analisis penerapan akuntansi pajak pertambahan nilai (ppn ...
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK ...
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA
LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG
MATARAM
OLEH
HEMA RISMA
NIM 160205108
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
ii
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA
LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG
MATARAM
Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
HEMA RISMA
NIM 160205108
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
vii
MOTTO
ي ين ٱلصذ ع م ذ ٱ ةإنذ ل و ٱلصذ ابٱلصذ اٱست عين ن ء ام ين ذ اٱ ي أ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-
Baqarah [2] : 153)1
“To get a success, your courage must be greater than your fear”
Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada
ketakutanmu.
1 Q.S Al-Baqarah [2]: 153 Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV Insan Kamil, 2007).
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tecinta, Ibuku Salmah dan
Bapakku Akhmad Riadussaleh, Adikku, Keluargaku, Sahabatku, Almamaterku,
semua guru dan dosen terbaikku dan semua yang telah memberiku semangat
untuk tetap berjuang, terima kasih sebanyak-banyaknya atas segala doa dan
kasih sayangnya selama ini. Segala pencapaianku hari ini semua karena kalian
dan Ridho Allah SWT.”
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagaimana mestinya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai pada
akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa proses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu serta medukung penulis sebagai berikut:
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
3. Bapak Dr. Muhammad Yusup, M.S.I selaku ketua Program Studi Perbankan
Syariah dan Sekretaris Prodi Ibu Dewi Sartika Nasution yang telah
membantu kami semua tetap semangat dalam mengerjakan tugas dan skripsi
sampai akhir.
4. Bapak Drs. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak
Drs. H. Hariono, M.S.I selaku pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan, koreksi serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
x
5. Keluarga Besar PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram beserta segenap
pegawai yang telah memberikan semangat dan kesempatan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah telah mengajarkan berbagai disiplin
ilmu pengetahuan dan bantuan pada masa studi di Universitas Islam Negeri
Mataram. Semoga dengan ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat bagi
penulis, masyarakat dan bangsa.
7. Almamaterku tercinta yang telah mengajarkan banyak hal suka duka selama
mengenyam pendidikan di kampus.
8. Untuk orang tuaku tercinta, Ibuku Salmah dan Bapakku Akhmad
Riadussaleh yang telah merawat serta membesarkanku dengan penuh kasih
sayang, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat untuk menjadi
orang yang sukses.
9. Untuk Adik Kembarku Siti Nurliyana dan Siti Nurliyani dan Adik
Tampanku Aqsha Akhmad dan semua keluargaku yang selalu mendukung
serta menjadi penyemangat untuk bisa menyelesaikan kuliah.
10. Semua teman-teman kelas C Perbankan Syariah 2016 terima kasih sudah
menjadi bagian perjalanan dan perjuanganku selama di UIN Mataram.
xi
Untuk semua pihak yang namanya tidak dapat ku sebutkan satu persatu,
saya mengucapkan banyak terima kasih atas semua bantuan yang diberikan.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmatnya. Besar harapan penulis
agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Mataram,
Penulis
Hema Risma
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi ABSTRAK ...................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ....................................... 7 E. Telaah Pustaka ............................................................................ 8 F. Kerangka Teori ............................................................................ 12 G. Metode Penelitian ....................................................................... 37 H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 44 BAB II ISI PAPARAN DAN TEMUAN ................................................... 46 A. Gambaran Umum PT Bank BNI Syariah ................................... 46 1. Sejarah Singkat PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ...... 46 2. Letak Geografis PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ...... 49 3. Situasi dan Kondisi PT Bank BNI Syariah Cabang
Mataram ................................................................................. 49 4. Visi dan Misi PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram .......... 50 5. Struktur Organisasi PT Bank BNI Syariah Cabang
Mataram ................................................................................. 51 B. Produk-produk PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ........... 53 C. Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan
E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram .............. 59 1. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada
Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ................................................................................. 59
2. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ............................ 69
xiii
BAB III ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG MATARAM .............................................. 73 A. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank
Pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ......................................................................... 73
B. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram ............................................................ 89
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 93 A. Kesimpulan ................................................................................. 93 B. Saran ........................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA
LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH MATARAM
Oleh:
HEMA RISMA
NIM: 160205108
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi peneliti seringnya terjadi permasalahan atau kasus kejahatan di perbankan baik itu konvensional maupun syariah yang menggunakan modus penipuan dengan berbagai cara untuk membobol uang nasabah seperti: kasus penipuan jual beli online, card trapping, call center palsu, skimming card dan phising melalui produk layanan E-Banking bank yaitu ATM, mobile banking, internet banking, dan lain sebagainya yang menyebabkan uang nasabah hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip kehati-hatian bank pada layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan tekhnik pengumpulan data yaitu dengan tekhnik observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun objek dari penelitian ini ialah PT Bank BNI Syariah Mataram.
Hasil dari penelitian ini adalah pada PT Bank BNI Syariah Mataram telah menerapkan prinsip kehati-hatian bank tentunya pada semua kegiatan usaha khususnya pada layanan E-Banking ini. Di PT Bank BNI Syariah Mataram pada produk layanan E-Banking ini telah menjalankannya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Wujud nyata dari penerapan prinsip kehati-hatian bank di PT Bank BNI Syariah Mataram ini ialah dengan menjaga keamanan dalam melakukan transaksi seperti: Melakukan semua kegiatan E-Banking sesuai dengan SOP, memastikan situs web yang diaksses nasabah telah benar, mengedukasi nasabah tentang produk E-Banking dan memasang alat anti skimmer pada ATM. Selain itu bank juga selalu menjaga kerahasiaan data nasabah dengan tidak memberikan data nasabah kepada pihak yang tidak berhak atau berwenang.
Kata Kunci: Prinsip kehati-hatian, Layanan, E-Banking, Bank Syariah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi merupakan suatu kemajuan bagi manusia diseluruh
dunia. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari peran tekhnologi yang
semakin hari semakin canggih, maju, dan meringankan pekerjaan manusia.
Manusia sebagai pengguna tekhnologi harus mampu memanfaatkan
tekhnologi yang ada pada masa ini, maupun perkembangan tekhnologi
selanjutnya.2
Perkembangan tekhnologi ini terjadi secara menyeluruh hampir
disemua bidang. Baik itu penemuan tekhnologi dibidang industri kesehatan,
pertanian, informasi, komputerisasi dan lain-lain. Hal ini juga berdampak
pada perkembangan industri perbankan yang harus mengikuti arus global dan
mendorong perbankan untuk mampu berinovasi pada produk-produknya agar
nasabah lebih mudah mengakses layanan tersebut dan tidak lupa juga untuk
memperhatikan setiap resiko yang terjadi kedepannya.3
Keberadaan perbankan Islam di tanah air telah mendapatkan
pijakan kokoh setelah adanya Paket Deregulasi, yaitu yang berkaitan dengan
lahirnya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 yang direvisi dan
2 Murhada, Pengantar Tekhnologi Informasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), hlm. 3. 3 Darsono, et. al,. Perjalan Perbankan Syariah di Indonesia, Kelembagaan dan Kebijakan
Serta Tantangan Ke Depan, (Jakarta: Departemen Riset Kebanksentralan Bank Indonesia, 2016), hlm. 179.
2
berfungsinya Bank Bagi Hasil atau Bank Syari’ah.4 Kemudian disahkannya
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pada tanggal 16 Juli 2008 tentang
Perbankan Syari’ah telah memberikan banyak arti bagi keberadaan perbankan
syariah. Banyak pihak tidak saja berpendapat bahwa dasar hukum perbankan
menjadi semakin kuat dan kokoh dengan adanya regulasi ini, akan tetapi juga
berharap bahwa perbankan syariah dapat berkembang secara optimal di masa-
masa mendatang.5
Asas dari kegiatan usaha perbankan syariah ialah ditetapkannya
prinsip syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian (prudential
banking principle). Prinsip syariah ialah kegiatan usaha yang tidak
mengandung unsur magrib (maysir, gharar, dan riba), objek haram dan
menimbulkan kezaliman. Demokrasi ekonomi yaitu kegiatan usaha yang
mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan.6
Sedangkan prinsip kehati-hatian (prudential banking principle) diterapkan
pada semua lini kegiatan perbankan syariah khususnya pada layanan jasa
perbankan syariah.
Prinsip kehati-hatian dapat diartikan sebagai suatu asas atau prinsip
yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan
usahanya wajib bersikap hati-hati dalam rangka melindungi dana masyarakat
yang telah dipercayakan kepadanya.7
4 Muhamad, Sistem Bagi Hasil Dan Pricing Bank Syraiah, (Yogyakarta: UII Press, 2016),
hlm. 4. 5 Darsono, et. al,. Perjalanan ..., hlm. 179. 6 Ibid, hlm. 180. 7 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama,2001), hlm. 18.
3
Perbankan syariah dalam menjalankan fungsi dan kegiatannya
selalu menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiaatan usahanya untuk
mencegah terjadinya berbagai macam resiko bank, termasuk dalam proses
layanan jasa online perbankan syariah yaitu yang sudah dikenal secara luas
sebagai Elektronik Banking (E-Banking) guna memenuhi kebutuhan transaksi
nasabah dengan mudah dan praktis. E-Banking ialah layanan perbankan
menggunakan media elektronik, baik itu sms, mobile, internet, internet
bussines, dan mobile-ATM. Dengan E-Banking, serasa ATM (Automatic
Teller Machine) ada dalam genggaman. Transaksi yang dilakukan lewat E-
Banking juga tidak perlu diragukan lagi keamanannya karena banyak bank
sudah mendesain sistem keamanan yang sudah terjamin keandalannya.8
Layanan E-Banking memiliki fitur yang menarik dan nyaman
untuk digunakan serta memberi kemudahan bagi nasabah untuk melakukan
transaksi keuangan. Pertumbuhan E-Banking yang didukung dengan
perkembangan tekhnologi, media sosial serta pola hidup masyarakat
memberikan manfaat bagi industri perbankan seperti menghasilkan
pendapatan dari fee-based income, mengurangi biaya transaksi,
pengembangan bisnis, dan meningkatkan kepercayaan serta loyalitas nasabah.
Penggunaan E-Banking juga memberikan kenyamanan dan kemudahan
bertransaksi secara bebas, tidak terbatas oleh waktu dan lokasi namun, faktor
keamanan juga perlu mendapatkan perhatian yang cukup untuk
8 Candra Ahmadi, Dadang Harmawan, E-Bussines & E-Commerce, (Yogyakarta:
Percetakan ANDI, 2013), hlm. 104.
4
meminimalkan potensi penyalahgunaan atau fraud melalui E-Banking.9
Dewasa ini, seringnya terjadi kejahatan dan penipuan online oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab baik yang dilakukan oleh pihak
internal maupun eksternal, yang sering kali menyebabkan data nasabah bocor
dan tidak sedikit dana nasabah yang hilang. Kasus kejahatan internal maupun
eksternal yang sering kali terjadi di perbankan, seperti: kasus penipuan antar
bank seperti jual beli online, call center palsu, phising, skiming card, card
trapping dan bahkan sering terjadi pembobolan bank dan ATM. Penyebab
terjadinya hal ini dikarenakan kurang maksimalnya penerapan prinsip kehati-
hatian dan kepatuhan terhadap undang-undang maupun standar operasional
prosedur (SOP) bank dan khususnya pada layanan E-Banking. Oleh karena
itu, bank harus tetap berhati-hati dengan menjaga keamanan dana dan data
nasabahnya demi meningkatkan keamanan, kepercayaan dan loyalitas
nasabah, supaya tidak terjadi berbagai resiko yang dapat merugikan kedua
belah pihak.
Hampir semua perbankan di Indonesia baik itu perbankan syariah
maupun konvensional sudah menerapkan E-banking ini untuk mempermudah
kegiatan layanan jasa perbankan. Salah satu bank umum syariah yang telah
menyediakan layanan e-banking dalam melayani nasabah adalah Bank
Negara Indonesia (Bank BNI) yang didirikan pada 05 juli 1946 yang
mengalami perkembangan menjadi lebih baik dari tahun ke tahun. Bank
Negara Indonesia ini adalah bank komersial tertua dan saat ini sudah
9 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak Ber-eBanking, (Jakarta: OJK, Mei 2015), hlm. 2-3.
5
memiliki 1076 kantor cabang dan 5 di luar negeri. Pada tanggal 29 april 2000
didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang dan terus
berkembang menjadi 28 kantor cabang serta 31 kantor cabang pembantu.10
PT Bank BNI Syariah resmi spin off (memisahkan diri) pada tanggal 19 juni
2010 dan secara otomatis semua kegiatan usahanya serta operasional bank
harus berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Bank BNI Syariah menyediakan layanan E-Banking ini sebagai
salah satu bentuk dalam mengembangkan produk untuk memudahkan
nasabah dalam melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja. Produk E-
Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram ialah mobile banking, sms
banking, internet banking, phone banking, layanan gerak, Tapcash iB
Hasanah, dan ATM.
Dari hasil observasi awal peneliti, menurut Ibu Ira Novita di PT
Bank BNI Syariah Mataram pada tahun 2019 dari 49.792 nasabah tabungan
secara global terdapat 1.410 pengguna layanan E-Banking dan sampai saat ini
permasalahan E-Banking yang sering terjadi di PT Bank BNI Syariah
Mataram mengenai layanan E-Banking ini yaitu banyaknya keluhan-keluhan
transaksi yang diajukan oleh nasabah terhadap pihak bank yang terjadi akibat
permasalahan tekhnis, seperti lupa User ID, lupa nomor rekening atau salah
memasukkan nomor rekening saat melakukan transaksi, lupa PIN ATM, lupa
mencabut kartu dari mesin ATM, gagal transaksi, uang lama keluar dari
mesin ATM, kartu tertelan dan call center palsu sehingga menyebabkan
10 https://bankbnisyariah.co.id//. Diakses Sabtu, 12 Oktober 2019, Pukul 09.21
6
sejumlah dana nasabah hilang.11 Dalam kaitannya dengan hal tersebut pihak
perbankan selalu mengedukasi nasabah dan selalu mengingatkan bahwa
untuk selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan menggunakan
fasilitas Elektronik Banking ini, karena memang diperlukan ketelitian ketika
melakukan transaksi menggunakan layanan Elektronik Banking tersebut,
terlebih juga pada para nasabah yang sudah lansia. Oleh karena itu, pihak
perbankan langsung melakukan pengecekan ketika ada nasabah yang
mempunyai keluhan.
Berdasarkan latar belakang di atas, menerapkan prinsip kehati-
hatian merupakan hal yang paling penting bagi PT Bank BNI Syariah untuk
selalu menjaga keamanan dan kemudahan transaksi layanan E-Banking.
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis
Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di PT Bank
BNI Syariah.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
Bagaimana penerapan prinsip kehati-hatian bank pada layanan e-banking
pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Mataram?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sebagaimana biasanya setiap aktivitas memiliki tujuan yang ingin
11 Ira Novita, Wawancara, Customer Service Head PT Bank BNI Syariah Cabang Mataran,
pada tanggal 21 November 2019, pukul 16.30.
7
dicapai. Adapun tujuan yang hendak peneliti capai dari penelitian ini
yang disesuaikan dengan rumusan masalah di atas yaitu :
Untuk mengetahui penerapan prinsip kehati-hatian bank pada layanan e-
banking di PT. Bank BNI Syariah Cabang Mataram.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Secara Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan dan dapat menerapkan teori yang telah diperoleh
selama kuliah untuk dipraktikkan secara langsung dalam kasus
nyata di lembaga keuangan bank khususnya perbankan syariah
maupun lembaga non bank lainnya.
b. Secara Praktis
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pengambilan kebijakan oleh lembaga keuangan
serta dapat lebih berhati-hati dalam memanajemen resiko yang
akan terjadi pada setiap kegiatan bank.
2. Dapat dijadikan referensi oleh pihak-pihak yang mengadakan
penelitian yang sama dimasa yang akan datang dan dapat
dijadikan informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
8
Dalam melakukan penelitian ini didasari adanya keterbatasan baik
itu dari segi pengetahuan, referensi, dan data yang bersifat rahasia. Oleh
karena itu, peneliti merasa perlu membatasi ruang lingkup penelitian ini
sehingga menjadi jelas dan tidak menimbulkan bias. Adapun ruang
lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada prinsip kehati-hatian bank
pada layanan e-banking di PT Bank BNI Syariah.
2. Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah tempat atau lokasi dimana penelitian
ini dilakukan yaitu di PT Bank BNI Syariah yang berada di Jln. Pejanggik
No. 23 Mataram yang merupakan kantor pusat PT Bank BNI Syariah.
Peneliti memilih PT Bank BNI Syariah ini dengan alasan bahwa peneliti
telah menjadi nasabah pada bank tersebut.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ialah penelusuran terhadap karya terdahulu, sebagai
pedoman penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data yang valid dan
menghindari adanya duplikasi serta refetisi untuk menjamin keaslian dan
legalitas penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk memaparkan hasil
penelitian-penelitian terdahulu yang tentunya berkaitan dengan judul peneliti.
Pada telaah pustaka ini peneliti mencoba mengangkat beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian Wina Sri Lestari, tentang “Penggunaan Fasilitas E-Banking
dalam Menarik Minat Nasabah Pada PT Bank Muamalat, TBK KCP SM.
9
Raja Medan”. 12 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara
Medan.
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah
dengan menggunakan metode penelitian lapangan (field research), yang
merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung terjun ke lapangan
atau pada objek penelitian dengan metode-metode yang tersedia.
Sedangkan pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu
pendekatan penelitian yang menggunakan teori. Dalam tekhnik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (interview) yaitu
tekhnik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab
langsung dengan pihak terkait. Fokus penelitian dalam penelitian ini
adalah ketertarikan minat nasabah dalam menggunakan fasilitas E-
Banking pada PT Bank Muamalat.
Hasil dari penelitian diatas menunjukkan bahwa penggunaan
fasilitas e-banking ini masih rendah disebabkan kurangnya pengetahuan
tentang penggunaan fasilitas e-banking yang menyebabkan para nasabah
masih memilih bertransaksi dengan cara mendatangi kantor cabang. Dan
jaringan yang harus sesuai provider juga membuat nasabah yang berada
didaerah sulit untuk mengakses jaringan seperti di pedesaan, maka secara
otomatis jaringannya akan terganggu sehingga nasabah pada Bank
Muamalat lebih memilih untuk tidak menggunakan aplikasi e-Muamalat
yang mampu menghambat segala aktivitas bertransaksi secara manual.
12 Wina Sri Lestari, “Penggunaan Fasilitas E-Banking Dalam Menarik Minat Nasabah Pada PT Bank Muamalat TBK KCP SM Raja Medan”. (Skripsi, Fakultas Islam dan Bisnis Islam, UIN Sumatera Medan, 2016).
10
Dengan demikian ada kesamaan penelitian di atas dengan
penelitian yang akan dilakukan ini yaitu tentang e-banking dan terdapat
perbedaan lokasi penelitian yaitu peneliti sebelumnya di PT Bank
Muamalat sedangkan lokasi peneliti sekarang di PT Bank BNI Syariah.
2. Penelitian Zumrotun Nasikhah, tentang “Penerapan Prinsip Kehati-hatian
(Prudential Principle) Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi
Kasus di KJKS Baitut Tamwil Muhammadiyah Pemalang)”. 13 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung berhubungan
dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam
hidupnya, berinteraksi dengan mereka tentang dunia sekitarnya.
Pengumpulan data dengan mengumpulkan data-data aktual yang relevan
atau sumber data (Primer maupun Sekunder) dan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Dan dalam penelitian ini yang akan diamati
ialah penerapan prinsip kehati-hatian (prudential principle) dalam
meminimalkan resiko pembiayaan yang fokus \pada KJKS Baitut
Tamwil Muhammadiyah Pemalang yang membahas tentang prudential
principle dalam meminimalkan risiko pembiayaan.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan prinsip kehati-hatian
pada pembiayaan di KJKS BTM Pemalang adalah dengan menggunakan
13 Zumrotun Nasikhah, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle) Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi Kasus di KJKS Baitul Tamwil Muhammadiyah Pemalang”.(Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang, 2015).
11
analisis kelayakan 6’C Principles (character, capacity, capital,
condition, collateral, constrains), dan strategi dalam meminimalkan
risiko pembiayaan di KJKS BTM Pemalang dilakukan dengan 2 tahap
yaitu dengan menerapkan Preventive Control of Financing (pencegahan
sebelum pembiayaan macet) dan Repressive Control of Financing
(tindakan penagihan/penyelesaian setelah pembiayaan tersebut macet).
Oleh karena itu ada kesamaan penelitian yaitu tentang prinsip
kehati-hatian (prudential principle) dan terdapat perbedaan lokasi
penelitian sebelumnya di KJKS BTM Pemalang dan peneliti melakukan
penelitian di Bank BNI Syariah.
3. Penelitian Nepiana, tentang “Analisis Penerapan Prudential Banking
Pinciple Pada Layanan E-Channel di PT Bank NTB Syariah.14 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif yang merupakan salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku
orang-orang yang diamati. Dalam penelitian ini yang akan diamati ialah
penerapan prudential banking principle pada layanan e-channel di Bank
NTB Syariah.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan prudential banking
principle pada layanan e-channel di Bank NTB Syariah telah diterapkan
14
Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel di PT Bank NTB Syariah” (Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019)
12
sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada karena pada setiap
produk e-channel yang ada sudah terdapat standar operasional prosedur
masing-masing, sehingga permasalahan akibat permasalahan teknis yang
terjadi selalu dapat ditindak lanjuti oleh pihak bank NTB Syariah. Oleh
karena itu, ada kesamaan penelitian yaitu penerapan prudential banking
principle pada layanan e-channel atau e-banking dan terdapat perbedaan
lokasi sebelumnya di Bank NTB Syariah dan peneliti melakukan penelitian
di Bank BNI Syariah.
F. Kerangka Teori
1. Prinsip Kehati-hatian Bank
Kehati-hatian berasal dari kata “hati-hati” (prudent) yang sangat
erat kaitannya dengan fungsi pengawasan serta manajemen bank. Prudent
dapat diterjemahkan dengan bijaksana, namun dalam dunia perbankan
istilah ini digunakan dan diterjemahkan dengan hati-hati atau kehati-hatian
(prudential)15
Prudent yang berarti bijaksana atau asas kehati-hatian bukanlah
merupakan istilah baru, namun mengandung konsepsi baru dalam
menyikapi secara lebih tegas, rinci dan efektif atas berbagai resiko yang
melekat pada usaha bank. Jadi prudential ialah konsep yang memiliki
unsur sikap, prinsip, standar kebijakan dan teknik menejemen resiko bank
yang sedemikian rupa sehingga dapat menghindari akibat sekecil apapun
yang dapat membahayakan atau merugikan stakeholders terutama para
15 Permadi Gandapraja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, (Jakarta: Gramedia Pusaka
Utama, 2004), hlm. 21.
13
depositor dan nasabah.16
Dari berbagai sumber yang ada bahwa yang dimaksud dengan
prinsip kehati-hatian adalah pengendalian resiko melalui penerapan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku secara
konsisten, serta memiliki sistem pengawasan internal yang secara optimal
mampu menjalankan tugasnya.17
Prinsip kehati-hatian ialah suatu asas atau prinsip yang
menyatakan bahwa dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya bank
wajib bersikap hati-hati dalam rangka melindungi dana masyarakat yang
dipercayakan padanya. Hal ini disebutkan dalam pasal 2 UU Nomor 10
tahun 1998 sebagai perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan, bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian. Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian itu sendiri supaya
bank selalu dalam keadaan sehat, likuid, dan solvent. Dengan
diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan kadar kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi, sehingga masyarakat bersedia
dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank.18
Selain disebutkan dalam undang-undang, prinsip kehati-hatian ini
juga disebutkan pada Surat Al-Maidah ayat 49 :
16 Ibid, h. 22. 17
Zumrotun Nasikhah, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle) Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi Kasus di KJKS Baitul Tamwil Muhammadiyah Pemalang”.(Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang, 2015).
18 Lindryani Sjofjan, “Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) Dalam Pembiayaan Syariah Sebagai Upaya Menjaga Tingkat Kesehatan Bank Syariah” Pakuan Law Review, Universitas Pakuan, Vol 1, No 2, Tahun 2015, hlm. 3
14
Artinya : “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu menuruti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan nsebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”19
Dalam ketentuan diatas menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian
ialah asas terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dalam arti harus selalu konsisten
dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan dibidang perbankan
berdasarkan profesionalisme dan iktikad baik.20
Dalam Pasal 35 Bab VI UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah menyatakan bahwa Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dalam
melakukan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian.21
Secara tegas prinsip kehati-hatian dijelaskan dalam Undang-Undang
19 QS. Al-Maidah : 49. Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV Insan Kamil, 2007), hlm.
90 20 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2008), hlm. 137. 21 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, hlm. 21
15
Perbankan dalam Pasal 2 Undang-Undang No 10 tahun 1998 yang
mengemukakan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian adalah salah satu
prinsip terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Penerapan prinsip kehati-hatian
dalam seluruh kegiatan perbankan merupakan salah satu cara untuk
menciptakan perbankan yang sehat. Pengertian prinsip kehati-hatian, oleh
undang-undang perbankan sama sekali tidak dijelaskan, baik pada bagian
ketentuan maupun dalam penjelasannya. Undang-undang perbankan hanya
menyebutkan istilah dan ruang lingkupnya saja sebagaimana dijelaskan
dalam pasal sebagai berikut:
Pasal 29 ayat (2) mempertegas kembali pentingnya prinsip kehati-
hatian itu diterapkan dalam setiap kegiatan perbankan yang menyebutkan
bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan
usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha dengan prinsip kehati-
hatian.
Pasal 29 ayat (3) mempertegas bahwa dalam memberikan kredit
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan
usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan
bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada
16
bank.
Pasal 29 ayat (4) menyatakan bahwa untuk kepentingan nasabah,
bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya
resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan
melalui bank.22
Mengacu pada pengaturan tentang prinsip kehati-hatian bank
(prudential banking principle) dalam UU Perbankan dan UU Perbankan
Syariah, dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip kehati-hatian ini
dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
Penerapan prinsip kehati-hatian oleh perbankan sebagai lembaga,
yang meliputi kelembagaan bank, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Hal ini bermakna bahwa
kewajiban bank menerapkan prinsip kehati-hatian sudah melekat sejak
bank itu didirikan. Contoh sederhana, misalnya Bank berbentuk perseroan
terbatas, maka seluruh regulasi yang berlaku dalam Pendirian Bank
berbentuk Perseroan Terbatas harus diperhatikan. Selanjutnya prinsip
kehati-hatian wajib diterapkan dalam proses dan carayang tercermin dalam
pedoman atau standard operating procedures yang dibuat oleh bank.
Prinsip kehati-hatian disini harus ditafsirkan sebagai ketaatan bank
terhadap seluruh regulasi yang berlaku sejak bank didirikan, beroperasi
dan menjalankan kegiatan usahanya.
Penerapan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, yang
22 Paramita Prananingtyas, et all. “Prinsip Kehati-hatian Pada Pemberian Kredit Oleh Pejabat Bank (Studi Kasus Pemberian Kredit Oleh PT Bank BNI Tbk Kepada PT Guna Inti Permata)” Diponegoro Low Jurnal, Universitas Diponegoro, Vol. 5, No. 4, Tahun 2016, hlm. 8.
17
tujuannya untuk menghindari kredit atau pembiayaan yang bermasalah
atau macet. Penerapan prinsip kehati-hatian ini lebih menekankan pada
tujuan bank untuk memenuhi tingkat kesehatan bank yang disyaratkan.
Penerapan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, menjelma dalam
kewajiban bank untuk melakukan analisa yang mendalam terhadap watak,
kemampuan, permodalan, agunan dan prospek usaha nasabah sebelum
menyalurkan kresit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Secara
implisit, penerapan prinsip kehati-hatian disini juga dimaknai berhati-hati
dalam menentukan calon nasabah.
Penerapan prinsip kehati-hatian yang dibebankan kepada organ
bank itu sendiri untuk menghindari bank dari kerugian dan menjaga
kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Dengan
demikian, bank wajib menjamin bahwa setiap tindakan hukum yang
dilakukan oleh bank mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan
yang berlaku (regulatory compliance).23
Pelaksanaan prinsip kehati-hatian merupakan hal penting guna
mewujudkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan kokoh. Hal ini sangat
mungkin mengingat bank sebagai institusi yang telah diatur sedemikian
kompleksnya (the most related industry in the world). Bank Indonesia
sebagai pemegang otoritas perbankan harus mampu melakukan penilaian
dan penindakan terhadap pelaksanaan prinsip kehati-hatian bank
(prudential banking principle). Diabaikannya penerapan prinsip kehati-
23 Lastuti Abubakar, Tri Handayani, “Telaah Yuridis Terhadap Implementasi Prinsip Kehati-hatian Bank Dalam Aktivitas Perbankan Indonesia”, De Lega Lata, Universitas Padjajaran, Vol 2, No 1, Tahun 2017, hlm. 79
18
hatian tersebut oleh bank, baik oleh bank konvensional maupun oleh bank
syariah tentu akan berdampak pada kerugian dan risiko terhadap bank itu
sendiri. Pada bank yang menjalankan kegiatan berdasarkan prinsip syariah,
dampak kerugian yang ditimbulkan akibat mengabaikan prinsip kehati-
hatian jauh lebih besar dari kerugian yang mungkin dialami oleh bank
konvensional. Dengan demikian penerapan prinsip kehati-hatian sangat
penting (urgent) untuk diterapkan dalam operasional perbankan,
khususnya perbankan syariah, karena dalam operasional bank pihak bankir
dituntut untuk selalu melaksanakan prinsip kehati-hatian bank (prudential
banking principle) dalam memberikan jasa keuangan kepada masyarakat.24
Berdasarkan penjelasan tersebut prinsip kehati-hatian yang
disebutkan dalam undang-undang perbankan tidak cukup membantu
pelaku-pelaku perbankan dalam melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan sistem keuangan bank. Sehingga Bank Indonesia sebagai bank
sentral nasional berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang
merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh
masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya yang dalam halnya
menerapkan Peraturan Bank Indonesia yang menyangkut tentang
pelaksanaan prinsip kehati-hatian. Kewenangan Bank Indonesia dalam
menetapkan PBI yang menyangkut tentang pelaksanaan prinsip kehati-
hatian diberikan sebagai kewenangan pokok untuk mengatur, menjaga, dan
mengawaasi bank, baik bank pemerintah maupun swasta yang berada di
24 Lindryani Sjofjan, “Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) Dalam Pembiayaan Syariah Sebagai Upaya Menjaga Tingkat Kesehatan Bank Syariah” Pakuan Law Review, Universitas Pakuan, Vol 1, No 2, Tahun 2015, hlm. 7-8
19
bawah pengawasannya sebelum berpindah kewenangannya pada Otoritas
Jasa Keuangan.
Peran Bank Indonesia sangat penting dan strategis dalam upaya
menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efisien. Hal tersebut diatur
dalam Pasal 25 ayat (1) Undang-undang Bank Indonesia ditentukan
bahwa, “Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank, Bank
Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang
memuat prinsip kehati-hatian”. Kemudian dalam ayat (2) ditegaskan
bahwa, “Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. Berdasarkan ketentuan
tersebut masing-masing bank mewujudkan prinsip kehati-hatian dalam
bentuk ketentuan Standar Operasional Prosedur (SOP), bentuk perwujudan
prinsip kehati-hatian pada masing-masing bank akan berbeda karena tidak
adanya ukuran apa yang dimaksud prinsip kehati-hatian sehingga hanya
berdasar dengan kebiasaan yang tetap berakar pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Adapun pemberlakuan SOP pada masing-masing
bank harus sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia, yaitu: Peraturan
Bank Indonesia Nomor 58/PBI/2003 tentang Manajemen Resiko yang
telah diubah Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Bank
dalam menjalankan usahanya harus dapat menyesuaikan dengan
perkembangan yang akibatnya diikuti dengan semakin kompleksnya resiko
kegiatan usaha. Untuk manajemen resiko ini bank diwajibkan untuk
menerapkan manajemen resiko yang efektif. Penerapan tersebut sekurang-
20
kurangnya mencakup sebagai berikut:
a. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.
b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit manajemen
resiko.
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian resiko, serta sistem informasi manajemen resiko.
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
e. Penerapan manajemen resiko ini diharapkan dapat membantu bank
dalam menjaga kesehatan bank melalui pengawasan internal.
Penerapannya juga disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran
dan kompleksitas usaha serta kemampuan bank.25
2. Layanan Elektronik Banking (E-Banking)
a. Pengertian Layanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) layanan ialah
perihal atau cara melayani dan pelayanan ialah usaha melayani
kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang) atau jasa.26
Menurut Kotler definisi pelayanan ialah setiap atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Pelayanan ialah perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan konsumen itu
25 Ibid 26 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online. http://kbbi.web.id/layan. Diakses
Jum’at, 01 November 2019, Pukul 09.30.
21
sendiri.27
Pelayanan pelanggan ialah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun.28
b. Pengertian Elektronik Banking (E-Banking)
Perkembangan pesat tekhnologi informasi (TI) dan
globalisasi mendukung bank untuk dapat meningkatkan pelayanan
kepada nasabah secara aman, nyaman, dan efektif, sepert melalui media
elektronik atau disebut dengan Elektronik Banking (e-banking). E-
Banking ialah suatu layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk
mendapat informasi, komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan
melalui media elektronik seperti Automatic Teller Machine (ATM),
Elektronik Data Capture (EDC)/ Point Of Sales (POS), Internet
Banking, Mobile Banking, E-Commerce, SMS Banking, Phone Banking,
dan Video Banking.29
Elektronik Banking ialah layanan perbankan menggunakan
media elektronik, baik itu mobile, sms, internet, internet bisnis, dan
mobile-ATM. Dengan E-Banking, serasa ATM (Automatic Teller
Machine) ada dalam genggaman. Transaksi yang dilakukan lewat E-
Banking juga tidak perlu diragukan lagi keamanannya karena banyak
27 Riska Nofia Safitri, Doni Marlius, “Penerapan E-Banking Dalam Meningkatkan Jasa dan
Layanan Perbankan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Padang”, Akademi Keuangan dan Perbankan Padang, Tahun 2017, hlm. 4.
28 Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Prenhalindo, 2012), Edisi 14, hlm. 83.
29 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak .., hlm. 5.
22
bank sudah mendesain sistem keamanan berlapis yang sudah terjamin
keandalannya.30
c. Produk Layanan E-Banking
Di bawah ini merupakan produk yang termasuk dalam layanan e-
banking :31
1. Automated Teller Machine (ATM)
ATM atau Anjungan Tunai Mandiri ialah suatu
terminal/mesin komputer yang telah terhubung dengan jaringan
komunikasi bank, yang memungkinkan nasabah melakukan
transaksi keuangan secara mandiri tanpa harus datang ke kantor.
Sesuai dengan perkembangan tekhnologi saat ini, bank juga sudah
menyediakan 3 tipe mesin ATM, yaitu: mesin ATM yang hanya
melayani transaksi non tunai, mesin ATM yang hanya melayani
transaksi penyetoran uang tunai Cash Deposit Machine atau CDM,
dan mesin ATM yang dapat melayani semua transaksi seperti
transaksi non tunai dan penyetoran uang tunai tersebut.
Selain di kantor bank, saat ini mesin ATM juga sudah ada
diberbagai tempat sehingga nasabah dapat dengan mudah
menemukannya seperti, di restoran, pusat perbelanjaan, bandar
udara, pasar dan lokasi-lokasi strategis lainnya.
2. Electronic Data Capture (EDC)
EDC ialah suatu perangkat yang dapat digunakan untuk
30 Candra Ahmadi, Dadang Hermawan, E-bussines ..., hlm. 104. 31 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ..., hlm 6-20.
23
bertransaksi menggunakan kartu debit/kredit/prabayar di merchant
atau toko. Perangkat ini sudah terhubung ke jaringan komputer
bank. EDC ini terdiri dari alat pembaca informasi pada pita
magnetis kartu (card’s magnetic stripe) atau chip, tombol menu
dan angka untuk memasukkan jenis transaksi, nilai transaksi, dan
PIN, layar untuk melihat jenis dan nilai transaksi, dan printer untuk
mencetak bukti transaksi.
3. Internet Banking
Internet banking ialah layanan untuk melakukan transaksi
perbankan melalui jaringan internet, dimana setiap aktivitas
perbankannya menggunakan tekhnologi internet sebagai alat/media
untuk melakukan transaksi dan memperoleh informasi lainnya
melalui website milik bank. Kegiatan tersebut menggunakan
jaringan internet sebagai penghubung antara nasabah dengan bank
tanpa harus mendatangi kantor bank. Nasabah dapat menggunakan
perangkat komputer dekstop, laptop, tablet, atau smartphone yang
terhubung ke jaringan internet sebagai penghubung antara
perangkat nasabah dengan sistem bank.
4. SMS Banking
SMS banking ialah layanan perbankan yang dapat diakses
langsung melalui ponsel atau handphone hanya dengan
menggunakan media SMS (Short Message Service).
5. Mobile Banking
24
Mobile banking ialah layanan yang memungkinkan nasabah
melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone.
Nasabah dapat menggunakan layanan mobile banking ini dengan
pilihan yang sudah tersedia pada SIM (Subscriber Identity Module)
Card USSD (Unstructured Suplementary Service Data), atau
melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal oleh nasabah.
Mobile banking ini lebih mudah digunakan dibandingkan dengan
SMS banking karena nasabah tidak perlu mengingat format pesan
SMS yang akan dikirimkan ke bank dan juga nomor tujuan SMS
banking
6. Electronic Commerce (e-commerce)
E-commerce atau perdagangan elektronik ialah penyebaran,
penjualan, pembelian, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet atau televisi. Melalui e-commerce ini,
pembeli dan penjual dapat melakukan transaksi secara online.
7. Phone Banking
Phone banking ialah layanan untuk bertransaksi perbankan
atau mendapatkan informasi perbankan lewat telepon dengan
menghubungi nomor layanan pada bank. Layanan tersebut antara
lain bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah
dalam melakukan transaksi perbankan melalui telepon. Sehingga
nasabah tidak perlu datang ke bank atau mesin ATM untuk
melakukan berbagai transaksi. Layanan phone banking ini adalah
25
salah satu perkembangan tekhnologi dari call center. Pada
umumnya layanan phone banking ini sangat praktis untuk nasabah
karena dapat digunakan dimana saja dan kapan saja serta dapat
diakses selama 24 jam.
8. Video Banking
Video banking ialah tekhnologi yang memungkinkan
nasabah melakukan aktivitas perbankan jarak jauh dengan
menggunakan perangkat khusus yang telah disediakan oleh bank
yang membuat nasabah dapat berkomunikasi secara audio visual
dengan petugas bank, menginput data, mencetak statement, dan
mengeluarkan kartu baru. Pada umumnya bank menyediakan
layanan video banking di lokasi-lokasi strategis seperti pusat
perbelanjaan pada hari kerja maupun Sabtu dan Minggu. Jam
operasionalnya pun lebih lama daripada jam operasional pelayanan
melalui kantor bank.
d. Manfaat Layanan E-Banking
E-Banking memberikan banyak manfaat bagi nasabah, bank, dan
otoritas:
1. Bagi nasabah, e-banking memberikan kemudahan dalam melakukan
transaksi dalam hal waktu, tempat, dan biaya. Nasabah tidak perlu
mendatangi kantor bank untuk mendapatkan informasi atau
melakukan transaksi perbankan. Bahkan dengan beberapa produk e-
banking nasabah dapat melakukan transaksi dimana saja dan kapan
26
saja selama 24 jam dengan media laptop atau perangkat mobile
seperti ponsel yang dapat dibawa nasabah kemana saja selama
terhubung dengan jaringan internet dan/atau SMS.
2. Bagi bank, e-banking dapat meningkatkan pendapatan berbasis
komisi (fee based income) dan mengurangi biaya operasional jika
dibandingkan dengan pelayanan transaksi melalui kantor cabang
yang relatif besar untuk membayar upah karyawan, sewa gedung,
pengamanan, listrik dan lainnya.
3. Bagi otoritas, perkembangan tekhnologi e-banking mampu
mewujudkan masyarakat less cash society. Less cash society ialah
gaya hidup dengan menggunakan media transaksi atau uang
elektronik dalam melakukan transaksi sehingga tidak perlu
membawa uang fisik. Less cash society selain dapat meningkatkan
sistem pembayaran yang cepat, aman, dan efisien, juga mampu
mempercepat perputaran aktivitas ekonomi serta stabilitas sistem
keuangan, dan dapat mencegah tindak pidana kriminal maupun
tindak pidana pencucian uang.32
e. Keamanan Transaksi Elektronic Banking (E-Banking)33
1. PIN ialah kode akses sehingga nomor pin ini merupakan kode rahasia
pribadi dan orang lain tidak boleh mengetahuinya.
2. Untuk Internet Banking, User ID bersifat rahasia dan key token tidak
boleh dipinjamkan kepada orang lain, serta harus mengakses situs
32 Ibid, hlm. 5-6. 33 Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel di
PT Bank NTB Syariah” (Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 27
27
bank yang benar.
3. Penggantian PIN secara berkala merupakan salah satu cara untuk
meminimalkan resiko yang mungkin saja terjadi.
4. Sim Card handphone atau nomor telepon yang sudah terdaftar pada
database komputer bank harus dilindungi untuk dapat bertransaksi
melalui phone banking dengan aman. Apabila nomor handphone
tersebut telah hilang atau dibuang, nomor tersebut harus di
unregisered.
5. Nasabah harus berhati-hati, karena banyak orang-orang jahat yang
selalu mencoba untuk memanfaatkan kelengahan nasabah baik
melalui phising atau kegiatan hecker.
f. Keunggulan Electronic Banking (E-Banking)34
1. Praktis, karena dapat melakukan transaksi kapan saja dan dimana
saja.
2. Sangat efisien, hanya menggunakan komputer dan handphone,
nasabah sudah bisa melakukan transaksi perbankan tanpa harus
mendatangi kantor bank. Efisiensi waktu dan efisiensi biaya.
3. Aman, E-Banking dilengkapi dengan security user ID dan PIN untuk
menjamin keamanan serta menggunakan Key Token alat tambahan
untuk mengamankan transaksi. Pengiriman data dengan melalui acak
terlebih dahulu.
g. Kasus Kejahatan E-Banking
34 Ibid, hlm. 27-28
28
Berikut modus penipuan yang sering terjadi di E-Banking
perbankan adalah, sebagai berikut:35
1. Card Trapping
Modus dari card trapping dijalankan oleh pelaku dengan
cara menyumbat mulut card reader ATM (tempat memasukkan
kartu) dengan tujuan supaya kartu ATM korban tersangkut dan
tidak bisa keluar. Alat penyumbatnya biasanya dengan batang
korek api.
2. Call Center Palsu
Call center palsu ialah lanjutan dari aksi card trapping,
seseorang biasanya akan mendekati korban yang kebingungan
karena kartunya tidak bisa keluar. Kemudian pelaku menawarkan
call center palsu untuk dihubungi. Hal tersebut dilakukan dengan
memasang stiker call center palsu pada mesin ATM yang nantinya
akan tersambung ke kawannya sendiri. Jadi modus ini diawali
dengan penempelan stiker call center palsu dari ATM baik
bersangkutan yang dipasang sebelum pelaku menjalankan aksinya.
3. Skimmer
Skimmer ialah alat yang diletak kan di depan slot untuk
memasukkan kartu ATM. Alat ini dapat merekam atau mengambil
data kartu ATM. Cara kerja alat ini ialah dengan menyalin data-
data yang ada di dalam pita magnetik kartu ATM pada saat
35 Ibid, hlm. 28-30
29
digesekkan pada alat tersebut. Setelah data pada kartu ATM disalin
maka pelaku dapat melakukan duplikasi kartu ATM dan melakukan
transaksi pengambilan uang di ATM layaknya seorang nasabah.
4. PIN Capturing
Modus yang dilakukan oleh pelaku untuk memperoleh PIN
ATM. Cara yang digunakan yaitu dengan memasang kamera
pengintai mini atau dengan menambah papan keyboard palsu di
atas keyboard asli.
5. Phising
Modus ini yang dimana pelaku telah membuat situs yang
mirip dengan situs bank aslinya, sehingga tanpa disadari oleh
nasabah sedang mengakses situs palsu karena logo bank dan
formatnya sama persis seperti aslinya. Pelaku phising akan
mendapatkan informasi yang sangat rahasia seperti User name dan
nomor PIN. Dengan informasi lengkap tersebut mereka akan bebas
bergerak memindahkan dana nasabah ke rekening yang mereka
inginkan. Untuk menjaga agar tidak terjadi hal yang seperti ini,
nasabah harus memasukkan alamat situs yang benar dan pasti. Jika
tidak tahu jelas dan pasti, jangan mencoba-coba alamat situs yang
belum pasti. Modus ini biasanya terjadi pada internet banking.
h. Regulasi dan Otoritas
Perbankan di Indonesia saat ini telah mengikuti perkembangan
tekhnologi informasi dan komunikasi. Perkembangan ini dapat dilihat
30
dengan pesatnya penggunaan electronic banking (e-banking) yang
mampu mendukung operasional kegiatan perbankan dan memudahkan
nasabah melakukan transaksi. Walaupun demikian, penggunaan
tekhnologi informasi ini juga harus memperhatikan risiko yang akan
dihadapi bank dan nasabah sehingga bank harus selalu menerapkan
manajemen risiko tekhnologi informasi (TI) secara efektif. 36
3. Bank Syariah
a. Definisi Bank Syariah
Secara etimologis, istilah bank berasal dari kata Italia “Banco”
yang artinya “Bangku”. Bangku ini digunakan pegawai bank untuk
melayani aktivitas operasionalnya kepada para penabung. Secara
terminologis, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.37
Menurut UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Pasal 1 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.38
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
36 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ...,hlm. 20 37 Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Grup,2015), hlm 9. 38 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Cet Ke-1, Jakarta: LPFE USAKTI, 2009, hlm. 46.
31
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS merupakan
badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan
bentuk hukum perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi.
Seperti halnya bank umum konvensional, BUS dapat berusaha
sebagai bank devisa atau bank nondevisa.
2. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank
umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur
organisasi, UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum
konvensional yang bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank
devisa atau bank nondevisa. Sebagai suatu unit kerja khusus, UUS
mempunyai tugas untuk 1) mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan kantor cabang syariah, 2) melaksanakan fungsi treasury
dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber
dari kantor cabang syariah, 3) menyusun laporan keuangan
konsolidasi dari seluruh kantor cabang syariah, dan 4) melakukan
tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah.
3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang
32
melaksanakan kegiatan usaha berasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam mlalu lintas
pembayaran. BPRS merupakan badan usaha yang setara dengan
bank perkreditan rakyat konvensional dengan bentuk hukum
perseroan terbatas, perusahaan daerah, atau koperasi.39
b. Karakteristik Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang berdasarkan antara lain : asas
kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan
kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank
syariah merupakan implementasi dan prinsip ekonomi Islam dengan
prinsip antara lain sebagai berikut :
1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuk
2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money)
3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas
4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif
5. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang
6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad
Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah
memenuhi syarat berikut ini :
1. Transaksi tidak mengandung unsur kezaliman
2. Bukan riba
3. Tidak membahayakan pihak sendiri dan pihak lain
39 Ascarya & Diana Yumanita, Bank Syariah, (Jakarta: PPSK, BI, 2005), hlm. 68-70
33
4. Tidak ada penipuan (gharar)
5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan
6. Tidak mengandung unsur judi (maysir)40
c. Kegiatan Bank Syariah
Bank syariah ialah bank yang menerapkan prinsip bagi hasil
yang merupakan landasan utama dalam segala operasionalnya, baik
dalam pengerahan dananya maupun dalam penyaluran dananya
(dalam perbankan syariah penyaluran dana biasa disebut dengan
pembiayaan). Oleh karena itu, jenis-jenis penghimpunan dana dan
pemberian pembiayaan pada bank syariah juga menggunakan prinsip
bagi hasil. Selain prinsip bagi hasil, bank syariah juga mempunyai
alternatif penghimpunan dana dan pemberian pembiayaan non bagi
hasil. Dalam penghimpunan dana, bank syariah dapat menggunakan
prinsip wadi’ah, qardh, dan ijarah. Dalam pembiayaan, bank syariah
juga dapat menggunakan prinsip jual beli dan sewa (lease). Selain itu,
bank syariah juga menyediakan berbagai jasa keuangan seperti
wakalah, kafalah, hiwalah, rahn, qardh, sharf dan ujr.
Secara garis besar jenis kegiatan usaha bank syariah dapat
dibagi ke dalam penghimpunan dana, penyaluran dana, pelayanan jasa
dan kegiatan sosial.
1. Penghimpunan Dana
Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan
40 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014),
hlm. 5-6.
34
mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan
perekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang
adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana ini
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan sosial-ekonomi islam.
Dalam hal ini, bank syariah melakukannya tidak dengan prinsip
bunga (riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai
dengan syariat Islam, terutama mudharabah (bagi hasil) dan
wadi’ah (titipan). Sumber dana bank syariah selain dari kegiatan
penghimpunan dana, tentunya juga dari modal disetor sehingga
secara keseluruhan sumber dana bank syariah dapat dibagi
menjadi: modal, rekening giro, rekening tabungan, rekening
investasi umum, rekening investasi khusus dan obligasi syariah.
2. Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dana, bank syariah mampu
memberikan berbagai bentuk pembiayaan. Pembiayaan yang
diberikan oleh bank syariah mempunyai lima macam utama, yang
terdiri dari mudharabah dan musyarakah (dengan sistem bagi
hasil), murabahah dan salam (dengan sistem jual beli), dan ijarah
(dengan sistem sewa operasional maupun finansial). Selain
kelima macam pembiayaan tersebut, terdapat berbagai macam
pembiayaan yang merupakan turunan langsung atau tidak
langsung dari kelima bentuk pembiayaan di atas. Bank syariah
juga memiliki bentuk produk pelengkap yang berbasis jasa (fee-
35
based services) seperti qardh dan jasa keuangan lainnya.
3. Jasa Pelayanan
Selain menjalankan transaksi untuk mencari keuntungan
bank syariah juga melakukan transaksi jasa pelayanan (fee based
income) yang merupakan transaksi bank syariah yang tidak
mengambil keuntungan dari transaksi yang tercakup dalam jasa
pelayanan tersebut.
4. Kegiatan Sosial
Kegiatan bank syariah selain berorientasi keuntungan
juga berorientasi pada kesejahteraan sosial. Oleh karena itu,
dalam menjalankan usahanya, bank syariah selalu memperhatikan
implikasi sosial yang diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang
diambil oleh bank termasuk dalam pembiayaan.41
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara
sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan perilaku
41 Ascarya & Diana Yumanita, Bank ..., hlm. 14-37.
36
orang-orang yang diamati. Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan
ialah pendekatan kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan
penelitian ini peneliti diharapkan mampu mendeikripsikan dan
menggambarkan secara akurat tentang penelitian yang terkait.42
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti adalah instrument kunci
(key-instrumen). Peneliti yang melakukan dokumentasi, yang membuat
catatan, yang melakukan wawancara serta melakukan observasi mengenai
bagaimana Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan
E-Banking di PT Bank BNI Syariah selama 2 (dua) bulan, dimulai dari
tanggal 5 Januari sampai dengan 2 Maret 2020.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah di PT Bank BNI
Syariah Kantor Cabang Mataram yang berada di Jln. Pejanggik No. 23
Mataram yang merupakan kantor pusat PT Bank BNI Syariah.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:43
1) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
42 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), hlm. 19 43 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Prenadamedia Grup, 2016), hlm. 328
37
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang diamati. Contoh: Prosedur dan hasil wawancara
yang berkaitan dengan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada
Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.
2) Data Kuantittaif
Data kuantitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data empiris berupa angka-angka, data seperti ini
biasanya hasil transformasi dari data kualitatif yang memiliki
perbedaan berjenjang. Contoh: Jumlah Produk, Jumlah Nasabah E-
Banking di PT Bank BNI Syariah.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah:
1) Data Primer
Data primer ialah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri
oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya.44
Dalam penelitian ini yang akan menjadi sumber data peneliti adalah
Customer Service, serta Devisi yang terkait Prinsip Kehati-hatian
Bank dan Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.
2) Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi, sudah diolah dan dikumpulkan oleh pihak lain, biasanya
44 Sugiono, Metodologi Penelitian Kuanti, Kuali dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
hlm. 224.
38
sudah dalam bentuk publikasi.45 Contoh: Jumlah produk dan
pengguna layanan E-Banking, dan proses Penerapan Prinsip Kehati-
hatian Bank pada Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Nawawi & Martini, observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistemik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam
suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.46
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non
partisipatif yaitu suatu bentuk observasi dimana peneliti tidak terlibat
langsung dalam kegiatan kelompok atau dapat juga dikatakan peneliti
tidak menjadi bagian di PT Bank BNI Syariah, peneliti hanya akan
melakukan pencatatan atas informasi yang diperoleh yang berkaitan
dengan Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Dalam
Layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah.
b. Wawancara
Wawancara ialah salah satu tekhnik yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses
45 Suryani & Hendrayadi, Metodologi Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian
bidang Manajemen dan Ekonomi, (Jakarta: Prenada Group, 2015), hlm 171. 46 Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia,
2012, hlm. 134
39
interaksi secara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau
orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung.
Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap
muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi.
Dimana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang
diteliti dan telah dirancang sebelumnya.47
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara yang
tidak terstruktur yaitu di mana peneliti melakukan wawancara yang
lebih bebas, lebih mendalam, dan menjadikan pedoman wawancara
sebagai pedoman umum dan garis-garis besarnya saja.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah besar fakta dan data tersimpan
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang
tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cedera mata, laporan,
artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan
waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.48
Dalam tekhnik dokumentasi ini peneliti menggunakan
sejumlah dokumentasi yang didapatkan untuk mengumpulkan data
yang terkait dengan lokasi penelitian, seperti: sejarah berdirinya PT
Bank BNI Syariah, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, sejumlah data
E-Banking serta keadaan yang terkait dengan Penerapan Prinsip
47 Muri Yusuf, Metode..., hlm. 372. 48 Juliansyah Noor, Metodologi ..., hlm 141.
40
Kehati-hatian Bank Dalam Layanan E-Banking di PT Bank BNI
Syariah.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilihnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mencari dan menemuka pola, menemukan apa yang
penting dan apa saja yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.49 Tekhnik analisis data yang digunakan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data menunjuk kepada proses pemilihan, pemokusan,
penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data mentah yang
terlihat dalam catatan tertulis lapangan.50 Dalam penelitian ini peneliti
membuat rangk uman yang inti untuk lebih menyederhanakan dan
membuang data yang tidak ada kaitannya dengan yang diteliti.
b. Penyajian Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik penyajian
data yaitu dalam mendapatkan sekumpulan informasi tersusun dan tidak
tersusun peneliti dapat menarik kesimpulan yang akurat dan tepat
tentang penelitian yang dilakukan. Penyajian data yang digunakan
peneliti adalah penyajian data tertulis yang didapatkan dari hasil
wawancara dengan informan lalu dapat melaporkan informasi tersebut
49 Lexy J Meolong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosdakarya, 2010), hlm. 42. 50 Muri Yusuf, Metode ..., hlm. 407.
41
dalam hasil penelitian peneliti.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian bertujuan untuk membuktikan apa
yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan
sehingga data yang didapatkan benar-benar valid. Adapun tekhnik-tekhnik
yang digunakan peneliti, sebagai berikut:
a. Triangulasi
Triangulasi ialah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.51 Dalam
penelitian ini peneliti akan membandingkan hasil yang diperoleh dari
sumber informai untuk memastikan keadaan sebenarnya atau yang lebih
sesuai dengan informasi yang diinginkan oleh peneliti.
b. Kecukupan Refrensi
Dalam menggunakan tekhnik ini, peneliti membandingkkan
dokumen atau catatan-catatan yang ada kaitannya dengan fokus
penelitian. Hal ini untuk mengetahui adanya kesesuaian antara data
tersebut dengan kesimpulan hasil penelitian sehingga menghasilkan
data yang valid.
H. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif yang menggunakan
51 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, (Jakarta: Cahaya Indoensia, 1988),
hlm. 273.
42
pendekatan penelitian kualitatif. Penulisan skripsi ini mengacu pada pedoman
penulisan skripsi UIN Mataram tahun 2019. Penulisan skripsi ini juga
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan serta mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Bab I Pendahuluan dalam skripsi ini meliputi: Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup
dan Setting Penelitian, Telaah Pustaka, Kajian Teori, Metode Penelitian, dan
Sistematika Pembahasan.
Bab II Paparan Data dan Temuan. Bab ini berisi paparan data
temuan peneliti baik primer maupun skunder dari peneliti yang dilakukan di
lapangan dengan berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan. Pada
bagian ini dipaparkan secara deskriptif tentang gambaran lokasi penelitian
dan temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian.
Bab III Pembahasan. Bab ini menguraikan tentang pembahasan
dan analisis terhadap data-data hasil temuan yang telah dipaparkan pada bab
II dengan menganalisis lebih terperinci tentang hasil temuan peneliti sesuai
tema penelitian.
Bab IV Penutup. Bab ini adalah bab akhir yang terdiri dari
kesimpulan hasil penelitian yang merupakan jawaban dari fokus kajian dan
saran-saran peneliti terhadap lembaga terkait maupun untuk peneliti
selanjutnya.
Daftar Pustaka berisi sejumlah refrensi peneliti dalam melakukan
penelitian yang diambil dari buku ilmiah, jurnal, skripsi, maupun internet atau
44
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram
1. Sejarah singkat perkembangan Bank BNI Syariah Mataram
Sejak awal didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, sebagai bank
pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan
pelopor terciptanya berbagai produk dan layanan jasa perbankan. BNI
terus memperluas perannya, tidak hanya terbatas sebagai bank
pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan transaksi
perbankan masyarakat umum dengan berbagai segmentasinya. Seiring
dengan pertambahan usianya yang memasuki 67 tahun, BNI tetap
berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin
kompetitif. Dengan semangat “Tak Henti Berkarya” BNI akan terus
berinovasi dan berkreasi, tidak hanya terbatas pada penciptaan produk
dan layanan perbankan, bahkan lebih dari itu BNI juga bertekad untuk
menciptakan “value” pada setiap karyanya.
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank
Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan
dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Sejalan dengan keputusan
penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan,
nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun
1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal
sebagai “BNI 46” dan ditetapkan bersamaan dengan perubahan
45
identitas perusahaan tahun 1988. Dari tahun ketahun BNI selalu
menunjukkan kekuatannya dalam industri perbankan dan kepercayaan
masyarakat pun terbangun dalam memilih Bank Negara Indonesia
sebagai pilihan tempat penyimpanan segala alat kekayaan yang
terpercaya. Permintaan akan perbankan yang sesuai perinsip syariah
pun mulai bermunculan yang pada akhirnya BNI membuka layanan
perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan konsep dual
banking system banking, yakni menyediakan layanan perbankan
umum dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No. 10 tahun
1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan
syariah.52
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip syariah dengan tiga
pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab
kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil.
Dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pada
tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI
dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara
dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28
kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.
Disamping itu, nasabah juga dapat menikmati layanan
syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channeling)
52 http://www.bni.co.id/id-id/tentang kami/sejarah.aspx. Diakses Minggu, 01 Maret 2020,
Pukul 17.00.
46
dengan kurang lebih 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Didalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah
tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.
Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari
DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Maret 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah dan didalam Corporate Plan UUS
BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan
akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada
tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank
Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak
terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu
dengan diterbitkannya UU. No 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) dan UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Selain itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan
perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan
produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Pada bulan Juni 2014 jumlah Cabang BNI Syariah meningkat
mencapai 65 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17 Kantor
Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.53
53 https://www.bnisyariah.co.id/id. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.
47
Sedangkan sejarah berdirinya PT Bank BNI Syariah Mataram
adalah pada tanggal 7 Juli 2011 yang diresmikan langsung oleh Bapak
Imam Teguh Saptono selaku Direktur BNI Syariah. Kemudian mulai
beroperasi pada tanggal 25 Juli 2011.54
2. Letak Geografis Bank BNI Syariah Cabang Mataram
Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Cabang Mataram
berada di Jl. Pejanggik No. 23 Mataram, tempat ini sangat strategis
karena berada pas di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau oleh para
nasabah yang ingin melakukan transaksi simpan pinjam.
Adapun letak geografis Bank Negara Indonesia (BNI)
Syariah saat ini ialah sebagai berikut:55
Sebelah Barat : Pura Besar
Sebelah Timur : Toko atau Ruko
Sebelah Utara : Perumahan Penduduk
Sebelah Selatan : Pura Kecil
3. Kondisi Bank BNI Syariah Cabang Mataram
Pada kantor Bank BNI Syariah Cabang Mataram ini
mempunyai tiga lantai dan pada masing-masing lantai memiliki
beberapa ruangan yaitu:56
a. Pada Lantai I meliputi bagian Customer Service, Teller,
Operational Manager (OM), dan Toilet.
54 Dokumentasi, Bank BNI Syariah Mataram, 19 Januari 2020. 55 Ibid, 56 Ibid,
48
b. Pada Lantai II meliputi bagian meeting room, unit sales, ruang
pimpinan, unit processing, unit produktif dan toilet.
c. Pada Lantai III meliputi bagian mushalla, ruang server, bagian
umum, gudang, dapur dan toilet.
4. Visi dan Misi PT Bank BNI Syariah Mataram
Visi :
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan
dan kinerja
Misi :
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.57
57
https://www.bnisyariah.co.id/id. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.
50
a. Tugas dan Fungsi
Tugas dan fungsi masing-masing dari struktur organisasi di
atas yaitu:
1) Pemimpin cabang, dimana pemimpin cabang disini berperan dalam
mengambil seluruh keputusan dalam PT Bank BNI Syariah
Mataram.
2) Pemimpin bidang operasional, berperan sebagai memimpin dan
memutuskan setiap jalannya usaha dalam bidang operasional bank.
3) Pengelola pemasaran, berperan dalam memasarkan produk dan jasa
bank kepada nasabah serta calon nasabah, mengelola permohonan
kredit ritel, pemantauan nasabah dan kolektibilitas kredit,
melakukan perbaikan atau penyempurnaan temuan hasil audit,
menerima penyelesaian dari atasan, mengelola permohonan
pembiayaan, melakukan pemantauan nasabah dan kolektibilitas
pinjaman, melayani dan mengembangkan hubungan nasabah
wholesale dan midle.
4) Teller, berperan untuk melayani semua jenis transaksi kas/tunai,
pemindahan dan kliring, melayani kegiatan eksternal payment
point, kas mobil, kantor kas dan capem, melaksanakan perbaikan
atau penyempurnaan audit.
5) Customer service, berperan untuk melayani nasabah yang akan
membuat rekening, menyiapkan formulir dengan akad wadiah dan
51
akad mudharabah, melayani nasabah yang bermasalah dengan
ATM atau kehilangan buku tabungan, mendengarkan keluh kesah
nasabah dengan cermat, mengelola transaksi giro, tabungan,
deposito, melayani transaksi jasa dalam negeri, melayani nasabah
inti dan custodian.
6) Asisten administrasi keuangan umum, berperan dalam mengelola
sistem otomatis cabang dan cabang pembantu, memeriksa/akurasi
transaksi keuangan, mengelola output/laporan harian dari sistem,
mengelola laporan cabang, mengelola masalah kepegawaian,
menyelenggarakan administrasi umum, dan melaksanakan
perbaikan atau penyempurnaan hasil temuan audit.
7) Unit administrasi pembayaran, berperan dalam entri data nasabah,
entri data karyawan PT Bank BNI Syariah Mataram, dan melayani
nasabah pembiayaan.59
B. Produk-Produk Bank BNI Syariah Mataram
Ada berbagai macam produk yang beragam dan banyak pilihan
yang dilakukan oleh PT Bank BNI Syariah Mataram sebagai bentuk
inovasi dan kreatifitas untuk menjawab setiap keinginan dan kebutuhan
nasabah. Adapun produk yang terdapat di PT Bank BNI Syariah ialah
sebagai berikut:60
1. Produk Pendanaan
59 Ibid, 60 Dokumentasi, PT Bank BNI Syariah, diambil pada tanggal 12 Januari 2020, Pukul
16.00
52
a. BNI Giro IB Hasanah
BNI Giro IB Hasanah ialah simpanan transaksional bisa
dalam mata uang IDR dan USD yang dikelola berdasarkan prinsip
syariah dengan dua pilihan akad yaitu Mudharabah Mutlaqah dan
Wadiah Yadh Dhamanah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro, Sarana Perintah
pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.
b. BNI Deposito IB Hasanah
BNI Deposito IB Hasanah ialah investasi berjangka yang
dikelola berdasarkan prinsip syariaah yang ditujukan bagi nasabah
perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan akada
Mudharabah.
c. BNI Tabungan IB Hasanah
Produk tabungan yang ada di PT Bank BNI Syariah ialah
sebagai berikut :
1) BNI Simpel IB Hasanah, ialah tabungan dengan akad wadiah
untuk siswa berusia 17 tahun seperti (PIAUD, TK, SMP, MTs,
SMA, MA) dengan persyaratan yang mudah dan sederhana
serta fitur yang menarik untuk mendorong budaya menabung
sejak dini.
2) BNI Dollar IB Hasanah, ialah tabungan yang dikelola dengan
akad wadiah dan mudharabah yang memberikan berbagai
53
fasilitas serta kemudahan bagi nasabah perorangan dan non
perorangan dalam mata uang USD.
3) BNI Baitullah IB Hasanah, ialah tabungan dengan akad
mudharabah atau wadiah yang dipergunakan sebagai sarana
untuk mendapatkan kepastian porsi berangkat menunaikan
ibadah Haji (Reguler/Khusus) dan merencanakan ibadah
Umrah sesuai dengan keinginan penabung dengan sistem
setoran bebas atau bulanan dalam mata uang Rupiah dan USD.
4) BNI Prima IB Hasanah, merupakan tabungan dengan akad
mudharabah dan wadiah yang memberikan berbagai fasilitas
serta kemudahan bagi nasabah segmen high
networthindividuals secara perorangan dalam mata uang rupiah
dan bagi hasil yang lebih kompetitif.
5) BNI Tunas IB Hasanah, ialah tabungan dengan akad wadiah
dan mudharabah yang diperuntukkan bagi anak-anak dan
pelajar yang berusia dibawah 17 tahun.
6) BNI Bisnis IB Hasanah, ialah tabungan yang menggunakan
akad mudharabah dan wadiah yang dilengkapi dengan detil
mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dan bagi hasil
yang lebih kompetitif dalam mata uang rupiah.
7) BNI IB Hasanah, ialah tabungan yang menggunakan
mudharabah atau wadiah yang memberikan fasilitas serta
kemudahan dalam mata uang rupiah.
54
8) BNI Tapenas IB Hasanah, ialah tabungan berjangka dengan
akad mudharabah untuk perencanaan masa depan yang dikelola
berdasarkan prinsip syariah dengan sisttem setoran bulanan
yang bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa
depan seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan
ataupun rencana masa depan lainnya.
9) BNI TabunganKu IB Hasanah, ialah produk simpanan dana
dari Bank Indonesia yang dikelola sesuai dengan prinsip
syariah dengan akad wadiah dalam mata uang rupiah untuk
meningkatkan kesadaran menabung masyarakat.
2. Produk Pembiayaan
a. Produk Pembiayaan Konsumtif
Produk pembiayaan konsumtif yang ada di PT Bank BNI
Syariah ialah sebagai berikut:61
1) BNI Griya IB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan yang
diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli,
membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan,
apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta
rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan
pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-
masing calon nasabah. Pembiayaan Griya IB Hasanah ini
menggunakan akad Mudharabah dan Musyarakah
61 Ibid,
55
2) BNI Multiguna IB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan
konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat
menggunakan akad mudharabah dan ijarah multijasa untuk
pembelian barang kebutuhan konsumtif dan/atau jasa sesuai
prinsp syariah dengan disertai agunan berupa tanah dan
bangunan yang ditinggali berstatus SHM atau SHBG dan
bukan barang yang dibiayai.
3) BNI Oto IB Hasanah, ialah fasilitas pembiayaan konsumtif
murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk
pembelian kendaraan bermotor yang dibayar dengan
pembiayaan ini.
4) BNI CCF IB Hasanah, ialah pembiayaan yang dijamin dengan
agunan likuid, yaitu dijamin dengan simpanan dalam bentuk
depositi, giro, dan tabungan yang diterbitkan oleh BNI Syariah.
5) BNI Fleksi Umroh IB Hasanah, merupakan pembiayaan
konsumtif bagi anggota masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pembelian jasa paket perjalanan ibadah umroh
melalui BNI Syariah yang telah bekerja sama dengan Travel
Agent sesuai dengan prinsip syariah. Akad yang digunakan
dalam pembiayaan ini ialah ijarah multijasa.
b. Produk Pembiayaan Produktif
Adapun produk pembiayaan produktif yang ada di PT
Bank BNI Syariah ialah sebagai berikut:
56
1) BNI Wirausaha IB Hasanah, ialah fasilitas pembiayaan
produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi)
yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku, akad yang digunakan
dalam pembiayaan ini ialah murabahah, musyarakah dan
mudharabah.
2) BNI Usaha Kecil IB Hasanah, ialah pembiayaan syariah yang
digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun
investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip
pembiayaan syariah dengan menggunakan akad murabahah,
mudharabah dan musyarakah.
3) BNI Usaha Besar IB Hasanah, ialah pembiayaan syariah yang
digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun
investasi) kepada pengusaha pada segmentasi besar
berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan syariah dengan
menggunakan akad mudharabah, murabahah dan musyarakah.
4) BNI Tunas Usaha IB Hasanah, ialah fasilitas pembiayaan
produktif berlandaskan akad murabahah yang diberikan untuk
usaha produktif yang feasible namun belum bankable guna
memenuhi kebutuhan modal usaha atau investasi usaha.
57
C. Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank Pada Layanan E-Banking di
PT Bank BNI Syariah Cabang Mataram
1. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank pada Layanan
Elektronik Banking
Bagi lembaga keuangan bank, khususnya perbankan syariah
layanan E-Banking ini sangat mempunyai peran yang sangat penting
untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi melalui media
elektronik kapan saja dan dimana saja tanpa ada batasan waktu. PT
Bank Negara Indonesia Syariah ini juga telah menyediakan layanan E-
Banking sebagai betuk inovasi produk dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi dengan mudah dan
praktis. Oleh sebab itu PT Bank BNI Syariah yang salah satunya
Cabang Mataram juga sampai saat ini terus mengembangkan produk E-
Banking ini sesuai kebutuhan nasabah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita salah satu
karyawan PT Bank BNI Syariah Mataram divisi CSH (Customer Service
Head) menuturkan bahwa:
Layanan Elektronik Banking ini merupakan produk turunan dari Bank BNI konvensional yang ada sekitaran tahun 1990-an hingga sampai sekarang, setelah spin off Bank BNI Syariah ini telah melakukan inovasi produk elektronik banking tersebut. Dimana layanan Elektronik Banking ini merupakan layanan yang menggunakan alat/media elektronik yang sudah terhubung dengan sistem bank yang sangat membantu nasabah memenuhi kebutuhan mereka dalam melakukan transaksi 24 jam dimana saja dan kapan saja tanpa harus repot mendatangi kantor bank. Sampai sekarang produk layanan elektronik banking yang ada di PT Bank BNI Syariah Mataram ada 7, diantaranya: ATM, Mobile Banking,
58
Phone Banking, SMS Banking, Internet Banking, Tapcash IB Hasanah, dan Layanan Gerak.62
Terkait dengan penjelasan di atas, Ibu Ira Novita juga
menjelaskan produk-produk elektronik banking yang ada di PT Bank BNI
Syariah Mataram yang terus berinovasi sampai saat ini, sehingga
memberikan layanan yang maksimal kepada para nasabah pengguna
elektronik banking, ia menuturkan bahwa:
1. ATM (Automatic Teller Machine)
Menurut Ibu Ira Novita sebagai karyawan divisi CSH (Customer
Service Head) ia menjelaskan bahwa:
ATM atau yang dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri merupakan produk elektronik banking pertama yang diluncurkan oleh PT Bank BNI dan merupakan produk turunan yang memungkinkan nasabah melakukan layanan perbankan selama 24 jam tanpa harus datang ke kantor cabang. Jadi dengan adanya ATM ini nasabah dapat melakukan transaksi keuangan sperti, mengecek saldo rekening, menarik uang tunai, menransfer dan lain sebagainya. Pada layanan ATM ini juga memiliki banyak fitur dan kemudahan, kenyamanan dan keamanan sehingga para nasabah tidak perlu takut untuk melakukan transaksi.63
2. Mobile Banking (m-banking)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Jerry Rizky R divisi
CSA (Customer Service Asistent) tentang mobile banking ini ia
menjelaskan bahwa:
Layanan Mobile banking ini merupakan layanan yang disediakan bagi nasabah yang mobilitasnya tinggi dan bisa diakses oleh nasabah selama 24 jam melalui ponsel atau handphone yang telah terkoneksi dengan jaringan internet. Jadi
62 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul
16.00. 63 Ibid,
59
mobile banking ini merupakan sebuah aplikasi yang bisa didownload pada website resmi PT Bank BNI Syariah. Fitur transaksi pada mobile banking ini juga banyak seperti mutasi rekening, transfer dana antar rekening, informasi saldo transaksi terakhir, pembayaran, pembelian pulsa telepon dan lain sebagainya.64
3. Phone Banking
Berdasarkan wawancara dengan Pak Khairul Hidayat selaku
karyawan divisi Funding Asistent (FA) tentang phone banking ialah
bahwa:
Phone Banking adalah layanan perbankan selama 24 jam lainnya yang membuat nasabah tidak perlu keluar rumah, mendatangi kantor cabang dan lain sebagainya. Customer Representative Bank akan membantu memberikan berbagai informasi serta melakukan transakasi untuk nasabah. Kemudahan dalam phone banking ini juga seperti, dapat memperoleh informasi produk-produk BNI Syariah, informasi nisbah atau bagi hasil dari produk-produk BNI Syariah, melakukan transaksi perbankan non keuangan (mengecek saldo rekening ataupun mutasi rekening). Dengan semua kemudahan tersebut nasabah hanya perlu melakukan proses registrasi melalui ATM (khusus untuk transaksi non keuangan).65
4. SMS Banking
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita tentang
SMS Banking ini ia menjelaskan bahwa:
Sama dengan produk elektronik banking lainnya, SMS Banking ini juga merupakan layanan perbankan yang dapat digunakan oleh nasabah untuk melakukan transaksi melalui ponsel atau handphone selama 24 jam, hanya saja bedanya yaitu pada SMS Banking ini tidak perlu terhubung dengan jaringan internet. Transaksi melalui SMS Banking ini juga aman karena untuk melakukan transaksi keuangan, rekening tujuan yang akan ditransfer harus didaftarkan terlebih dahulu di kantor cabang
64 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul
15.40. 65 Khoirul Hidayat, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 24 Februari 2020, Pukul
16.55.
60
BNI Syariah. Jadi melakukan transaksi menggunakan SMS Banking ini semudah melakukan SMS kepada mitra bisnis atau rekan nasabah.66
5. Internet Banking
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Jerry Rizky R tentang
internet banking ini, ia menjelaskan bahwa:
Internet banking ini merupakan layanan perbankan 24 jam, sama dengan produk elektronik banking lainnya. Hanya dengan menggunakan komputer, handphone dan telah terkoneksi dengan jaringan internet, nasabah sudah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan mudah seperti, mengecek saldo rekening, melihat mutasi rekening, mencetak rekening koran ataupun melakukan transfer antar rekening BNI Syariah, transfer ke rekening bank lain bisa dengan fasilitas kliring, pembayaran tagihan, pembelian voucher prabayar, pembayaran zakat, infaq, shadaqoh dan masih banyak lagi. Internet banking ini juga aman digunakan karena telah dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis dan nasabah akan dilengkapi dengan token (alat yang mengeluarkan angka-angka password yang akan berganti setiap kali melakukan transaksi keuangan).67
6. Tapcash IB Hasanah
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita mengenai
Tapcash IB Hasanah ini, ia menjelaskan bahwa:
Tapcash IB Hasanah ini merupakan kartu pembayaran atau sering sekali disebut dengan uang elektronik pengganti uang tunai yang dapat diisi ulang dengan saldo maksimal Rp.1.000.000. Nasabah dapat melakukan isi ulang (top up) dengan menggunakan mesin ATM BNI/ BNI Syariah Tunai dan Non Tunai yang memiliki maupun yang tidak memiliki reader tapcash, mesin EDC yang disertai maupun yang tidak disertai dengan reader Tapcash, dan aplikasi SMS Banking BNI Syariah, serta dapat langsung mendatangi kantor cabang BNI Syariah. Dengan menggunakan tapcash IB Hasanah ini nasabah dapat menghindari uang palsu, transaksi pembayaran juga lebih cepat
66 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul
16.00. 67 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul
15.40.
61
apabila misalkan nasabah pergi luar daerah dan melewati jalan tol dan tidak memiliki uang tunai maka tapcash IB Hasanah ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran, sangat praktis dan mudah digunakan.68
7. Layanan Gerak
Senada dengan penjelasan Ibu Ira Novita mengenai layanan E-
Banking di atas, ia juga menjelaskan bahwa:
Layanan gerak ini merupakan layanan yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Mataram untuk bisa melayani nasabah yang berdomisili agak jauh dari kantor cabang, layanan gerak ini berfungsi sebagai one-stop mini-banking yang dapat bergerak mendekati lokasi nasabah untuk memudahkan dalam melakukan transaksi perbankan. Layanan gerak ini juga dilengkapi dengan ATM, terminal BNI Internet Banking, dilengkapi handshet untuk menghubungi BNI Call, serta didukung oleh petugas Customer Service dan Teller yang siap melayani berbagai transaksi nasabah.69
Produk layanan elektronik banking di PT Bank BNI Syariah
Mataram ini telah banyak digunakan oleh nasabah maupun karyawan
untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan transaksi dengan mudah,
cepat dan aman. Namun, meskipun demikian jika berbicara tentang produk
perbankan, khususnya layanan elektronik banking di PT Bank BNI Syariah
ini pasti memiliki keunggulan dan kekurangan bagi bank maupun nasabah
sebagai penggguna.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Khoirul Hidayat juga
menjelaskan keunggulan dan kekurangan E-Banking ini, ia mengatakan
bahwa:
68 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul
16.00. 69 Ibid,
62
Layanan Elektronik Banking ini memang salah satu bentuk inovasi bank, khususnya untuk PT Bank BNI Syariah Mataram dalam memenuhi kebutuhan nasabah, tapi tetap saja tidak ada yang sempurna, meskipun produk ini memiliki keunggulan tetap saja produk ini juga memiliki kekurangan. Keunggulan dari layanan E-Banking ini seperti, dapat membantu bank dalam melayani kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi dengan mudah, cepat dan aman sehingga tidak perlu mendatangi kantor, bank juga beroperasi selama 24 jam. Sedangkan kalau untuk kekurangan E-Banking ini masih dari permasalahan tekhnis seperti, uang lama keluar dari mesin ATM, kartu ATM suka tertelan, apalagi akhir-akhir ini masalah yang timbul akibat modus penipuan yang dilakukan oleh orang jahat.70
Terkait dengan penjelasan di atas Ibu Jerry Rizky R juga
menjelaskan cara mengatasi kekurangan layanan E-Banking terkait dengan
masalah tekhnis yang terjadi, ia menuturkan bahwa:
Masalah tekhnis memang tidak pernah kita inginkan untuk terjadi dan itu semua merupakan di luar kendali bank, sehingga PT Bank BNI Syariah Mataram menindak lanjuti segera jika terjadi suatu masalah dengan cara sebagai berikut: Maintenance Pertama, pihak bank dapat menangani sendiri tanpa melibatkan pihak kedua ketika terjadi suatu masalah. Dan cara Maintenance Kedua, pihak bank akan melibatkan pihak kedua (vendor) untuk bekerja sama ketika masalah pada E-Banking yang terjadi tidak dapat diselesaikan oleh pihak bank sendiri. Dari kedua cara tersebut digunakan tergantung dengan masalah yang dihadapi oleh bank.71
Sehubungan dengan modus penipuan yang kerap kali terjadi
akhir-akhir ini pada seluruh perbankan, tak lepas juga pada PT Bank BNI
Syariah Mataram ini. Menurut penjelasan Ibu Ira Novita, ia menuturkan
bahwa:
Sejauh ini memang masih belum ada masalah yang beresiko besar sampai harus diberi ranking pertama diantara bank syariah
70 Khoirul Hidayat, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 24 Februari 2020, Pukul
16.55. 71 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul
15.40.
63
lainnya, jadi semua masalah yang terjadi masih bisa ditindak lanjuti oleh pihak bank secara cepat, apabila kami tidak bisa menyelesaikannya sendiri barulah kami akan bersurat ke pusat agar segera ditindak lanjuti juga. Namun, tidak bisa dipungkiri memang banyak terjadi modus penipuan jual beli online dengan modus call center palsu yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengelabui nasabah sehingga dapat mengambil sejumlah dana pada tabungan nasabah.72
Dari berbagai permasalahan ataupun modus penipuan yang kerap
kali terjadi di perbankan pada layanan E-Banking ini, PT Bank BNI
Syariah Mataram tentunya menerapkan prinsip kehati-hatian pada segala
kegiatannya, khususnya pada layanan E-Banking ini. Prinsip kehati-hatian
ini merupakan suatu asas yang sangat penting yang harus diterapkan oleh
setiap perbankan, untuk mendegah berbagai resiko yang mungkin terjadi.
Menurut penjelasan Ibu Jerry Rizky R tentang prinsip kehati-
hatian yang diterapkan pada PT Bank BNI Syariah Mataram pada layanan
E-Banking, ia menuturkan bahwa:
PT Bank BNI Syariah sampai saat ini menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiatan usaha yang dilakukan tentunya dengan menjalankan kegiatan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang melekat pada setiap kegiatan perbankan khususnya layanan E-Banking ini. Setiap produk layanan E-Banking yang ditawarkan kepada nasabah selalu berpegang erat pada SOP yang menjadi standar acuan setiap usaha yang dilakukan, termasuk pengaplikasian produk dari layanan E-Banking, seperti: persyaratan, fitur-fitur yang ada pada produk tersebut serta cara transaksi dan lain sebagainya.73
72 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul
16.00. 73 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul
15.40.
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita mengenai
bentuk penerapan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking ini, ia
menuturkan bahwa:
Bentuk penerapan prinsip kehati-hatian di PT Bank BNI Syariah Mataram ini untuk mencegah terjadinya resiko, bank menerapkan hal tersebut dalam dua hal yaitu: Pertama, dalam hal kerahasiaan data nasabah agar tidak bocor kami tidak memberikan data nasabah kepada orang yang tidak berwenang atau kepada sembarang orang. Kedua, dalam hal keamanan nasabah dalam melakukan transaksi menggunakan layanan E-Banking cara kami yaitu dengan selalu patuh pada ketentuan SOP E-Banking, mengganti PIN secara berkala, menggunakan password sebagai kode akses pribadi, menggunakan nomor handphone pribadi untuk mengakses layanan m-banking, menggunakan alat anti skimmer, dan masih banyak lagi. Jika dua hal tersebut tidak dilakukan maka resiko yang disebabkan oleh masalah E-Banking ini bisa terjadi seperti resiko kepatuhan, resiko reputasi dan resiko operasional.74
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ira Novita mengenai
cara untuk mencegah terjadinya resiko, ia menuturkan bahwa:
Jadi untuk mencegah terjadinya resiko pada layanan Elektronik Banking ini, PT Bank BNI Syariah Mataram ini kami selalu mengedukasi nasabah yang akan melakukan aktivasi penggunaan layanan E-Banking, kami juga akan menjelaskan berbagai persyaratan untuk dapat menggunakan layanan E-Banking, kemudian menjelaskan fitur-fitur yang terdapat dalam produk layanan E-Banking serta cara bertransaksi menggunakan layanan E-Banking dan lain sebagainya. Selain itu kami juga menerangkan kepada nasabah bahwa untuk selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan menggunakan layanan E-Banking tersebut, serta kantor pusat juga selalu memonitoring kantor cabang khususnya untuk PT Bank BNI Syariah Mataram juga untuk mencegah sebelum terjadi masalah yang tidak di inginkan sehingga kepercayaan nasabah terhadap kami tetap terjaga.75
74 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul
16.00. 75 Ibid,
65
Sehubungan dengan hal di atas Ibu Jerry Rizky R menjelaskan
mengenai pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian bank. Ia menuturkan
bahwa:
Mengenai prinsip kehati-hatian ini memang sangatlah penting untuk diterapkan pada suatu produk untuk meminimalisir dan mengantisipasi resiko.76
Berkaitan dengan penjelasan di atas Ibu Ira Novita juga
menerangkan bahwa:
Prinsip kehati-hatian ini memang sangat penting diterapkan dalam layanan E-Banking. Bentuk yang nyata penerapannya merupakan dari produk direncanakan sampai produk tersebut sudah layak dioperasikan serta dipasarkan kepada nasabah. Sebelum dipasarkan produk tersebut akan diuji melalui beberapa tahapan untuk diuji coba, uji sertifikasi dan diberikan izin dari pihak yang berwenang seperti, membuat kajian fitur-fitur aplikasinya, proses pengembangan aplikasi, user aset content, test operational dan test operational key, setelah itu produk tersebut sudah dapat ditawarkan kepada nasabah. Melalui tahapan-tahapan itu bank dapat mengeluarkan suatu produk yang mengacu pada Standar Operasional Prosedur dan regulasi yang berlaku.77
Berdasarkan hasil wawancara beberapa nasabah mengenai prinsip
kehari-hatian bank pada layanan E-Banking ialah sebagai berikut:
Menurut Mba Yuni Susanti salah satu nasabah Tabungan Bank BNI
Syariah Mataram menjelaskan mengenai layanan E-Banking, ia
menuturkan bahwa:
Elektronik Banking ini merupakan layanan perbankan yang menggunakan media elektronik yang bisa kita gunakan untuk melakukan berbagai transaksi dimana saja dan kapan saja selama 24 jam tanpa harus datang ke bank. Dimana di PT Bank BNI
76 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul
15.40. 77 Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul
16.00.
66
Syariah Mataram ini terdapat 7 produk layanan E-Banking yaitu: ATM, SMS Banking, Phone Banking, Mobile Banking, Internet Banking, Tapcash IB Hasanah dan Layanan Gerak.78
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mba Yuli Dayanti salah
satu nasabah Tabungan Bank BNI Syariah Mataram menjelaskan tentang
keunggulan dan kekurangan layanan E-Banking, ia menuturkan bahwa:
Elektronik banking ini merupakan media elektronik yang memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulannya seperti, kita sebagai nasabah dapat melakukan transaksi dengan mudah, cepat dan aman serta dapat melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja selama 24 jam dan kita juga bisa melakukan transaksi seperti menarik uang tunai menggunakan ATM tanpa harus datang ke kantor cabang, melakukan pembayaran tagihan listrik, pembelian pulsa tanpa harus datang ke konter dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk kekurangan elektronik banking ini yang sering terjadi itu seperti kartu ATM tertelan, mesin ATM macet sehingga uangnya sangat lama keluar, jaringan internet suka terputus, mobile banking suka error, alat untuk melakukan transaksi yang belum bisa beroperasi secara stabil, belum lagi masalah modus penipuan yang sering dilakukan oleh orang jahat.79
Berkaitan dengan hal di atas Mas Ari Setiawan salah satu nasabah
Tabungan Bank BNI Syariah Mataram, menjelaskan tentang keamanan
dan kenyamanan serta permasalahan tekhnis yang sering terjadi dalam
melakukan transaksi menggunakan layanan E-Banking di Bank BNI
Syariah Matarm, ia menuturkan bahwa:
Sejauh ini melakukan transaksi menggunakan layanan E-Banking ini merasa aman aman saja karena semua produk layanan E-Banking ini sudah memiliki keamanan sistem berlapis yang telah didesain oleh bank dan pasti sudah terjamin keandalannya. Oleh karena itu, sampai saat ini saya merasa nyaman menggunakan layanan E-Banking di Bank BNI Syariah Mataram ini. Terkait
78 Yuni Susanti, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 13 Februari 2020,
Pukul 09.15. 79 Yuli Dayanti, Wawancara, Nasabah PT Bank BNI Syariah Mataram, 18 Februari 2020,
Pukul 10.05.
67
dengan permasalahan tekhnis yang terjadi memang sangat mengganggu tapi ketika permasalahan teknis terjadi misalnya seperti m-banking suka error sehingga akses login suka gagal saya berharap bahwa bank akan terus melakukan pengembangan lagi terhadap produk layanan tersebut.80
Berdasarkan hasil wawancara dengan Mba Yuni Susanti tentang
modus penipuan yang kerap kali terjadi, ia menuturkan bahwa:
Terkait dengan modus penipuan yang sering kali terjadi saya berharap bahwa PT Bank BNI Syariah Mataram tetap menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiatan usaha yang dilakukan dengan menjalankan kegiatan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang melekat pada setiap kegiatan perbankan khususnya layanan E-Banking ini agar keamanan dan kerahasiaan data nasabah ini tetap terjaga. Sehingga nasabah tetap merasa aman dan nyaman menggunakan layanan E-Banking ini.81
Sehubungan dengan hal di atas Mba Yuli Dayanti menjelaskan
tentang pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian bank, ia menuturkan
bahwa:
Penerapan prinsip kehati-hatian pada bank ini memang sangat penting untuk diterapkan pada setiap kegiatan usaha bank khususnya pada layanan E-Banking ini karena selain untuk menjaga kepercayaan dan loyalitas nasabah tentu juga untuk menghindari beberapa resiko serta kerugian yang bisa terjadi apabila penerapan prinsip kehati-hatian ini yang dituangkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak dijalankan. Resiko yang mungkin saja terjadi seperti resiko reputasi, resiko kepatuhan, dan resiko operasional.82
80 Ari Setiawan, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 02 Maret 2020, Pukul 09.25.
81 Yuni Susanti, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 13 Februari 2020, Pukul 09.15.
82 Yuli Dayanti, Wawancara, Nasabah, PT Bank BNI Syariah Mataram, 18 Februari 2020, Pukul 10.05.
68
2. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip
Kehati-hatian Bank pada Layanan Elektronik Banking
Menurut penuturan Bapak Khoirul Hidayat mengenai manfaat
penerapan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking. Ia menerangkan
bahwa:
Untuk manfaat penerapan prinsip kehati-hatian dalam layanan E-Banking ini tentu untuk meningkatkan kepercayaan nasabah dalam melakukan transaksi dengan menggunakan layanan E-Banking tersebut. Selain itu juga untuk melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana khususnya, sehingga nasabah merasa aman dan nyaman dalam melakukan transaksi.83 Sehubungan dengan penjelasan diatas Ibu Jerry Rizky R juga
menjelaskan mengenai manfaat dalam penerapan perinsip kehati-hatian
ini. Ia menuturkan bahwa:
Manfaat penerapan prinsip kehati-hatian dalam layanan e-banking yaitu agar nasabah merasa puas dalam melakukan transaksi dengan hanya menggunakan handphone mereka dimana saja dan kapan saja tanpa perlu antri datang ke kantor bank. Kemudian nasabah juga akan merasa aman dan nyaman saat melakukan transaksi menggunakan layanan produk e-banking tersebut karena kami sebagai pihak bank telah menerapkan prinsip kehati-hatian tersebut dalam setiap kegiatan usaha khususnya dalam layanan produk e-banking ini.84 Menurut penturan Ibu Ira Novita mengenai kendala-kendala yang
sering dihadapi oleh PT Bank BNI Syariah Mataram dalam menerapkan
prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking. Ia menjelaskan bahwa:
Untuk kendala-kendala sih secara umum masih belum ada, karena dalam setiap kegiatan e-banking ini selalu mengacu pada Standar
83
Khoirul Hidayat, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 24 Februari 2020, Pukul 16.55.
84 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul
15.40.
69
Operasional Posedur (SOP) E-Banking PT Bank BNI Syariah. Tetapi, kendala yang terjadi ada pada masing-masing produk E-Banking itu sendiri, yang menyebabkan bank kurang maksimal dalam memberikan pelayanan kepada nasabah seperti: permasalahan tekhnis yang terjadi pada layanan mesin ATM, Layanan Gerak, M-Banking dan Internet Banking. masalah ini yang menyebabkan nasabah tidak bisa melakukan transaksi dengan baik. Tetapi, PT Bank BNI Syariah Mataram akan langsung mengatasi masalah tersebut hingga tuntas. Karena, memang masalah tekhnis ini terjadi diluar kendali bank.85
Hal diatas senada dengan penjelasan oleh Ibu Jerry Rizky R, ia
menjelaskan bahwa:
Kalau kendala dalam menerapkan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking sampai saat ini masih belum ada karena, dalam melakukan setiap kegiatan usaha bank selalu mengacu pada SOP. Tapi memang kendala yang sering muncul itu pada layanan E-Banking itu sendiri, namun dari pihak bank selalu bisa mengatasinya dengan cepat. Karena memang penerapan prinsip keati-hatian bank ini merupakan bagian penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi.86
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa PT Bank BNI Syariah Mataram dalam menjalankan
kegiatan usahanya sudah menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap
kegiatan usaha yang dilakukan. Prinsip kehati-hatian ini diterapkan
berdasarkan standar operasional prosedur masing-masing usaha yang
dilakukan, khususnya pada layanan E-Banking.
Pada PT Bank BNI Syariah Mataram terdapat tujuh macam
produk layanan Elektronik Banking yaitu, ATM (Automathic Teller
85
Ira Novita, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 10 Februari 2020, Pukul 16.00.
86 Jerry Rizky R, Wawancara, PT Bank BNI Syariah Mataram, 20 Februari 2020, Pukul
15.40.
70
Machine), Mobile Banking (M-Banking), Phone Banking, SMS Banking,
Internet Banking, Tapcash IB Hasanah dan Layanan Gerak. Di PT Bank
BNI Syariah Mataram sejauh ini modus penipuan yang pernah terjadi yaitu
call center palsu dengan modus jual beli online, sehingga tidak sedikit
dana nasabah yang hilang akibat kejadian tersebut. Akan tetapi, pihak bank
telah menindak lanjuti masalah tersebut hingga selesai.
Dari beberapa macam produk layanan E-Banking mempunyai
keunggulan dan kekurangan. Kekurangan tersebut yang masih membuat
kurang maksimalnya PT Bank BNI Syariah Mataram dalam memberikan
pelayanan kepada nasabah. Oleh sebab itu dari hasil wawancara di atas
menurut informan bahwa dalam menerapkan prinsip kehati-hatian PT
Bank BNI Syariah Mataram sengat berhati-hati dalam dua hal yaitu
kerahasiaan data nasabah dan keamanan nasabah dalam melakukan
transaksi menggunakan E-Banking.
PT Bank BNI Syariah Mataram mengeluarkan produk yang
bertujuan selain untuk menarik minat nasabah namun juga untuk
mempermudah bank dalam memberikan layanan 24 jam serta
memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi dan juga mendapatkan
informasi dari bank lebih cepat dan akurat. Oleh sebab itu, PT Bank BNI
Syariah Mataram terus menerus mengembangkan layanan E-Banking
terutaman dalam memperkuat sistem keamanan supaya dapat memberikan
kenyamanan dalam bertransaksi untuk mendapatkan kepercayaan dan
loyalitas nasabah pengguna E-Banking.
71
BAB III
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK PADA
LAYANAN E-BANKING DI PT BANK BNI SYARIAH CABANG
MATARAM
A. Bentuk dan Penerapan Prinsip Kehati-hatian Bank pada Layanan
E- Banking
PT Bank BNI Syariah merupakan salah satu bank pertama yang
membuka Unit Usaha Syariah (UUS) yang melakukan spin off pada tahun
2010 kemudian menjadi bank umum syariah yang secara otomatis bank
harus menjalankan seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip
syariah dan tidak menyimpang dari syariat Islam. Termasuk juga untuk
kantor cabang khususnya Bank BNI Syariah Mataram.
Dalam Pasal 35 Bab VI UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah menyatakan bahwa Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dalam
melakukan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian.87
Asas dari kegiatan usaha perbankan syariah ialah ditetapkannya prinsip
syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian (prudential banking
principle).88
Secara tegas prinsip kehati-hatian dijelaskan dalam Undang-
Undang Perbankan dalam Pasal 2 Undang-Undang No 10 tahun 1998 yang
mengemukakan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
87 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, hlm. 21 88 Darsono, et. al,. Perjalanan ..., hlm. 179.
72
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip kehati-hatian adalah salah satu
prinsip terpenting yang wajib diterapkan atau dilaksanakan oleh bank
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Penerapan prinsip kehati-hatian
dalam seluruh kegiatan perbankan merupakan salah satu cara untuk
menciptakan perbankan yang sehat.89 Oleh karena itu PT Bank BNI
Syariah sebagai bank umum syariah harus menerapkan prinsip kehati-
hatian sebagai salah satu asas dalam menjalankan setiap kegiatan
usahanya, terutama pada layanan E-Banking.
E-Banking ialah suatu layanan yang memungkinkan nasabah bank
untuk mendapat informasi, komunikasi, dan melakukan transaksi
perbankan melalui media elektronik seperti Automatic Teller Machine
(ATM), Elektronik Data Capture (EDC)/ Point Of Sales (POS), Internet
Banking, Mobile Banking, E-Commerce, SMS Banking, Phone Banking,
dan Video Banking.90 Elektronik Banking ialah layanan perbankan
menggunakan media elektronik, baik itu mobile, sms, internet, internet
bisnis, dan mobile-ATM. Dengan E-Banking, serasa ATM (Automatic
Teller Machine) ada dalam genggaman. Transaksi yang dilakukan lewat E-
Banking juga tidak perlu diragukan lagi keamanannya karena banyak bank
sudah mendesain sistem keamanan berlapis yang sudah terjamin
keandalannya. Layanan E-Banking memiliki fitur yang menarik dan
89Paramita Prananingtyas, et all. “Prinsip Kehati-hatian Pada Pemberian Kredit Oleh
Pejabat Bank (Studi Kasus Pemberian Kredit Oleh PT Bank BNI Tbk Kepada PT Guna Inti Permata)” Diponegoro Low Jurnal, Universitas Diponegoro, Vol. 5, No. 4, Tahun 2016, hlm. 8.
90 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak .., hlm. 5.
73
nyaman untuk digunakan serta memberi kemudahan bagi nasabah untuk
melakukan transaksi keuangan.91
Berdasarkan teori di atas E-Banking di PT Bank BNI Syariah
Mataram juga memang sudah didesain sedemikian rupa agar tetap terjamin
keandalannya. Tetapi, masih ada saja yang terjadi permasalahan yang
disebabkan oleh orang jahat dan tidak bertanggung jawab dari eksternal
maupun internal bank. Karena seperti yang diketahui bahwa semakin
canggih suatu alat maka semakin canggih juga alat pelaku kejahatan untuk
dapat membobol suatu sistem keamanan dari alat tersebut.
PT Bank BNI Syariah Mataram juga telah menerapkan prinsip
kehati-hatian pada setiap lini kegiatan usahanya, baik itu dalam
menghimpun dana, menyalurkan dana dan pelayanan jasa. Bentuk dari
penerapan prinsip kehati-hatian ini dituangkan dalam bentuk SOP (Standar
Operasional Prosedur) yang disetiap elemen dari bank telah memiliki
ketentuan masing-masing yang telah menjadi acuan serta pedoman dalam
suatu kegiatan yang dilakukan oleh bank, termasuk juga pada layanan E-
Banking. Di PT Bank BNI Syariah Mataram ini juga terdapat SOP khusus
untuk layanan E-Banking sebagai pedoman serta ketentuan dalam
menggunakan produk tersebut, seperti: persyaratan, tata cara, fitur-fitur
pada produk, dan lain sebagainya.
Dalam buku yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yang berjudul Bijak Ber-Elektronic Banking, ada delapan macam produk
91 Candra Ahmadi, Dadang Hermawan, E-bussines ..., hlm. 104.
74
layanan E-Banking, yaitu: ATM (Automatic Teller Machine), EDC
(Elektronic Data Capture), Mobile Banking, Internet Banking, Phone
Banking, E-Commerce, SMS Banking, dan Video Banking.92 Tetapi, di PT
Bank BNI Syariah Mataram secara umum saat ini terdapat 7 jenis E-
Banking, yaitu sebagai berikut:
1. ATM (Automatic Teller Machine)
ATM atau yang biasa disebut dengan Anjungan Tunai Mandiri
ialah layanan elektronik perbankan yang memudahkan nasabah dapat
mengambil uang cash kapan saja dan dimana saja tanpa harus datang
ke kantor. Adanya mesin ATM ini memudahkan nasabah dalam
melakukan berbagai transaksi seperti, menarik uang cash,
menransfer dana, mengecek saldo, membayar tagihan dan lain
sebagainya. Nasabah harus mempunyai rekening tabungan kemudian
membuat kartu debit ataupun kredit yang sudah terakses dengan
bank untuk dapat menggunakan mesin ATM. Kartu debit atau kredit
tersebut yang akan digunakan oleh nasabah dalam melakukan
transaksi. ATM di PT Bank BNI Syariah memiliki manfaat yang
ssama dengan ATM bank lainnya, yaitu dapat memudahkan nasabah
dalam melakukan transaksi selama 24 jam dimana saja dan kapan
saja tanpa harus datang ke kantor.
2. Mobile Banking (m-banking)
Mobile banking ialah layanan perbankan yang
92 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ..., hlm 6
75
memudahkan nasabah melakukan transaksi selama 24 jam dengan
mendownload aplikasi pada smartphone android. Fitur-fitur transaksi
yang dapat dilakukan menggunakan m-banking ini seperti,
melakukan transfer dana antar rekening BNI Syariah/BNI, transfer
online antar Bank via bersama, melakukan pemabayaran kartu
kredit, tagihan telepon, tagihan listrik, dan pembelian pulsa telepon.
Manfaat menggunakan m-banking ini ialah nasabah dapat
melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja selama 24 jam
hanya melalui smartphone. Tetapi, untuk dapat menggunakan m-
banking ini nasabah harus membuat rekening tabungan terlebih
dahulu, kemudian mendownload aplikasi m-banking BNI Syariah
lalu melakukan aktivasi ke costumer service untuk diberikan kode
akses agar bisa menggunakan m-banking. PT Bank BNI Syariah
telah mendesain m-banking sama dengan bank lainnnya dengan
tujuan memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi melalui
smartphone.
3. Phone Banking
Phone banking ialah layanan perbankan selama 24 jam
yang akan memudahkan nasabah dalam mendapatkan informasi serta
melakukan transaksi lewat telepon tanpa harus datang ke kantor
bank. Di PT Bank BNI Syariah layanan phone banking ini memiliki
manfaat seperti, nasabah dapat memperoleh informasi dari produk-
produk BNI Syariah, info nisbah atau bagi hasil dari produk-produk
76
BNI Syariah, dapat melakukan transaksi perbankan non keuangan
(mengecek saldo rekening ataupun mutasi rekening) dan lain
sebagainya.
Untuk dapat memanfaatkan layanan phone banking ini
nasabah harus melakukan proses registrasi melalui ATM khusus
untuk nasabah yang akan melakukan transaksi non keuangan.
4. SMS Banking
SMS Banking ialah layanan perbankan yang dapat
memberikan informasi kepada nasabah atas transaksi yang telah
dilakukan melalui media sms di ponsel dan handphone. Untuk
mendapatkan fasilitas SMS Banking di PT Bank BNI Syariah
nasabah harus melakukan registrasi melalui ATM jika akan
melakukan transaksi non keuangan, tetapi jika melakukan transaksi
keuangan seperti melakukan transfer maka nasabah harus
melakukan pendaftaran rekening tujuan transfer terlebih dahulu ke
kantor. Transaksi yang dapat dilakukan menggunakan SMS
Banking ini seperti, mengecek saldo, menransfer dana, pembelian
voucher, pembayaran tagihan dan lain sebagainya.
5. Internet Banking
Internet banking ialah layanan perbankan dengan
menggunakan komputer atau smartphone yang telah terkoneksi
dengan jaringan internet nasabah telah dapat melakukan berbagai
transaksi perbankan dengan mudah, nyaman dan aman. Internet
77
banking di PT Bank BNI Syariah ini telah dilengkapi dengan
sistem keamanan berlapis dan nasabah akan dilengkapi dengan
token (alat yang mengeluarkan angka-angka password yang akan
selalu berganti setiap kali nasabah melakukan transaksi keuangan).
Manfaat dari internet banking di PT Bank BNI Syariah
ini seperti nasabah dapat mengecek saldo, melihat mutasi rekening,
mencetak rekening koran, melakukan transfer antar BNI Syariah,
transfer ke rekening bank lain, melakukan pembayaran tagihan,
melakukan pembelian voucher, melakukan pembayaran uang
kuliah, melakukan pembelian tiket, pembayaran zakat, infaq,
shadaqoh, dan lain sebagainya. Untuk dapat menggunakan fasilitas
dari Internet Banking di PT Bank BNI Syariah nasabah hanya perlu
memiliki BNI Syariah Card dan melakukan registrasi di ATM jika
nasabah akan melakukan transaksi non keuangan.
6. Tapcash IB Hasanah
Kartu Tapcash IB Hasanah ialah uang elektronik sebagai
pengganti uang tunai yang dapat diisi ulang. Kartu Tapcash IB
Hasanah ini merupakan kartu pembayaran elektronik co-branding
antara BNI Syariah dan BNI dengan menggunakan logo BNI
Syariah dan BNI yang diterbitkan oleh BNI dengan didesain
khusus oleh Bank BNI Syariah dan dipasarkan oleh BNI Syariah.
Kartu Tapcash IB Hasanah digunakan untuk transaksi yang sesuai
dengan prinsip syariah dan halal.
78
Karakteristik dari Kartu Tapcash IB Hasanah yang
didesain khusus oleh PT Bank BNI Syariah ini seperti, transaksi
pembayaran lebih cepat, menghindari uang lecek dan uang palsu,
tanpa minimum transaksi, dapat dipindahtangankan, dapat diisi
ulang (top up) dengan maksimal saldo Rp. 1.000.000, saldo pada
kartu tidak diberi bagi hasil dan tidak dijamin oleh LPS. Nasabah
dapat melakukan isi ulang (top up) dengan menggunakan mesin
ATM BNI/ BNI Syariah Tunai dan Non Tunai yang memiliki
maupun yang tidak memiliki reader tapcash, mesin EDC yang
disertai maupun yang tidak disertai dengan reader Tapcash, dan
aplikasi SMS Banking BNI Syariah, serta dapat langsung
mendatangi kantor cabang BNI Syariah.
7. Layanan Gerak
Layanan gerak ini merupakan layanan yang akan
memudahkan nasabah yang berdomisili agak jauh dari kantor
cabang BNI Syariah yang berfungsi sebagai one-stop mini-banking
yang dapat bergerak mendekati para nasabah di daerah pelosok
yang dapat memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi yang
diinginkan.
Manfaat dari layanan gerak ini yaitu memudahkan
nasabah untuk melakukan transaksi perbankan tanpa harus
mendatangi kantor cabang BNI Syariah. Layanan gerak ini
dilengkapi dengan BNI ATM, Terminal BNI Internet Banking,
79
dilengkapi headshet untuk menghubungi BNI Call, didukung oleh
petugas Customer Service dan Teller yang akan siap melayani
berbagai transaksi. BNI Syariah Layanan Gerak siap untuk
melayani nasabah BNI Syariah ataupun yang akan membuka
rekening baru. Nasabah hanya perlu menyiapkan bukti kepemilikan
rekening maupun identitas diri untuk bertransaksi melalui petugas
di BNI Syariah layanan gerak.
Produk layanan E-Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram telah
banyak digunakan dan juga sangat diminati, karena nasabah saat ini sudah
sangat pintar dalam memanfaatkan perkembangan tekhnologi yang ada
sehingga nasabah dapat melakukan transaksi perbankan melalui berbagai
produk layanan E-Banking sesuai kebutuhan transaksi dari nasabah.
Bertransaksi menggunakan produk layanan E-Banking ini mempunyai
banyak keunggulan dan kemudahan yang dapat dirasakan oleh nasabah.
Secara umum keunggulan E-Banking adalah sebagai berikut:93
1. Praktis, dapat melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja.
2. Sangat efisien, hanya menggunakan komputer maupun smartphone
nasabah dapat langsung melakukan transaksi tanpa harus
mendatangi kantor. Efisiensi waktu dan biaya.
3. Aman, dengan dilengkapi security user ID dan PIN E-Banking ini
sudah terjamin keamanannya dan dengan menggunakan Key Token
alat tambahan untuk mengamankan transaksi. Pengiriman data
93 Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel
di PT Bank NTB Syariah” (Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019), hlm. 27
80
dengan melalui acak terlebih dahulu.
Berhubungan dengan teori di atas keunggulan E-Banking di PT
Bank BNI Syariah Mataram juga nasabah dapat melakukan transaksi
dimana saja dan kapan saja, karena PT Bank BNI Syariah juga sudah
mempunyai E-Banking yang telah tersebar, misalnya mesin ATM, sudah
hampir disetiap kecamatan di NTB. Dengan melakukan transaksi
menggunakan E-Banking juga sangat membantu nasabah karena hanya
dengan menggunakan smartphone nasabah sudah bisa melakukan transaksi
tanpa harus datang ke kantor langsung seperti menggunakan m-banking,
internet banking dan phone banking. Selain itu E-Banking di PT Bank BNI
Syariah Mataram juga selalu menjaga keamanan nasabah dalam
melakukan transaksi dengan berbagai cara sesuai produk yang digunakan
oleh nasabah.
Keunggulan E-Banking juga tentunya mempunyai kekurangan yang
bisa merugikan nasabah dan bank dalam hal keamanan dalam melakukan
transaksi. Karena seringnya terjadi modus penipuan yang disebabkan oleh
orang jahat baik itu daari pihak internal maupun eksternal bank. Adapun
modus penipuan yang terjadi di E-Banking perbankan ialah, sebagai
berikut:
1. Card Trapping
Modus dari card trapping dijalankan oleh pelaku dengan cara
menyumbat mulut card reader ATM (tempat memasukkan kartu)
81
dengan tujuan supaya kartu ATM korban tersangkut dan tidak bisa
keluar. Alat penyumbatnya biasanya dengan batang korek api.
2. Call Center Palsu
Call center palsu ialah lanjutan dari aksi card trapping, seseorang
biasanya akan mendekati korban yang kebingungan karena kartunya
tidak bisa keluar. Kemudian pelaku menawarkan call center palsu
untuk dihubungi. Hal tersebut dilakukan dengan memasang stiker
call center palsu pada mesin ATM yang nantinya akan tersambung
ke kawannya sendiri. Jadi modus ini diawali dengan penempelan
stiker call center palsu dari ATM baik bersangkutan yang dipasang
sebelum pelaku menjalankan aksinya.
3. Skimmer
Skimmer ialah alat yang diletak kan di depan slot untuk
memasukkan kartu ATM. Alat ini dapat merekam atau mengambil
data kartu ATM. Cara kerja alat ini ialah dengan menyalin data-data
yang ada di dalam pita magnetik kartu ATM pada saat digesekkan
pada alat tersebut. Setelah data pada kartu ATM disalin maka pelaku
dapat melakukan duplikasi kartu ATM dan melakukan transaksi
pengambilan uang di ATM layaknya seorang nasabah.
4. PIN Capturing
Modus yang dilakukan oleh pelaku untuk memperoleh PIN
ATM. Cara yang digunakan yaitu dengan memasang kamera
pengintai mini atau dengan menambah papan keyboard palsu di atas
82
keyboard asli.
5. Phising
Modus ini yang dimana pelaku telah membuat situs yang mirip
dengan situs bank aslinya, sehingga tanpa disadari oleh nasabah
sedang mengakses situs palsu karena logo bank dan formatnya sama
persis seperti aslinya. Pelaku phising akan mendapatkan informasi
yang sangat rahasia seperti User name dan nomor PIN. Dengan
informasi lengkap tersebut mereka akan bebas bergerak
memindahkan dana nasabah ke rekening yang mereka inginkan.
Untuk menjaga agar tidak terjadi hal yang seperti ini, nasabah harus
memasukkan alamat situs yang benar dan pasti. Jika tidak tahu jelas
dan pasti, jangan mencoba-coba alamat situs yang belum pasti.
Modus ini biasanya terjadi pada internet banking.94
Dari berbagai modus penipuan di atas yang pernah terjadi di
perbankan, hal tersebut juga pernah terjadi di PT Bank BNI Syariah yaitu
kasus call center palsu dengan modus jual beli online yang pernah terjadi
pada nasabah. Dengan modus yang sama dengan yang dijelaskan di atas,
nasabah langsung mendatangi kantor bank untuk menanyakan hal tersebut,
akan tetapi PT Bank BNI Syariah dapat menyelesaikan kasus ini dengan
baik sehingga resiko fatal yang terjadi diantara kedua belah pihak. Kasus
ini adalah kasus terberat yang pernah terjadi di PT Bank BNI Syariah.
Selain masalah di atas masalah E-Banking yang sering terjadi di
94 Ibid, hlm. 28-30
83
PT Bank BNI Syariah Mataram ialah permasalahan tekhnis yang kerap
kali menimbulkan keluhan dari nasabah, seperti:
1. Mesin ATM sering macet dan error, sehingga menyebabkan uang
nasabah lama keluar, kartu ATM tertelan dan sebagainya.
2. Pada layanan M-Banking, sistem pada layanan ini sering error
sehingga tidak bisa melakukan akses login maupun transfer uang
ataupun melakukan pembayaran tagihan
3. Layanan Gerak, sistem bank sedikit lama stabil karena terkait
dengan koneksi satelit yang tidak berfungsi normal.
4. Internet Banking, sistem pada layanan internet banking ini suka error
sehingga ketika akan login sering kali gagal.
Untuk mengatasi permasalahan tekhnis yang kerap kali terjadi di
PT Bank BNI Syariah Mataram memiliki dua alternatif dalam
menyelesaikan masalah E-Banking, yaitu sebagai berikut:
1. Maintenance Pertama, ketika terjadi masalah pada produk layanan E-
Banking bank akan dapat menangani masalah tersebut tanpa
melibatkan pihak kedua.
2. Maintenance Kedua, ketika terjadi masalah pada produk layanan E-
Banking bank tidak bisa menanganinya sendiri sehingga bank akan
bekerja sama dengan pihak kedua (vendor) untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Dari permasalahan yang terjadi di atas baik yang terjadi karena
84
masalah tekhnis dan modus penipuan PT Bank BNI Syariah Mataram
selalu menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap produk layanan E-
Banking untuk tetap menjaga keamanan dalam melakukan transaksi.
Prinsip kehati-hatian di PT Bank BNI Syariah Mataram menerapkannya
baik dari segi keamanan maupun Standar Operasional Prosedur (SOP),
mulai dari tahap perencanaan sampai produk E-Banking siap untuk
dipasarkan, yang berarti bahwa bank tidak semaunya dalam membuat
produk tanpa melalui uji coba dan uji sertifikasi terlebih dahulu. Proses
pembuatan aplikasi E-Banking ialah sebagai berikut:
1. Membuat kajian tentang fitur-fitur yang akan dikembangkan atau
perencanaan pengembangan bisnis.
2. Proses mengembangkan aplikasi.
3. User aset content, ialah pengembang dan pengguna aplikasi sudah
saling berhubungan. Sehingga proses pengujian aplikasi yang telah
dirancang sebelumnya. Jika telah disetujui oleh bank maka akan
dilanjutkan ketahap selanjutnya.
4. Test operational, ialah untuk memastikan aplikasi yang telah diuji
sudah bisa berjalan juga disistem production.
5. Test operational key, ialah untuk memastikan sistem keuangan. Setelah
itu aplikasi siap untuk diluncurkan dan dipasarkan.
PT Bank BNI Syariah Mataram telah menerapkan prinsip kehati-
hatian dalam menjalankan setiap kegiatan yang sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang ada. Dalam menjalankan kegiatan E-
85
Banking di PT Bank BNI Syariah Mataram sejauh ini telah sesuai dengan
SOP yang ada, dimana isi Standar Operasional Prosedur E-Banking ialah
tentang syarat-syarat, tata cara penggunaan E-Banking dan lain
sebagainya. Jika antara kegiatan dan ketentuan tidak sesuai maka
kemungkinan besar akan menimbulkan resiko. Pada dasarnya resiko yang
bisa terjadi akibat pemasalahan E-Banking di PT Bank BNI Syariah ialah
sebagai berikut:
1. Resiko Reputasi, ialah kumpulan citra bank dibenak khalayak atau
stakeholders. Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai
tindakan-tindakan suatu bank. Resiko reputasi disebabkan adanya
publikasi negatif yang berhubungan kegiatan bank atau persepsi
negatif terhadap suatu bank.
2. Resiko Kepatuhan, ialah resiko yang menimbulkan kerugian baik
langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh tidak
dipatuhinya atau tidak dilaksanakannya peraturan perundang-undangan
dan ketentuan lainnya yang berlaku.
3. Resiko Operasional, ialah resiko yang antara lain disebabkan
ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang
mempengaruhi opersional bank.
Oleh sebab itu, supaya tidak terjadi kemungkinan resiko di atas maka PT
Bank BNI Syariah khususnya cabang Mataram tetap menerapkan prinsip
kehati-hatian. Bentuk penerapan prinsip kehati-hatian di PT Bank BNI
86
Syariah Mataram pada layanan E-Banking ialah sebagai berikut:
1. Keamanan
Keamanan dan kenyamanan nasabah dalam menggunakan
produk E-Banking merupakan bentuk kehati-hatian PT Bank BNI
Syariah Mataram supaya dapat mencegah terjadinya permasalahan
yang bisa merugikan nasabah dan bank. PT Bank BNI Syariah
Mataram sudah menerapkan prinsip kehati-hatian ini dengan menjaga
kemanan dengan cara sebagai berikut:
a. Melakukan semua kegiatan E-Banking berdasarkan Standar
Operasional Prosedur.
b. Memastikan situs web yang akan diakses oleh nasabah telah benar.
c. Mengedukasi nasabah pengguna E-Banking agar nasabah
mengetahui cara kerja produk dengan baik dan benar.
d. Memasang alat anti skimmer pada ATM BNI Syariah.
2. Kerahasiaan data nasabah
Menjaga kerahasiaan data nasabah merupakan hal yang
sangat penting bagi Bank BNI Syariah Mataram, sebab kepercayaan
nasabah merupakan prioritas utama bagi bank. Masalah modus
penipuan yang terjadi pada layanan E-Banking ini sebagian besar
terjadi akibat bocornya data nasabah oleh pihak internal maupun
eksternal bank dan kemungkinan juga data nasabah dapat dijangkau
pleh pihak luar. Sehingga bisa merugikan nasabah pengguna E-
Banking. PT Bank BNI Syariah Mataram menjaga data kerahasiaan
87
nasabah dengan cara tidak memberikan data nasabah kepada pihak
yang tidak berwenang dan tidak berhak.
Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia yaitu
PBI No.9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Resiko dalam
Penggunaan Tekhnologi Informasi dan SE No.9/30/DPNP tentang
Penerapan Manajemen Resiko dalam Penggunaan Tekhnologi
Informasi Bank Umum. Hal yang diatur misalnya dalam kegiatan E-
Banking. bank harus melaporkan rencana dan realisasi penerbitan
produk E-Banking yang bersifat transaksional dan harus memberikan
edukasi kepada nasabah terkait dengan produk E-Banking dan
pengamanannya secara berkesinambungan. Pengaturan dan
pengawasan terkait produk E-Banking ini juga meliputi manajemen
bank, kebijakan dan prosedur, penilaian resiko, mitigasi resiko, dan
pengendalian pengamanan mengenai E-Banking.95
B. Manfaat dan Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Prinsip Kehati-
hatian Bank pada Layanan Elektronik Banking
Berdasarkan hasil paparan dan temuan peneliti pada bab sebelumnya
manfaat penerapan prinsip kehati-hatian pada layanan E-banking di PT Bank
BNI Syariah Mataram yaitu agar nasabah merasa puas dalam melakukan
transaksi dengan hanya menggunakan handphone mereka dimana saja dan
kapan saja tanpa perlu antri datang ke kantor bank. Kemudian nasabah juga
akan merasa aman dan nyaman saat melakukan transaksi menggunakan
95 Otoritas Jasa Keuangan, Bijak ...,hlm. 2
88
layanan produk E-banking tersebut karena kami sebagai pihak bank telah
menerapkan prinsip kehati-hatian tersebut dalam setiap kegiatan usaha
khususnya dalam layanan produk E-banking ini.
Dalam melaksanakan kegiatan operasional perbankan di Indonesia,
diatur melalui UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan UU No 10 Tahun 1998. Menurut ketentuan tersebut, perbankan
mempunyai peran yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Peranan yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank
sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat
secara efektif dan efisien.96 Dalam meningkatkan peranan bank yang strategis
tersebut, dengan diundangkannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
telah dilakukan penyempurnaan tata laksana perbankan dengan langkah-
langkah antara lain:
a. Penyederhanaan jenis bank, menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat, serta memperjelas ruang lingkup dan batas kegiatan yang dapat
diselenggarakan oleh bank.
b. Persyaratan pokok untuk mendirikan suatu bank diatur secara rinci, sehingga
ketentuan pelaksanaan yang berkaitan dengan pendirian dan kegiatan
perbankan menjadi lebih jelas dan terarah.
c. Peningkatan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan kepada
96 Toto Octaviano Dendhana, “Penerapan Pruddential Banking Principle Dalam Upaya
Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan Dana”, Lex et Societatis, Universitas Sam Ratulangi , Vol. 1 No. 1 Tahun 2013, hal 47
89
lembaga perbankan melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pemenuhan
ketentuan mengenai kesehatan bank.
d. Peningkatan profesionalisme para pelaku dibidang perbankan.
e. Perluasan kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan dibidang
perbankan secara sehat dan bertanggung jawab, sekaligus mencegah
terjadinya praktik-praktik yang merugikan kepentingan masyarakat luas.
Penerapan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan operasional bank
adalah dalam rangka memberikan perlindungan terhadap masyarakat dalam hal
ini nasabah. Hal ini mengingat dana masyarakat yang ada pada bank tersebut,
merupakan modal utama dari bank dalam menjalankan usahanya, karena itu
agar bank dapat memperoleh modalnya dari masyarakat, maka bank tersebut
harus dipercaya (asas kepercayaan) oleh masyarakat, dan untuk dapat
dipercaya tentunya bank harus dapat membuktikan bahwa dirinya sehat (asas
kesehatan bank), dan untuk dapat sehat berarti bank tersebut harus bekerja
secara hati-hati (menerapkan prinsip kehati-hatian) dalam menggunakan dana
masyarakat.97
Untuk kendala-kendala yang dihadapi oleh PT Bank BNI Syariah
Mataram dalam menerapkan prinsip kehati-hatian pada layanan E-banking
sejauh ini secara umum masih belum ada kendala dari bank, sebab PT Bank
BNI Syariah Mataram dalam menjalankan layanan E-Banking berpacu pada
SOP E-Banking yang ada. Setiap kegiatan E-Banking memiliki SOP tersendiri,
97 Ibid, hal. 48-49
90
dan dalam SOP tersebut, masing-masing produk E-Banking mempunyai aturan,
ketentuan, cara maupun syarat-syarat penggunaan supaya produk bisa
digunakan secara benar. Sehingga tidak menimbulkan masalah bagi bank
maupun nasabah.
Tetapi, kendala yang sering dihadapi oleh bank dalam menerapkan
prinsip kehati-hatian ini berasal dari kekurangan dari masing-masing produk E-
Banking seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kekurangan tersebut timbul
karena permasalahan tekhnis yang sering terjadi pada produk E-Banking,
seperti ATM, Layanan Gerak, M-Banking dan Internet Banking. Sehingga
menyebabkan nasabah tidak bisa melakukan transaksi dengan baik dan hal
tersebut yang menimbulkan keluhan-keluhan dari nasabah.
Permasalahan tekhnis E-Banking yang seringkali terjadi yang dapat
menimbulkan keluhan dari nasabah seperti yang sudah dijelaskan diatas, antara
lain:
1. Mesin ATM sering macet dan error, sehingga menyebabkan uang nasabah
lama keluar, kartu ATM tertelan dan sebagainya.
2. Pada layanan M-Banking, sistem pada layanan ini sering error sehingga
tidak bisa melakukan akses login maupun transfer uang ataupun
melakukan pembayaran tagihan
3. Layanan Gerak, sistem bank sedikit lama stabil karena terkait dengan
koneksi satelit yang tidak berfungsi normal.
4. Internet Banking, sistem pada layanan internet banking ini suka error
91
sehingga ketika akan login sering kali gagal.
Permasalahan itulah yang sering terjadi pada layanan E-Banking di
PT Bank BNI Syariah Mataram sehingga menimbulkan keluhan nasabah.
Terkait kendala dalam menerapkan prinsip kehati-hatian belum ada,
karena kegiatan E-Banking serta dalam penerapan prinsip kehati-hatiannya
sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ada pada setiap
produk E-Banking. Karena setiap produk E-Banking mempunyai SOP.
92
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa PT Bank BNI Syariah telah
menerapkan prinsip kehati-hatian pada layanan E-Banking sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP), bentuk perwujudan prinsip kehati-
hatian pada PT Bank BNI Syariah Mataram dengan bank lainnya berbeda
karena tidak adanya ukuran apa yang dimaksud prinsip kehati-hatian sehingga
hanya berdasar dengan kebiasaan yang tetap berakar pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Meskipun kerap kali terjadi permasalahan
akibat dari kesalahan tekhnis produk, tetapi PT Bank BNI Syariah terus
berinovasi dalam sistem layanan serta dapat menindak lanjuti masalah yang
terjadi dengan baik dan cepat. Bentuk dari penerapan prinsip kehati-hatian PT
Bank BNI Syariah pada layanan E-Banking ialah, Keamanan, pada PT Bank
BNI Syariah Mataram menjaga keamanan E-Banking dengan cara seperti,
melakukan semua kegiatan E-Banking berdasarkan Standar Operasional
Prosedur (SOP), memastikan situs web yang telah diakses oleh nasabah telah
benar, mengedukasi nasabah pengguna E-Banking agar nasabah mengetahui
cara kerja produk dengan baik dan benar, serta bank BNI Syariah memasang
alat anti skimmer pada setiap ATM. Kemudian Kerahasiaan data nasabah, di
PT Bank BNI Syariah Mataram menjaga kerahasiaan tersebut dengan cara
tidak sembarangan memberikan data nasabah kepada pihak yang tidak
93
berwenang atau tidak berhak. Manfaat penerapan prinsip kehati-hatian pada
layanan e-banking di PT Bank BNI Syariah Mataram yaitu agar nasabah
merasa puas dalam melakukan transaksi dengan hanya menggunakan
handphone mereka dimana saja dan kapan saja tanpa perlu antri datang ke
kantor bank. Kemudian nasabah juga akan merasa aman dan nyaman saat
melakukan transaksi menggunakan layanan produk e-banking tersebut karena
kami sebagai pihak bank telah menerapkan prinsip kehati-hatian tersebut
dalam setiap kegiatan usaha khususnya dalam layanan produk e-banking ini.
Terkait kendala dalam menerapkan prinsip kehati-hatian belum ada, karena
kegiatan E-Banking serta dalam penerapan prinsip kehati-hatiannya sudah
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ada pada setiap produk E-
Banking. Tetapi, kendala yang sering dihadapi oleh bank dalam menerapkan
prinsip kehati-hatian ini berasal dari kekurangan dari masing-masing produk
E-Banking sehingga menyebabkan bank kurang maskimal dalam memberikan
pelayanan E-Banking.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta uraian di atas, peneliti memberi
saran kepada:
1. PT Bank BNI Syariah
Peneliti menyarankan kepada PT Bank BNI Syariah Mataram
untuk mengembangkan fitur-fitur produk E-Banking untuk lebih
memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi serta untuk lebih
memaksimalkan sistem layanan pada produk E-Banking sehingga tidak
94
terjadi masalah tekhnis yang akan menimbulkan keluhan-keluhan dari
para nasabah.
2. Nasabah
Peneliti menyarankan kepada nasabah PT Bank BNI Syariah
Mataram untuk tetap berhati-hati juga pada saat melakukan transaksi
menggunakan layanan E-Banking ini karena memang sangat
diperlukan ketelitian saat melakukan transaksi menggunakan layanan
tersebut dan nasabah diharapkan tetap mendengarkan arahan dari
customer service apabila terjadi permasalahan tekhnis atau masalah
terkait dengan modus penipuan.
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyarankan untuk meneliti perbandingan prinsip
kehati-hatian E-Banking antara bank syariah yang satu dengan bank
syariah lainnya. Supaya mengetahui sejauh mana bank tersebut telah
menerapkan prinsip kehati-hatian pada setiap kegiatan usaha bank.
95
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin & Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Ascarya & Diana Yumanita, Bank Syariah, Jakarta: PPSK, BI, 2005.
Candra Ahmadi, Dadang Harmawan, E-Bussines & E-Commerce, Yogyakarta: Percetakan ANDI, 2013.
Darsono, et. al,. Perjalan Perbankan Syariah di Indonesia, Kelembagaan dan Kebijakan Serta Tantangan Ke Depan, Jakarta: Departemen Riset Kebanksentralan Bank Indonesia, 2016.
Dokumentasi, PT Bank BNI Syariah, diambil pada tanggal 02 Maret 2020, Pukul 16.00.
Dokumentasi File Struktur Organisasi PT Bank BNI Syariah Mataram, Diambil pada tanggal 02 Maret 2020.
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.
https://www.bnisyariah.co.id/id. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.
http://www.bni.co.id/id-id/tentang kami/sejarah.aspx. Diakses Minggu, 01 Maret 2020, Pukul 17.00.
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2011.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online. http://kbbi.web.id/layan. Diakses Jum’at, 01 November 2019, Pukul 09.30.
Lastuti Abubakar, Tri Handayani, “Telaah Yuridis Terhadap Implementasi Prinsip Kehati-hatian Bank Dalam Aktivitas Perbankan Indonesia”, De Lega Lata, Universitas Padjajaran, Vol 2, No 1, Tahun 2017, hlm. 79
Lindryani Sjofjan, “Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking Principle) Dalam
Pembiayaan Syariah Sebagai Upaya Menjaga Tingkat Kesehatan Bank Syariah” Pakuan Law Review, Universitas Pakuan, Vol 1, No 2, Tahun 2015, hlm. 7-8
96
Lexy J Meolong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya, 2010.
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup,2015.
Muhamad, Sistem Bagi Hasil Dan Pricing Bank Syraiah, Yogyakarta: UII Press, 2016.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Murhada, Pengantar Tekhnologi Informasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011.
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Prenadamedia Grup, 2016.
Nepiana, “Analisis Penerapan Prudential Banking Principle Pada Layanan E-Channel di PT Bank NTB Syariah”. Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2019, hlm. 37.
Observasi awal dengan Ira Novita, Customer Service Head, PT Bank BNI Syariah Cabang Mataran, pada tanggal 21 November 2019, pukul 16.30.
Otoritas Jasa Keuangan, Bijak Ber-eBanking, Jakarta: OJK, Mei 2015.
Paramita Prananingtyas, et all. “Prinsip Kehati-hatian Pada Pemberian Kredit Oleh Pejabat Bank (Studi Kasus Pemberian Kredit Oleh PT Bank BNI Tbk Kepada PT Guna Inti Permata)” Diponegoro Low Jurnal, Universitas Diponegoro, Vol. 5, No. 4, Tahun 2016, hlm. 8.
Permadi Gandapraja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2004.
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Prenhalindo, 2012, Edisi 14.
QS. Al-Baqarah : 153 Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: CV Insan Kamil, 2007.
QS. Al-Maidah : 49. Al-Qur’an dan Terjemah, Bandung: CV Insan Kamil, 2007.
97
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2001.
Riska Nofia Safitri, Doni Marlius, “Penerapan E-Banking Dalam Meningkatkan Jasa dan Layanan Perbankan di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Padang”, Akademi Keuangan dan Perbankan Padang, Tahun 2017, hlm. 4.
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuanti, Kuali dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2017.
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, Jakarta: Cahaya Indoensia, 1988.
Suryani & Hendrayadi, Metodologi Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian bidang Manajemen dan Ekonomi, Jakarta: Prenada Group, 2015.
Toto Octaviano Dendhana, “Penerapan Prudential Banking Principle Dalam Upaya Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Penyimpan Dana”, Lex et Societatis, Universitas Sam Ratulangi , Vol. 1 No. 1 Tahun 2013, hal 47
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014, hlm. 19
Wina Sri Lestari, “Penggunaan Fasilitas E-Banking Dalam Menarik Minat Nasabah Pada PT Bank Muamalat TBK KCP SM Raja Medan”. Skripsi, Fakultas Islam dan Bisnis Islam, UIN Sumatera Medan, 2016, hlm. 48-58
Wiroso, Produk Perbankan Syariah, Cet Ke-1, Jakarta: LPFE USAKTI, 2009.
Zumrotun Nasikhah, “Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Meminimalkan Risiko Pembiayaan (Studi Kasus di KJKS Baitul Tamwil Muhammadiyah Pemalang”.Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang, 2015, hlm. 69-75.
98
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Hema Risma
Tempat, Tanggal Lahir : Jomang, 05 Oktober 1998
Alamat Rumah : Jomang, Desa Batujai, Kec. Praya Barat,
Kab. Loteng
Nama Ayah : Akhmad Riadussaleh
Nama Ibu : Salmah
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SDN 4 Batujai, 2010
b. MTs. Fajrul Hidayah Batujai, 2013
c. SMAN 1 Praya Barat, 2016
2. Pendidikan Non Formal
a. Kursus Bahasa Inggris, 2012
b. Kursus Komputer, 2012
Mataram,
Hema Risma