4. hasil penelitian dan analisis - Universitas Kristen Petra
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 4. hasil penelitian dan analisis - Universitas Kristen Petra
26 Universitas Kristen Petra
4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dimana terdapat
31 perusahaan yang menjadi sampel. Perusahaan yang dipilih yaitu perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011, memiliki annual
report perusahaan go public di Indonesia selama 5 tahun (tahun 2007-2011) untuk
semua sektor industri, perusahaan yang masih eksis hingga tahun 2011,
perusahaan memiliki data yang lengkap mengenai GCG, debt ratio, share
ownership, sektor industri dan data-data yang lain untuk mendeteksi nilai
perusahaan. Daftar perusahaan yang digunakan sebagai sampel dapat dilihat di
Lampiran 1.2.
Tabel 4.1 Hasil Seleksi Sampel
Keterangan
Jumlah sampel
(Perusahaan)
Perusahaan Go Public yang terdaftar di BEI than 2007-
2011
465
Hasil pembagian sampel
116
Perusahaan Go Public yang memiliki annual report tidak
lengkap
(19)
Perusahaan Go Public yang tanggal listing lebih dari
tahun 2007
(32)
Total perusahaan :
65
Terdiri dari :
3 tahun 7
4 tahun 9
5 tahun 49
Total : 300
4.1.2 Penghitungan Variabel Penelitian
Berikut merupakan penjelasan mengenai penghitungan variabel dependen
dan variabel independen dari sampel perusahaan yang dijadikan objek penelitian.
Penjelasan ini memakai data Bank Central Asia, Tbk (BBCA) tahun 2011 sebagai
contoh :
27 Universitas Kristen Petra
a. GCG Score
Dalam perhitungan GCG Score ini adalah menganalisa kriteria - kriteria
GCG (bisa dilihat dalam lampiran 1) setiap variabel yang terdapat dalam
informasi GCG dalam laporan tahunan perusahaan tersebut akan diberikan angka
1, bila tidak ada informasi mengenai variabel-variabel yang ada dalam GCG
tersebut diberikan angka 0. Setelah itu mislnya pada perusahaan BBCA tahun
2011, dapat dilihat di laporan tahunan (annual report) terdapat :
Subindex A = 1, diperoleh dari :
Pada halaman 76 (A. RUPS) point 4 → “mengangkat / mengubah
susunan anggota direksi / komisaris” sesuai dengan point a4
yang ada di variabel GCG sehingga diberi angka 1.
Sedangkan variabel a1, a2, a3 dan a5 tidak terdapat dalam annual
report Bank BCA sehingga diberikan angka 0.
Subindex B = 4, diperoleh dari :
Pada halaman 93 → Djohan menghadiri rapat sebanyak 31
kali, sedangkan Tony menghadiri rapat sebanyak 45 kali,
dan dilakukan sebanyak 47 kali sehingga komisaris Bank
BCA menghadiri rapat sebanyak 76 kali (81%) sehingga
memenuhi dapat point b1 yang ada di variabel GCG sehingga
diberikan angka 1.
CEO dari Bank BCA adalah Jahja Setiatmadja, dan Ketua
Komisaris Bank BCA adalah Djohan Emir. Sehingga
memenuhi point b3 yang ada di variabel GCG sehingga
diberikan angka 1.
Pada halaman 93 → rapat dilakukan 47x, sehingga sesuai pada
variabel GCG pada point b6 jadi diberikan angka 1.
Point b2, b4, dan b5 tidak terdapat dalam annual report dari
Bank BCA sehingga diberikan angka 0.
Subindex C = 5, diperoleh dari :
Bank BCA memiliki komisaris yang terdiri dari Djohan
(Presiden Komisaris), Tony. K (Komisaris), Cyrillus
H; Raden Pradede dan Sigit Pramono (Komisaris
28 Universitas Kristen Petra
Independen), sehingga terdapat 3 komisaris independen
(60%) berarti memenuhi point c1, c2, dan c4.
Bank BCA juga memiliki 2 direksi luar negri, bernama
Anthony Brent dan Eugene Keith, sehingga
memenuhi point c3.
Di Bank BCA terdapat 47x rapat. Cyrillus menghadiri rapat
sebanyak 36x, Raden Pradede menghadiri sebanyak 36x,
dan Sigit Pramono menghadiri sebanyak 34x sehingga
komisaris independen menghadiri 75,1% dari pertemuan
yang diadakan. Sehingga point c9 dalam variabel GCG
terpenuhi dan diberikan angka 1.
Point c5, c6, c7, c8, c10, c11, c12 tidak terdapat dalam
annual report tahun 2011, sehingga diberikan angka 0.
Subindex D = 5, diperoleh dari :
Sigit Pramono ketua dari komite audit juga merangkap
sebagai komisaris independen. Sehingga memenuhi point d1
dan diberikan angka 0
Ilham Ikhsan (anggota independen dari komite audit)
menamatkan pendidikan S1 dari jurusan Akuntansi
Universitas Airlangga pada tahun 1978 dan memperoleh
gelar Master of Science dalam bidang Economic
Development (1984), selengkapnya dapat dilihat di annual
report halaman 287 bagian profil anggota perusahaan.
Pernyataan ini sesuai dengan point d4, sehingga diberikan
angka 1.
Dalam RUPS point 7 halaman 76, menuliskan bahwa
“memberikan kuasa dan kewenangan kepada Dewa
Komisaris untuk menunjuk akuntan Publik (auditor eksternal)
yang terdaftar dengan catatan merekomendasikan dari komite
audit”. Pernyataan tersebut sesuai dengan point d5, sehingga
diberikan angka 1.
29 Universitas Kristen Petra
Anggota komite audit, yaitu Ilham Ikhsan menghadiri rapat
sebanyak 12x dan Inawaty H.S menghadiri rapat sebanyak
19x, dari 19x pertemuan yang diadakan. Sehingga rata-rata
anggota komite audit menghadiri 81% dari pertemuan, berati
sesuai dengan point d9 sehingga diberikan angka 1.
Komite audit bertemu 19x per tahun, Pernyataan ini sesuai
dengan point d11 sehingga diberikan angka 1.
Point d2, d3, d6, d7, d8, d10 tidak ada di dalam annual report
sehingga diberikan angka 0.
Subindex E = 2, diperoleh dari :
Bila dilihat dari tonggak sejarah dan cerita dari nasabah,
Bank BCA melakukan kegiatan investor relation pada tahun
2011. Sehingga sesuai dengan point e1, berarti diberikan
angka 1.
Halaman 280 – 290 terdapat profil para anggota dewan,
sehingga masuk pada point e2, berati diberikan angka 1.
Point e3 tidak terdapat di dalam annual report sehingga
diberikan angka 0.
Dari sini, bisa dijumlah dengan menggunakan rumus scoring GCG (2),
sehingga didapatakan : 1+(3+5)/2+5+2 sehingga menghasilkan GCG Score 12.
Untuk data selengkapnya mengenai GCG Score dapat dilihat di Lampiran 3.
b. Share Ownership
Share ownership dapat dilihat di laporan tahun keuangan perusahaan
tersebut. Dan setiap pemegang saham yang mempunyai saham lebih dari 10%,
maka akan dibagi dengan jumlah orang yang mempunyai saham lebih dari 10%
tersebut, mislnya di perusahaan BBCA tahun 2011:
Farindo Inv. Ltd (Sdr. Robert&Sdr Bambang) : 47.7%
Anthony Salim : 1.78%
Djohan (Komisaris) : 0.12%
Anggota Direksi : 0.16%
Publik : 50.23%
30 Universitas Kristen Petra
Maka (47,7% + 50.23%)/2, yaitu 49%. Untuk data selengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 3.
c. Debt Ratio
Debt Ratio dihitung dengan membandingkan antara total hutang dengan
total asset. Jumlah hutang dan jumlah asset dapat dilihat dalam laporan keungan
perusahan tersebut. Contoh pada BBCA : Total Liabilities = 339165506;
sedangkan Total Asset = 381908353. Berati TL/TA = 88%. Dari perhitungan
tersebut didapati hasil 88% untuk debt ratio. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan bersangkutan memiliki proporsi hutang yang relative besar terhadap
total asset. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
d. Sektor Industri
Dalam Sektor industri terdapat dummy variabel, dimana terdapat 9 dummy
variabel yaitu Pertanian (D1), Pertambangan (D2), Industri Dasar (D3), Aneka
Industri (D4), Barang Konsumsi (D5), Property (D6), Infrastruktur (D7), Keuangan
(D8), Perdagangan dan Jasa (D9). Dalam contoh ini BBCA masuk pada D8 yaitu
pertanian. Jadi pada kolom D8 diberikan angka 1, sedangkan D1, D2, D3, D4, D5,
D6, D7, dan D9 diberikan akan 0. Untuk data selengkapnya dapat dilihat dalam
Lampiran 3.
e. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan rumus Tobin’s q, yaitu
dengan mengurangkan hasil nilai buku dari total asset dengan nilai buku ekuitas
perusahaan ditambah nilai pasar ekuitas dibagi dengan nilai buku dari total asset.
TQ = (381908353 - 42742847) + 197240000 / 381908353
TQ = 1.40454
Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
31 Universitas Kristen Petra
4.1.3. Statistik Deskriptif
Berikut ini adalah statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk
menjelaskan sampel secara statistik, adapun hasil dari statistik deskriptif sampel
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TQ 300 ,09 8,45 1,1906 ,84435
GCG SCORE 300 4,00 16,00 11,1627 2,08314
DR 300 ,01 1,68 ,5739 ,28703
SO 300 ,15 1,00 ,4158 ,19381
D1 300 0 1 ,03 ,180
D2 300 0 1 ,04 ,196
D3 300 0 1 ,06 ,232
D4 300 0 1 ,06 ,232
D6 300 0 1 ,08 ,272
D7 300 0 1 ,05 ,211
D8 300 0 1 ,46 ,499
D9 300 0 1 ,23 ,419
Valid N (listwise) 300
Sumber : SPPS 20.0
Namun karena banyak data yang ekstrim, atau yang dimaksud banyak data
yang jaraknya terlalu jauh, sehingga peneliti meng-outlier beberapa perusahaan
sehingga menjadi sebagai berikut :
32 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian Setelah Outlier
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai Perusahaan 139 0,505741 1,961065 0,9933 0,241809
GCG SCORE 139 7,5 14 10,888 1,6264
Debt Ratio 139 0,1666 0,943 0,620488 0,207051
Share Ownership 139 0,1529 0,981 0,400382 0,18266
Pertanian 139 0 0 0 0
Pertambangan 139 0 1 0,06 0,234
Industri Dasar 139 0 1 0,12 0,329
Aneka Industri 139 0 1 0,03 0,168
Barang Konsumsi 139 0 0 0 0 Property 139 0 1 0,07 0,259
Infrastruktur 139 0 1 0,03 0,168 Keuangan 139 0 1 0,41 0,494 Perdagangan dan Jasa 139 0 1 0,28 0,451
Valid N (listwise) 139
Sumber : SPSS 20.0
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui nilai maksimum dari data mengenai
nilai perusahaan (TQ) adalah sebesar 1,96 sedangkan nilai minimum yang
dimiliki adalah sebesar 0,51 dengan nilai rata-rata sebesar 0,993 dan nilai standard
deviasi sebesar 0,24181. Dapa dilihat pulah nilai maksimum dari data mengenai
Good Corporate Governance Score (GCG SCORE) adalah sebesar 14,00
sedangkan nilai minimum yang dimiliki adalah sebesar 7,5 dengan nilai rata-rata
sebesar 10,8855 dan nilai standard deviasi sebesar 1,62637. Hal ini menunjukkan
bahwa hampir tahun ke tahun GCG score yang dimiliki pada perusahaan sample
relative konstan.
Berdasarkan tabel ditas juga dapat diketahui bahwa nilai maksimum dari
data mengenai Debt Ratio (DR) adalah sebesar 0,94 atau 94% sedangkan nilai
minimum yang dimiliki adalah sebesar 0,17 atau 17% dengan nilai rata-rata
33 Universitas Kristen Petra
sebesar 0,6205 atau 62,05% dan nilai standard deviasi sebesar 0,20705. Dan
begitu juga dapat dilihat nilai maksimum dari data Share Ownership (SO) adalah
sebesar 0,98 atau 98% sedangkan nilai minimum yang dimiliki adalah sebesar
0,15 atau 15% dengan nilai rata-rata sebesar 0,4004 atau 40,04% dan nilai
standard deviasi sebesar 0,18266.
Bila dilihat dari tabel 4.2 terdapat D1-D9 itu adalah dummy variabel dari
sektor industri, dimana D1 : Pertanian; D2 : Pertambangan; D3 : Industri Dasar; D4
: Aneka Industri; D5 : Barang Konsumsi; D6 : Property; D7 : Infrastruktur; D8 :
Keuangan; D9 : Perdagangan dan Jasa. Dapat dilihat bahwa angka D1 (Pertanian)
dan D5 (Barang Konsumsi) adalah 0 itu dikarenakan tidak ada sample perusahaan
pada sektor pertanian dan barang konsumsi. Dan dapat dilihat D8 (Keuangan)
terdapat angka yang paling besar dibandingkan dengan dummy variabel lainnya,
itu dikarena sampling mengenai perusahaan dalam sektor keuangan paling banyak
daripada yang lainnnya.
34 Universitas Kristen Petra
4.2 Analisis Regresi
Dalam penelitian ini terdapat masalah, yaitu terjadi excluded variable pada
saat mengolah data menggunakan SPSS 20.0, masalah ini dikarenakan nilai yang
didapatkan dari sektor industri tersebut dalam hal ini sektor industri keuangan
terlalu berbeda dengan yang lain, dan jumlah sampel terlalu banyak dalam sektor
ini. Sehingga SPSS 20.0 mengexcluded variabel tersebut, dan tidak mengolah data
tersebut, seperti tabel berikut :
Tabel 4.3. Excluded Variabels
Excluded Variablesa
Model Beta In t Sig. Partial Correlation Collinearity Statistics
Tolerance
1 Keuangan .b . . . ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors in the Model: (Constant), Perdagangan dan Jasa, Share Ownership, Infrastruktur, GCG SCORE,
Property, Aneka Industri, Pertambangan, Industri Dasar, Debt Ratio
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1 Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residu (perbedaan yang
ada) yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal. Nilai residu yang
berdistribusi normal akan membentuk suatu kurva yang kalau digambar akan
berbentuk lonceng atau bell-shaped curve atau diagram Normal P-P Plot of
regression standardized, seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.1. Diagram Normal P-P Plot of regression standardized
35 Universitas Kristen Petra
Sumber : Lampiran 4
Tetapi uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan nilai
Kolmogorov-Smirnov, seperti tabel berikut ini :
Tabel 4.4. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 139
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .96684156
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .087
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z 1.042
Asymp. Sig. (2-tailed) .228
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Lampiran 4.
Dari Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa titik-titik tersebut berada di sekitar
36 Universitas Kristen Petra
garis dan Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa nilai asmp sig. (2-tailed)
menunjukkan nilai sebesar 0,228 yang mana lebih besar dari pada nilai α = 0,05
sehingga berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dikatakan bahwa data
penelitian memeliki distribusi normal.
4.2.1.2 Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sesama variabel bebasnya
terjadi korelasi karena dalam persamaan regresi tidak boleh ada korelasi atau
hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas yang
lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi gejala multikolinearitas adalah dengan
menggunakan atau melihat tool uji yang disebut Variance Inflation Factor (VIF).
Jika nilai VIF kurang dari 10 itu menunjukkan bahwa model tidak terdapat gejala
multikolinearitas.
Tabel 4.5. Uji Multikolinieritas (VIF)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
GCG SCORE .894 1.118
Debt Ratio .661 1.513
Share
Ownership
.897 1.115
Pertambangan .904 1.106
Industri Dasar .692 1.445
Aneka Industri .757 1.320
Property .909 1.100
Infrastruktur .950 1.053
Perdagangan
dan Jasa
.700 1.429
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: Lampiran 5.
37 Universitas Kristen Petra
Dari Tabel 4.5. di atas ini dapat dilihat bahwa setiap variabel dalam
penelitiani ini memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 sehingga hal ini diindikasikan
model tersebut tidak memiliki gejala multikolinieritas.
4.2.1.3 Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan karena model regresi yang baik tidak memperbolehkan
terjadinya heteroskedastisitas, yaitu perbedaan varian yang tinggi pada residual
antar pengamat. Dalam penelitian ini menggunakan metode Glejser Test, dimana
hasil nilai thitung signifikan (sig) lebih dari 0,05 (p>0,05).
Tabel 4.6. Uji Heteroskedatisitas (Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.092 .082 -1.131 .260
GCG SCORE .011 .007 .135 1.666 .098
Debt Ratio -.025 .063 -.037 -.397 .692
Share
Ownership
.230 .061 .304 3.762 .000
Pertambangan -.028 .048 -.048 -.591 .555
Industri Dasar .095 .039 .225 2.449 .016
Aneka
Industri
-.091 .072 -.111 -1.258 .211
Property -.003 .043 -.005 -.066 .948
Infrastruktur .127 .065 .154 1.959 .052
Perdagangan
dan Jasa
.090 .028 .292 3.198 .002
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Lampiran 6.
Dari Tabel 4.6. di atas diperoleh nilai-nilai probabilitas (sig.) dari hampir
setiap variabel dalam penelitian ini lebih besar dari pada nilai alpha yang
disyaratkan sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar
variabel bebas dalam penelitian ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.
38 Universitas Kristen Petra
kecuali variabel SO, D3 dan D9 sehingga ketiga variabel tersebut dikatakan
memiliki permasalahan heteroskedastisitas. Tetapi penelitian ini tidak melakukan
uji kembali karena bukan variabel GCG, yang miliki permasalahan
heteroskedastisitas, dan fokus dalam penelitian ini hanya GCG berpengaruh/
tidak, bukan untuk memprediksikan.
4.2.1.4 Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya korelasi antara residual pada
suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model. Ada beberapa
metode untuk menguji autokorelasi, salah satunya adlah metode Durbin-Watson.
Metode inilah yang digunakan dalam penelitian ini, dimana jika nilai Durbin-
Watson > 0,05 maka model tersebut tidak mengalami gejala autokorelasi.
Tabel 4.7. Uji Autokorelasi (Durbin-watson)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,557a ,310 ,262
,207777246032
694 1,108
a. Predictors: (Constant), Perdagangan dan Jasa, Share Ownership, Infrastruktur,
GCG SCORE, Property, Aneka Industri, Pertambangan, Industri Dasar, Debt Ratio
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Lampiran 7.
Berdasarkan tabel 4.7. di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson
sebesar 1,108. Karena lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat autokorelasi pada
model regresi ini.
4.2.2 Pengujian Hipotesis
4.2.2.2 Regresi Linear Berganda
39 Universitas Kristen Petra
Pengujian analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini diolah dengan
menggunakan bantuan program SPSS 20.0, dimana hasil pengujian tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8. Hasil Regresi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,557a ,310 ,262 ,207777246032694 1,108
a. Predictors: (Constant), Perdagangan dan Jasa, Share Ownership, Infrastruktur, GCG SCORE, Property, Aneka
Industri, Pertambangan, Industri Dasar, Debt Ratio
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2,500 9 ,278 6,434 ,000b
Residual 5,569 129 ,043
Total 8,069 138
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Perdagangan dan Jasa, Share Ownership, Infrastruktur, GCG SCORE, Property, Aneka
Industri, Pertambangan, Industri Dasar, Debt Ratio
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,208 ,136
1,526 ,129
GCG SCORE ,045 ,012 ,300 3,872 ,000
Debt Ratio ,311 ,105 ,266 2,958 ,004
Share Ownership ,250 ,102 ,189 2,448 ,016
Pertambangan -,120 ,080 -,116 -1,507 ,134
Industri Dasar ,041 ,065 ,056 ,637 ,526
Aneka Industri -,148 ,121 -,103 -1,223 ,224
Property ,027 ,072 ,029 ,381 ,704
Infrastruktur ,233 ,108 ,162 2,154 ,033
Perdagangan dan
Jasa ,017 ,047 ,032 ,371 ,711
40 Universitas Kristen Petra
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Excluded Variablesa
Model Beta In t Sig. Partial
Correlation
Collinearity
Statistics
Tolerance
1 Keuangan .b . . . ,000
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors in the Model: (Constant), Perdagangan dan Jasa, Share Ownership,
Infrastruktur, GCG SCORE, Property, Aneka Industri, Pertambangan, Industri Dasar, Debt
Ratio
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat excluded variable,
itu dikarenakan sektor industri keuangan (D8) dalam sample perusahaan terlalu
banyak/ terlalu berbeda dengan variabel bebas lainnya, sehingga SPSS meng –
excluded variabel tersebut. Sehingga dari output SPSS, didapatkan hasil akhir dari
model regresi linear berganda seperti berikut :
Y = 0,280 + 0,045 GCG + 0,311 DR + 0,250 SO - 0,120 D2 + 0,041 D3 - 0,148 D4
+ 0,027 D6 + 0,233 D7 + 0,017 D9
a. Koefisien determinasi (R2) dan Korelasi (R)
Untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dan kontrol yang
digunakan model regresi dapat menjelaskan variabel dependen. Didapati R2
sebesar 0,310 (dapat dilihat pada tabel 4.6) hal ini menunjukan bahwa nilai
perusahaan dapat dijelaskan menggunakan oleh variabel Good Corporate
Governance, Debt Ratio, Share Ownership, dan sektor industri adalah sebesar
31%. sedangkan sisanya sebesar 69% variabilitas nilai perusahaan dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
41 Universitas Kristen Petra
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,557a hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif searah antara Good Corporate Governance, Debt Ratio,
Share Ownership, dan sektor industri terhadap nilai perusahaan.
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel Good Corporate
Governance (GCG), share ownership, debt ratio dan sektor industri secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel nilai perusahaan. Hasil dari uji F dari
model regresi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2,500 9 ,278 6,434 ,000b
Residual 5,569 129 ,043
Total 8,069 138
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Perdagangan dan Jasa, Share Ownership, Infrastruktur, GCG
SCORE, Property, Aneka Industri, Pertambangan, Industri Dasar, Debt Ratio
Berdasarkan hasil pada uji F diketahui nilai F hitung sebesar 6.434 dengan
nilai signifikasi sebesar 0.000. Nilai signifikasi dari F hitung didapati lebih kecil
dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Good Corporate Governance
(GCG), share ownership, debt ratio dan sektor industri berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
c. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan GCG pada variabel
share ownership, debt ratio, dan sektor industri pada nilai perusahaan. Hasil dari
uji t dari model regresi adalah seperti berikut :
42 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10.Hasil uji t
Deskripsi thitung Sig. Keterangan
(Constant) 1.526 .129
GCG SCORE 3.872 .000 Signifikan
Debt Ratio 2.958 .004 Signifikan
Share Ownership 2.448 .016 Signifikan
Pertambangan -1.507 .134 Tidak Signifikan
Industri Dasar .637 .526 Tidak Signifikan
Aneka Industri -1.223 .224 Tidak Signifikan
Property .381 .704 Tidak Signifikan
Infrastruktur 2.154 .033 Signifikan
Perdagangan dan Jasa .371 .711 Tidak Signifikan
Berdasarkan tabel 4.10. maka dapat dilihat bahwa hasil nilai t hitung dari
Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai perusahaan adalah sebesar
3.872 dengan nilai signifikasi sebesar 0.000. Karena nilai t sig lebih kecil dari
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa GCG score memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Untuk hasil uji t hitung dari debt ratio terhadap nilai perusahaan adalah
sebesar 2.958 dengan nilai siginifikasi sebesar 0.004. Maka dapat disimpulkan
bahwa Debt Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahan, karena
nilai t sig lebih kecil dari 0.05.
Pada variabel Share Ownership pada nilai perusahan, t hitung sebesar 2.448
dengan nilai signifikasi sebesar 0.16, sehingga dapat disimpulkan bahwa share
ownership memliki pengaruh nilai signifikan terhadap nilai perusahaan.
Dan pada variabel sektor industri, dapat dilihat dari nilai t hitung D7 sebesar
2.154 dengan nilai signifikasi 0.033 maka dapat disimpulkan bahwa sektor
43 Universitas Kristen Petra
industri infrastruktur (D7) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sektor industri lainnya seperti pertambangan (D2), industri dasar
(D3), aneka industri (D4), property (D6), perdagangan dan jasa (D9) tidak
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.3 Analisa
4.3.1 Temuan dan Interpretasi
Dari hasil penelitian diatas maka temuan dari penelitian ini adalah:
1. GCG score mampu mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hasil
pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance score mempengaruhi positif terhadap nilai perusahaan, hal itu
menunjukan bahwa semakin tinggi GCG score berarti sudah tidak ada lagi
manajemen untuk menguntungkan dirinya sendiri, tetapi manajemen sudah
melakukan apa yang diingikan oleh principal, sehingga dapat menaikknya
nilai perusahaan dan GCG score ternyata mampu untuk mendifinisikan nilai
perusahaan.
2. Share Ownership mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil pengujian
hipotesis kedua menunjukkan bahwa Share Ownership berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, hal itu menunjukan bahwa semakin tinggi
pemegang saham suatu perusahaan maka nilai perusahaan akan tinggi juga.
3. Debt Ratio mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis
ketiga menunjukkan bahwa Debt Ratio ternyata berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa debt ratio semakin
tinggi akan mempengaruhi nilai perusahaan semakin bagus juga.
4. Sektor industri mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil pengujian
hipotesis keempat menunjukkan bahwa tidak semua sektor industri dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, hal itu menunjukkan bahwa setiap sektor
industri memiliki karakteristik masing-masing.
4.3.2 Kaitan Temuan dengan Pengetahuan atau Teori
Kaitan temuan yang telah diungkapkan diatas dengan pengetahuan atau
teori yang ada adalah sebagai berikut:
44 Universitas Kristen Petra
1. GCG score secara konsisten mampu mempengaruhi nilai perusahaan, hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Zhang,
Song, Lu, Liu, dan Bai (2002) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan yang
baik bisa mempengaruhi atau menaikkan harga saham, sehingga dalam hal ini
penerapan GCG mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu, temuan dalam
penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian dari Grienstein dan
Chhaochharia (2007) menunjukan penerapan GCG mempengaruhi nilai
perusahaan.
2. Share Ownership mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Euis (2002) yang mengatakan bahwa
kepemilikan saham memepngaruhi nilai perushaaan. Selain itu, hasil
penelitian ini sejalan juga dengan hasil penelitian Cho dan Kang (2002)
menunjukkan bahwa kepemilikan saham yang tinggi dapat memprediksi nilai
perusahaan yang tinggi.
3. Debt Ratio mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Namun dalam penelitian
ini Debt Ratio berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, tidak seperti
hipotesa ketiga, yang mengatakan bahwa Debt Ratio berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan, yang berarti tidak sejalan dengan hasil penelitian
Multianti (2010) dan Sriwardany (2006), namun ternyata sejalan dengan teori
Modigliani&Miller dengan pajak (1963) yang mengatakan bahwa nilai
perusahaan akan maksimal jika perusahaan tersebut menggunakan hutang
mendekati 100%, karena dengan demikian semakin banyak hutang
perusahaan, investor menganggap perusahaan mempunyai kesempatan yang
luas menggunakan modalnya untuk pengembangan dengan harapan semakin
berkembangnya perusahaan maka keuntungan bagi investor akan semakin
naik, sehingga investor tertarik untuk membeli saham tersebut.
4. Sektor industri mampu mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi tidak pada
semua sektor industri, hal ini dinyatakan karena setiap sektor industri
mempunyai keunikan karakteristik masing-masing sehingga tidak semua
sektor industri mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Dan pada hasil
penelitian ini, hanya sektor industri infrakstruktur yang mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan.