001 ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT BANK PERMATA Tbk

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan Perekonomian suatu Negara ditentukan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah sektor perbankan yang memiliki fungsi pokok sebagai lembaga penghimpunan dana masyarakat (Kuncoro, 2002:539) dalam Hetna Darma (2008). Setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu memerlukan modal kerja yang cukup untuk menjaga kelancaran usahanya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji dan upah, biaya produksi, biaya administrasi dan umum tergantung pada modal kerja yang dimiliki perusahaan. Dana yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan diharapkan dapat kembali dalam waktu relatif singkat dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dana pada perusahaan perbankan yang terbesar digunakan adalah untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Periode perputaran setiap elememn modal kerja antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Semakin cepat perputaraan elemen modal kerja dalam setiep periode berarti semakin efisien perusahaan di dalam menggunakan dana. Tujuan dari manejemen modal kerja itu sendiri adalah untuk mengelola masing-masing elemen modal kerja sehingga jumlah net working capital yang diinginkan tetap dapat dipertahankan dan perusahaan akan semakin likuid yaitu perusahaan mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jatuh tempo. Likuiditas merupakan kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat (Taswan, 2006) dalam Hetna Darma (2008). Dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitmen loan maupun penarikan-penarikan tidak terduga lainnya. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelola likuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan, dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi benturan kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan. 1

Transcript of 001 ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT BANK PERMATA Tbk

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan Perekonomian suatu Negara ditentukan oleh banyakfaktor. Salah satunya adalah sektor perbankan yang memiliki fungsipokok sebagai lembaga penghimpunan dana masyarakat (Kuncoro,2002:539) dalam Hetna Darma (2008). Setiap perusahaan di dalammenjalankan usahanya selalu memerlukan modal kerja yang cukup untukmenjaga kelancaran usahanya, untuk membeli bahan baku, membayargaji dan upah, biaya produksi, biaya administrasi dan umumtergantung pada modal kerja yang dimiliki perusahaan. Dana yangtelah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaandiharapkan dapat kembali dalam waktu relatif singkat dan memberikankeuntungan bagi perusahaan.

Dana pada perusahaan perbankan yang terbesar digunakan adalahuntuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Periode perputaransetiap elememn modal kerja antara satu dengan yang lainnya tidaksama. Semakin cepat perputaraan elemen modal kerja dalam setiepperiode berarti semakin efisien perusahaan di dalam menggunakandana. Tujuan dari manejemen modal kerja itu sendiri adalah untukmengelola masing-masing elemen modal kerja sehingga jumlah networking capital yang diinginkan tetap dapat dipertahankan danperusahaan akan semakin likuid yaitu perusahaan mampu untukmembayar kewajiban-kewajiban jatuh tempo.

Likuiditas merupakan kemampuan manajemen bank dalam menyediakandana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat (Taswan,2006) dalam Hetna Darma (2008). Dalam kewajiban di atas termasukpenarikan yang tidak dapat diduga seperti commitmen loan maupunpenarikan-penarikan tidak terduga lainnya. Sebagai lembagakepercayaan bagi masyarakat maka bank harus bisa mengelolalikuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk memperkecil risikolikuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan, dalam mengelolalikuiditas selalu akan terjadi benturan kepentingan antarakeputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan.

1

Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditas akancenderung memelihara alat likuiditasnya yang relatif lebih besardari yang diperlukannya dengan maksud untuk menghindari kesulitanlikuiditas, namun disisi lain bank juga dihadapkan pada biaya yangbesar berkaitan dengan pemeliharaan alat likuiditas yangberlebihan.

Dana yang menganggur mengakibatkan biaya yang dikeluarkan olehbank lebih besar dari penerimaan yang didapat dari penerimaan bungauntuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Contoh lainnya padasaat suatu perusahaan akan menarik dana yang dibutuhkan, haruslahdiketahui lebih dahulu untuk berapa lama dana itu akan dipergunakandidalam perusahaan. Penarikan dana yang dibutuhkan didasarkankepada ketentuan bahwa dana yang dibutuhkan itu hendaknya ditarikuntuk jangka waktu yang sesuai dengan penggunaan dana tersebutdidalam perusahaan atau jangka waktu terikatnya dana dalam aktivayang akan dibiayai dengan dana tersebut. Sebab dari itu perluadanya pemenuhan kebutuhan dana dalam setiap perusahaan.

Pemenuhan kebutuhan dana sendiri dapat dibedakan antara carapemenuhan kebutuhan dana sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhanmasing-masing aktiva yang akan dibiayai dan cara pemenuhankebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang kebutuhansebagai satu kesatuan atau satu kelompok. Adapun setiap dana yangdigunakan dalam suatu perusahaan adalah dimaksudkan untukmenghasilkan pendapatan (Veitzhal, 2007) dalam Hetna Darma (2008).

Pendapatan pada sisi passiva harus mampu memenuhi kewajibankepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank, di tarikpada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telahdiperjanjikan. Supaya bank tidak terjadi kelebihan atau kekurangandana bank perlu mengatur dananya secara terencana dan tepat karenaefek kelebihan maupun kekurangan dana keduaduanya tidakmenguntungkan bagi bank. Keberhasilan bank dalam manajemenlikuiditas dapat diketahui pada:

1. Kemampuan memprediksi kebutuhan dana di waktu yang akan datang2. Kemampuan untuk memenuhi permintaan akan cash dengan

menukarkan harta lancarnya 3. Kemampuan memperoleh cash secara mudah dengan biaya yang

sedikit, 2

4. Kemampuan pendapatan pergerakan cash in dan cash out dana5. Kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tanpa harus mencairkan

aktiva tetap apapun kedalam cash.

Berdasarkan surat edaran kepada semua bank umum di Indonesia olehBank Indonesia Jakarta 16 Juli 2009 No. No.11/ 16 /DPNP mengenaiPeraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5029) dan perlunya pengelolaan RisikoLikuiditas baik dalam kondisi normal maupun kondisi krisis.

Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikankeyakinan kepada para penyimpan dana bahwa mereka dapat menarikdananya sewaktuwaktu pada saat jatuh tempo, untuk itulah analisislikuiditas sangat penting dan bank harus dapat mempertahankanlikuiditasnya.

“BI mengeluarkan peraturan standar LDR perbankan pada kisaran 78-100% yang berlaku mulai Maret 2011. Jika LDR di bawah 78%, BI akanmengenakan denda 0,1% dari jumlah simpanan nasabah di bank tersebutuntuk tiap 1% kekurangan LDR. Jika LDR bank di atas 100%, bankharus menambah setoran giro wajib minimum (GWM) primer sebesar 0,2%dari jumlah simpanan nasabah di bank tersebut untuk tiap kelebihanLDR 1%.( http://bataviase.co.id/node/380165)”

Jika kita lihat tabel dibawah ini LDR PT Bank Permata Tbk. dalamperiode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 berada di kisaran 78-100%.

Tabel 1.1 Sumber Dana Dari Masyarakat Dalam Bentuk Simpanan(dalam jutaan rupiah)

NamaBank

Keterangan

2008 2009 2010 2011 2012

PT. Giro 9.385.05 10.946. 14.039. 17.150.6 21.125.53

BankPermataTbk.

4 646 050 48 03 Tabungan

7.047.260

9.682.197

12.750.272

17.156.724

23.294.585

Deposito

26.336.535

25.177.718

32.695.605

48.475.915

60.494.389

JulahDanaPihakKetiga

42.768.849

45.806.561

59.484.927

82.783.287

104.914.477

KredityangDiberikan

33.522.674

40.101.565

51.477.055

68.204.434

93.705.893

LDR % 78,38% 87,55% 86,54% 82,39% 89,32%Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah penelitian yaitu bagaimana likuiditas PT BankPermata Tbk. diukur dengan rasio-rasio likuiditas periode tahun2008 sampai tahun 2012.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian adalah: 1. Untuk menilai bagaimana likuiditas pada bank PT Bank Permata

Tbk. periode tahun 2008 sampai tahun 2012. 2. Bagaiman perbandingan likuidtas pada bank PT Bank Permata Tbk.

dengan Bank BUMN

4

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank

Definisi bank umum secara singkat adalah bank yang dapatmemberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank-bank umumterdiri dari bank-bank umum pemerintah, bank-bank umum swastanasional devisa, bank-bank swasta nasional nondevisa dan bank-bankasing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank umum adalah menghimpundana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangkadan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentukkredit (Pohan, 2008).

Malayu SP. Hasibuan dalam bukunya “Dasar-Dasar Perbankan”(2004:2) menjelaskan bahwa, “Bank adalah badan usaha yangkekayaanya terutama dalam bentuk aset keuangan ( financial assets )serta bermotifkan profitabilitas dan juga sosial, jadi bukan hanyamencari keuntungan saja.”.

Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori danAplikasi (2002: 68), definisi dari bank adalah lembaga keuanganyang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembalidana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikanjasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Dalam kehidupan perekonomian suatu negara, bank memiliki perananpenting dalam perekonomian. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998,bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalambentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentukkredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkantaraf hidup orang banyak. 12

Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998, bank umumadalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensionaldan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannyamemberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.2 Sumber Dana Bank 5

Menurut Kasmir (2008:61) “Sumber-sumber dana bank adalah usahabank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatanoperasinya”, dapat dibedakan menjadi 3 sumber yaitu:

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri Sumber dana ini berasal dari dalam bank, baik pemegang sahammaupun sumber lain. Sumber dana dari bank itu sendiri terdiridari: a.Setoran modal dari pemegang saham

Dalam hal ini pemilik saham dapat menyetor dana atau membelisaham yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b.Cadangan-cadangan bank Yaitu cadangan-cadangan laba tahun lalu yang tidak dibagikepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini digunakan untukmengantisipasi laba tahun yang akan datang.

c.Laba bank yang belum dibagi Merupakan laba yang belum dibagikan pada tahun yangbersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuksementara waktu. 13

2. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayaiatau membayar transaksi-transaksi tertentu. Sumber dana inidiperoleh dari pinjaman bank lain maupun lembaga keuangan lainkepada bank.

3. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini sering disebut sumber dana pihak ketiga yaitusumber dana yang berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalambentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.

2.1.2.1 Dana Pihak Ketiga

Menurut Kasmir (2008:64), “Sumber dana dari masyarakat luasmerupakan sumber dana yang paling utama bagi bank”, terdiri dari 3jenis yaitu:

a. Simpanan Giro (Demand Deposit) Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, giro

adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat6

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dansurat perintah pembayaran lainnya atau pemindah bukuan. Dalampelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekeningyang disebut sebagai rekening koran. Biasanya giro dibedakanatas dua kategori pemilik yaitu, rekening perorangan danrekening atas nama badan. Motivasi simpanan uang dalam bentukgiro adalah untuk memenuhi keperluan usaha sehari-hari,sehingga pengendapan dana pada umumnya tidak lama dan sulitdiperkirakan.

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarattertentu. Setoran tabungan dapat dilakukan sewaktu-waktu dandalam melakukan penarikan dana, nasabah tidak perlumemperhatikan jatuh tempo pencairan seperti pada deposito.Motif masyarakat dalam menabung pada produk ini adalah sebagaipenanaman dana dan berjaga-jaga atau untuk menghimpun danadalam mencapai maksud tertentu setelah dananya mencukupi akanditarik kembali.

c. Simpanan Deposito (Time Deposit) Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang dimaksud

dengan “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapatdilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabahpenyimpan dengan bank”. Deposito merupakan sumber danapinjaman terbesar bagi kebanyakan bank. Semakin banyak danayang dapat dihimpun dari produk ini, maka kemampuan bank untukmenyalurkan kredit dan melakukan kegiatan perbankan lainnya.

2.1.3 Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan danayang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yangtelah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat (Mudrajat, 2002:279) dalam Hetna Darma ( 2007 ). Kewajiban yang timbul dari sisiaktiva misalnya penyediaan dana bagi penarikan pinjaman yangdisetujui atau penarikan atas kelonggaran tarik pinjaman. Sedangkankewajiban yang timbul dari sisi pasiva atau liabilities, misalnya

7

penyediaan dana bagi penarikan tabungan dan simpanan lainnya olehnasabah.

Sumber- sumber utama kebutuhan likuiditas dapat digolongkan sebagaiberikut: 1) Memenuhi kebutuhan likuiditas wajib minimum 2) Menjaga agar saldo rekening yang ada pada bank koresponden selalu

berada pada jumlah yang ditentukan. 3) Memenuhi penarikan dana baik oleh nasabah debitur maupun

penabung.

2.1.4 Teori Manajemen Likuiditas

Menurut Veitzhal (2007: 387) dalam Hetna Darma (2007) teoritentang manajemen likuiditas perbankan ini relatif hampir samatuanya dengan ilmu perbankan. Ada empat teori likuiditas perbankanyang dikenal yaitu sebagai berikut:

2.1.4.1 Commercial Loan theory Teori ini dianggap paling kuno, nama lain dari teori ini

adalah real bills doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar dua abadlalu. Kajian teori ini dilakukan oleh Adam Smith dalam bukunyayang terkenal “The Wealth of Nation” yang diterbitkan tahun 1776.teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjamandengan surat dagang jangka pendek yang dapt dicairkan dengansendirinya (self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian pinjamanmengandung makna untuk pembayaran kembali.

2.1.4.2 Shiftability Theory Shiftability theory merupakan teori tentang aktiva yang dapat

dipindahkan dan teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuahbank tergantung pada kemampuan bank memindahkan aktivanya ke padaorang lain dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapatditerima bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangkapendek dalam portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan inisejumlah depositors harus memutuskan untuk menarik kembali uangmereka, bank hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambilyang diperoleh (atau dibeli), dan membayarnya kembali kepadadepositornya.

8

2.1.4.3 Anticipated Income Theory Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika

Serikat, yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipatedincome theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau setiapupaya mengalokasikan dana ditunjukkan pada sector yang feasible danlayak akan menguntungkan bagi bank.

2.1.4.4 The Liability Management Theory Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola

pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadisumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank adalah: a) untuk menghadapi penarikan oleh nasabah b) memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo c) memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah.

2.1.5 Penilaian Likuiditas

Likuiditas untuk memastikan dilaksanakan manajemen asset dankewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuidititas yang cukup.Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bankuntuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memedai denkesukupan manajemen risiko likuiditas. Bank dikatakan likuid bilamempunyai alat pembayaran berupa harta lancar lebih besardibandingkan dengan seluruh kewajibannya (Mamduh dan Halim 2003:199) dalam Hetna (2008).

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kaulitatif terhadap factorlikuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadapkomponen-komponen diantaranya:

2.1.5.1 Cash Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

membayar kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarikdengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.

Cash Ratio = alatlikuidpasivalikuid

x100%

9

2.1.5.2 Loan to Deposit (LDR) Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah

kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank,yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembalipenarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yangdiberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu semakintinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuanlikuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yangdiperlukan unutk membiayai kredit menjadi semakin besar denganrumus sebagai berikut:

LDR = jumlahkredityangdiberikantotaldanapihakketigax100%

2.1.5.3 Loan to Assets Ratio (LAR) Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang

menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kreditdengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. LAR merupakanperbandingan antar besarnya kredit yang diberikan bank denganbesarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to Assets Ratiodirumuskan dengan:

LAR = jumlahkredityangdiberikanjumlahasetx100%

2.1.6 Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari prosesakuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yangberlaku umum yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan datakeuangan kepada pihak yangberkepentingan. Agar tidak salah dalammemakai informasi (laporan akuntansi) ini, maka perlu diketahuisecara benar pengertian dari proses akuntansi.

2.1.6.1 Pengertian Laporan KeuanganUntuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan

keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian mengenai laporankeuangan antara lain:

10

1. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1) dalam Rhumy Ghulam( 2011) :

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporankeuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputineraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan(yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnyasebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan danlaporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagianintegral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasukskedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporantersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dangeografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.

2. Menurut Soemarso (2004 : 34) dalam Rhumy Ghulam (2011),laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk parapembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenaiposisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Dari definisi-definisi di atas, dapat diketahui bahwa laporankeuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akandipergunakan oleh pihak- pihak yang berhak yang pencatatannyaselama periode akuntansi.

2.2.6.2 Tujuan Laporan Keuangan Hasil akhir dari suatu proses akuntasi adalah laporan keuangan

yang merupakan cerminan dari prestasi manajemen perusahaan padasuatu periode tertentu. Selain digunakan sebagai alatpertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar dalampengambilan suatu keputusan ekonomi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 3) dalam Rhumi Ghulam(2011), laporan keuangan bertujuan untuk:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yangbermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilankeputusan.

2. Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yangmungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomikarena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan

11

kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakaninformasi non-keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukanmanajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atassumber daya yang dipercayakan kepadanya.

2.1.6.3 Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen suatu perusahaan

menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1.2) dalam Rhumy Ghulam(2011) terdiri dari:

a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan ekuitas d. Laporan arus kas e. Catatan atas laporan keuangan.

Jenis laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Neraca (Balance Sheet)

Menurut Soemarso (2004 : 34), dalam Rhumy Ghulam (2011),neraca adalah laporan keuangan yang dapat memberi informasitentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumberpembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisikeuangan perusahaan. 24

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Menurut Marsuki (2008 : 4) dalam Rhumy Ghulam (www.tribun-

timur.com) , laporan laba rugi mencerminkan kemampuan ataukinerja manajemen dalam mengelola operasi usahanya menghasilkansurplus atau meminimalisasi defisitnya

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Shareholder’s Equity) Laporan perubahan modal adalah ikhtisar tentang perubahan

modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu.(Soemarso, 2004 : 54) dalam Rhumy Ghulam (2011). Menurut IkatanAkuntan Indonesia (2009 : 1.13) dalam Rhumy Ghulam (2011),

Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan ataupenurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutanberdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harusdiungkapkan dalam laporan keuangan. Perusahaan harus menyajikan

12

laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporankeuangan, yang menunjukan : a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan; b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian

beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secaralangsung dalam ekuitas;

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi danperbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalamPSAK terkait;

d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik; e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode

serta perubahannya; danf. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis

modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periodeyang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

4. Laporan Arus Kas (Cashflow Statement) Agar seperangkat statemen keuangan menjadi lengkap,

diperlukanlah informasi mengenai aliran kas suatu perusahaan yangmenggambarkan aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama satuperioda. Informasi ini dituangkan dalam statemen aliran kas(statement of cashflow). (Suwadjono, 2003 : 84) dalam Rhumy Ghulam(2011). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 2.2) dalam RhumyGhulam (2011), laporan arus kas harus melaporkan arus kas selamaperiode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi,investasi, dan pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement) Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1.13) dalam Rhumy Ghulam

menjelaskan bahwa, “Catatan atas laporan keuangan meliputipenjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca,laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahanekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensidan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakupinformasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalamPSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untukmenghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.”

13

BAB IIIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT Bank Permata Tbk (dahulu PT Bank Bali Tbk) (“Bank”) didirikandi Indonesia dengan Akta Pendirian No. 228 tanggal 17 Desember 1954yang dibuat di hadapan Eliza Pondaag, S.H., selaku pengganti dariRaden Mas Soerojo, S.H., notaris di Jakarta. Akta tersebut telahmemperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia(sekarang bernama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) berdasarkanSurat Keputusan No. J.A.5/2/2 tanggal 4 Januari 1955, didaftarkandi Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 123 tanggal 15Januari 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 292 pada BeritaNegara Republik Indonesia No. 22 tanggal 18 Maret 1955.

PermataBank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawahpengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PTBank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PTBank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002 berdasarkanBerita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakandengan akta notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M No. 46 tanggal27 September 2002. Peleburan usaha ini menjadi efektif sejakdisetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RepublikIndonesia dalam surat keputusannya No.C-18778.HT.01.04.-TH.2002tanggal 30 September 2002.

Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra InternationalTbk mengambil alih PermataBank dan memulai proses transformasisecara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujudkomitmennya terhadap PermataBank, kepemilikan gabungan pemegangsaham utama ini meningkat menjadi 89,01% pada tahun 2006.

Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis merupakansalah satu kekuatan utama PermataBank. PT Astra International Tbkmerupakan perusahaan Indonesia yang besar dan memiliki pengalamankuat di pasar domestik.Standard Chartered Bank dengan keahlian danpengalaman global terkemuka yang dimilikinya menjadikan PermataBankberada dalam posisi yang unik.

14

Dan saat ini PermataBank telah berkembang menjadi sebuah bankswasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif sertakomprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk InternetBanking dan Mobile Banking. PermataBank memiliki aspirasi untukmenjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokusdi segmen Konsumer dan Komersial. Melayani sekitar 2 juta nasabahdi 57 kota di Indonesia, PermataBank memiliki 289 cabang (termaksuk12 cabang Syariah) dan 776 ATM dengan akses tambahan di lebih dari40.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MC, Alto, ATM Bersama dan ATMPrima)

Pengakuan terkini atas pencapaian PermataBank adalah Penghargaandari Bisnis Indonesia Award sebagai bank nasional terbaik tahun2010, The Most Profitable and The Most Efficient Syariah Unit 2009dalam The Islamic Award Nite 2010, The Asian Banker Sebagai Bankdengan Cash Management Terbaik di Indonesia 2010, The MostPrestigious Carre' dalam CCSL's Annual Call Center Award 2010selama lima kali berturut-turut, peringkat pertama Annual ReportAward 2008 untuk kategori listed private bank dan juara umum“Annual Report Award 2008 untuk seluruh kategori, peringkat pertamaterbaik e-Company Award 2008 untuk seluruh kategori, CorporateGovernance Award untuk kategori Best Equitable Treatment ofShareholders dari Business Review, Asosiasi Emiten Indonesia danIICD, posisi kedua The Best CEO in Asia Best  Managed Companies dandelapan besar The Best Corporate Governance in Asia Best ManagedCompanies dari Finance Asia Magazine, Banking Service ExcellenceAwards 2009 (10 konvensional dan 7 syariah) dari MRI & InfoBank,Penghargaan dari MURI untuk Nabung Serentak di 12 kota bagipelajar, The Prestigious Service Quality Diamond Award 2009 dariCarre-Center for Service Satisfaction & Loyalty (CCSL) & MarketingMagazine dan Banking Efficiency Award 2009 dari Bisnis Indonesia.

3.2 Visi dan Brand Promise Perusahaan

VisiPelopor dalam memberikan solusi finansial yang inovatif Brand PromiseMenjadikan hidup lebih bernilai 

15

Mewujudkan brand promise di kehidupan sehari-hari dengan menjalankannilai-nilai perusahaan dalam bekerja, bersikap, serta berperilakuterhadap customer, rekan kerja, komunitas, investor, dan regulator.

16

BAB IVPEMBAHASAN

4.1 Cash Ratio PT Bank Permata Tbk.

Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayarkembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat-alat likuid yang dimilikinya. Semakin besar ratio ini maka semakinrendah tingkat likuiditas bank tersebut.

Jika kita melihat PT Bank Permata Tbk yang menjadi sampelpenelitian ini mengalami kenaikan dan penurunan cash rationya. Haltersebut dapat dilhat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Cash Ratio Periode 2008-2012Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-

rataPT Bank Permata Tbk

21,68% 42,63% 39,65% 38,73% 28,67% 34,27%

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Tingkat Cash Ratio PT Bank Permata Tbk Pada tahun 2008 sebesar21,68%, tahun 2009 sebesar 42,63%, tahun 2010 sebesar 39,65%, tahun2011 sebesar 38,73% dan tahun 2012 sebesar 28,67%, dengan rata-ratacash ratio adalah 34,27%.

Kenaikan (penurunan) pasiva likuid dan aktiva likuid masing-masing dari tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kenaikan (penurunan) Aktiva Lancar dan Pasiva LancarPeriode 2008-2012

(dalam jutaan rupiah)Keteranga

n2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012

AktivaLancar

(80.483)

124.284

481.461

52.290

PasivaLancar

(2.968.100)

515.726

1.318.817

1.770.164

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)17

Dari kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam periode tahun2008-2009 terjadi kenaikan cash ratio dari 21,68% menjadi 42,63%yang berarti tingkat likuiditas PT Bank Permata Tbk menurun.Setelah tahun 2009 cash ratio cenderung menurun menjadi 39,65% padatahun 2010 dan seterusnya menjadi 28,67% pada tahun 2012. Hal inimenunjukkan bahwa tingkat likuiditas PT Bank Permata Tbk mengalamiperbaikan yang cukup signifikan.

Sedangkan untuk aktiva lancar pada periode tahun 2008-2009mengalami penurunan sebesar Rp 80.483 juta sejalan dengan penurunanpasiva lancar sebesar Rp 2.968.200 juta. Pada periode selanjutnyaterjadi kenaikan baik aktiva lancar maupun pasiva lancar.

4.2 Loan to Asset Ratio (LAR) PT Bank Permata Tbk.

Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkankemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakantotal asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antarabesarnya kredit yang diberikan bank dengan besarnya total assetyang dimiliki bank. Semakin tinggi tinggi rasio ini maka semakinrendah pula likuiditas bank tersebut karena jumlah asset yangdigunakan untuk membiayai kredit yang diberikannya semakin besar.

Secara detail perubahan rasio pada bank PT Bank Permata Tbk. padaperiode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat jelaspada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2 LAR Pada PT Bank Permata Tbk.Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-

rataPT Bank Permata Tbk

62,00% 71,45% 69,71% 67,31% 71,10% 68,31%

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Jika kita lihat pada tabel 4.2, untuk LAR mengalami kenaikan daritahun 2008 sampai 2009, kemudian menurun pada tahun 2010 dan 2011,

18

dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2012, dengan rata-rata rasioLAR setiap tahunnya adalah 68,31%.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingginya LAR maka likuiditas PTBank Permata Tbk. cukup rendah dengan besarnya jumlah aset yangdigunakan untuk membiayai kredit.

4.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) Pada PT Bank Permata TBK.

LDR merupakan indikator dalam pengukuran fungsi intermediasiperbankan di Indonesia. Sesuai dengan Surat Edaran Bank IndonesiaNo. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung daripembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasukantarbank) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro,tabungan, dan deposito (tidak termasuk antarbank). Semakin tinggiLDR menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untukpenyaluran kredit, yang berarti bank telah mampu menjalankan fungsiintermediasinya dengan baik. Disisi lain LDR yang terlampau tinggidapat menimbulkan risiko likuiditas bagi bank.

Sehubungan dengan rasio ini, BI mengeluarkan peraturan standarLDR perbankan pada kisaran 78-100% yang berlaku mulai Maret 2011.Jika LDR di bawah 78%, BI akan mengenakan denda 0,1% dari jumlahsimpanan nasabah di bank tersebut untuk tiap 1% kekurangan LDR.Jika LDR bank di atas 100%, bank harus menambah setoran giro wajibminimum (GWM) primer sebesar 0,2% dari jumlah simpanan nasabah dibank tersebut untuk tiap kelebihan LDR 1%. Jika kita merujuk padaperaturan ini selama 5 tahun periode 2008 – 2012, maka dapatdisimpulkan PT Bank Permata TBK. dapat memenuhi ketentuan tersebut.Hal ini dapat dilihat secara jelas pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 LDR Pada PT Bank Permata Tbk.Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-

rataPT Bank Permata Tbk

78,38% 87,55% 86,54% 82,39% 89,32% 78,38%

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)19

Tingkat LDR rata-rata PT Bank Permata Tbk. dalam 5 tahun terakhiradalah 78,38 %, dengan rata-rata dana pihak ketiga setiap tahunnyasebesar Rp 67.151.620 juta dan rata-rata kredit sebesar Rp57.402.324 juta.

4.4 Perbandingan Likuiditas PT Bank Permata TBK. dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. didirikan pada tanggal 2 Oktober1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto,S.H., No. 10, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian dimaksud telah disahkan olehMenteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat KeputusanNo. C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkanpada Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No.97 tanggal 4 Desember 1998.

Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank BumiDaya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PTBank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT BankPembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”).

Jika kita melihat tingkat likuiditas PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.diukur dengan rasio LDR, maka secara singkat dapat disimpulkanbahwa jika dirata-ratakan LDR PT Bank Permata TBK. setiap tahunnyalebih baik dibandingkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Secara jelasdapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 LDR Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-

rataPT Bank Mandiri (Persero)Tbk.

49% 55% 72% 72% 78% 65,2%

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Namun, secara teori kita tidak dapat menyimpulkan bahwalikuiditas PT Bank Permata Tbk. lebih baik dari bank BUMN, ada

20

faktor lain yang harus diperhatikan seperti rasio NPL (NonPerforming Loan).

Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untukmengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalanpengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). NPL mencerminkanrisiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pularisiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, 2004). Akibattingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebihbesar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahalbesaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit.Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalammenyalurkan kredit (Sentausa, 2009).

Alasan lain perlunya diperhatikan rasio ini adalah sumberlikuiditas utama bank adalah berasal dari dana pihak ketiga (DPK).Menurut Dahlan Siamat (2005) salah satu alasan terkonsentrasinyausaha bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagailembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit dansumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga secaramoral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalambentuk kredit. Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (DanaPihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkanoleh bank (Dendawijaya, 2005). Kegiatan bank setelah menghimpundana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebutkepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman ataulebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008). Pemberian kreditmerupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkankeuntungan (Dendawijaya, 2005).

Dan ketika berbicara mengenai DPK ini tentu saja tidak akanterlepas dengan kredit yang diberikan bank tersebut. MenurutAnggrahini, Soedarto (2004), dan Budiawan (2008) DPK berpengaruhpositif terhadap kredit perbankan. Dengan demikian DPK diprediksiberpengaruh positif terhadap kredit perbankan.

Atas dasar hal itu maka perlu kita perhatikan NPL, DPK, danKredit yang diberikan, baik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BUMN)maupun PT Bank Permata Tbk. (swasta). Tabel dibawah ini menunjukkanperkembangan NPL, DPK, dan Kredit yang diberikan.

21

Tabel 4.5 NPL PT Bank Permata Tbk.Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012PT Bank Permata Tbk

4,0% 3,5% 2,65% 2,04% 1,37%

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Tabel 4.6 NPL Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.

4,70% 2,80% 2,40% 2,18% 1,74%

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Tabel 4.7 Kredit yang diberikan oleh PT Bank Permata Tbk.(dalam jutaan rupiah)

Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012PT Bank Permata Tbk

33.522.674

40.101.565

51.477.055

68.204.434

93.705.893

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Tabel 4.8 Kredit yang diberikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.(dalam jutaan rupiah)

NamaBank

2008 2009 2010 2011 2012

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

135.117.712

165.538.201

243.227.805

298.988.258

384.581.706

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Tabel 4.9 Pertumbuhan DPK PT Bank Permata Tbk. (dalam jutaan rupiah)

Nama Bank 2008 2009 2010 2011 2012PT Bank Permata

42.768.849

45.806.561

59.484.927

82.783.287

104.914.477

22

TbkSumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Tabel 4.10 Pertumbuhan DPK PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (dalam jutaan rupiah)

NamaBank

2008 2009 2010 2011 2012

PT BankMandiri(Persero) Tbk.

275.636.543

302.080.939

335.704.677

384.728.603

482.914.118

Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)

Non Performing Loan (NPL) merupakan faktor yang mendukung penyalurankredit perbankan. Rendah NPL maka semakin besar jumlah kredit yangdisalurkan. Bank Umum diharuskan memiliki manajemen perkreditanyang baik, agar tingkat NPL-nya tetap berada dalam batas maksimalyang disyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%. Dengan demikianBank Umum dapat menyalurkan kredit secara optimal.

Dengan memperhatikan data tersebut, tingkat LDR PT Bank PermataTbk. antara tahun 2008 sampai tahun 2012 semakin meningkat, danmenurun pada tahun 2010. Berikutnya jika kita memperhatikanpergerakan NPL antara 2008-2012 mengalami penurunan, artinyakondisi seperti ini dikategorikan baik. Namun, tentu saja hal inimenjadi dasar pertimbangan. Standar Bank Indonesia NPL dibawah 5%dikategorikan baik. Jadi secara umum NPL PT Bank Permata Tbk.berada dalam kondisi aman.

Namun kedua pertimbangan tersebut belum bias dijadikan acuantanpa melihat bagaimana pertumbuhan Kredit dan DPK. Secara teoriNPL yang rendah harusnya tingkat kredit semakin meningkat.

Selanjutya jika kita memperbandingkan dengan PT Bank Mandiri(Persero) Tbk., meskipun rasio LDR PT Bank Permata Tbk. lebih baik.Kemudian ntuk NPL, PT Bank Permata Tbk. menunjukkan grafikperbaikan yang sangat baik, dari 4,00% di tahun 2008 menjadi 1,37%di tahun 2012. Sedangkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memangmenunjukkan grafik perbaikan NPL, yaitu sebesar 4,70% di tahun 2008

23

menjadi 1,74% di tahun 2012, namun tidak sebaik PT Bank PermataTbk. Tetapi jika kita melihat kekuatan pelemparan kredit danpengumpulan DPK, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. jauh lebih baikdari PT Bank Permata Tbk. Dalam artian manajemen dana PT BankMandiri (Persero) Tbk. sangat bagus.

24

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwasecara umum kondisi likuiditas dengan mengguakan rasio LDR, LAR,dan Cash Ratio pada PT Bank Permata Tbk. itu baik. Namun dalam halmanajemen dana yang masih kurang yang dibuktikan denganmemperhatikan NPL, pertumbuhan kredit dan DPKnya.

Secara umum, dengan melihat rasio LDR dan NPL tanpa melupakanfaktor DPK dan kredit, PT Bank Permata Tbk. lebih baik dari PT BankMandiri (Persero) Tbk. Namun dari segi proporsi dana dapat ditarikkesimpulan manajemen dana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk jauh lebihbaik dari PT Bank Permata Tbk.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya sedapat mungkin tahunnya ditambahataupun menambah rasio-rasio lain yang dapat menunjang penulisan,karena penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh darikesempurnaan.

2. Bagi Perusahaan khususnya PT Bank Permata Tbk., pengelolaanlikuiditas sedapat mungkin dilakukan dengan tindakan manajemenlikuiditas yang baik dengan memperhatikan segala kemungkinan yangada. Dan juga manajemen dana harus lebih ditingkatkan agarkedepannya jauh lebih baik dan sedapat mungkin dapat menyaingi PTBank Mandiri (Persero) Tbk. khususnya dan bank umum swasta maupunBUMN lainnya secara luas.

25