yang menjadi fokus penelitian ini. suatu hasil penelitian...
Transcript of yang menjadi fokus penelitian ini. suatu hasil penelitian...
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Pemilihan
penggunaan metode tersebut berdasarkan pada sifat penelitian
yang tertuju pada masalah dan data sebagaimana adanya se-
karang yaitu pada saat penelitian ini dilakukan. Data yang di
kumpulkan (dideskripsikan) berkenaan dengan variabel-variabel
yang menjadi fokus penelitian ini.
Kemudian data ataupun hasil pengolahannya dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan, sehingga merupakan
suatu hasil penelitian yang sistimatis.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam studi ini adalah adekuasi penyesuaian
sosial di sekolah, dilihat dari kecerdasan dan kebutuhan ber
prestasi. Penelaahan populasi studi ini dilakukan terhadap
sejumlah sampel yaitu siswa-siswa SMA Negeri sekota Madya
Banda Aceh, yang dilakukan dengan proporsional random
sampling. Jumlah SMA Negeri yang dijadikan populasi peneliti
an ini adalah: SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA
Negeri 4, SMA Negeri 5 dan, SMA Negeri Darussalam.
Adapun alasan dipilihnya SMA Negeri untuk menjadi anggota
populasi dalam penelitian ini adalah: (a) kualitas sudah di
anggap baik menurut penilaian Kanwil Depdikbud, (b) sekolah-
sekolah tersebut telah melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling walaupun dengan kualitas yang beragam, (c) sekolah
4 7
tersebut barada di Kotamadya Banda Aceh, sebagai salah satu
kota Propinsi yang ada di Indonesia tidak terlepas dari
pengaruh kemajuan iptek dan adanya perubahan sosial yang
begitu cepat. Hal ini banyak sedikitnya mempengaruhi sikap
dan perilaku para siswa dalam penyesuaian diri di lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat, (d) para siswa yang dipilih
sebagai subjek sampel adalah (kelas III) yang dianggap telah
memiliki pengalaman hidup dan berintegrasi di sekolah dalam
waktu yang relatif lama, di samping itu juga dalam penelitian
ini menggunakan tes inteligensi yang mensyaratkan subjek
memiliki usia yang relatif sama.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan setelah dihitung
melalui pendekatan statistik dengan rumus:
no
n
(Z2)PQ
b2
no
1 + no
N (Sodjana : 1975)
pada p < 0,05, diperoleh ukuran sampel minimal yang harus
digunakan sebanyak 298 orang siswa.
Di dalam studi ini digunakan ukuran sampel sebanyak 300
orang siswa SMA dari ke enam sekolah dengan penyebaran sampel
seperti tertuang pada tabel berikut:
- 48
/-
Tabel 1.
Penyebaran Ukuran Sampel MenurutSekolah dan Jurusan
-\
! Sekolah! Jumlah S iswa ', Jumlah
[Keseluruhan! Jumlah !', Sampe1 J
! Al ! A2 ! A3
! SMA Negeri 1 1 49 : 91 \ 80 220 40 J
! SMA Negeri 2 81 148 90 319 58 j
! SMA Negeri 3 178 142 114 434 79 !
! SMA Negeri 4 47 100 78 225 41 •
! SMA Negeri 5 42 132 72 246 45 !
! SMA Negeri 6 ! 70 79 57 206 ! 37 !
! J u m 1 a h J 467 ! 692 ! 491 j 1650 j 300 :V
C. Alat yang digunakan untuk mengukur Penyesuaian sosial,Kecerdasan dan Kebutuhan berprestasi
Berkenaan dengan penggunaan alat ukur tes, agar hasil
pengukurannya dapat dipercaya, antara lain perlu diperhati-
kan: tujuan pengukuran, kualitas tes, tester dan testee,
serta pemilihan tes yang akan digunakan.
Tujuan pengukuran harus jelas, misalnya untuk seleksi,
penempatan, diagnostik, atau konseling. Sehubungan dengan
hal tersebut diperlukan tes inteligensi, tes bakat, minat
atau kepribadian, mengukur secara individual atau kelompok.
Dalam penelitian ini bertujuan mengukur penyesuaiaan sosial
siswa di sekolah yang ditelaah dari kecerdasan dan kebutuhan
berprestasi mereka.
- 49
Kualitas tes, minimal memenuhi dua persyaratan yaitu
(a) realibilitas, Cronbach (1970:126) menulis bahwa "...
reliabity always refers to consistency throughout a series
of measurement", dan (b) validitas, dikemukakan oleh Guilford
(1956:461) " test is valid when it measures what it is
presumed to measure", Semakin tinggi tingkat reliabilitas
dan validitas suatu tes, semakin tinggi pula kualitas hasil
pengukurannya. Akan tetapi lebih baik lagi jika tes tersebut
memiliki kemudahan dan kepraktisan di dalam pelaksanaannya
(usabilitas), dapat digunakan pada tempat dan waktu yang
berbeda, serta memiliki norma yang telah baku.
Tester dan testee, adalah individu yang terlibat lang
sung di dalam proses pengetesan. Tester seharusnya individu
profesional, yaitu yang telah memiliki ketrampilan secara
tepat dan benar di dalam pelaksanaan tes, dapat menginter-
pretasikan hasil pengukuran. Sedangkan testee harus dalam
kondisi sehat, dan dapat mengikuti instruksi-instruksi tester
sesuai dengan peraturan yang telah diatur.
Pemilihan alat ukur yang digunakan, berkenaan dengan
latar belakang teori atau konsep mengenai jenis tes yang di
gunakan, maka pemilihan alat ukur penyesuaian sosial, kebutuh
an berprestasi dan tes inteligensi berkenaan dengan konsep-
konsep dan teori dari setiap aspek tersebut.
Selanjutnya akan diuraikan jenis alat pengumpul data
yang dipilih berkenaan dengan penelitian ini yakni (1)
angket penyesuaian sosial (format A), (2) tes inteligensi ,
(3) kebutuhan berprestasi (format C) dan . Item-item alat
- 50 -
Pengukur data terhadap instrumen (format 4dan c) berbentukforced-choice subjek dimohon untuk memberikan piiihan -y.-atau -tidak" pada setiap pertanyaan. Jawaban -„- menunjukkanbahwa pernyataan tersebut coco* atau seSuai dengan peraSaan.Persepsi atau pengalaman subjek; Jawaban "tidak' berarti pernyataan tersebut tidak atau k„ra„B sesuai dengan perasaan,Persepsi atau pengalaman subjek. Jtem-item kedua alat pe-ngumpu! data tersebut diskor secara dikoto.us. sesuai denganjenis pernyataan, positif atau neffatit* t«bttu negatif. Jawaban "ya" pada
item positif diberi skor 1(satu) dan Jawaban -tidak- diberiskor 0<„ol>, Jawaban -tidak" untuk pernyataan „eBatif diberi=kor 1 (satu) dan Jawaban "ya" diberi skor 0(nol).
Seeara rinci, pengembangan masing-masing alat ukurtersebut dijelaskan berikut ini:
1. Format A: Alat Ukur Penyesuaian Sosia! siswa di sekolahSalah satu a!at ukur Penyesuaian sosial siswa di
sekolah dikembangkan oleh Sofyan ,illlB a9g2:110). Penyusun_an alat ini oibuat dalam bentuk angket. Siswa diminta untukmemberikan tanda oek (V, pada nomor yang sesuai dengan peng-amatan dan pengalamannya. Penyusunan a!at ini didasariPada konsepsi A. Schneiders (1964:454), Sofyan Willis (1992.87). Penyesuaian sosial meliputi empat aspek yaitu:a) keterlibatan siswa dalam kegiatan sekolah,b) kemampuan siswa mengadakan hubungan interpersona! dengan
teman, guru, dan karyawan,
51
c) memiliki tanggung jawab sosial,
d) komitmen terhadap tujuan sekolah.
Alat ini terbagi menjadi 11 aspek dan memiliki 55 item.
Setelah melalui uji-coba, diperoleh rtt = 0,7706, signifikan
pada tingkat kepercayaan 0.995. Oleh karena itu angket
penyesuaian sosial yang dikembangkan oleh Sofyan Willis ini
dapat digunakan untuk mengukur penyesuaian sosial siswa di
sekolah dengan alasan:
1). sesuai dengan latar belakang teori; 2) memiliki aspek
yang dipandang cukup untuk mengukur penyesuaian sosial siswa
yang tersebar dalam 55 item, dan memiliki keterandalan sangat
tinggi.
Namun karena perbedaan rentangan waktu dan tempat
penelitian, maka ada beberapa item yang disederhanakan yaitu
item nomor; 10, 20, 29, 34, 41, 42, dan 55. Dengan demikian
alat ini perlu dijudgement dan diuji-cobakan kembali.
Sebaran item alat ukur penyesuaian sosial disajikan pada
tabel berikut:
- 52 -
/-
Tabel 2
Kisi-kisi Alat Pengumpulan DataPenyesuaian Sosial Siswa di Sekolah
\
No Aspek Yang diungkapI t e
V
Partisipasi siswa dalam kegiatan sekolah.a. Kegiatan kurikuler
b. Kegiatan ekstra kurikuler
Kemampuan mengadakan hubungan Interpersonala. Hubungan siswa-siswab. Hubungan siswa - Guruc. Hubungan siswa - karyawan
Disiplin
a. Taat pada tata tertibb. Ikut terlibat dalam-
memelihara keamananc Kegiatan sosial
Komitmen terhadap tujuansekolah
a. Menjalin hubungan sekolahdengan keluarga
b. Berprestasi untuk namabaik sekolah
c. Ikut terlibat dalam me-majukan sekolah di masyarakat
Nomor Positif JNegatif1
1-13 1,2,3,4,5,6,8,9,11
16,17,18
7,10,12,13
14,15,1914 - 19
20
25
30
32
35
24
29
31
34
40
41 - 43
44
48 -
51
47
50
55
20,2225,27,29
31
32
35,37,3940
41,42,43
44,47
48,49
51,52,5455
21,23,2426,28
30
33,3436,38
45,46
50
53
/
Selanjutnya format A di atas dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan Pernyataan
Berdasarkan kisi-kisi yang dikemukakan di atas, di
rumuskan pernyataan sebanyak 55 butir. Sebagai contoh
Pernyataan adalah "Berilah tanda chek (V) jika pernyataan
- 53 -
di bawah ini cocok dengan perasaan atau pengalaman anda
pada kolom "ya" dan berilah tanda chek (V) pada kolom
tidak jika pernyataan tersebut tidak cocok dengan perasaan
atau pengalaman anda.
/-No.
1.
V
Pernyataan
Ketepatan waktu dalam mengikutipelajaran di kelas adalah prinsipyang saya taati
Ya\
Tidak
-/
b. Menimbang Pernyataan
Penimbangan dilakukan oleh tiga orang penimbang untuk
melihat kecocokan antara isi pernyataan dengan indikator
yang diukur oleh butir pernyataan tersebut. Tujuan penim
bangan ini ialah untuk mencapai validitas constract dari
variabel ini.
Untuk mengetahui realibilitas (keandalan) penimbang
(interrater realibility) digunakan rumus:
11
dimana
11
k
n
V- - VT l Te
Vi+ck-nVg
Koefisien realibilitas antar penimbang
Varian pernyataan
Varian galat
Jumlah penimbangJumlah pernyataan
Selanjutnya diadakan uji segnifikansi dengan uji t yaitu:
54
/-
Tabel : 3
Koefisien Realibilitas Antar Penimbang(Format A)
Koefisien realibilitas Nilai Signifikan
0,678 7,28 0,999
V
\
-/
Mengenai perhitungan realibilitas antar penimbang yang
dikemukakan di atas, dapat dilihat dalam lampiran....
3. Uji Coba Alat
Uji coba alat bertujuan untuk menguji secara empirik
validitas butir-butir pernyataan tentang penyesuaian
sosial siswa di sekolah. Kriteria pemberian skor setiap
pernyataan tergantung apakah pernyataan itu positif atau
negatif. Dikatakan pernyataan positif ialah jika mendekati
atau sesuai dengan counstruct atau teori yang mendasari
variabel.
Pengujian validitas setiap butir pernyataan dilaksana
kan terhadap 35 siswa, siswa ini tidak di masukkan dalam
sampel. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tehnik
statistik point biserial, rumusnya adalah:
rp bis = _^_:_5t_S<_
55
dimana :__
X = rata-rata skor dari responden yang memperolehP skor 1 pada item yang bersangkutan
X = rata-rata seluruh sampel (berlaku untukt seluruh item)
S = simpangan baku seluruh sampel (responden)t
N = jumlah responden yang memperoleh skor 1 padaP item yang bersangkutan
N = jumlah responden yang memperoleh skor 0 padaq item yang bersangkutan
Untuk menguji derajat signifikasi tiap butir pernyata
an dilakukan uji t dengan rumus :
rV n - 2t = — (Sudjana, 1975)
M - r ^
Dari uji coba yang dilakukan ternyata 23 butir pernyataan
tidak valid yaitu pernyataan nomor: 1, 2, 5, 6, 8, 10, 11,
12, 14, 16, 17, 23, 29, 32, 34, 35, 41, 42, 48, 49, 51, 52
dan 55, sedangkan sebanyak 32 butir pernyataan dinyatakan
valid dan signifikan pada tingkat kepercayaan 0,90.
Mengenai perhitungan lebih lengkap tentang uji validitas
setiap pernyataan format A ini di sajikan pada lampiran ....,
uji validitas butir-butir pernyataan dengan menggunakan
korelasi point biserial, yaitu untuk mengukur sejauh mana
kesesuaian butir-butir pernyataan tertentu mengukur apa yang
diukur dari keseluruhan instrumen.
Selanjutnya diadakan uji reliabilitas alat pengumpul data
format A ini dengan menggunakan teknik statistik Kuder-
Richardson 20 (K - ^20^ maka didapat r= 0,780 signifikan
pada tingkat kepercayaan 0,995. Untuk lebih jelasnya per-
hii.iingnn uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran....
- 56 -
2. Alat Ukur Inteligensi
Pengukuran inteligensi dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan objektif tentang inteligensi
individu. Alat ukur yang tepat digunakan adalah tes
inteligensi.
Banyak jenis tes inteligensi yang telah dikembangkan
oleh beberapa ahli psikologi, dalam penelitian ini alat yang
digunakan untuk mengukur kecerdasan siswa SMA adalah "Ravens
Standard Progressive Matrices, disingkat Test SPM Raven. Test
ini merupakan salah satu Test Progresif Matriks dari Raven.
Berikut ini akan diuraikan mengenai: (1) Deskripsi tes SPM,
(2) Realiabilitas dan Validitas Tes SPM, (3) Rasional pe
milihan tes SPM.
a. Deskripsi Tes SPM
Tes SPM disusun sejak tahun 1936 dan diterbitkan
untuk pertama kali tahun 1938 oleh H. K. Lewis, London.
Sejak saat itu hingga sekarang sudah mengalami 4 kali
revisi, yaitu tahun 1947, 1950, 1952 dan 1956. Secara
keseluruhan perkembangan tes SPM hingga sekarang adalah
sebagai berikut: (1) tahun 1936 dipersiapkan, (2) tahun 1938
diterbitkan, (3) tahun 1940 dicetak ulang serta dilengkapi
dengan norma untuk orang dewasa, (4) tahun 1947 direvisi,
normanya diperluas dan dicetak ulang, (5) tahun 1950
direvisi dan dicetak ulang, (6) tahun 1952 direvisi dan
dicetak ulang , (7) tahun 1954 dicetak ulang dan dilengkapi
dengan daftar kepustakaan, (8) tahun 1956 direvisi dan
dicetak ulang, (9) tahun 1958 dicetak ulang dan dilengkapi
- 57 -
dengan daftar kepustakaan, (11) tahun 1963 dicetak ulang dan
dilengkapi dengan daftar kepustakaan yang mutakhir, dan (12)
tahun 1965 dicetak ulang. Penerbit Tes SPM di Amirika Seri-
kat adalah "Psychological Corporation" (Raven 1980:ii).
Materi Tes SPM terdiri atas 5 perangkat (set), yaitu
perangkat-perangkat, A, B, C, D, dan E; tiap-tiap perangkat
terdiri dari 12 soal, dari yang termudah hingga tersukar.
Keseluruhan soal-soal Tes SPM itu terdiri atas 5x12 soal=
80 soal. Soal-soal perangkat E ( 1 sampai 12 ) lebih sulit
dari soal-soal perangkat D ( 1 sampai 12 ); soal-soal D
lebih sulit dari soal-soal perangkat C; demikian seterusnya.
Dengan kata lain, taraf kesulitan soal-soal tes SPM itu
meningkat secara bertahap,"progress", dan penentuan
jawabannya didasarkan atas pola matriks yaitu menurut lajur
dan kolom dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang
tersedia. Karena itulah maka tes SPM itu dinamakan tes
matriks progresif. Aspek-aspek kemampuan berpikir (kapasitas
intelektual) yang diungkapkan oleh tes SPM itu adalah
kemampuan-kemampuan memahami. menganalisa. mencari dan
merifi-tapkari hubungan-hubungan di antara objek-objek yang
diamati itu berdasarkan pola berpikir matriks.
Proses ini sejalan dengan konsep bahwa berpikir itu
merupakan kemampuan psikis mencari dan menetapkan hubungan-
hubungan di antara objek-objek yang satu dengan objek yang
lainnya hubungan-hubungan tersebut merupakan hasil abstraksi.
Hal ini sesuai dengan konsep inteligensi lewis M. Teman
58
bahwa inteligensi itu adalah kemampuan berpikir abstrak
(Hukhkiar Suradinata, 1983:218).
Setiap soal tes SPM berupa serangkaian bentuk atau
figur tertentu berukuran dua dimensi yang pada salah satu
sudutnya, (sudut kanan bawah) terdapat bagian yang kurang
atau dikosongkan. Bagian yang kosong tadi harus dicari dari
kemungkinan-kemungkinan (alternatif) jawaban yang disedia-
kan. Pola berpikir yang dipergunakan dalam mencari jawaban
alternatif itu adalah: ketepatan perbedaan, penganalogian
pola perroutasi dan hubungan logis (accuracy of
discrimination, analogies permutation of pattern dan
logical relation) (Anastasi, 1976:291). Alternatif-
alternatif jawaban untuk perangkat soal A dan B, setiap soal
ada 6 buah; untuk perangkat C, dan E setiap soal ada 8 buah.
Tiap-tiap soal tes SPM itu berisikan suatu masalah pokok
sistein berpikir menurut pola matriks progresif, seperti
ditegaskan oleh Raven: "Each problem in each scales is
name ' The Progressive Matrices" ( Raven, 1960:2).
Tes SPM ini dapat dipergunakan sebagai tes individual
atau kelompok, dapat pula dipergunakan untuk berbagai
situasi lingkungan kebudayaan; karena tes SPM merupakan
salah satu "tes bebas budaya" (Anastasi, 1976 :287-289).
Ditegaskan pula oleh Court dalam Muchkiar Suradinata
(1983:219) tes SPM dapat dipergunakan untuk keperluan
penelitian dan diagnosis dalam bidang bidang pendidikan,
bimbingan dan konseling, psikologis, psikiatri, seleksi dan
- 59
penempatan siswa atau mahasiswa, dan penelitian dalam bidang
antropologi.
b.Realiabilitas dan Validitas Test SPM
Studi tentang Realibilitas dan Validitas Tes SPM
sebagai tes inteligensi telah banyak dilakukan orang dengan
berbagai cara dan dalam berbagai kondisi. Hasil dari pada
studi-studi itu menunjukkan, bahwa taraf realibilitas dan
validitas tes SPM itu sebagai tes intelegensi untuk anak-
anak, remaja dan orang dewasa memadai.
Koefesien realibilitas tes SPM, yang didapat dengan
metode tes-retes, berkisar antara o,83 sampai 0,93;
koefisien korelasi tes SPM dengan Mill-Hill Vocabulary
Scales antara 0,44 sampai 0,60; koefisien korelasi Tes SPM
dengan Terman Merrill sekitar 0.86 dan Tes SPM bermuatan
faktor "g" sebesar 0,82 (Raven, 1960:62). Hal yang terakhir
ini sesuai dengan yang dikatakan Freeman dalam Muchkiar
Suradinata (1983:223) bahwa tes SPM lebih banyak bermuatan
faktor "g" (faktor umum inteligensi) dari pada faktor "s"
(faktot khusus inteligensi). Koefisien korelasi tes SPM
dengan (1) Stanfod Binetsimon Scale sebesar 0,60, (2) WAIS
(Wechsler Adult Intelligence Scale) Skala performan sebesar
0,70, (3) WAIS skala verbal sebesar 0,58, (4) WAIS skala
penuh sebesar 0,67 dan dengan (5) Blok Design koefisien
korelasinya tertinggi (Cronbach, I960: 217).
Lebih lanjut Cronbach menjelaskan angka-angka koefisien
korelasi di atas itu merupakan bukti, bahwa tes SPM
merupakan: (1) tes inteligensi pelengkap yang baik bagi tes
- 60 -
inteligensi verbal. (2) tes inteligensi yang secara relatif
bebas dari peranan hasil pendidikan, dibandingkan dengan tes
inteligensi Binet-Simon dan tes-tes verbal lainnya.
Dilihat dari segi keterandalannya, SPM memiliki derajad
keterandalan (realiability) yang cukup tinggi seperti yang
telah diperlihatkan oleh Raven sendiri. Penelitian lainnya
menunjukkan angka 0,70 sampai dengan 0,90-an, seperti yang
dikutip oleh Subino (1984:94).
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Masrun untuk
melihat validitas SPM dengan menggunakan Sampel para siswa
SD, SMP, dan SMA Jokyakarta. Hasil penelitian tersebut me
nunjukkan : pada tingkat sekolah Dasar; anak usia 6 tahun
koefisien realibilitasnya sebesaar 0,60 dan untuk usia 9-11
tahun sebesar 0,80; validitas internalnya setiap soal
berkisar antara 0,28 sampai 0,60 dan validitas ekternalnya,
dengan menggunakan prestasi belajar sebagai kriteria,
didapat koefisien korelasi yang tertinggi sebesar 0,26.
Pada tingkat SLP; dengan sampel 1382 orang, didapatkan
validitas berkisar antara 0,30 sampai 0,58 dan didapatkan
korelasinya sebesar 0,519. Pada tingkat SLA; dengan sampel
1.021 orang, didapatkan validitas berkisar antara 0,29
sampai 0,58 (Masrun,1976).
Berdasarkan data-data realibilitas dan validitas
sebagaimana dikemukakan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa tes SPM sebagai tes nonverbal yang bebas kebudayaan
merupakan alat yang efektif untuk mengukur taraf inteligensi
- 61
individu, baik yang normal maupun yang mendapatkan perawatan
psikiater.
c. Rasional Pemilihan Tes SPM
Rasional pemilihan tes SPM sebagai salah satu alat
pengumpu'J data dalam penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
(1) Tes SPM merupakan salah satu tes inteligensi yang
efektif untuk mengukur taraf Inteligensi, dalam arti
kapasitas Intelektual, para siswa.
(2) Tes SPM merupakan salah satu tes yang telah
memiliki syarat kebaikan suatu tes yang reliabel, valid, di
samping syarat lainnya yaitu objektif, baku, komprehensif,
mudah digunakan dan murah (Sumadi Suryabrata, dalam
Moh.Surya, 1979).
(3) Tes SPM merupakan salah satu tes yang bebas budaya,
karena semua soal dan jawaban terdiri atas gambar-gambar
yang bersifat universal, kecuali instruksinya.
Sedangkan alat ukur kebutuhan berprestasi, peneliti
merumuskan sendiri berdasarkan kisi-kisi.
3. Format C: Alat Ukur Need For Achievement Siswa
Format ini bertujuan untuk mengukur kebutuhan berprestasi
siswa sesuai dengan konsep teori tentang ciri-ciri anak yang
mempunyai kebutuhan berprestasi (Eysenck, 1976: Saparinah
Sadli:1986: Mc Clelland, dll), di dalam rumusan tersebut
terdapat 6 komponen yaitu: (1) keinginan untuk berprestasi
sebaik-baiknya, (2) malakukan antisipasi yang berencana, (3)
melakukan kegiatan dan kreasi untuk mencapai cita-cita, (4)
memiliki perasaan yang kuat dalam mencapai tujuan, (5) tidak
takut gagal dan berani mengambil resiko, dan (6) memiliki
rasa tanggung jawab. Dari ke enam komponen ini, kemudian di
turunkan item-item sebanyak 55 butir, untuk jelasnya
disajlkan dalam tabel berikut:
iVA
/-
Tabel 4
Kisi-kisi alat pengumpulan dataKebutuhan Berprestasi
\
No. Aspek Yang diungkapItem
V
Kebutuhan berprestasi(Need for a chievement)
a. Melakukan kegiatan untukberprestasi sebaik-baiknya
b. Mengadakan antisipasiyang berencana
c. Melakukan kegiatan dankreasi untuk mencapaicita-cita
d. Berusaha untuk menyelesaikan sesuatu yangsulit
e. Tidak takut gagal danberani mengambil resiko
f. Bertanggung jawab
Nomor
1-9
10 - 17
18 - 27
28 - 37
38
48
47
55
Positif
4, 5, 6,7, 8
13, 14,15, 16
18,21,2325,27
28,30,3233,36,37
39,40,4243,45
48,49,5153,55
Negatif
1,2,3,9
10, 11,12, 17
19,20,2224,26
29,31,34,35
38,41,44,46,47
50,52,54
7
Selanjutnya format C di atas dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan Pernyataan
Berdasarkan kisi-kisi yang dikemukakan di atas dirumuskan
pernyataan sebanyak 55 butir, contoh pernyataannya sebagaiberikut:
"Berilah tanda chek (V) pada kolom "ya", jika pernyataan
di bawah ini cocok dengan perasaan atau pengalaman anda, dan
berilah tanda chek (V) pada kolom tidak, jika pernyataan di
bawah ini tidak cocok dengan perasaan atau pengalaman anda"
- 64 -
/-No Pernyataan Ya
ATidak
V
1. Jika saya mengalami kesulitan memecahkan suatu persoalan pelajaranyang pelik, biasanya hal itu sayatinggalkan saja
f
b. Menimbang Pernyataan
Penimbangan dilakukan oleh tiga orang penimbang untuk
melihat kecocokan antar isi pernyataan dengan indikator nilai
yang diukur oleh butir pernyataan tersebut. Tujuan penimbang
an ini ialah untuk mencapai validitas Counstruct dari
variabel ini.
Untuk mengetahui realibilitas (keandalan) antara pe
nimbang (interrater realibility) dengan menggunakan rumus :
rll
dimana :
V- - V1 ve
Vi+(k-l)Ve
rll = koefisien realibilitas antar penimbang
Vi = Varian pernyataan
Ve = Varian galat
k = Jumlah penimbangn = Jumlah pernyataan
Selanjutnya diadakan uji segnifikansi dengan uji t yaitu
Vb - 2
11 vT11
65 -
Tabel 5
Koefisien Realibilitas Antar Penimbang(Format C)
/-Koefisien realibilitas ! Nilai J t ! Signifikan
-JL-
3,072! 0,999/
A
Mengenai perhitungan realibilitas antar penimbang yang
dikemukakan di atas, dapat dilihat dalam lampiran
c. Uji Coba Alat
Uji coba alat bertujuan untuk menguji secara empirik
validitas butir-butir pernyataan tentang penyesuaian
sosial siswa di sekolah. Kriteria pemberian skor setiap
pernyataan tergantung apakah pernyataan itu positif atau
negatif. Dikatakan pernyataan positif ialah jika mendekati
atau sesuai dengan counstruct atau teori yang mendasari
variabel.
Pengujian validitas setiap butir pernyataan dilaksana
kan terhadap 35 siswa, siswa ini tidak di masukkan dalam
sampel. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan tehnik
statistik point biserial, rumusnya adalah:
rp bis =Xp - xt
St
\/-Np-
imana :
X = rata-rata skor dari responden yang memperoleh__p skor 1 pada item yang bersangkutanX = rata-rata seluruh sampel (berlaku untukt seluruh item)
- 66 -
S - simpangan baku seluruh sampel (responden)
N = jumlah responden yang memperoleh skor 1 padaP item yang bersangkutanN = jumlah responden yang memperoleh skor 0 padaq Item yang bersangkutan
Untuk menguji derajat signifikasl tiap butir pernyata
an dilakukan uji t dengan rumus :
r Vn - 2t - _-- (Sudjana, 1975)
Dari uji coba yang dilakukan ternyata 19 butir pernyataan
tidak valid yaitu pernyataan nomor: 1, 3, 6, 10, 11, 13, 143
16, 21, 24, 28, 29, 32, 37, 40, 43, 45, 49, dan 55, sedangkan
sebanyak 36 butir pernyataan dinyatakan valid dan signifikan
pada tingkat kepercayaan 0,90.
Mengenai perhitungan lebih lengkap tentang uji validitas
terhadap pernyataan format C ini di sajikan pada lampiran ..,
uji validitas butir-butir pernyataan dengan menggunakan
korelasi point biserial yaitu untuk mengukur sejauh mana
kesesuaian butir-butir pernyataan tertentu mengukur apa yang
diukur dari keseluruhan instrumen.
Selanjutnya diadakan uji realibilitas alat pengumpul data
format C ini sama halnya dengan format A yaitu dengan meng
gunakan teknik statistik Kuder-Richardson 20, dan didapat
r= 0,510 signifikan pada tingkat kepercayaan 0,995. Untuk
lebih jelasnya perhitungan uji realibilitas ini dapat dilihat
pada lampiran....
07