Zainus Salim

16
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir· Jakarta, II Desembcr 2003 APLIKASI JAMINAN KUALITAS PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ISSN 1693 - 7902 Zainus Salimin, Mulyono Daryoko Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) - BAT AN ABSTRAK APLIKASI JAMINAN KUALITAS PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF. Bagian terpenting dari jaminan kualitas pengelolaan limbah radioaktif adalah standar kualitas atau standar keselamatan pengelolaan limbah radioaktif, yang merupakan persyaratan dasar yang mutlak harus dipenuhi untuk meyakinkan pencapaian keselamatan dalam kegiatan pengelolaan limbah radioaktif. Bagian penting lain adalah ketatalaksanaan (management) dari jaminan kualitas yang mempunyai unsur pokok penanggung jawab management, program jaminan kualitas, kualifikasi personil (pendidikan dan pengalaman) dan pelatihan yang dibutuhkan, pengendalian ketidaksesuaian dan tindakan pembetulannya, prosedur kegiatan, pengendalian data dan dukumen, pencatatan data dan dokumen, unjuk kerja peralatan harus memenuhi standar, persyaratan dan mekanisme pengadaan yang baik, pengendalian inspeksi dan pengetesan, penilaian internal, dan penilaian independen. Management harus mendefinisikan dan mendokumentasikan kebijaksanaan-kebijaksanaannya untuk kualitas, termasuk sasaran dan komitmennya terhadap kualitas, membuat program jaminan kualitas, dan menetapkan kualifikasi personil dan training yang diperlukan. Management harus memastikan bahwa kebijaksanaannya dimengerti, diimplementasikan, dan dipertahankan pada semua tingkatan. Telah dilakukan analisis aplikasi jaminan kualitas dalam pengelolaan limbah radioaktif. Standar kualitas pengelolaan limbah radioaktif yang saat ini diacu dan digunakan untuk operasional pengelolaan limbah terbanyak adalah dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), namun ada juga beberapa (masih sangat terbatas) peraturan nasional yang diacu dan digunakan. Untuk menyongsong pembangunan PLTN, perlu segera dibuat dan ditetapkan standar nasional kualitas pengelolaan limbah yang lain. Budaya mengikuti prosedur dan ketetapan yang telah diputuskan dan disyahkan masih perlu ditanarnkan. Kata kunci : Jaminan kualitas, Pengelolaan limbah radioaktif. ABSTRACT APPLICATION OF QUALITY ASSURANCE TO RADIOACTIVE WASTE MANAGEMENT. The most important part of quality assurance to radioactive waste management is quality standard or safety standard for radioactive waste management constituting the absolute requirement for fulfillment the achievement of safety on the activities of radioactive waste management. The other important part is the management of quality assurance having the main element as follows: management responsibility, quality assurance program, personal qualification (education and experience) and training, non-conformance control and corrective action, procedure for activities, document and data controls, document and data records, performance of activities, procurement, inspection and test control, self-assessment, and independent 66

Transcript of Zainus Salim

Page 1: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir· Jakarta, II Desembcr 2003

APLIKASI JAMINAN KUALITAS PENGELOLAANLIMBAH RADIOAKTIF

ISSN 1693 - 7902

Zainus Salimin, Mulyono DaryokoPusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) - BAT AN

ABSTRAKAPLIKASI JAMINAN KUALITAS PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF.Bagian terpenting dari jaminan kualitas pengelolaan limbah radioaktif adalah standarkualitas atau standar keselamatan pengelolaan limbah radioaktif, yang merupakanpersyaratan dasar yang mutlak harus dipenuhi untuk meyakinkan pencapaiankeselamatan dalam kegiatan pengelolaan limbah radioaktif. Bagian penting lain adalahketatalaksanaan (management) dari jaminan kualitas yang mempunyai unsur pokokpenanggung jawab management, program jaminan kualitas, kualifikasi personil(pendidikan dan pengalaman) dan pelatihan yang dibutuhkan, pengendalianketidaksesuaian dan tindakan pembetulannya, prosedur kegiatan, pengendalian data dandukumen, pencatatan data dan dokumen, unjuk kerja peralatan harus memenuhistandar, persyaratan dan mekanisme pengadaan yang baik, pengendalian inspeksi danpengetesan, penilaian internal, dan penilaian independen. Management harusmendefinisikan dan mendokumentasikan kebijaksanaan-kebijaksanaannya untukkualitas, termasuk sasaran dan komitmennya terhadap kualitas, membuat programjaminan kualitas, dan menetapkan kualifikasi personil dan training yang diperlukan.Management harus memastikan bahwa kebijaksanaannya dimengerti,diimplementasikan, dan dipertahankan pada semua tingkatan. Telah dilakukan analisisaplikasi jaminan kualitas dalam pengelolaan limbah radioaktif. Standar kualitaspengelolaan limbah radioaktif yang saat ini diacu dan digunakan untuk operasionalpengelolaan limbah terbanyak adalah dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA),namun ada juga beberapa (masih sangat terbatas) peraturan nasional yang diacu dandigunakan. Untuk menyongsong pembangunan PLTN, perlu segera dibuat danditetapkan standar nasional kualitas pengelolaan limbah yang lain. Budaya mengikutiprosedur dan ketetapan yang telah diputuskan dan disyahkan masih perlu ditanarnkan.Kata kunci : Jaminan kualitas, Pengelolaan limbah radioaktif.

ABSTRACTAPPLICATION OF QUALITY ASSURANCE TO RADIOACTIVE WASTEMANAGEMENT. The most important part of quality assurance to radioactive wastemanagement is quality standard or safety standard for radioactive waste managementconstituting the absolute requirement for fulfillment the achievement of safety on theactivities of radioactive waste management. The other important part is themanagement of quality assurance having the main element as follows: managementresponsibility, quality assurance program, personal qualification (education andexperience) and training, non-conformance control and corrective action, procedure foractivities, document and data controls, document and data records, performance ofactivities, procurement, inspection and test control, self-assessment, and independent

66

Page 2: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

assessment. Management must define and document its policy for quality includingobjectives for quality and its commitment to quality, establish the program of qualityassurance, define the personal qualification and training. Management must ensure thatthis policy is understood, implemented, and maintained at all levels. The application ofquality assurance of radioactive waste management has been analyzed. The mostquality standard of radioactive waste management from IAEA does exist to refer andutilize on the operation of radioactive waste management, but there are several (stillvery limited) national regulation does exist refer and utilize. For preparing the programof nuclear power plant, it is necessary as soon as possible to establish the nationalstandard quality for radioactive waste management. The people culture to follow theexisting procedure and decisions must be implanting.Keywords: Quality assurance, radioactive waste management.

67

Page 3: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pcngawasan Pcmanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003

PENDAHULUAN

ISSN 1693 - 7902

Limbah radioaktif, seperti limbah lainnya adalah bahan yang tidak dimanfaatkan

lagi, dan karena bersifat radioaktif, limbah radioaktif terse but mempunyai potensi

bahaya radiasi. Pengelolaan limbah radioaktif hams dilaksanakan untuk mencegah

timbulnya bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota rnasyarakat dan lingkungan hidup.

Perlindungan terhadap manusia dan lingkungan dari pengaruh limbah radioaktif tersebut

dapat dicapai melalui penerapan azas proteksi radiasi, yang meliputi azas justifikasi,

azas limitasi dan azas optimasi.

Azas justifikasi mempunyai pengertian bahwa setiap kegiatan yang memanfaatkan

zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya hanya boleh dilakukan apabila menghasilkan

keuntungan yang lebih besar kepada seseorang yang terkena penyinaran radiasi atau

bagi masyarakat, dibandingkan dengan kerugian radiasi yang mungkin diakibatkannya,

dengan memperhatikan faktor sosial, faktor ekonomi, dan faktor lain yang sesuai.

Dalam melakukan pengkajian perlu diperhitungkan pula estimasi kerugian yang berasal

dari penyinaran potensial, yaitu terjadinya penyinaran yang tidak bisa diramalkan

sebelumnya.

Azas limitasi adalah ketentuan dimana penerimaan dosis oleh seseorang tidak

boleh melampaui nilai batas dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas.

Yang dimaksud dengan nilai batas dosis disini adalah dosis radiasi yang diterima dari

penyinaran ekstema dan intema selama 1 (satu) tahun dan tidak tergantung pada laju

dosis. Penetapan nilai batas dosis ini tidak memperhitungkan penerimaan dosis untuk

tujuan medik dan yang berasal dari radiasi alamo

Azas optimasi adalah azas dimana proteksi dan keselamatan terhadap penyinaran

yang berasal dari sumber radiasi yang dimanfaatkan diusahakan sedemikian rupa

sehingga besamya dosis yang diterima seseorang dan jumlah orang yang tersinari

sekecil mungkin dengan memperhatikan faktor sosial dan ekonomi. Terhadap dosis

perorangan yang berasal dari sumber radiasi diberlakukan pembatasan dosis yang

besamya dibawah nilai batas dosis.

Bagian terpenting bagi jaminan kualitas pengelolaan limbah radioaktif adalah

standar kualitas atau standar keselamatan pengelolaan limbah radioaktif. Standar

kualitas terse but, yang meliputi peraturan, standar dan kriteria hams ditetapkan terlebih

dahulu. Standar kualitas tersebut dapat terdiri atas undang-undang, peraturan

68

Page 4: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, 11 Desembcr 2003 ISSN 1693 - 7902

pemerintah, keputusan Kepala BAPETEN, ketentuan IAEA, dan ketentuan internasional

yang lain. Seluruh kegiatan pengelolaan limbah radioaktif yang terdiri dari

pengumpulan dan pengelompokan limbah, pengangkutan limbah lee fasilitas

pengolahan, analisis limbah sebelum pengolahan, pengolahan limbah, analisis limbah

setelah pengolahan, pelepasan efluen, pengangkutan hasil olahan ke fasilitas

penyimpanan, dan monitoring lingkungan harus mengikuti dan memenuhi ketentuan

standar kualitas yang telah ditetapkan tersebut. Sudah barang tentu standar kualitas

hams mencakup pula untuk kegiatan implementasi azas proteksi radiasi tersebut di atas

dan bagian-bagian kegiatan pengelolaan limbah radioaktif. Pengertian kriteria dalam

standar kualitas adalah spesifikasi teknis dari peralatan, unit, dan instalasi pengelolaan

limbah, yang merupakan data yang mengkait dengan kriteria disainnya.

Bagian penting lain adalah ketatalaksanaan (management) dari jaminan kualitas

yang mempunyai unsur pokok penanggung jawab management, program jaminan

kualitas, kualifikasi personil (pendidikan dan pengalaman) dan pelatihan yang

dibutuhkan, pengendalian ketidaksesuaian dan pembetulannya, prosedur kegiatan,

pengendalian data dan dokumen serta pencatatannya, unjuk kerja peralatan harus

memenuhi standar, persyaratan dan mekanisme pengadaan yang baik, pengendalian

inspeksi dan pengetesan, penilaian internal, dan penilaian independen.

Management harus mengidentifikasikan dan medokumentasikan kebijaksanaan­

kebijaksanaannya untuk kualitas, termasuk sasaran dan komitmennya terhadap kualitas,

membuat program jaminan kualitas, dan menetapkan kualitas personil dan training yang

diperlukan. Management hams memastikan bahwa kebijaksanaannya dimengerti,

diimplementasikan, dan dipertahankan pada semua tingkatan. Penanggung jawab

ketatalaksanaan yang mencakup penanggung jawab dari kegiatan-kegiatan keseluruhan,

parsial, kelompok, dan penanggung jawab peralatan yang memenuhi standar kualifikasi

personil harus ditetapkan dengan Surat Keputusan. Di dalam pelaksanaan kegiatan

sesuai jaminan kualitas, urutan hierarki penanggung jawab harus betul-betul

dilaksanakan dalam suatu kegiatan. Program jaminan kualitas pada tingkat operasional

instalasi harus dibuat dan ditetapkan. Kualifikasi personil (pendidikan dan pengalaman)

dan pelatihan yang dibutuhkan hams ditetapkan dan dipegang teguh untuk setiap jenis

kegiatan, merupakan standar kualifikasi personil. Bila terdapat ketidaksesuaian kondisi

di lapangan yang menyangkut personil, barang dan peralatan terhadap standar kualitas

69

Page 5: Zainus Salim

Seminar TallUnan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 -7902

(peraturan, standar dan kriteria), pengendalian ketidaksesuaian dan tindakan

pembetulannya hams dilakukan. Guna memudahkan pelaksanaan dan pengontrolan

suatu kegiatan, setiap kegiatan hams dilengkapi dengan prosedur kegiatan yang

mencakup pula lembar-Iembar isian besaran terkontrol dalam kegiatan tersebut. Data

dan dokumen yang berkaitan dengan selumh kegiatan (termasuk pula pada

pengendalian ketidaksesuaian) hams dikendalikan dan dicatat. Unjuk kerja peralatan

harus selalu dipertahankan sesuai standar (kondisi kriteria disain), bila terdapat ketidak

sesuaian terhadap keadaan standar harus dilakukan tindakan perbaikan dan perawatan

yang harus didokumentasikan. Barang dan peralatan yang dibutuhkan harus

mempunYaI gambar dan spesifikasi teknis yang jelas sesuai standar kualitas

kegiatannya, sehingga sewaktu hams mengadakan (membeli) kembali, mekanismenya

mudah dilaksanakan dan dikendalikan. Kegiatan inspeksi dan pengetesan adalah

mempakan suatu bagian penting kegiatan jaminan kualitas dalam kaitan dengan

pelaksanaan suatu kegiatan apakah mengikuti dan memenuhi standar kualitas atau tidak,

oleh karena itu pengendalian kegiatan inspeksi dan pengetesan tersebut harus

dilaksanakan sebaik-baiknya. Selumh kegiatan penting jaminan kualitas terse but harus

dinilai oleh tim internal dan tim eksternal untuk pembuktian apakah kegiatan

pengelolaan limbah memenuhi standar keselamatan atau tidak.

Dilakukan analisis aplikasi jaminan kualitas pengelolaan limbah radioaktif yang

meliputi identifikasi standar kualitas atau standar keselamatan pengelolaan limbah

radioaktif yang diperlukan, analisis inspeksi implementasi azas proteksi radiasi dalam

pelaksanaan jaminan kualitas, dan analisis inspeksi jaminan kualitas pengelolaan limbah

radioaktif.

IDENTIFIKASI STANDAR KESELAMA TAN PENGELOLAAN LIMBAH

RADIOAKTIF YANG DIPERLUKAN

Untuk:-ineyakinkan pencapaian keseramatan dalam setiap bagian kegiatan

pengelolaan limbah radioaktif, pada setiap kegiatan tersebut diperlukan persyaratan

dasar yang mutlak hams dipenuhi yang disebut standar keselamatan (standar kualitas).

Dalam kegiatan pengumpulan dan pengelompokan limbah, dan pengangkutan limbah

radioaktif memerlukan antara lain standar-standar mengenai klasifikasi limbah,

keselamatan pengangkutan zat radioaktif, keselamatan kerja terhadap radiasi, baku

70

Page 6: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember2003 ISSN J 693 - 7902

tingkat radioaktivitas di lingkungan, keselamatan pengelolaan limbah radioaktif, dan

jaminan kualitas. Untuk kegiatan analisis limbah sebelum pengolahan membutuhkan

antara lain standar-standar keselamatan pengangkutan zat radioaktif, keselamatan kerja

terhadap radiasi, baku tingkat radioaktivitas di lingkungan, metoda analisis, keselamatan

pengelolaan limbah radioaktif, dan jaminan kualitas. Dalam kegiatan pengolahan

limbah memerlukan antara lain standar-standar keselamatan kerja terhadap radiasi,

keselamatan pengelolaan limbah radioaktif, baku tingkat radioaktivitas di lingkungan,

dan kualitas hasil pemadatan. Selanjutnya standar-standar keselamatan yang diperlukan

untuk kegiatan pengelolaan yang lain diuraikan pada Tabel I.

ANALISIS INSPEKSI IMPLEMENT ASI AZAS PROTEKSI RADIASI DALAM

PELAKSANAAN JAMINAN KUALIT AS

Implementasi azas proteksi yang meliputi azas justifikasi, azas limitasi dan azas

optimasi dalam kegiatan nuklir mempunyai tujuan untuk tercapainya keselamatan dalam

kegiatan terse but. Dalam pelaksanaan jaminan kualitas, implementasi standar

keselamatan dalam suatu kegiatan merupakan cara untuk meyakinkan pencapaian

keselamatan. Oleh karena itu implementasi azas proteksi radiasi dan standar

keselamatan dalam kegiatan nuklir merupakan bagian penting yang harus diperiksa saat

inspeksi keselamatan atau inspeksi jaminan kualitas.

Di dalam pengelolaan limbah radioaktif, azas justifikasi diimplementasikan seperti

terlihat pada Gambar I. Syarat keselamatan yang ditunjukkan dalam gambar tersebut

adalah implementasi dari standar standar keselamatan yang telah ditetapkan.

Sedangkan syarat ekonomi merupakan pertimbangan keuntungan finansisial dari

kegiatan keseluruhannya, tidak memberikan beban pembiayaan berlebih di kegiatan

tersebut sehingga merugikan secara keseluruhan. Usaha minimisasi limbah harus

dilakukan agar kadar bahan radioaktif dan jumlah limbah sekecil mungkin sehingga

pencemaran lingkungan dapat dihindari. Minimisasi limbah dapat dilakukan melalui

pengurangan limbah pada sumbernya dengan pengerjaan yang teliti sesuai prosedur

sehingga kegagalan operasi dapat dihindari, dan pemanfaatan limbah dengan

pengerjaan-pengerjaan dekontarninasi, penggunaan kembali, pengambilan kembali dan

resirkulasi. Selain itu minimisasi limbah dapat pula diperoleh melalui perencanaan

yang baik dari kegiatan yang menimbulkan limbah, SDM yang berkualitas dan tim kerja

71

Page 7: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pcngawasan PCl11anfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, II Dcsember 2003 ISSN 1693 - 7902

yang berdedikasi, terampil dan mampu bekerjasama, hal ini menyangkut kualifikasi

personil dan pelatihan yang dibutuhkan di dalam jaminan kualitas. Jadi inspeksi

terhadap kesungguhan implementasi standar keselamatan, minimisasi limbah dan

kualifikasi personil merupakan kegiatan yang sudah mencakup inspeksi implementasi

dari azas justifikasi.

Azas limitasi pada pengelolaan limbah di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif

(IPLR), BAT AN, Serpong, diimplementasikan melalui beroperasinya sistem

keselamatan IPLR yang dapat mencegah, meminisasi, dan menanggulangi adanya

resiko kontaminasi. Sedangkan inspeksi terhadap implementasi azas limitasi terse but

dapat dilakukan melalui pemeriksaan paparan radiasi, tekanan negatif dan nilai faktor

pembaruan udara pada setiap zona ruangan, berfungsi tidaknya sistem rintangan

penahanan dan sistem pengawasan, dan pemonitoran dosis radiasi personil.

Pemeriksaan paparan radiasi zona ruangan merupakan pengerjaan pernonitoran daerah

kerja, pernonitoran dosis radiasi personil terdiri pemonitoran dosis radiasi eksternal dari

film badge dan pemonitoran dosis radiasi internal dari pemeriksaan personil dengan alat

Whole Body Counter. Tekanan negatif dan nilai faktor pembaharuan udara setiap zona

ruangan diperoleh dari hasil balancing sistem VAC. Jadi dalam inspeksi jaminan

kualitas hal yang perlu diperhatikan untuk diperoleh adalah penerimaan dosis oleh

seseorang, yang tidak melampui batas yang ditetapkan oleh Badan Pengawas.

Azas optimasi diimplementasikan melalui pengaturan jam kerja setiap petugas

yang bekerja pada daerah radiasi, jadi bidang keselamatan kerja harus mempunyai

catatan dan pendataan jumlah jam kerja personil tersebut. Inspeksi terhadap

implementasi azas proteksi radiasi dapat dilakukan terhadap pemeriksaan data-data

jumlah jam kerja personil dalam daerah radiasi, dan nilai dosis radiasi eksternal dan

internal setiap personil.

ANALISIS INSPEKSI JAMINAN KUALITAS PENGELOLAAN LIMBAH

RADIOAKTIF

Inspeksi jaminan kualitas terhadap suatu kegiatan nuklir dan termasuk di

dalamnya kegiatan pengelolaan limbah radioaktif adalah suatu kegiatan yang akan

membuktikan bahwa kegiatan tersebut terselenggara dengan mencapai keselamatan

kelja melalui pemenuhan terhadap standar keselamatan. Oleh karena bagian pokok

72

Page 8: Zainus Salim

Scminar Tahunan I'cngawasan I'cmanfaalan Tcnaga Nuklir - Jakarta, II Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

inspeksi yang tidak boleh ditinggalkan adalah inspeksi implementasi standar

keselamatan dan azas proteksi radiasi dalam kegiatan tersebut, inspektur hams menamh

perhatian khusus dalam pemeriksaan peraturan, standar, dan kriteria yang hams

dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan yang sekaligus mempakan pemeriksaan azas

justifikasi. Perhatian khusus juga hams dilakukan untuk pemeriksaan implementasi azas

limitasi dan azas optimasi. Memang untuk pelaksanaan inspeksi jaminan kualitas,

tahapan awal inspeksi yang hams dilakukan adalah memeriksa adanya program jaminan

kualitas kelas I, kualifikasi personil (pendidikan dan pengalaman) dan pelatihan yang

dibutuhkan terpenuhi atau tidak, prosedur kegiatan ada tidak, setiap pelaksanaan

kegiatan ada pendataan dan pendokumentasian tidak, pengadaan barang dan peralatan

dilakukan dengan persyaratan dan mekanisme yang baik atau tidak. Pemeriksaan

terse but mempakan sebagian inspeksi administrasi. Inspeksi teknis mempakan bagian

penting dari inspeksi jaminan kualitas yang menyangkut pembuktian unjuk kerja

peralatan, implementasi standar keselamatan dan azas proteksi radiasi, yang memenuhi

syarat. Untuk inspeksi teknis tersebut diperlukan pengukuran-pengukuran langsung

sebagai pengecekan ulang terhadap data yang sudah tertuang pada dokumen, jadi

pengendalian inspeksi dan pengetesan mempakan bagian penting untuk mendukung

inspeksi teknis. Peran penilaian internal oleh tim jaminan kualitas setempat menduduki

fungsi penting dalam pelaksanaan jaminan kualitas, karena mereka yang dianggap

mengetahui sistem yang ada pada kegiatan terse but. Oleh karena itu kualifikasi personil

dalam tim tersebut hams betul-betul yang berkualifikasi teknis, tidak sekedar

penempatan yang asal memberi kesibukan seseorang.

Pengendalian ketidaksesuaian dan tindakan pembetulannya terhadap data

administrasi, dan data teknis yang menyangkut unjuk kerja alat memegang peranan

dalam pencapaian keselamatan. Pengendalian berhubungan dengan unjuk kerja

peralatan yang tidak sesuai kriteria hams dilaksanakan secara teliti dan tegas, misalnya

kalau memang hasil balansing VAC belum memenuhi syarat maka kegiatan tidak boleh

dilakukan, balancing hams dilakukan ulang dalam periode tertentu.

Pada Gambar 2 diberikan analisis pola pelaksanaan inspeksi jaminan kualitas yang

menjamin kesuksesan hasil inspeksi. Peraturan, standar dan criteria adalah bagian

terpenting dari jaminan kualitas, yang menjadi tolok ukur dasar inspeksi. Penanggung

jawab ketatalaksanaan yang melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan yang

73

Page 9: Zainus Salim

Seminar Tahunan I'engawasan I'emanfaalan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

didasarkan peraturan, standar dan kriteria menerima inspeksi dari tim jaminan kualitas

internal dan eksternal. Inspeksi diawali pada pemeriksaan data dan dokumen yang

berkaitan dengan kegiatan. Program jaminan kualitas kelas I menjadi perhatian khusus

untuk diinspeksi, selanjutnya kualifikasi personil yang terlibat dalam kegiatan yang

mempakan faktor penentu keberhasilan kegiatan dikonfirmasikan dengan tenaga yang

ada. Pengadaan barang dan peralatan yang berperan mendukung kegiatan menjadi

perhatian pula. Prosedur kegiatan hams ada agar menjadi patokan operator dalam

melaksanakan tugasnya. Alat/unit proses yang dioperasikan untuk pelaksanaan kegiatan

hams dalam kondisi baik dan berfungsi, hams menjadi perhatian tim inspeksi. Kegiatan

pengendalian inspeksi dan pengetesan mempakan faktor penting dalam menginvestigasi

kondisi data riel di lapangan. Bila ada kegiatan yang dilaksanakan tidak berdasar

peraturan, standar dan kriteria maka hams dilakukan pengendalian ketidaksesuaian dan

tindakan pembetulannya. Di dalam Gambar I feed-back pengendalian ketidaksesuaian

dan tindakan pembetulannya ditunjukkan oleh garis putus-putus.

KESIMPULAN

Peraturan, standar dan kriteria yang biasa disebut standar keselamatan mempakan

bagian terpenting dari jaminan kualitas, yang hams menjadi tolok ukur dasar inspeksi.

Penanggung jawab ketatalaksanaan hams melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan

berdasarkan peraturan, standar dan kriteria yang telah ditetapkan, melakukan pendataan

dan pendokumentasian kegiatan. Inspeksi tim jaminan kualitas internal maupun

eksternal lebih baik diawali dengan pemeriksaan data dan dokumen, program jaminan

kualitas menjadi perhatian khusus untuk diinspeksi, selanjutnya kualifikasi personil

yang terlibat dalam kegiatan yang mempakan penentu keberhasilan kegiatan tersebut

dikonfirmasikan dengan tenaga yang ada. Selanjutnya pengadaan barang dan peralatan

dan fungsional peralatan yang hams diinspeksi. Pengendalian inspeksi dan pengetesan

adalah cara investigasi kesesuaian data dan keadaan sesungguhnya. Pengendalian

ketidaksesuaian dan tindakan pembetulannya hams dikerjakan bila kegiatan yang

dilakukan tidak mengikuti standar. Standar kualitas yang diacu dan digunakan saat ini

terbanyak adalah dari IAEA, hanya sebagian kecil peraturan nasional. Untuk

menyongsong pembangunan PLTN, perlu segera dibuat dan ditetapkan standar kualitas

74

Page 10: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

pengelolaan limbah. Budaya mengikuti prosedur dan ketetapan yang telah diputuskan

dan disyahkan masih perlu ditanamkan.

DAFT AR PUST AKA

1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Application of Quality

Assurance to Radioactive Waste Disposal Facilities", TECDOC-895, IAEA,

Vienna, 1996;

2. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "The principles of

Radioactive Waste Management", Safety Series No. III-F, IAEA, Vienna, 1995;

3. BADAN PENGA WAS TENAGA NUKLIR, "Jaminan Kulaitas Instalasi Nuklir",

Keputusan Kepala BAPETEN No. 07/Ka. BAPETENN-99, Jakarta, 1999;

4. PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA No. 26 Tahun 2002 tentang

Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif, Jakarta, 2002;

5. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA No. 27 Tahun 2002 tentang

Pengelolaan Limbah Radioaktif, Jakarta, 2002;

6. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Classification of

Radioactive waste", Safety Series No. 111-G-1.1, Vielma, 1994;

7. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Characterization of

Radioactive Waste Forms and Package, Technical Report Series No.383, Vienna,

1977;

8. SALIMIN ZAINUS, "Status Pengendalian dampak Pencemaran Lingkungan

dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif di Indonesia", Prosiding Seminar

Teknologi Pengelolaan Limbah II, Jakarta, 16-17 Februari 1999.

75

Page 11: Zainus Salim

Tabell. Standar Keselamatan Pengelolaan Limbah RadioaktifYang Diperlukan

I.Pengumpulan dan

pengelompokan limbah

2.

Pengangkutan limbah ke

fasilitas pengolahan

3.

Analisis limbah sebelum~~~~ ~ ~ ~~

pengolahan

4.

Pengolahan limbah ~~~~ ~ ~~ ~~~

5.

Analisis limbah setelah~~~ ~~~~ ~~~

pengolahan

6.

Pelepasan efluen ~~~ ~~~ ~

Pcngangkuta.'1 b!ok hasil

7.pemadatan ke fasilitas

I~

penyimpananPenyimpanan blok hasil

8.pemadatan di fasilitas

penyimpananMonitoring lingkungan

9.lokasi fasilitas ~" "

penyimpanan

76

Page 12: Zainus Salim

Scminar Tahl1nan Pcngawasan I'cmanfaatan Tcnaga Nl1klir - Jakarta, II Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

Tabel2. Standar Kcsclamatan Yang Ada, Nasional, IAEA, dan Internasional Yang Lain

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Klasifikasi Limbah

Klasifikasi Wadah

Kualitas Hasil Pemadatan

Keselamatan Pengangkutan ZatRadioaktif

Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi

••

••

PP No. 26 Th. 2002

Kep. Ka. BAPETEN No. 04/V­99PP No. II Th. 1975

Kep. Ka. BAPETEN No. 01/V­99

77

•••

Technical Report Series No.383Th. 1997

Technical Repoli Series No.101, Th 1970Safety Series No. III-G-1.l, Th.1994

Technical Report Series No.383,Th.1997

Safety Series No.89, Th.1989Safe Series No. III-G-1.5

Technical Report Series No.335Th. 1993

Technical Report Series No. 376Th. 1995

Safety Standar Series No. TS-R­1 (ST- I, Revised)

Technical Report Series No. TS- •R-I (ST-I, Revised) •

Safety Standar Series No. TS-R-I (ST-Revised)

IAEA Safety Series No. 115-1, •Th 1994 •

Standar ISO 40Standar ISO DlS-6961

ICRP No. 26 Th. 1977ICRP No. 30 Th. 1979

Page 13: Zainus Salim

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

7. Metode Analisis Kandungan Bahan •Technical Report Series No. 383•EPA Method 1131, Th. 1992Dalam Limbah

Th.19978.

Keselamatan Pengelolaan Limbah •Kep. Ka. BAPETEN No. 03IV-•Safety Series No. III-F, Th.Radioaktif

991995•

Safety Series No. III-G-l.l, Th.1994•

TECDOC-620, Th. 1991•

SafeSeries No. 89, Th. 19899.

Baku Tingkat Radioaktivitas Di •Kep. Ka. BAPETEN No. 02IV-•Safety Series No. 77 Revised,

Lingkungan991998

10.Keselamatan Pembuangan Limbah •Safety Series No. 58, Th. 1983

Radioaktif•Safety Series No. 64, Th. 1984

•Safety Series No. 68, Th. 1985

•Safety Series No. 99, Th. 1989

II.Nilai Batas Dosis dan Resiko Akibat•Kep. Ka. BAPETEN No. OIIV-•Safety Series No.77 Revised, •lCRP No. 26, Th. 1977

Radiasi99Th. 1998•ICRP No. 30, Th. 1979

•ICRP No. 60, Th. 1991

12.Jaminan Kualitas •Kep. Ka. BAPETEN No. 07IV-•Technical Report Series No. •ANSI/ASME NQA-3-1989

99376, Th. 1995•ISO 9000-1, TH. 1994

•TECDOC-895, Th. 1996

•QA Safety Series No. 50-C-QA,

Th. 1998•Technical Report Series No.

328, Th. 1991

78

Page 14: Zainus Salim

SYARAT SISTEM OPERASI~ UNTUK PENYIMPANANJANGKA PANJANG

,.MINIMISA-

SI

ENYIMPANAN

TRANSPORTASI,

P ERATU RAN,

~ -..~PEMUATAN DAN

STANDARD,

~SYARAT KLASIFIKASl~PENGUMPULAN_ SEMENTARA

PENGOSONGAN-DAN KRITERIA EKONOMI~~

SOLIDIFIKASI

: REDUKSI~DAN

--.STABILISASI

VOLUME

SYARAT

- Lr"'\ ~

~

~PENGEMASAN

KESELAMATAN

~PFNr.OI AHAN

~

1------- ..- II I

Gambar 1. Prinsip Pengelolaan Limbah Radioaktif

79

I

PENYIMPANAN I, LEST ARII I

Page 15: Zainus Salim

PROGRAMJAMINAN

+I KUALIT AS.....•~I--

••...1 KUALIFIKASIPERSONIL ...••

..~

PENGENDALIAN~

KETIDAKSESUAIAN

;::::::::.:::::::: ..:::::::::::::::::::.::::::::::::"::.:::.:.::::: ..:.::::::::::.:::::':.":::.':':':::::"::.:::: ~~ •...........................................................................

PENDATAANDANPENDOKUMENT ASIANKEGIAT AN

•PERATURAN,STANDARDANKRITERIA

PENANGGUNGJAWABKET ATALAKSANAAAN

....•

~.

,.

PROSEDUR I....•KEGIATAN ~

....•

~ PENILAIAN ~I INTERNAL I

P'

UNJUK KERJAPERALA TAN

~ PENILAIANI EKSTERNAL

I--

I

............... ~

•••I PENGADAANBARANG

PENGENDALIAN,INSPEKSI DANPENGETESAN

~

...••

...• ' DAN

TINDAKANPEMBETULAN

•••

-~

.~

..~

Gambar 2. Analisis Pola Pelaksanaan Inspeksi Jaminan Kualitas

80

Page 16: Zainus Salim

Scminar Tahunan Pcngawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, II Dcscmbc, ZCD} ISSN 1693 - 7902

Pertanyaan (Priyanto M Joyosukarto - INDUS)

1. Kenapa bisa tetjadi pegawai tidak taat prosedur?

2. Apa yang hams dilakukan untuk mengetahuinya?

Jawaban (Zainus Salim in, P2PLR - BATAN)

1. Ketidaktaatan terhadap prosedur dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai

berikut :

• Kultur kita yang seenaknya sendiri. Karena kebiasaan seenaknya sendiri maka

prosedur yang ada tidak ditaati saat tanpa pengawasan, toh tanpa prosedurpun

belum atau tidak apa-apa, tidak terjadi kecelakaan. Kultur semacam itu hams

sedikit demi sedikit dihilangkan.

• Tidak ada keteladanan dari atas, sehingga personil dibawah menim perbuatan

yang diatas yang melakukan tindakan tanpa prosedur.

• Pengawasan yang kurang efektif. Pengawasan yang dilakukan tidak baikltidak

efektif akan menimbulkan orang seenaknya sendiri, karena tidak ada yang

menegur, tidak ada konsekuensi dari perbuatannya.

2. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasinya :

• Pengawasan yang hams dilakukan secara sistematis, dan hams ada pemberian

sanksi bagi yang melanggar ketentuan.

• Hams ada keteladanan dari atas.

• Kultur keselamatan hams selalu ditanam kepada personil kita.

81