KPI
Ec/No (dB) Telkomsel dan Axis
RSCP (dB) Telkomsel dan Axis
-9 to 0 -92 to 0
-12 to -9 -102 to -92
7. Hasil dan Analisa
7.1 RSCP pada TelkomselHasil plotting pengamatan (RSCP) pada Telkomseldengan MapIngambar 4. dan Axis pada gambar
Gambar 4. Plotting
Gambar 5 Plotting RSCP pada Axis. Pada hasil dari gambar 4 dan 5 dapat dilihat pada tabel 4.1 untuk perhitungan persentase untuk menentukan KPI.
Persamaan Perhitungan KPI
%
������ (��� �� �)
������ ������ X 100%
������ (���� �����)
������ ������ X
100%
RSCP pada Telkomsel dan Axis
pengamatan level sinyal pada Telkomsel dan Axis
dengan MapInfo dapat dilihat pada . dan Axis pada gambar 5.
RSCP pada Telkomsel.
RSCP pada Axis.
Pada hasil dari plotting MapInfo pada dapat dilihat pada tabel 4.1
untuk perhitungan persentase untuk
Tabel 4 Hasil Pengamatan RSCP pada Telkomsel dan Axis
Telkomsel Axis
Nilai Sampel Persentase
Nilai Sampel
-92 to 0 159626 99,65 -92 to 0 135597
-102 to -92 409 0,26 -102 to -92
-115 to -102 151 0,09 -115 to -102
Jumlah Sampel
160186 100 Jumlah Sampel
160186
Hasil perhitungan RSCP berdasar sampel yang didapatkan hasil drive test untuk operator Telkomsel sudah mencapai target 80% yaitu 99,65%, sedangkan operator Axis mencapai target 80% yaitu 84,65%. Hasil ini berbeda dikarenakan jumlah Node-B pada Telkomsel berdasar pengamatan di map TEMS lebih banyak dibandingkan Axis.
7.2 Ec/No pada Telkomsel dan Axis Hasil plotting pengamatan kualitas sinyal (Ec/No) pada operator Telkomsel dengan MapIndilihat pada gambar 6. dan Axis pada gambar 7.
Gambar 6 PlottingTelkomsel.
Gambar 7 PlottingAxis.
Pada hasil perhitungan dari plotting MapInfo pada gambar 4.4 dan 4.5 dapat dilihat pada tabel 4.3.
9
Hasil Pengamatan RSCP pada Telkomsel dan Axis
Axis
Sampel Persentase
135597 84,65
21379 13,35
3210 2,00
160186 100
Hasil perhitungan RSCP ≥ -92 dBm berdasar sampel yang didapatkan hasil
untuk operator Telkomsel sudah mencapai target 80% yaitu 99,65%, sedangkan operator Axis mencapai target 80% yaitu 84,65%. Hasil ini berbeda dikarenakan jumlah
B pada Telkomsel berdasar pengamatan di map TEMS lebih banyak dibandingkan Axis.
Ec/No pada Telkomsel dan Axis pengamatan kualitas
pada operator Telkomsel dengan MapInfo dapat
. dan Axis pada
Plotting Ec/No pada
Telkomsel.
Plotting Ec/No pada
Pada hasil perhitungan dari MapInfo pada gambar 4.4 dan
4.5 dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Ec/No padaTelkomsel dan Axis
Telkomsel
Nilai Sampel Persentase
-9 to – 0 78866 49,23 -12 to – 9 5507 3,44 -25 to – 12 75813 47,33
Jumlah Sampel
160186 100
Hasil perhitungan KPI pada operator Telkomsel mendapatkan 49,23%, hasil ini belum memenuhi target dari KPI sebesar 80% sedangkan Axis mencapai target 69,78%. Keadaan ini dapat diakibatkan adanya pengaruh kapadatan trafik dan variasi jarak MS ke Node-B dalam melakukan pengambilan data.
1. Pengamatan ThroughputDownload dan Upload Pada pengambilan data untuk pengamatan parameter nilai dengan cara melakukan upload file sebesar 10 MB ke sebuah FTP server dengan MS posisi statis, pengambilan throughput download dan upload antara Telkomsel dan Axis dilakukan pada kelima tempat yaitu ST3 Telkom, Pasar Wage, Gor Satria Purwokerto, Unsoed dan Jalan Bank. MS melakukan downloaddengan menggunakan teknologi HSDPA. a. Throughput Download
Telkomsel dan Axis Pengambilan data ini dilakukan pada kelima titik yang mempunyai kepadatan trafik di area Purwokerdengan membandingkan kedua operator jaringan yaitu antara Telkomsel dan Axis. Hasil nilai pada ke lima titik dapat dilihat pada tabel 4.7. Hasil tabel 4.7 berdasarkan hasil post prosessing logfileNemo Analyzer 6.10.
Pengamatan Ec/No Telkomsel dan Axis
Axis Persentase
Nilai Sampel Persentase
49,23 -9 to 0 111777 69,78 3,44 -12 to – 9 15408 9,62
47,33 -25 to – 12 33001 20,60
100 Jumlah Sampel
160186 100
Hasil perhitungan KPI Ec/No ≥ -9 pada operator Telkomsel mendapatkan 49,23%, hasil ini belum memenuhi target dari KPI sebesar 80% sedangkan Axis mencapai target 69,78%. Keadaan ini dapat diakibatkan adanya pengaruh kapadatan trafik dan variasi jarak MS
B dalam melakukan bilan data.
Throughput Layanan Data Upload
Pada pengambilan data untuk pengamatan parameter nilai throughput ini dengan cara melakukan download dan
file sebesar 10 MB ke sebuah FTP dengan MS posisi statis,
pengambilan throughput download dan upload antara Telkomsel dan Axis
an pada kelima tempat yaitu ST3 Telkom, Pasar Wage, Gor Satria Purwokerto, Unsoed dan Jalan Bank. MS
download maupun upload dengan menggunakan teknologi HSDPA.
Throughput Download pada Telkomsel dan Axis
Pengambilan data ini dilakukan pada kelima titik yang mempunyai kepadatan trafik di area Purwokerto dengan membandingkan kedua operator jaringan yaitu antara Telkomsel dan Axis.
Hasil nilai throughput download pada ke lima titik dapat dilihat pada tabel 4.7. Hasil tabel 4.7 berdasarkan
post prosessing logfile dengan Nemo Analyzer 6.10.
10
Tabel 6 Hasil Pengamatan Throughput Download Telkomsel dan
Axis
Nilai maksimum throughput download dari operator Telkomsel tertinggi berada pada Jalan Bank yaitu sekitar 1,9 Mbps sedangkan terendah berada di Unsoed sebesar 708 Kbps, sementara di tempat lain berada pada kisaran 700 Kbps untuk nilai maksimum download-nya. Sedangkan untuk pengamatan hasil maksimum download pada operator Axis dari beberapa titik terdapat titik dimana terdapat nilai maksimum tertinggi yaitu pada titik Pasar Wage sekitar 1,7 Mbps sedangkan nilai terendah di Jalan Bank sekitar 1,2 Mbps. Hasil ini dapat dilihat pengaruh level sinyal maupun trafik sangat mempengaruhi kecepatan maksimum download.
b. Throughput Upload
Hasil pengambilan data nilai throughput upload dengan menggunakan TEMS yang berupa logfile dapat di-plotting dalam bentuk grafik dengan software Nemo Analyze untuk melihat nilai maksimum. Pengambilan data ini dilakukan pada kelima titik yang mempunyai kepadatan trafik di area Purwokerto dengan membandingkan kedua operator jaringan yaitu antara Telkomsel dan Axis. Hasil nilai throughput upload pada ke lima titik dapat dilihat pada tabel 4.8. Hasil tabel 4.8 berdasarkan hasil post prosessing logfile dengan Nemo Analyzer 6.10.
Tabel 7 Hasil Pengamatan Throughput Upload pada Telkomsel dan Axis
Nilai maksimum upload pada Telkomsel yaitu terdapat pada area GOR Satria sebesar 407232 bps atau sekitar 407 Kbps dan nilai minimumnya terdapat pada ST3 Telkom dan Pasar Wage yaitu sebesar 403200 bps atau sekitar 403 Kbps sedangkan pada Axis nilai maksimum terdapat pada area Pasar Wage sebesar 403488 bps atau sekitar 403 Mbps dan nilai minimum terdapat pada Jalan Bank yaitu sebesar 385056 bps atau sekitar 385 Kbps. Hasil throughput upload pada Telkomsel dan Axis ini sangat dipengaruhi oleh faktor banyaknya Node B yang ada pada kedua operator, interferensi jaringan yang ada serta kepadatan traffic pada saat proses pengambilan nilai throughput upload pada kedua operator tersebut. Nilai yang ditampilkan dari ke 2 operator ini belum memenuhi standar KPI
8. Kesimpulan dan Saran
8.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
dan analisa data bab 4 adalah sebagai berikut: a. Nilai KPI dari level sinyal pada
penggunaan parameter RSCP operator Telkomsel dan Axis sudah mencapai target 80% pada range nilai RSCP > -92 dBm yaitu sebesar 99,65% dan 84,65 %
b. Nilai KPI dari kualitas sinyal pada penggunaan parameter Ec/No operator Telkomsel dan Axis belum memenuhi target 80% pada range nilai Ec/No < -9 dBm yaitu sebesar 49,23% dan 69,78%.
c. Nilai maksimum throughput download yang dilakukan pada
Tempat
Maksimum Throughput Download
Rata-Rata Throughput Download
Telkomsel (bps)
Axis (bps)
Telkomsel (bps)
Axis (bps))
ST3 Telkom
715872 1457568 398302,557 394656,644
Pasar Wage
727104 1702848 476891,795 538243,601
GOR Satria
753456 1508976 227776,2 416106,796
Unsoed 708288 1136016 432376,285 355185,101
Jln. Bank
1951488 1265328 794050,6 316365,78
Tempat
Maksimum Throughput Upload
Rata-Rata Throughput Upload
Telkomsel (bps)
Axis (bps)
Telkomsel (bps)
Axis (bps)
ST3 Telkom
403200 403632 250321,041 187825,846
Pasar Wage
Tempat 403488 268613,58 203118,674
GOR Satria
407232 390432 256058,533 164352,02
Unsoed 403200 399168 279893,273 192981,869
Jln. Bank
403920 385056 266704,295 194159,1
11
operator Telkomsel terdapat pada Jln. Bank yaitu sebesar 1951488 bps atau sekitar 1,9 Mbps dan nilai minimum terdapat pada ST3 Telkom yaitu sebesar 715872 bps atau sekitar 715 Kbps.
d. Nilai maksimum throughput download yang dilakukan pada operator Axis terdapat pada Pasar Wage yaitu sebesar 1702848 bps atau sekitar 1,7 Mbps dan nilai minimum terdapat pada Unsoed yaitu sebesar 1136016 bps atau sekitar 1,1
e. Nilai maksimum throughput upload yang dilakukan pada operator Telkomsel terdapat pada GOR Satria yaitu sebesar 407232 bps atau sekitar 407 Kbps dan untuk nilai minimumnya terdapat pada ST3 Telkom, Pasar Wage dan Unsoed yaitu sebesar 403200 bps atau sekitar 403 Kbps.
f. Nilai maksimum throughput upload yang dilakukan pada operator Axis terdapat pada area Pasar Wage yaitu sebesar 403488 bps atau sekitar 403 Mbps dan nilai minimum terdapat pada Jalan Bank yaitu sebesar 385056 bps atau sekitar 385 Kbps.
A. Saran
Saran yang didapat dari penulisan tugas akhir ini yaitu:
a. Penelitian selanjutnya sertakan juga pengamatan data traffic dari Node- B dan dapat juga melakukan pengamatan perbandingan lebih dari 2 operator yang ada di indonesia khusunya di daerah padat penduduk dan di daerah perkotaan agar mengetahui kinerja Node-B yang ada di area Purwokerto.
b. Pengamatan dilakukan pada beda kondisi seperti pengamatan yang dilakukan pada siang dan malam.
c. Agar diketahui hasil yang lebih detail dan optimal diperlukan tambahan parameter-parameter yang ada di jaringan UMTS/3G dengan menggunakan teknologi HSDPA
d. Jumlah titik pengamatan dapat diperbanyak untuk proses download dan upload di daerah perkotaan dan di daerah padat penduduk agar diketahui
apakah Node B yang ada di daerah padat penduduk sudah memenuhi target.
e. Pembahasan masalah jaringan 3G dengan menggunakan teknologi HSDPA dapat diperluas hingga optimasi jaringan.
9. Daftar Pustaka
1. Astuti Tatiningrum Niken, "Pengaruh Perubahan Energi BIT PER NOISE DENSITY (Eb/No) Terhadap Jumlah Kanal Yang Ditawarkan Dan Coverage WCDMA", Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto, Purwokerto, 2006.
2. Dewi Riana Puspita, "Analisis Optimalisai Kapasitas Trafik Dengan Multiband Cell (MBC) Pada Jaringan GSM Di PT. XL Axiata, Tbk. Purwokerto", Akademi Teknik Telekomunikasi Purwokerto, Purwokerto, 2011.
3. Dewana Andhika Candra, "Analisis Kualitas Panggilan Layanan Suara (Voice) Sistem WCDMA Saat Terjadi Drop Call Berdasarkan Data Stastistik Dan Drive Test", Universitas Dipenegoro Semarang, Semarang, 2012.
4. Setiawan Pambayun Ikrar, "Analisis Perhitungan Cakupan Sinyal Sistem WCDMA Pada Area Kampus Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto", Akademi Teknik Telekomunikasi Purwokerto, Purwokerto, 2013.
5. Luthfiana, "Analisia Penerapan Teknologi UMTS Untuk Mengatasi Permasalahan Kapasitas Pada Jaringan 2G (GSM) Studi Kasus Di PT. Indosat Tbk Purwokerto", Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto, Purwokerto, 2012.
6. Hidayat Rahmad,”Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA”, Universitas Mercubuana, 2013.
7. Achmadi Nur, "Analisis Kualitas Jaringan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Dengan Metode Drive Test Indoor Di Area Surabaya", Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto, Purwokerto, 2013.
8. Wahyudi Eka. “Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir”, Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto 2012.
12
Mengetahui :
Pembimbing I
Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T. NIDN : 0621087801
Pembimbing II
Wahyu Pamungkas, S.T., M.T. NIDN : 0606037801
LAPORAN
ANALISIS PERBANDINGAN
HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS
OPERATOR X DAN Y MENGGUNAKAN METODE
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
13
JURNAL
LAPORAN TUGAS AKHIR
PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN
HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS (HSDPA
OPERATOR X DAN Y MENGGUNAKAN METODE DRIVE TEST
DI AREA PURWOKERTO
Oleh:
Kisbiantoro
NIM : D308076
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
PURWOKERTO
2013
LAYANAN JARINGAN
HSDPA) PADA
DRIVE TEST
TELEKOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM