1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi saat ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi saat ...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi saat ini berkembang secara drastis dan terus berevolusi.
Perkembangan teknologi memiliki peranan penting terhadap berbagai aspek dalam
kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak bergantung pada
teknologi informasi dan komunikasi. Pelaku bisnis menyadari bahwa teknologi
informasi merupakan salah satu tool yang penting dalam membangun suatu bisnis,
terutama dalam bidang pemasaran mulai dari proses penyampaian informasi,
mempromosikan produk dan jasa hingga transaksi jual beli. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan beberapa tahun sebelumnya, perusahaan dalam memasarkan
produknya harus menunggu waktu yang lama untuk sebatas menyampaikan
informasi produk mereka.
Komunikasi pemasaran menjadi sarana dimana perusahaan berusaha
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen, baik secara langsung
maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual (Kotler&Keller 2009,
p.89). Peralihan tren marketing pada saat ini terjadi seiring dengan perkembangan
teknologi dan meningkatnya kebutuhan masyarakat sehingga teknik pemasaran yang
digunakan berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, teknik pemasaran
konvensional (offline) sudah mulai ditinggalkan karena dianggap lebih mahal dan
kebanyakan tidak tepat sasaran. Para pemasar yang biasa memasarkan produk
mereka melalui toko atau media konvensial kini mulai memasarkan produk
menggunakan media internet (digital marketing).
Digital marketing akan memudahkan interaksi antara produsen, perantara
pasar/distributor, dan konsumen sehingga dapat membantu pemasaran produk dari
perusahaan. Perusahaan besar maupun kecil hampir seluruh beralih dari pemasaran
konvensional ke pemasaran digital. Karena pemasaran digital dianggap lebih hemat
biaya dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas tidak hanya pasar lokal bahkan
pasar International. Berdasarkan grafik data hasil survei oleh Strongview/Selligent
dapat dilihat bahwa banyak perusahaan saat ini menyediakan anggaran yang lebih
besar untuk pemasaran digital dibandingkan pemasaran konvensional. Menurut
grafik tersebut urutan pertama pada perencanaan pengeluaran biaya pemasaran
terletak pada, e-mail marketing dan setelahnya social media marketing.
2
Gambar 1.1 Perencanaan Program Pengeluaran Biaya Pemasaran
Sumber: StrongView / Selligent (2016)
Untuk memperkuat statement sebelumnya, menurut data We Are Social
sebuah agensi social marketing (Januari 2017), pengguna internet Asia saat ini
mencapai 1,909 miliar jiwa dengan penetrasi 46 persen dari total populasi sebesar
4,153 miliar jiwa. Perkembangan dunia digital marketing di Indonesia dalam 5 tahun
terakhir meningkat sangat drastis, hal ini dikarenakan besarnya pengguna Internet di
Indonesia yang meningkat. Berdasarkan hasil survei Internet Worlds Stats (2015)
menyatakan bahwa pengguna internet Indonesia merupakan pengguna internet
terbesar ke 4 se- Asia setelah China, India, dan Jepang. Di level dunia, jumlah
pengguna internet Indonesia menduduki urutan ke-13.
Gambar 1.2 Data Pengguna Internet di Asia
Sumber: We Are Social (2017)
3
Gambar 1.3 Indonesia Peringkat 4 Pengguna Internet Asia
Sumber: Internet Worlds Stats (2015)
Berdasarkan grafik sebelumnya, dapat dilihat bahwa social media merupakan
alat pemasaran digital yang sedang diminati oleh perusahaan. Social media menurut
(Dailey, 2009, p. 3) adalah konten online yang dibuat menggunakan teknologi yang
mudah diakses dan terukur yang paling penting dari teknologi ini adalah terjadinya
perubahan cara orang membaca dan berbagi berita, serta mencari informasi dan
konten. Hal ini ditunjang dengan jumlah pengguna social media yang semakin
banyak.
Gambar 1.4 Data Pengguna Social Media di Indonesia
Sumber: We Are Social (2017)
Data diatas menunjukkan banyak dari masyarakat Indonesia yang dikatakan
‘kecanduan’ media sosial. Hal ini didukung dengan 40% dari total penduduk di
Indonesia adalah seorang ‘active social media users’. Media sosial kini mempunyai
4
fungsi lain sebagai media promosi. Melalui media sosial, para pelaku bisnis kini
dapat mengetahui respon pelanggan secara langsung atas setiap promosi atau
kegiatan bisnis yang dilakukan.
Media sosial yang paling diminati oleh para pelaku bisnis maupun personal
adalah, Facebook dan Instagram. Hal ini didasari oleh hasil survei yang dibuat oleh
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) tahun 2016.
Gambar 1.5 Konten Media Sosial Yang Sering Di Kunjungi
Sumber: APJII (2016)
Survei DailySocial pada bulan Agustus 2016 lalu menyoroti Perubahan
Perilaku Konsumen Digital tahun 2016, melalui survei ini ditemukan bahwa iklan di
Facebook dan Instagram merupakan iklan yang paling mendorong keputusan
pembelian masyarakat Indonesia untuk berbelanja online. Iklan Facebook memiliki
persentase tertinggi dengan persentase mencapai 38 persen. Setelahnya menyusul
iklan Instagram dengan persentase 24 persen. Hasil survei juga menunjukkan bahwa
pemasaran konvensional seperti Billboard hanya menempati 11 persen.
5
Gambar 1.6 Iklan Yang Paling Mendorong Keputusan Pembelian Masyarakat
Sumber: DailySocial (2016)
Iklan sebagai salah satu alat komunikasi pemasaran bertumbuh sangat cepat
(Shavitt, Lowrey, & Haefner, 1998, p. 7). Iklan dimaksudkan untuk memotivasi
pembeli yang potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk atau jasa untuk
mempengaruhi pendapat publik (Kotler & Armstrong, 2010). Sedangkan pengertian
periklanan menurut (Tjiptono, 2005, p. 226) mengatakan bahwa: “Iklan adalah
bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan
atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan
rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan
pembelian”.
“Iklan yang berbentuk konten berbasis internet kini dianggap lebih menarik.
Audiens dianggap lebih mudah dalam melihat dan mencerna iklan atau campaign
tersebut. Advertising digital media ini dianggap lebih efektif untuk pemasaran saat
ini karena lebih menargetkan konsumen dengan pesan yang tepat, ditempat yang
tepat dan waktu yang fleksibel karena target audiens dapat melihat iklan sesuai
dengan waktu yang mereka inginkan.” tutur Anthony Leong selaku CEO Menara
Digital Enterprise yang dijuluki media sebagai Pakar Digital Marketing Indonesia
(Tribunnews, 2016). Berbanding terbalik dengan iklan konvensional melalui iklan
televisi misalnya, audiens yang melihat iklan adalah seluruh masyarakat yang sedang
menonton televisi (non targeted), pesan dan waktu terkesan terbatas karena semakin
panjang durasi iklan akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan. Berbeda dengan
iklan melalui media digital mampu menganalisis data target audiens dengan lebih
detail sehingga para pelaku bisnis dapat mengevaluasi rencana iklan seperti apa yang
efisien dan sesuai sehingga hasil tepat sasaran dan tujuan tercapai.
6
Untuk membuktikan variabel yang digunakan peneliti melakukan survey
pretest yang berkaitan dengan sikap konsumen terhadap iklan yang dianggap
menarik untuk produk ban motor kepada 31 responden dengan pertanyaan “Contoh
iklan di media sosial bagaimana yang menarik anda untuk membeli ban motor?”
dimana dari 31 orang yang terdiri dari 21 laki-laki dan 10 perempuan serta dengan
latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Sebanyak 41.9% responden memiliki
profesi sebagai karyawan swasta, 38.7% merupakan pelajar/mahasiswa, 12.9%
merupakan wiraswasta, 3.2% berprofesi sebagai pegawai negeri / TNI, dan sisanya
3.2% memiliki profesi lainnya.
Gambar 1.7 Jenis Kelamin dan Profesi Responden
Sumber: Pretest Peneliti (2017)
Gambar 1.8 Iklan Media Sosial Yang Menarik Untuk Membeli Ban Motor
Sumber: Pretest Peneliti (2017)
Menurut gambar diatas, faktor yang paling menarik untuk melihat iklan di
media sosial sehingga membuat responden ingin membeli, 87.1% atau 27 orang
memilih bahwa mereka akan tertarik dengan informasi yang lengkap mengenai spek
7
ban motor, 64.5% atau 20 orang tertarik dengan konten yang mendidik (berisi
pengetahuan mengenai ban motor), 32.3% atau 10 orang tertarik dengan konten yang
menghibur / lucu, 25.8% atau 8 orang tertarik dengan adanya hadiah yang
ditawarkan / terpercaya.
Dikaitkan dengan teori yang ada menurut (Josephine, Devasenathipathi, &
Parameswaran, 2008) dalam jurnalnya yang berjudul “Customers’ Attitude Toward
Advertisement with Special Reference to Airtel and Hutch Brand” mengungkapkan
bahwa iklan bukanlah merupakan bentuk dari seni, tujuan dari iklan bukan untuk
menghibur tetapi menciptakan penjualan, oleh karena itu pemahaman mengenai
efektivitas dari iklan dalam menciptakan penjualan sangat penting. Beliau juga
mengatakan bahwa meskipun iklan bukanlah bertujuan untuk hiburan, tetapi
pembuatan iklan yang mengandung unsur hiburan, akan meningkatkan penerimaan
konsumen terhadap iklan, karena konsumen cenderung menyukai segala sesuatu
yang mengandung unsur kreativitas dan menghibur.
Iklan yang dikatakan menarik adalah iklan yang memiliki daya tarik, yaitu
memiliki kemampuan untuk menarik pasar (audience) sasaran. Pesan-pesan yang
akan disampaikan dapat disajikan dalam gaya yang berbeda-beda, yaitu dengan
menampilkan cuplikan kehidupan individu atau kelompok, gaya hidup individu,
fantasi tentang produk, suasana hati (mood) atau seputar citra produk, musik untuk
lebih menghidupkan pesan, simbol kehidupan untuk menghidupkan karakter yang
mempersonifikasi produk, memamerkan keahlian dan pengalaman perusahaan dalam
menghasilkan produk, bukti bukti ilmiah kunggulan produk, bukti kesaksian dari
orang orang terkenal (Fandi Tjiptono, 1997 dalam (Nurhayati, 2012)). Konsumen
memiliki ketergantungan pada gambar dan informasi mengenai produk yang tertera
pada iklan. Informasi serta gambar dicari oleh konsumen sebagai evaluasi bagi
mereka sebelum melakukan proses pembelian apakah iklan memberi nilai positif
bagi konsumen hingga melakukan proses pembelian.
Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa sikap konsumen terhadap
iklan (attitude toward advertising) merupakan hal yang penting karena akan
berpengaruh pada keefektifan iklan, sikap terhadap merek, dan niat untuk melakukan
pembelian (MacKenzie & Lutz, 1989). Niat beli akan tercipta ketika barang atau jasa
dianggap memiliki nilai oleh pelanggan (Alex & Thomas, 2011). Menurut (Wang &
Tsai, 2014) niat beli didefinisikan sebagai suatu kemungkinan bahwa seorang
konsumen akan membeli produk, dikatakan semakin tinggi niat dari konsumen
8
berarti kemungkinan untuk membeli suatu produk akan lebih tinggi meskipun belum
tentu konsumen benar-benar akan membeli produk tersebut. Para peneliti dapat
menggunakan niat pembelian oleh pelanggan sebagai indikator penting untuk
memperkirakan perilaku konsumen. Ketika konsumen telah mempunyai niat untuk
membeli yang positif ini bentuk komitmen pada sebuah merek, bahwa merek itu
positif dan baik. Hal tersebutlah yang mendorong pembelian yang pada akhirnya
akan dilakukan oleh konsumen (Fishbein dan Ajzen, 1975 dalam (Schiffman &
Kanuk, 2007)).
Berbagai alat ukur untuk menilai efektivitas dari iklan mengalami
perkembangan. Salah satu cara untuk mengukur efektivitas suatu iklan dapat dilihat
dari seberapa besar konsumen menghargai dan bersikap positif terhadap iklan
tersebut. Nilai iklan (advertising value) didefinisikan sebagai evaluasi subjektif dari
nilai relatif atau utilitas dari iklan kepada konsumen (Ducoffe, 1995). Yang mana
advertising value akan mempengaruhi strategi yang akan digunakan oleh para pelaku
bisnis dalam mempromosikan produknya. Advertising value akan melihat kegunaan
atau kepuasan yang dihasilkan suatu produk diukur secara subjektif. Dalam journal
of advertising yang berjudul “Social media advertising value: The case of
transitional economies in Southeast Asia” menjelaskan bahwa tiga keyakinan iklan
media sosial, yaitu keinformatifan (informativeness), hiburan (entertainment) dan
kredibilitas (credibility) memiliki efek pada persepsi nilai yang dirasakan konsumen
dari iklan media sosial, yang mana akan berpengaruh terhadap niat pembelian online
konsumen (dalam William Van-Tien Dao, Angelina Nhat Hanh Le, Julian Ming-
Sung Cheng & Der Chao Chen, 2014).
Informativeness adalah kemampuan iklan untuk menginformasikan
konsumen terhadap alternatif produk sehingga pembelian menghasilkan kepuasan
terbesar yang mungkin dapat dibuat. (Ducoffe 1996). Salah satu peran utama iklan
yang memiliki dampak besar pada mempengaruhi dan membentuk sikap konsumen
terhadap iklan adalah informasi yang disampaikan pada iklan (Petrovici & Marinov,
2007) dalam (Ashmawy & Sahn, 2014). Untuk memfasilitasi komunikasi yang
efektif antara konsumen dan pengiklan, iklan harus menyampaikan informasi dan
memberikan hiburan (Ducoffe 1996). Karena menurut (Petrovici & Paliwoda, 2007),
mayoritas konsumen sadar akan peran iklan yang informatif dan menghibur.
Kredibilitas didefinisikan sebagai iklan yang dapat menjadi petunjuk dan membantu
persepsi bagi pendengarnya sehingga mempengaruhi niat pembelian konsumen
9
(Adler dan Rodman (2000 dalam (Ling, Piew, & Chai, 2010)). Sebuah iklan harus
sesuai dengan produk yang dipasarkan, tidak boleh tidak sesuai dengan produk yang
dipasarkan (Ducoffe, 1996).
Dengan demikian, media sosial menyediakan platform bagi perusahaan untuk
terlibat pada waktu yang tepat dan langsung berhubungan dengan konsumen akhir
(Kaplan & Haenlein, 2010). Pada tahun 2011, perusahaan PR Burson-Masteller
merilis sebuah survei mengenai pengaruh media sosial dalam laporan “Global Social
Media Check Up 2011” yang membuktikan bahwa 25% perusahaan didunia memiliki
platform media sosial, yaitu seperti Facebook, Twitter, Youtube dan Blog, sedangkan
84% lainnya minimal menggunakan satu dari empat media sosial tersebut. Media
sosial dianggap sebagai perantara yang paling memberikan pengaruh yang kuat baik
bagi dunia bisnis maupun dalam masyarakat. Karena melalui media sosial dapat
memberikan konten yang bervariasi dalam sekali posting baik berupa gambar,
tulisan, video, maupun suara.
Direktur Utama PT Indo Menara Digital, Charlie M. Sianipar (2016) sebagai
agensi penyedia jasa pemasaran secara online. Beliau mengatakan, “Digital
marketing merupakan cara mudah untuk melakukan penetrasi pasar dengan cepat dan
tepat sasaran. Dibanding dengan cara konvensional yang konservatif, dan tidak
terukur, sehingga kegiatan pemasaran menjadi tidak efektif. Selain itu, pemasaran
online dengan digital marketing ini bekerja tanpa batas waktu, tanpa cuti, dan tanpa
lembur. Aksesnya pun sangat mudah bisa melalui mobile, atau laptop.”
“PT. Maxxis International Indonesia”, salah satu produsen ban terkemuka
asal Taiwan yang telah diakui oleh dunia dengan nama brand “Maxxis Tyre” yang
juga merupakan sponsor resmi salah satu football club ternama di dunia, Liverpool.
Perusahaan ban Taiwan ini menduduki rangking ke-sembilan dunia dan telah
tersebar dilebih dari 180 negara di Asia-Pasifik, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika.
Melihat permintaan pasar ban di Indonesia tinggi, ditahun 2016, PT. Maxxis
International Indonesia dibawah nama Cheng Shin Rubber Ind.Co., Ltd mendirikan
pabriknya yang masih dalam proses pembangunan terletak di Cikarang, Jawa Barat.
Pabrik ini akan memproduksi ban kendaraan roda dua (dimulai tahun 2017) dan roda
empat yang akan dimulai tahun 2019 yang disesuaikan dengan permintaan pasar ban
di Indonesia. Pabrik Maxxis Indonesia direncanakan akan selesai pada kuartal
pertama di tahun 2017. Selama tahap pembangunan pabrik, Roland Liu, selaku Sales
Manager PT. Maxxis International Indonesia mengklaim bahwa perusahaan belum
10
melakukan aktivitas penjualan masih dalam tahap persiapan pabrik. Meski begitu,
peredaran ban Maxxis di Indonesia sudah ada sejak tahun 2008 melalui distributor
ban Maxxis Indonesia, PT. Atria Prima dan ditahun 2016, PT. Maxxis International
Indonesia mengangkat PT. Maxxindo Trisensa sebagai distributor resmi untuk
kategori ban motor.
Selama tahap persiapan pabrik, walaupun perusahaan mengklaim tidak
adanya aktivitas penjualan, PT. Maxxis International Indonesia tetap melakukan
aktivitas promosi baik secara offline maupun online. Aktivitas promosi offline yang
dilakukan PT. Maxxis International Indonesia ini dengan melakukan aksi
pembuktian ketahanan ban Maxxis pada kondisi jalan di Indonesia dengan
menempuh perjalanan 10.000 km yang dilakukan selama satu bulan penuh mulai dari
28 September 2016 sampai dengan 31 Oktober 2016 bekerja sama dengan Ikatan
Motor Indonesia (IMI) sebagai organisasi resmi dan independen dari penggemar
kendaraan bermotor di Indonesia dan dengan adanya pemasangan billboard Maxxis
di tol arah menuju Pluit, Jakarta Utara dekat dengan Bandara Soekarno Hatta, serta
membuka booth di event otomotif.
Gambar 1.9 Aksi Pembuktian Ketahanan Ban Maxxis
Sumber: Biz Kompas (2016)
11
Gambar 1.10 Billboard Maxxis
Sumber: Google (2016)
PT. Maxxis International Indonesia juga mengikuti perkembangan pemasaran
dengan menggunakan media digital. Melalui pemasaran digital PT. Maxxis
International Indonesia dapat menganalisis karakteristik target pasar di Indonesia
secara lebih detail serta dapat mengkomunikasikan merek dengan lebih efektif.
Komentar konsumen yang positif maupun negatif dapat dengan mudah diketahui
oleh pihak Maxxis Indonesia. Sehingga untuk menunjang aktivitas promosi secara
online, PT. Maxxis International Indonesia bekerjasama dengan PT. Indo Menara
Digital. PT. Indo Menara Digital merupakan salah satu digital marketing consultant
di Jakarta yang sudah berpengalaman sejak tahun 2008, dengan jasa social media
marketing yang ditawarkan dengan memanfaatan social media Facebook ads dan
Instagram ads.
Gambar 1.11 Booth di Event Otomotif
Sumber: Facebook Maxxis Indonesia (2016)
12
Gambar 1.12 Iklan Ban Maxxis di Facebook
Sumber: PT. Indo Menara Digital (2017)
Gambar 1.13 Iklan Ban Maxxis di Instagram
Sumber: Instagram Maxxis Indonesia (2017)
13
Gambar 1.14 Iklan Tips di Facebook Maxxis
Sumber: PT. Indo Menara Digital (2017)
Gambar 1.15 Iklan Ucapan Hari Raya di Instagram Maxxis
Sumber: PT. Indo Menara Digital (2016)
14
Gambar 1.16 Iklan Distributor di Facebook Maxxis
Sumber: PT. Indo Menara Digital (2016)
Bermacam-macam merek ban di Indonesia baik produsen lokal maupun luar
negeri telah menyerbu konsumen dengan berbagai penawaran menarik dan memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan jenis sepeda motor yang digunakan, berikut
merupakan analisa competitor PT. Maxxis International Indonesia yang aktif dalam
pemasaran secara digital:
Tabel 1.1 Competitor Analysis
Brand Range Harga Target Social Media
Maxxis Rp 500.000 – Rp
1.100.000
Truck, car, 4x4,
motorcycle
Facebook: Maxxis
Indonesia
Instagram:
Maxxis.id
15
Iklan Maxxis di Facebook dengan 4.2k likes
Iklan Maxxis di Instagram dengan 52 likes
Bridgestone
Battlax
Rp 500.000 – Rp
1.500.000
Brands to cater to
SUVs, luxury,
passenger, heavy
vehicles, racing cars,
motorbike
Facebook: Battlax
Indonesia
Instagram:
Bridgestonebattlax
16
Iklan Bridgestone Battlax di Facebook dengan 32 likes
Iklan Bridgestone Battlax di Instagram dengan 537 likes
Michelin Rp 200.000 – Rp
2.100.000
2-wheeler, passenger,
luxury, SUVs. LT, HT,
trucks, bus, specialty
equipment
manufacturing
companies
Facebook:
Michelin
Indonesia
Instagram:
Michelin (pusat)
17
Iklan Michelin di Facebook dengan 94k likes
Pirelli Rp 500.000 – Rp
3.000.000
Cars, trucks, motorbike
manufacturing, service
companies
Facebook: Pirelli
TYRE Indonesia
Iklan Pirelli di Facebook dengan 21 likes
(Sumber: (Admin, 2017) , (SWOT Analysis, USP & Competitors )
Berdasarkan sumber diatas penulis menganalisa competitor dari merek ban
motor Maxxis diantaranya yaitu, Bridgestone Battlax, Michelin, dan Pirelli. Analisa
dibedakan berdasarkan range harga, target konsumen dan jumlah ‘likers’ mereka di
media sosial. Dilihat melalui pendekatan-pendekatan harga, target konsumen dan tipe
produk yang ditawarkan serta didukung dengan jumlah ‘ likers’ yang terbanyak
diantara pesaingnya, maka potensial competitor dari ban motor Maxxis adalah merek
ban motor Michelin. Pemasaran yang interaktif oleh Michelin melalui media sosial,
membuat interaksi dengan konsumen jauh lebih besar, hal ini ditinjau dari jumlah
‘ likers’ iklan Michelin di Facebook yang mencapai 94.000 orang.
18
Berikut salah satu contoh iklan Michelin yang memiliki unsur nilai iklan
(informativeness, entertainment, credibility) pada media sosial Facebook, adanya
penjelasan informasi yang jelas mengenai layanan jasa yang ditawarkan secara gratis
yaitu, pengecekan tekanan angin ban kendaraan dengan waktu dan lokasi yang
tertera, pemberian souvenir dan voucher, tampilan maskot berkarakter dengan
mencantumkan nama brand “Michelin”.
Gambar 1.17 Contoh Isu Facebook Yang Mengandung Unsur Informativeness,
Entertainment, Credibility
Sumber: Facebook Michelin Indonesia (2017)
Dengan ini, penulis ingin mengetahui seberapa efektivitas iklan yang sudah
dilakukan baik di Facebook maupun Instagram Maxxis Indonesia yang didasari atas
advertising value diukur melalui dimensi Informativeness, Entertainment, dan
Credibility dan bagaimana konsumen menilai iklan tersebut serta apakah sikap
konsumen mempengaruhi niat pembelian konsumen. Selain itu, penulis juga ingin
mengetahui apakah variabel gender yang memoderatori variabel sikap terhadap iklan
memiliki pengaruh terhadap niat pembelian konsumen.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis
Pengaruh Informativeness, Entertainment, Credibility pada Advertising Value
terhadap Attitude Toward Advertising serta Dampaknya pada Consumers’ Purchase
Intention (Studi Kasus: Facebook dan Instagram Maxxis Indonesia)”.
19
1.2 Identifikasi Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan menjadi beberapa
hal antara lain:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara a) informativeness, b)
entertainment, dan c) credibility terhadap advertising value?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara advertising value
terhadap sikap konsumen terhadap iklan (attitude toward advertising)
pada Facebook dan Instagram Maxxis Indonesia?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap konsumen
terhadap iklan (attitude toward advertising) pada Facebook dan Instagram
Maxxis Indonesia terhadap consumers’ purchase intention?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara advertising value
terhadap consumers’ purchase intention secara langsung?
5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara advertising value
terhadap consumers’ purchase intention melalui sikap konsumen terhadap
iklan (attitude toward advertising) pada Facebook dan Instagram Maxxis
Indonesia?
6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel gender dalam
memoderasi pengaruh dari sikap konsumen terhadap iklan (attitude
toward advertising) pada Facebook dan Instagram Maxxis Indonesia
terhadap consumers’ purchase intention?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh antara a) informativeness, b) entertainment,
dan c) credibility terhadap advertising value.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara advertising value terhadap sikap
konsumen terhadap iklan (attitude toward advertising) pada Facebook
dan Instagram Maxxis Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara sikap konsumen terhadap iklan
(attitude toward advertising) pada Facebook dan Instagram Maxxis
Indonesia terhadap consumers’ purchase intention.
20
4. Untuk mengetahui pengaruh antara advertising value terhadap consumers’
purchase intention secara langsung.
5. Untuk mengetahui pengaruh antara advertising value terhadap consumers’
purchase intention melalui sikap konsumen terhadap iklan (attitude
toward advertising) pada Facebook dan Instagram Maxxis Indonesia.
6. Untuk mengetahui pengaruh antara variabel gender dalam memoderasi
pengaruh dari sikap konsumen terhadap iklan (attitude toward
advertising) pada Facebook dan Instagram Maxxis Indonesia terhadap
consumers’ purchase intention.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, yaitu PT. Indo Menara Digital, selaku tim pemasaran
digital PT. Maxxis International Indonesia, hasil penelitian ini dapat
dijadikan manfaat untuk menilai efektifitas dari iklan yang telah dilakukan
selama ini, seberapa besar konsumen menghargai dan bersikap positif
terhadap iklan, sehingga dapat menjadi pertimbangan dan evaluasi dalam
menentukan kebijakan strategi periklanan perusahaan dimasa yang akan
datang.
2. Bagi penulis, merupakan kesempatan untuk menambah pengetahuan dan
juga pengalaman untuk mengetahui advertising value yang dilihat dari
sikap konsumen terhadap iklan dan bagaimana dampaknya pada niat
pembelian konsumen. Penulis dapat mengintegrasikan teori-teori yang
telah didapat selama perkuliahan berlangsung sehingga penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan referensi atau dapat memberikan manfaat
lainnya bagi para pembaca.
3. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai referensi dan menambah
pengetahuan dari informasi yang diberikan melalui studi kasus pada
Facebook dan Instagram PT. Maxxis International Indonesia. Penelitian ini
juga dapat dijadikan referensi yang memiliki manfaat untuk penelitian
selanjutnya.
21
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh informativeness, entertainment,
dan credibility terhadap nilai iklan Maxxis Indonesia pada Facebook dan Instagram
apakah berdampak pada niat pembelian konsumen yang dinilai melalui sikap
konsumen terhadap iklan. Sehingga objek dari penelitian ini adalah pengguna
Facebook dan Instagram di Indonesia yang mengikuti dan pernah melihat iklan
Maxxis Indonesia pada Facebook dan Instagram. Metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuisioner kepada objek
penelitian. Adapun data media sosial report bulanan dari PT Indo Menara Digital
yang digunakan pada penelitian ini digunakan sebagai pendukung untuk penelitian
yang lebih lanjut.