ANALISIS BERBAGAI INDEKS KEANEKARAGAMAN (DIVERSITAS) TUMBUHAN DI BEBERAPA UKURAN PETAK CONTOH...

10
ANALISIS BERBAGAI INDEKS KEANEKARAGAMAN (DIVERSITAS) TUMBUHAN DI BEBERAPA UKURAN PETAK CONTOH PENGAMATAN Mariana S. Moy (E351120131), Novriyanti (E351120061), Rudi Hermawan (E351120181), Siva Devi Azahra (E351124031) Mahasiswa Pascasarjana, Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor PENDAHULUAN Keanekaragaman hayati spesies diamati dengan berbagai macam teknik analisis. Ada banyak panduan yang dapat menuntun interpretasi hasil analisis sesuai dengan metode atau indeks keanekaragaman, kekayaan yang digunakan (lihat juga Smith & van Belle (1984) dan Magurran (1988)). Masing-masing indeks memiliki sensitivitas tersendiri bergantung pada metode teknis yang digunakan oleh penemu indeks tersebut. Indeks keanekaragaman didekati melalui pendekatan kekayaan jenis (species richness) dan kelimpahan jenis (species abudance) 1 . Kekayaan jenis ditentukan oleh banyaknya jumlah spesies di dalam suatu komunitas dimana semakin banyak jenis yang teridentifikasi maka kekayaan spesiesnya pun tinggi. Kelimpahan spesies adalah jumlah individu dari tiap spesies. Kajian kelimpahan spesies dapat juga diteruskan pada kajian kemerataan spesies dimana kajian ini menujukkan kelimpahan spesies yang tersebar antar spesies tersebut. Semakin merata jumlah individu masing-masing spesies ditemukan di berbagai tempat, maka semakin merata dan melimpah spesies tersebut. Tulisan ini mencoba untuk mengulas dan menganalisis kekayaan dan kelimpahan spesies dari beberapa tipe petak contoh pengamatan dengan menggunakan beberapa tipe indeks keanekaragaman dan menganalisis kepekaan dari indeks yang digunakan. METODE ANALISIS Ukuran petak contoh yang akan dianalisis yaitu 10 x 10 m 2 , 20 x 20 m 2 , 30 x 30 m 2 , 40 x 40 m 2 , 50 x 50 m 2 , dan 60 x 60 m 2 . Data jenis tumbuhan di masing-masing petak contoh yang akan dianalisis disajikan dalam Tabel 1. Tingkat keanekaragaman spesies dari data tersebut (Tabel 1) akan diolah dalam kurva minimum spesies dan 1 Magurran menggunakan istilah ini, dimana awalnya dipakai heterogeneity namun oleh Maguran diganti menjadi species abundance. juga dari data yang sama akan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode dan/atau indeks berikut: A. Penentuan Kurva Minimum Species Area Kegiatan penilaian keanekaragaman tumbuhan seringkali berbenturan dengan seberapa banyak dan besar ukuran petak contoh yang digunakan. Jenis tumbuhan tidak akan bertambah pada kondisi hutan yang sedikit homogen sedangkan pada hutan yang heterogen pertambahan jumlah jenis mengikuti ukuran petak. Semakin besar ukuran petak, maka dugaan bertambahnya jumlah jenis baru semakin besar. Dugaan pertambahan jumlah jenis yang sebanding dengan besarnya ukuran petak dapat memperkecil efektivitas penghitungan dan penilaian. Dengan demikian, kemudian muncul asumsi bahwa pertambahan jumlah jenis akan kembali stabil sehingga tidak perlu penambahan ukuran petak pengamatan. Penentuan petak minimal untuk mendapatkan hasil tersebut digunakan metode Kurva Minimum Spesies Area. B. Indeks Keanekaragaman/ Kelimpahan Spesies (Heterogenity) Terdapat beberapa indeks yang biasa digunakan untuk menilai tingkat keanekaragaman jenis (tumbuhan atau hewan) di suatu tempat. Berikut formulasi masing-masing indeks: 1. Indeks Shannon-Wiener β€² = βˆ’βˆ‘ =1 Keterangan: N: Total individu dari seluruh spesies, ni: Banyaknya individu pada spesies ke-i Indeks Shannon yang dinyatakan dalam jumlah jenis: = β€²

Transcript of ANALISIS BERBAGAI INDEKS KEANEKARAGAMAN (DIVERSITAS) TUMBUHAN DI BEBERAPA UKURAN PETAK CONTOH...

ANALISIS BERBAGAI INDEKS KEANEKARAGAMAN (DIVERSITAS)

TUMBUHAN DI BEBERAPA UKURAN PETAK CONTOH PENGAMATAN

Mariana S. Moy (E351120131), Novriyanti (E351120061), Rudi Hermawan (E351120181), Siva Devi

Azahra (E351124031)

Mahasiswa Pascasarjana, Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

PENDAHULUAN

Keanekaragaman hayati spesies diamati

dengan berbagai macam teknik analisis. Ada

banyak panduan yang dapat menuntun interpretasi

hasil analisis sesuai dengan metode atau indeks

keanekaragaman, kekayaan yang digunakan (lihat

juga Smith & van Belle (1984) dan Magurran

(1988)). Masing-masing indeks memiliki

sensitivitas tersendiri bergantung pada metode

teknis yang digunakan oleh penemu indeks

tersebut.

Indeks keanekaragaman didekati melalui

pendekatan kekayaan jenis (species richness) dan

kelimpahan jenis (species abudance)1. Kekayaan

jenis ditentukan oleh banyaknya jumlah spesies di

dalam suatu komunitas dimana semakin banyak

jenis yang teridentifikasi maka kekayaan

spesiesnya pun tinggi. Kelimpahan spesies adalah

jumlah individu dari tiap spesies. Kajian

kelimpahan spesies dapat juga diteruskan pada

kajian kemerataan spesies dimana kajian ini

menujukkan kelimpahan spesies yang tersebar

antar spesies tersebut. Semakin merata jumlah

individu masing-masing spesies ditemukan di

berbagai tempat, maka semakin merata dan

melimpah spesies tersebut.

Tulisan ini mencoba untuk mengulas dan

menganalisis kekayaan dan kelimpahan spesies

dari beberapa tipe petak contoh pengamatan

dengan menggunakan beberapa tipe indeks

keanekaragaman dan menganalisis kepekaan dari

indeks yang digunakan.

METODE ANALISIS

Ukuran petak contoh yang akan dianalisis

yaitu 10 x 10 m2, 20 x 20 m2, 30 x 30 m2, 40 x 40

m2, 50 x 50 m2, dan 60 x 60 m2. Data jenis

tumbuhan di masing-masing petak contoh yang

akan dianalisis disajikan dalam Tabel 1. Tingkat

keanekaragaman spesies dari data tersebut (Tabel

1) akan diolah dalam kurva minimum spesies dan

1 Magurran menggunakan istilah ini, dimana awalnya

dipakai heterogeneity namun oleh Maguran diganti

menjadi species abundance.

juga dari data yang sama akan dianalisis dengan

menggunakan beberapa metode dan/atau indeks

berikut:

A. Penentuan Kurva Minimum Species Area

Kegiatan penilaian keanekaragaman

tumbuhan seringkali berbenturan dengan seberapa

banyak dan besar ukuran petak contoh yang

digunakan. Jenis tumbuhan tidak akan bertambah

pada kondisi hutan yang sedikit homogen

sedangkan pada hutan yang heterogen

pertambahan jumlah jenis mengikuti ukuran

petak. Semakin besar ukuran petak, maka dugaan

bertambahnya jumlah jenis baru semakin besar.

Dugaan pertambahan jumlah jenis yang

sebanding dengan besarnya ukuran petak dapat

memperkecil efektivitas penghitungan dan

penilaian. Dengan demikian, kemudian muncul

asumsi bahwa pertambahan jumlah jenis akan

kembali stabil sehingga tidak perlu penambahan

ukuran petak pengamatan. Penentuan petak

minimal untuk mendapatkan hasil tersebut

digunakan metode Kurva Minimum Spesies Area.

B. Indeks Keanekaragaman/ Kelimpahan

Spesies (Heterogenity)

Terdapat beberapa indeks yang biasa

digunakan untuk menilai tingkat keanekaragaman

jenis (tumbuhan atau hewan) di suatu tempat.

Berikut formulasi masing-masing indeks:

1. Indeks Shannon-Wiener

𝐻′ = βˆ’ βˆ‘ 𝑝𝑖𝐿𝑛 𝑝𝑖

𝑠

𝑖=1

Keterangan:

N: Total individu dari seluruh spesies,

ni: Banyaknya individu pada spesies

ke-i

Indeks Shannon yang dinyatakan dalam jumlah

jenis:

𝑁 = 𝑒𝐻′

Tabel 1 Hasil Pengukuran Jenis Tumbuhan di Berbagai Ukuran Pengamatan

No Spesies

Jumlah individu per Ukuran petak (m2)

Jumlah

10 x 10 20 x 20 30 x 30 40 x 40 50 x 50 60 x 60

Jumlah

Spesies

Unik*

1 Altingia excelsa 3 3 6

2 Intsia bijuga 2 2

3 Cungit-1 1 1 1 3

4 Vitex coffasus 1 1 1 1 1 1 6

5 Cungit-2 1 1 1 1 4

6 Shorea siminis 1 1 1 1 1 5

7 Cungit-3 1 2 3

8 Cungit-4 1 1 1 1 4

9 Maesopsis eminii 2 3 6 8 10 13 42

10 Meranti sp3 1 1 1 1 4

11 Dipterocarpus sp 1 1 2

12 Meranti sp1 1 1 1 1 1 5

13 Scorodocarpus borneensis 1 1 1 1 4

14 Cungit-5 1 1 1 1 1 5

15 Lucuma sp 1 1 2

16 Cungit-6 2 2 2 6

17 Cungit-7 1 1 1 1 1 1 6

18 Schima wallichi 1 1 2 2 6

19 Cungit-8 1 1 1 1 1 1 6

20 Cerbera manghas 1 1 1 3

21 Terminalia catappa 2 1 1 4

22 Pinus merkusii 1 1 1 2 2 7

23 Macaranga sp 1 1 1 1 1 1 6

24 Agathis dammara 1 1 1 1 1 1 6

25 Tectona grandis 1 1 1 3

26 Ceiba pentandra 1 1 1 1 1 1 6

27 Meranti sp4 1 1 1 1 1 5

28 Cananga odorata 3 4 7

29 Gmelina arborea 1 1 1 1 1 1 6

30 Shorea pinanga 1 1 1 1 1 5

31 Shorea stenoptera 1 2 2 2 7

32 Ficus ribes 2 3 5

33 Pometia pinnata 3 4 7

34 Maniltoa grandiflora 2 2

35 Cungit-9 1 2 4 7

36 Lagerstomea/Bungur 1 2 3

Jumlah Individu (N) 9 16 25 36 55 69 210

Jumlah Spesies (S) 8 14 20 26 34 36 2

*) hanya ditemukan di satu plot contoh saja.

2. Indeks Simpson

𝐷 = βˆ‘ 𝑃𝑖2

Nilai Pi diperoleh dengan menggunakan rumus:

𝑃𝑖 =𝑛𝑖

𝑁

Keterangan:

N : Total individu dari seluruh spesies

ni : Banyaknya individu pada spesies ke-i

3. Indeks Brillouin

𝐻𝐡 =ln(𝑁!) βˆ’ βˆ‘ ln(𝑛𝑖!)

𝑁

Keterangan:

N : Total individu dari seluruh spesies,

ni : Banyaknya individu pada spesies ke-i

C. Indeks Kekayaan Spesies (Species

Richness)

Indeks kekayaan jenis ini terdiri dari :

1. Indeks Hulbert (Rarefaction)

Indeks Hulbert digunakan untuk mengetahui

kekayaan spesies di suatu habitat berdasarkan

jumlah kelimpahan individu terkecil. Index

Hulbert dihitung dengan rumus:

E(Sn) = βˆ‘ [1 βˆ’(

N βˆ’ Ni

n)

(Nn

)]

S

iβˆ’1

Keterangan:

E(Sn) = nilai harapan jumlah spesies

N = jumlah total individu teramati

Ni = jumlah individu jenis ke-i

n = ukuran sample yang distandardkan

(jumlah N terkecil)

2. Indeks Margalef

DMg (Margalef) =𝑆 βˆ’ 1

ln 𝑁

Keterangan:

N : Total individu dari seluruh spesies yang

tercatat,

S : Banyaknya spesies

3. Indeks Menhinick

DMn (Menhinick) =𝑆

βˆšπ‘

Keterangan:

S : jumlah spesies yang terhitung di dalam

plot contoh

N : Jumlah individu keseluruhan

4. Indeks JackKnife

Indeks Jackknife merupakan formulasi yang

menunjukkan kekayaan suatu jenis tumbuhan di

tempat tertentu. Jn(S) menurut Smith and van

Belle (1984) sebagai berikut:

Jn (S) = 𝑠0 + 𝑛 βˆ’ 1

π‘›βˆ‘ π‘Ÿπ‘–

𝑛

𝑖=1

Keragaman Pendugaan IJ dihitungdengan:

Var (S) =π‘›βˆ’1

π‘›βˆ‘ (π‘Ÿπ‘– βˆ’

1

π‘›βˆ‘ π‘Ÿπ‘–

𝑛𝑖=1 )

2𝑛𝑖=1

Keterangan:

S0 : jumlah total spesies teramati yang terdapat

dalam kuadrat

ri: Jumlah spesies yang hanya ditemukan di plot

ke-i

n : jumlah plot

Pendugaan selang Jn (S) dicari dengan:

S Β± 𝑑 𝛼2⁄ ; n-1 √var (s)

D. Indeks Kemerataan Jenis (Species

Eveness)

𝐸1 =𝐻′

π»π‘šπ‘Žπ‘₯=

𝐻′

ln(𝑆)=

𝑙𝑛(𝑁1)

ln(𝑁0)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kurva Minimum Species Area

Hasil analisis Tabel 1 menunjukkan adanya

pertambahan jumlah jenis setiap pertambahan

ukuran petak pengamatan (Gambar 1).

Gambar 1 Pertambahan Jumlah Jenis di Masing-masing Plot Pengamatan

Gambar 1 juga menunjukkan pertambahan

jumlah jenis tersebut pada akhirnya akan

berkurang dan mencapai garis datar. Dengan kata

lain pertambahan yang terjadi tidak terlalu

signifikan. Saat kurva menunjukkan garis yang

hampir mendatar, kegiatan penghitungan

sebaiknya dihentikan sebab hasil yang diperoleh

akan mendekati atau bahkan telah mencapai

jumlah jenis maksimum. Jika jumlah jenis yang

diidetifikasi telah mencapai jumlah maksimum

maka tidak akan diperoleh lagi pertambahan jenis

yang berarti. Dalam kajian ini, ukuran petak 60 x

60 m2 sudah termasuk petak optimal di dalam

teori Kurva Minimum Spesies Area.

Indeks-indeks

Keanekaragaman/Kelimpahan Jenis

(Heterogenity)

1. Shannon-Wienner

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa

Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

tertinggi terjadi pada petak pada petak 50x50

sebesar 3,258 dan terendah pada petak 10x10

sebesar 2,043. Magurran (1988) menjelaskan

bahwa nilai indeks keanekaragaan (H') ini

berhubungan dengan kekayaan spesies pada

lokasi tertentu, tetapi juga dipengaruhi oleh

distribusi kelimpahan spesies. Jika diasumsikan

distribusi menyebar normal, maka pada kisaran

100 spesies akan didapatkan nilai H' β‰ˆ 3, dan

untuk mendapatkan H' > 5 diperlukan 105 spesies.

Berdasarkan Wilhm & Dorris (1968) dalam

Masson (1981) bahwa nilai H' ≀ 1 termasuk

keanekaragaman rendah dan nilai 1≀ H' ≀ 3

termasuk keanekaragaman sedang dan kestabilan

komunitas sedang. Berdasarkan interpretasi

tersebut, dapat pula dikatakan bahwa

keanekaragaman pada petak 10x10, 20x20, 30x30

dan 40x40 tergolong sedang. Implikasinya di

dalam konservasi keanekaragaman hayati ialah

indeks ini cukup peka untuk menduga dan

menggambarkan keanekaragaman spesies di suatu

tempat. Kendati perubahan pertambahan ukuran

petak tidak signifikan terhadap pertambahan

keanekaragaman spesies.

2. Indeks Shimpson

Indeks Simpson digunakan untuk

menunjukkan proporsi individu di dalam spesies

(Magurran 1988). Di dalam teori dasarnya, D

(Simpson’s Index) menginginkan adanya

peningkatan keanekaragaman setiap kenaikan

ukuran petak. Dalam hal ini, peningkatan yang

dimaksud dibantu dengan peningkatan dan

pemerataan individu spesies-spesies yang diukur.

Tabel 2 merupakan hasil perhitungan Indeks

Simpson pada beberapa ukuran petak

pengamatan.

Tabel 2 Hasil indeks Simpson pada beberapa

petak pengamatan

Petak Indeks Simpson

(kenaikan Diversitas)

Penurunan

Diversitas

10 x 10 0,061 0.939

20 x 20 0,058 0.942

30 x 30 0,076 0.924

40 x 40 0,088 0.912

50 x 50 0,086 0.914

60 x 60 0,136 0.864

Tabel 2 menunjukkan bahwa kenaikan nilai

D tidak signifikan sehingga sulit diduga

kelimpahan jenis spesies di dalamnya. Dengan

kata lain nilai D yang diperoleh jauh sekali dari

selang 0 – 1 yang diberikan. Implikasinya dalam

konservasi keanekaragaman spesies ialah indeks

ini kurang sensitif untuk menggambarkan

kelimpahan spesies. Indeks Simpson ini lebih

cocok diterapkan pada spesies dengan kelimpahan

tinggi.

0

5

1015

20

2530

35

40

10X10 20X20 30x30 40x40 50x50 60x60

J

u

m

l

a

h

J

e

n

i

s

Ukuran Petak (m2)

3. Indeks Indeks Brillouin

Sama dengan Indeks Shannon-Wiener,

Indeks Brillouin diperoleh dari hubungan yang

simple antara kekayaan (richness) dan kemerataan

(evenness) spesies. Diketahui bahwa dari 69

spesies dan 36 spesies dari petak ukur 60m x 60m

diperoleh nilai indeks Brillouin adalah sebagai

berikut:

𝐻𝐡 =ln(𝑁!) βˆ’ βˆ‘ ln(𝑛𝑖!)

𝑁

𝐻𝐡 =ln(69!) βˆ’ [ln 6 + ln 2 + β‹― + ln2]

69

𝐻𝐡 =ln(1,7 π‘₯ 10^98) βˆ’ 41,21

69

𝐻𝐡 =226,19 βˆ’41,21

69

𝐻𝐡 = 2,681

Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa

nilai Indeks Brillouin jarang, bahkan tidak akan

pernah menyentuh angka lebih dari 4. Biasanya,

nilai keanekaragaman jenis berada dalam selang 1

– 4. Pada petak yang sama, nilai Brillouin lebih

kecil dibandingkan dengan Shannon-Wienner.

Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Brillouin

tidak cukup signifikan untuk menentukan

keanekaragaman spesies. Indeks Brillouin lebih

mudah mengalami penurunan apabila jumlah

individu di dalam spesies tersebut lebih sedikit.

Dengan demikian, indeks ini disebut sebagai

indeks yang sensitif untuk keseluruhan ukuran

sampel. Semakin besar ukuran sampel/individu di

dalam jenis, semakin tinggi nilai indeks, dan

sebaliknya.

Indeks-indeks Kekayaan Jenis (Species

Richness)

Kepekaan kekayaan jenis dapat dihitung

dengan beberapa beberapa indeks, seperti Indeks

Hulbert, Margalef, Indeks Menhinick, dan Indeks

Jackknife.

1. Indeks Hulbert

Indeks Hulbert digunakan untuk menduga

seberapa besar pertambahan jumlah jenis dan

memastikan sensitivitas kesamaan jenis pada

petak yang satu dengan petak sebelumnya. Hasil

perhitungan Indeks Hulbert disajikan dalam Tabel

3.

Tabel 3 Hasil indeks Hulbert pada petak petak

ukur 60x60 m2 dan petak ukur 40x40 m2

Petak Ukur 40 x 40 m2 60 x 60 m2

Jumlah Spesies (S) 26 36

Individu Spesies (N) 36 69

Indeks Hulbert E(s) 23,33

Tabel 3 memberikan informasi bahwa

sebenarnya pertambahan ukuran petak tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertambahan

jumlah jenis. Misalnya, sebelum dilakukan

penghitungan diketahui bahwa pada petak 40 x 40

terdapat 26 spesies yang bertambah sebanyak 10

jenis menjadi 36 pada petak 60 x 60 m2.

Pertambahan jumlah jenis (semakin kaya jenis)

tersebut mendekati angka jumlah individu pada

petak sebelumnya. Dengan kata lain, kekayaan

jenis tersarang pada jumlah individu. Dengan

demikian, hasil perhitungan menurut indeks

Hulbert (Es) pada petak 60 x 60 m2 dengan nilai

sebesar 23,33 mengandung makna bahwa jumlah

jenisnya yang mirip dengan petak sebelumnya

sangat banyak, yaitu hampir 23 spesies.

2. Indeks Margalef dan Indeks Menhinick

Berdasarkan hasil analisis, terdapat dua

kecenderungan yang dihasilkan dari pertambahan

S dan N di dalam penggunaan Indeks Margalef,

yaitu sebagai berikut:

a. Nilai indeks diversitas Margalef akan

meningkat apabila nilai N (jumlah total

individu yang teramati) semakin bertambah,

disertai dengan pertambahan nilai S (jumlah

jenis yang teramati).

b. Nilai indeks diveristas Margalef akan

bervariasi jika hanya salah satu dari kedua S

dan N meningat. Contoh:

- nilai S tetap dan nilai N semakin

bertambah Dmg Rendah

- nilai N tetap dan nilai S meningkat

Dmg tinggi.

Hasil penghitungan menujukkan bahwa pada

petak 40 x 40 (n=36, s=26) dan 60 x 60 (n=69,

s=36), indeks kekayaan jenis yang dihitung

dengan Metode Margalef memiliki angka

berturut-turut 6,98 dan 8,27. Kedua nilai tersebut

di dalam tingkatan kekayaan jenis menurut

Margalef termasuk kedalam kelompok petak

dengan kekayaan jenis yang tinggi. Diketahui

bahwa kategori penetapan kekayaan jenis untuk

Indeks Kekayaan Margalef:

- Dmg < 3,5 maka kekayaan jenis rendah

- 3,5 < Dmg < 5 maka kekayaan jenis sedang

- Dmg > 5 maka kekayaan jenis tinggi.

Jika mengacu pada panjang selang yang tidak

sama dari kategori tersebut maka dapat dikatakan

bahwa indeks diversitas Margalef tidak cukup

peka dalam menilai kekayaan jenis. Penilaian

terhadap tingkat kekayaan jenis yang rendah

memiliki selang yang pendek. Sementara itu,

tingkat kekayaan tinggi memiliki jarak selang

yang lebih panjang sehingga kategori kekayaan

jenis yang tinggi sangat lebih memungkinkan

diperoleh dibandingkan kategori sedang dan

rendah.

Kedua indeks baik Margalef maupun

Menhinick menggunakan notasi dan makna yang

sama untuk menghitung kekayaan jenis.

Perbedaanya terletak pada pembagi. Indeks

Margalef membagi jumlah spesies dengan fungsi

logaritma natural yang bermakna bahwa

kenaikan jumlah spesies berbanding terbalik

dengan pertumbuhan dan pertambahan jumlah

individu. Hal ini memberikan gambaran bahwa

pada ekosistem yang memiliki banyak spesies

akan memiliki sedikit jumlah individunya pada

setiap spesies tersebut.

Tabel 4 Perbandingan Indeks Margalef Kekayaan

Spesies antara petak ukur 60x60 m2

dengan petak ukur 40x40 m2

Indeks Petak

ukur

60x60

Petak

ukur

40x40

Perbedaan

nilai

Margalef 8,266 6,976 1,29

Menhinick 4,333 4,333 0

Hasil perhitungan pada Tabel 4

menunjukkan bahwa Indeks Margalef memiliki

nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan

Indeks Menhinick. Berdasarkan perbedaan nilai

kedua Indeks tersebut maka Indeks Margalef

lebih sensitif terhadap perubahan jumlah spesies

dan jumlah individu dibandingkan dengan Indeks

Menhinick. Indeks Margalef memiliki perbedaan

nilai 1.29 sedangkan Indeks Menhinick tidak

memiliki perbedaan nilai. Sebagaimana menurut

Magurran (1988) indeks Margalef memiliki

kemampuan merespon perbedaan spesies yang

baik dan sensitivitas tinggi.

3. Indeks JackKnife

Berdasarkan formulasi pada metode, indeks

Jackknife diketahui sebesar 37,667 dan variannya

5,556. Selang kepercayaan dalam penghitungan

indeks kekayaan ini 37,667 Β± 6,058. Selang

kepercayaan ini berari bahwa indeks kekayaan

jenis yang dihitung masuk dalam selang 31,609

sampai dengan 43,725. Dalam hal ini ditunjukkan

bahwa sebenarnya Indeks Jack-Knifing tidak

disarankan untuk menduga keanekaragaman dari

sistem random sampling dengan jumlah n yang

sedikit. Ini disebabkan bias yang dihasilkan akan

besar. Sebagai contoh, varian yang diperoleh dari

hasil penghitungan cukup besar sehingga

ketelitian semakin rendah [ditunjukkan pada

selang kepercayaan yang besar].

Indeks Kemerataan Jenis (Species

Eveness)

Indeks kemerataan jenis dihitung pada

petak berukuran 40x40 m2 dan 60x60 m2. Hasil

perhitungannya disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5 Hasil perhitungan kemerataan jenis pada

petak ukur 40x40 m2 dan 60x60 m2.

Pada Petak Ukuran 60 x 60 m2

J' = 3,253499 = 0,91

ln 36

Pada Petak Ukuran 40 x 40 m2

J' = 3,005896

= 0,92

ln 26

Tabel 5 menginformasikan bahwa petak 40 x

40 m2 memiliki nilai 0,92 sedangkan pada petak

60 x 60 m2 diperoleh nilai 0,91. Menurut konsep

kemerataan, jika nilai indeks yang diperoleh

mendekati 1 (satu) berarti penyebarannya

semakin merata. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa penyebaran spesies pada kedua

petak ukur tersebut hampir sama rata.

DAFTAR PUSTAKA

Smith E, van Belle G. 1984. Nonparametric

estimation of species richness.

Biometrics 40: 119–129.

Schmera D. 2002. Comparison of species richness

of light trap-collected caddisfly

assemblages (Insecta: Trichoptera) using

rarefaction. Plant Protection Institute ot

the Hungarian Academy of Science

34:77-83.

Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and Its

Measurement. New Jersey: Princeton

University Press.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Perhitungan Indeks Hulbert

N

o Jenis

Indeks Hulbert Petak 40 x 40 Indeks Hulbert Petak 60x60

Jumla

h

N

i

(N-

Ni) n

Jumla

h Ni

(N-

Ni) n

1 Altingia excelsa

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 3 3 66

3

6

66!/36!(66-

36)!

5,5E+1

8

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,104134

1 0,895866

2 Intsia bijuga

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

3 Cungit-1

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

4 Vitex coffasus

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

5 Cungit-2

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

6 Shorea siminis

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

7 Cungit-3

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

8 Cungit-4

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

9 Maesopsis eminii

8 8 28 3

6

28!/36!(28-

36)! -5E-19

36!/36!(36-

36)! 1 -5E-19 1 13

1

3 56

3

6

56!/36!(56-

36)!

7,9E+1

4

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

1,483E-

05 0,999985

10 Meranti sp3

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

11 Dipterocarpus sp

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

12 Meranti sp1

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

13 Scorodocarpus

borneensis 1 1 35

3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

14 Cungit-5

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

15 Lucuma sp

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

16 Cungit-6

2 2 34 3

6

34!/36!(34-

36)!

-

0,0004

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0004 1,0004 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

17 Cungit-7

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

18 Schima wallichi

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

19 Cungit-8

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

20 Cerbera manghas

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

21 Terminalia catappa

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

22 Pinus merkusii

2 2 34 3

6

34!/36!(34-

36)!

-

0,0004

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0004 1,0004 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

23 Macaranga sp

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

24 Agathis dammara

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

25 Tectona grandis

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

26 Ceiba pentandra

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

27 Meranti sp4

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

28 Cananga odorata

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 4 4 65

3

6

65!/36!(65-

36)!

2,5E+1

8

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,047333

7 0,952666

29 Gmelina arborea

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

30 Shorea pinanga

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 1 1 68

3

6

68!/36!(68-

36)!

2,5E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,478260

9 0,521739

31 Shorea stenoptera

2 2 34 3

6

34!/36!(34-

36)!

-

0,0004

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0004 1,0004 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

32 Ficus ribes

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 3 3 66

3

6

66!/36!(66-

36)!

5,5E+1

8

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,104134

1 0,895866

33 Pometia pinnata

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 4 4 65

3

6

65!/36!(65-

36)!

2,5E+1

8

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,047333

7 0,952666

34 Maniltoa grandiflora

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

35 Cungit-9

1 1 35 3

6

35!/36!(35-

36)!

-

0,0278

36!/36!(36-

36)! 1 -0,0278 1,0278 4 4 65

3

6

65!/36!(65-

36)!

2,5E+1

8

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,047333

7 0,952666

36 Lagerstomea/Bungur

0 0 36 3

6

36!/36!(36-

36)! 1

36!/36!(36-

36)! 1 1 0 2 2 67

3

6

67!/36!(67-

36)!

1,2E+1

9

69!/36!(69-

36)!

5,2977E+1

9

0,225063

9 0,774936

N 36 69

S 26 36

n 36 E(s) 40 x 40 26,612 E(s) 60 x 60 23,32747

Lampiran 3. Tabel Perhitungan Indeks Shannon-Winer

N

o Jenis

60x60 50x50 40X40 30X30 20X20 10X10

n 𝑃𝑖 ln 𝑃𝑖 𝑃𝑖

Γ— ln 𝑃𝑖 n 𝑃𝑖 ln 𝑃𝑖

𝑃𝑖

Γ— ln 𝑃𝑖 n 𝑃𝑖 ln 𝑃𝑖

𝑃𝑖

Γ— ln 𝑃𝑖 n 𝑃𝑖 ln 𝑃𝑖

𝑃𝑖

Γ— ln 𝑃𝑖 n 𝑃𝑖 ln 𝑃𝑖

𝑃𝑖

Γ— ln 𝑃𝑖 n 𝑃𝑖 ln 𝑃𝑖

𝑃𝑖

Γ— ln 𝑃𝑖

1 Altingia excelsa 3 0.04

3 -3.135 -0.136 3

0.05

5 -2.909 -0.159

2 Intsia bijuga 2 0.02

9 -3.541 -0.103

3 Cungit-1 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098

4 Vitex coffasus 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173 1

0.11

1 -2.197 -0.244

5 Cungit-2 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129

6 Shorea siminis 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173

7 Cungit-3 2 0.02 -3.541 -0.103 1 0.01 -4.007 -0.073

9 8

8 Cungit-4 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129

9 Maesopsis eminii 1

3

0.18

8 -1.669 -0.314

1

0

0.18

2 -1.705 -0.310 8 0.216 -1.531 -0.331 6

0.24

0 -1.427 -0.343 3

0.18

8 -1.674 -0.314 2

0.22

2 -1.504 -0.334

10 Meranti sp3 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129

11 Dipterocarpus sp 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073

12 Meranti sp1 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173

13 Scorodocarpus

borneensis 1

0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129

14 Cungit-5 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173

15 Lucuma sp 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073

16 Cungit-6 2 0.02

9 -3.541 -0.103 2

0.03

6 -3.314 -0.121 2 0.054 -2.918 -0.158

17 Cungit-7 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173 1

0.11

1 -2.197 -0.244

18 Schima wallichi 2 0.02

9 -3.541 -0.103 2

0.03

6 -3.314 -0.121 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129

19 Cungit-8 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173 1

0.11

1 -2.197 -0.244

20 Cerbera manghas 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098

21 Terminalia catappa 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 2 0.054 -2.918 -0.158

22 Pinus merkusii 2 0.02

9 -3.541 -0.103 2

0.03

6 -3.314 -0.121 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173

23 Macaranga sp 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173 1

0.11

1 -2.197 -0.244

24 Agathis dammara 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173 1

0.11

1 -2.197 -0.244

25 Tectona grandis 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098

26 Ceiba pentandra 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173 1

0.11

1 -2.197 -0.244

27 Meranti sp4 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173

28 Cananga odorata 4 0.05

8 -2.848 -0.165 3

0.05

5 -2.909 -0.159

29 Gmelina arborea 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173 1

0.11

1 -2.197 -0.244

30 Shorea pinanga 1 0.01

4 -4.234 -0.061 1

0.01

8 -4.007 -0.073 1 0.027 -3.611 -0.098 1

0.04

0 -3.219 -0.129 1

0.06

3 -2.773 -0.173

31 Shorea stenoptera 2 0.02

9 -3.541 -0.103 2

0.03

6 -3.314 -0.121 2 0.054 -2.918 -0.158 1

0.04

0 -3.219 -0.129

32 Ficus ribes 3 0.04

3 -3.135 -0.136 2

0.03

6 -3.314 -0.121

33 Pometia pinnata 4 0.05

8 -2.848 -0.165 3

0.05

5 -2.909 -0.159

34 Maniltoa grandiflora 2 0.02

9 -3.541 -0.103

35 Cungit-9 4 0.05

8 -2.848 -0.165 2

0.03

6 -3.314 -0.121 1 0.027 -3.611 -0.098

36 Lagerstomea/Bungur 2 0.02

9 -3.541 -0.103 1

0.01

8 -4.007 -0.073

6

9

1.00

0

-

137.96

2

-3.253 5

5

1.00

0

-

126.49

2

-3.258 3

6

0.9729

73

-

89.72

5

-2.951 2

5

1.00

0

-

62.58

6

-2.789 1

6

1.00

0

-

37.71

8

-2.567 9 1.00

0

-

16.88

5

-2.043

Indeks Shannon

Wiener

H'=-βˆ‘PixlnPi

3.253

3.258

2.951

2.789

2.567

2.043