Zat Besi

4
Zat Besi (Fe) Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Fe terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Pemenuhan Fe oleh tubuh memang sering dialami sebab rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama dari sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%. Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani dapat mencapai 10-20%. Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe nabati (non heme). Keanekaragaman konsumsi makanan sangat penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A. Makanan sumber zat besi umumnya merupakan sumber vitamin A. Anemia gizi besi banyak diderita oleh ibu hamil, menyusui, dan perempuan usia subur. Perempuan usia subur mempunyai siklus tubuh yang berbeda dengan lelaki, anak, dan balita sebab mereka harus mengalami haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Oleh karena itu kebutuhan zat besi (Fe) relatif lebih tinggi. Anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah ditengarai sering menderita anemia gizi besi. Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain pucat, lemah, lesu, pusing, dan penglihatan sering berkunang-kunang. Jika dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah maka angka Hb kurang dari normal. Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi yang berat badannya rendah, risiko

Transcript of Zat Besi

Page 1: Zat Besi

Zat Besi (Fe)

Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.

Fe terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Pemenuhan Fe oleh tubuh memang sering dialami sebab rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama dari sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%. Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani dapat mencapai 10-20%. Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe nabati (non heme).

Keanekaragaman konsumsi makanan sangat penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A. Makanan sumber zat besi umumnya merupakan sumber vitamin A.

Anemia gizi besi banyak diderita oleh ibu hamil, menyusui, dan perempuan usia subur. Perempuan usia subur mempunyai siklus tubuh yang berbeda dengan lelaki, anak, dan balita sebab mereka harus mengalami haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Oleh karena itu kebutuhan zat besi (Fe) relatif lebih tinggi. Anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah ditengarai sering menderita anemia gizi besi.

Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain pucat, lemah, lesu, pusing, dan penglihatan sering berkunang-kunang. Jika dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah maka angka Hb kurang dari normal.

Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi yang berat badannya rendah, risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi jika ibu hamil menderita anemia berat.

Anemia sedang dan ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing, pucat, dan penglihatan sering berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas kerja. Selain itu, penderita anemia lebih mudah terserang infeksi.

Anemia gizi besi dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Penanggulangan anemia pada balita diberikan preparat besi dalam bentuk sirup.

Page 2: Zat Besi

Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet atau sirup besi setelah makan pada malam hari.

Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Setelah minum tablet atau sirup zat besi, biasanya kotoran (feses) akan berwarna hitam. Dengan meminum tablet Fe maka tanda-tanda kurang darah akan menghilang. Namun, jika tidak menghilang berarti menderita anemia gizi besi jenis lain.

Sumber: Idionline.com

Fungsi dari Zat Besi

Published : June 24th, 2008  |  Under Category : Sports Nutrition & Supplement : Essensial

Zat besi (Fe) merupakan jenis mineral mikro esensial yang mempunyai fungsi penting di dalam tubuh. Dibutuhkan dengan jumlah konsumsi  sekitar 1.5-2.2 mg per- harinya, zat besi mempunyai fungsi  penting di dalam tubuh antara lain sebagai media  transportasi bagi oksigen dari paru-paru ke berbagai jaringan tubuh serta  juga akan berfungsi sebagai katalis dalam proses penpindahan energi di dalam sel. Sebagai jenis mineral mikro esensial, kekurangan  zat besi di dalam tubuh dapat  mengakibatkan beberapa dampak negatif antara lain berkurangnya kekebalan tubuh,  menurunnya daya konsentrasi, menurunnya  daya ingat, menurunnya performa belajar,  mudah marah, berkurangnya  nafsu makan, dan menurunnya kebugaran tubuh.

Atlet terutama atlet lari jarak jauh, atlet  vegetarian, atlet wanita serta atlet yang konsumsi dagingnya kurang dari 1 kali seminggu mempunyai resiko kekurangan zat besi . Atlet wanita yang mempunyai periode  menstruasi rutin akan memiliki risiko kekurangan zat besi lebih besar jika di bandingkan dengan atlet pria. Begitu pun  juga dengan atlet vegetarian jika dibandingkan dengan atlet non-vegetarian, walaupun untuk atlet vegetarian  hal ini dapat dipenuhi melalui pemilihan konsumsi sayur-sayuran atau buah-buahan yang tepat. Khusus untuk atlet lari jarak jauh, hentakan-hentakan kaki  pada saat berlari para permukaan yang keras dapat menyebabkan  resiko terjadinya footstrike hemolysis, yaitu pecahnya  sel darah merah yang disertai dengan pelepasan hemoglobin ke plasma darah akibat adanya hentakan-hentakan kaki pada permukaan yang  keras.

Di dalam tubuh, fungsi utama  zat  besi adalah  dalam   produksi komponen pembawa oksigen yaitu hemoglobin dan mioglobin. Hemoglobin terdapat di dalam sel darah merah dan  merupakan protein  yang berfungsi untuk  untuk mengangkut oksigen ke berbagai jaringan-jaringan tubuh sedangkan mioglobin terdapat di dalam sel otot dan berfungsi untuk menyimpan dan mendistribusikan oksigen ke dalam sel-sel otot. Selain berfungsi  untuk memproduksi hemoglobin dan mioglobin, zat besi juga dapat tersimpan di dalam protein feritin, hemosidirin di dalam hati, serta di dalam sumsum tulang belakang. Sebagai indikator level jumlah zat besi di

Page 3: Zat Besi

dalam tubuh,  feritin yang bersirkulasi di dalam darah dapat  digunakan untuk menilai  status zat  besi di dalam tubuh.

Zat besi banyak terkandung di dalam produk hewani terutama daging merah, telur serta ikan selain itu zat besi juga banyak terkandung di dalam berbagai jenis kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan kacang hijau, berbagai jenis sayuran dan juga buah-buahan. Secara umum, berdasarkan sumbernya, zat besi mempunyai efesiensi    penyerapan yang berbeda  di dalam tubuh. Zat besi yang berasal dari produk hewani atau disebut juga  sebagai besi-hem akan lebih mudah diserap oleh tubuh, sedangkan zat besi yang bersumber dari sayuran-sayuran dan buah-buahan atau yang  disebut sebagai besi-nonhem akan lebih sukar diserap oleh tubuh. (kbl)

Sumber zat besi (per 100 gr)

Jenis Fe (mg)

Daging 2.2-5

Ikan 1.2-4

Telur 1.2-1.5

Kacang Hijau 6

Kacang Kedelai 15.7

Ref:1.Int J Sports Med. 1988 Feb; 9(1):56-60. Foot impact force and intravascular hemolysis during distance running2.J Appl Physiol 94: 38-42, 2003.