Zombie short story

5
Minggu, 5 Februari 2045 Balai Kota Bandung, 09.30 "KABOOM!!' Suara ledakan terdengar keras dari kejauhan. 'Mereka udah deket!' Ucap Bima. 'Gimananih? Kita musti ngapain sekarang?!' Tanya Bari pada Bima. Tak jauh dari posisiku, Fikri sedang mengecek keadaan diluar menggunakan Binocular yang dibawanya. Dari kejauhan, terlihat sekumpulan Runners sedang berlari menuju kearah kami. 'RUNNERS!!, 500 METER DAN MAKIN DEKET!!' 'SIAL! Amunisi gua makin tipis!' 'Gimana nih? Trap kita enggak berhasil.' 'Gak ada jalan lain, kita musti lawan mereka. Dengan semua amunisi yang tersisa.' "BRAKK!!" Merekapun terdiam bisu saat para Runners pun berhasil memasuki halaman Gedung Balai Kota Bandung melalui Gerbang utama. 'Gimana nih?! Gerbang utama hancur! Mereka berhasil masuk. Gua gak mau kalo musti mati sekarang!' Tanya Fikri yang terlihat sangat tegang. 'Tuhan Tolong kami..' Ucap Novik tegang. Suasana diruangan gedung balai kota yang mereka tempati pun semakin mencekam. Tak lama kemudian, terdengar suara gemuruh dari kejauhan yang semakin mendekat..

description

zombie

Transcript of Zombie short story

Page 1: Zombie short story

Minggu, 5 Februari 2045

Balai Kota Bandung, 09.30

"KABOOM!!' Suara ledakan terdengar keras dari kejauhan. 'Mereka udah deket!' Ucap Bima. 'Gimananih? Kita musti ngapain sekarang?!' Tanya Bari pada Bima. Tak jauh dari posisiku, Fikri sedang mengecek keadaan diluar menggunakan Binocular yang dibawanya. Dari kejauhan, terlihat sekumpulan Runners sedang berlari menuju kearah kami. 'RUNNERS!!, 500 METER DAN MAKIN DEKET!!'

'SIAL! Amunisi gua makin tipis!''Gimana nih? Trap kita enggak berhasil.''Gak ada jalan lain, kita musti lawan mereka. Dengan semua amunisi yang tersisa.'

"BRAKK!!" Merekapun terdiam bisu saat para Runners pun berhasil memasuki halaman Gedung Balai Kota Bandung melalui Gerbang utama.

'Gimana nih?! Gerbang utama hancur! Mereka berhasil masuk. Gua gak mau kalo musti mati sekarang!' Tanya Fikri yang terlihat sangat tegang.

'Tuhan Tolong kami..' Ucap Novik tegang.Suasana diruangan gedung balai kota yang mereka tempati pun semakin mencekam. Tak lama kemudian, terdengar suara gemuruh dari kejauhan yang semakin mendekat..

Page 2: Zombie short story

PART 1THE BEGINNING

Page 3: Zombie short story

Sabtu, 4 Februari 2045

Panyileukan, 15.30

Kostan ...... Pun terlihat seperti biasanya. Halaman depan penuh dengan motor yang terparkir rapi. Terdengar teriakan dari dalam rumah 'No! Buruan no! gua kebelet nih!' Ucap Bima menggedor pintu kamar mandi,

'Bentar bim!, Gak kuat nih. Dari pagi belom boker!' Ucapnya dalam Bahasa Sunda.'Ah! Lama lo mah ah. Buruan no, Gakuat nih pengen pipis!'

Bima dan Rano adalah Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bandung. Mereka berasal dari Kota dan SMK yang sama. Bima berperawakan besar, dengan rambut yang sedikit gondrong dan terbelah dua. Mengingatkan kita pada Rambut Rano Karno dimasa muda. Sedangkan Rano, berperawakan kecil, memiliki tinggi yang tidak jauh beda dengan Artis Adul, berkulit Kuning langsat dan memiliki tahi lalat dibagian bawah dekat bibirnya.

'No! Oy! Buruan!''Iya, iya udah ini udah!''Wooh! Lama lo ma ah!'

Terdengar sahutan dari dapur didekat kamar mandi, 'Huuhh, berisik woy! Bantuin nih bantuin. Tempe masih belom dipotongin nih.' Ucap Bari yang sedang menggoreng tahu.

'Iyanih, No sini no buruan bantuin kita.' Ucap Fikri.'Iya iya, Sini mana Tempenya?''Tuh , disamping rak piring.' Ucap bari sambil menoleh kearahnya.

Bari menuntut Ilmu di Perguruan Tinggi yang sama dengan Rano dan Bima. Bari memiliki tubuh yang cukup gemuk. Kulitnya berwarna Kuning Langsat, wajahnya bersih terawat. Dan memiliki Kumis juga Jenggot yang cukup menawan. Yang mengingatkan kita pada penyanyi Sunda Kawakan, Doel Soembang.

'Eh bilangin BBM-in si John dong, gua titip Capcin Original sama rokok Sejati satu bungkus. Nanti dikostan diganti.' Ucap rano.

Fikri pun menjawab 'Oke. Eh ngomong - ngomong si Tegar mana ya? Dia bilang mau kesini hari ini, terus mau nginep katanya. Orang rumahnya pada pergi.'

'Tau tuh, Palingan bentaran lagi juga dia dateng.' Ucap Bari.'Ahh palingan juga tidur diamah, gabakal jauh! Percaya deh.' Sahut bima di kamar mandi.‘Ah! Iya! Coba sekalian hubungin Ceng, Sekalian bangunin dan suruh kesini. Bantuin kita – kita.’

Ucap Rano pada Fikri.Aceng adalah nama panggilan yang mereka berikan pada Fikri. Fikri adalah seorang Pemuda rantau dari Purwakarta yang menuntut Ilmu di Perguruan Tinggi yang sama bersama Rano, Bima, Bari, John dan Tegar. Kulitnya Sawo Matang, berperawakan sedang, dan terkadang pendiam.

John-pun kembali dari warung. Ia-pun memberikan sayuran yang telah dibelinya, dan titipan milik Rano yang telah diberitahukan sebelumnya. John yang bernama asli Novik ini, adalah seorang mekanik yang handal di kostan tersebut. Banyak barang-barang elektronik yang tidak berfungsi milik penghuni kostan ini kembali berfungsi seperti sedia kala. John berperawakan sedang. Kulitnya sawo matang dan John termasuk orang yang sangat santai.

‘Nih. Pesenan kalian. Ntar kalo udah selese dipotongin itu Tempe, sekalian cuciin sayur ya. Biar ntar sayurnya gua yang masak.’ Ucap John.

‘Oke.’ Ucap Rano dan Fikri.

"BRMM! BRMM!! BRRMMM!!!" Terdengar suara motor dari halaman yang diikuti simponi gantungan kunci yang sudah tak asing ditelinga mereka.” Kincring, Kincring, Kincring."

Page 4: Zombie short story

‘Nah! Tudia dateng. Baru aja diomongin.’ Ucap Fikri.‘Nah, Si Kincring datang.’ Sahut Bari.‘Assalamualaikum!’ Ucap Tegar di Pintu depan.‘Waalaikumsalam!’ sahut Penghuni kosan.

Tegar sebenarnya bernama Restu. Dia dijuluki Tegar karena dirinya sangatlah tegar dalam menjalani cobaan hidup. Tegar berperawakan tinggi. Berambut ikal, dan memiliki senyum yang manis.Tegarpun masuk kedalam kostan tersebut dan menaruh Helmnya didekat lemari yang berada di ruang tamu.

‘Waahh makan besar nih gua sekarang!’ Ucap tegar sambil tertawa.‘Makan, makan. Bantuin buruan!’ Jawab rano.‘Iya nih buruan bantuin!’ Ucap bari dan fikri.‘Yaaahh.. Kirain tinggal makan doang hehehe. Eh, barusan gua liat pak RT sama bapak-bapak

tetangga kostan pada ngumpul di rumah pak RT. Ada apa ya? Kok tumben tumbenan?’ Tanya Tegar.‘Aaah palingan juga ngomongin acara nonton bareng PERSIB ntar malem. Biasalah, kan ntar ada

Door Prizenya.’ Jawab Novik santai.‘Ah masa sih? Soalnya keliatan tegang banget. Enggak kaya biasanya loh serius. Bu RT aja

keliatan ribut banget. Nyiapin barang-barang gitu. Kaya mau pindahan. Biasanya kan kalo acara nonton bareng enggak pernah pake ngumpul-ngumpul gitu.’

‘Ahhh mungkin mereka pengen aja kali, sekalian silaturahmi.’ Ucap bima santai.‘Iyanih suka ribet deh gitu doang. Udah sini buruan bantuin ah, masih banyak nih yang musti

digoreng.’ Ucap Bari.Merekapun kembali menyiapkan makanan yang hendak di pasak untuk makan malam. Sambil bercengkrama sembari sesekali bernyanyi untuk menghabiskan waktu.