X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba...

110
RISALAH PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG GURU DAN DOSEN DALAM PEMBICARAAN TINGKAT I Masa Persidangan Tahun sidang Rapat Ke Jenis Rapat Sifat Rapat Dengan Hari/Tanggal Waktu Tern pat Ketua Rapat Sekretaris Acara Had i r Had i r : I : 2005-2006 : Rapat Panitia Kerja Terbuka Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak: Asasi Manusia l l Nopember 2005 : 09.20 WIB Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung N usantara I Ir. H. Heri Akhmadi H. Agus Salim, SH/Kabagset Komisi X DPR-RI I. Pembahasan RUU tentang Guru dan Dosen 2. Lain-lain 37 Anggota dari 48 orang Anggota Komisi X DPR RI Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia beserta jajarannya 343

Transcript of X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba...

Page 1: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

RISALAH

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG

GURU DAN DOSEN

DALAM PEMBICARAAN TINGKAT I

Masa Persidangan Tahun sidang Rapat Ke Jenis Rapat Sifat Rapat Dengan

Hari/Tanggal Waktu Tern pat

Ketua Rapat Sekretaris

Acara

Had i r

Had i r

: I : 2005-2006

: Rapat Panitia Kerja Terbuka Menteri Pendidikan Nasional dan

Menteri Hukum dan Hak: Asasi Manusia

l l Nopember 2005 : 09.20 WIB

Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung N usantara I

Ir. H. Heri Akhmadi H. Agus Salim, SH/Kabagset Komisi X DPR-RI I. Pembahasan RUU tentang Guru

dan Dosen 2. Lain-lain 3 7 Anggota dari 48 orang Anggota

Komisi X DPR RI Menteri Pendidikan Nasional dan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia beserta jajarannya

343

Page 2: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

A. Anggota Fraksi Partai Golkar: l. Prof.Dr.H. Anwar Arifin 2. Antarini Malik. 3. Drg. H. Tanny Aprilani, M.Sc. 4. Ferdiansyah, SE,MM 5. Dra.Hj. Faridah Efendy 6. Drs.H.M. lrsyad Sudiro 7. H.Ebby Djauharie 8. H. Gusti Syamsumin 9. Ors. Trulyanti Habibie Sutrasno, M.Psi.

B. Anggota Fraksi-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan : 1. H. Heri Akhmadi 2. Drs.H. Soeratal HW 3. Ora. Elviana, M.Si 4. Ors. Eko Wal uyo 5. Dra.Hj.Noviantika Nasution 6. Taufan Tampubolon, SE. 7. Deddy Sutomo 8. Ors. H.Djoemad Tjipto Wardojo, MBA.MM

C. Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan I. DR.H.Muchtar Aziz. MA. 2. Ors. Lukman Hakim 3. H. Daromi Irdjas, SH. M.Si. 4. Drs.H.A. Hafidz Ma'soem

D. Anggota Fraksi Partai Demokrat : I. Dr. H. Tata Zainal Muttaqin, MM 2. Ors. Balkan Kaplale

E. Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional: 1. Ors. Abdul Hakam Naja 2. M. Joko Santoso, S.Sos 3. Ors. Munawar Sholeh 4. H. Ade Firdaus, SE

F. Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa : 1. H.M. Dachlan Chudorie 2. Masduki Baidlowi 3. Dra. Hj. Anisah Mahfud

344

Page 3: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

4. Drs. Mufid Rahmad 5. Abdul Hamid Wahid, M.Ag.

G Anggota Fraksi Keadilan Sejabtera : 1. Aan Rohanah, M. Ag. 2. Yusuf Supendi, Le. 3. Zuber Safawi, Shi

H. Anggota Fraksi BPD : 1. Muhammad Zainul Majdi, MA 2. Drs.H.Mudaffar Syah

I. Anggota Fraksi PDS: 1. Ruth Nina M Kendang, SE.

J. Anggota Fraksi PBR: I. H. Is. Anwar Datuk Rajo Perak

(RAPAT DIBUKA PUKUL 09.20 WIB)

KETUA PANJA (IR. H. HERi AKHMADI) :

Salam sejahtera bagi kita semua dan selamat pagi.

Terima kasih atas kehadiran Bapak/lbu sekalian. Sekalipun hari ini masih sangat hangat dengan hari lebaran, tetapi kita dapat bertemu pada hari ini. Namun demikian, sebelum kita memulai acara ini tentu ada baiknya kita, terutama kami dari Pimpinan ini, mengucapkan selamat lebaran, mohon maaf lahir clan batin. Semoga apa yang terganjal atau pemah ada salah pengerti~ salah duga atau apapun di antara kita dapat kita maatkan bersama dan ke depan nanti kita berharap dapat bekerja lebih baik lagi.

Bapak/Ibu sekalian,

Sesuai dengan kesepakatan yang diambil pada waktu itu, dimana pada bulan puasa kami melakukan lobby dengan Pak Menteri, maka kita sepakati untuk melaksanakan Rapat-rapat Panja pada tanggal 11, 12 dan 13 November ini. Pada waktu itu kita memang masih tetap bersepakat ingin menyelesaikan program pembahasan Undang-Undang Guru dan Dosen ini sesuai denganjadwal. Sebenamya kami sudah memesan dan BAMUS pun sudah menjadwalkan untuk dilakukan pembahasan tingkat akhir pada tanggal 22 November 2005 ini. Namun demikian, tentu saja kita akan sangat tergantung terhadap hasil apa saja yang telah kita capai selama masa reses kemarin ketika kita melakukan konsultasi

345

Page 4: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

publik atau Rapat Dengar Pendapat Umum di daerah-daerah bersama-sama dengan komunitas pendidikan yang ada, tentu itu akan sangat terkait, dan juga atas hasil beberapa study visit yang kita lakukan pula pada masa reses ini. Selama reses ini telah dilakukan study visit. Rombongan pertama adalah yang berangkat ke Perancis, kemudian yang berangkat ke Inggris dan Cina. Jadi ada 3 (tiga) kelompok yang melakukan study visit yang tentunya semua masukan itu akan menjadi materi pembahasan kitajuga, baik dari konsultasi publik maupun dari study visit untuk memperkaya pembahasan kita sekarang ini. Pada tahap pertama ini barangkali kita sepakati terlebih dahulu apa saja yang akan kita lakukan selama 3 (tiga) hari ini. Untuk mengingatkan kembali bahwa pada saat kita memulai pembahasan ini, ada satu kesepakatan yang diam bi I antara Pemerintah dan DPR yang pada saat itu menyepakati 3 (tiga) point, yaitu :

I. kita sepakat bahwa baik materi tentang pengaturan guru maupun dosen, keduanya diatur dengan Undang-Undang, sekalipun itu tidak harus menjadi satu Undang-Undang. Nanti bisa saja satu atau dua Undang-Undang,itu, tergantung dari masalah itu;

2. materi tentang guru itu kita sepakati untuk kita bahas dan diberikan persetujuan yang bersifat tetap. Materi guru dan hal-hal bersama (common items) tentang guru yang bersifat bersama itu kita sepakati bersama;

3. materi tentang dosen itu diberikan persetujuan sementara, karena pihak Pemerintah beranggapan bahwa masih perlu dilakukan konsultasi publik yang lebih luas dari kalangan pendidikan tinggi ... dan seterusnya.

Saya kira demikianlah kesepakatan yang kita sepakati pada saat itu. Atas dasar terse but, maka Panja telah melakukan Rapat Kerja. Pada saat itu, selama 3 - 4 hari kita mengerjakan draft secara intensif, yang kemudian pada saat itu draft tersebut kita bawa ke dalam Rapat Kerja antara Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Diknas dan Menkwnham bersama-sama dengan DPR yang diwakili oleh Komisi X. Ketika itu disepakati draft awal untuk bahan konsultasi publik yang kita bawa ke daerah, yaitu draft tertanggal 28 September.

Berdasarkan draft tanggal 28 September itulah kita melakuk.an berbagai macam pertemuan, baik perorangan maupun kelompok, baik oleh pihak Pemerintah maupun oleh pihak DPR untuk mencari berbagai macam aspirasi dari masyarakat. Atas dasar itulah kemudian pada saat itu kita sepakati segera setelah reses ini selesai kita akan melakukan rapat ini, yaitu dari tanggal I sampai dengan 13. Kalau memang nanti kita sepakati bersama, rencananya tanggal 16, 17 dan 18 nanti adalah Rapat Kerja yang merupakan finalisasi dari RUU Guru ini yang pada akhirnya nanti kita bawa ke dalam Rapat Paripurna DPR pada tanggal 22 November. Saya kira jadwalnya seperti itu. Sekarang ini kita terbuka saja

346

Page 5: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

mengenai apa yang kita lakukan. Mungkin kita tidak mempwiyai banyak waktu karena pagi ini kita harus berhenti menjelang Shalat Juma~ barangkali sampai dengan Pukul 11.30. Sampai Pukul 11.30 itu mungkin yang kita lakukan adalah laporan-laporan dari masing-masing pi~ baik perorangan maupun kelompok atau tim yang telah melakukan konsultasi publi~ dengar pendapat umum di daerah maupun study visit ke daerah. Dengan demikian, berbagai macam perkembangan yang ada kita catat. ltu kita lakukan sampai dengan Pukul 11.30 nanti. Setelah Pukul 12.00 nanti kita harapkan ada suatu Tim Kecil yang kemudian merangkum seluruh basil masukan te~ sehingga ketika kita mulai pada Pukul 14.00 nanti kita sudah mulai memasuki pembahasan substansi yang kita urutkan sesuai dengan masukan-masukan yang ada di dalam basil selama ini. Saya kira itulah yang saya usulkan.

Kami menginginkan respon dari kawan-kawan sekalian. Silakan, Pak Muna war.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Terima kasih, Pimpinan.

Assalamu 'alaikum Warahmatuilahi Wabaralcaatuh.

Kepada Bapak-bapak seka1ian yang hadir yang belum sempat saya beri ucapan Selarnat Hari Raya ldul Fitri, sekaligus saya sampaikan Ja 'ala/lah yaa kum minal aidin wal faidzin, taqobalallahu minna waminkum, mohon maaf lahir dan batin. Saya kira pengantar saya demikian.

Setelah kita melakukan sosialisasi ke publik dan study visit yang kemarin ditugaskan oleh Panja ke tempat yang saya kunjungi itu, terns terang saja saat ini saya menjadi berpikir agak berbeda. Kalau boleh saya menyampaikan apa adanya, apakah mungkin kita akan memaksakan sesuatu sesuai dengan waktu dan jadwal yang telah disampaikan oleh Pimpinan tadi? Kalau tidak salahjadwal kita adalah tanggal 22 November nanti kita sudah harus Paripurna. Saya sedang berpikir, apakah dengan waktu yang sangat singkat dan dengan banyaknya persoalan baru yang muncul ini bisa? Saya tidak ingin terburu-buru, kita matangkan dengan lebih detail. Bukan berarti saya tidak ingin cepat. Tetapi ketika melihat persoalan yang begitu banyak dan mendasar ini saya menjadi khawatir ada kesan terburu-buru setelah kita secara intensif melakukan pembicaraan ini. Seandainya kita membutuhkan waktu lagi untuk melakukan analisis secara detail, kami sediakan waktu untuk itu, sehingga apa yang kita sampaikan nanti betul-betul bukan merupakan sesuatu yang dipaksakan. Tetapi saya juga tidak ingin menghambat. Dengan tidak mengurangi kecepatan kita untuk memutuskan ini, tetapi juga tidak menafikkan analisis detail dari masukan yang telah kita terima

347

Page 6: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

kemarin. Saya tidak ingin menyampaikan sekarang mengenai hal-hal apa yang perlu dikaji. Kalau Pimpinan menyediakan waktu, baru kemudian kita bicarakan di situ.

Terima kasi~ Pimpinan.

KETUA PANJA :

Terima kasih.

Berikutnya saya persilakan Pak Wayan Koster.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Terima kasih, Pimpinan.

Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati,

Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan. Pertama, kami sudah sempat mengadakan konsultasi publik di Bali yang melibatkan guru dan dosen negeri dan swasta. Cukup banyak masukan yang harus kita akomodir di dalam materi dari Rancangan Undang-Undang ini.

Kedua, kami juga sempat menerima delegasi Forum Pendidikan dari Bandung yang melibatkan sejumlah LSM yang datang ke fraksi kami untuk menyampaikan beberapa pandangannya dan secara lengkap diberikan materi­materi usulan yang sangat konkret untuk dijadikan sebagai suatu bahan untuk mematangkan materi Rancangan Undang-Undang ini.

Ketiga, dalam rangka liburan lebaran kemarin, kami sendiri mengkaji secara mendalam materi Undang-Undang ini pasal per pasal sampai ke ayat. Dari keseluruhan ini kami menilai bahwa memang masih banyak materi yang belum klop di dalam Rancangan Undang-Undang ini yang masih harus diklarifikasi, dikonfirmasi dan dikaji secara lebih cennat dan lebih mendalam lagi dengan juga memperhatikan aspirasi yang muncul belakangan ini melalui berbagai media Karena produk Undang-Undang ini juga menjadi tanggung jawab DPR yang tentunya nanti akan menjadi lembaga yang terdepan untuk melak:sanakan, mengawasi pelaksanaan Undang-Undang ini dan mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat Kami sendiri menilai bahwa Rancangan Undang-Undang ini masih perlu dikaji secara Iebih mendalam. Oleh karena itu, kami melihat bahwa belum layak jika ini harus dipaksakan untuk disahkan pada Rapat Paripuma tanggal 22 November yang akan datang. Karena waktunya sangat sempit. Bagaimanapun, Rancangan Undang-Undang ini sedapat mungkin kita buat lebih aspiratif, berkualitas dan dapat kita pertanggungjawabkan bersama-sama.

348

Page 7: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Namun, kami setuju jika pembahasannya terus berjalan sesuai dengan agenda yang sudah kita sepakati saat ini sampai dengan tanggal 13 dan seterusnya. Kalau memang dalam waktu 3 hari ini tidak ada pembahasan yang cukup rumit, maka bisa saja kita programkan sesuai dengan rencana semula. Tetapi kalau tidak, pada prinsipnya kami meminta agar jangan dipaksakan dan ditekan untuk mengesahkan pada tanggal 22 November. Banyak kasus yang harus kita dalami di dalam Rancangan Undang-Undang ini, baik substansi maupun redaksional termasuk tata bahasanya.

Untuk sementara demikian.

Terima kasih, Pimpinan.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Silakan, Pak Ebby.

ANGGOTA F-PG (H. EBBY DJAUHARIE):

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Bapak Pimpinan dan Bapak-bapak sekalian,

Pertama, saya ingin menghaturkan mina/ aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Tadi malam saya juga kedatangan beberapa rekan PGRI di Banten. Pada Pukul 06.00 ada telepon dari DPD I Provinsi Banten, ada yang dari Tingkat II Kabupaten yang sampai dengan Pukul 24.00 tadi malam ada di rumah. Dia menanyakan apa isi dari Undang-Undang Guru itu, kapan di-DOM-nya. Mungkin Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa mengindar. Walaupun datang di rumah kita, kita usahakan. Ketika kita bicara tentang materi yang masih agak mengambang, saya pun agak khawatir. Secara harapan, tanggal yang diajukan oleh Pak Herl (tanggal 22) mungkin ideal. Tetapi dari bahan yang sudah kita bahas berulang-ulang ini, k-alau memang mampu kita selesaikan, maka kami lebih bersyukur. Paling tidak kita memberikan kegembiraan sebagaimana kita pernah memberikan kado kepada olahraga. Tetapi hari ini tersisa beberapa lama sampai dengan tangga1 22. Kecuali jika kita ingin marathon, semuanya konsinyer, to be or not to be. Jadi tergantung niat kita. Kalau saya dari F -PG, saya bersama· sama dengan Mas Diro (suara tidak jelas).

349

Page 8: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Demikian yang dapat saya sampaikan. Jadi diharapkan agenda ini bisa terpenuhi, tetapi bagaimana (suara tidakjelas).

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Silakan, Pak Soeratal.

ANGGOTA F-PDIP(DRS. H. SOERATAL HW.):

Assalamu 'alaikum Warahmatu/lahi Wabarakaatuh. Bapak Pirnpinan dan rekan-rekan Depdiknas yang kami cintai,

Mohon maaf lahir dan batin, sebab selama I tahun duduk di Komisi X ini mungkin saya yang paling rewel untuk memperjuangkan masa depan Depdiknas. Misalnya tanggal 16 Juli 2004 diputuskan bahwa tidak ada UN, tidak ada biaya. Kami dobrak, harus ada evaluasi yang bernama UN atau apapun. Kita umpamakan Rp 300 milyar, yang pertama adalah Rp 250 milyar untuk ujian pertama dan yang kedua adalah 50. Demikian pula Undang-Undang tentang Sistem Keolahragaan Nasional, harus ada. Selama 60 tahun Republik Indonesia, baru kali ini Komisi X memelopori adanya Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional. Sekarang tiba saatnya, apakah berani untuk mencetuskan Undang­Undang tentang Guru dan Dosen ini? Saya jawab harus berani. Amanat dari Komisi X sudah saya bawa ke Badan Musyawarah dan kemarin jadwalnya Paripurna sudah nomor 2 tanggal 22 November. Apakah ini akan dijilat kembali setelah sudah diperjuangkan untuk disahkan? Perkara ada beberapa materi masih bisa, kalau bisa dalam 3 hari atau l minggu ini dapat diselesaikan. J adi harus bisa. Sebab halangannya hanya ada 2 (dua). Kalau beberapa pasal tidak setuju nanti di-MK-kan. Itu kalau ada gugatan kepada Mahkamah Konstitusi. Andaikata ini dicetuskan kemudian ada demo, maka kita hadapi saja. Jadi kita harus berani bahwa tanggal 22 November nanti disahkan di Paripurn~ right or wrong. Jadi hams berani mengambil resiko, paling-paling nanti amandemen. Syukur jika bisa bertahan sampai dengan 5 atau I 0 tahun mendatang. Sebab selama 60 tahun Indonesia merdeka belum pernah ada yang melindungi secara hukum dan menjamin kesejahteraan sebagai guru dan dosen. Mungkin rekan-rekan dari Depdiknas, terutama Prof. Eko, harus tahu persis bagaimana saya diganjal selama 8 tahun dan tidak pemah dinaikkan karena tidak mau menandatangani. Apakah ini sergap-sergapan? Ya. Sebagai kriteria, semua dipenuhi. Tetapi siapa yang melindungi soal hukum? Ini suatu contoh saja. jadi ada keberanian dari pihak DPR dan Pemerintah untuk bersama-sama menanggung. Sekian.

Wassalamu 'a/aikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

350

Page 9: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Terima kasih.

Saya kira sudah ada 4 (empat) fraksi yang telah menyampaikan pandangannya.

Kami persilakan kepada Pak Satrio.

PEMERINTAH (SATRIO):

Terima kasih, Pimpinan.

Ini hanya masalah (suara tidakjelas). Sekarang ini kita mengundang Rektor dari perguruan tinggi yang ada di Jawa clan Kopertis. Saya ingin mengusulkan bahwa kalau memang pagi hari ini sampai dengan Pukul 11.30, kita minta masukan-masukan dari beliau-beliau ini terkait dengan pasal tentang Dosen, dimana ketika itu kita berjanji akan mengundang stakeholder yang terkait dengan dosen. Kalau nanti siang mereka bisa kembali karena tugas mereka, maka mereka bisa dengan baik meninggalkan ini. Saya kira hanya masalah teknis supaya pagi ini kita manfaatkan untuk mendengar dari teman-teman para Rektur, Direktur dan sebagainya mengenai bagaimana dosen itu dikaitkan di dalam RUU Guru dan Dosen ini.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih, Pak Satrio.

Tadi ada pandangan dari fraksi-fraksi. Saya kira tampaknya jelas, mungkin artikel di Kompas yang berturut-turut inijuga ada pengaruhnya. Selama 2 hari berturut-turut, Kompas memang menyoroti Undang-Undang Guru ini dan tampaknya dianggap masih banyak kelemahan, terutama mengenai perlakuan terhadap guru negeri dan swasta. Saya kira mereka juag menyerukan supaya tidak tergesa-gesa. Apakah ini ada pengaruhnya atau tidak kepada kawan-kawan sekalian, namun yang disuarakan dari fraksi-fraksi tadi tampak bahwa kita akan berusaha untuk membahas sebagus dan secermat mungkin tanpa harus terikat dengan suatu jadwal yang mati. Kita tetap akan mengikuti schedule yang ada. Namun demikian, kalau memang dirasa masih ada bagian-bagian yang perlu dibahas lebih dalam, maka kita tetap akan meneruskan. Kalau memang dipandang perlu mengubahjadwa1 tanggal di Sidang Paripuma pada tanggal 22, maka apa boleh buat, kita geser. Saya kira pandangan dari fraksi-fraksi yang ada seperti

351

Page 10: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

itu. Nanti tinggal Pak Soeratal mewakili dari Pimpinan yang selama ini berjuang di BAMUS. Kalau memang harus digeser, maka kita geser saja. Apa repotnya?

Kedua, tadi ada catatan di meja saya bahwa pada hari ini memang telah hadir beberpaa Rektor P1N Politeknik, Majelis Rektor PTN dan 3 Kopertis (Jakarta, Medan dan Makassar). Kemudian hadir pula Ketua APTISI Pusat, terutama dalam kaitannya dengan yang tadinya kita ingin membahas mengenai materi yang terkait dengan dosen. Sebelum diputuskan, apakah kita akan mendengarkan pandangan dari kawan-kawan dari perguruan tinggi ini? Tentunya harus kita kembalikan terlebih dahulu bahwa rapat ini adalah Rapat Panja antara DPR dan Pemerintah. Apakah nantinya posisi, fonnat dan kehadiran teman­teman dari perguruang tinggi, nanti harus kita tetapkan terlebih dahulu dan bagaimana prosedumya nanti. Namun demikian, saya kembali kepada urutan. Kehadiran kawan-kawan ini adalah dalam rangka untuk memberikan masukan. Pertama, tadi saya mengusulkan supaya kita membahas basil dari konsultasi publik yang ada terlebih dahulu, baru kemudian siang hari nanti kita membahas substansi materinya pasal per pasal. Dengan adanya kehadiran teman-teman dari perguruan tinggi ini saya kembalikan kepada kawan-kawan sekalian, apakah bisa menerima usulan dari Pak Satrio bahwa Rapat Panja pada pagi ini kita fokuskan untuk mendengarkan masukan dari teman-teman dari perguruan tinggi ini yaitu sejumlah rektor, Majelis Rektor, 3 Kopertis dan Ketua Aptisi Pusat? Saya kembalikan kepada kawan-kawan, apakah usul Pak Satrio dapat kita terima? Silakan. Dari Golkar, oke? PDIP? Jadi nanti ada sedikit pergeseran. Terima kasih. Dari PAN? PPP, oke? Jadi acara pertama kita ini kita geser untuk mendengarkan pandangan dari sejumlah rektor, Majelis Rektor, 3 Kopertis dan Aptisi. Dapat disetujui?

(RAPAT: SETUJU)

Bapak/Ibu sekalian,

Untuk tidak memperpanjang waktu, maka kita harus men-set up posisi tempat duduknya. Jadi kami mengharapkan kepada Anggota dari Panja Pemerintah untuk duduk di sisi sebelah sini, kemudian tamu kita duduk di sisi sebelah sana. Mohon untuk bisa diatur. Silakan, mungkin di-arrange saja. Dari pihak Pemerintah dan perguruan tinggi ini lain. Yang dari perguruan tinggi berada pada posisi sebelah sana, sedangkan posisi Pemerintah di sebelah sini. Daftar yang lebih lengkap dan bagaimana urutan bicara yang diajukan nanti saya mengikuti saja.

Silakan, Pak Satrio.

352

Page 11: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

PEMERINTAH (SATRIO) :

Terima kasih, Pimpinan.

Kami mengusulkan untuk diawali oleh perwakilan dari Majelis Rektor yang saat itu pemah rapat di Banjarmasin untuk membahas bagaimana pemikiran tentang RUU Guru dan Dosen ini. Jadi kalau diizinkan, saya ingin memohon perwakilan dari Majelis Rektor terlebih dahulu, dalam hal ini mungkin Pak Haris, yang juga sebagai Rektor dari Universitas Negeri Surabaya untuk memulai. Setelah itu nanti kita lihat apakah ada tambahan lain atau tidak. Jadi akan kita batasi.

Silakan, Pak Haris.

MAJELIS REKTOR (HARIS) :

Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Pertama-tama kami ingin mengucapkan minal aidin wal faidzin.

Kami dari Universitas Negeri Surabaya kebetulan sekaligus diberi mandat oleh Ketua Umum Rektor PTN Indonesia untuk menyampaikan beberapa hasil pemikiran tentang tanggapan Majelis Rektor PTN Indonesia yang pada tanggal 26 - 28 telah mengikuti rapat di Banjarmasin, salah satu diantaranya adalah menyikapi tentang draft RUU Guru dan Dosen. Sebenarnya hasilnya sudah kami sampaikan kepada Bapak Menteri, Bapak Dirjen dan kepada Komisi X sera tindasan ke Ketua DPR-RI. Inti dari hasil kesepakatan di Banjannasin adalah Majelis Rektor PTN Indonesia tidak sependapat kalau Undang-Undang Guru itu disatukan dengan Dosen. Alasannya adalah ketika itu kita memang telah mempelajari berbagai draft yang disampaikan kepada kita dan masih banyak pasal yang rancu. Dari para Rektor yang pada saat itu juga mengikuti rapat di Banjarmasin bisa menambahkan berbagai alasan kenapa para Rektor PTN se­lndonesia menolak disatukannya RUU Guru dan Dosen ini. Mahon dipahami bahwa kita menolak atau tidak sependapat karena disatukannya itu. Jadi bukan berarti menolak RUU Guru. Mengapa? Karena dosen itu nantinya lebih tepat dimasukkan dalam RUU BHP yang nantinya tentu akan dijabarkan dalam PP khusus perguruan tinggi. Saya kira itu akan lebih spesifik, sehingga tugas, tanggungjawab dan peran seoran dosen disamping sebagai pendidik dan sekaligus bertugas sebagai ilmuwan itu benar-benar akan bertambah, tidak dicampuraduk.kan dengan tugas, fungsi dan peran sebagai guru.

Ketika itu kita membaca beberapa draft, antara lain kalau tidak salah Pasal 14, dimana tugas antara guru dan dosen itu juga disamakan. Tadi kami juga

353

Page 12: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

sudah melihat beberapa pasal sudah dikeluarkan, antara lain guru dan dosen itu sebagai pendidik, guru dan dosen itu bertugas sebagai peneliti. Di sini kita melihat tidak cocok lagi, karena guru tidak mempunyai peran atau kewajiban sebagai peneliti, itu hanya tugas seorang dosen. Kesamaannya hanya dalam bi dang sebagai pendidik. Tetapi perannya sebagai ilmuwan tentunya sangat berbeda. Itulah beberapa hal yang dahulu sebagai alasan. Tetapi karena tadi saya melihat sudah ada revisi, mungkin tidak tepat lagi kami sampaikan, sebagai contoh saja mengapa ketika itu kita tidak sepakat bahwa RUU Guru disatukan dengan Dosen.

Mungkin kami sependapat dengan para Anggota DPR dari Fraksi PDI atau Golkar tadi. Prinsipnya adalah kita tidak perlu memaksakan agar R UU ini nantinya menjadi semacam hadiah atau apapun pada saat Harl Guru atau Hari Guru Internasional. Kalau kita paksakan nanti jutru resistensinya tinggi. Apalagi seluruh Rektor PTN Indonesia sudah menolak. Ini yang perlu menjadi catatan. Tetapi kalau pasal-pasal yang menyangkut dosen itu mau dikeluarkan sehingga kembali pada draft yang dulu yaitu Rencana Undang-Undang Guru mungkin kami sepakat, kita tidak ada masalah, nanti tergantung pada kawan-kawan dari PGRI. Kalau mereka sudah sepakat, silakan. Tetapi itu harus dikeluarkan dari konsep kata dosen itu. Karena draft awalnya adalah Rancangan Undang-Undang Guru. Tetapi setelah beberapa waktu kemudian kita menerima tiba-tiba hampir setiap kata guru itu dan dosen, sehingga ini menjadi semacam dipaksakan. Mohon maaf, ini hanya kesan. Apakah betul atau tidak, kami juga tidak tahu persis dalam proses munculnya konsep atau draft yang sudah menggabungkan antara guru dan dosen itu. Itulah beberapa kesan yang kita tangkap, sehingga seluruh Rektor PTN (PTN itu terdiri dari universitas, institute, Politeknik seluruh Indonesia) sudah sepakat bahwa kita tidak sependapat atau menolakjika Rencana Undang­Undang Guru disatukan dengan Dosen. Tetapi kalau nanti itu hanya menjadi drfat Rencana Undang-Undang Guru, maka pada prinsipnya kami sangat mendukung.

Kemudian yang perlu kami sampaikan kepada Komisi X pada khususnya adalah pembuatan Undang-Undang ini tentunya mempunyai tujuan yang baik, yaitu agar guru sebagai profesi setelah adanya Undang-Undang ini nasibnya menjadi lebih baik. Jadi mengangkat citra, martabat, harkat dan status sosial guru. Saya kira inilah cita-cita mengapa harus ada Undang-Undang tersebut. Tetapi akan lain maknanya pada saat Undang-Undang Guru ini nantinyajustru menjerat profesi guru. Ini yang perlu digarisbawahi, sehingga kami berharap pasal-pasal yang mungkinjustru menjerat profesi guru itu harus dihilangkan.

Selanjutnya harus dipahami pula bahwa pada umumnya Undang-Undang di negara kita ini tidakjustru menjadikan lebih baik atau lebih bebas pada konstituen-

354

Page 13: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

konstituen yang dinaungi dalam Undang-Undang, tetapi mungkin maknanya justru mengikat atau membelenggu. Ini yang harus dihindari.

Kemudian perlu diingat pula bahwa pada saat kita sudah merumuskan dalam Undang-Undang, termasuk untuk memperbaiki nasib dan kesejahteraan guru, harus sudah ada kesepakatan terlebih dahulu di lingkungan Pemerintah dan DPR. Pemerintah sendiri dalam arti Depdiknas harus betul-betul sudah berkoordinasi dengan Departemen Keuangan. Kalau nanti hanya berasal dari keinginan sepihak dari Depdiknas, katakanlah ingin menaikkan gaji guru, karena guru itu bukan sebagai PNS lagi, melainkan sebagai profesi. Kalau kita sudah memiliki komitmen bahwa guru itu sebagai profesi, maka harus ada tunjangan atau insentif yang lebih, yang berbeda dengan PNS. Karena konsep awalnya adalah kita ingin membedakan guru. Dosen tidak lagi sebagai PNS, tetapi sebagai profesi. Kalau guru atau dosen sebagai profesi, maka otomatis harus ada perlakuan lain, katakanlah misalnya gaji guru dan dosen harus lebih besar dua kali lipat daripada PNS. Itu adalah wacana yang baik yang harus kita dukung. Tetapi selama ini belum berkomitmen dengan DPR dan Departemen Keuangan, saya yakin kalau DPR mendukung, bahkan ide inijustru berasal dari Komisi X. Kami sangat salut dan sangat mendukung. Yang perlu lebih kita koordinasikan lagi adalah apakah Departemen Keuangan sudah mendukung atau belum? Misalnya, nanti di dalam draft ini dicantumkan bahwa gaji guru itu lebih besar daripada PNS yang lain. Ini hams disepakati terlebih dahulu. Sebab kalau nanti tiba-tiba ini sudah diketok tetapi Pemerintah yang dalam hal ini Departemen Keuangan tidak siap, maka nasibnya akan seperti Undang-Undang Nomor 20 tentang Sisdiknas. Pada waktu itu DPR sudah commit, bahkan di dalam Undang-Undang yang diamandemen sudah commit bahwa anggaran Depdiknas itu minimal 20% dari APBN, diperkuat dalam Undang-Undang Sisdiknas. Di situ juga sudah commit ditegaskan bahwa anggaran Depdiknas itu minimal 20% di luar gaji dari APBN atau APBD. Tetapi hingga sekarangjustru Pemerintah tidak commit. Departemen Keuangan mungkin alasannya tidak punya uang dan sebagainya. Akhimya justru beberapa pers sudah mengungkap. Mungkin anggaran 2006 bisa dikomplain, bahkan mungkin bisa diajukan semacamjudicial review dan sebagainya. Karena apa? Karena dalam APBN 2006 itujuga sudah melanggar 2 (dua) Undang-Undang, yaitu Undang­Undang Dasar 1945 yang sudah diamandemen dan melanggar Undang-Undang Nomor 20 tentang Sisdiknas. Saya kira DPR tahu persis tentang Undang-Undang ini. Inilah hal-hal yangperlu disadari betul sebelum kita ketok, apakah Departemen Keuangan commit atau tidak. Karena sementara ini kendala kita adalah maksud Depdiknas baik, tetapi kalau terkait dengan Departemen Keuangan, kalau Menteri sudah setuju tetapi Dirjen Anggarannya tidak setuju itu sudah mentok. Inilah hal-hal yang menjadi kendala saat ini. Bahkan dahulu dalam BUMN juga demikian, kendalanya adalah kalau sudah terkait dengan Departemen Keuangan. Karena

355

Page 14: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Undang-Undang Keuangan Negara itu satu. Apabila sebuah institusi termasuk PTN itu masih menggunakan anggaran APBN, maka masih terkena Undang­Undang Keuangan Negara. Hal-hal inilah yang akhimya keluar atau menyimpang dari tujuan semula, bahwa PTN yang sudah di-BUMN-kan itu diharapkan mempunyai otonomi yang '~seluas-luasnya". Tetapi bukan berarti bebas. Tetapi kenyataannya juga masih terkendala pada saat berhubungan dengan masalah Keuangan Negara. Hal-hal inilah yang perlu kami ingatkan. Marilah kita (Komisi X dan Pemerintah) berhati-hati, tidak perlu memaksakan diri agar tanggal 22 November harus kita ketok. Apa manfaatnya kita ketok kalau nanti justru menimbulkan resistensi yang sangat tinggi dan dari komponen yang sebenamya ingin dilindungi di sini justru tidak sepakat. Mereka tidak merasa terlindungi, tetapi justru merasa terbebani atau bahkan mungkin terkekang. Padahal tujuan dari Undang-Undang itu baik.

Saya kira untuk sementara cukup sekian dari kami. Mungkin para rektor yang lain bisa menambahkan.

KETUAPANJA:

Sebelum saya memberikan waktu kepada teman-teman yang lain, saya hanya ingin memberikan catatan supaya pembicaraan kita nanti lebih fokus kepada masalah yang menjadi topik yang sudah diutarakan oleh pembicara pertama tadi, yaitu mengenai perlu atau tidaknya pasal-pasal mengenai dosen itu menjadi satu dengan Undang-Undang Guru itu secara keseluruhan. Jadi saya mohon nanti fokus.

Kalau pembicara yang terakhir tadi mengenai soal bagaimana departemen, itu sudah ada aturan mainnya, itu sudah dilakukan interdep. Bahkan kemarin saya berkomunikasi dengan Menteri Pendidikan bahwa masalah itu akan dibawa ke Kabinet, karena memang konsultasi selama ini belum berjalan dengan baik dan itu adalah urusan dari sisi pemerintahan. Jadi menurut saya itu tidak menjadi bagian. Yang menjadi fokus dari pembicaraan hari ini dengan kehadiran teman­teman dari PTN ini pada intinyaadalah kita ingin Iebih mendengarkan mengenai posisi dari dosen itu sendiri.

Sebelumnya mungkin saya hams menyampaikan pula beberapa background. Pertama, sebenarnya mengenai Undang-UndangGuru sendiri di dunia ini mulai digerakkan setelah keluamya sebuah rekomendasi yang dihasilkan oleh satu international conference yang diorganisir oleh UNESCO dan ILO pada tahun 1966. Pada tanggal 5 Oktober 1966 itulah lahir satu rekomendasi tentang status guru, dimana tanggal 5 Oktober inilah yang kemudian secara intemasional dipakai menjadi Hari Guru. Dari seluruh ketentuan tersebut, setelah konferensi ini

356

Page 15: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

kemudian UNESCO dan ILO membuat sebuah badan yang bersifat tetap yang disebut dengan CEARTyang setiap tahun mengawasi atau memonitor atau meneliti berbagai perkembangan status dari guru tersebut.

Kemudian pada tahun 1997 CEART itu sendiri mengeluarkan suatu rekomendasi tentang kedudukan dosen. Karena didalam perkembangannya dan didalam evaluasi yang dilakukan oleh UNESCO dan ILO itu antara guru dan dosen didalarn perkembangannya temyata memang tidak bisa dibuat sesuatu yang terpisah, karena itu merupakan satu rangkaian dari kegiatan pendidikan dan pengembangan keilmuwan yang memang tidak bisa secara terpisah, sehingga pada tahun 1997 ini memang jaraknya cukup lama. Dari tahun 1966 sampai dengan tahun 1997 itu memangjauh sekali. Namun demikian, urgensinya ada di sana. Mengapa ini penting dilakukan? Saya kira saya termasuk yang akan tidak setuju kalau itu dimasukkan di dalam BHP. Karena kaitan tentang dosen yang di intemasional seperti sekarang ini, rekomendasi ini sudah diadopsi oleh banyak negara yang sekarang ini sudah menjadi ketentuan umum. Dia termasuk memberikan jarninan-jaminan terhadap dosen. Di dalam rekomendasi ini juga terdapat 3 (tiga) fungsi, baik dalam sisi tugas dia sebagai seorang pengembang ilmu, seorang pengajar, dan mereka sebutkan juga sebagai tugas-tugas didalam konteks in extension worker (tugas-tugas di dalarn masyarakat). Rekomendasi dari lembaga inipun mengacu kepada 3 (tiga) hal yang pokok tadi. Misalkan objective policy-nya di sini disebutkan, kemudian perlindungan apa, termasuk institutional right duties and responsibility-nya, otonomi kelembagaannya dijamin, akuntabilitasnya, termasuk prinsip-prinsip di dalam institusi itu sendiri di dalam rekomendasi yang dikeluarkan oleh UNESCO dan ILO ini sudah diatur yang menurut hemat saya sangat komprehensif, termasuk hak cipta dan segala macam yang terkait dengan reJearch itu. Jadi inilah mengapa karni sendiri pada saat itu berpandangan bahwa masalah ini juga harus diatur di dalam sebuah Undang-Undang. Ini termasuk right and freedom of high education teaching personal yang juga sangat detail mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban apa saja yang harus dimasukkan di sana.

Sekarang ini kami memasuki persoalan opportunity. Kami menyadari bahwa tidak semua dosen di Indonesia, terutama yang di swasta, kedudukan sosial ekonominya atau status profesinya juga baik. Oleh karena itu, kami berpandangan bahwa apapun dia, dia pun membutuhkan perlindungan hukum secara tegas dan jelas. Opportunity-nya adalah kalau dosen itu tidak kita masukkan pada kesempatan sekarang ini, maka untuk 5 atau l 0 tahun yang akan datang kesempatan itu belum tentu akan lewat. Karena apa? Didalam pembentukan Undang-Undang, barangkali nanti Pak Oka bisa menjelaskan, sudah ada Undang­Undang yang mengatur yaitu dengan berdasarkan pada penyusunan Program Legislasi Nasional (Prolegnas ). Pernerintah dan DPR sudah sepakat bahwa setiap

357

Page 16: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

ta.bun apa saja yang akan dibahas clan dalam 4 atau 5 tahun mendatang itu apa saja yang akan dibahas. Ini saya lemparkan kembali kepada teman-teman dari perguruan tinggi, apakah memang Saudara-saudara berpendapat bahwa dosen tidak membutuhkan perlindungan hukum sejauh ini dan apakah kita lewatkan begitu saja kesempatan itu? Dari sisi materi memang kami menyadari. Oleh karena itu, kita ada Panja ini dan kita bekerja bahwa rumusan yang terkait dengan dosen itu masih sangat sumir. Kami sangat menyadari itu. Tetapi dapat saya sampaikan soft file dan hard copy-nya. Kalau Bapak mempelajari prinsip-prinsip yang tercantum dalam rekomendasi dari UNESCO dan ILO itu yang menurut saya muatannya sangat kuat dan sejajar dengan Undang-Undang Guru pada tahun 1966 yang lalu, maka menurut saya sangat signifikan dan mendesak untuk diberikan perlindungan kepada dosen. Pertanyaan yang sederhana saja., sebagai seorang dosen pegawai negeri, kalau seorang dosen itu melakukan penelitisan dan penemuan di kampusnya, lalu hak ciptanya ada pada siapa? Apakah milik universitas atau dosen itu sendiri? Perlindungan terhadap karyanya itu sendiri bagaimana statusnya? Saya kira sekarang ini tidak ada yang mengatur. Kalau kemudian hak terhadap akses research-nya dia, karena dosen itu sifatnya memang hams selalu meningkatkan keilmuannya, untuk study live itu sekarang ini tidak ada pengaturannya sama sekali. Padahal dosen membutuhkan waktu yang lebih banyak untulc tugas-tugas pengembangan ilmu dan meningkatkan ilmunya sendiri seperti apa. Kalau teman-teman dari PTN ini memang tidak menginginkan adanya Undang-Undang Dosen ini pada kesempatan sekarang ini, terus terang kami tidak bisa menjanjikan bahwa dalam waktu 5 tahun mendatang nanti akan ada perlindungan untuk dosen itu. Tidak mungkin, karena Prolegnas kita tidak mungkin membatasi dan itu tidak mungkin masuk di dalam BHP karena domainnya berbeda. Mungkin ini hanya lontaran yang ingin kami sampaikan sebelum kami serahkan untuk dilanjutkan oleh teman-teman dari perguruan tinggi.

Kami persilakan. Mungkin satu hal lagi sebagai tambahan. Kebetulan saya yang pergi ke Perancis ketika itu. Di Perancis itu menjadikan sebuah kesatuan yang utuh. Jalur itu sudah diatur sejak awal. Jalur guru untuk pendidikan dasar, jalur guru untuk pendidikan menengah, dan jalur guru untuk universitas, itu sudah diatur sedemikian ketat. Namun demikian, dia tetap merupakan suatu sistem nasional yang satu. Kalau di Perancis itu hampir semuanya pegawai negeri. Kita akan seperti apa? Ini terserah saja. Perlindungan terhadap akademisi itu, terutama ketika menyangkut wilayah-wilayah ilmu yang mempunyai resiko tinggi, misalkan di dalam ilmu-ilmu social humanities yang terkait dengan hak asasi manusia dan segala macam, di banyak negara ini mempunyai resiko yang sangat tinggi. Tidak sedikit akademisi yang ditangkap, ditahan dan segala macam. Saya kira ini juga membutuhkan proteksi. Di dalam rekomendasi UNESCO itu antara lain dosen diberi hak untuk mengakses seluruh materi yang bahkan sudah

358

Page 17: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

dilarang. Karena hanya dengan cara itulah ilmu dapat dikembangkan secara baik. Dosen juga mempunyai kewenangan-kewenangan yang secara khusus untuk melakukan seperti itu. Kalau hal seperti ini dianggap tidak penting oleh teman-teman perguruan tinggi negeri, kami juga ingin mendengar mengapa. Apakah opportunity-nya ingin diambil sekarang atau I 0 tahun yang akan datang, itu terserah pada Saudara-saudara juga.

Kami persilakan. Barangkali dimulai dari Pak Djoko, silakan.

MAJELIS REKTOR (DJOKO) :

Terima kasih, Pak Heri.

Jadi pada saat kami mengikuti rapatdi Banjarmasin pada tanggal 26 dan 28, tadi kesimpulannya telah disampaikan oleh Pak Wakil Ketua. Saya sendiri di daJam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri itu sebagai salah satu Ketua. Yang perlu saya tanggapi adalah bahwa tampaknya kalau pasal-pasal ini berkaitan dengan dosen itu belum tuntas, termasuk berbagai hal yang Bapak sampaikan tadi, dimana maksud dari Undang-Undang itu melakukan perlindungan terhadap dosen tidak ada di dalam pasal-pasal di sini. Di sini perlu kita lihat bahwa nantinya kalau memang perlu ada, maka itu harus secara rinci terlihat perbedaannya, misalnya saja yang sangat berbeda adalah dalam hal sertifikasi. Setahu saya, untuk persyaratan melamar menjadi dosen di manapun juga (di Amerika Serikat, Australia dan sebagainya) biasanya adalah ijazah, harus Doktor, kemudian apa yang menjadi research interest dia, apakah dia bersedia membimbing penelitian di dalam bidang apa, itu saja, tidak ada sertifikasi dosen. Memang sistem pembelajaran di dalam perguruan tinggi ini berbeda dengan sistem yang sebelumnya. Jadi untuk high education itu kalau boleh digambarkan sebagai mata uang, dimana di satu sisi adalah pendidikan dan di sisi lain adalah penelitian. Keduanya harus ada gambamya. Jadi kalau uang itu gambamya hanya sebelah, itu berarti uang palsu, tidak laku. ltu yang hams kita buat di Indonesia. Oleh karena itu, di dalam semua pasal ini belum menunjukkan hal itu dengan baik.

Kemudian di sini disebutkan bahwa pengembangan dari dosen Jebih ditentukan oleh Pemerintah atau penyelenggara. lnijuga tidak pas lagi. Justru pengembangan dosen itu dilakukan keseharian dari yang bersangkutan itu sendiri, day by day. Oleh akrena itu, seperti tetangga kita di Malaysia itu menjadi sangat spesifik. Ketika dosen itu menjadi managing director dari suatu company, maka dia harus melepas dosennya karena dia tidak mungkin menjadi dosen lagi dalam posisi semacam itu.

Di sini disebutkan bahwa maksudnya untuk internasionalisasi, tetapijustru tidak bisa intemasionalisasi. Salah satu syarat untuk menjadi world class university

359

Page 18: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

adalah hams ada dosen asing yang mengajar di suatu universitas. Kalau harus disertifikasi clan lain-lain, maka itu tidak mungkin. Tennasukjuga mahasiswan~ harus mahasiswa dari luar. Itulah berbagai persyaratannya. Ini juga belum tergam barkan di sini.

Kemudian di sini juga disebutkan bahwa pengangkatan dosen itu seolah­olah sangat demokratis, sehingga harus transparan. Transparan itu memang benar, tetapi dalam terbatas diumumkan di Koran. Tetapi tidak selalu semacam itu. Sekarang ini para laureate itu diburu untuk masuk ke suatu universitas. Kenapa? Untuk menaikkan ranking world class university. Contohnya Kaise, Kaise itu adalah rektor yang salah seorang laureate j uga, dia adalah orang Amerika Serikat. Kalau transparan itu sudah, demokrasi juga sudah, tetapi ada beberapa tanda petik di situ khususnya untuk perguruan tinggi. Di dalam pasal-pasal di sana juga belum mendukung ke arah sana.

Kemudian berbagai kode etik. Kode etik itu memang akan diatur secara um urn, tetapi secara rinci biasanya kode etik itu diatur di dalam semua universitas masing-masing-masing. Jadi bisa saja di UNISA itu melanggar kode etik, tetapi df ITB tidak. K.Arena UNISA mempunyai karakter tersendiri dan lTB juga mempunyai karakter tersendiri. Inilah berbagai variasi di dalam high learning. Oleh karena itu, sebetulnya saya sepakat dengan rekan-rekan agar jangan dipaksakan. Jadi kita bicarakan dan kita buat yang baik terlebih dahulu. Apakah itu bisa dibuat dengan tergesa-gesa seperti kita membuat pisang yang belum matang kemudian karbit supaya cepat? Hasilnya pasti berbeda dengan pisang yang dibuat dengan proses yang lain. Oleh karena itu, inilah keberatan-keberatan kami pada waktu itu. Kalau ini adalah untuk kado guru, mengapa tidak Undang­Undang Guru saja? Inilah alasan mengapa kami sampai pada kesimpulan terse but.

Terima kasih, Pak Ketua.

KETUAPANJA:

Jadi pada dasamya penolakan itu kalau saya dengar dari Mas Djoko ini bukan harga mati. Artinya, kalau memang bisa diatur secara lebih rinci dan lebih detail tidak ada masalah. Persoalannya adalah saya ingin mendengar apakah kalangan perguruan tinggi sendiri menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang dibutuhkan. Kalau memang tidak kita butuhkan, mengapa kita provide? Tugas kita di DPR ini adalah untuk memberikan services kepada masyarakat. Kalau memang kalangan pendidikan tinggi tidak merasa perlu adanya ini, mengapa kita repot-repot? Tadi saya sampaikan, ada dokumen yang kedua yang saya sampaikan mengenai status dosen itu. Di dalam international exceptable norms­nya pun ada sejumlah ketentuan seperti tadi, misalkan ketentuan tentang

360

Page 19: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

keterbukaan, keterbukaan itu seperti apa. Tentu itu ada ketentuan-ketentuan bahwa yang disebut keterbukaan itu misalkan tidak diskriminatif, memberikan hak yang lebih spesifik kepada perempuan atau kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Ini adalah sesuatu yang secara umum juga sudah diterima. Kalau memang dari kalangan perguruan tinggi juga tidak merasa bahwa ini ada gunanya, mengapa kita susah-susah? Tetapi kami sendiri, sejauh kami mendengar dari lingkungan yang lainnya, kami juga merasa dari sejumlah komunikasi saya, misalnya dengan dosen-dosen yang bekerja di swasta clan di negeri yang merasa belum cukup terlindungi, itu juga merasa bahwa Undang-Undang ini sebenamya juga sangat dibutuhkan oleh dosen itu sendiri.

Kami persilakan.

MAJELIS REKTOR (UNDIP) :

Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Tangan ini bergetar, tubuh ini gemetar, sukma ini rindu kehadiran Undang­Undang bagi pahlawan yang tidak sekedar tidak mendapatkan tanda jasa, tetapi juga didholimi oleh Pemerintah. Guru itu adalah orang yang didholimi oleh Pemerintah hingga saat ini, termasuk para dosen. Karena dengan gaji guru itu tidak bisahidup. Jadi ini merupakan peluangyang bagus sekali untuk mengangkat harkat dan martabat guru dan dosen. Namun, dari perbincangan ini kita melihat ada bahan-bahan yang Bapak miliki yang barangkali belum kita dalami. Kami juga punya basil dari pertemuan rektor-rektor sedunia yang diselenggarakan di Lima, yaitu yang menyangkut academic freedom and autonomy of higher education. Di situ banyak butir yang layak untuk masuk di dalam Undang­Undang. Tetapi di sini jelas tidak terlihat. Jadi ada 2 (dua) pilihan. Kalau tetap ingin segera disahkan seperti Pak Soeratal yang tadi sudah berapi-api, beliau adalah orang UNDIP yang vokal dan terpaksa harus keluar karena prinsip­prinsipnya itu, saya sepakat dengan anda untuk sesegera mungkin. Jadi jangan terlalu lama, karena guru-guru juga sudah menunggu. Tetapi yang menyangkut masalah dosen itu saya mohon diberi waktu. Jangan sampai misalnya sekarang Undang-Undang Guru, kemudian kalau anda tidak butuh lalu tidak tahu apakah I 0 tahun lagi akan ada atau tidak, jangan seperti itu. Karena kita butuh itu.

KETUAPANJA:

Yang terakhir tadi kita menangkap semangatnya. Kita bisa saja meluangkan waktu lebih banyak Iagi sambil kita sempurnakan sesuai dengan tiga point kesepakatan yang diambil oleh Pemerintah dan DPR pad.a waktu itu, yaitu bahwa untuk dosen ini kita memang memerlukan konsultasi yang lebih mendalam.

361

Page 20: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Konsekuensi dari konsultasi itu adalah rumusan yang lebih rinci dan lebih baik lagi. Kita tidak mllllgkin lagi mengajukan Undang-Undang baru yang hanya khusus untuk dosen, dalam waktu dekat tidak mungkin. Kalau RPP nanti tidak kuat juga. Kalau memang dibutuhkan waktu, maka kita kerjakan tetapi dengan intensitas yang tinggi. Karena teman-teman di perguruan tinggi ini sernuanya jago-jago, barangkali dalam waktu yang tidak lama bisa merumuskan yang Iebih baik dengan mengadopsi, apakah itu keputusan Banjarmasin, keputusan Lima, keputusan UNESCO dan lain-lain. Mungkin itu bisa kita ajukan. Selama ini saya juga berkomunikasi dengan Pak Oka. Sejauh mungkin Undang-Undang itu kita buat sekarang ini, sejauh mungkin kita hindari adanya PP. PP itu kita buat seminimum mungkin, karena waktu untuk membuat PP itu sama dengan membuat Undang-Undang, bahkan kadang-kadang bisa lebih lama. Oleh karena itu, kalau memang dirasa seperti itu, mungkin kita sepakati saja. Sa ya tidak tahu dari pihak Pemerintah, mungkin difasilitasi oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Mungkin kita bisa segera mernbuat suatu team work untuk menjadi semacam Tim Asistensi dalam rangka merumuskan pasal-pasal yang lebih rinci yang terkait dengan dosen dan materi-materi common item yang terkait dengan dosen itu. Saya kira demikian.

Mungkin ada komentar dari Pak Satrio. Kami persilakan.

PEMERINTAH (SATRIO):

Terima kasih, Pimpinan.

Setelah mendengarkan pendapat dari 3 Pimpinan Perguruan Tinggi dan mencermati apa yang Pimpinan sampaikan tadi mengenai ada beberapa kesepakatan yang telah dilaksanakan di tingkat intemasional, maka kalau boleh kami ingin menyarankan agar kita menyempurnakan terlebih dahul u berbagai pasal tentang dosen dengan memasukkan semua aspek yang ada, baik dari komponen UNESCO maupun dari pertemuan di Lima dan hal-hal lain yang berkembang. Kalau kita kejar tanggal 25 November mungkin agak sulit, karena kita menginginkan sesuatu yang sangat baik (mungkin mendekati ideal), sekaligus kitajuga ingin memastikan koordinasi dengan interdep supaya lebih baik, sehingga padasaatdiundangkan nantinya sudah di-commitoleh seluruh stakeholder yang terlibat. Jadi kami mendukung apa yang disampaikan oleh 3 Rektor dan masukan dari Bapak Pimpinan bahwa kita mencoba untuk mendapatkan bentuk yang betul-betul baik. Kalau nanti dari pihak guru ada yang protes karena mungkin kadonya terlambat, maka kita katakan terlambat sedikit tetapi untuk satu hal yangjauh lebih baik daripadayang sudah kita rniliki sekarang ini. Tidak kemudian

362

Page 21: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

kita menghambat hadiah untuk mereka, tetapi kita berikan hadiah yang betul­betul sangat baik untuk mereka.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih, Pak Satrio.

Mungkin Pak Faslih? Kami persilakan. Kebetulan kemarin saya bicara dengan Pak Menteri itu dengan Pak Faslih yang juga akan membawa issue mengenai keuangannya.

PEMERINTAH (FASLIH):

Terima kasih.

Bapak dan Ibu sekalian,

Kita ini berproses di bawah tatapan masyarakat banyak, seperti pers, konstituen politi!4 stakeholder pendidikan baik guru, dosen dan seterusnya. Mereka mengikuti semua proses, dokumen-dokumen kita, semua dialog-dialog, semua catatan, yang setiap kesimpulannya kita katakan di dalam dokumen itu. Ini harus kita perhatikan, bagaimana cara melaporkan kembali. Karena kalau kenyataannya nanti seakan-akan dialog kita itu internal dan tidak tampak oleh mereka bahwa kita sungguh-sungguh pada setiap tahapnya, nanti akan timbul keraguan mereka apakah kita serius atau tidak. Dahulu kita berjanji supaya commit dengan harapan para guru yang belum tentu dapat kita penuhi. Kita memberikan draft yang cukup longgar, tetapi kenyataannya perlu diperbaiki, dipertajam, diperdalam dan diringkaskan yang tentunya akan membuat tidak semua harapan mereka tercapai. ltu saja sudah perlu kita lakukan akuntabilitas kita kepada mereka.

Kedua, mereka juga berharap waktu. Kebetulan dokumen-dokumen kita yang mereka pakai sebagai rujukan. Ada tanggal-tanggal yang kita sebut. Itu adalah dokumen bersama antara DPR dengan Pemerintah. Kita juga menyadari betapa complicated-nya masalah dosen ini. Tetapi ketika itu kita sudah menjanjikan kepada semua bahwa ada 3 fase, dimana sebelum tanggal I Oktober nanti semua dialog yang berhubungan dengan guru dibuktikan diselesaikan. Kita laksanakan itu. Alhamdu/illah, hanya 2 ( dua) yang pending, sehingga ada kepuasan dari masyarakat bahwa Pemerintah dan DPR telah bekerja dengan sungguh-sungguh. Tetapi 2 (dua) hal ini memang tidak dapat diselesaikan hanya antara komisi dengan Depdiknas saja atau dengan Dephumkam saja, tetapi juga perlu konsultasi dan itu sedang dilakukan oleh Mendiknas. Kita juga sadar bahwa

363

Page 22: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

diperlukan waktu yang lama untuk menangkap aspirasi dosen clan stakeholders perguruan tinggi. Untuk itu, pada tanggal l Oktober diberikan waktu yang penuh untuk membahas ini. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri, semua Anggota Komisi X kembali ke konstituen, semua rektor juga mengadakan pertemuan. Tentu mereka ingin tahu apakah proses itu sudah prudent untuk menjawab harapan-harapan mereka. Kalau misalnya sekarang ini kita menemukan hal-hal yang perlu kita perbaiki, bagaimana kalau kita lakukan ini terlebih dahulu tanpa perlu melihat tanggal? Ini supaya tampak dari time table baru yang kita buat ini dan nanti akan ketahuan bahwa kita sudah bekerja secara sungguh-sungguh. Tetapi hasilnya tidak bisa kita prediksi. Daripada kita tergesa-gesa mengatak.an bahwa tanggal ini tidak bisa, tanggal itu harus dan sebagainya, padahal dokumen­dokumen kita sendiri sudah mematok itu dan itu resmi. Untuk itu, cara presentasinya perlu agak berhati-hati. Jangan sampai nanti akhimya guru sudah menunggu, kemudian mereka menjadikan ini sebagai tambahan argumen bahwa mereka didholimi. lni satu bukti tambahan lagi. Jadi ini agak sensitif dan mereka sudah sampai di sini. Jadi itu sajayang ingin saya ingatkan, karena bagaimanapun juga kita perlu melakukan ini secara transparan.

Terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

KETUA PANJA:

Saya kira ketika kita membahas materi yang terkait dengan guru, hanya tinggal 2 yang belum terselesaikan, yaitu :

1 . mengenai gaj i dan kesejahteraan;

2. mengenai sertifikasi.

Jadi hanya tinggaJ 2 hal itu. Karena sertifikasi membawa konsekuensi terhadap yang pertamajuga. Terus terang sayajuga mendesak menterinya untuk membawa persoalan ini ke kabinet, kebetulan hari ini ada Sidang Kabinet. Terus terang sayajuga menyampaikan kekhawatiran saya, bahwa kalau anggaran pendidikan hanya mencapai 8, 1 % seperti sekarang ini, maka akan sangat riskan untuk meluncurkan Undang-Undang Guru ini. Nanti akan menimbulkan kontroversi yang justru tidak karuan, karena itu hanya janji-janji saja. Kemudian kita mendiskusikannya bahwa supaya posisi kita juga kuat, mengenai pengaturan gaj i ini adalah rezim dari pendidikannya atau rezim dari keuangan atau anggaran atau kepegawaian di pemerintahan ini, siapa yang pun ya ketentuan itu. Kemarin kita berusaha mencarijalan keluar. Yang kitacoba sampaikan adalah kemungkinan jalan keluamya dan tetap tidak membedakan antara negeri dan swasta, yaitu

364

Page 23: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

tunjangan profesi. Jadi guru akan memperoleh suatu bentuk tunjangan yang dikeluarkan seperti BOS dari anggaran Departemen Diknas yang nantinya akan diberikan juga kepada guru swasta dalam kaitan itu. Karena kalau soal kepegawaian negeri itu tidak bisajuga menetapkan gaji pokok di dalam Undang­Undang Guru. ltu tidak mungkin, tidak boleh melanggar dari rezim pengaturan Undang-Undang itu sendiri. Jadi bagaimana hal-hal seperti ini yangtampaknya memang merupakan aspek yang hams kita diskusikan dalam Panja sekarang ini ketika kita berusaha untuk memecahkan 2 masalah yang tertinggal di sekitar pasal-pasal yang terkait dengan guru itu. Sertifikasi membawa konsekuensi, karena itu juga tidak bisa dipandang remeh. Kalau memang negara sudah mengambil keputusan bahwa guru adalah profesi dan sertifikasi yang diberikan itu mempunyai konsekuensi, maka mau tidak mau tunjangan dari negara terhadap ini harus diwujudkan pula. Pada kondisi anggaran 8, I% sekarang ini, itu tidak mungkin kita lakukan. lni yang kita hadapi sekarang ini.

Kemudian point yang kedua yang terkait dengan teman-teman di PTN, saya kira usul dari Pak Satrio tadi sangat simpatik. Saya kira semua fraksi juga mempunyai pandangan bahwa kita tidak mengejar waktu, kita lebih terfokus pada substansinya. Kita mohon kepada Pak Satrio untuk membentuk satu Tim Asistensi yang lebih kuat untuk membantu Panja ini dalam soal materi-materi yang terkait dengan dosen itu dan waktunya kita atur~ Sementara itu, dalam komunikasi ke luar, saya kira Pak Faslih, Pak Mansyur dan dari komisijuga bisa menyampaikan bahwa ini bukan berarti terjadi kemandekan, melainkan ada upaya untuk lebih menyempumakan karena masalah ini akan terkait dengan masaiah keuangan dan hal-hal lain rezim dari kepegawaian dan lain-lain yang memang harus kita bahas secara komprehensif. Saya kira itulah keputusan kita yang pertama. Namun demikian, kita masih ada waktu kalau kita ingin kembalikan kepada teman-teman.

Silakan, Pak Koster.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WA YAN KOSTER, MM.):

Terima kasih, Pimpinan.

Pertama, berarti kita mengarah kepada satu kesepakatan yang akan berimplikasi kepada pekerjaan lebih lanjut, bahwa dalam Undang-Undang Guru dan Dosen ini dosen tetap disatukan di dalam Undang-Undang ini.

Kedua, dalam rangka mematangkan materi yang berkaitan dengan dosen ini diperlukan suatu tim tersendiri. Tadi Pimpinan sudah meminta kepada Dirjen Dikti untuk membuat tim itu dan tentunya harus integrated dengan Panja yang juga ada di Pemerintah untuk merumuskan materi ini. .

365

Page 24: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Ketiga, tentu kita harus berjalan terus dengan materi yang ada ini, terutama dengan guru. Kita tuntaskan dengan guru terlebih dahulu.

Keempat, kami menyarankan, kalau memang disepakati bahwa iini tetap menjadi satu Undang-Undang, tentunya tim dari Dikti bisa memisahkan hal-hal mana yang memang layak diatur di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen dan hal-hal mana yang akan terkait dengan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan. Kalau di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen ini lebih banyak pada hak-hak individunya.

Dalam kaitan untuk mematangkan ini, karena kita masih akan berproses dengan waktu yang cukup, kami menyarankan supaya Rancangan Undang­Undang ini dibuka melalui media massa. Jadi dibuka kepada Koran nasional dan Koran daerah untuk menyerap aspirasi masyarakat secara terbuka. Saya kira ini penting supaya semua bisa tersalurkan dan diberikan alamat ke mana masukan itu hams diberikan, apakah kepada Balitbangnya atau kepada DPR-nya, disamping diskusi intensif dari forum yang kita miliki dengan sumber daya yang sudah di­manage oleh Panja dan Pemerintah. Jadi menurut saya kita buka dengan masyarakat dalam waktu misalnya 2 minggu. Kalau 2 minggu tidak masuk, itu berarti masyarakat sudah bisa menerima apa yang menjadi rancangan dari Undang-Undang ini. Saya kira ini adalah satu pola yang bagus, seperti yang sudah pemah dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi yang dibuka di semua media. Saya kira itu sangat baik. Saya kira Depdiknas dan DPR perlu mempolakan. Karena sekarang ini banyak masyarakat yangtidak mempunyai saluran ke mana dia harus menyampaikan masukan untuk materi ini.

Sa ya kira demikian.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Saya langsung bertanya ke Pak Faslih dan Pak Faslih mengecek ke Pak Mansyur mengenai apakah memang ada dana untuk memasang iklan penuh yang memuat naskah dari Undang-Undang Guru dan Dosen ini yang nantinya dapat diberikan masukan yang lebih luas dari masyarakat. Nanti kita eek saja.

Saya kira message yang disampaikan oleh Pak Koster tadi kita harus communicate dan menunjukkan bahwa kita terbuka dan kita ada kemaj uan didalam pembahasan, sehingga sekalipun nanti ada penundaan dalam pengesahannya tetap ada progress yang terlaporkan secara baik.

Kami persilakan kepada yang lainnya.

366

Page 25: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

MAJELIS REKTOR (DJOKO) :

Terima kasih.

Saya kira kita belum sampai pada kesimpulan bahwa para rektor sepakat bahwa Undang-Undang Guru disatukan dengan Dosen. Kita belum mengambil kesimpulan.

KETUA PANJA:

Tadi itu hanya perkiraan. Ini adalah Rapat Panja. Kami juga tidak meminta apakah Bapak setuju atau tidak, itu terserah Bapak. Tetapi yang kami simpulkan tadi adalah bahwa ada materi yang dari pandangan tadi bahwa seandainya memang bisa masuk. Pandangan yang sama-sama kita miliki adalah kita paham bahwa materi pasal-pasal mengenai dosen ini sifatnya masih sangat sumir. Itu masih hams dirinci dan diperbaiki kembali. Untuk itu, dari Panja ini sepakat untuk adanya suatu Tim Asistensi. Terserah kepada Pak Dirjen Dikti membentuk Tim Asistensinya seperti apa. Apakah dengan Rektor Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta atau Tim Ahli, itu terserah. Jadi mohon untuk tidak terlalu dipertentangkan. Tentu saja semuanya mempunyai hak untul< menolak atau setuju.

MAJELIS REKTOR(DJOKO):

Pada prinsipnya hasil Rapat Rektor di Banjarmasin itu berpl.jak pada draft. Melihat kondisi draft seperti itu, kita tidak sepakat bahwa Rencana Undang­U ndang Guru disatukan dengan Dosen, pada prinsipnya demikian. Jadi bukan menolak Undang-Undang Guru dan bukan menolak Undang-Undang Dosen~ prinsipnya demikian. Saya kira para Rektor juga akan sangat sepakat dan berterima kasih kepada Komisi X yang telah memperjuangkan dan mempunyai niat baik untuk mengangkat harkat dan martabat guru dan dosen. Kita memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Hanya saja saya kira tadi kita sepakat bahwa para Rektor mencoba membahas terlebih dahulu, khususnya tentang point-point mengenai dosen. Hasilnya nanti mungkin dikoordinasikan oleh Pak Dirjen Dikti dan kita akan membahas point-point apa saja, apakah itu perlu disatukan ataukah perlu dipisahkan. Yangjelas kita sepakat bahwa Undang­Undang Guru itu ada, tetapi hams melalui suatu pembahasan yang intens. Kita memang tidak perlu mengejartarget, sehingga pada saat itu diundang-undangkan nanti eksistensinya tidak terlalu besardan Undang-Undang itujustru betul-betul memenuhi harapan dan aspirasi teman-teman di perguruan tinggi.

Saya kira demikian.

Terima kasih.

367

Page 26: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Terima kasih.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Mahon maaf, saya terlambat. Tadi pagi saya sudah minta izin untuk mengikuti Rapat Fraksi terlebih dahulu.

Saudara Pimpinan clan Bapak dari Depdiknas yang kami hormati,

Saya kira kita jangan membuang-buang waktu. Kita sudah cukup reses ke daerah-daerah dan kita sudah mendengar sendiri, teman-teman di daerah sudah bersuara dan saya rekam. Saya kira kita tidak perlu terlalu mengulur waktu.

Sebenarnya dalam masalah ini I 0 fraksi sudah didatangi oleh masyarakat secara tertulis, mengajukan segala macamnya dan memberikan macam-macam. Jadi saya kira teman-teman dosen sendiri juga tidak menghendaki. Oleh karena i~ lebih baik kita bicarakan Undang-Undang Guru saja. Waiau bagaimanapun ini sudah terlanjur. Pak Prof. Anwar pernah berbicara di hadapan PGRI di salah satu daerah dan pembicaraan itu kita re~ bahwa pada tanggal 25 November ini akan diberi hadiah Undang-Undang Guru. Jadi saya kira persoalan yang ~ita hadapi sekarang ini hanya menyetel kesebelasan saja, siapa yang berada di mulut gawang akan mencetak bola ini atas nama kesebelasan pendidik dan guru. Sepertinya kita masih di mulut gawang dan memperebutkan bola ini, apalagi bola tersebut ada bonusnya Ada beberapa altematif yang akan kami berikan. Pertama, kita tiru Austria. Saya membawa naskah aslinya, namanya adalah Act o/Teacher (Undang-Undang Guru), tidak menyebut dosen. Kemudian di Thailand bemamaGuru Sapa, Undang-UndangGurujuga, dan beberapa negara tertentu. Memang lucu jika kita katakan Guru dan Dasen ini disingkat Gurdo. Ada satu keputusan yang tidak bisa dilanggar oleh manusia, yaitu keputusan Allah. Kalau yang lainnya bisa diubah. Jadi jangan terlalu mutlak. Saya katakan bahwa sekarang ini kita menjadi negarawan, ujung-ujungnya berdiri di atas kearifan dan kebijakan. Kecuali palitisi, ujung-ujungnya adalah pokoke. Jadi terns terang saja hari ini saya melihat bahwa didaerah-daerah sudah cukup menyuarakan, bahkan secara tertulis. Bahkan rombongan itu datang ke I 0 fraksi. Saya kira ini kita harmati dan kita hargai. Undang-Undang ini pada akhimya berlaku untuk guru, bukan untuk kita yang ada di DPR. Marilah kita mencoba berpikir kem bali. Saya setuju dengan apa yang disebutkan oleh Pak Wayan tadi, mungkin dosen dimasukkan di dalam guru. Di depannya guru, labelnya adalah dosen di bawah, kemudian nanti ada PP. Pak Dirjen bekerja keras lagi untuk membuat

368

Page 27: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

lagi PP mengenai Guru dan mengenai Dasen. Kita sudah cukup membuat biaya dan energi.

Terima kasih.

KETU A PANJA:

Terima kasih.

Silakan, Pak Munawar.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Satu kalimat saja. Saya kira dengar pendapat antara Panja dan Rektor ini kita cukupkan, selanjutnya kita bicara khusus Panja. Aspirasi para Forum Rektor sudah cukup. Kami sudah bisa menyerap, tinggal kita bahas di Panja.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Yang terakhir saya persilakan kepada Pak Masduki. Setelah itu saya proses yang lain.

ANGGOTA F-KB (MASDUKI BAIDLOWI) :

Terima kasih.

Singkat saja. saya ingin menekankan apa yang menjadi tekanan Pak Munawar Sholeh.

Kedua, saya agak terganggu dengan kata-kata Pak Balkan yang mengatakan bahwa kita membuang-buang waktu. Sebenamya sejak pagi tadi kita tidak membuang-buang waktu, kita sedang melakukan ekplorasi untuk melakukan pematangan-pematangan. Oleh karena itu, kalau bisa kata-kata membuang waktu itu dicabut saja.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Saya kira tadi semua fraksi sudah menyampaikan pandangan. Mungkin perlu saya informasikan bahwa fraksi-fraksi lainnya juga sudah menyatakan bahwa

369

Page 28: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

pada intinya kita memang akan lebih mendahulukan kematangan materi daripada mengejar waktunya Jadi kita memang akan mendalami soal itu. Kami kembali kepada acara yang sifatnya lebih kepada dengar pendapat ini, terutama kepada rekan-rekan sekalian. Mungkin saya masih ingin memberikan satu kesempatan dari Aptisi. Sudah hadir? Jadi belum hadir.

Kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekalian, baik dari Forum Rektor maupun dari Majelis Rektor PTN dan lain-lain atas kehadirannya. Saya mohon nanti tetap ada di sini. Mungkin kita bisa melakukan diskusi lebih mendalam dengan Pak Satrio, mungkin mengambil ruang yang lain untuk merumuskan. Sekurang-kurangnya hari ini kita memperoleh sejumlah item kunci untuk menjadi masukan dalam proses kita setelah Shalat Jumat nanti. Proses berikutnya mungkin bisa kita susulkan. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dari Perguruan Tinggi Negeri. Untuk itu, acara pertama kita mengenai Rapat Dengar Pendapat Umum ini kita akhiri. Tetapi kita masih berlanjut.

Terima kasih.

Mohon teman-teman Panja tetap berada di dalam ruangan, karena kita akan memasuki acara kedua sampai dengan Pukul 11.30 nanti, yaitu mengenai laporan kunjungan dari konsultasi publik ke daerah dan study visit ke luar negeri. Dari Tim lnggris, Pak lrsyad ingin mendahului? Kami persilakan.

Kepada rekan-rekan dari Perguruan Tinggi N egeri, Rektor dan lain-lain, pertemuan dengan Pak Satrio (Dirjen Dikti) adalah di Ruang Arimbi 109.

Terima kasih.

Kami persi lakan. Ada laporan yang disampaikan oleh tim yang terdiri dari 4 ( empat) orang, yaitu Pak lrsyad Sudiro, Pak Deddy Sutomo, Pak Chudlory Syafei dan Pak Ramon Mahandas yang berkunjung ke Inggris. Sudah pegang semua laporannya? Silakan, Pak Irsyad.

ANGGOTA F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Saya kira tetap hams ada wakil dari Dikti. Sebab belum tentu Undang­Undang ini akan dipisah.

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan Panja, Bapak Heri Achmadi yang didampingi oleh Bapak Faslih Jalal;

370

Page 29: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Bapak/Ibu hadirin yang saya hormati,

Laporan kunjungan tim yang mewakili Komisi X yang berkunjung ke Inggris yang dalam hal ini lebih banyak ke London dilaksanakan pada tanggal 23 - 27 Oktober 200 5. Laporan tertulis sudah kami buat dan kami saj ikan dalam bentuk Pengantar dan laporan itu sendiri yang terdiri dari Pendahuluan, Obyek Kunjungan dan Penutup. Di laporan ini dilampirkan pula seluruh program kunjungan ke Inggris itu dalam bentukjadwal hari per hari. Semua ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, pada awal laporan ini saya berterima kasih kepada Pimpinan Komisi X beserta staf yang telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan bekerja sama dengan Diknas, British Council clan KBRI di London. Dengan persiapan yang matang dan mantap, maka pelaksanaan itu akan sangat mudah. Walaupun Pak Heri terpaksa tidak memimpin langsung secara prlbadi, tetapi semua pikiran dan kebijakan Pak Herl selalu mengawal pelaksanaan ini. Pak Herl memang tidak ada secara fisik, tetapi pikiran Pak Heri itu sangat bermanfaat dalam seluruh pelaksanaan.

Kami sangat terbantu oleh KBRl pada umumnya, khususnyaAtase Pendidikan yang luar biasa Dedikasinya, kemampuannya, aksesibilitasnya kepada seluruh jajaran Diknas di London sangat meyakinkan, sehingga kami seperti di negeri sendiri saja. Pergi ke manapun sudah disiapkan, kemudian siapa yang menerima sudah diketahui sebelumnya, sehingga tanya jawab berjalan sangat lancar dan kami mernperoleh informasi yang maksimal tentang pendidikan di Inggris.

Kami berempat (saya, Pak Deddy, Pak Chudlory dan Pak Ramon) membagi tugas. Saya atas nama Pimpinan saja, tetapi dalam prakteknya saya tidak terlalu berperan apa-apa karena kepemimpinan tetap pada Pak Heri dengan pikiran dan kebijakannya Pak Deddy sangat kooperatif, demikian pula dengan Pak Chudlory dan Pak Ramon. Kami sating membantu, kerja samanya sangat baik, sehingga saya katakan tidak ada hambatan sedikitpun yang timbul dari tim.

Pertama-tarna kami mendatangi KBRI dan bertemu langsung dengan pejabat dan pelaksana tugas di sana yang kebetulan vakum setelah ditinggalkan oleh Pak J uwono. Tetapi dengan pejabat yang ada (Pak Eddy), beliau juga memberikan dukungan.

Sesuai dengan urutan kehadiran kami, yang pertama kali adalah ke Department/or Education and Skills (Diknas-nya Inggris). Kami diterima oleh Mr. Ian Whitehouse yang sangat ramah, menguasai masalah dan sudah siap menerima kita. Dengan porsi waktu setengah jam beliau menjelaskan tentang pendidikan. Perlu saya laporkan bahwa temyata, entah apakah karena komunikasi yang kurang sempurna sebelumnya atau bagaimana, yang disiapkan adalah informasi yang terkait dengan pengaturan guru, sehingga yang disiapkan di

371

Page 30: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

sekitar itu dan dosennya agak kurang kita peroleh. Bahkan bisa dikatakan hampir tidak disinggung. Dari 8 ( delapan) titik yang kita datangi ini hampir seratus persen mengenai guru, sehingga kalau kita bicara guru dan dosen, dari Inggris ini hanya memperoleh informasi tentang guru. Walaupun ada dokumen tentang pendidikan tinggi dimana di situ juga terlihat diatur mengenai dosen, tetapi tidak sempat didalami secara lapangan. Tetapi kalau nanti diperlukan, dokwnen itu ada.

Dari Mr. Ian Whitehouse ini kita memperoleh penjelasan yang menengarai bahwa sistem pendidikan di lnggris yang berkaitan dengan masalah guru ini sangat rapih dan sangat sempurna, karena sudah menjadi tradisi sejak lama. Sekurang-kurangnya sejak Tahun 1870 sudah ada education act yang djuga diatur di sana. Tetapi kemudian ada beberapa perkembangan yang semakin hari semakin disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhannya, sampai yang terakhir sekali ada whitepaper dari Perdana Menteri yang ingin mengarahkan kepada pendidikan yang berbasis otonomi sekolah hampir sepenuhnya.

Dari Department for Education and Skills ini kita memperoleh pesan dan dijelaskan mengenai struktur kewenangan-kewenangan. Mungkin ada i lustrasi tentang gaji tenaga pengajar. Yang baru lulus itu sudah digaji sebesar 22.611 pound per tahun (kira-kira ratusan juta per tahun). Ini cukup tinggi. Ini secara keseluruhan dari Departemen Pendidikan (DFES), tetapi kemudian menyerahkan pelaksanaan operasional kebijakannya ini kepada beberapa lembaga yang kebanyakan independen, termasuk Teacher Development Agency dimana yang sebelumnya adalah Teacher Training Agency (ITA) menjadi IDA. Jadi Iembaga yang mengurus pembangunan guru. Kalau dahulu hanya pelatihan, tetapi sekarang menjadi pembangunan guru.

Dari Mr. Powel, di sini dijelaskan secara rinci seperti yang ada di Iaporan pada halaman 4 dan seterusnya. Yang mendasar adalah di sana ada 2 (dua) kualifikasi. Prosesnya adalah initial Teacher Training (ITI) atau mulai calon guru menjadi yang qualified teacher status. Jadi ada guru yang masih calon guru yang kemudian dididik menjadi guru, kemudian yang sudah menjadi guru dijadikan guru yang qualified ltu standamya tinggi sekali yang diawasi oleh Office for Standard in Education (OFSTED) yang sangat berwibawa, yang terdiri atas orang-orang yang berdedikasi tinggi dan menguasai masalah guru.

Kemudian pada halaman 7 ada pula GTC (General Teaching Council) yang mengatur kebijakan tentang guru. Tetapi di sini juga ada Teaching and Higher Education Act Tahun 1998. Di sini agak sedikit terkait dengan masalah dosen, tetapi tidak terlalu mendalam. Jadi kami cukup banyak memperoleh informasi tentang hubungan antara lembaga-lembaga independen yang dibentuk oleh Pemerintah, kemudian hubungannya dengan calon-calon guru dengan para orang tua murid.

372

Page 31: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Selanjutnya pada halaman 9 ada Mess and Union of Teacher (MUT). MUT ini sangat bai~ memberikan infonnasi yang dipresentasikan oleh tidak kurang dari 5 (lima) orang dengan spesialisasi tertentu dan sangat profesional sebagai union (serikat buruh) terkait dengan ILO. Barangkali Pak Balkan tahu bahwa di sini juga terkait dengan ILO, sehingga nasib, kehormatan dan gaji guru distandarisasikan sesuai dengan Konvensi ILO. Di sana diatur sedemikian rupa.

Berikutnya pada halaman I 0 ada IOE (Institute of Education) di University of London yang diterima oleh Prof. Barbara McGiltrice dengan stafnya yang menjelaskan bahwa semacam IKIP-nya itu memberikan pelatihan kepada calon­calon guru dan menyediakan tenaga-tenaga pelatih. J adi melatih Training for Trainers (TOT), di sana juga ada. Kampusnya sangat bagus, lengkap, perpustakaan terbaik di dunia (sepanjang yang menyangkut referensi guru), mempunyai buku-buku yang sangat banyak (puluhan ribu judul) khusus mengenai pendidikan. Itulah perpustakaan yang mempunyai judul referensi guru yang terbanyak di dunia. Lembaga ini sudah berdiri lebih dari I 00 tahun. Jadi tradisi mendidik guru pada tingkat SI ke atas itu sudah ada di lnggris. Jadi hampir seluruh dosennya adalah Doktor. Ini adalah lembaga semacam IKIP-nya Indonesia.

Kemudian kami juga menuju ke luar kota, yaitu ke Buckingham Shire. Di sana merupakan daerah otonom pada tingkat seperti kabupaten atau kota. Di sana ada local authority of education (halaman 12). Tetapi dengan adanya whitepaper Perdana Menteri Tony Blair, ini akan kehilangan sebagian dari kewenangannya. Yang tadinya mengatur keuangan itu diatur oleh local authority of education, sekarang diserahkan langsung kepada sekolah. Jadi di sana ada otonomi yang lebih bawah, yaitu kepada sekolah. Di sini diterima oleh Mr. Powel sebagai pimpinan dari lembaga ini sendiri.

Yang terakhir bertemu dengan Mr. Norman Black (halaman 13). Ini adalah inspektorat yang sangat berwibawa, karena memang menguasai dan dipimpin oleh orang-orang yang berdedikasi tinggi tentang pendidikan, sehingga mempunyai kewibawaan yang tinggi.

Kesan um urn yang kami peroleh adalah bahwa tradisi pendidikan di Inggris sudah cukup lama diatur oleh Undang-Undang dan diselenggarakan secara mandiri. Ada lembaga-lembaga independen dan profesional, Pemerintah hanya menetapkan kebijakan secara umum, sedangkan operasionalnya dilakukan oleh lembaga independen.

Kemudian mengenai gaji, itu sangat signifikan. Di London atau di England sekarang ini kekurangan calon guru atau kurang peminat, terutama guru-guru seperti Guru Bahasa Jerman, Bahasa Perancis atau ilmu-ilmu sosial yang spesifik,

373

Page 32: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

sehingga ada yang disebut dengan golden sick hand, siapa yang ingin menjadi guru akan mendapatkan insentif yang tinggi. Jadi di sana juga terjadi krisis minat guru. DI sana ada kampanye, ada iklan khusus mengenai siapa yang ingin menjadi guru dan sebagainya, sehingga kurangnya minat itu agak terasa. Pemerintah berusaha keras untuk memancing atau merangsang generasi muda untuk menjadi guru.

Kami juga mengunjungi Kota Oxford sebagai pusat dari pendidikan. Ternyata Oxford itu merupakan satu kawasan yang terdiri atas beberapa college, baik institute maupun university. Jadi kalau sekolah di Oxford itu belum tentu dapat kita pastikan di sekolah mana. Jadi sepanjang kawasan itu atau di seantero kawasan itu terdiri dari kampus-kampus, asrama-asram~ dan lalu lintas itu dipenuhi oleh mahasiswa maupun dosen-dosen ataupun pegawai-pegawai yang terkait dengan pendidikan. Di sana sudah selama berabad-abad mendidik manusia di seluruh duni~ tidak hanya di negara Inggris saja.

Kemudian yangterkait dengan Undang-Undang ki~ Undang-Undang Guru itu merupakan suatu keniscayaan. Di sana juga ada pengaturan-pengaturan tentang guru. Tetapi sudah menjadi tradisi yang lama, sehingga tidak terasa bahwa pengaturan-pengaturan itu merupakan sesuatu yang berasal dari Peemrintah ataupun dari pihak-pihak elit. Jadi semua itu sudah menjadi keseharian yang meliputi peraturan-peraturan, termasuk penghargaan terhadap guru.

Kami selaku tamu ataupun pihak peninjau yang datang dari negara yang sedang mencari bentuk memang mendapatkan tawaran bahwa kalau membutuhkan informasi-informasi atau kebutuhan-kebutuhan kerja sama, pada umumnya mereka membuka pintu, apakah itu kunj ungan ataupun dokumen­dokumen dan lain-lain. Sayajuga ingin menyampaikan kepada pihak Pemerintah bahwa memang adanyaAtase Pendidikan itu sangat penting. Kalaupun nantinya ada mutasi-mutasi, jangan sampai terjadi kevakuman dan hubungan yang telah baik itu menjadi putus.

Demikian laporan kami dari London yang kesimpulannya sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan supaya kita tidak salah dalam membuat Undang­Undang ini. Substansinya sudah hampir mirip, apakah itu mengenai recruitment, mengenai konsep-konsep ataupun naskah-naskah kita tentang recruitment, peningkatan mutu, pola penggajian, perlindungan, hak-hak untuk berorganisasi dan sebagainya, semua itu sudah banyak yang mendekati apa yang sudah dilakukan di Inggris secara tradisional selama berabad-abad. Tinggal informasi mengenai dosen di Inggris saja yang belum kami dapatkan secara signifikan.

374

Page 33: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Demikian, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada kami, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabara/caatuh.

KETUA PANJA:

Terima kasih,.

Karena teman-teman belum seluruhnya menerima foto copy, maka pendalamannya akan dilakukan nanti siang setelah masuk ke point-point.

Berikutnya kami persilakan dari Cina. Pak Munawar atau Pak Pranata? Silakan, Pak Munawar.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Terima kasih.

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Pimpinan yang kami hormati; Rekan-rekan Panja,

Study visit yang kami lakukan di Cina terdapat sedikit kesalahan teknis yang menimbulkan ketidak-kompakan kita pada saat berkunjung ke Cina. Sebagian untuk kepentingan guru, sebagian lagi untuk kepentingan budpar, dan sebagian besar yang lain belum berangkat, sehingga tidak Iengkap. Kalau sekarang ini saya laporkan tidak lengkap, saya mohon maaf. Tetapi akan dilengkapi oleh yang akan berkunjung pada tahap berikutnya. Tetapi yang jelas ada beberapa informasi yang kita peroleh setelah kita datang ke sana, terutama Pak Pranata dari Diknas, karena kunker kita ini bersama-sama, bukan hanya dari DPR. J adi kunker kita ini atas nama Panja yang ada di sini. Laporannya nanti mungkin kita gandakan saja, karena ada Undang-Undang Guru di Cina, nanti supaya dipelajari juga dan kita sertakan. Yang membuat saya agak terkesan adalah Cina yang berpenduduk banyak itu (1,3 milyar) ternyata pendidikan keguruannya itujuga dilakukan secara disiplin dengan fasilitas yang cukup mernadai. Institusi pendidikan berjalan dengan bagus. Kalau saya pikir secara sederhana, ketika penduduk kita baru berjumlah 200 sekianjuta saja kita sudah kebingungan dengan alasan karena terlalu banyaknya guru. Seharusnya itu tidak beralasan.

Lembaga pendidikanyang menyiapkan tenaga guru di sana diselenggarakan baik di Beijing maupun yang rnengatasnamakan diri sebagai lembaga pendidikan Cina. Sayajuga sedang berpikir, kenapa di kita ini dihilangkan?

375

Page 34: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Kemudian tentang sertifikasi, saya melihat di sana j uga ada, dalam arti persyaratan untuk sebagai seorang guru. Pendidikan yang dipersiapkan untuk Guru SD dan Guru SLTP temyata jalurnya berbeda. Tidak seperti kita, rasanya masih campur-campur. Kalau dia memiliki pendidikan untuk Guru SD, maka Guru SD saja Demikian pula dengan Guru SMP, maka Guru SMP saja. Kemarin barangkali kita belum terlalu mengatur persoalan-persoalan seperti itu. Kadang­kadang seorang Guru SD juga masih bisa menjadi Guru SL TP atau SLTA. Ada pula Guru SLTP yang bisa mengajar menjadi dosen, dan seterusnya. Pengaturan­pengaturan semacam itu sudah sangat jelas di Cina. Jadi dipersiapkan sejak awal, sejak mereka memasuki lembaga kependidikan tadi. Kemudian soal-soal lain tentang kesejahteraan. Seperti yang saya katakan tadi bahwa kalau kita memiliki kurang lebih 3 juta orang guru, barangkali di Cina berjumlah empat kali lipat dari kita. Jika dirupiahkan, gaji terkecil guru di Cina kurang lebih Rp 3 juta. Di kita justru belum ada untuk Guru SD. Di kita paling tinggi hanya Rp 1,5 juta. Kita tidak ingin mematok angka-angka seperti itu, hanya sekedar untuk perbandingan. Kesejahteraan juga cukup diperhatikan di sana. Infonnasi yang kita peroleh juga cukup baik.

Apa yang saya sampaikan mungkin belum sempuma. Mungkin Pak Pranata ingin melengkapi. Kami juga masih menunggu kawan-kawan yang pergi ke Cina kemarin.

Untuk sementara hanya itu. Mahon maafbila belum lengkap, karena memang timnya tidak lengkap atau agak mismanagement.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Saya kira nanti kita dalami lagi. Saya mohon supaya Sekretariat memfoto­copykan laporan tertulisnya, karena saya juga sudah menerima. Lebih baik difoto­copykan supaya nanti lebih panjang.

Yang terakhir mungkin saya akan melaporkan dan nanti akan dilengkapi oleh teman dari tim yang pergi ke Perancis. Jadi sebenamya berangkatnya Tim Perancis itu fungsinya ganda, yaitu ada yang ikut dalam Kongres UNESCO (General Conference UNESCO) dan ada yang melakukan study visit itu. Dalam tim (kecuali saya) ada Pak Masduki Baidlowi, Pak Ade Firdaus, Pak Koster dan Pak Ebby. Sekalipun waktunya singkat, tetapi kegiatan kami cukup padat dan sangat terbantu oleh Adikbud kita yang ada di Perancis, sekalipun Duta Besar di Perancis saat ini juga sedang kosong. Tetapi Adikbudnya cukup aktif, dimulai

376

Page 35: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

dengan pengarahan atau briefing awal yang diberikan oleh Adikbud kepada kita, kemudian pemberian penjelasan yang lebih detail lagi dari lembaga pendidikan bahasa-bahasa di sana yang kebetulan ada staf yang bisa berbahasa Indonesia cukup bagus dan mempunyai istri orang Bali. Kemudian kita mengunjungi UNESCO, LPT Kanya (semacam IKIP-nya di sana) dan ke Museum SejarahAlam yangjuga berfungsi sebagai sebuah lembaga pendidikan. Saya kira ini yang sangat unik di Perancis.

Secara umum yang menjadi kesimpulan kita adalah semua kegiatan kebudayaan atau keilmuan selalu dikaitkan dengan pendidikan, tidak berdiri sendiri. Museum di Perancis itu mempunyai program pendidikan S2 atau S3. Demikian pula kegiatan-kegiatan lainnya yang sangat concern dengan kegiatan-kegiatan pendidikan, sehingga kita bayangkan bahwa pendidikan itu bukan sekolah, melainkan seluruh institusi memberikan pelayanan kepada pendidikan secara optimal, itu yang kita rasakan.

Kemudianjalur, kalau guru itu sejak awal sudah dipetak seperti di Cina tadi. J adi kalau tidak ada, maka Guru SD bisa pindah ke Guru SMP atau sebaliknya. Jadi proses pendidikan itu recruitment-nya sudah di-set up. Dengan demikian, itu kemudian mempunyai implikasi terhadap proses-proses yang terkait di dalamnya, mulai dari recruitment-nya, pendidikan, penempatan, sampai continuous training-nya (training yang berkelanjutan), itu juga sangat terkait seperti itu. Saya kira di sana justru memberikan perhatian yang sangat penting terhadap pendidikan dasar. Guru pendidikan dasar tampaknya mernperoleh perhatian yang sangat tinggi dan direkrut dari mereka yang sudah menempuh pendidikan selama 3 tahun di universitas, kemudian direkrut di dalam IKIP-nya sana, IKIP-nya sana bemama IUFN yang merupakan bagian dari satu universitas dan setiap provinsi di Perancis itu mempunyai satu. Jadi ada 28 IUFN di setiap provinsi di Perancis. Di setiap provinsi ada satu IUFN yang mengatur recruitment, penempatan dan segala macam dari guru-guru tersebut.

Sebelum menempuh pendidikan, mereka melakukan semacam persiapan. Mengapa demikian? Karena pada dasamya pendidikan guru di sana sudah menjadi semacam in service, karena direkrut terlebih dahulu sebagai guru, menjadi CPNS, setelah menjadi CPNS itu kemudian dia masuk ke IKIP-nya selama I tahun, di sana belajar dan digaji. Jadi pada saat itu sudah menerima gaji. Untuk diketahui bahwa hampir lebih dari 95% atau 98% guru di Perancis dibayar oleh negara. Jadi sekalipun mengajar di sekolah swasta (ada sekitar I 0% untuk pendidikan dasar dan menengah), tetapi tetap dibayar oleh negara dalarn konteks seperti ini. Jadi recruitment terlebih dahulu, CPNS, kemudian dia dididik selarna 1 tahun di IKIP-nya. Karena levelnya adalah pada provinsi, maka provinsi itu yang akan mengatur untuk turun kepada kabupatenlkota yang ada di wilayah provinsi

377

Page 36: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

tersebut. Jadi peran negara di sana memang rnenjadi sangat penting. Gaji guru di sana cukup tinggi. Di dalarn karirnya nanti dia akan rnenernpuh jenjang terse but

Untuk guru sekolah menengah, recruitment diarnbil dari Sarjana dan tidak melalui satu proses training yang khusus seperti tadi, tetapi tetap harus rnenjadi pegawai terlebih dahulu, kemudian masuk ke dalam program semacam praktek kerja atau magang. Dia diikatkan di dalam satu universitas atau sekolah. Selama I tahun penuh atau mungkin bisa mencapai 2 tahun (tergantung kelulusan nanti), kalau dia berprestasi dan baik, maka dia bisa menjadi guru sekolah menengah yang kemudian pennanen. Demikian pula untuk universitas, universitas sedikit berbeda. Karena apa? Yang direkrut memang berdasarkan bidang-bidang keahliannya dan itu direkrut terlebih dahulu. Ada yang disebut national test (tes secara nasional). Recruitment nasional tetap dilakukan oleh negara, namun demikian keputusan akhir penempatannya tergantung pada universitasnya. Jadi sekaliptm dia sudah menjadi CPNS, tetapi kalau ternyata tidak satu universitaspun yang bisa menerima dia, maka status CPNS-nya bisa gugur. Saya tidak tahu model di Perancis ini. Karena Perancis adalah negara kesatuan, mungkin seperti kita juga, organisasinya adalah provinsi dan pendidikan di sana memang dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dan kunci, karena memang hampir sepenuhnya dikendalikan oleh negara, dalam pengertian stafjing-nya. Otonomi kampus dan segala macamnya itu sepenuhnya bebas, tetapi pemenuhan anggaran pendidikan memang negara sangat berkepentingan. Keseluruhan anggaran pendidikan di Perancis termasuk nomor 2 yang tertinggi di dunia. Nomor I di dunia adalah Korea, dimana besamya adalah 7 ,2 dari PDB (Produk Domestik Bruto) nasional. Sementara itu, Perancis sebesar 6,6 atau 6,8. Kalau dilihat jumlahnya adalah 116 milyar Euro. Jadi anggaran pendidikannya jauh lebih besar dari anggaran negara kita. Padahal penduduk Perancis itu sendiri hanya berjurnlah sekitar 60 juta.

Barangkali kita agak lupa untuk memperhatikan Korea, karena yang dianggap paling progresif didalam menggenjot pendidikan di dunia ini temyata adalah Korea. Rata-rata negara OECD (negara-negara maju), anggaran pendidikannya adalah sebesar 6%. Kita cukup terima dengan 1 ,8%. Indonesia itu di bawah 2%. Lalu bagaimana kita bisa mengejar Korea atau yang lainnya?

Jadi mengenai dosen di Perancis ini statusnya memang benar-benar diposisikan sebagai sesuatu warga yang memang mempunyai privilege dan mereka memang mempunyai program-program yang berkelanjutan.

Jadi di universitas-universitas IUFN itu mereka juga melakukan program­program yang sifatnya continuous. Apakah itu merupakan kewaj iban atau tidak, ternyata tidak. Mungkin saya perlu menyampaikan kepada Pak Faslih bahwa

378

Page 37: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

sertifikasi di Perancis itupun temyata tidak berbelit-belit, sederhana sekali. Asalkan dia lulus dari IUFN, itulah sertifikat guru dia. Jadi tidak dibedakan antara sertifikat kompetensi, sertifikat profesi dan sebagainya. Asalkan dia sudah lulus, itulah serifikat dia dan IUFN itu mewakili negara. Jadi tidak ada sertifikat yang dikeluarkan oleh organisasi profesi. Hampir di seluruh Eropa, organisasi guru itu lebih menekankan pada jaminan kesejahteraan. Artinya, lebih dekat kepada serikat pekerjanya, lebih sebagai union dibandingkan sebagai profesi. Sementara itu, sertifikasi didalam pendidikan ini tampaknya peran negara masih sangat dominan didalam melakukan hal ini.

Saya kira demikianlah laporan ringkasnya, ada beberapa point. Pada saat itu karni juga sangat tertarik. Sebenarnya ketika kita berdiskusi ke UNESCO barangkali kita agak terlambat pada saat itu, karena sebenarnya UNESCO itu siap membantu negara-negara anggotanya untuk melakukan pembahasan Undang­Undang seperti ini dan bahkan mereka siap untuk memberikan semacain technical assistance. Apa yang kita perlukan, apakah ingin dibantu atau bagaimana, mereka siap untuk membantu. Setelah saya pulang dan diberitahu dari sana temyata website-website yang ada di UNESCO itu menurut saya sangat komprehensif. Ada satu badan yang saya kira hams kita perhatikan, yaitu CEART. CEART adalah suatu badan bentukan antara UNESCO clan ILO yang setiap tahunnya mengeluarkan status report (laporan status) dari guru di seluruh dunia, tennasuk komplain-komplain di negara manapun dan segala macamnya, semuanya ada di sana. Terns terang bahwa setelah berada di Paris ini saya juga barn mengetahui tentang status dosen ini. Karena status dosen yang direkomendasikan ini adalah rekomendasi dari CEART. CEART adalah sebuah lembaga independen yang dibentuk oleh UNESCO dan ILO yang terdiri atas expert team, seluruhnya adalah orang-orang yang mempunyai keahlian di bidang pendidikan ini. Ternyata dia memberikan rekomendasi-rekomendasi yang secara umum ban yak sekali diterima dan diadopsi oleh negara-negara maju. Inilah salah satu di antaranya yang saya kira sangat penting, yaitu yang berkaitan dengan masalah dosen itu, apa saja yang menyangkut kekhasan dari dosen. Di dalam perkembangannya, karena adanya upaya untuk meningkatkan kualitas universitas di berbagai negara berkembang itu, sekarang ini UNESCO pun sedang mengembangkan standar kualitas didalam penetapan kualitas dari perguruan-perguruan tinggi itu. Yang juga menarik di UNESCO adalah negara-negara di Afrika rupanya lebih gesit daripada negara-negara Asia dalam rangka memanfaatkan keberadaan UNESCO itu, karena mereka ini sudah berhasil mengembangkan suatu program untuk pendidikan guru bersama clan segala macarn dan mereka juga menciptakan standar bersama, sehingga di antara guru itu bisa diciptakan kualitas yang baku serta kesejahteraan yangjuga balm. Di Asia Tenggara maupun Asia secara keseluruhan belum ada. Barangkali ini yang mungkin nantinya dapat kita kembangkan. Karena

379

Page 38: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

tenaga kerja itu mau tidak mau harus bersaingjuga dengan kondisi pendidikan di luar negeri. Upaya untuk mencari standarisasi supaya ada kualitas yang kira­kira sepadan di satu region temyata merupakan satu kebutuhan yang dianggap sangat mendesak oleh berbagai negara. Di Eropa sangat serius untuk mengembangkan supaya tidak ada gap antara produk pendidikan di satu negara Uni-Eropa dengan yang lainnya. Kita di Asia Tenggara ini belum berpacu ke arah sana, sehingga nantinya bisa diciptakan suatu sistem yang lebih bairn.

Saya kira demikianlah laporannya. Mungkin dari teman-teman Anggota tim ada yang ingin menambahkan? Pak Koster? Pak Ebby? Pak Masduki? Pak Ade?

Terima kasih.

Saya kira seperti janji kita, kita selesai pada Pukul 11.30. Sekarang kita akhiri dan akan kita sambung pada Pukul 14.00 nanti. Pukul 14.00 atau lebih awal? Kami serahkan kepada teman-teman. Pukul 13 .30? Makan sudah disediakan di depan dan Shalat Jumat di lantai dasar. Jadi mulai Pukul 13 .30 nanti kita akan memasuki pasal-pasal yang kita pandang masih sangat krusial. Kita mulai dari 2 (dua) point yang sudah kita catat kemarin, yaitu mengenai kesejahteraan dan sertifikasi.

Untuk itu, rapat kita skors sampai Pukul 13.30 di ruang yang sama.

Wassa/amu 'a/ailcum Warahmatul/ahi Wabarakaatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL 11.30 WIB)

KETUAPANJA:

Skors Rapat Panja saya nyatakan dicabut dan dapat segera kita mulai.

(SKORS DICABUT PUKUL 13.30 WIB)

Terima kasih atas kehadiran Ibu/Bapak sekalian. Namun demikiru\ kepada yang duduk di belakang kami persilakan untuk mengisi tempat yang ada di depan.

Sebelum menyambung rapat kita tadi, maka keseluruhan basil dari konsultasi kita ke daerah, study visit dan lain-lain itu pada tahapan ini akan kita upayakan untuk kita fokuskan pada dua masalah pokok yang pada saat kemarin pun kita merasa masih banyak ganjalannya, yaitu masalah sertifikasi dan masalah kesejahteraan. Jadi kita memang akan memulai pembahasan ini pasal demi pasal, terlebih dahulu masuk pada 2 (dua) hal pokok yang kita anggap masih banyak masalah, yaitu mengenai masalah sertifikasi dan masaJah kesejahteraan, khususnya berkaitan dengan gaji.

380

Page 39: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

U ntuk itu, kami persilakan dariAnggota yang barangkali ingin menyampaikan, apakah itu basil dari konsultasi publik di daerah, hasil study visit atau hasil pemikiran sendiri. Semuanya terserah pada Bapak/Ibu sekalian. Kami persilakan untuk memulai. Kami persilakan kepada Pak Munawar clan Ibu Aan.

Silakan, Pak Munawar.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Terima kasih, Pimpinan.

Saya mempunyai pikiran begini, mekanisme pembahasan kita, kemudian baru soal Pasal 12 dan Pasal Kesejahteraan. Mengenai pembahasan itu misalnya begini, kita belum membahas soal tadi, basil pemahaman kita kemauan para Rektor. Apakah mereka mau digabung ( dosen dengan guru) atau tidak, itu persoalannya. Kalau sekiranya positif mau digabung dengan kita, dalam arti Undang-Undang Dasen ini digabungdengan Guru, maka silakan membuat Tim Asistensi dan tolong agar Panja memberi waktu. Jadi dalam waktu sekian hari mereka rapat, bahas secara intensif. Karena di sana banyak orang pintar, nanti kita berkumpul dan kita samakan persepsi kita. Kalau demikian caranya berarti kita cukup membicarakan agenda rapat kali ini yang terdiri atas 2 ( dua) masalah, yaitu soal sertifikasi dan soal kesejahteraan, sehingga pembabasan kita lebih efektif. ltu usul saya yang pertama. Kalau sekiranya dia memang tidak mau dipikirkan oleh kita seperti yang disampaikan oleh Pak Ketua tadi, entah berapa tabun lagi ada Undang-Undang Dasen.

Kemudian mengenai Pasal 12 yang terkait dengan kesejabteraan. Di sana disebutkan :

" Guru dan dos en atau putra-putrinya hendaknya memperoleh pendidikan danlatau satuan pendidikan yang memperoleh dana APBDIAPBN tanpa dipungut biaya ".

Ini konotasinya memang ada diskriminatif dan ini menimbulkan rasa iri para profesional lainnya. Ini memang cukup mengganjal. Kemarin saya banyak diprotes oleh masyarakat di Semarang. Mungkin Panja akan berbicara lainjuga. Intinya adalah kami dari Panja ingin memberikan apresiasi terhadap profesi guru atau dosen. Mungkin ini bisa kita tawarkan. Bentuknya tidak harus biaya pendidikan untuk anak-anaknya gratis semua, tetapi mungkin apakab ada semacam tunjangan pendidikan untuk guru dan dosen. Tetapi tidak semacam ini, menuntut pendidikan gratis, nanti bisa menimbulkan rasa diskriminatif.

Kedua, adalah soal gaji (Pasal 11 ). Kemarin saya dapat telepon dari Ketua Pendidikan Dasar Muhammadiyah, Prof. Yunan. Beliau terns terang sangat takut,

381

Page 40: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

menunggu kita dengan hati yang berdebar. Siapa tahu Panja ini memutuskan untuk menentukan besaran gaj i guru yang dapat menyebabkan Muhammadiyah tidak bisa menggaji, kecuali dia akan ditanya dan diteliti terlebih dahulu institusi pendidikan yang mampu menggaji gurunya berapa dan kekurangan dari standar itu akan ditutupi oleh Pemerintah. Kalau demikian tidak apa-apa, silakan. Jadi bahasanya beliau seperti itu. Saya katakan," Prof, saya terima dulu ide anda. Tetapi Insya Allah kami juga akan bijak ". Saya sangat setuju kalau kaitannya dengan kesejahteraan guru dikaitkan dengan status sebagai tenaga profesi tadi dengan tanpa membedakan guru negeri dan guru swasta. Kalau memang seorang guru memiliki kualifikasi dapat disebut sebagai guru yang profesional, yang memenuhi syarat profesi tadi. ltu berarti orang tersebut berhak memperoleh voucher lagi, berhak memperoleh santunan atau salary dari Pemerintah, karena statusnya yang memang sebagai seorang profesional tanpa melihat dia itu negeri atau swasta, sehingga ke depan nanti para guru akan berlomba-lomba untuk memperoleh sertifikat itu. Baik negeri maupun swasra mengikuti pendidikan atau seleksi-seleksi yang dilakukan oleh Mutendik di situ, bayangan saya seperti itu. Ketika dia memenuhi persyaratan itu, maka kita gaji. Hanya saja salary atau dana atau tunjangan yang diberikan untukjabatan profesi itu berapa, nanti terserah Pemerintah mampunya berapa. Kalau dia guru swasta berarti tunjangan profesi itu ditambah dengan gaji swasta dia berapa, kira-kira demikian. Kalau guru negeri, maka standar penggajian negeri, karena standar penggaj ian itu adalah urusan Menpan. Kita hanya bicara mengenai tunjangan untuk guru yang memiliki sertifikat profesi tadi.

Kemudian kaitannya dengan sertifikat. Menurut saya sertifikat ini hanya 2 (dua), yaitu :

I. sertifikat kompetensi karena dia memang memenuhi ijazah atau standar tertentu untuk dapat menjadi seorang guru;

2. sertifikat profesi karena dia mungkin ada pendidikan plus, sehingga dapat dikatakan sebagai guru yang profesional.

Pertanyaannya adalah kalau begitu nanti ada guru yang profesional dan ada guru yang tidak? Sayajawab, '"Ya", sehingga ada guru swasta atau negeri yang statusnya saat ini menjadi guru tetapi dia belum sebagai tenaga profesi. Otomatis gajinya kecil, karena tidak ada tunjangan profesi. Tetapi ada guru dari negeri atau swasta yang temyata memiliki kualifikasi tertentu, sehingga mendapat sertifikat profesi, seperti dokter spesialis. Disamping mendapat tunjangan dari Pemerintah, dia juga mendapat gaji dari guru swasta karena dia adalah orang swasta.

382

Page 41: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

l -

Saya kira itu saja, tidak terlalu panjang.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Pertama, mengenai agenda kita, sebenamya pada awal rapat sudah kita sepakati secara umum bahwa kita tetap bekerja sesuai denganjadwal yang sudah kita siapkan. Artinya, kita memang membahas saja materi-materi yang ada, baik yang berkaitan dengan pasal-pasal tentang guru, common items tentang guru, pasal-pasal tentang dosen, common items tentang dosen. Semuanya kita bahas sesuai dengan urutan yang sudah kita siapkan itu. Jadi apakah nanti ada basil dari teman-teman Rektor PTN tadi atau tidak, itu tidak mempengaruhi proses kita. Kalau ada kita proses, kalau tidak ada kita tetap berjalan sesuai dengan agenda yang memang sudah kita jagwalkan sejak semula rnengenai pembahasan Undang-Undang ini.

Tadi sudah ada dua masukan. Saya mohon nutulensinya, tadi sudah ada dua masukan yang terkait dengan persoalan kesejahteraan dan persoalan sertifikasi. Saya rnengusulkan agar pada tahapan pembicaraan ini kita fokuskan pada soal sertifikasinya terlebih dahulu. Dengan demikian, kita bisa melihat mengenai sertifikasi ini terkait dengan pasal berapa saja yang nantinya masukan-masukan yang ada selama ini dapat kita tampung dengan sebaik-baiknya

Pada Rapat Kerja terakhir ketika itu, posisi sementara yang kita ambil dan kita ajukan ke masyarakat memang masih kembar, yaitu sertifikat kompetensi dan sertifikat profesi. Dari beberapa diskusi khususnya di lingkungan komisi, tampaknya teman-teman lebih condong sepakat bahwa yang dibutuhkan sekarang ini (mengacu dari beberapa negara lain) sebenamya cukup sertifikat kompetensi yang dikeluarkan sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas oleh lembaga pendidikan tinggi yang terakreditasi sesuai dengan jaminannya itu. Jadi kalau kemarin masih ada proposisi sementara bahwa dikeluarkan bersama antara Pemerintah dan organisasi profesi, justru yang berkembang sekarang ini adalah bagaimana kalau kita sederhanakah saja bahwa yang mengeluarkan itu seperti halnya dengan Sisdiknas, yaitu lembaga pendidikan tenaga kependidikan yangterakreditasi dalam bidang itu. Kira-kira itulah nuansa yang berkembang selama ini.

Kami persilakan, barangkali Pak Faslih atau yang lainnya?

383

Page 42: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

I

L

PEMERINTAH (FASLIH) :

Prinsipnya kita setuju bahwa yang paling bagus adalah LPTK yang mengeluarkan, karena dia yang punya SOM dan punya kemampuan untuk itu. Tetapi karena banyaknya LPTK yang ada sekarang ini, maka perlu dipilih yang mana yang akan melahirkan. Karena implikasi finansialnya besar. Ini memang tidak main-main. Jadi sistem akreditasi terhadap LPTK dan kualitas LPTK yang melakukan perlu kita jaga. Dia juga tidak otomatis terus-menerus. Begitu dia tidak menjaga mutu lulusannya berarti mungkin itu bisa ditarik kembali.

Kedua, mengenai istilah sebetulnya kita tidak menjadi masalah. Yang penting guru sudah dicanangkan sebagai suatu profesi. ltu berarti orang selalu menyebut~ nyebut guru profesional. Recognize-nya apa? Apakah tanda bahwa seorang guru itu sudah profesional? Kita bisa saja mengatakan bahwa tandanya dia guru profesional kalau sudah mempunyai sertifikat kompetensi, bukan sertifikat profesi. Kalau ini suctah kitaasumsikan sama (sertifikat kompetensi itu sebetulnya sama dengan sertifikat profesi) sebagai tanda bahwa dia sudah menjadi guru profesional, maka itu tidak masalah. Tentu nanti ini akan dikeluarkan oleh LPTK yang diakreditasi dan diberi mandat. Untuk itu, perlu suatu proses yang cukup ketat didalam memutuskan LPTK mana yang diperbolehkan. Jadi kami sudah sepakat dengan pola pikir yang ada di komisi.

Mungkin dari Pak Kamto dan Pak Mansyur ada tambahan?

KETU A PANJA:

Silakan, Pak Kamto.

PEMERINTAH (KAMTO) :

Assalamu'alaikurn Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Karena sekarang ini ada istilah akreditasi nasional, akreditasi ini harus dibedakan dari akreditasi itu. Karena akreditasi BAN yang diselenggarakan sekarang ini adalah program studinya, sedangkan ini adalah kemampuan atau kewenangan memberi sertifikat kompetensi. Jadi perlu ada dua hal yang dibedakan.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Jadi aspeknya justru dari pemahaman tentang akreditasi itu?

384

- -_J

Page 43: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

PEMERINTAH (KAMTO):

Ya, akreditasi untuk kompetensi ini lain dari akreditasi bidang program studi.

KETUAPANJA:

Yang lainnya kami persilakan.

J adi kalau yang saya lihat sebenarnya kalau sertifikasi ini memang dikeluarkan oleh PTK. Padahal sesungguhnya ini menjadi tugas dari negara. apakah ini LPTK yang memang diberikan kewenangan oleh negara untuk mengeluarkan itu berdasarkan akreditasi yang bersifat khusus tadi?

PEMERINTAH :

Kalau kata-kata akreditasi di perguruan tinggi itu konotasinya. Tetapi Pak Kamto melihat bahwa ini memiliki kekhususan dikaitkan dengan pola mandat. Ini sebetulnya mandat Pemerintah. Mandat Pemerintah diberikan kepada LPTK tertentu (tidak semua LPTK) yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk diberi wewenang mendidik dan mengeluarkan sertifikat kompetensi itu. Jadi di sini mungkin akan kita turunkan bahwa yang melakukan akreditasi itu adalah satu lembaga dimana dia adalah perwakilan Pemerintah, tetapi cukup independen daripada Pemerintah untuk mengatakan bahwa LPTK ini yang pantas untuk melaksanakan. Ini harus ada proses yang reguler supaya mutu dari lulusan LPTK yang akan menjadi guru yang bersertifikat kompetensi (berarti guru profesional) itu tetap terjaga dan mereka yang berhak untuk mendapatkan tunjangan profesional yang akan kita bahas nanti.

KETUAPANJA:

Silakan, Pak Pranata.

PEMERINTAH (PRANATA):

Terima kasih.

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Berkaitan dengan istilah sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi yang kita usulkan, barangkali kita harus melihat kembali Pasal 43 ayat (2) dan Pasal 61 dalam Undang-Undang Nomor 20 tentang Sisdiknas. Di dalam Pasal 43 ayat (2) disebutkan :

"Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditas i ".

385

Page 44: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Pertanyaannya adalah apakah ini yang dimaksud? Kalau ini yang dimaksud, maka sebaiknya kita tidak menggunakan sertifikat kompetensi sebagaimana yang dimaksud di Pasal 61 ayat (3). Karena kalau sertifikat kompetensi yang dimaksud dalam Pasal 61 ayat (3) itu adalah kompetensi untuk melakukan sesuatu yang dikeluarkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi. lni adalah dua hal yang berbeda. Maksud saya adalah apakah tidak sebaiknya jika kita menggunakan apa yang terdapat dalam Pasal 43 ayat (2), yaitu sertifikasi pendidik saja?

KETUAPANJA:

Tolong ditayangkan Pasal 43 ayat (2). Pasal 43 ayat (2) berkaitan dengan sertifikasi, berbunyi :

"Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi ".

Kemudian di dalam Pasal 7 ayat (4) RUU Guru berbunyi sertifikat profesi guru. Jadi barangkali yang dimaksud di sini kalau kita ingin mengembalikan menjadi berbunyi:

"Sertifikat pendidik atau guru sebagaimana dimaksud diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik dan kompetensi guru sebagai (suara tidak jelas) ".

Saya kira sebenarnya bisa langsung masuk. Ayat ( 4) ini bisa langsung menyebut sebagai sertifikat pendidik. Kita gunakan saja istilah terlebih dahulu, nanti kita ganti menjadi guru atau apapun untuk mencocokkan terlebih dahulu dengan rujukannya pada Undang-Undang Sisdiknas. Jadi dirujukkan saja.

Kemudian Pasal 8 ayat ( 4) yang berbunyi :

"Program pendidikan profesi dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan dan tenaga kependidikan yang terakreditasi atau lembaga pendidikan lain yang ditunjuk oleh Pemerintah ".

Dalam membahas ini untuk sementara kita gunakan dahulu istilah pendidik, apakah itu untuk guru ataupun dosen.

Kalau ada kesepakatan secara umum, tadi Pak Faslih juga sudah menyampaikan esensinya, kita hanya mengenal satu sertifikat saja, yaitu sertifikat dengan merujuk pada pemahaman sertifikat pada Pasal 43 ayat (2) dari Undang­Undang Sisdiknas. Atas dasar itulah maka saya kira nantinya kita siapkan saja, mungkin kita minta dari tim ahli untuk merumuskan revisi dari pasal ini supaya

386

- _ _J

Page 45: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

nanti malam bisa kita tuntaskan. Saya kira tidak ada perbedaan. Saya kira kita serahkan kepada tim ahli untuk memberikan rumusan kalimatnya. Dapat disetujui?

(RAPAT: SETUJU)

Selanjutnya kita masuk pada hal yang saya kira sangat rumit Karena ini memang menyangkut bukan pasal demi pasal tetapi juga evaluasi secara keseluruhan dari kondisi umum keuangan negara kita dan lain sebagainya, maka saya mengusulkan kita buka saja mengenai kesejahteraan ini, khususnya mengenai gaji ini, kita buka dahulu semacam brainstorming supaya kita bisa open up pikiran kita seluas-luasnya dengan mempertimbangkan apa yang kita dengar dari masyarakat, apa yang dikehendaki, dan ketakutan yang disampaikan oleh Pak Munawar tadi dari Iembaga-lembaga penyelenggara pendidikan selama ini dan juga dari kondisi keuangan negara kita, apakah mampu kalau nanti diminta untuk mem-back up seperti itu dan lain-lain.

Untuk itu, kita buka saja. Kami persi lakan, siapa yang akan memulai? Kami persilakan kepada lbu Aan.

ANGGOTA F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Assalamu 'a/aikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Terima kasih, Pak Ketua.

Melihat dari pendapat masyarakat, khususnya sekolah-sekolah swasta, sepertinya ada semacam keberatan terhadap Rancangan Undang-Undang ini dalam hubungannya dengan masalah kesejahteraan yang disebutkan dalam rancangan ini. Sebab kalau melihat kondisi saat ini, banyak sekali sekolah-sekolah yang bersifat sosial, tidak ingin memberatkan masyarakat, apalagi di saat krisis, sehingga kalau seandainya Undang-Undang ini diberlakukan dan PNS mendapatkan gaji yang cukup tinggi dikhawatirkan akan terjadi kecemburuan sosial yang besar antara guru-guru swasta terhadap guru-guru negeri. Oleh karena itu, ini perlu dipertimbangkan, bagaimana supaya eksistensi dan keberlangsungan sekolah swasta ini tetap kita lindungi, sekaligus kita juga tidak akan mengurangi lagi hak yang sudah didapatkan oleh guru-guru PNS, sehingga harus ada jalan tengahnya. Sebab bagaimanapun juga, ketika kualitas mereka bisa kita tuntut untuk bisa lebih baik dan mengutamakan profesionalisme, maka otomatis mereka harus disejahterakan, sehingga waktu serta pikirannya bisa terkonsentrasi untuk pendidikan.

Kedua, masalah kesejahteraan ini tentunya harus diimbangi dengan persyaratan profesionalismenya. Sebab kalau misalnya nanti temyata hanya lebih

387

Page 46: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

kepada bagaimana supaya profesionalisme ini diutamakan hanya untuk PNS, ini juga alcan memberatkan pihak swasta. Kalau kita melihat pada hak antara negeri dan swasta seharusnya tidak ada diskriminasi, karena itu harus menjadi tanggung jawab negara dalam memajukan pendidikan seluruh anak bangsa. Ketika masalah sertifikasi itu digulirkan, apakah mungkin kita bisa mengatur kuota antara guru-guru PNS dengan guru-guru swasta ini? Apalagi Depdiknas bertanggungjawab kepada sekolah-sekolah negeri, maka jangan dikatakan bahwa itu hanya tertuju pada sertifikat bagi guru-guru negeri. Padahal guru-guru swasta itujuga merupakan suatu kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam rangka menjaga kualitas pendidikan secara nasional.

Yang menjadi pikiran saya adalah dahulu saya pemah mengajukan apakah mungkin Pemerintah memberikan tambahan gaji kepada guru-guru swasta? Jadi sifatnya bukan tunjangan. Sebab kalau tunjangan mungkin hanya Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu. Sementara itu guru negeri sudah melonjak jauh. Jadi perlu pemikiran juga. Sekalipun tidak akan sama sampai 75% atau 80%, tetapi setidaknya jangan terlalu jauh. Karena kalau kita lihat di daerah, hingga saat ini masih ada guru yang digaji dibawah Rp 200 ribu. Ketika Undang-Undang ini digulirkan, apakah kita tetap akan bisa menjaga dan melindungi sekolah-sekolah swasta yang sekarang ini tidak memberikan kesejahteraan kepada guru-guru dengan baik? Kalau tadi misalnya PNS yang ada di daerah terpencil, di daerah perbatasan, di daerah yang rawan bencana dan seterusnya, mereka justru mendapatkan penghargaan yang luar biasa. Tetapi kalau swasta justru kebalikannya, tidak ada penghargaan yang istimewa untuk mereka. Ini juga perlu menjadi pemikiran kita, apakah mungkin kita membuat suatu usulan di dalam Rancangan Undang-Undang ini bahwa gaji guru untuk sekolah swasta itu juga perlu masuk ke dalam APBN, sehingga tidak terlalu jauh yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan bahkan dikhawatirkan akan menimbulkan suatu hambatan terhadap kemajuan pendidikan secara nasional.

388

Terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Berikutnya kami persilakan kepada Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pimpinan yang kami hormati,

Page 47: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Kalau membaca naskah akademis yang disusun beberapa tahun yang lampau dan sekarang menjadi acuan kita dari Undang-Undang Guru sepertinya pertimbangan saat itu adalah untuk mengembalikan citra guru di Indonesia dimana orang malu melamar menjadi guru. Itu persis seperti BTL (Bantuan Tunai Langsung) sekarang. Ketika dipasang stiker BPS keluarga miskin, dia tidak mau, gengsi. Sekarang dana sudah turun, semua ingin menjadi orang miskin. Jadi Indonesia ini munafik terlalu lama. Garis munafik ini kita potong clan kita ganti dengan orang yang lil/ahi ta 'ala Bahkan di daerah-daerah saya melihat ada yang berantem gara-gara bantuan Rp I 00 ribu ini. Ada pula yang mengijonkan, I tahun sebesar Rp 1,2 juta, BPR mengeluarkan Rp 700 ribu dan yang Rp 500 ribu diijonkan. Di Tangerang kita tangkap orang itu, tetapi temyata uang yang diterima itu adalah uangjudi. Saya tidak tahu ini dosa siapa. Mari kita mengaku sebagai orang yang berkecimpung di bidang pendidikan. Apakah kita harus bertanya kepada rumput yang bergoyang? Tentunya tidak bisa. Siapa yang salah? Oleh karena itu, mohon maaf dengan horrnat, ingin menaikkan gaji guru (terutama negeri yang sebentar lagi mencapai jumlah Rp 2 juta ditambah dengan guru bantu), ini adalah potensi yang besar. Pak Munawar, coba Bapak lihat daerah Bapak (Jawa Tengah) dan Jawa Timur, 70% dari lurah itu adalah dari guru. Itu berarti tenaga guru ini luar biasa. Tentara kalah dengan guru. Jadi kalau kita naikkan derajat sekarang ini, saya kira Insya Allah Allah akan membuka pintu rahmat kepada kita sekalian. Berapa kenaikan gaji guru ini? Mungkin karena saya sudah 40 tahun menjadi guru dan kemarin pensiun dengan gaji guru, ... Kalau kita ingin menaikkan begini saja, kalau ini kita hambat nanti sepertinya negara kita ini kuwalat terus. Pak Herl sendiri menggambarkan bahwa gaj i guru di beberapa negara itu sudah mengalami kenaikan yang luar biasa. Mari kita tidak menutup kemungkinan dan tidak munafik, menjelang Pemilu guru-guru ini menjadi Bapilu, Bapolo, Bapala, macam-macam. Mereka sudah bosan dengan ini dan dia akan menentukan sikapnya. Saya bicara seperti ini karena saya adalah mantan pengurus besar PGRI. Jadi kalau tuan-tuan dalam hal ini masih ragu­ragu untuk membicarakan kesejahteraan guru, gaji guru ini kecil sekali. Jika dibandingkan dengan Rp 4 juta saja, berapa gaji guru ini? Belum ada I% dari PDB. Kemarin tim ekonomi juga menghitung satu-persatu, temyata masih besar penghasilan pejabat Indonesia ini kalau dibandingkan dengan negara-negara lain. Jadi saya kira Pasal I 0 ini tetap kita pertahankan. Saya pemah menjadi Kepala Sekolah dan melarang guru untuk merangkap, tetapi itu juga tidak bisa. Dia mengatakan," Bapak tidak bisa memberikan penghasilan kepada saya H. Kali ini dengan Undang-Undang ini kita sudah bertekad, Insya Allah gaji guru ini kita perjuangkan harus naik sedikit minimal Rp 4 juta, saya katakan demikian. Jadi ayat-ayat ini jangan diubah-ubah lagi. Saya lebih cenderung kita bicarakan masalah-masalah kesejahteraan.

389

Page 48: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Adapun sertifikasi tadi, Bapak dari pihak Pemerintah sudah mengutip Pasal 43 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang sebentar lagi akan kita revisi juga. Dalam masalah Undang-Undang ini kita tidak main-main. Kita sudah cukup lama berbicara dengan masyarakat. Oleh karena itu, saya mohon dengan hormat marl kita bicarakan baik-baik. Setelah ini keluar Peraturan Pemerintah mengenai kesejahteraan guru, mengenai dosen dan seterusnya. Mari kita hilangkan segala uneg-uneg kita ini, tetapi guru kita kedepankan. Sekarang ini guru tidak berpolitik, dia menyatakan bahwa dia tidak berpolitik, hanya kepada Allah SWT.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Yang lainnya kami persilakan. Silakan, Pak Eko.

ANGGOTA F-PDIP (DRS. W. EKO WALUYO) :

Terima kasih, Mas Heri.

Menyambung pendapat dari Bapak-bapak dan lbu tadi, menurut saya pada prinsipnya bukan bermaksud untuk tidak menyepakati gaji guru itu dinaikkan. Prinsip dasarnya kita sepakat. Yang kita pikirkan adalah terhadap guru swasta, guru yang ada di satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Sebabdalam Pasal 13 ayat (1), (2) dan (3) itu tidak hanyagaji guru yang dinaikkan, tetapi sedapat mungkin swasta juga. Bahasa sedapat mungkin ini juga untuk dapat menyesuaikan dengan tunjangan guru swasta kepada negeri. Inilah persoalan yang perlu kita rumuskan bersama-sama. Masyarakat sekolah swasta juga sangat getir. Kalau misalnya guru pegawai negeri itu dinaikkan dan kemudian swasta tidak mengalami kenaikan yang signifikan, ini juga akan menimbulkan persoalan. Jadi kekhawatirannya di sana.

Belum lagi di pasal inijuga menyangkut Jamsostek, ini juga demikian. Sa ya pikir Jamsostek yang akan diberikan kepada guru negeri maupun guru swasta ini juga tidak kecil. Sebagai gambaran kasar, kalau itu dilaksanakan kira-kira untuk tahun depan itu berapa besar anggaran yang digunakan untuk gaji guru atau tunjangan serta Jamsostek? Ini perlu ada gambaran kasar dari kita. Sebab Undang-Undang ini tidak hanya sekedar I tahun atau 2 tahun, tetapi mungkin bisa bertahan selama 5 - I 0 tahun. Namun demikian, kalau mengingat Undang­Undang Sisdiknas itu sendiri dimana 20%-nya belum bisa terpenuhi, maka ini juga menjadi pemikiran kita bersama. Oleh karena itu, pada dasamya kita tetap

390

Page 49: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

sepakat mengenai kenaikan gaji ini. Namun demikian, marilah kita pikirkan bagaimana terhadap guru-guru swasta ini.

Saya kira demikian, Mas Heri.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Kalau kita kembali kepada Pasal 11 sampai dengan 13, di Pasal 11 itu apa yang terkait dengan kesejahteraan atau pendapatan guru itu? Pertama, di sana disebutkan gaji. Gaji ini mau tidak mau harus dipisahkan antara PNS dan non­PNS. Saya kira ini sulit untuk dipisahkan, karena realita sosial sekarang ini adalah seperti ini. Kalau proses perekrutan pegawai negeri saja sudah setengah mati. Jadi kalau kemudian swasta itu pada tahap sekarang ini menjadi negeri, saya kira itu juga tidak mungkin. Jadi kalau dari komponen gaji ini saya kira memang mau tidak mau hams dipisahkan antara negeri dan swasta.

Kedua, adalah tunjangan yang melekat pada gaji. Karena komponen tunjangan ini melekat pada gaji, tentu dibedakan pula antara negeri dan swasta. Yang mungkin bisa dilakukan dalam sistem yang tidak diskriminatif antara swasta dan negeri yang tidak membedakan antara guru swasta dan guru negeri adalah komponen berikutnya yang disebut tunjangan profesi dan/atau tunjangan khusus dan/atau penghasilan lain yang terkait dengan tugasnya Selama ini kita mengetahui bahwa Pemerintah pun sudah memberikan tunjangan kepada swasta yang besarannya Rp l 00 ribu. Kemarin saya kira kita sepakat untuk menaikkan 15 % sesuai dengan tingkat inflasi yang ada. Karena akan sangat sulit untuk Undang-Undang ini mencampuri ketentuan di dalam sebuah yayasan yang mengalokasikan dan kalau kurang kemudian negara hams menutup. Saya kira itu juga tidak logis. Apakah kita memang akan membatasi intervensi negara itu? Tempatnya ada di mana, di dalam gajinya atau di dalam tunjangan profesinya? Tampaknya ini hams mulai mengarah di dalam diskusi kita, karena kita ingin ada kesejahteraan guru. Tetapi pokok kesetaraab itu tidak hanya pada gaji, tetapi pada tunjangan-tunjangan yang terkait dengan profesinya itu sendiri. Bisa tunjangan profesi yang berlaku umum danflat, tetapi bisa juga tunjangan profesi yang selama ini sudah berjalan yaitu kelebihan jam mengajar. lni yang saya usulkan. Ini juga masalah pengaturan supaya dapat dilaksanakan secara efektif dan tidak menimbulkan lebih timpangnya lagi antara guru negeri dan

391

Page 50: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

swasta. Kita menginginkan ada semacam upaya untuk mendekatkan perbedaan itu. Barangkali ini yang dapat kita lakukan pendekatannya.

Silakan, Pak Ade.

ANGGOTA F-PAN (ff.ADE FIRDAUS, SE.):

Terima kasih, Pimpinan.

Ini brainstorming saja. Ketika kita membahas BOS (Bantuan Operasional Sekolah) ataupun dengan beberapa kegagalan di bawah, kita bisa mengalokasikan. Mungkin kita bisa bicara mengenai masalah kesejahteraan untuk guru. Di sini kita bisa menggali. Kenapa BOS bisa, tetapi untuk ini tidalc? Saya sangat yakin bahwa kalau kita menggali dan rnenaikkan anggaran, maka untuk tunjangan­tunjangan tersebut tennasukguru-guru swasta itu pasti bisa. Untuk itu, mungkin dalam brainstorming ini pada tahun 2007 nanti tidak ada susahnya, karena kita akan menaikkan lagi anggaran-anggaran Depdiknas ini. Saya kira kalau Undang­Undang ini turun hari ini mungkin gelombang demo dari pihak swasta akan lebih besar. Namun sebelurn kita membahas atau menyelesaikan ini, mari kita bicarakan terlebih dahulu bagaimana anggarannya kalau nanti kita melaksanakan Undang-Undang ini untuk swasta.

Demikian, Pak.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Silakan, Pak Faslih.

PEMERINTAH (FASLIH):

Kita memang selalu terkait dengan dilema. Kita ingin memberikan satu pesan moral bahwa pendidikan itu penting, tokoh terpentingnya adalah guru, dan untuk guru yang bermutu memang perlu kesejahteraan yang lebih baik, sebetulnya demikian. Semua orang sepakat bahwa kondisi sekarang ini tidak pas untuk meminta mutu yang baik kepada mereka. Kalau ini kita sepakati, yang menjadi pertanyaan besar adalah apa yang kita tawarkan kalau ada Undang-Undang Guru ini yang betul-betul dilihat oleh guru bahwa suatu perhatian, kesejahteraannya membaik, tetapi kita minta kinerja yang lebih baik dan membuat mutu pendidikan yang lebih baik?

Sebetulnya kalau kita melihat guru sebagai pejabat profesional, kalau kita kaitkan dengan Arsiparis, Pustakawan dan lain-lain, mereka sudah memiliki tunjangan profesi. Ada yang mendekati Rp I juta. Walaupun guru sudah dikatakan

392

Page 51: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

tenaga profesional, karena itu tidak dikaitkan dengan tunjangan struktural, tetapi tidak diberikan hak ini, dikatakan saja tunjangan kependidikan. Kemudian dia mendapat Rp 160 ribu untuk yang paling bawah, kemudian Rp 260 ribu, dan kalau tidak salah yang paling tinggi adalah Rp 460 ribu. Padahal Pustakawan saja basic-nya sudah mencapai Rp 600 ribu. Ini sudah lama dituntut oleh guru," Kenapa tunjangan profesi kami tidak disamakan dengan profesi yang lain? "Ini belum berhasil, tunjangan kependidikan itu mungkin hanya dinaikkan Rp 50 ribu atau Rp I 00 ribu, itupun sudah menjadi peristiwa nasional. Akibatnya, guru pun merasa bahwa di aturan yang sudah ada saja, yang sudah menjadi hak mereka, kita belum memberikan. Kalau misalnya kita ingin memberikan sekaligus, tunjangan profesi ini kita hargai, kemudian di sini kita naikkan sehingga dia sekaligus mendapatkan keduanya, tunjangan profesinya diperoleh tetapi juga penghargaan bahwa kesejahteraan baru yang akan membuat mereka mengajar dengan lebih bermutu dapat kita berikan, maka peluangnya adalah bukan mengutak-atik gajinya, tetapi memainkan tunjangan profesinya. Sekarang akan kita patok berapa? Apakah akan kita pakai berdasarkan struktur apa saja yang akan diberi atau kita match dengan gaji tetap atau apapun, tetapi tetap di lini tunjangan profesi ini? Kalau ini kita lakukan, ada beberapa pilihan, yaitu sama rata sama rasa, semua dapat, tinggal tahapannya misalnya dimulai 20%, 40%, 60%, seperti 20%-nya anggaran pendidikan di APBN berdasarkan Undang­Undang Dasar, atau kita pilah dan kita hargai terlebih dahulu yang memang profesional seperti yang dikatakan oleh Pak Anwar tadi. Ini dapat kita buat indikatomya, dia sudah harus Sarjana, dia sudah harus mempunyai bukti bahwa dia mengikuti pendidikan kompetensi tadi dan oleh LPTK dibuktikan bahwa dia lulus. Ini bisa kita sesuaikan juga dengan kemampuan Pemerintah untuk membayar gaji mereka.

Yang kita berikan ke Pemda saat ini, misalnya di SD dan SMP sampai dengan SMA, saya hitung kira-kira ada antara Rp 30 trilyun - Rp 35 trilyun anggaran untuk membayar gaji guru. Karena datanya tidak pemah lengkap. Kita ambil yang paling tinggi (Rp 35 trilyun), mulai dari guru SD sampai dengan SMA/ SMK, itu berarti kira-kira Rp 1,6 juta lebih, hampir Rp 1, 7 juta guru negeri. Kalau mereka ini kita dobelkan, itu memerlukan Rp 70 trilyun. Kalau misalnya anggaran yang kita exercise untuk mencapai 20%, sebenamya ada ruang sekitar Rp 70 trilyun yang bisa diprogramkan di atas dari yang ada sekarang. Kalau milsanya kita merasa bahwa ini harus kita bagi dengan daerah, kita bisa meminta agar DAU yang semakin lama semakin naik itu ditambah Rp 3 trilyun dari DAU, sebenamya itu tidak terlalu berat bagi total DAU. Nanti DAU akan naik dari Rp 80 trilyun menjadi Rp 140 trilyun. Jadi daripada daerah membelikan gedung, mobil dan segala macam, kenapa tidak diambil untuk mensejahterakan gurunya? Inilah perkiraan-perkiraan kami secara bertahap, asalkan merit system, dan

393

Page 52: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

disesuaikan dengan kemarnpuan fiskal yang bertahap itu. Tetapi pesan moral bahwa guru kita perhatikan dan guru kita minta untuk memberikan pendidikan yang bermutu itu bisa kita mulai dan itu tidak akan kita mulai pada tahun 2006, karena tahun 2006 itu baru proses menyiapkan LPTK-nya, menyiapkan pendidikan, seleksi dan segala macam, barn akan kita mulai pada tahun 2007 pada saat BOS sudah selesai kita urus. Itu berarti Rp 12 trilyun yang membebani tahun 2006 tidak lagi merupakan tambahan pada tahun 2007. padahal kenaikan prosentase akan semakin besar. Apalagi faktor DAU tadi.

Kemudian bagaimana dengan swasta? Ada 2 ( dua) pilihan, misalnya kalau kita bedakan antara swasta yang menyelenggarakan waj ib belajar dengan yang diluar wajib belajar, seperti kita melakukan BOS. Sebetulnya BOS sudah kita berikan kepada swasta dalam mendukung biaya operasionaI mereka. Kenyataannya adalah kalau sekolah-sekolahnya memungut di bawah Rp 27 .000,­untuk SMP saja, mereka sudah mentotal yang dipungut dari orang tua. Di dalamnya sudah dibayarkan gajinya. Jadi dengan BOS ini sebetulnya kita sudah mengganti cukup besar komponen-komponen gaji guru swasta bagi sekolah­sekolah yang menerima pungutan dari masyarakat di bawah dari BOS itu. Hanya saja banyak sekolah swasta yang sudah di atas itu dan komponen terbesarnya adalah untuk guru. Kalau dia wajib belajar, kita bisa membuat on top dari BOS, ada subsidi kepada guru swasta untukjenjangwajib belajar. Mengenai berapanya, itu bisa kita sesuaikan dengan berapa kemampuan Pemerintah dikaitkan dengan jumlah guru swasta ini. Kalau kita ingin memberikan perlakuan yang sama tadi, guru swasta itu hendaknya kompeten, profesional. Jadi dia tidak mismatch, kualifikasinya sama.

Kemudian perlu adajaminan bahwa dia mengajar di sekolah yang memang menyelenggarakan pendidikan paling tidak sama dengan standar pelayanan minimal. Karena kalau sekolahnya sederhana, kecil-kecil di mana-mana, kemudian mereka berpegang dengan gaji guru itu, akhirnya gajinya menjadi boros dan tidak seimbang dengan mutu pendidikan. Sebenarnya banyak sekolah swasta yang bisa memenuhi syarat itu. Untuk sekolah swasta di jenjang wajib belajar yang memenuhi kualifikasi minimal dan sertifikat kompetensi guru, mengajar di sekolah yang terakreditasi oleh BAS Sekolah dan Madrasah, sebetulnya secara bertahap tidak ada salahnya jika kita perlakukan sama dengan sumbangan kepada guru negeri ini. Tetapi ini harus melalui satu proses. Kalau kita lihat, maka guru­guru swasta akan membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa dia kompeten, kemudian dia mengajar di sekolah yang menyelenggarakan standar pelayanan minimal dan kemudian dia sudah lulus dari lembaga LPTK yang ditunjuk tadi. Kalau itu kita pakai, maka kecemasan swasta tadi mungkin tidak terlalu besar karena pada waktunya nanti Pemerintah akan secara bertahap memberikan. Oleh karena itu, istilah di sini sebetulnya sudah tepat untuk

394

Page 53: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

membiarkan dahulu mekanisme pasar antara guru swasta dengan yayasannya bermain, jangan diganggu karena mekanismenya sudah terjadi. Artinya, swasta menawarkan dan guru swasta menerima. Supaya guru swasta ini mempunyai bargaining power, tentu ini merujuk kepada bagaimana struktur gaji dari tunjangan profesi dari guru negeri. Di sini nanti Pemerintah harus mulai secara bertahap memberikan dukungan. Kalau bertahap sesuai dengan kemampuan nanti kita dukung, maka lama-kelamaan tunjangan profesi bagi guru yang kompeten tadi di jenjang pendidikan dasar dapat disubsidi oleh Pemerintah. Kita tinggal menghitung berapa lama, berapa orangjumlah gurunya, berapa jumlah di negeri dan swasta, dan kemampuan fiskal tadi. Secara teknis rasanya bisa kita lakukan. Tetapi pesan moral kepada para guru bahwa kalau dia profesional, kompeten, mengajar di sekolah yang benar dan bennutu, dia akan mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Sebetulnya itulah yang ditunggu oleh para guru.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Sebelum saya kembalikan ke Pak Balkan, barangkali ada beberapa hal yang dapat kita rangkumkan dari diskusi yang ada ini. Pertama, nampaknya kita harus melihat komponen pertama, yaitu gaji dan tunjangan yang melekat dengan gaji. ltu tetap merupakan wilayah yang akan menjadi bagian sendiri. Ada rezim kepegawaian yang mengatur dan ada Undang-Undang Hubungan Tenaga Kerja yang melibatkan juga swasta dan pegawai. Yang berkembang tadi adalah upaya untuk memberikan kesejahteraan melalui satu bentuk tunjangan yang di dalam draft yang ada ini kita sebut sebagai tunjangan profesi. Supaya tidak terlalu khawatir, di sini memang sudah disebutkan juga bahwa untuk swasta dalam Pasal 13 itu ayat (3)-nya menyatakan bahwa tunjangan profesi sebagaimana dimaksud ayat (I) dibantu oleh Pemerintah clan Pemerintah Daerah. Nanti tinggal diformulasikan lebih tajam. Saya kira ini harus menjadi catatan kita. Kalau kita meningkatkan gaji guru dua kali lipat, maka konsekuensinya untuk PNS-nya saja. Untuk negerinya saja sudah sekitar Rp 35 trilyun. Apakah itu didalam kemampuan negara kita? Kalau nanti anggarannya sudah 20%, saya yakin itu bisa mencapai ke sana Namun demikian, kita sedang menuju tahap ini, bagaimana supaya kita tidak memberikan janji kosong. Kalau kita bisa mewujudkan tentu saja jumlah tunjangan profesi ini cukup signifikan. Kalau Rp 100 ribu nanti dianggap BLT. Kalau guru mendapat Rp 100 ribu, menjadi orang miskin saja bisa mendapat Rp 100 ribu. Hitungan-hitungan exercise mengenai angka-angka ini nampaknya juga harus menjadi perhitungan kita, sehingga Undang-Undang ini benar-benar memberikan encouragement, memberikan status baru,

395

Page 54: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

penghormatan atau penghargaan baru serta memberikan dorongan baru. Saya mengusulkan agar dari pihak Pemerintah juga membuat exercise supaya kalau kita keluar nanti tidak sulit. Kalau memang ada tunjangan profesi guru, secara bertahap jumlahnya diberikan. Tetapi jumlahnya pun hams signifikan, kalau perlu pada satu titik lebih besar dari gajinya sendiri. Tetapi ini harus kita mulai dengan berapa.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Sebelum saya meneliti Pasal l l ini dalam praktek, terlebih dahulu saya ingatkan kembali supaya pihak Pemerintah menghitung kembali sesuai kesepakatan Komisi X dengan 7 (tujuh) Menteri pada tanggal 4 Juli 2005, yaitu Menkokesra, Mendiknas, Mendagri, Menpan, Menteri Bappenas, Menkeu dan Menteri Agama. Dalam APBN 20% yang pada saat itu kita sepakati, Pasal 31 ayat ( 4) menyatakan bahwa DPR masa lalu sudah menentukan, yaitu :

Tahun 2004

Tahun 2005

Tahun 2006

: 6,6

: 9,3

: 12,0

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

: 14,7

: 17,4

: 20,l

Saya hanya mengingatkan kesepakatan kita dengan 7 (tujuh) Menteri ini, bahwa 20% dari anggaran pusat (APBN) dikurangi anggaran daerah yang terdiri dari:

I. Dana Alokasi Umum;

2. DanaAlokasi Khusus;

3. Dana Bagi Hasil Pendapatan Minyak dan Gas Bumi;

4. sumber daya alam lainnya.

Peningkatan anggaran yang harus dipadukan itu adalah :

I . upaya penuntasan wajib belajar 9 tahun selambat-lambatnya tahun 2008;

2. peningkatan mutu pendidikan nasional tidak menjamin akses warga miskin untuk memperoleh pendidikan;

3. rehabilitasi bangunan sekolah madrasah yang rusak dalam waktu 3 tahun mendatang; dan

396

Page 55: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

4. pembagian tugas dan wewenang antara Pemerintah Pusat dan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Saya membaca dari kesepakatan 7 (tujuh) Menteri ini sudah ditandatangani bersama dan ini kita monitor terus. Pertanyaannya adalah bisakah dihitung kembali dengan kenaikan anggaran sesuai dengan anggaran ini, walaupun keputusan Mahkamah Konstitusi sangat gencar memperjuangkan 20%? Saya kira kesepakatan 7 (tujuh) Menteri ini juga harus dimaklumi. Oleh karena itu, saya minta kita lihat kembali Pasal l l. Pasal 11 ayat ( 1) ini ada 7 (tujuh) hak guru yang perlu diberikan, yaitu:

1. gaji pokoknya;

2. tunjangan yang melekat pada gaji;

3. tunjangan profesi;

4. tunjangan-tunjangan khusus. Tunjangan khusus memang ini ada dan terjadi di lapangan. Jadi perlombaan antara guru itu ada;

5. tunjangan yang disebut maslahat sampingan;

6. penghasilan lain yang terkait; dan

7. penghargaan atas dasar prestasi.

Kalau pasal ini diterapkan di tengah-tengah guru, inilah pasal sakral yang saya maksudkan. Dalam pasal ini kita hargai guru. Cepat atau lambat akan diusulkan dengan 20%. Jadi dia variabel. Dalam pembukaan tadi saya memberanikan diri bahwa Pasal 10 dan 11 ini tidak perlu kita ubah. Karena Undang-Undang Guru clan Dosen ini tentatif. Judulnya saja masih tentatif. Apalagi kalau kita membaca Pasal 12 dan seterusnya. Saya katakan bahwa cepat atau lam bat Undang-Undang ini akan terjadi dalam pemerintahan kita ini karena ada chance. Saya mengintip di Bappenas, neraca perdagangan dan neraca pembayaran itu sebentar lagi neraca kekayaan negara yang menghitung GNP. Kalau pendidikan yang sekian ini nantinya diambil daripada GNP, maka tidak perlu mengganggu anggaran daripada pendidikan yang lain. Departemen Pendidikan ini luar biasa. Oleh karena itu, saya optimis untuk tetap kita perlakukan swasta. Kitajuga sudah menghitung, swasta itu bisa berada di atas 100. Kenapa Gubermur OKI Jakarta bisa memberi bantuan sebesar Rp I juta per bulan? Kalau saya golongan IV rnendapat Rp l, 7 juta. Besar uang pensiun sekarang ini adalah Rp 1.345.000,- masa pengabdian 43 tahun. Sejak menjadi guru di Gajah Mada, saya sudah menjadi guru di daerah-daerah. Kalau ini kita perjuangan, itu untuk yang akan datang, bukan this day. Oleh karena itu, dengan segala honnat

397

Page 56: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

saya lebih mengerucut kepada Pasal 11 ini dengan 7 (tujuh) macam tunjangannya, itu lebih hebat. Kita menghargai dan memperhatikan guru dengan luar biasa.

Jadi sekedar untuk mengingatkan pertemuan dengan 7 (tujuh) Menteri pada tanggal 4 Juli dan kemudian saya hubungkan dengan Pasal 11, Insya Allah dana yang akan kita cari nanti alcan terlihat sumber dan posnya. Nanti kita minta kepada Pemerintah bahwa dengan kenaikan per tahun tadi bagaimana implikasinya kalau Undang-Undang ini terjadi kemudian bisa dibayar. Kalau tidak, kita tunda terlebih dahulu, tidak perlu cepat-cepat. Saya khawatir nanti tidak bisa membayar. Jadi tolong dihitung sekali lagi, apakah dengan kesepakatan 7 (tujuh) Menteri ini kita bisa menyelesaikan 7 (tujuh) macam ini dengan perhitungan yang akan datang berdasarkan real income dan pendapatan masyarakat yang sedang berkembang.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Jadi Pak Balkan menyarankan supaya Pasal I 0 dan ll itu tidak perl u ada perubahan. Saya kira itu memang benar, tidak banyak yang dapat kita diskusikan lagi karena saya kira itu nomatif. Kebetulan tadi saya juga berbicara dengan Pak Oka, karena itujuga tidak menunjukkan bilangan-bilangan yang mungkin bisa menyerempet rezim yang lain. Pasal l l ini kita passed saja, bagaimana?

Kemudian Pasal 12 tadi memang ada sedikit pertanyaan yang disampaikan oleh Pak Munawar Shole}\ itu bisa kita diskusikan lebih lanjut Kunci pennasalahan kita sebenamya lebih banyak bertumpu pada Pasal 13, yaitu dari sisi swastanya. Dari segi swasta ini yang tadi dicoba untuk memperkecil gap antara yang negeri dan swasta tadi adalah mengenai gaji. Ka/au memang dianggap masih memberatkan, pengertian sedapat mungldn mengacu kepada gaji pokok dan tunjangan profesi guru yang diangkat oleh Pemerintah itu bisa saja diganti dengan kalimat yang mungkin lebih netral yang tadi diusulkan oleh Pak Oka yang kira-kira berbunyi :

" Pendidikan yang dise/enggarakan oleh masyarakat mengacu kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku ".

Di sini adalah ketentuan mengenai ketenagakerjaan yang memang sudah ada seperti itu. Sementara itu yang harus diperkuat adalah ayat(J )-nya, dimana di sana ada intervensi Pemerintah~ ada masukan dari Pemerintah yang dengan nyata-nyata Pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru swasta yang

398

Page 57: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

telah memperoleh sertifikat pendidik tadi. Kira-kira yang kita kembangkan sejauh ini adalah seperti itu.

Silakan, Pak Soeratal.

ANGGOTA F-PDIP (DRS. H. SOERATAL HW.):

Terima kasi~ Pak Ketua.

Bunyi kalimat penghasilan yang pantas dan memadai itu memang memerlukan penjabaran lebih l~njut dan ini sudah dijawab pada akhir kalimat Pasal I I ayat (3) dan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Ini sudah bagus. Pasal 12 ayat (2) tadi, dengan Peraturan Pemerintah ini harus bijaksana, termasuk juga Pasa] 13. Kalimat yang disinggung oleh Pak Ketua tadi, sedapat mungkin mengacu kepada gaji pokok dan sebagainya, selama ini swasta yang cukup baik memang mengacu pada peraturan gaji pokok, tunjangan profesi dan sebagainya. Bahkan ada swasta-swasta yang melebihi gaji poko~ tunjangan­tunjangan clan sebagainya dari pihak negeri, baik bagi sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Oleh karena itu, kata sedapat mungkin mengacu kepada gaji pokok atau perundangan kami tidak keberatan, sebab nanti akan ditutup memakai ayat (5) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Perlu kami tegaskan sekali lagi bahwa latar belakangnya memang ad.a sekolah yang didirikan oleh Pemerintah dan swasta. Dalam perjalanannya akan lain. Namun, di sini kita mendekatkan, jangan sampai ada dikotomi yang terlalu mencolok antara sekolah negeri dan swasta. Oleh karena itu, di sini ada perbantuan. Ayat (3) itu memang bagus, dibantu oleh pihak Pemerintah, Pemerintah Daerah dan sebagainya. Dengan sendirinya akan lain-lain menurut daya dan kemampuan Pemerintah Daerah. Tetapi Undang-Undang ini memberikan warning (peringatan) kepada Pemerintah Pusat maupun daerah untuk terus­menerus meningkatkan kesejahteraan tadi. Meskipun kita yakin bahwa Pemda Provinsi maupun kabupaten/kota akan mempunyai daya kemampuan yang lain­lain, tetapi ini memberikan ruang bagi kesejahteraan guru dan akan mendapatkan harapan yang memadai di masa depan.

Itu saja, Pak Ketua. Kalimat mengacu kepada peraturan perundang­undangan, silakan saja, dan kalimat mengacu sedapat mungkin pada peraturan gafi pokok, tunjangan dan sebagainya itu juga terserah kalimatnya.

Terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

399

Page 58: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Terima kasih.

Lebih mempertajam masalah rumusan ini, khususnya untuk Pasal 13.

Kami persilakan, tadi ada 2 ( dua) orang yang masih mengajukan dari posisi swasta. Kami persilakan kepada lbu Aan dan Pak Munawar. Kami persilakan kepada Pak Munawar terlebih dahulu.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH) :

Kalau diperhalus dengan mengacu dengan Peraturan Pemerintah, bagi saya tidak keberatan. Tetapi kembali ke Pasal 12, itu sangat menggelitik dengan profesi lain. Karena ending-nya ke sana. Saya pikir kenapa diloncati? Yang krusial justru di sini. Kalau tentang kekhawatiran orang Muhammadiyah tadi saya kira itu sudah selesai dengan jawaban tadi, bahwa kita tidak akan mengutak-utik gaji. Yang kita persoalkan adalah ten tang tunjangan profesinya yang disama-ratakan antara negeri dan swasta. Saya kira itu sudah selesai. Tanpa dipungut biaya ini dibuang saja. Tetapi kalau disesuaikan dengan peraturan yang ada, itu justru silakan saja.

KETUAPANJA:

Silakan Ibu Aan.

ANGGOTA F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Saya setuju. Kalau boleh saya ingin mengusulkan supaya tentang ketentuan perundangan yang berlaku itu penjelasannya ditulis di belakang supaya lebih jelas. Artinya, Undang-Undang yang mana, sehingga ketika realisasinya tidak rancu.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Jadi saya kira dari yang menyuarakan swasta tadi kelihatannya sudah bisa terselesaikan. Artinya, tidak sedapat mungkin mengacu kepada gaji pokok dan tunjangan profesi guru clan dosen, tetapi lebih kepada sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Nanti di dalamnya diberikan penjelasan pada lampirannya mengenai apa saja Undang-Undang yang terkait dengan itu. Kami persilakan dari tim ahli untuk merumuskan Pasal 13 ayat (I)~ nanti malam kita bahas.

400

Page 59: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Berikutnya adalah ayat (3)-nya.

Silakan.

ANGGOTA F-PDIP(DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Sebentar, Pimpinan.

Hanya pertanyaan saja. Penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidilcan yang diselenggara/can oleh masyarakat, apakah itu bisa dipilih salah satu saja? Misalnya satuan pendidikan yang diselenggara/can oleh masyarakat. Karena di dalam Ketentuan Umum, penyelenggara satuan pendidikan itu sudah dijelaskan lembaga Pemerintah dan lembaga yang lain. Jadi sebenamya sudah didefinisikan, sehingga di sini sudah tidak perlu lagi.

Kedua, itu ditambah saja dengan ketentuan perundang-undangan.atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

KETUAPANJA:

Yang ingin saya sampaikan tadi adalah masih ada ayat yang menurut hemat saya masih kurang tajam, yaitu ayat (3):

" Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh Pemerintah ".

Maksud saya adalah kita balik :

"Guru dan dosen yang memenuhi kualifikasi pendidik tersebut memperoleh tunjangan profesi dari Pemerintah ".

Jadi ditegaskan seperti itu. Maksud saya supaya Undang-Undang ini tidak kosong.

Silakan, Pak.

ANGGOTA:

Kalau demikian halnya, ke depan ini tidak ada istilah guru dan dosen

KETUA PANJA:

" Semua guru yang memenuhi kualifikasi memperoleh tunjangan profesi dari Pemerintah "

401

Page 60: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Ayat berikutnya tetap :

"Tunjangan profesi guru dialokasikan dalam APBN dan APBD. Ketentuan Iebih lanjut diatur dalam PP".

Saya kira ini sudah pas sekali. Saya kira nanti dirumuskan oleh tim ahli, nanti malam kita finalisasi.

Sekarang kita kembali kepada Pasal 12. Sayang sekali kemarin Pak Arifin tidak hadir. Karena yang mengajukan ini adalah Pak Arifin. Tadi ada keberatan. Saya belum paham kenapa swasta terkait. Di sini adalah yang dibiayai oleh APBN, tidak ada kaitan dengan swasta.

Silakan, lbu Aan.

ANGGOTA F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Karena dengan pemikiran bahwa suatu saat nanti ketika Undang-Undang BHP sudah berlaku tidak semua swasta menjadi BHP, mungkin ada swasta yang belum memiliki BHP. Sementarayang mendapat bantuan dari Pemerintah adalah yang memiliki BHP saja.

KETUA PANJA:

Jadi sekarang ini semua sekolah, karena mendapat BOS, itu berarti sudah dibantu oleh Pemerintah. Jadi sebenarnya sudah menerima dari APBN.

Silakan, Pak Munawar. Saya minta tolong penjelasan yang Pak Munawar dengar dari masyarakat supaya nanti kita, khususnya Pak Anwar, bisa meyakinkan bahwa ini memang tidak perlu ada ka.rena bisa diskriminatif. Silakan.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Mengenai pembebasan biaya pendidikan bagi anak-anak guru dan dosen, itu menimbulkan kecemburuan atau keirihatian masyarakat luas. Terus terang saja yang menelepon saya itu ada wartawan. Wartawan mengatakan," Pak Munawar, kalau guru semuanya gratis, sekolah saya adalah perguruan tinggi, apakah itu tidak diskriminatif?" Sangat diskriminatif, apalagi gratis, walaupun di situ ditunjuk sekolah pada lembaga pendidikan yang memperoleh APBN dan APBD. Berarti yang masuk sekolah negeri semuanya gratis sampai ke perguruan tinggi. Ini betul-betul diskriminatif, nanti akan menyakitkan pegawai-pegawai lainyangjuga tidak kalah disebut sebagai pejuang bangsa. Ketika itu sayajawab yang heavy-nya kepada apresiasi kita (DPR dan Pemerintah) kepada profesi guru yang selama ini terabaikan. Mengenai semuanya minta digratiskan, itu

402

Page 61: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

semua masih call (permintaan) yang tinggi. Tetapi saya kira tawar-menawar tidak sarnpai seperti itu. Umpamanya ada fasilitas-fasilitas tertentu, apakah ada tunjangan khusus bagi anak para guru dan dosen atau bagaimana, sehingga tidak semata-mata gratis.

Saya kira demikian.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Mengenai ayat berikutnya, di sana diatur lebih lanjut dengan PP. Kalau misalkan PP mengatur bahwa dosen yang bisa gratis itu adalah dosen yang telah bertugas selama 20 tahun bagaimana?

ANGGOTAF-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Kalau demikian, Pasal 1-nya dibuang saja, tinggal ayat (2) saja yang dipakai.

KETUAPANJA:

Sebentar, Pak Balkan terlebih dahulu, setelah itu Pak Koster dan Ibu Aan.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pasal ini sumbemya dari naskah akademis. Ketika itu pertimbangannya begini, kenapa kalau orang Depkes berobat itu gratis. Apakah di Puskesmas atau di seluruh Indonesia, asalkan dia pegawai Depkes, maka tidak perlu membayar. Kalaupun bayar hanya sedikit. Kedua, kalau pilot atau pramugari naik pesawat itu lumayan, karena ada pergantian. Ketiga, kalau guru masuk rumah sakit itu sulit sekali. Mohon maaf, karena saya ini hidup matinya di guru, sehingga saya tahu persis. Kalau Bapak-bapak membuka naskah akademis, maka pasal ini akan terjawab. Konsekuensinya adalah kalau guru negeri dan swasta sudah dianggap dibiayai oleh APBN dan APBD, maka Pasal 12 ini tidak perlu lagi kalau hal itu terjadi. Kalau demikian, luar biasa hebat, loncatannya sudah duaratus kali lipat. Oleh karena itu, saya katakan bahwa mulai Pasal l 0 sampai Pasal 12 itu diambil dari jiwa dan raga naskah akademis. Bagaimana dengan kondisi sekarang? Kalau kondisi sekarang konsekuen gaji guru naik seperti yang kita kemukakan tadi, maka analisa Pak Munawar tadi juga tepat. Artinya, memanjakan guru yang penghasilannya sudah luar biasa. Kalau misalnya penghasilannya Rp 4 juta, untuk membiayai sekolah sampai sekolah jibrilpun guru sanggup. Tetapi ini belum. Kita juga tidak akan memberikan eek palsu atau

403

Page 62: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

eek kosong kepada guru-guru, tetapi kita bicara riil saja dengan angka-angka dari kesepakatan 7 (tujuh) menteri ini. Oleh karena itu, tolong Pak Faisal dan titn dari Pemerintah menghitung ulang sekali lagi bagaimana kira-kira kalau Pasal 10, 11, 12 dan 13 itu berlaku, apakah kita sudah siap?Yangjelas kalau20% saja kita ambil dari GNP, ketika Pak Bambang Sudibyo melakukan pertemuan di Komisi X dan sama-sama menghitung, beliau mengatakan bahwa kalau diambil dari GNP, maka hanya diperoleh Rp 40 trilyun.

KETUA PANJA:

Cukup, Pak Balkan?

Silakan, Pak Koster.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Sebenarnya to the point dari penghargaan yang diberikan kepada guru saya kira sudah jauh lebih mengangkat posisi guru dibandingkan dengan pegawai negeri yang lain atau pegawai negeri yang lain (TNI/Polri). Jadi saya melihat pasal ini terlalu terlihat sangat diskriminatif dan terasa kurang pas kalau diatur di dalam Undang-Undang ini. Jadi saya mengusulkan agar ini dihapus.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Berikutnya adalah Ibu Aan, Pak lrsyad dan Pak Oka.

ANGGOTA F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

Terima kasih.

Saya merasa bahwa guru itu harus diberikan jaminan bahwa anaknya bisa sekolah.

Kedua, mungkin da1am beberapa tahun ini tidak semua guru langsung bisa menjadi profesional, karena lembaga yang akan menampung itu sendiri tidak mungkin bisa secepat itu dari 4 juta orang guru ini. Bagi mereka yang belum mempunyai kesempatan untuk menjadi guru profesional, maka jelas tidak akan ada tunjangan profesional dan tunjangan-tunjangan yang lain. Mungkin gajinya bisa rendah semua. Untuk orang semacam ini, bagaimana jaminan pendidikan untuk anak-anaknya? Padahal dia sendiri dalam kesehariannya terlibat dalam memajukan dunia pendidikan. Ini juga hams menjadi pemikiran kita. Kalau

404

Page 63: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

seandainya teman-teman keberatan tanpa dipungut biaya, mungkin lebih halus sedikit, apakah diberikan tunjangan-tunjangan atau diberikan keringanan­keringanan, sehingga dalam kondisi apapun guru tetap mempunyai ketenangan dalam mengajar, mempunyai ketenangan untuk memberikan kontribusi terbesamya dalam dunia pendidikan. Karena dia tidak hams berpikir lagi bagaimana dia harus menghemat uang yang memang sudah sedikit. Itu untuk memberikanjaminan bagi keberhasilan pendidikan untuk anak-anaknya.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

S ilakan, Pak Irsyad.

ANGGOTA F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Terima kasih.

Kalau Pak Balkan tadi mengingatkan bahwa Pasal 12 khususnya ayat (I) ini diambil dari naskah akademis tentu secara aspiratif merupakan amanat untuk kita, karena bagaimanapun lahimya Undang-Undang ini juga dari pemikiran ataupun aspirasi yang dituangkan dalam naskah akademis. Oleh karena itu nanti akan ada sesuatu, dimana kalau ini tidak ada mungkin kita dianggap kurang sepenuhnya memikul amanat itu. Oleh karena itu, supaya tidak menimbulkan iri hati yang berlebihan, konteksnya adalah PNS yang lain juga mendapatkan fasilitas dari tempat kerjanya. Oleh karena itu, setidaknya guru dan dosen itu bisa memperoleh hal-hal yang terkait dengan kemudahan putera-puterinya untuk menempuh pendidikan di mana guru dan dosen itu bertugas, misalnya anak seorang Guru SD digratiskan karena dia di situ. Dengan demikian, saya kira sangat wajar. Jadi analogis seperti itu hendaknya juga digunakan. Ini bukan mendahului, tetapi mengikuti lingkungan yang sudah ada. Jadi kita menggunakan opsi memberi kesejahteraan guru secaraorang lainjuga memberikan opsi kepada lingkungannya. Saya kira demikian logikanya. Oleh karena itu, silakan kalau ingin dimodifikasi. Tetapi kalau untuk dibuang, saya kira jangan.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Karena ini adalah Undang-Undang, ini akan berlaku untuk bersifat umum. Jadi tidak hanya di Iingkungan kerjanya. Saya kira pasal ini sebenamya muncul pada Panja yang lalu. Pasal ini tidak ada di draft awal, tidak ada dalam draft

405

Page 64: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

usulan, melainkan muncul pada Panja yang lalu. Tadi ada berbagai pandangan. Saya kira ada pandangan yang mungkin dari aspek hukumnya

Silakan, Pak Oka.

PEMERINTAH (OKA MAHENDRA) :

Terima kasih, Pirnpinan.

Bapak/lbu yang saya hormati,

Pertama, kita rnenyatakan bahwa untuk memperoleh pendidikan pada satuan

pendidikan yang memperoleh dana APBN itu adalah hak bagi putra-putri guru dan dosen. Jadi hak itu bisa dituntut. Sebagai contoh, dosen yang mengajar di Akademi Ilmu Pemasyarakatan itu cukup banyak jumlahnya. SIP yang tersedia di sana hanya 60 untuk setiap tahun ajaran atau guru dan dosennya ada 30. Lalu kapan hak masyarakat untuk bisa memperoleh pendidikan di sana? Nanti akan terjadi oligarkhi di situ. Akademi Imigrasi, Dosen Akademi lmigrasi akan menempatkan anak-anaknya di sana, karena prospek lmigrasi begitu bagus. Demikian pula dengan yang lainnya. Hak yang diberikan kepada putra-putri guru atau dosen itu akan menggeser hak masyarakat untuk memperoleh pendidikan di sana, padahal kita menentukan bahwa itu adalah hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang baik. Sekiranya kita ingin memberikan tunjangan tertentu kepada guru supaya anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak, kenapa tidak di asuransi pendidikan saja ditambahkan di situ? Kita berikan tunjangan asuransi pendidikan, disebut dalam penjelasan di situ. Barangkali ini bisa disesuaikan dengan kemampuan. ltu salah satu alternatif yang bisa ditempuh. Disamping itu, tempatnya pun kurang pas. Pasal 12 ini kalau menurut istilah Jawanya adalah nyelag. Seharusnya setelah Pasal 11 langsung ke Pasal 13, ini yang berkaitan dengan penghasilan-penghasilan, penghasilan guru negeri seperti ini dan penghasilan guru swasta seperti ini. Kemudian kalau memang ada hak, saya kira cukup dicantumkan dalam penjelasan soal kemaslahatan lain, tennasuk asuransi pendidikan.

Kemudian Pasal 14, nan ti pasal ini perlu direlokasi.

Terima kasih, Pimpinan.

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Dari Pasal 12 itu saya kira ada beberapa altematif usulan, kita rangkum terlebih dahulu. Pertama, di usulkan untuk dihapuskan sama sekali; kedua, diubah

406

Page 65: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

limiters-nya (pembatasnya) seperti yang diusulkan oleh Pak Irsyad tadi, misalnya itu tidak pada semua satuan pendidikan yang memperoleh dana dari APBD, tetapi di mana tempat dia bekerja saja; ketiga, ada usulan bahwa itu adalah salah satu bentuk dari benefit (tunjangan lain tadi) yang bentuknya diusulkan berupa asuransi pendidikan. Saya kira ada 3 (tiga) altematif yang bisa kita bahas dan kita putuskan yang mana dari 3 ( tiga) alternatif itu yang kita angkat yang mungkin paling memadai.

Silakan, Pak Soeratal.

ANGGOTA F-PDIP (DRS. H. SOERATAL HW.):

Bapak!lbu yang kami hormati,

Pasal 12 itu yang diributkan di masyarakat I televisi, komentar saya demikian. Sebenarnya maksudnya baik, tetapi penerapannya tidak pas. Seharusnya kalau anak dalang itu menjadi dalang, itu wajar. Jadi sebenamya demikian. lni tidak pas, sehingga menimbulkan diskriminasi. Jadi kalau misalnya guru, dosen dan/ atau putra-putrinya berhak memperoleh pendidikan seperti profesi ayahnya, silakan saja, tetapi juga jangan tanpa dipungut biaya. Jadi yang wajar-wajar saja. Kalau memang itu perlu biaya, maka biaya. Kalau sudah di-BOS, maka tidak apa-apa. Ini yang pemah kita tentang di tempat kerja saya di Universitas Diponegoro. Prof. Eko pasti tahu, anak saya yang 8 (delapan) orang itu tidak ada satupun yang saya masukkan ke Pak Rektor untuk masuk. Ini suatu contoh saja. Biarkan mereka mengikuti tes di mana saja. Tetapi tidak kemudian karena anak Dosen UNDIP lalu semua anaknya di UNDIP, tidak demikian. Bahkan yang melanjutkan S2 saja sudah saya pesankan," Dosen-dosenmu tidak boleh tahu kalau kamu adalah anak saya ". Ketika akan wisuda baru diketahui bahwa yang cumlaud itu adalah putranya Pak Soeratal. Ini suatu contoh saja. Saya tidak menginginkan Pasal I 2 ini ditonjolkan, ini diskriminatif.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Saya mengusulkan agar 4 (empat) altematif yang ada tetap dicabut dan diubah limiters-nya. Kemudian yang satu dengan rumusan tadi nanti kita bahas. Sekarang ini kita dalami terlebih dahulu, tetapi kita catat saja, nanti malam kita bahas.

Silakan, Pak Ade.

407

Page 66: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

ANGGOTA F-PAN (H. ADE FIRDAUS, SE.):

Terima kasih.

Saya kira dalam masalah maslahat ini perlu penjelasan yang lebih spesifik lagi seperti yang dikatakan oleh Pak Oka tadi. Itu akan Jebih spesifik bahwa dalam maslahat ini asuransi disebutkan di penjelasan itu. Ini akan lebih spesifik lagi.

Terima kasih, Pak.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Jadi saya mengusulkan agar tidak kita putuskan sekarang, kita pendingdan kita renungkan kembali. Saya yakin masalah ini sudah kita bahas cukup panjang kemarin. Kalau ada masukan, kita tampung terlebih dahulu.

Silakan, Pak

UGM:

Terima kasih.

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Mohon izin, Pak Satrio. Saya dari UGM.

Saya melihat Pasal 12 ini. ..

KETUA PANJA:

Mohon maaf, sebenarnya rapat ini adalah Rapat Panja. Bapak bisa menyampaikan kepada kami secara tertulis. Kecuali Bapak mewakili Pemerin~ itu bisa kami terima. Tetapi rapat ini adalah Rapat Panja, sehingga tidak memungkinkan suara dari luar. Ada pula rapat DPR yang bukan Panja, tetapi yang hadir di sini juga tidak bicara. Kecuali memang mewakili Pemerintah, tentu kami tidak keberatan.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

..•...•. (suara tidak jelas) .......... ..

408

Page 67: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Yang saya usulkan adalah ini dipending sampai nanti malam. Sekarang kita renungkan, argumennya kita bangun atas 4 (empat) altematif yang ada itu. Saya kira semuanya setuju, bagaimana?

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih.

Jadi Pasal 12 ini kita pending, rumusan Pasal 13 kita tunggu nanti malam. Di sini saya memperoleh nota dari Pak Mansyur bahwa ada sesuatu yang akan disampaikan oleh Pak Satrio.

Kami persilakan.

PEMERINTAH (SATRIO):

Terima kasih, Pimpinan.

Pembicaraan kami di tim para Pimpinan Perguruan Tinggi menawarkan suatu solusi, yaitu RUU-nya seperti yang diusulkan yaitu Guru dan Dasen, dengan rincian isi yang dipisahkan sama sekali. Jadi sekian bab itu mumi tentang guru, sedangkan bab yang lain sepenuhnya terpisah hanya untuk dosen. Ini supaya tidak ada kerancuan dalam pengertian, pemahaman, definisi, yang secara sekilas kita lihat memang ada definisi yang seringkali sumir antara dosen dan guru. Ini kita hindarkan dengan memisahkan kedua entity tersebut supaya bisa jelas pemaknaannya dan dalam pelaksanaannya. Kalau itu disepakati, maka tim akan bekerja dan 1 minggu akan masuk bahan-bahan yang nantinya akan menjadi bagian dari bab-bab untuk dosen. Itu yang kita sepakati dan kami sampaikan pada Panja sesuai dengan amanat yang kami terima tadi pagi.

Terima kasih, Pimpinan.

KETUAPANJA:

Terima kasih, Pak Satrio.

Silakan, Pak.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pak Dirjen, apakah judulnya tetap Undang-Undang Guru dan Dosen?

409

Page 68: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Undang-Undang Guru dan Dosen.

Terima kasih, Pak Satrio.

Saya kira suatu kemajuan perkembangan bersama kita dalam soal ini. Ini masih sejalan juga dengan apa yang menjadi kesepakatan kita bersama dengan menteri, tinggal nanti kita bahas lebih lanjut mengenai bagaimana hal-hal pokok yang mencakup.

Terus terang saja bahwa sebelum tadi pagi saya sudah bisik-bisik dengan Pak Oka, dimana saya dan Pak Oka pun berpikir nantinya Undang-Undang ini sebaiknya ada tiga bagian, yaitu bagian umum, bagian tentang guru dan bagian tentang dosen Pada satu sisinya nanti kita tutup dengan pasal-pasal yang common items-nya kira-kira seperti itu. Jadi saya kira sejatan. Mulai dari sistematika pemecahannya dan lain sebagainya, hal-hal apa saja yang dianggap penting ini kami harapkan dapat kita selesaikan dalam waktu 1 - 2 hari di Panja ini.

Saya kira itu yang kita selesaikan. Kita sudah menyelesaikan 2 (dua) issue pokok mengenai masalah sertifikasi dan masalah yang kita pending, tetapi nanti malam tinggal kita putuskan beserta rumusannya yang disiapkan oleh tim ahli. Tadi juga sudah ada suatu kemajuan tentang upaya kita untuk menyatukan dua masalah besar (dosen dan guru) itu menjadi satu, itu juga sudah ada titik terangnya. Saya kira kita bisa memasuki tahapan diskusi selanjutnya atau kita break terlebih dahulu untuk memberikan kesempatan kepada tim ahli untuk merumuskan, sehingga nanti malam kita bisa bekerja lebih fresh sambil kita gunakan kesempatan ini untuk fraksi-fraksi. Kepada fraksi-fraksi kami mengharapkan ada masukan yang lebih spesifik mengenai sistematika yang baru ini, khususnya item-item di dalam pasal-pasal di dalam pengaturan mengenai dosen yang lebih spesifik, kami harapkan masukan yang lebih konkret dan bahan­bahan yang ada akan kami sediakan kalau memang dibutuhkan oleh kawan­kawan sekalian. Tentu saja diperlukan waktu untuk melakukan lobby-lobby.

Silakan, Pak Faslih.

PEMERINTAH (FASLIH):

Bapak-bapak dan lbu-ibu,

Nampaknya kita sudah mengalami banyak kemajuan. Pertama, dari kepastian bahwa RUU-nya nanti akan bemama RUU Guru dan Dosen. Tadi kita semua sudah mendengarkan masukan dari para Rektor clan direkat oleh Pak Satrio dengan adanya Tim Kecil yang sudah menyiapkan diri dan dalam

410

Page 69: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

waktu tidak terlalu lama akan menyempurnakan komponen dosen, sehingga nanti ada hal-hal yang umum, ada bagian guru dan ada bagian dosen. lni adalah sistematika yang mungkin akan lebih mudah dipahami dan kekhususan­kekhususan di masing-masing itu akan terlihat jelas.

Kedua, bahwa sertifikasi ini sudah kita sepakati, yaitu sertifikasi pendidik yang merujuk pada Undang-Undang Sisdiknas, tetapi itu sekaligus penghargaan kepada profesinya. Jadi bahwa seseorang yang sudah memiliki sertifikasi pendidik itulah yang nantinya berhak untuk mendapatkan tunjangan berdasarkan merit. Siapa yang melahirkan? Sudah kita sepakati bahwa itu adalah LPTK clan itu merujuk pada Undang-Undang Sisdiknas. Mengenai proses akreditasi atau pemilihan LPTK mana, itu akan diturunkan dengan Keputusan Pemerintah lebih lanjut. Sedangkan mengenai kesejahteraan, kita sudah sepakat bahwa ada pembedaan antara hal-hal yang berhubungan dengan gaji guru yang berstatus pegawai negeri, karena itu diatur oleh Undang-Undang Kepegawaian. Sementara kita akan memberikan tambahan take home pay dari guru dan dosen dalam bentuk tunjangan profesi. Tunjangan profesi ini nantinya akan kita jabarkan yang mungkin menjadi persiapan bagi kita kalau nanti guru bertanya kenapa hal­hal yang secara spesifik mengenai kesejahteraan di dalam draft kita itu tidak ada lagi dengan asumsi bahwa akan diatur oleh Peraturan Pemerintah. Kalau nanti mereka bertanya, tentu argumennya harus solid. Kalau itu sudah, berarti hal-hal teknis yang redaksional akan disiapkan oleh tim teknis dan ahli-ahli kita. Rasanya sampai Maghrib nanti bisa kita hemat sambil menunggu Tim Kecil bekerja, malam harinya nanti kita lihat hasil. Kalau malam harinya selesai, berarti Hari Sabtu dan Minggu tidak diperl ukan.

Mungkin dari Pak Mansyur dan Pak Satrio ada tambahan? Kami kembalikan kepada Bapak Pimpinan.

KETUAPANJA:

Terima kasih, Pak Faslih.

Saya kira kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa kita akan menskors rapat ini sampai dengan setelah makan malam. Jadi kita gunakan waktu kita untuk istirahat. Makan malam sudah siap pada Pukul 18.30. Tepat Pukul 19.30 nanti kita mulai kembali.

Kita akhiri rapat ini dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil 'alamiin. Rapat kita skors sampai Pukul 19.30.

Terima kasih.

411

Page 70: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

(RAPAT DISKORS PUKUL .••..• WIB)

KETUA PANJA:

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Menepati waktu yang kita sepakati, sekalipun sudah terlambat I 0 menit, maka kita cabut kembali skors Rapat Panja ini dan kita mulai bersama dengan membaca Bismillahirrahmaanirrahiim.

(SKORS DICABUT PUKUL 19.40 WIB)

Melanjutkan kesepakatan yang telah kita capai pada siang hari tadi, yaitu dari rumusan yang diajukan mengenai pasal yang terkait dengan sertifikasi. Kalau masih ada ganjalan, kita setujui saja substansinya. Kalau memang merasa perlu ada perbaikan dari redaksi, kita serahkan kepada Tim Kecil. Kami persilakan, tolong ditayangkan. Jadi sebenamya kalimatnya tidak banyak yang diubah. Pertama, perubahan itu kita lakukan di dalam Bab I ayat (2), yang semula berbunyi pengakuan kedudukan guru dan dos en sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat profesi, diganti menjadi sertifikat pendidik.

Kedua, adalah pada Pasal 6, yang semula berbunyi guru dan dosen wajib memiliki kuali.fikasi akademik dan kompetensi sebagai artian pembelajaran, memiliki kemampuan dan memiliki sertifikat pendidik. Nanti di dalam penjelasan ditambahkan sertifikat pendidik ada/ah sertifikat profesi guru dan/atau dosen sebagaimana dimaksudkan di dalam standar nasional pendidikan yang diperoleh setelah program sarjana. Nanti itu catatan, karena Undang-Undang tidak boleh merujuk kepada PP.

Saya ingin meminta persetujuan terlebih dahulu dari substansinya saja, barangkali sudah cukup. Saya kira semuanya sudah setuju, kita serahkan pengolahannya kepada Timsin dan Timus.

(RAPAT: SETUJU)

Kemudian masalah yang kedua adalah mengenai pasal yang terkait dengan kesejahteraan, yaitu mulai dari Pasal 11 dan 12 yang tadi kita pending. Untuk Pasal 12 mungkin Pak Faslih ingin menyampaikan sesuatu?

Karn i persi lakan.

412

Page 71: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

PEMERINTAH (FASLIH) :

Tadi saya dipanggil oleh Pak Menteri. Pak Menteri sudah membicarakan ini dengan Pak Wapres di Kabinet, yaitu bagaimana sebenamya tentang peningkatan kesejahteraan guru. Pada mulanya beliau memang mempertanyakan apakah memang secara kategorikal semua gaji guru itu dinaikkan tiga kali lipat? Karena itu yang berkembang di pers. Itu berarti beban fiskalnya besar. Jadi ketika dijelaskan oleh Bapak Menteri bahwa ini adalah penghargaan kepada yang profesional yang dibuktikan oleh sertifikasi pendidik dan ini kita lakukan bertahap sesuai dengan kemampuan negara, mak:a Bapak Wapres langsung menyetujui, sehingga Pak Menteri meminta ada baiknya kuantitatifnya tidak perlu masuk di sini tetapi ayat yang mengatakan bahwa guru yang kompeten yang memiliki sertifikasi pendidik akan mendapatkan kesejahteraan tadi itu harus tergambar di dalam pasal di sini tanpa menyebutkan berapajumlah kuantitatifnya. ltulah yang disampaikan oleh Pak Menteri kepada saya tadi untuk disampaikan di forum ini.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Saya kira itu dari posisi Pemerintah yang sudah disarnpaikan tadi yang tentu saja juga disampaikan di dalam Rapat Kabinet Artinya, itu keputusan Pemerintah. Namun demikian, ini rumusan yang kita sampaikan di dalam forum ini. Tadi ada keinginan dari tim ahli bahwa agar message (pesan) atau sinyal dari ketentuan itu benar-benar dapat ditangkap oleh guru, maka tim ahli mengusulkan bahwa itu diberikan tidak dalam bentuk angka atau apapun, tetapi suatu pemyataan yang kira-kira berbanding seperti apa. Di sini diusulkan yang berwama merah itu, saya bacakan :

" Tunjangan pendidik sebagaimana dimaksud ayat ( 1) untuk guru pegawai negeri sipil sekurang-kurangnya sebesar satu kali gaji pokok pada tingkat clan golongan yang sama ".

Ini konsekuensi fiskalnya adalah Rp 36 trilyun. Ini harus dipahami.

Kemudian yang kedua :

" Tunjangan pendidik sebagaima na dimaksud ayat ( 1) untuk guru pegawai negeri sipil sekurang-kurangnya sebesar satu kali gaji pokok pada tingkat dan golongan yang sama ".

lni kalimatnya sama.

Silakan.

413

Page 72: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE) :

Kalau berdasarkan penjelasan dari Pak Faslih tadi, berarti Pasal 2 dan 3 ini sudah dikurangi nilainya. Mohan maaf, Pak Faslih ulangi kembali.

KETUA PANJA:

Maksudnya dikurangi bagaimana'? Yang diinginkan adalah rumusan yang tidak spesifik. Saya kira tadi sudah diuraikan oleh Pak Faslih bahwa sebuah kenaikan tunjangan sebesar gaji guru negeri ini konsekuensinya terhadap anggaran kita diperkirakan sebesar Rp 36 trilyun. Apakah kita mau menggunakan fonnula seperti yang diusulkan oleh tim ini yang sifatnya adalah langsung pada satuan sebesar itu ataukah disampaikan? Tujuan mengapa kita sampaikan dalam fonnat yang terbaca baik itu adalah untuk memberikan sinyal. Tetapi konsekuensinya adalah beban fiskalnya sangat berat. Namun demikian, itu bisa diatasi dengan pengertian yang disampaikan tadi, bahwa tunjangan itu hanya diberikan kepada mereka yang telah memperoleh sertifikat pendidik. Sementara sertifikat pendidik itu akan dikel uarkan secara bertahap dalam waktu sekian tahun, sehingga konsekuensinya bisa disebar dalam beberapa waktu yang cukup panjang, sekalipun pada akhimya beban anggarannya itu kira-kira sekitar Rp 35 trilyun sampai Rp 40 trilyun.

Kami persilakan kepada yang Iainnya. S ilakan, Pak Koster.

ANGGOTAF-PDIP(DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Ayat (2) itu tunjangan pendidik atau tunjangan profesi? Tunjangan profesi?

KETUA PANJA:

Tetap tunjangan profesi, tidak kita ubah, tetapi tunjangan profesi pendidik. Karena kalau tunjangan pendidik nanti siapa saja.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Kalau ini rumusannya, saya kira sudah cukup memadai.

KETUA PANJA:

Yang kedua itu ada tunjangan khusus di situ. Dari diskusi kita tadi juga keluar satu kata dan itu adalah sekurang-kurangnya. Sekurang-kurang-nya ini juga bisa mematikan. Karena Undang-Undang harus diwujudkan. Kalau tidak, karena ini dan itu nanti bisa digugat. Karena ini adalah Undang-Undang. Kalau nanti ini diterapkan, kalau tidak digugat, seluruh anggaran pendidikan kita yang ada di Diknas akan habis untuk tunjangan profesi, tidak tersisa untuk tunjangan

414

Page 73: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

yang lain. Mohon ini menjadi pertimbangan kita secara umum. Kita brainstorming terlebih dahulu, jangan dipastikan terlebih dahulu, karena kita ingin mengambil rangkuman awal yang kita keluarkan dari pikiran tadi. Di sini ada 2 ( dua), yaitu :

1. secara eksplisit kita sebutkan besarannya, apakah itu satu kali gaji, setengah kali gaji atau segala macam;

2. tidak disebutkan secara eksplisit besarannya, namun diberikan perkiraan penganggarannya itu secara umum, misalkan sesuai dengan perkembangan pengalokasian anggaran dan-lain-lain.

Silakan, Pak Irsyad.

ANGGOTA F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Terima kasih, Pimpinan.

Saya hanya ingin mengangkat kemungkinan implikasinya. Ada 2 (dua) implikasi yang saya catat, yaitu implikasi politis dan implikasi teknis. Apapun yang kita putuskan pasti kita harus menghadapi implikasi itu. Kalau kita mengacu kepada semangat meningkatkan kesejahteraan guru, dengan adanya implikasi politis itu guru akan senang, tetapi di luar guru akan menggugat. Sebaliknya, kalau kenaikan itu tidak tergambar secara signifikan, maka implikasinya adalag guru akan kecewa, walaupun yang lain mungkin diam-diam. Untulc itu, didalam merumuskan ini kita harus mampu menyiapkan semua implikasi itu. Kalau kita pilih memang meningkatkan kuantitatif dengan sejelas-jelasnya, maka kita harus siap kepada implikasi teknisnya, yaitu bahwa apa yang tertera itu akan segera dapat terlaksana. Jangan sampai kita sudah menerima akibat gugatan tetapi di pihak guru sendiri juga tidak menerima. Artinya, realisasi dari apa yang diperintahkan oleh Undang-Undang ini bisa diwujudkan, misalnya tersedianya dana, kemudian kemampuan kita mengatur secara administratif dan memberikan pelayanan itu bisa segera direaJisasikan. Jangan sampai nanti kita dihadapkan kepada tuduhan janji-janji kosong atau rumusan-rumusan yang tidak bisa di laksanakan. Itu yang in gin saya sampaikan secara suasana yang tersedia sekarang. Masyarakat sudah bersiap-siap untuk mengomentari atau memberikan reaksi Undang-Undang Guru ini, baik itu yang bersiap-siap untuk menggugat maupun yang bersiap-siap untuk menerima hadiah.

Secara khas rumusan ini, menurut saya ini akan dihadapkan pada implikasi politis dimana guru akan mencatat bahwa ini akan tercapai. Tetapi kapan terwujudnya tunjangan profesi yang sekurang-kurangnya sebesar satu kali gaji pokok ini? Adanya profesionalisme, adanya sertifikasi pendidik clan lain-lain ini harus terwujud. Siapa yang segera mendapatkan ini? Kalau itu keputusan yang

415

Page 74: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

kita ambil, kepada Pemerintah kita minta supaya jangan ada kesan bahwa janjinya adalah janji kosong, tidak bisa dilaksanakan, tidak ada uang atau belum ada ketentuan-ketentuan yang bisa dipegang, sehingga menjadi terlambat dan terulur­ulur. Sebaliknya, kalau kita tidak mencantumkan kuantitas seperti itu, maka percuma saja. Tanggal 26 nanti PGRI akan memasang bendera setengah tiang. Sebab ini yang ditunggu-tunggu oleh guru. Saya minta implikasi politis dan konsekuensi teknis. Kepada pihak Pemerintah, kami ingin mendapatkan keyakinan untuk dapat menyetujui rumusan ini. Sebab pada akhimya implikasi politis itu jelas yang paling keras adalah kepada DPR, walaupun Pemerintahjuga terkena. Tetapi yang namanya Undang-Undang pasti yang terkena adalah DPR.

Untuk sementara hanya itu.

KETUA PANJA:

Saya kira didalam mempertimbangkan ini kita hendaknya rnempertimbangkan suatu aspek politis dan aspek fiskaJ kita, apakah memang dalam waktu dekat bisa memenuhi atau tidak.

S ilakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pasal 11, kalau saya katakan bahwa ayat (2) dan (3) itu cukup jelas, pada penjabaran di lapangan nanti difilter oleh ayat (5), ketentuan lebih lanjut tentang ... dan seterusnya diatur oleh Peraturan Pemerintah. Jadi ada chance, ada kemungkinan yang terjadi. Kalau tidak disetujui karena ada tunjangan profesi dan tunjangan khusus, itu bisa dikunci melalui ayat (5). Dengan demikkian, saya kira kata-katanya sudah cukup bagus, karena masih ada harapan untuk membuat Peraturan Pemerintah dengan ayat (5) supaya kita bisa melihat bahwa jika terjadi seperti yang digambarkan oleh Pak Dirjen tadi, guru diatur sendiri dan dosen diatur sendiri, ini sudah bisa dipilahkan. Kalau dipilahkan nanti bisa menjadi ayat (6) dan (7), tetapi setelah keduanya dipecah. Jadi usul saya yang konkret adalah kata-kata pada ayat (2) dan (3) ini dibiarkan saja, nanti ada filtemya pada ayat (5), sehingga kita bisa bicarakan Pasal 12 dan seterusnya, ini ada keterkaitan dengan Pasal 11 ini. BarangkaJi saya agak berbeda dengan Pak Diro, tetapi tujuannya sama.

Terima kasih.

KETUA PANJA :

Terima kasih.

416

Page 75: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Kami persilakan kepada yang lainnya Silakan, Pak Muchtar. Setelah itu kami persilakan kepada Pemerintah.

ANGGOTA F-PPP (DR. H. MUCHTAR AZIZ, MA.):

Saya merasa bahwa kalau ayat (2) dan (3) ini kita biarkan tetapi dengan penjelasan seperti yang disebutkan oleh Pak Faslih tadi, ini tidak akan memberikan salah pengertianjika menjelang sosialisasi nanti kita akanjelaskan seperti yang disebutkan itu. Kalau terang-terangan disebut dalam Undang-Undang barangkali terlalu vulgar. Redaksi yang sudah ada ini saya kira sudah cukup. Kalau umpamanya nanti tumbuh pertanyaan karena tentang gaji pokok tadi mungkin dianggap tidakjelas, itu bisa diceritakan ketika kita mensosialisasikan Undang­Undang, sehingga tidak akan menimbulkan kesalahpahaman.

Barangkali demikian.

KE TUA PANJA:

Terima kasih.

Kami persilakan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (OKA MAHENDRA):

Dari Pemerintah agak sulit, karena Pemerintah yang satunya sudah berbicara. Kalau saya berbicara tidak cocok nanti repot, bisa dipanggil oleh Wapres. Tetapi karena Pak Balkan menyarankan supaya kita bertindak sebagai negarawan tentunya kita berpikir jauh ke depan.

Ketentuan ini adalah sekurang-kurangnya satu kali gaji pokokpada pangkat yang sama. Sekurang-Jcurangnya itu berarti ke depannya nanti kecenderungannya harus lebih besar dari satu kali, karena minimal harus dicapai sekian. Lain halnya kalau dirumuskan tanpa menggunakan kata sekurang-kurangnya, sebesar satu kali gaji pokok. Kemudian tunjangan khususnya juga sebesar gaji pokok. Di dalam penjelasan barangkali dapat dicantumkan untuk memberikan tunjangan sebesar satu gaji pokolc bisa dilakukan secara bertahap. ltu tergantung pada kemampuan keuangan negara. Untuk tahun sekarang ini barangkali belum bisa satu kali gaji pokok. Tetapi pada akhirnya nanti dia harus mencapai satu kali gaji pokok. Sebab kalau nanti gaji pegawai negeri itu nailc, maka gap-nya akan semakin besar. lni juga perlu kita pertimbangkan. Saya setuju dengan memperhatikan nasib guru dan setuju pula dengan memperhatikan nasib orang-orang yang memperhatikan nasib guru. Seperti Bapak-bapak ini juga perlu diperhatikan, tennasuk yang membuat Undang-Undang ini juga perlu diperhatikan. Tidak ada yang memikirkan kita, tennasuk Pak Balkan juga tidak pemah memikirkan

417

Page 76: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

orang yangpontang-panting membuat Undang-Undang seperti teman saya, Pak Syafrullah. Kalau bisa kata sekurang-kurangnya itu tidak dicantumkan.

KETUA PANJA:

Tolong dialtematifkan, kalimatnya diberi garis bawah atau bagaimana.

Silakan, ayat (4).

PEMERINTAH (OKA MAHENDRA):

Ayat (4): " Guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah pada daerah-daerah khusus berhak alas rumah dinas ".

Apak:ah ini guru PNS clan non-PNS juga termasuk? Itu pertanyaannya. Kalau memang sama PNS-nya, disebutkan bahwa yang mendapat itu PNS. Kalau di sini ada kemungkinan bahwa yang non-PNS yang ditempatkan di daerah khusus harus disediakan rumah dinas.

KETUA PANJA:

Kita satu-persatu terlebih dahulu supaya tidak terlalu rurnit. Kita menggunakan formula tadi. Dari Pemerintah mengusulkan bukan sekurang-kurangnya, kata sekurang-kurangnya itu dihapuskan.

Sebelum ke Ibu Aan atau yang lainnya, rnungkin Pak Faslih bisa menjelaskan tentang exercise-nya. Sebenarnya kenaikan tiga kali lipat ini sama. Bagaimana exercise dari kemampuan fiskal kita sendiri dalam mendukung sebuah keputusan politik yang dianggap sangat penting tetapi juga sangat mahal?

PEMERINTAH:

Terima kasih, Pimpinan.

Sebetulnya yang ayat (2) itu yang mempunyai implikasi yang besar, karena pelayanan khusus itu sebenarnya sangat kecil jurnlahnya, tidak akan mencapai 1 % dari total populasi. U ntuk tidak berulang kata-kata seakan-akan ada privilege senilai gaji pokok itu dua kali lipat yang membuat orang merasa bahwa gaji guru itu akan naik tiga kali lipat, bisa saja misalnya di tunjangan khusus itu tidak perlu dalam bentuk uang, melainkan dalam berbagai kemudahan, seperti rumah dan lain-lain di daerah khusus. Karena biasanya jumlahnya relatif terbatas dan bisa kita kontrol dengan berbagai tambahan tanpa perlu terbaca oleh orang seakan­akan guru diberi privilege dua kali. Kalau misalnya kita konsentrasikan kepada

418

Page 77: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

ayat (2) saja, kalau kita sepakat dan kita sosialisasikan bahwa yang menerima itu hanya orang yang sudah terbukti mempunyai sertifikat profesi atau sertifikat pendidik, kita mempunyai keleluasaan untuk menyesuaikan dengan kemampuan fiskal Pemerintah. Kitajustru mempunyai kesempatan Wltuk tidak membedakan antara guru yang sudah bersertifikat pendidik negeri dengan swasta. Karena ketika dia lewat dari itu kita beri, tetapi jumlahnya kita control sesuai dengan kemampuan kita mencapai 20%. Bahlcan Pak Menteri menawarkan mungkin di penjelasannya nanti disebutkan pula bahwa pembiayaan untuk ini dihitung termasuk ke dalam 20% anggaran pendidikan itu. Kalau itu bisa dengan memperkirakan berapa keharusan 20% itu dan berapa beban fiskal ini rasanya affordable, asalkan seperti yang dikatakan oleh Pak Oka tadi, dilakukan secara bertahap.

ltulah dari kami, terserah bagaimana caranya dan yang mana yang dipilih. Karena kalau berkali-ka1i dan setiap kalinya adalah satu kali lipat, orang menduga bahwa gaji guru sudah tiga kali. Padahal daerah khusus itu hanya satu kondisi yang sangat spesifik yang bisa kita beri reward dalam bentuk uang atau bisa dalam bentuk benefit yang lain.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Jadi kalau tadi digambarkan dari posisi exercise-nya, kita bisa mengatur sesuai dengan kemampuan fiskal negara dalam pengertian dengan melakukan pengendalian pemberian sertifikat profesi itu sendiri. Ada sekitar 2,6 juta guru. Dari 2,6 juta itu terdiri dari l, 7 guru negeri dan 900 ribu guru swasta. Nantinya semuanya harus ter-cover dalam waktu berapa tahun dari sekarang. Program untuk sertifikasi guru itu sendiri kemudian harus diprogramkan juga seperti ini.

PEMERINTAH :

Kalau SMP, di dalam Peraturan Pemerintah itu kita diberikan kesempatan untuk menyelesaikannya selambat-lambatnya 15 tahun, itu sudah keluar. Berarti kita punya waktu yang cukup leluasa. Saat ini tidak satupun guru yang pantas mendapatkan tunjangan profesi yang 2, 7 itu, karena belum ada satupun yang membuktikan bahwa dia memiliki kompetensi pendidik tadi, yang hams diuji dan dikeluarkan oleh LPTK yang diakreditasi. Jadi sebetulnya ketika peraturan ini berlaku, walaupun sudah ada hak, tetapi belum bisa dicairkan, hak itu belum bisa diambil karena pra-kondisinya belum. Oleh karena itu, kita membayangkan tahun 2006 ini LPTK bekerja keras menyiapkan, kemudian sejumlah guru yang sudah S l, sudah mengajar selama 20 tahun dan sudah memi liki berbagai sertifikat pelatihan disetarakan oleh LPTK yang sudah kita setujui. Palingtidak sejumlah

419

Page 78: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

itulah nanti (tahun 2007) yang sudah berhak untuk rnendapatkan tunjangan berdasarkan sertifikat pendidik itu. Oleh karena itu, kita tidak melihat beban yang mendadak, itu tidak besar.

Apakah kalau untuk tahun pertama nanti misalnya kita anggap l 0%, bisa saja sesuai dengan kemampuan Pemerintah kemudian naik menjadi sekitar 30% untuk tahun kedua, kemudian naik lagi pada babak berikutnya. Jadi bisa l 0 tahun, bisa lebih cepat, tetapi jelas tidak di bawah 5 tahun. Sementara guru­guru yang baru kita harapkan 3 tahun dari sekarang sudah keluar dengan sertifikat profesi langsung, tinggal kemampuan negara untuk menerima pegawai negeri baru sebagai guru.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Cukup menjelaskan, Pak lrsyad? Kalau tadi sudah cukup dijelaskan berarti beban fiskal negara pun bisa di-spread pada suatu periode tertentu, sehingga sesuai dengan SMP, jangkauan waktunya bisa memadai pula.

Silakan, Pak Koster.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Sebenarnya kalau kita hitung-hitung dalam /prakteknya, seperti yang digambarkan oleh Pak Faslih tadi bahwa andaikata ini diundangkan pada awal tahun 2006 dan juga akhir tahun 2006, maka mungkin baru sedikit. Tahun 2007 baru berapa persen dari total Rp 2,7 juta tadi. Menurut saya, dari sisi kepentingan po lit is seperti yang dimaksud oleh Pak Irsyad tadi serta konsekuensinya terhadap keuangan negara sebenarnya dalam waktu 2 - 3 tahun ini beban yang harus ditanggung belum signifikan. Apalagi 2009 nanti anggaran pendidikannya minimum sudah hams mencapai 20, I%. Jadi seharusnya ini bisa berjalan secara praktis.

Kedua, yang masih membingungkan saya adalah tunjangan profesi dan tunjangan khusus itu disatukan di situ. Padahal khusus ini maksudnya untuk yang bertugas di daerah-daerah khusus. Jadi mungkin tempatnya tidak di sini, mungkin secara spesifik tempatnya di penghargaan khusus itu, sehingga tidak membingungkan. Nanti jangan dikira bahwa seorang guru yang bertugas di Jakarta itu akan mendapatkan tunjangan profesi, tunjangan khusus dan yang Iainnya.

420

Page 79: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Tunjangan khusus itu ada sebutannya di ayat (I). Nanti bisa saja diterangkan di dalam penjelasannya.

ANGGOTAF-PDIP(DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Saya kira untuk sementara hanya itu.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Yang ingin saya sampaikan adalah saya kira aspek fiskalnya tadi bisa terjawab dalam pengaturan. Barangkali satu aspek lagi yangjuga hams dipertimbangkan, yaitu aspek politis. Mungkin ada pertimbangan dari kawan-kawan sekalian. Seandainyajangka waktu sertifikasi guru menyeluruh itu memakan waktuyang lama, maka pasti akan timbul. Bagaimana kira-kira bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan seperti itu.

Silakan, Pak Satrio.

PEMERINTAH (SATRIO) :

Terima kasih, Pimpinan.

Sebetulnya ada satu pemikiran dari kami ke depan memang porsi anggaran pendidikan itu pada guru, sehingga mungkin kalau kita melihat besarannya ke depan barangkali untuk yang rehab atau USP atau apapun k.ita kurangi dan kita switch ke guru. Karena guru itu sentral. J adi masalah fiskal ini sebetulnya masalah bagaimana kita membagi alokasi ini. Jadi saya kira ketakutan mengenai tidak cukup itu tidak perlu kita khawatirkan. Kalau memang seperti itu, utamanya adalah untuk guru. Karena kita percaya bahwa kurikulum boleh jelek, gedung boleh jelek, tetapi kalau gurunya hebat, maka pendidikan menjadi hebat. Sebaliknya, gedungnya bagus, kurikulum bagus, tetapi gurunya jelek, maka pendidikan akanjelek.

Kedua, saya ingin menyampaikan bahwa mungkin untuk dosen tidak seperti itu. Nanti kitaarahkan dosen itu tanggungjawabnya adalah lernbaga untuk bisa memberikan penghargaan. Jadi bukan Pemerintah, tetapi via lembaga pendidikannya, karena kita ingin ke depan nanti dosen betul-betul diurusi oleh

421

Page 80: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

perguruan tinggi. Dengan demikian, akan mengurangi beban tekanan untuk fiskal, bagaimana kita bisa mensejahterakan guru.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Selanjutnya kami persilakan Pak Yusuf.

ANGGOTA F-PKS (K.H. YUSUF SUPENDI, LC.):

Terima kasih.

Dahulu pernah kita bicarakan tentang tunjangan profesi. Seingat saya Pak Faslih mengatakan bisa untuk dimulai pada tahun 2007. Januari sampai Juni ditargetkan adanya proses untuk melangkah kepada guru profesional. Kemudian pada bulan Juni nanti kita akan masukkan keAPBN. Oleh karena itu, saya setuju bahwa yang ini dimasukkan saja dengan dibuang sekurang-kurangnya.

Terima kasih.

KETU A PANJA:

Silakan, lbu Aan. Setelah itu Pak Ebby. Kami persilakan.

ANGGOTAF-PKS (DRA. HJ. AAN ROHAN AH, M.Ag.):

Terima kasih.

Pada dasamya saya setuju penghargaan terhadap guru ini semuaksimal mungkin dapat ditinggikan. Sebab bagaimanapun juga kualitas guru itu akan menentukan basil pendidikan. Sa ya ingin tahu perhitungan riilnya kalau misalnya katakanlah ada satu orang guru yang sudah senior mendapatkan 7 (tujuh) macam penghasilan plus asuransi pendidikan untuk anak, kalau sekarang kira-kira berapa. Saya hanya ingin tahu untuk memastikan bahwa dengan adanya Undang-Undang ini tidak semakin memperdalam jurang diskriminasi antara penghasilan guru negeri dan guru swasta, hanya itu saja. Kalau masalahkemampuan negara, tadi saya sudah mendapat gambaran dari teman-teman, artinya tidak menjadi suatu kekhawatiran.

Kemudian dalam proses recruitment-nya itu bisa dikatakan walaupun dengan dana yang cukup besar seperti ini, tetapi akan memakan waktu yang cukup lama. Tadi saya berbincang-bincang dengan Pak Faslih bahwa tahun 2007

422

Page 81: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

mungkin 10.000 orang, tahun 2008 nanti baru 30o/o-nya. Sayajuga ingin tahu bagaimana nanti cara recruitment itu antara pembagian untuk guru negeri dengan guru swasta supaya nanti tidak ada gejolak seperti yang dikatakan oleh Pak Herl tadi. Kalau temyata misalnya prioritas yang diterima itu guru negeri semua, ini juga akan semakin memperburuk suasana antara pendidikan negeri dan swasta.

Kemudian masalah kesempatan untulc rnendapatkan tunjangan profesi, apakah begitu mendapat sertifikat langsung kemudian bulan depannya dapat atau ada proses lagi? Karena orang sudah cukup lama berharap. Apalagi untuk mereka yang mendapatnya tahun keempat atau tahun kelima, bahkan Pak Ebby mengatakan keburu pensiun sebab terlalu lama menunggu proses. Kalau di tengah-tengah swasta bisa jadi seperti bayangan Pak Ebby tadi, mungkin keburu pensiun karena prosesnya sangat lambat. Oleh karena itu, saya juga ingin tahu berapa perhitungan riil untuk guru yang senior dan profesional dengan 7 (tujuh) tunjangan tadi kalau misalnya tidak mendapat asuransi pendidikan untuk anak­anaknya. Kita dengan seperti ini, saya bukan pegawai negeri, sehingga tidak tahu persis berapa gaj i guru dari yang golongan A sampai sampai golongan yang tinggi, sampai kita bisa memperhitungkan bahwa temyata ini tidak akan menjadi suatu masalah, tidak akan ada gejolak. Karena dia memang berhak untuk mendapatkan itu dengan profesinya sebagai guru yang baik dan kualitas yang memadai.

KETU A PANJA:

Terima kasih.

Mungkin yang nomor 3 biru ini saya kira salah. Nomor 3 biru yang diubah hanya sekurang-kurangnya. Yang guru khusus point 4 yang ditanyakan oleh Pak Oka tadi. Yang nomor 3 biru itu saya kira hanya menghilangkan sekurang­kurangnya.

Bapak/Ibu sekalian,

Saya kira secara umum kalau kita perhatikan pandangan tadi menganggap rumusan ini sudah cukup memadai.

Pak Ebby masih ingin menambahkan? Kami persilakan.

ANGGOTA F-PG (H. EBBY DJAUHARIE):

Saya sedikit saja. Jadi gambaran di benak Bapak ini cara melakukan sertifikasi terhadap guru yang ada dan guru yang sedang dipersiapkan. Jadi guru yang ada ini kira-kira 2,6 juta. Bapak ingin memulai dari mana? Kira-kira Pemerintah ingin memulai dari yang ada terlebih dahulu atau dari recruitment

423

Page 82: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

baru? Itu saja penjelasannya, sshingga kalau saya ditanya mengenai bagaimana caranya nanti saya bisa menjawab.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

ltu yang sebenamya ingin saya usulkan kepada Pak Ebby dan teman-teman lain yang mungkin mempunyai pertanyaan seperti Pak Ebby. Malam hari ini kita sepakati saja rumusan umumnya. Saya harapkan Pak Faslih dengan timnya bisa mempersiapkan lebih baik. Karena konsekuensinya sangat tinggi, termasuk konsekuensi politiknya. Saya mengusulkan exercise itu besok ditampilkan oleh Pemerintah dan kita diskusikan, itu merupakan acara kita besok pagi. Malam hari ini barangkali kita sepakati terlebih dahulu beberapa. Sekalipun bentuknya tentatif, tidak apa-apa. Kita sepakati saja formulanya seperti apa yang kita sepakati. Kalau dari pandangan yang sudah disampaikan, saya kira tidak satupun yang menolak fonnula yang disampaikan ini dengan sedikit revisi yang disampaikan oleh Pak Oka tadi tanpa menyebut kata sekurang-kurangnya itu. Sekarang ada 2 (dua) pilihan, apakah kita tetap dengan sekurang-kurangnya atau sekurang­kurangnya itu dihilangkan? Saya kira 2 (dua) altematif yang tersedia itu kalau bisa kita sepakati malam ini dan besok exercise-nya Kalau memang perlu dibongkar lagi, maka kita bongkar lagi setelah kita melihat exercise secara lebih detail lagi.

Silakan, Pak Munawar.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Terima kasih, Pak.

Mohon maaf saya terlambat.

Pada Undang-Undang Guru ini saya berkeinginan untuk mewujudkan Undang-Undang Sisdiknas yang nuansanya di sana nantinya tidak akan terlalu membedakan antara negeri dan swasta. Saya ingin dari sisi ini kita mulai, ada semacam kesamaan perlakuan antara negeri dan swasta terhadap guru yang memang betul-betul memenuhi persyaratan. Kalau modelnya seperti ini, ini jelas, saya sudah membayangkan pasti akan terjadi jurang pemisah antara negeri dan swasta. Ini istilahnya tunjangan. Kita memulai dari sana. Umpamanya baik negeri maupun swasta diberi tunjangan berapa saja, itu ada perlakuan sama antara negeri dan swasta, sehingga semangat persamaan antara negeri dan swasta terhadap guru yang memenuhi persyaratan itu sudah kita mulai. Jadi untuk reformasinya di situ. Maka tentang besarannya tadi saya cenderung setuju dengan tadi, berapa besarannya. Saya tidak berani membuat kalimat seperti itu. Mengapa?

424

Page 83: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Karena kita belum mencoba melakukan exercise. Saya mempunyai bayangan begini, setelah melihat adanya beberapa fasilitas yang diberikan kepada guru (kalau tidak salah ada 7 (tujuh) point pada Pasal l 0) jelas bahwa fasilitas kepada guru sudah lumayan, ada perumahan, ada macam-macam. Kemudian kalau seorang guru yang profesional, kalau ini diterima berarti naik seratus persen. Yang awalnya gajinya Rp 2 juta menjadi Rp 4 juta. Katakanlah guru yang awalnya gajinya Rp 2 juta, dengan memiliki sertifikat profesi, maka otomatis gajinya menjadi Rp 4 juta plus 7 (tujuh) point yang pada pasal sekian. Itu luar biasa, gap-nya luar biasa. Oleh karena itu, singkatnya menurut saya khusus tunjangan profesi ini diberikan oleh Pemerintah kepada semuanya (negeri dan swasta), jangan dibedakan berapapun besamya.

Tadi saya berkomunikasi dengan Muhammadiyah, Prof. Yunan dan Prof. Yahya Muhaimin. Ketika saya ceritakan demikian, mereka mengatakan, "Luar biasa, itu baru berita gembira untuk swasta". To long jangan dibayangkan besarannya. Hanya saja tadi saya ceritakan Pak Herl akan protes kalau hanya Rp 100 ribu, itu sama dengan bantuan. Dia tertawa. Jadi mau berapa? Nanti itu diatur tersendiri oleh PP. Oleh karena itu, saya tidak setuju kalau disebutkan di situ. Sebutkan saja Pemerintah. Nanti Pemerintah akan mengadaptasi tentang kemampuan atau potensi Pemerintah itu sendiri.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Sebelum dilanjutkan, terus terang ini ingin saya sampaikan ketika bicara tentang sistematik. rasanya mernang mengenai tunjangan profesi ini tidak bisa ditempatkan di dalam bab mengenai pegawai negeri. Tadi kita sudah sepakat bahwa soal gaji ada perbedaan antara negeri dan swasta, tunjangan yang terkait dengan gaji memang ada perbedaan antara negeri dan swasta. Tetapi untuk tunjangan profesi pendidik ini hendaknya dibuatkan suatu bab atau pasal tersendiri yang dengan demikian tidak lagi memisahkan antara yang negeri atau yang swasta. Sejauh dia memperoleh sertifikat pendidik, maka dia rnempunyai hak atas itu. Sedangkan besarannya, itulah yang sedang kita bicarakan.

Silakan, Pak Balkan. Untuk tim ahli, mohon direkap penempatannya. Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pimpinan, saya kira ujung dari tadi sore atau tadi siang sudah saya sampaikan kepada Pak Faslih dan Pak Oka, sekali lagi tolong kalau anggaran

425

Page 84: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

2005 ini 9,3% dan 2006 adalah 12,0%, apakah dengan dana ini pasal tersebut bisa diterapkan? Karena Pak Faslih dan teman-teman dari pihak Pemerintah belum menjawab. Kalau ini terjawab, ma.lea alcan sambung. Berarti langsung saja kita bantam bahwa yang wama biru itu kita hapus, tinggal I, 2 dan seterusnya. Kalau andaikata kira-kirajawaban tadi diberi penjelasan, baru kita bisa menentukan. Kalau tidak, kita tidak berani. Saya tidak berani menyampaikan pendapat, karena dari pihak Pemerintah belum memberikan suatu gambaran. Tadi sudah kita uraikan anggaran 2009 ini adalah 20, I%, sedangkan 2005 adalah 9,3% dan 2006 adalah 12%. Melalui Pimpinan, bagaimana kira-kira kalau andaikata itu diterapkan? Kalau memberatkan, kenapa kita paksakan diri?

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Pak Balkan, saya kira tadi kita sudah sepakati bahwa untuk exercise ini akan kita lakukan besok pagi untuk memberikan waktu kepada Pemerintah untuk mempersiapkan malam hari ini. Besok kita harapkan juga tennasuk materi itu adalah proses sertifikasi tadi, termasuk segmen negeri-swastanya juga disampaikan, seluruh guru akan tersertifikasi sampai dengan tahun berapa, dan bagaimana kaitannya dengan pemenuhan anggaran pendidikan 20% itu. Saya kira dengan cara seperti itu nanti kita bisa merumuskan secara lebih pasti. Kalau saya mengusulkan, apa yang disampaikan dan diperhatikan oleh lbu Aan dan Pak Munawar tadi menjadi catatan kita untuk menggeser posisi catatan dari Ibu Aan tadi, jangan sampai tunjangan profesi ini justru memperlebar jurang antara pendidik negeri dan swasta. Itu yang saya kira menjadi pegangan kita. Kemudian pasalnya kita hilangkan. Ketentuan mengenai besaran-besarannya ini, karena ukurannya terhadap gaji pegawai negerinya. Barangkali tim ahli mencarikan cara rujukan lain atau cara menghitung lain yang tidak didasarkan atas gaji pokok pegawai negeri. Bagaimana caranya itu? Kalau gaji pokok swasta bisa sangat rendah. Apakah berdasarkan nilai tertentu?

Silakan, Pak Satrio.

PEMERINTAH (SATRIO):

Jadi saya berpikir yang agak pragmatis. Katakanlah kita tetapkan tunjangan profesi itu per bulan sebesar Rp 2,5 juta. Siapapun bagi swasta. Dari populasi yang ada kita perkirakan tahun depan itu maksimal 10% yang akan lolos sertifikasi. Yang senior dan sudah berpengalaman nanti kita lihat. Mungkin ada 200 ribu yang memang sertified, dikalikan 30 juta per tahun, sehingga berjumlah 6 trilyun. Barangkali itu angka yang not bad, bisa kita terapkan. Dengan demikian, kita bisa memberikan satu manuver untuk mereka, sehingga mereka melihat bahwa

426

Page 85: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

ini serius. Rp 2,5 juta sebagai tunj angan saya kira meaningful bagi mereka untuk memulai. Jadi tidak kita bedakan berapa gaji pokoknya. Jadi itu patokannya. Tapi silakan dibahas.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Jadi Pak Satrio mengusulkan tidak perlu merujuk pada gaji atau apapun, tetapi satujumlah nominal yang disebutkan. Ini suatu usulan, mohon nanti dari tim ahli kita juga bisa mempelajari lebih dalam lagi dan apa yang menjadi altematif pengukurannya. Yangjelas adalah :

1. ada berdasarkan gaji pokok;

2. langsung saja menyebut suatujumlah nominal yang disepakati sebagai titik awal yang nanti disesuaikan, misalnya sesuai dengan peningkatan berdasarkan inflasi atau apapun. Penyesuaian bisa dilakukan seperti itu;

3. apalagi yang dijadikan alat pengukur ini, sehingga tidak lagi diskriminatif terhadap yang swasta maupun yang negeri. Kalau BOS itu mudah, satuan pendidikannya memang dinyatakan nominal. Berdasarkan penelitian kebutuhan operasional 700 ribu, kemudian diambil sepertiganya, angka nominal diberikan seperti itu.

Barangkali ada pikiran yang lain? Silakan, Pak Koster.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Saya cenderung ini dimatangkan tidak di forum ini. Tetapi sebagai suatu acuan lain selain yang diusulkan oleh Pak Satrio tadi. Memang bagus seperti itu, hanya saja kita menjadi definitif sekali menentukan langkahnya, sementara Undang­Undang ini berlaku panjang. Kalau dia sudah mempunyai sertifikat profesi, maka dia pasti mempunyai jabatan fungsional. Baik negeri maupun swasta pasti sama posisinya. Jabatan fungsional yang sama di negeri maupun swasta, tunjangannya itu pengalinya adalah dari gaji pokok guru negeri.

KETUAPANJA:

Nanti bingung, karena swasta itu sangat bervariasi. Saya mengusulkan kita hentikan saja diskusi ini, tetapi ada beberapa point pendekatan tadi. Nanti setelah exercise yang dilakukan oleh Pemerintah bisa kita kembangkan lebih jauh. Bagaimana kita mendekati atau membuat rujukan, sehingga nantinya tidak

427

Page 86: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

membedakan antara swasta dan negeri serta tidak memperlebar jurang pendapatan antara guru swasta dan guru negeri.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Kalau saya melihat usul Pak Dirjen tadi, maka lebih baikjumlahnyajangan dicantumkan. Kenapa? Kalau kita melihat ekonomi Indonesia ini akan menuju GMV daripada PT. Money and velocity lebih besar daripada price dan trade (Theory Quantity of Money). Jadi arahnya akan ke sana, atau dibalik, trade Iebih besar daripada jumlah uang yang beredar. Kalau jumlahnya dicantumkan, kalau dibandingkan dengan perkembangan ekonomi sekarang ini saya agak khawatir juga mencantumkan jumlahnya. Lebih baik kita cantumkan seperti sekarang ini, Pasal 2 dan 3 ini tetap kita hidupkan, ataukah untuk sementara kita pending untuk berpikir sambil menunggu jawaban dari Pemerintah mengenai pertanyaan kami tadi supaya kita sama-sama menghitung apakah kita sudah berani menghidupkan Pasal 11 ini daJam keadaan seperti sekarang.

KETUA PANJA:

Yang saya usulkan tadi memang ini kita pending untuk dipikirkan guna mencari rujukan tadi. Mohon dicatat kembali, kita sudah ada usu I dari Pak Satrio yang hams kita pertimbangkanjuga. Kita sudah punya sistem rujukan terhadap gaji poko~ ada jumlah nominal yang langsung disebut, ada hal lain yang bisa dipertimbangkan sebagai bahan untuk menentukan besaran dari tunjangan profesi ini. Kepada tim ahli saya mohon agar tempatnya bisa digeser secara lebih berbeda.

Sa ya kira diskusi kita mengenai masalah ini kita pending sampai besok pagi. Apakah teman-teman sekalian setuju ini kita pending sampai besok pagi?

(RAPAT: SETUJU)

Berikutnya kita ingin menyampaikan dari Pasal 12 yang tadi masih kita pending, yaitu mengenai ketentuan yang terkait dengan pasal yang memberikan keistimewaan kepada guru dan dosen serta putra-putrinya mengenai masalah hal tersebut. Tadi ada 4 (empat) pilihan yang kita sampaikan. Saya mengusulkan ini kita ambil roll call saj a. Pert a ma, kita mintakan pandangan dari Pemerintah. Dari Pemerintah, dari 4 (empat) posisi ini yang rnana yang kira-kira diambil?

PEMERINTAH:

Karena lebih banyak dari DPR yang mengusulkan, sehingga lebih baik kita dengarkan argumen-argumennya.

428

Page 87: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

In i ad al ah kesepakatan bersama.

Kalau begitu kita urut saja, dimulai dari Golkar.

ANGGOTA F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Sebetulnya kita sudah tahu, oleh karenanya terkesan menyelak. Sebetulnya ini teringat pada naskah akademisnya PGRI. Ketika kita masih sulit menemukan rumusan bagaimana kita memberikan kegembiraan kepada guru dalam hal kesejahteraannya yang nantinya jangan-jangan kita hanya bohong-bohongan, maka Pasal 12 ini yang relatif tidak terlalu sulit dilaksanakan. Jadi ini suatu solusi untuk memberi kesan bahwa pada hari ini diundangkan kemudian besok pagi pun sudah bisa dilaksanakan, sebetulnya itu idenya. Namun, setelah secara keseluruhan kita membahas sepanjang seperti yang saya khawatirkan tadi bahwa jangan sampai nanti ada implikasi politis seolah-olah kita ini tidak ada sama sekali sesuatu yang menggembirakan, bagaimanapun masalah biaya anak sekolah ini juga ... Sementara dia sehari-hari berkecimpung mengajar orang lain, tetapi anaknya sendiri terlantar. Sebetulnya itulah latar belakang usul ini. Kalau ini bisa dipertimbangkan substansinya nanti di lapangan, apakah Peraturan Pemerintahnya atau kebijaksanaan dalam bagian dari pasal-pasal lain, yang mengisyaratkan bahwa jangan sampai guru dan dosen yang mendidik orang tetapi anaknya sendiri tidak dididik, itu ironis. Sebetulnya itulah yang melatarbelakangi. Tetapi kami tidak ... , dalam satu pasal dan rumusannya seperti itu. Yang penting adalah : pertama, Undang-Undang ini memberikan sesuatu yang lebih konkret, nyata dan bisa segera dinikmati oleh guru; kedua, jangan sampai terjadi ironi Korps Guru maupun Dosen dimanajustru anak-anaknya menjadi terlantar.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Jadi kalau saya pahami apa yang disampaikan oleh Pak Irsyad tadi dari Golkar berpandangan bahwa yang penting materinya dimuatkan. Apakah nanti itu diatur dalarn pasal tersendiri atau tidak, itu tidak menjadi masalah. Di sini ada yang istilahnya maslahat sampingan (fringe benefit). Kalau nantifringe benefit itu diatur pula dalam PP, sebetulnya bisa juga. Yang termasuk dalarn fringe benefit adalah bisa berbentuk beasiswa atau asuransi pendidikan untuk tunjangan pendidikan bagi keluarga guru, itu bisa. Kira-kira bisa memadai seperti itu? Apakah di dalam penjelasan. nanti di dalam PP. Jadi ada penjelasan mengenai fringe

429

Page 88: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

benefit. Salah satu kemungkinannya adalah Pasal 11 itu diberikan penjelasan. Karena maslahat sampingan itu harus diberikan penjelasan juga di dalamnya.

Berikutnya kami persilakan kepada PKS, urut saja.

ANGGOTA F-PKS (DRA. HJ. AAN ROHANAH, M.Ag.):

Pada prinsipnya saya sama dengan Pak Irsyad, harus ada jaminan bahwa anak-anak guru itu harus mempunyai masa depan. Jadi jangan sampai nanti kalah dari orang tuanya. Tetapi harus dipikirkan bahwa jaminan tersebut tidak boleh membuat kecemburuan bagi PNS-PNS yang lain. Karena yang tujuh macam tadi saja sudah cukup besar jika dibandingkan dengan gaji sebelumnya. Oleh karena itu, saya sependapat apakah nanti ditulis dalam satu ayat khusus di sini tentang apa yang dimaksud dengan maslahat sampingan itu atau di penjelasan. Saya tidak setuju kalau di PP, karena itu masih lama dan belum jelas. Tetapi ketika di dalam penjelasan masih satu rangkaian dalam U ndang-Undang, mungkin posisinya bisa Iebih kuat.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Jadi PKS juga mengusulkan bahwa ini bisa dipindahkan, pemahaman menjadi catatan atau penjelasan dari pengertianfringe benefit (maslahat yang lain).

Silakan, Pak Yusuf.

ANGGOTA F-PKS (K.H. YUSUF SUPENDI, LC.):

Kalau umpamanya Pasal 12 itu dihapus, itu sudah tercover pada Pasal 11 ayat (3), Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (2) dan (3). Namun, untuk Pasal 13 ayat (3) itu ditambah kata wajib.

"Tunjangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) wajib dibantu oleh Pemerintah ... dan seterusnya''.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Saya kria intinya sama.

Silakan dari PAN.

430

Page 89: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH) :

Terima kasih, Pimpinan.

Bagi kami, kami bukan hanya memikirkan guru. Semua rakyat Indonesia usia sekolah wajib sekolah, apalagi guru.Anak penjahatpun wajib sekolah, wajib belajar. Jadi saya tidak ingin diskriminatif. Nanti anak petanijuga iri, anak penjaga tower dan lain-lain juga iri. Tolong Undang-Undang ini jangan membuat diskriminasi di era seperti ini. Ini memancing persoalan baru. Yang berjasa di dunia pendidikan bukan hanya guru, mohon rnaaf. Saya juga anak guru dan juga pemah menjadi guru. Tukang kebun juga berjasa pada dunia pendidikan. Nanti dia menuntut. Pegawai Diknas itu bukan guru, anaknya juga tidak boleh terlantar. Menurut sayajangan seperti itu cara berpikir diskriminatif. Saya tetap berpandangan bahwa istilah di Pasal 12 itu dibuang saja. Bagaimana caranya supaya anak-anak guru itu tidak terlantar? Itu sudah kita pikirkan, ada tunjangan­tunjangan lain. I sampai 7 itu apa maknanya? Kami sedang berpikir tentang bagaimana tunjangan profesi guru juga akan kita buat besar. Itu otomatis, tidak perlu dibicarakan. Begitu tunjangannya banyak, dia akan mampu menyekolahkan anaknya. Tidak perlu dikomentari. Saya kira demikian. Jadi sekali lagi saya cenderung Pasal 12 itu dibuang saja. Itu pasal diskriminatif.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Pak Munawar, maksudnya memang bukan diganti-ganti pasalnya, tetapi memberikan penjelasan tentang maslahat khusus tadi, antara lain terrilasuk bentuk yang dimaksud apakah itu asuransi pendidikan atau beasiswa untuk keluarga.

ANGGOTAF-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Maksud saya tunjangan pendidikan, jangan asuransi. Kalau ada kalimat asuransi nanti dikiranya kita mendapat sponsor.

KETUA PANJA:

Sa ya kira pointnya sama Artinya, Pasal 12 dihapuskan, misinya itu sendiri, tujuannya tetap dipahami ada perlunya dan itu dituangkan di dalarn ...

ANGGOTAF-PDIP(DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Tetapi kalau masih mau diakomodir, maka di maslahat sampingan itu. Itu bisa dirumuskan di dalam penjelasan sesuai dengan kemampuan negara, apakah

431

Page 90: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

itu beasiswa atau bentuk lain. Jadi pasal ini hilang. Karena saya anak petani, tidak pemah dipikirkan.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Silakan, Pak Muchtar.

ANGGOTA F-PPP (DR. H. MUCHTAR AZIZ, MA.):

Terima kasih.

Ini sebenarnya merupakan pengulangan saja dari cerita yang sudah-sudah. Saya hanya melihat alasan yang berbeda saja, intinya sama. Karena diminta untuk bicara, maka kita bicara juga. Sebenarnya dahulu gaji guru itu kecil. Karena kecil, maka ada pemikiran supaya anaknya dibantu. Undang-Undang ini meminta supaya gaj i atau kesejahteraan guru itu ditingkatkan. Kalau kesejahteraan guru sudah meningkat, maka dengan sendirinya anak-anaknya juga akan mampu diurusnya dan tidak akan terlantar. Kalaupun terlantar juga, ada pihak Jain atau ada Undang-Undang lain yang mewajibkan bangsa ini untulc membantu orang terlantar.

KETUAPANJA:

Jadi intinya adalah untuk tidak diskriminatif.

Silakan dari PDS. Selamat datang lbu Nina.

ANGGOTA F-PDS (RUTH NINA M. KEDANG, SE.):

lntinya sama dengan Pak Munawar, Pasal 12 itu dibuang saja Mungkin pemikiran saya cukup simple secara logika, bahwa selama ini anak-anak guru tidak mampu sekolah karena keterbatasan gaj i dan segala macam. lni sudah kita pertanggungjawabkan, dalam arti sudah dialokasikan dalam berbagai tunjangan. Jadi saya rasa tidak perlu. Saya juga setuju ini akan menimbulkan suatu diskriminasi yang Iuar biasa. Ini bagaikan Undang-Undang Guru memberikan suatu keistimewaan untuk anak-anak guru bebas sekolah itu .seperti membuat Undang-Undang Tenaga Kerja, dimana anak-anak buruh itu wajib disediakan lapangan kerja seluas-Iuasnya. Jadi benar sekali bahwa dengan adanya pasal ini akan menimbulkan satu diskriminasi.

Kedua. berbicara mengenai penjelasan, di sini sudah ada, tadi dibantu oleh asisten. Penjelasan Pasal 11 ayat (I) itu sudah ada penjelasannya, bahwa maslahat sampingan adalah tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk asuransi,

432

Page 91: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

pelayanan kesehatan atau bentuk kesejahteraan lainnya. Jadi saya rasa itu sudah cukup komprehensif, Pasal 12 dibuang saja.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Berikutnya dari F-KB, mungkin diwakili oleh Pak Yusuf. F-KB tidak hadir. Kami persilakan kepada Fraksi Partai Demokrat.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Saya kira ini bukan masalah buang dan cerai. Karena terus terang saja tadi saya menggugah, pasal ini dimunculkan karena membaca naskah akademis. Kalau kita membaca naskah akademis, kenapa Departemen Kesehatan kalau berobat dari seluruh Puskesmas di seluruh Indonesia itu cuma-cuma dan bahkan potongan? Pramugari kalau naik pesawat, pilot dan seterusnya itu masih ada ... ? Kalau ada FKPPI di sini saya mo hon maaf, anak tentara dalam Undang-U ndang Tentara itu dilindungi. Dia mendapat hak emolemen dari Koramil dan Kodim. Kenapa guru tidak? Sayajadi heran. Bukan soal buang. Saya tidak ingin buang dan tidak ingin cerai, tapi saya rangkul sebaik-baiknya. Mungkin karena kita berasal dari guru, mohon maaf, jadi benar-benar. Saya pikir kalau tuan-tuan menyatakan pasal ini dibuang, saya bukan ingin memihak Prof. Anwar, ini mun cul dari nota Prof. Anwar setelah saya berikan naskah akademis. lni muncul di Milenium. Saya kira coba kita pikirkan baik-baik. Putra-putri guru dan dosen berhak memperoleh pendidikan sebelum tunjangan ini resmi berlaku. Kita belum tahu kapan Undang-Undang ini akan berlaku, karena harus ada Kepmen, Keppres dan PP untuk mengatur ini. Ini tidak mudah. Karena itu kita potong sebenamya. Istilah yang saya dengar dari Pak Dirjen tadi adalah nilai jualnya tinggi sekali. Kalau ini kita terapkan, nilaijual daripada Undang-Undang ini luar biasa. Mohon maaf, ini adalah Undang-Undang Guru dan Dosen. Kita tidak membicarakan Undang-Undang Pertanian, Undang-Undang Perburuhan. Ini adalah Guru dan Dosen. Kecuali kalau kita bicara tentang Undang-Undang Perburuhan, ada Undang-Undang yang diatur dalam with book van coophandle dan Undang­Undang bergeliguet. Tetapi ini lain, mengatur Undang-Undang Guru dan Dosen, kapan guru itu mau enak? J adi saya justru mengusulkan agar Pasal 12 ayat (I) ini dihidupkan, barangkali ditambah dengan ayat (2) sesuai dengan usul daripada Pemerintah, dalam hal ini Pak Oka, yang tadi menyampaikan bahwa barangkali masuk ASPEN (Asuransi Pendidikan). Karena kita merasakan nikmatnya beraskes. Setelah kita pensiun nanti ada danaASKES yang kita urus, walaupun 1-2 minggu, tetapi ketemu juga. Ini lumayan. Jadi lebih baik itu kita back up

433

Page 92: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

dengan asuransi pendidikan (ASPEN). Kemudian ketentuan lebih lanjut mengenai guru dan dosen diatur oleh PP.

Bapak-bapak yang terhormat,

Coba kita renungkan ulang. Tadi disebutkan bahwastatement daripada fraksi, apakah Pasal 12 ini tetap atau dihapus atau dibatasi dalam bentuk tunjangan dan seterusnya? Saya mengusulkan agar pasal ini tetap, karena implikasinya hebat. Jadi sebelum yang Pasal 11 ini berlaku secara tetap, Pasal 12 ini untuk menghibur teman-teman guru-guru terlebih dahulu. Ada kasus yang terjadi. Anak Kepala Sekolah SMA 70 sendiri justru tidak diterima di SMA 70. Kebetulan anak saya adalah Ketua Osis di SMA 70 pada zaman Pak Jaslih. Anak Kepala Sekolah SMA 63 sendiri tidak diterima di sana, padahal dia mengurus anak orang lain. anaknya sendiri tidak di urus. Akhirnya anaknya teler karena putus asa. Pasal ini adalah pasal akademis, pasal yang menyangkut tentang to what, for how and when and that for. Pasal ini tidak main-main. Saya minta kepada adik-adik yang terhormat, jadi kita benar-benar menikmati masa negara Republik kita yang tercinta ini. Guru hanya sedikit saja, kenapa tuan-tuan yang terhormat dan dihormati ini protes? Jangan sampai guru itu menangis terus, negara ini akan dikutuk oleh Allah kalau seperti ini terns. Kita sudah tahun kedua memasuki DPR ini. Daerah-daerah sudah kita lewati semuanya, luar biasa menyambut pasal-pasal ini. Naskah akademis sudah dikirim segala macam, tapi kita sendiri yang menganggap enteng teman-teman yang berjuang ini.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Silakan dari PBR.

ANGGOTA F-PBR (H. IS ANWAR):

Fraksi PBR ikut Pak Balkan cs. Pak Balkan, kita sama-sama.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Jadi kalau kita rangkumkan dari keseluruhan pandangan fraksi-fraksi ada 2 (dua) yang tetap menginginkan seperti apa adanya, yaitu PBR dan Partai Demokrat. Kemudian adalah yang meminta untuk dihapuskan yang terdiri atas beberapa fraksi, mulai dari PAN, PDIP, PPP, PDS. Kemudian ada Golkar dan

434

Page 93: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

PKS yang berpandangan bahwa ini bisa dihapus, namun substansinya dimasukkan di dalam penjelasan dari Pasal 11 yang terkait dengan pengertian fringe beneflttersebut. Saya kira itu porsinya. 2 (dua) fraksi menginginkan tetap; 4 ( empat) fraksi menginginkan itu dicabut, artinya dianggap sudah tercantum di dalam Pasal 11; 2 ( dua) fraksi menginginkan intinya tetap ada, tetapi dimasukkan di dalam penjelasan Pasal 11 sebagai penjelasan dari pengertian manfaat tambahan yang dimaksud dalam pengertian itu.

Dari pihak Pemerintah kami persilakan.

PEMERINTAH :

Terima kasih, Bapak Pimpinan.

Ini memang masalah yang berat. Artinya, dia menyangkut emosi kita, pemihakan kepada guru dan anak-anaknya, tetapi di satu pihak kita juga melihat realitas dan implikasi, baik di dalam operasionalisasi maupun dalam kesetaraan dengan yang lain-lain. Kalau tidak salah dahulu ini bermula dari adanya pertanyaan bahwa kalau guru-guru belum mendapatkan tunjangan profesi itu, lalu apa yang bisa mereka dapatkan? Kemudian muncul ide bagaimana kalau misalnya kita legalkan praktek-praktek di sebagian sekolah bahwa anak guru di tempat dia mengajar dibebaskan dari biaya. Dahulu itu yang pertama, dimana di tempat dia mengajar. Jadi kalau dia adalah guru SD, maka di sekolah SD-nya; kalau guru SMP, maka di sana; kalau di perguruan tinggi, maka di perguruan tingginya. Ketika itu timbul dialog bahwa nanti keenakan. Yang paling beruntung tentunya anak-anak dosen yang mendapat privilege. Bagaimana dengan anak guru SD? Kalau dia ingin masuk ke perguruan tinggi nanti tidak terlindungi. Akhimya melebar seperti ini. Kalau seperti ini, implikasinya memang sangat besar. Coba bayangkan, misalnya Pak Menteri pemah mengingatkan kalau 2, 7 juta guru mempunyai ~ taruhlah yang di level perguruan tinggi itu kira-kira berjumlah 100 ribu dan semuanya ingin masuk IPB dan yang lulus IPB kira-kira sebanyak 2 ribu orang, berarti IPB harus menggratiskan dia. Itu berarti mengambil kesempatan dari yang lain yang sama-sama lulus. Belum lagi kalau misalnya nanti ada istilah asal dia menerima dana dari APBN atau APBD, mereka wajib dibebaskan, sekolah swasta yang menerima BOS pun wajib menerima anak­anak tadi. Apakah kita sudah rnembayangkan implikasi seperti itu? Karena nanti sekolah-sekolah akan bertanya, "Beban tambahan ini siapa yang menanggung?" Apakah kita mempunyai dana khusus untuk mengkompensasi pada sekolah­sekolah tadi? lni keinginan kita, tetapi dari sekolah itu beban, baik bebanjumlah orang yang dipilih berdasarkan merit system yang jelas maupun diversifikasi yang lain. Bagaimana kalau kita coba meng-exercise implikasi ini, sehingga saran Pak Balkan itu bisa kita lihat, tetapi implikasi didalam pelaksanaannya nanti bisa

435

Page 94: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

juga kita tes seberapa besar pengaruhnya untuk berbagai jenjang, perguruan tinggi, pendidikan menengah sampai ke bawah. Tetapi kalau misalnya hanya dia dibebaskan di tempat dia mengajar, walaupun di perguruan tinggi seperti kasus yang disampaikan oleh Pak Oka tadi, itu sendiri untuk perguruan tinggi yang sangat spesifik sudah almost impossible. Berarti kita tidak memberikan kesempatan kepada yang lain. itu akan menimbulkan kecemburuan. Jangan­jangan kecemburuan ini nanti justru menghilangkan daya saing guru untuk diperhatikan tunjangan profesinya ini.

Jadi kita sangat menghargai masukan dari Pak Balkan bahwa kita harus sungguh-sungguh memperhatikan guru. Untuk itu, bagaimana kalau kita kombinasi, ada implikasinya dan ada dampak diskriminasinya? Untuk itu, marl kita coba exercise terlebih dahulu bagaimana bentuk operasionalisasinya, mungkin besok disajikan. Kalau memang ternyata cukup besar, mungkin saran tadi untuk dimasukk.an di dalam keterangan sebagai maslahat sarnpingan~ tetapi tujuannya tetap memfasilitasi anak guru agar dapat bersekolah lebih baik dari orang tuanya.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Interupsi sediki~ Pimpinan.

Saya hanya ingin menyampaikan statement. Tolong ketika membahas ini kita mencoba membahas ini secara obyektif, baik secara analisis maupun implikasi di lapangan. Jangan lantas memakai senjata kapan kita akan sayang kepada guru. Kita terjun di sini sejak awal dalam rangka memperhatikan nasib guru. Pasal demi pasal dalam rangka memperhatikan dan mengangkat nasib guru. Jangan lantas ketika ada orang yang tidak setuju dianggap tidak memperhatikan nasib guru, bukan begitu. Sejak awal kita dengan berbagai macam cara ingin mengangkat nasib ~ mengangkat keluarga guru dan segala macam. Itu selesai, pasti. Jadi jangan sampai sedikit berbeda pendapat lalu muncul lagi. Saya tidak suka itu. Karena kita semua di sini commit akan memperhatikan nasib guru, cuma cara berpikirnya yang berbeda.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Silakan, Pak Satrio.

PEMERINTAH (SATRIO):

Terima kasih, Pimpinan.

436

Page 95: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Menambah sedikit dari Pak Faslih, sebetulnya kalau kita lihat sekarang itu hampir setiap sekolah dan perguruan tinggi pasti memberikan suatu "kemudahan, peluang, support'' untuk anak guru atau anak dosen. Saya kira biarkan saja, itu policy dari masing-masing institusi bagaimana dia menghargai guru atau dosen dan saya percaya. Memang kadang-kadang anak kepala sekolah tidak masuk, karena nilainya memang terlalu jauh, sehingga kalau diterima begitu saja dia takut mutunya tidak baik dan j ustru menurunkan. Tetapi kalau diterima, saya kira kalau memang tidak mampu mungkin akan dibantu dengan beasiswa atau digratiskan. Kalaupun ingin ditampilkan di sini, ada satu pasal yang bunyinya ada satu peluang insentif, tetapi tetap kita serahkan kepada masing-masing institusi. Seperti Garuda, itu adalah kebijakan Garuda untuk memberikan keringanan kepada krunya untuk bisa travel, tetapi itupun last chance yang lain. Tentara juga demikian. Tentara masuk, tetapi ada batas minimal. Jadi biarkanlah itu menjadi kebijakan dari institusi, sepanjang dia mempunyai kemampuan dan kekuatan. Saya yakin selama ini sudah berjalan. Jadi tidak perlu khawatir. Guru kita bantu untuk seperti itu.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih.

Saya kira semuanya sudah menyampaikan pandangan. Kalau dilihat dari porsi suara yang disampaikan tadi, saya ingin mengusulkan sebuahjalan tengah yang saya kira posisi tengahnya adalah seperti yang disampaikan oleh Golkar dan PKS tadi. Substansinya untuk membantu guru seperti yang disampaikan oleh Pak Satrio tadi, itu kita masukkan dan nanti tempatnya adalah untuk memberikan penjelasan di Pasal I I. Saya kira kalau itu bisa kita terima nanti kita rumuskan. Kita minta tim ahli untuk merumuskan penjelasan dari Pasal 11 itu. Bisa diterima?

Silakan, Pak Koster.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

POI juga sama Kalaupun ini dihapus, bisa diatur di dalam penjelasan. Menurut saya penjelasan yang cukup memadai itu penjelasan di maslahat itu dikaitkan dengan pendapat Pak Satrio tadi. Saya kira itu bagus. Jadi diserahkan kepada institusinya, bentuknya terserah.

Terima kasih.

437

Page 96: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Silakan, Pak Balkan. Setelah itu Pak Yusuf.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Kalau saya melihat Pasal 12 ini memang usul Pak Satrio itu bagus sekali. Tetapi jaminannya dicantumkan di mana andaikata ini hilang? Sebaiknya kita cantumkan di mana, apakah dalam penjelasan pasal? Itupun masih (suara tidak jelas), akan berkembang besok dan seterusnya. Tetapi kira-kira diletakkan di mana?

KETUA PANJA:

Tadi sudah dijelaskan bahwa tempatnya di penjelasan clan kalimatnya sudah diuraikan di layar ini. Jadi ada bentuk kesejahteraan lain yang sepenuhnya menjadi kewenangan satuan pendidikan. Jadi saya kira bisa tertampung di sana. Nanti ada pula pengaturan yang lebih baik.

Saya kira kita terirna jalan tengah yang ada ini dengan memperbaiki penjelasan dari Pasal 11. Bisa diterima semuanya?

Silakan, Pak Yusuf.

ANGGOTA F-PKS (K.H. YUSUF SUPENDI, LC.):

Kebetulan ketika reses saya banyak bicara dengan Prof. Anwar Arifin mengenai Pasal 12 ini. Jadi pada dasamya pemikiran Pasal 12 ini dikhawatirkan kesejahteraan guru itu tidak tercover. Kalau sudah tercover dengan Pasal 11 dan seterusnya, saya kira Pasal 12 tidak perlu.

KETUA PANJA:

Saya kira bisa kita terima.

(RAPAT: SETUJU)

Terima kasih.

Alhamdulillah. Jadi Pasal 12 kita hapuskan, namun kita tambahkan perbaikan dalam penjelasan Pasal 11, khususnya yang berkaitan dengan manfaat tambahan.

Terima kasih.

438

Page 97: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Jadi kita sudah menyelesaikan 2 ( dua) pasal yang saya kira sangat pokok tadi. Sekarang kita memasuki babak barikutnya supaya kita sepakati, yaitu mengenai usulan tadi. Saya kira sudah secara umum kita terima. Namun, bentuknya seperti apa untuk membagi Undang-Undang ini menjadi dua bagian utama ataupun tiga. Satu bagian yang sifatnya common item, satu bagian yang terkait dengan guru, dan satu bagian lagi yang terkait dengan dosen. Untuk itu, mungkin tim ahli bisa memaparkan sistematika yang diajukan seperti ini. Pertama, adalah sistematika lama, yaitu antara guru dan dosen itu semuanya bercampur, kalimatnya guru dan dosen. Kemudian pada yang kedua itu adalah sistematika usulan yang baru ini, kita akan membaginya. Yang pertama adalah Bab I dan Bab II, ituyang kita sebut sebagai common items-nya, hal-hal yang rnenyangkut guru dan dosen yaitu Ketentuan Um um. Yang kedua adalah mengenai Kedudukan, Fungsi dan Tujuan. Barangkali alasannya adalah kalau ketentuan umum memang mengenai definisi-definisi, saya kira itu bisa berlaku sama. Sedangkan Bab II mengenai Kedudukan, Fungsi dan Tujuan itu temyata kalau kita baca kembali teks yang ada, itu lebih menempatkan guru dan dosen sebagai profesi dan kaidah­kaidah atau prinsip-prinsip profesi itu seperti apa. Jadi sebenamya ini adalah hal yang secara prinsipil sama saja. Baru kemudian Bab III adalah berkaitan dengan guru, yaitu dengan berbagai macarn urutan yang sudah ada, kualifikasi dan kompetensi, hak dan kewajiban, wajib kerja dan seterusnya. Kemudian Bab IV adalah mengenai Dasen, urutan substansi yang kira-kira sama. Kemudian ada bab-bab yang berkaitan dengan common items juga, hal-hal yang berlaku sama antara guru dan dosen, yaitu berkaitan dengan sanksi, berkaitan dengan Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup. Saya kira inilah usulan yang diajukan dari tim ahli. Setelah saya diskusikan, kami minta pendapat dari Ibu/Bapak sekalian.

Silakan, Pak Satrio, Pak Koster, Pak Balkan.

PEMERINTAH (SATRIO):

Untuk melengkapi sistematika yang sebelah kanan, jadi di Bab Ketentuan U mum pun sebetulnya kita mengharapkan penjelasan per butimya pun dipisahkan. Jadi guru satu butir dan dosen di butir yang lain. Karena beberapa kali guru dan dosen ini digabung. Karena tidak sama. Meskipun babnya sama, tetapi butirnya masing-masing. Bab Iljuga demikian, kedudukannya guru-dosen, guru-<losen.

Untuk Bab Dosen (Bab IV) itu ada tambahan, mungkin bagian ke delapan, yaitu mengenai otonomi institusi; kemudian bagian ke sembilan, yaitu akuntabilitas institusi. ini saya ambil dari yang UNESCO tadi; kemudian bagian ke sepuluh, yaitu cuti untuk studi dan penelitian. Jadi itulah tambahannya.

Terima kasih.

439

Page 98: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Terima kasih atas tambahan dari Pak Satrio.

Silakan, Pak Koster.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.) :

Mungkin di Bab III yang lama, prinsip profesional itu saya kira guru dan dosen itu bisa sama. Jadi Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV mungkin baru guru.

KETUAPANJA:

. Prinsip profesional itu di Bab II, pasalnya yang berbeda.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Pasalnya memang masuk di situ?

KETUAPANJA:

ltu bukan bab, melainkan pasal.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Di sini bab. Yang lama, Pak. Yang baru menjadi pasal dengan catatan.

KETUA PANJA:

Kalau ingin dimasukkan sebagai bah juga boleh.

ANGGOTA F-PDIP (DR. IR. WAYAN KOSTER, MM.):

Kemudian yang kedua hanya untuk konfirmasi ke Pak Satrio, yaitu tambahan mengenai otonomi institusi, akuntabilitas institusi. lni diambil dari dokumen UNESCO itu? Saya kira kalau sudah di situ, itu rujukan yang bisa ... Kalau tidak, ini menyangkut kelembagaan. Padahal di sini kita mengatur individu guru dan dosen. Nanti jangan sarnpai confuse dengan BHP-nya. Saya kira itu saja. Tapi nanti akan kelihatan dari substansi pasal. Ini dalam pengertian sistematika sementara. Nanti akan kita uji dengan materi yang ada. ·

Terima kasih.

440

Page 99: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA :

Terirna kasih.

Berikutnya Pak Balkan, setelah itu Pak Irsyad. Kami persilakan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

Pimpinan, pertama-tama saya ingin memberikan suatu penghormatan dan penghargaan kepada teman-teman dari dosen di bawah pimpinan Pak Dirjen Pendidikan Tinggi tentang menemukanjalan keluamy~ tentang Undang-Undang Guru dan Dosen. Saya kira ini baik sekali, suatu penghargaan dan penghonnatan yang bagus. Nanti saya ingin menanyakan, kalau misalnya judulnya adalah Undang-Undang Guru dan Dasen, lalu Bahasa Inggrisnya apa? Kita bicara yang pahitnya terlebih dahulu. Kita minta penjelasan dari Pak Dirjen atau mungkin sudah ketemu, saya ingin catat lebar-lebar Undang-Undang Guru dan Dosen dalam Bahasa Inggris.

Kemudian Bab III mengenai Guru ini saya mengusulkan ke sembilan itu Dewan Kehormatan dijadikan sendiri. Karena ada kode-kode etik tertentu Dewan Kehormatan di guru Indonesia ini. Kelihatannya nanti akan berkembang lebih lanjut. Karena guru ini jumlahnya terlalu ban yak, sehingga Dewan Kehormatan perlu dipisahkan tersendiri dari Bab III mengenai Guru ini. Jadi bagian ke sembilan Dewan Kehonnatan.

Kemudian saya ingin menanyakan kepada Pak Dirjen melalui Pirnpinan, bagian ke lima dari Dosen ini adalah pembinaan dan pengembangan. Teman-teman di dosen ini juga harus ada Dewan Kehormatan. Siapa yang bertanggung jawab terhadap Dewan Kehormatan ini nanti, apakah Forum Rektor dan seterusnya? Saya kira ini perlu kita gariskan sekarang, karena kita sudah berani mengambil over dua tugas yang strategis menjadi satu judul. Ini sudah cukup maju. Jadi nanti akan menjadi tanggung jawab kita bersama.

Itu saja yang ingin diperjelas mengenai guru dan dosen. Nan ti kita lihat pada saat pembahasan lebih lanjut untuk membahas ini. Kalau bisa kita minta waktu secepatnya untuk menghubung-hubungkan ke sini, sehingga 25 November nanti betul-betul bisa dimainkan.

Terima kasih.

441

Page 100: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Jadi mengenai sistematika ini mungkin nantinya kita harus mengecek lagi dengan materinya Jadi malam hari ini saya kira tim ahli akan memisah-misahkan kembali berdasarkan sistematika yang ada dan besok pagi barangkali kita sudah adajuga.

Silakan.

ANGGOTA F-PG (DRS. H.M. IRSYAD SUDIRO, M.Si.):

Terima kasih, Pak Pimpinan.

Yang perlu juga saya sampaikan pertama kali di sini adalah penghargaan saya kepada jajaran Dikti yang telah memberikan sikap yang sedemikian rupa yang merupakanjalan keluar dari pembahasan Undang-Undang yang sebelumnya kelihatannya berada pada posisi yang agak sulit, terutama dalam menetapkan judul. Tetapi dengan apa yang telah ditetapkan dan disampaikan oleh Pak Dirjen Dikti merupakan jalan keluar yang sangat berharga. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada jajaran Dlkti.

Kedua, kepada kita semua saya mengingatkan bahwa Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 harus kita jadikan acuan. Walaupun ini pangkatnya Undang-Undang, tapi dengan disebut sistem, maka sistem itu mengatur keseluruhan dari keterkaitan pennasalahan yang kita bahas ini. Untuk itu, saya mengingatkan kepada kita semua untuk senantiasa mengecek isi dari Sisdiknas ini dalam membahas Undang-Undang Guru, khususnya mengenai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, Bab XI mulai dari Pasal 39 sampai dengan Pasal 44. Ini kita lihat substansi sepenuhnya, jangan sampai hal-hal yang kita atur ini bertentangan atau tidak sesuai dengan Bab XI Undang-Undang Sisdiknas.

Ketiga, saya melihat sepintas lalu bahwa apa yang ditawarkan ini sudah memberikan gambaran bahwa Undang-U ndang ini bukan merupakan dua Undang­Undang yang dijilid menjadi satu, tetapi ada hat yang merupakan gabungan dari pengaturan guru dan dosen. Tetapi dengan sangat cennat kita berusaha untuk memilah mana yang sebetulnya mengatur guru dengan segala kehonnatannya dan dengan segala kebanggaannya, kemudian mengatur dosen dengan segala kualifik.asi maupun spesifikasi dosen yang juga mempunyai tugas penelitian, tugas pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagainya Jadi masing-masing mendapatkan pors in ya. Sa ya kira ini j uga perl u kita perhatikan, term as uk dalam sosialisasi. Kita perlu menekankan bahwa dengan adanya sistematika yang baru ini kita telah menampung beberapa ide, kekhawatiran maupun hambatan-hambatan

442

Page 101: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

psikologis selama ini. Mudah-mudahan · dengan adanya jalan keluar ini bisa mengatasi berbagai hal yang seolah-olah selama ini di antara kita akan sanggup menyelesaikan atau tidak menyelesaikan dalam masa sidang ini. Tinggal agenda penyelesaiannya, syukur kalau bisa memenuhi aspirasi psikologis dari PGRI maupun guru pada umumnya. Tetapi kalaupun tidak, kita juga hams bisa menjelaskan kepada guru-guru ini agar kalaupun hadiah ulang tahun nanti ulang tahun yang berikutnya. Kalau ulang tahun itu setiap tahun berulang-ulang, tidak perlu ulang tahun tahun 2005. Tetapi semangat ulang tahun yang sekarang ini kita rnemang ingin memperhatikan aspirasi guru yang ingin rnenggenapkan usia 60 tahun. Tetapi kalau penyelesaiannya di tahun ke-61 juga tidak apa-apa. Jadi kita tidak kurang memperhatikan.

Demikian dari saya.

Terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatu/lahi Wabarakaatuh.

KETUA PANJA:

Terima kasih, Pak Irsyad.

Saya kira ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu merujuk kembali kepada Sisdiknas.

Silakan, Pak Yusuf. Mohon maaf, Pak Munawar terlebih dahulu.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Terima kasih, Pimpinan.

Pertama, saya seperti yang lain. Tadi saya secara spontan mengucapkan selamat kepada Pak Satrio karena begitu akomodatif.

Kedua, saya ingin menggarisbawahi apa yang dikatakan oleh Pak Irsyad. Jadi sejak awal kita ingin sistem dalam kaitannya dengan pengaturan regulasi soal guru dan dosen itu nampak lebih terintegrasi. Namun, kita menyadari betul bahwa ada hal-hal yang spesifik berbeda dan tidak bisa diintegrasikan. Maka muncullah pemisahan bab, kira-kira demikian, sehingga saya sangat setuju dengan sistematika yang tadi dimunculkan. Hanya saja karena ini baru sebatas sisternatika, sehingga terus terang saya masih meraba-raba apa saja kira-kira isinya. Karena baru sebatas itu, terutama yang kaitannya dengan dosen. Kalau yang guru kita sudah menganalisa dan membahasnya berulang-ulang. Hanya saja Iantas muncul pemikiran yang agak klasik, bahwa ketika berbicara tentang

443

Page 102: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

perguruan tinggi tidak bisa terlepas dari tridhanna perguruan tinggi itu. Disamping pengernbangan akademik, nampaknya hal-hal porsi pengembangan itu lebih banyak pada bagian-bagiannya. Kemudian ada bab yang membahas dalam kaitannya dengan penelitian, tadi sudah ada porsinya dan bahkan meminta ada bah atau bagian tersendiri.

Ketiga, adalah yang belum muncul yaitu tentang pengabdian masyarakat di mana, kenapa tidak ada? Kira-kira masuk di sisi apa? Sehingga tridhanna itu betul-betul dikupas di situ. Pengabdiannya tidak ada, padahal pengabdian masyarakat perguruan tinggi itu sangat penting. KKN itu sangat penting, maksudnya KKN yang pengabdian masyarakat. Itu belum muncul. Kira-kira masuknya di sebelah mana? Saya tidak tahu di mana Pak Pranata memasukk:an itu. Beliau adalah alumni perguran tinggi, sehingga tahu tridharmanya. Jadi pengabdian itu belum ada. Ini agar perguruan tinggi betul-betul memasyarakat. Jangan seperti yang dikhawatirkan orang. Jadi kami mohon ada bah atau bagian yang khusus memberikan porsi tentang pengabdian. Di situ ada penghar~ pengembangan, otonomi dan macam-macam, tetapi pengabdiannya justru tidak ada. Bila perlu ada bab khusus tentang bab penelitian dan pengabdian masyarakat, itu akan lebih bagus. ltu tentang dosen. Saya tidak banyak berkomentar, karena isinya belum tahu persis dan kelihatannya masih disimpan Pak Satrio. Saya tidak tahu kapan kira-kira kita akan ditunjukkan. I minggu? Berarti tanggal 22 tidak bisa. Tapi nanti kita bisa jelaskan kepada publik.

Yang terakhir, kenapa kita mengejar 25 November? Apakah karena itu hari guru? Saya sedang berpikir~ tanggal 25 November ini hari guru atau hari PGRI? Kemarin pada saat Presiden di Solo itu hari apa? Kalau tidak salah itu guru juga. Maksud saya di pasal ini hari guru tanggal 25 November yang merupakan pasal penghargaan itu, saya masih tanda tanya.

KETUA PANJA:

Sa ya kira soal tadi itu sudah kita sepakati, kita bekerja sesuai dengan jadwal.

ANGGOTA F-PAN (DRS. H. MUNAWAR SHOLEH):

Yang itu saya setuju. Tetapi tanggal 25 November sebagai hari guru itu saya masih perlu penjelasan.

Terima kasih.

444

Page 103: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

KETUA PANJA:

Terima kasih.

Barangkali tadi sudah dibagikan, ternyata yang disebut tridharma perguruan tinggi itu juga tidak khas Indonesia. Di dalatn rekomendasi yang disampaikan oleh UNESCO - ILO itu juga menyebut, hanya saja di sana disebut dengan extension work. Jadi ada pengertian seperti itu dan saya kira kalau mengenai disebutnya itu ada tugas dan kewajibannya Tugas atau fungsi dia juga ada di sana. Saya mengusulkan, karena tadi sayajuga sudah meminta untuk dibagikan rekomendasi yang disampaikan oleh tim UNESCO- ILO berkaitan dengan istilah mereka, kalau tadi dicari istilahnya high education teaching personal, mungkin itu bisa dipelajari clan barangkali bisa diadopsi atau dikembangkan juga oleh teman-teman di frak.si-fraksi supaya diskusi kita besok bisa lebih berkernbang jauh. Jadi bisa mengisi sambil menunggu tim dari Pak Satrio memasukkan yang Jebih komprehensif.

Si lakan, Pak Yusuf.

ANGGOTA F-PKS (K.H. YUSUF SUPENDI, LC.):

Terima kasih.

Pada Bab Ill tentang Guru ada 8 ( delapan) bagian. Kemudian Bab IV tentang Dasen ada 7 (tujuh) bagian. Berarti untuk dosen di sini tentang organisasi dan seterusnya ditiadakan. Sementara kalau kita melihat pada konsep awal, Pasal 34, 35, 36 dan 37 membicarak.an tentang guru dan dosen. Saya minta penjelasan.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Saya kira pendekatan kita nanti tim ini akan rnencoba mencocokkan dengan sistematika yang ada itu. Ini belum yang sifatnya mutlak. Ini usulan yang nanti tim ahli akan rnencoba rnemasuk-masukkannya dan besok kita evaluasi secara overall apak.ah memang dirasakan perlu atau tidak. Mungkin Pak Satrio bisa menjawab pada diskusi yang lebih panjang. Jadi usul saya demikian.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTAF-PD(DRS. BALKAN KAPLALE):

Karena ini dimunculkan dalam forum yang terhormat ini, melalui Pimpinan saya ingin menjelaskan kenapa 25 November. Jadi terkandung maksud begini, karena 25 November itu adalah lahimya PGRI di SMP 3 Solo, Jawa Tengah.

445

Page 104: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Jadi terkandung maksud bahwa seluruh guru PGRI di seluruh Indonesia ini berkumpul di sana. Yang mengemukakan bahwa 25 November ini sebagai hadiah kepada guru adalah kita-kita juga. Ketika itu ada salah seorang teman yang tidak perlu saya sebut namanya yang menjelaskan. Karena keduduk:an beliau sebagai penasehat PGRI, maka wajar jika beliau bicara seperti itu. Jadi bukan guru-guru yang meminta Kita j uga tidak menghendaki Undang-Undang ini dipercepat tetapi kita belum kompak dalam menghadapi masalah ini. Supaya dia clear, maka tidak perlu cepat-cepat. Tidak sampai 25 November juga tidak apa-apa. Jadi tadi saya katakan bahwa tanggal 5 Oktober 1966 itu adalah Hari Guru sedunia di Brussel. Pertimbangannya apa? Karena itu Hari Angkatan Perang. Maka Keputusan Presiden Nomor 73 pada zaman Pak Soeharto mengenai Hari Guru Indonesia itu datang dari Presiden pada saat itu, bukan kemauan kita. Sudah clear? Terima kasih.

Kedua, saya kira ide ini baru saja muncul dengan teman-teman dosen. Kita beri kesempatan saja dahulu. Tidak perlu khawatir, tidak tanggal 25 November pun tidak apa-apa. Teman-teman dari pengurus besar PGRI sudah bertemu dengan Bapak Presiden di Istana Negara dan melaporkan bahwa ada ataupun tidak ada Undang-Undang itu Presiden hadir pada tanggal 25 November. Jadi kita menghormati Jawa Tengah. Jadi kita tidak perlu khawatir. Insya Allah, saya berani menjamin bahwa tidak akan ada apa-apa. Kalau pada tanggal 25 November tidak disahkan juga tidak apa-apa. Jadi nanti kita menunggu saja pada reses berikutnya, tahun depan juga tidak apa-apa.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih, Pak Balkan.

Saya kira ini mengkonfinnasi kembali apa yang sudah kita sepakati bersama tadi pagi. Jadi yang menjadi target dari Panja ini adalah kematangan substansi, bukan mengejar waktunya. Karena tadi memang kita akan menyelesaikan dengan substansi yang bagus dan matang mengenai dosen tersebut. Kalau memang tim asistensi yang dibentuk itu bisa selesai dalam l minggu, sementara nanti masing­masing fraksi juga kita berikan kesempatan untuk menyampaikan perbaikan­perbaikan materi~jadi kita bisa saja pada 1 minggu lagi nanti kita bertemu kembali dalam bentuk Panja ini untuk menggodok masukan dari masing-masing.

Kalau sudah tidak ada lagi, kita kembali kepada masalah sistematika. Jadi mohon supaya sistematika ini tidak dilihat sebagai sesuatu yang kak:u, karena harapannya inijuga digunakan oleh tim ahli untuk mencocokk.an dengan materi yang sudah ada. Jadi dari materi yang ada dicoba untuk dipecahkan, nantinya

446

Page 105: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

masuk di dalam pasal-pasal atau bagian-bagian yang ada terse but, sehingga besok pagi setelah kita melakukan exercise tentang kesejahteraan guru tadi kita bisa berkembang lebih jauh membahas masalah ini.

Ada masukan lagi? Silakan, Pak Oka.

PEMERINTAH (OKA MAHE ND RA) :

Terima kasih, Pak Pimpinan.

Bapak dan Ibu yang saya honnati,

Pertama, tentunya saya ikut menghargai Pak Balkan. Kalau yang lainnya semuanya ke Pak Satrio. Sekarang saya menghargai Pak Balkan, karena Pak Balkan cukup toleran untuk menerima usulan dari Pak Satrio. Tentunya juga teman-teman fraksi yang lainnya. Karena kalau Pak Balkan sendiri yang setuju sedangk.an fraksi lain tidak setuju, maka ini tidak jadi. Jadi kami menghargai Pak Satrio maupun fraksi-fraksi, bahwa kita sepakat untuk mereorganisasi kembali sistematika dari Rancangan Undang-Undang ini.

Usulan dari Pak Satrio tadi memang ada sedikit ganjalan, yaitu ingin mencantumkan soal-soal yang berkaitan dengan institusi. Barangkali ini yang perlu kita pertimbangkan kembali, karena di sini ditujukan kepada orangnya. Dosennya yang kita pentingkan. Jadi dosen dan hak serta kewajiban, syarat­syarat pengangkatan dan macam-macamnya itulah yang kita atur di dalam Rancangan Undang-Undang ini.

Berikutnya saya juga sependapat bahwa dosen pun perlu ada organisasinya kalau kita sama-sama mengakui bahwa dosen itu adalah organisasi profesi. Sebagai organisasi profesi, dia juga mempunyai kode etik profesi dan Dewan Kehormatan untuk menangani soal-soal pelanggaran kode etik. Yang membedakan dengan organisasi profesi guru maupun kode etik guru adalah isi kode etiknya dan pengorganisasiannya. Perkara nanti akan dimasukkan aturan-aturan yang berkaitan dengan tugas-tugas dosen, sebetulnya sudah dicantumkan dalam Pasal 16. Tugasnya tidak hanya 3 ( tiga), tetapi 4 ( empat). Biasanya kita kenal tridharma. Kalau sekarang ini ada 4 (em pat) tugas di sini. Jadi ada penelitian di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; kemudian pengembangan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; rancang bangun atau rekayasa di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Itulah tambahannya, disamping pengabdian kepada masyarakat. Jadi sudah tridhanna lagi, tetapi catur dharma.

Pekerjaan yangjuga tidak ringan yang harus kita lakukan adalah melakukan pembedahan terhadap substansi Rancangan Undang-Undang ini. Karena ini sudah

447

Page 106: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

terlanjut kembar siam. Oleh karena itu, nanti kita harus pisahkan yang mana bagian-bagian yang cocok untuk ditempatkan pada bab-bab yang berkaitan dengan dosen dan yang mana yang cocok untuk guru. Sebagai contoh misalnya di bab tentang kewajiban, mungkin juga di bab-bab lainnya, di sini kewajiban guru dan kewaj iban dosen dicampurkan. Ini harus kita bedah lagi, yang mana yang merupakan kewaj iban guru dan yang mana yang spesifik kewajiban dosen. ltu yang harus kita lakukan. Saya kira pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang ringan. Barangkali waktu 1 minggu yang disediakan untuk teman-teman dosen, kalau bisa dipenuhi, tentu nanti perlu kita bahas kembali apakah isi dari sistematika itu sudah match dengan rancangan yang sudah kita persiapkan atau belum. Ini memerlukan pekerjaan sinkronisasi yang harus dilakukan dengan cermat.

Saya kira demikian, Pimpinan.

Terima kasih.

KETUAPANJA:

Terima kasih, Pak Oka.

Jadi pekerjaan malam ini harus dikerjakan oleh Pak Pranata dan kawan­kawan untuk melakukan bedah kembar siam ini. Semoga besok kita bisa memeriksa dengan lebih seksama.

Namun demikian, mengenai substansi ini mungkin kita tidak perlu mendiskusikan lebih awal. Seperti yang dikutip oleh Pak Oka tadi misalnya, kalau saya bacakan point l 8 itu, autonomy is the institutional form of the academic freedom and a necessary pre-condition to guarantee the properful of human of the function in trusted to high education teaching personal and instruction. Jadi maksud saya mungkin di dalam dunia pendidikan tinggi itu, karena sifatnya yang memangjaminan independensinya harus dijunjung tinggi, itu dianggap tidak terlepas dari academic freedom yang memang merupakan bagian dari kerj a akademis dari para dosen itu. Maksud saya adalah material ini banyak yang ada dan barangkali besok kita bisa mulai menata dan malam hari ini barangkali kita seperti yang Pak Oka katakan tadi, bahwa pekerjaan dari tim ahli ini banyak.

Silakan, Pak.

PEMERINTAH:

Jadi untuk mengatasi kekhawatiran dari Bapak/lbu sekalian tentang definisi dalam Bahasa Inggris itu adalah Teacher and Lecturer atau High Education Personal.

448

Page 107: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

Organisasi profesi itu sebetulnya justru di sini kita ingin dosen itu loyal kepada institusinya. Oleh karena itu, di situ disebutkan institusi berkaitan dengan tadi. Pembahasan akademik. Pengawasan, Dewan Kehormatan, itu semua melekat di institusinya masing-masing. Oleh karena itu, tadi kami tampilkan 2 (dua) bagian tambahan, yaitu yang sifatnya "kelembagaan''. Jadi arahnya ke sana. 0 leh karena itu, berbeda dengan guru yang profesinya adalah profesi yang besar dan harus melekat di masing-masinginstitusi.

Terima kasih.

KETUA PANJA:

Saya kira demikian.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

1 menit saja.

Pertama, tambahan sedikit dari Pak Ketua tadi. Tanggal 5 Oktober 1966 itu ada 66 hak guru yang sudah di-educational international-kan di Brussel. Saat itu, saya mohon maaf kepada Pak Munawar kalau sampai ke kata PGRI lagi, karena pada waktu itu adalah kepengurusan saya. Kita ajukan langsung melalui Pak Wardiman untuk ke Presiden supaya diratifikasi. Sampai dengan detik ini, andaikata itu diratifikasi, maka tidak perlu ada Undang-Undang Guru.

Kedua, konsekuensi daripada tidak diratifikasinya Undang-Undang ini, maka sudah masuk beberapa pasal di sini yang sangat mengikat dengan kita kalau ini terjadi. Oleh karena itu, usul Pak Ketua tadi supaya dibagikan kepada teman­teman, saya paling setuju. Nanti saya juga ada kalau kita perbaiki dan kita perbanyak, masih asli dan diterjemahkan oleh Departemen Diknas, bagus sekali, dan dijadikan Hari Guru Internasional pada tanggal 5 Oktober I 066.

Ketiga, saya mohon dengan honnat, masih ada Undang-Undang Perguruan Tinggi Tahun 1961 . Itu pasal-pasalnya juga mengikat Kalau itu pertimbangannya sehingga dosen diklasifikasikan bah khusus, maka melalui forum ini saya mohon kepada Pak Dirjen supaya Undang-Undang itu dimasukkan lagi ke sini. Karena di Badan Legislasi sendiri, disamping Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 akan diserahkan kepada Komisi X untuk penyempumaannya, demikian pula dengan Undang-Undang PTIP Tahun 1961. Dengan demikian, kita mempunyai pekerjaan besar ke depan khusus untuk pendidikan. Saya mohon, kalau misalnya memungkinkan besok dibagikan kepada teman-teman. Kalau dibagikan aturan

449

Page 108: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

yang belum diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia ini, kalau dibaca oleh teman­teman akan semakin semangat.

Terima kasih.

KETUAPANJA

Terima kasih, Pak Balkan.

Jadi sebenarnya yang dimaksud dokumen yang tertanggal 5 Oktober itu adalah merupakan suatu rekomendasi yang dihasilkan oleh special intergovernmental conference on the status of the teachers yang diadakan di Paris dan itu diorganisasikan oleh UNESCO bersama-sama dengan ILO. lni memang sebuah rekomendasi, bukan merupakan suatu kesepakatan. Jadi memang disarankan diadopsi oleh masing-masing sebagai suatu materi didalam perumusan kebijakan. Tetapi karena ini bukanlah suatu international covenant atau international agreement, maka ini memang tidak untulc diratifikasi.

Kalau saya tidak salah, di dalam program legislasi kita itu memang tidak ada rencana untuk merevisi Undang-Undang PTIP, karena Undang-Undang PTIP itu bersama-sama sudah dicabut dengan lahirnya Undang-Undang Sisdiknas pada tahun 1989. PTIP itu tahun 1960 sekian dan kemudian dicabut pada waktu Sisdiknas. Sisdiknas 1989 sendiri diperbaiki atau dicabut dengan Sisdiknas 2003. Klra-kira urutannya seperti itu. Jadi sejauh sampai dengan program legislasi yang sudah disepakati dengan Pemerintah. Yang ada di depan kita memang Undang-Undang Guru dan Dosen (ini untuk bidang pendidikan dan Undang­Undang BHP. Nanti itu yang kita optimalkan dalam konteks tugas kita dalam komisi kita.

Saya kira itu dulu. Masih ada tambahan? Kami persilakan. Tidak ada lagi? Kalau tidak ada, maka bisa kita akhiri rapat kita pada malam hari ini guna memberikan kesempatan kepada teman-teman tim ahli kita untuk melanj utkan tugasnya. Kepada teman-teman yang tadi ingin mengajukan usulan tambahan, termasuk pertanyaan-pertanyaan seperti Pak Yusuf tadi mengenai tempat, organisasi profesi dan lain-lain, mungkin nanti bisa berkomunikasi langsung dengan tim ahli kita dan bagaimana dengan penataan yaitu. Jadi kita anggap malam ini adalah merupakan persiapan untuk melakukan bedah kembar siam itu. Besok kita akan membahas lebih mendalam lagi tentang hasil pembedahan dari kembar siam ini yang dihasilkan oleh dokter atau bedah ahli kita. Jadi itu saja

Besok kita akan mulai pada Pukul 09.00 atau lebih awal? Memang ada undangan untuk Asian Parliamentary Forum. Namun demikian, saya kira itu tidak wajib untuk semuanya. Itu upacara saja sebenamya. Saya sendiri memang

450

Page 109: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

ada undangan. Tetapi kalau memang kita harus ada di sini, saya tidak akan pergi ke undangan itu. Dari Pimpinan nanti akan berbagi tugas untuk siapa yang harus hadir. Jadi Pukul 09.00 besok ada undangan oleh Pimpinan DPR tentang adanya Asian Forum of Parliamentarian on Population and Development. Jadi ini adalah suatu forumAnggota ParlemenAsia yang sudah berjalan kira-kira 4 atau 5 tahun. Kalau tidak salah sekarang pusatnya berada di Filipina atau di Bangko~ saya lupa. Namun demikian, mungkin saya juga ingin menyampaikan kepada Bapak/Ibu sekalian bahwa didalam pertemuan di UNESCO, saya mewakili Indonesia hadir dalam pertemuan an tar Anggota Par I em en. Di Afrika juga sudah dibentuk forum antar Anggota Parlemen untuk masalah pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Jadi parlemen yang terkait dengan fokus dari UNESCO itu. Direncanakan di Indonesia akan diadakan satu konferensi intemasional pada tanggal 2-4 yangjudulnya adalah Legal Frame Work untuk pendanaan education for all. Untuk pembinaan pendidikan diadakan di Indonesia dan membentuk Asian Forum of Parliamentarian untuk pendidikan untuk semua itu (for education for all). Karena inisiatif parlemen ini memang sangat dibutuhkan sekarang ini didalam tugas-tugas pendidikan ini. Untuk pertama kalinya pun di dalam general conference-nya UNESCO itu mengundang Anggota Parlemen di Paris kemarin, dalam pengertian bukan anggota delegasi saja. Kebetulan saya menjadi anggota delegasi, sehingga tidak ada masalah. Tetapi secara khususpun mereka mengedarkan undangan ke semua negara untuk mengundang Anggota Parlemennya untuk datang ke sana dan ada satu sesi yang memang dipersiapkan secara khusus untuk ini. saya kira dengan semakin berkembangnya proses demokratisasi seluruh dunia ini, maka Anggota Parlemen ini menjadi bagian yang tidak lagi dapat dipisahkan dari proses utarnanya. Kalau kita bicara soal seperti yang akan menjadi topik dalam seminar pada tanggal 2 atau 3 Desember yang akan datang, yaitu semacam legal frame work-nya dan lain-lain. Dengan adanya Undang-Undang Sisdiknas ini, dimana menegaskan anggaran pendidikan dan sebagainya termasuk salah satu yang dilihat oleh negara lain, bagaimana legal frame work (kerangka hukum) kita yang kita gunakan untuk pendidikan ini juga bisa menjadi salah satu contohnya. Sayangnya, kita sendiri temyata tidak cukup konsisten. Hingga saat ini kita baru mencapai 8, I%.

Silakan, Pak Balkan.

ANGGOTA F-PD (DRS. BALKAN KAPLALE):

(suara tidakjelas).

KETUAPANJA:

Biasanya memang kami berbagi. Dalam undangan seperti ini Pimpinan selalu berbagi, siapa yang harus hadir di sana dan siapa yang harus hadir di sini. Nanti

451

Page 110: X RI, N I H. X DPR-RIberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · Pak Menteri ini sudah mencoba mengutarakan akan menjadi kado Hari Guru pada tanggal 25 nanti. Kita tidak bisa

kami yang akan mengatur secara keseluruhan. Memang antara Pukul 09.35 sampai dengan Pukul 09.50 itu adalah opening address by President of 'I'he Republic of Indonesia, DR. Susilo Bambang Yudhoyono from Partai Demokral

Saya kira demikian. Jadi kita skors sampai dengan Pukul 09 .00 besok pagi, kita harapkan tidak terlambat dan tepat waktu. Acara pertama untuk besok akan kita mulai dengan exercise yang akan disampaikan oleh Pak Fajri beserta tirn dari Pemerintah mengenai soal implikasi fiskal dan politik dari rencana peningkatan kesejahteraan guru dan dosen tersebut. Kemudian acara keduanya adalah kita akan mengevaluasi hasil bedah yang dilakukan oleh tim ahli, kemudian kita lihat lagi serangkaiannya lebih lanjut. Saya kira demikian.

Sebelwn kita akhiri, marilah kita membaca hamdallah bersama-sama. Rapat ini kita skors sampai Pukul 09 .00 besok pagi.

452

Wassalamu 'alailcum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL 09.00 WIB)

Jakarta, 11 Nopember 2005 KABAGSET KOMISI X DPR RI

ttd

H. AG US SALIM. SH NIP.210001036