analisa kepatuhan pelaksanaan keselamatan dan - STIK Bina ...

131
ANALISA KEPATUHAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) PADA PEKERJA DI RUMAH SAKIT ISLAM AR RASYID PALEMBANG TAHUN 2021 Oleh HADI ROSIDIN 17.13201.10. 33 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2021

Transcript of analisa kepatuhan pelaksanaan keselamatan dan - STIK Bina ...

ANALISA KEPATUHAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) PADA

PEKERJA DI RUMAH SAKIT ISLAM

AR RASYID PALEMBANG

TAHUN 2021

Oleh

HADI ROSIDIN

17.13201.10. 33

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA

PALEMBANG

2021

ANALISA KEPATUHAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) PADA

PEKERJA DI RUMAH SAKIT ISLAM

AR RASYID PALEMBANG

TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

Oleh

HADI ROSIDIN

17.13201.10. 33

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA

PALEMBANG

2021

ABSTRAK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, 28 Juli 2021

HADI ROSIDIN

Analisa Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah

Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun

2021.

(xviii + 80 Halaman, 20 Tabel, 2 Bagan, 3 Gambar, 5 Lampiran)

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Potensi di Rumah Sakit selain

penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain yaitu kecelakaan (peledakan,

kebakaran dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan kimia berbahaya, gas

anastesi, ganguan psikososial dan ergonomi. Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun

2018, untuk kasus kecelakaan kerja yang terjadi di rumah sakit secara nasional

sebesar 9,2%. Di RS Islam Ar Rasyid data kecelakaan kerja sampai di tahun 2021

terdapat kasus tertusuk jarum pada bulan januari.

Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kepatuhan pelaksanaan K3

pada pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam

penelitian berjumlah 52 orang yang merupakan perawat RS Islam Ar Rasyid dan

pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan melalui pengisian kuesioner, selanjutnya dilakukan

analisis menggunakan uji chi square dengan α = 5%.

Hasil penelitian ini didapatkan p value masing-masing variabel independen

terhadap kepatuhan pelaksanaan K3RS yaitu umur (p = 0,180), jenis kelamin (p =

0,225), pendidikan (p = 0,575), masa kerja (p = 0,049 OR = 0,238), lama kerja (p =

0,473), pengetahuan (p = 0,001 OR = 11.171) dan pelatihan (p = 0,001 OR = 11,667).

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara masa kerja,

pengetahuan dan pelatihan terhadap kepatuhan pelaksanaan K3RS di RS Islam Ar

Rasyid. Sedangkan variable umur, jenis kelamin, pendidikna dan lama kerja tidak

memiliki hubungan terhadap kepatuhan pelaksanaan K3RS. Disarankan kepada RS

Islam Ar Rasyid untuk Menyusun program pelatihan K3RS secara terjadwal,

memberikan buku panduan pelaksanaan K3RS kepada pekerja dan memasang

panduan K3RS disetiap area kerja serta mengevaluasi kepatuhan pelaksanaan K3RS

secara berkala kepada semua pekerja.

Kata kunci : Kepatuhan, K3RS

Daftar Pustaka : 35 (2003-2021)

iii

ABSTRACT

BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE

PUBLIK HEALTH STUDY PROGRAM

Student Thesis, 28 July 2021

HADI ROSIDIN

Analysis of Compliance with the Implementation of Hospital Occupational

Safety and Health (K3RS) for Workers at the Ar Rasyid Islamic Hospital

Palembang in 2021.

(xviii + 80 Pages, 20 Tables, 2 Charts, 3 Images, 5 Attachments)

Hospital is a health service institution that provides complete individual health

services. Potential in the Hospital apart from infectious diseases there are also other

potential hazards, namely accidents (explosion, fire and other sources of injury),

radiation, hazardous chemicals, anesthetic gases, psychosocial and ergonomic

disturbances. Based on data from the 2018 Riskesdas, for cases of work accidents that

occurred in hospitals nationally, 9.2%. At the Ar Rasyid Islamic Hospital, the data on

work accidents until 2021 there were cases of needle sticks in January.

The purpose of this research is knowing the description of compliance with the

implementation of K3 for workers at the Ar Rasyid Islamic Hospital Palembang in

2021. This research is a quantitative research with a cross sectional approach. The

sample in this study amounted to 52 people who are nurses at the Islamic Hospital

ArRasyid and sampling using purposive sampling technique. Data collection in this

study was carried out through filling out questionnaires, then analyzed using the chi

square test with α = 5%.

The results of this study obtained the p value of each independent variable on

the compliance with the implementation of K3RS, namely age (p = 0.180), gender (p

= 0.225), education (p = 0.575), years of service (p = 0.049 OR = 0.238), length of

time work (p = 0.473), knowledge (p = 0.001 OR = 11.171) and training (p = 0.001

OR = 11.667).

The conclusion of this study is that there is a relationship between tenure,

knowledge and training on compliance with the implementation of K3RS in Ar

Rasyid Islamic Hospital. While the variables of age, gender, education and length of

work have no relationship to compliance with the implementation of K3RS. It is

recommended to Ar Rasyid Islamic Hospital to arrange a scheduled K3RS training

program, provide K3RS implementation guidebooks to workers and install K3RS

guidelines in each work area and evaluate K3RS implementation compliance

regularly to all workers.

Keywords : Compliance, K3RS

Bibliography : 35 (2003-2021)

iv

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BIODATA

Nama : Hadi Rosidin

Nomor Pokok Mahasiswa : 17132011033

Tempat/Tanggal Lahir : Lubuklinggau, 01 April 1999

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Nomor Telpon : 08974496406

Email : [email protected]

Alamat : Jln. Tanjung Harapan Nusa Indah III, Kec Kalidoni,

Kel Bukit Sangkal

Nama Orang Tua :

Ayah : Edy Santoso

Ibu : Hartati

Email : [email protected]

No Hp : 08974496406

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 20 Kota Lubuklinggau Tamat Tahun 2010

2. SMP Negeri 38 Kota Palembang Tamat Tahun 2014

3. SMK Teknas Kota Palembang Tamat Tahun 2017

4. STIK Bina Husada Palembang Peminatan K3 Tahun 2017-2021

vii

PERSEMBAHAN DAN MOTO

Yang Utama Dari Segalanya ……

Kupersembahkan Karya Sederhana ini Kepada Orang yang sangat kukasihi

dan kusayangi :

Ibunda Hartati dan Ayahanda Edy Santoso Tercinta, sebagai bakti, hormat dan

rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada

ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta

kasih yang tiada terhingga, mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar

kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini langkah awal

untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna ku sadar, selama ini belum bisa

berbuat yang lebih. Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi

dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasihatiku

menjadi lebih baik. Terimakasih ibu….. ayah….

Adik-adiku Wisnu Wijaya, Keyza Putri Ramadhani, tiada yang paling

mengharukan saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi

hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terimakasih atas

doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku

persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan

selalu menjadi yang terbaik untuk kalian

Yth Bpk Dr. dr. H. Chairil Zaman, M.Sc terimakasih sebesar-besarnya atas

kebaikan yang bapak berikan, dedikasih, kasih sayang, kesabaran, dan

mengajarkan arti kehidupan didunia ini, serta selalu memberikan nasihat

kebaikan, bapak selalu menjadi motivasi didalam kehidupanku, agar hadi

disuatu hari nanti akan menjadi seperti bapak dan di suatu saat nanti hadi akan

melebihi bapak. Hanya karya kecil ini yang dapat hadi persembahkan, semoga

Allah balas semua kebaikan yang bapak berikan selama ini. Terimakasih Dr.

dr. H. Chairil Zaman, M.Sc …..

Motto :

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.

(Al-Insyirah, 6-8).

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada Palembang.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ibu Ersita, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Plt. Ketua STIK Bina Husada

Palembang.

2. Bapak Welly Suwandi, SKM, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi

ini.

3. Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat STIK Bina Husada Palembang, dan Ibu Maria Ulfah, SKM, MPH

selaku penguji dalam sidang skripsi.

4. Bapak Aden Haspradespa S.Pd, M.Pd selaku pembimbing akademik, selama

mengikuti pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang.

5. Bapak Yobby Oktariza, SKM selaku Manager SDM, dan kepada seluruh staf

pekerja RS Islam Ar Rasyid Palembang yang telah ikut serta dalam penelitian

ini.

ix

6. Kepada rekan-rekan aktivis kampus, terkhusus ADK & ADLPM. Teruslah

bergerak untuk kebaikan kampus bintang kita, lanjutkan tongak estafet

kebaikan ini, bergerak atau tergantikan.

Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan yang ada pada penulis

skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun yang dapat memberikan

perubahan kearah yang lebih positif dalam proses pembelajaran di masa yang akan

datang

Palembang, 28 Juli 2021

Penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ........................................... ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ........................................................... vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ vii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO ................................................................... viii

UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................ ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................. 6

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 6

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

1.5.1 Bagi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ............................. 7

1.5.2 Bagi STIK Bina Husada .................................................................. 7

1.5.3 Bagi Peneliti .................................................................................... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Teori Kepatuhan ....................................................................................... 9

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan ............................................. 9

2.1.2 Konsep Kepatuhan ......................................................................... 9

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan ...................................... 11

2.2.1 Faktor Internal ................................................................................ 11

2.2.2 Faktor Eksternal ............................................................................. 19

2.3 K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Rumah Sakit........................ 20

2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3RS ........................................... 20

2.3.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan di Rumah Sakit ............ 20

2.3.3 Manfaat K3RS ................................................................................ 22

xi

2.3.4 K3RS Berdasarkan Permen No.66 Tahun 2016 .............................. 24

2.3.4.1 Penetapan Kebijakan K3RS ............................................... 26

2.3.4.2 Perencanaan K3RS ............................................................. 27

2.3.4.3 Pelaksanaan K3RS ............................................................. 28

2.3.4.4 Pemantaun atau Evaluasi Kinerja K3RS ............................ 29

2.3.4.5 Peninjauan atau Peningkatan Kinerja K3RS ...................... 30

2.4 Penelitian Terkait ...................................................................................... 32

2.5 Kerangka Teori.......................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 37

3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 37

3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 37

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 38

3.3.1 Populasi ............................................................................................ 38

3.3.2 Sampel .............................................................................................. 38

3.3.3 Tekhnik Pengambilan Sampel ......................................................... 39

3.3.4 Kriteria Inklusi ................................................................................. 40

3.4 Kerangka Konsep ..................................................................................... 41

3.5 Definisi Operasional................................................................................. 42

3.6 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 43

3.6.1 Hipotesis Ha ..................................................................................... 44

3.7 Pengumpulan Data ................................................................................... 44

3.7.1 Data Primer ...................................................................................... 44

3.7.2 Data Sekunder .................................................................................. 45

3.8 Pengolahan Data....................................................................................... 45

3.9 Analisis Data ............................................................................................ 46

3.9.1 Analisis Univariat ............................................................................ 46

3.9.2 Analisis Bivariat ............................................................................... 47

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ................. 48

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ......................... 48

4.1.2 Visi, Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ..................... 51

4.1.2.1 Visi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .................. 51

4.1.2.2 Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .................. 51

4.1.3 Struktur Organisasi.......................................................................... 52

4.1.4 Jumlah Karyawan Rumah Sakit Islam Ar Rasyid ........................... 54

4.1.4.1 Jumlah Dokter Rumah Sakit Islam Ar Rasyid .................... 55

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................ 56

4.2.1 Analisis Univariat............................................................................ 56

4.2.1.1 Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ............................................ 56

xii

4.2.1.2 Umur ................................................................................... 56

4.2.1.3 Jenis Kelamin ....................................................................... 57

4.2.1.4 Pendidikan ............................................................................ 57

4.2.1.5 Masa Kerja ........................................................................... 58

4.2.1.6 Lama Kerja ........................................................................... 58

4.2.1.7 Pengetahuan ......................................................................... 59

4.2.1.8 Pelatihan ............................................................................... 59

4.2.2 Analisis Bivariat ............................................................................... 59

4.2.2.1 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS .... 60

4.2.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS .................................................................................... 61

4.2.2.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS ..................................................................................... 62

4.2.2.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS ..................................................................................... 63

4.2.2.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS ..................................................................................... 64

4.2.2.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS .................................................................................... 65

4.2.2.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS ..................................................................................... 66

4.3 Pembahasan ................................................................................................ 67

4.3.1 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ................. 67

4.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS .... 68

4.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ........ 69

4.3.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ........ 71

4.3.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ........ 72

4.3.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ...... 73

4.3.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ............ 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................................................. 77

5.2 Saran ......................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Penelitian Terkait ............................................................................................ 32

3.1 Definisi Operasional........................................................................................ 42

4.1 Penjabaran Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .. 52

4.2 Jumlah Seluruh Karyawan Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang........... 54

4.3 Jumlah Dokter Spesialistik Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .......... 55

4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pelaksanan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 56

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 56

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 57

4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 57

4.8 Distribusi Responden Bedasarkan Masa Kerja di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 58

4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 58

4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ............................................................... 59

4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ............................................................... 59

4.12 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 60

4.13 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 61

4.14 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 62

4.15 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 63

4.16 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 64

4.17 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 65

xiv

4.18 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 66

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori................................................................................................ 36

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 41

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1 Gedung Rumah Sakit ...................................................................................... 48

4.2 Customer Service ............................................................................................ 50

4.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid ........................................ 53

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1. Dokumentasi Penelitian

2. Lembar Kuesioner Penelitian

3. SPSS Penelitian

4. Surat Pengambilan Data Awal/Penelitian

5. Surat Keterangan Selesai Penelitian

xviii

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif ) dan

pencegahan (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat

pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. (Rikoham, 2017)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30

Tahun 2019, yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Dalam Undang Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 7

ayat 1 menyatakan bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,

bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan, yang mana

persyaratan-persyaratan tersebut harus memenuhi unsur K3 didalamnya. Pontensi-

potensi di Rumah Sakit selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain

yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit yaitu kecelakaan (peledakan,

kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalisasi listrik dan sumber-

sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas antesi,

ganguan psikososial dan ergonomi.

1

2

Menurut data International Labour Organization (ILO) 2013, setiap tahun

terjadi dari 250 juta kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, lebih dari 160 juta

pekerja menderita sakit yang disebebkan karena bahaya yang ada ditempat kerja.

Selain itu 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja juga menimbulkan dampak kerugian bagi

pekerja dan perusahaan atau tempat kerja, seperti kerugian uang karena harus

mengeluarkan biaya untuk pengobatan medis, kehilangan hari kerja, produksi

menjadi berkurang, kerusakan peralatan, dan pekerja bisa kehilangan

pekerjaanyabahkan nyawanya. (Samudra, 2019).

Diluar negeri USA : (per tahun) 5000 petugas kesehatan terinfeksi Hepatitis B

47 positif HIV dan setiap tahun 600.000-1.000.000 luka tusuk jarum dilaporkan

(diperkirakan lebih dari 60% tidak dilaporkan). (Kemenkes RI, 2010).

Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2015) tentang

siruasi kesehatan kerja tahun 2015, jumlah kasus kecelakaan akibat kerja yang terjadi

antara tahun 2011-2014 adalah sebesar 92.453 kasus dengan jumlah kasus paling

tinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 35.917 kasus. Sedangkan data untuk

kasus paling tinggi terjadi akibat kerja antara antara tahun 2011-2014 adalah 57.929

kasus tahun 2011, 60.322 kasus tahun 2012, 97.144 kasus tahun 2013, dan 40.694

kasus pada tahun 2014. Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa situasi kerja

di Indonesia masih belum baik.(Samudra, 2019).

Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2018, untuk kasus kecelakaan kerja

yang terjadi di tempat-tempat umum seperti rumah sakit secara nasional sebesar

3

9,2%, untuk provinsi Sulawesi Utara sebesar 8,3% dan kecelakan kerja yang terjadi di

Kota Kotamobagu sebesar 5% (Kemenkes RI, 2018)

Didalam hasil penelitian Muhammad Iqbal et al., (2020) menyebutkan bahwa

data kecelakaan di RSUD Sinjai pada tahun 2018 di ruang rawat inap terdapat

kecelakaan pasien yaitu kena pecah anampulan (17 kejadian), tertusuk jarum bekas

pakai (3 kejadian), jatuh dari kursi (3 kejadian), terpeleset karena lantai licin (2

kejadian), kena pecahan tehel (1 kejadian), terpleset dikamar mandi (1 kejadian),

pasien jatuh dari tempat tidur (1 kejadian), tertusuk pinset (1 kejadian)

Berdasarkan data-data yang ada insiden akut secara signifikan lebih besar

terjadi pada pekerja pekerja RS dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua

kategori (jenis kelamin, ras, umur, dan status pekerja). Pekerja RS beresiko 1,5 kali

lebih besar dari golongan pekerja lain. Probalitas penularan HIV 4:1000. Risiko

penularan HBV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HBV 27-37 :

100- (Gun 1983 ; Widowati, 2018)

Di indonesia upaya pencegahan terjadinya KAK dan PAK di rumah sakit

tertuang dalam Permenkes RI Nomor 6 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) menyatakan K3RS adalah segala kegiatan

untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya

manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan

rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di

rumah sakit.

4

Dalam proses pelaksanaan, optimalnya penerapan K3RS di Rumah Sakit

sangat dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan dari semua pekerja yang terlibat di rumah

sakit tersebut. Kepatuhan pekerja dalam pelaksanaan K3RS berhubungan erat dengan

banyak faktor.Didalam penelitian yang dilakukan olehDewi et al., (2020)menyatakan

bahwa adanya hubungan antara usia, pengetahuan, sikap, fasilitas dan pelatihan

terhadap tingkat kepatuhan pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Rizka et al (2017), juga menyebutkan

bahwa kepatuhan petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di Rumah

Sakit (IPSRS) dalam menggunakan APD berhubungan erat dengan pengetahuan

petugas yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian Permata et al., (2019), menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara usia, ketersediaan fasilitas dan pelatihan

dengan kepatuhan. Di dalam penelitian lain juga disebutkan bahwa tingkatkepatuhan

pekerja berkaitan dengan umur, masa kerja, Pendidikan, dan pelatihan walaupun tidak

selalu menunjukkan hubungan yang signifikanDwi et al., (2017).

Berdasarkan hasil penelitian Anugrahwati & Hakim, (2019), menyatakan

bahwa tedapat hubungan yang singnifikan antara usia, jenis kelamin, lama kerja,

pengetahuan dan ketersediaan fasilitas.

RS Islam Ar Rasyid adalah salah satu Rumah Sakit Swasta yang ada di Kota

Palembang yang telah berdiri dari tanggal 5 Oktober 2015.Dalam perkembangan

hingga saat ini sudah banyak trobosan bidang Kesehatan yang telah dilakukan oleh

pihak Rumah Sakit. Hingga tahun 2021 pekerja RS Islam Ar Rasyid berjumlah 339.

5

Berdasarkan observasi data awal kecelakaan kerja terjadi dibulan Januari

sampai April 2021 data kecelakaan kasus tertusuk jarum pada bulan januari.

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang sudah berjalan tetapi belum terlaksana secara maksimal karena adanya

transisi dari petugas K3RS lama dan berganti dengan petugas K3RS yang baru,

sehingga baru memulai kembali untuk menjalankan program-program K3RS di

semua bidang yang ada di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang. Dalam memulai

menjalankan program penerapan K3RS ini kepatuhan pekerja RS sangat berpengaruh

untuk optimalnya ketercapaian program.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut tentang analisa kepatuhan pelaksanaan keselamatan dan

kesehatan kerja rumah sakit (K3RS) pada pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Bahwa rumah sakit merupakan tempat pelayanan rawat inap bagi pasien-

pasien kemudian para pekerja harus menjaga K3RS, karena beresiko sakit penderita

cacat atau kematian, belum ada penelitian tentang pelaksanaan K3 bagi pekerja di

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang. Sehingga perlu diteliti tentang pelaksanaan

K3 pada pekerja Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran pelaksanaan K3 pada pekerja Rumah Sakit Islam Ar

Rasyid Palembang tahun 2021 ?

6

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran kepatuhan pelaksanaan K3 pada pekerja di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi frekuensi karakteristik demografi pekerja di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

2. Diketahuinya distribusi frekuensi kepatuhan pelaksanaan K3 pada pekerja di

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

3. Diketahuinya hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada pekerja di

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

4. Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin responden dengan kepatuhan

pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

5. Diketahuinya hubungan antara pendidikan responden dengan kepatuhan

pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

6. Diketahuinya hubungan antara masa kerja responden dengan kepatuhan

pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

7

7. Diketahuinya hubungan antara lama kerja responden dengan kepatuhan

pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

8. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan

pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021..

9. Diketahuinya hubungan antara pelatihan responden dengan kepatuhan

pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang

Bisa menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan

K3RS dalam upaya meminimalkan kecelakaan kerja yang terjadi di Rumah Sakit

Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.

1.5.2 Bagi STIK Bina Husada

Sebagai bahan pertimbangan terhadap apa yang telah didapat mahasiswa

selama mendapatkan pendidikan dan didalam teori praktek lapangan, serta menambah

pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya K3RS.

1.5.3 Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan

pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan serta sebagai penilaian terhadap

8

tingkat pengetahuan mahasiswa selama mendapatkan perkuliahan. Serta menambah

wawasan mahasiswa mengenai K3 pada umumnya dan K3RS pada khususnya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang

Tahun 2021. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2021.

Populasi di dalam penelitian ini adalah pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Palembang Tahun 2021. Analisa uji statistik dalam penelitian ini dengan uji Chi-

square.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kepatuhan

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan

Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah,

prosedur dan disiplin, (John Feri; Khairiyah, 2015).

Kepatuhan didefinisikan sebagai kesetiaan, ketaatan atau loyalitas. Kepatuhan

yang dimaksud disini adalah ketaatan dalam pelaksanaan prosedur tetap yang tealh

dibuat dan merupakan tingkat seseorang melaksanakan suatu cara atau berperilaku

sesuai dengan apa yang disarankan atau dibebeankan kepadanya. Kepatuhan adalah

istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah

ditentukan, (Bastable; Khairiyah, 2015).

2.1.2 Konsep Kepatuhan

Kepatuhan adalah sikap patuh, ketaatan, sedangkan patuh adalah suka

menurut perintah/aturan (WHO; Awliyawati, Dwi, 2015).

Patuh adalah sikap positif individu yang ditujukkan dengan adanya perubahan

secara berarti sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Ketidak patuhan merupakan

suatu kondisi pada individu atau kelompok yang sebenernya mau melakukannya,

tetapi dapat dicegah untuk melakukannya oleh faktor-faktor yang menghalngi ketatan

terhadap anjuran.(Awliyawati, Dwi, 2015).

Pada tahap kepatuhan, individu mematuhi anjuran atau instruksi tanpa

kerelaan untuk melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena ingin sekali

9

10

menghindari hukuman atau sanksi jika tidak memenuhi aturan, dan akan memperoleh

imbalan kalau mematuhi aturan tersebut. Biasanya perubahan yang terjadi merupakan

perubahan yang bersifat sementara selama ada pengawasan terhadap tindakan

tersebut, (Awliyawati, Dwi, 2015).

Menurut Lunenburg, 2012 teori kepatuhan (compliance theory) adalah sebuah

pendekatan terhadap struktur organisasi ysng mengintergrasikan ide-ide dari model

klasik dan partisipasi manajemen.

(Anggraeni & Kiswara, 2011) compliance diartikan sebagai sebuah kepatuhan

yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan

diri dari hukum yang dijatuhkan.

(Kelman ; Nuraini 2012 ; Anggraini, 2017) membedakan kualitas ketaatan

atau kepatuhan tehadap aturan dalam tiga jenis yaitu :

1. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu

aturan hanya ia takut terkena sanksi.

2. Ketaatan yang bersifat indentification, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu

atuaran hanya karna takut hubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak.

3. Ketaatan yang bersifat internalization, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu

aturan tersebut materi dan spiritnya sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang

dianutnya.

Peraturan kurang berjalan efektif bila derajat ketaatanya hanya berkisar di

mencapai internalization berarti, kualitas efektifitas peraturan tersebut sudah sangat

11

tinggi, sehingga sistem perjalanan sesuai dengan aturan yang ada tanpa menekan

fungsional yang ketat.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Kepatuhan

Menurut (Setiadi ; Notoatmodjo 2012) faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan diantaran lain yaitu :

2.2.1 Faktor internal

a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan kekayaan mental secara langsung atau tidak langsung

turut memperkaya kehidupan kita. Setiap pengetahuan mempunyai ciri-ciri

yang spesifik mengenai apa, bagaimana dan apa. Pengetahuan merupakan

fungsi dari sikap, menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar

untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk mengorganisasikan

pengalaman.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Didalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

12

seseorang (overt behavior).Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan.

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) Sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu Ini merupakan kan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. kata kerja untuk mengukur bahwa

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang ingin diketahui, dan dapat interprestasikan materi

tersebut secara benar. orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, Menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

13

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.penilaian-penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

b) Sikap

Sikap merupakan penentu dari perilaku karena keduanya berhubungan dengan

peresepsi, keperibadian, perasaan dan motivasi.Sikap merupakan keadaan

mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman,

menghasilkan pengaruh spesifik pada respon seseorang terhadap orang lain,

objek, situasi, yang berhubungan. Sikap merupakan pandangan awal

seseorang terhadap pekerjaan dan tingkat kesesuian antara individu dan

organisasi.

14

c) Kemampuan

Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas fisik atau mental.

Kemampuan seseorang pada umumnya stabil. Kemampuan merupakan faktor

yang dapat membedakan karyawan yang berkinerja tinggi dan kinerja rendah.

Kemampuan individu mempengaruhi karakteristik pekerjaan, perilaku,

tanggung jawab, pendidikan, dan memiliki hubungan secara nyata terhadap

kinerja pekerja. Seorang pimpinan harus berusaha menyesuaikan kemampuan

dan keterampilan seseorang dengan kepatuhan pekerjaan. Proses penyesuaian

ini penting karena tidak ada kepemimpinan, motivasi atau sumber daya

organisasi yang dapat mengatasi kekurangan kemampuan dan keterampilan

dapat diperbaiki melalui latihan atau pelatihan

d) Motivasi

Motivasi adalah konsep yang menggambarkan kondisi ekstrinsik yang

merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik ditopang oleh sumber

energi, yang disebut motif yang dapat diartikan sebagai kebutuhan, keinginan,

atau dorongan. Motivasi diukur dengan perilaku yang dapat diobservasi dan

dicatat.motivasi dapat mempengaruhi seseorang untuk melaksanakan suatu

pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

e) Masa Kerja

Menurut (Andreson 2012 ; Anggraini, 2017) menyatakan seseorang yang

telah lama berkerja memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang lebih.

15

Undang-Undang Ketenaga Kerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 59 ayat 4

menjelaskan bahwah perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atau

jangka waktu tertentu dapat diadakan palinga lama 2 (dua) tahun dan hanya

boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)

tahun.

f) Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang diperoleh dari

bangku sekolah. Pendidikan sekarang menentukan luasnya pengetahuan

seseorang diperbolehkan bekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan

kerja dapat memberikan landasan yang mendasar sehingga memerlukan

partisipasi secara efektif dalam menentukan sendiri pemecahan masalah

ditempat kerja. (Notoatmodjo, 2012)

Pendikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke genarasi lalu

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, ataupun penelitian, pendidikan

sering terjadi di bawah bimbangan orang lain, tetapi juga memungkinkan

secara otodidak. (Basyar, 2020)

Tingkat pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 adalah :

1. Pendidikan dasar/rendah (SD-SMP/MTS)

2. Pendidikan menengah (SMA-SMK)

3. Pendidikan Tinggi (D3/S1)

16

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam

menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan

juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang

diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.

Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia bahwa pekerja

dengan tingkat pendidikan rendah, seperti sekolah dasar atau bahkan tidak

pernah bersekolah akan berkerja dilapangan yang mengandalkan fisik. Hal ini

mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karena beban fisik yang berat

dapat mengakibatkan kelelahan yang merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja.

Pendidikan adalah pendidikan formal yang memperoleh disekolah dan ini

sangat berpengaruh terhadap prilaku pekerja. Namun disamping pendidikan

formal, pendidikan non formal sepertinya penyuluhan dan pelatihan juga

dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaanya (Triwibowo ;

Purnamasari, 2017).

g) Umur

Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas

tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Menurut Tarwaka

2015, umur manusia dibagi menjadi dua yaitu umur muda ≤ 55 tahun dan

umur tua ≥ 55 tahun.Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar

25% kemampuan sensorimotoris menurun. Selanjutnya kemampuan fisik

seseorang yang berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur 25

17

tahun. Bertambahnya umur akan diikuti penurunan, V02 max, tajam

penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat

keputusan, dan kemampuan meningkat jangka pendek. Dengan demikian

pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan

pekerjaan pada seseorang, (Tarwaka, 2015).

Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009) :

1) Masa balita : 0-5 tahun

2) Masa kanak-kanak : 5-11 tahun

3) Masa remaja awal : 12-16 tahun

4) Masa remaja akhir : 17-25 tahun

5) Masa dewasa awal : 26-35 tahun

6) Masa dewasa akhir : 36-45 tahun

7) Masa lansia awal : 46-55 tahun

8) Masa lansia akhir : 56-65 tahun

9) Masa manula : > 65 tahun

h) Jenis Kelamin

Di usia dewasa, laki-laki pada umumnya lebih tinggi dari pada perempuan,

dengan perbedaan 10%. Namun perbedaaan ini tidak terlihat saat usia

pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan maksimum perempuan terjadi pada usia

sekitar 10-12 tahun. Pada usia ini, perempuan cenderung lebih tinggi dan

lebih berat dibanding laki-laki seusianya. Rekayasa sistem kerja ergonomi

ITB menunjukan perbedaan 4% antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-

18

laki, tingkat pertumbuhan maksimum terjadi pada usia sekitar 13-15 tahun.

Selain lebih tinggi dan lebih berat, pada umumnya tubuh laki-laki juga lebih

besar dibandingkan perempuan. Namun pada beberapa dimensi, perbedaan ini

tidak berarti seperti paha dan pinggul. Selain dalam hal ukuran, perbedaan

juga terlihat pada proporsi bagian-bagian tubuh dan postur tubuh. (Iridiasti ;

Purnamasari, 2017)

i) Lama Kerja

Lama kerja adalah jumlah waktu terpajan faktor risiko. Lama kerjadapat

dilihat sebagai menit dari jam kerja/hari pekerja terpajan risiko. Lama kerja

juga dapat dilihat sebagai pajanan/tahun faktor risiko atau karakteristik

pekerjaan berdasarkan faktor risikonya. (Utami et al., 2017)

Menurut Bird dalam Angkoso 2012, durasi didefinisikan sebai berikut :

1. Durasi singkat : Kurang 1 jam / hari.

2. Durasi Sedang : 1-2 jam / hari.

3. Durasi Lama : Lebih 2 jam / hari.

j) Pelatihan

Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah

keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta

mengembangkan kompetensi kerja, produktivas, disiplin, sikap, dan etos kerja

pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan

kualifikasi jabatan atau pekerja

19

2.2.2 Faktor Eksternal

a) Karakteristik Organisasi

Keadaan dari organisasi dan struktur organisasi ditentukan oleh filosofi dan

manajer organisasi tersebut. Keadaan organisasi dan struktur organisasi untuk

memotivasi atau gagal memotivasi perawat profesional untuk berpartisipasi

pada tingkat ekosisten sesuai dengan tujuan (Swanburg ; Subyantoro 2014 ;

Anggraini, 2017)

b) Karakteristik Kelompok

Kelompok adalah unit komunitas yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

memiliki suatu kesatuan dan pemikiran serta intergritas antara anggota yang

kuat. Karakteristik kelompok adalah adanya interaksi, adanya struktur,

kebersamaan, adanya tujuan, adanya susunan kelompok dan adanya

interdependensi. Anggota kelompok melaksanakan peran tugas, peran

pembentukan, pemeliharaan kelompok, dan peran individu interpersonal.

tekanan dari kelompok sangat mempengaruhi hubungan interpersonal dan

tingkat kepatuhan individu, karena individu terpaksa mengolah dan mengikuti

perilaku mayoritas kelompok meskipun sebenarnya individu tersebut tidak

menyetujuinya. (Rusman ; Anggraini, 2017).

c) Karakteristik Pekerja

Karakteristik pekerja adalah sifat yang berbeda antara pekerjaan yang satu

dengan lainnya yang bersifat khusus dan merupakan inti pekerjaan yang

berisikan sifat-sifat tugas yang ada di dalam semua pekerjaan serta dirasakan

20

para pekerja sehingga mempengaruhi sikap atau perilaku terhadap

pekerjaannya. (Swanburg ; Subyantoro 2014 ; Anggraini, 2017)

d) Karakteristik Lingkungan

Apabila perawat harus bekerja dalam lingkungan yang terbatas dan

berinteraksi secara konstan dan staf lain, pengunjung dan tenaga kesehatan

lain dapat menurunkan motivasi perawat terhadap pekerjaannya, dapat

menyebabkan stres dan menimbulkan kepenatan.

2.3 K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Rumah Sakit

2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3RS

SMK3RS merupakan bagian dari sistem manajemen RS secara keseluruhan

yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksaan, prosedur,

proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi perkembangan, penerapan,

pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam

rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya

tempat kerja yang sehat, aman, efisien, dan produktif. (Rejeki, 2018)

2.3.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan di Rumah Sakit

Menurutu Rejeki (2018) Rumah Sakit merupakan suatu industri jasa yang

padat karya, padat pakar, padat modal dan padat teknologi sehingga risiko terjadinya

penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat tinggi,

oleh karena itu upaya K3 sudah menjadi suatu keharusan. Perlunya pelaksanaan K3 di

rumah sakit (K3RS) sebagai berikut.

21

1. Kebijakan Pemerintah tentang rumah sakit di Indonesia meningkatkan akses,

keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di rumah sakit.

2. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi K3 rumah sakit serta

tindak lanjut yang merujuk pada SK Menkes No. 432/Menkes/SK/IV/2007

tentang pedoman Manajemen K3 di rumah sakit dan OHSAS 18001 tentang

Standar Sistem Manajemen.

3. Sistem manajemen K3 rumah sakit adalah bagian dari sistem manajemen

rumah sakit.

4. Rumah sakit kompetitif di era global tuntutan pengelolaan program K3 di

rumah sakit (K3RS) semakin tinggi karena pekerja, pengunjung, pasien, dan

masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari

gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses

kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana

yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standar.

5. Tuntunan hukum terhadap mutu pelayanan rumah sakit semakin meningkat

dan tuntunan masyarakat mendapatkn pelayanan kesehatan yang terbaik.

6. Pelaksanaan K3 berkaitan dengan citra dan kelangsungan hidup rumah sakit.

7. Karakteristik rumah sakit, pelayanan kesehatan merupakan industri yang

„labor intensive’, padat modal, padat teknologi, dan padat pakar, bidang

pekerjaan dengan tingkat keterlibatan manusia yang tinggi, terbukanya akses

bagi pekerja rumah sakit dengan leluasa serta kegiatan yang terus menerus

setiap hari.

22

8. Beberapa isu K3 yang penting di rumah sakit yakni keselamatan pasien dan

pengunjung, K3 pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan

peralatan di rumah sakit yang berdampak terhadap keselamatan pasien dan

pekerja dan keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran

lingkungan.

9. Rumah sakit sebagai sistem pelayanan yang terintegritasi meliputi input,

proses dan output.

Input : Kebijakan SDM, fasilitas, sistem informasi, logistic obat/ reagensia/

peralatan, keuangan, dan lain-lain.

Proses : pelayanan rawat jalan dan rawat inap (in and out patient), IGD

(emergency), pelayanan kamar operasi, pemulihan yang dilaksanakan dengan

baik, benar, dan lain-lain.

Output : pelayanan prima (excellence medicine dan service)

2.3.3 Manfaat K3RS

Upaya penatalaksanaan K3RS didukung dengan peran dari tenaga kesehatan

maupun tenaga non kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit. Menurut Peraturan

Menteri Kesehatan ( PMK ) No. 66 tahun 2016 pada pasal 2, menyatakan adapaun

yang menjadi tujuan pengaturan K3RS yaitu terselenggarakannya keselamatan dan

kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan

berkesinambungan bagi seluruh individu di rumah sakit, baik dari tenaga kesehatan,

tenaga non kesehatan dan pasien beserta keluarga pasien. (Zahra, 2020)

23

Menurut Zahra (2020) dalam penelitiannya Penerapan pada K3RS nantinya

juga dapat memberikan manfaat yang berguna, berikut ini merupakan manfaat yang

didapat K3RS diterapkan dalam suatu Rumah Sakit:

a. Adanya kecenderungan “Green Product” produk yang aman di bdaning

industry lain seperti halnya menjadi persyaratan dalam berbagai protes

transaksi, sehingga suatu produk menjadi semakin laris dan dicari masyarakat.

b. Rumah Sakit yang menerapkan keselamatan pasien akan lebih mendominasi

pasar jasa bagi Perusahaan-perusahaan dan Asuransi-asuransi dan

menggunakan Rumah Sakit tersebut sebagai provider kesehatan

karyawan/klien mereka, dan kemudian di ikuti oleh masyarakat untuk mencari

Rumah Sakit yang aman.

c. Kegiatan Rumah Sakit kan lebih memukuskan diri dalam kawasan

keselamatan pasien.

d. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

e. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.

f. Menurunnya biaya kesehatan dan asuransi.

g. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah

karena menurunnya pengajuan klaim.

h. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi

dan ras kepemilikan.

24

i. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

perusahaan.

j. Dan perusahaan juga dapat meningkatkan keuntungannya sebagai subtansi.

2.3.4 K3RS Berdasarkan Permen No. 66 Tahun 2016

Didalam peraturan pemerintah ini dijelaskan bahwa rumah sakit merupakan

tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber

daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun

lingkungan rumah sakit. Oleh karna itu peraturan ini dibuat dalam rangka

pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan

kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan keselamatan dan kesehatan

kerja di rumah sakit agar terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat,

dan nyaman.Pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan

Kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan

berkesinambungan. Regulasi ini sekaligus mencabut Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan

Kerja di Rumah Sakit.

Permenkes No.66 Tahun 2016 memuat panduan yang sangat komprehensif

dalam penerapan Sistem Manajemen K3 di rumah sakit. Regulasi ini diwajibkan

kepada rumah sakit yaitu yang melaksanakan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan

gawat darurat. Regulasi ini tidak hanya fokus kepada pasien (patient safety) tapi juga

25

ke seluruh manusia yang ada di rumah sakit seperti sumber daya manusia rumah sakit

(pekerja) serta pengunjung. Permenkes 66 Tahun 2016 berfokus pada penerapan yang

8 rencana K3RS yang meliputi: a). Manajemen risiko K3RS. b). Keselamatan dan

keamanan di Rumah Sakit. c). Pelayanan Kesehatan Kerja. d). Pengelolaan Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja. e).

Pencegahan dan pengendalian kebakaran. f). pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari

aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja. g). pengelolaan peralatan medis dari aspek

keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan h). kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat

atau bencana.

Dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan

keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit agar terciptanya kondisi Rumah

Sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah

Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit,

maka Rumah Sakit perlu menerapkan SMK3 Rumah Sakit. SMK3 Rumah Sakit

merupakan bagian dari sistem manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan. Ruang

lingkup SMK3 Rumah Sakit meliputi :

a. Penetapan kebijakan K3RS.

b. Perencanaan K3RS.

c. Pelaksanaan rencana K3RS.

d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS, dan

26

e. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS.

2.3.4.1 Penetapan Kebijakan K3RS

Dalam pelaksanaan K3RS, pimpinan tertinggi rumah sakit harus berkomitmen

untuk merencanakan, melaksanakan, meninjau dan meningkatkan pelaksanaan K3RS

secara tersistem dari waktu ke waktu dalam setiap aktifitasnya dengan melaksanakan

manajemen K3RS yang baik.Rumah Sakit harus mematuhi hukum, peraturan, dan

ketentuan yang berlaku. Pimpinan Rumah Sakit termasuk jajaran manajemen

bertanggung jawab untuk mengetahui ketentuan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan lain yang berlaku untuk fasilitas Rumah Sakit. Adapun komitmen Rumah

Sakit dalam melaksanakan K3RS diwujudkan dalam bentuk:

A. Penetapan kebijakan dan tujuan dari program k3rs secara tertulis kebijakan

dan tujuan K3RS ditetapkan oleh pimpinan tertinggi Rumah Sakit dan

dituangkan secara resmi dan tertulis. kebijakan tersebut harus jelas dan mudah

dimengerti serta diketahui oleh seluruh SDM Rumah Sakit baik manajemen,

karyawan, kontraktor, pemasok dan pasien, pengunjung, pengantar pasien,

tamu serta pihak lain yang terkait dengan tata cara yang tepat. Selain itu

semuanya bertanggung jawab mendukung dan menerapkan kebijakan

pelaksanaan K3RS tersebut, serta prosedur-prosedur yang berlaku di Rumah

Sakit selama berada di lingkungan Rumah Sakit. Kebijakan K3RS harus

disosialisasikan dengan berbagai upaya pada saat rapat pimpinan, rapat

koordinasi, rapat lainnya, spanduk, banner, poster, audiovisual, dan lain-lain.

27

B. Penetapan Organisasi K3RS Dalam pelaksanaan K3RS memerlukan

organisasi yang dapat menyelenggarakan program K3RS secara menyeluruh

dan berada di bawah pimpinan rumah sakit yang dapat menentukan kebijakan

rumah sakit. Semakin tinggi kelas rumah sakit umumnya memiliki tingkat

risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih besar karena semakin

banyak pelayanan, sarana, prasarana dan teknologi serta semakin banyak

keterlibatan manusia di dalamnya (sumber daya manusia Rumah Sakit,

pasien, pengunjung, pengantar, kontraktor, dan lain sebagainya).

Kebijakan K3RS sebagaimana yang dimaksud meliputi :

1. Ditetapkan secara tertulis dengan keputusan kepala atau direktur rumah

sakit dan disosialisasikan ke seluruh SDM Rumah Sakit.

2. Penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3RS

3. Penetapan organisasi K3RS

4. Penetapan dukungan pendanaan, sarana, dan prasarana.

2.3.4.2 Perencanaan K3RS

Program K3RS dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dan

merupakan bagian pengendalian risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adapun

pelaksanaan K3RS meliputi:

1. Manajemen risiko K3RS.

2. Keselamatan dan keamanan di rumah sakit.

3. Pelayanan kesehatan kerja.

28

4. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dari aspek keselamatan dan

kesehatan kerja.

5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran.

6. Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan

kerja.

7. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja; dan

8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana. Pelaksanaan K3RS

tersebut harus sesuai dengan standar K3RS.

2.3.4.3 Pelaksanaan K3RS

Pelaksanaan rencana K3RS harus didukung oleh sumber daya manusia di

bidang K3RS, sarana dan prasarana, dan anggaran yang memadai.Sumber daya

manusia di bidang K3RS merupakan suatu komponen penting pada pelaksanaan

K3RS karena sumber daya manusia menjadi pelaksana dalam aktivitas manajerial dan

operasional pelaksanaan K3RS. Elemen lain di rumah sakit, seperti sarana, prasarana

dan modal lainnya, tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya campur tangan

dari sumber daya manusia K3RS. Oleh karena itu sumber daya manusia K3RS

menjadi faktor penting agar pelaksanaan K3RS dapat berjalan secara efisien, efektif

dan berkesinambungan. Adapun sumber daya K3RS meliputi:

1. Tenaga S2 di bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja, atau S2 bidang

kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan tambahan tentang K3RS atau

jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja.

29

2. Tenaga dokter spesialis okupasi atau dokter kesehatan kerja atau dokter umum

yang terlatih kesehatan kerja dan diagnosis penyakit akibat kerja.

3. Tenaga kesehatan masyarakat S1 jurusan/peminatan keselamatan dan

kesehatan kerja atau tenaga kesehatan lain yang terlatih K3RS atau jabatan

fungsional pembimbing Kesehatan Kerja.

4. Tenaga S1 bidang lainnya yang terlatih keselamatan dan kesehatan kerja

konstruksi, keselamatan dan kesehatan kerja radiasi, dan keselamatan dan

kesehatan kerja kelistrikan, dan lain-lain.

5. Tenaga DIII/DIV jurusan/peminatan keselamatan dan kesehatan kerja atau

tenaga kesehatan lain yang terlatih K3RS atau jabatan fungsional pembimbing

Kesehatan Kerja.

2.3.4.4 Pemantauan dan Evaluasi kinerja K3RS

Rumah sakit harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS,

selanjutnya untuk mencapai sasaran harus dilakukan pencatatan, pemantauan,

evaluasi serta pelaporan. Penyusunan program K3RS difokuskan pada peningkatan

kesehatan dan pencegahan gangguan kesehatan serta pencegahan kecelakaan yang

dapat mengakibatkan kecelakaan personil dan cidera, kehilangan kesempatan

berproduksi, kerusakan peralatan dan kerusakan/gangguan lingkungan dan juga

diarahkan untuk dapat memastikan bahwa seluruh personil mampu menghadapi

keadaan darurat. Kemajuan program K3RS ini dipantau secara periodik guna dapat

ditingkatkan secara berkesinambungan sesuai dengan risiko yang telah teridentifikasi

30

dan mengacu kepada rekaman sebelumnya serta pencapaian sasaran K3RS yang lalu.

Penerapan inspeksi tempat kerja dengan persyaratan, antara lain:

1. Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.

2. Inspeksi dilaksanakan bersama oleh dan wakil organisasi/unit yang

bertanggung jawab di bidang K3RS dan wakil SDM Rumah Sakit yang telah

memperoleh orientasi dan/atau workshop dan/atau pelatihan mengenai

identifikasi potensi bahaya.

3. Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas ditempat yang

diperiksa.

4. Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada

saat inspeksi.

5. Laporan inspeksi diajukan kepada organisasi/unit yang bertanggung jawab di

bidang K3RS sesuai dengan kebutuhan.

6. Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya.

7. Pimpinan rumah sakit atau organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang

K3RS menetapkan penanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan perbaikan

dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi.

2.3.4.5 Peninjauan dan Peningkatan kinerja K3RS

Pimpinan rumah sakit harus melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadap

kinerja K3RS. Hasil peninjauan dan kaji ulang di tindak lanjuti dengan perbaikan

berkelanjutan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Kinerja K3RS dituangkan

31

dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun. Indikator kinerja K3RS

yang dapat dipakai antara lain:

A. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.

B. Menurunkan angka kecelakaan kerja.

C. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.

D. Meningkatnya produktivitas kerja rumah sakit.

Peninjauan dan Peningkatan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Rumah Sakit (K3RS) sebagaimana yang dimaksud meliputi :

1. Dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3

rumah sakit.

2. Dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan rencana,

dan pemantauan dan evaluasi.

3. Digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja K3RS.

4. Dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun.

32

2.4 Penelitian Terkait

No. Nama Judul Penelitian Hasil

1. Rizky Andrian

Sutrisno, Siswi

Jayanti, Bina

Kurniawan

Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Kepatuhan

Penggunaan Alat

Pelindung Diri Pada

Pekerja Pabrik Tahu

X Semarang

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa 65,7% responden patuh

terhadap penggunaan APD.

Berbasispada uji chi-square

menunjukkan bahwa variabel

yang berhubungan dengan

kepatuhan penggunaan APD

adalah pengetahuan (hal = 0,0)

dan sikap (p = 0,03). Sedangkan

variabel yang tidak

berhubungan dengan kepatuhan

penggunaan APD adalah umur

(hal= 0,918), supervisi (p =

0,49), aminitas (p = 1.000),

rekan kerja (p = 0,47) dan

ketersediaan APD (p = 0,45).

2. Rizka Ayu Zahra,

Santoso Ujang

Efendi, Nurul

Khairan

Kepatuhan

Menggunakan Alat

Pelindung (APD)

Ditinjau Dari

Pengetahuan Dan

Prilaku Petugas

Instalasi

Pemeliharaan Sarana

Dan Prasarana Di

Rumah Sakit (IPSRS)

Hasil penelitian menunjukkan

adanya korelasi antara

kepatuhan menggunakan Alat

Pelindung Diri APD

pengetahuan (p value = 0, 001),

dan perilaku (p value = 0, 006).

Pihak RSU'D diharapkan dapat

menerapkan Standar Prosedur

Operasional (SPO) yang lebth

tegas, melakukan pelatihan

tentang penggunaan APD, dan

meningka tan pengawasan

terhadap kepatuhan petugas

dalam menggunakan APD.

3. Eni Sulistyaningsih,

Fatma Siti Fatimah,

Anggi Napida

Anggraini

Faktor – Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Kepatuhan Perawat

Menggunakan (Apd)

Masker Respiratorik

Sesuai Standar

Operasional

Faktor intrinsik yang

berhubungan dengan kepatuhan

perawatmenggunakan APD

masker sesuai SOP dirumah

sakit Paru Respira Yogyakarta

adalah pengetahuan, dengan

tingkat pengetahuan tinggi

33

Prosedur (Sop) Di

Rumah Sakit Paru

Respira Yogyakarta

sebanyak 41 responden

(91,1%), dengan kepatuhan

menggunakan APD masker

respiratorik dinyatakan patuh 34

responden (75,5%) Faktor

ekstrinsik yang berhubungan

dengan kepatuhan perawat

menggunakan APD masker

sesuai SOP dirumah sakit Paru

Respira Yogyakarta adalah

kenyamanan APD yang

dikategorikan nyaman sebanyak

35 responden (77,8%), dengan

kepatuhan menggunakan APD

masker respiratorik dinyatakan

patuh 29 responden (64,4%).

4. Fajar Gumelar,

Denny Ardyanto

Hubungan Kepatuhan

Dan Pengetahuan

Tentang Apd Dengan

Safety Talk Di Unit

Maintenance

Perusahaan Semen

hasil terdapat hubungan antara

safety talk dengan kepatuhan (p

= 0,001) dan terdapat hubungan

antara safety talk dengan

pengetahuan tentang APD (p =

0,000).

5. Ina Permata Dewi,

Wiwiek R,

Adawiyah,Lantip

Rujito

Analisis Tingkat

Kepatuhan

Pemakaian Alat

Pelindung Diri

Mahasiswa Profesi

Dokter Gigi Di

Rumah Sakit Gigi

Dan Mulut Unsoed

Hasil Penelitian Menunjukkan

Bahwa Ada Hubungan Antara

Usia Dan Kepatuhan

Penggunaan APD

Dengan Nilai (P = 0,001).

Tidak Ada Korelasi Antara

Masa Kerja Dan Kepatuhan

Penggunaan APD

Dengan Nilai (P = 0,74). Ada

Hubungan Pengetahuan

Kepatuhan Penggunaan APD

Dengan Nilai (P = 0,008) Ada

Hubungan Sikap Terhadap

Kepatuhan Penggunaan APD

Dengan Nilai (P = 0,001). Ada

Hubungan Ketersediaan

Fasilitas Dengan Kepatuhan

Penggunaan APD Dengan Nilai

(P = 0,000). Ada Hubungan

Pelatihan Kepatuhan

34

Penggunaan APD Dengan Nilai

(P = 0,003). Ada Hubungan

Pengendalian Terhadap

Kepatuhan Penggunaan APD

Dengan Nilai (P = 0,001).

Kepatuhan Mahasiswa

Kedokteran Gigi RSGM

Unsoed Dalam Penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD)

Masih Harus Ditingkatkan

Dengan Sosialisasi Dan

Pengawasan Berkala Oleh

RSGM Unsoed Untuk

Melindungi Siswa Profesional

Dari Risiko Penularan Infeksi

Di Rumah Sakit.

6. Kartika Dyah Sertiya

Putri, Yustinus

Denny A.W

Analisis Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Kepatuhan

Menggunakan Alat

Pelindung Diri

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian

besar tenaga kerja patuh

menggunakan APD di tempat

kerja. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa

pendidikan (p = 0,005; r =

0,336) dan sikap terhadap

kebijakan (p = 0,045; r = 0,233)

sebagai faktor yang

berhubungan signifikan dengan

kepatuhan menggunakan APD

dan memiliki kuat hubungan

rendah. Umur (p = 1) masa

kerja (p = 1), pengetahuan (p =

0,483), motivasi (p = 1),

kepribadian (p = 0,464),

pelatihan (p = 0,559),

komunikasi (p = 0,72) dan

ketersediaan APD (p = 0,652)

tidak berhubungan dengan

kepatuhan menggunakan APD.

7. ( Ria

Anugrahwati,Nuraini

Hakim)

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan

Perawat Dalam

Hasil penelitian menunjukkan

karakteristik dari 80 responden

sebagian besar (75,0%) berjenis

kelamin perempuan. Sebagian

35

Melakukan Hand

Hygiene Five

Moments Di Rs.

Hermina Jatinegara

besar (75,0%) responden

berusia lebih dari 30 tahun.

Dari segi pendidikan, sebagian

besar (81,3%) diploma

keperawatan. Dan lama kerja

Dan dari segi lama kerja 11-20

tahun sebagian besar

(73,8%).Terdapat hubungan

yang bermakna antara usia,

jenis kelamin, lama kerja,

pengetahuan, ketersediaan

fasilitas, aturan dan lingkungan

sosial rumah sakit dengan

kepatuhan perawat dengan

melakukan hand hygiene five

moments five moments di RS.

36

2.5 Kerangka Teori

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2012)

Kepatuhan

Faktor Eksternal

1. Karakteristik Organisasi

2. Karakteristik Kelompok

3. Karakteristik Pekerja

4. Karakteristik Lingkungan

Faktor Internal

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Kemampuan

4. Motivas

5. Masa Kerja

6. Pendidikan

7. Umur

8. Jenis Kelamin

9. Lama Kerja

10. Pelatihan

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode

pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan. (Notoadmodjo, 2017).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Islam Sakit Ar Rasyid Palembang yang

berlokasi di Jl. HM. Saleh KM.7 No.2, Sukarami, Kec. Sukarami, Kota Palembang,

Sumatera Selatan 30961. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa

data yang diperlukan dalam penelitian ini tersedia serta belum pernah dilakukan

penelitian mengenai Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Program

Keselamatan di Rumah Sakit.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan Mei 2021 sampai dengan Juni tahun 2021.

38

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

(Nursalam, 2015).

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja tenaga medis perawat di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang yang berjumlah 105 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling. (Nursalam, 2015).

Besar sampel dalam penelitian ini dituntukan dengan menggunakan rumus

perhitungan besar sampel seperti dibawah ini (Notoadmodjo, 2010) :

Keterangan :

N : Besarnya Populasi

n : Besarya Sampel

d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan, yang digunakan yaitu sebesar 10 % atau 0,1

Adapun perhitungan sampel dalam penelitian ini yaitu :

39

Dari hasil perhitungan besaran sampel diatas, didapat jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu 52 pekerja yang terdiri dari pekerja tenaga medis

perawat.

3.3.3 Tekhnik Pengambilan Sampel

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Hardani et al., 2020).

Sebelum melakukan pengambilan sampel peneliti akan terlebih dahulu

membagi besar sampel yang akan diambil di setiap bidang baik medis maupun non

medis dengan memperhatikan besaran persentase staf dari setiap bidang, hal ini

maksudkan agar sampel yang dipilih dapat mewakili semua kelompok staf.

Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan

menggunakan kriteria yang sebulumnya telah disusun oleh peneliti untuk menjadi

40

syarat pengambilan sampel, kriteria yang dimaksud terdiri dari kriteria inklusi dan

eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini yaitu :

3.3.4 Kriteria Inklusi

1. Responden adalah pekerja tenaga medis perawat di Rumah Islam Sakit Ar

Rasyid Palembang.

2. Responden merupakan pekerja tenaga medis perawat Rumah Islam Sakit Ar

Rasyid Palembang yang hadir pada saat penelitian.

41

3.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS

Umur

Jenis Kelamin

Pendidikan

Masa Kerja

Lama Kerja

Pengetahuan

Pelatihan

42

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1

NO. Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur

dan Cara

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

1

Kepatuhan

Pelaksanaan

K3RS

Kepatuhan adalah suatu

perilaku manusia yang

taat terhadap aturan,

perintah, prosedur dan

disiplin. K3RS meliputi

kebijakan,perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi,

tinjauan ulang

berdasarkan Permenkes

No. 66 Tahun 2016

Wawancara

dan Ceklist

1. Patuh, jika skor

≥ 75%

2. Kurang patuh,

Jika skor < 75%

Ordinal

2. Umur Usia responden

terhitung berdasarkan

tanggal lahir

Kuesioner

1. Tua jika ≥ 50

tahun

2. Muda jika 15-

49 tahun

(Tarwaka, 2015)

Ordinal

3. Jenis

Kelamin

Ciri biologi yang

dimiliki oleh pekerja

yang dibedakan laki-

laki dan perempuan

Kuesioner

1. Laki-Laki

2. Perempuan

Nominal

4. Pendidikan Segala sesuatu usaha

untuk membina

keperibadan dan

mengembangkan

kemampuan manusia,

jasmani, dan rohani

yang berlangsung

seumur hidup, baik

didalam maupun diluar.

Kuesioner

1. Profesi Ners

2. D3

(Undang-Undang

No. 20 Tahun 2003)

Ordinal

5. Masa Kerja Masa kerja adalah suatu

kurun waktu atau

lamanya tenaga kerja

itu bekerja di suatu

tempat.

Kuesioner 1. ≥ 2 tahun

2. < 2 tahun

(Undang-Undang

Ketenagakerjaan No.

Ordinal

43

13 tahun 2003).

6. Lama Kerja Lama kerja adalah

jumlah waktu terpajan

faktor risiko. Lama

kerja dapat dilihat

sebagai menit dari jam

kerja/hari pekerja

terpajan risiko.

Kuesioner 1. ≥ 8 jam

2. < 8 jam

Ordinal

7. Pengetahuan Pemahaman responden

tentang kepatuhan

pelaksanaan K3RS

Kuesinoner 1. Baik, jika

nilai sikap

pengetahuan

≥ 75%

2. Kurang, jika

niai

pengetahuan

< 75 %

Ordinal

8. Pelatihan Kegiatan yang pernah

dilakukan untuk

menambah

keterampilan dan

pengetahuan pekerja

tentang

penerapan/pelaksanaan

K3RS yang

diselenggarakan oleh

pihak Rumah Sakit

maupun Pemerintah

Kuesioner 1. Pelatihan

2. Tidak

Pelatihan

Ordinal

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

(Notoatmojo, 2018). Berdasarkan empiris yang telah dikumpulkan oleh peneliti.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

44

3.5.1 Hipotesis Ha

1. Ada hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada pekerja di

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

3. Ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

4. Ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

5. Ada hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada

pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

6. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan K3 pada pekerja di

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

7. Ada hubungan antara pelatihan dengan pelaksanaan K3 pada pekerja di

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.

3.5 Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden.Dalam

penelitian ini untuk mendapatkan data primer peneliti menggunakan instrument

penlitian berupa kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan yang

diisi langsung oleh responden serta ceklist untuk mengukur tingkat penerapan K3RS

di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang.

45

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung berupa arsip atau dokumentasi kegiatan

yang ada di instansi terkait. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan oleh

peneliti adalah data penerapan K3RS yang diperoleh dari Rumah Sakit Islam Ar

Rasyid Palembang.

3.6 Pengelolahan Data

Menurut (Notoatmodjo, 2018). Proses pengelolahan data melalui tahap-tahap

sebagai berikut :

1. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng

”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

3. Memasukan data (Data Entry) atau Processing

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “code” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

“softwer” computer.

4. Pembersihan Data

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

46

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya,

kemudian dilakukan pemebentukan atau koreksi.

3.7 Analisi Data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis

bivariat sebagaimana yang dijelaskan di bawah ini :

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Fungsi analisis sebetulnya adalah

menyederhanakan atau meringkas kumpulan data dari hasil pengukuran sedemikian

rupa sehingga kumpulan data tersebut dapat berubah menjadi informasi yang

berguna. Peringkasan tersebut dapat berupah ukuran-ukuran statistik, table dan juga

grafik. (Notoatmodjo, 2012).

Pada umumnya analisis univariat ini hanya menghasilkan distribusi dan

frekuensi dari data variabel, sehingga dapat diperoleh gambaran distribusi frekuensi

dari tiap variabel.

Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

distribusi frekuensi dari data yang terdiri dari : identitas responden meliputi umur,

jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, lama pekerja, tingkat pengetahuan responden,

dan pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang.

47

3.7.2 Analisi Bivariat

Analisis bivariat adalah untuk mengetahuinya karakteristik atau distribusi

setiap variabel. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. (Notoatmodjo, 2018).

Dalam penelitian ini, analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk mencari

hubungan antar variabel independen (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja,

lama kerja) dengan variabel dependen kepatuhan pelaksanaan K3RS. Dengan

menggunakan uji statistic Chi-Square. Batas kemaknaan yang digunakan untuk

pengambilan keputusan statistik dilakukan dengan membandingkan p Value α = 0,05

atau 5%

a) Jika p Value ≤ α (0,05), maka Ha diterima menunjukan ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

b) Bila P Value > α (0,05), maka Ha ditolak menunjukkan tidak ada hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen.

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang

Gambar 4.1 Gedung Rumah Sakit

Yayasan Ar-Rasyid merupakan sebuah perkumpulan yang bergerak dibidang

social, keagamaan dan kemanusiaan dengan berlandaskan Al Qur‟an dan As Sunnah

dengan karakter tajdid senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dawah

amar ma‟ruf nahi munkar disegala bidang kehidupan sehingga menjadi rahmatan lil

alamin bagi kehidupan umat menuju terwujudnya masyarakat islam yang paripurna.

Salah satu bentuk perwujudan itu Yayasan adalah mendirikan Rumah Sakit Islam Ar

Rasyid.

48

49

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid merupakan amal usaha Yayasan Ar Rasyid

yang memiliki tanggung jawab untuk menjalankan visi dan misi perkumpulan bidang

kesehatan guna mendukung Sumatera Selatan sehat. Sebagai bentuk rasa tanggung

jawab akan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan khususnya Palembang Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid berkomitmen mendukung program kesehatan nasional,

regional, maupun lokal. Tentu hal ini memerlukan komitmen yang kuat dari semua

pemangku kepentingan.

Pada awalnya Rumah Sakit Islam Ar Rasyid yang terletak di Jalan Jln. Kol. H.

Burlian - HM. Saleh KM 7 Sukarami Palembang merupakan Klinik Holistic

Palembang, namun dalam perkembangannya keberadaan Klinik Holistic kurang

diminati masyarakat dan hanya mampu bertahan tidak lebih dari 2 tahun. Oleh

karenanya Yayasan mengubahnya menjadi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid dengan

maksud memberikan pelayanan kesehatan islami yang modern.

Mewujudkan kehendak Yayasan sebagai pembawa rahmat bagi lingkungan,

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid melakukan pengelolaan Rumah Sakit secara amanah,

professional, berkualitas, dan akuntabilitas serta menjadikan rumah sakit sebagai

perwujudan da‟wah perkumpulan dalam arti yang luas.

50

Gambar 4.2 Customer Service

Rumah Sakit Islam Ar Rasyid berkeinginan penyelenggaraan kesehatan

dengan mewujudkan nilai “PELAYANAN sebagai IBADAH”. Pelayanan

diwujudkan dengan melayani dengan ikhlas didukung sumber daya insani dan

fasilitas yang handal dengan membangun sinergi sebagai wujud menunaikan amanah

guna memberikan rasa nyaman bagi setiap pelanggan. Menyediakan sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi agar pelayanan mampu bersaing di era globalisasi. Menyelenggarakan

pelatihan, penelitian dan pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk

menghasilkan sumber daya insani yang memiliki kompetensi dan berakhlak mulia.

Kepercayaan dan dukungan masyarakat serta pemerintah bagi Rumah Sakit

Islam Ar Rasyid adalah harapan mutlak, sebagai perwujudan rahmat Allah SWT juga

sebagai wujud pencapaian perjuangan persyarikatan serta kerja keras seluruh

pimpinan yayasan AR RASYID. Disisi lain juga merupakan amanah yang harus

51

dipertahankan bahkan di masa yang akan datang wajib baik kualitas maupun

kuantitasnya. Oleh karena, dalam rangka akselerasi peningkatan kualitas pelayanan

tersebut, maka Rumah Sakit Islam Ar Rasyid terus melakukan pembenahan infra dan

supra struktur. Dalam konteks peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, maka

disusun statuta (Hospital By Laws) sebagai suatu pedoman umum serta arah

pembinaan dan pengembangan rumah sakit untuk menjawab tantangan dunia

kesehatan/teknologi di masa yang akan datang.

4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang

4.1.2.1 Visi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang

Menjadi rumah sakit kebanggaan umat islam yang memberikan pelayanan

secara islami, modern, profesional, yang berlandaskan semangat fastabikul khoirot

untuk mengamalkan perintah Allah ta'awanu‟alal birri wattaqwa dalam bidang

kesehatan.

4.1.2.2 Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang

1. Memberikan pelayanan kesehatan dan menyediakan tenaga medis yang islami

kompeten dalam bidangnya sesuai dengan standar pelayanan dan dapat

dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan tidak membedakan status

sosial.

2. Mengutamakan keselamatan pasien dan menciptakan lingkungan yang aman,

bersih dan sehat.

3. Menyediakan peralatan yang modern, canggih dan komputerized.

52

4. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga dapat

berperan dalam pengembangan dan kemajuan rumah sakit.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang berlaku saat ini sesuai dengan Permenkes Republik

Indonesia Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang pedoman organisasi Rumah

Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan, sebagaimana tercantum dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 4.1

Penjabaran Struktur Organisasi

No. Jabatan Nama

1. Ketua Yayasan H. Djuliar Rasyid

2. BPH H. Emil Rosmali, SE., MM., M.Hum

3. Direktur KOL (CKM)dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL.,

MARS

4. Satuan Pengawas

Internal

Endri Elfran Syahrul, B.Sc. PE

Diniarni Tisma, ST., MM

5. Direktur

Operasional

dr. Alfredo Armando Parensyah

6. Komite Farmasi

dan Terapi

dr. Tria Puji Kurnia Sunazki

7. Komite Medik dr. Novandra Abdillah Pratama, Sp.PD

8. Komite PMKP dr. Alfredo Armando Parensyah

9. Komite

Keperawatan

Nur Ariati, S.Kep.,M.Kep

10. Komite Nakes

Lainnya

Darsun, AMAK

11. Komite PPI dr. Ferdian Ristavy

12. K3RS Yulia , AMd,KL

13. Manajer Medis dr. Regina Noer Primalita

14. Manajer Mutu dr. Fitri Hidayati

15. Manajer

Penunjang Medis`

dr. Tria Puji Kurnia Sunazki

53

16. Manajer

Keperawatan

Hamzah Darmawan, S.Kep,Ners

17. Manajer

Keuangan

Aditiya Eka Nugraha, SE

18. Manajer SDM Yobby Oktariza, SKM

19. Manajer Umum Heru Prabowo, SE

20. Ka. Instalasi

Ranap

dr. Desi Dwi Putri

21. Ka. Instalasi Rajal

dan IGD

dr.Vindita Mentari

22. Ka. Instalasi

Rawat Khusus

dr. Ferdian Riztavy

23. Ka. Instalasi MCU dr. Erna Purbasari, MKK

24. Ka. Instalasi ICU dr. Meili Andriani, Sp.An

25. Case Manajer dr. Sylvia Pertiwi

26. Ketua Casemix dr. Siti Aisyah

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM AR RASYID

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

54

4.1.4 Jumlah Karyawan Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Tabel 4.2

Jumlah Seluruh Karyawan menurut Pendidikan dan Status

No.

Kualifikasi Pendidikan

Status

Jumlah Kontrak Non

Kontrak

Tetap

1. Tenaga Keperawatan

- S1 Keperawatan Ner s 26 7

- S1 Keperawatan 2 2

- D3 Keperawatan 64 21

- D3 Keperawatan Gigi

Sub Total 92 30

2. Tenaga Kebidanan 25 18

- D3 Kebinanan 2 0

- D4 Kebidanan 27 0 18 45

Sub Total

3. Tenaga Kesehatan

Masyarakat

0 0 1 1

- S1 Kesehatan

Masyarakat

3 0 0 3

- D3 Kesling 3 0 1 4

Sub Total

4. Tenaga Kefarmasian 2 0 2 4

- Apoteker 11 0 0 6

- S1 Farmasi 7 1 0 14

- D3 Farmasi 4 0 2 6

- Non AA 24 0 3 28

Sub Total

6. Tenaga Keteknisan Medis 4 0 2 6

- Radiografer 6 0 4 10

- Analis Kesehatan 10 0 1 28

- Perekam Medis 2 0 1 3

- Fisioterapi 22 0 8 30

Sub Total

55

4.1.4.1 Jumlah Dokter Rumah Sakit Islam Ar Rasyid

Tabel 4.3

Jumlah Dokter Menurut Spesialistik

NO SPESIALISTIK JUMLAH

1. Dokter Spesialis Obgyn 5 Dokter

2. Dokter Spesialis Anak 2 Dokter

3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 5 Dokter

4. Dokter Spesialis Bedah 4 Dokter

5. Dokter Spesialis Anastesi 5 Dokter

6. Dokter Spesialis Radiologi 1 Dokter

7. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi 1 Dokter

8. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 Dokter

9. Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1 Dokter

10. Dokter Spesialis Mata 3 Dokter

11. Dokter Spesialis THT 3 Dokter

12. Dokter Spesialis Syaraf 3 Dokter

13. Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa 1 Dokter

14. Dokter Spesialis Paru 1 Dokter

15. Dokter Sub Spesialis 2 Dokter

16. Dokter Umum 22 Dokter

17. Dokter Gigi 2 Dokter

56

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya univariat ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel.

4.2.1.1 Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pelaksanaan

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Kepatuhan Frekuensi Persentase (%)

1. Patuh 22 42,3

2. Tidak Patuh 30 57,7

Jumlah 52 100

Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 22

responden (42,3%) yang patuh, sementara 30 responden (57,7) diantaranya berada

pada tidak patuh.

4.2.1.2 Umur

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Umur Frekuensi Persentase (%)

1. Tua ≥ 50 tahun 9 17,3

2. Muda 15-49 tahun 43 82,7

Jumlah 52 100

57

Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 9

responden (17,3%) berada pada rentang umur ≥ 50 tahun, sementara 43 responden

(82,7) diantaranya berada pada rentang umur 15-49 tahun.

4.2.1.3 Jenis Kelamin

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Laki-laki 19 36,5

2. Perempuan 33 63,5

Jumlah 52 100

Berdasarkan table 4.6 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 19

responden (36,5%) berjenis kelamin laki-laki, sementara 33 responden (63,5%)

diantaranya berjenis kelamin perempuan.

4.2.1.4 Pendidikan

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. S1 Keperawatan Profesi

Ners

26 50,0

2. D3 26 50,0

Jumlah 52 100

Berdasarkan table 4.7 dapat dilihat bahwa, didapatkan hasil distribusi

frekuensi variabel tingkat pendidikan responden, yang menunjukan bahwa dari 52

responden terdapat 26 responden (50,0%) yang memiliki tingkat pendidikan S1

58

Keperawatan profesi ners, sementara 26 responden (50,0%) diantaranya memiliki

tingkat pendidikan D3.

4.2.1.5 Masa Kerja

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

1. ≥ 2 tahun 42 80,8

2. < 2 tahun 10 19,2

Jumlah 52 100

Berdasarkan table 4.8 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 42

responden (80,8%) yang telah berkerja ≥ 2 tahun, dan 10 reponden (19,2%) yang

berkerja selama < 2 tahun.

4.2.1.6 Lama Kerja

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Lama Kerja Frekuensi Persentase (%)

1. ≥ 8 Jam 23 44,2

2. < 8 Jam 29 55,8

Jumlah 52 100

Berdasarkan table 4.9 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 23

responden (44,2%) berkerja ≥ 8 Jam/hari, dan 29 responden 23 (55,8%) yang berkerja

selama < 8 Jam/hari.

59

4.2.1.7 Pengetahuan

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1. Baik jika nilai sikap

pengetahuan ≥ 75%

24 46,2

2. Kurang jika nilai sikap

pengetahuan < 75%

28 53,8

Jumlah 52 100

Berdasarkan table 4.10 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 24

responden (46,2%) baik sikap pengetahuan ≥ 75%, dan 28 responden (53,8%) kurang

baik sikap pengetahuan < 75%.

4.2.1.8 Pelatihan

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan

Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No. Pelatihan Frekuensi Persentase (%)

1. Pelatihan 12 23,1

2. Tidak pelatihan 40 76,9

Jumlah 52 100

Berdasarkan table 4.11 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 12

responden (23,1%) pelatihan dan 40 responden (76,9%) tidak pelatihan.

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, lama kerja, pengetahuan,

60

pelatihan) dengan variabel dependen (kepatuhan). Hubungan dua variabel ini di uji

dengan menggunakan Chi-square.

4.2.2.1 Hubungan Umur Dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.12

Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam

Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No Umur

Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total

p Value Patuh Tidak Patuh

n % n % N %

1 Tua 2 3,8 7 13,5 9 17,3 0,180

2 Muda 20 38,5 23 44,2 43 82,7

Total 22 42,3 30 57,7 52 100

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa responden dengan umur tua lebih

banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7 (13,5%),

sedangkan untuk responden dengan umur muda juga lebih banyak tidak patuh

terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23 (44,2%). Berdasarkan uji

statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,180. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS.

61

4.2.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.13

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No Jenis Kelamin

Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total

p Value Patuh Tidak Patuh

n % n % N %

1 Laki-laki 6 11,5 13 25,0 19 36,5 0,235

2 Perempuan 16 30,8 17 32,7 33 63,5

Total 22 43,3 30 57,7 52 100

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa untuk responden Laki-laki lebih

banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 13

(25,0%), sedangkan untuk responden perempuan juga lebih banyak tidak patuh

terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 17 (32,7). Berdasarkan uji

statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS.

62

4.2.2.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.14

Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No Pendidikan

Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total

p Value Patuh Tidak Patuh

n % n % N %

1 S1 12 23,1 14 26,9 25 50,0 0,575

2 D3 10 19,2 16 30,8 26 50,0

Total 22 42,3 30 57,7 52 100

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa untuk responden dengan

pendidikan S1 lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah

responden 14 (26,9%), sedangkan untuk responden dengan pendidikan D3 juga lebih

banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 16 (30,8).

Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,575 Hal ini

menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara Pendidikan

dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.

63

4.2.2.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.15

Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No Masa

Kerja

Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS Total p Value PR

Patuh Tidak Patuh

n % n % N %

1 ≥ 2

Tahun

15 28,8 27 51,9 42 80,8 0,049 0,238

2 < 2

Tahun

7 13,5 3 5,8 10 19,2

Total 22 42,3 30 57,7 52 100

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa untuk responden dengan masa

kerja ≥ 2 tahun lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah

responden 27 (51,9%), sedangkan untuk responden dengan masa kerja < 2 tahun lebih

banyak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7 (13,5).

Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,049 Hal ini

menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara masa kerja dengan

kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 0,238 artinya responden dengan

masa kerja ≥ 2 tahun 0,238 kali lebih tidak patuh untuk melaksanakan K3RS

dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 2 tahun.

64

4.2.2.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.16

Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No Lama Kerja

Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total

p Value Patuh Tidak Patuh

n % n % N %

1 ≥ 8 Jam 11 21,1 12 23,1 23 44,2 0,473

2 < 8 Jam 11 21,2 18 34,6 29 55,8

Total 22 42,3 30 57,7 52 100

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa untuk responden dengan lama

kerja ≥ 8 jam lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah

responden 12 (23,1%), sedangkan untuk responden dengan lama kerja < 8 jam juga

lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 18

(34,6). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,473

Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara lama kerja

dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.

65

4.2.2.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.17

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No Pengetahuan

Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS Total p

Value PR

Patuh Tidak Patuh

n % n % N %

1 Baik 17 32,7 7 13,5 24 46,2 0,001 11,171

2 Kurang Baik 5 9,6 23 44,2 28 53,8

Total 22 42,3 30 57,7 52 100

Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan

yang baik lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah

responden 17 (32,7%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik lebih

banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23 (44,2).

Berdasarkan uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini

menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pengetahuan dengan

kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,171 artinya responden dengan

pengetahuan yang baik 11,171 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS

dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan kurang baik.

66

4.2.2.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Tabel 4.18

Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah

Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021

No Pelatihan

Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS Total p

Value PR

Patuh Tidak Patuh

n % n % N %

1 Pelatihan 10 19,2 2 3,8 1

2

23,1 0,001 11,667

2 Tidak

Pelatihan

12 23,1 28 53,8 4

0

76,9

Total 22 42,3 30 57,7 5

2

100

Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa responden yang mengikuti

pelatihan lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah

responden 10 (19,2%), sedangkan responden yang tidak pelatihan lebih banyak tidak

patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 28 (53,8). Berdasarkan

uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,667, artinya responden yang mengikuti

pelatihan 11,667 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS dibandingkan dengan

responden yang tidak mengikuti pelatihan.

67

4.3. Pembahasan

4.3.1. Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan umur tua

lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7

(13,5%), sedangkan untuk responden dengan umur muda juga lebih banyak tidak

patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23 (44,2%).

Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,180. Hal ini

menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara umur dengan

kepatuhan pelaksanaan K3RS.

Menurut Tarwaka (2015) umur seseorang berbanding terbalik dengan kapastitas

fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun.

Bertambahnya umur akan diikuti penurunan kecepatan membedakan sesuatu dan

membuat keputusan, dengan demikian pengaruh umur harus selalu dijadikan

pertimbangan dalam memberikan pekerjaan pada seseorangan.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Andrian, dkk (2021) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur

dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Pabrik Tahu X

Semarang dengan p value sebesar 0,918 hal ini dikarenakan baik usia muda maupun

tua masih ada yang belum patuh dalam menggunakan APD. Hasil penelitian lain

yang juga sejalan disampaikan oleh Dwi, dkk (2017) yang menyatakan bahwa tidak

ada hubungan antara umur dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja rekanan

(PT X) di PT. Indonesia Power Up Semarang.

68

Namun, hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Permata, dkk (2019)

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara usia dan kepatuhan pemakaian

APD mahasiswa profesi Dokter Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsoed dengan

p value 0,001 hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia maka akan

semakin patuh seseorang dalam menggunakan APD.

Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait diatas, menurut

pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan

K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Tahun 2021 dikarenakan baik umur muda

maupun tua sama-sama memiliki kecenderungan untuk tidak patuh terhadap

pelaksanaan K3RS hal ini disebabkan oleh baik umur muda maupun tua sama-sama

belum menjadikan pelaksanaan K3RS ini sebagai sesuatu yang penting untuk

dilakukan sehingga masih banyak responden dari kedua kelompok umur tersebut

yang mengabaikan pelaksanaan K3RS.

4.3.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden Laki-laki

lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 13

(25,0%), sedangkan untuk re sponden perempuan juga lebih banyak tidak patuh

terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 17 (32,7). Berdasarkan uji

statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS.

69

Menurut Irdiasti (2017) perbedaan mendasarkan yang ada pada perempuan dan

laki-laki pada dasarnya hanya pada perbedaan fisik dimana laki-laki pada umumnya

memiliki perbedaan fisik 10% dibandingkan perempuan dan berdasarkan rekayasa

sistem kerja ergonomi ITB menunjukkan perbedaan 4% antara laki-laki dan

perempuan, hal ini tentu akan berpengaruh pada pembagian kerja yang melibatkan

kekuatan fisik.

Hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Anugrahwati, dkk (2019)

menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan

kepatuan perawat dalam melakukan hand hyegene five moments.

Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait di atas, menurut

pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid tahun 2021 dikarenakan dalam

melaksanakan K3RS baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memliki

kecenderungan untuk tidak patuh. Pelaksanaan K3RS sendiri bukanlah suatu kegiatan

yang membutuhkan kekuatan fisik tertentu dalam pelaksanaannya, jadi baik laki-laki

maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mematuhi semua kegiatan

yang termasuk dalam pelaksanaan K3RS dan hal itu juga berlaku sebaliknya baik

laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama besarnya untuk tidak

patuh.

4.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden dengan

pendidikan S1 lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah

70

responden 14 (26,9%), sedangkan untuk responden dengan pendidikan D3 juga lebih

banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 16 (30,8).

Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,575 Hal ini

menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara Pendidikan

dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan

kelompok yang diturunkan dari satu generasi ke generasi (Basyar, 2020). Pendidikan

sekarang menentukan luaskan pengetahuan seseorang diperbolehkan bekerja dalam

bidang kesehatan secara efektif dalam menentukan pemecahan masalah ditempat

kerja (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam

menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan

mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka

melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Anugrahwati (2019) yang menyatakan tidak ada hubungan bermakna anatara

pendidikan dengan kepatuan perawat dalam melakukan hand hyegene five moments.

Berdasarkan hasi penelitian, teori dan penelitian terkait diatas, menurut

pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS ini disebabkan oleh pendidikan seseorang pada dasarnya memang

mempengaruhi pola pikir dalam menghadapi pekerjaan sebagaimana yang

disampaikan di dalam Notoatmodjo (2012) namun bukan berarti akan diikuti oleh

71

perubahan perilaku. Dalam teori perubahan perilaku untuk mengubah perilaku

seseorang bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahun yang diperoleh dari pendidikan

tetapi juga dipengaruhi oleh sikap dan kebiasaan yang ditentukan oleh orang itu

sendiri. Jadi, meskipun orang tersebut memiliki pendidikan pada tingkat tertentu

namun bukan berarti akan diikuti dengan perilaku dalam hal ini kepatuhan terhadap

pelaksanaan K3RS.

4.3.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden dengan

masa kerja ≥ 2 tahun lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan

jumlah responden 27 (51,9%), sedangkan untuk responden dengan masa kerja < 2

tahun lebih banyak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7

(13,5). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,049

Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara masa kerja

dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 0,238 artinya responden

dengan masa kerja ≥ 2 tahun 0,238 kali lebih tidak patuh untuk melaksanakan K3RS

dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 2 tahun.

Menurut Andreson (2012) menyatakan seseorang yang telah lama bekerja

memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang lebih, secara teoritis masa kerja

yang lama tentunya akan menimbulkan suatu kejenuhan atau kebosanan dalam

bekerja. Sama halnya dengan responden yang melakukan pekerjaan yang sama setiap

hari dilakukan makan akan menimbulkan suatu kebosanan.

72

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh

Dyah, dkk (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja

dengan kepatuhan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Dwi, dkk (2017) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan

penggunaan APD pada pekerja rekanan (PT X) di PT. Indonesia Power Up

Semarang. Tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan

alat pelindung diri dimungkinkan karena faktor kebosanan.

Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait diatas, menurut

pendapat peneliti dalam kepatuhan pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar

Rasyid justru lebih banyak dilakukan oleh responden dengan masa kerja < 2 tahun.

Pekerja dengan masa kerja ≥ 2 tahun lebih banyak tidak patuh dikarenakan oleh

faktor kebosanan karena melakukan hal tersebut secara berulang-ulang yang pada

akhirnya berujung pada pengabaian.

4.3.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden dengan

lama kerja ≥ 8 jam lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan

jumlah responden 12 (23,1%), sedangkan untuk responden dengan lama kerja < 8 jam

juga lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden

18 (34,6). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,473

Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara lama kerja

dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.

73

Lama kerja adalah jumlah waktu terpajan faktor risiko, lama kerja dapat dilihat

sebagai menit dari jam kerja/hari pekerja terpajan risiko.

Hasil penelitian berbeda disampaikan oleh Anugrahwati (2019) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan

kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene five moments di RS. Hermina

Jatinegara.

Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait diatas menurut

pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS di RS Islam Ar Rasyid dikarenakan pada dasarkan dalam

mematuhi suatu peraturan tidak dipengaruhi oleh jam kerja seseorang. Peraturan

sudah seharusnya untuk dipatuhi sepanjang jam kerja, oleh karena itu tidak adanya

hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS dalam penelitian

ini dikarenakan setiap responden memiliki peluang yang sama untuk mengabaikan

peraturan tidak perduli seberapan lama jam kerja responden tersebut.

4.3.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan

pengetahuan yang baik lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan

jumlah responden 17 (32,7%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik

lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23

(44,2). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001.

Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,171 artinya responden

74

dengan pengetahuan yang baik 11,171 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS

dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan kurang baik.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior) Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan Anugrahwati (2019) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan

perawat dalam melakukan hand hygiene five moments di RS. Hermina Jatinegara.

Hasil penelitian lain yang sejalan juga disampaikan oleh Ayu, dkk (2017) yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap kepatuhan

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas instalasi pemeliharaan sarana

dan prasarana di Rumah Sakit.

Berdasarkan hasil penelitian, teori, dan penelitian terkait di atas, menurut

pendapat peneliti adanya hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Tahun 2021 di sebabkan oleh

responden yang memiliki pengetahuan yang baik akan menyadari pentingnya

75

pelaksanaan K3RS di tempat kerja, dengan adanya kesadaran tersebut akan diikuti

oleh perubahan perilaku untuk patuh terhadap pelaksanaan K3RS. Walaupun

berdasarkan distribusi frekuensi masih ada responden yang memiliki pengetahuan

baik namun tidak patuh akan tetapi jauh lebih sedikit jumlahnya jika dibandingkan

dengan responden yang memiliki pengetahuan baik yang patuh terhadap pelaksanaan

K3RS.

4.3.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengikuti

pelatihan lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah

responden 10 (19,2%), sedangkan responden yang tidak pelatihan lebih banyak tidak

patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 28 (53,8). Berdasarkan

uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan

bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,667, artinya responden yang mengikuti

pelatihan 11,667 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS dibandingkan dengan

responden yang tidak mengikuti pelatihan.

Menurut UU No.13 tahun 2003 Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan

untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi

kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan

keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerja.

76

Hasil penelitian di atas sejalan dengan Permata, dkk (2019) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan pelatihan dengan tingkat kepatuhan pemakaian Alat

Pelindung Diri (APD) pada mahasiswa profesi Dokter Gigi di RS GILUT Unsoed.

Hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Dwi, dkk (2017) menyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan kepatuhan

penggunaan APD pada pekerja rekanan (PT. X) di PT. Indonesia Power Up

Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait di atas, menurut

pendapat peneliti adanya hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan pelaksanaan

K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Tahun 2021 dikarenakan responden yang

telah mengikuti pelatihan akan memiliki pengetahuan dan pemahaman lebih baik

tentang pelaksanaan K3RS, dengan pengetahuan tersebut maka kesadaran akan

pentingnya pelaksanaan K3RS dan rasa tanggung jawab untuk melaksanakannya juga

akan meningkat.

77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Distribusi pekerja yang menerapkan kepatuhan pelaksanaan K3RS 22 pekerja

(42,3%) yang patuh, berumur tua yaitu sebanyak 9 pekerja (17,3%), pekerja

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 pekerja (36,5%), pekerja yang

mempunyai tingkat pendidikan S1 (Keperawatan Profesi Ners) sebanyak 26

pekerja (50,0%), pekerja mempunyai masa kerja yaitu sebanyak 42 pekerja

(80,8%) yang telah berkerja ≥ 2 tahun, pekerja yang mempunyai tingkat lama

kerja yaitu sebanyak 23 pekerja (44,2%) berkerja ≥ 8 Jam/hari, pekerja yang

mempunyai pengetahuan yaitu sebanyak 24 pekerja (46,2%) baik sikap

pengetahuan ≥ 75%, pekerja yang mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 12

pekerja (23,1%).

2. Distribusi frekuensi pekerja yang mematuhi kepatuhan pelaksanaan K3RS

sebanyak 22 pekerja (42,3%) yang patuh, sementara 30 pekerja (57,7)

diantaranya berada pada tidak patuh.

3. Tidak ada hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada

pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value

77

78

> α (0,05) yakni sebesar 0,180, hal ini menunjukkan bahwa secara statistik

tidak terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.

4. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan pelaksanaan

K3RS pada pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang

dengan p Value > α (0,05) yakni sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan bahwa

secara statistik tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan

kepatuhan pelaksanaan K3RS.

5. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS

pada pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p

Value > α (0,05) yakni sebesar 0,575 Hal ini menunjukkan bahwa secara

statistik tidak terdapat hubungan antara Pendidikan dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS.

6. Ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada

pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value

> α (0,05) yakni sebesar 0,049 Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik

terdapat hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS

dengan nilai PR = 0,238.

7. Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS

pada pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p

Value > α (0,05) yakni sebesar 0,473 Hal ini menunjukkan bahwa secara

statistik tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan

pelaksanaan K3RS.

79

8. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada

pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value

≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS

dengan nilai PR = 11,171.

9. Ada hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada

pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value

≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik

terdapat hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS

dengan nilai PR = 11,667.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Kepatuhan Pelaksanaan

K3RS maka penelitian memberikan saran sebagai berikut :

1. RS Islam Ar Rasyid dapat menyusun program pelatihan K3RS secara berkala

dan terjadwal kepada seluruh pekerja di Rumah Sakit bukan hanya pada

pekerja yang baru masuk.

2. Pengetahuan tentang K3RS oleh pekerja sangat berpengaruh terhadap

kepatuhan dalam melaksanakannya untuk itu RS Islam Ar Rasyid sebaiknya

memberikan panduan mengenai pelaksanaan K3RS ini kepada semua pekerja

dalam bentuk buku panduan (guidance book) dan panduan yang dipasang di

setiap area kerja sebagai bentuk sosialisasi pelaksanaan K3RS.

80

3. Melakukan evaluasi secara berkala mengenai pelaksanaan K3RS kepada

semua pekerja bukan hanya pekerja yang baru tetapi juga pekerja yang sudah

lama bekerja di RS Islam Ar Rasyid karena semakin lama masa kerja

berpontensi untuk mengabaikan kepatuhan dalam pelaksanaan K3RS.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrahwati, R., & Hakim, N. (2019).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan

Hand Hygiene Five Moments Di Rs. Hermina Jatinegara.Jurnal Ilmiah

Keperawatan Altruistik,2(1). https://doi.org/10.48079/vol2.iss1.28

Angkoso. 2012

Analsis Tingkat Risiko Ergonomi Berdasarkan Aspek Pekerjaan Pada Pekerja

Laundry Sektor Usaha Informasi Di Kecamatan Ciputat Timur Kota

Tanggerang Selatan. Skripsi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Andri Dwi Puji, Bina Kurniawan, S. J. (2017).

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat

Pelindung Diri Pada Pekerja Rekanan (Pt. X) Di Pt Indonesia Power Up

Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 5(5), 20–31.

Anggraeni, M. D., & Kiswara, E. (2011).

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Perpajakan Sunset Policy Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas Diponegoro.

Awliyawati, Dwi, F. (2015).

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Menerapkan

Pedoman Patient Safety Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal

Makassar. 2015, 1–239.

Basyar, S. (2020).

Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. Ri‟ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan,

5(01). Https://Doi.Org/10.32332/Riayah.V5i01.2306

Bina Husada, STIK. 2021

Panduan Penyusun Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Edisi Ke-

XIV. STIK Bina Husada, Palembang

Departemen Kesehatan RI, 2009

Kategori Usia. Dalam https://pdfcookie.com/documents/kategori-umur-

menurut-depkes-ri-1dvm08w10rly. Diakses Pada Tanggal 6 Mei 2021

Dewi, I. P., & , Wiwiek R. Adawiyah, L. R. (2019).

Analisis Tingkat Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri Mahasiswa

Profesi Dokter Gigi Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Unsoed.Jurnal

Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi, 21(4).

Https://Doi.Org/10.32424/Jeba.V21i4.1541

Fitri Dyah Anggraini. (2017).

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pemakaian Alat

Pelindung Diri (Apd) Pada Pekerja Kebersihan Sampah Di Tpa Kelurahan

Pojok Kota Kediri.

Hardani, dkk (2020).

Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Issue March).

Kemenkes RI, 2018

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018), Badan Litbangkes dan Humaniora,

Jakarta.

Khairiyah. (2015).

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Untuk

Menggunakan Alat Pelindung Diri Di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

13–91. Http://Repositori.Uin-Alauddin.Ac.Id/1691/

Lunenburg, F. C. (2012).

Performance Appraisal: Methods And Rating Errors. International Journal Of

Scholarly Academic Intellectual Diversity, 14(1), 1–9.

Nursalam, 2015.

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Jakarta :

Selemba Medika

Muhammad Iqbal, A Fachrin, S., & Saleh, L. M. (2020).

Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Kualitas Kerja Dengan Kinerja

Perawat Dalam Penerapan Sistem Keselamatan Pasien Di Rsud Sinjai Tahun

2020. Journal Of Aafiyah Health Research (Jahr), 1(2), 44–57.

Https://Doi.Org/10.52103/Jahr.V1i2.238

Permenkes No. 66 Tahun 2016

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

Permenkes No. 30 Tahun 2019

Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

Permenkes No. 1087 Tahun, 2010

Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit

Purnamasari, Suci, Tresna, 2017

Analisi Resiko Kecalakaan Kerja Pada Pekerja Pengelolahan Beras Di PT.

Belitang Panen Raya Palembang Tahun 2017. Skripsi STIK Bina Husada

Palembang.

Rijeki, S. 2018

Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. In

PusdikSDM Kesehatan.

Rikomah, Setya , Enti, 2017

Farmasih Rumah Sakit. CV. Budi Utama : Yogyakarta

Rizka Ayu, 2017. (N.D.).

Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung (Apd) Ditinjau Dari Pengetahuan

Dan Prilaku Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Di

Rumah Sakit (Ipsrs).

Samudra, Sari, Selfa, Khairunisa, 2019

Penilian Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Petugas Loundry

Di Rumah Sakit Pusri Palembang. Skripsi Universitas Sriwijaya. Palembang

Setiadi, N. (2013).

Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Graha

Ilmu.

Soekidjo, Notoadmojo, 2012

Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekidjo, Notoadmojo, 2010

Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekidjo, Notoadmojo, 2018

Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Tarwaka, 2015

Dasar-dasar pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan

Press : Surakarta.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Indonesia.

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Utami, U., Karimuna, S., & Jufri, N. (2017).

Hubungan Lama Kerja, Sikap Kerja Dan Beban Kerja Dengan

Muskuloskeletal Disorders (Msds) Pada Petani Padi Di Desa Ahuhu

Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe Tahun 2017. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Unsyiah, 2(6).

Widowati, Asih, 2018

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit. CV. Trans Info Media :

Jakarta

Zahra, M.U, 2020.

Manfaat Penerapan K3 Dalam Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit.

Osfpreprints, 1-10.

DOKUMENTASI PENELITI

LEMBAR KUESIONER

KUESIONER PENELITIAN

Saya Mahasiswa :

Nama : Hadi Rosidin

NPM : 17132011033

Jurusan : Kesehatan Masyarakat (STIK Bina Husadaa Palembang)

Peminatan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Jenjang : S1

Bertujuan untuk memberikan kuesioner sebagai tugas akhir (skripsi).

Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang Kepatuhan

Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja

Di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang Tahun 2021. Untuk itu, saya

mengharapkan agar Bapak/ Ibu dan Saudara/ saudari bersedia menjawab pertanyaan

yang telah diberikan oleh peneliti.

Kuesioner ini hanya untuk penelitian dan peneliti akan menjamin kerahasiaan

identitas dan jawaban dari Bapak/ Ibu dan Saudara/ saudari. Terima kasih atas

kesediaan dan kerjasamanya dalam menjawab kuesioner ini secara mandiri (masing-

masing).

Hormat Saya,

Peneliti

Form Persetujuan untuk menjawab pertanyaan kuesioner penelitian “Analisa

Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)

Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang Tahun 2021”.

Dengan ini saya menyatakan telah mengerti dan paham akan penjelasan

tentang pengisian kuesioner serta setuju untuk menjawab kuesioner penelitian yang

berjudul Analisa Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah

Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dan tanpa

paksaan dari siapapun.

Nomor Responden (diisi oleh peneiliti) :

Tanggal Pengisian (diisi oleh peneiliti) :

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Masa Kerja : (Tahun)

6. Lama Kerja : (Jam)

7. Pernah mengikuti Sosialisasi / Pelatihan K3 : (Ya/Tidak), Jika Ya sebutkan

pelatihan apa yang anda pernah ikuti:

a. …………………………………………………

b. …………………………………………………

c. …………………………………………………

Petunjuk!

Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom Ya/Tidak

Ya = 1

Tidak = 0

B. Pengetahuan

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda mengetahui tentang

kebijakan K3RS di RSI. Ar Rasyid

Palembang

2 Apakah anda mengetahui organisasi

K3RS di RSI. Ar Rasyid Palembang

3 Apakah anda mengetahui tujuan K3RS

di RSI. Ar Rasyid Palembang

4 Apakah anda memahami mengenai

informasi K3RS yang diberikan oleh

petugas K3RS di RSI. Ar Rasyid

Palembang

5 Apakah anda mengetahui simbol-

simbol K3RS beserta artinya

6 Apakah anda mengetahui jenis-jenis

bahaya yang memungkinkan untuk

terpapar ketika anda sedang bekerja

7 Apakah anda mengetahui standar Alat

Pelindung Diri (APD) yang harus

digunakan saat bekerja

8 Apakah anda mengetahui standar

hyegine sanitas yang harus diterapkan

saat bekerja

9 Sebagai seorang perawat, apakah anda

mengetahui Standar Operasional

Prosedur (SOP) sebelum melakukan

pekerjaan

10 Sebagai seorang perawat, apakah anda

mengetahui Standar Operasional

Prosedur (SOP) saat melakukan

pekerjaan

11 Sebagai seorang perawat, apakah anda

mengetahui Standar Operasional

Prosedur (SOP) setelah melakukan

pekerjaan

12 Apakah anda mengetahui jenis-jenis

limbah yang dihasilkan dari pekerjaan

yang anda lakukan dan cara

mengamankannya

13 Apakah anda memahami tata cara

pengelolaan limbah RS berbahaya

14 Apakah anda mengetahui tata cara

penggunaan alat keselamatan, contoh

APAR

15 Apakah anda mengerti tentang upaya

penyelamatan diri ketika di RS

terjadinya bahaya

16 Apakah mengetahui jalur evakuasi dan

titik kumpul yang ada di RSI. Ar

Rasyid Palembang

C. Kepatuhan

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda selalu datang tepat waktu

sesuai jadwal yang telah ditentukan

2 Apakah anda sebelum bekerja, anda

membaca atau mengenali

prosedur/proses kerja yang sudah

ditetapkan oleh RS

3 Apakah anda melakukan hyegiene

sanitasi sebelum dan setelah

melakukan pekerjaan

4 Apakah anda dalam melakukan

pekerjaan tidak sesuai dengan SOP

yang telah ditentukan

5 Apakah anda menggunakan APD

sesuai standar saat melakukan

pekerjaan

6 Apakah anda menggunakan alat-alat

dalam bekerja sesuai dengan prosedur

keselamatan

7 Apakah anda pada saat sebelum

bekerja, diberikan arahan oleh petugas

K3RS bagi setiap pekerja agar

bertindak dengan aman

8 Apakah anda pernah mendapatkan

pelatihan K3RS ditempat kerja

9 Apakah anda selalu mengikut

pelatihan sesuai dengan jadwal yang

diberikan oleh petugas K3RS

10 Pada saat menggunakan APD, anda

tidak mengguanakan jam tangan,

cincin, dan perihasan

11 Apakah anda melakukan pertolongan

pertama ketika mengalami kecelakaan

kerja sesuai dengan prosedur

12 Apakah anda pernah membuat

pencemaran lingkungan di area kerja

seperti membuang sampah organik dan

non organik di sembarang tempat

Sumber : Kristina Magdaria

Crosstabs

Notes

Output Created 21-JUN-2021

21:53:51

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File

52

Missing Value

Handling

Definition of Missing User-defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each

table are based on all

the cases with valid

data in the specified

range(s) for all

variables in each

table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Umur

Jenis_Kelamin

Pendidikan

Masa_kerja

Lama_Kerja

Pengetahuan

Pelatihan BY

Kepatuhan

/FORMAT=AVALUE

TABLES

/STATISTICS=CHISQ

KAPPA RISK

/CELLS=COUNT

EXPECTED ROW

COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND

CELL.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

Dimensions

Requested

2

Cells Available 524245

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur * Kepatuhan 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

JK * Kepatuhan 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Pendidikan *

Kepatuhan

52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Masa_kerja *

Kepatuhan

52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Lama_kerja *

Kepatuhan

52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Pengetahuan *

Kepatuhan

52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Pelatihan *

Kepatuhan

52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Umur * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan

Total Patuh

Tidak

Patuh

Umur Tua Count 2 7 9

Expected Count 3.8 5.2 9.0

% within Umur 22.2% 77.8% 100.0%

% within

Kepatuhan

9.1% 23.3% 17.3%

% of Total 3.8% 13.5% 17.3%

Muda Count 20 23 43

Expected Count 18.2 24.8 43.0

% within Umur 46.5% 53.5% 100.0%

% within

Kepatuhan

90.9% 76.7% 82.7%

% of Total 38.5% 44.2% 82.7%

Total Count 22 30 52

Expected Count 22.0 30.0 52.0

% within Umur 42.3% 57.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.799a 1 .180

Continuity Correctionb .941 1 .332

Likelihood Ratio 1.916 1 .166

Fisher's Exact Test .272 .167

Linear-by-Linear

Association

1.764 1 .184

N of Valid Cases 52

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 3,81.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard

Errora

Approximat

e Tb

Approximate

Significance

Measure of

Agreement

Kappa -.155 .106 -1.341 .180

N of Valid Cases 52

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Umur

(Tua / Muda)

.329 .061 1.766

For cohort Kepatuhan

= Patuh

.478 .135 1.690

For cohort Kepatuhan

= Tidak Patuh

1.454 .930 2.273

N of Valid Cases 52

JK * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan

Total Patuh

Tidak

Patuh

JK Laki-laki Count 6 13 19

Expected Count 8.0 11.0 19.0

% within JK 31.6% 68.4% 100.0%

% within

Kepatuhan

27.3% 43.3% 36.5%

% of Total 11.5% 25.0% 36.5%

Perempua

n

Count 16 17 33

Expected Count 14.0 19.0 33.0

% within JK 48.5% 51.5% 100.0%

% within

Kepatuhan

72.7% 56.7% 63.5%

% of Total 30.8% 32.7% 63.5%

Total Count 22 30 52

Expected Count 22.0 30.0 52.0

% within JK 42.3% 57.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.412a 1 .235

Continuity Correctionb .804 1 .370

Likelihood Ratio 1.435 1 .231

Fisher's Exact Test .261 .185

Linear-by-Linear

Association

1.385 1 .239

N of Valid Cases 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

8,04.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard

Errora

Approximat

e Tb

Approximate

Significance

Measure of

Agreement

Kappa -.164 .133 -1.188 .235

N of Valid Cases 52

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for JK

(Laki-laki /

Perempuan)

.490 .150 1.602

For cohort Kepatuhan

= Patuh

.651 .308 1.378

For cohort Kepatuhan

= Tidak Patuh

1.328 .847 2.084

N of Valid Cases 52

Pendidikan * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan

Total Patuh

Tidak

Patuh

Pendidika

n

S1 Count 12 14 26

Expected Count 11.0 15.0 26.0

% within

Pendidikan

46.2% 53.8% 100.0%

% within

Kepatuhan

54.5% 46.7% 50.0%

% of Total 23.1% 26.9% 50.0%

D3 Count 10 16 26

Expected Count 11.0 15.0 26.0

% within

Pendidikan

38.5% 61.5% 100.0%

% within

Kepatuhan

45.5% 53.3% 50.0%

% of Total 19.2% 30.8% 50.0%

Total Count 22 30 52

Expected Count 22.0 30.0 52.0

% within

Pendidikan

42.3% 57.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .315a 1 .575

Continuity Correctionb .079 1 .779

Likelihood Ratio .316 1 .574

Fisher's Exact Test .779 .390

Linear-by-Linear

Association

.309 1 .578

N of Valid Cases 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

11,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard

Errora

Approximat

e Tb

Approximate

Significance

Measure of

Agreement

Kappa .077 .137 .561 .575

N of Valid Cases 52

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Pendidikan (S1 / D3)

1.371 .455 4.136

For cohort Kepatuhan

= Patuh

1.200 .633 2.274

For cohort Kepatuhan

= Tidak Patuh

.875 .548 1.397

N of Valid Cases 52

Masa_kerja * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan

Total Patuh

Tidak

Patuh

Masa_kerj

a

≥ 2

tahun

Count 15 27 42

Expected Count 17.8 24.2 42.0

% within

Masa_kerja

35.7% 64.3% 100.0%

% within

Kepatuhan

68.2% 90.0% 80.8%

% of Total 28.8% 51.9% 80.8%

< 2

tahun

Count 7 3 10

Expected Count 4.2 5.8 10.0

% within

Masa_kerja

70.0% 30.0% 100.0%

% within

Kepatuhan

31.8% 10.0% 19.2%

% of Total 13.5% 5.8% 19.2%

Total Count 22 30 52

Expected Count 22.0 30.0 52.0

% within

Masa_kerja

42.3% 57.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 3.890a 1 .049

Continuity Correctionb 2.612 1 .106

Likelihood Ratio 3.887 1 .049

Fisher's Exact Test .075 .054

Linear-by-Linear

Association

3.815 1 .051

N of Valid Cases 52

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 4,23.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard

Errora

Approximat

e Tb

Approximate

Significance

Measure of

Agreement

Kappa -.195 .105 -1.972 .049

N of Valid Cases 52

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Masa_kerja (≥ 2

tahun / < 2 tahun)

.238 .054 1.059

For cohort Kepatuhan

= Patuh

.510 .287 .906

For cohort Kepatuhan

= Tidak Patuh

2.143 .810 5.671

N of Valid Cases 52

Lama_kerja * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan

Total Patuh

Tidak

Patuh

Lama_kerj

a

≥ 8 jam Count 11 12 23

Expected Count 9.7 13.3 23.0

% within

Lama_kerja

47.8% 52.2% 100.0%

% within

Kepatuhan

50.0% 40.0% 44.2%

% of Total 21.2% 23.1% 44.2%

< 8 jam Count 11 18 29

Expected Count 12.3 16.7 29.0

% within

Lama_kerja

37.9% 62.1% 100.0%

% within

Kepatuhan

50.0% 60.0% 55.8%

% of Total 21.2% 34.6% 55.8%

Total Count 22 30 52

Expected Count 22.0 30.0 52.0

% within

Lama_kerja

42.3% 57.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .515a 1 .473

Continuity Correctionb .189 1 .664

Likelihood Ratio .514 1 .473

Fisher's Exact Test .576 .332

Linear-by-Linear

Association

.505 1 .477

N of Valid Cases 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

9,73.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard

Errora

Approximat

e Tb

Approximate

Significance

Measure of

Agreement

Kappa .099 .138 .717 .473

N of Valid Cases 52

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Lama_kerja (≥ 8 jam /

< 8 jam)

1.500 .494 4.551

For cohort Kepatuhan

= Patuh

1.261 .670 2.371

For cohort Kepatuhan

= Tidak Patuh

.841 .518 1.364

N of Valid Cases 52

Pengetahuan * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan

Total Patuh

Tidak

Patuh

Pengetahua

n

Baik Count 17 7 24

Expected Count 10.2 13.8 24.0

% within

Pengetahuan

70.8% 29.2% 100.0%

% within

Kepatuhan

77.3% 23.3% 46.2%

% of Total 32.7% 13.5% 46.2%

Kurang Count 5 23 28

Expected Count 11.8 16.2 28.0

% within

Pengetahuan

17.9% 82.1% 100.0%

% within

Kepatuhan

22.7% 76.7% 53.8%

% of Total 9.6% 44.2% 53.8%

Total Count 22 30 52

Expected Count 22.0 30.0 52.0

% within

Pengetahuan

42.3% 57.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 14.859a 1 <,001

Continuity Correctionb 12.768 1 <,001

Likelihood Ratio 15.601 1 <,001

Fisher's Exact Test <,001 <,001

Linear-by-Linear

Association

14.573 1 <,001

N of Valid Cases 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

10,15.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard

Errora

Approximat

e Tb

Approximate

Significance

Measure of

Agreement

Kappa .533 .118 3.855 <,001

N of Valid Cases 52

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Pengetahuan (Baik /

Kurang)

11.171 3.021 41.308

For cohort Kepatuhan

= Patuh

3.967 1.721 9.141

For cohort Kepatuhan

= Tidak Patuh

.355 .186 .678

N of Valid Cases 52

Pelatihan * Kepatuhan

Crosstab

Kepatuhan

Total Patuh

Tidak

Patuh

Pelatiha

n

Ya Count 10 2 12

Expected Count 5.1 6.9 12.0

% within

Pelatihan

83.3% 16.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

45.5% 6.7% 23.1%

% of Total 19.2% 3.8% 23.1%

Tidak Count 12 28 40

Expected Count 16.9 23.1 40.0

% within

Pelatihan

30.0% 70.0% 100.0%

% within

Kepatuhan

54.5% 93.3% 76.9%

% of Total 23.1% 53.8% 76.9%

Total Count 22 30 52

Expected Count 22.0 30.0 52.0

% within

Pelatihan

42.3% 57.7% 100.0%

% within

Kepatuhan

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 42.3% 57.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 10.757a 1 .001

Continuity Correctionb 8.683 1 .003

Likelihood Ratio 11.169 1 <,001

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear

Association

10.550 1 .001

N of Valid Cases 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

5,08.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard

Errora

Approximat

e Tb

Approximate

Significance

Measure of

Agreement

Kappa .413 .120 3.280 .001

N of Valid Cases 52

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Pelatihan (Ya / Tidak)

11.667 2.214 61.481

For cohort Kepatuhan

= Patuh

2.778 1.624 4.751

For cohort Kepatuhan

= Tidak Patuh

.238 .066 .857

N of Valid Cases 52

Descriptives

Notes

Output Created 21-JUN-2021

21:57:21

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File

52

Missing Value

Handling

Definition of Missing User defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used All non-missing data

are used.

Syntax DESCRIPTIVES

VARIABLES=Kepatuh

an Umur

Jenis_Kelamin

Pendidikan

Masa_kerja

Lama_Kerja

Pengetahuan

Pelatihan

/STATISTICS=MEAN

SUM STDDEV MIN

MAX SEMEAN.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,01

Descriptive Statistics

N

Minim

um

Maxim

um Sum Mean

Std.

Deviation

Statisti

c

Statisti

c

Statisti

c

Statist

ic

Statist

ic

Std.

Error Statistic

Kepatuhan 52 1 2 82 1.58 .069 .499

Umur 52 1 2 95 1.83 .053 .382

JK 52 1 2 85 1.63 .067 .486

Pendidikan 52 1 2 78 1.50 .070 .505

Masa_kerja 52 1 2 62 1.19 .055 .398

Lama_kerja 52 1 2 81 1.56 .070 .502

Pengetahua

n

52 1 2 80 1.54 .070 .503

Pelatihan 52 1 2 92 1.77 .059 .425

Valid N

(listwise)

52

Frequencies

Notes

Output Created 21-JUN-2021

21:58:09

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File

52

Missing Value

Handling

Definition of Missing User-defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based

on all cases with valid

data.

Syntax FREQUENCIES

VARIABLES=Kepatuh

an Umur

Jenis_Kelamin

Pendidikan

Masa_kerja

Lama_Kerja

Pengetahuan

Pelatihan

/STATISTICS=MINIM

UM MAXIMUM

SEMEAN MEAN

MEDIAN

/BARCHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:06,94

Elapsed Time 00:00:03,20

Statistics

Kepatuha

n Umur JK

Pendidika

n

Masa_kerj

a

Lama_kerj

a

N Valid 52 52 52 52 52 52

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 1.58 1.83 1.63 1.50 1.19 1.56

Std. Error of

Mean

.069 .053 .067 .070 .055 .070

Median 2.00 2.00 2.00 1.50 1.00 2.00

Minimum 1 1 1 1 1 1

Maximum 2 2 2 2 2 2 \

Statistics

Pengetahuan Pelatihan

N Valid 52 52

Missing 0 0

Mean 1.54 1.77

Std. Error of Mean .070 .059

Median 2.00 2.00

Minimum 1 1

Maximum 2 2

Frequency Table

Kepatuhan

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Patuh 22 42.3 42.3 42.3

Tidak

Patuh

30 57.7 57.7 100.0

Total 52 100.0 100.0

Umur

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tua 9 17.3 17.3 17.3

Muda 43 82.7 82.7 100.0

Total 52 100.0 100.0

JK

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 19 36.5 36.5 36.5

Perempua

n

33 63.5 63.5 100.0

Total 52 100.0 100.0

Pendidikan

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid S1 26 50.0 50.0 50.0

D3 26 50.0 50.0 100.0

Total 52 100.0 100.0

Masa_kerja

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid ≥ 2

tahun

42 80.8 80.8 80.8

< 2

tahun

10 19.2 19.2 100.0

Total 52 100.0 100.0

Lama_kerja

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid ≥ 8 jam 23 44.2 44.2 44.2

< 8 jam 29 55.8 55.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 24 46.2 46.2 46.2

Kurang 28 53.8 53.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

Pelatihan

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 12 23.1 23.1 23.1

Tidak 40 76.9 76.9 100.0

Total 52 100.0 100.0