ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK ...

114
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG MATARAM OLEH HEMA RISMA NIM 160205108 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020

Transcript of ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK ...

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA

LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG

MATARAM

OLEH

HEMA RISMA

NIM 160205108

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

ii

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA

LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG

MATARAM

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

HEMA RISMA

NIM 160205108

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

vii

MOTTO

ي ين ٱلصذ ع م ذ ٱ ةإنذ ل و ٱلصذ ابٱلصذ اٱست عين ن ء ام ين ذ اٱ ي أ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-

Baqarah [2] : 153)1

“To get a success, your courage must be greater than your fear”

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada

ketakutanmu.

1 Q.S Al-Baqarah [2]: 153 Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV Insan Kamil, 2007).

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tecinta, Ibuku Salmah dan

Bapakku Akhmad Riadussaleh, Adikku, Keluargaku, Sahabatku, Almamaterku,

semua guru dan dosen terbaikku dan semua yang telah memberiku semangat

untuk tetap berjuang, terima kasih sebanyak-banyaknya atas segala doa dan

kasih sayangnya selama ini. Segala pencapaianku hari ini semua karena kalian

dan Ridho Allah SWT.”

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagaimana mestinya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

baginda Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai pada

akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis

memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu serta medukung penulis sebagai berikut:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.

2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam.

3. Bapak Dr. Muhammad Yusup, M.S.I selaku ketua Program Studi Perbankan

Syariah dan Sekretaris Prodi Ibu Dewi Sartika Nasution yang telah

membantu kami semua tetap semangat dalam mengerjakan tugas dan skripsi

sampai akhir.

4. Bapak Drs. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak

Drs. H. Hariono, M.S.I selaku pembimbing II yang selalu memberikan

bimbingan, koreksi serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

x

5. Keluarga Besar PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram beserta segenap

pegawai yang telah memberikan semangat dan kesempatan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah telah mengajarkan berbagai disiplin

ilmu pengetahuan dan bantuan pada masa studi di Universitas Islam Negeri

Mataram. Semoga dengan ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi

penulis, masyarakat dan bangsa.

7. Almamaterku tercinta yang telah mengajarkan banyak hal suka duka selama

mengenyam pendidikan di kampus.

8. Untuk orang tuaku tercinta, Ibuku Salmah dan Bapakku Akhmad

Riadussaleh yang telah merawat serta membesarkanku dengan penuh kasih

sayang, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat untuk menjadi

orang yang sukses.

9. Untuk Adik Kembarku Siti Nurliyana dan Siti Nurliyani dan Adik

Tampanku Aqsha Akhmad dan semua keluargaku yang selalu mendukung

serta menjadi penyemangat untuk bisa menyelesaikan kuliah.

10. Semua teman-teman kelas C Perbankan Syariah 2016 terima kasih sudah

menjadi bagian perjalanan dan perjuanganku selama di UIN Mataram.

xi

Untuk semua pihak yang namanya tidak dapat ku sebutkan satu persatu,

saya mengucapkan banyak terima kasih atas semua bantuan yang diberikan.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmatnya. Besar harapan penulis

agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Mataram,

Penulis

Hema Risma

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi ABSTRAK ...................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ....................................... 7 E. Telaah Pustaka ............................................................................ 8 F. Kerangka Teori ............................................................................ 12 G. Metode Penelitian ....................................................................... 37 H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 44 BAB II ISI PAPARAN DAN TEMUAN ................................................... 46 A. Gambaran Umum PT Bank BNI Syariah ................................... 46 1. Sejarah Singkat PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ...... 46 2. Letak Geografis PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ...... 49 3. Situasi dan Kondisi PT Bank BNI Syariah Cabang

Mataram ................................................................................. 49 4. Visi dan Misi PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram .......... 50 5. Struktur Organisasi PT Bank BNI Syariah Cabang

Mataram ................................................................................. 51 B. Produk-produk PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ........... 53 C. Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan

E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram .............. 59 1. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada

Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ................................................................................. 59

2. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ............................ 69

xiii

BAB III ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG MATARAM .............................................. 73 A. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank

Pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ......................................................................... 73

B. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ............................................................ 89

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 93 A. Kesimpulan ................................................................................. 93 B. Saran ........................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi

xv

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA

LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH MATARAM

Oleh:

HEMA RISMA

NIM: 160205108

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi peneliti seringnya terjadi permasalahan atau kasus kejahatan di perbankan baik itu konvensional maupun syariah yang menggunakan modus penipuan dengan berbagai cara untuk membobol uang nasabah seperti: kasus penipuan jual beli online, card trapping, call center palsu, skimming card dan phising melalui produk layanan E-Banking bank yaitu ATM, mobile banking, internet banking, dan lain sebagainya yang menyebabkan uang nasabah hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip kehati-hatian bank pada layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan tekhnik pengumpulan data yaitu dengan tekhnik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun objek dari penelitian ini ialah PT Bank BNI Syariah Mataram.

Hasil dari penelitian ini adalah pada PT Bank BNI Syariah Mataram telah menerapkan prinsip kehati-hatian bank tentunya pada semua kegiatan usaha khususnya pada layanan E-Banking ini. Di PT Bank BNI Syariah Mataram pada produk layanan E-Banking ini telah menjalankannya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Wujud nyata dari penerapan prinsip kehati-hatian bank di PT Bank BNI Syariah Mataram ini ialah dengan menjaga keamanan dalam melakukan transaksi seperti: Melakukan semua kegiatan E-Banking sesuai dengan SOP, memastikan situs web yang diaksses nasabah telah benar, mengedukasi nasabah tentang produk E-Banking dan memasang alat anti skimmer pada ATM. Selain itu bank juga selalu menjaga kerahasiaan data nasabah dengan tidak memberikan data nasabah kepada pihak yang tidak berhak atau berwenang.

Kata Kunci: Prinsip kehati-hatian, Layanan, E-Banking, Bank Syariah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi merupakan suatu kemajuan bagi manusia diseluruh

dunia. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari peran tekhnologi yang

semakin hari semakin canggih, maju, dan meringankan pekerjaan manusia.

Manusia sebagai pengguna tekhnologi harus mampu memanfaatkan

tekhnologi yang ada pada masa ini, maupun perkembangan tekhnologi

selanjutnya.2

Perkembangan tekhnologi ini terjadi secara menyeluruh hampir

disemua bidang. Baik itu penemuan tekhnologi dibidang industri kesehatan,

pertanian, informasi, komputerisasi dan lain-lain. Hal ini juga berdampak

pada perkembangan industri perbankan yang harus mengikuti arus global dan

mendorong perbankan untuk mampu berinovasi pada produk-produknya agar

nasabah lebih mudah mengakses layanan tersebut dan tidak lupa juga untuk

memperhatikan setiap resiko yang terjadi kedepannya.3

Keberadaan perbankan Islam di tanah air telah mendapatkan

pijakan kokoh setelah adanya Paket Deregulasi, yaitu yang berkaitan dengan

lahirnya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 yang direvisi dan

2 Murhada, Pengantar Tekhnologi Informasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 3. 3 Darsono, et. al,. Perjalan Perbankan Syariah di Indonesia, Kelembagaan dan Kebijakan

Serta Tantangan Ke Depan, (Jakarta: Departemen Riset Kebanksentralan Bank Indonesia, 2016), hlm. 179.

2

berfungsinya Bank Bagi Hasil atau Bank Syari’ah.4 Kemudian disahkannya

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pada tanggal 16 Juli 2008 tentang

Perbankan Syari’ah telah memberikan banyak arti bagi keberadaan perbankan

syariah. Banyak pihak tidak saja berpendapat bahwa dasar hukum perbankan

menjadi semakin kuat dan kokoh dengan adanya regulasi ini, akan tetapi juga

berharap bahwa perbankan syariah dapat berkembang secara optimal di masa-

masa mendatang.5

Asas dari kegiatan usaha perbankan syariah ialah ditetapkannya

prinsip syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian (prudential

banking principle). Prinsip syariah ialah kegiatan usaha yang tidak

mengandung unsur magrib (maysir, gharar, dan riba), objek haram dan

menimbulkan kezaliman. Demokrasi ekonomi yaitu kegiatan usaha yang

mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan.6

Sedangkan prinsip kehati-hatian (prudential banking principle) diterapkan

pada semua lini kegiatan perbankan syariah khususnya pada layanan jasa

perbankan syariah.

Prinsip kehati-hatian dapat diartikan sebagai suatu asas atau prinsip

yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan

usahanya wajib bersikap hati-hati dalam rangka melindungi dana masyarakat

yang telah dipercayakan kepadanya.7

4 Muhamad, Sistem Bagi Hasil Dan Pricing Bank Syraiah, (Yogyakarta: UII Press, 2016),

hlm. 4. 5 Darsono, et. al,. Perjalanan ..., hlm. 179. 6 Ibid, hlm. 180. 7 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama,2001), hlm. 18.

3

Perbankan syariah dalam menjalankan fungsi dan kegiatannya

selalu menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiaatan usahanya untuk

mencegah terjadinya berbagai macam resiko bank, termasuk dalam proses

layanan jasa online perbankan syariah yaitu yang sudah dikenal secara luas

sebagai Elektronik Banking (E-Banking) guna memenuhi kebutuhan transaksi

nasabah dengan mudah dan praktis. E-Banking ialah layanan perbankan

menggunakan media elektronik, baik itu sms, mobile, internet, internet

bussines, dan mobile-ATM. Dengan E-Banking, serasa ATM (Automatic

Teller Machine) ada dalam genggaman. Transaksi yang dilakukan lewat E-

Banking juga tidak perlu diragukan lagi keamanannya karena banyak bank

sudah mendesain sistem keamanan yang sudah terjamin keandalannya.8

Layanan E-Banking memiliki fitur yang menarik dan nyaman

untuk digunakan serta memberi kemudahan bagi nasabah untuk melakukan

transaksi keuangan. Pertumbuhan E-Banking yang didukung dengan

perkembangan tekhnologi, media sosial serta pola hidup masyarakat

memberikan manfaat bagi industri perbankan seperti menghasilkan

pendapatan dari fee-based income, mengurangi biaya transaksi,

pengembangan bisnis, dan meningkatkan kepercayaan serta loyalitas nasabah.

Penggunaan E-Banking juga memberikan kenyamanan dan kemudahan

bertransaksi secara bebas, tidak terbatas oleh waktu dan lokasi namun, faktor

keamanan juga perlu mendapatkan perhatian yang cukup untuk

8 Candra Ahmadi, Dadang Harmawan, E-Bussines & E-Commerce, (Yogyakarta:

Percetakan ANDI, 2013), hlm. 104.

4

meminimalkan potensi penyalahgunaan atau fraud melalui E-Banking.9

Dewasa ini, seringnya terjadi kejahatan dan penipuan online oleh

orang-orang yang tidak bertanggung jawab baik yang dilakukan oleh pihak

internal maupun eksternal, yang sering kali menyebabkan data nasabah bocor

dan tidak sedikit dana nasabah yang hilang. Kasus kejahatan internal maupun

eksternal yang sering kali terjadi di perbankan, seperti: kasus penipuan antar

bank seperti jual beli online, call center palsu, phising, skiming card, card

trapping dan bahkan sering terjadi pembobolan bank dan ATM. Penyebab

terjadinya hal ini dikarenakan kurang maksimalnya penerapan prinsip kehati-

hatian dan kepatuhan terhadap undang-undang maupun standar operasional

prosedur (SOP) bank dan khususnya pada layanan E-Banking. Oleh karena

itu, bank harus tetap berhati-hati dengan menjaga keamanan dana dan data

nasabahnya demi meningkatkan keamanan, kepercayaan dan loyalitas

nasabah, supaya tidak terjadi berbagai resiko yang dapat merugikan kedua

belah pihak.

Hampir semua perbankan di Indonesia baik itu perbankan syariah

maupun konvensional sudah menerapkan E-banking ini untuk mempermudah

kegiatan layanan jasa perbankan. Salah satu bank umum syariah yang telah

menyediakan layanan e-banking dalam melayani nasabah adalah Bank

Negara Indonesia (Bank BNI) yang didirikan pada 05 juli 1946 yang

mengalami perkembangan menjadi lebih baik dari tahun ke tahun. Bank

Negara Indonesia ini adalah bank komersial tertua dan saat ini sudah

9 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak Ber-eBanking, (Jakarta: OJK, Mei 2015), hlm. 2-3.

5

memiliki 1076 kantor cabang dan 5 di luar negeri. Pada tanggal 29 april 2000

didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang dan terus

berkembang menjadi 28 kantor cabang serta 31 kantor cabang pembantu.10

PT Bank BNI Syariah resmi spin off (memisahkan diri) pada tanggal 19 juni

2010 dan secara otomatis semua kegiatan usahanya serta operasional bank

harus berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Bank BNI Syariah menyediakan layanan E-Banking ini sebagai

salah satu bentuk dalam mengembangkan produk untuk memudahkan

nasabah dalam melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja. Produk E-

Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram ialah mobile banking, sms

banking, internet banking, phone banking, layanan gerak, Tapcash iB

Hasanah, dan ATM.

Dari hasil observasi awal peneliti, menurut Ibu Ira Novita di PT

Bank BNI Syariah Mataram pada tahun 2019 dari 49.792 nasabah tabungan

secara global terdapat 1.410 pengguna layanan E-Banking dan sampai saat ini

permasalahan E-Banking yang sering terjadi di PT Bank BNI Syariah

Mataram mengenai layanan E-Banking ini yaitu banyaknya keluhan-keluhan

transaksi yang diajukan oleh nasabah terhadap pihak bank yang terjadi akibat

permasalahan tekhnis, seperti lupa User ID, lupa nomor rekening atau salah

memasukkan nomor rekening saat melakukan transaksi, lupa PIN ATM, lupa

mencabut kartu dari mesin ATM, gagal transaksi, uang lama keluar dari

mesin ATM, kartu tertelan dan call center palsu sehingga menyebabkan

10 https://bankbnisyariah.co.id//. Diakses Sabtu, 12 Oktober 2019, Pukul 09.21

6

sejumlah dana nasabah hilang.11 Dalam kaitannya dengan hal tersebut pihak

perbankan selalu mengedukasi nasabah dan selalu mengingatkan bahwa

untuk selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan menggunakan

fasilitas Elektronik Banking ini, karena memang diperlukan ketelitian ketika

melakukan transaksi menggunakan layanan Elektronik Banking tersebut,

terlebih juga pada para nasabah yang sudah lansia. Oleh karena itu, pihak

perbankan langsung melakukan pengecekan ketika ada nasabah yang

mempunyai keluhan.

Berdasarkan latar belakang di atas, menerapkan prinsip kehati-

hatian merupakan hal yang paling penting bagi PT Bank BNI Syariah untuk

selalu menjaga keamanan dan kemudahan transaksi layanan E-Banking.

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis

Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di PT Bank

BNI Syariah.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

Bagaimana penerapan prinsip kehati-hatian bank pada layanan e-banking

pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Mataram?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sebagaimana biasanya setiap aktivitas memiliki tujuan yang ingin

11 Ira Novita, Wawancara, Customer Service Head PT Bank BNI Syariah Cabang Mataran,

pada tanggal 21 November 2019, pukul 16.30.

7

dicapai. Adapun tujuan yang hendak peneliti capai dari penelitian ini

yang disesuaikan dengan rumusan masalah di atas yaitu :

Untuk mengetahui penerapan prinsip kehati-hatian bank pada layanan e-

banking di PT. Bank BNI Syariah Cabang Mataram.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan dapat menerapkan teori yang telah diperoleh

selama kuliah untuk dipraktikkan secara langsung dalam kasus

nyata di lembaga keuangan bank khususnya perbankan syariah

maupun lembaga non bank lainnya.

b. Secara Praktis

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan dalam pengambilan kebijakan oleh lembaga keuangan

serta dapat lebih berhati-hati dalam memanajemen resiko yang

akan terjadi pada setiap kegiatan bank.

2. Dapat dijadikan referensi oleh pihak-pihak yang mengadakan

penelitian yang sama dimasa yang akan datang dan dapat

dijadikan informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

8

Dalam melakukan penelitian ini didasari adanya keterbatasan baik

itu dari segi pengetahuan, referensi, dan data yang bersifat rahasia. Oleh

karena itu, peneliti merasa perlu membatasi ruang lingkup penelitian ini

sehingga menjadi jelas dan tidak menimbulkan bias. Adapun ruang

lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada prinsip kehati-hatian bank

pada layanan e-banking di PT Bank BNI Syariah.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah tempat atau lokasi dimana penelitian

ini dilakukan yaitu di PT Bank BNI Syariah yang berada di Jln. Pejanggik

No. 23 Mataram yang merupakan kantor pusat PT Bank BNI Syariah.

Peneliti memilih PT Bank BNI Syariah ini dengan alasan bahwa peneliti

telah menjadi nasabah pada bank tersebut.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ialah penelusuran terhadap karya terdahulu, sebagai

pedoman penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data yang valid dan

menghindari adanya duplikasi serta refetisi untuk menjamin keaslian dan

legalitas penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk memaparkan hasil

penelitian-penelitian terdahulu yang tentunya berkaitan dengan judul peneliti.

Pada telaah pustaka ini peneliti mencoba mengangkat beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian Wina Sri Lestari, tentang “Penggunaan Fasilitas E-Banking

dalam Menarik Minat Nasabah Pada PT Bank Muamalat, TBK KCP SM.

9

Raja Medan”. 12 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara

Medan.

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah

dengan menggunakan metode penelitian lapangan (field research), yang

merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung terjun ke lapangan

atau pada objek penelitian dengan metode-metode yang tersedia.

Sedangkan pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu

pendekatan penelitian yang menggunakan teori. Dalam tekhnik

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (interview) yaitu

tekhnik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab

langsung dengan pihak terkait. Fokus penelitian dalam penelitian ini

adalah ketertarikan minat nasabah dalam menggunakan fasilitas E-

Banking pada PT Bank Muamalat.

Hasil dari penelitian diatas menunjukkan bahwa penggunaan

fasilitas e-banking ini masih rendah disebabkan kurangnya pengetahuan

tentang penggunaan fasilitas e-banking yang menyebabkan para nasabah

masih memilih bertransaksi dengan cara mendatangi kantor cabang. Dan

jaringan yang harus sesuai provider juga membuat nasabah yang berada

didaerah sulit untuk mengakses jaringan seperti di pedesaan, maka secara

otomatis jaringannya akan terganggu sehingga nasabah pada Bank

Muamalat lebih memilih untuk tidak menggunakan aplikasi e-Muamalat

yang mampu menghambat segala aktivitas bertransaksi secara manual.

12 Wina Sri Lestari, “Penggunaan Fasilitas E-Banking Dalam Menarik Minat Nasabah Pada PT Bank Muamalat TBK KCP SM Raja Medan”. (Skripsi, Fakultas Islam dan Bisnis Islam, UIN Sumatera Medan, 2016).

10

Dengan demikian ada kesamaan penelitian di atas dengan

penelitian yang akan dilakukan ini yaitu tentang e-banking dan terdapat

perbedaan lokasi penelitian yaitu peneliti sebelumnya di PT Bank

Muamalat sedangkan lokasi peneliti sekarang di PT Bank BNI Syariah.

2. Penelitian Zumrotun Nasikhah, tentang “Penerapan Prinsip Kehati-hatian

(Prudential Principle) Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi

Kasus di KJKS Baitut Tamwil Muhammadiyah Pemalang)”. 13 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian

lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung berhubungan

dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif yang pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam

hidupnya, berinteraksi dengan mereka tentang dunia sekitarnya.

Pengumpulan data dengan mengumpulkan data-data aktual yang relevan

atau sumber data (Primer maupun Sekunder) dan melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Dan dalam penelitian ini yang akan diamati

ialah penerapan prinsip kehati-hatian (prudential principle) dalam

meminimalkan resiko pembiayaan yang fokus \pada KJKS Baitut

Tamwil Muhammadiyah Pemalang yang membahas tentang prudential

principle dalam meminimalkan risiko pembiayaan.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan prinsip kehati-hatian

pada pembiayaan di KJKS BTM Pemalang adalah dengan menggunakan

13 Zumrotun Nasikhah, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle) Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi Kasus di KJKS Baitul Tamwil Muhammadiyah Pemalang”.(Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang, 2015).

11

analisis kelayakan 6’C Principles (character, capacity, capital,

condition, collateral, constrains), dan strategi dalam meminimalkan

risiko pembiayaan di KJKS BTM Pemalang dilakukan dengan 2 tahap

yaitu dengan menerapkan Preventive Control of Financing (pencegahan

sebelum pembiayaan macet) dan Repressive Control of Financing

(tindakan penagihan/penyelesaian setelah pembiayaan tersebut macet).

Oleh karena itu ada kesamaan penelitian yaitu tentang prinsip

kehati-hatian (prudential principle) dan terdapat perbedaan lokasi

penelitian sebelumnya di KJKS BTM Pemalang dan peneliti melakukan

penelitian di Bank BNI Syariah.

3. Penelitian Nepiana, tentang “Analisis Penerapan Prudential Banking

Pinciple Pada Layanan E-Channel di PT Bank NTB Syariah.14 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif yang merupakan salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

orang-orang yang diamati. Dalam penelitian ini yang akan diamati ialah

penerapan prudential banking principle pada layanan e-channel di Bank

NTB Syariah.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan prudential banking

principle pada layanan e-channel di Bank NTB Syariah telah diterapkan

14

Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel di PT Bank NTB Syariah” (Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019)

12

sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada karena pada setiap

produk e-channel yang ada sudah terdapat standar operasional prosedur

masing-masing, sehingga permasalahan akibat permasalahan teknis yang

terjadi selalu dapat ditindak lanjuti oleh pihak bank NTB Syariah. Oleh

karena itu, ada kesamaan penelitian yaitu penerapan prudential banking

principle pada layanan e-channel atau e-banking dan terdapat perbedaan

lokasi sebelumnya di Bank NTB Syariah dan peneliti melakukan penelitian

di Bank BNI Syariah.

F. Kerangka Teori

1. Prinsip Kehati-hatian Bank

Kehati-hatian berasal dari kata “hati-hati” (prudent) yang sangat

erat kaitannya dengan fungsi pengawasan serta manajemen bank. Prudent

dapat diterjemahkan dengan bijaksana, namun dalam dunia perbankan

istilah ini digunakan dan diterjemahkan dengan hati-hati atau kehati-hatian

(prudential)15

Prudent yang berarti bijaksana atau asas kehati-hatian bukanlah

merupakan istilah baru, namun mengandung konsepsi baru dalam

menyikapi secara lebih tegas, rinci dan efektif atas berbagai resiko yang

melekat pada usaha bank. Jadi prudential ialah konsep yang memiliki

unsur sikap, prinsip, standar kebijakan dan teknik menejemen resiko bank

yang sedemikian rupa sehingga dapat menghindari akibat sekecil apapun

yang dapat membahayakan atau merugikan stakeholders terutama para

15 Permadi Gandapraja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, (Jakarta: Gramedia Pusaka

Utama, 2004), hlm. 21.

13

depositor dan nasabah.16

Dari berbagai sumber yang ada bahwa yang dimaksud dengan

prinsip kehati-hatian adalah pengendalian resiko melalui penerapan

peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku secara

konsisten, serta memiliki sistem pengawasan internal yang secara optimal

mampu menjalankan tugasnya.17

Prinsip kehati-hatian ialah suatu asas atau prinsip yang

menyatakan bahwa dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya bank

wajib bersikap hati-hati dalam rangka melindungi dana masyarakat yang

dipercayakan padanya. Hal ini disebutkan dalam pasal 2 UU Nomor 10

tahun 1998 sebagai perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1992 tentang

perbankan, bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya

berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-

hatian. Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian itu sendiri supaya

bank selalu dalam keadaan sehat, likuid, dan solvent. Dengan

diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan kadar kepercayaan

masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi, sehingga masyarakat bersedia

dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank.18

Selain disebutkan dalam undang-undang, prinsip kehati-hatian ini

juga disebutkan pada Surat Al-Maidah ayat 49 :

16 Ibid, h. 22. 17

Zumrotun Nasikhah, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle) Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi Kasus di KJKS Baitul Tamwil Muhammadiyah Pemalang”.(Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang, 2015).

18 Lindryani Sjofjan, “Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) Dalam Pembiayaan Syariah Sebagai Upaya Menjaga Tingkat Kesehatan Bank Syariah” Pakuan Law Review, Universitas Pakuan, Vol 1, No 2, Tahun 2015, hlm. 3

14

Artinya : “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu menuruti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan nsebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”19

Dalam ketentuan diatas menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian

ialah asas terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank

dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dalam arti harus selalu konsisten

dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan dibidang perbankan

berdasarkan profesionalisme dan iktikad baik.20

Dalam Pasal 35 Bab VI UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah menyatakan bahwa Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dalam

melakukan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian.21

Secara tegas prinsip kehati-hatian dijelaskan dalam Undang-Undang

19 QS. Al-Maidah : 49. Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV Insan Kamil, 2007), hlm.

90 20 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group. 2008), hlm. 137. 21 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, hlm. 21

15

Perbankan dalam Pasal 2 Undang-Undang No 10 tahun 1998 yang

mengemukakan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya

berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-

hatian. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian adalah salah satu

prinsip terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank

dalam menjalankan kegiatan usahanya. Penerapan prinsip kehati-hatian

dalam seluruh kegiatan perbankan merupakan salah satu cara untuk

menciptakan perbankan yang sehat. Pengertian prinsip kehati-hatian, oleh

undang-undang perbankan sama sekali tidak dijelaskan, baik pada bagian

ketentuan maupun dalam penjelasannya. Undang-undang perbankan hanya

menyebutkan istilah dan ruang lingkupnya saja sebagaimana dijelaskan

dalam pasal sebagai berikut:

Pasal 29 ayat (2) mempertegas kembali pentingnya prinsip kehati-

hatian itu diterapkan dalam setiap kegiatan perbankan yang menyebutkan

bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan

ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,

rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan

usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha dengan prinsip kehati-

hatian.

Pasal 29 ayat (3) mempertegas bahwa dalam memberikan kredit

atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan

usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan

bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada

16

bank.

Pasal 29 ayat (4) menyatakan bahwa untuk kepentingan nasabah,

bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya

resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan

melalui bank.22

Mengacu pada pengaturan tentang prinsip kehati-hatian bank

(prudential banking principle) dalam UU Perbankan dan UU Perbankan

Syariah, dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip kehati-hatian ini

dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

Penerapan prinsip kehati-hatian oleh perbankan sebagai lembaga,

yang meliputi kelembagaan bank, kegiatan usaha, serta cara dan proses

dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Hal ini bermakna bahwa

kewajiban bank menerapkan prinsip kehati-hatian sudah melekat sejak

bank itu didirikan. Contoh sederhana, misalnya Bank berbentuk perseroan

terbatas, maka seluruh regulasi yang berlaku dalam Pendirian Bank

berbentuk Perseroan Terbatas harus diperhatikan. Selanjutnya prinsip

kehati-hatian wajib diterapkan dalam proses dan carayang tercermin dalam

pedoman atau standard operating procedures yang dibuat oleh bank.

Prinsip kehati-hatian disini harus ditafsirkan sebagai ketaatan bank

terhadap seluruh regulasi yang berlaku sejak bank didirikan, beroperasi

dan menjalankan kegiatan usahanya.

Penerapan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, yang

22 Paramita Prananingtyas, et all. “Prinsip Kehati-hatian Pada Pemberian Kredit Oleh Pejabat Bank (Studi Kasus Pemberian Kredit Oleh PT Bank BNI Tbk Kepada PT Guna Inti Permata)” Diponegoro Low Jurnal, Universitas Diponegoro, Vol. 5, No. 4, Tahun 2016, hlm. 8.

17

tujuannya untuk menghindari kredit atau pembiayaan yang bermasalah

atau macet. Penerapan prinsip kehati-hatian ini lebih menekankan pada

tujuan bank untuk memenuhi tingkat kesehatan bank yang disyaratkan.

Penerapan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, menjelma dalam

kewajiban bank untuk melakukan analisa yang mendalam terhadap watak,

kemampuan, permodalan, agunan dan prospek usaha nasabah sebelum

menyalurkan kresit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Secara

implisit, penerapan prinsip kehati-hatian disini juga dimaknai berhati-hati

dalam menentukan calon nasabah.

Penerapan prinsip kehati-hatian yang dibebankan kepada organ

bank itu sendiri untuk menghindari bank dari kerugian dan menjaga

kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Dengan

demikian, bank wajib menjamin bahwa setiap tindakan hukum yang

dilakukan oleh bank mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan

yang berlaku (regulatory compliance).23

Pelaksanaan prinsip kehati-hatian merupakan hal penting guna

mewujudkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan kokoh. Hal ini sangat

mungkin mengingat bank sebagai institusi yang telah diatur sedemikian

kompleksnya (the most related industry in the world). Bank Indonesia

sebagai pemegang otoritas perbankan harus mampu melakukan penilaian

dan penindakan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian bank

(prudential banking principle). Diabaikannya penerapan prinsip kehati-

23 Lastuti Abubakar, Tri Handayani, “Telaah Yuridis Terhadap Implementasi Prinsip Kehati-hatian Bank Dalam Aktivitas Perbankan Indonesia”, De Lega Lata, Universitas Padjajaran, Vol 2, No 1, Tahun 2017, hlm. 79

18

hatian tersebut oleh bank, baik oleh bank konvensional maupun oleh bank

syariah tentu akan berdampak pada kerugian dan risiko terhadap bank itu

sendiri. Pada bank yang menjalankan kegiatan berdasarkan prinsip syariah,

dampak kerugian yang ditimbulkan akibat mengabaikan prinsip kehati-

hatian jauh lebih besar dari kerugian yang mungkin dialami oleh bank

konvensional. Dengan demikian penerapan prinsip kehati-hatian sangat

penting (urgent) untuk diterapkan dalam operasional perbankan,

khususnya perbankan syariah, karena dalam operasional bank pihak bankir

dituntut untuk selalu melaksanakan prinsip kehati-hatian bank (prudential

banking principle) dalam memberikan jasa keuangan kepada masyarakat.24

Berdasarkan penjelasan tersebut prinsip kehati-hatian yang

disebutkan dalam undang-undang perbankan tidak cukup membantu

pelaku-pelaku perbankan dalam melakukan aktivitas yang berkaitan

dengan sistem keuangan bank. Sehingga Bank Indonesia sebagai bank

sentral nasional berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang

merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh

masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya yang dalam halnya

menerapkan Peraturan Bank Indonesia yang menyangkut tentang

pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Kewenangan Bank Indonesia dalam

menetapkan PBI yang menyangkut tentang pelaksanaan prinsip kehati-

hatian diberikan sebagai kewenangan pokok untuk mengatur, menjaga, dan

mengawaasi bank, baik bank pemerintah maupun swasta yang berada di

24 Lindryani Sjofjan, “Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) Dalam Pembiayaan Syariah Sebagai Upaya Menjaga Tingkat Kesehatan Bank Syariah” Pakuan Law Review, Universitas Pakuan, Vol 1, No 2, Tahun 2015, hlm. 7-8

19

bawah pengawasannya sebelum berpindah kewenangannya pada Otoritas

Jasa Keuangan.

Peran Bank Indonesia sangat penting dan strategis dalam upaya

menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efisien. Hal tersebut diatur

dalam Pasal 25 ayat (1) Undang-undang Bank Indonesia ditentukan

bahwa, “Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank, Bank

Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang

memuat prinsip kehati-hatian”. Kemudian dalam ayat (2) ditegaskan

bahwa, “Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. Berdasarkan ketentuan

tersebut masing-masing bank mewujudkan prinsip kehati-hatian dalam

bentuk ketentuan Standar Operasional Prosedur (SOP), bentuk perwujudan

prinsip kehati-hatian pada masing-masing bank akan berbeda karena tidak

adanya ukuran apa yang dimaksud prinsip kehati-hatian sehingga hanya

berdasar dengan kebiasaan yang tetap berakar pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Adapun pemberlakuan SOP pada masing-masing

bank harus sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia, yaitu: Peraturan

Bank Indonesia Nomor 58/PBI/2003 tentang Manajemen Resiko yang

telah diubah Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Bank

dalam menjalankan usahanya harus dapat menyesuaikan dengan

perkembangan yang akibatnya diikuti dengan semakin kompleksnya resiko

kegiatan usaha. Untuk manajemen resiko ini bank diwajibkan untuk

menerapkan manajemen resiko yang efektif. Penerapan tersebut sekurang-

20

kurangnya mencakup sebagai berikut:

a. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.

b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit manajemen

resiko.

c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian resiko, serta sistem informasi manajemen resiko.

d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

e. Penerapan manajemen resiko ini diharapkan dapat membantu bank

dalam menjaga kesehatan bank melalui pengawasan internal.

Penerapannya juga disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran

dan kompleksitas usaha serta kemampuan bank.25

2. Layanan Elektronik Banking (E-Banking)

a. Pengertian Layanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) layanan ialah

perihal atau cara melayani dan pelayanan ialah usaha melayani

kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang) atau jasa.26

Menurut Kotler definisi pelayanan ialah setiap atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Pelayanan ialah perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan konsumen itu

25 Ibid 26 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online. http://kbbi.web.id/layan. Diakses

Jum’at, 01 November 2019, Pukul 09.30.

21

sendiri.27

Pelayanan pelanggan ialah setiap tindakan atau kegiatan yang

dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun.28

b. Pengertian Elektronik Banking (E-Banking)

Perkembangan pesat tekhnologi informasi (TI) dan

globalisasi mendukung bank untuk dapat meningkatkan pelayanan

kepada nasabah secara aman, nyaman, dan efektif, sepert melalui media

elektronik atau disebut dengan Elektronik Banking (e-banking). E-

Banking ialah suatu layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk

mendapat informasi, komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan

melalui media elektronik seperti Automatic Teller Machine (ATM),

Elektronik Data Capture (EDC)/ Point Of Sales (POS), Internet

Banking, Mobile Banking, E-Commerce, SMS Banking, Phone Banking,

dan Video Banking.29

Elektronik Banking ialah layanan perbankan menggunakan

media elektronik, baik itu mobile, sms, internet, internet bisnis, dan

mobile-ATM. Dengan E-Banking, serasa ATM (Automatic Teller

Machine) ada dalam genggaman. Transaksi yang dilakukan lewat E-

Banking juga tidak perlu diragukan lagi keamanannya karena banyak

27 Riska Nofia Safitri, Doni Marlius, “Penerapan E-Banking Dalam Meningkatkan Jasa dan

Layanan Perbankan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Padang”, Akademi Keuangan dan Perbankan Padang, Tahun 2017, hlm. 4.

28 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhalindo, 2012), Edisi 14, hlm. 83.

29 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak .., hlm. 5.

22

bank sudah mendesain sistem keamanan berlapis yang sudah terjamin

keandalannya.30

c. Produk Layanan E-Banking

Di bawah ini merupakan produk yang termasuk dalam layanan e-

banking :31

1. Automated Teller Machine (ATM)

ATM atau Anjungan Tunai Mandiri ialah suatu

terminal/mesin komputer yang telah terhubung dengan jaringan

komunikasi bank, yang memungkinkan nasabah melakukan

transaksi keuangan secara mandiri tanpa harus datang ke kantor.

Sesuai dengan perkembangan tekhnologi saat ini, bank juga sudah

menyediakan 3 tipe mesin ATM, yaitu: mesin ATM yang hanya

melayani transaksi non tunai, mesin ATM yang hanya melayani

transaksi penyetoran uang tunai Cash Deposit Machine atau CDM,

dan mesin ATM yang dapat melayani semua transaksi seperti

transaksi non tunai dan penyetoran uang tunai tersebut.

Selain di kantor bank, saat ini mesin ATM juga sudah ada

diberbagai tempat sehingga nasabah dapat dengan mudah

menemukannya seperti, di restoran, pusat perbelanjaan, bandar

udara, pasar dan lokasi-lokasi strategis lainnya.

2. Electronic Data Capture (EDC)

EDC ialah suatu perangkat yang dapat digunakan untuk

30 Candra Ahmadi, Dadang Hermawan, E-bussines ..., hlm. 104. 31 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ..., hlm 6-20.

23

bertransaksi menggunakan kartu debit/kredit/prabayar di merchant

atau toko. Perangkat ini sudah terhubung ke jaringan komputer

bank. EDC ini terdiri dari alat pembaca informasi pada pita

magnetis kartu (card’s magnetic stripe) atau chip, tombol menu

dan angka untuk memasukkan jenis transaksi, nilai transaksi, dan

PIN, layar untuk melihat jenis dan nilai transaksi, dan printer untuk

mencetak bukti transaksi.

3. Internet Banking

Internet banking ialah layanan untuk melakukan transaksi

perbankan melalui jaringan internet, dimana setiap aktivitas

perbankannya menggunakan tekhnologi internet sebagai alat/media

untuk melakukan transaksi dan memperoleh informasi lainnya

melalui website milik bank. Kegiatan tersebut menggunakan

jaringan internet sebagai penghubung antara nasabah dengan bank

tanpa harus mendatangi kantor bank. Nasabah dapat menggunakan

perangkat komputer dekstop, laptop, tablet, atau smartphone yang

terhubung ke jaringan internet sebagai penghubung antara

perangkat nasabah dengan sistem bank.

4. SMS Banking

SMS banking ialah layanan perbankan yang dapat diakses

langsung melalui ponsel atau handphone hanya dengan

menggunakan media SMS (Short Message Service).

5. Mobile Banking

24

Mobile banking ialah layanan yang memungkinkan nasabah

melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone.

Nasabah dapat menggunakan layanan mobile banking ini dengan

pilihan yang sudah tersedia pada SIM (Subscriber Identity Module)

Card USSD (Unstructured Suplementary Service Data), atau

melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal oleh nasabah.

Mobile banking ini lebih mudah digunakan dibandingkan dengan

SMS banking karena nasabah tidak perlu mengingat format pesan

SMS yang akan dikirimkan ke bank dan juga nomor tujuan SMS

banking

6. Electronic Commerce (e-commerce)

E-commerce atau perdagangan elektronik ialah penyebaran,

penjualan, pembelian, pemasaran barang dan jasa melalui sistem

elektronik seperti internet atau televisi. Melalui e-commerce ini,

pembeli dan penjual dapat melakukan transaksi secara online.

7. Phone Banking

Phone banking ialah layanan untuk bertransaksi perbankan

atau mendapatkan informasi perbankan lewat telepon dengan

menghubungi nomor layanan pada bank. Layanan tersebut antara

lain bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah

dalam melakukan transaksi perbankan melalui telepon. Sehingga

nasabah tidak perlu datang ke bank atau mesin ATM untuk

melakukan berbagai transaksi. Layanan phone banking ini adalah

25

salah satu perkembangan tekhnologi dari call center. Pada

umumnya layanan phone banking ini sangat praktis untuk nasabah

karena dapat digunakan dimana saja dan kapan saja serta dapat

diakses selama 24 jam.

8. Video Banking

Video banking ialah tekhnologi yang memungkinkan

nasabah melakukan aktivitas perbankan jarak jauh dengan

menggunakan perangkat khusus yang telah disediakan oleh bank

yang membuat nasabah dapat berkomunikasi secara audio visual

dengan petugas bank, menginput data, mencetak statement, dan

mengeluarkan kartu baru. Pada umumnya bank menyediakan

layanan video banking di lokasi-lokasi strategis seperti pusat

perbelanjaan pada hari kerja maupun Sabtu dan Minggu. Jam

operasionalnya pun lebih lama daripada jam operasional pelayanan

melalui kantor bank.

d. Manfaat Layanan E-Banking

E-Banking memberikan banyak manfaat bagi nasabah, bank, dan

otoritas:

1. Bagi nasabah, e-banking memberikan kemudahan dalam melakukan

transaksi dalam hal waktu, tempat, dan biaya. Nasabah tidak perlu

mendatangi kantor bank untuk mendapatkan informasi atau

melakukan transaksi perbankan. Bahkan dengan beberapa produk e-

banking nasabah dapat melakukan transaksi dimana saja dan kapan

26

saja selama 24 jam dengan media laptop atau perangkat mobile

seperti ponsel yang dapat dibawa nasabah kemana saja selama

terhubung dengan jaringan internet dan/atau SMS.

2. Bagi bank, e-banking dapat meningkatkan pendapatan berbasis

komisi (fee based income) dan mengurangi biaya operasional jika

dibandingkan dengan pelayanan transaksi melalui kantor cabang

yang relatif besar untuk membayar upah karyawan, sewa gedung,

pengamanan, listrik dan lainnya.

3. Bagi otoritas, perkembangan tekhnologi e-banking mampu

mewujudkan masyarakat less cash society. Less cash society ialah

gaya hidup dengan menggunakan media transaksi atau uang

elektronik dalam melakukan transaksi sehingga tidak perlu

membawa uang fisik. Less cash society selain dapat meningkatkan

sistem pembayaran yang cepat, aman, dan efisien, juga mampu

mempercepat perputaran aktivitas ekonomi serta stabilitas sistem

keuangan, dan dapat mencegah tindak pidana kriminal maupun

tindak pidana pencucian uang.32

e. Keamanan Transaksi Elektronic Banking (E-Banking)33

1. PIN ialah kode akses sehingga nomor pin ini merupakan kode rahasia

pribadi dan orang lain tidak boleh mengetahuinya.

2. Untuk Internet Banking, User ID bersifat rahasia dan key token tidak

boleh dipinjamkan kepada orang lain, serta harus mengakses situs

32 Ibid, hlm. 5-6. 33 Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel di

PT Bank NTB Syariah” (Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 27

27

bank yang benar.

3. Penggantian PIN secara berkala merupakan salah satu cara untuk

meminimalkan resiko yang mungkin saja terjadi.

4. Sim Card handphone atau nomor telepon yang sudah terdaftar pada

database komputer bank harus dilindungi untuk dapat bertransaksi

melalui phone banking dengan aman. Apabila nomor handphone

tersebut telah hilang atau dibuang, nomor tersebut harus di

unregisered.

5. Nasabah harus berhati-hati, karena banyak orang-orang jahat yang

selalu mencoba untuk memanfaatkan kelengahan nasabah baik

melalui phising atau kegiatan hecker.

f. Keunggulan Electronic Banking (E-Banking)34

1. Praktis, karena dapat melakukan transaksi kapan saja dan dimana

saja.

2. Sangat efisien, hanya menggunakan komputer dan handphone,

nasabah sudah bisa melakukan transaksi perbankan tanpa harus

mendatangi kantor bank. Efisiensi waktu dan efisiensi biaya.

3. Aman, E-Banking dilengkapi dengan security user ID dan PIN untuk

menjamin keamanan serta menggunakan Key Token alat tambahan

untuk mengamankan transaksi. Pengiriman data dengan melalui acak

terlebih dahulu.

g. Kasus Kejahatan E-Banking

34 Ibid, hlm. 27-28

28

Berikut modus penipuan yang sering terjadi di E-Banking

perbankan adalah, sebagai berikut:35

1. Card Trapping

Modus dari card trapping dijalankan oleh pelaku dengan

cara menyumbat mulut card reader ATM (tempat memasukkan

kartu) dengan tujuan supaya kartu ATM korban tersangkut dan

tidak bisa keluar. Alat penyumbatnya biasanya dengan batang

korek api.

2. Call Center Palsu

Call center palsu ialah lanjutan dari aksi card trapping,

seseorang biasanya akan mendekati korban yang kebingungan

karena kartunya tidak bisa keluar. Kemudian pelaku menawarkan

call center palsu untuk dihubungi. Hal tersebut dilakukan dengan

memasang stiker call center palsu pada mesin ATM yang nantinya

akan tersambung ke kawannya sendiri. Jadi modus ini diawali

dengan penempelan stiker call center palsu dari ATM baik

bersangkutan yang dipasang sebelum pelaku menjalankan aksinya.

3. Skimmer

Skimmer ialah alat yang diletak kan di depan slot untuk

memasukkan kartu ATM. Alat ini dapat merekam atau mengambil

data kartu ATM. Cara kerja alat ini ialah dengan menyalin data-

data yang ada di dalam pita magnetik kartu ATM pada saat

35 Ibid, hlm. 28-30

29

digesekkan pada alat tersebut. Setelah data pada kartu ATM disalin

maka pelaku dapat melakukan duplikasi kartu ATM dan melakukan

transaksi pengambilan uang di ATM layaknya seorang nasabah.

4. PIN Capturing

Modus yang dilakukan oleh pelaku untuk memperoleh PIN

ATM. Cara yang digunakan yaitu dengan memasang kamera

pengintai mini atau dengan menambah papan keyboard palsu di

atas keyboard asli.

5. Phising

Modus ini yang dimana pelaku telah membuat situs yang

mirip dengan situs bank aslinya, sehingga tanpa disadari oleh

nasabah sedang mengakses situs palsu karena logo bank dan

formatnya sama persis seperti aslinya. Pelaku phising akan

mendapatkan informasi yang sangat rahasia seperti User name dan

nomor PIN. Dengan informasi lengkap tersebut mereka akan bebas

bergerak memindahkan dana nasabah ke rekening yang mereka

inginkan. Untuk menjaga agar tidak terjadi hal yang seperti ini,

nasabah harus memasukkan alamat situs yang benar dan pasti. Jika

tidak tahu jelas dan pasti, jangan mencoba-coba alamat situs yang

belum pasti. Modus ini biasanya terjadi pada internet banking.

h. Regulasi dan Otoritas

Perbankan di Indonesia saat ini telah mengikuti perkembangan

tekhnologi informasi dan komunikasi. Perkembangan ini dapat dilihat

30

dengan pesatnya penggunaan electronic banking (e-banking) yang

mampu mendukung operasional kegiatan perbankan dan memudahkan

nasabah melakukan transaksi. Walaupun demikian, penggunaan

tekhnologi informasi ini juga harus memperhatikan risiko yang akan

dihadapi bank dan nasabah sehingga bank harus selalu menerapkan

manajemen risiko tekhnologi informasi (TI) secara efektif. 36

3. Bank Syariah

a. Definisi Bank Syariah

Secara etimologis, istilah bank berasal dari kata Italia “Banco”

yang artinya “Bangku”. Bangku ini digunakan pegawai bank untuk

melayani aktivitas operasionalnya kepada para penabung. Secara

terminologis, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat.37

Menurut UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Pasal 1 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Bank Syariah

adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.38

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

36 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ...,hlm. 20 37 Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Grup,2015), hlm 9. 38 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Cet Ke-1, Jakarta: LPFE USAKTI, 2009, hlm. 46.

31

usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas

Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan

badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan

bentuk hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi.

Seperti halnya bank umum konvensional, BUS dapat berusaha

sebagai bank devisa atau bank nondevisa.

2. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank

umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur

organisasi, UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum

konvensional yang bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank

devisa atau bank nondevisa. Sebagai suatu unit kerja khusus, UUS

mempunyai tugas untuk 1) mengatur dan mengawasi seluruh

kegiatan kantor cabang syariah, 2) melaksanakan fungsi treasury

dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber

dari kantor cabang syariah, 3) menyusun laporan keuangan

konsolidasi dari seluruh kantor cabang syariah, dan 4) melakukan

tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah.

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang

32

melaksanakan kegiatan usaha berasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam mlalu lintas

pembayaran. BPRS merupakan badan usaha yang setara dengan

bank perkreditan rakyat konvensional dengan bentuk hukum

perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi.39

b. Karakteristik Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang berdasarkan antara lain : asas

kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan

kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank

syariah merupakan implementasi dan prinsip ekonomi Islam dengan

prinsip antara lain sebagai berikut :

1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuk

2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)

3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

5. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang

6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah

memenuhi syarat berikut ini :

1. Transaksi tidak mengandung unsur kezaliman

2. Bukan riba

3. Tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak lain

39 Ascarya & Diana Yumanita, Bank Syariah, (Jakarta: PPSK, BI, 2005), hlm. 68-70

33

4. Tidak ada penipuan (gharar)

5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan

6. Tidak mengandung unsur judi (maysir)40

c. Kegiatan Bank Syariah

Bank syariah ialah bank yang menerapkan prinsip bagi hasil

yang merupakan landasan utama dalam segala operasionalnya, baik

dalam pengerahan dananya maupun dalam penyaluran dananya

(dalam perbankan syariah penyaluran dana biasa disebut dengan

pembiayaan). Oleh karena itu, jenis-jenis penghimpunan dana dan

pemberian pembiayaan pada bank syariah juga menggunakan prinsip

bagi hasil. Selain prinsip bagi hasil, bank syariah juga mempunyai

alternatif penghimpunan dana dan pemberian pembiayaan non bagi

hasil. Dalam penghimpunan dana, bank syariah dapat menggunakan

prinsip wadi’ah, qardh, dan ijarah. Dalam pembiayaan, bank syariah

juga dapat menggunakan prinsip jual beli dan sewa (lease). Selain itu,

bank syariah juga menyediakan berbagai jasa keuangan seperti

wakalah, kafalah, hiwalah, rahn, qardh, sharf dan ujr.

Secara garis besar jenis kegiatan usaha bank syariah dapat

dibagi ke dalam penghimpunan dana, penyaluran dana, pelayanan jasa

dan kegiatan sosial.

1. Penghimpunan Dana

Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan

40 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014),

hlm. 5-6.

34

mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan

perekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang

adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana ini

dilakukan dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi islam.

Dalam hal ini, bank syariah melakukannya tidak dengan prinsip

bunga (riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai

dengan syariat Islam, terutama mudharabah (bagi hasil) dan

wadi’ah (titipan). Sumber dana bank syariah selain dari kegiatan

penghimpunan dana, tentunya juga dari modal disetor sehingga

secara keseluruhan sumber dana bank syariah dapat dibagi

menjadi: modal, rekening giro, rekening tabungan, rekening

investasi umum, rekening investasi khusus dan obligasi syariah.

2. Penyaluran Dana

Dalam menyalurkan dana, bank syariah mampu

memberikan berbagai bentuk pembiayaan. Pembiayaan yang

diberikan oleh bank syariah mempunyai lima macam utama, yang

terdiri dari mudharabah dan musyarakah (dengan sistem bagi

hasil), murabahah dan salam (dengan sistem jual beli), dan ijarah

(dengan sistem sewa operasional maupun finansial). Selain

kelima macam pembiayaan tersebut, terdapat berbagai macam

pembiayaan yang merupakan turunan langsung atau tidak

langsung dari kelima bentuk pembiayaan di atas. Bank syariah

juga memiliki bentuk produk pelengkap yang berbasis jasa (fee-

35

based services) seperti qardh dan jasa keuangan lainnya.

3. Jasa Pelayanan

Selain menjalankan transaksi untuk mencari keuntungan

bank syariah juga melakukan transaksi jasa pelayanan (fee based

income) yang merupakan transaksi bank syariah yang tidak

mengambil keuntungan dari transaksi yang tercakup dalam jasa

pelayanan tersebut.

4. Kegiatan Sosial

Kegiatan bank syariah selain berorientasi keuntungan

juga berorientasi pada kesejahteraan sosial. Oleh karena itu,

dalam menjalankan usahanya, bank syariah selalu memperhatikan

implikasi sosial yang diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang

diambil oleh bank termasuk dalam pembiayaan.41

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara

sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan

antara fenomena yang diselidiki. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan

Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan perilaku

41 Ascarya & Diana Yumanita, Bank ..., hlm. 14-37.

36

orang-orang yang diamati. Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan

ialah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan

penelitian ini peneliti diharapkan mampu mendeikripsikan dan

menggambarkan secara akurat tentang penelitian yang terkait.42

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti adalah instrument kunci

(key-instrumen). Peneliti yang melakukan dokumentasi, yang membuat

catatan, yang melakukan wawancara serta melakukan observasi mengenai

bagaimana Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan

E-Banking di PT Bank BNI Syariah selama 2 (dua) bulan, dimulai dari

tanggal 5 Januari sampai dengan 2 Maret 2020.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah di PT Bank BNI

Syariah Kantor Cabang Mataram yang berada di Jln. Pejanggik No. 23

Mataram yang merupakan kantor pusat PT Bank BNI Syariah.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:43

1) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang

42 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,

(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), hlm. 19 43 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Prenadamedia Grup, 2016), hlm. 328

37

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang yang diamati. Contoh: Prosedur dan hasil wawancara

yang berkaitan dengan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada

Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.

2) Data Kuantittaif

Data kuantitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data empiris berupa angka-angka, data seperti ini

biasanya hasil transformasi dari data kualitatif yang memiliki

perbedaan berjenjang. Contoh: Jumlah Produk, Jumlah Nasabah E-

Banking di PT Bank BNI Syariah.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah:

1) Data Primer

Data primer ialah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri

oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya.44

Dalam penelitian ini yang akan menjadi sumber data peneliti adalah

Customer Service, serta Devisi yang terkait Prinsip Kehati-hatian

Bank dan Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.

2) Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi, sudah diolah dan dikumpulkan oleh pihak lain, biasanya

44 Sugiono, Metodologi Penelitian Kuanti, Kuali dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),

hlm. 224.

38

sudah dalam bentuk publikasi.45 Contoh: Jumlah produk dan

pengguna layanan E-Banking, dan proses Penerapan Prinsip Kehati-

hatian Bank pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.

5. Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam

penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Menurut Nawawi & Martini, observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistemik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam

suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.46

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non

partisipatif yaitu suatu bentuk observasi dimana peneliti tidak terlibat

langsung dalam kegiatan kelompok atau dapat juga dikatakan peneliti

tidak menjadi bagian di PT Bank BNI Syariah, peneliti hanya akan

melakukan pencatatan atas informasi yang diperoleh yang berkaitan

dengan Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Dalam

Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.

b. Wawancara

Wawancara ialah salah satu tekhnik yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses

45 Suryani & Hendrayadi, Metodologi Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian

bidang Manajemen dan Ekonomi, (Jakarta: Prenada Group, 2015), hlm 171. 46 Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia,

2012, hlm. 134

39

interaksi secara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau

orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung.

Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap

muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi.

Dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang

diteliti dan telah dirancang sebelumnya.47

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara yang

tidak terstruktur yaitu di mana peneliti melakukan wawancara yang

lebih bebas, lebih mendalam, dan menjadikan pedoman wawancara

sebagai pedoman umum dan garis-garis besarnya saja.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sejumlah besar fakta dan data tersimpan

dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang

tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cedera mata, laporan,

artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan

waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui

hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.48

Dalam tekhnik dokumentasi ini peneliti menggunakan

sejumlah dokumentasi yang didapatkan untuk mengumpulkan data

yang terkait dengan lokasi penelitian, seperti: sejarah berdirinya PT

Bank BNI Syariah, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, sejumlah data

E-Banking serta keadaan yang terkait dengan Penerapan Prinsip

47 Muri Yusuf, Metode..., hlm. 372. 48 Juliansyah Noor, Metodologi ..., hlm 141.

40

Kehati-hatian Bank Dalam Layanan E-Banking di PT Bank BNI

Syariah.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilihnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mencari dan menemuka pola, menemukan apa yang

penting dan apa saja yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.49 Tekhnik analisis data yang digunakan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data menunjuk kepada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data mentah yang

terlihat dalam catatan tertulis lapangan.50 Dalam penelitian ini peneliti

membuat rangk uman yang inti untuk lebih menyederhanakan dan

membuang data yang tidak ada kaitannya dengan yang diteliti.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik penyajian

data yaitu dalam mendapatkan sekumpulan informasi tersusun dan tidak

tersusun peneliti dapat menarik kesimpulan yang akurat dan tepat

tentang penelitian yang dilakukan. Penyajian data yang digunakan

peneliti adalah penyajian data tertulis yang didapatkan dari hasil

wawancara dengan informan lalu dapat melaporkan informasi tersebut

49 Lexy J Meolong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosdakarya, 2010), hlm. 42. 50 Muri Yusuf, Metode ..., hlm. 407.

41

dalam hasil penelitian peneliti.

7. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian bertujuan untuk membuktikan apa

yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan

sehingga data yang didapatkan benar-benar valid. Adapun tekhnik-tekhnik

yang digunakan peneliti, sebagai berikut:

a. Triangulasi

Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.51 Dalam

penelitian ini peneliti akan membandingkan hasil yang diperoleh dari

sumber informai untuk memastikan keadaan sebenarnya atau yang lebih

sesuai dengan informasi yang diinginkan oleh peneliti.

b. Kecukupan Refrensi

Dalam menggunakan tekhnik ini, peneliti membandingkkan

dokumen atau catatan-catatan yang ada kaitannya dengan fokus

penelitian. Hal ini untuk mengetahui adanya kesesuaian antara data

tersebut dengan kesimpulan hasil penelitian sehingga menghasilkan

data yang valid.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif yang menggunakan

51 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, (Jakarta: Cahaya Indoensia, 1988),

hlm. 273.

42

pendekatan penelitian kualitatif. Penulisan skripsi ini mengacu pada pedoman

penulisan skripsi UIN Mataram tahun 2019. Penulisan skripsi ini juga

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan serta mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Bab I Pendahuluan dalam skripsi ini meliputi: Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup

dan Setting Penelitian, Telaah Pustaka, Kajian Teori, Metode Penelitian, dan

Sistematika Pembahasan.

Bab II Paparan Data dan Temuan. Bab ini berisi paparan data

temuan peneliti baik primer maupun skunder dari peneliti yang dilakukan di

lapangan dengan berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan. Pada

bagian ini dipaparkan secara deskriptif tentang gambaran lokasi penelitian

dan temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian.

Bab III Pembahasan. Bab ini menguraikan tentang pembahasan

dan analisis terhadap data-data hasil temuan yang telah dipaparkan pada bab

II dengan menganalisis lebih terperinci tentang hasil temuan peneliti sesuai

tema penelitian.

Bab IV Penutup. Bab ini adalah bab akhir yang terdiri dari

kesimpulan hasil penelitian yang merupakan jawaban dari fokus kajian dan

saran-saran peneliti terhadap lembaga terkait maupun untuk peneliti

selanjutnya.

Daftar Pustaka berisi sejumlah refrensi peneliti dalam melakukan

penelitian yang diambil dari buku ilmiah, jurnal, skripsi, maupun internet atau

43

website resmi lainnya.

44

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram

1. Sejarah singkat perkembangan Bank BNI Syariah Mataram

Sejak awal didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, sebagai bank

pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan

pelopor terciptanya berbagai produk dan layanan jasa perbankan. BNI

terus memperluas perannya, tidak hanya terbatas sebagai bank

pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan transaksi

perbankan masyarakat umum dengan berbagai segmentasinya. Seiring

dengan pertambahan usianya yang memasuki 67 tahun, BNI tetap

berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin

kompetitif. Dengan semangat “Tak Henti Berkarya” BNI akan terus

berinovasi dan berkreasi, tidak hanya terbatas pada penciptaan produk

dan layanan perbankan, bahkan lebih dari itu BNI juga bertekad untuk

menciptakan “value” pada setiap karyanya.

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank

Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan

dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Sejalan dengan keputusan

penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan,

nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun

1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal

sebagai “BNI 46” dan ditetapkan bersamaan dengan perubahan

45

identitas perusahaan tahun 1988. Dari tahun ketahun BNI selalu

menunjukkan kekuatannya dalam industri perbankan dan kepercayaan

masyarakat pun terbangun dalam memilih Bank Negara Indonesia

sebagai pilihan tempat penyimpanan segala alat kekayaan yang

terpercaya. Permintaan akan perbankan yang sesuai perinsip syariah

pun mulai bermunculan yang pada akhirnya BNI membuka layanan

perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan konsep dual

banking system banking, yakni menyediakan layanan perbankan

umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No. 10 tahun

1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan

syariah.52

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan

ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip syariah dengan tiga

pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab

kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil.

Dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pada

tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI

dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara

dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28

kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.

Disamping itu, nasabah juga dapat menikmati layanan

syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channeling)

52 http://www.bni.co.id/id-id/tentang kami/sejarah.aspx. Diakses Minggu, 01 Maret 2020,

Pukul 17.00.

46

dengan kurang lebih 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia. Didalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah

tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan

Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.

Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari

DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Maret 2010 mengenai pemberian izin

usaha kepada PT Bank BNI Syariah dan didalam Corporate Plan UUS

BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan

akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada

tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank

Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak

terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu

dengan diterbitkannya UU. No 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN) dan UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah. Selain itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan

perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan

produk perbankan syariah juga semakin meningkat.

Pada bulan Juni 2014 jumlah Cabang BNI Syariah meningkat

mencapai 65 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17 Kantor

Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.53

53 https://www.bnisyariah.co.id/id. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.

47

Sedangkan sejarah berdirinya PT Bank BNI Syariah Mataram

adalah pada tanggal 7 Juli 2011 yang diresmikan langsung oleh Bapak

Imam Teguh Saptono selaku Direktur BNI Syariah. Kemudian mulai

beroperasi pada tanggal 25 Juli 2011.54

2. Letak Geografis Bank BNI Syariah Cabang Mataram

Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Cabang Mataram

berada di Jl. Pejanggik No. 23 Mataram, tempat ini sangat strategis

karena berada pas di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau oleh para

nasabah yang ingin melakukan transaksi simpan pinjam.

Adapun letak geografis Bank Negara Indonesia (BNI)

Syariah saat ini ialah sebagai berikut:55

Sebelah Barat : Pura Besar

Sebelah Timur : Toko atau Ruko

Sebelah Utara : Perumahan Penduduk

Sebelah Selatan : Pura Kecil

3. Kondisi Bank BNI Syariah Cabang Mataram

Pada kantor Bank BNI Syariah Cabang Mataram ini

mempunyai tiga lantai dan pada masing-masing lantai memiliki

beberapa ruangan yaitu:56

a. Pada Lantai I meliputi bagian Customer Service, Teller,

Operational Manager (OM), dan Toilet.

54 Dokumentasi, Bank BNI Syariah Mataram, 19 Januari 2020. 55 Ibid, 56 Ibid,

48

b. Pada Lantai II meliputi bagian meeting room, unit sales, ruang

pimpinan, unit processing, unit produktif dan toilet.

c. Pada Lantai III meliputi bagian mushalla, ruang server, bagian

umum, gudang, dapur dan toilet.

4. Visi dan Misi PT Bank BNI Syariah Mataram

Visi :

Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan

dan kinerja

Misi :

a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada

kelestarian lingkungan.

b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa

perbankan syariah.

c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.57

57

https://www.bnisyariah.co.id/id. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.

49

50

a. Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi masing-masing dari struktur organisasi di

atas yaitu:

1) Pemimpin cabang, dimana pemimpin cabang disini berperan dalam

mengambil seluruh keputusan dalam PT Bank BNI Syariah

Mataram.

2) Pemimpin bidang operasional, berperan sebagai memimpin dan

memutuskan setiap jalannya usaha dalam bidang operasional bank.

3) Pengelola pemasaran, berperan dalam memasarkan produk dan jasa

bank kepada nasabah serta calon nasabah, mengelola permohonan

kredit ritel, pemantauan nasabah dan kolektibilitas kredit,

melakukan perbaikan atau penyempurnaan temuan hasil audit,

menerima penyelesaian dari atasan, mengelola permohonan

pembiayaan, melakukan pemantauan nasabah dan kolektibilitas

pinjaman, melayani dan mengembangkan hubungan nasabah

wholesale dan midle.

4) Teller, berperan untuk melayani semua jenis transaksi kas/tunai,

pemindahan dan kliring, melayani kegiatan eksternal payment

point, kas mobil, kantor kas dan capem, melaksanakan perbaikan

atau penyempurnaan audit.

5) Customer service, berperan untuk melayani nasabah yang akan

membuat rekening, menyiapkan formulir dengan akad wadiah dan

51

akad mudharabah, melayani nasabah yang bermasalah dengan

ATM atau kehilangan buku tabungan, mendengarkan keluh kesah

nasabah dengan cermat, mengelola transaksi giro, tabungan,

deposito, melayani transaksi jasa dalam negeri, melayani nasabah

inti dan custodian.

6) Asisten administrasi keuangan umum, berperan dalam mengelola

sistem otomatis cabang dan cabang pembantu, memeriksa/akurasi

transaksi keuangan, mengelola output/laporan harian dari sistem,

mengelola laporan cabang, mengelola masalah kepegawaian,

menyelenggarakan administrasi umum, dan melaksanakan

perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit.

7) Unit administrasi pembayaran, berperan dalam entri data nasabah,

entri data karyawan PT Bank BNI Syariah Mataram, dan melayani

nasabah pembiayaan.59

B. Produk-Produk Bank BNI Syariah Mataram

Ada berbagai macam produk yang beragam dan banyak pilihan

yang dilakukan oleh PT Bank BNI Syariah Mataram sebagai bentuk

inovasi dan kreatifitas untuk menjawab setiap keinginan dan kebutuhan

nasabah. Adapun produk yang terdapat di PT Bank BNI Syariah ialah

sebagai berikut:60

1. Produk Pendanaan

59 Ibid, 60 Dokumentasi, PT Bank BNI Syariah, diambil pada tanggal 12 Januari 2020, Pukul

16.00

52

a. BNI Giro IB Hasanah

BNI Giro IB Hasanah ialah simpanan transaksional bisa

dalam mata uang IDR dan USD yang dikelola berdasarkan prinsip

syariah dengan dua pilihan akad yaitu Mudharabah Mutlaqah dan

Wadiah Yadh Dhamanah yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, Sarana Perintah

pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.

b. BNI Deposito IB Hasanah

BNI Deposito IB Hasanah ialah investasi berjangka yang

dikelola berdasarkan prinsip syariaah yang ditujukan bagi nasabah

perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan akada

Mudharabah.

c. BNI Tabungan IB Hasanah

Produk tabungan yang ada di PT Bank BNI Syariah ialah

sebagai berikut :

1) BNI Simpel IB Hasanah, ialah tabungan dengan akad wadiah

untuk siswa berusia 17 tahun seperti (PIAUD, TK, SMP, MTs,

SMA, MA) dengan persyaratan yang mudah dan sederhana

serta fitur yang menarik untuk mendorong budaya menabung

sejak dini.

2) BNI Dollar IB Hasanah, ialah tabungan yang dikelola dengan

akad wadiah dan mudharabah yang memberikan berbagai

53

fasilitas serta kemudahan bagi nasabah perorangan dan non

perorangan dalam mata uang USD.

3) BNI Baitullah IB Hasanah, ialah tabungan dengan akad

mudharabah atau wadiah yang dipergunakan sebagai sarana

untuk mendapatkan kepastian porsi berangkat menunaikan

ibadah Haji (Reguler/Khusus) dan merencanakan ibadah

Umrah sesuai dengan keinginan penabung dengan sistem

setoran bebas atau bulanan dalam mata uang Rupiah dan USD.

4) BNI Prima IB Hasanah, merupakan tabungan dengan akad

mudharabah dan wadiah yang memberikan berbagai fasilitas

serta kemudahan bagi nasabah segmen high

networthindividuals secara perorangan dalam mata uang rupiah

dan bagi hasil yang lebih kompetitif.

5) BNI Tunas IB Hasanah, ialah tabungan dengan akad wadiah

dan mudharabah yang diperuntukkan bagi anak-anak dan

pelajar yang berusia dibawah 17 tahun.

6) BNI Bisnis IB Hasanah, ialah tabungan yang menggunakan

akad mudharabah dan wadiah yang dilengkapi dengan detil

mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dan bagi hasil

yang lebih kompetitif dalam mata uang rupiah.

7) BNI IB Hasanah, ialah tabungan yang menggunakan

mudharabah atau wadiah yang memberikan fasilitas serta

kemudahan dalam mata uang rupiah.

54

8) BNI Tapenas IB Hasanah, ialah tabungan berjangka dengan

akad mudharabah untuk perencanaan masa depan yang dikelola

berdasarkan prinsip syariah dengan sisttem setoran bulanan

yang bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa

depan seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan

ataupun rencana masa depan lainnya.

9) BNI TabunganKu IB Hasanah, ialah produk simpanan dana

dari Bank Indonesia yang dikelola sesuai dengan prinsip

syariah dengan akad wadiah dalam mata uang rupiah untuk

meningkatkan kesadaran menabung masyarakat.

2. Produk Pembiayaan

a. Produk Pembiayaan Konsumtif

Produk pembiayaan konsumtif yang ada di PT Bank BNI

Syariah ialah sebagai berikut:61

1) BNI Griya IB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan yang

diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli,

membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan,

apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta

rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan

pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-

masing calon nasabah. Pembiayaan Griya IB Hasanah ini

menggunakan akad Mudharabah dan Musyarakah

61 Ibid,

55

2) BNI Multiguna IB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan

konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat

menggunakan akad mudharabah dan ijarah multijasa untuk

pembelian barang kebutuhan konsumtif dan/atau jasa sesuai

prinsp syariah dengan disertai agunan berupa tanah dan

bangunan yang ditinggali berstatus SHM atau SHBG dan

bukan barang yang dibiayai.

3) BNI Oto IB Hasanah, ialah fasilitas pembiayaan konsumtif

murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk

pembelian kendaraan bermotor yang dibayar dengan

pembiayaan ini.

4) BNI CCF IB Hasanah, ialah pembiayaan yang dijamin dengan

agunan likuid, yaitu dijamin dengan simpanan dalam bentuk

depositi, giro, dan tabungan yang diterbitkan oleh BNI Syariah.

5) BNI Fleksi Umroh IB Hasanah, merupakan pembiayaan

konsumtif bagi anggota masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan pembelian jasa paket perjalanan ibadah umroh

melalui BNI Syariah yang telah bekerja sama dengan Travel

Agent sesuai dengan prinsip syariah. Akad yang digunakan

dalam pembiayaan ini ialah ijarah multijasa.

b. Produk Pembiayaan Produktif

Adapun produk pembiayaan produktif yang ada di PT

Bank BNI Syariah ialah sebagai berikut:

56

1) BNI Wirausaha IB Hasanah, ialah fasilitas pembiayaan

produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi)

yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku, akad yang digunakan

dalam pembiayaan ini ialah murabahah, musyarakah dan

mudharabah.

2) BNI Usaha Kecil IB Hasanah, ialah pembiayaan syariah yang

digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun

investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip

pembiayaan syariah dengan menggunakan akad murabahah,

mudharabah dan musyarakah.

3) BNI Usaha Besar IB Hasanah, ialah pembiayaan syariah yang

digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun

investasi) kepada pengusaha pada segmentasi besar

berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan syariah dengan

menggunakan akad mudharabah, murabahah dan musyarakah.

4) BNI Tunas Usaha IB Hasanah, ialah fasilitas pembiayaan

produktif berlandaskan akad murabahah yang diberikan untuk

usaha produktif yang feasible namun belum bankable guna

memenuhi kebutuhan modal usaha atau investasi usaha.

57

C. Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di

PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram

1. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank pada Layanan

Elektronik Banking

Bagi lembaga keuangan bank, khususnya perbankan syariah

layanan E-Banking ini sangat mempunyai peran yang sangat penting

untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi melalui media

elektronik kapan saja dan dimana saja tanpa ada batasan waktu. PT

Bank Negara Indonesia Syariah ini juga telah menyediakan layanan E-

Banking sebagai betuk inovasi produk dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi dengan mudah dan

praktis. Oleh sebab itu PT Bank BNI Syariah yang salah satunya

Cabang Mataram juga sampai saat ini terus mengembangkan produk E-

Banking ini sesuai kebutuhan nasabah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita salah satu

karyawan PT Bank BNI Syariah Mataram divisi CSH (Customer Service

Head) menuturkan bahwa:

Layanan Elektronik Banking ini merupakan produk turunan dari Bank BNI konvensional yang ada sekitaran tahun 1990-an hingga sampai sekarang, setelah spin off Bank BNI Syariah ini telah melakukan inovasi produk elektronik banking tersebut. Dimana layanan Elektronik Banking ini merupakan layanan yang menggunakan alat/media elektronik yang sudah terhubung dengan sistem bank yang sangat membantu nasabah memenuhi kebutuhan mereka dalam melakukan transaksi 24 jam dimana saja dan kapan saja tanpa harus repot mendatangi kantor bank. Sampai sekarang produk layanan elektronik banking yang ada di PT Bank BNI Syariah Mataram ada 7, diantaranya: ATM, Mobile Banking,

58

Phone Banking, SMS Banking, Internet Banking, Tapcash IB Hasanah, dan Layanan Gerak.62

Terkait dengan penjelasan di atas, Ibu Ira Novita juga

menjelaskan produk-produk elektronik banking yang ada di PT Bank BNI

Syariah Mataram yang terus berinovasi sampai saat ini, sehingga

memberikan layanan yang maksimal kepada para nasabah pengguna

elektronik banking, ia menuturkan bahwa:

1. ATM (Automatic Teller Machine)

Menurut Ibu Ira Novita sebagai karyawan divisi CSH (Customer

Service Head) ia menjelaskan bahwa:

ATM atau yang dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri merupakan produk elektronik banking pertama yang diluncurkan oleh PT Bank BNI dan merupakan produk turunan yang memungkinkan nasabah melakukan layanan perbankan selama 24 jam tanpa harus datang ke kantor cabang. Jadi dengan adanya ATM ini nasabah dapat melakukan transaksi keuangan sperti, mengecek saldo rekening, menarik uang tunai, menransfer dan lain sebagainya. Pada layanan ATM ini juga memiliki banyak fitur dan kemudahan, kenyamanan dan keamanan sehingga para nasabah tidak perlu takut untuk melakukan transaksi.63

2. Mobile Banking (m-banking)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Jerry Rizky R divisi

CSA (Customer Service Asistent) tentang mobile banking ini ia

menjelaskan bahwa:

Layanan Mobile banking ini merupakan layanan yang disediakan bagi nasabah yang mobilitasnya tinggi dan bisa diakses oleh nasabah selama 24 jam melalui ponsel atau handphone yang telah terkoneksi dengan jaringan internet. Jadi

62 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul

16.00. 63 Ibid,

59

mobile banking ini merupakan sebuah aplikasi yang bisa didownload pada website resmi PT Bank BNI Syariah. Fitur transaksi pada mobile banking ini juga banyak seperti mutasi rekening, transfer dana antar rekening, informasi saldo transaksi terakhir, pembayaran, pembelian pulsa telepon dan lain sebagainya.64

3. Phone Banking

Berdasarkan wawancara dengan Pak Khairul Hidayat selaku

karyawan divisi Funding Asistent (FA) tentang phone banking ialah

bahwa:

Phone Banking adalah layanan perbankan selama 24 jam lainnya yang membuat nasabah tidak perlu keluar rumah, mendatangi kantor cabang dan lain sebagainya. Customer Representative Bank akan membantu memberikan berbagai informasi serta melakukan transakasi untuk nasabah. Kemudahan dalam phone banking ini juga seperti, dapat memperoleh informasi produk-produk BNI Syariah, informasi nisbah atau bagi hasil dari produk-produk BNI Syariah, melakukan transaksi perbankan non keuangan (mengecek saldo rekening ataupun mutasi rekening). Dengan semua kemudahan tersebut nasabah hanya perlu melakukan proses registrasi melalui ATM (khusus untuk transaksi non keuangan).65

4. SMS Banking

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita tentang

SMS Banking ini ia menjelaskan bahwa:

Sama dengan produk elektronik banking lainnya, SMS Banking ini juga merupakan layanan perbankan yang dapat digunakan oleh nasabah untuk melakukan transaksi melalui ponsel atau handphone selama 24 jam, hanya saja bedanya yaitu pada SMS Banking ini tidak perlu terhubung dengan jaringan internet. Transaksi melalui SMS Banking ini juga aman karena untuk melakukan transaksi keuangan, rekening tujuan yang akan ditransfer harus didaftarkan terlebih dahulu di kantor cabang

64 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul

15.40. 65 Khoirul Hidayat, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 24 Februari 2020, Pukul

16.55.

60

BNI Syariah. Jadi melakukan transaksi menggunakan SMS Banking ini semudah melakukan SMS kepada mitra bisnis atau rekan nasabah.66

5. Internet Banking

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Jerry Rizky R tentang

internet banking ini, ia menjelaskan bahwa:

Internet banking ini merupakan layanan perbankan 24 jam, sama dengan produk elektronik banking lainnya. Hanya dengan menggunakan komputer, handphone dan telah terkoneksi dengan jaringan internet, nasabah sudah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan mudah seperti, mengecek saldo rekening, melihat mutasi rekening, mencetak rekening koran ataupun melakukan transfer antar rekening BNI Syariah, transfer ke rekening bank lain bisa dengan fasilitas kliring, pembayaran tagihan, pembelian voucher prabayar, pembayaran zakat, infaq, shadaqoh dan masih banyak lagi. Internet banking ini juga aman digunakan karena telah dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis dan nasabah akan dilengkapi dengan token (alat yang mengeluarkan angka-angka password yang akan berganti setiap kali melakukan transaksi keuangan).67

6. Tapcash IB Hasanah

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita mengenai

Tapcash IB Hasanah ini, ia menjelaskan bahwa:

Tapcash IB Hasanah ini merupakan kartu pembayaran atau sering sekali disebut dengan uang elektronik pengganti uang tunai yang dapat diisi ulang dengan saldo maksimal Rp.1.000.000. Nasabah dapat melakukan isi ulang (top up) dengan menggunakan mesin ATM BNI/ BNI Syariah Tunai dan Non Tunai yang memiliki maupun yang tidak memiliki reader tapcash, mesin EDC yang disertai maupun yang tidak disertai dengan reader Tapcash, dan aplikasi SMS Banking BNI Syariah, serta dapat langsung mendatangi kantor cabang BNI Syariah. Dengan menggunakan tapcash IB Hasanah ini nasabah dapat menghindari uang palsu, transaksi pembayaran juga lebih cepat

66 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul

16.00. 67 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul

15.40.

61

apabila misalkan nasabah pergi luar daerah dan melewati jalan tol dan tidak memiliki uang tunai maka tapcash IB Hasanah ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran, sangat praktis dan mudah digunakan.68

7. Layanan Gerak

Senada dengan penjelasan Ibu Ira Novita mengenai layanan E-

Banking di atas, ia juga menjelaskan bahwa:

Layanan gerak ini merupakan layanan yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Mataram untuk bisa melayani nasabah yang berdomisili agak jauh dari kantor cabang, layanan gerak ini berfungsi sebagai one-stop mini-banking yang dapat bergerak mendekati lokasi nasabah untuk memudahkan dalam melakukan transaksi perbankan. Layanan gerak ini juga dilengkapi dengan ATM, terminal BNI Internet Banking, dilengkapi handshet untuk menghubungi BNI Call, serta didukung oleh petugas Customer Service dan Teller yang siap melayani berbagai transaksi nasabah.69

Produk layanan elektronik banking di PT Bank BNI Syariah

Mataram ini telah banyak digunakan oleh nasabah maupun karyawan

untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan transaksi dengan mudah,

cepat dan aman. Namun, meskipun demikian jika berbicara tentang produk

perbankan, khususnya layanan elektronik banking di PT Bank BNI Syariah

ini pasti memiliki keunggulan dan kekurangan bagi bank maupun nasabah

sebagai penggguna.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Khoirul Hidayat juga

menjelaskan keunggulan dan kekurangan E-Banking ini, ia mengatakan

bahwa:

68 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul

16.00. 69 Ibid,

62

Layanan Elektronik Banking ini memang salah satu bentuk inovasi bank, khususnya untuk PT Bank BNI Syariah Mataram dalam memenuhi kebutuhan nasabah, tapi tetap saja tidak ada yang sempurna, meskipun produk ini memiliki keunggulan tetap saja produk ini juga memiliki kekurangan. Keunggulan dari layanan E-Banking ini seperti, dapat membantu bank dalam melayani kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi dengan mudah, cepat dan aman sehingga tidak perlu mendatangi kantor, bank juga beroperasi selama 24 jam. Sedangkan kalau untuk kekurangan E-Banking ini masih dari permasalahan tekhnis seperti, uang lama keluar dari mesin ATM, kartu ATM suka tertelan, apalagi akhir-akhir ini masalah yang timbul akibat modus penipuan yang dilakukan oleh orang jahat.70

Terkait dengan penjelasan di atas Ibu Jerry Rizky R juga

menjelaskan cara mengatasi kekurangan layanan E-Banking terkait dengan

masalah tekhnis yang terjadi, ia menuturkan bahwa:

Masalah tekhnis memang tidak pernah kita inginkan untuk terjadi dan itu semua merupakan di luar kendali bank, sehingga PT Bank BNI Syariah Mataram menindak lanjuti segera jika terjadi suatu masalah dengan cara sebagai berikut: Maintenance Pertama, pihak bank dapat menangani sendiri tanpa melibatkan pihak kedua ketika terjadi suatu masalah. Dan cara Maintenance Kedua, pihak bank akan melibatkan pihak kedua (vendor) untuk bekerja sama ketika masalah pada E-Banking yang terjadi tidak dapat diselesaikan oleh pihak bank sendiri. Dari kedua cara tersebut digunakan tergantung dengan masalah yang dihadapi oleh bank.71

Sehubungan dengan modus penipuan yang kerap kali terjadi

akhir-akhir ini pada seluruh perbankan, tak lepas juga pada PT Bank BNI

Syariah Mataram ini. Menurut penjelasan Ibu Ira Novita, ia menuturkan

bahwa:

Sejauh ini memang masih belum ada masalah yang beresiko besar sampai harus diberi ranking pertama diantara bank syariah

70 Khoirul Hidayat, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 24 Februari 2020, Pukul

16.55. 71 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul

15.40.

63

lainnya, jadi semua masalah yang terjadi masih bisa ditindak lanjuti oleh pihak bank secara cepat, apabila kami tidak bisa menyelesaikannya sendiri barulah kami akan bersurat ke pusat agar segera ditindak lanjuti juga. Namun, tidak bisa dipungkiri memang banyak terjadi modus penipuan jual beli online dengan modus call center palsu yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengelabui nasabah sehingga dapat mengambil sejumlah dana pada tabungan nasabah.72

Dari berbagai permasalahan ataupun modus penipuan yang kerap

kali terjadi di perbankan pada layanan E-Banking ini, PT Bank BNI

Syariah Mataram tentunya menerapkan prinsip kehati-hatian pada segala

kegiatannya, khususnya pada layanan E-Banking ini. Prinsip kehati-hatian

ini merupakan suatu asas yang sangat penting yang harus diterapkan oleh

setiap perbankan, untuk mendegah berbagai resiko yang mungkin terjadi.

Menurut penjelasan Ibu Jerry Rizky R tentang prinsip kehati-

hatian yang diterapkan pada PT Bank BNI Syariah Mataram pada layanan

E-Banking, ia menuturkan bahwa:

PT Bank BNI Syariah sampai saat ini menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiatan usaha yang dilakukan tentunya dengan menjalankan kegiatan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang melekat pada setiap kegiatan perbankan khususnya layanan E-Banking ini. Setiap produk layanan E-Banking yang ditawarkan kepada nasabah selalu berpegang erat pada SOP yang menjadi standar acuan setiap usaha yang dilakukan, termasuk pengaplikasian produk dari layanan E-Banking, seperti: persyaratan, fitur-fitur yang ada pada produk tersebut serta cara transaksi dan lain sebagainya.73

72 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul

16.00. 73 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul

15.40.

64

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita mengenai

bentuk penerapan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking ini, ia

menuturkan bahwa:

Bentuk penerapan prinsip kehati-hatian di PT Bank BNI Syariah Mataram ini untuk mencegah terjadinya resiko, bank menerapkan hal tersebut dalam dua hal yaitu: Pertama, dalam hal kerahasiaan data nasabah agar tidak bocor kami tidak memberikan data nasabah kepada orang yang tidak berwenang atau kepada sembarang orang. Kedua, dalam hal keamanan nasabah dalam melakukan transaksi menggunakan layanan E-Banking cara kami yaitu dengan selalu patuh pada ketentuan SOP E-Banking, mengganti PIN secara berkala, menggunakan password sebagai kode akses pribadi, menggunakan nomor handphone pribadi untuk mengakses layanan m-banking, menggunakan alat anti skimmer, dan masih banyak lagi. Jika dua hal tersebut tidak dilakukan maka resiko yang disebabkan oleh masalah E-Banking ini bisa terjadi seperti resiko kepatuhan, resiko reputasi dan resiko operasional.74

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita mengenai

cara untuk mencegah terjadinya resiko, ia menuturkan bahwa:

Jadi untuk mencegah terjadinya resiko pada layanan Elektronik Banking ini, PT Bank BNI Syariah Mataram ini kami selalu mengedukasi nasabah yang akan melakukan aktivasi penggunaan layanan E-Banking, kami juga akan menjelaskan berbagai persyaratan untuk dapat menggunakan layanan E-Banking, kemudian menjelaskan fitur-fitur yang terdapat dalam produk layanan E-Banking serta cara bertransaksi menggunakan layanan E-Banking dan lain sebagainya. Selain itu kami juga menerangkan kepada nasabah bahwa untuk selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan menggunakan layanan E-Banking tersebut, serta kantor pusat juga selalu memonitoring kantor cabang khususnya untuk PT Bank BNI Syariah Mataram juga untuk mencegah sebelum terjadi masalah yang tidak di inginkan sehingga kepercayaan nasabah terhadap kami tetap terjaga.75

74 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul

16.00. 75 Ibid,

65

Sehubungan dengan hal di atas Ibu Jerry Rizky R menjelaskan

mengenai pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian bank. Ia menuturkan

bahwa:

Mengenai prinsip kehati-hatian ini memang sangatlah penting untuk diterapkan pada suatu produk untuk meminimalisir dan mengantisipasi resiko.76

Berkaitan dengan penjelasan di atas Ibu Ira Novita juga

menerangkan bahwa:

Prinsip kehati-hatian ini memang sangat penting diterapkan dalam layanan E-Banking. Bentuk yang nyata penerapannya merupakan dari produk direncanakan sampai produk tersebut sudah layak dioperasikan serta dipasarkan kepada nasabah. Sebelum dipasarkan produk tersebut akan diuji melalui beberapa tahapan untuk diuji coba, uji sertifikasi dan diberikan izin dari pihak yang berwenang seperti, membuat kajian fitur-fitur aplikasinya, proses pengembangan aplikasi, user aset content, test operational dan test operational key, setelah itu produk tersebut sudah dapat ditawarkan kepada nasabah. Melalui tahapan-tahapan itu bank dapat mengeluarkan suatu produk yang mengacu pada Standar Operasional Prosedur dan regulasi yang berlaku.77

Berdasarkan hasil wawancara beberapa nasabah mengenai prinsip

kehari-hatian bank pada layanan E-Banking ialah sebagai berikut:

Menurut Mba Yuni Susanti salah satu nasabah Tabungan Bank BNI

Syariah Mataram menjelaskan mengenai layanan E-Banking, ia

menuturkan bahwa:

Elektronik Banking ini merupakan layanan perbankan yang menggunakan media elektronik yang bisa kita gunakan untuk melakukan berbagai transaksi dimana saja dan kapan saja selama 24 jam tanpa harus datang ke bank. Dimana di PT Bank BNI

76 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul

15.40. 77 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul

16.00.

66

Syariah Mataram ini terdapat 7 produk layanan E-Banking yaitu: ATM, SMS Banking, Phone Banking, Mobile Banking, Internet Banking, Tapcash IB Hasanah dan Layanan Gerak.78

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mba Yuli Dayanti salah

satu nasabah Tabungan Bank BNI Syariah Mataram menjelaskan tentang

keunggulan dan kekurangan layanan E-Banking, ia menuturkan bahwa:

Elektronik banking ini merupakan media elektronik yang memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulannya seperti, kita sebagai nasabah dapat melakukan transaksi dengan mudah, cepat dan aman serta dapat melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja selama 24 jam dan kita juga bisa melakukan transaksi seperti menarik uang tunai menggunakan ATM tanpa harus datang ke kantor cabang, melakukan pembayaran tagihan listrik, pembelian pulsa tanpa harus datang ke konter dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk kekurangan elektronik banking ini yang sering terjadi itu seperti kartu ATM tertelan, mesin ATM macet sehingga uangnya sangat lama keluar, jaringan internet suka terputus, mobile banking suka error, alat untuk melakukan transaksi yang belum bisa beroperasi secara stabil, belum lagi masalah modus penipuan yang sering dilakukan oleh orang jahat.79

Berkaitan dengan hal di atas Mas Ari Setiawan salah satu nasabah

Tabungan Bank BNI Syariah Mataram, menjelaskan tentang keamanan

dan kenyamanan serta permasalahan tekhnis yang sering terjadi dalam

melakukan transaksi menggunakan layanan E-Banking di Bank BNI

Syariah Matarm, ia menuturkan bahwa:

Sejauh ini melakukan transaksi menggunakan layanan E-Banking ini merasa aman aman saja karena semua produk layanan E-Banking ini sudah memiliki keamanan sistem berlapis yang telah didesain oleh bank dan pasti sudah terjamin keandalannya. Oleh karena itu, sampai saat ini saya merasa nyaman menggunakan layanan E-Banking di Bank BNI Syariah Mataram ini. Terkait

78 Yuni Susanti, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 13 Februari 2020,

Pukul 09.15. 79 Yuli Dayanti, Wawancara, Nasabah PT Bank BNI Syariah Mataram, 18 Februari 2020,

Pukul 10.05.

67

dengan permasalahan tekhnis yang terjadi memang sangat mengganggu tapi ketika permasalahan teknis terjadi misalnya seperti m-banking suka error sehingga akses login suka gagal saya berharap bahwa bank akan terus melakukan pengembangan lagi terhadap produk layanan tersebut.80

Berdasarkan hasil wawancara dengan Mba Yuni Susanti tentang

modus penipuan yang kerap kali terjadi, ia menuturkan bahwa:

Terkait dengan modus penipuan yang sering kali terjadi saya berharap bahwa PT Bank BNI Syariah Mataram tetap menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiatan usaha yang dilakukan dengan menjalankan kegiatan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang melekat pada setiap kegiatan perbankan khususnya layanan E-Banking ini agar keamanan dan kerahasiaan data nasabah ini tetap terjaga. Sehingga nasabah tetap merasa aman dan nyaman menggunakan layanan E-Banking ini.81

Sehubungan dengan hal di atas Mba Yuli Dayanti menjelaskan

tentang pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian bank, ia menuturkan

bahwa:

Penerapan prinsip kehati-hatian pada bank ini memang sangat penting untuk diterapkan pada setiap kegiatan usaha bank khususnya pada layanan E-Banking ini karena selain untuk menjaga kepercayaan dan loyalitas nasabah tentu juga untuk menghindari beberapa resiko serta kerugian yang bisa terjadi apabila penerapan prinsip kehati-hatian ini yang dituangkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak dijalankan. Resiko yang mungkin saja terjadi seperti resiko reputasi, resiko kepatuhan, dan resiko operasional.82

80 Ari Setiawan, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 02 Maret 2020, Pukul 09.25.

81 Yuni Susanti, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 13 Februari 2020, Pukul 09.15.

82 Yuli Dayanti, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 18 Februari 2020, Pukul 10.05.

68

2. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip

Kehati-hatian Bank pada Layanan Elektronik Banking

Menurut penuturan Bapak Khoirul Hidayat mengenai manfaat

penerapan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking. Ia menerangkan

bahwa:

Untuk manfaat penerapan prinsip kehati-hatian dalam layanan E-Banking ini tentu untuk meningkatkan kepercayaan nasabah dalam melakukan transaksi dengan menggunakan layanan E-Banking tersebut. Selain itu juga untuk melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana khususnya, sehingga nasabah merasa aman dan nyaman dalam melakukan transaksi.83 Sehubungan dengan penjelasan diatas Ibu Jerry Rizky R juga

menjelaskan mengenai manfaat dalam penerapan perinsip kehati-hatian

ini. Ia menuturkan bahwa:

Manfaat penerapan prinsip kehati-hatian dalam layanan e-banking yaitu agar nasabah merasa puas dalam melakukan transaksi dengan hanya menggunakan handphone mereka dimana saja dan kapan saja tanpa perlu antri datang ke kantor bank. Kemudian nasabah juga akan merasa aman dan nyaman saat melakukan transaksi menggunakan layanan produk e-banking tersebut karena kami sebagai pihak bank telah menerapkan prinsip kehati-hatian tersebut dalam setiap kegiatan usaha khususnya dalam layanan produk e-banking ini.84 Menurut penturan Ibu Ira Novita mengenai kendala-kendala yang

sering dihadapi oleh PT Bank BNI Syariah Mataram dalam menerapkan

prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking. Ia menjelaskan bahwa:

Untuk kendala-kendala sih secara umum masih belum ada, karena dalam setiap kegiatan e-banking ini selalu mengacu pada Standar

83

Khoirul Hidayat, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 24 Februari 2020, Pukul 16.55.

84 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul

15.40.

69

Operasional Posedur (SOP) E-Banking PT Bank BNI Syariah. Tetapi, kendala yang terjadi ada pada masing-masing produk E-Banking itu sendiri, yang menyebabkan bank kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada nasabah seperti: permasalahan tekhnis yang terjadi pada layanan mesin ATM, Layanan Gerak, M-Banking dan Internet Banking. masalah ini yang menyebabkan nasabah tidak bisa melakukan transaksi dengan baik. Tetapi, PT Bank BNI Syariah Mataram akan langsung mengatasi masalah tersebut hingga tuntas. Karena, memang masalah tekhnis ini terjadi diluar kendali bank.85

Hal diatas senada dengan penjelasan oleh Ibu Jerry Rizky R, ia

menjelaskan bahwa:

Kalau kendala dalam menerapkan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking sampai saat ini masih belum ada karena, dalam melakukan setiap kegiatan usaha bank selalu mengacu pada SOP. Tapi memang kendala yang sering muncul itu pada layanan E-Banking itu sendiri, namun dari pihak bank selalu bisa mengatasinya dengan cepat. Karena memang penerapan prinsip keati-hatian bank ini merupakan bagian penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi.86

Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa PT Bank BNI Syariah Mataram dalam menjalankan

kegiatan usahanya sudah menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap

kegiatan usaha yang dilakukan. Prinsip kehati-hatian ini diterapkan

berdasarkan standar operasional prosedur masing-masing usaha yang

dilakukan, khususnya pada layanan E-Banking.

Pada PT Bank BNI Syariah Mataram terdapat tujuh macam

produk layanan Elektronik Banking yaitu, ATM (Automathic Teller

85

Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul 16.00.

86 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul

15.40.

70

Machine), Mobile Banking (M-Banking), Phone Banking, SMS Banking,

Internet Banking, Tapcash IB Hasanah dan Layanan Gerak. Di PT Bank

BNI Syariah Mataram sejauh ini modus penipuan yang pernah terjadi yaitu

call center palsu dengan modus jual beli online, sehingga tidak sedikit

dana nasabah yang hilang akibat kejadian tersebut. Akan tetapi, pihak bank

telah menindak lanjuti masalah tersebut hingga selesai.

Dari beberapa macam produk layanan E-Banking mempunyai

keunggulan dan kekurangan. Kekurangan tersebut yang masih membuat

kurang maksimalnya PT Bank BNI Syariah Mataram dalam memberikan

pelayanan kepada nasabah. Oleh sebab itu dari hasil wawancara di atas

menurut informan bahwa dalam menerapkan prinsip kehati-hatian PT

Bank BNI Syariah Mataram sengat berhati-hati dalam dua hal yaitu

kerahasiaan data nasabah dan keamanan nasabah dalam melakukan

transaksi menggunakan E-Banking.

PT Bank BNI Syariah Mataram mengeluarkan produk yang

bertujuan selain untuk menarik minat nasabah namun juga untuk

mempermudah bank dalam memberikan layanan 24 jam serta

memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi dan juga mendapatkan

informasi dari bank lebih cepat dan akurat. Oleh sebab itu, PT Bank BNI

Syariah Mataram terus menerus mengembangkan layanan E-Banking

terutaman dalam memperkuat sistem keamanan supaya dapat memberikan

kenyamanan dalam bertransaksi untuk mendapatkan kepercayaan dan

loyalitas nasabah pengguna E-Banking.

71

BAB III

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA

LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG

MATARAM

A. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank pada Layanan

E- Banking

PT Bank BNI Syariah merupakan salah satu bank pertama yang

membuka Unit Usaha Syariah (UUS) yang melakukan spin off pada tahun

2010 kemudian menjadi bank umum syariah yang secara otomatis bank

harus menjalankan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip

syariah dan tidak menyimpang dari syariat Islam. Termasuk juga untuk

kantor cabang khususnya Bank BNI Syariah Mataram.

Dalam Pasal 35 Bab VI UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah menyatakan bahwa Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dalam

melakukan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian.87

Asas dari kegiatan usaha perbankan syariah ialah ditetapkannya prinsip

syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian (prudential banking

principle).88

Secara tegas prinsip kehati-hatian dijelaskan dalam Undang-

Undang Perbankan dalam Pasal 2 Undang-Undang No 10 tahun 1998 yang

mengemukakan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya

87 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, hlm. 21 88 Darsono, et. al,. Perjalanan ..., hlm. 179.

72

berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-

hatian. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian adalah salah satu

prinsip terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank

dalam menjalankan kegiatan usahanya. Penerapan prinsip kehati-hatian

dalam seluruh kegiatan perbankan merupakan salah satu cara untuk

menciptakan perbankan yang sehat.89 Oleh karena itu PT Bank BNI

Syariah sebagai bank umum syariah harus menerapkan prinsip kehati-

hatian sebagai salah satu asas dalam menjalankan setiap kegiatan

usahanya, terutama pada layanan E-Banking.

E-Banking ialah suatu layanan yang memungkinkan nasabah bank

untuk mendapat informasi, komunikasi, dan melakukan transaksi

perbankan melalui media elektronik seperti Automatic Teller Machine

(ATM), Elektronik Data Capture (EDC)/ Point Of Sales (POS), Internet

Banking, Mobile Banking, E-Commerce, SMS Banking, Phone Banking,

dan Video Banking.90 Elektronik Banking ialah layanan perbankan

menggunakan media elektronik, baik itu mobile, sms, internet, internet

bisnis, dan mobile-ATM. Dengan E-Banking, serasa ATM (Automatic

Teller Machine) ada dalam genggaman. Transaksi yang dilakukan lewat E-

Banking juga tidak perlu diragukan lagi keamanannya karena banyak bank

sudah mendesain sistem keamanan berlapis yang sudah terjamin

keandalannya. Layanan E-Banking memiliki fitur yang menarik dan

89Paramita Prananingtyas, et all. “Prinsip Kehati-hatian Pada Pemberian Kredit Oleh

Pejabat Bank (Studi Kasus Pemberian Kredit Oleh PT Bank BNI Tbk Kepada PT Guna Inti Permata)” Diponegoro Low Jurnal, Universitas Diponegoro, Vol. 5, No. 4, Tahun 2016, hlm. 8.

90 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak .., hlm. 5.

73

nyaman untuk digunakan serta memberi kemudahan bagi nasabah untuk

melakukan transaksi keuangan.91

Berdasarkan teori di atas E-Banking di PT Bank BNI Syariah

Mataram juga memang sudah didesain sedemikian rupa agar tetap terjamin

keandalannya. Tetapi, masih ada saja yang terjadi permasalahan yang

disebabkan oleh orang jahat dan tidak bertanggung jawab dari eksternal

maupun internal bank. Karena seperti yang diketahui bahwa semakin

canggih suatu alat maka semakin canggih juga alat pelaku kejahatan untuk

dapat membobol suatu sistem keamanan dari alat tersebut.

PT Bank BNI Syariah Mataram juga telah menerapkan prinsip

kehati-hatian pada setiap lini kegiatan usahanya, baik itu dalam

menghimpun dana, menyalurkan dana dan pelayanan jasa. Bentuk dari

penerapan prinsip kehati-hatian ini dituangkan dalam bentuk SOP (Standar

Operasional Prosedur) yang disetiap elemen dari bank telah memiliki

ketentuan masing-masing yang telah menjadi acuan serta pedoman dalam

suatu kegiatan yang dilakukan oleh bank, termasuk juga pada layanan E-

Banking. Di PT Bank BNI Syariah Mataram ini juga terdapat SOP khusus

untuk layanan E-Banking sebagai pedoman serta ketentuan dalam

menggunakan produk tersebut, seperti: persyaratan, tata cara, fitur-fitur

pada produk, dan lain sebagainya.

Dalam buku yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

yang berjudul Bijak Ber-Elektronic Banking, ada delapan macam produk

91 Candra Ahmadi, Dadang Hermawan, E-bussines ..., hlm. 104.

74

layanan E-Banking, yaitu: ATM (Automatic Teller Machine), EDC

(Elektronic Data Capture), Mobile Banking, Internet Banking, Phone

Banking, E-Commerce, SMS Banking, dan Video Banking.92 Tetapi, di PT

Bank BNI Syariah Mataram secara umum saat ini terdapat 7 jenis E-

Banking, yaitu sebagai berikut:

1. ATM (Automatic Teller Machine)

ATM atau yang biasa disebut dengan Anjungan Tunai Mandiri

ialah layanan elektronik perbankan yang memudahkan nasabah dapat

mengambil uang cash kapan saja dan dimana saja tanpa harus datang

ke kantor. Adanya mesin ATM ini memudahkan nasabah dalam

melakukan berbagai transaksi seperti, menarik uang cash,

menransfer dana, mengecek saldo, membayar tagihan dan lain

sebagainya. Nasabah harus mempunyai rekening tabungan kemudian

membuat kartu debit ataupun kredit yang sudah terakses dengan

bank untuk dapat menggunakan mesin ATM. Kartu debit atau kredit

tersebut yang akan digunakan oleh nasabah dalam melakukan

transaksi. ATM di PT Bank BNI Syariah memiliki manfaat yang

ssama dengan ATM bank lainnya, yaitu dapat memudahkan nasabah

dalam melakukan transaksi selama 24 jam dimana saja dan kapan

saja tanpa harus datang ke kantor.

2. Mobile Banking (m-banking)

Mobile banking ialah layanan perbankan yang

92 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ..., hlm 6

75

memudahkan nasabah melakukan transaksi selama 24 jam dengan

mendownload aplikasi pada smartphone android. Fitur-fitur transaksi

yang dapat dilakukan menggunakan m-banking ini seperti,

melakukan transfer dana antar rekening BNI Syariah/BNI, transfer

online antar Bank via bersama, melakukan pemabayaran kartu

kredit, tagihan telepon, tagihan listrik, dan pembelian pulsa telepon.

Manfaat menggunakan m-banking ini ialah nasabah dapat

melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja selama 24 jam

hanya melalui smartphone. Tetapi, untuk dapat menggunakan m-

banking ini nasabah harus membuat rekening tabungan terlebih

dahulu, kemudian mendownload aplikasi m-banking BNI Syariah

lalu melakukan aktivasi ke costumer service untuk diberikan kode

akses agar bisa menggunakan m-banking. PT Bank BNI Syariah

telah mendesain m-banking sama dengan bank lainnnya dengan

tujuan memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi melalui

smartphone.

3. Phone Banking

Phone banking ialah layanan perbankan selama 24 jam

yang akan memudahkan nasabah dalam mendapatkan informasi serta

melakukan transaksi lewat telepon tanpa harus datang ke kantor

bank. Di PT Bank BNI Syariah layanan phone banking ini memiliki

manfaat seperti, nasabah dapat memperoleh informasi dari produk-

produk BNI Syariah, info nisbah atau bagi hasil dari produk-produk

76

BNI Syariah, dapat melakukan transaksi perbankan non keuangan

(mengecek saldo rekening ataupun mutasi rekening) dan lain

sebagainya.

Untuk dapat memanfaatkan layanan phone banking ini

nasabah harus melakukan proses registrasi melalui ATM khusus

untuk nasabah yang akan melakukan transaksi non keuangan.

4. SMS Banking

SMS Banking ialah layanan perbankan yang dapat

memberikan informasi kepada nasabah atas transaksi yang telah

dilakukan melalui media sms di ponsel dan handphone. Untuk

mendapatkan fasilitas SMS Banking di PT Bank BNI Syariah

nasabah harus melakukan registrasi melalui ATM jika akan

melakukan transaksi non keuangan, tetapi jika melakukan transaksi

keuangan seperti melakukan transfer maka nasabah harus

melakukan pendaftaran rekening tujuan transfer terlebih dahulu ke

kantor. Transaksi yang dapat dilakukan menggunakan SMS

Banking ini seperti, mengecek saldo, menransfer dana, pembelian

voucher, pembayaran tagihan dan lain sebagainya.

5. Internet Banking

Internet banking ialah layanan perbankan dengan

menggunakan komputer atau smartphone yang telah terkoneksi

dengan jaringan internet nasabah telah dapat melakukan berbagai

transaksi perbankan dengan mudah, nyaman dan aman. Internet

77

banking di PT Bank BNI Syariah ini telah dilengkapi dengan

sistem keamanan berlapis dan nasabah akan dilengkapi dengan

token (alat yang mengeluarkan angka-angka password yang akan

selalu berganti setiap kali nasabah melakukan transaksi keuangan).

Manfaat dari internet banking di PT Bank BNI Syariah

ini seperti nasabah dapat mengecek saldo, melihat mutasi rekening,

mencetak rekening koran, melakukan transfer antar BNI Syariah,

transfer ke rekening bank lain, melakukan pembayaran tagihan,

melakukan pembelian voucher, melakukan pembayaran uang

kuliah, melakukan pembelian tiket, pembayaran zakat, infaq,

shadaqoh, dan lain sebagainya. Untuk dapat menggunakan fasilitas

dari Internet Banking di PT Bank BNI Syariah nasabah hanya perlu

memiliki BNI Syariah Card dan melakukan registrasi di ATM jika

nasabah akan melakukan transaksi non keuangan.

6. Tapcash IB Hasanah

Kartu Tapcash IB Hasanah ialah uang elektronik sebagai

pengganti uang tunai yang dapat diisi ulang. Kartu Tapcash IB

Hasanah ini merupakan kartu pembayaran elektronik co-branding

antara BNI Syariah dan BNI dengan menggunakan logo BNI

Syariah dan BNI yang diterbitkan oleh BNI dengan didesain

khusus oleh Bank BNI Syariah dan dipasarkan oleh BNI Syariah.

Kartu Tapcash IB Hasanah digunakan untuk transaksi yang sesuai

dengan prinsip syariah dan halal.

78

Karakteristik dari Kartu Tapcash IB Hasanah yang

didesain khusus oleh PT Bank BNI Syariah ini seperti, transaksi

pembayaran lebih cepat, menghindari uang lecek dan uang palsu,

tanpa minimum transaksi, dapat dipindahtangankan, dapat diisi

ulang (top up) dengan maksimal saldo Rp. 1.000.000, saldo pada

kartu tidak diberi bagi hasil dan tidak dijamin oleh LPS. Nasabah

dapat melakukan isi ulang (top up) dengan menggunakan mesin

ATM BNI/ BNI Syariah Tunai dan Non Tunai yang memiliki

maupun yang tidak memiliki reader tapcash, mesin EDC yang

disertai maupun yang tidak disertai dengan reader Tapcash, dan

aplikasi SMS Banking BNI Syariah, serta dapat langsung

mendatangi kantor cabang BNI Syariah.

7. Layanan Gerak

Layanan gerak ini merupakan layanan yang akan

memudahkan nasabah yang berdomisili agak jauh dari kantor

cabang BNI Syariah yang berfungsi sebagai one-stop mini-banking

yang dapat bergerak mendekati para nasabah di daerah pelosok

yang dapat memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi yang

diinginkan.

Manfaat dari layanan gerak ini yaitu memudahkan

nasabah untuk melakukan transaksi perbankan tanpa harus

mendatangi kantor cabang BNI Syariah. Layanan gerak ini

dilengkapi dengan BNI ATM, Terminal BNI Internet Banking,

79

dilengkapi headshet untuk menghubungi BNI Call, didukung oleh

petugas Customer Service dan Teller yang akan siap melayani

berbagai transaksi. BNI Syariah Layanan Gerak siap untuk

melayani nasabah BNI Syariah ataupun yang akan membuka

rekening baru. Nasabah hanya perlu menyiapkan bukti kepemilikan

rekening maupun identitas diri untuk bertransaksi melalui petugas

di BNI Syariah layanan gerak.

Produk layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram telah

banyak digunakan dan juga sangat diminati, karena nasabah saat ini sudah

sangat pintar dalam memanfaatkan perkembangan tekhnologi yang ada

sehingga nasabah dapat melakukan transaksi perbankan melalui berbagai

produk layanan E-Banking sesuai kebutuhan transaksi dari nasabah.

Bertransaksi menggunakan produk layanan E-Banking ini mempunyai

banyak keunggulan dan kemudahan yang dapat dirasakan oleh nasabah.

Secara umum keunggulan E-Banking adalah sebagai berikut:93

1. Praktis, dapat melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja.

2. Sangat efisien, hanya menggunakan komputer maupun smartphone

nasabah dapat langsung melakukan transaksi tanpa harus

mendatangi kantor. Efisiensi waktu dan biaya.

3. Aman, dengan dilengkapi security user ID dan PIN E-Banking ini

sudah terjamin keamanannya dan dengan menggunakan Key Token

alat tambahan untuk mengamankan transaksi. Pengiriman data

93 Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel

di PT Bank NTB Syariah” (Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 27

80

dengan melalui acak terlebih dahulu.

Berhubungan dengan teori di atas keunggulan E-Banking di PT

Bank BNI Syariah Mataram juga nasabah dapat melakukan transaksi

dimana saja dan kapan saja, karena PT Bank BNI Syariah juga sudah

mempunyai E-Banking yang telah tersebar, misalnya mesin ATM, sudah

hampir disetiap kecamatan di NTB. Dengan melakukan transaksi

menggunakan E-Banking juga sangat membantu nasabah karena hanya

dengan menggunakan smartphone nasabah sudah bisa melakukan transaksi

tanpa harus datang ke kantor langsung seperti menggunakan m-banking,

internet banking dan phone banking. Selain itu E-Banking di PT Bank BNI

Syariah Mataram juga selalu menjaga keamanan nasabah dalam

melakukan transaksi dengan berbagai cara sesuai produk yang digunakan

oleh nasabah.

Keunggulan E-Banking juga tentunya mempunyai kekurangan yang

bisa merugikan nasabah dan bank dalam hal keamanan dalam melakukan

transaksi. Karena seringnya terjadi modus penipuan yang disebabkan oleh

orang jahat baik itu daari pihak internal maupun eksternal bank. Adapun

modus penipuan yang terjadi di E-Banking perbankan ialah, sebagai

berikut:

1. Card Trapping

Modus dari card trapping dijalankan oleh pelaku dengan cara

menyumbat mulut card reader ATM (tempat memasukkan kartu)

81

dengan tujuan supaya kartu ATM korban tersangkut dan tidak bisa

keluar. Alat penyumbatnya biasanya dengan batang korek api.

2. Call Center Palsu

Call center palsu ialah lanjutan dari aksi card trapping, seseorang

biasanya akan mendekati korban yang kebingungan karena kartunya

tidak bisa keluar. Kemudian pelaku menawarkan call center palsu

untuk dihubungi. Hal tersebut dilakukan dengan memasang stiker

call center palsu pada mesin ATM yang nantinya akan tersambung

ke kawannya sendiri. Jadi modus ini diawali dengan penempelan

stiker call center palsu dari ATM baik bersangkutan yang dipasang

sebelum pelaku menjalankan aksinya.

3. Skimmer

Skimmer ialah alat yang diletak kan di depan slot untuk

memasukkan kartu ATM. Alat ini dapat merekam atau mengambil

data kartu ATM. Cara kerja alat ini ialah dengan menyalin data-data

yang ada di dalam pita magnetik kartu ATM pada saat digesekkan

pada alat tersebut. Setelah data pada kartu ATM disalin maka pelaku

dapat melakukan duplikasi kartu ATM dan melakukan transaksi

pengambilan uang di ATM layaknya seorang nasabah.

4. PIN Capturing

Modus yang dilakukan oleh pelaku untuk memperoleh PIN

ATM. Cara yang digunakan yaitu dengan memasang kamera

pengintai mini atau dengan menambah papan keyboard palsu di atas

82

keyboard asli.

5. Phising

Modus ini yang dimana pelaku telah membuat situs yang mirip

dengan situs bank aslinya, sehingga tanpa disadari oleh nasabah

sedang mengakses situs palsu karena logo bank dan formatnya sama

persis seperti aslinya. Pelaku phising akan mendapatkan informasi

yang sangat rahasia seperti User name dan nomor PIN. Dengan

informasi lengkap tersebut mereka akan bebas bergerak

memindahkan dana nasabah ke rekening yang mereka inginkan.

Untuk menjaga agar tidak terjadi hal yang seperti ini, nasabah harus

memasukkan alamat situs yang benar dan pasti. Jika tidak tahu jelas

dan pasti, jangan mencoba-coba alamat situs yang belum pasti.

Modus ini biasanya terjadi pada internet banking.94

Dari berbagai modus penipuan di atas yang pernah terjadi di

perbankan, hal tersebut juga pernah terjadi di PT Bank BNI Syariah yaitu

kasus call center palsu dengan modus jual beli online yang pernah terjadi

pada nasabah. Dengan modus yang sama dengan yang dijelaskan di atas,

nasabah langsung mendatangi kantor bank untuk menanyakan hal tersebut,

akan tetapi PT Bank BNI Syariah dapat menyelesaikan kasus ini dengan

baik sehingga resiko fatal yang terjadi diantara kedua belah pihak. Kasus

ini adalah kasus terberat yang pernah terjadi di PT Bank BNI Syariah.

Selain masalah di atas masalah E-Banking yang sering terjadi di

94 Ibid, hlm. 28-30

83

PT Bank BNI Syariah Mataram ialah permasalahan tekhnis yang kerap

kali menimbulkan keluhan dari nasabah, seperti:

1. Mesin ATM sering macet dan error, sehingga menyebabkan uang

nasabah lama keluar, kartu ATM tertelan dan sebagainya.

2. Pada layanan M-Banking, sistem pada layanan ini sering error

sehingga tidak bisa melakukan akses login maupun transfer uang

ataupun melakukan pembayaran tagihan

3. Layanan Gerak, sistem bank sedikit lama stabil karena terkait

dengan koneksi satelit yang tidak berfungsi normal.

4. Internet Banking, sistem pada layanan internet banking ini suka error

sehingga ketika akan login sering kali gagal.

Untuk mengatasi permasalahan tekhnis yang kerap kali terjadi di

PT Bank BNI Syariah Mataram memiliki dua alternatif dalam

menyelesaikan masalah E-Banking, yaitu sebagai berikut:

1. Maintenance Pertama, ketika terjadi masalah pada produk layanan E-

Banking bank akan dapat menangani masalah tersebut tanpa

melibatkan pihak kedua.

2. Maintenance Kedua, ketika terjadi masalah pada produk layanan E-

Banking bank tidak bisa menanganinya sendiri sehingga bank akan

bekerja sama dengan pihak kedua (vendor) untuk menyelesaikan

masalah tersebut.

Dari permasalahan yang terjadi di atas baik yang terjadi karena

84

masalah tekhnis dan modus penipuan PT Bank BNI Syariah Mataram

selalu menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap produk layanan E-

Banking untuk tetap menjaga keamanan dalam melakukan transaksi.

Prinsip kehati-hatian di PT Bank BNI Syariah Mataram menerapkannya

baik dari segi keamanan maupun Standar Operasional Prosedur (SOP),

mulai dari tahap perencanaan sampai produk E-Banking siap untuk

dipasarkan, yang berarti bahwa bank tidak semaunya dalam membuat

produk tanpa melalui uji coba dan uji sertifikasi terlebih dahulu. Proses

pembuatan aplikasi E-Banking ialah sebagai berikut:

1. Membuat kajian tentang fitur-fitur yang akan dikembangkan atau

perencanaan pengembangan bisnis.

2. Proses mengembangkan aplikasi.

3. User aset content, ialah pengembang dan pengguna aplikasi sudah

saling berhubungan. Sehingga proses pengujian aplikasi yang telah

dirancang sebelumnya. Jika telah disetujui oleh bank maka akan

dilanjutkan ketahap selanjutnya.

4. Test operational, ialah untuk memastikan aplikasi yang telah diuji

sudah bisa berjalan juga disistem production.

5. Test operational key, ialah untuk memastikan sistem keuangan. Setelah

itu aplikasi siap untuk diluncurkan dan dipasarkan.

PT Bank BNI Syariah Mataram telah menerapkan prinsip kehati-

hatian dalam menjalankan setiap kegiatan yang sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang ada. Dalam menjalankan kegiatan E-

85

Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram sejauh ini telah sesuai dengan

SOP yang ada, dimana isi Standar Operasional Prosedur E-Banking ialah

tentang syarat-syarat, tata cara penggunaan E-Banking dan lain

sebagainya. Jika antara kegiatan dan ketentuan tidak sesuai maka

kemungkinan besar akan menimbulkan resiko. Pada dasarnya resiko yang

bisa terjadi akibat pemasalahan E-Banking di PT Bank BNI Syariah ialah

sebagai berikut:

1. Resiko Reputasi, ialah kumpulan citra bank dibenak khalayak atau

stakeholders. Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai

tindakan-tindakan suatu bank. Resiko reputasi disebabkan adanya

publikasi negatif yang berhubungan kegiatan bank atau persepsi

negatif terhadap suatu bank.

2. Resiko Kepatuhan, ialah resiko yang menimbulkan kerugian baik

langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh tidak

dipatuhinya atau tidak dilaksanakannya peraturan perundang-undangan

dan ketentuan lainnya yang berlaku.

3. Resiko Operasional, ialah resiko yang antara lain disebabkan

ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang

mempengaruhi opersional bank.

Oleh sebab itu, supaya tidak terjadi kemungkinan resiko di atas maka PT

Bank BNI Syariah khususnya cabang Mataram tetap menerapkan prinsip

kehati-hatian. Bentuk penerapan prinsip kehati-hatian di PT Bank BNI

86

Syariah Mataram pada layanan E-Banking ialah sebagai berikut:

1. Keamanan

Keamanan dan kenyamanan nasabah dalam menggunakan

produk E-Banking merupakan bentuk kehati-hatian PT Bank BNI

Syariah Mataram supaya dapat mencegah terjadinya permasalahan

yang bisa merugikan nasabah dan bank. PT Bank BNI Syariah

Mataram sudah menerapkan prinsip kehati-hatian ini dengan menjaga

kemanan dengan cara sebagai berikut:

a. Melakukan semua kegiatan E-Banking berdasarkan Standar

Operasional Prosedur.

b. Memastikan situs web yang akan diakses oleh nasabah telah benar.

c. Mengedukasi nasabah pengguna E-Banking agar nasabah

mengetahui cara kerja produk dengan baik dan benar.

d. Memasang alat anti skimmer pada ATM BNI Syariah.

2. Kerahasiaan data nasabah

Menjaga kerahasiaan data nasabah merupakan hal yang

sangat penting bagi Bank BNI Syariah Mataram, sebab kepercayaan

nasabah merupakan prioritas utama bagi bank. Masalah modus

penipuan yang terjadi pada layanan E-Banking ini sebagian besar

terjadi akibat bocornya data nasabah oleh pihak internal maupun

eksternal bank dan kemungkinan juga data nasabah dapat dijangkau

pleh pihak luar. Sehingga bisa merugikan nasabah pengguna E-

Banking. PT Bank BNI Syariah Mataram menjaga data kerahasiaan

87

nasabah dengan cara tidak memberikan data nasabah kepada pihak

yang tidak berwenang dan tidak berhak.

Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia yaitu

PBI No.9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Resiko dalam

Penggunaan Tekhnologi Informasi dan SE No.9/30/DPNP tentang

Penerapan Manajemen Resiko dalam Penggunaan Tekhnologi

Informasi Bank Umum. Hal yang diatur misalnya dalam kegiatan E-

Banking. bank harus melaporkan rencana dan realisasi penerbitan

produk E-Banking yang bersifat transaksional dan harus memberikan

edukasi kepada nasabah terkait dengan produk E-Banking dan

pengamanannya secara berkesinambungan. Pengaturan dan

pengawasan terkait produk E-Banking ini juga meliputi manajemen

bank, kebijakan dan prosedur, penilaian resiko, mitigasi resiko, dan

pengendalian pengamanan mengenai E-Banking.95

B. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip Kehati-

hatian Bank pada Layanan Elektronik Banking

Berdasarkan hasil paparan dan temuan peneliti pada bab sebelumnya

manfaat penerapan prinsip kehati-hatian pada layanan E-banking di PT Bank

BNI Syariah Mataram yaitu agar nasabah merasa puas dalam melakukan

transaksi dengan hanya menggunakan handphone mereka dimana saja dan

kapan saja tanpa perlu antri datang ke kantor bank. Kemudian nasabah juga

akan merasa aman dan nyaman saat melakukan transaksi menggunakan

95 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ...,hlm. 2

88

layanan produk E-banking tersebut karena kami sebagai pihak bank telah

menerapkan prinsip kehati-hatian tersebut dalam setiap kegiatan usaha

khususnya dalam layanan produk E-banking ini.

Dalam melaksanakan kegiatan operasional perbankan di Indonesia,

diatur melalui UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan UU No 10 Tahun 1998. Menurut ketentuan tersebut, perbankan

mempunyai peran yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

Peranan yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank

sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat

secara efektif dan efisien.96 Dalam meningkatkan peranan bank yang strategis

tersebut, dengan diundangkannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

telah dilakukan penyempurnaan tata laksana perbankan dengan langkah-

langkah antara lain:

a. Penyederhanaan jenis bank, menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan

Rakyat, serta memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan yang dapat

diselenggarakan oleh bank.

b. Persyaratan pokok untuk mendirikan suatu bank diatur secara rinci, sehingga

ketentuan pelaksanaan yang berkaitan dengan pendirian dan kegiatan

perbankan menjadi lebih jelas dan terarah.

c. Peningkatan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan kepada

96 Toto Octaviano Dendhana, “Penerapan Pruddential Banking Principle Dalam Upaya

Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan Dana”, Lex et Societatis, Universitas Sam Ratulangi , Vol. 1 No. 1 Tahun 2013, hal 47

89

lembaga perbankan melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pemenuhan

ketentuan mengenai kesehatan bank.

d. Peningkatan profesionalisme para pelaku dibidang perbankan.

e. Perluasan kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan dibidang

perbankan secara sehat dan bertanggung jawab, sekaligus mencegah

terjadinya praktik-praktik yang merugikan kepentingan masyarakat luas.

Penerapan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan operasional bank

adalah dalam rangka memberikan perlindungan terhadap masyarakat dalam hal

ini nasabah. Hal ini mengingat dana masyarakat yang ada pada bank tersebut,

merupakan modal utama dari bank dalam menjalankan usahanya, karena itu

agar bank dapat memperoleh modalnya dari masyarakat, maka bank tersebut

harus dipercaya (asas kepercayaan) oleh masyarakat, dan untuk dapat

dipercaya tentunya bank harus dapat membuktikan bahwa dirinya sehat (asas

kesehatan bank), dan untuk dapat sehat berarti bank tersebut harus bekerja

secara hati-hati (menerapkan prinsip kehati-hatian) dalam menggunakan dana

masyarakat.97

Untuk kendala-kendala yang dihadapi oleh PT Bank BNI Syariah

Mataram dalam menerapkan prinsip kehati-hatian pada layanan E-banking

sejauh ini secara umum masih belum ada kendala dari bank, sebab PT Bank

BNI Syariah Mataram dalam menjalankan layanan E-Banking berpacu pada

SOP E-Banking yang ada. Setiap kegiatan E-Banking memiliki SOP tersendiri,

97 Ibid, hal. 48-49

90

dan dalam SOP tersebut, masing-masing produk E-Banking mempunyai aturan,

ketentuan, cara maupun syarat-syarat penggunaan supaya produk bisa

digunakan secara benar. Sehingga tidak menimbulkan masalah bagi bank

maupun nasabah.

Tetapi, kendala yang sering dihadapi oleh bank dalam menerapkan

prinsip kehati-hatian ini berasal dari kekurangan dari masing-masing produk E-

Banking seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kekurangan tersebut timbul

karena permasalahan tekhnis yang sering terjadi pada produk E-Banking,

seperti ATM, Layanan Gerak, M-Banking dan Internet Banking. Sehingga

menyebabkan nasabah tidak bisa melakukan transaksi dengan baik dan hal

tersebut yang menimbulkan keluhan-keluhan dari nasabah.

Permasalahan tekhnis E-Banking yang seringkali terjadi yang dapat

menimbulkan keluhan dari nasabah seperti yang sudah dijelaskan diatas, antara

lain:

1. Mesin ATM sering macet dan error, sehingga menyebabkan uang nasabah

lama keluar, kartu ATM tertelan dan sebagainya.

2. Pada layanan M-Banking, sistem pada layanan ini sering error sehingga

tidak bisa melakukan akses login maupun transfer uang ataupun

melakukan pembayaran tagihan

3. Layanan Gerak, sistem bank sedikit lama stabil karena terkait dengan

koneksi satelit yang tidak berfungsi normal.

4. Internet Banking, sistem pada layanan internet banking ini suka error

91

sehingga ketika akan login sering kali gagal.

Permasalahan itulah yang sering terjadi pada layanan E-Banking di

PT Bank BNI Syariah Mataram sehingga menimbulkan keluhan nasabah.

Terkait kendala dalam menerapkan prinsip kehati-hatian belum ada,

karena kegiatan E-Banking serta dalam penerapan prinsip kehati-hatiannya

sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ada pada setiap

produk E-Banking. Karena setiap produk E-Banking mempunyai SOP.

92

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian pembahasan yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa PT Bank BNI Syariah telah

menerapkan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur (SOP), bentuk perwujudan prinsip kehati-

hatian pada PT Bank BNI Syariah Mataram dengan bank lainnya berbeda

karena tidak adanya ukuran apa yang dimaksud prinsip kehati-hatian sehingga

hanya berdasar dengan kebiasaan yang tetap berakar pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Meskipun kerap kali terjadi permasalahan

akibat dari kesalahan tekhnis produk, tetapi PT Bank BNI Syariah terus

berinovasi dalam sistem layanan serta dapat menindak lanjuti masalah yang

terjadi dengan baik dan cepat. Bentuk dari penerapan prinsip kehati-hatian PT

Bank BNI Syariah pada layanan E-Banking ialah, Keamanan, pada PT Bank

BNI Syariah Mataram menjaga keamanan E-Banking dengan cara seperti,

melakukan semua kegiatan E-Banking berdasarkan Standar Operasional

Prosedur (SOP), memastikan situs web yang telah diakses oleh nasabah telah

benar, mengedukasi nasabah pengguna E-Banking agar nasabah mengetahui

cara kerja produk dengan baik dan benar, serta bank BNI Syariah memasang

alat anti skimmer pada setiap ATM. Kemudian Kerahasiaan data nasabah, di

PT Bank BNI Syariah Mataram menjaga kerahasiaan tersebut dengan cara

tidak sembarangan memberikan data nasabah kepada pihak yang tidak

93

berwenang atau tidak berhak. Manfaat penerapan prinsip kehati-hatian pada

layanan e-banking di PT Bank BNI Syariah Mataram yaitu agar nasabah

merasa puas dalam melakukan transaksi dengan hanya menggunakan

handphone mereka dimana saja dan kapan saja tanpa perlu antri datang ke

kantor bank. Kemudian nasabah juga akan merasa aman dan nyaman saat

melakukan transaksi menggunakan layanan produk e-banking tersebut karena

kami sebagai pihak bank telah menerapkan prinsip kehati-hatian tersebut

dalam setiap kegiatan usaha khususnya dalam layanan produk e-banking ini.

Terkait kendala dalam menerapkan prinsip kehati-hatian belum ada, karena

kegiatan E-Banking serta dalam penerapan prinsip kehati-hatiannya sudah

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ada pada setiap produk E-

Banking. Tetapi, kendala yang sering dihadapi oleh bank dalam menerapkan

prinsip kehati-hatian ini berasal dari kekurangan dari masing-masing produk

E-Banking sehingga menyebabkan bank kurang maskimal dalam memberikan

pelayanan E-Banking.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta uraian di atas, peneliti memberi

saran kepada:

1. PT Bank BNI Syariah

Peneliti menyarankan kepada PT Bank BNI Syariah Mataram

untuk mengembangkan fitur-fitur produk E-Banking untuk lebih

memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi serta untuk lebih

memaksimalkan sistem layanan pada produk E-Banking sehingga tidak

94

terjadi masalah tekhnis yang akan menimbulkan keluhan-keluhan dari

para nasabah.

2. Nasabah

Peneliti menyarankan kepada nasabah PT Bank BNI Syariah

Mataram untuk tetap berhati-hati juga pada saat melakukan transaksi

menggunakan layanan E-Banking ini karena memang sangat

diperlukan ketelitian saat melakukan transaksi menggunakan layanan

tersebut dan nasabah diharapkan tetap mendengarkan arahan dari

customer service apabila terjadi permasalahan tekhnis atau masalah

terkait dengan modus penipuan.

3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan untuk meneliti perbandingan prinsip

kehati-hatian E-Banking antara bank syariah yang satu dengan bank

syariah lainnya. Supaya mengetahui sejauh mana bank tersebut telah

menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiatan usaha bank.

95

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Ascarya & Diana Yumanita, Bank Syariah, Jakarta: PPSK, BI, 2005.

Candra Ahmadi, Dadang Harmawan, E-Bussines & E-Commerce, Yogyakarta: Percetakan ANDI, 2013.

Darsono, et. al,. Perjalan Perbankan Syariah di Indonesia, Kelembagaan dan Kebijakan Serta Tantangan Ke Depan, Jakarta: Departemen Riset Kebanksentralan Bank Indonesia, 2016.

Dokumentasi, PT Bank BNI Syariah, diambil pada tanggal 02 Maret 2020, Pukul 16.00.

Dokumentasi File Struktur Organisasi PT Bank BNI Syariah Mataram, Diambil pada tanggal 02 Maret 2020.

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.

https://www.bnisyariah.co.id/id. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.

http://www.bni.co.id/id-id/tentang kami/sejarah.aspx. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2011.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online. http://kbbi.web.id/layan. Diakses Jum’at, 01 November 2019, Pukul 09.30.

Lastuti Abubakar, Tri Handayani, “Telaah Yuridis Terhadap Implementasi Prinsip Kehati-hatian Bank Dalam Aktivitas Perbankan Indonesia”, De Lega Lata, Universitas Padjajaran, Vol 2, No 1, Tahun 2017, hlm. 79

Lindryani Sjofjan, “Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) Dalam

Pembiayaan Syariah Sebagai Upaya Menjaga Tingkat Kesehatan Bank Syariah” Pakuan Law Review, Universitas Pakuan, Vol 1, No 2, Tahun 2015, hlm. 7-8

96

Lexy J Meolong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya, 2010.

Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup,2015.

Muhamad, Sistem Bagi Hasil Dan Pricing Bank Syraiah, Yogyakarta: UII Press, 2016.

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014.

Murhada, Pengantar Tekhnologi Informasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Prenadamedia Grup, 2016.

Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel di PT Bank NTB Syariah”. Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019, hlm. 37.

Observasi awal dengan Ira Novita, Customer Service Head, PT Bank BNI Syariah Cabang Mataran, pada tanggal 21 November 2019, pukul 16.30.

Otoritas Jasa Keuangan, Bijak Ber-eBanking, Jakarta: OJK, Mei 2015.

Paramita Prananingtyas, et all. “Prinsip Kehati-hatian Pada Pemberian Kredit Oleh Pejabat Bank (Studi Kasus Pemberian Kredit Oleh PT Bank BNI Tbk Kepada PT Guna Inti Permata)” Diponegoro Low Jurnal, Universitas Diponegoro, Vol. 5, No. 4, Tahun 2016, hlm. 8.

Permadi Gandapraja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2004.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Prenhalindo, 2012, Edisi 14.

QS. Al-Baqarah : 153 Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: CV Insan Kamil, 2007.

QS. Al-Maidah : 49. Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: CV Insan Kamil, 2007.

97

Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2001.

Riska Nofia Safitri, Doni Marlius, “Penerapan E-Banking Dalam Meningkatkan Jasa dan Layanan Perbankan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Padang”, Akademi Keuangan dan Perbankan Padang, Tahun 2017, hlm. 4.

Sugiono, Metodologi Penelitian Kuanti, Kuali dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2017.

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, Jakarta: Cahaya Indoensia, 1988.

Suryani & Hendrayadi, Metodologi Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian bidang Manajemen dan Ekonomi, Jakarta: Prenada Group, 2015.

Toto Octaviano Dendhana, “Penerapan Prudential Banking Principle Dalam Upaya Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan Dana”, Lex et Societatis, Universitas Sam Ratulangi , Vol. 1 No. 1 Tahun 2013, hal 47

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014, hlm. 19

Wina Sri Lestari, “Penggunaan Fasilitas E-Banking Dalam Menarik Minat Nasabah Pada PT Bank Muamalat TBK KCP SM Raja Medan”. Skripsi, Fakultas Islam dan Bisnis Islam, UIN Sumatera Medan, 2016, hlm. 48-58

Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Cet Ke-1, Jakarta: LPFE USAKTI, 2009.

Zumrotun Nasikhah, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi Kasus di KJKS Baitul Tamwil Muhammadiyah Pemalang”.Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang, 2015, hlm. 69-75.

98

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Hema Risma

Tempat, Tanggal Lahir : Jomang, 05 Oktober 1998

Alamat Rumah : Jomang, Desa Batujai, Kec. Praya Barat,

Kab. Loteng

Nama Ayah : Akhmad Riadussaleh

Nama Ibu : Salmah

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SDN 4 Batujai, 2010

b. MTs. Fajrul Hidayah Batujai, 2013

c. SMAN 1 Praya Barat, 2016

2. Pendidikan Non Formal

a. Kursus Bahasa Inggris, 2012

b. Kursus Komputer, 2012

Mataram,

Hema Risma

100