analisa kepatuhan pelaksanaan keselamatan dan - STIK Bina ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of analisa kepatuhan pelaksanaan keselamatan dan - STIK Bina ...
ANALISA KEPATUHAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) PADA
PEKERJA DI RUMAH SAKIT ISLAM
AR RASYID PALEMBANG
TAHUN 2021
Oleh
HADI ROSIDIN
17.13201.10. 33
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
ANALISA KEPATUHAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT (K3RS) PADA
PEKERJA DI RUMAH SAKIT ISLAM
AR RASYID PALEMBANG
TAHUN 2021
Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh
HADI ROSIDIN
17.13201.10. 33
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2021
ABSTRAK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 28 Juli 2021
HADI ROSIDIN
Analisa Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun
2021.
(xviii + 80 Halaman, 20 Tabel, 2 Bagan, 3 Gambar, 5 Lampiran)
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Potensi di Rumah Sakit selain
penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan kimia berbahaya, gas
anastesi, ganguan psikososial dan ergonomi. Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun
2018, untuk kasus kecelakaan kerja yang terjadi di rumah sakit secara nasional
sebesar 9,2%. Di RS Islam Ar Rasyid data kecelakaan kerja sampai di tahun 2021
terdapat kasus tertusuk jarum pada bulan januari.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kepatuhan pelaksanaan K3
pada pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam
penelitian berjumlah 52 orang yang merupakan perawat RS Islam Ar Rasyid dan
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui pengisian kuesioner, selanjutnya dilakukan
analisis menggunakan uji chi square dengan α = 5%.
Hasil penelitian ini didapatkan p value masing-masing variabel independen
terhadap kepatuhan pelaksanaan K3RS yaitu umur (p = 0,180), jenis kelamin (p =
0,225), pendidikan (p = 0,575), masa kerja (p = 0,049 OR = 0,238), lama kerja (p =
0,473), pengetahuan (p = 0,001 OR = 11.171) dan pelatihan (p = 0,001 OR = 11,667).
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara masa kerja,
pengetahuan dan pelatihan terhadap kepatuhan pelaksanaan K3RS di RS Islam Ar
Rasyid. Sedangkan variable umur, jenis kelamin, pendidikna dan lama kerja tidak
memiliki hubungan terhadap kepatuhan pelaksanaan K3RS. Disarankan kepada RS
Islam Ar Rasyid untuk Menyusun program pelatihan K3RS secara terjadwal,
memberikan buku panduan pelaksanaan K3RS kepada pekerja dan memasang
panduan K3RS disetiap area kerja serta mengevaluasi kepatuhan pelaksanaan K3RS
secara berkala kepada semua pekerja.
Kata kunci : Kepatuhan, K3RS
Daftar Pustaka : 35 (2003-2021)
iii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
PUBLIK HEALTH STUDY PROGRAM
Student Thesis, 28 July 2021
HADI ROSIDIN
Analysis of Compliance with the Implementation of Hospital Occupational
Safety and Health (K3RS) for Workers at the Ar Rasyid Islamic Hospital
Palembang in 2021.
(xviii + 80 Pages, 20 Tables, 2 Charts, 3 Images, 5 Attachments)
Hospital is a health service institution that provides complete individual health
services. Potential in the Hospital apart from infectious diseases there are also other
potential hazards, namely accidents (explosion, fire and other sources of injury),
radiation, hazardous chemicals, anesthetic gases, psychosocial and ergonomic
disturbances. Based on data from the 2018 Riskesdas, for cases of work accidents that
occurred in hospitals nationally, 9.2%. At the Ar Rasyid Islamic Hospital, the data on
work accidents until 2021 there were cases of needle sticks in January.
The purpose of this research is knowing the description of compliance with the
implementation of K3 for workers at the Ar Rasyid Islamic Hospital Palembang in
2021. This research is a quantitative research with a cross sectional approach. The
sample in this study amounted to 52 people who are nurses at the Islamic Hospital
ArRasyid and sampling using purposive sampling technique. Data collection in this
study was carried out through filling out questionnaires, then analyzed using the chi
square test with α = 5%.
The results of this study obtained the p value of each independent variable on
the compliance with the implementation of K3RS, namely age (p = 0.180), gender (p
= 0.225), education (p = 0.575), years of service (p = 0.049 OR = 0.238), length of
time work (p = 0.473), knowledge (p = 0.001 OR = 11.171) and training (p = 0.001
OR = 11.667).
The conclusion of this study is that there is a relationship between tenure,
knowledge and training on compliance with the implementation of K3RS in Ar
Rasyid Islamic Hospital. While the variables of age, gender, education and length of
work have no relationship to compliance with the implementation of K3RS. It is
recommended to Ar Rasyid Islamic Hospital to arrange a scheduled K3RS training
program, provide K3RS implementation guidebooks to workers and install K3RS
guidelines in each work area and evaluate K3RS implementation compliance
regularly to all workers.
Keywords : Compliance, K3RS
Bibliography : 35 (2003-2021)
iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS
BIODATA
Nama : Hadi Rosidin
Nomor Pokok Mahasiswa : 17132011033
Tempat/Tanggal Lahir : Lubuklinggau, 01 April 1999
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nomor Telpon : 08974496406
Email : [email protected]
Alamat : Jln. Tanjung Harapan Nusa Indah III, Kec Kalidoni,
Kel Bukit Sangkal
Nama Orang Tua :
Ayah : Edy Santoso
Ibu : Hartati
Email : [email protected]
No Hp : 08974496406
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 20 Kota Lubuklinggau Tamat Tahun 2010
2. SMP Negeri 38 Kota Palembang Tamat Tahun 2014
3. SMK Teknas Kota Palembang Tamat Tahun 2017
4. STIK Bina Husada Palembang Peminatan K3 Tahun 2017-2021
vii
PERSEMBAHAN DAN MOTO
Yang Utama Dari Segalanya ……
Kupersembahkan Karya Sederhana ini Kepada Orang yang sangat kukasihi
dan kusayangi :
Ibunda Hartati dan Ayahanda Edy Santoso Tercinta, sebagai bakti, hormat dan
rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada
ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta
kasih yang tiada terhingga, mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar
kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini langkah awal
untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna ku sadar, selama ini belum bisa
berbuat yang lebih. Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi
dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasihatiku
menjadi lebih baik. Terimakasih ibu….. ayah….
Adik-adiku Wisnu Wijaya, Keyza Putri Ramadhani, tiada yang paling
mengharukan saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tapi
hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terimakasih atas
doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku
persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan
selalu menjadi yang terbaik untuk kalian
Yth Bpk Dr. dr. H. Chairil Zaman, M.Sc terimakasih sebesar-besarnya atas
kebaikan yang bapak berikan, dedikasih, kasih sayang, kesabaran, dan
mengajarkan arti kehidupan didunia ini, serta selalu memberikan nasihat
kebaikan, bapak selalu menjadi motivasi didalam kehidupanku, agar hadi
disuatu hari nanti akan menjadi seperti bapak dan di suatu saat nanti hadi akan
melebihi bapak. Hanya karya kecil ini yang dapat hadi persembahkan, semoga
Allah balas semua kebaikan yang bapak berikan selama ini. Terimakasih Dr.
dr. H. Chairil Zaman, M.Sc …..
Motto :
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
(Al-Insyirah, 6-8).
viii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada Palembang.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Ersita, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Plt. Ketua STIK Bina Husada
Palembang.
2. Bapak Welly Suwandi, SKM, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi
ini.
3. Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat STIK Bina Husada Palembang, dan Ibu Maria Ulfah, SKM, MPH
selaku penguji dalam sidang skripsi.
4. Bapak Aden Haspradespa S.Pd, M.Pd selaku pembimbing akademik, selama
mengikuti pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang.
5. Bapak Yobby Oktariza, SKM selaku Manager SDM, dan kepada seluruh staf
pekerja RS Islam Ar Rasyid Palembang yang telah ikut serta dalam penelitian
ini.
ix
6. Kepada rekan-rekan aktivis kampus, terkhusus ADK & ADLPM. Teruslah
bergerak untuk kebaikan kampus bintang kita, lanjutkan tongak estafet
kebaikan ini, bergerak atau tergantikan.
Penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan yang ada pada penulis
skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun yang dapat memberikan
perubahan kearah yang lebih positif dalam proses pembelajaran di masa yang akan
datang
Palembang, 28 Juli 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ........................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................ iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ........................................................... vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ................................................................... viii
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................. 6
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
1.5.1 Bagi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ............................. 7
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada .................................................................. 7
1.5.3 Bagi Peneliti .................................................................................... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Teori Kepatuhan ....................................................................................... 9
2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan ............................................. 9
2.1.2 Konsep Kepatuhan ......................................................................... 9
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan ...................................... 11
2.2.1 Faktor Internal ................................................................................ 11
2.2.2 Faktor Eksternal ............................................................................. 19
2.3 K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Rumah Sakit........................ 20
2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3RS ........................................... 20
2.3.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan di Rumah Sakit ............ 20
2.3.3 Manfaat K3RS ................................................................................ 22
xi
2.3.4 K3RS Berdasarkan Permen No.66 Tahun 2016 .............................. 24
2.3.4.1 Penetapan Kebijakan K3RS ............................................... 26
2.3.4.2 Perencanaan K3RS ............................................................. 27
2.3.4.3 Pelaksanaan K3RS ............................................................. 28
2.3.4.4 Pemantaun atau Evaluasi Kinerja K3RS ............................ 29
2.3.4.5 Peninjauan atau Peningkatan Kinerja K3RS ...................... 30
2.4 Penelitian Terkait ...................................................................................... 32
2.5 Kerangka Teori.......................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 37
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 37
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 37
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 37
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 38
3.3.1 Populasi ............................................................................................ 38
3.3.2 Sampel .............................................................................................. 38
3.3.3 Tekhnik Pengambilan Sampel ......................................................... 39
3.3.4 Kriteria Inklusi ................................................................................. 40
3.4 Kerangka Konsep ..................................................................................... 41
3.5 Definisi Operasional................................................................................. 42
3.6 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 43
3.6.1 Hipotesis Ha ..................................................................................... 44
3.7 Pengumpulan Data ................................................................................... 44
3.7.1 Data Primer ...................................................................................... 44
3.7.2 Data Sekunder .................................................................................. 45
3.8 Pengolahan Data....................................................................................... 45
3.9 Analisis Data ............................................................................................ 46
3.9.1 Analisis Univariat ............................................................................ 46
3.9.2 Analisis Bivariat ............................................................................... 47
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ................. 48
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ......................... 48
4.1.2 Visi, Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang ..................... 51
4.1.2.1 Visi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .................. 51
4.1.2.2 Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .................. 51
4.1.3 Struktur Organisasi.......................................................................... 52
4.1.4 Jumlah Karyawan Rumah Sakit Islam Ar Rasyid ........................... 54
4.1.4.1 Jumlah Dokter Rumah Sakit Islam Ar Rasyid .................... 55
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................ 56
4.2.1 Analisis Univariat............................................................................ 56
4.2.1.1 Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ............................................ 56
xii
4.2.1.2 Umur ................................................................................... 56
4.2.1.3 Jenis Kelamin ....................................................................... 57
4.2.1.4 Pendidikan ............................................................................ 57
4.2.1.5 Masa Kerja ........................................................................... 58
4.2.1.6 Lama Kerja ........................................................................... 58
4.2.1.7 Pengetahuan ......................................................................... 59
4.2.1.8 Pelatihan ............................................................................... 59
4.2.2 Analisis Bivariat ............................................................................... 59
4.2.2.1 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS .... 60
4.2.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS .................................................................................... 61
4.2.2.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS ..................................................................................... 62
4.2.2.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS ..................................................................................... 63
4.2.2.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS ..................................................................................... 64
4.2.2.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS .................................................................................... 65
4.2.2.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS ..................................................................................... 66
4.3 Pembahasan ................................................................................................ 67
4.3.1 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ................. 67
4.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS .... 68
4.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ........ 69
4.3.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ........ 71
4.3.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ........ 72
4.3.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ...... 73
4.3.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS ............ 75
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................................. 77
5.2 Saran ......................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Penelitian Terkait ............................................................................................ 32
3.1 Definisi Operasional........................................................................................ 42
4.1 Penjabaran Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .. 52
4.2 Jumlah Seluruh Karyawan Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang........... 54
4.3 Jumlah Dokter Spesialistik Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang .......... 55
4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pelaksanan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 56
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 56
4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 57
4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 57
4.8 Distribusi Responden Bedasarkan Masa Kerja di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 58
4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ................................................................. 58
4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ............................................................... 59
4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pelatihan di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 ............................................................... 59
4.12 Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 60
4.13 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 61
4.14 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 62
4.15 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 63
4.16 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 64
4.17 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 65
xiv
4.18 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021 ................................................................................. 66
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori................................................................................................ 36
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 41
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Gedung Rumah Sakit ...................................................................................... 48
4.2 Customer Service ............................................................................................ 50
4.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid ........................................ 53
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1. Dokumentasi Penelitian
2. Lembar Kuesioner Penelitian
3. SPSS Penelitian
4. Surat Pengambilan Data Awal/Penelitian
5. Surat Keterangan Selesai Penelitian
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif ) dan
pencegahan (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat
pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. (Rikoham, 2017)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2019, yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dalam Undang Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 7
ayat 1 menyatakan bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian dan peralatan, yang mana
persyaratan-persyaratan tersebut harus memenuhi unsur K3 didalamnya. Pontensi-
potensi di Rumah Sakit selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalisasi listrik dan sumber-
sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas antesi,
ganguan psikososial dan ergonomi.
1
2
Menurut data International Labour Organization (ILO) 2013, setiap tahun
terjadi dari 250 juta kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, lebih dari 160 juta
pekerja menderita sakit yang disebebkan karena bahaya yang ada ditempat kerja.
Selain itu 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja juga menimbulkan dampak kerugian bagi
pekerja dan perusahaan atau tempat kerja, seperti kerugian uang karena harus
mengeluarkan biaya untuk pengobatan medis, kehilangan hari kerja, produksi
menjadi berkurang, kerusakan peralatan, dan pekerja bisa kehilangan
pekerjaanyabahkan nyawanya. (Samudra, 2019).
Diluar negeri USA : (per tahun) 5000 petugas kesehatan terinfeksi Hepatitis B
47 positif HIV dan setiap tahun 600.000-1.000.000 luka tusuk jarum dilaporkan
(diperkirakan lebih dari 60% tidak dilaporkan). (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (2015) tentang
siruasi kesehatan kerja tahun 2015, jumlah kasus kecelakaan akibat kerja yang terjadi
antara tahun 2011-2014 adalah sebesar 92.453 kasus dengan jumlah kasus paling
tinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 35.917 kasus. Sedangkan data untuk
kasus paling tinggi terjadi akibat kerja antara antara tahun 2011-2014 adalah 57.929
kasus tahun 2011, 60.322 kasus tahun 2012, 97.144 kasus tahun 2013, dan 40.694
kasus pada tahun 2014. Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa situasi kerja
di Indonesia masih belum baik.(Samudra, 2019).
Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2018, untuk kasus kecelakaan kerja
yang terjadi di tempat-tempat umum seperti rumah sakit secara nasional sebesar
3
9,2%, untuk provinsi Sulawesi Utara sebesar 8,3% dan kecelakan kerja yang terjadi di
Kota Kotamobagu sebesar 5% (Kemenkes RI, 2018)
Didalam hasil penelitian Muhammad Iqbal et al., (2020) menyebutkan bahwa
data kecelakaan di RSUD Sinjai pada tahun 2018 di ruang rawat inap terdapat
kecelakaan pasien yaitu kena pecah anampulan (17 kejadian), tertusuk jarum bekas
pakai (3 kejadian), jatuh dari kursi (3 kejadian), terpeleset karena lantai licin (2
kejadian), kena pecahan tehel (1 kejadian), terpleset dikamar mandi (1 kejadian),
pasien jatuh dari tempat tidur (1 kejadian), tertusuk pinset (1 kejadian)
Berdasarkan data-data yang ada insiden akut secara signifikan lebih besar
terjadi pada pekerja pekerja RS dibandingkan dengan seluruh pekerja di semua
kategori (jenis kelamin, ras, umur, dan status pekerja). Pekerja RS beresiko 1,5 kali
lebih besar dari golongan pekerja lain. Probalitas penularan HIV 4:1000. Risiko
penularan HBV setelah luka tusuk jarum suntik yang terkontaminasi HBV 27-37 :
100- (Gun 1983 ; Widowati, 2018)
Di indonesia upaya pencegahan terjadinya KAK dan PAK di rumah sakit
tertuang dalam Permenkes RI Nomor 6 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) menyatakan K3RS adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya
manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di
rumah sakit.
4
Dalam proses pelaksanaan, optimalnya penerapan K3RS di Rumah Sakit
sangat dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan dari semua pekerja yang terlibat di rumah
sakit tersebut. Kepatuhan pekerja dalam pelaksanaan K3RS berhubungan erat dengan
banyak faktor.Didalam penelitian yang dilakukan olehDewi et al., (2020)menyatakan
bahwa adanya hubungan antara usia, pengetahuan, sikap, fasilitas dan pelatihan
terhadap tingkat kepatuhan pekerja dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Rizka et al (2017), juga menyebutkan
bahwa kepatuhan petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di Rumah
Sakit (IPSRS) dalam menggunakan APD berhubungan erat dengan pengetahuan
petugas yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil penelitian Permata et al., (2019), menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara usia, ketersediaan fasilitas dan pelatihan
dengan kepatuhan. Di dalam penelitian lain juga disebutkan bahwa tingkatkepatuhan
pekerja berkaitan dengan umur, masa kerja, Pendidikan, dan pelatihan walaupun tidak
selalu menunjukkan hubungan yang signifikanDwi et al., (2017).
Berdasarkan hasil penelitian Anugrahwati & Hakim, (2019), menyatakan
bahwa tedapat hubungan yang singnifikan antara usia, jenis kelamin, lama kerja,
pengetahuan dan ketersediaan fasilitas.
RS Islam Ar Rasyid adalah salah satu Rumah Sakit Swasta yang ada di Kota
Palembang yang telah berdiri dari tanggal 5 Oktober 2015.Dalam perkembangan
hingga saat ini sudah banyak trobosan bidang Kesehatan yang telah dilakukan oleh
pihak Rumah Sakit. Hingga tahun 2021 pekerja RS Islam Ar Rasyid berjumlah 339.
5
Berdasarkan observasi data awal kecelakaan kerja terjadi dibulan Januari
sampai April 2021 data kecelakaan kasus tertusuk jarum pada bulan januari.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang sudah berjalan tetapi belum terlaksana secara maksimal karena adanya
transisi dari petugas K3RS lama dan berganti dengan petugas K3RS yang baru,
sehingga baru memulai kembali untuk menjalankan program-program K3RS di
semua bidang yang ada di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang. Dalam memulai
menjalankan program penerapan K3RS ini kepatuhan pekerja RS sangat berpengaruh
untuk optimalnya ketercapaian program.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang analisa kepatuhan pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja rumah sakit (K3RS) pada pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021.
1.2 Rumusan Masalah
Bahwa rumah sakit merupakan tempat pelayanan rawat inap bagi pasien-
pasien kemudian para pekerja harus menjaga K3RS, karena beresiko sakit penderita
cacat atau kematian, belum ada penelitian tentang pelaksanaan K3 bagi pekerja di
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang. Sehingga perlu diteliti tentang pelaksanaan
K3 pada pekerja Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana gambaran pelaksanaan K3 pada pekerja Rumah Sakit Islam Ar
Rasyid Palembang tahun 2021 ?
6
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran kepatuhan pelaksanaan K3 pada pekerja di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi karakteristik demografi pekerja di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
2. Diketahuinya distribusi frekuensi kepatuhan pelaksanaan K3 pada pekerja di
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
3. Diketahuinya hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada pekerja di
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
4. Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin responden dengan kepatuhan
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
5. Diketahuinya hubungan antara pendidikan responden dengan kepatuhan
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
6. Diketahuinya hubungan antara masa kerja responden dengan kepatuhan
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
7
7. Diketahuinya hubungan antara lama kerja responden dengan kepatuhan
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
8. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021..
9. Diketahuinya hubungan antara pelatihan responden dengan kepatuhan
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang
Bisa menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan
K3RS dalam upaya meminimalkan kecelakaan kerja yang terjadi di Rumah Sakit
Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021.
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada
Sebagai bahan pertimbangan terhadap apa yang telah didapat mahasiswa
selama mendapatkan pendidikan dan didalam teori praktek lapangan, serta menambah
pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya K3RS.
1.5.3 Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan
pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan serta sebagai penilaian terhadap
8
tingkat pengetahuan mahasiswa selama mendapatkan perkuliahan. Serta menambah
wawasan mahasiswa mengenai K3 pada umumnya dan K3RS pada khususnya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang
Tahun 2021. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2021.
Populasi di dalam penelitian ini adalah pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Palembang Tahun 2021. Analisa uji statistik dalam penelitian ini dengan uji Chi-
square.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Kepatuhan
2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Kepatuhan
Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah,
prosedur dan disiplin, (John Feri; Khairiyah, 2015).
Kepatuhan didefinisikan sebagai kesetiaan, ketaatan atau loyalitas. Kepatuhan
yang dimaksud disini adalah ketaatan dalam pelaksanaan prosedur tetap yang tealh
dibuat dan merupakan tingkat seseorang melaksanakan suatu cara atau berperilaku
sesuai dengan apa yang disarankan atau dibebeankan kepadanya. Kepatuhan adalah
istilah yang dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah
ditentukan, (Bastable; Khairiyah, 2015).
2.1.2 Konsep Kepatuhan
Kepatuhan adalah sikap patuh, ketaatan, sedangkan patuh adalah suka
menurut perintah/aturan (WHO; Awliyawati, Dwi, 2015).
Patuh adalah sikap positif individu yang ditujukkan dengan adanya perubahan
secara berarti sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Ketidak patuhan merupakan
suatu kondisi pada individu atau kelompok yang sebenernya mau melakukannya,
tetapi dapat dicegah untuk melakukannya oleh faktor-faktor yang menghalngi ketatan
terhadap anjuran.(Awliyawati, Dwi, 2015).
Pada tahap kepatuhan, individu mematuhi anjuran atau instruksi tanpa
kerelaan untuk melakukan tindakan tersebut dan seringkali karena ingin sekali
9
10
menghindari hukuman atau sanksi jika tidak memenuhi aturan, dan akan memperoleh
imbalan kalau mematuhi aturan tersebut. Biasanya perubahan yang terjadi merupakan
perubahan yang bersifat sementara selama ada pengawasan terhadap tindakan
tersebut, (Awliyawati, Dwi, 2015).
Menurut Lunenburg, 2012 teori kepatuhan (compliance theory) adalah sebuah
pendekatan terhadap struktur organisasi ysng mengintergrasikan ide-ide dari model
klasik dan partisipasi manajemen.
(Anggraeni & Kiswara, 2011) compliance diartikan sebagai sebuah kepatuhan
yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan
diri dari hukum yang dijatuhkan.
(Kelman ; Nuraini 2012 ; Anggraini, 2017) membedakan kualitas ketaatan
atau kepatuhan tehadap aturan dalam tiga jenis yaitu :
1. Ketaatan yang bersifat compliance, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu
aturan hanya ia takut terkena sanksi.
2. Ketaatan yang bersifat indentification, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu
atuaran hanya karna takut hubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak.
3. Ketaatan yang bersifat internalization, yaitu jika seseorang taat terhadap suatu
aturan tersebut materi dan spiritnya sesuai dengan nilai-nilai intrinsik yang
dianutnya.
Peraturan kurang berjalan efektif bila derajat ketaatanya hanya berkisar di
mencapai internalization berarti, kualitas efektifitas peraturan tersebut sudah sangat
11
tinggi, sehingga sistem perjalanan sesuai dengan aturan yang ada tanpa menekan
fungsional yang ketat.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Kepatuhan
Menurut (Setiadi ; Notoatmodjo 2012) faktor-faktor yang mempengaruhi
kepatuhan diantaran lain yaitu :
2.2.1 Faktor internal
a) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan kekayaan mental secara langsung atau tidak langsung
turut memperkaya kehidupan kita. Setiap pengetahuan mempunyai ciri-ciri
yang spesifik mengenai apa, bagaimana dan apa. Pengetahuan merupakan
fungsi dari sikap, menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar
untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk mengorganisasikan
pengalaman.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
Didalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa pengetahuan atau ranah
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
12
seseorang (overt behavior).Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan.
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) Sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu Ini merupakan kan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang ingin diketahui, dan dapat interprestasikan materi
tersebut secara benar. orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, Menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
13
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.penilaian-penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
b) Sikap
Sikap merupakan penentu dari perilaku karena keduanya berhubungan dengan
peresepsi, keperibadian, perasaan dan motivasi.Sikap merupakan keadaan
mental yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman,
menghasilkan pengaruh spesifik pada respon seseorang terhadap orang lain,
objek, situasi, yang berhubungan. Sikap merupakan pandangan awal
seseorang terhadap pekerjaan dan tingkat kesesuian antara individu dan
organisasi.
14
c) Kemampuan
Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas fisik atau mental.
Kemampuan seseorang pada umumnya stabil. Kemampuan merupakan faktor
yang dapat membedakan karyawan yang berkinerja tinggi dan kinerja rendah.
Kemampuan individu mempengaruhi karakteristik pekerjaan, perilaku,
tanggung jawab, pendidikan, dan memiliki hubungan secara nyata terhadap
kinerja pekerja. Seorang pimpinan harus berusaha menyesuaikan kemampuan
dan keterampilan seseorang dengan kepatuhan pekerjaan. Proses penyesuaian
ini penting karena tidak ada kepemimpinan, motivasi atau sumber daya
organisasi yang dapat mengatasi kekurangan kemampuan dan keterampilan
dapat diperbaiki melalui latihan atau pelatihan
d) Motivasi
Motivasi adalah konsep yang menggambarkan kondisi ekstrinsik yang
merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik ditopang oleh sumber
energi, yang disebut motif yang dapat diartikan sebagai kebutuhan, keinginan,
atau dorongan. Motivasi diukur dengan perilaku yang dapat diobservasi dan
dicatat.motivasi dapat mempengaruhi seseorang untuk melaksanakan suatu
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
e) Masa Kerja
Menurut (Andreson 2012 ; Anggraini, 2017) menyatakan seseorang yang
telah lama berkerja memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang lebih.
15
Undang-Undang Ketenaga Kerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 59 ayat 4
menjelaskan bahwah perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atau
jangka waktu tertentu dapat diadakan palinga lama 2 (dua) tahun dan hanya
boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)
tahun.
f) Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang diperoleh dari
bangku sekolah. Pendidikan sekarang menentukan luasnya pengetahuan
seseorang diperbolehkan bekerja dalam bidang kesehatan dan keselamatan
kerja dapat memberikan landasan yang mendasar sehingga memerlukan
partisipasi secara efektif dalam menentukan sendiri pemecahan masalah
ditempat kerja. (Notoatmodjo, 2012)
Pendikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke genarasi lalu
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, ataupun penelitian, pendidikan
sering terjadi di bawah bimbangan orang lain, tetapi juga memungkinkan
secara otodidak. (Basyar, 2020)
Tingkat pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 adalah :
1. Pendidikan dasar/rendah (SD-SMP/MTS)
2. Pendidikan menengah (SMA-SMK)
3. Pendidikan Tinggi (D3/S1)
16
Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam
menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan
juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang
diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.
Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia bahwa pekerja
dengan tingkat pendidikan rendah, seperti sekolah dasar atau bahkan tidak
pernah bersekolah akan berkerja dilapangan yang mengandalkan fisik. Hal ini
mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karena beban fisik yang berat
dapat mengakibatkan kelelahan yang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja.
Pendidikan adalah pendidikan formal yang memperoleh disekolah dan ini
sangat berpengaruh terhadap prilaku pekerja. Namun disamping pendidikan
formal, pendidikan non formal sepertinya penyuluhan dan pelatihan juga
dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaanya (Triwibowo ;
Purnamasari, 2017).
g) Umur
Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai batas
tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Menurut Tarwaka
2015, umur manusia dibagi menjadi dua yaitu umur muda ≤ 55 tahun dan
umur tua ≥ 55 tahun.Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar
25% kemampuan sensorimotoris menurun. Selanjutnya kemampuan fisik
seseorang yang berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur 25
17
tahun. Bertambahnya umur akan diikuti penurunan, V02 max, tajam
penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat
keputusan, dan kemampuan meningkat jangka pendek. Dengan demikian
pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan
pekerjaan pada seseorang, (Tarwaka, 2015).
Berikut kategori umur menurut Depkes RI (2009) :
1) Masa balita : 0-5 tahun
2) Masa kanak-kanak : 5-11 tahun
3) Masa remaja awal : 12-16 tahun
4) Masa remaja akhir : 17-25 tahun
5) Masa dewasa awal : 26-35 tahun
6) Masa dewasa akhir : 36-45 tahun
7) Masa lansia awal : 46-55 tahun
8) Masa lansia akhir : 56-65 tahun
9) Masa manula : > 65 tahun
h) Jenis Kelamin
Di usia dewasa, laki-laki pada umumnya lebih tinggi dari pada perempuan,
dengan perbedaan 10%. Namun perbedaaan ini tidak terlihat saat usia
pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan maksimum perempuan terjadi pada usia
sekitar 10-12 tahun. Pada usia ini, perempuan cenderung lebih tinggi dan
lebih berat dibanding laki-laki seusianya. Rekayasa sistem kerja ergonomi
ITB menunjukan perbedaan 4% antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-
18
laki, tingkat pertumbuhan maksimum terjadi pada usia sekitar 13-15 tahun.
Selain lebih tinggi dan lebih berat, pada umumnya tubuh laki-laki juga lebih
besar dibandingkan perempuan. Namun pada beberapa dimensi, perbedaan ini
tidak berarti seperti paha dan pinggul. Selain dalam hal ukuran, perbedaan
juga terlihat pada proporsi bagian-bagian tubuh dan postur tubuh. (Iridiasti ;
Purnamasari, 2017)
i) Lama Kerja
Lama kerja adalah jumlah waktu terpajan faktor risiko. Lama kerjadapat
dilihat sebagai menit dari jam kerja/hari pekerja terpajan risiko. Lama kerja
juga dapat dilihat sebagai pajanan/tahun faktor risiko atau karakteristik
pekerjaan berdasarkan faktor risikonya. (Utami et al., 2017)
Menurut Bird dalam Angkoso 2012, durasi didefinisikan sebai berikut :
1. Durasi singkat : Kurang 1 jam / hari.
2. Durasi Sedang : 1-2 jam / hari.
3. Durasi Lama : Lebih 2 jam / hari.
j) Pelatihan
Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivas, disiplin, sikap, dan etos kerja
pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan atau pekerja
19
2.2.2 Faktor Eksternal
a) Karakteristik Organisasi
Keadaan dari organisasi dan struktur organisasi ditentukan oleh filosofi dan
manajer organisasi tersebut. Keadaan organisasi dan struktur organisasi untuk
memotivasi atau gagal memotivasi perawat profesional untuk berpartisipasi
pada tingkat ekosisten sesuai dengan tujuan (Swanburg ; Subyantoro 2014 ;
Anggraini, 2017)
b) Karakteristik Kelompok
Kelompok adalah unit komunitas yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
memiliki suatu kesatuan dan pemikiran serta intergritas antara anggota yang
kuat. Karakteristik kelompok adalah adanya interaksi, adanya struktur,
kebersamaan, adanya tujuan, adanya susunan kelompok dan adanya
interdependensi. Anggota kelompok melaksanakan peran tugas, peran
pembentukan, pemeliharaan kelompok, dan peran individu interpersonal.
tekanan dari kelompok sangat mempengaruhi hubungan interpersonal dan
tingkat kepatuhan individu, karena individu terpaksa mengolah dan mengikuti
perilaku mayoritas kelompok meskipun sebenarnya individu tersebut tidak
menyetujuinya. (Rusman ; Anggraini, 2017).
c) Karakteristik Pekerja
Karakteristik pekerja adalah sifat yang berbeda antara pekerjaan yang satu
dengan lainnya yang bersifat khusus dan merupakan inti pekerjaan yang
berisikan sifat-sifat tugas yang ada di dalam semua pekerjaan serta dirasakan
20
para pekerja sehingga mempengaruhi sikap atau perilaku terhadap
pekerjaannya. (Swanburg ; Subyantoro 2014 ; Anggraini, 2017)
d) Karakteristik Lingkungan
Apabila perawat harus bekerja dalam lingkungan yang terbatas dan
berinteraksi secara konstan dan staf lain, pengunjung dan tenaga kesehatan
lain dapat menurunkan motivasi perawat terhadap pekerjaannya, dapat
menyebabkan stres dan menimbulkan kepenatan.
2.3 K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Rumah Sakit
2.3.1 Pengertian Sistem Manajemen K3RS
SMK3RS merupakan bagian dari sistem manajemen RS secara keseluruhan
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksaan, prosedur,
proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi perkembangan, penerapan,
pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang sehat, aman, efisien, dan produktif. (Rejeki, 2018)
2.3.2 Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan di Rumah Sakit
Menurutu Rejeki (2018) Rumah Sakit merupakan suatu industri jasa yang
padat karya, padat pakar, padat modal dan padat teknologi sehingga risiko terjadinya
penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) sangat tinggi,
oleh karena itu upaya K3 sudah menjadi suatu keharusan. Perlunya pelaksanaan K3 di
rumah sakit (K3RS) sebagai berikut.
21
1. Kebijakan Pemerintah tentang rumah sakit di Indonesia meningkatkan akses,
keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di rumah sakit.
2. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi K3 rumah sakit serta
tindak lanjut yang merujuk pada SK Menkes No. 432/Menkes/SK/IV/2007
tentang pedoman Manajemen K3 di rumah sakit dan OHSAS 18001 tentang
Standar Sistem Manajemen.
3. Sistem manajemen K3 rumah sakit adalah bagian dari sistem manajemen
rumah sakit.
4. Rumah sakit kompetitif di era global tuntutan pengelolaan program K3 di
rumah sakit (K3RS) semakin tinggi karena pekerja, pengunjung, pasien, dan
masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari
gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses
kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana
yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standar.
5. Tuntunan hukum terhadap mutu pelayanan rumah sakit semakin meningkat
dan tuntunan masyarakat mendapatkn pelayanan kesehatan yang terbaik.
6. Pelaksanaan K3 berkaitan dengan citra dan kelangsungan hidup rumah sakit.
7. Karakteristik rumah sakit, pelayanan kesehatan merupakan industri yang
„labor intensive’, padat modal, padat teknologi, dan padat pakar, bidang
pekerjaan dengan tingkat keterlibatan manusia yang tinggi, terbukanya akses
bagi pekerja rumah sakit dengan leluasa serta kegiatan yang terus menerus
setiap hari.
22
8. Beberapa isu K3 yang penting di rumah sakit yakni keselamatan pasien dan
pengunjung, K3 pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang berdampak terhadap keselamatan pasien dan
pekerja dan keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan.
9. Rumah sakit sebagai sistem pelayanan yang terintegritasi meliputi input,
proses dan output.
Input : Kebijakan SDM, fasilitas, sistem informasi, logistic obat/ reagensia/
peralatan, keuangan, dan lain-lain.
Proses : pelayanan rawat jalan dan rawat inap (in and out patient), IGD
(emergency), pelayanan kamar operasi, pemulihan yang dilaksanakan dengan
baik, benar, dan lain-lain.
Output : pelayanan prima (excellence medicine dan service)
2.3.3 Manfaat K3RS
Upaya penatalaksanaan K3RS didukung dengan peran dari tenaga kesehatan
maupun tenaga non kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan ( PMK ) No. 66 tahun 2016 pada pasal 2, menyatakan adapaun
yang menjadi tujuan pengaturan K3RS yaitu terselenggarakannya keselamatan dan
kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan bagi seluruh individu di rumah sakit, baik dari tenaga kesehatan,
tenaga non kesehatan dan pasien beserta keluarga pasien. (Zahra, 2020)
23
Menurut Zahra (2020) dalam penelitiannya Penerapan pada K3RS nantinya
juga dapat memberikan manfaat yang berguna, berikut ini merupakan manfaat yang
didapat K3RS diterapkan dalam suatu Rumah Sakit:
a. Adanya kecenderungan “Green Product” produk yang aman di bdaning
industry lain seperti halnya menjadi persyaratan dalam berbagai protes
transaksi, sehingga suatu produk menjadi semakin laris dan dicari masyarakat.
b. Rumah Sakit yang menerapkan keselamatan pasien akan lebih mendominasi
pasar jasa bagi Perusahaan-perusahaan dan Asuransi-asuransi dan
menggunakan Rumah Sakit tersebut sebagai provider kesehatan
karyawan/klien mereka, dan kemudian di ikuti oleh masyarakat untuk mencari
Rumah Sakit yang aman.
c. Kegiatan Rumah Sakit kan lebih memukuskan diri dalam kawasan
keselamatan pasien.
d. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
e. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.
f. Menurunnya biaya kesehatan dan asuransi.
g. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah
karena menurunnya pengajuan klaim.
h. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi
dan ras kepemilikan.
24
i. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.
j. Dan perusahaan juga dapat meningkatkan keuntungannya sebagai subtansi.
2.3.4 K3RS Berdasarkan Permen No. 66 Tahun 2016
Didalam peraturan pemerintah ini dijelaskan bahwa rumah sakit merupakan
tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit. Oleh karna itu peraturan ini dibuat dalam rangka
pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan keselamatan dan kesehatan
kerja di rumah sakit agar terciptanya kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat,
dan nyaman.Pengaturan K3RS bertujuan untuk terselenggaranya keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Rumah Sakit secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan. Regulasi ini sekaligus mencabut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit.
Permenkes No.66 Tahun 2016 memuat panduan yang sangat komprehensif
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 di rumah sakit. Regulasi ini diwajibkan
kepada rumah sakit yaitu yang melaksanakan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan
gawat darurat. Regulasi ini tidak hanya fokus kepada pasien (patient safety) tapi juga
25
ke seluruh manusia yang ada di rumah sakit seperti sumber daya manusia rumah sakit
(pekerja) serta pengunjung. Permenkes 66 Tahun 2016 berfokus pada penerapan yang
8 rencana K3RS yang meliputi: a). Manajemen risiko K3RS. b). Keselamatan dan
keamanan di Rumah Sakit. c). Pelayanan Kesehatan Kerja. d). Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja. e).
Pencegahan dan pengendalian kebakaran. f). pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari
aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja. g). pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan h). kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
atau bencana.
Dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan
keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit agar terciptanya kondisi Rumah
Sakit yang sehat, aman, selamat, dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah
Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit,
maka Rumah Sakit perlu menerapkan SMK3 Rumah Sakit. SMK3 Rumah Sakit
merupakan bagian dari sistem manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan. Ruang
lingkup SMK3 Rumah Sakit meliputi :
a. Penetapan kebijakan K3RS.
b. Perencanaan K3RS.
c. Pelaksanaan rencana K3RS.
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3RS, dan
26
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS.
2.3.4.1 Penetapan Kebijakan K3RS
Dalam pelaksanaan K3RS, pimpinan tertinggi rumah sakit harus berkomitmen
untuk merencanakan, melaksanakan, meninjau dan meningkatkan pelaksanaan K3RS
secara tersistem dari waktu ke waktu dalam setiap aktifitasnya dengan melaksanakan
manajemen K3RS yang baik.Rumah Sakit harus mematuhi hukum, peraturan, dan
ketentuan yang berlaku. Pimpinan Rumah Sakit termasuk jajaran manajemen
bertanggung jawab untuk mengetahui ketentuan peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku untuk fasilitas Rumah Sakit. Adapun komitmen Rumah
Sakit dalam melaksanakan K3RS diwujudkan dalam bentuk:
A. Penetapan kebijakan dan tujuan dari program k3rs secara tertulis kebijakan
dan tujuan K3RS ditetapkan oleh pimpinan tertinggi Rumah Sakit dan
dituangkan secara resmi dan tertulis. kebijakan tersebut harus jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh SDM Rumah Sakit baik manajemen,
karyawan, kontraktor, pemasok dan pasien, pengunjung, pengantar pasien,
tamu serta pihak lain yang terkait dengan tata cara yang tepat. Selain itu
semuanya bertanggung jawab mendukung dan menerapkan kebijakan
pelaksanaan K3RS tersebut, serta prosedur-prosedur yang berlaku di Rumah
Sakit selama berada di lingkungan Rumah Sakit. Kebijakan K3RS harus
disosialisasikan dengan berbagai upaya pada saat rapat pimpinan, rapat
koordinasi, rapat lainnya, spanduk, banner, poster, audiovisual, dan lain-lain.
27
B. Penetapan Organisasi K3RS Dalam pelaksanaan K3RS memerlukan
organisasi yang dapat menyelenggarakan program K3RS secara menyeluruh
dan berada di bawah pimpinan rumah sakit yang dapat menentukan kebijakan
rumah sakit. Semakin tinggi kelas rumah sakit umumnya memiliki tingkat
risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih besar karena semakin
banyak pelayanan, sarana, prasarana dan teknologi serta semakin banyak
keterlibatan manusia di dalamnya (sumber daya manusia Rumah Sakit,
pasien, pengunjung, pengantar, kontraktor, dan lain sebagainya).
Kebijakan K3RS sebagaimana yang dimaksud meliputi :
1. Ditetapkan secara tertulis dengan keputusan kepala atau direktur rumah
sakit dan disosialisasikan ke seluruh SDM Rumah Sakit.
2. Penetapan kebijakan dan tujuan dari program K3RS
3. Penetapan organisasi K3RS
4. Penetapan dukungan pendanaan, sarana, dan prasarana.
2.3.4.2 Perencanaan K3RS
Program K3RS dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dan
merupakan bagian pengendalian risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adapun
pelaksanaan K3RS meliputi:
1. Manajemen risiko K3RS.
2. Keselamatan dan keamanan di rumah sakit.
3. Pelayanan kesehatan kerja.
28
4. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja.
5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran.
6. Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja.
7. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja; dan
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana. Pelaksanaan K3RS
tersebut harus sesuai dengan standar K3RS.
2.3.4.3 Pelaksanaan K3RS
Pelaksanaan rencana K3RS harus didukung oleh sumber daya manusia di
bidang K3RS, sarana dan prasarana, dan anggaran yang memadai.Sumber daya
manusia di bidang K3RS merupakan suatu komponen penting pada pelaksanaan
K3RS karena sumber daya manusia menjadi pelaksana dalam aktivitas manajerial dan
operasional pelaksanaan K3RS. Elemen lain di rumah sakit, seperti sarana, prasarana
dan modal lainnya, tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya campur tangan
dari sumber daya manusia K3RS. Oleh karena itu sumber daya manusia K3RS
menjadi faktor penting agar pelaksanaan K3RS dapat berjalan secara efisien, efektif
dan berkesinambungan. Adapun sumber daya K3RS meliputi:
1. Tenaga S2 di bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja, atau S2 bidang
kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan tambahan tentang K3RS atau
jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja.
29
2. Tenaga dokter spesialis okupasi atau dokter kesehatan kerja atau dokter umum
yang terlatih kesehatan kerja dan diagnosis penyakit akibat kerja.
3. Tenaga kesehatan masyarakat S1 jurusan/peminatan keselamatan dan
kesehatan kerja atau tenaga kesehatan lain yang terlatih K3RS atau jabatan
fungsional pembimbing Kesehatan Kerja.
4. Tenaga S1 bidang lainnya yang terlatih keselamatan dan kesehatan kerja
konstruksi, keselamatan dan kesehatan kerja radiasi, dan keselamatan dan
kesehatan kerja kelistrikan, dan lain-lain.
5. Tenaga DIII/DIV jurusan/peminatan keselamatan dan kesehatan kerja atau
tenaga kesehatan lain yang terlatih K3RS atau jabatan fungsional pembimbing
Kesehatan Kerja.
2.3.4.4 Pemantauan dan Evaluasi kinerja K3RS
Rumah sakit harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS,
selanjutnya untuk mencapai sasaran harus dilakukan pencatatan, pemantauan,
evaluasi serta pelaporan. Penyusunan program K3RS difokuskan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan gangguan kesehatan serta pencegahan kecelakaan yang
dapat mengakibatkan kecelakaan personil dan cidera, kehilangan kesempatan
berproduksi, kerusakan peralatan dan kerusakan/gangguan lingkungan dan juga
diarahkan untuk dapat memastikan bahwa seluruh personil mampu menghadapi
keadaan darurat. Kemajuan program K3RS ini dipantau secara periodik guna dapat
ditingkatkan secara berkesinambungan sesuai dengan risiko yang telah teridentifikasi
30
dan mengacu kepada rekaman sebelumnya serta pencapaian sasaran K3RS yang lalu.
Penerapan inspeksi tempat kerja dengan persyaratan, antara lain:
1. Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
2. Inspeksi dilaksanakan bersama oleh dan wakil organisasi/unit yang
bertanggung jawab di bidang K3RS dan wakil SDM Rumah Sakit yang telah
memperoleh orientasi dan/atau workshop dan/atau pelatihan mengenai
identifikasi potensi bahaya.
3. Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas ditempat yang
diperiksa.
4. Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada
saat inspeksi.
5. Laporan inspeksi diajukan kepada organisasi/unit yang bertanggung jawab di
bidang K3RS sesuai dengan kebutuhan.
6. Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya.
7. Pimpinan rumah sakit atau organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang
K3RS menetapkan penanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan perbaikan
dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi.
2.3.4.5 Peninjauan dan Peningkatan kinerja K3RS
Pimpinan rumah sakit harus melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadap
kinerja K3RS. Hasil peninjauan dan kaji ulang di tindak lanjuti dengan perbaikan
berkelanjutan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Kinerja K3RS dituangkan
31
dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun. Indikator kinerja K3RS
yang dapat dipakai antara lain:
A. Menurunkan absensi karyawan karena sakit.
B. Menurunkan angka kecelakaan kerja.
C. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja.
D. Meningkatnya produktivitas kerja rumah sakit.
Peninjauan dan Peningkatan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS) sebagaimana yang dimaksud meliputi :
1. Dilakukan untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3
rumah sakit.
2. Dilakukan terhadap penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan rencana,
dan pemantauan dan evaluasi.
3. Digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja K3RS.
4. Dituangkan dalam indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun.
32
2.4 Penelitian Terkait
No. Nama Judul Penelitian Hasil
1. Rizky Andrian
Sutrisno, Siswi
Jayanti, Bina
Kurniawan
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kepatuhan
Penggunaan Alat
Pelindung Diri Pada
Pekerja Pabrik Tahu
X Semarang
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 65,7% responden patuh
terhadap penggunaan APD.
Berbasispada uji chi-square
menunjukkan bahwa variabel
yang berhubungan dengan
kepatuhan penggunaan APD
adalah pengetahuan (hal = 0,0)
dan sikap (p = 0,03). Sedangkan
variabel yang tidak
berhubungan dengan kepatuhan
penggunaan APD adalah umur
(hal= 0,918), supervisi (p =
0,49), aminitas (p = 1.000),
rekan kerja (p = 0,47) dan
ketersediaan APD (p = 0,45).
2. Rizka Ayu Zahra,
Santoso Ujang
Efendi, Nurul
Khairan
Kepatuhan
Menggunakan Alat
Pelindung (APD)
Ditinjau Dari
Pengetahuan Dan
Prilaku Petugas
Instalasi
Pemeliharaan Sarana
Dan Prasarana Di
Rumah Sakit (IPSRS)
Hasil penelitian menunjukkan
adanya korelasi antara
kepatuhan menggunakan Alat
Pelindung Diri APD
pengetahuan (p value = 0, 001),
dan perilaku (p value = 0, 006).
Pihak RSU'D diharapkan dapat
menerapkan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang lebth
tegas, melakukan pelatihan
tentang penggunaan APD, dan
meningka tan pengawasan
terhadap kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD.
3. Eni Sulistyaningsih,
Fatma Siti Fatimah,
Anggi Napida
Anggraini
Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kepatuhan Perawat
Menggunakan (Apd)
Masker Respiratorik
Sesuai Standar
Operasional
Faktor intrinsik yang
berhubungan dengan kepatuhan
perawatmenggunakan APD
masker sesuai SOP dirumah
sakit Paru Respira Yogyakarta
adalah pengetahuan, dengan
tingkat pengetahuan tinggi
33
Prosedur (Sop) Di
Rumah Sakit Paru
Respira Yogyakarta
sebanyak 41 responden
(91,1%), dengan kepatuhan
menggunakan APD masker
respiratorik dinyatakan patuh 34
responden (75,5%) Faktor
ekstrinsik yang berhubungan
dengan kepatuhan perawat
menggunakan APD masker
sesuai SOP dirumah sakit Paru
Respira Yogyakarta adalah
kenyamanan APD yang
dikategorikan nyaman sebanyak
35 responden (77,8%), dengan
kepatuhan menggunakan APD
masker respiratorik dinyatakan
patuh 29 responden (64,4%).
4. Fajar Gumelar,
Denny Ardyanto
Hubungan Kepatuhan
Dan Pengetahuan
Tentang Apd Dengan
Safety Talk Di Unit
Maintenance
Perusahaan Semen
hasil terdapat hubungan antara
safety talk dengan kepatuhan (p
= 0,001) dan terdapat hubungan
antara safety talk dengan
pengetahuan tentang APD (p =
0,000).
5. Ina Permata Dewi,
Wiwiek R,
Adawiyah,Lantip
Rujito
Analisis Tingkat
Kepatuhan
Pemakaian Alat
Pelindung Diri
Mahasiswa Profesi
Dokter Gigi Di
Rumah Sakit Gigi
Dan Mulut Unsoed
Hasil Penelitian Menunjukkan
Bahwa Ada Hubungan Antara
Usia Dan Kepatuhan
Penggunaan APD
Dengan Nilai (P = 0,001).
Tidak Ada Korelasi Antara
Masa Kerja Dan Kepatuhan
Penggunaan APD
Dengan Nilai (P = 0,74). Ada
Hubungan Pengetahuan
Kepatuhan Penggunaan APD
Dengan Nilai (P = 0,008) Ada
Hubungan Sikap Terhadap
Kepatuhan Penggunaan APD
Dengan Nilai (P = 0,001). Ada
Hubungan Ketersediaan
Fasilitas Dengan Kepatuhan
Penggunaan APD Dengan Nilai
(P = 0,000). Ada Hubungan
Pelatihan Kepatuhan
34
Penggunaan APD Dengan Nilai
(P = 0,003). Ada Hubungan
Pengendalian Terhadap
Kepatuhan Penggunaan APD
Dengan Nilai (P = 0,001).
Kepatuhan Mahasiswa
Kedokteran Gigi RSGM
Unsoed Dalam Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD)
Masih Harus Ditingkatkan
Dengan Sosialisasi Dan
Pengawasan Berkala Oleh
RSGM Unsoed Untuk
Melindungi Siswa Profesional
Dari Risiko Penularan Infeksi
Di Rumah Sakit.
6. Kartika Dyah Sertiya
Putri, Yustinus
Denny A.W
Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kepatuhan
Menggunakan Alat
Pelindung Diri
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian
besar tenaga kerja patuh
menggunakan APD di tempat
kerja. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa
pendidikan (p = 0,005; r =
0,336) dan sikap terhadap
kebijakan (p = 0,045; r = 0,233)
sebagai faktor yang
berhubungan signifikan dengan
kepatuhan menggunakan APD
dan memiliki kuat hubungan
rendah. Umur (p = 1) masa
kerja (p = 1), pengetahuan (p =
0,483), motivasi (p = 1),
kepribadian (p = 0,464),
pelatihan (p = 0,559),
komunikasi (p = 0,72) dan
ketersediaan APD (p = 0,652)
tidak berhubungan dengan
kepatuhan menggunakan APD.
7. ( Ria
Anugrahwati,Nuraini
Hakim)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Kepatuhan
Perawat Dalam
Hasil penelitian menunjukkan
karakteristik dari 80 responden
sebagian besar (75,0%) berjenis
kelamin perempuan. Sebagian
35
Melakukan Hand
Hygiene Five
Moments Di Rs.
Hermina Jatinegara
besar (75,0%) responden
berusia lebih dari 30 tahun.
Dari segi pendidikan, sebagian
besar (81,3%) diploma
keperawatan. Dan lama kerja
Dan dari segi lama kerja 11-20
tahun sebagian besar
(73,8%).Terdapat hubungan
yang bermakna antara usia,
jenis kelamin, lama kerja,
pengetahuan, ketersediaan
fasilitas, aturan dan lingkungan
sosial rumah sakit dengan
kepatuhan perawat dengan
melakukan hand hygiene five
moments five moments di RS.
36
2.5 Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2012)
Kepatuhan
Faktor Eksternal
1. Karakteristik Organisasi
2. Karakteristik Kelompok
3. Karakteristik Pekerja
4. Karakteristik Lingkungan
Faktor Internal
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kemampuan
4. Motivas
5. Masa Kerja
6. Pendidikan
7. Umur
8. Jenis Kelamin
9. Lama Kerja
10. Pelatihan
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode
pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. (Notoadmodjo, 2017).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Islam Sakit Ar Rasyid Palembang yang
berlokasi di Jl. HM. Saleh KM.7 No.2, Sukarami, Kec. Sukarami, Kota Palembang,
Sumatera Selatan 30961. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa
data yang diperlukan dalam penelitian ini tersedia serta belum pernah dilakukan
penelitian mengenai Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Program
Keselamatan di Rumah Sakit.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bulan Mei 2021 sampai dengan Juni tahun 2021.
38
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
(Nursalam, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja tenaga medis perawat di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang yang berjumlah 105 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling. (Nursalam, 2015).
Besar sampel dalam penelitian ini dituntukan dengan menggunakan rumus
perhitungan besar sampel seperti dibawah ini (Notoadmodjo, 2010) :
Keterangan :
N : Besarnya Populasi
n : Besarya Sampel
d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan, yang digunakan yaitu sebesar 10 % atau 0,1
Adapun perhitungan sampel dalam penelitian ini yaitu :
39
Dari hasil perhitungan besaran sampel diatas, didapat jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu 52 pekerja yang terdiri dari pekerja tenaga medis
perawat.
3.3.3 Tekhnik Pengambilan Sampel
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Hardani et al., 2020).
Sebelum melakukan pengambilan sampel peneliti akan terlebih dahulu
membagi besar sampel yang akan diambil di setiap bidang baik medis maupun non
medis dengan memperhatikan besaran persentase staf dari setiap bidang, hal ini
maksudkan agar sampel yang dipilih dapat mewakili semua kelompok staf.
Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan
menggunakan kriteria yang sebulumnya telah disusun oleh peneliti untuk menjadi
40
syarat pengambilan sampel, kriteria yang dimaksud terdiri dari kriteria inklusi dan
eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini yaitu :
3.3.4 Kriteria Inklusi
1. Responden adalah pekerja tenaga medis perawat di Rumah Islam Sakit Ar
Rasyid Palembang.
2. Responden merupakan pekerja tenaga medis perawat Rumah Islam Sakit Ar
Rasyid Palembang yang hadir pada saat penelitian.
41
3.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Masa Kerja
Lama Kerja
Pengetahuan
Pelatihan
42
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1
NO. Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur
dan Cara
Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
1
Kepatuhan
Pelaksanaan
K3RS
Kepatuhan adalah suatu
perilaku manusia yang
taat terhadap aturan,
perintah, prosedur dan
disiplin. K3RS meliputi
kebijakan,perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi,
tinjauan ulang
berdasarkan Permenkes
No. 66 Tahun 2016
Wawancara
dan Ceklist
1. Patuh, jika skor
≥ 75%
2. Kurang patuh,
Jika skor < 75%
Ordinal
2. Umur Usia responden
terhitung berdasarkan
tanggal lahir
Kuesioner
1. Tua jika ≥ 50
tahun
2. Muda jika 15-
49 tahun
(Tarwaka, 2015)
Ordinal
3. Jenis
Kelamin
Ciri biologi yang
dimiliki oleh pekerja
yang dibedakan laki-
laki dan perempuan
Kuesioner
1. Laki-Laki
2. Perempuan
Nominal
4. Pendidikan Segala sesuatu usaha
untuk membina
keperibadan dan
mengembangkan
kemampuan manusia,
jasmani, dan rohani
yang berlangsung
seumur hidup, baik
didalam maupun diluar.
Kuesioner
1. Profesi Ners
2. D3
(Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003)
Ordinal
5. Masa Kerja Masa kerja adalah suatu
kurun waktu atau
lamanya tenaga kerja
itu bekerja di suatu
tempat.
Kuesioner 1. ≥ 2 tahun
2. < 2 tahun
(Undang-Undang
Ketenagakerjaan No.
Ordinal
43
13 tahun 2003).
6. Lama Kerja Lama kerja adalah
jumlah waktu terpajan
faktor risiko. Lama
kerja dapat dilihat
sebagai menit dari jam
kerja/hari pekerja
terpajan risiko.
Kuesioner 1. ≥ 8 jam
2. < 8 jam
Ordinal
7. Pengetahuan Pemahaman responden
tentang kepatuhan
pelaksanaan K3RS
Kuesinoner 1. Baik, jika
nilai sikap
pengetahuan
≥ 75%
2. Kurang, jika
niai
pengetahuan
< 75 %
Ordinal
8. Pelatihan Kegiatan yang pernah
dilakukan untuk
menambah
keterampilan dan
pengetahuan pekerja
tentang
penerapan/pelaksanaan
K3RS yang
diselenggarakan oleh
pihak Rumah Sakit
maupun Pemerintah
Kuesioner 1. Pelatihan
2. Tidak
Pelatihan
Ordinal
3.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian
(Notoatmojo, 2018). Berdasarkan empiris yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
44
3.5.1 Hipotesis Ha
1. Ada hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada pekerja di
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
3. Ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
4. Ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
5. Ada hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3 pada
pekerja di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
6. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan K3 pada pekerja di
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
7. Ada hubungan antara pelatihan dengan pelaksanaan K3 pada pekerja di
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang tahun 2021.
3.5 Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden.Dalam
penelitian ini untuk mendapatkan data primer peneliti menggunakan instrument
penlitian berupa kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan yang
diisi langsung oleh responden serta ceklist untuk mengukur tingkat penerapan K3RS
di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang.
45
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung berupa arsip atau dokumentasi kegiatan
yang ada di instansi terkait. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan oleh
peneliti adalah data penerapan K3RS yang diperoleh dari Rumah Sakit Islam Ar
Rasyid Palembang.
3.6 Pengelolahan Data
Menurut (Notoatmodjo, 2018). Proses pengelolahan data melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Editing
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu.
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng
”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
3. Memasukan data (Data Entry) atau Processing
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk “code” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
“softwer” computer.
4. Pembersihan Data
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
46
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya,
kemudian dilakukan pemebentukan atau koreksi.
3.7 Analisi Data
Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis
bivariat sebagaimana yang dijelaskan di bawah ini :
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Fungsi analisis sebetulnya adalah
menyederhanakan atau meringkas kumpulan data dari hasil pengukuran sedemikian
rupa sehingga kumpulan data tersebut dapat berubah menjadi informasi yang
berguna. Peringkasan tersebut dapat berupah ukuran-ukuran statistik, table dan juga
grafik. (Notoatmodjo, 2012).
Pada umumnya analisis univariat ini hanya menghasilkan distribusi dan
frekuensi dari data variabel, sehingga dapat diperoleh gambaran distribusi frekuensi
dari tiap variabel.
Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi dari data yang terdiri dari : identitas responden meliputi umur,
jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, lama pekerja, tingkat pengetahuan responden,
dan pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang.
47
3.7.2 Analisi Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk mengetahuinya karakteristik atau distribusi
setiap variabel. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi. (Notoatmodjo, 2018).
Dalam penelitian ini, analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk mencari
hubungan antar variabel independen (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja,
lama kerja) dengan variabel dependen kepatuhan pelaksanaan K3RS. Dengan
menggunakan uji statistic Chi-Square. Batas kemaknaan yang digunakan untuk
pengambilan keputusan statistik dilakukan dengan membandingkan p Value α = 0,05
atau 5%
a) Jika p Value ≤ α (0,05), maka Ha diterima menunjukan ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
b) Bila P Value > α (0,05), maka Ha ditolak menunjukkan tidak ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang
Gambar 4.1 Gedung Rumah Sakit
Yayasan Ar-Rasyid merupakan sebuah perkumpulan yang bergerak dibidang
social, keagamaan dan kemanusiaan dengan berlandaskan Al Qur‟an dan As Sunnah
dengan karakter tajdid senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan dawah
amar ma‟ruf nahi munkar disegala bidang kehidupan sehingga menjadi rahmatan lil
alamin bagi kehidupan umat menuju terwujudnya masyarakat islam yang paripurna.
Salah satu bentuk perwujudan itu Yayasan adalah mendirikan Rumah Sakit Islam Ar
Rasyid.
48
49
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid merupakan amal usaha Yayasan Ar Rasyid
yang memiliki tanggung jawab untuk menjalankan visi dan misi perkumpulan bidang
kesehatan guna mendukung Sumatera Selatan sehat. Sebagai bentuk rasa tanggung
jawab akan kesehatan masyarakat Sumatera Selatan khususnya Palembang Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid berkomitmen mendukung program kesehatan nasional,
regional, maupun lokal. Tentu hal ini memerlukan komitmen yang kuat dari semua
pemangku kepentingan.
Pada awalnya Rumah Sakit Islam Ar Rasyid yang terletak di Jalan Jln. Kol. H.
Burlian - HM. Saleh KM 7 Sukarami Palembang merupakan Klinik Holistic
Palembang, namun dalam perkembangannya keberadaan Klinik Holistic kurang
diminati masyarakat dan hanya mampu bertahan tidak lebih dari 2 tahun. Oleh
karenanya Yayasan mengubahnya menjadi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid dengan
maksud memberikan pelayanan kesehatan islami yang modern.
Mewujudkan kehendak Yayasan sebagai pembawa rahmat bagi lingkungan,
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid melakukan pengelolaan Rumah Sakit secara amanah,
professional, berkualitas, dan akuntabilitas serta menjadikan rumah sakit sebagai
perwujudan da‟wah perkumpulan dalam arti yang luas.
50
Gambar 4.2 Customer Service
Rumah Sakit Islam Ar Rasyid berkeinginan penyelenggaraan kesehatan
dengan mewujudkan nilai “PELAYANAN sebagai IBADAH”. Pelayanan
diwujudkan dengan melayani dengan ikhlas didukung sumber daya insani dan
fasilitas yang handal dengan membangun sinergi sebagai wujud menunaikan amanah
guna memberikan rasa nyaman bagi setiap pelanggan. Menyediakan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar pelayanan mampu bersaing di era globalisasi. Menyelenggarakan
pelatihan, penelitian dan pengembangan manajemen yang berkesinambungan untuk
menghasilkan sumber daya insani yang memiliki kompetensi dan berakhlak mulia.
Kepercayaan dan dukungan masyarakat serta pemerintah bagi Rumah Sakit
Islam Ar Rasyid adalah harapan mutlak, sebagai perwujudan rahmat Allah SWT juga
sebagai wujud pencapaian perjuangan persyarikatan serta kerja keras seluruh
pimpinan yayasan AR RASYID. Disisi lain juga merupakan amanah yang harus
51
dipertahankan bahkan di masa yang akan datang wajib baik kualitas maupun
kuantitasnya. Oleh karena, dalam rangka akselerasi peningkatan kualitas pelayanan
tersebut, maka Rumah Sakit Islam Ar Rasyid terus melakukan pembenahan infra dan
supra struktur. Dalam konteks peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, maka
disusun statuta (Hospital By Laws) sebagai suatu pedoman umum serta arah
pembinaan dan pengembangan rumah sakit untuk menjawab tantangan dunia
kesehatan/teknologi di masa yang akan datang.
4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang
4.1.2.1 Visi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang
Menjadi rumah sakit kebanggaan umat islam yang memberikan pelayanan
secara islami, modern, profesional, yang berlandaskan semangat fastabikul khoirot
untuk mengamalkan perintah Allah ta'awanu‟alal birri wattaqwa dalam bidang
kesehatan.
4.1.2.2 Misi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang
1. Memberikan pelayanan kesehatan dan menyediakan tenaga medis yang islami
kompeten dalam bidangnya sesuai dengan standar pelayanan dan dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan tidak membedakan status
sosial.
2. Mengutamakan keselamatan pasien dan menciptakan lingkungan yang aman,
bersih dan sehat.
3. Menyediakan peralatan yang modern, canggih dan komputerized.
52
4. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga dapat
berperan dalam pengembangan dan kemajuan rumah sakit.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang berlaku saat ini sesuai dengan Permenkes Republik
Indonesia Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang pedoman organisasi Rumah
Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan, sebagaimana tercantum dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 4.1
Penjabaran Struktur Organisasi
No. Jabatan Nama
1. Ketua Yayasan H. Djuliar Rasyid
2. BPH H. Emil Rosmali, SE., MM., M.Hum
3. Direktur KOL (CKM)dr. Toni Siguntang, Sp.THT-KL.,
MARS
4. Satuan Pengawas
Internal
Endri Elfran Syahrul, B.Sc. PE
Diniarni Tisma, ST., MM
5. Direktur
Operasional
dr. Alfredo Armando Parensyah
6. Komite Farmasi
dan Terapi
dr. Tria Puji Kurnia Sunazki
7. Komite Medik dr. Novandra Abdillah Pratama, Sp.PD
8. Komite PMKP dr. Alfredo Armando Parensyah
9. Komite
Keperawatan
Nur Ariati, S.Kep.,M.Kep
10. Komite Nakes
Lainnya
Darsun, AMAK
11. Komite PPI dr. Ferdian Ristavy
12. K3RS Yulia , AMd,KL
13. Manajer Medis dr. Regina Noer Primalita
14. Manajer Mutu dr. Fitri Hidayati
15. Manajer
Penunjang Medis`
dr. Tria Puji Kurnia Sunazki
53
16. Manajer
Keperawatan
Hamzah Darmawan, S.Kep,Ners
17. Manajer
Keuangan
Aditiya Eka Nugraha, SE
18. Manajer SDM Yobby Oktariza, SKM
19. Manajer Umum Heru Prabowo, SE
20. Ka. Instalasi
Ranap
dr. Desi Dwi Putri
21. Ka. Instalasi Rajal
dan IGD
dr.Vindita Mentari
22. Ka. Instalasi
Rawat Khusus
dr. Ferdian Riztavy
23. Ka. Instalasi MCU dr. Erna Purbasari, MKK
24. Ka. Instalasi ICU dr. Meili Andriani, Sp.An
25. Case Manajer dr. Sylvia Pertiwi
26. Ketua Casemix dr. Siti Aisyah
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT ISLAM AR RASYID
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
54
4.1.4 Jumlah Karyawan Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Tabel 4.2
Jumlah Seluruh Karyawan menurut Pendidikan dan Status
No.
Kualifikasi Pendidikan
Status
Jumlah Kontrak Non
Kontrak
Tetap
1. Tenaga Keperawatan
- S1 Keperawatan Ner s 26 7
- S1 Keperawatan 2 2
- D3 Keperawatan 64 21
- D3 Keperawatan Gigi
Sub Total 92 30
2. Tenaga Kebidanan 25 18
- D3 Kebinanan 2 0
- D4 Kebidanan 27 0 18 45
Sub Total
3. Tenaga Kesehatan
Masyarakat
0 0 1 1
- S1 Kesehatan
Masyarakat
3 0 0 3
- D3 Kesling 3 0 1 4
Sub Total
4. Tenaga Kefarmasian 2 0 2 4
- Apoteker 11 0 0 6
- S1 Farmasi 7 1 0 14
- D3 Farmasi 4 0 2 6
- Non AA 24 0 3 28
Sub Total
6. Tenaga Keteknisan Medis 4 0 2 6
- Radiografer 6 0 4 10
- Analis Kesehatan 10 0 1 28
- Perekam Medis 2 0 1 3
- Fisioterapi 22 0 8 30
Sub Total
55
4.1.4.1 Jumlah Dokter Rumah Sakit Islam Ar Rasyid
Tabel 4.3
Jumlah Dokter Menurut Spesialistik
NO SPESIALISTIK JUMLAH
1. Dokter Spesialis Obgyn 5 Dokter
2. Dokter Spesialis Anak 2 Dokter
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 5 Dokter
4. Dokter Spesialis Bedah 4 Dokter
5. Dokter Spesialis Anastesi 5 Dokter
6. Dokter Spesialis Radiologi 1 Dokter
7. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi 1 Dokter
8. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 Dokter
9. Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1 Dokter
10. Dokter Spesialis Mata 3 Dokter
11. Dokter Spesialis THT 3 Dokter
12. Dokter Spesialis Syaraf 3 Dokter
13. Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa 1 Dokter
14. Dokter Spesialis Paru 1 Dokter
15. Dokter Sub Spesialis 2 Dokter
16. Dokter Umum 22 Dokter
17. Dokter Gigi 2 Dokter
56
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya univariat ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel.
4.2.1.1 Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pelaksanaan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Kepatuhan Frekuensi Persentase (%)
1. Patuh 22 42,3
2. Tidak Patuh 30 57,7
Jumlah 52 100
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 22
responden (42,3%) yang patuh, sementara 30 responden (57,7) diantaranya berada
pada tidak patuh.
4.2.1.2 Umur
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Umur Frekuensi Persentase (%)
1. Tua ≥ 50 tahun 9 17,3
2. Muda 15-49 tahun 43 82,7
Jumlah 52 100
57
Berdasarkan table 4.5 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 9
responden (17,3%) berada pada rentang umur ≥ 50 tahun, sementara 43 responden
(82,7) diantaranya berada pada rentang umur 15-49 tahun.
4.2.1.3 Jenis Kelamin
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 19 36,5
2. Perempuan 33 63,5
Jumlah 52 100
Berdasarkan table 4.6 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 19
responden (36,5%) berjenis kelamin laki-laki, sementara 33 responden (63,5%)
diantaranya berjenis kelamin perempuan.
4.2.1.4 Pendidikan
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. S1 Keperawatan Profesi
Ners
26 50,0
2. D3 26 50,0
Jumlah 52 100
Berdasarkan table 4.7 dapat dilihat bahwa, didapatkan hasil distribusi
frekuensi variabel tingkat pendidikan responden, yang menunjukan bahwa dari 52
responden terdapat 26 responden (50,0%) yang memiliki tingkat pendidikan S1
58
Keperawatan profesi ners, sementara 26 responden (50,0%) diantaranya memiliki
tingkat pendidikan D3.
4.2.1.5 Masa Kerja
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)
1. ≥ 2 tahun 42 80,8
2. < 2 tahun 10 19,2
Jumlah 52 100
Berdasarkan table 4.8 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 42
responden (80,8%) yang telah berkerja ≥ 2 tahun, dan 10 reponden (19,2%) yang
berkerja selama < 2 tahun.
4.2.1.6 Lama Kerja
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Kerja
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Lama Kerja Frekuensi Persentase (%)
1. ≥ 8 Jam 23 44,2
2. < 8 Jam 29 55,8
Jumlah 52 100
Berdasarkan table 4.9 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 23
responden (44,2%) berkerja ≥ 8 Jam/hari, dan 29 responden 23 (55,8%) yang berkerja
selama < 8 Jam/hari.
59
4.2.1.7 Pengetahuan
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1. Baik jika nilai sikap
pengetahuan ≥ 75%
24 46,2
2. Kurang jika nilai sikap
pengetahuan < 75%
28 53,8
Jumlah 52 100
Berdasarkan table 4.10 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 24
responden (46,2%) baik sikap pengetahuan ≥ 75%, dan 28 responden (53,8%) kurang
baik sikap pengetahuan < 75%.
4.2.1.8 Pelatihan
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan
Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No. Pelatihan Frekuensi Persentase (%)
1. Pelatihan 12 23,1
2. Tidak pelatihan 40 76,9
Jumlah 52 100
Berdasarkan table 4.11 dapat dilihat bahwa, dari 52 responden terdapat 12
responden (23,1%) pelatihan dan 40 responden (76,9%) tidak pelatihan.
4.2.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
independen (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, lama kerja, pengetahuan,
60
pelatihan) dengan variabel dependen (kepatuhan). Hubungan dua variabel ini di uji
dengan menggunakan Chi-square.
4.2.2.1 Hubungan Umur Dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.12
Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam
Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No Umur
Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total
p Value Patuh Tidak Patuh
n % n % N %
1 Tua 2 3,8 7 13,5 9 17,3 0,180
2 Muda 20 38,5 23 44,2 43 82,7
Total 22 42,3 30 57,7 52 100
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa responden dengan umur tua lebih
banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7 (13,5%),
sedangkan untuk responden dengan umur muda juga lebih banyak tidak patuh
terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23 (44,2%). Berdasarkan uji
statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,180. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS.
61
4.2.2.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.13
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No Jenis Kelamin
Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total
p Value Patuh Tidak Patuh
n % n % N %
1 Laki-laki 6 11,5 13 25,0 19 36,5 0,235
2 Perempuan 16 30,8 17 32,7 33 63,5
Total 22 43,3 30 57,7 52 100
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa untuk responden Laki-laki lebih
banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 13
(25,0%), sedangkan untuk responden perempuan juga lebih banyak tidak patuh
terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 17 (32,7). Berdasarkan uji
statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS.
62
4.2.2.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.14
Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No Pendidikan
Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total
p Value Patuh Tidak Patuh
n % n % N %
1 S1 12 23,1 14 26,9 25 50,0 0,575
2 D3 10 19,2 16 30,8 26 50,0
Total 22 42,3 30 57,7 52 100
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa untuk responden dengan
pendidikan S1 lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah
responden 14 (26,9%), sedangkan untuk responden dengan pendidikan D3 juga lebih
banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 16 (30,8).
Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,575 Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara Pendidikan
dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.
63
4.2.2.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.15
Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No Masa
Kerja
Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS Total p Value PR
Patuh Tidak Patuh
n % n % N %
1 ≥ 2
Tahun
15 28,8 27 51,9 42 80,8 0,049 0,238
2 < 2
Tahun
7 13,5 3 5,8 10 19,2
Total 22 42,3 30 57,7 52 100
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa untuk responden dengan masa
kerja ≥ 2 tahun lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah
responden 27 (51,9%), sedangkan untuk responden dengan masa kerja < 2 tahun lebih
banyak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7 (13,5).
Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,049 Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara masa kerja dengan
kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 0,238 artinya responden dengan
masa kerja ≥ 2 tahun 0,238 kali lebih tidak patuh untuk melaksanakan K3RS
dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 2 tahun.
64
4.2.2.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.16
Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No Lama Kerja
Kepatuhan Pelaksanaan K3RS Total
p Value Patuh Tidak Patuh
n % n % N %
1 ≥ 8 Jam 11 21,1 12 23,1 23 44,2 0,473
2 < 8 Jam 11 21,2 18 34,6 29 55,8
Total 22 42,3 30 57,7 52 100
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa untuk responden dengan lama
kerja ≥ 8 jam lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah
responden 12 (23,1%), sedangkan untuk responden dengan lama kerja < 8 jam juga
lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 18
(34,6). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,473
Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara lama kerja
dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.
65
4.2.2.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.17
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No Pengetahuan
Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS Total p
Value PR
Patuh Tidak Patuh
n % n % N %
1 Baik 17 32,7 7 13,5 24 46,2 0,001 11,171
2 Kurang Baik 5 9,6 23 44,2 28 53,8
Total 22 42,3 30 57,7 52 100
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan
yang baik lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah
responden 17 (32,7%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik lebih
banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23 (44,2).
Berdasarkan uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,171 artinya responden dengan
pengetahuan yang baik 11,171 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS
dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan kurang baik.
66
4.2.2.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Tabel 4.18
Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah
Sakit Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021
No Pelatihan
Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS Total p
Value PR
Patuh Tidak Patuh
n % n % N %
1 Pelatihan 10 19,2 2 3,8 1
2
23,1 0,001 11,667
2 Tidak
Pelatihan
12 23,1 28 53,8 4
0
76,9
Total 22 42,3 30 57,7 5
2
100
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa responden yang mengikuti
pelatihan lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah
responden 10 (19,2%), sedangkan responden yang tidak pelatihan lebih banyak tidak
patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 28 (53,8). Berdasarkan
uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,667, artinya responden yang mengikuti
pelatihan 11,667 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS dibandingkan dengan
responden yang tidak mengikuti pelatihan.
67
4.3. Pembahasan
4.3.1. Hubungan Umur dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan umur tua
lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7
(13,5%), sedangkan untuk responden dengan umur muda juga lebih banyak tidak
patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23 (44,2%).
Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,180. Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara umur dengan
kepatuhan pelaksanaan K3RS.
Menurut Tarwaka (2015) umur seseorang berbanding terbalik dengan kapastitas
fisik sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun.
Bertambahnya umur akan diikuti penurunan kecepatan membedakan sesuatu dan
membuat keputusan, dengan demikian pengaruh umur harus selalu dijadikan
pertimbangan dalam memberikan pekerjaan pada seseorangan.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Andrian, dkk (2021) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur
dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Pabrik Tahu X
Semarang dengan p value sebesar 0,918 hal ini dikarenakan baik usia muda maupun
tua masih ada yang belum patuh dalam menggunakan APD. Hasil penelitian lain
yang juga sejalan disampaikan oleh Dwi, dkk (2017) yang menyatakan bahwa tidak
ada hubungan antara umur dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja rekanan
(PT X) di PT. Indonesia Power Up Semarang.
68
Namun, hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Permata, dkk (2019)
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara usia dan kepatuhan pemakaian
APD mahasiswa profesi Dokter Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsoed dengan
p value 0,001 hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia maka akan
semakin patuh seseorang dalam menggunakan APD.
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait diatas, menurut
pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan
K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Tahun 2021 dikarenakan baik umur muda
maupun tua sama-sama memiliki kecenderungan untuk tidak patuh terhadap
pelaksanaan K3RS hal ini disebabkan oleh baik umur muda maupun tua sama-sama
belum menjadikan pelaksanaan K3RS ini sebagai sesuatu yang penting untuk
dilakukan sehingga masih banyak responden dari kedua kelompok umur tersebut
yang mengabaikan pelaksanaan K3RS.
4.3.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden Laki-laki
lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 13
(25,0%), sedangkan untuk re sponden perempuan juga lebih banyak tidak patuh
terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 17 (32,7). Berdasarkan uji
statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS.
69
Menurut Irdiasti (2017) perbedaan mendasarkan yang ada pada perempuan dan
laki-laki pada dasarnya hanya pada perbedaan fisik dimana laki-laki pada umumnya
memiliki perbedaan fisik 10% dibandingkan perempuan dan berdasarkan rekayasa
sistem kerja ergonomi ITB menunjukkan perbedaan 4% antara laki-laki dan
perempuan, hal ini tentu akan berpengaruh pada pembagian kerja yang melibatkan
kekuatan fisik.
Hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Anugrahwati, dkk (2019)
menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan
kepatuan perawat dalam melakukan hand hyegene five moments.
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait di atas, menurut
pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid tahun 2021 dikarenakan dalam
melaksanakan K3RS baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memliki
kecenderungan untuk tidak patuh. Pelaksanaan K3RS sendiri bukanlah suatu kegiatan
yang membutuhkan kekuatan fisik tertentu dalam pelaksanaannya, jadi baik laki-laki
maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mematuhi semua kegiatan
yang termasuk dalam pelaksanaan K3RS dan hal itu juga berlaku sebaliknya baik
laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama besarnya untuk tidak
patuh.
4.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden dengan
pendidikan S1 lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah
70
responden 14 (26,9%), sedangkan untuk responden dengan pendidikan D3 juga lebih
banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 16 (30,8).
Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,575 Hal ini
menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara Pendidikan
dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan
kelompok yang diturunkan dari satu generasi ke generasi (Basyar, 2020). Pendidikan
sekarang menentukan luaskan pengetahuan seseorang diperbolehkan bekerja dalam
bidang kesehatan secara efektif dalam menentukan pemecahan masalah ditempat
kerja (Notoatmodjo, 2012).
Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam
menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan
mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka
melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Anugrahwati (2019) yang menyatakan tidak ada hubungan bermakna anatara
pendidikan dengan kepatuan perawat dalam melakukan hand hyegene five moments.
Berdasarkan hasi penelitian, teori dan penelitian terkait diatas, menurut
pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS ini disebabkan oleh pendidikan seseorang pada dasarnya memang
mempengaruhi pola pikir dalam menghadapi pekerjaan sebagaimana yang
disampaikan di dalam Notoatmodjo (2012) namun bukan berarti akan diikuti oleh
71
perubahan perilaku. Dalam teori perubahan perilaku untuk mengubah perilaku
seseorang bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahun yang diperoleh dari pendidikan
tetapi juga dipengaruhi oleh sikap dan kebiasaan yang ditentukan oleh orang itu
sendiri. Jadi, meskipun orang tersebut memiliki pendidikan pada tingkat tertentu
namun bukan berarti akan diikuti dengan perilaku dalam hal ini kepatuhan terhadap
pelaksanaan K3RS.
4.3.4 Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden dengan
masa kerja ≥ 2 tahun lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan
jumlah responden 27 (51,9%), sedangkan untuk responden dengan masa kerja < 2
tahun lebih banyak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 7
(13,5). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,049
Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara masa kerja
dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 0,238 artinya responden
dengan masa kerja ≥ 2 tahun 0,238 kali lebih tidak patuh untuk melaksanakan K3RS
dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 2 tahun.
Menurut Andreson (2012) menyatakan seseorang yang telah lama bekerja
memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang lebih, secara teoritis masa kerja
yang lama tentunya akan menimbulkan suatu kejenuhan atau kebosanan dalam
bekerja. Sama halnya dengan responden yang melakukan pekerjaan yang sama setiap
hari dilakukan makan akan menimbulkan suatu kebosanan.
72
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang disampaikan oleh
Dyah, dkk (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja
dengan kepatuhan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Dwi, dkk (2017) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan
penggunaan APD pada pekerja rekanan (PT X) di PT. Indonesia Power Up
Semarang. Tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan penggunaan
alat pelindung diri dimungkinkan karena faktor kebosanan.
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait diatas, menurut
pendapat peneliti dalam kepatuhan pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar
Rasyid justru lebih banyak dilakukan oleh responden dengan masa kerja < 2 tahun.
Pekerja dengan masa kerja ≥ 2 tahun lebih banyak tidak patuh dikarenakan oleh
faktor kebosanan karena melakukan hal tersebut secara berulang-ulang yang pada
akhirnya berujung pada pengabaian.
4.3.5 Hubungan Lama Kerja dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden dengan
lama kerja ≥ 8 jam lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan
jumlah responden 12 (23,1%), sedangkan untuk responden dengan lama kerja < 8 jam
juga lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden
18 (34,6). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value > α (0,05) yakni sebesar 0,473
Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan antara lama kerja
dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.
73
Lama kerja adalah jumlah waktu terpajan faktor risiko, lama kerja dapat dilihat
sebagai menit dari jam kerja/hari pekerja terpajan risiko.
Hasil penelitian berbeda disampaikan oleh Anugrahwati (2019) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan
kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene five moments di RS. Hermina
Jatinegara.
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait diatas menurut
pendapat peneliti tidak adanya hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS di RS Islam Ar Rasyid dikarenakan pada dasarkan dalam
mematuhi suatu peraturan tidak dipengaruhi oleh jam kerja seseorang. Peraturan
sudah seharusnya untuk dipatuhi sepanjang jam kerja, oleh karena itu tidak adanya
hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS dalam penelitian
ini dikarenakan setiap responden memiliki peluang yang sama untuk mengabaikan
peraturan tidak perduli seberapan lama jam kerja responden tersebut.
4.3.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan
pengetahuan yang baik lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan
jumlah responden 17 (32,7%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang baik
lebih banyak tidak patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 23
(44,2). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001.
Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,171 artinya responden
74
dengan pengetahuan yang baik 11,171 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS
dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan kurang baik.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa pengetahuan atau ranah
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior) Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan yaitu : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan Anugrahwati (2019) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan
perawat dalam melakukan hand hygiene five moments di RS. Hermina Jatinegara.
Hasil penelitian lain yang sejalan juga disampaikan oleh Ayu, dkk (2017) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap kepatuhan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas instalasi pemeliharaan sarana
dan prasarana di Rumah Sakit.
Berdasarkan hasil penelitian, teori, dan penelitian terkait di atas, menurut
pendapat peneliti adanya hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Tahun 2021 di sebabkan oleh
responden yang memiliki pengetahuan yang baik akan menyadari pentingnya
75
pelaksanaan K3RS di tempat kerja, dengan adanya kesadaran tersebut akan diikuti
oleh perubahan perilaku untuk patuh terhadap pelaksanaan K3RS. Walaupun
berdasarkan distribusi frekuensi masih ada responden yang memiliki pengetahuan
baik namun tidak patuh akan tetapi jauh lebih sedikit jumlahnya jika dibandingkan
dengan responden yang memiliki pengetahuan baik yang patuh terhadap pelaksanaan
K3RS.
4.3.7 Hubungan Pelatihan dengan Kepatuhan Pelaksanaan K3RS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengikuti
pelatihan lebih banyak yang patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah
responden 10 (19,2%), sedangkan responden yang tidak pelatihan lebih banyak tidak
patuh terhadap pelaksanaan K3RS dengan jumlah responden 28 (53,8). Berdasarkan
uji statistik didapatkan p value ≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan
bahwa secara statistik terdapat hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS dengan nilai PR = 11,667, artinya responden yang mengikuti
pelatihan 11,667 kali lebih patuh untuk melaksanakan K3RS dibandingkan dengan
responden yang tidak mengikuti pelatihan.
Menurut UU No.13 tahun 2003 Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan
untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi
kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan
keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerja.
76
Hasil penelitian di atas sejalan dengan Permata, dkk (2019) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan pelatihan dengan tingkat kepatuhan pemakaian Alat
Pelindung Diri (APD) pada mahasiswa profesi Dokter Gigi di RS GILUT Unsoed.
Hasil penelitian yang berbeda disampaikan oleh Dwi, dkk (2017) menyatakan
bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan kepatuhan
penggunaan APD pada pekerja rekanan (PT. X) di PT. Indonesia Power Up
Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait di atas, menurut
pendapat peneliti adanya hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan pelaksanaan
K3RS di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Tahun 2021 dikarenakan responden yang
telah mengikuti pelatihan akan memiliki pengetahuan dan pemahaman lebih baik
tentang pelaksanaan K3RS, dengan pengetahuan tersebut maka kesadaran akan
pentingnya pelaksanaan K3RS dan rasa tanggung jawab untuk melaksanakannya juga
akan meningkat.
77
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS Islam Ar Rasyid Palembang Tahun 2021 maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Distribusi pekerja yang menerapkan kepatuhan pelaksanaan K3RS 22 pekerja
(42,3%) yang patuh, berumur tua yaitu sebanyak 9 pekerja (17,3%), pekerja
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 pekerja (36,5%), pekerja yang
mempunyai tingkat pendidikan S1 (Keperawatan Profesi Ners) sebanyak 26
pekerja (50,0%), pekerja mempunyai masa kerja yaitu sebanyak 42 pekerja
(80,8%) yang telah berkerja ≥ 2 tahun, pekerja yang mempunyai tingkat lama
kerja yaitu sebanyak 23 pekerja (44,2%) berkerja ≥ 8 Jam/hari, pekerja yang
mempunyai pengetahuan yaitu sebanyak 24 pekerja (46,2%) baik sikap
pengetahuan ≥ 75%, pekerja yang mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 12
pekerja (23,1%).
2. Distribusi frekuensi pekerja yang mematuhi kepatuhan pelaksanaan K3RS
sebanyak 22 pekerja (42,3%) yang patuh, sementara 30 pekerja (57,7)
diantaranya berada pada tidak patuh.
3. Tidak ada hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada
pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value
77
78
> α (0,05) yakni sebesar 0,180, hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
tidak terdapat hubungan antara umur dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS.
4. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan pelaksanaan
K3RS pada pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang
dengan p Value > α (0,05) yakni sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan bahwa
secara statistik tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
kepatuhan pelaksanaan K3RS.
5. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS
pada pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p
Value > α (0,05) yakni sebesar 0,575 Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistik tidak terdapat hubungan antara Pendidikan dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS.
6. Ada hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada
pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value
> α (0,05) yakni sebesar 0,049 Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
terdapat hubungan antara masa kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS
dengan nilai PR = 0,238.
7. Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS
pada pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p
Value > α (0,05) yakni sebesar 0,473 Hal ini menunjukkan bahwa secara
statistik tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan kepatuhan
pelaksanaan K3RS.
79
8. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada
pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value
≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS
dengan nilai PR = 11,171.
9. Ada hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS pada
pekerja perawat di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dengan p Value
≤ α (0,05) yakni sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
terdapat hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan pelaksanaan K3RS
dengan nilai PR = 11,667.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Kepatuhan Pelaksanaan
K3RS maka penelitian memberikan saran sebagai berikut :
1. RS Islam Ar Rasyid dapat menyusun program pelatihan K3RS secara berkala
dan terjadwal kepada seluruh pekerja di Rumah Sakit bukan hanya pada
pekerja yang baru masuk.
2. Pengetahuan tentang K3RS oleh pekerja sangat berpengaruh terhadap
kepatuhan dalam melaksanakannya untuk itu RS Islam Ar Rasyid sebaiknya
memberikan panduan mengenai pelaksanaan K3RS ini kepada semua pekerja
dalam bentuk buku panduan (guidance book) dan panduan yang dipasang di
setiap area kerja sebagai bentuk sosialisasi pelaksanaan K3RS.
80
3. Melakukan evaluasi secara berkala mengenai pelaksanaan K3RS kepada
semua pekerja bukan hanya pekerja yang baru tetapi juga pekerja yang sudah
lama bekerja di RS Islam Ar Rasyid karena semakin lama masa kerja
berpontensi untuk mengabaikan kepatuhan dalam pelaksanaan K3RS.
DAFTAR PUSTAKA
Anugrahwati, R., & Hakim, N. (2019).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam Melakukan
Hand Hygiene Five Moments Di Rs. Hermina Jatinegara.Jurnal Ilmiah
Keperawatan Altruistik,2(1). https://doi.org/10.48079/vol2.iss1.28
Angkoso. 2012
Analsis Tingkat Risiko Ergonomi Berdasarkan Aspek Pekerjaan Pada Pekerja
Laundry Sektor Usaha Informasi Di Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tanggerang Selatan. Skripsi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Andri Dwi Puji, Bina Kurniawan, S. J. (2017).
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Diri Pada Pekerja Rekanan (Pt. X) Di Pt Indonesia Power Up
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 5(5), 20–31.
Anggraeni, M. D., & Kiswara, E. (2011).
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Perpajakan Sunset Policy Terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas Diponegoro.
Awliyawati, Dwi, F. (2015).
Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Menerapkan
Pedoman Patient Safety Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar. 2015, 1–239.
Basyar, S. (2020).
Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. Ri‟ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan,
5(01). Https://Doi.Org/10.32332/Riayah.V5i01.2306
Bina Husada, STIK. 2021
Panduan Penyusun Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Edisi Ke-
XIV. STIK Bina Husada, Palembang
Departemen Kesehatan RI, 2009
Kategori Usia. Dalam https://pdfcookie.com/documents/kategori-umur-
menurut-depkes-ri-1dvm08w10rly. Diakses Pada Tanggal 6 Mei 2021
Dewi, I. P., & , Wiwiek R. Adawiyah, L. R. (2019).
Analisis Tingkat Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri Mahasiswa
Profesi Dokter Gigi Di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Unsoed.Jurnal
Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi, 21(4).
Https://Doi.Org/10.32424/Jeba.V21i4.1541
Fitri Dyah Anggraini. (2017).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pemakaian Alat
Pelindung Diri (Apd) Pada Pekerja Kebersihan Sampah Di Tpa Kelurahan
Pojok Kota Kediri.
Hardani, dkk (2020).
Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Issue March).
Kemenkes RI, 2018
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018), Badan Litbangkes dan Humaniora,
Jakarta.
Khairiyah. (2015).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Untuk
Menggunakan Alat Pelindung Diri Di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
13–91. Http://Repositori.Uin-Alauddin.Ac.Id/1691/
Lunenburg, F. C. (2012).
Performance Appraisal: Methods And Rating Errors. International Journal Of
Scholarly Academic Intellectual Diversity, 14(1), 1–9.
Nursalam, 2015.
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Jakarta :
Selemba Medika
Muhammad Iqbal, A Fachrin, S., & Saleh, L. M. (2020).
Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Kualitas Kerja Dengan Kinerja
Perawat Dalam Penerapan Sistem Keselamatan Pasien Di Rsud Sinjai Tahun
2020. Journal Of Aafiyah Health Research (Jahr), 1(2), 44–57.
Https://Doi.Org/10.52103/Jahr.V1i2.238
Permenkes No. 66 Tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
Permenkes No. 30 Tahun 2019
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
Permenkes No. 1087 Tahun, 2010
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit
Purnamasari, Suci, Tresna, 2017
Analisi Resiko Kecalakaan Kerja Pada Pekerja Pengelolahan Beras Di PT.
Belitang Panen Raya Palembang Tahun 2017. Skripsi STIK Bina Husada
Palembang.
Rijeki, S. 2018
Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. In
PusdikSDM Kesehatan.
Rikomah, Setya , Enti, 2017
Farmasih Rumah Sakit. CV. Budi Utama : Yogyakarta
Rizka Ayu, 2017. (N.D.).
Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung (Apd) Ditinjau Dari Pengetahuan
Dan Prilaku Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Di
Rumah Sakit (Ipsrs).
Samudra, Sari, Selfa, Khairunisa, 2019
Penilian Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Petugas Loundry
Di Rumah Sakit Pusri Palembang. Skripsi Universitas Sriwijaya. Palembang
Setiadi, N. (2013).
Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Graha
Ilmu.
Soekidjo, Notoadmojo, 2012
Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Soekidjo, Notoadmojo, 2010
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Soekidjo, Notoadmojo, 2018
Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Tarwaka, 2015
Dasar-dasar pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan
Press : Surakarta.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Indonesia.
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Utami, U., Karimuna, S., & Jufri, N. (2017).
Hubungan Lama Kerja, Sikap Kerja Dan Beban Kerja Dengan
Muskuloskeletal Disorders (Msds) Pada Petani Padi Di Desa Ahuhu
Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Unsyiah, 2(6).
Widowati, Asih, 2018
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit. CV. Trans Info Media :
Jakarta
Zahra, M.U, 2020.
Manfaat Penerapan K3 Dalam Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit.
Osfpreprints, 1-10.
LEMBAR KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN
Saya Mahasiswa :
Nama : Hadi Rosidin
NPM : 17132011033
Jurusan : Kesehatan Masyarakat (STIK Bina Husadaa Palembang)
Peminatan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Jenjang : S1
Bertujuan untuk memberikan kuesioner sebagai tugas akhir (skripsi).
Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang Kepatuhan
Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) Pada Pekerja
Di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang Tahun 2021. Untuk itu, saya
mengharapkan agar Bapak/ Ibu dan Saudara/ saudari bersedia menjawab pertanyaan
yang telah diberikan oleh peneliti.
Kuesioner ini hanya untuk penelitian dan peneliti akan menjamin kerahasiaan
identitas dan jawaban dari Bapak/ Ibu dan Saudara/ saudari. Terima kasih atas
kesediaan dan kerjasamanya dalam menjawab kuesioner ini secara mandiri (masing-
masing).
Hormat Saya,
Peneliti
Form Persetujuan untuk menjawab pertanyaan kuesioner penelitian “Analisa
Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang Tahun 2021”.
Dengan ini saya menyatakan telah mengerti dan paham akan penjelasan
tentang pengisian kuesioner serta setuju untuk menjawab kuesioner penelitian yang
berjudul Analisa Kepatuhan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS) Pada Pekerja Di Rumah Sakit Islam Ar Rasyid Palembang dan tanpa
paksaan dari siapapun.
Nomor Responden (diisi oleh peneiliti) :
Tanggal Pengisian (diisi oleh peneiliti) :
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Masa Kerja : (Tahun)
6. Lama Kerja : (Jam)
7. Pernah mengikuti Sosialisasi / Pelatihan K3 : (Ya/Tidak), Jika Ya sebutkan
pelatihan apa yang anda pernah ikuti:
a. …………………………………………………
b. …………………………………………………
c. …………………………………………………
Petunjuk!
Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom Ya/Tidak
Ya = 1
Tidak = 0
B. Pengetahuan
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda mengetahui tentang
kebijakan K3RS di RSI. Ar Rasyid
Palembang
2 Apakah anda mengetahui organisasi
K3RS di RSI. Ar Rasyid Palembang
3 Apakah anda mengetahui tujuan K3RS
di RSI. Ar Rasyid Palembang
4 Apakah anda memahami mengenai
informasi K3RS yang diberikan oleh
petugas K3RS di RSI. Ar Rasyid
Palembang
5 Apakah anda mengetahui simbol-
simbol K3RS beserta artinya
6 Apakah anda mengetahui jenis-jenis
bahaya yang memungkinkan untuk
terpapar ketika anda sedang bekerja
7 Apakah anda mengetahui standar Alat
Pelindung Diri (APD) yang harus
digunakan saat bekerja
8 Apakah anda mengetahui standar
hyegine sanitas yang harus diterapkan
saat bekerja
9 Sebagai seorang perawat, apakah anda
mengetahui Standar Operasional
Prosedur (SOP) sebelum melakukan
pekerjaan
10 Sebagai seorang perawat, apakah anda
mengetahui Standar Operasional
Prosedur (SOP) saat melakukan
pekerjaan
11 Sebagai seorang perawat, apakah anda
mengetahui Standar Operasional
Prosedur (SOP) setelah melakukan
pekerjaan
12 Apakah anda mengetahui jenis-jenis
limbah yang dihasilkan dari pekerjaan
yang anda lakukan dan cara
mengamankannya
13 Apakah anda memahami tata cara
pengelolaan limbah RS berbahaya
14 Apakah anda mengetahui tata cara
penggunaan alat keselamatan, contoh
APAR
15 Apakah anda mengerti tentang upaya
penyelamatan diri ketika di RS
terjadinya bahaya
16 Apakah mengetahui jalur evakuasi dan
titik kumpul yang ada di RSI. Ar
Rasyid Palembang
C. Kepatuhan
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda selalu datang tepat waktu
sesuai jadwal yang telah ditentukan
2 Apakah anda sebelum bekerja, anda
membaca atau mengenali
prosedur/proses kerja yang sudah
ditetapkan oleh RS
3 Apakah anda melakukan hyegiene
sanitasi sebelum dan setelah
melakukan pekerjaan
4 Apakah anda dalam melakukan
pekerjaan tidak sesuai dengan SOP
yang telah ditentukan
5 Apakah anda menggunakan APD
sesuai standar saat melakukan
pekerjaan
6 Apakah anda menggunakan alat-alat
dalam bekerja sesuai dengan prosedur
keselamatan
7 Apakah anda pada saat sebelum
bekerja, diberikan arahan oleh petugas
K3RS bagi setiap pekerja agar
bertindak dengan aman
8 Apakah anda pernah mendapatkan
pelatihan K3RS ditempat kerja
9 Apakah anda selalu mengikut
pelatihan sesuai dengan jadwal yang
diberikan oleh petugas K3RS
10 Pada saat menggunakan APD, anda
tidak mengguanakan jam tangan,
cincin, dan perihasan
11 Apakah anda melakukan pertolongan
pertama ketika mengalami kecelakaan
kerja sesuai dengan prosedur
12 Apakah anda pernah membuat
pencemaran lingkungan di area kerja
seperti membuang sampah organik dan
non organik di sembarang tempat
Sumber : Kristina Magdaria
Crosstabs
Notes
Output Created 21-JUN-2021
21:53:51
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File
52
Missing Value
Handling
Definition of Missing User-defined missing
values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each
table are based on all
the cases with valid
data in the specified
range(s) for all
variables in each
table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Umur
Jenis_Kelamin
Pendidikan
Masa_kerja
Lama_Kerja
Pengetahuan
Pelatihan BY
Kepatuhan
/FORMAT=AVALUE
TABLES
/STATISTICS=CHISQ
KAPPA RISK
/CELLS=COUNT
EXPECTED ROW
COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND
CELL.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,02
Dimensions
Requested
2
Cells Available 524245
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * Kepatuhan 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
JK * Kepatuhan 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
Pendidikan *
Kepatuhan
52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
Masa_kerja *
Kepatuhan
52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
Lama_kerja *
Kepatuhan
52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
Pengetahuan *
Kepatuhan
52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
Pelatihan *
Kepatuhan
52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%
Umur * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan
Total Patuh
Tidak
Patuh
Umur Tua Count 2 7 9
Expected Count 3.8 5.2 9.0
% within Umur 22.2% 77.8% 100.0%
% within
Kepatuhan
9.1% 23.3% 17.3%
% of Total 3.8% 13.5% 17.3%
Muda Count 20 23 43
Expected Count 18.2 24.8 43.0
% within Umur 46.5% 53.5% 100.0%
% within
Kepatuhan
90.9% 76.7% 82.7%
% of Total 38.5% 44.2% 82.7%
Total Count 22 30 52
Expected Count 22.0 30.0 52.0
% within Umur 42.3% 57.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.3% 57.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 1.799a 1 .180
Continuity Correctionb .941 1 .332
Likelihood Ratio 1.916 1 .166
Fisher's Exact Test .272 .167
Linear-by-Linear
Association
1.764 1 .184
N of Valid Cases 52
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 3,81.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard
Errora
Approximat
e Tb
Approximate
Significance
Measure of
Agreement
Kappa -.155 .106 -1.341 .180
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Umur
(Tua / Muda)
.329 .061 1.766
For cohort Kepatuhan
= Patuh
.478 .135 1.690
For cohort Kepatuhan
= Tidak Patuh
1.454 .930 2.273
N of Valid Cases 52
JK * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan
Total Patuh
Tidak
Patuh
JK Laki-laki Count 6 13 19
Expected Count 8.0 11.0 19.0
% within JK 31.6% 68.4% 100.0%
% within
Kepatuhan
27.3% 43.3% 36.5%
% of Total 11.5% 25.0% 36.5%
Perempua
n
Count 16 17 33
Expected Count 14.0 19.0 33.0
% within JK 48.5% 51.5% 100.0%
% within
Kepatuhan
72.7% 56.7% 63.5%
% of Total 30.8% 32.7% 63.5%
Total Count 22 30 52
Expected Count 22.0 30.0 52.0
% within JK 42.3% 57.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.3% 57.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 1.412a 1 .235
Continuity Correctionb .804 1 .370
Likelihood Ratio 1.435 1 .231
Fisher's Exact Test .261 .185
Linear-by-Linear
Association
1.385 1 .239
N of Valid Cases 52
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8,04.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard
Errora
Approximat
e Tb
Approximate
Significance
Measure of
Agreement
Kappa -.164 .133 -1.188 .235
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for JK
(Laki-laki /
Perempuan)
.490 .150 1.602
For cohort Kepatuhan
= Patuh
.651 .308 1.378
For cohort Kepatuhan
= Tidak Patuh
1.328 .847 2.084
N of Valid Cases 52
Pendidikan * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan
Total Patuh
Tidak
Patuh
Pendidika
n
S1 Count 12 14 26
Expected Count 11.0 15.0 26.0
% within
Pendidikan
46.2% 53.8% 100.0%
% within
Kepatuhan
54.5% 46.7% 50.0%
% of Total 23.1% 26.9% 50.0%
D3 Count 10 16 26
Expected Count 11.0 15.0 26.0
% within
Pendidikan
38.5% 61.5% 100.0%
% within
Kepatuhan
45.5% 53.3% 50.0%
% of Total 19.2% 30.8% 50.0%
Total Count 22 30 52
Expected Count 22.0 30.0 52.0
% within
Pendidikan
42.3% 57.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.3% 57.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .315a 1 .575
Continuity Correctionb .079 1 .779
Likelihood Ratio .316 1 .574
Fisher's Exact Test .779 .390
Linear-by-Linear
Association
.309 1 .578
N of Valid Cases 52
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
11,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard
Errora
Approximat
e Tb
Approximate
Significance
Measure of
Agreement
Kappa .077 .137 .561 .575
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Pendidikan (S1 / D3)
1.371 .455 4.136
For cohort Kepatuhan
= Patuh
1.200 .633 2.274
For cohort Kepatuhan
= Tidak Patuh
.875 .548 1.397
N of Valid Cases 52
Masa_kerja * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan
Total Patuh
Tidak
Patuh
Masa_kerj
a
≥ 2
tahun
Count 15 27 42
Expected Count 17.8 24.2 42.0
% within
Masa_kerja
35.7% 64.3% 100.0%
% within
Kepatuhan
68.2% 90.0% 80.8%
% of Total 28.8% 51.9% 80.8%
< 2
tahun
Count 7 3 10
Expected Count 4.2 5.8 10.0
% within
Masa_kerja
70.0% 30.0% 100.0%
% within
Kepatuhan
31.8% 10.0% 19.2%
% of Total 13.5% 5.8% 19.2%
Total Count 22 30 52
Expected Count 22.0 30.0 52.0
% within
Masa_kerja
42.3% 57.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.3% 57.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 3.890a 1 .049
Continuity Correctionb 2.612 1 .106
Likelihood Ratio 3.887 1 .049
Fisher's Exact Test .075 .054
Linear-by-Linear
Association
3.815 1 .051
N of Valid Cases 52
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 4,23.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard
Errora
Approximat
e Tb
Approximate
Significance
Measure of
Agreement
Kappa -.195 .105 -1.972 .049
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Masa_kerja (≥ 2
tahun / < 2 tahun)
.238 .054 1.059
For cohort Kepatuhan
= Patuh
.510 .287 .906
For cohort Kepatuhan
= Tidak Patuh
2.143 .810 5.671
N of Valid Cases 52
Lama_kerja * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan
Total Patuh
Tidak
Patuh
Lama_kerj
a
≥ 8 jam Count 11 12 23
Expected Count 9.7 13.3 23.0
% within
Lama_kerja
47.8% 52.2% 100.0%
% within
Kepatuhan
50.0% 40.0% 44.2%
% of Total 21.2% 23.1% 44.2%
< 8 jam Count 11 18 29
Expected Count 12.3 16.7 29.0
% within
Lama_kerja
37.9% 62.1% 100.0%
% within
Kepatuhan
50.0% 60.0% 55.8%
% of Total 21.2% 34.6% 55.8%
Total Count 22 30 52
Expected Count 22.0 30.0 52.0
% within
Lama_kerja
42.3% 57.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.3% 57.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .515a 1 .473
Continuity Correctionb .189 1 .664
Likelihood Ratio .514 1 .473
Fisher's Exact Test .576 .332
Linear-by-Linear
Association
.505 1 .477
N of Valid Cases 52
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
9,73.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard
Errora
Approximat
e Tb
Approximate
Significance
Measure of
Agreement
Kappa .099 .138 .717 .473
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Lama_kerja (≥ 8 jam /
< 8 jam)
1.500 .494 4.551
For cohort Kepatuhan
= Patuh
1.261 .670 2.371
For cohort Kepatuhan
= Tidak Patuh
.841 .518 1.364
N of Valid Cases 52
Pengetahuan * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan
Total Patuh
Tidak
Patuh
Pengetahua
n
Baik Count 17 7 24
Expected Count 10.2 13.8 24.0
% within
Pengetahuan
70.8% 29.2% 100.0%
% within
Kepatuhan
77.3% 23.3% 46.2%
% of Total 32.7% 13.5% 46.2%
Kurang Count 5 23 28
Expected Count 11.8 16.2 28.0
% within
Pengetahuan
17.9% 82.1% 100.0%
% within
Kepatuhan
22.7% 76.7% 53.8%
% of Total 9.6% 44.2% 53.8%
Total Count 22 30 52
Expected Count 22.0 30.0 52.0
% within
Pengetahuan
42.3% 57.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.3% 57.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 14.859a 1 <,001
Continuity Correctionb 12.768 1 <,001
Likelihood Ratio 15.601 1 <,001
Fisher's Exact Test <,001 <,001
Linear-by-Linear
Association
14.573 1 <,001
N of Valid Cases 52
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10,15.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard
Errora
Approximat
e Tb
Approximate
Significance
Measure of
Agreement
Kappa .533 .118 3.855 <,001
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Pengetahuan (Baik /
Kurang)
11.171 3.021 41.308
For cohort Kepatuhan
= Patuh
3.967 1.721 9.141
For cohort Kepatuhan
= Tidak Patuh
.355 .186 .678
N of Valid Cases 52
Pelatihan * Kepatuhan
Crosstab
Kepatuhan
Total Patuh
Tidak
Patuh
Pelatiha
n
Ya Count 10 2 12
Expected Count 5.1 6.9 12.0
% within
Pelatihan
83.3% 16.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
45.5% 6.7% 23.1%
% of Total 19.2% 3.8% 23.1%
Tidak Count 12 28 40
Expected Count 16.9 23.1 40.0
% within
Pelatihan
30.0% 70.0% 100.0%
% within
Kepatuhan
54.5% 93.3% 76.9%
% of Total 23.1% 53.8% 76.9%
Total Count 22 30 52
Expected Count 22.0 30.0 52.0
% within
Pelatihan
42.3% 57.7% 100.0%
% within
Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 42.3% 57.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 10.757a 1 .001
Continuity Correctionb 8.683 1 .003
Likelihood Ratio 11.169 1 <,001
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear
Association
10.550 1 .001
N of Valid Cases 52
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,08.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value
Asymptotic
Standard
Errora
Approximat
e Tb
Approximate
Significance
Measure of
Agreement
Kappa .413 .120 3.280 .001
N of Valid Cases 52
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value
95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Pelatihan (Ya / Tidak)
11.667 2.214 61.481
For cohort Kepatuhan
= Patuh
2.778 1.624 4.751
For cohort Kepatuhan
= Tidak Patuh
.238 .066 .857
N of Valid Cases 52
Descriptives
Notes
Output Created 21-JUN-2021
21:57:21
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File
52
Missing Value
Handling
Definition of Missing User defined missing
values are treated as
missing.
Cases Used All non-missing data
are used.
Syntax DESCRIPTIVES
VARIABLES=Kepatuh
an Umur
Jenis_Kelamin
Pendidikan
Masa_kerja
Lama_Kerja
Pengetahuan
Pelatihan
/STATISTICS=MEAN
SUM STDDEV MIN
MAX SEMEAN.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,01
Descriptive Statistics
N
Minim
um
Maxim
um Sum Mean
Std.
Deviation
Statisti
c
Statisti
c
Statisti
c
Statist
ic
Statist
ic
Std.
Error Statistic
Kepatuhan 52 1 2 82 1.58 .069 .499
Umur 52 1 2 95 1.83 .053 .382
JK 52 1 2 85 1.63 .067 .486
Pendidikan 52 1 2 78 1.50 .070 .505
Masa_kerja 52 1 2 62 1.19 .055 .398
Lama_kerja 52 1 2 81 1.56 .070 .502
Pengetahua
n
52 1 2 80 1.54 .070 .503
Pelatihan 52 1 2 92 1.77 .059 .425
Valid N
(listwise)
52
Frequencies
Notes
Output Created 21-JUN-2021
21:58:09
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File
52
Missing Value
Handling
Definition of Missing User-defined missing
values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based
on all cases with valid
data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=Kepatuh
an Umur
Jenis_Kelamin
Pendidikan
Masa_kerja
Lama_Kerja
Pengetahuan
Pelatihan
/STATISTICS=MINIM
UM MAXIMUM
SEMEAN MEAN
MEDIAN
/BARCHART FREQ
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:06,94
Elapsed Time 00:00:03,20
Statistics
Kepatuha
n Umur JK
Pendidika
n
Masa_kerj
a
Lama_kerj
a
N Valid 52 52 52 52 52 52
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.58 1.83 1.63 1.50 1.19 1.56
Std. Error of
Mean
.069 .053 .067 .070 .055 .070
Median 2.00 2.00 2.00 1.50 1.00 2.00
Minimum 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2 2 \
Statistics
Pengetahuan Pelatihan
N Valid 52 52
Missing 0 0
Mean 1.54 1.77
Std. Error of Mean .070 .059
Median 2.00 2.00
Minimum 1 1
Maximum 2 2
Frequency Table
Kepatuhan
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Patuh 22 42.3 42.3 42.3
Tidak
Patuh
30 57.7 57.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
Umur
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tua 9 17.3 17.3 17.3
Muda 43 82.7 82.7 100.0
Total 52 100.0 100.0
JK
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 19 36.5 36.5 36.5
Perempua
n
33 63.5 63.5 100.0
Total 52 100.0 100.0
Pendidikan
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid S1 26 50.0 50.0 50.0
D3 26 50.0 50.0 100.0
Total 52 100.0 100.0
Masa_kerja
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid ≥ 2
tahun
42 80.8 80.8 80.8
< 2
tahun
10 19.2 19.2 100.0
Total 52 100.0 100.0
Lama_kerja
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid ≥ 8 jam 23 44.2 44.2 44.2
< 8 jam 29 55.8 55.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 24 46.2 46.2 46.2
Kurang 28 53.8 53.8 100.0
Total 52 100.0 100.0
Pelatihan
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 12 23.1 23.1 23.1
Tidak 40 76.9 76.9 100.0
Total 52 100.0 100.0