Emil Salim

31
PROFILE Nama AsliProf. Dr. Emil Salim, S. E.Nama PanggilanNama PopulerProf. Dr. Emil Salim, S. E.Tempat/Tanggal Lahirlahat. Sumatera Selatan., 8 Juni 1930 BIOGRAFI Kegiatan Lain Anggota Korps Mobilisasi Pelajar Siliwangi (1950) Ketua IPPI Bogor (1949) Ketua Tentara Pelajar Palembang (1946-1949) Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Indonesia (1992) Ketua Tim Screening UNDP (1999) Anggota Dewan Pembina Yayasan Kehati Ketua Delegasi Indonesia dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Bali (3-14 Desember 2007) Karya Kembali ke Jalan Lurus (kumpulan esai 1966-1999) Lingkungan Hidup dan Pembangunan (1981) Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia (1976) Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan (1974) Collection of Writings (1969-1971) Karier Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2010) Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan (2007) Ketua Dewan Ekonomi Nasional (0) Guru Besar FEUI (1983) Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kabinet Pembangunan IV-V (1983) Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Kabinet Pembangunan III (1978) Menteri Perhubungan Kabinet Pembangunan II (1973) Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara merangkap Wakil Kepala Bappenas (1971)

Transcript of Emil Salim

Page 1: Emil Salim

PROFILENama AsliProf. Dr. Emil Salim, S. E.Nama PanggilanNama PopulerProf. Dr. Emil Salim, S. E.Tempat/Tanggal Lahirlahat. Sumatera Selatan., 8 Juni 1930

BIOGRAFI

 

Kegiatan Lain

Anggota Korps Mobilisasi Pelajar Siliwangi (1950) Ketua IPPI Bogor (1949) Ketua Tentara Pelajar Palembang (1946-1949) Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Indonesia (1992) Ketua Tim Screening UNDP (1999) Anggota Dewan Pembina Yayasan Kehati Ketua Delegasi Indonesia dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Bali (3-14

Desember 2007)

 

Karya

Kembali ke Jalan Lurus (kumpulan esai 1966-1999) Lingkungan Hidup dan Pembangunan (1981) Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia (1976) Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan (1974) Collection of Writings (1969-1971)

 

Karier

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2010) Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan (2007) Ketua Dewan Ekonomi Nasional (0) Guru Besar FEUI (1983) Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kabinet Pembangunan IV-V (1983) Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Kabinet Pembangunan III (1978) Menteri Perhubungan Kabinet Pembangunan II (1973) Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara merangkap Wakil Kepala Bappenas

(1971) Dosen Seskoad dan Seskoal (1971) Anggota Tim Teknis Badan Stabilitas Ekonomi (1967) Anggota Tim Penasihat Menteri Tenaga Kerja (1967) Tim Penasihat Ekonomi Presiden (1966)

Page 2: Emil Salim

Prof. Emil Salim (Tokoh Lingkungan Hidup Indonesia) : Askes, Ciptakan CSR Life Behaviour

untuk   Sehat

Prof. Emil Salim (Tokoh Lingkungan Hidup Indonesia) :

Askes, Ciptakan CSR Life Behaviou

r untuk Sehat

Minggu keempat  bulan April  2009 tepatnya antara tanggal 23 hingga 26, sekitar  50 BUMN menggelar pameran di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC) bertajuk Indonesia Handycrft IX 2009. Mereka menunjukkan  mitra-mitranya binaan-nya yang telah mereka bantu melalui Program Kemitraan. Secara hukum BUMN memang dinyatakan memiliki tujuan pendirian yang bukan saja untuk mengejar keuntungan, melainkan juga turut aktif

Page 3: Emil Salim

memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat, yang tercantum dalam Pasal 2 UU Nomor 19/2003. Hal ini membuat BUMN memiliki aktivitas di luar bisnis intinya, yaitu bisnis untuk membimbing dan membantu mereka yang ditetapkan sebagai sasaran program tersebut.

 

Namun dewasa ini, Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep baru yang sangat sering disalah pahami. Luasnya cakupan CSR itu membuat banyak pihak skeptis bahwa sebetulnya ada kesepakatan mengenai apa yang dimaksud dengan CSR itu. Definisi yang terlalu banyak kemudian disamakan dengan ”ketiadaan” definisi, dan karenanya CSR bisa ditafsirkan semaunya.  Artikel Alexander Dahlsrud di jurnal Corporate Social Responsibility and Environmental Management No. 15 (2008) dengan tegas menyimpulkan bahwa ragam definisi yang kini ada sebenarnya konsisten menyebutkan lima aspek: ekonomi, sosial, lingkungan, pemangku kepentingan dan voluntarisme.

 

Untuk itu lebih jauh reporter Buletin Info Askes Diah Ismawardani serta fotografer Ditto Pappilanda berhasil menemui Profesor Emil Salim, mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup untuk berbicara lebih jauh tentang konsep dasar CSR dan khususnya yang harus  dilakukan oleh PT Askes (Persero) sebagai BUMN. Seperti apa pula pandangan pria juga pernah menjadi Delegasi Indonesia dalam Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim, tentang pembangunan berkelanjutan yang di usung konsep CSR sesungguhnya. Berikut petikan wawancaranya.

 

Apa yang mendorong perusahaan harus mempunyai CSR?

CSR haruslah benar-benar menjadi cara berbisnis yang menyeimbangkan antara tujuan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dari aspek  ekonomi perusahaan sebagai produsen harus

Page 4: Emil Salim

beresponsi terhadap masyarakat konsumen, melalui pasar.  Jadi apa yang diproduksi yaitu barang atau jasa  yang dihasilkan oleh produsen mengikuti apa yang diminta oleh konsumen di dalam pasar.  Jadi  produk dan jasa permintaannya tercemin di dalam pasar. Sehingga produsen akan memproduksi pada harga yang diminta oleh pasar.

 

Tetapi kenyataannya pasar tidak menangkap persoalan lingkungan. Karena aspek lingkungan itu tidak masuk pasar. Tidak ada pasar untuk pencemaran, sungai kotor, atau  udara bersih.  Begitu pula soal kemiskinan, permintaan pendidikan , juga permintaan kesehatan bagi masyarakat miskin tidak ada dalam perhitungan pasar. Inilah faktor yang bisa disebut kegagalan pasar menampung isyarat lingkungan dan isyarat sosial. Maka di sini ada ketimpangan di mana  produksi tidak memperhitungkan demandsosial dan demand lingkungan.

 

Perusahaan tidak salah, karena dia merespon terhadap pasar. Sekarang apa yang dilakukan pemerintah adalah bagaimana beban atau intervensi dari pasar akan sumber daya alam ini,serta terhadap aspek sosial bisa dikoreksi. Memang  ada pajak, subsidi dan sebagainya. Tetapi itu tidaklah bisa meng-cover semua.Untuk itu tugas perusahaan juga misalnya perusahaan tambang yang masuk ke dalam hutan dan mengeksplorasi sumber daya alam, tentyu aktivitas ini akan  mempunyai dampak sosial  serta  lingkungan di sana, walaupun bukan secara  nasional.

 

Maka sudahlah menjadi kewajiban bagi korporat untuk menunjukkan responsibilitas dia terhadap keadaan sosial, yang tadi tidak tertampung dalam pasar pasar tadi.  Bisa dikatakan CSR adalah koreksi terhadap intervensi market value tadi. Untuk itu sebaiknya dalam menjalankan perusahaannya,  dengan CSR  perusahaan akan  menanggapi masalah yang tidak bisa ditanggapi oleh pasar tadi, aspek sosial dan lingkungan.

Page 5: Emil Salim

 

Saya punya pengalaman dengan Yulia Estahia, dari Kaltex dia mau mengebor danau yang di dalamnya ada kekayaan minyak. Namun ternyata di dalam danau itu yang ternyata adalah bekas pergeseran tanah di daratan dan lautan terdapat ekosistem. Di dalam ekosistem itu terdapat hewan-hewan langka yang bisa disebut kekayaan bumi Indonesia. Lalu bagaimana caranya minyak tersebut bisa diambil tetapi ekosisten  itu tetap terselamatkan. Hati nurani disini terbelenggu.

 

Maka perusahaan itu saya kasih alternatif untuk mengebor dengan posisi tidak dari atas ke bawah, tetapi dari pinggir danau dengan radius jarak yang cukup jauh, agar ekosistem  tersebut tidak terganggu. Memang akan menimbulkan jarak yang jauh akan mengakibatkan banyak biaya karena harus menggunakan tenaga sedot yang ekstra serta pipa yang lebih panjang. Namun harga itu bisa  disebut sebagai social cost serta  environment cost. Jadi dalam hal ini Kaltex telah membayar social dan environmetn costuntuk menyelamatkan ekosistem di danau tersebut.

 

Kalau semua perusahaan secara mandiri, secara hati nurani berbuat seperti itu, maka tidak perlu ada CSR. Kalau masing2 secara sadar memasukkan biaya sosial dan lingkungan terhadap cost the tournya, kenyataannya tidak demikian. Maka perlu intervensi pemerintah mengeluarkan peraturan agar CSR yang merupakan pajak karena tidak masuk kas negara, tetapi dia merupakan kewajiban dari perusahaan untuk membangun socialsekitar yang tidak masuk dalam market demand tadi.

 

Anda melihat perilaku perusahaan di Indonesia sekarang seperti apa?

Page 6: Emil Salim

Belum memenuhi kriteria itu. Bahkan ketentuan-ketentuan AMDAL  pun belum dilaksanakan. Padahal analisa-analisa mengenai dampak lingkungan adalah analisa untuk mengendalikan dampak buruk yang akan terjadi. Melalui teknologi, manajemen dan sebagainya. Tetapi sangat sering AMDAL  itu dijadikan dokumen yang tidak digubris. Jadi pemahaman dunia usaha kita tidak terlalu besar.

 

Lalu sesungguhnya apa yang harus dilakukan pemerintah?

Enforstmen. Tetapi kalau enforst yang dipahami dan reaksi dunia usaha kita ini adalah menaikkan cost. Saya bilang betul, tetapi cost naik namun social dan environment cost sebelumnya harus masuk pasar terlebih dahulu. Jika tidak  maka nilainya akan terlalu  rendah. Misalnya perusahaan harus bayar 100. 40 untukeconomic cost, 30 social cost, 30 environment cost. Tetapi kenyataannya sekarang perusahaan hanya bayar untuk 40economic cost, kan lebih murah. Dan jika social dan environmentdibayar akan lebih mahal. Namun mahal di sini bisa selamat sosial dan selamat lingkungan.

 

Kita semua tahu  fungsi sosial itu  untuk kepentingan masyarakat juga, serta environment untuk ke generasi kita di masa yang kana datang. Jadi kalau melihat cost untuk generasi sekarang, untuk diri sendiri, tanpa melihat generasi masa depan, sangat menyedihkan.

 

Ada dua sektor lain yang seharusnya berupaya keras juga untuk mengurangi distorsi itu, yaitu selain pemerintah, kelompok-kelompok masyarakat madani juga harus terus berperan aktif. Sayangnya, di negara-negara berkembang—termasuk Indonesia—kekuatan pemerintah maupun masyarakat madani tidaklah sekuat yang diharapkan. Dengan begitu perusahaanlah  yang memiliki kekuatan terbesar untuk melakukan perubahan.

Page 7: Emil Salim

 

Kalau dunia bisnis benar-benar mau kembali pada nilai-nilai pembangunan berkelanjutan melalui CSR, maka perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik akan benar-benar terjadi. Kalau bisnis ternyata mengabaikannya, maka kondisi dunia akan menjadi semakin buruk. Pilihan untuk bertindak ada pada pundak para pengambil keputusan di perusahaan, apakah mereka memang mau dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atau yang lari darinya.

 

Pembangunan berkelanjutan seperti apa?

Pertama-tama adalah “focusing on humanity and society” , yaitu upaya untuk secara sadar dan terus-menerus untuk meningkatkan kualitas manusia, baik yang terlibat dalam proses produksi maupun yang mengkonsumsinya produk yang dihasilkan. Degradasi kesehatan, pembodohan, peningkatan ketimpangan dan sebagainya harus dihindari sejauh mungkin. Karena pendirian ini, saya menyatakan misalnya untuk  industri rokok haruslah benar-benar sekuat mungkin mengurangi kandungan racun yang ada di dalamnya, agar dapat dipandang bertanggung jawab.

 

Yang kedua adalah “assuring God given life supporting natural resources are being sustained. Manusia hanyalah mampu untuk mentranformasikan atau mengubah bentuk dari sumber daya alam, bukan menciptakannya. Karena itu, maka sumber daya alam pastilah jumlahnya terbatas—terutama yang bersifat tak terbarukan. Dengan kesadaran ini, maka pilihan-pilihan dalam mengubah bentuk sumber daya alam itu harus benar-benar dipikirkan. Bukan saja untuk kebaikan generasi sekarang, namun juga untuk jaminan ketersediaan sumberdaya alam bagi generasi mendatang.

 

Page 8: Emil Salim

Perusahaan juga harus menganggap generasi cucu kita sebagai pemangku kepentingan. Sesungguhnya, dari sudut pandang pembangunan berkelanjutan, dan juga CSR, kesetaraan antargenerasi atau intergenerational equity sangatlah krusial. Kalau perusahaan tidak bisa menjamin

kesetaraan itu, maka tanggung jawabnya belumlah lengkap.

 

Terakhir, perusahaan benar-benar harus memikirkan “economic development on its broadest

sense: best resource allocation.” Ini mengembalikan kita semua kepada tujuan awal berdirinya perusahaan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan umat manusia dengan melakukan alokasi sumber daya dengan cara terbaik. Dalam hal ini, perusahaan harus memikirkan ulang apakah alokasi sumber daya yang kini dilakukannya adalah benar yang terbaik, ataukah belum. Salah satu hal yang paling mengganggu kemampuan bisnis dalam mengalokasikan sumberdaya secara terbaik adalah distorsi pasar—termasuk pengabaian perhitungan biaya sosial dan lingkungan.

 

Bahwa banyak sekali aktivitas ekonomi yang sebetulnya “menguntungkan” hanya karena seluruh biaya tidak dihitung dengan benar. Dampak sosial dan lingkungan dianggap sebagai eksternalitas dan karenanya aktivitas yang merusak keduanya malahan menjadi murah dan dikonsumsi banyak orang. Ini memberikan sinyal pasar yang salah, yaitu bahwa masyarakat mendukung ketidakpedulian atas dampak negatif operasi perusahaan.

 

Ekstraksi sumber daya alam tak terbarukan seperti energi fosil mengidap masalah ini dengan sangat parah. Bahkan, pada kasus energi fosil ini, bahan mentah hampir dipastikan tidak dihitung harganya. Hanya proses pengembilan, pengolahan dan

Page 9: Emil Salim

penyebarannya sajalah yang dihitung. Murahnya energi fosil membuat penyediaan bentuk-bentuk energi terbarukan menjadi sulit berkembang. Kalau mau dianggap bertanggung jawab penuh, perusahaan harus berupaya pula untuk mengurangi distorsi pasar atas harga itu.

 

PKBL BUMN dan Askes sudah tepat?

Tergantung pada fungsinya. Tugas Askes sebagai  Asuransi kesehatan sudah jelas jika seseorang jatuh sakit maka akan ditanggung oleh asuransi itu. Maka program CSR yang bisa dilakukan adalah  menjaga orang agar tidak jatuh sakit. Menciptakan kondisi lingkungan yang baik, air yang bersih, kampung atau desa yang sehat. Dengan begitu akan mengurangi sebab dari kesakitan, dan tentu saja biaya.

 

Tentunya hal ini selain akan menguntungkan perusahaan juga menguntungan masyarakat. Masyarakat kan jelas tidak mau sakit, tetapi karena lingkungan tidak sehat, air kotor, sampah, lingkungan banjir, maka resiko sakit besar bisa jadi  perusahaan akan merugi. Maka usaha CSR dari Askes bisa diarahkan pada mengusahakan frekuensi penyebab kesakitan berkurang. Tindakan-tindakan promotif, preventif juga bisa dilakukan. Namun pada dasarnya menumbuhkan semacam life behaviouruntuk sehat.

 

Ada cerita, saya kemarin baru dari Norwegia, di sana ada dana yang bernama Society Found,  dana hasil dari keuntungan minyak, yang tidak mereka keluarkan  namun di simpan. Tujuannya untuk investasi dan hasilnya untuk mengatasi kedaan seperti resersi. Yang menarik dana ini hanya mau menginvestasi dengan syarat tidak untuk perusahaan alkohol, gula, garam, dan rokok.  Mereka beranggapan ke empat hal itu mengganggu angka mortabilitas masyarakat. Mereka  mau rakyatnya sehat, maka  mereka menolak memberikan investasi pada perusahaan yang memiliki ranah dalam

Page 10: Emil Salim

keempat hal tersebut. Maka di Norwegia tidak ada pabrik bir, rokok, gula, atau garam. Dan alhasil di negara tersebut  memiliki usia hidup yang tinggi. Mereka bangun masyarakat supaya hidup sehat dengan investasi, tetapi juga menyelamatkan aspek social dan environment tadi.

 

Memang peran pemerintah sangat besar, namun peran masyarakat juga besar. Sebagai masyarakat harus melakukan kontrol. Masyarakat harus bisa sadar untuk hidup sehat. Jika hidup sehat maka biaya pengobatan akan turun. Untuk itu pendidikan kesehatan ini harus ditingkatkan, menciptakan life behaviour yang sehat. Sehingga makin banyak orang sehat maka derajat kesehatan juga akan naik.

 

Harapan ke depan untuk Askes?Sakit di tanah air itu sangat mahal. Maka sistem asuransi memang harus ditetapkan dengan sistem subsidi silang. Peran Askes sangat penting sebagai koreksi pasar. Maka harus digalakkan seluruh penduduk kita di Askes-kan. Namun dengan sistem yang sangat baik serta  ada seni dan pengetahuan dalam mengelola dana masyarakat bagi PT Askes (Persero) . Sistem ini juga harus lebih efektif.  Oleh karena itu perluaslah membership serta pelayanan prima. []

saya ternyata sala berprasangka, saya pikir beliau akan menyampaikannya dengan bijak dan nada suara yang santai namun bermakna, tapi ternyata lebih hebat lagi, di usia yang telah hampir 80 tahun beliau menyampaikan Keynote Speech di pembukaan acara Forum Indonesia Muda dengan sangat baik dan penuh semangat .

dengan suara lantang dan semangat yang mengebu-gebu ia mengatakan dan bercerita,  Bung Karno lahir 1901 dan menjadi presiden 1945, top karir 44 tahun, Soeharto lahir 1921 menjadi tokoh 45 tahun, semua tokoh2 mencapai puncak prestasi umur 40an disanalah ia menjadi top. Maka kau sekarang tahun 2012 umur sekitar 20an, kalian masih punya waktu 20-25 tahun untuk mencapai puncak, jadi apa 25 tahun nanti, ketika. Gimana

Page 11: Emil Salim

ya Indonesia 20 tahun kedepan, apa tantangan yang dihadapi Indonesia 20 tahun kedepan., ketika Bung Karno memimpin bangsa kedepan “cita-citaku adalah jauh kedepan”, walaupun saat itu beliau kuliah, “Indonesia masih terjajah –aku ingin menjadi pemimpin Indonesia merdeka.” Maka ada bintang yang beliau pegang, seluruh mimpi, idealisme diarahkan.

Karena itu jangan kau pikir mau menjadi apa hari ini, jangan kau pikir mau jadi orang kaya hari ini, tapi kau harus mimpi bagaimana kau saat mencapai usia 45 tahun.Maka kau harus pikir 25 tahun nanti Indonesia yang seperti apa, 2037, 2040 mencapai tingkat 100 tahun RI, kita memproklamasikan merdeka . salah satu pemimpin ada disini.Kau bisa melihat 100 tahun setelah merdeka, generasi kalianlah yang memimpin bangsa, bukan generasi saat ini, bukan generasi calon presiden 2014. Coba bayangkan kau punya mimpi apa 2045? Seperti Bung Karno saat ia menjadi mahasiswa ITB, cita-cita beliau bukan menjadi insinyur yang kaya, bukan menjadi berdasi, bukan, Bung Karno bermimpi, Indonesia merdeka. Bukan merdeka supaya ia menjadi presiden, tapi agar rakyat beranjak dari penderitaannya. Itu yang mendorong Bung Karno dibuang ke Bengkulu, banting ke Bangka, sukamiskin, karena didalam hati ada mimpi ini semua. Pengorbananku semua adalah menjadi pemimpin Indonesia merdeka. Api itu yang kau tangkap. Sekarang kau 2012 bagaimana si, setelah 100 tahun kemerdekaan. Ceckcok karena masalah terror, apakah RI masih ada 2045 nanti? Maka kita kembali ke sumber apa itu RI. RI tidak terdiri dari suku , satu agama,satu kelompok masyarakat. TIDAK.            Kita satu2nya Negara kepulauan di seluruh Negara, jarak sabang ke marauke London ke Teheran (ada prancis, belanda) kita temukan bermacam2 negara. Namun dari sabang sampai marauke hanya 1 negara. Tapi Negara itu 7508 pulau. Kita ini tidak terdiri dari 1 ras, dari 1 suku, dari 1 agama. Teman tadi di papua (bertanya) (jawab: jayapura). Bertanya kepada peserta ttg perbedaan. We are not one ras. 17508 pulau bisa ada lautan pasifik, 2 iklim kontinen asia dan australi, kita adalah bineka bangsa. Cara makan, cara bahasa, cara pandang, berbeda-beda.

Yang penting adalah menghargai perbedaan. Jangan kau ingin orang jawa menjadi seperti papuaa, biarkanlah putrid jawa tumbuh menjadi putrid jawa. Ketika bertemu pelihara karakter masing2. Pahami apa Indonesia dulu. Indonesia engara kepulauan, berarti ketika tak ada angkutan, maka papua tak punya huBungan dg Sulawesi, maka lahirlah bahasa papua, Maluku. Jadi terimalah bangsa kita Bineka. Karena bineka itu pula. Masuk agama bermacam2, islam barat, Kristen timur, katolik Ntt. Fakta sejarah harus diterima. Karena itu perbedaan agama tak boleh menyebabkan bangsa ini pecah. Jadi karakter apa yang dipegang :

1.      Menerima perbedaan suku2.      Menerima perbedaaan Agama

Maka jangan musuhi orang karena agamanya, agama mesti menjadi pemersatu bukan factor bentrok perselisihan. Karena itu saya sering heran, mengapa timur tengah, mengapa yahudi Israel, begitu dahysat perang pembunuhan karena berbeda agama.. Indonesia yang beda2 RI tak boleh pecah karena

3.      Apa itu RI

Page 12: Emil Salim

Jawa pulau besar, Kalimantan pulau besar, Maluku provinsi seribu pulau. Jadi berbeda2 pulau2 kita. Maka di Maluku jangan kau bicara ttg jalan tol.,, Maluku perlu angkutan laut, pelabuhan2, pemersatu provinsi. Papua jauh lebih besar dari jawa, jawa punya jalan tol, masa papua tak ada jalan yang baik. Maka kita sebagai putra RI harus punya mimpi. Apa yang dibutuhkan papua harus dipenuhi. Papua berhak memperoleh jalan.

Pembangunan adalah pembangunan tanah air, dari sabang sampai marauke bukan hanya di jawa. Dengan tidak melupakan bahwa banyak pulau2 yang jalannya tak ada, tolpun tak dikenal. Ada semangat rasa adil, pembangunan ini berjalan simultan, jangan jawa maju sendiri meninggalkan papua suulawesi,

Apa pembangunan adil itu? Yang mendorong itu semua adalah otak manusia. The brain power. Selama kita tak ada otak yang membangun tanah air.,, selama itu ada kekuatan luar yang menguasai bangsa kita . karena itu ada negara2 yang menguasai, maka kembangkan otakmu! Belajar, belajar, setinggi mungkin, s1 s2 s3 ss laiinya.. 45 is battle of otak, siapa yang punya otak dia menang, yang tak apunya dia kalah. Boleh kawin tapi setelah kawin belajar lagi 

Tapi belajar yang gimana? Kita punya mimpi, bagaimana ya dunia 2045? Eropa benua yang saat abad 1920 paling hebat, tapi dia tua dia sudah lewat masa puncaknya, muncul ame3rika akhir abad 20 permulaan 21, tapi amerika mulai jenuh dan mulai cappek, siapa bintang2 pertengahan abad 21? RRC? India? Indonesia. Apa yg menentukan kjekuatan? Jumlah penduduk. 2045 RRC menjadi 11,5 m, india 1,3m. kalo diluar ini Indonesia tiga top asia. Maka apa gambaran tahun 2045, 2-3 negara berpenduduk terbesar akan menjadi pusat pembangunan.

Nah, lantas kita berfikir, 2045 apa kekuatanku untuk bersaing sdengan mereka? Mereka punya oto yang banyak, penduduk yang banyak, otot dan SDA dikembangkan negaranya. Indonesia, maka otot pasti kita kalah, tapi RRC dan india yang tak ada, SUmber daya Tropis. Negara mana yang dilewati katulistiwa? Indonesia di asia. Tanzania di afrika. Hanya RI Negara kepualauan dari London ke Teheran. Indonesia kepualauan terbesar di bumi ini. Lihat bopla bumi, Indonesia satu2nya Negara kepualauan sepanjangh katulistiwa. Tidak ada musim dingin, matahari bersinar 12 bulan setahun, hujan selalu ada, lautan membawa ikan. Kalo sini hangat ikan, kita di lintas perikanan dunia.

Nah, kita sabuk katulistiwa, maka kehidupan alami, kehidupan 2 musim hanya ada di RI Negara kepulauan di seluruh dunia. Maka apa cara kita berfikir? RRC tak ada tropical, india tak ada tropical resources, kalo kita main kartu, kartu as kita ada di lautan tropis. Maka kartu ini yang kita mainkan kepada lawan yang tak punya kartu ini. Daratan tropis tak ada di cina. Kembangkan otak, naikkan nilai tambah. Lautan dan daratan. Cina otot, kita otak, mau apa kau? Jadi persaingan itu bertemunya dua tokoh, ini darahku itu darahmu. Tapi SDA lautan. Maka hutan lebih dari kayu, lebih dari kelapa sawit, lebih dari batubara. Bukan itu yang dimaksud. Batuubara cina, klapa sawit Malaysia. Yang tak mereka punya, kekesanan.

Saya tak suka klapa sawit berhenti pada minyak, ia berhenti pada kosmetik. Hanya mengeksplor coconut oil, firing gas supaya gas… padahal yang dibakar gas yang bisa

Page 13: Emil Salim

diuraikan menjadi bahan produk kosmetik, obat2an, kita ekspor tembaga, padahal ini (mic) dari tembaga, padahal Indonesia sumbernya. Timah terbesar dari babel yang kita ekspor bahan mentah yang diimpor barang jadi. Otak tak berfikir. Kalo kita hanya mengekpor bahan mentah saja. Berarti otak bangsa itu ringsek. Maka 2045 mimpi saya, kebrengsekan ini harus didobrak. 2045 tak boleh lagi barang mentah kita ekspor.., yang kita ekspor bahan jadi dari bumi tanah air kita sendiri.

Disana Sumber Daya kita. Maka hutan lebih dari kayu, darimana kita tau? Dari penduduk asli warga dalam yang hidup dalam hutan. Bagaimana suku warga dalam berdagana2 kok bisa hidup berabad2?? Apa tak ada ular? Binatang buas?

Pergi kita ke pedalaman, semua sampai ratusan tahun. Mereka hidup dari alam.Suatu ketika saya pergi ke kepaa suku ibad, dibawa saya keliling kampungnya, tak ada puskemas, dokter, PMI. Saya Tanya “kalau kau sakit kepala?” ditunjukkan suatu daun, kalo sakit perut? Ulat2 dibakar, tumbuk, campur air, minum. Beres. Itu seperti obat norid dari cacing yang dibakar di tumbuk kemudian diminum. Kawan saya tau itu, hanya lebih dahsyat lagi. Saudara sakitnya apa? Kalo vertigo? Keluar dari kotak korek api, pacet ditaro dipipinya pas aku tidur, pas aku bangun pacet dimasukkan kedalam kotak tkorek api lagi. Kenapa dipipi? Gak tau. Oleh2 saya diberi korek api dg pacet.

Saya Tanya apa hebatnya pacet ini? Pacet itu ini adalah aorta, lalu disini bercabang, maka ketka darah kental masuk, maka oksigen tak ada, maka berputas dia, kemudian stroke. Kental darah tak bisa masuk ke jantung, maka heart attack mematikan. Jadi sahabat saya, suku dayak ditempel ke pipi. Pacet ditempelkan ke pipi dan darah cair kembali, darah mengalir kembali, vertigo hilang. Pacet obat stroke dan serangan jantung. Siapa yang menemukannya, bukan prof dr tapi pak medang, suku… jangan anggap remeh kita punya suku dalam.

Kau makan apa? Racun digunakan sebagai obat, warga punya kearifan alam. Hidup dari alam. Maka saya punya mimpi kalau para ilmuwan bisa berdialog dengan para suku, maka bertemulah wisdom alami dgn science, memperkaya alam, memanfaatkan suku anak dalam. Memperkaya SDA. Ini yang saya harap dari anda. Diantara kau membantu suku anak dalam untuk menglab obat2. Di papua ada lumpur, kalau ibu mengandung diberi lumpur, diperiksa lumpur itu mengandung kesehatan. Lumpur saja ada kasiatnya. Belum lagi kita gali macam2.

RI adalah tanah air kita. SDA punya otak. 2045 ketika dunia mengalami persaingan dahsyat, RI tetap berdiri tegak, kearifan local dengan science tanpa merusak lingkungan. Siapa yg saya harapkan? Kau yang saya harapkan. Forum Indonesia muda

Semoga tuhan menberkahi kita…. Ungkapan penyemangat Keynote Speech-pak Emil Salim 

Page 14: Emil Salim

Ia memiliki kecerdasan dan daya analisa setiap kali mengambil kesimpulan, menyampaikan pendapat dan beragumentasi. Keterbukaan sikap dan keterusterangann menempatkannya menjadi seorang pribadi yang disenangi banyak orang. Ia termasuk salah seorang peletak dasar ekonomi Orde Baru yang dijuliki "Berkeley Mafia" yang dikenal lurus dan bersih.

Index

Incoming SearchTags

Video Terkait

Beri Komentar

Update Data

Intermezzo

Support Us

Page 15: Emil Salim

Menurut mantan guru besar FE-UI ini, keliru besar jika sarjana ekonomi kemudian jadi koruptor.

Sarjana ekonomi harus berpikir, bekerja, dan mengabdi dengan landasan hati nurani.

Ia mengecap pendidikan dasar di Lahat, sebuah kota kecil di pinggir sungai Lematang, Sumatera

Selatan. Ketika itu hutan masih tumbuh lebat di sekeliling kota. Pohon duren tumbuh bebas di pinggir

jalan dan dalam hutan. Tiap kali sehabis hujan deras dengan angin kencang, ia bersama teman-teman

sering masuk hutan mencari buah duren yang banyak berjatuhan ditimpa angin.

Selain itu, guru kelasnya di Sekolah Dasar setiap hari Sabtu suka mengajak murid-murid berjalan-jalan

masuk hutan, di kaki bukit Serelo yang tersohor di daerah. Sambil berjalan di hutan, guru menjelaskan

berbagai peranan pacet penghisap darah manusia, yang rupanya juga berguna bagi manusia sebagai

penunjuk arah matahari karena sifat kepala pacet selalu mencari kehangatan.

Dan dengan mengetahui letak arah matahari, sekaligus kita memiliki kompas alami penunjuk jurus Utara-

Timur-Barat-Selatan. Guru juga mengajak mereka (murid) belajar "minum madu" dari sejenis bunga

sebagai pengganti air bila tersesat. Dan mencari sisa makanan beruk di tanah untuk memperoleh

petunjuk jenis buah mana bisa dimakan manusia. Karena apa yang bisa dimakan monyet dapat pula

dimakan manusia. Dan sambil bertualang guru bercerita tentang hutan sehingga dalam alam fikiran Emil

hutan itu menjadi buku pembuka rahasia alam.

Secara selang seling, pada hari-hari Sabtu berikutnya, guru membacakan buku pada jam pelajaran

terakhir. Guru pandai membawakan suaranya sehingga pelaku dalam buku terasa hidup. Guru suka

membacakan isi buku Karl May menceritakan petualangan Old Shatterhand dengan kawan karibnya

Winnetou, kepala Suku Appachen. Tetapi gurunya ini cerdik. Ia mengambil adegan dalam bab yang

mengasyikkan dan seru. Pada saat cerita mencapai klimaksnya dan Winnetou tertembak lalu guru

berhenti membaca dan mempersilahkan murid membaca sendiri. "Bisalah dibayangkan bahwa kita

berebutan mencari buku, tidak saja dalam perpustakaan sekolah tetapi juga di toko-toko buku," kenang

Emil Salim dalam tulisannya yang sengaja dibuat atas permintaan Penjaga Wigwam (15 September

2000).

Akibat pengaruh gurulah ia menjadi "kutu buku" membaca semua buku karangan Karl May dan mengenal

tokoh-tokoh Old Shatterhand, Winnetou, Kara-ben-Nemsi dan lain-lain. Lalu bersama teman-teman di

waktu libur ia menjelajahi hutan di sekitar Bukit Serelo dan sepanjang sungai Lematang untuk berlaku-

gaya sebagai Old Shatterhand. Daging semur dari dapur dibungkus untuk dipanggang di hutan meniru

gaya para Indian membakar daging. Mereka bikin tanda-tanda sepanjang jalan yang dilalui agar tidak

sesat di hutan.

Mereka mencoba menghidupi daya khayal cerita bacaan menjadi kenyataan. "Dan hidup terasa begitu

tenteram mengasyikkan. Karena benang merah yang ditonjolkan dalam buku-buku Karl May adalah

kedamaian, keikhlasan, keadilan, kebenaran dan ketuhanan," urai Emil.

Page 16: Emil Salim

Setelah selesai membaca buku "Kematian Winnetou" ia termenung dan air mata meleleh. Alangkah

agungnya pribadi Winnetou, kepala suku Indian Appachen ini.

Puluhan tahun kemudian, ketika ia ditugaskan mengembangkan lingkungan hidup di tanah-air,

ingatannya pada cerita Karl May bangkit kembali. Hutan tidak lagi dilihat sebagai obyek pengusaha HPH,

tetapi sebagai "rumah besar" bagi segala makhluk yang hidup. Maka terbayang di matanya peranan

pacet, bunga pemberi madu, monyet dll. Terpampanglah keterkaitan antara hubungan manusia dengan

hutan sebagaimana tergambarkan pada besarnya peranan hutan bagi Winnetou dan suku Apachennya.

Tapi, katanya, hidup di abad "modern" telah "memakan" hutan alami untuk disubstitusi dengan "hutan

buatan manusia." Namun bisakah "hutan buatan manusia" ini masih menumbuhkan keterkaitan akrab

antara manusia dengan alam-buatan ini?

Akan mungkinkah "kedamaian, keihlasan, keadilan, kebenaran dan ketuhanan" ini ditumbuhkan dalam

hutan buatan manusia? Akan mungkinkah tumbuh sosok tubuh seperti Winnetou yang

mempersonifikasikan berbagai ciri-ciri kehidupan asri ini?

Dalam bergelut dengan tantangan permasalahan ini, ingatannya kembali pada "dunia alamnya" Old

Shatterhand, Winnetou dan Kara-ben-Nemsi. Mencari kearifan di masa lalu untuk bekal menanggapi

tantangan masa depan.

Kebanggaan di Masa Purnabakti 

Jika ada pejabat negara risi dengan hibah yang dicantumkan dalam daftar kekayaannya, lain halnya

dengan Prof Dr Emil Salim. Mantan Meneg KLH di masa pemerintahan rezim Orde Baru itu mengaku

terharu dan bangga atas hibah yang diterimanya. "Saya bangga dan mengucapkan terima kasih atas

pemberian hibah cincin ini," ujar Emil Salim di hadapan civitas akademika yang sedang merayakan hari

jadi ke-51 FE UI di Kampus Universitas Indonesia Depok.

Emil merupakan salah satu guru besar FE UI yang memasuki purnabakti. Sebagai wujud tali kasih, FE UI

memberikan hibah cincin kepadanya. Selain Emil, guru besar FE UI yang purnabakti lainnya adalah Prof

Dr Subroto, Prof Dr Saleh Afiff, Prof Dr Rustam Didong, Prof Dr B.S. Muljana, dan Prof Dr Moh. Arsjad

Anwar.

Emil termasuk salah satu peletak dasar ekonomi Orde Baru. Dia dikenal lurus dan bersih. Karena itu,

saat memberikan pidato perpisahan, ia meminta para sarjana FE UI peduli terhadap nasib rakyat. Dia

minta agar para sarjana UI tidak menjadi pekerja otak yang berusaha mendapatkan penghasilan

maksimal.

"Dan, keliru besar jika sarjana ekonomi kemudian jadi koruptor. Keliru besar dan sesat juga jika menjadi

bajingan-bajingan seperti itu," katanya. Tak jelas betul siapa yang kena tohok anggota Komnas HAM itu

sebagai koruptor bajingan. "Sarjana FE UI harus berpikir, bekerja, dan mengabdi dengan landasan hati

nurani," tambahnya.

Page 17: Emil Salim

Meski resmi purnabakti, ia tampak masih disegani civitas akademika UI. Karena itu, civitas akademika

tampak keberatan atas kepergiannya dari almamater. Lalu, apa kata Emil? "Sudah lama saya mengabdi

pada almamater ini. Sekarang, giliran anak-anak muda," kata Emil.

Revolusi Berhenti Hari Minggu

Kompas 13 Juli 2000: Andaikan orang Jawa, istilahnya, "...ora nduwe wudel, tak punya pusar. Karena

tanpa mengenal istilah lelah, setiap hari dan di segala macam kesempatan, ada saja yang dia lakukan.

Malah kalau mengundang rapat, hari libur dan hari Minggu dia trabas seenaknya sendiri," komentar

rekannya semasa mahasiswa.

Akan tetapi tiba-tiba, mulai suatu waktu, dia tak pernah lagi menyelenggarakan rapat pada hari Minggu.

Keanehannya berlanjut, sebab ternyata dia juga tak pernah datang, kalau diundang pada kegiatan

Minggu. Tentu saja, kehidupan kampus yang penuh rumor, desas-desus, dan gosip, segera memancing

perasaan ingin tahu. Apalagi, yang dipergunjingkan pimpinan mahasiswa, dengan posisi strategis, Ketua

Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia.

"Akhirnya, tim penyelidik lapor. Bisa dipastikan, dia tak akan pernah mau datang rapat hari Minggu, ...

karena, waktu tersebut sedang dia pakai pacaran," kata Wisaksono Noeradi sambil menambahkan

"...boleh saja, setiap hari masa itu Bung Karno berteriak, revolusi belum selesai. Tetapi untuk Emil Salim,

segala macam kegiatan, bahkan sampai revolusipun, harus berhenti pada hari Minggu, sejak masa

pacarannya datang..."

Revolusi Berhenti Hari Minggu, demikian judul yang dipakai untuk merangkum kumpulan tulisan para

sahabatnya dalam menyambut 70 tahun usia Prof Dr Emil Salim. Hasil kerja keras panitia lima; Koesnadi

Hardjasoemantri, Alwi Dahlan, Sabam Siagian, Wisaksono Nuradi, dan MS Kismadi, diterbitkan Penerbit

Buku Kompas dan diluncurkan pada Kamis (13/7) malam di Grand Melia Hotel, Jakarta.

Tentang pemakaian istilah tersebut, Emil Salim berkata, "Bertolak dari anggapan, kerja harus berhenti

pada hari Minggu dan perlu dicurahkan untuk kegiatan non-dinas. Pekerjaan saya selalu menumpuk dan

sudah jadi kebiasaan, bekerja 12 jam sehari. Keluarga saya masih muda dan anak-anak berteriak, cukup,

biarkan 'revolusi' berhenti hari Minggu. Tak ada teori serius di balik ini, sekadar menarik garis antara

tugas kantor dan kewajiban keluarga..."

Emil Salim bertemu Roosminnie Roza pada masa perpeloncoan Gerakan Mahasiswa Djakarta (GMD)

tahun 1956. Dua tahun kemudian mereka menikah dan sekarang, keluarga bahagia tersebut sudah

disemarakkan dengan kehadiran dua putra dan tiga cucu.

Lahir di Lahat, Sumsel, tanggal 8 Juni 1930, sejak remaja kegiatannya tidak sekadar mencari ilmu. Selain

duduk di bangku sekolah, dia mengembangkan talenta alaminya dengan berorganisasi. Ketika perang

kemerdekaan memanggil, ial dipilih sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) Sumatera

Selatan, sekaligus Ketua Tentara Pelajar Palembang (1946-1949). Ketika tahun 1949 terpaksa pindah ke

Bogor, karena ditangkap Belanda, dia langsung terpilih sebagai Ketua IPPI Bogor dan anggota Korps

Mobilisasi Pelajar Siliwangi.

Page 18: Emil Salim

"Kupaksakan nama-nama majalah mahasiswa luar negeri berparade di kepala. Ingatanku tak mau lepas

dengan Academia. Tiba-tiba, asosiasi pikiranku melekat pada Forum Academiale, majalah mahasiswa di

Belanda. Mengapa tidak pakai nama Forum? Bibir Nahar Tanjung mencucu ke depan, sepasang gigi

putih Jusuf Indradewa hanya nampak di kegelapan, Asharsono Munandar mengangguk dengan sifat

kebapakan, dan kereta api terus melaju ke Surabaya..."

Demikian Emil Salim dengan kalimat plastis menuliskan penemuan nama Forum, majalah mahasiswa UI

yang kemudian dia pimpin. Penemuan tersebut tercetus ketika bersama rekannya, sedang menuju ke

Surabaya menghadiri Kongres PPMI (Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) bulan April 1954.

Tangkas berbicara sekaligus lancar menulis, kedua bakat tersebut sejak remaja melekat pada dirinya.

Kegemarannya berdebat, dan tidak gentar untuk menghadapi siapa pun, semula diharapkan bisa

membawa angin segar dalam sidang kabinet, ketika tahun 1971 ia ditunjuk menjadi Menteri Negara

Penyempurnaan & Pembersihan Aparatur Pemerintahan merangkap Wakil Ketua Bappenas.

"Andaikan era Pak Harto lebih demokratis dan lebih pluralistik dalam kebudayaan, Emil sebagai orang

Minang dengan dukungan nama besar Salim, seharusnya menjadi aset serta kontribusi untuk kultur

politik. Tetapi lingkungan pada masa itu, bahkan juga oleh Widjojo, diupayakan agar Emil menyerap

kultur Jawa, terutama dalam hubungannya dengan Pak Harto," kata Prof Dr M Sadli.

Harapan tinggal harapan. Emil yang muda dan agak pemberang malahan mulai terjinakkan.

Keberaniannya berbeda pendapat dengan Pak Harto, misalnya ketika mereka membicarakan Bulog,

lama-kelamaan luluh, karena suasana sidang kabinet tidak pernah mendukung. Begitu seterusnya,

sampai akhirnya sejak tahun 1993, sesudah 22 tahun menjadi menteri di beragam bidang, Emil

dilepaskan.

Sebagaimana pernah diramalkan oleh ibu kandungnya ketika Emil Salim pertama kali dijadikan menteri,

"Tapi baiko ndak paralu lai di si Soeharto, dicampakannyo Emil. Ka mangga? (Tapi bila nanti tak perlu

lagi oleh si Soeharto, dicampakkannya Emil. Mau apa?")

Pembangunan selalu memerlukan kader. Dekan FE UI Prof Sumitro Djojohadikusumo memimpikan para

kadernya menambah ilmu di bekas sekolahnya, London School of Economics and Political Science di

Inggris. Sayangnya, British Council tidak punya dana, yang ada justru tawaran dari AS. Maka mereka

dikirim ke Departemen of Economics Universitas California di Berkeley AS. Sambil belajar, kelompok

tersebut rutin berdiskusi membicarakan pemerintahan Bung Karno yang meskipun secara politis populer

dan namanya menjulang di dunia internasional namun perekonomiannya morat-marit.

Begitu rezim Sukarno jatuh, para pendekar ekonomi ini beramai-ramai pulang, mencoba resep baru untuk

memacu pembangunan. Mereka inilah, di bawah pimpinan Widjojo Nitisastro, kemudian menerima

julukan, "Berkeley Mafia."

Prof Widjojo Nitisastro mengakui, "Di antara murid Prof Sumitro, Emil Salim yang paling setara dengan

gurunya, dalam hal kecerdasan, daya analisa, mengambil kesimpulan, penyampaian pendapat, daya

beragumentasi, keterbukaan sikap, dan keterusterangan."

Page 19: Emil Salim

Emil Salim melukiskan, "Antara tahun 1962-1964, pemikiran pembangunan yang perlu dikaji adalah

menemukan model yang tidak kapitalis seperti AS atau komunis macam Rusia, namun cenderung ke

mixed system dan khusus Indonesia dengan nuansa Islam. Saya tertarik gagasan Nasser menerapkan

Sosialisme Islam." Hasil studinya ditulis sebagai disertasi dengan kasus Mesir dan analisa, "Institusional

arrangement bisa berbeda sesuai sistem politik negara, tetapi bingkai teori pembangunan dasarnya

universal."

Pertengahan tahun 1998, angin musim semi perubahan seolah-olah bertiup kencang. Emil Salim dengan

tegar mengajukan diri sebagai calon Wakil Presiden. Apa latar belakangnya?

"Saya, dan semua rekan tahu, kemungkinan lolos sangat kecil, karena memang tidak bakal

dimungkinkan dalam konstelasi politik masa itu. Namun yang ingin kami ungkapkan adalah hadirnya

voice of dissent, ada calon lain di luar yang sudah ditunjuk dari atas." (Kompas, Julius Pour)

Good Governance

Dalam proses memahami apa dan bagaimana proses penyelenggaraan negara yang baik dan korporasi

yang bertanggung jawab, penghormatan atas nilai-nilai hak asasi manusia merupakan bagian yang paling

integral. Nilai-nilai tersebut bisa disebut dengan pilar yang sangat penting bagi pembangunan masyarakat

dan warga. Dalam pandangan ini nilai-nilai hak asasi manusia merupakan sokoguru bagi pengembangan

masyarakat dan warga itu sendiri.

Mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial di dalam pengertian good governance yang

substansi dan pelaksanaannya menunjang pembangunan yang stabil dengan syarat yang utama:

efisiensi dan pemerataan.

Dalam pelaksanaannya, good governance mengandalkan rule of Law terutama yang mencakup bidang

ekonomi dan politik, penentuan kebijakan yang transparan, pelaksanaan kebijakan yang accountable,

birokrasi yang berkualitas dan juga masyarakat yang capable.

Elemen-elemen accountability (political dan publik), adanya kerangka hukum dalam pembangunan yang

menjelaskan prediktibilitas abdi negara terhadap sektor swasta, informasi mengenai kebijakan

pemerintah yang terjangkau oleh publik dan transparan berisikan kebijakan terbuka untuk pengawasan

yang sangat berkaitan dengan convenant on Civl and Political Rights dan Convenant on Economic,

Social, and Cultural Rights.

Good Governance pun mempunyai inti yaitu mempromosikan demokrasi, aturan hukum dan juga hak

asasi manusia berdasarkan pemikiran bahwa pasa dan pemerintah hanya dapat berfungsi efisien jika

dikontrol oleh pemberi suara.

Inti lainnya adalah mengakui bahwa pasar memliki keterbatasan untuk mempromosikan pembangunan

ekonomi. Yang terakhir adalah mengkonstruksikan kembali hubungan tiga sektor yaitu negara, pasar dan

masyarakat negara.

Dalam pasar yang berperan penting adalah pengusaha. Karena untuk memungkinkannya Good

Governanceberkembang adalah pentingnya corporate governance yang bertanggung jawab.

Page 20: Emil Salim

Dengan Corporate governance bisa mengartikan proses dan struktur yang digunakan untuk

mengarahkan dan mengelola perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan bisnis dan akuntabilitas

korporat dengan tujuan akhir mewujudkan nilai-nilai jangka panjang pemegang saham sambil

memperhitungkan kepentingan stakeholders lain.

Unsur-unsur yang terkandung didalam good governance itu sendiri meliputi beberapa hal. Pertama,

Kewajaran(Fairness) dalam hubungan dengan semua pemegang saham dan kewajaran dalam

bertransaks dengan rekanan. Kedua,Transparansi mengenai keuangan dan operasi perusahaan

terhadap pemegang saham dan pemerintah. Ketiga, Akuntabilitas dalam hubungan pertanggungjawaban

dewan komisaris dan dewan direksi pada perusahaan. Keempat, Pertanggungjawaban perusahaan

dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan.

Yang dimaksud dengan tanggung jawab bisnis terhadap perijinan dan peraturan terhadap karyawan,

tanggung jawab sosial, tanggungjawab terhadap lingkungan, terhadap masyarakat sekitar serta tanggung

jawab etika dan moral. Secara ideal tanggung jawab perusahaan harus menjadi bagian dari filosofi

perusahaan.

Unsur-unsur tanggungjawab perusahaan ini terjalin erat dengan isi hakekat dari hak asasi manusia.

Dengan demikian akan tergambar dengan jelas alur penyatuan hakekat hak asasi manusia sebagai pilar

masyarakat warga yang perlu diwujudkan oleh good governance dan tanggung jawab corporate

governance. Dalam hal ini perlu diperjelas dan kajian yang lebih mendalam ke unsur-unsur pokok dalam

porses penegakkan dan pengembangan hak asasi manusia sebagai pilar masyarakat warga yang

diwujudkan oleh good governance dan tanggung jawab corporate governence.

Dalam sejarah perkembangan Indonesia memberikan kesempatan untuk belajar dari masa lalu dan

mencegah kembali terulangnya kesalahan-kesalahan dalam mengembangkan lebih lanjut hal-hal yang

sudah benar. Dalam masa lalu masyarakat bangsa kita telah menderita pelanggaran hak asasi manusia

(Human Rights Abuse).

Untuk mencapai good governance itu sendiri sangatlah penting bagi rakyat Indonesia untuk memahami

apa, bagaimana, mengapa terjadi pelanggaran HAM untuk mengidentifikasi ciri-ciri pokok sebagai

diagnosa bagi terapi selanjutnya. Setelah mengetahu sebabnya, langkah selanjutnya adalah bagaimana

menegakkan hukum dan keadilan terhadap pelaku dan korban, baik militer dan/atau sipil baik secara

sendiri-sendiri (terpisah) maupun secara bersama-sama. Bagaimanakah mengganti kerugian korban dan

menyembuhkan derita, azab dan sengsara korban. Bagaimanakah perlakuan atas pelaku, bilakah

diperlukan amnesti, serta mungkinkah dibeberkan kebenaran untuk menegakkan rekonsiliasi.

Rumusan dari proses diatas bisa mencakup masing-masing good governance, corporate governance

atau kelompok warga saja, bahkan mencakup ketiganya. Salah satu contoh adalah gagasan yang

sedang dibahas dengan Indonesian Detherlands Association (Suatu organisasi masyarakat warga),

adalah penyusunan kriteria dan indikator HAM yang perlu dilaksanakan perusahaan untuk dinilai secara

berkala oleh KOMNAS HAM dan diberi Performance Rating dan penghargaan "HAM AWARD" pada hari

HAM.

Page 21: Emil Salim

Pada kesempatan ini termuat langkah-langkah yang kongkrit dari kelompk masyarakat warga dalam

menekan dan merangsang corporate governance dan melaksanakan ketentuan Good Governance di

bidang HAM. Langkah-langkah ini pun sekaligus mengajak pengusaha dan masyarakat langsung

berperan serta dalam mengembangkan HAM.

Hindari Penyalahgunaan Kekuasaan

Kompas Rabu, 17 Februari 1999: Untuk menghindari praktik korupsi di masa depan, para pejabat

hendaknya tidak lagi menyalahgunakan kekuasaan. Bentuk penyalahgunaan kekuasaan diyakini sebagai

salah satu pemicu terjadinya korupsi. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih di masa

depan, dalam Pemilihan Umum 1999 rakyat hendaknya tidak memilih orang yang dahulu dan saat ini

patut diduga telah melakukan praktik korupsi.

Ini dikemukakan pengamat ekonomi-politik Emil Salim dalam acara bedah buku Pengembangan Sistem

Integritas Nasional dengan penyunting Jeremy Pope sebagai Buku Panduan Transparency International

(TI) yang diselenggarakan Pact Indonesia di Jakarta, Senin (15/2) lalu.

Korupsi, menurut Emil Salim, akibat adanya keterkaitan dan kondisi saling bergantung yang diciptakan

masyarakat dan pejabat di suatu negara. Dikenal adanya praktik smiling money yang dapat diartikan,

pejabat akan melontarkan senyum manakala jasa yang diberikannya mendapatkan imbalan sejumlah

uang, padahal itu tidak perlu dilakukan.

Keadaan ini akibat adanya penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan seorang pejabat. Karena jabatan

yang melekat padanya itu, menurut Emil, memungkinkan ia memainkan perannya untuk meminta

sejumlah uang dari pekerjaaannya dalam melayani masyarakat.

Kuat cenderung korup

Untuk memberantas praktik korupsi, Emil Salim menyatakan perlu melalui berbagai tahapan yang

melibatkan peran rakyat secara maksimal. Tetapi untuk sampai ke sana perlu diingatkan akan adanya

peranan negara dan kekuatan rakyat. "Negara yang kuat sementara rakyatnya lemah jelas ada

kecenderungan maraknya praktik korupsi. Untuk itu perlu ada keseimbangan peran atau check and

balance antara negara dan rakyatnya," tegas Emil.

Untuk itu, kata Emil Salim, peran rakyat di masa depan harus terus diberdayakan. Demikian juga peran

media massa sebagai salah satu alat kontrol agar peran negara jangan menjadi terlalu kuat. Setiap peran

dan kiprah negara dan pejabatnya harus terus dikontrol.

"Salah satu caranya adalah dengan memberdayakan rakyat dalam Pemilu Juni 1999 mendatang. Rakyat

harus diberitahu haknya untuk tidak memilih wakilnya atau adanya pribadi yang patut diduga melakukan

korupsi sebagai wakilnya kelak di parlemen. Ini penting untuk setidaknya mencegah berkelanjutannya

praktik korupsi," papar Emil Salim.

Empat Skenario Indonesia 2010

Kompas, 5 Agustus 2000: Empat skenario mengenai masa depan Indonesia tahun 2010 yang diharapkan

Page 22: Emil Salim

menjadi wacana diskusi dalam Sidang Tahunan MPR 7-18 Agustus 2000, Jumat (4/8), disampaikan oleh

Kelompok Kerja Prakarsa Bersama Indonesia Masa Depan (KKPBIMD) kepada Ketua MPR Amien Rais.

Keempat skenario ini mengungkapkan kemungkinan terburuk dan terbaik yang bisa dihadapi Indonesia

berdasarkan proses politik yang berjalan. Skenario ini disusun berdasarkan proses dialog di 14 kota yang

melibatkan sekitar 500 partisipan selama 15 bulan.

Emil Salim sebagai anggota KKPBIMD menyebutkan, skenario "biar lambat asal selamat" adalah

skenario yang terbaik bagi masa depan Indonesia 2010. Skenario keempat ini memberi gambaran masa

depan Indonesia yang dicita-citakan, karena bukan hanya tatanan masyarakat sipilnya yang secara politis

kuat, tetapi juga kehidupan ekonomi. Dalam skenario ini, demokrasi dikedepankan dan terjadi

pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

"Pilihan skenario ini akan mengarah pada demokratisasi, tidak adanya konglomerasi, sampai sistem

pemilu distrik dan pemilihan Presiden secara langsung," kata Emil Salim, usai menyampaikan Empat

Skenario Indonesia 2010 kepada Ketua MPR.

Sedangkan tiga skenario lainnya, adalah "berada di ujung tanduk", "masuk ke rahang buaya", dan

"mengayuh biduk retak". Keempat skenario itu merupakan skenario terburuk bagi masa depan Indonesia.

Menurut anggota KKPBIMD lainnya, MM Billah, skenario "berada di ujung tanduk" adalah penggambaran

kondisi Indonesia yang menunjukkan negara menjadi korban. Pemerataan dan pertumbuhan ekonomi

tidak berjalan, sedangkan masyarakat sipilnya lemah. Hal ini dikhawatirkan akan mengundang

kembalinya Orde Baru dan militerisasi.

Sedangkan skenario "masuk ke rahang buaya" merupakan skenario yang memperlihatkan terjadinya

proses politik yang melemahkan kekuatan reformasi. Dalam skenario ini, kekuatan reformasi

terpinggirkan, sementara kekuatan lama kembali bangkit.

Sementara skenario "mengayuh biduk retak", menggambarkan kembalinya kekuasaan Orde Baru, yang

memperlihatkan ekonomi kembali dikuasai konglomerat. Dalam skenario ini, meskipun ada sedikit

suasana demokratis, tidak terjadi pemerataan ekonomi. Pemerintah hanya menekankan pada

pertumbuhan dan mengabaikan pemerataan ekonomi.

Disambut baik

Menurut Emil Salim, yang juga Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Ketua MPR menyambut baik

empat skenario tersebut dan ingin menyebarkannya kepada anggota MPR untuk dibahas dalam Sidang

Tahunan MPR. Ditegaskan, tujuan dari penyampaian skenario itu adalah menjadikan empat skenario

tersebut sebagai wacana publik.

"Keprihatinan yang menonjol adalah keprihatinan apakah pemerintah bersifat otoriter atau demokratis, di

bidang ekonomi apakah bersifat pemerataan, terpusat, atau konglomerasi. Maka, kombinasi dari

keduanya itu dibahas dalam empat skenario," ujarnya.

Page 23: Emil Salim

"Sekarang ini diharapkan kenegarawanan dari para peserta Sidang MPR Tahunan untuk dapat

mengutamakan bangsa daripada kepentingan kelompok. Kalau membahas, perhatikan dampaknya pada

totalitas keberlanjutan negara ini. Saya harap yang merugikan kepentingan negara harus ditolak," ujar

Emil Salim.

"Masa depan Indonesia dalam 10 tahun mendatang bisa saja terjadi hal-hal yang buruk sampai terbaik.

Nah, semuanya itu harus diperjuangkan oleh rakyat Indonesia sendiri. Mana yang mau dipilih?"

tambahnya.

Fenomena Emil Salim

Majalah D&R, 28 Februari 1998: Komentar di sekitar pencalonan Emil Salim sebagai kandidat wakil

presiden adalah: ini negara demokrasi, tiap orang boleh dicalonkan, asalkan lewat jalur konstitusional.

Dan, sejauh ini, jalur konstitusional itulah yang ditempuh kelompok Gerakan Masyarakat Madani, yang

mencalonkan mantan Menteri Lingkungan Hidup itu (lihat Sidang Akbar yang Tinggal Ketok Palu).

Apa maknanya? Kata kunci komentar itu ada pada kata konstitusional, bukannya demokrasi. Sebab.

untuk demokrasi, sejauh ini sudah tercerminkan. Tak ada yang mencoba secara "inkonstitusional"

menjegal pencalonan Emil, terang-terangan maupun diam-diam, misalnya mengintimidasi. Malah fraksi di

DPR pun, Fraksi Utusan Daerah, dengan serius menerima wakil kelompok Madani yang mengusulkan

Emil.

Secara konstitusional, agar nama Emil Salim masuk dalam sidang umum (SU) MPR, nama ini harus

diusulkan tertulis oleh fraksi kepada pimpinan Majelis. Disinilah masalahnya. Ketentuan apa yang

menyebabkan fraksi di DPR itu mengusulkan atau tidak mengusulkan nama calon yang masuk ke fraksi.

Tak Menjamin Demokrasi

Aturan itu tidak ada, karena itu semacam sikap sewenang-wenang terbuka di sini. Maksudnya, traksi

mengusulkan nama calon atau tidak kepada pimpinan Majelis, sepenuhnya tergantung fraksi itu sendiri.

Maka, komentar di atas -- karena ini negara demokrasi, siap pun boleh dicalonkan, asalkan konstitusional

-- menjadi sesuatu yang kontradiktif. Ternyata yang "konstitusional" itu tak menjamin berjalannya

"demokrasi". Bila nama Emil Salim tak masuk dalam perdebatan (kalau memang ada perdebatan) SU

MPR, fraksi yang menerima usulan nama itu tak bisa dimintai peetanggungjawaban. Tak ada pasal dalam

aturan mana pun sekitar pencalonan wakil presiden bisa menjeratnya.

Dari sisi inilah lalu bisa dibilang bahwa peluang Emil masuk nominasi calon wakil presiden sangat kecil.

Bila nanti ternyata Emil terpilih, agaknya bukan karena demokras, tapi karena presiden terpilih

menghendaki Emil menjadi wakilnya. Jadi, peluang itu tetap ada, juga karena ketentuan yang tidak jelas.

Yang tidak jelas itu umpamanya, bila pencalonan presiden harus masuk ke pimpinan Majelis paling

lambat 24 jam sebelum SU MPR dibuka, untuk calon wakil presiden tidak ada satu ayat pun yang

mengatur kapan paling lambat pencalonan bisa masuk. Artinya, bila dikehendaki, sesudah presiden

terpilih dilantik, bisa saja masih ada nama yang diusulkan oleh fraksi untuk calon wakil presiden -- dan itu

sah-sah saja.

Page 24: Emil Salim

Sebaliknya, betapa pun kuatnya dukungan dari masyarakat, umpama saja tanda tangan untuk Emil Salim

datang dari seluruh penjuru Tanah Air, bisa saja nama ini masuk ke pimpinan Majelis pun tidak. Fraksi-

fraksi bisa bilang bahwa pencalonan sudah ditutup, dan calon tunggal sudah disebutkan.

Ini mencerminkan salah satu dari sejumlah kontradiksi di tubuh parlemen kita. Misalnya, ihwal orsospol

kita yang tiga itu. Golkar, tampaknya ingin konsekuen, mencalonkan Ketua Umum dan Koordinator

Pelaksana Dewan Pembina Golkar --bukan sebagai presiden dan wakilnya, tapi keduanya sebagai calon

wakil presiden. Meski kemudian ketua umumnya pun legawa, memberikan jalan licin untuk yang satu.

Untuk Apa Pemilu?

Mcstinya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun mencalonkan orangnya. Juga Partai Demokrasi

Indonesia (PDI). Yang terjadi, dua partai ini ternyata mencalonkan orang yang sudah dicalonkan Golkar:

B.J. Habihie sebagai wakil presiden. Juga calon presidennya, dari Golkar. Bila memang pilihannya begitu,

untuk apa pemilu dengan korban-korban segala macam itu? Apa bukan PPP dan PDI adalah bentuk lain

dari Golkar?

Konon, pemilu bukan ajang pencalonan nama-nama, tapi arena untuk adu program pembangunan. Tapi,

yang ramai disiarkan di media cetak dan elektronik adalah nama-nama yang mewakili orsospol. Dan,

pernahkah jelas apa program pembangunan PDI? PPP?

Walhasil, bisa disimpulkan dalam satu kalimat. Yakni, pemilihan presiden dan wakil presiden beserta

proses yang menyertainya (ada tiga orsospol, kampanye pemilu, pemilu beserta undang-undangnya)

belum mewadahi aspirasi masyarakat luas. Segalanya cenderung mengukuhkan status quo, persisnya

mengegolkan apa maunya penguasa.

Emil Salim boleh didukung sekian puluh ribu tanda tangan, tapi perkara ia menjadi wakil presiden atau

tidak menunggu pilihan presiden terpilih, nanti. Mungkin presiden itu (siapa lagi bila bukan Presiden

Soeharto) memang sudah punya pilihan (misalnya Habibie). Cuma, tetap ada peluang, sekecil apa pun,

bila ia menghendaki Emil Salim (atau siapa pun yang tidak bakal membuka peluang bahwa ini tidak

demokratis), jadilah! *** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)dari berbagai

sumber

***

Emil Salim

Emil Salim salah satu ekonom yang dipercaya menjadi penasihat ekonomi presiden di awal Orde

Baru berkuasa. Kepakarannya di bidang ini memang mumpuni. Ilmu ekonomi ia timba dari

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1958. Gelar doktor bidang ekonomi ia raih dari

University of California, Berkeley, AS. Emil termasuk arsitek ekonomi dan pembangunan Orde

Baru.

Selama Orde Baru, 22 tahun ia menjabat sebagai menteri. Pernah menjabat Menteri Negara

(Meneg) Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara. Ketika itu ia diharapkan membawa

angin segar perubahan. Salah seorang pendiri dewan mahasiswa UI ini memang terkenal

pemberani, kritis, dan pandai berdebat. Toh, tak banyak yang bisa dilakukannya dalam posisi

Page 25: Emil Salim

tersebut –tampaknya KKN di Indonesia memang sulit dibasmi hanya dalam waktu singkat, kurang

dari lima tahun. Pernah ia menjadi Menteri Perhubungan. Paling lama berurusan dengan

lingkungan hidup. Tiga periode, atau 15 tahun, Emil menjabat Meneg Lingkungan Hidup.

Emil pernah berada di pos "basah" dan pos "kering". Bagaimana rasanya? "Ketika saya menjabat

Menteri Perhubungan, karena banyak proyek, setiap lebaran selalu datang puluhan karangan

bunga ke rumah. Tapi ketika jadi Menteri Lingkungan Hidup, yang tak banyak proyek, tak ada

sekuntum bunga pun," paparnya.

Di tengah arus reformasi, ia sempat mencalonkan diri jadi wakil presiden, 1998. Juga salah satu

kandidat presiden, 1999. Tapi "takdirnya", barangkali, ada di bidang ekonomi. Kepakarannya

dalam bidang tersebut masih dibutuhkan. Melalui Keppres No. 144 tanggal 30 November 1999,

Abdurrahman Wahid (presiden saat itu) mengangkat Emil menjadi Ketua Dewan Ekonomi

Nasional –sebuah lembaga pengkaji masalah ekonomi, terdiri atas 13 pakar ekonomi dari berbagai

bidang keahlian. Apa hasilnya? Tidak ada, kata para pengamat. Bukan karena Emil tak bisa

bekerja, tapi karena tugas Dewan memang hanya memberi masukan kepada presiden. Jadi,

terserah presidennya.

Di samping masih terus mengikuti berbagai masalah ekonomi, pencinta buku-buku Karl May ini

tak pernah surut perhatiannya terhadap persoalan lingkungan hidup. Sampai sekarang, Emil

memimpin Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang bergerak pada bidang pelestarian dan

pemanfaatan keanekaragaman hayati. pdat

EMIL SALIM

Sejak terpilih menjadi Menteri Negara PPLH (Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup),

1978, nama Emil Salim tidak pernah usai diperbincangkan. Terutama karena gebrakannya dalam

soal lingkungan hidup.

Konsep Andal (analisa dampak lingkungan)-nya berhasil menyelamatkan beberapa kerusakan

lingkungan akibat proyek- proyek raksasa. Emil memberi contoh tentang perlunya Andal, yaitu

ketika ada rencana membangun Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kota Panjang, Riau. Waduk

yang dibutuhkan akan menenggelamkan areal yang ditempati candi Muara Takus. Andal ternyata

berhasil mencegah penenggelaman candi tersebut.

Emil juga pemrakarsa translokasi gajah dari Air Sugihan ke hutan Lebong Hitam di Palembang,

Sumatera Selatan, November 1982. Ketika itu, ratusan gajah dilaporkan merajah kebun jagung

milik transmigran.

Rupanya, gajah-gajah itu kehilangan daerah pengembaraannya lantaran dijadikan lokasi

transmigrasi. Emil segera turun tangan bersama ratusan prajurit Kodam IV Sriwijaya -- waktu itu --

dibantu transmigran setempat, menggiring gajah ke tempat yang baru.

Page 26: Emil Salim

Meski ayahnya, seorang kepala Pekerjaan Umum (PU) tergolong mampu, Emil sempat mengalami

hidup prihatin. Masih duduk di SMP, di Palembang, ia ditunjuk menjadi Ketua Tentara Pelajar dan

Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI).

Tamat SMP, Emil merantau ke Bogor, masuk ke SMA Republik, menjadi Ketua Cabang IPPI dan

anggota Korps Mobilisasi Pelajar Siliwangi. Tidak heran jika di balik bajunya selalu terselib

sepucuk pistol.

Emil, yang menyukai kisah petualangan karangan Karl May, menemukan kesamaan antara cerita

dalam buku dan kenyataan yang dialaminya ketika berjuang dahulu. Kalau dalam buku terdapat

adegan tidur di tengah hutan, makan daging bakar, dan melihat orang tertembak mati, ''Semua itu

juga kami alami. Mengerikan memang, tapi mengesankan,'' ujarnya.

Setelah lulus SMA, Emil masuk Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tempat kuliah waktu itu

di Gedung Kesenian, Pasar Baru. Suatu ketika, gedung tempat Emil dan kawan-kawan kuliah

dipakai untuk kegiatan lain. ''Terpaksa kami ramai-ramai naik sepeda ke suatu tempat, dan kuliah

di bawah pohon,'' tuturnya mengenang.

Sebagai mahasiswa, ia aktif dan tercatat sebagai pelopor pembentukan Dewan Mahasiswa di

Universitas Indonesia. Emil sempat pula menjadi asisten dosennya, Sumitro Djojohadikusumo.

Lulus UI, Emil dikirim ke Universitas California, Berkeley, AS, dan meraih gelar doktor dengan

disertasinya Institutional Structure and Economic Development, 1964.

Setelah itu, kariernya berjalan mantap. Dimulai menjadi anggota Tim Penasihat Ekonomi Presiden,

1966, kemudian menjabat Ketua Bappenas merangkap anggota MPRS dan DPRGR. Diangkat

menjadi Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara, 1977, kini selain

menjadi Menteri Negara KLH, sejak 1983 ia juga guru besar FE UI.

Menteri yang mudah tersenyum ini selalu tampak rapi berpakaian. Tidak heran jika ia pernah

terpilih sebagai Pria Berbusana Terbaik, 1980. Padahal, menurut Emil, yang mengatur pakaiannya

adalah Nyonya Roosmini, sang istri.

Sebagai Menteri KLH, ia tampak sangat mencintai tugas- tugasnya. Terlihat dari lukisan-lukisan

yang tergantung di dinding ruang kantornya, hampir semuanya dari bahan bekas. Seperti lukisan

burung cenderawasih dari bungkus rokok. Tidak ketinggalan foto-foto satwa dan hutan. Satu-

satunya lukisan pastel di ruang kerjanya adalah lukisan gajah karya Gilang Cempaka, pelukis cilik

dari Bandung.

Emil penggemar atletik dan tenis.  e-ti/crs