ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENCAPAIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEXT EXPLANATION DENGAN...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENCAPAIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEXT EXPLANATION DENGAN...
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASIDAN PENCAPAIAN SISWA
DALAM PEMBELAJARAN TEXT EXPLANATIONDENGAN PENETAPAN KKM INDIVIDU
Penulis: EULIS NURANI, S.Pd, NIP 19610925 198512 2
001
Tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkanmotivasi dan hasil belajar siswa Kelas XII IPS-2 SMANegeri 1 Ciamis dalam Pembelajaran Text Explanation.Manfaat penelitian ini diantaranya (1) bagi siswayaitu meningkatkanya motivasi dan hasil belajarBahasa Inggris, (2) bagi guru yaitu dapat menemukancara pengelolaan penilaian yang tepat untukmeningkatkan motivasi dan hasil belajar teksexplanation.. Subjek Penelitian Tindakan Kelas iniadalah sejumlah 30 siswa kelas XII IPS-2 SMA Negeri 1Ciamis Semester 1 Tahun 2013/2014. Metode yangdigunakan adalah metode deskripsi dengan teknikpengolahan data analisis deskripsi yaitu denganmembandingkan nilai prasiklus, dengan siklus I dansiklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwamotivasi siswa meningkat secara signifikan dariPrasiklus 13,33 % menjadi 56,67 % pada Siklus I danmeningkat lagi menjadi 76,67 % pada Siklus II.Sedangkan hasil belajar memahami teks explanationmeningkat secara dramatis dari 57 % yang tuntas padatahap Prasiklus menjadi 80 % tuntas pada Siklus I dan97 % tuntas pada Siklus II. Pencapaian target nilaijuga naik dari 8 siswa (32%) menjadi 15 siswa (52%)pada Siklus II.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitiantindakan kelas yang berjudul”Upaya UntukMeningkatkan Motivasi dan Pencapaian Siswa dalamPembelajaran Text Explanation dengan Penetapan KKMIndividu” berhasil. E. Kata Kunci: motivasi, hasil belajar teks explanation, KKM Individu.
1
Latar Belakang
Penguasaan Bahasa Inggris merupakan sesuatu keharusan dan
bukan lagi pilihan, karena bahasa Inggris adalah bahasa yang
digunakan untuk komunikasi antar bangsa dan juga pengantar ilmu
pengetahuan. Sesuai dengan rasional fungsi bahasa Inggris
tersebut, pendidikan bahasa Inggris Tingkat SMA ditargetkan
untuk mencapai tingkat literasi atau kewicaraan informational.
Pada tingkatan ini, diharapkan siswa mampu mengakses
pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, maka pendidikan bahasa
Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
tersebut agar lulusan mampu bekomunikasi atau berwacana
(Depdiknas 2004:2-3).
Siswa kelas XII IPS-2 SMA Negeri 1 Ciamis tahun pelajaran
2013/2014 memiliki kompetensi bahasa Inggris yang cukup baik.
Hal ini terlihat dari rata-rata kondisi awal siswa kelas XII
IPS-2 mencapai 73 dan telah mencapai tingkat ketuntasan 57% .
Pencapaian tersebut sudah cukup baik namun kurang maksimal
sebab KKM yang dipersyaratkan adalah 78. Adapun penetapan KKM
78 itu berdasarkan 3 kriteria yaitu tingkat kesulitan, daya
dukung dan intake siswa. &8 ternyata cukup berat bagi siswa
tertentu dan perlu menguras cukup energi untuk mencapainya.
Namun demikian ternyata sejumlah siswa menghendaki ketuntasan
yang lebih dibandingkan KKM, walaupun mereka juga perlu
bersusah payah mencapainya. Hal ini mungkin berkaitan dengan
adanya tuntutan nilai tinggi oleh perguruan tinggi negeri
ketika memasukiny alewat jalur tanpa test. Hal ini pula yang
2
akhirnya memberikan imbas adanya sikap kecewa ketika para
siswa mendapatkan nilai ulangan harian hanya KKM saja. Dan
sebagai konsekwensinya mereka putus asa, sehingga belajar
kurang bergairah dan tidak termotivasi karena angka yang
mereka dapat pada ulangan-ulangan sebelumnya ternyata rendah.
Hal ini membuat suasana belajarpun kurang menyenangkan dan
hasilnya semakin berkurang.
Teori mengatakan bahwa prestasi belajar siswa yang masih
belum optimal sangat erat kaitannya dengan motivasi belajar
siswa, namun juga diprediksi masih dapat dipacu dan
ditingkatkan lagi. Untuk hal ini penulis meyakini jika a
secara individu.. Selain itu gagasan ini didukung dengan
standar pengelolaan kelas bahwa guru harus melayani sisw
Sepertinya tak salah jika kita memberikan kebebasan kepada
siswa untuk menentukan dan mencapai KKM sesuai dengan
keinginan dan kesanggupannya. KKMI(KKMI) akan merupakan
tantangan bagi mereka untuk lebih termotivasi untuk
meningkatkan prestasinya yang tidak hanya sekedar tuntas KKM.
Kemudian penulis berasumsi bahwa penentuan sendiri target
nilai yang hendak mereka raih di akhir pembelajaran akan
membangkitkan motivasi belajar dan meningkatkan hasil belajar
pada penguasaan Bahasa Inggris. Penulis menganggap bahwa siswa
mempunyai harga yang tinggi sehingga harus dihargai setinggi-
tingginya. Oleh karena itu penulis akan menerapkan KKM Individu,
sebuah teknik pengelolaan penilaian dengan cara membebaskan
siswa untuk menetapkan sendiri target nilai yang akan mereka
raih di akhir pembelajaran dengan cara yang benar, bermartabat
3
dan bertanggung jawab. Nilai tersebut akan menjadi KKM
individu sehingga masing-masing siswa akan memiliki tingkat
KKM yang bervariasi yang diharapkan
Tujuan Penelitian
1.Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Bahasa
Inggris siswa kelas XII IPS-2 SMA Negeri 1 Ciamis tahun
pelajaran 2013/2014. Dengan penerapan KKM Individu.
Manfaat Teoritis
1. Menyumbang teori baru dalam teknik pengelolaan penilaian
bahasa Inggris yang ditemukan, yaitu cara penilaian
dengan meminta siswa untuk menentukan target nilainya
masing-masing untuk diwujudkan bersama dengan guru di
akhir pembelajaran dengan cara yang benar, bermartabat,
dan bertanggung jawab.
2. Memberikan alternatif dari teknik pengelolaan penilaian
kepada pembaca dengan menantang dan mendorong siswa untuk
menunjukkan prestasi belajar yang setinggi-tingginya
dengan mencapai target prestasi yang telah ditetapkan
sendiri.
3. Memberikan gambaran baru untuk melakukan penelitian yang
sejenis bagi penulis dan peneliti yang lain.
Manfaat Praktis
1.Kompetensi siswa dalam berbahasa Inggris akan meningkat,
khususnya kompetensi Bahasa Inggris, sehingga diharapkan
siswa mampu menjelaskan berbagai fenomena alam dan sosial
yang terjadi dengan menggunakan bahasa Inggris yang benar.
4
2.Bersama-sama dengan para siswa, guru akan mendapatkan
masukan yang berguna tentang berbagai fenomena alam dan
sosial yang dijelaskan oleh siswa. Dengan demikian temuan
siswa tadi akan memperkaya guru dalam menyampaikan
pembelajaran Bahasa Inggris pada masa depan.
Kajian Pustaka
1. Kriteria ketuntasan Minimal Individu (KKMI)
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM
harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan
berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau
forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama
penetapan KKM.
Fungsi KKM
1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi
peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi (SK)
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri
dalam mengikuti pembelajaran
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan
SK/KD – nya
4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi
pembelajaran
5
5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta
didik dan masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid)
Tahapan Penetapan KKM
Seperti pada uraian diatas bahwa penetapan KKM dilakukan oleh
guru atau kelompok guru mata pelajaran. Adapaun langkah dan
tahapan penetapan KKM antara lain:
1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.
Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK
hingga KKM mata pelajaran.
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan
patokan guru dalam melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan
dinas pendidikan
4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor
pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik
Jadi yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM adalah
kompleksitas, daya dukung, dan intake. Kompleksitas mengacu
pada tingkat kesulitan Kompetensi Dasar yang bersangkutan.
Daya dukung meliputi kelengkapan mengajar seperti buku, ruang
belajar, laboratorium (jika diperlukan) dan lain-lain.
Sedangkan Intake merupakan kemampuan penalaran dan daya pikir
peserta didik.
6
Langkah-langkah Menentukan KKM :
Menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan
rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta
kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga
sekolah/madrasah, sarana dan prasarana dalam menyelenggarakan.
Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria Ketuntasan
Belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal.
Kriteria ketuntasan Minimum Individu yang selanjutnya akan
disebut (KKMI) berarti sebuah teknik pengelolaan penilaian
dengan cara meminta siswa untuk menetapkan sendiri target
nilai yang akan mereka raih di akhir pembelajaran dengan cara
yang baik, benar, bermartabat dan bertanggung jawab. Hal
tersebut dapat diterapkan ke dalam pembelajaran di kelas
sesuai dengan standar pengelolaan kelas bahwa seorang guru
professional harus memperhatikan kemampuan dan karakteristik
individu. Standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa
merupakan kompetensi yang sangat berharga dan berguna bagi
siswa. Ia harus dikuasai dengan taraf ketuntasan yang tinggi.
Atas dasar itu bahwa KKM individu merupakan teknik
pengelolaan kelas yang berdasarkan kesanggupan masing-masing
dan memfasilitasi siswa untuk mencapai kemampuan dan perolehan
nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan sendiri.
2. Movitasi Dan Prestasi Belajar
Hakekat Motivasi
7
Setiap perbuatan siswa selalu didasari oleh sebuah dorongan
dari dalam atau motivasi tertentu. Motivasi merupakan salah
satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap tindakan dan
tujuan belajar siswa. Guru sangat perlu membangun dan
mengarahkan motivasi belajar siswa agar mereka dapat
mengaktualisasikan diri dan maksimal dalam prestasinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia motivasi adalah
keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik
secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Selanjutnya, penulis akan menyajikan beberapa pendapat
mengenai motivasi:
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah
menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan
kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
dihayati.
Dan alam buku psikologi pendidikan, Drs. M. Dalyono
memaparkan bahwa “Motivasi adalah daya penggerak/pendorong
untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari
dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).
Selanjutnya M. Ngalim Purwanto mengatakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.
Sedang menurut A.M. Sadiman motivasi merupakan suatu
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
8
munculnya perasaan (feeling) dan didahului dengan tanggapan
adanya tujuan.
Penulis menyimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam
motivasi terkandung tiga unsur penting.
Dengan demikian motivasi merupakan suatu energi dari dalam
diri manusia yang mendorongnya untuk mencapai tujuannya.
Motivasi akan mempengaruhi tingkah laku seseorang dalam
mengerjakan sebuah tindakan. Siswa perlu dibangkitan
motivasinya dalam belajar sehingga mereka mempunyai dorongan
yang kuat dari dirinya untuk senantiasa belajar untuk mencapai
tujuannya. Jika motivasi dari dalam diri siswa kurang maka
guru perlu membangkitkannya dengan berbagai rangsangan dari
luar.
Hakikat Belajar
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu
proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu
tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama,
dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru
itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya
perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, dkk: 1995).
Sementara menurut Sudjana belajar merupakan suatu proses
yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya,
9
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain
aspek yang ada pada individu.
Sementara menurut Slameto belajar ”merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya” (Slameto, 2003).
Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan perubahan dalam diri seseorang baik itu
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya
yang bersifat menetap. Dengan demikian, belajar adalah panggilan
hidup kita, bukan karena disuruh orang tua/guru/dosen atau
siapa-pun, tetapi merupakan konsekuensi logis dari kehidupan.
Tanpa belajar, kita tidak dapat melakukan ’proses menjadi’ diri
kita yang lebih baik di masa yang akan datang
Hakikat Motivasi Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam
proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan
tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang
diberikan, makin berhasil pelajaran itu.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi
merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah
artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai
motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang
mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum
termotivasi untuk belajar.
10
Motivasi belajar merupakan suatu keadaan yang terdapat pada
diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan belajarnya.
Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar
sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan
meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat.
Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian
di dalam proses pembelajaran.
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu
aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan
kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi.
Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam
rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari
luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau
pujian dari guru.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar
karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan
dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu
dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam
rangka mencapai tujuan.
Prestasi/Hasil Belajar
Tujuan dari siswa belajar adalah agar mereka dapat
berprestasi dalam belajarnya. Prestasi/hasil belajar terdiri
merupakan sebuah frase yang terdiri dari dua kata
“prestasi/hasil” dan “belajar”. Untuk memahaminya berikut
11
penulis sajikan pengertian mengenai istilah prestasi/hasil
belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah
dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang
mengutip dari Mas'ud Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah
apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Kemudian berdasarkan beberapa pendapat sebelumnya bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara
individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah
laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah "penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi/hasil belajar merupakan suatu
kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti
kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar. Selanjutnya prestasi
belajar akan disebutkan dengan hasil belajar.
Jadi hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa
selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka
12
waktu tertentu, umumnya hasil belajar dalam sekolah berbentuk
pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai
indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran
yang disampaikannya, biasanya hasil belajar ini dinyatakan
dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertentu.
Teks Explanation
Salah satu teks yang harus dikuasai oleh siswa SMA adalah
teks Explanation yang diajarkan di kelas XII semester I.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa teks Explanation selalu
diujikan pada Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa Inggris
setiap tahunnya. Dengan demikian teks ini sangat penting untuk
dikuasai oleh siswa.
Menurut Achmad Doddy (2008: 52) Explanation is a text which
explains the processes involved in the formation or working of
natural or sociocultural phenomena (sebuah teks yang
menjelaskan proses yang terjadi dalam pembentukan fenomena
alam dan sosiokultural)
Th. M. Sudarwati (2007: 78) menjelaskan bahwa tujuan dari
teks Explanation adalah untuk menjelaskan proses yang terlibat
dalam terjadinya fenomena alam atau sosiokutural.
Dari uraian diatas dapat didefinisikan bahwa teks
Explanation adalah sebuah teks yang membahas bagaimana proses
terjadinya fenomena alam ataupun sosiokultural.
Teks Explanation menitikberatkan pada bagaimana proses
sebuah fenomena itu terjadi. Misalnya terkait dengan fenomena
13
alam menjelaskan bagaimana siklus air di muka bumi, mengapa
pemanasan global terjadi, bagaimana hujan asam membahayakan
kehidupan, bagaiman proses terjadinya gerhana Matahari, proses
terjadinya EL Nino dan La Nina dan lain-lainnya. Terkait
dengan fenomena sosiokultura menjelaskan bagaimana orang bisa
kecanduan Narkotika, mengapa banyak terjadi perkelahian
pelajar, bagaiman fenomena mencotek merajarela di kalangan
pelajar, dan lain-lainnya.
Selanjutnya Achmad Doddy menjelaskan bahwa struktur teks
Explanation terdiri dari:
1. General Statement (Pernyataan Umum) yang berfungsi untuk
mefokuskan perhatian pembaca pada fenomena yang sedang
dibahas.
2. Sequence of Explanation (Penjelasan yang Berturutan) yang
berfungsi untuk memberikan penjelasan mengenai mengapa
dan bagaimana sebuah fenomena terjadi. Penjelasannya
meliputi hubungan sebab akibat antar materi dalam
fenomena tersebut.
3. Closing (Penutup) berfungsi untuk menegaskan kembali
gambaran umum dan menutup pembahasan.
Dengan mengauasai teks Explanation dengan baik siswa
diharapkan mampu memahami dan menjelaskan berbagai fenomena
alam dan sosial yang terjadi di sekitar mereka dengan baik.
Berikut sebuah contoh teks Explanation yang sangat sederhana.
Kerangka Berpikir
14
Tindakan
Kondisi AwalGuru belum menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal Individu (KKM-Individu)SiswaMotivasi dan prestasi belajar rendah
Menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal Individu (KKM-Individu)Siklus IPenilaian untuk memahami teks Explantion secara tertulis.
Siklus II Penilaian untuk mengungkapkan texts Explantion secara lisalisan(presentasi sebuath proses) di depan kelas
Kondisi AkhirDiduga penggunaan Kriteria Ketuntasan Minimal Individu (KKM-Individu) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar teks explanation siswa Kelas XII IPS-2 SMA Negeri 1 Ciamis Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa,
peneliti melakukan tindakan yaitu menerapkan teknik
pengelolaan penilaian dengan KKMI. Tindakan pertama yang
dilakukan adalah meminta setiap siswa untuk menetapkan target
nilainya sendiri yang hendak dicapai diakhir pembelajaran teks
explanation. Nilai KKMI tidak boleh lebih rendah dari nilai
target tersebut. Siswa mengikuti pembelajaran seperti biasanya
dan guru mengamati tingkah laku mereka dalam mengejar target
nilai yang ditetapkan. Guru segera mengoreksi dan melaporkan
nilai yang diraih oleh setiap siswa. Untuk siswa yang belum
mencapai target nilainya diberikan kesempatan untuk mengikuti
remedi.
Secara sederhana penggunaan KKM Individu sebagai teknik
pengelolaan nilai untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar teks explanation bagi siswa Kelas XII IPS-2 SMA Negeri
1 Ciamis Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat
digambarkan dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut:
15
Metodologi
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dimulai pada bulan
Agustus sampai dengan Oktober 2013. Dimulai dari persiapan
dan penlisan proposal, pelaksanaan penelitian pra siklus,
siklus I dan Siklus II diakhiri dengan pengolahan data,
sampai dengan penulisan laporan.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa Kelas XII IPS-2
SMA Negeri 1 Ciamis yang berjumlah 32 orang sebagai subjek
penelitian. Sedangkan objek penelitian ini adalah motivasi dan
hasil belajar teks explanation siswa Kelas XII IPS-2 SMA
Negeri 1 Ciamis.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari subjek
penelitian berupa hasil pengamatan peneliti tentang motivasi
dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran teks
explanation, dengan bentuk data berupa dokumentasi catatan
personal siswa, dokumentasi aktivitas guru, dan daftar nilai
teks explanation(kualitatif dan kuantitatif).
Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes dilaksanakan dengan
menggunakan soal yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Teknik nontes dilakukan dengan observasi.
16
Alat pengumpulan ini merupakan alat yang digunakan untuk
memperoleh data dan hasil belajar teks explanation, adalah :
1. Lembar observasi; digunakan untuk mengumpulkan data
prasiklus, siklus I dan 2 tentang motivasi. 2. Butir soal tes;
digunakan untuk mengumpulkan data nilai prasiklus, siklus I
dan siklus II hasil belajar mengenai teks explanation.
Validasi
Data tentang motivasi divalidasi menggunakan tiga sumber,
yaitu peneliti, siswa, dan teman sejawat. Sedangkan data
tentang hasil belajar teks explanation divalidasi menggunakan
validitas teoritik berupa content validity. Instrumen yang
divalidasi dengan content validity adalah kisi-kisi soal tes.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan kualitatif motivasi siswa
dan data kuantitatif hasil belajar teks explanation . Data
kualitatif motivasi siswa dan data kuantitatif hasil belajar
teks Explanation dianalisis dengan analisis deskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai tes hasil belajar teks
explanation siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
serta membandingkan hasil belajar siswa teks explanation pada
kondisi awal dan kondisi akhir. Analisis ini dilanjutkan
dengan refleksi yaitu menarik simpulan, membuat ulasan, dan
menentukan tindak lanjut.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas pada materi memahami teks
explanation yang dilakukan penulis melalui tindakan pada
17
Siklus I dan tindakan pada Siklus II, baik berupa hasil
pengamatan dan penilaian, telah penulis analisis dan paparkan.
Selanjutnya, perlu pembahasan sebagai berikut ini.
Pelaksanaan tindakan proses pembelajaran materi memahami
teks explanation pada kompetensi dasar membaca teks explanation
berdasarkan yang dilaksanakan pada Siklus I dan berbicara
(menjelaskan proses terjadinya suatu gejala alam) pada Siklus
II dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum
Individu(KKMI)untuk mengelola nilai siswa telah dilaksanakan
dengan baik.
1. Motivasi Siswa
Hasil pengamatan mengenai motivasi siswa pada tahap
prasiklus, Siklus I dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 12. Rekapitulasi Motivasi Memahami teks explanation pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
JumlahSiswa
Kondisi RefleksiKondisi AwalKe Kondisi
AkhirPrasiklu
sSiklus
ISiklusII
40 62.75% 73.75% 95.25% Terjadipeningkatan
Berdasarkan tabel di atas, motivasi siswa dalam belajar
membaca teks explanation mengalami peningkatan dari tahap
Prasiklus 62,75 % menjadi 73,75 % pada Siklus I dan meningkat
lagi menjadi 95,25 % pada Siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa
18
pembelajaran ini telah melampaui target indikator kinerja yang
telah ditetapkan yaitu 80 %.
2. Hasil Belajar Membaca teks explanation
Dari hasil pengamatan dalam pembelajaran membaca dan
berbicara teks explanation pada tahap Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus 2 menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dari
Prasiklus 72 menjadi 79 pada Siklus I dan meningkat menjadi 83
pada Siklus II. Untuk jumlah siswa yang tuntas juga mengalami
peningkatan dari 57 % pada tahap Prasiklus menjadi 80 % pada
Siklus I dan meningkat menjadi 97 % pada Siklus 2. Hal ini
berarti sudah melampaui indikator kinerja yang telah
ditetapkan yaitu 80%. dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 8 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Membaca teksexplanation
pada Tahap Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Tertinggi
Terendah
Rata-rata
Tuntas1030507090
85
20
7257
95
50
79 8090
70 8397
Selanjutnya pencapaian target nilai masing-masing siswa tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 14. Rekapitulasi Pencapaian Target Nilai Hasil belajarBahasa Inggris pada Teks Explanation pada Prasiklus, Siklus I,
dan Siklus II
19
TargetNilai
Prasiklus
Siklus I Siklus II RefleksiKondisiAwal KeKondisiAkhir
Utama Remidi Utama Remid
i
Tercapai - 6 18 9 22
Terjadipeningkata
n
TidakTercapai - 26 13 23 11
Jumlahsiswa - 32 32 32 32
Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian pada pembelajaran Siklus
I dan Siklus II dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum
Individu(KKMI) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar teks
explanation menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa
siswa. Pada Siklus II persentase motivasi siswa 76,67 % telah
mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu rata-
rata minimum 75% atau dengan mendekati kriteria tinggi.
Hasil belajar teks explanation berupa nilai hasil belajar
merespon makna teks explanation (membaca) pada Siklus I juga
telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu
sekurang-kurangnya nilai 80 % siswa telah mendapat nilai ≥
75 namun hanya 20 % siswa mampu mewujudkan target nilai.
Sedangkan hasil belajar dalam mengungkapkan monolog teks
explanation pada Siklus II siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75
mencapai 97 % dan 52 % siswa mampu meraih target nilai yang
20
telah ditetapkan. Dengan demikian, penelitian ini dapat
dipetik dua simpulan.
1. Kriteria Ketuntasan Minimum Individu(KKMI) dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran teks explanation di
Kelas XII IPS.2SMA Negeri 1 Ciamis semester 1 tahun
pelajaran 2013/2014.
2. Kriteria Ketuntasan Minimum Individu(KKMI) dapat meningkatkan hasil
belajar teks explanation siswa Kelas XII IPS.2 SMA Negeri 1
Ciamis semester 1 tahun pelajaran 2013/2014.
Implikasi
Hasil penelitian ini dapat berimplikasi pada tiga hal.
1. Kriteria Ketuntasan Minimum Individu(KKMI) sebagai media
pengelolaan penilaian dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar teks explanation siswa.
2. Kriteria Ketuntasan Minimum Individu(KKMI) merupakan media untuk
menumbuhkembangkan motivasi dan keaktifan siswa, karena
siswa dapat belajar dengan maksimal untuk meraih target
nilainya.
3. Kriteria Ketuntasan Minimum Individu(KKMI) dapat menjadi alternatif
untuk mengatasi permasalahan pengelolaan penilaian sesuai
dengan tugas guru yang harus mampu menyelenggarakan
penilaian yang efektif agar indikator pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
Saran dan Rekomendasi
21
1. Guru hendaknya mampu menciptakan pengelolaan sesuai dengan
karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik siswa
dengan memilih teknik penilaian yang tepat.
2. Kriteria Ketuntasan Minimum Individu(KKMI) untuk peningkatan motivasi
dan hasil belajar Bahasa Inggris kompetensi memahami teks
explanation, perlu diterapkan pada kompetensi dasar yang
berbeda di tempat dan pada waktu yang berbeda agar
efektivitas penggunaan teknik ini lebih teruji.
Daftar Pustaka
Dalyono, Drs. (2005), Psikologi Pendidikan, Jakarta: C.V. Rajawali
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999) , Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,
Surabaya : Usaha Nasional
Doddy, Achmad. ( 2008), Developing English Competencies, Jakarta:
Pusat Perbukuan
Furqon. (1999 ). “Sistem Penilaian Kelas Untuk Meningkatkan Mutu KBM”.
Buletin pengujian dan penilaian pendidikan. Maret. (6-11).
Gronlund, N. E., & Linn, R. L. (1990). Measurement and Evaluation in
Teaching (6th ed). New York: Macmillan.
Nasution, S. , (1995), Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta : Bumi
Aksara
Slameto (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta
: Rineka Cipta,
22