Zoning Kota Surakarta

7
ZONING KOTA SURAKARTA MENURUT RTRW KOTA SURAKARTA TAHUN 2012-2032 Zonasi adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik. Sedangkan penetapan zonasi sendiri adalah pembagian lingkungan kota ke dalam zona- zona dan menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang/memberlakukan ketentuan hukum yang berbeda-beda (Barnett, 1982: 60-61; So, 1979:251). Agar zonasi dapat dikelola secara optimal, diperlukan adanya peraturan zonasi yang memiliki pengertian yaitu ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukkan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang (UU No. 26 Tahun 2007). Dalam keseharian, zonasi sendiri memiliki dasar dalam penerapannya untuk lahan. Prinsip dasar zonasi berdasarkan sasaran rencana tata guna lahan diantaranya yaitu: 1. Efisiensi, yaitu penggunaan lahan harus ekonomis dan produktif yang dapat dicapai dengan pencocokan jenis penggunaan lahan dengan areal tertentu yang akan menghasilkan manfaat terbesar dengan biaya seminim mungkin. 2. Equitas (Persamaan Keadilan), yaitu jenis dan sebaran penggunaan lahan harus diterima secara sosial oleh komunitas di wilayah yang akan direncanakan. 3. Berkelanjutan, yaitu penggunaan lahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan dapat mengkonservasi sumber daya alam untuk generasi ke depan yang memerlukan kombinasi dari upaya produksi dan konservasi.

description

Tugas Kuliah

Transcript of Zoning Kota Surakarta

Page 1: Zoning Kota Surakarta

ZONING KOTA SURAKARTA

MENURUT RTRW KOTA SURAKARTA TAHUN 2012-2032

Zonasi adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan

yang spesifik. Sedangkan penetapan zonasi sendiri adalah pembagian lingkungan kota ke

dalam zona-zona dan menetapkan pengendalian pemanfaatan ruang/memberlakukan

ketentuan hukum yang berbeda-beda (Barnett, 1982: 60-61; So, 1979:251). Agar zonasi

dapat dikelola secara optimal, diperlukan adanya peraturan zonasi yang memiliki pengertian

yaitu ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan

pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukkan yang penetapan zonanya

dalam rencana rinci tata ruang (UU No. 26 Tahun 2007).

Dalam keseharian, zonasi sendiri memiliki dasar dalam penerapannya untuk lahan.

Prinsip dasar zonasi berdasarkan sasaran rencana tata guna lahan diantaranya yaitu:

1. Efisiensi, yaitu penggunaan lahan harus ekonomis dan produktif yang dapat dicapai

dengan pencocokan jenis penggunaan lahan dengan areal tertentu yang akan

menghasilkan manfaat terbesar dengan biaya seminim mungkin.

2. Equitas (Persamaan Keadilan), yaitu jenis dan sebaran penggunaan lahan harus diterima

secara sosial oleh komunitas di wilayah yang akan direncanakan.

3. Berkelanjutan, yaitu penggunaan lahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan saat ini

dan dapat mengkonservasi sumber daya alam untuk generasi ke depan yang

memerlukan kombinasi dari upaya produksi dan konservasi.

4. Livabilitas, yaitu kenyamanan untuk tempat tinggal.

5. Amenitas, yaitu ketersediaan penunjang kemudahan.

6. Fleksibilitas, artinya lahan tersebut dapat beradaptasi terhadap kondisi yang berubah.

7. Partisipasi Publik, mencakup 2 hal yaitu keterbukaan informasi dan partisipasi. Setiap

kelompok atau individu yang berkepentingan dengan rencana harus diakomodasikan

untuk berpartisipasi dalam proses tersebut, untuk menjaga agar tidak terdapat arahan

penggunaan lahan yang cenderung eksploitasi berlebih.

Sedangkan fungsi peraturan zonasi antara lain:

1. Mengelompokkan secara bersama-sama penggunaan lahan yang kompatibel dan

memisahkan yang cenderung bertentangan antara satu dengan lainnya.

Page 2: Zoning Kota Surakarta

2. Menyediakan ruang yang memadai untuk setiap jenis penggunaan lahan pada suatu

kawasan.

3. Membantu melindungi lahan pertanian

4. Mencegah kemacetan dan membantu pemerintah local dalam meminimkan biaya yang

terkait kontruksi dan pemilharaan jalan serta infrastuktur lainnya.

Menurut RTRW Kota Surakarta Tahun 2012-2032, rencana struktur ruang wilayah

Kota Surakarta diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan system pusat pelayanan

kota dan arahan system jaringan prasarana wilayah kota. Rencana system pusat pelayanan

kota yang dimaksud meliputi Pusat Pelayanan Kota (PPK), Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK),

serta Pusat Lingkungan (PL).

Kota Surakarta terdiri dari satu PPK (Pusat Pelayanan Kota) yaitu Kecamatan

Pasarkliwon dengan fungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan, budaya,

wisata dan industri kreatif yang membawahi beberapa Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK).

SPPK yang dimaksud meliputi:

1. Sub Pusat Pelayanan Kota I di Kelurahan Kemlayan melayani kawasan I meliputi sebagian

Kecamatan Jebres, sebagian Kecamatan Pasarkliwon, sebagian Kecamatan Serengan dan

sebagian Kecamatan Laweyan. Kawasan I diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi

utama untuk kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan, jasa dan olah raga sebagai

pusat pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta industri kreatif.

2. Sub Pusat Pelayanan Kota II di Kelurahan Purwosari melayani kawasan II meliputi

sebagian Kecamatan Laweyan dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan II diarahkan

dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, olah raga dan

perdagangan/jasa sebagai pusat pariwisata, olah raga dan industri kreatif.

3. Sub Pusat Pelayanan Kota III di Kelurahan Nusukan melayani kawasan III, meliputi:

sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan III diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi

utama untuk permukiman perdagangan dan jasa sebagai pusat permukiman dan

perdagangan dan jasa.

4. Sub Pusat Pelayanan Kota IV di Kelurahan Mojosongo melayani kawasan IV, meliputi:

sebagian Kecamatan Jebres dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan IV diarahkan

Page 3: Zoning Kota Surakarta

dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk permukiman, perdagangan dan jasa, industri

kecil dan industri ringan.

5. Sub Pusat Pelayanan Kota V di Kelurahan Jebres melayani kawasan V meliputi sebagian

Kecamatan Jebres dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan V diarahkan dan

ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, pendidikan tinggi dan

industri kreatif.

6. Sub Pusat Pelayanan Kota VI di Kelurahan Stabelan melayani kawasan VI meliputi

sebagian Kecamatan Jebres, sebagian Kecamatan Banjarsari, sebagian Kecamatan

Laweyan dan sebagian Kecamatan Pasarkliwon. Kawasan V diarahkan dan ditetapkan

dengan fungsi utama untuk kegiatan pemerintahan, pariwisata budaya, perdagangan

dan jasa.

Setiap Sub Pusat Kota dengan wilayah pelayanannya dibagi kembali menjadi

beberapa Pusat Lingkungan, yang secara keseluruhan berjumlah 21 Pusat Lingkungan

sebagai berikut:

1. Pusat lingkungan di kawasan I terletak di Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Sangkrah, dan

Kelurahan Baluwarti dengan pelayanan pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah

raga serta industri kreatif.

2. Pusat lingkungan di kawasan II terletak di Kelurahan Sondakan, Kelurahan Jajar, dan

Kelurahan Manahan dengan pelayanan pariwisata, olah raga dan perdagangan/jasa,

serta industri kreatif.

3. Pusat lingkungan di kawasan III terletak di Kelurahan Banyuanyar, Kelurahan Sumber,

dan Kelurahan Kadipiro dengan pelayanan permukiman, perdagangan dan jasa.

4. Pusat lingkungan di kawasan IV terletak di Kelurahan Mojosongo dan Kelurahan

Nusukan dengan pelayanan permukiman, perdagangan dan jasa, industri kecil dan

industri.

5. Pusat lingkungan di kawasan V terletak di Kelurahan Jebres, Kelurahan Pucangsawit dan

Kelurahan Jagalan dengan pelayanan pariwisata, pendidikan tinggi dan industri kreatif.

6. Pusat lingkungan di kawasan VI terletak di Kelurahan Gilingan, Kelurahan Setabelan,

Kelurahan Kampung Baru, dan Kelurahan Mangkubumen dengan pelayanan

pemerintahan, pariwisata budaya, perdagangan dan jasa.

Page 4: Zoning Kota Surakarta

Peta Sistem Pusat Pelayanan Kota Surakarta

REVIEW

Telah dijelaskan sebelumnya pada uraian dan peta Sistem Pusat Pelayanan Kota

Surakarta di atas sehingga dapat diketahui pembagian serta fungsi masing-masing zona di

Kota Surakarta. Rencana struktur ruang tersebut jika dibandingkan dengan kondisi eksisting

Kota Surakarta hasilnya adalah:

1. SPPK I yang difungsikan sebgai zona pariwisata, perdagangan/jasa, dan olah raga/RTH

telah sesuai dengan rencana struktur ruang karena terdapat RTH yang cukup luas di

beberapa tempat, daerah tujuan wisata, serta kawasan perdagangan dan jasa yang

tersebar di hampir seluruh ruas jalan di SPPK I.

2. SPPK II yang difungsikan sebagai zona pariwisata dan olah raga/RTH telah sesuai dengan

rencana struktur ruang karena telah terdapat lapangan olah raga yang cukup luas serta

daerah tujuan wisata di kawasan ini.

3. SPPK III yang difungsikan sebagai zona permukiman serta perdagangan dan jasa belum

sesuai dengan rencana struktur ruang karena permukiman masih mendominasi hampir

Page 5: Zoning Kota Surakarta

seluruh kawasan dan kawasan perdagangan dan jasa hanya terdapat di sebagian kecil

kawasan saja.

4. SPPK IV yang difungsikan sebagai zona permukiman serta perdagangan dan jasa belum

sesuai dengan rencana struktur ruang karena perdagangan dan jasa belum berkembang

di kawasan ini dan permukiman masih mendominasi.

5. SPPK V yang difungsikan sebagai zona pariwisata, pendidikan tinggi, dan industri telah

sesuai dengan rencana struktur ruang karena telah terdapat kawasan pendidikan tinggi

dan daerah tujuan wisata di kawasan ini. Selain itu, industri juga sudah tersebar di

hampir seluruh kawasan.

6. SPPK VI yang difungsikan sebagai zona pemerintahan, pariwisata, serta perdagangan dan

jasa telah sesuai dengan rencana struktur ruang karena di kawasan ini terdapat pusat

pemerintahan Kota Surakarta serta daerah tujuan wisata. Selain itu, terdapat pula

kawasan perdagangan dan jasa yang menempati di hampir seluruh ruas jalan di kawasan

ini.