Expose Lap Akhir Zoning Regulation

71
Penyusunan Konsep Peraturan Zonasi & Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang Kota Sibolga Presentasi Laporan Akhir Sibolga, Desember 2009 Penyusunan Konsep Peraturan Zonasi & Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang Kota Sibolga PEMERINTAH KOTA SIBOLGA DINAS KEBERSIHAN PENATAAN RUANG DAN PERTAMANAN

description

Power point expose Penyusunan Zoning Regulation Kota Sibolga Provinsi Sumut, Desember 2009

Transcript of Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Page 1: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Penyusunan Konsep Peraturan Zonasi & Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang Kota Sibolga

Presentasi Laporan Akhir

Sibolga, Desember 2009

Penyusunan Konsep Peraturan Zonasi & Mekanisme Perizinan Pemanfaatan Ruang Kota Sibolga

PEMERINTAH KOTA SIBOLGADINAS KEBERSIHAN PENATAAN RUANG DAN PERTAMANAN

Page 2: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

1. Latar Belakang

2. MaksudMaksud dari pekerjaan ini adalah mempromosikan peraturan zonasi dan mekanisme perizinan demi peningkatan kualitas pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kota

Sibolga dengan melihat rencana induk yang ada

Produk rencana tata ruang yang ada masih bersifat terlalu umum, sehingga menimbulkan ruang-ruang interprestasi terlalu lebar bagi pengambil kebijakan untuk menentukan arah pembangunan.

Peraturan zonasi disusun sebagai suatu instrumen yang menjadi kebutuhan bagi pengendalian pembangunan Kota Sibolga, dengan tujuan; menjamin keselamatan warga kota, meningkatkan kenyamanan, kesehatan lingkungan (estetika) dan efesiensi pergerakan.

PENDAHULUAN

Page 3: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

3. TujuanPenataan dan pengaturan kawasan khusus/tertentu secara lebih rinci, seperti : kawasan perdagangan, pendidikan, perkantoran, pusat kota dsb.Membangun ”branding” setiap kawasan.Peningkatan kualitas ruang dengan skala pejalan kaki untuk meningkatkan perekonomian didalamnya.Menyusun arahan peraturan zonasi dan ketentuan peraturan zonasi.Mengantisipasi tuntutan pasar dan perkembangan berbagai kegiatan kota dimasa mendatang yang sangat cepat berubah.

Page 4: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

4. Sasaran dan ManfaatTersusunnya konsep mekanisme perizinan ruang Kota SibolgaTersusunnya arahan peruntukan ruang berikut peraturan zonasinya dengan ketentuan teknis tentang struktur kontruksi bangunan, sehingga pada gilirannya menjamin keselamatan dari eksternalisasi.Tersusunnya tata cara perizinan yang mengatur bagi investasi (bagai mana persyaratannya, lama proses perijinan dan berapa harus dibayar).Tersusunnya konsep kegiatan penyelenggaraan perizinan pemanfaatan ruang (dari proses permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen).Tersusunya persaratan peruntukan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.Tersusunnya perangkat insentif dan disinsentif, perizinan dan sanksi dengan peraturan zonasi sebagai perangkat utama dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Page 5: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Dasar-dasar PertimbanganPenyusunan Zoning Regulation

Pertimbangan Pembagian Zona Pemanfaatan Ruang

Karakteristik pemanfaatan ruang/lahan yang sama.

Batasan fisik seperti jalan, gang, sungai, branchgang maupun batasan kapling.

Orientasi bangunan.

Lapis bangunan. Dampak Pemanfaatan Ruang

Dampak ekonomi

Dampak Sosial

Dampak Lingkungan

Page 6: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Aspek Pertimbangan Menyusun KetentuanPemanfaatan Lahan/Ruang

Dampak baik lingkungan, pembangunan maupun transportasi.

Keterkaitan penggunaan lahan utama dengan kegiatan/penggunaan lahan turunannya.

Kualitas lingkungan yang ditunjukkan dengan ketertiban, kenyamanan dan keselamatan maupun kesehatan.

Page 7: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA1. Sejarah Kota Sibolga

Kota Sibolga dahulunya merupakan Bandar kecil di Teluk Tapian Nauli dan terletak di Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari Kota Sibolga yang sekarang ini. Diperkirakan Bandar tersebut berdiri sekitar abad delapan belas dan sebagai Penguasa adalah “ Datuk Bandar “.Kemudian pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda, pada abad sembilan belas didirikan Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang, karena Bandar di Pulau Poncan Ketek dianggapnya akan dapat berkembang, disamping Pulaunya terlalu kecil juga tidak memungkinkan menjadi Kota Pelabuhan yang fungsinya bukan saja sebagai tempat bongkar muat barang tetapi juga akan berkembang sebagai Kota Perdagangan . Akhirnya Bandar Pulau Poncan Ketek mati bahkan bekas-bekasnyapun tidak terlihat lagi saat ini. Sebaliknya Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang berkembang Pesat menjadi Kota Pelabuhan & Perdagangan.

Page 8: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 102 tanggal 17 Mei 1946, Sibolga menjadi Daerah Otonom Tingkat “D” yang luas Wilayahnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Residen Tapanuli Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946 yaitu Daerah Kota Sibolga yang sekarang.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Sibolga ditetapkan menjadi Daerah Swatantra Tingkat II

dengan Nama Kotapraja Sibolga yang di Pimpin oleh seorang Walikota dan Daerah Wilayahnya sama dengan Surat

Keputusan Residen Tapanuli Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946.

Page 9: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

2. Letak Geografis dan Batas Administrasi

Meliputi Kota Sibolga dengan luas 13,64 km2

atau 1.364,99 Ha yang terdiri dari 4 Kecamatan 17 Kelurahan, dengan batas-batas :

Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli TengahSebelah Timur : Kabupaten Tapanuli TengahSebelah Selatan: Kabupaten Tapanuli TengahSebelah Barat : Teluk Tapian Nauli/Kabupaten Tapanuli Tengah

Page 10: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

KOTA SIBOLGA

PROP. RIAU

T. BALAI

LABUHAN BATU

RANTAU PRAPAT

T. TINGGI

TOBASAMOSIR

ASAHAN

BALIGE

P. Samosir

Danau Toba

PANDAN

TARUTUNG

TAP. UTARA

P. SIANTAR

S E L A T M A L A K A

KISARAN

KARO

LANGKAT

KABAN JAHE

BINJAI

BARUS

HASUNDUTANHUMBANG

DAIRI

PAKPAKBHARAT

SIDIKALANG

DARUSSALAMNANGROE ACEH

GUNUNG SITOLI

N I A S

Ke Langsa

DELI SERDANG

MEDAN

SIMALUNGUN

TAP. SELATAN

TAPANULI TENGAH

MANDAILING NATAL

PANYABUNGAN

PADANG SIDEMPUAN

PULAU PINI

P. TANAH BALA

P. TANAH MASA

Ke Bukit Tinggi

PROP. SUMATERA BARAT

PROPINSI SUMATERA UTARA

SAMUDERA HINDIA

SIBOLGAKe R i a u

P. TELO

P. SIMUK

P. SIGATA

PENYUSUNAN PERATURAN ZONASIDAN MEKANISME PERIZINAN

PEMANFAATAN RUANGKOTA SIBOLGA

PEMERINTAH KOTA SIBOLGADINAS KEBERSIHAN,

PENATAAN RUANG DANPERTAMANAN KOTA SIBOLGA

SKALA 1 : 19.000

cm

km

0

0

0,5 1

0,095 0,19

2

0,38

KECAMATAN SIBOLGA UTARA

KECAMATAN SIBOLGA KOTA

KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS

KECAMATAN SIBOLGA SELATAN

Page 11: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

GambarPerspektif 1Kota Sibolga

U

Pulau Sarudik

Pulau Poncan

Page 12: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Kecamatan & Kelurahan Di Kota Sibolga Tahun 2008

No. Kecamatan Kelurahan

1

Sibolga Utara

Sibolga Ilir 2 Angin Nauli3 Huta Tonga-tonga4 Huta Barangan 5 Simare-mare 6

Sibolga Kota

Kota Baringin 7 Pasar Baru 8 Pasar Belakang 9 Pancuran Gerobak

10

Sibolga Selatan

Aek Habil 11 Aek Manis12 Aek Parombunan13 Aek Muara Pinang 14

Sibolga Sambas

Pancuran Kerambil 15 Pancuran Dewa 16 Pancuran Pinang 17 Pancuran Bambu

Page 13: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Sibolga Utara; 422.44

Sibolga Kota ; 346.32Sibolga Sela-

tan ; 407.21

Sibolga Sambas; 189.02

Luas Wilayah Kota Sibolga :

Page 14: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Klimatologi

Kondisi Curah Hujan dan Hari HujanDi Kota Sibolga Tahun 2008

Bulan Curah Hujan

( mm )Hari Hujan

( hari )

Januari 407.3 19

Februari 389.9 14

Maret 340.3 18

April 272.2 24

Mei 279.4 18

Juni 279.4 18

Juli 635 20

Agustus 225.8 20

September 512.5 18

Oktober 947.8 20

November 544.8 20

Desember 290.5 21

Jumlah 5,124.90 230

Rata-rata 427.1 19.2

Hidrologi

Kota Sibolga dialiri oleh beberapa sungai, yaitu :

Sungai Aek Sibuluan/Aek Sipan Sihaporas memiliki intensitas tertinggi yang bermuara ke pantai/Teluk Tapian Nauli, Sungai Aek Horsik, Sungai Aek Doras, Sungai Aek Sarudik dan Sungai Aek Muara Male.

Page 15: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Pola pemanfaatan Lahan di Kota Sibolga

LUAS FUNGSI KAWASAN DI KOTA SIBOLGA TAHUN 2008

No Fungsi Lahan Luas (Ha)

Persentase (%)

1 Perumahan 749.06

54.88

2Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan

15.28

1.12

3 Komersial 51.81

3.80

4 Industri 2.58

0.19

5 Transportasi 5.62

0.41

6 Ruang Terbuka Hijau 6.24

0.46

7 Fasilitas Pelayanan 7.25

0.53

8 Campuran 17.03

1.25

9 Kawasan Lindung 510.12

37.37

TOTAL 1,364.99

100.00

Page 16: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Penduduk

Prosentase Sebaran PendudukDi Kota Sibolga Tahun 2008

Sibolga Utara22%

Sibolga Kota 18%

Sibolga Selatan 36%

Sibolga Sambas24%

Page 17: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

2004 2005 2006 2007 2008

1 Sibolga Utara 19,472 19,797 20,546 20,850 21,179

2 Sibolga Kota 15,622 15,883 16,554 16,834 17,106

3 Sibolga Selatan 31,252 31,774 32,857 33,625 33,749

4 Sibolga Sambas 20,914 21,263 21,984 22,258 22,580

87,260 88,717 91,941 93,567 94,614 Jumlah

Jumlah Penduduk ( Jiwa )No Kecamatan

Perkembangan Jumlah PendudukDi Kota Sibolga Tahun 2004 - 2008

Page 18: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

- 10,000 20,000 30,000 40,000

Sibolga Utara

Sibolga Kota

Sibolga Selatan

Sibolga Sambas

Laki-laki

Perempuan

Prosentase Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Di Kota Sibolga Tahun 2008

Page 19: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

POTENSI KOTA SIBOLGAPotensi Eksternal

Didalam arahan RTRW Nasional menetapkan Kota Sibolga sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang mendorong pertumbuhan kawasan andalan disekitarnya.

Dalam arahan RTRW Nasional menetapkan Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan utama, Pelabuhan Sibolga dan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan pengumpan regional, dan Pelabuhan Gunung Sitoli dan Pelabuhan Teluk Nibung sebagai pelabuhan pengumpan lokal.

Dalam arahan RTRW Provinsi Kota Sibolga sebagai pusat pelayanan primer B, diprioritaskan bagi pengembangan wilayah Pantai Barat Sumatera Utara.

Page 20: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

POTENSI INTERNAL

a. Kota Sibolga berada di Teluk Tapian Nauli dengan keindahan, pantai dan pulau-pulaunya, sehingga memiliki potensi pariwisata , seperti :

- Pemandangan indah (Good View) dari tangga seratus

- Pemandangan indah di Pantai Ujung Sibolga

- Keindah pantai di Pulau Poncan Godang

b. Kota Sibolga memiliki potensi bahari yang sangat potensial bagi pertumbuhan perekonomian, antara lain :

Pengembangan Pelabuhan angkutan orang maupun barang

Tempat Pendaratan Ikan

Tempat penyedia logistik penangkapan ikan

Page 21: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

c. Untuk mendukung potensi sumberdaya alamnya, maka Kota Sibolga juga memiliki potensi yang besar disektor perindustrian dan pergudangan, seperti :

- Industri Marintim (pembuatan kapal dan keramba ikan)

- Industri Rumah Tangga/pembuatan ikan asin. Pergudangan

d. Mengingat Kota Sibolga menempati posisi yang strategis, dimana berada dipertengahan Pantai Barat Sumatera Utara-Pulau Nias, maka Kota Sibolga berpotensi sebagai wilayah pengembangan Perdagangan dan Jasa

Page 22: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 23: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

PERATURAN ZONASI KOTA SIBOLGAPemilihan hirarki klasifikasi zonasi sebagai dasar pengaturan didasarkan pada hirarki sebagai berikut :

Peruntukan Zona Hirarki 1Peruntukan dasar, terdiri atas peruntukan ruang untuk budidaya dan lindung (berdasarkan Keppres no.32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung).

Peruntukan Zona Hirarki 2Menunjukkan penggunaan secara umum, seperti yang tercantum pada RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008)

Page 24: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Klasifikasi Penggunaan LahanDi Kota Sibolga

Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4

L Kawasan Lindung

LB

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnnya

LB-1 Kawasan Hutan Lindung

LB-2 Kawasan Bergambut

LB-3 Kawasan Air

LSKawasan perlindungan setempat

LS-1 Sempadan Pantai

LS-2 Sempadan Sungai

LRKawasan Rawan Bencana

LR-1Kawasan rawan letusan gunung berapi

LR-2 Gempa bumi

LR-3 Tanah longsor

LR-4Gelombang pasang/tsunami dan banjr

Page 25: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4

B Kawasan Budidaya

Permukiman

PT Perumahan Taman

PR Perumahan Renggang

PD Perumahan Dere PD-1 Perumahan Deret Keluarga Tunggal dengan peletakan bangunan rapat/deret

PD-2 Perumahan deret maksimum 4 lantai, peralihan rumah tunggal padat ke perumahan susun padat

PS Perumahan Susun PS-1 Perumahan Susun Kepadatan Rendah

PS-2 Perumahan Susun Kepadatan Sedang

PS-3 Perumahan Susun Kepadatan Tinggi dengan Penggunaan Komersial Terbatas

PS-4 Perumahan Susun Kepadatan Sedang dengan Penggunaan Komersial Terbatas

Perdagangan dan Jasa

BPPemerintah

BP-1 Kantor Pemerintah BP-2 Kantor Kedutaan atau perwakilan asing BK

Komersial Perkantoran

BK-1 Perkantoran umum Renggang BK-2 Perkantoran umum Deret

BK-3 Perkantoran umum berupa rumah/kantor (deret) dengan menyediakan fasilitas hunian

BTKomersial Pertokoan

BT-1 Ritel skala besar renggang BT-2 Ritel dan manufaktur tebatas deret BT-3 Rumah/toko deret, menyediakan fasilitas hunian BS

Komersial Sentra

BS-1 Sentra Lokal BS-2 Sentra Tersier BS-3 Sentra Sekunder BS-4 Sentra Primer

Page 26: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4

Industri

ITIndustri Taman

IT-1 Kegiatan riset dan manufaktur terbatas IT-2 Industri ringan dengan perkantoran IR

Industri Ringan

IR-1 Industri Ringan

IR-2 Campuran industri ringan, perkantoran, dan komersial terbatas

IR-3 Campuran industri ringan, perkantoran, dan komersial

IBIndustri Berat

IB-1 Manufaktur IB-2 Manufaktur dan perkantoran terbatas

IK Industri Perpetakan Kecil

IK-1Industri skala kecil: industri dan non industri yang menampung kegiatan-kegiatannya secara massal dengan pengelolaan bangunan secara terpadu

IK-2 Industri kecil hunian

Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau Lindung (TL)

TL-1 Cagar Alam TL-2 Perlindungan Pesisir Pantai TL-3 Pengamanan Bandara TL-4 Perlindungan Pulau-pula TL-5 Sempadan Sungai/Situ/Mata Air

Ruang Terbuka Hijau Binaan (TB)

TB-1 Taman Kota (TB-1); TB-2 Hutan Kota (TB-2); TB-3 Kebon Bibit (TB-3); TB-4 Pemakaman Umum (TB-4); TB-5 Agribisnis (TB-5);

TB-6

Jalur Hijau (TB-6) : filter dari daerah-daerah industri dan daerah-daerah yang menimbulkan polusi, kawasan sempadan jalur kawat listrik, kawasan sempadan gas, kawasan sempadan rel kereta api, dll.

Ruang Terbuka Tata Air

Page 27: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Hirarki I Zona Hirarki 2 Zona Hirarki 3 Zona Hirarki 4

TR Transportasi

TR-1 Terminal

TR-2 Stasiun

TR-3 Pelabuhan

TR-4 Bandara Udara

Page 28: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Kedudukan Zoning Regulation/Peraturan Zonasi Kaitannya Dengan Perencanaan Tata Ruang

Page 29: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Pedoman Penetapan Fungsi/Peruntukkan Blok/Zona1.Dominasi penggunaan lahan.

2. Diarahkan untuk fungsi baru sesuai dengan RTRW atau rencana tata ruang lainnya yang sudah ditetapkan.

3. Karakter kawasan.

4. Daya dukung prasarana jalan.

5. Ketentuan khusus yang sudah ada (misalnya UU No. 5 Tahun 2005 tentang Cagar Budaya , dsb).

Page 30: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Simbol Deskripsi

I

Pemanfaatan diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan tanahnya, yang berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kota.

T

Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat dengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya baik yang tercakup dalam ketentuan ini maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kota.

B

Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting pembangunan di sekitarnya pada area yang luas. Izin penggunaan bersyarat ini berupa AMDAL, RKL, dan RPL.

-

Pemanfaatan yang tidak diizinkan. Sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan sekitarnya.

Deskripsi Indikator Pemanfaatan Ruang

Page 31: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok I.1 ( Kelurahan Simare-mare), luas 81,98 HaFungsinya : pusat pemerintahan Kota Sibolga, Pusat Permukiman, Pusat pelayanan jasa/hotel dan kawasan lindung.

Intensitas Ruang :Jasa Umum/KDB (80-90 %), KLB (3.2-3.6), KDH (5-10%)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (70-80 %), KLB (0.7 -2.1), KDH (5-25 %)Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi/KDB (100 %), KLB (1).Fasilitas Pendidikan/KDB (70-80 %), KLB (0.7), KDH (5-15 %)Ruang Terbuka Hijau/KDB (0), KLB (0), KDH (100 %). Perumahan/KDB (70-90 %), KLB (0.7-0.9), KDH (1-25 %)

Tata Masa Bangunan :Jasa Umum/Ketinggian (12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/Ketinggian (5 m), GSB (3-5), JBB (0-2 m)Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi/Ketinggian (0), GSB (3 m), JBB (0)Fasilitas Pendidikan/Ketinggian (5 m), GSB (3 m), JBB (1-3 m)Ruang Terbuka HijauPerumahan/Ketinggian (3-5 m), GSB (1-8), JBB (0-3 m)

PEMANFAATAN RUANG EKSISTING KOTA SIBOLGA TIAP ZONA/BLOK

Page 32: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok I,2 (Kel. Sibolga Hilir dan Kel. Angin Nauli), luas 171,54 Ha.Fungsinya : sebagai pusat pemerintahan Kota Sibolga, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan jasa (Bank) dan kawasan Lindung.

Intensitas Ruang :Perumahan/KDB (80-90 %), KLB (0.0 – 0.9), KDH (1-15 %)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (70-80 %), KLB (1.4 -2.4), KDH (5-20 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (80 %), KLB (1.5), KDH (15 %)Hiburan dan Rekreasi/KDB (10 %), KLB (0.1), KDH (90 %). Peribadatan/KDB (80 %), KLB (0.8), KDH (15-20 %)Industri/KDB (100 %), KLB (1), KDH (0)

 Tata Masa Bangunan :

Perumahan/Ketinggian (5 m), GSB (1-10 m), JBB (0-3 m)Pemerintahan dan Keamanan/Ketinggian (5-12 m), GSB (3-10 m), JBB (1-3 m)Fasilitas Pendidikan/Ketinggian (9 m), GSB (5 m), JBB (1-3 m)Hiburan dan Rekreasi/Ketinggian (5 m), GSB (15 m).Peribadatan/Ketinggian (8-10 m), GSB (10 m), JBB (1-3 m)Industri/ Ketinggian (5 m), GSB (0 m), JBB (0-1 m)

Page 33: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok II.1 ( Kelurahan Kota Baringin), luas 41,16 HaFungsinya : sebagai kawasan pergudangan, pengembangan permukiman, pusat perdagangan dan pusat pelayanan kesehatan.

Intensitas Ruang :Perdagangan/KDB (80 %), KLB (1.6), KDH (5 %)Jasa Umum/KDB (70-90 %), KLB (0.7 -3.6), KDH (20 %)Pemerintah dan Keamanan/KDB (60-90 %), KLB (0.9-1.4), KDH (10-30 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (80-90 %), KLB (0.9-1.4), KDH (10-15 %). Fasilitas Kesehatan/ KDB (80-90 %), KLB (0.9-1.4), KDH (10-15 %). Perumahan/KDB (60-80 %), KLB (0.7-1.2), KDH (20-25 %)Industri/KDB (100 %), KLB (1), KDH (0)

 Tata Masa Bangunan :

Perdagangan/ Ketinggian (8 m), GSB (10 m), JBB (0 m)Jasa Umum/ Ketinggian (5-12 m), GSB (5 m), JBB (1-5 m)Pemerintah dan Keamanan/Ketinggian (5-10 m), GSB (3-15 m), JBB (1-5 m) Fasilitas Pendidikan/Ketinggian (5-9 m), GSB (3-9 m), JBB (1-3 m)Fasilitas Kesehatan/ Ketinggian (5-9 m), GSB (15 m), JBB (0-2 m)Perumahan/ Ketinggian (5-9 m), GSB (3 m), JBB (0-2 m) Industri/ Ketinggian (5-m), GSB (0 m), JBB (0-3 m)

Page 34: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok II,2 (Kel. Pasar Baru dan Kel. Pasar Belakang), luas 103,13 HaFungsinya : pusat perdagangan dan jasa (CBD), kawasan militer, kawasan permukiman, pelabuhan (pertamina) dan pengembangan wilayah.

Intensitas Ruang :Jasa Umum/ KDB (80-100 %), KLB (0.9-2.7), KDH (0-15 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.9 -3.6), KDH (0-10 %)Pemerintah dan Keamanan/KDB (70-90 %), KLB (0.7-1.8), KDH (5-25 %)Rekreasi dan Olah Raga /KDB (10-20 %), KLB (0.1-0.2), KDH (80-90%). Peribadatan/KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %). Industri/KDB (100 %), KLB (2), KDH (0.5 %)Transportasi/KDB (60 %), KLB (1.2), KDH (5 %)Perumahan / KDB (90-100 %), KLB (0.9-1), KDH (0)

 Tata Masa Bangunan :

Jasa Umum/ Ketinggian (4-9 m), GSB (0-10 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian (5-12 m), GSB (5-10 m), JBB (0 m)Pemerintah dan Keamanan/Ketinggian (5-9 m), GSB (2-10 m), JBB (1-5 m)Rekreasi dan Olah Raga /Ketinggian (3-8 m), GSB (3-10 m), JBB (1-3 m)Peribadatan/Ketinggian (5-8 m), GSB (3 m), JBB (1-3 m)Industri/Ketinggian (3-15 m), GSB (3 m), JBB (0 m)Transportasi/Ketinggian (9 m), GSB (10 m), JBB (1-3 m)Perumahan /Ketinggian (3-5 m), GSB (3 m), JBB (0 m)

Page 35: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok II.3 (Kel. Pancuran Kerambil, Pancuran Pinang, Pancuran Bambu dan Pancuran Dewa), luas 120,58 HaFungsinya : pengembangan perdagangan/jasa, permukiman, pengembangan wisata bahari dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Intensitas Ruang :Perdagangan/ KDB (80-100 %), KLB (1), KDH (0 %)Jasa Umum/KDB (90 %), KLB (0.9 -1.8), KDH (10 %)Pemerintah dan Keamanan/KDB (70-90 %), KLB (0.7-1.8), KDH (5-25 %)Pendidikan/ KDB (70-90 %), KLB (0.7-1.8), KDH (5-25 %)Peribadatan/KDB (90 %), KLB (0.8), KDH (10 %). Transportasi/KDB (60-70%), KLB (1.7), KDH (5-30 %)Perumahan / KDB (100 %), KLB (1), KDH (0)

 Tata Masa Bangunan :

Perdagangan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Jasa Umum/ Ketinggian (4-9 m), GSB (5 m), JBB (0 m)Pemerintah dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (5 m), JBB (1-5 m)Pendidikan/ Ketinggian (5 m), GSB (5 m), JBB (1-3 m)Peribadatan/ Ketinggian (8 m), GSB (3 m), JBB (1-3 m)Transportasi/ Ketinggian (5 m), GSB (10-20 m), JBB (3-5 m)Perumahan / Ketinggian (5 m), GSB (3 m), JBB (0-2 m)

Page 36: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok III.1 ( Kelurahan Aek Habil), luas 38,12 HaFungsinya : kawasan permukiman, home industri ( penjemuran ikan asin) dan pergudangan.

Intensitas Ruang :Perdagangan/ KDB (80-100 %), KLB (1.6), KDH (0-5 %)Jasa Umum/KDB (100 %), KLB (1), KDH (0 %)Peribadatan/KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (0 %). Transportasi/KDB (60-100%), KLB (06-1), KDH (1 %)Perumahan / KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (5 %)

 Tata Masa Bangunan :

Perdagangan/ Ketinggian (5-9 m), GSB (2-10 m), JBB (0-5 m)Jasa Umum/ Ketinggian (5 m), GSB (0 m), JBB (0 m)Peribadatan/ Ketinggian (3-8 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m) Transportasi/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Perumahan / Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)

Page 37: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok III.2 (Kelurahan Muara Pinang), luas 79,22 Ha.Fungsinya : kawasan pengembangan pelabuhan, permukiman dan perdangan dan jasa.

Intensitas Ruang :Perumahan/ KDB (80-90 %), KLB (0.8), KDH (10 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.8-2.7), KDH (0 %)Jasa Umum/KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (0 %). Pemerintahan dan Keamanan/KDB (80-90%), KLB (0.7-0.9), KDH (1-3 %)Fasilitas Kesehatan/KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (10-20 %)Fasilitas Peribadatan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %)Industri/ KDB (60 %), KLB (0.6), KDH (30 %)Transportasi/ KDB (100 %), KLB (1), KDH (0 %)

 Tata Masa Bangunan :

Perumahan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-5 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m)Jasa Umum/ Ketinggian (5 m), GSB (3 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (3-7 m), JBB (1-2 m)Fasilitas Kesehatan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Fasilitas Peribadatan/ Ketinggian (1 m), GSB (7 m), JBB (1-2 m)Industri/ Ketinggian (6 m), GSB (10 m), JBB (0-2 m)Transportasi/ Ketinggian (5 m), GSB (0 m), JBB (3-5 m)

Page 38: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok IV.1 ( Kelurahan Aek Manisl), luas 43,29 HaFungsinya : pengembangan permukiman, kawasan lindung, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan fasilitas kesehatan.

Intensitas Ruang :Perumahan/ KDB (80 %), KLB (0.8-1.3), KDH (10 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.8-2.7), KDH (0 %)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (80-90%), KLB (0.7-0.9), KDH (1-3 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (10-20 %)Fasilitas Peribadatan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %)

 Tata Masa Bangunan :

Perumahan/Ketinggian ( 5 m), GSB (2-5 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (3-7 m), JBB (1-2 m)Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Fasilitas Peribadatan/ Ketinggian (1 m), GSB (7 m), JBB (1-2 m)

Page 39: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok IV.2 (Kelurahan Aek Parombunan), luas 93,61 Ha.Fungsinya : kawasan permukiman, fasilitas kesehatan, kawasan lindung, perkantoran dan pusat olah raga

Intensitas Ruang :Perumahan/ KDB (80-90 %), KLB (0.8), KDH (10 %)Perdagangan/KDB (90 %), KLB (0.8-2.7), KDH (0 %)Pemerintahan dan Keamanan/KDB (80-90%), KLB (0.7-0.9), KDH (1-3 %)Fasilitas Pendidikan/KDB (90 %), KLB (0.5), KDH (10-20 %)Fasilitas Peribadatan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (5 %)Rekreasi dan Olah Raga/KDB (

 Tata Masa Bangunan :

Perumahan/Ketinggian ( 5 m), GSB (2-5 m), JBB (0 m)Perdagangan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (2-10 m), JBB (0-2 m)Pemerintahan dan Keamanan/ Ketinggian (5 m), GSB (3-7 m), JBB (1-2 m)Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian (3-12 m), GSB (5 m), JBB (0-2 m)Fasilitas Peribadatan/ Ketinggian (1 m), GSB (7 m), JBB (1-2 m)

Page 40: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok V.1 ( Kelurahan Pancuran Gerobak), luas 108,34 HaFungsinya : kawasan permukiman dan kawasan lindung.

Intensitas Ruang :Fasilitas Pendidikan/KDB (70-80 %), KLB (0.7-0.8), KDH (10-25 %)Perumahan / KDB (80 %), KLB (0.9), KDH (15 %)

 Tata Masa Bangunan :

Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian ( 5 m), GSB (3 m), JBB (1 m) Perumahan / Ketinggian ( 5 m), GSB (5 m), JBB (0.2 m)

Blok V.2 (Kelurahan Pancuran Gerobak), luas 69,28 Ha.Fungsinya : kawasn permukiman, pengembangan kawasan wisata (tangga 100) dan kawasan lindung.

Intensitas Ruang :RTH/KDB (0 %), KLB (0), KDH (100 %)Perumahan/ KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (- %)

 Tata Masa Bangunan :

Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian ( - m), GSB (- m), JBB (- m) Perumahan / Ketinggian ( 5 m), GSB (- m), JBB (0.3 m)

Page 41: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Blok V.3 (Kelurahan Pancuran Gerobak), luas 69,28 Ha.Fungsinya : kawasn permukiman, fasilitas pelayanan, perdagangan campuran dan kawasan lindung.

Intensitas Ruang :Pemerintah dan Keamanan/KDB (70-80 %), KLB (0,7), KDH (10 %)Jasa Umum/KDB (80 %), KLB (2.4), KDH (0-2)Fasilitas Pendidikan/KDB (80 %), KLB (0.8), KDH (15 %)Perumahan / KDB (90 %), KLB (0.9), KDH (0 %)

 Tata Masa Bangunan :

Pemerintah dan Keamanan/Ketinggian (5 m), GSB (5-10 m), JBB (0-3 %)Jasa Umum/ Ketinggian (5-9 m), GSB (5 m), JBB (0-3 %)Fasilitas Pendidikan/ Ketinggian (5 m), GSB (5 m), JBB (1-3 m)Perumahan / Ketinggian (5 m), GSB (0), JBB (2 m)

Page 42: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Rencana Peraturan Zona/Blok

Page 43: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 44: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 45: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 46: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 47: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 48: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 49: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 50: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 51: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 52: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 53: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 54: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 55: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 56: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 57: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 58: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 59: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 60: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 61: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 62: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 63: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 64: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 65: Expose Lap Akhir Zoning Regulation
Page 66: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Pertimbangan Penyusunan Kelembagaan Penataan Ruang

Prinsip-prinsip pokok organisasi, yaitu prinsip pembagian habis tugas, perumusan tugas dan fungsi, fungsionalisasi, kontinuitas, akordeon, kesederhanaan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, garis dan staf, fleksibilitas, pengelompokkan secara homogen, rentang pengendalian dan prinsip pendelegasian wewenang yang jelas.

Koordinasi sebagai usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat untuk melaksanakan seluruh tugas dan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Pelimpahan wewenang, yaitu penyerahan hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.

Peran pelayanan khususnya perizinan sebagai perangkat pengendalian perkembangan kota/kabupaten

Kesesuaian tugas, fungsi dengan struktur lembaga.

Page 67: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Pertimbangan Penyusunan Proses & Prosedur PerijinanKedudukan Mekanisme Perizinan Dalam Penataan Ruang

Penataan Ruang

Perencanaan Tata Ruang

Pemanfaatan Ruang

Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

Mekanisme Perizinan

Pengawasan

Penertiban

Page 68: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Berdasarkan sifatnya, izin pembangunan kawasan dapat dikelompokkan menjadi :

1. Izin Kegiatan/Sektor. Izin prinsipIzin tetap

2. Izin Pertanahan.Izin LokasiHak atas Tanah

3. Izin Perencanaan dan BangunanIzin PerencanaanIzin Mendirikan Bangunan (konstruksi)

4. Izin LingkunganIzin HO/Undang-undang Gangguan Persetujuan RKL dan RPL

Page 69: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

Kegiatan Usaha

Kegiatan Khusus

Persyaratan

Lingkungan

Pemanfaatan Ruang

Pengolahan Lahan

Konstruksi

Bangunan

Perizinan Kegiatan

Perizinan Khusus

Perizinan Lingkung

an

Perizinan Pemanfaa

tan Ruang

Perizinan Lahan

Perizinan Konstruk

si

Konsepsi Sistem Perizinan

Page 70: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

PENATAAN RUANG

PENERTIBAN

PENGAWASAN

MEKANISME PERIZINAN

PENGENDALIAN PEMANFAATAN PERENCANAAN

Kedudukan Perizinan

Page 71: Expose Lap Akhir Zoning Regulation

TERIMA KASIH